pengaruh ak-47 dalam kehidupan sosial masyarakat afrika
DESCRIPTION
Jurnal tentang pengaruh AK-47 dalam kehidupan sosial masyarakat AfrikaTRANSCRIPT
PENGARUH MASUKNYA AK-47 DALAM SENDI-SENDI KEHIDUPAN SOSIAL
MASYARAKAT AFRIKA
Abstract
AK-47 is a common assault rifle in Africa. This weapon can be used by everyone; soldier,
civil society, rebels, and others. The entrance of AK-47 in African society influence their social
activity in daily life. In this journal, writer use book study method, by reading literature and
collecting data that is available in electronic book and internet. In order to anticipate the impact
of availability of AK-47 in African society, states in Africa should create a coerce law to control
the usage of AK-47, and the society should use this weapon wisely and only for certain purposes.
Keywords: AK-47, assault rifle, African society, social life.
Pendahuluan
AK-47 (Avtomat Kalashnikova 1947) adalah assault rifle atau senapan serbu yang sangat
efektif di muka bumi. Senapan ini memiliki berbagai keunggulan dalam berbagai aspek
dibandingkan dengan senapan-senapan lain yang pernah diciptakan selama era Perang Dingin.
Senapan serbu hasil karya Mikhail Kalashnikov ini memiliki daya tahan yang sangat baik dalam
berbagai kondisi seperti medan perang berlumpur, berpasir, dan cuaca dingin sehingga tidak
mudah macet ketika digunakan, dan kaliber 7.62 mm yang sangat efektif jika digunakan untuk
membunuh lawan.
Pemerintah Uni Soviet memanfaatkan potensi dan ini dengan menggenjot produksi massal
senjata ini mulai tahun 1947 karena permintaan senjata AK-47 yang meningkat. Senjata ini telah
memperoleh berbagai pengakuan atas kehandalan dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
di muka bumi. Salah satu contoh kehandalan senjata ini yaitu pada masa perang Vietnam.
Senjata ini tidak mudah rusak meskipun digunakan dalam medan perang berlumpur di Vietnam.
Senjata ini tersebar secara masif diberbagai belahan dunia, khususnya di Afrika.
Melimpahnya stok senjata ini di gudang senjata Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet memaksa para
pengambil kebijakan memutuskan untuk menjual AK-47 ke Afrika dengan harga yang sangat
murah. Mereka beranggapan bahwa pasar persenjataan di Afrika masih berpotensi untuk
penjualan senjata. Senjata ini tersebar di berbagai kalangan di Afrika, mulai dari aparat negara,
pemberontak, bahkan masyarakat sipil juga menggunakan senjata ini.
Masifnya persebaran AK-47 ikut merubah kehidupan sosial masyarakat di Afrika.
Masyarakat di Afrika kini mulai meninggalkan senjata tradisional mereka dan beralih
menggunakan AK-47. Pada umumnya AK-47 digunakan dalam berbagai konflik antar suku
ataupun melindungi diri. Keamanan yang buruk di Afrika memaksa mereka untuk menjaga
keamanan mereka setiap saat dengan senjata yang murah dan mudah. Anak kecil di beberapa
negara di Afrika mulai terbiasa menggunakan AK-47 dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Bahkan, AK-47 digunakan dalam lambang negara di beberapa negara di Afrika seperti
Zimbabwe, Mozambik, dan Burkina Faso. Tidak heran, keseharian mereka tidak lepas dari
senjata AK-47. Senjata ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Afrika. Maka dari
itu, sangat perlu dilakukan peninjauan dan analisis yang mendalam dari pengaruh penggunaan
AK-47 dalam sendi-sendi kehidupan sosial di Afrika, sehingga dapat dietahui bagaimana cara
terbaik dalam menghadapi pengaruh dari penggunaan AK-47 di Afrika dari sudut pandang
sosial.
Pembahasan
A. AK-47 sebagai Senjata Militer di Afrika
AK-47 merupakan senjata utama bagi sebagian angkatan bersenjata negara-negara di
Afrika. Senjata ini sangat sesuai dengan kebutuhan, tahan terhadap kondisi geografis di Afrika,
dan anggaran alutsista mereka. Negara-negara yang mengoperasikan senjata ini adalah Aljazair,
Benin, Botswana, Cape Verde, Republik Afrika Tengah, Chad, Kongo, Republik Demokratik
Kongo, Mesir, Naimbia, Ethiopia, Gabon, Guinea, Guinea-Bissau, Guyana, Lesotho, Libya,
Liberia, Mali, Maroko, Mozambique, Sierra Leone, Sudan, Tanzania, Togo, Zambia, dan
Zimbabwe (Writer, 2014).
Beberapa negara di Afrika juga aktif memproduksi AK-47 dalam berbagai varian. Negara-
negara ini aktif memproduksi AK-47 untuk memenuhi kebutuhan yang besar akan senjata ini
dari militer di negara-negara di Afrika. Beberapa negara di Afrika yang memproduksi AK-47
adalah Mesir, Afrika Selatan, Sudan, dan Nigeria.
B. AK-47 dalam Berbagai Konflik di Afrika
AK-47 tersebar dengan sangat cepat di Afrika. Bedasarkan data dari Small Arms Suvey
(Gideon, 2006, p. 73), satu senjata berputar di Afika untuk setiap 20 orang. Dari data ini dapat
dilihat bahwa 30 juta pucuk senjata ringan melewati daerah Afrika.
Perputaran senjata AK-47 di afrika yang sangat cepat menyebabkan melimpahnya jumlah
senjata ini. Surplusnya jumlah AK-47 didukung oleh harganya yang murah. Murahnya senjata ini
disebabkan oleh jumlah yang melimpah. Sebagai contoh, harga sebuah AK-47 di Mozambique
hanya sebesar 15 dollar Amerika. (Gideon, 2006, p.74). Di Sudan Selatan, jumlah senjata AK-47
yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada jumlah buku yang tersedia untuk anak-anak
sekolah (Tagbo, 2013)
Senjata ini diperjualbelikan secara gelap di Afrika. Di beberapa negara di Afrika senjata ini
diperjualbelikan secara bebas tanpa adanya aturan yang ketat. AK-47 menjadi senjata favorit
oleh geng narkoba, teroris yang mengatasnamakan agama tertentu, politikus, militan, penculik,
autokrasi, gerilyawan, tentara anak, dan pencuri bersenjata (Tagbo, 2013).
Sebagaimana disebutkan oleh Oxfam (2007), AK-47 merupakan senjata yang sangat umum
digunakan dalam berbagai konflik di Afrika. Senjata ini dapat digunakan untuk berbagai tindak
kejahatan yang merugikan masyarakat sipil di Afrika. Terdapat beberapa contoh penggunaan
senjata AK-47 (Tagbo, 2013). Dalam konflik di Delta Niger, Nigeria, senjata ini digunakan oleh
teroris dan militan untuk melawan pemerintahan Nigeria. AK-47 dijadikan senjata favorit oleh
pemberonak RUF (Revolutionary United Front) dalam perang saudara di Sierra Leone pada
tahun 1991-2002. Pemberontak Boko Haram di Nigeria juga menggunakan senjata AK-47 dalam
melancarkan aksi mereka. Serangan terroris di Kenya juga menggunakan senjata AK-47.
C. AK-47 Sebagai Senjata Favorit Perlindungan Diri Masyarakat Sipil
AK-47 merupakan alat perlindungan diri yang murah dan bermanfaat bagi masyarakat sipil
di Afrika. Senjata ini sangat mudah untuk dirawat dan mudah untuk digunakan. Mereka
menggunakan senjata ini untuk menjaga rumah mereka dan sebagai alat pengamanan mereka jika
berada di luar rumah sehingga dijuluki sebagai African Credit Card. African Credit Card
merupakan ungkapan lucu di beberapa negara afrika yang menggambarkan bahwa seseorang
harus membawa AK-47 ketika berpergian ke luar rumah (Marley, 2011, P. 273)
Suku-suku di Afrika kini telah mengalami “modernisasi” dalam usaha mereka menjaga
hewan ternak mereka. Pria di suku-suku di Afrika tidak lagi menggunakan senjata tradisional,
dan sudah menggunakan senjata AK-47 untuk menjaga ternak mereka. Salah satu contoh adalah
pria suku Surma yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka merawat ternak sapi mereka
(Novak, 2010). Mereka menjaga ternak-ternak mereka dari suku-suku tetangga dengan senapan
mesin AK-47. Selain itu, suku Dinka menggunakan senapan AK 47 buatan Rusia untuk menjaga
sapi-sapinya di kamp penggembala ternak di Rumbek, ibukota Negara bagian Lakes, Sudan.
(Tomasevic, 2013)
Gambar 1. Suku Dinka menjaga ternak dengan AK-47. Gambar ini menunjukkan bahwa AK-47
dapat digunakan oleh masyarakat sipil sebagai alat pertahanan.
D. AK-47 di Tangan Anak-Anak Afrika
AK-47 sangat murah dan mudah untuk digunakan. Seseorang dengan kemampuan yang
rendah atau bahkan tidak memiliki kemampuan menggunakan senjata dapat menggunakan
senjata ini dengan mudah. Siapapun dapat menggunakan senjata ini, termasuk anak-anak.
Di Afrika, anak-anak direkrut menjadi tentara anak, baik itu dilakukan oleh negara ataupun
pemberontak. Tentara anak adalah setiap orang di bawah usia 18 tahun yang, atau yang telah,
direkrut atau digunakan oleh kekuatan bersenjata atau kelompok bersenjata dalam kapasitas apa
pun, termasuk namun tidak terbatas pada anak-anak, anak-anak, digunakan sebagai pejuang,
koki, pembantu prajurit, utusan, mata-mata atau untuk tujuan seksual. Ini tidak hanya mengacu
pada seorang anak yang sedang atau telah mengambil bagian langsung dalam permusuhan (Paris
Principles and Guidelines on Children Associated with Armed Forces or Armed Groups, 2007).
Pada umumya anak-anak ini diculik dari keluarga mereka ataupun yang telah kehilangan orang
tua mereka. Tentara anak digunakan untuk memata-mati musuh, membantu pasukan dewasa, dan
bahkan ikut di pertempuran. Mereka dilatih sebagai tentara anak-anak dengan menggunakan
senjata AK-47.
Gambar 2. Tentara Anak di Afrika dengan AK-47. Gambar ini menunjukkan bahwa anak-anak di
Afika juga dapat menggunakan senjata AK-47
Anak-anak yang menggunakan AK-47 sangatlah berbahaya (Gideon, 2006, p.76). Anak-
anak ini sangat mahir dalam menggunakan senjata, dan mereka masih belum bisa menentukan
siapa musuh dan siapa kawan mereka. Sebagaimana disebutkan oleh UNICEF (1996), mereka
juga mudah untuk diintimidasi untuk mengikuti perintah komandan mereka. Mereka akan
memandang kekerasan adalah jalan terbaik dalam hidup mereka, dan pada akhirnya mereka akan
memilih untuk bertempur.
Terdapat beberapa kisah anak-anak yang dipaksa menjadi tentara anak selama konflik di
Afrika dan dilatih untuk menggunakan AK-47. Salah satu kisah tersebut diceritakan oleh
Sangeba, seorang anak yang ketika dipaksa menjadi tentara anak pada usia 12 tahun di Sierra
Leone (BBC, 2005). Ketika itu pemberontak RUF (Revolutionary United Front) menangkap
dirinya dan teman-temannya ketika mereka sedang pergi ke sekolah. Pemberontak juga
menangkap ayah dan ibunya, dan membunuh ayahnya di hadapannya. Pemberontak mengajari
Sangeba untuk menggunakan senjata AK-47 untuk bertempur. Senjata ini menurut Sangeba
adalah senjata yang paling popular yang digunakan oleh pemberontak RUF di Sierra Leone.
Kisah pilu lainnya yang dialami oleh seorang anak sebagai tentara anak-anak dengan
menggunakan senjata AK-47. Kejadian ini dialami oleh Dennis Ojok (Peter Eichstaedt, 2009, p.
36). Ia diculik oleh LRA (Lord’s Resistance Army) dari rumahnya utara dari Gulu, Uganda,
ketika ia berusia 11 tahun. Ia pindah dengan pemberontak dengan berjalan kaki ke Sudan selatan
di mana ia selamat dari penyergapan oleh Tentara Pembebasan Rakyat Sudan. Pemberontak
LRA mengajarinya mengoperasikan AK-47. Selama menjadi tentara anak, ia mencuri ternak dan
makanan dar masyarakat sekitar
E. AK-47 Sebagai Simbol Negara-Negara di Afrika
AK-47 merupakan senjata yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Afrika.
Senapan serbu ini dijadikan simbol-simbol perjuangan masyarakat Afrika. Simbol-simbol AK-47
dapat dilihat dalam bendera ataupun lambang dari beberapa negara di Afrika. Adapun negara-
negara di Afrika yang menggunakan simbol AK-47 dalam bendera dan lambang negara mereka
adalah Mozambique, Zimbabwe, dan Burkina Faso.
Lambang negara Zimbabwe merupakan salah satu bendera yang unik. Dalam bendera
Zimbabwe terdapat simbol senjata AK-47 yang disilangkan dengan cangkul. Simbol AK-47
melambangkan senjata yang mampu berbicara banyak dalam mengatasi pejuang perlawanan
(Chivers, 2010, P. 255). Lambang ini didesain oleh Jozsef Tibor Fejes.
Gambar 3. Lambang Negara Zimbabwe. Di dalam lambang ini terdapat simbol AK-47 yang
berarti senjata yang mampu berbicara banyak dalam mengatasi pejuang perlawanan.
Bendera negara Mozambique juga tergolong unik. Dalam bendera ini terdapat simbol AK-
47 yang disilang dengan cangkul. Simbol AK-47 berarti bertahan dan waspada (Rottman, 2012,
p. 73). Bendera ini sempat digunakan dari tahun 1975 sampai dengan tahun 1999.
Gambar 4. Bendera Mozambique pada tahun 1975-1999. Di dalam bendera ini meunjukkan
simbol AK-47 yang disilangkan dengan cangkul.
Lambang negara Burkina Faso juga menjadi unik. Lambang ini menjadi unik dengan
adanya simbol AK-47. Lambang ini didesain oleh Thomas Sankara. Di dalam lambang ini
terdapat simbol AK-47 dan cangkul yang disilang. Di atas simbol cangkul dan AK-47 terdapat
bintang berwarna merah. Tepat di bawah symbol cangkul dan AK-47 terdapat lambang buku.
Simbol ini dilingkari dengan gir berwana merah, dan terdapat pohon jagung sebagai lambang
hasil pertanian di Burkina Faso. Simbol AK-47 sendiri bermakna perjuangan. Lambang ini
berlaku mulai tahun 1984 dan diganti pada tahun 1997.
Gambar 5. Lambang Negara Burkina Faso 1984-1997. Senjata AK-47 sempat menjadi simbol
dari negara Burkina Faso
Penutup
Sudah jelas, penyebaran AK-47 yang besar-besaran pasca perang dingin mempengaruhi
berbagai sendi kehidupan sosial budaya di Afrika. AK-47 merupakan senjata yang menjadi
bagian penting dalam kehidupan masyarakat mereka. Senjata ini bahkan menjadi simbol
perjuangan rakyat di beberapa negara di Afrika. Siapapun dapat menggunakan senjata ini dan
dengan tujuan apapun. Namun dalam kenyataannya senjata ini banyak disalahgunakan oleh
pihak-pihak tertentu yang ingin memperjuangkan kepentingannya. Penyebaran yang tidak
terkendali dan penggunaan yang disalahgunakan menimbulkan penderitaan bagi masyarakat
yang tidak berdosa. Penyebaran senjata ini hendaknya lebih dikontrol oleh negara yang
bersangkutan agar tidak terjadi penyalahgunaan terhadap senjata ini. Senjata serbu yang digemari
masyarakat Afrika ini hendaknya dapat digunakan secara bijak supaya tidak merugikan
kehidupan mereka, karena kemungkinan senjata ini dapat memperparah permasalahan sosial
yang saat ini telah melanda Afrika.
Daftar Pustaka
AK-47: The Sierra Leone child soldier. (2005, 6 Desember). BBC. Diambil dari
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/4500358.stm
Burrows, Gideon. (2006). Trigger Issues One Small item, One Giant Impact Kalashnikov AK47.
United Kingdom: New Internationalist Publications Ltd. Tersedia dalam database Google
Books
Chivers, C. J. (2010). The Gun. New York City: Simon and Schuster. Tersedia dalam database
Google Books
Eichstaedt, Peter. (2009). First Kill Your Family: Child Soldiers of Uganda and the Lord's
Resistance Army. Chicago: Chicago Review Press. Tersedia dalam database Google Books
Fifteen years of conflicts have cost Africa around $300bn. (2007). Diambil pada 19 Juni 2014,
dari http://www.oxfam.org/en/node/209
Foto Bendera Mozambique pada tahun 1975-1999 [Foto] (n.d.). Diambil pada 24 Juni 2014 dari
http://rt.com/news/kalashnikov-rifle-ak47-facts-691/
Foto Suku Dinka menjaga ternak dengan AK-47 [Foto] (n.d.). Diambil pada 24 Juni 2014 dari
http://www.abc.net.au/news/2013-12-25/dinka-tribesman-carries-an-ak-47-in-south-
sudan/5174704
Foto Tentara Anak di Afrika dengan AK-47 [Foto] (n.d.). Diambil pada 24 Juni 2014 dari
http://www.artileri.org/2012/11/anak-kecil-afrika-bersenjata-ak-47.html
Gambar Lambang Negara Burkina Faso 1984-1997 [Gambar] (n.d.). Diambil pada 24 Juni 2014
dari http://states-world.ru/arms/bfo-ax3.png
Gambar Lambang Negara Zimbabwe [Gambar] (2012). Diambil pada 24 Juni 2014 dari
http://terkonyol.blogspot.com/2012/06/ak47-yang-menjadi-simbol-di-beberapa.html
Marley, David. (2011). Modern Piracy. California: ABC-CLIO. Tersedia dalam database Google
Books
Rottman, Gordon L. (2012). The AK-47 Kalashnikov-series assault rifles. United Kingdom:
Osprey Publishing. Tersedia dalam database Google Books
Staff Writer. (2014). Since 1949, the timeless Kalashnikov AK-47 Assault Rifle has found many
homes - and users. Diambil pada 18 Juni 2014 dari
http://www.militaryfactory.com/smallarms/detail.asp?smallarms_id=19
Tagbo, Evelyn. (2013). AK-47, Africa and the Curse of A Weapon by Evelyn Tagbo. Diambil
pada 19 Juni 2014 dari http://saharareporters.com/article/ak-47-africa-and-curse-weapon-
evelyn-tagbo
Tomasevic, Goran. (2013, 25 Desember). Dinka tribesman carries an AK-47 in South Sudan.
ABC. Diambil dari http://www.abc.net.au/news/2013-12-25/dinka-tribesman-carries-an-ak-
47-in-south-sudan/5174704
UNICEF. (1996). Children as soldiers. Diambil pada 16 Juni 2014, dari
http://www.unicef.org/sowc96/2csoldrs.htm