penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN BETON DENGAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN JALAN NGUTER – WONOGIRI (The Use of Fly Ash Concrete as Road Repair Materials Nguter - Wonogiri) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh : MAYA INDRIANINGRUM NIM I. 1106012 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

Upload: trinhcong

Post on 28-Dec-2016

228 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PENGGUNAAN BETON DENGAN FLY ASH SEBAGAI

BAHAN PERBAIKAN JALAN NGUTER – WONOGIRI

(The Use of Fly Ash Concrete as Road Repair Materials Nguter - Wonogiri)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh :

MAYA INDRIANINGRUM NIM I. 1106012

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

i

Page 2: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGGUNAAN BETON DENGAN FLY ASH SEBAGAI

BAHAN PERBAIKAN JALAN NGUTER - WONOGIRI

(The Use of Fly Ash Concrete as Road Repair Materials Nguter - Wonogiri)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

MAYA INDRIANINGRUM

NIM I. 1106012

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan :

Dosen Pembimbing I

I.r. Ary Setyawan, M.Sc, Ph.D. NIP. 19661204 199512 1 001

Dosen Pembimbing II

Ir. Djumari, MT NIP. 19571020 198702 1 001

HALAMAN PENGESAHAN

ii

Page 3: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PENGGUNAAN BETON DENGAN FLY ASH SEBAGAI

BAHAN PERBAIKAN JALAN NGUTER - WONOGIRI

(The Use of Fly Ash Concrete as Road Repair Materials Nguter - Wonogiri)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

MAYA INDRIANINGRUM NIM I. 1106012

Telah dipertahankan dihadapan tim penguji pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari : Senin, 21 Maret 2011

1. Ir. Ary Setyawan, M.Sc, Ph.D

NIP. 19661204 199512 1 001 (……………………………………)

2. Ir. Djumari, MT NIP. 19571020 198702 1 001

(……………………………………)

3. Ir. Agus Sumarsono, MT NIP.19570814 198601 1 001

(……………………………………)

4. Slamet Jauhari Legowo, ST, MT NIP. 19670413 199702 1 001

(……………………………………)

Mengetahui, a.n. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Pembantu Dekan I Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP.19561112 198403 2 007

Disahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil Ir. Bambang Santosa, MT NIP.19590823 198601 1 001

Disahkan, Ketua Program S1 Non-Reguler Jurusan Teknik Sipil Ir. Agus Sumarsono, MT NIP.19570814 198601 1 001

iii

Page 4: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

MOTTO

“Allah memberikan kesulitan sesuai batas

kemampuan yang dimiliki, dan dimana ada niat disitu

ada jalan untuk menyelesaikannya, bersyukurlah

dengan apa yang dihadapi karena hidup adalah

perjuangan.”

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

ALLAH S.W.T

Ibu dan Bapak Tersayang atas segala dukungannya,

beserta Sanak Famili, Kekasih dan Sahabat-sahabat

Tercinta.

· Thanks to:

· ♥ Teman-teman Sipil 2006, yang telah banyak

memberi pengalaman yang sangat berharga dalam

hidup ini.

iv

Page 5: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ABSTRAK

MAYA INDRIANINGRUM, 2011. PENGGUNAAN BETON FLY ASH

SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN JALAN NGUTER – WONOGIRI. Skripsi

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Perbaikan jalan menggunakan perkerasan beton semen, merupakan struktur yang

terdiri dari pelat beton semen yang bersambung tanpa, dengan, dan menerus

dengan tulangan. Fly Ash yang hemat biaya, karena berasal dari pembakaran batu

bara atau limbah sisa industri, digunakan sebagai bahan pengganti semen pada

perkerasan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbaikan jalan

dengan rigid pavement untuk jalan Nguter – Wonogiri dengan menggunakan

beton fly ash, besarnya biaya dengan rehabilitasi menggunakan fly ash dan

biayanya yang lebih ekonomis dari penggunaan fly ash.

Metode untuk rehabilitasi jalan dalam penelitian ini menggunakan rigid pavement

dengan fly ash. Untuk sumber datanya menggunakan data sekunder berupa

dimensi kerusakan jalan, volume LHR, struktur perkerasan jalan, harga bahan.

Dari data yang ada kemudian dianalisis untuk menentukan tebal perbaikan jalan

dan biaya penanganannya.

Hasil penelitian menunjukan perbaikan dengan menggunakan fly ash yang

optimal pada kadar 25%. Untuk perkerasan beton brsambung tanpa tulangan

memiliki perencanaan tebal pelat 180 mm dan biaya Rp 9.354.604,00, dengan

tulangan tebal pelat 160 mm dan biaya Rp 35.685.476,00, menerus dengan

tulangan tebal pelat 190 mm dan biaya Rp 48.528.583,00. Dari hasil penelitian

diperoleh perbaikan beton bersambung tanpa tulangan menghasilkan biaya

termurah (lebih ekonomis) daripada penggunaan beton bersambung dengan atau

menerus dengan tulangan.

Kata kunci: Tebal perencanaan perkerasan jalan beton dengan fly ash, biaya

penanganannya, dan peninjauan segi ekonomisnya.

v

Page 6: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ABSTRAK

MAYA INDRIANINGRUM, 2011. The Use of Fly Ash Concrete as Road

Repair Materials Nguter – Wonogiri. Thesis, Civil Engineering Department,

Engineering Faculty, Sebelas Maret University.

Road repairs using cement concrete pavement, a structure consisting of cement

concrete slab is to be continue without, with, and constantly reinforced. Fly ash

cost effective, because it comes from burning coal or residual waste industry, are

used as cement replacement materials in road pavement. This study aims to

determine road improvement with rigid pavement for roads Nguter – Wonogiri by

using fly ash concrete, the magnitude of rehabilitation costs by using fly ash and

the cost is more economical than the use of fly ash.

Metods for the rehabilitation of road in this study using rigid pavement with fly

ash. For data sources used secondary data dimension of road damage, LHR

volume, pavement structure, material prices. From the existing data was analyzed

to determine the thickness of road maintenance and handling costs.

The result showed improvement using the optimal fly ash at level of 25%. To be

continued without the reinforcement of concrete pavement has a plan slab

thickness 180 mm and a cost of Rp 9.354.604,00, with slab 160 mm thick

reinforced Rp 35.685.476,00, and expenses sustained by slab 190 mm thick

reinforced and costs amounting to Rp 48.528.583,00. The results were obtained

without reinforced concrete repairs continued to produce the ceapest cost (more

economical) than the use of concrete to be continued with or continuous with

reinforcement.

Key Words : Thickness design of concrete pavement with fly ash, the cost of

handling, and review its economic aspect.

vi

Page 7: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan S-1

di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis mengambil judul skripsi “PENGGUNAAN BETON FLY ASH

SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN JALAN NGUTER - WONOGIRI”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka

banyak kendala yang sulit untuk penulis pecahkan hingga terselesaikannya

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Pimpinan Program S1 Non Reguler Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret.

4. Bapak Ir. Ary Setyawan, M.Sc (Eng,) Ph.D selaku Dosen Pembimbing I.

5. Bapak Ir.Djumari, MT selaku Dosen Pembimbing II.

6. Tim Penguji Pendadaran.

7. Bapak Setiono, ST., MSc selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Teman-teman angkatan 2006 terima kasih atas kerjasama dan bantuannya.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

vii

Page 8: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Disadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan

kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan penelitian selanjutnya.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, November 2010

Penyusun

viii

Page 9: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

ABSTRAK ..................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xix

NOTASI DAN SINGKATAN ................................................................................... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 5

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6

1.5.1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 6

1.5.2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................... 7

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 7

2.1.1 Tinjauan Pustaka ACI/ Jurnal Internasional dan Thesis

Penggunaan Fly Ash .......................................................................... 9

2.2 Landasan Teori ................................................................................................ 13

2.2.1 Beton Semen (Rigid Pavement) ......................................................... 13

2.2.2 Jenis Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement .............................. 14

2.2.2.1. Pengertian Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)

ix

Page 10: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Bersambung Tanpa Tulangan ............................................................... 15

2.2.2.2. Pengertian Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)

Bersambung dengan Tulangan .............................................. 15

2.2.2.3. Pengertian Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)

Menerus dengan Tulangan .................................................... 15

2.2.3 Tujuan Penulangan ............................................................................ 15

2.2.4 Pengertian Daya Dukung Tanah Dasar ............................................. 16

2.2.5 Bahan Pondasi Bawah ....................................................................... 16

2.2.6 California Bearing Ratio (CBR) ........................................................ 17

2.2.7 Pengertian Lalu Lintas Harian Rata – rata (LHR) ............................. 18

2.2.8 Menentukan Umur Rencana .............................................................. 19

2.2.9 Volume Lalu Lintas ........................................................................... 19

2.2.10 Pengertian Lalu Lintas Rencana ........................................................ 20

2.2.11 Menentukan Beban Rencana ............................................................. 21

2.2.12 Pengertian Bahu Beton Semen .......................................................... 22

2.2.13 Pengertian Tebal Rencana ................................................................. 22

2.2.14 Fungsi Analisa Fatik dan Erosi Perencanaan Tebal Pelat ................. 23

2.2.15 Syarat Kuat Lentur dan Kuat Tekan .................................................. 23

2.3 Jenis Kerusakan Jalan .................................................................................... 23

2.4 Bahan Susun Beton ......................................................................................... 24

2.4.1 Pengertian Semen Portland ................................................................... 24

2.4.2 Pengertian Agregat ................................................................................ 24

2.4.3 Fungsi Air .............................................................................................. 25

2.4.4 Bahan Tambah ....................................................................................... 25

2.5 Langkah – langkah Penelitian Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan

Beton Semen ................................................................................................... 27

BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 31

3.1 Lokasi Penelitian............................................................................................. 31

3.2 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 32

3.2.1 Data Sekunder untuk Analisis ............................................................... 32

x

Page 11: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3.3 Teknik Analisa Data ....................................................................................... 32

3.4 Bagan Alir Penelitian ...................................................................................... 33

BAB 4 PEMBAHASAN ..................................................................................... 35

4.1 Penentuan Kelas Jalan Perkerasan Beton Semen .......................................... 35

4.2 Data Eksisting Perkerasan Jalan .................................................................... 35

4.2.1 Kondisi dan Jenis Penanganan Bersegmen ......................................... 35

4.2.2 Data Lalu – Lintas Harian Rata – Rata ................................................ 36

4.3 Analisis Perbaikan Jalan ................................................................................. 36

4.4 Data Parameter Perencanaan .......................................................................... 36

4.5 Perhitungan Tebal Pelat Perkerasan Beton Semen

Bersambung Tanpa Tulangan (Jointed Unreinforced

Concrete Pavement) ........................................................................................ 41

4.5.1 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan

Beban) … ................................................................................... 38

4.5.2 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana .................................................. 39

4.5.3 Perhitungan Analisa Fatik dan Erosi Untuk

Mendapatkan Tebal Pelat ..................................................................... 41

4.5.3.1 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 0% 41

4.5.3.2 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 15% 43

4.5.3.3 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 20% 45

4.5.3.4 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 25% 47

4.6 Perhitungan Tebal Pelat Perkerasan Beton Semen

Bersambung dengan Tulangan (Jointed Reinforced

Concrete Pavement) ........................................................................................ 50

4.6.1 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan

Jenis dan Bebannya ............................................................................... 50

xi

Page 12: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4.6.2 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana .................................................. 51

4.6.3 Perhitungan Analisa Fatik dan Erosi

Untuk mendapatkan Tebal Pelat ........................................................... 53

4.6.3.1 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 0%.................................................................................... 53

4.6.3.2 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 15%.................................................................................. 55

4.6.3.3 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 20%.................................................................................. 57

4.6.3.4 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 25%.................................................................................. 59

4.7 Perhitungan Tebal Pelat Perkerasan Beton Semen

Menerus dengan Tulangan (Continuously Reinforced

Concrete Pavement) ....................................................................................... 62

4.7.1 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan

Jenis dan Bebannya ............................................................................. 62

4.7.2 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana ................................................. 63

4.7.3 Perhitungan Analisa Fatik dan Erosi untuk

Mendapatkan Tebal Pelat ...................................................................... 65

4.7.3.1 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 0%................................................................................... 65

4.7.3.2 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 15%................................................................................. 67

4.7.3.3 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 20%................................................................................. 69

4.7.3.4 Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan

Kadar 25%................................................................................. 71

4.8 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penulangan

Dan Bahan Perkerasan Beton Semen .............................................................. 75

4.8.1 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Perkerasan Beton Semen Bersambung tanpa

xii

Page 13: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Tulangan (Jointed Unreinforced Concrete

Pavement) ....................................................................................... 76

4.8.1.1 Perhitungan Biaya Penulangan Perkerasan Beton Semen

Bersambung Tanpa Tulangan (Jointed Unreinforced

Concrete Pavement) ................................................................. 76

4.8.1.2 Perhitungan Kebutuhan Biaya Material Semen, Air,

Pasir, Kerikil dan Fly ash pada Perkerasan Beton Semen

Bersambung Tanpa Tulangan

(Jointed Unreinforced Concrete Pavement) ............................ 79

4.8.2 Perhitungan Rencana Anggaran (RAB) Perkerasan Beton

Semen Bersambung Dengan Tulangan (Jointed Reinforced

Concrete Pavement) …………………………………………….. ........ 82

4.8.2.1 Perhitungan Biaya Penulangan Perkerasan

Beton Semen Bersambung Dengan

Tulangan (Jointed Reinforced

Concrete Pavement) ................................................................ 82

4.8.2.2 Perhitungan Kebutuhan Biaya Material Semen,

Air, Pasir, Kerikil dan Fly ash pada Perkerasan Beton

Semen Bersambung Dengan Tulangan (Jointed

Reinforced Concrete Pavement) ……………………………. 84

4.8.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perkerasan

Beton Semen Menerus dengan Tulangan (Continuously

Reinforced Concrete Pavement) ……………………………………... 87

4.8.3.1 Perhitungan Biaya Penulangan Perkerasan

Beton Semen Menerus dengan Tulangan (Continuously

Reinforced Concrete Pavement)..…………………...……..... 87

4.8.3.2 Perhitungan Kebutuhan Biaya Material Semen,

Air, Pasir, Kerikil dan Fly ash Perkerasan Beton

Semen Menerus dengan Tulangan

(Jointed Reinforced Concrete Pavement) …………………... 91

xiii

Page 14: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4.8.4 Analisa Data Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Penulangan dan Bahan Perkerasan Beton

Semen (Rigid Pavement) ....................................................................... 94

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 97

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 97

5.2 Saran ............................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 99

LAMPIRAN

xiv

Page 15: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tipikal Struktur Perkerasan Beton Semen...................................... 13

Gambar 2.2. Tebal Pondasi Bawah Minimum untuk Perkerasan Beton Semen . 17

Gambar 2.3. CBR Tanah Dasar Efektif dan Tebal Pondasi Bawah .................... 18

Gambar 2.4. Bagan Alir Menghitung Tebal Rencana ......................................... 29

Gambar 2.5. Bagan Kerangka Pikiran ................................................................. 30

Gambar 3.1. Peta Ruas Jalan Nguter - Wonogiri ................................................ 31

Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian...................................................................... 34

Gambar 4.1. Bagan Kadar Fly Ash dengan Tebal Perkerasan (Unreinforced) ... 49

Gambar 4.2. Bagan Kadar Fly Ash dengan Tebal Perkerasan (Reinforced) ....... 61

Gambar 4.3. Bagan Kadar Fly Ash dengan Tebal Perkerasan (Continuously) .... 73

Gambar 4.4. Grafik Hubungan Kadar Fly Ash dengan Tebal Perkerasan ........... 74

Gambar 4.5. Bagan Kadar Fly Ash dengan Total Rencana Anggaran Biaya

(Unreinforced) ................................................................................ 81

Gambar 4.6. Bagan Kadar Fly Ash dengan Total Rencana Anggaran Biaya

(Reinforced) .................................................................................... 86

Gambar 4.7. Bagan Kadar Fly Ash dengan Total Rencana Anggaran Biaya

(Continuously) ................................................................................. 93

Gambar 4.8. Grafik Hubungan Kadar Fly Ash dengan Rencana

Anggaran Biaya (RAB) .................................................................. 95

iv

Page 16: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Faktor Pertumbuhan Lalu – Lintas (R) ............................................ 20

Tabel 2.2. Faktor Keamanan Beban .................................................................... 21

Tabel 3.1. Teknik Analisa Data ........................................................................... 33

Tabel 4.1 Data Kerusakan Jalan ......................................................................... 36

Tabel 4.2. Data Perhitungan Jumlah Sumbu

Berdasarkan Jenis dan Bebannya ........................................................ 38

Tabel 4.3. Data Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana………………………… 40

Tabel 4.4. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 250 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 0% ............................................................................................ 41

Tabel 4.5. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 0% ....................................... 42

Tabel 4.6. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 240 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 15 % ......................................................................................... 43

Tabel 4.7. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 15% ..................................... 44

Tabel 4.8. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 230 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 20 %......................................................................................... 45

Tabel 4.9. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 20% ..................................... 46

Tabel 4.10. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 220 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 25% ....................................................................................... 47

Tabel 4.11. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 25% ................................... 48

xvi

Page 17: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tabel 4.12. Data Perhitungan Jumlah Sumbu

Berdasarkan Jenis dan Bebannya ...................................................... 50

Tabel 4.13. Data Perhitungan Repetisi Sumbu

Rencana ............................................................................................. 52

Tabel 4.14. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 210 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 0%.......................................................................................... 53

Tabel 4.15. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 0% ..................................... 54

Tabel 4.16. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 200 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 15% ....................................................................................... 55

Tabel 4.17. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 15% ................................... 56

Tabel 4.18. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 190 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 20% ....................................................................................... 57

Tabel 4.19. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 20% ................................... 58

Tabel 4.20. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 180 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 25% ....................................................................................... 59

Tabel 4.21. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 25% ................................... 60

Tabel 4.22. Data Perhitungan Jumlah Sumbu

Berdasarkan Jenis dan Bebannya ...................................................... 62

Tabel 4.23. Data Perhitungan Repetisi Sumbu

Rencana ............................................................................................. 64

Tabel 4.24. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 240 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 0% ......................................................................................... 65

xvii

Page 18: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tabel 4.25. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 0% ..................................... 66

Tabel 4.26. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 230 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 15% ....................................................................................... 67

Tabel 4.27. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 15% ................................... 68

Tabel 4.28. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pelat 220 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 20% ....................................................................................... 69

Tabel 4.29. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 20% ................................... 70

Tabel 4.30. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal

Pleat 210 mm untuk Fly Ash dengan

Kadar 25% ........................................................................................ 71

Tabel 4.31. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk

Tebal Pelat Penggunaan Fly Ash Kadar 25% ................................... 72

Tabel 4.32. Data Perhitungan Tebal Perkerasan Beton

Semen ............................................................................................... 74

Tabel 4.33. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangan

Dengan Kadar Fly Ash 0% ................................................................ 77

Tabel 4.34. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangan

Dengan Kadar Fly Ash 15% .............................................................. 77

Tabel 4.35. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangan

Dengan Kadar Fly Ash 20% .............................................................. 78

Tabel 4.36. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangan

Dengan Kadar Fly Ash 25% .............................................................. 78

Tabel 4.37. Perhitungan Kebutuhan Bahan dan Biayanya ................................... 80

Tabel 4.38. Total Rencana Anggaran Biaya (Unreinforced) ............................... 81

Tabel 4.39. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangannya .......................... 83

Tabel 4.40. Perhitungan Kebutuhan Bahan dan Biayanya ................................... 85

xviii

Page 19: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Tabel 4.41. Total Rencana Anggaran Biaya (Reinforced) ................................... 86

Tabel 4.42. Hubungan Kuat Tekan Beton dan Angka Ekivalen

Baja dan Beton (n) ............................................................................ 88

Tabel 4.43. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangannya .......................... 90

Tabel 4.44. Perhitungan Kebutuhan Bahan dan Biayanya ................................... 92

Tabel 4.45. Total Rencana Anggaran Biaya (Continuously) ................................ 93

Tabel 4.46. Data Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ......................... 94

Tabel 4.47. Perbandingan Keuntungan Kebutuhan Bahan Perkerasan

Beton Semen ..................................................................................... 96

xviii

xix

Page 20: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. Tegangan ekivalen dan faktor erosi untuk

perkerasan tanpa atau dengan bahu beton

LAMPIRAN B. Daftar Harga Upah dan Bahan untuk Pekerjaan

Jalan dan Jembatan Tahun 2010/2011 Kabupaten Wonogiri

LAMPIRAN C. Analisa fatik dan beban repetisi ijin

berdasarkan rasio tegangan,dengan/tanpa bahu beton

LAMPIRAN D. Analisa erosi dan jumlah repetisi beban berdasarkan

faktor erosi, tanpa atau dengan bahu beton

LAMPIRAN E. Grafik perencancanaan lalu lintas dalam atau luar kota, tanpa

Dengan menggunakan ruji.

LAMPIRAN F. Catatan Kondisi dan Hasil Pengukuran Kerusakan

Jalan Nguter-Wonogiri pada lajur kanan.

LAMPIRAN G. Data CBR tanah dasar.

LAMPIRAN H. Data lalu lintas harian rata- rata (LHR).

LAMPIRAN I. Nilai kuat tekan dan kuat lentur.

LAMPIRAN J. Kebutuhan bahan untuk satu kali adukan benda

uji kuat tekan dan kuat lentur.

LAMPIRAN K. Kebutuhan Bahan untuk Penulangan per (m³).

LAMPIRAN L. Kerusakan Jalan.

LAMPIRAN M. Berat Jenis.

LAMPIRAN N. Administrasi

xx

Page 21: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

a : Koefisien kekuatan relatif

AMP : Asphalt Mixing Plan

ATB : Asphlat Treated Base

CTB : Cement Treated Base

BBTT : Beton Bersambung Tanpa Tulangan

BS : Beban Sumbu

C : Koefisien distribusi kendaraan

CBR : California Bearing Ratio

CTRB : Cement Treated Recycling Base

CTRSB : Cement Treated Recycling Sub Base

CMFRB : Cold Mix Recycling By Foam Bitumen Base

DD : Faktor distribusi arah

DL : Faktor distribusi lajur

E : Angka Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

fc : Kuat tekan

fcf : Kuat tarik lentur

FKB : Faktor Keamanan Beban

g : Perkembangan lalu-lintas (%)

i : Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %.

IP : Indeks Permukaan

IPT : Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana

IP0 : Indeks Permukaan pada Awal Umur Rencana

ITPada : Indeks Tebal Perkerasan Ada

ITPperlu : Indeks Tebal Perkerasan Perlu

JS : Jumlah Sumbu

JSKN : Jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur rencana

JSKNH : Jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari

xxi

Page 22: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

LASTON : Lapis Aspal Beton

LASBUTAG : Lapis Asbuton Campuran Dingin

LAPEN : Lapis Penetrasi Macadam

LHR : Lalu-Lintas Harian Rata-Rata

MR : Modulus Resilien

n : Umur pelayanan (tahun)

R : Reliabilitas

R : Faktor pertumbuhan lalu-lintas

RD : Roda Depan

RB : Roda Belakang

RGD : Roda Gandeng Depan

RGB : Roda Gandeng Belakang

So : Deviasi Standar

STRT : Sumbu Tunggal Roda Tunggal

STRG : Sumbu Tunggal Roda Ganda

STdRG : Sumbu Tandem Roda Ganda

TE : Tegangan Ekivalen

TT : Tidak Terbatas

µ : Koefisien gesek

UR : Umur Rencana (tahun)

UCS : Unconfined Compresive Strength

W18 : Jumlah beban gandar tunggal standar komulatif

W18 pertahun : Beban gandar standar komulatif selama 1 tahun

ŵ18 :Beban gandar standar kumulatif untuk dua arah

xxii

Page 23: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wonogiri merupakan kota di Jawa Tengah tepatnya berada di bagian selatan

paling timur yang berbatasan dengan Jawa Timur bagian selatan seperti Pacitan,

Ponorogo dan sekitarnya. Berdasarkan klasifikasi menurut kelas jalan, Ruas Jalan

Nguter – Wonogiri dikategorikan jalan kelas IIIA. Yaitu jalan arteri atau kolektor

yang dapat dilalui kendaraan-kendaraan bermotor termasuk muatan dengan

ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm

dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

Peruntukan prasarana jalan atau jalan raya adalah melayani lalu-lintas kendaraan

baik bermotor maupun tidak bermotor dengan beban lalu-lintas mulai dari yang

ringan sampai yang berat, tentunya ini tergantung pada hirarki fungsional jalan

tersebut yang berada baik di luar maupun di dalam kota. Secara umum konstruksi

perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang bahan

pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan

pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan beton.

Selama ini penanganan kerusakan jalan yang dilakukan pada ruas Jalan Nguter –

Wonogiri hanya sebatas pemeliharaan, yaitu dengan perbaikan fungsional pada

permukaan jalan yang rusak seperti penebaran pasir, pengaspalan, melapisi

retakan, mengisisi retakan, penambalan lubang, dan perataan. Penanganan ini

dirasa belum cukup tepat karena upaya perbaikan yang dilakukan biasanya

menghasilkan ketebalan yang lebih boros bahan, biaya dan tidak dapat bertahan

lama sesuai dengan umur rencana. Untuk itu lebih tepatnya apabila pada ruas

jalan Nguter-Wonogiri dengan eksisting menggunakan perkerasan kaku (rigid

pavement) pada beton.

1

Page 24: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Jalan beton biasanya digunakan untuk ruas jalan dengan hirarki fungsional arteri

yang berada di kawasan baik luar maupun dalam kota untuk melayani beban lalu-

lintas yang berat dan padat. Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton

dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan

jalan aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,

dan peningkatan jalan (tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula),

maka sangatlah tepat jika jalan beton digunakan pada ruas-ruas jalan yang sangat

sibuk seperti jalan yang terdapat pada ruas Nguter-Wonogiri, karena sesedikit

apapun, perbaikan jalan yang dilakukan akan mengundang kemacetan (kasus

bottle neck) yang tentunya akan berdampak sangat luas. (Barnabas, 2005).

Pilihan penggunaan perkerasan beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan

beton mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan lain,

diantaranya beton relatif murah karena bahan penyusunnya didapat dari bahan

lokal, mudah dalam pengerjaan dan perawatannya, mudah dibentuk sesuai

kebutuhan, tahan terhadap perubahan cuaca, lebih tahan terhadap api dan korosi.

(Krisbiyantoro, 2005) Selain itu kelebihan beton yang menonjol dibandingkan

bahan lain adalah beton memiliki kuat desak tinggi yang dapat diperoleh dengan

cara pemilihan, perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan

penyusunnya.

Salah satu penggunaan beton pada bangunan teknik sipil yaitu perkerasan jalan

beton atau yang biasa disebut perkerasan kaku (rigid pavement) yang terdiri dari

plat beton semen portland dan lapis pondasi diatas tanah dasar. Rigid pavement

mempunyai kekakuan atau modulus elastisitas yang tinggi dari pada perkerasan

lentur. Beban yang diterima akan disebarkan ke lapisan dibawahnya sampai ke

lapis tanah dasar. Dengan kekakuan beton yang tinggi, maka beban yang

disalurkan tersebut berkurang tekanannya karena makin luasnya areal yang

menampung tekanan beban sehingga mampu dipikul oleh lapisan dibawah (tanah

dasar) sesuai dengan kemampuan CBR.

Page 25: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pasta semen yang mengeras memiliki struktur yang berpori (Kardiyono, 1996).

Dengan adanya pori-pori tersebut masih ada celah-celah kecil yang belum terisi

oleh agregat dan semen yang berpengaruh terhadap kekuatan dan ketahanan beton

tersebut. Saat celah-celah tersebut terisi akan diperoleh kekedapan dan kepadatan

yang tinggi, yang memiliki koefisien permeabilitas yang kecil. Kondisi tersebut

bisa menambah kekuatan beton tersebut karena kekedapan beton itu akan

melindungi tulangan yang ada pada beton dari reaksi perkaratan karena rembesan

senyawa kimia yang terkandung dalam air dan komponen beton akan terhindar

dari kerusakan karena bereaksi dengan garam maupun sulfat yang ada dalam air.

Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai hal tersebut, salah satunya dengan

menggunakan bahan tambah yang dapat menambah kekuatan beton tersebut.

Bahan tambah mineral pembantu ditambahkan ke dalam campuran beton semen

dengan tujuan, antara lain lebih ekonomis terhadap biaya perbaikan karena

mengurangi pemakaian semen, menghemat energi karena mengurangi temperatur

akibat reaksi hidrasi, menambah kekuatan dan mutu beton, mengurangi dampak

negatif pada lingkungan, menambah kepadatan, meningkatkan properti pada

semen.

Bahan mineral pengganti berupa abu terbang (fly ash) yang ditambahkan ke dalam

campuran beton, menurut PUBI (1982) merupakan pozolan yang berasal dari sisa

industri berupa limbah hasil sisa pembakaran batu bara ataupun buatan karena itu

biayanya lebih murah dari semen portland. Dapat mengurangi pemuaian akibat

proses alkali- agregat (reaksi alkali dalam semen dengan silica dalam agregat),

dengan demikian mengurangi retak- retak beton akibat reaksi tersebut. Pada

pembuatan beton massa pemakaian pozzolan sangat menguntungkan yaitu

menghemat energi karena mengurangi panas hidrasi dan mengemat biaya karena

mengurangi penggunaan semen. (Kardiyono, 1996)

Dari penelitian terdahulu yang sudah dilaksanakan oleh (Andriyanto, 2010), yang

menggunakan 3 metode perbaikan CTRB, Overlay, dan Rigid Pavement.

Dihasilkan Perbaikan CTRB yang paling optimal digunakan pada ruas jalan

Page 26: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Nguter-Wonogiri. CTRB adalah Cement Treated Recycling Base, yaitu sebagai

perletakan atau lantai kerja terhadap lapis permukaan dan lapisan perkerasan yang

menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan

dibawahnya. Overlay adalah pelapisah tambahan perkerasan beton semen diatas

prkerasan beton semen dengan lapis pemisah atau langsung. Rigid pavement

adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak

menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di

atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar (subgrade), dengan atau tanpa lapis

permukaan (surface). Tebal pondasi bawah minimum 100 mm untuk tebal jalan

yang ada, sedangkan tebal pelat yang akan direncanakan pada rigid pavement ini

adalah untuk perkerasan jalan baru.

Sesuai dengan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh (Yunus, 2010),

bahwa kuat lentur beton pada umur 7, dan 28 hari, menghasilkan karakteristik

campuran fly ash dengan kadar 25% lebih tinggi daripada beton normal. Pada

umur 54 hari, beton dengan bahan tambah fly ash 15%, 20%, 25% mempunyai

kareakteristik kuat lentur yang lebih tinggi daripada beton normal tanpa campuran

fly ash.

Dengan melihat kegunaan dari beton fly ash dan dua pendekatan dari dua peneliti

terdahulu (Yunus, 2010) dan (Andriyanto, 2010), Penelitian disini saya

mengambil analisa dengan menggunakan rigid pavement untuk eksisting pada

ruas jalan Nguter – Wonogiri dengan pendekatan menggunakan beton dengan fly

ash.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar balakang yang disebutkan di atas dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tebal perencanaan teknik perbaikan dengan rigid pavement untuk

jalan Nguter-Wonogiri dengan menggunakan beton fly ash ?

2. Berapa besarnya biaya dengan menggunakan fly ash pada campuran beton

yang diperlukan untuk rehabilitasi pada ruas jalan Nguter-Wonogiri ?

Page 27: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Apakah menggunakan fly ash pada campuran beton menghasilkan biaya yang

lebih ekonomis untuk perbaikan jalan Nguter-Wonogiri ?

1.3. Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini, maka diperlukan batasan-batasan

masalah sebagai berikut:

1. Obyek penelitian ruas Jalan Nguter - Wonogiri (Km 20+00 - 25+00).

2. Data yang digunakan sebagai sumber adalah data sekunder yang berasal dari

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri, dan data sekunder dari dua

hasil penelitian yaitu (Yunus, 2010) dan (Andriyanto, 2010).

3. Biaya yang ditinjau dalam penelitian ini adalah biaya kebutuhan bahannya

saja, sedangkan upah dan peralatannya tidak diperhitungkan.

4. Metode perencanaan perkerasan jalan beton semen (perkerasan kaku) adalah

Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen 2003 dan Perencanaan

Perkerasan Jalan Beton Semen AASHTO 1993.

5. jenis perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu Perkerasan beton semen (rigid

pavement) bersambung tanpa tulangan, Perkerasan beton semen (rigid

pavement) bersambung dengan tulangan, Perkerasan beton semen (rigid

pavement) menerus dengan tulangan. (SK SNI S-36-1990-03)

6. Desain perbaikan dari data sekunder dibatasi sampai dengan umur 20 tahun.

(AASHTO 1993)

7. Penelitian ini meninjau penggunaan beton fly ash sebagai bahan perbaikan

Jalan dan segi ekonomisnya.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui teknik perbaikan dengan rigid pavement untuk jalan Nguter-

Wonogiri dengan menggunakan beton fly ash.

2. Menentukan besarnya biaya dengan menggunakan fly ash pada campuran

beton yang diperlukan untuk rehabilitasi pada ruas jalan Nguter-Wonogiri.

Page 28: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Menentukan penggunaan fly ash pada campuran beton menghasilkan biaya

yang lebih ekonomis untuk perbaikan jalan Nguter-Wonogiri.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan wawasan pada masyarakat pada umumnya dan dunia teknik

sipil pada khususnya tentang penggunaan beton fly ash pada rigid pavement

untuk bahan perbaikan jalan Nguter-Wonogiri.

1.5.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. upaya perbaikan yang dilakukan biasanya menghasilkan ketebalan yang lebih

boros bahan dan biaya diharapkan dengan penggunaan beton fly ash sebagai

bahan perbaikan jalan akan menghasilkan ketebalan yang lebih hemat bahan

dan biaya.

2. Dengan mencampurkan fly ash sebagai bahan tambah beton diharapkan akan

menghasilkan kerusakan fatik dan erosi yang lebih kecil dengan ketebalan

yang lebih hemat biaya.

Page 29: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Seiring dengan bertambahnya kepemilikan kendaraan bermotor baik itu

kendaraan roda dua maupun roda empat yang akhir – akhir ini perkembangannya

sangat pesat maka pelayanan jalan raya terhadap pengguna jalan harus

ditingkatkan. Jenis kendaraan yang memakai jalan beraneka ragam, bervariasi

baik ukuran, berat total, konfigurasi dari beban sumbu kendaraan, daya dan lain –

lain. (Sukirman, 1999)

Semua prasarana jalan raya akan mengalami kerusakan, gangguan atau penurunan

kondisi, kualitas dan lain – lain, apabila telah digunakan untuk melayani kegiatan

operasi lalu – lintas penumpang maupun barang. Untuk itu, semua prasarana yang

terdapat pada suatu sistem transportasi khususnya transportasi darat, memerlukan

perawatan dan perbaikan kerusakan yang baik. Hal ini dimaksudkan untuk

memperpanjang masa pelayanan ekonominya dengan mempertahankan tingkat

pelayanan pada batas standar yang aman. (Prasetyo, 2007)

Perkerasan jalan diletakkan diatas tanah dasar, dengan demikian secara

keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi tidak lepas dari tanah dasar yang

berasal dari lokasi itu sendiri atau tanah dari lokasi didekatnya yang telah

dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung

yang baik serta berkemampuan mempertahankan perubahan volume selama masa

pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan dan jenis tanah

setempat. (Sukirman, 1995)

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau

agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari

semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. (Mc Cormac, 2003)

7

Page 30: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Syarat yang terpenting dari pembuatan beton adalah:

1. Beton segar harus dapat dikerjakan atau dituang.

2. Beton yang dikerjakan harus cukup kuat untuk menahan beban dari yang telah

direncanakan.

3.Beton tersebut harus dapat dibuat secara ekonomis. (Smith dan Andreas, 1989)

Beton memiliki kelebihan dibanding material lain, diantaranya:

1. Beton termasuk bahan yang mempunyai kuat tekan yang tinggi, serta

mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan dan tahan

terhadap kebakaran dan kuat tekan yang tinggi, apabila dikombinasikan

dengan baja tulangan dapat digunakan untuk sruktur berat.

2. Harga relatif murah karena menggunakan bahan dasar dari lokal, kecuali

semen portland.

3. Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang retak,

maupun diisikan ke dalam cetakan beton pada saat perbaikan, dan

memungkinkan untuk dituang pada tempat-tempat yang posisinya sulit dan

dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk yang sesuai

keinginan, serta dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang

pada tempat-tempat yang posisinya sulit.

4. Beton termasuk tahan aus dan kebakaran, sehingga biaya perawatannya

relatif rendah.

Ruang yang tidak ditempati oleh butiran semen, merupakan rongga yang berisi

udara dan air yang saling berhubungan yang disebut kapiler. Kapiler yang

terbentuk akan tetap tinggal ketika beton sudah mengeras, sehingga beton akan

mempunyai sifat tembus air yang besar, akibatnya kekuatan beton berkurang.

Rongga ini dapat dikurangi dengan bahan tambah meskipun penambahan ini akan

menambah biaya pelaksanaan. Bahan tambah ini merupakan bahan khusus yang

ditambah dalam campuran beton sebagai pengisi dan pada umumnya berupa

bahan kimia organik dan bubuk mineral aktif.

Keadaan tersebut diangkat oleh penyusun pada penelitian ini memanfaatkan

limbah pembakaran batubara (fly ash). Fly Ash digunakan sebagai bahan

Page 31: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

pengganti semen, memanfaatkan sifat pozzolan dari fly ash untuk memperbaiki

mutu beton.

Semen dan air dicampur, partikel-partikel semen cenderung berkumpul menjadi

gumpalan yang dikenal sebagai gumpalan semen. Penggumpalan mencegah

pencampuran antara semen dan air yang menghasilkan kehilangan kemampuan

kerja (loss of workability) dari campuran beton, hal tersebut mencegah campuran

hidrasi yang sempurna. Ini berarti pengurangan kekuatan potensial penuh dari

pasta semen akan ditingaktkan. Pada beberapa kejadian dalam 28 hari perawatan

hanya 50% kandungan semen sudah terhidrasi. (Smith dan Andreas, 1989)

2.1.1. Tinjauan Pustaka ACI/Jurnal Internasional dan Thesis Penggunaan

Fly Ash

Penggunaan fly ash tipe C 15% - 35% sebagai bahan pengganti semen lebih baik

daripada fly ash tipe F 15% - 25%. Kuat tarik lntur maksimum dari fly ash tipe C

adalah sebesar 6.374 Mpa, sedangkan untuk fly ash tipe F hanya sebesar 5.891

Mpa. (Sanjaya dan Yuwono, 2006. ACI Fifth International Conference)

Penambahan atau penggantian sejumlah semen dengan fly ash berpotensi

menambah keawetan beton tersebut. Penggunaan fly ash 0% pada beton hanya

menghasilkan kuat tarik lentur sebesar 4.699 Mpa, sedangkan penggunaan fly ash

sampai 25% pada beton menghasilkan kekuatan tarik lentur yang semakin baik

sebesar 75.77. (Hardjito, 2004)

Riset dari pakar teknologi beton yang bermukim di Kanada menggunakan abu

terbang dalam proporsi cukup besar, (hingga 65% dari total semen portland yang

dibutuhkan) sebagai bahan pengganti semen dalam proses pembuatan beton yang

berpotensi menambah keawetan beton tersebut. Oksida silica yang dikandung

oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang

terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki

kemampuan mengikat. (Malhotra, 2001. ACI material journal PP 478-486)

Page 32: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Penggunaan HVFA (high volume fly ash) concrete atau beton dengan abu terbang

tinggi pada sejumlah proyek infrastruktur, beton tersebut menunjukan hasil yang

memuaskan di lapangan. Dalam waktu singkat di masa mendatang, penggunaan

beton jenis ini diperkirakan akan meningkat dengan cepat. Selain lebih ramah

lingkungan, mengurangi jumlah energi yang diperlukan karena berkurangnya

pemakaian semen, lenih awet dan lebih murah, bahan ini juga menunjukan

perilaku mekanik memuaskan. Perkembangan mutakhir yang menjanjikan adalah

penggunaan abu terbang sepenuhnya sebagai pengganti semen lewat proses yang

disebut polimerisasi anorganik (kadang disebut geopolimer) yang dipelopori oleh

seorang ilmuwan Prancis, Prof. Joseph Davidovits, sekitar 20 tahun lalu.

(Bilodeau and Malhotra, 1994. ACI International Conference)

Penggunaan fly ash dengan kadar 10% sampai 30% sebagai bahan pengganti

semen, mempunyai kuat lentur 6,708 Mpa pada umur 28 hari dan mencapai kuat

tarik lentur 7,115 Mpa pada umur 365 hari. Pada pembuatan beton massa

pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena menghemat semen, dan

mengurangi panas hidrasi. Proses pozzolan berlawanan dengan reaksi hidrasi dari

semen dengan air yang berlangsung cepat dan kemudian membentuk gel kalsium

silikat hidrat dan kalsium hidroksida, reaksi pozzolanik ini berlangsung dengan

lambat sehingga pengaruhnya lebih kepada kekuatan akhir dari beton. Panas

hidrasi yang dihasilkan juga jauh lebih kecil daripada semen portland sehingga

efektif untuk pengecoran pada cuaca panas atau beton masif. (Hasan, Cabrera

and Bajhracharya, 1997. ACI Fifth International Conference)

Fly ash sebagai bahan tambah pada semen membantu mereduksi dan menghidrasi

campuran antara partikel-partikel smen dengan air sehingga beton tidak

kehilangan kemampuan kerjanya. Kuat tarik lentur yang dihasilkan dengan

menggunakan fly ash sebesar 4,11 Mpa dalam waktu 28 hari, dengan karakteristik

maksimum kadar fly ash 30%. (Amtsbuchler, 1991. ACI Fifth International

Conference)

Page 33: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Efktif penggunaan fly ash pada campuran semen, effektif mulai umur 28 hari

dengan karakteristik kadar fly ash 10% dan berlanjut ke umur 90 hari dengan

karakteristik kadar fly ash 20% sampai 40%. (Ramyar and Erdogan, 1989. ACI

Fifth International Conference)

Percobaan 28 hari pada campuran semen untuk P-4 fly ash dengan karakteristik

50% mempunyai kuat tarik lentur tertinggi sebesar 5,2 Mpa, untuk DPC fly ash

karakteristik 35% mempunyai kuat tarik lentur tertinggi sebesar 5,3 Mpa,

columbia fly ash karakteristik 10% sampai 30% mempunyai kuat tarik lentur

tertinggi sebesar 5,25 Mpa, dan weston fly ash karakteristik 40% mempunyai kuat

tarik lentur tertinggi sebesar 5,4 Mpa. Campuran semen terbaik dengan

menggunakan weston fly ash pada karakteristik 40%. (Naik, 1982. ACI Fifth

International Conference)

Penelitian pada fly ash kelas F sampai 30% untuk campuran semen mampu

menghasilkan kuat tarik lentur (lebih dari 5,6 Mpa pada umur 28 hari), pozzolan

dalam semen mampu mngurangi panas hidrasi. (Hwang an Liu, ACI

International Conference SP-125)

Pada umur 90 sampai 180 hari fly ash 30% sampai 40% pada campuran semen

mampu mencapai kuat tarik lentur 2,9 Mpa sampai 4,1 Mpa. Sifat pozzolanik

dapat mengurangi pemuaian akibat raksi alkali-agregat (Reaksi alkali dalam

semen dengan silica dalam agregat), dengan demikian dapat mengurangi retak-

retak beton akibat reaksi tersebut. (Cuijuan and Papayianni, 1986. ACI SP-91)

Fly ash kelas C pada umur 28 hari mampu mencapai kuat tarik lentur 4,0 Mpa dan

4,4 Mpa untuk kadar fly ash 10% sampai 60% pada campuran semen. Proses

pozzolan berlawanan dengan reaksi hidrasi dari semen dengan air yang

berlangsung cepat dan kemudian membentuk gel kalsium silikat hidrat dan

kalsium hidroksida, reaksi pozzolanik ini berlangsung dengan lambat sehingga

pengaruhnya lebih kepada kekuatan akhir dari beton. (Naik and Ramme, 1990.

ACI Material Journal PP 619-627)

Page 34: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Penelitian yang dilakukan oleh Fernando bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh perubahan kekuatan beton yang diakibatkan menggunakan

campuran fly ash dan visca viscocrete-10. Penggantian abu terbang sebanyak 0%,

20%, 25%, 30%, dan 35% dari berat semen. Dari penelitian diperoleh bahwa kuat

tarik beton yang tertinggi terdapat pada campuran beton penggantian fly ash 20%

yaitu sebesar 5,8 Mpa dan kuat tarik lentur beton yang terendah terdapat pada

campuran beton penggantian fly ash 30% yaitu sebesar 4,9 Mpa. Bahwa dengan

penggantian fly ash mempunyai kuat tarik lentur lebih tinggi dibandingkan

dengan beton variasi campuran fly ash lainnya dan tanpa fly ash. (Fernando,

2009)

Penelitian yang dilakukan oleh Syakuri dan Haryadi bertujuan untuk mengetahui

perbedaan kuat tarik lentur beton dengan menggunakan fly ash dan tanpa

menggunakan fly ash, mengetahui persentase fly ash pada campuran beton yang

menghasilkan kuat tarik lentur beton paling maksimum dan membandingkan

diagram regangan tegangan pada beton normal dengan beton menggunakan fly

ash. Hasil penelitian menunjukan bahwa tegangan beton untuk umur diatas 21

hari dengan pemakaian fly ash pada campuran beton menghasilkan tegangan yang

lebih baik daripada beton tanpa penambahan fly ash. (Syakuri dan Haryadi,

1997)

Pengujian beton mutu tinggi dengan kuat tarik lentur rencana 6,3 Mpa, dengan

menggunakan benda uji yang berupa silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan

tinggi 30 cm, dengan sampel 100 silinder beton dengan lima variasi yang masing

– masing variasi 20 sampel , setiap variasi menggunakan campuran

superplasticizer (sika viscocrete 10) sebagai bahan tambah kimia dengan

persentase sebesar 1,1%, dalam penelitian ini juga menggunakan bahan tambah

berupa fly ash dan persentase variasi pengaruh abu terbang kelas c yang

disarankan sebesar 20%, 25%, 30%, dan 35%. (Paradesca , 2002)

Page 35: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pada penelitian ini ternyata penggunaan fly ash kelas F dengan kadar 10%, 20%,

30%, 40%, mencapai kuat tarik lentur yang semakin baik dari umur 3, 7, 14, 28,

60, sampai 90 hari, tetapi penggunaan fly ash kelas F kadar 40% sampai 60%

mengalami penurunan kuat tarik lentur. Penggunaan fly ash kelas F optimal pada

umur 90 hari pada kadar 0% menghasilkan kuat tarik lentur 4,33 Mpa, kadar 10%

menghasilkan kuat tarik lentur 4,37 Mpa, kadar 20% menghasilkan kuat tarik

lentur 4,44 Mpa, kadar 30% menghasilkan kuat tarik lentur 4,53 Mpa, dan pada

kadar 40% menghasilkan kuat tarik lentur 4,62 Mpa. Kuat tarik lentur minimum

pada kadar 60% dengan umur 90 hari sebesar 4,22 Mpa. (ISSR Jurnal, 2010)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Beton Semen (Rigid Pavement)

Perkerasan beton semen (rigid pavement) adalah struktur yang terdiri atas pelat

beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau

menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar

(subgrade), dengan atau tanpa lapis permukaan (surface).

Gambar 2.1. Tipikal struktur perkerasan beton semen

Page 36: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Metode perencanaan perkerasan beton semen (rigid pavement) untuk jalan yang

melayani lalu-lintas rencana lebih dari satu juta sumbu kendaraan niaga di

dasarkan pada:

1. Perkiraan lalu- lintas dan komposisinya selama umur rencana

2. Kekuatan tanah dasar yang dinyatakan dengan CBR (%)

3. Kekuatan beton yang digunakan

4. Jenis bahu jalan

5. Jenis perkerasan

6. Jenis penyaluran beban.

Faktor- faktor yang perlu diperhatikan adalah :

1. Kadar air pemadatan

2. Kepadatan

3. Perubahan kadar air selama masa pelayanan.

Sifat, daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi keawetan

dan kekuatan perkerasan beton semen (rigid pavement). Pada perkerasan beton

semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton. (SK SNI S-

36-1990-03)

2.2.2 Jenis Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)

Perkerasan beton semen (rigid pavement) dibedakan ke dalam 3 jenis:

1. Perkerasan beton semen (rigid pavement) bersambung tanpa tulangan.

2. Perkerasan beton semen (rigid pavement) bersambung dengan tulangan.

3. Perkerasan beton semen (rigid pavement) menerus dengan tulangan. (SK SNI

S-36-1990-03)

Page 37: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2.2.2.1.Pengertian Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement) Bersambung

Tanpa Tulangan.

Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement) Bersambung Tanpa Tulangan adalah

jenis perkerasan beton semen yang dibuat tanpa tulangan dengan ukuran pelat

mendekati bujur sangkar, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh adanya

sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat berkisar antara 4-5 meter.

2.2.2.2.Pengertian Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement) Bersambung

dengan Tulangan.

Pengertian Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement) Bersambung dengan

Tulangan adalah Jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan, yang

ukuran pelatnya berbentuk empat persegi panjang, dimana panjang dari pelatnya

dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat berkisar

antara 8-15 meter.

2.2.2.3. Pengertian Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement) Menerus

dengan Tulangan.

Perkerasan beton semen (rigid pavement) menerus dengan tulangan adalah jenis

perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan dan dengan panjang pelat yang

menerus yang hanya dibatasi dengan adanya sambungan-sambungan muai

melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini 12 - 20 meter.

2.2.3 Tujuan Penulangan

Tujuan utama penulangan untuk :

1. Membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat dipertahankan.

2. Memungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang agar dapat mengurangi

jumlah sambungan melintang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan.

3. Mengurangi biaya pemeliharaan agar lebih ekonomis. (SK SNI S-36-1990-03)

Page 38: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2.2.4 Pengertian Daya Dukung Tanah Dasar

Daya dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR insitu sesuai dengan

SNI 03- 1731- 1989 atau CBR laboratorium sesuai dengan SNI 03- 1744- 1989,

masing- masing untuk tebal perkerasan lama dan perkerasan jalan baru. Apabila

tanah dasar mempunyai nilai CBR lebih kecil dari 2%, maka harus dipasang

pondasi bawah yang terbuat dari beton kurus (Lean- Mix Concrete) setebal 15 cm

yang dianggap mempunyai nilai CBR tanah dasar efektif 5%. (SK SNI S-36-

1990-03)

2.2.5 Bahan Pondasi Bawah

Bahan pondasi bawah dapat berupa :

1 Pondasi bawah material berbutir.

2 Pondasi bawah dengan bahan pengikat (Bound Sub- Base).

3 Pondasi bawah dengan campuran beton kurus (Lean- Mix Concrete).

Pemasangan lapis pondasi dengan lebar sampai ketepi luar lebar jalan merupakan

salah satu cara untuk mereduksi perilaku tanah ekspansif.

Fungsi lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen (rigid pavement)

berfungsi sebagai:

1. Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.

2. Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi- tepi

pelat.

3. Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat.

4. Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.

Tebal lapis pondasi minimum 10 cm yang paling sedikit mempunyai mutu sesuai

dengan SNI No. 03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta SNI 03-1743-1989.

Bila direncanakan perkerasan beton semen bersambung tanpa ruji, pondasi bawah

harus menggunakan campuran beton kurus (CBK). Tebal lapis pondasi bawah

minimum yang disarankan dapat dilihat pada gambar 2.2.

Page 39: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Sumber : (SK SNI S-36-1990-03)

Gambar 2.2. Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen

2.2.6 California Bearing Ratio (CBR)

California Bearing Ratio (CBR) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu

lapisan tanah atau perkerasan terhadap beban standar dengan kedalaman dan

kecepatan penetrasi yang sama.

Page 40: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Untuk menentukan berapa besarnya CBR efektif dapat diperoleh dari gambar 2.3.

Sumber : (SK SNI S-36-1990-03)

Gambar 2.3. CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah

2.2.7 Pengertian Lalu lintas Harian Rata – Rata (LHR)

Lalu – lintas Harian Rata – rata (LHR) adalah jumlah total volume lalu – lintas

roda empat atau lebih dalam satu tahun dibagi dengan jumlah hari dalam satu

tahun.

Penentuan beban lalu – lintas rencana untuk perkerasan beton semen, dinyatakan

dalam jumlah sumbu kendaraan niaga (comercial vehicle), sesuai dengan

konfigurasi sumbu pada lajur rencana selama umur rencana.

Lalu – lintas harus dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu – lintas

dan konfigurasi sumbu, menggunakan data terakhir atau data 2 tahun terakhir.

Kendaraan yang ditinjau untuk perencanaan perkerasan beton semen adalah yang

mempunyai berat total minimum 5 ton.

Page 41: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Konfigurasi sumbu untuk perencanaan terdiri atas 4 jenis kelompok sumbu

sebagai berikut:

- Sumbu tunggal roda tunggal (STRT).

- Sumbu tunggal roda ganda (STRG).

- Sumbu tandem roda ganda (STdRG).

- Sumbu tridem roda ganda (STrRG), Tabel-tabel dapat dilihat pada

Lampiran A.

2.2.8 Menentukan Umur Rencana

Umur rencana perkerasan jalan ditentukan atas pertimbangan klasifikasi

fungsional jalan, pola lalu lintas serta nilai ekonomi jalan yang bersangkutan,

yang dapat ditentukan antara Lain dengan metode Benefit Cost Ratio, Internal

Rate of Return, kombinasi dari metode tersebut atau cara lain yang tidak terlepas

dari pola pengembangan wilayah. Umumnya perkerasan beton semen dapat

direncanakan dengan umur rencana (UR) 20 tahun. (AASHTO 1993)

2.2.9 Volume Lalu - Lintas

Volume lalu – lintas akan bertambah sesuai dengan umur rencana atau sampai

tahap dimana kapasitas jalan dicapai dengan faktor pertumbuhan lalu – lintas yang

dapat ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut :

R = (1+i)^ur - 1

I

Dengan pengertian :

R = Faktor pertumbuhan lalu – lintas.

I = Laju pertumbuhan lalu – lintas.

UR = Umur rencaa (tahun).

Page 42: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Faktor pertumbuhan (R) dapat juga ditentukan berdasarkan Tabel 2.1

Tabel 2.1. Faktor pertumbuhan lalu – lintas (R)

Umur

Rencana

(Tahun)

Faktor pertumbuhan lalu – lintas (R)

Laju Pertumbuhan (i) per tahun (%)

0 2 4 6 8 10

5 5 5.2 5.4 5.6 5.9 6.1

10 10 10.9 12 13.2 14.5 15.9

15 15 17.3 20 23.3 27.2 31.8

20 20 24.3 29.8 36.8 45.8 57.3

25 25 32 41.6 54.9 73.1 98.3

30 30 40.6 56.1 79.1 113.3 164.5

35 35 50 73.7 111.4 172.3 271

40 40 60.4 95 154.8 259.1 442.6

Sumber : (SK SNI S-36-1990-03)

Apabila setelah waktu tertentu (URm tahun) pertumbuhan lalu lintas tidak terjadi

lagi, maka R dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

R = (1+i)^ur + (UR – Urm) { (1+i)^URm - 1}

I

Dengan pengertian :

R = Faktor pertumbuhan lalu lintas.

I = Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %.

Urm = Waktu tertentu dalam tahun, sebelum UR selesai.

2.2.10 Pengertian Lalu – Lintas Rencana

Lalu – lintas rencana adalah jumlah kumulatif sumbu kendaraan niaga pada lajur

rencana selama umur rencana, meliputi proporsi sumbu serta distribusi beban

pada setiap jenis sumbu kendaraan dari survai beban.

Beban pada suatu jenis sumbu secara tipikal dikelompokkan dalam interval 10

KN (1 ton) bila diambil dari survai beban.

Page 43: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Jumlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

JSKN = JSKNH x 365 x R x C

Dengan pengertian:

JSKN = jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur rencana.

JSKNH = Jumlah total sumbu kendaraan kendaraan niaga per hari pada saat jalan

dibuka.

R = Faktor pertumbuhan komulatif dari Tabel 2.1. yang besarnya tergantung

dari pertumbuhan lalu – lintas tahunan dan umur rencana.

C = Koefisien distribusi kendaraan.

2.2.11 Menentukan Beban Rencana

Pada penentuan beban rencana, beban sumbu dikalikan dengan faktor kemanan beban (Fkb). Tabel 2.2. Faktor Keamanan Beban

No. Penggunaan Nilai

Fkb

1. Jalan bebas hambatan utama (major freeway) dan berlajur

banyak, yang aliran lalu- lintasnya tidak terhambat serta volume

kendaraan niaga yang tinggi.

Bila menggunakan data lalu- lintas dari hasil survai beban

(weight-in-motion) dan adanya kemungkinan route alternatif,

maka nilai faktor keamanan beban dapat dikurangi menjadi 1,15.

1,2

2. Jalan bebas hambatan (freeway) dan jalan arteri dengan volume

kendaraan niaga menengah.

1,1

3. Jalan dengan volume kendaraan niaga rendah. 1,0

Sumber : (SK SNI S-36-1990-03)

Page 44: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2.2.12 Pengertian Bahu Beton Semen

Bahu beton semen adalah bahu yang dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu-

lintas dengan lebar minimum 1,50 m, atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu-

lintas selebar 0,60 m, yang juga dapat mencakup saluran dan kereb.rigid

pavement).

Bahu dapat terbuat dari bahan lapis pondasi bawah dengan atau tanpa lapisan

penutup beraspal atau lapisan beton semen.

Perbedaan kekuatan antara bahu dengan jalur lalu-lintas memberikan pengaruh

pada kinerja perkerasan. Hal tersebut dapat diatasi dengan bahu beton semen,

sehingga akan meningkatkan kinerja perkerasan dan mengurangi tebal pelat. (SK

SNI S-36-1990-03)

2.2.13 Pengertian Tebal Rencana

Tebal rencana adalah tebal taksiran yang paling kecil yang mempunyai total fatik

dan atau total kerusakan erosi lebih kecil atau sama dengan 100%.

Tebal pelat rencana dipilih dan total fatik serta kerusakan erosi dihitung

berdasarkan komposisi lalu lintas selama umur rencana. Jika kerusakan fatik atau

erosi lebih dari 100%, tebal taksiran dinaikkan dan proses perencanaan diulangi.

Tebal rencana adalah tebal taksiran yang paling kecil yang mempunyai total fatik

dan atau total kerusakan erosi lebih kecil atau sama dengan 100%.

Untuk menentukan analisis fatik, fator rasio tegangan ekivalen (TE) oleh kuat

lentur (fr).

Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat menyebarkan

beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada

lapisan- lapisan dibawahnya.

Bila diperlukan tingkat kenyamanan yang tinggi, permukaan perkerasan beton

semen dapat dilapisi dengan lapis campuran beraspal setebal 5 cm.

Page 45: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2.2.14. Fungsi Analisa Fatik dan Erosi Perencanaan Tebal Pelat Fungsi analisa fatik dan erosi digunakan untuk mengontrol apakah tebal taksiran

pelat beton aman atau tidak. Untuk menentukan faktor tegangan dan erosi dapat

dilihat pada Lampiran E.

2.2.15. Syarat Kuat Lentur dan Kuat Tekan

Syarat kuat lentur (flextural strength) tidak boleh kurang dari 45 kg/cm2 (menurut

SNI 1991 sebesar 3,78 Mpa) pada umur 28 hari, kuat lentur beton minimum pada

umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat tarik lentur (flextural strength)

minimum.(Suryawan, 2005)

Kuat tekan beton disarankan 350 kg/cm2 (menurut SNI 1991 sebesar 29.4 Mpa).

2.3. Jenis Kerusakan Jalan

Jenis kerusakan jalan pada perkerasan dapat dikelompokan menjadi 2 macam,

yaitu kerusakan fungsional dan kerusakan struktural.

1. Kerusakan Fungsional

Kerusakan fungsional adalah kerusakan pada permukaan jalan yang dapat

menyebabkan terganggunya fungsi jalan tersebut. Kerusakan ini dapat

berhubungan atau tidak dengan kerusakan structural. Pada kerusakan fungsional,

perkerasan jalan masih mampu menahanbeban yang bekerja namun tidak

memberikan tingkat kenyamanan dan keamanan seperti yang diinginkan. Untuk

itu lapis permukaan perkerasan harus dirawat agar tetap dalam kondisi baik

dengan menggunakan metode perbaikan standar Direktorat Jendral Bina Marga

1995.

2. Kerusakan Struktural

Kerusakan struktural adalah kerusakan pada stuktur jalan, sebagian atau

seluruhnya yang menyebabkan perkerasan jalan tidak lagi mampu menahan beban

Page 46: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

yang bekerja diatasnya. Untuk itu perlu adanya perkuatan struktur dari perkerasan

dengan cara perbaikan dengan perkerasan kaku (rigid pavement)

2.4. Bahan Susun Beton

2.4.1. Pengertian Semen Portland

Pengrtian semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan

menghaluskan klinker terutama terdiri dari atas silikat calsium yang bersifat

hidrolis, dengan gips sebagai bahan tambahnya.

2.4.2. Pengertian Agregat

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam

campuran beton. Agregat menempati 70-75% dari total volume beton, maka

kualitas agregat akan sangat mempengaruhi kualitas beton. Berdasarkan butiran,

agregat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu agregat halus dan agregat kasar.

a. Pengertian Agregat Halus

Agregat halus adalah agregat yang lolos ayakan 4,75 mm. Agregat halus pada

beton dapat berupa pasir alam atau pasir buatan. Pasir alam didapatkan dari hasil

disintegrasi alami dari batu-batuan (pasir gunung atau pasir sungai). Pasir buatan

adalah pasir yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu atau diperoleh dari hasil

sampingan dari stone crusher. Pasir (fine aggregate) berfungsi sebagai pengisi

pori-pori yang ditimbulkan oleh agregat yang lebih besar (agregat kasar/coarse

aggregate). Syarat - syarat agregat halus (pasir) untuk campuran beton sesuai

standar PBI 1971 Bab 3.3.

Page 47: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Pengertian Agregat Kasar

Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai ukuran lebih dari 4,75 mm dan

ukuran maksimumnya 40 mm. Agregat kasar yang baik bentuknya bersudut dan

pipih (tidak bulat/blondos). Syarat - syarat agregat kasar/split untuk campuran

beton sesuai standar PBI 1971 Bab 3.4.

2.4.3. Fungsi Air

Fungsi air adalah adalah bahan yang berguna sebagai pelumas campuran agar

mudah dikerjakan. Akan tetapi penembahan air harus memperhatikan proporsi

karena air akan menguap ketika beton mengering dan meninggalkan rongga pada

beton. Syarat-syarat air untuk campuran beton sesuai standar PBI 1971 Bab 3.6.

Untuk bereaksi dengan semen, air yang diperlukan hanya sekitar 25% dari berat

semen, namun dalam kenyataanya nilai f.a.s yang dipakai sulit kurang dari 0,35

karena beton yang mempunyai proporsi air yang sangat kecil menjadi kering dan

sukar dipadatkan. (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996)

2.4.4. Bahan Tambah

a. Pengertian Bahan Tambah

Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat

maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama

pencampuran. Fungsinya adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta

semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, mengurangi pemakaian

semen sehingga lebih ekonomis dan untuk tujuan lain seperti menghemat energi.

(Nawy, 1996)

Page 48: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Pengertian Abu Terbang (Fly Ash)

Abu terbang adalah abu sisa pembakaran batu bara, berupa butiran halus ringan,

tidak porous, dan bersifat pozzolanik. (Krisbiyantoro, 2005)

Pozzolan dipakai sebagai bahan pengganti semen portland. Bila dipakai sebagai

bahan tambah akan menjadikan beton lebih mudah diaduk, lebih rapat air, dan

lebih tahan terhadap serangan kimia. Pozzolan dapat mengurangi pemuaian akibat

proses reaksi alkali-agregat (reaksi alkali dalam semen dengan silika dalam

agregat), dengan demikian mengurangi retak-retak beton akibat reaksi tersebut.

Pada pembuatan beton massa pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena

menghemat semen, dan mengurangi panas hidrasi. (Kardiyono, 1996)

Page 49: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2.5. Langkah – Langkah Penelitian Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan

Beton Semen.

Langkah – Langkah Penelitian untuk Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Beton

Semen Sebagai Berikut :

1. jenis perkerasan beton semen, bersambung tanpa tulangan, brsambung dengan

tulangan, atau menerus dngan tulangan.

2. menentukan menggunakan bahu beton.

3. jenis dan tebal pondasi bawah berdasarkan nilai CBR rencana dan pondasi

bawah yang dipilih sesuai dengan gambar 2.3.

4. menentukan CBR efektif berdasarkan nilai CBR rencana dan pondasi bawah

yang dipilih sesuai dengan gambar 2.4.

5. menggunakan kuat tarik lentur dari data sekunder yang ada.

6. menentukan faktor kemanan beban (Fkb).

7. menaksir tebal pelat beton (taksiran awal dengan tebal tertentu berdasarkan

pengalaman atau menggunakan contoh/studi kasus yang tersedia atau dapat

menggunakan Lampiran E).

8. menentukan tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE) untuk STRT dari

Lampiran A.

9. menentukan faktor rasio tegangan (FRT) dengan membagi tegangan ekivalen

(TE) oleh kuat tarik lentur.

10. untuk setiap rentang beban kelompok sumbu tersebut, menentukan beban per

roda dan kalikan dengan faktor keamanan beban (Fkb) untuk menentukan

beban rencana per roda. Jika beban rencana perroda ≥ 65 kn (6,5 ton), anggap

dan gunakan nilai trsebut sebagai batas tertinggi pada Lampiran C dan

Lampiran D.

11. dengan faktor rasio tegangan (FRT) dan beban rencana, menentukan jumlah

repetisi ijin untuk fatik dari Lampiran C, yang dimulai dari beban roda

tertinggi dari jenis sumbu STRT tersebut.

12. menghitung persentase dari repetisi fatik yang direncanakan terhadap jumlah

repetisi ijin.

Page 50: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

13. dengan menggunakan faktor erosi (FE), tentukan jumlah repetisi ijin untuk

erosi, dari Lampiran D.

14. menghitung persentase dari repetisi erosi yang direncanakan terhadap jumlah

repetisi ijin.

15. mengulangi langkah 11 sampai dengan 14 untuk setiap beban per roda pada

sumbu tersebut sampai jumlah repetisi beban ijin yang terbaca pada Lampiran

C dan Lampiran D yang masing-masing mencapai 10 juta dan 100 juta

repetisi.

16. menghitung jumlah total fatik dengan menjumlahkan persentase fatik dari

setiap beban roda pada STRT tersebut. Dengan cara yang sama menghitung

jumlah total erosi dari setiap beban roda pada STRT tersebut.

17. mengulangi langkah 8 sampai dengan langkah 16 untuk setiap jenis kelompok

sumbu lainnya.

18. menghitung jumlah total kerusakan akibat fatik dan jumlah total kerusakan

akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu.

19. mengulangi langkah 7 sampai dengan langkah 18, hingga diperoleh ketebalan

tertipis yang menghasilkan total kerusakan akibat fatik dan erosi kurang dari

100%. Tebal tersebut sebagai tebal perkerasan beton semen yang

direncanakan.

Page 51: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 2.4. Bagan Alir Menghitung Tebal Rencana

Tebal Rencana

Mulai

Menghitung kerusakan erosi setiap beban sumbu = prkiraan jumlah sumbu dibagi jumlah repetisi ijin, dan jumlahkan

Menghitung kerusakan fatik setiap beban sumbu = perkiraan jumlah sumbu dibagi jumlah repetisi ijin, dan jumlahkan

kerusakan erosi < 100%

kerusakan fatik < 100%

Taksiran tebal plat beton

Penilaian CBR tanah dasar dan jalan rencana

Volume LHR distribusi sumbu kendaraan niaga dan jenis / beban sumbu

Jenis sambungan Beton bersambung tanpa,dengan dan menerus dengan tulangan

Memilih jenis dan tebal pondasi bawah Gambar 2.3

Menentukan CBR efektif

Data sekunder kuat tarik lentur atau kuat tekan beton dengan kadar fly ash 0%, 15%, 20%, 25% pada 54 hari

Menggunakan bahu beton atau bukan beton

Memilih factor keamanan beban (Fkb) (Tabel 2.4)

menentukan tegangan ekivalen setiap jenis sumbu

menentukan factor setiap jenis sumbu

menentukan jumlah repetisi ijin untuk setiap beban sumbu

menentukan factor rasio tegangan (FRT)

menentukan jumlah repetisi ijin setiap beban sumbu

Page 52: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 2.5. Bagan Kerangka Pikiran

Perbaikan Perkerasan Jalan

Menggunakan Beton

Campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan

Hemat biaya

Pengertian

Bahan tambah Abu Terbang (Fly Ash)

Pengertian

Abu sisa pembakaran batu- bara, berupa butiran halus ringan, dan tidak porous

Bersifat Pozzolanik

Terdiri dari unsur- unsur silikat dan aluminat yang reaktif

Didapatkan dari limbah sisa industri

Ditinjau dari segi ekonomis

Hemat Energi

Lebih murah daripada semen Portland

Dapat mengurangi pemuaian akibat proses alkali- agregat (reaksi alkali dalam semen dengan silica dalam agregat), dengan demikian mengurangi retak- retak beton akibat reaksi tersebut

Penggunaan beton fly ash sebagai bahan perbaikan jalan Nguter-Wonogiri

Page 53: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian ini adalah Ruas Jalan Nguter -

Wonogiri dengan panjang jalan 5 km. Wonogiri merupakan kota di Jawa Tengah

tepatnya berada di bagian selatan paling timur yang berbatasan dengan Jawa

Timur bagian selatan seperti Pacitan, Ponorogo dan sekitarnya. Di samping

sebagai kota penghubung juga sebagian besar penduduknya bekerja di bidang

jasa, sehingga penting sekali mempertahankan kinerja ruas jalan Nguter -

Wonogiri. Ruas jalan Nguter - Wonogiri diklasifikasikan sebagai jalan kolektor

dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibu kota propinsi

dengan ibu kota kabupaten / kota dan jalan stategis propinsi. Berdasarkan

klasifikasi menurut fungsi jalan, ruas jalan Nguter - Wonogiri dikategorikan jalan

kelas IIIA, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor

termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang

tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

Gambar 3.1. Peta Ruas Jalan Nguter - Wonogiri

31

Page 54: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah diambil dari dua

pendekatan penelitin terdahulu (Andriyanto, 2010) dan (Yunus, 2010):

3.2.1. Data sekunder untuk Analisis

1. Data CBR jalan Nguter – Wonogiri pada Lampiran G.

2. Data volume lalu-lintas harian rata – rata (LHR) pada Lampiran H.

3. Data Kerusakan Jalan pada Tabel 3.1 dan Lampiran L.

4. Data nilai kuat tekan dan kuat lenturnya pada Lampiran I.

5. Data untuk untuk kebutuhan bahan perkerasan jalannya pada Lampiran J dan

Lampiran M.

6. Data untuk Kebutuhan Rencana Anggaran Biayanya, data ini diperoleh dari

instansi yang terkait Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri yang

terdapat pada Lampiran B.

3.3. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini dipakai Microsoft Excel

untuk menyajikan data menjadi informasi yang lebih sederhana. Setelah itu

dilakukan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut

untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Page 55: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 3.1. Teknik Analisa Data

Bahasan Metode Tujuan Langkah

1. Teknik

Rehabilitasi dan

Pemilihan Jalan

Perencanaan

Perkerasan

Jalan Beton

Semen 2003

Menghitung Tebal Pelat

Beton Semen

- Menghitung jumlah sumbu.

- Menentukan R.

- Menghitung JSKN dan JSKN

rencana.

- Menghitung repetisi sumbu

rencana.

- Menentukan faktor

keamanan beban Fkb.

- Menentukan CBR efektif.

- Menghitung fatik dan erosi.

- Menghitung tebal pelat.

- Menentukan tulangan.

2. Biaya

Perbaikan

Menentukan Biaya total

masing-masing rigid

pavement sesuai kadar

fly ash 0% , 15%, 20%,

dan 25%.

- Menghitung harga satuan.

- Menghitung biaya perkerasan

kaku.

- Menghitung biaya total

penanganan rigid pavement.

3.4. Bagan Alir Penelitian

Tahapan penelitian dari awal sampai akhir dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap ke I, Persiapan

2. Tahap ke II, Pengumpulan Variabel Data Sekunder

3. Tahap ke III, Data Perhitungan

4. Tahap ke IV, Analisa Data

5. Tahap ke V, Kesimpulan dan Saran

6. Tahap ke VI, Selesai

Page 56: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………

Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Data skunder : 1. Peta ruas jalan kebupaten 2. Data struktur perkerasan yang ada 3. Data CBR lapangan 4. Volume LHR pada tahun-tahun

sebelumnya 5. Panduan harga bahan.

Selesai

Persiapan

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Tahap VI

1. Data perhitungan tebal perkerasan beton semen (Rigid Pavement) dengan variasi campuran fly ash 0%, 15%, 20%, dan 25%.

2. Data perhitungan rencana anggaran biaya pelaksanaannya.

Analisa data menggunakan microsoft excel

Kesimpulan dan Saran

Page 57: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Penentuan Kelas Jalan Perkerasan Beton Semen

1. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan (Jointed Unreinforced

Concrete Pavement).

2. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan (Jointed Reinforced

Concrete Pavement).

3. Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan (Continuously Reinforced

Concrete Pavement).

4.2. Data Eksisting Perkerasan Jalan

4.2.1. Kondisi dan Jenis Penanganan Persegmen

Dari hasil pengamatan visual di lapangan yang telah dilakukan oleh

(Andriyanto, 2010) diperoleh luas kerusakan, kedalaman, lebar retak dan jenis

kerusakan yang akan digunakan sebagai data untuk penanganan kerusakan dengan

Metode Perbaikan Jalan Standar. Diperoleh data jenis kerusakan dan luasnya yang

dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan untuk lebih jelasnya, kondisi dan hasil

pengukuran dapat dilihat pada Lampiran F.

35

Page 58: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 41. Data Kerusakan Jalan

No.

Kerusakan Kelas

Kerusakan

Luas Kerusakan Jumlah (m2) Kiri (m2) Kanan (m2)

1. Retak Buaya

M 323.9 343.2 667.1 H 247.3 270.75 518.05

2. Retak Kotak

M 18 10 28 H

3. Penurunan

M 21.5 28.3 49.8 H 5 7.5 12.5

4. Retak Memanjang dan Melintang

M (hair) 3.5 3.5 M 447 422.5 869.5

H 276 393 669 Sumber : (Andriyanto, 2010)

4.2.2. Data Lalu-Lintas Harian Rata-rata

Data sekunder lapangan diperoleh dari data lalu-lintas harian rata-rata yang

ditunjukan pada Lampiran H.

4.3. Analisis Perbaikan Jalan

Untuk perbaikan kerusakan jalan di ruas jalan Nguter – Wonogiri, maka harus

diadakan pemilihan terhadap jenis dan luas kerusakan yang terjadi. Penanganan

kerusakan permukaan jalan menggunakan perencanaan perkerasan jalan beton

semen 2003. Penanganan kerusakan untuk masing – masing kerusakan dapat

dilihat pada Tabel 4.1.

4.4. Data Parameter Perencanaan

1. CBR tanah dasar = 3,46%.

2. Laju pertumbuhan ( i ) = 10,21 %.

3. Umur rencana = 20 tahun.

4. - Kuat tarik lentur (fcf) 0% = 6,83 Mpa

- Kuat tarik lentur (fcf) 15% = 7,67 Mpa

Page 59: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

- Kuat tarik lentur (fcf) 20% = 8,67 Mpa

- Kuat tarik lentur (fcf) 25% = 9,17 Mpa

5. Bahan pondasi bawah = perkerasan aspal

6. Koefisien gesek antar pelat beton dengan pondasi (µ) = 1,3

7. Bahu jalan = ya

8. Ruji (dowel) = ya

9. Data lalu-lintas harian rata-rata:

- Kendaraan ringan 2 ton = 5934 kend/hari

- Bus 8 ton = 3370 kend/hari

- Truk 2 as 13 ton = 2514 kend/hari

- Truk 3 as / trailer 20 ton = 318 kend/hari

10. Direncanakan perkerasan beton semen untuk jalan 2 lajur 2 arah untuk

jalan arteri, perencanaan menggunakan perkerasan beton bersambung

tanpa tulangan, bersambung dengan tulangan, dan menerus dengan

tulangan.

Page 60: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4.5. Perhitungan Tebal Pelat Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa

Tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement).

4.5.1. Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya.

Untuk menghitung jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis lalu-lintas

Analisa perhitungan jumlah sumbu dapat ditunjukan pada Tabel 4.2. langkah-

langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konfigurasi beban.

b. Menentukan jumlah kendaraan.

c. Menentukan jumlah sumbu perkendaraan.

d.Menentukan jumlah sumbu = jumlah kendaraan X jumlah sumbu perkendaraan.

e. Menentukan nilai BS (beban sumbu) dan JS (jumlah sumbu).

Tabel 4.2. Data Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya

Jenis

Kendaraan

Konfigurasi beban

sumbu (ton) Jml

Kend

(bh)

Jml

Sumbu

Per

Kend

(bh)

Jml

Sumbu

(bh)

STRT STRG STdRG

RD RB RGD RGB BS

(ton)

JS

(bh)

BS

(ton)

JS

(bh)

BS

(ton)

JS

(bh)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

MP 1 1 - - 5934 - - - - - - - -

Bus 8 ton 3 5 - - 3370 2 6740 3 3370 5 3370 - -

Truk 2 as 5 8 - - 2514 2 5028 5 2514 8 2514 - -

Truk 3 as 6 14 - - 318 2 636 6 318 - - 14 318

Total 12404 6202 5884 318

Keterangan:

RD : Roda Depan

RB : Roda Belakang

RGD : Roda Gandeng Depan

RGB : Roda Gandeng Belakang

BS : Beban Sumbu

Page 61: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

JS : Jumlah Sumbu

STRT : Sumbu Tunggal Roda Tunggal

STRG : Sumbu Tunggal Roda Ganda

STdRG: Sumbu Tandem Roda Ganda

Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun)

JSKN = 365 x JSKNH x R

JSKN = 365 x JSKNH x R

= 365 x 12404 x 58,659

= 265.576.276,1

JSKN rencana = 0,7 x 265.576.276,1

= 185.903.393.3

4.5.2. Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana

Untuk menghitung repetisi sumbu rencana dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi

Analisa perhitungan repetisi sumbu yang terjadi dapat ditunjukkan pada Tabel

4.3. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan beban sumbu, jumlah sumbu, proporsi beban dan proporsi

sumbu.

b. Menentukan repetisi yang terjadi = proposi beban x proporsi sumbu x lalu

lintas rencana.

c. Menentukan jumlah kumulatif repetisi yang terjadi

Page 62: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 4.3. Data Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana

Jenis Sumbu Beban Sumbu (ton)

Jumlah Sumbu

Proporsi Beban

Proporsi sumbu

Lalu Lintas Rencana

Repetisi Yang terjadi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)= (4)x(5)x(6) STRT

6 318 0,05 0.66 185.903.393.3 6.134.812,00 5 2514 0,41 0.66 185.903.393.3 50.305.458,23 3 3370 0,54 0.66 185.903.393.3 66.255.969,37

Total 6202 1 0 STRG

8 2514 0.43 0.26 185.903.393.3 20.783.999,37 5 3370 0.57 0.26 185.903.393.3 27.550.882,89

Total 5884 1 0 STdRG 14 318 1 0.08 185.903.393.3 14.872271,46 Total 318 1 0 Komulatif 185.903.393.3

2. Faktor pertumbuhan lalu- lintas ( R ) : ((1+i)^ur)-1

i

((1+10,21%)^20)-1= 58,7

10,21%

Page 63: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

4.5.3. Perhitungan Analisa Fatik dan Erosi untuk Mendapatkan Tebal Pelat

4. 5. 3. 1. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 0%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.4. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 250 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 0%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.64

FRT=0.09

FE=1.75

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.05

FRT=0.15

FE=2.36

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.92

FRT=0.14

FE=2.52

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen FE : Faktor Erosi

FRT : Faktor Rasio Tegangan TT : Tidak Terbatas

Page 64: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.5.

Tabel 4.5. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 0%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

250 0<100% 0<100%

240 0<100% 14.87<100%

230 0<100% 14.87<100%

220 0<100% 42.51<100%

210 0<100% 49.51<100%

200 0<100% 277.56>100%

Dari Tabel 4.5 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 210 mm.

Page 65: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4. 5. 3. 2. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 15%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.6. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 240 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 15%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per

Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.68

FRT=0.09

FE=1.8

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.11

FRT=0.14

FE=2.4

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 14

0

19.25 14872263.23 TE=0.97

FRT=0.13

FE=2.56

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 66: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.7.

Tabel 4.7. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 15%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

240 0<100% 0<100%

230 0<100% 14.87<100%

220 0<100% 35.66<100%

210 0<100% 35.66<100%

200 0<100% 59.43<100%

190 0<100% 356.56>100%

Dari Tabel 4.7 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 200 mm.

Page 67: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4. 5. 3. 3. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 20%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.8. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 230 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 20%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.73

FRT=0.08

FE=1.85

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.17

FRT=0.14

FE=2.45

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.02

FRT=0.12

FE=2.59

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 68: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.9.

Tabel 4.9. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 20%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

230 0<100% 0<100%

220 0<100% 42.51<100%

210 0<100% 45.57<100%

200 0<100% 54.48<100%

190 0<100% 66.87<100%

180 0<100% 101.53>100%

Dari Tabel 4.9 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 190 mm.

Page 69: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

4. 5. 3. 4. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 25%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.10. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 220 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 25%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.78

FRT=0.09

FE=1.9

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.24

FRT=0.14

FE=2.5

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.07

FRT=0.12

FE=2.63

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 70: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.11.

Tabel 4.11. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 25%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

220 0<100% 0<100%

210 0<100% 35.66<100%

200 0<100% 37.31<100%

190 0<100% 42.51<100%

180 0<100% 71.82<100%

170 0<100% 222.71>100%

Dari Tabel 4.11 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 180 mm.

Page 71: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Didapatkan faktor aman dari analisa fatik dan erosi pada tabel 4.5, 4.7, 4.9, dan

4.11. Maka dapat digambarkan bagan kadar fly ash dengan tebal perkerasan yang

terdapat pada Gambar 4.1.

UNR E INF OR C E D

0

50

100

150

200

250

300

0 15 20 25

K adar F ly As h (% )

Teba

l Per

kera

san

(mm

)

UNR E INFOR C E D

Gambar 4.1. Bagan Kadar Fly Ash dengan Tebal Perkerasan (Unreinforced)

Page 72: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4.6. Perhitungan Tebal Pelat Perkerasan Beton Semen Bersambung dengan

Tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement).

4.6.1. Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya.

Untuk menghitung jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis lalu-lintas

Analisa perhitungan jumlah sumbu dapat ditunjukan pada Tabel 4.12

langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konfigurasi beban.

b. Menentukan jumlah kendaraan.

c. Menentukan jumlah sumbu perkendaraan.

d.Menentukan jumlah sumbu = jumlah kendaraan X jumlah sumbu

perkendaraan.

e. Menentukan nilai BS (beban sumbu) dan JS (jumlah sumbu).

Tabel 4.12. Data Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya

Jenis

Kendaraan

Konfigurasi beban

sumbu (ton) Jml

Kend

(bh)

Jml

Sumbu

Per

Kend

(bh)

Jml

Sumbu

(bh)

STRT STRG STdRG

RD RB RGD RGB BS

(ton)

JS

(bh)

BS

(ton)

JS

(bh)

BS

(ton)

JS

(bh)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

MP 1 1 - - 5934 - - - - - - - -

Bus 8 ton 3 5 - - 3370 2 6740 3 3370 5 3370 - -

Truk 2 as 5 8 - - 2514 2 5028 5 2514 8 2514 - -

Truk 3 as 6 14 - - 318 2 636 6 318 - - 14 318

Total 12404 6202 5884 318

Keterangan:

RD : Roda Depan

RB : Roda Belakang

Page 73: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

RGD : Roda Gandeng Depan

RGB : Roda Gandeng Belakang

BS : Beban Sumbu

JS : Jumlah Sumbu

STRT : Sumbu Tunggal Roda Tunggal

STRG : Sumbu Tunggal Roda Ganda

STdRG: Sumbu Tandem Roda Ganda

Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun)

JSKN = 365 x JSKNH x R

JSKN = 365 x JSKNH x R

= 365 x 12404 x 58,659

= 265.576.276,1

JSKN rencana = 0,7 x 265.576.276,1

= 185.903.393.3

4.6.2. Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana

Untuk menghitung repetisi sumbu rencana dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi

Analisa perhitungan repetisi sumbu yang terjadi dapat ditunjukkan pada

Tabel 4.13. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan beban sumbu, jumlah sumbu, proporsi beban dan

proporsi sumbu.

b. Menentukan repetisi yang terjadi = proposi beban x proporsi sumbu

x lalu lintas rencana.

c. Menentukan jumlah kumulatif repetisi yang terjadi

Page 74: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 4.13. Data Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana

Jenis Sumbu Beban Sumbu (ton)

Jumlah Sumbu

Proporsi Beban

Proporsi sumbu

Lalu Lintas Rencana

Repetisi Yang terjadi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)= (4)x(5)x(6)

STRT

6 318 0,05 0.66 185.903.393.3 6.134.812,00 5 2514 0,41 0.66 185.903.393.3 50.305.458,23 3 3370 0,54 0.66 185.903.393.3 66.255.969,37

Total 6202 1 0 STRG

8 2514 0.43 0.26 185.903.393.3 20.783.999,37 5 3370 0.57 0.26 185.903.393.3 27.550.882,89

Total 5884 1 0 STdRG 14 318 1 0.08 185.903.393.3 14.872271,46 Total 318 1 0 Komulatif 185.903.393.3

2. Faktor pertumbuhan lalu- lintas ( R ) : ((1+i)^ur)-1

i

((1+10,21%)^20)-1= 58,7

10,21%

Page 75: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4.6.3. Perhitungan Analisa Fatik dan Erosi untuk Mendapatkan Tebal Pelat

4.6.3.1. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 0%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.14. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 210 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 0%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.83

FRT=0.12

FE=1.73

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.32

FRT=0.19

FE=2.33

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.13

FRT=0.17

FE=2.44

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen FE : Faktor Erosi

FRT : Faktor Rasio Tegangan TT : Tidak Terbatas

Page 76: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.15

Tabel 4.15. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 0%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

210 0<100% 0<100%

200 0<100% 16.53<100%

190 0<100% 37.97<100%

180 0<100% 104.05>100%

Dari Tabel 4.15 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 190 mm.

Page 77: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4.6.3.2. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 15%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.16. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 200 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 15%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.9

FRT=0.12

FE=1.79

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.41

FRT=0.18

FE=2.39

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.20

FRT=0.16

FE=2.48

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 78: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.17.

Tabel 4.17. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 15%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

200 0<100% 0<100%

190 0<100% 35.66<100%

180 0<100% 37.31<100%

170 0<100% 222.71>100%

Dari Tabel 4.17 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 180 mm.

Page 79: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4.6.3.3. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 20%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.18. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 190 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 20%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.97

FRT=0.11

FE=1.85

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.51

FRT=0.18

FE=2.45

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.28

FRT=0.15

FE=2.53

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 80: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.19

Tabel 4.19. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 20%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

190 0<100% 0<100%

180 0<100% 35.66<100%

170 0<100% 41.68<100%

160 0<100% 106.46>100%

Dari Tabel 4.19 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 170 mm.

Page 81: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4.6.3.4.Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 25%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.20. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 180 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 25%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=1.04

FRT=0.15

FE=1.91

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.63

FRT=0.24

FE=2.51

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.37

FRT=0.20

FE=2.57

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 82: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.21.

Tabel 4.21. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 25%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

180 0<100% 0<100%

170 0<100% 39.62<100%

160 0<100% 59.43<100%

150 0<100% 218.00>100%

Dari Tabel 4.21 untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan dan biaya

yang memenuhi syarat adalah 160 mm.

Page 83: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Didapatkan faktor aman dari analisa fatik dan erosi pada tabel 4.15, 4.17, 4.19,

dan 4.21. Maka dapat digambarkan bagan kadar fly ash dengan tebal perkerasan

yang terdapat pada Gambar 4.2.

R E INF OR C E D

0

50

100

150

200

250

0 15 20 25

K adar F ly As h (% )

Teba

l Per

kera

san

(mm

)

R E INFOR C E D

Gambar 4.2. Bagan Kadar Fly Ash dengan Tebal Perkerasan (Reinforced)

Page 84: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

4.7. Perhitungan Tebal Pelat Perkerasan Beton Semen Menerus dengan

Tulangan (Continuously Reinforced Concrete Pavement).

4.7.1. Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya.

Untuk menghitung jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis lalu-lintas

Analisa perhitungan jumlah sumbu dapat ditunjukan pada Tabel 4.22. langkah-

langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konfigurasi beban.

b. Menentukan jumlah kendaraan.

c. Menentukan jumlah sumbu perkendaraan.

d. Menentukan jumlah sumbu = jumlah kendaraan X jumlah sumbu perkendaraan.

e. Menentukan nilai BS (beban sumbu) dan JS (jumlah sumbu).

Tabel 4.22. Data Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya

Jenis

Kendaraan

Konfigurasi beban

sumbu (ton) Jml

Kend

(bh)

Jml

Sumbu

Per

Kend

(bh)

Jml

Sumbu

(bh)

STRT STRG STdRG

RD RB RGD RGB BS

(ton)

JS

(bh)

BS

(ton)

JS

(bh)

BS

(ton)

JS

(bh)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

MP 1 1 - - 5934 - - - - - - - -

Bus 8 ton 3 5 - - 3370 2 6740 3 3370 5 3370 - -

Truk 2 as 5 8 - - 2514 2 5028 5 2514 8 2514 - -

Truk 3 as 6 14 - - 318 2 636 6 318 - - 14 318

Total 12404 6202 5884 318

Keterangan:

RD : Roda Depan

RB : Roda Belakang

RGD : Roda Gandeng Depan

Page 85: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

RGB : Roda Gandeng Belakang

BS : Beban Sumbu

JS : Jumlah Sumbu

STRT : Sumbu Tunggal Roda Tunggal

STRG : Sumbu Tunggal Roda Ganda

STdRG: Sumbu Tandem Roda Ganda

Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun)

JSKN = 365 x JSKNH x R

JSKN = 365 x JSKNH x R

= 365 x 12404 x 58,659

= 265.576.276,1

JSKN rencana = 0,7 x 265.576.276,1

= 185.903.393.3

4.7.2. Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana

Untuk menghitung repetisi sumbu rencana dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi

Analisa perhitungan repetisi sumbu yang terjadi dapat ditunjukkan pada Tabel

4.23. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan beban sumbu, jumlah sumbu, proporsi beban dan proporsi

sumbu.

b. Menentukan repetisi yang terjadi = proposi beban x proporsi sumbu x lalu

lintas rencana.

c. Menentukan jumlah kumulatif repetisi yang terjadi

Page 86: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.23. Data Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana

Jenis Sumbu Beban Sumbu (ton)

Jumlah Sumbu

Proporsi Beban

Proporsi sumbu

Lalu Lintas Rencana

Repetisi Yang terjadi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)= (4)x(5)x(6)

STRT

6 318 0,05 0.66 185.903.393.3 6.134.812,00 5 2514 0,41 0.66 185.903.393.3 50.305.458,23 3 3370 0,54 0.66 185.903.393.3 66.255.969,37

Total 6202 1 0 STRG

8 2514 0.43 0.26 185.903.393.3 20.783.999,37 5 3370 0.57 0.26 185.903.393.3 27.550.882,89

Total 5884 1 0 STdRG 14 318 1 0.08 185.903.393.3 14.872271,46 Total 318 1 0 Komulatif 185.903.393.3

2. Faktor pertumbuhan lalu- lintas ( R ) : ((1+i)^ur)-1

i

((1+10,21%)^20)-1= 58,7

10,21%

Page 87: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

4.7.3. Perhitungan Analisa Fatik dan Erosi untuk Mendapatkan Tebal Pelat

4.7.3.1. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 0%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.24. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 240 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 0%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.68

FRT=0.199

FE=1.57

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.11

FRT=0.16

FE=2.17

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=0.97

FRT=0.14

FE=2.32

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen FE : Faktor Erosi

FRT : Faktor Rasio Tegangan TT : Tidak Terbatas

Page 88: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.25.

Tabel 4.25. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 0%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

240 0<100% 0<100%

230 0<100% 39.62<100%

220 0<100% 39.62<100%

210 0<100% 268.66>100%

Dari Tabel 4.25 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 220 mm.

Page 89: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4.7.3.2. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 15%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.26. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 230 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 15%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.73

FRT=0.095

FE=1.62

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.17

FRT=0.15

FE=2.22

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.02

FRT=0.13

FE=2.36

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 90: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.27.

Tabel 4.27. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 15%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

230 0<100% 0<100%

220 0<100% 42.51<100%

210 0<100% 44.57<100%

200 0<100% 277.56>100%

Dari Tabel 4.27 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 210 mm.

Page 91: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

4.7.3.3. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 20%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.28. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 220 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 20%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.78

FRT=0.09

FE=1.67

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.24

FRT=0.14

FE=2.28

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.07

FRT=0.12

FE=2.4

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 92: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.29.

Tabel 4.29. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 20%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

220 0<100% 0<100%

210 0<100% 47.88<100%

200 0<100% 60.27<100%

190 0<100% 379.66>100%

Dari Tabel 4.29 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 200 mm.

Page 93: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4.7.3.4. Analisa Fatik dan Erosi untuk Fly Ash dengan Kadar 25%

Salah satu contoh perhitungan analisa fatik dan erosi untuk mengetahui tebal

taksiran pelat beton apakah aman atau tidak.

Tabel 4.30. Analisa Fatik dan Erosi dengan Tebal Pelat 210 mm untuk Fly Ash

dengan Kadar 25%

Jenis

Sumbu

Beban

Sumbu

ton

(KN)

Beban

Rencana

Per Roda

(KN)

Repetisi yang

Terjadi

Faktor

Tegangan

dan Erosi

Analisa Fatik Analisa Erosi

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

Repetisi

Ijin

Persen

Rusak

(%)

1 2 3 4 5 6 7

STRT 6 60 33 6134808.58 TE=0.83

FRT=0.09

FE=1.73

TT 0 TT 0

5 50 27.5 50305430.36 TT 0 TT 0

3 30 16.5 66255932.67 TT 0 TT 0

STRG 8 80 22 20783987.86 TE=1.32

FRT=0.14

FE=2.33

TT 0 TT 0

5 50 13.75 27550867.62 TT 0 TT 0

STdRG 14 140 19.25 14872263.23 TE=1.13

FRT=0.12

FE=2.44

TT 0 TT 0

Total 0<100% 0<100%

Keterangan:

TE : Tegangan Ekivalen

FRT : Faktor Rasio Tegangan

FE : Faktor Erosi

TT : Tidak Terbatas

Page 94: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Untuk mengetahui tebal pelat manakah yang memiliki analisa fatik dan erosi yang

aman <100%, maka diperlukan tabel rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel

4.31.

Tabel 4.31. Rekapitulasi Analisa Fatik dan Erosi untuk Tebal Pelat Penggunaan

Fly Ash Kadar 25%

Tebal Pelat (mm) Analisa Fatik Analisa Erosi

210 0<100% 0<100%

200 0<100% 54.48<100%

190 0<100% 55.89<100%

180 0<100% 101.53

Dari Tabel 4.31 didapatkan untuk tebal pelat terendah sehingga lebih hemat bahan

dan biaya yang memenuhi syarat adalah 200 mm.

Page 95: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Didapatkan faktor aman dari analisa fatik dan erosi pada tabel 4.25, 4.27,

4.29, dan 4.31. Maka dapat digambarkan bagan kadar fly ash dengan tebal

perkerasan yang terdapat pada Gambar 4.3.

C ONT INUOUS L Y

0

50

100

150

200

250

0 15 20 25K adar F ly As h (% )

Teba

l Per

kera

san

(mm

)

CONT INUOUS LY

Gambar 4.3. Bagan Kadar Fly Ash dengan Tebal Perkerasan (Continuously)

Page 96: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 4.32. Data Perhitungan Tebal Perkerasan Beton Semen

Jenis Rigid

Pavement

Kelas Jln

FA % Beton

Bersambung

Tanpa

Tulangan

(mm)

Beton

Bersambung

dengan

Tulangan

(mm)

Beton menerus

dengan

Tulangan

(mm)

IIIA=8ton 0% 210 190 220

15% 200 180 210

20% 190 170 200

25% 180 160 190

Dari Tabel 4.32 dapat digambarkan grafik hubungan kadar fly ash dengan tebal

perkerasan yang terdapat pada Gambar 4.4.

170

180

190

200

210

220

230

0 15 20 25

K adar F ly As h (% )

Teba

l Per

kera

san

(mm

)

Unreinforc ed(mm)

R einforc ed(mm)

C ontinuous ly(mm)

Gambar 4.4. Grafik Hubungan Kadar Fly Ash dengan Tebal Perkerasan

Page 97: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

4.8. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penulangan dan Bahan

Perkerasan Beton Semen

Pada perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan, tanpa tulangan dan

menerus dengan tulangan terdapat penulangan. Tulangan pada beton untuk

mengurangi biaya pemeliharaan agar lebih ekonomis. Bahan penyusun perkerasan

beton semen yang terdiri dari semen, air, pasir, kerikil dan fly ash. Fly ash

berguna sebagai bahan pengganti semen. Dengan adanya fly ash dapat

mengurangi pemuaian akibat proses alkali – agregat (reaksi alkali dalam semen

dengan silica dalam agregat), sehingga dengan adanya pemakaian fly ash sangat

menguntungkan, yaitu menghemat energi karena mengurangi panas hidrasi dan

menghemat biaya karena mengurangi penggunaan semen.

Page 98: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

4.8.1. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perkerasan Beton Semen

Bersambung Tanpa Tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement).

4.8.1.1 Perhitungan Biaya Penulangan Perkerasan Beton Semen Bersambung

Tanpa Tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement).

Pada perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan, ada kemungkinan

penulangan perlu dipasang guna mengendalikan retak. Bagian-bagian pelat yang

diperkirakan akan mengalami retak akibat konsentrasi tegangan yang tidak dapat

dihindari dengan pengaturan pola sambungan, maka pelat harus diberi tulangan.

(SK SNI S-36-1990-03)

Untuk sambungan susut melintang pada beton bersambung tanpa tulangan harus

dilengkapi dengan ruji polos panjang 45 cm, jarak antara ruji 30 cm, lurus dan

bebas dari tonjolan tajam yang akan mempengaruhi gerakan bebas pada saat pelat

beton mnyusut, tebal pelat beton 220 mm sampai 250 menggunakan diameter 36

serta jarak sambungan ini 4 – 5 m. (SK SNI S-36-1990-03) dan (AASHTO 1993)

Untuk sambungan memanjang harus dilengkapi dengan dengan batang ulir (tie

bars), jarak batang ulir yang digunakan adalah 75 cm dengan panjang batang

pengikat hasil dari 38,3 dikalikan dengan diameter tulangan ditambahkan jarak

dari batang ulirnya. (SK SNI S-36-1990-03) dan (AASHTO 1993)

Page 99: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Untuk perhitungan kebutuhan dan biaya penulangannya dapat dilihat pada Tabel

4.33 sampai Tabel 4.36.

Tabel 4.33. Kebutuhan dan Biaya Penulangan dengan kadar fly ash 0%.

Material Panjang

Ruji (p)

(cm)

Jarak

antar

Ruji

(d)

(cm)

Volume

per (kg)

Tebal

(T)

(m)

Panjang

(P)

(m)

Lebar

(L)

(m)

Total

Volume

(kg/m³)

Harga

(Rp/unit)

Biaya (Rp)

Besi Ø 16

mm ulir

68.78 75 21.143 0.21 5 2x3.5 185 13.500,00 2.497.500,00

Besi Ø 36

mm polos

45 30 50.857 0.21 5 2x3.5 445 13.500,00 6.007.500,00

Jumlah 8.505.000,00

Tabel 4.34. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangan dengan kadar fly ash

15%.

Material Panjang

Ruji (p)

(cm)

Jarak

antar

Ruji

(d)

(cm)

Volume

per (kg)

Tebal

(T)

(m)

Panjang

(P)

(m)

Lebar

(L)

(m)

Total

Volume

(kg/m³)

Harga

(Rp/unit)

Biaya (Rp)

Besi Ø 16

mm ulir

68.78 75 21.143 0.20 5 2x3.5 177.6 13.500,00 2.397.600,00

Besi Ø 36

mm polos

45 30 50.857 0.20 5 2x3.5 427.2 13.500,00 5.767.200,00

Jumlah 8.164.800,00

Page 100: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4.35. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangan dengan kadar fly ash

20%.

Material Panjang

Ruji (p)

(cm)

Jarak

antar

Ruji

(d)

(cm)

Volume

per (kg)

Tebal

(T)

(m)

Panjang

(P)

(m)

Lebar

(L)

(m)

Total

Volume

(kg/m³)

Harga

(Rp/unit)

Biaya (Rp)

Besi Ø 16

mm ulir

68.78 75 21.143 0.19 5 2x3.5 170.2 13.500,00 2.297.700,00

Besi Ø 36

mm polos

45 30 50.857 0.19 5 2x3.5 409.4 13.500,00 5.526.900,00

Jumlah 7.824.600,00

Tabel 4.36. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangan dengan kadar fly ash

25%.

Material Panjang

Ruji (p)

(cm)

Jarak

antar

Ruji

(d)

(cm)

Volume

per (kg)

Tebal

(T)

(m)

Panjang

(P)

(m)

Lebar

(L)

(m)

Total

Volume

(kg/m³)

Harga

(Rp/unit)

Biaya (Rp)

Besi Ø 16

mm ulir

68.78 75 21.143 0.18 5 2x3.5 162.8 13.500,00 2.197.800,00

Besi Ø 36

mm polos

45 30 50.857 0.18 5 2x3.5 391.6 13.500,00 5.286.600,00

Jumlah 7.484.400,00

Page 101: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

4.8.1.2. Perhitungan Kebutuhan Biaya Material Semen, Air, Pasir, Kerikil,

dan Fly Ash pada Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa

Tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement).

Untuk mendapatkan perhitungan kebutuhan bahan perkerasan beton bersambung

tanpa tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement) dan biayanya pada

Tabel 4.37 dipakai data harga bahan pekrjaan yang terdapat pada Lampiran B dan

data sekunder kebutuhan bahan untuk satu kali adukan benda uji kuat lentur yang

dapat dilihat pada Lampiran J, berat jenis untuk mendapatkan volume kebutuhan

bahan untuk satu kali adukan benda uji kuat lenturnya yang dapat dilihat pada

Lampiran M.

Page 102: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 4.37. Perhitungan Kebutuhan Bahan dan Biayanya

Material Lebar Pelat (m)

Panjang Pelat (m)

Tebal Pelat (m)

Kadar Fly Ash (%)

Fly ash Kerikil Pasir Air Semen Biaya (Rp)

Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

Biaya (Rp)

Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

0,00 0 1.218.000,00 539 806.750,00 348 1.170,00 63 132.388,00 144 2 x 3,5 5 0,21 0% 0,00 21 1.169.280,00 517 774.480,00 334 1.124,00 61 108.040,00 117 2 x 3,5 5 0,20 15% 0,00 26 1.120.560,00 496 742.210,00 320 1.077,00 58 97.452,00 106 2 x 3,5 5 0,19 20% 0,00 32 1.071.840,00 474 709.940,00 306 1.029,00 56 87.394,00 95 2 x 3,5 5 0,18 25%

Page 103: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Total rencana anggaran biaya bahan perkerasan dapat dilihat pada Tabel 4.38

yang didapatkan dari jumlah perhitungan biaya penulangan yang terdapat pada

Tabel 4.33 sampai Tabel 4.36.

Tabel 4.38. Total Rencana Anggaran Biaya (Unreinforced) Total Rencana

Anggaran Biaya (Rp)

Rencana Anggaran

Biaya Bahan Perkerasan

(Rp)

Rencana Anggaran

Biaya Penulangan

(Rp)

Lebar Pelat (m)

Panjang Pelat (m)

Tebal Pelat (m)

Kadar Fly Ash

(%)

10.663.308,00 2.158.308,00 8.505.000,00 2 x 3,5 5 0.21 0% 10.217.724,00 2.052.924,00 8.164.800,00 2 x 3,5 5 0.20 15% 9.785.899,00 1.961.290,00 7.824.600,00 2 x 3,5 5 0.19 20% 9.354.604,00 1.870.204,00 7.484.400,00 2 x 3,5 5 0.18 25%

Dari Tabel 4.38 dapat digambarkan bagan kadar fly ash dengan total rencana

anggaran biaya yang terdapat pada Gambar 4.5.

0

5000000

10000000

15000000

0 15 20 25

K adar F ly As h (%)

To

tal R

enca

na

An

gg

aran

Bia

ya (

rup

iah)

UNR E INF OR C ED

Gambar 4.5. Bagan Kadar Fly Ash dengan Total Rencana Anggaran

Biaya (Unreinforced).

Page 104: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

4.8.2. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perkerasan Beton Semen

Bersambung dengan Tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement).

4.8.2.1.Perhitungan Biaya Penulangan Perkerasan Beton Semen Bersambung

dengan Tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement).

Pada perkerasan beton bersambung dengan tulangan dibutuhkan jarak sambungan

susut melintang 8 – 15 m dengan diameter ruji 33 untuk tebal pelat 180 mm

sampai dengan 210 mm. (SK SNI S-36-1990-03).

Panjang tulangan didapatkan dari perhitungan 38,3 dengan diameter tulangan dan

jarak ketentuan tulangan maksimum memanjang 75 cm. (AASHTO 1993)

Jumlah volume kebutuhan tulangan yang diperlukan didapatkan dari luas

penampang dengan tulangannya dan tebal, panjang serta lebar pelat yang ada.

(REF,PB'89;SNI–T14 -1991-03)

Luas penampang tulangan dihitung dengan rumus :

As = µ x L x M x g x h . . . . ( I )

2 x fs

Dengan pengertian :

As : luas penampang tulangan baja (mm²/m lebar pelat)

Fs : kuat tarik ijin tulangan 240, (Mpa). Biasanya 0,6 kali tegangan lelh.

G : gravitasi 9,81, (m/detik²).

H : tebal pelat beton (m).

L : jarak antara sambungan yang tidak diikat dan/ tepi bebas pelat (m).

M : berat per satuan volume pelat 2400, (kg/m).

µ : koefisien gesek antara pelat beton dan pondasi bawah 1,3. (SK SNI S-36-

1990-03)

Page 105: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 4.39. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangannya

Jumlah Biaya (Rp)

Biaya (Rp) Volume

(kg)

Luas Pnampang (As min) (mm²/m')

Luas Pnampang (As) (mm²)

Tulangan Lebar Pelat (m)

Panjang Pelat (m)

Tebal Pelat (m)

Kadar Fly Ash (%)

36.270.094,00 32.340.285,00 2396 210 200,86 Memanjang Ø 16 mm ( p = 68,78 cm, d = 16,8 cm ) 2 x 3,5 15 0,19 0% 3.929.809,00 291 210 93,74 Melintang Ø 33 mm ( p = 128,07 cm, d = 16,8 cm )

34.545.286,00 30.800.272,00 2282 200 191,29 Memanjang Ø 16 mm ( p = 68,78 cm, d =16 cm ) 2 x 3,5 15 0,18 15% 3.745.014,00 277 200 89,27 Melintang Ø 33 mm ( p = 127,99 cm, d = 16 cm )

32.820.247,00 29.260.258,00 2167 190 181,73 Memanjang Ø 16 mm ( p = 68,78 cm, d = 15,2 cm ) 2 x 3,5 15 0,17 20% 3.559.989,00 264 190 84,81 Melintang Ø 33 mm ( p = 127,91 cm, d = 15,2 cm )

31.094.976,00 27.720.244,00 2053 180 172,17 Memanjang Ø 16 mm ( p = 68,78 cm, d = 14,4 cm ) 2 x 3,5 15 0,16 25% 3.374.732,00 249 180 80,34 Melintang Ø 33 mm ( p = 127,83 cm, d = 14,4 cm )

Page 106: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

4.8.2.2. Perhitungan Kebutuhan Biaya Material Semen, Air, Pasir, Kerikil,

dan Fly Ash pada Perkrasan Beton Semen Bersambung dengan

Tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement).

Untuk mendapatkan perhitungan kebutuhan bahan perkerasan beton bersambung

tanpa tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement) dan biayanya pada Tabel

4.40 dipakai data harga bahan pekerjaan yang terdapat pada Lampiran B dan data

sekunder kebutuhan bahan untuk satu kali adukan benda uji kuat lentur yang

dapat dilihat pada lampiran J, berat jenis untuk mendapatkan volume kebutuhan

bahan untuk satu kali adukan benda uji kuat lenturnya yang dapat dilihat pada

Lampiran I.

Page 107: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.40. Perhitungan Kebutuhan Bahan dan Biayanya

Material Lebar Pelat (m)

Panjang Pelat (m)

Tebal Pelat (m)

Kadar Fly Ash (%)

Fly ash Kerikil Pasir Air Semen Biaya (Rp)

Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

Biaya (Rp)

Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

0,00 0 3.069.360,00 1357 2.033.010,00 877 2.949,00 159 333.617,00 362 2 x 3,5 15 0,19 0% 0,00 52 2.923.200,00 1293 1.936.200,00 835 2.809,00 152 270.099,00 293 2 x 3,5 15 0,18 15% 0,00 65 2.777.040,00 1228 1.839.390,00 793 2.668,00 144 241.512,00 261 2 x 3,5 15 0,17 20% 0,00 78 2.630.880,00 1164 1.742.580,00 752 2.528,00 137 214.512,00 233 2 x 3,5 15 0,16 25%

Page 108: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Total rencana anggaran biaya bahan perkerasan dapat dilihat pada Tabel 4.41

yang didapatkan dari jumlah perhitungan biaya penulangan yang terdapat pada

Tabel 4.39 dan perhitungan biaya bahan perkerasan yang terdapat pada Tabel

4.40.

Tabel 4.41. Total Rencana Anggaran Biaya (Reinforced)

Total Rencana Anggaran Biaya

(Rp)

Rencana Anggaran Biaya

Bahan Perkerasan (Rp)

Rencana Anggaran

Biaya penulangan

(Rp)

Lebar Pelat (m)

Panjang Pelat (m)

Tebal Pelat (m)

Kadar Fly Ash

(%)

41.709.030,00 5.438.936,00 36.270.094,00 2 x 3,5 15 0.19 0% 39.677.595,00 5.132.309,00 34.545.286,00 2 x 3,5 15 0.18 15% 37.680.857,00 4.860.610,00 32.820.247,00 2 x 3,5 15 0.17 20% 35.685.476,00 4.590.500,00 31.094.976,00 2 x 3,5 15 0.16 25%

Dari Tabel 4.41 dapat digambarkan bagan kadar fly ash dengan rencana anggaran

biaya yang terdapat pada Gambar 4.6.

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

0 15 20 25

K adar F ly As h (%)

To

tal R

enca

na

An

gg

aran

Bia

ya (

Ru

pia

h)

R E INF OR C E D

Gambar 4.6. Bagan Kadar Fly Ash dengan Total Rencana Anggaran Biaya (Reinforced).

Page 109: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

4.8.3. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perkerasan Beton Semen

Menerus dengan Tulangan (Continuously Reinforced Concrete Pavement).

4.8.3.1.Perhitungan Biaya Penulangan Perkerasan Beton Semen Menerus

dengan Tulangan (Continuously Reinforced Concrete Pavement).

Pada perkerasan beton menerus dengan tulangan dibutuhkan jarak

sambungan susut melintang 12 – 20 m dengan diameter ruji polos 36

untuk tebal pelat 190 mm sampai dengan 240 mm. Panjang tulangan

didapatkan dari perhitungan 38,3 dengan diameter tulangan dan jarak

ketentuan tulangan maksimum memanjang 75 cm. (SK SNI S-36-1990-

03)

Sambungan ini harus dilengkapi dengan ruji polos panjang 45 cm, jarak

antara ruji 30 cm, lurus dan bebas dari tonjolan tajam yang akan

mempengaruhi gerakan bebas pada saat pelat beton mnyusut. (AASHTO

1993)

Jumlah volume kebutuhan tulangan yang diperlukan didapatkan dari luas

penampang dengan tulangannya dan tebal, panjang serta lebar pelat yang

ada. (SK SNI T-15-1991-03)

Tulangan memanjang yang dibutuhkan pada perkerasan beton semen

menerus dengan tulangan dihitung dengan rumus :

Ps = 100 x fct x (1,3 – 0,2 µ) . . . . ( II )

Fy – n x fct

Dengan pengertian :

Ps : persentase luas tulangan memanjang yang dibutuhkan terhadap luas

penampang beton (%).

Fcf : 3,13 x k x (fc')^0,50, K = konstanta 0,75 untuk agregat pecah.

(kg/cm²).

Page 110: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Fct : kuat tarik langsung beton = (0,4 – 0,5 fcf) (kg/cm²).

Fy : tegangan leleh rencana baja (kg/cm²).

N : angka ekivalensi antara baja dan beton (Es/Ec), dapat dilihat pada

Tabel 4.90 atau dihitung dengan rumus.

µ : koefisien gesekan antara pelat beton dengan lapisan dibawahnya.

Es : modulus elastisitas baja = 2,1 x 10^6 (kg/cm²).

Ec : modulus elastisitas beton = 1485 √fr (kg/cm²). (SK SNI S-36-1990-

03)

Tabel 4.42. Hubungan Kuat Tekan Beton dan Angka Ekivalen Baja dan

Beton (n)

F'c (kg/cm²) N

175 - 225 10

235 – 285 8

290 – ke atas 6

Persentase minimum dari tulangan memanjang pada perkerasan beton

menerus adalah 0,6% luas penampang beton. Jumlah optimum tulangan

memanjang, perlu dipasang agar jarak dan lebar retakan dapat

dikendalikan.

Secara teoritis jarak antara retakan pada perkerasan beton menerus dengan

tulangan dihitung dengan rumus :

Lcr = fct² . . . . ( III )

N x p² x u x fb x ( εs x Ec – fct )

Dengan pengertian :

Lcr : jarak teoritis antara retakan.

P : perbandingan luas tulangan memanjang dengan luas penampang

beton.

u : perbandingan keliling terhadap luas tulangan = 4/d.

Fb :tegangan lekat antara tulangan dengan beton = ( 1,97 √fr )/d.

(kg/cm²).

Page 111: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

εs : koefisien susut beton = ( 400 x 10^6 )

fct : kuat tarik langsung beton = ( 0,4 – 0,5 fcf ) (kg/cm²).

n : angka kivalensi antara baja dan beton = (Es/Ec).

Ec : modulus elastisitas beton = 14850 √fr (kg/cm²).

Es : modulus elastisitas baja = 2,1 x 10^5 (kg/cm²).

Luas tulangan melintang (As) yang diperlukan pada perkerasan beton

menerus dengan tulangan dihitung menggunakan rumus pada persamaan

(I). Jarak retakan teoritis yang dihitung dengan rumus diatas harus

memberikan hasil antara 150 – 250 cm. Jarak antara tulangan 100 mm –

225 mm, diameter batang tulangan memanjang berkisar antara 12 mm –

20 mm. (SK SNI S-36-1990-03)

Page 112: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 4.43. Perhitungan Kebutuhan dan Biaya Penulangannya

Jumlah Biaya (Rp) Biaya (Rp)

Volum (kg)

Luas Pnampang (As min) (mm²/m')

Luas Pnampng

(As) (mm²)

Prsentase luas

tulangan memanjng

(%)

Tulangan Lebar Pelat (m)

Panjng Pelat (m)

Tebal Pelat (m)

Kadar Fly Ash (%)

55.147.500,00

9.558.000,00 708 144 47.86

0,20

Memanjang Ø 16 mm ( p = 68,78 cm, d = 16 cm, As = 13,25 cm )

2 x 3,5 15 0,22 0% 28.282.500,00 2095 240 107.13

Melintang Ø 12 mm ( p = 45cm, d = 53.46cm)

17.307.000,00 1282 Besi polos Ø 36 mm ( p = 45 cm, 30 cm )

49.558.500,00

7.006.500,00 519 138 31.38

0,14

Memanjang Ø 16 mm ( p = 68,78 cm, d =16 cm, As = 13,25 cm )

2 x 3,5 15 0,21 15% 25.974.000,00 1924 230 102.66

Melintang Ø 33 mm ( p = 45 cm, d = 53.46 cm)

16.578.000,00 1228 Besi polos Ø 36 mm ( p = 45 cm, 30 cm )

45.292.500,00

5.670.000,00 420 132 31.98

0,15

Memanjang Ø 16 mm ( p = 68,78 cm, d = 16 cm, As = 13,25 cm )

2 x 3,5 15 0,20 20% 23.760.000,00 1760 220

98.19

Melintang Ø 33 mm ( p = 45 cm, d = 53.46 cm)

15.862.500,00 1175 Besi polos Ø 36 mm ( p = 45 cm, 30 cm )

43.173.000,00

6.385.500,00 473 114 29.11

0,15

Memanjang Ø 16 mm ( p = 68,78 cm, d = 16 cm, As = 13,25 cm)

2 x 3,5 15 0,19 25% 21.654.000,00 1604

190 84.81 Melintang Ø 33 mm ( p = 45 cm, d =

53.46 cm) 15.133.500,00 1121 Besi polos Ø 36 mm ( p = 45 cm, 30 cm )

Page 113: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

4.8.3.2. Perhitungan Kebutuhan Biaya Material Semen, Air, Pasir, Kerikil,

dan Fly Ash pada Perkerasan Beton Semen Menerus dengan

Tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement).

Untuk mendapatkan perhitungan kebutuhan bahan perkerasan beton

bersambung tanpa tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement)

dan biayanya pada Tabel 4.44 dipakai data harga bahan pekerjaan yang

terdapat pada Lampiran B dan data sekunder kebutuhan bahan untuk satu

kali adukan benda uji kuat lentur yang dapat dilihat pada Lampiran I, berat

jenis untuk mendapatkan volume kebutuhan bahan untuk satu kali adukan

benda uji kuat lenturnya yang dapat dilihat pada Lampiran M.

Page 114: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 4.44. Perhitungan Kebutuhan Bahan dan Biayanya

Material Lebar Pelat (m)

Panjang Pelat (m)

Tebal Pelat (m)

Kadar Fly Ash (%)

Fly ash Kerikil Pasir Air Semen Biaya (Rp)

Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

Biaya (Rp)

Volume (kg)

Biaya (Rp) Volume (kg)

0,00 0 3.507.840,00 1551 2.323.440,00 1002 3.371,00 183 381.277,00 414 2 x 3,5 15 0,22 0% 0,00 59 3.361.680,00 1487 2.226.630,00 961 3.230,00 175 310.615,00 337 2 x 3,5 15 0,21 15% 0,00 76 3.215.520,00 1422 2.129.820,00 919 3.090,00 167 279.645,00 303 2 x 3,5 15 0,20 20% 0,00 82 2.777.040,00 1228 1.839.390,00 793 2.668,00 144 226.429,00 246 2 x 3,5 15 0,19 25%

Page 115: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Total rencana anggaran biaya bahan perkerasan dapat dilihat pada Tabel 4.45

yang didapatkan dari jumlah perhitungan biaya penulangan yang terdapat pada

Tabel 4.43 dan perhitungan biaya bahan perkerasan yang terdapat pada Tabel

4.44.

Tabel 4.45. Total Rencana Anggaran Biaya (Continuously)

Total Rencana Anggaran Biaya (Rp)

Rencana Anggaran

Biaya Bahan Perkerasan

(Rp)

Rencana Anggaran

Biaya Penulangan

(Rp)

Lebar Pelat (m)

Panjang Pelat (m)

Tebal Pelat (m)

Kadar Fly Ash

(%)

61.048.117,00 6.215.927,00 54.832.190,00 2 x 3,5 15 0.22 0% 54.267.616,00 5.902.155,00 48.365.461,00 2 x 3,5 15 0.21 15% 50.916.990,00 5.628.075,00 45.288.915,00 2 x 3,5 15 0.20 20% 40.720.920,00 4.845.527,00 35.875.392,00 2 x 3,5 15 0.19 25%

Dari Tabel 4.45 dapat digambarkan bagan kadar fly ash dengan rencana anggaran

biaya yang terdapat pada Gambar 4.7.

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

70000000

0 15 20 25

K adar F ly As h (% )

Tota

l Ren

cana

Ang

gara

n B

iaya

(R

upia

h)

C O NTINUO US L Y

Gambar 4.7. Bagan Kadar Fly Ash Beton dengan Rencana Anggaran Biaya (Continuously).

Page 116: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

4.8.4. Analisa Data Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penulangan dan Bahan

Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)

Dari perhitungan rencana anggaran biaya kebutuhan penulangan dan bahan

perkerasan seperti semen, pasir, kerikil, air dan fly ash. Didapatkan total untuk

perhitungan kebutuhan perkerasan tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 4.46.

Ternyata perkerasan beton tanpa tulangan memiliki Rencana Anggaran Biaya

yang paling sedikit sebesar Rp 9.354.604,00, dari tebal pelat 220 mm.

Tabel 4.46. Data Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Jenis Rigid

Pavement

Kelas Jln

FA

%

Beton

Bersambung

Tanpa

Tulangan (Rp)

Beton

Bersambung

dengan

Tulangan

(Rp)

Beton menerus

dengan

Tulangan

(Rp)

IIIA=8ton 0% 10.663.308,00 41.709.030,00 61.963.427,00

15% 10.217.724,00 39.677.595,00 55.460.655,00

20% 9.785.899,00 37.680.857,00 50.920.575,00

25% 9.354.604,00 35.685.476,00

48.528.583,00

Page 117: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Dari Tabel 4.46 dapat digambarkan grafik hubungan kadar fly ash dengan

rencana anggaran biaya yang terdapat pada Gambar 4.10.

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

70000000

80000000

90000000

10000000

0 15 20 25

Renc

ana

Angg

aran

Bia

ya (R

p)

Kadar Fly Ash (%)

Unreinforced

Reinforced

Continuously

Gambar 4.8. Grafik Hubungan Kadar Fly Ash dengan Rencana Anggaran Biaya

(RAB).

Untuk mendapatkan harga persen perbandingan keuntungannya,dapat dilihat pada Tabel 4.47.

Page 118: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Tabel 4.47. Perbandingan Keuntungan Kebutuhan Bahan Perkerasan Beton Semen

Kelas Jln

FA

%

Beton Bersambung Tanpa Tulangan

(Rp)

Beton Bersambung dengan Tulangan

(Rp)

Beton menerus dengan Tulangan

(Rp)

Biaya

Perbandingan Keuntungan (%)

Biaya

Perbandingan Keuntungan (%)

Biaya

Perbandingan Keuntungan (%)

IIIA=8ton 0% 10.663.308,00 0,000 0,0 41.709.030,00 0,000 0,0 61.048.117,00 0,000 0,0

15% 10.217.724,00 0,042 4,2 39.677.595,00 0,049 4,9 54.267.616,00 0,111 11,1

20% 9.785.899,00 0,082 8,2 37.680.857,00 0,097 9,7 50.916.990,00 0,166 16,6

25% 9.354.604,00 0,123 12,3 35.685.476,00

0,144 14,4 40.720.920,00 0,333 33,3

Page 119: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ruas Jalan Nguter-Wonogiri Km 20+00

sampai dengan 25+00 untuk penggunaan beton fly ash pada desain rigid

pavement, maka dapat disimpulkan:

1. Teknik perbaikan pada ruas jalan Nguter – Wonogiri dengan menggunakan

beton fly ash dengan kadar 0% - 25% untuk perkerasan beton bersambung

tanpa tulangan dan menerus dengan tulangan menghasilkan kebutuhan

ketebalan bahan perkerasan yang lebih tebal daripada perkerasan beton

bersambung dengan tulangan.

2. Biaya rehabilitasi untuk perbaikan jalan Nguter – Wonogiri mencapai harga

optimum pada kadar fly ash 25% pada masing – masing jenis perkerasan yaitu,

untuk perkerasan beton bersambung tanpa tulangan menghasilkan tebal pelat

180 mm dengan harga Rp9.354.604,00, beton bersambung dengan tulangan

menghasilkan tebal pelat 160 mm dengan harga Rp35.685.476,00, dan beton

menerus dengan tulangan menghasilkan tebal pelat 190 mm dengan harga

Rp48.528.583,00.

2. Biaya kebutuhan bahan perkerasan jalan dengan menggunakan beton fly ash

termurah dimiliki oleh perkerasan beton bersambung tanpa tulangan sebesar

Rp 9.354.604,00 pada penggunaan fly ash dengan kadar 25%.

97

Page 120: penggunaan beton dengan fly ash sebagai bahan perbaikan jalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

5.2. Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang ada maka dapat

disampaikan beberapa saran untuk perbaikan pada ruas jalan Nguter-Wonogiri

agar lebih efektif dan efisien antara lain:

1. Apabila terjadi kerusakan fungsional pada ruas jalan Nguter-Wonogiri

sebaiknya segera ditangani agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih

parah pada strukturnya, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak banyak.

2. Penanganan kerusakan jalan dengan menggunakan fly ash merupakan cara

penanganan yang tepat dan aman untuk kerusakan jalan pada strukturnya.

3. Penanganan kerusakan jalan dengan menggunakan fly ash menghasilkan biaya

yang lebih efisien, sehingga dapat dijadikan alternative cepat untuk

rehabilitasi jalan.

3. Kerusakan jalan yang terjadi dapat menimbulkan terganggunya arus lalu-

lintas dan meningkatkan bahaya kecelakaan apabila tidak segera ditangani.