pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup

80
KKN Mandiri 2021: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital Penulis: Hendera Mirja Adi Yaksa Abdul Hamid Dewi Anita Elsa Maulidina Rahmah Fahreza Maulana Giananda Wulandari Gusti Anna Maulida Maulidah Khairunnisa Prilliana Penerbit MBUnivPress

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

KKN Mandiri 2021:

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

Penulis:

Hendera

Mirja Adi Yaksa

Abdul Hamid

Dewi Anita

Elsa Maulidina Rahmah

Fahreza Maulana

Giananda Wulandari

Gusti Anna Maulida

Maulidah

Khairunnisa Prilliana

Penerbit

MBUnivPress

Page 2: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi

Covid-19 Berbasis Digital

ISBN: 978-602-52037-7-0 (PDF)

Penulis:

Hendera, Mirja Adi Yaksa, Abdul Hamid, Dewi Anita, Elsa Maulidina

Rahmah, Fahreza Maulana, Giananda Wulandari, Gusti Anna

Maulida, Maulidah, Khairunnisa Prilliana.

Layout:

Nadia Humaida, S.P.W.K

Penerbit:

Muhammadiyah Banjarmasin University Press

Ruang LP2M Gedung Ahmad Azhar Basyir Lantai 2

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Jl. Gubernur Syarkawi, Lingkar Utara, Kec. Handil Bakti Kab. Barito Kuala –

Kalimantan Selatan, Indonesia

Press: book.mbunivpress.or.id

Website: mbunivpress.or.id

email: [email protected]

Hak cipta © 2021 pada penulis dan penerbit, dilindungi undang-undang

Page 3: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

i

Prakata

Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahirobbilalamiin, Segala puji dan syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga

kami kelompok 5 yang terdiri dari mahasiswa S1 Farmasi dan S1

Perencanaan Wilayah dan Kota yang berjumlah 9 orang pada program

Kuliah Kerja Nyata secara Mandiri (KKN-M) di masa pandemi covid-19

dapat menyelesaikannya secara baik dan lancar di Kecamatan

Banjarmasin Utara, Kelurahan Sungai Jingah tepatnya di Kampung

Kenanga. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada

baginda Rasullullah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat

manusia dari zaman kegelapan hingga menuju zaman terang

benderang seperti sekarang dan senantiasa kita nantikan syafaatnya

dihari akhir nanti. Alhamdulillah berkat pertolongan-Nya kami

kelompok 5 dapat menyelesaikan program KKN-Mandiri yang mana

merupakan salah satu syarat kelulusan memperoleh gelar Sarjana di

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Kami kelompok 5 menyadari bahwa terdapat berbagai

hambatan dan rintangan yang dihadapi selama proses pelaksanaan

KKN-M di Kampung Kenanga dan menyadari bahwa program kerja

kami tidak akan terlaksana secara baik tanpa adanya bantuan dari

pihak Universitas Muhammadiyah Banjarmasin maupun kelurahan

Sungai Jingah. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami kelompok

5 ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

Page 4: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

1. Allah SWT, yang telah memberi kami kesehatan sehingga

kegiatan yang kami lakukan dapat terjalankan secara baik dan lancar.

2. Orang tua kami yang telah memberikan doa dan motivasi

sehingga kami dapat menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata

(KKN) Mandiri secara baik dan lancar.

3. Bapak Prof. Dr. Akhmad Khairudin M.Ag. selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

4. Ibu apt. Risya Mulyani, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memberikan

masukan dan dorongan yang positif kepada penulis.

5. Bapak apt. Andika, M.Farm. selaku Ketua Prodi S1 Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah

memberikan masukan dan dorongan yang positif kepada penulis.

6. Bapak apt. Hendera, M.Farm, Klin. selaku Dosen Pembimbing

Lapangan yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga dan

ilmunya kepada kami kelompok 5 serta banyak membantu

memberikan arahan selama pelaksanaan program kerja KKN-Mandiri.

7. Bapak Andi Achmad Priyadharma, S.T., M.Eng. selaku Ketua

Prodi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memberikan masukan dan

dorongan yang positif kepada penulis.

8. Bapak Jainuddin S.Sos Selaku ketua lurah di sungai jingah

yang telah bersedia memberikan izin untuk melaksanakan KKN-

Mandiri di Kampung Kenanga serta telah banyak memberikan arahan

terkait program kerja yang kami jalankan.

9. Kelompok 6 selaku partner pada kegiatan KKN-Mandiri yang

mau bekerjasama dalam pengumpulan penggalangan dana untuk

korban banjir di Banjarmasin Utara.

10. Kelompok 5 selaku teman seperjuangan pada kegiatan KKN-

Mandiri yang telah bersedia bekerjasama melaksanakan program

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri secara baik dan lancar dalam suka

maupun duka.

Page 5: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

iii

Kami kelompok 5 menyadari bahwa KKN-Mandiri kali ini masih

kurang efektif dari pada KKN biasanya dikarenakan adanya wabah

virus covid-19 yang mengharuskan adanya sosial distancing pada tiap

individu demi mencegah penyebaran virus covid-19 sehingga program

kerja kami terbatas ruang geraknya. Semoga segala bantuan dan

dukungan yang diberikan selama ini akan mendapat balasan kebaikan

dari Allah SWT. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan

dari buku ini. Semoga dengan buku ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi semua orang yang membacanya. Semoga Allah SWT selalu

memberikan lindungan serta nikmatnya kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Banjarmasin, 21 Februari 2021

Tim Penulis

Page 6: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Page 7: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

v

Daftar Isi

Prakata _________________________________________________ i

Daftar Isi _______________________________________________ v

Gambaran Wilayah ________________________________________ 1

Gambaran Wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara ____________ 1

Gambaran Wilayah Kelurahan Sungai Jingah _________________ 3

Gambaran Wilayah Kampung Kenanga _____________________ 19

Analisis Potensi Masalah __________________________________ 23

Masalah yang Diangkat ___________________________________ 31

Kegiatan yang Dilakukan __________________________________ 33

Gotong Royong _______________________________________ 33

Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) ________________ 40

Penggalangan Dana Di Kecamatan Banjarmasin Utara ________ 51

Hasil Kegiatan __________________________________________ 53

Gotong Royong _______________________________________ 53

Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) ________________ 55

Penggalangan Dana di Kecamatan Banjarmasin Utara ________ 57

Pembagian Obat dan Masker di Kampung Kenanga __________ 62

Usulan Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Kenanga _____ 63

Daftar Pustaka __________________________________________ 69

Page 8: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Page 9: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

1

Gambaran Wilayah

Gambaran wilayah ini mencakup mengenai pembahasan

wilayah pengabdian kegiatan KKN-Mandiri 2020/2021 oleh kelompok

5 meliputi gambaran wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara,

Kelurahan Sungai Jingah dan Kampung Kenanga.

Gambaran Wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara

Kecamatan Banjarmasin Utara terletak pada ketinggian 0,16

meter dibawah permukaan laut, dengan kondisi daerah berpaya-paya

dan relative datar. Dapat dilihat padal tabel Kecamatan Banjarmasin

Utara terdiri dari 10 kelurahan.

Tabel 1. Jumlah Kelurahan Di Kecamatan Banjarmasin Utara Tahun 2020 Kecamatan Kelurahan

Banjarmasin Utara

Kelurahan Kuin Utara

Kelurahan Pangeran

Kelurahan Sungai Miai

Kelurahan Antasan Kecil Timur

Kelurahan Surgi Mufti

Kelurahan Sungai Jingah

Kelurahan Alalak Utara

Kelurahan Alalak Selatan

Kelurahan Alalak Tengah

Kelurahan Sungai Andai

Sumber : (BPS Kota Banjarmasin, 2020)

Page 10: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

2

Dalam tabel di atas, Kecamatan Banjarmasin Utara Dalam

Angka menyebutkan bahwa Kecamatan Banjarmasin Utara luas

wilayah keseluruhan adalah 16.54 km2 terdiri dari 10 kelurahan salah

satunya kelurahan Sungai Jingah.

Kecamatan Banjarmasin Utara terletak pada ketinggian 0,16 meter

dibawah permukaan laut dengan batas-batas:

Sebelah Utara : Kabupaten Barito Utara

Sebelah Timur : Kecamatan Banjarmasin Timur

Sebelah Selatan : Kecamatan Banjarmasin Tengah

Sebelah Barat : Kecamatan Banjarmasin Barat

Gambar 1. Batas Administrasi Kecamatan Banjarmasin Utara

Page 11: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

3

Gambaran Wilayah Kelurahan Sungai Jingah

Kelurahan Sungai Jingah adalah salah satu kelurahan yang ada

di Kecamatan Banjarmasin Utara yang letaknya termasuk di Daerah

Aliran Sungai (DAS) dan secara umum wilayahnya berupa kawasan

rawa dan sungai yang merupakan dataran rendah yakni 0,5 m di

bawah permukaan laut dengan tingkat kelerengan 0 – 2 % dan curah

hujan rata-rata 2000 – 3000 mm pertahun dengan suhu harian antara

250C – 350 C.

Kelurahan sungai jingah merupakan salah satu kelurahan yang

ada di Kecamatan Banjarmasin Utara kota Banjarmasin Provinsi

Kalimantan Selatan yang sudah ada sejak zaman penjajahan belanda

yang dikenal dengan sebutan “Afdelling Sungai Jingah” atau “Areal

Perkebunan Bunga” sehingga banyak kampung yang bernama bunga-

bunga seperti Kampung Kenanga, Kampung Parodan, Kampung

Sungai Andai dan Kampung Sungai Jingah. Wilayah Kelurahan Sungai

Jingah mengalami dua kali pemekaran yakni Kelurahan Surgi Mukti

dan Kelurahan Sungai Andai. Kelurahan Sungai Jingah dikenal juga

sebagai Kampung Pusaka, Kampung Banjar dan Kampung Sasirangan.

Selain memiliki produksi unggulan berupa kain sasirangan dan

makanan khas Banjar, Kelurahan Sungai Jingah juga dikenal sebagai

penghasil buah jeruk dan rambutan.

Batas wilayah Kelurahan Sungai Jingah ditetapkan dengan titik

Kordinat adalah – 3.301635 LS dan 114.61725 BT. Batas-batas

Kelurahan Sungai Jingah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Sungai Andai dan Kabupaten

Barito Kuala

Sebelah Timur : Sungai Martapura

Sebelah Selatan : Sungai Martapura

Sebelah Barat : Kelurahan Surgi Mufti

Page 12: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

4

Gambar 2. Batas Administrasi Kelurahan Sungai Jingah

Kelurahan Sungai Jingah terdiri dari 2 RW dan 28 RT dengan

jumlah penduduk 12.640 jiwa. Kelurahan Sungai Jingah sebenarnya

berasal dari sebuah anak sungai Martapura bernama sungai jingah.

Sungai ini merupakan sebuah handil atau saluran yang muaranya di

sungai pangeran dan mengalir menuju sungai andai. Penamaan

sungai jingah adalah bahwa dahulunya disepanjang sungai kecil

terdapat banyak pohon jingah, yakni vegetasi khas tanaman rawa di

Banjarmasin dan sekitarnya.

Page 13: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

5

Gambar 3. Pohon Jingah

A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk di Kelurahan Sungai Jingah pada tahun 2019

sebanyak 14.110 jiwa (BPS Kota Banjarmasin, 2020)

B. Klasifikasi Penduduk 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin laki-laki pada tahun

2019 sebanyak 5.044 dan jenis kelamin perempuan pada tahun 2019

sebanyak 5.252. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2 jumlah

penduduk menurut jenis kelamin tahun 2020.

Page 14: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

6

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019 No. Jenis Kelamin Tahun 2019

1. Laki-laki 7.103

2. Perempuan 7.007

Jumlah Jiwa 14.110

Kepadatan penduduk (Jiwa/Km2) 3003

Sumber : (BPS Kota Banjarmasin, 2020)

Grafik 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019

2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Kelurahan Sungai Jingah jumlah penduduk menurut tingkat

pendidikan dapat dilihat pada table 3 sebagai berikut :

50%

50%

Jumlah Penduduk Tahun 2019Laki-laki Perempuan

Page 15: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

7

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019 No. Tingkat Pendidikan Tahun 2019

Lk Pr Jlh

1. Tamat SD / sederajat 1.030 963 1.993

2. Tamat SLTP / sederajat 839 690 1.529

3. Tamat SLTA / sederajat 1.272 1.045 2.317

4. Tamat D1 / sederajat 51 26 77

5. Tamat D2 / sederajat 9 9 18

6. Tamat D3 / sederajat 37 30 67

7. Tamat S1 / sederajat 263 194 457

8. Tamat S2 / sederajat 34 15 49

Sumber : (BPS Kota Banjarmasin, 2020)

Grafik 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2019

19931529

2317

77 18 67457

49

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Page 16: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

8

Grafik diatas menjelaskan bahwa di Kelurahan Sungai Jingah

paling banyak tingkat tamat SLTA / sederajat dengan jumlah 2.317

orang. Sedangkan tingkat pendidikan paling sedikit adalah tamat D2 /

sederajat dengan jumlah hanya 18 orang.

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Keadaan Penduduk Kelurahan Sungai Jingah menurut jenis

pekerjaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Jumlah

1. Tidak/Belum Bekerja 3.741

2. Ibu Rumah Tangga 2.664

3. Pelajar/Mahasiswa 1.700

4. Pensiunan 90

5. Pegawai Negeri Sipil 452

6. TNI 6

7. Kepolisian RI 38

8. Pemilik usaha warung, Rmh Mkn & Resto 89

9. Petani 59

10. Peternak 2

11. Nelayan 1

12. Karyawan Perusahaan Swata 1.595

13. Karyawan Perusahaan Pemerintah 54

14. Karyawan Honorer 80

15. Buruh Harian Lepas 559

16. Pembantu Rumah Tangga 12

17. Tukang Cukur 2

18. Tukang Listrik 4

19. Tukang Batu 31

20. Tukang Kayu 49

21. Tukang Las 7

22. Tukang Cukur 2

23. Tukang Listrik 4

24. Tukang Batu 31

25. Tukang Kayu 49

26. Tukang Jahit 13

27. Tukang Rias 5

Page 17: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

9

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

28. Montir 8

29. Seniman/artis 2

30. Dukun Tradisional 1

31. Wartawan 8

32. Pemuka Agama 7

33. Juru Masak 1

34. Dosen Swasta 19

35. Guru Swasta 83

36. Pengacara 4

37. Notaris 1

38. Konsultan, Manajemen dan Teknis 6

39. Dokter Swasta 5

40. Bidan Swasta 12

41. Perawat Swasta 10

42. Apoteker 3

43. Pelaut 8

44. Pedagang barang kelontong 46

45. Wiraswasta 1.075

46. Pedagang keliling 40

Sumber : (Penelitian, 2016)

C. Ekonomi

1. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat

Prasejahtera dan Sejahtera I, Lurah Sungai Jingah membentuk

Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) yang membantu memberikan pinjaman modal usaha bagi

ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja. UPPKS yang dibentuk di

kelurahan Sungai Jingah ada 3 kelompok yakni seperti tabel berikut :

Page 18: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

10

Tabel 5. Kelompok UPPKS No. Nama kelompok Nama

Ketua

Jumlah

Anggota

Dasar Hukum

Pembentukan (SK

Lurah)

1. Kenanga Aslamiah 10 orang No. 03 Tahun 2008

2. Anggrek Masnun 10 orang No. 17 Tahun 2009

3. Flamboyan Samini 7 orang No. 16 Tahun 2009

Sumber : (Penelitian, 2016)

2. Produk Domestik Bruto Kelurahan

a) Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

1) Padi

Luas Lahan untuk penanaman padi sekitar 100 Ha. Hasil panen

setiap Hektar rata-rata 280 belik padi. Jadi hasil panen seluruhnya

adalah 28.000 belik. Harga penjualan padi perbelik berkisar antara Rp.

40.000,- sampai dengan Rp. 45.000,- Jadi pendapatan rata-rata

perorang setiap tahunnya adalah :

28.000 x Rp. 42.500 =Rp. 119.000.000.- : 75 KK = Rp.

15.866.667,- /perorang/pertahun.

Pendapatan pada tahun 2011 meningkat dibandingkan

tahun 2010 disebabkan naiknya nilai harga gabah yang semula

berkisar antara Rp. 30.000,- sd. Rp. 35.000,- / belik. (Penelitian, 2016)

Gambar 4. Sawah Padi di Kelurahan Sungai Jingah

Page 19: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

11

Gambar 5. Sawah Padi di Kelurahan Sungai Jingah

2) Kelapa

Sungai Jingah juga merupakan kelurahan penghasil buah

kelapa. Kelapa tersebut dipanen rata-rata 1 kali dalam sebulan dengan

hasil sekali panen sekitar 300 biji. Pemasaran hasil panen adalah dijual

kepada pengumpul yang berada di pasar A.Yani Kecamatan

Banjarmasin Timur dengan harga Rp. 3000,-/biji. Pendapatan

penduduk dalam sektor ini setahunnya adalah :

300 biji x 12 bulan x Rp. 3.000,- = Rp. 10.800.000 x 20 KK =

Rp. 216.000.000,-/tahun

Tahun 2010 harga Kelapa perbiji berkisar antara Rp. 1.500 –

Rp. 2.000,-

Jadi total kenaikan pendapatan pada tahun 2011 adalah : Rp.

216.000.000 – Rp. 126.000.000 = Rp. 90.000.000,-(Penelitian, 2016).

Page 20: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

12

Gambar 6. Panen Kelapa

3) Jeruk

Petani jeruk yang ada di kelurahan Sungai Jingah ada 10 orang.

Hasil panen pertahun rata-rata 3.000 biji yang dijual dengan harga

Rp. 500,- sd. Rp. 1.000,-/biji. Tahun 2017 populasi jeruk mengalami

penurunan karena banyak pohon yang mati akibat terendam air.

Pendapatan rata-rata petani jeruk dalam setahunnya adalah :

3.000 biji x Rp. 750,- = Rp. 2.250.000,-/tahun/orang atau total

pendapatan bruto Rp. 22.500.000,- / tahun. (Penelitian, 2016)

Gambar 7. Panen Jeruk

Page 21: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

13

Gambar 8. Panen Jeruk

4) Kembang Kenanga

Kelurahan Sungai Jingah pada awalnya adalah merupakan

penggabungan beberapa kampung diantaranya Kampung Kenanga.

Disebut demikian karena kampung tersebut merupakan penghasil

kembang kenanga. Kembang kenanga ditanam hampir disemua

halaman rumah penduduk di RT. 21 dan 22 atau ditanam disela-sela

tanaman perkebunan. Kembang kenanga dijual per 100 kaki dengan

harga Rp. 5.000,- yang dipanen 2 kali dalam seminggu. Rata-rata

setiap panen didapat 3.000 sd. 5.000 kaki. Pada hari-hari besar

keagamaan baik agama Islam maupun agama Hindu serta perayaan

tahun baru Imlek maka harga kembang kenanga akan menembus

pasaran Rp. 15.000,- sd. Rp. 25.000,-/100 kaki.

Pendapatan rata-rata penduduk yang dapat dihitung adalah ;

3.000 x 2 x 4 = 24.000 kaki/ bulan : 100 x Rp. 5.000,- = Rp.

1.200.000,-/bulan/orang. (Penelitian, 2016)

Page 22: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

14

Gambar 9. Panen Kembang Kenanga

5) Rambutan

Perkebunan rambutan merupakan pruduk unggulan tahunan di

mana ada 25 kk yang mengelola perkebunan tersebut dengan jumlah

pohon sebanyak 1500 pohon di Kelurahan Sungai Jingah pada tahun

2017 tidak terlalu banyak menghasilkan karena pengaruh musim yang

tidak mendukung. Setiap pohon hanya menghasilkan antara 50 sd. 75

ikat. Setiap ikat terdiri 10 biji. Karena panen yang sedikit harga

rambutan lebih mahal yakni rata-rata perikatnya Rp. 1.000,-

Pendapatan bruto tahun 2017 sekitar Rp. 90.000.000,-

Pada tahun 2018, hasil panen lebih banyak. Setiap pohon bisa

menghasilkan antara 100 sd. 150 ikat. Harga perikatnya antara Rp.

600,- sd. Rp. 1.000,-. Pendapatan bruto penduduk yang dapat

dihitung pada tahun 2018 ini adalah :

1.500 pohon x 125 ikat x Rp. 1000,- = 187.500.000,- : 25 kk

= Rp7.500.000/orang. (Penelitian, 2016)

Page 23: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

15

Gambar 10. Panen Rambutan

b) Industri Kecil Menengah

1) Sasirangan

Pembuatan sasirangan ini cukup banyak menyerap tenaga kerja

terutama proses penjahitan hingga mencapai ratusan orang dan

dikirim kebeberapa kelurahan lainnya seperti ke wilayah Alalak dan

Kuin. Upah jahit, pencucian dan pewarnaan bervariasi sesuai tingkat

kesulitan/motif dan bahan kain. Untuk jelasnya pendapatan rata-rata

penduduk dalam kerajinan ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 24: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

16

Tabel 6. UMKM Produksi Sasirangan No Nama Usaha Pemilik Alamat

1 Tiara Sasirangan Tiara Maulida Jl. Sei. Jingah Rt. 17

2 Hj. Purnama Sasirangan Tati Jl. Sei. Jingah Rt. 17

3 Lavorian Sasirangan Lovarian Sasirangan Jl. Sei. Jingah Rt. 17

4 Bulqis Sasirangan Guntur Pratama Jl. Sei. Jingah Rt. 17

5 Lutpiah Sasirangan HJ. Asmah Jl. Sei. Jingah Rt. 17

6 Azira Sasirangan Yufi Jl. Sei. Jingah Rt. 17

7 Keluarga Sasirangan Nurul Zainah Jl. Sei. Jingah Rt. 6

8 Al Fina Sasirangan Alfian & Fina Jl. Sei. Jingah Rt. 6

9 Alya Sasirangan H. Darkutni Jl. Sei. Jingah Rt. 6

10 Hikmah Sasirangan Rofika Jl. Sei. Jingah Rt. 6

11 Zahra Sasirangan M. Saifullah Jl. Sei. Jingah Rt. 6

12 Aisyah Sasirangan Siti Noralam Jl. Sei. Jingah Rt. 6

13 Rafi Sasirangan Rafie Jl. Sei. Jingah Rt. 6

14 Dzifa Sasirangan Dzifa Jl. Sei. Jingah Rt. 6

15 Syifa Sasirangan Syifa Jl. Sei. Jingah Rt. 6

16 Tifana Sasirangan Tifana Jl. Sei. Jingah Rt. 6

17 Tati Sasirangan Tati Suryana Jl. Sei. Jingah Rt. 7

18 Yudi Sasirangan Yudi Jl. Jahri Saleh RT. 12

Sumber : (Penelitian, 2016)

Tabel 7. Jumlah Tenaga Kerja Dan Penghasilan Sasirangan No. Kegiatan Jlh Tenaga

Kerja

Upah Tenaga

Kerja

Pendapatan rata-

rata perorang/bulan

1. Penjahitan < 100

orang

Rp. 5000/lembar Rp.15.000.000,-

2. Pewarnaan 3 x 6 orang Rp. 25.000/lembar Rp.13.500.000,-

3. Pencucian 3 x 1 orang Rp. 2000/lembar Rp.6.000.000,-

4. Setrika 3 x 1 orang Rp. 2000/lembar Rp. 6.000.000,-

Sumber : (Penelitian, 2016)

Page 25: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

17

Rata-rata produk ini mencapai 750 lembar dalam sebulan

dengan jumlah pengelola sebanyak 18 orang dan keuntungan rata-

rata perlembar Rp. 5.000,-. Jadi total pendapatan masyarakat adalah

:

18 X Rp. 750,-X 5.000 = Rp. 67.500.000, x 12 = Rp.

810.000.000,-/tahun atau Rp. 45.000.000,-/orang/tahun.

Dibandingkan tahun 2017, permintaan terhadap produk ini

cukup meningkat disebabkan kebijakan pemerintah Kota maupun

Propinsi untuk mengharuskan PNS, sekolah-sekolah, BUMN dan

lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta lainnya untuk

memakai sasirangan pada hari tertentu. Kenaikan tersebut mencapai

sekitar 30%.

Gambar 11. Sasirangan

Page 26: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

18

Gambar 12. Sasirangan

Page 27: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

19

Gambaran Wilayah Kampung Kenanga

Keluarahan Sungai Jingah merupakan lahan pemukiman yang

sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dimana dahulunya dikenal

dengan sebutan “Afdelling Sungai Jingah” atau areal perkebunan

kelapa yang meliputi beberapa kampung yaitu Kampung Kenanga,

Kampung Parodan, Kampung Sungai andai dan Kampung Sungai

Jingah.

Seiring dengan pesatnya perkembangan Kota Banjarmasin,

dimulai dengan perkembangan pembangunan sumber daya-sumber

daya Inpers sekitar tahun 1975-1976 disusul dengan dibuatnya jalan

pintas dari kampung Kenanga ke jalan Masjid yang sekarang menjadi

Jalan jahri Saleh dan menjadi jalan tembus SMA 5 atau sekarang

disebut Jalan Sultan Adam, menjadikan Sungai Jingah tidak lagi

sebagai daerah terisolir.

Dengan terbukanya isolasi Kampung kenanga karena adanya

jalan tembus, maka terjadilah peralihan di wilayah Kelurahan Sungai

Jingah. Kampung Kenanga saat ini meliputi beberapa RT di Kelurahan

Sungai Jingah yaitu Rt 6, 7, 11, 13, 14, 16, 18, dan 19. Disebut

Kampung Kenanga karena kampung tersebut merupakan penghasil

kembang kenanga. Kembang kenanga ditanam hampir disemua

halaman rumah penduduk di RT. 21 dan 22 atau ditanam disela-sela

tanaman perkebunan. Penduduk Kampung Kenanga merupakan

masyarakat transisi yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar dan

sepanjang bantaran sungai Martapura yang merupakan penduduk asli

dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah buruh.

Page 28: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Gambaran Wilayah

20

Gambar 13. Pohon Kenanga

Page 29: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

21

Gambar 14. Batas Administrasi Kampung Kenanga

Page 30: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Page 31: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

23

Analisis Potensi Masalah

Berdasarkan analisa potensi masalah yang ada di kawasan

kampung kenanga terkait hasil observasi dan diskusi dengan ketua

lurah, RW, RT, ataupun masyarakat yang ada, dapat di analisa

permasalahan yang terjadi di kampung tersebut. Potensi masalah

yang ada di kampung kenanga terbagi dalam beberapa bidang antara

lain ekonomi, lingkungan, pendidikan, agama, dan sosial. Berdasarkan

skala prioritas permasalahan yang tertinggi di Kampung Kenanga yaitu

berkaitan dengan bidang kesehatan dan ekonomi. Secara garis besar

potensi masalah yang terjadu sebagai berikut:

1. Kecamatan Banjarmasin Utara pada pertengahan bulan

Januari sekitar minggu ke 3 ada sebagian daerah yang terdampak

banjir khususnya kelurahan sungai jingah seperti desa Sungai Gempa

dan Kampung kenanga sehingga banyak masyarakat yang

memerlukan bantuan seperti sembako, pakaian, obat-obatan, dan

sebagainya. Oleh karena itu, kami kelompok 5 berkolaborasi dengan

kelompok 6 untuk melakukan observasi lapangan yang dibantu oleh

ketua lurah dan aparatur kampung seperti RW, dan RT yang

selanjutnya kami melakukan perizinan untuk melakukan

penggalangan dana di kantor polsek Banjarmasin Utara.

Berikut hasil dokumentasi daerah yang terdampak banjir di

kelurahan sungai jingah antara lain:

Page 32: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Analisis Potensi Masalah

24

Gambar 15. Daerah Sungai Gempa

Gambar 16. Daerah Kampung Kenanga

Page 33: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

25

2. Kurangnya kesadaran masyakat tentang hidup bersih dimana

saat melakukan kegiatan gotong royong masih banyak sampah yang

berserakan di sekitar lingkungan kampung kenanga. Lingkungan

disekitar kantor kelurahan sungai jingah dan disekitar bantaran sungai

martapura dikampung kenanga masih banyak sampah yang

berserakan dan bergelempangan di sepanjang jalan jahri saleh hal ini

terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang

perilaku hidup bersih dimana saat melakukan kegiatan gotong royong

masih banyak sampah yang berserakan dilingkungan Kampung

Kenanga.

Berikut hasil dokumentasi lingkungan kampung kenanga

berdasarkan analisa potensi masalah diatas antara lain:

Gambar 17. Lingkungan Kampung Kenanga

Page 34: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Analisis Potensi Masalah

26

3. Kurang adanya kegiatan positif untuk mengisi waktu luang

selama masa pandemi Covid-19 sehingga akan berdampak pada

masyarakat kampung kenanga terkait perekonomian yang telah

dirasakan selama masa pandemi.Oleh karena itu, dengan adanya

kegiatan KKN-Mandiri ini kami kelompok 5 memberikan apresiasi

kepada masyarakat kampung kenanga tentang pentingnya melakukan

kegiatan yang positif misalnya seperti penanaman TOGA berbekal

halaman yang sempit dan sederhana hal ini sangat bisa dilakukan

bahkan kegiatan penanaman TOGA bisa membantu perekonomian

masyarakat disana dengan diperjualbelikan kepada khalayak luas hal

ini dilakukan dengan harapan masyarakat bisa menerapkan kegiatan

tersebut.

Berikut hasil dokumentasi kegiatan yang kami lakukan

berdasarkan permasalahan diatas antara lain:

Gambar 18. Penanaman TOGA di Kampung Kenanga

Page 35: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

27

Gambar 19. Penanaman TOGA di Kampung Kenanga

Masyarakat Kampung Kenanga masih memiliki kesadaran yang

rendah tentang bahaya dari Covid-19 serta masih banyak masyarakat

menganggap remeh mengenai Covid-19 dan menganggap Covid-19

tidak ada, kecil kesadaran tentang bahaya Covid-19, cara

pencengahan Covid-19, perilaku hidup yang kurang sehat, serta

makanan ataupun minuman yang dapat meningkatkan imunitas tubuh

dikala pandemi seperti ini meskipun makanan atau minuman tersebut

sangat erat dengan kehidupan sehari-hari.

Ketika air sungai martapura pasang, wilayah Kampung Kenanga

akan terkena banjir terutama rumah-rumah yang berada dibantaran

Sungai Martapura. Letak Kampung Kenanga yang berada di bantaran

sungai Martapura juga menjadi potensi terjadinya suatu masalah

ketika cuaca buruk yang mengakibatkan air sungai Martapura meluap

Page 36: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Analisis Potensi Masalah

28

atau pasang mengakibatkan wilayah Kampung Kenanga terdampak

banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Martapura dan

diperparah dengan kondisi lingkungan yang kurang bersih serta

sampah yang berserakan mengakibatkan drainase yang ada kurang

berfungsi secara maksimal karena ada terjadi penyumbatan oleh

sampah-sampah yang ada. Masyarakat yang paling merasakan

dampak ini adalah rumah warga yang langsung berada di bantaran

sungai Martapura.

Gambar 20. Kawasan Kampung Kenanga di Bantaran Sungai Martapura

Adanya pandemi Covid-19 ini masyarakat merasakan dampak

langsung terhadap perekonomi keluarga. Misalnya seperti kehilangan

pekerjaannya, penghasilannya berkurang, serta pemanfaatan waktu

luang yang kurang dimanfaatkan dengan baik oleh bapak-bapak

Page 37: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

29

ataupun ibu-ibu serta anak-anak yang melaksanakan kegiatan sekolah

secara daring untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk

kehidupan sehari-hari ataupun untuk lingkungan. Kebanyakan dari

warga Kampung Kenanga baik ibu-ibu ataupun bapak-bapak mengisi

waktu luang ketika tidak ada pekerjaan hanya sekedar mengumpul

dan berbincang-bincang tanpa menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat baik bagi lingkungan ataupun untuk individu, begitu pula

anak-anak yang ada di lingkungan Kampung Kenanga selama

pandemi covid-19 menghabisakan waktu luang dengan bermain-main

saja sepanjang hari tidak melakukan kegiatan bermain sambil

berkreativitas yang bisa menghasilkan dampak positif baik bagi anak

itu sendiri ataupun bagi lingkungan.

Gambar 21. Wawancara masalah ekonomi di Kampung Kenanga

Page 38: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Analisis Potensi Masalah

30

Gambar 22. Wawancara masalah ekonomi di Kampung Kenanga

Wawancara dilakukan dengan harapan kami kelompok 5 bisa

menggambarkan hal apa saja yang perlu dilakukan yang sebisa

mungkin bisa memberikan dampak untuk meningkatkan ekonomi

masyarakat yang mana saat wawancara dengan ketua RT banyak

masyarakat yang hilang pekerjaan saat masa pandemic covid-19 dan

mengakibatkan banyaknya pengangguran. Oleh karena itu, hal itu

bisa menjadi analisa yang sangat berpotensi untuk diangkat menjadi

sebuah program kerja baik itu program kelompok maupun individu.

Page 39: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

31

Masalah yang Diangkat

Berdasarkan hasil observasi dan dialog dengan masyarakat,

ketua RT, dan Kepala Lurah yang berada di Kampung Kenanga

Kelurahan Sungai Jingah, terdapat beberapa permasalahan yang ada

di lokasi, antara lain ekonomi, lingkungan, pendidikan, agama, dan

sosial yang dijabrkan berdasarkan analisa potensi masalah. Sehingga

kami kelompok 5 mengelompokan berbagai objek-objek

permasalahan yang kemudian di analisis dan di seleksi menurut skala

prioritas dan kemampuan mahasiswa serta kepentingan dan

kebutuhan masyarakat. Adapun permasalahan-permasalahan yang

diidentifikasi, antara lain:

Pada bulan Januari banyak kampung atau desa yang terdampak

banjir khususnya kelurahan sungai jingah yaitu kampung kenanga

sehingga banyak masyarakat yang memerlukan bantuan seperti

sembako, pakaian, dan sebagainya.

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

perilaku hidup sehat seperti membuang sampah bukan pada

tempatnya dan hidup bersosialiasi masih kurang antara warga a dan

b seperti mengadakan gotong royong untuk kebersihan lingkungan

kampung kenanga padahal hal tersebut merupakan langkah awal

untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19 karena dengan

lingkungan yang sehat dan bersih maka warga dapat terjamin kualitas

hidupnya.

Page 40: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Masalah yang Diangkat

32

Kurang adanya kegiatan positif dari masyarakat untuk mengisi

waktu luang selama pandemi covid-19 seperti berolahraga.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya covid-19.

Dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat selama pandemi

covid-19 padahal masih banyak kegiatan untuk meningkatkan

perekonomian selama masa pandemi yaitu dengan melakukan

penanaman tanaman obat yang bisa di perjualbelikan di khalayak

umum.

Oleh karena itu, Dari hasil observasi dan survey dilapangan

dalam beberapa hari di kelurahan sungai jingah KKN-M kami kelompok

5 mempunyai tujuan dan maksud untuk menambah pengetahuan

serta kesadaran masyarakat kampung kenanga mengingat masih

kurangnya kesadaran warga sekitar tentang cara pencegahan virus

covid-19 dengan memberikan informasi yang akurat dan tepat

merupakan suatu cara yang tepat agar warga sekitar dapat memutus

rantai penyebaran virus covid-19, Kemudian dihimbau kepada warga

sekitar kampung kenanga untuk tidak lagi membuang sampah secara

sembarangan seperti di sungai supaya tidak terjadi penyumbatan di

saluran air yang berpotensi menyebabkan banjir di kemudian hari.

Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan KKN-Mandiri ini diharapkan

kami sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

dapat memberikan bantuan dalam bentuk tenaga, pengetahuan,

uang, sembako dan sebagainya agar masyarakat kampung kenanga

tetap terjaga kesehatannya, kualitas hidupnya meningkat, dan senang

dengan adanya progam kerja atau kegiatan yang kami lakukan di

kampung kenanga.

Page 41: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

33

Kegiatan yang Dilakukan

Kegiatan yang dilakukan secara berkelompok selama kuliah

kerja nyata (KKN) yaitu gotong royong, penanaman toga,

penggalangan dana.

Gotong Royong

Gotong royong merupakan salah satu cirri khas bangsa

Indonesia khususnya bulukumba, sebagaimana yang tertuang dalam

pancasila yaitu sila ke 3 “persatuan Indonesia”. Perilaku gotong

royong yang dimiliki Bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Gotong

royong merupakan kepribadian bangsa dan merupakan budaya yang

telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat (Rahman, 2016)

Gotong royong suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-

sama dan bersifat suka rela agaer kegiatan yang dikerjakan dapat

berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Contoh kegiatan yang

dapat dilakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan

fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar. Sikap gotong

royong itu seharusnya dimiliki seluruh elemen atau lapisan masyarakat

yang ada di Indonesia. Karena dengan adanya kesadaran setiap

elemen atau lapisan masyarakat melakukan kegiatan dengan cara

bergotong royong . Dengan demikian segala sesuatu yang akan

dikerjakan dapat lebih mudah dancepat diselesaikan dan pastinya

Page 42: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

34

pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju.

Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen dan

lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka

hubungan persaudaraan atau silaturahmi akan semakin erat

(Koentjaraningrat, 1987)

Nilai-nilai budaya mulai dengan deras masuk dan menjadi

bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Kehidupan perekonomian

masyarakat berangsur-angsur berubah dari ekonomi agraris ke

industri. Industri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan

kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi

sehingga bersifat materialistis. Maka nilai kegotong royongan pada

masyarakat telah memudar (Koentjaraningrat, 1987).

Pomabari (gotong-royong) adalah nilai-nilai tradisonal dan

modal sosial yang mengatur pola dan semangat hidup yang

didasarkan pada kepercayan, keterbukaan, saling peduli, saling

menghargai, dan saling menolong dalam pekerjaan petani kelapa

kopra di antara masyarakat di desa Wasileo. “pomabari” yang dikenal

di Indonesia dengan istilah gotongroyong, di masyarakat desa Wasileo

butuh bantuan akan tenaga untuk mengerjakan produksi kelapa

kopra, ia bisa minta bantuan kepada beberapa orang sesama warga

desa, biasanya kaum kerabatnya atau teman-teman yang sudah bisa

diajak bekerja sama, untuk beramai-ramai mengerjakan suatu

pekerjaan dalam proses pembuatan kelapa kopra di ladangnya sendiri.

Kemudian semuanya akan beramai-ramai melakukan pekerjaan yang

sama itu juga pada ladang dari warga yang kedua dan warga yang

ketiga dan seterusnya. Sistem ini di kenal dengan sistem Pomabari

(tolong- menolong) (Koentjaraningrat, 1987).

Menurut Malinowski bahwa berbagai macam sistem tukar

menukar yang ada di masyarakat serupa itu merupakan daya pengikat

dan daya gerak dari masyarakat. Sistem menyumbangkan untuk

menimbulkan kewajiban membalas itu merupakan suatu dasar, suatu

Page 43: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

35

prinsip, yang mengaktifkan kehidupan masyarakat yang oleh

Malinowski disebut prinsip timbal balik, atau principle of reciprocity

(Koentjaraningrat, 1987).

Aktivitas Pomabari lebih bersifat sukarela, siapa saja dapat

mengikutinya. Setiap orang yang mengikuti aktivitas Pomabari,

sepertinya tidak mengharuskan adanya pembedaan status sosial

antara buruh, majikan, petani biasa dan sebagainya. Itu artinya

bahwa semua masyarakat dalam melakukan pekerjaan Pomabari

mempunyai status sosial atau kedudukan yang sama, demikian pula

hak dan kewajiban sebagai sesama petani kelapa kopra dalam

pomabari (gotongroyong) (Koentjaraningrat 1987).

Gotong-royong atau saling membantu merupakan salah satu

bentuk solidaritas dari masyarakat tradisional. Semua masyarakat

saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain dan bekerja sama

untuk mencapai tujuan bersama. Gotong-royong adalah bekerja

bersama-sama, tolong-menolong, bantu-membantu (Anonim, 2008).

Menurut Koentjaraningrat gotong-royong dibagi menjadi dua

yaitu gotong-royong kerja bakti karena bukan merupakan

kepentingan individual (perorangan), tetapi merupakan kepentingan

bersama, seperti: bersih desa, perbaikan jalan desa, dan perbaikan

saluran air (selokan). Dan gotong-royong kerja dalam ketetanggaan,

kekerabatan, ekonomi (pertanian). Gotong-royong ini, terutama yang

bersifat bukan spontan, (berasaskan timbalbalik). Dan masyarakat

Wasileo bergotong-royong dalam pembuatan kopra menggunakan

gotong-royong berdasarkan timbal balik. Dan Koentjaraningrat juga

mengatakan ada empat konsep nilai gotong royong, yaitu (1) Manusia

itu tidak hidup sendiri didunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya,

masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya. Di dalam sistem

makrokosmos tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu

unsur kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peradaban alam

Page 44: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

36

semesta yang mahabesar itu. (2) dengan demikian dalam segala

aspek kehidupanya manusia pada hakekatnya tergantung kepada

sesamanya.(3) karena itu ia harus selalu berusaha untuk sedapat

mungkin memelihara hubungannya dengan baik dengan sesamanya,

terdorong oleh jiwa sama-rata-sama-rasa. Dan (4) selalu berusaha

untuk sedapat mungkin bersifat konfrom, berbuat sama dan bersama

dengan sesamanya dalam komonitas, terdorong oleh jiwa sama-tingi-

sama-rendah. begitu juga dengan nilai kemandirian, kerja keras, yang

pernah menyatu dalam ruh kehidupan Masyarakat

Gotong-royong adalah wujud nyata dari kebudayaan yang

terjadi dari interaksi sosial masyarakat dan menjadi kebutuhan

manusia baik individu dan masyarakat. Interaksi sosial menurut

Walgito dalam Fatnar dan Anam, 2014) merupakan tindakan yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih dimana setiap pelaku saling

mempengaruhi dan memiliki niat masing-masing. Interaksi sosial

terjadi hanya sesama manusia baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahman (2016) yaitu

kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari interaksi sosial dan

gotong-royong merupakan hal yang perlu dilestarikan karena

mempunyai dampak yang positif.

Nilai gotong-royong dalam kehidupan masyarakat sendiri

menurut Koentjaraningrat dalam Suprihatin (2014) mengemukakan

konsep atau bentuk gotong-royong di pedesaan, antara lain: (1) hal

hajatan atau pesta, contohnya bila ada hajatan khitanan atau

pernikahan, maka tidak hanya anggota keluarga atau kerbat saja yang

membantu, tetapi tetangga juga membantu. (2) Hal kematian,

kecelakan atau sakit, maka tetangga disekitar lingkungan atau desa

tersebut akan membantu, baik kain kafan, tenaga dan lainnya agar

dapat meringankan keluarga korban. (3) Hal pekerjaan rumah tangga,

membangun rumah atau membuat sumur, maka tetangga akan

membantu dalam hal tenaga atau hal lainnya. (4) Hal pertanian, yaitu

Page 45: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

37

dengan bantuan tenaga yang diberikan pada saat membuka lahan,

mengerjakan lahan dan juga memanen, kemudian akan dikembalikan

dengan cara yang sama dengan bantuan yang diterima. Hal ini

membentuk sistem pertanian yang jelan terdapat pola gotong-royong

yang berazaskan sistem timbal balik. (5) Hal pekerjaan yang berguna

untuk kepentingan umum, seperti memperbaiki jembatan,

memperbaki jalan dan sebagainya. Nilai gotong royong yang ada

harus dilestarikan dan ditananamkan dalam kehidupan sosial

dimasyarakat. Pelestarian dan penanaman nilai gotong-royong dapat

melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal didapat

dari pendidikan yang ada di sekolah, sedangkan untuk pendidikan

nonformal didapat dari keluarga, lingkungan dan lainnya. Salah

satunya dari kelompok seni untuk menanamkan nilai gotong-royong,

di dalam kelompok seni yang melestarikan budaya juga melestarikan

nilai gotong-royong. Kelompok seni merupakan wadah dalam

melestarikan budaya juga menanamkan nilai gotong-royang yang

merupakan budaya Indonesia.

Nilai gotong-royong serta pelestarian pelestarian kebudayaan

yang ada di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan

yang masih terjaga hingga saat ini membuktikan bahwa lingkungan

masyarakat masih menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (2013) yaitu gotong-royong

muncul atas dasar kesadaran dan semangat yang lebih

mengutamakan kepentingan bersama atau lingkungan dan bukan

kepentingan pribadi. Banyak sekali kelompok seni yang ada di Desa

Harjokuncaran seperti kelompok seni terbang jidor, sakera, bantengan

dan juga kelompok seni kuda lumping serta masih ada yang lainnya.

Kegiatan yang dilakukan oleh kami kelompok 5 yaitu, dalam

bentuk kerja bakti dengan tujuan untuk membuat lingkungan menjadi

lebih baik dan memperindah lingkungan. Biasanya kerja bakti kami

Page 46: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

38

lakukan setiap hari Jum’at selama 4 minggu , kerja bakti ini melibatkan

masyarakat di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kelurahan Sungai

Jingah tepatnya di Kampung Kenanga .

Banyak hal-hal yang kami lakukan dalam kegiatan kerja bakti,

misalnya:

a. Membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar

Kelurahan dan sepanjang jalan serta pinggiran sungai Kampunga

Kenanga. Sampah merupakan salah satu masalah utama

masyarakat Indonesia dan seluruh dunia, sampai sekarang sampah

belum tertangani secara benar-benar mencapai maksimal Memang

tidak mudah untuk memecahkan masalah tentang sampah.

Sampah di masyarakat kota, desa, kampung sangatlah menjadi

masalah besar untuk ditaklukkan. Untuk menangani sampah ini

pasti tidak akan pernah berhasil jika hanya di hadapi oleh sepihak

baik oleh masyarakat maupun pemerintah, tradisi untuk

membuang sampah ditempat sampah ternyata masih minim dalam

masyarakat kita. oleh karena itu, bagi kita yang mengetahui akan

pentingnya kebersihan hendaknya memberikan contoh yang baik

ketika jalan-jalan di sekitar Kampung Kenanga.

b. Memotong rumput liar, kegiatan yang dilakukan diantaranya

memotong rumput liar yang ada di daerah sekitar Kelurahan dan

jalan - jalan sekitar Kampung Kenanga. Setelah dipotong, rumput

- rumput liar tersebut dikumpulkan di suatu tempat. Selain itu,

sampah - sampah yang berserakan pun diambil, dikumpulkan, dan

dibuang seperti halnya rumput - rumput liar. Semua orang yang

berkontribusi dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan

ini saling bekerja sama dan berinteraksi satu sama lain sehingga

memperkuat tali silaturahmi antar sesama. Kerja bakti dimulai

sekitar pukul 08.00 - selesai, lingkungan Kampung Kenanga pun

menjadi lebih bersih dan sehat. Kerja bakti mempunyai arti penting

di masyarkat. Jika kita perhatikan suasana kerja bakti penuh

Page 47: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

39

dengan kekeluargaan. Tidak ada rasa saling iri atau bahkan merasa

tertekan dengan beban kerja yang dilakukan, karena semuanya

dilandasi dengan rasa senang dan penuh dengan suasana

kekeluargaan.

Menurut Rahman (2016), Gotong royong mempunyai banyak

manfaat yaitu :

1. Agar lingkungan kita dapat dirasakan kebersihan dan keindahannya

2. Dapat terjalinnya rasa solidaritas dalam lingkungan masyarakat

3. Supaya kehidupan bermasyarakat itu lebih baik dengan

diadakannya gotong-royong

4. Pekerjaan selesai dengan cepat tanpa harus mengeluarkan biaya

ataupun kas RT/RW, dan jika berupa pembangunan fisik gedung

akan sangat menghemat anggaran , karena biaya untuk tenaga

kerja berkurang dengan adanya Gotong Royong.

5. Tanpa terasa persaudaraan dan kebersamaan sesama warga

semakin erat, yang pejabat kenal dengan tetangga yang

pekerja/buruh, yang pedagang kenal dengan yang bekerja sebagai

sopir, yang kaya kenal dengan yang miskin, begitu juga sebaliknya.

6. Keamanan lingkungan semakin terjamin, dengan rasa

persaudaraan dan kebersamaan serta saling kenal diantara warga

tentunya jika ada pendatang baru ataupun ada tamu asing yang

mencurigakan tentu warga akan cepat mengetahuinya.

7. Ketentraman dan kedamaian, akan diperoleh jika antar sesama

warga saling peduli dan saling membantu dengan sesama warga

lainya.

8. Gotong royong tidak mengenal perbedaan, sehingga ketika di

laksanakan semua akan terasa sama.

Page 48: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

40

Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga)

Gaya hidup kembali ke alam, saat ini semakin meningkat,

seiring dengan kesadaran masyararakat terhadap bahaya yang

ditimbulkan oleh bahan bahan kimia, baik yang terkandung dalam

makanan ataupun obat-obatan. Dampak dari itu penggunaan obat-

obat tradisional sudah kembali membudaya di Indonesia. Indonesia

sangat kaya akan keanekaragaman hayati, diantaranya berupa

ratusan jenis tumbuhan/tanaman obat. Tumbuhan tersebut banyak

dimanfaatkan selain untuk penyembuhan dan pencegahan penyakit,

juga untuk peningkatan daya tahan tubuh, serta pengembalian

kesegaran yang pada akhirnya meningkatkan kesehatan masyarakat

(Sumiasri et al., 2011).

TOGA merupakan singkatan dari Tanaman Obat Keluarga.

Dewasa ini penggunaan tanaman obat mengalami peningkatan baik

secara tradisional maupun modern. Menurut World Health

Organization (WHO), lebih dari 80% populasi dunia di negara-negara

berkembang menggunakan tanaman obat sebagai upaya menjaga

kesehatan (Canter et al., 2005). TOGA sangat berguna bagi

masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang letaknya jauh

terpencil dan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup tinggi

untuk mendapatkan perawatan secara medis. Tanaman obat dapat

dibudidayakan dengan mudah dan umumnya memiliki fungsi ganda,

misalnya untuk tanaman pangan, tanaman hias, tanaman bumbu

masak dan tanaman buah-buahan, sehingga sangat menguntungkan

jika ditanam di pekarangan (Sumiasri et al., 2011).

Tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi salah satu pilihan

masyarakat untuk ditanam di lahan pekarangan, dengan

pertimbangan karena dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Tanaman

obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak mengandung bahan kimia,

murah, dan mudah didapat(Mindarti dan Nurbaeti, 2015).

Page 49: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

41

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah

tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola

oleh keluarga. Ditanam dalam rangka memenuhi keperluan keluarga

akan obat-obatan tradisional yang dapat dibuat sendiri (Mindarti dan

Nuerbaeti, 2015).

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budi

daya rumahan yang berkhasiat sebagai obat, dimanfaatkan dalam

upaya peningkatan kesehatan baik dalam upaya preventif, promotif

maupun kuratif. Bagian dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan

sebagai obat adalah bagian daun, kulit batang, buah, biji dan akarnya.

Umumnya TOGA dimanfaatkan sebagai minuman kebugaran, ramuan

untuk gangguan kesehatan ringan berdasarkan gejala, ramuan khusus

untuk lansia, memelihara kesehatan ibu, meningkatkan gizi anak

(Kemenkes, 2011).

Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk memenuhi

keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan mengatasi

masalah kesehatan secara tradisional (Obat). Pada dasarnya bahwa

obat yang berasal dari sumber bahan alamikhususnya tanaman telah

memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan masyarakat (Mindarti dan Nurbaeti, 2015).

Menurut Mindarti dan Nurbaeti (2015), Salah satu fungsi Toga

adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada

upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

a. Upaya preventif (pencegahan)

b. Upaya promotif (meningkatkan/ menjaga kesehatan)

c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)

Menurut Kemenkes RI 2011, Secara garis besar, TOGA banyak

memberikan banyak manfaat yang dapat dilihat dari kesehatan,

lingkungan, ekonomi dan sosial budaya yaitu :

Page 50: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

42

a. Aspek Kesehatan Pemeliharaan Kesehatan TOGA yang berperan sebagai obat

tradisional banyak digunakan sebagai upaya pencegahan. (Upaya

preventif). Penanggulangan Penyakit Banyak TOGA yang sangat

bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dari suatu

penyakit seperti hipertensi dan diabetes. Perbaikan Status Gizi. Ada

TOGA yang dikenal sebagai tanaman buah-buahan dan sayuran

seperti papaya, pisang dan daun katuk namun dapat digunakan

sebagai obat.

b. Aspek Lingkungan Kelestarian alam Saat ini banyak simplisia nabati yang berasal dari

tumbuhan liar yang mana nantinya jika tidak dibudidayakan maka

tumbuhan tersebut akan punah dan kepunahan tersebut akan punah.

Penghijauan dan Estetika Dengan menggalakkan penanaman

tanaman obat, berarti juga menggalakkan penghijauan. Tanaman

obat yang tinggi dan tertata baik dapat memberikan keindahan pada

lingkungan.

c. Aspek Ekonomi Peningkatan pendapatan masyarakat desa.Tanaman obat dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat desa karena dengan menanam

tanaman obat tersebut masyarakat dapat menggunakan tanaman

tersebut sebagai obat namun tanaman obat tersebut dapat dijual

sehingga menambah penghasilan, selain itu tanaman obat tersebut

dapat diolah terlebih dahalu seperti menjadi minuman sachet

sehingga menambah nilai jual.

d. Aspek Sosial Budaya Dengan penanaman TOGA merupakan upaya

pelestarian budaya leluhur dalam memelihara dan mempertahankan

budaya masyarakat.

Page 51: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

43

Adapun tanaman yang kami tanam di Kampung Kenanga pada

Jum’at, 29 Januari 2021 yang sebelumnya di beli pada Kamis, 28

Januari 2021 sebagai Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah :

a. Kunyit Putih

Manfaat kunyit putih (Kaempferia rotunda L.) menjadi salah

satu tanaman obat tradisional yang digunakan banyak orang untuk

mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. Kunyit putih tidak

seperti dengan kunyit kuning yang biasa ditemui, karena memang

agak jarang tanaman ini dijadikan untuk bumbu memasak. Kunyit

putih merupakan sejenis umbi yang berbuah tahunan, dengan

rimpang bulat dan berwarna putih hampir seperti kencur. Manfaat

kunyit putih menjadi salah satu tanaman obat tradisional yang

digunakan banyak orang untuk mengatasi berbagai permasalahan

kesehatan. Manfaat kunyit putih sebagai salah satu tanaman herbal,

memang kunyit putih digunakan sebagai resep pengobatan tradisional

untuk berbagai ramuan untuk jamu. Rasa yang dihasilkan dari

tanaman herbal seperti pada manfaat kencur ataupun manfaat

temulawak ini sangat tidak enak, namun ternyata memiliki khasiat

baik bagi tubuh yang tersimpan pada kandungannya (Sutarjadi,1992).

b. Tapak Dara

Tapak dara adalah perdu tahunan yang berasal dari

Madagaskar, tetapi telah menyebar ke berbagai daerah tropika

lainnya. Nama ilmiahnya Catharanthus roseus Don. Di Indonesia

tumbuhan hias pekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam

nama, seperti di disebut sindapor, kembang tembaga, dan kembang

tapak dara (Dalimartha,2007).

Page 52: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

44

Gambar 23. Kunyi Putih/Kaempferia rotunda L. (Kiri) dan Tapak Dara/

Catharanthus roseus Don (Kanan)

Tanaman tapak dara dapat dimanfaatkan untu menyembuhkan

berbagai macam penyakit, antara lain (Dalimartha, 2007):

1. Kanker

15 gram tapak dara segar, 30 sampai 60 gram daun pepaya segar, 30

gram daun bayam merah, 30 gram rumput mutiara, direbus dengan

700 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan ditambahkan madu,

diminum tiga kali sehari sebanyak 100 cc (tetap konsultasi ke dokter).

2. Kanker payudara

Sediakan 22 helai daun tapak dara, kulit kayu pulasari (Alyxia

reinwardti), dan buah adas (Foeniculum vulgare). Cuci bersih, lalu

rebus dalam air bersih sebanyak 3 gelas. Tambahkan gula merah

secukupnya, dan biarkan mendidih, hingga nantinya tinggal

separuhnya. Setelah dingin, saring, lalu diminum. Lakukan sehari 3

Page 53: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

45

kali, setiap kali minum sebanyak setengah gelas. Minum selama

sebulan.

3. Kanker rahim

15 gram bunga tapak dara, 30 gram rumput lidah ular, direbus dengan

600 cc air hingga tersisa 200 cc dan diminum airnya.

4. Anemia

Ambil empat putik bunga tapak dara, cuci, lalu rendam dalam segelas

air. Sebaiknya perendaman dilakukan di luar rumah selama semalam.

Lalu esoknya, saring, dan minum.

5. Asma dan Bronkhitis

Gunakan sepotong bonggol akar tapak dara, lantas rebus dalam lima

gelas air. Biarkan mendidih hingga tinggal setengahnya. Setelah

dingin, saring, dan minum dua kali sehari.

c. Miana

Miana memiliki nama latin (Coleus scutellarioides), Secara

tradisional daun tumbuhan miana digunakan untuk membantu

menghilangkan rasa nyeri, sembelit, sakit perut, mempercepat

pematangan bisul, pembunuh cacing, ambeien, diabetes melitus,

wasir, demam dan radang telinga. Sedangkan akarnya dapat

mengatasi perut mulas dan mencret. Penggunaannya untuk obat-

obatan dilakukan dengan meminum air rebusan daun atau batang

atau dengan menggiling daun tumbuhan iler sampai halus dan

dicampur dengan air minum dan disaring kemudian air saringan

tersebut kemudian diminum (Tukiman, 2004).

Page 54: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

46

Gambar 24. Miana (Coleus scutellarioides)

d. Sirih Merah

Sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu tanaman

obat potensial yang diketahui secara empiris memiliki khasiat untuk

menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di samping juga memiliki nilai

spritual yang tinggi. Sirih merah termasuk dalam satu elemen penting

yang harus disediakan dalam setiap upacara adat, khususnya di

Yogyakarta. Tanaman ini termasuk di dalam famili Piperaceae dengan

penampakan daun yang berwarna merah keperakkan dan mengkilap

saat kena cahaya. Pada tahun 1990-an sirih merah difungsikan

sebagai tanaman hias oleh para hobis, karena penampilannya yang

menarik. Permukaan daunnya merah keperakan dan mengkilap. Pada

tahuntahun terakhir ini ramai dibicarakan dan dimanfaatkan sebagai

tanaman obat. Dari beberapa pengalaman, diketahui sirih merah

memiliki khasiat obat untuk beberapa penyakit (Juliantina R et al.,

2009).

Page 55: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

47

Gambar 25. Sirih merah (Piper crocatum)

Dalam pengobatan tradisional, sirih merah banyak

dimanfaatkan untuk pengobatan hipertensi, radang liver, radang

prostat, radang mata, keputihan, maag, kanker payudara, nyeri sendi,

penurun dan pengontrol kadar gula darah, kosmetika, obat gangguan

jantung, TBC tulang, keputihan akut, tumor payudara, antiseptik

untuk mengeliminasi mikroorganisme dari kulit atau luka, misal

disebabkan oleh Candida albicans. Sebagai obat kumur dapat

membantu mencegah pembentukan plak gigi dan radang gusi, obat

batuk ekspektoran (Tukiman, 2004).

Page 56: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

48

e. Sereh

Sereh (Cymbopogon nardus L) merupakan sejenis tumbuhan

rumput‐rumputan yang daunnya panjang seperti ilalang. Sereh

mempunyai perawakan berupa rumput‐rumputan tegak, menahun

dan mempunyai perakaran yang sangat dalam dan kuat. Batang sereh

dapat tegak ataupun condong, membentuk rumpun, pendek, masif,

bulat dan sering kali di bawah buku‐bukunya berlilin. Daun sereh

berbentuk tunggal, lengkap, dan pelepah daunnya silindris gundul.

Susunan bunganya yaitu malai atau bulir majemuk, bertangkai atau

duduk, berdaun pelindung nyata, biasanya berwarna putih (Khasanah,

2011).

Sereh (Cymbopogon nardus L) biasanya digunakan sebagai

bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Selain itu, sereh

bermanfaat sebagai anti radang, menghilangkan rasa sakit dan

melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain yaitu untuk meredakan sakit

kepala, otot, batuk, nyeri lambung, haid tidak teratur dan bengkak

setelah melahirkan. Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh

air seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur, dan

penghangat badan. Sedangkan minyak sereh banyak digunakan

sebagai bahan pewangi sabun, spray, disinfektan, dan bahan

pengkilap (Khasanah, 2011).

Daun serai mengandung senyawa anti peradangan asam

klorogenik, isoorientin, dan swertijaponin. Manfaat daun serai dapat

mengatasi dan mencegah berbagai gangguan kesehatan. Daun serai

berkhasiat untuk antioksidan, antimikroba, anti peradangan,

mengurangi resiko kanker, detoksifikasi tubuh, dukung pencernaan

sehat menurunkan berat badan, meningkatkan kadar sel darah merah,

mengatasi tekanan darah tinggi, meningkatkan kesehatan kulit

(Suparmi dan Ari. 2012).

Page 57: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

49

Gambar 26. Sereh (Cymbopogon nardus L)

f. Lidah Buaya

Lidah buaya (Aloe vera) adalah sejenis tumbuhan yang sudah

dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur

rambut, penyembuh luka dan untuk perawatan kulit. Tanaman iini

kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral,

vitamin, polisakarida, dan komponen lain yang sangat bermanfaat

bagi kesehatan. Manfaat lidah buaya diantaranya menyuburkan

rambut, menyembuhkan luka, dijadikan untuk perawatan kulit,

meningkatkan sistem ketebalan tubuh, melakukan detoksifikasi

(pengeluaran racun dalam tubuh), diet/mengurangi berat badan,

membantu sistem pencernaan, mencegah peradangan, dan

mengobati wasir (Tukiman, 2004).

Page 58: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

50

Gambar 27. Lidah Buaya (Aloe Vera)

Pemasangan papan nama Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

dapat dilakukan setelah dilakukan penanaman yaitu dilakukan pada

Kamis, 4 Februari 2021. Hal ini bertujuan untuk mempermudah

masyarakat dalam mengenali tanaman tersebut.

Page 59: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

51

Penggalangan Dana Di Kecamatan Banjarmasin

Utara

Donasi adalah sebuah pemberian pada umumnya bersifat

secara fisik oleh perorangan atau badan hukum, pemberian ini

mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat

keuntungan kepada orang lain (Anonim, 2008).

Dalam rangka membantu meringankan beban derita saudara-

saudara kita yang dilanda bencana banjir di Banjarmasin Utara, kami

bekerja sama dengan Kelompok KKN 6 mencoba mengumpulkan

bantuan yang sifatnya sementara sampai pelaksanaan pemulihan dan

rehabilitasi wilayah bencana dilaksanakan dan karena banyak dan

luasnya wilayah yang terkena bencana banjir tersebut warga

masyarakat yang terkena musibah mengalami banyak kesulitan

distribusi sembako, obat obatan DLL.

Inilah yang mendorong kami untuk turun ke jalan untuk

meminta sumbangan kepada pangguna jalan terutama warga

Banjarmasin dan sekitarnya yang diperantauan untuk bisa

menyisihkan sebahagian rezeki dalam membantu kesulitan saudara

kita yang terkena musibah sekedar bertahan sampai masa pemulihan

dan rehabilitasi selesai.

Pemberian donasi dapat berupa uang, makanan, barang,

pakaian, mainan ataupun tumpangan kendaraan akan tetapi tidak

selalu demikian, pada peristiwa darurat bencana atau dalam keadaan

tertentu lain misalnya donasi dapat berupa

bantuan kemanusiaan atau bantuan dalam bentuk pembangunan.

Kami kelompok 5 bekerjasama dengan kelompok 6 dalam

mengandakan penggalangan dana di tempat- tempat seperti

sepanjang jalan sungai andai, S Parman, Bundaran Kayutangi, Lampu

Merah Glow, Lampu Merah Cemara dan Lampu merah Sultan

Page 60: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Kegiatan yang Dilakukan

52

Adam.Yang sebelumnya pada Rabu, 20 Januari 2021 kami

mengajukan perizinan open donasi di polsek dan kelurahan serta

membuat poster untuk donasi. Penggalangan dana dilangsungkan

selama 3 hari pada tanggal 21-23 Januari 2021 dan memperoleh dana

sebanyak Rp. 4.306.000 yang mana dana ini kami pergunakan untuk

membeli sembako dan kebutuhan obat-obatan. Setelah itu dilakukan

penyaluran dana hasil donasi pada Senin, 25 Januari 2021 yang

didapatkan ke Posko di Sungai Gempa Kelurahan Sungai Jingah

Kecamatan Banjarmasin Utara. Penyaluran dana dilakukan pada pukul

08.00-12.00 WITA menggunakan alat transportasi perahu, yang mana

pada penyaluran dana ini kelompok 5 berkolaborasi bersama

kelompok 6. Untuk kampung kenanga diberikan bantuan kecil saja

berupa pemberian air bersih, makanan dan lain-lain, hal ini

dikarenakan aman atau sudah terbebas dari banjir. Selanjutnya untuk

proses persiapan pembagian obat-obatan kepada warga Kampung

Kenanga dilakukan pada Selasa, 26 Januari 2021 . Adapun obat-

obatan yang disiapkan untuk diberikan ke warga Kampung Kenanga

adalah Paracetamol, CTM, diapet, vitamin, salep kulit, dan minyak

kayu putih serta pembagian masker. Pembagian obat dilakukan pada

Kamis, 28 Januari 2021 dibantu oleh aparatur Kampung seperti RW,

polisi, RT, dan sebagainya tergantung kondisi dan ketersediaan dari

pihak kampung. Pada pembagian obat kami memberikan edukasi

mengenai khasiat obat kepada warga Kampung Kenanga.

Page 61: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

53

Hasil Kegiatan

Hasil Kegiatan yang dilakukan secara berkelompok selama

kuliah kerja nyata (KKN) yaitu gotong royong, penanaman toga,

penggalangan dana.

Gotong Royong

Kebersihan lingkungan ialah suatu keadaan yang bebas dari

segala kotoran maupun penyakit, yang dapat merugikan aspek

kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat. Kebersihan lingkungan

meliputi kebersihan tempat umum , kebersihan rumah, serta

kebersihan tempat kerja (Irawati et al, 2019).

Kegiatan ini dilakukan setiap hari Jum’at, adapun tujuan dari

program ini untuk menjaga agar kampung kenanga tetap bersih dan

rapi. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan kelompok seperti

menyapu halaman, membersihkan taman, serta menyiram tanaman

yang dipandu oleh aparatur kampung seperti RT, RW dan Ketua lurah.

Kegiatan gotong royong juga dilaksanakan agar masyarakat

bisa menerapkan lingkungan yang bersih dan terhindar dari wabah

virus covid-19 serta kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mempererat

silahturahmi antar masyarakat.

Page 62: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Hasil Kegiatan

54

Gambar 28. Kegiatan gotong royong

Page 63: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

55

Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga)

Penggunaan tanaman tradisional di Indonesia sangatlah luas di

berbagai lapisan masyarakat, baik itu di desa maupun di kota.

Penggunaan tanaman obat telah banyak di aplikasikan di masyarakat

namun masih sedikit yang paham tentang fungsi maupun kegunaan

dari tanaman tersebut, sehingga perlunya informasi terhadap

masyarakat (Sahidin et al., 2019). Program ini bertujuan sebagai

apotik hidup ketika masyarakat membutuhkan obat-obatan

sederhana.

Waktu penanaman dilaksanakan pada tanggal 29 januari 2021,

Penanaman dilakukan di halaman Kelurahan Sungai Jingah, yang

awalnya hanya lahan kosong yang hanya di tumbuhi tanaman liar.

Tanaman obatnya terdiri dari kunyit putih 2 buah, tapak dara 1 buah,

miana 1 buah, sirih merah 1 buah, sereh 1 buah, lidah buaya 1 buah.

Dari berbagai tanamanan tersebut banyak sekali memiliki manfaat

untuk pengobatan berbagai penyakit kemudian tanaman tersebut

berpotensi memiliki khasiat untuk meningkatkan imunitas tubuh

sehingga sangat berpotensi untuk dilestarikan selama masa pandemi

Covid-19.

Tabel 8. Tabel uraian biaya yang digunakan : No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah

1 Kunyit Putih 2 pot Rp 35.000,- Rp 70.000

2 Tapak Dara 2 pot Rp 25.000,- Rp 50.000

3 Miana 1 pot Rp 25.000,- Rp 25.000

4 Sirih Merah 1 pot Rp 40.000,- Rp 40.000

5 Sereh 1 pot Rp 10.000,- Rp 10.000

6 Lidah Buaya 1 pot Rp 32.000,- Rp 32.000

7 Tanah Pupuk 2 karung Rp 8.000,- Rp 16.000

8 Sekam Bakar 1 karung Rp 6.000,- Rp 6.000

Page 64: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Hasil Kegiatan

56

No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah

9 Laminating & Print 8 buah Rp 3.000,- Rp 24.000

Total Rp 273.000

Berdasarkan tabel 8 merupakan hasil pembelian tanaman-

tanaman obat keluarga yang akan di tanam dan dilestarikan di sekitar

kelurahan sungai jingah. Penanaman TOGA disaksikan oleh ketua

lurah sebagai penanggung jawab kegiatan kami saat KKN-Mandiri

2020/2021.

Gambar 29. Kegiatan Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga)

Page 65: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

57

Penggalangan Dana di Kecamatan Banjarmasin

Utara

Pada awal tahun 2021 Kalimantan selatan diterjang bencana

banjir yang menimpa beberapa kota dan kabupaten salah satunya di

daerah Kecamatan Banjarmasin Utara. Banjir merupakan fenomena

alam yang bersumber dari curah hujan yang cukup tinggi dengan

durasi yang lama pada daerah aliran sungai (DAS) (Kasih, Juaeni and

Harijono, 2007).

Program ini merupakan kegiatan penggalangan dana yang

kemudian di berikan kepada masyarakat di sungai gempa. Donasi

dilakukan selama 3 hari dimulai dari jum’at tanggal 22 Januari – 24

Januari 2021, Penggalangan dana ini dilakukan di daerah perempatan

lampu merah Jln.Sultan adam. Hasil dari penggalangan dana dibelikan

beberapa sembako seperti mie instan, sarden, gula, minyak goreng,

beras, serta ada beberapa pakaian bekas dan beberapa pembalut dan

popok bayi. Kemudian donasi ini disalurkan kepada masyarakat di

sungai gempa dan kampung kenanga yang terdampak banjir.

Pemilihan tempat ini didasarkan pada arus lalu lintas

(keramaian jalan) serta durasi lampu merah yang cukup lama,

perempatan lampu merah sultan adam sendiri terbilang cukup ramai

sehingga mampu menghasilkan uang penggalangan dana yang cukup

banyak. Namun, ada beberapa kendala saat melakukan penggalangan

dana pertama, terkendala cuaca kedua, ada beberapa organisasi yang

juga melakukan penggalangan dana sehingga uang hasil donasi tidak

maksimal. Waktu merupakan salah satu faktor penunjang semakin

lama kita melakukan donasi maka semakin banyak hasil yang

didapatkan.

Dari tabel 9 di peroleh hasil penggalangan dana sebesar Rp.

4.306.000 yang kemudian hasil tersebut kami belikan beberapa

Page 66: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Hasil Kegiatan

58

kebutuhan pokok yang akan disalurkan di desa sungai gempa dan

kampung kenanga yang berlokasi di kelurahan sungai jingah

pembelian sembako dilakukan pada tanggal 23 Januari 2021 dengan

perwakilan kelompok 5 dan 6.

Gambar 30. Kegiatan Penggalangan Dana di Jalan

Tabel 9. Perolehan uang dari hasil donasi serta beberapa dari donatur dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Donasi Berupa Uang

No. Donatur Bentuk Donasi Jumlah Donasi

1 Hamba Allah Uang Rp. 170.000

2 Hamba Allah Uang Rp. 100.000

3 Hamba Allah Uang Rp. 500.000

4 Masyarakat daerah Tarakan Uang Rp. 67.000

5 Bundaran Hasanuddin Uang Rp. 188.000

Page 67: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

59

Donasi Berupa Uang

No. Donatur Bentuk Donasi Jumlah Donasi

6 Masyarakat depan Gereja

S.Parman

Uang Rp. 120.000

7 Masyarakat Sultan Adam Uang Rp. 454.000

8 Masyarakat Depan Glow Uang Rp. 376.000

9 Hamba Allah Uang Rp. 20.000

10 Masyarakat Sultan Adam (22

jan)

Uang Rp. 333.200

11 masyarakat banjarmasin (23

jan)

Uang Rp. 927.800

12 Hamba Allah Uang Rp. 1.000.000

13 Hamba Allah Uang Rp. 50.000

Jumlah Rp. 4.306.000

Page 68: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Hasil Kegiatan

60

Gambar 31. Kegiatan Pembelian Sembako Untuk Korban Banjir di

Kelurahan Sungai Jingah

Tabel 10. Berikut merupakan daftar uraian biaya sembako yang dibeli dari hasil uang donasi :

No Uraian Volume Jumlah

1 Minyak goreng fortune 12 bungkus Rp 333.000

2 Teh 6 bungkus Rp 26.100

3 Beras 30 Kg Rp 399.000

4 Kopi 6 bungkus Rp 59.750

5 Penyedap rasa 33 bungkus Rp 13.200

6 Telur 11,6 Kg Rp 267.690

7 Snack 3 kotak Rp 24.000

8 Susu Kental 6 bungkus Rp 31.690

9 Mie 9 dus Rp 500.000

10 Susu ibu hamil 3 kotak Rp 182.600

11 Pembalut 3 kemasan Rp 61.500

12 Sarden 9 kaleng Rp 173.800

13 Air Mineral 67 dus Rp 1.005.000

14 Tranport Logistik 1 perahu Rp 250.000

Total Rp 4.071.290

Berdasakan tabel 10 di peroleh daftar hasil pembelian sembako

yang akan disalurkan disungai gempa, penyaluran bantuan ke sungai

gampa bertepatan pada tanggal 25 januari 2021. Penyaluran ini

dilakukan oleh 2 kelompok kkn kecamata banjarmasin utara.

Transfortasi yang digunakan untuk ke sungai gempa menggunakan

perahu. Karena, terkendala pasangnya air sungai sehingga penyaluran

hanya bisa pada posko utama, kemudian disalurkan ke masing-masing

RT di sungai gampa.

Berdasakan tabel 10 di peroleh daftar hasil pembelian sembako

yang akan disalurkan disungai gempa, penyaluran bantuan ke sungai

gampa bertepatan pada tanggal 25 januari 2021. Penyaluran ini

dilakukan oleh 2 kelompok kkn kecamata banjarmasin utara.

Page 69: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

61

Transfortasi yang digunakan untuk ke sungai gempa menggunakan

perahu. Karena, terkendala pasangnya air sungai sehingga penyaluran

hanya bisa pada posko utama, kemudian disalurkan ke masing-masing

RT di sungai gampa.

Gambar 32. Kegiatan Pembagian Sembako Untuk Korban Banjir di

Kelurahan Sungai Jingah

Page 70: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Hasil Kegiatan

62

Pembagian Obat dan Masker di Kampung

Kenanga

Program ini bentuk kepedulian mahasiswa pada kesehatan

masyarakat pasca banjir. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28

januari 2021. Pembagian obat-obatan ini dilakukan sebagai upaya

untuk membantu masyarakat pasca banjir, obat-obat yang dibagi

meliputi : paracetamol, CTM, vitamin B kompleks, diapet, minyak kayu

putih dan salep gatal-gatal. Obat –obatan ini kemudian dibagikan

pada masyarakat disekitaran pinggiran sungai di kampung kenanga.

Gambar 33. Kegiatan Pembagian Obat dan Masker Untuk Korban Pasca

Banjir di Kampung Kenanga

Page 71: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

63

Tabel 11. Berikut merupakan daftar uraian biaya obat-obat dan perlengkapan yang dibeli :

No Uraian Volume Jumlah

1 Paracetamol tab 5 box Rp 75.000

2 Minyak Kayu putih 2 lusin Rp 126.000

3 Diapet Anak 2 box Rp 18.000

4 Diapet Dewasa 1 box Rp 48.000

5 Pagoda salep 2 box Rp 126.000

6 Detista 2 box Rp 40.000

7 Vitamin B komplek 10 box Rp 170.000

8 Plastik klip 2 pak Rp 34.000

Berdasarkan tabel 11 di ketahui daftar uraian biaya pembelian

obat-obatan yang akan disalurkan kepada warga kampung kenanga

pasca banjir dengan harapan kesehatan dan kualitas hidup warga di

sekitar dapat terjaga dengan baik.

Usulan Pemberdayaan Masyarakat di Kampung

Kenanga

1. Memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan

yang dapat mengelola hasil menganyam urung, IKM (Industri

Kecil Menengah) sasirangan walaupun usaha ini dilakukan diluar

kampung kenanga tetapi para pekerja sasirangan masih banyak

yang berasal dari kampung kenanga sehingga harapannya

kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian warga kampung

kenanga.

2. Kegiatan gotong royong yang kami (kelompok 5) lakukan setiap

minggunya diharapkan dapat mempererat hubungan silahturahmi

antar warga sekitar karena jika dilihat selama kegiatan KKN-M

dikampung kenanga warga sekitar tingkat individualismenya masih

Page 72: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Hasil Kegiatan

64

tinggi sehingga diharapkan aparatur kampung bisa melakukan

evaluasi kembali terkait hal tersebut.Kemudian dengan

berakhirnya kegiatan KKN-Mandiri tahun 2020/2021 yang

dilakukan oleh kami kelompok lima selaku mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Banjarmasin mengharapkan masyarakat tetap

menjaga lingkungan sekitar dan melakukan PHBS (Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat) agar terhindar dari berbagai macam penyakit

dan imunitas tubuh tetap terjaga selama masa pandemi Covid-19

dengan harapan terhindar dari penularan virus Covid-19.

3. Menyediakan tempat wisata di sekitar kampung kenanga karena

keunikan kampungnya yang berada di bantaran sungai martapura

hal itu didukung dengan adanya dermaga yang indah dan

banyaknya wisata kuliner yang bisa dikunjungi sehingga menarik

perhatian khalayak luas.

Gambar 34. Kegiatan Masyarakat Mengayam Urung

Page 73: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

65

Gambar 35. Warung Baimbai

Gambar 36. Museum WASAKA

Page 74: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Hasil Kegiatan

66

Gambar 37. Dermaga RT.11 dan

Gambar 38. Potensi Wisata Susur Sungai

Page 75: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

67

4. Melakukan pencegahan secepat mungkin terkait penggunaan air

sungai yang masih sering dilakukan karena dampaknya sangat

tidak baik bagi kesehatan apalagi mengingat limbah dari IKM

sasirangan yang sering dibuang kebantaran sungai walaupun IKM

sasirangan itu tidak dilakukan dikampung kenanga kegiatannya,

akan tetapi dampaknya tetap saja mengalir sampai ke sungai

daerah Kampung Kenanga. Jadi harapannya buat ketua lurah

sungai jingah bisa mengalokasikan hal ini ke aparatur kampung

kenanga khususnya RT, RW, dan sebagainya agar bisa

memberikan arahan dan edukasi kepada masyarakat disekitar

supaya tidak lagi melakukan hal tersebut dengan harapan kualitas

hidup masyarakat meningkat.

Gambar 39. Limbah IKM Sasirangan

Page 76: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Page 77: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

69

Daftar Pustaka

Anita, A. S., Zubir, E. and Amani, M. 2018, Budidaya Tanaman Sayuran Dan Tanaman

Obat Keluarga ( Toga ) Di Kelurahan Alalak Selatan, Seminar Nasional

Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka, pp. 35–43.

BPS Kota Banjarmasin 2020, Kecamatan Banjarmasin Utara Dalam Angka 2020.

Chaerunnisa. 2018, Kajian Etnobotani Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L.)

Sebagai Tanaman Obat Masyarakat Desa Pallangga Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa, in Skripsi, pp. 1–81. Available at: http://repositori.uin-

alauddin.ac.id/11878/1/CHAERUNNISA.PDF.

Dalimartha, S. 2007, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta, Trubus Agriwidya. Hal:

36

Anonim. 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.

Dewi, S. P. and Widiyawati, I. 2019, Pengenalan Teknologi Budidaya Tanaman Obat

Sebagai Upaya Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Kelurahan Pabuaran

Purwokerto, Jawa Tengah, Panrita Abdi (Jurnal Pengabdian Kepada

Masyarakat), 3(2), pp. 105–112.

Effendi, Tadjuddin Noer. 2013, Budaya Gotong-royong Masyarakat dalam Perubahan

Sosial Saat Ini, Jurnal Pemikiran Sosiologi2 (1) 1-18

Fatnar, Virgia Ningrum & Choirul Anam. 2014, Kemampuan Interaksi Sosial Antara

Remaja Yang Tinggal Di Pondok Pesantren Dengan Yang Tinggal Bersama

Keluarga, Jurnal Fakultas Psikologi, 2 (2) 71-75]

Kementerian Kesehatan RI. 2011, 100 Top Tanaman Obat Indonesia, Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Jakarta

Page 78: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Daftar Pustaka

70

Harjono, Y., Yusmaini, H. and Bahar, M. 2017, Penyuluhan Pemanfaatan Tanaman Obat

Keluarga dan Penanaman Tanaman Obat Keluarga di Kampung Mekar Bakti

01/01, Desa Mekar Bakti Kabupaten Tangerang, JPM Ruwa Jurai, 3, pp. 16–

22.

Irawati, D. Y., B, Y. H. and Marcella, O. 2019, Peningkatan Lingkungan Bersih dan Sehat

di Kampung Kalisari Timur I, Surabaya, Jurnal Bakti Saintek: Jurnal

Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi, 3(2), p. 47. doi:

10.14421/jbs.1514.

Juliantina R, F. et al. 2009, Manfaat Sirih Merah (Piper Crocatum)sebagai Agen Anti

Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Bakteri Gram Negatif, Jurnal

Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 1(1), pp. 12–20.

Kasih, B. T. H., Juaeni, I. and Harijono, S. W. B. 2007, Proses Meteorologis Bencana

Banjir Di Indonesia, Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 8(2), pp. 1–13. doi:

10.31172/jmg.v8i2.12.

Koentjaraningrat. 2005, Pengantar Antropologi I, Jakarta, PT Rineka Cipta.

Kurniawan, V. and Tinus, A. 2019, Pelestarian Nilai Gotong-Royong Melalui Kelompok

Seni Kuda Lumping, Civic Hukum, 4(2), pp. 174–182.

Mindarti, S. and Bebet, N. 2015, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), in Buku Saku, pp. 1–

24.

Parfati, N. and Windono, T. 2016, Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Kajian

Pustaka Aspek Botani, Kandungan Kimia, dan Aktivitas Farmakologi, MPI

(Media Pharmaceutica Indonesiana), 1(2), pp. 106–115. doi:

10.24123/mpi.v1i2.193.

Pawane, F. S. 2016, Fungsi Pomabari (Gotong Royong) Petani Kelapa Kopra Di Desa

Wasileo Kecamatan Maba Utara Kabupaten Halmahera Timur Provinsi

Maluku Utara, Jurnal Holistik, 10(18), pp. 1–22.

Penelitian, A. K. 2016, Profil Kelurahan Sungai Jingah, 2(32), pp. 1–13.

Pratiwi, F. B. 2012, Budidaya Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum) dan Khasiat

Sebagai Obat Tradisional di PT Indmira Citra Tani Nusantara Yogyakarta, in

Tugas Akhir, pp. 1–50.

Rahman, Adi. 2016, Perubahan Budaya Bergotong-royong Masyarakat di Desa Santan

Tengah Kecamatan Marangkayu, eJournal Sosiatri- Sosiologi, 4 (1) 86-99.

Page 79: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital

71

Retno Atun Khasanah, E. 2011, Pemanfaatan Ekstrak Sereh (Chymbopogon Nardus

L.)Sebagai Alternatif Anti Bakteri Staphylococcusepidermidis Pada

Deodoran Parfume Spray, Pelita - Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, pp. 1–

9.

Sahidin, S. et al. 2019, Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Pemanfaatannya Sebagai

Penunjang Kesehatan Masyarakat di Desa Sindangkasih, Pharmauho:

Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan, 4(2), pp. 2–5. doi:

10.33772/pharmauho.v4i2.6276.

Sumiastri, Priadi, N.D., & Cahyani, Y. 2011, Variasi Jenis Tanaman Obat dalam Upaya

Penggalakan TOGA di Pekarangan Desa Cangkring, Jember Berk, Penelitian

Hayati, 4D: 39-43.

Suparni, I. & Wulandari, A. 2012, Herbal Nusantara 1001 Ramuan Tradisional Asli

Indonesia, Yogyakarta, Rapha Publishing.

Suprihatin, Ira. 2014, Perubahan Perilaku Bergotong Royong Masyarakat Sekitar

Perusahaan Tambang Batubara di Desa Mulawarman Kecamatan

Tenggarong Seberang, eJournal Sosiatri, 1 (3) 63- 77.

Sutarjadi. 1992, Tumbuhan Indonesia Sebagai Sumber Obat, Surabaya, Fakultas

Farmasi Universitas Airlangga

Tukiman. 2004, Pemanfaatan Tamanan Obat Keluarga (TOGA) untuk Kesehatan

Keluarga, Universitas Sumatra Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Page 80: Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Daftar Pustaka

72