purpura trombositopeni imun

Upload: dayanandan-rajarathanam

Post on 03-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    1/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Purpura Trombositopeni Imun (PTI) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh penurunan

    jumlah trombosit. Beberapa teori menjelaskan bahwa penurunan jumlah trombosit ini dimediasi

    oleh imun dan dapat melibatkan tidak hanya penghancuran trombosit tapi juga inhibisi pelepasan

    trombosit oleh megakariosit. Secara umum mekanisme terjadinya disfungsi imunitas tersebut

    masih belum diketahui. Sebagai contoh masih belum jelas apakah PTI diinisiasi oleh

    abnormalitas sel-B, gangguan sel T, abnormalitas trombopoesis atau bahkan peningkatan aktivasi

    fagosit mononuclear. PTI mungkin menyerupai myelodisplasia jika belum dibuktikan dengan

    pemeriksaan sumsum tulang. Patogenesis dari PTI sulit didefinisikan karena penyakit ini bersifat

    heterogenus dengan penyebab trombositopenia yang berbeda untuk masing masing individu

    dan kesulitan lain seperti keterbatasan assai alami, seperti antibodi antitrombosit.1

    PTI adalah penyebab tersering trombositopenia pada anak-anak. Puncak kejadiannya

    adalah umur 2 sampai 5 tahun. Sebagian besar kasus PTI sembuh secara spontan (self-limiting),

    dengan resolusi lebih dari 80% dalam 6-12 bulan sejak terdiagnosis. Studi di Amerika Utara

    melaporkan insiden PTI mencapai 7,2-9,5 per 100.000 anak pada usia 1 hingga 14 tahun. Insiden

    PTI juga memiliki predileksi terhadap musim, dimana insiden meningkat pada musim dingin dan

    semi serta tidak dipengaruhi olehjenis kelamin.2

    Pemahaman akan insiden PTI bermanfaat dalam menentukan dampaknya secara

    medisdan kesehatan masyarakat, namun studi tentang insiden PTI masih sedikit. Kesulitan dari

    studi ialah bahwa PTI memiliki mekanisme patogenetik yang multiple dan tidak ada parameter

    klinis dan laboratorium untuk mendiagnosis PTI secara akurat. Oleh karena itu diagnosis dari

    PTI memerlukan eksklusi etiologi lain dari trombositopenia terisolasi. Bagaimanapun dengankesulitan ini sangat penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang PTI dalam

    pengembangan terapi baru untuk PTI.

    1

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    2/29

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Purpura Trombositopeni Imun

    Purpura trombositopeni imun (PTI) ialah sindrom klinis yang mengakibatkan penderita

    mengalami pendarahan yang abnormal karena penurunan jumlah trombosit akibat dari

    penghancuran trombosit yang berlebihan, yang ditandai dengan: trombositopenia (trombosit

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    3/29

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    4/29

    Infeksi akut dapat mempengaruhi inisiasi terjadinya PTI. Infeksi juga diketahui menyebabkan

    penurunan jumlah trombosit secara akut pada penderita PTI. Antibodi yang spesifik terhadap

    virus yang bereaksi silang dengan trombosit terlihat pada beberapa anak dengan infeksi varicella

    dan HIV. Hubungan yang jelas terdapat pada peningkatan jumlah trombosit dan penurunan

    muatan virus. Dimana 80-90% kasus HIV dengan muatan virus yang tersupresi terdapat

    kenaikan jumlah trombosit. Patogenesis PTI terkait dengan HIV mungkin sedikit berbeda,

    awalnya penurunan drastis jumlah sel T dan disregulasi immunitas terjadi namun pada akhirnya

    antibodi antitrombosit diproduksi dan menyebabkan lisis trombosit intravaskular. Megakariosit

    juga memproduksi reseptor untuk HIV diantaranya CD4, CXCR4 dan CCR5 yang menunjukkan

    peran infeksi virus secara langsung terhadap pathogenesis PTI. 1

    Studi pada negara dengan insidensi infeksi H. pylori yang tinggi (Italia dan Jepang) juga

    mengindik b asikan bahwa jumlah trombosit meningkat ketika infeksi H. pylori diobati. Hepatitis

    C, terapinya (interferon) atau keduanya terkait dengan trombositopenia yang terkontribusi

    mencegah keberhasilan eradikasi virus. Agen trombositopoetik dapat meningkatkan jumlah

    trombosit dalam kasus ini (e.g. Eitrombopag 50-75 mg secara oral per hari). Efek dari eradikasi

    virus hepatitis C terhadap trombositopenia masih belum jelas. Sifat PTI yang kebal terhadap

    terapi dapat disebabkan oleh infeksi CMV (baik reaktivasi maupun de novo). 2,3

    2.3 Klasifikasi

    1. PTI Akut

    PTI akut lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Onset penyakit

    biasanya mendadak tetapi bersifat self limiting. pada anak-anak dengan PTI juga dapat

    ditemukan penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh virus yang mengawali terjadinya

    pendarahan berulang. PTI akut umumnya terjadi pada anak-anak antara usia 2-6 tahun. Anak-

    anak dengan PTI akut 7-28% dapat berkembang menjadi PTI kronis dan sisanya dapat

    mengalami remisi spontan.2. PTI kronis

    Pada PTI kronis biasanya diderita oleh orang dewasa, memiliki onset penyakit yang tidak

    menentu dengan riwayat pendarahan mulai dari ringan hingga berat. Infeksi dan pembesaran lien

    jarang terjadi. PTI kronis umumnya terjadi pada orang dewasa dengan usia rata-rata 40-45

    4

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    5/29

    tahun5. Perjalanan klinis pada PTI kronis memiliki insiden tertinggi pada wanita dengan usia 15-

    50 tahun.

    Berat dan frekuensi klinis pendarahan berkolerasi dengan jumlah trombosit.6

    1. Antibodi Trombosit (AT) > 50.000/mL, biasanya asimptomatik.

    2. AT 30.000-50.000/ mL, biasanya terdapat luka memar/hematom.

    3. AT 10.000-30.000/mL, terdapat pendarahan spontan, menoragia, dan pendarahan memanjang

    apabila ada luka.

    4. AT< 10.000/mL, terjadi pendarahan mukosa seperti epistaksis, pendarahan intracranial,

    gastrointestinal, dan genitourinaria.

    2.4 Manifestasi Klinis

    Diagnosis PTI pada anak didasarkan adanya perdarahan tiba-tiba baik pada kulit: petekie,

    purpura, atau pendarahan pada mukosa hidung (epistaksis). Lama terjadinya pendarahan pada

    PTI dapat membedakan antara PTI akut dan kronis. PTI akut biasanya terjadi pada anak disertai

    dengan infeksi virus yang sifatnya akut atau pasca mendapatkan imunisasi dengan livevaccine.

    PTI kronis biasanya lebih sering didapatkan pada orang dewasa yang merupakan kelanjutan dari

    PTI yang onsetnya terjadi pada masa anak-anak. 4

    Secara tipikal pasien yang dalam keadaan baik maupun datang dengan petekie, purpura ataupun

    ekimosis yang tidak teraba setelah 1-3 minggu pasca infeksi virus. Hal tersebut juga terjadi

    setelah infeksi rubella, rubeola, chickenpox atau vaksin virus hidup. Pada waktu tertentu pasien

    dapat datang dengan pendarahan mukosa (hematuria, hematokezia, menometrorragia,

    conjunctival bleeding atau epitaksis). Gejala pendarahan biasanya ringan, tapi tidak menutup

    kemungkinan pasien dapat datang dengan pendarahan hebat termasuk pendarahan intrakranial,

    epitaksis yang lama, hematuria, hemoptysis dan pendarahan gastrointestinal2,3.

    Tabel 1 Karakteristik Pendarahan Intrakranial pada PTI

    2

    Insiden 0,2-0.8%

    Umur 13 bulan 16 tahun

    Jumlah Trombosit

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    6/29

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    7/29

    2.5 Diagnosis

    Diagnosis dari PTI merupakan eksklusi dari berbagai penyakit lain. Pemeriksaan terhadap

    antibodi antitrombosit tidak menjadi fitur diagnostik dan prognostik yang penting karena

    antibodi antitrombosit ini muncul pada kira-kira 60-80% kasus. Berikut ini merupakan 3 kriteria

    diagnosis3:

    Trombositopenia terisolasi dengan CBC dan blood smear normal (utamanya bentuk dari

    sel darah merah dan sel darah putihnya)

    o Pada hapusan darah sering terdapat trombosit ukuran besar (terlalu banyak

    makrotrombosit mengindikasikan penyaakit lain seperti: Bernard-Soullier, MYH9

    disorder).

    o Penghitungan trombosit hasil rendah yang artifactural (pseudotrombositopenia)

    harus dieksklusi.

    o Kemungkinan lain seperti Thrombotic Trombocytopenic Purpura (TTP) atau

    Evan syndromes (anemia, jumlah retikulosit tinggi) harus dieksklusi.

    Tidak terdapat hepatosplenomegali, limpadenopati dan anomali ray radial (oligodactyl,

    aplasia atau hypoplasia dari ibu jari, aplasia atau hypoplasia dari radius)

    Adanya respon trombosit terhadap terapi klasik PTI (IVIG atau anti-D) adalah temuan

    satu-satunya yang membuat diagnodis PTI tegak (termasuk PTI sekunder).

    Tabel 2. Gambaran PTI yang Baru Terdiagnosis dan PTI Kronik2

    Gambaran Baru Terdiagnosis Kronik

    Umur Anak usia 2-6 tahun Dewasa

    Distribusi Jenis Kelamin Sama Perempuan:Pria = 2:1

    Riwayat Infeksi ~80% Tidak biasa

    Predileksi Musim Musim semi Tidak ada

    7

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    8/29

    Keterkaitan dengan

    Autoimunitas

    Tidak umum Lebih umum

    Onset Akut Insidious

    Hitungan Trombosit

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    9/29

    Pasien dengan trombositopenia terisolasi, yang cocok dengan kriteria diagnostik di

    atas, tidak memerlukan sampling sumsum tulang untuk mengeksklusi leukemia.

    Gagalnya respon terhadap terapi PTI memerlukan aspirasi sumsum tulang dan biopsi

    Antibodi antifosfolipid (terdapat pada 15% kasus) dan antikoagulan lupus dalam

    kasus pemanjangan PTT, sakit kepala persisten dan atau thrombosis

    Antibodi antitrombosit (tidak sensitif atau spesifik dan tidak diperlukan untuk

    manajemen rutin klinis

    Tabel 3. Obat yang Terbukti dan Diduga Memicu Trombositopenia Imun yang

    Dimediasi Antibodi dan Terkait Obat2

    Anti-inflammatory (Acetaminophen,

    Acetysalicylic acid, Diclofenac, Ibuprofen,

    Indometacin, Meclofenamate, Mefenamic

    Acid, Naproxen, Oxyphebutazone,

    Phenylbutazone, Piroxicam, Sodium-p-amino

    salicylic acid, Sulfasalzine, Sulindac, Tolmetin

    Antibiotik

    Obat anti tuberkulosis (Ethambutol, Isoniazid,

    Para-aminosalicylic acid (PAS), Rifampin,

    Streptomycin)

    Group Penicillin (Ampicillin, Methicillin,

    Penicillin, Mezlocillin, Piperacillin)

    Chepalosporin

    Sulfonamides

    Antibiotik lain (Amphotericin B,

    Ciprofloxacin, Clarithromycin, Fluconazole,

    Gentamicin, Indinavir, Nalidixic acid)

    Anticonvulsant, Sedative, dan Antidepresant

    (Amitriptyline, Caba,azepine, Desipramine,

    Haloperidol, Lithium, Phenitoin, Valproic acid)

    Obat Kardio dan Antihipertensi

    (Acetazolamide, Amiodarone, Alprenolol,

    Captopril, Digoxin, Furosemide)

    H2-antagonist (Cimetidine dan Ranitidine)

    Cinchona Alkaloids (Quinidine, Quinine)

    Miscellaneous (Heparin, Inteferon, Danazol

    Minoxidil, Morphine dll)

    Makanan (Kacang)

    9

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    10/29

    Antineoplastik (Actinomycin-D,

    Aminoglurethimide, Tamoxifen)

    2.5 Pemeriksaan Penunjang

    1. Pemeriksaan darah rutin

    Pada pemerikasaan darah rutin sering terjadi penurunan jumlah trombosit (trombositopenia)

    antara 10.000-50.000/mm3. 7

    2. Morfologi darah tepi

    pemeriksaan darah tepi pada anak dengan PTI umumnya normal sesuai dengan umurnya.

    Pemeriksaan apusan darah tepi diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinanpseudotrombositopenia, sindroma trombosit raksasa yang diturunkan, dan kelainan

    hematologi lainnya. Trombosit yang imatur (megatrombosit), ditemukan pada sebagian besar

    pasien. Pendarahan laboratorium sebaiknya dibatasi terutama pada saat terjadinya perdarahan

    dan jika secara klinis ditemukan kelainan yang khas.4,7

    3. Pemeriksaan sumsum tulang.

    Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang dianjurkan pada kasus kasus yang tidak khas, misalnya

    pada:

    - Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang tidak umum, misalnya panas, penurunan

    berat badan, kelemahan, nyeri tulang pembesaran hati dan limpa.

    - Kelainan eritrosit dan leukosit pada pemeriksaan darah tepi.

    - Kasus yang akan diterapi dengan steroid, baik sebagai pengobatan awal atau yang gagal

    terapi dengan immunoglobulin intravena.

    - Biasanya sering ditemukan adanya peningkatan jumlah megakariosit imatur dan agranuler

    yang tidak mengandung trombosit.7,8

    4. Pemeriksaan Faal Hemostasis

    Pada pemeriksaan faal hemostasis ditemukan masa perdarahan (bleeding time) yang

    memanjang, tetapi masa pembekuan darah (clotting time), activated partial thromboplastin

    time (APTT), dan plasmaprothrombin time (PTT) normal.6,8

    10

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    11/29

    5. Pemeriksaan imunologi dapat pula ditemukan adanya antitrombosit IgG pada permukaan

    trombosit atau dalam serum, yang lebih spesifik yaitu antibodi terhadap Gp IIb/IIIa dan Gp

    Ib.6

    2.6 Penatalaksanaan

    Tujuan terapi dari PTI adalah untuk meningkatkan jumlah trombosit hingga cukup untuk

    mencegah terjadinya pendarahan yang serius. Keputusan perawatan harus berdasarkan potensi

    terjadinya pendarahan (level aktivitas), riwayat pendarahan pasien, jumlah trombosit, tanda, dan

    gejala seperti:4,7,9

    Pasien yang memiliki jumlah trombosit lebih dari 30.000/mm3 tanpa adanya tanda

    pendarahan pada umumnya tidak memerlukan perawatan, walaupun pasien dengan

    beberapa faktor risiko dan operasi mungkin memerlukan perawatan

    Pasien dengan jumlah trombosit kurang dari 20.000/mm3 dan pendarahan sedang dan

    jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm3 harus mendapatkan perawatan

    Kualitas hidup pasien adalah perhatian terbesar dalam PTI dan ini mungkin menjadi

    indikasi rawat walaupun tidak ditemukan pendarahan

    Olahraga yang berpotensi mencederai harus dihindari ketika jumlah trombosit diketahui kurang

    dari

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    12/29

    - Prednison

    Dosis awal terapi adalah 0,5-1,2 mg/kgbb/hari selama 2 minggu, respon terapi terjadi dalam 2

    minggu dan pada umumnya terjadi pada satu minggu pertama, bila respon baik dilanjutkan

    sampai satu bulan kemudian dilakukan tapering.

    - Imunoglobulin intravena (Ig IV)

    Immunoglubulin intravena dosis 1g/kg/hari selama 2-3 hari berturut-turut digunakan bila terjadi

    pendarahan internal, saat AT (Antibody Trombosit)

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    13/29

    Misalnya vinkristin 1 mg atau 2 mg IV, vinblastin 5-10 mg. Setiap minggu selama 4 sampai 6

    minggu.8

    - Danazol

    Dosis 200 mg peroral 4 kali sehari selama sedikitnya 6 bulan, karena respon sering terlambat.

    Bila respon terjadi, dosis diteruskan sampai dosis maksimal sekurang-kurangnya 1 tahun dan

    kemudian diturunkan 200 mg/hari setiap 4 bulan.7,8

    - Immunosupresif dan kemoterapi kombinasi

    Immunosupresif diperlukan pada pasien yang gagal berespon terhadap terapi lainya. Terapi

    dengan azatioprin (2 mg/kgbb dengan dosis maksimal 150 mg/hari) atau dapat dipertimbangkan

    pemberian siklofosfamide obat tunggal.7

    - Dapsone

    Dosis 75 mg p.o per hari, respon terjadi dalam 2 bulan. Pasien harus diperiksa G6PD, karena

    pasien dengan kadar G6PD yang rendah mempunyai risiko tinggi untuk mengalami

    hemolisis.9

    Untuk PTI akut:

    - Pada PTI akut yang ringan dilakukan observasi tanpa pengobatan karena dapat sembuh

    sendiri secara spontan.8

    - Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, kortikosteroid

    dapat diberikan.

    - Bila terdapat kegawatdaruratan (terjadi perdarahan otak atau saluran cerna), dapat

    diberikan tranfusi suspensi trombosit. Kombinasi terapi optimal lain yaitu: IV

    methylprednisone 30mg/kg/hari untuk 1-3 hari dan IVIG 1 g/kg/hari untuk 2-3 hari

    dengan atau tanpa Anti-D 75g/kg (satu dosis).

    Untuk PTI menahun:

    - Kortikosteroid diberikan selama 6 bulan: prednisone 2-5 mg/kgbb/hari diberikan peroral.

    - Imunosupresan: 6-merkaptopurin 2,5-5 mg/kgBB/hari peroral; azatioprin 2-4

    mg/kg/BB/hari peroral; azatioprin 2-4 mg/kg/BB/hari peroral; siklofosfamid 2

    mg/kgBB/hari peroral.9

    - Splenektomi dilakukan bila resisten setelah pemberian kombinasi kortikosteroid dan obat

    imunosupresif selama 2-3 bulan, remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan

    13

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    14/29

    pemberian kortikosteroid dengan gambaran klinis sedang sampai berat, atau pasien

    menunjukan respon terhadap kortikosteroid namun memerlukan dosis yang tinggi untuk

    mempertahankan keadaan klinis yang baik tanpa pendarahan. Kontraindikasi splenektomi

    adalah apabila usia pasien belum mencapai 2 tahun karena fungsi limpa terhadap infeksi

    belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain seperti hati, kelenjar getah bening dan

    timus.9

    14

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    15/29

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    3.1 Identitas Pasien

    Nama : SDDNLP

    Umur : 10 tahun 1 bulan 8 hari

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Jalan Gunung Mas Gang Ijen

    MRS : 6 Mei 2013 (11:00 WITA)

    RM : 01.56.00.47

    3.2 Heteroanamnesis (10 Mei 2013)

    1. Keluhan utama : Memar kebiruan dan bintik-bintik merah

    Hari Kamis (2 Mei 2013) pasien dikeluhkan muncul memar kebiruan di lengan bawah kanan

    dengan diameter 1,5 cm batas tegas, keluar bintik-bintik merah yang tidak hilang bila

    dilakukan penekanan di keempat ekstremitas. Pasien juga dikeluhkan lemas dan pusing sejak

    mulai sakit. Riwayat demam, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan disangkal. Hari

    Sabtu (4 Mei 2013) pasien dikeluhkan muncul memar kebiruan di kaki kanan bawah bagian

    depan dengan diameter 2 cm batas tidak tegas. Kemudian pasien dibawa ke poli anak RSUP

    Sanglah dan dilakukan cek darah lengkap dengan kadar trombosit di bawah normal dan

    parameter lainnya berada dalam batas normal. Hari senin (6 Mei 2013) pasien dibawa ke poli

    anak RSUP Sanglah dan jam 11.00 WITA diputuskan untuk MRS.

    2. Riwayat penyakit sebelumnya :

    Saat berusia 9 tahun, pasien dikatakan pertama kali muncul kebiruan pada ekstremitas disertai

    dengan mimisan dan gusi berdarah. Setelah diberi obat oleh dokter, mimisan dan gusi

    berdarah pasien tidak membaik, ibu pasien tidak dapat mengingat obat apa yang diberikan.

    Akhirnya dibawa ke RSUP Sanglah dan didiagnosis PTI. Pasien MRS selama 3 hari dan

    diperbolehkan pulang setelah kondisi pasien membaik. Sampai saat ini pasien memiliki

    riwayat MRS di RSUP Sanglah sebanyak 5 kali dengan keluhan yang sama. Riwayat alergi

    disangkal oleh ibu pasien.

    15

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    16/29

    3. Riwayat pengobatan :

    Pasien dikatakan diberikan terapi prednison setiap MRS, dengan dosis 4 tablet tiap kali

    minum 3 kali sehari .

    4. Riwayat penyakit di keluarga :

    Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti yang dikeluhkan

    penderita saat ini.

    5. Riwayat nutrisi :

    a. ASI eksklusif pada umur 0-6 bulan, pemberian ASI sampai umur 12 bulan, bubur susu

    diberikan pada umur 6-9 bulan, bubur tim diberikan pada umur 9-18 bulan, makanan

    dewasa diberikan pada umur 1 tahun sampai sekarang.

    b. Sebelum sakit penderita mampu makan sebanyak 3 kali sehari dengan porsi yang cukup

    dan penderita juga seringkali mengkonsumsi jajanan luar seperti snack dan makanan ringan

    lainnya.

    c. Sejak masuk rumah sakit, nafsu makan penderita dikatakan tidak berubah menurut ibunya.

    Dari food recall 24 jam ditemukan bahwa asupan makan masih kurang dibandingkan

    dengan kebutuhan pasien. (nasi goreng: 260 kkal; ikan goreng: 140 kkal; tempe: 82 kkal;

    tahu: 32 kkal; kangkung: 150 kkal; kebutuhan energi per hari: 2590 kkal).

    6. Riwayat tumbuh kembang :

    Menurut ibu pasien, perkembangan pasien nampak wajar dibandingkan dengan anak

    seusianya, duduk tanpa pegangan umur 6 bulan, berdiri tanpa pegangan 11 bulan, berjalan

    umur 12 bulan.

    7. Riwayat persalinan :

    a. Selama hamil, ibu penderita rutin melakukan antenatal care di dokter spesialis dan bidan

    kandungan setiap bulan.

    b. Ibu penderita selalu mengkonsumsi makanan bergizi selama kehamilan dan tidak pernah

    mengkonsumsi obat-obatan selama kehamilan.

    c. Ibu penderita tidak pernah mengalami sakit selama masa kehamilannya

    16

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    17/29

    d. Penderita lahir cukup bulan secara normal dengan berat badan dikatakan lupa dan panjang

    51 cm tanpa kelainan bawaan.

    8. Riwayat Imunisasi :

    Diakui lengkap sesuai umur oleh ibu penderita. (BCG: 1 kali; Hepatitis B: 3 kali; Polio: 6 kali;

    DPT: 5 kali; Campak: 2 kali).

    9. Riwayat sosial :

    a. Penderita merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

    b. Keluarga penderita termasuk dalam kategori keluarga kelas menengah ke bawah dimana

    ayah penderita bekerja sebagai buruh bangunan, sementara ibu penderita bekerja sebagai

    pedagang, dengan pendapatan keluarga sekitar 2 juta per bulan.

    3.3 Pemeriksaan Fisik (8 Mei 2013)

    1. Vital Sign

    a. Kesan Umum : Tampak baik

    b. Kesadaran : Compos Mentis

    c. Nadi : 76x/menit, reguler

    d. Respirasi : 22x/menit

    e. Temperatur Axila : 36C

    f. Pain Score : 0

    1. Status Antropometri :

    a. Berat Badan : 38,5 kg

    b. Tinggi Badan : 142 cm

    c. Berat Badan Ideal : 37 kg

    d. Lingkar Kepala : 54 cm

    e. Lingkar Lengan Atas : 23 cm

    3. Status Gizi (Menurut Kriteria CDC) :

    BB/U : p75

    TB/U : p50-75

    BB/TB : p50-75

    17

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    18/29

    IMT/U : p75-85

    Status gizi pasien berdasarkan kriteria Waterlow adalah gizi baik (104%).

    4. Status General :

    Kepala : normocephali

    Mata : cowong (-), anemia (-), ikterus (-), refleks pupil +/+ isokor, edema palpebra

    -/-, air mata +/+

    THT : nafas cuping hidung (-)

    Leher : pembesaran kelenjar (-)

    Thoraks : simetris, retraksi (-)

    Cor : S1S2 normal reguer, murmur (-)

    Pulmo : vesikuler +/+, rales -/-, wheezing -/-

    Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal

    hepar dan lien tidak teraba

    Extremitas : hangat, hematome di regio lengan bawah kanan diameter 1,5 cm batas tegas

    dan hematome 1/3 bawah tibia kanan batas tidak tegas, warna memudar,

    petekie (+) di keempat ekstremitas

    CRT : < 2 detik

    Problem List : trombositopenia

    petekie dan hematome (+)

    3.4 Hasil Laboratorium

    DL (Darah Lengkap) :

    4 Mei 2013 (08:58 WITA)

    WBC : 4,81 K/ul

    RBC : 4,83 M/dl

    HGB : 13,00 g/dl

    HCT : 40,00 %

    MCV : 82,80 fl

    MCH : 26,90 pg

    MCHC : 32,50 g/dl

    18

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    19/29

    RDW : 13,40%

    PLT : 15,00 K/ul

    MPV : 7,10 fl

    9 Mei 2013 (08:58 WITA)

    WBC : 10,04 K/ul

    RBC : 5,08 M/dl

    HGB : 14,64 g/dl

    HCT : 42,32 %

    MCV : 83,31 fl

    MCH : 28,82 pg

    MCHC : 34,60 g/dl

    RDW : 11,57%

    PLT : 34,37 K/ul

    MPV : 14,52 fl

    3.5 Diagnosis Klinis

    1. Purpura Trombositopeni Imun Rekuren.

    2. Gizi Baik.

    3.6 Penatalaksanaan

    1. Kebutuhan kalori = 2590 kkal/hari.

    2. Kebutuhan cairan = 1870 ml/hari, mampu minum seluruhnya.

    3. Kebutuhan protein = 33,3 gram/hari.

    4. Prednison 2 mg/kgBB/hari ~ max. 60 mg/hari ~ 4 4 4 tablet peroral (rencana lama

    pemberian 3 minggu).

    3.7Plan of Care

    1. Lama rawat 3-5 hari.

    2. Evaluasi DL ulang 3 hari setelah pemberian prednison (9 Mei 2013).

    19

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    20/29

    3. Rencana transfuse trombosit (TC) bila terdapat pendarahan mukosa (~ 12 kantong).

    4. Monitoring vital sign, tanda pendarahan, dan efek samping obat.

    FOLLOW UP PENDERITA DI RUANGAN

    TGL S O A P

    20

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    21/29

    6/5/2013 Demam (-)

    Pendarahan (-)

    Sesak (-)

    St. Present:

    -Kes: CM

    -N: 84 X/mnt

    -RR: 24 X/mnt

    -T ax: 36,30C

    St. Generalis:

    -Kepala:

    Normocephali

    -Mata: pucat -/-,

    ikterik -/-

    -THT: mimisan (-)

    -Mulut: gusi

    berdarah (-)

    -Thoraks: simetris

    (+)

    Cor: S1 S2 normal,

    reguler, murmur (-)

    Po: BV +/+, Rh -/-,

    Wh, -/-

    -Abdomen: distensi

    (-), BU (+) N

    -Ext: hangat

    Idiopathic

    Trombosi-

    topenia

    Purpura +

    Gizi Baik

    - Kebutuhan cairan 1870

    ml/hari

    - Mampu minum

    seluruhnya

    - Kebutuhan kalori 2590

    kkal/hari

    - Kebutuhan protein 33,3

    gram/hari

    - Prednison 2

    mg/kgBB/hari ~ 77

    mg/hari ~ 5 5 5

    tablet (oral)

    Plan of care:

    - Lama rawat

    3 5 hari

    - Evaluasi

    ulang DL 3 hari lagi (9Mei 2013)

    - Monitoring

    vital sign dan tanda

    pendarahan

    7/5/2013 Pendarahan (-)

    Bercak merah di

    St. Present: Immuned

    Trombocy-

    - Kebutuhan cairan 1870

    ml/hari, mampu minum

    21

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    22/29

    anggota gerak,

    Memar di lengan

    bawah kanan dan

    tungkai bawah

    kanan,

    Demam (-)

    Makan dan

    minum baik,

    BAB dan BAK

    (+)

    Nyeri perut (-)

    -Kes: CM

    -N: 82 X/mnt

    -RR: 20 X/mnt

    -T ax: 36,30C

    -Pain score: 0

    St. Generalis

    -Kepala:

    Normocephali

    -Mata: pucat -/-,

    ikterik -/-

    -THT: napas cuping

    hidung (-),

    epistaksis (-)

    -Mulut: gusi

    berdarah (-)

    -Thoraks: simetris

    (+), retraksi (-)

    Cor: S1 S2 normal,

    reguler, murmur (-)

    Po: vesikular +/+,

    Rh -/-, Wh, -/-

    -Abdomen: distensi

    (-), BU (+) N

    -Ext: CRT < 2

    topenic

    Purpura +

    Gizi Baik

    seluruhnya

    - Kebutuhan kalori 2590

    kkal/hari

    - Kebutuhan protein 33,3

    gram/hari

    - Prednison 2

    mg/kgBB/hari ~ 77

    mg/hari ~ 60 mg/hari ~

    4 4 4 tablet peroral

    (rencana lama

    pemberian 3 minggu)

    Plan of care:

    - Rencana

    lama rawat 3 5 hari

    - Evaluasi DL

    ulang 3 hari setelah

    pemberian prednison (9Mei 2013)

    - Monitoring

    vital sign, tanda

    pendarahan, dan efek

    samping obat

    - Rencana

    transfusi trombosit

    (TC) bila terdapat

    pendarahan mukosa

    (~12 kantong)

    22

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    23/29

    detik, hematome

    regio antebrachii

    dextra diameter 1,5

    cm batas tegas,

    hematome regio 1/3

    bawah tibia dextra

    batas tidak tegas,

    warna memudar,

    petekie di keempat

    ekstremitas (+)

    -Problem list:

    trombositopenia

    (15x103/ul), petekie

    dan hematome (+)

    8/5/2013 Demam (-)

    Makan dan

    minum baik,

    BAB dan BAK

    tidak ada

    kelainan,

    Pendarahan

    mukosa (-),

    mimisan (-),

    berak hitam (-)

    Memar di lengan

    dan tungkai

    bawah kanan

    St. Present:

    -Kes: CM

    -N: 76 X/mnt

    -RR: 22 X/mnt

    -T ax: 36,00C

    -Pain score: 0

    St. Generalis:

    -Kepala:

    Normocephali

    -Mata: pucat -/-,

    ikterik -/-

    -THT: napas cuping

    Immuned

    Trombocy-

    topenic

    Purpura

    Rekuren +

    Gizi Baik

    - Kebutuhan cairan 1870

    ml/hari, mampu minum

    seluruhnya

    - Kebutuhan kalori 2590

    kkal/hari

    - Kebutuhan protein 30

    gram/hari

    - Prednison 2

    mg/kgBB/hari ~ max

    60 mg/hari ~ 4 4 4

    tablet peroral (rencana

    lama pemberian 3

    minggu)

    Plan of care:

    23

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    24/29

    hidung (-)

    -Mulut: gusi

    berdarah (-)

    -Thoraks: simetris

    (+), retraksi (-)

    Cor: S1 S2 normal,

    reguler, murmur (-)

    Po: vesikular +/+,

    Rh -/-, Wh, -/-

    -Abdomen: distensi

    (-), bising usus (+)

    normal, hepar dan

    lien tidak teraba

    -Ext: hangat,

    hematome regio

    lengan bawah

    kanan diameter 1,5

    cm batas tegas,

    hematome regio 1/3

    bawah tibia dextra

    diameter 2 cm batas

    tidak tegas, warna

    memudar, petekie

    di keempat

    ekstremitas (+)

    -Problem list:

    trombositopenia,

    petekie dan

    - Rencana

    lama rawat 3 5 hari

    - Evaluasi DL

    ulang 3 hari setelah

    pemberian prednison (9

    Mei 2013)

    - Rencana

    transfusi trombosit

    (TC) bila terdapat

    pendarahan mukosa

    (~12 kantong)

    - Monitoring

    vital sign, tanda

    pendarahan, dan efek

    samping obat

    24

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    25/29

    hematome (+)

    9/5/2013 Demam (-)

    Makan dan

    minum baik,

    Pendarahan (-)

    Bercak bintik

    kemerahan di

    anggota gerak,

    masih ada memar

    memudar

    St. Present:

    -Kes: CM

    -N: 80 X/mnt

    -RR: 20 X/mnt

    -T ax: 37,10C

    -Pain score: 0

    St. Generalis:

    -Kepala:

    Normocephali

    -Mata: pucat -/-,

    ikterik -/-

    -THT: napas cuping

    hidung (-)

    -Mulut: gusi

    berdarah (-)

    -Thoraks: simetris

    (+), retraksi (-)

    Cor: S1 S2 normal,

    reguler, murmur (-)

    Po: vesikular +/+,

    Rh -/-, Wh, -/-

    -Abdomen: distensi

    (-), bising usus (+)

    Immune

    Trombocy-

    topenia

    Purpura

    Rekuren +

    Gizi Baik

    - Kebutuhan cairan 1870

    ml/hari, mampu minum

    seluruhnya

    - Kebutuhan kalori 2590

    kkal/hari

    - Kebutuhan protein 30

    gram/hari

    - Prednison 2

    mg/kgBB/hari ~

    maksimal 60 mg/hari ~

    4 4 4 tablet peroral

    (selama 3 minggu)

    Plan of care:

    - Rencana

    lama rawat 3 5 hari

    - Evaluasi DL

    ulang 3 hari setelah

    pemberian prednison (9

    Mei 2013)

    - Rencana

    transfusi TC bila

    terdapat pendarahan

    mukosa (~12 kantong)

    - Monitoring

    vital sign, tanda

    pendarahan, dan efek

    samping obat

    25

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    26/29

    normal, hepar dan

    lien tidak teraba

    -Ext: CRT < 2

    detik, petekie (+) di

    keempat

    ekstremitas,

    hematome di 1/3

    inferior tibia dextra

    memudar

    -Problem list:

    trombositopenia,

    petekie dan

    hematome (+)

    10/5/2013 Demam (-)

    Makan dan

    minum baik,

    BAB (+) BAK (-)

    Memar memudar,

    Tambahan memar

    baru (-)

    Bintik kemerahan

    masih ada di

    keempat anggota

    gerak

    St. Present:

    -Kes: CM

    -N: 84 X/mnt

    -RR: 20 X/mnt

    -T ax: 36,40C

    -Pain score: 0

    St. Generalis:

    -Kepala:

    Normocephali

    -Mata: pucat -/-,

    ikterik -/-

    -THT: napas cuping

    hidung (-) secret (-)

    Immune

    Trombocy-

    topenia

    Purpura

    Rekuren +Gizi Baik

    - Kebutuhan cairan 1870

    ml/hari, mampu minum

    seluruhnya

    - Kebutuhan kalori 2590

    kkal/hari- Kebutuhan protein 30

    gram/hari

    - Prednison 2

    mg/kgBB/hari ~ max

    60 mg/hari ~ 4 4 4

    tablet peroral (selama 3

    minggu)

    - Ambroxol 3 x tab

    (15 mg)

    Plan of care:

    26

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    27/29

    -Mulut: gusi

    berdarah (-)

    -Thoraks: simetris

    (+), retraksi (-)

    Cor: S1 S2 normal,

    reguler, murmur (-)

    Po: vesikular +/+,

    Rh -/-, Wh, -/-

    -Abdomen: distensi

    (-), nyeri tekan (-),

    bising usus (+)

    normal, hepar dan

    lien tidak teraba

    -Ext: CRT < 2

    detik, petekie (+) di

    keempat

    ekstremitas,

    hematome di 1/3

    inferior tibia dextra

    memudar

    -Problem list:

    trombositopenia,

    petekie dan

    hematome (+),

    batuk (+)

    - Rencana

    pulang

    - Monitoring

    vital sign, tanda

    pendarahan baru, dan

    efek samping obat

    27

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    28/29

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Secara klinis, pasien mengeluhkan timbulnya bintik-bintik merah pada tangan serta kaki dan

    memar tidak nyeri yang muncul secara spontan. Keluhan pasien ini dikonfirmasi dengan adanya

    ekimosis yang tidak teraba pada pemeriksaan fisik. Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma

    yang bisa menjelaskan terjadinya hematoma. Tidak adanya demam sehingga dapat

    menyingkirkan kecurigaan terjangkit demam berdarah. Dari hasil pemeriksaan darah lengkap,

    hanya ditemukan adanya kadar trombosit yang rendah sedangkan fitur lain seperti sel darah

    merah dan sel darah putih tidak tampak kelainan. Temuan ini mengeksklusi kelainan yang terkait

    dengan leukopenia, leukositosis ataupun polisitemia. Pasien berusia 10 tahun dimana ini

    merupakan predileksi usia terjadinya purpura trombositopenik imun (PTI). Beberapa referensi

    menyebutkan insiden PTI terjadi pada anak-anak dengan usia diantara 1-14 tahun. Hal-hal

    tersebut diatas mengarahkan diagnosis pada purpura trombositopenik imun (PTI). Hal ini sudah

    5 kali dialami oleh pasien sejak pasien berumur 9 tahun. Selain itu saat berusia 9 tahun, pasien

    juga mengalami mimisan dan gusi berdarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa ini adalah PTI

    berulang.

    Dari aspek nutrisi, nafsu makan pasien dikatakan tidak berubah dari sebelumnya. Berdasarkan

    food recall 24 jam yang dilakukan, ditemukan bahwa asupan makanan pasien cukup.Sebelum

    sakit penderita mampu makan sebanyak 3 kali sehari dengan porsi yang cukup dan penderita

    juga seringkali mengkonsumsi jajanan luar seperti snack dan makanan ringan lainnya Di

    samping itu minumnya juga cukup. Kemudian, berdasarkan kriteria WHO, status gizi pasien

    termasuk gizi baik.

    Pasien MRS di ruang pudak sejak tanggal 6 Mei 2013 dan dilakukan observasi terhadap

    kemungkinan terjadinya pendarahan terutama pendarahan internal karena pasien menderitapansitopeni dengan kadar PLT 15x103. Selama MRS pasien mendapat terapi lini pertama dengan

    pemberian prednison 60 mg/hari dengan waktu pemberian 4 tablet pagi, 4 tablet siang dan 4

    tablet malam hari. Pasien juga direncanakan untuk mendapatkan transfusi darah TC 12 kantong

    bila pasien mengalami pendarahan baru, namun pada pasien ini terapi lini pertama dengan

    prednison memberikan outcome terapi yang baik untuk kenaikan jumlah trombosit dari pasien28

  • 7/28/2019 Purpura Trombositopeni Imun

    29/29

    dan pasien tidak mengalami pendarahan sehingga tidak perlu mendapatkan transfusi. Selama 5

    hari MRS dengan pemberian prednison trombosit pasien mengalami kenaikan, sebelum pulang

    dari rumah sakit kadar trombosit pasien adalah 34,37 x 10 3 dan dengan kondisi umum yang baik.

    29