pengauditan internal fungsi produksi pakan ternak …
TRANSCRIPT
PENGAUDITAN INTERNAL FUNGSI PRODUKSI PAKAN
TERNAK
(Studi Kasus di PT Mabar Feed Indonesia)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Akuntansi
Oleh:
NATHANIA BR TARIGAN
152114100
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGAUDITAN INTERNAL FUNGSI PRODUKSI PAKAN
TERNAK
(Studi Kasus di PT Mabar Feed Indonesia)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Akuntansi
Oleh:
NATHANIA BR TARIGAN
152114100
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSEMBAHAN
“If You Want To Be Successful In This World, You Have To Follow Your
Passion, Not A Paycheck.” -JEN WELTWE –
“A dream doesn’t become reality through magic; it takes sweat, determination and
hard work.” -Colin Powel-
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus
Bunda Maria
Papaku Bonaventura Tarigan dan Mamaku Sri Alem Sembiring
Adikku Jed Jerry Tarigan
Sahabat Gerope dan Teman- temanku
Guru Les dan dosenku
Seluruh Keluarga yang selalu mendukung
Kepada orang-orang yang namanya tidak bisa aku sebutkan namanya satu persatu.
Terima kasih kepada kalian semua yang selalu percaya dan memberi semangat
dalam pengerjaan skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan skripsi dengan judul:
Pengauditan Internal Fungsi Produksi Pakan Ternak
(Studi Kasus di PT Mabar Feed Indonesia)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 22 Juli 2019 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat pada
bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan dari penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak
sengaja, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai
hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti saya ternyata melakukan
tindakan menyalin dan meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Nathania BR Tarigan
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama: Nathania BR Tarigan
NIM: 152114100
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGAUDITAN INTERNAL FUNGSI PRODUKSI PAKAN
TERNAK (Studi Kasus di PT Mabar Feed Indonesia)
Beserta perangkat yang diberikan. Demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan, dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Nathania BR Tarigan
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah mencurahkan rahmat dan karunia yang tak terhingga kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Phd selaku rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas
Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Akt., QIA selaku dosen pembimbing skripsi
yang dengan sabar selalu membimbing dan memberi semangat, serta masukan-
masukan berharga dalam diskusi pada proses penyelesaian skripsi ini.
5. Nicko Kornelius Putra, SE.M.Sc. selaku dosen pemimbing akademik yang
selalu memotivasi, memimbing dan telah meluangkan waktu serta memberi
arahan bimbingan akademik selama proses perkuliahan hingga saya
menyelesaiakan studi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan kesempatan untuk membagikan ilmunya selama proses
perkuliahan.
7. Pimpinan PT. Mabar Feed Indonesia yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian, khususnya kepada Bapak Ir. Mbela Ginting selaku
manajer Produksi PT.Mabar Feed Indonesia yang bersedia memberikan
waktunya untuk berkali-kali diwawancarai. Terimakasih atas waktu dan
seluruh informasi serta akses yang diberikan dalam pengumpulan data
penulisan skripsi ini.
8. Para karyawan PT.Mabar Feed Indonesia yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam pengumpulan data pada proses pelaksanaan penelitian ini.
9. Orangtuaku terkasih, Bonaventura Tarigan dan Sri Alem Br Sembiring, serta
adikku Jed Jerry Tarigan, juga seluruh keluargaku, atas dukungan semangat,
doa dan ketulusan kasih yang kuterima menjadi suatu motivasi dalam
penyelesaian kuliah dan proses penulisan skripsi ini.
10. Sahabat Gerope : Eleuterius, Kevin Undap, Eligea Devi, Prita Dewi, Anastasia
Dita, Lisa Sumule, Diajeng Suco, Zenna Reivax, Bernadus Wicaksono yang
selalu mengingatkan, menghibur, dan memberi semangat dalam penulisan
skripsi ini.
11. Sahabat SNTC : Madeleine, Elleanore, Nadya Togi yang selalu menyemangati
dan menguatkan kepercayaan diri dalam penulisan skripsi ini.
12. Teman-teman MPAT yang telah membantu dan mendukungku selama
penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Romaulina Indah, Intan Ecy, Danur Day dan keluarga Friday Night Basketball
yang selalu memberikan keceriaan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
14. Kos Deba Marcelina Nadya, Innes Tandora, Devita, Imelda Nainggolan,
Alodia, Putri Prabawati, Mayc yang selalu menguatkan, mengingatkan dan
memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
15. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki keterbatasan dan
belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran bersifat
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Nathania BR Tarigan
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................. v
HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI ...................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI ...................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL .............................................................. xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .......................................................... xv
ABSTRAK ............................................................................................... xvi
ABSTRACT ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Batasan Masalah..................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan............................................................. 8
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit
1. Pengertian Audit............................................................... 10
2. Jenis- jenis Audit .............................................................. 11
3. Jenis- jenis Auditor .......................................................... 12
B. Pengaudit Internal
1. Pengertian Audit Internal ................................................. 14
2. Tujuan Audit Internal ....................................................... 15
3. Ruang Lingkup Audit Internal ......................................... 16
4. Tahap Pelaksanaan Audit Internal ................................... 20
C. Ekonomis, Efisien, dan Efektivitas
1. Ekonomis, Efisien, dan Efektivitas .................................. 25
D. Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal ..................................... 27
2. Unsur- Unsur Pengendalian Internal ................................ 28
E. Fungsi Produksi ...................................................................... 25
1. Pengertian Fungsi Produksi.............................................. 30
2. Jenis- Jenis Proses Produksi ............................................. 30
3. Siklus Proses Produksi ..................................................... 34
F. Audit Internal Atas Produksi .................................................. 35
G. Pakan Ternak .......................................................................... 36
H. Kerangka Berfikir Penelitian .................................................. 36
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 3 METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 38
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 38
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................. 38
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi .......................................................................... 39
2. Wawancara ....................................................................... 39
3. Red Flags dan Worksheet................................................. 40
4. Check List ......................................................................... 40
5. Dokumentasi .................................................................... 41
E. Teknik Analisis Data
1. Survei Pendahuluan .......................................................... 41
2. Menyusun Rencana Audit ................................................ 42
3. Pelaksanaan Audit Internal .............................................. 44
4. Merangkum Hasil Audit ................................................... 46
5. Melaporan Hasil Audit ..................................................... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM PT.MABAR FEED INDONESIA
A. Profil Perusahaan ................................................................... 48
B. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................... 48
C. Visi, Misi dan Ruang Lingkup ............................................... 53
1. Visi dan Misi Perusahaan ................................................... 53
2. Ruang Lingkup Perusahaan ................................................ 54
D. Ketenagakerjaan dan Jam Kerja ............................................. 56
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Ketenagakerjaanan ............................................................. 56
2. Jam Kerja ........................................................................... 56
E. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ........................................... 57
F. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan .............................. 60
G. Job Description ...................................................................... 63
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Survei Pendahuluan ................................................................ 70
B. Perencanaan Audit Internal .................................................... 75
C. Pelaksanaan Audit Internal .................................................... 79
D. Merangkum Hasil Audit Internal ........................................... 139
E. Melaporkan Hasil Audit Internal ........................................... 142
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 157
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 157
C. Saran ....................................................................................... 157
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 159
LAMPIRAN ............................................................................................. 161
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Pedoman Penilaian Risiko ......................................................... 43
Tabel 2: Tabel kombinasi antara Red Flags dan Risk Worksheet ............ 44
Tabel 3: Tabel Program Audit .................................................................. 45
Tabel 4: Tabel Alokasi Tenaga Kerja Dept Produksi .............................. 56
Tabel 5: Tabel gabungan Red Flags dan Risk Worksheet ........................ 76
Tabel 6: Tabel Check List Rencana Induk Produksi dan Operasi ............ 80
Tabel 7: Tabel Check List Produktivitas .................................................. 89
Tabel 8: Tabel Check List Pengendalian Bahan Baku ............................. 95
Tabel 9: Tabel Check List Pengendalian Peralatan Produksi ................... 103
Tabel 10: Tabel Check List Pengendalian Transformasi .......................... 109
Tabel 11: Tabel Check List Pengendalian Kualitas .................................. 116
Tabel 12: Tabel Check List Pengendalian Barang Jadi ............................ 122
Tabel 13: Table Pernyataan Golongan Ekonomis .................................... 130
Tabel 14: Table Pernyataan Golongan Efisien ......................................... 133
Tabel 15: Table Pernyataan Golongan Efektif ......................................... 136
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Struktur Organisasi PT.Mabar Feed Indonesia ...................... 62
Gambar 2 : Flow Chart Departemen Produksi......................................... 74
Gambar 3 : Label Kemasan Produk Pakan............................................... 126
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGAUDITAN INTERNAL FUNGSI PRODUKSI PAKAN
TERNAK (Studi Kasus di PT Mabar Feed Indonesia)
Nathania BR Tarigan
152114100
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengauditan internal
dengan menilai keekonomisan, keefisiensian, dan keefektivitasan fungsi produksi
pakan ternak PT Mabar Feed Indonesia. Jenis penelitian ini adalah studi kasus.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif berdasarkan prosedur audit internal. peneliti memperoleh data
dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, tabel kombinasi red flags dan
risk worksheet, check list, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan fungsi produksi pakan ternak PT Mabar Feed
Indonesia sudah berjalan dengan sangat ekonomis, sangat efiien, dan sangat
efektif. Dalam pelaksanaan audit internal atas fungsi produksi pakan ternak
terdapat temuan yang dilaporkan dalam laporan audit beserta rekomendasi untuk
melakukan perbaikan kelemahan.
Kata Kunci: Pengauditan Internal, Fungsi Produksi, Pakan Ternak, Standard
Operational Procedure, Ekonomis, Efisien, Efektif.
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
INTERNAL AUDIT OF PRODUCTION FUNCTION OF ANIMAL FEED
(A Case Study at PT Mabar Feed Indonesia)
Nathania Br. Tarigan
NIM: 152114100
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
The aim of this study is to determine the result of internal audit process by
assessing the economic, the efficiency, and the effectiveness of production
function at PT Mabar Feed Indonesia. This research was a study case.
The data analysis technique that used in this study was descriptive
analysis method based on an internal audit program. The researcher obtained the
data using observation, interview, red flags and risk worksheet combined table,
checklist, and documentation techniques.
The results of this internal audit study showed that the production function
was very economic, very efficient, and very effective. These audit findings of
production function fodder have been reported in audit report with
recommendation for improvement.
Keywords: internal audit, production function, fodder, standard operational
procedure, economic, efficient, effective.
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengauditan internal memiliki peran penting untuk mendorong perkembangan
sebuah organisasi, baik instansi pemerintah ataupun dunia bisnis. Audit internal
dikatakan penting karena merupakan kegiatan assurance dan konsultasi
independen yang objektif, serta dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasi organisasi (SPAI, 2004: 9). Kompetensi internal
auditor adalah memahami proses atau kegiatan subjek yang sedang di –audit.
Dengan kata lain fungsi audit internal tersebut adalah untuk menentukan apakah
internal kontrol sudah berjalan dengan lancar dalam organisasi tersebut.
Menurut Agoes (2004: 222) tujuan umum audit internal mencakup 4 (empat) hal;
pertama, penilaian kinerja manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan;
kedua, penilaian terhadap efisiensi dan ekonomisasi penggunaan berbagai sumber
daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya); ketiga, penilaian efektivitas
perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan manajemen puncak; keempat,
memberi rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan-
kelemahan dalam penerapan pengendalian internal, sistem pengendalian
manajemen, dan prosedur operasional perusahaan untuk meningkatkan
keekonomisan, efisiensi dan efektivitas dari kegiatan operasi perusahaan. Dari
pendapat tersebut, diketahui bahwa audit internal harus diterapkan secara
menyeluruh terhadap aktivitas di perusahaan. Produk akhir proses pengauditan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
internal adalah sejumlah pernyataan atas kondisi faktual perusahaan, dan
rekomendasi untuk peningkatan kinerja perusahaan terutama terkait dengan 3E
(ekonomis, efisien, dan efektif).
Dalam dunia usaha, posisi urgensi dari audit interenal adalah untuk penguatan
kapasitas internal seluruh komponen perusahaan dalam rangka meningkatkan
profitabilitas dan juga penguatan pada kompetisi eksternal untuk memenangi
persaingan dengan kompetitor. Pesaing bisnis pada era milenial saat ini sudah
lebih kompleks, sebab sebuah perusahaan memiliki kompetitor tidak hanya dalam
dunia nyata tetapi juga kompetitor dalam dunia maya. Akibatnya barang yang
dijual di suatu negara bisa juga dijumpai di negara lain.
Dalam menghadapi dunia yang sudah mengglobal tersebut, sebuah
organisasi dunia usaha harus mengefisiensikan produksinya agar mampu eksis
dalam kompetisi harga pasar. Sehubungan dengan itu, kunci untuk mempunyai
tingkat survival yang lebih besar adalah memiliki fungsi produksi yang 3E
(ekonomis, efisien, dan efektif). Bagian Produksi dalam menjalankan tugasnya
tidak berdiri sendiri tetapi didukung oleh bagian lain pada perusahaan seperti
PPIC (Production Planning and Inventory Control), logistic, penjamin mutu,
marketing, dan akuntansi. Oleh karena itu, setiap bagian yang terlibat harus
memiliki koordinasi yang baik agar dapat berjalan dengan lancar dan menjadikan
perusahaan semakin berkembang dan mencapai tujuannya.
Produksi adalah satu komponen penting dalam perusahaan, baik yang
berrbasis produk maupun jasa. Khusus bagi perusahaan berbasiskan produk,
kegiatan produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dikonsumsi oleh konsumen. Tanpa adanya produksi maka kegiatan ekonomi akan
terhenti.
Fungsi Produksi bertugas mengatur kegiatan yang diperlukan bagi
terselenggaranya proses produksi. Dengan adanya fungsi produksi maka
diharapkan kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancer, menghasilkan produk
yang berkualitas dan memiliki daya saing. Oleh karena itu, perusahaan tidak
mungkin bisa menghasilkan produk berkualitas apabila tidak memiliki
pengelolaan fungsi produksi yang baik. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi
(2000), fungsi produksi bertugas untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam sebuah perusahaan, fungsi
produksi berfungsi untuk mentransformasikan input menjadi output dengan
ketetapan kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pentingnya perhatian pada fungsi produksi tidak terlepas dari masalah
umum sebuah perusahaan dalam pengelolaan proses produksinya, yaitu rendahnya
tingkat ketersediaan bahan baku dan kelangkaan bahan baku. Kondisi ini
menimbulkan lonjakan harga yang melambung tinggi terhadap pasokan bahan
baku yang diperlukan, sehingga proses produksi tidak berjalan dengan maksimal
dan target awal yang ditetapkan perusahaan tidak dapat tercapai secara optimal.
Seperti yang dinyatakan oleh Joesron, Fathorrazi (2012: 114) “Fungsi Produksi
pada hakekatnya terletak antara kelangkaan dan tindakan ekonomi. Kelangkaan
yang menimbulkan masalah ekonomi dan tindakan sebagai upaya untuk
memecahkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Masalah ekonomi timbul karena kebutuhan manusia tidak terbatas
sementara alat pemuas kebutuhan manusia sangat terbatas. Dalam hal ini,
pengauditan internal fungsi produksi memiliki urgensi, tidak hanya untuk
mengidentifikasi dan mengetahui kekurangan serta kelemahan fungsi produksi,
tetapi juga memberikan rekomendasi yang sebaiknya dilakukan atas temuan pada
tahap pengauditan internal. Pada konteks ini, audit internal fungsi produksi
menjadi salah satu kegiatan yang dapat memberikan sumbangsih demi tercapainya
seluruh visi perusahaan.
Penelitian pengauditan internal fungsi produksi ini akan dilakukan pada
salah satu industri pakan ternak. Perusahaan jenis ini merupakan sektor ekonomi
yang memiliki sejumlah kompetitor di Indonesia, baik itu perusahaan dalam
negeri maupun perusahaan multi-nasional. Beberapa jenis perusahaan pakan
ternak di Indonesia adalah; Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Japfa Comfeed
Indonesia Tbk, Mabar Feed Indonesia. Dengan produk output yang sejenis, maka
masing-masing perusahaan tersebut adalah kompetitor bagi perusahaan lainnya.
Hasil produksi mereka akan bersaing di dunia pemasaran untuk memperebutkan
konsumen demi keberlanjutan perusahaan.
Perhatian pada usaha peternakan menajadi penting mengingat sektor usaha
ini berperan dalam ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya bagi
masyarakat sebagai tambahan sumber protein (Supit, 2012). Menurut (Datacon,
2008) pada 25 tahun mendatang permintaan protein asal produk ternak akan
meningkat dua kali lipat dari permintaan sekarang. Peningkatan protein asal
produk ternak secara global ini harus diikuti oleh peningkatan produksi pakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
untuk memenuhi kebutuhan produktivitas ternak. Didukung oleh Tamalluddin
(2015: 47) yang menyatakan bahwa pakan memegang peranan penting dalam
usaha ternak. Hal itu karena sebagian besar biaya produksi berasal dari pakan.
Peternak tidak perlu susah payah mencari bahan- bahan untuk membuat pakan
sendiri karena sudah banyak pakan jadi (komersial) yang tersedia di pasaran.
Kandungan di dalam pakan tersebut sudah diformulasi sesuai dengan kebutuhan.
Sujionohadi, ade iwan (2016: 12). Pemberian pakan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi ayam agar dapat berproduksi tinggi. Oleh karena itu, perusahaan
yang bergerak di bidang pakan ternak unggas dituntut mampu memproduksi
pakan yang murah dan berkualitas.
Kenaikan kebutuhan konsumsi pakan ternak tersebut telah dinyatakan
meningkat setiap tahun. Menurut Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan
Ternak (GPMT), Sudirman menyebutkan bahwa konsumsi pakan ternak secara
keseluruhan akan tumbuh sebesar 8%. Kondisi ini dikatakan karena adanya
peningkatan kebutuhan konsumsi daging ayam khususnya, dan peternakan ayam
mendominasi penyerapan pakan ternak, yaitu sebesar 46% untuk ayam pedaging,
dan 40% untuk ayam petelur1. Berdasarkan pemaparan di atas, fungsi produksi
menjadi salah satu bagian penting untuk dijaga agar berjalan secara ekonomis,
efisien dan efektif. Demikian penelitian ini ingin membahas mengenai
pengauditan internal fungsi produksi pakan ternak.
1 Dikutip dari https://industri.kontan.co.id/news/konsumsi-pakan-ternak-bakal-naik dengan
artikel berjudul “Konsumsi Pakan Ternak Bakal Naik”, diposting tanggal 14 Desember 2015.
Diakses tanggal 30 Oktoberr 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, masalah yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana hasil pengauditan internal
berkaitan dengan ketercapaian tingkat ekonomis, efisien dan efektif atas fungsi
produksi pakan ternak di PT Mabar Feed Indonesia ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar memudahkan peneliti untuk menentukan
data yang terkait dengan tema penelitiannya sehingga penelitian yang dilakukan
akan terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai. PT Mabar
Feed Indonesia memiliki berbagai jenis kegiatan produksi pakan yaitu pakan
ternak, pakan ikan, pakan udang, pakan babi. Dari berbagai jenis produksi pakan
yang dilakukan perusahaan, penulis melakukan penelitian pengauditan internal
atas fungsi produksi pakan ternak di PT Mabar Feed Indonesia yang berkantor
pusat di Kota Medan, Sumatera Utara.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengauditan internal
pada fungsi produksi dengan menilai tingkat ekonomis, efisien dan efektif di PT
Mabar Feed Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. PT Mabar Feed Indonesia Medan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi PT Mabar Feed Indonesia
Medan dengan mengetahui hasil pengauditan internal pada fungsi produksi
apakah sudah ekonomis, efisien dan efektif. Berdasarkan atas temuan dan
rekomendasi yang diberikan maka diharapkan dapat membantu
manajemen untuk mengambil kebijakan yang lebih baik di masa depan.
2. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menambah referensi kepustakaan di perpustakaan
Universitas Sanata Dharma mengenai pengaudit internal fungsi produksi.
selain itu, diharapkan dapat memberi tambahan informasi bagi mahasiswa
yang ingin mendalami pengetahuan mengenai bidang pengauditan internal
khususnya di bagian fungsi produksi.
3. Pembaca
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan juga referensi untuk
pembelajaran mengenai pelaksanaan kegiatan pengauditan internal pada
fungsi produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan mengenai pengauditan
internal fungsi produksi dan juga penerapan teori yang dipelajari selama
perkuliahan pada kenyataan di dunia kerja.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini dilaporkan dengan menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
Bab ini berisi teori dan konsep yang berkaitan dengan penelitian
seperti teori mengenai pengauditan secara umum, audit internal,
pengertian pakan ternak dan fungsi produksi. Selain itu, bab ini
juga merumuskan kerangka berpikir dalam penelitian ini
BAB III Teknok Analisis Data
Dalam bab ini akan dijelaskan teknik analisis data, metode
penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian, objek penelitian,
tempat dan waktu penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini peneliti menguraikan gambaran umum objek
penelitian yang terdiri dari profil perusahaan, sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi perusahaan, ketenagakerjaan serta
struktur organisasi perusahaan.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan audit
internal dan menjabarkan hasil audit internal, dan memberikan
rekomendasi dan saran.
BAB VI Penutup
Bab ini membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan juga
saran atas penelitian yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit
1. Pengertian Audit
Audit merupakan Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut
Agoes (2012: 4).
Pengertian audit yang dikemukakan oleh ahli lain selain Agoes
yaitu Mulyadi (2014: 9), menyatakan bahwa audit merupakan kegiatan
yang tidak hanya didasarkan pada laporan keuangan tetapi juga pada
kegiatan yang berlangsung pada perusahaan. Ahli tersebut berpendapat
bahwa audit adalah sebuah proses yang dilakukan secara sistematis
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan penyampaian hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.
Berdasarkan definisi audit menurut para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa audit adalah suatu proses untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti mengenai informasi yang ditemukan pada
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
perusahaan. Audit harus dilakukan oleh pihak yang independent dan
berkompeten agar penilaiannya bersifat objektif. Adanya pelaporan
audit kepada pemakai yang berkepentingan mengenai informasi tingkat
kesesuaian antara kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Jenis-jenis Audit
Ada empat jenis audit yang dikemukakan oleh Agoes (2012: 11-13)
yang diilihat dari segi pemeriksaan yaitu :
a) Audit Operasional (Management Audit)
Merupakan pemeriksaan terhadap kegiatan operasi yang telah
ditentukan oleh manajemen suatu perusahaan untuk mengetahui
apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif,
efisien dan ekonomis.
b) Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-
kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern
perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak
eksternal (Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat
Jendral Pajak, dan lain-lain).
c) Pemeriksaan Internal (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan terhadap laporan keuangan, maupun ketaatan
terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pemeriksaan umum yang dilakukan internal auditor biasanya
lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang
dilakukan oleh KAP. Laporan internal auditor berisi temuan-
temuan hasil pemeriksaan mengenai penyimpangan dan
kecurangan yang ditemukan dan saran-saran perbaikan
(recommendation).
d) Komputer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing
(EDP) sistem.
3. Jenis- jenis auditor
Arens, et all (2008: 4) menyatakan bahwa dalam melakukan
pengauditan, pengumpulan bukti dan evaluasi bukti atas informasi
yang digunakan untuk menentukan derajat kesesuaian antar informasi
tersebut dan kriteria yang ditetapkan harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independent.
Untuk melengkapi pernyataan mengenai siapa orang yang
kompeten dan independent maka Abdul Halim (2008: 15) menyatakan
bahwa “Auditor adalah seseorang yang independent dan kompeten
yang menyatakan pendapat atau pertimbangan mengenai kesesuaian
dalam segala hal yang signifikan terhadap asersi atau entitas dengan
kriteria yang telah ditetapkan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dalam tulisan Jusup (2010: 17-19), auditor dikelompokkan menjadi
tiga jenis yaitu:
a) Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan
audit atas keuangan negara pada instansi-instasi pemerintah.
Pihak yang melakukan audit ini adalah Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang pengaturannya ditetapkan dengan undang-
undang. BPK tidak berada dibawah kekuasaan pemerintahan
sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independent
yang hasil audit yang dilakukan akan disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
b) Auditor Intern
Auditor intern atau disebut auditor internal adalah pihak
independent yang bekerja pada suatu perusahaan yang
berkewajiban memberi informasi kepada manajemen yang
berguna untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
efektifitas manajemen perusahaan. Auditor internal memiliki
tanggung jawab yang beragam tergantung pada kebutuhan
perusahaan.
c) Auditor Independent atau Akuntan Publik
Auditor independent merupakan fungsi pengauditan atas laporan
keuangan yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan jenis ini
dilakukan pada perusahaan yang menjual sahamnya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
masyarakat. Perusahaan besar dan kecil, serta organisasi yang
bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan
melalui kantor akuntan publik (KAP).
B. Pengaudit Internal
1. Pengertian Audit Internal
Audit internal adalah suatu profesi dalam sebuah Perusahaan yang
bersifat objektif dan independent. Audit internal akan memberikan hasil
pengauditannya kepada manajemen atau pimpinan perusahaan dalam
bentuk laporan hasil audit. Laporan hasil audit ini berguna membantu
manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan guna mencapai
tujuan perusahaan karena dalam laporan audit terdapat analisis, penilaian,
dan rekomendasi yang sebaiknya dilakukan terhadap kegiatan yang
diaudit.
Menurut Tugiman (2006: 11) “internal auditing atau pemeriksaan
internal adalah suatu fungsi penilaian yang independent dalam suatu
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang
dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah untuk membantu
para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya
secara efektif”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa audit internal bertugas untuk
memeriksa dan mengevaluasi tingkat ekonomis, efisien dan efektif
terhadap kegiatan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Selain para ahli, Standards for the Professional Practise of Internal
Auditing- SPPIA dalam Sawyer (2005 :9 – 10) memberi pengertian
berupa:
“Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan
konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan
meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi
mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis
dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan
organisasi.”
Berdasarkan pengertian menurut para ahli, ruang lingkup kegiatan
audit semakin luas, tidak hanya sekedar pada audit keuangan (financial
audit) tetapi juga ditunjukkan pada keseluruhan aspek yang mempengaruhi
kinerja perusahaan dan manajemen, serta sebagai konsultan internal yang
memberi masukan berupa rekomendasi terhadap temuan resiko audit untuk
perbaikan atas proses kegiatan yang terjadi dalam perusahaan. Menurut
Barlow (1995) konsumen Internal Audit adalah manajer, fokusnya berupa
resiko usaha dan orientasinya adalah saat ini dan yang akan datang.
2. Tujuan Audit Internal
Menurut Andayani (2008: 3) Tujuan audit internal terdiri dari
penganalisis-an, konsultasi, menilai anggota-anggota organisasi atas
efektifitas dalam melaksanakan tanggung jawab mereka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menginformasikan tindakan-tindakan yang telah direview dan
memberi rekomendasi perbaikan.
Kegiatan audit ini memiliki tujuan untuk memperbaiki kinerja
dalam sebuah organisasi agar menjadi lebih baik terutama dalam hal
ekonomis, efisien dan efektif.
3. Ruang Lingkup Audit Internal
Lingkup penugasan audit internal adalah melakukan evaluasi dan
memberi kontribusi dalam meningkatkan proses pengelolaan resiko,
pengendalian dengan menggunakan pendekatan secara sistematis dan
menyeluruh.
Dalam SPAI (2004: 20-22) menjelaskan lingkup penugasan audit
internal sebagai berikut :
1) Pengelolaan Risiko
Fungsi audit internal harus mampu membantu organisasi dengan
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang signifikan dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko
dan sistem pengendalian internal.
2) Pengendalian
Fungsi audit internal harus dapat membantu organisasi dalam
memelihara pengendalian internal yang efektif dengan cara
mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektifitas pengendalian
tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian internal
secara berkesinambungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Evaluasi sistem pengendalian intern harus mencakup:
a. Efektifitas dan efisiensi kegiatan operasi
b. Keandalan dan integritas informasi
c. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku
d. Pengamanan aset organisasi
Fungsi audit internal harus memastikan sampai sejauh mana
sasaran dan tujuan kegiatan operasi telah ditetapkan dan sejalan
dengan sasaran dan tujuan organisasi. Auditor internal harus
mereview kegiatan operasi perusahaan untuk memastikan sejauh
mana hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Dilengkapi oleh Tugiman (2006: 41 – 49), ruang lingkup audit
internal terdiri dari :
1) Keandalan Resiko
Pemeriksaan internal harus meninjau reliabilitas dan integritas
berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaan atau
operasi serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi.
2) Kesesuaian Dengan Kebijaksanaan, Rencana, Prosedur, dan
Peraturan Perundang – Undangan
Pemeriksaan internal harus meninjau sistem yang telah
ditetapkan untuk memastikan kesesuaiannya dengan berbagai
kebijakan, rencana, prosedur, ketentuan perundang-undangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan peraturan yang dimiliki, akibat yang penting terhadap
berbagai pekerjaan atau operasi dan menentukan apakah
organisasi telah memenuhi atau melaksanakan hal- hal
tersebut.
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem
yang dibuat dengan tujuan memastikan pemenuhan berbagai
persyaratan seperti kebijaksanaan, rencana, prosedur dan
peraturan yang ditetapkan
3) Perlindungan Terhadap Harta
Pemeriksaan internal harus meninjau berbagai alat atau cara
yang digunakan untuk melindungi harta dan bila dipandang
perlu, memverifikasi keberadaan dari suatu aktiva.
a. Pemeriksaan internal harus meninjau berbagai cara yang
digunakan untuk melindungi harta terhadap berbagai
jenis kerugian, seperti pencurian dan kegiatan yang tidak
pantas.
b. Pada saat memverifikasi keadaan suatu aktiva,
pemeriksaan harus menbggunakan prosedur yang sesuai
dan tepat.
4) Penggunaan Sumber Daya secara Ekonomis dan Efisien
Pemeriksaan internal harus menilai keekonomisan dan
efisiensi penggunaan sumber daya yang ada:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Manajemen bertanggung jawab menetapkan standar
operasional yang digunakan untuk mengukur
keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya
dalam suatu kegiatan. Auditor internal bertanggung
jawab untuk menentukan:
1. Telah ditetapkan standar operasional untuk
mengukur keekonomisan dan efisiensi
2. Standar operasional tersebut telah dipahami dan
dipenuhi
3. Berbagai penyimpangan standar operasional
diidentifikasi, dianalisis, dan diberitahukan kepada
pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan
tindakan korektif
b. Tindakan korektif telah dilakukan
Pemeriksaan yang berhubungan dengan keekonomisan
dan efisiensi penggunaan sumber daya harus
mengidentifikasi berbagai keadaan, seperti:
1. Fasilitas- fasilitas yang tidak dipergunakan
sepenuhnya
2. Pekerjaan yang tidak dapat dibenarkan berdasarkan
pertimbangan biaya
3. Pekerja yang terlalu banyak atau terlalu sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5) Pencapaian Tujuan
Pemeriksaan internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau
program untuk menilai apakah hasil yang telah dicapai telah
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dan apakah
pekerjaan, operasi, atau program tersebut telah dilaksanakan
dengan rencana.
1) Manajemen bertanggung jawab menentukan berbagai
tujuan dan sasaran dari program, pengembangan dan
penerapan prosedur pengawasan, serta pencapaian hasil
pekerjaan yang diinginkan. Pemeriksa internal harus
menilai apakah tujuan dan sasaran tersebut telah sesuai
dengan tujuan organisasi serta dapat dicapai.
2) Pemeriksaan internal dapat memberikan bantuan kepada
manajer yang bertanggung jawab menentukan tujuan,
sasaran dan sistem dengan menentukan berbagai asumsi
yang mendasari suatu hal telah sesuai; telah menggunakan
berbagai informasi yang akurat, terbaru dan relevan; telah
dilakukan pengawasan yang sesuai bagi suatu program
kegiatan.
1. Tahap Pelaksanaan Audit Internal
Prosedur pelaksanaan audit internal Seperti yang dikemukakan oleh
Brink’s dalam Akmal (2007: 19-22) adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Tahap Memahami Resiko Pengendalian dan Resiko Lainnya
Pemeriksa internal harus mengevaluasi berbagai risiko dari
kegiatan yang diaudit. Pengevaluasian risiko seperti yang
dilakukan oleh pemeriksa eksternal dalam audit keuangan dapat
dilakukan untuk kepentingan pemeriksa internal.
Dalam hal ini risiko dibagi menjadi empat yaitu:
a. Risiko bawaan/ Melekat
Risiko yang sudah ada pada aktivitas, operasi, atau bagian
sebelum ada pengendalian manajemen.
b. Risiko Pengendalian
Risiko yang mungkin ada dan tidak dapat ditemukan oleh sistem
pengendalian manajemen.
c. Risiko Deteksi
Risiko tidak terdeteksinya suatu salah saji materiil yang ada.
Besar sampel yang ditetapkan berbanding terbalik dengan besar
risiko deteksi.
d. Risiko Audit yang Dapat Diterima
Kesediaan auditor menerima risiko dari audit yang
dilakukannya, biasanya ditetapkan rendah supaya diperoleh
risiko yang lebih rendah. Dengan demikian akan ditetapkan
risiko deteksi yang lebih rendah pula dan besar sampel yang
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Tahap Survei Pendahuluan
Pada tahap ini, pihak yang bertugas mengaudit harus memahami
aktivitas operasi pada organisasi yang akan diaudit. Pemahaman
tersebut dilakukan dengan cara:
a. Mengidentifikasi tujuan menyeluruh dari riview yang akan
dilakukan. Tujuan menyeluruh ini dapat ditetapkan oleh
pimpinan unit pemeriksa internal atau pemeriksa senior setelah
mendapatkan masukan dari pengukuran risiko.
b. Melakukan diskusi dengan pegawai lain yang dapat
memberikan informasi, yaitu staf manajer atau pegawai kunci
di luar area yang diriview.
c. Mengumpulkan semua data yang berhubungan, misalnya kertas
kerja pemeriksaan dan laporan tahun lalu, gambaran organisasi
dan beban lainnya yang memiliki hubungan dengan
pemeriksaan.
d. Memberitahukan rencana riview pada lokasi yang akan
diriview.
e. Melakukan diskusi dengan pegawai kunci di lokasi.
f. Melakukan pengamatan atas area operasi yang akan diriview
(walk through).
g. Melakukan riview atas kebijakan dan prosedur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Tahap Menyusun Rencana Audit
Pada tahap ini akan disusun program audit berdasarkan pengukuran
risiko dan survei pendahuluan yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya, dan program audit tahun sebelumnya yang berguna
sebagai petunjuk bagi para pemeriksa dalam melakukan
pemeriksaan. Program audit berisi tahap-tahap pemeriksaan yang
harus dilakukan berupa prosedur-prosedur audit yang mencakup
penetapan besarnya ukuran sampel yang diuji.
4. Tahap Pelaksanaan Audit
Tahap ini adalah tahap dimana para pemeriksa melakukan
verifikasi sesuai petunjuk pada audit program. Pelaksanaan
verifikasi dilakukan dengan berbagai cara seperti tanya jawab,
pengamatan, surat konfirmasi, penelusuran, pengujian,
pemanfaatan daftar periksa dan lain-lain. Tahap ini bertujuan
mengumpulkan bukti-bukti pemeriksaan yang berkualitas.
5. Tahap Mengevaluasi Audit
Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap bukti-bukti yang
telah dikumpulkan, kadang-kadang analisis ini merupakan bagian
dari proses verifikasi. Hasil analisis informasi berupa ringkasan
temuan pendahuluan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
6. Tahap Menyusun Temuan, Kesimpulan dan Rekomendasi
Tahap ini dilakukan kegiatan untuk mematangkan temuan yang
diperoleh, menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi yang
dapat disusun melalui 3 pertanyaan berikut:
a. Seberapa bagus hasil pemeriksaan yang telah dicapai?
b. Mengapa hasilnya seperti ini?
c. Apa yang dapat dilakukan agar lebih baik?
Selanjutnya temuan tersebut dipastikan terdiri dari 5 atribut yaitu
kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi. Apabila salah
satu dari atribut tersebut tidak ada, maka temuan tersebut turun
derajat menjadi temuan minor atau hal- hal yang perlu mendapat
perhatian, dengan hasil temuan berupa saran.
7. Tahap Penyelesaian Audit
Dalam tahap ini akan dilakukan komunikasi hasil audit dengan
manajemen untuk menentukan apakah hasil audit dapat
ditindaklanjuti, jika dapat maka tindak lanjut sebaiknya diusahakan
dilakukan sebelum pemeriksa meninggalkan pekerjaan lapangan.
8. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini pemeriksa internal menyusun laporan yang akan
diserahkan kepada pihak yang berkepentingan, yaitu manajemen
diatasnya dan manajemen lain yang berkepentingan, dewan
komisaris dan komite audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Ekonomis, Efisien, dan Efektivitas
Menurut beberapa ahli yaitu :
1) Menurut Kartikahadi (2004: 9):
a. Ekonomis berarti cara penggunaan sesuatu barang secara berhati-
hati dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang terbaik.
b. Efisien berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisasi
kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau
menghasilkan sesuatu.
c. Efektif berarti produk akhir dari kegiatan operasi telah mencapai
tujuannya, ditinjau dari segi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil
kerja, dan kesesuaian waktu yang ditargetkan.
2) Menurut Arens, et all (2010: 824)
1. Efisien berarti penentuan alokasi sumber daya yang digunakan
untuk mencapai tujuan- tujuan itu. Misalnya, menentukan apakah
produk yang dihasilkan menggunakan biaya yang minimal
2. Efektif berarti tercapainya tujuan, seperti menghasilkan produk
tanpa cacat.
3) Menurut Chambers dan Rand (2000:9)
1. Ekonomis mengandung pengertian “doing them cheap”, misalnya
unit biaya untuk tenaga kerja, bahan baku, dan lain- lain di bawah
pengendalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Efisien berarti “doing them well” berkaitan dengan sistem yang
baik dengan menghindari produk cacat dan pengerjaan kembali
(rework).
3. Efektif berarti “doing the right things” misalnya pencapaian tujuan
4) Menurut Rob Reider (2002) dalam Agoes (2012 :168- 169)
a. Ekonomis (pada biaya operasi)
Organisasi yang memiliki tanggung jawab dalam pola ekonomi
yang umum melalui konservasi sumber daya. Dalam menilai
keekonomisan operasi dan alokasi terkait serta menggunakan
sumber daya, reviewer mungkin mempertimbangkan apakah
organisasi:
a. Mengikuti praktik pembelian yang umum
b. Kelebihan staf yang bertugas dalam menjalankan fungsi-
fungsi yang penting
c. Kelebihan persediaan bahan di perusahaan
d. Menggunakan peralatan yang lebih mahal daripada yang
digunakan
e. Mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak terpakai
b. Efisien (terhadap metode operasi)
Organisasi yang memiliki tanggung jawab dalam pengeluaran
yang minimum. Contoh inefisiensi:
a. Ketidakcocokan prosedur manual dan terkomputerisasi
b. Ketidakefisienan alur kertas kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Ketidakefisienan sistem dan prosedur operasi
d. Hierarki operasional dan atau pola komunikasi
e. Duplikasi kegiatan
f. Tidak pentingnya tahapan kerja
c. Efektif (hasil dari operasi)
Merupakan pencapaian hasil atau manfaat organisasi yang
didasarkan pada sasaran dan tujuan atau beberapa kriteria lain
yang dapat diukur. Hasil review meliputi:
a. Penilaian sistem perencanaan organisasi agar menjadi
pencapaian sasaran, tujuan, dan rencana terperinci.
b. Penilaian kecukupan sistem manajemen dalam mengukur
efektivitas
c. Menentukan keluasan yang ingin dicapai
d. Mengidentifikasi factor- factor hasil kinerja yang memuaskan
D. Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Menurut AICPA dalam buku Sawyer (2005: 57), menjelaskan
pengertian pengendalian internal yaitu :
“Rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan
pengukuran- pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk
mengamankan aktiva, memeriksa akurasi, dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong
ketaatan terhadap kebijakan material yang ditetapkan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Unsur- unsur Pengendalian Internal
Menurut Sawyer et al., (2003: 66) dalam buku Andayani (2008: 49-50)
menyatakan bahwa pengendalian internal memiliki lima komponen
yaitu:
a) Lingkungan Pengendalian
Menggambarkan keseluruhan sikap organisasi yang mempengaruhi
kesadaran dan tindakan personel organisasi mengenai pengendalian.
Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam
suatu organisasi adalah nilai integritas dan etika, kompetensi dan
gaya manajemen, struktur organisasi, pembagian wewenang dan
pembebanan tanggung jawab, kebijakan, praktik sumber daya
manusia, kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi, fungsi
dewan direksi dan dewan komite, terutama komite audit.
b) Penentuan Risiko
Penentuan risiko meliputi penentuan risiko di semua aspek
organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi
risiko, serta pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk
memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara
harmonis.
c) Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat
oleh manajemen. Aktivitas pengendalian tersebut meliputi tanggung
jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, audit internal.
Aktivitas- aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi
secara keseluruhan. Aktivitas pengendalian dapat dibagi menjadi
pengendalian pengolahan informasi, pemisahan tugas yang
memadai, pengendalian fisik aset perusahaan, dan peninjauan atas
kinerja.
d) Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan bagian penting dari proses
manajemen. Komunikasi informasi tentang operasi pengendalian
internal memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen
untuk engevaluasi efektivitas pengendalian dan mengelola
operasionalnya.
e) Pengawasan
Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atau
informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan
pengendalian manajemen.
Aktivitas audit tradisional yang berkaitan dengan penentuan
efisiensi dan efektivitas berada pada komponen ketiga yaitu:
altivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian meliputi pemisahan
tugas, wewenang, tanggung jawab, otorisasi, pendokumentasian dan
lain- lain. Auditor internal memandang pengendalian sebagai
penggunaan semua sarana perusahaan untuk meningkatkan,
mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi berbagai aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai.
Sarana pengendalian meliputi bentuk organisasi, kebijakan, sistem,
prosedur, intruksi, standar, komite, bagan akun, perkiraan,
anggaran, jadwal, laporan, catatan, daftar pemeriksaan, metode,
rencana, dan audit internal.
E. Fungsi produksi
1. Pengertian Fungsi produksi
Menurut Akmal (2009: 247) “Proses produksi diartikan sebagai
cara untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau
jasa dengan memanfaatkan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin-
mesin, dan sebagainya) yang tersedia”.
Ahli lain, Joesron, Fathorrazi (2012: 87) “Produksi merupakan
hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan
beberapa masukan atau input”
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
produksi bertujuan untuk mengubah input menjadi output atau
menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan haruslah yang bermutu
dan dihasilkan secara ekonomis, efisien dan efektif sehingga mampu
memuaskan kebutuhan pelanggan.
2. Jenis- jenis proses produksi
Setiap perusahaan memiliki jenis produksinya sendiri, menurut sofyan
assauri (2004: 75), proses produksi dibedakan dalam dua jenis :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Proses produksi yang terus – menerus (Continous Processes)
2. Proses produksi yang terputus – putus (Intermittent Processes)
Hal yang membedakan kedua jenis proses produksi ini adalah
lamanya waktu yang diperlukan untuk persiapan/ mengatur (set up)
peralatan produksi yang digunakan dalam memproduksi produk tanpa
mengalami perubahan.
Untuk lebih memahami mengenai jenis proses produksi maka
harus memahami sifat dari proses produksi perusahaan tersebut.
a. Proses produksi yang terus – menerus (Continous Processes)
Proses ini dapat ditemukan pada pabrik yang memproduksi
produknya untuk pasar (produksi masal). Dalam proses ini
terdapat waktu yang panjang tanpa ada perubahan dari pengaturan
dan penggunaan mesin serta peralatannya. Proses produksi ini
memiliki ciri – ciri :
1. Produksi yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi
yang sangat kecil dan sudah distandardisir.
2. Menggunakan sistem atau cara penyusunan peralayan
berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan
atau disebut Product Lay Out.
3. Penggunaan mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan
produk, yang dikenal dengan nama special Purpose Machines.
4. Pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan
tergolong sangat minim dikarenakan penggunaan mesin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bersifat khusus yang lebih otomatis. Dikarenakan hal tersebut,
operator tidak diharuskan untuk memiliki keahlian dengan
standart yang tinggi untuk mengerjakan produk tersebut.
5. Kerusakan salah satu mesin akan menghambat kelancaran
proses produksi.
6. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan tidak banyak
dikarenakan sudah menggunakan mesin yang bersifat khusus
dan variasi dari produknya kecil.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan alam proes lebih rendah
daripada proses produksi yang terputus- putus (Intermittent
Processes).
8. Proses ini membutuhkan maintenance specialist yang
mempunyai pengetahuan dan pengalaman handal dalam
mengoperasikan mesin-mesin yang bersifat khusus.
9. Pada umumnya, pemindahan bahan-bahan yang diperlukan
dalam proses produksi menggunakan fixed path equipment.
b. Proses produksi yang terputus – putus (Intermittent Processes)
Proses ini dapat ditemukan pada pabrik yang memproduksi
produknya berdasarkan pesanan. Dalam proses ini terdapat waktu
yang pendek untuk menyediakan peralatan dalam menghadapi
perubahan pada variasi produk. Proses produksi ini memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Jumlah produksi umumnya sangat kecil, bervariasi
berdasarkan pesanan.
2. Penyusunan peralatan dikelompokkan berdasarkan fungsi
dalam proses produksi atau peralatan yang sama
dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut
Processes Lay Out atau Departmentation by Equipment.
3. Mesin yang digunakan bersifat umum dan digunakan untuk
menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang
hampir sama, mesin tersebut disebut General Purpose
Machines.
4. Para pekerja diwajibkan memiliki keahlian yang tinggi
dikarenakan penggunaan mesin yang bersifat umum dan
kurang otomatis.
5. Kerusakan pada salah satu mesin tidak akan mempengaruhi
kelancaran proses produksi.
6. Pengawasan terhadap pekerja menjadi lebih sulit dikarenakan
penggunaan mesin yang bersifat umum dan variasi dari
produk yang besar.
7. Persediaan bahan baku dan bahan dalam proses cukup tinggi
karena pesanan yang akan dipesan oleh para pembeli tidak
dapat ditentukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
8. Pemindahan bahan-bahan yang digunakan dalam proses
produksi menggunakan peralatan handling yang fleksibel
seperti kereta dorong (forklip).
9. Diperlukan ruang gerak dan tempat bahan-bahan dalam proses
yang besar dikarenakan sering dilakukan pemindahan barang.
3. Siklus proses produksi
Kegiatan produksi pada setiap organisasi memiliki ciri khas tersendiri
yang membedakannya dengan organisasi lainnya. Dalam proses
produksi pakan ternak ayam pada PT Mabar Feed Indonesia dapat
diidentifikasikan ke dalam tahapan berikut ini :
a) Timbang (berdasarkan resep pakan)
b) Mixer (Pencampuran)
c) Screener (Pengayakan)
d) Conditioner (penguapan)
e) Hyginiser (dipanaskan)
f) Press feeder (pembentukan menjadi pellet)
g) Pellet mill (Penggilingan)
h) Cooler (Pendinginan)
i) Crumbles (Penghancuran)
j) Vibrator (pengklasifikasian bentuk makanan)
k) Packaging (Pengemasan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Audit Internal Atas Fungsi Produksi
Produksi merupakan aktivitas utama dalam perusahaan yang
kegiatannya melibatkan berbagai bagian dalam perusahaan. Dalam
kegiatan produksi tidak jarang timbulnya masalah yang mengakibatkan
terjadinya hambatan dan kegagalan dalam kegiatan produksi. untuk
mencegah hal itu maka diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian
atas fungsi produksi.
Audit internal bertujuan untuk menilai secara komprehensif atas
keseluruhan fungsi produksi pada perusahaan untuk menentukan apakah
fungsi tersebut sudah ekonomis, efisien dan efektif. Menurut Bayangkara
(2008: 177) alasan yang mendasari diperlukannya audit atas fungsi
produksi antara lain :
1. proses produksi harus berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan.
2. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi harus ditemukan sehingga
dapat diperbaiki.
3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan
dari berbagai pihak yang terkait.
Dengan demikian, audit internal berperan dalam membantu pihak
manajemen dalam mengelola kegiatan produksinya dan memberikan
saran perbaikan dan komentar yang dibutuhkan manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
G. Pakan Ternak
Fungsi pakan memiliki peranan penting dalam usaha ternak ayam,
yaitu berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan menjaga
kesehatan hewan ternak. Hal itu karena sebagian besar biaya produksi
berasal dari pakan. Pakan mengandung unsur- unsur nutrisi yang
dibutuhkan ayam untuk memunculkan potensi genetik ayam secara
optimal seperti protein, karbohidrat, lemak dan mineral. Kombinasi
antara berbagai macam kandungan yang dibutuhkan peternak tersebut
sudah lengkap tersedia pada pakan jadi (komersial) yang tersedia di
pasaran dengan berbagai merek. Tamalludin (2015: 47)
H. Kerangka Berfikir Penelitian
Fungsi Produksi dan operasi mentransformasikan input menjadi
output yang bertanggung jawab menghasilkan produk dengan kuantitas
dan kualitas yang telah ditetapkan, tepat waktu, efektif, dan efisien.
Melalui perencanaan sampai dengan pengendalian dan evaluasi,
perusahaan harus secara optimal menghubungkan kebutuhan pelanggan
dengan kemampuan internal perusahaan. Dalam hal menjaga keunggulan
dalam persaingan, perusahaan harus mengkonsentrasikan kebijakan
produksi dan operasi, kapasitas produksi (sumber daya dan fasilitas),
jadwal produksi, inovasi dan peningkatan berkelanjutan sehingga
memenuhi kepuasan pelanggan. Bayangkara (2016: 225)
Oleh karena itu diperlukan pengendalian yang dilakukan selama
proses produksi pakan ternak di PT.Mabar Feed Indonesia. Pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
fungsi produksi dilakukan untuk menilai secara komprehensif terhadap
keseluruhan aktivitas produksi dan operasi untuk menentukan apakah
fungsi produksi telah berjalan sesuai dengan ketetapan perusahaan dan
menghindari kesalahan produksi yang dilihat dengan menilai indicator
keekonomisan, keefisiensian, dan keefektifan. Pengauditan internal
dilakukan berdasarkan tahap- tahap menurut Akmal (2009: 24),
pengauditan internal dilakukan mulai dari survey pendahuluan,
penyusunan rencana audit, pelaksanaan rencana audit, evaluasi hasil audit,
menyusun temuan, penyebab, dan rekomendasi serta pelaporan hasil audit.
Dengan adanya pengauditan internal pada fungsi produksi pakan ternak
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan sehingga fungsi
produksi pakan ternak pada PT Mabar Feed Indonesia dapat berjalan
ekonomis, efisien, dan efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus.
Studi kasus adalah strategi penelitian dimana peneliti menyelidiki secara
cermat dan mendalam suatu aktivitas, atau proses dalam perusahaan.
Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, serta peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap (Stake, 1995, dalam Creswell,
2010: 20). Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di PT Mabar Feed
Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis. Sugiyono (2008: 105) mengatakan deskriptif analitis
adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, kemudian data tersebut disusun, diolah, dan
dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada
dan menarik kesimpulan setelah dilakukan analisis.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Penelitian ini dilaksanakan di PT Mabar Feed Indonesia, Jl. Rumah
Potong Hewan No.44 Medan, Indonesia 20242
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2019 – Maret 2019
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Manajer produksi, supervisor dan
karyawan yang ada di unit produksi pada PT Mabar Feed Indonesia. Selain
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
itu, Objek penelitian adalah pengauditan internal pada fungsi produksi di
PT Mabar Feed Indonesia.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan 5 cara / teknik yaitu :
1. Observasi
Menurut Sanusi (2011: 111) berpendapat bahwa observasi adalah cara
pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek (orang),
objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan
atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Pada
penelitian ini observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas pada
fungsi produksi pakan ternak di PT Mabar Feed Indonesia.
2. Wawancara
Menurut Sugiono (2009: 317), Wawancara adalah pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi melalui tanya-jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Melalui tahap
wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih spesifik yang
tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara akan
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada manajer personalia,
manajer produksi, sekertaris manajer produksi, supervisor, dan
karyawan yang berkaitan dengan fungsi produksi di PT Mabar Feed
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Red Flags dan Risk Worksheet
Eining dalam Andayani (2008: 76) Red Flags digunakan untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko yang dapat terjadi. Red Flags
disajikan dalam bentuk tabel yang berisi tiga tingkatan risiko yaitu
risiko rendah, menengah dan tinggi. Table Red Flags akan digunakan
untuk mengelompokkan situasi yang ada pada fungsi produksi PT
Mabar Feed Indonesia.
Menurut Tampubolon (2005: 183), Risk Worksheet merupakan
tabel yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menganalisis
resiko. Pada tabel risk worksheet terdapat kolom kegiatan kontrol yang
menunjukkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi resiko
dan kolom kelemahan kontol yang menunjukkan bagaimana
kelemahan control tersebut. Tabel red flags dan tabel risk worksheet
akan digabungkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis resiko
yang mungkin terjadi pada fungsi produksi di PT Mabar Feed
Indonesia.
4. Check List
Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa Check list adalah
pengumpulan data dengan membuat sebuah daftar dimana subjek
penelitian hanya perlu membubuhkan tanda centang pada kolom
jawaban yang sesuai. Check list digunakan untuk mencocokkan
keselarasan antara pedoman audit internal dan SOP (Standard
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Operating Procedure) yang dimiliki PT Mabar Feed Indonesia dengan
keadaan sebenarnya yang terjadi pada perusahaan.
5. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158), Dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data sekunder mengenai hal-hal yang berupa catatan,
transkrip, buku, agenda dan sebagainya. Data sekunder pada penelitian
ini meliputi dokumen- dokumen pendukung fungsi produksi pakan
ternak di PT Mabar Feed Indonesia.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah dalam penelitian adalah menggunakan metode analisis deskriptif.
Teknik analisis deskriptif yang digunakan bertujuan untuk menilai
ekonomis, efisien dan efektif fungsi produksi pakan ternak di PT Mabar
Feed Indonesia. Tahap- tahap teknik analisis data yang digunakan
mengacu pada tahap pemeriksaan operasional Brink’s dalam Akmal
(2009: 24) yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Tahap-tahap
pelaksanaan audit internal tersebut adalah :
1. Survei Pendahuluan
Pelaksanaan audit internal diawali dengan melakukan survei
pendahuluan. Survei pendahuluan dilakukan dengan melakukan
observasi proses produksi pakan ternak yang dimulai dari tahap
rencana induk produksi dan operasi hingga pengendalian barang jadi,
melakukan wawancara dengan manajer produksi, manajer personalia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
supervisor, dan karyawan bagian produksi. Analisis yang diperoleh
pada tahap ini mencerminkan keadaan yang ada pada proses produksi
pakan ternak.
2. Menyusun Rencana Audit
Dalam tahap menyusun rencana audit difokuskan pada pengelolaan
risiko yang meliputi penilaian resiko untuk menilai pengendalian-
pengendalian yang dibuat telah dilaksanakan dan dijalankan untuk
mengurangi risiko pada PT Mabar Feed Indonesia. Berikut ini tahap
yang digunakan dalam menyusun rencana audit :
a. Proses perumusan tujuan, luas, dan periode audit fungsi produksi
Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai tujuan, luas dan periode
audit kepada auditee yang dalam penerapannya dilaksanakan
dengan manajer produksi, supervisor, dan karyawan di bagian
produksi. Tujuan audit mengacu pada cakupan pelaksanaan audit,
dan periode audit mengacu pada waktu dilaksanakannya audit.
Hasil wawancara yang diperoleh peneliti akan dianalisis
menggunakan analisis deskriptif.
b. Pengelolaan risiko dengan cara mengidentifikasi dan menilai risiko
Pada tahap ini, proses identifikasi dan penilaian risiko bertujuan
untuk menunjukkan risiko paling tinggi yang membutuhkan sikap
kehati- hatian saat audit. Pada saat melakukan identifikasi dan
penilaian risiko, penulis tabel red flags dengan risk worksheet.
Tabel red flags dibagi menjadi tiga tingkatan risiko yaitu risiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
rendah, risiko menengah dan risiko tinggi. Pengelompokan risiko
ke dalam tiga tingkatan didasarkan pada analisis dampak dan
kemungkinan terjadinya risiko. Pedoman pengelompokan risiko
dijelaskan dalam tabel 1. Tabel risk worksheet digunakan untuk
mengetahui kegiatan pengendalian dan kelemahan pengendalian
pada fungsi produksi di PT Mabar Feed Indonesia. Tabel
kombinasi Red Flags dan Risk Worksheet ditampilkan dalam Tabel
2.
Tabel 1 : Pedoman Penilaian Risiko
Dampak Risiko yang
Mungkin Terjadi
Kemungkinan
Terjadinya
Risiko
Nilai Risiko
Mengakibatkan Organisasi
tidak dapat mencapai semua
atau sebagian besar sasaran
dan tujuan dalam jangka
panjang.
Hampir Pasti Tinggi/High
Mencegah Organisasi
memenuhi tujuannya untuk
periode tertentu saja.
Mungkin Sedang/
Medium
Menyebabkan sedikit
ketidaknyamanan tapi tidak
terlalu berpengaruh pada
pencapaian tujuan.
Kemungkinannya
Kecil
Rendah/Low
Sumber : Tampubolon (2005: 184)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 2 : Tabel Kombinasi antara tabel Red Flags dan tabel Risk
Worksheet.
Tingkat
Risiko
Penyajian Red
Flags
Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
Risiko
Rendah
Risiko
Menengah
Risiko
Tinggi
Sumber : Andayani (2008: 76) dan Tampubolon (2005: 183)
c. Penulisan program audit
Tahap ini bertujuan memberikan pedoman dan informasi yang
dibutuhkan saat melakukan audit. Penulisan program audit yang
berbentuk tabel yang berisikan judul audit, lingkup audit atau luas
area audit, periode waktu dilakukannya audit, otorisasi, dan
pernyataan- pernyataan yang akan disesuaikan dengan kondisi pada
bagian fungsi produksi perusahaan. Program audit akan diterapkan
di semua proses produksi yaitu rencana induk produksi dan
operasi, produktivitas dan nilai tambah, pengendalian bahan baku,
pengendalian peralatan dan fasilitas produksi, pengendalian
transformasi, pengendalian kualitas, dan pengendalian barang jadi.
3. Pelaksanaan Audit Internal
Pelaksanaan audit internal di bagian fungsi produksi PT Mabar Feed
Indonesia menggunakan tabel check list yang berisi program audit.
Penulisan program audit digunakan untuk membandingkan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kegiatan fungsi produksi yang terjadi dengan proses yang seharusnya
terjadi sesuai dengan pedoman audit internal dan SOP (Standard
Operating Procedure ) perusahaan.
Table Check list memiliki dua kolom jawaban yaitu “YA” berarti
perusahaan telah melaksanaan aktivitas produksi sesuai dengan yang
seharusnya dan “TIDAK” berarti perusahaan belum melaksanakan
kegiatan produksi sesuai dengan yang seharusnya atau perusahaan
memiliki alternatif lain. Di bawah ini tabel program audit.
Tabel 3: Tabel Program Audit
Nama Perusahaan: Periode Audit:
Program yang Diaudit:
No. Pernyataan Ya Tidak Keterangan
1
2
3
4
Diaudit Oleh:
Tanggal:
Jumlah Jawaban Catatan:
Ya Tidak
Sumber: Bayangkara (2016: 120)
Hasil perbandingan selanjutnya adalah menilai tingkat ekonomis,
efisien dan efektif dengan cara menganalisis jumlah jawaban “Ya” dan
“Tidak” dalam table checklist menggunakan perhitungan persentase
yang ada pada buku riduwan (2013:16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Keterangan :
P = Persentase (%)
f = Jumlah jawaban “YA”
n = Total Pernyataan
Penilaian skala atas jawaban “Ya” dan “Tidak” adalah :
Jawaban Ya = 1
Jawaban Tidak = 0
Metode Perhitungannya adalah :
Hasil perhitungan yang diperoleh akan diklasifikasikan ke dalam lima
kriteria untuk menilai tingkat ketercapaian 3E (ekonomis, efisien dan
efektif). Untuk menentukan tingkat ketercapaian, penulis
menggunakan kriteria ketercapaian dengan indikator yang terdapat
dalam buku Riduwan (2013: 15) yaitu:
0% - 20% = Sangat Lemah
21% - 40% = Lemah
41% - 60% = Cukup
61% - 80% = Kuat
81% - 100% = Sangat Kuat
4. Merangkum Hasil Audit
Pada tahap ini, hasil temuan yang didapatkan saat pelaksanaan audit
fungsi produksi pakan ternak akan diringkas dengan menjelaskan
akibat yang mungkin terjadi atas temuan yang ada di bagian fungsi
produksi pakan ternak PT Mabar Feed Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
5. Melaporkan Hasil Audit
Dalam tahap ini, penulis akan melaporkan hasil temuan atas
pelaksanaan audit internal di bagian fungsi produksi serta rekomendasi
yang berguna untuk perbaikan di bagian fungsi produksi pakan ternak PT
Mabar Feed Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PT MABAR FEED INDONESIA
A. Profil Perusahaan
Nama perusahaan : PT Mabar Feed Indonesia
Alamat : Jalan Rumah Potong Hewan No.44, Mabar, Medan
Deli, Kota : Medan, Sumatera Utara 20241, Indonesia
Telepon : 62-616851244
Fax : 62-616851233
Email : [email protected]
B. Sejarah Singkat PT. Mabar Feed Indonesia
PT. Mabar Feed Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang pakan ternak. Perusahaan ini dibentuk pertama kali
tanggal 15 Maret 1976 dengan naman “Perusahaan Makan Ternak Mabar”
dan merupakan perusahaan milik perorangan, dimana kegiatan usahanya
pada bidang mencampur makanan ternak yang berlokasi di Desa Mabar
Kecamatan Medan Deli Kota Medan. Nama jalan pada lokasi perusahaan
ini kemudian dikenal dengan nama Jl. Rumah Potong Hewan.
Pada awal terbentuk tahun 1976, Perusahaan Makan Ternak Mabar ini
dikelola dengan manajemen perorangan, belum memiliki badan hukum
dan tidak memiliki struktur organisasi. Pada awal terbentuknya, mesin
pengolah pakan yang digunakan adalah mesin lokal, jumlah karyawan
relatif sedikit dan belum dikenal para peternak (konsumen). Perusahaan ini
mulai berkembang pesat pada tahun 1981, dengan adanya Surat Keputusan
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Mentri Keuangan RI Nomor: 763/KM.1/1981 tanggal 20 Desember 1981.
SK Menkeu RI tahun 1981 itu memberikan perusahaan untuk perolehan
fasilitas pembebasan sebagian bea masuk dan PPN impor atas pemasukan
mesin-mesin untuk pengolahan makanan ternak.
Perkembangan berikutnya adalah dengan dibuatnya badan hukum
perusahaan pada tahun 1983. Badan hukum perusahaan ini dibuat di
Jakarta, dihadapan notaris Roesnastiti Prayitno S.H. dengan Surat
Keterangan Pendirian Perusahaan Nomor 1 tanggal 2 April 1983, bahwa
telah didirikan perusahaan milik perorangan dengan memakai nama atau
merek Perusahaan Makanan Ternak Mabar.
Perkembangan selanjutnya tahun 1985, usaha ini secara resmi
berubah nama menajdi CV. Mabar. Perubahan itu dilakukan melalui akta
notaris Agus Salim di Medan dengan Nomor 42 tanggal 23 Mei 1985.
Keberadaan perusahaan juga diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor: 44/Kanwil-02/IUT/AI/85 tanggal 30 Juli 1985
tentang Pemberian izin tetap yang berlaku selama 3 tahun. SK Menteri
perindustrian itu kemudian diperpanjang dengan Surat Keputusan Nomor
37/Kanwil-02/IUT/A1/III/88 tanggal 10 Maret 1988 yang berlaku selama
perusahaan melakukan produksi (berproduksi).
Perkembangan selanjutnya adalah dengan perubahan nama menjadi
PT. Mabar Shrimp Feed. Perubahan nama tersebut berdasarkan akta
Nomor 41 tanggal 12 Maret 1988, dibuat dihadapan nyonya Chairani
Bustami Sarjana Hukum, notaris di Medan. Tujuan perubahan ini antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
lain untuk menjalankan berbagai usaha produksi pakan, terutama industri
makanan ayam, udang, dan makanan ternak lainnya.
Sejalan dengan itu, anggaran dasar dasar perseroan juga mengalami
perubahan pada tahun 1989 dengan akta Nomor 38 tanggal 6 Desember
1989 dibuat dihadapan notaris yang sama (Chairani Bustami Sarjana
Hukum) tentang perubahan nama perseroan dari PT Mabar Shrimp Feed
menjadi PT Mabar Feed Indonesia. Perubahan nama ini telah mendapatkan
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat
keputusan Nomor: C2-175.HT.01.01.TH.90 tanggal 17 Januari 1990 dan
telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
tanggal 1 Juni 1990 No.44. Berdasarkan perubahan terbaru itu, maka
perseroan ini mempunyai dua jenis produk yaitu pakan ternak dan pakan
udang.
Perseroan ini telah memproduksi pakan ternak sebesar 5000 ton
per bulan pada tahun 1990. Produksi itu mengalami peningkatan hingga
mencapai 9000 ton per bulan pada tahun 1997. Dengan mencermati
perkembangan tambak udang di wilayah Pantai Timur sumatera Utara dan
Aceh, maka perseroan ini juga menjajaki produksi pakan udang. Industri
pakan udang ini dilakukan setelah perseroan memperoleh Surat
Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri tanggal 6 Juli 1988 Nomor:
392/I/PMDN/1988 untuk menjalankan industri pakan udang berkapasitas
dasar 18.000 ton bagi pasar dalam negeri dan untuk ekspor dengan
perkiraan nilai ekspor sebesar US$6,480,000. Perkembangan selanjutnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
terjadinya krisis moneter yang mengakibatkan produksi kedua jenis pakan
(pakan ternak dan udang) menurun drastis selama masa krisis keuangan.
Setelah perseroan ini menetapkan namanya menjadi PT. Mabar
Feed Indonesia pada tahun 1989, maka CV Mabar dibubarkan berdasarkan
Akta Pembubaran Nomor 158 tanggal 31 Desember 1990 dibuat
dihadapan notaris Medan, nyonya Chairani Bustami, SH. Pembubaran ini
dilakukan atas dasar pertimbangan efisiensi dan efektivitas usaha. Dengan
pembubaran CV Mabar tersebut maka semua aktiva dimasukkan ke dalam
aktiva PT. Mabar Feed Indonesia berdasarkan Akta Keterangan Nomor 3
tanggal 8 Januari 1994 yang dibuat dihadapan notaris di Medan, Dra,
Zachariah Dachlan, SH.
Sejak tahun 1989, dengan nama PT. Mabar Feed Indonesia, maka
anggaran dasar perseroan juga mengalami perubahan yang ditetapkan
dengan Akta Berita Acara Nomor 46 tanggal 26 November 1996, dibuat
dihadapan nyonya Chairani Bustani, notaris di Medan telah menetapkan
pengukuhan jual beli saham perseroan dan pemberhentian atau
pengangkatan direksi dan dewan komisaris perseroan.
Perseroan ini juga telah melakukan langkah untuk menyesuaikan
keberadaan perseroan dengan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995
tentang perseroan terbatas. Untuk itu, perseroan melakukan perubahan
anggaran dasar berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Nomor 9 tanggal 5
Maret 1998 yang dibuat dihadapat notaris di Medan, nyonya Chairani
Bustami, SH. Perubahan ini juga telah medapatkan persetujuan melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C-
15902.HT.01.04.TH.99 tanggal 2 September 1999 berusaha dalam bidang
industri, perdagangan, dan pertambakan.
Kegiatan produksi PT. Mabar Feed Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Produksi memasuki angka 800.000 ton di
tahun 2000, dan menjadi 805.000 ton pada akhir tahun 2008, serta
mencapai 815.030 tahun 2009. Dinamika produksi juga dialami perseroan
ini, produksi mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 796.314 ton.
Demi meningkatkan produksi, perusahaan menambah beberapa
fasilitas produksi dan merubah laboratorium menjadi laboratorium dengan
alat modern dan melakukan benchmarking untuk menjaga kualitas pakan
pada tahun 2012. Pada tahun 2012 itu, produksi pakan meningkat
mencapai 851.742 ton. Peningkatan bertambah menajdi 933.501 ton pada
akhir tahun 2013. Langkah lainnya yang dilakukan PT.Mabar Feed
Indonesia adalah melakukan program jangka panjang melalui diversifikasi
produk untuk peningkatan produksi hingga mencapai 25.000 ton per
bulan.
Pada tahun 2019 (per Pebruari 2019), sebagai salah satu industri
pakan ternak di Sumatera Utara, PT. Mabar feed Indonesia memproduksi
beberapa jenis produk yaitu breder feed (pakan indukan), Cattle feed
(pakan sapi), duck feed (pakan itik), pork feed (pakan babi), poultry feed
(pakan unggas) yang terdiri dari ayam petelur dan ayam pedaging. Pakan
ternak yang dijual terdiri dari dari 2 (dua) jenis, yaitu pakan komplit dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
konsentrat. Pakan-pakan itu terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: mess
(tepung), crumble (butiran berbentuk bulat), pellet (makanan kasar
berbentuk segi empat). Untuk jenis pakan konsentrat harus dicampur
dengan jenis bahan lain seperti jagung, dedak, tepung dengan
perbandingan tertentu sesuai kebutuhan dan jenis ternak. Percampuran
konsentrat ini dilakukan oleh para ahli pakan ternak.
PT. Mabar Feed Indonesia hanya memiliki satu pabrik produksi
yang terletak di kantor pusat di Jl. Rumah Potong Hewan No. 44,
Kelurahan Mabar, kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara. Pakan ternak yang dihasilkan akan didistribusikan melalui
pabrik ke poultry shop ataupun langusng ke konsumen. Para konsumen itu
termasuk para peternak di wilayah Sumatera Utara, Aceh maupun di
beberapa provinsi lainnya.
C. Visi, Misi dan Ruang Lingkup PT. Mabar Feed Indonesia
1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan adalah Ingin Menjadi Produsen Pakan Terkemuka Di
Indonesia.. Dalam usaha untuk mencapai visi tersebut, PT Mabar
Feed Indonesia menyusun misi yang akan membantu perusahaan
mencapai visi tersebut.
Misi perusahaan antara lain:
a) Memanfaatkan setiap tantangan menjadi peluang.
b) Berorientasi pada diferensiasi produk serta servis berkualitas
prima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c) Berusaha agar produk-produk perusahaan dapat diterima di Pasar
Nasional.
d) Berusaha menjamin kontinuitas produk dengan mutu standar
melalui inovasi-inovasi dalam bidang produksi dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna.
e) Mengupayakan peningkatan costumer value berkelanjutan.
f) Mengintensifkan sistem pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dalam upaya mewujudkan perusahaan yang ramah lingkungan.
g) Memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi stakeholders.
h) Meningkatkan intensitas pelatihan dan pengembangan
kemampuan SDM.
2. Ruang Lingkup Perusahaan
PT Mabar Feed Indonesia adalah perusahaan nasional pakan ternak
yang produknya dipasarkan di dalam negeri, meliputi Aceh, Lampung,
Jambi, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan, dan Jawa Barat. Produk
utama pakan ternak yang diproduksi terdiri dari 2 jenis produk yang
diklarifikasikan berdasarkan jenis ayam petelur dan pedaging serta
umur ayam. 2 jenis produk pakan tersebut yaitu pakan komplit dan
pakan konsentrat. Penjelasan dari produk tersebut antara lain:
a. Pakan Komplit
Pakan ternak yang tergolong dalam jenis ini adalah pakan ternak
yang dapat langsung diberikan kepada ternak tanpa bahan
tambahan. Jenis pakan komplit dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
1) Pakan komplit tepung, seperti :
a) BR S-06, yaitu pakan ternak untuk ayam petelur broiler
starter super yang umurnya 1 – 20 hari.
b) S-20, yaitu pakan ternak untuk ayam starter petelur
yang umurnya 1 – 45 hari.
c) G-16 S, yaitu pakan ternak untuk ayam grower petelur
yang umurnya 1,5 – 4 bulan.
2) Pakan komplit butiran (Crumbles dan Pelet), seperti:
a) SUPER -1, yaitu pakan ternak untuk ayam broiler
starter super yang umurnya 1 – 20 hari.
b) SUPER -2, yaitu pakan ternak untuk ayam broiler
finisher super yang umurnya 21 hari sampai dengan.
dijual.
c) BR I-01, yaitu pakan ternak untuk ayam broiler starter
yang umurnya 1 – 20 hari.
b. Pakan Konsentrat
Pakan konsetrat adalah jenis pakan ternak yang berbentuk tepung.
Pakan konsentrat termasuk jenis pakan ternak yang harus
ditambahkan dengan campuran lain seperti jagung, dedak dan
tepung batu dengan komposisi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D. Ketenagakerjaan dan Jam Kerja
1. Ketenagakerjaan
PT Mabar memiliki tenaga kerja tetap sebanyak 294 orang, yang
terdiri dari 260 orang pria dan 34 orang wanita. Departemen produksi
terbagi dalam 6 bagian yaitu bagian produksi, PPIC, Logistik,
Penjamin Mutu, Marketing, dan Akuntansi. Berikut ini adalah Alokasi
Jumlah tenaga kerja Departemen Produksi di PT Mabar Feed
Indonesia:
Tabel 4: Alokasi Jumlah tenaga kerja Departemen Produksi di PT
Mabar Feed Indonesia
No. Departemen Jumlah tenaga kerja
1 Produksi 76 orang
2 PPIC 5 orang
3 Logistik 57 orang
4 Penjamin Mutu 11 orang
5 Marketing 15 orang
6 Akuntansi 7 orang
JUMLAH 256 orang
Sumber: PT Mabar Feed Indonesia, Maret 2019
2. Jam Kerja
PT Mabar Feed Indonesia memberlakukan jam kerja yang sama untuk
seluruh karyawan. Rincian jam kerja tersebut adalah :
1. Hari Senin s/d Kamis
a. Pukul 08.00-12.00 WIB : Jam Kerja Normal
b. Pukul 12.00-13.00 WIB : Jam Istirahat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Pukul 13.00-16.00 WIB : Jam Kerja Normal
d. Pukul 16.00-18.00 WIB : Jam kerja lembur
2. Hari Jumat
a. Pukul 08.00-12.00 WIB : Jam Kerja Normal
b. Pukul 12.00-13.30 WIB : Jam Istirahat
c. Pukul 13.30-16.30 WIB : Jam Kerja Normal
d. Pukul 16.30-18.00 WIB : Jam kerja lembur
3. Hari Sabtu
a. Pukul 08.00-12.00 WIB : Jam Kerja Normal
b. Pukul 12.00-13.00 WIB : Jam Istirahat
c. Pukul 13.00-14.00 WIB : Jam Kerja Normal
d. Pukul 14.00-18.00 WIB : Jam Kerja Lembur
E. Sistem Pengupahan dan Fasilitas PT Mabar Feed Indonesia
Sistem pengupahan di PT.Mabar Feed Indonesia menggunakan sistem
upah bulanan. Upah bulanan diperuntukkan bagi karyawan kantor, pabrik
dan petugas keamanan (satpam) kantor. Upah ini akan dibayarkan kepada
pekerja setiap akhir bulan.
Perusahaan juga memiliki fasilitas lain yang diberikan kepada karyawan,
yaitu :
1. Upah Lembur
Upah lembur diperuntukkan bagi seluruh karyawan yang bekerja
melebihi batas jam kerja normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan diperuntukkan bagi karyawan yang memiliki
jabatan tertentu karena memiliki tanggung jawab khusus.
3. Tunjangan Hari Raya (THR)
THR dibayarkan sebesar jumlah gaji satu bulan dan diberikan setiap
satu tahun dalam rangka merayakan hari besar agama dan tahun baru.
Karyawan yang berhak menerima THR adalah karyawan yang telah
bekerja selama satu tahun.
4. Uang Transportasi
Uang transportasi diberikan pada saat karyawan menerima gaji di akhir
bulan. Jumlah yang diterima oleh karyawan tergantung pada
kedudukan karyawan di perusahaan.
5. Uang makan
Uang makan diberikan pada saat karyawan menerima gaji di akhir
bulan. Khusus karyawan bidang marketing, uang makan diberikan
setiap minggunya karena mereka memiliki tugas khusus lapangan
untuk menjumpai client. Jumlah yang diterima oleh karyawan
tergantung pada kedudukan karyawan di perusahaan.
6. Fasilitas Pengobatan
Fasilitas pengobatan diberikan kepada karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja dan seluruh biaya pengobatan karyawan akan
ditanggung oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
7. Cuti
Cuti diberikan pada karyawan yang memiliki kepentingan pribadi di
luar urusan pekerjaan. Cuti dapat diambil setiap tahun sebanyak 12
hari dan apabila dalam satu tahun karyawan tidak mengambil jatah
cuti, maka jatah cuti dapat diuangkan.
8. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) adalah wadah yang akan
menampung seluruh keluhan dan aspirasi tenaga kerja, seperti masalah
jam kerja yang tidak sesuai dengan besarnya upah, tuntutan kenaikan
gaji, dan lain-lain. SPSI akan berusaha mencarikan solusi melalui
bekerja sama dengan para pimpinan perusahaan dan Departemen
Tenaga Kerja.
9. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) merupakan bentuk
asuransi yang dibuat oleh pemerintah untuk melindungi tenaga kerja.
Jamsostek terdiri dari 4 jenis jaminan :
a. Jaminan kecelakaan kerja
Jaminan kecelakaan kerja diberikan dalam bentuk sumbangan oleh
pemerintah kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan ketika
bekerja.
b. Jaminan hari tua
Jaminan hari tua atau disebut dana pensiun diberikan kepada
tenaga kerja yang pensiun. Perusahaan belum menetapkan batas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
maksimal umur untuk pensiun tetapi apabila mengacu pada BPJS
maka usia pensiun tenaga kerja adalah 57 tahun.
c. Jaminan kematian
Jaminan kematian diberikan kepada tenaga kerja yang meninggal
dunia sewaktu melakukan pekerjaan atau tidak melakukan
pekerjaan.
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan perusahaan kepada
karyawan. Pelaksanaan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja
dilaksanakan di rumah sakit yang ditunjuk perusahaan.
F. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur organisasi merupakan sarana yang sangat penting bagi
suatu perusahaan karena dengan melihat struktur organisasi maka dapat
diketahui hubungan kerja serta pemberian wewenang dan tanggung jawab
dari setiap pegawai. Setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai struktur
organisasi yang berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Dalam sebuah perusahaan struktur organisasi sangat dibutuhkan
untuk mengatur kegiatan-kegiatan pada perusahaan. Adanya struktur
organisasi akan memperjelas dan mempertegas tugas dan wewenang dari
masing-masing jabatan dalam organisasi perusahaan sehingga dapat
mengantisipasi dan mencegah terjadinya kesalahan dalam penggunaan
jabatan yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dalam membuat struktur organisasi sebuah perusahaan harus
diperhatikan terlebih dahulu dasar-dasar dalam pembagian aktivitas kerja
yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian seseorang. Pembagian
aktivitas kerja yang dilakukan berdassarkan struktur organisasi karena
berperan untuk kelancaran pelaksanaan tugas dalam tercapainya tujuan
perusahaan. Struktur organisasi PT Mabar Feed Indonesia adalah struktur
organisasi berdasarkan garis lurus yang dalam hal ini perintah datang dari
pimpinan tertinggi ke bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan 4.1. Struktur Organisasi PT Mabar Feed Indonesia
62
DEWAN KOMISARIS
SEKRETARIS
DIREKSI
DIREKTUR UTAMA
INTERNAL AUDITOR MANAJEMEN
REPRESENTATIF
DIREKTUR OPERASI ONAL DIREKTUR KOMERSIAL AUDITOR AMI
WK. DIREKTUR OPERASIONAL DOK.KONTROL
MANAGER
LOGISTIK
MANAGER
TEKNIK
MANAGER
RISET DAN MANAGER
PENGAWASA
MGR.DISAIN &
PENGEMB.
MGR.PRODUKSI
PAKAN TERNAK
MANAGER
(MGR.) PPIC
MGR.MARKETING
PAKAN TERNAK MANAGER
KEUANGAN
MANAGER
AKUNTANSI
MANAGER
UMUM DEVELOPM N MUTU PRODUK
KABAG
GUDANG
BAHAN
KABAG
PERAKITAN DAN
ENT (R&D)
KABAG
LABORATO
PAKAN TERNAK
MGR. DISAIN &
PENGEMB.
PRODUK
MGR.PRODUKSI
PAKAN IKAN DAN
UNGGAS
KABAG
STAF
MGR.TRADING BB
& MGR
MARKT.PAKAN
IKAN DAN UDANG
STAF
KEUANGA
STAF
AKUN- TANSI
KABAG
HUMAS
KABAG
PENGELOLA
KABAG
GUDANG
NON
BAHAN
STAF
LOGISTIK
STAF
IMPOR
PEMELIHARAAN
MESIN
KABAG
PEMELIHARAAN
OTOMOTIF
KABAG LISTRIK
DAN
TELEKOMUNIKA
SI
KABAG
ANALITICAL
KABAG
MIKROBIO-
LOGI
STAF
LABORATORI
UM
PAKAN IKAN
KABAG DISAIN
& PENGEMB.
PRODUK
PAKAN
TERNAK
KABAG DISAIN
& PENGEMB.
PRODUK PKN
IKAN & DANG
PRODUKSI
PAKAN TERNAK
KABAG
PRODUKSI
PAKAN IKAN
KABAG
GUDANG
PRODUKSI
PPIC
COUNTER
SALES
STAF
MARKETING
KASIR
KREDIT
KONTROL
STAF PERPA- JAKAN
RUMAH
TANGGA
KEAMANAN
LINGKUNGAN
HIDUP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
G. Job Description
Setiap posisi pada bagan struktur organisasi PT. Mabar Feed Indonesia
memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda. Pembagian tugas
dan tanggung jawab masing-masing jabatan sesuai dengan struktur
organisasi perusahaan adalah:
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah pemegang kekuasaan dan memiliki
wewenang tertinggi dalam perusahaan.
2. Direktur Utama
Direktur Utama memiliki tugas memimpin dan mengawasi seluruh
kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan arah kebijaksanaan
umum yang telah ditetapkan sebagai tujuan perusahaan. Fungsi jabatan
Direktur Utama meliputi:
a) Merencanakan strategi perusahaan, memimpin aktivitas-aktivitas
pembelian, pemasaran, administrasi, serta pengkoordiniran tugas-
tugas tersebut.
b) Mengesahkan rencana kerja perusahaan secara keseluruhan.
c) Mengambil keputusan dalam penentuan harga pokok dan upah
pekerja.
d) Bertanggung jawab atas perkembangan dan kemajuan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3. Sekretaris Direksi
Sekretaris Direksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
dan membantu tugas Direktur Utama yang berhubungan dengan
bidang administrasi.
4. Internal Auditor
Internal Auditor memiliki tugas mengawasi dan menilai hal-hal yang
berhubungan dengan internal perusahaan, seperti; sistem akuntansi dan
prosedur, ketepatan, kewajaran untuk memastikan perusahaan dalam
kondisi stabil dan aman dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
5. Manajemen Representatif
Manajer Representatif memiliki tugas atas implementasi sistem
manajemen mutu yang juga disebut The International Organisational
for Standardization (ISO). Perusahaan ini menerapkan ISO 9001:2000
dan mengimplementasikan kegiatan pemeliharaan dan peningkatan
system manajemen mutu.
6. Direktur Operasional
Jabatan Direktur Operasional memiliki tugas merencanakan dan
merumuskan sistem produksi yang efisien, kualitas standar, juga
menjamin pengadaan bahan bagi keberlanjutan kegiatan produksi.
Dalam melakukan tugasnya, seorang direktur operasional dibantu oleh
wakil direktur operasional. Direktur Operasional membawahi 6 (enam)
jabatan manajer, yaitu: manager logistik, manajer teknik, manager riset
dan development (R&D), manajer pengawasan mutu, manajer desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dan pengembangan produk pakan ternak, manajer produksi pakan
ternak. Seluruh manajer ini secara structural bertanggungjawab
langsung kepada Direktur Operasional. Tanggungjawab masing-
masing manajer tersebut meliputi;
1) Manajer Logistik
Manajer Logistik mengawasi dan bertanggungjawab terhadap
segala kegiatan pengadaan bahan baku, seperti penjadwalan
pemesanan dan jumlah yang akan dipesan. Tanggung jawab
berikutnya terhadap kelengkapan operasional. Manajer logistik
membawahi beberapa, seperti; kepala bagian gudang bahan baku,
kepala bagian gudang non bahan, staf logistik, staf impor.
2) Manajer Teknik
Manajer Teknik bertugas membuat, memasang, memelihara dan
merawat alat-alat produksi perusahaan. Manajer ini membawahi
kepala bagian perakitan dan pemeliharaan mesin, kepala bagian
pemeliharaan otomotif, kepala bagian listrik dan telekomunikasi.
3) Manager Riset dan Development (R&D)
Manager Riset dan Development (R&D) bertugas melakukan
kajian terkait pengembangan produk dan juga pengembangan
pemasaran. Bagian ini juga bertugas untuk mencari solusi dari
keluhan dan tren keinginan pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4) Manajer Pengawasan Mutu
Manajer Pengawasan Mutu memiliki tugas untuk menentukan dan
menjaga kualitas bahan baku dan barang jadi untuk menjamin
kualitas standar produksi. Manajer ini membawahi beberapa kepala
bagian, yaitu: kepala bagian laboratorium, kepala seksi analitikal,
kepala seksi mikrobiologi, dan staf laboratorium.
5) Manajer Desain dan Pengembangan Produk Pakan Ternak dan
Manajer Desain dan Pengembangan Produk Pakan Ikan dan Udang
Dua bagian manajer ini bertugas untuk melakukan inovasi produk
pakan ternak dan pakan ikan serta udang sesuai kebutuhan pasar,
seperti melakukan diversifikasi produk. Masing-masing manager
ini membawahi kepala bagian sesuai dengan tugas dan bidangnya,
yaitu: kepala bagian disain dan pengembangan produk pakan
ternak dan kepala disain dan pengembangan produk pakan ikan dan
udang.
6) Manajer Produksi Pakan Ternak dan Manajer Produksi Pakan Ikan
dan Udang
Manajer produksi terdiri dari dua orang manajer, yaitu manajer
produksi pakan ternak dan manager produksi pakan ikan udang.
Dua bagian manajer ini berttugas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
1. meracik atau membuat formula pakan sesuai bidang masing-
masing.
2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan produksi sesuai
dengan jadwal produksi.
Setiap manager ini membawahi masing-masing kepala bagian
sesuai dengan tugas dan bidangnya, yaitu: kepala bagian produksi
pakan ternak, kepala bagian produksi pakan ikan dan udang, serta
kepala bagian gudang produksi jadi.
7. Direktur Komersial
Direktur Komersial bertanggungjawab untuk merumuskan,
mengusulkan, maupun mengatur dan mengawasi pelaksanaan strategi
terkait bidang keuangan, akuntansi dan juga melakukan pembinaan
ketenagakerjaan. Direktur Komersial membawahi 4 (empat) jabatan
manajer, yaitu: manager marketing pakan ternak, manajer keuangan,
manager akuntansi, dan manajer umum.
Tanggungjawab masing-masing manajer tersebut meliputi;
1) Manajer Marketing Pakan Ternak
Manajer Marketing membawahi counter sales dan staff marketing.
Manajer marketing memiliki tugas untuk :
1. menganalisis kegiatan pasar pakan ternak untuk mengetahui
tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran dan bekerja
sama dengan distributor dalam menentukan strategi pemasaran
dan menjual produk jadi pakan ternak kepada konsumen.
2) Manajer Keuangan
Manajer keuangan membawahi tiga bagian yaitu staf keuangan,
kasir dan kredit control. Selain itu, tugas manajer keuangan adalah:
1. Mengelola dan mengatur sumber keuangan yang dimiliki
perusahaan secara efektif dan mengawasi pengeluaran dana
perusahaan.
2. Menyusun proyeksi (perencanaan) keuangan untuk
memperkirakan jumlah biaya yang mungkin timbul dari
kegiatan perusahaan
3) Manajer Akuntansi
Manajer akuntansi membawahi staf akuntansi dan staf perpajakan.
Dalam menjalankan tugasnya manajer akuntansi memiliki
tanggung jawab:
1. Mengevaluasi pelaksanaan rencana keuangan, pelaporan
akuntansi perusahaan, pengelolaan dana, pajak dan asuransi.
2. Menyiapkan data aplikasi untuk kebutuhan kredit.
4) Manajer Umum
Manajer umum memiliki tanggung jawab merencanakan dan
mengawasi kegiatan umum perusahaan serta dalam hal pemenuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kebutuhan tenaga kerja perusahaan. Manajer umum membawahi
Kepela bagian humas dan kepala bagian personalia.
8. Manajer PPIC (Production Planning and Inventory Control)
Manajer PPIC bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama dan bertugas merencanakan dan mengendalikan proses produksi
agar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan perusahaan dan
mengendalikan jumlah inventory (persediaan) agar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, Manajer PPIC
dibantu oleh Staff PPIC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Survei Pendahuluan
Tulisan ini membahas tentang fungsi produksi pakan ternak pada
PT Mabar Feed Indonesia yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara.
Informasi mengenai kegiatan produksi pada PT Mabar Feed Indonesia ini
diperoleh berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan kepada
pihak yang bertanggung jawab dalam bidang produksi pakan ternak di
perusahaan itu. Fungsi produksi pakan ternak pada PT Mabar Feed
Indonesia dilakukan oleh unit produksi yang terdiri dari 76 orang.
Kegiatan produksi perusahaan tidak hanya dibebankan secara keseluruhan
pada unit produksi, tetapi juga didukung oleh bagian- bagian lain seperti
unit PPIC (Pengembangan dan Persediaan Inventory Control), logistik,
laboratorium (pengawas mutu), marketing, dan akuntansi.
Fungsi produksi pada PT Mabar Feed Indonesia diawali dari unit
marketing. Unit marketing harus memiliki rencana jual (perencanaan
penjualan periodik). Perencanan penjualan tersebut diserahkan ke PPIC
yang bertugas sebagai kordinator untuk menghitung kebutuhan bahan baku
yang dibutuhkan selama kegiatan produksi pakan ternak ayam.
Selanjutnya, unit PPIC akan melaporkan kebutuhan bahan baku pada unit
logistik untuk mencari bahan yang diperlukan (antara lain, seperti; jagung,
dedak, dll). Setelah bahan yang diperlukan terpenuhi, unit produksi
menentukan jadwal produksi dan meminta keperluan bahan baku pada unit
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
logistik (misalnya: pakan anak ayam, pakan ayam petelur, dll). Unit
logistik akan mengecek kartu stock bahan baku dan mengirimkan
keperluan bahan baku ke unit produksi.
Bahan baku pada proses produksi terdiri dari dua jenis, yaitu; halus
dan kasar. Bahan baku golongan halus akan langsung disimpan pada Bin
bahan baku, sedangkan bahan baku golongan kasar harus melalui proses
penggilingan pada mesin giling hingga berbentuk tepung lalu disimpan
pada Bin bahan baku. Tahap selanjutnya adalah tahap menimbang bahan
baku yang diperlukan sesuai dengan resep yang ada. Setelah semua bahan
baku ditimbang dan dimasukkan ke mixer (mesin pencampur), lalu
ditambahkan feed aditiv (vitamin dan mineral). Feed additiv diperoleh dari
unit logistik dan akan dicatat pada kartu stock obat, kemudian mesin mixer
akan dinyalakan. Hasil dari tahapan ini terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk
pellet dan bentuk tepung yang akan diinspeksi terlebih dahulu oleh
penjamin mutu, dan apabila hasil tes homogenitas mixer telah sesuai
dengan kriteria perusahaan, maka produk pakan tersebut selanjutnya
dimasukkan pada Bin tampungan sementara. Hasil mixer yang ada pada
Bin tampungan sementara akan dilanjutkan ke tahap screener yang
bertujuan untuk menyaring bahan- bahan lain yang tidak sesuai dengan
resep yang mungkin tercampur selama proses mixer terjadi (logam, paku,
plastik). hasil dari proses screener akan dimasukkan ke bin bahan jadi.
Hasil mixer jenis tepung akan langsung dipacking dan siap untuk dijual,
sedangkan hasil berbentuk pellet masih memiliki proses lanjutan. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
lanjutan tersebut hanya diperuntukkan untuk jenis pakan pellet karena
membutuhkan proses pemasakan yang akan diawali pada tahap
conditioner dimana pellet akan diberi uap panas yang berasal dari boiler
(mesin uap) lalu dilakukan hyginiser pada mesin yang memiliki
temperature 850C selama 4 (empat) menit yang bertujuan supaya tidak ada
lagi kuman pada produk pakan.
Tahap selanjutnya yaitu press feeder yang merupakan mesin yang
akan menghasilkan pakan yang memiliki bentuk pellet bernama pellet
meal. Hasil berupa pellet meal ini masih panas dan dibutuhkan tapan
pendinginan yaitu pada mesin cooler (pendingin). Tahap produksi
berikutnya adalah proses crumbles, yaitu untuk mengecilkan ukuran pellet
meal yang kasar menjadi lebih halus sehingga dapat dikonsumsi oleh anak
ayam. Pada tahap crumbles ini hasil yang diperoleh memiliki ukuran yang
tidak seragam sehingga harus dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu
mesin vibrator. Mesin vibrator memiliki tiga lubang (kasar, sedang, halus)
dan hasil yang dibutuhkan untuk produksi pakan adalah hasil berbentuk
sedang, sehingga hasil lainnya yang berbentuk kasar dan halus akan diolah
ulang. Proses pengolahan ulang akan dimulai lagi dari tahap conditioner.
Hasil yang sudah sesuai dengan ukuran standar pakan ternak akan
dimasukkan ke Bin bahan jadi dan diinspeksi kesesuaian mutunya oleh
penjamin mutu. Apabila catatan mutu laporan hasil analisa produk jadi
sudah sesuai dengan standar perusahaan, maka bagian produksi akan
meminta kemasan packaging pada bagian logistik. Bagian logistik akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
mengecek kartu stock kantong kemas dan mengirimkan kantong kemas
pada bagian produksi sehingga proses packaging dapat terlaksana.
Setelah tahap packaging selesai selanjutnya unit produksi akan
membuat laporan produksi rangkap tiga yang juga akan diberikan pada
unit PPIC dan bagian akuntansi. Laporan produksi berisi rincian
pelaksanaan produksi pemakaian bahan baku (BB) dan biaya produksi
(BP). Unit PPIC selanjutnya akan membuat laporan realisasi PPIC rangkap
4 (empat) yang akan diserahkan pada bagian logistik, bagian marketing,
dan bagian akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
B. Perencanaan Audit Internal
Pada tahap perencanaan audit internal atas fungsi produksi di PT
Mabar Feed Indonesia dibadi menjadi tiga tahap pengauditan, yaitu :
menentukan tujuan, luas, dan periode audit, mengidentifikasi dan menilai
resiko, dan menyusun program audit. Berikut dijelaskan mengenai ketiga
tahapan dalam perencanaan audit internal :
1) Menentukan tujuan, luas, dan periode audit
Tujuan dilakukannya audit internal adalah untuk menilai proses
produksi pakan ternak telah dilakukan sesuai prosedur, kebijakan dan
peraturan yang berlaku. Luas cakupan audit dilakukan pada bagian
produksi di salah satu perusahaan pakan ternak swasta di Medan,
Sumatera Utara yaitu PT Mabar Feed Indonesia selama akhir bulan
februari hingga pertengahan bulan Maret 2019.
2) Mengidentifikasi dan Menilai Risiko
Tahap pengidentifikasian dan penilaian risiko dilakukan untuk
mengetahui risiko- risiko yang terjadi selama proses audit di bagian
produksi yang meliputi proses perencanaan induk produksi dan
operasi, produktivitas, pengendalian bahan baku, pengendalian
peralatan dan fasilitas produksi, pengendalian transformasi,
pengendalian kualitas, pengendalian barang jadi.
Hasil identifikasi dan penilaian risiko di bagian pembelian
dikelompokkan dalam tiga tingkatan risiko yaitu: risiko rendah, risiko
menengah, dan risiko tinggi yang ditampilkan dalam tabel gabungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
red flags dan risk worksheet. Semakin tinggi tingkat risiko audit maka
semakin tinggi juga tingkat kehati-hatian yang diperlukan saat
melakukan tindakan audit.
Berikut ini ditampilkan tabel gabungan red flags dan risk
worksheet.
Tabel 5: Tabel Gabungan Red Flags dan Risk Worksheet
Tingkat
Risiko
Risiko Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
Risiko
Rendah
Tidak ada tanggal
kadaluarsa yang
dicetak dalam
bentuk angka pada
label kemasan
produk.
Unit produksi
harus
mencantumkan
tanggal kadalaursa
pada kemasan
produk jadi pakan
ternak dalam
bentuk angka
(tanggal-bulan-
tahun) dan dicetak
dengan tinta tahan air.
Unit produksi sudah
mencantumkan
tanggal produksi dan
keterangan lamanya
masa penggunaan
pada selembar kertas
berbentuk persegi
panjang yang
ditempelkan pada
kemaan produk jadi.
Risiko
Menengah
Pengawasan fisik
secara langsung
atas bahan baku
(access control) di
gudang tidak
memiliki
pengawasan dan
selama jam kerja
siapa saja bisa
masuk ke gudang
bahan baku tanpa
otorisasi.
Bagian gudang
bahan baku
sebaiknya memiliki
pengendalian
pengawasan atau
otorisasi terhadap
akses keluar masuk
untuk mencegah
adanya resiko
kerusakan bahan
baku atau
pencurian bahan
baku yang dapat
mengganggu
kegiatan produksi.
Perusahaan sudah
merasa cukup
dengan adanya
pemeriksaan atas
kondisi bahan baku
oleh bagian quality
control dan kondisi
kesesuaian gudang
sebagai tempat
penyimpanan
sehingga merasa
tidak perlu adanya
pengawasan khusus
atas bahan baku di
gudang.
Pemilihan bahan
baku (jagung)
hanya diuji
kualitasnya oleh
Pengujian kualitas
bahan baku
seharusnya
menggunakan
Pihak quality
control merasa
sudah cukup dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tingkat
Risiko
Risiko Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
quality control
menggunakan
sampel (50%) dari
total bahan baku
(karung) yang
dibeli perusahaan.
sampel dari seluruh
(karung) bahan
baku sehingga
apabila ada
perbedaan kualitas
perusahaan dapat
mengembalikan
bahan baku
sebelum dibongkar
di gudang karena
pemasok tidak
memberikan
garansi atas bahan baku.
melakukan
pengecekan terhadap
50% (karung) dari
total bahan baku
yang akan dibeli dan
berasumsi sudah
mampu mewakili
kualitas atas
keseluruhan bahan
baku.
Risiko
Tinggi
Bahan baku utama
produksi pakan
(jagung)
mengalami
kekurangan
pasokan selama
musim kemarau
atau kondisi
tertentu yang
mengakibatkan
kelangkaan jagung.
Perusahaan
seharusnya mampu
memperkirakan
kondisi kelangkaan
tersebut sehingga
sebelum kondisi ini
terjadi perusahaan
harus melakukan
penyetokan
terhadap bahan
baku utama (jagung) tersebut.
Perusahaan tidak
memiliki gambaran
akan kondisi
kelangkaan bahan
baku jagung tersebut
sehingga perusahaan
tidak melakukan
aktivitas penyetokan
bahan baku jagung.
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
3) Menyusun Program Audit
Program audit yang disusun digunakan di semua proses kegiatan
produksi yang terdiri dari 7 (tujuh) bagian yaitu: program audit
rencana induk produksi dan operasi, produktivitas dan nilai tambah,
pengendalian bahan baku, pengendalian peralatan dan fasilitas
produksi, pengendalian transformasi, pengendalian kualitas,
pengendalian barang jadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Program audit rencana induk produksi dan operasi bertujuan untuk
meminimalkan biaya persediaan dan penyetelan (setup),
meminimalkan kerja lembur (overtime), waktu sumber daya yang
menganggur (idle time resources) dan penentuan tingkat persediaan
yang optimal.
Fungsi produksi pakan ternak bertujuan untuk menilai apakah
kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan
pada kebijakan, prosedur-prosedur, dan perencanaan yang berlaku
berjalan dengan ekonomis, efisien dan efektif. Oleh sebab itu, audit ini
tidak hanya dilakukan pada unit produksi saja tetapi berlaku untuk
keseluruhan unit yang terlibat dalam fungsi produksi pakan ternak
perusahaan. Ketujuh bagian program audit yang telah ditetapkan
memiliki fungsinya masing- masing. Berikut akan dijelaskan tujuan
dari ketujuh bagian program audit. Program audit produktivitas
bertujuan untuk menjadikan operasional perusahaan yang mampu
menekan berbagai pemborosan yang terjadi secara maksimal. Program
audit pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa
bahan baku yang diolah dalam proses produksi telah sesuai dengan
kebutuhan dan strandar kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
Program audit pengendalian peralatan dan fasilitas produksi bertujuan
untuk memastikan bahwa semua peralatan dan fasilitas produksi ada
dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi sesuai
dengan ketentuan penggunaannya. Program audit pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
transformasi berfungsi untuk mengolah input menjadi output sesuai
dengan standar yang telah ditetepkan. Program audit pengendalian
transformasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses
pengelolaan berjalan sesuai dengan kebutuhan proses yang efektif dan
efisien. Program audit pengendalian kualitas bertujuan mengendalikan
proses produksi sehingga produk yang dihasilkan mampu memenuhi
spesifikasi pelanggan, fungsi pengendalian kualitas juga sebenarnya
adalah tanggung jawab bersama setiap komponen yang terlibat di
dalam perusahaan. Program audit pengendalian barang jadi bertujuan
untuk memastikan bahwa penanganan setelah produksi berjalan sesuai
dengan prosedur, sehingga tidak terjadi kerusakan barang dalam proses
penyimpanan atau pendistribusiannya. Oleh karena itu, keberhasilan
fungsi produksi sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
perusahaan secara keseluruhan.
C. Pelaksanaan Audit Internal
Kegiatan audit dilakukan dengan membandingkan kegiatan produksi
yang terjadi di PT Mabar Feed Indonesia dengan pedoman audit internal
yang disesuaikan dengan SOP (Standard Operational Procedure) yang
berlaku. Pelaksanaan audit dilaksanakan berdasarkan tabel checklist
dengan 7 (tujuh) program audit yang telah disusun sebelumnya. Berikut ini
adalah hasil pelaksanaan audit yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
1. Program Audit Rencana Induk Produksi dan Operasi
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit rencana induk produksi dan
operasi pakan ternak pada PT Mabar Feed Indonesia.
Tabel 6 – Table check list Rencana Induk Produksi dan Operasi
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Februari 2019 Program yang diaudit: Rencana induk produksi dan operasi
No
.
Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Jadwal induk produksi telah mencerminkan
kestabilan usaha perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Jadwal induk
produksi telah
sejalan dengan
jadwal
permintaan pelanggan.
2 Jadwal induk produksi disusun berdasarkan
rencana penjualan untuk menjaga kestabilan
barang di pasaran.
Jadwal induk
produksi telah
sejalan dengan
rencana perusahaan.
3 Jadwal induk produksi mampu meminimalkan
biaya persediaan, biaya setup mesin dan upah
lembur.
Jadwal induk
produksi telah
disusun
dengan
anggaran biaya
yang sesungguhnya.
4 Jadwal induk produksi telah mengintegrasikan
jadwal penerimaan bahan baku, pemeliharaan
fasilitas dan pengiriman barang ke dalam
jadwal produksi regular.
Jadwal induk
produksi telah
selaras dengan
jadwal lainnya
dalam
departemen produksi.
5 Jadwal induk produksi telah selaras dengan jadwal pada fungsi-fungsi bisnis yang lain.
Telah sesuai.
6 Jadwal induk produksi telah disusun berdasarkan penggunaan kapasitas produksi
optimal.
Telah sesuai.
7 Jadwal induk produksi didukung dengan metode permintaan material yang akurat.
Material yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Februari 2019 Program yang diaudit: Rencana induk produksi dan operasi
No
.
Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
telah
diinspeksi
berdasarkan
standar perusahaan.
8 Perusahaan memiliki kebijakan tertulis tentang
pemanfaatan kapasitas menganggur.
Perusahaan
memiliki
kebijakan yang
akan
disesuaikan
dengan kondisi
saat terjadinya
keadaan
kapasitas
menganggur
dan kebijakan
tersebut
ditentukan
oleh manajer
produksi.
9 Perusahaan memiliki kebijakan tertulis tentang
pengelolaan kebutuhan produksi di atas
kemampuan kapasitas yang tersedia untuk
mengerjakannya.
Perusahaan
menerima
perintah dari
manajer
produksi
secara
langsung
mengenai
pengelolaan
kebutuhan
produksi
10 Perusahaan memiliki prosedur pengendalian
persediaan bahan baku.
Prosedur ini
untuk
memastikan
bahan baku tidak rusak.
11 Prosedur tersebut telah disosialisasikan kepada
petugas yang melaksanakan.
Terdapat
dalam Job Desk.
12 Penentuan tingkat persediaan minimum telah mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
Perusahaan telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Februari 2019 Program yang diaudit: Rencana induk produksi dan operasi
No
.
Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
keterlambataan pasokan bahan baku,
pemeliharaan fasilitas produksi dan perubahan
permintaan pasar.
menyesuaikan
tingkat
persediaan
dengan
aktivitas produksi.
13 Jadwal induk produksi telah meminimalkan
persediaan.
Perusahaan
telah
menyesuaikan
tingkat
persediaan
dengan jadwal
induk produksi.
14 Perusahaan memiliki pedoman pemeliharaan
fasilitas produksi secara tertulis.
Fasilitas
Produksi telah
dibersihkan
secara rutin
dan diinspeksi
sebelum digunakan.
15 Jadwal pemeliharaan fasilitas telah terintegrasi
dengan rencana produksi.
agar kegiatan
produksi dapat
berjalan sesuai
dengan
rencana
produksi.
16 Pengoperasian fasilitas produksi didukung
oleh tenaga operator yang memadai.
Karyawan
yang
mengoperasika
n telah
memiliki
kemampuan
yang sesuai
dengan standar perusahaan.
17 Perusahaan memiliki panduan pengoperasian
fasilitas produksi secata tertulis untuk
mencegah terjadinya kesalahan proses
produksi.
Panduan
pengoperasian
terdapat pada
setiap mesin/
fasilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Februari 2019 Program yang diaudit: Rencana induk produksi dan operasi
No
.
Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak produksi.
Diaudit Oleh:
Nathania Br Tarigan
Tanggal: 28 Februari 2019
Jawaban Catatan
Ya Tidak
15 2
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal dengan menggunakan tabel
check list yang dilakukan pada fungsi produksi di PT Mabar Feed Indonesia
menunjukkan 15 (lima belas) jawaban “Ya” dan 2 (dua) jawaban “Tidak” dari 17
(tujuh belas) total pernyataan. Jumlah jawaban “Ya” lebih banyak dari jumlah
jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa kegiatan pada organisasi rencana induk
produksi dan operasi telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kebijakan
yang berlaku.
Secara umum Jadwal induk produksi (Master Production Schedule) telah
mencerminkan kestabilan usaha perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan karena jadwal induk produksi dalam penyusunannya telah sesuai
dengan rencana penjualan demi menjaga kestabilan barang. Hal ini karena
perusahaan memiliki konsumen tetap berupa peternak ayam lokal di sumatera
utara yang jumlah pesanannya dapat dikatakan stabil sehingga perusahaan mampu
menghubungkan antara kebutuhan konsumen dengan jadwal penerimaan bahan
baku dan pengelolaan kapasitas produksinya. Dalam hal ini perusahaan sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
menyusun jadwal induk produksi berdasarkan kapasitas produksi optimal
sehingga jadwal induk produksi perusahaan sejalan dengan fungsi bisnis lainnya
di perusahaan. Perusahaan juga memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan
pemasok, baik pemasok lokal maupun internasional sehingga material yang
digunakan dalam proses produksi sudah sesuai dengan standar kualitas perusahaan
karena setiap material yang berasal dari para pemasok sudah diuji di laboratorium
oleh bagian quality control dan telah dinyatakan sesuai dengan standar kualitas
perusahaan.
Perusahaan akan membeli bahan baku dari pemasok yang sudah
memenuhi kualifikasi perusahaan sehingga hal ini akan mengurangi resiko
terjadinya keterlambatan pasokan bahan baku untuk kegiatan produksi pakan dan
mengantisipasi kondisi adanya perubahan permintaan pasar yang mendadak.
Manajer produksi juga menetapkan kebijakan untuk membeli bahan baku lebih
banyak dari pembelian regular perusahaan apabila harga bahan baku sedang
murah sehingga hal ini akan menguntungkan perusahaan saat harga bahan baku
melonjak tinggi karena pada saat harga bahan baku melonjak tinggi perusahaan
dapat menggunakan cadangan bahan baku yang ada dan mengurangi pembelian
pada saat itu.
Perusahaan juga melakukan pemeliharaan dan pembersihan mesin
produksi sehingga apabila ada kesalahan pada mesin dapat terdeteksi dini dan
proses produksi tidak akan terhenti atau terhambat dan dapat dilaksanakan tepat
waktu. mesin produksi pakan dioperasikan oleh karyawan yang sudah sesuai
dengan kualifikasi perusahaan sehingga memiliki kemampuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mengoperasikan fasilitas produksi dengan benar sesuai panduan pengoperasian
yang ada. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya kesalahan
penggunaan mesin produksi selama proses produksi yang akan beresiko pada
keruakan mesin dan produk jadi pakan.
Dari program audit organisasi rencana induk produksi dan operasi terdapat
2 (dua) jawaban “Tidak”, yaitu perusahaan tidak memiliki kebijakan tertulis
tentang pengelolaan kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang
tersedia untuk mengerjakannya. Walaupun tidak adanya kebijakan tertulis tetapi
perusahaan memiliki pertimbangan atas pengelolaan kebutuhan produksi di atas
kemampuan kapasitar yang tersedia melalui pertimbangan manajer produksi
langsung. Pertimbangan manajer didasari dari stok persediaan pakan jadi di
gudang dan penambahan jam kerja lembur kepada para karyawan dalam
memproduksi pakan melebihi kemampuan kapasitas yang tersedia.
Pernyataan “Tidak” yang kedua, Perusahaan tidak memiliki kebijakan
tertulis tentang pemanfaatan kapasitas menganggur. Hal ini tidak memiliki
pengaruh besar terhadap aktivitas produksi karena PT Mabar Feed Indonesia
memiliki kebijakan tidak tertulis yang akan disesuaikan dengan kondisi saat
terjadinya keadaan kapasitas menganggur dan kebijakan tersebut ditentukan oleh
langsung oleh manajer produksi.
Dari hasil program audit yang dilaksanakan dan adanya temuan audit di
bagian rencana induk produksi dan operasi, penulis memberikan rekomendasi
yang dijabarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
a. Temuan
1) perusahaan tidak memiliki kebijakan tertulis tentang pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia untuk
mengerjakannya.
2) Perusahaan tidak memiliki kebijakan tertulis tentang pemanfaatan
kapasitas menganggur dalam fungsi produksi pada perusahaan.
b. Kriteria
1) Adanya Standar Operating Procedure (SOP) mengenai pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia untuk
mengerjakannya untuk menjaga kinerja perusahaan dalam memproduksi
pakan tetap ekonomis, efisien, dan efektif.
2) Pengadaan kebijakan oleh perusahaan dalam hal pemanfaatan kapasitas
menganggur sehingga resiko terjadinya inefisiensi dalam proses produksi
tidak terjadi.
c. Penyebab
1) Bagian produksi tidak memiliki kebijakan tertulis tentang pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia untuk
mengerjakannya dikarenakan kebijakan dan arahan dari manajer produksi
selama ini sudah dapat memenuhi target dan kegiatan yang dilakukan di
atas kemampuan kapasitas perusahaan yang tersedia. Selain itu untuk
membuat Standar Operating Procedure (SOP) dibutuhkan banyak
pertimbangan, waktu yang lama dan juga pengeluaran biaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2) Keadaan atau kondisi yang memungkinkan adanya kapasitas menganggur
pada perusahaan sangat jarang terjadi sehingga perusahaan hanya
memberikan sedikit perhatian dalam hal penanggulangan untuk jangka
waktu yang relatif pendek.
d. Akibat
1) Tidak adanya Standar Operating Procedure (SOP) mengenai pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia
mengakibatkan penilaian tingkat ekonomis, efisien, dan efektivitas kinerja
perusahaan menjadi sulit, selain itu adanya peluang terjadinya kendala
atau keterlambatan produksi dikarenakan pertimbangan yang kurang
sesuai dengan kemampuan sumber daya produksi.
2) Tidak memiliki kebijakan tertulis tentang pemanfaatan kapasitas
menganggur dapat mengakibatkan terjadinya kerugian bagi perusahaan.
e. Alternatif Solusi
1) Membuat Standar Operating Procedure (SOP) pada bagian pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia.
2) Perusahaan membuat beberapa opsi peraturan/ kebijakan mengenai
pemanfaatan kapasitas menganggur dengan pertimbangan tidak adanya
kerugian yang akan dialami perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
f. Rekomendasi
1) Membuat Standar Operating Procedure (SOP) pada bagian pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia yang
dilakukan secara tertulis dan terdokumentasi oleh perusahaan
2) Perusahaan membuat beberapa opsi peraturan/ kebijakan mengenai
pemanfaatan kapasitas menganggur dengan pertimbangan tidak adanya
kerugian yang akan dialami perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2. Program Audit Produktivitas dan nilai tambah
Tabel di bawah ini merupakan tabel produktivitas dan nilai tambah pakan
ternak pada PT Mabar Feed Indonesia.
Tabel 7 – Tabel check list Produktivitas
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Februari 2019
Program yang diaudit: Produktivitas dan
Nilai Tambah
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perusahaan memiliki standar
produktivitas yang bisa digunakan
sebagai pedoman oleh karyawan dalam
beraktivitas.
Setiap karyawan
memiliki Job Desk
dan instruksi kerja
sesuai dengan bidangnya.
2 Perusahaan memiliki standar pencapaian
hasil minimal yang harus dicapai setiap
karyawan.
Perusahaan tidak
memiliki standar
pencapaian
minimal karyawan
tetapi memiliki
standar minimal
mesin per hari.
Apabila pekerja
lembur/ menambah
jam kerja maka
produktivitasnya
akan meningkat.
3 Perusahaan memberikan penghargaan
kepada karyawan yang memiliki
produktivitas lebih tinggi dari yang
ditetapkan perusahaan.
Perusahaan
memiliki kebijakan
dalam memberikan
penghargaan
kepada para
karyawan.
4 Perusahaan memberikan tanggung
jawab yang cukup besar kepada
karyawannya untuk mengelola
aktivitasnya sendiri.
Karyawan
bertanggung jawab
terhadap tugasnya
masing- masing
berdasarkan
instruksi kerja dan Job Desk.
5 Perusahaan melakukan evaluasi harian Perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Februari 2019
Program yang diaudit: Produktivitas dan Nilai Tambah
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
terhadap kinerja karyawannya (individu / kelompok).
melakukan evaluasi pertahun
6 Perusahaan memiliki kriteria tentang
aktivitas produksi yang memberikan
nilai tambah terhadap produk yang
dihasilkan
Perusahaan
memiliki standart
nilai tambah
terhadap produk
yang dihasilkan
berdasarkan
kandungan gizi
dalam kandungan produk.
7 Dalam proses produksi dan operasi
pernah terjadi pengerjaan ulang, hal ini
dilakukan apabila ada produk pakan
yang belum memenuhi spesifikasinya.
Pengerjaan ulang
dilakukan agar
bahan baku tidak
terbuang karena
bisa di-proses
ulang agar menjadi
sesuai dengan standar kualitas.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 28 Pebruari 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
5 2
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada fungsi
produksi di PT Mabar Feed Indonesia dengan menggunakan tabel check list
menunjukkan 5 (lima) jawaban “Ya” dan 2 (dua) jawaban “Tidak” dari 7 (tujuh)
total pernyataan. Jumlah jawaban “Ya” lebih banyak dari jumlah jawaban “Tidak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
menunjukkan bahwa kegiatan di organisasi produktivitas dan nilai tambah sudah
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan kebijakan yang berlaku.
Secara keseluruhan produktivitas dan nilai tambah dilaksanakan
perusahaan dengan baik. Pernyataan tersebut didukung dengan mengoptimalkan
penggunaan sumber daya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
keunggulan bersaingnya. Praktik yang dilakukan perusahaan meliputi adanya
standar produktivitas yang dapat dijadikan pedoman oleh karyawan dalam
beraktivitas sehingga hal ini mendorong karyawan untuk menjadi bertanggung
jawab atas tugasnya. Perusahaan melakukan kegiatan evaluasi terhadap kinerja
karyawan setahun sekali sesuai dengan kebijakan perusahaan yang bertujuan
untuk menilai tingkat produktivitas/ kinerja karyawan, perilaku karyawan dan
kesanggupan karyawan bekerja lebih efektif pada masa yang akan datang.
Walaupun perusahaan tidak memiliki standar pencapaian hasil minimal
bagi karyawan tetapi perusahaan memiliki standar maksimal mesin per hari yaitu
harus memproduksi sebanyak 10 ton pakan ternak yang harus dicapai oleh
karyawan bagian produksi. Kondisi tertentu yang mengharuskan perusahaan
memproduksi lebih dari 10 ton apabila ada kebijakan menerima permintaan pakan
diluar ketentuan produksi sehingga karyawan akan melakukan pekerjaan lembur
yang akan diberi penghargaan berupa upah lembur bagi karyawan.
Aktivitas produksi yang memberikan nilai tambah terhadap produk pakan
yang diproduksi perusahaan adalah jenis campuran vitamin dan bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan pakan. Jenis ini digolongkan dari kandungan tingkat
gizi, sumber bahan baku dan waktu pemrosesan produk pakan yang dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Semakin tinggi kandungan gizi maka akan memberikan nilai tambah terhadap
produk pakan yang dihasilkan. Dalam kegiatan produksi, walaupun perusahaan
pernah melakukan pengerjaan ulang tetapi hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerugian pada tingkat yang lebih tinggi yang menjadikan pakan harus
mengalami down grade atau tidak dapat dipakai. Pengerjaan ulang ini terjadi
karena kondisi yang tergolong normal yang kadang terjadi pada proses produksi
apabila ada pakan yang belum memenuhi spesifikasinya seperti bentuk (ukuran)
produk yang belum sesuai dengan standar pakan dan apabila ditemukan
ketidaksesuaian maka perusahaan akan melakukan pengerjaan ulang setelah
mendapat persetujuan dari manajer produksi sesuai dengan prosedur yang dimiliki
perusahaan.
Dari program audit di bagian produktivitas dan nilai tambah pakan ternak
terdapat 2 (dua) jawaban “Tidak”, yang pertama yaitu perusahaan tidak memiliki
standar pencapaian hasil minimal yang harus dicapai setiap karyawan dan yang
kedua tidak dilakukan evaluasi harian terhadap kinerja karyawannya (individu /
kelompok). Kedua hal tersebut tidak memiliki pengaruh yang besar dalam
penilaian tingkat produktivitas dan nilai tambah fungsi produksi karena walaupun
perusahaan tidak memiliki standart pencapaian hasil minimal yang harus dicapai
tetapi perusahaan memiliki standar maksimal produksi mesin per hari, sehingga
tingkat produktivitas perusahaan akan tetap stabil. Dalam kegiatan produksinya
walaupun perusahaan tidak melakukan evaluasi setiap hari tetapi perusahaan tetap
melakukan evaluasi atas kinerja produksi yang dilakukan setiap tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Dari hasil temuan yang ada di bagian produktivitas dan nilai tambah pakan
ternak, penulis memberikan rekomendasi yang dijabarkan sebagai berikut:
a) Temuan
1) perusahaan tidak memiliki standar pencapaian hasil minimal yang harus
dicapai setiap karyawan.
2) Tidak melakukan evaluasi harian terhadap kinerja karyawannya.
b) Kriteria
1) Perusahaan sebaiknya membuat kebijakan mengenai standart pencapaian
hasil minimal yang harus dicapai setiap karyawan.
2) Perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi dengan kurun waktu yang
relatif lebih cepat daripada per-tahun.
c) Penyebab
1) Bagian produksi pakan ternak selalu menerima orderan pakan melebihi
standar maksimal mesin yang mengakibatkan perusahaan memproduksi
pakan melebihi jadwal rencana produksi sehingga walaupun perusahaan
tidak memiliki standart pencapaian hasil minimal perusahaan akan selalu
memproduksi pakan sesuai dengan standar maksimal mesin dan seringkali
melebihi standar maksimal mesin.
2) Dikarenakan semua proses produksi pembuatan pakan sudah
terkomputerisasi sehingga jarang sekali adanya masalah yang timbul atau
resiko kegagalan produksi jarang terjadi sehingga perusahaan merasa
bahwa evaluasi per-tahun dianggap sudah memadai untuk menanggulangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
apabila adanya hal- hal yang dianggap beresiko merugikan fungsi produksi
pada perusahaan.
d) Akibat
1) Apabila terjadi kondisi tertentu seperti mati listrik maka karyawan
bagian produksi akan kebingungan mengenai tindakan apa yang harus
mereka lakukan karena perusahaan tidak memiliki kebijakan mengenai
pencapaian hasil minimal yang harus dicapai karyawan.
2) Apabila terjadi kendala atau masalah dalam proses produksi maka proses
pemecahan masalahnya tidak dapat langsung ditemukan karena harus
menunggu jadwal evaluasi yang rentan waktunya tergolong lama karena
per tahun.
e) Alternatif solusi
1) Perusahaan membuat kebijakan mengenai jumlah pencapaian hasil
minimal yang harus dicapai karyawannya
2) Rentan waktu evaluasi terhadap kinerja karyawan sebaiknya dilakukan
lebih dari sekali setahun untuk menghindari resiko kelalaian pekerjaan
f) Rekomendasi
1) Perusahaan membuat kebijakan mengenai jumlah pencapaian hasil
minimal yang harus dicapai karyawannya (dalam harian- mingguan-
bulanan).
2) Waktu evaluasi terhadap kinerja karyawan dilakukan lebih dari sekali
setahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3. Program Audit Pengendalian Bahan Baku
Tabel di bawah ini fgmerupakan tabel audit Pengendalian bahan baku
pakan ternak pada PT Mabar Feed Indonesia.
Tabel 8 – Table check list Pengendalian Bahan Baku
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Setiap pemasok telah diverifikasi sesuai
dengan standar pengendalian produksi dan
operasi perusahaan.
Proses
verifikasi
berdasarkan
standar
ketentuan perusahaan.
2 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
untuk menilai apakah material yang dikirim
pemasok dapat diterima atau ditolak.
Proses
penilaian
berdasarkan
prosedur
dilakukan
oleh quality control.
3 Setiap bahan baku yang diterima diberikan
kode khusus sehingga mudah ditelusuri
distribusinya dalam kegiatan produksi.
Pemberian
kode
bertujuan
agar proses
pencatatan
dan
pemakaian
bahan baku
(FIFO)
menjadi
mudah.
4 Inspeksi dimulai dengan pengujian secara
visual terhadap setiap material yang
diterima.
Pengujian ini
dilakukan
pada sampel
bahan baku.
5 Perusahaan memiliki teknik sampling yang
diterapkan pada setiap pengambilan sampel.
Teknik
sampling
dilakukan
pada 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
dari total
bahan baku
yang akan dibeli.
6 Sampel yang diambil cukup representatif
dalam pengujian terhadap setiap material
yang diterima.
Teknik
sampling
dilakukan
pada 50%
dari total
bahan baku
yang akan
dibeli.
7 Material yang diterima digaransi oleh
pemasok sampai pada tahap pemakaiannya.
Pemasok
hanya
menggaransi
Material
pada tahap
pengecekan
awal saat
material
sampai ke
PT Mabar
Feed Indonesia.
8 Seluruh material telah tertangani dengan
baik sehingga terhindar dari kerusakan.
Proses
penerimaan
hingga
penyimpana
n telah
disesuaikan
dengan
kebutuhan
dalam
menjaga
kualitas bahan baku.
9 Material yang ditolak (tidak sesuai
spesifikasinya) telah dipisahkan untuk
mencegah penggunaannya dalam proses
produksi.
Material
yang tidak
sesuai akan
dipisahkan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
dikembalika
n ke pemasok.
10 Perusahaan memiliki prosedur
pengendalian persediaan secara tertulis.
Prosedur
pengendalia
n tersebut
untuk
menjaga
agar kualitas
bahan baku
tidak menurun.
11 Prosedur tersebut mengatur waktu
pemusnahan material yang rusak atau
kadaluwarsa.
Prosedur
tersebut
dilakukan
agar material
yang tidak
sesuai
standar
produksi
tidak digunakan.
12 Perputaran persediaan diawasi dengan ketat
untuk memastikan material yang dibeli
lebih awal digunakan terlebih dahulu dalam
proses produksi.
Perusahaan
menggunaka
n metode
FIFO (First
In First Out).
13 Pemusnahan material yang rusak (tidak
sesuai spesifikasi) didokumentasikan untuk
mengidentifikasi kapan dan di mana
material tersebut dimusnahkan.
Perusahaan
memiliki
dokumen
mengenai
material
rusak yang
dimusnahka n.
14 Pemasok secara periodik diinspeksi sesuai
dengan prosedur tertulis yang dimiliki
perusahaan.
Proses
inspeksi
secara
periodic
dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
untuk
mencegah
risiko
kecurangan
terhadap
pengendalia
n bahan baku.
15 Perusahaan memiliki prosedur konfirmasi
pemasok secara tertulis.
Perusahaan
memiliki
kebijakan
konfirmasi
pemasok.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 4 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
14 1
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada fungsi
produksi di PT Mabar Feed Indonesia dengan menggunakan tabel check list
menunjukkan 14 (empat belas) jawaban “Ya” dan 1 (satu) jawaban “Tidak” dari
15 (lima belas) total pernyataan. Jumlah jawaban “Ya” lebih banyak dari jumlah
jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa kegiatan di organisasi Pengendalian Bahan
Baku sudah dilaksanakan berdasarkan prosedur dan kebijakan yang berlaku.
Pengendalian yang dilakukan perusahaan telah mencakup sebagian besar
dari aktivitas yang berhubungan dengan bahan baku sehingga dapat dipastikan
bahwa bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sesuai dengan standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kualitas perusahaan. Perusahaan telah memastikan setiap aktivitas yang terkait
dengan bahan baku sudah berjalan dengan baik mulai dari pembelian dan
pengecekan laboratorium mengenai spesifikasi bahan baku. Dalam hal
memastikan kebutuhan bahan baku sudah selalu terpenuhi selama proses produksi
dilaksanakan maka perusahaan selalu menyesuaikan jadwal produksi dengan
jadwal penerimaan bahan baku dan harga pasaran bahan baku. Setiap pemasok
diverifikasi sesuai dengan ketentuan yang ada di perusahaan dan prosedur untuk
menilai bahan baku dari pemasok sudah memenuhi standar kualitas perusahaan
atau belum. Perusahaan pertama-tama akan melakaukan pengujian yang dilakukan
oleh bagian quality control atas material yang diterima secara visual, lalu akan
diambil sampel pada setiap material untuk diuji kualitasnya di laboratorium
pengendalian kualitas. Material yang tidak memenuhi standar kualitas perusahaan
akan ditolak dan dikembalikan kepada pemasok dan material yang sudah
memenuhi standar kualitas bahan baku perusahaan akan diterima, dibongkar di
gudang dan diberi kode khusus pada kemasannya sehingga memudahkan
penelusuran pendistribusiannya dalam kegiatan produksi pakan ternak. Untuk
bahan baku utama yaitu jagung akan disimpan di bin bahan baku.
Penyimpanan bahan baku yang dilakukan perusahaan disesuaikan dengan
kebutuhan kondisi penyimpanan berdasarkan jenis bahan baku dengan cara
mengatur tingkat suhu penyimpanan sesuai dengan kebutuhan bahan baku,
memastikan sirkulasi udara dan menjaga kebersihan penyimpanan sehingga bahan
baku tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya. Perusahaan juga menerapkan
sistem penggunaan bahan baku berdasarkan waktu penerimaannya (FIFO) yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
bahan baku yang dibeli lebih awal akan digunakan terlebih dahulu dalam proses
produksi. Hal ini dimaksudkan perusahaan agar bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi pakan memiliki kualitas yang sama dan mencegah
rusaknya bahan baku dikarenakan terlalu lama disimpan. Bahan baku yang rusak
selama penyimpanan akan mengalami pengecekan ulang kualitas bahan baku
untuk menentukan apakah bahan baku yang rusak tersebut akan di down grade
menjadi bahan baku pakan lain atau akan dimusnahkan sesuai dengan prosedur
yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan selalu menjaga hubungan baik dengan pemasok sehingga
memperoleh harga bahan baku dengan harga yang relatif stabil dan mengurangi
resiko kekurangan bahan baku / bahan baku yang tidak tepat waktu selama proses
produksi sehingga mencegah terjadinya kegagalan produk memenuhi
spesifikasina atau produksi yang tidak tepat waktu.
Dari pelaksanaan audit menggunakan table check list pada bagian
pengendalian bahan baku makanan ternak, penulis menemukan 1 (satu) jawaban
“Tidak” yaitu material yang diterima tidak digaransi oleh pemasok sampai pada
tahap pemakaiannya. Pemasok hanya menggaransi material hingga pada tahap
penerimaan oleh perusahaan. Perusahaan sendiri setelah menguji kualitas material
yang diterima akan menyimpan material tersebut pada tempat yang telah
dosediakan dan dipastikan dapat menjaga kualitas material tersebut hingga pada
tahap akan digunakan untuk proses produksi.
Dari hasil temuan audit yang ada di bagian pengendalian bahan baku
pakan ternak, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
a) Temuan
1) Material yang diterima tidak digaransi oleh pemasok sampai pada tahap
pemakaiannya.
b) Kriteria
1) Material yang mudah rusak sebaiknya diberikan garansi oleh pemasok
lebih lama dari sekedar tahap penerimaan bahan baku.
c) Penyebab
1) Perusahaan memiliki tempat penyimpanan material yang disebut bin
bahan baku yang bisa menjaga kualitas material utama (jagung) dan
gudang penyimpanan yang kondisinya sudah disesuaikan selama masa
penyimpanan hingga pada saat akan digunakan dalam proses produksi.
d) Akibat
1) Material yang diterima bisa saja mengalami perubahan kualitas yang
mungkin disebabkan oleh faktor tidak terduga sehingga akan merugikan
perusahaan dan kemungkinan akan mengganggu proses produksi karena
dapat mempengaruhi kualitas pakan ternak yang diproduksi.
e) Alternatif solusi
1) Perusahaan membuat kebijakan mengenai material yang memiliki
kemungkinan mudah rusak dengan pemasok sehingga resiko material
rusak dapat dikurangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
f) Rekomendasi
1) Perusahaan membuat kebijakan mengenai material yang memiliki
kemungkinan mudah rusak dengan pemasok sehingga resiko material
rusak dapat dikurangi.
2) Perusahaan membuat perjanjian dengan pemasok mengenai
adanya masa garansi terhadap material tertentu tertanggal
diterimanya material oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4. Program Audit Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit Pengendalian peralatan dan
fasilitas produksi pakan ternak pada PT Mabar Feed Indonesia.
Tabel 9 – Table check list Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian
Peralatan dan Fasilitas Produksi
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Seluruh peralatan yang digunakan dalam
proses produksi sesuai dengan ukuran dan
desain yang telah ditentukan.
Peralatan yang
digunakan
telah sesuai
dengan
ketentuan
perusahaan.
2 Lokasi penempatan peralatan telah
disesuaikan dengan kebutuhan
penggunaannya dalam proses produksi.
Penempatan
peralatan
produksi telah
disesuaikan
dengan alur
proses
produksi.
3 Seluruh peralatan yang dimiliki perusahaan
dibersihkan setelah digunakan dalam proses
produksi.
Perusahaan
melakukan
pembersihan
berdasarkan
jadwal yang
telah
ditetapkan.
4 Peralatan disimpan pada tempat yang telah
ditentukan.
Peralatan
diletakkan
pada gudang produksi.
5 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
untuk setiap penggunaan peralatan dalam
proses produsi.
Prosedur
tertulis
penggunaan
peralatan
ditempelkan
pada setiap
peralatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
6 Terdapat prosedur pembersihan dan startup
untuk memastikan bahwa peralatan yang
digunakan secara sistematis dan terus-
menerus dibersihkan.
Kegiatan
pembersihan
dilakukan oleh
bagian mesin
sehingga
bagian
produksi tidak
tahu mengenai
prosedur
pembersihan
tetapi tahu
kapan waktu
mesin akan
dilakukan
pembersihan
oleh bagian mesin
7 Setiap peralatan memiliki instruksi tertulis
untuk pemeliharaan peralatan dan termasuk
jadwal perawatannya.
Prosedur
tertulis
penggunaan
peralatan
ditempelkan
pada setiap
peralatan dan
terdapat tabel
jadwal
perawatan
pada setiap
peralatan.
8 Setiap peralatan yang dibutuhkan dalam
kegiatan produksi telah diinspeksi sebelum
digunakan.
Setiap
peralatan
diinspeksi di
pagi hari
sebelum
aktivitas
produksi dilakukan.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
7 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
Tanggal: 5 Maret 2019
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada fungsi
produksi di PT Mabar Feed Indonesia dengan menggunakan tabel check list
menunjukkan 7 (tujuh) jawaban “Ya” dan 1 (satu) jawaban “Tidak” dari 8
(delapan) total penyataan. Jumlah jawaban “Tidak” yang hanya satu menunjukkan
bahwa kegiatan di organisasi Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi sudah
berjalan dengan baik berdasarkan prosedur dan kebijakan yang berlaku.
Secara umum bagian pengendalian peralatan dan fasilitas produksi sudah
berjalan dengan baik pada struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan proses
produksi dimana setiap peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi telah
diinspeksi langsung oleh bagian mesin dan manajer produksi. Inspeksi dilakukan
untuk memastikan bahwa mesin produksi sudah sesuai dengan spesifikasinya dan
dapat dioperasikan untuk melakukan kegiatan produksi. Perusahaan telah memilih
design mesin yang sesuai dengan kebutuhan produksi pakan dan menempatkan
mesin- mesin produksi sesuai dengan alur kegiatan produksi. penempatan mesin
berdasarkan alur kegiatan produksi dilakukan agar arus material dalam proses
produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien serta tenaga kerja yang bertugas
dapat memantau aktivitas produksi yang berlangsung sehingga aktivitas produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
pakan ternak mampu menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas dan
ketepatan waktu yang dijadwalkan. Dalam hal perawatan mesin produksi,
perusahaan memiliki prosedur pembersihan mesin yang dilaksanakan setelah
mesin sekesai digunakan dalam proses produksi oleh karyawan dari bagian mesin,
dan proses penyimpanan mesin diletakkan pada gudang yang suhu dan
keamanannya sudah disesuaikan untuk menjaga kualitas mesin produksi.
Perusahaan dalam mengelola fasilitas produksi dan peralatan produksi
didukung dengan adanya prosedur penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan
peralatan dan fasilitas produksi. Pada setiap mesin produksi telah dilengkapi
dengan keterangan mengenai prosedur penggunaannya dan prosedur pembersihan
setelah digunakan. Hal ini dimaksudkan perusahaan untuk memastikan bahwa
peralatan yang digunakan selama proses produksi dibersihkan secara sistematis.
Penggunaan peralatan sesuai dengan prosedur yang tepat bertujuan untuk
mencegah terjadinya resiko kecelakaan (melindungi) operator selama proses
produksi dan melindungi peralatan dari resiko kerusakan karena jadwal
pemeliharaan dan perbaikan yang tidak tepat waktu. Hal ini dilakukan perusahaan
untuk mendukung kelancaran proses produksi pakan ternak.
Dari pelaksanaan audit menggunakan table check list di Pengendalian
Peralatan dan Fasilitas Produksi pakan ternak, penulis menemukan 1 (satu)
jawaban tidak yaitu tidak terdapat prosedur pembersihan dan startup untuk
memastikan bahwa peralatan yang digunakan secara sistematis dan terus-menerus
dibersihkan. Hal ini dikarenakan kegiatan pembersihan dilakukan dan diatur oleh
bagian mesin sehingga bagian produksi tidak tahu mengenai prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
pembersihan tetapi kegiatan ini sudah dikoordinasikan dengan baik mengenai
waktu pembersihan mesin yang akan dilakukan oleh bagian mesin pada bagian
produksi.
Dari hasil temuan audit yang ada di bagian Pengendalian Peralatan dan
Fasilitas Produksi pakan ternak, penulis memberikan rekomendasi yang
dijabarkan sebagai berikut:
a) Temuan
1) Tidak terdapat prosedur pembersihan dan startup untuk memastikan
bahwa peralatan yang digunakan secara sistematis dan terus-menerus
dibersihkan.
b) Kriteria
1) Sebaiknya prosedur pembersihan dan startup dimiliki oleh pihak- pihak
yang terlibat oleh bagian produksi sehingga semua pihak dapat
memahami bagaimana prosedur dan startup yang dilakukan pada mesin-
mesin produksi.
c) Penyebab
1) Perusahaan sudah melakukan pembagian tugas pada setiap bagian
dalam kegiatan yang dilakukan perusahaan sehingga untuk aktivitas
pembersihan dan startup yang mengetahui prosedurnya adalah bagian
yang memiliki tugas tersebut yaitu bagian mesin.
d) Akibat
1) Para pekerja di bagian lain selain bagian mesin tidak mengetahui
bagaimana prosedur pembersihan dan startup yang benar sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
apabila bagian mesin melakukan kelalaian dalam prosedur ini bagian
produksi tidak mengetahui dan tidak dapat melaporkannya pada
perusahaan.
e) Alternatif solusi
1) Perusahaan sebaiknya menginfokan prosedur pembersihan dan
startup mesin kepada bagian- bagian yang terkait seperti para pekerja
pada bagian produksi sehingga bagian produksi juga dapat mengawasi
prosedur yang dilakukan oleh bagian mesin
f) Rekomendasi
1) Perusahaan sebaiknya menginfokan prosedur pembersihan dan
startup mesin kepada bagian- bagian yang terkait seperti para pekerja
pada bagian produksi sehingga bagian produksi juga dapat
mengawasi prosedur yang dilakukan oleh bagian mesin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
5. Program Audit Pengendalian Transformasi
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit pengendalian transformasi pakan
ternak pada PT Mabar Feed Indonesia.
Tabel 10 – Table check list Pengendalian Transformasi
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Transformasi
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perusahaan memiliki prosedur produksi
yang telah disahkan.
Prosedur
produksi ini
dijadikan
pedoman
dalam
kegiatan produksi.
2 Terdapat prosedur penilaian tertulis atas
kesiapan mesin dan fasilitas produksi
yang digunakan sebelum proses produksi
dimulai.
Setiap
peralatan di
pagi hari telah
dinilai
kesiapannya
sebelum
aktivitas
produksi dimulai.
3 Terdapat prosedur tertulis yang bisa
dijadikan pedoman untuk mengubah
volume produksi jika terjadi perubahan
permintaan.
Perubahan
atas volume
produksi
berdasarkan
permintaan
konsumen,
kemampuan
pekerja dan
kesiapan
mesin.
4 Perusahaan memiliki prosedur yang
memandu pengujian barang dalam
proses.
Prosedur ini
digunakan
sebagai
pedoman
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Transformasi
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
memandu
pengujian
barang dalam proses.
5 Pengujian barang dalam proses
dilakukan pada tahapan yang tepat untuk
memastikan kualitas yang sesuai dengan
standar pengendalian kualitas.
Pengujian
dilakukan
berdasarkan
prosedur.
6 Pengendalian kualitas telah me-review
dan menyetujui permintaan untuk
melakukan pemrosesan ulang.
Pengendalian
ini dilakukan
untuk
memastikan
pemrosesan
ulang benar dibutuhkan.
7 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
untuk mengidentifikasikan tahapan
pemrosesan kembali suatu batch
produksi.
Prosedur ini
dijadikan
pedoman
dalam
menentukan
tahapan mana
yang akan
dilakukan
pemrosesan
ulang.
8 Perusahaan telah melakukan penilaian
terlebih dahulu untuk menentukan
penyebab kegagalan produk sebelum
persetujuan pemrosesan ulang diberikan.
Penilaian
terlebih
dahulu
merupakan
bagian dari
prosedur
pemrosesan ulang.
9 Hasil pengujian yang dilakukan
mengonfirmasi bahwa pemrosesan ulang
menghasilkan produk yang sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Hal ini bertujuan
untuk
memastikan
bahwa dengan
adanya
pemrosesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Transformasi
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
ulang maka
produk yang
dihasilkan
akan sesuai
dengan
standar perusahaan.
10 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
yang menguraikan langkah-langkah
permintaan pemrosesan kembali produk
yang diretur atau dikembalikan.
Prosedur ini
digunakan
perusahaan
sebagai
pedoman
dalam
bertindak.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 6 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
9 1
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada fungsi
produksi di PT Mabar Feed Indonesia dengan menggunakan tabel check list
menunjukkan 9 (sembilan) jawaban “Ya” dan 1 (satu) jawaban “Tidak” dari 10
(sepuluh) total pernyataan. Jumlah jawaban “Ya” lebih banyak dari jumlah
jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa kegiatan Pengendalian Transformasi sudah
dilaksanakan dengan baik berdasarkan prosedur dan kebijakan yang berlaku.
Secara umum proses Pengendalian Transformasi telah dilaksanakan
dengan tepat karena perusahaan memiliki prosedur produksi untuk menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
kesiapan mesin dan fasilitas lainnya yang akan digunakan sebelum proses
produksi dimulai. Penilaian kesiapan ini dilakukan langsung oleh manajer
produksi dan staf bagian mesin pada pagi hari sebelum kegiatan produksi
berlangsung dan pengecekan dilakukan terhadap mesin- mesin yang akan
digunakan serta dilakukan pencatatan kondisi mesin tersebut. Apabila manajer
produksi telah memberikan persetujuan dan pengesahan maka proses produksi
dapat dijalankan. Perusahaan memiliki prosedur untuk memonitor apakah proses
telah berjalan sesuai dengan ketentuan, sehingga mampu menghasilkan output
sesuai dengan standar kualitas perusahaan. Prosedur ini mencakup kegiatan
perusahaan dalam memonitor output dan pengesahan produk jadi untuk disimpan
ke gudang atau langsung diserahkan ke konsumen. Prosedur ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kegagalan produk baik kegagalan internal maupun kegagalan
eksternal.
Dalam hal ini, apabila review kualitas produk belum memenuhi standar
kualitas perusahaan (kegagalan internal) maka produk tersebut akan diproses
ulang dan pemrosesan ini dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari manajer
produksi. Manajaer produksi akan menilai terlebih dahulu penyebab kegagalan
produk untuk menentukan pada tahap keberapa produk tersebut akan diproses
ulang. Apabila penyebab kegagalan produk adalah ukuran produk yang
dinyatakan belum sesuai dengan standar perusahaan maka pengujian ulang akan
dilakukan berdasarkan ketentuan dan langkah- langkah prosedur permintaan
pemrosesan kembali. Sebaliknya, apabila ditemukan penyebab kegagalan produk
adalah karena komposisi atau karena hal lain yang tidak dapat diproses kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
maka perusahaan memiliki kebijakan untuk melakukan down grade yaitu
menurunkan level pakan ternak. Down grade dilakukan perusahaan untuk
mengurangi terjadinya tingkat kerugian yang terlalu tinggi apabila terjadi
kegagalan pemenuhan standar kualitas pada pakan ternak ayam.
Dari program audit yang sudah dilaksanakan pada fungsi produksi di PT
Mabar Feed Indonesia terdapat 2 (dua) jawaban “Tidak” yaitu tidak terdapat
prosedur tertulis yang bisa dijadikan pedoman untuk mengubah volume produksi
jika terjadi perubahan permintaan. Pengubahan volume produksi ditangani
langsung oleh manajer produksi sebagai pemegang kendali. Apabila terjadi
perubahan permintaan, manajer produksi akan memperhitungkan kesanggupan
para pekerja dan juga ketersediaan bahan baku dan kemampuan mesin produksi
yang dimiliki perusahaan. Penilaian manajer produksi terhadap seluruh komponen
telah diperhitungkan dengan baik.
Dari hasil temuan audit pada fungsi produksi pakan ternak, penulis
memberikan rekomendasi yang dijabarkan sebagai berikut:
a) Temuan
1) Tidak terdapat prosedur tertulis secara rinci yang bisa dijadikan
pedoman untuk mengubah volume produksi jika terjadi perubahan
permintaan.
b) Kriteria
1) Sebaiknya perusahaan memiliki kebijakan tertulis dan rinci mengenai
ketentuan dalam mengubah volume produksi jika terjadi perubahan
permintaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
c) Penyebab
1) Perubahan volume produksi dilakukan berdasarkan pertimbangan
kemampuan dan kesanggupan bagian produksi yang ditetapkan oleh
manajer produksi.
d) Akibat
1) Apabila dalam kondisi tertentu manajer produksi mengalami kesalahan
pertimbangan dalam menentukan kesanggupan produksi maka akan
terjadi kesalahan yang mungkin mengakibatkan permintaan produksi
menjadi tidak dapat terpenuhi dan hal ini akan mengakibatkan
konsumen mengalami kekecewaan terhadap perusahaan dan hal
terburuk yang mungkin terjadi adalah hilangnya kepercayaan
konsumen pada perusahaan.
e) Alternatif Solusi
1) Perusahaan sebaiknya membuat beberapa kriteria penerimaan dalam
hal perubahan volume produksi apabila adanya perubahan permintaan
dari konsumen.
f) Rekomendasi
1) Perusahaan sebaiknya membuat beberapa kriteria penerimaan dalam
hal perubahan volume produksi apabila adanya perubahan permintaan
dari konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
2) Walaupun keputusan akhir berada pada manajer produksi tetapi dalam
hal menerima perubahan permintaan tersebut manajer produksi
memiliki pedoman sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan yang
mengakibatkan risiko kerugian dapat dihindari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
6. Program Audit Pengendalian Kualitas
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit pengendalian kualitas
operasi pakan ternak pada PT Mabar Feed Indonesia.
Tabel 11 – Table check list Pengendalian Kualitas
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Kualitas
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perusahaan memiliki kebijakan
standar kualitas secara tertulis.
Kebijakan ini
dijadikan
pedoman dalam
menilai kualitas produk.
2 Kebijakan standar kualitas tersebut
memiliki tugas pengendalian
setting spesifikasi dan
dokumentasi kualitas.
Kebijakan
tersebut
memiliki
pengendalian
setting dan
dokumentasi kualitas.
3 Kebijakan standar kualitas
memiliki tugas pengendalian
melakukan pengujian.
Pengujian
dilakukan untuk
mengetahui
mutu produk tersebut.
4 Kebijakan standar kualitas
memiliki tugas pengendalian
penetapkan dokumen dan prosedur
pengujian.
Dokumen dan
prosedur
pengendalian
kualitas tersebut
akan dijadikan
pedoman kualitas produk.
5 Kebijakan standar kualitas
memiliki tugas pengendalian
menolak produk untuk setiap
tahapan proses yang tidak
memenuhi standar.
Penolakan
produk yang
tidak sesai
dilakukan agar
kualitas hasil
produksi tetap terjaga sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Kualitas
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
dengan standar perusahaan.
6 Kebijakan standar kualitas
memiliki tugas pengendalian
menguji kembali secara periodik
produk yang dikeluarkan.
Perusahaan
menguji kualitas
terhadap produk
sekali sebelum
tahap
pengemasan dilakukan
7 Setiap karyawan dilengkapi
dengan salinan kebijakan standar
kualitas dalam aktivitasnya.
Hal ini dimaksudkan
agar setiap
karyawan dapat
bertanggung
jawab terhadap
tugasnya masing- masing.
8 Perusahaan telah mengidentifikasi
secara terperinci aktivitas-aktivitas
yang berkaitan dengan proses
pembentukan kualitas berdasarkan
kebijakan standar kualitas yang
ditetapkan.
Proses
pengidentifikasia
n ini dilakukan
untuk mencegah
pemborosan
terhadap biaya
yang idak diperlukan.
9 Perusahaan mendokumentasi dan
melaporkan biaya terhadap
aktivitas-aktivitas kualitas
tersebut.
Hal ini dilakukan agar
pencatatan yang
akan dilakukan
bagian akuntansi
menjadi mudah
dan tidak terkendala.
10 Perusahaan memiliki kebijakan
menekan biaya kualitas.
Hal ini agar
perusahaan tidak
mengalami
kerugian karena
pemborosan biaya kualitas.
11 Perusahaan memiliki fasilitas yang Aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Kualitas
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
meriview secara periodik dan
formal biaya kualitas.
meriview
dilakukan agar
tidak terdapat
pemborosan
penggunaan biaya kualitas.
12 Fasilitas ini dapat membuat usaha
untuk mengurangi biaya kualitas.
Fasilitas ini
dapat mencegah
penggunaan
biaya yang tidak
diperlukan
sehingga
pemborosan dapat dihindari.
13 Perusahaan dilengkapi dengan
SDM dan pencatatan akuntansi
untuk mengidentifikasi biaya
kualitas.
SDM dan
pencatatan
akuntansi
terhadap biaya
kualitas
dilakukan agar
penggunaan
biaya tetap terkontrol.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 7 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
12 1
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada fungsi
produksi di PT Mabar Feed Indonesia dengan menggunakan tabel check list
menunjukkan 12 (dua belasa) jawaban “Ya” dan 1 (satu) jawaban “Tidak” dari 13
(tiga belas) total pernyataan. Jumlah jawaban “Ya” lebih banyak dari jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa kegiatan pengendalian kualitas pakan
ternak sudah dilaksanakan berdasarkan prosedur dan kebijakan yang berlaku.
Secara keseluruhan pengendalian kualitas pakan ternak oleh perusahaan
sudah berjalan dengan baik pada struktur organisasi sehingga perusahaan dapat
mengoptimalkan pengelolaan rantai nilai internal (Internal Value Chain) yang
akan mengintegrasikan seluruh sumber daya yang terlibat dalam proses operasi
untuk saling mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Setiap karyawan yang
bertugas dalam pengecekan kualitas dilengkapi dengan salinan kebijakan standar
kualitas untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengecekan.
Perusahaan melaksanakan tugas pengendalian kebijakan kualitas dengan
merinci tugas- tugas penting seperti pengendalian setting spesifikasi dan
dokumentasi aktivitas, pengendalian dalam melakukan pengujian kualitas
terhadap produk sebelum dilanjutkan pada tahap pengemasan dipastikan telah
sesuai dengan prosedur pengujian yang diterapkan perusahaan. Apabila kualitas
produk belum memenuhi standar maka pihak yang berwenang dalam
pengendalian kualitas akan menolak produk tersebut dan produk tersebut akan
diolah ulang pada tahap yang dibutuhkan agar produk menjadi sesuai dengan
standar yang ditentukan. Aktivitas pengendalian yang dilakukan perusahaan
bertujuan untuk menghindari kualitas buruk pada produk yang dihasilkan
sehingga diharapkan mampu menurunkan tresiko terjadinya kegagalan produk.
Aktivitas- aktivitas yang berkaitan dengan proses pembentukan kualitas
telah diidentifikasi dengan rinci sesuai dengan standar kualitas yang diterapkan
perusahaan dan perusahaan juga telah mencatat dan melaporkan biaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dibutuhkan pada tahap pengendalian kualitas oleh bagian pencatatan akuntansi
yang mengidentifikasikan biaya kualitas sehingga dari pencatatan ini perusahaan
akan melakukan review secara periodik yaitu satu tahun sekali untuk menganalisis
biaya pengendalian fasilitas mana yang harus diberikan tindak lanjut dalam
penanganannya.
Dari program audit yang sudah dilaksanakan di bagian pengendalian
kualitas pakan ternak terdapat 1 (satu) jawaban “Tidak” yaitu kebijakan standar
kualitas tidak memiliki tugas pengendalian menguji kembali secara periodik
terhadap produk yang dikeluarkan. Perusahaan melakukan pengujian kualitas
terhadap produk sekali sebelum tahap pengemasan dilakukan. Dari hasil temuan
audit pada pengendalian kualitas pakan ternak, penulis memberikan rekomendasi
sebagai berikut:
a) Temuan
1) Kebijakan standar kualitas tidak memiliki tugas pengendalian menguji
kembali secara periodik terhadap produk yang dikeluarkan.
b) Kriteria
1) Perusahaan sebaiknya melakukan pengecekan ulang terhadap produk
yang dikeluarkan untuk memastikan produk tersebut masih sesuai
dengan standart kualitas perusahaan.
c) Penyebab
1) Pengujian yang dilakukan perusahaan hanya sekali karena perusahaan
sudah mengemas produk sesuai dengan standar yang dapat menjaga
kualitas produk tetap terjamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
d) Akibat
1) Apabila ada kerusakan atau kelalaian saat proses pengemasan yang dapat
mempengaruhi perubahan kualitas produk maka hal ini akan merusak
ataupun mampu mengubah kualitas pakan menjadi tidak sesuai dengan
standar perusahaan.
e) Alternatif solusi
1) Perusahaan sebaiknya melakukan pengecekan ulang terhadap produk
yang dikeluarkan untuk memastikan produk tersebut masih sesuai
dengan standar kualitas perusahaan.
f) Rekomendasi
1) Perusahaan sebaiknya melakukan pengecekan ulang terhadap produk
yang dikeluarkan untuk memastikan produk tersebut masih sesuai
dengan standar kualitas perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
7. Program Audit Pengendalian Barang Jadi
Tabel di bawah ini merupakan tabel audit Pengendalian barang jadi
pakan ternak pada PT Mabar Feed Indonesia.
Tabel 12 – Table check list Pengendalian Barang Jadi
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Barang Jadi
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
yang menunjukkan bagaimana prosedur
pemeriksaan kemasan yang digunakan
produk jadi selama proses akhir (penyelesaian) produk.
Prosedur tersebut
dijadikan
pedoman dalam
pengendalian barang jadi.
2 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
yang menunjukkan siapa yang
memeriksa kemasan yang digunakan
produk jadi selama proses akhir
(penyelesaian) produk.
Prosedur tersebut
menjadi pedoman
dalam
pengendalian
otorisasi produk
akhir pakan ternak.
3 Terdapat tanggal kedaluarsa yang
tercetak pada label kemasan.
Tanggal
kadaluarsa lebih
baik dicetak
dalam bentuk
angka (hari-
bulan-tahun) agar
memudahkan
konsumen dan
dicetak dengan
tinta yang tahan
air agar tidak
mudah hilang.
4 Perusahaan melakukan pemisahan atas
produk jadi sampai pengujian
pengendalian kualitas selesai dan
menyatakan produk layak dijual.
Pemisahan
dilakukan agar
kualitas mutu
produk jadi
dinyatakan benar
telah sesuai dengan standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Barang Jadi
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
perusahaan dan layak dipasarkan.
5 Perusahaan memastikan produk jadi
disimpan pada tingkat suhu yang sesuai.
Hal ini dilakukan
untuk menjaga
kualitas produk jadi.
6 Perusahaan memiliki prosedur dan
pengujian secara tertulis untuk setiap
produk dalam memastikan kesesuaian
produk jadi dengan spesifikasinya.
Prosedur ini
dijadikan
pedoman dalam
menguji
spesifikasi produk
jadi agar
mencegah produk
yang tidak sesuai
dengan
spesifikasi.
7 Adanya pengungkapan pengendalian dan
pengujian produk untuk menentukan
kesesuaian dengan spesifikasi saat
pelepasan produk tersebut ke pasar.
Pengungkapan
pengendalian dan
pengujian
dilakukan
berdasrkan
prosedur yang
dimiliki perusahaan.
8 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
tentang pengelolaan stok untuk
memastikan barang yang diproduksi
pertama dijual terlebih dahulu.
Perusahaan
menggunakan
metode penjualan
barang yang
diproduksi
pertama dijual
terlebih dahulu.
9 Perusahaan melakukan dokumentasi atas
keseluruhan penyimpangan dari
kebijakan yang telah ditetapkan.
Perusahaan tidak
melakukan
dokumentasi
secara
keseluruhan atas
penyimpangan
yang terjadi. Pendokumentasia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed
Indonesia
Periode Audit:
Maret 2019
Program yang diaudit: Pengendalian Barang Jadi
No Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
n dilakukan pada
penyimpangan
yang dianggap
memiliki risiko
yang menghambat proses produksi.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 11 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
7 2
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada fungsi
produksi di PT Mabar Feed Indonesia dengan menggunakan tabel check list di
bagian pengendalian barang jadi menunjukkan 7 (tujuh) jawaban “Ya” dan 2
(dua) jawaban “Tidak” dari 9 (Sembilan) total pernyataan. Jawaban “Ya” lebih
banyak dari jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa kegiatan di organisasi
pengendalian barang jadi sudah dijalankan dengan baik.
Pengendalian barang jadi yang dilakukan perusahaan pada fungsi produksi
secara umum sudah dilakukan dengan tepat sesuai dengan prosedur dalam struktur
organisasi sehingga tidak terjadi kerusakan produk pakan dalam proses
penyimpanan atau pendistribusian yang dilakukann. Perusahaan memiliki
kebijakan terhadap prosedur pemeriksaan dan pihak yang memiliki wewenang
dalam melakukan pemeriksaan terhadap kemasan yang digunakan pada proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
akhir (penyelesaian) produksi pakan ternak. Selain itu, perusahaan juga
melakukan pemisahan terhadap produk pakan jadi yang sudah dan yang belum
melalui proses pengujian kualitas yang dilakukan oleh departemen pengendalian
kualitas (quality control). Pengujian kualitas pakan dilakukan dengan cara
mengambil sampel pakan jadi yang akan diuji kualitasnya untuk memastikan
bahwa produk pakan yang dihasilkan sudah memenuhi standar kualitas
perusahaan. Disamping itu perusahaan mecetak tanggal produksi dan keterangan
lamanya masa aman pemakaian produk pakan pada label kemasan. Hal ini
bertujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen agar mengetahui
seberapa lama produk pakan jadi tersebut layak dikonsumsi dan sebagai
penanganan atas produk yang dikembalikan konsumen dengan alasan kualitas
ataupun masa pakai produk yang sudah lewat. Tahap pengendalian ini dilakukan
perusahaan untuk memastikan bahwa produk pakan jadi dalam proses produksi
yang akan diterima konsumen telah ditangani perusahaan dengan baik termasuk
tahap penyimpanan.
Adanya penetapan pengelolaan produk jadi yang digunakan perusahaan
menggunakan metode FIFO (First In First Out) untuk mengurangi terjadinya
rIsiko kerusakan produk karena terlalu lama disimpan. Perusahaan juga
memastikan bahwa produk yang diserahkan kepada konsumen telah sesuai dengan
spesifikasi produk pakan yang sesuai dengan standar perusahaan.
Dari program audit yang sudah dilakukan pada bagian pengenedalian
barang jadi pakan ternak terdapat 2 (dua) jawaban “Tidak” yaitu tidak terdapat
tanggal kadaluarsa yang tercetak dalam bentuk angka pada label kemasan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Kode Produksi dan
Tanggal Produksi
Pernyataan “Kadaluarsa 3 bulan
dari tanggal produksi.
tidak adanya dokumentasi yang dilakukan perusahaan atas keseluruhan
penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Jawaban “Tidak”
pada pernyataan mengenai tidak dicantumkannya tanggal kadaluarsa sebenarnya
tidak memberikan pengaruh besar terhadap aktivitas pengendalian barang jadi.
Hal ini karena perusahaan tetap mencantumkan tanggal produksi produk dan
perusahaan juga mencantumkan pernyataan masa berlaku produk dengan kalimat
“kadaluarsa 3 bulan dari tanggal produksi”. kalimat tersebut berlaku untuk produk
pakan komplit tepung ayam petelur (p3) layer L-18. Lamanya masa berlaku pakan
berbeda- beda antara tiap produk.
Gambar 3 : Label Kemasan Produk Pakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Jawaban “Tidak” kedua adalah tidak adanya dokumentasi yang dilakukan
perusahaan atas penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan. Hal ini tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengendalian barang jadi pada
perusahaan karena penyimpangan dari kebijakan yang dilakukan hampir tidak
pernah terjadi karena semua aktivitas dalam proses produksi tercatat dalam
kegiatan yang terkomputerisasi dan pengawasan secara langsung dilakukan oleh
manajer produksi di gudang.
Dari hasil temuan audit yang ada di bagian pengendalian barang jadi pakan
ternak, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut :
a) Temuan
1) Tidak terdapat tanggal kadaluarsa yang tercetak dalam bentuk angka pada
label kemasan.
2) Tidak adanya dokumentasi yang dilakukan perusahaan atas keseluruhan
penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan.
b) Kriteria
1) Label kemasan barang jadi pakan ternak memiliki tanggal kadaluarsa
yang dicetak dalam bentuk angka (hari-bulan-tahun) dan dicetak
menggunakan tinta yang tidak mudah hilang.
2) Perusahaan mendokumentasikan setiap penyimpangan dari kebijakan
yang telah ditetapkan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
c) Penyebab
1) Perusahaan sudah mencantumkan tanggal produksi dan kalimat yang
menjelaskan tentang rentang waktu produk layak digunakan hingga
kadaluarsa.
2) Tindakan penyimpangan yang dilakukan umumnya tidak beresiko
mengakibatkan kegagalan dalam fungsi produksi dan juga hampir tidak
pernah terjadi penyimpangan karena semua kegiatan sudah dimonitoring
dengan sistem pengerjaan yang terkomputerisasi dan pengawasan
langsung oleh tenaga kerja yang bertugas sebagai supervisor pada bagian-
bagian produksi.
d) Akibat
1) Pengguna produk pakan berpotensi mengabaikan masa kadaluarsa
karena menganggap penggunaan pernyataan rentang waktu pemakaian
kurang praktis. kemungkinan lain adalah apabila tulisan pada label yang
berbahan dasar kertas mengalami keadaan kabur atau tidak jelas atau
kertas label sobek akan menyulitkan pengguna dalam mencermati masa
kadaluarsa produk.
2) Pegawai akan melakukan pengulangan tindakan penyimpangan yang
sudah pernah dilakukan walaupun tidak memberikan resiko kegagalan
produksi. Apabila perusahaan hendak memberikan sanksi atas tindakan
pengulangan penyimpangan tersebut, perusahaan akan kesulitan karena
kurangnya data pendukung dalam bentuk dokumentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
e) Alternatif Solusi
1) Label kemasan barang jadi pakan ternak diberi tanggal kadaluarsa yang
dicetak dalam bentuk anga (hari-bulan-tahun) dan dicetak
menggunakan tinta yang tahan air.
2) Dilakukan pendokumentasian terhadap seluruh tindakan yang
menyimpangan dari kebijakan pada perusahaan.
f) Rekomendasi
1) Label kemasan barang jadi pakan ternak diberi tanggal kadaluarsa yang
dicetak dalam bentuk anga (hari-bulan-tahun) dan dicetak
menggunakan tinta yang tahan air.
2) Dilakukan pendokumentasian terhadap seluruh tindakan yang
menyimpangan dari kebijakan pada perusahaan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal atas fungsi produksi
pakan ternak di PT.Mabar Feed Indonesia telah menunjukkan kegiatan
pelaksanaan telah berjalan dengan baik. Hal ini didukung dengan jumlah
jawaban “ya” pada table checklist sebanyak 71 (tujuh puluh satu) dan
jumlah jawaban “Tidak” sebanyak 9 (Sembilan) dari 80 (delapan puluh)
total pernyataan. Jumlah jawaban “Ya” yang lebih banyak dari jawaban
“Tidak” menunjukkan fungsi produksi telah dilaksanakan dengan tepat
berdasarkan pedoman yang ada pada tabel check list.
Berdasarkan jumlah jawaban “Ya” dalam table check list, akan
digunakan untuk menilai ketercapaian indikator ekonomis, efisien, dan
efektif pada fungsi produksi. Berikut ini penjabaran hasil perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
persentase 3E (ekonomis, efisien, efektif) pada fungsi produksi di
PT.Mabar Feed Indonesia:
a) Ekonomis
Tabel 13 – Table Pernyataan Golongan Ekonomis
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
Program yang diaudit: Rencana induk produksi dan operasi
1 Jadwal induk produksi mampu meminimalkan biaya persediaan, biaya setup mesin dan upah lembur.
2 Jadwal induk produksi telah disusun berdasarkan penggunaan kapasitas produksi optimal.
3 Perusahaan memiliki prosedur pengendalian persediaan bahan baku.
4 Jadwal induk produksi telah meminimalkan persediaan.
5 Perusahaan memiliki pedoman pemeliharaan fasilitas produksi secara tertulis.
6 Jadwal pemeliharaan fasilitas telah terintegrasi dengan rencana produksi.
Program yang diaudit: Produktivitas dan Nilai Tambah
1 Perusahaan memberikan tanggung jawab yang cukup besar kepada karyawannya untuk mengelola aktivitasnya sendiri.
Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
1 Perusahaan memiliki prosedur tertulis untuk menilai apakah material yang dikirim pemasok dapat diterima atau ditolak.
2 Setiap bahan baku yang diterima diberikan kode khusus sehingga mudah ditelusuri distribusinya dalam kegiatan
produksi.
3 Perusahaan memiliki teknik sampling yang diterapkan pada setiap pengambilan sampel.
4 Seluruh material telah tertangani dengan baik sehingga terhindar dari kerusakan.
5 Perusahaan memiliki prosedur pengendalian persediaan secara tertulis.
6 Perusahaan memiliki prosedur konfirmasi pemasok secara tertulis.
Program yang diaudit: Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
1 Perusahaan memiliki prosedur tertulis untuk setiap penggunaan peralatan dalam proses produsi.
2 Setiap peralatan memiliki instruksi tertulis untuk pemeliharaan peralatan dan termasuk jadwal perawatannya.
Program yang diaudit: Pengendalian Transformasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
𝑝 = × 100% 24
25
= 96%
= 96%
1 Terdapat prosedur tertulis yang bisa dijadikan pedoman
untuk mengubah volume produksi jika terjadi perubahan permintaan.
2 Perusahaan memiliki prosedur yang memandu pengujian barang dalam proses.
3 Perusahaan telah melakukan penilaian terlebih dahulu untuk
menentukan penyebab kegagalan produk sebelum persetujuan pemrosesan ulang diberikan.
Program yang diaudit: Pengendalian Kualitas
1 Setiap karyawan dilengkapi dengan salinan kebijakan standar kualitas dalam aktivitasnya.
2 Perusahaan mendokumentasi dan melaporkan biaya terhadap aktivitas-aktivitas kualitas tersebut.
3 Perusahaan memiliki kebijakan menekan biaya kualitas.
4 Perusahaan memiliki fasilitas yang meriview secara periodik dan formal biaya kualitas.
5 Fasilitas ini dapat membuat usaha untuk mengurangi biaya kualitas.
Program yang diaudit: Pengendalian Barang Jadi
1 Perusahaan memiliki prosedur tertulis yang menunjukkan
bagaimana prosedur pemeriksaan kemasan yang
digunakan produk jadi selama proses akhir (penyelesaian) produk.
2 Perusahaan memiliki prosedur tertulis tentang pengelolaan
stok untuk memastikan barang yang diproduksi pertama dijual terlebih dahulu.
TOTAL 24 1
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berikut ini hasil perhitungan persentase tingkat ekonomis :
Fungsi Produksi pakan ternak di PT.Mabar Feed Indonesia telah
dilaksanakan dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jawaban
“Ya” sebanyak 24 (dua puluh empat) dan jawaban “Tidak” sebanyak 1 (satu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
dari jumlah pernyataan di kategori ekonomis yang berjumlah 25 (dua puluh
lima) pernyataan. Hasil perhitungan menunjukkan persentase sebesar 96%
yang dikategorikan sebagai sangat ekonomis. Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi produksi pada perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan
walaupun terdapat satu proses yang membutuhkan perbaikan.
Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan yang berhubungan dengan
tingkat ekonomis dalam setiap program audit fungsi produksi telah terlaksana
dengan baik. Program yang membutuhkan pengendalian khusus adalah
pengendalian transformasi pakan ternak yang memiliki 1 (satu) jawaban Tidak
dari total 3 (tiga) pernyataan golongan ekonomis. Hal ini dikarenakan pada
pengendalian transformasi perusahaan belum memiliki prosedur tertulis yang
bisa dijadikan pedoman untuk mengubah volume produksi jika terjadi
perubahan permintaan. Hal ini dapat menjadi risiko yang berakibat pada
perusahaan dan juga konsumen. Kesalahan perhitungan yang mungkin
dilakukan manajer produksi dalam menetapkan perubahan volume produksi
dapat mengakibatkan produk tidak selesai tepat waktu dan tidak sesuai dengan
standar kualitas perusahaan yang akan mengakibatkan konsumen mengalami
kekecewaan.
Oleh karena itu, penulis memberikan beberapa rekomendasi kepada
perusahaan yaitu perusahaan sebaiknya membuat beberapa kriteria penerimaan
dalam hal perubahan volume produksi apabila adanya perubahan permintaan
dari konsumen dan walaupun keputusan akhir berada pada manajer produksi
tetapi dalam hal menerima perubahan permintaan tersebut manajer produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
memiliki pedoman sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan yang
mengakibatkan risiko kerugian dapat dihindari.
b) Efisien
Tabel 14 – Table Pernyataan Golongan Efisien
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
Program yang diaudit: Rencana induk produksi dan operasi
1 Jadwal induk produksi telah selaras dengan jadwal pada fungsi-fungsi bisnis yang lain.
2 Perusahaan memiliki kebijakan tertulis tentang pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia untuk mengerjakannya.
3 Prosedur tersebut telah disosialisasikan kepada petugas yang melaksanakan.
4 Pengoperasian fasilitas produksi didukung oleh tenaga operator yang memadai.
5 Perusahaan memiliki panduan pengoperasian fasilitas
produksi secata tertulis untuk mencegah terjadinya kesalahan proses produksi.
Program yang diaudit: Produktivitas dan Nilai Tambah
1 Perusahaan memiliki standar produktivitas yang bisa
digunakan sebagai pedoman oleh karyawan dalam beraktivitas.
2 Perusahaan melakukan evaluasi harian terhadap kinerja karyawannya (individu / kelompok).
3 Dalam proses produksi dan operasi pernah terjadi pengerjaan
ulang, hal ini dilakukan apabila ada produk pakan yang belum memenuhi spesifikasinya.
Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
1 Setiap pemasok telah diverifikasi sesuai dengan standar pengendalian produksi dan operasi perusahaan.
2 Inspeksi dimulai dengan pengujian secara visual terhadap setiap material yang diterima.
3 Material yang diterima digaransi oleh pemasok sampai pada tahap pemakaiannya.
4 Material yang ditolak (tidak sesuai spesifikasinya) telah
dipisahkan untuk mencegah penggunaannya dalam proses produksi.
5 Prosedur mengatur waktu pemusnahan material yang rusak atau kedaluwarsa.
6 Pemusnahan material yang rusak (tidak sesuai spesifikasi) didokumentasikan untuk mengidentifikasi kapan dan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak mana material tersebut dimusnahkan.
Program yang diaudit: Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
1 Lokasi penempatan peralatan telah disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya dalam proses produksi.
2 Seluruh peralatan yang dimiliki perusahaan dibersihkan setelah digunakan dalam proses produksi.
3 Peralatan disimpan pada tempat yang telah ditentukan.
4 Terdapat prosedur pembersihan dan startup untuk
memastikan bahwa peralatan yang digunakan secara sistematis dan terus-menerus dibersihkan.
Program yang diaudit: Pengendalian Transformasi
1 Perusahaan memiliki prosedur produksi yang telah disahkan.
2 Terdapat prosedur penilaian tertulis atas kesiapan mesin dan fasilitas produksi yang digunakan sebelum proses produksi
dimulai.
3 Pengujian barang dalam proses dilakukan pada tahapan yang tepat untuk memastikan kualitas yang sesuai dengan standar
pengendalian kualitas.
4 Pengendalian kualitas telah mereview dan menyetujui permintaan untuk melakukan pemrosesan ulang.
5 Hasil pengujian yang dilakukan mengonfirmasi bahwa
pemrosesan ulang menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Program yang diaudit: Pengendalian Kualitas
1 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas pengendalian setting spesifikasi dan dokumentasi kualitas.
2 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas pengendalian penetapkan dokumen dan prosedur pengujian.
3 Perusahaan telah mengidentifikasi secara terperinci
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan proses
pembentukan kualitas berdasarkan kebijakan standar kualitas yang ditetapkan.
4 Perusahaan dilengkapi dengan SDM dan pencatatan akuntansi untuk mengidentifikasi biaya kualitas.
Program yang diaudit: Pengendalian Barang Jadi
1 Perusahaan memiliki prosedur tertulis yang menunjukkan siapa yang memeriksa kemasan yang digunakan produk jadi
selama proses akhir (penyelesaian) produk.
2 Terdapat tanggal kedaluarsa yang tercetak pada label kemasan.
3 Perusahaan melakukan pemisahan atas produk jadi sampai pengujian pengendalian kualitas selesai dan menyatakan
produk layak dijual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
𝑝 = × 100% 26
32
= 81,25%
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
4 Perusahaan memiliki prosedur dan pengujian secara tertulis
untuk setiap produk dalam memastikan kesesuaian produk jadi dengan spesifikasinya.
5 Perusahaan melakukan dokumentasi atas keseluruhan penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan.
TOTAL 26 6
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berikut ini hasil perhitungan persentase tingkat efisien:
Hasil perhitungan tingkat efisien pada fungsi produksi perusahaan
menunjukkan angka 81,25% yang dapat dikatakan sudah dilaksanakan dengan
sangat efisien. Hal ini ditunjukkan dari jumlah jawaban “Ya” sebanyak 26 (dua
puluh enam) dan jawaban “Tidak” sebanyak 6 (enam) dari total 32 (tiga puluh
dua) pernyataan kategori efisien.
Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan yang berhubungan dengan
tingkat efisien dalam setiap program audit fungsi produksi telah terlaksana
dengan baik. Program yang membutuhkan pengendalian khusus adalah
program audit fungsi produksi yang memiliki jawaban “Tidak” yaitu rencana
induk produksi dan operasi dengan 1 (satu) jawaban tidak dari total 5 (lima)
pernyataan, produktivitas dan nilai tambah dengan 1 (satu) jawaban tidak dari
total 3 (tiga) pernyataan, pengendalian bahan baku dengan 1 (satu) jawaban
tidak dari total 6 (enam) pernyataan, pengendalian peralatan dan fasilitas
produksi dengan 1 (satu) jawaban tidak dari total 4 (empat) pernyataan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
pengendalian barang jadi dengan 2 (dua) jawaban tidak dari total 5 (lima)
pernyataan.Dalam hal ini, penulis telah memberikan rekomendasi terhadap
temuan- temuan yang memiliki jawaban “Tidak” pada setiap program audit
pengendalian peralatan dan fasilitas produksi pada fungsi produksi.
rekomendasi yang diberikan dapat ditemukan pada penjelasan dalam tabel
check list.
c) Efektif
Tabel 15 – Table Pernyataan Golongan Efektif
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
Program yang diaudit: Rencana induk produksi dan operasi
1 Jadwal induk produksi telah mencerminkan kestabilan usaha perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
2 Jadwal induk produksi disusun berdasarkan rencana penjualan untuk menjaga kestabilan barang di pasaran.
3 Jadwal induk produksi telah mengintegrasikan jadwal
penerimaan bahan baku, pemeliharaan fasilitas dan pengiriman barang ke dalam jadwal produksi regular.
4 Jadwal induk produksi didukung dengan metode permintaan material yang akurat.
5 Perusahaan memiliki kebijakan tertulis tentang pemanfaatan kapasitas menganggur
6 Penentuan tingkat persediaan minimum telah
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya keterlambataan
pasokan bahan baku, pemeliharaan fasilitas produksi dan perubahan permintaan pasar.
Program yang diaudit: Produktivitas dan Nilai Tambah
1 Perusahaan memiliki standar pencapaian hasil minimal yang harus dicapai setiap karyawan.
2 Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan
yang memiliki produktivitas lebih tinggi dari yang ditetapkan perusahaan.
3 Perusahaan memiliki kriteria tentang aktivitas produksi yang memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan
Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
1 Sampel yang diambil cukup representatif dalam pengujian terhadap setiap material yang diterima.
2 Perputaran persediaan diawasi dengan ketat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
𝑝 = × 100% 20
22
= 90,90%
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
memastikan material yang dibeli lebih awal digunakan terlebih dahulu dalam proses produksi.
3 Pemasok secara periodik diinspeksi sesuai dengan prosedur tertulis yang dimiliki perusahaan.
Program yang di audit: Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
1 Seluruh peralatan yang digunakan dalam proses produksi sesuai dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan.
2 Setiap peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi telah diinspeksi sebelum digunakan.
Program yang diaudit: Pengendalian Transformasi
1 Perusahaan memiliki prosedur tertulis untuk
mengidentifikasikan tahapan pemrosesan kembali suatu batch produksi.
2 Perusahaan memiliki prosedur tertulis yang menguraikan
langkah-langkah permintaan pemrosesan kembali produk
yang diretur atau dikembalikan.
Program yang diaudit: Pengendalian Kualitas
1 Perusahaan memiliki kebijakan standar kualitas secara tertulis.
2 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas pengendalian melakukan pengujian.
3 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas pengendalian
menolak produk untuk setiap tahapan proses yang tidak memenuhi standar.
4 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas pengendalian menguji kembali secara periodik produk yang dikeluarkan.
Program yang diaudit: Pengendalian Barang Jadi
1 Perusahaan memastikan produk jadi disimpan pada tingkat suhu yang sesuai.
2 Adanya pengungkapan pengendalian dan pengujian produk untuk menentukan kesesuaian dengan spesifikasi saat
pelepasan produk tersebut ke pasar.
TOTAL 20 2
Sumber: Hasil penelitian di PT. Mabar Feed Indonesia, Februari – Maret 2019
Berikut ini hasil perhitungan persentase tingkat efektif :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Pelaksanaan fungsi produksi pada perusahaan sudah dilaksanakan dengan
sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase sebesar 90,90% yang
diperoleh dari jumlah jawaban “Ya” sebanyak 20 (dua puluh) dan jawaban
“Tidak” sebanyak 2 (dua) dari total 22 (dua puluh dua) pernyataan kategori
efektif.
Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan yang berhubungan dengan
tingkat efektif dalam setiap program audit fungsi produksi telah terlaksana
dengan sangat baik. Program yang membutuhkan pengendalian khusus adalah
program audit fungsi produksi yang memiliki jawaban “Tidak” yaitu rencana
induk produksi dan operasi dengan 1 (satu) jawaban tidak dari total 6 (enam)
pernyataan, pengendalian kualitas dengan 1 (satu) jawaban tidak dari total 4
(empat) pernyataan.
Pengendalian khusus yang diberikan disebabkan pada rencana induk
produksi dan operasi belum memiliki kebijakan tertulis tentang pemanfaatan
kapasitas menganggur. Sedangkan pada pengendalian kualitas belum memiliki
tugas pengendalian menguji kembali secara periodik produk yang dikeluarkan.
Kedua kondisi tersebut dapar menimbulkan risiko pada penilaian tingkat
efektif perusahaan. Oleh karena itu penulis memberikan rekomendasi pertama
berupa membuat beberapa opsi peraturan/ kebijakan mengenai pemanfaatan
kapasitas menganggur dengan pertimbangan tidak adanya kerugian yang akan
dialami perusahaan. Penulis juga memberikan rekomendasi untuk temuan
risiko kedua yang menyatakan bahwa sebaiknya perusahaan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
pengecekan ulang terhadap produk yang dikeluarkan untuk memastikan produk
tersebut masih sesuai dengan standar kualitas perusahaan.
D. Merangkum Hasil Audit Internal
Dari hasil pelaksanaan audit atas fungsi produksi pakan ternak, penulis
mendapatkan temuan yang menjadi perhatian penulis. Pertama organisasi
rencana induk produksi dan operasi pakan ternak belum memiliki kebijakan
tertulis tentang pengelolaan kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas
yang tersedia untuk mengerjakannya sehingga mempengaruhi proses penilaian
terhadap tingkat ekonomis, efisien, dan efektivitas kinerja perusahaan. Hal ini
dapat menimbulkan risiko adanya peluang terjadinya kendala atau
keterlambatan produksi dikarenakan pertimbangan yang kurang sesuai dengan
kemampuan sumber daya produksi. Selain itu juga belum memiliki kebijakan
tertulis tentang pemanfaatan kapasitas menganggur yang dapat meningkatkan
risiko penilaian tingkan efisien fungsi produksi perusahaan.
Pada pengendalian produktivitas dan nilai tambah perusahaan tidak
memiliki standar pencapaian hasil minimal yang harus dicapai setiap
karyawan. Hal ini menyebabkan pekerja akan kebingungan mengenai tindakan
apa yang harus mereka lakukan apabila terjadi kondisi tertentu yang
menghambat kegiatan produksi karena perusahaan tidak memiliki kebijakan
mengenai pencapaian hasil minimal yang harus dicapai pekerja. Selain itu,
tidak adanya evaluasi harian terhadap kinerja karyawan sehingga apabila
terdapat masalah dalam proses produksi maka proses pemecahan masalahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
tidak dapat langsung ditemukan karena harus menunggu jadwal evaluasi yang
rentan waktunya tergolong lama yaitu sekali setahun
Pada pengendalian bahan baku, Material yang diterima tidak digaransi
oleh pemasok sampai pada tahap pemakaiannya. Hal tersebut memiliki risiko
atas material yang diterima tidak seluruhnya memiliki kualitas mutu yang sama
sehingga akan merugikan perusahaan karena memiliki kemungkinan akan
mengganggu proses produksi dan mempengaruhi hasil pakan ternak yang
diproduksi.
Pada pengendalian peralatan dan fasilitas produksi pakan ternak tidak
terdapat prosedur pembersihan dan startup untuk memastikan bahwa peralatan
yang digunakan secara sistematis dan terus-menerus dibersihkan. Hal tersebut
mengakibatkan pekerja di bagian lain selain bagian mesin tidak mengetahui
bagaimana prosedur pembersihan dan startup yang benar sehingga apabila
bagian mesin melakukan kelalaian dalam prosedur ini bagian produksi tidak
mengetahui dan tidak dapat melaporkannya pada perusahaan.
Pada bagian pengendalian transformasi tidak terdapat prosedur tertulis
yang bisa dijadikan pedoman untuk mengubah volume produksi jika terjadi
perubahan permintaan. Hal ini memungkinkan terjadinya kesalahan
pertimbangan dalam menentukan kesanggupan produksi yang akan
menimbulkan kesalahan yang mengakibatkan permintaan produksi tidak
terpenuhi dan menimbulkan kekecewaan konsumen pada perusahaan.
Pada bagian pengendalian kualitas, tidak memiliki tugas pengendalian
menguji kembali secara periodik terhadap produk yang dikeluarkan. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
ada kerusakan atau kelalaian saat proses pengemasan yang mengakibatkan
perubahan kualitas produk pakan ternak menjadi tidak sesuai dengan standar
kualitas perusahaan yang mengakibatkan konsumen menjadi kecewa.
Pada pengendalian barang jadi pakan ternak tidak terdapat tanggal
kedaluarsa yang tercetak dalam bentuk angka pada label kemasan sehingga
konsumen akan mengalami kesulitan untuk menentukan waktu yang baik untuk
menggunakan pakan ternak tersebut dan juga tidak adanya dokumentasi yang
dilakukan perusahaan atas penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan
yang akan menyulitkan perusahaan dalam mengumpulkan bukti untuk
memberikan sanksi.
Berdasarkan kelemahan- kelemahan tersebut, Organisasi Rencana Induk
Produksi dan Operasi Pakan Ternak perlu membuat Standar Operating
Procedure (SOP) mengenai pengelolaan kebutuhan produksi di atas
kemampuan kapasitas yang tersedia yang dilakukan secara tertulis dan
terdokumentasi dan membuat kebijakan terhadap pemanfaatan kapasitas
menganggur dengan pertimbangan tidak adanya keterlambatan produksi dan
inefisiensi dalam proses produksi, membuat kebijakan mengenai pencapaian
minimal yang harus dicapai perusahaan, jadwal evaluasi kinerja dilakukan
lebih dari sekali setahun, membuat kebijakan mengenai material yang memiliki
kemungkinan mudah rusak dengan pemasok sehingga risiko material rusak
dapat dikurangi, menginfokan prosedur pembersihan dan startup mesin kepada
bagian- bagian yang terkait seperti para pekerja pada bagian produksi sehingga
bagian produksi juga dapat mengawasi prosedur yang dilakukan oleh bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
mesin, membuat beberapa kriteria penerimaan dalam hal Perubahan volume
produksi apabila adanya perubahan permintaan dari konsumen, melakukan
pengecekan ulang terhadap produk yang dikeluarkan untuk memastikan produk
tersebut masih sesuai dengan standart produksi, mencetak tanggal kadaluarsa
dalam bentuk angka (tanggal-bulan-tahun) pada label kemasaan barang jadi
pakan ternak dan melakukan dokumentasi terhadap seluruh tindakan
penyimpangan dari kebijakan pada perusahaan. Pengendalian yang dilakukan
ini memiliki harapan agar risiko- risiko yang mungkin terjadi dan dapat
merugikan fungsi produksi pakan ternak dapat dicegah.
E. Melaporkan Hasil Audit Internal
Laporan audit ini berisikan informasi dan temuan-temuan, beserta
rekomendasi yang diberikan oleh penulis kepada pihak yang bertanggung
jawab di PT Mabar Feed Indoesia. Berikut laporan hasil audit atas fungsi
produksi di PT Mabar Feed Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Laporan Hasil Audit Internal Fungsi Produksi Pakan Ternak
Yogyakarta, 20 Juni 2019
Perihal : Laporan Hasil Audit Internal
Kepada :
Yth. Manajer PT.Mabar Feed Indonesia
Di Medan
Saya telah melakukan audit atas fungsi produksi di PT Mabar Feed
Indonesia untuk periode Februari – Maret tahun 2019. Audit internal yang
dilakukan bertujuan untuk menilai apakah fungsi produksi sudah ekonomis,
efisien dan efektif serta bertujuan untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi
atas kelemahan yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit agar dapat menjadi
pertimbangan untuk memberikan nilai tambah pada bagian produksi di PT Mabar
Feed Indonesia.
Hasil audit internal disajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Ruang Lingkup Audit
Bab III : Kesimpulan Audit
Bab IV : Rekomendasi
Secara keseluruhan hasil audit atas fungsi produksi menunjukkan bahwa
proses produksi di PT Mabar Feed Indonesia yang terdiri dari: rencanainduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
produksi dan operasi, produktivitas, pengendalian bahan baku, pengendalian
peralatan dan fasilitas produksi, pengendalian transformasi, pengendalian kualitas,
dan pengendalian barang jadi pakan ternak dikatakan memenuhi 3E, yaitu:
ekonomis, efisien, dan efektif.
Selama pelaksanaan audit internal ini, saya mendapat dukungan dari
manajer produksi di PT Mabar Feed Indonesia, bagian gudang dan mesin serta
pihak yang berkaitan dengan bagian fungsi produksi di PT Mabar Feed Indonesia
yang bersedia terlibat dalam pelaksanaan audit internal ini. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik selama
ini.
Hormat Saya
Nathania Br Tarigan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Laporan Hasil Audit Internal Fungsi Produksi Pakan Ternak
BAB I
Informasi Latar Belakang
PT.Mabar Feed Indonesia merupakan perusahaan perorangan yang
bergerak di bidang pembuatan pakan ternak dan memiliki satu pabrik produksi
yang terletak dan berkantor pusat di Jl. Rumah Potong Hewan No. 44, Kelurahan
Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.. core
business atau usaha inti PT Mabar Feed Indonesia adalah menjalankan berbagai
usaha produksi pakan, terutama breder feed (pakan indukan), Cattle feed (pakan
sapi), duck feed (pakan itik), pork feed (pakan babi), poultry feed (pakan unggas)
yang terdiri dari ayam petelur dan ayam pedaging. Pakan ternak yang dijual terdiri
dari dari 2 (dua) jenis, yaitu pakan komplit dan konsentrat.
Untuk menjalankan aktivitasnya, PT. Mabar Feed Indonesia memiliki
fungsi produksi yang bertugas untuk mengubah input menjadi output atau
menghasilkan produk pakan khususnya pakan. Tujuan dilakukan audit internal di
bagian fungsi produksi pakan ternak yaitu untuk menilai kegiatan produksi yang
dijalankan telah sesuai dengan aturan dan kebijakan yang berlaku, dan
memberikan saran perbaikan atas kelemahan yang ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Laporan Hasil Audit Internal Fungsi Produksi Pakan Ternak
BAB II
Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit internal ini adalah kegiatan selama proses
produksi yang dilaksanakan pada periode Februari 2019 – Maret 2019.
Audit internal yang dilaksanakan mencakup tujuh program utama yaitu
rencana induk produksi dan operasi, produktivitas, pengendalian bahan
baku, pengendalian peralatan dan fasilitas produksi, pengendalian
transformasi, pengendalian kualitas, dan pengendalian barang jadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Laporan Hasil Audit Internal Fungsi Produksi Pakan Ternak
BAB III
Kesimpulan dan Temuan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang diperoleh selama audit yang saya
lakukan, saya mendapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1. Rencana Induk Produksi dan Operasi
Rencana induk produksi memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan
usaha perusahaan, dimana jadwal induk produksi disusun berdasarkan rencana
penjualan. Jadwal induk produkksi terbukti mampu meminimalkan biaya-biaya
seperti biaya persediaan, biaya setup meesin dan upah lembur, serta serta telah
mengintegrasikan jadwal penerimaan bahan baku, pemeliharaan fasilitas dan
pengiriman barang ke dalam jadwal produksi regular. Penyusunan jadwal
induk produksi juga sudah didukung dengan adanya permintaan material yang
akurat atau sesuai dengan standar perusahaan.
Sistem pengambilan keputusan produksi yang dianut perusahaan,
cenderung terpusat pada keputusan manajer produksi. Pengambilan keputusan
oleh manajer produksi dilakukan ketika tidak ada kebijakan tertulis mengenai
kebijakan tertentu, misalnya tentang pemanfaatan kapasitas menganggur dan
kegiatan produksi di atas kapasitas normal. Selain itu, untuk kebijakan lainnya
sudah diatur dalam pedoman dan prosedur yang dimiliki perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Pegawai atau tenaga operator yang dimiliki oleh perusahaan, tidak
diragukan lagi dalam hal kemampuannya. Hal ini didukung dengan fakta
bahwa perusahaan tidak memiliki tenaga kerja lepas, sehingga tenaga kerjanya
dipastikan memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya.
2. Produktivitas dan Nilai Tambah
Secara umum produktivitas seluruh karyawan telah diatur dengan baik
oleh perusahaan. Perusahaan memiliki pedoman dalam beraktivitas dan kriteria
tentang aktivitas produksi yang memberikan nilai tambah, tetapi tidak memiliki
standar pencapaian minimal. Walaupun perusahaan tidak memiliki standar
pencapaian hasil minimal yang harus dicapai oleh setiap karyawan, tetapi
perusahaan memiliki standar minimal mesin per hari yang harus dicapai.
Apabila pekerja lembur menambah jam kerja maka produktivitas pekerja akan
meningkat. Perusahaan akan memberikan penghargaan kepada karyawan yang
memiliki produktivitas lebih tinggi dari yang ditetapkan perusahaan.
Evaluasi adalah hal yang perlu dilakukan untuk mengukur dan
meningkatkan produktivitas setiap pekerja. Karena dengan evaluasi, para
pekerja mengetahui hal apa yang perlu ditingkatkan setiap hari. Perusahaan
sudah melakukan evaluasi walaupun tergolong sedikit, karena evaluasi
dilakukan hanya sekali dalam setahun.
3. Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku oleh perusahaan dilakukan dengan tepat.
Pengendalian dimulai dari pemilihan semua supplier atau pemasok, yang sudah
diverifikasi sesuai dengan standar pengendalian produksi dan operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
perusahaan. Perusahaan mempunyai prosedur yang mengatur tentang bahan
baku dimulai dari penilaian terhadap material yang dikirim pemasok memiliki
kualitas yang dapat diterima atau tidak sampai dengan pengendalian akan
bahan baku tersebut. Pemasok-pemasok yang dipilih perusahaan, secara
periodik telah diinspeksi sesuai prosedur, dan perusahaan melakukan prosedur
konfirmasi secara tertulis terhadap pemasok. Sejauh ini, para supplier
memberikan garansi terhadap material yang mereka sediakan, hanya sampai
tahap material tersebut diterima oleh perusahaan.
Seluruh bahan baku atau material yang tidak dipakai, tidak dicampur
dengan bahan baku yang akan dipakai. Pemisahan ini dilakukan untuk
mencegah penggunaannya dalam proses produksi. Perusahaan memiliki
prosedur pengendalian yang mengatur waktu pemusnahan bahan baku yang
tidak dipakai dan mendokumentasikannya.
4. Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
Perusahaan telah melakukan pengendalian terhadap peralatan-peralatan
produksi sesuai dengan prosedur. Sebelum alat-alat digunakan, bagian produksi
telah melakukan inspeksi yang bertujuan untuk mengecek keadaan peralatan
yang akan digunakan. Seluruh peralatan yang digunakan juga sudah sesuai
dengan ukuran dan desain yang ditentukan. Dalam hal penempatan peralatan,
terbilang sangat strategis karena telah disesuaikan dengan kebutuhan
penggunaannya dalam proses produksi.
Prosedur tertulis yang berkaitan dengan penggunaan, pemeliharaan, dan
jadwal perawatan peralatan sudah dimiliki oleh perusahaan. Hanya saja untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
prosedur pembersihan tidak diketahui secara spesifik oleh bagiann produksi
karena yang bertanggung jawab akan itu adalah bagian mesin. Informasi yang
diketahui bagian produksi adalah sebatas kapan waktu pembersihan mesin.
5. Pengendalian Transformasi
Perusahaan belum memiliki pedoman yang mengatur tentang pengubahan
volume produksi ketika terjadi perubahan permintaan. Kebijakan untuk
menambah atau mengurangi volume produksi merupakan kebijakan dari
manajer produksi langsung. Begitu juga mengenai hal-hal yang tidak memiliki
prosedur tertulisnya, semua terpusat pada keputusan manajer produksi.
Terlepas dari tidak adanya pedoman tentang pengubahan volume produksi,
perusahaan sudah cukup baik dalam hal pengendalian transformasi. Dalam hal
pemrosesan kembali atau pemrosesan ulang, perusahaan memiliki prosedur
tertulis untuk mengidentifikasi tahapan pemrosesan kembali, serta terlebih
dahulu melakukan penilaian untuk menentukan penyebab kegagalan sebelum
persetujuan pemrosesan ulang diberikan.
6. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas setiap produk yang dilakukan oleh perusahaan
sudah baik. hal yang paling dasar sudah dimiliki perusahaan yaitu memiliki
kebijakan standar kualitas secara tertulis. Kebijakan pengendalian yang
dimiliki perusahaan mencakup pengendalian setting spesifikasi, dokumentasi
kualitas, melakukan pengujian, penetapan dokumen dan prosedur pengujian,
serta pengendalian menolak produk untuk setiap tahapan proses yang tidak
memenuhi standar. Hal yang belum dicakup oleh kebijakan itu adalah perihal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
pengujian kembali produk secara periodik. Pengujian kembali produk tidak
dilakukan secara periodik tetapi hanya pada saat tahapan sebelum pengemasan.
Untuk memastikan kualitas tetap terjaga, tidak lepas dari adanya biaya untuk
pengendalian kualitas atau juga disebut biaya kualitas. Langkah awal yang
dilakuakan perusahaan dalam menentukan biaya kualitas adalah
mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan proses pembentukan
kualitas, kemudian melaporkan biaya dari aktivitas-aktivitas tersebut.
Pengidentifikasian biaya-biaya kualitas didukung oleh karyawan yang ahli
pada bidangnya, yang mengerti pencatatan akuntansi. Perusahaan memiliki
kebijakan penekanan biaya kualitas agar dapat dikeluarkan secara wajar.
Dengan adanya fasilitas yang mereview secara periodik atas biaya kualitas,
maka dapat membantu perusahaan dalam mengurangi biaya kualitas.
7. Pengendalian barang jadi
Pengendalian barang jadi yang dilakukan perusahaan terbilang sudah
dilakukan dengan baik. Terdapat prosedur tertulis yang dimiliki perusahaan
yang mengatur bagaimana prosedur pemeriksaan kemasan dan siapa yang
memeriksa kemasan. Perusahaan telah melakukan pemisahan produk yang
layak dijual, serta memastikan produk jadi disimpan pada tingkat suhu yang
sesuai. Dalam hal pengelolaan persediaan barang jadi, perusahaan selalu
memastikan barang yang diproduksi pertama dijual terlebih dahulu. Tetapi ada
hal yang sebaiknya diperhatikan perushaan yaitu tidak adanya tanggal
kadaluarsa yang tercetak pada kemasan dalam bentuk angka (hari-bulan-
tahun). Walaupun perusahaan sudah mencatumkan tanggal produksi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
keterangan lamanya masa pakai produk hingga batas kadaluarsa tetapi masih
ada kemungkinan pengguna untuk tidak rinci melihat label pada kemasan
produk. Selain ini, perusahaan hanya melakukan pendokumentasian terhadap
penyimpangan yang memiliki resiko menghambat atau mengagalkan proses
produksi saja. Perusahaan lebih baik melakukan pendokumentasian terhaap
setiap penyimpangan yang terjadi sehingga resiko pengulangan penyimpangan
tidak terjadi.
Namun masih terdapat kelemahan pada proses produksi pakan ternak,
diantaranya:
1. Kelemahan Pada Organisasi Rencana Induk Produksi dan Operasi Pakan
Ternak
a. Perusahaan tidak memiliki kebijakan tertulis tentang pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia untuk
mengerjakannya.
b. Perusahaan tidak memiliki kebijakan tertulis tentang pemanfaatan
kapasitas menganggur.
2. Kelemahan Pada Organisasi Produktivitas Pakan Ternak
a. Perusahaan tidak memiliki standar pencapaian hasil minimal yang
harus dicapai setiap karyawan
b. Tidak melakukan evaluasi harian terhadap kinerja karyawannya
3. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Bahan Baku Pakan Ternak
a. Material yang diterima tidak digaransi oleh pemasok sampai pada
tahap pemakaiannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
4. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
Pakan Ternak
a. Tidak terdapat prosedur pembersihan dan startup untuk memastikan
bahwa peralatan yang digunakan secara sistematis dan terus- menerus
dibersihkan.
5. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Transformasi Pakan Ternak
a. Tidak terdapat prosedur tertulis yang bisa dijadikan pedoman untuk
mengubah volume produksi jika terjadi perubahan permintaan.
6. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Kualitas Pakan Ternak
a. Kebijakan standar kualitas tidak memiliki tugas pengendalian menguji
kembali secara periodik terhadap produk yang dikeluarkan.
7. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Barang Jadi Pakan Ternak
a. Tidak terdapat tanggal kadaluarsa yang tercetak pada label kemasan.
b. Tidak adanya dokumentasi yang dilakukan perusahaan atas
keseluruhan penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Laporan Hasil Audit Internal Fungsi Produksi Pakan Ternak
BAB IV
Rekomendasi
Dari hasil audit yang dilakukan ditemukan kelemahan- kelemahan yang
menjadi perhatian. Maka diberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa
mendatang dan bisa diterapkan di bagian produksi pakan ternak PT.Mabar Feed
Indonesia yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Kelemahan Pada Organisasi Rencana Induk Produksi dan Operasi Pakan
Ternak
a) Membuat Standar Operating Procedure (SOP) pada bagian pengelolaan
kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang tersedia yang
dilakukan secara tertulis dan terdokumentasi oleh perusahaan.
b) Perusahaan membuat beberapa opsi peraturan/ kebijakan mengenai
pemanfaatan kapasitas menganggur dengan pertimbangan tidak adanya
kerugian yang akan dialami perusahaan.
2. Kelemahan Pada Organisasi Produktivitas Pakan Ternak
a. Perusahaan membuat kebijakan mengenai jumlah pencapaian hasil
minimal yang harus dicapai karyawannya (dalam harian- mingguan-
bulanan).
b. Waktu evaluasi terhadap kinerja karyawan dilakukan lebih dari sekali
setahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
3. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Bahan Baku Pakan Ternak
a. Perusahaan membuat kebijakan mengenai material yang memiliki
kemungkinan mudah rusak dengan pemasok sehingga risiko material
rusak dapat dikurangi.
b. Perusahaan membuat perjanjian dengan pemasok mengenai adanya
masa garansi terhadap material tertentu tertanggal diterimanya material
oleh perusahaan.
4. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
Pakan Ternak
a) Perusahaan sebaiknya menginfokan prosedur pembersihan dan startup
mesin kepada bagian- bagian yang terkait seperti para pekerja pada bagian
produksi sehingga bagian produksi juga dapat mengawasi prosedur yang
dilakukan oleh bagian mesin.
5. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Transformasi Pakan Ternak
a. Perusahaan sebaiknya membuat beberapa kriteria penerimaan dalam hal
perubahan volume produksi apabila adanya perubahan permintaan dari
konsumen.
b. Walaupun keputusan akhir tetap pada kebijakan manajer produksi tetapi
dalam hal menerima perubahan permintaan tersebut manajer produksi
memiliki pedoman sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan yang
mengakibatkan risiko kerugian dapat dihindari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
6. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Kualitas Pakan Ternak
a) Perusahaan sebaiknya melakukan pengecekan ulang terhadap produk yang
dikeluarkan untuk memastikan produk tersebut masih sesuai dengan
standart kualitas perusahaan.
7. Kelemahan Pada Organisasi Pengendalian Barang Jadi Pakan Ternak
a) Label kemasan barang jadi pakan ternak diberi tanggal kadaluarsa yang
dicetak dalam bentuk anga (hari-bulan-tahun) dan dicetak menggunakan
tinta yang tahan air.
Dilakukan pendokumentasian terhadap seluruh tindakan yang
menyimpangan dari kebijakan pada perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan, penulis
menarik kesimpulan bahwa aktivitas fungsi produksi pakan ternak pada
PT. Mabar Feed Indonesia telah dilaksanakan secara ekonomis, efisien,
dan efektif sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam
program audit rencana induk produksi dan operasi, produktivitas,
pengendalian bahan baku, pengendalian peralatan dan fasilitas produksi,
pengendalian transformasi, pengendalian kualitas, dan pengendalian
barang jadi pakan ternak.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti tidak melakukan pengauditan internal atas biaya produksi.
C. Saran
Saran perbaikan yang dapat diberikan untuk bagian fungsi produksi
pakan ternak dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu yang berkaitan
dengan Standar Operating Procedure (SOP) dan Pengendalian Internal
sebagai berikut :
1. Saran perbaikan Standar Operating Procedure (SOP)
a. Membuat Standar Operating Procedure (SOP) pada bagian
pengelolaan kebutuhan produksi di atas kemampuan kapasitas yang
tersedia. Membuat kebijakan pencapaian hasil minimal yang harus
dicapai karyawannya
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
b. Membuat kriteria penerimaan perubahan volume produksi
2. Saran perbaikan pengendalian internal
a. Membuat beberapa opsi pemanfaatan kapasitas menganggur.
b. Membuat perjanjian dengan pemasok mengenai masa garansi.
c. Menginfokan prosedur pembersihan dan startup mesin kepada
bagian- bagian yang terkait fungsi produksi
d. Melakukan pengecekan ulang pada produk yang dikeluarkan
e. Memberi tanggal kadaluarsa yang dicetak
f. Melakukan pendokumentasian terhadap seluruh tindakan
penyimpangan
3. Saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya yaitu :
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
pengauditan internal terhadap fungsi produksi produk lainnya yang
diproduksi oleh PT Mabar Feed Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim. 2008. Auditing: Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Agoes, Sukrisno. 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik: Edisi 3. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik). Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Agoes, Sukrisno. dan Jan Hoesada. 2012. Bunga Rampai Auditing. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Akmal. 2008. Pemeriksaan Intern (Internal Audit). Jakarta: Indeks.
Andayani, Wuryan. 2008. Audit Internal. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Arens Alvin, Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Chris E. Hogan. 2010.
Auditing and Assurance Service (Pendekatan Terintegrasi). Edisi 12. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Arikunto, S. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawal Press
Barlow 1995 dalam (Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 2)
Bayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Bayangkara, IBK. 2008. Perencanaan Pengendalian Produksi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Chambers, Andrew dan Graham Rand. 2000. The Operational Auditing
Handbook: Auditing Business Process. New York: John Willey & Sons, Inc.
Creswell, John W. 2010. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Edisi 3. Yogyakarta.: PT Pustaka Pelajar
Datacon. 2008. Perkembangan Industri Pakan Ternak di Indonesia.
http://www.datacon.co.id/MakananTernak2008.html Diakses tanggal 1
September 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Indreswari, Adisti Dini. 2015. Konsumsi Pakan Ternak Bakal Naik.
https://industri.kontan.co.id/news/konsumsi-pakan-ternak-bakal-naik Diakses
tanggal 30 Oktoberr 2018.
Joesron, Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Cetakan 1. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Jusup, Al. Haryono. 2010. Auditing (Pengauditan). Buku I. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kartikahadi, Hans. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan).Jakarta: FE- UI
Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Cetakan 4. Jakarta: Salemba Empat.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
ALFABETA
Sanusi, Anwar. 2011. (Metodologi Penelitian Bisnis). Jakarta: Salemba Empat.
Sawyer, Lawrence B, Mortimer A. Dittenhoferdan James H. Scheiner. 2005.
sawyer’s Internal Auditing (Audit Internal Sawyer). Edisi 5. Buku 1.
Diterjemahkan oleh: Desi Adhariani. Jakarta: Salemba empat.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhartati, Joesron Tati, dan M. Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sujionohadi dan Setiawan. 2016. Beterbak Ayam Kampung Petelur. Jakarta:
Penebar Swadaya
Supit, Anton. 2012. Tugas Akhir Tahun. www.poultryindonesia.com/news/utama-
2/tugasakhir-tahun Diakses tanggal 10 November 2018.
Tamalluddin. 2015. Ayam Broiler, 22 Hari Lebih Untung. Jakarta: Penerbit
Swadaya
Tampubolon, Robert. 2005. Risk and System-Based Internal Audit. Cetakaan 1.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Apa nama perusahaan ini?
2. Dimana alamat perusahaan ini?
3. Kegiatan apa yang dilakukan perusahaan ini?
4. Kapan perusahaan ini didirikan?
5. Siapa yang mendirikan perusahaan ini?
6. Bagaimana perkembangan perusahaan setiap tahunnya?
7. Bagaimana struktur organisasi yang ada di perusahaan?
8. Berapa jumlah karyawan pada perusahaan?
9. Apa saja tugas dan tanggung jawab mereka?
10. Apakah perusahaan memiliki SOP secara tertulis terutama di bagian
produksi?
11. Apakah fungsi produksi memiliki daftar uraian tugas (jobdesk) secara
tertulis untuk para karyawannya?
12. Apakah kegiatan produksi dalam perusahaan hanya dilakukan oleh bagian
fungsi produksi ?
13. Apa saja dokumen yang terkait pengeluaran bahan baku untuk aktivitas
produksi?
14. Bagaimana perusahaan mendapatkan bahan baku untuk proses
produksinya?
15. Apakah perusahaan memiliki daftar pemasok / supplier secara tertulis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
16. Apakah ada bahan baku yang diimport?
17. Bagaimana tahapan dalam proses produksi?
18. Kendala apa yang dihadapi dalam setiap tahapan dalam proses produksi?
19. Berapa hasil produksi per hari yang mampu dihasilkan perusahaan?
20. Jenis produk pakan apa saja yang di produksi perusahaan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 2
Tabel Check list
Tabel 6 – Table check list Rencana Induk Produksi dan Operasi
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Pebruari 2019 Program yang diaudit: Rencana induk produksi
dan operasi
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Jadwal induk produksi telah mencerminkan
kestabilan usaha perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
2 Jadwal induk produksi disusun berdasarkan
rencana penjualan untuk menjaga kestabilan barang di pasaran.
3 Jadwal induk produksi mampu meminimalkan
biaya persediaan, biaya setup mesin dan upah lembur.
4 Jadwal induk produksi telah mengintegrasikan
jadwal penerimaan bahan baku, pemeliharaan
fasilitas dan pengiriman barang ke dalam jadwal produksi regular.
5 Jadwal induk produksi telah selaras dengan jadwal pada fungsi-fungsi bisnis yang lain.
6 Jadwal induk produksi telah disusun
berdasarkan penggunaan kapasitas produksi
optimal.
7 Jadwal induk produksi didukung dengan metode permintaan material yang akurat.
8 Perusahaan memiliki kebijakan tertulis tentang pemanfaatan kapasitas menganggur.
9 Perusahaan memiliki kebijakan tertulis tentang
pengelolaan kebutuhan produksi di atas
kemampuan kapasitas yang tersedia untuk mengerjakannya.
10 Perusahaan memiliki prosedur pengendalian persediaan bahan baku.
11 Prosedur tersebut telah disosialisasikan kepada petugas yang melaksanakan.
12 Penentuan tingkat persediaan minimum telah mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
keterlambataan pasokan bahan baku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Pebruari 2019 Program yang diaudit: Rencana induk produksi dan operasi
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
pemeliharaan fasilitas produksi dan perubahan permintaan pasar.
13 Jadwal induk produksi telah meminimalkan persediaan.
14 Perusahaan memiliki pedoman pemeliharaan fasilitas produksi secara tertulis.
15 Jadwal pemeliharaan fasilitas telah terintegrasi dengan rencana produksi.
16 Pengoperasian fasilitas produksi didukung oleh tenaga operator yang memadai.
17 Perusahaan memiliki panduan pengoperasian
fasilitas produksi secata tertulis untuk mencegah
terjadinya kesalahan proses produksi.
Diaudit Oleh:
Nathania br Tarigan
Tanggal: 28 Februari 2019
Jawaban Catatan
Ya Tidak
Sumber: Bhayangkara, 2016: 237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Tabel 7 – Table check list Produktivitas dan Nilai Tambah
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Pebruari 2019 Program yang diaudit: Produktivitas dan
Nilai Tambah
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perusahaan memiliki standar produktivitas
yang bisa digunakan sebagai pedoman oleh karyawan dalam beraktivitas.
2 Perusahaan memiliki standar pencapaian
hasil minimal yang harus dicapai setiap karyawan.
3 Perusahaan memberikan penghargaan
kepada karyawan yang memiliki
produktivitas lebih tinggi dari yang ditetapkan perusahaan.
4 Perusahaan memberikan tanggung jawab
yang cukup besar kepada karyawannya untuk mengelola aktivitasnya sendiri.
5 Perusahaan melakukan evaluasi harian terhadap kinerja karyawannya (individu /
kelompok).
6 Perusahaan memiliki kriteria tentang
aktivitas produksi yang memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan
7 Dalam proses produksi dan operasi pernah
terjadi pengerjaan ulang, hal ini dilakukan
apabila ada produk pakan yang belum memenuhi spesifikasinya.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 28 Pebruari 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
Sumber: Bhayangkara, 2016: 245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Tabel 8 – Table check list Pengendalian Bahan Baku
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Setiap pemasok telah diverifikasi sesuai dengan
standar pengendalian produksi dan operasi perusahaan.
2 Perusahaan memiliki prosedur tertulis untuk menilai apakah material yang dikirim pemasok
dapat diterima atau ditolak.
3 Setiap bahan baku yang diterima diberikan kode
khusus sehingga mudah ditelusuri distribusinya dalam kegiatan produksi.
4 Inspeksi dimulai dengan pengujian secara visual terhadap setiap material yang diterima.
5 Perusahaan memiliki teknik sampling yang diterapkan pada setiap pengambilan sampel.
6 Sampel yang diambil cukup representatif dalam
pengujian terhadap setiap material yang diterima.
7 Material yang diterima digaransi oleh pemasok sampai pada tahap pemakaiannya.
8 Seluruh material telah tertangani dengan baik sehingga terhindar dari kerusakan.
9 Material yang ditolak (tidak sesuai
spesifikasinya) telah dipisahkan untuk
mencegah penggunaannya dalam proses produksi.
10 Perusahaan memiliki prosedur pengendalian persediaan secara tertulis.
11 Prosedur tersebut mengatur waktu pemusnahan material yang rusak atau kedaluwarsa.
12 Perputaran persediaan diawasi dengan ketat
untuk memastikan material yang dibeli lebih
awal digunakan terlebih dahulu dalam proses
produksi.
13 Pemusnahan material yang rusak (tidak sesuai
spesifikasi) didokumentasikan untuk
mengidentifikasi kapan dan di mana material tersebut dimusnahkan.
14 Pemasok secara periodik diinspeksi sesuai dengan prosedur tertulis yang dimiliki
perusahaan.
15 Perusahaan memiliki prosedur konfirmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Bahan Baku
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak pemasok secara tertulis.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 4 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
Sumber: Bhayangkara, 2016: 251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Tabel 9 – Table check list Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Peralatan
dan Fasilitas Produksi
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Seluruh peralatan yang digunakan dalam proses
produksi sesuai dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan.
2 Lokasi penempatan peralatan telah disesuaikan
dengan kebutuhan penggunaannya dalam proses produksi.
3 Seluruh peralatan yang dimiliki perusahaan
dibersihkan setelah digunakan dalam proses produksi.
4 Peralatan disimpan pada tempat yang telah ditentukan.
5 Perusahaan memiliki prosedur tertulis untuk
setiap penggunaan peralatan dalam proses produsi.
6 Terdapat prosedur pembersihan dan startup
untuk memastikan bahwa peralatan yang
digunakan secara sistematis dan terus-menerus dibersihkan.
7 Setiap peralatan memiliki instruksi tertulis
untuk pemeliharaan peralatan dan termasuk jadwal perawatannya.
8 Setiap peralatan yang dibutuhkan dalam
kegiatan produksi telah diinspeksi sebelum digunakan.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 5 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
Sumber: Bhayangkara, 2016: 255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Tabel 10 – Table check list Pengendalian Transformasi
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Transformasi
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perusahaan memiliki prosedur produksi yang telah disahkan.
2 Terdapat prosedur penilaian tertulis atas
kesiapan mesin dan fasilitas produksi yang digunakan sebelum proses produksi dimulai.
3 Terdapat prosedur tertulis yang bisa dijadikan pedoman untuk mengubah volume produksi jika
terjadi perubahan permintaan.
4 Perusahaan memiliki prosedur yang memandu pengujian barang dalam proses.
5 Pengujian barang dalam proses dilakukan pada
tahapan yang tepat untuk memastikan kualitas
yang sesuai dengan standar pengendalian kualitas.
6 Pengendalian kualitas telah me-review dan
menyetujui permintaan untuk melakukan pemrosesan ulang.
7 Perusahaan memiliki prosedur tertulis untuk
mengidentifikasikan tahapan pemrosesan kembali suatu batch produksi.
8 Perusahaan telah melakukan penilaian terlebih
dahulu untuk menentukan penyebab kegagalan
produk sebelum persetujuan pemrosesan ulang diberikan.
9 Hasil pengujian yang dilakukan mengonfirmasi
bahwa pemrosesan ulang menghasilkan produk
yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
10 Perusahaan memiliki prosedur tertulis yang
menguraikan langkah-langkah permintaan
pemrosesan kembali produk yang diretur atau dikembalikan.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 6 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
Sumber: Bhayangkara, 2016: 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Tabel 11 – Table check list Pengendalian Kualitas
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Kualitas
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perusahaan memiliki kebijakan standar kualitas secara tertulis.
2 Kebijakan standar kualitas tersebut memiliki
tugas pengendalian setting spesifikasi dan dokumentasi kualitas.
3 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas pengendalian melakukan pengujian.
4 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas
pengendalian penetapkan dokumen dan prosedur pengujian.
5 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas pengendalian menolak produk untuk setiap
tahapan proses yang tidak memenuhi standar.
6 Kebijakan standar kualitas memiliki tugas pengendalian menguji kembali secara
periodik produk yang dikeluarkan.
7 Setiap karyawan dilengkapi dengan salinan kebijakan standar kualitas dalam aktivitasnya.
8 Perusahaan telah mengidentifikasi secara
terperinci aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan proses pembentukan kualitas
berdasarkan kebijakan standar kualitas yang ditetapkan.
9 Perusahaan mendokumentasi dan melaporkan
biaya terhadap aktivitas-aktivitas kualitas tersebut.
10 Perusahaan memiliki kebijakan menekan biaya kualitas.
11 Perusahaan memiliki fasilitas yang meriview secara periodik dan formal biaya kualitas.
12 Fasilitas ini dapat membuat usaha untuk mengurangi biaya kualitas.
13 Perusahaan dilengkapi dengan SDM dan pencatatan akuntansi untuk mengidentifikasi
biaya kualitas.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 7 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
Sumber: Bhayangkara, 2016: 265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Tabel 12 – Table check list Pengendalian Barang Jadi
Nama Perusahaan: PT Mabar Feed Indonesia Periode Audit:
Maret 2019 Program yang diaudit: Pengendalian Barang Jadi
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
yang menunjukkan bagaimana prosedur
pemeriksaan kemasan yang digunakan
produk jadi selama proses akhir (penyelesaian) produk.
2 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
yang menunjukkan siapa yang memeriksa
kemasan yang digunakan produk jadi
selama proses akhir (penyelesaian)
produk.
3 Terdapat tanggal kedaluarsa yang tercetak pada label kemasan.
4 Perusahaan melakukan pemisahan atas
produk jadi sampai pengujian
pengendalian kualitas selesai dan menyatakan produk layak dijual.
5 Perusahaan memastikan produk jadi disimpan pada tingkat suhu yang sesuai.
6 Perusahaan memiliki prosedur dan
pengujian secara tertulis untuk setiap
produk dalam memastikan kesesuaian
produk jadi dengan spesifikasinya.
7 Adanya pengungkapan pengendalian dan
pengujian produk untuk menentukan
kesesuaian dengan spesifikasi saat pelepasan produk tersebut ke pasar.
8 Perusahaan memiliki prosedur tertulis
tentang pengelolaan stok untuk
memastikan barang yang diproduksi pertama dijual terlebih dahulu.
9 Perusahaan melakukan dokumentasi atas
keseluruhan penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan.
Diaudit Oleh:
Nathania Tarigan
Tanggal: 11 Maret 2019
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
Sumber: Bhayangkara, 2016: 269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 3
Evaluasi Pencapaian Sasaran Mutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 4
Standar Nutrisi Pakan Ternak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 5
Daftar Catatan Mutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 6
Rencana Mutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 7
Monitoring Target dan Realisasi Penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 8
Perencanaan Pengendalian Bahan Baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 9
Instruksi Kerja Pengawasan Produk Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 10
Penyimpanan dan Pemuatan Produk Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 11
Instruksi Kerja Mesin Dryer Jagung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 12
Flow Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku dan Bahan
Penolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 13
Flow Proses Perencanaan Produksi dan Pengendalian Bahan Baku dan
Bahan Penolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 14
Flow Proses Pengendalian Produk Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 15
Flow Proses Penanganan Order Penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 16
Flow Proses Perawatan dan Perbaikan Mesin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 17
Laporan Pengawasan Mesin (Pelet) Pakan Ternak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 18
Surat Pernyataan Melakukan Penelitian oleh PT Mabar Feed Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI