mini cex miringitis bulosa

Upload: ahmad-ali-zulkarnain

Post on 02-Jun-2018

381 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    1/20

    1

    Mini Cex

    Disusun Oleh :

    Ahmad Ali Zulkarnain

    20070310070

    STASE ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2013

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    2/20

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    3/20

    3

    III. Pemeriksaan Fisik

    1) Status Generalis

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos Mentis

    2) Tanda vital

    TD : Tidak dievaluasi

    Nadi : 72 kali/menit

    RR : Tidak dievaluasi

    Suhu : 37,6C

    3) Status Lokalis

    Pemeriksaan Telinga

    No. Pemeriksaan Telinga Telinga kanan Telinga kiri

    1. Tragus Edema (-), hiperemi (-),

    massa (-) nyeri tekan (-)

    Edema (-), hiperemi (-), massa

    (-), nyeri tekan (-)

    2. Daun telinga Bentuk dan ukuran dbn,

    Edema (-), hiperemi (-),

    massa (-), nyeri pergerakan

    aurikula (-)

    Bentuk dan ukuran dbn,

    Edema (-), hiperemi (-),

    massa(-), nyeri pergerakan

    aurikula (+)

    3. Liang telinga Edema (-), hiperemi (-),

    sekret mukopurulen (-),

    furunkel (-), serumen (-)

    Edema (-), hiperemi (+), sekret

    mukopurulen (-), furunkel (-),

    serumen (-)

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    4/20

    4

    4. Membrane timpani Retraksi (-), bulging (-),

    hiperemi (-), edema (-),

    perforasi sentral (-)

    Retraksi (-), bulging (-),

    hiperemi (-), edema (-),

    Bula(+), perforasi sentral (-)

    Pemeriksaan Hidung

    Inspeksi Hidung Kanan Hidung Kiri

    Hidung luar Bentuk (N), inflamasi (-),

    deformitas (-), massa (-)

    Bentuk (N), inflamasi (-),

    deformitas (-), massa (-)

    Rinoskopi Anterior

    Vestibulum nasi N, ulkus (-) N, ulkus (-)

    Cavum nasi Bentuk (N), mukosa pucat

    (-), hiperemi (+)

    Bentuk (N), mukosa pucat (-).

    hiperemi (+)

    Septum nasi Deviasi (-), benda asing(-),

    perdarahan (-), ulkus (-),edema mukosa (+)

    Deviasi (-), benda asing (-),

    perdarahan (-), ulkus (-),edema mukosa (+)

    Konka nasi media dan

    inferior

    hipertrofi (-), hiperemi (-) hipertrofi (-), hiperemi (-)

    Gambar

    kon esti

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    5/20

    5

    Pemeriksaan Sinus Paranasal

    SinusNyeri tekan Transiluminasi

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Maksilaris Tidak

    dilakukan

    Tidak

    dilakukan

    Tidak

    dilakukan

    Tidak

    dilakukan

    Frontalis Tidak

    dilakukan

    Tidak

    dilakukan

    Tidak

    dilakukan

    Tidak

    dilakukan

    Pemeriksaan Tenggorokan

    Keterangan

    Bukal Warna merah muda, hiperemi (-)Gigi Warna mukosa merah muda, hiperemi

    (-)

    Lidah Ulkus (-)

    Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-),

    Faring Hiperemi (+), edema (+), ulkus (-),

    granul (-), reflex muntah (-)

    Tonsil Hiperemi (+), ukuran T2-T2, kripte

    melebar (-), detritus (-)

    Gambar

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    6/20

    6

    IV. Diagnosa Kerja

    Miringitis Bulosa + Rinotonsilofaringitis

    V.

    Diagnosa Banding

    Otitis Media Akut stadium pre supurasi

    VI. Pemeriksaan Penunjang

    -

    VII.Penatalaksanaan

    1) Pecahkan Bulla

    2) Terapi medikamentosa

    Analgetik - antipiretik : Paracetamol 250 mg 3x1 (pada saat demam saja)

    Antibiotik sistemik : Amoksisilin 3 x 250 mg (selama 7 hari)

    Kombinasi Dekongestan dengan Antihistamin : Tremenza ( mengandung

    pseudoefedrin Hcl 60 mg dan striprolidin Hcl 2,5mg) 3 x tablet selama 3-4

    hari/selama ada gejala

    3) KIE :

    Menganjurkan pasien untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-

    ngorek liang telinga.

    Menghindari masuknya air ke telinga saat mandi dengan menutupnya

    menggunakan kapas

    Antibiotik harus diminum sampai habis

    VIII.Prognosis

    Dubia ad Bonam

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    7/20

    7

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan anamnesis adanya keluhan nyeri pada telinga kiri sejak 2 hari yang lalu, danmemberat sejak tadi malam disertai dengan adanya riwayat demam (+), batuk (+) dan pilek (+)

    sejak 3 hari yang lalu, dapat dipikirkan adanya kemungkinan infeksi pada telinga yang ada

    hubungannya dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Infeksi telinga ini kemungkinan

    adalah suatu infeksi pada telinga tengah, dimana kita ketahui bahwa ISPA adalah salah satu

    factor predisposisi dari infeksi telinga tengah (Otitis Media), terutama pada anak yang

    disebabkan oleh bentuk anatomi dari tuba eustachius pada anak berbeda dengan tuba pada

    dewasa. Tuba pada anak bentuknya lebih lebar, pendek dan posisinya lebih horizontal, sehingga

    memudahkan mikroorganisme mudah bermigrasi menuju telinga tengah.

    Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan adanya nyeri saat penekanan aurikula

    (Pasien merasa kesakitan saat telinga kiri dipegang), namun tidak ada tampakan kelainan telinga

    pada inspeksi bagian telinga luar. Pada pemeriksaan otoskopi, didapatkan liang telinga yang

    hiperemis pada telinga kiri, disertai tampakan membrane timpani yang edema dan adanya

    bula pada membrane timpani. Tidak terlihat adanya secret mukopurulen maupun darah pada

    liang telinga maupun membrane timpani. Adanya tampakan bula pada membrane timpani

    menunjang kemungkinan adanya suatu miringitis bulosa, dimana pada miringitis bulosa, khas

    ditandai dengan adanya pembentukan bula pada membrane timpani serta rasa nyeri yang cukup

    hebat pada telinga yang mengalami peradangan (mirinngitis). Tidak didapatkan adanya cairan

    pada liang telinga kemungkinan akibat bula yang belum pecah.

    Pada pemeriksaan hidung, didapatkan mukosa hiperemi. Hal ini kemungkinan

    disebabkan adanya proses radang yang terjadi pada mukosa hidung. Pada pemeriksaan

    tenggorok, didapatkan faring yang hiperemi dan edema, serta pembesaran tonsil T2 dekstra dan

    sisnistra. Hal ini juga kemungkinan disebabkan oleh adanya proses radang pada daerah

    tenggorok (faring dan tonsil). Dari pemeriksaan tersebut dapat di ambil kemungkinan adanya

    suatu peradangan pada daerah nasal, faring dan tonsil (rinotonsilofaringitis), yang ditunjang oleh

    adanya riwayat demam sejak 3 hari yang lalu yang mengarahkan kearah adanya suatu infeksi.

    Penanganan untuk kasus miringitis bulosa ini adalah dengan memecah bula yang

    terbentuk pada membrane timpani, dengan tujuan mengurangi keluhan nyeri telinga yang

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    8/20

    8

    disebabkan oleh pembentukan bula tersebut, serta mempercepat penyembuhan. Memecahkan

    bula pada miringitis bulosa juga bertujuan untuk mencegah adanya penurunan pendengaran

    akibat adanya gangguan konduksi yang disebabkan oleh bula tersebut.

    Untuk terapi medikamentosa, prinsip pengobatannya adalah dengan memberikan terapi

    simptomatik dan antibiotic. Untuk pengobatan simptomatik dapat diberikan golongan analetik-

    antipiretik dengan tujuan untuk mengurangi keluhan nyeri dan demam. Golongan analgetik-

    antipiretik yang dipilih dalam kasus ini adalah golongan paraaminofenol (Paracetamol) karena

    relative aman untuk anak dan memiliki efek yang dapat meringankan gejala. Paracetamol

    diberikan 250 mg sebanyak 3x1 pada saat demam saja. Untuk keluhan pilek yang dirasakan

    pasien, dapat diberikan nasal dekongestan yang dikombinasikan dengan antihistamin. Walaupun

    pada kebanyakan kasus Miringis bulosa disebabkan oleh virus, antibiotic perlu diberikan untuk

    mencegah adanya infeksi sekunder. Diberikan antibiotic golongan beta laktam karena bersifat

    broad-spectrum dan relative aman untuk anak. Diberikanamoksisilin dengan dosis 3x1 selama 7

    hari.

    Selain itu pasien dibekali dengan KIE berupa menganjurkan pasien untuk tetap menjaga

    kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek liang telinga, menghindari masuknya air ke

    telinga saat mandi dengan menutupnya menggunakan kapas, antibiotik harus diminum sampai

    habis.

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    9/20

    9

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    Membran timpani yang sangat tipis dan rapuh merupakan komponen awal pada systemkonduksi telinga tengah. Membran timpani (Umumnya disebut gendang telinga) dan tulang-

    tulang pendengaran, menghantarkan suara dari membrane timpani melewati telinga tengah ke

    koklea.1,2

    Membran timpani ini sangat rentan mengalami kerusakan, dan semua penyakit atau

    kelainan yang mengenai membrane timpani dapat menyebabkan seseorang kehilangan

    kemampuan untuk bekerja dan menikmati hidup.1

    Miringitis, atau inflamasi membrane timpani merupakan salah satu jenis kelainan yang

    dapat menyebabkan ganggguan pendengaran dan menimbulkan sensasi kongesti serta nyeri

    telinga. Miringitis Bulosa (BM) merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri akut pada

    telinga yang disebabkan oleh pembentukan bula pada membrane timpani. Beberapa referensi

    menjelaskan bahwa miringitis merupakan suatu keadaan yang dihubungkan dengan otitis media

    akut (OMA) atau Otitis Eksterna (OE). Refrensi lain menyatakan bahwa miringitis bulosa adalah

    bentuk peradangan virus yang jarang pada telinga yang menyertai selesma dan influenza.3,4,5

    I. Anatomi Telinga Tengah

    Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri

    dari daun telinga sampai membran timpani. Telinga tengah terdiri dari membran timpani,

    kavum timpani, prosesus mastoideus dan tuba eustachius, sedangkan telinga dalam terdiri

    dari koklea dan vestinuler.7

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    10/20

    10

    Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas sebagai berikut :6

    Batas luar : membran timpani

    Batas depan : tuba eustachius

    Batas belakang : aditus ad antrum dan kanalis fasialis pars vertikalis.

    Batas bawah : vena jugularis

    Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)

    Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis

    horizontalis, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar

    (round window) dan promontorium.

    Telinga tengah terdiri dari :

    1.

    Membran timpani.

    Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

    telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Membran timpani terdiri dari

    dua bagian yaitu pars tensa dan pars plaksida Bagian atas disebut pars flaksida

    (membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah disebut pars tensa (membran

    propria). Pars flaksid hanya berlapis dua, bagian luar yang merupakan lanjutan epitel

    luar kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia. Pars tensa

    terbentuk oleh tiga lapisan, yaitu :7,8,9

    - Lapisan terluar dari pars tensa, disebut sebagailapisan cutaneus terdiri dari epitel

    skuamos stratified yang secara normal merefleksikan cahaya.

    - Lapisan dalam membrane timpani yang berbatasan dengan cavum timpani

    disebut lapisan mucosal terdiri dari satu lapis epitel skuamosa.

    - Diantara lapisan luar dan dalam terdapat lapisan yang disebut lamina propria .

    Lapisan ini terdiri dari dua lapisan yang berjalan secara radier dan sirkular.

    Serabut tersebut menyatu dengan cincin fibrokartilago di sekekliling membrane

    timpani.

    Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut

    sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflex cahaya (cone of light) kearah bawah

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    11/20

    11

    pada pukul 7 untuk membrane timpani kiri dan pukul 5 untuk membrane timpani

    kanan. Di membrane timpani terdapat dua macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut

    inilah yang menyebabkan timbulnya reflex cahaya yang berupa kerucut itu. Secara

    klinis reflek cahaya ini dinilai, misalnya bila letak reflek cahaya mendatar, berarti

    terdapat gangguan pada tuba eustachius.7

    Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah

    dengan prosesus longus maleus dan garis tegak lurus pada garis itu di umbo,

    sehingga didapatkan bagian supero-anterior, supero-posteroir, infero-anterioir serta

    infero-posteroir, untuk menyatakan letak perforasi.7,9

    Tampakan membrane timpani sebelah kanan pada otoskopi.9

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    12/20

    12

    Gambar membrane timpani normal (kiri).8

    Membran timpani (Umumnya disebut gendang telinga) dan tulang-tulang

    pendengaran, menghantarkan suara dari membrane timpani melewati telinga tengah

    ke koklea.2 Tulang pendengaran terdiri dari malleus (hammer/martil), inkus

    (anvil/landasan), dan stapes (stirrup/pelana). Tulang-tulang ini saling berhubungan.

    Prosesus longus maleus melekat pada membrane timpani, maleus melekat pada

    inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang

    berhubungan dengan koklebidang depan dari stapes terletak berhadapan dengan

    membrane labirin koklea pada muara fenestra ovalis. Hubungan antara tulang-tulang

    pendengaran merupakan persendian.2,7

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    13/20

    13

    2. Kavum timpani

    Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya

    bikonkaf, atau seperti kotak korek api. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm,

    sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu :

    bagian atap, lantai, dinding lateral, dinding medial, dinding anterior, dinding

    posterior.

    3. Prosesus mastoideus

    Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke

    kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding

    lateral fosa kranii posterior. Sinus sigmoid terletak dibawah duramater pada daerah

    ini.

    4. Tuba eustachius

    Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani.

    Bentuknya seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan

    kavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    14/20

    14

    berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah 13 dan pada anak dibawah 9

    bulan adalah 17,5 mm. Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tulang terdapat pada

    bagian belakang dan pendek (1/3 bagian) dan bagian tulang rawan terdapat pada

    bagian depan dan panjang (2/3 bagian).

    Fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi telinga yaitu mempertahankan

    keseimbangan tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar,

    drenase sekret dari kavum timpani ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret

    dari nasofaring ke kavum timpani.

    II. Fisiologi pendengaran

    Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telingadalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran

    tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian

    tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang

    pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong.

    Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan

    tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan

    melalui membrane Reissner yang medorong endolimfe, sehingga akan menimbulkan gerak

    relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria. Proses ini merupakan rangsang

    mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal

    ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini

    menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke

    dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu

    dilanjutkan ke nucleus auditoruis sampai ke korteks pendengarana (area 39-40) di lobus

    temporalis.2,6,9

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    15/20

    15

    III. Miringitis Bullosa

    1. Definisi

    Miringitis akut adalah suatu inflamasi membrane timpani yang terjadi sendiri atau

    dihubungkan dengan otitis eksterna maupun otitis media. Miringitis Bulosa (BM)

    merupakan suatu keadaan nyeri akut pada telinga yang disebabkan oleh pembentukan

    bula pada membrane timpani. Miringitis bulosa sebelumnya telah dijelaskan merupakan

    suatu keadaan yang dihubungkan dengan otitis media akut (OMA).4,5

    Refrensi lain

    menyatakan bahwa miringitis bulosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang pada

    telinga yang menyertai selesma dan influenza.3

    2. Insiden

    Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kejadian miringitis bulosa adalah

    kurang dari 10% dari kasus otitis media akut. Di Amerika Serikat, sekitar 8% terjadi

    pada anak berusia 6 bulan sampai 12 tahun dengan otitis media telah mengalami

    miringitis bulosa akut.Angka kejadian untuk laki-laki dan perempuan adalah sama.1

    3.

    Etiologi

    Sebelumnya, miringitis bulosa dianggap suatu infeksi gendang telinga yang

    disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia, dan diperkirakan berhubungan dengan

    influenza. Beberapa literature menyatakan bahwa miringitis bulosa sering menyertai

    kasus influenza, sehingga miringitis bulosa ini sering juga disebut sebagai influenza

    otitis. Namun pada beberapa penelitian terbaru, hasil kultur dari kasus miringtis bulosa

    telah terbukti mengidentifikasi beberapa agen infeksi yang juga dapat menyebabkan

    miringitis bulosa, beberapa agen infeksi tersebut adalah mycoplasma, virus, dan bakteri.

    Beberapa bakteri seperti streptococcus pneumonia, haemophillus influenza yang

    merupakan agen penyebab otitis media juga dilaporkan dapat menyebabkan miringitis

    bulosa.1,4,5

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    16/20

    16

    4. Patogenesis

    Suatu inflamasi pada membrane timpani, yang disebut miringitis biasanya

    disebabkan atau dihubungkan dengan otitis eksterna atau otitis media. Pada otitis media,

    umumnya infeksi disebabkan oleh infeksi yang asending melalui tuba eustahcius menuju

    ke telinga tengah. Otitis media umumnya mengenai bayi dan anak akan tetapi dapat

    terjadi pada semua usia. Lebih dari 50% bayi pernah mengalami episode otitis media

    selama tahun pertama kehidupan. Hal ini disebabkan oleh bentuk dan posisi anatomi pada

    bayi berbeda dengan anatomi dewasa. Pada anak dan bayi, tuba eustchius bentuknya

    lebih lebar dan pendek serta posisinya lebih horizontal, keadaan anatomi ini

    memungkinkan penyebaran agen infeksi dari daerah nasofaring menuju telinga tengah

    lebih mudah.4,5,6

    Pada proses inflamasinya, terbentuk suatu bula diantara lapisan luar epitel

    (cutaneus) dan lapisan fibrosa di bagian tengah membrane timpani. Diperkirakan

    kemampuan membrane timpani untuk membentuk bula ini adalah dari hasil reaksi non-

    spesifik dari agen infeksius penyebab miringitis. Miringitis bullosa sering disebut sebagai

    suatu otitis media akut dengan bulayang terbentuk pada gendang telinga. Middle ear

    fluid (MEF) sering ditemukan pada miringitis bulosa dan mungkin timbul sebagai akibat

    dari pecahnya bula ke telinga tengah atau bula mungkin telah muncul secara sekunder

    setelah radang telinga tengah.1,4,5,6

    5. Manifestasi Klinis

    Miringtis bulosa dianggap sebagai penyakit self limiting disease, kadang-kadang

    sering dikacaukan oleh infeksi sekunder yang purulen. Gambaran klinis dari miringitis

    bulosa antara lain adalah nyeri telinga yang cukup berat (otalgia), biasanya bersifat

    berdenyut. Nyeri disebabkan karena bula terbentuk pada daerah yang memiliki banyak

    persarafan yaitu pada epitel terluar membrane timpani Nyeri biasanya terletak di dalam

    telinga namun dapat menyebar ke ujung mastoid. Pada kebanyakan pasien nyeri mereda

    dalam satu atau dua hari, namun beberapa keluhan biasanya dirasakan selama tiga atau

    empat hari. Rasa sakit tidak sepenuhnya hilang setelah miringotomi atau bula pecah

    spontan. Membran timpani kembali ke keadaan normalnya dalam dua atau tiga minggu.

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    17/20

    17

    Myringitis bulosa sering terdeteksi hanya unilateral sedangkan di beberapa penelitian

    proporsi infeksi bilateral tersebut telah 11-33%. Peningkatan suhu tubuh biasanya terlihat

    dalam perjalanan awal myringitis tersebut1,3,4,5

    6. Diagnosis

    Penegakan diagnosis pada miringitis bulosa didasarkan pada anamnesis dan

    pemeriksaan fisik :1,4,5

    1) Anamnesis

    Secara umum, keluhan utama pasien yang mengalami miringitis adalah nyeri

    pada daerah telinga yang onsetnya 2-3 hari. Nyeri disebabkan karena bula terbentuk

    pada daerah yang memiliki banyak persarafan yaitu pada epitel terluar membrane

    timpani. Gangguan pendengaran berupa tuli konduksi atau tuli sensorineural dapat

    dikeluhkan pada beberapa pasien. Dari anamnesis juga sering didapatkan adanya

    riwayat trauma pada telinga akibat membersihkan telinga ataupun riwayat penetrasi

    benda asing ke dalam telinga. Adanya riwayat penyakit saluran pernafasan dan

    gangguan telinga sebelumnya juga perlu ditanyakan.

    2) Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosa miringitis bulosa adalah

    otoskopi. Otoskopi menunjukkan suatu membrane timpani meradang dengan satu

    atau lebih bula. Bula ini penuh dengan cairan bening agak kekuningan atau

    perdarahan. Selain itu didapatkan reflex cahaya yang memendek atau hilang sama

    sekali. Pada beberapa kasus, dapat didapatkan nyeri ketika pinna di tarik.

    Kultur atau uji sensitifitas eksudat diperlukan untuk mengidentifikasi infeksi

    sekunder.

    7. Diagnosis Banding :

    Komplikasi otitis media

    Otitis eksterna

    Otitis media dengan efusi

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    18/20

    18

    Herpes zoster otikus (Sindroma Ramsay-Hunt)

    Sindrom Ramsay-Hunt ini harus dibedakan dengan miringitis akut. Pada Sindrom

    Ramsay-Hunt, ada paralisis saraf perifer pada wajah, yang disertai dengan ruam vesikuler

    erimatosa di telinga (oticus zoster) atau di dalam mulut, dan lepuh terlihat dalam banyak

    kasus di daerah antiheliks, fosa antiheliks dan atau lobules.Dalam beberapa kasus

    lepuhan juga terlihat pada liang telinga. Penyebab dari sindrom ini adalah virus varisela

    zoster.1

    8. Penatalaksanaan

    - Pembersihan kanalis auditorius eksterna

    - Irigasi liang telinga untuk membuang debris (kontraindikasi bila status membrane

    timpani tidak diketahui)

    - Timpanosintesis, yaitu pungsi kecil yang dibuat di membrane timpani dengan

    sebuah jarum untuk jalan masuk ke telinga tengah. Prosedur ini memungkinkan

    untuk dilakukan kultur dan identifikasi penyebab inflamasi.

    - Miringotomi atau insisi bula, dimana pada otitis media akut miringotomi dan

    pembuangan cairan mencegah terjadinya pecahnya membrane timpani setelah fase

    bulging. Tindakan ini menyembuhkan gejala lebih cepat, dan insisi sembuh lebih

    cepat.

    1,6

    9. Terapi medikamentosa

    Prinsip pengobatan adalah meredakan nyeri dan mencegah terjadinya infeksi

    sekunder. Penanganan miringitis bulosa terdiri dari pemberian analgetik untuk nyeri dan

    pemberian antibiotic untuk pencegahan infeksi sekunder. Dalam hal komplikasi supuratif,

    membrane timpani perforasi, atau adanya kecurigaan terhadap mastoiditis, dianjurkan

    konsultasi pada dokter ahli.1,3

    10.Komplikasi

    Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh miringitis bulosa antara lain :1

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    19/20

    19

    1) Adanya penurunan pendengaran (Bisa tuli konduksi atau tuli sensorineural)

    2) Perforasi membrane timpani

    3) Paralisis fasialis

    4) Vertigo

    5) Proses supuratif yang berkelanjutan pada struktur disekitarnya yang dapat

    mengakibatkan coalescent mastoiditis, meningitis, abses, sigmoid sinus thrombosis.

    11.Prognosis

    Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan miringitis memiliki prognosis yang baik

    apabila bulla di drainase segera oleh ahli THT.1

    Bula pada Membran Timpani.5

  • 8/10/2019 Mini Cex Miringitis Bulosa

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Schweinfurth J. 2009.Middle ear. Tympanic membrane, infection [online].Available from :

    http://emedicine.medscape.com/article/858558-(accesed : march 22th

    2012)

    2. Guyton and Hall, InderaPendengaran. Dalam : Guyton & Hall Buku Ajar Fisiologi

    Kedokteran. EGC. Jakarta. 2007.hal.681-692

    3. Jung et al.. Diseases of external ear. In: Ballengers Otorhinolaryngology Head and Neck

    Surgery 9th

    ed.Northwestern university. Chicago. 2003.p.230-247

    4. Roberts, D.B. 1980. A Review : The Etiology of Bullous Myringitis and the Role of

    Mycoplasmas in Ear Disease. American Departement of Pediatric.

    [cited 2012, march 23] available from :http://pediatrics.aappublications.org/content/65/4/761.full.pdf(accesed : march 22

    th2012)

    5. McCormick et al, 2003. A Case-Control Study : Bullous Myringitis. American Departement

    of Pediatric. available from :

    http://pediatrics.aappublications.org/content/112/4/982.full.pdf+html (accesed : march 22th

    2012)

    6. Djaafar, Zainul A., dkk.. Kelainan Telinga Tengah. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan

    Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.

    2007.hal.64-77

    7. Soetirto, Indro, dkk.. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga.Dalam : Buku Ajar

    Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Balai Penerbit

    FK UI. Jakarta. 2007.hal.10-22

    8. Bull, P.D. The Ear: Some Applied Anatomy. In : Disease of The Ear, Nose and Throat, 9th

    ed. University of Sheffield. USA. 2002.p. 1-3

    9.

    Probst et al, Anatomy and Physiology of the Ear. In : Basic Otorhinolaryngology.

    Departement of Otorhinolaringology.Germany. 2006.p.154-166

    http://emedicine.medscape.com/article/858558-http://emedicine.medscape.com/article/858558-http://pediatrics.aappublications.org/content/65/4/761.full.pdfhttp://pediatrics.aappublications.org/content/65/4/761.full.pdfhttp://pediatrics.aappublications.org/content/112/4/982.full.pdf+htmlhttp://pediatrics.aappublications.org/content/112/4/982.full.pdf+htmlhttp://pediatrics.aappublications.org/content/112/4/982.full.pdf+htmlhttp://pediatrics.aappublications.org/content/65/4/761.full.pdfhttp://emedicine.medscape.com/article/858558-