pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen

21
1 Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Karyawan melalui Kepuasan Kerja Studi pada Karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Disusun Oleh: Yustina Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing: Noermijati Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya ABSTRACT This research aims to analyse the influence of occupational safety and health on organizational commitment through job satisfaction at PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. The research is explanatory in nature and intended to explain the relation between variabels. The Population of this research involves regular employees of PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. The sample consists of 152 employees taken by using proportional random sampling. Further, the data were analysed with descriptive measure and path analysis using SPSS 23. It is found that (1) occupational safety and health directly influenced organizational commitment, (2) occupational safety and health directly influenced job satisfaction, (3) job satisfaction directly influenced organizational commitment, and (4) occupational safety and health indirectly influenced organizational commitment through job satisfaction Keywords: Occupational Safety and Health, Organizational Commitment, Job Satisfaction ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisaional melalui kepuasan kerja di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory research untuk menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan tetap PT Semen Indonesia. Sampel berjumlah 152 karyawan dengan menggunakan proportional random sampling. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala likert, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis jalur yang dibantu dengan program SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional (2) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja (3) kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional (4) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja. Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja TerhadapKomitmen Organisasional Karyawan melalui Kepuasan Kerja

Studi pada Karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

Disusun Oleh:Yustina

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Dosen Pembimbing:Noermijati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

ABSTRACTThis research aims to analyse the influence of occupational safety and health onorganizational commitment through job satisfaction at PT Semen Indonesia (Persero)Tbk. The research is explanatory in nature and intended to explain the relation betweenvariabels. The Population of this research involves regular employees of PT SemenIndonesia (Persero) Tbk. The sample consists of 152 employees taken by usingproportional random sampling. Further, the data were analysed with descriptive measureand path analysis using SPSS 23. It is found that (1) occupational safety and healthdirectly influenced organizational commitment, (2) occupational safety and healthdirectly influenced job satisfaction, (3) job satisfaction directly influenced organizationalcommitment, and (4) occupational safety and health indirectly influenced organizationalcommitment through job satisfaction

Keywords: Occupational Safety and Health, Organizational Commitment, JobSatisfaction

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerjaterhadap komitmen organisaional melalui kepuasan kerja di PT Semen Indonesia(Persero) Tbk. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory researchuntuk menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti. Populasi padapenelitian ini adalah karyawan tetap PT Semen Indonesia. Sampel berjumlah 152karyawan dengan menggunakan proportional random sampling. Proses pengumpulandata menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala likert, sedangkananalisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis jalur yang dibantudengan program SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keselamatandan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional (2)keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja (3)kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional (4) keselamatandan kesehatan kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap komitmen organisasionalmelalui kepuasan kerja.

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepuasan Kerja, KomitmenOrganisasional

2

1. Pendahuluan

Persaingan industri yang

semakin ketat membuat industri

harus mengoptimalkan seluruh

sumberdaya yang mereka miliki

untuk meningkatkan daya saing dan

mengahsilkan produk yang

berkualitas tinggi. Untuk mencapai

hal tersebut tidak lepas dari peranan

sumberdaya manusia (SDM) yang

dimiliki oleh perusahaan. Aset

perusahaan yang berupa faktor-

faktor produksi seperti mesin,

modal, material dapat bermanfaat

setelah diolah oleh sumberdaya

manusia yang dimiliki. Sumberdaya

manusia yang dimiliki tentunya

tidak terlepas dari masalah-masalah

yang berkaitan dengan keselamatan

dan kesehatan kerja sewaktu

bekerja. Masalah keselamatan dan

kesehatan kerja merupakan suatu

masalah yang harus disikapi secara

serius oleh setiap pelaku industri di

Indonesia baik dari sisi pengusaha

maupun pekerja.

Keselamtan dan Kesehatan

Kerja merupakan salah satu syarat

bagi perusahaan untuk dapat

beroperasi, sebagaimana tercantum

dalam Undang-undang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) No. 1

tahun 1970 semua pihak harus

mematuhi peraturan tersebut.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) adalah suatu program yang

dibuat pekerja maupun penguasaha

sebagai upaya mencegah timbulnya

kecelakaan dan penyakit akibat

kerja dengan cara mengenali hal-hal

yang berpotensi menimbulkan

kecelakaan dan penyakit akibat

kerja serta tindakan antisipatif

apabila terjadi kecelakaan dan

penyakit akibat kerja. Salah satu

tujuan diterapkannya program K3

oleh perusahaan adalah untuk

mengurangi biaya apabila timbulnya

kecelakaan dan penyakit akibat

kerja.

Perlindungan tenaga kerja

dari bahaya dan penyakit akibat

kerja atau akibat lingkungan kerja

sangat dibutuhkan oleh karyawan

agar karyawan merasa aman dan

nyaman dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Dari rasa aman dan

nyaman yang dimiliki karyawan

kemudian akan timbul kapuasan

dalam diri karyawan. Kepuasan

kerja merupakan generealisasi

sikap-sikap pekerja terhadap

3

pekerjaannya. Kepuasan yang

dirasakan secara terus-menerus oleh

karyawan dapat menimbulkan

komitmen organisasional pada diri

karyawan dalam mengerjakan

pekerjaannya.

Salah satu faktor penting

yang mempengaruhi kepuasan kerja

adalah kepuasan hidup sebab

sebagian besar hidup karyawan

dihabiskan ditempat kerja. beberapa

hal yang menyebabkan karyawan

kurang puas adalah timbal balik dari

perusahaan seperti: gaji yang tidak

sesuai harapan kurangnya apresiasi

dari perusahaan, kemampuaan yang

kurang dimanfaatkan oleh

perusahaan dan sedikitnya

kesempatan bagi karyawan untuk

ikut berpartisipasi dalam aktivitas

perusahaan. Sedangkan komitmen

organisasional yang dimiliki

karyawan terhadap perusahaan

dipengaruhi oleh beberapa faktor,

baik yang berasal dari dalam

maupun dari luar perusahaan,

diantaranya adalah pengalaman

kerja dan lingkungan kerja. Miner

(1988) menyebutkan bahwa atau

berkurangnya komitmen

organisasional tergantung pada dua

hal yaitu sifat karyawan itu sendiri

dana karakteristik organisasi tempat

karyawan bekerja. Dewasa ini

konsep komitmen organisasional

menjadi isu yang sangat penting

dalam dunia kerja, sehingga

beberapa organisasi berani

mamasukkan unsur komitmen

organisasional sebagai salah satu

syarat untuk memegang jabatan atau

posisi dalam sebuah organisasi. Ada

beberapa alasan mengapa organisasi

harus melakukkan berbagai usaha

untuk meningkatkan derajat

komitmen organisasional dalam diri

karyawan. Pertama, semakin tinggi

komitmen organisasional, semakin

besar pula usaha yang dilakukan

karyawan dalam melaksanakan

pekerjaannya. Kedua, semakin

tinggi komitmen organisasional,

maka semakin lama karyawan

mempunyai komitmen

organisasional yang tinggi, maka ia

tidak berniat meninggalkan

organisasi.

Penelitian mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja,

kepuasan kerja dan komitmen

organisasional telah dilakukan

beberapa kali. Beberapa diantaranya

4

adalah Junaediet al (2013)

menjelaskan keselamatan dan

kesehatan kerja berpengaruh positif

signifikan terhadap komitmen

organisasional. Saputra (2012)

mengemukakan keselamatan dan

kesehatan kerja memiliki hubungan

positif, kuat dan nyata terhadap

kepuasan kerja. Kartika (2012)

menyatakan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh postif signifikan

terhadap komitmen organisasional

karyawan. Lebih lanjut Indrawati et

al (2017) keselamatan dan

kesehatan kerja berpengaruh secara

tidak langsung terhadap komitmen

organisasional melalui kepuasan

kerja.

PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk merupakan salah satu

perusahaan milik negara yang

bergerak di bidang industri semen.

Sebagai perusahaan milik negara,

tugas yang diemban tentunya juga

besar. Tugas yang dimaksud adalah

memenuhi kebutuhan semen

masyarakat dalam negeri dan

bahkan masyarakat luar negeri. Visi

dari PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk adalah menjadi perusahaan

persemenan internasional yang

terkemuka di Asia Tenggara. Untuk

mencapai tugas dan mancapai visi

tersebut tentunya dibutuhkan

sumberdaya manusia yang

berkualitas. PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk menyadari untuk

mencapai hasil yang maksimal dan

terus meningkatkan kualitas

perusahaan hanya akan akan didapat

apabila karyawan memiliki

kepuasan kerja yang tinggi sehingga

menumbuhkan komitmen

organisasional pada diri karyawan

dan pada akhirnya akan

menghasilkan produktivitas yang

tinggi pula.

PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk merupakan industri

berat yang telah maju dengan hasil

produksinya berupa bahan

bangunan. Dalam proses

produksinya, perusahaan tidak lepas

dari penggunaan mesin-mesin berat

yang hal ini dapat menimbulkan

faktor dan potensi bahaya. Dengan

demikian perlu adanya jaminan K3

pada karyawan, hal ini dikarenakan

apabila pekerja merasa perusahaan

tidak mampu memberikan

ketenangan, keamanan, dan

kenyamanan dalam bekerja maka

5

mereka pun akan bekerja dengan

perasaan khawatir, tidak mampu

berkonsentrasi dengan baik dan

pada akhirnya akan menghambat

kepuasan dan komitmen

organisasional yang dirasakan oleh

karyawan Dengan demikian perlu

adanya jaminan K3 pada karyawan,

hal ini dikarenakan apabila pekerja

merasa perusahaan tidak mampu

memberikan ketenangan, keamanan

dan kenyamanan dalam bekerja,

maka mereka pun akan bekerja

dengan perasaan khawatir, tidak

mampu berkosentrasi dengan baik

dan pada akhirnya akan

menghambat kepuasan dan

komitmen oragnisasional yang

dirasakan oleh karyawan. Jika

perusahaan mampu memberikan

ketenangan dan keamanan berupa

penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) dalam bekerja

maka karyawan akan mengikuti

peraturan perusahaan termasuk

menggunakan peralatan K3,

sehingga kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja dapat dicegah.

Selain itu, karyawan akan merasa

aman dan nyaman yang pada

akhirnya akan menimbulkan

kepuasan dan komitmen

organisasional dalam diri karyawan,

sehingga hal tersebut akan

menguntungkan bagi perusahaan itu

sendiri.

Berdasarkan uraian di

atas, maka judul yang diambil

untuk penelitian ini

adalah“Pengaruh Keselamatan

dan Kesehatan Kerja terhadap

Komitmen Organisasional

Karyawan melalui Kepuasan

Kerja (Studi pada Karyawan

PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk)”

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di

atas, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah keselamatan dan

kesehatan kerja berpengaruh

signifikan terhadap komitmen

organisasional?

2. Apakah keselamatan dan

kesehatan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan

kerja?

3. Apakah kepuasan kerja

berpengaruh signifikan terhadap

komitmen organisasional?

6

4. Apakah keselamatan dan

kesehatan kerja berpengaruh

secara tidak langsung terhadap

komitmen organisasional

melalui kepuasan kerja?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah

di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh

keselamatan dan kesehatan

kerja terhadap komitmen

organisasional.

2. Menganalisis pengaruh

keselamatan dan kesehatan

kerja terhadap kepuasan kerja.

3. Menganalisis pengaruh

kepuasan kerja terhadap

komitmen organisasional.

4. Menganalisis pengaruh tidak

langsungkeselamatan dan

kesehatan kerja terhadap

komitmen organisasional

melalui kepuasan kerja.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh

dari penelitian ini diantaranya

yaitu:

1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan

dalam bidang sumber daya

manusia terutama dalam hal

penerapan K3 yang berhubungan

dengan kepuasan kerja dan

komitmen karyawan .

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan rujukan

dalam mengevaluasi penerapan K3

yang telah ada dalam

meningkatkan kepuasan kerja dan

komitmen organisasional

karyawan

3. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan referensi

untuk pengetahuan dan informasi

untuk penelitian selanjutnya.

2. Landasan Teori Dan Hipotesis

Menurut Leon C Megginson

dalam Mangkunegara (2004)

keselamatan dan kesehatan kerja

memiliki dua istilah yaitu risiko

keselamatan dan kesehatan.

Keselamatan kerja mengindikasikan

adanya suatu kondisi yang aman

atau terbebas dari penderitaan,

kerusakan atau kerugian di tempat

kerja. Sementara kesehatan kerja

mengacu pada kondisi yang bebas

dan aman dari gangguan fisik,

mental emosi atau rasa sakit yang

disebabkan oleh lingkungan kerja

7

Sedangkan menurut Abidin

(2008) merupakan suatu bentuk

upaya untuk menciptakan suasana

bekerja yang aman, nyaman guna

mencapai produktivitas setinggi-

tingginya.

Maka dapat disimpulkan

bahwa keselamatan dan kesehatan

kerja adalah suatu program yang

memberikan jaminan keselamatan

dan kesehatan kerja guna

memberikan rasa aman dan nyaman

sehingga tercipta produktivitas yang

tinggi.

Menurut Swasto (2011)

variabel K3 dapat diukur dengan

dua indikator yaitu sebagai berikut:

1. Keselamatan Kerja

Merupakan perlindungan yang

diberikan kepada karyawan agar

terhindar dari kecelakaan kerja

ditempat kerja akibat kerja. Hal ini

meliputi melengkapi mesin-mesin

dengan alat pengaman, pengaturan

penerangan dengan tepat,

menyediakan alat pelindung diri,

dan adanya pengawasan dan

pemeliharaan alat-alat kerja

2. Kesehatan kerja

Kesehatan kerjaadalah suatu

kodisi di tempat kerja yang

memungkinkan seseorang karyawan

mempertahankan daya tahan tubuh

serta kesehatannya dalam

melakukan pekerjaan, hal ini

meliputi kebersihan lingkungan

kerja, ventilasi dan suhu udara di

tempat kerja, tersedianya fasilitas

kesehatan (klinik, dan baiknya

fasilitas kesehatan yang diberikan.

Menurut Handoko (2009)

kepuasan kerjaadalah suatu keadaan

emosional yang mneyenangkan atau

tidak menyenangkan sehingga akan

mempengaruhi bagaimana cara

karyawan memandang pekerjaan

mereka.

Sedangkan menurut

Mangkuprawira (2007), kepuasan

kerja adalah perasaan yang timbul

dalam diri individu terhadap

pekerjaannya. Perasaan tersebut

merupakan hasil penilaian tentang

seberapa jauh pekerjaan itu secara

keseluruhan mampu memuaskan

kebutuhan karyawan.

Maka dapat disimpulkan

bahwa kepuasan kerja adalah sikap

emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaanya.

Menurut Handoko dalam

Cholik (2015) kepuasan kerja

8

seseorang karyawan dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain :

1. Gaji, yakni segala bentuk

bayaran yang diterima oleh

seseorang sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas atau pekerjaan

apakah sesuai dengan kebutuhan

dan dirasa adil

2. Pekerjaan itu sendiri, dapat juga

diartikan sebagai isi pekerjaan

yang dilakukan oleh seseorang

dan apakah memiliki elemen

yang memuaskan atau tidak.

3. Rekan sekerja, dapat diartikan

juga sebagai setiap rekan kerja

yang saling berinteraksi dalam

melaksanakan tugas atau

pekerjaan

4. Atasan, seseorang yang

senantiasa memberi perintah,

petunjuk dan arahan dalam

melaksanakan tugas atau

pekerjaan

5. Promosi, adalah kemungkinan

seseorang untuk berkembang

dengan mendapatkan kenaikan

jabatan.

6. Lingkungan kerja, terdiri atas dua

unsur meliputi lingkungan fisik

dan linmgkungan psikologis

Robbins dan Coulter (2006)

berpendapat bahwa komitmen

organisasionalsuatu kondisi dimana

karyawan akan memihak pada nilai

dan tujuan-tujuan suatu organisasi

tertentu dan berharap untuk dapat

tetap menjadi bagian dalam

organisasi tersebut.

SedangkanLuthans (2006)

menjelaskan komitmen organisasi

sebagai suatu sikap yaitu merupakan

suatu motif dan hasrat yang kuat

untuk selalu menjadi bagian dalam

sebuah oragnisasi.

Maka dapat disimpulkan

bahwa komitmen organisasional

merupakansikap loyal yang dimiliki

karyawan terhadap organisasi dan

kesediaan karyawan untuk tetap

mengerjakan tugasnya sebbaik

mungkin demi tercapainya nilai dan

tujuan oragnisasi.

Menurut Meyer dan Allen

(dalam Robbins, 2014) komitmen

organisasional dapat diukur dengan

tiga indikator yaitu sebagai berikut:

1. Komitmen Afektif (Affective

Commitment),yaitu ikatan

emosional dan keterlibatan

karyawan dalam suatu

organisasi. Karyawan akan

9

menetap dalam suatu oragnisasi

dengan pandangan, tujuan, serta

nilai organisasi yang sesuai

dengan dirinya.

2. Komitmen berkelanjutan

(Continuance

Commitment),yaitu

pertimbangan mengenai nilai

ekonomi yang harus dikorbankan

bila akan meninggalkan

organisasi. Karyawan akan

menetap pada suatu oragnisasi

sebagai suatu pemenuhan

kebutuhan dan tidak adanya

peluang bekerja di organisasi

lainnya.

3. Komitmen normatif (Normative

Commitmen),keyakinan

karyawan atas tanggung jawab

untuk loyal dan tetap tinggal

pada suatu organisasi. Hal ini

didasarkan dengan adanya

kewajiban moral, dimana

karyawan akan merasa tidak

nyaman dan bersalah jika tidak

memberi balasan atas apa yang

telah diberikan organisasi.

Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1Kerangka Kosep Penelitian

Sumber: Data Diolah 2018

Hipotesis

H1:Terdapat pengaruh signifikan

keselamatan dan kesehatan

kerja terhadap komitmen

organisasional.

H2:Terdapat pengaruh signifikan

keselamatan dan kesehatan

kerja terhadap kepuasan kerja.

H3:Terdapat pengaruh signifikan

kepuasan kerja terhadap

komitmen oragnisasional.

H4:Terdapat pengaruh tidak

langsung keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap

komitmen organisasional

melalui kepuasan kerja.

3. Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan dari

penelitian maka penelitian yang

dilakukan termasuk jenis

explanatory research.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan

pada PT. Semen Indonesia (Persero)

H2

H1

H3

Kepuasan Kerja(Z)

Keselamatandan Kesehatan

Kerja (X)

KomitmenOrganisasional

(Y)

H4

10

Tbk, yang beralamatkan di Desa

Sumberarum Kecamatan Kerek

Kabupaten Tuban

Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini, populasi

yang digunakan adalah seluruh

karyawan tetap PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk pada tingakatan

eselon 2 sampai eselon 5 dengan

jumlah 583 karyawan. Sementara

untuk sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode Proportional

Random Sampling dengan jumlah

sebesar 152 karyawan

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data

menggunakan kuisioner. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono,

2008). Kuesioner dibagikan kepada

semua responden penelitian untuk

diisi dan setelahnya dikembalikan

kepada peneliti.

Metode Manalisis Data

Metode analisis data menggunakan

analisis deskriptif. Analisis

deskriptif adalah statistik yang

berfungsi untuk mendeskripsikan

atau memberi gambaran terhadap

obyek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi sebagaimana

adanya, tanpa melakukan dan

membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum (Sugiyono, 2012).

Selain analisis deskriptif,

penelitian ini juga menggunakan

teknik analisis jalur

untukmengetahui pengaruh antar

variabel.

4. Hasil Penelitian

Hasil penyebaran 152

kuesioner diperoleh gambaran

responden sebagai berikut:

Tabel 4.1Komposisi Mayoritas Responden

Komposisi

Responden

Mayoritas

Responden

Jumlah %

Jenis Kelamin Laki-laki 136 89

Usia >35 Tahun 100 66

Pendidikan

Terakhir

S1 70 46

Masa Kerja >20 Tahun 73 48

Sumber: Data primer diolah, 2017.

Mayoritas responden yang

bekerja pada PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk adalah laki-laki.

Kemudian mayoritas karyawan

berusia >35 Tahun. Mayoritas

pendidikan karyawan yaitu S1 dan

maryoritas karyawan memiliki masa

kerja >20 Tahun.

11

Hasil Uji Instrument Penelitian

Uji validitas digunakan

untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu suatu kuesioner. Uji

validitas dimaksudkan untuk

mengukur sejauh mana variabel

yang digunakan benar-benar

mengukur apa yang seharusnya

diukur (Ghozali, 2016).

Penelitian ini menggunakan

item dalam bentuk pernyataan

sebagai instrumen pengukur. Uji

validitas dilakukan membandingkan

r hitung dengan r tabel. Jika r hitung

>

r tabel maka item kuesioner tersebut

valid. Sedangkan jika r hitung < r

tabel berarti item kuesioner tersebut

tidak valid.

Uji Realibilitas sebenarnya

adalah alat ukur untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu (Ghozali, 2016).

Suatu variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai Crobanch

Alpha> 0,70 (Ghozali, 2016).

Pengertian umum menyatakan

bahwa instrument penelitian harus

reliabel.

Tabel 4.2Hasil Analisis Jalur

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Ket : *(signifikan)

Tabel 4.3Hasil Uji Langsung

dan Tidak LangsungPengaruh

Variabel

Koef. P

value

A

(5%)

Ket

X →Y 0.198 0.029 0.05 Signifikan

X →Z 0.660 0,000 0,05 Signifikan

Z → Y 0.411 0,000 0,05 Signifikan

X→Z→Y 0.271 0,000 0,05 Signifikan

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Gambar 4.1Diagram Hasil Analisis Jalur

BebasMedia

si

Ter-

ikat

Koefisien

Direct Indirect Total

X - Z 0.660* - 0.660

X Z Y0.198

*0.271* 0.469

Z - Y0.411

*- 0.411

Kepuasan Kerja(Z)

Keselamatandan Kesehatan

Kerja (X)

KomitmenOrganisasional

(Y)

Koef. = 0.660P value = 0.000

Koef. = 0.411P value = 0.000

Koef. = 0.198P value = 0.029

12

Sumber: Data primer diolah, 2018

PembahasanHasil Uji Hipotesis

a.Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh

yang signifikan darikeselamatan dan

kesehatan kerja (X) terhadap

komitmen organisasional (Y).

Dari hasil uji statistik, pengaruh

keselamatan dan kesehatan kerja (X)

terhadap komitmen organisasional

(Y) menghasilkanp value sebesar

0.029. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa p value < alpha (5%). Hal ini

berarti terdapat pengaruh signifikan

keselamatan dan kesehatan kerja

terhadap komitmen organisasional.

Koefisien sebesar 0.198 menyatakan

bahwa Keselamatan dan Kesehatan

Kerja berpengaruh positif terhadap

Komitmen Organisasional. Dengan

demikian, pengujian ini dapat

menjawab Hipetesis pertama (H1)

yang telah dirumuskan.

Hipotesis 2: Terdapat pengaruh

yang signifikan darikeselamatan dan

kesehatan kerja (X) terhadap

kepuasan kerja (Z).

Dari hasil uji statistik,

pengaruh keselamatan dan

kesehatan kerja (X) terhadap

kepuasan kerja (Z) menghasilkan p

value sebesar 0.000. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa p value < alpha

(5%). Hal ini berarti terdapat

pengaruh signifikan keselamatan

dan kesehatan kerja terhadap

kepuasan kerja. Koefisien sebesar

0.660 menyatakan bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja

berpengaruh positif terhadap

kepuasan kerja. Dengan demikian,

pengujian ini menjawab hipotesis

kedua (H2) yang telah dirumuskan.

Hipotesis 3: Terdapat pengaruh

darikepuasan kerja (Z) terhadap

komitmen organisasional (Y).

Dari hasil uji statistik,

pengaruh kepuasan kerja terhadap

komitmen organisasional

menghasilkanp value sebesar 0.000.

Hasil pengujian tersebut

menunjukkan bahwa p value < alpha

(5%). Hal ini berarti terdapat

pengaruh signifikan kepuasan kerja

terhadap komitmen organisasional.

Koefisien sebesar 0.411 menyatakan

bahwa kepuasan kerja berpengaruh

positif terhadap komitmen

Koef. = 0.271P value = 0.000

13

organisasional. Dengan demikian,

pengujian ini dapat menjawab

hipotesis ketiga (H3) yang telah

dirumuskan.

Hipotesis 4 :Terdapat pengaruh

tidak langsung dari keselamatan dan

kesehatan kerja(X) terhadap

komitmen organisasional(Y)melalui

kepuasan kerja (Z). Hal ini

dikarenakan terdapat pengaruh

variabel (X) terhadap variabel (Z)

signifikan dan pengaruh variabel (Z)

terhadap variabel (Y) signifikan.

Kemudian untuk nilai pengaruh

tidak langsung antara penilaian

kinerja karyawan (X) dengan kinerja

karyawan (Y) melalui motivasi kerja

(Z) diperoleh dari hasil kali antara

pengaruh langsung keselamatan dan

kesehatan kerja (X) dengan

kepuasan kerja kerja (Z) dan

pengaruh langsung antara kepuasan

kerja (Z) dengan komitmen

organisasional (Y), sehingga

pengaruh tidak langsung sebesar

(0,660 x 0,411) = 0,271. Karena

koefisien beta bertanda positif

(0,271), artinya semakin tinggi

peran dari keselamatan dan

kesehatan kerja (X) semakin tinggi

pula komitmen organisasional (Y),

jika kepuasan kerja karyawan (Z)

juga tinggi.Maka dengan demikian

secara statistik H4 diterima, yang

berarti hipotesa yang menyatakan

bahwa variabel keselamatan dan

kesehatan kerja (X)

berpengaruhsecara tidak langsung

terhadap variabel komitmen

organisasional (Y) melalui variabel

kepuasan kerja (Z) dapat diterima

dengan nilai pengaruh sebesar

0,271.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan hasil analisis jalur

(path analysis) yang telah dilakukan,

maka hasil penelitianini dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

Hasil temuan pertama yaitu

keselamatan dan kesehatan kerja

berpengaruh langsung terhadap

komitmen organisasional.Pengujian

hipotesis pertama menyatakan

bahwa ada pengaruh yang positif

dan signifikandari keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap komitmen

organisasional. Hasil penelitianini

sejalan dengan pendapat Miner

(1988) yang menyatakan bahwa

faktor yang mendukung

terbentuknya komitmen karyawan

pada perusahaan, misalnya: situasi

14

kerja rasa percaya dan keyakinan

terhadap manajemen perusahaan,

termasuk didalamnya program K3.

Hal ini menunjukkan bahwa

penerapan K3 yang diterapkan PT

Semen Indoneisa (Pesero) Tbk.

Memiliki keterkaitan erat dengan

komitmen orgnisasionalkaryawan.

Semakin baik program K3 yang

dijalankan oleh perusahaan maka

akan semakin meningkatkan

komitmen organisasional karyawan

terhadap perusahaan. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian

terdahulu yang dilakukan Indrawati,

et al (2017) yang mengemukakan

bahwa keselamatan dan kesehatan

kerja berpengaruh positif signifikan

terhadap komitmen organisasional.

Berdasarkananalisis

deskriptif kuesioner pada variabel

keselamatan dan kesehatan kerja,

indikator yang memiliki nilai rata-

rata tertinggi adalah indikator

keselamatan kerja. Merujuk pada

hasil wawancara dengan salah satu

pemimpin K3, diperoleh informasi

bahwa keselamatan kerja pegawai

benar-benar diperhatikan mulai dari

karyawan masuk hingga pulang dari

tempat kerja, sehingga keserlamatan

karyawan terjamin.Jaminan

keselamatan yang diberikan berupa

APD (Alat Pelindung Diri) yang

diberikan secara cuma-cuma oleh

perusahaan, mesin-mesin yang

dilengkapi dengan alat pengaman

Hasil temuan kedua yaitu

keselamatan dan kesehatan kerja

berpengaruh langsung terhadap

kepuasankerja. Pengujian hipotesis

keduamenyatakan bahwa ada

pengaruh yang positif dan

signifikan keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap kepuasan

kerja. Hal ini menunjukkan bahwa

penerapan program K3 PT Semen

Indonesia (Persero) Tbk dapat

berpengaruh terhadap kepuasan

kerja yang dirasakan oleh karyawan.

Hasil penelitian ini mendukung

penelitian terdahulu yang dilakukan

Novianto (2016) yang menyatakan

bahwa kepuasan kerja dipengaruhi

secara positif signifikan oleh K3.

Hasil penelitian ini juga mendukung

penelitian yang dilakukan oleh

Saputra (2012) yang menyatakan

K3 memiliki hubungan positif, kuat

dan nyata terhadap kepuasan kerja.

Hal ini sejalan dengan pendapat

Arep dan Tanjung(2004) yang

15

mengemukakan bahwa program K3

yang diterapkan dapat meingkatkan

kepuasan kerja. Sehingga semakin

baik pelaksanaan program K3 maka

tingkat kepuasan kerja karyawan

juga akan semakin tinggi.

Sebaliknya jika pelaksanaan

program K3 buruk, maka kepuasan

kerja karyawan juga akan rendah.

Berdasarkan analisis

deskriptif kuesioner pada

keselamatan dan kesehatan kerja,

indikator yang memiliki nilai rata-

rata terendah adalah kesehatankerja.

Namun masih termasuk dalam

kategori yang tinggi. Bedasarkan

hasil wawancara dengan salah satu

karyawan, perusahaan sangat

memperhatikan kesehatan karyawan

salah satunya adalah dengan

memfasilitasi karyawan dengan

kartu BPJS dan klinik kesehatan.

Hasil temuan ketiga yaitu

kepuasan kerja berpengaruh

langsung terhadap komitmen

organisasional. Pengujian hipotesis

ketiga menyatakan bahwa ada

pengaruh yang positifdan signifikan

kepuasan kerja terhadap komitmen

organisasional.Hasil penelitian ini

mendukung penelitian terdahulu

yang dilakukan Kartika (2012) yang

menyatakan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh positif signifikan

terhadap komitmen organisasional

karyawan. Penelitian lain yang

mendukung adalah penelitian

Karambutet al (2012) yang

menyatakan bahwa kepuasan kerja

berpenggaruh positif

terhadapkomitmen organisasional.

Lebih lanjut penelitian ini

mendukung penelitian Prabowo et

al (2016) yang mengemukakan

kepuasan kerja kepuasan kerja

memiliki hubungan signifikan

terhadap komitmen organisasional.

Selanjutnya ada penelitian Yulianto

et al (2016) juga mengemukakan

kepuasan kerja berpengaruh

terhadap komitmen

organisasional.Hal ini sejalan

dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Luthan(2006) yang

menyatakanjika jenis pekerjaan,

atasan dan rekan kerja, upah dan

gaji, kesempatan promosi dipenuhi

oleh organisasi dan berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja

maka akan menimbulkan komitmen

organisasi pada diri karyawan.

Semakin tinggikepuasan kerja yang

16

dirasakan oleh karyawan maka akan

semakin tinggi pula komitmen yang

dirasakan oleh karyawan pada PT

Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Berdasarkananalisis deskriptif

kuesioner pada variabel kepuasan

kerja, indikator yang memiliki nilai

rata-rata tertinggi adalah indikator

rekan kerja. Merujuk pada hasil

wawancara salah satu karyawan

muda yang memiliki masa kerja 1-2

tahun, diperoleh informasi bahwa

karyawan tersebut telah merasa

diterima didalam pergaulan kantor

walaupun dia masih muda dan

tergolong karyawan baru. Hal ini

dapat diartikan bahwa hubungan

sosial antar karyawan terjalin

dengan baik.

Hasil temuan keempat yaitu

keselamatan dan kesehatan

kerjaberpengaruh secara tidak

langsung terhadap komitmen

organisasional melalui kepuasan

kerja. Pengujian hipotesis keempat

menyatakan bahwa ada pengaruh

tidak langsung yang positif dan

signifikan keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap komitmen

organisasional melalui kepuasan

kerja. Keselamatan dan kesehatan

kerja yang diterapkan dapat

menghasilkan umpan balik kepuasan

pada diri karyawan

sehinggakomitmen dalam diri

karyawan meningkat.Sehingga

dalam hal ini dapat disimpulkan

bahwakeselamatan dan kesehatan

kerja berpengaruh secara tidak

langsung terhadap komitmen

organisasional melalui kepuasan

kerja. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian terdahulu

yang dilakukan Indrawatiet al

(2017) yang menyatakanbahwa

variabel kepuasan kerja berperan

sebagai variabel yang memediasi

pengaruh penerapan K3 pada

komitmen organisasional.

3. Kesimpulan Dan Saran

a. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui pengaruh

keselamtan dan kesehatan kerja

terhadap komitmen organisasional

karyawanmelalui kepuasan kerja

karyawan di PT. Semen

Indonesia(Persero) Tbk. Kesimpulan

dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

17

1. Keselamatan dan kesehatan

kerja berpengaruh signifikan

terhadap komitmen

organisasional karyawan. Hal ini

dapat diartikan bahwa semakin

baik penerapan program

keselamatan dan kesehatan kerja

maka semakin tinggi pula

komitmen organisasional

karyawan.

2. Keselamatan dan kesehatan

kerja berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja. Hal ini

dapat diartikan bahwa semakin

baik pelaksanaan program

keselamatan dan kesehatan kerja

maka semakin tinggi pula

kepuasan kerja.

3. Kepuasan kerja berpengaruh

signifikan terhadap komitmen

organisasional karyawan. Hal

ini dapat diartikan bahwa

semakin tinggi tingkat kepuasan

kerja maka semakin tinggi pula

komitmen organisasional

karyawan.

4. Keselamatan dan kesehatan

kerja berpengaruh signifikan

terhadap komitmen

organisasional karyawan

melalui kepuasan kerja. Hal ini

dapat diartikan semakin tinggi

kepuasan kerja yang disebabkan

oleh semakin baiknya

keselamatan dan kesehatan kerja

cenderung dapat menigkatkan

komitmen organisasional

karyawan.

b. Saran

1. Bagi PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk

1) Kepuasan kerja memiliki

pengaruh yang lebih besar

untuk meningkatkan

komitmen organisasional

karyawan daripada pengaruh

K3 terhadap komitmen

organisasional. Oleh karena

itu, perusahaan perlu

meningkatkan kembali

program keselamatan dan

kesehatan kerja yang

diterapkan.

2) Indikator kesehatan dari

variabel keselamatan dan

kesehatan kerja memiliki

nilai rata-rata paling rendah.

Salah satu faktor

penyebabnya dalah

karyawan merasa kualitas

suhu udara dan ventiilasi di

18

tempat kerja rendah

dikarenakan suhu udara kota

Tuban yang panas ditambah

debu yang bertebaran

dilingkungan pabrik. Oleh

karena itu, sebaiknya

perusahaan perlu

memperhatikan vantilasi

yang ada disetiap ruangan

guna meningkatkan kualitas

udara dan penerangan yang

ada. Selain itu, karyawan

sebaiknya selalu

menggunakan masker yang

telah disediakan oleh

perusahaan bial beraktivitas

di luar ruangan

3) Kepuasan kerja memiliki dua

indikator dengan nilai rata-

rata terendah, yaitu indikator

pekerjaan itu sendiri dan

indikator promosi.pertama,

ada indikator penekerjaan itu

sendiri pekerjaan itu sendiri.

Salah satu penyebabnya

adalah karyawan merasa

pekerjaan yang dikerjakan

tidak sesuai dengan bidang

atau kemampuannya. Olwh

karena itu, sebaiknya

perusahaan rutin

memberikan pelatihan guna

memperkenalkan pekerjaab

dan melatih karyawan agar

terbisa dan handal.

4) Selanjutnya ada indikator

promosi dari variabel

kepuasan kerja yang juga

memiliki rata-rata terendah.

Sistem promosi jabatan yang

diterapkan adalah dengan

lelang jabatan. Tujuan

menggunakan metode lelang

untuk menemukan karyawan

terbaik untuk mengisi

kekosongan jabatan. Hal ini

baik untuk dilakukan namun

disisi lain mengabaikan

loyalitas karyawan. oleh

karena itu, perusahaan

sebaiknya juga memberikan

kenaikan jabatan kepada

karyawan yang memiliki

masa kerja yang lama di

perusahaan.

2. Bagi Penelitian

Selanjutnya

Disarankan bagi penelitian

selanjutnya untuk meneliti variabel

lainnya selain keselamatan dan

kesehatan kerja, kepuasan kerja, dan

komitmen organisasional seperti

19

pelatihan, kompensasi, dan kinerja.

Peneliti juga dapat melakukan

penelitian dengan metode yang

berbeda. Selain itu, penelitian juga

dapat dilakukan pada objek yang

berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2008. ‘Hubungan Perilaku

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Dengan dosis Radiasi

Pada Pekerja Reaktor

Kartini’. Pusat Teknologi

Akselerator dan Proses Bahan-

BATAN, Yogyakarta.

Arep, I dan Tanjung, H. 2004.

Pengembangan SDM. Penerbit

Universitas Trisakt, Jakarta

Cholik, M. 2015. ‘Pengaruh

Karakteristik Pekerjaan

terhadap Prestasi Kerja

melalui Kepuasan Kerja’.

Skripsi. Universitas

Brawijaya, Malang.

Ghozali, I. 2016. Analisis

Multivariate dengan Program

IBM SPSS 23. Edisi 7.

Universitas Diponegoro,

Semarang

Hardoko, T & Hani. 2009.

Manejemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Proyek Uji

Coba Skala Penuh Jembatan

Cable Stayed untuk Lalu

Lintas Ringan. Puslitbang

Jalan dan Jembatan, Bandung.

Indrawati, AD, Satriya, IGBH &

Dewi, SKS. 2017. ‘Pengaruh

Kesehatan dan Keselamatan

Kerja pada Kepuasan Kerja

dan Komitmen

Organisasional’. Jurnal

Manajemen, Strategi Bisnis

dan Kewirausahaan Vol. 11.

No. 2 Agustus 2017.

Karambut, CA, Troena, EA &

Noermijati. 2012. ‘Analisis

Pengaruh Kesecerdasan

Emosional, Stres Kerja dan

Kepuasan Kerja terhadap

Komitmen Organisasional

(Studi pada Perawat Unit

20

Rawat Inap RS Panti Waluya

Malang)’. Jurnal Aplikasi

Manajemen, Vol 10, No. 3

September 2012”

Kartika, RGWU. 2012. ‘Pengaruh

Kepuasan Kerja terhadap

Komitmen Organisasional

pada Karyawan PT.

HelloMottion Korpora

Indonesia’. Skripsi

Universitas Indonesia, Jawa

Barat

Luthans, F. 2006. Perilaku

Organisasi, Edisi kesepuluh.

Andi Offset,Yogyakarta.

Mangkunegara, AAAP . 2004.

Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Proyek Uji

Coba Skala Penuh Jembatan

Cable Stayed untuk Lalu

Lintas Ringan. Puslitbang

Jalan dan Jembatan, Bandung.

Mangkuprawira, S. & Vitayala.

2007. Manajemen Mutu

Sumber Daya Manusia.

Ghalia Indonesia, Jakarta.

Miner, JB. 1988. Organizational

Behavior: Performance and

Productivity. Random House

Inc, New York

Prabowo, A, Alamsyah, A&

Noermijati. 2016. ‘Pengaruh

Kompensasi dan Kepuasan

Kerja terhadap Komitmen

Organisasional Perawat dan

Bidan Kontrak di RS

Bhayangkara Hastra Brata

Batu Malang’. Jurnal Aplikasi

Manajemen. Vol. 14, No. 1

Maret 2016

Robbins, SP. 2006. Perilaku

Organisasi.Indeks, Jakarta

Robbins, SP & Timothy, AJ. 2014.

Perilkau Organisasi. Salemba

Empat, Jakarta

Saputra, Dody. 2012. ‘Analisis

Hubungan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan di PT Dystar

Colours Indonesia’. Skripsi.

Institut Pertanian Bogor,

Bogor

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian

Bisnis. CV: Alfabeta,

Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Bisnis: Pendekatan

21

Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Alfabeta, Bandung

Swasto, B. 2011. Manajemen

Sumber Daya Manusia. UB

Press, Malang

Yulianto, NAB, Noermijati &Sudiro, A. 2016. ‘PeranKomitmen Organisasionaldalam Memediasi PengaruhKepuasan Kerja terhadapOCB Islam (Studi pada BMTMaslahah Sidogiri)’. JurnalAplikasi Manajemen. Vol. 14,No.4, Desember 2016