teori - hacked by rawn4ansn.bapeten.go.id/files/43203/3871.pdf · cooling system is needed to...
TRANSCRIPT
240 ISSN 0216-3128 Edison SillOmbing, dkk.
EVALUASI MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PENDING IN REAKTOR SERBAGUNA (RSG) G.A SIWABESSY
Edison Sihombing, Kadarusmanto, Sapto Prayogo, Aep SaefudinPRSG - BATAN
Pupung PurnamaPTLR - BATAN
ABSTRAK
Kebutuhan akan sistem pendingin sangat penting untuk proses reaksi nukir yang dikendalikan di reaktor.Sistem pendingin dibutuhkan untuk mengatasi beban panas yang dihasilkan selama proses reaksiberlangsung. Untuk menjaga agar sistem pendingin tetap seperti kondisi awal dan mencegah kegagalanpada sistem pendingin selama reaktor beroperasi, maka diperlukan suatu manajemen perawatanpencegahan yang baik. Evaluasi manajemen perawatan juga diperlukan untuk mengetahui manajemenperawatan yang terbaik untuk peralatan sistem pendingin. Hal ini ditunjukkan dari kinerja komponensistem pendingin. Evaluasi yang dilakukan meliputijadwal kegiatan perawatan. Dilihat dad laju kegagalandan availabilitas pada salah satu komponen sistem pendingin primer (pompa primer) menunjukkan bahwaperawatan yang dilakukan saat ini sudah mencukupi, terutama dalam menentukan kebijaksanaan jadwalkegiatan perawatan.
Kala Kunci : Perawatan, Sistem Pendingin
ABSTRACT
Requisites of a cooling system for controlled nuclear reaction process in reactor is very· important. Acooling system is needed to handle heat product from that process.To keep a cooling system in as builtcondition and prevent it from failure as long as reactor is operate, so that a good preventive maintenancemanagement is required. Evaluation of maintenance management is also needed to find the bestmaintenance management plan for cooling system plant. That indicated by performance of cooling system.Evaluation activities are including maintenance operation schedlil. Failure rate and availahility of olle ofprimary cooling system component (primary pump) indicate the maintenance applied is enough. especiallyto decide maintenance operation schedul.
Keywords: Maintenance. Cooling system
LA T AR BELAKANG
n eaktor Serba Guna (RSG) G.A. Siwabessyftmerupakan reaktor jenis kolam dan merupakansalah satu reaktor penelitian yang mempunyai dayadan fluks neutron tinggi. Bila reaktor ini dioperasikan, maka akan dihasilkan pembebasansejumlah energi panas. Sehingga diperlukan suatusistem pendingin untuk mengatasi atau membuangpanas yang dihasilkan selama pengoperasian reaktor.
Sistem pendingin ini memegang peranan yangsangat penting, karena jika panas yang dihasilkandari pengoperasian reaktor tidak diatasi, makareaktor akan semakin panas. Akibatnya pengoperasian tidak dapat dilanjutkan, penelitian gagalatau yang lebih berbahaya adalah meluruhnya teras
reaktor yang mengandung bahan radioaktif/produkfisi yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat.
Untuk menjaga agar sistem pendingin tctapdapat bekerja dengan baik adalah dilakukannyaperawatan atau pemeliharaan yang sesuai danefektif. Karena seiring dengan berjalannya waktu,selama itu pula alat-alat atau komponen pad a sistemakan mengalami degradasi dan akan berpengaruhterhadap kinerja sistem atau kemungkinan lainnyaadalah sistem tidak dapat beroperasi karena salahsatu komponennya mengalami kerusakan. Sehinggadapat dipastikan reaktor tidak dapat dioperasikandan pekerjaan yang harus dilakukan menjaditerhambat.
Dengan demikian diperlukan suatu manajemen perawatan yang baik untuk sistem pendingin
Prosiding PPI • PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
Edison Sihomblng, dkk. ISSN 0216-3128 24/
reaktor. Sehingga terjadinya hal-hal yang telahdisebutkan di atas dapat diantisipasi.
TEORI
Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSGGAS)
RSG GAS adalah reaktor riset atau reaktor
penelitian yang digunakan untuk mengendalikanreaksi fisi (reaksi pembelahan) inti atom beratUmnium. Reaksi fisi terjadi saat Umnium ditembakoleh neutron lambat (V = 2,2 Km/dtk) dan akandihasilkan atom-atom lain, 2 sampai 3 neutron cepat(V = 20.000 Km/dtk)dan energi panas (200 MeV).Karena RSG GAS adalah reaktor untuk penelitian,maka panas yang dihasilkan dari reaksi fisi tersebutharus dibuang, sedangkan neutron yang dihasilkandigunakan untuk berbagai keperluan: produksiisotop, analisa aktivasi neutron, uji material,pemuliaan batu hias dan lain-lain.
Lapisan kolam reaktor adalah sebuah silinderdengan bagian bawah berbentuk cekungan,sedangkan kolam penyimpanan bahan bakarberbentuk segi empat dengan dasar rata. Antarakolam reaktor dan kolam penyimpanan bahan bakardiberi penghubung berupa pintu pemisah.
Sistem Pendingin Reaktor
Sistem pendingin reaktor terdiri dari sistempendingin primer dan sistem pendingin sekunder.Kedua sistem pendingin ini merupakan sistempendingin utama yang dibutuhkan selama reaktorberoperasi. Sistem pendingin primer dan sekunderberfungsi untuk menjamin temperatur yang aman didalam teras dan reflektor selama reaktor beroperasino:mal sampai daya termal desain.
Prinsip Kerja Si!)'temPendingin Primer
Sistem pendingin primer mengambil panasdari teras reaktor dan reflektor selama reaktor
beroperasi pada daya tinggi. Air pendingin primerdihisap ke bawah melewati teras dan reflektor, untukmenyemp panas yang dihasilkan oleh teras danreflektor. Kemudian dikeluarkan melalui pipa outletutama yang dihubungkan ke sisi plenum penyanggadi bawah teras. Air pendingin mengalir ke atasmelalui pipa tersebut ke dalam tangki tunda (delaychamber). Air pendingin meninggalkan delaychamber melewati dua buah katup kupu-kupu yangberada di ruang katup sebelum memasuki ruangprimer. Kemudian mengalir menuju pompa sirkulasi
primer dan penukar panas. Oi penukar panas ini, airpendingin primer melepaskan panas yang te1ahdiserap dari teras dan reflektor. Panas yangdilepaskan oleh air pendingin primer akan diserapoleh air pendingin sekunder melalui penukar kalor.Keluar dari penukar panas, air pendingin primermengalami penurunan temperatur. Kemudian airpendingin mengalir kembali ke kolam reaktor yangsebelumnya melewati ruangan katup terlebih dahulu.Air pendingin dipancarkan mclalui distributor cincinyang berada di dasar kolam. Setelah dipancarkan,air di hisap kembali ke dalrm teras dan reflek~ormelalui bagian atas tera.s. Oemikian siklus berlanjutterus menerus selama reaktor beroperasi.
Sistem Pendingin Sekunder
Sistem pendingin sekunder adalah penurunpanas terakhir untuk instalasi reaktor. Sistempendingin sekunder terletak di luar gedung reaktor.Pompa sirkulasi sekunder terletak di ruang bawahtanah gedung bantu (auxiliary building) yapgberjamk sekitar 10,6 m dari gedang reaktor,sedangkan menara pendingin terletak di luar ruangandan berjarak 28,8 m dari gedung bantu. Gedungreaktor, gedung bantu dan kolam menara pendingindihubungkan melalui terowongan pipa.
Manajemen Dan Konsep Perawatan
Perawatan adalah suatu konsepsi dari semuaaktivitas yang diperlukan untuk menjaga ataumempertahankan kualitas peralatan agar dapatberfungsi dengan baik seperti dalam kondisisebelumnya.
Tujuan dari perawatan itu senctiri adalah :
- Memperpanjang usia kegunaan aset (mesin,bangunan, peralatan dan lain-lain).
- Menjamin ketersediaan optimum peralatan yangdipasang untuk produksi atau jasa dunmendapatkan laba investasi maksimum yangmungkin.
- Menjamin kesiapan operasional dari seluruhperalatan yang diperlukan dalam keadaan daruratsetiap waktu, misalnya : unit cadangan, unitpemadam kebakaran, unit penyelamat dansebagainya.
- Menjamin keselamatan orang yang menggunakansamna tersebut.
- Mengetahui kerusakan sedini mungkin, sehinggakerusakan yang mendadak dan fatal dapatdihindarkan.
Proslding PPI • PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN
Yogyakarta, 10 Jull 2006
242!!!!!!!!!
ISSN 0216 - 3128 Edison Sihomhing, dkk.
Perawatan Perhaikan (Corrective Maintenance)
Perawatan perbaikan adalah perawatan yangdilakukan untuk mengembalikan fungsi plant ataumesin pada standar yang diperlukan dengan jalan "tocorrect (repair) a fault in equipment." Perawatanperbaikan bisa juga diartikan sebagai kebijakanperawatan dengan cara mengoperasikan plant ataumesin hingga rusak, kemudian baru diperbaiki.Metode perawatan seperti ini disebut metodeperawatan berdasarkan kerusakan (failure basedmaintenance).
Strategi perawatan dengan metode Inlmemiliki banyak kekurangan, diantaranya yaitubiaya perawatan menjadi tinggi, hilangnya kesempatan keuntungan karena mesin tidak dapatberoperasi, keselamatan kerja tidak terjamin dantidak dapat merencanakan waktu, tenaga kerja sertabiaya untuk perawatan karena kondisi mesin yangtidak terpantau. Perawatan perbaikan ini kurangsesuai untuk mesin-mesin dengan tingkat kekritisanyang tinggi dan hanya sesuai untuk mesin-mesinsederhana yang tidak memerlukan perawatan secaraintensif.
Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan adalah perawatanyang dilakukan untuk menghindari gagalnyakemampuan plant atau mesin ketika akan atausedang beroperasi (under achievement). Sasaranutama pad a perawatan pencegahan ini adalahmencegah terjadinya kerusakan, mendeteksikerusakan yang terjadi dan menemukan kerusakanyang tersembunyi.
Perawatan pencegahan terdiri atas :
Perawatan Terjadwal (Schedule Maintenance)
Perawatan terjadwal merupakan bagian dariperawatan pencegahan yang bertujuan mencegahterjadinya kerusakan fatal yang dilakukan secaraperiodik dalam rentang waktu tertentu. Metodeperawatan seperti ini disebut juga metode perawatanberdasarkan waktu (time based maintenance).Penentuan rentang waktu untuk perawatan terjadwalini biasanya berdasarkan pengalaman, data masa laluatau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin.Penentuan rentang waktu ini harus seefektif mungkin. Rentang waktu yang terlalu lama memungkinkan mesin akan mengalami kerusakan sebelumtiba waktu perawatan yang ditentukan. Sedangkanrentang waktu yang terlalu pendek akanmenimbulkan kerugian, karena kondisi mesin yang
masih baik dan menurut jadwal harus dilakukan
perawatan atau diganti komponennya.
Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)
Perawatan prediktif adalah bagian dariperawatan pencegahan yang bertujuan mencegahterjadinya kerusakan fatal yang pelaksanaannyaberdasarkan kondisi suatu plant atau mesin. Metodeperawatan seperti ini disebut juga metode perawatanberdasarkan kondisi (condition based maintenance)atau memonitor kondisi mesin (inachinery conditionmonitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisimesin dengan cara memeriksa mesin secara rutinsehingga dapat diketahui keandalan mesin sertakeselamatan kerja terjamin.
Untuk menentukan kondisi suatu plant ataumesin, diperlukan tindakan pemeriksaan atau monitoring secara rutin. Sehingga jika ditemukan gejalakerusakan, maka dapat diatasi dengan segera untukmencegah kerusakan lebih lanjut. Secara garis besarada beberapa metode dalam memantau atau memonitoring kondisi dari suatu mesin, antara lain :Monitoring Minyak Pelumas, Monitoing Visual,Monitoring Kinerja, Monitoring Geometris, Monitoring Getaran
Distribllsi Weibllll
Distribusi weibull merupakan salah satudistribusi kegagalan yang paling sering digunakanpad a awal pemilihan bentuk-bentuk distribusikerusakan mesin. Alasannya karena distribusi inicenderung menghasilkan bentuk distribusi lain yangdapat diperluas tergantung dari parameter bentuk(fl).
Fungsi Kepadatan Kemungkinan
dengan batasan: t ~ 0, a ~ 0, fJ ~ °dengan : fJ = parameter bentuk, a = parameterskala, t = parameter waktu.
Fungsi keandalan
R(I) " 1- F(I)" "p [Hr] (2)
Prosiding PPI - PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
Etll.wm SlIwmblllK, tlkk.
Fungsi laju kegagalan
ISSN 0216-3128
N N
LYi LXia = 1=.L.- - b.!.:i.-
N N
243
(8)
(3)Dengan diketahuinya lIi1ai konstanta a dan b,
maka parameter distribusi Weibull dapat diperolehdari :
Fungsi distribusi kumulatif
(4)
13 = lib
a = exp a
HASIL PENELITIAN
(9)
(10)
Xi merupakan variable bebas dan dapatdihitung dengan menaksir fungsi distribusi kumulatif[j{t)] dari persamaan berikut :
Fungsi ini didapat dari pendekatan denganmetode harga tengah atau median. Metode ini cocokuntuk percobaan dengan ukuran sampel yang kecil,data kurang lengkap atau distribusi kerusakan tidaksimetris.
Perhitungan nilai parameter distribusiWeibull pada dasamya mengunakan prinsip regresilinier, yaitu membuat fungsi distribusi kumulatifmenjadi bentuk linier. Sehingga diperoleh hasilakhir:
Nilai konstanta a dan b dapat diperoleh daripersamaan :
Yi = a + b Xi
dengan : Yi = In (ti)
a = In (a)b = 1/13Xi = In {In [I -j{ti)r'}
i-OJ
j(ti) = n + 0.4
b =
(5)
(6)
(7)
Manajemen Perawatan Sistem PendinginRSG G.A. Siwabessy
Manajemen perawatan yang diterapkan untukkomponen-komponen pada sistem pendingin primerdan sistem pendingin sekunder reaktor serba guna(RSa a.A Siwabessy) adalah berd&sarkan instruksimanual MPR30/MRM (Maintenance & RepairManual) part 1. Instruksi manual ini telah diterapkan sejak reaktor dioperasikan dan hingga sekarangbelum mengalami perubahan.
Perawatan yang dilaksanakan adalah perawatan pencegahan (preventive maintenance). Perawatan pencegahan ini dilakukan oleh bagianperawatan RSa a.A. Siwabessy.
Perawatan Sistem Pendingin Primer
Manajemen perawatan sistem pendinginprimer ini mencakup interval waktu pelaksanaanperawatan, kegiatan perawatan, perlengkapanperawatan dan prosedur perawatan.
Pada Tabel I adalah komponen yang dilakukan perawatan.
Perawatan Sistem Pendingin Sekunder
Seperti halnya manajemen perawatan sistempendingin primer, manajemen perawatan sistempendingin sekunder juga mencakup interval waktupelaksanaan perawatan, kegiatan perawatan, perlengkapan perawatan dan prosedur perawatan.
Pada Tabel 2 adalah komponen yangdilakukan perawatan.
Pro5iding PPI • PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
244- ISSN 0216 - 3128 Edison SillOmhing, dkk.
Tabel1. Komponen sistem pendingin primer yang di-Iakukan perawatan.
No Komponen yang dirawat Interval1
Pompa Primer (JE-O1 AP 01/02/03) 1 tahun2
Uji Fungsi Pompa 1 bulan3
Penggantian Oli dan Grease 3000 jam atau 2 tahun4
Katup (JE-Ol AAOI/02/18/19) I tahun
5Uji Fungsi Katup I bulan
6Pengecekan Interlocking Katup I tahun
7Pengecekan Kekedapan Sekat Internal 5 tahun
8Pengecekan katup JE-O 1 AAO1 I tahun
9Pengecekan katup JE-O1 AA02 I bulan
10Pengecekan katup JE-O 1 AA 18 1 bulan
11Pengecekan katup JE-O I AA 19 I bulan
12Katup (JE-O I AA03/04/05/07/09/11/12/13/14/15/16/17) I bulan
13Katup (JE-Ol AA03/04/05/12/13) 1 tahun
14Penukar Kalor (JE-O 1 BeOO1/002) 5 tahun
15
Overhoul 5 tahun
16
Pipa setiap 8 jam17
Non Destructive Test of Weld Seams Setelah 10 tahun beroperasi19
Uji Tekanan Setelah 5 tahun beroperasi
Tabel2. Komponcn sistcm pcndingin sckundcr yang di-Iakukan pcrawatan.
No Komponcn yang dirawat Interval
I
Pengecekan interlocking pompa I tahun
2
Uji Fungsi Pompa I bulan
3
Inspeksi Visual setiap 8 jam4
Penggantian Oli dan Grease 3000 jam atau 2 tahun5
Menara Pendingin setiap 8 jam6
Inspeksi Bagian Dalam I tahun
7
Katup Pengaman (PA 0 I/02 - AA 15) setiap 8 jam8
Uji Fungsi Katup Pengaman 2 tahun
9
Katup (PA 01/02-AAOI/03/IO/12/14/16/20/22 dan PA I bulan03-AA04/11/12/13) 10
Katup (PA 01/02-AA03/12/22 dan PA 03-AA04/12/13) I tahun
II
Pipa setiap 8 jam12
Non Destructive Test of Weld Seams Setelah 10 tahun beroperasi13
Uji Tekanan Setelah 5 tahun beroperasi
Prosldlng PPI • PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
Edison Sihombing, dkk. ISSN 0216 - 3128 245
Data Selang Waktu Kerusakan dan PerbaikanPompa Primer
Data selang waktu kerusakan dan perbaikanpompa primer diperoleh dari kumpulan laporanPPIK (Petunjuk Perawatan dan Ijin Kerja).
TabcI 3. Data sclang waktu kcrusakanpompa primer.
No Waktu Kerusakan (hari)
II
2
6
3
9
4
28
5
79
6
80
7
195
TabeI 4. Data seIang waktu pcrbaikanpompa primer.
No Waktu Perbaikan (hari)
1
1
2
13
I4
3
5
I6
2
7
I
Avaiiabilitas Pompa Primer (JE 01 AP 01/02/03)
Perhitungan yang dilakukan untuk kegiatanperawatan pencegahan (preventive maintenance),komponen yang digunakan sebagai model adalahpompa sirkulasi pada sistem pendingin primer(jumlah pompa 3 unit) dengan jenis pekerjaanperawatan pada mekanikal seal.
Tabel 5. Penaksiran parameter Distribusi Weibull.
No (i)TTF(ti)Vif(ti)XiXi1Xi.Vi
I
10.0000.095-2.3095.3310.000
2
61.7920.230-1.3431.804-2.407
3
92.1970.365-0.7900.624-1.735
4
283.3320.500-0.3670.134-1.221
5
794.3690.6350.0080.0000.036
6
804.3820.7700.3860.1491.691
7
1955.2730.9050.8580.736 '4.524
Dari perhitungan diperoleh :
a = 49.62 a = 3.90
/3 = 0.59 b = 1.68
Tabel 5. Hasil perhitungan.
No TTF(ti) TTRR(ti)F(ti)Availability
1
1 1 0.9060.0940.500
2
6 4 0.7520.2480.600
3
9 I 0.6960.3040.900
4
28 3 0.4910.5090.903
5
79 10.2680.7320.988
6
80 2 0.2650.7350.976
7
195 10.1050.8950.995
Proslding PPI • PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
246- ISSN 0216 - 3128 Edison Sihombing, dkk.
dengan :
TTF
Availability = TTF + TTR
Analisis Fungsi Laju Kerusakan
Laju kerusakan pompa primer mengalamipeningkatan terhadap selang waktu pemeriksaan.Peningkatan laju kerusakan ini dapat disebabkanoleh beberapa faktor, diantaranya yaitu :
- Kesalahan dalam melakukan perbaikan
- Kelelahan akibat friksi atau gesekan
- Perawatan yang kurang memadai
- Terjadinya korosi
- Kelelahan akibat pemakaian dari pompa tersebut
- Rancangan masa pakai peralatan yang singkat
Grafik yang menunjukkan hubungan antara waktupemeriksaan terhadap fungsi laju kerusakan dapatdilihat pada Gambar I.
Analisis Fungsi Keandalan
Semakin lama pompa digunakan atausemakin sering pompa dioperasikan, maka keandal
an pompa akan semakin berkurang. Hal ini dapatdilihat pada Gambar 2 yaitu grafik yang men unjukkan hubungan antara waktu pemeriksaan terhadapfungsi keandalan. Grafik tersebut menunjukkanbahwa keandalan pompa mengalami penurunan.
Bila suatu pompa mulai dioperasikan, makakualitaslkeandalan pompa tersebut semakin lamaakan semakin berkurang. Untuk itu diperlukanmanajemen perawatan yang baik, meskipun kualitas!keandalan pompa tersebut tidak seperti keadaanawalnya. Namun umur pemakaian pompa akan lebihlama dibanding tanpa dilakukan perawatan.
Analisis Availabilitas
Pada Gambar 3 terlihat bahwa availabilitas
maksimum dapat dicapai pad a selang waktu 195 haridengan nilai availabilitas 0.995. Jadi aktivitaspemeriksaan untuk mekanikal seal pad a pompaprimer sebaiknya dilakukan pad a selang waktu 195hari.
1.000
0.900~ 0.800.¥:~ 0.700;::,~ 0.600.¥:;::, 0.500'-.!!! 0.400
U)C) 0.300c:~ 0.200
0.1000.000 0
25 50 75 100 125 150 175 200
Waktu (hari)
Gambar 1. Grafik Fungsi Laju Kerusakan Pompa Primer Terhadap Waktu.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
Edison Sihombing, dkk.
1.0000.900
c 0.800nsn; 0.700"'C c 0.600ns
~ 0.500'Ci) 0.400C)
§ 0.300u.. 0.200
0.100
0.000
ISSN 0216 - 3128 247
o 25 50 75 100 125 150 175 200
Waktu (hari)
Gambar 2. Grafik fungsi keandalan pompa primer terhadap waktu.
1.200
1.000~ 0.800
:is.!! 0.600'i>ct 0.400
0.2000.0000
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Waktu (hari)
Gambar 3. Grafik availabilitas pompa primer terhadap waktu.
mengakibatkanre2ktor untuk
KESIMPULAN
Atas dasar pembahasan dan analisis yangtelah dilakukan, maka dapat diambil suatukesimpulan yang merupakan hasil akhir daripenelitian ini. Adapun kesimpulan tersebut adalah :
I. Peningkatan laju kerusakan pada pompa primermenunjukkan kurang baiknya pengelolaan
perawatan, sehingga akanterganggunya pengoperasianpenelitian.
2. Penurunan keandalan pompa primermenunjukkan perlunya perawatan pencegahanyang baik, sehingga umur pakai pompa primerbisa lebih lama.
Prosiding PPI • PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
248 ISSN 0216 -3128 Edison Sihombing, dkk.
3. Efektifitas perawatan dapat dikembangkan
dengan metode perawatan prediktif (predictivemaintenance) yang dalam penelitian inidigunakan model pemeriksaan untuk menentukanselang waktu perawatan yang optimal.Perawatan yang optimal didasarkan atasperhitungan sam pel pompa primer yaitu denganselang waktu 195 hari.
4. Selang waktu yang optimal untuk aktivitasperawatan bertujuan untuk keefesienan waktuyang digunakan, sehingga tidak membuangbuang waktu.
DAFT AR PUSTAKA
I. Badan Tenaga Nuklir Nasional : MPR 30/Maintenance Repair Manual Part I.
2. Jr, LAWRENCE MANN, Maintenance Management, Revised Edition Canada: D.C Heath andCompany, 1983.
3. MARGANA, ADE SRYATMAN, ST, Laporan
Tugas Akhir Perbaikan Manjemen Perawatan
Dalam Uapaya Peningkatan Kemampuan Sum
bel' Daya Manusia dan Mesin Pada Laboratorium Produksi Politeknik ITE, Bandung:Universitas Islam Bandung, 1999.
4. STONER, JAMES A.F, CHARLES WANKEL,
Mnajemen Jilid I: Edisi Ketiga Jakarta: C. V.Intermedia, 1988.
TANYAJAWAB
Gatot Wurdiyanto
- Selama perawatan komponen-komponen apa yangsering diganti, dan pemahkah komponen rusaksebelum waktunya.
Edison Sihombing
Penggantian oli, motor, kat up. Ada sepertikatup, motor.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juri 2006