p-issn: 1693-1246 doi: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 januari

12
p-ISSN: 1693-1246 e-ISSN: 2355-3812 Januari 2016 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-76 DOI: 10.15294/jpfi.v12i1.3782 THE DEVELOPMENT OF EARTH QUAKE TEACHING MATERIAL FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BY FOUR STEP TEACHING MATERIALS DEVELOPMENT METHOD PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMA GEMPA BUMI MENGGUNAKAN FOUR STEP TEACHING MATERIALS DEVELOPMENT S. Hendri a) , W. Setiawan b) a) Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia b) Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia Diterima: 12 Oktober 2015. Disetujui: 28 Desember 2015. Dipublikasikan: Januari 2016 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar materi ilmu pengetahuan alam bagi siswa Sekolah Menengah Pertama. Bahan ajar ini mengangkat tema fenomena bencana gempa bumi sebagai pokok pembahasan utama yang mengintegrasikan ilmu kebumian, fisika, biologi dan teknologi. Penelitian ini merupakan bagian dari Research and Development, yaitu mengembangkan bahan ajar menggunakan metode Four Step Teaching Materials Development (4STMD). 4STMD memiliki empat tahapan pengembangan bahan ajar, yaitu proses seleksi, proses strukturisasi, proses karakterisasi, dan proses reduksi didaktis. Produk akhir dari pengolahan bahan ajar ini berjudul “Belajar Sains Melalui Fenomena Gempa Bumi”. Pengujian terhadap bahan ajar dilakukan dengan mengidentifikasi konsep sulit, menilai kelayakan bahan ajar, dan keterpahaman siswa terhadap bahan ajar. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar konsep-konsep materi yang terdapat pada bahan ajar tergolong konsep mudah, dengan persentase penulisan ide pokok benar diatas 75% dan kualifikasi pemahaman siswa terhadap bahan ajar dikategorikan baik. Hasil penilaian kelayakan bahan ajar dinyatakan bahwa bahan ajar ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran. ABSTRACT The aim of this study is to developed a science teaching material for students on junior high school. The theme of this material are the earthquake phenomenon as the main subject are displayed integratedly into various concepts of science knowledge such as earth science, physics, biology and technology. This study is Research and Development study that developing teaching materials by using The Four Step Teaching Materials Development. The four steps on developing a teaching material which are selection, structurisation, characterization, and didactic reduction process. The final product of this steps is hand out wich titled “Belajar Sains Melalui Fenomena Gempa Bumi (Learning Science through the earth quake phenomenon)”. Then, the teaching materials is tested to get information about concepts indentification, eligibility, and student’s understanding. This study showed that most of the concepts on this teaching material are quite easy with the correct written main ideas above 75% and the students understanding toward this hand out are falls on good category. Beside that, this hand out are validated in four aspects, which are content, material presentment, language & grammar, and grafis. The result stated that the hand out is feasible for use in learning. © 2016 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang Keywords: development, teaching materials, science in junior high school, 4STMD. *Alamat Korespondensi: Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat E-mail: [email protected] http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi merupakan penggabungan keterlibatan aktif siswa dengan materi pembelajaran dan ling- kungan belajar (Antle, et al., 2011). Salah satu fungsi belajar adalah self-evident yaitu untuk menyimpan skema secara otomatis dalam me- mori jangka panjang (Sweller, 1994). Allwrigh mengkategorikan proses belajar sebagai inter- aksi antara tiga elemen, yaitu: guru, siswa dan PENDAHULUAN Menurut teori kontruktivisme, belajar adalah proses membangun pemahaman mela- lui interaksi bermakna dengan dunia, sehingga

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

p-ISSN: 1693-1246e-ISSN: 2355-3812Januari 2016

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-76DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782

THE DEVELOPMENT OF EARTH QUAKE TEACHING MATERIALFOR JUNIOR HIGH SCHOOL BY FOUR STEP TEACHING

MATERIALS DEVELOPMENT METHOD

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMA GEMPA BUMIMENGGUNAKAN FOUR STEP TEACHING MATERIALS

DEVELOPMENT

S. Hendria), W. Setiawanb)

a)Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pasca Sarjana Universitas PendidikanIndonesia

b)Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasPendidikan Indonesia

Diterima: 12 Oktober 2015. Disetujui: 28 Desember 2015. Dipublikasikan: Januari 2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar materi ilmu pengetahuan alam bagi siswa Sekolah MenengahPertama. Bahan ajar ini mengangkat tema fenomena bencana gempa bumi sebagai pokok pembahasan utama yangmengintegrasikan ilmu kebumian, fi sika, biologi dan teknologi. Penelitian ini merupakan bagian dari Research andDevelopment, yaitu mengembangkan bahan ajar menggunakan metode Four Step Teaching Materials Development(4STMD). 4STMD memiliki empat tahapan pengembangan bahan ajar, yaitu proses seleksi, proses strukturisasi, proseskarakterisasi, dan proses reduksi didaktis. Produk akhir dari pengolahan bahan ajar ini berjudul “Belajar Sains MelaluiFenomena Gempa Bumi”. Pengujian terhadap bahan ajar dilakukan dengan mengidentifi kasi konsep sulit, menilaikelayakan bahan ajar, dan keterpahaman siswa terhadap bahan ajar. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besarkonsep-konsep materi yang terdapat pada bahan ajar tergolong konsep mudah, dengan persentase penulisan ide pokokbenar diatas 75% dan kualifi kasi pemahaman siswa terhadap bahan ajar dikategorikan baik. Hasil penilaian kelayakanbahan ajar dinyatakan bahwa bahan ajar ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

ABSTRACT

The aim of this study is to developed a science teaching material for students on junior high school. The theme of thismaterial are the earthquake phenomenon as the main subject are displayed integratedly into various concepts of scienceknowledge such as earth science, physics, biology and technology. This study is Research and Development study thatdeveloping teaching materials by using The Four Step Teaching Materials Development. The four steps on developing ateaching material which are selection, structurisation, characterization, and didactic reduction process. The fi nal productof this steps is hand out wich titled “Belajar Sains Melalui Fenomena Gempa Bumi (Learning Science through the earthquake phenomenon)”. Then, the teaching materials is tested to get information about concepts indentifi cation, eligibility,and student’s understanding. This study showed that most of the concepts on this teaching material are quite easy withthe correct written main ideas above 75% and the students understanding toward this hand out are falls on good category.Beside that, this hand out are validated in four aspects, which are content, material presentment, language & grammar,and grafi s. The result stated that the hand out is feasible for use in learning.

© 2016 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

Keywords: development, teaching materials, science in junior high school, 4STMD.

*Alamat Korespondensi:Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa BaratE-mail: [email protected]

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi

merupakan penggabungan keterlibatan aktifsiswa dengan materi pembelajaran dan ling-kungan belajar (Antle, et al., 2011). Salah satufungsi belajar adalah self-evident yaitu untukmenyimpan skema secara otomatis dalam me-mori jangka panjang (Sweller, 1994). Allwrighmengkategorikan proses belajar sebagai inter-aksi antara tiga elemen, yaitu: guru, siswa dan

PENDAHULUAN

Menurut teori kontruktivisme, belajaradalah proses membangun pemahaman mela-lui interaksi bermakna dengan dunia, sehingga

Page 2: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-7666

bahan ajar (Hutchinson & Torres, 1994). Hasilinteraksi dari ketiga elemen adalah kesempa-tan belajar.

Salah satu komponen penting dalampembelajaran adalah bahan ajar sebagai sum-ber belajar bagi siswa. Dalam proses pembela-jaran, siswa membutuhkan bahan ajar sebagaipengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedu-ral, dan keterampilan intelektual yang merupa-kan kerangka atau petunjuk dalam membantumereka untuk mengorganisasikan apa yangmereka pelajari didalam dan diluar kelas se-lama pembelajaran, saat melakukan kegiatanatau latihan, belajar mandiri, mengerjakan tu-gas/pr dan mempersiapkan ujian (Yanti, et al.,2008). Bahan ajar memungkinkan siswa untukbelajar lebih baik (better), lebih cepat (faster),lebih jelas (clearer), lebih mudah (easier) danlebih banyak (more).

Bahan ajar yang baik dapat menjadi alatyang sangat baik bagi perubahan perilaku sis-wa yang efektif dan tahan lama. Pembelajarantanpa bahan ajar akan sulit dilakukan karenasulit mengakomodasi perubahan perilaku (pe-mahaman) pada siswa (Yanti, et al., 2008). Se-perti yang diungkapkan Anwar (2014) bahwatujuan utama dari proses pembelajaran adalahbagaimana guru menyampaikan bahan ajarkepada siswa sehingga siswa dapat mudahmemahaminya.

Buku-buku ajar yang ada selama ini le-bih menekankan kepada dimensi konten danmasih terdapat beberapa kelemahan yangmenyangkut aspek pedagogis dari materi isibuku sekolah, serta ditemukan adanya kontenmateri yang tertinggal dari perkembangan ilmupengetahuan terkini (Adisendjaja, 2010). Bukuyang tidak sesuai dengan kurikulum di seko-lah diistilahkan bahan ajar yang kurang efektif(ineffective instructional materials). Bahan ajaryang kurang efektif juga dapat menyebabkanhasil belajar siswa yang rendah (Syatriana, etal, 2013).

Sejak tahun 1995, Anwar mengembang-kan gagasan tentang tahapan-tahapan dalammengolah bahan ajar yang bertujuan mengha-silkan bahan ajar efektif sesuai dengan kuri-kulum di sekolah. Tahapan pengolahan bahanajar yang dikembangkan oleh Anwar dinama-kan Four Step Teaching Materials Develop-ment (4S-TMD). Tahapan-tahapan ini adalah:proses seleksi, strukturisari, karakterisasi, danreduksi disdaktis. Produk bahan ajar yang diha-silkan dalam empat tahapan ini adalah bahanajar yang siap disajikan guru sebagai bahanmengajar atau dipelajari oleh siswa sebagaibahan ajar mandiri (Anwar, 2014).

Kelebihan dari Four Step Teaching Ma-terials Development (4STMD) tidak hanya me-nyeleksi materi subjek dari sumber-sumber ba-han ajar seperti buku teks atau buku referensiyang lain, tetapi juga dikembangkan nilai-nilaiyang dapat digali oleh siswa saat mempelajarimateri subjek tersebut. Tahapan 4S-TMD tidakberhenti pada proses seleksi, namun terdapattiga tahapan lain yang digunakan untuk men-gembangkan bahan ajar. Tiga tahapan tersebutmasing-masing adalah: tahapan strukturisa-si, tahapan karakterisasi dan tahapan reduksiyang tidak terdapat dalam cara mengolah ba-han ajar lainnya. Ketiga tahapan ini merupakantahapan lanjutan yang harus dilakukan gunamendapatkan bahan ajar yang sesuai dengankebutuhan siswa dan tahapan perkembangankognitif siswa. Dalam tiga tahapan lanjutan ini,melibatkan siswa untuk membangun strukturkonsep dalam pikiran siswa, mengkarakterisa-si konsep materi berdasarkan tingkat kesulitanmenurut siswa, dan mengurangi tingkat kesuli-tan tersebut agar siswa dapat lebih paham da-lam memahami konsep materi yang disajikanpada bahan ajar.

Melalui pembelajaran IPA, siswa diarah-kan untuk dapat mendeskripsikan fenomenaalam (Lamanauskas, 2010) dan keterkaitan-nya dengan dampak yang ditimbulkan dalamkehidupan sehari-hari (Liliawati, et al, 2013).Pembelajaran IPA dapat diintegrasikan dalamberbagai disiplin ilmu, seperti ilmu sosial atau-pun teknologi, dan dapat juga diintegrasikandengan keterampilan, sikap dan minat siswadalam pembelajaran. Dengan mengintegrasi-kan konsep-konsep IPA, diharapkan siswa da-pat memahami konsep secara lebih bermakna,kontekstual dan utuh (Bialek & Botstein, 2004;Wisudawati & Sulistyowati, 2014; Liliawati, etal., 2013).

Berdasarkan standar isi pada kajian IPAuntuk SMP/MTs, dapat dikembangkan temamengenai fenomena alam yang ada di bumi,seperti gempa bumi. Tema ini merupakan temayang dikembangkan dari ruang lingkup IlmuKebumian yang menginterasikan ilmu sainsdasar lainnya seperti fi sika, biologi, oseono-grafi , ilmu bumi, geografi dan teknologi. Kon-sep-konsep dalam tema bencana gempa bumiadalah struktur bumi (earth science), lempengtektonik (earth science), gelombang (fi sika),perpindahan kalor (fi sika), karakteristik zat (ki-mia), bagaimana kehidupan makhluk hiduppada daerah ekstrim batas lempeng (biologi),fenomena dan mitigasi bencana gempa bumi(sosial). Dengan menyajikan konsep-konseptersebut dalam bahan ajar, siswa dapat men-

Page 3: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

S. Hendri, W. Setiawan - The Development of Earth Quake Teaching Material For Junior 67

deskripsikan fenomena alam gempa bumi danmemahami cara mitigasi bencana gempa bumi.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Men-gembangkan bahan ajar IPA SMP pada setiaptahapan metode Four Step Teaching MaterialsDevelopment (4STMD) tema Bencana GempaBumi. (2) Menganalisis kelayakan bahan ajarIPA SMP tema Bencana Gempa Bumi denganmetode Four Step Teaching Materials Deve-lopment (4STMD) dan (3) Menganalisis keter-pahaman bahan ajar IPA SMP tema Bencana

Gempa Bumi dengan metode Four Step Te-aching Materials)

METODE

Salah satu tujuan dari penelitian adalahmengembangkan produk berupa bahan ajarIPA SMP tema Bencana Gempa Bumi. Pene-litian ini merupakan bagian dari Research andDevelopment (penelitian dan pengembangan)yang digunakan untuk menghasilkan produktertentu berdasarkan pada hasil analisis ke-

Gambar 1. Alur Penelitian (diadopsi dari Pengembangan Bahan Ajar Four Step Materials Teach-ing Development (4S-MTD) menurut Sjaeful Anwar)

Page 4: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-7668

kurangan produk sebelumnya, dan kemudianmenguji kelayakan produk baru tersebut (Su-giyono, 2006). Produk yang dihasilkan dalampenelitian ini berupa bahan ajar IPA SMP den-gan tema bencana Alam yang dikembangkanmenggunakan metode Four Steps TeachingMaterial Development (4S-TMD). Pada akhirpenelitian dilakukan pengujian kelayakan ter-hadap bahan ajar, yaitu melalui pemahamansiswa terhadap bahan ajar dan keyakan bahanajar. Dalam pengembangan bahan ajar, meto-de 4S-TMD terdiri dari empat tahapan yaitu:seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksididaktik, seperti yang ditampilkan pada Gam-bar 1.

Proses seleksi merupakan studi litera-tur untuk mengumpulkan informasi berkaitandengan studi dokumen, kurikulum, sumberbahan ajar dan lainnya dalam mengembang-kan bahan ajar IPA SMP. Kegiatan yang dila-kukan meliputi: 1) Analisis kurikulum Kurikulum2013 pada jenjang SMP pada mata pelajaranIPA, berkaitan dengan Kompetensi Inti danKompetensi Dasar; 2) Analisis deskripsi untukmenurunkan kompetensi dasar menjadi tujuanpembelajaran yang akan dikembangkan dalammembuat bahan ajar; 3) Menganalisis nilai-ni-lai yang dapat disisipkan dan sesuai denganlingkup kajian materi bahan ajar; 4) Mengum-pulkan sumber bahan ajar dan mengkompilasimateri subjek yang diperoleh dari buku-bukuteks dan sumber lain yang disesuaikan dengankompetensi dasar menjadi sebuah draft kum-pulan materi seleksi; dan 5) vallidasi oleh ahliguna menjamin keabsahan dan keakuratankonten keilmuan bahan ajar sebelum dikem-bangkan dalam tahapan berikutnya.

Pada proses strukturisasi, draft kumpu-lan materi seleksi distruktur secara didaktis se-suai dengan karakteristik struktur bahan ajar.Adapun prosedur tahap strukturisasi meliputi(1) membuat peta konsep dari konsep-konseppada draft kumpulan materi seleksi; (2) mem-buat struktur makro dengan mengurutkan ma-teri konsep pada draft kumpulan materi seleksi;dan (3) merangkumkan multipel representasiyang berupa representasi makroskopis, sub-mikroskopis dan simbolik dari draft kumpulanmateri seleksi. (4) validasi ahli (peta konsep,struktur makro dan multiple representasi) untukmelihat kebenaran penyusunan struktur materisubjek.

Pada tahap karakterisasi, bahan ajaryang sudah distruktur secara didaktis kemudi-an diujicoba kepada siswa untuk mengidentifi -kasi konsep sulit menggunakan penulisan ide

pokok yang telah dikembangkan oleh SjaefulAnwar. Instrumen penulisan ide pokok digu-nakan dengan pertimbangan bahwa untuk da-pat memahami suatu teks perlu pemahamanyang utuh tehadap masing-masing paragrafpembentuk teks. Dengan kata lain melalui pe-nulisan ide pokok dari teks pada bahan ajar,siswa akan melakukan tahapan berpikir danmenemukan gagasan yang tertuang dari sebu-ah teks.

Konsep-konsep yang sulit pada bahanajar selanjutnya direduksi secara didaktis padatahapan terakhir pada metode 4STMD atautahap reduksi didaktis. Proses reduksi dapatdilakukan dengan membuat kisi-kisi reduksididaktis kemudian melakukan reduksi didaktisdengan menggunakan simbol, sketsa, contohatau analogi. Bahan ajar yang dihasilkan padatahap reduksi kembali diuji coba pada siswauntuk membandingkan kriteria kesulitan kon-sep sebelum dan sesudah reduksi didaktis.Hasil akhir dari keempat proses pengemban-gan bahan ajar metode Four Step Materials Te-aching Development berupa bahan ajar yangmemiliki kriteria konsep mudah.

Pengujian terhadap bahan ajar dilaku-kan dalam dua tahap, yaitu pengujian keter-pahaman bahan ajar dan kelayakan bahanajar. Keterpahaman bahan ajar yang dimaksudadalah keterpahaman konsep bahan ajar yangdiujikan melalui tes soal pemahaman konsep,untuk melihat kualifi kasi pemahaman siswaterhadap konsep pada bahan ajar. Selain itu,dilakukan penilaian kelayakan bahan ajar olehahli dan guru dari aspek konten isi, penyajianmateri, bahasa dan grafi ka.

Objek penelitian ini adalah bahan ajar be-rupa hand-out siswa untuk mata pelajaran IPApada jenjang SMP tema bencana gempa bumi.Adapun, responden dalam penelitian adalahsiswa kelas VIII yang belajar IPA dengan me-nerapkan Kurikulum 2013. Jangka waktu pen-elitian selama enam bulan dari bulan Februarihingga Juni 2015. Pelaksanaan uji identifi kasikonsep sulit dan keterpahaman bahan ajar di-lakukan di SMP Negeri 1 Arjawinangun.

Data yang diperoleh dari penelitian danpengembangan ini terdiri atas data kuantitatifdan kualitatif. Data kualitatif berupa: 1) Hasilvalidasi Ahli pada Kumpulan Materi Seleksi; 2)Hasil validasi Ahli pada kumpulan materi struk-turisasi; 3) Penilaian kelayakan bahan ajar.Data kuantitatif berupa: 1) Identifi kasi KonsepSulit; dan 2) Keterpahaman Bahan Ajar.

Draft materi seleksi dan strukturisasiyang telah disusun dikonsultasikan kepada ahli

Page 5: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

S. Hendri, W. Setiawan - The Development of Earth Quake Teaching Material For Junior 69

untuk memberi keputusan apakah dapat digu-nakan pada tahapan selanjutnya atau masihperlu perbaikan. Tenaga ahli yang bertugasuntuk memvalidasi draft materi seleksi adalahenam orang pakar yang terdiri dari tiga dosenilmu kebumian dan pendidikan UPI; dan tigaorang guru IPA SMP yang sedang menempuhpendidikan di UPI.

Perolehan data validasi ahli diakumula-sikan pada masing-masing butir penilaian ke-sesuaian draft materi. Hasil rvalidasi dihitungdengan menggunakan Content Validity Ratio(CVR) untuk mengambil keputusan apakahdraft materi dapat diterima dan digunakanpada tahapan selanjutnya. Adapun nilai CVRdiperoleh berdasarkan rumus berikut:

(Lawshe, 1975)

Keterangan CVR adalah rasio validasikonten, ne adalah jumlah reviewer yang meny-atakan “ya”, dan N adalah jumlah total revie-wer. Pengambilan keputusan bahwa draft ma-teri seleksi atau strukturisasi dapat diterima jikanilai CVR hitung lebih besar dari CVR tabel (N=6;

α=0,1, two tailed) yaitu 0,67 (Wilson, Pan, & Schums-ky, 2012). Jika nilai CVR hitung lebih kecil dariCVR tabel, maka dilakukan revisi terhadap bu-tir penilaian draft materi.Penilaian Kelayakan Bahan Ajar

Penilaian kelayakan bahan ajar berupaangket penilaian yang diberikan oleh empatorang guru IPA dan satu orang dosen ahli .Data tersebut diperoleh dengan menghitungjawaban “ya” dari para penilai pada setiap as-pek penilaian kelayakan bahan ajar. Hasil daripenilaian aspek tersebut, kemudian dihitungpersentasenya untuk menilai kelayakan bahanajar (disimbolkan dengan “x”), yang dilkasifi ka-sikan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Penilaian Kelayakan BahanAjar

Persentase Penilaian Kriteria Kelayakan

90% < x ≤ 100% Sangat Layak

75% < x ≤ 90% Layak

60% < x ≤ 75% Cukup Layak

≤ 60% Kurang Layak(diadaptasi dari Rubrik Penilaian Analisis Buku

Kemendikbud (2013))

Untuk mengidentifi kasi konsep sulit, dihi-tung jumlah siswa yang menuliskan ide pokokdengan benar pada tiap paragraf bacaan/teks.Kemudian menentukan persentase jumlah sis-wa yang menuliskan ide pokok dengan benardengan rumus:

Keterangan:X = persentase jumlah siswa yang menuliskan

ide pokok dengan benarY = jumlah siswa yang menuliskan ide pokok

dengan benarN = Jumlah seluruh siswa

Persentase jumlah siswa yang menulis-kan ide pokok dengan benar dapat diinterpre-tasikan sebagai data untuk mengidentifi kasikonsep sulit (Tabel 2).

Tabel 2. Kriteria Tingkat Kesulitan Teks Ba-han Ajar Berdasarkan Persentase Siswa yangMenuliskan Ide Pokok Dengan Benar

Persentasejumlah siswa yang

menuliskan ide pokokdengan benar

Tingkat KesulitanTeks Bahan Ajar

x ≥ 75% Mudah

75% > x ≥ 30% Sedang

30% > x Sulit(diadaptasi dari tingkat kesukaran Arikunto

(2006))

Tabel 3. Rumus dan Kriteria Kualifi kasi Pema-haman Konsep Bahan Ajar

Rumus Rentang Skor

Kriteria Kualifi kasiPemahaman

Konsep BahanAjar

x ≤ Mi-1,5 Sdi Sangat Kurang

Mi-0,5 SDi < x ≤ Mi-1,5 Sdi Kurang

Mi+0,5 SDi < x ≤ Mi-0,5Sdi Cukup

Mi+1,5 SDi < x ≤ Mi+0,5 Sdi Baik

Mi+1,5 SDi ≤ x Sangat Baik

(Arifi n, 2012)

Keterpahaman bahan ajar siswa diu-kur melalui tes pemahaman konsep diberikanpada akhir pembelajaran, setelah bahan ajar

Page 6: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-7670

hasil reduksi diujicobakan. Perolehan data tespemahaman konsep diolah melalui statistikdeskriptif secara manual untuk memperolehDistribusi Frekuensi Skor Tes PemahamanKonsep Bahan Ajar dan Kualifi kasi Skor TesPemahaman Konsep Bahan Ajar. Kualifi kasiskor tes pemahaman konsep bahan ajar men-gacu pada Penilaian Acuan Patokan (Arifi n,2012) Skala Lima, dengan rumus dan kriteriapada Tabel 3. Dimana Mi adalah rata-rata idealskor tes dan SDi adalah simpangan baku idealskor tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan ajar yang dikembangkan melaluimetode Four Step Teaching Materials Deve-lopment (4STMD) berupa hand out siswa yangdiberjudul “Belajar Sains Melalui FenomenaGempa Bumi” yang mengintegrasikan feno-mena bencana gempa bumi dengan konsep-konsep ilmu kebumian (earthscience), fi sika,biologi, sosial dan teknologi. Pada proses se-leksi pengembangan bahan ajar 4STMD, hasilanalisis kurikulum 2013 dipilih satu kompetensidasar utama yaitu kompetensi dasar 3.12 (Ke-las VIII) dan tiga KD pendukung atau prasyaratyaitu: Kelas VII (KD 3.7 dan KD 3.8) dan KelasVIII (KD 3.10).

Kompetensi dasar utama (KD 3.12)membahas konsep-konsep materi ilmu kebu-mian dan didukung oleh ilmu sosial dan tekno-logi. Konsep-konsep tersebut antara lain struk-tur bumi, teori tektonik lempeng, pergeseranpada batas lempeng, arus konveksi mantel,gempa, gelombang sesimik, seismograf (tek-nologi), magnitudo gempa bumi dan mitigasigempa bumi. KD 3.8 pada kelas VII mengan-dung informasi pendukung mengenai caramakhluk hidup mempertahankan diri (biologi).KD 3.10 pada kelas VIII memuat konsep prasa-yarat materi fi sika yaitu gelombang transversaldan gelombang longitudinal yang menjadi pra-syarat untuk memahamai konsep gelombangseismik.

Buku sumber yang digunakan adalah:a).Hewitt, P. L. (2013). Conceptual Integra-ted Science 2nd Edition. USA: Pearson; b).Borrero, F., Hess, F., Hsu, J., Kunze, G., Les-lie, S., Letro, S., et al. (2008). Earth Science:Geology, the Environment, and the Universe.USA: Glencoe; dan c) Brainard, J. (2014). CK-12 Physcal Science For Middle School. USA:Flexbook. Selain itu, untuk menambah infor-masi diperoleh dari sumber internet sebagianbesar berupa gambar yang mengilustrasikan

teks bacaan.Karakter yang disisipkan pada bahan

ajar “Belajar Sains Melalui Fenomena GempaBumi” adalah percaya diri, ketuhanan dan so-sial. Karakter percaya diri disisipkan pada kon-sep mengenai cara makhluk hidup memperta-hankan hidup di lingkungan ekstrim. Karakterini dimunculkan agar siswa percaya pada di-rinya dengan bagaimanapun keadaan kehidu-pannya sekarang tidak melunturkan semangatmenggapai cita-citanya.

Karakter ketuhanan diangkat dari konseptentang struktur bumi dan teori tektonik lem-peng. Dimana Tuhan telah menciptakan bumidengan segala keteraturan, keindahan, dankekayaan alam. Siswa juga diajak untuk me-mikirkan bahwa ciptaan Tuhan terhadap alammemberikan dua sisi yang saling melengkapi,ada keburukan dan potensi kebaikan. Meski-pun bumi diciptakan dengan resiko bencanayang besar pada batas-batas lempeng, namunpada daerah tersebut juga mengandung kein-dahan alam dan sumberdaya alam yang me-limpah.

Pada konsep mengenai mitigasi benca-na alam gempa bumi, disisipkan pula karaktersosial. Karakter ini menggali rasa kepedulianterhadap sesama dan tergerak untuk berparti-sipasi membantu masyarakat korban bencana.Selain itu, pada konsep ini disisipkan rasa ma-was diri terhadap daerah rawan bencana danpengetahuan tentang upaya yang dapat dila-kukan untuk mengurangi resiko bencana alamgempa.

. Hasil validasi draft materi seleksi disim-pulkan bahwa: a) pengembangan tujuan pem-belajaran telah “sesuai” dengan kompetensidasar, dengan beberapa perbaikan pada peng-gunaan kata kerja operasional tujuan pembela-jaran; b) teks konsep yang dikembangkan “se-suai” dengan tujuan pembelajaran; dan c) nilai/value yang disisipkan pada bahan ajar “sesuai”dengan teks konsep bahan ajar.

Tahapan kedua dari 4STMD adalahproses strukturisasi yang menghasilkan draftkumpulan materi strukturisasi berupa peta kon-sep, struktur makro, dan multipel representa-si. Materi konsep tema bencana gempa bumidistruktur menjadi dua bab, yaitu bab 1 mem-bahas mengenai bumi dan bab 2 membahasmengenai gempa bumi. Tiap bab dibagi lagimenjadi sub-bab yang lebih detail seperti padaTabel 4.

Keseluruhan validator menilai bahwadraft kumpulan materi strukturisasi telah sesuaidengan konsep-konsep pada bahan ajar tema

Page 7: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

S. Hendri, W. Setiawan - The Development of Earth Quake Teaching Material For Junior 71

bencana gempa bumi. Hasil dari validasi disaji-kan padaTabel 5.

Draft hasil proses karakterisasi berupabahan Ajar yang berjudul “Belajar Sains Me-lalui Fenomena Gempa Bumi”. Bahan Ajar initerdiri dari dua bab yaitu Bab I Bumi dan BabII Gempa Bumi, yang disusun sesuai denganstruktur makro konsep materi. Setiap bab ter-diri dari sejumlah teks konsep yang dikarak-terisasi; bab 1 terdiri dari 17 teks konsep danbab 2 terdiri dari 15 teks konsep. Teks konsepyang dikarakterisasi diberi kode nomor romawikecil dibagian kiri teks; kemudian di akhir sub-bab siswa diminta untuk menuliskan ide pokokdan penilaiannya terhadap keterpahaman tekspada bagian umpan balik. Rekapitulasi analisis

konsep sulit dengan menggunakan penulisanide pokok teks konsep bahan ajar dapat dilihatpada Tabel 6.

Dari Tabel 6, secara umum materi konseppada bab 1 Bumi dapat dikategorikan konsepmudah. Sedangkan, seluruh teks konsep padabab 2 Gempa Bumi tergolong konsep mudah.Persentase jumlah siswa yang menuliskan idepokok dengan benar pada seluruh konsep ma-teri diatas 75%. Hal ini dapat diartikan bahanajar “Belajar Sains Melalui Fenomena GempaBumi” menyajikan konsep materi yang mudah.

Konsep-konsep materi dengan kategori“sedang” kemudian diberi perlakuan reduksididaktik dan diuji kembali untuk mengidentifi -kasi kriteria konsep tersebut. Hasil identifi kasi

Tabel 4. Sub-bab Hasil Proses Strukturisasi Bahan Ajar 4STMD (Struktur Makro)Bab 1 Bumi Bab 2 Gempa Bumi

A. Bagaimanakah bumi kita?1. Gempa Bumi di Indonesia2. Struktur Bumi

B. Mengapa permukaan Bumi dapatbergerak?1. Teori Tektonik Lempeng2. Pergeseran Batas Lempeng3. Arus Konveksi Mantel

A. Apakah Gempa Bumi itu?1. Gempa2. Gelombang seismik3. Seismograf4. Magnitude dan Skala Gempa Bumi5. Tsunami

B. Bagaimana Mengurangi Resiko BencanaGempa Bumi?1. Daerah rawan gempa bumi2. Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Validasi Draft Kumpulan Materi Strukturisasi

No Tahap Strukturisasi CVR Ket

1 Peta Konsep 1 Diterima2 Struktur Makro 1 Diterima3 Multipel Representasi 1 Diterima

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Skor Tes Pemahaman Konsep Bahan Ajar “Belajar Sains MelaluiFenomena Gempa Bumi”

Page 8: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-7672

konsep yang telah direduksi, konsep tersebutmenjadi konsep dengan kriteria konsep mudah(Tabel 6, diberi tanda bintang).

Penilaian keterpahaman siswa terhadapbahan ajar “Belajar Sains Melalui FenomenaGempa Bumi” dengan menggunakan soal tespemahaman konsep. Tes ini disusun berdas-arkan tujuan pembelajaran yang digunakan

dalam pengembangan bahan ajar. Soal tespemahaman konsep terdiri dari 21 soal, yangterdiri dari 10 soal pada bab 1 dan 11 soal padabab 2. Hasil perolehan skor siswa pada soalpemahaman konsep ditunjukkan pada Gambar2. Rentang skor 13-15 paling banyak diperolehsiswa yaitu dua belas orang siswa. Sedang-kan, rentang skor teratas 19-21 hanya terdapat

Tabel 6. Persentase Penulisan Ide Pokok Pada Tahap Karakterisasi dan Reduksi Didaktis

IdepokokTekske-

Persentase jumlah siswayang menulis ide pokok

dengan benar (%)Kriteria

TeksKonsep

Persentase jumlah siswayang menulis ide pokok

dengan benar (%)

KriteriaTeks

KonsepKarakterisasi Karakterisasi

BAB I BUMI2 84,4 Mudah 82,4 Mudah3 93,8 Mudah 94,1 Mudah4 81,3 Mudah 91,2 Mudah5 71,9* Sedang* 100* Mudah*6 71,9* Sedang* 85,3* Mudah*7 96,9 Mudah 91,2 Mudah8 100 Mudah 94,1 Mudah9 100 Mudah 97,1 Mudah10 84,4 Mudah 100 Mudah11 100 Mudah 100 Mudah12 71,9* Sedang* 76,47* Mudah*13 75 Mudah 79,41 Mudah14 100 Mudah 91,18 Mudah15 65,5* Sedang* 85,3* Mudah*16 87,5 Mudah 97,1 Mudah17 71,9* Sedang* 79,4* Mudah*BAB II GEMPA BUMI1 96,88 Mudah 100 Mudah2 81,25 Mudah 97,1 Mudah3 90,63 Mudah 97,1 Mudah4 87,5 Mudah 94,1 Mudah5 87,5 Mudah 97,1 Mudah6 84,38 Mudah 97,1 Mudah7 96,88 Mudah 97,1 Mudah8 96,88 Mudah 94,1 Mudah9 96,88 Mudah 97,1 Mudah10 93,75 Mudah 94,1 Mudah11 90,63 Mudah 94,1 Mudah12 93,75 Mudah 94,1 Mudah13 93,75 Mudah 100 Mudah14 87,5 Mudah 97,1 Mudah15 90,63 Mudah 97,1 Mudah

Page 9: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

S. Hendri, W. Setiawan - The Development of Earth Quake Teaching Material For Junior 73

satu orang siswa saja, dan rentang skor teren-dah 7-9 terdapat empat orang siswa. Rata-rataperolehan skor tes pemahaman konsep bahanajar adalah 13,15.

Kriteria kualifi kasi pemahaman konsepdiperoleh dengan menggunakan perhitungannilai rata-rata ideal dan simpangan baku ideal.Sementara itu, Tabel 7 menyajikan rentangskor dan kriteria kualifi kasi pemahaman kon-sep.

Tabel 7. Rentang Skor dan Kualifi kasi Pema-haman Konsep

Rentang SkorKualifi kasi

Pemahaman Konsepx≤ 5 Sangat Kurang

5 <x≤ 9 Kurang9 <x≤ 12 Cukup

12 <x≤ 16 Baik16 ≤x Sangat baik

Berdasarkan Tabel 7, pemahaman kon-sep siswa dikategorikan sangat baik jika sis-wa memperoleh skor diatas 16 butir soal pe-mahaman konsep. Sementara, jika rentangskor yang diperoleh siswa berada pada 12-16,maka pemahaman konsep siswa tergolongpada kriteria baik. Kriteria pemahaman konsepcukup, jika siswa memiliki rentang skor 9-12.Jika rentang skor berada 5-9, kriteria pemaha-man konsep siswa berada pada taraf kurang.Pemahaman konsep pada level sangat kurangdipenuhi jika nilai skor siswa berada dibawah5. Kualifi kasi pemahaman konsep siswa dapatditampilkan dalam bentuk grafi k seperti pada

Gambar 3. Dari Gambar 3, sebagian besar siswa

memiliki pemahaman konsep bahan ajar “Be-lajar Sains Melalui Fenomena Gempa Bumi”pada level kualifi kasi baik.

Pengujian kelayakan bahan ajar “BelajarSains Melalui Fenomena Gempa Bumi” dilaku-kan oleh lima orang penilai, yaitu satu orangdosen ilmu kebumian dan empat orang guruIPA SMP. Penilaian kelayakan bahan ajar terdi-ri dari empat aspek pengujian: 1. Aspek kontenisi; 2. Aspek Penyajian materi; 3. Aspek keba-hasaan; dan 4. Aspek grafi ka. Tabel 8 menyaji-kan hasil data penilaian kelayakan bahan ajaryang diberikan oleh empat orang guru IPA dansatu dosen Pendidikan Ilmu Kebumian.

Hasil dari penilaian kelayakan bahanajar yang terdapat pada tabel 8 menunjukkanbahwa seluruh penilai memberikan jawaban“ya” untuk setiap butir penilaian. Sehingga, da-lam setiap aspek penilaian mencapai persenta-se kelayakan bahan ajar sejumlah 100 persen.Hal ini memberikan sebuah kesimpulan bahwabahan ajar “Belajar Sains Melalui FenomenaGempa Bumi” yang diolah dengan metodeFour Step Teaching Materials Development(4STMD) memenuhi kelayakan untuk digu-nakan dalam pembelajaran dari aspek kontenisi, penyajian materi, kebahasaan dan grafi ka.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, maka da-pat disimpulkan bahwa bahan ajar berupahandout dengan judul “Belajar Sains MelaluiFenomena Gempa Bumi” yang diolah denganmetode Four Step Teaching Materials Develop-

Gambar 3. Kualifi kasi Pemahaman Konsep Siswa pada Bahan Ajar “Belajar Sains MelaluiFenomena Gempa Bumi”

Page 10: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-7674

ment (4STMD) diperuntukkan bagi siswa Se-kolah Menengah Pertama. Dalam proses pem-buatan bahan ajar ini dilakukan empat tahapanyaitu: proses seleksi, proses strukturisasi, pro-

ses karakterisasi dan proses reduksi didaktis.Penilaian yang dilakukan oleh beberapa

ahli mencakup penilaian kesesuaian pengem-bangan tujuan pembelajaran dari kompetensi

Tabel 8. Penilaian Kelayakan Bahan Ajar

No Butir PenilaianJumlah Penilai

MenjawabPersentaseKelayakan

Bahan Ajar (%)Ya TidakI Aspek Konten Isi 1001. Kesesuaian uraian materi dengan KI dan KD 52. Keakuratan Kebenaran Konsep 5

3. Keakuratan peristiwa/fenomena/kasus/faktadan contoh

5

4. Keakuratan Gambar 5

5. Keakuratan simbol 56. Mendorong keingintahuan siswa 57. Kesesuaian uraian, ilustrasi, dan fakta 5II Aspek Penyajian Materi 1008. Urutan dan Sistematika Sajian Konsep 59. Merangsang keterlibatan dan partisipasi

siswa untuk belajar mandiri5

10. Keterkaitan antar bab/ sub-bab/ paragraf 5III Aspek Kebahasaan 10011. Ketepatan tata bahasa 512. Ketepatan ejaan 513. Kebakuan istilah 514. Konsistensi penggunaan istilah dan simbol 515. Keefektifan kalimat 516. Infomasi mudah dipahami 517. Kesesuaian bahasa dengan tingkat

perkembangan emosional siswa5

IV Aspek Grafi ka 10018. Gambar dan ukuran huruf judul bahan ajar

lebih dominan dan proporsional dibandingkandengan ukuran nama pengarang

5

19. Warna judul dan gambar bahan ajar kontrasdengan warna latar belakang

5

20. Ilustrasi kulit bahan ajar menggambarkan isiatau konten bahan ajar dan mengungkapkankarakter objek

5

21. Penempatan unsur tata letak konsistenberdasarkan pola

5

22. Pemisahan antar paragraf jelas 523. Ilustrasi dan keterangan gambar 524. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all

capital, small capital) tidak berlebihan5

Page 11: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

S. Hendri, W. Setiawan - The Development of Earth Quake Teaching Material For Junior 75

dasar, kesesuaian teks konsep materi dengantujuan pembelajaran, dan kesesuaian karakteryang disisipkan pada bahan ajar, menunjukkanbahwa semua aspek telah disusun berdasarkankurikulum dan benar secara konsep keilmuan,serta telah disusun secara didaktis. Selain itu,bahan ajar ini memuat konsep-konsep dengankriteria mudah, yang artinya siswa dapat me-mahami konsep-konsep tersebut dengan mu-dah. Hal ini sesuai dengan hasil kualifi kasi pe-mahaman siswa terhadap bahan ajar tergolongpada level baik. Demikian pula dengan pengu-jian kelayakan bahan ajar ajar “Belajar SainsMelalui Fenomena Gempa Bumi” pada Aspekkonten isi, penyajian materi; kebahasaan; dangrafi ka, dapat disimpulkan bahwa bahan ajarini layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y. (2010). Analisis Buku Ajar BiologiSMA Kelas X di Kota Bandung Berdasar-kan Literasi Sains. Dipetik Desember 11,2014, dari Direktori File UPI: http://fi le.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195512191980021-YUSUF_HIL-MI_ADISENDJAJA/analisis_buku_ajar_ber-dasarkan_literasi_sains__HSL_LIT_.pdf

Ali, M. (2011). Memahami Riset Perilaku dan Sosial.Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Allwright, R. (1981). What do We Want Teaching Ma-terials for? ELT Journal, Vol. 36 (1):5.

Antle, A., Wise, A., & Nielsen, K. (2011). TowardsUtopia: Designing Tangibles for Learnig. IDC,11-20.

Anwar, S. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. BahanPerkuliahan Pengolahan Bahan Ajar SPSUPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arifi n. (2015). Pengembangan Bahan Ajar IPA Ter-padu Pada Tema Udara Berbasis Nilai Re-ligius Menggunakan 4 Steps Teaching Mate-rial Development. Bandung: Tesis SekolahPasca Sarjana UPI (Tidak diterbitkan).

Arifi n, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Ke-menag RI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penilaian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bialek, W., & Botstein, D. (2004). Introductory Sci-ence and Mathematics Education for 21st-Century Biologist. Science, Vol. 303: 789.

BNPB. (2007). Badan Nasional PenanggulanganBencana. Dipetik Maret 31, 2015, dari BadanNasional Penganggulangan Bencana: www.bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/1.pdf

Borrero, F., Hess, F., Hsu, J., Kunze, G., Leslie, S.,Letro, S., et al. (2008). Earth Science: Ge-ology, the Environment, and the Universe.USA: Glencoe.

Chiapetta, E., Fillman, D., & Sethna, G. (1993). Do

Middle School Life Secience Textbooks Pro-vide a Balance of Scientifi c Literacy Themes?Journal of Research in Science Teaching,Vol. 28 (7): 787.

Dahar, R. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelaja-ran. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2010). Juknis Pengembangan BahanAjar SMA. Jakarta: Direktorat PembinaanSMA.

Harrel, P. (2010). Teaching an Integrated ScienceCurriculum: LInking Teacher Knowledge andTeching Assignments. Issues in Teacher Ed-ucation, Spring, Vol. 19(1):146.

Hewitt, P. L. (2013). Conceptual Integrated Science2nd Edition. USA: Pearson.

Hutchinson, T., & Torres, E. (1994). The Textbook asAgent of Change. ELT Journal, Vol. 48: 315-323.

Johnstone, R., & Jougnin, G. (1997). Designing PrintMaterials for Flexible Teaching and Learningin Law. Sydney: Cavendish Publishing (Aus-tralia) Pty Limited. hal. 2-34.

Kemendikbud. (2013). Pedoman KegiatanPendampingan Implementasi Kurikulum2013 Bagi Pengawas Sekolah, Kepala Seko-lah dan Guru Inti. Jakarta: Pusbang Tendik.

Lamanauskas, V. (2010). Integrated Science Edu-cation in The Context of The ConstructivismTheory: Some Important Issues. Problem ofEducation in The 21th Century, Vol. 25: 5-9.

Lawshe, C. (1975). A Quantitative Approach to Con-tent Validity. Personnel Psychology, 567.

Liliawati, W., Rustaman, N., Herdiwijaya, D., & Rus-diana, D. (2013). Efektivitas PerkuliahanIPBA Terintegrasi Berbasis Kecerdasan Ma-jaemuk untuk Meningkatkan PenguasaanKonsep dan Menanamkan Karakter Diri Ma-hasiswa Calon Guru SMP pada Tema TataSurya. Indonesian Journal of Applied Phys-ics, 63-71.

Littejohn, A. (2011). The Analysis of LanguageTeaching Materials: Inside the Trojan Horse.Cambridge: Cambridge University Press. hal.179-211.

Liu, E., Cheng, S., & Lin, C. (2008). The Develop-ment of Evaluation Indicators for LEGO Mul-timedia Instructional Material. WSEAS Trans-action on Computers, Vol. 7: 1783.

Mulyono, P. (2007, Januari). Kegiatan PenilaianBuku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar danMenengah. Buletin BSNP, Vol. II (1):21.

Nurul, G. (2013). Edukasi Kompasiana. Dipetik De-sember 1, 2014, dari Menyiapkan Bahan AjarSesuai Dengan Tingkat Berpikir Siswa: http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/14/meny-iapkan-bahan-ajar-sesuai-dengan-tingkat-berpikir-siswa-519134.html

Ranjit, S. (2007). Asia-Pasifi c Cultural Center forUNESCO. Dipetik September 30, 30 , dariHow to Develop and Produce Simple Learn-ing Materials with Limited Resources at Co-munity Level: http://www.accu.or.jp/litdbase/

Page 12: p-ISSN: 1693-1246 DOI: 10.15294/jpfi .v12i1.3782 Januari

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-7676

pub/dlperson/pdf0106/rpp25.pdfReiser, B., Krajick, J., Moje, E., & Marx, R. (2003).

Design Strategies for Developing Science In-structional Materials. Annual Meeting of theNational Association of Research in ScienceTeaching, 1-20.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan KognitifJean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Sweller, J. (1994). Cognitive Load Theory, LearningDiffi culty, and Instructional Design. Learningand Instruction., Vol. 4: 295-312.

Syatriana, E., Husain, D., Haryanto, & Jabu, B.(2013). A Model of Creating Instructional Ma-terials Based on School Curriculum for Indo-nesian Secondary Schools. Journal of Edu-cation and Practice, Vol. 4(2): 10-16.

Taylor, J., Scotter, P., & Coulson, D. (2007). BridgingResearch on Learning and Student Achieve-

ment: The Role of Instructional Materials.Science Educator, Vol. 16: 44-50.

Wiguna, F. (2014). Kajian Teoritik Tahap StrukturisasiPengolahan Bahan Ajar 4S-TMD Dilihat dariAspek Filosofi s, Aspek Psikologis, Aspek Di-daktis dan Aplikasinya Pada Pokok BahasanLarutan Asam Basa. Bandung: Tesis SekolahPasca Sarjana UPI (Tidak diterbitkan).

Wilson, F., Pan, W., & Schumsky, D. (2012). Re-calculation of the Critical Values for Law-she’s Content Validity. Measurement andEvaluation in Counseling and Development,XX(X):10.

Wisudawati, A., & Sulistyowati, E. (2014). Metodolo-gi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Yanti, H., Rustaman, N., & Setiawan, W. (2008).Strategi Baru dalam Pengolahan Bahan AjarIlmu Pengetahuan Alam (Hasil Kajian Ter-hadap Teori Reduksi Didaktik dan PedagogiMateri Subyek). Edusains, Vol. 1(1): 26-38.