systema nervosum centrale
DESCRIPTION
Jaringan SarafTRANSCRIPT
11/17/2015
1
SYSTEMA NERVOSUM CENTRALE ASISTENSIAN HISTOLOGI BLOK SISTEM SARAF
Stefanus Erdana Putra
Dan Segenap Asisten 2013
Laboratorium Histologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
Selasa, 17 November 2015
“Boys, be ambitious! Be ambitious not for money or for selfish aggrandizement, not for that evanescent thing which men call fame. Be ambitious for the attainment of
all that a man ought to be.”
-non scholae sed vitae discimus
11/17/2015
2
BIG THANKS TO YOU ALL 191 OF CALVARIA
11/17/2015
3
Sistem Saraf
Sistem saraf pusat (SSP) pusat perintah,
pengolahan dan integrasi informasi:
– otak,
– medula spinalis
Sistem saraf tepi (SST) menerima & proyeksi
informasi, perantara sejumlah refleks :
– saraf kranial,
– saraf spinal dan saraf perifer penghantar impuls ke
dan dari SSP (motorik dan sensorik),
– ganglia saraf (sekelompok kecil sel saraf di luar SSP)
11/17/2015
4
SISTEM SARAF
SISTEM SARAF PUSAT
1. Cerebrum
2. Cerebellum (secondary vesicle : metencephalon)
3. Batang Otak : - mesensefalon
- pons (secondary vesicle : metencephalon)
- medula oblongata (secondary vesicle : myelencephalon)
4. Medula spinalis
SISTEM SARAF TEPI
1. Serabut saraf : kranialis dan spinalis
2. Ganglion : spinalis dan simpatis
3. Akhiran saraf : reseptor dan efektor
11/17/2015
5
Struktural :
– SSP
– SST
Fungsional :
– Sensorik/ afferen
Somatik (dari kulit,
fascia, sendi, otot
rangka) volunter
Visceral (dari organ
visera) involunter
– Motorik/ eferen
Somatik : otot rangka
Otonom : otot polos,
otot jantung, kelenjar
Neuron merespon perubahan lingkungan/
stimulus dengan mengubah gradien ion
di antara permukaan membran dalam dan
luar
Gradien ion tersebut = potensial listrik
Semua sel mempertahankan gradien
semacam itu
Ada sel – sel yang dapat mengubah
potensial ini dengan cepat, sebagai respon
terhadap rangsang bersifat excitable
(irritable), contoh : neuron, sel otot, sel
kelenjar tertentu
11/17/2015
6
Neuron bereaksi terhadap rangsang dengan
cara : depolarisasi membran (pembalikan potensial gradien
ion) tersebar dari tempat penerimaan rangsang
dijalarkan melalui membran plasma neuron
Penjalaran ini disebut potensial aksi = gelombang
depolarisasi = impuls saraf
Potensial aksi dapat menempuh jarak jauh
sepanjang prosessus neuron meneruskan
sinyal ke neuron lain, otot, dan kelenjar secara
kontinu kondisi intrinsik tubuh stabil dan pola
perilaku dalam batas normal
Perkembangan Jaringan Saraf
11/17/2015
7
Berkembang dari lapisan ektoderm, dimulai minggu
ketiga kehidupan embrio manusia
Proses perkembangan : – Sinyal notokord (struktur aksial di bawah ektoderm) ektoderm di
sepanjang sisi mid dorsal embrio menebal tebentuk lempeng
saraf berepitel yang dipisahkan alur neural/ neural groove
– Sisi lateral lempeng terlipat ke atas, tertekuk, tumbuh ke medial,
beberapa hari kemudian menyatu tubus neuralis
– Tubus neuralis produksi semua SSP (neuron, sel glia, sel
ependim, sel epitel plexus choroideus)
– Tubus neuralis terpisah dari ektoderm (kini ektoderm berada di atas
tubus neuralis membentuk epidermis) crista neuralis (populasi
sel yang terpisah dari neuroepitel dan menjadi mesenkim)
– Sel – sel crista neuralis bermigrasi jauh dan berdiferensiasi sel
SST, ganglia sensoris, dan sejumlah sel non-neuronal lainnya
(melanosit, meninges, medula adrenal, sel gigi, tulang rawan
kepala)
JARINGAN SARAF
Neuron banyak cabang panjang: 1. Badan Sel/ Perikarion 2. Juluran Sel : - Neurit / Akson - Dendrit Sel glia/ sel penunjang cabang pendek, aktivitas saraf,
nutrisi saraf, proteksi SSP: 1. Makroglia : - Astrosit Protoplasmatik - Astrosit Fibrosa 2. Oligodendroglia 3. Mikroglia / Mesoglia 4. Sel ependim 5. Sel Schwann (neurolemmosit) 6. Sel satelit ganglia
11/17/2015
8
KLASIFIKASI NEURON
Berdasar jumlah juluran
1 akson,
2 atau lebih dendrit
1 akson, 1 dendrit
Prosessus bercabang dekat perikarion:
panjang perifer, lainnya SSP
Neuron multipolar mayoritas tubuh
Neuron bipolar retina, mukosa olfaktorius,
ganglion cochleare (telinga dalam), dan ganglion
vestibulare (keseimbangan)
Neuron pseudounipolar ganglion spinale
(ganglion sensorik saraf spinal) dan mayoritas
ganglion kranial
Interneuron hubungan antar neuron,
membentuk jejaring fungsional yang kompleks/
sirkuit, contoh : retina, SSP biasanya multipolar/
anaxonic, 99 % neuron di SSP
11/17/2015
9
KLASIFIKASI NEURON LAINNYA
Berdasar panjang akson
a. Type Golgi I : akson panjang
b. Type Golgi II : akson pendek/ tidak ada akson
Berdasar Fungsi
a. Motorik/ eferen pengendali organ efektor (serabut otot dan kelenjar eksokrin dan endokrin)
b. Sensorik/ aferen penerima stimulus sensoris dari lingkungan & dalam tubuh
BADAN SEL pusat trofik, sintesis seluruh sel saraf, penerima stimulus
Bentuk stelat, piramid, botol, pipih *Inti sel eukromatik/ pucat -binucleus : kadang pada ganglia
simpatis dan sensorik *Sitoplasma *Organela a. RER + ribosom : Nissl Bodies
/Tigroid Bodies/ substansi kromatofilik sintesis protein
b.Neurofibril : beranyaman c.Mitokondria : tersebar,
batang atau filamen, banyak di ujung akson
d.Golgi : hanya pada perikarion
e.Centrosoma : pada embrio
11/17/2015
10
BADAN SEL Inklusiones a. Pigmen : - Melanin : coklat tua/hitam terdapat pada : -substansia nigra -nukleus dorsalis vagus -ganglion simpatis -ganglion spinalis - Lipofuhsin : coklat kekuningan hasil metabolisme abnormal (residu tidak tercerna
oleh lisosom) semakin tua semakin bertambah b. Lipid - Berupa tetes lemak - Hasil metabolisme abnormal c. Glikogen : Terdapat pada neuron embrional & pleksus khoroideus d. Besi : - granula - dewasa lebih banyak daripada anak - terdapat pada : substansia nigra & globus palidus
Dalam SSP :
– Badan sel saraf hanya di substansia grisea
(gray matter)
– Prosessus neuron substansia alba (white
matter)
Dalam SST :
– Badan sel saraf dalam ganglia dan beberapa
area sensorik, contoh : mukosa olfaktorius
– Prosessus neuron dalam serabut saraf
11/17/2015
11
NISSL BODIES DAN NEUROFIBRIL
Parkinson Disease
11/17/2015
12
JULURAN SEL
1. Neurit / akson :
- Jumlah 1
- Panjang
- Tidak bercabang
- Membawa rangsang
meninggalkan badan sel.
- Dapat juga menerima
informasi dari neuron lain
memodifikasi transmisi
potensial aksi ke neuron ybs.
2. Dendrit :
- Sifat kebalikan
- Menerima stimulus dari
lingkungan, sel epitel sensorik,
neuron lain
11/17/2015
13
NEURIT (=AKSON)
- Juluran panjang
- Pangkal akson : - Axon Hillock (= conus implantasi) muncul dari
perikarion
- Bentuk kerucut
- Aksoplasma :
- dinding/ membran plasma : aksolemma
- neurofibril saling sejajar, SER, mitokondria, mikrotubulus
- Ujung terminal : - telodendron (= terminal arborization/ percabangan
terminal)
- banyak mitokondria
- setiap cabang terminal berakhir pada sel berikutnya
berupa pelebaran yang disebut bulbus akhir
(boutons) membentuk struktur sinaps
meneruskan informasi ke sel berikutnya dalam sirkuit
- Kolateral : semua cabang akson (tegak lurus) kembali ke perikarion
- Kumpulan akson membentuk serabut saraf
Tepat di belakang axon hillock, ada daerah yang
disebut segmen inisial tempat bertemunya
rangsang eksitatorik dan inhibitorik terjadi
penjumlahan aljabar keputusan meneruskan/
menghentikan transmisi impuls saraf
Pada segmen inisial terdapat beberapa jenis kanal
ion untuk menghasilkan potensial aksi
Akson TIDAK memiliki RER dan ribosom
bergantung pada perikarion untuk bertahan hidup
Jika terpotong, akson bagian perifer cepat
berdegenerasi
11/17/2015
14
Lalu lintas dua arah di sepanjang akson :
– Transpor anterograd : makromolekul dan organel di badan sel
diangkut secara kontinu ke terminal sinaps
– Transpor retrograd : arah berlawanan, makromolekul diangkut dari
perifer ke badan sel meliputi zat yang masuk melalui endositosis
(virus, toksin)
Transpor retrograd dapat digunakan mempelajari jaras
neuron peroksidase atau marker lain disuntikkan ke
dalam daerah terminal akson penyebaran diikuti secara
histokimiawi
Transpor anterograd lebih lambat secara kasar
menggambarkan laju pertumbuhan akson
Transpor aksonal menggunakan protein penggerak yang
melekat pada mikrotubulus.
– Kinesin : ATPase yang diaktifkan mikrotubulus, melekat pada
vesikel, memungkinkan bergerak menjauhi perikarion
– Dinein : ATPase seupa, memungkinkan transpor retrograd/ menuju
badan sel
Dendrit
Dendrit makin kecil diameternya saat
bercabang (bd. akson yang memiliki
diameter tetap)
Basis dendrit sitoplasma dengan
komposisi mirip perikarion, TANPA
apparatus golgi
Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan
neuron terdapat di spina dendritik
11/17/2015
15
Spina dendritik : struktur
tumpul pendek terjulur
dari dendrit dalam
jumlah banyak di korteks
serebri manusia untuk
memproses sinyal sinaps
yang pertama kali tiba di
sebuah neuron;
Spina dendritik memiliki
filamen aktin untuk
membentuk plastisitas
neuron
Pemrosesan sinyal
sinaps tadi terjadi pada
kompleks protein yang
melekat pada permukaan
sitosol membran pasca
sinaps
Potensial Membran
Banyak protein integral membran sel neuron yang
bekerja sebagai pompa dan kanal memungkinkan
difusi ion ke dalam dan ke luar sitoplasma
Aksolemma memompa Na+ ke luar aksoplasma
(kadar Na+ dipertahankan hanya 1/10 kadarnya dalam
cairan ekstrasel; sebaliknya K+ dipertahankan pada
nilai yang lebih besar daripada K+ dalam cairan
ekstrasel)
Hal tersebut menimbulkan perbedaan potensial pada
aksolemma sebesar kira – kira -65 mV (lebih negatif di
daerah dalam terhadap daerah luar) disebut
potensial membran istirahat
11/17/2015
16
Depolarisasi : Bila neuron dirangsang kanal ion terbuka
influks cepat Na+ ekstrasel potensial istirahat dari -65
mV menjadi +30 mV (bagian dalam sel lebih positif dari
lingkungan ekstrasel; ditunjang sel glia sebagai insulator)
awal mula potensial aksi atau impuls saraf
Repolarisasi : Potensial sebesar +30 mV sekitar 5 ms
akan menutup kanal natrium dan membuka kanal K+ ion
K+ meninggalkan akson melalui difusi potensial aksi
kembali menjadi -65 mV
Potensial aksi tersebut menyebar di sepanjang membran
aksonal menghasilkan impuls saraf perubahan
aktivitas listrik ini membuka kanal Na+ di sebelahnya lalu
kanal K+ potensial aksi menyebar dengan kecepatan
tinggi sampai di ujung saraf memicu pengeluaran
neurotransmitter merangsang/ menghambat neuron lain/
sel lain (otot, kelenjar)
Anestesi Lokal
11/17/2015
17
“Do not expect your friends to be perfect people for you, but help them to be a perfect person, because that is the
meaning of true friendship.”
-non scholae sed vitae discimus
Komunikasi Sinaps
Sinaps transmisi satu arah dari neuron ke sel lain
Sinaps = tempat terjadinya kontak fungsional antar neuron
atau antara neuron dan sel efektor lain
Fungsi sinaps : mengubah impuls (sinyal listrik) dari sel
pre-sinaps menjadi sinyal kimia yang bekerja pada sel
pasca-sinaps
Mayoritas sinaps meneruskan informasi dengan
membebaskan neurotransmitter selama penghantaran
sinyal.
Neurotransmitter : zat kimia yang mengikat protein
reseptor spesifik untuk membuka atau menutup kanal ion
(mengawali kaskade second –messenger)
11/17/2015
18
Struktur Sinaps
Terminal akson pre-sinaps
(terminal botton)
melepaskan neurotransmitter
Membran sel pasca-sinaps
reseptor untuk
neurotransmitter
kanal ion/ mekanisme lain
inisiator impuls baru
Celah sinaps (synaptic cleft)
pemisah membran
presinaps dan pascasinaps
SINAPSIS
difusi
Sinaps eksitatorik
Mitokondria dan SER sumber membran baru
11/17/2015
19
Sinaps eksitatorik meningkatkan
depolarisasi di membran pascasinaps
(membuka kanal Na+)
Sinaps inhibitorik meningkatkan
hiperpolarisasi di membran pascasinaps
tanpa disertai transmisi impuls saraf
(interaksi neurotransmitter-reseptor
merangsang terbukanya kanal Cl- atau
anion lainnya influx anion resisten
terhadap depolarisasi)
Setelah digunakan, neurotransmitter cepat
dihilangkan melalui pemecahan enzimatik,
difusi, atau endositosis (diperantarai
reseptor spesifik membran pra-sinaps)
mencegah stimulasi berkesinambungan
yang tidak diinginkan pada neuron pasca-
sinaps
11/17/2015
20
TIPE KOMUNIKASI ANTAR NEURON
Aksoaksonik jarang dijumpai untuk modulasi aktivitas sinaps
Neurotransmitter yang digunakan pada
neuromuscular junction asetilkolin
Neurotransmitter yang digunakan pada
mekanisme kerja SSP dikelompokkan
menjadi beberapa kategori :
– Katekolamin : epinefrin (adrenalin), nor-
epinefrin, dopamin
– Asam amino (sering termodifikasi) : glutamat,
glisin, serotonin (5-HT/ hydroxytryptamine),
GABA
– Peptida sederhana : endorfin, substansi P
11/17/2015
21
11/17/2015
22
SSRI (Selective Serotonin
Reuptake Inhibitor)
NICE TO KNOW
Neuromodulator : messenger kimiawi yang
memodifikasi sensitivitas neuron
terhadap rangsangan atau hambatan
sinaps, tanpa bekerja langsung pada sinaps
Sebagian neuromodulator merupakan
neuropeptida atau steroid yang dihasilkan
dalam jaringan saraf, sebagian lainnya
berupa steroid yang beredar dalam sirkulasi
11/17/2015
23
Sinaps kimiawi menggunakan messenger
kimiawi
Sinaps listrik (mencolok di otot jantung dan
otot polos) menghantarkan sinyal ion
melalui taut celah yang melintasi membran
pra-sinaps dan pasca sinaps sinyal saraf
diteruskan secara langsung
“A perfect friend is someone who come in when your whole world has gone out.
A good friend is like star. You can not always see it, but you realize it will
always be there. True friend not only accept who you are, but also help you
become who you should be.”
-non scholae sed vitae discimus
11/17/2015
24
NEUROGLIA melengkapi ruang mikro
yang ideal untuk aktivitas neuronal
- Merupakan jaringan penyokong
- Klasifikasi Neuroglia :
a. Makroglia :
- Astrosit protoplasmatis
- Astrosit fibrosa
b. Oligodenroglia
c. Mikroglia
(mesoglia / sel Hortega)
d. Sel Ependim
e. Sel Schwann (neurolemmosit)
f. Sel satelit ganglia
- Neuropil : jejaring padat serabut
dari prosessus neuron dan sel
glia yang mengisi ruang
interneuronal SSP
11/17/2015
25
ASTROGLIA (=ASTROSIT)
- Merupakan neuroglia terbesar dan terbanyak dijumpai
- Mempunyai banyak prosesus protoplasmatis
- Astrosit protoplasmatis :
- prosesus banyak, pendek, tebal
- sitoplasma : granula gliosom
- ujung melebar dan menyelubungi sel endotel kapiler :
perivasculair feet/ foot plate membentuk sawar darah
otak, mengatur vasodilatasi dan pemindahan O2 dan ion
dan zat lain dari darah ke neuron
- terdapat pada substansia griscea
- Astrosit fibrosa :
- Prosesus protoplasmatis lebih sedikit
- Terdapat foot plate
- Terdapat pada substansia alba
11/17/2015
26
Selain sebagai sawar darah otak, fungsi astrosit adalah :
– Mengatur konstituen lingkungan ionik neuron ekstrasel (tingkat
buffering K+ ekstraseluler)
– Mengabsorpsi kelebihan neurotransmitter setempat
– Mensekresikan molekul metabolik dan faktor pengatur aktivitas
neuron
– Bila SSP cedera astrosit berproliferasi membentuk jaringan parut
(sering mengganggu regenerasi neuron)
– Mendukung pergerakan dan lokasi dari proses diferensiasi neuron
pada SSP yang sedang berkembang
– Membantu proses yang berhubungan dengan sinapsis di SSP,
mempengaruhi pembentukan, fungsi, dan plastisitas dari struktur ini.
– Membentuk lapisan barrier dari proses perluasan, yang disebut
glial limiting membran, yang melekatkan lapisan meninges pada
permukaan luar SSP.
Astrosit berkomunikasi melalui taut celah (gap junction), agar informasi
dapat sampai ke tempat yang jauh
Prosessus semua astrosit diperkuat berkas filamen intermedia, yang
terdiri atas protein asam glia berfibril (GFAP) marker unik bagi
astrosit, penanda dan sumber utama tumor otak astrositoma
Alzheimer Disease
11/17/2015
27
OLIGODENDROGLIA
- Ukuran lebih kecil
- Prosesus protoplasmatis lebih
sedikit
- Menempel pada dinding
pembuluh darah : perivaskuler
satelit
- Terdapat dominan pada
substansia alba (SSP) putih
karena konsentrasi lipid pada
selubung membran yang
dibungkus
- Membentuk selubung mielin dan
merupakan insulator listrik
neuron SSP
- Tidak tampak pada pulasan
mikroskop cahaya rutin inti
bundar terkondensasi dan
sitoplasma tidak terpulas
MIKROGLIA
MIKROGLIA = mesoglia / sel Hortega
Sel kecil berbentuk ireguler, lebih sedikit daripada
oligodendroglia dan astrosit tersebar merata di substansia
alba dan substansia grisea
Berasal dari mesoderm (monosit), BUKAN tubus neuralis
embrionik
Bermigrasi melalui neuropil analisis jaringan rusak dan
invasi mikroorganisme sekresi sitokin imunoregulatorik dan
mekanisme imunitas utama pada SSP
Dalam keadaan ada patogen sel Rod, prosessus berkerut,
gerak amoeboid dan fagositosis bekerja sebagai APC
KHAS : inti sel pada HE rutin struktur memanjang dan
padat, sementara neuroglia lain cenderung sferis dan pucat
11/17/2015
28
Multiple Sclerosis
Proses fagositosis diperantarai reseptor dan
aktivitas lisosom
Demensia Kompleks AIDS
Etiologi : Infeksi HIV-1 pada SSP
menginfeksi mikroglia
Mikroglia mengeluarkan sitokin pro inflamasi seperti IL-1 dan TNF-α justru malah
mengaktifkan dan meningkatkan replikasi
HIV dalam mikroglia
11/17/2015
29
SEL EPENDIM
SEL EPENDIM
Bentuk kuboid atau kolumner rendah
Tersusun epiteloid; mirip epitel tapi TANPA lamina
basal
Membatasi ventrikel otak dan canalis sentralis
medula spinalis
Pada lokasi SSP tertentu, ujung apikal sel
ependim memiliki – silia mempermudah pergerakan LCS
– mikrovili panjang proses absorpsi LCS
Sel Schwann (Neurolemmosit)
Berasal dari krista neuralis embrionik
Hanya ditemukan pada SST
Memiliki interaksi trofik dengan akson
memungkinkan mielinisasi seperti peran
oligodendroglia pada SSP
Satu sel Schwann membentuk selubung
mielin di sekeliling satu segmen sebuah
akson (bd. kemampuan oligodendroglia
yang dapat bercabang dan meliputi bagian
lebih dari satu segmen akson)
11/17/2015
30
Sel Satelit Ganglia
Berasal dari krista neuralis embrionik
Membentuk lapisan penutup di atas badan
sel neuron besar pada ganglia SST.
Memainkan peran trofik atau penyangga
neuron yang bersangkutan
11/17/2015
31
SISTEM SARAF PUSAT
CEREBRUM
Substansia griscea :
- Membentuk korteks cerebri
- Berwarna kelabu disusun : sel bodi, dendrit,
awal neurit tak bermielin, astrosit, dan mikroglia
- Daerah terbentuknya sinaps
11/17/2015
32
- Lapisan korteks cerebri :
a. Stratum molekulare (fleksiformis)
neuroglia, serabut saraf bermielin, sel horizontal, sel granula
b. Stratum granulosum eksternum
sel piramidal kecil dengan dendrit masuk ke stratum
molekulare
c. Stratum piramidale eksternum
sel piramidal ukuran medium (luar), sel piramidal ukuran besar
(dalam)
d. Stratum granulosum internum
sel kecil multipoler (stelat) dengan akson pendek
e. Stratum piramidale internum (ganglionare)
sel piramidal besar (sel Betz), sel poligonal/ triangular (sel
Martinotti)
f. Stratum multiformis (fusiformis/ polimorfi)
sel fusiform tak teratur, sel triangular
CEREBRUM
Substansia Alba
- Disebut medula
- Serabut saraf bermielin dan oligodendroglia
sebagai komponen utama
- Tidak mengandung perikarion, tetapi mengandung
mikroglia
- Berwarna putih
- Agregat badan sel neuron yang membentuk pulau
substansia grisea yang terbenam dalam
substansia alba disebut nuclei
11/17/2015
33
CEREBELLUM
Substansia Griscea
- Membentuk korteks cerebelli
- Terdiri atas 3 lapisan
a. Stratum molekulare :
- sel stelat kecil (luar)
- sel keranjang/ sel basket/
Korf cell (dalam)
b. Stratum ganglionare :
- sel Purkinye (sel botol)
c. Stratum granulosum :
sel granula besar & kecil
Substansia Alba
Membentuk medula cerebellum
Disusun serabut saraf bermielin
Serabut aferen :
- Mossy fibers serabut terbesar yang masuk ke dalam
korteks cerebellum dan bercabang seperti lumut
- Climbing fibers berjalan dari substansia alba menuju
korteks cerebellum (menuju ke sel Purkinje)
CEREBELLUM
11/17/2015
34
CEREBELLUM
MEDULA SPINALIS
11/17/2015
35
MEDULA SPINALIS
MEDULA SPINALIS
Substansia Griscea
- Di sebelah dalam
- Berbentuk huruf H : - kornu anterior neuron motorik
- kornu posterior neuron sensorik
- Di tengah terdapat suatu lubang kanalis sentralis :
- berkembang dari lumen tubus neuralis embrio
- dibatasi sel-sel Ependim
- tersusun epiteloid kolumner selapis
- berisi cairan cerebro spinal (LCS)
- Oleh kanalis sentralis, substansia grisea dibagi menjadi comissura grisea anterior et posterior
- Neuron medula spinalis berukuran besar dan multipolar, terutama neuron motorik di kornu anterior
- Pada regio lumbal dan torakal, antara cornu anterior dan posterior terdapat suatu serabut substansia grisea yang masuk ke dalam substansia alba formatio retikularis
11/17/2015
36
- Substansia gelatinosa sentralis :
- daerah bergranula di sekitar ependym
- disusun neuroglia
- Substansia gelatinosa Rolandi :
- pada kornu anterior, tampak jernih
- di luarnya tdp - zona spongiosa : - anyaman saraf bermyelin
- zona terminalis Lissauer : saraf bermyelin
berjalan longitudinal
Substansia Alba Medula Spinalis (terletak di pinggir)
- Funikulus dorsalis : belakang substansia griscea
- Funikulus ventro-lateralis :
- depan substansia griscea
- dibagi 2 oleh kornu anterior : - funikulus anterior
- funikulus lateralis
- Celah dalam pada permukaan depan : Fisura mediana anterior
- Celah dalam pada permukaan belakang : Septum medianum posterior
- Di kanan-kiri septum medianum posterior terdapat sulkus dorso-lateralis posterior
11/17/2015
37
MENING
- Merupakan bungkus SSP membran jaringan ikat antara tulang dan jaringan saraf
- Terdiri atas 3 lapisan :
a. Duramater :
- jaringan ikat fibroelastis padat, dilapisi selapis sel pipih di sebelah
dalam
- luar : lamina endostisialis melekat pada tulang, ikut membentuk periosteum tulang, banyak pembuluh darah dan
sel
- dalam : lamina Meningealis lebih tipis, epitel mesenkim (selapis gepeng)
- di sekitar medula spinalis, duramater dipisahkan dari periosteum
vertebra oleh ruang epidural berisi pleksus vena berdinding tipis
dan jaringan ikat areolar
- di sekitar kranium, duramater menyatu dengan periosteum
tengkorak
- ruang potensial ruang subdural yang sempit
b. Arakhnoid :
- jaringan ikat avaskuler tidak memiliki kapiler pemberi nutrisi, tetapi dilalui pembuluh darah besar
- memiliki dua komponen penting :
a. lapisan jaringan ikat yang berhubungan dengan duramater
b. sistem trabekula yang beranyaman seperti jala (mengandung fibroblas dan kolagen) yang bercabang – cabang dan berhubungan langsung dengan pia mater yang lebih dalam)
- ruang subarakhnoid berisi LCS dilapisi epitel mesenkim bantalan
hidrolik pelindung SSP dari trauma (seperti spons) berhubungan
dengan ventrikel – ventrikel otak
- di medula spinalis, hanya terdapat sedikit trabekula mudah
dibedakan antara arakhnoid dan pia mater
- di referensi lain : arakhnoid saling berhubungan dengan pia mater dan
sering dianggap sebagai membran tunggal pia-arakhnoid
- di beberapa tempat, arakhnoid menembus duramater membentuk
tonjolan ke dalam sinus venosus yang terisi darah tonjolan ini
berisi LCS dan dilapisi sel endotel vaskuler disebut villi
arachnoidales, fx : mengangkut LCS dari ruang subarakhnoid ke
dalam sinus venosus
11/17/2015
38
c. Piamater :
- sangat vaskuler, tersusun oleh jaringan ikat fibrous
- dilapisi epitel mesenkim
- melekat erat pada keseluruhan permukaan jaringan saraf,
tetapi tidak berhubungan langsung dengan sel maupun serabut saraf
- di antara serabut saraf dan pia mater selapis tipis prosessus
astrosit membentuk sawar fisik (untuk memisahkan jaringan
SSP dari LCS dalam rongga subarakhnoid)
- ruang perivaskuler terowongan berlapiskan pia mater di mana pembuluh darah menembus SSP
- pia mater hilang sebelum pembuluh darah bercabang menjadi
kapiler, tetapi kapiler tetap dilapisi sepenuhnya oleh
perpanjangan prosessus astrosit perivaskuler
11/17/2015
39
Sawar Darah Otak
Sawar fungsional pengatur masuknya zat tertentu dari
darah ke dalam jaringan saraf melindungi sifat
lingkungan mikro neuron
Komponen struktural utama : endotel kapiler sel
tersekat rapat, taut kedap (occluding junction) berkembang
baik, sedikit/ tidak terlihat adanya transitosis
Lamina basal kapiler di sebagian besar regio SSP dilapisi
kaki perivaskuler astrosit mengatur pasase molekul
dan ion dari darah ke otak
Tidak ditemukan pada : plexus choroideus (produksi LCS),
hipofisis posterior (produksi hormon), regio hipotalamus
tempat kadar komponen plasma dimonitor
Plexus Choroideus
Invagirisasi dinding ventrikel otak yang
melipat – lipat dengan banyak vili
Terdapat di atap ventrikel ketiga dan
keempat, di dinding kedua ventrikel
lateral, serta di semua regio dengan
lapisan ependim yang berhubungan
langsung dengan pia mater.
Setiap villus di plexus choroideus
mengandung selapis tipis pia mater
yang tervaskularisasi dengan baik dan
dilapisi sel ependimal kuboid
Fungsi : memindahkan air dari darah
dilepaskan dalam bentuk LCS
LCS mengisi penuh ventrikel otak,
canalis sentralis, rongga subarakhnoid,
dan rongga perivaskular
11/17/2015
40
LCS
Fungsi : metabolisme (penyedia ion bagi aktivitas neuronal
SSP) dan peredam goncangan mekanis
Tidak berwarna, densitas rendah, mengandung ion natrium,
kalium, dan klorida
Mengandung sangat sedikit protein
Sel hanya ada satu : limfosit jumlah sangat sedikit
Dihasilkan secara kontinu dan beredar melalui dinding villus
plexus choroideus masuk sirkulasi melalui ventrikel dan
canalis centralis masuk ruang subarakhnoid dan
perivaskuler villi arachnoidales menyediakan jalur utama
bagi absorpsi LCS dalam sirkulasi vena (tidak ada pembuluh
limfe di jaringan SSP)
Hydrocephalus
11/17/2015
41
“Since there is nothing so well worth having as friends, never lose a chance
to make them. The reward of friendship is itself. The man who hopes for
anything else does not understand what true friendship is.”
-non scholae sed vitae discimus
SYSTEMA NERVOSUM PERIPHERICUM ASISTENSIAN HISTOLOGI BLOK SISTEM SARAF
Stefanus Erdana Putra
Dan Segenap Asisten 2013
Laboratorium Histologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
Selasa, 17 November 2015
11/17/2015
42
SISTEM SARAF TEPI
PENAMPANG BUJUR SARAF TEPI
11/17/2015
43
Penampang Lintang saraf tepi
SERABUT SARAF
- Merupakan kumpulan akson yang dikelilingi sel glia dan jaringan ikat
- Pembungkus akson :
a. Neurolemma (selubung Schwan) disusun oleh sel Schwan
b. Selubung myelin : - pada akson yang besar
- tersusun konsentris
- Pembungkus serabut saraf :
a. Endoneurium, melingkari akson
b. Perineurium, melingkari fasikulus
c. Epineurium, melingkari beberapa fasikulus
11/17/2015
44
SELUBUNG MYELIN
- Disusun : kolesterol, fosfolipid &
serebrosid
- Berasal dari dinding sel Schwan yang
tidak berdiferensiasi
- Tersusun berlamela
- Terputus pada jarak 0.08 - 1 mm
(nodus Ranvier)
- Tidak terdapat pada axon hillock
- Pada sediaan histologis akson
mengkerut tipis aksis silindris
- Dalam keadaan segar akson : mielin =
6 : 1
- Dengan pewarnaan asam osmiat :
- terdapat celah sempit yang
berjalan serong disebut
insisura Schmidt Laterman
untuk memungkinkan
gerakan transien sitoplasma
untuk pemeliharaan membran
Berfungsi melindungi akson dan mempertahankan
lingkungan mikro yang konstan bagi potensial aksi
Pada nodus Ranvier, akson hanya sebagian
ditutupi oleh prosessus interdigitating Sel
Schwann aksolemma terpapar ion dalam cairan
interstitial dan memiliki konsentrasi kanal gerbang
tegangan Na+ yang lebih tinggi menghasilkan
konduksi saltatory impuls saraf mengalami
pergerakan cepat dari satu nodus ke nodus lain
SELUBUNG MYELIN
11/17/2015
45
PEMBENTUKAN SELUBUNG MYELIN
1. Membran sel Schwan
melekuk mengelilingi
akson
2. Terbentuk mesakson
3. Akson & selubung
berbutar beberapa kali
4. Terbentuk selubung
berlamela
5. Terdapat pada serabut
saraf tepi
11/17/2015
46
NEUROLEMMA (SELUBUNG SCHWAN)
- Merupakan selubung tipis
- Disusun oleh sel-sel Schwan
- Sel Schwan : - Inti pipih atau oval
- Terdapat di antara dua nodus Ranvier
- Sitoplasma : Badan Golgi & mitokondria
- Fungsi : - membentuk selubung mielin
- regenerasi serabut saraf
Urutan bila dilihat berdasar penampang melintang serabut
saraf tepi : akson selubung mielin neurolemma
endoneurium perineurium epineurium
SERABUT SARAF BERMIELIN & TIDAK BERMIELIN
11/17/2015
47
SERABUT SARAF TIDAK BERMIELIN
SSP kaya akan akson tidak
bermielin dan terbentang bebas
di antara prosessus neuron dan
sel glia lainnya
SST akson yang tidak
bermielin tetap terselubungi
dalam lipatan sel Schwann.
Pada keadaan SST ini, sel
Schwann tidak membentuk
berbagai lapisannya dalam
bentuk mielin; dan hal ini dapat
terjadi pada akson dengan
diameter kecil.
Sel Schwann yang berdekatan
di serabut saraf tak bermielin
TIDAK membentuk nodus
Ranvier
SARAF SPINALIS
11/17/2015
48
PEMBUNGKUS SERABUT SARAF
1. Endoneurium :
- jaringan ikat longgar + lamina
eksternal kolagen tipe IV +
laminin + protein Sel Schwann
yang lain
- fibroblas & makrofag, tidak
ada pembuluh darah
- serabut retikuler : Retzius
2. Perineurium :
- jaringan ikat padat (kolagen
halus + elastis)
- lapisan sel gepeng mirip
epitel tersusun berlamelair
- membentuk septum
- terdapat pembuluh darah
3. Epineurium :
- jaringan ikat padat ireguler
(kolagen + elastis)
- pembuluh darah, fibroblas
AKHIRAN SARAF
1. Akhiran saraf eferen (efektor)
- Somatik eferen : motor end plate
- Viseral eferen
2. Akhiran saraf aferen (reseptor)
a. Reseptor tak berkapsul : - diskus Merkel sentuhan ringan/ halus
- peritrikial
- organ Corti
- organ pengecap
- retina
- organ olfaktoria
b. Reseptor berkapsul : - Corpusculum Meissner sentuhan
- Corpusculum Vater Paccini tekanan
- Corpusculum Krauze dingin
- Corpusculum Ruffini panas
- Muscle spindle
11/17/2015
49
MOTOR END PLATE
- Akhiran saraf eferen pada otot lurik
- Bagian Akson :
- merupakan terminal akson
- ujung akson melebar dan
menempel sarkolemma
- endoneurium bergabung
dengan sarkolemma
- mengandung banyak
mitokondria dan vesikel berisi
asetilkolin
- Bagian Otot :
- sarkolemma banyak tonjolan
- banyak mengandung
mitokondria dan inti sel
RESEPTOR
Diskus Merkel :
- Dalam epidermis kulit
- Searaf subepitel menembus
membran basal bercabang-
cabang, ujung menebal
Reseptor berkapsula :
- Ujung saraf menebal (end
bulbs)
- Dilingkungi jaringan tipis
sebagai kapsula.
- Ruang dalam kapsula inner
bulbs
11/17/2015
50
GANGLION
- Kumpulan sel-sel bodi dan sel glia di luar susunan saraf pusat
- Bentuk oval
- Kapsula : - membentuk trabekula anyaman stroma
- lanjut sebagai epineurium dan perineurium
- Badan sel : - dikelilingi selapis sel satelit/amfisit
- dibungkus jaringan ikat tipis lanjut sebagai
endoneurium
- Klasifikasi :
1. Ganglion cerebrospinal (ganglion spinale) referensi lain :
bagian dari ganglion sensorik, selain ganglion kranial
2. Ganglion otonom (trunkus simpatikus)
GANGLION SPINALIS
11/17/2015
51
Ganglion Spinale
GANGLION SPINALE
- Diameter 15 – 100 mikron
- Neuron pseudounipoler
- Badan sel kecil saraf tak
bermielin
- Badan sel besar :
- saraf bermielin
- akson membentuk
glomerolus intrakapsularis
- Badan sel bergerombol
dekat kapsula
- Bagian tengah sel bodi
sedikit, banyak serabut saraf
- Akson membentuk saraf
aferen
11/17/2015
52
GANGLION OTONOM aktivitas involunter
- Diameter 15 – 50 mikron
- Sel bodi tersebar, inti
eksentris
- Akson membentuk saraf
eferen
- Dendrit membentuk
pleksus interkapsularis
- Pada dinding saluran
cerna terbentuk
ganglia intramural
Saraf Otonom
Menggunakan sirkuit neuron ganda
– Neuron pertama, dengan serabut preganglionik ada
di SSP akson membentuk sinaps dengan serabut
postganglionik
– Neuron kedua, dengan serabut postganglionik
neuron multipolar di sistem ganglion perifer
Mediator kimiawi pada vesikel sinaptik di semua
akson preganglionik adalah asetilkolin
Serabut saraf yang membebaskan asetilkolin
saraf kolinergik
11/17/2015
53
Saraf Otonom
Terdiri atas dua bagian
– Cabang simpatis
Badan sel neuronal preganglioner terletak di segmen thorakal
dan lumbal di medula spinalis
Neuron kedua berada di ganglia kecil di sepanjang columna
vertebralis
– Cabang parasimpatis
Badan sel neuronal preganglioner terletak di segmen sacral di
medula spinalis; juga di medula serta mesensefalon
Neuron kedua berada di ganglia sangat kecil yang selalu
berada dekat/ dalam organ efektor
Regenerasi dan Plastisitas Serabut Saraf
Neurotrophin suatu famili faktor pertembuhan
yang dihasilkan oleh neuron dan sel glia yang
mengendalikan plastisitas neuron dan
pembentukan ulang prosessus neuron
Sel punca neuronal terdapat pada SSP orang
dewasa di antara sel – sel Ependim
menghasilkan neuron, astrosit, oligodendrosit
Penting dalam cedera serabut saraf !!
– Segmen proksimal mempertahankan kontinuitas
dengan pusat trofik di kromatolisis (disolusi RER dan
penurunan sifat basofilia sitoplasmik)
– Segmen distal degenerasi sepenuhnya
11/17/2015
54
REGENERASI SERABUT SARAF plastisitas pada dewasa; sangat
tinggi plastisitas pada perkembangan embrio
1. Trauma akson segmen
proksimal kromatolisis
2. Volume perikarion
meningkat
3. Inti sel ke tepi
4. Sel Schwann berproliferasi
5. Segmen proksimal : akson
tumbuh dalam sel-sel
Schwann
6. Segmen distal :
dihancurkan oleh
makrofag, kecuali
jaringan ikat
Neuroma
11/17/2015
55
Gambaran Preparat Histologis
Serabut Saraf Tepi Potongan Membujur
Serabut Saraf Tepi Potongan Melintang
Ganglion Spinale/Ganglion Cerebrospinale
Trunkus Simpatikus/Ganglion Autonom
Jaringan Saraf Tepi
SERABUT SARAF TEPI POTONGAN MEMBUJUR
INTI SEL SCHWANN
SERABUT SARAF
11/17/2015
56
SERABUT SARAF TEPI POTONGAN MELINTANG
KHAS : TAMPAK SEPERTI
KUMPULAN PULAU – PULAU !!!
PERINEURIUM
EPINEURIUM
11/17/2015
57
11/17/2015
58
GANGLION SPINALE (GANGLION CEREBROSPINALIS)
SEL GANGLION SPINALE
(PSEUDOUNIPOLER)
>> DENGAN INITI NEURON DI
TENGAH
AMPHICYTE
FIBROBLAS
SERABUT SARAF
KHAS :
>> SEL GANGLION DENGAN INTI DI
TENGAH
>> SEL GANGLION MENGGEROMBOL
11/17/2015
59
GANGLION SIMPATIKUS (GANGLION AUTONOM)
SEL GANGLION SIMPATIS (MULTIPOLAR) AMPHICYTE FIBROBLAS KHAS : >> SEL GANGLION DENGAN INTI DI TEPI >> SEL GANGLION MENYEBAR
11/17/2015
60
Jaringan Saraf Pusat
Korteks Cerebrum Potongan Tegak Lurus Girus
Korteks Cerebellum Potongan Tegak Lurus Girus
Medula Spinalis Potongan Melintang
Granulatio Arakhnoidale Pachioni
Pleksus Korioideus
Gambaran Preparat Histologis
KORTEKS CEREBRUM POTONGAN
TEGAK LURUS GIRUS
SEL PIRAMID
SUBSTANSIA GRISCEA
KHAS :
sel piramid berbentuk
segitiga, menyebar, dan
Kelihatan homogen.
11/17/2015
61
KORTEKS CEREBELLUM POTONGAN
TEGAK LURUS GIRUS STRATUM MOLEKULARE >> SEL – SEL STELAT STRATUM GANGLIONARE >> SEL – SEL PURKINJE STRATUM GRANULOSUM >> SEL – SEL GRANULA TERSUSUN SANGAT RAPAT SUBSTANSIA ALBA >> SERABUT – SERABUT SARAF BERMYELIN KHAS : TERLIHAT 3 LAPISAN YANG BERBEDA STRUKTURNYA
11/17/2015
62
11/17/2015
63
MEDULA SPINALIS POTONGAN
MELINTANG CANALIS CENTRALIS SUBSTANSIA GRISCEA SUBSTANSIA ALBA KHAS : ADA CANALIS CENTRALIS!!!
11/17/2015
64
GRANULATIO ARAKHNOIDALE PACHIONI
KHAS :
>> BENTUKAN
TONJOLAN YANG KHAS
TAMPILAN SEPERTI
CACING
PLEKSUS KORIOIDEUS
128
PIAMETER
JARINGAN CEREBRUM
PLEKSUS KORIOIDEUS GAMBARAN PULAU – PULAU DIBATASI SEL EPITEL KUBOID SIMPLEKS
KHAS : PLEKSUS MEMBENTUK BANGUNAN SEGITIGA ADA JARINGAN CEREBRUM
11/17/2015
65
PLEKSUS KORIOIDEUS (cont.)
Sel Epitel Kuboid Simpleks
11/17/2015
66
Referensi :
1. Bloom & Fawcett, Buku Ajar Histologi, EGC, Jakarta
2. Lange, Basic Histology : Text & Atlas Image Library, Mc Graw Hill, Indianapolish
3. Junqueira, Histologi Dasar, EGC , Jakarta
4. Young, et al., Wheater’s Functional Histology A Text and collor Atlas
5. Koleksi Pribadi Dokumentasi Laboratorium Histologi FK UNS dan Slide Kuliah dr. S.B. Widjokongko, M.Pd., PHK.
Terima kasih :D
11/17/2015
67
どうもありがとうございました ! copyright 2015
stefanuserdanaputra @stefanuserdana
Stefanus Erdana Putra stefanuserdana
Stefanus Erdana Putra 5541E81A
085642134155 [email protected]