modul pelatihan sig menggunakan arcgis

118
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MENGGUNAKAN ARCGIS

Upload: uslaljales

Post on 20-Nov-2015

77 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Modul Pelatihan Sig Menggunakan Arcgis

TRANSCRIPT

  • MODUL PELATIHANSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

    MENGGUNAKAN ARCGIS

  • DAFTAR ISIhal

    Daftar Isi 2Fundamental Of Geodatabase : Merancang Skema

    Geodatabase

    4

    Georeferencing 18Input Data: on screen 20Editing 29Spatial Geoprocessing 33Geodatabase Query : Spatial and attribute dataDisplaying Data 36Symbology, Label and Annotation 44Raster Operation in ArcGIS 51Fundamental of Geodatabase Topology 61Topology 65Spatial Adjustment 75Spatial Analysis 94Bahan Referensi Studi Kasus : Geomorfologi untuk Longsor 113Daftar Pustaka 118

    2

  • 3

  • FUNDAMENTAL OF GEODATABASE : MERANCANG SKEMA GEODATABASE

    Bagian-bagian dari Arc GIS 9.x

    1. Arc Catalog

    ArcCatalog merupakan alat atau fasilitas untuk melihat,

    mengorganisasi, mendistribusikan, dan mendokumentasikan kumpulan

    data SIG.

    2. ArcMap

    Arc Map merupakan alat atau fasilitas untuk membuat, melihat,

    query, mengedit, menyusun, dan mempublikasikan data/peta.

    3. ArcToolbox

    Arc Toolbox merupakan aplikasi sederhana yang berisikan fasilitas-

    fasilitas untuk melakukan geoprocessing.

    Membuat data baru di arc catalog

    1. Folder

    Folder dapat berisi folder, geodatabase, data sources (raster,

    shapefiles, table, dll), dan toolboxes. Beberapa data sources

    (coverages, shapefiles, TIN datasets, dan layer) hanya dapat dibuat di

    adlam folder. Sedangkan data sources yang lain (raster data, feature

    classes, dan tables) dapat diekspor ke dalam geodatabase

    4

  • 2. Personal Geodatabase

    Personal Geodatabase dapat dibuat untuk menyimpan serta mengolah

    data spasial, di dalam Personal Geodatabase terdapat :

    a. Feature Dataset

    Feature datasets dapat dibuat di dalam personal geodatabase

    maupun ArcSDE geodatabase. Feature datasets berisi feature

    classes yang memiliki tingkatan serta system koordinat yang sama

    b. Feature Class

    Feature Class dapat menyimpan representasi kenampakan

    geografis seperti titik, garis, polygon, anotasi, data atribut serta

    banyak lagi.

    c. Table

    Tabel berisi elemen-elemen data penyusun yang terletak di dalam

    baris dan kolom. Tiap baris menyajikan data tunggal, record, atau

    feature, dan tiap kolom menyajikan field tunggal atau nilai

    atribut. Table dapat memuat atribut yang dapat digabungkan

    dalam datasets untuk penambahan informasi tentang data

    geografis.

    d. Raster Catalog

    Raster Catalog merupakan kumpulan dari raster datasets yang

    diorganisasikan dalam tabel. Record dalam table mendefinisikan

    dataset raster tunggal yang tercakup dalam catalog. Namun ada

    kalanya diperlukan atau diinginkan untuk menampilkan dataset

    5

  • raster yang bersinggungan atau saling overlap tanpa harus

    membuat mosaic yang berukuran besar. Catalog raster dirancang

    untuk menghindari pembuatan mosaic.

    e. Raster Dataset

    Kumpulan dari satu atau lebih band dalam suatu data raster

    3. Layer

    File layer (.lyr) merupakan file yang memuat referensi ganda data

    geografis yang tersimpan dalam computer. Ketika layer dibuka, file

    geografis ganda diakses juga. Kebanyakan sumber data yang didukung

    oleh ArcCatalog dapat digunakan sebagai acuan. File layer digunakan

    untuk menyajikan tampilan kartografis dari data geografis yang kita

    miliki.

    4. Shapefile

    Suatu shapefile disimpan di dalam folder yang berisi feature geografis

    beserta data atributnya dan didalamnya menggambarkan kenampakan

    titik, garis, dan area.

    5. Toolbox

    Toolbox berisi fasilitas yang tersedia di dalam toolbox

    6. Coverage

    Gabungan dari feature classes yang menyajikan kenampakan

    geografis.

    Latihan : Membuat Rancangan Database

    1. Buka ArcCatalog

    2. Dari menu pilih New -> Personal Geodatabase, atau anda juga

    dapat memilih drive atau folder tempat menyimpan kemudian klik

    kanan pilih New -> Personal Geodatabase

    6

  • 3. Setelah Personal Geodatabase anda terbentuk maka rubahlah

    namanya menjadi LOANO

    4. Setelah itu buat feature dataset. Feature dataset merupakan

    kumpulan data yang memiliki suatu system koordinat yang sama.

    Klik kanan Personal Geodatabase anda kepudian pilih Feature

    Dataset.

    5. Setelah itu maka akan muncul dialog property Feature Dataset

    yang akan anda buat.

    7

  • 6. Anda harus mengisi system koordinat untuk data yang anda buat

    dengan mimilih tombol Edit, maka akan muncul dialog

    8

    Nama Theme

    Untuk memilih system proyeksi dan koordinat

  • Anda dapat memilih system koordinat yang telah tersedia di

    ArcGIS ataupun mengacu dari data lain yang telah memiliki system

    koordinat

    7. Apabila anda belum memiliki data yang telah memiliki system

    koordinat maka anda harus mengatur system koordinat data anda

    yaitu dengan memilih Select

    8. Pilih system koordinat yang di kehendaki.

    9. Kemudian pindahlah ke Tab X/Y Domain untuk melakukan

    pengaturan batas cakupan areal kerja anda

    9

  • 10.Kemudian pindahlah ke Tab Z Domain untuk melakukan

    pengaturan batas ketinggian apabila anda menyajikan data

    ketinggian

    10

  • 11.Setelah semua pengaturan selesai maka Feature Dataset anda

    telah dapat digunakan

    12.Setelah Feature Dataset anda selesai maka langkah selanjutnya

    membuat Feature Class. Feature Class ini berfungsi sebagai

    tempat penyimpanan hasil digitasi yang akan anda lakukan. Klik

    kanan Feature Dataset -> New -> Feature Class

    11

  • 13.Setelah itu akan muncul dialog seperti di bawah ini, aturlah

    kemudian pih Next

    12

    Nama Theme

    Tipe Data

  • 14.Aturlah tipe data anda yaitu dengan memilih Geometry kemudian

    mengatur Geometry Type pada Field Properties

    13

  • 15.Anda juga dapat menmbahkan kolom yang berisi informasi pada

    saat membuat feature class maupun pada saat anda melakukan

    editing data setelah melakukan digitasi

    16.Anda juga dapat merencanakan isi masing-masing field.

    Perencanaan ini terdapat dua macam yaitu isi tersebut dapat

    14

  • digunakan oleh beberapa feature atau hanya dapat digunakan oleh

    feature saja.

    a. Isi field hanya dapat digunakan oleh satu feature

    - klik kanan pada feature class anda kemudian pilih property

    - masuk ke dalam tab subtypes

    subtypes ini hanya digunakan untuk memberikan diskripsi

    pada field yang mempunyai type numerik, dimana nilai

    numerik tersebut didefinisikan menjadi keterangan.

    b. Isi field dapat digunakan oleh beberapa feature

    dalam satu personal geodatabase

    1. klik kanan pada personal geodatabase anda

    kemudian pilih property

    2. masuk ke dalam tab domain

    15

  • 3. Buat kolom sesuai yang diinginkan, kemudian

    atur property kolmnya serta isikan rancangan isi kolom yang

    akan dibuat

    4. Setelah table domain selesai dibuat maka

    langkah selanjutnya adalah menghubungkan table domain

    dengan table dari feature class yang telah dibuat

    5. Buka property dari feature class dengan cara

    klik kanan feature class anda kemudian pilih property

    6. Masuk pada tab fields

    7. Kemudian pilih field nama_des dan atur

    domainnya

    16

    Nama Kolom

    Property kolom

    Nilai dari kolom yang direncanakan

  • Lanjutkan Proses di atas sehingga terbentuk suatu hirarki basis data

    seperti di bawah ini

    17

  • GEOREFERENCING

    Georefeencing merupakan proses transformasi koordinat pada data

    raster dari koordinat digitizer atau scanner ke koordinat real-world.

    Georeferencing berdasarkan pada perbandingan koordinat sumber dan

    titik tujuan, atau disebut titik kontrol, dalam unsur grafis disebut

    displacement links. Kita dapat membuat link secara interaktif atau

    mengambil link dari text file atau control points file. Secara matematis

    proses transformasi pada georeferencing dapat ditulis

    [ ]

    =

    yxT

    YX

    LATIHAN :

    1. Buka program ArcMap dari start menu -> Programs

    -> ArcGIS -> ArcMap atau dari ArcCatalog dengan mengklik icon

    2. Untuk menampilkan peta yang akan diregistrasi

    pilih icon

    3. Setelah peta ditampilkan maka langkah selanjutnya

    adalah mengangtifkan tool bar Georeferencing. Klik kanan mouse

    pada lokasi tool bar yang kosong kemudian pilih georeferencing.

    4. Fungsi-fungsi icon pada tool bar Georeferencing

    18

    (X, Y)T (x, y)

  • 5. Untuk menentukan titik kontrol maka icon yang

    dipilih adalah Dimana X (hijau) merupakan source (koordinat

    image) dan X (merah) merupakan destination (koordinat sebenarnya).

    6. Titik kontrol yang dipilih atau dibuat minimal 4

    buah dan merupakan titik terluar agar tingkat kesalahan dapat

    dikurangi

    7. Setelah mendapatkan 4 buah titik kontrol maka

    langkah selanjutnya memasukan koordinat peta (destination) dengan

    cara mengklik icon

    8. Setelah koordinat peta dimasukkan maka peta yang

    akan didigitasi telah memiliki koordinat yang sebenarnya.

    9. Agar georeferencing yang dilakukan dapat

    permanen maka pilih Georeferencing -> Update Georeferencing

    Catatan

    Pengisian koordinat destination juga dapat dilakukan dengan cara klik

    kanan pada saat menentukan control point (klik kiri untuk source

    kemudian klik kanan untuk destination)

    19

  • INPUT DATA

    Beberapa metode dalam inpu data SIG :

    1. Manual Digitizing

    Yaitu proses input data dilakukan dengan menggunakan bantuan meja

    digitizer

    2. On Screen Digitizing

    Yaitu proses input data dilakukan langsung pada layer monitor.

    Metode ini banyak dikembangkan karena keterbatasan manual

    digitizing (harus dengan mengggunakan meja digitizer yang harganya

    cukup mahal dan tidak semua instansi / kantor memilikinya)

    3. Raster to Vektor

    Proses ini digunakan untuk mempercepat proses input data dari data

    raster, namun metode ini memiliki kelemahan semua kenampakan

    yang ada dijadikan bentuk vector.

    4. Live Digitizing

    Metode ini dilakukan dengan bantuan alat GPS, dimana pengguna

    yang sedang survey lapangan dapat secara otomatis merekam rute

    perjalanan mereka dan menjadikannya data spasial format vektor

    5. Cogo

    Metode ini merupakan metode input data yang memiliki akurasi

    sangat baik, dimana pengguna dapat memperoleh posisi, panjang

    serta luas sesuai dengan pengukuran di lapangan. Metode ini

    dilakukan dengan cara memasukan nilai-nilai koordinat dari suatu

    obyek sehingga menjadi suatu data spasial

    6. Converting Data

    Metode ini merupakan pengubahan format data dari format software

    lain. Misal format *.tab (Map Info) dirubah menjadi format *.shp (ESRI

    Shapefile)

    20

  • Latihan 1. Digitasi On Screen

    1. Masuk ArcMap

    2. Tampilkan data Admin.tif yang telah di Georeferencing serta

    Feature Class batas_adm sebagai tempat penyimpanan dengan

    menekan tombol

    3. Aktifkan tool bar editor dengan cara mengklik icon atau

    dengan cara klik kanan mouse pada tools bar kosong dan pilih editor.

    4. Langkah selanjutnya adalah menselect theme baru kemudian pada

    tools bar Editor klik editor -> start edit

    21

  • 5. Setelah theme baru pada keadaaan siap diedit maka anda sudah

    dapat melakukan digitasi dengan cara

    Pilihan menu Task yang sering digunakan :

    a. Crete New feature : membuat obyek baru

    b. Cut Polygon feature : untuk memotong-motong suatu poligon

    menjadi beberapa bagian

    c. Modify feature : meneruskan digitasi suatu featur yang

    terselect

    Anda juga dapat mengaktivkan snaping dengan cara

    Kemudian akan muncul

    22

  • Beri tanda centang pada tipe snaping yang anda inginkan

    6. Setelah itu atur zoom peta sesuai dengan output skala yang

    diinginkan

    7. Mulailah mendigitasi bagian terluar dari polygon tersebut

    23

  • 8. Setelah selesai buatlah feature Batas Administrasi menjadi

    transparan agar batas desa pada admin.tif dapat terlihat

    9. Aktifkan tools effect, klik kanan pada toolbar kemudian pilih

    Effect

    10.Atur transparency Batas Administrasi menjadi 50 dengan cara klik

    tombol Adjust Transparancy

    11.Lakukan pembagian batas administrasi tersubut sehingga terdapat

    beberapa desa

    12. Select Polygon utama dengan cara mengaktifkan icon

    kemudian pilih polygon utama

    13.Rubahlah Task pada menu Editor menjadi Cut Polygon Features

    dan lanjutkan digitasi pada batas desa tersebut. Lakukan sampai

    semua desa terbentuk, sehingga hasil digitasi menjadi

    24

  • 14.Lakukan digitasi tersebut sehingga semua tema peta terdigitasi

    Latihan 2. Raster to Vektor

    1. Masuk ArcMap

    2. Tampilkan data Admin.tif (salah satu band saja, jangan komposit)

    yang telah di Georeferencing serta Feature Class batas_adm sebagai

    tempat penyimpanan dengan menekan tombol

    3. Kemudian rubah data admin.tif agar menjadi data format 1 bit. Ini

    dilakukan karena ArcScan hanya mampu membaca data raster format

    1 bit.

    4. Klik kanan pada admin.tif -> properties

    5. Masuk pada tab symbology dan pilih classified dan rubahlah

    menjadi 2 klas

    25

  • 6. Maka tampilannya akan menjadi

    7. Aktifkan tools ArcScan dengan cara klik kanan pada toolbar

    kemudian pilih ArcScan

    8. Aktifkan tool bar editor dengan cara mengklik icon atau

    dengan cara klik kanan mouse pada tools bar kosong dan pilih editor.

    26

  • 9. Langkah selanjutnya adalah menselect theme baru kemudian pada

    tools bar Editor klik editor -> start edit

    10.Setelah itu atur zoom peta sesuai dengan output skala yang

    diinginkan

    11. Kemudian mulailah tracing batas terluar dahulu dengan

    mengaktifkan icon pada tools ArcScan

    Tombol-tombol pada Arc Scan

    12.Apabila proses tracing terhenti karena ada kenampakan yang tidak

    jelas makan tekanlah keyboard huruf S dan lakukan digitasi biasa.

    Apabila kemudian gambar sudah jelas lagi lanjutkan tracing anda.

    13.Setelah selesai tracing bagian luar maka anda harus membagi

    polygon tersebut menjadi beberapa bagian batas desa

    27

  • 14.Atur transparency Batas Administrasi menjadi 50 dengan cara klik

    tombol Adjust Transparancy pada tools effect agar batas desa pada

    admin.tif dapat terlihat

    15.Lakukan pembagian batas administrasi tersubut sehingga terdapat

    beberapa desa

    16. Select Polygon utama dengan cara mengaktifkan icon

    kemudian pilih polygon utama

    17.Rubahlah Task pada menu Editor menjadi Cut Polygon Features

    dan lanjutkan tracing pada batas desa tersebut.

    28

  • EDITING DATA

    A. Editing Data Grafis

    Kesalahan pada digitasi garis

    1. Over Shoot

    Kesalahan ini terjadi apabila terdapat dua garis yang tidak

    terhubung tetapi saling berpotongan

    2. Under Shoot

    Kesalahan ini terjadi apabila terdapat dua garis yang tidak

    terhubung

    Mengedit kesalahan dengan fasilitas Advance Editing

    Untuk mengatifkan tools ini, klik kana tools bar kemudian pilih

    Advance editing

    Keterangan

    1. Copy feature tools

    Membuat salinan data yang terseleksi didalam layer yang sedang

    diedit

    2. Fillet tools

    Membuat kurva / bentuk sudut yang melengkung di antara dua

    garis

    3. Extend tools

    Menghubungkan suatu garis ke garis yang lain

    29

  • 4. Trim tools

    Memotong garis yang berpotongan dengan garis yang lain

    5. Proportion tools

    Membagi garis menjadi beberapa bagian dengan panjang sesuai

    keinginan

    6. Inverse tools

    Menambahkan deskripsi COGO suatu feature kedalam data

    atributnya

    7. Transvers tools

    Menambahkan feature dari sketsa COGO ke dalam layer aktif

    8. Explode tools

    Memisahkan multipart feature menjadi feature terpisah

    9. Generalize tools

    Menyederhanakan feature.

    10. Smooth tools

    Memperhalus bentuk feature yang terseleksi

    11. Rectangle tools

    Menggambar obyek persegi

    12. Circle tools

    Menggambar obyek lingkaran

    30

  • B. Editing Data Attribute

    1. Jika proses digitasi telah selesai dilakukan maka langkah

    selanjunya adalah pengisian tabel atau data atribut peta tersebut.

    2. Untuk menampilkan data atribut klik kanan pada theme

    yang akan ditampilkan data atributnya kemudian pilih open

    attribute table.

    3. Kemudian akan muncul data attribute peta tersebut

    31

    Mencari suatu data pada table kemudian menggantinnyaMenselect data berdasarkan suatu criteria tertentu / query builderMenselect semua data

    Unselect semua dataMenselect data yang tidak terselect dan men Unselect data yg terselectMenambahkan kolom pada tabel

    Membuat grafik dari data atribut yang sudah ada

    Menampilkan tabel pada layout peta

    Menyimpan table ke dalam format yang lainUntuk mengatur property tabel

    Tabel yang terhubung

    Mengisi kembali data yang tersembunyi

  • 4. Jika anda klik kanan mouse anda pada saat berada pada

    judul masing-masing kolom maka anda akan mendapatkan menu :

    32

    Mengurutkan data dari bawah ke atas

    Mengurutkan data dari atas ke bawahMembuat table baru dari table yang adaKalkulator

    Perhitungan statistic

    Memindah kolom yang terselect

    Menghapus kolom

  • +

    +

    -

    GEOPROCESSING

    1. Clip feature based Perintah ini digunakan untuk memotong suatu feature dengan feature lainyang memiliki daerah overlap.

    2. SplitPerintah ini digunakan untuk memotong suatu feature kemudian menyimpannya menjadi beberapa feature

    3. Eraser

    Perintah ini digunakan untuk menghilangkan / menghapus bagian tertentu dari suatu feature yang overlap. Perintah ioni kebalikan dari Perintah Clip

    33

  • 4. IntersectPerintah ini digunakan untuk mengoverlaykan 2 feature dimana daerah cakupan yang diambil adalah daerah yang overlap.

    5. Symmetrical DifferentPerintah ini digunakan untuk menghilangkan feature yang overlap serta menambahkan feature yang tidak overlap.

    6. UnionMerupakan proses overlay yang digunakan untuk menggabungkan 2 feature yang memiliki cakupan daerah yang tidak sama

    7. BufferPerintah ini digunakan untuk membuat feature dengan jarak tertentu dari suatu feature yang sudah tersedia

    34

  • 35

  • MENAMPILKAN DATA PADA PETA

    Data dasar yang mudah diakses dan dikelola dalam ArcGIS adalah shape file dan geodatabase. Untuk itu apabila akan mengakses dan mengelola data yang dihasilkan dari file lain seperti MIF (MapInfo Interchange Format), DXF (Drawing Exchange Format AutoCAD) dan data koordinat X, Y maka perlu dilakukan proses konversi terlebih dahulu.

    a. Menambah data dari file Shape (data: ..\Convert\SHP\UTM\KP.shp)- Jalankan aplikasi ArcMap.- Click toolbar New Map File berupa gambar .- atau click menu File dan pilih New maka akan muncul dialog

    dan click OK.- Click menu File dan pilih Add Data maka akan muncul dialog

    dan isikan alamat file shp yang akan ditampilkan.

    b. Menambah data dari file MIF(data: ..\Convert\MIF\KP.mif)

    Cara 1:- Jalankan aplikasi ArcCatalog- Click menu View dan pilih Toolbars, dan click ArcView 8x

    Tools.- Click MIF to Shapefile dan akan muncul dialog yang meminta

    alamat file MIF dan alamat file hasil konversi serta Feature class yang akan dipilih.

    Cara 2:- Jalankan aplikasi ArcCatalog- Click kanan file *.mif yang akan dikonversi- Pilih Export dan click to Shapefile (multiple)- Kemudian akan muncul dialog dan isikan Input Features

    dengan nama file dan pilih feature class yang akan dikonversi. Isikan Output Folder dengan alamat directory (bukan nama file) tempat file hasil konversi.

    - Click OK maka akan muncul dialog indikator proses konversi sedang bejalan.

    - Setelah berhasil mengkonversi ke file Shape kemudian lakukan langkah-langkah menambah data dari file Shape.

    c. Menambah data dari file CAD(data: ..\Convert\DXF\KP.dxf)

    Cara 1:

    36

  • - Jalankan aplikasi ArcCatalog- Click toolbar Show/Hide ArcToolbox Window berupa gambar

    , maka akan muncul window yang berisi tree tool untuk beberapa peruntukan.

    - Pada ArcToolbox Window click tanda + pada Conversion Tools dan To Shapefile dan double click Feature Class To Shapefile (multiple).

    - Kemudian akan muncul dialog dan isikan Input Features dengan nama file dan pilih feature class yang akan dikonversi. Isikan Output Folder dengan alamat directory (bukan nama file) tempat file hasil konversi.

    - Click OK maka akan muncul dialog indikator proses konversi sedang bejalan.

    Cara 2:- Jalankan aplikasi ArcCatalog- Click kanan file *.dxf yang akan dikonversi- Pilih Export dan click to Shapefile (multiple)- Kemudian akan muncul dialog dan isikan Input Features

    dengan nama file dan pilih feature class yang akan dikonversi. Isikan Output Folder dengan alamat directory (bukan nama file) tempat file hasil konversi.

    - Click OK maka akan muncul dialog indikator proses konversi sedang bejalan.

    - Setelah berhasil mengkonversi ke file Shape kemudian lakukan langkah-langkah menambah data dari file Shape.

    d. Menambah data dari file text berisi koordinat X, Y (Kasus 1 data: ..\Convert\Non Spatial\KP.txt dan ..\Convert\Non

    Spatial\KP1.txt)

    Cara 1:Langkah yang ditempuh adalah merubah file *.txt ke *.dbf, kemudian dari file *.dbf dapat langsung ditampilkan pada ArcMap kemudian dilakukan proses penyimpanan menjadi file Shape.

    Konversi file *.txt ke *.dbf - Jalankan aplikasi Microsoft Exel.- Click menu File dan pilih Open kemudian akan muncul dialog

    pilihan nama file yang akan dibuka.- Pada Files of type pilih Text Files atau All Files.- Kemudian isikan atau click file *.txt yang akan diproses.- Click Open.

    37

  • - Muncul dialog Wizard. Pada dialog ini kita akan menentukan bagaimana isi file *.txt yang dipilih tadi dirubah ke format tabel.

    - Karena pada file *.txt antar itemnya dipisahkan dengan tab maka click radio button Delimeted. Kemudian click Next.

    - Pada check box, check Tab. Kemudian click Next.- Click Finish.- Pada tabel tampilkan semua nilai (tidak ada nilai yang

    tertutupi akibat lebar kolom yang lebih kecil dari lebar nilai).- Sorot semua nilai yang akan disimpan dalam *.dbf.- Click menu File dan pilih Save As - Pilih Save as type: DBF (*.dbf)- Tulis nama file pada File name:.- Click Save.

    Menampilkan *.dbf ke ArcMap- Jalankan aplikasi ArcMap.- Click menu Tools dan pilih Add XY Data maka akan muncul

    dialog.- Pilih file *.dbf yang berisi data koordinat dan isikan koordiant X

    pada X field serta koordinat Y pada Y field.- Pada panel Spatial Reference of Input Coordinates click

    Edit untuk menseting proyeksi peta.- Apabila proses pemilihan proyeksi peta selesai kemudian click

    OK.

    Menyimpan ke file Shape- Pada aplikasi ArcMap.- Click kanan layer yang akan dieksport kemudian pilih Data dan

    Export Data maka akan muncul dialog.- Isikan feature apa saja yang akan dieksport dan alamat file

    hasil export. Click OK.

    Cara 2:Langkah yang ditempuh adalah membuat file *.txt menjadi file Shape. Semua dikerjakan pada aplikasi ArcCatalog. Langkah ini dapat dilakukan apabila pemisah item-item pada isi file *.txt dalam kategori delimiter misalnya tab atau koma.- Jalankan aplikasi ArcCatalog.- Click kanan file *.txt dan pilih Create Feature Class From XY

    Table kemudian akan muncul dialog.- Isikan koordiant X pada X field serta koordinat Y pada Y field.- Click Spatial Reference of Input Coordinates untuk menseting

    proyeksi peta.- Kemudian isikan alamat file hasil konversi dan click OK.

    38

  • - Setelah berhasil mengkonversi ke file Shape kemudian lakukan langkah-langkah menambah data dari file Shape.

    (Kasus 2, data: ..\Convert\Non Spatial\KP2.txt) Pada latihan ini file *.txt berisi data yang pada item-itemnya tidak dipisahkan oleh tab dan tidak dapat secara langsung diproses dengan aplikasi ArcCatalog.

    Langkah yang ditempuh adalah merubah file *.txt ke *.dbf, kemudian dari file *.dbf dapat langsung ditampilkan pada ArcMap kemudian dilakukan proses penyimpanan menjadi file Shape.

    Konversi file *.txt ke *.dbf - Jalankan aplikasi Microsoft Exel.- Click menu File dan pilih Open kemudian akan muncul dialog

    pilihan nama file yang akan dibuka.- Pada Files of type pilih Text Files atau All Files.- Kemudian isikan atau click file *.txt yang akan diproses.- Click Open. - Muncul dialog Wizard. Pada dialog ini kita akan menentukan

    bagaimana isi file *.txt yang dipilih tadi dirubah ke format tabel.

    - Karena pada file *.txt antar itemnya dipisahkan dengan spasi maka click radio button Fixed width. Kemudian click Next. Maka akan muncul dialog seperti berikut:

    - Buat break line untuk memisahkan item-item yang belum secara otomatis terpisahkan yaitu Coord_X dan Coord_Y.

    39

  • - Kemudian click Next. Click Finish.- Pada tabel tampilkan semua nilai (tidak ada nilai yang

    tertutupi akibat lebar kolom yang lebih kecil dari lebar nilai).- Sorot semua nilai yang akan disimpan dalam *.dbf.- Click menu File dan pilih Save As - Pilih Save as type: DBF (*.dbf)- Tulis nama file pada File name:.- Click Save.

    Menampilkan *.dbf ke ArcMap- Jalankan aplikasi ArcMap.- Click menu Tools dan pilih Add XY Data maka akan muncul

    dialog.- Pilih file *.dbf yang berisi data koordinat dan isikan koordiant X

    pada X field serta koordinat Y pada Y field.- Pada panel Spatial Reference of Input Coordinates click

    Edit untuk menseting proyeksi peta.- Apabila proses pemilihan proyeksi peta selesai kemudian click

    OK.

    Menyimpan ke file Shape- Pada aplikasi ArcMap.- Click kanan layer yang akan dieksport kemudian pilih Data dan

    Export Data maka akan muncul dialog.- Isikan feature apa saja yang akan dieksport dan alamat file

    hasil export. Click OK.

    40

  • PENGOLAHAN ATTRIBUTE TABLE

    Sistem informasi geografis dibangun dengan relasi antara data spasial dan data non spasial. Dalam latihan ini kita menyebut data non spasial sebagai data atribut. ArcGIS di samping mampu mengolah data spasial, software ini juga mampu melakukan pengolahan data atribut.

    Latihan 1:Pada latihan ini kita akan mengolah data atribut yaitu membuat kolom yang diisi data hasil perhitungan untuk menghasilkan data kepadatan penduduk. Sedangkan data yang tersedia adalah data jumlah penduduk laki-laki, jumlah penduduk perempuan dan data spasial bertipe poligon.

    Langkah-langkah yang ditempuh adalah:- Jalankan aplikasi ArcMap.- Tambahkan layer dari file pada folder

    ..\Attribute\SHP1\KP.shp.- Pada TOC (Table of Content) ArcMap click kanan nama layer

    (KP) dan pilih Open Attribute Table maka akan muncul tabel dari layer KP.

    - Click Options dan pilih Add Field - Muncul dialog dan isikan Name dengan nama field yaitu

    Density, Type dengan tipe data yang akan disimpan pada kolom tersebut yaitu Double, Field Properties Precision dengan 12 yang menunjukkan jumlah digit yang dapat disimpan dalam field tersebut, Scale dengan 2 yang menunjukkan jumlah digit dari nilai desimal. Kemudian click OK.

    - Setelah terbentuk field baru kemudian click kanan nama field Density dan pilih Calculate Values apabila muncul pesan pilih OK.

    - Muncul dialog dan check Advanced dan isikan pada Pre-Logic VBA Script Code dengan:

    Dim Output as doubleDim pArea as IAreaSet pArea = [shape]Output =( [Pop_Male] + [Pop_Female])/ (pArea.area/1000000)

    - Isikan text box dibawahnya dengan Output. Kemudian click OK.

    - Diperoleh hasil perhitungan kepadatan penduduk pada masing-masing area dalam hal ini area desa.

    Catatan:IArea untuk [shape] tipe polygonICurve untuk [shape] tipe line

    41

  • IPoint untu [shape] tipe point

    Latihan 2:Pada latihan ini kita akan mengolah data atribut yaitu membuat kolom yang diisi data koordinat X, Y yang merupakan koordinat titik tengah poligon.

    Langkah-langkah yang ditempuh adalah:- Jalankan aplikasi ArcMap.- Tambahkan layer dari file pada folder

    ..\Attribute\SHP1\KP.shp.- Pada TOC (Table of Content) ArcMap click kanan nama layer

    (KP) dan pilih Open Attribute Table maka akan muncul tabel dari layer KP.

    - Click Options dan pilih Add Field - Muncul dialog dan isikan Name dengan nama field yaitu

    Center_X, Type dengan tipe data yang akan disimpan pada kolom tersebut yaitu Double, Field Properties Precision dengan 12 yang menunjukkan jumlah digit yang dapat disimpan dalam field tersebut, Scale dengan 2 yang menunjukkan jumlah dari nilai desimal. Kemudian click OK.

    - Lakukan 2 langkah di atas untuk membuat field Center_Y.- Setelah terbentuk field baru kemudian click kanan nama field

    Center_X dan pilih Calculate Values apabila muncul pesan, pilih OK.

    - Muncul dialog dan check Advanced dan isikan pada Pre-Logic VBA Script Code dengan:

    Dim Output as doubleDim pArea as IAreaSet pArea = [shape]Output = pArea.Centroid.X

    - Isikan text box dibawahnya dengan Output. Kemudian click OK.

    - Lakukan sekali lagi untuk koordinat Y yaitu click kanan nama field Center_Y dan pilih Calculate Values apabila muncul pesan, pilih OK.

    - Muncul dialog dan check Advanced dan isikan pada Pre-Logic VBA Script Code dengan:

    Dim Output as doubleDim pArea as IAreaSet pArea = [shape]Output = pArea.Centroid.Y

    - Isikan text box dibawahnya dengan Output. Kemudian click OK.

    42

  • Latihan 3:Pada latihan ini kita akan melakukan joint dua tabel. Tabel pertama berisi data spasial yang dilengkapi dengan kode dan nama administrasi dalam satu kabupaten. Sedang tabel ke dua berisi data kependudukan pada satu kecamatan.

    Langkah-langkah yang ditempuh adalah:- Jalankan aplikasi ArcMap. - Tambahkan layer dari file pada folder ..\Attribute\SHP2\KP.shp- Pada TOC (Table of Content) ArcMap click kanan nama layer

    (KP) dan pilih Joins And Relates kemudian click Join - Muncul dialog, isikan untuk pertanyaan

    No. 1: KODE_DES yang menunjukkan nama field dari layer KP yang akan dijadikan dasar untuk join.

    No. 2: Populasi atau dicari dengan click tombol open document, dimana Populasi menunjukkan nama tabel yang akan dijoin.

    No. 3: KODE_DES yang menunjukkan nama field dari tabel Populasi yang akan dijadikan dasar untuk join.

    - Click OK. Dan akan muncul pesan untuk membuat index, click OK.

    43

  • SIMBOLOGI

    Gambar dapat menggantikan berjuta kata. Untuk itu agar interpretasi terhadap gambar dalam hal ini peta tidak salah maka simbologi perlu mendapat perhatian.

    Pada latihan ini kita akan membuat beberapa macam simbol untuk merepresentasikan beberapa feature.

    Latihan 1 (Simbol Titik):Pada latihan ini kita akan membuat simbol titik yang menunjukkan gradasi nilai. Langkah-langkah yang ditempuh adalah:

    - Jalankan aplikasi ArcMap.- Untuk layer latar belakang tambahkan layer dari file pada

    folder ..\Symbology\SHP1\KP.shp- Untuk layer titik Click menu Tools dan pilih Add XY Data

    maka akan muncul dialog.- Pilih file ..\Symbology\SHP1\ibukota desa.dbf yang berisi data

    koordinat dan isikan koordiant X pada X field serta koordinat Y pada Y field.

    - Pada panel Spatial Reference of Input Coordinates click Edit untuk menseting proyeksi peta.

    - Apabila proses pemilihan proyeksi peta selesai kemudian click OK.

    - Click kanan layer ibukota dan pilih Properties kemudian akan muncul dialog seperti berikut:

    44

  • - Pilih tab Symbology, dan pilih Graduate symbols pada Quantities.

    - Isikan Value pada Fields dengan Density.- Click tombol Classify dan akan muncul dialog isikan pada

    method dengan Equal Interval. Click OK.- Ubah nilai Range dan Label agar mempunyai nilai bilangan

    bulat.- Click OK.

    Latihan 2 (Simbol Titik):Pada latihan ini kita akan membuat simbol titik dengan simbol unik. Langkah-langkah yang ditempuh adalah:

    - Jalankan aplikasi ArcMap.- Untuk layer latar belakang tambahkan layer dari file pada

    folder ..\Symbology\SHP1\KP.shp- Untuk layer titik Click menu Tools dan pilih Add XY Data

    maka akan muncul dialog.- Pilih file ..\Symbology\SHP1\ibukota.dbf yang berisi data

    koordinat dan isikan koordiant X pada X field serta koordinat Y pada Y field.

    - Pada panel Spatial Reference of Input Coordinates click Edit untuk menseting proyeksi peta.

    45

  • - Apabila proses pemilihan proyeksi peta selesai kemudian click OK.

    - Click kanan layer ibukota dan pilih Properties kemudian akan muncul dialog.

    - Pilih tab Symbology dan pilih Categories dan Unique values- Pilih KATEGORI pada Value Field kemudian click tombol Add

    All Values, maka akan muncul seperti pada gambar berikut:

    - Click simbol titik pada kolom Symbol dan akan muncul dialog yang dapat digunakan untuk customize sigle symbol seperti gambar berikut:

    46

  • - Click tombol Properties, maka akan muncul dialog seperti gambar berikut:

    47

  • - Silahkan eksplorasi segala fasilitas yang disediakan dalam dialog ini sehingga memenuhi keinginan dalam mengcustom simbol.

    Latihan 3 (Simbol Polygon):Pada latihan ini kita akan membuat simbol polygon yang menunjukkan gradasi nilai. Langkah-langkah yang ditempuh adalah:

    - Jalankan aplikasi ArcMap.- Tambahkan layer dari file pada folder

    ..\Symbology\SHP1\KP.shp- Click kanan layer ibukota dan pilih Properties kemudian akan

    muncul dialog.- Pilih tab Symbology dan pilih Quantities dan Graduated

    colors.- Isikan Value pada Fields dengan Density.- Click tombol Classify dan akan muncul dialog isikan pada

    method dengan Equal Interval. Click OK.- Ubah nilai Range dan Label agar mempunyai nilai bilangan

    bulat. Sehingga pada dialog akan menjadi seperti gambar berikut:

    48

  • - Click OK.

    Latihan 4 (Charts):Pada latihan ini kita akan membuat grafik yang menunjukkan perbandingan populasi penduduk laki-laki dan perempuan. Langkah-langkah yang ditempuh adalah:

    - Jalankan aplikasi ArcMap.- Tambahkan layer dari file pada folder

    ..\Symbology\SHP1\KP.shp- Click kanan layer ibukota dan pilih Properties kemudian akan

    muncul dialog.- Pilih tab Symbology dan pilih Charts dan Bar/Column.- Pada Field Selection pilih Pop_Female dan Pop_Male,

    kemudian pada kolom Symbol double click simbol untuk mengubah warna bar, sehingga akan diperoleh seperti pada gambar berikut:

    49

  • - Click tombol warna pada Background untuk mengubah warna latar belakang.

    - Click OK.

    50

  • RASTER OPERATION / PENGOLAHAN DATA RASTER

    Lain halnya dengan software SIG yang lain, ArcGIS telah mendukung

    pengolahan dasar data Raster diantaranya Koreksi Geometrik

    (Georeferencing), Koreksi Radiometrik (Stretching Histogram),

    Composite Band, Mosaic, Clip, dan lain-lain.

    A. Koreksi Geometrik

    Koreksi geometric pada raster ini sama halnya dengan proses

    georeferencing pada peta hasil scaning yang akan digunkan sebagai

    refensi input data. Dalam penentuan ground control point ( GCP /

    titik ikat ) pada data raster dapat dipih obyek yang tampak jelas pada

    data raster tersebut dan dapat terlihat pula di lapangan atau pada

    peta yang digunakan sebagai referensi dalam melakukan koreksi

    tersebut.

    B. Koreksi Radiometrik

    1. Mulailah dengan membuka ArcMap

    2. Tampilkan data raster yang anda miliki dengan mengklik

    tombol

    51

  • 3. Untuk melihat histogram dari citra rinjani_B3.tif, klik kanan

    nama citra tersebut kemudian pilih properties

    4. Masuk pada tab symbology dan pilih tipe stretched

    52

    Tipe Histogram

    Menampilkan Histogram

    Data yang ditampiulkan pada histogram

  • 5. Pilih tipe histogram dan tampilkan histogramnya serta

    lakukanlah stretching histogram tersebut sehingga di dapatkan

    hasil yang maksimal

    6. Bandingkanlah hasil stretching histogram tersebut untuk

    berbagai type histogram

    C. Membuat Komposit dari single band

    1. Mulailah dengan membuka ArcMap

    2. Tampilkan beberapa band data raster yang anda miliki

    dengan mengklik tombol

    3. Aktifkan ArcToolBox dengan memilih icon

    4. Pilih fasilitas Composite Band pada ArcToolbox -> Data

    Management Tools -> Raster -> Composite Bands

    53

  • Atur data yang akan dikomposit dan tempat penyimpanan lalu

    tekan OK

    5. Sekarang data anda telah menjadi komposit

    54

  • D. Mosaic Data

    Mosaic ini dilakukan apabila data yang anda miliki terpisah menjadi

    beberapa bagian. Mosaic ini berfungsi untuk menggabungkan dua data

    yang memiliki area bersebelahan menjadi satu data utuh

    +

    1. Mulailah dengan membuka ArcMap

    2. Tampilkan data raster yang akan di mosaic dengan mengklik

    tombol

    3. Aktifkan ArcToolBox dengan memilih icon

    4. Pilih fasilitas Mosaic pada ArcToolbox -> Data Management

    Tools -> Raster -> Mosaic

    5. Sekarang data anda telah ter-mosaic

    55

  • E. Clip Data

    Clip data merupakan proses pemotongan data sesuai dengan daerah

    yang dikehendaki. Dalam melakukan clip data ini dapat dilakukan

    dengan beberapa cara, yaitu :

    - berdasar pada bentuk / luasan yang teratur (misal :

    lingkaran, persegi)

    - berdasar titik-titik yang dihubungkan menjadi suatu

    polygon

    - berdasarkan suatu feature yang telah ada

    1. Clip data berdasar bentuk lingkaran

    a. Mulailah dengan membuka ArcMap

    b. Tampilkan data raster yang akan di mosaic dengan mengklik

    tombol

    c. Aktifkan ArcToolBox dengan memilih icon

    d. Pilih fasilitas Extract by Circle pada ArcToolbox -> Spatial

    Analyst Tools -> Extraction -> Extract by Circle

    e. Kemudian isikan (browse) raster yang akan dipotong pada

    Input raster, koordinat titik pusat lingkaran pemotong pada

    Cetre point X Coordinate dan Y Coordinate, raster hasil

    pemotongan pada Output raster serta pemilihan area

    56

  • pemotongannya pada Extraction area. Jika daerah yang ingin

    digunakan adalah luasan yang ada di dalam lingkaran, maka

    pada Extraction area dipilih INSIDE, sedangkan jika

    menginginkan area yang di luar lingkaran, dipilih OUTSIDE.

    f. Setelah semua diatur tekan OK

    2. Clip data berdasar data raster yang lain

    a. Mulailah dengan membuka ArcMap

    b. Tampilkan data raster yang akan di mosaic dengan mengklik

    tombol

    c. Aktifkan ArcToolBox dengan memilih icon

    d. Pilih fasilitas Extract by Mask pada ArcToolbox -> Spatial

    Analyst Tools -> Extraction -> Extract by Mask

    e. Isikan data raster yang akan dipotong pada kolom Input

    raster, dataset yang digunakan untuk memotong pada kolom

    Input raster or mask data serta raster hasilnya pada Output

    raster

    f. Setelah semua diatur tekan OK

    3. Clip data berdasar titik-titik yang dihubungkan menjadi suatu

    polygon

    a. Mulailah dengan membuka ArcMap

    57

  • b. Tampilkan data raster yang akan di mosaic dengan mengklik

    tombol

    c. Aktifkan ArcToolBox dengan memilih icon

    d. Pilih fasilitas Extract by Polygon pada ArcToolbox -> Spatial

    Analyst Tools-> Extraction -> Extract by Polygon

    e. Isikan koordinat titik-titik pembentuk poligon yang akan

    digunakan untuk memotong data raster,

    f. Pada kolom Extraction area pilih INSIDE jika luasan yang

    diinginkan adalah yang ada di dalam poligi, atau OUTSIDE jika

    luasan yang diinginkan adalah yang ada di luar polygon

    g. Setelah semua diatur tekan OK

    4. Clip data berdasar Attribute

    a. Mulailah dengan membuka ArcMap

    b. Tampilkan data raster yang akan di mosaic dengan mengklik

    tombol

    c. Aktifkan ArcToolBox dengan memilih icon

    58

    Daftar koordinat titik2 pembentuk poligon

    Nama raster yang akan dipotong

    Pemilihan area yang diinginkan

    Nama raster hasil

  • d. Pilih fasilitas Extract by Attribute pada ArcToolbox->

    Spatial Analyst Tools-> Extraction -> Extract by Attribute

    e. Selanjutnya isikan (browse) file raster yang akan dipotong

    pada Input raster, sintax atau argumen pemilihan pada Where

    clause dan raster atau dataset hasil pemotongannya pada

    Output raster.

    f. Where clause berisi query yang dapat dibangun pada dialog

    Query builder

    g. Setelah semua diatur tekan OK

    5. Ekstraksi Nilai Pixel kedalam tabel

    59

  • Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan nilai piksel suatu data

    raster pada posisi titik-titik tertentu yang telah dibangun sebagai

    suatu feature class menjadi feature class baru yang memiliki

    informasi nilai piksel dari data raster.

    1. Pilih fasilitas Extract Values to Point pada ArcToolbox ->

    Spatial Analyst Tools-> Extraction -> Extract Values to Point

    2. Aktifkan (check) option Interpolate values at the point

    locations jika diinginkan nilai ekstraksi berupa hasil interpolasi

    bilinier dari nilai-nilai piksel yang ada di sekitar piksel terpilih,

    atau non aktifkan (uncheck) jika diinginkan nilai asli dari piksel

    terpilih.

    Dengan mengaktifkan option tersebut, maka tidak akan

    diperoleh nilai kosong (no data), kecuali jika nilai dari piksel-

    piksel yang ada di sekitar piksel terpilih juga kosong (no data).

    3. Aktifkan option Append all the rasterattribut to the output

    point features jika diinginkan penambahan kolom (field) dari

    attribut data raster iput ke dalam feature hasil, atau non

    aktifkan jika hanya ingin dimasukkan nilai dari data raster saja

    ke dalam atribut feature tanpa menambah kolom baru.

    60

  • FUNDAMENTAL OF GEODATABASE TOPOLOGY

    Topology:Dalam geodatabase, satu set aturan/ketetapan (dalam hal ini disebut sebagai Rule) diterapkan pada kelas feature yang secara eksplisit mendefinisikan hubungan spasial yang harus ada di antara data feature.

    Geodatabase merupakan database relasional yang mencakup informasi geografis. Geodatabase memuat kelas-kelas/golongan feature dan tabel. Kelas kelas feature dapat diorganisasikan ke dalam set data feature.

    Kelas feature menyimpan feature geografis yang disimbolkan dalam bentuk titik, garis, polygon, anotasi, dimensi, dan multipatch dan data atributnya. Semua kelas feature dalam suatu set data feature memiliki sistem koordinat yang sama. Tabel dapat memuat atribut tambahan untuk kelas feature atau informasi geografis, misalnya alamat atau koordinat x, y, z.

    Untuk dapat membangun topology geodatabase, maka kita harus masuk dulu ke dalam dataset, yaitu dengan dobel klik pada geodatabase yang telah kita buat, lalu dobel klik lagi pada dataset. Pilih File New Topology

    61

  • Akan muncul pop-up windows New Topology.

    Masukkan nama topologi yang akan dibuat, lalu tentukan juga cluster tolerance.

    62

  • Pilih feature class apa saja yang akan diikutkan dalam topologi yang akan dibangun. Apabila akan kita pilih semua, tekan tombol Select All. Feature class yang muncul dalam window New Topology ini adalah feature class yang terdapat dalam dataset yang sama dengan lokasi pembuatan topologi ini. Klik Next untuk masuk ke langkah berikutnya.

    Masukkan angka rank, lalu klik Next.

    63

  • Muncul window baru yang masih kosong. Untuk memilih Rule atau Aturan yang akan diterapkan pada tiap-tiap feature class, pilih tombol Add Rule.

    Akan muncul window Add Rule. Rule yang muncul tergantung pada feature class yang kita pilih pada Features of feature class.

    64

  • Dalam contoh ini, karena feature class yang kita pilih berupa type titik, maka Rule atau aturan yang bisa dipilih adalah aturan yang berhubungan dengan feature titik. Pilih salah satu Rule, lalu klik OK. Penjelasan lebih lanjut tentang Rule atau aturan ini bisa dilihat pada bab berikutnya, yaitu Topology Rules.

    Lakukan langkah yang sama untuk Feature Class yang lain, dengan cara Add Rule, lalu pada bagian Features of feature class: tinggal diganti dengan feature class yang belum diberi Rule.

    Apabila semua Feature class dalam dataset sudah diberi Rule, lalu klik NEXT. ArcGIS otomatis akan membangun topology baru. Setelah proses pembangunan topology selesai, akan muncul pertanyaan:The new topology has been created. Would you like to validate it now? Pilih YES!!!. Setelah proses validasi selesai, maka secara otomatis topology yang kita bangun selesai dibuat.

    TOPOLOGY RULES

    Topologi rules dapat kita temui pada saat penyusunan topology dalam dataset (Baca: Fundamental of Geodatabase Topology). Rule atau aturan-aturan yang berlaku terhadap jenis-jenis feature class tertentu tergantung kepada jenis/tipe data, apakah titik, garis, ataukah area/poligon.Pemilihan salah satu rule baru dapat dilihat pada saat kita mengolah dataset yang telah kita pilihkan Rule yang sesuai baginya.

    65

  • A. Feature Class Point/TitikBerikut ini adalah beberapa aturan yang bisa diterapkan pada feature class point:

    1. Must Be Covered By Boundary Of

    Feature titik dari satu layer harus bersinggungan dengan batas dari feature poligon lainnya. Bila feature dari layer titik berada diluar poligon, titik tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan (error).

    2. Must Be Covered By Endpoint OfFeature titik pada suatu layer harus berada di ujung feature garis atau layer lainnya.Bila feature titik tidak berada di ujung/tepi feature garis, maka titik tersebut dianggap sebagai error.

    3. Point Must Be Covered By Line

    Feature titik harus terkover oleh feature garis atau feature lainnya. Titik yang tidak berada diatas feature garis dianggap sebagai error.

    4. Must Be Properly Inside

    Feature titik harus benar-benar berada didalam area poligon suatu layer. Titik yang berada di luar area/poligon dianggap sebagai error.

    66

  • B. Feature Class Line/GarisBeberapa set aturan yang dapat diaplikasikan terhadap feature class tipe garis

    1. Must Not Overlap

    Suatu feature garis tidak boleh mengoverlap garis lain pada layer yang sama. garis yang mengoverlap dianggap sebagai error.

    2. Must Not Intersect

    Suatu feature garis tidak boleh meng-intersect (memotong) atau mengoverlap (menumpang) garis lain pada layer yang sama. garis yang saling menumpang (overlap) atau titik perpotongan dianggap sebagai error.

    3. Must Not Covered by Feature Class Of

    Garis dari satu layer harus serupa dengan garis lain dari layer lainnya. Garis pada layer pertama yang tidak serupa dengan garis pada layer kedua dianggap sebagai error.

    4. Must Not Overlap With

    67

  • Garis dari satu layer harus tidak overlap dengan garis dari layer lainnya. Garis yang meng-overlap dianggap sebagai error.

    5. Must Be Covered By Boundary Of

    Feature garis dari satu layer harus sejajar dengan tepi/batas feature area dari layer poligon yang ada. Garis yang tidak sejajar dengan batas feature poligon dianggap sebagai error.

    6. Must Not Have Dangles

    Garis pada suatu layer garis kedua ujungnya harus menyentuh garis pada layer yang sama. Suatu garis yang tidak menyentuh garis lainnya dianggap sebagai error.

    7. Must Not Have Pseudos

    Ujung garis pada suatu layer harus menyentuh lebih dari satu garis dari layer yang sama. Titik ujung dimana garis menyentuh titik ujung garis lainnya dianggap sebagai error.

    8. Must Not Self-Overlap

    68

  • Feature garis pada suatu layer tidak boleh memotong (intersect) atau menumpang (overlap) dirinya sendiri. Garis yang menumpang dirinya sendiri dianggap sebagai error.

    9. Must Not Self-Intersect

    Feature garis pada suatu layer tidak boleh memotong feature itu sendiri. Garis yang menumpang (overlap) feature itu sendiri, atau titik dimana feature itu memotong dirinya sendiri dianggap sebagai error.

    10. Must Be Single Part

    Feature garis pada suatu layer tidak boleh terdiri lebih dari satu bagian. Feature garis yang memiliki lebih dari satu garis dianggap sebagai error.

    11. Must Not Intersect Or Touch Interior

    Garis pada suatu layer harus menyentuh ujung garis dari layer yang sama. Garis yang menumpang (overlap) atau titik perpotongan dianggap sebagai error.

    12. Endpoint Must Be Covered By

    69

  • Ujung suatu garis pada suatu layer harus ditutup oleh fetaure titik layer yang lain. Ujung garis yang tidak ditutup oleh feature titik dianggap sebagai error.

    C. Feature Class Polygon/AreaBeberapa set aturan yang dapat diterapkan pada feature class type

    poligon1. Must Not Overlap

    Suatu poligon tidak boleh menumpang (overlap) poligon lain pada layer yang sama. Poligon yang saling menumpang (overlap) dianggap sebagai error.

    2. Must Not Have Gaps

    Ruang kosong tidak boleh ada diantara dua poligon pada satu layer. Batas/tepi ruang kosong yang ada dianggap sebagai error.

    3. Must Not Overlap With

    Poligon pada suatu layer tidak boleh saling menumpang (overlap) dengan poligon dari layer yang lain. area dimana fetaure dari layer kedua meng-overlap feature pada layer pertama dianggap sebagai error.

    4. Must Be Covered By Feature Class Of

    70

  • Feature area/poligon pada suatu layer harus menutupi feature poligon dari layer yang berbeda. Area dimana feature pada layer kedua tidak ditutupi oleh feature pada layer pertama dianggap sebagai error.

    5. Must Be Cover Each Other

    Feature area/poligon pada satu layer dan feature area pada layer lainnya harus saling menutupi satu sama lain. Area dimana feature dari kedua layer tidak menutupi layer lainnya dianggap error.

    6. Must Be Covered By

    Feature poligon pada suatu layer harus tercakup dalam feature dari layer yang lainnya. Area pada layer pertama yang tidak tercakup dalam feature pada layer kedua dianggap sebagai error.

    7. Boundary Must Be Covered By

    Tepi suatu poligon dari suatu layer harus ditutupi oleh garis dari layer yang lain. Batas feature poligon yang tidak sejajar dengan feature garis dianggap sebagai error.

    8. Area Boundary Must Be Covered By Boundary

    71

  • Batas/tepi suatu feature poligon pada suatu layer harus ditutupi oleh batas/tepi dari featur poligon dari layer yang lain.Batas dari suatu featur poligon yang tidak ditutupi oleh tepi dari poligon lainnya dianggap sebagai error.

    9. Contains Points

    Feature area/poligon pada suatu layer harus memuat setidaknya satu feature point dari layer lainnya.Feature poligon yang tidak memiliki setidaknya satu feature point dianggap sebagai error.

    Penerapan dari Topology RulesSetelah memahami beberapa aturan diatas, kita dapat mengetahui aplikasi atau teknis penggunaan dari rule yang telah kita pilih.

    72

  • Dalam contoh berikut ini, kita membangun topologi dengan menampilkan feature class berupa poligon (dengan nama area_ft), dan memilih rule berupa Must Not Overlap. Setelah itu, kita bisa menarik atau memanggil topologi yang kita buat ke dalam ArcMap.

    Beberapa fungsi utama yang berkenaan dengan validasi dari topology yang kita bangun dalam Topology Toolbar antara lain yaitu:Validate Topology In Specified AreaTombol ini digunakan apabila kita ingin melakukan validasi terhadap area tertentu yang kita inginkan.Validate Topology In Current ExtentTombol ini digunakan apabila kita ingin melakukan validasi terhadap feature yang tampil/tercakup dalam view yang ditampilkan.Validate Entire TopologyDengan menggunakan tombol ini, kita akan menjalankan keseluruhan proses validasi.Fix Topology Error ToolTool yang digunakan untuk melakukan koreksi terhadap topology yang dianggap sebagai kesalahan.Error InspectorFungsi yang digunakan untuk mencari kesalahan, atau item yang melanggar aturan topologi yang telah dipilih.

    Dengan memilih tombol Error Inspector, kita akan membuka window baru. Tinggal pilih salah satu rule yang telah kita tetapkan, atau Errors from all rules, lalu klik Search Now. Maka kesalahan atau bagian dari feature yang melanggar rule atau aturan yang kita tentukan pada saat penyusunan topologi.

    73

  • Feature yang melanggar aturan yang telah kita tetapkan akan tampil dalam warna merah, dan dapat dibetulkan melalui langkah editing biasa.

    Apabila kita ingin mempertahankan feature yang ada, atau dengan kata lain kita memaksakan supaya feature yang salah tersebut dianggap benar, kita bisa memilih Fix Topology Error Tool, klik kanan, lalu pilih Mark as Exception.

    74

  • Sementara apabila feature yang error, dan sudah kita paksakan untuk melanggar topology rules dengan cara dianggap sebagai exception atau perkecualian, kita bisa memilih feature yang salah, lalu klik kanan, pilih Mark as Error.Proses penyusunan topologi dianggap final apabila tidak ada lagi feature yang dianggap salah, atau meskipun masih ada feature yang salah tapi dianggap sebagai pengecualian/exception.

    75

  • SPATIAL ADJUSMENT

    TRANSFORMASI

    Proses transformasi mengkonversi data dari satu koordinat sistem satu ke

    yang lainnya. Biasanya digunakan untuk konversi data dari digitizer atau

    scanner ke koordinat real-world. Selain itu dapat juga digunakan untuk

    konversi sistem koordinat data dari feet ke meter. Transformasi

    berdasarkan pada perbandingan koordinat sumber dan titik tujuan, atau

    disebut titik kontrol, dalam unsur grafis disebut displacement links. Kita

    dapat membuat link secara interaktif atau mengambil link dari text file

    atau control points file.

    ArcMap mempunyai tiga tipe transformasi yaitu: affine, similarity, dan

    projective.

    Transformasi affine dapat melakukan differential scaling, skew,

    rotation, dan translation pada data. Berikut ilustrasinya:

    76

  • Fungsi transformasi affine:

    x = Ax + By + C

    y = Dx + Ey + F

    dimana x dan y adalah koordinat layer input dan x dan y adalah

    koordinat hasil transformasi. A, B, C, D, E, dan F diperoleh dari

    perbandingan letak source dan destination control points. Mereka

    menskalakan, skew, rotasi, dan translasi koordinat layer. Transformasi

    affine memerlukan minimal 3 displacement links.

    Transformasi similarity menskalakan, merotasi, dan mentranslasi data

    tetap mempertahankan aspek rasio dari feature yang ditransformasikan.

    Fungsi transformasi similarity:

    x = Ax + By + Cy = -Bx + Ay + F

    dimana:

    A = s cos t

    B = s sin t

    C = translation pada arah x

    F = translation pada arah y

    dan:

    s = perubahan skala (sama pada arah x dan y)

    t = sudut rotasi, searah jarum jam dari sumbu

    77

  • Transformasi similarity memerlukan minimal 2 displacement links.

    Transformasi projective berdasarkan pada formula yang lebih kompleks

    yang memerlukan minimal 4 displacement links:

    x = (Ax + By + C) / (Gx + Hy + 1)

    y = (Dx + Ey + F) / (Gx + Hy + 1)

    Metode ini digunakan untuk transformasi data yang diperoleh langsung

    dari aerial photography.

    Rubber sheeting

    Distorsi geometrik pada umumnya menimpa source maps. Dapat

    disebabkan karena ketidaksempurnaan dalam registrasi, kurangnya

    kontrol geodetik pada sumber data, atau sebab-sebab lainnya. Rubber

    sheeting mengkoreksi kesalahan koordinat dengan geometric

    adjustment.

    Layer Sumberdigambarkan dengan solid lines di-adjust ke layer

    target yang lebih akurat. Selama rubber sheeting, permukaan

    direntangkan, menggerakkan feature menggunakan transformasi

    piecewise yang mempertahankan garis lurus. Sama seperti transformasi,

    displacement links yang digunakan dalam

    rubber sheeting untuk menggambarkan feature yang dipindah

    78

  • Edgematching

    Proses edgematching mengatur features sepanjang edge dari satu layer

    ke features dari layer adjoin. Layer yang kurang akurat di-adjust, dan

    layer lainnya sebagai kontrol..

    Attribute transfer

    Attribute transfer biasanya digunakan untuk meng-copy attribut dari

    layer yang kurang akurat atau detail ke yang lebih akurat. Misalnya,

    digunakan untuk transfer nama feature hidrologi dari peta hasil digitasi

    dan generalisasi skala 1:500,000 ke peta skala 1:24,000.

    Dalam ArcMap, kita dapat menentukan atribut yang ingin ditransfer antar

    layer secara interaktif dengan memilih feature source dan target.

    TOOLBAR SPATIAL ADJUSMENT

    79

  • LATIHAN 1. SPATIAL ADJUSTMENT - TRANSFORMASI

    1. Mulai ArcMap.

    2. Tambahkan data KabDIY.shp dan DIY.shp dari folder C:\LATIHAN\

    SPATIAL_ADJ

    80

    Add Data Button

  • Data yang akan ditransformasikan yaitu KabDIY.shp di-adjust ke

    DIY.shp

    3. Aktifkan toolbar Editor di ArcMap.

    4. Aktifkan toolbar Spatial Adjustment.

    81

    Editor Toolbar Button

  • 5. Mulai sesi editing dan aktifkan snapping.

    6. Tentukan data yang akan di-adjust.

    82

  • 7. Pilih metode spatial adjustment Transformasi - Affine.

    8. Buat displacement links.

    9. Tampilkan adjustment.

    83

    Displacement Link Tools

  • 10.Stop dan simpan hasil edit.

    11.Coba ulangi proses transformasi, menggunakan projective dan

    similarity.

    84

  • LATIHAN 2. SPATIAL ADJUSTMENT - RUBBER SHEETING

    1. Mulai ArcMap.

    2. Tambahkan data jalan1.shp dan jalan2.shp dari folder

    C:\LATIHAN\ SPATIAL_ADJ

    Data yang akan ditransformasikan yaitu jalan2.shp di-adjust ke

    jalan1.shp

    85

    Add Data Button

  • 3. Aktifkan toolbar Editor di ArcMap.

    4. Aktifkan toolbar Spatial Adjustment.

    5. Mulai sesi editing dan aktifkan snapping.

    86

    Editor Toolbar Button

  • 6. Tentukan data yang akan di-adjust.

    7. Pilih metode spatial adjustment Rubbersheet.

    87

  • 8. Buat displacement links.

    9. Tampilkan adjustment.

    10.Stop dan simpan hasil edit.

    88

    Displacement Link Tools

  • LATIHAN 3. SPATIAL ADJUSTMENT - EDGE SNAP

    1. Mulai ArcMap.

    2. Tambahkan data jalan1.shp dan jalan2.shp dari folder

    C:\LATIHAN\ SPATIAL_ADJ

    89

    Add Data Button

  • Data yang akan ditransformasikan yaitu street2.shp di-adjust ke

    street1.shp

    3. Aktifkan toolbar Editor di ArcMap.

    4. Aktifkan toolbar Spatial Adjustment.

    90

    Editor Toolbar Button

  • 5. Mulai sesi editing dan aktifkan snapping.

    6. Tentukan data yang akan di-adjust.

    91

  • 7. Pilih metode spatial adjustment Edge Snap.

    8. Buat edge match.

    92

  • 9. Tampilkan adjustment.

    10.Stop dan simpan hasil edit.

    93

    Edge Match

  • SPATIAL ANALYST

    ArcGIS Spatial Analyst membantu kita untuk dapat melakukan:

    Surface analysis

    Surface Analysis tools bermanfaat dalam menurunkan informasi

    geospasial dari data ketinggian, seperti

    SlopeAspectHillshadeViewshed

    94

  • Surface creation

    Surface Analysis tools mempunyai interpolation tools untuk

    membuat surface dari data sampel hasil pengukuran.

    Spline Inverse Distance Weighted Kriging (Ordinary, Universal)

    Raster calculation

    Raster calculator untuk menggabungkan bermacam dataset

    dengan parameter tertentu

    Raster calculator juga merupakan tool untuk :

    Calculating map algebra Map functions Conducting queries

  • Distance Analysis

    Dapat memberikan informasi seperti:

    Jarak ke rumah sakit terdekat pada lokasi tertentu. Menemukan semua restoran pada lokasi tertentu. Shortest or least cost path dari satu lokasi ke lokasi lainnya

    LATIHAN 1. SPATIAL ANALYST - Outdoor Recreation Index

    12.Mulai ArcMap.

    13.Tambahkan data dari folder C:\LATIHAN\ SPATIAL_ANALYST

    1. wisata.shp2. jalan.shp3. sungai.shp4. batas.shp

    Add Data Button

  • 14.Aktifkan toolbar Spatial Analyst.

    15.Atur Proyeksinya.

    Pilih View Data Frame PropertiesKlik pada Coordinate System tab.pada Select a Coordinate System window pilih: Predefined Projected Coordinate Systems, pilih WGS 1984 UTM Zone 49SKlik OK

  • 16.Atur Distance Units ke dalam meter.

    17.Atur Spatial Analysis Options.

  • Klik pada tab General, lalu atur working directory: C:\LATIHAN\ SPATIAL_ANALYST dan Atur Analysis Coordinate System: Analysis output will be saved in the same (UTM Zone 49S, WGS 1984)

    Klik pada tab Extent, atur Analysis Extent: Same as Layer batas (area cakupan)

    Atur Analysis Cell Size: As Specified Below, isikan Cell Size : 30 (meter berdasarkan satuan unit data)

  • I. Perolehan informasi Jarak dari Wisata- Seberapa dekat daerah wisata dari manapun di wilayah ini?Fungsi ini menurunkan layer grid dimana setiap bagian grid mewakili jarak pada straight line ke feature terdekat dari grid sumber.

    Matikan semua layer vector, kecuali layer wisata dan zoom out sehingga tampak jelas.

    Output cell size: 30 (m) Output raster: Temporary Klik OK

    Reclassify Cell Values dari Distence to wisata

  • Klik Classify, lalu Pilih Metode : Natural Breaks dan Classes, dan nilai baru untuk nilai cell yang terendah diisi 9 dan seterusnya.

  • Untuk menyimpan file hasil reklasifikasi, klik kanan pada Reclass of Distance to wisata, pilih Make Permanent

    II. Perolehan informasi Density Grid dari Jalan Matikan semua layer vector, kecuali layer jalan dan zoom out

    sehingga tampak jelas. Pada Menu SA Density

    Pilih tipe Density : Kernel

    Klik OK.

  • Reclassify Cell Values dari Distence to wisata

    Klik Classify, lalu Pilih Metode : Equal Interval dan Classes, dan nilai baru untuk nilai cell dari nilai 1 diganti 10, begitu juga dengan lainnya (ditambahkan 0 dibelakang angka)

    .

    Untuk menyimpan file hasil reklasifikasi, klik kanan pada Reclass of Density of jalan, pilih Make Permanent

  • II. Perolehan informasi jarak dari sungai Matikan semua layer vector, kecuali layer sungai dan zoom out

    sehingga tampak jelas.

    Output cell size: 30 (m) Output raster: Temporary Klik OK

    Reclassify Cell Values dari Distance to sungai

  • Klik Classify, lalu Pilih Metode : Natural Breaks dan Classes, dan nilai baru untuk nilai cell paling jauh dari sungai diganti dengan nilai 100, dan kelipatan 100 untuk nilai atasnya.

  • Untuk menyimpan file hasil reklasifikasi, klik kanan pada Reclass of Distance to sungai, pilih Make Permanent

    IV. Menggabungkan hasil reklas tiga grid

    Untuk menggabungkan ketiga grid hasil reklasifikasi di atas menggunakan

    Raster Calculator.

    Masukkan rumus :[Reclass of Density of jalan] + [Reclass of Distance to wisata] + [Reclass of Distance to sungai]

    Lalu klik Evaluate

  • Setelah diperoleh hasilnya, kemudian file Calculation dapat disimpan dengan nama file: recindex

    Reclassify Cell Values dari Calculation ke dalam 3 kelas dengan

    metode Natural Breaks.

    Kemudian pada Reclass of Calculation atur Symbology, ganti nilai

    1,2,3 dengan rendah, sedang dan tinggi.

  • Ganti nama Reclass of Calculation dengan Outdoor Recreation

    Index pada tab General.

    Pada tab Display atur transparansi sebesar 50%.

  • Atur tampilan sebagai berikut:

    Menghitung Area Cakupan dari tiap Level Index Buka atribut dari Outdoor Recreation Index, klik kanan pada

    Outdoor Recreation Index, pilih Open Attribute Table :

  • Tambahkan field luas ( dalam meter persegi) dan hitung luasnya.

    Klik Add Field..Name: luasType: Long IntegerKlik OK

    cell area (30m x 30m = 900m) dikalikan dengan jumlah cell

  • LATIHAN 2. SPATIAL ANALYST SURFACE CREATION

    1. Mulai ArcMap.

    2. Tambahkan data DEMOGRID.dbf dari folder C:\LATIHAN\

    SPATIAL_ANALYST\TITIK

    3. Klik kanan pada layer DEMOGRID dan pilih Display XY Data.

    4. Aktifkan ekstensi Spatial Analyst, pada menu SA pilih Interpolate

    to Raster dan tentukan metode interpolasi.

    Add Data Button

  • LATIHAN 3. SPATIAL ANALYST SURFACE ANALYSIS

    1. Dari file hasil latihan 2, kita gunakan untuk mencoba

    menurunkan informasi kontur, slope, aspek hadap lereng, dsb.

    2. Tentukan kontur intervalnya, lalu klik OK.

    3. Coba lakukan surface analysis untuk memperoleh informasi

    lainnya.

  • STUDI KASUS :TERAPAN GEOMORFOLOGI UNTUK BENCANA LONGSOR LAHAN

    Longsor merupakan proses alam yang terjadi sebagai akibat dari

    menurunnya kemantapan suatu lereng, akibat degradasi tanah/batuan

    bersamaan waktu dan usianya. Longsor merupakan proses alam yang

    tetap akan berlangsung dengan atau tidak adanya pengaruh dari

    manusia. Hal yang menjadi permasalahan adalah keberadaan pengaruh

    manusia yang secara tidak sadar telah mwempercepat terjadinya proses

    longsor. Longsor bisa dikatakan sebagai bencana jika telah menyebabkan

    kerugian bagi manusia baik yang berupa harta benda ataupun korban

    jiwa. Kejadian longsor sering muncul pada jaringan jalan, jaringan

    pengairan, dan daerah pemukiman dengan kondisi geologi, morfologi,

    hidrologi dan iklim yang kurang menguntungkan.

    Kejadian longsor sering menimbukan kerugian material dan non-

    material yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah

    tindakan penyelidikan dan penanggulangan terhadap bencana tersebut.

    Tindakan penyelidikan terhadap bencana longsor dilakukan dalam

    beberapa tahap yang saling terkait. Tahap awal dalam penyelidikan

    longsor adalah identifikasi tingkat kerawanan longsor suatu daerah.

    Tingkat kerawanan merupakan potensi suatu medan terhadap kejadian

    longsor. Penentuan tingkat kerawanan longsor suatu daerah sangat

    berguna dalam arahan tata guna lahan misalnya untuk penentuan

    lintasan jalan, lintasan saluran ataupun pemukiman.

    Penyusunan tingkat kerawanan longsor yang dilakukan berdasarkan

    pada parameter geologi (tingkat pelapukan dan struktur perlapisan),

    tanah (tekstur dan kedalaman tanah), kemiringan lereng dan penggunaan

    lahan yang ada. Hasil akhir yang dicapai berupa peta tingkat kerawanan

    longsor Kecamatan Loano. Peta ini diperoleh dengan metode skoring

  • parameter yang disesuaikan bobotnya berdasarkan besarnya proporsi

    pengaruhnya terhadap kejadian longsor. Peta tingkat kerawanan longsor

    yang disusun mempunyai lima kelas yang terdiri dari tingkat kerawanan

    sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Pengkelasan ini

    berdasarkan interval skor total setiap parameter. Berikut adalah skor

    untuk setiap parameter berdasarkan parameter lahan yang ada;

    Tabel.Kelas Sudut Lereng

    No.Kriteria

    Kelas HarkatDeskripsi Lereng Sudut Lereng (o)

    1 Datar landai 0 8 Sangat baik 12 Agak miring 8 15 Baik 23 Miring 15 25 Sedang 34 Sangat miring 25 45 Jelek 45 Terjal sangat

    terjal> 45 Sangat

    Jelek5

    Tabel.Kelas Tingkat Pelapukan Batuan

    No. Tingkat Pelapukan Deskripsi Harkat

    1 Pelapukan ringan

    Batuan masih segar dan belum mengalami perubahan atau sedikit mengalami perubahan warna dan perubahan warna baru terjadi pada permukaan

    1

    2 Pelapukan sedang

    Batuan mengalami perubahan warna dan pelapukan, perubahan warna lebih besar dan menembus bagian dalam batuan serta sebagian dari massa batuan menjadi tanah

    2

    3 Pelapukan lanjut

    Batuan mengalami perubahan warna dan lebih dari setengah massa batuan berubah menjadi tanah. Perubahan warna menembus ke bahan batuan cukup dalam tetapi batuan asli masih ada

    3

    4 Pelapukan sangat Lanjut

    Seluruh massa batuan terdekomposisi dan berubah luarnya menjadi tanah, tetapi susunan batuan asal masih bertahan

    4

    5 Berubah sempurna

    Batuan berubah sempurna menjadi tanah namun tanah yang dihasilkan tidak mengalami pengangkatan

    5

  • Tabel. Kelas Struktur Perlapisan Batuan

    No. Struktur Perlapisan Batuan (o) Kategori Harkat1 Horisontal (0 3o) Sangat baik 12 Tegak, miring, pada medan datar

    sampai berombak (>3 8 o)Baik 2

    3 Tidak berstruktur, pada medan curam (>20 o), miring pada medan bergelombang (>8 14 o)

    Sedang 3

    4 Miring dengan perlapisan keras lunak pada medan berombak/bergelombang (>8 20 o)

    Jelek 4

    5 Miring pada perlapisan keras lunak pada medan bergelombang hingga berbukit (>20 o)

    Sangat jelek 5

    Tabel. Kelas Tekstur Tanah

    No. Kelas Tektur Tanah Harkat1 Geluh (loam) 12 Geluh lempungan, geluh debuan 23 Geluh pasiran 34 Lempung pasiran, lempung debuan 45 Lempung (clay), pasir 5

    Tabel. Kelas Kedalaman Tanah

    No. Kelas Solum Tebal Solum (Cm) Harkat1 Sangat tipis 0 30 12 Tipis 30 60 23 Sedang 60 90 34 Tebal 90 150 45 Sangat tebal > 150 5

    Tabel. Kelas Penggunaan Lahan

    No. Penggunaan Lahan Harkat1 Dasar lembah sungai 12 Tegalan/ladang/Belukar 23 Perkebunan 34 Permukiman 45 Sawah 5

  • Faktor iklim tidak dipertimbangkan karena daerah penelitian

    relatif sempit sehingga mempunyai kondisi iklim yang relatif sama.

    Parameter yang disajikan pada tabel-tabel di atas masing-masing

    mempunyai bobot yang berbeda-beda. Pembobotan masing-masing

    parameter adalah sebagai berikut:

    Tabel . Pembobotan Karakteristik Lahan yang Berpengaruh pada Gerakan

    Massa

    No. Komponen Lahan Karakteristik lahan BobotHarkat

    Max Min

    1 Topografi Lereng 3 15 3

    2 BatuanTingkat pelapukan batuan 1 5 1

    Struktur perlapisan 2 10 2

    3 TanahSolum tanah 1 5 1

    Tekstur 1 5 1

    4 Penggunaan Lahan Jenis penggunaan lahan 2 10 2

    J u m l a h 50 10

    Untuk menentukan klas kerawanan gerakan massa digunakan teknik

    penjumlahan berdasarkan metode Sturges sebagai berikut:

    Interval harkat = harkat max harkat min

    5

    = 50 10

    5

    = 8

    Berdasarkan hasil penghitungan interval antar klas maka ditentukan

    rentang harkat pada masing-masing klas rawan gerakan massa yang

    disajikan pada tabel berikut:

    Tabel . Klasifikasi Kerawanan Gerakan massa

  • No. Interval Klas Deskripsi Klas Rawan 1 10 18 Sangat Rendah

    2 19 24 Rendah

    3 25 32 Sedang

    4 33 40 Tinggi

    5 41 50 Sangat Tinggi

    DAFTAR PUSTAKA

  • Andy S, Aji P, dan Satrio W, 2005, Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem

    Informasi Geografis dengan Aplikasi ArcGIS, Laboratorium GIS

    Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta

    Ibnu Rosyadi, 2006, Petunjuk Singkat Representasi Data Spasial, Digi

    Tritama, Yogyakarta

    ESRI, 2004, ArcGIS Help and Documentation, RedLand CA

    Tim KKN Tematik Fakultas Geografi UGM, 2005, Laporan KKN Tematik

    Longsor Lahan Kecamatan Loano Purworejo, UGM, Yogyakarta

    FUNDAMENTAL OF GEODATABASE : MERANCANG SKEMA GEODATABASEGEOREFERENCINGINPUT DATAEDITING DATARASTER OPERATION / PENGOLAHAN DATA RASTERLATIHAN 1. SPATIAL ADJUSTMENT - TRANSFORMASILATIHAN 1. SPATIAL ANALYST - Outdoor Recreation IndexLATIHAN 2. SPATIAL ANALYST SURFACE CREATIONLATIHAN 3. SPATIAL ANALYST SURFACE ANALYSISHarkatDeskripsiHarkatHarkatHarkatBobotDeskripsi Klas Rawan