pemanfaatan pasir sungai barito sebagai bahan … · adalah melakukan pengujian material agregat,...

10
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 63 Vol. 3 No. 02 Desember 2017 PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN TAMBAH AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET (HRS) BASE Bambang Raharmadi Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Email: [email protected] Abstract Along with the increasing construction of road infrastructure, the increasing need for basic materials of construction. To overcome this we are required to seek other material resources, by utilizing natural resources available near the job site. By utilizing available materials such as Barito river sand as a fine aggregate additive material in a mixture of Hot Rolled Sheet (HRS) Base that has gradation gap, it is expected to overcome the availability of material and give advantages in terms of time and cost of implementation in the construction of Outer Ring Road Enhancement Package Muara Teweh by keeping referring to the technical specifications. The purpose of this research is to know the characteristic of HRS-Base blend using Barito river sand as a fine aggregate added material to obtain the composition of mixture of optimum asphalt content that meet the technical specification. The procedures undertaken in the implementation of this research are to test aggregate material, Barito river sand, asphalt and HRS-Base mixture in accordance with parameters required by technical specifications. The result of the test shows that the aggregate gradation aggregate is: crude aggregate 23%, medium aggregate 25%, 41% stone ash, 10% Barito river sand and 1% filler with variation of asphalt level 4,5%, 5.0%, 5,5 %, 6.0%, 6.5 and 7.0%. From the Marshall test the optimum asphalt content of 6.375%, 6% effective asphalt content, 0.424% asphalt absorption, 2,299 gr / cm3 density, 1,030 kg stability, 3.29 mm flows, asphalt filled cavity (Void Filled Bitumen) 73%, cavities in the mix (Void In Mix) 4.9%, cavities in aggregate (Void In Mineral Aggregate) 18.27%, Marshall Quotient (MQ) 316 Kg / mm still meet the requirements of technical specifications. These results show that Barito river sand qualifies as a fine aggregate-added ingredient for HRS-Base blends. Keywords: barito river sand, added materials, smooth aggregates, HRS-base Abstrak Seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan bahan dasar konstruksi. Untuk mengatasi hal tersebut kita dituntut untuk mencari sumberdaya mate- rial lain, dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia didekat lokasi pekerjaan. Dengan meman- faatkan bahan material yang tersedia seperti pasir sungai Barito sebagai bahan tambah agregat halus pada campuran Hot Rolled Sheet (HRS) Base yang mempunyai gradasi senjang, diharapkan dapat mengatasi ketersediaan material dan memberi keuntungan dari segi waktu dan biaya pelaksanaan dalam pembangu- nan Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar Muara Teweh dengan tetap mengacu kepada spesifikasi teknis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik campuran HRS-Base menggunakan pasir sun- gai Barito sebagai bahan tambah agregat halus untuk memperoleh komposisi campuran kadar aspal opti- mum yang memenuhi syarat spesifikasi teknis. Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai dengan parameter yang disyaratkan spesifikasi teknis. Hasil pengujian didapat proporsi gradasi agregat gabungan adalah : agregat kasar 23%, agregat sedang 25%, abu batu 41%, pasir sungai Barito 10% dan filler 1% dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5 dan 7,0%. Dari pengujian Marshall di dapat kadar aspal optimum 6,375%, kadar aspal efektif 6%, penyerapan aspal 0,424%, kepadatan (Den- sity) 2,299 gr/cm 3 , stabilitas 1.030 kg, kelelehan (Flow) 3,29 mm, rongga terisi aspal (Void Filled Bitumen) 73%, rongga di dalam campuran (Void In Mix) 4,9%, rongga dalam agregat (Void In Mineral Agregat) 18,27%, Marshall Quotient (MQ) 316 Kg/mm masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis. Hasil ini menunjukan pasir sungai Barito memenuhi syarat sebagai bahan tambah agregat halus untuk campuran HRS-Base. Kata Kunci: pasir sungai barito, bahan tambah, agregat halus, HRS-base

Upload: vudieu

Post on 05-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 63

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN TAMBAH AGREGAT HALUS

PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET (HRS) BASE

Bambang Raharmadi

Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda, Direktorat Jenderal Bina Marga

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatEmail: [email protected]

Abstract

Along with the increasing construction of road infrastructure, the increasing need for basic materials of construction. To overcome this we are required to seek other material resources, by utilizing natural resources available near the job site. By utilizing available materials such as Barito river sand as a fine aggregate additive material in a mixture of Hot Rolled Sheet (HRS) Base that has gradation gap, it is expected to overcome the availability of material and give advantages in terms of time and cost of implementation in the construction of Outer Ring Road Enhancement Package Muara Teweh by keeping referring to the technical specifications. The purpose of this research is to know the characteristic of HRS-Base blend using Barito river sand as a fine aggregate added material to obtain the composition of mixture of optimum asphalt content that meet the technical specification. The procedures undertaken in the implementation of this research are to test aggregate material, Barito river sand, asphalt and HRS-Base mixture in accordance with parameters required by technical specifications. The result of the test shows that the aggregate gradation aggregate is: crude aggregate 23%, medium aggregate 25%, 41% stone ash, 10% Barito river sand and 1% filler with variation of asphalt level 4,5%, 5.0%, 5,5 %, 6.0%, 6.5 and 7.0%. From the Marshall test the optimum asphalt content of 6.375%, 6% effective asphalt content, 0.424% asphalt absorption, 2,299 gr / cm3 density, 1,030 kg stability, 3.29 mm flows, asphalt filled cavity (Void Filled Bitumen) 73%, cavities in the mix (Void In Mix) 4.9%, cavities in aggregate (Void In Mineral Aggregate) 18.27%, Marshall Quotient (MQ) 316 Kg / mm still meet the requirements of technical specifications. These results show that Barito river sand qualifies as a fine aggregate-added ingredient for HRS-Base blends.

Keywords: barito river sand, added materials, smooth aggregates, HRS-base

Abstrak

Seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan bahan dasar konstruksi. Untuk mengatasi hal tersebut kita dituntut untuk mencari sumberdaya mate-rial lain, dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia didekat lokasi pekerjaan. Dengan meman-faatkan bahan material yang tersedia seperti pasir sungai Barito sebagai bahan tambah agregat halus pada campuran Hot Rolled Sheet (HRS) Base yang mempunyai gradasi senjang, diharapkan dapat mengatasi ketersediaan material dan memberi keuntungan dari segi waktu dan biaya pelaksanaan dalam pembangu-nan Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar Muara Teweh dengan tetap mengacu kepada spesifikasi teknis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik campuran HRS-Base menggunakan pasir sun-gai Barito sebagai bahan tambah agregat halus untuk memperoleh komposisi campuran kadar aspal opti-mum yang memenuhi syarat spesifikasi teknis. Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai dengan parameter yang disyaratkan spesifikasi teknis. Hasil pengujian didapat proporsi gradasi agregat gabungan adalah : agregat kasar 23%, agregat sedang 25%, abu batu 41%, pasir sungai Barito 10% dan filler 1% dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5 dan 7,0%. Dari pengujian Marshall di dapat kadar aspal optimum 6,375%, kadar aspal efektif 6%, penyerapan aspal 0,424%, kepadatan (Den-sity) 2,299 gr/cm3, stabilitas 1.030 kg, kelelehan (Flow) 3,29 mm, rongga terisi aspal (Void Filled Bitumen) 73%, rongga di dalam campuran (Void In Mix) 4,9%, rongga dalam agregat (Void In Mineral Agregat) 18,27%, Marshall Quotient (MQ) 316 Kg/mm masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis. Hasil ini menunjukan pasir sungai Barito memenuhi syarat sebagai bahan tambah agregat halus untuk campuran HRS-Base.

Kata Kunci: pasir sungai barito, bahan tambah, agregat halus, HRS-base

Page 2: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 64

1. PENDAHULUAN

Perkerasan (pavement) adalah lapis tambahan di atas tanah dasar dengan maksud untuk mem-perkuat daya dukung tanah dasar terhadap beban kendaraan. Sedangkan perkerasan yang digunakan untuk melayani lalulintas darat disebut perkerasan jalan. Jenis perkerasan jalan pada umumnya terdiri Konstruksi perkerasan lentur, perkerasan kaku dan perkerasan komposit.

Konstruksi perkerasan lentur adalah konstruksi yang bahan susunnya menggunakan agregat dan aspal sebagai bahan pengikat. Konstruksi perkerasan ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapis permukaan (surface) yang terdiri dari 2 lapisan yaitu lapis non struktural (lapis aus) dan lapis struktural (lapis an-tara). Lapis pondasi dapat terdiri dari 2 lapisan yaitu lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah) seperti pada Gambar 1.

Pada tahun anggaran 2015, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah berperan penting menunjang mempercepat pembangunan infrastruk-tur terutama jalan dan jembatan secara merata di 14 Kabupaten/Kota. Salah satu yang menjadi per-hatian adalah Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar Muara Teweh telah dilaksanakan berdasarkan kon-trak nomor 620/BM-KTRK/II/2015/063 tanggal 10 Pebruari 2015 yang dilaksanakan oleh PT. Perkasa Pembangunan Jaya dengan sumber dana APBD Provinsi Kalimantan Tengah. Panjang efektif pen-anganan adalah 1,900 Km dengan konstruksi la-pis permukaan Lataston Lapis Pondasi (Hot Rolled Sheet Base/HRS-Base).

Seiring dengan meningkatnya pembangunan infra-sturktur, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan bahan dasar konstruksi. Untuk mengatasi hal tersebut kita dituntut untuk dapat mencarai sum-berdaya material lain, misalnya dengan memanfaat-kan sumberdaya alam yang tersedia didekat lokasi pekerjaan. Dengan memanfaatkan bahan material yang tersedia seperti pasir sungai Barito sebagai bahan tambah agregat halus pada campuran HRS-Base yang mempunyai gradasi senjang, diharapkan dapat mengatasi ketersediaan material dan mem-beri keuntungan dari segi waktu dan biaya pelak-sanaan dalam pembangunan jalan tersebut dan tetap mengacu kepada spesifikasi teknis. Selain bisa menekan waktu dan biaya pelaksanaan den-

Gambar 1. Konstruksi Perkerasan Lentur

gan menggunakan pasir, menurut Spesifikasi Umum 2010 revisi 3 (2015) agar diperoleh gradasi yang benar-benar senjang, maka dilakukan pencampuran pasir halus dengan agregat pecahan mesin.

Perumusan masalah ini lebih di fokuskan untuk mengetahui karakteristik campuran HRS-Base menggunakan pasir sungai Barito sebagai bahan tambah agregat halus dan untuk memperoleh kom-posisi campuran kadar aspal optimum

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kara-kteristik campuran HRS-Base menggunakan pasir sungai Barito sebagai bahan tambah agregat halus dan untuk memperoleh komposisi campuran ka-dar aspal optimum di laboratorium yang memenuhi syarat Spesifikasi teknis.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Material Agregat

2.1.1. Agregat Kasar

Agregat kasar yang tertahan pada saringan no. 4 (4,75 mm) dapat terdiri atas batu pecah, kerikil pe-cah yang keras, awet dan bersih dan harus disiap-kan dalam ukuran nominal. Material agregat kasar harus memenuhi persyaratan seperti pada Tabel

2.1.2. Agregat Halus

Agregat halus dari sumber manapun, harus terdiri atas penyaringan batu pecah dan lolos saringan No. 4 (4,75 mm) yang bersih, keras, bebas dari lem-pung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Material agregat halus harus memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 2.

Tabel 1. Persayaratan Agregat Kasar

Sumber: Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015

Tabel 2. Persayaratan Agregat Halus

Sumber : Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015

Page 3: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 65

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

2.1.3. Pasir Sungai Barito

Pasir ini merupakan pasir yang berasal dari sun-gai Barito yang berasal dari material endapan yang terbawa oleh aliran air ketika banjir dengan defosit yang sangat banyak. Menurut Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015, agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan N0. 4 (4,75 mm). Material pasir sun-gai Barito syarat sama dengan agregat halus seperti pada Tabel 3.

2.1.4. Filler

Bahan pengisi dapat terdiri atas debu batu kapur, debu dolomite, semen Portland, abu terbang, debu tanur tinggi pembuat semen atau bahan mineral ti-dak plastis lainnya. Bahan pengisi yang merupak-an mikro agregat ini harus lolos saringan No. 200 (0,075 mm).

2.1.5. Agregat Gabungan

Agregat gabungan adalah material dari agregat kasar, agregat halus, pasir dan filler harus memenuhi persyaratan gradasi ukuran butiran untuk campuran HRS-Base gradasi senjang seperti pada Tabel 4.

Tabel 3. Persyaratan Pasir

Sumber : Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015

Sumber : Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015

2.2. Material Aspal

Aspal adalah material hasil penyaringan minyak mentah dan merupakan hasil industri perminyakan. Aspal juga merupakan material untuk perekat, yang berwarna coklat sampai gelap dengan unsur pokok yang dominan adalah bitumen.

Dalam SNI 03-1737-1989, aspal keras didefinisikan sebagai suatu jenis aspal minyak yang merupakan residu hasil destilasi minyak bumi pada keadaan hampa udara, pada suhu normal dan tekanan as-mofir berbentuk padat, sedangkan aspal cair adalah aspal minyak yang pada suhu normal dan tekanan asmofir berbentuk cair.

Aspal keras yang digunakan Pen 60/70 yang harus memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 5.

2.3 Campuran HRS-Base

Jenis perkerasan Hot Rolled Sheet (HRS) Base mu-lai digunakan secara luas sejak pertengahan dekade 1980. HRS-Base adalah suatu campuran dari agre-gat bergradasi senjang, filler dan aspal keras den-gan perbandingan tertentu yang dicampur dan di-padatkan dalam keadaan panas, serta mempunyai tekstur cukup padat, rapat dan halus. Campuran HRS-Base lebih banyak mengandung material halus,

Tabel 5. Ketentuan-Ketentuan untuk Aspal Keras

Sumber : Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015

Tabel 4. Persayaratan Gradasi Agregat Gabungan Campuran HRS-Base

Page 4: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 66

sehingga memerlukan kadar aspal yang lebih ban-yak dibandingkan campuran aspal lain. Disini sudah jelas bahwa material halus khususnya filler sangat menentukan kekuatan dari campuran HRS-Base, sehingga pemakaian filler akan berpengaruh terha-dap campuran.

Persyaratan campuran yang dipakai HRS-Base ber-aspal panas seperti pada pada Tabel 6.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap material agregat kasar, agregat sedang, abu batu dari jalan Ling-kar Luar Muara Teweh, pasir dari sungai Barito, filler menggunakan semen Tonasa dan aspal keras Pen 60/70 ex. Pertamina. Tahapan penelitian di-laksanakan sesuai dengan bagan alir seperti pada Gambar 2.

Tabel 6. Ketentuan-Ketentuan Sifat-Sifat Campuran Lataston

Sumber: Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karateristik Material Agregat

4.1.1. Pengujian Agregat

Dari hasil pengujian beberapa parameter untuk ma-terial agregat untuk campuran HRS-Base memenuhi persyaratan yang di ijinkan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015), dapat di lihat pada Tabel 7.

Gambar 2. Diagram Alir Tahapan Penelitian

Page 5: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 67

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

Gradasi ukuran butir material agregat sangat pent-ing dan salah satu faktor yang mempengaruhi ter-hadapat kekuatan. Berdasarkan hasil analisis uji distribusi ukuran butir dapat di lihat pada Tabel 8.

Dari Tabel 8 dapat plot dalam satu grafik logaritmik terlihat tren persentasi dari ukuran butir masing – masing material agregat seperti pada Gambar 3.

4.1.2. Proporsi Gradasi Agregat Gabungan

Pencampuran agregat berdasarkan proporsi yang diperoleh dari mengabungkan beberapa gradasi agregat dengan cara coba – coba (trial and error). Dari hasil proporsi gradasi gabungan diperoleh : agregat kasar 23%, agregat sedang 25%, abu batu: 41%, pasir sungai Barito 10% dan filler 1%.

Tabel 7. Hasil Pengujian Agregat

Tabel 8. Hasil Pengujian Gradasi Ukuran Butir Agregat

Gambar 3. Hasil Uji Gradasi Ukuran Butiran Agregat

Berdasarkan proporsi tersebut pencampuran agre-gat dan uji distribusi ukuran butir bisa dilaksanakan seperti dapat di lihat pada Tabel 9.

Dari Tabel 9 dapat plot dalam satu grafik logaritmik terlihat tren persentasi dari ukuran butir masing – masing material agregat seperti pada Gambar 4.

Dari hasil pengujian distribusi ukuran butir agre-gat gabungan menunjukan material untuk peker-jaan HRS-Base bergradasi senjang memenuhi per-syaratan yang di ijinkan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

Tabel 9. Hasil Pengujian Gradasi Ukuran Butir Agregat gabungan

Page 6: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 68

Berdasarkan Proporsi agregat gabungan di dapat berat jenis dan penyerapan total agregat seperti pada Tabel 10.

4.2. Karateristik Material Aspal

Dari hasil pengujian beberapa parameter untuk as-pal penetrasi 60/70 dari Pertamina memenuhi per-syaratan yang di ijinkan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015), dapat di lihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Pengujian Aspal

4.3. Karakteristik Campuran HRS-Base

Setelah proporsi agregat yang memenuhi syarat didapat, maka menentukan perkiraan kadar aspal optimum. Perkiraan kadar aspal optimum didapat dari berapa beberapa metode antara lain adalah se-bagai berikut:

A. Metode Bina Marga (Berat Jenis Agregat Gabun-gan)

Persamaan penyerapan aspal (Pba) adalah seb-agai berikut:

.......(4.1)

Pba = 0,397%

Gambar 4. Hasil Uji Gradasi Ukuran Butiran Agregat Gabungan

Tabel 10. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Gabungan

Untuk menghitung perkiraan kadar aspal optimum adalah kadar aspal efektif dari spesifikasi umum revisi 3 (2015) untuk HRS-Base 5,5% ditambah pe-nyerapan aspal seperti persamaan berikut :

K Aspal Optimum = K Efektif + Pba ........ (4.2)

= 5,5 + 0,397

K Aspal Optimum = 5,898%

Diambil K Aspal Optimum 6,0 % (dibulatkan yang mendekati)

B. Metode Japan Road Association (Gradasi Agre-gat Gabungan)

Persamaan perkiraan kadar aspal optimum (P) adalah sebagai berikut :

P = 0,023 A + 0,065 B + 0,13 C + 0,11 D + 1,13 ............................................ (4.3)

A = % berat agregat tertahan saringan # 8 = 53,26%

B = % berat agregat lewat saringan # 8 dan ter-tahan saringan # 50 = 32,65%

C = % berat agregat yang lewat saringan # 50 dan tertahan saringan # 200 = 6,67%

D = % berat agregat lolos saringan # 200 = 7,42%

P = 0,023x53,26% + 0,065x32,65% + 0,13x6,67% + 0,11x7,52% + 1,13

P = 6,161%

Diambil perkiraan kadar aspal optimum (P) 6,0 % (dibulatkan yang mendekati).

Dari kedua persamaan tersebut dapat didapat perkiraan kadar aspal optimum adalah 6% di va-riasikan kadar aspal 2 diatas dan 3 di bawah K Aspal

Awal ± 0,5% yaitu, 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5 dan 7,0%.

Dari beberapan variasi kadar aspal yang sudah

Page 7: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 69

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

ditentukan dan proporsi agregat dicampur untuk membuat benda uji (briket) HRS-Base dengan 75 kali tumbukan muka dan belakang.

Dari hasil pengujian di laboratorium terhadap pa-rameter Marshall campuran HRS-Base adalah seb-agai berikut:

A. Kepadatan (Density)

Hasil pengujian kepadatan campuran HRS-Base dapat dilihat pada Tabel 12.

Dari Tabel 12 didapat hubungan kadar aspal dan kepadatan campuran HRS-Base dapat dilihat pada Gambar 5 halaman berikut:

Dari Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa setiap penambahan kadar aspal rentang 4,5% sampai 7,0% nilai kepadatan mengalami peningkatan.

B. Stabilitas

Hasil pengujian Marshall untuk mengetahui sta-bilitas campuran HRS-Base dapat dilihat pada Tabel 13.

Dari Tabel 13 didapat hubungan kadar aspal dan stabilitas campuran HRS-Base dapat dilihat pada Gambar 6.

Tabel 12. Hasil Pengujian Kepadatan Campuran HRS-Base

Gambar 5. Hubungan Kadar Aspal dan Kepadatan HRS-Base

Tabel 13. Hasil Pengujian Stabilitas Marshall Campuran HRS-Base

Dari hasil pengujian Marshall campuran HRS-Base dengan variasi kadar aspal 4,5% - 7,0% didapat hasil stabilitasnya ≥ 800 kg memenuhi persyaratan yang ditentukan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

C. Kelelehan (Flow)

Hasil pengujian Marshall untuk mengetahui kele-

lehan campuran HRS-Base dapat dilihat pada Ta-bel 14.

Dari Tabel 14 didapat hubungan kadar aspal dan kelelehan campuran HRS-Base dapat dilihat pada Gambar 7.

Tabel 14. Hasil Pengujian Kelelehan Campuran HRS-Base

Gambar 6. Hubungan Kadar Aspal dan Stabilitas Marshall HRS-Base

Gambar 7. Hubungan Kadar Aspal dan Kelelehan HRS-Base

Page 8: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 70

Dari hasil pengujian kelelehan campuran HRS-Base dengan variasi kadar aspal 4,5% - 7,0% didapat ha-sil kelelehannya ≥ 3,0 mm memenuhi persyaratan yang ditentukan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

D. Rongga Terisi Aspal (Void Filled Bitumen)

Hasil pengujian Marshall untuk mengetahui rong-ga terisi aspal (VFB) campuran HRS-Base dapat dilihat pada Tabel 15.

Dari Tabel 15 didapat hubungan kadar aspal dan rongga terisi aspal campuran HRS-Base dapat dilihat pada Gambar 8.

Dari hasil pengujian rongga terisi aspal cam-puran HRS-Base dengan variasi kadar aspal 6,0% - 7,0% didapat hasil rongga terisi aspal nya ≥ 68% memenuhi persyaratan yang diten-tukan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

E. Rongga di Dalam Campuran (Void In Mix)

Hasil pengujian Marshall untuk mengetahui rong-ga di dalam campuran (VIM) HRS-Base dapat dil-ihat pada Tabel 16.

Dari Tabel 16 didapat hubungan kadar aspal dan rongga di dalam campuran HRS-Base dapat dili-hat pada Gambar 9.

Tabel 15. Hasil Pengujian Rongga Terisi Aspal (VFB) Campuran HRS-Base

Gambar 8. Hubungan Kadar Aspal dan Rongga Terisi Aspal HRS-Base

Dari hasil pengujian rongga di dalam campuran HRS-Base dengan variasi kadar aspal 5,9% - 6,75% didapat hasil rongga di dalam campuran rentang 4,0% - 6,0% memenuhi persyaratan yang ditentukan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

F. Rongga Dalam Agregat (Void In Mineral Agregat)

Hasil pengujian Marshall untuk mengetahui rong-ga dalam agregat (VMA) HRS-Base dapat dilihat pada Tabel 17.

Dari Tabel 17 didapat hubungan kadar aspal dan rongga dalam agregat HRS-Base dapat dilihat pada Gambar 10.

Dari hasil pengujian rongga dalam agregat HRS-Base dengan variasi kadar aspal 4,5% - 7,0% didapat hasil ≥ 18% memenuhi persyaratan yang ditentukan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

Tabel 16. Nilai Rongga di Dalam Campuran HRS-Base

Gambar 9. Hubungan Kadar Aspal dan Rongga di Dalam Campuran HRS-Base

Tabel 17. Nilai Rongga Dalam Agregat Campuran HRS-Base

Gambar 10. Hubungan Kadar Aspal dan Rongga Dalam Agregat HRS-Base

Page 9: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 71

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

G. Marshall Quotient (MQ)

Hasil pengujian Marshall Quotient (MQ) HRS-Base dapat dilihat pada Tabel 18.

Dari Tabel 18 didapat hubungan kadar aspal dan Marshall Quotient HRS-Base dapat dilihat pada Gambar 11.

Dari hasil pengujian Marshall Quotient campuran HRS-Base dengan variasi kadar aspal 4,5% - 7,0% didapat hasil ≥ 250 kg/mm memenuhi persyaratan yang ditentukan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

H. Kadar Aspal Efektif

Hasil pengujian Marshall untuk mengetahui ka-dar aspal efektif HRS-Base dapat dilihat pada Tabel 19.

Dari Tabel 19 didapat hubungan kadar aspal efektif HRS-Base dapat dilihat pada Gambar 12.

Tabel 18. Nilai Marshall Quotient Campuran HRS-Base

Gambar 11. Hubungan Kadar Aspal dan Marshall Quotient HRS-Base

Tabel 19. Nilai Kadar Aspal Efektif Cam-puran HRS-Base

Dari hasil kadar aspal efektif campuran HRS-Base dengan variasi kadar aspal 5,8% - 7,0% didapat hasil ≥ 5,5%, memenuhi persyaratan yang ditentukan (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

I. Menentukan Kadar Aspal Optimum

Kadar aspal optimum adalah jumlah aspal ide-al yang digunakan dalam campuran agar yang memenuhi persyaratan Stabilitas, Flow, VMA, VIM, density dan Marshall Quotient (Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, 2015).

Rentang kadar aspal yang memenuhi syarat spe-sifikasi berdasarkan pengujian Marshall untuk campuran HRS-Base antara 6,0% sampai 6,75% seperti dapat dilihat pada Gambar 13.

Dari hasil Gambar 13 diambil kesimpulan untuk kadar aspal optimum adalah 6,375%. Dengan ka-dar aspal optimum 6,375% didapat hasil pengujian karakteristik Marshall dapat dilihat pada Tabel 20.

Gambar 12. Hubungan Kadar Aspal dan Kadar Aspal Efektif HRS-Base

Gambar 13. Rentang Kadar Aspal yang Memenuhi Persyaratan.

Page 10: PEMANFAATAN PASIR SUNGAI BARITO SEBAGAI BAHAN … · adalah melakukan pengujian material agregat, pasir sungai Barito, aspal dan campuran HRS-Base sesuai ... Diagram Alir Tahapan

Vol. 3 No. 02 Desember 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 72

Maka dengan penambahan pasir Sungai Barito 10 % sebagai bahan tambahan agregat halus masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis dan lebih ekonomis.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, maka dapat simpulkan sebagai berikut:

A. Karakteristik material agregat kasar, sedang, abu batu, pasir sei Barito dan filler memenuhi per-syaratan yang di ijinkan dengan proporsi gradsi agregat gabungan adalah : agregat kasar 23%, agregat sedang 25%, abu batu 41%, pasir sun-gai Barito 10% dan filler 1%.

B. Karakteristik material aspal semuanya memenuhi syarat yang diijinkan.

C. Dari hasil pengujian Marsahall untuk campuran HRS-Base dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5 dan 7,0% didapat kadar aspal optimum adalah 6,375%, kadar aspal efek-tif 6%, penyerapan aspal 0,424%, kepadatan (Density) 2,299 gr/cm3, stabilitas 1.030 kg, kele-lehan (Flow) 3,29 mm, rongga terisi aspal (Void Filled Bitumen) 73%, rongga di dalam campuran (Void In Mix) 4,9%, rongga dalam agregat (Void In Mineral Agregat) 18,27%, Marshall Quotient (MQ) 316 Kg/mm masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis.

D. Dari hasil pengujian parameter yang disyaratakan spesifikasi teknis, pasir sungai Barito memenuhi syarat sebagai bahan tambah agregat halus un-tuk campuran HRS-Base.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penyusunan penelitian ini, maka di saran adalah sebagai berikut:

Tabel 20. Hasil Pengujian Marshall dengan Kadar Aspal Optimum 6,375%

A. Untuk penelitian selanjutnya dalam menentukan proporsi agregat gabungan lebih banyak vari-asinya terutama untuk proporsi pasir.

B. Selain menggunakan pasir sungai dalam peneli-tian selanjutnya menggunakan hasil pembakaran cangkang kelapa sawit sebagai pengganti filler semen maupun abu batu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Metode Penentuan Kadar Aspal Japan Road Association, tekniksipil1945.blogspot.com › TEKNIK SIPIL › Transportasi

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga (1980). Aspal Campuran Panas Dengan Durabilitas Tinggi

Lasmini Ambarwati, M. Zainul Arifin, Heru Bawono (2009), Pengaruh Kadar Abu Batu Bara Se-bagai Filler Terhadap Karakteristik Dan In-deks Kekuatan Sisa (IKS) Pada Campuran Hot Rolled Sheet (HRS), JURNAL REKAYASA SIPIL Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universi-tas Brawijaya Malang Volume 3, No.2 – 2009 ISSN 1978 – 5658. Hal. 131-140

Laswar Gombilo Bitu, Muhammad Kalman, Pe-manfaatan Pasir Laut Tanjung Alang Seb-agai Agregat Halus Pada Campuran HRS (Hot Rolled Sheet), Fakultas Teknik Jurusan Sipil -Unidayan- Jln. Sultan Dayanu Iksanudddin No. 100 Baubau

Pusat Litbang Prasarana Transportasi Badan Peneli-tian dan Pengembangan Kementerian Peker-jaan Umum, (2010). Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3). Jakarta

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jem-batan Badan Penelitian dan Pengembangan kementerian Pekerjaan Umum (2014). Pan-duan Pengujian Agregat dan Campuran Ber-aspal Panas. Bandung.