pengaruh campuran kunyit, kayu manis atau daun …digilib.unila.ac.id/61662/3/skripsi tanpa bab...

57
PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN JAMBU BIJI TERHADAP TOTAL FENOL, FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MI TAPIOKA (Skripsi) Oleh TIARA ALFIANI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN JAMBUBIJI TERHADAP TOTAL FENOL, FLAVONOID DAN AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN MI TAPIOKA

(Skripsi)

Oleh

TIARA ALFIANI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2020

Page 2: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

ABSTRACT

EFFECT OF ADDITION OF TURMERIC, CINNAMON, OR GUAVA LEAFOR THEIR COMBINATION ON TOTAL PHENOL, FLAVONOIDS AND

ANTIOXIDANT ACTIVITIES OF TAPIOCA NOODLE

BY

TIARA ALFIANI

This research was aimed to study the effect of adding herbs (turmeric, cinnamon, and

guava leaves or their combination) on total phenol, flavonoids, and antioxidant

activities of tapioca noodle. The treatment were arranged in Completely Randomized

Block Design (CRBD) with a single factor in the form of five herbal combinations

(C1, C2, C3, C4, and C5) with four replications. The homogeneity of the data was

tested usingBartlet test and the additional data was tested using Tuckey test. Analysis

of variance was applied to differentiate between treatments. The data then were

tested further using the Least Significant Difference (LSD) test that was performed at

a 5% significance level. To see the relationship between total phenols and flavonoids

with antioxidant activities, Pearson Correlation Test was performed. The result

showed that there was a relationship between total phenol and flavonoid levels with

Page 3: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

antioxidant activities. Thecombination of 1.0 g turmeric, 0.5 g cinnamon, and 1.5 g

guava leaves produced the highest total phenols of 470.41 ppm (GAE), flavonoids of

99.25 ppm, and antioxidant activities of 5.50%.

Keywords: Antioxidant activities, cinnamon, flavonoid, guava leaves, tapioca noodle,

total phenols, and turmeric.

Page 4: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

ABSTRAK

PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUNJAMBU BIJI TERHADAP TOTAL FENOL, FLAVONOID DAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MI TAPIOKA

Oleh

TIARA ALFIANI

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan herbal (kunyit,

kayu manis, daun jambu biji atau kombinasinya) terhadap total fenol, flavonoid,

dan aktivitas antioksidan mi tapioka. Perlakuan disusun dalam rancangan acak

kelompok lengkap (RAKL) dengan faktor tunggal berupa lima kombinasi herbal

kunyit, kayu manis, dan daun jambu biji (C1, C2, C3, C4 dan C5) dengan empat

ulangan. Homogenitas data diuji dengan uji Bartlet dan kemenambahan data diuji

dengan uji Tuckey. Analisis ragam dilakukan untuk mendapatkan pendugaan

ragam galat. Untuk mengetahui perbedaan antara formula data diuji lebih lanjut

dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hubungan antara

total fenol dan flavonoid dengan aktivitas antioksidan mi tapioka dilakukan uji

korelasi pearson (Pearson Correlation Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 5: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

kombinasi kunyit, kayu manis dan daun jambu biji berpengaruh terhadap total

fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan antara

kadar total fenol dan flavonoid dengan aktivitas antioksidan. Campuran 1,0 g

kunyit, 0,5 g kayu manis dan 1,5 g daun jambu biji merupakan kombinasi herbal

yang menghasilkan total fenol tertinggi sebesar 470,41 ppm (GAE), flavonoid

sebesar 99,25 ppm, dan aktivitas antioksidan sebesar 5,50 %.

Kata kunci: Aktivitas antioksidan, daun jambu biji, flavonoid, kayu manis, kunyit,

mi tapioka, total fenol.

Page 6: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

i

PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUNJAMBU BIJI TERHADAP TOTAL FENOL, FLAVONOID DAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MI TAPIOKA

Oleh

TIARA ALFIANI

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada

Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2020

Page 7: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan
Page 8: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan
Page 9: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan
Page 10: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

ix

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 13 Juni 1996, merupakan anak

sulung dari tiga bersaudara, pasangan Bapak H. Abu Sofyan dan Ibu Hj. Hernani.

Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Kupang

Raya Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama

Negeri (SMPN) 29 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011, dan Sekolah

Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun

2014. Setelah penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA, pada tahun 2014

penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Lampung melalui jalur masuk Mandiri.

Selama di perguruan tinggi, penulis melaksanakan Praktik Umum pada bulan Juli

sampai Agustus 2017 di PT. Belfoods Indonesia Jonggol, Bogor dengan judul

“Tinjauan Pengawasan Mutu Pada Produk Small Nugget di PT. Belfoods

Indonesia Bogor” dan Kuliah Kerja Nyata di Desa TriTunggal Mulya,

Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu pada bulan Januari 2018.

Page 11: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur Penulis hanturkan kepada Allah

SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya lah, Penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Campuran Kunyit, Kayu Manis atau Daun Jambu

Bijii Terhadap Total Fenol, Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Mi

Tapioka”. Selama pelaksanaan penelitian dan proses penulisan skripsi, telah

banyak pihak yang memberikan bantuan dan motivasi yang besar kepada penulis.

Sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Bapak Ir. Samsu Udayana Nurdin, M.Si., Ph.D., selaku ketua komisi

pembimbing dan pembimbing akademik terima kasih atas segala bimbingan,

bantuan, saran, dan bahan penelitian yang diberikan selama proses

penyusunan skripsi penulis.

4. Ibu Prof. Ir. Neti Yuliana, M.Si., Ph.D., selaku anggota komisi pembimbing

terima kasih atas segala pelajaran, bimbingan, saran, dan motivasi yang

diberikan selama proses penyusunan skripsi penulis.

Page 12: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

5. Ibu Dyah Koesoemawardani, S.Pi., M.P., selaku penguji utama terima kasih

telah memberikan kritik, saran dan bimbingan terhadap karya skripsi penulis.

6. Seluruh bapak dan ibu dosen THP serta seluruh karyawan yang telah

membantu selama perkuliahan dan penelitian ini atas semua bimbingan dan

bantuannya.

7. Keluargaku tercinta: Papa, Mama, Adik-adiku (iyan dan farhan), terima kasih

banyak atas do’a, semangat, nasihat, motivasi, kasih sayang serta waktu yang

telah diluangkan untuk mendengarkan keluh kesahku.

8. Seluruh sahabat – sahabat terkasih di perkuliahan (amalia, ica, sahel, bella,

ira, mm, wita, peby, shinta, lulu, aisyah, wiji, windy, mia, ainun) yang telah

memberikan semangat, do’a, dan selalu menemani saat bersenang-senang kala

hati gusar karena penyusunan skripsi ini.

9. Teman satu pembimbing akademik fia, anang, anggi. Keluarga besar THP

angkatan 2014 terima kasih atas kekeluargaan dan semangatnya selama ini.

10. Teman specialku Ariya Prasetiya Ibayu, S.Pd., yang telah menemani hari-

hariku, memberika do’a, motivasi, nasihat serta waktu yang telah diluangkan

untuk mendengarkan keluh kesahku.

11. Sahabat semasa sekolahku mutia, sandra, fera, windy yang telah memberikan

do’a, semangat, dukungan dan canda tawa kala hati gusar karena penyusunan

skripsi.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menjalani perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi.

Page 13: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala keikhlasannya, Jazakumullah

khairan katsiran dan penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi

yang bermanfaat.

Bandar Lampung, Februari 2020

Tiara Alfiani

Page 14: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

1.3. Kerangka Pemikiran........................................................................... 4

1.4. Hipotesis............................................................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tepung Tapioka ................................................................................. 7

2.2. Mi Tapioka ......................................................................................... 9

2.3. Kunyit.............................................................................................. 10

2.4. Kayu Manis ..................................................................................... 12

2.5. Daun Jambu Biji.............................................................................. 14

2.6. Total Fenol ...................................................................................... 16

2.7. Flavonoid ........................................................................................ 18

2.8. Aktivitas Antioksidan...................................................................... 19

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu .......................................................................... 22

Page 15: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

xiv

3.2. Alat dan Bahan............................................................................... 22

3.3. Metode Penelitian........................................................................... 23

3.4. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 24

3.4.1. Persiapan Bahan Untuk Formulasi Campuran Herbal .......... 243.4.2. Pembuatan Mi Tapioka ......................................................... 253.4.3. Persiapan Mi Tapioka Untuk Analisis .................................. 26

3.5. Pengamatan ..................................................................................... 27

3.5.1. Total Fenol ............................................................................ 273.5.2. Kadar Flavonoid Total .......................................................... 293.5.3. Aktivitas Antioksidan............................................................ 30

IV. PEMBAHASAN

4.1. Total Fenol Mi Tapioka ................................................................. 32

4.2. Total Flavonoid Mi Tapioka ......................................................... 35

4.3. Aktivitas Antioksidan Mi Tapioka................................................ 37

4.4. Hubungan Total Fenol dan Flavonoid Dengan AktivitasAntioksidan ................................................................................... 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .................................................................................... 41

5.2. Saran............................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 42

LAMPIRAN............................................................................................... 48

Page 16: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1. Komposisi tepung tapioka............................................................... 7

Tabel 2. Klasifikasi dan standar mutu tapioka ............................................. 9

Tabel 3. Berat herbal dalam campuran ....................................................... 23

Tabel 4. Hasil tes korelasi pearson.............................................................. 40

Tabel 5. Nilai absorbansi asam galat (standar total fenol) denganSpektrofotometri 760 nm ............................................................... 49

Tabel 6. Kurva standar total fenol mi tapioka dengan penambahan kunyit,kayu manis dan daun jambu biji .................................................... 49

Tabel 7. Absorbansi fenol mi tapioka dengan penambahan kunyit, kayumanis dan daun jambu biji ............................................................. 50

Tabel 8. Total fenol mi tapioka mi dengan penambahan kunyit, kayumanis dan daun jambu biji ............................................................. 50

Tabel 9. Uji kehomogenan (kesamaan) ragam (Bartlet Test) total fenolmi tapioka dengan penambahan kunyit, kayu manis dan daunjambu biji ....................................................................................... 51

Tabel 10. Analisis ragam total fenol mi tapioka dengan penambahankunyit, kayu manis dan daun jambu biji ...................................... 51

Tabel 11. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5% Total fenol mi tapiokadengan penambahan kunyit, kayu manis dan daun jambu biji..... 52

Tabel 12. Nilai absorbansi kuersetin (standar total flavonoid) 510 nm ....... 52

Tabel 13. Kurva standar pengujian total flavonoid mi tapioka denganpenambahan kunyit, kayu manis dan daun jambu biji ................. 52

Tabel 14. Nilai absorbansi total flavonoid mi tapioka dengan penambahankunyit, kayu manis dan daun jambu biji ...................................... 53

Page 17: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

xvi

Tabel 15. Total flavonoid mi tapioka dengan penambahan kunyit,kayu manis dan daun jambu biji yang diperoleh berdasarkankurva standar (kuersetin)............................................................. 53

Tabel 16. Uji kehomogenan (kesamaan) ragam (Bartlet Test) totalflavonoid mi tapioka dengan penambahan kunyit, kayu manisdan daun jambu biji...................................................................... 54

Tabel 17. Analisis ragam total flavonoid mi tapioka dengan penambahankunyit, kayu manis dan daun jambu biji. ..................................... 54

Tabel 18. Uji beda nyata terkecil (BNT) 5% total flavonoid mi tapiokadengan penambahan kunyit, kayu manis dan daun jambu biji .... 55

Tabel 19. Nilai absorbansi aktivitas antioksidan mi tapioka denganpenambahan kunyit, kayu manis dan daun jambu biji ................. 55

Tabel 20. Total aktivitas antioksidan mi tapioka dengan penambahankunyit, kayu manis dan daun jambu biji yang diperolehdari rumus persentase aktivitas antioksidan (DPPH) ................... 56

Tabel 21. Uji kehomogenan (kesamaan) ragam (Bartlet Test) aktivitasantioksidan mi tapioka mi tapioka dengan penambahankunyit, kayu manis dan daun jambu biji ...................................... 56

Tabel 22. Analisis ragam aktivitas antioksidan mi tapioka mi tapiokadengan penambahan kunyit, kayu manis dan daun jambu biji..... 57

Tabel 23. Uji beda nyata terkecil (BNT) 5% aktivitas antioksidanmi tapioka mi tapioka dengan penambahan kunyit, kayumanis dan daun jambu biji ........................................................... 57

Tabel 24. Uji korelasi pearson total fenol dan flavonoid denganaktivitas antioksidan yang diujikan pada mi tapioka denganpenambahan kunyit, kayu manis dan daun jambu biji ................. 57

Page 18: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 1. kunyit ....................................................................................... 11

Gambar 2. Kayu Manis.............................................................................. 13

Gambar 3. Daun Jambu Biji ...................................................................... 15

Gambar 4. Struktur polifenol...................................................................... 17

Gambar 5. Proses pengeringan bahan ........................................................ 25

Gambar 6. Diagram alir pembuatan mi tapioka ......................................... 26

Gambar 7. Proses pembuatan bubuk mi tapioka ....................................... 27

Gambar 8. Total fenol yang ditambahkan formula campuran kunyit,kayu manis, dan daun jambu biji. ............................................ 33

Gambar 9. Total flavonoid yang ditambahkan formula campuran kunyit,kayu manis, dan daun jambu biji. ............................................ 35

Gambar 10. Aktivitas antioksidan oleh formula campuran kunyit,kayu manis, dan daun jambu biji ........................................... 37

Gambar 11. Daun jambu biji ...................................................................... 58

Gambar 12. Kunyit .................................................................................... 58

Gambar 13. Kayu manis ............................................................................ 58

Gambar 14. Bubuk kunyit ......................................................................... 59

Gambar 15. Bubuk daun jambu biji ........................................................... 59

Gambar 16. Bubuk kayu manis ................................................................. 59

Gambar 17. Mi tapioka C1 ........................................................................ 60

Page 19: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

xviii

Gambar 18. Mi tapioka C2 ........................................................................ 60

Gambar 19. Mi tapioka C3 ......................................................................... 60

Gambar 20. Mi tapioka C4 ......................................................................... 60

Gambar 21. Mi tapioka C5 ......................................................................... 60

Gambar 22. Bubuk mi tapioka C1 ............................................................. 61

Gambar 23. Bubuk mi tapioka C2 ............................................................ 61

Gambar 24. Bubuk mi tapioka C3 ............................................................. 61

Gambar 25. Bubuk mi tapioka C4 ............................................................. 61

Gambar 26. Bubuk mi tapioka C5 ............................................................. 61

Gambar 27. Pengujian absorbansi total fenol sampel mi tapioka ............... 62

Gambar 28. Pengujian absorbansi total flavonoid sampel mi tapioka ........ 62

Gambar 29. Pengujian absorbansi aktivitas antioksidan mi tapioka........... 62

Page 20: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini semakin berkembangnya dunia modern sering kali memicu perubahan

gaya hidup pada masyarakat. Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu

terjadinnya penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus (DM). DM merupakan

suatu sindrom yang ditandai hiperglikemia dengan gangguan metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak yang disebabkan oleh sekresi insulin. Jumlah

penderita DM di dunia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan.

Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) jumlah penderita

DM sebanyak 415 juta jiwa di tahun 2015 meningkat menjadi 425 juta jiwa di

tahun 2017 dan diperkirakan akan bertambah menjadi 629 juta jiwa pada tahun

2045 (IDF, 2017).

Hampir 80% penderita DM di dunia terdapat dinegara berpenghasilan rendah dan

menengah. Salah satunya adalah negara Indonesia. Peningkatan jumlah penderita

DM yang terjadi secara konsisten menunjukkan bahwa penyakit DM merupakan

masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pelayanan

kesehatan di masyarakat. Penderita diabetes memiliki ketidak mampuan tubuh

dalam merespon peningkatan kadar gula darah secara efektif. Akibatnya glukosa

di dalam tubuh lambat digunakan dan kadarnya terus meningkat dalam darah

Page 21: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

2

seiring dengan meningkatnya asupan (Hu et al., 2013). Ubi kayu/singkong

(Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu bahan pangan sumber

karbohidrat yang berkontribusi terjadinya penyakit diabetes.

Singkong dapat diolah menjadi berbagai macam makanan tradisional seperti

gaplek, tiwul, dan tape. Olahan lainnya yang dapat dimanfaatkan dari singkong

yaitu mi tapioka. Mi dengan bahan baku tapioka sudah dikenal sejak lama oleh

masyarakat Indonesia (Prakarsa. 2014). Mi tapioka berbeda dengan mi terigu

karena pada pembuatan mi tapioka memerlukan tahap pregelatinisasi (Murdiati et

al., 2015). Pati pada tapioka memiliki kandungan amilosa yang rendah karena

mudah dicerna, diserap dan meningkatkan kadar glukosa darah sehingga tidak

disarankan bagi penderita DM.

Penambahan berbagai jenis tanaman herbal seperti kunyit, kayu manis dan daun

jambu biji yang mengandung senyawa fenolik dan bersifat antioksidan dapat

dilakukan untuk memodifikasi nilai manfaat mi tapioka. Senyawa fenol diyakini

dapat menurunkan daya cerna pati dan menghambat aktivitas enzim pencernaan

terutama amilase (Griffiths dan Moseley, 1980). Senyawa fenolik yang bersifat

antioksidan dapat berfungsi juga sebagai antidiabetic bagi penderita diabetes

mellitus. Hal ini dikarenakan antioksidan dapat berperan dalam menghambat

enzim α-amilase. Enzim α-amilase bekerja dengan mengkatalis pemecahan pati

menjadi maltosa dan glukosa di dalam tubuh, sehingga adanya aktivitas

antioksidan dalam tubuh dapat menghambat kerja enzim α-amilase dengan cara

mengganggu atau memperlambat pemecahan karbohidrat kompleks dalam usus

Page 22: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

3

halus sehingga mengurangi ketersediaan karbohidrat yang tercerna menjadi kalori

atau memengaruhi sistem glukosa-insulin (Budiasih, 2011).

Tanaman Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu jenis tanaman

yang mengandung senyawa fenolik seperti kurkuminoid yang memiliki aktivitas

antioksidan yang tinggi Menurut Rustam et al. (2007). Selain itu, tanaman lain

yang mengandung senyawa fenolik adalah kayu manis. Nurdin et al. (2017)

melaporkan ekstrak kayu manis mengandung total fenol (5,80 ppm ) yang lebih

tinggi dibandingkan dengan ekstrak kunyit dan jahe (1,44 ppm dan 3,10 ppm).

Daun jambu biji juga merupakan tanaman yang mengandung senyawa fenolik.

Peneliti terdahulu Nadhifah (2019) melaporkan bahwa campuran herbal daun

jambu biji, kunyit, dan kayu manis dapat mempengaruh sifat fisik mi tapioka daya

serap air dan daya pengembangan volume. Adapun penelitian serupa yang

dilakukan Arfiathi (2019) yang menguji tentang indeks glikemik mi tapioka

dengan penambahan herbal menghasilkan menghasilkan nilai respon glikemik

terendah dengan luas area dibawah kurva sebesar 900 untuk formulasi campuran 1

g kunyit, 0,5 g kayu manis dan 1,5 g daun jambu biji (C2). Berdasarkan hasil para

peneliti sebelumnya, penambahan campuran herbal seperti kunyit, kayu manis dan

daun jambu biji dapat mempengaruhi nilai total fenol, flavonoid dan aktivitas

antioksidan pada mi tapioka. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk

mengetahui nilai kandungan senyawa bioaktif dalam mi tapioka.

Page 23: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

4

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui pengaruh proporsi antara kunyit, kayu manis dan daun jambu biji

terhadap total fenol, flavonoid, dan aktivitas antioksidan mi tapioka.

2. Mengetahui hubungan antara total fenol dan flavonoid dengan aktivitas

antioksidan mi tapioka.

1.3. Kerangka Pemikiran

Senyawa polifenol merupakan komponen bioaktif yang dapat menurunkan daya

cerna karbohidrat dan menghambat aktivitas enzim pencernaan terutama amilase.

Pati dan polifenol dapat membentuk kompleks ikatan yang menyebabkan bagian

pati yang secara normal dihidrolisis oleh enzim pencernaan menjadi tidak

dikenali, sehingga daya cerna pati menjadi rendah (Julianti et al., 2015). Senyawa

polifenol juga dapat memberikan perlindungan terhadap perkembangan diabetes.

Hal ini karena senyawa polifenol yang terdapat dalam tanaman berfungsi sebagai

antioksidan dengan kemampuannya menangkal radikal-radikal bebas dan radikal

peroksida sehingga efektif dalam menghambat oksidasi lipida (Kinsella et al.,

1993). Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui perlu adanya tambahan bahan

lain yang mengandung senyawa fenolik untuk dicampurkan dalam pembuatan mi

tapioka.

Beberapa bahan tambahan yang dicampur dalam pembuatan mi tapioka yaitu

kunyit, kayu manis dan daun jambu biji. Kunyit biasa digunakan sebagai bahan

masakan dan zat pewarna alami yang aman begitu pula kayu manis selain sebagai

Page 24: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

5

penambah cita rasa makanan ataupun minuman dapat bermanfaat menjaga

kesehatan serta mengobati beberapa penyakit. Selain itu ketiga bahan ini

mengandung senyawa fenolik yang bersifat antioksidan yang dapat menghalangi

laju perusakan sel radikal bebas, mencegah gangguan pada fungsi hati dan

menurunkan kadar gula darah. Kunyit memiliki senyawa aktif utama yaitu

kurkuminoid yang memiliki efek antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai

terapi diabetes. Kayu manis memiliki senyawa sinamaldehid golongan senyawa

polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah pembentukan

radikal bebas. Selain itu, daun jambu biji mengandung senyawa flavonoid, tanin

9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat (Yuliani et al., 2003).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Arfiathi (2019) menghasilkan

total fenol mi tapioka tertinggi yaitu 149,45ppm GAE pada formulasi kunyit 1 g,

kayu manis 0,5 g, dan daun jambu biji 1,5 g (C2), sedangkan penelitian Nadhifah

(2019) menunjukkan penambahan herbal secara langsung dalam pembuatan mi

tapioka menghasilkan total fenol yang lebih tinggi dibandingkan yang

menggunakan kantong teh, hal ini dikarenakan penambahan langsung

menyebabkan seluruh fenol dari campuran herbal masuk ke dalam adonan,

sehingga fenol yang terekstrak lebih banyak. Oleh sebab itu pada penelitian ini

penambahan herbal dalam pembuatan mi tapioka dilakukan dengan metode

langsung. Ma’rifah (2017) menyatakan bahwa perbedaan proporsi campuran

herbal daun jambu biji, kunyit, dan kayu manis dapat meningkatkan aktivitas

antioksida. Hal tersebut menunjukkan adanya efek yang berbeda pada setiap

proporsi campuran dan berbedanya proporsi tanaman herbal yang digunakan

Page 25: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

6

diduga dapat mempengaruhi kandungan total fenol, total flavonoid serta aktivitas

antioksidan pada mi tapioka.

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:

1. Proporsi kunyit, kayu manis, dan daun jambu biji berpengaruh terhadap total

fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka.

2. Terdapat hubungan antara total fenol dan flavonoid dengan aktivitas

antioksidan.

Page 26: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tapioka

Tapioka merupakan pati yang diperoleh dari air umbi singkong (ketela pohon)

yang diekstrak dengan air kemudian disaring dan diendapkan, selanjutnya

dikeringkan dan digiling hingga diperoleh butiran-butiran pati halus berwarna

putih. Dilihat dari nilai gizinya, tapioka selain sumber karbohidrat dan energi

yang sangat baik, tapioka juga mengandung lemak dan protein namun dalam

jumlah sedikit sedikit (Cahyono dan Bambang 2004). Komposisi tapioka dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Tapioka

Komposisi Jumlah

Serat (%) 0.5Air (%) 15.0Karbohidrat (%) 85.0Protein (%) 0.5-0.7Lemak (%) 0.2Energi(kalor/100g) 307.0

Sumber : Grace (1977).

Menurut Somaatmadja (1984), sebagai bahan baku industri pangan tapioka telah

digunakan sebagai bahan pengisi atau bahan pengental, karena tepung tapioka

mengandung senyawa yang diperlukan oleh suatu bahan pengisi yaitu senyawa

Page 27: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

8

pati. Kadar pati pada tapioka berkisar antara 72-81% bb dan kadar abu pada

tapioka berkisar antara 0,01-0,04% bb. Tapioka memiliki suhu gelatinisasi yang

sangat rendah sebesar 58,5 – 70oC dibandingkan terigu (Wurzburg, 1989)

Mutu tapioka sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu warna, kandungan air,

kehalusan tepung, tingkat kekentalan. Tapioka yang baik berwarna putih, tepung

harus dijemur sampai kering benar sehingga kandungan airnya rendah, kehalusan

adalah parameter yang penting dalam penentuan kualitas mutu tapioka, tapioka

yang baik adalah tapioka yang tidak menggumpal dan memiliki kehalusan yang

baik, faktor tingkat kekentalan umumnya dihubungkan dengan daya rekat tapioka,

untuk menghasilkan daya rekat yang tinggi diupayakan dihindari penggunaan air

yang berlebih dalam proses produksi. Banyaknya serat, kotoran, dan kayu

dipengaruhi oleh umur panen ubi kayu. Ubi kayu yang baik umumnya umurnya

kurang dari 1 tahun karena serat dan zat kayunya masih sedikit dan zat patinya

masih banyak (Esti, 2000). Standar mutu tapioka di Indonesia terdapat dalam

Standar Nasional Indonesia SNI 3451-2011. Klasifikasi dan standar mutu tapioka

disajikan pada Tabel 2.

Page 28: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

9

Tabel 2. Klasifikasi dan Standar Mutu Tapioka

Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2011.

2.2. Mi Tapioka

Di Indonesia produk mi merupakan makanan yang banyak digunakan sebagai

pengganti nasi. Berdasarkan bahan utamanya, mi digolongkan menjadi dua yaitu

mi terigu dan mi non terigu. Mi pati tergolong kedalam mi non terigu. Berbeda

dengan mi terigu yang memiliki gluten sebagai pembentuk tekstur mi, struktur mi

pati dibentuk oleh matrik yang terbentuk akibat gelatinisasi (Prakasa, 2014). Oleh

karena itu, karakteristik pati sangat berpengaruh terhadap kualitas mi pati yang

dihasilkan. Pati yang bersifat khusus dibuat dari adonan mi 5 persen dari pati

pregelatinized (berfungsi sebagai perekat dalam adonan tepung terigu) dicampur

dengan 95% yang masih tersisa (asli) pati dan air untuk adonan. Oleh karena itu

Page 29: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

10

pati itu sendiri berperan penting dalam pengolahan mi dan menentukan kualitas

akhir pati pada mi (Chen, 2003). Kandungan protein yang rendah 0,5 % (Agnes

et al, 2015) dan amilopektin yang tinggi 70% pada mi tapioka membuat mi yang

dihasilkan mudah hancur, tidak kompak, dan sangat lengket saat proses

pemanasan (Fu, 2008). Kim et al (1996), melaporkan kualitas mi pati yang

diinginkan adalah mi dengan tekstur yang kokoh (firm), tidak lengket, transparan,

waktu pemasakan singkat, rasa tawar dan cooking loss kecil.

Bahan baku utama dalam pembuatan mi tapioka, adalah tapioka, selain itu

terdapat bahan-bahan lain yang ikut ditambahkan pada pembuatan mi tapioka.

Air merupakan bahan yang sangat penting, yang berfungsi sebagai pelarut

bahan-bahan lain, dan sebagai pengikat karbohidrat sehingga dapat membentuk

adonan. Garam berfungsi memberi rasa, selain itu juga memperkuat tekstur mi

dan meningkatan elastisitas mi. Karaginan berfungsi sebagai penstabil,

membantu membentuk gel ketika berikatan dengan garam (Prakasa, 2014).

Proses pengistirahatan lembaran mi bertujuan untuk memberi kesempatan

penyebaran air dan pembentukan gluten sehingga menurunkan tingkat kekerasan

pada mi. Pembentukan lembaran pada roll press menyebakan pembentukan serat

– serat gluten yang halus dan fleksibel (Subaedah, et al. 2009).

2.3. Kunyit

Kunyit (Curcuma longa Linn.) merupakan salah satu jenis tanaman rempah dan

obat yang tumbuh didaerah tropis dan subtropis terutama di negara-negara Asia,

seperti Indonesia dan India. Kunyit dapat tumbuh pada tempat mulai dari

Page 30: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

11

didataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 2.000 meter

diatas permukaan laut. Kunyit juga dapat tumbuh ditempat yang bebas dari

genangan air (Nugroho, 1998).

Kunyit diklasifikasi sebagai berikut (Purba, 2013) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma Longa L.

Kunyit (Curcuma domesticaVal.) telah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat

secara luas baik di perkotaan maupun di pedesaan terutama dalam rumahtangga

karena berbagai macam kegunaannya.Bagian dari kunyit yang terutama

dimanfaatkanadalah rimpangnya. Rimpang kunyit dimanfaatkanuntuk keperluan

ramuan obat tradisional antara lain obat gatal, luka, sesak napas, diabetes melitus,

usus buntu, amandel, antidiare, penawar racun, dan sebagainya (Rukmana, 1994).

Gambar 1. Kunyit (Sinaga, 2006)

Page 31: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

12

Komponen utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri.

Kurkuminoid merupakan zat yang memberikan kekhasan warna kuning pada

kunyit. Kurkuminoid termasuk dalam senyawa polifenol dengan struktur mirip

asam ferulat yang banyak digunakan sebagai penguat rasa pada industri makanan.

Kandungan kurkumin rimpang kunyit rata-rata 10,92%. Kandungan kurkuminoid

terdiri dari atas senyawa kurkumin dan keturunannya. Kurkuminoid digunakan

sebagai antidiabetes, antibakteri, dan antioksidan (Rukmana, 1994). Kurkuminoid

sebagai antidiabetes menurunkan kadar glukosa dalam darah tikus yang

diinduksikan aloksan (Zhang et al., 2013). Peranan kurkuminoid pada kunyit

sebagai antioksidan yang menangkal radikal bebas tidak lepas dari struktur

senyawa kurkuminoid yang mengandung gugus fenolik. Gugus fenolik dapat

digunakan sebagai antioksidan karena bereaksi dengan radikal bebas. Radikal

bebas yang terbentuk selanjutnya distabilkan karena banyaknya resonansi pada

cincin aromatik, sehingga radikal bebas tidak dapat menyerang senyawa kimia

lain dalam tubuh (Purba, 2013). Kurkumin diyakini sebagai sumber antioksidan

yang tepat untuk penanganan penyakit diabetes (Meng dan Chao, 2013).

2.4. Kayu Manis

Kayu manis merupakan rempah yang paling banyak ditemukan di Indonesia.

Salah satu jenis kayu manis yang terdapat di Indonesia adalah Cinnamomum

burmanii. Bagian kayu manis yang dapay dimanfaatkan sebagai rempah-rempah

adalah bagian kulitya. Produk kayu manis merupakan hasil utama dari pohon

kayu manis, yaitu berupa potongan kulit pohon kayu manis yang dikeringkan.

Page 32: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

13

Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran dilakukan di bawah

sinar matahari penuh (Rismunandar dan Paimin, 2009).

Kayu manis dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Rismunandar dan Paimin,

2009) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Gymnospermae

Subdivisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Subkelas : Dialypetalae

Ordo : Policarpicae

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmannii

Gambar 2. Kayu manis (Dokumen pribadi)

Kayu manis mengandung minyak atsiri yang mempunyai daya bunuh terhadap

mikroorganisme (antiseptis), membangkitkan selera atau menguatkan lambung

Page 33: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

14

juga memiliki efek untuk mengeluarkan angin. Selain itu minyak atsiri dapat

digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta, lotion parfum dan cream.

Dalam pengolahan bahan makanan dan minuman minyak kayu manis di gunakan

sebagai pewangi atau peningkat cita rasa, diantaranya untuk minuman ringan

(softdrink), agar–agar,kue, kembang gula, bumbu gulai dan sup (Rismunandar,

1987).

Di dalam kayu manis (Cinnamomum burmanniNees ex Bl.) beberapa kandungan

senyawa kimia yang terdapat di dalam kayu manis diantaranya minyak atsiri,

eugenol, safrole, tannin yang merupakan sumber antioksidan (Hariana, 2008).

Selain itu kayu manis juga mengandung senyawa sinamaldehid, turunan aldehid

yang juga termasuk kedalam golongan senyawa polifenolat. Ekstrak kulit batang

kayu manis dengan kandungan kadar transsinamaldehid yang cukup tinggi

(68.65%) menjadi sumber senyawa antioksidan dengan kemampuannya

menangkap radikal bebas atau radical scavenger. Kayu manis merupakan

tanaman rempah yang mengandung banyak senyawa fitokimia yang mempunyai

mekanisme khusus yang berguna bagi manusia.

2.5. Daun Jambu Biji

Secara ilmiah tumbuhan daun jambu biji ini diklasifikasikan sebagai berikut

(Kartasapoetra, 1992)

Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )

Sub kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembulu )

Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )

Page 34: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

15

Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/dikotil ).

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae ( suku jambu-jambuan )

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L.

Jambu biji ( Psidium Guajava ) merupakan tanaman yang berasal dari

Amerika tropis, ditemukan oleh Nikolai Ivanovich Vavilov saat melakukan

ekspedisi ke beberapa negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Uni

Soviet antara tahun 1887-1942. Tumbuh pada tanah liat yang gembur, pada

tempat terbuka dan mengandung air yang cukup banyak. Seiring dengan

berjalannya waktu, jambu biji menyebar di beberapa negara seperti Thailand,

Taiwan, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Australia (Parimin, 2005).

Gambar 3. Daun Jambu Biji (Dokumen pribadi)

Sampai saat ini daun jambu biji banyak dimanfaatkan untuk pengobatan secara

tradisional. Seperti pada pengobatan diare akut dan kronis, disentri, perut

kembung pada bayi dan anak, kadar kolesterol darah meninggi, haid tidak lancar,

sering buang air kecil, luka, dan sariawan (Dalimartha, 2000). Daun jambu biji

Page 35: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

16

mengandung senyawa fenolat yaitu flavonoid antosianin dan isoflafon. Flavonoid

dapat bekerja sebagai antioksidan untuk mengendalikan radikal bebas, antivirus,

antimikroorganisme, mengurangi pembekuan darah,melancarkan aliran darah, anti

radang, memulihkan sel-sel liver, antihipertensi, antialergi, dan merangsang

pembentukan estrogen. Kelompok senyawa fenolat kedua adalah tanin yang

kerap digunakan sebagai obat diare, penawar racun, antivirus, antikanker, dan anti

HIV. Tanin menghalangi penyerapan senyawa aktif codein dan ephedrine

(Eunike, 2010).

Hasil analisis fitokimia oleh Arya (2012), menunjukkan ekstrak daun jambu biji

mengandung senyawa saponin, tanin, steroid, flavonoid, alkaloid dan triterpenoid.

Beberapa senyawa tersebut mempunyai aktivitas antioksidan salah satunya adalah

senyawa golongan flavonoid, karena kemampuannya yang dapat mereduksi

radikal bebas. Golongan flavonoid meliputi kalkon, flavon, isoflavon, flavonol,

flavanon dan katekin mempunyai aktivitas sebagai antioksidan (Markham, 1988).

2.6. Fenol

Fenol (C6H6OH) merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil

yang terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol memiliki beberapa nama lain

seperti asam karbolik, fenat monohidroksibenzena, asam fenat, asam fenilat, fenil

hidroksida, oksibenzena, benzenol, monofenol, fenil hidrat, fenilat alkohol (Nair

et al., 2008). Senyawa fenol merupakan kelas utama antioksidan yang ada

didalam tumbuh-tumbuhan. Beberapa senyawa yang termasuk dalam kelompok

fenolik adalah fenol sederhana, kumarin, tannin, saponin, dan flavonoid. Senyawa

Page 36: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

17

tersebut berada dalam bentuk glikosida atau ester pada tanaman (Proestos et al.,

2006). Rumus struktur fenol dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Struktur Polifenol

Fenol adalah zat kristal yang tidak berwarna dan memiliki bau yang khas.

Senyawa fenol dapat mengalami oksidasi sehingga dapat berperan sebagai

reduktor (Hoffman et al., 1997). Fenol bersifat lebih asam bila dibandingkan

dengan alkohol, tetapi lebih basa daripada asam karbonat karena fenol dapat

melepaskan ion H+dari gugus hidroksilnya. Lepasnya ion H+menjadikan anion

fenoksida C6H5O-dapat melarut dalam air. Fenol mempunyai titik leleh 41oC dan

titik didih 181oC. Fenol memiliki kelarutan yang terbatas dalam air yaitu

8,3gram/100 ml (Fessenden dan Fessenden, 1992).

Golongan fenol alami telah diketahui lebih dari seribu struktur dan flavonoid

merupakan senyawa terbesar. Menurut Kahkonen et al., (1998), flavonoid adalah

senyawa alami hasil fotosintesis yang mengandung cincin aromatik yang dapat

diganti gugus hidroksi atau alkoksinya. Golongan ini terdapat pada semua bagian

dalam tanaman seperti buah, daun, dan kayu. Senyawa fenolik secara umum

memiliki potensi sebagai bakterisidal, antiseptik, antioksidan dan sebagainya

(Pengelly, 2006). Senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai antioksidan

Page 37: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

18

dapat mencegah penyakit jantung, menurunkan kejadian kanker, diabetes dan

mengurangi tingkat mutagenesis pada sel manusia (Nugrahaeni et al., 2011).

2.7. Flavonoid

Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang

tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi.

Kandungan senyawa flavonoid dalam tanaman sangat rendah, sekitar 0,25%.

Komponen tersebut pada umumnya terdapat dalam keadaan terikat atau

terkonjugasi dengan senyawa gula (Winarsi, 2007). Golongan flavonoid dapat

digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-C6. Artinya kerangka karbonnya

terdiri dari dua gugus C6 (cincin benzene tersubsitusi) disambungkan oleh rantai

alifatik 3 karbon.

Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai

salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayur-sayuran

dan buah, telah banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan

dengan cara mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya

mengkelat logam, berada dalam bentuk glikosida (mengandung rantai samping)

atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon (Cuppet et al., 1954).

Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid memiliki aktivitas

antioksidan (Miller,1996). Senyawa flavonoid diduga sangat bermanfaat dalam

makanan karena berupa senyawa fenolik, senyawa ini yang bersifat antioksidan

kuat. Banyak kondisi penyakit yang diketahui bertambah parah oleh adanya

radikal bebas seperti superoksida dan hidroksil, dan flavonoid memiliki

Page 38: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

19

kemampuan untuk menghilangkan dan secara efektif menyapu spesies

pengoksidasi yang merusak. Senyawa flavonoid seperti kuersetin, morin,

mirisetin, kaemferol, asam tanat, dan asam elegat merupakan antioksidan kuat

yang dapat melindungi makanan dari kerusakan oksidatif (Silalahi, 2006).

Kuersetin adalah molekul flavonol, salah satu jenis flavonoid yang aktif sebagai

antioksidan. Sifat antioksidan dari senyawa kuersetin mampu menghibisi proses

karsinogenesis. Senyawa karsinogen merupakan senyawa yang mampu

mengoksidasi DNA sehingga terjadi mutasi. Kuersetin sebagai antioksidan dapat

mencegah terjadinya oksidasi pada fase inisiasi maupun propagasi (Winarsi,

2007).

2.8. Antioksidan

Antioksidan adalah zat yang mampu menetralisir senyawa radikal bebas sehingga

kematian sel dapat terhindari. Antioksidan adalah senyawa yang mampu

menghilangkan, membersihkan, menahan oksigen reaktif atau radikal bebas dalam

tubuh(Aqil et al., 2006). Pada prinsipnya, antioksidan berperan untuk

menghentikan reaksi berantai senyawa radikal melalui mekanisme penangkapan

radikal bebas yaitu dengan memberikan hidrogen untuk berpasangan dengan

elektron bebas dari senyawa radikal menjadi non-radikal (Hartanto, 2012;

Rohmatussolihat, 2009). Radikal bebas merupakan hasil reaksi kimia dan proses

metabolik di dalam tubuh. Dalam tubuh, antioksidan dapat berupa enzim seperti

superoksida dismutase, glutation peroksidase dan katalase. Senyawa radikal

bebas yang terbentuk dalam jumlah besar akan meningkatkan stress oksidatif dan

semakin banyak bagian lipida dan protein yang mengalami kerusakan. Kerusakan

Page 39: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

20

ini yang akan menyebabkan rusaknya kerja organ-organ dalam tubuh sehingga

menimbulkan penyakit seperti gagal ginjal, aterosklerosis, stroke, diabetes,

alzheimer, dan kanker ( Maritim et al., 2003).

Antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah atau menghambat proses

oksidasi. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan

karena terjadinya reaksi oksidasi lemak dan minyak yang menjadikan bahan

pangan berasa dan beraroma (Andarwulan, 1995). Antioksidan banyak terdapat

secara alami hampir semua bahan pangan. Menurut Halliwel dan Guttiridge

(1999), antioksidan adalah suatu senyawa yang meskipun terdapat dalam

konsentrasi kecil bila dibandingkan dengan bahan yang teroksidasi, dapat

menghambat atau mencegah proses oksidasi dari bahan pangan tersebut secara

signifikan.

Berdasarkan mekanisme reaksinya antioksidan dibagi menjadi tiga macam, yaitu

antioksidan primer, antioksidan sekunder (non-enzimatis) dan antioksidan tersier

(enzimatis) (Huang et al., 2015). Antioksidan primer dapat berasal dari alam atau

sintesis. Antioksidan primer merupakan senyawa yang dapat menghentikan reaksi

berantai pembentukan radikal bebas yang melepas hidrogen. Antioksidan

sekunder disebut sebagai antioksidan non-enzimatis. Antioksidan ini

menghambat pembentukan senyawa oksigen reaktif dengan cara pengkelatan

metal. Prinsip kerja sistem antioksidan sekunder yaitu dengan memotong reaksi

oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan komponen seluler (Kesuma dan

Rina, 2015). Contoh antioksidan sekunder yaitu, flavonoid, beta karoten, vitamin

C, vitamin D, bilirubin, melatonin dan asam lipoat. Antioksidan tersier

Page 40: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

21

merupakan senyawa yang dapat memperbaiki kerusakan sel yang disebabkan oleh

radikal bebas. Kelompok antioksidan tersier terdiri dari enzim DNA-Repair dan

metionin sulfoksida reduktase.

Salah satu metode pengujian yang dapat dilakukan untuk menentukan aktivitas

antioksidan yaitu metode penangkapan radikal DPPH. Metode penangkapan

radikal DPPH dilakukan untuk menguji kemampuan antioksidan yang terkandung

dalam makanan yang pertama kali diperkenalkan oleh Brand Williams (Prior et

al., 2005). Metode penangkapan radikal DPPH dapat digunakan untuk sampel

padatan dan larutan. Metode ini hanya membutuhkan spektrofotometer UV-Vis

sehingga sangat sederhana untuk digunakan. Metode ini harus dilakukan

diruangan gelap atau terhindar dari cahaya, dikarenakan sifat DPPH yang sensitif.

Adapun kelemahan dari metode ini yaitu tidak dapat digunakan untuk sampel

yang berupa senyawa karotenoid karena akan terjadi spektrum tumpang tindih

antara karotenoid dengan radikal DPPH. DPPH berwarna ungu tua dan

memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 517 nm. Warna ungu

tua dari radikal DPPH akan berubah menjadi berwarna kuning lemah apabila

terjadi donasi hidrogen oleh senyawa antioksidan kepada radikal DPPH. Elektron

tidak berpasangan dari radikal DPPH akan berpasangan dengan atom hidrogen

yang disumbangkan oleh senyawa antioksidan, sehingga menyebabkan radikal

DPPH menjadi non-radikal (Prakash, 2001).

Page 41: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2019.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan yaitu tepung tapioka merk GM, daun jambu biji

dipilih daun nya 4-10 helai dari pucuk yang diperoleh dari pekarangan rumah Ibu

Lia di Waydadi, Sukarame, Bandar Lampung. Kunyit (tua dan segar) serta kayu

manis diperoleh dari pasar tradisional Sukarame, Bandar Lampung, dan

karaginan. Bahan kimia untuk analisis yaitu , aquades, reagen Folin Ciocalteau,

ethanol absolute, natrium karbonat (Na2CO3), NaNO2 5%, AlCl3 10%, NaOH

4%, dan standar kuersetin.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah panci, mesin penggiling mi

(Nagako amp 150), loyang, blender (grinder), sentrifuge (Thermo electron

corporation), thermometer, oven, pipet tip, vortex, spectrophotometer (INASA

Page 42: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

23

722G Visible Spectophotometer ), kuvet, tabung reaksi, neraca analitik, dan alat-

alat lainnya.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)

nonfaktorial dengan empat kali ulangan. Pada penelitian ini terdapat lima

formulasi herbal yang terdiri dari campuran kunyit, kayu manis, dan daun jambu

biji, termasuk control (C1). Formulasi bubuk herbal dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Berat herbal dalam campuran kunyit, kayu manis dan daun jambu biji

Formula Berat herbal dalam campuran (g)Kunyit Kayu manis Daun jambu biji

C1 0 0 0C2 1 0,5 1,5C3 1,33 0,67 1C4 1,67 0,83 0,5C5 2 1 0

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga

ragam galat dan uji signifikan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar

perlakuan. Kehomogenan data diuji dengan uji Bartlet dan kemenambahan data

diuji dengan uji Tuckey. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan data diuji

lebih lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Untuk

melihat hubungan antara kadar fenol dan antioksidan, total flavonoid dan

antioksidan dilakukan uji korelasi pearson (Pearson Corelation Test).

Page 43: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

24

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Persiapan Bahan Untuk Formulasi Campuran Herbal

Pengeringan daun jambu biji dilakukan berdasarkan metode Murhadi et al,

(2007), yang diawali dengan pemilihan daun jambu biji yang tua dan segar (4-10

helai dari pucuk). Daun jambu biji diblansing selama 5 menit menggunakan air

bersuhu 50o C dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 400C selama

dua hari. Kunyit segar dicuci, dibersihkan kemudian ditiriskan dan diiris, di oven

pada suhu 400C, sedangkan kayu manis yang telah dikeringkan dibersihkan dari

kotoran yang menempel. Masing – masing kunyit, kayu manis dan daun jambu

biji selanjutnya dihancurkan menggunakan blender (grinder) sehingga diperoleh

serbuk kering, kemudian diayak untuk menyamakan ukurannya dengan

menggunakan ayakan stainless, serbuk lolos ayakan ukuran 80 mesh. Proses

pengeringan bahan dapat dilhat pada Gambar 4.

Page 44: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

25

.

Gambar 5. Proses pengeringan bahan (Murhadi et al., 2007).

3.4.2. Pembuatan Mi Tapioka

Pembuatan mi tapioca dimulai dengan perebusan air sebanyak 130 mL hingga

mencapai suhu 80oC dan ditambahkan 0,5 g garam kemudian dimasukkan bubuk

herbal sesuai dengan masing-masing perlakuan. Tapioka ditempatkan di dua

wadah berbeda masing – masing sebanyak 100 g. Tapioka sebanyak 100 g

kemudian dihomogenkan awal menggunakan air yang telah dipanaskan,

selanjutnya ditambahkan bahan lain berupa bubuk karaginan sebanyak 2% (4 g)

dan sisa tapioka (100 g) kemudian dihomogenkan dengan cara diremas

menggunakan tangan sampai kalis. Adonan kalis dibuat lembaran menggunakan

mesin penggiling mi merk Nagako dan dipotong memanjang dengan ketebalan 1-

2 mm (Budiyah, 2005; Husniati, 2013)

Kayu manis

Pengecilanukuran,penyortiran

Pengayakan (80 mesh)

Penyimpanan serbuk kunyit,daun jambu biji dan kayu

manis dalam plastik zipper

Penyortiran, pencucian

Pengeringan (Oven t : 48 jam, T : 40oC)

Kunyit

Penghalusan (Blender)

Pencucian, penirisan, dan pengecilan ukuran

Blansing (T:50o C, t:5 menit)

Daun jambu biji

Page 45: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

26

Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Mi Tapioka (Budiyah, 2005;Husniati,2013) yang dimodifikasi

3.4.3. Persiapan Mi Tapioka Untuk Analisis

Mi Tapioka yang telah matang dan dingin, selanjutnya dikeringkan dengan

menggunakan oven pada suhu 60o C selama 24 jam. Mi tapioka kemudian

dihancurkan menggunakan blender dan diayak menggunakan ayakan stainless

dengan ukuran 80 mesh. Bubuk mi yang lolos ayakan disimpan dalam kantong

Garamhalus

Air didalam panci

Penambahan bubuk kunyit, daun jambubiji dan kayu manis kedalam air

Perebusan

Analisis : Total Fenol Total

Flavonoid Aktivitas

Antioksidan

Perebusan mi selama 10detik dalam air mendidih

Mi Tapioka

Karaginan2% (4 g)

Penambahan sebagian tapioka

Penambahan sisa tapioka, diaduk hingga kalis

Pencetakan menggunakan mesin penggilingmi

Page 46: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

27

plastik zipper. Bubuk mi yang telah dihaluskan kemudian digunakan untuk

analisis total fenol, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan. Persiapan mi

tapioka untuk analisis dapat dilihat pada gambar 5 berikut.

Gambar 7. Proses pembuatan bubuk mi tapioka fungsional yang ditambahkancampuran kunyit, kayu manis dan daun jambu biji untuk analisis.

3.5. Pengamatan

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap total fenol, total flavonoid, dan

aktvitas antioksidan.

3.5.1. Total Fenol (Ismail et al., 2012)

Pengujian total fenol dilakukan dengan menggunkan reagen Folin Ciocalteau.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan senyawa

fenol di dalam mi yang dimasak dengan bubuk kunyit, daun jambu dan kayu

manis. Adanya senyawa fenol ditandai dengan perubahan warna larutan dari hijau

Mi Tapioka

Pengeringan oven selama 24 jam suhu60oC

Pengahalusan (Blender)

Pengayakan (lolosayakan 80 mesh)

Bubuk MiTapioka

Total fenol Total flavonoid Antioksidan

Page 47: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

28

(warna reagen Folin Cicocalteu) menjadi warna biru akibat teroksidasi dan

mereduksi senyawa fenolik. Analisis total fenol diawali dengan cara menyiapkan

1 g bubuk mi tapioka dalam tabung sentrifugase. Bubuk mi tapioka selanjutnya

ditambahkan 5 mL ethanol absolute,divortek sselama 60 detik, lalu sampel

dimaserasi selama 24 jam dalam ruang gelap.

Setelah 24 jam, sampel diambil sebanyak 0,2 mL dengan mikropipet kedalam

tabung sentrifugase. Sebanyak 0,2 mL aquadesdan 0,2 mL reagen Folin Ciocalteu

ditambahkan, kemudian divorteks selama 60 detik. Sebanyak 4 mL larutan

natrium karbonat (Na2CO3) 2% ditambahkan lalu divorteks kembali selama 60

detik dan didiamkan dalam ruang gelap pada suhu ruang selama 30 menit. Blanko

dibuat dengan prosedur yang sama dengan sampel, namun sampel diganti dengan

dengan aquades. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 760 nm dengan

spektrometer. Hasil absorbansi kemudian diplotkan dengan kurva standar asam

galat dengan menggunakan persamaan regresi linier. Hubungan antara

konsentrasi asam galat dinyatakan sebagai sumbu x dan besarnya absorbansi hasil

reaksi asam galat dengan pereaksi Folin-Ciocalteu dinyatakan sebagai sumbu y.

Cara pembuatan standar asam galat adalah dengan menimbang 10 mg bubuk asam

galat dan larutkan dalam aquades sampai volume 100 mL. Seri pengenceran

larutan induk asam galat 20% (20 ppm), 40% (40 ppm), 60% (60 ppm), 80% (80

ppm), dan 100% (100 ppm). Hasilnya diplotkan terhadap kurva standar asam galat

dengan menggunakan persamaan regresi linier. Hubungan antara konsentrasi

asam galat dinyatakan sebagai sumbu x dan besarnya absorbansi hasil reaksi asam

galat dengan pereaksi Folin-Ciocalteu dinyatakan sebagai sumbu y. Hasilnya

Page 48: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

29

dinyatakan ppm GAE (gallic acid equivalent) yang diperoleh dari persamaan

kurva standar yaitu:

y = ax + c

Keterangan :

y = absorbansi sampel

a = gradient

x = Konsentrasi ekivalen asam galat

c= Intersef

3.5.2. Kadar Flavonoid Total ( Cahyanta, 2016)

Penentuan flavonoid total dalam ekstrak dilakukan untuk mengetahui presentase

kandungan flavonoid total ekstrak rempah-rempah didalam mi menggunakan

metode kolorimetri aluminium klorida dengan pengukuran absorbansi secara

spektrofotometri.

Pembuatan Kurva Standar Kuersetin

Kuersetin 10,0 mg dilarutkan dalam labu takar 10 mL dengan pelarut etanol

hingga tanda (kadar kuersetin menjadi 1mg/mL atau 1000μg/mL). Lalu larutan

induk 1000μg/mL diambil sebanyak 1 mL dilarutkan dalam labu takar 10 mL

dengan pelarut etanol hingga tanda (kadar kuersetin menjadi 100μg/ml). Dibuat

kurva baku dari larutan induk 100μg/ml dengan cara memipet 0,5 ; 1,0 ; 1,5 dan

2,0 mL, dilarutkan ke dalam 10mL dengan pelarut etanol (kadar larutan standart

menjadi 5 ; 10 ; 15 ; dan 20 ppm ). Sebanyak 0,5 mL dari masing-masing

konsentrasi larutan direaksikan dengan 2 mL akuades dan 0,15 mL NaNO2 5 %

Page 49: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

30

kemudian didiamkan selama 6 menit. Menambahkan sebanyak 0,15 mL AlCl3

10% kedalam larutan, kemudian didiamkan kembali selama 6 menit. Larutan

direaksikan dengan 2 mL NaOH 4%, kemudian diencerkan dengan akuades

hingga volume total 5 mL dan didiamkan 15 menit. Diukur absorbansi larutan

standart pada panjang gelombang 510 nm dengan spektrofotometer. Kurva standar

diperoleh dari hubungan antara konsentrasi kuersetin (ppm) dengan absorbansi.

Absorbansi Ekstrak

Sebanyak 10,0 mg ekstrak dilarutkan dalam labu takar 10 mL dengan pelarut

etanol hingga tanda (kadar ekstrak menjadi 1mg/mL atau 1000μg/mL). Lalu

larutan induk 1000μg/mL diambil sebanyak 0,5 mL direaksikan dengan 2 mL

akuades dan 0,15 mL NaNO2 5 % kemudian didiamkan selama 6 menit. Sebanyak

0,15 mL AlCl3 10% ditambahkan kedalam larutan, kemudian didiamkan kembali

selama 6 menit. Larutan direaksikan dengan 2 mL NaOH 4%, kemudian

diencerkan dengan akuades hingga volume 5 mL dan didiamkan 15 menit. Diukur

absorbansi larutan pada panjang gelombang 510 nm dengan spektrofotomer.

3.5.3. Aktivitas Antioksidan (Ismail et al., 2012)

Pengukuran persentase aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH

(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) yang ditandai dengan perubahan warna ungu menjadi

kuning atau kuning muda, setelah dilakukan inkubasi selama 30 menit dalam

wadah tertutup. Penentuan aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH diawali

dengan disiapkannya 1 g bubuk mi yang dimasukan kedalam tabung sentrifuge

dan ditambah 4 mL ethanol 100 %, kemudian divorteks selama 60 detik. Sampel

Page 50: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

31

dimaserasi selama 24 jam, kemudian ambil filtrate sebanyak 0,5 mL dalam tabung

gelap. Kemudian ditambahkan larutan DPPH 0,2 Mm sebanyak 2 mL secara

cepat (0,2 mm DPPH dibuat dengan menimbang bubuk DPPH sebanyak 0,0078 g

dan tambahkan etanol sampai volume 100 mL). Larutan control dibuat dengan

cara larutan DPPH 0,2 Mm dipipet sebanyak 2 mL kemudian dimasukkan

kedalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan etanol 0,5 mL. Setelah itu

larutan divorteks agar homogen. Larutan diinkubasi dalam ruang gelap suhu 37oC

selama 30 menit, kemudian dimasukan kedalam kuvet untuk diukur absorbansinya

pada panjang gelombang 517 nm menggunakan spektrofotometer. Menggunakan

ethanol sebagai blanko pengkuran.

Hasil pengukuran absorbansi sampel (As) yang diperoleh dibandingkan dengan

absorbansi kontrol DPPH (Ak) sehingga diperoleh persen aktivitas

antioksidannya. Perhitungan persentase aktivitas antioksidan dapat menggunakan

rumus (Molyneux, 2004).

Keterangan :

Ak = Absorbansi kontrol

As = Absorbansi sampel

% AktivitasAntioksidan = ( ) %

Page 51: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Campuran kuyit, kayu manis, atau daun jambu biji berpengaruh

meningkatkan total fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan. Perlakuan

dengan penambahan campuran 1 g kunyit, 0,5 g kayu manis, dan 1,5 g

daun jambu biji (C2) meningkatkan total fenol, flavonoid, dan aktivitas

antioksidan mi tapioka secara optimal.

2. Terdapat hubungan atau korelasi antara total fenol dan total flavonoid

dengan aktivitas antioksidan. Semakin tinggi total fenol maka aktivitas

antioksidan akan semakin tinggi pula.

5.2. Saran

Perlu dilakukan uji lanjut penelitian mi tapioka pada setiap perlakuan yang

ditambahkan campuran herbal secara in vivo untuk melihat aktivitas antioksidan

terhadap hewan model.

Page 52: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

42

DAFTAR PUSTAKA

Agnes M, Anggrahini S, Supriyanto, dan Ayuk ‘Alim. 2015. Increased ProteinContent of Wet Noodle from Tapioca Substituted by White Jack Bean(Canavalia ensiformis L.) Flour. Journal Agritechnology 35 (3):251-260.

Akter, J., H. Amzad, Md., Kensuka, T., Zahorul, Md., Dexing, H. 2019.Antioxidant Activity of Different Species and Varieties of Tumeric (Curcumaspp): Isolation of Active Compounds. Comparative Biochemistry andPhysiology, Part C Toxicol Pharmacol. 215 (1): 9-17

Andarwulan. 1995. Isolasi dan Karakterisasi Antioksidan dari Jinten (Curminumcyminum linn.). (Tesis). Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor.

Arfiathi. 2019. Pengaruh Campuran Kunyit, Kayu Manis, Daun Jambu Biji AtauCampurannya Terhadap Respon Glikemik Mi Tapioka (Skripsi). UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Arya, 2012, “Pathogenesis of Diabetic Nephropathy”, in International. Journal ofPharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2(4) : 24-39.

Aqil, F., Ahmad, I. dan Mehmood, Z. 2006. Antioxidant and Free RadicalScavenging Properties of Twelve Traditionally Used Indian MedicinalPlants. Turk.J.Biol.,30, 177-183.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia. SNI 3451-2011.Tapioka. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Bae S. Andia. 2015. Pennetuan Kadar Senyawa Flavonoid dan Fenolik DariEkstrak Rimpang Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria Rosc.) (Skripsi).Universitas Islam Negeri. Makassar.

Budiasih, W. 2011. Penghambat α-Amilase: Jenis, Sumber, dan PotensiPemanfaatannya dalam Kesehatan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 22(2):197-201.)

Budiyah. 2005. Pemanfaatan Pati Dan Protein Jagung (Corn Gluten Meal) DalamPembuatan Mi Jagung Instan. (Skripsi). Departemen Teknologi Pertaniandan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 53: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

43

Cahyanta AN. 2016. Penetakan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Pare MetodeKompleks Kolorimetri Dengan Pengukuran Absorbansi SecaraSpektrofotometri. STIKES Bhamada. Slawi.

Cahyono dan Bambang. 2004. Aneka Produk Olahan Ubi Kayu. Aneka Ilmu.Semarang.

Chen, Z. 2003. Physicochemical Properties of Sweet Potato Starches and TheirApplication in Noodle Products. (Thesis). Wageningen University,Netherlands.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus. Bogor.

Daud, F.M., Esti R. Sadiyah dan Endah Rismawati. 2011. Pengaruh PerbedaanMetode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioxidant Ekstrak Etanol dan DaunJambu Biji (Psidium guajava L.) Berdaging Buah Putih. Prosiding SeminarNasional Penelitian dan PKM Sains. Teknologi dan Kesehatan. Bandung.

Eunike. 2010. Herbal Indonesia Berkhasiat. PT. Trubus Swadaya. Jakarta.

Esti, K.P. 2000. Tepung Tapioka. Kantor Deputi Menegristek BidangPendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,Jakarta.

Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S. 1992. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi ketiga.Penerbit Erlangga. Jakarta.

Fu, B. X. . 2008. Asian Noodles: History, Classification, Raw Materials, andProcessing. Food Research International. 41:888-902.

Ghasemzadeh, A. and Ghasemzadeh, N. 2011. Flavonoid and Phenolic acids:Role and Biochemical activity in Plants and Human. Journal of MedicinePlants Research 5(31): 6698-6703.

Grace, M.R. 1977. Cassava Processing. Food and Agriculture Organization ofUnited Nations. Roma.

Griffiths, D.W. dan G. Moseley. 1980. The Effect of Diets Containing FieldBeans of High or Low Polyphenolic Content on the Activity of DigestiveEnzymes in the Intestines of Rats. Journal Sci Food Agric. 31 : 255–259.).

Halliwel, B. and J.M.C. Guttiridge. 1999. Free Radical in Biology andMedicine. Oxford University Press. New York.

Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Cetakan Kelima. PenebarSwadaya. Jakarta.

Hartanto, H. 2012. Identifikasi Potensi Antioksidan Minuman Cokelat dari Kakao

Page 54: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

44

Lindak (Theobroma Cacao L.) dengan Berbagai Cara Preparasi: MetodeRadikal Bebas 1,1 Diphenyl-2-Picrylhydrazil (DPPH). (Skripsi). UniversitasKatolik Widya Mandala Surabaya. Surabaya.

Hoffman, M.R., Martin, S.T., Choi, W., Bahneman, D.W. 1997. EnvironmentalApplication of Semiconductor Photocatalysis. Journal Chem. Rev., 69-96.

Huang, D., Du B, Prior RL. 2005. The Chemistry Behind Antioxidant CapacityAssays. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 53: 1841-1856

Husniati, Nurdjanah S, Prakarsa R. 2013. Aplikasi Gluten Enkapsulasi PadaProses Pembuatan Mi Tapioka. Biopropal Industri. 6(1):30-31.

International Diabetes Federation. 2017. IDF Diabetes Atlas 8 Edition.International Diabetes Federation. Brussels, Belgium.

Ismail, J., M.R.J. Runtuwene dan F. Fatimah. 2012. Penentuan Total Fenolik danUji Aktivitas Antioksidan pada Biji dan Kulit Buah Pinang Yaki ( Arecavestiaria Giseke). Journal Ilmiah Sains. 12 (2) : 84-88.

Julianti, ED., Nurjanah, N., Yuniati, H., Ridwan, E., Sahara, E. 2015. PengaruhTapioka Termodifikasi Ekstrak Teh Hijau Terhadap Glukosa Darah danHistologi Pankreas Tikus Diabetes. Penelitian Gizi dan Makanan .38 (1): 51-60.

Kahkonen, M.P., A.I. Hopia, H.J. Vaurela, J.P. Rauha, K. Pihlaja, T.S. Kujala,heinonen. 1999. Antioxidan Activity of Plant Extract Containing PhenolicCompounds. Journal Agric. Food Chem. 47: 3954-3962.

Kartasapoetra. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Rineka Cipta. Jakarta.

Kesuma, M.S dan Rina, Y. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik. AndalasUniversity Press. Padang.

Khalil. I, Haoferg, Taha. M.R, Sufyan H.T, Muhammad H.a, Sina G and GhaidI.A. 2016. Effect of Extract an Temperature Phenolic Compounds andAntioksidan Activity of Selected Spices. Food and Nutrition Science.Scientic Research Publishing. 362:370

Kim Y.S., Dennis, P.w., James, H.L., and B. Patricia. 1996. Suitability of EdibleBean and Potato Starches for Starch Noodles. Journal Cereal Chemistry. 73(3):302-308

Ma’rifah, S. 2017 Pengaruh Campuran Kunyit, Kayu Manis, dan Daun Jambu BijiPada Pemasakan Nasi Terhadap Tingkat Hidrolisis Pati, AktivitasAntioksidan, Total Fenol, Penerimaan Konsumen Dan Respon Glikemik Nasi(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Page 55: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

45

Maritim, Sanders, Watkins. 2003. Diabetes Oxidative Stress and Antioxidant: Areview. J Biochem Molecular Toxiology 17 (1): 24-39.

Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan OlehKosasih Padmawinata. Institut Teknologi Bandung Press. Bandung.

Matuo, T., Hanamure, N., Shimol, K., Nakamura, Y., dan Tomita, I. 1993.Identification of (+) Gallo Catechin as a-bio Antimutagenic Compound InPsidium Guajava Leaves. Phitochemistry 36: 1027-1029.

Meng B, Li J, Cao H. 2013. Antioxidant And Anti-Inflammatory Activities OfCurcumin On Diabetes Mellitus And Its Complications. Curr Pharm Des.19(11):2101-2113.

Miller, A.L. 1996. Antioxidant Flavonoids: Structure, Function, and ClinicalUsage. Alt Med Rev. 1:103-111.

Molyneux, P. 2004. The Use Of The Stable Free Radical Diphenylpicryl-Hydrazyl(DPPH) For Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal ofScience and Technology. 26:211-219.

Murdiati.A, Anggrahini. S, Supriyanto, A’lim. A .2015. Peningkatan KandunganProtein Mie Basah Dari Tapioka Dengan Subsitusi Tepung Koro PedangPutih (Casavalia Ensiformis L.). Journal Agritech. 35 (3): 251-260.

Murhadi, A. S. Suharyono dan Susilawati.2007. Aktivitas Antibakteri EkstrakDaun Salam (Syzygium polyanta) dan Daun Pandan (Pandanusamaryllifolius). J. Teknologi dan Industri Pangan. 28(1) : 17-24.

Nadhifah, AM. 2019. Pengaruh Campuran Kunyit, Kayu Manis, atau Daun JambuBiji Terhadap Sifat Fisik Mi Tapioka (Skripsi). Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Nair CI, Jayachandran K, Shashidar S. 2008. Biodegradation of Phenol. AfricanJournal of Biotechnology.7. 4951- 4958.

Nugrahaeni, M., Santoso, U., Suparmo dan Wuryastuti, H. 2011. Potential ofColeus tuberosus as an Antioxidant and Cancer Chemoprevention Agent.International Food Research Journal. 18(4): 1472-1480.

Nugroho NA. 1998. Manfaat dan Prospek Pengembangan Kunyit. Ed Ke-1. PT.Trubus Agriwidya. Ungaran.

Nurdin SU, Sukohar A, Ramadhani OS. 2017. Antiglucosidase and AntioxidantActivities of Ginger, Cinnamon, Turmeric and Their Combination.International Journal of Pharmacy and Pharmaeutical Research.10(1) : 5-6

Page 56: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

46

Nurdin S.U., Sundari Y.S., N. Fibra dan A. Sukohar. 2018. Respon Glikemik danAktivitas Antioksidan Nasi yang Dimasak Menggunakan Campuran Kunyit(Curcuma longa Linn.) dan Kayu Manis (Cinammomum sp.). JurnalAplikasi Teknologi Pangan. 143-150.

Parimin, 2005. Jambu Biji. Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. PenebarSwadaya. Jakarta.

Pengelly, A. 2006. The Constituents of Medicinal Plants: An Introduction to TheChemistry And Theraputics of Herbal Medicines. Allen And Unwin.Australia. Pp. 15-25.

Prakasa, R. 2014. Perbaikan Mutu Mie Tapioka Menggunakan Gluten Bebas DanGluten Enkapsulasi Pada Berbagai Proporsi. (Skripsi). Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Prakash, A. 2001. Antioxidant Activity. Medallion laboratories: AnalyticalProgress. 19(2): 1-4.

Pratiwi, D., S. Wadhaningsih dan Iskandar. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan DaunBawang Merah (Eleutherine Americana Merr.) Using DPPH (2,2 Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method. Journal Traditional Medicine. 18 (1) 9-10.

Prior, R.L., Wu, X. dan Schaich, K. 2005. Standardized methods for thedetermination of antioxidant capacity and phenolics in foods and dietarysupplements. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 53(10):4290-4302.

Proestos, C., Sereli, D. dan Komaitis, M. 2006. Determination of PhenolicCompounds in Aromatic Plants by RP-HPLC and GG-MS. Food Chemistry.95:44-52.

Purba, L.R. 2013. Perbandingan Kadar dan Komponen Minyak Atsiri RimpangCabang dan Rimpang Induk Kunyit (Curcuma Longa L.) segar dan keringsecara GC-MS (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rismunandar. 1987. Budidaya Kayu Manis. Sinar Baru. Jakarta.

Rismunandar dan F.B. Paimin. 2009. Kayu Manis: Budi Daya dan PengolahanEdisi Revisi Cetakan ke-8. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan Penyelamat Sel-sel Tubuh ManusiaBioTrends. 4(1): 5-9.

Rukmana, R. 1994. Kunyit. Kanisius. Jakarta.

Page 57: PENGARUH CAMPURAN KUNYIT, KAYU MANIS ATAU DAUN …digilib.unila.ac.id/61662/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan mi tapioka, dan ada hubungan

47

Rustam E., Atmasari I., Yanwirasti. 2007. Efek Anti inflamasi Ekstrak EtanolKunyit (Curcuma domestica Val.) Pada Tikus putih Jantan Galur Wistar.Jurnal sains dan Teknologi Farmasi, Vol 12, No 2:112-115.

Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Kanisius. Yogyakarta.

Sinaga, MS. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya.Jakarta.

Somaatmadja, D. 1984. Kimia Pangan. Biro Penataran Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Subaedah, R., Idris H., dan Teguh W. 2009. Teknologi pengolohan hasil tanamanpangan. Institut Pertanian Sulawesi Tenggara. Buletin Teknologi danInformasi Pertanian. 10(2):56-54

Sukohar A, Nurdin SU, Mayasari D, Suryawinata A. 2017. α- GlucosidaseInhibitor and Antioxidant Activity Assays of Guava Leaf,Cashew Leaf AndThe Combinations as Antidiabetic Agent. International Journal of Researchin Ayurveda & Pharmacy.8(1) : 87-89

Sundari, Y.S. 2017. Pengaruh Perbandingan Kunyit dan Kayu Manis YangDitambahkan Pada Pemasakan Nasi Terhadap Tingkat Hidrolisis Pati,Aktivitas Antioksidan dan Penerimaan Konsumen Nasi. (Skripsi).Universitas Lampung. Lampung.

Turisman, Puji, A. dan Risa, N. 2012. Total Fenol Fraksi Etil Asetat dari BuahAsam Kandis (Garcinia dioica Blume). Journal Untan. (1): 45-48.

Vijayakumar, A. Vijaya Anand, R. Manikandan. 2015. In Vitro AntioxidantActivity of Ethanolic Extract of Psidium guajava Leaves. Jurnal of ResearchStudies in Biosciences. Vol (2). 145-149.

Wurzburg. 1989. Introduction Of Modified Starch. CRC Press Inc. Florida; 10-13.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami Dan Radikal Bebas. Kanisius. Yogyakarta.

Yuliani, S., L. Udarno dan E. Hayani. 2003. Kadar Tanin dan Quersetin TigaTipe Daun Jambu Biji (Psidium guava). Buletin Tanaman Rempah danObat.14 (1):17-24.

Zhang, D., M. Fu, S.H. Gao, dan JL. Liu. 2013. Curcumin and Diabetes : Asystematic Review.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3857752/. Diakses pada tanggal 10 Mei 2018.

Zuhra, C.F., Juliarti, B.T., dan Herline, S. 2008. Aktivitas Antioksidan SenyawaFlavonoid Dari Daun Katuk (Sauropus Androgynus L. Merr). Jurnal BiologiSumatera. Departemen Kimia FMIPA USU. 3 (1): 7-10.