sdm rs

4
MAKALAH SEMINAR PENGENDALIAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT (PERFORMANCE) MATA AJARAN MANAJEMEN KEPERAWATAN Oleh : Budhy Ermawan Catur Budi Susilo Elizabeth Wattimena Lutik Hidayati Tri Setyaningsih Yetty Kusmayati FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

Upload: 081907475889

Post on 04-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

FGHGT

TRANSCRIPT

MAKALAH SEMINAR

PENGENDALIAN KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT

(PERFORMANCE)

MATA AJARAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh :

Budhy Ermawan

Catur Budi Susilo

Elizabeth Wattimena

Lutik Hidayati

Tri Setyaningsih

Yetty Kusmayati

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

1997

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara tehnis organisasi rumah sakit tergolong dalam Hight performan organization yaitu seluruh perangkat rumah sakit harus memiliki kemampuan kerja yang tinggi mengingat yang dihadapi menyangkut nyawa manusia dan dalam proses selama perawatan harus menghasilkan pasien sembuh. Lama perawatan dan kualitas kerja merupakan proses dari seluruh kegiatan. Guna mencapai sasaran dan hasil yang memuaskan tentu perlu ada imbalan/insentif sebagai penghargaan dari prestasi kerja yang sudah dilakukan.

Sebuah Rumah Sakit di Broken Arrow, Kansas mencoba merubah struktur pelayanan rumah sakit dimana kegiatan kedokteran dijadikan satu fungsi tersendiri mirip pekerjaan mekanik mobil, dan perawatan sebagai kegiatan service mobil. Kedua kelompok ahli hampir tidak mempunyai kontak apapun. Setelah kegiatan kedokteran selesai, orang sakit diserahkan kepada perawatan melalui catatan komputer. Setiap orang sakit dilengkapi dengan alat pemantau elektronik. Hasil pemantauan disiarkan keruang dokter atau perawat, jika jasa perawat yang dibutuhkan maka komputer akan memanggil perawat dan demikian juga dengan dokter. Pembagian tugas ini didorang oleh tuntutan pembayaran jasa yang tidak sesuai antara perawat dan dokter. Misal : dokter melakukan satu kali kunjungan dengan mendapatkan $15 US hanya mengucapkan Hallo apa khabar. Melihat gejala yang berkembang, para perawat menuntut honor yang sama. Ahirnya rumah sakit tersebut bubar. Melihat kejadian ini prinsip kerja sama fungsional dan struktural harus tetap ada dirumah sakit. Yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana meningkatkan kualitas kerja dan profesionalime yang hubungannya dengan jasa perawatan.

Permasalahan

Manajemen Keperawatan

Manajemen diartikan secara singkat sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain, maka manajemen keperawatan sendiri diartikan secara singkat sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan, untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1982).

Rumah Sakit atau rumah tempat orang sakit mencari kesehatan adalah suatu badan sosial dimana kegiatan usaha harus menjamin adanya penghasilan adanya penghasilan untuk pembiayaan dan pengembangan kegiatan.

Banyak orang merasa tabu terhadap istilah bisnis rumah sakit . Memang kegiatan rumah sakit kini adalah bisnis : ada investasi gedung dan peralatan; perawatan instalasi; ada tenaga kerja yang harus dipimpin dan dibina; dan harus menghasilkan. Penghasilan rumah sakit belum boleh dikatagorikan sebagai laba karena sifat dan watak rumah sakit itu. Namun seluruh kegiatan rumah sakit harus menghasilkan diatas investasi dan biaya. Hal ini dapat dianggap sebagai sisa hasil usaha yang tidak dibagi pada pemilik rumah sakit melainkan diputar kembali untuk pengembangan karyawan, investasi baru, penelitian dan sebagainya.

Bisnis rumah sakit tidak berbeda dari bisnis biasa ada organisasi, instalasi, orang, program kerja, sasaran dan hasil yang akan dicapai. Beda hanya sedikit ; jika bisnis berorientasi pada laba finansial, rumah sakit berupaya memproleh laba finansial dan memnuhi kewajiban sosial yang mendasar terhadap sumber pengahsilan : orang sakit. Keunikan missi ini membuat rumah sakit sebagai badan yang berkegiatan bisnis dan sosial.

Dalam perekonomian yang bersifat global, Rumah Sakit perlu meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar internasional. Kondisi seperti ini dapat diadakan dengan menitik beratkan pada aspek yang dapat diterima antar bangsa.