tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat...

16

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya
Page 2: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

02 EDISI 01/TAHUN 2009DARI REDAKSIDARI REDAKSIDARI REDAKSIDARI REDAKSIDARI REDAKSI

Pimpinan Redaksi:Mohammad Ihsan

Redaktur Pelaksana:Arman Saputra

Redaktur Eksekutif:Satria DharmaAhmad Rizali

Biro Jakarta:Habe Arifin

Biro Jawa Tengah:Mampuono

Sekretaris Redaksi:Istikhomah

Reporter:Hari Subagio,

M Basyir, Faisal, Catur W

Fotografer:Agus Yazid Setyabudi

Pimpinan Perusahaan:Satria Dharma

Marketing dan Pemasaran:Andy Yasin, Husain Yatmono

Diterbitkan oleh:Klub Guru Indonesia

Alamat Redaksi:Jl. Dharmawangsa 7/4

Surabaya 60286Telp/Fax. (031) 5025050

Website: www.klubguru.com

Email: [email protected]

EditorialTransformasi Itu...

Sorot○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

DUA tahun bukanlah usia yang panjang, meski jugabukan sebentar. Dengan beriring waktu dan kesempatan,ternyata Klub Guru Indonesia telah mampu menunjukkaneksistensinya sebagai perkumpulan orang-orang yangpeduli pendidikan di negeri ini.

Ya. Siapa pun pasti mengakui, bahwa tidaklah mudahmendapatkan kepercayaan dari sekian ribu orang –khususnya guru—untuk kemudian menata barisanbersama kemudian memadu langkah serentak demimemperbaiki kualitas pendidikan Indonesia. Klub GuruIndonesia memiliki semangat seperti itu. Peduli danbersedia menjembatani, sebagaimana mottonya sharing andgrowing. Sejatinyalah, Klub Guru lahir dan akan semakinbesar dengan kepedulian dan semangat yang luar biasapara pendiri dan ribuan anggotanya.

Klub Guru juga telah tersebar dan dapat dirasakan olehpara guru, bahkan para siswa di banyak sekolah. Melaluipartnership dengan lembaga dan perusahaan-perusahaan,serangkaian program dan kegiatan Klub Guru Indonesia(KGI) seperti Sepeda Untuk Sekolah, Gerakan IndonesiaMembaca, maupun Satu Guru Satu Laptop (Sagusala)bergulir laksana air, sehingga memberi kesejukan pada ranapendidikan yang sudah lama terabaikan.

Program terbaru KGI yang berlabel Sagusala tentudampaknya akan sangat signifikan dan cukup frontalterhadap kemajuan pendidikan di Indonesia mendatang.

Mengapa demikian? Karena dengan guru menguasailaptop di tangannya, maka berjuta informasi dan ilmupengetahuan akan dapat ditransformasi secara cepatkepada peserta didik. Pola-pola pembelajaran konvensionalakan semakin termudahkan lewat pembaruan materi yangtelah didigitalkan.

Alhasil, harapannya adalah guru akan semakintermotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik,sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap matapelajaran yang diikutinya.

10 atau 20 tahun lalu, mungkin sebagian guru kita barumengenal komputer tanpa menyentuhnya, apalagi mampumengoperasionalkannya. Tapi kini, melalui Sagusala gurubukan hanya sekadar memiliki laptop tetapi langsung bisamengaplikasikan berbagai program berteknologi mutakhiryang terdapat di dalamnya. Termasuk akses internet,sehingga guru juga bisa menjalin komunikasi lintas budayadan benua demi kemajuan pendidikan Indonesia.

Melalui internet, modul-modul pembelajaran bisadidapat dengan mudah sesuai kebutuhan. Jalinankomunikasi antar-guru-orang tua-siswa semua bisadilakukan kapan saja dan dimana saja melalui internet.

Inilah awal transformasi pendidikan di Indonesia yangharus dikawal terus demi tercapainya pendidikan yangberkualitas dan mampu menghasilkan generasi-generasimadani. Semoga...

Meski Ada BOS,Meski Ada BOS,Meski Ada BOS,Meski Ada BOS,Meski Ada BOS,Siapa Bilang Sekolah Gratis?Siapa Bilang Sekolah Gratis?Siapa Bilang Sekolah Gratis?Siapa Bilang Sekolah Gratis?Siapa Bilang Sekolah Gratis?

MESKI dana BantuanOperasional Sekolah (BOS)dinaikkan dari Rp 254.000menjadi Rp 400.000 untuk

siswa SD/MI di kota dan Rp 397.000untuk siswa di kabupaten, sejumlahorangtua siswa mengaku masih ditarikberbagai iuran yang belum tentubermanfaat bagi siswa.

Adapun pemerintah daerahmenyatakan, dana untuk pendidikanmasih minim meski alokasi anggaranAPBD sudah lebih dari 20 persen.

Sejumlah orangtua siswa, (27/4),mengeluh dengan pengeluaransekolah anak. Meski dikampanyekansekolah gratis, ternyata masih adaberbagai pungutan yang disodorkankepada orangtua siswa.

Erna Priani, orangtua siswa yangmenyekolahkan anaknya di SDSingaraja I, Kabupaten Indramayu,mengatakan, ia terpaksa membeliseragam batik baru, padahal seragamlama masih bisa dipakai. ”Seragambatiknya ganti warna. Jadi, siswa mautidak mau harus beli lagi yang baru,”katanya sambil menunjukkan beberapakuitansi pembayaran.

Sekolahnya juga menarik danapaving block. Meski orangtuakeberatan, iuran dipotong daritabungan sekolah.

T Sulton, orangtua dari siswa yangbersekolah di salah satu SD negeri diKota Cirebon, mempertanyakan

pembelian buku sekolah. Menurut dia,pembelian buku bisa mencapai Rp300.000 dan buku tersebut mau tidakmau harus dibeli di sekolah karenatidak ada di toko buku.

Peneliti Pusat Kajian StrategisPembangunan Daerah O’ushjDialambaqa mengungkapkan, sejumlahkebijakan sekolah tidak meringankanorangtua siswa. Ia juga menemukanbahwa biaya pengayaan tingkat SMP diKabupaten Indramayu mengurangidana BOS. Padahal, seharusnyapengayaan itu merupakan kewajibansekolah dan guru sehingga tidakdiperlukan biaya tambahan untukprogram tersebut.

O’ushj juga menyoroti danapraujian nasional di tingkat SMPsebesar Rp 37.500 per siswa di tingkatkecamatan dan kabupaten. Iamenyebutkan, biaya pra-UN semestinyatidak semahal itu. ”Berapa sih hargafotokopi soal dan biaya lain-lainnya.Kalau dikalikan jumlah siswa, angka ituakan sangat besar,” katanya.

BELUM CUKUPMengenai pungutan yang tidak

efektif, Kepala SDN Singaraja I Mufrodimembantah adanya pungutan untuksiswa. ”Kalau seragam, boleh kok beli dimana saja. Batik yang kami pakai ada dipasaran,” katanya.

Pemerintah Kota Cirebon sendirimengakui, sekolah yang benar-benar

gratis belum bisa direalisasikan.Menurut Wakil Wali Kota CirebonSunaryo, dana BOS dan APBD hanyabisa mencukupi biaya sekolah. Namun,perbaikan sekolah, seragam, ataupunbuku tambahan belum bisa dipenuhisemua.

”Alokasi dana pendidikan di APBDkota sudah lebih dari 20 persen, tetapiitu pun masih belum cukup. Bertahapalokasi itu akan kami tambah daritahun ke tahun,” paparnya. Kondisiyang sama terjadi di KabupatenCirebon.

Dudung Mulyadi, Kepala DinasPendidikan Kabupaten Cirebon,mengatakan, tujuan BOS adalahmengurangi siswa putus sekolahkarena tidak ada biaya. Namun, untukpengembangan siswa, sekolah tetapbutuh biaya, misalnya untukekstrakurikuler atau membangunlapangan basket.

”Karena orangtua siswa sudahtelanjur menuntut gratis, beberapaprogram yang positif untuk siswajustru tidak bisa jalan,” ujarnya.

Menurut Dudung, sistem subsidisilang seharusnya bisa menjadi solusiagar siswa yang miskin bisabersekolah dan programpengembangan siswa dapat berjalan.Sayang, program ini tidak bisadilakukan karena belum tentudisepakati semua orangtua siswa dantidak ada aturan khususnya. (kom)

Redaksi menerima kirimanartikel yang berkaitan dengan

pendidikan dan visi tabloidKlub Guru Indonesia.

Naskah maksimal 7300 karakterdan disimpan dalam bentuk

file word/rtf. File dikirim ke redaksivia email: [email protected]

Sertakan foto dan biodataserta alamat yang lengkap.

Page 3: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

03 EDISI 01/TAHUN 2009LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS

Oleh: Satria Dharma

UNIA pendidikan telah berubah-kita setuju atau tidak setuju- dankita mesti segera angkat kaki darisistem pembelajaran konvensional

yang selama ini kita anut dan pegang denganerat. Teknologi telah menguasai hidup kita kinidan akan semakin besar perannya di masamendatang. Jadi, kecuali kita ingin agar anak-anak generasi penerus kita tinggal di dalamgua atau menjadi warga dunia kelas empat danlima, kita harus segera menguasai danmengadopsi teknologi dalam sistempembelajaran kita. Tidak bisa tidak.

Teknologi adalah tulang punggungpertumbuhan ekonomi modern. Teknologimengubah cara kita hidup, apa yang kitalakukan, bagaimana kita berkomunikasi, danbagaimana kita bekerja.

Reformasi pendidikan haruslah dimulaidari guru karena gurulah yang harus memulaiperubahan dan bukan siswanya. Guru haruslahmenjadi pemimpin dan pelopor dalamperubahan. Dan untuk dapat menjadipemimpin perubahan maka guru haruslahmelakukan perubahan dulu dari dalam dirinyasendiri dengan melakukan perubahan yangmendasar dan revolusioner dalam menjalankanproses belajar mengajarnya

IRONI SUMBER DAYAPENDIDIKAN KITA

‘A revolution in teaching the child requires arevolution in the way teachers learn’, kataWikiversity. Jika ingin terjadi perubahan padacara belajar siswa kita yang pertama-tama perludiubah adalah cara belajar gurunya. Kita tidakmungkin berharap anak-anak kita menguasaiteknologi informasi, umpamanya, jika bahkanpara gurunya pun tidak mengenal teknologitersebut. Jika ingin mengubah wajahpendidikan kita maka yang pertama-tama harusdirombak total adalah sistem pendidikan gurukita di semua LPTK. Jika sistempembelajarannya masih mengunakan sistemkonvensional maka jelas tidak masuk di akal jikakita berharap lulusannya akan dapat menjadiguru yang siap untuk menghadapi tantanganabad 21.

Berbagai hasil statistik menunjukkanketertinggalan kita di bidang pendidikan.Masalah besar kita adalah kualitas guru yangkita miliki. Berdasarkan hasil survey dariPustekkom pada 195 orang guru SMANternyata 77% di antara mereka ternyata belumpernah mengenal internet dan sisanya pernahmenggunakan antara 1 s/d 5 kali. Jadibagaimana kita bisa berharap bahwa merekaakan dapat mengenalkan teknologi kepadapara siswanya (apalagi menguasainya sebagaibekal hidup di masa depan)

TUGAS GURU ADALAH BELAJARMeski selalu dikatakan bahwa tugas guru

adalah terus belajar tapi pernahkah kita perdulibagaimana guru belajar dan apa materi yangharus terus dipelajarinya? Fakta adalah bahwasangat langka ada guru yang terus belajarsecara mandiri dan umumnya mereka hanyamenggunakan ilmu yang dipelajarinyabertahun-tahun yang lalu ketika masih dibangku kuliah. Guru telah berhenti belajarkarena faktor tak adanya alat, materi dansumber belajar secara mandiri dan tak adanyasistem dan lingkungan yang kondusif untukmendorong guru untuk tetap belajarmemperbaharui ilmu pengetahuan mereka.

Dengan jumlah guru hampir 3 juta orangsaat ini Depdiknas tidak mungkin dimintauntuk menyelenggarakan pelatihan berkalabagi semua guru yang ada sehingga tugasuntuk belajar dan berlatih haruslah dilakukan

oleh guru sendiri secara mandiri. Depdiknashanya akan dapat memberikan bentukpelatihan yang bersifat TOT (training ofTrainers) yang nantinya akan diharapkanbergulir. Jadi tantangannya adalah bagaimanacaranya membuat guru mau dan mampubelajar secara mandiri dan berkelanjutan.Untuk itu guru harus dibekali dengan alat,materi dan sumber belajar yang dapatdigunakannya untuk belajar secara mandiri danberkelanjutan. Alat, materi dan sumber belajartersebut haruslah mudah digunakan dandiakses dan juga benar-benar bermanfaatdalam membantu guru menjalankan tugasnyasehari-hari di kelas maupun di luar kelas.

GURU HARUS MELEK INTERNETInternet itu jalan raya dari abad 21 yang

akan mengantarkan kita untuk berkomunikasidan saling tukar informasi. Komoditas utama dimasa depan adalah ilmu pengetahuan danbukan lagi minyak atau batubara. Untuk mampumengikuti perkembangan ilmu pengetahuanmaka kemampuan teknologi, komunikasi,berpikir kritis, dan kemampuan berkolaborasiadalah dasar dari pengembangan ilmupengetahuan. Jika para guru masih belumberanjak dari pola pembelajarannya yangkonvensional maka silakan minggir karenasungguh apa yang diajarkannya di kelas tidakakan dapat dimanfaatkan oleh para siswanyakelak.

SAGUSALA (SATU GURU SATU LAPTOP),PROGRAM LAPTOP UNTUK GURU

Program SAGUSALA adalah sebuah programrealistis yang dirancang untuk menjawabpermasalahan belajar guru agar mereka dapatmengikuti perkembangan ilmu pengetahuandan sekaligus menjadi Guru Abad 21.

Laptop in akan menjadi ’one tool for allteacher‘s purposes’. Pertama, perangkat laptopini dapat digunakan sebagai sumber dan alatbelajar bagi guru dalam upaya pengembangandiri secara berkelanjutan (sustainableprofessional development) yang pada akhirnyaakan dapat meningkatkan kualitas prosesbelajar mengajarnya di kelas maupun di luarkelas . Kedua, selain sebagai alat dan sumberbelajar laptop ini juga dapat dipakai untukberkomunikasi dan berkolaborasi dengan paraguru di seluruh dunia dengan menggunakan

LLLLLaptop Untuk Guruaptop Untuk Guruaptop Untuk Guruaptop Untuk Guruaptop Untuk Guru

RRRRRevolusi Pevolusi Pevolusi Pevolusi Pevolusi Pendidikan Melaluiendidikan Melaluiendidikan Melaluiendidikan Melaluiendidikan MelaluiTTTTTeknologi Informasieknologi Informasieknologi Informasieknologi Informasieknologi Informasi

D

TTTTTelkom Canangkanelkom Canangkanelkom Canangkanelkom Canangkanelkom CanangkanSatu Cyber SchoolSatu Cyber SchoolSatu Cyber SchoolSatu Cyber SchoolSatu Cyber Schooldi Tiap Kabupatendi Tiap Kabupatendi Tiap Kabupatendi Tiap Kabupatendi Tiap Kabupaten

KOMISARIS Utama PT Telkom Tbk,Tenri Abeng menyatakan, minimal ada satucyber school (sekolah berbasis IT/cyber) ditiap kabupaten di Indonesia.

PT Telkom secara bertahap akanmengupayakan pengelolaan danpengembangan sekolah berbasis IT/cybertersebut bekerjasama dengan pemerintahdaerah dan Diknas setempat, kata TenriAbeng saat peresmian cyber school diProvinsi Sulawesi Selatan di Takalar.

Proyek percontohan cyber school diSulsel adalah SMA 17 Makassar danperesmiannya dilakukan di SMA 3 Takalaroleh Gubernur Sulsel, Dr Syahrul Yasinlimpo, MSi, MH melalui teleconferencedengan kepala sekolah di laboratorium ITSMA 17 Makassar. Gubernur didampingiKomisaris Utama PT Telkom, Tenri Abeng,Bupati Takalar, Executive GM Telkom KTI,Elvizar dan pejabat lainnya.

Menurut Tenri Abeng, pengelolaan danpengembangan sekolah berbasis teknologiinformasi (IT/cyber) tidak bisa dielakkan,sebab ini sesuai perkembangan dunia danpara siswa kita harus ikut dalamperkembangan tersebut agar kualitasluarannya juga bertaraf dunia dalammemajukan pendidikan, khususnya dalammemperoleh informasi dan pengetahuandari dunia luar ataupun berinteraksi didunia maya tanpa batas.

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpomengatakan, pengembangan cyber schooldi Provinsi Sulsel dimulai di SMA 17 (SMAunggulan), sekaligus sebagai pilot projectyang didanai sepenuhnya oleh PT Telkom.Setelah ini, akan muncul cyber school diseluruh 24 kabupaten dan kota di Sulselhingga 31 Desember 2009.

Executive GM Telkom KTI, Elvizarmengatakan, untuk keperluan evaluasipengembangan cyber school, idealnyasetiap awal bulan ada pemantauan hasilpengembangan pengelolaan sekolahberbasis teknologi informasi tersebut darisemua pihak terkait.

Elvizar mengharapkan Diknas yangsecara aktif mengawal pengelolaan cyberschool dan menjadikannya semacam ekstrakurikuler dari tiap sekolah. Dan semuasekolah berhak mengikuti semua kegiatanyang diadakan oleh Telkom cyber schooluntuk pengembangan selanjutnya.

(Ant/OL-01)

KILAS INFO

Ketika Cabang KGIMulai MengembangSALAH satu Cabang Klub Guru Jawa

Timur yang cukup eksis dalam kegiatanuntuk meningkatkan kompetensi guruadalah Klub Guru Cabang Malang. Saatpeluncurannya pada Mei 2008 di aula SMANegeri 5 Malang, suasana kemerihaansangat terlihat. Apalagi, acara tersebutdihadiri langsung oleh Sirikit Syah (yangkala itu masih menjadi ketua Klub Guru),Satria Darma, dan Sekjen Klub Guru M. Ihsan.Kepala Dinas Kota Malang turutmeresmikan Klub Guru Malang Raya.

Dengan diketuai oleh Prof Dr A.Mukhadis MPd (ketua nasional sertifikasiguru Indonesia), Klub Guru cabang Malangterus mengepakkan sayap. Pascapeluncuran, ada empat agenda kegiatanyang dilaksanakan pada Agustus 2008. Salahsatunya, seminar nasional denganmendatangkan Gatot Pw dari SEAMOLEC, dimana setelah itu ada lanjutan pelatihaninternet gratis. Kemudian, pada Februari2009, diadakan seminar tentang Continu-ing Professional Development yangdigawangi oleh Prof Dr Mukhadis. Tidakberhenti sampai di situ, pada Maret 2009dilaksanakan workshop BSE open sourcekerja sama dengan Ristek Jakarta denganmenghadirkan Dr Onno W Purbo.

Pada Mei ini, Klub Guru cabang Malangkembali mengadakan seminar pembuatanmedia pembelajaran yang berbasismultimedia dan blog dengan narasumberIr Wahyu MT, seorang multiplicator dan timBloger Malang. Kegiatan tersebutdilanjutkan dengan pelatihan membuatblog untuk para guru. Acar itu merupakankerja sama antara Klub Guru Malang Rayadengan Telkom.

Nah, bagaimana dengan cabanglainnya? Mari kita berikan yang terbaikuntuk pendidikan di Indonesia. Harapannya,Klub Guru bisa memberikan sumbangsihyang berguna bagi pendidikan di nusantara.

(titin)

Page 4: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

materi belajar kelas dunia. Alat ini akan dapatmembuat guru melakukan reformasi baik dalamilmu pengetahuannya maupun dalam caramengajarnya.

APA MANFAAT TEKNOLOGIINFORMASI BAGI GURU?

Dengan menggunakan teknologi makaguru akan sangat terbantu dalam menjalankantugasnya dalam mengajar.

Pertama, pembelajaran mereka akan lebihmenarik sehingga akan dapat menumbuhkanmotivasi siswa dalam mengikuti pembelajarandari guru. Visualisasi dan animasi materipelajaran akan membuat siswa lebih mudahuntuk memahami dan lebih tertarik untuk lebihmendalami materi.

Kedua, jika semua materi pembelajarandapat dikemas dalam sebuah laptop maka itusama dengan menjinjing dunia dalam satugenggaman. Bayangkan berapa banyakinformasi yang bisa dimasukkan dalam laptoptersebut dan ditampilkan oleh guru pada siswa-siswanya. Bahkan berbagai kamus danensiklopedia dapat ditanamkan dalam laptoptersebut sebagai sumber belajar yang luar biasakapasitasnya.

Ketiga, memiliki laptop dengan kumpulaninformasi yang diperlukan untuk mengajar jelasakan memudahkan guru dalam melakukanpersiapan. Persiapan mengajar akan lebihmudah karena tinggal seleksi, salin, edit, dantempel materi persiapan yang telah ada dansajikan. Hal ini akan memberikan guru waktulebih untuk menyiapkan materi pengayaan danremidial yang dibutuhkan siswa.

Keempat, pembelajaran jelas akan lebihrelevan dengan dunia nyata karena materi yangada pada laptop tersebut adalah materi-materiyang terbaru dan dapat selalu diupdate. Dengandemikian guru dan siswa dapat melakukanproses belajar mengajar dengan materi yangterkini dan tdak akan ketinggalan denganmateri dari belahan dunia mana pun. Guru dapatmenyusun materi sesuai dengan kebutuhansiswa akan kehidupan nyata.

Kelima, pembelajaran jelas akan lebihkontekstual dan bermakna. Guru dan siswa akansaling belajar pada materi-materi yang memilikihubungan dengan dunia nyata. Guru juga akanlebih terdorong dan tertantang untuk mencarisumber-sumber belajar lain sehingga akanmendorong mereka untuk menjadi lebih aktifdan kreatif.

Keenam, pembelajaran berbasis TI akanmendorong guru untuk dapat menciptakansendiri materi-materinya dengan berusahamenyempurnakan materi-materi yang telah adadalam laptopnya. Dengan demikian para guruakan membutuhkan kerjasama dengan guru-guru lain dalam menyesuaikan materi yang adadengan kebutuhan nyatanya di kelas. Hal iniakan mendorong terwujudnya prinsip belajarseumur hidup atau ‘Life long learning’ karenaguru akan tertantang utk selalu mencari bahan

dari sumber manapunyang dapat digalinya.

MATERI APAYANG PERLUDIMASUKKANDALAM LAPTOPTERSEBUT?

Agar laptoptersebut benar-benarbermanfaat bagi guru(dan tidak menjadiajang main ’games’belaka) maka laptoptersebut haruslahsudah berisi berbagai materi pembelajaranyang dibutuhkan guru untuk pengembanganpribadi dan profesionalismenya Kita bisamemasukkan berbagai materi seperti : BukuSekolah Elektronik (ada ratusan buku),Kumpulan soal Ujian Nasional (UNAS), Materi-materi pembelajaran interaktif, Digital MediaLearning yang tersedia secara gratis dariberbagai sumber, dan perangkat-perangkatlunak untuk pengolah kata, data dan presentasi.

PELATIHAN DAN DUKUNGANKOMUNITAS

Membekali guru dengan laptop yang berisisemua materi dan sumber belajar mereka sajatidak cukup. Mereka harus tetap dberi pelatihanbagaimana menggunakan dan memanfaatkanlaptop tersebut dalam membantu kebutuhanmereka dalam bekerja sehari-hari. Tapi denganmemiliki alat tersebut para guru akan lebihmudah untuk belajar baik dari para ahli maupundari sesama guru. Mereka telah memiliki alatdan bahan materi belajar mereka sendiri yangbisa mereka pelajari lagi sendiri ketika beradadi rumah.

Jika para guru telah memiliki peralatan dansumber belajarnya sendiri maka berbagaipelatihan untuk meningkatkan kompetensi danprofesionalisme guru akan lebih mudah untukdiselengggarakan secara terstruktur dankontinyu. Guru juga akan mampu untuk belajarsecara mandiri dengan peralatan dan sumberbelajar yang bisa ia perbaharui sendiri

Dengan memiliki laptop tersebut akanterbentuk komunitas guru pembelajar yangakan saling belajar dan bertumbuh (sharing andgrowing together). Guru akan dapat memasukisebuah komunitas guru profesional baru yangakan dapat membantunya berkembangbersama. Saat ini Klub Guru Indonesia (KGI)telah menjadi komunitas guru pembelajar yangsangat aktif dengan berbagai kegiatanpelatihan guru.

BAYANGKAN!Mari kita berandai-andai dan

membayangkan seandainya ada 10.000 gurudalam sebuah kota yang melakukan lompatanbesar dari yang semula belajar dan mengajardengan sistem pembelajarana konvensional

tiba-tiba kini menggunakan laptop dalampekerjaan sehari-harinya di rumah dan di kelas.Bayangkan jika mereka terkoneksi denganinternet dan dapat mengakses sumber-sumberpembelajaran klas dunia dan dengan itu merekamengubah wajah kelas mereka menjadi kelaspembelajaran Abad 21. Bayangkan jika paraguru tiba-tiba berkomunikasi satu sama laindalam komunitas profesional yang berskaladunia. Saya yakin akan terjadi revolusi duniapendidikan di kota tersebut!

MENGAPA TIDAK...?SAGUSALA bukanlah program ’mission

impossible’ dan bahkan sebenarnya programyang sangat realistis. Mari kita lihat. Jika hargalaptop bagi guru sekitar Rp.4 juta /buah, makauntuk membekali 10.000 orang guru hanyadibutuhkan dana sebesar Rp.40 M. Jika guru dikota tersebut dapat membeli laptop tersebutdengan sistem kredit cicilan 10 X (apalagi tanpabunga) maka mereka akan dapat melunasinyakurang dalam setahun. Jika pemerintah daerahbersedia meminjami dana tersebut melaluibank pembangunan masing-masing maka upayauntuk mentransformasikan pendidikan kependidikan berbasis teknologi informasi akansegera terwujud kurang dari setahun. Dengandemikian pemda tersebut dapat berharapsebuah lompatan perubahan yang besar dannyata dalam sistem pendidikannya Kotatersebut jelas akan meninggalkan kota lain yangmasih menggunakan pendekatan danparadigma pendidikan yang konvensional.

SINERGI SEMUA PIHAKMari kita bersama-sama mewujudkan cita-

cita bangsa dan negara dalam bentuksinergisme antara semua pemangkukepentingan. Jika kita menggabungkan semuapotensi, sumber daya,keahlian dan pengalamanyang kita miliki masing-masing dalammenggerakan perubahan di bidang pendidikanmaka tidak mustahil bahwa kita bisa mengejarketertinggalan kita dibanding negara-negaramaju lainnya. Mari buktikan!

Balikpapan, 17 April 2009Satria DharmaKlub Guru Indonesia

04 EDISI 01/TAHUN 2009LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS

KILAS INFO

Bahasa Indonesiadan Inggris, Sama

Pentingnya!INSTITUSI pendidikan yang

menggunakan konsep dwibahasa(bilingual) harus didukung penuh olehsekolah, guru, serta kurikulum danmetode pengajaran yang tepat. Jikatidak, selain berakibat pada sisi akademisdan keterampilan siswa, longgarnyaikatan terhadap penggunaan bahasanasional bisa berpengaruh buruk padanasionalisme mereka.

Hal tersebut dikatakan olehAntarina SF Amir, Ketua High/ScopeIndonesia, Rabu (13/5) kemarin, dalamjumpa pers dan seminar "Dual LanguageEssentials for Teachers andAdministrastors" di Jakarta. Acarasosialisasi konsep dual languagetersebut menghadirkan pembicara DrDavid Freeman dan Dr Yvone Freeman,"pasutri linguistik" dari UniversitasArizona, Amerika Serikat.

Untuk itulah, tambah Antarina,keinginan orangtua membekali anak-anaknya dengan bahasa Inggrissebaiknya harus dengan berbagaipertimbangan matang. Khususnya, ketikamereka membidik sekolah-sekolahfavorit yang menawarkan konseptersebut. Alasannya, konsep dwibahasatidak sekadar mengubah bahasapengantar dari bahasa Indonesia kebahasa Inggris.

Antarina mengatakan, aplikasikonsep tersebut harus didukung penuholeh sekolah, guru, serta kurikulum danmetode pengajaran yang tepat. "Kalautidak, akibatnya bisa berpengaruh besarpada sisi akademis dan keterampilansiswa. Selain itu, kian minimnyapenggunaan bahasa nasional atauIndonesia juga akan berpengaruh burukpada nasionalisme siswa terhadapbahasa ibunya sendiri," tandasAntarina. (*)

Perlunya AnimasiPerlunya AnimasiPerlunya AnimasiPerlunya AnimasiPerlunya Animasidan Simulasidan Simulasidan Simulasidan Simulasidan Simulasi

KomputerKomputerKomputerKomputerKomputerFISIKA itu eksperimental, artinya

bahwa konsep-konsep fisika didapatkanmelalui serangkaian eksperimen.Dengan demikian metode eksperimensebisa mungkin harus digunakan didalam KBM fisika. Namun kenyataannyabanyak sekolah yang saranalaboratorium IPA beserta isinya masihbelum memadai. Untuk membuat alatperaga sendiri tidak ada waktu dan biaya,juga kekurangan ide.

Salah satu alternatif yang dapatdiambil adalah dengan melaluieksperimen komputer atau simulasi darieksperimen yang sesungguhnya. Apalagiharga Lapotp dan LCD saat ini sudahturun drastis sehingga sekolah dipinggiran pun sudah dapat membelinya.Bahkan saat ini pun banyak guru yangsudah menjinjing lapotp pribadinya disekolah.

Bagaimana dengan programsimulasinya? Ah, hal itu tidak perludikuatirkan. Saat ini sudah banyakwebsite yang menampilkan programanimasi dan simulasi komputer tentangmateri pelajaran fisika. Atau telahtersedia juga CD pembelajaranmultimedia, khususnya fisika untuktingkat SMP maupun SMA yang telahdipebanyak oleh Klub Guru. Informasiselengkapnya bisa menghubungi email:[email protected] (*)

Page 5: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

Pernahkah kita berpikirbahwa manusia modernsekarang hampir tidak

bisa dipisahkan denganTeknologi? Contoh paling

sederhana adalahpenggunaan teleponseluler. Hampir setiap

orang saat ini memilikitelepon genggam untuktujuan yang beranekaragam, namun pada

dasarnya hasrat orangmenggunakan telepon

genggam supaya dapatberkomunikasi dengan

cepat, mudah dan murah.

EBUTUHAN berkomunikasi adalahmerupakan salah satu darikemampuan yang harus dimilikisetiap manusia modern, atau lebih

kerennya disebut sebagai “Kecakapan Abad ke-21”. Apa itu Kecakapan Abad ke-21? Padadasarnya ini adalah kemampuan dasar yangharus dimiliki oleh setiap insan untuk dapathidup layak dan bertahan di zaman ini. Di masayang dikatakan sebagai revolusi ketiga dalamperadaban manusia modern, setelah revolusipertama yang melahirkan peradaban daribidang pertania, revolusi kedua, yangmelahirkan peradaban industrialisasi akibatditemukannya mesin uap, dan kini adalahrevolusi ketiga, yaitu peradaban yangdigerakkan oleh penggunaan Teknologi danIlmu Pengetahuan. Revolusi Komunikasi danInformasi inilah yang menjadi penggerakperekonomian global saat ini (Alvin Toffler, theThird Wave, 1980)

Untuk bisa bertahan hidup, manusiamodern harus menjadi masyarakat informasi.Masyarakat Informasi memiliki ciri utama, yaituketergantungan aspek kehidupan manusia padaketersediaan informasi, dan tuntutanmenguasai informasi inilah yang akan palingbanyak memberi pekerjaan kepadamasyarakatnya. Kecakapan Abad ke-21 padadasarnya memberikan bekal khusus untuk itu,dan bekal tersebut termasuk Literasi Teknologi

05 EDISI 01/TAHUN 2009LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS

dan Media, Kemampuan melakukan kolaborasi,Pemikiran yang kritis, Mampu melakukankomunikasi yang efektif, dan Mampumenyelesaikan masalah. Kecakapan Abad-21pada dasarnya adalah bagaimana menguasai danmenciptakan pengetahuan berbasis padainformasi (UNESCO, 2004)

Pertanyaan besarnya adalah, apakahmasyarakat Indonesia sudah siap untukmenghadapi gelombang revolusi informasiyang sedang terjadi ini. Tidak bisa dipungkiribahwa hal tersebutberpulang kepada sistempendidikan kita. Karenaberangkat dari apa yangdisiapkan oleh pendidikantersebut, bermuara padakesiapan setiap insan untukmemilih, apakah dia akanmendayagunakan potensisumberdaya informasi yangsedemikan banyak untukkemaslahatan umat manusia,atau hanya menjadi penikmatinformasi tanpamenjadikannya sebagai nilaitambah untuk dirinya. Orangyang memiliki kecakapanabad ke-21 akan mampumembangun nilai tambahdari informasi yang ada disekitarnya. Pertanyaan besar kedua adalah,bagaimana dengan Sistem pendidikan kita,apakah pendidikan sekarang sudah mulaimenanamkan nilai-nilai penguasaan informasi,melakukan kolaborasi antarpelaku pendidikan,termasuk guru dan siswa, berkomunikasi efektifdan lain-lainnya. Setiap pelaku pendidikan,termasuk para guru dan siswa, sejak dinidiharapkan sudah akrab dan menggauliTeknologi informasi dan komunikasi sebagaibagian dari kegiatan belajar dan mengajar,sehingga Teknologi bukan menjadi momok danmenyebabkan keterkungkungan masyarakatpendidikan dari informasi.

Guru merupakan figur yang memegangperanan sangat penting dalam melakukanrevolusi komunikasi dan informasi ini. Setiapguru di Indonesia masih dipandang sebagaisumber informasi utama oleh anak didiknya,walaupun dalam teori pelaksanaanPembelajaran berbasis TIK (e-Learning) dikenalistilah Pembelajaran berbasis Siswa (Student-Centered Learning) yang merupakan evolusi

dari Pembelajaran berbasis Guru (Teacher-based Learning), ini dikarenakan tradisi belajartatap-muka yang masih kental di Indonesia.Tugas dari semua pihak yang peduli terhadappeningkatan pendidikan berbasis informasi diIndonesia, adalah bagaimana membantu danmenyiapkan guru-guru yang sadar dan melekinformasi, dan menjadikan Teknologi informasidan komunikasi (TIK) sebagai alat bantu belajarmengajar yang menyenangkan.

Untuk menuju hal tersebut, paling tidak adaempat langkah yang harusdilakukan untuk menyiapkanguru sebagai motor revolusikomunikasi dan informasi.Langkah-langkah tersebutadalah MemberikanPelatihan dan LiterasiInformasi, MemetakanAktivitas dan Kebutuhan TIKGuru, Menyiapkan Aksesdan Koneksi TIK,Menggunakan TIK sebagaiAlat yang Relevan dalamKegiatan Belajar Mengajar.

Memberikan Pelatihandan Literasi Informasi, padadasarnya adalah melengkapikecakapan guru untukmenguasai informasi dan

perangkat TIK, misalnya komputer. Untukmenguasai kecakapan menggunakan informasisebagai aspek pedagogi untuk KBM antara lainbisa didapatkan dari pelatihan Intel® Teach™.Atau literasi terhadap perangkat komputeryang didapatkan dari aplikasi Intel® Guru MahirBerkomputer™, yang memberikan pengetahuandasar mengoperasikan perangkat komputer.

Memetakan Aktivitas dan Kebutuhan TIKGuru, merupakan langkah logis untukmenjawab bagaimana TIK dapat memberikankemudahan bagi pekerjaan guru sehari-hari.Dengan demikian penggunaan TIK atauperangkat komputer merupakan konsekuensilogis dari kebutuhan tersebut. Contoh di bawahini bisa dijadikan acuan.

Menyiapkan Akses dan Koneksi TIK, jikaseseorang koki handal sudah memilikikecakapan membuat masakan yang enak, dandidepannya sudah menunggu para langgananyang lapar, apa yang harus dilakukannya? Jelasmemasak ! dan memasak memerlukan alat(kompor, wajan dll). Analogi yang sama juga

terjadi jika guru sudah memiliki kecakapan dankebutuhan, maka ketersediaan akses berupaperangkat komputer dan koneksi ke sumberdaya informasi (internet) merupakan langkahberikutnya. Program penyediaan komputeryang terpadu untuk guru seperti ProgramSagusala (Satu Guru Satu Laptop) yangdigagas oleh Klub Guru Indonesia dan IntelIndonesia Corporation adalah langkah nyatauntuk mewujudkan hal ini. Program Sagusalayang diproyeksikan menjadi programkepemilikan komputer untuk guru secaranasional ini memiliki aspek-aspek pelengkapyang memberikan manfaat terbesar bagi guru,antara lain dukungan penyedia perangkat keras,perangkat lunak, aplikasi Pembelajaran, koneksiinternet dan pilihan pembiayaan.

Menggunakan TIK sebagai Alat yangRelevan dalam Kegiatan Belajar Mengajar,adalah memadukan langkah pertama hinggaketiga sehingga kegiatan belajar mengajarmenjadi lebih menyenangkan, dan kolaborasiantarpendidik menjadi nyata di dunia maya. Halini akan memperkaya pengetahuan dankecakapan guru bersangkutan.

Dengan menerapkan empat langkahtersebut, kita dapat menjadikan guru-guruIndonesia sebagai garda depan dan motorpenggerak revolusi komunikasi dan informasi diIndonesia. Hidup Guru Indonesia dan SelamatHari Pendidikan Nasional 2009 !

Arya Sanjaya adalah Business DevelopmentManager/World Ahead Program Manager IntelIndonesia CorporationWebsite Intel untuk Pendidikan di Indonesia:www.intel.com/education/id

Oleh:ARYA SANJAYA

(Intel Indonesia Corpotation)

K

AKTIVITAS

Menyiapkan bahanajar

Menggunakanaplikasi sepertidokumen dan tabel

Membagi bahan ajar

Membuat penilaian

Ikut dalamkomunitas guru

KEBUTUHAN

Produktivitas gurudengan perangkatyang dapatdigunakan dimanasaja

Akses Internet atauLANAplikasi Tabel

Portal Pendidikan

GURU SEBAGAI MOTORREVOLUSI INFORMASI

Dengan LDengan LDengan LDengan LDengan Laptop, Guru Efektif Beraptop, Guru Efektif Beraptop, Guru Efektif Beraptop, Guru Efektif Beraptop, Guru Efektif Bertransformasitransformasitransformasitransformasitransformasi

SATU guru, satu laptop. Tentu akan sangatluar biasa dan akan dengan cepat dapatmewujudkan pendidikan di negeri inimeloncat jauh untuk berkompetisidalam peningkatan mutu pendidikan

pada mata dunia.Apa dan bagaimana program yang digagas

Klub Guru Indonesia ini? Berikut wawancaradengan James F Tomasow, Project ManagerSagusala kepada Tabloid Klub Guru.

Apa sebenarnya Sagusala itu?Sagusala itu adalah program yang

mendukung transformasi pendidikan di Indonesia.Dimana melalui program ini guru diharapkanmampu mengembangkan teknologi belajar danpengetahuannya dengan sumber yang lebih luaslagi. Jadi, esensi Sagusala itu bukan padapengadaan perangkatnya tetapi kontennya.Notebook itu sebagai alat pendukung saja.Walaupun judulnya Sagusala (satu guru satulaptop).

Apakah tujuan program ini untukmeningkatkan kualitas guru?

Ya. Tapi kalau meningkatkan sih kurang tepat,karena peningkatan kualitas itu sendiri relatif.Yang jelas adalah transformasi. Mengubah polakonvensional, cara mengajar yang lama ke caramengajar yang baru. Mentransformasi denganmencari sumber belajar baru, dari yangsebelumnya hanya buku, kini memiliki sumbermedia yang banyak. Intinya, melalui program inikita berupaya mengubah sistem guru belajar danmengajar.

Latar belakang apa yang kemudianmemunculkan gagasan Sagusala ini?

Program ini sebenarnya diawali darikeprihatinan kondisi pendidikan kita. Di mana-mana, di negara-negara maju yang diubahpertama kali adalah guru. Namun negara kitatidak pernah melakukan hal itu. Baru sekarang adagejala ke arah sana, tapi cara yang ditempuh tidakakan menghasilkan suatu target yang sangatcepat. Oleh karena itu, di era teknologi informasiini tidak ada pilihan lain selain memberikankesempatan kepada guru untuk mengaksesinformasi yang lebih besar. Untuk itu diperlukanperangkat, yaitu komputer.

Siapa saja yang mendukung ProgramSagusala ini?

Yang mendukung program ini sudah adaenam vendor notebook, dua provider internet,kemudian beberapa penyedia konten. Kitaharapkan semua ini memberi kontribusi yangbaik sehingga harga paketnya menjadi tidakmahal.

Apa yang membedakan laptop umumdengan Sagusala?

Laptop dalam program Sagusala ini adalahlaptop yang di dalamnya sudah terisi kontenditambah dengan koneksi akses internet. Jaditidak sama dengan notebook biasa, karena laptopSagusala dibeli secara paket. Sehingga begitulaptop di tangan guru semua aplikasipembelajaran sudah ada dan tinggal dijalankan.

Bagaimana dengan harganya?Dipastikan lebih kompetitif daripada harga

umum. Diskonnya juga lumayan. Kita tidak bisamemberi harga yang terlalu murah, namun kita diSagusala telah melakukan berbagai upaya demikepentingan guru.

Apakah pemerintah sudah memberikandukungan terhadap program ini?

Sementara belum. Tetapi sudah ada beberapapemerintah daerah yang siap membantu. Tetapidalam waktu dekat, Klub Guru Indonesia denganSagusala ini akan mendapat dukungan dari Diknas.

Hingga kini sudah sampai berapa jauhsosialisasinya?

Sagusala selama ini telah disosialisasikanmelalui beberapa kegiatan Klub Guru. Karena KlubGuru sendiri sudah memiliki program rutin sepertiseminar maupun workshop. Di tengah-tengah acaraitulah kita sisipkan informasi mengenai Sagusala ini.Secara internal, Sagusala juga telah melakukanpromosi seperti dengan membuat website danmembangun situs-situs pendukung, via media, danroad show ICT di beberapa daerah seperti Jakarta,Bandung, Pontianak, Solo, Surabaya, dan terakhirkemarin di Aceh. Sebagai pendukung, programSagusala ini juga disertai dengan pelatihan-pelatihan dan seminar berbasis IT.

Lantas bagaimana dengan pembiayaannya?Untuk program kredit laptop murah ini,

Sagusala telah bermitra dengan koperasi TelkomDivre V Jawa Timur. Untuk tahap pertama, KoperasiTelkom Jatim telah menyanggupi 1.000 perangkatnotebook yang bisa diangsur oleh guru. Sementaraitu, untuk wilayah Jawa Barat juga telah ada sebuahperusahaan yang bersedia mengucurkan dananyauntuk pengadaan laptop murah bagi guru ini.

Berapa target kepemilikan laptop bagi gurudi Indonesia melalui program Sagusala ini?

Melalui program Sagusala ini, kami berharapnantinya akan ada 10.000 guru yang memilih laptopyang bermanfaat ini. *

James F Tomasow,Project Manager Sagusala

Page 6: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

06 EDISI 01/TAHUN 2009WAWASANWAWASANWAWASANWAWASANWAWASAN

UASBN: Seto Mulyadi UsulkanUASBN: Seto Mulyadi UsulkanUASBN: Seto Mulyadi UsulkanUASBN: Seto Mulyadi UsulkanUASBN: Seto Mulyadi UsulkanPPPPPaduan Braille dan Inklusiaduan Braille dan Inklusiaduan Braille dan Inklusiaduan Braille dan Inklusiaduan Braille dan Inklusi

Oleh: Rika W. Sukmana, M.Pd.*)

Kontroversidiberlakukannya ujian

nasional (UN) masihberlangsung hingga saatini. Persoalan ini bukansaja menyangkut dunia

pendidikan, tetapi memlikikompleksitas multidimensi,

menyangkut berbagaikepentingan dan

kelangsungan bangsa.Diknas sebagai institusi

yang paling bertanggungjawab, terkesan

memaksakan pola yangtelanjur dipilihnya,

sementara profesionalismeguru kian dipertaruhkan.Pendidikan kita seperti

menemukan jalan buntu.

ESKI telah memasuki tahunkesekian pemberlakuan UN,namun kontroversi yangberlangsung hingga kini seolah

akumulasi dari pertaruhan profesi guru sebagaipendidik. Paradigma mulia guru yang semuladikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tandajasa kini mulai menggeser. Pemberlakuan UNsebagai alat ukur output pendidikan, seolahparadoks dengan tuntutan idealismependidikan itu sendiri. Ironisnya, pemberlakuanUN terkesan dipaksakan.

Kembali nasib guru terombang-ambing.Betapa tidak, berbagai persoalan silih berganti.Mulai status hingga kesejahteraan yang takkunjung usai, kini profesionalisme guru terusikdengan target angka yang diterapkan denganstandarisasi kelulusan melalui UN.

Sebut saja Sumini yang semula merasaterpanggil karena jargon guru sebagaipahlawan tanpa tanda jasa, namun bertubi-tubimengalami kekecewaan. Dua tahun selepasmenyelesaikan pendidikan di IKIP Bandung –sekarang UPI– tak lulus testing PNS, sebelummenyerah pada kenyataan, menyetor uangpelicin. Itu pun harus menempuh sebagai guruhonorer selama 8 tahun. Sebagai pendidik yangdibekali ilmu didaktik, Sumini mengerahkansegenap perhatian dan kemampuannyaterhadap pendidikan. Tapi, kreativitasnya disekolah tempatnya mengajar malah menuaiteguran. Kenaikan pangkat dan golongannya

GRESIK - Seto Mulyadi, pemerhati anak yangjuga anggota tim Badan Standard NasionalPendidikan (BSNP), bersama Sekretaris DaerahProvinsi Jawa Timur, Rasiyo, Selasa (12/5), meninjausiswa Sekolah Dasar Luar Biasa Bhayangkari Gresikyang melaksanakan ujian akhir sekolah berstandarnasional (UASBN). Kali ini, ujian di sekolah tersebuthanya diikuti tiga peserta berkebutuhan khusus.

Seto Mulyadi menyarankan agar dalampendidikan anak tuna netra sebaiknya dilakukandengan pendekatan braille yang dipadukan dengansekolah inklusi. ”Meskipun materi braille masih sulit,namun dengan pendekatan braille akan melatihanak untuk lebih mandiri. Tentu secara inklusi jugaperlu diberikan,” ujarnya.

Kepala SDLB Bhayangkari Gresik MasrurohAfnan mengatakan, peserta UASBN terdiri dari duasiswa tunarungu dan satu siswa tunanetra.Pelaksanaan ujian bagi siswa tunarungu masihmemerlukan bantuan guru. Peserta UASBNtunanetra diikutkan UASBN inklusi bersama siswanormal lain di SD Negeri 1 Singosari.

Menurut Masruroh, kemampuan siswa

tunanetra itu di atas rata-rata, tetapi perlu oranglain untuk membacakan soal dan menandai jawabandi lembar jawaban. ”Dari sisi kemampuan, siswa yangbersangkutan tidak kalah karena, dari try out yangdiikuti, hasilnya di atas rata-rata,” katanya.

Selain meninjau pelaksanaan UASBN di SDLBBhayangkari Gresik, Seto dan Rasiyo juga meninjaupelaksanaan UASBN di SDN Kebomas, SDMuhammadiyah GKB dan MI Fuluhatul Ulum Manyar.

Rasio menyatakan, pelaksanaan ujian di Gresikberlangsung lancar. Dia menambahkan, untuk soalstandar nilai kelulusan diserahkan kepada sekolahmasing-masing.

Sementara itu, Sekretaris Dinas PendidikanGresik, Sakiran, menyatakan, standar nilai kelulusanUASBN SD di Gresik beragam. Standar kelulusantertinggi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA5,5, Matematika tertinggi 5,0.

Namun, ada juga sekolah yang mematok standarkelulusan 3,5. Di Gresik, peserta UASBN tingkat SDtahun ajaran 2008/2009 mencapai 19.559 peserta.Pelaksanaan UASBN kali ini terbagi dalam 18subrayon dari 1.387 lembaga SD, MI, dan SDLB. (kom)

terhambat. Kreativitas seorang guru, berbalikmenjadi ancaman penuh sanksi.

Lain pula yang dialami Sabana, gurumatematika di sebuah SMA negeri. Iamendapat teguran karena mengadakan lestambahan bagi anak didiknya. Sementarabimbel dengan biaya bengkak dibiarkanmenjamur di mana-mana. Nasib Sabana tak jauhbeda dengan Sumini. Ia memilih diam demimenyelamatkan profesinya, mengalah padasistem dan birokrasi.

DIPAKSAKANNasib guru seperti Sumini dan Sabana

(keduanya bukan nama asli) juga dialami olehbanyak guru-guru lain. Mereka terpaksamemlilih diam tak berkreasi karena sadar akanmenuai sanksi. Maka, guru yang menghendakikarirnya bagus memilih mahir membuatlaporan yang formatnya telah disediakan.Profesi guru cenderung enjoy dengan tugasadministratif, dipaksa keluar dari jalurprofesionalisme. Kemahiran guru pun perlusiasat agar berkenan di meja dinas.

Kini, dengan diberlakukannya sistemkelulusan melalui UN, nasib guru sebagaipendidik seperti menemukan puncak dilema.Betapa tidak, kekhawatiran para guru terhadapanak didiknya di Deli Serdang telahmengundang pasukan antiteror (Densus 88),seolah gerombolan teroris yang membawamagazin. ’Gerombolan guru’ di Lubuk Pakam itutelah dilatenkan sebagai kelompok yangmengancam stabilitas keamanan negara.Bentuk penghukuman ini menempatkanprofesi guru tercoreng, hangus. Entah apa yangterbersit di mata penegak hukum. Namun, yangjelas bagi para siswa, orangtua dan bahkan

pemerintah daerah, tindakan itu dianggapsebagai perjuangan penuh tantangan danresiko.

Berawal dari pernyataan Wapres Yusuf Kallayang menyebutkan, standardisasi pendidikannasional mengalami peningkatan. Pernyataanyang seolah melegitimasi pemberlakuan UNsebagai indikator terpenting peningkatanmutu pendidikan nasional itu telahmenimbulkan dampak luas serta reaksiberlebih. Diknas yang notabene instansi palingbertanggung jawab seperti kebakaran jenggot.Maka, tanpa harus dikomando lebih lanjut,pernyataan Wapres perlu ’diselamatkan’.

Tanpa sadar, situasi ini semakin memicukonflik horizontal, antarkota, provinsi, danreputasi sekolah. Sulit dibayangkan apabilasekolah atau daerah yang dengan segenapkejujurannya, mengakibatkan banyak muridtidak mencapai angka 5,25. Maka, para gurulahyang akan menanggung beban. Mereka akanmenjadi bulan-bulanan diknas setempat,bahkan mungkin akan dihakimi masyarakatdengan segala implikasinya.

Tentu saja si penggagas kebijakan memilikiargumentasi positip sebagai jawaban terhadapberbagai ekses yang timbul akibatditerapkannya UN. Dengan kata lain, hajat UNmemiliki tujuan positif yang perludipertahankan. Benarkah UN merupakan satu-satunya cara untuk mencapai sistempendidikan masa depan?

Bagaimana diknas menjelaskan pentingnyastandarisasi mutu pendidikan, ini adalah senjatapemaksaan yang keliru. Hal ini diperparahdengan pola penyeragaman administrasi, kianmenandakan kurang apresiasi kaum birokratterhadap dunia pendidik dan profesi guru.

Bahkan secara emosional, terkesanmemberangus profesi guru dalam konteksyang lebih luas. Bagaimana angka-angkatersebut mampu mengejawantahkan kualitaspendidikan secara berkesinambungan(sustainability).

Kekhawatiran publik, alat ukur yangmonorel itu tak mampu mewakili profesi guru,mutu pendidikan, proses belajar-mengajar danmoralitas secara utuh. Jika kecurangan di LubukPakam dipandang sebagai insiden kejujuran,maka jumlah guru ’pecurang UN’ akanmencapai angka nasional yang mengagetkanbanyak pihak, termasuk pihak pembuatkebijakan.

Ironisnya, publik tahu kejadian serupa takhanya terjadi di Lubuk Pakam. Dan diamnyapublik lebih tahu, ada kesepakatan antara orangtua dengan pendidik. Ada kemufakatan antaratarget diknas di daerah dengan angka-angkayang dikehendaki. Secara akumulasi, silentbetrayal akan turut menyelamatkan pernyataanpemerintah tentang ’peningkatan mutupendidikan’.

TARGET TANPATEORIPentingnya pendidikan merupakan

keniscayaan, maka kualitas pendidikan benar-benar dipertaruhkan. Sejumlah teori telah lahir,dari teori psikologi yang paling mendasarhingga disiplin ilmu yang multikompleks. Dariteori Sigmund Freud hingga lateral-nya DeBono, dari teori Piaget hingga multipleintelligences-nya Howard Gardner. Mulaikebutuhan yang berbasis kompetensi hinggabangun kualitatif SDM. Kesemuanya akanbertumpu pada pendidikan sebagai elemenmujaddid (pembaharu) yang klasikal.

Ironisnya, baru saja kita memperingati duaperistiwa sejarah yang erat kaitannya denganpendidikan. Kartini dan Ki Hajar Dewantara, duatokoh yang dimasa hidupnya mengabdi padadunia pendidikan. Keduanya seolah sepakatmenargetkan: memerangi kebodohan agarbangsa ini mampu menatap masa depandengan gemilang.

Gugatan terhadap ketidakadilan,penindasan dan eksploitasi sumber daya tentusaja tidak searogan kaum oposan yang radikal.Pendidikan adalah sarana intelektual yangmenjanjikan kearifan. Pendidikan bukan pulasekumpulan nilai atau angka yang statik.Pendidikan adalah kecerdasan yang tergerakkarena nurani yang luhur.

Pendidikan adalah penyediaan ruang teoridan fakta yang saling koreksi. Maka ...abrakadabra! Nilai 5,25 pun menjadi sepertikarya sulap! Ya ampun, itukah yang harusdipaksakan oleh Depdiknas? Boleh jadi, parapenggagas hanya mampu menyudahi dilemaini dengan: The show must go on! Toh, tak adaukuran pasti.

*) Guru SMA Plus Muthahhari Bandung

UN, Dilema PUN, Dilema PUN, Dilema PUN, Dilema PUN, Dilema Pendidikan Nasionalendidikan Nasionalendidikan Nasionalendidikan Nasionalendidikan Nasional

M

Page 7: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

07 EDISI 01/TAHUN 2009WAWASANWAWASANWAWASANWAWASANWAWASAN

Beri Kepercayaan kepada GuruBeri Kepercayaan kepada GuruBeri Kepercayaan kepada GuruBeri Kepercayaan kepada GuruBeri Kepercayaan kepada GuruJAKARTA - Terselenggaranya pendidikan berkualitas dapat dicapai jika guru diberi

kepercayaan yang semakin baik untuk melakukan tugas-tugas profesionalnya, termasukmengevaluasi siswa. Untuk itu, intervensi yang perlu diberikan kepada guru adalahmenciptakan iklim yang kondusif untuk menjadikan pendidik tersebut berkualitas danprofesional, bukan intervensi yang mengambil alih tugas akademik guru dalam evaluasi danpenilaian siswa di sekolah.

“Pada saat ujian nasional dan UASBN, guru dan kepala sekolah sering sangat tertekan.Apalagi proses akademik evaluasi itu dijaga ketat polisi dan pihak lain di luar sekolah. Semuapihak mesti melakukan upaya supaya kepercayaan kepada guru semakin baik,” kata Sulistiyo,Ketua Umum PGRI, di Jakarta (12/5).

Guru, kata Sulistiyo, harus dapat bekerja dengan tenang dengan adanya iklim kerja yangkondusif. Bukan saja adanya perlindungan hukum, profesi, ketenangan, dan kesehatan kerja.Namun, juga tidak ada bentuk intervensi dalam pelaksanaan tugas akademik. ”Karena itu, PGRIakan mencari tahu mengapa ada guru yang berusaha memberikan jawaban kepada siswa.Jangan-jangan itu karena ’dipaksa’ oleh keadaan atau tim sukses. Itu tidak boleh dibiarkanterus-menerus,” ujar Sulistiyo.

Sulistiyo menegaskan, dukungan pada sekolah dan guru hendaknya mengarah padaterwujudnya iklim kerja yang mampu memberdayakan potensi siswa dengan baik danmaksimalnya kinerja profesionalisme guru. Depdiknas dan dinas pendidikan harusbertanggung jawab terhadap terwujudnya manajemen berbasis sekolah yang berkualitas.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal mengatakan,untuk memperbaiki penyelenggaraan ujian nasional (UN) di level SMA yang dinilai perguruantinggi masih belum bisa dipercayai kredibilitasnya, butuh proses. ”Mesti dievaluasi betul dimana titik-titik lemah yang ditemukan perguruan tinggi. Tentu nanti diperbaiki, supaya hasilUN SMA bisa dipertimbangkan sebagai salah satu penilaian masuk ke perguruan tingginegeri,” kata Fasli. (kom)

ESERTA pelatihan “TeachingMethodology” di Banda Aceh yangbaru lalu terheran-heran ketikasuatu pagi saya datang ke kelas

pelatihan yang jumlah pesertanya 30 orang itudengan ‘hanya’ membawa sebungkus roti, selaistrawberry, meses, mentega, dan berbagaiperalatan makan sederhana dari plastik.Seorang guru yang penasaran langsung sajanyeletuk, “Wah…Bu Nina ulang tahun ya?”

Mendengar pertanyaan itu saya sih cumamesam-mesem penuh arti. Cuma menggelengdan meneruskan pekerjaan saya memberi alasdi atas karpet di depan kelas, sedemikian rupahingga mirip meja koki terkenal di Indonesiayang hendak memperkenalkan masakan baru ditelevisi.

Suasana kelas pelatihan jadi ramai karenatidak mendapat jawaban memuaskan dari saya.Memang itu tujuan saya, membuat peserta jadipenasaran. Setelah semuanya tertata rapi, sayapun meminta mereka untuk berpikir selamalima menit, apa yang akan mereka ajarkankepada siswa-siswa mereka di kelas denganmenggunakan media sebungkus roti, selai, danberbagai perangkat makan itu, sesuai denganmata pelajaran yang mereka ajarkan.

Kelas pelatihan itu berjumlah 30 orangguru SMP dari berbagai mata pelajaran. Adaguru fisika, ada guru biologi, guru matematika,guru bahasa Inggris, guru bahasa Indonesia,guru IPS, bahkan guru agama Islam. Lengkap.

Setelah saya beri waktu lima menit,ternyata banyak guru yang bingung harusberbuat apa dengan roti yang saya sediakan itu.Sebagian menyatakan tidak mungkinmengajarkan biologi dengan roti. Biasanya yadengan alat peraga, ke laboratorium ataumeneliti katak. Guru IPS malah bertanya apahubungannya antara geografi atau ekonomidengan roti. Bagaimana menceritakannya.

Guru jadi ramai membicarakankemungkinan- kemungkinan itu. Seperti biasa,saya sih cuma kembali mesam-mesem. Sayamengajak guru untuk berpikir kreatif. Sayabilang, kalau belajar biologi atau fisika dilaboratorium dengan berbagai preparat sihsudah biasa, hanya saja, anak-anak kan tidakpunya laobratorium di rumah mereka.Bagaimana mereka bisa tahu pelajaran biologipenting bagi mereka kalau ilmunya saja tidakbisa mereka dapatkan di rumah, di lingkunganmereka.

Akhirnya, setelah 15 menit ‘siswa-siswi’ sayatidak juga mendapat jawaban tentang apahubungan roti dengan pelajaran mereka sayapun mulai beraksi. Karena sekarang saya adalahguru bahasa Inggris, maka saya mencari caraagar roti dapat dijadikan bahan ajar saya dikelas. Jadilah saya membuat “Cooking Show”seperti yang dibuat oleh Bara Pattirawajane,chef ganteng favorit saya.

Memasak di Kelas Bahasa InggrisSeperti Bara yang selalu menonjolkan

masakan dari bahan baku rumahan, artinya tidakmahal, yang ada di dapur dan diolah kembalijadi makanan baru yg enak, saya pun demikian.Dengan berbekal bahan-bahan tadi, sayamemberi judul resep saya itu dengan “SpecialBread Toast a la Nina” hehehehe…artinya yaRoti panggang istimewa buatan Nina. Seketikaguru-guru pun langsung gerrr…

Ketika saya memperkenalkan judul resep,alat, dan bahan baku roti panggang saya tentusaja saya melakukannya dalam bahasa Inggris.Saya menggambar alat dan bahan di papan tulis,saya minta guru maju ke depan satu per satumenuliskan alat dan bahan sambil jugamenyebutkannya. Saya kemudian melanjutkanpekerjaan saya, yaitu menunjukkan kepada‘murid-murid’ saya bagaimana caranyamembuat roti panggang itu. Sebetulnya sayayakin, mereka tahu bagaimana caramembuatnya, tetapi mereka kan tidak tahubagaimana menyebutkan proses pembuatanroti panggang itu. Setelah itu, saya memintaguru-guru mengulang menyebutkan satu persatu proses tadi sebelum mereka menuliskanresepnya di buku.

Kelihatannya, proses membuat rotipanggang bukan sebuah proses pembelajaran,isinya hanya main2 dan lucu2an. Padahal,pelajaran yang ada di dalamnya banyak. Selainbelajar kosakata dalam bahasa Inggris, adapelajaran lain yang terkandung di dalamnya,ada harga roti, ada berat satu botol selai, adabentuk roti ygn mirip persegi, dan lain-lain.. Ini

Belajar dalam Sepotong Roti

namanya pemelajaran terpadu. Lalu, bagaimanadengan pelajaran lain, apakah bisamenggunakan media yang sama? Mungkinkah?

FISIKA BISA JUGA MEMAKAIMEDIA ROTI UNTUK BELAJAR

Setelah selesai didemonstrasikan, sayameminta guru-guru memikirkan danmenghubungkan roti dengan salah satu topikdalam mata pelajaran yang mereka ajarkan dikelas, terutama kelas 7 dan 8.

Dua guru fisika yang sejak awal kelihatanlebih unggul dari teman-temannya yang lainmaju ke depan memperagakan ilmu baru, tapilama yang bisa mereka gunakan di kelas.

Topik fisika yang mereka peragakan adalahenergi dan usaha yang digunakan dalammemotong roti, mengambil selai danmemindahkannya ke atas roti. Bu Salmaternyata guru fisika yang luar biasa, dia cepatbelajar. Dengan lihai, beliau memperagakanberbagai energi dan usaha yang berbeda-bedadari bahan2 yang saya sediakan. Misalnya,mengangkat botol selai tentu memerlukanenergi yang berbeda dengan kalau mengambilsesendok selai dari botol. Bu Nurhasiah, yangjuga guru fisika, melanjutkan fisika dalamsopotong roti ini dengan konsep kalor danpanas. Menurut ibu yang tinggi jangkung ini,kalau kita memanggang roti baik itu di mesinpanggang atau di atas penggorengan yangmenggunakan kompor, itu artinya kitamenghasilkan kalor dan panasnya bisa diukur.Bu Nurhasiah memberi contoh caramengukurnya. Sayang, ketika itu baik sayamaupun beliau berdua tidak bawa alatpengukur panas. Namun, pelajaran dari BuSalma dan Bu Nurhasiah serta cara merekamenyampaikan teori tentang kalor dan panasserta energi dan daya membuat guru-guru lainjadi ikut-ikutan merancang bagaimana caranyaagar roti tidak hanya sekedar dimakan tetapijuga dimanfaatkan sebagai media belajar yangseru. Wuah…pokoknya belajar fisika jadi serudengan roti ini. Guru yang sudah selesaimemperagakan boleh mengambil rotinya.

Belajar biologi dengan Roti? Coba deh…Presentasi Bu Salma dan Bu Nurhasiah

membuat guru-guru lain yang hadir tertantanguntuk ikutan maju. Peserta berikutnya yangtidak mau kalah adalah guru-guru biologi. BuNonik yang sedang hamil 4 bulan pun maju.Karena ini pelajaran biologi, maka mereka punmenggunakan roti ini dari sisi biologi. MenurutBu Nonik dan Bu Nurhasima, roti itu dibuat daritepung dari gandum yang mengandung

karbohidrat, dan karbohidrat memberi kitaenergi. Jadi pantas saja kalau roti cocokdimakan di pagi hari, karena memberi kitakekuatan untuk dapat beraktivitas dengan baik.Kandungan mentega yang kita oleskan di atasroti pun mengandung lemak tak jenuh gandadan omega 3 yang dapat membantupembentukan tulang dan gigi. Nah, ternyatamakan roti di pagi hari banyak manfaatnya ya?

Bu Nonik juga menyebutkan nama latindari gandum, tetapi terus terang saya lupamencatatnya. Tetapi pada intinya, ada berbagaiaspek dalam roti dan membuat roti panggangyang bisa digunakan dalam pelajaran biologi.Tuuhhh, kan…ternyata belajar biologi tidakmelulu tentang nama latin, tetapi bagaimanamencari bahan2 yang ada di sekitar kita untukkita gunakan sebagai bahan pemelajaran.Asyiknya belajar biologi kalau begitu…

Matematika dalam Sepotong RotiBu Nurul, guru matematika yang ikut dalam

pelatihan dari sejak semula begitu

P

NEWSNEWSNEWSNEWSNEWS

bersemangat setiap kali saya berikan contoh2baru, atau ide2 baru tentang matematika.Antara lain bagaimana anak dituntut membuatsesuatu yang baru dari bahan yang ada disekitar mereka. Bu Nurul adalah pesertaberikutnya yang maju sambil membawa sebuahkarton manila. Teman2 guru yang lain terheran-heran, mau dibawa pulang bu semua rotinya?Geerrrr…suasana jadi ramai.

Bu Nurul yang guru matematika melihatroti pun dari sisi matematika. Misalnya tentangbotol selai. Beliau bertanya apa bentuk botolitu, apakah 2 dimensi, atau 3 dimensi. Koor punberbunyi “3 Dimensi!!!!!!!!”. Pertanyaandilanjutkan, kalau begitu, untuk tahu berat selaibagaimana caranya? Banyak guru-guru yangbukan guru IPA dan matematika itu tidak bisamenjawab, padahal itu pelajaran di SD lho.Hanya Bu Salam dan Bu Nurhasiah yangmenjawab. Tetapi intinya, dari sebotol selai punkita bisa belajar matematika.

Bu Nurul kemudian melanjutkanpertanyaan sebagai berikut, nah, kalau saya berisatu karton manila ukuran 30x20 cm dankartonnya dibuat menjadi kotak atau bungkusroti, berapakah roti yang bisa dimasukkan kedalam karton? Hayooo…siapakah di antarateman2 yang bisa menjawab? Wah…seru jugaya…Pertanyaan ini jelas membuat anakberpikir kreatif. Anak diminta untukmenghitung luas permukaan dan volume kotakterlebih dulu dengan menggunakan rumusyang telah mereka ketahui. Baru menghitungluas satu buah roti, sehingga dari situ merekabisa menghitung berapa roti yang bisadimasukkan ke dalam kotak. Ada guru yang bisamenjawab?

Apakah pelajaran lain bisa menggunakanmedia roti, selai dan mentega sebagai alatpemelajaran yang asyik menyenangkan? Tentusaja bisa. Sebab, saya telah mencoba ini untukberbagai pelajaran lain seperti ekonomi,sosiologi, humanisme, bahasa Indonesia danPKn. Silakan dicoba dulu ya, kalau ada masalah,silakan hubungi saya.

Nina Feyruzi

- Curriculum Design & DevelopmentExpert

- Fasilitator Teaching Methodologies- Fasilitator Curriculum Clinic- Guru Bahasa Inggris Kelas Super- Penulis

Ph. 0813.11.41.70.41Email : [email protected] : [email protected] : nina soeparno /[email protected]

Kelihatannya, proses membuat roti panggang bukan sebuahproses pembelajaran, isinya hanya main2 dan lucu2an.

Padahal, pelajaran yang ada di dalamnya banyak. Selainbelajar kosakata dalam bahasa Inggris, ada pelajaran lain

yang terkandung di dalamnya, ada harga roti, ada berat satubotol selai, ada bentuk roti ygn mirip persegi, dan lain-lain..Ini namanya pemelajaran terpadu. Lalu, bagaimana dengan

pelajaran lain, apakah bisa menggunakan media yangsama? Mungkinkah?

Page 8: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

EMANDIRIAN guru perludibangun. Caranya ialahmelalui peningkatankompetensi dan profesionalitas

melalui sejumlah pelatihan.Jika pemerintah tidak ambil pusing

mengenai masalah ini, individu-individulah yang bergerak melaluikekuatan komunitas. Pemikiran itukemudian menjadi dasar kelahiran KlubGuru Indonesia (KGI)

KGI memang masih terbilang baru,sekitar dua tahun. Namun, sudah memilikianggota komunitas lebih dari 5.000 guru.

Satria Darma, salah satu pendiri klubyang berjargon Sharing and GrowingTogether itu mengakui motivasipembentukan KGI ialah keprihatinan denganhasil statistik Departemen PendidikanNasional. ”Hasil statistik itu menunjukkanhampir 50% guru Indonesia tidak kompeten dibidangnya. Jadi, saya ingin mengajak paraguru untuk melatih diri mereka sendiri dannantinya bisa saling berbagi,” ungkap Satriayang sudah mengajar sejak 1978 itu diJakarta, beberapa waktu lalu.

08 EDISI 01/TAHUN 2009PROFILPROFILPROFILPROFILPROFIL KLKLKLKLKLUB GURU INDONESIAUB GURU INDONESIAUB GURU INDONESIAUB GURU INDONESIAUB GURU INDONESIA

BerawalBerawalBerawalBerawalBerawaldaridaridaridaridari

MailingMailingMailingMailingMailingListListListListList

AWAL tahun 2000, Ahmad Rizali dan SatriaDharma bertemu di dunia maya. Mereka sama-sama aktif di mailing list (milis) Center forBetterment of Education (CBE) buatan Ahmad.

Milis ini berkonsentrasi pada bidangpendidikan. Anggotanya lumayan. Ada yangberasal dari negara-negara Eropa, sepertiJerman, Italia, Belanda, juga dari Amerika Serikatdan Indonesia.

Anggota milis CBE yang tinggal di Indonesiasering melakukan pertemuan—istilahnya kopidarat (kopdar)—beberapa kali. Setiappertemuan, sekitar 15 orang bertemu untukmembicarakan isu-isu pendidikan.

”Dulu awalnya kami lebih banyak bergerakdi CBE seperti jaringan aktivis dan kampanyependidikan untuk semua (education fol all),”ungkap Ahmad.

Dalam milis itu tidak semua anggota berasaldari praktisi pendidikan. Beberapa di antaranyamerupakan eksekutif perusahaan teknologiinformasi hingga dosen perguruan tinggi.

Namun, acara kopdar itu pun terseleksi alam.

Setelah beberapa kali pertemuan, semakinsedikit yang datang karena berbagai kesibukan.

Akhirnya yang paling konsisten bertahanuntuk berdiskusi tinggal beberapa saja, diantaranya Ahmad dan Satria.

Dari kegiatan ini Ahmad dan Satriamengambil kesimpulan bahwa kunci kemajuanpendidikan Indonesia ada di guru. ”Kami merasaguru Indonesia memiliki mutu yang buruk.Karena memang pemerintah kita dari dulu tidakterlalu mengurusi guru,” ujar Ahmad.

Akhirnya mereka berdua membuat sebuahklub, di mana guru-guru yang menjadianggotanya saling bekerj sama untukmengembangkan diri masing-masing. ”Yaesensinya memang sederhana itu,” tambahAhmad.

Setelah tiga generasi kepengurusan, CBEberhenti. Kedia sahabat ini bekerja sebagaikonsultan pendidikan di Sampoerna Foundation.”Nah dari sini kita mengusulkan gimana kalaukita bikin pelatihan untuk guru,” lanjut Ahmad.

Satria Dharma lalu mengajak teman-teman

alumni IKIP Negeri Surabaya untuk membantumenyelenggarakan program pertama. Saat iyumasih di bawah bendera CBE.

”Program pertamanya di awal 2007. waktuitu CBE mengundang guru-guru di Surabayauntuk mendengarkan ceramah dari Prof DrMochtar Buchori, seorang pakar perencanaanpendidikan, yang terbilang langka di Indonesia,”kata Ahmad.

Seusai kegiatan itu, mereka sepakatmembuat Klub Guru Indonesia (KGI). Jakartadipilih sebagai pusat kegiatan karena dinilailebih strategis. Lalu mereka patungan untukmenyewa sebuah rumah di Jl. Jatipadang No. 23Pasar Minggu, Jakarta Selatan, untuk kantorsekretariat.

Sampai sekarang KGI yang dimulai di Jakartatelah menyebar ke sejumlah daerah. Mulai dariBogor, Bandung, Subang, Tangerang, Surabaya,Malang, Bojonegoro, Jombang, Kediri, Pasuruan,Jember, Gresik, Mojokerto, Bondowoso,Semarang, dan Solo, hingga yang terbaru ialah diNusa Tenggara Timur. (mi)

Meningkatkan KualitasPendidikan lewat Komunitas

Klub Guru Indo-nesia tidak akan

pernahmengurusimasalah

kesejahteraanguru. Merekafokus pada

peningkatankompetensi danprofesionalitas.

BERBAGIKonsep pergerakan klub ini pun

bersifat swadaya. Artinya, anggota yangtergabung dipersilakan untukmengajukan materi apa saja yangdibutuhkan. Mereka pun berkomunikasimelalui milis dan situs klubguru.com

”Mereka bisa menyampaikan materiapa saja yang dibutuhkan. Lalu denganjaringan yang kami miliki, kami bisamenyediakan narasumber, tempat, hinggakonsumsi,” ujar pendiri KGI lainnya,Ahmad Rizali.

Klub yang awalnya bernama Indone-sia Teacher Club ini memang terbukabukan hanya untuk guru, kepala sekolah,atau pemerhati pendidikan saja. Semuakalangan masyarakat yang benar-benarpeduli untuk memajukan duniapendidikan bisa bergabung sambilberbagi pengalaman dan wawasannya diklub ini. Lagi pula, lanjut Ahmad, tujuanKGI memang fokus pada peningkatankompetensi guru. ”Klub Guru Indonesiafokus pada peningkatan kompetensiguru, bukan organisasi yang mengurusi

K

Adi W Gunawan memberi wawasan baru bagi anggota Klub Guru Indonesia,dalam sebuah workshop pembelajaran di Surabaya, beberapa waktu lalu.

kesejahteraannya. Nah, justru yang bukanguru itu bisa membantu mereka,” tambahAhmad yang juga akrab dipanggilNanang itu.

Pria kelahiran Malang 49 tahun laluini pun menyebut nama Muzi Marpaung.”Muzi bukan guru, tapi dia pengasuhklub sains ILMA yang berbasis diPemulang, Bekasi.”

Muzi memang terobsesi mematahkanpersepsi bahwa sians itu mahal. Maka diapun diajak menjadi narasumber bagi KGIwilayah Jakarta untuk berbicara tentangpembelajaran sains yang menyenangkan.

”Selama ini kan para guru itukebanyakan mengajarkan sains hanyalewat teori saja. Padahal sains lebihmudah dipahami dengan mengerjakanpraktik atau eksperimen denganmenggunakan bahan-bahan yangsebenarnya sering dipakai sehari-hari,”ujar Muzi.

Bahkan, Muzi kembali dimintamenjadi narasumber untuk kali keduapada Mei kemarin untuk melatih KGIwilayah Jawa Barat.

RAGAM PELATIHANKGI memang memiliki jenis pelatihan

beragam. Antara lain pelatihan teknologikomunikasi dan informasi (TIK). Divisi itudibina langsung oleh Indra Djati Sidi,Gatot Hari Priowirjanto, dan Bagiono DSini menyelenggarakan pelatihan denganmetode yang diaplikasi langsung olehpara guru.

Bersama Donny BU yang berprofesisebagai dosen perkembangan teknologidan jurnalisme internet di Universitas

Bupati Gresik, Dr. Robbach Maksum meresmikan launchingKlub Guru Gresik.

Page 9: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

09 EDISI 01/TAHUN 2009PROFILPROFILPROFILPROFILPROFIL KLKLKLKLKLUB GURU INDONESIAUB GURU INDONESIAUB GURU INDONESIAUB GURU INDONESIAUB GURU INDONESIA

MAMPUONO(Guru Bahasa Inggris SMP 18 Semarang, Jateng)

SAYA bergabung dengan KGI sejak November 2008.saat itu saya sedang ikut Lomba Guru Inovatif Tingkat Duniayang diadakan Microsoft di Hong Kong.

Kebetulan bertemu Bapak Bakrowi yang kemudianmengajak saya bergabung di milis KGI.

Akhirnya pada 7 Februari 2009, KGI wilayah Semarangdiresmikan. Saat iyu kami mengadakan seminarPengintegrasian TI dalam Pembelajaran untukmeningkatkan pola pikir siswa di era global.

Saat itu kami bisa berkomonikasi dengan pembicaraluar negeri yaitu guru dan siswa di sekolah Saltash, Inggris,dan sekolah Manitoba, Kanada, melalui konferensi video(video conference).

Dede Kurniasih(Guru TK Islam Cipete, Jakarta Selatan)

BANYAK sekali manfaat yang saya rasakan semenjakbergabung di sini. Dulu saya hanya tahu informasi sekitarlingkup pendidikan TK. Sekarang selain menambah temandan wawan, saya jadi memiliki kemampuan memanajemendiri dan bisa membagi waktu untuk tugas sehari-hari.

Selain itu, lewat milis, kami juga melatih kemampuanberbagi informasi. Misalnya teknik-teknik permainan, caraberkomunikasi yang sehat dengan murid, dan lain-lain. LewatKGI, kami juga bisa tahu ternyata banyak guru yang berprofesisebagai trainer. Dari ini kan kita bisa mengajak mereka untukmelatih kami. Karena mereka sudah pasti jauh lebihmenguasai trik-trik bagaimana mengajar yang efektif atau hallain yang lebih praktis.

Iwan Ridwan(Guru Bahasa Indonesia SMP Islam Al-Ikhlas Cipete, Jaksel)

SETAHUN yang lalu saya ikut seminar yang diadakanKGI tentang sertifikasi guru dan pemanfaatan TI dalamsistem pendidikan. Kami jadi punya pengalamanberkomunitas dan mendapat wacana baru dari seminaryang mereka lakukan. Bahkan bisa menonton bareng filmLaskar Pelangi.

Saya pernah ikut pelatihan tentang motivasi dankreativitas. Itu sangat memengaruhi pola pikir karena sayajadi mengetahui metode baru untuk mengembangkankreativitas. Hasilnya, saya bisa membuar variasi barumengajar di kelas.

Sebetulnya, banyak teman guru yang masih harusdikembangkan. Dengan makin banyaknya pelatihan gratis,

profesionalitas dan kompetensi meningkat. Jadi, kesejahteraan guru pun bisa diangkat.

Hotben Situmorang(Kepala Seksi Pengembangan Yayasan BPK Penabur)

AWAL keterlibatan saya di Klub Guru Inbdonesiabermula ketika menerika ajakan seorang teman untukbergabung di mailing list (milis) Center for Betterment ofEducation (CBE) sejak 2004.

Melalui milis itu kami banyak berdiskusi tentang sistempengembangan pendidikan di Indonesia. Karena banyak dianatara kami yang memang sudah berteman dari dulu,akhirnya kami sering bertemu langsung. Dari hasilpertemuan-pertemuan itu kami sepakar harus ada satuwadah resmi yang mengakomodasi.

KGI juga menjadi mitra sejumlah perusahaan besat untukprogra company social responsibility (CSR) mereka.Keuntungannya, materi pembelajaran bisa didiskusikandengan guru-guru lintas negara.

Rohmadi Hidayat(Guru TI SMK Negeri 2 Yogyakarta

SEBETULNYA, kami di Yogyakarta telah memilikikomunitas Jaringan Informasi Sekolah (JIS) DIY. Anggotanyapara guru SD, SMP, SMA, dan SMK Yogyakarta. Kebetulan padaFebruari lalu, Bapak Gatot Hari Priowirjanto hadir dalamacara kami.

Beliau memberikan ide bagaimana kalau JIS bergabungdengan Klub Guru Indonesia menjadi KGI DIY. Toh, tujuanorganisasi kami sama, yaitu meningkatkan kompetensi guru.Ya sudah, KGI Yogyakarta, rencananya akan diresmikan padaJuni 2009.

Kami berharap bisa melibatkan banyak unsur, diantaranya dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Ya,semoga melalui KGI Yogyakarta ini kami bisa dilatih untuk

bisa membuat bahan ajar yang manarik, serta mampu mencari materi lewat internet.

Pelita Harapan, Klub Guru Indonesiamengenalkan budaya menulis di blogkepada guru.

”Dengan mengajak para guru menulissebagai bagian dari proses berbagi,kompetensi guru bisa lebih efektif karenakemampuan mereka ikut terasah,” ujarpengamat dan praktisi media baru ini.

Donny juga mengungkapkan denganberkomitmen untuk menulis di blog, paraguru memiliki wadah sebagai pembicarasehingga tercipta kepuasan personalyang bisa berpengaruh padapeningkatan karier.

Guru yang bergabung dalam KGI dapatmemiliki dan mengembangkan tigakompetensi wajib dalam TIK. Yaitumempunyai dan aktif menggunakan e-maildan milis, mampu membuat presentasimultimedia, dan memiliki blog. ”Kita jugasedang merealisasikan program Sagusala,alias Satu Guru Satu Laptop. Saat ini adasekitar enam vendor laptop merek dalam

Kata Mereka

negeri sedang melakukan penyesuaiankebijakan harga bagi para guru yangtergabung dalam KGI,” ungkap Ahmad lalutersenyum.

Dia mengenang, pada waktu awalpelatihan, masih ada guru yang belumbisa menggunakan tetikus. Programlainnya ialah Sepeda Untuk Sekolah (SuS).Klub Guru Indonesia membentukkonsorsium dengan Ikatan AlumniUniversitas Indonesia (Iluni UI), Bike toWork, dan CBE (Center for the Bettermentof Education) untuk memberikan sepedakepada siswa yang kesulitan untukberangkat ke sekolah karena tidakmemiliki ongkos transportasi.

Proyek SuS yang pertama berhasilmengumpulkan 100 sepeda untuk muridsekolah dasar di wilayah Jawa Timur. Kinisebuah BUMN berkomitmenmenyediakan 5.000 sepeda bernilai lebihdari Rp. 750 juta untuk program yangkedua. ([email protected])

Satu laptop untuk satu siswa.Proses belajar-mengajar menjadi

lebih hidup di sekolahberteknologi digital.

BAYANGKAN, bersekolah tanpa

membawa buku tulis, pensil, pulpen, danbahkan buku pelajaran. Yang ada di dalam tassetiap anak hanya sebuah laptop. Di SekolahInternasional Sinarmas World Academy,Bumi Serpong Damai, Tangerang, inibukanlah mimpi.

Sekolah di atas lahan 5,2 hektare inimemadukan teknologi informasi digitalpaling mutakhir dengan dunia pendidikansejak tahun lalu. Memang, setelah sembilanbulan mencoba, hingga kini buku dan pensilmasih tetap digunakan. Tapi laptop telahmenjadi bagian yang tak terpisahkan disekolah itu. “Laptop dan Internet di siniseperti pulpen, pensil, atau buku. Bagi kamisemua itu adalah alat pendukung prosesbelajar-mengajar,” kata John Mc- Bryde, ChiefExecutive Officer Sinarmas World Academy,dua pekan lalu.

Tren menjadikan komputer sebagai alatbelajar dan mengajar muncul mulai awal2000-an. Gejala ini meningkat empat tahunlalu. Direktur pemasaran produsen perantilunak pendidikan Pesona Edukasi, HarySudiyono Candra, mengatakan bahwa dalamempat tahun terakhir permintaan terhadapperanti lunak pendidikan terus meningkat.“Sepertinya masyarakat mulai sadar bahwaalat bantu teknologi semacam inidibutuhkan,” ujarnya. “Dunia memangsedang demam e-learning.”

Sekitar 3.000 sekolah di seluruhIndonesia kini memakai produk PesonaEdukasi. Sekolah itu tidak cuma yang beradadi Jakarta, tapi hingga Situbondo, Jawa Timur.Peranti lunak perusahaan itu juga sudahdipakai di sekolah di 23 negara, termasukSingapura, Amerika Serikat, dan Australia.

Buku sekolah yang bisa dibaca dikomputer juga sudah bertebaran.Departemen Pendidikan Nasional, misalnya,

sudah sejak Agustus 2008 melun-curkanbuku sekolah elektronik yang bisa diunduhdi situs Internet departemen ini. Tampilanbuku elektronik ini sengaja dibuat persisseperti versi cetak, sehingga rasa membacabuku masih ada.

Banyak manfaat teknologi digitalsebagai alat bantu belajar dan mengajar.Misalnya, dengan bantuan komputer banyakpercobaan yang tak mungkin dilakukan dikelas bisa disimulasikan. Lihatlah percobaanmengenai pengaruh gravitasi. Komputerbisa mensimulasikan aneka gaya gravitasi takhanya di bumi, tapi di bulan hingga Mars. Inisesuai dengan peran software edukasi, yakni“alat bantu mengajar yang digunakan guruuntuk menerangkan pelajaran,” kata Hary.

Di Sinarmas, komputer bahkanmengambil peran lebih besar. Maklum,konsepnya satu laptop satu murid. Hasilnya,tak ada lagi kelas khusus pelajaran komputerdi sekolah itu. “Komputer memangseharusnya bukan menjadi mata pelajaranyang terpisah, tetapi sebagai sesuatu yangmenunjang kreativitas dan aktivitas dalamsekolah,” kata Jane Ross, guru spesialisteknologi digital di sekolah itu.

Sekolah yang mengacu pada programpendidikan International Baccalaureate inimembekali setiap murid dan guru denganlaptop Apple MacBook. Peranti itudisediakan oleh sekolah. “Bisa dibawa pulang,tapi hanya untuk murid kelas 5 sekolah dasarke atas,” kata Ross. “Tujuannya agar muridbisa memperlihatkan hasil belajar di kelaskepada orang tua masing-masing.”

Agar tak disalahgunakan, setiap laptopdibekali program khusus. Misalnya, notebookini akan “bunuh diri” secara otomatis padapukul 8 malam. ”Ini agar laptop tidak dipakaiuntuk hal-hal negatif,” kata Ross.

Untuk mencegah siswa berselancar kesitus khusus dewasa atau bermain gameonline yang tidak produktif, sekolahmemblokir akses ke situs-situs tersebut.“Termasuk Facebook dan You Tube,”ujarnya. (*/Tempo)

Sekolah tanpa Kertas

Penyerahan sepeda untuk sekolah dilakukan secara simbolik oleh Ketua Klub Guru Indonesia, Satria Dharma.

Teknologi Pembelajaran

Page 10: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

ANYAK anggapan bahwa sastra tidakbisa memberikan jaminan masa depansecara intelektual, emosional, danfinansial. Karena itu, tidak banyak orang,

terutama pelajar, tertarik dengan sastra. Apalagi,sastra masih dianggap sulit karena bahasanyayang terkadang sulit dipahami dan harus dibacaberkali-kali untuk menangkap maknanya.Ditambah, minat baca atau daya beli masyarakatkita terhadap buku masih masih rendah.

Tak bisa dimungkiri, pelajaran bahasa dansastra di tanah air kita masih dianggap sebagaipelajaran yang kurang begitu penting, yangmanfaatnya masih diragukan dalam kehidupansehari-hari. Dengan anggapan tersebut, tugasmengajar untuk mata pelajaran bahasa dansastra ini tidak jarang diserahkan kepada guruyang sesungguhnya tidak memenuhi syaratsecara kualititatif. Dalam hal ini, guru yangbersangkutan tidak mempunyai kapasitas ataulatar belakang pendidikan bahasa dan sastra(sarjana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia).

Menurut Effendi Ahmad (1982: 2), apresiasisastra merupakan kegiatan ”menggauli” karyasastra secara sungguh-sungguh sehinggapengertian, penghargaan, kepekaan pikiran danperasaan dapat tumbuh lebih baik serta lebihkritis terhadap karya sastra. Berdasar pernyataantersebut, apresiasi sastra di sekolah sebenarnyadapat dilaksanakan secara maksimal karenadidukung oleh kurikulum berbasis kompetensi.Meski demikian, apresiasi sastra di sekolah tetapdirasakan masih jauh dari harapan. Para muridkadang enggan mempelajari bahasa dan sastrasecara serius. Sebab, mereka tidak melihatadanya manfaat tertentu yang bisa diraihnyadengan menekuni pelajaran dimaksud secarakhusus dan serius.

Yang memprihatinkan, tidak jarang pulaguru cenderung mengejar target ”semu”dalammengajarkan sastra. Yakni, mengajarkan sastrauntuk keperluan ujian agar siswa memperolehnilai yang baik. Di sini, tidak penting apakahsiswa benar-benar menikmati dan memahamikarya sastra atau tidak. Yang penting, siswamenguasai dengan baik materi sastra yang akan

diujikan kelak, terlepas dariapakah siswa membacadengan baik sejumlah karyasastra.

Hal itulah yangmenyebabkan prosespembelajaran sastra tidakmenarik dan cenderungmembosankan. Siswaseringkali merasa terpaksabelajar sastra, tidakbersemangat, bahkan kalaubisa ingin meninggalkannya.Memang, jika guru hanyamengajarkan apa yangdiperlukan siswa saatmenghadapi ujian, merekaakan kesulitan mengajarkansastra secara menarik.

SASTRA SEBAGAI PROSESPEMBELAJARAN YANG MENARIK

Sastra itu sulit dan membosankan? Tidak!Anggapan seperti ini sering kita dapati dimasyarakat, khususnya siswa. Karena itu, gurumemegang peran penting –sebagai gardadepan– dalam mengondisikan agar stigmabahwa sastra itu membosankan adalah keliru.Maka, guru pun bisa mengolah dan membuatpelajaran sastra menjadi pelajaran yangmenarik. Menurut Baharuddin Iskandar (2007:24), pengajaran sastra perlu dibangun dengankomunikasi dua arah, antara guru dan siswa.Tujuannya, agar sastra yang diajarkan terasabermakna dan bermanfaat bagi siswa sendiri.Dengan cara tersebut, maka siswa mau tidakmau ambil bagian dalam proses pembelajaran,mencari sendiri makna dan manfaat yang bisa

mereka dapatkan dari karyasastra.

Langkah itu tentu tidakmudah. Apalagi, karya sastramasih terasa asing bagikebanyakan siswa. Bahasanyakadang tidak mudahdimengerti, tak cukup dibacasekali. Untuk memahami karyasastra, karya sastra seringkaliharus dibaca berkali-kali.terlebih, bagi siswa yangtingkat apresiasi sastranyamasih rendah. Tetapi,rendahnya apresiasi siswaterhadap sastra tentu sajamenuntut guru agar sabarmengajak siswa menyelam kekedalaman karya sastra. Lalu,

guru merangsang mereka menemukan sendirimakna dan manfaat dari karya sastra itu sendiri.Baharuddin Iskandar (2007: 24)mengemukakan, bila siswa bisa menemukanmakna dan manfaat itu, hasilnya adalah merekatampak lebih puas dibandingkan makna itudiberikan oleh guru. Hal tersebut wajar karenamereka merasa berusaha, membaca danmenghayati karya sastra dengan sungguh-sungguh, lalu menemukan sesuatu dari karyasastra itu. Bagi mereka, itulah hasil jerih payahmereka sendiri. Mereka merasa mandiri, tidakmelulu disuguhi oleh guru.

Mau tidak mau, metode mengajarkan sastrasecara konvensional harus ditinggalkan. Gurutidak melulu mengajarkan sastra dan siswahanya mendengarkan dan menerima secarapasif apa yang diajarkan guru. Tak perlu lagi adakensenjangan atau jarak antara guru dan murid.

Hubungan guru dan murid dalam prosespembelajaran sastra haruslah komunikatif,menarik, dan menyenangkan. Keterlibatansiswa dalam memahami dan menikmati karyasastra adalah aspek yang sangat penting dalamproses pembelajaran tersebut.

Sekarang ini, sastra Indonesia sedangbergeliat. Banyak penulis muda yangmenghasilkan karya-karya sastra yang enakdibaca dan mudah dipahami, sekaligusmemberikan inspirasi. Contohnya,Habiburrahman El Shirazy yang terkenal lewatnovel Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih,dan lain-lain. Kemudian, ada Andrea Hiratadengan karya inspiratifnya, Laskar Pelangi,Edensor, Sang Pemimpi, dan Maryamah Karpov.Lewat perkembangan karya-karya sastratersebut, guru hendaknya mampu mengajaksiswa

Nah, melihat perkembangan karya sastrasekarang ini, hal pertama yang perluditekankan adalah membesarkan hati murid.Tidak hanya dengan membaca karya-karyasastra yang enak dibaca dan mudah dipahami,tapi siswa juga bisa kreatif dalampengaplikasian secara langsung lewat menulis.Karena itu, dalam mengajarkan menulis karyasastra, puisi, atau cerpen, misalnya, guru perlutahu kemampuan siswa berimajinasi. Jangansampai guru memaksa siswa berimajinasi diluar batas kemampuan mereka. Biarlah merekaberimajinasi dalam kemampuan mereka.Dengan terus-menerus berlatih, kemampuanmereka berimajinasi pastilah berkembang.

Demikian juga guru perlu menimbangmasak-masak mengajarkan sastra yang mungkindi luar batas daya tangkap siswa. Dalam hal ini,guru harus benar-benar bekerja kerasmembuat mereka bisa memahami danmenikmati karya sastra tersebut.Menyampaikan karya sastra yang tidak mampudipahami siswa, tanpa usaha yang memadaiuntuk membuat mereka memahaminya, akanmembuat siswa menjauhi sastra. Jika ini terjadi,proses pembelajaran sastra tak mampumenarik minat dan bersemi di hati siswa. (*)

10 EDISI 01/TAHUN 2009BAHASA & SASTRABAHASA & SASTRABAHASA & SASTRABAHASA & SASTRABAHASA & SASTRA

Jangan Bikin SastraJangan Bikin SastraJangan Bikin SastraJangan Bikin SastraJangan Bikin Sastra(Jadi) Membosankan(Jadi) Membosankan(Jadi) Membosankan(Jadi) Membosankan(Jadi) Membosankan

Oleh:EKO PRASETYO

(Jurnalis dan Editor)

B

TTTTTradisi Menulis Guru yang Dilematis Seruradisi Menulis Guru yang Dilematis Seruradisi Menulis Guru yang Dilematis Seruradisi Menulis Guru yang Dilematis Seruradisi Menulis Guru yang Dilematis Seru

URU pandai bicara itu biasa. Gurupandai menulis itu luar biasa.Celakanya, yang terakhir ini sangatsedikit jumlahnya. Tidak

mengherankan kalau akhirnya kondisipendidikan kita kurang baik. Karena itu, agarkualitas pendidikan kita makin baik, para guruyang sudah terlihat luar biasa itu harus kitaberi penghargaan yang luar biasa pula agarkinerja mereka makin optimal dan yang belumluar biasa terangsang untuk berbuat serupa,segera menjadi guru yang luar biasakualitasnya.

Kemampuan menulis para guru sangatdiragukan oleh banyak pihak. Kepiawaianmereka hanya dalam tradisi lisan saja di kelas bukan untuk tradisi tulis. Untuk kebiasaan tulismenulis minat dan produktivitas merekasangat rendah baik lokal maupun nasional.Produktivitas karya tulis guru yang rendah ituterlihat antara lain dari sedikitnya peminatberbagai lomba karya tulis yang digelarberbagai lembaga maupun media massa.Alasan mereka banyak. Dari awal mereka tidaktertarik membaca dan menulis bahkan tidaktertarik pula mereka menjadi guru. Gajimereka kecil. Sertifikasi juga masih sedikit yagmenikmati. Tugas administrartif terutama

menyangkut tupoksi-nya banyak. Anak-anak dirumah perlu dirawat. Suami/ istri perludigauli. Nonton televisi tak boleh terlewati.Pola hidup hedonis dan snobis ingin diikuti.Mereka lebih memilih yang tidak berat,termasuk tidak membaca dan tidak menulis.Naudzubillah!

Di sisi lain tuntutan wajib menulis bagiguru golongan III tak pernah ada. Kalaupunada itu pun sekadar menulis perangkatmengajar dan membuat kisi-kisi serta soalyang isinya ya itu-itu saja. Kewajibanmembuat karya tulis baru ada pada saatmereka golongan IV.. Itu pun faktanya jugabanyak yang “dijahitkan”. Guru yang pernahjadi Juara Pertama LKTI Tingkat Jatim pun takada pengharagaan berbeda dengan guru lain.Jangankan penghargaan atau pemberianfasilitas, ucapan selamat pun tak sempatkeluar dari mulut atasan yang setiap haribertemu di sekolah maupun telepon daripejabat Dinas P dan K baik kecamatanmaupun kabupaten. Padahal bukankah guruitu telah mengibar-harumkan nama sekolahdan wilayah binaan mereka?

Fakta ini adalah suatu preseden burukbagi perkembangan tradisi menulis dikalangan guru. Betapa tidak berharganya SangJuara LKTI itu? Betapa kontradiktifnyafenomena itu? Begitukah cara para pejabatmengapresiasi karya prestatif potensiakademik guru? Secara pribadi mungkin yangbersangkutan tak terlalu risau atas sikappejabat itu karena nawaitu dia menulis bukanhanya minta dipuji atasan. Dia menulis karenaada yang ingin disampaikan, mengembanperintah Allah, memanjakan proses kreatifdan petualangan intelektual liar-lateral-nyayang setiap saat meronta ingin hadir dihadapan pembaca. Dia juga ingin memuaskanjiwa kembara pikiran-nya yang selalu inginmendobrak kebekuan sekaligus memberikansesuatu yang bermanfaat bagi pencerahandan penyelamatan anak muda bangsa ini.

Namun, sekali lagi demi penghargaanterhadap profesi dan prestasi guru, demipemberian kesempatan dan peningkatangairah menulis, preseden itu jangan terjadilagi. Tidak semua guru punya tradisi dan

motivasi kuat dalam hal menulis. Logika yangmereka kembangkan adalah buat apa susahpayah menulis kalau penghargaan tidak ada.Beda bila kita menulis untuk harian besarsekaliber Jawa Pos. Selain dapat nama kita sopasti dapat fulus. Karena itu, terima kasih JawaPos dan Depdiknas Jatim yang telah berkenanmemfasilitasi para guru dalam beropini lewatmedia ini termasuk penyelenggaraanberbagai semiloka itu. Semoga Allah SWTmemberkahi keluarga besar Jawa Pos. Tetapi,untuk sampai ke sana bagi para guru jugatidak mudah. Selain kemampuan harus prima,kompetitor pun berjibun. Karena untuk itusulit, mendingan kita ngurusi keluarga danbisnis kita di rumah. Kondisi yang tidakkompetitif ini yang membuat para gurumengambil jalan pintas yang aman. Nyantaisaja, nurut saja dan selaksa sikap apatis lain.Toh akhirnya, tak ada penghargaan.Masyaallah!

Dilema itulah yang jadi argumentasi kuatmereka bahwa guru itu tidak perlu menulisdan punya kemampuan menulis. Tidak pernahmenulis juga tidak pernah badan jadimeriang. Gaji juga lancar tiap bulan. Kalaupunada yang bisa menulis toh tak ada nilaiplusnya. Tugas guru sudah terlalu banyak.Apologi seperti itu tentu saja tidaksepenuhnya benar. Kita harus ingat bahwakalau kita menanam, kita akan menuai. Kapankita menuai, itu urusan Allah. Urusan kitaadalah menanam dan menanam, menulis danmenulis. Selama jantung masih berdetak, kitawajib menulis selain tetap mengajar danberbagai kemasan ibadah lainnya.

Menulis memang bukan pekerjaanmudah bagi pemula apalagi pemula manula.Namun, bukan berarti itu adalah sesuatu yangsangat sulit dan mustahil kita lakukan kalaukita berkehendak. Jangan bersimpulan takpunya bakat, tak ada keturunan, tak ada waktudll. Menulis tak butuh bakat. Yang dibutuhkanadakah tekad. Tekad menulis setiap saatdengan “trial and error endless”. Meski sulitawalnya kalau tantangan itu bisa kita atasijadilah dia peluang. Peluang itu adalah uang.Selain itu dengan menulis kita dapatbersilaturahim dengan banyak pembacagolongan apapun, di manapun dan kapan pun.

Kita bisa mengartikulasikan terompet jati diridan ide-ide segar cemerlang kita . Kita bisajadi kebanggaan anak cucu kita dengan karyatulis itu.

Karena itu, wahai Saudaraku, Bapak/IbuGuru yang dimuliakan Allah, sungguh belumterlambat untuk bangun dan bangkit daritidur panjang tanpa kreasi dan prestasi ini.Mari kita buktikan kata-kata kita. BukankahQuran sudah mengingatkan, “Sungguh besarkemurkaan Allah apabila kamu mengatakanapa yang tidak kamu perbuat!” (QS AshShaff:3). Mari kita sadari betapa anak-anaksangat merindukan tulisan para gurunya.Betapa bangganya mereka melihat tulisanBapak/Ibunya yang bertebaran di berbagaiharian dan majalah. Betapa dahsyatnyadampak nasihat Bapak/Ibu nanti dalammeningkatkan minat baca tulis merekakarena kredibilitas Bapak/ibu yang telahmeningkat pesat.

Wahai Rekan seprofesi, mari kita bulatkanlagi tekad kita untuk jadi guru, ustadz/ustadzah hingga benar-benar jadi uswahkhasanah bagi anak-anak kita. Mari kitabentengi ideologi anak zaman ini darigelontoran hiburan, info dan virus idelogisetan kapitalis sekuler yang telah meracunimereka selama ini dengan meningkatkanmentalitas mereka lewat pembiasaan bacatulis yang baik dan benar. Wahai pejabat, yangkatanya terhormat, buka mata dan mata hatikalian! Tunjukkan tanggung jawab kalianterhadap perbaikan masa depan bangsa ini!Segeralah lakukan aksi dan terobosan efektif,cerdas dan bermanfaat serta maslahat bagibanyak umat.

Wahai Rekan Media, sambutlah para gurukini dan guru kita dulu! Perluas danperbanyak kesempatan mereka untukbereksplorasi sesuai dengan kemampuan dankarateristik mereka! Jangan biarkan Bapak/Ibu Guru kita hanya sekadar jadi pahlawantanpa tanda jasa, kelinci coba-coba penguasa,kambing hitam pejabat, komoditas pemuasnafsu politisi dan berbagai predikat tak sedaplainnya. Naudzubillah! Mari kita salingbersinergi untuk kesuksesan dan keselamatankita mulai hari ini sampai akhir hayat kitamasing-masing nanti. Amin. (*)

Oleh:DRS. HARI SUBAGYO, M.M

(Guru Bahasa Indonesia diSMA Negeri 1 Menganti,

Gresik)

G

Page 11: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

EKOLAH sebagai salah satu kawahcandradimuka putra-putri ibu pertiwimenanggung beban amat beratdalam rangka menanam, merawat, danmenjaga nilai kejujuran. Dengan

desakan dan impitan pola pikir materialistikyang mengancam dari segala penjuru, takheran jika kejujuran menjadi komoditas yangsemakin langka dan makin jauh dari jangkauan.

Saya pernah mengajar di suatu sekolah(SMK) swasta yang jauh dari disebut mampu.Saat itu saya melihat bahwa sistem nilai, dimana segala penilaian diwujudkan dengannilai, entah angka atau huruf, menjadi salah satupenyebab atau alasan ketidakjujuran ataukebohongan, utamanya pada siswa. Ketakutanmendapatkan nilai jelek menjadi pendorongpaling kuat untuk melakukan kecurangan padasaat ulangan atau ujian. Dan hal ini ternyatajuga dialami (baca: dilakukan) oleh siswa-siswayang cukup pintar karena ketakutan kalah nilai.Nilai-nilai kejujuran yang tiap saat disampaikanoleh guru-guru tak ubahnya suara-suaranormatif yang semestinya didengarkan, namuntak harus dilaksanakan.

Yang lebih menyedihkan bagi saya adalahhal ini sepertinya tidak pernah disikapi secaraserius oleh guru-guru lain. Tidak terbayangdalam benak saya, bahwa sekolah ternyatajustru melembagakan kebohongan dankecurangan. Walaupun sering diangkat didalam rapat, masalah ini tak pernah dibahassecara tuntas, terutama pada aspekpencegahan. Penerapan hukuman yangdilakukan nyaris sama sekali tidak memberikanefek apa pun. Siswa hanya sadar sesaat, setelahitu mereka kembali ke sikap semula. Hal inikadang diperburuk dengan sikap guru yangpura-pura tidak tahu atas apa yang terjadi.

MENGHILANGKAN SISTEM NILAI DI KELASDengan mengucap bismillah, saya

beranikan diri melawan arus, mencobamengembalikan nilai kejujuran ini. Denganmengacu pada asumsi bahwa siswa-siswa selalumengejar nilai bagus, sebagai pendoronguntuk belajar atau mencontek saat ulangan,saya menerapkan mapel tanpa nilai. Sayasampaikan di kelas bahwa mapel saya tidak lagimenghargai nilai. Saya mengobral nilai dimapel saya, bahkan saya gratiskan. Saya masihtetap mengadakan ulangan dan kuis, namuntidak lagi saya nilai sendiri. Nilai tetap ada dibuku nilai, namun tak ubahnya hiasan semata.

Saya berikan pilihan, yakni mereka bolehmeminta nilai berapa pun, asal dalam rentangyang wajar. Karena rentang yang umum dipakaiadalah 0 sampai 10, saya tawarkan kepadamereka untuk memilih salah satu dari rentangnilai tersebut.

Dalam hati, saya benar-benar berdoa agarsiswa-siswa dikembalikan lagi rasa percaya diridan keingintahuan mereka pada ilmu(kompetensi), yang mampu menganggapbahwa nilai itu tidak mencerminkansepenuhnya kemampuan yang mereka mampu.

Mulanya, siswa-siswa saya kaget dan tidakpercaya pada penawaran saya.Walaupun sayamengizinkan meminta nilai, saya mensyaratkanagar mereka ini memohon nilainya secaraterang-terangan di depan kelas (di depanteman-teman mereka) lengkap dengan alasanyang logis dan realistis. Misalnya, ada salah satusiswa perempuan yang menyatakan memintanilai maksimal 7,5 atau 8 saja, tidak mau 8,5 atau9, apalagi 10. Alasan yang dikemukakan punlogis, walaupun mengagetkan saya. Yakni, kalaudia mendapat nilai dibawah 5, dia malu padapacarnya. Hehe...mengagetkan, namun jugamenyenangkan membuat seseorang beranimengemukakan pendapatnya.

Pacarnya tersebut rupanya cukupperhatian pada pencapaian sang kekasih. Adajuga yang menyampaikan bahwa orang tuanyasering menanyakan pencapaiannya sehinggarasanya malu kalau nilainya jelek.

Sampai di sini saya justru menemukan efeksamping lain yang tidak saya duga, yaknikeberanian siswa-siswa saya untukmenyampaikan sebagian masalahnya. Ini bisadijadikan salah satu petunjuk jika terjadi“sesuatu”.

Saya pun menyampaikan pada merekasegala hal yang mendasari tindakan saya ini.Saya sampaikan bahwa bagi saya, menurutpenilaian saya, kejujuran adalah modal dasaruntuk hidup bermasyarakat, hidup sukses,dalam pencapaian apa pun. Kalau kejujuran

secara sadar sudah dirusak sendiri oleh yangbersangkutan, kepada siapa dia akan meminta?Tidak ada tempat untuk membeli, tidak adayang menjual, tidak kasat mata, tidak berwujud,namun jika kehilangan yang satu ini, hidup initidaklah akan berarti apa-apa. Hidup ini akanhampa, tidak berarti. Sebab, yang dijadikanlandasan hidup hanyalah omong kosong,hanyalah “abab”. Yang lebih celaka, tidak adaorang yang tahu selain orang lain. Jadi, padadasarnya yang dilakukan adalah membohongidiri sendiri secara terus-menerus, sampai padasatu titik, di mana dia tidak tahu lagi siapa jatidirinya. Apakah yang “ini” ataukah yang “itu”.

Namun, yang lebih celaka adalah Tuhan

tahu dengan ketidakjujuran. Meski berusahabersembunyi dari “tatapan mata Tuhan”, itu jelassia-sia. Jika si pelaku ngotot dalamketidakjujurannya, dia bisa terancam penyakitjiwa yang teramat berat, yakni tidak percayaakan adanya Tuhan. Ini adalah bencana besar, dimana hidup dan matinya sama sekali tidakberarti. Sebab, kemanusiaannya terenggutsempurna akibat ketidakjujurannya.

Itulah yang saya sampaikan kepada mereka.Saya sampaikan ini dengan pelan, tidakberteriak-teriak, namun kelas begitu sunyi, sepi.Ada satu orang siswa perempuan yang terisakpelan. Sampai kemudian saya sampaikan bahwasaya lebih peduli pada pemeliharaan kejujurankalian dibandingkan nilai kalian. Sebab, kalausekedar menilai, saya bisa menilai kaliandengan tepat, karena saya kenal betulkemampuan kalian. Dan saya pikir memangdemikian adanya, seorang guru yang care padasiswa-siswanya pasti akan tahu bataskemampuan para siswanya.

Di antara sekitar 30-an siswa dalam satukelas, yang benar-benar meminta nilai ternyatatak lebih dari 10 orang. Mereka ini pun sayahargai dalam pilihannya. Hanya, selalu sayasampaikan bahwa bagi mereka yang memintanilai akan lebih sulit memahamkan kepadaorang lain secara jujur bahwa dirinya tidaklahjujur pada pencapaian itu. Di kertas ulangandan di buku nilai saya yang tertera adalah nilaiyang diminta siswa, namun selalu sayasampaikan kalimat, ingat ini adalah nilai tidakjujur. Saya sampaikan berkali-kali juga saat didepan kelas.

Satu hal yang saya minta dari mereka,karena nilai sudah bukan masalah lagi, kerjakandengan jujur tanpa bantuan teman, tanpamencontek, atau apa pun. Saya sampaikan,mulailah untuk percaya diri, toh nilai bisadiminta berapa pun yang kamu inginkan.

Setiap kali ulangan dengan kertas (tertulis),saya selalu mewajibkan siswa-siswa saya untukmenuliskan kalimat pernyataan, setelahjawaban terakhir. Yakni “saya kerjakan ulanganini dengan jujur, Allah menjadi saksi” atau “Sayakerjakan ulangan ini bekerja sama dengan .....(nama teman yang diajak kerja sama).” Siswaharus menuliskan hal ini dengan penuhkesadaran akan keadaan dirinya. Saya sampaikanbahwa ini adalah cara saya menolong danmenjaga kejujuran mereka.

Saya pun mendatangi beberapa orang tuasiswa yang meminta nilai. Saya sampaikantentang pilihan anaknya dan dampak yang akandihadapi jika ketidakjujuran ini dipelihara. Bisadiduga bahwa orang tua lebih suka anak-anaknya jujur. Jadi, si anak tadi tak mau diberinilai gratisan lagi.

Kurang dari satu bulan, siswa-siswa saya inisudah tidak mau lagi diberi nilai. Mereka

mengatakan malu pada diri mereka sendiri,bahkan ada beberapa yang tidak bisa berkacakarena malu melihat dirinya sendiri.Alhamdulillah, saya sangat bersyukur.

Pada akhirnya, di mapel saya, tidak pernahlagi ada ulangan yang perlu ditunggui. Merekamengerjakan setiap ulangan dengan penuhsemangat dan tampak sekali berusaha kerasuntuk mengerjakan sendiri. Beberapa anakyang over confident bahkan pernahmenyatakan ketidaksukaannya saat ulangandan ditunggui. Dia mengatakan, apakah dirinyadianggap anak kecil yang tidak bisamembedakan baik dan buruk, kejujuran dankecurangan, sampai perlu ditunggui.

Sebagai pribadi, saya sangatbersyukur atas pencapaian ini. Apayang ditunjukkan siswa-siswa sayasaat itu jelas menunjukkan bahwamereka sebenarnya sangatmengharapkan bisa berbuat jujur.Namun, kadang sistem tidakmemandang aspek-aspek lain.Apakah guru lain tertarik ? Hanyasebagian kecil. Apalagi, guru-gurusenior yang sudah punya teachingstyle sendiri. Mereka menganggapketidakjujuran murni berasal darijiwa anak atau siswa sendiri, tidakberhubungan dengan sistem disekolah. Anjuran dan himbauanadalah usaha maksimal yang bisadiusahakan guru.

KRITIKLAH AKU, GURUMUSelama ini guru sering

dipandang sebagai profesi suci yangtidak tersentuh oleh siswa. Dalam budayaIndonesia, posisi guru menempati tempat yangsangat terhormat. Saking terhormatnya sampaikadang lupa, kalau guru juga manusia. Yang takluput dari kesalahan dan ketidaksempurnaan.Namun berhubung profesinya menuntutkesempurnaan sebagai sang pendidik, sudahmenjadi kewajiban baginya untuk selalumeningkatkan kemampuan dirinya. Sangatlahberuntung bahwa seorang guru setiap hariberhadapan dengan para siswa yang senantiasahaus dengan siraman pengetahuan dari sangguru.

Berangkat dari kesadaran “kesempurnaanguru” ini, saya mengajak siswa-siswa saya, setiapdua minggu untuk melakukan evaluasi carapengajaran saya selama rentang waktutersebut. Mula-mula saya mulai dengan bahasatulis, artinya siswa harus menuliskankritik dan harapan atas diri saya. Tidakboleh hanya memuji semata. Yangmemuji semata, akan mendapatkanhukuman yang cukup berat. Masukandari mereka ini kemudian sayadiskusikan di kelas. Saya coba galipenilaian mereka dengan lebih jelas.Saat ada permintaan ataupermohonan yang sulit dilaksanakan,kita akan berdiskusi mencari jalankeluar terbaik.

Bagaimana jika nilai sang gurujelek. Semestinya guru mampubersikap dewasa denganmenyatakan permohonan maafterlebih dahulu. Saya yakin bahwapara siswa sesungguhnya sadar danmengerti akan tugas belajar merekabersama guru. Yang kadang menjadipermasalahan adalah siswa berada pada posisiyang tidak bisa memilih, harus menerima apapun keadaan gurunya. Inilah yang sebenarnyaharus dikomunikasikan siswa dan guru.

Nilai jelek yang diberikan siswa adalahsebuah bentuk perhatian siswa kepada gurunyadengan harapan sang guru bersedia berubahuntuk makin baik. Saat sang guru denganlegawa menerima penilaian ini dan beraniberdiskusi dengan siswa, yang akan terjadiadalah titik temu, simpul-simpul komunikasiyang sehat antara siswa dan guru. Saat ini sudahterjadi dan terbiasa, pemberian materipelajaran tak lebih dari sekadar ngobrol-ngobrol belaka namun bertema dan bertujuanjelas. Saat gerbang pengetahuan siswa sudahterbuka, guru akan kewalahan untukmemberikan materi. Saat diskusi sehat tercapai,bisa dipastikan guru akan sibuk belajar untukmenjawab pertanyaan siswa-siswanya. Tidak adalagi kompetensi yang dipaksakan. Sebab,semuanya berada dalam kerangka kesadaranuntuk meningkatkan mutu pribadi masing-

masing yang ujung-ujungnya adalahpeningkatan mutu sekolah secara makro.

Apakah gambaran ideal ini sulit dicapai?Sama sekali tidak. Sebab, ruang dan waktu untukkomunikasi tidak hanya dari ruang kelas saja,namun bisa saja meluas melewati batas wilayah“kenyataan”. Apakah tidak mungkin siswamengirimkan e-mail ke gurunya? Mengirimkanpesan lewat facebook? Mengirim SMS?Semuanya serba mungkin. Saat komunikasisudah sedemikian sehat dan cair, tidak ada lagikata “tetapi”. Apakah tidak takut siswa akanterpeleset menjadi kurang hormat pada guru?Jelas tidak. Sebab, rambu kesantunan dankesopanan wajib dijaga oleh guru yangbersangkutan. Guru tetap dituntut mampumengendalikan siswa, apapun kondisinya.

Di manapun adanya guru adalah sangbegawan dan siswa adalah cantrik-cantriknya.Saat sang begawan sedemikian bijaksanamembuka dirinya untuk dikoreksi demikemajuan bersama, kehormatan beliau tak akanpernah luntur, yang ada justru kemuliaannyaakan semakin bersinar. Siswa-siswa akan melihatgurunya sebagai sosok yang egaliter.Kewibawaan sudah pasti akan mengikuti dikanan kiri beliau sang guru sejati ini.

Yang kadang kita lupa adalah di sekelilingkita, guru dengan sadar membangun benteng-benteng yang tebal dan superkokoh, yangnyaris tak terjangkau oleh para siswanya.Ketemu hampir tiap hari, tapi sepertinya jauhsekali, nyaris tak terjangkau. Mau ketemu saja,takut. Kalau kesan takut ini kemudian diperjelasdengan sikap yang kasar, atau bahkan terlaluringan tangan tanpa alasan, maka adalah sebuahkeajaiban jika siswa beliau ini menikmatimateri pelajaran dengan baik, tanpa tekanan.Jika sudah demikian, maka kesuksesanpembelajaran menjadi optimal.

Saat kritik siswa ini bisa diterima danmenjadi masukan yang konstruktif bagi guruyang bersangkutan, maka sosok teladan itutelah muncul dengan sendirinya. Karena siswa-siswanya begitu dekat dan mengagumi sangguru yang dicintai, mereka punya contoh nyatauntuk memainkan peran di kehidupan ini.Sosok guru yang digugu dan ditiru.

KOMUNIKASI YANG KOMPREHENSIFPeran guru sebagai sumber belajar utama,

jelas belum terbantah hingga saat ini. Peranguru di sekolah sangat penting. Guru adalahjantung sekolah. Keberadaan dan kebaikannyamenjadi penentu hidup matinya sekolah.

Seiring dengan tuntutan menyampaikanpelajaran sehari-hari, guru juga punya tugasberat namun kadang terlupakan, yakni gurusebagai guru kehidupan bagi para siswanya.Pada umumnya, guru cenderung materipelajaran semata, hingga terkadang suasana dikelas menjadi begitu membosankan dan waktusatu menit seakan satu tahun saja. Belum lagiguru yang mengandalkan lembar kegiatansiswa (LKS) semata. Kalaupun masuk kelas,jobnya tak lebih hanya mendiktekan tugas ataubahkan mencatat, tanpa pernah mengajak siswabersama-sama melakukan telaah pelajaranyang sedang diajarkan.

Guru berada pada posisi paling strategisdalam membentuk karakter siswa. Intensitaspertemuan yang tinggi dan kualitaspembicaraan yang terjaga akan memberikankesempatan kepada guru untuk mampumemberikan warna kebaikan pada diri siswa.Sepenting-pentingnya materi pelajarantidaklah lebih penting daripada materikecakapan hidup. (*)

11 EDISI 01/TAHUN 2009SOSIALSOSIALSOSIALSOSIALSOSIAL

Upaya MenanamkanUpaya MenanamkanUpaya MenanamkanUpaya MenanamkanUpaya MenanamkanKKKKKejujuran dan Kejujuran dan Kejujuran dan Kejujuran dan Kejujuran dan Komunikasi yang Sehatomunikasi yang Sehatomunikasi yang Sehatomunikasi yang Sehatomunikasi yang Sehat

Oleh: Setyo Purnomo (teknisi/laboran SMK Muhammadiyah 1 Weleri)

Kejujuran merupakan salah satu aspek dari sekian banyak aspek pendidikan yang harus dimiliki dan dijalani oleh guru dan siswa. Memilikidan menjalankan kejujuran secara nyata menjadi suatu keharusan. Sebab, di sinilah letak kontrol (kendali) atas segala kebaikan pada diri guru,

siswa, dan sekolah secara keseluruhan. Inilah ujung dari segala macam urusan. Bahkan, menurut riwayat, Nabi Muhammad memulai“kepakarannya” dengan satu sikap, yakni jujur, al-amin, yang dapat dipercaya atau jujur.

S

Page 12: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

Mendengar kata”Matematika”,

kebanyakan orang akanmerasakan sesuatu yang

tak menyenangkan.Mereka akan

membayangkan angka-angka yang rumit dan

susah dipecahkan,terbayang rumus-rumusyang sulit dihapal dan

dimengerti.

ATEMATIKA juga seringdipahami sebagai sesuatu yangmutlak sehingga seolah tidak adakemungkinan cara menjawab

yang berbeda terhadap suatu masalah.Matematika dipahami sebagai yang serbapasti.Siswa yang belajar di sekolah pun menerimapelajaran matematika sebagai sesuatu yangmesti tepat dan sedikit pun tak boleh salah.Sehingga matematika menjadi beban danbahkan menakutkan.

Banyak mitos menyesatkan mengenaimatematika. Mitos-mitos salah ini memberiandil besar dalam membuat sebagianmasyarakat merasa alergi bahkan tidakmenyukai matematika. Akibatnya, mayoritassiswa kita mendapat nilai buruk untuk bidangstudi ini, bukan lantaran tidak mampu,melainkan karena sejak awal sudah merasaalergi dan takut sehingga tidak pernah ataumalas untuk mempelajari matematika.

Mitos-mitos sesat yang sudah mengakardan menciptakan persepsi negatif terhadapmatematika, di antaranya:

1. Matematika adalah ilmu hafalan darisekian banyak rumus. Mitos ini membuatsiswa malas mempelajari matematika danakhirnya tidak mengerti apa-apa tentangmatematika. Padahal, sejatinya matematikabukanlah ilmu menghafal rumus, karena tanpamemahami konsep, rumus yang sudah dihafaltidak akan bermanfaat. Sebagai contoh, ada soalberikut, “Basri merakit sebuah mesin 6 jamlebih lama daripada Abrar. Jika bersama-samamereka dapat merakit sebuah mesin dalamwaktu 4 jam, berapa lama waktu yangdiperlukan oleh Abrar untuk merakit sebuahmesin sendirian?” Seorang yang hafal rumuspersamaan kuadrat tidak akan mampumenjawab soal tersebut apabila tidak mampumemodelkan soal tersebut ke dalam bentukpersamaan kuadrat. Sesungguhnya, hanya

MATEMATKA

Masih JadiMasih JadiMasih JadiMasih JadiMasih JadiMomokMomokMomokMomokMomok

BANDUNG - Mata pelajaranMatematika masih menjadi momok bagisiswa. Di dalam ujian akhir sekolahberstandar nasional (UASBN), hampir tiapsekolah memasang batas standarkelulusan minimal (SKM) sangat rendah.Jauh lebih rendah dari dua matapelajaran lainnya, yaitu Bahasa Indonesiadan IPA.

Matematika diujikan di dalam UASBNpada Selasa (12/5). Banyak guru khawatir,pelajaran ini bisa menjatuhkan siswa.”Kami khawatir kalau tentukan batastinggi, siswa bisa tidak lulus. Apalagi, kanada beberapa siswa yang rawan, tidakteliti mengerjakan,” ujar Teti Hartiwi,guru kelas VI SDN Tikukur II, Bandung.

Di sekolah yang sarana prasarananyamasih di bawah Sekolah Standar Nasional(SSN) ini, nilai SKM Matematikaditentukan hanya 3,3. Jauh lebih rendahdari dua mata pelajaran lainnya yaitu IPAdengan nilai 4 dan Bahasa Indonesiasebesar 6. Dari hasil pra-UASBN 15 persendari 38 siswa di sekolah ini capaiannilainya masih mengkhawatirkan, dekatbatas kelulusan minimal ini.

Berdasarkan ketentuan PedomanOperasional Standar (POS) UASBN 2009,nilai kelulusan UASBN ditentukan darimasing-masing sekolah. Kelulusanditetapkan melalui rapat dewan guruyang mencakup nilai minimum tiap matapelajaran dan nilai rata-rata ketiga matapelajaran. Kelulusan UASBN ini digunakansebagai salah satu pertimbanganpenentuan kelulusan siswa dari satuanpendidikan.

Di SDN Ciujung 3 Kota Bandung,hanya Matematika yang ditetapkan tidaknaik batas SKM di tahun ini. Nilainya 4,0.Sementara Bahasa Indonesia dan IPAdiputus kan naik masing-masing sebesar0,5 poin dari tahun lalu.” Nilai ini(Matematika) tidak bisa dinaikkan karenamasih ada siswa yang dapat nilai sebesarini dari hasil pra-UN,” ucap Sumarya,Kepala SDN Ciujung 3.

Sekolah dasar unggulan macam SDNMerdeka V-IV pun tidak beranimengambil SKM tinggi. Di sekolah ini,ancang-ancang SKM untuk pelajaranMatematika sebesar 3,75. Tidak jauhberbeda dari tahun lalu. ”Kita juga harustetap realistis meski dituntut nilaitinggi,” ujar Kepala SDN Banjarsari IIIndrawati dari sekolah unggulan lainnya.Di dalam skema Standar KompetensiLulusan (SKL), Matematika dipatoksebesar 66,46 di SDN terfavorit di KotaBandung ini.

Di saat mayoritas sekolah masihmematok nilai kelulusan rendah, SLB ANegeri Kota Bandung justru beranimenyamakan standar kelulusan denganUN. Nilai rata-rata kelulusan 5,5 dengantidak boleh ada nilai di bawah 4,0. Jadi,kalau ada siswa punya nilai 9 dan 10 padaBahasa (Indonesia) dan IPA tapi nilainya3,9, ia tidak lulus UASBN, ucap Amuda,Wakil Kepala SLBA Negeri Kota Bandung.

LEBIH BAIKTahun ini, pembuatan soal

Matematika di UASBN juga melibatkanAsosiasi Guru Matematika Indonesia(AGMI). Menurut Presiden AGMI,Firmansyah Noor, ini adalah sebuahlangkah terobosan. Kami dilibatkan dalamproses validasi untuk mencek bahasa,struktur, dan konsep soal. ”Tapi, tanpamengubah materinya. Pemerintahdaerah lebih berani mengakomodasipihak yang punya kompeten,” ucapnya.

Ia meyakini, kualitas soal MatematikaUASBN lebih baik dari ujian nasional, baikdi tingkat SMP maupun SMA sederajat.Keterlibatan daerah pun lebih banyak,yaitu 75 porsi pembuatan materi soalberada di provinsi sedangkan sisanya dipusat. Berdasarkan hasil pemantauan,kualitas soal Matematika UASBN lebihvariatif dengan ragam tingkat kesulitan.

(kom)

sedikit rumus matematika yang perlu (tapitidak harus) dihafal, sedangkan sebagian besarrumus lain tidak perlu dihafal, melainkan cukupdimengerti konsepnya. Salah satu contoh, jikasiswa mengerti konsep anatomi bentuk irisankerucut, maka lebih dari 90 persen rumus-rumus irisan kerucut tidak perlu dihafal.

2. Matematika adalah ilmu abstrak dantidak berhubungan dengan realita. Mitos inijelas-jelas salah kaprah, sebab faktamenunjukkan bahwa matematika sangatrealistis. Dalam arti, matematika merupakanbentuk analogi dari realita sehari-hari. Contohpaling sederhana adalah solusi dari LeonhardEuler, matematikawan Prancis, terhadapmasalah Jembatan Konisberg. Selain itu, hampirdi semua sektor, teknologi, ekonomi danbahkan sosial, matematika berperan secarasignifikan. Robot cerdas yang mampu berpikirberisikan program yang disebut sistem pakar(expert system) yang didasarkan kepada konsepFuzzy Matematika. Hitungan aerodinamispesawat terbang dan konsep GPS jugadilandaskan kepada konsep model matematika,geometri, dan kalkulus. Hampir semua teori-teori ekonomi dan perbankan moderndiciptakan melalui matematika.

3. Matematika adalah ilmu yangmembosankan, kaku, dan tidak rekreatif.Anggapan ini jelas keliru. Meski jawaban(solusi) matematika terasa eksak lantaransolusinya tunggal, tidak berarti matematikakaku dan membosankan. Walau jawaban (solusi)hanya satu (tunggal), cara atau metodemenyelesaikan soal matematika sebenarnyaboleh bermacam-macam.

BEMBELAJARAN YANG BERTUJUANSehubungan dengan apriori berlebihan

terhadap matematika, terdapat beberapapenyebab di antaranya adalah adanyapenekanan yang berlebihan pada penghafalanrumus, kecepatan menghitung, metodepengajaran yang otoriter (kurang bervariasi)dalam proses belajar dan mengajarmatematika, maka guru matematika memilikiperan penting untuk mengatasinya. Gurumatematiklah yang harus mengubah metodepengajarannya tanpa mengenyampingkantujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Tujuan jangka pendek dari pembelajaranmatematika adalah siswa diharapkan dapatmemahami materi matematika yangdipelajarinya dan dapat menggunakannnyapada pelajaran lain atau kehidupan nyata danbekal untuk ke jenjang pendidikan berikutnya.Tujuan jangka panjangnya adalah siswa dapatmengambil ”nilai-nilai matematika” dan

mengaplikasikannya untuk kehidupan. Nilai-nilai yang dimaksud adalah penalaran,kedisiplinan, kejujuran,kebertanggungjawaban, kesetiakawanan danlain-lain.

Matematika tidak lagi hanya terfokus padahitungan aritmatika semata tetapi matematikatetapi lebih kepada penalaran yangmenggunakan logika. Matematika bukansekadar aktivitas penjumlahan, pengurangan,pembagian dan perkalian. Belajar matematikapada zaman sekarang harus aplikatif dan sesuaidengan kebutuhan hidup. Matematikahendaknya harus akrab dengan topik danpersoalan kehidupan sehari-hari (bagaimanaanak memaknai matematika).

Salah satu cara agar anak cinta padamatematika adalah membiasakan anakmenemukan konsep matematika melaluipermainan dan suasana yang santai. Siswamempelajari matematika melalui pengalamanpengajaran yang disediakan oleh gurunya.Sehingga guru harus tahu dan benar-benarmemahami matematika yang mereka ajarkanserta memahami bagaimana cara siswanyamempelajari matematika sehingga dapatmemotivasi mereka dalam membentukkebiasaan belajar yang efektif dan efisien.

Memang tidak ada suatu standar bakudalam mengajar matematika, tetapi guru perlumengukur apakah cara mereka mengajar sudahbenar-benar efektif sesuai dengan siswa yangdihadapinya pada saat tertentu. Jenjangprofesionalitas juga berfungsi sebagai alatuntuk membimbing guru-guru yang belumberpengalaman dengan nantinya harus beradadi bawah pengawasan oleh mereka yang sudahberpengalaman. Selain itu jenjangprofesionalitas juga mengatur seberapa jauhhak seorang guru dalam memodifikasi caramengajar, bereksperimen dengan alat bantupengajar yang baru atau juga dalammemperluas kurikulum yang ada.

Selain mengajar, guru juga bertanggungjawab dalam membangun atmosfer akademikdi dalam kelas. Atmosfer ini sebenarnyabertujuan untuk membentuk karakter siswaterutama berkaitan dengan nilai-nilaiakademik utama yaitu sikap Ilmiah dan Kreatif.Guru perlu menekankan nilai-nilai inti yangberhubungan dengan pengembangan sikapilmiah dan kreatif dalam setiap tugas yangdiberikan kepada siswanya, dalammembimbing siswa memecahkan suatupersoalan atau juga dalam menjawabpertanyaan siswa.

Untuk menetapkan model pembelajaranyang menyenangkan agar tujuan pembelajaranmatematika tercapai dengan maksimal, makaharus diupayakan agar siswa lebih mengeti danmemahami materi yang diajarkandibandingkan harus mengejar targetkurikulum tanpa dibarengi pemahaman materi.Pembelajaran yang berorientasi pada siswa inidi antaranya dapat dilakukan dengan carapendampingan siswa satu per satu atauperkelompok. Penjelasan materi dan contohpenyelesaian soal diberikan di depan kelassecara klasikal, kemudian pada saat siswamengerjakan latihan guru berkeliling untukmemperhatikan siswa secara personal. Dengancara seperti ini, siswa yang memilikikemampuan yang kurang akan mendapatkanperhatian lebih dibandingkan dengan siswayang pintar.

Matematika yang menyenangkan dapatpula disuguhkan dalam bentuk permainan,lagu-lagu yang diciptakan sendiri atau gambar-gambar yang memadukan angka denganhewan atau bunga dan buah-buahan. Jika anaksalah menjawab jangan pernah memarahi,menghukum atau mencela, tetap berikanpujian dan kemudian mengulangi pertanyaansambil menjelaskan jawaban yang tepat.Dengan pola pembelajaran seperti itu, tentumatematika bukan lagi momok, melainkansebuah hiburan yang menyenangkan di dalammaupun di luar kelas. (*)

12 EDISI 01/TAHUN 2009EKSAKEKSAKEKSAKEKSAKEKSAK

MenjadikanPembelajaran

MatematikaMenyenangkan

M

KILAS EKSAK

Page 13: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

SIAPKANLAH : Paku, gelas stirofom, benang, air

LANGKAH KEGIATAN1. Buat lubang pada bagian tengah dari dasar gelas dengan bantuan paku2. Masukkan benang melalui lubang tersebut lalu buat simpul pada ujung benang

sehingga benang yang sudah dimasukkan tadi tidak lolos kembali.3. Basahi benang dengan air. Pegang gelas dengan salah satu tangan, pegang benang

dengan tangan satunya.

APA YANG TERJADI?Terdengar suara yang lucu

MENGAPA?Suara adalah getaran. Pada percobaan ini getaran terjadi padabenang yang dihasilkan oleh gesekan tangan. Karena gelasmempunyai ruang kosong maka getaran atau suara yangdihasilkan menjadi lebih keras terdengar. Air gunanya membuatbenang lebih mudah meluncur dan menghasilkan getaran saatdigesek dengan tangan. Jadi kalau tidak ada air maka suaranyahampir tidak muncul.

TANTANGAN- Bagaimana jika gelas stirofom diganti dengan gelas dari bahan

lain seperti plastik atau kertas?- Bagaimana jika ke dalam gelas diisi benda-benda kecil seperti

pasir atau tepung?- Bagaimana jika benang diganti senar?

SIAPKANLAH : 2 Potongan Stik es krim dengan panjang 7 cm,potongan balon ukuran 3 cm x 1 cm, karet gelang

LANGKAH KEGIATAN1. Ikatkan salah satu ujung balon pada ujung stik es krim. Tarik balon

dengan kencang dan ikatkan ujung satunya di ujung lain dari stikes krim. Balon menempel rapat di atas stik es krim.

2. Pasang stik es krim satunya di atasbalon, sejajar dengan stik es krim yangpertama tadi. Ikat kedua stik es krimsupaya tidak lepas. Jadi, balon berada diantara kedua stik es krim.

3. Tiuplah dengan kencang melalui celahantara stik es krim.

APA YANG TERJADI?Terdengar suara yang nyaring

MENGAPA?Udara yang mengalir melalui tiupan napas membuat potongan balon bergetar ataubergerak naik turun. Getaran balon membuat udara bergetar . Getaran inilah yang kita dengarsebagai suara.

TANTANGAN- Bagaimana jika balon ditarik lebih kencang atau lebih longgar?- Bagaimana jika balon diganti potongan plastik tipis?

TULAH sepatah kata yang pernahdikatakan oleh Einstein. Berbicara tentangfisika dapat menimbulkan tanggapan yangberagam. Bukan gosip lagi kalau fisika

merupakan salah satu “hantu” yang ditakutioleh banyak pelajar, baik itu di tingkatmenengah, umum, dan bahkan di perguruantinggi. Sebagian orang menghafalkan rumus-rumus fisika layaknya buku sejarah tanpamenyadari maknanya. Ada juga yang pasrahkarena menganggap fisika hanyalah milikorang-orang yang serius, cerdas, gilamatematika, dan pada umumnya “kurang gaul”.Bahkan, tidak sedikit yang beranggapan bahwamenjadikan fisika sebagai karier hidup adalahpilihan yang salah karena “masuknya” mudahtapi “keluarnya” susah. Dengan kata lain,menjadi mahasiswa fisika tidaklah sulit tapilulusnya setengah mati dan kerjanya paling-paling menjadi guru atau kalau beruntung bisamenjadi dosen.

Beberapa pelajar mengagumi fisika karenamembaca berita mengenai keberhasilan timolimpiade fisika atau membaca buku tentangkehidupan para ilmuwan besar. Sayang, banyakjuga yang hanya sebatas mengagumi tidaksampai menghayati atau mendalami fisika.Seringkali orang yang menguasai fisikadianggap sebagai orang “keren” sekaligus“aneh” karena mau belajar sesuatu yang sulit,padahal kalau jadi pengusaha bisa kaya-raya.Persepsi-persepsi demikian mengakibatkanmasyarakat umum cenderung menggemariilmu lain seperti metafisika. Di saat negara-negara lain berusaha untuk menyadarkanmasyarakatnya agar tidak “gatek” alias gagapiptek negara kita melalui beberapa mediamassa tampaknya bekerja keras meyakinkanmasyarakat agar tidak “gagib” atau gagap gaib.Padahal, penyampaian informasi inimenggunakan aplikasi fisika dan elektronika.Singkatnya, menemukan orang yang menyukaifisika bagaikan mencari jarum pentul di dalamtumpukan jerami.

Banyak sekali pelajar atau mahasiswa yangsabar menunggu penayangan rumus-rumusfisika di papan tulis, kemudian mengerjakansoal-soal fisika. Dari pengalaman, soal-soaltersebut diselesaikan dengan cara ”gotong-royong” karena hanya sedikit orang yang bisaatau mau mengerjakannya. Keberhasilan

pengajaran tidak jarang didasarkan ataskemampuan mengerjakan soal-soal ujian akhir,bukan pada penguasaan makna fisis dari rumustersebut.

Sebagai contoh, hampir semua orang dikelas tahu hukum kedua Newton, F = m.a, tetapimungkin tak pernah terbayangkan bahwarumus tersebut dapat menceritakan mengapaorang-orang gendut lebih suka main tariktambang daripada lari 100 meter. Kemudian,siapa yang tak mengenal persamaan terkenalEinstein E = mc2? Sayang, sedikit sekali orangyang mengetahui bahwa massa sebuah bukufisika dasar mengandung energi yang dapatmembawa suatu wahana antariksa ke bulan!

Salah satu penyebab persepsi negatiftentang fisika adalah bahwa ilmu tersebutseringkali diajarkan tanpa penghayatansehingga terasa menyebalkan. Padahal, melaluifisika kita dapat mengetahui banyak hal.Seorang pelajar yang mulai mempelajari ilmuini tidak perlu jauh-jauh mengunjungilaboratorium untuk melihat fenomena fisika.Kapan pun dan dimana pun ia dapatberimajinasi (menghayal) tentang lingkungansekitarnya. Keindahan warna bunga yangtampak oleh mata, musik yang terdengarnyaman di telinga, air terjun yang memikat,aliran angin yang sejuk, adalah sedikit contohdari fenomena fisika sehari-hari. Penjelasanbahwa setiap warna memiliki panjanggelombang yang berbeda-beda dan bahwabenda-benda menyerap serta meradiasikanpanjang gelombang tertentu sehingga sampaike mata kita, dapat dibaca dalam buku fisika.Akan tetapi seringkali orang tidak pedulidengan penjelasan itu karena tidakberimajinasi sehingga ia lupa akan keindahanalam dan tidak memiliki rasa ingin tahu.

Imajinasi lahir dari lingkungan yangmendukung seseorang agar memikirkanberbagai fenomena di sekitarnya. Jikamasyarakat sekitar atau keluarga di rumah tidakmenghargai kebebasan berpikir maka dayaimajinasi sulit untuk berkembang. Hampirsemua fisikawan terkenal adalah orang-orangyang suka berimajinasi dan seringkali dikatakansebagai pemikir “radikal” karena dianggap aneholeh lingkungan yang seringkali bersifatdogmatis. Einstein adalah contoh populer dariorang yang suka berimajinasi dan

mengembangkannya. Ia membayangkanbagaimana seandainya ia dapat bergerakdengan kecepatan cahaya. Pemikiran aneh inimenghasilkan teori relativitas khusus yangsampai kini masih digunakan. Hal yang samadilakukan oleh Newton. Kalau saja ia tidak sukamelamun dibawah pohon apel mungkin hukumgravitasi universalnya tidak ditemukan sampaiberpuluh-puluh tahun kemudian.

Melalui imajinasi, kesadaran untukmengamati fenomena alam dan membacabuku-buku fisika akan muncul dengansendirinya. Sebagai contoh, molekul air (H2O)terdiri atas dua buah atom hidrogen dansebuah atom oksigen. Kita tentu tidak mungkinmelihat molekul air dengan mata telanjang.Akan tetapi, kita bisa berimajinasi bahwamolekul-molekul tersebut berukuran kecilsekali sehingga tak tampak. Oleh karenanya,jumlah molekul yang menyusun suatu bendaharuslah sangat banyak. Melalui imajinasi kitatergerak untuk mempelajari bahwa satu molmolekul air (yang beratnya sekitar 18 gram)mengandung sekitar 6 x 1023 molekul. Jadi,satu sendok air ternyata terdiri atas sekitar1022 molekul. Jumlah itu sangatlah besar. Jikaseluruh penduduk Indonesia diberi tugasuntuk menghitung satu per satu molekulberbeda tiap 5 detik maka itu membutuhkanwaktu bermiliar-miliar tahun!

Fisikawan tidak membuat rumus-rumusuntuk dihafalkan atau ditulis pada telapaktangan. Rumus-rumus dibuat untuk memahamifenomena-fenomena alam dalam bentuk yangringkas, indah, universal, dan berguna untukmenyelesaikan masalah yang menyangkutfenomena tersebut. Memang, fisika tidakmungkin terlepas dari matematika. Tanpadefinisi matematis, fisika sangat sulitdikembangkan dan dimanfanfaatkan sebagaiteknologi. Meskipun demikian, untukmempelajari dasar-dasar fisika seseorang tidakperlu menjadi “gila” matematika ataupunmenjadi serius dan takut tak dapat pacar karena“kurang gaul”.

Belajar fisika memang tidak mudah, tapidengan melepaskan diri dari pemikiran yangdogmatis dan keinginan untuk berpikir bebas,imajinasi akan muncul dan bisa menjadipetualangan yang menyenangkan bagi siapapun. (fisik@net)

GELAS TERTAWA HARMONIKA SATU NADAKreativitas Guru Kreativitas Guru

13 EDISI 01/TAHUN 2009EKSAKEKSAKEKSAKEKSAKEKSAK

Fisika LFisika LFisika LFisika LFisika Lebih Menyenangkanebih Menyenangkanebih Menyenangkanebih Menyenangkanebih Menyenangkandengan Imajinasidengan Imajinasidengan Imajinasidengan Imajinasidengan Imajinasi

Imajinasi lebih utama daripada pengetahuan.Pengetahuan bersifat terbatas. Imajinasi melingkupi dunia.

-Albert Einstein-

I

FISIKA

BerliburBerliburBerliburBerliburBerliburBersama FisikaBersama FisikaBersama FisikaBersama FisikaBersama Fisika

BERLIBUR merupakan keinginanbagi setiap orang. Terutama jikabermain ke lokasi yang menciptakanberbagai adrenaline yang tinggi,seperti Dunia Fantasi. Ketika kitasaksikan masing-masing permainan,ternyata semua permainan di sanamenggunakan konsep ilmu fisika. Danhal demikian dijadikan sebagailaboratorium raksasa untukmempelajari mata pelajaran fisika.

Dimulai dengan Roller Coaster.Kendaraan tanpa mesin dan hanyamenggunakan semacam ban berjalan(conveyor belt). Lintasan pertamasengaja dibuat lebih tinggi daripuncak bukit (loop), agar padalintasan-lintasan berikutnyamendapatkan dorongan dari lintasanyang sebelumnya.

Gaya Sentrifugal yang dirasakanpenumpang bukan hanya pada loopsaja, tetapi juga pada belokan-belokantajam yang dibuat sepanjang lintasan.Alangkah baiknya jika Andamembiarkan tubuh terlemparberlawanan arah lintasan sambilberteriak kencang, jika ke kanantubuh Anda ke kiri atau bahkansebaliknya.

Selain itu, permainan lainnyaadalah Swinging Boat atau Kora-kora.Permainan ini sengajamengutamakan percepatanmaksimum, akibat pergerakan Kora-kora bagaikan sebuah bandulan. Padalintasan terbawah terdapat suatu banyang mendorong Kora-kora selaluberayun dengan sempurna.

Berbagai permainan lainnyaadalah arena The Swing atau Ontang-anting, Bom-bon Car dan lainsebagainya selalu menggunakankonsep fisika. Setelah Andamemahami dan mengetahui lebihlanjut, maka perasaan taku atau punenggan pada fisika akan terkikisdengan sendirinya. Fisika merupakanilmu yang menyenangkan, terutamajika dipraktikkan dalam sebuahlaboratorium raksasa seperti DuniaFantasi, Disney Land ataupun DisneyWorld.

(Prof. Yohanes Surya, Ph.D/rmb)

KILAS EKSAK

Page 14: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

ERKEMBANGAN sains dan technol-ogy akhir-akhir berdampak cukupbesar terhadap cara dan gaya belajarsiswa. Pesatnya perkembangan

Tekhnologi Informasi termasuk didalamnyainternet, membuat para pelajar lebih mudahmendapatkan informasi yang dibutuhkan. Selainitu para guru juga harus bias beradaptasidengan pesatnya perkembangan tersebut,karena sangat berpengaruh terhadap modeldan media pengajaran yang diterapkan di kelas.

Pembelajaran Bahasa Inggris yangditerapkan pada level SD sampai PT saat inisemakin terasa maanfaatnya. Manfaat yang duludirasakan sebagai kewajiban kurikulum, saat inisudah semakin bergeser menjadi sebuah mediaatau alat untuk belajar. Media dan alat belajaryang penulis maksudkan disini adalahbagaimana bahasa Inggris digunakan untukmenggali informasi dan ilmu pengetahuansebanyak-banyaknya melalui dunia maya(internet), memahami sumber belajar dalambahasa Inggris, komunikasi lintas bahasa denganjutaan orang leat milis, facebook, freindsterguna bertukar informasi dan budaya satu samalain.

Sayangnya, segudang manfaat yang dapatdirasaakan dari penguasaan Bahasa Inggrissebagai Bahasa Internasional tidak sebandinglurus dengan motivasi dan kemauan para siswakita untuk menguasainya. Mungkin kita pernahbahkan sering mendengar siswa kitamengungkapkan beberapa pernyataan sinisihwal Bahasa Inggri, seperti Bahasa Inggrisadalah bahasa Iblis, bahasa neraka, bahasa susah,tidak konsekwen, bikin bete, bikin ngantuk,, dansejumlah ungkapan apatis lainnya seringterlontar dari mulut sebagian siswa ihwalpembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Suarasumbang seperti itu acap kali terdengar olehpenulis, bahkan pernah terungkap dan dialamioleh penulis sendiri ketika masih duduk dibangku sekolah menengah Apakah benardemikian?

Phenomena tersebut menjadi suatumasalaah tersendiri bagi penulis saat ini ketikapenulis telah menjadi seorang guru (gurubahasa Inggris) dan kebetulan mengajar disebuah SLTA yang berada di daerah. Masalahtersebut kemudian menjadi objek kajian yangmenantang untuk ditemukan jawabannyamengapa mereka berplilaku seperti itu. Sambilmengajar dan berinteraksii di kelas, seringkalipenulis mengamati sambil melontarkanpertanyaan seputar pengalaman mereka belajarbahasa Inggris sebelumnya.

Hal ini untuk mengetahui sejauh manamotivasi dan apresiasi mereka terhadappelajaran bahasa Inggris. Karena sebagai guru,penulis berupaya mencari formula yang tepatuntuk mengajar siswa-siswa dengan kondisiseperti ini, dimana banyak sekali diantaramereka yang kurang memilikimotivasi dalambelajar bahasa Inggris..

Penulis berasumsi bahwa pengalamanseperti ini akan banyak dialami oleh guru dansiswa yang lain terutama di daerah. Lain halnyakalau siswa tersebut berada di perkotaan.Biasanya mereka memiliki motivasi yang tinggidalam belajar, tidak terkecuali dalam bahasaInggris. Hal ini tentu tidak akan menjadikesulitan bagi guru jika berhadapan dengansiswa seperti ini. Lalu bagaimana dengan guruyang kebetulan mengajar di daerah?.

Menjadi guru di daerah apalagi guru bahasaInggris, matematika, Fisika, dan sejenisnyamemiliki tantangan dan hambatan yang tidakringan. Mulai dari motivasi belajar, faktorlingkungan, ekonomi, sosial, dll adalah sejumlahpenyebab timbulnya permasalahan tersebut.Selain itu, kurangnya sarana belajar yangdisediakan pihak sekolah (baca: pemerintah)juga menjadi suatu kendala yang takterbantahkan dalam mencapai tujuanpendidikan yang diharapkan.

Bila kita sebagai guru menghadapi kondisiseperti itu ada beberapa hal yang mungkian

14 EDISI 01/TAHUN 2009ENGLISH CORNERENGLISH CORNERENGLISH CORNERENGLISH CORNERENGLISH CORNER

kesayangan. Tulis kosa kata yang anda pelajari disebuah buku tulis khusus. Dengan begitu kosakata tidak akan hilang dan anda akan menyadarikemajuan yang telah anda dapat. Bagi merekayang memiliki akses email mudah, ikutilah milisOxford English Dictionary yang akanmengirimkan satu kata dan artinya setiap hari.

5. Coba menulis dalam bahasaInggris

Tidak berarti harus langsung menulis karyasastra. Cukup kalimat-kalimat pendek, dankemudian disusul dengan paragraph pendek.Lalu coba koreksi sendiri tulisan tersebut.Jangan selalu mengandalkan Word Spellingcheck, karena fungsi ini tidak bisa diandalkanuntuk memeriksa kesalahan grammar..

Kuasailah grammar dasar dan ikutiperaturannya dengan telaten. Tidak perluterburu-buru menulis kalimat yang panjangdan kompleks. Mulai dengan kalimat pendekdengan kosa kata yang simpel. Denganberjalannya waktu, penguasaan grammardengan baik dan timbunan kosa kata di bankmemori anda, anda pun akan bisa menghasilkansebuah cerpen atau blog dalam bahasa Inggris.

6. Cari teman ngobrol dalambahasa Inggris

Pasti banyak teman anda yang juga sedangberjuang mempelajari bahasa Inggris, kenapatidak belajar bareng-bareng? Ajak teman andauntuk meluangkan waktu berbicara bahasaInggris dengan anda, entah sekedar ngegosip,membaca dialog atau cerita, atau berdiskusi.Kalau malu, cari tempat dan waktu dimana andatidak akan diganggu, taman kota, lorongkampus atau kamar kost.

Kalau enggan, latihan saja sendiri di kamar.Lafalkan kata-kata dalam bahasa Inggris ataubaca novel kesayangan dengan lantang.Dengan melantunkan sebuah lagu kita pun jadigampang mengingatnya. Sama dengan tulisan,dengan melantunkan sebuah puisi, kita punakan mengingat bait-baitnya dengan lebihmudah.

7. Artikan lagu kesayangan anda

Setiap orang pasti mempunyai lagukesayangan. Kalau kebetulan lagu kesayangananda dalam berbahasa Inggris, kenapa tidakcoba diartikan? Akan bisa lebih menghayatilagu tersebut, dan anda pun akan menambahbank kosa kata.

8. Coba menonton filmberbahasa Inggris tanpamembaca terjemahan

Pertama-tama akan membuat pusingkepala, tapi latihan ini sangat penting. Otakanda pun akan terlatih untuk ter-set dalambahasa Inggris. Bisa berpikir dalam bahasaInggris akan membantu ketika anda harusmendengarkan, berbicara dan menulis dalambahasa Inggris.

*) Penulis adalah guru SMAN 1 SagarantenKab. Sukabumi, Ketua Klub Guru Cab. Sukabumi,dan dosen di beberapa PT di Sukabumi

OptimalisasiOptimalisasiOptimalisasiOptimalisasiOptimalisasiPPPPPembelajaran Bahasaembelajaran Bahasaembelajaran Bahasaembelajaran Bahasaembelajaran Bahasa

Inggris di SekolahInggris di SekolahInggris di SekolahInggris di SekolahInggris di SekolahOleh: Jasman Syah )* - ([email protected])

bisa kita bisa kita lakukan untukmemecahkannya:

PERTAMA, sebelum masuk kelas tancapkankembali niat yang tulus, bahwa kita akan benar-benar mentransfer ilmu yang kita milikidengan maksimal. Eksistensi kita selama beradadi kelas akan memberi manfaat yang takterhingga buat siswa. Tumbuhkan keyakinanbahwa kita akan menjadi orang yang sangatbermanfaat buat anak didik kita. Bukankahsebaik-baik manusia adalah yang bermanfaatuntuk yang lainnya.

KEDUA, karena guru memiliki posisi yangstrategis dalam kegiatan belajar mengajar, yangmampu menciptakan “skenario apa pun”, makasudah selayaknya seorang guru memilikikepribadian yang kuat, ramah, familier, simpatik,berempati tinggi terhadap setiap kejadianyang menimpa siswa, termasuk kepada siswayang kurang, baik dalam prestasi akademikmaupun dalam motivasinya. Selama ini banyakguru yang memarahi siswa, bahkanmenghukumnya apabila ada siswa yangdianggap tidak memperhatikan

KETIGA, pada saat warming up ataupemanasan di awal, cobalah kita berdialogdengan memberikan pertanyaan-pertanyaanyang sangat ringan. Tidak harus melulu darimateri sebelumnya tapi bisa di sekitarkehidupan mereka. Termasuk kita bolehbertanya tentang pacar mereka. Hal inibiasanya akan sangat menarik karena akanmemancing perhatian yang penuh, dan yangterpenting diungkapkan dalam bahasa Inggris.

KEEMPAT, pada saat pembelajaranberlangsung, kita berusaha menyatu dengandunia mereka. Dalam arti kita memahami,merasakan, sekaligus mengapresiasi gejolakperasaan mereka. Maka, ketika kita membuatcontoh-contoh kalimat, buatlah contoh kalimatyang bernuansa cinta, kasih sayang terhadaplawan jenis yang erat kaitannya dengan duniamereka, dan disesuaikan dengan situasi localdimana kita mengajar. Contoh kecil, kita suruhsiswa menerjemahkan kalimat; “Aku sudahmencintaimu sejak dulu”. Kata-kata seperti initentu akan sangat menarik dan boleh jadimembuat penasaran mereka untuk mencobamenerjemahkannya, karena ini realitas duniamereka.

Maka pada saat yang bersamaan kita akandengan mudah menerangkan materi TensesPerfect Continuous karena kalimat akanmenjadi I have been loving you since ago. Padawriting section, suruhlah siswa untuk menulissurat cinta, ungkapkan dengan jujur gejolakperasaan mereka, dan kita sebagai guru tidakusah tabu berbicara seperti ini, selamadiungkapkan dengan bahasa Inggris. Kitaberusaha menciptakan suasana seceria danseseru mungkin sehingga siswa fun withEnglish.

KELIMA, terapkan model-modelpembelajaran yang variatif, agar para siswatidak jenuh. Selain itu, manfaatkan mediabelajar dalam setiap menyampaikan materi ajarkepada mereka. Hal ini dimaksudkan agarmateri yang disampaikan cepat dicerna parasiswa, dan tentunya akan lebih menarik.

KEENAM, jangan pernah bosan untukselalu memberikan semangat kepada parasiswa agar motivasi belajarnya terus meningkat.Selain itu, berikan penjelasan kepada merekaakan pentingnya penguasaan terhadap bahasaInggris sebagai bahasa dunia dalam menjalanikehidupan sekarang.

KETUJUH, jika mungkin undang NativeSpeaker untuk berkomunikasi langsungdengan para siswa. Hal ini akan menumbuhkansemangat belajar siswa karena dapat

Pberkomunikasi langsung dengan penuturbahas asli (native speaker).

KEDELAPAN, akhiri setiap pertemuandengan doa yang tulus dari kita sebagai guru.Semoga ilmu yang baru mereka terima,menjadi bekal yang bermanfaat untukhidupnya kelak. Siapa tahu dari doa inilah ilmutersebut akan membawa kemaslahatan dankeberkahan bagi kehidupan para siswa kelak.

Tentu, ini hanya sebagian kecil dari strategipembelajaran bahasa Inggris, karena untukmenuju ideal banyak hal yang dibutuhkan,seperti ketersediaan sarana audio visual,laboratorium bahasa, dll.

Untuk mencapai proses pembelajarn yangoptimal tidak hanya tanggungjawab guru,tetapi juga siswa/pelajar. Karena itu pelajarjuga harus mengimbnagi usaha-usaha gurudengan berusaha menjadi pelajar dan baik.Untuk pembelajar Bahasa Inggris, ada beberapahal yang dapat dilakukan dalam upayameningkatkan kemampuan dalam bahasaInggris :

1. Menanamkan semangatdan motivasi belajar

Banyak orang berhasil karena dimulaidengan kesungguhan dalam belajar.Kesungguhan dalam belajar salah satunyadisebabkan oleh adanya motivasi yang tinggiuntk menguasai pelajaran tersbeut. Semangatdan motivasi belajar sangat pentung untukmencapai tujuan utama yaitu pengauasaanterhadap bahasa Inggris;

2. Perbanyak membaca buku,artikel, tulisan dalam bahasaInggris

Ingat, pertama-tama membaca pasti akanada banyak kosa kata yang kita tidak kenal.Jangan menyerah. Artikan setiap kata denganbantuan kamus, dan tulis arti kata tersebut dibawahnya. Percaya pada saya, dalam beberapaminggu, anda pun akan berhenti membukakamus setiap 2 menit dalam membaca tulisansejenis.

3. Perhatikan pengucapankata

Memang kadang sangat susahmengucapkan suatu kata bahasa Inggrisdengan baik, tapi bukan berarti tidak mustahil.Jangan keras kepala dan mengucapkan suatukata seperti halnya bahasa Indonesia. Logattidak akan bisa hilang, tapi usahakan untukmemperhatikan pengucapan.. Untuk ini yangpertama harus dilakukan adalah menguasaipenguasaan abjad, dan kemudian perhatikanphonetik yang sering dicantumkan dalamkamus.

4. Perbanyak kosa kata anda

Langkah pertama akan memperbanyakkosa kata anda secara tidak langsung, tapi tidakada salahnya mendedikasikan 15 menit setiaphari untuk belajar kosa kata baru. Bisa denganmengulang kosa kata yang didapat dari bacaan,berusaha mencerna lirik dalam musik, atauberusaha untuk menangkap dialog dalam film

Page 15: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

15 EDISI 01/TAHUN 2009

Mampuono, S.Pd.,S.Pd. Juara Asia PMampuono, S.Pd.,S.Pd. Juara Asia PMampuono, S.Pd.,S.Pd. Juara Asia PMampuono, S.Pd.,S.Pd. Juara Asia PMampuono, S.Pd.,S.Pd. Juara Asia Pacific Innovative Tacific Innovative Tacific Innovative Tacific Innovative Tacific Innovative Teacher Competitioneacher Competitioneacher Competitioneacher Competitioneacher Competition

”Di Mana Ada kemauan di Situ Ada Jalan””Di Mana Ada kemauan di Situ Ada Jalan””Di Mana Ada kemauan di Situ Ada Jalan””Di Mana Ada kemauan di Situ Ada Jalan””Di Mana Ada kemauan di Situ Ada Jalan”

B

PROFILPROFILPROFILPROFILPROFIL

Nama : Mampuono, S.Pd.,S.Pd.Tempat, Tanggal lahir : Semarang,21 Januari 1970Agama : IslamIstri : Nurul AndriyaniAnak :(1) Nadiva Andreabella Shazita;(2) Daffa Emirald Akamalpermana;(3) Davin Cheveyo Emirald AkmalAlamat :JL. Menoreh Utara IX Rt 09/I, Sampangan SemarangTelp : Hp. 02470378565 (CDMA);Hp. 085866449380 (GSM)Alamat Kantor :(1) SMPN 18 SEMARANG, Jl. Purwoyoso I/1Semarang;(2) Universitas Dian Nuswantoro Semarang;

Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang

Pendidikan :- Elementary school: SDN Gebangsari,

Genuk Semarang- Junior High School: SMPN 20 Semarang- Senior High School: SMAN 3 Semarang- Chemistry under Graduate, IKIP Semarang, 1995- English under Graduate, UNNES, 2002- Animation and Game Tech, Graduate, UDINUS, 2008

Achievements :- Teaching Chemistry in English Competition,

First winner, Central Java, 2004.- Symposium of English Teachers, Best Presenter,

Central Java- Multimedia Competition (Chemistry), Silver Medal,

2005, National- Website Competition, Second Winner, 2006, National- Multimedia Competition (Physic), Bronze Medal, 2006,

National- Multimedia Competition (English), Bronze Medal,

2006, National- Action Research Compeztition (English), Gold Medal,

2006, National- Microsoft Innovative Teacher Competition (English),

Bronze Medal, 2007, National- Microsoft Innovative Teacher Competition (English),

Gold Medal, 2008, Asia Pacific- Educational Game Design and Development

Competition, , Gold Medal, 2008, National

Email :- [email protected] [email protected] [email protected]

Websites:- www.mampuono.6te.net- www.mampuono.multiply.com- www.mampumedia.com

Figur favorit :Prophet Muhammad, President SoekarnoBuku Favorit :Al-Qur’an, Ihya’ ulumuddienMakanan Favorit :Tempe gorengHobby :Speaking English, Creating Multimedia, game andAnimation

BIODATA SINGKAT

ERPRESTASI tentu bukan hanyakebanggan siswa ataskeberhasilannya di kelas. Citramembanggakan itu jugamerupakan hak bagi setiap guru

atas prestasinya dalam menciptakan inovasidalam dunia pendidikan. Sebuahpenghargaan bisa pula menjadi titik balikbagi seorang guru ketika menginginkan’penghargaan lebih’ yang kemudian makinmenyejahterakannya.

Salah satu sosok guru berprestasi yangmampu menciptakan gairah tersendiridalam pembelajaran adalah Mampuono,S.Pd.,S.Pd. Ketua Klub Guru Jawa Tengah inisudah merasakan kebanggaan mengenyamprestasi yang luar biasa. Berbekalpengalaman sebagai juara MicrosoftNational Innovative Teachers Competition2007, pria kelahiran 21 Januari 1970 inimampu menjadi yang terbaik di ajang AsiaPacific Innovative Teacher Competition2008. Apa dan bagaimana pengalamanrekan guru kita ini? Berikut wawancaranya.

Pak Mampu, bisa berbagipengalaman asyiknya menjadi salah satuguru yang berhasil mengharumkan namabangsa lewat sebuah perlombaanmembuat media pendidikan bertarafinternasional, yang pernah Bapak raihbebera waktu lalu…?

MP: Bagi saya berangkat ke LN sebagaiwakil dari seluruh guru Indonesiamerupakan tugas yang tidak ringan. Padasaat itu saya berangkat bersama Pak Bakrowidari Balik Papan, Kaltim, Pak Anim HadiSusanto dari Madiun, Jatim dan saya sendiridari SMP negeri 18 Semarang, Jateng sertaRima Malfiensy, seorang mahasiswa UNJ. Kitaberempat adalah para pemenang lombaMicrosoft National Innovative TeachersCompetition 2007. Kalau dibilang asyiknya,mungkin benar bahwa pergi ke LN pertamakali tentu asyik dan sulit terlupakan. Tetapitugas yang tidak ringan telah menanti. Kitaharus bisa membuktikan kepada para gurudari negara-negara lain di Asia Pacificbahwa para wakil dari Indonesia juga cukupqualified untuk bersanding dengan mereka.Ingat, mereka juga seperti kita, parapemenang di negaranya masing-masing.Jadi kita harus bekerja keras agar palingtidak salah satu dari kita menjadi pemenangdi event Asia Pacific Innovative TeacherCompetition 2008 yang dilaksanakandihotel Sheraton kota Hanoi di Vietnamtersebut. Alhamdulllah rezeki jatuh ketangan saya. Saya dinyatakan sebagai salahsatu yang terbaik.

Bagaimana asal muasalnya, sehinggaBapak bisa mewakili lomba tersebut…?

MP: Tahun 2007 Microsoft Indonesiamengadakan lomba Microsoft NationalInnovative Teachers Competition 2007. Sayamenjadi salah satu dari lima orang finalisdari seluruh Indonesia yang dundang olehMicrosoft untuk melakukan presentasi dihotel Manhattan Jakarta. Hasilnya, sayadinyatakan sebagai juara ketiga dan akanturut dikirimkan ke even yang sama ditingkat Asia Pasifik. Ada sedikit “kecelakaan”kecil yang saya alami pada waktu itu. Paperyang saya siapkan ketinggalan danpresentasi yang saya siapkan semuanyadalam bahasa Inggris dianulir karena sayaharus menyampaikannya dalam bahasaIndonesia. Saya kemudian berusahamemperbaiki kesalahan tersebut untukpersiapan yang lebih baik di tingkat AsiaPasifik. Saya masih ingat komentar salah satujuri yang mengatakan bahwa yang menjadijuara ketiga di tingkat nasional belum tentutidak bisa menjadi juara pertama di tingkatAsia Pasific. Dan hal itu memacu semangatsaya untuk berbuat yang lebih baik. Tentusaja dengan dukungan dari kawan-kawansesama pemenang yang berangkat daritanah air.

Apa sebenarnya makna dari prestasitersebut bagi Bapak dan pengembanganpembelajaran inovatif di negeri ini…?

MP: Bagi saya prestasi tersebut adalahsebagian dari perjalanan hidup yangmungkin sudah ditakdirkan dari Allah SWTdan harus saya jalani. Saya berharap hal itubisa memberikan motivasi dan inspirasitersendiri baik kepada diri saya pribadi, anakdidik, maupun teman sejawat bahwa jikakita bersungguh-sungguh maka Tuhan akanmemberi jalan sesuai impian kita. Demikianjuga hal itu semoga bisa memotivasi kawan-kawan guru di Indonesia untuk dapatmenerapkan pembelajaran yangmengintegrasikan IT secara inovatif.

Sekarang apa kesibukan Bapakpasca menjadi yang terbaik, dan apakahmasih terus mengerjakan hal-hal inovatifmembuat model pembelajaran…?

MP: Prinsip saya, sebagai guru kita tidakboleh berhenti belajar dan berinovasi.Setelah saya menciptakan templatemultimedia pembelajaran interaktif untukguru yang bisa di download di http://www.mampuono.multiply.com, kini sayasedang menciptakan juga template gameedukasi yang nantinya bisa dimanfaatkanoleh guru untuk mengajar denganmenggunakan game.

Lalu, apakah kawan-kawan guru lainbisa melakukan hal yang sama denganBapak? Bisa berbagi tips dan triknya…?

MP: Tentu. Saya bukanlah orang yangcerdas. Saya yakin banyak sekali guru yangcerdas dan lebih pintar dari saya. Jika maumereka sangat mungkin bisa melakukan halyang lebih dari apa yang saya lakukan.Prinsip saya, rajin pangkal pandai dan bisakarena biasa atau practice makes perfect,serta di mana ada kemauan di situ ada jalan.Tips triknya adalah PTK (Pelajari, Tiru, danKembangkan).

Bicara mengenai guru era sekarang,apakah menurut Bapak sudah mampumentransfer ilmu pengetahuannyakepada peserta didiknya…?

MP: Jawabannya adalah relatif. Adasekian juta guru di Indonesia dengankemampuan menguasai materi ajar,kurikulum dan pedagogis yang beragam.Untuk mengukur keberhasilan sebuahtransfer banyak sekali komponen yangterlibat, termasuk di dalamnya input siswa,infrastruktur, guru itu sendiri, dll. Yang jelaspenelitian yang dilakukan oleh PISA(Programme for International StudentAssessment) secara berkala tentangkemampuan siswa usia 15 tahun (kelas IIISMP dan Kelas I SMA) dalam membaca(reading literacy), matematika (mathemat-ics literacy), dan sains (scientific literacy)hasilnya masih sangat memprihatinkan.Kemampuan anak-anak kita masihtertinggal jauh dari bahkan dari negara-negara tetangga. Namun begitu kita janganberkecil hati, kalau anak-anak kita dilatihbenar-benar, mereka ternyata bisa berhasilmenjadi juara-juara olimpiade matapelajaran tingkat dunia.

Apa yang menurut Bapak kurangdan perlu diperbaiki pada diri seorangguru agar pendidikan di negeri ini sesuaiharapan…?

MP: Yang pertama dan sangat urgenuntuk diperbaiki adalah mindset. Selama inibanyak guru yang cenderung merasa sudahcukup dengan pengetahuan dan skill yangmereka miliki. Dengan begitu mereka lebihbanyak menutup diri terhadap perubahan.Oleh karenanya di dalam diri setiap gurukita harus tumbuhkan mindset inovatif dankemauan untuk berbagi dan berkembangbersama (sharing and Growing Together).Saya rasa kehadiran KGI akan turut memacuperbaikan mindset ini.

Kemampuan apa yang mutlakdiperlukan oleh seorang guru agar anakdidiknya mampu menyerap apa yangdisampaikan guru?

MP: Kemampuan menguasai materiajar, kemampuan menyampaikan materiajar (pedagogis), kemampuan menguasaikurikulum, kemampuan menguasai IT(untuk menyajikan PAIKEM = Pembelajaranyang Aktif, Inovatif, Kreatif, Energik, danMenyenangkan), kemampuan publicspeaking, kemampuan human relation,kemampuan menguasai bahasa asing(opsional, jika perlu), dan kemampuanmenjadi model yang bisa digugu dan ditiru.

Soal menurunya etika dan budipekerti anak didik yang banyak menjadisorotan masyarakat, apakah Bapakmempunyai pendapat khusus tentangmasalah tersebut…?

MP: Tampaknya kemajuan zmanmemang selalu membawa dampak. Diantaranya adalah munculnya resikodegradasi moral yang dialami anak didikyang secara terus-menerus terjadi. Selamapemerintah bisa mengelola pendidikanyang sesuai dengan cita-cita luhurpendidikan nasional, yakni menciptakanmanusia Indonesia yang cerdas danberbudi pekerti luhur, serta guru, orang tua,dan masyarakat bisa menjadi model yangbaik bagi anak didik, saya kira resiko itu bisadiminimalkan.

Bapak punya cerita pengalamanmenarik dan berkesan selama menjadiguru…?

MP: Benar. Ada satu hal yang saya yakinibetul, yaitu bahwa seorang murid juarainsya Allah bisa dibentuk oleh seorangpelatih atau guru yang pernah menjadijuara. Analogi ini saya ambil daripembuktian bahwa para juara bulutangkisatau tinju biasanya banyak dibentuk olehpara pelatih yang memang dulunya juara.Maksud saya begini. Saat saya menjadi PNSbaru dan ditempatkan di SMPN 18Semarang tahun 2005, saya mendapatibahwa pada setiap lomba bahasa Inggris,perwakilan dari SMPN 18 Semarang jarangsekali meraih kejuaraan. Saya berpikirkenapa selalu SMP A dan B yang menang?Kenapa bukan SMP 18? Saya yakin bila kitabisa memilih bibit terbaik dan memberinyatraining terbaik, mereka akan menjadijuara. Dan betul, setelah strategi itu sayaterapkan, selama satu tahun pelajaran2005-2006, dari 8 lomba bahasa Inggrisyang kita ikuti, 7 diantaranyamembuahkan kejuaraan untuk SMPN18 Semarang.

Page 16: tabloid klub guru 1 ok - harlanws.files.wordpress.com · termotifasi membuat bahan ajar yang sangat menarik, sehingga siswa pun enggan meninggalkan setiap mata pelajaran yang diikutinya

SAGUSALA(Satu Guru Satu Laptop)Program Laptop untuk Guru

PROGRAM SAGUSALA adalah sebuah program realistis yang dirancang untuk menjawab permasalahan belajar guru agarmereka dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus menjadi Guru Abad 21.Laptop ini akan menjadi one tool for all teacher‘s purposes:Pertama, perangkat laptop ini dapat digunakan sebagai sumber dan alat belajar bagi guru dalam upaya pengembangandiri secara berkelanjutan (sustainable professional development) yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitasproses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas .Kedua, selain sebagai alat dan sumber belajar laptop ini juga dapat dipakai untuk berkomunikasi dan berkolaborasidengan para guru di seluruh dunia menggunakan materi belajar kelas dunia. Laptop ini akan dapat membuat gurumelakukan reformasi baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam cara mengajar.

Agar benar-benar bermanfaat bagi guru, laptop dilengkapi berbagai materi pembelajaran yang dibutuhkan guru untukpengembangan pribadi dan profesionalisme, seperti: Buku Sekolah Elektronik (ratusan buku BSE), Kumpulan soal UjianNasional (UNAS), Materi-materi pembelajaran interaktif, Digital Media Learning yang tersedia secara gratis dari berbagaisumber, dan perangkat-perangkat lunak untuk pengolah kata, data dan presentasi.

KLUB GURU

PAKET NOTEBOOK *)

512 KB L2 Cache, 1.6 GHz, 667 Mhz FSB);Wireless 802.11 BG Network

Connection; DDR2 RAM 1 GB , HDD160GB SATA; Intel® Graphic MediaAccelerator 950; Webcam; 1 year

waranty; OS XP Home

ION - 8400 DL

10”, Intel Atom N270(1.6Ghz) ,1GB RAM, 60GB HDD, 802.11 b/g

WLAN,Webcam & mic, Windows XPHome Basic.

HP - MINI 1000

14”, Intel Pentium dual core T3400(2.16Ghz) , 1GB RAM, 250GB,HDD,802.11b/g WLAN, webcam & mic,

Windows Vista Home Basic

HP COMPAQ PRESARIOCQ40-322TU

Intel® Pentium Dual-Core Mobile ProcessorT4200, (1 MB L2 Cache, 2.1 GHz, 800 Mhz FSB),

Wireless 802.11 BG Network Connection,14.1" Wide XGA Acer CrystalBrite TFT LCD

(200 NIT), DDR2 RAM 1 GB , HDD 160GB,BLUETOOTH, DVD SuperMulti Drive, Acer

InviLink Nplfy 2,3 802.11 b/g/Draft-N Wi-FiGigabit Ethernet, 5-in-1 Media

Reader,Crystal Eye High-Def webcam,OSWindows Vista Home Basic

ACER-EXTENZA4630Z-421G16MN

Intel Pentium Dual Core T2390(1.86Ghz), Wireless 802.11 b/g

Network Connection, DVD-Super Multi,1GB DDR2 RAM, 160GB HDD SATA, 14.1”WXGA, integrated webcam 1.3MP, 4 in

1 card reader, 10/100 Mbps LAN,1 year warranty

ZYREX-NTS238

Intel Atom N270 (1.6Ghz),Wireless 802.11 b/g Network

Connection, Intel 945GSE, Card Reader,Integrated webcam 1.3MP, 1 year

warranty

ZYREX-BEE 106M

1GB DDR2 Memory Visipro DDR2, 533/667 MHz - Expandable up to 2GB,

250GB SATA Momentus Seagate, 10/100 Mb Base-T Ethernet,

Wireless 802.11 b/g, 1.3 MP VideoCamera Module, Microsoft Windows XP

Home 2003

AXIOO-PICO DJJ 615

Intel Mobile CPU, Linux , 7" TFT WVGA,512 MB DDR II RAM,

4 GB SSD, 0.3 Mega Pixels WebCamera,Ethernet 10/100 Mbps, WiFi 802.11 b/g,

Availaible Color : Black and White,Weight : 922 g , Battery: 4 cells

ASUS-EEEPC 701

Intel Atom N270, DOS , 8,9" WSVGA,Memory 1 GB DDR II RAM,HDD 160 GB,

Ethernet 10/100 Mbps ,WiFi 802.11 b/g, 0.3 Mega Pixels

WebCamera, Availaible Color : Black,Brown, Blue, Champagne Gold, Weight :

1127 g, Battery : 4 cells

ASUS-EEEPC 900HA

*) produk dan paketsagusala ini dapatberubah sewaktu-

waktu tanpapemberitahuan.

KONTEN

PT PESONA EDUKASImerupakan peloporpengembang SoftwarePendidikan di Indonesiayang ditujukan untukGuru/Sekolah dan OrangTua/Siswa yang telahlama merindukan alatbantu pengajaran yangmemiliki simulasiinteraktif kelas duniauntuk pelajaranMatematika, Fisika, danSains. Disajikan denganDwibahasa: Indonesiadan Inggris. TersediaVersi Ringkas off line pervolume per tahun, VersiLengkap atau VersiRingkas SpeedyEdulangganan per bulan.Info Klikwww.PesonaEdu.com

BAMBOOMEDIAmenyediakan materibelajar blog, dilengkapitutorial yang mudahdipahami, sehingga gurudapat meng-operasionalkan blog danmengaplikasikannyadalam prosespembelajaran.Bamboomediamerupakan alternatifdan pelengkap.Mengemaspengetahuan danketerampilan dan danInternet (ComputerBased Training/Learning).INFO bisa disimak diwww.bamboomedia.net

INTEL PC BASIC FORTEACHERAplikasi guru mahirberkomputer dan gurupintar ngeblog aplikasitutorial dari IntelCorporation yangberisikan dasar-dasarpengenalan komputer,penggunaan aplikasidokumen dasar (berbasispada Microsoft WindowsVista dan Office), danpengenalan untukmembuat blog (bukuharian online) sebagaipanduan Guru untukdapat menggunakankomputer dengan benar,membuat bahan ajar danrencana Pembelajaran,dan menulis melaluimedia elektronik.

BLOG.KLUBGURU.COMSarana paling efektifyang dapatdiamanfaatkan olehpara guru untukmembuat blogsebagai saranapembelajaranberbasis IT atau e-Learning, yangmenunjang gurudapat berkolaborasiantar-guru (nasional/internasional) danbenar-benarmenggerakkantransformasipendidikan diIndonesia. Info diwww.klubguru.com

WIKI SUPERPEDIAEnsiklopedia terlengkapyang memuat berbagaiinformasi dan dapatdijadikan sumber mediapembelajaran. WikiSuperpedia merupakanPerintis KamusPendidikan Terlengkapdi Indonesia. Kunjungidan manfaatkan fasilitasistimewa ini di http://

superpedia.rumahilmuindonesia.net

demi kemajuanpendidikandi Indonesia.

SPEEDY adalahproduk Layananinternet access end-to-end dari PT. TELKOMdengan basisteknologi AsymetricDigital Subscriber Line(ADSL), yang dapatmenyalurkan data dansuara secara simultanmelalui satu salurantelepon biasa dengankecepatan yangdijaminkan sesuaidengan paket layananyang diluncurkan darimodem sampai BRAS(Broadband RemoteAccess Server)

MOBI atau MobileBroadband Internet,adalah sebuah layananmobile internet barudari Mobile-8. Denganteknologi EVDO Rev A(3.5G) Anda bisamenikmati hi-speedbroadband internetdengan harga yangmurah.Dengan MOBILE8-MOBIAnda tak perlu lagiharus ke warnet untukinternetan, karenadengan mobi Andasudah bisa berinternetkapan pun dan di manapun Anda berada.Tersedia paket PRABAYAR maupun PASCABAYAR dan PAKET MOBI.

www.mobile-8.com/mobi

PESONAEDU BAMBOOMEDIA INTEL PC BASIC KLUB GURU SUPERPEDIA RUMAH ILMUINDONESIA

TELKOM-SPEEDY Mobile8-MOBI

INTERNET

Sagusala : Telp. 031.70502007 Fax. 031.8969112Klub Guru: Telp. 021.78836778 Fax. 021.78847363Email: [email protected]: www.sagusala.comatau hubungi cabang Klub Guru terdekat di Kota Anda

INFO: