slide jurnal luka bakar hendrik fix

23
Membatasi Terjadinya Inflamasi pada Pasien Luka Bakar Oleh : Hendrik Susanto 110 209 0124 Pembimbing : dr. Oriano Yanan Supervisor : Dr. dr. Fonny Josh, Sp. BP-RE Jayme A. Farina Jr., Marina Junqueira Rorique, and Rodrigo G. Rosique Department of Surgery and Anatomy, Division of Plastic Surgery, School of Medic ine of Ribeirao Preto-SP,˜ University of Sao Paulo, Avenida Bandeirantes 3900, 9. andar, 14048-900 Ribeirao Preto SP, Brazil

Upload: raisahridwan382

Post on 14-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

jurnal luka bakar

TRANSCRIPT

PENINGKATAN VOLUME SIRKULASI DARAH TIDAK MENCEGAH HIPOTENSI SETELAH RESEKSI FEOKROMOSITOMA

Membatasi Terjadinya Inflamasi pada Pasien Luka Bakar

Oleh :Hendrik Susanto110 209 0124

Pembimbing :dr. Oriano Yanan

Supervisor :Dr. dr. Fonny Josh, Sp. BP-RE

Jayme A. Farina Jr., Marina Junqueira Rorique, and Rodrigo G. RosiqueDepartment of Surgery and Anatomy, Division of Plastic Surgery, School of Medic ine of Ribeirao Preto-SP, University of Sao Paulo, Avenida Bandeirantes 3900, 9. andar, 14048-900 Ribeirao Preto SP, Brazil

1. Pendahuluan2. Luka bakar dan Inflamasi

3. Resusitasi Volume dan InflamasiRumus Parkland untuk penggantian cairan : 4 ml x berat (kg) x % luas luka bakar (BSA)

Rumus dalam dekade terakhir : 3 mL * berat (kg) *% BSA dari infus kristaloid4. Inflamasi Terkait dengan Luka

Pada tikus, escharotomy saat hewan tersebut masih dalam keadaan syok dapat menghambat kelebihan dari kedua mediator inflamasi awal dan akhir dan menjaga keseimbangan respon pro / anti-inflamasi, sehingga meningkatkan fungsi multiple organ setelah luka bakar yang berat. Selain itu, pada manusia, escharotomy memiliki efek imunomodulator pada mediator inflamasi dan mengurangi resistensi insulin yang disebabkan oleh luka bakar besar.EscharotomyTahunKorban selamatKorban yang tidak selamat Jumlah kasusMortalitas rasio (%)1992981411212.519931071312010.81994838918.819959761035.8199614251473.4199712391326.8199814191506.0199915161573.8200014461504.0200113941432.8200214251473.4200314211430.72004118111298.5200516151663.0200617881864.3200719782053.92008246102563.9200924552502.02010217102274.4201119372003.5201220832111.4Tingkat kematian di unit luka bakar HC-FMRP-USP-Brasil 1992-2012Aktivasi inflamasi dan koagulasi pada pasien luka bakar septik akhirnya dapat menyebabkan peningkatan kematian. koagulopati tersebut terlihat pada pasien luka bakar yang dikaitkan dengan tanda penurunan regulator endogen dari sistem koagulasi. Strategi pengobatan menggunakan antitrombin, protein C, dan rekombinan faktor VIIa didasarkan pada penilaian awal dan berkelanjutan dari perdarahan dan koagulasi status pasien luka bakar.

5. Inflamasi dan Koagulasi7. Tekanan oksidatif dan inflamasi

Peningkatan kadar radikal bebas dapat berpotensi dalam proses pembekuan, reepitelisasi luka, mendukung angiogenesis, dan mempengaruhi kemampuan bakterisida neutrofil dan makrofag. Rendahnya tingkat vitamin C dapat dijelaskan dengan ditambah hilangnya cutaneous asam askorbat. Selain itu, pengeluaran vitamin C yang besar mungkin telah terjadi di kompartemen ekstraseluler, menetralkan radikal bebas dan membantu regenerasi vitamin E, yang melindungi sel dari lipid peroksidasi. Dalam konteks ini, ada bukti dari manfaat klinis parenteral pemberian vitamin C dalam kondisi stres oksidatif.

8. Inflamasi dan Inhalasi

Mekanisme intrinsik dimana cedera inhalasi meningkatkan angka kematian tinggi masih belum jelas. Satu hipotesis adalah bahwa arus besar mediator inflamasi dan sel-sel (terutama neutrofil yang dapat melepaskan DNA mitokondria ke ruang ekstraselular pada aktivasi) mengakibatkan cedera langsung ke saluran nafas, menyebabkan produksi sekresi dan obstruksi jalan napas dengan lendir dan produk sel inflamasi mengalami kerusakan termasuk asam deoksiribonukleat ekstraseluler.9. Kemungkinan lain

Sumsum tulang yang berasal dari MSC diberikan melalui transplantasi intravena telah terbukti menurunkan sitokin proinflamasi, meningkatkan sitokin anti-inflamasi, mengurangi fraksi massa air paru, memperbaiki respon inflamasi sistemik, dan melindungi jaringan paru-paru pada kelinci melalui inhalasi.

Mesenchymal Stem Cell (MSC)MSC juga dapat meningkatkan penyembuhan luka bakar dan melemahkan efek imunosupresi dari respon inflamasi yang memburuk dan hipermetabolisme pada luka bakar berat. Terapi stem cell dapat juga mengurangi luka bakar hipermetabolisme dengan mencegah apoptosis jaringan luka bakar.Oksigenasi hiperbarik.

Oksigen hiperbarik mempertahankan kelangsungan hidup jaringan dengan mencegah kerusakan jaringan mikrovaskuler, mengurangi edema, dan memberikan oksigen yang cukup ke jaringan yang rusak. Pengobatan hiperbarik mendukung penyembuhan luka dengan mengurangi edema, meningkatkan mikrosirkulasi, mengurangi respon inflamasi, dan mempercepat epitelisasi. Hipotermia

Hipotermia sistemik menurunkan progresi kedalaman luka bakar pada model tikus dan upregulasi gen pelindung kulit dan downregulasi dari jaringan yang merugikan renovasi gen dengan hipotermia dapat berkontribusi untuk efek menguntungkan.Rizzo et al. menerapkan hipotermia moderat di kisaran 31-33C selama 4 jam baik langsung setelah luka bakar dan secara tertunda, dimulai 2 jam setelah cedera termal model pada tikus. Hipotermia langsung menurunkan progresifitas kedalaman luka bakar pada 6 jam setelah cedera, dan efek perlindungan ini bertahan selama setidaknya 24 jam.

Analgesia

Opioid aktif secara perifer memiliki efek anti-inflamasi dan dapat memodulasi penyembuhan luka. Penerapan penggunaaan opioid lokal digunakan untuk pengurangan nyeri pada pasien dengan lesi inflamasi seperti luka bakar. Agonis opioid dapat melemahkan rangsangan neuron aferen primer dan memblokir pelepasan neuropeptida proinflamasi dari terminal pusat dan perifer.KesimpulanLuka bakar adalah cedera akut yang khas dalam progresifitas nekrosis jaringan dan kemungkinan komplikasi serius setelah trauma awal, seperti SIRS dan ketidakseimbangan metabolik yang berat yang dapat mengakibatkan kegagalan multiple organ dan kematian.

Pengobatan saat ini syok pada luka bakar meliputi resusitasi cairan yang cepat dan eksisi awal luka bakar. Namun, strategi resusitasi berbasis kristaloid harus di beri secara hati-hati untuk membatasi pasokan cairan, sesuai yang diperlukan oleh pasien saja untuk mengatasi syok hipovolemik. Eksisi lebih awal pada luka bakar memainkan peran penting pada penurunan SIRS karena dapat mengurangi pelepasan mediator inflamasi dan kolonisasi bakteri luka.Terima Kasih