relation total length and body weight of white shrimp (indonesian)
TRANSCRIPT
1
USULAN TUGAS AKHIR
OLEH : HENDY DWI SETIAWAN
NIM. 20060109
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN AKADEMI PERIKANAN WACHYUNI MANDIRA
OGAN KOMERING ILIR 2009
ANALISIS HUBUNGAN PANJANG TOTAL DAN BERAT TUBUH UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei Boone) YANG DIPELIHARA DI TAMBAK INTENSIF
DENGAN DASAR TAMBAK FULL PLASTIC DAN SEMI PLASTIC
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Tugas Akhir ini.
Usulan Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Panjang Total dan Berat Tubuh Udang Putih
(Litopenaeus vannamei Boone) yang Dipelihara di Tambak Intensif dengan Dasar
Tambak Full Plastic dan Semi Plastic”.
Usulan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Agus Martanto, S.Pi., selaku Direktur Akademi Perikanan Wachyuni
Mandira,
2. Bapak Ir. Rudhi Hartono, selaku Manager Modul 19 – 23 Blok 4 PT. Wachyuni
Mandira,
3. Bapak Hermawan Sutanto, S.Pi., selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perikanan Akademi Perikanan Wachyuni Mandira,
4. Bapak Rochman, S.Pi., selaku pembimbing I atas pengarahannya selama
penyusunan Usulan Tugas Akhir ini,
5. Bapak Ir. Jantilas Pakpahan, selaku pembimbing II atas saran dan kritiknya
selama penyusunan Usulan Tugas Akhir ini,
3
6. Seluruh kepala seksi serta supervisor modul 19 – 23 Blok 4 PT. Wachyuni
Mandira.
7. Kedua orang tua tercinta, kakakku, dan kedua adikku atas do’a restu dan
dukungannya selama ini, dan
8. Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa Program Studi Budidaya Perikanan
angkatan 2006 yang selalu berjuang bersama menuntut ilmu.
Akhir kata semoga apa yang telah dilaksanakan oleh penulis dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan pengetahuan di bidang perikanan.
Ogan Komering Ilir, Maret 2009
Penulis
4
DAFTAR ISI
Teks Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 4
DAFTAR TABEL ................................................................................................ 6
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 7
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 8
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 8
1.2. Perumusan Masalah.. ....................................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
1.4. Kegunaan ........................................................................................ 11
1.5. Pembatasan Masalah ....................................................................... 11
1.6. Waktu dan Tempat .......................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13
2.1. Biologi Udang Putih (Litopenaeus vannamei Boone)....................... 13
2.2. Hubungan Panjang dan Berat Ikan ................................................... 14
2.3. Tambak Udang Intensif ................................................................... 18
BAB III MATERI DAN METODE ................................................................... 20
3.1. Materi Penelitian ............................................................................. 20
5
3.2. Metode Penelitian. ........................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30
6
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Daftar Peralatan yang Digunakan Selama Penelitian ........................................ 20
2. Bahan-Bahan yang Digunakan Selama Penelitian ............................................ 20
3. Interprestasi Nilai r ......................................................................................... 25
4. Tabulasi Data dengan Metode Weighted Regression ....................................... 26
5. Tabulasi Data dengan Metode Kuadrat Terkecil .............................................. 28
7
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Anatomi Udang Penaeid ............................................................................... 13
2. Hubungan Panjang dan Berat pada Ikan ......................................................... 15
3. Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks. Posisi B yang benar ........... 17
4. Desain Dasar Tambak Intensif .................................................................... 19
5. Diagram Pencar Regresi Linear dan Regresi Non-Linear ................................ 24
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udang putih (Litopenaeus vannamei) dikenal masyarakat dengan nama
vannamei merupakan spesies asli dari Perairan Amerika Tengah. Spesies udang putih
(Litopenaeus vannamei) resmi diperkenalkan dan dibudidayakan di Indonesia mulai
awal tahun 2000. Hal ini menggairahkan kembali usaha pertambakan di Indonesia yang
mengalami kegagalan budidaya akibat serangan penyakit terutama bintik putih (white
spot) pada budidaya udang windu (Penaeus monodon Fab.). Penyakit white spot telah
menyerang tambak-tambak udang windu, baik yang dikelola secara tradisional maupun
intensif meskipun telah menerapkan teknologi tinggi dengan fasilitas yang lengkap.
Usaha budidaya udang putih (Litopenaeus vannamei) menjanjikan keuntungan
yang besar. Keuntungan dari usaha budidaya udang putih ini dapat diperoleh secara
maksimal apabila udang yang dibudidayakan mencapai laju pertumbuhan maksimal dan
pertumbuhan normal (proporsi panjang dan berat yang seimbang atau tidak kuntet)
sehingga diperoleh nilai rasio konversi pakan atau Feed Convertion Ratio (FCR) yang
optimal sebesar 1,4 sampai 1,6.
Udang putih (Litopenaeus vannamei) memiliki karakteristik budidaya yang
unggul. Spesies ini dapat tumbuh hingga 20 gram secara cepat dengan laju
pertumbuhan mencapai 3 gram per minggu dengan budidaya kepadatan tinggi (100
9
ekor/m2). Setelah itu, udang putih (Litopenaeus vannamei) tumbuh lambat sekitar 1
gram per minggu, dan individu betina tumbuh lebih cepat dibandingkan individu jantan.
(Wyban dan Sweeney, 1991). Oleh karena itu, pengamatan pertumbuhan panjang
maupun berat tubuh udang harus diamati secara visual dari hari ke hari pemeliharaan.
Pengamatan pertumbuhan udang, baik panjang dan berat merupakan salah satu
hal yang penting untuk diamati selama proses budidaya udang. Hal ini perlu dilakukan
agar kenormalan pertumbuhan udang dapat diketahui sedini mungkin. Pada
pertumbuhan normal, panjang total dan berat udang harus sesuai dengan perbandingan
tertentu dan konstan. Udang yang tumbuh dengan normal yakni pertambahan panjang
total dan pertambahan berat tubuh udang tersebut seimbang atau proporsional. Hal ini
akan langsung berhubungan dengan manajemen kesehatan dan pemberian pakan
udang, sehingga akhirnya akan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh
budidayawan tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Menurut Effendie (1997), dalam istilah sederhana pertumbuhan dapat
dirumuskan sebagai penambahan ukuran panjang dan berat dalam suatu waktu,
sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai pertambahan jumlah. Pertumbuhan
merupakan proses biologis yang komplek dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Faktor ini dapat digolongkan menjadi 2 bagian yang besar, yaitu
faktor dalam dan luar. Faktor dalam tersebut umumnya antara lain keturunan, sex,
10
umur, parasit dan penyakit. Sedangkan, faktor luar tersebut yang utama
mempengaruhi pertumbuhan adalah makanan dan suhu perairan.
Pada keadaan normal, pertambahan panjang tubuh udang dan pertambahan
berat udang harus seimbang sehingga tubuh udang tumbuh secara proporsional
(normal). Berat udang dengan laju pertumbuhan normal akan terlihat dengan
memperhatikan ukuran panjang udang tersebut ataupun sebaliknya. Menurut Tseng
(1987), udang putih dengan pertumbuhan normal mempunyai laju pertumbuhan
panjang 1,43 mm/hari dan pertumbuhan berat sebesar 0,28 gram/hari. Menurut SOP
PT. Wachyuni Mandira (2008) laju pertumbuhan udang putih sebesar 0,05 - 0,15
gram/hari.
Pada prakteknya di lapangan, untuk memantau pertumbuhan udang yang
dibudidayakan dengan cara sampling Mean Body Weight (MBW) udang secara rutin
setiap seminggu sekali. Selain itu, cara lain untuk melihat pertumbuhan udang dapat
juga dilihat dari pertambahan panjangnya. Namun, pertumbuhan udang pada umur
tertentu itu tidak mengalami perubahan panjang pada selang waktu tertentu (Effendie,
1997).
Melihat pentingnya peranan informasi pertumbuhan, baik panjang dan berat
udang serta hubungan antara keduanya, maka dilakukan penelitian yaitu studi kasus
tentang hubungan antara panjang tubuh dan berat udang putih (Litopenaeus vannamei)
dengan asumsi adanya hubungan yang erat antara panjang tubuh dengan berat udang,
11
sehingga akan diperoleh persamaan yang menggambarkan faktor pertambahan berat
yang ideal setiap pertambahan satuan panjang.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan hubungan
panjang total dan berat tubuh udang putih (Litopenaeus vannamei) yang
dibudidayakan di tambak intensif dengan dasar tambak full plastic dan semi plastic.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pengembangan pengetahuan di bidang perikanan, khususnya budidayawan tentang
korelasi antara panjang total dan berat udang pada pertumbuhan normal. Selain itu,
hasil penelitian ini berupa persamaan regresi yang diperoleh diharapkan dapat
digunakan sebagai panduan untuk memantau kondisi pertumbuhan udang yang sedang
dipelihara.
1.5. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada analisis hubungan panjang
total dan berat tubuh udang putih (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara di tambak
intensif dengan dengan dasar tambak full plastic dan semi plastic dan kepadatan tebar
100 ekor/m2 pada hari pemeliharaan (Day of Culture/DOC)-30, DOC-37 dan DOC-
44.
12
1.6. Waktu dan Tempat
Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2009 sampai dengan
tanggal 29 Juni 2009 di Blok 4 Jalur 76 Nomor Tambak 19 dan 20, PT. Wachyuni
Mandira, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera
Selatan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biologi Udang Putih (Litopenaeus vannamei Boone)
Klasifikasi udang putih menurut Wyban dan Sweeney, 1991 sebagai berikut :
Filum : Arthopoda
Sub Filum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Sub Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Sub Ordo : Dendrobrachiata
Famili : Penaidae
Genus : Penaeus
Sub Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
Gambar 1. Anatomi Udang Penaeid (Holthuis, 1980)
14
Tubuh udang secara umum dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (anterior),
tengah (thorax) dan abdomen (posterior). Bagian kepala dan thorax bergabung
menjadi satu membentuk cephalothorax yang dibungkus karapas pada bagian
punggung (dorsal) dan samping (lateral). Mempunyai lima pasang kaki jalan
(pereiopods) yang terletak pada bagian ventral chepalothorax dan lima pasang kaki
renang (pleopods) yang terletak pada bagian ventral abdomen (Burukovskii, 1985
dalam Yusmansyah, 2005). Menurut Tseng (1987), udang putih dengan pertumbuhan
normal mempunyai laju pertumbuhan panjang 1,43 mm/hari dan pertumbuhan berat
sebesar 0,28 gram/hari. Udang putih mempunyai habitat asli pada dasar perairan yang
cenderung berlumpur dengan kedalaman 0 – 72 meter, hidup di muara (estuari) pada
saat juveniles dan di laut pada saat dewasa dengan ukuran panjang total maksimum
230 mm dan panjang karapas maksimum 90 mm (Holthuis, 1980).
2.2. Hubungan Panjang dan Berat Ikan
Menurut Effendie (1997), panjang tubuh sangat berhubungan dengan berat
tubuh. Hubungan panjang dengan berat seperti hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai
pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya
tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan dan udang bebeda-beda. Panjang dan
berat ikan atau udang bila diplotkan dalam suatu gambar maka akan kita dapatkan
seperti gambar 2, maka hubungan tadi tidak selamanya mengikuti hukum kubik tetapi
dalam suatu bentuk rumus yang umum yaitu :
15
, dengan W = berat ikan atau udang
L = panjang tubuh ikan atau udang,
a & b = konstanta
Gambar 2. Hubungan Panjang dan Berat pada Ikan (Effendie, 1997)
Rumus umum tersebut bila ditranformasikan ke dalam logaritma, maka kita
akan mendapatkan persamaan log W = log a + b log L, yaitu persamaan linier atau
persamaan garis lurus. Harga konstanta b ialah harga pangkat yang harus cocok dari
panjang ikan agar sesuai dengan berat ikan. Menurut Carlander (1969) dalam
Effendie (1997) harga eksponen ini telah diketahui dari 398 populasi ikan berkisar 1,2
– 4,0. Namun, biasanya harga konstanta b berkisar dari 2,4 – 3,5. Bilamana harga
konstanta b sama dengan 3,0 menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tidak berubah
bentuknya yaitu pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan beratnya,
W = a.Lb
Berat (gram)
Panjang (mm)
16
yang disebut pertumbuhan isometrik. Apabila harga konstanta b lebih besar atau lebih
kecil dari 3,0 dinamakan pertumbuhan allometrik. Harga konstanta b yang kurang
dari 3,0 menunjukkan keadaan ikan yang kurus yaitu pertambahan panjangnya lebih
cepat dari pertambahan beratnya, sedangkan harga konstanta b lebih besar dari 3,0
menunjukkan ikan itu montok, pertambahan berat lebih cepat dari pertambahan
panjangnya.
Menurut FAO Fisheries and Aquaculture Department (2006), panjang tubuh
udang penaeid dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
- Panjang total adalah panjang udang yang diukur dari ujung rostrum hingga ujung
telson.
- Panjang standar adalah panjang udang yang diukur dari pangkal orbital notch
hingga ujung telson.
- Panjang karapas adalah panjang udang yang diukur dari pangkal orbital notch
hingga tepi belakang dari karapas.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. (Mashuri, et.al., 2008). Menurut Effendie
(1997), hal-hal yang sering menjadi sumber kesalahan di dalam pengukuran ikan,
antara lain : pada ikan yang sudah kaku, lupa meluruskan badannya, lupa merapatkan
bibir mulut, lupa meluruskan bagian ekor, dan pelaku yang mengerjakan pengukuran.
Menurut Mashuri, et. al. (2008), salah satu sumber utama yang menimbulkan
17
ketidakpastian pengukuran, yaitu kekurangterampilan manusia saat melakukan
kegiatan pengukuran, misalnya metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks),
salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang
tepat (Gambar 3).
Gambar 3. Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks. Posisi B yang benar. (Mashuri, et. al., 2008)
Seiring kemajuan teknologi, alat ukur dirancang semakin canggih dan
kompleks, sehingga banyak hal yang harus diatur sebelum alat tersebut digunakan. Bila
yang mengoperasikan tidak terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin besar
kemungkinan untuk melakukan kesalahan sehingga memproduksi ketidakpastian yang
besar pula. Besarnya ketidakpastian berpotensi menghasilkan produk yang tidak
berkualitas, sehingga harus selalu diusahakan untuk memperkecil nilainya, di antaranya
dengan melakukan kalibrasi alat timbang tersebut terlebih dahulu sebelum digunakan,
menghindari gangguan luar yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan skala, dan
bersikap hati-hati dalam melakukan pengukuran.
18
2.3. Tambak Udang Intensif
Menurut Poernomo (1988), tambak intensif mempunyai luas petakan lebih
kecil dari tambak ekstensif dan semi-intensif yaitu sekitar 0,4 – 0,5 ha, dengan tujuan
adalah untuk mempermudah kontrol pergantian air, pemberian pakan, pembersihan
kotoran dan sebagainya. Pemasukan dan pembuangan air melewati saluran dan pintu
air yang terpisah. Pada petakan tambak intensif seluas 0,5 ha, pintu pembuangan air
dan kotoran sebaiknya diletakkan di tengah-tengah petakan tambak. Petakan
berbentuk bujur sangkar dengan lantai dasar miring ke tengah ke arah pintu
pembuangan di tengah. Dengan konstruksi semacam ini, semua kotoran udang dapat
dibuang dengan tuntas keluar tambak lewat pintu tengah, karena putaran arus yang
ditimbulkan oleh kincir air mengalirkan semua kotoran ke bagian tengah petakan
tambak. Dasar tambak sebaiknya merupakan jenis tanah keras, pasir atau kerikil dan
tanpa caren. Tanggul terbuat dari tanah atau tembok dengan kemiringan 1:1 sampai
tegak. Kedalaman air budidaya lebih dari 150 cm dengan penggantian air berkisar
antara 5 – 30% per hari tergantung umur udang. Selama budidaya menggunakan 8
unit kincir atau aerasi per hektar. Pengisian air budidaya mutlak menggunakan pompa.
Padat penebaran benih udang (benur) berkisar 30 ekor/m2 hingga lebih dari 40 ekor/m2
untuk spesies udang windu dan berkisar antara 80 - 300 ekor/m2 untuk spesies udang
putih (Litopenaeus vannamei). Pakan yang disediakan sepenuhnya menggunakan
pakan buatan yang bentuk, ukuran, dan dosisnya disesuaikan dengan ukuran dan
19
stadium hidup udang. Desain dasar tambak ada 3 macam, yaitu full plastic (gambar
4.a), semi plastic (gambar 4.b), dan tanah (gambar 4.c).
(a) (b) (c)
Gambar 4. Desain Tambak Intensif Tampak Atas (PT. WM, 2008)
20
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Materi Penelitian
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini tercantum pada tabel 1 sebagai
berikut :
Tabel 1. Daftar Peralatan yang Digunakan Selama Penelitian
No. Nama Alat Jumlah Kegunaan
1. Aerator 1 unit Sebagai penyuplai oksigen selama penanganan udang
2. Jala sampling 1 unit Alat pengambilan sampel udang 3. Alat Pengukur Panjang
Ikan 1 buah Mengukur panjang udang saat sampling
dengan mistar ketelitian 1,0 mm. 4. Timbangan Digital 1 unit Menimbang sampel udang dengan
ketelitian 0,001 gram. 5. Ember 2 buah Sebagai wadah pada saat sampling
udang dan sanitasi jala sampling. 6. Alat tulis 1 unit Mencatat hasil pengukuran pada form
hasil pengukuran. 7. Scientific Calculator 1 unit Alat bantu analisis data utama
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini pada tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Bahan-Bahan yang Digunakan Selama Penelitian
No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan
1. Udang putih (Litopenaeus vannamei)
300 ekor Sebagai subyek penelitian
2. Kaporit 100 ppm Untuk sterilisasi jala sampling. 3. Kalium Permanganat 100 ppm Untuk sterilisasi kaki 4. Alkohol 70% secukupnya Untuk sterilisasi tangan
21
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, yaitu dengan
mengamati perbandingan antara panjang total dengan berat tubuh udang dari sampel
udang yang diambil. Menurut Muhammad (1991), studi kasus adalah melakukan
pengumpulan data sejumlah unit (satuan) atau individu dalam waktu yang bersamaan
dan merata sehingga menghasilkan gambaran umum dari contoh yang diamati.
Pengambilan sampel dilakukan selama kurang lebih 3 minggu dengan 3 kali
pengambilan sampel yaitu DOC-30, DOC-37, dan DOC-44 untuk mendapatkan nilai
parameter uji utama, berupa panjang total dan berat tubuh udang putih. Interval
waktu antar sampling adalah 7 hari dengan dasar pemikiran bahwa waktu jeda antara
waktu ganti cangkang (intermoulting) udang penaeid pada Average Body Weight
(ABW) 2,0 – 5,0 gram adalah 7 – 8 hari (Chanratchakool, 1993)
3.2.1. Prosedur Penelitian
a. Prosedur Pengambilan Sampel Udang
- Sterilisasi tangan menggunakan Alkohol 70% dan sterilisasi kaki dengan
Kalium Permanganat 100 ppm sebelum melakukan sampling,
- Sanitasi peralatan sampling dengan membersihkan jala dan alat sampling dari
sisa udang tambak sebelumnya,
- Sampel udang diambil dengan cara dijala pada 3 titik sampling per tambak
sebanyak 100 ekor udang,
22
- Mencelupkan jala dan alat sampling ke dalam larutan kaporit 100 ppm setiap
kali berpindah tambak dan setelah selesai digunakan,
- Setelah jala sampling selesai digunakan, jala dijemur di bawah sinar matahari
hingga kering.
b. Prosedur Pengukuran Panjang Total Udang
- Setiap individu udang diukur panjang total tubuh masing-masing udang putih
yang tertangkap menggunakan alat pengukur panjang ikan.
- Meletakkan tubuh udang di atas mistar pada alat ukur dengan posisi
tertelungkup dan dilurus- renggangkan.
- Memposisikan ujung rostrum sejajar dengan skala 0 mm dan skala yang sejajar
dengan ujung telson merupakan skala hasil pengukuran.
- Mencatat hasil pengukuran panjang total udang pada form penelitian.
c. Prosedur Pengukuran Berat Tubuh Udang
- Setiap individu udang diukur berat tubuh masing-masing udang putih yang
tertangkap menggunakan timbangan digital.
- Meniriskan udang hingga relatif tidak ada tetesan air dan tubuh udang
dikeringkan dengan tissue.
- Mengkalibrasi timbangan digital sebelum digunakan untuk pengukuran.
- Meletakkan udang pada tempat pengukuran timbangan digital tersebut.
- Mencatat hasil pengukuran berat tubuh udang pada form penelitian.
23
3.2.2. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dengan mengumpulkan data panjang total dan berat
tubuh melalui sampling udang putih (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara di 3 unit
tambak intensif dengan umur benur pada saat tebar adalah PL-12 dan menitikberatkan
pada 2 parameter yaitu parameter uji utama dan parameter uji penunjang.
Pengambilan data uji utama berupa pajang total dan berat tubuh udang
dilakukan pada hari pemeliharaan atau Day of Culture (DOC)-30, DOC-37, dan DOC-
44 masing-masing 100 ekor. Sedangkan, data uji penunjang berupa data monitoring
status kesehatan udang, size variation benur, jumlah pakan perhari (feeding rate),
densitas plankton, serta faktor-faktor kimia perairan, seperti suhu perairan, oksigen
terlarut (Dissolved Oxygen/DO), derajat keasaman (pH), dan alkalinitas yang diukur
setiap 5 hari sekali.
3.2.3. Metode Analisis Data
a. Data Uji Utama
Pada saat kita membicarakan keeratan hubungan antara dua ciri atau lebih,
maka kita berarti tertarik pada persoalan korelasi, sedangkan regresi adalah berkenaan
dengan ada tidaknya hubungan antara ciri-ciri tersebut (Muhammad, 1991).
Menurut Hile (1936) dalam Effendie (1997), persamaan hubungan panjang dan
berat ikan adalah : W = a. L b , dimana W = berat udang, L = panjang udang, a dan b
= konstanta yang dicari dari persamaan tersebut. Selanjutnya data dianalisa dengan 2
24
macam metode yaitu metode pendekatan yang dikemukakan oleh Carlander (1968)
dalam Effendie (1997) yakni dengan pengelompokan udang ke dalam kelas
logaritmanya dan dilakukan perhitungan berdasarkan analisa “Weighted Regression”
yang disertai anggapan bahwa varians dari kelas-kelas tersebut harus sama. Selain itu,
data tersebut juga akan dianalisa dengan “Metode Kuadrat Terkecil” yang
dikemukakan oleh Sudjana (1992). Tabulasi data dengan metode weighted regression
(Carlender, 1968 dalam Effendie, 1997) terdapat pada tabel 4 halaman 26 serta
tabulasi data dengan metode kuadrat terkecil oleh Sudjana (1992) terdapat pada tabel
5 halaman 28.
Menurut Sudjana (1992), data yang diperoleh harus dilakukan beberapa tahap
pengolahan, seperti :
a. Pembuatan diagram pencar (diagram tebar) dari data uji utama yang diperoleh
guna pendugaan jenis regresi linear (gambar 5.a) atau regresi non linear
(gambar 5.b)
Gambar 5. Diagram Pencar Regresi Linear (a) dan Regresi Non-Linear (b)
(Sudjana, 1992)
0
20
40
60
80
100
120
0 2 4 6X
Y
(a) 0
5
10
15
20
25
30
35
0 2 4 6(b)
Y
X
25
b. Apabila hasil pendugaan bukan regresi linear, maka ditentukan persamaan
regresi panjang total (X) atas berat tubuh (Y) yang bentuknya non-linear,
sesuai dengan bentuk kurva pada diagram pencar.
c. Penyelesaian regresi non linear dapat diselesaikan menggunakan teknik serupa
pada regresi linear dengan transformasi yang cocok, yaitu transformasi
logaritma sehingga bentuk tersebut bisa menjadi linear.
d. Uji keberartian regresi, sehingga terpenuhi syarat-syarat yang diperlukan
sebelum membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Nilai koefisien relasi (r) berkisar antara -1 dan +1 (-1 < r < +1), dengan
perincian sebagai berikut :
r = +1, berarti korelasi positif sempurna
r = -1, berarti korelasi negatif
r = 0, berarti tidak ada korelasi
Adapun perincian nilai r terdapat pada tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Interprestasi Nilai r
Besarannya Nilai r Interprestasi
0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (Tak berkorelasi)
Sumber: Sutrisno Hadi (1973) dalam Arikunto (2002)
26
Keterangan :
L = Panjang total udang (mm)
W = Berat tubuh udang (gram)
L1, L2, L3, Ln, = Kelas-kelas data panjang total tubuh udang
W1, W2, W3, Wn, = Kelas-kelas data berat tubuh udang
N = jumlah total sampel udang yang diteliti (syarat N > 100 unit)
nL = banyaknya udang pada pada kolom horizontal (kolom panjang total)
nw = banyaknya udang pada pada kolom vertikal (kolom berat tubuh)
X = tengah-tengah kelas logaritma panjang total
Y = tengah-tengah kelas logaritma berat tubuh
27
N = ∑nw = ∑nL
N n.Xi X
N n.Yi Y
N n.Xi)(
n.Xi x2
22
N n.Yi)(
n.Yi y2
22
NnYi. nXi
nXiYi xy
2x
xy b ,
a = Y – b.X
)y .x(
XY r
22
Sumber: Carlender (1968) dalam Effendie (1997)
28
Tabel 5. Tabulasi Data dengan Metode Kuadrat Terkecil
Responden Panjang Total (X)
Berat Tubuh (Y) XY X2 Y2
1 X1 Y1 X1Y1 X12 Y1
2 2 X2 Y2 X2Y2 X2
2 Y22
3 X3 Y3 X3Y3 X32 Y3
2 .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... N Xn Yn XnYn Xn
2 Yn2
Jumlah ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2
22
2
X)( Xn )XYX.( )XY.(
a
22 X)( Xn
)YX.( XYn b
2222 Y Yn X Xn
)YX.( XYn r
Sumber: Sudjana (1992)
b. Data Uji Penunjang
Data penunjang berupa data size variation benur, jumlah pakan perhari
(feeding rate), densitas plankton (phytoplankton dan zooplankton), serta faktor-faktor
kimia perairan, seperti suhu perairan, derajat keasamaan (pH), kadar garam (salinitas),
oksigen terlarut (DO), dan alkalinitas selama penelitian disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik serta dianalisis secara deskriptif.
29
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Rineka Cipta. Jakarta
Chanratchakool, et.al. 1993. Health Manegement in Shrimp Pond. Departement of
Fisheries Kasetsart University. Bangkok. Thailand Effendie, Moch. Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.
Yogyakarta ______. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor
Holthuis, L.B. 1980. FAO Species Catalogue Vol. 1 - Shrimps And Prawns of The
World : An Annotated Catalogue of Species of Interest to Fisheries. FAO Fisheries Department. Rome
Mashuri, et.al. 2008. Fisika Non Teknologi Jilid 1 untuk SMK. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Muhammad, Sahri. 1991. Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Rancangan
Percobaan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang Poernomo, A. 1988. Pembuatan Tambak Udang di Indonesia. Balai Penelitian
Perikanan Budidaya. Maros Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Ed. III.
Penerbit Tarsito. Bandung ______. 1989. Metoda Statistika Edisi V. Penerbit Tarsito. Bandung
Tseng, W.Y. 1987. Shrimp Marineculture, A Practical Manual. Departement of Fisheries. The University Of Papua New guinea. Port Moresby Wyban, James A. Dan James N. Sweeney. 1991. Intensive Shrimp Production
Technology. The Oceanic Institute Shrimp Manual. Oceanic Institute. Hawaii
30
Yusmansyah, Damanhuri, 2005. Kajian Dinamika Populasi Udang Putih (Penaeus merguiensis de Man) dan Udang Krosok (Penaeus semisulcatus de Haan) di Perairan Utara Lamongan-Jawa Timur. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang
31
Saran dan Kritik dapat disampaikan kepada kami
melalui
Mobile Phone : +62856-6922-4041 e-mail : [email protected]
Terima Kasih atas Perhatian dan Bantuannya.
Y!M :hendyds Skype:hendyds FS:[email protected]