t mtk 1006953 chapter3 decrypted

Upload: iqbal-balzzernhita-arfakhsyal

Post on 07-Aug-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    1/19

    43

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Contents

    4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik ............................................................ 45 

    Tes Kemampuan Koneksi Matematis ............................................................... 45 

    Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik .............................................................. 46 

    Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............................................ 46 

    Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi ......................................................... 48 

    Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba .................................. 48 

    Tabel 3.5 Intrepretasi Reliabilitas ..................................................................... 49 

    Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 50 

    Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Daya Pembeda ......................................................... 51 

    Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ......................................................... 52 

    Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran ................................................... 52 

    Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan

    Koneksi Matematis .................................................................... 53 

    Tabel 3.11 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi .................................................. 57 

    Tabel 3.12 Kualitas Pencapaian Kemampuan ................................................... 57 

    Tabel 3.13 Kriteria Sikap .................................................................................. 58 

    Gambar 3.1 Diagram Alur Uji Statistik ............................................................ 58 

    Tabel 3.14 Jadwal Penelitian............................................................................. 60 

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    2/19

    43

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A.  Desain Penelitian

    Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui, apakah kemampuan

     pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa dengan pembelajaran  problem

     posing   lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Sehingga dalam

     penelitian ini ada perlakuan yang berbeda terhadap dua kelas, untuk kelas

    eksperimen dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan  problem posing  

    dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dilakukan untuk

    mengetahui, apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan

    masalah dan koneksi matematis siswa dengan pembelajaran  problem posing  

    dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen karena

     peneliti menerima subjek penelitian apa adanya, artinya subjek penelitian tidak

    dikelompokkan secara acak. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkan secara

    administratif dan apabila dilakukan secara acak maka akan menyebabkan tidak

    alaminya situasi kelompok subjek. Desain penelitian ini menggunakan desain

    kelompok kontrol pretes-postes. Adapun desain penelitian digambarkan sebagai

     berikut:

    O X O

    O O

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    3/19

    44

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Keterangan:

    X : Pembelajaran problem posing  

    O : Pretes/ postes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi

    matematis siswa

    B.  Populasi dan Sampel Penelitian

    Penelitian dilakukan pada siswa sebuah Madrasah Aliyah (MA) di

    Kabupaten Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

    di MA tersebut. MA yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah Madrasah

    yang berada di lingkungan pesantren dan telah terakreditasi A atau baik sekali.

    Adapun karakteristik siswanya adalah pendatang dan tinggal di Pondok Pesantren

    yang memiliki jadwal yang padat di luar pembelajaran di kelas.

    Pengambilan sampel dengan tehnik  purposive sampling,yaitu teknik

     penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Sampel

    sebanyak dua kelas dari enam kelas yang ada di MA tersebut. Pengambilan

    sampel berdasarkan pertimbangan guru bidang studi yang mengajar bidang studi

    matematika yang mengajar di kelas X, yang melihat bahwa penyebaran siswa di

    kedua kelas yang dipilih sebagai sampel merata secara akademik.

    C.  Instrumen Penelitian

    Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

    instumen penelitian ini melibatkan dua jenis instrumen yaitu tes dan non-tes.

    Instrumen dalam bentuk tes yaitu seperangkat soal tes kemampuan pemecahan

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    4/19

    45

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    masalah dan koneksi matematis. Sedangkan instrumen non tes terdiri dari skala

    sikap. Masing-masing instrumen diuraiakan sebagai berikut.

    1.  Tes Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis

    Tes diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, baik pada

    siswa yang pembelajarannya dengan pembelajaran matematika dengan

     pendekatan  problem posing   maupun pembelajaran konvensional.

    Penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal yang mencakup sub

     pokok bahasan, aspek kemampuan yang diukur, indikator serta jumlah soal.

    Setelah membuat kisi-kisi kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal dan

    kunci jawaban yang mengacu kepada pedoman penskoran.

    Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk

    kemampuan koneksi matematis yang dimodifikasi dari Sumarmo (1994),

    sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

    Tes Kemampuan Koneksi Matematis

    Reaksi Terhadap Soal/ Masalah Skor

    Tidak ada jawaban 0

    Jawaban hampir tidak mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan

    atau dengan masalah1

    Jawaban ada beberapa yang mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan masalah tetapi koneksinya tidak jelas

    2

    Jawaban ada beberapa yang mirip/ sesuai dengan pertanyaan,

     persoalan atau dengan masalah dan koneksinya jelas tetapi kurang

    lengkap

    3

    Jawaban mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan

    masalah tetapi kurang lengkap4

    Jawaban mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan

    masalah secara lengkap5

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    5/19

    46

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk

    kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimodifikasi dari Sumarmo

    (1994), sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik

    Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

    Aspek yang Dinilai Reaksi Terhadap Soal/ Masalah Skor

    Memahami Masalah Tidak memahami soal/ tidak ada jawaban 0

    Tidak memperhatikan syarat-syarat soal/ cara

    interpretasi soal kurang tepat

    1

    Memahami soal dengan baik 2Merencanakan

    Penyelesaian

    Tidak ada rencana strategi penyelesaian 0

    Strategi yang direncanakan kurang tepat 1

    Menggunakan satu strategi tertentu tetapi

    mengarah pada jawaban yang salah2

    Menggunakan satu strategi tertentu tetapi

    tidak dapat dilanjutkan3

    Menggunakan beberapa strategi yang benar

    dan mengarah pada jawaban yang benar4

    Menyelesaiakan

    Masalah

    Tidak ada penyelesaian 0

    Ada penyelesaian, tetapi prosedur tidak jelas 1

    Menggunakan satu prosedur tertentu danmengarah pada jawaban yang benar

    2

    Menggunakan satu prosedur tertentu yang

     benar tetapi salah dalam menghitung3

    Menggunakan prosedur tertentu yang benar

    dan hasil benar4

    Memeriksa Kembali Tidak ada pemeriksaan jawaban 0

    Pemeriksaan hanya pada jawaban

    (perhitungan)1

    Pemeriksaan hanya pada proses 2

    Pemeriksaan pada proses dan jawaban 3

    Soal-soal tersebut diujicobakan agar diketahui tingkat validitas,

    reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda untuk memperoleh soal

    yang baik, maka. Uji coba instrumen dilakukan di Kelas XI Madrasah Aliyah

    Al Basyariyah Kabupaten Bandung yang bukan sampel penelitian. Langkah-

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    6/19

    47

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    langkah yang dilakukan dalam melaksanakan uji coba soal adalah sebagai

     berikut:

    a.  Soal dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk melihat

    validitas isi dan validitas konstruk berkenaan dengan ketepatan alat

    ukur dengan materi yang akan diuji.

     b.  Kemudian untuk mengetahui validitas tes maka dicari koefisien

    korelasi antara instrumen evaluasi dengan alat ukur lainnya yang

    diasumsikan baik. Untuk memperoleh koefisien korelasi tersebut,

    digunakan rumus korelasi produk-moment dengan angka kasar

    (Suherman, 2003) :

    =   − ( )  2 −  2 2 − 2 

    Keterangan :

      = Koefisien validasi  = Banyaknya subyek validasi   = Nilai hasil uji coba  = Nilai total

    Untuk menentukan kriteria derajat validitas sebagaimana

    tersaji pada Tabel 3.3 berikut:

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    7/19

    48

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi

    Koefisien Korelasi Interpretasi

    0,90 ≤ ≤ 1,000,70 ≤  < 0,900,40 ≤ < 0,700,20 ≤ < 0,400,00 ≤ < 0,20  < 0,00

    Sangat Tinggi (Sangat Baik)

    Tinggi (Baik)

    Sedang (Cukup)

    (Rendah)

    Sangat Rendah

    Tidak Valid

    Berikut ini hasil perhitungan validitas item soal kemampuan

     pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel berikut:

    Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba

    Aspek

    Kemampuan

    No

    Soal

    Validitas

    Korelasi

    PearsonInterpretasi Signifikasi

    Kemampuan

    PemecahanMasalah

    1a 0,61 Tinggi Signifikan

    1b 0,46 Cukup Signifikan

    1c 0,77 Tinggi Signifikan

    2a 0,40 Cukup Signifikan

    2b 0,73 Tinggi Signifikan2c 0,43 Cukup Signifikan

    3a 0,78 Tinggi Signifikan

    3b 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

    3c 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

    Kemampuan

    Koneksi

    4a 0,71 Tinggi Signifikan

    4b 0,70 Tinggi Signifikan

    5a 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

    5b 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

    5c 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

    6 0,66 Tinggi Signifikan

    c.  Tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila

    diteskan kepada subjek yang sama, secara berkali-kali dari waktu ke

    waktu (Arikunto, 1991). Untuk menghitung koefisien realiabilitas

    seperangkat instrumen digunakan rumus Alpha dalam Suherman

    (2003) sebagai berikut:

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    8/19

    49

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    11 =

    −11− 2

    Keterangan;

    11 = Koefisien reliabilitas  = Banyaknya subjek2= Jumlah varians dari tiap butir item2 = Varians dari skor total

    Kemudian untuk menginterpretasikan reliabilitas instrumen

    menggunakan kriteria yang dibuat Guilford (Suherman, 2003),

    sebagaimana yang tersaji dalam Tabel 3.5 berikut:

    Tabel 3.5 Intrepretasi Reliabilitas

    Nilai r11  Interpretasi

    r 11 < 0,200,20 ≤ 11< 0,400,40 ≤ 11< 0,700,70 ≤ 11< 0,900,90 ≤ 11 ≤1,00

    Sangat RendahRendah

    Sedang

    Tinggi

    Sangat Tinggi

    Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil sebagai berikut:

    1)  Soal aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh r 11

    adalah 0,76 yang termasuk kedalam kategori tinggi

    2)  Soal aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh r 11

    adalah 0,84 yang termasuk kedalam kategori tinggi

    d. 

    Daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah korelasi antara

     jawaban terhadap sebuah butiran soal dengan skor jawaban seluruh

    soal atau selisih skor jawaban siswa pandai oleh skor jawaban lemah

    dibagi banyaknya siswa dalam kelompok pandai atau lemah. Untuk

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    9/19

    50

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    menentukan daya pembeda tiap butir soal, subjek dibagi menjadi tiga

    kelompok yaitu 27% kelompok atas, 56% kelompok tengah, dan

    27% kelompok bawah (Suherman dan Sukjaya, 1990). Rumus yang

    digunakan untuk menghitung daya pembeda setiap butir tes, yaitu:

    =   −    Keterangan:

      = Indeks daya pembeda

       = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah  = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah   = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang

    diolah

    Setelah daya pembeda diketahui, kemudian diklasisikasikan

    dengan klasifikasi daya pembeda (Suherman, 2003) seperti yang tersaji

     pada Tabel 3.6 berikut:

    Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

    Daya Pembeda Klasifikasi ≤ 0,00 0,00 < ≤ 0,20 0,20 < ≤ 0,40 0,40 < ≤ 0,70 0,70 < ≤ 1,00 

    Sangat Jelek

    Jelek

    Cukup

    Baik

    Sangat Baik

    Berdasarkan hasil uji coba diperoleh daya pembeda soal

    kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel

     berikut:

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    10/19

    51

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Daya Pembeda

    e.  Tingkat kesukaran soal uraian dapat diperoleh dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut:

    =   +   +  Keterangan:

     = Indeks tingkat kesukaran  = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

     = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah   = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soalyang diolah

    Kemudian menurut mengklasifikasi indeks kesukaran (Suherman,

    2003) tersaji pada Tabel 3.8 berikut:

    AspekKemampuan

    NoSoal

    Daya Pembeda

    DP Interpretasi

    Kemampuan

    Pemecahan

    Masalah

    Matematis

    1a 0,50 Baik

    1b 0,34 Cukup

    1c 0,78 Sangat Baik

    2a 0,25 Cukup

    2b 0,59 Baik

    2c 0,31 Cukup

    3a 0,38 Cukup

    3b 0,38 Cukup

    3c 0,25 Cukup

    Kemampuan

    Koneksi

    Matematis

    4a 0,63 Baik

    4b 0,75 Sangat Baik

    5a 0,25 Cukup

    5b 0,25 Cukup

    5c 0,13 Jelek

    6 0,59 Baik

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    11/19

    52

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

    Indeks Kesukaran Klasifikasi

    ≤ 0,00 0,00 < ≤ 0,20 0,20 < ≤ 0,40 0,40 < ≤ 0,70 0,70 < ≤ 1,00 

    Terlalu Sukar

    Sukar

    Sedang

    Mudah

    Sangat Mudah

    Berdasarkan hasil uji coba diperoleh tingkat kesukaran soal

    kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel

     berikut:

    Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran

    Aspek Kemampuan No Soal

    Indeks Kesukaran

    IK Interpretasi

    Kemampuan

    Pemecahan Masalah

    Matematis

    1a 0,72 Mudah

    1b 0,58 Sedang

    1c 0,48 Sedang

    2a 0,56 Sedang

    2b 0,55 Sedang

    2c 0,38 Sedang

    3a 0,25 Sukar

    3b 0,19 Sukar

    3c 0,13 Sukar

    Kemampuan

    Koneksi Matematis

    4a 0,69 Sedang

    4b 0,38 Sedang

    5a 0,13 Sukar

    5b 0,13 Sukar

    5c 0,06 Sukar

    6 0,70 Mudah

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    12/19

    53

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Secara keseluruhan analisis hasil uji coba instrumen untuk tes

    kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada Tabel 3.10

    Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

    dan Koneksi Matematis

    Berdasarkan hasil uji coba soal-soal yang terdiri dari tiga soal

    untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan tiga soal untuk tes

    kemampuan koneksi matematis dapat digunakan semua untuk pretes dan

     postes.

    Korelasi

    Pearson  Interpretasi Signifikasi DP Interpretasi IK Interpretasi

    1a 0,61 Tinggi Signifikan 0,50 Baik 0,72 Mudah dipakai

    1b 0,46 Cukup Signifikan 0,34 Cukup 0,58 Sedang dipakai

    1c 0,77 Tinggi Signifikan 0,78 Sangat Baik 0,48 Sedang dipakai2a 0,40 Cukup Signifikan 0,25 Cukup 0,56 Sedang dipakai

    2b 0,73 Tinggi Signifikan 0,59 Baik 0,55 Sedang dipakai

    2c 0,43 Cukup Signifikan 0,31 Cukup 0,38 Sedang dipakai

    3a 0,78 Tinggi Signifikan 0,38 Cukup 0,25 Sukar dipakai

    3b 0,85 S angat Tinggi Signifikan 0,38 Cukup 0,19 Sukar dipakai

    3c 0,85 S angat Tinggi Signifikan 0,25 Cukup 0,13 Sukar dipakai

    4a 0,71 Tinggi Signifikan 0,63 Baik 0,69 Sedang dipakai4b 0,70 Tinggi Signifikan 0,75 Sangat Baik 0,38 Sedang dipakai

    5a 0,85 S angat Tinggi Signifikan 0,25 Cukup 0,13 Sukar dipakai

    5b 0,85 S angat Tinggi Signifikan 0,25 Cukup 0,13 Sukar dipakai

    5c 0,85 Sangat Tinggi Signifikan 0,13 Jelek 0,06 Sukar direvisi

    6 0,66 Tinggi Signifikan 0,59 Baik 0,70 Mudah dipakai

    Reliabilitas

    r11 = 0,76

    Tinggi

    Signifikan

    r11 = 0,84

    Tinggi

    Signifikan

    Keterangan

    Daya Pembeda Indeks KesukaranNo

    Soal

    Validitas

    Kemampuan

    Pemecahan

    Masalah

    Matematis

    Aspek

    Kemampuan

    Kemampuan

    Koneksi

    Matematis

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    13/19

    54

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    2.  Skala Sikap

    Skala sikap adalah Seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada

    subjek, objek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat. Skala sikap ini

    diberikan kepada siswa kelompok eksperimen, dengan tujuan untuk

    mengungkapkan secara umum sikap siswa terhadap pembelajaran problem

     posing . Skala sikap yang digunakan adalah model skala Likert, dengan

     pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS

    (Sangat Tidak Setuju). Pilihan N (Netral) dihilangkan untuk menghindari

    sikap ragu-ragu atau rasa aman untuk tidak memihak pada suatu pernyataan

    yang diajukan.

    D.  Teknik Analisis Data

    Data-data yang dianalisis berupa data kuantitatif yang terdiri dari hasil tes

    dan skala sikap siswa. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

    koneksi matematis sebelum dianalisis, peneliti melakukan hal-hal berikut:

    1. 

    Menskor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban.

    2.  Merangkum jawaban dari kelompok eksperimen dan kontrol dalam

     bentuk tabel.

    3.  Menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan

    kemampuan koneksi matematis yang terjadi sebelum dan sesudah

     pembelajaran dengan rumus gain ternormalisasi, yaitu:

      =    −      −      (Meltzer, 2002)

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    14/19

    55

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Setelah melakukan penskoran, merangkum jawaban dalam tabel dan

    menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

    koneksi matematis , maka peneliti melakukan analisis statistik deskriptif sebagai

     berikut:

    1.  Menghitung rerata hitung pretes dan postes, dengan menggunakan

    rumus:

    n

     X  X 

    n

    i

    i

      1 

    Keterangan:

     X   = rerata

    i X  = data ke-i

    n   = banyak data

    2.  Menghitung deviasi standar pretes dan postes untuk mengetahui

     penyebaran kelompok, dengan menggunakan rumus:

    1

    1

    2

    n

     X  X 

    SD

    n

    i

    i

     

    Keterangan:

    SD = Standar Deviasi

     X   = rerata

    i X  = data ke-i

    n   = banyak data

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    15/19

    56

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Selanjutnya peneliti melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan rerata

    kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan peningkatan kemampuan pemecahan

    dan koneksi matematis, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1.  Menguji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah

    data hasil tes berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

     pada data hasil pretes, postes, dan gain dengan menggunakan uji

    normalitas lillefors (Kolmogorof-Smirnov).

    2. 

    Menguji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk melihat

    apakah data hasil tes homogen atau tidak. Uji homogenitas

    mengunakan Levene’s test .

    3.  Jika diketahui data berdistribusi normal dan homogen, maka

    selanjutnya untuk menguji beda dua rerata digunakan uji-t   .

    Sedangkan jika data berdistribusi normal dan tidak homogen maka

     pengujian beda dua rerata yang digunakan uji-t’, yaitu uji beda dua

    rerata yang variannya berbeda.

    4.  Jika diketahui data tidak berdistribusi normal maka untuk menentukan

     perbedaan rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

    digunakan uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

    5.  Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan

    koneksi matematis siswa dengan pembelajaran matematika dengan

     pendekatan  problem posing   dianalisis menggunakan  gain score 

    ternormalisasi menurut Hake (1999) dengan rumus sebagai berikut:

    = %− %100%− %

     

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    16/19

    57

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Keterangan :

      = gain score ternormalisasi    = skor rerata post-test    = skor rerata pre-test  

    Menurut Hake (1999),  gain score ternormalisasi merupakan

    metode yang baik untuk menganalisis hasil  pre-test   dan post-test . Gain

     score  merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat

    kefektifan pembelajaran yang dilakukan dilihat dari skor  pre-test   dan

     post-test . Tingkat perolehan gain score ternormalisasi dikategorikdanan

    dalam tiga kategori (Hake, 1999), yaitu:

    Tabel 3.11 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi

    Skor Gain Interpretasi

     > 0,70,3 < ≤ 0,7 ≤ 0,3Tinggi

    Sedang

    Rendah

    6.  Untuk mengkategorikan kualitas kemampuan pemecahan

    masalah dan koneksi matematis siswa digunakan penilaian

    skala lima dan tabel konversi sebagai berikut:

    Tabel 3.12 Kualitas Pencapaian Kemampuan

    Persentase Pencapaian Interpretasi

    %40%00

    %55%40

    %75%55

    %90%75

    %100%90

     E 

     D

     B

     A

     

    Sangat Tinggi

    Tinggi

    Cukup

    Rendah

    Sangat Renda

    (Suherman, 1990)

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    17/19

    58

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    Adapun untuk menjawab rumusan masalah nomor tiga mengenai sikap

    siswa terhadap pembelajaran problem posing  , dilakukan analisis hasil skala sikap

    siswa. Untuk mengkategorikan sikap siswa terhadap pembelajaran  problem

     posing  , peneliti menggunakan tiga kriteria, yaitu

    Tabel 3.13 Kriteria Sikap

    Rerata Skor Sikap Interpretasi

      <   −    − ≤ <   +    + ≤  

    Rendah

    Sedang

    Tinggi

    Keterangan:

      = mean teoritis = 3item  S  = luas jarak sebaran : 3

    Luas jarak sebaran =     15   itemitem  (Azwar, 2003)

    Berikut ini alur uji statistik untuk melihat perbedaan dua rerata:

    Gambar 3.1 Diagram Alur Uji Statistik

    Uji

    Mann-Whitney

    Data (Pretes/ Postes)

    Uji Normalitas

    Uji Homogenitas

    Uji t

    Uji t’ ya

    tidak

    ya

    tidak

     Normal ?

    Homogen ?

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    18/19

    59

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

    E.  Agenda Penelitian

    Secara rinci tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan

    sebagai berikut:

    1.  Tahap Persiapan

    Persiapan penelitian dimulai dari pembuatan proposal kemudian

    melaksanakan seminar proposal untuk memperoleh koreksi dan masukan dari

    tim pembimbing tesis, menyusun instrumen penelitian dan rancangan

     pembelajaran, uji coba instrumen dan perbaikan instrumen penelitian.

    2.  Tahap Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilakukan di MA Al Basyariyah pada semester genap tahun

     pelajaran 2011-2012, yang implementasinya dilakukan melalui tiga tahapan

    yaitu diawali dengan pretes, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, dan

    diakhiri dengan postes. Melaksanakan pretes dimaksudkan untuk mengetahui

    kemampuan awal siswa sebelum perlakuan diberikan, dalam menyelesaikan

    soal kemampuan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis.

    Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika kepada dua kelompok

    sampel. Melaksanakan postes kepada dua kelompok sampel dengan maksud

    untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis

    setelah mengakhiri pemberian perlakuan. Setelah postes dilaksanakan siswa

    yang memperoleh pembelajaran problem posing   diminta pendapat mengenai

     pembelajaran yang telah dilakukan

  • 8/20/2019 t Mtk 1006953 Chapter3 Decrypted

    19/19

    60

    Sendi Ramdhani, 2012 

    Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing  Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

    3.  Tahap Analisis Data dan Penulisan Laporan

    Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap ini adalah

    mengumpulkan, menganalisis, dan membuat kesimpulan dari data yang

    diperoleh pada tahap pelaksanaan, kemudian penulisan laporan hasil

     penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007

    dan SPSS versi 17.0

    Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

    Tabel 3.14 Jadwal Penelitian

    No Jenis KegiatanBulan .... 2012

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun

    1 Penyusunan Proposal Penelitian

    2 Seminar Proposal Penelitian

    3 Revisi Proposal Penelitian

    3 Pembuatan Instrumen Penelitian

    4 Uji Coba Instrumen

    5 Pelaksanaan Penelitian6 Analisis Data

    7 Penulisan Laporan