strategi pengembangan ekowisata di...
TRANSCRIPT
STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN LEMO DAN SARIRA KEC. MAKALE UTARA KAB. TANA TORAJA
ECOTOURISM DEVELOPMENT STRATEGY IN LEMO AND SARIRA VILLAGE, MAKALE UTARA SUBDISTRICT, TANA TORAJA REGENCY
1Selfiandri Rumengan, 2Amran Achmad, 3Ngakan Putu Oka
1Program Studi Pengelolaan Lingkungan Hidup, Universitas Hasanuddin 2Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin 3Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : Selfiandri Rumengan Perumahan Dosen UNHASBlok D/10Antang Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :[email protected]
ABSTRAK
Kelurahan Lemo dan Sarira, memiliki begitu banyak potensi sumber daya ekowisata, namun belum dikelola dengan pendekatan konsep ekowisata.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata yang ada saat ini, dan merumuskan strategi yang sesuai untuk pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira, Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Lemo dan Sarira, yang secara administratif berada di Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan gabungan (analisis kuantitatif dan kualitatif).Pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive,yang terdiri dari masyarakat lokal dan wisatawan. Teknik pengambilan data menggunakan instrument pengumpulan data non-test, yaitu; melalui wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lemo dan Sarira memiliki potensi sumber daya ekowisata yang cukup bervariasi serta alami, namun belum memberikan manfaat yang berarti terhadap kehidupan masyarakat lokal. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Lemo dan Sarira potensial untuk dikembangkan, namun dihambat oleh faktor sarana dan prasarana dan sumber daya manusia, sehingga direkomendasikan empat strategi pengembangan yaitu mengoptimalkan potensi wisata dengan memanfaatkan peningkatan trend wisata alam, meningkatkan perhatian masyarakat terhadap manfaat ekologis kawasan dengan memanfaatkan terbukanya peluang usaha bagi masyarakat setempat, mengoptimalkan potensi sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat untuk mengatasi kerusakan habitat dan punahnya flora dan fauna yang endemik dan dilindungi, dan menyediakan dan memperbaiki sarana dan prasarana pendukung dengan untuk mengatasi perilaku vandalisme dan sampah dari para wisatawan. Penanganannya diperlukan peran stakeholder dengan memperhatikan konsep ekowisata berkelanjutan. Kata kunci: strategi pengembangan, ekowisata, analisis SWOT, Lemo, Sarira
ABSTRACT
The villages of Sarira and Lemo, has so much potential ecotourism resources, but have not managed to approach the concept of ecotourism. The aims of the research were to investigate tourism potency and formulate suitable strategies for tourism development in Lemo and Sarira villages. The research was conducted in Lemo and Sarira villages, North Makale Districh, Tana Toraja Regency using descriptive method with combination approach (quatitative and qualitative analysis). The sample selected using purposive method consisted of local community and tourists. The techniques of obtaining the data were interview, questionnaire, observation and documentation. The data were analyzed using SWOT matrixes. The results of the research indicate that the two research locations have quite various and natural potencies of ecotourism resources, but they have not given meaningful benefits to local community. Based on the result of research, Lemo and Sarira Villagges are potential to be developed but they are inhibited by facility, infrastructure and human resources factors.Therefore, there are four supported development strategies, i.e. to optimize tourism potency by making use of increase trend of natural tourism, to increase attention of community on the use of area ecology by making use of business opportunity for local community, to optimize the potency of human resources and community participation to overcome habitat destruction and extinction of endemic and protected flora and fauna, to provide and improve supporting facilities and infrastructures by overcoming vandalism behavior and litter thrown out by tourists. The role of stakeholders in handling them is needed by giving attention to the concept of sustainable ecotourism. Keywords: development strategy, ecotourism, SWOT analysis, Lemo, Sarira
PENDAHULUAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi
dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari anak-anak sampai manula.Setiap orang harus
melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar
manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Soemarwoto (2010), menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilaku
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta lingkungan
hidup.
Pengembangan ekowisata memiliki tujuan kelestarian alam dan budaya serta
kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat lokal.Sementara pemanfaatan hanya dilakukan
terhadap aspek jasa estetika, pengetahuan (pendidikan dan penelitian) terhadap ekosistem dan
keanekaragaman hayati, serta pemanfaatan jalur untuk tracking dan adventuring (Hakim,
2004).Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang dianggap sebagai kegiatan pariwisata
berkelanjutan.Wijayanti (2008) mengemukakan bahwa kegiatan ekowisata berbeda dengan
kegiatan pariwisata lain. Ekowisata mempunyai karateristik yang spesifik karena adanya
kepedulian pada pelestarian lingkungan dan pemberian manfaat ekonomi bagi masyarakat
lokal. Penelitian sebelumnya mengenai ekowisata di Kabupaten Tana Toraja pernah dilakukan
oleh Dawi (2008) tetapi penelitian tersebut mengenai model pengelolaan ekowisata DAS
Mai’ting.
Kabupaten Tana Toraja memiliki beberapa tempat wisata yang sangat
menarik.Banyak di antara obyek wisata tersebut belum dikembangkan dengan baik sesuai
potensi yang dimiliki masing-masing. Berbagai obyek wisata tersebut, perlu dikelola dengan
suatu sistem manajemen pengembangan dalam suatu unit pengelolaan sehingga akan menjadi
lebih efisien. Salah satu di antaranya yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
kawasan tujuan ekowisata adalah di Kelurahan Lemo dan Sarira, Kecamatan Makale
Utara.Antusias masyarakat terhadap daya tarik wisata di Kelurahan Lemo dan Sarira tidak
hanya memiliki dampak positif, namun, juga memiliki dampak negatif khususnya terhadap
lingkungan.Beberapa tempat di sekitar Kelurahan Lemo dan Sarira, mulai mengalami
degradasi lingkungan.
Adanya pertambangan batu kapur di sekitar obyek wisata tersebut, mengakibatkan
kekeruhan air pada telaga Tilangnga.Penebangan pohon-pohon di sekitar wilayah telaga alam
Tilangnga’ marak terjadi.Hal ini dilakukan karena adanya pembukaan tambang batu kapur di
tempat tersebut.Sebagian penduduk setempat juga menebang pohon-pohon untuk keperluan
sehari-hari maupun untuk acara tertentu. Masyarakat tidak menyadari bahwa kegiatan
menebang pohon dapat mempengaruhi debit air pada telaga alam karena sumber mata air di
telaga alam Tilangnga’ berasal dari kerimbunan vegetasi, yang berfungsi sebagai kawasan
penyangga di sekitar kawasan ini. Selain itu kondisi sekitar kawasan obyek wisata tersebut,
telah mengalami perubahan fungsi lahan yang cukup mengkhawatirkan akibat adanya
perluasan pemukiman dan perkebunan.Sebagian besar mata pencaharian masyarakat setempat
adalah petani dan buruh tani, sehingga pertambangan batu kapur merupakan suatu peluang
usaha yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan taraf hidup mereka.Masyarakat hanya
melihat manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut tanpa melihat manfaat ekologis kawasan yang
terancam rusak dan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem.
Kerusakan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan eksploitasi lahan yang sangat
intensif, telah menyebabkan menurunnya nilai estetis dan ekologis kawasan.Hal ini dilihat
dari menurunnya kuantitas dan kualitas air di telaga alam Tilangnga’, rusaknya benda-benda
cagar budaya serta rusaknya hutan yang ada di sekitar wilayah Kelurahan Lemo dan
Sarira.Untuk mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan dan benda cagar budaya agar
tetap terpelihara, maka masyarakat sekitar wilayah Sarira dan Lemo perlu diberdayakan
dalam kegiatan wisata.
Oleh karena karakteristik lingkungan pada Kelurahan Lemo dan Sarira serta isu-isu
pengembangan kawasan wisata, maka kedua hal ini dapat dijadikan landasan pemilihan
obyek penelitian karena dimungkinkan untuk menerapkan berbagai asumsi dalam upaya
pengembangan ekowisata berdasarkan daya dukung lingkungan di wilayah tersebut. Dengan
demikian, akan dihasilkan output penelitian yang baik guna mengurangi permasalahan yang
ada di wilayah studi ini. Hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti strategi
pengembangan potensi ekowisata pada Kelurahan Lemo dan Sarira guna meningkatkan mutu
lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata yang ada saat ini serta
merumuskan strategi yang sesuai untuk pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan
Sarira, Kec. Makale Utara, Kab Tana Toraja.
BAHAN DAN METODE
Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lemo dan Sarira, Kecamatan Makale Utara,
Kabupaten Tana Toraja.Pemilihan lokasi ini karena merupakan salah satu daerah tujuan
wisata serta kondisi alam yang cocok untuk dijadikan daerah tujuan ekowisata.Selain itu,
beberapa daerah di Lemo dan Sarira telah mengalami degradasi lingkungan, misalnya
pembukaan tambang batu kapur, penebangan hutan, perluasan pemukiman.Pada umumnya
masyarakat tidak memperdulikan fungsi ekologis kawasan sehingga kerusakan lingkungan
terjadi.Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat perlu diberdayakan dalam
kegiatan wisata yang memperhatikan kelestarian lingkungan yaitu ekowisata (Nugroho,
2011).
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode gabungan yakni
kuantitatif dan kualitatif (Sugiyono, 2013).Teknik pengambilan data primer yaitu melalui
wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi.Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dengan menggunakan matrikSWOT (Rangkuti, 2009) dan akan menghasilkan beberapa
strategi yang akan direkomendasikan dalam pengembangan ekowisata.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdiam di sekitar objek
wisata.Diambil dengan metode purposive sampling untuk mengelompokkan sampel sesuai
dengan tujuan penelitian. Sampel ditentukan dengan metode purposive, yaitu dengan
mengambil kurang lebih 10% sampai dengan 15% dari masyarakat yang mempunyai
keterkaitan dengan pelayanan wisata. Responden terdiri dari masyarakat lokal / pelaku usaha
dan wisatawan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yang ditentukan dengan menggunakan
rumus Slovin sebagai berikut (Sugiyono, 2013):
Dimana :
n = jumlah minimal responden
N = jumlah populasi (KK)
d = derajat kesesuaian
N n =
Nd2 + 1
a. Sampel untuk responden masyarakat setempat :
Untuk Kelurahan Lemo, Lingkungan Bo’ne, jumlah penduduk yang bermukim di sekitar
obyek wisata adalah 415 jiwa dengan 93 KKl, maka jumlah sampel yang diambil adalah 48
responden. Untuk Kelurahan Sarira, Lingkungan Rorre Tilangnga’, jumlah penduduk yang
bermukim di sekitar obyek wisata adalah 386 jiwa dengan 106 KK, maka jumlah sampel
yang diambil adalah 52 responden.Jadi jumlah responden dari masyarakat setempat adalah
100 responden.
b. Sampel untuk responden wisatawan :
Berdasarkan data jumlah kunjungan wisatawan periode Januari sampai Maret sebesar
1.565 orang, maka jumla sampel yang diambil adalah 100 responden dengan menggunakan
metode accidental sampling.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, kuesioner,
wawancara dan dokumentasi.Dalam pengumpulan data digunakan suatu manajemen
pelaksanaan survei yang sudah tersusun secara sistematis selama survei. Manajemen
pelaksanaan penelitian diatur berdasarkan (Marzuki, 2002) : (1) jenis survei yang digunakan,
(2) waktu pelaksanaan penelitian, (3) tempat dan tujuan survei, (4) alat bantu yang digunakan
dalam melakukan survei dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan survei.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara
dan kuesioner. Pertanyaan yang dipersiapkan berdasarkan skala Likert untuk mengetahui
kekuatan persepsi masyarakat pada setiap topik (Suyatno, dkk., 2011). Pengumpulan data
sekunder dilakukan melalui kajian laporan-laporan dari instansi–instansi yang terkait dan
menjadi sumber dalam pengumpulan data sekunder ini. Instansi-instansi yang dimaksud
adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja, Dinas Kehutanan Kabupaten Tana Toraja,
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tana Toraja, Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Tana Toraja, BPS Kabupaten Tana Toraja, KSDA Kabupaten Tana Toraja dan
BLHD Kabupaten Tana Toraja.
Analisis Data
Untuk merumuskan langkah-langkah strategi pengembangan ekowisata, akan
dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT dibagi menjadi
2 yaitu analisis lingkungan internal yang meliputi kekuatan (Strengths) dan kelemahan
(Weakness), serta analisis lingkungan eksternal yang meliputi peluang (Opportunities) dan
ancaman (Threats)(Kurniadi, 2009).Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis sesuai dengan
jenis data yang ada.Data kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran
tentang potensi ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira.Hasil analisis deskriptif lalu
dianalisis lebih dalam dengan pendekatan SWOT (strengths, weakness, opportunities, and
threats) yang digunakan untuk menyusun perencanaan pengembangan ekowisata di kawasan
Kelurahan Lemo dan Sarira.Analisis SWOT dimaksudkan untuk mengetahui gambaran
mengenai kekuatan dan kelemahan pengembangan ekowisata kawasan Kelurahan Lemo dan
Sarira serta peluang dan ancaman yang dihadapi. Proses analisis SWOT dalam rangka
menyusun strategi pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira dilakukan melalui
beberapa tahapan, antara lain :proses Identifikasi variabel dan perumusan IFAS dan EFAS,
proses analisis melalui penyusunan matrik SWOT dan matrik EFAS dan IFAS dan
pengambilan keputusan berupa strategi pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan
Sarira.
HASIL PENELITIAN
Potensi Flora dan Fauna
Berdasarkan pengamatan di lapangan, ada 40 jenis flora yang mendominasi dan ada 21 jenis
fauna liar yang ditemukan di wilayah Kelurahan Lemo dan Sarira, seperti yang disajikan pada
Tabel 1 dan Tabel 2.
Potensi Panorama Alam
Beberapa potensi panorama alam yang ada di Kelurahan Lemo dan Sarira antara lain
keindahan panorama alam dan daerah sekitarnya, iklim setempat yang sejuk (suhu udara
berkisar antara 18oC sampai dengan 29oC) didukung dengan penginapan yang unik dan
tradisional, permandian alam dan goa Ajaib Tilangnga.Panorama alam Lemo dan Sarira dapat
dilihat pada Gambar 1.
Potensi Budaya
Beberapa potensi budaya antara lain pekuburan adat Lemo dan Tongkonan Para
Lemo beserta benda-benda cagar budaya (BCB), kuburan bayi Passilliran, adat istiadat
masyarakat setempat yang unik dan menarik.Potensi budaya yang ada di Lemo dan Sarira
diperlihatkan pada Gambar 2.
Keadaan Pengunjung
Perkembangan kunjungan wisatawan yang meningkat setiap tahunnya, merupakan
salah satu faktor pendukung lainnya. Total kunjungan wisatawan di obyek wisata Lemo dan
permandian alam Tilangnga’ tahun 2012 adalah 20.447 orang, dan tahun 2013 adalah 26.088
orang. Sedangkan pada tahun 2014, periode bulan Januari sampai dengan April adalah 6.587
orang.
Pengelolaan Obyek Wisata Saat Ini
Uraian-uraian kegiatan yang menunjang pengembangan ekowisata di wilayah Lemo
dan Sarira, beserta kebtuhan sarana dan prasarana, diuraikan pada Tabel 3.
Tingkat Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan pada jawaban responden maka diperoleh hasil analisis tingkat
partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira Tabel
4.
Analisis Data SWOT
Berdasarkan total skor IFAS = 2.82 dan EFAS 2.61, maka rumusan strategi
pengembangan diperoleh pada kuadran pertama yang memiliki karateristik pertumbuhan
agresif dan diperoleh Strategi Kekuatan dan Strategi Peluang (S-O).
PEMBAHASAN
Penelitian ini menemukan beberapa strategi pengembangan ekowisata dan potensi-
potensi wisata di Kelurahan Lemo dan Sarira.Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,
jenis-jenis flora yang mendominasi antara lain dari famili Araucariaceae, Casuarianaceae,
Rubiaceae, Pandanaceae, Bombacaceae, Myrtaceae, Moraceae, Pinnaceae, Orchidaceae dan
lain sebagainya. Dari sekian famili flora yang disebutkan di atas, yang paling mudah diamati
adalah famili Casuarianaceae, Araucariaceae dan Pinnaceae, karena jenis-jenis ini tumbuh
membentuk kelompok-kelompok tersendiri.Dari 22 jenis satwa liar yang ditemukan ada 3
jenis satwa yang endemik.Jenis-jenis fauna yang endemik dan sudah jarang dijumpai di
sekitar Lemo dan Sarira adalah kera hitam Sulawesi (Macaca tonkeana), burung Elang Coklat
Sulawesi (Spizaetus lanceolatus), musang coklat Sulawesi (Macrogalida
muschenbroekii).Potensi fauna endemik bisa dijadikan isu yang dapat mendatangkan
wisatawan ke kawasan pengembangan ekowisata Lemo dan Sarira.Di tempat ini juga dapat
dikembangkan kegiatan Bird Watching atau pengamatan burung pada saat-saat
tertentu.Potensi panorama alam dan potensi budaya di Kelurahan Lemo dan Sarira sangat
mendukung untuk menjadikan daerah ini menjadi tujuan ekowisata.Gambar 1. Menunjukkan
kondisi bentang alam (topografi, geologi dan hidrologi) merupakan tantangan bagi para
pencinta alam seperti panjat tebing, lintas alam, berkemah, pendakian dan lain sebagainya
serta keindahan bentangan bukit-bukit kars dan persawahan yang luas. Atraksi wisata
unggulan adalah permandian alam dan pekuburan adat Lemo (Gambar 2).Banyak cerita unik
dan menarik yang berkembang di tempat tersebut, dan hal itulah yang menjadi daya tarik dari
kedua obyek wisata tersebut.
Pengunjung yang datang di obyek wisata yang ada di Kelurahan Lemo dan Sarira,
sampai saat ini sudah beragam, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara.Para wisatawan datang ke tempat tersebut dengan berbagai tujuan.Motif
kunjungannya, ada yang datang untuk menikmati keindahan alam, ada juga beberapa di
antaranya yang datang untuk penelitian dan wisata pendidikan.Obyek wisata di wilayah
tersebut, kebanyakan dikunjungi oleh para pelajar dan mahasiswa.Puncak kunjungan
wisatawan mancanegara, terjadi pada High Season yaitu antara bulan Juli –
September.Sedangkan puncak kunjungan wisatawan lokal, terjadi antara bulan Desember –
Januari.Pengembangan jenis-jenis kegiatan di Lemo dan Sarira, dilakukan dengan
mempertimbangkan potensinya, baik potensi sumber daya alam hayati (flora dan fauna)
maupun potensi fisik wilayah studi (bentang alam, hidrologi, iklim dan keunikan
kawasan).Kegiatan minat khusus bisa dkembangkan dengan berdasarkan potensi-potensi yang
ada.Kegiatan wisata pendidikan dapat dikembangkan bagi para remaja dan pelajar maupun
mahasiswa.Bahkan tidak menutup kemungkinan bagi para praktisi, akademisi dan para
ilmuwan.
Berdasarkan pada hasil kuesioner, maka dapat dirumuskan bahwa tingkat partisipasi
masyarakat dalam rangka pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira sangat
tinggi, kecuali dalam tahap rancangan. Tingkatan partisipasi untuk tahap rancangan cukup,
sehingga berpengaruh terhadap proses pengembangan kawasan yang akan berjalan lambat,
baik dalam tahap rencana maupun implementasi rencana. Kondisi tersebut disebabkan karena
antusias masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan, tidak diimbangi dengan kemampuan
sumber daya manusia yang memadai.Selain itu, masyarakat ingin secara penuh melakukan
kegiatan pengembangan jasa layanan wisata, sehingga perlu mendapat dukungan dari para
fasilitator (outsider) untuk mendapatkan bimbingan dan arahan dalam penyediaan jasa
layanan wisata di Kelurahan Lemo dan Sarira.
Berdasarkan total skor IFAS = 2.82 dan EFAS 2.61, maka rumusan strategi
pengembangan yang berada pada kuadran pertama dengan strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah memanfaatkan peluang yang ada dengan mengoptimalkan semua
kekuatan dan keunggulan yang dimiliki.Pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan
Sarira, dilakukan melalui pengembangan obyek wisata dan atraksi-atraksi wisata lainnya yang
selama ini belum dikembangkan, seperti di Tongkonan Para Lemo, passilliran, dan jenis
atraksi wisata minat khusus (penjelajahan/trekking dan petualangan, dan lain-
lain).Pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira tentunya harus diimbangi
dengan pengadaan / perbaikan sarana dan prasarana pendukungnya.Secara teknis
pengelolaannya dapat difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Tana Toraja.Dari hasil Analisis
SWOT diperoleh 4 isu strategi yang merupakan perwakilan dari masing-masing kelompok
isu, yaitumengoptimalkan potensi wisata dengan memanfaatkan peningkatan trend wisata
alam; meningkatkan perhatian masyarakat terhadap manfaat ekologis kawasan dengan
memanfaatkan terbukanya peluang usaha bagi masyarakat setempat; mengoptimalkan potensi
sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat untuk mengatasi kerusakan habitat dan
punahnya flora dan fauna yang endemik dan dilindungi; dan menyediakan dan memperbaiki
sarana dan prasarana pendukung dengan untuk mengatasi perilaku vandalisme dan sampah
dari para wisatawan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Wilayah Kelurahan Lemo dan Sarira yang terletak di Kecamatan Makale Utara,
Kabupaten Tana Toraja, sangat berpotensi untuk dijadikan daerah pengembangan ekowisata,
agar bisa meminimalkan kerusakan lingkungan yang terjadi, dan mengacu pada prinsip-
prinsip ekowisata. Potensi wisata yang mendukung pengembangan ekowisata di Kelurahan
Lemo dan Sarira, adalah kuburan adat Lemo, permandian Alam Tilangnga, Tebing Sarira
untuk arena panjat tebing, baby grave (passilliran), Buntu Sarira untuk pendakian, Tongkonan
Para Lemo (rumah adat), camping ground, bird watching, treking dan panorama alam yang
indah. Sedangkan strategi pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Kelurahan
Sarira adalah mengoptimalkan potensi wisata dengan memanfaatkan peningkatan trend wisata
alam, meningkatkan perhatian masyarakat terhadap manfaat ekologis kawasan dengan
memanfaatkan terbukanya peluang usaha bagi masyarakat setempat, mengoptimalkan potensi
sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat untuk mengatasi kerusakan habitat dan
punahnya flora dan fauna yang endemik dan dilindungi; dan menyediakan dan memperbaiki
sarana dan prasarana pendukung dengan untuk mengatasi perilaku vandalisme dan sampah
dari para wisatawan.Disarankan agar masyarakat untuk memelihara kelestarian lingkungan
agar tercipta keseimbangan ekosistem dan mau melestarikan adat istiadat dan kebudayaan
(situs-situs purbakala) daerah Tana Toraja.
DAFTAR PUSTAKA Dawi.(2008). Model Pengelolaan Ekowisata DAS Mai’ting Kabupaten Tana Toraja.Jurnal
Pascasarjana Unhas. Diakses pada 21 April 2013.Available from: http://pasca.unhas.ac.id/jurnal_pdf/an_1_1/dawi-4.pdf
Hakim, Lukman.(2004). Dasar-dasar Ekowisata. Malang: Bayumedia. Kurniadi, Andi Rohman. (2009). Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Ekowisata
Ciwidey Di Perum Perhutani Unit III Bandung. Diakses 22 April 2013. Available_from:http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-andirohman-829
Marzuki.(2002). Metodologi Riset.Yogyakarta: BPFE-UII. Nugroho, Iwan. (2011). Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan.Yogyakarta: Pustaka
Belajar. Rangkuti, F. (2009).Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Jakarta:
Pustaka Utama. Sugiyono, (2013).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods).Bandung: Alfabeta. Suyatno, Mustafid, dan Sugiarto, A. 2011. Rancang Bangun Sistem pendukung Keputusan untuk Pemilihan Gagasan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).Diakses 11 Juni 2014. Available from:http://eprints.undip.ac.id/29577/1/suyatno.pdf
Suyatno, Mustafid, dan Sugiarto, A. 2011. Rancang Bangun Sistem pendukung Keputusan untuk Pemilihan Gagasan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Online (http://eprints.undip.ac.id/29577/1/suyatno.pdf, diakses 11 Juni 2014)
Soemarwoto, Otto. (2010). Analisa Dampak Lingkungan.: Gadjahmada University Press, Yogyakarta.
Wijayanti, P. (2008). Analisis Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Ekowisata (Studi Kasus: Kawasan Wisata Gunung Salak Endah Kab. Bandung). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 13, No. 3:173-181.
LAMPIRAN Tabel 1. Jenis flora yang ditemukan di sekitar wilayah Kelurahan Lemo dan Sarira
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan 1 Anggrek Vandopsis lissochiloides Tidak endemik 2 Aren Arengas pinnata Tidak endemik 3 Bambu Bambusa sp. Tidak endemik 4 Beringin Ficus benjamina Tidak endemik 5 Bitti / Gufasa Fitecxc coffasdusd Tidak endemik 6 Cemara Gunung Casuarina junghuniana Tidak endemik 7 Damar Agathis dammara Tidak endemik 8 Dengen Dillenia serrata Tidak endemik 9 Gambas Luffa acutangula Tidak endemik
10 Jati Tectona grandis Tidak endemik 11 Kantung Semar Naphentes sp. Tidak endemik 12 Kapuk randu Ceiba pentandra Tidak endemik 13 Katambi Syzygium sp. Tidak endemik 14 Keladi Caladium sp Tidak endemik 16 Keluwak / Pangi Pangium edule Tidak endemik 15 Ketapang Terminalia catappa Tidak endemik 17 Lelating Api / Rangas api Gluta renghas Tidak endemik 18 Maja Aegle marmelos Tidak endemik 19 Pakis Haji Cycas rumphii Tidak endemik 20 Pakis Perak Pytirogramma calomelanos Tidak endemik 21 Paku Acel Nephrolepis cordifolia Tidak endemik 22 Paku Cae Acrosticum aerum Tidak endemik 23 Paku Sepat Nephrolepis axaltata Tidak endemik 24 Palem Palmae sp. Tidak endemik 25 Pandan Hutan Pandanus lectorius Tidak endemik 26 Pandan Wangi Pandanus amaryllfolium Tidak endemik 27 Pohon kupu-kupu Bauhinia sp. Tidak endemik 28 Rumput gajah Penisetum purpureum Tidak endemik 29 Sadipe / Buni Antidesma bunius Tidak endemik 30 Sengon Albizia chinensis Tidak endemik 31 Sentul / Katapi Enhalus acoroides Tidak endemik 32 Singkong Karet Manihot glaziovii Tidak endemik 33 Sipate Alstonia scholaris Tidak endemik 34 Sirih Piper betle Tidak endemik 35 Sukun Artocarpus cuminii Tidak endemik 36 Suren Toona ciliata Tidak endemik 37 Tarra’ Artocarpus ododratissimus Tidak endemik 38 Tebu Saccharum officinale Tidak endemik 39 Tusam / Pinus Pinus merkusii Tidak endemik 40 Uru Elmerillia Sp Tidak endemik
Tabel 2. Jenis fauna yang ditemukan di sekitar wilayah Kelurahan Lemo dan Sarira No. Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan 1 Bangau Coklat Ciconia sp. Tidak endemik 2 Bangau Putih Bubulcus ibis Tidak endemik 3 Biawak Varanus sp. Tidak endemik 4 Burinti Tidak endemik 5 Burung hantu Ninox sp. Tidak endemik 6 Elang Coklat Sulawesi Spizaetus lanceolatus Endemik 7 Gagak Corvus sp. Tidak endemik 8 Ikan Sidat Anguilla sp. Tidak endemik 9 Kepiting Parathelphusa convexa Tidak endemik
10 Kera hitam Sulawesi Macaca tonkeana Endemik 11 Karapuak Tidak endemik 12 Lebah Hutan Apis dorsata Tidak endemik 13 Merpati Hutan Ducula sp. Tidak endemik 14 Mundan Tidak endemik 15 Musang Coklat Sulawesi Macrogalida muschenbroekii Endemik 16 Puyuh Cotumix coturnix Tidak endemik 17 Tekukur Streptopelia chinensis Tidak endemik 18 Tawon Raja Megalara garuda Tidak endemik 19 Ular phyton Phyton sp. Tidak endemik 20 Ular Sawah Python reticulatus Tidak endemik 21 Walet gunung Acrodamus brevirostris Tidak endemik
Tabel 3. Bentuk kegiatan wisata dan kebutuhan sarana dan prasarana yang menunjang pengembangan ekowisata di wilayah Lemo dan Sarira
No. Bentuk Kegiatan Wisata
Tempat / Lokasi
Kebutuhan sarana dan prasarana Ket.
1 Permandian alam Tilangnga’ (Sarira)
- Kolam permandian alam Perlu perhatian - Jalan utama obyek wisata Ada - MCK Perlu perhatian - Tempat sampah perlu perhatian - Papan informasi/larangan belum ada - Loket karcis Ada - Gerbang Belum ada - Tempat parkir Perlu perhatian
2 Berkemah (camping ground)
Tongkonan Para Lemo
(Lemo)
- Pembangunan camping ground Belum ada
- Pintu gerbang Belum ada - Jalur interpretasi Perlu perhatian - Loket karcis Belum ada - Shelter Belum ada - MCK Belum ada - Menara air Belum ada - Papan informasi/larangan Belum ada - Tempat parkir Belum ada
3 Wisata minat khusus
(cruise dan adventure):
Sarira dan Lemo
- Jalur interpretasi Perlu perhatian - Pos penjagaan Belum ada - Shelter Belum ada - Papan informasi/larangan Belum ada
4 Pengamatan / Panorama Alam
Sarira dan Lemo
- Menara pengintai Belum ada - Teropong Belum ada - Papan informasi/larangan Belum ada - Tempat parkir Belum ada
5 Kuburan batu dan Rumah Tongkonan Lemo
- Jalan uama obyek wisata Ada - MCK Ada - Tempat sampah Perlu perhatian - Papan informasi/larangan Belum ada - Loket karcis ada - Tempat parkir ada - Gerbang Belum ada
6 Kuburan bayi (Passilliran) Lemo
- Jalur interpretasi Perlu perhatian - Pos penjagaan Belum ada - Shelter Belum ada - Papan informasi/larangan Belum ada - Loket karcis Belum ada - Tempat parkir Belum ada - Gerbang Belum ada
Tabel 4. Matrik tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira
Tingkatan Partisipasi Tahapan Proyek dan Progam
Inisiatif Rencana Rancangan Pelaksanaan Pemeliharaan
Tidak ada 0 0 0 0 0
Tidak Langsung 0 0 0 0 2
Konsultatif 0 0 2 0 0
Pengendalian terbagi 0 0 0 0 0
Pengendalian penuh 4 4 0 4 4
Gambar 1. Panorama alam dan permandian alam Tilangnga’
Gambar 2. Pekuburan adat Lemo dan kuburan bayi Passilliran