membandingkan durasi efek analgesik intravena dan rektal acetaminophen setelah tonsilektomi pada...

12
Perbandingan Durasi Efek Analgesik Asetaminofen Intravena dan Rektal Setelah Tonsilektomi pada Anak Soudabeh Haddadi 1,*; Shideh Marzban 1; Mohammad Seddigh Karami 1; Abtin Heidarzadeh 1; Arman Parvizi 1; Bahram Naderi Nabi 1 1Anesthesia Research Center, Guilan University of Medical Sciences, Rasht, Iran *Corresponding author: Soudabeh Haddadi, Anesthesia Research Center, Guilan University of Medical Sciences, Rasht, Iran. Tel: +98-9111323739, Fax: +98-1313245140, E-mail: So_had- [email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Kontrol nyeri pascaoperasi (terutama setelah adenotonsillectomi ) memiliki peran yang sangat penting pada masa pemulihan, durasi rawat inap, gangguan hemodinamik, perdarahan, mual, muntah dan biaya medis. Tujuann : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan membandingkan efek dari acetaminophen intravena dan rektal pada pengendalian rasa nyeri pasca adenotonsilektomi pada anak-anak, dan durasi efek analgesiknya. Pasien dan Metode : Dalam uji randomized double-blinding clinical trial ini , 96 anak usia 4 - 10 tahun dengan status fisik ASA I atau II yng merupakan kandidat operasi adenotonsillectomy di Rumah Sakit Amir al- Momenin, Rasht, Iran telah dimasukkan penelitian dan secara acak dibagi menjadi dua kelompok yang sama. Anestesi pada kedua kelompok diinduksi dengan suntikan fentanyl-thiopental dan pada racurium; setelah itu lurane digunakan untuk mempertahankan anestesi. Setelah induksi anestesi, satu kelompok menerima asetaminofen intravena dan yang lain menerima asetaminofen rektal dan kemudian dibandingkan berdasarkan kriteria Chipps. Hasil : Analisis data menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengurangan nyeri pasca operasi dan penggunaan asetaminofen intravena atau rektal ( P = 0,0001 ); pada kelompok yang menerima acetaminophen IV, hanya 10,4% pasien tidak merasa nyeri, sedangkan pada kelompok yang mendapat

Upload: lia-mbag-lia

Post on 17-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

JDDHFAKSDJ

TRANSCRIPT

Perbandingan Durasi Efek Analgesik Asetaminofen Intravena dan Rektal Setelah Tonsilektomi pada Anak

Soudabeh Haddadi 1,*; Shideh Marzban 1; Mohammad Seddigh Karami 1; Abtin Heidarzadeh 1; Arman Parvizi 1; Bahram Naderi Nabi 11Anesthesia Research Center, Guilan University of Medical Sciences, Rasht, Iran*Corresponding author: Soudabeh Haddadi, Anesthesia Research Center, Guilan University of Medical Sciences, Rasht, Iran. Tel: +98-9111323739, Fax: +98-1313245140, E-mail: [email protected] Belakang : Kontrol nyeri pascaoperasi (terutama setelah adenotonsillectomi ) memiliki peran yang sangat penting pada masa pemulihan, durasi rawat inap, gangguan hemodinamik, perdarahan, mual, muntah dan biaya medis.Tujuann : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan membandingkan efek dari acetaminophen intravena dan rektal pada pengendalian rasa nyeri pasca adenotonsilektomi pada anak-anak, dan durasi efek analgesiknya.Pasien dan Metode : Dalam uji randomized double-blinding clinical trial ini , 96 anak usia 4 - 10 tahun dengan status fisik ASA I atau II yng merupakan kandidat operasi adenotonsillectomy di Rumah Sakit Amir al- Momenin, Rasht, Iran telah dimasukkan penelitian dan secara acak dibagi menjadi dua kelompok yang sama. Anestesi pada kedua kelompok diinduksi dengan suntikan fentanyl-thiopental dan pada racurium; setelah itu lurane digunakan untuk mempertahankan anestesi. Setelah induksi anestesi, satu kelompok menerima asetaminofen intravena dan yang lain menerima asetaminofen rektal dan kemudian dibandingkan berdasarkan kriteria Chipps.Hasil : Analisis data menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengurangan nyeri pasca operasi dan penggunaan asetaminofen intravena atau rektal ( P = 0,0001 ); pada kelompok yang menerima acetaminophen IV, hanya 10,4% pasien tidak merasa nyeri, sedangkan pada kelompok yang mendapat asetaminofen rektal, angka mencapai 43,8%. Selain itu, pada interval waktu 4 dan 6 jam, nyeri yang dirasakan pada kelompok yang menerima asetaminofen rektal lebih sedikit daripada kelompok yang menerima asetaminofen IV (P 4 ), disuntikkan petidin intravena (0,5 mg/kgbb). Akhirnya, data yang dikumpulkan dianalisis dengan software statistik (SPSS ver.16). Chi square dan T -test digunakan untuk analisis data. P - value < 0,05.4 . Hasil Penelitian dilakukan pada 96 anak usia 4-10 tahun yang merupakan kandida toperasi adenotonsillectomy pada 1390-1391 di Rumah Sakit Pendidikan Amir- Al- Momenin. Para pasien secara acak dibagi menjadi dua kelompok yang menerima asetaminofen secara IV dan rektal dan diawasi di ruang pemulihan sampai 24 jam di dalam hal frekuensi nyeri, saat menerima tambahan obat analgesik pertama, dan skor nyeri. Karakteristik pasien yang dijelaskan pada Tabel 2. Setelah meninjau data tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara situasi anak anak setibanya di ruang pemulihandengan penggunaan berbagai bentuk asetaminofen (IV atau rektal) sebagai obat analgesik (P = 0,207) (Tabel 2). Membandingkan trend perubahan skor nyeri pasien berdasarkan kriteria Chipps, ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik pada skor nyeri rata-rata pada berbagai interval waktu (P = 0.0001I Vgroup dan P = 0,0001 kelompok rektal) (Tabel 3). Namun, dengan menggunakan General Linear Model, terungkap bahwa trend perubahan status nyeri rata - rata pada interval waktu yang berbeda tidak berbeda nyata antara dua kelompok (P = 0,562), dan kecenderungan sakit dari kedua kelompok menunjukkan penurunan (Gambar 1).Selain itu, dengan menggunakan uji Chi -square, ditemukan hubungan yang signifikan antara nyeri setelah akhir anestesi (Chipps > 4) dengan menggunakan asetaminofen berbagai bentuk (IV atau rektal) (P = 0,0001). Pada kelompok asetaminofen IV, hanya 10,4% yang tidak merasa nyeri, tetapi pada kelompok asetaminofen rektal, jumlah ini mencapai 43,8%. Akibatnya, penggunaan obat penghilang rasa sakit tambahan lebih tinggi pada kelompok asetaminofen IV. Sehingga menghasilkan hnganubu signifikan secara statistik (P = 0,0001). Analisis statistik dan t test menunjukkan bahwa ada ada hubungan yang signifikan antara skor nyeri rata-rataanak pada satu jam pertama pemberian asetaminofen setelah operasi. Pada kedua kelompok IV dan rektal menunjukkan skor nyeri yang lebih tinggi dari 4 ( P = 0,452 ). Namun, pada kelompok asetaminofen rektal, dosis tambahan analgesik lebih lambat diberikan dibandingkan kelompok IV (rata-rata waktu 4,96 vs 3,81 jam). Dalam hal usia, berat badan, dan jenis kelamin, tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik pada pemberian analgesik jam pertama (Tabel 5) .5. DiskusiPenelitian ini mengamati dan membandingkan durasi efek analgesik dari dua bentuk asetaminofen rektal dan IV setelah adenotonsilektomi. Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kondisi anak- anak di dua kelompok ketika memasuki pemulihan. Selain itu hubungan yang signifikan diamati antara nyeri pada pasien dari kedua kelompok pada jam ke-4 dan ke-6 setelah operasi, hasil menunjukkan bahwa rasa sakit pada pemberian asetaminofen rektal lebih sedikit dibanding pada kelompok asetaminofen intravena. Selain itu, kebutuhan obat analgesik tambahan (Chipps nilai lebih dari 4) di kelompok asetaminofen IV secara signifikan lebih tinggi Dalam sebuah penelitian pada 50 anak, berusia antara 2-5 tahun yang menjalani adenotonsilektomi, Capici et al menemukan bahwa dosis pertama analgesik tambahan diberikan kemudian pada kelompok intravena, yang berbeda dengan temuan dari penelitian ini. Capici et al juga melihat bahwa beberapa orang dari kedua kelompok menerima lagi tambahan obat analgesik pasca operasi dalam 6 jam dibandingkan dengan 6 sampai 10 jam setelah operasi perbedaan yang signifikan tidak diamati pada spenelitian ini(1) .Hosseini Jahromi et al melakukan penelitian di mana 120 pasien dibagi menjadi empat kelompok yang menerima obat setelah tonsilektomi yaitu: lidokain semprot, morfin semprot, ketamin semprot, dan semprot saline normal. Skala nyeri FLACC dievaluasi selama periode pemulihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lidokain semprot memiliki efek terbaik untuk mengendalikan rasa sakit dalam pemulihan awal, tapi setelah 40 menit, ketamin dan morfin lebih efektif dibandingkan lidocaine (8). Dalam studi nyeri pasca operasi kami dalam kelompok asetaminofen rektal lebih sedikit dari kelompok asetaminofen IV.Dalam studi lain pada 75 pasien anak- anak yang dijadwalkan untuk tonsilektomi, Javid M et al membandingkan ketamin IV dan SC,dengan plasebo. Mereka menyimpulkan bahwa di kelompok ketamin, skor nyeri dan konsumsi analgesik secara signifikan lebih rendah (9). Dalam Boroumand P et al, RCT 104 pasien anak-anak dijadwalkan untuk tonsilektomi, dibandingkan asetaminofen ditambah madu dengan asetaminofen ditambah plasebo. Mereka mengamati bahwa pemberian madu pasca-operasi mengurangi rasa sakit pasca operasi (10).Dalam sebuah penelitian pada 60 anak usia 1-10 tahun yang menjalanioperasi kecil pada perut, Heshmati et al membandingkan asetaminofen rektal dengan petidin intravena untuk nyeri pasca operasi dan melaporkan bahwa frekuensi nyeri pasca operasi pada kelompok asetaminofen rektal lebih sedikit daripada kelompok penerima intravena petidin (12) . Hasil ini mirip dengan penelitian ini. Alhashemi et al secara acak membagi 80 anak yang menjalani tonsilektomi menjadi dua kelompok yang menerima intramuskular pethidine atau asetaminofen intravena. Persentase obat analgesik yang dibutuhkan lebih tinggi pada pasien yang menerima asetaminofen intravena pasca operasi dibandingkan dengan yang menerima pethidine intramuskular (13) . Temuan ini sesuai dengan kesimpulan dari penelitian ini pada acetaminophen intravena. Atef et al melakukan penelitian di mana pasien yang menjalani tonsilektomi dibagi menjadi dua kelompok yang menerima asetaminofen intravena dan plasebo (normal saline), dan menemukan bahwa kebutuhan obat analgesik pada kelompok saline (71 %) lebih tinggi dibandingkan di kelompok asetaminofen intravena (0 %). Oleh karena itu, selama 24 jam diperlukan tindak lanjut pada pasien, kebutuhan analgesik tambahan pada kelompok plasebo 2,2 dosis dibandingkan dengan 0,5 dalam kelompok IV acetaminophen (14). Untuk meringkas hasil penelitian ini, perbedaan antara durasi analgesik disebabkan oleh bentuk sediaan asetaminofen intravena dan rektal dalam mengendalikan nyeri pasca operasi. Mungkin karena perbedaan waktu antara konsentrasi plasma puncak dari kedua obat. Penyerapan asetaminofen rektal lambat (yang berlangsung sekitar 35-45 menit), metabolism lintas pertama hati, menyebabkan bentuk obat untuk mencapai puncaknya konsentrasi plasma setelah sekitar 2-3 jam (15). Sebaliknya, asetaminofen IV mencapai konsentrasi maksimum setelah 15 - 20 menit (16). Akibatnya, efek analgesik dari asetaminofen rektal bertahan lebih lama. Secara keseluruhan, menurut hasil yang diperoleh dari studi ini, tingkat nyeri pasca- adenotonsillectomy di jam ke-4 dan jam ke-6 setelah operasi pada kelompok asetaminofen rektal dirasakan nyeri yang lebih sedikit daripada kelompok IV, dan waktu untuk konsumsi obat analgesik tambahan pertama di kelompok rektal lebih dapat di tunda. Selain itu, kebutuhan untuk obat analgesik tambahan pasca operasi dalam asetaminofen rektal lebih sedikit daripada kelompok IV.Ucapan Terima Kasih Penelitian ini merupakan hasil dari tesis perumahan. Dengan ini, kami berterima kasih kepada wakil Wakil Rektor urusan riset dan teknologi dari Ilmu Kesehatan Universitas Guilan.

Kontribusi Penulis'Konsep studi dan desain: Haddadi, Marzban, Karami, pengumpulan data: Haddadi, Marzban, Karami, analisis dan interpretasi data: Heidarzadeh, penyusunan naskah: Haddadi, Parvizi, Naderi, revisi kritis: Haddadi, Marzban, Parvizi, Naderi. Rincian Keuangan Tidak ada rincian keuangan. Pendanaan / Dukungan.Guilan University of Medical Sciences, Wakil Rektor untuk riset dan teknologi. Percobaan Pendaftaran: IRCT: 201107301138N8.

Daftar Pustaka1. Capici F, Ingelmo PM, Davidson A, Sacchi CA, Milan B, Sperti LR, et al. Randomized controlled trial of duration of analgesia following intravenous or rectal acetaminophen after adenotonsillectomy in children. Br J Anaesth. 2008;100(2):2515. 2. Charles D. Head and Neck Surgery Otolaryngology. 4th ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2006; pp.85 3. Feldman M, Patel A, editors. Millers' Anesthesia. 7th ed. Churchill Livingstone; 2010. Anesthesia for Eye, Ear, Nose, and Throat Surgery; p. 23693 4. Joseph M, Lalwani A, editors. Current diagnosis & Otolaringology. 2nd ed. McGraaw Hills; 2007. Management of Adenotonsillar Disease; pp.322 5. Boroumand P, Zamani MM, Saeedi M, Rouhbakhshfar O, Hosseini Motlagh SR, Aarabi Moghaddam F. Post Tonsillectomy Pain: Can Honey Reduce the Analgesic Requirements? Anesth Pain Med. 2013;3(1):198-202. 6. Imani F. Postoperative Pain Management . Anesth Pain Med. 2011;1(1):67. 7. Romsing J, Ostergaard D, Drozdziewicz D, Schultz P, Ravn G. Diclofenac or acetaminophen for analgesia in paediatric tonsillectomy outpatients. Acta Anaesthesiol Scand. 2000;44(3):2915. 8. Hosseini Jahromi SA, Hosseini Valami SM, Hatamian S. Comparison between effect of lidocaine, morphine and ketamine spray on post-tonsillectomy pain in children. Anesth Pain Med. 2012;2(1):1721. 9. Javid MJ, Hajijafari M, Hajipour A, Makarem J, Khazaeipour Z. Evaluation of a low dose ketamine in post tonsillectomy pain relief: a randomized trial comparing intravenous and subcutaneous ketamine in pediatrics. Anesth Pain Med. 2012;2(2):859. 10. Boroumand P, Zamani MM, Saeedi M, Rouhbakhshfar O, Hosseini Motlagh SR, Aarabi Moghaddam F. Post tonsillectomy pain: can honey reduce the analgesic requirements? Anesth Pain Med. 2013;3(1):198202. 11. Kost-Byerly S. New concepts in acute and extended postoperative pain management in children. Anesthesiol Clin North America. 2002;20(1):11535. 12. Heshmati F, Nouroozinia H, Mahoori AR, Mitra Gorji Rad MD. [The effect of rectal acetaminophen on post operative pain control]. J Iranian Soc Anaesth Int Care. 2009;63, 64(6, 4). 13. Alhashemi JA, Daghistani MF. Effects of intraoperative i.v. acetaminophen vs i.m. meperidine on post-tonsillectomy pain in children. Br J Anaesth. 2006;96(6):7905. 14. Atef A, Fawaz A, editors. Europ Arch of Oto Rhinn Laryng. 2007. Intravenus Paracetamol is Effective in Pain Treatment after Tonsillectomy; pp. 4515 15. Viitanen H, Tuominen N, Vaaraniemi H, Nikanne E, Annila P. Analgesic efficacy of rectal acetaminophen and ibuprofen alone or in combination for paediatric day-case adenoidectomy. Br J Anaesth. 2003;91(3):3637. 16. Paseron C, Standard D. The role of Intravenous Acetaminophen in Pain Management. Amer Soc for Pain Man. 2012;13(2):107 24.