quality assurance on herbal medicines - iai - homeikatanapotekerindonesia.net/uploads/raker… ·...
TRANSCRIPT
UJI STABILITAS PADA OBAT TRADISIONAL
Dra. Barokah Sri Utami, MM, AptPT. Phapros Tbk
OUTLINE
• Pendahuluan• Penggolongan OT dan Regulasi OT• Karakteristik OT• Uji Stabilitas OT• Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas• Penerapan Uji Stabilitas di Industri• Tantangan Uji Stabilitas OT• Kesimpulan dan Rekomendasi
PendahuluanUji stabilitas merupakan salah satu jaminan mutu obat tradisional untuk menjamin khasiat, mutu dan keamanan bagi pasien.
Sebagai salah satu aspek persyaratan regulasi pendaftaran obat tradisional PerKaBPOM No.12/2014 Persyaratan Mutu Obat Tradisional
Pentingnya dilakukan uji stabilitas :Menentukan waktu simpan produk jadi di dalam sistem wadah tertutup pada kondisi penyimpanan yang direkomendasikan, dimana produk jadi masih mempertahankan spesifikasi fisik, mikrobiologi dan/atau kimia.
Definisi Stabilitas Produk : kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan (shelf-life).
Penggolongan OTBerdasarkan keputusan Ka BPOM RI No.HK.00.05.4.2411/2004 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia
Regulasi OT• Obat tradisional yang akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar. • Untuk mendapatkan izin edar, produk obat tradisional harus didaftarkan ke
Badan POM • Direktorat Penilaian Obat Tradisional, Suplemen Makanan, dan Kosmetik melakukan
evaluasi mutu, keamanan, dan khasiat produk sesuai dengan kategori produk yang didaftarkan.
Regulasi Keterangan
PERMENKES No. 381 tahun 2007 Kebijakan Nasional Obat Tradisional (KOTRANAS)
PERMENKES No. 006 tahun 2012 Usaha dan Industri Obat Tradisional
PERMENKES No. 007 tahun 2012 Registrasi Obat Tradisional
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK. 00.05.41.1384 tahun 2005
Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.4.2411 tahun 2004
Ketentuan Pokok Pengelompokan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia
Peraturan Kepala Badan POM No. 12 tahun 2014 Persyaratan Mutu Obat Tradisional
OT Tidak Wajib DaftarOT yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong.
Simplisa dan sediaan galenik untuk keperluan industri dan keperluan layanan pengobatan tradisional.
OT untuk penelitian, sample untuk registrasi dan pameran dalam jumlah terbatas dan tidak diperjualbelikan.
Meskipun OT pada poin 1 dan 2 tidak wajib daftar, namun hendaknya dilakukan pengontrolan stabilitas untuk mengetahui kondisi penyimpanan yang direkomendasikan dan waktu kadaluwarsa.
1. Formulasi2. Cara pembuatan3. Sertifikat analisis BB4. Sertifikat analisis OJ5. Stabilitas zona IV B min. 6 bulan, 2 batch
Aspek Persyaratan Registrasi
Administrasi (Izin industri, CPOTB, dsb)
Keaman-an
Keman-faatan
Mutu
Label
1. BB yang dilarang digunakan (negative list)
2. Tidak boleh mengandung BKO3. Pemeriksaan toksisitas atau data
ilmiah lain jika dibutuhkan
1. Kadar bahan berkhasiat
2. Evaluasi berbasis: empiris, uji pra klinik, uji klinik untuk menentukan klaim umum, medium, tinggi
• Indikasi• Aturan pakai• Ukuran kemasan• Komposisi• Kadaluarsa• Cara penyimpanan• Logo OT• Nomor Izin Edar• Nama dan alamat
produsen• Peringatan
perhatian, jika ada
Peraturan Kepala Badan POM No. 12 Tahun 2014 : Persyaratan Mutu Obat Tradisional
Stabilitas sebagai bagian dari aspek teknis terkait mutu
Jenis Industri OT
UMOT• Param• Tapel• Pilis• Cairan Obat
Luar• Rajangan
UKOT 2• Semua
sediaan dalam UMOT
• Sediaan semi padat (krim, salep)
UKOT 1• Semua
sediaan dalam UMOT & UKOT 2
• Kapsul• Cairan Obat
Dalam
IOT• Semua
bentuk sediaan
Permenkes No. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional
Industri OT diklasifikasikan berdasarkan kemampuan produksi dan tingkat resiko.
Sediaan Kritis yang tidak boleh dibuat :Intravaginal, Tetes mata, Parenteral, Suppositoria kecuali untuk wasir
Larangan OT
DILARANG MENGANDUNG :• Etil alkohol dengan kadar >1% (OT), kecuali bentuk
tingtur yang pemakaiannya dengan pengenceran dalam bentuk COD
• Bahan kimia obat• Narkotika atau psikotropika• Bahan lain yang berdasarkan pertimbangan
kesehatan / penelitian membahayakan kesehatan• Mengandung tumbuhan dan/atau hewan yang
dilindungi
BENTUK SEDIAAN YANG DILARANG
• Intravaginal• Tetes mata• Parenteral• Suppositoria, kecuali
untuk wasir
OT tidak diperbolehkan untuk pemakaian resiko tinggi sulit untuk menjamin mutu, stabilitas produk sulit dicapai.
Informasi Minimal Pada Label/Desain Kemasan OT
• Logo jamu / OHT / Fitofarmaka di sisi KIRI atas • Nama produk • Bentuk sediaan dan besar kemasan • Komposisi/ formula • Nama dan alamat pendaftar (minimal nama kota) • Nomor izin edar • Nomor bets/ kode produksi • Batas kedaluwarsa didapat dari studi/pemeriksaan
stabilitas• Cara penyimpanan didapat dari studi/pemeriksaan
stabilitas• Klaim penggunaan dan aturan pakai • Kontraindikasi/ Efek samping, Interaksi obat (jika ada)
Permasalahan Registrasi OT• Mengandung pengawet Propil Para-
Hidroksibenzoat. • Produk yang telah eksis diberikan grace
period hingga 19 Juli 2018 untuk melakukan reformulasi.
Produk existing di Phapros tidak menggunakan pengawet Propil Para-Hidroksibenzoat. Produk OT menggunakan sodium benzoate sebagai pengawet (Glucogard dan Xgra),
produk OT lainnya tidak mengandung pengawet.
Karakteristik Obat Tradisional• Obat Tradisional adalah sedian obat bahan alam yang berasal dari
berupa tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik, atau campuran dari bahan tersebut.
• Berbeda dengan obat kimia, obat tradisional memiliki kandungan lebih dari 1 senyawa (multikomponen), dimana senyawa-senyawa tersebut dapat berefek sinergis maupun sebaliknya.
• Besarnya kandungan senyawa dalam tanaman dipengaruhi kondisi tempat tumbuh tanaman: faktor tanah (ketinggian tempat, topografi, drainase, jenis tanah, sifat fisik tanah, dan sifat kimia tanah) dan faktor iklim (curah hujan dan suhu).
• Stabilitas kandungan senyawa dalam tanaman dipengaruhi oleh enzim amilase, protease, dan enzim lainnya yang dapat menyebabkan pembusukan dalam tanaman.
• Kandungan air juga berpengaruh dalam pertumbuhan mikroorganisma dalam tanaman, dimana mikroorganisme berperan penting dalam stabilitas tanamaan.
Machine
Man
Materials
Method / Process
Measurement
Milleu
Penyebab Busuk Pada Buah dan Sayur yg Terlalu Cepat
hama
Mikro-organisme
Bukan bibit unggul
pupuk yang kurang baik
Kandungan enzim
pembusuk
Pengemas permeable terhadap
udara
Pemetikan terlalu muda atau lambat
Pemetikan melukai
permukaan /kulit tanaman
penyimpanan tidak tepat
Pencucian terlalu dini
User tidak menjaga hygiene
Stabilitas tanaman rendah
Sanitasi buruk
Tempat penyimpanan
tidak terkondisi
Faktor yang mempengaruhi stabilitas
Machine
Man
Materials
Method / Process
Measurement
Milleu
Cara Mempertahankan StabilitasPestisida
alami
Memperhatikan kesehatan tanaman
dari kuman
Pemilihan bibit unggul
Penggunaan pupuk terbaik
Pengemas impermeable
udara / plastic hampa udara
Proses panen di
usia tepat
Proses panen tidak melukai permukaan /
kulit
Metode penyimpanan yg menghindari kerusakan (jarak antar buah/sayar, hindari penumpukan,
hindari goncangan saat distribusi)
Hindari mencuci jika tidak langsung
dimakan
Penerapan sanitasi
User menjaga hygiene
Penyimpanan di kulkas
Faktor yang mempengaruhi stabilitas
Uji Stabilitas OT• Regulasi terkait Stabilitas : Guideline ASEAN Annex V
BPOM belum mengeluarkan guideline stabilitas OT. Namun sudah ada draft yang mengacu pada ASEAN Guideline Annex V
• Jenis Uji Stabilitas• Kondisi Penyimpanan Uji Stabilitas• Frekuensi Pengujian• Spesifikasi/Parameter Pengujian
Annex V. Asean Guideline On Stability Study And Shelf-life Of Traditional Medicines 2016
JENIS UJI KONDISI PENYIMPANAN FREKUENSI PENGUJIAN
Uji Stabilitas Jangka Panjang (Long term)
30ᵒC ± 2ᵒC / 75% RH ± 5% RH
- setiap 3 bulan pada tahun pertama (bulan ke-0, 3, 6, 9, 12)- setiap 6 bulan pada tahun kedua (bulan ke-18 dan 24)- satu kali tiap tahun hingga waktu simpan yang ditentukan
Uji Dipercepat (accelerated)
40ᵒC ± 2ᵒC / 75% RH ± 5% RH
min. 3 waktu pengujian, termasuk awal dan akhir, misalnya bulan ke-0, 3 dan 6 untuk lama pengujian 6 bulan
Acuan kondisi penyimpanan di Indonesia termasuk dalam
Climatic Zone IVB : Hot and very humid climate
Climatic Zona untuk kondisi Penyimpanan
Contoh Climatic Chamber StabilitasChamber Stabilita
Kondisi Penyimpanan 30ᵒC / RH 75%Chamber Stabilita
Kondisi Penyimpanan 40ᵒC / RH 75%
Spesifikasi/parameter pengujian stabilitasBentuk sediaan Parameter Pengujian
Kapsul • Karakteristik organoleptik• Kadar• Disolusi/disintegrasi• Kandungan air• Kandungan mikrobiologi
Tablet dan tablet salut selaput
• Karakteristik organoleptik• Kadar• Kekerasan• Disolusi/disintegrasi• Kandungan air• Kandungan mikrobiologi
Sirup • Karakteristik organoleptik• Kadar• Viskositas• pH• Kandungan mikrobiologi
Produk dengan > 1 bahan aktif, pengujian kadar tidak dibutuhkan untuk semua bahan aktif, cukup dilakukan untuk satu bahan aktif
Dalam beberapa kasus, > 1 BA atau penanda pengganti yg diketahui rentan terhadap perubahan selama penyimpanan dan mungkin mempengaruhi kualitas produk kombinasi.
Berdasarkan annex V ASEAN guideline Pengujian stabilitas OT meliputi parameter fisika, kimia dan mikrobiologi sehingga dapat dikatakan mirip obat kadar ada pengujian kadar
UJI STABILITAS OT MULTIKOMPONEN• If a herbal medicinal product contains combinations of several herbal
substances or herbal preparations, and if it is not possible to determine the stability of each active substance, the stability of the medicinal product should be determined by appropriate fingerprint chromatograms, appropriate overall methods of assay and physical and sensory tests or other appropriate tests.
• In the case of a herbal medicinal product containing a herbal substance or herbal preparation with constituents of known therapeutic activity, the variation in content during the proposed shelf-life should not exceed ± 5% of the declared assay value, unless justified.
• In the case of a herbal medicinal product containing a herbal substance or herbal preparation where constituents with known therapeutic activity are unknown, a variation in marker content during the proposed shelf-life of ±10% of the initial assay value can be accepted if justified by the applicant.(GUIDELINE ON QUALITY OF HERBAL MEDICINAL PRODUCTS1/TRADITIONAL HERBAL MEDICINAL PRODUCTS; 2006)
Contoh Uji Stabilitas OT di PT PhaprosJamu
Hemorogard Hepagard Antimo herbal Ardios Kolesgad (Lolipid)Parameter Stabilitas Appearance √ √ √ √ √Disintegration Time
√ √Tidak diuji karena
bukan sediaan tablet/kapsul
√Tidak diuji karena
bentuk sediaan sirup (bukan tablet/kapsul)
Berat Jenis Tidak diuji karena bentuk sediaan
kapsul (bukan tablet)
Tidak diuji karena bentuk sediaan kapsul (bukan
tablet)
√ Tidak krusial √
Uji Kebocoran Tidak krusial Tidak krusial √ Tidak krusial Tidak krusialKekerasan Tidak diuji karena
bentuk sediaan kapsul (bukan tablet)
Tidak diuji karena bentuk sediaan kapsul (bukan
tablet)
Tidak diuji karena bentuk sediaan
bukan tablet√
Tidak diuji karena bentuk sediaan sirup
(bukan kapsul)
pH Tidak diuji karena bentuk sediaan
kapsul (bukan sirup)
Tidak diuji karena bentuk sediaan
kapsul (bukan sirup)n/a
Tidak diuji karena bentuk sediaan
tablet (bukan sirup)√
Moisture Content√ √ n/a √
Tidak diuji karena bentuk sediaan sirup (bukan tablet/kapsul)
Kadar √ √ √ √Microbial organoleptis organoleptis organoleptis organoleptis √Jenis Pengujian Stabilitas
Long term √ √ √ √ √Accelerated n/a n/a √ n/a √Ongoing √ √ n/a n/a n/a ED 3 tahun 3 tahun 2 tahun 2 tahun 2 tahun
Accelerated tidak dipersyaratkan. Namun perlu dilakukan utk studi stabilitas
OHT FitofarmakaGlucogard Tensigard Xgra
Parameter Stabilitas Appearance √ √ √Disintegration Time √ √ √Berat Jenis Tidak krusial Tidak krusial Tidak krusialUji Kebocoran Tidak krusial Tidak krusial Tidak krusialKekerasan Tidak diuji karena
bentuk sediaan kapsul (bukan tablet)
Tidak diuji karena bentuk sediaan kapsul
(bukan tablet)
Tidak diuji karena bentuk sediaan kapsul
(bukan tablet)
pH Tidak diuji karena bentuk sediaan kapsul
(bukan sirup)
Tidak diuji karena bentuk sediaan kapsul
(bukan sirup)
Tidak diuji karena bentuk sediaan kapsul
(bukan sirup)
Moisture Content √ √ √Kadar √ √ √Microbial organoleptis organoleptis organoleptis
Jenis Pengujian Stabilitas Long term √ √ √Accelerated n/a √ √Ongoing √ √ √ED 3 tahun 4 tahun 3 tahun
Contoh Uji Stabilitas OT di PT Phapros
Accelerated tidak dipersyaratkan. Namun perlu dilakukan utk studi stabilitas
Contoh Stabilitas KolesgadParameter Stabilitas Persyaratan
Pemerian Cairan kenta, warna kuning kecoklatan, rasa sedikit manis, bau khas.
ph 4,5 - 6,5
Berat jenis 1,1 – 1,3 g/mL
Kandungan mikroba AKK : maks 10.000 koloni/gALT : maks 1.000 koloni/gBakteri patogen : negatif
Kandungan zat aktif Flavonoid total : Larutan baku dan larutan uji menunjukkan puncak absorbansi pada panjang gelombang yang hampir sama (± 430 nm)
Curcuminoid : positif
HASIL PEMERIKSAAN KANDUNGAN FLAVONOID TOTAL Metode : SpektrofotometriBaku : QuercetinPelarut : OrganikPanjang gelombang : 430 – 445
nm
Standard Quercetin
Sampel Kolesgad
Kesimpulan :MSSampel menunj. Puncak absorbansi yang sama dengan standard
HASIL PEMERIKSAAN KANDUNGAN CURCUMINOID Metode : KLTFase gerak : OrganikPanjang gelombang : 254 nm
Rf pembanding : 0. 96Rf Sampel Kolesgad : 0.94
Kesimpulan:Memenuhi Syarat (Kromatogram sampel menunjukan Rf yg hampir sama dengan pembanding)
Contoh Stabilitas TensigardParameter Stabilitas Persyaratan
Pemerian Granul warna hijau di dalam kapsul vagetable No.2 Lt. Green Op B/C print "PHAPROS" hitam
Waktu hancur Maksimal 10 menit
Kadar air Maksimal 10 %
Kandungan mikroba
AKK : maks 10.000 koloni/gALT : maks 1.000 koloni/gBakteri patogen : negatif
Kadar Ekstrak Apii herba 92 mg : 80,0 – 120,0 %Ekstrak Orthosiphonis Folium 28 mg : 80,0 – 120,0 %
HASIL PEMERIKSAN KADAR APII HERBAMetode : KLT-DensitometriFase gerak : OrganikPanjang gelombang : 366 nm
Pembanding apigenin : Track 1 – 11Sampel : Track 12 - 16
Kesimpulan:Hasil : Memenuhi Syarat Kadar Ekstrak Apii Herba = 89.99%
(Persyaratan = 80,0 – 120,0 %)
HASIL PEMERIKSAAN KADAR ORTHOSIPHONIS FOLIUM
Kesimpulan:Memenuhi Syarat Kadar Ekstrak Orthosiphonis Folium = 106.80%(Persyaratan = 80,0 – 120,0 %)
Metode : KLT-DensitometriFase gerak : OrganikPanjang gelombang : 341 nm
Tebokan® (EGb761®)
Quality Assurance on Herbal Medicines
What Makes EGb 761® Unique?
From Cultivation of the Drug …
CULTIVATION
DRYING
MULTIPLE EXTRACTION STEPS
COATING
BLISTERING
FINISHED PRODUCT
… all is in Schwabe's hand!
Why EGb 761® is always EGb 761®:
This is unique in the world!
… to the Finished Product …
• GAP• GLP• GMP• GCP
• Patented 27-step special extraction procedure resulting in EGb 761®
• Active Ingredients are concentrated while harmful compounds such as toxic ginkgolic acids are eliminated
• EGb 761® is standardized to contain 24 % Ginkgo flavone glycosides, 6 % terpene lactones and less than 5 ppm Ginkgolic acids
• Rigorous quality control from cultivation of Ginkgo trees to the finished product
Production process
Tebokan®
Fingerprint examination of the sample of ginkgo flavone glycosides and other content substances
• Menguji ada tidaknya perubahan pola kromatogram terhadap hasil pengujian awal.
• Syarat : Tidak perubahan signifikan terhadap pola kromatogram selama waktu pengujian
• Metode pengujian : HPLC detektor UVSampel : tablet salut selaput dihaluskan, dilarutkan
metanolRetention time : ± 31 menit untuk quercetion,
± 42 menit untuk kaempferol
Content Active SubstanceDry extract from
Ginkgo biloba leavesContent test for Ginkgo
flavone glycosidesContent in terpene lactones
(sum bilobalide and ginkgolide A, B, & C)
Syarat 80 mg dry extract from Ginkgo biloba leaves/film coated tablet
19.2 mg/film coated tablet
4.8 mg/film coated tablet
Tolerance Range
90 – 105% 17.28 – 21.12 19.2 mg/ fct (90 –110%)
4.32 – 5.28 mg/film coated tablet (90 – 110%)
Reference Standard Ginkgo extract
Metode HPLC
Retention time
Bilobalide ± 9 min; Ginkgolide A ± 11 min; Ginkgolide B ± 12 min; Ginkgolide C ± 18 min
Ekstrak standard yang digunakan dilakukan pengujian kadar selama interval waktu yang ditetapkan (bilobalide, ginkgolides A, B, dan C) dan kadar air (titrasi Farl-Fischer)
Contoh Uji Stabilitas : Fingerprint Extract Ginko BilobaU
ji St
abili
tas
Jang
ka P
anja
ngU
ji St
abili
tas
Dipe
rcep
at
Fingerprint Bulan ke-0
Fingerprint Bulan ke-60
Uji Stabilitas Fingerprint
Memenuhi syarat .Tidak perubahan signifikan terhadap pola kromatogram selama waktu pengujian
Contoh Uji Stabilitas : Fingerprint Extract Ginko Biloba pada initial dan bulan ke-60
Matriks Analisa Resiko Uji Stabilitas Obat Tradisional
Matrix Analisa Resiko Uji Stabilitas Obat Tradisional
Keterangan :Prm : ParemTpl : TapelPi : PilisCOL : Cairan Obat LuarRjng : RajanganCOD : Cairan Obat Dalam
Contoh Spesifikasi BB Ekstrak Contoh COA BB Ekstrak
Contoh Spek Produk Jadi
Tidak Terkendali
bila dicetak
Contoh Farmakope Herbal Indonesia
Temulawak
Tantangan Pengembangan dan Uji Stabilitas Obat Tradisional
• Penentuan senyawa aktif yang memberikan khasiat terapeutik : senyawa tunggal atau multikomponen?
• Kendala penetapan kadar senyawa aktif dalam OT karena kandungan senyawa dalam tanaman relatif kecil sehingga diperlukan instrumen analisa dengan akurasi dan presisi yang tinggi untuk mendeteksi senyawa tersebut pengembangan metode analisa cukup sulit.
• Pengujian stabilitas OT memerlukan lab pengujian yang sama dengan obat (lab analisa, lab mikrobiologi)
• Kendala untuk mendapatkan bahan baku herbal yang terstandard dan pasokan bahan baku yang konsisten dalam segi kualitatif dan kuantitatif.
Kesimpulan• Uji stabilitas untuk aspek safety patient harus dilakukan sesuai regulasi• Pengembangan OT memiliki tantangan tersendiri : dibutuhkan kompetensi yang
sama kuatnya seperti pengembangan Obat kimia.• Dimungkinkan OT setara dengan obat kimia (mengingat parameter pengujian
stabilitas obat tradisional hamnpir sama dengan obat). Namun diperlukan penelitian terpadu untuk memastikan safety, quality and efficacy untuk pasien.
• Sebagai anggota ASEAN, Indonesia harus mengadopsi dan mengadaptasi annex V ASEAN Guideline On Stability Study And Shelf-life Of Traditional Medicines 2016 mengingat jenis obat tradisional di Indonesia tdd jamu, OHT dan fitofarmaka.
• Peranan Apoteker dalam Pengujian Stabilitas OT?• Potensi pengembangan Bahan Baku herbal.• Potensi dibentuknya laboratorium pengujian stabilitas Obat Tradisional.• Pengujian berdasarkan tingkat resiko organoleptik, mikrobiologi menjadi keharusan
cerminan sanitasi dan higienis.• Dilakukan tidak hanya di finished produk, tetapi produk ruahan untuk mengetahui
sedini mungkin perubahan.• Monitoring mutu mulai dari pembibitan sampai dengan produk jadi.
Rekomendasi
Terima Kasih
Daftar Pustaka• Peraturan Kepala Badan POM No. 12 tahun 2014 tentang Persyaratan
Mutu Obat Tradisional • PerKa BPOM No. HK. 00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana
Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandard, dan Fitofarmaka
• Annex V. Asean Guideline On Stability Study And Shelf-life Of Traditional Medicines 2016
• PerKa BPOM No.HK 03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis CPOTB
• EMEA,Guideline on Quality of Herbal Medicinal Product 2006• FARMAKOPE HERBAL INDONESIA EDISI I 2008• PERMENKES No. 381 tahun 2007 Kebijakan Nasional Obat Tradisional
(KOTRANAS) • PERMENKES No. 006 tahun 2012 Usaha dan Industri Obat Tradisional• PERMENKES No. 007 tahun 2012 Registrasi Obat Tradisional