sap thypoid

Upload: haris-munandar

Post on 16-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

thypoid

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    1/22

    SATUAN ACARA PENYULUHAN

    DEMAM THYPOID

    Pada Anak Di Ruang Asoka RSUD Dr Murdjani Sampit

    Tugas Kelompok Praktek Klinik Anak

    Program Diploma III Keperawatan

    Disusun Oleh :

    Haris Munandar

    Irma Susanti

    Karlina

    Indri Rahmawati

    Huratul Lisan

    Ari Jaka Saputra

    Fajriyanor

    Faisal Reza

    Edwin Zulverdi

    M. Abror Y. P.

    Fitriana Ningsih

    Lisa Kumala Sari

    Irma Aida

    Febrianti Florentiana

    M. Fikri Maulana

    AKADEMI KEPERAWATAN

    PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

    SAMPIT

    2013/2014

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    2/22

    BAB I

    SATUAN ACARA PENYULUHAN

    DEMAM THYPOID

    1.1 Latar BelakangAngka kejadian demam Thypoid (typhoid fever)diketahui lebih tinggi pada negara

    yang sedang berkembang di daerah tropis, sehingga tak heran jika demam

    Thypoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan di negara kita. Di Indonesia

    sendiri, demam Thypoid masih merupakan penyakit endemik dan menjadi

    masalah kesehatan yang serius. Demam Thypoid erat kaitannya dengan higiene

    perorangan dan sanitasi lingkungan.

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam Thypoid di

    seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya.

    Demam Thypoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada

    anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan terkena demam

    Thypoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir

    semua daerah endemik, insidensi demam Thypoid banyak terjadi pada anak usia

    5-19 tahun.

    Perbedaan antara demam Thypoid pada anak dan dewasa adalah mortalitas

    (kematian) demam Thypoid pada anak lebih rendah bila dibandingkan dengan

    dewasa. Risiko terjadinya komplikasi fatal terutama dijumpai pada anak besar

    dengan gejala klinis berat, yang menyerupai kasus dewasa. Demam Thypoid pada

    anak terbanyak terjadi pada umur 5 tahun atau lebih dan mempunyai gejala klinis

    ringan.

    Hasil survei yang di lakukan di ruang asoka, dari 68 pasien rawat inap di peroleh

    10 pasien dengan diagnosa demam thypoid. Rata-rata usia pasien yang menderita

    demam thypoid adalah di bawah usia lima (5) tahun.

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    3/22

    1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum

    Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1 kali pertemuan ini diharapkan

    orangtua mengetahui dan memahami tentang penyakit Thypoid dan

    mengetahui hal yang harus dilakukan jika terkena Thypoid serta cara

    mengatasi masalah tersebut.

    1.2.2 Tujuan KhususSetelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 kali pertemuan, orangtua

    dapat menjelaskan kembali tentang :

    a. Menyebutkan pengertian Demam Thypoidb. Menyebutkan penyebab Demam Thypoidc. Menyebutkan tanda Demam Thypoidd. Menyebutkan cara pencegahan Demam Thypoide. Menjelaskan penanganan Demam Thypoid

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    4/22

    BAB II

    SATUAN ACARA PENGAJARAN

    2.1 Pokok Bahasan2.1.1 Pengertian Demam Thypoid

    Demam Thypoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang

    disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas

    berkepanjangan,ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur

    endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke

    dalam sel fagosit mononuklear dari limpa,kelenjar limfe usus dan Peyers

    patch. Terjadinya penularan salmonella typhi sebagian besar melalui

    makanan / minuman yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita

    atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama dengan tinja (melalui

    rute oral fekal = jalur oro-fekal).

    2.1.2 Tanda dan GejalaBiasanya secara timbul secara bertahap dalam waktu 8-14 hari setelah

    terinfeksi.

    Gejala bisa berupa :

    a. Demamb. Sakit Kepalac. Lemah dan lelahd. Diare( terutama anak-anak ) konstipasi /sembelit tetutama (orang-orang

    dewasa)

    e. Penurunan nafsu makanf. Nyeri perutg. Kadang terjadi perdarahan dari hidung

    http://coretanmedis.blogspot.com/2012/09/demam-pada-anak.htmlhttp://coretanmedis.blogspot.com/2012/09/demam-pada-anak.html
  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    5/22

    h. Jika pengobatan tidak dimulai,maka suhu tubuh secara perlahan akanmeningkat dalam waktu 2-3 hari,yaitu mencapai 39-40 C selama 10-14

    hari.

    2.1.3 PenyebabPenyebab adalah bakteri salmonella Typhi. Bakteri Salmonella Typhi

    ditemukan didalam tinja dan air kemih peenderita.

    2.1.4 Pengobatana. Pemberian antibiotik yang tepat.

    Antibiotik yang banyak digunakan adalah kloaramfnikol.

    b. Istirahat yang cukup bahkan bila perlu tirah baring ( tidur terlentang )selama beberapa hari sampai demam mereda.

    c. Intake/pemasukan cairan untuk mencegah dehidrasi ( kekurangancairan ) akibat demam tinggi.

    d. Pengaturan makan tinggi kalori berupa nasi,agak lembek. Daging,telurikan,ayam,tahu,tempe,sedikit sayur dan buah boleh dikonsumsi.hindari

    makanan yang pedas yang pedas dan keras.

    2.1.5

    Pencegahana. Food / makanan

    Biasakan mengkonsumsi makanan yang terjamin bersihnya.

    b. Fluid / cairanSediakan air minum yang memenuhi syarat,yaitu memasak air hingga

    mendidih ( 100 C )

    c. Finger / kebersihan tangan dan kukuBiasakan selalu mencuci tangan mencuci tangan setelah buang air

    besar mau pun sebelum dan sesudah makan.

    d. Feses / tinjaTidak boleh buang air besar di sembarang tempat,harus di toilet.

    e. Fly / lalat

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    6/22

    Bila di rumah banyak lalat,basmi hingga tuntas ( lalat bisa menjadi

    perantara perpindahan kuman ke makanan )

    2.2 SasaranOrangtua pasien di ruang asoka RSUD Dr Murdjani Sampit, dimana:

    a. orang tua pasien yang anaknya terkena demam thypoidb. orangtua pasien lain yang anaknya tidak terkena demam thypoid

    2.3 Metodea. Ceramahb. Diskusic. Tanya jawab

    2.4 PengorganisasianModerator :

    Irma Susanti

    Penyaji :

    Haris MunandarFaisal Reza

    M. Abror Y. P.

    Observer :

    Lisa Kumala Sari

    Fasilitator :

    - Indri Rahmawati- Febrianti Florentiana- Edwin Zulverdi- Karlina- Huratul Lisan- Fitriana Ningsih- Ari Jaka Saputra

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    7/22

    2.5 Waktu dan Tempat PenyuluhanHari / Tanggal : Jumat/ 01 November 2013

    Pukul : 09:00 WIB

    Tempat : Ruang Asoka RSUD Dr Murdjani Sampit

    2.6 Media Penyuluhana. Leafletb. Flipchart

    2.7 Kegiatan PenyuluhanNo. Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta

    Waktu

    (menit)

    1. Pembukaan:

    a. Memberi salamb. Memperkenalkan diric. Menyebutkan tujuan

    penyuluhan

    Menjawab salam

    MendengarkanMendengarkan danmemperhatikan

    5

    2. Kegiatan inti:

    a. Menjelaskanpengertian demamthypoid

    b. Menjelaskan tandadan gejala demamthypoid

    c.

    Menjelaskanpencegahan

    d. Menjelaskanpenanganan demam

    thypoid

    Memperhatikan dan

    mendengarkan

    Memperhatikan dan

    mendengarkan

    Memperhatikan danmendengarkan

    Memperhatikan danmendengarkan

    15

    3. Penutup:

    a. Memberikankesempatan kepadaIbu untuk bertanya

    b. Menyimpulkan materibersama ibu

    c.

    Melaksanakanevaluasi

    d. Membagi Leaflet

    Mengajukan pertanyaan

    Menyimpulkan materi

    Menjawab pertanyaan

    Menerima Leaflet

    12

    4. Salam penutup:

    Mengucapkan salam Menjawab salam 3

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    8/22

    2.8 Setting Tempat

    Keterangan :

    = Fasilitator = Peserta

    = Notulen = Moderator

    = Presentator

    2.9 Kriteria Evaluasia.

    Evaluasi struktur

    - Menyiapkan SAP- Menyiapkan materi dan media- Kontrak waktu dengan sasaran- Menyiapkan tempat- Menyiapkan pertanyaan

    b. Evaluasi proses- Sasaran 90% memperhatikan dan mendengarkan selama penkes

    berlangsung

    - Sasaran 50% aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti- Sasaran 70% memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi- Sasaran 75% tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    9/22

    c. Evaluasi hasil- Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan

    80 % lebih dengan benar

    - Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampumenjawab pertanyaan 60 % dengan benar

    - Penkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanyamampu menjawab kurang dari 50 % dengan benar.

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    10/22

    BAB III

    LAMPIRAN MATERI DEMAM THYPOID

    3.1 Pengertian Demam Thypoid

    Demam Thypoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang

    disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas

    berkepanjangan,ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial

    atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit

    mononuklear dari limpa,kelenjar limfe usus dan Peyers patch. Terjadinya

    penularan salmonella typhi sebagian besar melalui makanan / minuman yang

    tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya

    keluar bersama-sama dengan tinja (melalui rute oral fekal = jalur oro-fekal).

    3.2 Tanda dan Gejala

    Gejala klinis pada anak umumnya bersifat lebih ringan dan lebih bervariasi bila

    dibandingkan dengan penderita dewasa. Bila hanya berpegang pada gejala atau

    tanda klinis, akan lebih sulit untuk menegakkan diagnosis demam Thypoid pada

    anak, terutama pada penderita yang lebih muda, seperti pada Thypoid kongenital

    ataupun Thypoid pada bayi. Masa inkubasi rata-rata bervariasi antara 7 20 hari,dengan masa inkubasi terpendek 3 hari dan terpanjang 60 hari. Dikatakan bahwa

    masa inkubasi mempunyai korelasi dengan jumlah kuman yang ditelan, keadaan

    umum/status gizi serta status imunologis penderita. Walaupun gejala demam

    Thypoid pada anak lebih bervariasi, secara garis besar gejala-gejala yang timbul

    dapat dikelompokkan :

    http://coretanmedis.blogspot.com/2012/09/demam-pada-anak.htmlhttp://4.bp.blogspot.com/-i6S224djC74/TaVnd8n1RfI/AAAAAAAAA_c/4Hk1JZnYY-M/s1600/salmonella_paratyphi.jpghttp://coretanmedis.blogspot.com/2012/09/demam-pada-anak.html
  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    11/22

    a. Demam satu minggu atau lebih.b. Gangguan saluran pencernaanc. Gangguan kesadaranDalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada

    umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare,konstipasi.

    Pada pemeriksaan fisik, hanya didapatkan suhu badan yang meningkat. Setelah

    minggu kedua, gejala/ tanda klinis menjadi makin jelas, berupa demam remiten,

    lidah Thypoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung mungkin disertai

    gangguan kesadaran dari yang ringan sampai berat.

    Demam yang terjadi pada penderita anak tidak selalu tipikal seperti pada orang

    dewasa, kadang-kadang mempunyai gambaran klasik berupa stepladder fever

    pattern, dapat pula mendadak tinggi dan remiten (39 41oC) serta dapat pula

    bersifat ireguler terutama pada bayi yang Thypoid kongenital. Lidah Thypoid

    biasanya terjadi beberapa hari setelah panas meningkat dengan tanda-tanda antara

    lain, lidah tampak kering, dilapisi selaput tebal, di bagian belakang tampak lebih

    pucat, di bagian ujung dan tepi lebih kemerahan.Bila penyakit makin progresif,

    akan terjadi deskuamasi epitel sehingga papilla lebih prominen. Roseola lebih

    sering terjadi pada akhir minggu pertama dan awal minggu kedua. Merupakan

    suatu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2 4 mm, berwarna merah

    pucat serta hilang pada penekanan. Roseola ini merupakan emboli kuman yang

    didalamnya mengandung kuman salmonella, dan terutama didapatkan di daerah

    perut, dada, kadang-kadang di bokong, ataupun bagian fleksor lengan atas.

    http://3.bp.blogspot.com/-Plvk-Jv6dSE/TbQVarQblxI/AAAAAAAAAtU/HQD9qz31J-c/s1600/infants-fever-1.bmp
  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    12/22

    Limpa umumnya membesar dan sering ditemukan pada akhir minggu pertama dan

    harus dibedakan dengan pembesaran karena malaria. Pembesaran limpa pada

    demam Thypoid tidak progresif dengan konsistensi lebih lunak. Rose spot, suatu

    ruam makulopapular yang berwarna merah dengan ukuran 1 5 mm, sering kali

    dijumpai pada daerah abdomen, toraks, ekstremitas dan punggung pada orang

    kulit putih, tidak pernah dilaporkan ditemukan pada anak Indonesia. Ruam ini

    muncul pada hari ke 710 dan bertahan selama 2 -3 hari.

    3.3 Diagnosis Demam Typhoid?Demam Thypoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan

    bahkan asimtomatik. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi namun gejala yang

    timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam demam, gangguan saluran pencernaan,

    dan gangguan kesadaran.

    Timbulnya gejala klinis biasanya bertahap dengan manifestasi demam dan gejala

    konstitusional seperti nyeri kepala, malaise, anoreksia, letargi, nyeri dan kekakuan

    abdomen, pembesaran hati dan limpa, serta gangguan status mental. Sembelit

    dapat merupakan gangguan gastrointestinal awal dan kemudian pada minggu

    kedua timbul diare. Diare hanya terjadi pada setengah dari anak yang terinfeksi,

    sedangkan sembelit lebih jarang terjadi. Dalam waktu seminggu panas dapat

    meningkat. Lemah, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri abdomen dan

    diare,menjadi berat. Dapat dijumpai depresi mental dan delirium. Keadaan suhu

    tubuh tinggi dengan bradikardia lebih sering terjadi pada anak dibandingkan

    dewasa. Rose spots (bercak makulopapular) ukuran 1-6 mm, dapat timbul pada

    kulit dada dan abdomen, ditemukan pada 40-80% penderita dan berlangsungsingkat (2-3hari). Jika tidak ada komplikasi dalam 2-4 minggu, gejala dan tanda

    klinis menghilang namun malaise dan letargi menetap sampai 1-2 bulan.

    Gambaran klinis lidah Thypoid pada anak tidak khas karena tanda dan gejala

    klinisnya ringan bahkan asimtomatik.

    http://coretanmedis.blogspot.com/2012/09/demam-pada-anak.htmlhttp://coretanmedis.blogspot.com/2012/09/demam-pada-anak.html
  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    13/22

    Sering terjadi kesulitan dalam menegakkan diagnosis bila hanya berdasarkan

    gejala klinis. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis demam Thypoid perlu

    ditunjang pemeriksaan laboratorium yang diandalkan. Pemeriksaan laboratorium

    untuk membantu menegakkan diagnosis demam Thypoid meliputi pemeriksaan

    darah tepi, bakteriologis, dan serologis.

    Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis demam Thypoid dibagi

    dalam dua kelompok, yaitu :

    a. Solasi kuman penyebab demam Thypoid melalui biakan kuman dari spesimenpenderita, seperti darah, sumsum tulang, urin, tinja, cairan duodenum dan rose

    spot. Berkaitan dengan patogenesis, maka kuman lebih mudah ditemukan

    didalam darah dan sumsum tulang di awal penyakit, sedangkan pada stadium

    berikutnya didalam urin dan tinja. Hasil biakan yang positif memastikan

    demam Thypoid, namun hasil negatif tidak menyingkirkan demam Thypoid,karena hasilnya tergantung dari beberapa faktor.

    b. Uji serologi untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen S.typhi danmenentukan adanya antigen spesifik dari Salmonella typhi. Uji serologi

    standar yang rutin digunakan untuk mendeteksi antibody terhadap kuman

    S.typhi yaitu uji Widal. Prinsip uji Widal adalah serum penderita dengan

    pengenceran yang berbeda ditambah dengan antigen dalam jumlah yang sama.

    Jika pada serum terdapat antibodi maka akan terjadi aglutinasi. Di Indonesia

    pengambilan angka titer O aglutinin 1/40 dengan memakai uji widal slide

    aglutination (prosedur pemeriksaan membutuhkan waktu 45 menit)

    menunjukkan nilai ramal positif 96%. Artinya apabila hasil tes positif, 96%

    kasus benar sakit demam Thypoid, akan tetapi apabila negatif tidak

    menyingkirkan. Banyak referensi yang mengemukakan apabila titer O

    http://www.isotekindo.co.id/images/serologi.jpg
  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    14/22

    agglutinin sekali periksa 1/200 atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4

    kali maka diagnosis demam Thypoid dapat ditegakkan. Aglutinin H banyak

    dikaitkan dengan pasca imunisasi atau infeksi masa lampau, sedang Vi

    aglutinin dipakai pada deteksi pembawa kuman S. typhi (karier).

    3.4 Komplikasi Demam Typhoid

    Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit ini yaitu:

    a. Perforasi usus halus dilaporkan dapat terjadi pada 0,53%, sedangkanperdarahan usus pada 110% kasus dema Thypoid anak. Penyulit ini biasanya

    terjadi pada minggu ke-3 sakit, walau pernah dilaporkan terjadi pada minggu

    pertama. Komplikasi di dahului dengan penurunan suhu, tekanan darah dan

    peningkatan frekuensi nadi. Pada perforasi usus halus ditandai oleh nyeri

    abdomen lokal pada kuadran kanan bawah akan tetapi dilaporkan juga nyeri

    yang menyelubung. Kemudian akan diikuti muntah, nyeri pada perabaan

    abdomen, defance muskulare, hilangnya keredupan hepar dan tanda-tanda

    peritonitis yang lain. Beberapa kasus perforasi usus halus mempunyai

    manifestasi klinis yang tidak jelas.

    b. Komplikasi pada neuropsikiatri. Sebagian besar bermanifestasi gangguankesadaran, disorientasi, delirium, obtundasi, stupor bahkan koma. Beberapa

    penulis mengaitkan manifestasi klinis neuropsikiatri dengan prognosis buruk.

    Penyakit neurologi lain adalah rombosis sereberal, afasia, ataksia sereberal

    akut, tuli, mielitis tranversal, neuritis perifer maupun kranial, meningitis,

    ensefalomielitis, sindrom Guillain-Barre. Dari berbagai penyakit neurologik

    yang terjadi, jarang dilaporkan gejala sisa yang permanen (sekuele).

    c. Miokarditis. Dapat timbul dengan manifestasi klinis berupa aritmia, perubahanST-T pada EKG, syok kardiogenik, infiltrasi lemak maupun nekrosis padajantung.

    d. Hepatitis tifosa asimtomatik juga dapat dijumpai pada kasus demam Thypoidditandai peningkatan kadar transaminase yang tidak mencolok.

    e. Ikterus dengan atau tanpa disertai kenaikan kadar transaminase, maupunkolesistitis akut juga dapat dijumpai, sedang kolesistitis kronik yang terjadi

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    15/22

    pada penderita setelah mengalami demam Thypoid dapat dikaitkan dengan

    adanya batu empedu dan fenomena pembawa kuman (karier).

    f. Sistitis bahkan pielonefritis dapat juga merupakan penyulit demam Thypoid.g. Proteinuria transien sering dijumpai, sedangkan glomerulonefritis yang dapat

    bermanifestasi sebagai gagal ginjal maupun sindrom nefrotik mempunyai

    prognosis buruk.

    h. Pneumonia sebagai komplikasi sering dijumpai pada demam Thypoid. Keadaanini dapat ditimbulkan oleh kuman Salmonella typhi, namun sering kali sebagai

    akibat infeksi sekunder oleh kuman lain.

    i. Penyulit lain yang dapat dijumpai adalah trombositopenia, koagulasiintrvaskular diseminata, Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), fokal infeksi di

    beberapa lokasi sebagai akibat bakteremia misalnya infeksi pada tulang,otak,

    hati, limpa, otot, kelenjar ludah dan persendian.

    3.5 Cara mengobati Demam Typhoid

    Sebagian besar pasien demam Thypoid dapat diobati di rumah dengan tirah

    baring, isolasi yang memadai, pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi serta

    pemberian antibiotik. Sedangkan untuk kasus berat harus dirawat dirumah

    sakitagar pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit serta nutrisi disamping observasi

    kemungkinan timbul penyulit dapat dilakukan dengan seksama.

    Pengobatanantibiotik merupakan pengobatan utama karena pada dasarnya

    patogenesis infeksi Salmonella typhi berhubungan dengan keadaan

    bakteriemia.Obat-obat antimikroba yang sering digunakan antara lain :

    a. KloramfenikolDosis yang dianjurkan ialah 50 100 mg/kgBB/hari, selama 10 14 hari.

    Untuk neonatus, penggunaan obat ini sebaiknya dihindari, dan bila terpaksa,

    dosis tidak boleh melebihi 25 mg/kgBB/hari, selama 10 hari.

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    16/22

    b. TiamfenikolKomplikasi hematologi pada penggunaan Tiamfenikol jarang dilaporkan.

    Dosis oral dianjurkan 50100 mg/kgBB/hari, selama 1014 hari.

    c. KotrimoksasolDapat digunakan untuk kasus yang resisten terhadap kloamfenikol,

    penyerapan di usus cukup baik, dan kemungkinan timbulnya kakambuhan

    pengobatan pengobatan lebih kecil dibandingkan kloramfenikol.

    Kelemahannya ialah dapat terjadi skin rash (1 15%), sindrom Steven

    Johnson, agranulositosis, trombositopenia, anemia megaloblastik, hemolisis

    eritrosit terutama pada penderita G6PD,Dosis oral yang dianjurkan adalah 30

    40 mg/kgBB/hari. Sulfametoksazoldan 6 8 mg/kgBB/hari untuk

    Trimetoprim, diberikan dalam 2 kali pemberian,selama 1014 hari.

    d. Ampisilin dan AmoksisilinDapat digunakan pada kasus yang resisten terhadap Kloramfenikol.

    Kelemahannya dapat terjadi skin rash (318%), dan diare (11%). Ampisilin

    mempunyai daya anti bakteri yang sama dengan Ampisilin, terapi penyerapan

    peroral lebih baik sehingga kadar oabat yang tercapai 2 kalilebih tinggi, dan

    lebih sedikit timbulnya kekambuhan (25%) dan karier (05%).Dosis yang

    dianjurkan adalah : Ampisilin 100200 mg/kgBB/hari, selama 10 14 hari.

    Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, selama 10 14 hari. Pengobatan demam

    Thypoid yang menggunakan obat kombinasi tidak memberikan keuntungan

    yang lebih baik bila diberikan obat tunggal.

    e. SeftriaksonDosis yang dianjurkan adalah 50 100 mg/kgBB/hari, tunggal atau dalam2

    dosis iv.

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    17/22

    f. SefotaksimDosis yang dianjurkan adalah 150200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3- 4dosis

    iv.

    g. SiprofloksasinDosis yang dianjurkan adalah 2 x 200400 mg oral pada anak berumur lebih

    dari 10 tahun.

    3.6 Pencegahan Demam Thypoid

    Pencegahan adalah segala upaya yang dilakukan agar setiap anggota masyarakat

    tidak tertular oleh bakteri Salmonella. Ada 3 pilar strategis yang menjadi

    program pencegahan yakni:

    a. Mengobati secara sempurna pasien dan carrierdemam Thypoid.b. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan.c. Perlindungan dini agar tidak tertular.

    Demam Thypoid dapat dicegah dengan kebersihan pribadi dan kebersihan

    lingkungan. Orang Indonesia itu umumnya cuci tangan setelah makan, padahalharusnya sebelum makan. Setelah makan, tangannya kotor, baru dicuci. Tapi

    kalau sebelum makan dia lupa. Padahal tangan itu paling kotor, kena segala

    macam. Lewat tangan kita bisa memindahkan kuman.

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    18/22

    Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam Thypoid:

    a. Cuci tangan.Cuci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk mengendalikan

    demam Thypoid atau penyakit infeksi lainnya. Cuci tangan anda dengan air

    (diutamakan air mengalir) dan sabun terutama sebelum makan atau

    mempersiapkan makanan atau setelah menggunakan toilet. Bawalah

    pembersih tangan berbasis alkohol jika tidak tersedia air.

    b. Hindari minum air yang tidak dimasak.Air minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah endemik

    Thypoid. Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka seluruh

    bagian luar botol atau kaleng sebelum anda membukanya. Minum tanpa

    menambahkan es di dalamnya. Gunakan air minum kemasan untuk menyikat

    gigi dan usahakan tidak menelan air di pancuran kamar mandi.

    c. Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin C yang lebih banyak

    daripada yang telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu diperhatikan

    hal-hal sebagai berikut. Untuk menghindari makanan mentah yang tercemar,

    cucilah buah dan sayuran tersebut dengan air yang mengalir. Perhatikan

    apakah buah dan sayuran tersebut masih segar atau tidak. Buah dan sayuran

    mentah yang tidak segar sebaiknya tidak disajikan. Apabila tidak mungkin

    mendapatkan air untuk mencuci, pilihlah buah yang dapat dikupas.

    d. Pilih makanan yang masih panas.Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu ruang.

    Yang terbaik adalah makanan yang masih panas. Walaupun tidak ada

    jaminan makanan yang disajikan di restoran itu aman, hindari membeli

    makanan dari penjual di jalanan yang lebih mungkin terkontaminasi.

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    19/22

    Jika anda adalah pasien demam Thypoid atau baru saja sembuh dari demam

    Thypoid, berikut beberapa tips agar anda tidak menginfeksi orang lain:

    - Sering cuci tangan anda.Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk menghindari

    penyebaran infeksi ke orang lain. Gunakan air (diutamakan air mengalir)

    dan sabun, kemudian gosoklah tangan selama minimal 30 detik, terutama

    sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

    - Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.

    Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air setidaknya sekalisehari.

    - Hindari memegang makanan.Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter berkata

    bahwa anda tidak menularkan lagi. Jika anda bekerja di industri makanan

    atau fasilitas kesehatan, anda tidak boleh kembali bekerja sampai hasil

    tes memperlihatkan anda tidak lagi menyebarkan bakteri Salmonella.

    - Gunakan barang pribadi yang terpisah.Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri dan

    cuci dengan menggunakan air dan sabun.

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    20/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 2. Jakarta:

    Salemba Medika.

    Hidayat, Aziz Alimul A. 2007. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:

    Salemba Medika.

    Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC

    Aru W, Sudoyo, dkk ; editor ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid III, edisi

    IV;Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta : 2007

    Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Thypoid. Dalam Pediatrics

    Update. Cetakan pertama; Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : 2003

    Rampengan. T H : Penyakit infeksi Tropis pada Anak ; edisi 2. Jakarta : EGC 2007

  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    21/22

    KAMUS ISTILAH

    Multiplikasi : tindakan atau proses memperbanyak; perkalian

    Higiene : tindakan-tindakan pemeliharaan kesehatan

    Sel endotelial : sejenissel yang membentuk suatujaringan yang disebut endotelium,

    yang memisahkanpembuluh darah dansistem limfatikpada seluruh

    bagiantubuh

    Endokardial :membran serosa tipis yang melapisi bagian dalamjantung.

    Mononuclear : kelompok darah putih yang menjadi bagian darisistem kekebalan

    Peyer's patches : sekelompok kelenjar limfe yang terdapat disaluran pencernaan

    terutama ilium dan jejunum

    sel fagosit : pengolongan darisel darah putih yang berperan dalam sistem

    kekebalandengan carafagositosis/menelanpatogen

    Antibiotika : segolongansenyawa,baik alami maupun sintetik, yang mempunyai

    efek menekan atau menghentikan suatu prosesbiokimia di

    dalamorganisme,khususnya dalam prosesinfeksi olehbakteri

    kongenital : cacat bawaan

    inkubasi : waktu antara terpajaninfeksi dan menunjukkan gejala awal

    Tipikal : khas

    Korelasi : hubungan timbal balik atau sebab akibat

    Deskuamasi : pelepasan elemen epitel, terutama kulit, dl bentuk sisik atau lembaran

    halus

    Prominen : menonjol

    Stepladder Fever Pattern : Demam pola tangga, yaitu demam yang semakin lama

    semakin tinggi atau berkepanjangan (lebih dari 1 minggu).

    Roseola : bercak-bercak kemerahan di kulit seperti bunga mawar

    Nodul : jerawat iritasi yang berukuran besar dan terasa keras kalau disentuh.

    Mereka berkembang di permukaan kulit dan kadang terasa nyeri.

    Emboli : adalah koleksibekuan darah atau materi partikulat (sepertikolesterol)

    Fleksor : sebuah otot yang menyebabkantungkai atau bagian lain menekuk;

    mengurangisudutbagian dalamsendi.Sebagai contoh:bisep adalah

    fleksor sendi siku.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi)http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_limfatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tubuhhttp://kamuskesehatan.com/arti/membran/http://kamuskesehatan.com/arti/jantung/http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biokimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Organismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://kamuskesehatan.com/arti/bekuan-darah/http://kamuskesehatan.com/arti/kolesterol/http://kamuskesehatan.com/arti/tungkai/http://kamuskesehatan.com/arti/sudut/http://kamuskesehatan.com/arti/sendi/http://kamuskesehatan.com/arti/bisep/http://kamuskesehatan.com/arti/bisep/http://kamuskesehatan.com/arti/sendi/http://kamuskesehatan.com/arti/sudut/http://kamuskesehatan.com/arti/tungkai/http://kamuskesehatan.com/arti/kolesterol/http://kamuskesehatan.com/arti/bekuan-darah/http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Organismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Biokimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalanhttp://kamuskesehatan.com/arti/jantung/http://kamuskesehatan.com/arti/membran/http://id.wikipedia.org/wiki/Tubuhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_limfatikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jaringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi)
  • 5/26/2018 SAP Thypoid

    22/22

    Ruam makulopapular : bintik-bintik dan benjolan kecil kemerahan pada kulit

    Letargi : penurunan kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan

    Malaise : perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, atau lesu (tidak enak

    badan)

    Perforasi Saluran Cerna : suatu kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya

    suatu lubang pada dinding lambung, usus halus atau

    usus besar, yang menyebabkan kebocoran isi usus

    kedalam rongga perut.

    Ikterus : suatu kondisi medis yang ditandai dengan menguningnya kulit dan

    sklera (bagian putih pada bola mata)

    Sistitis : inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh

    menyebarnya infeksi dari uretra