road construction project
DESCRIPTION
Road ConstructionTRANSCRIPT
-
OPERATION RESEARCH SECTION
KUSAN ROAD IMPROVEMENT PROJECT
PT SAPTAINDRA SEJATI
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
1. Rainfall and Slippery Data
Rainfall duration = total waktu hujan turun selama 1 hari (hour)
Rainfall volume = total volume hujan tiap 1 m2 area, dalam 1 hari (mm)
Slippery duration = total waktu persiapan area, mulai dari hujan berhenti sampai dengan unit aman untuk
beroperasi kembali (hour)
Slippery ratio = rasio antara slippery duration dan rainfall duration
a. Dari data di atas, ditunjukan bahwa rainfall volume dan rainfall duration memberikan pengaruh
terhadap slippery duration.
b. Dari data di samping, rata-rata rasio slippery
melebihi 1
c. Walaupun menunjukan trend penurunan, namun
rata-rata rasio slippery masih >0.5 yang
merupakan target rasio slippery
1. Background
Target slippery belum tercapai
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
1. Background2. Travel Speed Data
a. Pencapaian travel speed jobsite KUSAN sebagian besar dibawah 100% (74%) dan cukup sedikit yang
mampu mencapai target 100% (26%)
b. Actual travel speed, sebesar 62% data menunjukan travel speed berada pada rentang 15-20 km/hour,
29% berada pada rentang 10-15 km/ hour dan hanya 8% yang berada pada rentang 20-25 km/hour.
Ach. >100% = 26%Ach.
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
2. Literature Study1. Road Contruction Layer
a. Subgrade = merupakan lapisan paling dasar,
berfungsi menahan beban dari surface jalan
b. Base coarse = merupakan lapisan yang akan
meneruskan beban dari surface ke subgrade. Base
coarse harus dapat didesain sedemikan rupa sehingga
beban dari surface dapat terdistribusi selebar mungkin
ketika diterima oleh subdgrade. Hal yang perlu
diperhatikan dari base coarse adalah:
Tebal base coarse yang cukup Gradasi base coarse yang baik menghasilkan
stiffness (kekakuan) yang tinggi multi gradasic. Surface = bagian jalan yang paling atas.
Berfungsi mengisi celah pada lapisan base coarse dan
tidak mudah menyerap air (permeabilitas rendah)
d. Syarat umum aggregat untuk surface dan base coarse:
Nilai keausan hasil uji abrasi < 40% Berat jenis (SG) > 2.4 ton/m3
Nilai compessive strength > 400 kg/cm2
Subgrade
Base coarse
Surface
Tanah Subgrade
Aggregat
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
2. Literature Study1. Road Contruction Layer
Base coarse
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mendesain base coarse, yaitu:
a. Ketebalan base coarse base coarse harus memiliki ketebalan yang cukup sehingg beban kendaraandapat tersalurkan dengan baik ke subgrade. Bukan hanya tersalurkan, namun beban dapatdidistribusikan ke permukaan subgrade beban distribusi ini tidak melebih daya dukung subgrade.
b. Kinerja base coarse kinerja base caorse dapat diukur melalu keberadaaan rutting yang terjadi dipermukaan jalan
c. Batasan rutting US Army (Hammitt, 1970) memberikan batasan rutting yang masih dapat ditoleransiantara 75mm 100mm.
d. Penyebab rutting kerusakan daya dukung base coarse & subgrade karena tegangan geserkendaraan, pergeseran lateral base coarse & subgrade akibat beban berulang, kerusakan akibat
kenaikan air pori.
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
2. Vertical Stress Distribution
Beban yang disalurkan oleh alat berat melalui roda akan
diteruskan hingga ke lapisan base coarse lalu ke subgrade.
Pembebanan yang terjadi di jalan terjadi berulang kali
selama jalan tersebut digunakan. Pembebanan berulang ini
akan mengakibatkan efek pumping pada lapisan base
coarse.
Efek pumping akan mengangkat lapisan subgrade menuju
lapisan base coarse. Hal itu menyebabkan pelemahan
pada lapisan jalan dan akan terjadi rutting.
2. Literature Study
Efek Pumping padaLapisan Jalan
Pengaruh Tekanan Rodapada Lapisan Jalan
Klasifikasi Rutting
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
2. Vertical Stress Distribution
Berdasarkan teori Boussinesq (1883), tentang Vertical Stress Increase (z) in Soil,terdapat beberapa modelpembebanan yang terjadi di permukaan tanah dan distribusinya pada lapisan tanah terebut, yaiut:
a. Point loading/Pembebanan titik
b. Line loading/Pembebanan garis
c. Strip laoding/Pembebanan merata
d. Circular loading/Pembebanan lingkaran
e. Rectangular loading/Pembebanan segi empat
Dalam desain tebal lapisan base coarse yang disampaikan oleh Giroud dan Han (2004a, 2004b), bidang
kontak antara ban kendaraan dengan base coarse diidealisasikan sebagai Circular loading/Pembebanan
lingkaran.
2. Literature Study
Idealisasi Pembebanan Roda
Luas bidang tekan (A):
= . 2
Hubungan beban roda (P) dan tekanan ban (p):
= .
Maka nilai radius bidang kontak dapat dituliskan kembali:
=
.
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
2. Vertical Stress Distribution
Berdasarkan teori Boussinesq (1883), tentang
Vertical Stress Increase (z) in Soil, dapatdirumuskan hubungan antara pembebanan
lingkaran dan degradasi pemebanan tersebut di
dalam tanah.
= 1
/ 2 + 1 3 2
Keterangan:
= perubahan vertical stress (MPa)q = beban per unit area (kN)
z = kedalaman yang ingin ditinjau
pengaruhnya (m)
r = radius pembebanan (m)
2. Literature Study
Hubungan kedalaman terhadappenurunan vertical stress
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
3. Geotextile untuk Pendukung Lapisan Jalan
a. Geotextile merupakan salah satu teknologi konsturksi jalan yang berfungsi sebagai pemisah (separator)
dan filter.
b. Geotextile sebagai pemisah, untuk memisahkan lapisan subgrade dan lapisan base coarse. Tujuan dari
pemisahan ini untuk menghidari kontaminasi pada lapisan base coarse oleh lapisan subgrade.
c. Kontaminasi pada lapisan base coarse (akibat efek pumping), dapat menurunkan kinerja base coarse.
d. Lawso (2005) mengatakan bahwa hanya subgrade dengan nilai CBR
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
4. Chemical Untuk Perkuatan Lapisan Jalan
a. Selain geotextile, terdpat juga bahan kimia yang berfungsi untuk meningkatkan stabilitas lapisan jalan.
b. Prinsipnya, bahan kimia ini akan dicampurkan pada lapisan subgrade dan base coarse, dan akan
meningkatkan kohesivitas partikel tiap lapisan (tentu dengan konsentrasi tertentu)
c. Di atas merupakan langkah-langkah untuk proses pencampuran chemical untuk memperkuat lapisan
subgrade ataupun base coarse.
2. Literature Study
1 2 3 4
5 6
Ripping 1st Spreading Mixing 2nd Spreading
Sheepfoot Compacting Final COmpacting
d. Grafik 1 menunjukan peningkatan UCS lapisan seiring
dengan bertambahnya waktu. Hingga batas waktu
tertentu UCS akan maksimal, baru setelah itu jalan
dapat digunakan.
e. Grafik 2 menunjukan kemampuan stress yang dapat
ditahan oleh lapiran material yang di-treatment
dengan chemical.
1 2
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
5. Langkah-Langkah Menghitung Tebal Base Coarse
2. Literature Study
1. Menghitung kemampuan daya dukung dari subgrade (Ph=0)
2. Menghitung beban desain roda dan dibandingkan dengan daya dukung subgrade (P)
3. Jika P>Ph=0 perlu lapisan base coarse. Jika P
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
3. Unit Specification1. Hauler
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
4. Analysis1. Menghitung Tebal Base Coarse
Menghitung daya dukung kemampuan subgrade:
Diketahui:
Axle load (P) = 80kN
Tyre presure (p) = 787.50 kPa
Rutting allowed (s) = 75 mm
Subgrade capability factor (Nc) = 3.14
Rutting factor (fs) = 75 mm
CBRsg = 8%
Cohesion factor (fc) = 30 kPa
Menentukan radius ekivalen roda:
Menentukan Ph=0
75.82 < 80 kN Ph=0 < P dibutuhkan lapisan base coarse
Sehingga perlu dilakukan perhitungan tebal base coarse yang dibutuhkan untuk menahan beban roda
sebesar 80 kN.
=0 =
. . 2 . . .
=
. , =
80
. 787.5= 0.1799
=0 =75
75. . (0.1799)2 . 3.14 . 30 . 8 = 75.82
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
4. Analysis1. Menghitung Tebal Base Coarse
Menghitung nilai batas modulus rasio (RE)
Diketahui:
CBRbc = 100%
Nilai terkecil adalah 1.7318, sehingga nilai RE = 1.7318
Menghitung nilai modulus faktor (fE)
Nilai modulus faktor (fE) = 1.1493
Menghitung koefisien kapasitas mobilisasi dengan asumsi tebal base coarse = 30 cm = 0.3 m
Diketahui:
= 0.9w = 1
n = 2
= min
, 5 = min3.48
0.3
, 5
= min3.48 1000.3
8, 5 = 1.7318 5
= 1 + 0.024 ( 1)
= 1 + 0.024 (1.7318 1) = 1.1493
=
. 1 . .
1
-
OPERATION RESEARCH SECTION / ANDREAS HOTMANRI SIMATUPANG
4. Analysis1. Menghitung Tebal Base Coarse
Menghitung koefisien kapasitas mobilisasi dengan asumsi tebal base (h) coarse = 30 cm
Menghitung tebal base coarse
Diketahui:
Cohesion factor (fc) = 30 kPa
Addtional strengthen = tidak menggunakan tambahan perkuatan seperti geogrid / geotextile
Geogrid apperture stability (J) = 0, karena tidak menggunakan geogrid
Kohesifitas subgrade = fc x CBRsg= 30 x 8 = 240
Maka tebal base coarse yang dibutuhkan = 0.31 m
0.3 0.31 h h2 digunakan tebal base coarse = 0.31 meter
=75
75. 1 0.9 . 1 .
0.1799
0.3
2
= 0.37
2 =1.26 + 0.96 1.46 . .
1.5. log
80
. 2 . . . 1 .
2 =1.26 + 0.96 1.46 . .
0.17990.3
1.5
. log 5000
1.1493
80
. 0.17992 . 0.37 . 3.14 . 240 1 . 0.1799