pmbs 2 skenario
DESCRIPTION
tutorialTRANSCRIPT
SKENARIO
“Achy Breaky Heart”
Today is a desicive day. It is time to express my feelings to her. I will
say,”I will always love you”. But, my heart beating hardly. I have to keep my
breath rhythm for optimal oxygen exchange in the lungs. It seems my face is
blushing like all over of my artery enlarged. I wonder how my heart and lung
form and how they works?
1
STEP 1
“Identifikasi Kata Asing”
1. Heart : Pompa yang memompa darah ke seluruh tubuh. Terdiri
dari 2 ventrikel dan 2 atrium.
2. Arteri : Pembuluh darah, mengangkut darah dari jantung. Jaringan
yang mengangkut darah kaya oksigen kecuali arteri pulmonalis.
3. Oksigen : Gas yang diperlukan untuk bernapas unsur kimia dengan
nomor atom 18 untuk metabolisme sel.
4. Lungs : Organ tubuh untuk respirasi, tempat pertukaran oksigen
dan karbondioksida pengatur keseimbangan asam dan basa. Antara yang
kanan dan yang kiri dipisahkan oleh struktur mediastinum dan jantung.
Terdiri atas tiga lobus di sebelah kanan, dan 2 lobus di sebelah kiri.
2
STEP 2
“Menentukan Masalah yang Akan dibahas”
1. Bagaimana struktur anatomi paru-paru dan jantung ?
2. Bagaimana mekanisme kerja paru-paru dan jantung ?
3. Bagaimana mekanisme denyut jantung.
4. Apa yang menyebabkan wajah memerah?
5. Bagaimana proses pertukaran udara antara paru-paru dengan darah?
6. Fungsi organ-organ dalam sistem sirkulasi dan respirasi?
3
STEP 3
“Menjawab Pertanyaan dengan Jawaban Singkat”
1. Anatomi Paru-Paru
Anatomi Jantung
4
2. (Mekanisme kerja paru-paru)
Hidung Laring Trakea Bronkus Bronkiolus alveolus
(terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida)
(Meknisme kerja jantung)
Atrium kanan Ventrikel Kanan paru-paru atrium kiri bilik
kiri
Seluruh tubuh
3. Jantung dapat berdetak setelah melalui bagian-bagian berikut :
1. Nodus sinoatrial (nodus S-A).
2. Nodus atrioventrikular (nodus A-V).
3. Berkas His.
4. Serabut Purkinje.
4. Disebabkan oleh rasa nervous yang memicu hipofisis untuk memproduksi
hormon andrenalin. Hal itu mengaktifkan pusat saraf simpatis untuk
bekerja pada reseptor β. (otot rangka dan pembuluh darah).
5. Terjadi karena perbedaan tekanan parsial.
6. Sistem respirasi : - paru-paru.
- Hidung.
- Faring. Sistem sirkulasi :
- Laring. - Jantung.
- Trakea. - Pembuluh darah
- Bronkus - Pemnbuluh limfa
- Bronkiolus.
- Alveolus.
5
STEP 4
“Penjelasan Jawaban Singkat”
1. Berikut penjelasan dari bagian-bagian anatomis paru-paru :
a. Hidung Eksternal berbentuk piramid disertai dengan dengan suatu
akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang,
kartilago hialin, dan jaringan fibroareolar.
- Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan kanan rongga
nasal. Bagian anterior septum adalah kartilago.
- Naris (nostril) eksternal dibatasi olej kartilago nasal.
- Tulang hidung
- Empat pasang sinus paranasal (frontal, etnoid, maksilar, dan
sfenoid) adalah kantong tertutup pada bagian frontal etnoid,
maksilar, dan sfenoid. Sinus ini dilapisi membran mukosa.
b. Membran mukosa nasal.
- Struktur
Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung
folikel rambut, keringat dan kelenjar sabasea, merentang sampai
vestibula yang terletak di dalam nostril.
- Fungsi
Penyaringan partikel kecil.
Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk
Resepsi odor
c. Faring
Tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar
tulang tengkorak sampai esofagus. Terbagi menjadi nasofaring,
orofaring, dan laringofaring.
- Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke
arah rongga nasal melalui dua naris internal.
- Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular,
suatu perpanjangan palatum keras tulang.
6
- Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring, yang
merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.
d. Laring
(kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea laring adalah
tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh
sembilan kartilago; tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan.
- Kartilago tidak berpasangan, terdiri dari kartilago tiroid, kartilago
krikoid, dan epiglotis.
- Kartilago berpasangan, terdiri dari kartilago aritenoid, kartilago
kornikulata, dan kartilago kuneiform.
- Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring.
e. Trakea
Tuba dengan panjang 10 cm sampai 12 cm dan diameter 2,5 cm serta
terletak di atas permukaan anterior esofagus. Tuba ini merentang dari
laring pada area vertebra serviks keenam sampai area vertebra toraks
kelima tempatnya membelah menjadi dua bronkus utama.
f. Percabangan Bronkus
Terdiri dari bronkus primer (utama) kanan dan kiri, bronkus primer
dan tersier, bronki (ekstrapulmonar) setelah itu disebut intrapulmonar.
g. Paru-paru
Merupakan organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi udara,
terletak dalam rongga toraks.
Paru-paru juga terbagi ke dalam beberapa lobus. Bagian paru yang
sebelah kanan dibagi ke dalam 3 lobus. Lobus superior, lobus medius dan
lobus inferior. Sedangkan bagian paru-paru sebelah kiri terbagi ke dalam
2 lobus. Lobus superior, dan lobus superior. Lobus-lobus tersebut
dipisahkan oleh sebuah fissura. Diantara lobus superior dan medius di
7
pulmo dextra, terbentang fissura horizontalis. Sedangkan diantara lobus
medius dan inferior pada pulmo dextra dan antara lobus superior dan
inferior pulmo sinistra terbentang fissura obliqua.
Adapun penjelasan dari anatomi jantung ialah :
Jantung secara garis besar terbagi atas 4 ruanga, 2 atrium, dextra dan
sinistra, serta 2 ventrikel, dextra dan sinistra. Antara atrium dextra dan
sinistra atas dipisahkan oleh septum intratrial, dan antara ventrikel kanan
dan kiri bawah di pisahkan oleh septum interventrikular.
Dinding atrium relatif lebih tipis dibanding dinding ventrikel, karena
tugasnya membawa darah dari vena yang membawa darah kembali ke
jantung.
a. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung,
menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru.
Vena cava superior dan inferior membawa darah yang tidak
mengandung oksigen dari tubuh kembali ke jantung.
Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu
sendiri.
Atrium kiri di bagian superior jantung, berukuran lebih kecil
dibanding atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri
menampung 4 vena pulmonalis yang mengembalikan darah yang
teroksigenisasi dari paru-paru.
b. Ventrikel berdinding tebal Bagian ini mendorong darah keluar
jantung menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung.
Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks
jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus
pulmonar, dan mengalir melewati jarak yang pendek menuju paru-
paru.
Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada bagian apeks
jantung. Tebal dindingnya 3 kali melebihi vetrikel kanan. Darah
8
meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh
bagian tubuh kecuali paru-paru.
c. Trabeculae carnae adalah bubungan otot bundar atau tidak teratur
yang menonjol dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke
rongga ventrikular.
Otot papilaris adalah penonjolan trabeculae carneae ke tempat
pelekatan corda kolagen katup jantung (chordae tendinae)
Pita moderator (trabekula septomarginal) adalah pita lengkung
otot pada ventrikel kanan yang memanjang ke arah transversal dari
septum interventrikular menuju otot papilaris anterior.
2. Sebelum pernafasan dimulai, tekanan udara (atmosfer) sekitar 760
mmHg sama dengan tekanan udara dalam alveoli (disebut dengan
tekanan udara intra-alveolar). Tekanan intra pleura dalam rongga-rongga
pleura (ruang antar pleura) adalah tekanan sub atmosfer, atau kuran dari
tekanan intra-alveolar.
Perubahan atau penurunan volume rongga thorax mengubah tekanan
inter-pleura dan intra-alveolar yang secara mekanik menyebabkan
pengembangan atau pengempisan paru-paru. Otot inspirasi memperbesar
rongga toraks dan meningkatkan volumenya. Otot-otot ekspirasi
menurunkan volume rongga toraks.
Inspirasi membutuhkan kontraksi otot dan energi. Diafragma (otot
yang berbentuk kubah yang akan menipis bila sedang kontraksi dan
memperbesar rongga toraks ke arah inferior). Otot interkostal eksternal
mengangkat iga ke atas dan ke depan saat berkontraksi sehingga
memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan superior. Dalam
pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid,
pektoralis mayor dan serratus anterior, dan otot skalena juga akan
memperbesar rongga toraks.
Ekspirasi oada pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot
dan disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam. Otot interkostal internal
9
menarik kerangka iga ke bawah dan otot abdomen berkontraksi, sehingga
menarik isi abdomen menekan diafragma.
Adapun jalannya udara dari luar lingkungan ke dalam tubuh ialah
a. Hidung
Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun
atas tulang rawan. Pada bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh
tulang nasalis. Rongga hidung dibagi menjadi dua bagian oleh septum
nasalis, yaitu bagian kiri dan kanan. Bagian depan septum
ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang ditunjang
oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid.Bagian bawah rongga
hidung dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi
oleh ethmoid, bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis
inferior, dan ethomoid sedangkan bagian tengah dibatasi oleh septum
nasalis. Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka
nasalis superior, konka media dan konka inferior. Melalui celah-celah
pada ketiga tonjolan ini udara inspirasi akan dipanaskan oleh darah di
dalam kapiler dan dilembapkan oleh lendir yang disekresikan oleh sel
goblet. Lendir juga dapat membersihkan udara pernapasan dari debu.
Bagian atas dari rongga hidung terdapat daerah olfaktorius, yang
mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini berhubungan dengan saraf otak
pertama (nervus olfaktorius). Panjangnya sekitar 10 cm. Udara yang akan
masuk ke dalam paru-paru pertama kali akan masuk melalui hidung
terlebih dahulu. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari akan melewati
hidung.
b. Faring
Udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung
masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di
10
belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring
berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.
c. Laring
Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau
disebut juga laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang
membentuk jakun. Jakun tersebut tersusun oleh tulang lidah, katup tulang
rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.
Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan
(epiglotis). Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke
bawah, dan ketemu dengan katup pangkal tenggorokan sehingga
membuka jalan udara ke tenggorokan. Saat menelan makanan, katup
tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas katup tersebut
akan membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang
bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara.
d. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian
di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan
kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga
bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang
masuk ke saluran pernapasan.
e. Bronkus
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak
bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri.
Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda
asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit
bronkhitis.
11
Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini
berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk
mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi
alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan
pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir.
Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20–25 kali percabangan
membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus
yang berbentuk seperti buah anggur.
f. Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-
paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada,
tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan
yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua
bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki
tiga gelambir yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri
yang memiliki dua gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut
pleura. Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung
halus kecil yang disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paru-paru
kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan permukaan
paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan paruparu sekitar 160
m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100
kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat
pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menem bus
dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke
dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di
dalam sel darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2).
Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai
12
ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin
kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk oksidasi.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh
plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di
alveolus, CO2 menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus.
Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk
dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di
alveolus
3. Nodus Sinoatrial (S-A)
Terletak di bagian posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan
vena kava superior. Melepas impuls sebanyak 72 kali semenit,
frekuensinya lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40-60 kali impuls
permenit) dan ventrikel (20 kali permenit) dipengaruhi sarap simpatis dan
parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan mempercepat atau
memperlambat iramanya. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraks irama
sehingga disebut pemacu jantung.
Nodus Atrioventrikular (V-A)
Impuls menjalar di sepanjang pita disebut serabut purkinje pada
atrium, menuju nodus A-V yang terletak di bawah dinding posterior
atrium kanan. Menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah
atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
Berkas His
Membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju
ventrikel. Di bagi menjadi percabangan kiri dan kanan. Percabangan
berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel kanan. Bercabang
menjadi serabut-serabut purkinje kecil yang menyatu dalam serabut otot
jantung untuk memperpanjang impuls. Percabangan berkas kiri
memanjang di sisi dalam ventrikel kiri dan bercabang ke dalam serabut
otot jantung kiri.
13
Serabut Purkinje
Merupakan serabut otot jantung khusus, mampu menghantar impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung.
Hantaran yang cepat di sepanjang sistem purkinje memungkinkan atrium
berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikular
yang serempak, sehingga terjadi pemompaan darah yang terkoordinasi.
Dan terasalah denyut jantung.
4. Saat seseorang merasa malu atau tak nyaman, maka hipofisi akan
dengan otomatis merangsang disekresinya hormon andrenalin. Hormon
andrenalin akan memacu seluruh saraf simpatis di tubuh untuk bekerja,
oleh karena itulah, jantung berdebar lebih kencang. Dan karena aktivitas
tersebut, tubuh memerlukan pasokan oksigen ke otak lebih, oleh karena
itu, terjadilah pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Hal inilah yang
menyebabkan wajah terlihat memerah.
5. Membran respirasi, tempat berlangsungnya pertukaran gas terdiri dari
lapisan sulfaktan, epitelium skuamosa simpel pada dinding alveolar,
membran dasar pada dinding alveolar, ruang interstitial yang
mengandung serabut jaringan ikat dan cairan jaringan, membran dasar
kapiler dan endotelium kapiler. Molekul gas harus melewati keenam
lapisan ini melalui proses difusi.
O2 dan CO2 menurunkan gradien tekanan parsialnya saat melewati
membran respiratorik. Molekul gas berdifusi dari area bertekanan parsial
tinggi ke area bertekanan lebih rendah terlepas dari konsentrasi gas lain
dalam larutan dengan demikian, kecepata difusi gas menembus membran
ditentukan oleh tekanan parsialnya.
PO2 dalam udara alveolar adalah 100 mmHg, sementara PO2 pada
darah terdeoksigenasi, dalam kapiler pulmoner di sekitar alveoli adala 40
mmHg. Dengan demikian, O2 berdifusi dari udara alveolar menembus
membran respiratorik menuju kapilar paru.
14
PCO2 dalam udara alveolar adalah 40 mmHg dan PCO2 dalam udara
sekitarnya adalah 45 mmHg. Dengan demikian PCO2 berdifusi ke dalam
alveoli.
Faktor-faktor yang memperngaruhi difusi gas selain gradien tekanan
parsialnya, antara lain :
- Ketebalan membran respirasi.
- Area permukaan membran respirasi.
- Solubilitas gas dalam membran respirasi.
6. Fungsi organ-organ respirasi :
Hidung : - Penyaringan partikel kecil
- Penghangatan dan pelembaban udara masuk
- Resepsi odor
Faring : - Menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah.
-Merupakan gerbang menuju sistem respratorik
selanjutnya.
Laring : - Kotak suara.
Trakea : - Trakea menyediakan tempat laluan bagi udara yang di
bawa masuk dan udara yang dikeluarkan.
Bronkus : - Tempat penampungan benda asing yang masuk dalam
trakea, (bronkus kanan, bagian arkus aorta). Merupakan
batang yang semakin mengecil sejalan dengan
perjalanannya menuju bagian inferior tubuh. Bercabang
menjadi bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolar dan alveoli.
Alveolus : - Tempat terjadinya difusi dan pertukaran gas oksien dan
karbondioksida dalam pembuluh darah.
15
Paru-paru : - Organ utama sistem respirasi.
Pleura : - Penutup yang membungkus tiap organ paru.
Dan adapun fungsi dari tiap organ-organ sirkulasi adalah :
Jantung : - Organ utama sistem sirkulasi.
- Merupakan organ pemompa aliran darah menuju paru-
paru dan seluruh tubuh.
Arteri : - Mengalirkan darah meninggalkan jantung.
Vena : - Membawa darah kembali ke atrium jantung.
Kapilar : - Saluran mikroskopik untuk pertukaran nutrien dan zat
sisa di antara darah dan jaringan.
- Menghubungkan arteriol dan venula. Seluruh jaringan
memiliki kapilar. Kecuali kartilago, rambut, kuku, dan
kornea mata.
Pembuluh limfe : - Menyelubungi seluruh jaringan dalam tubuh (kecuali
jaringan saraf dan sumsum tulang belakang)
menampung kelebihan cairan jaringannya dan
mengembalikannya ke pembuluh darah.
16
STEP 5
“Menentukan Tujuan Pembelajaran (LO)”
1. Inspirasi dan ekspirasi
2. Pengedalian ritme pernapasan
3. Mikroskopis otot jantung
4. Fungsi katup jantung
5. Pengaturan aliran darah secara lokal dan humoral
6. Cardiac output
7. Penyebab denyut nadi dapat diraba
8. Kaitan jantung berdebar dengan pembuluh darah perifer
9. Mikrosirkulasi
10. Sistem limfatik
STEP 6
“Mengumpulkan Informasi (Secara Mandiri)”
17
STEP 7
“Diskusi Seputar Learning Objective”
1. Inspirasi adalah proses memasukkan udara kedalam tubuh. Sebelum
inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan berada dalam keadaan lemas. Otot
inspirasi utama adalah diafragma dan otot interkosta eksternal. Diafragma
dalam keadaan lemas berbentuk kubah yang menonjol ke atas ke dalam
rongga thoraks. Ketika berkontraksi diafragma turun dan memperbesar
volume rongga thoraks. Dinding abdomen jikaa melemas, menonjol keluar
sewaktu inspirasi karena diafragma yang turun akan menekan isi abdomen
ke bawah dan ke depan. Dua set otot interkosta terletak diantara iga-iga.
Kontraksi otot interkosta memperbesar rongga thoraks sisi ke sisi dan ke
depan belakang. Ketika berkontraksi, otot interkosta eksternal mengangkat
iga dan selanjutnya sternum ke depan dan ke atas. Sewaktu rongga thoraks
membesar, paru juga dipaksa pengembang untuk mengisi rongga thoraks
yang lebih besar. Sewaktu paru membesar, tekanan intra-alveolus turun
karena volume molekul udara yang sama kini menempati volume paru
yang lebih bear. Karena tekanan intra-alveolus lebih rendah daripada
tekanan atmosfer, maka udara mengalir ke dalam paru mengikuti
penurunan gradien tekanan dari tekanan tinggi ke rendah.
Ekspirasi dalam keadaan normal berada dalam keadaan pasif, karena tidak
ada kontraksi. Dan akan aktif ketika menggunakan otot abdomen dan otot
intercostalis inferior. Pada akhir inspirasi, otot inspirasi melemas.
Diafragma mengambil posisi aslinya seperti kubah. Ketika otot interkosta
melemas, sangkar iga yang tadinya terangkat turun karena gravitasi.
Dinding dada dan paru yang tadinya teregang kembali ke ukuran semula.
Sewaktu paru mengecil, tekanan intra-alveolus meningkat, karena jumlah
molekul udara yang lebih banyak yang semula terkandung di dalam
volume paru kini termampatkan menjadi volume yang lebih kecil. Udara
18
kini meninggalkan paru menuruni gradien tekanannya dari tekanan intra-
alveolus yang lebih tinggi ke tekanan atmosfer yang lebih rendah.
Pada costae terdapat intercostae space, di antaranya terdapat otot
intercostalis eksternus dan otot intercostalis internus. Ketika inspirasi,
tulang iga membentuk huruf A. Hal tersebut disebabkan otot intercostalis
eksternus berkontraksi sehingga origo menarik insersi di bagian bawah
yang menarik bagian bawahnya dan seterusnya sehigga pada akhirnya
tulang iga terangkat dan membentuk huruf A. Sedangkan ketika ekspirasi ,
tulang iga membentuk huruf V. Hal ini disebabkan karena otot
intercostalis internus berkontraksi sehingga origo bagian bawah menarik
insersi yang ada di atasnya, berkebalikan dengan proses yang terjadi saat
inspirasi, sehingga mengakibatkan tulang iga tertarik ke bawah
membentuk huruf V.
Otot-otot yang bekerja pada proses inspirasi diantaranya adalah otot
diaphragma,
otot intercostal eksterna, otot scaleni, otot sternocleido mastoiedea, otot
levator scapula, otot serrati posterior superior , dan otot erectus.
Sedangkan otot-otot yang bekerja pada proses ekspirasi adalah otot
interkonstalis internus, otot transversus thoracis, dan otot serratus posterior
inferior.
Berhubungan dengan inspirasi dan ekspirasi, terdapat beberapa jenis
volume pernapasan sebagai berikut.
1. Volume tidal
Volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas
normal (500 ml)
2. Volume cadangan inspirasi
Volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume
tidal normal
(3000 ml)
19
3. Volume cadangan ekspirasi
Volume udara ektra maksimal yang dapat diekspirasi tidal normal
(1100 ml)
4. Volume residu
Volume udara yang masih tetap berada di paru-paru setelah ekspirasi
paling kuat (1200 ml)
2. Pusat pernapasan terdiri dari beberapa kelompok neuron yang terletak
bilateral di medula oblongata dan pons batang otak. Dibagi menjadi 3
kelompok utama:
1. Kelompok pernapasan dorsal
Terletak di bagian dorsal medula, terutama menyebabkan inspirasi,
dan pengaturan pada irama pernapasan. Irama dasar pernapasan
terutama berasal dari kelompok neuron pernapasan dorsal.
Kelompok neuron ini dapat mengeluarkan potensial aksi neuron
inspirasi secara berulang-ulang meskipun ketika semua saraf
perifer yang memasuki medula telah dipotong dan batang otak
ditranseksi si atas dan di bawah medula.
Sinyal saraf yang ditransmisikan ke otot inspirasi, terutama pada
diafragma tidak seketika itu juga menjadi potensial aksi. Pada
pernapasan normal, permulaannya lemah dan meningkat secara
perlahan-lahan (bentuk landai) selama kira-kira 2 detik. Dan
kemudian berakhir selama hampir 3 detik selanjutnya yang
menyebabkan penghentian eksitasi pada diafragma dan
menimbulkan sifat elastis daya lenting paru dan dinding dada
untuk menghasilkan eskpirasi. Kemudian sinyal inspirasi mulai
kembali untuk siklus berikutnya.
2. Kelompok pernapasan ventral
Terletak di ventrolateral medula, terutama menyebabkan ekspirasi.
Kelompok neuron pernapasan ventral dijumpai di bagian rostal dari
20
nukleus ambigus dan bagian kaudal dari nukelus retroambigus,
terletak di sebelah anterior dan lateral kelopok neuron pernapasan
dorsal. Fungsinya:
1. Neuron-neuron dari kelompok ini hampir seluruhnya inaktif
selama pernapasan tenang yang normal.
Pernapasan tenang yang normal hanya ditimbulkan oleh sinyal
inspirasi berulang-ulang dari kelompok pernapasan dorsal yang
teerutama dijalarkan ke diafragma, dan ekspirasi yang
merupakan hasil dari sifat elastis daya lenting paru dan rangka
toraks.
2. Tidak ada bukti bahwa neuron pernapasan ventral ikut
berpartisipasi dalam menentukan irama dasar yang mengatur
pernapasan
3. Bila rangsang pernapasan guna meningkatkan ventilasi paru
menjadi lebih besar dari normal, sinyal respirasi yang berasal
dari mekanisme getaran dasar di area pernapasan dorsal akan
tercurah ke neuron pernapasan ventral, sehingga area
pernapasan ventral turut membantu merangsang pernapasan
ekstra.
4. Rangkaian listrik dari beberapa neuron pada kelompok ventral
menyebabkan insprirasi, sedangkan rangsangan lainnya hanya
menyebabkan ekspirasi.
5. Area ini bekerja sebagai suatu mekanisme pendorong bila
dibutuhkan ventilasi paru yang lebih besar, khususnya selama
latihan fisik berat.
3. Pusat pneumostastik
Terletak di sebelah dorsal bagian superior pons, terutama mengatur
kecepatan dan kedalaman napas. Terletak di bagian dorsal nukleus
parabrakialis pada pons bagian atas, mentransmisikan sinyal ke
area inspirasi.
21
Fungsi pusat pneumotastik yang utama adalah membatasi inspirasi.
Karena pembatasan terhadap inspirasi juga memperpendek
ekspirasi dan seluruh periode pernapasan.
Sinyal pneumostatik yang kuat dapat meningkatkan kecepatan
pernapasan 30-40x permenit, jika lambat 3-5x permenit.
Suara saat bernapas tebentuk karena aliran udara ketika menumbuk
dinding bronkus.
3. Sel-sel jantung membentuk tautan yang rumit di antara cabang-cabangnya
yang terulur. Sel-sel di dalam rantai tersebut seringkali bercabang dua, dan
bersambung dengan sel di rantai yang berdekatan. Bergaris tengah kurang
lebih 15 m dengan panjangnya 85-100 m. Setiap sel jantung hanya
memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di tengah. Memiliki ciri
khusus, yaitu memiliki diskus interkalaris, yakni garis gelap melintang
yang melintasi deretan sel-sel jantung dengan interval yang tidak teratur.
Diskus interkalaris merupakan kompleks pertautan yang terdapat pada
pertemuan antar sel-sel otot jantung yang bersebelahan.
Dua daerah yang dapat dikenali pada pertautan mirip tangga (diskus
interkalaris) :
22
GAMBARAN SUB-MIKROSKOPIS DISCUS INTERKALARIS OTOT JANTUNG
PARS TRANSVE
RSALIS
PARS LATERALIS
1. Bagian transversal
Yang berjalan tegak lurus terhadap serabut
2. Bagian lateral
Yang berjalan paralel terhadap miofilamen
Tiga kekhususan taut pada diskus interkalaris:
1. Fasia adherens
Membran khusus yang paling mencolok pada bagian transversal
diskus, berfungsi sebagai tempat penampat bagi filamen aktin dari
sarkomer terminal
23
2. Makula adherens (desmosom)
Terdapat pada bagian transversal , untuk mengikat sel-sel jantung
agar tidak terpisah oleh aktivitas kontraktil yang konstan.
3. Taut rekah
Pada bagian lateral, untuk memungkinkan pertukaran ion di antara
sel-sel yang bersebelahan
24
Tiga tipe otot jantung yang utama
1. Otot atrium & Otot ventrikel
Berkontraksi dengan cara yang sama dengan otot rangka
2. Serabut otot eksitatorik & Konduksi khusus
Berkontraksi lemah sekali sebab serabut-serabut ini hanya
mengandung sedikit serabut kontraktil; justru mereka
memperlihatkan pelepasan muatan listrik berirama yang otomatis
dalam bentuk potensial aksi atau konduksi potensial aksi yang
melalui jantung, yang bekerja sebagai suatu sistem eksitatorik yang
mengatur denyut jantung yang berirama.
4. Katup jantung terbagi menjadi dua jenis, yaitu katup atrioventrikel dan
katup semilunaris. Dan terdapat musculus papilaris pada daun-daun katup
A-V. Fungsi katup-katup tersebut adalah sebagai berikut.
1. Katup atrioventrikel
Berfungsi untuk mencegah aliran balik darah yang berasal dari
ventrikel menuju ke atrium selama fase sistolik. Katup-katup ini akan
menutup dan membuka secara pasif. Katup-katup akan menutup
sewaktu gradien tekanan balik mendorong darah kembali ke belakang,
dan membuka ketika gradien tekanan ke arah depan mendorong darah
ke depan.
25
2. Katup aorta dan katup arteri pulmonalis
Katup semilunaris mencegah aliran balik darah yang berasal dari aorta
dan arteri pulmonalis kembali ke ventrikel selama diastolik.
3. Fungsi musculus papilaris
Musculus papilaris melekat pada daun-daun katup A-V melalui korda
tendinea. Musculus papilaris berkontraksi bila dinding ventrikel
berkontraksi. Muskulus papilaris tidak membantu menutup katup
tersebut.
Selama kontraksi ventrikel, muskulus papilaris menarik daun-daun
katup ke dalam, menuju ke arah ventrikel untuk mencegah agar katup
tidak menonjol terlalu jauh ke belakang, ke arah atrium. Bila kordi
tendinea robek, atau salah satu muskuus papilaris lumpuh, maka katup
akan menonjol jauh ke belakang salama kontraksi ventrikel sehingga
dapat menyebabkan kebocoran.
5. Salah satu prinsip dasar sistem sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan
untuk mengatur aliran darah lokalnya sendiri sesuai dengan kebutuhan
metaboliknya.
Pengaturan aliran darah secara lokal terbagi menjadi dua, yaitu pengaturan
akut dan pengaturan jangka panjang.
1. Pengaturan akut
Pengaturan akut dicapai melalui perubahan cepat pada vasodilatasi
atau vasokontriksi arteriol, metaerteiol, dan sfinger prekapiler
setempat. Terjadi dalam beberapa detik-menit agar dapat
mempertahankan aliran darah jaringan setempat yang memadai.
Dua teori dasar untuk pengaturan akut aliran darah lokal yang terjadi
ketika kecepatan metabolisme jaringan berubah atau penyediaan
oksigen berubah.
26
1. Teori vasodilator
Menurut teori ini, makin cepat metabolisme atau makin kurang
penyediaan oksigen atau zat nutrisi lainnya ke suatu jaringan,
makin besar pembentukan zat vasodilator di dalam sel jaringan
tersebut. Zat vasodilator kemudian berdifusi melalui jaringan
sfingter prekapiler, metarteriol, dan arteriol untuk menimbulkan
vasodilatasi.
Sebagian besar zat vasodilator yang diketahui yaitu adenosin,
karbon diokasida, senyawa fosfat adenosin, histamin, ion kalium,
sejumlah besar hidrogen.
Teori vasodilator menganggap zat vasodilator dibebaskan dari
jaringan terutama sebagai reaksi terhadap defisiensi oksigen.
2. Teori kekurangan oksigen / zat nutrisi
Oksigen dan zat nutrisi diperlukan sabagai zat nutrisi metabolik
untuk menimbulkan kontraksi otot vaskular. Karena itu, bila
oksigen tidak cukup tersedia, cukup beralasan untuk menganggap
bahwa pembuluh darah akan mengalami relaksasi dan secara
alamiah, berdilatasi.
Peningkatan penggunaan oksigen pada peningkatan metabolisme
akan menurunkan penyediaan oksigen ke serabut otot polos
pembuluh darah setempat. Mengakibatkan vasodilatasi.
2. Pengaturan jangka panjang
Pengaturan jangka panjang merupakan perubahan aliran yang lambat
dan terkontrol selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan
berbulan-bulan. Pada umumnya adalah mengubah vaskularitas
jaringan, berbanding lurus dengan keadaan metabolisme. Jadi terdapat
rekonstruksi vaskularitas jaringan untuk memenuhi kebutuhan
jaringan.
27
Oksigen juga berperan pada pengaturan jangka panjang. Contohnya
adalah meningkatnya vaskularitas jaringan hewan yang hidup di
tempat tinggi dengan kadar oksigen rendah. Contoh lain adalah embrio
ayam yang diinkubasi dalam kadar oksigen yang rendah mempunyai
konduktivitas pembuluh darah jaringan dua kali lebih besar
dibandingkan pada keadaan normal.
Contohnya adalah pembentukan aliran sirkulasi kolateral
Bila sebuah arteri atau vena yang berada dalam jaringan tubuh
disumbat, suatu saluran pembuluh darah baru biasanya akan timbul di
sekitar sumbatan dan memungkinkan kembalinya suplay darah
setidaknya secara parsial ke jaringan yang terpengaruh. Tahap pertama
dalam proses adalah dilatasi dari lengkungan vaskular kecil yang telah
menghubungkan pembuluh di atas sumbatan dengan pembuluh di
bawahnya. Dilatasi ini terjadi dalam waktu satu-dua menit. Dan
pembukaan-pembukaan selanjutnya terjadi dalam waktu jam-jam
berikutnya. Pembuluh kolateral terus-menerus tumbuh selama
berbulan-bulan yang hampir selalu membentuk berbagai saluran
kolateral kecil dan bukan satu pembuluh besar. Proses ini melibatkan
pengaturan akut dan jangka panjang secara bersamaan.
Selain diatur oleh jaringan secara lokal, aliran darah juga diatur secara
hormonal. Hal ini berarti pengaturan aliran darah oleh zat-zat yang
disekresi atau diabsorpsi ke dalam cairan tubuh (hormon & ion). Zat-zat
tersebut terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu zat vasokonstriktor, zat
vasodilator, ion, dan faktor kimiawi lainnya.
1. Zat vasokonstriktor
1. Norepinefrin & epinefrin
2. Angiotensin II
3. Vasopresin
4. Endotelin
28
2. Zat vasodilator
1. Brakidinin
2. Histamin
3. Pengaruh vaskular oleh ion dan faktor kimiawi lainnya
1. Ion kalsium
Kenaikan konsentrasi menyebabkan vasokontriksi, merangsang
kontraksi otot polos
2. Ion kalium
Kenaikan konsentrasi menyebabkan vasodilatasi karena
menghambat kontraksi otot polos
3. Ion magnesium
Kenaikan konsentrasi menyebabkan vasodilatasi hebat karena
menghambat kontraksi otot polos
4. Ion hidrogen
Kenaikan konsentrasi menyebabkan dilatasi arteriol, penurunan
menyebabkan kontriksi arteriol
5. Anion
Asetat dan sitrar, menimbulkan vasodilatasi ringan
6. Karbon dioksida
Kenaikan konsentrasi menyebabkan vasodilatasi sedang do sebagia
jaringan, namun vasodilatasi hebat di otak.
6. Cardiac output
Cardiac output atau Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa
ventrikel kiri ke dalam aorta oleh jantung setiap menit dan jumlah darah
yang mengalir melalui sirkulasi.
Curah jantung dipengaruhi oleh kecepatan aliran darah dan isi kuncup
(volume darah yang dipompa per denyut). Sehingga didapatkan
kesimpulan sebagai berikut.
29
Curah jantung = kecepatan jantung x isi kuncup
Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit. Volumenya
kurang lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang
20 % pada perempuan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung antara lain:
1. Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit,
pada atlit yang sedang berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan
jantung adalah kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.
2. Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output
dengan input-nya berdasarkan alasan berikut:
(a) peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir
diastolic
(b) peningkatan volume diastolic akhir, akan mengembangkan serabut
miokardial ventrikel
(c) semakin banyak serabut otot jantung yang mengembang pada
permulaan konstraksi (dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi
ventrikel, sehingga daya konstraksi semakin besar. Hal ini disebut
hukum Frank-Starling tentang jantung.
3. Faktor yang mendukung aliran balik vena dan memperbesar curah
jantung adalah sebagai berikut.
(a) Pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup-katup, yang
memungkinkan darah hanya mengalir menuju jantung dan mencegah
aliran balik. Konstraksi otot-otot tungkai membantu mendorong darah
ke arah jantung melawan gaya gravitasi.
(b) Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negative dalam
rongga toraks menghisap udara ke dalam paru-paru dan darah vena ke
atrium.
(c) Reservoir vena. Di bawah stimulasi saraf simpatis, darah yang
30
tersimpan dalam limpa, hati, dan pembuluh besar, kembali ke jantung
saat curah jantung turun.
(d) Gaya gravitasi di area atas jantung membantu aliran balik vena.
4. Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi
curah jantung
(a) perubahan posisi tubuh dari posisi telentang menjadi tegak,
memindahkan darah dari sirkulasi pulmonary ke vena-vena tungkai.
Peningkatan refleks pada frekuensi jantung dan tekanan darah dapat
mengatasi pengurangan aliran balik vena.
(b) Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya, akibat hemoragi
dan volume darah rendah) mengakibatkan pengurangan aliran balik
vena dan curah jantung.
(c) Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan
pulmonary memaksa ventrikel bekerja lebih keras untuk mengeluarkan
darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan yang harus dihadapi
ventrikel yang bverkontraksi, semakin sedikit curah jantungnya.
5. Pengaruh tambahan pada curah jantung
(a) Hormone medular adrenal.
Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin meningkatkan frekuensi
jantung dan daya kontraksi sehingga curah jantung meningkat.
(b) Ion.
Konsentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah serta cairan
interstisial mempengaruhi frekuensi dan curah jantungnya.
(c) Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat mempengaruhi curah
jantungnya.
(d) Penyakit kardiovaskular.
Beberapa contoh kelainan jantung, yang membuat kerja pompa jantung
kurang efektif dan curah jantung berkurang, meliputi:
31
1. Aterosklerosis, penumpukan plak-plak dalam dinding pembuluh darah
koroner, pada akhirnya akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.
2. Penyakit jantung iskemik, supali darah ke miokardium tidak
mencukupi, biasanya terjadi akibat aterosklerosis pada arteri koroner
dan dapat menyebabkan gagal jantung.
3. Infark miokardial (serangan jantung), biasanya terjadi akibat suatu
penurunan tiba-tiba pada suplai darah ke miokardium.
4. Penyakit katup jantung akan mengurangi curah darah jantung terutama
saat melakukan aktivitas.
7. Denyut arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6 sampai 9 m per
detik, sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.
Ketika darah dipompa oleh jantung melalui aorta, darah pergi
meninggalkan ventrikel kiri dengan kecepatan tertentu yang cenderung
lemah. Semakin jauh darah pergi, maka diameter pembuluh darah yang
dilalui akan mengecil. Dengan mengecilnya diameter pembuluh darah,
maka kecepatan aliran darah menjadi lebih cepat. Darah beredar dan
mengalir di tubuh kita dengan debit yang sama atau konstan. Maka yang
berubah hanyalah luas pembuluh darah (dianggap sebagai silinder/pipa),
yang dipengaruhi oleh diameternya dan kecepatan aliran darah. Kecepatan
darah yang besar tetapi diameter arteri yang kecil akan memberikan
tekanan yang kuat terhadap dinding arteri yang sangat elastis dan tipis.
Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak dekat
permukaan kulit dan dibantali dengan sesuatu yang keras. Arteri yang
biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan tangan. Dua bunyi
jantung sebanding dengan satu denyut arteri. Frekuensi denyut
memberikan informasi mengenai kerja pembuluh darah, dan sirkulasi.
32
8. Ketika darah perifer mengalami dilatasi, tahanan perifer total akan
menurun yang berarti juga akan menurunkan tekanan arteri. Sistem saraf
akan melakukan kompensasi. Aktivitas otak akan mengirimkan sinyal
motorik ke pusat saraf otonom untuk merangsang aktivitas sirkulasi,
sehingga menyebabkan kontriksi vena besar, meningkatkan frekuensi
jantung, dan meningkatkan kontraktilitas jantung, sehingga menyebabkan
jantung berdebar.
9. Mikrosirkulasi merupakan mekanisme aliran darah yang melibatkan
pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil, seperti arteriol, kapiler, dan
venula. Kapiler terletak di antara arteriol dan venula, dan menghubungkan
kedua pembuluh darah tersebut. Darah akan mengalir keluar dari jantung
melalui aorta, arteri, dan akhirnya melalui arteriol. Arteriol akan
berhubungan dengan kapiler yang akan menghubungkan arteriol dengan
venula. Pada bagian inilah mikrosirkulasi terjadi. Kemudian selanjutnya
darah akan mengalir melalui vena dan kembali ke jantung. Mikrosirkulasi
berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat ke dalam jaringan. Prosesnya
dijelaskan dengan gambar berikut.
33
10. Sistem limfatik merupakan suatu jalur tambahan tempat cairan dapat
mengalir dari ruang intersitial ke dalam darah. Sistem limfatik dapat
mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari ruang
jaringan, yang tidak dapat dipindahkan dengan proses absorpsi langsung
ke dalam kapiler darah. Beberapa pengecualian pada bagian permukaan
kulit, sistem saraf pusat, endomisium otot, dan tulang. Jaringan tersebut
memiliki pembuluh intersitial kecil (paralimfatik) yang dapat dialiri oleh
cairan intersitial; pada akhirnya carian ini mengalir ke pembuluh limfe dan
kemduain kembali ke dalam darah.
Sisa-sisa metabolisme juga dapat diserap dan masuk ke pembuluh limfe.
Cairan-cairan yang masuk sebelumnya difiltrasi terlebih dahulu. Hal
tersebut disebabkan karena pembuluh darah bersifat permeabel. Fungsi
lain dari sistem limfatik adalah pertahanan terhadap penyakit karena
terdapat fagosit khusus di dalam pembuluh limfe. Organ yang memiliki
fungsi ini adalah limpa dan timus. Ada daerah-daerah tertentu yang
mengandung makrofag dan akan membengkak jika terdapat parasit,
diantarnya adalah leher dan axilla.
Proses pengembalian cairan yang ada di pembuluh limfe ke darah adalah
sebagai berikut.
Prosesnya adalah berawal dari seluruh pembuluh limfe dari bagian bawah
tubuh pada akhirnya akan bermuara ke duktus torasikus yang selanjutnya
bermuara ke dalam sistem darah vena pada pertemuan antara vena
jugularis interna kiri da vena subklavii kiri. Cairan limfe dari sisi kiri
kepala, lengan kiri, dan sebagian daerah toraks juga memasuki duktus
torasikus sebelum bermuara ke dalam vena. Cairan limfe dari sisi kanan
leher dan kepala, lengan kanan, dan bagian kanan toraks memasuki duktus
34
limfatikus kanan yang akan bermuara ke dalam sistem darah vena pada
pertemuan antara vena subklavia kanan dan vena jugularis interna.
35