pengertian teknologi pembelajaran

22
2.1.1 Pengertian Teknologi Pembelajaran Association for Educational Communications and Technology (AECT) dengan paradigma 1994 mendefinisikan bahwa “Instructional Technology is the theory and practice of design, development, utilization, management and evaluation of process and resources for learning”. (Seels and Richey, 1994 : 1) Definisi tersebut didasarkan atas lima kawasan yang menjadi pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan evaluasi. Lima kawasan teknologi pembelajaran secara lengkap terdapat pada gambar 1. Kelima kajian tersebut merupakan kawasan bidang studi teknologi pembelajaran. Hubungan kelima kawasan tersebut adalah sinergis, terlihat pada gambar 2. Gambar 1. Kawasan Teknologi Pembelajaran (Seels dan Richey, 1994 : 26) PENGEMBANGAN Teknologi Cetak Teknologi Audiovisual Teknologi Berbasis Komputer PEMANFAATAN Pemanfaatan Media Difusi Innovasi Implementasi dan Institusionalisasi DESAIN Desain Sistem Pembelajaran Desain Pesan Strategi Pembelajaran PENILAIAN Analisis Masalah Pengukuran Acuan Patokan Evaluasi Sumatif PENGELOLAAN Manajemen Proyek Manajemen Sumber Manajemen Sistem Penyampaian TEORI PRAKTIK

Upload: dhini-agustina

Post on 01-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori TP

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Teknologi Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Teknologi Pembelajaran

Association for Educational Communications and Technology (AECT) dengan

paradigma 1994 mendefinisikan bahwa “Instructional Technology is the theory

and practice of design, development, utilization, management and evaluation of

process and resources for learning”. (Seels and Richey, 1994 : 1) Definisi

tersebut didasarkan atas lima kawasan yang menjadi pemanfaatan, kawasan

pengelolaan, dan kawasan evaluasi. Lima kawasan teknologi pembelajaran secara

lengkap terdapat pada gambar 1. Kelima kajian tersebut merupakan kawasan

bidang studi teknologi pembelajaran. Hubungan kelima kawasan tersebut adalah

sinergis, terlihat pada gambar 2.

Gambar 1. Kawasan Teknologi Pembelajaran (Seels dan Richey, 1994 : 26)

Gambar 2. Hubungan Antar Kawasan Bidang Studi Teknologi Pembelajaran (Seels dan Richey, 1994 : 27)

PENGEMBANGAN Teknologi Cetak Teknologi Audiovisual Teknologi Berbasis Komputer Teknologi Terpadu

PEMANFAATANPemanfaatan Media Difusi Innovasi Implementasi dan Institusionalisasi Kebijakan dan Regulasi

DESAIN Desain Sistem Pembelajaran Desain Pesan Strategi Pembelajaran Karakteristik Pembelajar

PENILAIAN Analisis Masalah Pengukuran Acuan Patokan Evaluasi Sumatif

PENGELOLAAN Manajemen Proyek Manajemen Sumber Manajemen Sistem Penyampaian Manajemen Informasi

TEORI

PRAKTIK

DEVELOPMENT

UTILIZATION DESIGN

MANAGEMENTEVALUATION

THEORYPRACTICE

Page 2: Pengertian Teknologi Pembelajaran

Pembelajaran kooperatif belum pernah diterapkan oleh guru-guru di SDN 1

Haduyang dan pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa (Slavin, 2005 : 15).

2.2.2. Kawasan Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya

sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai

disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang

strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai

ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi

pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang

memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk

berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem,

desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem

pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan dan sistem

pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para

ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat dikemukakan oleh para

ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam

model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk,

model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya

ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya

dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE.

Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan

suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran,

multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin

and peck. Satu lagi adalah model berorientasi sistem yaitu model desain

pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya

luas seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah. Salah satu model

desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985) dalam Pribadi (2009).

Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah-langkah desain

pembelajaran menurut Dick and Carey adalah :

Page 3: Pengertian Teknologi Pembelajaran

a. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran.

b. Melaksanakan analisis pembelajaran.

c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa.

d. Merumuskan tujuan performasi.

e. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan.

f. Mengembangkan strategi pembelajaran.

g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran.

h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.

i. Merevisi bahan pembelajaran.

j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud

dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk

mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and

Carey menunjukkan hubungan yang sangat jelas, sistem yang terdapat pada Dick

and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan

berikutnya.

Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan

pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi

maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran

tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar melahirkan suatu

rancangan pembangunan.

Penggunaan Model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran

dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat

mengetahui dan mampu melakukan hal-hal yang berkaitan dengan materi pada

akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi

pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan

langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain

pembelajaran.

Page 4: Pengertian Teknologi Pembelajaran

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah :

1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi,

karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.

2. Tujuan pembelajaran (umum dan khusus) adalah penjabaran kompetensi yang

akan dikuasai oleh pembelajaran.

3. Analisis pembelajar, merupakan proses menganalisis topik serta materi yang

akan dipelajari.

4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun

atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.

5. Bahan ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar.

6. Penilaian belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang

sudah dikuasai atau belum.

Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan

pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran

yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar,

memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan

individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan

memfasilitasi belajar kontekstual, terdapat beberapa teori belajar yang melandasi

dalam pembelajaran yaitu teori kognitivisme dan behaviorisme pada perubahan

aktivitas siswa.

Page 5: Pengertian Teknologi Pembelajaran

yang positif bagi peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Hamalik ( 2003: 91)

manfaat aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu:

a. Siswa mencari pengalaman sendiri

b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa

c. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa

d. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan

kekeluargaan

e. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri

f. Pembelajaran dilaksanakan secara realistik dan konkrit sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis

g. Pembelajaran menjadi hidup dan penuh dinamika

2.1.6 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa. Untuk lebih memahami

pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan dibahas dalam penelitian ini,

terlebih dahulu kita harus tahu apa itu pembelajaran kooperati£ Berikut ini

beberapa pengertian pembelajaran kooperatif menurut para ahli.

Posamentier (dalam Rachmadi, 2004:13) secara sederhana menyebutkan

kooperatif learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa

siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap kelompok mempunyai tingkat

kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika

memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda

serta memperhatikan kerja kesetaraan jender.

Prinsip dasar dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif. Menurut Nur prinsip dasar dan

ciri-ciri dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

a. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif .

1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang dikerjakan dalam kelompoknya.

Page 6: Pengertian Teknologi Pembelajaran

2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota

kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung

jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

5. Setiap anggvta kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama pmses

belajarnya.

6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan

secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

b. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif.

1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar

sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-

beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin

anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda.

3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing

individu.

Ada lima hal dasar yang perlu diperhatikan agar pembelajaran kooperatif dapat

berjalan dengan baik (Johnson & Jonhson, 1991: 22-23), yaitu:

a. Kemandirian yang positif

Kemandirian yang posi6f akan berhasil dengan baik apabila setiap anggota

kelompok merasa sejajar dengan anggota yang lain. Artinya satu orang tidak

akan berhasil kecuali anggota yang lain merasakan juga keberhasilannya.

Apapun usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota tidak hanya untuk

kepentingan diri sendiri tetapi untuk semua anggota kelompok. Kemandirian

yang positif merupakan inti pembelajaran kooperatif

b. Peningkatan interaksi

Pada saat guru menekankan kemandirian yang positif, selayaknya guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengenal, tolong

menolong, saling bantu, saling mendukung, memberi semangat dan saling

memberi pujian atas usahanya dalam belajar. Aktivitas kognitif dan dinamika

Page 7: Pengertian Teknologi Pembelajaran

kelompok terjadi pada saat siswa diikutsertakan untuk belajar mengenal satu

sama lain. Termasuk dalam hal ini menjelaskan bagaimana memecahkan

masalah, mendiskusikan konsep yang akan dikerjakan, menjelaskan pada

teman sekelas dan menghubungkan dengan pelajaran yang terakhir dipelajari.

c. Pertanggungjawaban individu

Tujuan kelompok dalam pembelajaran kooperatif adalah agar masing-masing

anggota menjadi lebih kuat pengetahuannya. Siswa belajar bersama sehingga

setelah itu mereka dapat melakukan yang lebih baik sebagai individu. Untuk

memastikan bahwa masing-masing anggota lebih kuat, siswa harus membuat

pertanggungjawaban secara individu terhadap tugas yang menjadi bagiannya

dalam bekerja. Pertanggungjawaban individu akan terlaksana jika perbuatan

masing-masing individu dinilai dan hasilnya diberitahukan pada individu dan

kelompok. Pertanggungjawaban individu berguna bagi setiap anggota

kelompok untuk mengetahui: siapa yang memerlukan lebih banyak bantuan,

dukungan dan dorongan semangat dalam melengkapi tugas, bahwa mereka

tidak hanya "membonceng" pada pekerjaan teman.

d. Interpersonal dan kemampuan grup kecil

Dalam pembelajaran kooperatif, selain materi pelajaran (tugas kerja) siswa

juga harus belajar tentang kerja kelompok. Nilai lebih pembelajaran kooperatif

adalah siswa belajar tentang keterampilan sosial. Penempatan sosial bagi

individu yang tidak terlatih, walaupun disertai penjelasan bagaimana mereka

harus bekerjasama tidak menjamin bahwa mereka akan bekerja secara efektif.

Agar tercapai kualitas kerjasama yang tinggi setiap anggota kelompok harus

mempelajari keterampilan sosial. Kepemimpinan, membuat keputusan,

membangun kepercayaan, komunikasi dan keahlian mengelola konflik juga

harus dipelajari seperti halnya tujuan mereka mempelajari materi pelajaran.

e. Pengelolaan kelompok

Pengelolaan kelompok akan berhasil jika setiap anggota kelompok

mendiskusikan bagaimana mereka mencapai tujuan dan bagaimana

mempertahankan hubungan kerja secara efektif. Kelompok perlu

menggambarkan tindakan-tindakan apa yang akan membantu atau tidak akan

Page 8: Pengertian Teknologi Pembelajaran

membantu, selanjutnya membuat keputusan mengenai tingkah laku yang harus

dilanjutkan atau diganti.

Pengelolaan kelompok ini akan berpengaruh terhadap hasil kcrja kelompok.

Setiap anggota kelompok akan menyumbangkan nilai perkembangannya untuk

skor perkembangan kelompok. Perhitungan skor perkembangan individu dapat

mengacu menurut Slavin (1995: 80) seperti pada tabel berikut:

Tabel. l Perhitungan Skor Perkembangan Individu pada Pembelajaran Kooperatif

Skor TesNilai

PerkembanganLebih dari 10 poin di bawah skor awai 5

10 poin hingga 1 poin di bawah skor awal 10

Diatas skor awal sampai 10 poin 20

Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30

Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

Slavin (1995: 80)

Keterangan : Skor awal adalah skor yang diperoleh siswa dari pembelajaran tepat pada pertemuan sebelumnya.

Skor perkembangan kelompok diperoleh dengan menghitung rata-rata skor

perkembangan individu pada setiap kelompok. Untuk menghargai prestasi

kelompok ada tiga tingkat penghargaan yang dapat diberikan terhadap prestasi

kelompok. Penghargaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 2 Penghargaan Prestasi Kelompok

KriteriaSkor Rata-Rata Kelompok Penghargaan

5 < x < 15 Kelompok baik

15 < x < 24 Kelompok hebat

25 < x<30 Kelompok super

Slavin (1995: 80)

Page 9: Pengertian Teknologi Pembelajaran

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang berlandaskan

konstruktivis. Konstruktivisme dalam pembelajaran kooperatif seperti yang di

kemukakan oleh Nur (2001: 3) adalah bahwa siswa mampu menemukan dan

memahami konsep-konsep sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah

tersebut dengan temannya. Pada model pembelajaran tersebut pada aspek

masyarakat belajar diharapkan bahwa setiap individu dalam kelompok harus

berperan agar tujuan yang telah digariskan dapat tercapai.

Uraian di atas memberi kejelasan bahwa model pembelajaran kooperatif mengacu

pada berbagai model pembelajaran di mana siswa bekerja di dalam kelompok

kecil untuk membantu satu sama lain mempelajari materi pelajaran_ Adapun

penelitian secara bertahap harus berusaha meningkatkan keterampilan

kooperatifnya sehingga mampu secara optimal mencapai tujuan pembelajaran

yang sudah diinformasikan.

Selanjutnya, Slavin (1994: 2) menyatakan bahwa: di dalam kelas kooperatif, para

siswa diharapkan untuk tolong menolong, menilai pengetahuan mereka satu sama

lain dan mengisi celah dengan pemahaman masing-masing. Adapun gagasan di

belakang bentuk pembelajaran kooperatif ini adalah bahwa jika para siswa ingin

berhasil sebagai suatu tim, mereka akan mendukung teman satu tim mereka untuk

dapat melampaui kelompok lain dan ia akan membantu untuk melakukannya ada

dua pengertian belajar kelompok dilihat dari substansi materi yang dipelajari atau

dikerjakan, Nur (2000; 38) menyatakan bahwa "Metode pembelajaran kooperatif

dapat dibedakan atas dua kategori besar yaitu : (1) group study method atau

belajar kelompok yaitu siswa bekerjasama saling membantu mempelajari

informasi atau ketrampilan yang relatif telah terdefinisikan dengan baik (2)

pembelajaran atau pembelajaran berbasis proyek yaitu sesudah bekerja dalam

kelompok untuk menyusun suatu laporan, eksperimen, atau proyek yang lain.

Adapun perbedaan utama bahwa pada pembelajaran berbasis proyek masalah dan

tujuan belum tersusun dan terdefinisi dengan baik, dan kelompok siswa justru

mencari dan merumuskan masing-masing.

Selanjutnya, sebagai latar belakang pembentukan kelompok Slavin (1494: 51)

menyatakan yang maksudnya bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu solusi

Page 10: Pengertian Teknologi Pembelajaran

ideal terhadap permasalahan yang ada dalam kelompok siswa yang berbeda suku

dengan peluang cukup besar karena adanya interaksi yang kooperatif: Kehadiran

para siswa dari ras yang berbeda atau latar belakang suku yang berbeda digunakan

untuk meningkatkan hubungan dalam suatu kelompok. Pada persoalan

matematika banyak masalah yang sulit untuk dipecahkan sendiri-sendiri oleh

siswa dan akan lebih efektif apabila didukung dengan metode pembelajaran

kooperatif. Menurut Nur (2000: 2) unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut.

1. Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka "tenggelam atau berenang

bersama".

2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompok di

samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari

materi yang dihadapi.

3. Siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang

sama.

4. Siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggungjawab sama besarnya di

antara para anggota kelompok.

5. Siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berperan

terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan

bekerjasama selama belajar.

7. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

Metode pembelajaran kooperatif yang kita gunakan merupakan hal baru bagi guru

dan siswa karena memiliki perbedaan--perbedaan yang mendasar dibandingkan

dengan metode pembelajaran selama ini, di mana peranan guru sangat dominan.

Tabel .3 Langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif.

Fase Indikator Kegiatan Guru1 Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswaGuru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa

Page 11: Pengertian Teknologi Pembelajaran

dengan cara mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

4 Membimbing kelompok bekerja dan

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas belajar

5 Evaluasi Guru mengevaluasi basil belajar tentang materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi basil kerja masing-masing kelompok.

6 Memberi penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau basil belajar individu maupun kelompok

(Depdikbud, 2000: 90)

2.1.7 Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NH`l) atau

penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif

yang di rancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif

terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali

di kembangkan oleh spenser kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa

dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pembelajaran tersebut.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan empat langkah (lbrahim dkk,

2000:28) sebagai berikut:

Langkah-l : Penomoran.

Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan kepada

setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5 atau sesuai jumlah

anggota kelompok.

Langkah-2 : Mengajukan Pertanyaan/Permasalahan.

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi.

Langkah-3: Berpikir Bersama.

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap pertanyaan itu dan meyakinkan tiap

kelompok dalam timnya mengetahui jawaban itu.

Page 12: Pengertian Teknologi Pembelajaran

Langkah-4: Menjawab.

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai

mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas.

Dalam pembagian tim hendaknya setiap tim terdiri dari siswa dengan kemampuan

yang bervariasi: satu orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan

sedang, dan satu orang berkemampuan rendah. Di sini ketergantungan positif juga

dikembangkan, dan yang kurang, terbantu oleh yang lain. Yang berkemampuan

tinggi bersedia membantu, meskipun mungkin mereka tidak dipanggil untuk

menjawab. Bantuan yang diberikan dengan motivasi tanggung jawab atau nama

baik kelompok, yang paling lemah diharapkan antusias dalam memahami

permasalahan dan jawabannya karena mereka merasa merekalah yang akan

ditunjuk guru menjawab.

Empat langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT dari dari pendapat (Ibrahim

dkk, 2000:28), penulis memadukan langkah-langkah tipe NHT dengan langkah-

langkah pembelajaran kooperatif, karena berdasarkan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif secara umum harus dipenuhi minimal 61angkah.

Langkah-langkah model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

1. Menyajikan informasi.

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat

bahan bacaan.

2. Pembentukan kelompok

Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-

5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan

nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan

percampuran yang ditinjau dari kemampuan belajar. Selain itu, dalam

pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar

dalam menentukan masing-masing kelompok.

Page 13: Pengertian Teknologi Pembelajaran

3. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan.

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk dipecahkan bersama dalam

kelompok. Pertanyaan dapat bervariasi

4. Diskusi masalah

Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan

dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk

menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari

pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan

oleh guru

5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan

jawaban kepada siswa di kelas.

6. Memberi kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang disajikan.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan telaah kepustakaan yang peneliti lakukan, ditemukan beberapa hasil

penelitian yang relevan dan berkaitan dengan variabel penelitian ini, antara lain: