pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen
TRANSCRIPT
1
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja TerhadapKomitmen Organisasional Karyawan melalui Kepuasan Kerja
Studi pada Karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Disusun Oleh:Yustina
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing:Noermijati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
ABSTRACTThis research aims to analyse the influence of occupational safety and health onorganizational commitment through job satisfaction at PT Semen Indonesia (Persero)Tbk. The research is explanatory in nature and intended to explain the relation betweenvariabels. The Population of this research involves regular employees of PT SemenIndonesia (Persero) Tbk. The sample consists of 152 employees taken by usingproportional random sampling. Further, the data were analysed with descriptive measureand path analysis using SPSS 23. It is found that (1) occupational safety and healthdirectly influenced organizational commitment, (2) occupational safety and healthdirectly influenced job satisfaction, (3) job satisfaction directly influenced organizationalcommitment, and (4) occupational safety and health indirectly influenced organizationalcommitment through job satisfaction
Keywords: Occupational Safety and Health, Organizational Commitment, JobSatisfaction
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerjaterhadap komitmen organisaional melalui kepuasan kerja di PT Semen Indonesia(Persero) Tbk. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory researchuntuk menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti. Populasi padapenelitian ini adalah karyawan tetap PT Semen Indonesia. Sampel berjumlah 152karyawan dengan menggunakan proportional random sampling. Proses pengumpulandata menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala likert, sedangkananalisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis jalur yang dibantudengan program SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keselamatandan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional (2)keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja (3)kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional (4) keselamatandan kesehatan kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap komitmen organisasionalmelalui kepuasan kerja.
Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepuasan Kerja, KomitmenOrganisasional
2
1. Pendahuluan
Persaingan industri yang
semakin ketat membuat industri
harus mengoptimalkan seluruh
sumberdaya yang mereka miliki
untuk meningkatkan daya saing dan
mengahsilkan produk yang
berkualitas tinggi. Untuk mencapai
hal tersebut tidak lepas dari peranan
sumberdaya manusia (SDM) yang
dimiliki oleh perusahaan. Aset
perusahaan yang berupa faktor-
faktor produksi seperti mesin,
modal, material dapat bermanfaat
setelah diolah oleh sumberdaya
manusia yang dimiliki. Sumberdaya
manusia yang dimiliki tentunya
tidak terlepas dari masalah-masalah
yang berkaitan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja sewaktu
bekerja. Masalah keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan suatu
masalah yang harus disikapi secara
serius oleh setiap pelaku industri di
Indonesia baik dari sisi pengusaha
maupun pekerja.
Keselamtan dan Kesehatan
Kerja merupakan salah satu syarat
bagi perusahaan untuk dapat
beroperasi, sebagaimana tercantum
dalam Undang-undang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) No. 1
tahun 1970 semua pihak harus
mematuhi peraturan tersebut.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah suatu program yang
dibuat pekerja maupun penguasaha
sebagai upaya mencegah timbulnya
kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dengan cara mengenali hal-hal
yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat
kerja serta tindakan antisipatif
apabila terjadi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Salah satu
tujuan diterapkannya program K3
oleh perusahaan adalah untuk
mengurangi biaya apabila timbulnya
kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Perlindungan tenaga kerja
dari bahaya dan penyakit akibat
kerja atau akibat lingkungan kerja
sangat dibutuhkan oleh karyawan
agar karyawan merasa aman dan
nyaman dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Dari rasa aman dan
nyaman yang dimiliki karyawan
kemudian akan timbul kapuasan
dalam diri karyawan. Kepuasan
kerja merupakan generealisasi
sikap-sikap pekerja terhadap
3
pekerjaannya. Kepuasan yang
dirasakan secara terus-menerus oleh
karyawan dapat menimbulkan
komitmen organisasional pada diri
karyawan dalam mengerjakan
pekerjaannya.
Salah satu faktor penting
yang mempengaruhi kepuasan kerja
adalah kepuasan hidup sebab
sebagian besar hidup karyawan
dihabiskan ditempat kerja. beberapa
hal yang menyebabkan karyawan
kurang puas adalah timbal balik dari
perusahaan seperti: gaji yang tidak
sesuai harapan kurangnya apresiasi
dari perusahaan, kemampuaan yang
kurang dimanfaatkan oleh
perusahaan dan sedikitnya
kesempatan bagi karyawan untuk
ikut berpartisipasi dalam aktivitas
perusahaan. Sedangkan komitmen
organisasional yang dimiliki
karyawan terhadap perusahaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar perusahaan,
diantaranya adalah pengalaman
kerja dan lingkungan kerja. Miner
(1988) menyebutkan bahwa atau
berkurangnya komitmen
organisasional tergantung pada dua
hal yaitu sifat karyawan itu sendiri
dana karakteristik organisasi tempat
karyawan bekerja. Dewasa ini
konsep komitmen organisasional
menjadi isu yang sangat penting
dalam dunia kerja, sehingga
beberapa organisasi berani
mamasukkan unsur komitmen
organisasional sebagai salah satu
syarat untuk memegang jabatan atau
posisi dalam sebuah organisasi. Ada
beberapa alasan mengapa organisasi
harus melakukkan berbagai usaha
untuk meningkatkan derajat
komitmen organisasional dalam diri
karyawan. Pertama, semakin tinggi
komitmen organisasional, semakin
besar pula usaha yang dilakukan
karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Kedua, semakin
tinggi komitmen organisasional,
maka semakin lama karyawan
mempunyai komitmen
organisasional yang tinggi, maka ia
tidak berniat meninggalkan
organisasi.
Penelitian mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja,
kepuasan kerja dan komitmen
organisasional telah dilakukan
beberapa kali. Beberapa diantaranya
4
adalah Junaediet al (2013)
menjelaskan keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh positif
signifikan terhadap komitmen
organisasional. Saputra (2012)
mengemukakan keselamatan dan
kesehatan kerja memiliki hubungan
positif, kuat dan nyata terhadap
kepuasan kerja. Kartika (2012)
menyatakan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh postif signifikan
terhadap komitmen organisasional
karyawan. Lebih lanjut Indrawati et
al (2017) keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh secara
tidak langsung terhadap komitmen
organisasional melalui kepuasan
kerja.
PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk merupakan salah satu
perusahaan milik negara yang
bergerak di bidang industri semen.
Sebagai perusahaan milik negara,
tugas yang diemban tentunya juga
besar. Tugas yang dimaksud adalah
memenuhi kebutuhan semen
masyarakat dalam negeri dan
bahkan masyarakat luar negeri. Visi
dari PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk adalah menjadi perusahaan
persemenan internasional yang
terkemuka di Asia Tenggara. Untuk
mencapai tugas dan mancapai visi
tersebut tentunya dibutuhkan
sumberdaya manusia yang
berkualitas. PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk menyadari untuk
mencapai hasil yang maksimal dan
terus meningkatkan kualitas
perusahaan hanya akan akan didapat
apabila karyawan memiliki
kepuasan kerja yang tinggi sehingga
menumbuhkan komitmen
organisasional pada diri karyawan
dan pada akhirnya akan
menghasilkan produktivitas yang
tinggi pula.
PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk merupakan industri
berat yang telah maju dengan hasil
produksinya berupa bahan
bangunan. Dalam proses
produksinya, perusahaan tidak lepas
dari penggunaan mesin-mesin berat
yang hal ini dapat menimbulkan
faktor dan potensi bahaya. Dengan
demikian perlu adanya jaminan K3
pada karyawan, hal ini dikarenakan
apabila pekerja merasa perusahaan
tidak mampu memberikan
ketenangan, keamanan, dan
kenyamanan dalam bekerja maka
5
mereka pun akan bekerja dengan
perasaan khawatir, tidak mampu
berkonsentrasi dengan baik dan
pada akhirnya akan menghambat
kepuasan dan komitmen
organisasional yang dirasakan oleh
karyawan Dengan demikian perlu
adanya jaminan K3 pada karyawan,
hal ini dikarenakan apabila pekerja
merasa perusahaan tidak mampu
memberikan ketenangan, keamanan
dan kenyamanan dalam bekerja,
maka mereka pun akan bekerja
dengan perasaan khawatir, tidak
mampu berkosentrasi dengan baik
dan pada akhirnya akan
menghambat kepuasan dan
komitmen oragnisasional yang
dirasakan oleh karyawan. Jika
perusahaan mampu memberikan
ketenangan dan keamanan berupa
penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dalam bekerja
maka karyawan akan mengikuti
peraturan perusahaan termasuk
menggunakan peralatan K3,
sehingga kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dapat dicegah.
Selain itu, karyawan akan merasa
aman dan nyaman yang pada
akhirnya akan menimbulkan
kepuasan dan komitmen
organisasional dalam diri karyawan,
sehingga hal tersebut akan
menguntungkan bagi perusahaan itu
sendiri.
Berdasarkan uraian di
atas, maka judul yang diambil
untuk penelitian ini
adalah“Pengaruh Keselamatan
dan Kesehatan Kerja terhadap
Komitmen Organisasional
Karyawan melalui Kepuasan
Kerja (Studi pada Karyawan
PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk)”
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka rumusan masalah untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasional?
2. Apakah keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan
kerja?
3. Apakah kepuasan kerja
berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasional?
6
4. Apakah keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh
secara tidak langsung terhadap
komitmen organisasional
melalui kepuasan kerja?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh
keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap komitmen
organisasional.
2. Menganalisis pengaruh
keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap kepuasan kerja.
3. Menganalisis pengaruh
kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasional.
4. Menganalisis pengaruh tidak
langsungkeselamatan dan
kesehatan kerja terhadap
komitmen organisasional
melalui kepuasan kerja.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh
dari penelitian ini diantaranya
yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan
dalam bidang sumber daya
manusia terutama dalam hal
penerapan K3 yang berhubungan
dengan kepuasan kerja dan
komitmen karyawan .
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan rujukan
dalam mengevaluasi penerapan K3
yang telah ada dalam
meningkatkan kepuasan kerja dan
komitmen organisasional
karyawan
3. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan referensi
untuk pengetahuan dan informasi
untuk penelitian selanjutnya.
2. Landasan Teori Dan Hipotesis
Menurut Leon C Megginson
dalam Mangkunegara (2004)
keselamatan dan kesehatan kerja
memiliki dua istilah yaitu risiko
keselamatan dan kesehatan.
Keselamatan kerja mengindikasikan
adanya suatu kondisi yang aman
atau terbebas dari penderitaan,
kerusakan atau kerugian di tempat
kerja. Sementara kesehatan kerja
mengacu pada kondisi yang bebas
dan aman dari gangguan fisik,
mental emosi atau rasa sakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja
7
Sedangkan menurut Abidin
(2008) merupakan suatu bentuk
upaya untuk menciptakan suasana
bekerja yang aman, nyaman guna
mencapai produktivitas setinggi-
tingginya.
Maka dapat disimpulkan
bahwa keselamatan dan kesehatan
kerja adalah suatu program yang
memberikan jaminan keselamatan
dan kesehatan kerja guna
memberikan rasa aman dan nyaman
sehingga tercipta produktivitas yang
tinggi.
Menurut Swasto (2011)
variabel K3 dapat diukur dengan
dua indikator yaitu sebagai berikut:
1. Keselamatan Kerja
Merupakan perlindungan yang
diberikan kepada karyawan agar
terhindar dari kecelakaan kerja
ditempat kerja akibat kerja. Hal ini
meliputi melengkapi mesin-mesin
dengan alat pengaman, pengaturan
penerangan dengan tepat,
menyediakan alat pelindung diri,
dan adanya pengawasan dan
pemeliharaan alat-alat kerja
2. Kesehatan kerja
Kesehatan kerjaadalah suatu
kodisi di tempat kerja yang
memungkinkan seseorang karyawan
mempertahankan daya tahan tubuh
serta kesehatannya dalam
melakukan pekerjaan, hal ini
meliputi kebersihan lingkungan
kerja, ventilasi dan suhu udara di
tempat kerja, tersedianya fasilitas
kesehatan (klinik, dan baiknya
fasilitas kesehatan yang diberikan.
Menurut Handoko (2009)
kepuasan kerjaadalah suatu keadaan
emosional yang mneyenangkan atau
tidak menyenangkan sehingga akan
mempengaruhi bagaimana cara
karyawan memandang pekerjaan
mereka.
Sedangkan menurut
Mangkuprawira (2007), kepuasan
kerja adalah perasaan yang timbul
dalam diri individu terhadap
pekerjaannya. Perasaan tersebut
merupakan hasil penilaian tentang
seberapa jauh pekerjaan itu secara
keseluruhan mampu memuaskan
kebutuhan karyawan.
Maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaanya.
Menurut Handoko dalam
Cholik (2015) kepuasan kerja
8
seseorang karyawan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Gaji, yakni segala bentuk
bayaran yang diterima oleh
seseorang sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas atau pekerjaan
apakah sesuai dengan kebutuhan
dan dirasa adil
2. Pekerjaan itu sendiri, dapat juga
diartikan sebagai isi pekerjaan
yang dilakukan oleh seseorang
dan apakah memiliki elemen
yang memuaskan atau tidak.
3. Rekan sekerja, dapat diartikan
juga sebagai setiap rekan kerja
yang saling berinteraksi dalam
melaksanakan tugas atau
pekerjaan
4. Atasan, seseorang yang
senantiasa memberi perintah,
petunjuk dan arahan dalam
melaksanakan tugas atau
pekerjaan
5. Promosi, adalah kemungkinan
seseorang untuk berkembang
dengan mendapatkan kenaikan
jabatan.
6. Lingkungan kerja, terdiri atas dua
unsur meliputi lingkungan fisik
dan linmgkungan psikologis
Robbins dan Coulter (2006)
berpendapat bahwa komitmen
organisasionalsuatu kondisi dimana
karyawan akan memihak pada nilai
dan tujuan-tujuan suatu organisasi
tertentu dan berharap untuk dapat
tetap menjadi bagian dalam
organisasi tersebut.
SedangkanLuthans (2006)
menjelaskan komitmen organisasi
sebagai suatu sikap yaitu merupakan
suatu motif dan hasrat yang kuat
untuk selalu menjadi bagian dalam
sebuah oragnisasi.
Maka dapat disimpulkan
bahwa komitmen organisasional
merupakansikap loyal yang dimiliki
karyawan terhadap organisasi dan
kesediaan karyawan untuk tetap
mengerjakan tugasnya sebbaik
mungkin demi tercapainya nilai dan
tujuan oragnisasi.
Menurut Meyer dan Allen
(dalam Robbins, 2014) komitmen
organisasional dapat diukur dengan
tiga indikator yaitu sebagai berikut:
1. Komitmen Afektif (Affective
Commitment),yaitu ikatan
emosional dan keterlibatan
karyawan dalam suatu
organisasi. Karyawan akan
9
menetap dalam suatu oragnisasi
dengan pandangan, tujuan, serta
nilai organisasi yang sesuai
dengan dirinya.
2. Komitmen berkelanjutan
(Continuance
Commitment),yaitu
pertimbangan mengenai nilai
ekonomi yang harus dikorbankan
bila akan meninggalkan
organisasi. Karyawan akan
menetap pada suatu oragnisasi
sebagai suatu pemenuhan
kebutuhan dan tidak adanya
peluang bekerja di organisasi
lainnya.
3. Komitmen normatif (Normative
Commitmen),keyakinan
karyawan atas tanggung jawab
untuk loyal dan tetap tinggal
pada suatu organisasi. Hal ini
didasarkan dengan adanya
kewajiban moral, dimana
karyawan akan merasa tidak
nyaman dan bersalah jika tidak
memberi balasan atas apa yang
telah diberikan organisasi.
Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.1Kerangka Kosep Penelitian
Sumber: Data Diolah 2018
Hipotesis
H1:Terdapat pengaruh signifikan
keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap komitmen
organisasional.
H2:Terdapat pengaruh signifikan
keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap kepuasan kerja.
H3:Terdapat pengaruh signifikan
kepuasan kerja terhadap
komitmen oragnisasional.
H4:Terdapat pengaruh tidak
langsung keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap
komitmen organisasional
melalui kepuasan kerja.
3. Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan dari
penelitian maka penelitian yang
dilakukan termasuk jenis
explanatory research.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan
pada PT. Semen Indonesia (Persero)
H2
H1
H3
Kepuasan Kerja(Z)
Keselamatandan Kesehatan
Kerja (X)
KomitmenOrganisasional
(Y)
H4
10
Tbk, yang beralamatkan di Desa
Sumberarum Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban
Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, populasi
yang digunakan adalah seluruh
karyawan tetap PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk pada tingakatan
eselon 2 sampai eselon 5 dengan
jumlah 583 karyawan. Sementara
untuk sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode Proportional
Random Sampling dengan jumlah
sebesar 152 karyawan
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
menggunakan kuisioner. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono,
2008). Kuesioner dibagikan kepada
semua responden penelitian untuk
diisi dan setelahnya dikembalikan
kepada peneliti.
Metode Manalisis Data
Metode analisis data menggunakan
analisis deskriptif. Analisis
deskriptif adalah statistik yang
berfungsi untuk mendeskripsikan
atau memberi gambaran terhadap
obyek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagaimana
adanya, tanpa melakukan dan
membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum (Sugiyono, 2012).
Selain analisis deskriptif,
penelitian ini juga menggunakan
teknik analisis jalur
untukmengetahui pengaruh antar
variabel.
4. Hasil Penelitian
Hasil penyebaran 152
kuesioner diperoleh gambaran
responden sebagai berikut:
Tabel 4.1Komposisi Mayoritas Responden
Komposisi
Responden
Mayoritas
Responden
Jumlah %
Jenis Kelamin Laki-laki 136 89
Usia >35 Tahun 100 66
Pendidikan
Terakhir
S1 70 46
Masa Kerja >20 Tahun 73 48
Sumber: Data primer diolah, 2017.
Mayoritas responden yang
bekerja pada PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk adalah laki-laki.
Kemudian mayoritas karyawan
berusia >35 Tahun. Mayoritas
pendidikan karyawan yaitu S1 dan
maryoritas karyawan memiliki masa
kerja >20 Tahun.
11
Hasil Uji Instrument Penelitian
Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu suatu kuesioner. Uji
validitas dimaksudkan untuk
mengukur sejauh mana variabel
yang digunakan benar-benar
mengukur apa yang seharusnya
diukur (Ghozali, 2016).
Penelitian ini menggunakan
item dalam bentuk pernyataan
sebagai instrumen pengukur. Uji
validitas dilakukan membandingkan
r hitung dengan r tabel. Jika r hitung
>
r tabel maka item kuesioner tersebut
valid. Sedangkan jika r hitung < r
tabel berarti item kuesioner tersebut
tidak valid.
Uji Realibilitas sebenarnya
adalah alat ukur untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2016).
Suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Crobanch
Alpha> 0,70 (Ghozali, 2016).
Pengertian umum menyatakan
bahwa instrument penelitian harus
reliabel.
Tabel 4.2Hasil Analisis Jalur
Sumber: Data primer diolah, 2018.
Ket : *(signifikan)
Tabel 4.3Hasil Uji Langsung
dan Tidak LangsungPengaruh
Variabel
Koef. P
value
A
(5%)
Ket
X →Y 0.198 0.029 0.05 Signifikan
X →Z 0.660 0,000 0,05 Signifikan
Z → Y 0.411 0,000 0,05 Signifikan
X→Z→Y 0.271 0,000 0,05 Signifikan
Sumber: Data primer diolah, 2018.
Gambar 4.1Diagram Hasil Analisis Jalur
BebasMedia
si
Ter-
ikat
Koefisien
Direct Indirect Total
X - Z 0.660* - 0.660
X Z Y0.198
*0.271* 0.469
Z - Y0.411
*- 0.411
Kepuasan Kerja(Z)
Keselamatandan Kesehatan
Kerja (X)
KomitmenOrganisasional
(Y)
Koef. = 0.660P value = 0.000
Koef. = 0.411P value = 0.000
Koef. = 0.198P value = 0.029
12
Sumber: Data primer diolah, 2018
PembahasanHasil Uji Hipotesis
a.Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh
yang signifikan darikeselamatan dan
kesehatan kerja (X) terhadap
komitmen organisasional (Y).
Dari hasil uji statistik, pengaruh
keselamatan dan kesehatan kerja (X)
terhadap komitmen organisasional
(Y) menghasilkanp value sebesar
0.029. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa p value < alpha (5%). Hal ini
berarti terdapat pengaruh signifikan
keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap komitmen organisasional.
Koefisien sebesar 0.198 menyatakan
bahwa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja berpengaruh positif terhadap
Komitmen Organisasional. Dengan
demikian, pengujian ini dapat
menjawab Hipetesis pertama (H1)
yang telah dirumuskan.
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh
yang signifikan darikeselamatan dan
kesehatan kerja (X) terhadap
kepuasan kerja (Z).
Dari hasil uji statistik,
pengaruh keselamatan dan
kesehatan kerja (X) terhadap
kepuasan kerja (Z) menghasilkan p
value sebesar 0.000. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa p value < alpha
(5%). Hal ini berarti terdapat
pengaruh signifikan keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap
kepuasan kerja. Koefisien sebesar
0.660 menyatakan bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja
berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja. Dengan demikian,
pengujian ini menjawab hipotesis
kedua (H2) yang telah dirumuskan.
Hipotesis 3: Terdapat pengaruh
darikepuasan kerja (Z) terhadap
komitmen organisasional (Y).
Dari hasil uji statistik,
pengaruh kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasional
menghasilkanp value sebesar 0.000.
Hasil pengujian tersebut
menunjukkan bahwa p value < alpha
(5%). Hal ini berarti terdapat
pengaruh signifikan kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasional.
Koefisien sebesar 0.411 menyatakan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh
positif terhadap komitmen
Koef. = 0.271P value = 0.000
13
organisasional. Dengan demikian,
pengujian ini dapat menjawab
hipotesis ketiga (H3) yang telah
dirumuskan.
Hipotesis 4 :Terdapat pengaruh
tidak langsung dari keselamatan dan
kesehatan kerja(X) terhadap
komitmen organisasional(Y)melalui
kepuasan kerja (Z). Hal ini
dikarenakan terdapat pengaruh
variabel (X) terhadap variabel (Z)
signifikan dan pengaruh variabel (Z)
terhadap variabel (Y) signifikan.
Kemudian untuk nilai pengaruh
tidak langsung antara penilaian
kinerja karyawan (X) dengan kinerja
karyawan (Y) melalui motivasi kerja
(Z) diperoleh dari hasil kali antara
pengaruh langsung keselamatan dan
kesehatan kerja (X) dengan
kepuasan kerja kerja (Z) dan
pengaruh langsung antara kepuasan
kerja (Z) dengan komitmen
organisasional (Y), sehingga
pengaruh tidak langsung sebesar
(0,660 x 0,411) = 0,271. Karena
koefisien beta bertanda positif
(0,271), artinya semakin tinggi
peran dari keselamatan dan
kesehatan kerja (X) semakin tinggi
pula komitmen organisasional (Y),
jika kepuasan kerja karyawan (Z)
juga tinggi.Maka dengan demikian
secara statistik H4 diterima, yang
berarti hipotesa yang menyatakan
bahwa variabel keselamatan dan
kesehatan kerja (X)
berpengaruhsecara tidak langsung
terhadap variabel komitmen
organisasional (Y) melalui variabel
kepuasan kerja (Z) dapat diterima
dengan nilai pengaruh sebesar
0,271.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan hasil analisis jalur
(path analysis) yang telah dilakukan,
maka hasil penelitianini dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
Hasil temuan pertama yaitu
keselamatan dan kesehatan kerja
berpengaruh langsung terhadap
komitmen organisasional.Pengujian
hipotesis pertama menyatakan
bahwa ada pengaruh yang positif
dan signifikandari keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap komitmen
organisasional. Hasil penelitianini
sejalan dengan pendapat Miner
(1988) yang menyatakan bahwa
faktor yang mendukung
terbentuknya komitmen karyawan
pada perusahaan, misalnya: situasi
14
kerja rasa percaya dan keyakinan
terhadap manajemen perusahaan,
termasuk didalamnya program K3.
Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan K3 yang diterapkan PT
Semen Indoneisa (Pesero) Tbk.
Memiliki keterkaitan erat dengan
komitmen orgnisasionalkaryawan.
Semakin baik program K3 yang
dijalankan oleh perusahaan maka
akan semakin meningkatkan
komitmen organisasional karyawan
terhadap perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan Indrawati,
et al (2017) yang mengemukakan
bahwa keselamatan dan kesehatan
kerja berpengaruh positif signifikan
terhadap komitmen organisasional.
Berdasarkananalisis
deskriptif kuesioner pada variabel
keselamatan dan kesehatan kerja,
indikator yang memiliki nilai rata-
rata tertinggi adalah indikator
keselamatan kerja. Merujuk pada
hasil wawancara dengan salah satu
pemimpin K3, diperoleh informasi
bahwa keselamatan kerja pegawai
benar-benar diperhatikan mulai dari
karyawan masuk hingga pulang dari
tempat kerja, sehingga keserlamatan
karyawan terjamin.Jaminan
keselamatan yang diberikan berupa
APD (Alat Pelindung Diri) yang
diberikan secara cuma-cuma oleh
perusahaan, mesin-mesin yang
dilengkapi dengan alat pengaman
Hasil temuan kedua yaitu
keselamatan dan kesehatan kerja
berpengaruh langsung terhadap
kepuasankerja. Pengujian hipotesis
keduamenyatakan bahwa ada
pengaruh yang positif dan
signifikan keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap kepuasan
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan program K3 PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk dapat
berpengaruh terhadap kepuasan
kerja yang dirasakan oleh karyawan.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian terdahulu yang dilakukan
Novianto (2016) yang menyatakan
bahwa kepuasan kerja dipengaruhi
secara positif signifikan oleh K3.
Hasil penelitian ini juga mendukung
penelitian yang dilakukan oleh
Saputra (2012) yang menyatakan
K3 memiliki hubungan positif, kuat
dan nyata terhadap kepuasan kerja.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Arep dan Tanjung(2004) yang
15
mengemukakan bahwa program K3
yang diterapkan dapat meingkatkan
kepuasan kerja. Sehingga semakin
baik pelaksanaan program K3 maka
tingkat kepuasan kerja karyawan
juga akan semakin tinggi.
Sebaliknya jika pelaksanaan
program K3 buruk, maka kepuasan
kerja karyawan juga akan rendah.
Berdasarkan analisis
deskriptif kuesioner pada
keselamatan dan kesehatan kerja,
indikator yang memiliki nilai rata-
rata terendah adalah kesehatankerja.
Namun masih termasuk dalam
kategori yang tinggi. Bedasarkan
hasil wawancara dengan salah satu
karyawan, perusahaan sangat
memperhatikan kesehatan karyawan
salah satunya adalah dengan
memfasilitasi karyawan dengan
kartu BPJS dan klinik kesehatan.
Hasil temuan ketiga yaitu
kepuasan kerja berpengaruh
langsung terhadap komitmen
organisasional. Pengujian hipotesis
ketiga menyatakan bahwa ada
pengaruh yang positifdan signifikan
kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasional.Hasil penelitian ini
mendukung penelitian terdahulu
yang dilakukan Kartika (2012) yang
menyatakan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh positif signifikan
terhadap komitmen organisasional
karyawan. Penelitian lain yang
mendukung adalah penelitian
Karambutet al (2012) yang
menyatakan bahwa kepuasan kerja
berpenggaruh positif
terhadapkomitmen organisasional.
Lebih lanjut penelitian ini
mendukung penelitian Prabowo et
al (2016) yang mengemukakan
kepuasan kerja kepuasan kerja
memiliki hubungan signifikan
terhadap komitmen organisasional.
Selanjutnya ada penelitian Yulianto
et al (2016) juga mengemukakan
kepuasan kerja berpengaruh
terhadap komitmen
organisasional.Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Luthan(2006) yang
menyatakanjika jenis pekerjaan,
atasan dan rekan kerja, upah dan
gaji, kesempatan promosi dipenuhi
oleh organisasi dan berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja
maka akan menimbulkan komitmen
organisasi pada diri karyawan.
Semakin tinggikepuasan kerja yang
16
dirasakan oleh karyawan maka akan
semakin tinggi pula komitmen yang
dirasakan oleh karyawan pada PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Berdasarkananalisis deskriptif
kuesioner pada variabel kepuasan
kerja, indikator yang memiliki nilai
rata-rata tertinggi adalah indikator
rekan kerja. Merujuk pada hasil
wawancara salah satu karyawan
muda yang memiliki masa kerja 1-2
tahun, diperoleh informasi bahwa
karyawan tersebut telah merasa
diterima didalam pergaulan kantor
walaupun dia masih muda dan
tergolong karyawan baru. Hal ini
dapat diartikan bahwa hubungan
sosial antar karyawan terjalin
dengan baik.
Hasil temuan keempat yaitu
keselamatan dan kesehatan
kerjaberpengaruh secara tidak
langsung terhadap komitmen
organisasional melalui kepuasan
kerja. Pengujian hipotesis keempat
menyatakan bahwa ada pengaruh
tidak langsung yang positif dan
signifikan keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap komitmen
organisasional melalui kepuasan
kerja. Keselamatan dan kesehatan
kerja yang diterapkan dapat
menghasilkan umpan balik kepuasan
pada diri karyawan
sehinggakomitmen dalam diri
karyawan meningkat.Sehingga
dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwakeselamatan dan kesehatan
kerja berpengaruh secara tidak
langsung terhadap komitmen
organisasional melalui kepuasan
kerja. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian terdahulu
yang dilakukan Indrawatiet al
(2017) yang menyatakanbahwa
variabel kepuasan kerja berperan
sebagai variabel yang memediasi
pengaruh penerapan K3 pada
komitmen organisasional.
3. Kesimpulan Dan Saran
a. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh
keselamtan dan kesehatan kerja
terhadap komitmen organisasional
karyawanmelalui kepuasan kerja
karyawan di PT. Semen
Indonesia(Persero) Tbk. Kesimpulan
dari hasil penelitian adalah sebagai
berikut:
17
1. Keselamatan dan kesehatan
kerja berpengaruh signifikan
terhadap komitmen
organisasional karyawan. Hal ini
dapat diartikan bahwa semakin
baik penerapan program
keselamatan dan kesehatan kerja
maka semakin tinggi pula
komitmen organisasional
karyawan.
2. Keselamatan dan kesehatan
kerja berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja. Hal ini
dapat diartikan bahwa semakin
baik pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja
maka semakin tinggi pula
kepuasan kerja.
3. Kepuasan kerja berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasional karyawan. Hal
ini dapat diartikan bahwa
semakin tinggi tingkat kepuasan
kerja maka semakin tinggi pula
komitmen organisasional
karyawan.
4. Keselamatan dan kesehatan
kerja berpengaruh signifikan
terhadap komitmen
organisasional karyawan
melalui kepuasan kerja. Hal ini
dapat diartikan semakin tinggi
kepuasan kerja yang disebabkan
oleh semakin baiknya
keselamatan dan kesehatan kerja
cenderung dapat menigkatkan
komitmen organisasional
karyawan.
b. Saran
1. Bagi PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk
1) Kepuasan kerja memiliki
pengaruh yang lebih besar
untuk meningkatkan
komitmen organisasional
karyawan daripada pengaruh
K3 terhadap komitmen
organisasional. Oleh karena
itu, perusahaan perlu
meningkatkan kembali
program keselamatan dan
kesehatan kerja yang
diterapkan.
2) Indikator kesehatan dari
variabel keselamatan dan
kesehatan kerja memiliki
nilai rata-rata paling rendah.
Salah satu faktor
penyebabnya dalah
karyawan merasa kualitas
suhu udara dan ventiilasi di
18
tempat kerja rendah
dikarenakan suhu udara kota
Tuban yang panas ditambah
debu yang bertebaran
dilingkungan pabrik. Oleh
karena itu, sebaiknya
perusahaan perlu
memperhatikan vantilasi
yang ada disetiap ruangan
guna meningkatkan kualitas
udara dan penerangan yang
ada. Selain itu, karyawan
sebaiknya selalu
menggunakan masker yang
telah disediakan oleh
perusahaan bial beraktivitas
di luar ruangan
3) Kepuasan kerja memiliki dua
indikator dengan nilai rata-
rata terendah, yaitu indikator
pekerjaan itu sendiri dan
indikator promosi.pertama,
ada indikator penekerjaan itu
sendiri pekerjaan itu sendiri.
Salah satu penyebabnya
adalah karyawan merasa
pekerjaan yang dikerjakan
tidak sesuai dengan bidang
atau kemampuannya. Olwh
karena itu, sebaiknya
perusahaan rutin
memberikan pelatihan guna
memperkenalkan pekerjaab
dan melatih karyawan agar
terbisa dan handal.
4) Selanjutnya ada indikator
promosi dari variabel
kepuasan kerja yang juga
memiliki rata-rata terendah.
Sistem promosi jabatan yang
diterapkan adalah dengan
lelang jabatan. Tujuan
menggunakan metode lelang
untuk menemukan karyawan
terbaik untuk mengisi
kekosongan jabatan. Hal ini
baik untuk dilakukan namun
disisi lain mengabaikan
loyalitas karyawan. oleh
karena itu, perusahaan
sebaiknya juga memberikan
kenaikan jabatan kepada
karyawan yang memiliki
masa kerja yang lama di
perusahaan.
2. Bagi Penelitian
Selanjutnya
Disarankan bagi penelitian
selanjutnya untuk meneliti variabel
lainnya selain keselamatan dan
kesehatan kerja, kepuasan kerja, dan
komitmen organisasional seperti
19
pelatihan, kompensasi, dan kinerja.
Peneliti juga dapat melakukan
penelitian dengan metode yang
berbeda. Selain itu, penelitian juga
dapat dilakukan pada objek yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. 2008. ‘Hubungan Perilaku
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Dengan dosis Radiasi
Pada Pekerja Reaktor
Kartini’. Pusat Teknologi
Akselerator dan Proses Bahan-
BATAN, Yogyakarta.
Arep, I dan Tanjung, H. 2004.
Pengembangan SDM. Penerbit
Universitas Trisakt, Jakarta
Cholik, M. 2015. ‘Pengaruh
Karakteristik Pekerjaan
terhadap Prestasi Kerja
melalui Kepuasan Kerja’.
Skripsi. Universitas
Brawijaya, Malang.
Ghozali, I. 2016. Analisis
Multivariate dengan Program
IBM SPSS 23. Edisi 7.
Universitas Diponegoro,
Semarang
Hardoko, T & Hani. 2009.
Manejemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Proyek Uji
Coba Skala Penuh Jembatan
Cable Stayed untuk Lalu
Lintas Ringan. Puslitbang
Jalan dan Jembatan, Bandung.
Indrawati, AD, Satriya, IGBH &
Dewi, SKS. 2017. ‘Pengaruh
Kesehatan dan Keselamatan
Kerja pada Kepuasan Kerja
dan Komitmen
Organisasional’. Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis
dan Kewirausahaan Vol. 11.
No. 2 Agustus 2017.
Karambut, CA, Troena, EA &
Noermijati. 2012. ‘Analisis
Pengaruh Kesecerdasan
Emosional, Stres Kerja dan
Kepuasan Kerja terhadap
Komitmen Organisasional
(Studi pada Perawat Unit
20
Rawat Inap RS Panti Waluya
Malang)’. Jurnal Aplikasi
Manajemen, Vol 10, No. 3
September 2012”
Kartika, RGWU. 2012. ‘Pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap
Komitmen Organisasional
pada Karyawan PT.
HelloMottion Korpora
Indonesia’. Skripsi
Universitas Indonesia, Jawa
Barat
Luthans, F. 2006. Perilaku
Organisasi, Edisi kesepuluh.
Andi Offset,Yogyakarta.
Mangkunegara, AAAP . 2004.
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Proyek Uji
Coba Skala Penuh Jembatan
Cable Stayed untuk Lalu
Lintas Ringan. Puslitbang
Jalan dan Jembatan, Bandung.
Mangkuprawira, S. & Vitayala.
2007. Manajemen Mutu
Sumber Daya Manusia.
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Miner, JB. 1988. Organizational
Behavior: Performance and
Productivity. Random House
Inc, New York
Prabowo, A, Alamsyah, A&
Noermijati. 2016. ‘Pengaruh
Kompensasi dan Kepuasan
Kerja terhadap Komitmen
Organisasional Perawat dan
Bidan Kontrak di RS
Bhayangkara Hastra Brata
Batu Malang’. Jurnal Aplikasi
Manajemen. Vol. 14, No. 1
Maret 2016
Robbins, SP. 2006. Perilaku
Organisasi.Indeks, Jakarta
Robbins, SP & Timothy, AJ. 2014.
Perilkau Organisasi. Salemba
Empat, Jakarta
Saputra, Dody. 2012. ‘Analisis
Hubungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan di PT Dystar
Colours Indonesia’. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor,
Bogor
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Bisnis. CV: Alfabeta,
Bandung
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Bisnis: Pendekatan
21
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta, Bandung
Swasto, B. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia. UB
Press, Malang
Yulianto, NAB, Noermijati &Sudiro, A. 2016. ‘PeranKomitmen Organisasionaldalam Memediasi PengaruhKepuasan Kerja terhadapOCB Islam (Studi pada BMTMaslahah Sidogiri)’. JurnalAplikasi Manajemen. Vol. 14,No.4, Desember 2016