pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup
TRANSCRIPT
KKN Mandiri 2021:
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
Penulis:
Hendera
Mirja Adi Yaksa
Abdul Hamid
Dewi Anita
Elsa Maulidina Rahmah
Fahreza Maulana
Giananda Wulandari
Gusti Anna Maulida
Maulidah
Khairunnisa Prilliana
Penerbit
MBUnivPress
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi
Covid-19 Berbasis Digital
ISBN: 978-602-52037-7-0 (PDF)
Penulis:
Hendera, Mirja Adi Yaksa, Abdul Hamid, Dewi Anita, Elsa Maulidina
Rahmah, Fahreza Maulana, Giananda Wulandari, Gusti Anna
Maulida, Maulidah, Khairunnisa Prilliana.
Layout:
Nadia Humaida, S.P.W.K
Penerbit:
Muhammadiyah Banjarmasin University Press
Ruang LP2M Gedung Ahmad Azhar Basyir Lantai 2
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Jl. Gubernur Syarkawi, Lingkar Utara, Kec. Handil Bakti Kab. Barito Kuala –
Kalimantan Selatan, Indonesia
Press: book.mbunivpress.or.id
Website: mbunivpress.or.id
email: [email protected]
Hak cipta © 2021 pada penulis dan penerbit, dilindungi undang-undang
i
Prakata
Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillahirobbilalamiin, Segala puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami kelompok 5 yang terdiri dari mahasiswa S1 Farmasi dan S1
Perencanaan Wilayah dan Kota yang berjumlah 9 orang pada program
Kuliah Kerja Nyata secara Mandiri (KKN-M) di masa pandemi covid-19
dapat menyelesaikannya secara baik dan lancar di Kecamatan
Banjarmasin Utara, Kelurahan Sungai Jingah tepatnya di Kampung
Kenanga. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
baginda Rasullullah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat
manusia dari zaman kegelapan hingga menuju zaman terang
benderang seperti sekarang dan senantiasa kita nantikan syafaatnya
dihari akhir nanti. Alhamdulillah berkat pertolongan-Nya kami
kelompok 5 dapat menyelesaikan program KKN-Mandiri yang mana
merupakan salah satu syarat kelulusan memperoleh gelar Sarjana di
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Kami kelompok 5 menyadari bahwa terdapat berbagai
hambatan dan rintangan yang dihadapi selama proses pelaksanaan
KKN-M di Kampung Kenanga dan menyadari bahwa program kerja
kami tidak akan terlaksana secara baik tanpa adanya bantuan dari
pihak Universitas Muhammadiyah Banjarmasin maupun kelurahan
Sungai Jingah. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami kelompok
5 ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi kami kesehatan sehingga
kegiatan yang kami lakukan dapat terjalankan secara baik dan lancar.
2. Orang tua kami yang telah memberikan doa dan motivasi
sehingga kami dapat menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Mandiri secara baik dan lancar.
3. Bapak Prof. Dr. Akhmad Khairudin M.Ag. selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
4. Ibu apt. Risya Mulyani, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memberikan
masukan dan dorongan yang positif kepada penulis.
5. Bapak apt. Andika, M.Farm. selaku Ketua Prodi S1 Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah
memberikan masukan dan dorongan yang positif kepada penulis.
6. Bapak apt. Hendera, M.Farm, Klin. selaku Dosen Pembimbing
Lapangan yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga dan
ilmunya kepada kami kelompok 5 serta banyak membantu
memberikan arahan selama pelaksanaan program kerja KKN-Mandiri.
7. Bapak Andi Achmad Priyadharma, S.T., M.Eng. selaku Ketua
Prodi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memberikan masukan dan
dorongan yang positif kepada penulis.
8. Bapak Jainuddin S.Sos Selaku ketua lurah di sungai jingah
yang telah bersedia memberikan izin untuk melaksanakan KKN-
Mandiri di Kampung Kenanga serta telah banyak memberikan arahan
terkait program kerja yang kami jalankan.
9. Kelompok 6 selaku partner pada kegiatan KKN-Mandiri yang
mau bekerjasama dalam pengumpulan penggalangan dana untuk
korban banjir di Banjarmasin Utara.
10. Kelompok 5 selaku teman seperjuangan pada kegiatan KKN-
Mandiri yang telah bersedia bekerjasama melaksanakan program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri secara baik dan lancar dalam suka
maupun duka.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
iii
Kami kelompok 5 menyadari bahwa KKN-Mandiri kali ini masih
kurang efektif dari pada KKN biasanya dikarenakan adanya wabah
virus covid-19 yang mengharuskan adanya sosial distancing pada tiap
individu demi mencegah penyebaran virus covid-19 sehingga program
kerja kami terbatas ruang geraknya. Semoga segala bantuan dan
dukungan yang diberikan selama ini akan mendapat balasan kebaikan
dari Allah SWT. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan
dari buku ini. Semoga dengan buku ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi semua orang yang membacanya. Semoga Allah SWT selalu
memberikan lindungan serta nikmatnya kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Banjarmasin, 21 Februari 2021
Tim Penulis
v
Daftar Isi
Prakata _________________________________________________ i
Daftar Isi _______________________________________________ v
Gambaran Wilayah ________________________________________ 1
Gambaran Wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara ____________ 1
Gambaran Wilayah Kelurahan Sungai Jingah _________________ 3
Gambaran Wilayah Kampung Kenanga _____________________ 19
Analisis Potensi Masalah __________________________________ 23
Masalah yang Diangkat ___________________________________ 31
Kegiatan yang Dilakukan __________________________________ 33
Gotong Royong _______________________________________ 33
Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) ________________ 40
Penggalangan Dana Di Kecamatan Banjarmasin Utara ________ 51
Hasil Kegiatan __________________________________________ 53
Gotong Royong _______________________________________ 53
Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) ________________ 55
Penggalangan Dana di Kecamatan Banjarmasin Utara ________ 57
Pembagian Obat dan Masker di Kampung Kenanga __________ 62
Usulan Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Kenanga _____ 63
Daftar Pustaka __________________________________________ 69
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
1
Gambaran Wilayah
Gambaran wilayah ini mencakup mengenai pembahasan
wilayah pengabdian kegiatan KKN-Mandiri 2020/2021 oleh kelompok
5 meliputi gambaran wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara,
Kelurahan Sungai Jingah dan Kampung Kenanga.
Gambaran Wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara
Kecamatan Banjarmasin Utara terletak pada ketinggian 0,16
meter dibawah permukaan laut, dengan kondisi daerah berpaya-paya
dan relative datar. Dapat dilihat padal tabel Kecamatan Banjarmasin
Utara terdiri dari 10 kelurahan.
Tabel 1. Jumlah Kelurahan Di Kecamatan Banjarmasin Utara Tahun 2020 Kecamatan Kelurahan
Banjarmasin Utara
Kelurahan Kuin Utara
Kelurahan Pangeran
Kelurahan Sungai Miai
Kelurahan Antasan Kecil Timur
Kelurahan Surgi Mufti
Kelurahan Sungai Jingah
Kelurahan Alalak Utara
Kelurahan Alalak Selatan
Kelurahan Alalak Tengah
Kelurahan Sungai Andai
Sumber : (BPS Kota Banjarmasin, 2020)
Gambaran Wilayah
2
Dalam tabel di atas, Kecamatan Banjarmasin Utara Dalam
Angka menyebutkan bahwa Kecamatan Banjarmasin Utara luas
wilayah keseluruhan adalah 16.54 km2 terdiri dari 10 kelurahan salah
satunya kelurahan Sungai Jingah.
Kecamatan Banjarmasin Utara terletak pada ketinggian 0,16 meter
dibawah permukaan laut dengan batas-batas:
Sebelah Utara : Kabupaten Barito Utara
Sebelah Timur : Kecamatan Banjarmasin Timur
Sebelah Selatan : Kecamatan Banjarmasin Tengah
Sebelah Barat : Kecamatan Banjarmasin Barat
Gambar 1. Batas Administrasi Kecamatan Banjarmasin Utara
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
3
Gambaran Wilayah Kelurahan Sungai Jingah
Kelurahan Sungai Jingah adalah salah satu kelurahan yang ada
di Kecamatan Banjarmasin Utara yang letaknya termasuk di Daerah
Aliran Sungai (DAS) dan secara umum wilayahnya berupa kawasan
rawa dan sungai yang merupakan dataran rendah yakni 0,5 m di
bawah permukaan laut dengan tingkat kelerengan 0 – 2 % dan curah
hujan rata-rata 2000 – 3000 mm pertahun dengan suhu harian antara
250C – 350 C.
Kelurahan sungai jingah merupakan salah satu kelurahan yang
ada di Kecamatan Banjarmasin Utara kota Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan yang sudah ada sejak zaman penjajahan belanda
yang dikenal dengan sebutan “Afdelling Sungai Jingah” atau “Areal
Perkebunan Bunga” sehingga banyak kampung yang bernama bunga-
bunga seperti Kampung Kenanga, Kampung Parodan, Kampung
Sungai Andai dan Kampung Sungai Jingah. Wilayah Kelurahan Sungai
Jingah mengalami dua kali pemekaran yakni Kelurahan Surgi Mukti
dan Kelurahan Sungai Andai. Kelurahan Sungai Jingah dikenal juga
sebagai Kampung Pusaka, Kampung Banjar dan Kampung Sasirangan.
Selain memiliki produksi unggulan berupa kain sasirangan dan
makanan khas Banjar, Kelurahan Sungai Jingah juga dikenal sebagai
penghasil buah jeruk dan rambutan.
Batas wilayah Kelurahan Sungai Jingah ditetapkan dengan titik
Kordinat adalah – 3.301635 LS dan 114.61725 BT. Batas-batas
Kelurahan Sungai Jingah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Sungai Andai dan Kabupaten
Barito Kuala
Sebelah Timur : Sungai Martapura
Sebelah Selatan : Sungai Martapura
Sebelah Barat : Kelurahan Surgi Mufti
Gambaran Wilayah
4
Gambar 2. Batas Administrasi Kelurahan Sungai Jingah
Kelurahan Sungai Jingah terdiri dari 2 RW dan 28 RT dengan
jumlah penduduk 12.640 jiwa. Kelurahan Sungai Jingah sebenarnya
berasal dari sebuah anak sungai Martapura bernama sungai jingah.
Sungai ini merupakan sebuah handil atau saluran yang muaranya di
sungai pangeran dan mengalir menuju sungai andai. Penamaan
sungai jingah adalah bahwa dahulunya disepanjang sungai kecil
terdapat banyak pohon jingah, yakni vegetasi khas tanaman rawa di
Banjarmasin dan sekitarnya.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
5
Gambar 3. Pohon Jingah
A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk di Kelurahan Sungai Jingah pada tahun 2019
sebanyak 14.110 jiwa (BPS Kota Banjarmasin, 2020)
B. Klasifikasi Penduduk 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin laki-laki pada tahun
2019 sebanyak 5.044 dan jenis kelamin perempuan pada tahun 2019
sebanyak 5.252. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2 jumlah
penduduk menurut jenis kelamin tahun 2020.
Gambaran Wilayah
6
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019 No. Jenis Kelamin Tahun 2019
1. Laki-laki 7.103
2. Perempuan 7.007
Jumlah Jiwa 14.110
Kepadatan penduduk (Jiwa/Km2) 3003
Sumber : (BPS Kota Banjarmasin, 2020)
Grafik 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019
2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kelurahan Sungai Jingah jumlah penduduk menurut tingkat
pendidikan dapat dilihat pada table 3 sebagai berikut :
50%
50%
Jumlah Penduduk Tahun 2019Laki-laki Perempuan
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
7
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019 No. Tingkat Pendidikan Tahun 2019
Lk Pr Jlh
1. Tamat SD / sederajat 1.030 963 1.993
2. Tamat SLTP / sederajat 839 690 1.529
3. Tamat SLTA / sederajat 1.272 1.045 2.317
4. Tamat D1 / sederajat 51 26 77
5. Tamat D2 / sederajat 9 9 18
6. Tamat D3 / sederajat 37 30 67
7. Tamat S1 / sederajat 263 194 457
8. Tamat S2 / sederajat 34 15 49
Sumber : (BPS Kota Banjarmasin, 2020)
Grafik 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2019
19931529
2317
77 18 67457
49
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Gambaran Wilayah
8
Grafik diatas menjelaskan bahwa di Kelurahan Sungai Jingah
paling banyak tingkat tamat SLTA / sederajat dengan jumlah 2.317
orang. Sedangkan tingkat pendidikan paling sedikit adalah tamat D2 /
sederajat dengan jumlah hanya 18 orang.
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
Keadaan Penduduk Kelurahan Sungai Jingah menurut jenis
pekerjaan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Tidak/Belum Bekerja 3.741
2. Ibu Rumah Tangga 2.664
3. Pelajar/Mahasiswa 1.700
4. Pensiunan 90
5. Pegawai Negeri Sipil 452
6. TNI 6
7. Kepolisian RI 38
8. Pemilik usaha warung, Rmh Mkn & Resto 89
9. Petani 59
10. Peternak 2
11. Nelayan 1
12. Karyawan Perusahaan Swata 1.595
13. Karyawan Perusahaan Pemerintah 54
14. Karyawan Honorer 80
15. Buruh Harian Lepas 559
16. Pembantu Rumah Tangga 12
17. Tukang Cukur 2
18. Tukang Listrik 4
19. Tukang Batu 31
20. Tukang Kayu 49
21. Tukang Las 7
22. Tukang Cukur 2
23. Tukang Listrik 4
24. Tukang Batu 31
25. Tukang Kayu 49
26. Tukang Jahit 13
27. Tukang Rias 5
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
9
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
28. Montir 8
29. Seniman/artis 2
30. Dukun Tradisional 1
31. Wartawan 8
32. Pemuka Agama 7
33. Juru Masak 1
34. Dosen Swasta 19
35. Guru Swasta 83
36. Pengacara 4
37. Notaris 1
38. Konsultan, Manajemen dan Teknis 6
39. Dokter Swasta 5
40. Bidan Swasta 12
41. Perawat Swasta 10
42. Apoteker 3
43. Pelaut 8
44. Pedagang barang kelontong 46
45. Wiraswasta 1.075
46. Pedagang keliling 40
Sumber : (Penelitian, 2016)
C. Ekonomi
1. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat
Prasejahtera dan Sejahtera I, Lurah Sungai Jingah membentuk
Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) yang membantu memberikan pinjaman modal usaha bagi
ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja. UPPKS yang dibentuk di
kelurahan Sungai Jingah ada 3 kelompok yakni seperti tabel berikut :
Gambaran Wilayah
10
Tabel 5. Kelompok UPPKS No. Nama kelompok Nama
Ketua
Jumlah
Anggota
Dasar Hukum
Pembentukan (SK
Lurah)
1. Kenanga Aslamiah 10 orang No. 03 Tahun 2008
2. Anggrek Masnun 10 orang No. 17 Tahun 2009
3. Flamboyan Samini 7 orang No. 16 Tahun 2009
Sumber : (Penelitian, 2016)
2. Produk Domestik Bruto Kelurahan
a) Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan
1) Padi
Luas Lahan untuk penanaman padi sekitar 100 Ha. Hasil panen
setiap Hektar rata-rata 280 belik padi. Jadi hasil panen seluruhnya
adalah 28.000 belik. Harga penjualan padi perbelik berkisar antara Rp.
40.000,- sampai dengan Rp. 45.000,- Jadi pendapatan rata-rata
perorang setiap tahunnya adalah :
28.000 x Rp. 42.500 =Rp. 119.000.000.- : 75 KK = Rp.
15.866.667,- /perorang/pertahun.
Pendapatan pada tahun 2011 meningkat dibandingkan
tahun 2010 disebabkan naiknya nilai harga gabah yang semula
berkisar antara Rp. 30.000,- sd. Rp. 35.000,- / belik. (Penelitian, 2016)
Gambar 4. Sawah Padi di Kelurahan Sungai Jingah
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
11
Gambar 5. Sawah Padi di Kelurahan Sungai Jingah
2) Kelapa
Sungai Jingah juga merupakan kelurahan penghasil buah
kelapa. Kelapa tersebut dipanen rata-rata 1 kali dalam sebulan dengan
hasil sekali panen sekitar 300 biji. Pemasaran hasil panen adalah dijual
kepada pengumpul yang berada di pasar A.Yani Kecamatan
Banjarmasin Timur dengan harga Rp. 3000,-/biji. Pendapatan
penduduk dalam sektor ini setahunnya adalah :
300 biji x 12 bulan x Rp. 3.000,- = Rp. 10.800.000 x 20 KK =
Rp. 216.000.000,-/tahun
Tahun 2010 harga Kelapa perbiji berkisar antara Rp. 1.500 –
Rp. 2.000,-
Jadi total kenaikan pendapatan pada tahun 2011 adalah : Rp.
216.000.000 – Rp. 126.000.000 = Rp. 90.000.000,-(Penelitian, 2016).
Gambaran Wilayah
12
Gambar 6. Panen Kelapa
3) Jeruk
Petani jeruk yang ada di kelurahan Sungai Jingah ada 10 orang.
Hasil panen pertahun rata-rata 3.000 biji yang dijual dengan harga
Rp. 500,- sd. Rp. 1.000,-/biji. Tahun 2017 populasi jeruk mengalami
penurunan karena banyak pohon yang mati akibat terendam air.
Pendapatan rata-rata petani jeruk dalam setahunnya adalah :
3.000 biji x Rp. 750,- = Rp. 2.250.000,-/tahun/orang atau total
pendapatan bruto Rp. 22.500.000,- / tahun. (Penelitian, 2016)
Gambar 7. Panen Jeruk
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
13
Gambar 8. Panen Jeruk
4) Kembang Kenanga
Kelurahan Sungai Jingah pada awalnya adalah merupakan
penggabungan beberapa kampung diantaranya Kampung Kenanga.
Disebut demikian karena kampung tersebut merupakan penghasil
kembang kenanga. Kembang kenanga ditanam hampir disemua
halaman rumah penduduk di RT. 21 dan 22 atau ditanam disela-sela
tanaman perkebunan. Kembang kenanga dijual per 100 kaki dengan
harga Rp. 5.000,- yang dipanen 2 kali dalam seminggu. Rata-rata
setiap panen didapat 3.000 sd. 5.000 kaki. Pada hari-hari besar
keagamaan baik agama Islam maupun agama Hindu serta perayaan
tahun baru Imlek maka harga kembang kenanga akan menembus
pasaran Rp. 15.000,- sd. Rp. 25.000,-/100 kaki.
Pendapatan rata-rata penduduk yang dapat dihitung adalah ;
3.000 x 2 x 4 = 24.000 kaki/ bulan : 100 x Rp. 5.000,- = Rp.
1.200.000,-/bulan/orang. (Penelitian, 2016)
Gambaran Wilayah
14
Gambar 9. Panen Kembang Kenanga
5) Rambutan
Perkebunan rambutan merupakan pruduk unggulan tahunan di
mana ada 25 kk yang mengelola perkebunan tersebut dengan jumlah
pohon sebanyak 1500 pohon di Kelurahan Sungai Jingah pada tahun
2017 tidak terlalu banyak menghasilkan karena pengaruh musim yang
tidak mendukung. Setiap pohon hanya menghasilkan antara 50 sd. 75
ikat. Setiap ikat terdiri 10 biji. Karena panen yang sedikit harga
rambutan lebih mahal yakni rata-rata perikatnya Rp. 1.000,-
Pendapatan bruto tahun 2017 sekitar Rp. 90.000.000,-
Pada tahun 2018, hasil panen lebih banyak. Setiap pohon bisa
menghasilkan antara 100 sd. 150 ikat. Harga perikatnya antara Rp.
600,- sd. Rp. 1.000,-. Pendapatan bruto penduduk yang dapat
dihitung pada tahun 2018 ini adalah :
1.500 pohon x 125 ikat x Rp. 1000,- = 187.500.000,- : 25 kk
= Rp7.500.000/orang. (Penelitian, 2016)
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
15
Gambar 10. Panen Rambutan
b) Industri Kecil Menengah
1) Sasirangan
Pembuatan sasirangan ini cukup banyak menyerap tenaga kerja
terutama proses penjahitan hingga mencapai ratusan orang dan
dikirim kebeberapa kelurahan lainnya seperti ke wilayah Alalak dan
Kuin. Upah jahit, pencucian dan pewarnaan bervariasi sesuai tingkat
kesulitan/motif dan bahan kain. Untuk jelasnya pendapatan rata-rata
penduduk dalam kerajinan ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Gambaran Wilayah
16
Tabel 6. UMKM Produksi Sasirangan No Nama Usaha Pemilik Alamat
1 Tiara Sasirangan Tiara Maulida Jl. Sei. Jingah Rt. 17
2 Hj. Purnama Sasirangan Tati Jl. Sei. Jingah Rt. 17
3 Lavorian Sasirangan Lovarian Sasirangan Jl. Sei. Jingah Rt. 17
4 Bulqis Sasirangan Guntur Pratama Jl. Sei. Jingah Rt. 17
5 Lutpiah Sasirangan HJ. Asmah Jl. Sei. Jingah Rt. 17
6 Azira Sasirangan Yufi Jl. Sei. Jingah Rt. 17
7 Keluarga Sasirangan Nurul Zainah Jl. Sei. Jingah Rt. 6
8 Al Fina Sasirangan Alfian & Fina Jl. Sei. Jingah Rt. 6
9 Alya Sasirangan H. Darkutni Jl. Sei. Jingah Rt. 6
10 Hikmah Sasirangan Rofika Jl. Sei. Jingah Rt. 6
11 Zahra Sasirangan M. Saifullah Jl. Sei. Jingah Rt. 6
12 Aisyah Sasirangan Siti Noralam Jl. Sei. Jingah Rt. 6
13 Rafi Sasirangan Rafie Jl. Sei. Jingah Rt. 6
14 Dzifa Sasirangan Dzifa Jl. Sei. Jingah Rt. 6
15 Syifa Sasirangan Syifa Jl. Sei. Jingah Rt. 6
16 Tifana Sasirangan Tifana Jl. Sei. Jingah Rt. 6
17 Tati Sasirangan Tati Suryana Jl. Sei. Jingah Rt. 7
18 Yudi Sasirangan Yudi Jl. Jahri Saleh RT. 12
Sumber : (Penelitian, 2016)
Tabel 7. Jumlah Tenaga Kerja Dan Penghasilan Sasirangan No. Kegiatan Jlh Tenaga
Kerja
Upah Tenaga
Kerja
Pendapatan rata-
rata perorang/bulan
1. Penjahitan < 100
orang
Rp. 5000/lembar Rp.15.000.000,-
2. Pewarnaan 3 x 6 orang Rp. 25.000/lembar Rp.13.500.000,-
3. Pencucian 3 x 1 orang Rp. 2000/lembar Rp.6.000.000,-
4. Setrika 3 x 1 orang Rp. 2000/lembar Rp. 6.000.000,-
Sumber : (Penelitian, 2016)
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
17
Rata-rata produk ini mencapai 750 lembar dalam sebulan
dengan jumlah pengelola sebanyak 18 orang dan keuntungan rata-
rata perlembar Rp. 5.000,-. Jadi total pendapatan masyarakat adalah
:
18 X Rp. 750,-X 5.000 = Rp. 67.500.000, x 12 = Rp.
810.000.000,-/tahun atau Rp. 45.000.000,-/orang/tahun.
Dibandingkan tahun 2017, permintaan terhadap produk ini
cukup meningkat disebabkan kebijakan pemerintah Kota maupun
Propinsi untuk mengharuskan PNS, sekolah-sekolah, BUMN dan
lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta lainnya untuk
memakai sasirangan pada hari tertentu. Kenaikan tersebut mencapai
sekitar 30%.
Gambar 11. Sasirangan
Gambaran Wilayah
18
Gambar 12. Sasirangan
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
19
Gambaran Wilayah Kampung Kenanga
Keluarahan Sungai Jingah merupakan lahan pemukiman yang
sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dimana dahulunya dikenal
dengan sebutan “Afdelling Sungai Jingah” atau areal perkebunan
kelapa yang meliputi beberapa kampung yaitu Kampung Kenanga,
Kampung Parodan, Kampung Sungai andai dan Kampung Sungai
Jingah.
Seiring dengan pesatnya perkembangan Kota Banjarmasin,
dimulai dengan perkembangan pembangunan sumber daya-sumber
daya Inpers sekitar tahun 1975-1976 disusul dengan dibuatnya jalan
pintas dari kampung Kenanga ke jalan Masjid yang sekarang menjadi
Jalan jahri Saleh dan menjadi jalan tembus SMA 5 atau sekarang
disebut Jalan Sultan Adam, menjadikan Sungai Jingah tidak lagi
sebagai daerah terisolir.
Dengan terbukanya isolasi Kampung kenanga karena adanya
jalan tembus, maka terjadilah peralihan di wilayah Kelurahan Sungai
Jingah. Kampung Kenanga saat ini meliputi beberapa RT di Kelurahan
Sungai Jingah yaitu Rt 6, 7, 11, 13, 14, 16, 18, dan 19. Disebut
Kampung Kenanga karena kampung tersebut merupakan penghasil
kembang kenanga. Kembang kenanga ditanam hampir disemua
halaman rumah penduduk di RT. 21 dan 22 atau ditanam disela-sela
tanaman perkebunan. Penduduk Kampung Kenanga merupakan
masyarakat transisi yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar dan
sepanjang bantaran sungai Martapura yang merupakan penduduk asli
dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah buruh.
Gambaran Wilayah
20
Gambar 13. Pohon Kenanga
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
21
Gambar 14. Batas Administrasi Kampung Kenanga
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
23
Analisis Potensi Masalah
Berdasarkan analisa potensi masalah yang ada di kawasan
kampung kenanga terkait hasil observasi dan diskusi dengan ketua
lurah, RW, RT, ataupun masyarakat yang ada, dapat di analisa
permasalahan yang terjadi di kampung tersebut. Potensi masalah
yang ada di kampung kenanga terbagi dalam beberapa bidang antara
lain ekonomi, lingkungan, pendidikan, agama, dan sosial. Berdasarkan
skala prioritas permasalahan yang tertinggi di Kampung Kenanga yaitu
berkaitan dengan bidang kesehatan dan ekonomi. Secara garis besar
potensi masalah yang terjadu sebagai berikut:
1. Kecamatan Banjarmasin Utara pada pertengahan bulan
Januari sekitar minggu ke 3 ada sebagian daerah yang terdampak
banjir khususnya kelurahan sungai jingah seperti desa Sungai Gempa
dan Kampung kenanga sehingga banyak masyarakat yang
memerlukan bantuan seperti sembako, pakaian, obat-obatan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, kami kelompok 5 berkolaborasi dengan
kelompok 6 untuk melakukan observasi lapangan yang dibantu oleh
ketua lurah dan aparatur kampung seperti RW, dan RT yang
selanjutnya kami melakukan perizinan untuk melakukan
penggalangan dana di kantor polsek Banjarmasin Utara.
Berikut hasil dokumentasi daerah yang terdampak banjir di
kelurahan sungai jingah antara lain:
Analisis Potensi Masalah
24
Gambar 15. Daerah Sungai Gempa
Gambar 16. Daerah Kampung Kenanga
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
25
2. Kurangnya kesadaran masyakat tentang hidup bersih dimana
saat melakukan kegiatan gotong royong masih banyak sampah yang
berserakan di sekitar lingkungan kampung kenanga. Lingkungan
disekitar kantor kelurahan sungai jingah dan disekitar bantaran sungai
martapura dikampung kenanga masih banyak sampah yang
berserakan dan bergelempangan di sepanjang jalan jahri saleh hal ini
terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang
perilaku hidup bersih dimana saat melakukan kegiatan gotong royong
masih banyak sampah yang berserakan dilingkungan Kampung
Kenanga.
Berikut hasil dokumentasi lingkungan kampung kenanga
berdasarkan analisa potensi masalah diatas antara lain:
Gambar 17. Lingkungan Kampung Kenanga
Analisis Potensi Masalah
26
3. Kurang adanya kegiatan positif untuk mengisi waktu luang
selama masa pandemi Covid-19 sehingga akan berdampak pada
masyarakat kampung kenanga terkait perekonomian yang telah
dirasakan selama masa pandemi.Oleh karena itu, dengan adanya
kegiatan KKN-Mandiri ini kami kelompok 5 memberikan apresiasi
kepada masyarakat kampung kenanga tentang pentingnya melakukan
kegiatan yang positif misalnya seperti penanaman TOGA berbekal
halaman yang sempit dan sederhana hal ini sangat bisa dilakukan
bahkan kegiatan penanaman TOGA bisa membantu perekonomian
masyarakat disana dengan diperjualbelikan kepada khalayak luas hal
ini dilakukan dengan harapan masyarakat bisa menerapkan kegiatan
tersebut.
Berikut hasil dokumentasi kegiatan yang kami lakukan
berdasarkan permasalahan diatas antara lain:
Gambar 18. Penanaman TOGA di Kampung Kenanga
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
27
Gambar 19. Penanaman TOGA di Kampung Kenanga
Masyarakat Kampung Kenanga masih memiliki kesadaran yang
rendah tentang bahaya dari Covid-19 serta masih banyak masyarakat
menganggap remeh mengenai Covid-19 dan menganggap Covid-19
tidak ada, kecil kesadaran tentang bahaya Covid-19, cara
pencengahan Covid-19, perilaku hidup yang kurang sehat, serta
makanan ataupun minuman yang dapat meningkatkan imunitas tubuh
dikala pandemi seperti ini meskipun makanan atau minuman tersebut
sangat erat dengan kehidupan sehari-hari.
Ketika air sungai martapura pasang, wilayah Kampung Kenanga
akan terkena banjir terutama rumah-rumah yang berada dibantaran
Sungai Martapura. Letak Kampung Kenanga yang berada di bantaran
sungai Martapura juga menjadi potensi terjadinya suatu masalah
ketika cuaca buruk yang mengakibatkan air sungai Martapura meluap
Analisis Potensi Masalah
28
atau pasang mengakibatkan wilayah Kampung Kenanga terdampak
banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Martapura dan
diperparah dengan kondisi lingkungan yang kurang bersih serta
sampah yang berserakan mengakibatkan drainase yang ada kurang
berfungsi secara maksimal karena ada terjadi penyumbatan oleh
sampah-sampah yang ada. Masyarakat yang paling merasakan
dampak ini adalah rumah warga yang langsung berada di bantaran
sungai Martapura.
Gambar 20. Kawasan Kampung Kenanga di Bantaran Sungai Martapura
Adanya pandemi Covid-19 ini masyarakat merasakan dampak
langsung terhadap perekonomi keluarga. Misalnya seperti kehilangan
pekerjaannya, penghasilannya berkurang, serta pemanfaatan waktu
luang yang kurang dimanfaatkan dengan baik oleh bapak-bapak
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
29
ataupun ibu-ibu serta anak-anak yang melaksanakan kegiatan sekolah
secara daring untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari ataupun untuk lingkungan. Kebanyakan dari
warga Kampung Kenanga baik ibu-ibu ataupun bapak-bapak mengisi
waktu luang ketika tidak ada pekerjaan hanya sekedar mengumpul
dan berbincang-bincang tanpa menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat baik bagi lingkungan ataupun untuk individu, begitu pula
anak-anak yang ada di lingkungan Kampung Kenanga selama
pandemi covid-19 menghabisakan waktu luang dengan bermain-main
saja sepanjang hari tidak melakukan kegiatan bermain sambil
berkreativitas yang bisa menghasilkan dampak positif baik bagi anak
itu sendiri ataupun bagi lingkungan.
Gambar 21. Wawancara masalah ekonomi di Kampung Kenanga
Analisis Potensi Masalah
30
Gambar 22. Wawancara masalah ekonomi di Kampung Kenanga
Wawancara dilakukan dengan harapan kami kelompok 5 bisa
menggambarkan hal apa saja yang perlu dilakukan yang sebisa
mungkin bisa memberikan dampak untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat yang mana saat wawancara dengan ketua RT banyak
masyarakat yang hilang pekerjaan saat masa pandemic covid-19 dan
mengakibatkan banyaknya pengangguran. Oleh karena itu, hal itu
bisa menjadi analisa yang sangat berpotensi untuk diangkat menjadi
sebuah program kerja baik itu program kelompok maupun individu.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
31
Masalah yang Diangkat
Berdasarkan hasil observasi dan dialog dengan masyarakat,
ketua RT, dan Kepala Lurah yang berada di Kampung Kenanga
Kelurahan Sungai Jingah, terdapat beberapa permasalahan yang ada
di lokasi, antara lain ekonomi, lingkungan, pendidikan, agama, dan
sosial yang dijabrkan berdasarkan analisa potensi masalah. Sehingga
kami kelompok 5 mengelompokan berbagai objek-objek
permasalahan yang kemudian di analisis dan di seleksi menurut skala
prioritas dan kemampuan mahasiswa serta kepentingan dan
kebutuhan masyarakat. Adapun permasalahan-permasalahan yang
diidentifikasi, antara lain:
Pada bulan Januari banyak kampung atau desa yang terdampak
banjir khususnya kelurahan sungai jingah yaitu kampung kenanga
sehingga banyak masyarakat yang memerlukan bantuan seperti
sembako, pakaian, dan sebagainya.
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
perilaku hidup sehat seperti membuang sampah bukan pada
tempatnya dan hidup bersosialiasi masih kurang antara warga a dan
b seperti mengadakan gotong royong untuk kebersihan lingkungan
kampung kenanga padahal hal tersebut merupakan langkah awal
untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19 karena dengan
lingkungan yang sehat dan bersih maka warga dapat terjamin kualitas
hidupnya.
Masalah yang Diangkat
32
Kurang adanya kegiatan positif dari masyarakat untuk mengisi
waktu luang selama pandemi covid-19 seperti berolahraga.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya covid-19.
Dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat selama pandemi
covid-19 padahal masih banyak kegiatan untuk meningkatkan
perekonomian selama masa pandemi yaitu dengan melakukan
penanaman tanaman obat yang bisa di perjualbelikan di khalayak
umum.
Oleh karena itu, Dari hasil observasi dan survey dilapangan
dalam beberapa hari di kelurahan sungai jingah KKN-M kami kelompok
5 mempunyai tujuan dan maksud untuk menambah pengetahuan
serta kesadaran masyarakat kampung kenanga mengingat masih
kurangnya kesadaran warga sekitar tentang cara pencegahan virus
covid-19 dengan memberikan informasi yang akurat dan tepat
merupakan suatu cara yang tepat agar warga sekitar dapat memutus
rantai penyebaran virus covid-19, Kemudian dihimbau kepada warga
sekitar kampung kenanga untuk tidak lagi membuang sampah secara
sembarangan seperti di sungai supaya tidak terjadi penyumbatan di
saluran air yang berpotensi menyebabkan banjir di kemudian hari.
Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan KKN-Mandiri ini diharapkan
kami sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
dapat memberikan bantuan dalam bentuk tenaga, pengetahuan,
uang, sembako dan sebagainya agar masyarakat kampung kenanga
tetap terjaga kesehatannya, kualitas hidupnya meningkat, dan senang
dengan adanya progam kerja atau kegiatan yang kami lakukan di
kampung kenanga.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
33
Kegiatan yang Dilakukan
Kegiatan yang dilakukan secara berkelompok selama kuliah
kerja nyata (KKN) yaitu gotong royong, penanaman toga,
penggalangan dana.
Gotong Royong
Gotong royong merupakan salah satu cirri khas bangsa
Indonesia khususnya bulukumba, sebagaimana yang tertuang dalam
pancasila yaitu sila ke 3 “persatuan Indonesia”. Perilaku gotong
royong yang dimiliki Bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Gotong
royong merupakan kepribadian bangsa dan merupakan budaya yang
telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat (Rahman, 2016)
Gotong royong suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-
sama dan bersifat suka rela agaer kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Contoh kegiatan yang
dapat dilakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan
fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar. Sikap gotong
royong itu seharusnya dimiliki seluruh elemen atau lapisan masyarakat
yang ada di Indonesia. Karena dengan adanya kesadaran setiap
elemen atau lapisan masyarakat melakukan kegiatan dengan cara
bergotong royong . Dengan demikian segala sesuatu yang akan
dikerjakan dapat lebih mudah dancepat diselesaikan dan pastinya
Kegiatan yang Dilakukan
34
pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju.
Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen dan
lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka
hubungan persaudaraan atau silaturahmi akan semakin erat
(Koentjaraningrat, 1987)
Nilai-nilai budaya mulai dengan deras masuk dan menjadi
bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Kehidupan perekonomian
masyarakat berangsur-angsur berubah dari ekonomi agraris ke
industri. Industri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan
kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi
sehingga bersifat materialistis. Maka nilai kegotong royongan pada
masyarakat telah memudar (Koentjaraningrat, 1987).
Pomabari (gotong-royong) adalah nilai-nilai tradisonal dan
modal sosial yang mengatur pola dan semangat hidup yang
didasarkan pada kepercayan, keterbukaan, saling peduli, saling
menghargai, dan saling menolong dalam pekerjaan petani kelapa
kopra di antara masyarakat di desa Wasileo. “pomabari” yang dikenal
di Indonesia dengan istilah gotongroyong, di masyarakat desa Wasileo
butuh bantuan akan tenaga untuk mengerjakan produksi kelapa
kopra, ia bisa minta bantuan kepada beberapa orang sesama warga
desa, biasanya kaum kerabatnya atau teman-teman yang sudah bisa
diajak bekerja sama, untuk beramai-ramai mengerjakan suatu
pekerjaan dalam proses pembuatan kelapa kopra di ladangnya sendiri.
Kemudian semuanya akan beramai-ramai melakukan pekerjaan yang
sama itu juga pada ladang dari warga yang kedua dan warga yang
ketiga dan seterusnya. Sistem ini di kenal dengan sistem Pomabari
(tolong- menolong) (Koentjaraningrat, 1987).
Menurut Malinowski bahwa berbagai macam sistem tukar
menukar yang ada di masyarakat serupa itu merupakan daya pengikat
dan daya gerak dari masyarakat. Sistem menyumbangkan untuk
menimbulkan kewajiban membalas itu merupakan suatu dasar, suatu
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
35
prinsip, yang mengaktifkan kehidupan masyarakat yang oleh
Malinowski disebut prinsip timbal balik, atau principle of reciprocity
(Koentjaraningrat, 1987).
Aktivitas Pomabari lebih bersifat sukarela, siapa saja dapat
mengikutinya. Setiap orang yang mengikuti aktivitas Pomabari,
sepertinya tidak mengharuskan adanya pembedaan status sosial
antara buruh, majikan, petani biasa dan sebagainya. Itu artinya
bahwa semua masyarakat dalam melakukan pekerjaan Pomabari
mempunyai status sosial atau kedudukan yang sama, demikian pula
hak dan kewajiban sebagai sesama petani kelapa kopra dalam
pomabari (gotongroyong) (Koentjaraningrat 1987).
Gotong-royong atau saling membantu merupakan salah satu
bentuk solidaritas dari masyarakat tradisional. Semua masyarakat
saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama. Gotong-royong adalah bekerja
bersama-sama, tolong-menolong, bantu-membantu (Anonim, 2008).
Menurut Koentjaraningrat gotong-royong dibagi menjadi dua
yaitu gotong-royong kerja bakti karena bukan merupakan
kepentingan individual (perorangan), tetapi merupakan kepentingan
bersama, seperti: bersih desa, perbaikan jalan desa, dan perbaikan
saluran air (selokan). Dan gotong-royong kerja dalam ketetanggaan,
kekerabatan, ekonomi (pertanian). Gotong-royong ini, terutama yang
bersifat bukan spontan, (berasaskan timbalbalik). Dan masyarakat
Wasileo bergotong-royong dalam pembuatan kopra menggunakan
gotong-royong berdasarkan timbal balik. Dan Koentjaraningrat juga
mengatakan ada empat konsep nilai gotong royong, yaitu (1) Manusia
itu tidak hidup sendiri didunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya,
masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya. Di dalam sistem
makrokosmos tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu
unsur kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peradaban alam
Kegiatan yang Dilakukan
36
semesta yang mahabesar itu. (2) dengan demikian dalam segala
aspek kehidupanya manusia pada hakekatnya tergantung kepada
sesamanya.(3) karena itu ia harus selalu berusaha untuk sedapat
mungkin memelihara hubungannya dengan baik dengan sesamanya,
terdorong oleh jiwa sama-rata-sama-rasa. Dan (4) selalu berusaha
untuk sedapat mungkin bersifat konfrom, berbuat sama dan bersama
dengan sesamanya dalam komonitas, terdorong oleh jiwa sama-tingi-
sama-rendah. begitu juga dengan nilai kemandirian, kerja keras, yang
pernah menyatu dalam ruh kehidupan Masyarakat
Gotong-royong adalah wujud nyata dari kebudayaan yang
terjadi dari interaksi sosial masyarakat dan menjadi kebutuhan
manusia baik individu dan masyarakat. Interaksi sosial menurut
Walgito dalam Fatnar dan Anam, 2014) merupakan tindakan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dimana setiap pelaku saling
mempengaruhi dan memiliki niat masing-masing. Interaksi sosial
terjadi hanya sesama manusia baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahman (2016) yaitu
kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari interaksi sosial dan
gotong-royong merupakan hal yang perlu dilestarikan karena
mempunyai dampak yang positif.
Nilai gotong-royong dalam kehidupan masyarakat sendiri
menurut Koentjaraningrat dalam Suprihatin (2014) mengemukakan
konsep atau bentuk gotong-royong di pedesaan, antara lain: (1) hal
hajatan atau pesta, contohnya bila ada hajatan khitanan atau
pernikahan, maka tidak hanya anggota keluarga atau kerbat saja yang
membantu, tetapi tetangga juga membantu. (2) Hal kematian,
kecelakan atau sakit, maka tetangga disekitar lingkungan atau desa
tersebut akan membantu, baik kain kafan, tenaga dan lainnya agar
dapat meringankan keluarga korban. (3) Hal pekerjaan rumah tangga,
membangun rumah atau membuat sumur, maka tetangga akan
membantu dalam hal tenaga atau hal lainnya. (4) Hal pertanian, yaitu
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
37
dengan bantuan tenaga yang diberikan pada saat membuka lahan,
mengerjakan lahan dan juga memanen, kemudian akan dikembalikan
dengan cara yang sama dengan bantuan yang diterima. Hal ini
membentuk sistem pertanian yang jelan terdapat pola gotong-royong
yang berazaskan sistem timbal balik. (5) Hal pekerjaan yang berguna
untuk kepentingan umum, seperti memperbaiki jembatan,
memperbaki jalan dan sebagainya. Nilai gotong royong yang ada
harus dilestarikan dan ditananamkan dalam kehidupan sosial
dimasyarakat. Pelestarian dan penanaman nilai gotong-royong dapat
melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal didapat
dari pendidikan yang ada di sekolah, sedangkan untuk pendidikan
nonformal didapat dari keluarga, lingkungan dan lainnya. Salah
satunya dari kelompok seni untuk menanamkan nilai gotong-royong,
di dalam kelompok seni yang melestarikan budaya juga melestarikan
nilai gotong-royong. Kelompok seni merupakan wadah dalam
melestarikan budaya juga menanamkan nilai gotong-royang yang
merupakan budaya Indonesia.
Nilai gotong-royong serta pelestarian pelestarian kebudayaan
yang ada di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan
yang masih terjaga hingga saat ini membuktikan bahwa lingkungan
masyarakat masih menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (2013) yaitu gotong-royong
muncul atas dasar kesadaran dan semangat yang lebih
mengutamakan kepentingan bersama atau lingkungan dan bukan
kepentingan pribadi. Banyak sekali kelompok seni yang ada di Desa
Harjokuncaran seperti kelompok seni terbang jidor, sakera, bantengan
dan juga kelompok seni kuda lumping serta masih ada yang lainnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh kami kelompok 5 yaitu, dalam
bentuk kerja bakti dengan tujuan untuk membuat lingkungan menjadi
lebih baik dan memperindah lingkungan. Biasanya kerja bakti kami
Kegiatan yang Dilakukan
38
lakukan setiap hari Jum’at selama 4 minggu , kerja bakti ini melibatkan
masyarakat di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kelurahan Sungai
Jingah tepatnya di Kampung Kenanga .
Banyak hal-hal yang kami lakukan dalam kegiatan kerja bakti,
misalnya:
a. Membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar
Kelurahan dan sepanjang jalan serta pinggiran sungai Kampunga
Kenanga. Sampah merupakan salah satu masalah utama
masyarakat Indonesia dan seluruh dunia, sampai sekarang sampah
belum tertangani secara benar-benar mencapai maksimal Memang
tidak mudah untuk memecahkan masalah tentang sampah.
Sampah di masyarakat kota, desa, kampung sangatlah menjadi
masalah besar untuk ditaklukkan. Untuk menangani sampah ini
pasti tidak akan pernah berhasil jika hanya di hadapi oleh sepihak
baik oleh masyarakat maupun pemerintah, tradisi untuk
membuang sampah ditempat sampah ternyata masih minim dalam
masyarakat kita. oleh karena itu, bagi kita yang mengetahui akan
pentingnya kebersihan hendaknya memberikan contoh yang baik
ketika jalan-jalan di sekitar Kampung Kenanga.
b. Memotong rumput liar, kegiatan yang dilakukan diantaranya
memotong rumput liar yang ada di daerah sekitar Kelurahan dan
jalan - jalan sekitar Kampung Kenanga. Setelah dipotong, rumput
- rumput liar tersebut dikumpulkan di suatu tempat. Selain itu,
sampah - sampah yang berserakan pun diambil, dikumpulkan, dan
dibuang seperti halnya rumput - rumput liar. Semua orang yang
berkontribusi dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan
ini saling bekerja sama dan berinteraksi satu sama lain sehingga
memperkuat tali silaturahmi antar sesama. Kerja bakti dimulai
sekitar pukul 08.00 - selesai, lingkungan Kampung Kenanga pun
menjadi lebih bersih dan sehat. Kerja bakti mempunyai arti penting
di masyarkat. Jika kita perhatikan suasana kerja bakti penuh
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
39
dengan kekeluargaan. Tidak ada rasa saling iri atau bahkan merasa
tertekan dengan beban kerja yang dilakukan, karena semuanya
dilandasi dengan rasa senang dan penuh dengan suasana
kekeluargaan.
Menurut Rahman (2016), Gotong royong mempunyai banyak
manfaat yaitu :
1. Agar lingkungan kita dapat dirasakan kebersihan dan keindahannya
2. Dapat terjalinnya rasa solidaritas dalam lingkungan masyarakat
3. Supaya kehidupan bermasyarakat itu lebih baik dengan
diadakannya gotong-royong
4. Pekerjaan selesai dengan cepat tanpa harus mengeluarkan biaya
ataupun kas RT/RW, dan jika berupa pembangunan fisik gedung
akan sangat menghemat anggaran , karena biaya untuk tenaga
kerja berkurang dengan adanya Gotong Royong.
5. Tanpa terasa persaudaraan dan kebersamaan sesama warga
semakin erat, yang pejabat kenal dengan tetangga yang
pekerja/buruh, yang pedagang kenal dengan yang bekerja sebagai
sopir, yang kaya kenal dengan yang miskin, begitu juga sebaliknya.
6. Keamanan lingkungan semakin terjamin, dengan rasa
persaudaraan dan kebersamaan serta saling kenal diantara warga
tentunya jika ada pendatang baru ataupun ada tamu asing yang
mencurigakan tentu warga akan cepat mengetahuinya.
7. Ketentraman dan kedamaian, akan diperoleh jika antar sesama
warga saling peduli dan saling membantu dengan sesama warga
lainya.
8. Gotong royong tidak mengenal perbedaan, sehingga ketika di
laksanakan semua akan terasa sama.
Kegiatan yang Dilakukan
40
Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga)
Gaya hidup kembali ke alam, saat ini semakin meningkat,
seiring dengan kesadaran masyararakat terhadap bahaya yang
ditimbulkan oleh bahan bahan kimia, baik yang terkandung dalam
makanan ataupun obat-obatan. Dampak dari itu penggunaan obat-
obat tradisional sudah kembali membudaya di Indonesia. Indonesia
sangat kaya akan keanekaragaman hayati, diantaranya berupa
ratusan jenis tumbuhan/tanaman obat. Tumbuhan tersebut banyak
dimanfaatkan selain untuk penyembuhan dan pencegahan penyakit,
juga untuk peningkatan daya tahan tubuh, serta pengembalian
kesegaran yang pada akhirnya meningkatkan kesehatan masyarakat
(Sumiasri et al., 2011).
TOGA merupakan singkatan dari Tanaman Obat Keluarga.
Dewasa ini penggunaan tanaman obat mengalami peningkatan baik
secara tradisional maupun modern. Menurut World Health
Organization (WHO), lebih dari 80% populasi dunia di negara-negara
berkembang menggunakan tanaman obat sebagai upaya menjaga
kesehatan (Canter et al., 2005). TOGA sangat berguna bagi
masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang letaknya jauh
terpencil dan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup tinggi
untuk mendapatkan perawatan secara medis. Tanaman obat dapat
dibudidayakan dengan mudah dan umumnya memiliki fungsi ganda,
misalnya untuk tanaman pangan, tanaman hias, tanaman bumbu
masak dan tanaman buah-buahan, sehingga sangat menguntungkan
jika ditanam di pekarangan (Sumiasri et al., 2011).
Tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi salah satu pilihan
masyarakat untuk ditanam di lahan pekarangan, dengan
pertimbangan karena dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Tanaman
obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak mengandung bahan kimia,
murah, dan mudah didapat(Mindarti dan Nurbaeti, 2015).
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
41
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah
tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola
oleh keluarga. Ditanam dalam rangka memenuhi keperluan keluarga
akan obat-obatan tradisional yang dapat dibuat sendiri (Mindarti dan
Nuerbaeti, 2015).
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budi
daya rumahan yang berkhasiat sebagai obat, dimanfaatkan dalam
upaya peningkatan kesehatan baik dalam upaya preventif, promotif
maupun kuratif. Bagian dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat adalah bagian daun, kulit batang, buah, biji dan akarnya.
Umumnya TOGA dimanfaatkan sebagai minuman kebugaran, ramuan
untuk gangguan kesehatan ringan berdasarkan gejala, ramuan khusus
untuk lansia, memelihara kesehatan ibu, meningkatkan gizi anak
(Kemenkes, 2011).
Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk memenuhi
keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan mengatasi
masalah kesehatan secara tradisional (Obat). Pada dasarnya bahwa
obat yang berasal dari sumber bahan alamikhususnya tanaman telah
memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat (Mindarti dan Nurbaeti, 2015).
Menurut Mindarti dan Nurbaeti (2015), Salah satu fungsi Toga
adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada
upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
a. Upaya preventif (pencegahan)
b. Upaya promotif (meningkatkan/ menjaga kesehatan)
c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Menurut Kemenkes RI 2011, Secara garis besar, TOGA banyak
memberikan banyak manfaat yang dapat dilihat dari kesehatan,
lingkungan, ekonomi dan sosial budaya yaitu :
Kegiatan yang Dilakukan
42
a. Aspek Kesehatan Pemeliharaan Kesehatan TOGA yang berperan sebagai obat
tradisional banyak digunakan sebagai upaya pencegahan. (Upaya
preventif). Penanggulangan Penyakit Banyak TOGA yang sangat
bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dari suatu
penyakit seperti hipertensi dan diabetes. Perbaikan Status Gizi. Ada
TOGA yang dikenal sebagai tanaman buah-buahan dan sayuran
seperti papaya, pisang dan daun katuk namun dapat digunakan
sebagai obat.
b. Aspek Lingkungan Kelestarian alam Saat ini banyak simplisia nabati yang berasal dari
tumbuhan liar yang mana nantinya jika tidak dibudidayakan maka
tumbuhan tersebut akan punah dan kepunahan tersebut akan punah.
Penghijauan dan Estetika Dengan menggalakkan penanaman
tanaman obat, berarti juga menggalakkan penghijauan. Tanaman
obat yang tinggi dan tertata baik dapat memberikan keindahan pada
lingkungan.
c. Aspek Ekonomi Peningkatan pendapatan masyarakat desa.Tanaman obat dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat desa karena dengan menanam
tanaman obat tersebut masyarakat dapat menggunakan tanaman
tersebut sebagai obat namun tanaman obat tersebut dapat dijual
sehingga menambah penghasilan, selain itu tanaman obat tersebut
dapat diolah terlebih dahalu seperti menjadi minuman sachet
sehingga menambah nilai jual.
d. Aspek Sosial Budaya Dengan penanaman TOGA merupakan upaya
pelestarian budaya leluhur dalam memelihara dan mempertahankan
budaya masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
43
Adapun tanaman yang kami tanam di Kampung Kenanga pada
Jum’at, 29 Januari 2021 yang sebelumnya di beli pada Kamis, 28
Januari 2021 sebagai Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah :
a. Kunyit Putih
Manfaat kunyit putih (Kaempferia rotunda L.) menjadi salah
satu tanaman obat tradisional yang digunakan banyak orang untuk
mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. Kunyit putih tidak
seperti dengan kunyit kuning yang biasa ditemui, karena memang
agak jarang tanaman ini dijadikan untuk bumbu memasak. Kunyit
putih merupakan sejenis umbi yang berbuah tahunan, dengan
rimpang bulat dan berwarna putih hampir seperti kencur. Manfaat
kunyit putih menjadi salah satu tanaman obat tradisional yang
digunakan banyak orang untuk mengatasi berbagai permasalahan
kesehatan. Manfaat kunyit putih sebagai salah satu tanaman herbal,
memang kunyit putih digunakan sebagai resep pengobatan tradisional
untuk berbagai ramuan untuk jamu. Rasa yang dihasilkan dari
tanaman herbal seperti pada manfaat kencur ataupun manfaat
temulawak ini sangat tidak enak, namun ternyata memiliki khasiat
baik bagi tubuh yang tersimpan pada kandungannya (Sutarjadi,1992).
b. Tapak Dara
Tapak dara adalah perdu tahunan yang berasal dari
Madagaskar, tetapi telah menyebar ke berbagai daerah tropika
lainnya. Nama ilmiahnya Catharanthus roseus Don. Di Indonesia
tumbuhan hias pekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam
nama, seperti di disebut sindapor, kembang tembaga, dan kembang
tapak dara (Dalimartha,2007).
Kegiatan yang Dilakukan
44
Gambar 23. Kunyi Putih/Kaempferia rotunda L. (Kiri) dan Tapak Dara/
Catharanthus roseus Don (Kanan)
Tanaman tapak dara dapat dimanfaatkan untu menyembuhkan
berbagai macam penyakit, antara lain (Dalimartha, 2007):
1. Kanker
15 gram tapak dara segar, 30 sampai 60 gram daun pepaya segar, 30
gram daun bayam merah, 30 gram rumput mutiara, direbus dengan
700 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan ditambahkan madu,
diminum tiga kali sehari sebanyak 100 cc (tetap konsultasi ke dokter).
2. Kanker payudara
Sediakan 22 helai daun tapak dara, kulit kayu pulasari (Alyxia
reinwardti), dan buah adas (Foeniculum vulgare). Cuci bersih, lalu
rebus dalam air bersih sebanyak 3 gelas. Tambahkan gula merah
secukupnya, dan biarkan mendidih, hingga nantinya tinggal
separuhnya. Setelah dingin, saring, lalu diminum. Lakukan sehari 3
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
45
kali, setiap kali minum sebanyak setengah gelas. Minum selama
sebulan.
3. Kanker rahim
15 gram bunga tapak dara, 30 gram rumput lidah ular, direbus dengan
600 cc air hingga tersisa 200 cc dan diminum airnya.
4. Anemia
Ambil empat putik bunga tapak dara, cuci, lalu rendam dalam segelas
air. Sebaiknya perendaman dilakukan di luar rumah selama semalam.
Lalu esoknya, saring, dan minum.
5. Asma dan Bronkhitis
Gunakan sepotong bonggol akar tapak dara, lantas rebus dalam lima
gelas air. Biarkan mendidih hingga tinggal setengahnya. Setelah
dingin, saring, dan minum dua kali sehari.
c. Miana
Miana memiliki nama latin (Coleus scutellarioides), Secara
tradisional daun tumbuhan miana digunakan untuk membantu
menghilangkan rasa nyeri, sembelit, sakit perut, mempercepat
pematangan bisul, pembunuh cacing, ambeien, diabetes melitus,
wasir, demam dan radang telinga. Sedangkan akarnya dapat
mengatasi perut mulas dan mencret. Penggunaannya untuk obat-
obatan dilakukan dengan meminum air rebusan daun atau batang
atau dengan menggiling daun tumbuhan iler sampai halus dan
dicampur dengan air minum dan disaring kemudian air saringan
tersebut kemudian diminum (Tukiman, 2004).
Kegiatan yang Dilakukan
46
Gambar 24. Miana (Coleus scutellarioides)
d. Sirih Merah
Sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu tanaman
obat potensial yang diketahui secara empiris memiliki khasiat untuk
menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di samping juga memiliki nilai
spritual yang tinggi. Sirih merah termasuk dalam satu elemen penting
yang harus disediakan dalam setiap upacara adat, khususnya di
Yogyakarta. Tanaman ini termasuk di dalam famili Piperaceae dengan
penampakan daun yang berwarna merah keperakkan dan mengkilap
saat kena cahaya. Pada tahun 1990-an sirih merah difungsikan
sebagai tanaman hias oleh para hobis, karena penampilannya yang
menarik. Permukaan daunnya merah keperakan dan mengkilap. Pada
tahuntahun terakhir ini ramai dibicarakan dan dimanfaatkan sebagai
tanaman obat. Dari beberapa pengalaman, diketahui sirih merah
memiliki khasiat obat untuk beberapa penyakit (Juliantina R et al.,
2009).
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
47
Gambar 25. Sirih merah (Piper crocatum)
Dalam pengobatan tradisional, sirih merah banyak
dimanfaatkan untuk pengobatan hipertensi, radang liver, radang
prostat, radang mata, keputihan, maag, kanker payudara, nyeri sendi,
penurun dan pengontrol kadar gula darah, kosmetika, obat gangguan
jantung, TBC tulang, keputihan akut, tumor payudara, antiseptik
untuk mengeliminasi mikroorganisme dari kulit atau luka, misal
disebabkan oleh Candida albicans. Sebagai obat kumur dapat
membantu mencegah pembentukan plak gigi dan radang gusi, obat
batuk ekspektoran (Tukiman, 2004).
Kegiatan yang Dilakukan
48
e. Sereh
Sereh (Cymbopogon nardus L) merupakan sejenis tumbuhan
rumput‐rumputan yang daunnya panjang seperti ilalang. Sereh
mempunyai perawakan berupa rumput‐rumputan tegak, menahun
dan mempunyai perakaran yang sangat dalam dan kuat. Batang sereh
dapat tegak ataupun condong, membentuk rumpun, pendek, masif,
bulat dan sering kali di bawah buku‐bukunya berlilin. Daun sereh
berbentuk tunggal, lengkap, dan pelepah daunnya silindris gundul.
Susunan bunganya yaitu malai atau bulir majemuk, bertangkai atau
duduk, berdaun pelindung nyata, biasanya berwarna putih (Khasanah,
2011).
Sereh (Cymbopogon nardus L) biasanya digunakan sebagai
bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Selain itu, sereh
bermanfaat sebagai anti radang, menghilangkan rasa sakit dan
melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain yaitu untuk meredakan sakit
kepala, otot, batuk, nyeri lambung, haid tidak teratur dan bengkak
setelah melahirkan. Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh
air seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur, dan
penghangat badan. Sedangkan minyak sereh banyak digunakan
sebagai bahan pewangi sabun, spray, disinfektan, dan bahan
pengkilap (Khasanah, 2011).
Daun serai mengandung senyawa anti peradangan asam
klorogenik, isoorientin, dan swertijaponin. Manfaat daun serai dapat
mengatasi dan mencegah berbagai gangguan kesehatan. Daun serai
berkhasiat untuk antioksidan, antimikroba, anti peradangan,
mengurangi resiko kanker, detoksifikasi tubuh, dukung pencernaan
sehat menurunkan berat badan, meningkatkan kadar sel darah merah,
mengatasi tekanan darah tinggi, meningkatkan kesehatan kulit
(Suparmi dan Ari. 2012).
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
49
Gambar 26. Sereh (Cymbopogon nardus L)
f. Lidah Buaya
Lidah buaya (Aloe vera) adalah sejenis tumbuhan yang sudah
dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur
rambut, penyembuh luka dan untuk perawatan kulit. Tanaman iini
kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral,
vitamin, polisakarida, dan komponen lain yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan. Manfaat lidah buaya diantaranya menyuburkan
rambut, menyembuhkan luka, dijadikan untuk perawatan kulit,
meningkatkan sistem ketebalan tubuh, melakukan detoksifikasi
(pengeluaran racun dalam tubuh), diet/mengurangi berat badan,
membantu sistem pencernaan, mencegah peradangan, dan
mengobati wasir (Tukiman, 2004).
Kegiatan yang Dilakukan
50
Gambar 27. Lidah Buaya (Aloe Vera)
Pemasangan papan nama Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
dapat dilakukan setelah dilakukan penanaman yaitu dilakukan pada
Kamis, 4 Februari 2021. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
masyarakat dalam mengenali tanaman tersebut.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
51
Penggalangan Dana Di Kecamatan Banjarmasin
Utara
Donasi adalah sebuah pemberian pada umumnya bersifat
secara fisik oleh perorangan atau badan hukum, pemberian ini
mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat
keuntungan kepada orang lain (Anonim, 2008).
Dalam rangka membantu meringankan beban derita saudara-
saudara kita yang dilanda bencana banjir di Banjarmasin Utara, kami
bekerja sama dengan Kelompok KKN 6 mencoba mengumpulkan
bantuan yang sifatnya sementara sampai pelaksanaan pemulihan dan
rehabilitasi wilayah bencana dilaksanakan dan karena banyak dan
luasnya wilayah yang terkena bencana banjir tersebut warga
masyarakat yang terkena musibah mengalami banyak kesulitan
distribusi sembako, obat obatan DLL.
Inilah yang mendorong kami untuk turun ke jalan untuk
meminta sumbangan kepada pangguna jalan terutama warga
Banjarmasin dan sekitarnya yang diperantauan untuk bisa
menyisihkan sebahagian rezeki dalam membantu kesulitan saudara
kita yang terkena musibah sekedar bertahan sampai masa pemulihan
dan rehabilitasi selesai.
Pemberian donasi dapat berupa uang, makanan, barang,
pakaian, mainan ataupun tumpangan kendaraan akan tetapi tidak
selalu demikian, pada peristiwa darurat bencana atau dalam keadaan
tertentu lain misalnya donasi dapat berupa
bantuan kemanusiaan atau bantuan dalam bentuk pembangunan.
Kami kelompok 5 bekerjasama dengan kelompok 6 dalam
mengandakan penggalangan dana di tempat- tempat seperti
sepanjang jalan sungai andai, S Parman, Bundaran Kayutangi, Lampu
Merah Glow, Lampu Merah Cemara dan Lampu merah Sultan
Kegiatan yang Dilakukan
52
Adam.Yang sebelumnya pada Rabu, 20 Januari 2021 kami
mengajukan perizinan open donasi di polsek dan kelurahan serta
membuat poster untuk donasi. Penggalangan dana dilangsungkan
selama 3 hari pada tanggal 21-23 Januari 2021 dan memperoleh dana
sebanyak Rp. 4.306.000 yang mana dana ini kami pergunakan untuk
membeli sembako dan kebutuhan obat-obatan. Setelah itu dilakukan
penyaluran dana hasil donasi pada Senin, 25 Januari 2021 yang
didapatkan ke Posko di Sungai Gempa Kelurahan Sungai Jingah
Kecamatan Banjarmasin Utara. Penyaluran dana dilakukan pada pukul
08.00-12.00 WITA menggunakan alat transportasi perahu, yang mana
pada penyaluran dana ini kelompok 5 berkolaborasi bersama
kelompok 6. Untuk kampung kenanga diberikan bantuan kecil saja
berupa pemberian air bersih, makanan dan lain-lain, hal ini
dikarenakan aman atau sudah terbebas dari banjir. Selanjutnya untuk
proses persiapan pembagian obat-obatan kepada warga Kampung
Kenanga dilakukan pada Selasa, 26 Januari 2021 . Adapun obat-
obatan yang disiapkan untuk diberikan ke warga Kampung Kenanga
adalah Paracetamol, CTM, diapet, vitamin, salep kulit, dan minyak
kayu putih serta pembagian masker. Pembagian obat dilakukan pada
Kamis, 28 Januari 2021 dibantu oleh aparatur Kampung seperti RW,
polisi, RT, dan sebagainya tergantung kondisi dan ketersediaan dari
pihak kampung. Pada pembagian obat kami memberikan edukasi
mengenai khasiat obat kepada warga Kampung Kenanga.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
53
Hasil Kegiatan
Hasil Kegiatan yang dilakukan secara berkelompok selama
kuliah kerja nyata (KKN) yaitu gotong royong, penanaman toga,
penggalangan dana.
Gotong Royong
Kebersihan lingkungan ialah suatu keadaan yang bebas dari
segala kotoran maupun penyakit, yang dapat merugikan aspek
kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat. Kebersihan lingkungan
meliputi kebersihan tempat umum , kebersihan rumah, serta
kebersihan tempat kerja (Irawati et al, 2019).
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Jum’at, adapun tujuan dari
program ini untuk menjaga agar kampung kenanga tetap bersih dan
rapi. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan kelompok seperti
menyapu halaman, membersihkan taman, serta menyiram tanaman
yang dipandu oleh aparatur kampung seperti RT, RW dan Ketua lurah.
Kegiatan gotong royong juga dilaksanakan agar masyarakat
bisa menerapkan lingkungan yang bersih dan terhindar dari wabah
virus covid-19 serta kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mempererat
silahturahmi antar masyarakat.
Hasil Kegiatan
54
Gambar 28. Kegiatan gotong royong
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
55
Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga)
Penggunaan tanaman tradisional di Indonesia sangatlah luas di
berbagai lapisan masyarakat, baik itu di desa maupun di kota.
Penggunaan tanaman obat telah banyak di aplikasikan di masyarakat
namun masih sedikit yang paham tentang fungsi maupun kegunaan
dari tanaman tersebut, sehingga perlunya informasi terhadap
masyarakat (Sahidin et al., 2019). Program ini bertujuan sebagai
apotik hidup ketika masyarakat membutuhkan obat-obatan
sederhana.
Waktu penanaman dilaksanakan pada tanggal 29 januari 2021,
Penanaman dilakukan di halaman Kelurahan Sungai Jingah, yang
awalnya hanya lahan kosong yang hanya di tumbuhi tanaman liar.
Tanaman obatnya terdiri dari kunyit putih 2 buah, tapak dara 1 buah,
miana 1 buah, sirih merah 1 buah, sereh 1 buah, lidah buaya 1 buah.
Dari berbagai tanamanan tersebut banyak sekali memiliki manfaat
untuk pengobatan berbagai penyakit kemudian tanaman tersebut
berpotensi memiliki khasiat untuk meningkatkan imunitas tubuh
sehingga sangat berpotensi untuk dilestarikan selama masa pandemi
Covid-19.
Tabel 8. Tabel uraian biaya yang digunakan : No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah
1 Kunyit Putih 2 pot Rp 35.000,- Rp 70.000
2 Tapak Dara 2 pot Rp 25.000,- Rp 50.000
3 Miana 1 pot Rp 25.000,- Rp 25.000
4 Sirih Merah 1 pot Rp 40.000,- Rp 40.000
5 Sereh 1 pot Rp 10.000,- Rp 10.000
6 Lidah Buaya 1 pot Rp 32.000,- Rp 32.000
7 Tanah Pupuk 2 karung Rp 8.000,- Rp 16.000
8 Sekam Bakar 1 karung Rp 6.000,- Rp 6.000
Hasil Kegiatan
56
No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah
9 Laminating & Print 8 buah Rp 3.000,- Rp 24.000
Total Rp 273.000
Berdasarkan tabel 8 merupakan hasil pembelian tanaman-
tanaman obat keluarga yang akan di tanam dan dilestarikan di sekitar
kelurahan sungai jingah. Penanaman TOGA disaksikan oleh ketua
lurah sebagai penanggung jawab kegiatan kami saat KKN-Mandiri
2020/2021.
Gambar 29. Kegiatan Penanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga)
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
57
Penggalangan Dana di Kecamatan Banjarmasin
Utara
Pada awal tahun 2021 Kalimantan selatan diterjang bencana
banjir yang menimpa beberapa kota dan kabupaten salah satunya di
daerah Kecamatan Banjarmasin Utara. Banjir merupakan fenomena
alam yang bersumber dari curah hujan yang cukup tinggi dengan
durasi yang lama pada daerah aliran sungai (DAS) (Kasih, Juaeni and
Harijono, 2007).
Program ini merupakan kegiatan penggalangan dana yang
kemudian di berikan kepada masyarakat di sungai gempa. Donasi
dilakukan selama 3 hari dimulai dari jum’at tanggal 22 Januari – 24
Januari 2021, Penggalangan dana ini dilakukan di daerah perempatan
lampu merah Jln.Sultan adam. Hasil dari penggalangan dana dibelikan
beberapa sembako seperti mie instan, sarden, gula, minyak goreng,
beras, serta ada beberapa pakaian bekas dan beberapa pembalut dan
popok bayi. Kemudian donasi ini disalurkan kepada masyarakat di
sungai gempa dan kampung kenanga yang terdampak banjir.
Pemilihan tempat ini didasarkan pada arus lalu lintas
(keramaian jalan) serta durasi lampu merah yang cukup lama,
perempatan lampu merah sultan adam sendiri terbilang cukup ramai
sehingga mampu menghasilkan uang penggalangan dana yang cukup
banyak. Namun, ada beberapa kendala saat melakukan penggalangan
dana pertama, terkendala cuaca kedua, ada beberapa organisasi yang
juga melakukan penggalangan dana sehingga uang hasil donasi tidak
maksimal. Waktu merupakan salah satu faktor penunjang semakin
lama kita melakukan donasi maka semakin banyak hasil yang
didapatkan.
Dari tabel 9 di peroleh hasil penggalangan dana sebesar Rp.
4.306.000 yang kemudian hasil tersebut kami belikan beberapa
Hasil Kegiatan
58
kebutuhan pokok yang akan disalurkan di desa sungai gempa dan
kampung kenanga yang berlokasi di kelurahan sungai jingah
pembelian sembako dilakukan pada tanggal 23 Januari 2021 dengan
perwakilan kelompok 5 dan 6.
Gambar 30. Kegiatan Penggalangan Dana di Jalan
Tabel 9. Perolehan uang dari hasil donasi serta beberapa dari donatur dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Donasi Berupa Uang
No. Donatur Bentuk Donasi Jumlah Donasi
1 Hamba Allah Uang Rp. 170.000
2 Hamba Allah Uang Rp. 100.000
3 Hamba Allah Uang Rp. 500.000
4 Masyarakat daerah Tarakan Uang Rp. 67.000
5 Bundaran Hasanuddin Uang Rp. 188.000
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
59
Donasi Berupa Uang
No. Donatur Bentuk Donasi Jumlah Donasi
6 Masyarakat depan Gereja
S.Parman
Uang Rp. 120.000
7 Masyarakat Sultan Adam Uang Rp. 454.000
8 Masyarakat Depan Glow Uang Rp. 376.000
9 Hamba Allah Uang Rp. 20.000
10 Masyarakat Sultan Adam (22
jan)
Uang Rp. 333.200
11 masyarakat banjarmasin (23
jan)
Uang Rp. 927.800
12 Hamba Allah Uang Rp. 1.000.000
13 Hamba Allah Uang Rp. 50.000
Jumlah Rp. 4.306.000
Hasil Kegiatan
60
Gambar 31. Kegiatan Pembelian Sembako Untuk Korban Banjir di
Kelurahan Sungai Jingah
Tabel 10. Berikut merupakan daftar uraian biaya sembako yang dibeli dari hasil uang donasi :
No Uraian Volume Jumlah
1 Minyak goreng fortune 12 bungkus Rp 333.000
2 Teh 6 bungkus Rp 26.100
3 Beras 30 Kg Rp 399.000
4 Kopi 6 bungkus Rp 59.750
5 Penyedap rasa 33 bungkus Rp 13.200
6 Telur 11,6 Kg Rp 267.690
7 Snack 3 kotak Rp 24.000
8 Susu Kental 6 bungkus Rp 31.690
9 Mie 9 dus Rp 500.000
10 Susu ibu hamil 3 kotak Rp 182.600
11 Pembalut 3 kemasan Rp 61.500
12 Sarden 9 kaleng Rp 173.800
13 Air Mineral 67 dus Rp 1.005.000
14 Tranport Logistik 1 perahu Rp 250.000
Total Rp 4.071.290
Berdasakan tabel 10 di peroleh daftar hasil pembelian sembako
yang akan disalurkan disungai gempa, penyaluran bantuan ke sungai
gampa bertepatan pada tanggal 25 januari 2021. Penyaluran ini
dilakukan oleh 2 kelompok kkn kecamata banjarmasin utara.
Transfortasi yang digunakan untuk ke sungai gempa menggunakan
perahu. Karena, terkendala pasangnya air sungai sehingga penyaluran
hanya bisa pada posko utama, kemudian disalurkan ke masing-masing
RT di sungai gampa.
Berdasakan tabel 10 di peroleh daftar hasil pembelian sembako
yang akan disalurkan disungai gempa, penyaluran bantuan ke sungai
gampa bertepatan pada tanggal 25 januari 2021. Penyaluran ini
dilakukan oleh 2 kelompok kkn kecamata banjarmasin utara.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
61
Transfortasi yang digunakan untuk ke sungai gempa menggunakan
perahu. Karena, terkendala pasangnya air sungai sehingga penyaluran
hanya bisa pada posko utama, kemudian disalurkan ke masing-masing
RT di sungai gampa.
Gambar 32. Kegiatan Pembagian Sembako Untuk Korban Banjir di
Kelurahan Sungai Jingah
Hasil Kegiatan
62
Pembagian Obat dan Masker di Kampung
Kenanga
Program ini bentuk kepedulian mahasiswa pada kesehatan
masyarakat pasca banjir. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28
januari 2021. Pembagian obat-obatan ini dilakukan sebagai upaya
untuk membantu masyarakat pasca banjir, obat-obat yang dibagi
meliputi : paracetamol, CTM, vitamin B kompleks, diapet, minyak kayu
putih dan salep gatal-gatal. Obat –obatan ini kemudian dibagikan
pada masyarakat disekitaran pinggiran sungai di kampung kenanga.
Gambar 33. Kegiatan Pembagian Obat dan Masker Untuk Korban Pasca
Banjir di Kampung Kenanga
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
63
Tabel 11. Berikut merupakan daftar uraian biaya obat-obat dan perlengkapan yang dibeli :
No Uraian Volume Jumlah
1 Paracetamol tab 5 box Rp 75.000
2 Minyak Kayu putih 2 lusin Rp 126.000
3 Diapet Anak 2 box Rp 18.000
4 Diapet Dewasa 1 box Rp 48.000
5 Pagoda salep 2 box Rp 126.000
6 Detista 2 box Rp 40.000
7 Vitamin B komplek 10 box Rp 170.000
8 Plastik klip 2 pak Rp 34.000
Berdasarkan tabel 11 di ketahui daftar uraian biaya pembelian
obat-obatan yang akan disalurkan kepada warga kampung kenanga
pasca banjir dengan harapan kesehatan dan kualitas hidup warga di
sekitar dapat terjaga dengan baik.
Usulan Pemberdayaan Masyarakat di Kampung
Kenanga
1. Memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan
yang dapat mengelola hasil menganyam urung, IKM (Industri
Kecil Menengah) sasirangan walaupun usaha ini dilakukan diluar
kampung kenanga tetapi para pekerja sasirangan masih banyak
yang berasal dari kampung kenanga sehingga harapannya
kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian warga kampung
kenanga.
2. Kegiatan gotong royong yang kami (kelompok 5) lakukan setiap
minggunya diharapkan dapat mempererat hubungan silahturahmi
antar warga sekitar karena jika dilihat selama kegiatan KKN-M
dikampung kenanga warga sekitar tingkat individualismenya masih
Hasil Kegiatan
64
tinggi sehingga diharapkan aparatur kampung bisa melakukan
evaluasi kembali terkait hal tersebut.Kemudian dengan
berakhirnya kegiatan KKN-Mandiri tahun 2020/2021 yang
dilakukan oleh kami kelompok lima selaku mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin mengharapkan masyarakat tetap
menjaga lingkungan sekitar dan melakukan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) agar terhindar dari berbagai macam penyakit
dan imunitas tubuh tetap terjaga selama masa pandemi Covid-19
dengan harapan terhindar dari penularan virus Covid-19.
3. Menyediakan tempat wisata di sekitar kampung kenanga karena
keunikan kampungnya yang berada di bantaran sungai martapura
hal itu didukung dengan adanya dermaga yang indah dan
banyaknya wisata kuliner yang bisa dikunjungi sehingga menarik
perhatian khalayak luas.
Gambar 34. Kegiatan Masyarakat Mengayam Urung
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
65
Gambar 35. Warung Baimbai
Gambar 36. Museum WASAKA
Hasil Kegiatan
66
Gambar 37. Dermaga RT.11 dan
Gambar 38. Potensi Wisata Susur Sungai
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
67
4. Melakukan pencegahan secepat mungkin terkait penggunaan air
sungai yang masih sering dilakukan karena dampaknya sangat
tidak baik bagi kesehatan apalagi mengingat limbah dari IKM
sasirangan yang sering dibuang kebantaran sungai walaupun IKM
sasirangan itu tidak dilakukan dikampung kenanga kegiatannya,
akan tetapi dampaknya tetap saja mengalir sampai ke sungai
daerah Kampung Kenanga. Jadi harapannya buat ketua lurah
sungai jingah bisa mengalokasikan hal ini ke aparatur kampung
kenanga khususnya RT, RW, dan sebagainya agar bisa
memberikan arahan dan edukasi kepada masyarakat disekitar
supaya tidak lagi melakukan hal tersebut dengan harapan kualitas
hidup masyarakat meningkat.
Gambar 39. Limbah IKM Sasirangan
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
69
Daftar Pustaka
Anita, A. S., Zubir, E. and Amani, M. 2018, Budidaya Tanaman Sayuran Dan Tanaman
Obat Keluarga ( Toga ) Di Kelurahan Alalak Selatan, Seminar Nasional
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka, pp. 35–43.
BPS Kota Banjarmasin 2020, Kecamatan Banjarmasin Utara Dalam Angka 2020.
Chaerunnisa. 2018, Kajian Etnobotani Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L.)
Sebagai Tanaman Obat Masyarakat Desa Pallangga Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa, in Skripsi, pp. 1–81. Available at: http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/11878/1/CHAERUNNISA.PDF.
Dalimartha, S. 2007, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta, Trubus Agriwidya. Hal:
36
Anonim. 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Dewi, S. P. and Widiyawati, I. 2019, Pengenalan Teknologi Budidaya Tanaman Obat
Sebagai Upaya Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Kelurahan Pabuaran
Purwokerto, Jawa Tengah, Panrita Abdi (Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat), 3(2), pp. 105–112.
Effendi, Tadjuddin Noer. 2013, Budaya Gotong-royong Masyarakat dalam Perubahan
Sosial Saat Ini, Jurnal Pemikiran Sosiologi2 (1) 1-18
Fatnar, Virgia Ningrum & Choirul Anam. 2014, Kemampuan Interaksi Sosial Antara
Remaja Yang Tinggal Di Pondok Pesantren Dengan Yang Tinggal Bersama
Keluarga, Jurnal Fakultas Psikologi, 2 (2) 71-75]
Kementerian Kesehatan RI. 2011, 100 Top Tanaman Obat Indonesia, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Jakarta
Daftar Pustaka
70
Harjono, Y., Yusmaini, H. and Bahar, M. 2017, Penyuluhan Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga dan Penanaman Tanaman Obat Keluarga di Kampung Mekar Bakti
01/01, Desa Mekar Bakti Kabupaten Tangerang, JPM Ruwa Jurai, 3, pp. 16–
22.
Irawati, D. Y., B, Y. H. and Marcella, O. 2019, Peningkatan Lingkungan Bersih dan Sehat
di Kampung Kalisari Timur I, Surabaya, Jurnal Bakti Saintek: Jurnal
Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi, 3(2), p. 47. doi:
10.14421/jbs.1514.
Juliantina R, F. et al. 2009, Manfaat Sirih Merah (Piper Crocatum)sebagai Agen Anti
Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Bakteri Gram Negatif, Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 1(1), pp. 12–20.
Kasih, B. T. H., Juaeni, I. and Harijono, S. W. B. 2007, Proses Meteorologis Bencana
Banjir Di Indonesia, Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 8(2), pp. 1–13. doi:
10.31172/jmg.v8i2.12.
Koentjaraningrat. 2005, Pengantar Antropologi I, Jakarta, PT Rineka Cipta.
Kurniawan, V. and Tinus, A. 2019, Pelestarian Nilai Gotong-Royong Melalui Kelompok
Seni Kuda Lumping, Civic Hukum, 4(2), pp. 174–182.
Mindarti, S. and Bebet, N. 2015, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), in Buku Saku, pp. 1–
24.
Parfati, N. and Windono, T. 2016, Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Kajian
Pustaka Aspek Botani, Kandungan Kimia, dan Aktivitas Farmakologi, MPI
(Media Pharmaceutica Indonesiana), 1(2), pp. 106–115. doi:
10.24123/mpi.v1i2.193.
Pawane, F. S. 2016, Fungsi Pomabari (Gotong Royong) Petani Kelapa Kopra Di Desa
Wasileo Kecamatan Maba Utara Kabupaten Halmahera Timur Provinsi
Maluku Utara, Jurnal Holistik, 10(18), pp. 1–22.
Penelitian, A. K. 2016, Profil Kelurahan Sungai Jingah, 2(32), pp. 1–13.
Pratiwi, F. B. 2012, Budidaya Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum) dan Khasiat
Sebagai Obat Tradisional di PT Indmira Citra Tani Nusantara Yogyakarta, in
Tugas Akhir, pp. 1–50.
Rahman, Adi. 2016, Perubahan Budaya Bergotong-royong Masyarakat di Desa Santan
Tengah Kecamatan Marangkayu, eJournal Sosiatri- Sosiologi, 4 (1) 86-99.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Dan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Berbasis Digital
71
Retno Atun Khasanah, E. 2011, Pemanfaatan Ekstrak Sereh (Chymbopogon Nardus
L.)Sebagai Alternatif Anti Bakteri Staphylococcusepidermidis Pada
Deodoran Parfume Spray, Pelita - Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, pp. 1–
9.
Sahidin, S. et al. 2019, Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Pemanfaatannya Sebagai
Penunjang Kesehatan Masyarakat di Desa Sindangkasih, Pharmauho:
Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan, 4(2), pp. 2–5. doi:
10.33772/pharmauho.v4i2.6276.
Sumiastri, Priadi, N.D., & Cahyani, Y. 2011, Variasi Jenis Tanaman Obat dalam Upaya
Penggalakan TOGA di Pekarangan Desa Cangkring, Jember Berk, Penelitian
Hayati, 4D: 39-43.
Suparni, I. & Wulandari, A. 2012, Herbal Nusantara 1001 Ramuan Tradisional Asli
Indonesia, Yogyakarta, Rapha Publishing.
Suprihatin, Ira. 2014, Perubahan Perilaku Bergotong Royong Masyarakat Sekitar
Perusahaan Tambang Batubara di Desa Mulawarman Kecamatan
Tenggarong Seberang, eJournal Sosiatri, 1 (3) 63- 77.
Sutarjadi. 1992, Tumbuhan Indonesia Sebagai Sumber Obat, Surabaya, Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga
Tukiman. 2004, Pemanfaatan Tamanan Obat Keluarga (TOGA) untuk Kesehatan
Keluarga, Universitas Sumatra Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Daftar Pustaka
72