staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/masalah_gizi_ganda... ·...

9
PERANGKO EERLAI]GGAI!AN KP JAKARTA PUSAT 1O OOO NO O9iPRKSIKPIPENJUALAN IVI2O1 5 Velum 64. NOMOR: 1. Januari 2014 Edttot ial Umbilical Cord Blood Stem Cell: A Once in a Lifetime lnvestment - Bayushi Eka Putra. Ferius Soewito ,&r'fili€J trerre/iri*n Perbandingan Jarak Tempuh Uji Jalan 6 Menit pada Lintasan 10, 15, dan 30 Meter dan Faktor Koreksinya pada Orang Normal Six-Minute-Walk Test: A Comparison Between 10, 15 and 30 Meters Route and the Correction Formula in Healthy Adults - Henny Luthfianingrum, Marina A_ Moeliano, Sunarya B.Sastradimaja Perbaikan Kemampuan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari setelah Latihan Kombinasi Anggota Gerak Atas dan Bawah Pasien Penyakit paru obstruktif Kronik Activities Daily Living lmprovement After Exercise combination of t-)pper and Lower Extremities in Moderate and Severe COPD Patients - lrma Kurntawati. Emmy Hermiyati Pranggono, lrma Ruslrna Defi Korelasi Antara Neuropatr Perifer Diabetik dengan Kemampuan Mempertahankan Keseimbangan statik satu Kaki pada penderita Diabetes Melitus lipe-22 Diabetic Peripheral Neuropathy and lts correlation with one-leg standing Balance in Type-2 Diabetic Pafi'enfs - Lia Amalia Suparyadt. Hikmat Permana. lrma Ruslina Pengaruh Latihan Duduk terhadap Kemampuan Fungsional Saat Duduk Berdasarkan Function ln sitting Test (Fist) pada Pasien stroke Fase sub Akut The Effect of sitting Training Towards Functional Ability white sitting Based on Function ln Sitting Iesf (Frst) in Subacute Phase of Slroke patients - Rina Katharina, Vitriana. llarietta Shanti Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia 15-19 Tahun di Lima Wilayah Jakarta Double Burden of Malnutrition Among Teenagers 1S-1g years otd in Five M u n icipal iti es of J a kafta - Meilani Kumala, Saptawati Bardosono A rt i k* t peng€r'n&srr$ a fi P e n d i d i k & n l6.e p r afe & i a n I er k* I a nj t* a 11 { p A K B ) Sepsis pada Anak Children and Sepsrs - Rismala Dewi http:l/indonesia. digitaljourna ls.org/index. phplid nmed/issue/archive I s' r"ftr

Upload: vantuong

Post on 08-May-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERANGKO EERLAI]GGAI!ANKP JAKARTA PUSAT 1O OOO

NO O9iPRKSIKPIPENJUALAN IVI2O1 5

Velum 64.NOMOR: 1. Januari 2014

Edttot ialUmbilical Cord Blood Stem Cell: A Once in a Lifetime lnvestment- Bayushi Eka Putra. Ferius Soewito

,&r'fili€J trerre/iri*nPerbandingan Jarak Tempuh Uji Jalan 6 Menit pada Lintasan 10, 15, dan 30Meter dan Faktor Koreksinya pada Orang NormalSix-Minute-Walk Test: A Comparison Between 10, 15 and 30 Meters Route andthe Correction Formula in Healthy Adults- Henny Luthfianingrum, Marina A_ Moeliano, Sunarya B.SastradimajaPerbaikan Kemampuan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari setelah LatihanKombinasi Anggota Gerak Atas dan Bawah Pasien Penyakit paru obstruktifKronikActivities Daily Living lmprovement After Exercise combination of t-)pper andLower Extremities in Moderate and Severe COPD Patients- lrma Kurntawati. Emmy Hermiyati Pranggono, lrma Ruslrna Defi

Korelasi Antara Neuropatr Perifer Diabetik dengan KemampuanMempertahankan Keseimbangan statik satu Kaki pada penderita DiabetesMelitus lipe-22Diabetic Peripheral Neuropathy and lts correlation with one-leg standingBalance in Type-2 Diabetic Pafi'enfs- Lia Amalia Suparyadt. Hikmat Permana. lrma Ruslina

Pengaruh Latihan Duduk terhadap Kemampuan Fungsional Saat DudukBerdasarkan Function ln sitting Test (Fist) pada Pasien stroke Fase sub AkutThe Effect of sitting Training Towards Functional Ability white sitting Based onFunction ln Sitting Iesf (Frst) in Subacute Phase of Slroke patients- Rina Katharina, Vitriana. llarietta Shanti

Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia 15-19 Tahun di Lima Wilayah JakartaDouble Burden of Malnutrition Among Teenagers 1S-1g years otd in FiveM u n icipal iti es of J a kafta- Meilani Kumala, Saptawati Bardosono

A rt i k* t peng€r'n&srr$ a fi P e n d i d i k & n l6.e p r afe & i a n I er k* I a nj t* a 11 { p A K B )

Sepsis pada AnakChildren and Sepsrs- Rismala Dewi

http:l/indonesia. digitaljourna ls.org/index. phplid nmed/issue/archive

I

s'

r"ftr

InM J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1, Januari 2014

Redaksi Pelaksana: Dr. Meilania Saraswati, SpPA, Dn Ferius Soewito, SpKFR, Dr. Martin Hertsnto

Daftar Isi: Ilalaman

Pedoman Bagi Penulis (Instruction for Authors)Editorial1. UmbilicalCordBloodStemCell:AOnceinaLifetimeInveshnent....... ................ I

- Bayu.shi Eku Putra, f'eritts Soettitrt

Anikel Penelitian2. Perbandingan.IarakTempuhUjiJalan6MenitpadaLintasanl0, l5,dan30Meterdan

FaktorKoreksinyapadaOrangNormal ..................... ........'............. 4

- Hennf Luthfioningrunt, Marita A. Moeliono, Sttnarva B.Ststrodimttia

3. Perbaikan KemampuanAktil,rtas Kehidupan Sehari-hari setelah Latihan Kombinasi

AnggotaGerakAtasdanBawahPasienPenyakitPamObstruktifKronik .'.'.'..9- Irma Kurniawoti. Etnmt' Herntivoti Prtrnggono, Irma Ruslina DeJi

1. Korclasi Antara Neuropati Perifer Diabetik dcngan Kemampuan Mempertahankan

KeseimbanganStatikSaruKakipadaPendelitaDiabetes\'leiitusTipe-2........ ..................... 16

- Llt -Ttndlio 5:ip,ri.rrzr/i. lJil"-rlJi Pc'rtttJt1il. Iitii,i -Rii-i,'iri.l

5. Pensaruh Latihan Duduk tcrhadap Kentampuan Fungsional Saat DudukBerdasalkan Furtc'rit:trt In Sirittg IeirtFist)padaPasiet.r StrokeFaseSubAkut ..................... 24

- Riti.L k'tritrtriri.i l'ittiLutt Jltirteiti Sh.tnti

6. \lasalahGiziGandapadaRemajaUsial5-lgTahundiLima['ilayahJakarta.......... ................31

- )Ieildni Kumala, Saptawati Bardosono

Artikel P enge mbangan P endidikun Keprofesian B erkelanj atan (P 2KB )1 . Sepsis pada Anak ..................

- RismrLh De*i

Journal of the Indonesian MedicalAssociationMaj alah Kedokteran Indonesia

TERAKREDITASISesuai SK DIKTI Nomor: 58/DIKTAKep/2013

Masa berlaku tunggul, 22 Agustus 2013 - 22 Agustus 2018

38

D Artikel Penelitiun

Masalah Gizi Ganda padaRemaja Usia 15-19 Tahun di

Lima Wilayah Jakarta

Meilani Kumala* Saptawati Bardosono**

*Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta**Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

AbstrakPendshuluan: Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran status gizi dan hubungannyadengan pola asupan makanan serta pola aktivitasfisik pada remaja usia I5-19 tahun di Jakarta.

Metode: Penelitian dilakukan dengan rdncangan potong lintang di lima daerah hinaanPuskesmas dari masing-masing Kotamadya se-Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan

wawancara dan pengtkuran untuk penentuan status gizi.Hasil: Subyek penelitian terdiri dari 129 remaja perempuan dan 141 remaja laki-laki.Berdasarkan klasifikasi IMT/U, didapatkan proporsi subyek gizi lebih dan obesites (13,7%0)

serta gizi kurus (10%) yang berimbang. Sebagian besar subyek penelitian (95,98o/o) mempunyaipola asupan makanqn rendah buah dan sayuran, protein hewani dan nabati, sebaliknya tinggikudapan manis dan tinggi lemak. Hampir semue remaJa subyek penelitian (94.4%o) mempunyaipola ahivitas yang rendah.

Kesimpulan: Tbrdapat masalah gizi ganda pada remaja di wilayah Jakarta dengan sebagianbesar subyek penelitian mempunyai pola asupan makanan yang belum sesuai PUGS dan polaalaivitas yang rendah. J Indon Med Assoc. 2014;64:31-7.Kata kunei: pola asupan makanan, pola aktivitas, remaja, status gizi

l

Ko:'espondensi: Saptawati BardosonoEmail: [email protected]

J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: l, Januari 2014 31

Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia 15-19 Tahun di Lima Wilayah Jakarta

Doutrle Burden of Malnutrition Among Teenagers l5-19 Years old inFive Municipalities of Jakarta

Meilani Kumala, * Saptawati Bardosono**

*I;akuIlas Kedokleran Liniversittt"' ToruntanLtguru .Joktrtua*Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarla

Abstrac8Objective: This study aimed to determine ruiritionoL status ond i.ts relotionship lo fttod itttake

pdttern and physical activities among teenogers I 5- l 9 years in Jctkarta.

Methods: This cross-seclional ,stud1; w'as dofie inJite locations mtder supert'isitttt qf Puskesntas

from each oJ-MunicipalilV in Jakarta. Nutritional stttttrs Llold tt,os tollected bl'ttsing interview ontt

measurements.Results: Based on BMIfor oge classification, it reyealed that the proprtrtions o./ sub.fects (i.e. 129

girl ond l4l boys) with overweight/obese (13.7%) and undernutrition ( l0%Q v,as .similar Almost

all of the subjects (95.98%") had poorrttod intctke pottern. v,hich t'ontuin rd lott'intake o.f /ruit,vegetables, animal and vegetable protein, but high in sugaq snaclc and high in -lot content ofmeal. Almost all of the teens (91%o1 involved in this stud.v hacl lotv activ-it)) pattern.

Conclusion: This stttdy showed thot among teenagers in Jokarta, there were double burden of'

malnutritionwith almosr oll subject,s ol'the studl' have: poor.food inlake pottern and lot+'oclivilt'pottern. J Indon Med Assoc. 2014;64:31-7,Key words: activity potlern, food intake pattenl, nutritiotlol. 'statLt.s. Ieenoget's

Pendahuluan

Dewasa ini telah terjadi kecenderungan masalah giziganda di mana terdapat peningkatan status gizi lebih dan

obesitas yang bersamaan dengan masih adanya masalah gizikurus. Prevalensi gizi lebih dan obesitas meningkat dari tahun

ke tahun, tidak saja di negara maju namun juga di negarayang sedang brkembang, seperti Indonesia. Prevalensi gizilebih pada tahun 1976-1980 sebesar 46oh, meningkatmencapai 64,5yo pada tahun 1999-2000 dan prevalensiobesitas didapatkan meningkat dua kalinla mencapai 30,5oh

dalam waktu yang sama.r Hasil penelitian yang telahdilakukan menunjukkan bahwa l0-25Yo anak-emak di negara

rnaju sejak tahun 2000 mengalami obesitas.2 Ogden et al.3

rneiaporkan bah'wa satu dari tiga remaja Amerika Serikatmengalami gizi iebih atau obesitas. Prevalensi obesitas diAmerika Serikat berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sejak

1966 sampai dengan 2003-2006 mengalami peningkatansebesar empat kali dari 4,7-17,6010.3 Dewasa ini, di negara

sedang berksnbang iuga didapatkan peningkatan prevalensigizi lebih dan obesitas secara nyata pada anak-anak dan

remaja.a Saudi Arabia merupakan salah satu negara sedangberkembang yang mengalarni peningkatan, di manadidapatkan satu di antara 6 anak usia 6-18 tahun mengalamiobesitas.s Di Indonesia, prevalensi gizi lebih dan obesitas

32

masih belum diketahui dengan jelas.6 Beberapa hasilpenelitian menunjukkan hasil yang berbeda. Kodyat (1996)

melaporkan dari penelitiannyabahwa gizi lebih pada remaja

umur 18 tahun dari 12 kota di indonesia didapatkan sebesar

22o/o dan obesitas berat mencapai 54o/o.1 Data SurveiKesehatan Rumah Tangga (SKRI) tahun 2004 menunjukkanprevalensi gizi lebih daerah perkotaan di Indonesia pada

golongan umur 5-17 tahun adalah sebesar 9,4o .8 Hasil fusetKesehatan Dasar (2010)', menunjukkan prevalensikegemukan pada usia 13-15 tahun mencapai 2,5%o padatingkat nasional dengan di daerah perkotaan didapatkan lebihtinggi yaitu 3,2or1o sedangkan diperdesaan mencapai l,1Yo.

Prevalensi kegemukan pada usia I 6- I 8 tahun mencap ai I ,4Yo

pada tingkat nasional dengan berbagai rentangan di daerahperkotaan darr perdesaan. Selain itu status gizi kurusjugamasih banyak didapatkan terutama di negara berkembang.

Di India, dari I 0 pedesaan di Purulia didapatkan status gizikurus pada anak-anak dan remaja sebesar 41,30 dengan

rincian 44,6o/opada perempuan dan 38,2Yo laki-laki.1o Di Indo'nesia berdasarkan IMTAJ status gizi kurus juga masih cukup

tinggi yaitu mencapai 8,9% dengan rincian di daerah

perkotaan hampir sama dengan di pedesaan.e

Status gizi lebih ataupun kurus pada masa remaja,keduanya memberi dampak buruk bagi kesehatan. Penelitian

J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1, Januari 2014

Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia I5-19 Tahun di Lima Wlayah Jakarta

lang telah dilalarkan menunjukkan bahwa obesitas pada masaremaja merupakan prediktor utama terjadinya obesitas padausia dewasa.1l Selain itu, obesitas pada masa remaja jugamerupakan faktor risiko mengalami penyakit kronis pada usiadewasa. Must et a/., melaporkan dari hasil penelitiannyabahwa rernaja yang mangalami obesitas setelah diikuti selama50 tahun mempunyai peningkatan angka morbiditas danmortalitas berkaitan dengan penyakit kardiovaskular danpenyakit kronis lainnya. 12 Status gizi kurus pada masa remajadapat berdampak terjadinya penyakit kardiovaskular di usiaselanjutnya.13 Berdasarkan uraian di atas, status gizi padausia anak-anak dan remaja merupakan hal yal g harus menjadiperhatian dalam upaya pencegahan penyakit kronis.

Hasil peneltian di negara maju menunjukkan terdapatberbagai faktor risiko terjadinya obesitas antara lain, polaasupan makanan, asupan makanan yang berlebihdibandingkan kebutuhannya, genetik, ras/etnik, sosio-ekonomi, pengetahuan gSzipadaremaja, namun sampai saatini belum diketahui faktor penyebab yang pasti. Di Indone-sia belum banyak dilakukan penelitian untuk mengetahuiprofil status gizi remaja dan faktor risikonya, seperti polaasupan makanan dan pola aktivitas fisik. Penelitian inibertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi, danhubungannya dengan pola asupan makanan serta polaaktivitas fisik remaja usia I 5- 1 9 tahun, khususnya di Jakarta.

Metode

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian utanayang berjudul "Comparison of Fluid Intake from Foodsand Drinlrs by Using Three Dffirent Instruments in Jakarta2012: A Study among Indonesian kenagers and Adults"yang telah mendapat lolos kaji etik dari Komite Etik FakultasKedokteran Universitas Indonesia. Penelitian dilakukandengan rancangan potong lirrtang. Lima daerah binaanPuskesmas dari masing-masing Kotamadya se-Jakarta dipilihuntukmenjadi lokasi penelitian, dengan pengambilan datadilaksanakan mulai Juni 2012 sampai dengan September 2012.

Subyek Penelitian dan Cara Pemilihan Sampel

Subyekpenelitian adalah remaja lakiJaki dan perempuansehat usia 15 - 19 tahun yang tinggal minimal selama satutahun di daerah binaau Puskesmas per-kotamadya se-DKIJakarta. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhanauntuk mendapatkan masing-masing 100 subyek remaja laki-laki dan perempuan sesuai besar sampel minimal yangdibutuhkan.

CaraPengampulan Dsta

Pengambilan data dilakukan dengan wawancara danpengukwan. Wawancara dilalcukan untuk mendapatkan dataidentitas remaja, rirr,.aya.t makanan dan pola asupan makanansehari-hari. Wawancara dilakukan dengan menggunakanlembar kuesioner dan alat peraga makanan (food modet).Penilaian asuparr makanan secara kualitatii dilakukan

J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1, Januari 2014

berdasarkan pedoman umum gizi seimbang (PUGS).Wawancarajuga dilakukan untuk mendapatkan data aktivitasfisik sehari-hari subyek penelitian dengan menggunakanlembar pertanyaan khusus. Pengisian lembar kuesionerdilakukan oleh remaja dengan didampingi oleh tenaga ahligizi yang terlatih.

Penilaian status gizi dilakukan dengan pengukuranantropometri meliputi tinggi badan (TB) dan berat badan (BB).Penimbangan BB dilakukan dengan menggunakan alattimbangan digital (Seca, I{amburg-Jerman) yang mempunyaiketelitian 0,1 kgpadaposisi berdiri. Pengukuran TB dilakukandengan alat microtoise (CMS weighing equipment,London-Ingg:s) dengan skalaketelitian 0,1 cm. Pengukuran masing-masing dilakukan sebanyak dua kali untuk diambil nilaireratanya sebagai hasil pengukuran. Hasil pengukuran TBdan BB yang diperoleh selanjutnya diguna.kan untuk meng-hitung indeks massa tubuh (IMT) dengan satuan kg/m,.

Ilkuran standar atau baku penilaian status gizi remajayang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada grafikpe,rtumbuhan World Health Organization 2007 untuk usia 5-l9 tahun. Pad: penelitian ini diklasifikasikan berdasarkanIMT/U sesuai dengan yang lebih direkomendasikandibandingkan berdasarkan TBAJ.

Analisis Data

Datayang dikumpulkan, dicatat dalam formulir khusus,kemudian melalui proses editing, dan koding sebelumdimasukkan dalam lembar kerja dengan menggunakanperangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Sci-ences) vdrsi 20. Setelah dilakukan pembersihan data, dilakukananalisis data. Analisis data dilakukan untuk menyajikansebaran data, yaitu sebaran trei<uensi untuk data berskalakategorik (umlah dan persentase) dan nilai rerata (meandengan simptrng baku) untuk data berskala numerik yangberdistribusi normal, atau nilai median dengan nilai minimumdan maksimum untuk data yang tidak berdistribusi normal.Uji chi-square digunakan untuk menguji adanya hubunganantara pola asupan makanan dan aktivitas fisik dengan sta-tus gizi.

Hasil

Karukteristik Subye k P enelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi kurusdan stai';s gizi lebih serta obesitas, pola asupan makanandan pola aktivitas pada remaja usia l5 - l9 tahun di Jakartatahun2012. Subyek penelitian diperoleh dari lima wilayahJakarta yang memenuhi kriteria penelitian. Data karakteristiksosio-demografi subyek penelitian dapat dilihat pada Tabel1.

Status Gizi

Status gizi pada penelitian ini dilakukan berdasarkanklasifikasi IMTfu dcngan menggunakan grafik pertumbuhanwHo(2007).

33

Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia 15-l9 Tahuru di Lima Wlayah Jakarta

Variatrel Perempu an(n=129)

Laki-laki(n:r41)

Total(n: 210\

Tabel l. Sebaran Karakteristik Demografi Subyek Penelitianper Wilayah Jakarta

mengacu kepada pola makanan pada PUGS. Pertanyaan

dikelompokkan menjadi 8 jenis pertanyaan yang terdapatdalamPUGS.12

Setiap kelompok jawaban yang sesuai dengan PUGS

diberi nilai l0 sehinggabila semuajawaban sesuai maka akan

mendapat nilai 80. Pola asupan makanan subyek penelitiandinyatakan baik adalah yang mencapai atau lebih tinggi dari

60Yo dai nlLai tertinggi yaitu :48 dan dinyatakan kurang baikblla <60Yo dari nilai tertinggi atau <48. Dari hasil penelitian

ini didapatkan hampir semua remaja subyek penelitian(95,98%) mempunyai pola asupan makanan tidak sesuai

den gan PUGS. Sebaran subyek penelitian yan g m empunya i

Jakarta

T.okasi di JakanaUtaraSelatanPusatTimurBarat

Usia (tahun)+

282421

2130

17.35+0.8

30

233l28

17.23+0.8

5852445858

17.3+0.8

+Data disajikan sebagai mean + SD

Tabel 2. Sebaran Status Gizi Sutryek Penelitian per Wilayah

Variabel Wilayah JakartaPusatSelatan Barat

Berat badan (kg)+

Tinggi badan (cm)*IMT (kglmr)*Status gizi, n (%):

Sangat kumsKurusNormaiLebihObesitas

s2,3 (39-12s)159 (r42.7 -118)

19,8 (1s,4-31,3)

r (1,7)1 (1,7)

49 (84,s)5 (8.6): (3,4)

48,s (37,8-8r,s)160,2 (142-176)

2 0,6( 1 4.s -40,8 )

2 (3,8)2 (-1,8)

3e (75)4 (1,1)5 (9.6)

52,4 (38,6-10.1,3)i5r,7 (135-190)

20,5 (1.1,5-29, I )

2 (4.s )

s (l r,4)24 {s4,5)l 1 (2s)

2 (1.5)

52,9 (38,6-104,3)162,1 (148-187)

19,3 (14,8,37.4)

6 ( 10,1)

3 (s,2)12 (12,4)

s (8,6)2 (3.4)

51 ,4 (39.6-125)1s7 (144-t76)

1e,2 (1s,2-30,9)

3 (5,2)2 (3

"4)s2 {89,7)0

i (1,7)

xData disajikan sebagai median (nilai minimum-maksimum)

Karakteristik subyek penelitian berdasarkan usia, BB,TB dan IMT dan stafus gizi padapenelitian ini dapat dilihatpada tabel 2. Secara umum, status gizi remaja subyekpenelitian ini terbukti mengalami mas alah gin ganda, di mana

status gizi kurus (sangat kurus dan kurus) masih cukup tinggi(10%) dan bersamaan dengan tingginya status gizi lebih dan

obesitas (13,7%). Berdasarkan lokasi di Jakarta, rnakalampakbahwa proporsi status gizi kurus (15,9%) dan status gizilebih(29,5%) terbanyak adapada subyek penelitian daerah

Jakarta Pusat. Proporsi status gizi kurus kedua terbanyakterdapat di Jakarta Timw (15,5%) sedangkan proporsi status

gizi lebih kedua terbanyak ada pada subyek penelitian diJakartaUtara (16,3%).

Pola Asupan Makunan

Penilaian pola asupan makanan pada penelitian inidilakukan secara kualitatif sesuai pedornan urrium giziseimbang (PUGS). Penilaiannya dilakukan denganmenggunakan kuesioner yang meliputi pertanyaan yang

Tabel 3. Sebaran Pola Asupan Makanan Subyek Penelitian per Wilayah Jakarta

pola asupan makanan per wilayah Jakarta dapat dilihat pada

tabel 3.

Berdasarkan hasil penilaian s-tatus gizi dari kelima wilalahdidapatkan subyek penelitian gizi kurus (10%) hampirberimbang den gar, gizi leblh (13 ,1%). Oleh karena itu, dalam

penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dan

pola asupan makanan, kedua masalah status gizi kurus dan

lebih digabungkan sebagai malnutrisi (salah gizi). Hasilanalisis hubungan status gizi dengan pola asupan makanandengan menggunakan uji chi-square menunjukkan tidakterdapatnya hubungan yang bermakna (p:0,543) (Tabel ).

Polq Aktivitas

Penilaian pola aktivitas paoa penelitian ini didasarkansecara kualitatif dengan menggunakan kuesioner yang terdiridari pertanyaan-pertanyaan yang dikelompokkan menjadi 6jenis pertanyaan. Sepe;ti paia asupan makanan, setiap

kelompok jawaban yang memenuhi kriteria pola aktivitas aktifdiberi nilai l0 sehinggabila semuajawaban sesuai maka akan

Pola As.upan makanann(" )

Jakarta Utara58

Jakarta Selatan52

Jakarta Pusat44

Total2',t0

Jakarta Timur Jakarta Barat58 58

Kurang baikBaik

2s9 (9s.93)l r (4,07)

56 (96,6)2 (3,1)

s0 (96,2)2 8,8)

12 (9s,6)2 {4,4)

56 (e6.6)2 (3.4)

-;5 (94.9)3 (s,l)

J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: l, Januari 201434

Masalah Gizi Gandapada Remaja Usia 15-19 Tahun di Lima WlayahJakarta

Tabel 4. Hubungan Status Gizi dengan Pola Asupan Makanan

Status gizi (IMT) Pola asupan makananKurang baik Baik

Malnutrisi *Baik

*Malnutrisi adalah gabungan status gizi derajat sangat kurus, kurus,gizi lebih dan obesitas (uji fisher exact p=0,543)

mendapat nilai 60. Pola aktivitas subyek penelitian dinyatakanbaik adalah yang mencapai atat lebih tinggi dari 600/o darinilai tertinggi yaitu -36 dan dinyatakan kurang baikbila <60%dari nilai tertinggi atau <36. Hasil penelitian ini didapatkanhampir semua remaja subyek penelitian (94.4o/o) mempanyaipola aktivitas yang rendah/kurang aktif. Sebaran aktivitassubyek penelitian berdasarkan kelompok aktifdan kurangaktifper wilayah lakartadapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Sebaran Pola Aktivitas Subyek Penelitian per Wilayah Jakarta

untuk usia 13-15 tahun (2,5%) ataupun usia 16-18 tahun(l,4yo).'g Namun, hasil penelitian ini menunjukkan angkaprevalensi status gizi lebih dan obesitas yang lebih rendahdibandingkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kodyatyaitu22 % untuk usia I 8 tahun kecuali Jakarta Pusat sebesar29,5Yo.7

Pola lsupan Mqkanan

Didapatkan ketidak-sesuaian pola makanan subyekpenelitian dengan pedornan gizi seimbang terutama dikaitkandengan kurangnya asupan buah (Table 3), yaituhanya 4,lYosubyek yang mengonsumsi buah dan hanya 6,3% subyekmengonsumsi protein trewani dalam makanan sehari-hari.Selain itu, hanya sebagian kecil subyek penelitian (12,6%)selalu mengonsumsi sayran dalam jumlah sesuai PLIGS, tidakselalu terdapat protein hewani dan nabati dalam menu sehari-hari. Sebaliknla, sebagian besar subyek (87%) selalu makankudapan manis dan sebanyak 69,60A subyek penelitian

58

201259

60210270

2

9

11

PoIa aktivitas Totaln (%) 270

Jakarta Utara5B

Jakarta Selatan Jakarta Pusat52 44

Jakarta Timur Jakarta Barat58 58

Kurang aktifAkrif

2ss (94,4)I 5 (s,6)

57 (98,3)I (r,7)

49 (94,24)3 (s,76)

39 (88,64)s (1 1,36)

s s (9.1,83 )3 (s.17)

5_s (94.83)3 (5,17)

Status gizi(trvr1')

Sayangnya, hasil penelitian ini menunjukkan tidakterdapat hubungan yang bermakna secara statistik antarastatus gizi subyek penelitian dengan pola aktivitas. Hal inidiperlihatkan dari hasil analisis Chi Square hubungan sta-tus gizi dengan pola aktivitas menunjukkan p:0,563 (Tabel6)

Tabel 6. Ilubungan Status Gizi dengan PoIa Aktivitas

mengonsumsi makanan dengan kandungan minyak yangtinggi.'Makanan kudapan manis yang diasup subyekpenelitian ini sebagian besar berupa biskuit manis dan es

krim. Makanan dengan kandungan minyak tinggi yang diasupberupa menu makanan dengan pengolalan digoreng, sepertigorengan iahu atau tempe dan makanan gorengan yangdiselimuti tepung/keremes.

Ilasil penelitian ini belum berhasil mernbuktihan bahwapola makanan sehari-hari subyek penelitian mempunyaihubungan bermakna dengan status gizi. Keadaan ini berbedadengan Moehyrt3 yang menyatakan bahwa pola makananyang kurang tepat merupakan salah satu faktor yangberhubungan dengan terjadinya kegemukan. Hal yang samadikemukakan oleh Story el a l.,bahwa pola asupan makananseperti kudapan manis, makanan siap santap tinggi lanakdan rendah serat mempunyai hubungan bermakria denganstatus gizi.t4 Namun, Phillips, et al.ls menyatakan bahwakeseimbangan asupan dan keluaran energi lebih berperanterhadap status gizi. Asupan gizi berlebih dibandingkandengan yang dibutuhkan dalam waktu yang lama akanmangakibatkan terjadinya status gizi lebih. Pada penelitian

)ang dilakukan ini didapatkan kecukupan asupan energitampaknya cukup tinggi namun, dari aspek kualitas belumsesuai keseimbangan antara asupan karbohidrat, protein, danlemak yang dibutuhkan. Pola asupan makanan subyekpenelitian sehari-hari tinggi kandungan minyak, banyakkarbohidrat simpleks yang tinggi energi. Hal ini diperlihatkan

Pola aktivitasKurang aktif Aktif Total

MalnutrisiBaik

51198

255

3

12

l5

60

210

270

*Malnutrisi adalah gabungan status gizi derajat sangat kurus,kurus, gizi lebih dan obesitas, uji fisher exact p0,563

Diskusi

Status Gizi

Penelitian ini (Tabel 2) menunjukkan bahwa secaraumum, status gizi remaja subyek penelitian ini terbuktimengalami masalah gizi ganda, yang palingjelas tampakpadasubyek penelitian daerah Jakarta Pusat. Hasil penelitian inimenunjukkan status gizi lebih dan obesitas remaja di Jakartalebih tinggi dibandingkan dengan hasil Riskedas 2010 baik

J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1. Januari 2014 35

Masalah Gizi Gonda pada Remaja Usia I 5-19 Tahun di Lima Wlayah Jakarta

sebagian subyek (40,4%) hanya mengonsumsi kurang dari 3porsi bahan makanan sumberkarbohidrat kompleks perharidan tidak selalu ada satu porsi protein hewani serta nabatiper hari. Selain itu, sebagain besar (57,8%) mempunyai polamakan kurang dari tiga kali makan makanan utama dalam

sehari. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak memper-hitungkan asupan makanan secara kuantitas sehingga tidakbisa secara nyata memperlihatkan keseimbangan jumlah

energi yang diasup dengan yang dibutuhkan. Jumlah darimasing-masing kriteria kurang gizi dan gizi lebih tidakmencukupi untuk uji Chi-square sehingga terpaksa digabung

menyebabkan tidak dapat menunjukkan hubungan dengan

pola asupan makanan.

Polu Aktivitas

Dari hasil penelitian ini (Tabel 5) didapatkan hampirsemua remaja subyek penelitian {94.4%) mempunyai polaaktiyitas yang rendah/kurang aktif. Keadaan ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Lee et al., bahwa sebagian

besar remaja mempuyai aktivitas sehari-hari yang rendah.15

Berdasarkan hasil penilaian aktivitas fisik didapatkansebagian besar (64,4%) subyek penelitian melakukan aktivitas

olah raga di sekolah, selanjutnya adalah aktivitas olah raga

di luar sekolah, aktivitas fisik di sekolah dan aktivitas fisikmengisi waktu senggang. Tertingginya aktivitas di sekolah

memrnjukkan remaja kelompok ini menjalankan aklivitas fisiksesuai mata ajaran di sekolah dan jenis olah raga terutamafutsal, sepakbola dan lari. Aktivitas olah raga di luar sekolahyang banyak dilakukan juga sama dengan lang dilakukan disekolah yaitu futsal, sepak bola dan lari. Pola ak tivitas padapenelitian irri didapatkan berbeda dengan penelitian Gordon-Larsan et al,di mana didapatkan hanya sebagian kecil (21,3%)

remajayang mengikuti kegiatan olah raga sesuai kurikulumdi sekolah.lTKeadaan yang sama juga dikemukakan oleh Lee

et al, hrhwa sebagian besar remaja mempunyai pola aktivitasolah raga di sekolah sangat rendah.l6 Sebagian besar subyekpenelitian ini melakukan bermain dengan aktivitas ringansewaktu senggang di sekolah sedangkan waktu senggangdi luar sekolah diisi dengan hanya nonton televisi.

TiCak terdapatnya hubungan yang bermakna secara

satistrk antara status gizi pada subyek penelitian ini denganpola aktivitas menunjukkan hasil yangberbeda de.ngan hasilpenelitian-penelitian lain. Perbedaan yang didapat mungkin<iisebabkan pengelompokkan status gizi kurus dan lebrhdisatukanpada penelitian ini (sebagai kategori masalah giziganda), sehingga tidak dapat menggambarkan hubungan

-vang jelas dengan derajat status gizi yang mana. Mahfotz et

al., dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkanbahwa terdapat hubungan status gizi lebih dengan polaakiivitas.t8 Pola aktivitas Jang dinilai pada penelitian tersebut

mempunyai kesarnaan dengan penelitian ini, namun pada

penelitian tersebut dilakukan hanya pada subyek obesitas.

Oleh karena itu, penelitian tersebut dapat dengan jelas

menggambarkan hubungan pola aktivitas dengan obesitas.

J6

Kesimpulan

Ilasil penelitian ini menunjukkan terdapat masalah giziganda di wilayah Jakarta di mana didapatkan proporsi gizilebih dan gizi kurus berimbang. Proporsi status gizi lebihpada penelitian ini didapatkan lebih tinggi dibandingkan hasilRiskesdas 2010. Penelitian ini belum dapat menunjukkanhubungan antara pola makanan dan pola aktivitas dengan

masalah gizi ganda pada remaja. Walaupun tidak didapatkan

hubungan antara pofa asupan makanan dan pola aktivitasdengan status gizi, namun secara deskriptif hasil penelitian

ini menunjukkan pola asupan makanan tidak sesuai dengan

PUGS dan polaaktivitas yang kurang aktif.

Saran

Perlu peningkatan kesadaran para remaja pentingnyapola asupan makanan yang baik demikian juga dengan polaaktivitas. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikanpenyuluhan tentang pola asupan makan dan aktivitas yangbaik. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan karena tidakmenganalisis besamya asupan kalori pada subyek penelitian,

oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan yang

meliputi pola asupan makanan secara kualitatif dan kuantitatif

DaftarPustaka1. Malnick SDH, Knobler H. The medical complications of obe-

sity. Q J Med. 2006;99:565-9.2. Zimmerman A, Gubeli C, Punterff C, Molinari L. Detection of

overweight and obesity in a national sample of 6-12 year oldSwiss children. Am J Clin Nutr 2004;79:838-43.

3. Og{en CL, Carroll MD, Flegal KM. High body mass index for age

among US Children and adolescents, 2003-2006. J Am Med Assoc.

2008:299:2401-5 .

4. Reilly JJ. Obesity in childhood and adolescence: evidence based

clinical and public health perspectives. Postgrad Med J.

2006;82:429-31.5. AlNuaim AR, Bamgboye EA, AlHerbish. A: The pattem of growth

and obesity in Saudi Arabian maie school children. Int J Obcs.1996;20:1000.

6. Suandi IKG. Ob€sitas pada remaja. Dalam: Soetjiningsih (ed) BukuAjar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta,Sagung Seto. 2004:'7'7- 86.

7 . Kodyat B.A. Survei indek masa tubuh (IMT) di 12 Koia indone-sia. Gizi Indonesia, 1996 Jakarta.

8. Soemantri PJ, Soeharsono. Survei kesehatan nasional : Surveikesehatan rumah tangga (SKRT) 2004.

9. Departemen Kesehatan. Badan Penelitian dan pengembanganKesehatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan danTeknologi Kesehatan, 2005 Jakarta.

10. Das S, Bose K. Prevalence ofthinness usiug new internationalcut-off points among Santal tribal children and adolescents ofPurulia District, West Bengal, India. Sri Lanka Journal of ChildHealth 2011;40:105-10

11. Riset Kesehatan Dasar, 2010. Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.Dietz WH, Gortmaker SL. Preventing obesity in children and

adolescents. Annur Rev public Health 2001;22:337-53.van Abeelen A, Elias S, Bossuyt P, Grobbee D, van der Schouw /,Roseboom C, et.al. Cardiovascular consequences of famine in the

young. European Heart lotmal 2012;33:538-45Must A, Jacques PF, Dallal GE, Bajema CJ, Dietz WH. Long term

morbidity and mortality of overweight adolescents:a follow-up

J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: I, Januari 2014

12.

13.

I

t

til

iii

:

Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia I 5- I 9 Tahun di Lima Wilayah Jakarta

19

20.

2tt6.

of the Harvard Growth Study of 1922 to 1935. NEJM1992;327:1350-5 .

Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan untuk petugas).Departemen Keseahtan RI. Direktorat Jenderal Bina KesehatanMasyarakat. Direktorat Gizi Masyarakat, 2002.Moehyi, S, 1999., Pengaturan Makanan dan Diit untukPenyembuhan Penyakit, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Story M., Sallis J.F., Orleans C.T. Adolescent obesity: Towardsevidence-based policy and environmental solutions. J Ado Health2009;45:S 1-S5.

Phillips SM, Bandini LQ Naumova EN, Cyr H, Colclough S, WDietz WH, et al. Energy-dense snack food intake in adolescence:Longitudinal relationship to weight and fatness. Obesity Research2004;12:461-72.

LeqSM, Burgeson CR, Fulton JE, Spain, CG. Physical educationand physical activity: Results from the School health policiesand programs study 2006. J Sch Health 2007;77:435-63.Gordon-Larsen P, McMurray RG, Popkin BM. Determinants ofadolescent physical activity and inactivity pattems. Pediatrics2000;1 05: 1 -8.Mahfouz Atro Shatoor AS, Khan MY, Daffala Ar\ Mostafa DA,Hassanein MA. Nutrition, physical activity, and gender risk ofadolescent obesity in Southwestern Saudi Arabia. Saudi J

Gastroenterol 20 I 1 ;17 :3 | 8 -22.18.

J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1, Januari 2014 37