meningkatkan kompetensi siswa

5

Upload: muhammad-ahmad-ramli

Post on 22-Jul-2015

209 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mawas Desember 10

MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF MELALUI METODE FIELD TRIPMaksudi Zen Muttaqin1 ABSTRACT This purpose of this research is to increase student ability in writing descriptive text. This research is preceded by observation to know the teaching and learning activity in studing descriptive text. Here, the researcher notes the matters of various problems which emerge. From identifying problem which can be noted, the researcher and his collaborator formulate the action which can be conducted to overcome the problems faced by the students in learning descriptive text. Based on the early observation and pretes given to students of class VII, researcher and collaborator agree to apply the 'Field Trip' method as one way of teaching model to encourage the students in learning descriptive text. This Method is selected with the assumption that writing by drawing the object nearer will more facilitate them in pouring the idea easily. The subjects of this research are the seventh year students and the object of this research is the teaching process especially teaching and learning descriptive text. The technique s of collecting data are observation, interview, tes and questionaire. The collected data are analyzed critically by comparing the result of cycle I and cycle II with the indicators. The result of the analysis shows that: (1) the application of field trip method can increase teaching writing especially descriptive text. It is indicated by the percentage of students creativity, attention, interest and motivation in learning writing descriptive text. In cycle I, the students creativity is about 60 %, while in cycle II, the students creativity increase up to 70%. (2). The application of field trip method can also improve the students competency in writing descriptive text. At pre of cycle of average score is 65 from 18 student (51.43%). At cycle of I, the average score is 67 from 26 students (74.29%). At cycle II, the improvement increases up to 71 from 31 students ( 88,57%) from as much 35 student1

collecting the descriptive text. Thereby, it can be said that applying filed trip method in learning descriptive text will increase the students competency in writing descriptive text. Keyword: writing, descriptive text, field trip method, Classroom action research

Staf pengajar pada Fak. Bahasa dan Sastra, Fak. Tarbiyah Unsiq Jawa Tengah

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jenis descriptive text. Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran descriptive text. Pada saat observasi di kelas, peneliti mencatat berbagai hal untuk mengidenifikasi berbagai masalah yang muncul. Dari identifikasi masalah yang dapat dicatat, peneliti bersama kolaborator merumuskan tindakan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa. Berdasarkan observasi awal dan pretes yang diberikan terhadap siswa kelas VII, peneliti dan kolaborator memilih metode pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis descriptive text yaitu dengan menerapkan metode Field Trip. Metode ini dipilih dengan asumsi bahwa menulis dengan mendekatkan objek belajar kepada siswa akan lebih memudahkan mereka dalam menuangkan ide-ide ke dalam tulisan. Selain itu dengan penerapan metode ini diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya dan dapat menuangakannya dengan mudah dalam bentuk tulisan. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri atas satu sampai dua pertemuan. Dan setiap pertemuan diadakan kegiatan-kegiatan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan evaluasi. Setelah dilakukan dua siklus, disusun laporan hasil penelitian yang kesimpulannya menunjukkan bahwa melalui Filed Trip Method, siswa kelas VII mengalami peningkatan keaktifan dan hasil kemampuan menulis descriptive text. pada siklus I keaktifan siswa sebanyak 60% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70 %. Begitu pula dengan hasil belajar siswa tiap siklus mengalami peningkatan. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa adalah 65 dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 18 siswa (51,43%). Pada siklus I nilai rata-rata meningkat sekitar 67 dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 26 siswa 2 MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF MELALUIMETODE FIELD TRIP

Maksudi Zen Muttaqin

Mawas Desember 10

(74,29%). Pada siklus II peningkatan bertambah kembali dengan rata-rata nilai 71 dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 31 siswa (88,57%) dari sebanyak 35 siswa yang mengumpulkan hasil tulisan descriptive text. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan metode filed trip dalam pembelajaran menulis descriptive text berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil menulis descriptive text bagi siswa. Kata Kunci: Menulis, Descriptive Text, Field Trip Method

PENDAHULUAN Penelitian ini diawali dengan observasi kelas yang dilakukan bersama kolaborator. Pada tahap ini peneliti memperkenalkan jenis descriptive text dengan terlebih dahulu memutarkan video klip soundtrack lagu dari Celine Dion dengan judul Goodbye yang menggambarkan sosok ibu yang telah membesarkan anaknya. Kemudian peneliti mempersilahkan peserta didik untuk menulis teks deskriptif My belove mother. Observasi awal menunjukan bahwa kesulitan menulis disebabkan: (1) rendahnya minat dan keaktifan siswa karena tidak terbiasa menulis dalam bahasa Inggris, (2) siswa merasa terbebani untuk menulis dalam bahasa Inggris sehingga ada siswa yang membutuhkan waktu lama walau hanya beberapa kalimat saja, (3) ada siswa yang belum memahami konsep descriptive writing, (4) hasil tulisan siswa

belum mencapai ketuntasan belajar (KKM) yang sudah ditetapkan sekolah. Hal ini dapat dilihat bahwa pada pretes hanya sekitar 18 (51.43%) siswa dari 35 siswa. Mencermati kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mempelajari descriptive text, akhirnya peneliti dengan kolaborator melakukan diskusi kecil dan berusaha memberikan solusi alternatif dalam upaya memberikan kemudahan bagi siswa dalam membiasakan menulis jenis descriptive text. Akhirnya disepakati untuk mencoba menggunakan metode yang tepat agar dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis yaitu penggunaan metode field trip. Field trip adalah metode belajar dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu. Hal ini sangat sesuai untuk meningkatkan pembelajaran

menulis descriptive text karena siswa akan lebih mudah dalam menuangkan ide-idenya. Roestriyah (2001: 85) menjelaskan bahwa dengan melaksanakan field trip diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dan dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab. Dengan penerapan metode field trip yang dilaksanakan pada siklus I dan II, diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar bahasa Inggris, terlebih lagi mempelajari keterampilan menulis jenis descriptive text. Disamping itu dengan diterapkannya metode field trip dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil menulis jenis descriptive text. Penelitian ini bertujuan untuk (1). Untuk meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran menulis descriptive text bagi siswa kelas SMP melalui penerapan Metode field trip. (2). Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis descriptive text bagi siswa SMP melalui penerapan metode field trip.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Pengertian Menulis Menulis bukanlah hal yang sulit namun tidak juga dikatakan mudah. Menulis dikatakan bukan hal yang sulit bila menulis hanya diartikan sebagai aktivitas mengungkapkan gagasan melalui lambang-lambang grafis tanpa memperhatikan unsur penulisan dan unsur di luar penulisan seperti pembaca. Meyers (2005:2) mendefinisikan menulis sebagai suatu proses menemukan dan menyusun ide, lalu

4

MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF MELALUI METODE FIELD TRIP

Maksudi Zen Muttaqin

Mawas Desember 10

menuangkannya dalam bentuk tulisan (Writing is a process of discovering and organizing your ideas, putting them on a paper and reshaping and revising them) Nurgiantoro (2001:273) mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiantoro sangat sederhana, menurutnya menulis hanya sekedar mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca. Berbeda dari kedua pakar di atas, Gie (2002:3) berpendapat bahwa menulis diistilahkan mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Dengan mencermati pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis tidak hanya mengungkapkan gagasan melalui media bahasa tulis saja tetapi juga meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami oleh pembaca. Pendapat senada disampaikan oleh Tarigan (1983:21) yang menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik yang sama, lambanglambang grafik yang dimaksud oleh Tarigan adalah tulisan atau tulisan yang disertai gambar-gambar dan simbol-simbol. Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setidaknya ada tiga hal yang ada dalam aktivitas menulis yaitu adanya ide atau gagasan yang melandasi seseorang untuk menulis, adanya media berupa bahasa tulis, dan adanya tujuan menjadikan pembaca memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis. Komponen Menulis Ada minimal 4 komponen dalam menulis diantaranya adalah: a. Ejaan (Spelling) Komponen pertama menulis dalam bahasa Inggris adalah penulisan ejaan (spelling) yang baik dan benar. Karena apabila siswa salah menuliskan sebuah kata tentu saja artinya akan berbeda atau bahkan mungkin saja tidak memiliki arti karena salah dalam menuliskan

sebuah kata. Hal lain yang menyulitkan adalah karena dalam bahasa Inggris antara pengucapan kadangkala berbeda dengan penulisannya. Oleh karena itu disarankan agar siswa senantiasa membuka kamus untuk menyakinkan bahwa kata yang dituliskan itu sudah benar. b. Kosa kata atau (Vocabularies/Diction) diksi

(suffixes), penghubung (conjuction), komposisi (composition) dan sebagainya. d. Koherensi (Coherence) Komponen keempat adalah kemampuan mengorganisasaikan kalimat secara padu dan memiliki urutan yang logis. Karena paragraph yang koheren akan jauh lebih mudah dipahami oleh pembaca dibandingkan paragraph yang tidak koheren. Tentu saja siswa perlu menguasai penggunaan tanda baca dengan baik dan tanda-tanda lainnya. Descriptive Text Descriptive text adalah bentuk tulisan yang menggambarkan objek atau orang sehingga pembaca seolah-olah melihat secara langsung objek yang dibacanya. Sedangkan dalam menulis efektif deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Bagaimana mereka ikut melihat atau mendengar merasakan atau mengalami sendiri secara langsung objek tersebut (Semi, 1993: 42). Lebih lanjut dijelaskan ciri tulisan deskripsi yaitu:

Komponen kedua yang harus dikuasai siswa saat menulis adalah penguasaan kosa kata (diksi) yang cukup. Penguasaan kosa kata/diksi memegang peranan penting dalam menulis. Banyaknya kosa kata yang dikuasai menunjukan penguasaan konsep menulis. Disamping itu penguasaan kosa kata, siswa juga harus tepat penggunaannya susuai dengan kaidah yang berlaku. Dengan begitu siswa akan bertindak efektif dan effisien dalam menulis. c. Struktur kalimat Structure) (Sentence

Komponen ketiga yang harus dikuasai adalah struktur kalimat, dalam hal ini adalah kalimat dalam bahasa Inggris yang baik dan benar. Ini berhubungan juga dengan efektifitas penulisan imbuhan yang benar (affixes) baik awalan (prefixes) maupun akhiran 6

MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF MELALUI METODE FIELD TRIP

Maksudi Zen Muttaqin

Mawas Desember 10

a. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek. b. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas. c. Deskripsi disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata (diksi) yang menggugah. d. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis deskripsi tidak hanya menggambarkan dengan menggunakan kata sifat atau kata keterangan, tapi lebih jauh dari itu adalah bagaimana mengilustrasikan orang, benda, tempat secara spesifik agar pembaca seolah-olah melihat secara langsung. Pengertian Field Trip Method Hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru adalah pemanfaatan media. Pemanfaatan media dalam pembelajaran tentu saja mengacu pada prosedur dan kegiatan yang digunakan dan dilalui oleh siswa dan guru agar supaya pelajaran

yang sedang berlangsung akan lebih mudah diterima oleh siswa. Namun demikian perlu disadari bahwa tidak ada suatu media pembelajaran yang paling sempurna. Setiap metode selalu memiliki kekurangan dan kelebihan. Dalam suatu proses pembelajaran kadang siswa tidak harus selalu belajar di dalam kelas. Mungkin juga suatu proses pembelajaran perlu dilakukan di luar ruang kelas. Dalam pembelajaran menulis descriptive text siswa perlu diajak ke luar sekolah atau meninjau tempat-tempat atau objek yang lain. Hal ini sangat penting untuk menambah rasa percaya diri siswa ketika harus menggambarkan sesuatu secara jelas dan runtut. Disamping itu dengan menggambarkan sesuatu yang dilihat secara langsung tentu akan menambah minat dan motivasi siswa ketika mempelajari sesuatu melalui proses observasi terlebih dahulu. Salah satu metode yang dianggap sesuai adalah penerapan metode field trip dalam pembelajaran menulis descriptive text. Metode Field trip dapat diartikan sebagai kunjungan atau karyawisata. Menurut Roestiyah (2001: 85) field trip bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau

memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataan. Karena itu dikatakan teknik field trip yaitu cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Metode field trip pula sudah dilakukan oleh Murdi Wiyono, guru bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Ngaglik, Sleman. Dia menyatakan bahwa menumbuhkan semangat kreativitas pada kalangan siswa tidak bisa ditempuh dengan model pembelajaran konvensional. Dia menggagas model pembelajaran "karya wisata pembelajaran" yaitu dengan mengajak siswa-siswanya memperhatikan lingkungan dalam upaya melatih mengungkapkan ide lewat tulisan. Murdi Wiyono menuturkan, model pembelajaran yang telah diuji coba sejak tiga ta terakhir ini berawal dari kegelisahannya melihat siswa tak bergairah saat mengikuti pelajaran. Maka terpikir oleh Murdi untuk membuat sebuah proses belajar-mengajar yang mengasyikkan, dengan memadukan belajar dengan jalan-jalan. http://bataviase.co.id/ Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sagala (2006: 214) field trip adalah pesiar yang 8

dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Dengan field trip sebagai metode belajar mengajar, anak didik di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Adapun tujuan teknik ini diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran (Roestiyah, 2001: 85). Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) memberi kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF MELALUI METODE FIELD TRIP

Maksudi Zen Muttaqin

Mawas Desember 10

Kerangka Berpikir Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar. Metode field trip mempunyai beberapa kebaikan, antara lain ialah 1) anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beragam dari dekat, 2) anak didik dapat menghayati pengalamanpengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan, 3) anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaanpertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba, atau membuktikan secara langsung, 4) anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan on the spot. Penelitian ini didasarkan oleh beberapa penelitian sebelumya. Titin Rahmawati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Dengan Metode Berkunjung ke Lingkungan Sekitar (Field trip) Pada Siswa Kelas V SD Negeri I Kulurejo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2007/2008. Hasil penelitiannya antara lain: (1) penerapan metode berkunjung ke lingkungan sekitar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis, 2) penerapan metode berkunjung ke lingkungan sekitar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Penelitian yang lain dilakukan oleh Siti Zulaikoh (2008) dengan judul Penerapan Metode Field Trip Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas X-1 Di SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat peningkatan keaktifan dan hasil keterampilan menulis teks deskripsi pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali. Hasil penelitiannya antara lain: (1) penerapan metode berkunjung ke lingkungan sekitar dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran menulis, 2) penerapan metode berkunjung ke lingkungan sekitar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Field trip sebagai salah satu metode pembelajaran diasumsikan dapat meningkatkan aktivitas menulis teks deskripsi. Deskripsi merupakan tulisan yang tujuannya memberi perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberikan pengaruh sensivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Pembelajaran menulis deskripsi perlu adanya observasi langsung pada suatu objek yang akan dijadikan sumber deskripsi. Dengan digunakan metode field trip diharapkan kemampuan menulis deskripsi akan meningkat. Hipotesis Tindakan Penerapan metode field trip dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis descriptive text.

data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi: 1. Hasil observasi setiap siklus pada lembar observasi, 2. Hasil rekaman, Sementara data kuantitatif adalah nilai hasil pengerjaan instrumen evaluasi akhir Siklus. Adapun sumber data pada penelitian ini adalah siswa, teman sejawat/observer dan tentu saja tempat yang digunakan guru dan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran menulis descriptive text. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut: 1. Observasi; teknik ini dilakukan untuk pengamati proses pembelajaran menulis descriptive text untuk melihat perkembangannya baik sebelum diberi tindakan maupun dan seteleh diberi tindakan. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam mengelola kelas serta merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Sementara itu, observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP kelas VII. Penelitian ini dimulai bulan Pebruari sampai April 2010. Subjek dari penelitian ini adalah guru Bahasa Inggris dan siswa. Adapun objek penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis descriptive text. Penelitian ini membutuhkan dua jenis data, yaitu 10

MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF MELALUI METODE FIELD TRIP

Maksudi Zen Muttaqin

Mawas Desember 10

menulis descriptive text melalui penerapan metode field trip. 2. Wawancara; teknik ini dilakukan terhadap guru/kolaborator dan sejumlah siswa untuk mengetahui pendapat mereka tentang proses pembelajaran menulis deskripsi dengan metode field trip, kesulitan yang dihadapi serta informasi lain yang dibutuhkan guru peneliti. 3. Tes; teknik ini diberikan oleh guru peneliti kepada siswa sebagai subjek penelitian untuk menulis descriptive text sebelum dan sesudah adanya tindakan pemakaian metode field trip. Data Validasi data sangat penting dalam penelitian tindakan kelas. Validasi data dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian dengan asumsi bahwa data yang diperoleh selama penelitian adalah valid. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sistem triangulasi data, yaitu mengecek keabsahan data dengan mengkonfirmasikan data yang ada kepada sumber data yang ada, yaitu: siswa, peneliti, dan observer. Analisis kualitatif digunakan mengungkapkan kelebihan dan kekurangan kerja siswa dalam proses belajar-mengajar yang terjadi di dalam kelas selama penelitian

berlangsung. Analisis kuantititif digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa dalam membuat tulisan berbentuk descriptive text.

HASIL PENELITIAN Dari hasil menulis descriptive text dan wawancara pada observasi awal ini diketahui adanya beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut antara lain: a. Menurut siswa menulis merupakan sesuatu yang sulit, kemudian cara mengajar guru terasa membosankan. Hal ini terlihat ketika siswa diberi tugas untuk menulis descriptive text mereka masih sulit mengerjakannya. b. Dalam menulis descriptive text siswa masih kesulitan menulis beberapa ejaan (spelling), memilih kosa kata yang tepat (diction), menyusun kalimat (structure) dan menyusun text (construction) secara keseluruhan. c. Mengacu pada hasil wawancara dan pretes yang dilakukan ketika kegiatan survai awal diketahui kemampuan menulis descriptive text siswa. Rendahnya kemampuan menulis tersebut tampak dalam indikator berikut

ini: 1. Keaktifan siswa yang masih rendah. 2. Tidak terbiasa menulis. 3. Ada siswa yang membutuhkan waktu lama untuk menulis. 4. Masih ada yang keliru menulis descriptive text menjadi menulis exposition text, karena kurangnya pemahaman tentang descriptive text. (5). Hanya 18 siswa yang tuntas (51,43%) dari 35 siswa (KKM=75). Pembahasan Antar Siklus Berdasarkan tindakantindakan yang dilakukan pada siklus I dan II, penerapan metode field trip dalam pembelajaran descriptive text dikatakan berhasil dengan indikator-indikator sebagai berikut: 1. Meningkatnya keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis descriptive text mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meliputi keaktifan siswa dalam bertanya, merespon apresiasi, mendengarkan penjelasan dari guru, dan semangat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.

2. Kualitas hasil pembelajaran menulis descriptive text meningkat Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan metode field trip keterampilan menulis siswa menjadi meningkat, hal tersebut dapat terlihat dari: (1) meningkatnya minat dan keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran, (2) hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan. Dilihat dari isinya tulisan siswa pada siklus II jauh lebih baik dibanding siklus sebelumnya, (3) munculnya kreativitas dalam menyusun kalimat-kalimat menjadi sebuah tulisan yang baik. 3. Perolehan nilai meningkat Peningkatan nilai dapat diketahui pada jumlah nilai tiap siklusnya. Pada table dibawah ini tampak jumlah nilai rata-rata saat pretest adalah 65, jumlah nilai siklus I adalah 67 dan jumlah nilai siklus II adalah 71.

PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

12

MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF MELALUI METODE FIELD TRIP

Maksudi Zen Muttaqin

Mawas Desember 10

bahwa penerapan metode field trip berdampak positif dalam pembelajaran menulis descriptive text. Hal ini ditandai dengan persentase keaktifan, perhatian, minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang aktif sebesar 60% dan pada siklus II meningkat menjadi 70%. Penerapan metode field trip juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Pada pra siklus nilai rata-rata adalah 67, siklus I adalah 69 dan siklus II adalah 74. Untuk ketuntasan hasil belajar pada pretes hanya 18 siswa (51.43%), siklus I adalah 26 siswa (74,29%) dan siklus II adalah 31 siswa (88.57%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Field Trip dapat meningkatkan kemampuan menulis descriptive text siswa. Saran 1. Penggunaan metode Field Trip seperti pada penelitian ini perlu dicoba sampai siklus III untuk mendapatkan hasil yang optimal. Tentu saja hal ini harus disesuikan dengan kompleksitas materi pembelajaran. 2. Penggunaan metode Field Trip dapat dipadukan dengan

penggunaan media teknik lainnya memungkinkan.

maupun bila

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet Semi, M. Atar. 1993. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Sumarlam. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi http://www.sil.org/LinguaLi nks). https://www.google.com/. Diakses hari kamis, 6 Mei 2010 http://Bataviase.co.id. Diakses hari kamis, 6 Mei 2010

http://en.wikipedi.org/wiki/Fieldtrip. diakses hari kamis, 6 Mei 2010 http://www.sil.org/LingusLink, diakses hari kamis, 6 Mei 2010

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Britannica Concise Encyclopedia, http://pagead2.goolesyndicat ion.com, diakses hari kamis, 6 Mei 2010 Heaton. J.B.1975. Writing language Test. London: Longman Group Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah Meyers, Allan. 20105. Gateways to Academic Writing; Effective Sentences Paragraph, and Esseys. New York: Longman Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Roesiyah. dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

14

MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF MELALUI METODE FIELD TRIP

Maksudi Zen Muttaqin

Mawas Desember 10

BIODATA PENULIS Nama Alamat : Maksudi Zen Muttaqin, M.Pd : Perum Permata Hijau Blok B No. 35. Kel. Mudal, Kec. Mojotengah, Kab. Wonosobo. Pendidikan : Pascasarjana Pend. Bahasa Inggris UNNES 2003. Pekerjaan : PNSD Kab. Wonosobo, Dosen Fak. Bahasa dan Sastra, Fak. Tarbiyah Unsiq Jawa Tengah di Wonosobo. Karya Tulis : a. The syle of Gibran in Conveying his Universal Messages (2003) Artikel Jurnal Bahasa dan Sastra. b. Membangun Sinergi antara Fikir dan Dzikir dalam meraih The Ultimate Intelligent (2006). Makalah. c. Step by Step. English for SMP Students. (2005). Penerbit PT Widya Duta Grafika, Solo. d. Speak Up. English For Junior High School. (2008), Pusbuk, Kemendiknas e. Indahnya Kebersamaan (Buku Pengayaan SD, 2009), Dit.Pembinaan TK/SD, Kemendiknas f. Menyingkap Pesona Kejayaan Banten(Buku Pengayaan SMP, 2009), Pusbuk, Kemendiknas.