pengembangan dan implementasi model …

14
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN , , , , (P OEW) PADA MATERI PENCEMARAN DI SMA PREDICT PLANNING OBSERVE EXPLAIN WRITE 2 Andini Dewi Sekarningrum*, Sajidan, dan Sarwanto Abstract: Keywords: learning model, P2OEW, pollution This development research aims at determining: (1) the feasibility of P2OEW learning model on pollution subject, (2) the effectiveness of P2OEW learning model product to the learning outcomes, (3) the differences of students' learning outcomes before and after the implementation. This study uses the Research and Development (R&D) modified as follows: (1) a preliminary investigation and information gathering, (2) planning, (3) developing a form of the initial product, (4) conducting limited testing, (5) conducting revision of major products, (6) field trials, and (7) revising the product. The results show that (1) P2OEW learning model eligibility category is 'very good' after field trials; (2) the improvement of students learning outcomes is 'medium' after trials; (3) there are differences in students' learning outcomes based on statistical test, i.e. differences in students' learning outcomes before and after trials. *Alamat korespondensi: Ngemplak RT 01 RW 29, Mojosongo, Jebres, Surakarta 13 Abstrak: Kata kunci: m Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan model pembelajaran P2OEW pada materi pencemaran, (2) efektivitas produk model pembelajaran P2OEW pada materi pencemaran terhadap hasil belajar, (3) perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran P2OEW pada materi pencemaran. Penelitian ini menggunakan metode R&D yang dimodifikasi, yaitu (1) melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, (2) melakukan perencanaan, (3) mengembangkan bentuk produk awal, (4) melakukan ujicoba terbatas, (5) melakukan revisi terhadap produk utama, (6) uji coba lapangan, dan (7) melakukan revisi terhadap produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kelayakan model pembelajaran P2OEW berkategori sangat baik setelah dilakukan uji coba lapangan; (2) peningkatan hasil belajar siswa cukup signifikan, yaitu dalam kategori sedang setelah diterapkan model pembelajaran P2OEW; (3) ada perbedaan hasil belajar siswa setelah dilakukan uji secara statistik, yaitu perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah dilakukan model pembelajaran P2OEW. odel pembelajaran, P2OEW, pencemaran Hal. 13-26 ISSN 1026-4109 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia Jurnal Paedagogia, Vol. 17 No. 1 Tahun 2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODELPEMBELAJARAN , , ,

, (P OEW) PADA MATERI PENCEMARANDI SMA

PREDICT PLANNING OBSERVEEXPLAIN WRITE 2

Andini Dewi Sekarningrum*, Sajidan, dan Sarwanto

Abstract:

Keywords: learning model, P2OEW, pollution

This development research aims at determining: (1) the feasibility of P2OEWlearning model on pollution subject, (2) the effectiveness of P2OEW learning modelproduct to the learning outcomes, (3) the differences of students' learning outcomesbefore and after the implementation. This study uses the Research and Development(R&D) modified as follows: (1) a preliminary investigation and information gathering,(2) planning, (3) developing a form of the initial product, (4) conducting limited testing,(5) conducting revision of major products, (6) field trials, and (7) revising the product.The results show that (1) P2OEW learning model eligibility category is 'very good' afterfield trials; (2) the improvement of students learning outcomes is 'medium' after trials; (3)there are differences in students' learning outcomes based on statistical test, i.e.differences in students' learning outcomes before and after trials.

*Alamat korespondensi: Ngemplak RT 01 RW 29, Mojosongo, Jebres, Surakarta

13

Abstrak:

Kata kunci: m

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakanmodel pembelajaran P2OEW pada materi pencemaran, (2) efektivitas produk modelpembelajaran P2OEW pada materi pencemaran terhadap hasil belajar, (3) perbedaanhasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran P2OEW padamateri pencemaran. Penelitian ini menggunakan metode R&D yang dimodifikasi, yaitu(1) melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, (2) melakukanperencanaan, (3) mengembangkan bentuk produk awal, (4) melakukan ujicoba terbatas,(5) melakukan revisi terhadap produk utama, (6) uji coba lapangan, dan (7) melakukanrevisi terhadap produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kelayakan modelpembelajaran P2OEW berkategori sangat baik setelah dilakukan uji coba lapangan; (2)peningkatan hasil belajar siswa cukup signifikan, yaitu dalam kategori sedang setelahditerapkan model pembelajaran P2OEW; (3) ada perbedaan hasil belajar siswa setelahdilakukan uji secara statistik, yaitu perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelahdilakukan model pembelajaran P2OEW.

odel pembelajaran, P2OEW, pencemaran

Hal. 13-26ISSN 1026-4109

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia

Jurnal Paedagogia, Vol. 17 No. 1 Tahun 2014Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sebelas Maret

Page 2: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

PENDAHULUANBelajar merupakan serangkaian ak-

tivitas siswa yang menghasilkan perubah-an tingkah laku dan kemampuan. Tercapai-nya kualitas pendidikan yang baik dapatdipengaruhi oleh kualitas pembelajaran dikelas. Perwujudan pembelajaran yang baikdapat dilihat dari aktivitas belajar siswadalam mengikuti pembelajaran. Keba-nyakan dalam proses pembelajaran gurumemegang peran yang dominan, sehinggaguru berfungsi sebagai sumber belajar danpemegang otoritas tertinggi keilmuan( ). Pandangan semacamini perlu diubah melalui penerapan variasimodel pembelajaran yang menekankankeaktifan siswa dalam kegiatan pembel-ajaran.

Proses pembelajaran di dalam ke-las merupakan bagian yang sangat pentingdari pendidikan. Keberhasilan proses pem-belajaran tidak terlepas dari kemampuanguru mengembangkan model, metode, danmedia pembelajaran. Model pembelajaranyang tidak sesuai dapat menyebabkan pro-ses pembelajaran tidak maksimal. Modelpembelajaran hendaknya berorientasipada peningkatan intensitas keterlibatansiswa secara efektif di dalam proses pem-belajaran. Peran siswa yang pasif selamaproses pembelajaran dapat menyebabkanhasil belajar menjadi menurun. Pengguna-an metode pembelajaran konvensional se-cara terus-menerus juga dapat menyebab-kan siswa merasa jenuh dan tidak mempu-nyai motivasi dalam proses pembelajaran.Pemilihan model pembelajaran yang tepatdapat meningkatkan kualitas dalam prosespembelajaran.

Depdiknas (2006:7) menyatakanbahwa sains adalah pengetahuan yang di-peroleh melalui pengumpulan data denganeksperimen, pengamatan, dan deduksi un-

teacher centered

tuk menghasilkan suatu penjelasan tentangsebuah gejala yang dapat dipercaya. Jadi,sains dapat merangsang siswa untuk terli-bat aktif dalam proses pembelajaran. Halini senada dengan yang diungkapkan olehDahar (2011) bahwa belajar sains merupa-kan suatu proses konstruktif yang meng-hendaki partisipasi aktif siswa.

Hakikat pembelajaran sains terdiriatas produk, proses, dan sikap yang me-nuntut siswa melakukan penemuan danpemecahan masalah. Sains menurut Mun-dilarto (2005: 2) memiliki fungsi yang sa-ngat strategis karena dapat digunakan un-tuk mengembangkan potensi dan kemam-puan-kemampuan siswa baik aspek kogni-tif, aspek psikomotorik, maupun aspekafektif. Hal ini dapat diartikan bahwa da-lam pembelajaran guru tidak hanya men-transfer pengetahuan, tetapi dapat juga me-nanamkan sikap ilmiah kepada siswa.

Proses pembelajaran sains tidakcukup dilaksanakan dengan menyampai-kan informasi dan prinsip-prinsip, tetapisiswa juga harus memahami proses terjadi-nya fenomena sains dengan melakukan ob-servasi sebanyak mungkin. Ini berarti padasaat belajar sains siswa harus secara aktifmengamati, melakukan percobaan, terlibatdiskusi dengan sesama teman atau guru,atau yang sering dikenal dengan istilah

yangdapat diartikan bahwa belajar dilakukanmelalui aktivitas pengetahuan (

) dan kerja praktik.Model pembelajaran untuk sains

adalah model pembelajaran yang bersifatkonstruktivistik dan berorientasi ke haki-kat sains, yaitu adanya tiga dimensi dalambelajar sains (sebagai produk, proses, danalat untuk mengembangkan sikap ilmiah).Selain memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk melakukan eks-

hands-on and minds-on activity,

know-ledge

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 13 - 2614

Page 3: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

plorasi sederhana, alternatif model yangditawarkan juga mempertimbangkan pe-mahaman konsep-konsep yang harus di-kuasai oleh siswa. Jean Piaget seorang fil-safat konstruktivisme menyatakan bahwadalam proses belajar anak akan memba-ngun sendiri skemanya serta membangunkonsep-konsep melalui pengalamannya(Suparno, 2007).

Model pembelajaran ,, , (POEW) dikem-

bangkan dari model pembelajaran ,, (POE) dan , ,

(TTW). Model pembelajaran POEadalah model pembelajaran dengan urutanproses membangun pengetahuan denganterlebih dulu meramalkan solusi daripermasalahan, lalu melakukan eksperimenuntuk membuktikan ramalan, dan terakhirmenjelaskan hasil eksperimen (White &Gunstone, 1992). Strategi TTW diperke-nalkan Huinker & Laughlin (1996) terdiridari tiga fase, yaitu: , , danPertama siswa diberikan permasalahan ke-mudian siswa memikirkan kemungkinanjawaban dari permasalahan tersebut. Se-lanjutnya, siswa bekerja secara berkelom-pok mendiskusikan permasalahan yangada. Fase yang terakhir adalah siswa be-kerja secara individu menuliskan hasil dis-kusi dengan bahasanya sendiri sehinggasiswa lebih menguasai konsep yang dipel-ajari. Penggabungan model pembelajaranPOE dan TTW memungkinkan siswa aktifdalam proses pembelajaran, memberikankesempatan kepada siswa untuk mengons-truksi pengetahuannya, mengomunikasi-kan pemikirannya dan menuliskan hasildiskusinya sehingga siswa lebih mengu-asai dan memahami konsep yang akanberdampak pada peningkatan hasil belajarsiswa.

predictobserve explain write

predictobserve explain think talkwrite

think talk write.

Penerapan model pembelajaranPOEW yang sudah ada masih kurangmengoptimalkan kemampuan siswa dalammemberikan prediksi dan untuk memecah-kan suatu permasalahan yang diberikan.Kurangnya pengetahuan awal siswa men-jadi kendala dalam pembentukan suatuprediksi dari siswa. Suatu prediksi yangdibuat siswa membutuhkan pengetahuanawal dan pengetahuan yang luas tentangsuatu permasalahan. Selain itu, saat prakti-kum siswa hanya berperan dalam pelaksa-naan praktikum. Alat bahan dan langkah-langkah percobaan sudah disediakan olehguru. Hal ini menjadikan siswa tidak berla-tih berpikir kritis untuk merancang perco-baan sendiri berdasarkan prediksi yang te-lah dibuatnya. Oleh karena itu perlu di-kembangkan model pembelajaran ,

, , , (P OEW)yang merupakan penggabungan modelPOEW dan model inkuiri. Model pembel-ajaran P OEW dapat menjadikan siswamampu membuat prediksi berdasarkanpengetahuan awal yang dimiliki agar siswadapat memecahkan masalah yang diberi-kan guru maupun permasalahan dalam ke-hidupan sehari-hari. Selain itu, siswa di-bimbing untuk merancang percobaan ataueksperimen berdasarkan prediksi yang di-buatnya sendiri.

Berdasarkan hasil Ujian Nasional(UN) 2011/2012 menunjukkan bahwa pa-da materi pencemaran khususnya pada in-dikator “mendeskripsikan konsep keseim-bangan lingkungan dan pelestariannya”,rata-rata skor yang diperoleh siswa SMANegeri 7 Surakarta adalah 50,81 dan untuktingkat kabupaten/kota rata-ratanya adalah64,29. Hal tersebut menunjukkan hasil bel-ajar siswa khususnya pada materi pence-maran masih rendah. Salah satu upayayang dapat dilakukan untuk meningkatkan

predictplanning observe explain write 2

2

Andini Dewi K., dkk., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran.... 15

Page 4: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

hasil dan kualitas pembelajaran khususnyapada materi tersebut adalah dengan penya-jian permasalahan untuk dipecahkan olehsiswa. Oleh karena itu, perlu diterapkanmodel pembelajaran yang dapat melatihsiswa untuk memecahkan masalah melaluipenemuannya sendiri.

Hasil observasi di SMA Negeri 7Surakarta menunjukkan bahwa prosespembelajaran di kelas yang terjadi adalahsiswa masih belum terlibat aktif dalampembelajaran. Hal ini dikarenakan gurumasih menggunakan cara mengajar yangkonvensional, guru hanya melakukantransfer pengetahuan ke siswa. Siswa ha-nya mendengarkan apa yang dijelaskanoleh guru. Dalam hal ini, guru tidak meng-gunakan model pembelajaran yang tepatsehingga siswa menjadi objek dalam pem-belajaran.

Pencemaran merupakan materiyang sangat berkaitan dengan kehidupansehari-hari.Masalah-masalah pencemaranbisa terjadi di lingkungan siswa. Oleh ka-rena itu, materi pencemaran seharusnya ti-dak diberikan hanya dengan transfer pe-ngetahuan dari guru ke siswa, tetapi harussecara kontekstual yaitu dengan adanyaeksperimen secara langsung sehinggasiswa dapat mengalami sendiri fenomenaatau masalah pencemaran yang ada yangmenjadikan siswa lebih menguasai danmemahami materi.

Berdasarkan hasil wawancara de-ngan guru biologi di SMA Negeri 7 Sura-karta, pada saat memberikan materi pence-maran hanya dilakukan dengan pemaham-an konsep secara tekstual, yaitu denganguru ceramah memberikan penjelasan ke-pada siswa, dan yang dilakukan siswa ha-nya mendengarkan penjelasan dari gurulalu mencatatnya. Padahal materi pence-maran seharusnya diberikan secara kon-

tekstual, yaitu melalui eksperimen sehing-ga siswa dapat lebih memahami materipencemaran yang diangkat berdasarkanpermasalahan-permasalahan yang terjadidi lingkungan sekitar.

Berdasarkan hasil observasi danwawancara tentang delapan komponenStandar Nasional Pendidikan (SNP) diSMA Negeri 7 Surakarta menunjukkanbahwa komponen standar proses belumideal. Standar proses berkaitan dengan pe-laksanaan pembelajaran pada satu satuanpendidikan untuk mencapai standar kom-petensi lulusan. Berdasarkan wawancaradengan guru biologi, dalam pelaksanaanpembelajaran materi pencemaran ditemu-kan kendala yaitu guru belum dapat memi-lih dan menerapkan model pembelajaranyang sesuai dengan materi. Proses pembel-ajaran yang berlangsung belum secara op-timal mengkaji berbagai persoalan ataukasus-kasus yang berkaitan dengan perma-salahan yang ada di lingkungan sekitar.Perangkat pembelajaran yang ada berupasilabus, RPP, LKS dan asesmen masihperlu adanya pengembangan. Penyusunanperangkat pembelajaran yang ada di seko-lah cenderung didominasi aspek kognitifsaja, dan masih mengabaikan aspek psiko-motorik dan afektif. Perangkat pembel-ajaran yang ada belum dapat mengaktifkansiswa dalam pembelajaran. Tujuan daripengembangan model dan penyusunanperangkat pembelajaran ini adalah dapatmengatasi permasalahan terhadap caramengajar yang konvensional dan monotonmenjadi pembelajaran yang bermakna.

Permasalahan lingkungan yang ter-jadi tidak terlepas dari campur tangan atauakibat dari ulah manusia, meskipun adajuga permasalahan lingkungan yang terja-di akibat dari proses alam. Namun begitu,siswa terkadang tidak menyadari bahwa

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 13 - 2616

Page 5: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

keadaan lingkungan yang tercemar di seki-tar mereka itu merupakan sebuah perma-salahan lingkungan. Dengan mengambilcontoh dari lingkungan sekitar, maka diha-rapkan siswa lebih memahami materi dandapat memecahkan masalah sehingga hasilbelajar siswa dapat meningkat.

Tempat pelaksanaan penelitiandilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta.Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei2013, semester II Tahun Pelajaran 2012-2013. Jenis penelitian ini adalah penelitiandan pengembangan (

). Prosedur pengembangan yangdigunakan pada penelitian ini adalah mo-del pengembangan Borg & Gall (1983)yang sudah dimodifikasi dan dilakukan ha-nya sampai pada tahap ketujuh.

Tahapan penelitian dan pengem-bangan dalam penelitian ini menggunakanmodel Borg & Gall. Pertama,

, yaitu penelitiandan pengumpulan informasi. Pada tahapini merupakan tahap awal dalam prosedurpengembangan yang mencakup semua ke-giatan pengambilan data untuk analisiskebutuhan. Kegiatan yang dilakukan padatahap penelitian dan pengumpulan infor-masi tersebut meliputi: studi pustaka, ob-servasi di lapangan, wawancara, dan per-siapan untuk merumuskan kerangka kerjapenelitian. Kedua, , yaitu peren-canaan. Tahap tersebut merupakan tahappenyusunan rencana penelitian yang meli-puti, merumuskan tujuan, desain atau lang-kah-langkah penelitian, dan penyusunanmodel ( I). Tahap perencanaan inidilakukan penyusunan terhadap desainmodel dan perangkat pembelajaran yangakan dikembangkan, yaitu meliputi proto-

METODE PENELITIAN

research and deve-lopment

research andinformation collecting

planning

draft

tipe model P OEW disertai silabus, RPP,LKS dan asesmen. Ketiga,

, yaitu mengem-bangkan bentuk permulaan dari produkyang akan dihasilkan. Pengujian produk

I oleh ahli dan praktisi serta revisi Ijuga dilakukan pada tahap ini. Produk awalyang dikembangkan, yaitu prototipe mo-del P OEW yang disertai dengan perangkatpembelajaran berupa silabus, RPP, LKSdan asesmen untuk kelas eksperimen I(kelas model). Selain itu, juga dikembang-kan penerapan model pembelajaranP OEW yang digabung dengan multime-dia interaktif untuk kelas agregasi. Kelaseksperimen II (kelas agregasi) dilengkapipula dengan perangkat pembelajaranberupa silabus, RPP, LKS dan asesmen.Keempat, yaitumelakukan uji-coba lapangan awal dalamskala terbatas. Uji-coba terbatas ini meli-batkan 1 sekolah, yaitu SMA Negeri 7 Su-rakarta dengan jumlah 10 subjek selain sis-wa yang akan digunakan untuk uji lapang-an. Tahap ini dilakukan pengumpulan dananalisis data melalui angket, observasi,dan wawancara. Kelima,

yaitu melakukan perbaikan terha-dap produk awal. Perbaikan yang akandilakukan, yaitu berdasarkan hasil uji-coba awal dalam ujicoba terbatas. Hasildari perbaikan tersebut akan diperoleh

produk (model) utama yang siapdiujicobakan lebih luas ( II). Keenam,

, yaitu uji lapangan yangmelibatkan 1 sekolah, yaitu SMAN 7 Sura-karta, dengan 33 siswa untuk kelas eks-perimen I (kelas model) dan kelas pem-banding dengan subjek berjumlah 32 siswayang merupakan kelas eksperimen II (ke-las agregasi). Uji-coba lapangan dilakukanuntuk mengetahui efektivitas produk yangtelah dikembangkan dalam pembelajaran.

2

2

2

develop preli-minary form of product

draft

preliminary field testing,

main productrevision,

draftdraft

main field testing

17Andini Dewi K., dkk., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran....

Page 6: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

Pada tahap ini guru mengajarkan materidengan menerapkan model pembelajaranyang dikembangkan, yaitu model P OEW.Pengumpulan data dilakukan secara kuan-titatif, terutama dilakukan terhadap kinerjasebelum dan sesudah penerapan uji-coba.Kuisioner dan angket tanggapan siswaterhadap model juga diberikan pada tahapini. Desain penelitian yang digunakanpada uji-coba lapangan ini adalah

denganpemberian dilanjutkan denganpemberian pada kelompok terse-but. Ketujuh,

yaitu melakukan perbaikan atau pe-nyempurnaan terhadap hasil uji-coba la-pangan. Perbaikan yang dilakukan berda-sarkan saran dan masukan yang diperolehpada saat uji-coba lapangan.

Teknik pengumpulan data yang di-gunakan adalah angket, lembar observasi,wawancara, dan tes. Angket digunakanuntuk analisis kebutuhan, validasi ahli, dantanggapan siswa terhadap model. Lembarobservasi digunakan untuk pengambilandata mengenai hasil belajar psikomotorik,afektif, dan keterlaksanaan sintaks padasaat pembelajaran. Wawancara digunakanpada saat analisis kebutuhan, wawancaratentang tanggapan siswa terhadap modelyang dilakukan saat uji-coba terbatas danuji-coba lapangan, sedangkan tes diguna-kan untuk memperoleh data hasil belajarkognitif. Teknik pengumpulan data berupaangket, lembar observasi, wawancara dantes dilakukan pada masing-masing kelasmodel dan kelas agregasi. Instrumen da-lam penelitian, yaitu instrumen pelaksana-an penelitian meliputi silabus, RPP, LKS,model, instrumen penilaian kognitif, psi-komotorik, dan afektif. Instrumen tes kog-nitif diujicobakan terlebih dahulu untukmengetahui validitas, reliabilitas, daya

2

twogroup pretest post-test design

pretestpost-test

operational product revi-sion,

beda, dan taraf kesukaran dari tes tersebut.Instrumen pengambilan data meliputi ang-ket analisis kebutuhan untuk sekolah, gurudan siswa, serta angket penilaian terhadapmodel. Instrumen tersebut sebelum digu-nakan dalam uji-coba telah divalidasi olehahli dan praktisi. Validator memberikansaran dan penilaian terhadap produk yangtelah dikembangkan dengan mengisi ang-ket penilaian produk.

Efektivitas model pembelajaranP OEW untuk mengetahui peningkatanhasil belajar siswa dihitung dengan teknik

. Data hasil belajar kogni-tif diuji untuk mengetahui taraf signifikan-si pengaruh pembelajaran menggunakanmodel P OEW pada materi pencemaranterhadap hasil belajar siswa. Pengaruhpenggunaan model pembelajaran tersebutdiuji dengan , yangsebelumnya telah diuji prasyarat untukmengetahui normalitas dan homogenitasdata.

Data analisis kebutuhan dianalisissecara kualitatif. Analisis data yang diper-oleh dari penilaian ahli dan praktisi me-ngenai pengembangan model pembelajar-an P OEW skor diubah menjadi data kuali-tatif. Uji-coba skala kecil atau uji-cobaterbatas diperoleh data dari hasil wa-wancara dan dianalisis secara kualitatif,sedangkan data yang berupa angket dikon-versi ke dalam skala seratus. Data yangdiperoleh pada saat uji-coba lapanganmeliputi data hasil belajar kognitif, psiko-motorik, dan afektif.

Penilaian terhadap pengembanganproduk meliputi berbagai aspek terdiri darimodel, silabus, RPP, LKS, asesmen, ma-teri, lembar observasi kinerja siswa dila-

2

2

2

normalized gain

paired sample t-test

HASIL DAN PEMBAHASAN

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 13 - 2618

Page 7: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

Tabel 1. Hasil Validasi Produk oleh Ahli

No Aspek Nilai Kategori

ModelSilabusRPPLKSAsesmenMateriLembar Observasi

88,7585,9483,8282,1486,2586,6186,25

Sangat BaikSangat BaikSangat BaikSangat BaikSangat BaikSangat BaikSangat Baik

Rata-rata 85,68 Sangat Baik

1234567

Tabel 2. Hasil Validasi Produk olehPraktisi

No Aspek

ModelSilabusRPPLKSAsesmenMateriLembar ObservasiRata-rata

1234567

Nilai Kategori

96,8898,4498,5396,4397,597,3297,5

Sangat BaikSangat BaikSangat BaikSangat BaikSangat BaikSangat BaikSangat Baik

97,51 Sangat Baik

kukan oleh dua orang ahli dan dua orangpraktisi. Hasil penilaian dari ahli, yaitu ahlipembelajaran dan ahli materi dapat dilihatpada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan hasil penilai-an dari berbagai aspek, yaitu: model, sila-bus, RPP, LKS, asesmen, materi, lembarobservasi kinerja siswa yang dilakukanoleh ahli memperoleh hasil bahwa modeldan perangkat pembelajaran dalam kate-gori “Sangat Baik”.

Penilaian terhadap model, silabus,RPP, LKS, asesmen, materi, lembar obser-vasi kinerja siswa oleh praktisi disajikanpada Tabel 2.

Pada Tabel 2, yaitu validasi olehpraktisi memberikan penilaian terhadapmodel ini dengan kategori “Sangat Baik”.

Tabel 3. Hasil Angket Uji-coba Terbatas

No Aspek Nilai Kategori

MateriKegiatanPembelajaranLKSSoal

86,7591,35

86,6792,5

Sangat BaikSangat Baik

Sangat BaikSangat Baik

Rata-rata 89,32 Sangat Baik

12

34

Saran dan masukan dari ahli dan praktisitelah diperbaiki untuk selanjutnya diguna-kan pada uji-coba terbatas.

Uji-coba terbatas dilakukan terha-dap sepuluh orang siswa kelas X-5 SMANegeri 7 Surakarta yang terdiri dari angketdan wawancara tanggapan siswa terhadapmodel.Data yang diperoleh dari angket uji-coba terbatas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan bahwa hasildari pemberian angket penilaian modeldengan kategori “Sangat Baik”. Hasil dariwawancara terhadap penilaian model,yaitu terdapat saran dari beberapa siswayang mengatakan bahwa petunjuk penger-jaan pada LKS kurang jelas. Selain itu, adabeberapa siswa juga mengatakan soal-soalyang diberikan agar dibuat lebih mudahuntuk dipahami. Saran dan masukan darihasil uji-coba terbatas telah diperbaiki un-tuk selanjutnya digunakan pada uji-cobalapangan.

Uji-coba lapangan menggunakandua kelas, yaitu kelas X-9 menggunakanmodel pembelajaran P OEW yang telahdikembangkan, dan kelas X-6 sebagaikelas agregasi, yaitu penggabungan antaramodel P OEW dengan multimedia interak-tif berbasis POEW menggunakan

Data yang diperoleh dalamtahap uji-coba lapangan meliputi data ke-terlaksanaan pembelajaran, respons siswa

2

2

macro-media flash.

19Andini Dewi K., dkk., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran....

Page 8: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Nilai Pretes dan Postes

Uji Jenis Uji HasilKelas Model Kelas Agregasi

Keputusan Kesimpulan

Normalitas

Homogenitas

HasilPretes-Postes

Kolmogo-rof-Smirnov

Levene's test

Paired samplet-test

Sig pretes =0,195Sig postes=0,009

Sig pretes =0,061Sig postes=0,093

Ho diterima

Ho diterima

Ho ditolak

Data normal

Data homogen

Hasil tidak sama(ada beda)

Sig 0,429 Sig 0,204

t =-13,923p= 0,00

hitung t =-15,115p= 0,00

hitung

terhadap model pembelajaran, dan datahasil belajar baik aspek kognitif, afektif,maupun psikomotorik.

Nilai pretes dan postes tersebutkemudian dihitung tingkat kenaikan hasilbelajarnya untuk mengetahui efektivitas-nya. Rumus yang digunakan adalah rumus

ternormalisasi. Hasil perhitungan ternormalisasi pada kelas model

diperoleh rata-rata kenaikan hasil belajaradalah 0,46. Pada kelas agregasi diperolehrata-rata kenaikan hasil belajar adalah 0,5.Berdasarkan kriteria Hake (1998: 1), me-nunjukkan bahwa kenaikan hasil belajarsiswa keduanya dalam kategori “Sedang“.Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa

N-gainN-gain

untuk kelas agregasi kenaikannya lebihbesar jika dibandingkan dengan kelas mo-del, yaitu 0,5 > 0,46. Hasil belajar meng-alami kenaikan hanya dalam kategori “Se-dang“ dikarenakan guru kurang mengela-borasi pelajaran. Selain itu, selama ber-langsungnya proses pembelajaran khusus-nya pada saat melakukan eksperimen be-berapa siswa masih ada yang tidak fokusdan ada yang merasa jijik atau takut padahewan yang digunakan untuk eksperimen.Kemudian setelah dilakukan perhitungan

ternormalisasi, hasil belajar selan-jutnya diuji prasyarat sebelum dilakukanuji lanjut. Ringkasan hasil analisis nilaipretes dan postes disajikan pada Tabel 4.

N-gain

Tabel 4 menunjukkan bahwa padakelas model Ho ditolak sehingga terdapatperbedaan nilai hasil belajar siswa se-belum diberikan model pembelajaranP OEW dengan nilai hasil belajar siswasetelah diberikan model pembelajaranP OEW. Merujuk pada hasil analisis terse-but dapat disimpulkan bahwa pemberianmodel pembelajaran P OEW pada materipencemaran ini dapat meningkatkan hasilbelajar kognitif siswa. Berdasarkandiperoleh bahwa rata-rata nilai postes se-besar 87 lebih tinggi daripada nilai pretes,

2

2

2

mean

yaitu 63, sehingga dapat disimpulkan bah-wa hasil belajar siswa semakin baik ataumengalami peningkatan. Pada kelas agre-gasi nilai postes 93 dan nilai pretes 73,sehingga dapat juga disimpulkan bahwahasil belajar siswa semakin baik ataumengalami peningkatan setelah diberikanmodel pembelajaran P OEW yang disertaidengan multimedia interaktif bahkan pe-ningkatannya lebih baik jika dibandingkandengan kelas model. Data hasil belajarpsikomotorik dan afektif disajikan padaTabel 5 dan Tabel 6.

2

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 13 - 2620

Page 9: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

Tabel 5. Hasil Belajar Psikomotorik

KelasPertemuan

I II III

ModelAgregasi

84,3087,36

85,6190,17

88,1391,76

Tabel 6. Hasil Belajar Afektif

KelasPertemuan

I II III

ModelAgregasi

85,8687,89

87,1288,54

88,9790,10

siswa untuk menuliskan kesimpulan hasildiskusi pada LKS dan membuat peta kon-sep materi pencemaran.

Penerapan model P OEW yang me-nuntut siswa untuk melakukan prediksi,merancang percobaan, observasi atau me-lakukan eksperimen, kemudian menje-laskan hasil observasi melalui presentasidan membuat peta konsep serta menulis-kan kesimpulan dari hasil diskusi akanmembantu siswa dalam belajar, dengandemikian siswa akan lebih mudah mema-hami materi dan berperan aktif selamaproses pembelajaran. Hal tersebut sesuaidengan penelitian yang dilakukan olehJuniati (2009: 39) bahwa pembelajarandengan probex ( )mendorong siswa untuk lebih aktif dalammelakukan eksperimen, membuktikanprediksi, berdiskusi, dan komunikatif da-lam menjelaskan hasil eksperimen, se-hingga hal tersebut mendorong peningkat-an hasil belajar siswa.

Kenaikan hasil belajar kognitif sis-wa pada kelas agregasi lebih besar dari-pada kelas model, karena pada kelas agre-gasi siswa selain melakukan eksperimenatau praktikum secara langsung juga di-bantu dengan adanya simulasi eksperimenyang terdapat pada multimedia interaktifberbasis POEW. Setelah siswa melakukaneksperimen berdasarkan rancangan yangdibuatnya sendiri, siswa dapat mengetahuikebenaran dari eksperimen yang telahdilakukan. Pada multimedia interaktif ber-basis POEW ditampilkan simulasi darieksperimen yang benar lengkap denganpenjelasan dan materi. Selain itu, padamultimedia tersebut terdapat latihan soalyang dapat menguji kemampuan siswa.Multimedia tersebut juga dilengkapi de-ngan gambar dan video yang dapat mem-buat siswa tertarik. Dengan adanya peng-

2

predict, observe, explain

Model pembelajaran P OEW me-rupakan penggabungan dari model POEWdan model inkuiri. Tahap-tahap dari modelPOEW menurut Samosir (2010: 12), yaitu

, , , dan . Ta-hapan dari model inkuiri menurut NSES(2000) meliputi: merumuskan masalah,mengajukan hipotesis, merencanakan per-cobaan, mengumpulkan data melalui ob-servasi, menjelaskan data, mempertim-bangkan penjelasan lain, mengomunikasi-kan penjelasan, dan uji penjelasan. Lang-kah-langkah pembelajaran dari modelP OEW yang pertama, yaitu Tahapini siswa membuat prediksi berdasarkanpermasalahan pencemaran pada tampilanvideo. Tahap selanjutnya adalahyang diambil dari tahapan dari modelinkuiri, yaitu merencanakan atau meran-cang percobaan. Tahap ini siswa membuatrancangan percobaan yang akan dilaku-kan. Tahap , siswa melakukan eks-perimen berdasarkan rancangan percoba-an yang telah dibuat. Tahap selanjutnyaadalah (menjelaskan). Siswa di-minta berdiskusi dengan kelompoknyauntuk menjelaskan hasil dari eksperimenyang dilakukan melalui presentasi didepan kelas. Tahap , yaitu meminta

2

2

predict observe explain write

predict.

planning

observe

explain

write

21Andini Dewi K., dkk., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran....

Page 10: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

gabungan multimedia interaktif pada mo-del pembelajaran P OEW, dapat mem-bantu siswa dalam mengetahui kebenarandari penemuan yang mereka lakukan seca-ra nyata dan memberikan penjelasan kepa-da siswa agar tidak terjadi miskonsepsi.Penggunaan multimedia seperti ini lebihefektif apabila dibandingkan dengan jikaguru hanya memberikan konfirmasi secaralisan saja. Hal tersebut yang menyebakannilai kognitif siswa pada kelas agregasilebih tinggi dibandingkan dengan kelasmodel.

Hasil belajar psikomotor jugamengalami kenaikan pada tiap pertemuankarena siswa telah terbiasa dengan metodepraktikum, maka keterampilan siswadalam penggunaan alat juga semakin baik.Menurut Rahayu, Widodo & Sudarmin(2013: 131) peningkatan hasil belajarpsikomotorik peserta didik terjadi karenapeserta didik menjadi lebih terampil danterlihat senang dalam membuktikan suatuteori. Peserta didik lebih tertantang untukmelaksanakan praktikum karena merekaharus membuat prediksi awal terlebihdahulu.

Depdiknas (2003: 7) mengemuka-kan bahwa pelajaran sains memfokuskankegiatan pada penemuan dan pengolahaninformasi melalui kegiatan mengamati,mengukur, mengajukan pertanyaan,mengklasifikasi, memecahkan masalah,dan sebagainya. Hal senada juga dikemu-kakan oleh Rahayu, Widodo & Sudarmin(2013: 133) bahwa nilai rata-rata aspekpsikomotorik mengalami peningkatan ka-rena peserta didik terlibat aktif dan lebihterarah saat praktikum.

Berdasarkan hasil analisis, nilaiafektif siswa mengalami peningkatan.Haltersebut terjadi karena siswa mulai terbiasadengan model yang dikembangkan. Siswa

2

juga lebih aktif bekerja sama dengan te-man saat praktikum dan diskusi. Depdik-nas (2003: 6) mengemukakan bahwa dis-kusi merupakan salah satu kondisi belajaryang sesuai dengan filosofi konstruktivis-me karena dalam diskusi siswa dapatmengungkapkan gagasan, melakukanpenelitian secara sederhana, demonstrasi,juga kegiatan lain yang memberikan ruangkepada siswa untuk dapat mempertanya-kan, memodifikasi, atau mempertajam ga-gasannya. Nilai rata-rata aspek afektif disetiap pertemuan mengalami peningkatankarena siswa terlibat secara aktif dalampembelajaran.

Peningkatan hasil belajar sesuaidengan penelitian yang telah dilakukanRaminah (2008). Menurut penelitian yangtelah dilakukan Raminah (2008), modelyang digunakan dapat meningkatkan hasilbelajar peserta didik, karena peserta didikdapat menggunakan pengetahuan yangtelah mereka lakukan dalam menjelaskansuatu konsep. Pengalaman peserta didikdidapat setelah mereka melakukan tahapan

. Pada tahap ini, peserta didikmelakukan pengujian terhadap hasil pre-diksi mereka sebelumnya, hasil akhir daritahap kemudian dibahas oleh pe-serta didik sehingga peserta didik men-dapat pengetahuan secara langsung berda-sarkan pengalaman mereka sendiri.

Hasil yang diperoleh menunjukkanbahwa perbedaan hasil belajar kognitifsebelum dan setelah diberikan perlakuanadalah untuk kelas agregasi memperolehnilai yang lebih tinggi jika dibandingkandengan kelas model. Hal ini terjadi akibatpada kelas agregasi, siswa tidak hanyadapat melakukan eksperimen/praktikumsecara nyata, tetapi siswa juga dapat mela-kukan observasi dan simulasi praktikumyang terdapat pada multimedia interaktif

observe

observe

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 13 - 2622

Page 11: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

berbasis POEW. Dengan adanya multime-dia interaktif ini siswa sebelum siswa men-dapat penjelasan atau konfirmasi dari guru,siswa dapat mengoreksi sendiri apakahrancangan percobaan dan praktikum yangdilakukan sudah benar atau belum, sertamengoreksi kesesuaian antara prediksi de-ngan hasil yang diperoleh setelah melaku-kan praktikum. Selain itu, pada multime-dia ini terdapat gambar, video, materi, dansekaligus terdapat latihan soal. Adanyapenggabungan model P OEW denganmultimedia interaktif berbasis POEW inidapat membuat siswa tertarik mempelajarimateri biologi dan membuat suasanapembelajaran tidak monoton dan tidakmembosankan.

Model pembelajaran P OEW dapatmenjadikan siswa sebagai subjek di dalampembelajaran. Siswa aktif dalam mene-mukan suatu konsep melalui pengamatanatau eksperimen secara langsung, bukandari menghafal buku materi maupun pen-jelasan dari guru. Model ini memungkin-kan siswa aktif dalam proses pembelajar-an, memberikan kesempatan kepada siswauntuk mengkonstruksipengetahuannya,mengkomunikasikan pemikirannya danmenuliskan hasil diskusinya sehingga sis-wa lebih menguasai dan memahami kon-sep yang akan berdampak pada peningkat-an prestasi belajar siswa. Hal tersebut se-suai dengan pendapat Permatasari (2011:1) bahwa model ini memberikan kesem-patan pada siswa untuk mengkonstruksipengetahuannya sendiri, melakukan peng-amatan terhadap fenomena serta mengo-munikasikan pemikiran dan hasil diskusisehingga siswa akan lebih mudah mengua-sai konsep yang diajarkan.

Model pembelajaran P OEW yangtelah dikembangkan dapat melatih ke-mampuan berpikir kritis siswa. Senada

2

2

2

dengan pernyataan Samosir (2010) dalampenelitiannya yang menyatakan bahwa pe-ningkatan penguasaan konsep dan berpikirkritis siswa yang mendapatkan modelpembelajaran P OEW secara signifikanlebih baik dibandingkan siswa yang men-dapatkan pembelajaran konvensional. Haltersebut dikarenakan pada model ini siswadiminta untuk merancang percobaan sen-diri sebelum mereka melakukan ekspe-rimen/praktikum. Kemampuan berpikirkritis siswa tidak hanya diasah pada pem-buatan prediksi, tetapi juga pada saat kegi-atan merancang percobaan. Selain terdapatpenambahan tahap berupa me-rancang percobaan, pada pengembanganmodel ini sebelum siswa menyimpulkanhasil diskusi secara tertulis, siswa dimintauntuk membuat sebuah peta konsep ten-tang materi pencemaran. Pemetaan konsepdalam belajar memudahkan siswa untukmenghubungkan ide-ide atau konsep yangberkaitan dan membantu siswa untukmengonstruksikan pemahaman yang terin-tegrasi. Menurut Jonassen (1987) dalamPannen (2005: 119) mengatakan bahwapeta konsep merupakan teknik untukmenggambarkan susunan dan hubunganantar ide atau konsep dalam pikiran se-orang individu.

Pendekatan ilmiah () dalam pembelajaran Kuriku-

lum 2013 menurut Kemendikbud (2013)meliputi mengamati, menanya, menalar,mencoba, dan membentuk jejaring. Impli-kasi dari penerapan model pembelajaranP OEW dalam pendekatan ilmiah padaKurikulum 2013 disajikan sebagai berikut.Pertama, mengamati. Metode mengamatidalam model P OEW terlihat pada tahap

Siswa melakukan eksperimenatau praktikum tentang materi pencemar-an. Pada tahap ini, siswa mengamati apa

2

2

2

planning

scientificapproach

observe.

23Andini Dewi K., dkk., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran....

Page 12: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

yang terjadi dan dapat menemukan faktauntuk kemudian dianalisis dan dikaitkandengan teori, pengetahuan awal yang di-miliki, maupun dengan kehidupan sehari-hari. Kedua, menanya. Implikasinya padamodel pembelajaran P OEW terlihat padasaat guru memberikan pertanyaan-perta-nyaan untuk memotivasi siswa agar dapatmencari solusi dari permasalahan yangada. Proses bertanya tidak hanya terjadidari guru ke siswa, melainkan dari siswa keguru dan antar sesama siswa. Pada saatdiskusi kelompok dan presentasi, juga ter-jadi interaksi bertanya jawab antar siswa(tahap ). Ketiga, menalar. Penalar-an yang terlihat pada proses pembelajarandengan menggunakan model P OEW,yaitu terjadi interaksi langsung antarasiswa dengan siswa pada saat berdiskusimembuat prediksi, merancang percobaan,saat melakukan eksperimen dan dalammenjawab pertanyaan dalam LKS. Siswaberdiskusi untuk mencari solusi dari per-masalahan pada saat eksperimen. Siswadituntut untuk berpikir secara logis dansistematis berdasarkan fakta-fakta yangditemukan saat praktikum. Keempat, men-coba. Penerapan model pembelajaranP OEW pada tahap siswa dimintauntuk melakukan percobaan mengenaipencemaran. Siswa membangun dan me-nemukan pengetahuan sendiri dari eks-perimen yang dilakukan. Kelima, jejaringpembelajaran atau pembelajaran kolabora-tif. Pembelajaran kolaboratif pada pene-rapan model P OEW terlihat pada saatsiswa berinteraksi dan berdiskusi untukmembuat prediksi, merancang perobaan,saat melakukan percobaan, berdiskusi da-lam menjawab pertanyaan dalam LKS danberinteraksi dalam tanya jawab pada saatpresentasi kelompok. Siswa dilatih untukbekerjasama dengan kelompoknya, saling

2

2

2

2

explain

observe

menghormati, dan menerima kekuranganatau kelebihan masing-masing.

Selain itu, pada pelaksanaan pem-belajaran dengan model P OEW siswadiberikan tugas untuk membuat laporanpraktikum berdasarkan hasil eksperimenyang telah dilakukan. Siswa dapat mencarisumber informasi yang diperlukan seba-nyak-banyaknya dari internet untuk me-lengkapi tugas laporan praktikum.

Berdasarkan hasil analisis data danpembahasan yang telah dilakukan dapatdisimpulkan sebagai berikut.

Kelayakan model pembelajaranP OEWberkategori “Sangat Baik” setelahdilakukan uji-coba lapangan.

Peningkatan hasil belajar siswa cu-kup signifikan, yaitu dalam kategori “Se-dang” setelah diterapkan model pembel-ajaran P OEW.

Ada perbedaan signifikan antarahasil belajar siswa sebelum dan setelahditerapkan model pembelajaran P OEW.

Berdasarkan hasil penelitian makadiajukan beberapa rekomendasi sebagaiberikut:

Penerapan model pembelajaranP OEW ini memerlukan waktu yang cukupdan persiapan yang baik agar pembelajar-an dapat berjalan sesuai RPP.

Model pembelajaran P OEW ini di-sarankan untuk dimanfaatkan secara opti-mal oleh guru sebagai salah satu contohpengembangan model pembelajaran de-ngan materi lain.

Pengembangan model pembelajar-an memerlukan kemampuan peneliti da-lam pembuatan model dan validasi dariahli-ahli yang kompeten agar dihasilkanmodel pembelajaran yang baik.

2

2

2

2

2

2

KESIMPULAN DAN SARAN

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 13 - 2624

Page 13: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

Kegiatan eksperimen yang dilaku-kan sesuai RPP sudah umum digunakanpada materi pencemaran, sehingga guru

dapat mengembangkan kegiatan eksperi-men lain yang sesuai dengan materi pence-maran.

DAFTAR PUSTAKA

Borg, W.R. & Gall, M.D. 1983. . New York:Longman.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. . Bandung: Gelora Aksara Pratama.

Depdiknas. 2003. . Jakarta: Pusat Perbukuan.

2006. Jakarta: BSNP.

Hake, R.R. 1998. “Interactive-engagement methods in introductory mechanics courses”,dalam . .

Huinker, D. dan Laughlin, C. 1996. “Talk Your Way into Writing In P. C. Elliot, and M. J.Kenny (Eds)”, dalam K-12 and Beyond. USA:NCTM.

Juniati. 2009. “Penerapan Strategi Pembelajaran Probex untuk Meningkatkan Motivasidan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah, TahunPelajaran 2007/2008 pada Konsep Kalor”, dalam 1 (2): 32-39.

Kemendikbud. 2013. . Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mundilarto. 2005. “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Sains”, dalam. Yogyakarta: 20 Agustus 2005.

NSES. 2000. . Washington, DC:National Academy Press.

Pannen, P. 2005. . PAU-PPAI Jakarta: UniversitasTerbuka.

Permatasari, O. I. 2011. “Keefektifan Model Pembelajaran Predict- Observe-Explain(POE) Berbasis Kontekstual dalam Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar SiswaSMP Kelas VIII pada Pokok BahasanTekanan” dalam Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Rahayu, S, Widodo, AT, dan Sudarmin. 2013. “Pengembangan Perangkat PembelajaranModel POE Berbantuan Media I am Scientist”, dalam

. 2(1): 128-133.

Raminah. 2008. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMAN 3 Pemalangdengan Metode Pembelajaran Probex ( ) melalui UmpanBalik Kuis. . Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Educational Research an Introduction

Teori – teori BelajarStandar Penilaian Buku Pelajaran Sains

__________. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh Model SilabusSMA.

Physics Ed. Res Supplement to Am. J. Phys

.Communication in Mathematics,

Berkala Fisika Indonesia.

Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013

PPMTerpadu SMPN 2 Mlati

Inquiry and the National Science Education Standards

Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Skripsi,

Journal of Curriculum andEducational Technology

Predict-Observe-ExplainSkripsi

25Andini Dewi K., dkk., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran....

Page 14: PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL …

Samosir, H. 2010.

Tesis PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Suparno, P. 2007. . Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

White, R. & Gunstone, R. 1992. . London: The Falmer Press.

Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW) untukMeningkatkan Penguasaan Konsep Kalor dan Keterampilan Berpikir Kritis SiswaSMA.

Metode Penelitian Fisika

Probing understanding

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 13 - 2626