sek 7 pelvis
DESCRIPTION
pelvisTRANSCRIPT
Ukuran Rongga Pelvis Mempengaruhi dalam Proses Melahirkan
Muhamad Kurnia Sandy
NIM: 102013195
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
e-mail: [email protected]
Abstract
Human anatomy is divided into several sections, one of which is composed by the pelvis. The pelvis is made up of several parts of the bones of the pelvis to form a strong to support the weight of the body and hold the tool in the tool pelvic cavity. bones forming the pelvis, namely: os coxae, sacrum and os os coccygis. Pelvis also have various shapes in each individual both in men and women there are differences in both form and function. Pelvic united by ligament, muscles and pelvic vascularity, so important in the pelvis discuss this in more detail in this paper.
Keywords: bones forming the pelvis, pelvic forms, pelvic size, and topography
Abstrak
Anatomi manusia terbagi dalam beberapa bagian, salah satunya adalah disusun oleh bagian pelvis (panggul). Pelvis terdiri dari beberapa bagian tulang-tulang sampai terbentuk sebuah pelvis yang kuat untuk menopang berat tubuh dan menampung alat alat dalam rongga pelvis. tulang pembentuk pelvis, yaitu : os coxae, os sacrum dan os coccygis. Pelvis juga mempunyai berbagai bentuk dalam setiap individu baik pada laki-laki ataupun wanita terdapat perbedaan baik dalam bentuk maupun fungsinya. Pelvis juga disatukan oleh ligamentum, otot-otot dan juga vaskularisasi pelvis, sehingga penting dalam membahas pelvis ini secara lebih rinci dalam makalah ini.
Katakunci: tulang pembentuk pelvis, bentuk-bentuk pelvis, ukuran pelvis, dan topografinya
1
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam anatomi manusia terdapat bagian tubuh extermitas superior dan inferior. Dalam
makalah ini akan di bahas tentang anatomi manusia pada daerah pelvis (panggul). Dimana pelvis
ini merupakan peralihan bagian tubuh ke extermitas inferior. Pelvis juga mempunyai peran
penting baik pada laki-laki maupun pada wanita. Didalam pelvis juga banyak alat-alat bagian
dalam yang terletak di sekitar daerah pelvis bahkan waktu proses kehamilan dan melahirkan
pelvis mempunyai peranan yang sangat penting, oleh karena itu makalah ini akan membahas
mengenai pelvis beserta topografinya.1-3
B. Pembahasan
Pelvis (panggul) adalah daerah batang tubuh yang berada di sebelah dorsokaudal
terhadap abdomen dan merupakan daerah peralihan dari batang tubh ke extermitas inferior.2
Tulang-tulang pembentuk pelvis: (1). Os coxae yang membentuk dinding anterior dan lateral
panggul dan terdiri dari tiga tulang, yaitu: os ilium, os ischium, dan os pubis. (2). Os sacrum dan
ossa coccygis yang membentuk dinding dorsal panggul.2-3
Gambar 1. Pelvis (panggul)1
2
Pelvis Major
Terletak cranial terhadap aperture pelvis superior (aditus pelvis) juga di tempati oleh
beberapa visera abdomen, contohnya colon sigmoideum. Ke arah ventral dibatasi oleh dinding
abdomen, kearah lateral oleh fossa iliaca dextra dan fossa iliaca sinistra, dan ke arah dorsal oleh
vertebra L5 dan S1.2
Pelvis Minor
Berada antara apertura pelvis superior dan apertura pelvis inferior (exitus pelvis) dan
merupakan lokasi visera pelvis, contohnya vesica urinaria. Pevis minor di batasi oleh permukaan
dalam os coxae, os sacrum, dan os coccygis dan kebawah di batasi oleh diaphragm pelvis.2-3
Aperture pelvis superior memisahkan pelvis major dan minor. Pelvis laki-laki berbeda
dengan pelvis wanita dalam berbagai aspek. Perbedaannya pada cirri seksual, dimana laki-laki
berhubungan dengan bentuk tubuh dan susunan otot yang lebih kekar, sedangkan penyesuaian
pelvis wanita untuk mengandung anak.2
Dinding Pelvis
Dinding pelvis ventral, dibentuk oleh kedua corpus ossis pubis dan ramus ossis pubis
serta sympisis pubis. Dinding lateral pelvis, memiliki kerangka tulang yang di bentuk oleh
bagian-bagian os coxae. Musculus abturator internus hampir menutupi seluruh dinding-dinding
ini. Medial terhadap m.abturator internus terdapat nervus abturatorius dan pembuluh abturatoria,
dan cabang lain dari pembuluh iliaca interna. Masing-masing m. abturator internus
meningglakan pelvis melalui foramen ischiadicum minus dan melekat pada fermur. Dinding
pelvis dorsal, dibentuk oleh sacrum, bagian-bagian dari os ischii yang berdekatan, dan
articulation sacro-iliaca serta ligament sacro-iliaca. Musculus piriformis melapisi dinding ini di
sebelah lateral. Masing-masing m.piriformis meniggalkan pelvis minor melalui foramen
ischiadicum majus. Dasar pelvis, dibentuk oleh diaphragma pelvis yang dibentuk oleh m.levator
ani dan m. coccygeus serta fascia-fascia yang menutupi permukaan cranial dan permukaan
cranial dan permukaan kaudal otot tersebut.2-3
3
Diaphragma Pelvis2-3
Diaphragm pelvis adalah sekat pada rongga panggul yang mempunyai fungsi yaitu,
menahan alat-alat rongga panggul, membagi rongga panggul menjadi dua bagian, yaitu: ronga
pangul utama (bagian di atas diaphragma pelvis, berisi alat-alat panggul) dan perineum.
Diaphragm pelvis dibentuk oleh:
Pars muskularis, terdiri dari:
1. M. levator ani, muskulus ini berfungsi untuk menahan dan mengfiksasi alat-alat rongga
panggul pada tempatnya, menahan tekanan intra abdomen yang mendadak meninggi seperti pada
saat batuk dan juga bekerja sebagai sphincter, terutama pada wanita sebagai sphincter vagina.
Muskulus levator ani dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: (1). M. pubococcygeus, terletak di
belakang vascia urinaria dan berfungsi mengontrol proses miksi. M. pubococcygeus pada laki-
laki disebut juga m.levator prostata sedangkan pada wanita disebut m. pubovaginae. (2). M.
puborectalis, terletak dorsal terhadap m. pubococcygeus dan berfungsi membantu proses
defekasi. (3). M. iliococcygeus, merupakan otot paling caudal dari m. pubococcygeus dan pada
umumnya sudah menjadi aponeurosis.
2. M. coccygeus, muskulus ini terletak di dorsal terhadap m. levator ani dan di selubungi oleh
fascia diaphragmatica pelvis superior dan inferior. M. coccygeus dipersarafi oleh nervus sacralis
4 dan cabang-cabang perineal nervus pudendus.
Pars membranasea, disebut juga diaphragm pelvis atau diaphragm urogenital, yang terdiri
dari dua lembar fascia: fascia diaphragma urogenital superior dan fascia diaphragma urogenital
inferior. Diantara kedua fascia ini terdapat m. transverses perinea profundus (disebelah dorsal)
dan m. sphincter urethrae membranasea, kearah ventral jaringan ototnya berkurang dan lebih
banyak jaringan ikat yang membentuk ligamentum tranversum pelvis dan lig. Arcuatum pubis
(lig. Subpubicum). Lig. Arcuatum pubis memperkuat symphysis ossium pubis dari arah kaudal.
Diantara kedua ligamentum tersebut terdapat celah yang dilalui v. dorsalis penis (laki-laki) atau
v. dorsalis clitoridis (wanita).
4
Diaphragm urogenital pada laki-laki di lalui urethra pars membranasea sedangkan pada wanita
dilalui urethra pars membranasea dan vagina.
Gambar 4 otot-otot pelvis6
Ukuran Panggul3-5
(1). Conjugata anatomica adalah jarak dari tepi atas symphysis pubis ke promontorium ossis
sacri.conjugata anatomica disebut juga sebagai conjugata interna atau conjugate vera atau
diameter anteroposterior PAP (2). Conjugata diagonalis adalah jarak dari tepi bawah symphysis
pubis ke promontorium ossis sacri. (3). Diameter tranversal aperture pelvis superior (PAP)
adalah jarank melintang yang menghubunkan bagian terbesar PAP. (4). Diameter transversal
aperture pelvis inferior (PBP) adalah jarak melintang yang menghubunkan ke dua titik tercaudal
tuber ischiadicum. (5) diameter oblique aperture pelvis superior (PAP) adalah jarak antara
eminentia iliopectianea ke kiri articulation sacroiliaca pada PAP kanan. (6). Diameter obstetrica
jarak terpendek yang menghubungkan promontorium ossis sacri dan dataran sorsal symphysis
ossis pubis. (7). Diameter interspinum adalah jarak antara spina iliaca anterior inferior kiri dan
kanan.
Pengukuran Pelvis4-5
Pintu masuk pelvis
5
Jarak antara promontorium dengan bagian dalam margo superior sympysis pubis disebut
diameter anteroposterior dan pada wanita normal jaraknya tidak boleh kutrang dari 11cm.
diameter obliqua adalah jarak antara articulation sacroiliaca dengan eminentia iliopectinea yang
bersebrangan, dan jaraknya tidak boleh kurang dari 12 cm. diameter transversa ialah karak yang
terpanjang antara dua titik pintu pada pintu masuk, dan paling tidak harus sepanjang 13 cm. pada
pelvis wanita diameter trancversa ini lurus melintasi pusat pintu masuk. Ukuran yang diambil
antara promontorium dengan salah satu eminentia iliopectinea, dan paling tidak panjangnya
haruas 9,5 c, dan disebut sebagai diameter sacrocotyloidea.
Rongga pelvis
Diameter anteroposterior diukur dari pesatuan vertebra sacralis ke 2 dan 3 ke titik tengah
sympysis pubis. Diameter oblique diukur setinggi sama dengan pelvis seperti diameter
anteroposterior dan berjalan sejajar dengan diameter oblique pintu masuk pelvis. tidak ada titik
yang tepat untuk emngukur di antara keduanya.
Dalam teori, diameter tranversa adalah suatu ukuran yang di ambil antara kedua tiitik
yang terpisah palin gjauh pada dinding lateral pelvis . karena tidak adanya titik yang pasti pada
rongga ini, maka pengukuran dapat di nilai dengan tepat, tetapi kerana rongga tersebut bulat
maka semua diameter tentunya sama dan semua diameter tersebut paling tidak panjangnya
adalah 12 cm.
Pintu keluar pelvis
Diameter anteroposterior yang diukur dari tepi bawah sympysis pubis ke tepi bawah sacrum
seharusnya berukuran tidak kurang dari 13cm. diameter oblique tidak mungkin diukur secara
tepat karena ligamentum sacrotuberosum meregang apabila diregangkan oleh kepala. Walaupun
demikian, dimater oblique ini dianggap terletak sejajar dengan diametr obliqua pintu pelvis dan
rongga pelvis, dan ukurannya paling tidak harus 12cm. diameter tranversa ditaksir antera kedua
6
tuber ischiadicum atau spina ishciadica (kedua ukuran tersebut sama pada pelvis normal), dan
diameter ini paling tidak harus mempunyai ukuran 11cm.
Perlu disebutkan dua ukuran lagi, conjugate diagonalis dan conjugata abstetrik.
Conjugate diagonalis dapat di nilai ukurannya dengan pemeriksaan vagina dan menunjukan
ukuran pintu masuk pelvis. conjugata diagonalis adalah jarak antara tepi bawah sympysis pubis
dengan promontorium. Conjugata abstetrik adalah ukuran yang dibuat antara permukaan dalam
(fascia interna), di tengah-tengah sympysis pubis dengan promontorium.
Bentuk-bentuk pelvis3-4,7
(1). Gynecoid, banyak dijumpai pada wanita, bentuk panggul yang baik untuk persalinan. (2).
Android, banyak di jumpai pada laki-laki. Ditandai dengan diameter transversal yang lebih tebal
dari pada diameter anteroposterior. (3). Anthropoid, yaitu panggul panjang, sempit, dengan
diameter anterposterior lebih besar dari pada diameter tranversal dan berbentuk oval. (4). Bentuk
pelvic inlet pada platypelloid adalah lebar dan datar dengan promontorium menonjol ke ventral.
Bentuk ini jarang di jumpai.
Table 1 Perbedaan pelvis laki-laki dan wanita2-3
Pelvis Laki-Laki Wanita
Struktur Umum Tebal Dan Berat Tipis Dan Ringan
Pelvis Major Dalam Dangkal
Pelvis Minor Sempit Dan Dalam Lebar Dan Dangkal
Aperture Pelvis Superior Berbentuk Jantung Lonjong Atau Membulat
Aperture Pelvis Inferior Relative Sempit Relative Luas
Arcus Pubis Sempit Lebar
Foramen Abturatorium Bundar Lonjong
Acetabulum Besar Kecil
Perineum1-4,7
Perineum terletak kaudal dari aperture pelvis inferior dan dibatasi terhadap cavitas pelvis
oleh diaphragma pelvis. perineum adalah daerah antara bagian-bagian proksimal kedua, namun
7
jika kedua paha terkangkang, perineum merupakan daerah berbentuk belah ketupat yang meluas
dari symphysis pubica di sebelah lateral ke tuber ischiadicum di sebelah lateral dan ujung os
coccygis di sebelah dorsal.
Regio urogenital adalah lembaran otot bergaris lintang yang tipis dan terbentang antara kedua
sisi arcus pubis dan menutupi bagian ventral aperture pelvis inferior. M. transverses perinea
profundus, yakni serabut diaphragm urogenital paling ventral dan paloing dorsal, melintas dalam
arah tranversal, sedangkan m. sphincter urethrae, yakni serabut dibagian tangah, mengitari
urethra laki-laki di sebelah kaudal prostata. Centrum tendineum perinea merupakan tempat
pertautan beberapa otot: m. bulbospongiosus, m. sphincter ani externus, m. perinei superficialis
dan m. sphincter perinei profundus.
Fascia perinei terdiri dari sehelai lembar superficial dan profunda. Fascia perinei superficial
(jaringan ikat subkutan) terdiri dari satu lembar superficial berisi jaringan lemak dan satu lembar
profunda berupa selaput (fascia colles). Lembar jaringan lemak superficial antara scrotum dan
kedua paha adalah sinambung dengan fascia abdominalis superficialis dan ke arah dorsal dengan
fascia serupa di daerah anus. Pada wanita lembar jaringan lemak superficial kearah ventral
beralih ke dalam labium majus pudendi dan selanjutnya ke dalam mons pubis dan fascia
abdominalis superficialis. Lembar profunda berupa selaput kearah dorsal melekat pada tepi
dorsal m. transverses perinei profundus dan centrum tendineum perinei. Ke arah lateral lembar
ini melekat pada ramus ischiopubis yang juga merupakan tempat lekat fascia lata. Ke arah
ventral lembar profunda fascia ini adalah sinambung dengan m. dartos dalam scrotum, tetapi kea
rah lateral ia melanjut sebagai lembar profunda berupa selaput pada dinding abdomen. Pada
wanita lembar profunda berupa selaput memasuki labium majus pudenda dan melanjut sebagai
lembar profunda fascia subkutan pada dinding abdomen.
Fascia perinei profunda melekat pada tepi dorsal m. transversus perinei profundus. Ke arah
lateral fascia ini juga melekat pada ramus ischiopubis, cranial terhadap perlekatan lembar
profunda berupa selaput fascia perinei. Ke arah ventral bersatu dengan lig. Suspensorium penis
dan sinambung dengan fascia profunda yang menutupi m. obliquus externus abdominis dan
vagina m. recti abdominis. Pada wanita fascia perinei profunda bersatu dengan lig. Suspensorium
clitoridis dan fascia abdominal profunda.
8
Spatium perinei superficial, terletak antara fascia perinei superficialis dan membrane perinei.
Pada wanita dalam spatium perinei superficial terdapat: radix clitoridis dan otot-otot yan
gberhubungan dengannya (m. ischiocavernosus dan m. bulbospongiosus), bulbus vestibule, m.
perinei superficialis, pembuluh dan saraf yang berhubungan dengan struktur tersebut, glandula
vestibularis major.
Spatium perinei profudum, ialah ruang fascial yang dibatasi oleh fascia diaphragm uroigenitalis
superior dan inferior. Kedua fascia tersebut ke arah lateral melekat pada arcus pubis, ke arah
ventral bersatu pada dasar diaphragm urogenital. Pada wanita spatium perinei profundum
terdapat: bagian proximal uterhra, m. sphincter urethrae, m. transversus perinei profundus,
pembuluh dan saraf yang berhubungan dengan struktur tersebut.
Regio analis, terletak dibawah m. levator ani. Dalam region analis, pada kedua sisi rectum
terdapat suatu rongga yang disebut fossa ischiorectalis ( sekarang disebut fossa ischioanalis)
yang bersisi jaringan lemak, jaringan ikat dan pembuluh darah dan saraf. Pada sisi canalis
adalah ruang-ruang berbentuk baji yang luas, anatara kulit daerah anus dan diaphragm pelvis.
puncak ruang ini terletak disebelah cranial. Pada tempat asal m. levator ani dari m. abturator
internus. Kedua fossa ischio analis yang lebar di sebelah kaudal dan sempit di sebelah cranial,
berisi jaringan lemak dan jaringan ikat jarnag. Kedua fossa ischioanalis saling berhubungan di
atas ligamentum (corpus) anococcygeum, massa jaringan ikat yang terdapat antara canalis analis
dan ujung os coccygis.
Masing-masing fossa ischioanalis dibatasi, kea rah lateral oleh os ischii dan bagian
kaudal musculus abturator internus, kea rah medial oleh canalis analis yang merupakan tempat
lekat m. levator ani dan lokasi sphincter ani externus, ke arah dorsal oleh lig. Sacrotuberale dan
m. gluteus maksimus, dank e arah ventral oleh alas diaphragma urogenitale dan fascianya.
Kedua fossa ischio-analis dilintasi oleh pita-pita jaringan ikat yang kokoh dan berisi lemak yang
membentuk bantalan lemak iskional. Bantalan lemak ini menopang canalis analis, tetapi dapat
bergeser dengan mudah untuk memungkinkan perluasan canalis analis sewaktu terdapat
timbunan tinja.
9
Vascularisasi pelvis2-3,6-7
Pembuluh nadi utama yan gmemasuki pelvis minor yaitu: (1). A. iliaca interna
(sepasang), (2). A. ovarica/a. tersticularis/a. spermatica interna(sepasang), dan a. sacralis media
(satu).
1. Arteri iliaca interna (a. hypogastrica)
Sebagian besar memebrikan pendarahan pada viscera pelvis dan region glutea. Nadi ini
merupakan cabang terminal a. iliaca comunis setinggi discus intervertebra L5-S1. Berdasarkan
daerah vaskularisasinya a.iliaca interna terbagi:
Ramus parietalis: (1). Arteri iliolumbalis, arteri ini menuju fossa iliaca superolateral, kemudian
melalui articulation sacroiliaca dan dibelakang m. psoas major. (2). Arteri sacralis lateralis,
pembuluh ini biasanya ada dua, yaitu yang superior memasuki foramina sacralis anterior 1 dan 2.
Yang caudal terletak lateral terhadap truncus sympaticus, ventral m. pyriformis dan nn. Sacrales.
(3). Arteri abturatoria, disilang ureter dan berjalan anteroinferior di atas fascia abturatoria pada
dinding lateral panggul dan berjalan diantara n. abturatorius dan v. abturatoria, memasuki
foramen abturatoria. A. abturatoria mendarahi otot-otot daerah tungkai. (4). Arteri glutea
superior, merupakan cabang dari a. iliaca interna divisi posterior, menuju dorsal antara truncus
lumbrosacralis. (5). Arteri glutea inferior, menuju posterior antara Nn. Sacrales, biasanya antara
N. S2 dan N. S3. (6). Arteri pudenda interna, pada laki-laki lebih besar dari pada wanita. Dalam
rongga panggul terletak antara m. piriformis dan m. coccygeus, setelah melalui foramen
ischiadicum major meninggalkan pelvis, mengelilingi spina ischiadica posterior dan lig. Sacro-
spinosum, memasuki fossa ischioanalis/ischiorectalis.
Ramus visceralis: (1). Arteri umbilicalis, sebelum bayi lahir, nadi ini membewa oksigen dalam
placenta. (2). Arteri visceralis superior, pada umumnya ada satu, kadang-kadang ada 2-3 dan
dipercabangkan dari a. umbilikalis. (3). Arteri deferentialis, pada umumnya di percabangkan dari
a. umbilicalis dan memperdarahi vesicula seminalis, fundus vesica, ureter dan ductus deferens.
(4). A. vesicalis inferior, pembuluh ini hanya terdapat pada laki-laki. Melalui fundus vesica
urinaria, gl. Prostate, poseteroinferior vesica urinaria dan memberikan cabang untuk ductus
deferens dan a. prostatica. (5). A. uterine, nadi ini berasal dari a. iliaca interna, tetapi juga berasal
dari a. umbilicalis. A. uternia menuju dinding lateral panggul, di depan a. iliaca interna dan
10
memasuki lig. Rotundum berjalan di sisi lateral fornix vagina untuk mencapai ke tepi lateral
uterus. (6). Arteri vaginalis, pembuluh ini homolog dengan a. vesicalis inferior pada laki-laki. A.
vaginalis bias 2-3 buah dan merupakan cabang a. uterine, tetapi juga bisa berasal dari a.iliaca
interna. (7). A. rectalis media, dipercabangkan dari a. iliaca interna dan berjalan medial rectum.
Gambar 4 vaskularisasi pelvis2
Pembuluh balik3
Pembuluh balik pada rongga panggul pada umumnya mengikuti pembuluh nadi yang senama
dan akhirnya bermuara ke v.cava inferior. V. cava inferior tidak mempunyai katup dan
merupakan pembuluh balik yang besar dan menerima aliran darah dari membrum
inferior,dinding abdomen, viscera abdomen dan vesica pelvis. V. cava inferior di bentuk oleh
persatuan kedua v. iliaca communis yang terletak disebalah kanan aorta abdominalis, memasuki
ronga thorax melalui foramen venae cava diaphragmatica dan bermuara kedalam atrium dextra.
Letak v.cava inferior retroperitoneal.
Innervasi pelvis3
(1). Truncus lumbosacralis, dibentuk oleh ramus descendens nervus spinalis L4 bersama-sama
ramus ventralis nervus spinalis L5.
(2). Plexus sacralis, dibentuk oleh truncus lumbrosacralis dan ramus ventralis n.sacralis 1-4 dan
tertutup fascia pelvis. terletak dalam pelvis minor didepan m. piriformis dalam foramen
ischiadicus minor.
11
Cabang-cabang plexus sacralis yang terkait dengan panggul dan alat-alatnya:
1. Nervus ischiadicus, memeprsarafi otot-otot tungkai dan di bentuk oleh rami ventralis L4-S3 di
depan m.piriformis. n. ischiadicus merupakan saraf yang besar (2 cm), melalui foramen
ischiadica major dan masuk ke region glutea.
Cabang-cabang n. ischiadicus:
(a). n. rectalis inferior, mempersarafi m. sphincter ani externus dan sekitarnya. (b). Ramus
profundus n. perinealis, untuk serabut-serabut antara m. sphincter dan m. levator ani. (c). ramus
superficialis n. pernealis (n. scrotalis/n. labialis). (d). n. dorsalis penis/ n. dorsalis clitoridis.
2. Nervus pudendus
3. Nervus gluteus inferior, berasal dari divisi posterior L4-5 dan S1.
4. nervus abturatorius, berasal dari plexus lumbalis (L2,3,4) dari rongga abdomen masuk ke
dalam pelvis minor menuju foramen abturatorium dan memsarafi otot-otot tungkai sebelah
medial.
(3). Plexus coccygeus, berasal dari rami ventrales S4-5 dan N. cocygeus. Dalam rongga pelvis
terletak pada permukaan m. coccygeus untuk mensarafi otot tersebut, sebagian m. levator ani dan
articularis sacrococcygea, kemudian menembus m. coccygeus untuk mensarafi kulit sekitar
coccygeus.
Kelenjar getah bening pelvis3
(1). Nnll. Iliaca externa, terletak pada vasa iliaca externa mengalirkan getah bening dari
extermitas inferior, dinding abdomen, vesica urinaria, gl. Prostate/uterus dan vagina. (2.) Nnll.
Iliaca interna, terletak vasa iliaca interna dan cabang-cabangnya. Menampung getah bening, alat-
alat dalaman pelvis, bagian profundus perineum, gluteus, dan paha. (3). Nnll. Sacrales, teletak
sepenjang medial tepi lateral a. sacralis lateralis. Menampung getah bening dinding posterior
pelvis, rectum, collum vesica urinaria, gl. Prostate/cervix. (4). Nnll. Iliaca comunis, berasal dari
dua tempat, sisi lateral sepanjang vasa iliaca communis, menampung getah bening dari
extermiotas inferior dan pelvis melalui nnll. Iliaca interna dan externa, sisi medial bifurcation
iliaca, menampung getah bening langsung daerah pelvis dan tidak langsung dari nnll. Iliaca
12
interna dan nnll. Sacralis. (5). Nnll. Lumbales, terletak sepanjang aorta abdominalis dan v. cava
inferior. Menampung getah bening dari nnll. Iliaca communis.
C. Penutup
Kesimpulan
Dalam setiap manusia mempunyai ukuran pelvis yang berbeda-beda. Seorang
wanita diharapkan mempunyai bentuk pelvis yang lebih besar agar ketika dalam proses
melahirkan bisa berjalan dengan normal tanpa ada kesulitan saat melahirkan. Dalam
kasus ini seorang ibu yang seharusnya sudah melahirkan, tapi tanpa diketahui seorang ibu
ini mempunyai pelvis yang sempit, sehingga menyulitkan proses melahirkan secara
normal dan harus dilakukan tindakan bedah untuk proses melahirkannya.
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2011.h.260-2.
13
2. Moore KL dan Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: hipokrates;2002.h.146-50,
176-9.
3. Inggriani YK. Buku ajar traktus urogenital. Jakakrta: bagian anatomi fakultas
kedokteran UKRIDA;2012.h.1-19.
4. Verralis dan sylvis. Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Edisi ke-3.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.35-8.
5. Manauaba IBG, manauaba IA, dan manauaba IBGF. Pengantar kuliah abstetri.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.h.75-77.
6. Paulsen F dan waschke J. Sobotta: Atlas anatomi manusia. Edisi ke-23. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2013.h.
7. Widjaja HI. Anatomi pelvis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.h.1-19.
8. Netter FH. Atlas of human anatomy. 5thedition. USA: Sounders;2010.h.405-13.
14