modul training static routing menggunakan cisco

Upload: iwan

Post on 02-Mar-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    1/40

    Static Routing

    2.1 Router and Network2.1.1 Role of the Router

    Role of the Router

    Router merupakan komputer khusus yang berperan pada jaringan data. Router

    bertanggungjawab untuk interkoneksi jaringan dengan cara:

    a. Menentukan jalur terbaik yang digunakan untuk mengirim paketb. Menyampaikan paket kearah perangkat tujuannya.

    Router melakukan proses pengiriman paket dengan mempelajari jaringan remote

    dan memelihara informasi routing. Router merupakan sambungan atau interseksi

    yang menghubungkan berbagai jaringan IP. Keputusan pengiriman paket oleh router

    berdasarkan informasi lapis ke 3 yaitu alamat IP tujuan.Router menggunakan routing table untuk menemukan jalur terbaik yang sesuai

    dengan paket IP tujuan dan alamat network yang ada pada routing table. Routing

    table akan menugaskan interface keluaran untuk meneruskan paket dan router akan

    mengenkapsulasi paket ke frame data link yang cocok sesuai dengan interface yang

    dimaksud.

    2.1.2 Introducing the TopologyIntroducing the Topology!ambar berikut ini merupakan patokan untuk bab ini. "opologi pada gambar terdiri

    dari tiga router R# R$ R3. Router R# dan R$ terhubung melalui link %&' danrouter R$ dan R3 juga terhubung dengan link %&' yang lain. Masing(masing router

    terhubung dengan )thernet *&' yang berbeda yang diwakili oleh switch dan P+.

    Masing(masing router pada contoh ini adalah +isco #,-# yang memiliki interfaceberikut:

    1

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    2/40

    a. ua buah interface fastethernet: fastethernet /0/ dan fastethernet /0#b. ua buah interface serial: serial /0/0/ dan serial /0/0#

    2.1.3 Examining the onnection of the RouterRouter onnectionMenghubungkan router dengan jaringan membutuhkan interface konektor dari router

    tersebut dan tergabung dengan konektor kabel. Router +isco memiliki berbagai jenis

    konektor ini.

    Serial onnection1ntuk koneksi %&' router +isco mengikuti standard )I&0"I&($3$ )I&0"I&(--2

    .34 5.$# dan )I&0"I&(43/ untuk konektor kabel serial. Mengingatnya tidaklah

    penting. 6ang harus diketahui bahwa router memiliki port 7(8/ yang mendukung 4

    standar kable yang berbeda.oleh karena itu port tersebut juga disebut dengan fi9e(

    in(one port. 1jung lain dari kabel serial menyesuaikan dengan lima standart tersebut.Router terbaru mendukung interface smart serial dimana kabel ini lebih banyak

    mengirim data dengan sedikit pin kabel yang terlibat. 1jung kabel smart serial iniadalah konektor $8 pin. Ini lebih kecil dibandingkan dengan konektor 7(8/ yang

    digunakan untuk menghubungkan fi9e(in(one serial port. "ransisi kabel ini

    mendukung standart kabel serial yang sama dan tersedia dalam konfigurasi ")

    atau +).

    Ethernet connectorenis konektor yang berbeda diguanakn untuk menghubungkan lingkungan )thernet(

    *&'. Konektor R(-4 yang biasa dipakai untuk menmghubungkan kabel 1"P ke

    interface *&'. Pada masing(masing ujung kabel yang dilengkapi dengan konektor

    R(-4 bisa terlihat delapan warna kabel yang berbeda dan terpasang ke pin R(-4.

    Kabel )thernet menggunakan ipin # $ 3 dan 8 untuk mengirim dan menerima data.

    ua jenis kabel yang digunakan oleh interface )thernet *&':a. ;traight(through kabel patch dengan kombinasi warna yang sama di kedua

    ujungnya.b. +ross(o9er dengan pin # dihubungkan ke pin 3 dan pin $ terhubung dengan pin

    8.

    ;traight(through digunakan untuk:a. ;witch(to(routerb. ;witch(to(P+

    c.

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    3/40

    Perintah show ip route digunakan untuk menampilkan routing table. Pada

    awalnya routing table kosong jika tidak ada interface yang dikonfigurasi.

    ;eperti yang telihat pada gambar di routing table R# tidak terdapat interface yang

    telah dikonfigurasi dengan alamat IP ataupun subnet mask.

    Note" route statis maupun route dinamis tidak akan ditambahkan pada routing table

    apabila interface yang menjadi keluaran belum dikonfigurasi alamat IP dan

    subnetmasknya.

    Interface and their #tatu#

    ;tatus masing(masing interface dapat diketahui dengan mengetikkan beberapa

    perintah:

    Perintah show interfacemenampilkan status dan memberikan deskripsi yang

    rinci tentang semua interface yang ada pada router. >utput dari perintah ini cukup

    panjang karena perintah ini menampilkan semua interface yang ada pada router.

    "api untuk interface tertentu dengan mengetikkan perintah:

    R1#show interfaces fastethernet 0/0FastEthernet0/0 is administratively down, line protocol is

    down

    >utput admini#trati!ely downberarti interface dalam keadaan shutdown mode atau

    belum aktif. $ine protocolberarti tidak ada sinyal yang datang dari switch dan hub

    karena interface ini masih dalam posisi shutdown.

    engan perintah show interfacesyang ada juga tidak menampilkan alamat IP

    interface R#. Ini disebabkan oleh belum dikonfigurasinya alamat IP pada interface

    tersebut.

    3

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    4/40

    %dditional ommand# for Examining Interface Statu#

    Perintah show ip interface brief digunakan untuk melihat bagian dari

    informasi interface pada bentuk yang lebih ringkas.

    Perintah show running-config menampilkan file konfigurasi yang sedang

    berjalan pada router. Perintah konfigurasi disimpan untuk sementara pada file

    running configuration dan diimplementasikan langsung oleh router. Perintah ini juga

    digunakan untuk 9erifikasi status interface seperti fastethernet /0/.

    'amun menggunakan perintah show running-config tidak terlalu efektif untuk

    9erifikasi konfigurasi interface dibandingkan show ip interface brief yang

    langsung menampilkan status up dan up ?administrati9ely upand line protocol is

    up@.

    2.2.2 onfiguring an Ethernet Interface

    ;eperti yang terlihat pada gambar R# belum memiliki route manapun. ;elanjutnyainterface dikonfigurasi. ;ecara default interface berada pada posisi #hutdown. 1ntuk

    mengaktifkannya ketikkan perintah no shutdownyang mengubah status interface

    dari admini#trati!ely downmenjadi up.

    R1(config)#interface fastethernet 0/0

    R1(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0

    R1(config-if)#no shutdown

    "he following message is returned from the I>;:

    *Mar 1 01:16:08.212: %LINK-3-UPDOWN: Interface

    FastEthernet0/0, changed state to up

    *Mar 1 01:16:09.214: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on

    Interface FastEthernet0/0, changed state to up

    Kedua pesan diatas sangat penting. Pesan pertama changed #tate to up

    mengindikasikan bahwa secara fisik koneksinya sudah bagus. ika tidak mendapat

    pesan ini kemungkinan interface tidak terkoneksi baik dengan switch atau hub.

    Note" meskipun interface telah dikonfigurasi dengan perintah no shutdown interface)thernet belum aktif kecuali interface ini telah menerima sinyal pembawa dari

    perangkat lain ?switch hub P+ atau router lain@.

    Perubahan kedua adalah pesan state to up yang mengindikasikan bahwa lapis data

    link sudah bekerja. Pada interface *&' parameter data link biasanya tidak berubah.

    'amun pada interface %&' penambahan clocking dibutuhkan. ika clock rate tidak

    diset secara benar maka line protocol ?lapis data link@ tidak berubah menjadi up.

    &n#olicited 'e##age from I(S

    7iasanya I>; mengirimkan pesan unsolicited. Kadang ini terjadi pada saat kitasedang mengetikkan perintah seperti mengkonfigurasi deskripsi interface. I>; tidak

    4

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    5/40

    merespon perintah namun bisa menghilangkan tempat untuk mengetik perintah

    tersebut.

    1ntuk menanggulangi ini masuk ke konfigurasi line untuk port kolsul dan tambahkan

    perintah logging synchronousdan akan kembali ke keadaan semula.

    Reading the Routing Ta)le

    ari gambar routing table diatas R# memiliki koneksi langsung dengan interface

    fastethernet /0/ sebagai jaringan baru. Interafce tersebut dikonfigurasi dengan

    alamat IP #A$.#8.3.#0$- menjadi anggota alamat network #A$.#8.3./0$-.

    ari table terdapat output sebagai berikut:

    C 172.16.3.0 is directly connected, FastEthernet0/0

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    6/40

    ini cocok dengan semua paket yang alamat tujuannya berada pada jaringan ini.

    Memiliki satu rute yang mewakili semua host yang ada pada jaringan membuat

    routing table menjadi lebih kecil dengan beberapa routr yang mempercepat proses

    lookups pada routing table. Routing table bisa berisi $4- host alamat IP untuk alamat

    network #A$.#8.3./0$- tapi itu sangat tidak efisien.

    2.2.3 *erifying Ethernet Interface

    ommand to *erify Interface onfiguration

    Pada gambar terlihat bahwa perintah show interfaces fastethernet /0/ menghasilkanoutput interface updan line protocolnya juga up. Perintah no shutdownmengubah

    interface dari admini#trati!ely downmenjadi up.

    Perintah show ip interface brief juga menampilkan 9erifikasi yang sama. ibawah

    status dan protokol dapat kita lihat DupE.

    Perintah show running(config menampilkan konfigurasi interface yang sekarang ada.

    isaat interface tidak aktif perintah running(config akan menampilkan output

    shutdown. 'amun ketika interface aktif no shutdown tidak ditampilkan.R1#show running-config

    interface FastEthernet0/0ip address 172.1.!.1 2"".2"".2"".0

    "elah diterangkan pada bab sebelumnya router tidak bisa memiliki beberapa

    interface yang dikonfigurasi untuk jaringan yang sama. Masing(masing interface

    harus milik subnet yang berbeda satu sama lain. +ontohnya router tidak bisa

    mengkonfigurasi interface fastethernet /0/ dengan alamat #A$.#8.3.#0$- dan

    fastethernet /0# #A$.#8.3.$0$-.

    I>; akan menampilkan pesan error berikut:R1config-if$#int fa0/1

    R1config-if$#ip address 172.1.!.2 2"".2"".2"".0

    172.1.!.0 o%er&aps with FastEthernet0/0

    6

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    7/40

    R1config-if$#

    7iasanya interface router baik yang )thernet maupun yang fastethernet akan

    memiliki gateway default untuk semua perangkat *&' yang terhubung dengan

    interface tersebut. +ontohnya P+# dikonfigurasi dengan alamat IP yang merupakan

    anggota alamat network #A$.#8.3./0$- dengan gateway default alamat IP #A$.#8.3.#.&lamat IP ini merupakan alamat IP salah satu interface fastethernet router R#.

    Interface ini juga akan berbperan pada proses &RP sebagai bagian dari jaringan

    )thernet.

    Ethernet Interface +articipate in %R+Partisipasi interface ethernet pada router pada jaringan *&' sama halnya dengan

    perangkat lain yang ada pada jaringan. Ini berarti interface ini memiliki alamat M&+

    lapis ke $. Perintah show interface digunakan untuk menampilkan alamat M&+

    interface )thernet.

    R1#show interfaces fastethernet 0/0

    Interface )thernet berpatisipasi pada &RP reFuest dan membalas serta merawat

    table &RP. ika router memiliki paket yang tujuannya berada pada jaringan )thernet

    yang terhubung langsung router akan memeriksa table &RP untuk alamat IP tujuan

    yang masuk untuk memetakan ke alamat M&+. ika table &RP tidak berisikan alamat

    IP ini interface )thernet ini mengirim keluar &RP reFuest. Perangkat yang cocok

    dengan alamat IP tujuan yang dimaksud mengirim kembali &RP reply yang berisikan

    alamat M&+. Informasi alamat IP dan alamat M&+ ditambahkan pada table &RP

    untuk interface )thernet tersebut. Router sekarang telah bisa mengenkapsulasi

    paket IP menjadi frame )thernet dengan alamat M&+ tujuan dari table &RP. Crame

    )thernet dengan paket yang telah dienkapsulasi dikirim melalui interface )thernet

    tersebut.

    2.2., onfiguration % Serial Interfaceonfiguration a Serial Interface;elanjutnya yang akan dikonfigurasi adalah interface serial /0/0/ dari R#. Interface

    ini berada pada alamat jaringan #A$.#8.$./0$- dan diberi alamat IP serta

    subnetmask#A$.#8.$.#0$-. Prosesnya sama dengan mengkonfigurasi interface

    )thernet yaitu:

    R1(config)#interface serial 0/0/0

    R1(config-if)#ip address 172.16.2.1 255.255.255.0

    R1(config-if)#no shutdown

    ;etelah memasukkan perintah diatas output interface serial yang dihasilkan

    beragam tergantung kepada tipe koneksi %&' yang digunakan. 1ntuk sekarang

    koneksi serial point(to(point yang digunakan antara dua router. Interface serial akan

    berada pada posisi up hanya apabila interface serial pada router lain juga telah

    dikonfigurasi. engan mengetikkan perintah show interfaces serial /0/0/ akan

    menghasilkan output yang ada pada gambar.

    7

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    8/40

    ari gambar tersebut link masih dalam keadaan down. Ini terjadi karena belum

    diaktifkannya interface serial yang lain.

    R1(config)#interface serial 0/0/0

    R1(config-if)#ip address 172.16.2.1 255.255.255.0

    R1(config-if)#no shutdown

    Note" Kedua interface serial tersebut tidak harus menggunakan nomor yang sama

    misalnya harus sama(sama serial /0/0/. 'amun karena kedua interface merupakananggota alamat jaringan yang sama kedua(keduanya harus merupakan anggota

    alamat jaringan #A$.#8.$./0$-. Interface serial pada R$ dikonfigurasi dengan alamat

    IP #A$.#8.$.$0$-.

    R2(config)#interface serial 0/0/0

    R2(config-if)#ip address 172.16.2.2 255.255.255.0

    R2(config-if)#no shutdown

    1ntuk mengetahui lebih detail status dari interface ini maka ketikkan perintah beikut:

    R2#show interfaces serial 0/0/0Serial0/0/0 is up, line protocol is down

    ;ambungan fisik antara R# dan R$ dalam keadaan up karena keduanya sudah

    dikonfigurasi dengan alamat IP dan subnetmask dan sudah aktif dengan

    mengetikkan no shutdown. 'amun line protokol masih dalam keadaan down. Ini

    karena interface tersebut belum menerima sinyal clock. Masih ada perintah yang

    harus dimasukkan yaitu perintah clock rate pada router dengan kabel +). Perintah

    clock rate akan mengatur sinyal clock untuk sambungan ini.

    2.2.- Examining Router Interface+hy#ically onnection a %N Interface*apisan fisik pada koneksi %&' menggambarkan interface antara data terminal

    eFuipment ?")@ dan data circuit terminal eFuipment ?+)@. 7iasanya +) berada

    pada sis pro9ider dan ") pada sisi pelanggan. Pada model ini pro9ider

    menawarkan ") untuk modem atau +;10;1.

    7iasanya router adalah perangkat ") yang terhubung dengan +;10;1 yang

    merupakan perangkat +). +;10;1 ?perangkat +)@ digunakan untuk

    mengkon9ersi data dari router ?perangkat ")@ ke format yang bisa diterima oleh

    %&' pro9ider. +;10;1 ?perangkat +)@ juga bertanggungjawab untuk

    mengkon9ersi data dari %&' pro9ider ke format yang bisa diterima oleh router

    8

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    9/40

    ?perangkat ")@. Router terhubung dengan +;10;1 menggunakan kabel serial

    jenis ").

    Interface serial membutuhkan sinyal clock untuk mengontrol waktu dalam

    komunikasi. Pada kebanyakan lingkungan pro9ider ?perangkat +) seperti

    +;10;1@ menyediakan clock. ;ecara default router +isco merupakan perangkat").

    onfiguring Serial $ink# in a $a) En!ironment1ntuk sambungan interface serial yang terhubung langsunh salah satu sisi koneksi

    harus diset +) dan menyediakan sinyal clock bagi keduanya. Meskipun interface

    serial +isco secara default adalah ") namun bisa dikonfigurasi menjadi perangkat

    +).

    1ntuk mengkonfigurasi router menjadi perangkat +)a.

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    10/40

    01:10:28: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

    Serial0/0, changed state to up.

    2.2.- Examining Router Interface#*erifying the Serial Interface onfiguration

    ;eperti yang terlihat pada gambar dapat menentukn bahwa line protokol berada

    pada keadaan up yang bisa diketahui dengan mengetikkan perintah show interfaces

    dan show ip interface brief. ;elain itu untuk mengetahui link up bisa dengan meng(

    ping interface remote.

    R1#ping 172.16.2.2

    &khirnya bisa dilihat bahwa interface serial dengan alamat network #A$.#8.$./0$-

    sudah ada pada routing table kedua router. ika kita mengetikkan perintah show ip

    route pada R# maka akan menghasilkan output yang menyatakan bahwa alamat

    network #A$.#8.$./0$- terhubung langsung dengan router tersebut.

    R1#show ip route

    10

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    11/40

    1ntuk melihat file running(configuration yang ada pada R# dengan cara mengetikkan

    perintah show running(config.

    R1#show running-config

    2.3 Exploring /irectly onnected Network#

    2.3.1 *erifying hange# to the Routing Ta)le

    Routing Ta)le oncept#

    Perintah #how ip route menampilkan isi dari routing table. Routing table merupakan

    struktur data yang digunakan untuk menyimpan informasi yang diperoleh dari

    berbagai sumber. "ujuan utama routing table menyediakan jalur ke berbagai alamat

    network yang berbeda untuk router dimana routing table itu ada.

    Routing table terdiri dari daftar alamat network yang sudah diketahui oleh router

    yang terdiri dari alamat yang terhubung langsung baik yang dikonfigurasi secara

    statis maupun dinamis. Pada gambar ini R# dan R$ terhubung langsung.

    ()#er!ing Router# a# They are %dded to the Routing Ta)le

    ;elanjutnya akan dilihat lebih jauh tentang bagaimana koneksi langsung terhubung

    dengan router ditambahkan dan dihapus dari routing table. Perintah debug bisa

    digunakan untuk memonitor router yang sedang beroperasi dan bersifat real time.

    Perintah debug ip routing akan memperlihatkan oerubahan yang terjadi apabila route

    yang ada ditambahkan ataupun dihapus.

    11

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    12/40

    Pertama aktifkan debugging dengan mengetikkan perintah debug ip routing

    sehingga output yang dihasilkan adalah jaringan yang terhubung langsung yang

    ditambahkan ke routing table.

    R2#debug ip routing

    IP routing debugging is on

    onfiguring the I+ addre## and Su)net 'a#k

    ;elanjutnya interface fastethernet /0/ pada R$ di konfigurasi dengan alamat IP

    #A$.#8.#.# yang merupakan anggota alamat network #A$.#8.#./0$-. engan

    mengetikkan perintah no shutdown interface tersebut aktif untuk dihubungkan

    dengan menggunakan kabel )thernet.

    R2(config)#interface fastethernet 0/0

    R2(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.0

    R2(config-if)#no shutdown

    >utput berikut menjadi pesan I>; atas perintah diatas:

    02:35:30: %LINK-3-UPDOWN: Interface FastEthernet0/0, changed

    state to up

    02:35:31: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

    FastEthernet0/0, changed state to up

    ;etelah perintah no shutdown dimasukkan dan router menentukkan bahwa interface

    dan line protocol dalam keadaan up state output debug R$ menampilkan koneksi

    langsung yang ditambahkan ke routing table.

    02:35:30: RT: add 172.16.1.0/24 via 0.0.0.0, connected metric

    [0/0]

    02:35:30: RT: interface FastEthernet0/0 added to routing table

    12

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    13/40

    ari gambar diatas routing table menampilkan jaringan yang terhubung langsung

    yaitu dengan alamat network #A$.#8.#./0$-

    Perintah debug ip routing menampilkan proses routing table yang ada pada setiap

    router apakah rute yang ada terhubung langsung rute statis ataupun rute dinamis.

    1ntuk menonaktifkan debug ip routing dapat dengan cara mengetikkan perintah

    udebug ip routing atau indebug all.

    hanging an I+ %ddre##

    1ntuk mengubah alamat IP atau subnet mask sebuah interface konfigurasi ulang

    alamat IP atau subnet mask interface tersebut. Perubah ini akan mengubah

    masukan sebelumnya.

    1ntuk menghapus jaringan yang terhubung langsung ke router dengan

    menggunakan perintah shutdown dan no ip address.

    Perintah shutdown digunakan untuk menonaktifkan interface. Perintah ini juga

    digunakan untuk menyimpan konfigurasi alamat IP dan subnet mask namunmenonaktifkan interface tersebut untuk sementara. &lamat IP akan masih tersimpan

    pada file konfigurasi yaitu running(config.

    ;etelah perintah shutdown digunakankan kita bisa menghapus alamat IP dan

    subnetmask dari interface.

    Menggunakan perintah debug ip routing bisa melihat proses routing table

    selanjutnya menghapus konfigurasi interface fastethernet /0/ yang ada pada R$.

    R2(config)#interface fastethernet 0/0

    R2(config-if)#shutdown

    >utputnya menghasilkan data routing table yang menghapus rute yang terhubung

    langsung.

    13

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    14/40

    02:53:58: RT: interface FastEthernet0/0 removed from routing

    table

    02:53:58: RT: del 172.16.1.0/24 via 0.0.0.0, connected metric

    [0/0]

    02:53:58: RT: delete subnet route to 172.16.1.0/24

    I>; juga mengindikasikan bahwa interface dan line protocol dalam keadaan down.

    02:54:00: %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed

    state to administratively down

    02:54:01: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface

    FastEthernet0/0, changed state to down

    ;ekarang kita menghapus alamat IP pada interface

    R2(config-if)#no ip address

    Menonaktifkan debugging:

    R2#undebug all

    All possible debugging has been turned off

    1ntuk mem9erifikasi bahwa rute tersebut telah dihapus dari routing table ketikkan

    perintah show ip route. engan alamat network untuk rute #A$.#8.#./0$- sudah

    dihapus.

    Reconfiguring the interface to continue with the chapter

    1ntuk selanjutnya diasumsikan bahwa fastethernet /0/ aktif.1ntuk mengkonfigurasi

    ulang:

    R2(config)#interface fastethernet 0/0R2(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.0

    14

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    15/40

    R2(config-if)#no shutdown

    2.3.2 /e!ice# on /irectly onnected Network#

    %cce##ing /e!ice# on /irectly onnected Network#

    ari gambar jaringan yang telah ada diasumsikan bahwa jaringan yang terhubung

    langsung sudah dikonfigurasi pada semua router.

    15

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    16/40

    >utput pada gambar tersebut menampilkan bahwa semua interface pada semua

    router telah dikonfigurasi dan berada pada status DupE dan DupE.

    engan mere9iew routing table diatas dapat diperiksa bahwa yang diiinstal pada

    routing adalah directly connected network.

    *angkah penting pada konfigurasi jaringan adalah memeriksa apakah interfaceberada pada keadaan DupE dan DupE dan berarti routing table telah lengkap. "anpa

    memperhatikan bahwa jaringan itu diset secara rute statis protokol routing dinamis

    atau kombinasi keduanya G periksa koneksi jaringan dengan perintah show ip

    interface brief dan perintah show ip route sebelum melanjutkan ke konfigurasi yang

    lebih kompleks.

    Ketika router hanya memiliki konfigurasi interface dan routing table berisi directly

    connected networks bukan rute lain hanya peralatan yang ada pada directly

    connected yang bisa dijangkau satu sama lain.

    R# bisa berkomunikasi dengan semua perangkat yang terdapat pada

    network #A$.#8.3./0$- dan #A$.#8.$./0$-. R$ bisa berkomunikasi dengan semua perangkat yang terdapat pada

    network #A$.#8.$./0$- dan #2$.#8,.#./0$-

    R3 bisa berkomunikasi dengan semua perangkat yang terdapat pada

    network #2$.#8,.#./0$- dan #2$.#8,.$./0$-.

    Karena router(router tersebut hanya mengetahui directly connected network yang

    ada padanya router hanya bisa berkomunikasi dengan perangkat *&' yang

    terhubung padanya dan juga network serial.

    +ontohnya P+# pada topologi telah dikonfigurasi dengan alamat IP #A$.#8.3.#/ dansubnet mask $44.$44.$44./. P+# juga telah dikonfigurasi dengan default gateway

    16

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    17/40

    #A$.#8.3.# yang juga merupakan alamat IP interface fastethetnet /0/. Karena R#

    hanya mengetahui directly connected router ini bisa menyampaikan paket dari P+#

    ke perangkat yang ada pada network #A$.#8.$./0$- seperti #A$.#8.$.# dan

    #A$.#8.$.$. Paket dari dari P+# dengan alamat tujuan seperti P+$ #A$.#8.#.#/ akan

    dibuang oleh R#.

    "erlihat bahwa proses ping gagal atau failed. Kegagalan ini disebabkan oleh R$ yang

    tidak mempunyai route pada routing tablenya yang tidak sesuai dengan #A$.#8.3.#

    atau #2$.#8,.$.# dan alamat ini merupakan alamat IP tujuan dalam proses ping.

    1ntuk mencocoklkan antara alamat paket IP tujuan #A$.#8.3.# dengan rute yang ada

    pada routing table alamat tersebut harus semua dengan sejumlah left(most bit dari

    alamat network yang diindikasi oleh prefiB rute. +ontohnya R$ semua rute

    mempunyai prefiB 0$- oleh sebab itu $- bit pada left(most diperiksa untuk masing(

    masing rute.

    hecking Each Route inTurn

    Rute pertama pada tabel untuk R# #A$.#8.#./0$-

    172.1.0.0/2' is su(netted) 2 su(nets

    * 172.1.1.0 is direct&+ connected) FastEthernet0/0

    Proses pemeriksaan I>; untuk routing table berguna untuk bertujuan untuk melihat

    apakah $- bit left(most untuk alamat paket IP tujuan #A$.#8.3.# sesuai dengan

    network #A$.#8.#./0$-.

    17

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    18/40

    ika dikon9ersikan alamat tersebut ke bilangan biner dan dibandingkan antara

    keduanya terlihat bahwa $- bit pertama pada rute ini tidak sesuai karena bit ke $3

    tidak cocok. >leh sebab itu rute ini ditolak.

    172.1.0.0/2' is su(netted) 2 su(nets

    * 172.1.2.0 is direct&+ connected) ,eria&0/0/0

    1ntuk rute kedua $- bit pertamanya juga tidak sesuai yaitu pada bit ke $-nya. >leh

    sebab itu rute ini juga ditolak dan proses ini pindah ke rute berikutnya pada routing

    table.

    * 12.1.1.0/2' is direct&+ connected) ,eria&0/0/1

    Rute ke tiga juga tidak sesuai. #/ dari $- bit pertama juga tidak sesuai. >leh sebab

    itu rute ini juga ditolak. Karena tidak ada route yang sesuai proses ping dibuang.

    Router membuat keputusan pengiriman paket pada network layer.

    18

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    19/40

    Pada bagian ini ping berhasil dilakukan. leh karena itu +P neighbor adalah

    perangkat +isco yang secara fisik terhubung langsung dan berbagi data link yang

    yang sama.

    19

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    20/40

    Pada gambar admin jaringan log in ke ;3. ;3 hanya akan menerima +P

    ad9ertisement dari ;# ;$ dan R$.

    &sumsikan bahwa semua router dan switch merupakan perangkat cisco yang

    menjalankan +P apa neighbor dari R#H

    Pada topologi diatas dapat dilihat hubungan +P neighbor:

    R# dan ;# adalah +P neighbor

    R# dan R$ adalah +P neighbor

    R$ dan ;$ adalah +P neighbor

    R$ dan R3 adalah +P neighbor

    R3 dan ;3 adalah +P neighbor

    20

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    21/40

    Perlu diingat bahwa ada perbedaan antara neighbor pada layer $ dan 3. ;witches

    bukan merupakan neighbor router layer 3 karena switches beroperasi hanya pada

    layer $ saja. 'amun switches pada layer $ merupakan neighbor router yang menjadi

    directly connectednya.

    /+ (perationPeriksa outout dari perintah show cdp neighbor dan show cdp neibor detail yang ada

    pada gambar.

    "erlihat bahwa R3 mengumpulkan bebrapa informasi tentang R$ dan switch yang

    terhubung dengna interface fastethernet R3.

    +P berjalan pada layer data link yang dihubungi oleh media fisik sampai ke protokol

    upper lyer ?1*Ps@. Karena +P beroperasi pada layer data lnik dua rau lebih

    perangkat karingan cisco seperti router yang mendukung protokol layer network

    yang berbeda dapat mempelajari masing(masingnya.

    isaat perangkat cisco boots up +P strart up secara default. +P secara otomatis

    mencari perangkat neighbor cisco lainnya yang juga menjalankan +P tanpa

    memperhatikan portokol apa yang sedang dijalankan. +P mempertukarkan

    informasi perangkat baik hardware maupun software dengan +P neighbor yang

    directly connected.

    +P menyediakan beberapa informasi berikut tentang perangkat +P neighbornya

    antara lain:

    e9ice identifierscontohnya nama konfigurasi dari sebuah switch

    &ddress list lebih dari satu alamat network masing(masing protokol

    yang sedang digunakan.

    Port identifier nama dari port lokal dan remote dalam format karakter

    &;+II seperti ethernet/

    +apabilities list

    contohnya apakah peralatan ini router atau switch.

    21

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    22/40

    Platform platform hardware dari perangkat contoh router +isco seri

    A$//.

    2.3., ing for Network /i#co!ery

    +erintah #how /+

    Informasi yang dikumpulkan oleh protokol +P dapat diperiksa dengan perintah

    show cdp neighbor. 1ntuk masing(masing +P neighbor informasi berikut akan

    muncul:

    I dari perangkat neighbor

    Interface lokal

    'ilai holdtime dalam second

    +apability code dari prangkat neighbor

    Platform hardware neighbor

    Port I perangkat remote.

    Perintah show cdp neighbors detail juga menampilkan alamat IP dari perangkat

    neighbor. +P akan menampilkan alamat IP neighbor tanpa memperhatikan apakah

    alamat ip tersebut bisa di ping atau tidak. Perintah ini sangat membantu ketika dua

    router cisco tidak bisa merutekan data link mereka. Perintah show cdp neighbordetail akan membantu menentukan jika salah satu dari +P neighbor memiliki

    konfigurasi IP yang salah.

    1ntuk situasi pencarian jaringan mengetahui alamat IP dari +P neighbor

    merupakan semua informasi yang dibutuhkan untuk telnet ke peralatan. engan

    membangun sesi telnet informasi dapat dikumpulkan dari peralatan +isco yang

    menjadi dirctly connected. >leh sebab itu kita bisa mentelnet semua jaringan yang

    ada pada sekitar peralatan dan membangun topologi logika.

    22

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    23/40

    /i#a)ling /+

    +P bisa beresiko pada keamanan. ; +P

    mengirim +P secara deafult. >leh sebab itu harus mengetahui cara menonaktifkan

    +P.

    ika ingin menonaktifkan +P secara keseluruhan masukkan perintah:

    Router(config)#no cdp run

    ika ingin menggunakan +P tapi harus menghentikan +P ad9ertisements pada

    interface tertentu gunakan perintah berikut:

    Router(config-if)#no cdp enable

    2., Static Route# with Next op4 %ddre##e#

    2.,.1 +urpo#e and ommand Syntax of ip route

    +urpo#e and ommand Syntax of ip route

    Router bisa mempelajari network remote dengan dua cara:

    Manual dari konfigurasi rute statis

    >tomatis berasal dari protocol routing dinamis

    Static route

    Rute statis biasanya digunakan ketika melakukan routing dari network ke stub

    network. ;tub network adalah network yang bisa diakses oleh sebuah rute saja.

    +ontohnya gambar berikut:

    23

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    24/40

    aringan yang terhubung ke R# hanya memiliki satu jalan untuk mencapai tujuan

    lain baik untuk menuju jaringan yang terhubung langsung dengan R$ maupun

    network destination yang merupakan jaringan remote bagi R$. >leh sebab itu

    jaringan #A$.#8.3./ adalah stub network dan R# adalah stub router.

    Menjalankan protkol routing dinamis antara R# dan R$ sangat menbuang resources

    karena R# hanya memiliki satu jalan keluar untuk mengirim data ke jaringan non(lokal. >leh sebab itu rute statis dikonfigurasi untuk terhubung ke remote network

    yang tidak terhubung langsung dengan router. 7erdasarkan kebutuhan tersebut

    maka R# dikonfigurasi dengan rute statis.

    +erintahip route

    Perintah yang digunakan untuk mengkonfigurasi rute statis adalah ip route. ;intak

    lengkapnya sebagai berikut:

    Router(config)#ip route network-address subnet-mask {ip-

    address | exit-interface }

    Parameter yang digunakan sebagai berikut:

    'etwork G address alamat network tujuan dari remote network yang

    ditambahkan pada routing table.

    ;ubnet(mask subnet mask remote networn yang ditambahkan pada

    routing table. ;ubnet mask bisa dimodifikasi untuk merangkuman

    sekelompok jaringan.

    ;alah satu atau kedua parameter berikut juga harus digunakan:

    ip(addressmerupakan alamat IP dari neBt(hop router.

    )Bit(interface

    merupakan interface outgoing yang akan digunakandalam meneruskan paket.

    24

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    25/40

    2.,.2 onfiguration Static Route#

    In#talling a Static Route in the Routing Ta)le

    R# hanya mengetahui directly connected network sehingga rute inilah yang ada

    pada routing tablenya. Remote network yang tidak diketahu oleh R# adalah=

    #A$.#8.#./0$- G *&' pada R$

    #2$.#8,.#./0$- G jaringan serial antara R$ dan R3

    #2$.#8,.$./0$- G *&' pada R3

    Pertama aktifkan debug ip routing untuk mebuat I>; menampilkan pesan ketika rute

    lain ditambahkan pada routing table. Kemudia gunakan perintah ip route untuk

    mengkonfiggurasi rute status pada R# untuk masing(masing network.

    R1#de(ug ip routing

    R1#conf t

    R1config$#ip route 172.1.1.0 2"".2"".2"".0 172.1.2.2

    >utput yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

    Ip routeperintah rute statis

    #A$.#8.#./alamat network remote network

    $44.$44.$44./subnet mask remote network

    #A$.#8.$.$ alamat IP interface serial /0/0/ pada R$ yang merupakan

    DneBt(hopE dari network ini.

    Ketika sebuah alamat menjadi alamat IP neBt(hop sebuah router alamat IP ini

    merupakan alamat yang bisa dijangkau oleh sebuah router dan directly connected

    network bagi router tersebut. dengan kata lain alamat IP neBt(hop #A$.#8.$.$ pada

    R# merupakan directly connected network serial /0/0/ #A$.#8.$./0$-.

    25

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    26/40

    *erifying the Static Route

    >utput dari perintah debug ip routing menampilkan rute yang telah ditambahkan

    pada routing table.

    //:$/:#4: R": add #A$.#8.#./0$- 9ia #A$.#8.$.$ static metric #0/J

    engan perintah show ip route pada R# dapat terlihat bahwa terdapat rute baru yang

    ditambahkan pada routing table.

    >utput yang ada antara lain:

    Skode routing table untuk rute statis

    17!1"!1!rute alamat network

    $% subnetmask untuk rute ini ditampilkan dalam satu baris yang

    dikenal dengan parent route.

    &1$'administrati9e distance dan metric untuk rute statis

    ia 17!1"!! alamat IP dari router yang menjadi neBt(hop yang

    juga merupakan alamat IP interface serial /0/0/ R$.

    onfiguring Route# to Two 'ore Remote Network#

    Perintah untuk mengkonfigurasi rute untuk dua rute lainnya ada pada gambar

    berikut:

    Ketiga rute statis dikonfigurasi pada R# memiliki alamat IP neBt(hop yang sama:

    #A$.#8.$.$. engan menggunakan diagram topologi untuk meneruskan paket ke

    remote network harus melewati router R$ yaitu neBt(hop router.

    Menggunakan perintah show ip route dapat diperiksa rute statis baru yang telah

    ditambahkan pada routing table.

    , 12.1.1.0/2' 1/0 %ia 172.1.2.2

    , 12.1.2.0/2' 1/0 %ia 172.1.2.2

    ;ubnet mask ditempatkan dalam satu garis dengan alamat network.

    26

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    27/40

    Rute statis yang sudah dikonfigurasi juga dapat di9erifikasi dengan memeriksa

    konfigurasi yang sedang berjalan menggunakan perintah show running-config.

    Konfigurasi harus disimpan ke 'R&M dengan menggunakan perintah:

    R1#cop+ running-config startup-config

    2.,.3 Routing Ta)le +rinciple# and Static Route#

    Routing Ta)le +rinciple#

    +rin#ip 1" D;etiap router membuat keputusannya sendiri berdasrkan informasi yang

    pada routing tablenyaE

    R# memiliki tiga buah rute statis pada routing tablenya dan membuat keputusan

    pengiriman data semata(mata berdasarkan informasi yang ada pada routing

    tablenya. R# tidak mengkonsultasikan routing tablenya dengan router lain. &pakah

    router tersebut mempunyai rute untuk network lain atau tidak. Membuat sebuah

    router mengerti remote network merupakan tanggung jawab administrator jaringan.

    +rin#ip 2" ECakta bahwa sebuah router mempunyai beberapa informasi pada routing

    tablenya tidak berarti router lain mempunyai informasi yang samaE.

    R# tidak mengetahui informasi apa yang terdapat pada routing table router lain.

    +ontohnya R# memiliki rute ke network #2$.#8,.$./0$- melalui R$. ;etiap paket

    yang sesuai dengan rute ini milik network #2$.#8,.$./0$- dan akan diteruskan pada

    router R$. R# tidak mengetahui apakah R$ memiliki rut eke network #2$.#8,.$./0$-

    atau tidak.

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    28/40

    2.,., Re#ol!ing to an Exit Interface

    Recur#i!e Route $ookup

    ;ebelum paket(paket diteruskan oleh sebuah router proses routing table harus

    menentukan eBit interface yang akan digunakan untuk meneruskan paket tersebut.

    hal ini dikenal dengan route resol9ability.

    Pada routing table di atas R$ memiliki rute statis untuk remote network

    #2$.#8,.$./0$- dimana rute ini akan meneruskan semua paket ke neBt(hop dengan

    alamat IP #A$.#8.$.$.

    S 1!1"*!!$% &1$' +ia 17!1"!!

    Menemukan rute hanya merupakan langkah awal dari proses lookup. R# harus

    menentukan bagaimana untuk mencapai neBt(hop yang beralamat IP #A$.#8.$.$. Ini

    menjadi langkah kedua untuk mencari kecocokkan untuk alamat #A$.#8.$.$. &lamat

    IP #A$.#8.$.$ sesuai dengan rute untuk directly connected network #A$.#8.$./0$-.

    , 17!1"!! is direct. connected/ Seria$$

    Rute #A$.#8.$./ merupakan directly connected network dengan eBit interface serial

    /0/0/. *ookup ini memberitahukan proses routing tabke bahwa paket akan diteruskankeluar interface ini. >leh sebab itu dibutuhkan dua proses lookup routing table untuk

    meneruskan setiap paket yang menuju network #2$.#8,.$./0$-. Ketika router harus

    melakukan lookup lebih dari sekali ?multiple lookups@ pada routing table sebelum

    meneruskan paket berarti router melakukan proses yang dikenal dengan recursi9e

    lookup. Pada contoh ini:

    a. Paket alamat IP tujuan dicocokan dengan rute statis #2$.#8,.$./0$- dengan

    alamat IP neBt(hop #A$.#8.$.$

    28

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    29/40

    b. &lamat IP neBt(hop dari rute statis #A$.#8.$.$ sesuai dengan directly connected

    network #A$.#8.$./0$- dengan eBit interface serial /0/0/.

    ;etiap rute yang bereferensi pada alamat IP neBt(hop bukan eBit ibterface harus

    memiliki alamat IP neBt(hop cadangan ?resol9ed@ menggunakan rute yang ada pada

    routing table dan memiliki eBit interface.

    7iasanya rute(rute ini mencadangkan diri ke rute(rute yang terdapat pada routing

    table dan merupakan directly connected network Karena entri ini akan selalui

    dilengkapi dengan eBit interface. >leh sebab itu rute statis di konfigurasi dengan

    menggunakan eBit interface. Ini berarti rute(rute tidak membutuhkan rute cadangan

    lagi.

    Exit Interface i# /own

    &pa yang terjadi apabila eBit interface down. ika rute statis tidak bisa menggunakan

    eBit interface sebagai cadangan serial /0/0/ rute statis akan dihapus dari routingtable.

    Periksa proses ini dengan perintah de(ug ip routingpada R# dan kemudian

    konfigurasi interface serial /0/0/ dengan perintahshutdown.

    >utput dari perintah ini bahwa ketiga rute statis dihapus ketika interface serial /0/0/

    berada pada posisi shut down. Ketiga dihapus karena ketiga rute statis memiliki

    cadangan ?resol9ed@ ke interface serial /0/0/. 'amun rute statis masih dalam

    running configuration R#. ika interface diset kembali pada posisi no shut proses

    routing table I>; akan menginstall ketiga rute statis ini ke routing table.

    2.- Static Route# with Exit Interface

    2.-.1 onfiguration a Static Route with an Exit Interface

    onfiguring a Static Route with Exit Interface

    7iasanya rute statis dikonfigurasi dengan menggunakan neBt(hop. ;eperti rute statis

    R# #2$.#8,.$./0$- dikonfigurasi dengan alamat IP neBt(hop #A$.#8.$.$. ;eperti pada

    line konfigurasi berikut:

    ip route 1!1"*!! 00!00!00! 17!1"!!

    ;ebelumnya telah diketahui bahwa rute statis membutuhkan proses lookup routing

    table yang kedua untuk mencari alamat IP neBt(hop #A$.#8.$.$ yang terhubung

    dengan eBit interface. 'amun demikian kebanyakan rute statis dikonfigurasi dengan

    menggunakan eBit interface yang membuat routing table menggunakan eBit

    interface dalam mecari jalur yang cocok.

    Static Route and an Exit Interface

    29

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    30/40

    Konfigurasi ulang rute statis yang telah ada dengan menghapus rute tersebut

    menggunakan perintah no ip route.

    Konfigurasi ulang rute statis pada R# ke #2$.#8,.$./0$- menggunakan eBit interface

    serial /0/0/.

    ;elanjutnya gunakan oerintah show ip route untuk memeriksa perubahan yang ada

    pada routing table terlihat bahwa routing table tidak lagi berdasarkan alamat IP neBt(

    hop tetapi sudah berdasarkan eBit interface. )Bit interface ini sama dengan rute statis

    ketika menggunakan alamat IP neBt(hop sebagai resol9ednya.

    , 12.1.2.0/2' is direct&+ connected) ,eria&0/0/0

    ;ekarang ketika proses routing table bisa mencocokkan setiap paket dengan

    network ini maka proses lookup routing table dapat dilakukan satu kali saja.

    Note" Rute statis yang tampil adalah rute directly connected. Penting untuk

    dimengerti bahwa ini tidak berarti rute tersebut merupakan directly connected

    network atau rute directly connected route. Rute ini masih merupakan rute statis.

    Stati# route# and point5to5point network#

    Rute statis yang dikonfigurasi dengan menggunakan eBit interface adalah ideal bagikebanyakan jaringan network serial point(to(point. aringan point(to(point yang

    menggunakan

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    31/40

    7eberapa penyebab konfigurasi rute statis harus dimodifikasi:

    a. aringan tujuan sudah tidak lagi aktif oleh sebab itu rute statis harus dihapus

    b. &da perubahan topologi jaringan baik dari alamat intermediate ataupun eBit

    interface harus diubah.

    "idak ada cara lain untuk memodifikasi rute statis. Rute statis harus dihapus dandikonfigurasi ulang rute yang baru.

    1ntuk menghapus rute statis tambahkan no didepan perintah ip route diikuti oleh

    perintah yang lain.

    ;ebelumnya dikonfigurasi:

    ip route 1!1"*!! 00!00!00! 17!1"!!

    dapat dihapus dengan perintah no ip route:

    no ip route 1!1"*!! 00!00!00! 17!1"!!

    ;elanjutnya rute dikonfigurasi dengan menggunakan eBit interface:

    R1config$#ip route 12.1.2.0 2"".2"".2"".0 seria& 0/0/0

    &kan leboh efisien dalam proses lokkup routing tabke apabila mengkonfigurasi rute

    statis dengan menggunakan eBit interface G setidaknya koneksi serial point(to(point

    untuk outbound network.

    *erifying the Static Route onfiguration

    Kapanpun terjadi perubahan pada rute statis atau aspek lain dalam jaringan admin

    harus memeriksa oerubahan tersebut.

    *erifying Static Route hange#

    ;ebelumnya rute statis dihapus dan dikonfigurasi ulang. %alaupun begitu running

    configuration berisi konfigurasi yang sedang dijalankan oleh router yang terdiri dari

    perintah dan parameter yang sedang dijalankan oleh router.

    31

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    32/40

    !ambar diatas menampilkan routing table ketiga router terlihat bahwa rute statis

    dengan eBit interface telah ditambahkan pada routing table dan rute statis dengan

    neBt(hop sudah dihapus.

    engan menggunakan perintah ping dapat mentes koneksi antar router.

    32

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    33/40

    Ethernet interface# and %R+

    "erkadang eBit interface adalah jaringan )thernet.

    ;eandainya link network antara R# dan R$ adalah link )thernet dan fa/0# R#

    terhubung ke jaringan. Rute statis dengan menggunkan alamat IP neBt(hop untuk

    jaringan #2$.#8,.$./0$- dapat menggunakan perintah berikut:

    R1config$#ip route 12.1.2.0 2"".2"".2"".0 172.1.2.2

    engan menggunakan interface )thernet paket IP harus dienkapsulasi menjadi

    frame )thernet dengan alamat M&+ dari titik tujuan. ika harus dikirim ke neBt(hop

    alamat M&+ titik tujuan akan menjadi interface )thernet neBt(hop router. Pada

    kasusu ini alamat M&+ )thernet tujuan akan dicocokkan dengan alamat IP neBt(hop

    #A$.#8.$.$. R# memeriksa tabel &RP fa/0# untuk entri #A$.#8.$.$ dan mencocokkan

    dengan alamat M&+.

    Sending an %R+ Re6ue#tika entri tidak berapa dalam tabel &RP R# mengirim &RP reFuest melalui interface

    fa/0#. 7roadcast layer $ meminta apakah ada diantara peralatan memiliki alamat IP

    #A$.#8.$.$ yang harus merespon dengan alamat M&+. Karena interface fa/0#

    memiliki alamat IP #A$.#8.$.$ akan membalas dengan &RP beserta alamat M&+

    interface tersebut.

    R# menerima &RP reply dan menambahkan alamat IP #A$.#8.$.$ dan berdasrkan

    alamat M&+ yang ada pada tabel &RPnya. Paket IP dienkapsulasi menjadi frame

    )thernet dengan alamat M&+ tujuan yang ditemukan pada tabel &RP. Crame

    )thernet dengan paket yang telah dienkapsulasi dikirim melalui interface fa/0#menuju R$.

    Static route# and Ethernet exit interface#

    7erikutnya konfigurasi rute statis dengan )thernet eBit interface. 1bah rute statis

    untuk #2$.#8,.$./0$- dengan menggunakan eBit interface menggunakan perintah:

    R1config$#ip route 12.1.2.0 2"".2"".2"".0 fastethernet 0/1

    Perbedaan antara jaringan )thernet dan point(to(point jaringan seraik adalah

    jaringan point(to(point hanya memiliki sebuah perangkat tujuan. engan jaringan

    )thernet kemungkinan ada berbagai peralatan yang berbeda yang berbagi jaringan

    multi(access termasuk host(host dan multiple router. engan hanya merancang

    )thernet eBit interface pada rute statis router tidak akan memiliki informasi yang

    cukup untuk menentukan peralatan mana yang akan menjadi perangkat neBt(hop.

    R# mengetahui bahwa paket harus dienkapsulasi dalam bentuk frame )thernet dan

    mengirimnya melalui interface fa/0#. 'amun R# tidak mengetahui alamat IP neBt(

    hop dan oleh sebab itu hal ini tidak bisa menentukan alamat M&+ untuk frame

    )thernet.

    7ergantung pada topologi dan konfigurasi yang ada pada router lain rute statis iniberkemungkinan bekerja atau tidak sama sekali. irekomendasikan ketika

    33

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    34/40

    mengguana eBit interface pada network )thernet tidak hanya menggunakan eBit

    interface pada rute statis.

    %d!antage# of u#ing an exit interface with #tati# route#

    &da keuntungan yang didapat dengan menggunakan eBit interface pada rute statis

    baik untuk network serial point(to(point dan )thernet. Proses routing table hanya

    menggunakan sekali lookup untuk menemukan eBit interface dari pada harusmencari neBt(hop.

    1ntuk rute statis dengan point(to(point serial network lebih baik mengkonfigurasinya

    dengan menggunakan eBit interface. 1ntuk interface serial point(to(point alamat

    neBt(hop yang ada pada routing tabke tidak akan pernah digunakan oleh prosedur

    pengiriman paket jadi tidak dibutuhkan sama sekali.

    2.7 Summary and /efault Static Route#

    2.7.1 Summary Static Route#

    Summari8ing Route# to Reduce the Si8e of the Routing Ta)leMembuat routing table yang lebih kecil membuat proses lookup routing table lebih

    efisien kaena ada beberapa saja rute yang harus dicari. ika sebuah rute statis bisa

    digunakan dari pada lebih dari satu rute statis ukuran routing tabke akan berkurang.

    Pada kebanyakan keadaan sebuah rute statis bisa digunakan untuk mengetahui

    lusinan ratusan sampai ribuan rute.

    Kita bisa menggunakan sebuah alamat network untuk mewakili beberapa subnet.

    +ontohnya network #/./././0#8 #/.#././0#8 #/.$././0#8 #/.3././0#8 sampai

    #/.$44././0#8 dapat diwakili oleh sebuah alamat network: #/./././0,

    Route Summari8ation

    7eberapa rute statis bisa dirangkum menjadi sebuah alamat rute statis jika:

    'etwork tujuan bisa dirangkum menjadi sebuah alamat network

    7eberapa rute statis menggunakan eBit interface atau alamat neBt(hop

    yang sama.

    Pada contoh yang sudah dibuat R3 memiliki tiga buah rute statis. Ketiga rute

    tersebut dikirim melalui interface serial /0/0#. Ketiga rute tersebut adalah:

    ip route 172.1.1.0 2"".2"".2"".0 ,eria&0/0/1ip route 172.1.2.0 2"".2"".2"".0 ,eria&0/0/1

    ip route 172.1.!.0 2"".2"".2"".0 ,eria&0/0/1

    ika memungkinkan semua rute dapat dirangkum menjadi rute statis tunggal.

    #A$.#8.#./0$- #A$.#8.$./0$- dan #A$.#8.3./0$- bisa dirangkum mejadi network

    #A$.#8././0$$. Karena ketiga rute tersebut menggunakan eBit interface yang sama

    ketiga dirangkum menjadi #A$.#8././ $44.$44.$44./.

    alculating a #ummary route

    7erikut ini proses membuat summary route #A$.#8.#./0$$:

    #. 7uat network dalam bilangan biner

    $. 1ntuk menemukan subnet mask untuk dirangkum mulai dari left(most bit.

    34

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    35/40

    3. imulai dari kiri ke kanan temukan semua bit yang sesuai dengan teratur

    -. Ketika menemukan bagian yang tidak coco berhenti. 7erarti sudah menemukan

    summary boundarynya.

    4. ;ekarang hitung left(most bit yang sesuai. Pada contoh $$. Ini akan menjadi

    subnet mask untuk rute rangkuman 0$$ atau $44.$44.$44./.

    8. 1ntuk menemukan alamat network untuk rangkumana saling $$ bit yang sesuaidan tambahkan bit / sehingga $$ bit tersebut menjadi berjumlah 3$ bit.

    onfiguring a Summary route

    1ntuk mengimplementasikan summary route pertama harus dihapus dulu ketiga rute

    statis yang digunakan:

    R!config$#no ip route 172.1.1.0 2"".2"".2"".0 seria&0/0/1

    R!config$#no ip route 172.1.2.0 2"".2"".2"".0 seria&0/0/1

    R!config$#no ip route 172.1.!.0 2"".2"".2"".0 seria&0/0/1

    ;elanjutnya akan dikonfigurasi rute statis yang sudah dirangkum:

    R!config$#ip route 172.1.0.0 2"".2"".2"2.0 seria&0/0/1

    35

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    36/40

    1ntuk 9erifikasi rute statis yang baru periksa routing tabke R$ dengan

    menggunakan perintah show ip route:

    172.1.0.0/22 is su(netted) 1 su(nets

    , 172.1.0.0 is direct&+ connected) ,eria&0/0/1

    2.7.2 /efault Static Route

    'o#t Spe#ific 'atch

    ;angat mungkin bahwa paket alamat IP titik tujuan akan sesuai dengan beberaparute yang ada pada routing table. +ontohnya:

    172.1.0.0/2' is su(netted) ! su(nets

    , 172.1.1.0 is direct&+ connected) ,eria&0/0/0 and

    , 172.1.0.0/1 is direct&+ connected) ,eria&0/0/1

    Paket dengan alamat IP tujuan #A$.#8.#.#/ akan sesuai dengan kedua rute statis

    diatas. Proses lookup routing table akan menggunakan most(spesific match. Karena

    $- bit sesuai dengan rute #A$.#8.#./0$- dan hanya #8 bit dari rute #A$.#8././0#8

    yang cocok rute statis dengan $- bit yang cocok akan digunakan. Ini merupakan bit(bit yang terpanjang yang cocok. Paket selanjutnya akan di enkapsulasi pada frame

    layer $ dab dikirim melalui interface serial /0/0/. ;ubnet mask yang ada pada rute

    entri merupakan apa yang menentukan berapa bit yang harus sesuai dengan paket

    IP alamat tujuan untuk rute yang akan dicocokan.

    Note"proses ini sama untuk semua rute yang ada pada routing table termasuk rute

    statis rute dipelajari dari protokol routing dan directly connected network.

    36

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    37/40

    efault rute statis sesuai untuk semua paket. igunakan pada keadaan:

    Ketika tidak rute yang ada pada routing table yang sesuai dengan paket

    alamat IP tujuan. engan kata lain disaat dibutuhkan kecocokan yang

    lebih spesifik dan tidak ada. 7iasanya digunakan ketika menghubungkan

    router sebuah perusahaan dengan jaringan I;P.

    Ketika sebuah router hanya memiliki sebuah router lain yang terhubung

    padanya. Kondisi ini dikenal dengan stub router.

    onfiguring a /efault Static Route

    ;intak untuk default rute statis sama dengan rute statis lainnya kecuali untuk alamat

    network di set menjadi /./././ dan subnet masknya juga /./././:

    Routerconfig$#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 eit-interface ip-

    address

    &lamat network dan mask /./././ /./././ disebut dengan rute DFuad(eroE

    R# merupakan stub router.

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    38/40

    R# merupakan kandidat yang ideal untuk menggantikan ketiga route statis dengan

    default route. Pertama hapus ketiga rute statis yang sudah ada:

    R1(config)#no ip route 17!1"!1! 00!00!00! seria $$

    R1(config)#no ip route 1!1"*!1! 00!00!00! seria $$

    R1(config)#no ip route 1!1"*!! 00!00!00! seria $$

    ;elanjutnya konfigurasi sebuah default rute statis menggunakan serial /0/0/ sebagai

    eBit interface:

    R1(config)#ip route !!! !!! seria $$

    *erifying a /efault Static Route

    ;etelah diubah menjadi default rute statis maka dengan menggunakan oerintah

    show ip route akan didapat output sebagai berikut:

    ,3 0.0.0.0/0 is direct&+ connected) ,eria&0/0/0

    "anda DLE asterisk setelah huruf ; merupakan code yang mengindikasikan bahwa

    rute statis ini adalah menjadi kandidat untuk default route. >leh sebab itu rute ini

    disebut dengan default static route.

    Kunci dari konfigurasi ini adalah mask 0/. ;ebelumnya telah diketahui untuk memcari

    alamat network yang cocok dengan sebuah jalur adalah membandingkan panjang

    subnet masknya dengan network yang ada pada routing table. 1ntuk default static

    router yang mask nya 0/ maka tidak ada bit yang harsu dibandingkan. >leh sebab

    itu semua paket IP yang datang akan sesuai.

    efault route sudah umum pada router. aripada router menyimpan berbagai rute

    untuk berbagai network pada internet lebih baik menyimpan sebuah default router

    untuk mewakilkan network manapun yang tidak ada pada routing table.

    2.9 'anaging and Trou)le#hooting Static Route#

    2.9.1 Static Route# and +acket :orwarding

    7erikut ini contoh bagaimana proses pengiriman pada dengan menggunakan rute

    statis. imana sebuah P+ ?P+#@ mengirim paket ke P+3.

    #. Paket tiba melalui interface fastethernet /0/ R#.

    $. R# tidak memiliki rute khusus menuju network tujuan #2$.#8,.$./0$-. >leh

    sebab itu R# menggunakan default rute statis.

    3. R# mengenkapsulasi paket ke bentuk frame baru. Karena R$ merupakan link

    point(to(point R# menambahkan alamat Dall #sE untuk alamat lapis $ tujuan.

    -. Crame tersebut dikirim keluar melalui interface serial /0/0/. Paket sampai pada

    R$ melalui interface serial /0/0/.

    4. R$ mendekapsulasi frame dan melihat rute tujuan dari paket. R$ memiliki rute

    statis menuju #2$.#8,.$./0$- melalui interface serial /0/0#.

    38

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    39/40

    8. R$ mengenkapsulasi paket membentuk frame baru. Karena R3 memiliki link

    point(to(point dengan R$ R$ menambahkan alamat Dall #sE untuk alamat lapis $

    tujuan.

    A. Crame dikirim keluar dengan menggunakan inetrface serial /0/0#. Paket sampai

    pada R3 melalui interface serial /0/0#.

    ,. R3 mendekapsulasi paket ke frame baru dengan alamat M&+ interfacefastethernet /0/ sebagai sumber alamat lapis $ dan alamat M&+ P+3 sebagai

    alamat M&+ tujuan.

    2. R3 memeriksa entri pada tabel &RP untuk alamat #2$.#8,.$.#/ untuk

    menemukan alamat M&+ lapis $ untuk P+3.

    a. ika yang dicari tidak terdapat pada entri R3 mengirim &RP reFuest keluar

    interface Castethernet /0/.

    b. P+3 merespon dengan mengirim &RP reply yang menyertakan alamat M&+

    P+3.

    #/. R3 mengenkapsulasi paket ke frame baru dengan alamat M&+ interface

    fastethernet /0/0 sebagai alamat sumber lapis $ dan alamat M&+ P+3 menjadialamat tujuan lapis $.

    ##. Crame ditersukan melalui interface fastethernet /0/. Paket sampai pada interface

    'I+ P+3.

    2.9.2 Trou)le#hooting a 'i##ing Route

    Tro)le#hooting a 'i##ing Route

    aringan merupakan subjek untuk berbagai perubahan yang mengakibatkan

    perubahan status yang lumayan sering terjadi. ;eperti:

    Kerusakan interface

    Koneksi yang disediakan I;P mengalami gangguan "erdapat saturasi yang terlalu berlebih pada links.

    &dministrator jaringan memasukkan konfigurasi yang salah.

    ika tidak ditanggulangi kemungkinan koneksi akan hilang. ;eorang administrator

    jaringan bertanggung jawab atas hal itu.

    >leh sebab itu sebagai seorang admisnistrator jaringan harus mengetahui beberapa

    tools yang bisa digunakan untuk troubleshooting antara lain:

    ping

    tracerouteshow ip route

    Perintah show ip interface digunakan untuk mengetahui secara cepat status dari

    interface yang ada. +P dapat membantu mengumpulkan informasi tentang

    konfigurasi IP peralatan +isco yang terhubung langsung dengan perangkat +isco

    lainnya dengan menggunakan perintah show cdp neighbors.

    39

  • 7/26/2019 Modul training Static Routing Menggunakan Cisco

    40/40

    Sol!ing the 'i##ing Route

    Menemukan rute yang hilang ?salah konfigurasi@ relati9 mudah apabila menggunakan

    tools yang tepat.

    ;eperti permasalahan berikut:

    &ndaikan P+# tidak bisa ping ke P+3. "raceroute menyatakan bahwa R$ merespontetapi tidak ada respon dari R3. )ntri routing table pada R$ menampilkan bahwa

    network #A$.#8.3./0$- tidak dikonfigurasi dengan benar. )Bit inteface dikonfigurasi

    untuk mengirim paket ke R3. ;ebenarnya dari topologi dapat diketahui bahwa R#

    memiliki network #A$.#8.3./0$-. >leh sebab itu R$ harus menggunakan serial /0/0/

    sebagai eBit interface G bukan serial /0/0#.

    Perbaiki konfigurasi yang salah hapus rute yang salah dan tambahkan rute untuk

    network #A$.#8.3./0$- dengan serial /0/0/ sebagai eBit interface.

    R2config$#no ip route 172.1.!.0 2"".2"".2"".0 seria&0/0/1R2config$#ip route 172.1.!.0 2"".2"".2"".0 seria& 0/0/0