staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/masalah_gizi_ganda... ·...
TRANSCRIPT
PERANGKO EERLAI]GGAI!ANKP JAKARTA PUSAT 1O OOO
NO O9iPRKSIKPIPENJUALAN IVI2O1 5
Velum 64.NOMOR: 1. Januari 2014
Edttot ialUmbilical Cord Blood Stem Cell: A Once in a Lifetime lnvestment- Bayushi Eka Putra. Ferius Soewito
,&r'fili€J trerre/iri*nPerbandingan Jarak Tempuh Uji Jalan 6 Menit pada Lintasan 10, 15, dan 30Meter dan Faktor Koreksinya pada Orang NormalSix-Minute-Walk Test: A Comparison Between 10, 15 and 30 Meters Route andthe Correction Formula in Healthy Adults- Henny Luthfianingrum, Marina A_ Moeliano, Sunarya B.SastradimajaPerbaikan Kemampuan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari setelah LatihanKombinasi Anggota Gerak Atas dan Bawah Pasien Penyakit paru obstruktifKronikActivities Daily Living lmprovement After Exercise combination of t-)pper andLower Extremities in Moderate and Severe COPD Patients- lrma Kurntawati. Emmy Hermiyati Pranggono, lrma Ruslrna Defi
Korelasi Antara Neuropatr Perifer Diabetik dengan KemampuanMempertahankan Keseimbangan statik satu Kaki pada penderita DiabetesMelitus lipe-22Diabetic Peripheral Neuropathy and lts correlation with one-leg standingBalance in Type-2 Diabetic Pafi'enfs- Lia Amalia Suparyadt. Hikmat Permana. lrma Ruslina
Pengaruh Latihan Duduk terhadap Kemampuan Fungsional Saat DudukBerdasarkan Function ln sitting Test (Fist) pada Pasien stroke Fase sub AkutThe Effect of sitting Training Towards Functional Ability white sitting Based onFunction ln Sitting Iesf (Frst) in Subacute Phase of Slroke patients- Rina Katharina, Vitriana. llarietta Shanti
Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia 15-19 Tahun di Lima Wilayah JakartaDouble Burden of Malnutrition Among Teenagers 1S-1g years otd in FiveM u n icipal iti es of J a kafta- Meilani Kumala, Saptawati Bardosono
A rt i k* t peng€r'n&srr$ a fi P e n d i d i k & n l6.e p r afe & i a n I er k* I a nj t* a 11 { p A K B )
Sepsis pada AnakChildren and Sepsrs- Rismala Dewi
http:l/indonesia. digitaljourna ls.org/index. phplid nmed/issue/archive
I
s'
r"ftr
InM J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1, Januari 2014
Redaksi Pelaksana: Dr. Meilania Saraswati, SpPA, Dn Ferius Soewito, SpKFR, Dr. Martin Hertsnto
Daftar Isi: Ilalaman
Pedoman Bagi Penulis (Instruction for Authors)Editorial1. UmbilicalCordBloodStemCell:AOnceinaLifetimeInveshnent....... ................ I
- Bayu.shi Eku Putra, f'eritts Soettitrt
Anikel Penelitian2. Perbandingan.IarakTempuhUjiJalan6MenitpadaLintasanl0, l5,dan30Meterdan
FaktorKoreksinyapadaOrangNormal ..................... ........'............. 4
- Hennf Luthfioningrunt, Marita A. Moeliono, Sttnarva B.Ststrodimttia
3. Perbaikan KemampuanAktil,rtas Kehidupan Sehari-hari setelah Latihan Kombinasi
AnggotaGerakAtasdanBawahPasienPenyakitPamObstruktifKronik .'.'.'..9- Irma Kurniawoti. Etnmt' Herntivoti Prtrnggono, Irma Ruslina DeJi
1. Korclasi Antara Neuropati Perifer Diabetik dcngan Kemampuan Mempertahankan
KeseimbanganStatikSaruKakipadaPendelitaDiabetes\'leiitusTipe-2........ ..................... 16
- Llt -Ttndlio 5:ip,ri.rrzr/i. lJil"-rlJi Pc'rtttJt1il. Iitii,i -Rii-i,'iri.l
5. Pensaruh Latihan Duduk tcrhadap Kentampuan Fungsional Saat DudukBerdasalkan Furtc'rit:trt In Sirittg IeirtFist)padaPasiet.r StrokeFaseSubAkut ..................... 24
- Riti.L k'tritrtriri.i l'ittiLutt Jltirteiti Sh.tnti
6. \lasalahGiziGandapadaRemajaUsial5-lgTahundiLima['ilayahJakarta.......... ................31
- )Ieildni Kumala, Saptawati Bardosono
Artikel P enge mbangan P endidikun Keprofesian B erkelanj atan (P 2KB )1 . Sepsis pada Anak ..................
- RismrLh De*i
Journal of the Indonesian MedicalAssociationMaj alah Kedokteran Indonesia
TERAKREDITASISesuai SK DIKTI Nomor: 58/DIKTAKep/2013
Masa berlaku tunggul, 22 Agustus 2013 - 22 Agustus 2018
38
D Artikel Penelitiun
Masalah Gizi Ganda padaRemaja Usia 15-19 Tahun di
Lima Wilayah Jakarta
Meilani Kumala* Saptawati Bardosono**
*Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta**Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
AbstrakPendshuluan: Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran status gizi dan hubungannyadengan pola asupan makanan serta pola aktivitasfisik pada remaja usia I5-19 tahun di Jakarta.
Metode: Penelitian dilakukan dengan rdncangan potong lintang di lima daerah hinaanPuskesmas dari masing-masing Kotamadya se-Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan
wawancara dan pengtkuran untuk penentuan status gizi.Hasil: Subyek penelitian terdiri dari 129 remaja perempuan dan 141 remaja laki-laki.Berdasarkan klasifikasi IMT/U, didapatkan proporsi subyek gizi lebih dan obesites (13,7%0)
serta gizi kurus (10%) yang berimbang. Sebagian besar subyek penelitian (95,98o/o) mempunyaipola asupan makanqn rendah buah dan sayuran, protein hewani dan nabati, sebaliknya tinggikudapan manis dan tinggi lemak. Hampir semue remaJa subyek penelitian (94.4%o) mempunyaipola ahivitas yang rendah.
Kesimpulan: Tbrdapat masalah gizi ganda pada remaja di wilayah Jakarta dengan sebagianbesar subyek penelitian mempunyai pola asupan makanan yang belum sesuai PUGS dan polaalaivitas yang rendah. J Indon Med Assoc. 2014;64:31-7.Kata kunei: pola asupan makanan, pola aktivitas, remaja, status gizi
l
Ko:'espondensi: Saptawati BardosonoEmail: [email protected]
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: l, Januari 2014 31
Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia 15-19 Tahun di Lima Wilayah Jakarta
Doutrle Burden of Malnutrition Among Teenagers l5-19 Years old inFive Municipalities of Jakarta
Meilani Kumala, * Saptawati Bardosono**
*I;akuIlas Kedokleran Liniversittt"' ToruntanLtguru .Joktrtua*Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarla
Abstrac8Objective: This study aimed to determine ruiritionoL status ond i.ts relotionship lo fttod itttake
pdttern and physical activities among teenogers I 5- l 9 years in Jctkarta.
Methods: This cross-seclional ,stud1; w'as dofie inJite locations mtder supert'isitttt qf Puskesntas
from each oJ-MunicipalilV in Jakarta. Nutritional stttttrs Llold tt,os tollected bl'ttsing interview ontt
measurements.Results: Based on BMIfor oge classification, it reyealed that the proprtrtions o./ sub.fects (i.e. 129
girl ond l4l boys) with overweight/obese (13.7%) and undernutrition ( l0%Q v,as .similar Almost
all of the subjects (95.98%") had poorrttod intctke pottern. v,hich t'ontuin rd lott'intake o.f /ruit,vegetables, animal and vegetable protein, but high in sugaq snaclc and high in -lot content ofmeal. Almost all of the teens (91%o1 involved in this stud.v hacl lotv activ-it)) pattern.
Conclusion: This stttdy showed thot among teenagers in Jokarta, there were double burden of'
malnutritionwith almosr oll subject,s ol'the studl' have: poor.food inlake pottern and lot+'oclivilt'pottern. J Indon Med Assoc. 2014;64:31-7,Key words: activity potlern, food intake pattenl, nutritiotlol. 'statLt.s. Ieenoget's
Pendahuluan
Dewasa ini telah terjadi kecenderungan masalah giziganda di mana terdapat peningkatan status gizi lebih dan
obesitas yang bersamaan dengan masih adanya masalah gizikurus. Prevalensi gizi lebih dan obesitas meningkat dari tahun
ke tahun, tidak saja di negara maju namun juga di negarayang sedang brkembang, seperti Indonesia. Prevalensi gizilebih pada tahun 1976-1980 sebesar 46oh, meningkatmencapai 64,5yo pada tahun 1999-2000 dan prevalensiobesitas didapatkan meningkat dua kalinla mencapai 30,5oh
dalam waktu yang sama.r Hasil penelitian yang telahdilakukan menunjukkan bahwa l0-25Yo anak-emak di negara
rnaju sejak tahun 2000 mengalami obesitas.2 Ogden et al.3
rneiaporkan bah'wa satu dari tiga remaja Amerika Serikatmengalami gizi iebih atau obesitas. Prevalensi obesitas diAmerika Serikat berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sejak
1966 sampai dengan 2003-2006 mengalami peningkatansebesar empat kali dari 4,7-17,6010.3 Dewasa ini, di negara
sedang berksnbang iuga didapatkan peningkatan prevalensigizi lebih dan obesitas secara nyata pada anak-anak dan
remaja.a Saudi Arabia merupakan salah satu negara sedangberkembang yang mengalarni peningkatan, di manadidapatkan satu di antara 6 anak usia 6-18 tahun mengalamiobesitas.s Di Indonesia, prevalensi gizi lebih dan obesitas
32
masih belum diketahui dengan jelas.6 Beberapa hasilpenelitian menunjukkan hasil yang berbeda. Kodyat (1996)
melaporkan dari penelitiannyabahwa gizi lebih pada remaja
umur 18 tahun dari 12 kota di indonesia didapatkan sebesar
22o/o dan obesitas berat mencapai 54o/o.1 Data SurveiKesehatan Rumah Tangga (SKRI) tahun 2004 menunjukkanprevalensi gizi lebih daerah perkotaan di Indonesia pada
golongan umur 5-17 tahun adalah sebesar 9,4o .8 Hasil fusetKesehatan Dasar (2010)', menunjukkan prevalensikegemukan pada usia 13-15 tahun mencapai 2,5%o padatingkat nasional dengan di daerah perkotaan didapatkan lebihtinggi yaitu 3,2or1o sedangkan diperdesaan mencapai l,1Yo.
Prevalensi kegemukan pada usia I 6- I 8 tahun mencap ai I ,4Yo
pada tingkat nasional dengan berbagai rentangan di daerahperkotaan darr perdesaan. Selain itu status gizi kurusjugamasih banyak didapatkan terutama di negara berkembang.
Di India, dari I 0 pedesaan di Purulia didapatkan status gizikurus pada anak-anak dan remaja sebesar 41,30 dengan
rincian 44,6o/opada perempuan dan 38,2Yo laki-laki.1o Di Indo'nesia berdasarkan IMTAJ status gizi kurus juga masih cukup
tinggi yaitu mencapai 8,9% dengan rincian di daerah
perkotaan hampir sama dengan di pedesaan.e
Status gizi lebih ataupun kurus pada masa remaja,keduanya memberi dampak buruk bagi kesehatan. Penelitian
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1, Januari 2014
Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia I5-19 Tahun di Lima Wlayah Jakarta
lang telah dilalarkan menunjukkan bahwa obesitas pada masaremaja merupakan prediktor utama terjadinya obesitas padausia dewasa.1l Selain itu, obesitas pada masa remaja jugamerupakan faktor risiko mengalami penyakit kronis pada usiadewasa. Must et a/., melaporkan dari hasil penelitiannyabahwa rernaja yang mangalami obesitas setelah diikuti selama50 tahun mempunyai peningkatan angka morbiditas danmortalitas berkaitan dengan penyakit kardiovaskular danpenyakit kronis lainnya. 12 Status gizi kurus pada masa remajadapat berdampak terjadinya penyakit kardiovaskular di usiaselanjutnya.13 Berdasarkan uraian di atas, status gizi padausia anak-anak dan remaja merupakan hal yal g harus menjadiperhatian dalam upaya pencegahan penyakit kronis.
Hasil peneltian di negara maju menunjukkan terdapatberbagai faktor risiko terjadinya obesitas antara lain, polaasupan makanan, asupan makanan yang berlebihdibandingkan kebutuhannya, genetik, ras/etnik, sosio-ekonomi, pengetahuan gSzipadaremaja, namun sampai saatini belum diketahui faktor penyebab yang pasti. Di Indone-sia belum banyak dilakukan penelitian untuk mengetahuiprofil status gizi remaja dan faktor risikonya, seperti polaasupan makanan dan pola aktivitas fisik. Penelitian inibertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi, danhubungannya dengan pola asupan makanan serta polaaktivitas fisik remaja usia I 5- 1 9 tahun, khususnya di Jakarta.
Metode
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian utanayang berjudul "Comparison of Fluid Intake from Foodsand Drinlrs by Using Three Dffirent Instruments in Jakarta2012: A Study among Indonesian kenagers and Adults"yang telah mendapat lolos kaji etik dari Komite Etik FakultasKedokteran Universitas Indonesia. Penelitian dilakukandengan rancangan potong lirrtang. Lima daerah binaanPuskesmas dari masing-masing Kotamadya se-Jakarta dipilihuntukmenjadi lokasi penelitian, dengan pengambilan datadilaksanakan mulai Juni 2012 sampai dengan September 2012.
Subyek Penelitian dan Cara Pemilihan Sampel
Subyekpenelitian adalah remaja lakiJaki dan perempuansehat usia 15 - 19 tahun yang tinggal minimal selama satutahun di daerah binaau Puskesmas per-kotamadya se-DKIJakarta. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhanauntuk mendapatkan masing-masing 100 subyek remaja laki-laki dan perempuan sesuai besar sampel minimal yangdibutuhkan.
CaraPengampulan Dsta
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara danpengukwan. Wawancara dilalcukan untuk mendapatkan dataidentitas remaja, rirr,.aya.t makanan dan pola asupan makanansehari-hari. Wawancara dilakukan dengan menggunakanlembar kuesioner dan alat peraga makanan (food modet).Penilaian asuparr makanan secara kualitatii dilakukan
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1, Januari 2014
berdasarkan pedoman umum gizi seimbang (PUGS).Wawancarajuga dilakukan untuk mendapatkan data aktivitasfisik sehari-hari subyek penelitian dengan menggunakanlembar pertanyaan khusus. Pengisian lembar kuesionerdilakukan oleh remaja dengan didampingi oleh tenaga ahligizi yang terlatih.
Penilaian status gizi dilakukan dengan pengukuranantropometri meliputi tinggi badan (TB) dan berat badan (BB).Penimbangan BB dilakukan dengan menggunakan alattimbangan digital (Seca, I{amburg-Jerman) yang mempunyaiketelitian 0,1 kgpadaposisi berdiri. Pengukuran TB dilakukandengan alat microtoise (CMS weighing equipment,London-Ingg:s) dengan skalaketelitian 0,1 cm. Pengukuran masing-masing dilakukan sebanyak dua kali untuk diambil nilaireratanya sebagai hasil pengukuran. Hasil pengukuran TBdan BB yang diperoleh selanjutnya diguna.kan untuk meng-hitung indeks massa tubuh (IMT) dengan satuan kg/m,.
Ilkuran standar atau baku penilaian status gizi remajayang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada grafikpe,rtumbuhan World Health Organization 2007 untuk usia 5-l9 tahun. Pad: penelitian ini diklasifikasikan berdasarkanIMT/U sesuai dengan yang lebih direkomendasikandibandingkan berdasarkan TBAJ.
Analisis Data
Datayang dikumpulkan, dicatat dalam formulir khusus,kemudian melalui proses editing, dan koding sebelumdimasukkan dalam lembar kerja dengan menggunakanperangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Sci-ences) vdrsi 20. Setelah dilakukan pembersihan data, dilakukananalisis data. Analisis data dilakukan untuk menyajikansebaran data, yaitu sebaran trei<uensi untuk data berskalakategorik (umlah dan persentase) dan nilai rerata (meandengan simptrng baku) untuk data berskala numerik yangberdistribusi normal, atau nilai median dengan nilai minimumdan maksimum untuk data yang tidak berdistribusi normal.Uji chi-square digunakan untuk menguji adanya hubunganantara pola asupan makanan dan aktivitas fisik dengan sta-tus gizi.
Hasil
Karukteristik Subye k P enelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi kurusdan stai';s gizi lebih serta obesitas, pola asupan makanandan pola aktivitas pada remaja usia l5 - l9 tahun di Jakartatahun2012. Subyek penelitian diperoleh dari lima wilayahJakarta yang memenuhi kriteria penelitian. Data karakteristiksosio-demografi subyek penelitian dapat dilihat pada Tabel1.
Status Gizi
Status gizi pada penelitian ini dilakukan berdasarkanklasifikasi IMTfu dcngan menggunakan grafik pertumbuhanwHo(2007).
33
Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia 15-l9 Tahuru di Lima Wlayah Jakarta
Variatrel Perempu an(n=129)
Laki-laki(n:r41)
Total(n: 210\
Tabel l. Sebaran Karakteristik Demografi Subyek Penelitianper Wilayah Jakarta
mengacu kepada pola makanan pada PUGS. Pertanyaan
dikelompokkan menjadi 8 jenis pertanyaan yang terdapatdalamPUGS.12
Setiap kelompok jawaban yang sesuai dengan PUGS
diberi nilai l0 sehinggabila semuajawaban sesuai maka akan
mendapat nilai 80. Pola asupan makanan subyek penelitiandinyatakan baik adalah yang mencapai atau lebih tinggi dari
60Yo dai nlLai tertinggi yaitu :48 dan dinyatakan kurang baikblla <60Yo dari nilai tertinggi atau <48. Dari hasil penelitian
ini didapatkan hampir semua remaja subyek penelitian(95,98%) mempunyai pola asupan makanan tidak sesuai
den gan PUGS. Sebaran subyek penelitian yan g m empunya i
Jakarta
T.okasi di JakanaUtaraSelatanPusatTimurBarat
Usia (tahun)+
282421
2130
17.35+0.8
30
233l28
17.23+0.8
5852445858
17.3+0.8
+Data disajikan sebagai mean + SD
Tabel 2. Sebaran Status Gizi Sutryek Penelitian per Wilayah
Variabel Wilayah JakartaPusatSelatan Barat
Berat badan (kg)+
Tinggi badan (cm)*IMT (kglmr)*Status gizi, n (%):
Sangat kumsKurusNormaiLebihObesitas
s2,3 (39-12s)159 (r42.7 -118)
19,8 (1s,4-31,3)
r (1,7)1 (1,7)
49 (84,s)5 (8.6): (3,4)
48,s (37,8-8r,s)160,2 (142-176)
2 0,6( 1 4.s -40,8 )
2 (3,8)2 (-1,8)
3e (75)4 (1,1)5 (9.6)
52,4 (38,6-10.1,3)i5r,7 (135-190)
20,5 (1.1,5-29, I )
2 (4.s )
s (l r,4)24 {s4,5)l 1 (2s)
2 (1.5)
52,9 (38,6-104,3)162,1 (148-187)
19,3 (14,8,37.4)
6 ( 10,1)
3 (s,2)12 (12,4)
s (8,6)2 (3.4)
51 ,4 (39.6-125)1s7 (144-t76)
1e,2 (1s,2-30,9)
3 (5,2)2 (3
"4)s2 {89,7)0
i (1,7)
xData disajikan sebagai median (nilai minimum-maksimum)
Karakteristik subyek penelitian berdasarkan usia, BB,TB dan IMT dan stafus gizi padapenelitian ini dapat dilihatpada tabel 2. Secara umum, status gizi remaja subyekpenelitian ini terbukti mengalami mas alah gin ganda, di mana
status gizi kurus (sangat kurus dan kurus) masih cukup tinggi(10%) dan bersamaan dengan tingginya status gizi lebih dan
obesitas (13,7%). Berdasarkan lokasi di Jakarta, rnakalampakbahwa proporsi status gizi kurus (15,9%) dan status gizilebih(29,5%) terbanyak adapada subyek penelitian daerah
Jakarta Pusat. Proporsi status gizi kurus kedua terbanyakterdapat di Jakarta Timw (15,5%) sedangkan proporsi status
gizi lebih kedua terbanyak ada pada subyek penelitian diJakartaUtara (16,3%).
Pola Asupan Makunan
Penilaian pola asupan makanan pada penelitian inidilakukan secara kualitatif sesuai pedornan urrium giziseimbang (PUGS). Penilaiannya dilakukan denganmenggunakan kuesioner yang meliputi pertanyaan yang
Tabel 3. Sebaran Pola Asupan Makanan Subyek Penelitian per Wilayah Jakarta
pola asupan makanan per wilayah Jakarta dapat dilihat pada
tabel 3.
Berdasarkan hasil penilaian s-tatus gizi dari kelima wilalahdidapatkan subyek penelitian gizi kurus (10%) hampirberimbang den gar, gizi leblh (13 ,1%). Oleh karena itu, dalam
penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dan
pola asupan makanan, kedua masalah status gizi kurus dan
lebih digabungkan sebagai malnutrisi (salah gizi). Hasilanalisis hubungan status gizi dengan pola asupan makanandengan menggunakan uji chi-square menunjukkan tidakterdapatnya hubungan yang bermakna (p:0,543) (Tabel ).
Polq Aktivitas
Penilaian pola aktivitas paoa penelitian ini didasarkansecara kualitatif dengan menggunakan kuesioner yang terdiridari pertanyaan-pertanyaan yang dikelompokkan menjadi 6jenis pertanyaan. Sepe;ti paia asupan makanan, setiap
kelompok jawaban yang memenuhi kriteria pola aktivitas aktifdiberi nilai l0 sehinggabila semuajawaban sesuai maka akan
Pola As.upan makanann(" )
Jakarta Utara58
Jakarta Selatan52
Jakarta Pusat44
Total2',t0
Jakarta Timur Jakarta Barat58 58
Kurang baikBaik
2s9 (9s.93)l r (4,07)
56 (96,6)2 (3,1)
s0 (96,2)2 8,8)
12 (9s,6)2 {4,4)
56 (e6.6)2 (3.4)
-;5 (94.9)3 (s,l)
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: l, Januari 201434
Masalah Gizi Gandapada Remaja Usia 15-19 Tahun di Lima WlayahJakarta
Tabel 4. Hubungan Status Gizi dengan Pola Asupan Makanan
Status gizi (IMT) Pola asupan makananKurang baik Baik
Malnutrisi *Baik
*Malnutrisi adalah gabungan status gizi derajat sangat kurus, kurus,gizi lebih dan obesitas (uji fisher exact p=0,543)
mendapat nilai 60. Pola aktivitas subyek penelitian dinyatakanbaik adalah yang mencapai atat lebih tinggi dari 600/o darinilai tertinggi yaitu -36 dan dinyatakan kurang baikbila <60%dari nilai tertinggi atau <36. Hasil penelitian ini didapatkanhampir semua remaja subyek penelitian (94.4o/o) mempanyaipola aktivitas yang rendah/kurang aktif. Sebaran aktivitassubyek penelitian berdasarkan kelompok aktifdan kurangaktifper wilayah lakartadapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Sebaran Pola Aktivitas Subyek Penelitian per Wilayah Jakarta
untuk usia 13-15 tahun (2,5%) ataupun usia 16-18 tahun(l,4yo).'g Namun, hasil penelitian ini menunjukkan angkaprevalensi status gizi lebih dan obesitas yang lebih rendahdibandingkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kodyatyaitu22 % untuk usia I 8 tahun kecuali Jakarta Pusat sebesar29,5Yo.7
Pola lsupan Mqkanan
Didapatkan ketidak-sesuaian pola makanan subyekpenelitian dengan pedornan gizi seimbang terutama dikaitkandengan kurangnya asupan buah (Table 3), yaituhanya 4,lYosubyek yang mengonsumsi buah dan hanya 6,3% subyekmengonsumsi protein trewani dalam makanan sehari-hari.Selain itu, hanya sebagian kecil subyek penelitian (12,6%)selalu mengonsumsi sayran dalam jumlah sesuai PLIGS, tidakselalu terdapat protein hewani dan nabati dalam menu sehari-hari. Sebaliknla, sebagian besar subyek (87%) selalu makankudapan manis dan sebanyak 69,60A subyek penelitian
58
201259
60210270
2
9
11
PoIa aktivitas Totaln (%) 270
Jakarta Utara5B
Jakarta Selatan Jakarta Pusat52 44
Jakarta Timur Jakarta Barat58 58
Kurang aktifAkrif
2ss (94,4)I 5 (s,6)
57 (98,3)I (r,7)
49 (94,24)3 (s,76)
39 (88,64)s (1 1,36)
s s (9.1,83 )3 (s.17)
5_s (94.83)3 (5,17)
Status gizi(trvr1')
Sayangnya, hasil penelitian ini menunjukkan tidakterdapat hubungan yang bermakna secara statistik antarastatus gizi subyek penelitian dengan pola aktivitas. Hal inidiperlihatkan dari hasil analisis Chi Square hubungan sta-tus gizi dengan pola aktivitas menunjukkan p:0,563 (Tabel6)
Tabel 6. Ilubungan Status Gizi dengan PoIa Aktivitas
mengonsumsi makanan dengan kandungan minyak yangtinggi.'Makanan kudapan manis yang diasup subyekpenelitian ini sebagian besar berupa biskuit manis dan es
krim. Makanan dengan kandungan minyak tinggi yang diasupberupa menu makanan dengan pengolalan digoreng, sepertigorengan iahu atau tempe dan makanan gorengan yangdiselimuti tepung/keremes.
Ilasil penelitian ini belum berhasil mernbuktihan bahwapola makanan sehari-hari subyek penelitian mempunyaihubungan bermakna dengan status gizi. Keadaan ini berbedadengan Moehyrt3 yang menyatakan bahwa pola makananyang kurang tepat merupakan salah satu faktor yangberhubungan dengan terjadinya kegemukan. Hal yang samadikemukakan oleh Story el a l.,bahwa pola asupan makananseperti kudapan manis, makanan siap santap tinggi lanakdan rendah serat mempunyai hubungan bermakria denganstatus gizi.t4 Namun, Phillips, et al.ls menyatakan bahwakeseimbangan asupan dan keluaran energi lebih berperanterhadap status gizi. Asupan gizi berlebih dibandingkandengan yang dibutuhkan dalam waktu yang lama akanmangakibatkan terjadinya status gizi lebih. Pada penelitian
)ang dilakukan ini didapatkan kecukupan asupan energitampaknya cukup tinggi namun, dari aspek kualitas belumsesuai keseimbangan antara asupan karbohidrat, protein, danlemak yang dibutuhkan. Pola asupan makanan subyekpenelitian sehari-hari tinggi kandungan minyak, banyakkarbohidrat simpleks yang tinggi energi. Hal ini diperlihatkan
Pola aktivitasKurang aktif Aktif Total
MalnutrisiBaik
51198
255
3
12
l5
60
210
270
*Malnutrisi adalah gabungan status gizi derajat sangat kurus,kurus, gizi lebih dan obesitas, uji fisher exact p0,563
Diskusi
Status Gizi
Penelitian ini (Tabel 2) menunjukkan bahwa secaraumum, status gizi remaja subyek penelitian ini terbuktimengalami masalah gizi ganda, yang palingjelas tampakpadasubyek penelitian daerah Jakarta Pusat. Hasil penelitian inimenunjukkan status gizi lebih dan obesitas remaja di Jakartalebih tinggi dibandingkan dengan hasil Riskedas 2010 baik
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1. Januari 2014 35
Masalah Gizi Gonda pada Remaja Usia I 5-19 Tahun di Lima Wlayah Jakarta
sebagian subyek (40,4%) hanya mengonsumsi kurang dari 3porsi bahan makanan sumberkarbohidrat kompleks perharidan tidak selalu ada satu porsi protein hewani serta nabatiper hari. Selain itu, sebagain besar (57,8%) mempunyai polamakan kurang dari tiga kali makan makanan utama dalam
sehari. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak memper-hitungkan asupan makanan secara kuantitas sehingga tidakbisa secara nyata memperlihatkan keseimbangan jumlah
energi yang diasup dengan yang dibutuhkan. Jumlah darimasing-masing kriteria kurang gizi dan gizi lebih tidakmencukupi untuk uji Chi-square sehingga terpaksa digabung
menyebabkan tidak dapat menunjukkan hubungan dengan
pola asupan makanan.
Polu Aktivitas
Dari hasil penelitian ini (Tabel 5) didapatkan hampirsemua remaja subyek penelitian {94.4%) mempunyai polaaktiyitas yang rendah/kurang aktif. Keadaan ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Lee et al., bahwa sebagian
besar remaja mempuyai aktivitas sehari-hari yang rendah.15
Berdasarkan hasil penilaian aktivitas fisik didapatkansebagian besar (64,4%) subyek penelitian melakukan aktivitas
olah raga di sekolah, selanjutnya adalah aktivitas olah raga
di luar sekolah, aktivitas fisik di sekolah dan aktivitas fisikmengisi waktu senggang. Tertingginya aktivitas di sekolah
memrnjukkan remaja kelompok ini menjalankan aklivitas fisiksesuai mata ajaran di sekolah dan jenis olah raga terutamafutsal, sepakbola dan lari. Aktivitas olah raga di luar sekolahyang banyak dilakukan juga sama dengan lang dilakukan disekolah yaitu futsal, sepak bola dan lari. Pola ak tivitas padapenelitian irri didapatkan berbeda dengan penelitian Gordon-Larsan et al,di mana didapatkan hanya sebagian kecil (21,3%)
remajayang mengikuti kegiatan olah raga sesuai kurikulumdi sekolah.lTKeadaan yang sama juga dikemukakan oleh Lee
et al, hrhwa sebagian besar remaja mempunyai pola aktivitasolah raga di sekolah sangat rendah.l6 Sebagian besar subyekpenelitian ini melakukan bermain dengan aktivitas ringansewaktu senggang di sekolah sedangkan waktu senggangdi luar sekolah diisi dengan hanya nonton televisi.
TiCak terdapatnya hubungan yang bermakna secara
satistrk antara status gizi pada subyek penelitian ini denganpola aktivitas menunjukkan hasil yangberbeda de.ngan hasilpenelitian-penelitian lain. Perbedaan yang didapat mungkin<iisebabkan pengelompokkan status gizi kurus dan lebrhdisatukanpada penelitian ini (sebagai kategori masalah giziganda), sehingga tidak dapat menggambarkan hubungan
-vang jelas dengan derajat status gizi yang mana. Mahfotz et
al., dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkanbahwa terdapat hubungan status gizi lebih dengan polaakiivitas.t8 Pola aktivitas Jang dinilai pada penelitian tersebut
mempunyai kesarnaan dengan penelitian ini, namun pada
penelitian tersebut dilakukan hanya pada subyek obesitas.
Oleh karena itu, penelitian tersebut dapat dengan jelas
menggambarkan hubungan pola aktivitas dengan obesitas.
J6
Kesimpulan
Ilasil penelitian ini menunjukkan terdapat masalah giziganda di wilayah Jakarta di mana didapatkan proporsi gizilebih dan gizi kurus berimbang. Proporsi status gizi lebihpada penelitian ini didapatkan lebih tinggi dibandingkan hasilRiskesdas 2010. Penelitian ini belum dapat menunjukkanhubungan antara pola makanan dan pola aktivitas dengan
masalah gizi ganda pada remaja. Walaupun tidak didapatkan
hubungan antara pofa asupan makanan dan pola aktivitasdengan status gizi, namun secara deskriptif hasil penelitian
ini menunjukkan pola asupan makanan tidak sesuai dengan
PUGS dan polaaktivitas yang kurang aktif.
Saran
Perlu peningkatan kesadaran para remaja pentingnyapola asupan makanan yang baik demikian juga dengan polaaktivitas. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikanpenyuluhan tentang pola asupan makan dan aktivitas yangbaik. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan karena tidakmenganalisis besamya asupan kalori pada subyek penelitian,
oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan yang
meliputi pola asupan makanan secara kualitatif dan kuantitatif
DaftarPustaka1. Malnick SDH, Knobler H. The medical complications of obe-
sity. Q J Med. 2006;99:565-9.2. Zimmerman A, Gubeli C, Punterff C, Molinari L. Detection of
overweight and obesity in a national sample of 6-12 year oldSwiss children. Am J Clin Nutr 2004;79:838-43.
3. Og{en CL, Carroll MD, Flegal KM. High body mass index for age
among US Children and adolescents, 2003-2006. J Am Med Assoc.
2008:299:2401-5 .
4. Reilly JJ. Obesity in childhood and adolescence: evidence based
clinical and public health perspectives. Postgrad Med J.
2006;82:429-31.5. AlNuaim AR, Bamgboye EA, AlHerbish. A: The pattem of growth
and obesity in Saudi Arabian maie school children. Int J Obcs.1996;20:1000.
6. Suandi IKG. Ob€sitas pada remaja. Dalam: Soetjiningsih (ed) BukuAjar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta,Sagung Seto. 2004:'7'7- 86.
7 . Kodyat B.A. Survei indek masa tubuh (IMT) di 12 Koia indone-sia. Gizi Indonesia, 1996 Jakarta.
8. Soemantri PJ, Soeharsono. Survei kesehatan nasional : Surveikesehatan rumah tangga (SKRT) 2004.
9. Departemen Kesehatan. Badan Penelitian dan pengembanganKesehatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan danTeknologi Kesehatan, 2005 Jakarta.
10. Das S, Bose K. Prevalence ofthinness usiug new internationalcut-off points among Santal tribal children and adolescents ofPurulia District, West Bengal, India. Sri Lanka Journal of ChildHealth 2011;40:105-10
11. Riset Kesehatan Dasar, 2010. Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.Dietz WH, Gortmaker SL. Preventing obesity in children and
adolescents. Annur Rev public Health 2001;22:337-53.van Abeelen A, Elias S, Bossuyt P, Grobbee D, van der Schouw /,Roseboom C, et.al. Cardiovascular consequences of famine in the
young. European Heart lotmal 2012;33:538-45Must A, Jacques PF, Dallal GE, Bajema CJ, Dietz WH. Long term
morbidity and mortality of overweight adolescents:a follow-up
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: I, Januari 2014
12.
13.
I
t
til
iii
:
Masalah Gizi Ganda pada Remaja Usia I 5- I 9 Tahun di Lima Wilayah Jakarta
19
20.
2tt6.
of the Harvard Growth Study of 1922 to 1935. NEJM1992;327:1350-5 .
Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan untuk petugas).Departemen Keseahtan RI. Direktorat Jenderal Bina KesehatanMasyarakat. Direktorat Gizi Masyarakat, 2002.Moehyi, S, 1999., Pengaturan Makanan dan Diit untukPenyembuhan Penyakit, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Story M., Sallis J.F., Orleans C.T. Adolescent obesity: Towardsevidence-based policy and environmental solutions. J Ado Health2009;45:S 1-S5.
Phillips SM, Bandini LQ Naumova EN, Cyr H, Colclough S, WDietz WH, et al. Energy-dense snack food intake in adolescence:Longitudinal relationship to weight and fatness. Obesity Research2004;12:461-72.
LeqSM, Burgeson CR, Fulton JE, Spain, CG. Physical educationand physical activity: Results from the School health policiesand programs study 2006. J Sch Health 2007;77:435-63.Gordon-Larsen P, McMurray RG, Popkin BM. Determinants ofadolescent physical activity and inactivity pattems. Pediatrics2000;1 05: 1 -8.Mahfouz Atro Shatoor AS, Khan MY, Daffala Ar\ Mostafa DA,Hassanein MA. Nutrition, physical activity, and gender risk ofadolescent obesity in Southwestern Saudi Arabia. Saudi J
Gastroenterol 20 I 1 ;17 :3 | 8 -22.18.
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 1, Januari 2014 37