membina karakter religius peserta didik di smp negeri …

10
2 nd International Seminar on Education 2017 Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue Batusangkar, September 05-06-2017 225 MEMBINA KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 5 BATUSANGKAR, KECAMATAN LIMA KAUM, KABUPATEN TANAH DATAR, PROVINSI SUMATERA BARAT Husnani Dosen Tetap Non PNS IAIN Batusangkar, HP. 082172208436, e-mail: [email protected] ABSTRACT The religious character building activities program for students at SMP Negeri 5 Batusangkar has shown maximum results. SMP Negeri 5 Batusangkar is one of the schools that accommodate students who are smart, who have graduated from primary school. After doing research, it turns out that they are not only smart in terms of cognitive and psychomotor alone, but also in terms of attitude or affective. Talking about affective means we will be talking about the characters, especially the religious character of the basic or foundation of any behavior. This makes the researchers became interested in conducting research at SMP Negeri 5 Batusangkar, to find out more about what are the process in developing the religious character of students at the junior high school 5 Batusangkar. All of the school community has made various efforts from planning, implementation, monitoring and evaluation of activities of religious character building of students at SMP Negeri 5 Batusangkar, thus achieving maximum results as expected. This activity has also been supported by all parties or school community, evidenced by the joint commitment in the planning and implementation of activities. Based on the explanation above, it is so clear that school community of SMPN 5 Batusangkar has done a good process, the planning until the evaluation. This is done in the process of forming students, who are smart and have good character. Keywords: religious character, learners, school community PENDAHULUAN arakter merupakan bentuk dari perilaku yang dimiliki seseorang sebagai cerminan dari moralitas yang dimilikinya. Kita lihat lagi dari tujuan pendidikan nasional yang tertera dalam undang-undang sistem pendidikan nasional di atas, aspek karakter yang harapkan dapat terbentuk melalui proses pendidikan, adalah terciptanya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ada beberapa alasan kenapa dikatakan pantas dan wajar, alasan yang pertama karena pembentukkan karakter atau kepribadian atau akhlak adalah merupakan sesuatu yang sesuai dengan pengertian dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berasal dari kata ‘didik’, ‘mendidik’ yang dapat diartikan ‘memelihara dan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran’. Alasan yang kedua adalah karena permasalahan pembentukkan karakter dewasa ini telah menjadi permasalahan yang sudah sangat serius yang melanda bangsa Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum, kalau bangsa ini sekarang sedang dilanda krisis akhlak, krisis kepercayaan, terutama dari masyarakat terhadap pimpinannya. Korupsi, kolusi, nepotisme, pergaulan dan seks bebas, narkoba dan tawuran, serta berbagai perilaku buruk K

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

225

MEMBINA KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIKDI SMP NEGERI 5 BATUSANGKAR,

KECAMATAN LIMA KAUM, KABUPATEN TANAH DATAR,PROVINSI SUMATERA BARAT

Husnani

Dosen Tetap Non PNS IAIN Batusangkar,HP. 082172208436, e-mail: [email protected]

ABSTRACT

The religious character building activities program for students at SMP Negeri 5 Batusangkarhas shown maximum results. SMP Negeri 5 Batusangkar is one of the schools that accommodatestudents who are smart, who have graduated from primary school. After doing research, it turnsout that they are not only smart in terms of cognitive and psychomotor alone, but also in terms of

attitude or affective. Talking about affective means we will be talking about the characters,especially the religious character of the basic or foundation of any behavior. This makes the

researchers became interested in conducting research at SMP Negeri 5 Batusangkar, to find outmore about what are the process in developing the religious character of students at the junior

high school 5 Batusangkar. All of the school community has made various efforts from planning,implementation, monitoring and evaluation of activities of religious character building ofstudents at SMP Negeri 5 Batusangkar, thus achieving maximum results as expected. Thisactivity has also been supported by all parties or school community, evidenced by the joint

commitment in the planning and implementation of activities. Based on the explanation above, itis so clear that school community of SMPN 5 Batusangkar has done a good process, the planning

until the evaluation. This is done in the process of forming students, who are smart and havegood character.

Keywords: religious character, learners, school community

PENDAHULUAN

arakter merupakan bentuk dari perilakuyang dimiliki seseorang sebagai cerminan

dari moralitas yang dimilikinya. Kita lihat lagidari tujuan pendidikan nasional yang terteradalam undang-undang sistem pendidikannasional di atas, aspek karakter yang harapkandapat terbentuk melalui proses pendidikan,adalah terciptanya manusia yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab.

Ada beberapa alasan kenapa dikatakanpantas dan wajar, alasan yang pertama karenapembentukkan karakter atau kepribadian atau

akhlak adalah merupakan sesuatu yang sesuaidengan pengertian dari pendidikan itu sendiri.Pendidikan menurut Kamus Besar BahasaIndonesia adalah berasal dari kata ‘didik’,‘mendidik’ yang dapat diartikan ‘memeliharadan memberikan latihan (ajaran, pimpinan)mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran’.Alasan yang kedua adalah karenapermasalahan pembentukkan karakter dewasaini telah menjadi permasalahan yang sudahsangat serius yang melanda bangsa Indonesia.Sudah menjadi rahasia umum, kalau bangsa inisekarang sedang dilanda krisis akhlak, krisiskepercayaan, terutama dari masyarakatterhadap pimpinannya. Korupsi, kolusi,nepotisme, pergaulan dan seks bebas, narkobadan tawuran, serta berbagai perilaku buruk

K

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

226

lainnya seakan telah menjadi warna dominandari kebudayaan bangsa dewasa ini.

Keadaan inilah yang mendorong setiapelemen bangsa untuk berusaha memperbaikikeadaan yang ada karena dikhawatirkanrusaknya kepribadian bangsa akan menjadipenyebab menjauhnya rahmat Allah darinegeri ini, sebagaimana diingatkan Allah SWTdalam firman-Nya:

Artinya: “Jikalau Sekiranya penduduknegeri-negeri beriman dan bertakwa,pastilah Kami akan melimpahkankepada mereka berkah dari langit danbumi, tetapi mereka mendustakan(ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksamereka disebabkan perbuatannya”.(QS. Al-A’raaf: 96)

Sekolah merupakan salah satuorganisasi pendidikan yang dapat dikatakansebagai wadah untuk mencapai tujuanpembangunan nasional. Keberhasilan suatutujuan pendidikan di sebuah lembaga sekolahtergantung pada sumber daya manusia yangada di sekolah tersebut seperti kepala sekolah,guru, peserta didik, pegawai, dan tenagakependidikan lainnya. Selain itu juga harusdidukung oleh sarana dan prasaranapendidikan yang memadai dalam kelancaranproses pendidikan.

Salah satu sekolah setingkat SekolahMenengah Pertama (SMP), dari sejakberdirinya sampai sekarang, lembagapendidikan atau sekolah unggul (yangmemiliki program layanan keunggulan), yangberada di Kecamatan Lima Kaum, KabupatenTanah Datar, Propinsi Sumatera Barat, yangberdiri berdasarkan SK dari Bupati KabupatenTanah Datar, yaitu Sekolah MenengahPertama (SMP) Negeri 5 Batusangkar. Sekolahyang mulai beroperasi pada tahun ajaran2004/2005 ini sampai sekarang masih teruseksis dan sangat memperhatikan sekalimasalah pembinaan karakter religius peserta

didik. Pembinaan karakter religius berartimelakukan pembinaan terhadap sikap pesertadidik yang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu:1. Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yangdianutnya.

2. Toleran terhadap pelaksanaan ibadahagama lain.

3. Hidup rukun dengan pemeluk agama lain.Kegiatan pengembangan diri, tidak

terprogram dilaksanakan, yang dapat membinakarakter religius peserta didik adalah sebagaiberikut:1. Rutin

Yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwalseperti upacara bendera, Budaya salam,Membaca Al-Qur’an besertaterjemahannya sebelum belajar,Menghafal ayat Al-Qur’an (tahfidz)sesudah belajar, Shalat Dhuha, Dhuhur,dan Ashar berjamaah, do’a dan dzikirsesudah shalat.

2. SpontanYaitu kegiatan tidak terjadwal dalamkejadian khusus seperti pembentukanperilaku memberi salam, membuangsampah pada tempatnya, dan budayaantri.

3. KeteladananYaitu kegiatan dalam bentuk perilakusehari-hari seperti berpakaian rapi,berbahasa Indonesia yang baik dan benar,rajin membaca, memuji kebaikan, dantepat waktu (disiplin waktu).

Salah satu contoh kegiatan yangdilakukan guna untuk membina karakterpeserta didik di SMP Negeri 5 Batusangkaradalah melalui Shalat Dzuhur berjamaah.Kegiatan sekolah yang satu ini tentunya sudahtak asing lagi bagi warga SMP Negeri 5Batusangkar. Setiap pukul 12.00 WIB sekolahselalu memberi waktu istirahat selama 30menit untuk bisa melaksanakan shalat Dzuhurberjamaah. Kegiatan keagamaan ini sangatbermanfaat dalam meningkatkan talisilaturahmi antara sesama warga SMP Negeri5 Batusangkar, baik itu antara peserta didikdengan peserta didik ataupun peserta didikdengan guru. Selain itu, shalat berjamaah juga

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

227

dapat membantu dalam membina karakterreligius peserta didik.

Peran sekolah bukan hanya sebatasmendidik peserta didiknya agar menjadimanusia yang pandai, tetapi sekolah jugamempunyai peran dalam membina karakterreligius peserta didik agar mampu diterima danmembawa manfaat di lingkungan masyarakat.Sebagai salah satu sekolah negeri tentunyapandangan orang lain terhadap sekolah tentubermacam-macam. Sebagian besar masyarakatberpemikiran bahwa sekolah di negeri itupengetahuan tentang agamanya kurang,padahal sekarang ini sudah banyak sekolahnegeri yang mulai melaksanakan kegiatankeagamaan demi membina karakter pesertadidiknya. Kegiatan shalat dzuhur berjamaahyang dilaksanakan oleh sekolah bertujuanuntuk mendidik peserta didik agar menjadi

peserta didik yang memiliki akhlak terpuji danterhindar dari akhlak yang tercela.

Dari 18 nilai karakter tersebut di atas,maka peneliti akan coba mengambil 1 nilaikarakter yang merupakan nilai dasar (basic)dari 17 nilai karakter lainnya, yaitu karakterreligius. Dalam karakter religius ini terdapat 3aspek sikap yakninya; 1. Sikap dan perilakuyang patuh dalam melaksanakan ajaran agamayang dianutnya, 2. Toleran terhadappelaksanaan ibadah agama lain, 3. Hiduprukun dengan pemeluk agama lain.

Hal inilah yang menarik perhatianpeneliti untuk mengetahui bagaimanamembina karakter religius peserta didik diSMP Negeri 5 Batusangkar? Sehinggapeserta didiknya unggul dalam bidangkognitif, psikomotor, dan juga afektif(berkarakter religius).

Untuk lebih jelasnya fokus dan subfokus penelitian dapat dilihat padabagan/gambar di bawah ini:

Gambar 1. Ruang Lingkup Masalah Penelitian

PEMBAHASAN

Pengertian manajemen menurut G. R.Terry (1986), yang dikutip oleh Melayu S. P.

Hasibuan, memandang manajemen sebagaisuatu proses; ‘Management is a distinctprocess consisting of planning, organizing,actuating, and controlling performed to

PERENCANAAN

EVALUASI

PENGAWASAN

PELAKSANAAN

KARAKTERRELIGIUS

PESERTADIDIK

SEMUAKOMUNITAS

SEKOLAH

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

228

determine and accomplish stated objectives bythe use of human being and other resources’.Sementara Melayu Hasibuan dalam bukunyasendiri yang berjudul Manajemen SumberDaya Manusia, mengungkapkan bahwamanajemen adalah ilmu dan seni mengaturproses pemanfaatan sumber daya manusia dansumber-sumber lainnya secara efektif danefisien untuk mencapai tujuan tertentu.Fungsi-fungsi Manajemen:1. Planning berarti merencanakan atau

perencanaan, terdiri dari lima kegiatanpokok, yaitu:a. Menetapkan tentang apa yang harus

dikerjakan, kapan, dan bagaimanamelakukannya.

b. Membatasi sasaran dan menetapkanpelaksanaan-pelaksanaan kerja untukmencapai efektifitas maksimummelalui proses penentuan target.

c. Mengumpulkan dan menganalisisinformasi.

d. Mengembangkan alternatif-alternatif.e. Mempersiapkan dan

mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.

2. OrganizingDengan ini dimaksudkan

pengelompokkan kegiatan yangdiperlukan yakni, penetapan susunanorganisasi serta tugas dan fungsi-fungsidari setiap unit yang ada dalamorganisasi. Dapat pula dirumuskansebagai keseluruhan aktivitas manajemendalam mengelompokkan orang-orangserta penetapan tugas, fungsi, wewenang,serta tanggung jawab masing-masingdengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasilguna dalam mencapai tujuan yang telahditetapkan.

3. ControllingControlling atau pengawasan,

sering juga disebut dengan pengendalianadalah salah satu fungsi manajemen yangberupa mengadakan penilaian dan bilaperlu sekaligus mengadakan koreksisehingga apa yang sedang dilakukan olehbawahan dapat diarahkan ke jalan yangbenar, dengan maksud tercapai tujuanyang telah digariskan. Pengawasan dapat

diartikan sebagai upaya untuk mengamatisecara sistematis dan berkesinambungan,merekam, memberi penjelasan, petunjuk,pembinaan dan meluruskan berbagai halyang kurang tepat, serta memperbaikikesalahan, dan merupakan kuncikeberhasilan dalam keseluruhan prosesmanajemen.

4. Evaluating

Evaluasi adalah kegiatan yangdilakukan untuk mengetahui keadaansuatu obyek dengan menggunakan alat(instrumen) tertentu dan membandingkanhasilnya dengan standar tertentu untukmemperoleh kesimpulan. Evaluasi untukpembinaan karakter dilakukan untukmengukur apakah peserta didik sudahmemiliki satu atau sekelompok karakteryang ditetapkan oleh sekolah dalam kurunwaktu tertentu.

Secara harfiah menurut beberapabahasa, karakter memiliki berbagai artiseperti: kharacter (bahasa Latin) berartiinstrumen of marking, charessein (bahasaPerancis) berarti to engrove/mengukir, watek(bahasa Jawa) berarti ciri wanci, watak(bahasa Indonesia) berarti sifat pembawaanyang mempengaruhi tingkah laku, budipekerti, tabiat, dan perangai. Dalam kamusPoerwadarminta, karakter diartikan sebagaitabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak ataubudi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain.

Pembinaan karakter religius berartimelakukan pembinaan terhadap sikap pesertadidik yang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu:1. Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yangdianutnya.

2. Toleran terhadap pelaksanaan ibadahagama lain.

3. Hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Menurut Glock dan Stark (1966)dalam Asmaun Sahlan, ada lima dimensireligius, diantaranya:1. Dimensi keyakinan yang berisi

pengharapan-pengharapan dimana orangreligius berpegang teguh pada pandangan

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

229

teologis tertentu dan mengakuikeberadaan doktrin tersebut.

2. Dimensi praktik agama yang mencakupperilaku pemujaan, ketaatan dan hal-halyang dilakukan orang untuk menunjukkankomitmen terhadap agama yangdianutnya.

3. Dimensi pengalaman. Dimensi iniberisikan dan memperhatikan fakta bahwasemua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu.

4. Dimensi pengetahuan agama yangmengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidakmemiliki sejumlah minimal pengetahuanmengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi.

5. Dimensi pengamalan atau konsekuensi.Dimensi ini mengacu pada identifikasiakibat-akibat keyakinan keagamaan,praktik, pengalaman, dan pengetahuanseseorang dari hari ke hari.

Pengembangan nilai-nilai karakterpeserta didik ini termuat dalam PermendikbudNo. 21 tahun 2015 tentang pembinaan karakter(penumbuhan budi pekerti). Untuk karakterreligius, nilai-nilai mendasarnya adalah:1. Internalisasi nilai-nilai moral dan

spiritual, menghayati hubungan spiritualdengan sang pencipta dan diwujudkandengan sikap moral keseharian untukmenghormati sesama makhluk hidup danalam sekitar.a. Membiasakan untuk menunaikan

ibadah bersama sesuai agama dankepercayaannya baik dilakukan disekolah maupun bersama masyarakat.

b. Membiasakan perayaan Hari BesarKeagamaan dengan kegiatan yangsederhana dan hikmat.

c. Membiasakan siswa menginisiasi danmelakukan kegiatan sosial.

2. Interaksi positif dengan sesamateman/peserta didik, kepedulian terhadapkondisi fisik dan psikologis antar temansebaya, adik dan kakak kelas.a. Membiasakan pertemuan di

lingkungan sekolah dan/atau rumahuntuk belajar kelompok yang

diketahui oleh guru dan/atau orangtua.

b. Gerakan kepedulian kepada sesamawarga sekolah dengan menjengukwarga sekolah yang sedangmengalami musibah, seperti sakit,kematian, dan lainnya.

3. Interaksi positif dengan guru dan orangtua:a. Memberi salam, senyum, dan sapaan

kepada setiap orang di komunitassekolah.

b. Guru dan tenaga kependidikan datanglebih awal untuk menyambutkedatangan peserta didik sesuaidengan tata nilai yang berlaku.

c. Membiasakan peserta didik untukberpamitan dengan orangtua/wali/penghuni rumah saat pergidan lapor saat pulang, sesuaikebiasaan/adat yang dibangunmasing-masing keluarga.

d. Secara bersama peserta didikmengucapkan salam hormat kepadaguru sebelum pembelajaran dimulai,dipimpin oleh seorang peserta didiksecara bergantian.

Ada 18 nilai-nilai dalampengembangan pendidikan karakter (MuchlasSamani dan Hariyanto:2011: 9), yaitu:1. Religius, sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran agama yangdianutnya, toleran terhadap pelaksanaanibadah agama lain, dan hidup rukundengan pemeluk agama lain.

2. Jujur, perilaku yang didasarkan padaupaya menjadikan dirinya sebagai orangyang selalu dapat dipercaya dalamperkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi, sikap dan tindakan yangmenghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lainyang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin, tindakan yang menunjukkanperilaku tertib dan patuh pada berbagaiketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras, tindakan atau sikap yangmenunjukkan pantang menyerah.

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

230

6. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatuuntuk menghasilkan cara atau hasil barudari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidakmudah tergantung pada orang lain dalammenyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis, cara berpikir, bersikap, danbertindak yang menilai sama antara hakdan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yangselalu berupaya untuk mengetahui lebihmendalam dan meluas dari sesuatu yangdipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat kebangsaan, cara berpikir,bertindak, dan berwawasan yangmenempatkan kepentingan bangsa dannegara di atas kepentingan diri dankelompoknya.

11. Cinta tanah air, cara berfikir, bersikap,dan berbuatyangmenunjukkan kesetiaan,kepedulian, dan penghargaan yang tinggiterhadap bahasa,lingkungan fisik, sosial,budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi, sikap dan tindakanyang mendorong dirinya untukmenghasilkan sesuatu yang berguna bagimasyarakat, dan mengakui sertamenghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif, Tindakan yangmemperlihatkan rasa senangberbicara, bergaul, dan bekerja samadengan orang lain.

14. Cinta damai, sikap, perkataan, dantindakan yang menyebabkanorang lain merasa senang dan aman ataskehadirandirinya.

15. Gemar membaca, kebiasaan menyediakanwaktu untuk membaca berbagai bacaanyang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan, sikap dan tindakanyang selalu berupaya mencegahkerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alamyang sudah terjadi.

17. Peduli sosial, sikap dan tindakan yangselalu ingin memberi bantuan pada oranglain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab, sikap dan perilakuseseorang untuk melaksanakan tugas dankewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,lingkungan (alam, sosial, dan budaya),negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Faktor Pembentukan KarakterTerdapat banyak faktor yang

mempengaruhi terbentuknya sebuah karakter.Dari sekian banyak faktor tersebut, para ahlimenggolongkannya kedalam dua bagian, yaitufaktor intern dan faktor ekstern.a. Faktor Intern, diantaranya adalah:1) Insting atau Naluri

Insting adalah suatu sifat yangdapat menumbuhkan perbuatan yangmenyampaikan pada tujuan denganberfikir lebih dahulu ke arah tujuan itu,dan tidak didahului dengan latihanperbuatan itu.

2) Adat dan KebiasaanSalah satu faktor penting dalam

tingkah laku manusia adalah kebiasaan,karena sikap dan perilaku yang menjadiakhlak (karakter) sangat erat sekali dengankebiasaan, yang dimaksudkan dengankebiasaan adalah perbuatan yang selaludiulang-ulang sehingga mudah untukdikerjakan.

3) Kehendak atau KemauanKemauan adalah keinginan untuk

melangsungkan segala ide dan segala yangdimaksud walau disertai dengan berbagairintangan dan kesukaran. Salah satukekuatan yang berlindung dibalik tingkahlaku adalah kehendak dan kemauan keras.Itulah yang menggerakkan kekuatan yangmendorong manusia dengan sungguh-sungguh untuk berperilaku baik(berakhlak).

4) Suara Hati atau Hati NuraniSuara hati atau hati nurani

bukanlah sesuatu yang asing atau datangdari luar diri seorang anak. Nurani adalahsuatu benih yang telah diciptakan olehAllah dalam jiwa manusia. Nurani dapattumbuh berkembang serta berbungakarena pengaruh pendidikan, dia akanstatis bila tidak ditumbuh kembangkan.

5) Hereditas atau KeturunanHereditas merupakan sifat-sifat

atau ciri yang diperoleh oleh seorang anakatas dasar keturunan atau pewarisan dari

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

231

generasi ke generasi melalui sebuah benih.Sedangkan dalam Islam, sifat atau ciri-ciriatau hereditas tersebut biasa disebutdengan fitrah. Fitrah adalah potensi ataukekuatan yang terpendam dalam dirimanusia, yang ada dan tercipta bersamadengan proses penciptaan manusia.Potensi tersebut baru akan tumbuh danberkembang setelah mendapatkanrangsangan-rangsangan dan pengaruh dariluar atau disebabkan faktor ekstern.

b. Faktor EksternSelain faktor intern (yang bersifat

dari dalam) yang dapat mempengaruhikarakter, juga terdapat faktor ekstern(yang bersifat dari luar), diantaranyaadalah:

1) PendidikanPertumbuhan karakter tidak dapatdipisahkan dari proses pendidikan secarakeseluruhan. Begitu pentingnyapendidikan, karena dengan pendidikannaluri yang terdapat pada seseorang dapatdibangun dengan baik dan terarah.

2) Lingkungan fisik dan sosialLingkungan adalah segala sesuatu yangada di sekitar kita, baik berupa tumbuhan,keadaan tanah, udara, dan pergaulanmanusia dengan alam sekitar. Adapunlingkungan dapat dibagi menjadi duabagian yaitu: lingkungan yang bersifatkebendaan; dan lingkungan pergaulanyang bersifat kerohanian.

3) Pengalaman masa kanak-kanak4) Pemodelan oleh orang dewasa atau orang

yang lebih tua5) Pengaruh lingkungan sebaya6) Keluarga7) Substansi materi di sekolah atau lembaga

pendidikan lain8) Media massa dan elektronik

TEMUAN PENELITIAN

1. Perencanaan (planning)Perencanaan adalah keseluruhan proses

pemikiran dan penentuan secara matangmenyangkut hal-hal yang akan dikerjakan dimasa datang dalam rangka mencapai tujuanyang telah ditentukan sebelumnya. Membuat

sebuah perencanaan yang matang untuksebuah program pembinaan karakter religiuspeserta didik adalah suatu proses yang sangatpenting dan harus dilalui, karena denganadanya perencanaan yang matang makakegiatanpun akan lebih terarah pada usahapencapaian tujuan.

Dari pernyataan setiap responden yangtelah peneliti wawancarai, mereka menyatakanbahwa setiap kegiatan yang akan dilaksanakandi SMP Negeri 5 Batusangkar ini harusmembuat sebuah perencanaan dulu, mulai daribentuk kegiatan, siapa saja yang terlibat dalamkegiatan, kapan kegiatan akan dilaksanakan,bagaimana cara melaksanakan kegiatan, danhasil akhir apa yang diharapkan daripelaksanaan kegiatan tersebut. Semua aspekini diuraikan secara rinci dalam perencanaan,sehingga dapat terhindar dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan menggangguproses pelaksanaan kegiatan.

Dari hasil pengamatan dan studidokumentasi, peneliti juga menemukan buktitelah dibuatnya sebuah perencanaan untukprogram kegiatan pembinaan karakter religiuspeserta didik di SMP Negeri 5 Batusangkaryang dibuat dalam bentuk program kerja.Program kerja ini akan menjadi acuan untuksetiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Pelaksanaan (actuating)

Fungsi pelaksanaan atau actuatingmerupakan bagian dari proses kelompok atauorganisasi yang tidak dapat dipisahkan.Adapun istilah yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi ini adalah directing commanding,leading dan coordinating. Proses actuatingadalah memberikan perintah, petunjuk,pedoman, dan nasehat serta keterampilandalam berkomunikasi.

Menurut Kepala Sekolah dan StafKesiswaan, setiap kegiatan yang telah melaluiproses perencanaan dan telah dituangkandalam program kerja, kemudian dilaksanakansecara bersama oleh semua pihak yang terlibat.Kalau seandainya terjadi kendala dalam prosespelaksanaan kegiatan, baik itu dari pesertadidik maupun guru, maka akan dibawa ataudidiskusikan ulang di forum. Prosespelaksanaan program ini melibatkan semua

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

232

pihak, dan membentuk koordinator yang me-miliki tanggung jawab terhadap pelaksanaankegiatan.

Berdasarkan hasil observasi yangpeneliti lakukan, semua warga sekolahmemang melaksanakan setiap kegiatanbersama, termasuk juga kepala sekolah. Setiapkegiatan dilaksanakan dengan penuhkesadaran dan tanggung jawab. Meskipuntidak ada guru yang membimbing, pesertadidik tetap melaksanakan kegiatan. Pesertadidik tidak perlu disuruh-suruh lagi, merekasudah tahu dengan jadwal yang telahditetapkan.

Jadi tahap pelaksanaan ini harus adadalam sebuah rangkaian program kegiatan,karena kalau tahap ini tidak ada makaperencanaan tidak ada gunanya. Setiapperencanaan yang telah dibuat harusdilaksanakan, agar dapat diketahui bagaimanahasilnya.

3. Pengawasan (controlling)

Pengawasan atau controlling sering jugadisebut dengan pengendalian adalah salah satufungsi manajemen yang berupa mengadakanpenilaian dan bila perlu sekaligus mengadakankoreksi sehingga apa yang sedang dilakukanoleh bawahan dapat diarahkan ke jalan yangbenar, dengan maksud tercapai tujuan yangtelah ditetapkan.

Menurut hasil wawancara penelitidengan wakil kepala sekolah, beliaumengatakan bahwa setiap pelaksanaankegiatan harus dikontrol atau diawasi.Pengawasan dilakukan oleh wakil kepala, staf,dan kemudian dibuatkan laporan tertulisnya,yang akan disampaikan ke forummusyawarah/rapat. Dan secara tidak langsung,semua guru pun melakukan pengawasanterhadap setiap kegiatan yang dilakukan olehpeserta didik.

Pengawasan merupakan aktivitas yangmengusahakan agar pekerjaan dapat terlaksanasesuai dengan rencana atau tujuan yang telahditetapkan. Pengawasan dapat diartikansebagai upaya untuk mengamati secarasistematis dan berkesinambungan, merekam,

memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan danmeluruskan berbagai hal yang kurang tepat,serta memperbaiki kesalahan, dan merupakankunci keberhasilan dalam keseluruhan prosesmanajemen.

Dengan demikian dapat dipahamibahwa pengawasan merupakan salah satu carakepala sekolah untuk mengetahui apakahusaha untuk pencapaian tujuan dari suatukegiatan telah terlaksana dengan baik atautidak. Kalau tidak baik, akan dicari tahu apapenyebabnya. Pengawasan juga sebagaipemantau efektifitas dari perencanaan, sertapengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan.

4. Evaluasi (evaluating)

Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukanuntuk mengetahui keadaan suatu obyekdengan menggunakan alat (instrumen) tertentudan membandingkan hasilnya dengan standartertentu untuk memperoleh kesimpulan.Evaluasi untuk pembinaan karakter dilakukanuntuk mengukur apakah peserta didik sudahmemiliki satu atau sekelompok karakter yangditetapkan oleh sekolah dalam kurun waktutertentu.

Hasil wawancara peneliti dengan kepalasekolah dan staf kesiswaan adalah merekamenyatakan bahwa setiap program yang telahdirencanakan dan dilaksanakan harus dievaluasi. Bentuk evaluasi yang diberikanadalah evaluasi esidentil yaitu evaluasi yanglangsung diberikan seketika/saat kegiatan telahselesai dilaksanakan. Dan ada juga evaluasiyang dilakukan secara keseluruhan, untuksemua kegiatan yang telah direncanakan dandilaksanakan, dilakukan setiap akhir semesterdan akhir tahun ajaran. Yang menjadi acuanevaluasi adalah program yang telah dibuat dandisepakati dalam kegiatan perencanaan.

Setelah melakukan observasi, penelitimendapatkan hasil bahwa proses evaluasikegiatan ini memang dilakukan oleh kepalasekolah, wakil/staf, serta oleh guru. Setelah

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

233

melakukan evaluasi, maka akan diketahuihasilnya. Kemudian disampaikan kepadasemua warga sekolah dalam sebuah rapat.Hasil dari evaluasi tersebut mempengaruhiuntuk penentuan tindak lanjut.

Dari hasil wawancara, observasi, danstudi dokumentasi yang telah peneliti lakukandi lokasi penelitian (SMP Negeri 5Batusangkar), maka dapat dikatakan bahwaKepala Sekolah telah melakukan perencanaan,pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi yangmaksimal, sehingga memperoleh hasil sesuaidengan yang diharapkan. Dengan telah melaluiproses pembinaan karakter religius, maka akanterbentuk peserta didik yang berkarakter.

PENUTUP

Berdasarkan hasil temuan penelitianyang telah peneliti jabarkan sebelumnya, makadapat disimpulkan bahwa: Kepala sekolahtelah melakukan berbagai usaha mulai dariproses perencanaan, pelaksanaan, pengawasandan evaluasi terhadap kegiatan pembinaankarakter religius peserta didik SMP Negeri 5Batusangkar, sehingga tercapainya hasil yangmaksimal sesuai dengan yang diharapkan.Kegiatan ini juga telah didukung oleh semuapihak atau warga sekolah, dibuktikan denganadanya komitmen bersama dalam perencanaandan pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan uraiandi atas jelaslah bahwa kepala sekolah SMPNegeri 5 Batusangkar telah melakukanmanajemen yang baik, dalam prosesperencanaan sampai proses evaluasi. Hal inidilakukan dalam proses membentuk pesertadidik yang pintar dan berkarakter.Saran dalam hasil pembahasan penelitian iniadalah:1. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

harus diawali dengan membuat sebuahperencanaan yang matang. Perencanaanadalah sebuah langkah awal yang sangat

menentukan keberhasilan sebuah kegiatan.Karenanya sebuah manajemen yang baikharus memiliki perencanaan.

2. Jika perencanaan sudah matang, makalanjut ke tahap berikutnya yaitu tahappelaksanaan. Apa yang sudah direncanakankemudian dilaksanakan. Diharapkan prosespelaksanaan ini dapat berjalan maksimalagar tujuan tercapai dengan baik.Pelaksanaan harus mengikuti cara-carayang sudah ditetapkan agar tidak terjadikesalahan/penyimpangan.

3. Setiap proses pelaksanaan kegiatan harusmendapatkan pengawasan. Pengawasanberfungsi untuk mencegah terjadinyapenyimpangan pelaksanaan dari yang telahdirencanakan. Oleh karena itu, pengawasanharus ada untuk mengontrol jalannyapelaksanaan.

4. Evaluasi atau penilaian perlu dilakukanuntuk mengetahui hasil akhir dari sebuahkegiatan yang telah dilaksanakan. Apakahkegiatan berhasil baik (mencapai target)atau hasilnya tidak sesuai dengan yangdirencanakan. Jadi lakukanlah evaluasi disetiap akhir pelaksanaan kegiatan.

KEPUSTAKAAN ACUAN

Al-Qur’an dan Terjemahan

Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religiusdi Sekolah, Malang: UIN MALIKIPress, 2010, Cet. Ke-1

Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan JohanPermana, Pendidikan Karakter: KajianTeori dan Praktik di Sekolah, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. Ke-3

Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter:Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global, Jakarta:Grasindo, 2007

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

234

E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter,

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, Cet.Ke-2

E. Mulyasa, Menjadi Kepala SekolahProfesional, Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007

Freddy K. Kalidjernih, Prosiding Seminar

Aktualisasi Pendidikan KarakterBangsa, Bandung: Widya Aksara Press,2010, Cet. Ke-1

Hasil studi dokumentasi yang dikumpulkansaat grandtour di SMP Negeri 5Batusangkar

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsepdan Implementasi, Bandung: Alfabeta,2012

Melayu Hasibuan, Manajemen Dasar,

Pengertian dan Masalah, Jakarta: PT.Gunung Agung, 1996, Cet. Ke-1

Permendikbud N0. 21 tahun 2015(disampaikan oleh Bapak Anies R.Baswedan, pada Rapat KoordinasiMenteri Pendidikan dan Kebudayaan RIdengan Kepala Dinas PendidikanPropinsi se-Indonesia, Juli 2015)

Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter:Solusi Yang Tepat Untuk Membangun

Bangsa, Jakarta, 2004