toleransi padi lokal rawa pasang surut terhadap penyakit hawar pelepah daun padi

4
Bol. Agron. (28) (2) 37 40 (2000) Toleransi Padi Lokal Rawa Pasang Surut terhadap Penyakit Hawar Pelepah Daun Padi (Rhizoctonia solanl) Tolerance of Traditional Tidal Swamp Rice to Sheath Bligt (Rhizoctonia solani) Bambang Prayudil) ABSTRACT The study wasconducted tofind out some factors affectinglow disease intensityand slow disease development on several traditional rice through i.e. a) regeration ability afterwardr pathogen invation, b) to drive on sclerotium formation on traditional rice straw (ie. Bayar pahit. Bayar palas. Karang dukuh,Lemo.Pandak)and improve variety (IR 36) in the moisture chamber, and also in water agar + rice sheath extract,c) the difference of internode and sheath long. The result revealed that some traditional rice (Bayar pahit, Bayar palas, Karang dukuh, Lemo and Pandak) possesa good renegerationability afterwardr rice hills damagedby a pathogen invation. Pathogenalso faided to producesclerotiumon Bayarpahit, Bayarpalas, Karang dukuhand Lemo,and it wasmoredue to the lack of available nutrition for pathogenfisiological prosses in the several traditional varieties. It was also possibly has inhibitor chemical compounds that inhibit sclerotium formation. There wasknownthat steminternode waslonger than sheath. so thepathogen could not reach to uppersheath. Disease development wasreally slow on the traditional varietiesthat had threecharacteristics mentioned above. Key word.\' : Rice,Sheath blight, Tidal swamp PENDAHULUAN busuk po long.. (Semangun, 1990;Takaya et al.. 1991). Menurut Ou (1985) patogen yang berasal dari tanaman padi dapatmenyerang 188 spesies tanamanlain dalam 32 famili. Usaha pengendalian dengan menjaring varietas tahan temyata belum didapat seperti yang diharapkan (Kardin, 1986; Prayudi, 1992). Akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkanbahwa intensitas penyakittersebut padabeberapa padi lokal rawa pasang surut sela111 rendah (to1eran). Fenomena ini perlu mendapat perhatianuntuk menggali pengetahuan baru guna mendukung pengendalian penyakit sesuai dengan konsep PHT, dalam mewujudkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan clan berwawasan ling- kungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebabtoleransi beberapapadi lokal rawa pasang surut terhadap penyakit hawar pelepah daun. Diharapkan dari pengetahuan yang diperoleh dapat mendukungupaya pengendalian pen yakit yang bersifatramah lingkungan. BAHAN DAN METODE Lahan pasangsurut bergambutmerupakan lahan yang berpotensi untuk pengembangan tanaman padi dan kedelai. Pola usahatanipadi/kedelai di lahan tersebut (terutama yang mempunyai tipe luapanC) memberikan pendapatan tertinggi dibanding-kan pola usahatani yang lain daTisektor tan am an pangan (Supriyo et al., 1993). Salah satu masalah yang dihadapi adalah penyakit hawar pelepah daun padi (Rhizoctonia solani) yang dapat menimbulkan kerusakanyang berarti di lahan sawah pasang surut bergambut. Hal ini disebabkan lahan tersebut mempunyai kandunganbahan organik dan kelembabantanah yang cukup tinggi, sehingga patogen dapat bertahan lama di dalam tanah; serta semakin meluasnya varietas unggul yang pad a umumnyarentanterhadap penyakit bila ditanamdalam pelaksanaan intensifikasi. Menurut au (1985) apabila penyakit berkembang sampai ke daun bendera penurunan basil dapatmencapai 20%. Dengan semakin meningkatnyaintensitas penyakit hawar pelepahdaun, stabilitas basil yang tinggi akan terancam, sehingga dapat mengganggu ketahanan pangan. Inang altematif untuk patogen tersebut cukup ban yak diantaranya ialah kedelai, yang dapat menyebabkan penyakit layu semai, hawar daun, dan Penelitian dilaksanakan di lnstalasi Penelitian Banjarbaru,Laboratorium Fitopato-logi clan di rumah l3aiai Pcnclitian Tanaman Pangan Lahan Rawa JI. Kcbun Karct, Loktabat, PO Box 31, Banjarbaru Kalimantan Sclatan 37

Upload: brandon-lewis

Post on 23-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Penyakit

TRANSCRIPT

Page 1: Toleransi Padi Lokal Rawa Pasang Surut Terhadap Penyakit Hawar Pelepah Daun Padi

Bol. Agron. (28) (2) 37 40 (2000)

Toleransi Padi Lokal Rawa Pasang Surut terhadapPenyakit Hawar Pelepah Daun Padi (Rhizoctonia solanl)

Tolerance of Traditional Tidal Swamp Rice to Sheath Bligt (Rhizoctonia solani)

Bambang Prayudil)

ABSTRACT

The study wasconducted to find out some factors affecting low disease intensity and slow disease developmenton several traditional rice through i.e. a) regeration ability afterwardr pathogen invation, b) to drive on sclerotiumformation on traditional rice straw (ie. Bayar pahit. Bayar palas. Karang dukuh, Lemo. Pandak) and improve variety(IR 36) in the moisture chamber, and also in water agar + rice sheath extract, c) the difference of internode and sheathlong. The result revealed that some traditional rice (Bayar pahit, Bayar palas, Karang dukuh, Lemo and Pandak)possesa good renegeration ability afterwardr rice hills damaged by a pathogen invation. Pathogen also faided toproduce sclerotium on Bayar pahit, Bayar palas, Karang dukuh and Lemo, and it was more due to the lack of availablenutrition for pathogen fisiological prosses in the several traditional varieties. It was also possibly has inhibitorchemical compounds that inhibit sclerotium formation. There was known that stem internode was longer than sheath. sothe pathogen could not reach to upper sheath. Disease development was really slow on the traditional varieties that hadthree characteristics mentioned above.

Key word.\' : Rice,Sheath blight, Tidal swamp

PENDAHULUAN busuk po long.. (Semangun, 1990; Takaya et al.. 1991).Menurut Ou (1985) patogen yang berasal dari tanamanpadi dapat menyerang 188 spesies tanaman lain dalam32 famili. Usaha pengendalian dengan menjaringvarietas tahan temyata belum didapat seperti yangdiharapkan (Kardin, 1986; Prayudi, 1992). Akan tetapikenyataan di lapangan menunjukkan bahwa intensitaspenyakit tersebut pada beberapa padi lokal rawa pasangsurut sela111 rendah (to1eran). Fenomena ini perlumendapat perhatian untuk menggali pengetahuan baruguna mendukung pengendalian penyakit sesuai dengankonsep PHT, dalam mewujudkan pembangunanpertanian yang berkelanjutan clan berwawasan ling-kungan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuifaktor-faktor penyebab toleransi beberapa padi lokalrawa pasang surut terhadap penyakit hawar pelepahdaun. Diharapkan dari pengetahuan yang diperolehdapat mendukung upaya pengendalian pen yak it yangbersifat ramah lingkungan.

BAHAN DAN METODE

Lahan pasang surut bergambut merupakan lahanyang berpotensi untuk pengembangan tanaman padi dankedelai. Pola usahatani padi/kedelai di lahan tersebut(terutama yang mempunyai tipe luapan C) memberikanpendapatan tertinggi dibanding-kan pola usahatani yanglain daTi sektor tan am an pangan (Supriyo et al., 1993).Salah satu masalah yang dihadapi adalah penyakithawar pelepah daun padi (Rhizoctonia solani) yangdapat menimbulkan kerusakan yang berarti di lahansawah pasang surut bergambut. Hal ini disebabkanlahan tersebut mempunyai kandungan bahan organikdan kelembaban tanah yang cukup tinggi, sehinggapatogen dapat bertahan lama di dalam tanah; sertasemakin meluasnya varietas unggul yang pad aumumnya rentan terhadap penyakit bila ditanam dalampelaksanaan intensifikasi. Menurut au (1985) apabilapenyakit berkembang sampai ke daun benderapenurunan basil dapat mencapai 20%. Dengan semakinmeningkatnya intensitas penyakit hawar pelepah daun,stabilitas basil yang tinggi akan terancam, sehinggadapat mengganggu ketahanan pangan.

Inang altematif untuk patogen tersebut cukupban yak diantaranya ialah kedelai, yang dapatmenyebabkan penyakit layu semai, hawar daun, dan

Penelitian dilaksanakan di lnstalasi PenelitianBanjarbaru, Laboratorium Fitopato-logi clan di rumah

l3aiai Pcnclitian Tanaman Pangan Lahan RawaJI. Kcbun Karct, Loktabat, PO Box 31, Banjarbaru Kalimantan Sclatan

37

Page 2: Toleransi Padi Lokal Rawa Pasang Surut Terhadap Penyakit Hawar Pelepah Daun Padi

Bul. Agron. (28) (2) 37 - 40 (2000)

kawat Balittra, pada MK 1998, MH 1998/99, clan MK1999 melalui 3 pendekatan: a) mengukur kemampuanregene-rasi setelah rumpun padi rusak terserang.Rumpun padi berumur 45 HST diinokulasi denganpatogen R. so/ani setelah rumpun padi rusak, diamatipembentukan anakan barn dan skelerotium, b) memacupembentukan skelerotium pada pelepah padi Lemo,Bayar pahit, Bayar palas, Karang dukuh, Pandak, Siamunus dan IR 36 sebagai pembanding, yang diuji dalammoisture chamber yang kelembabannya diatur di atas90%, daD pada media tumbuh agar air (Water Agar =W A) yang diberi ekstrak pelepah daun padi yang diuji.Potongan pelepah daun padi sepanjang 10 cm yangbergejala penyakit didesinfeksi dalam larutan 0.525%natrium hipoklorit selama 10 menit, daD selanjutnyadicuci dengan air steril sebanyak 3 kali. Potonganpelepah daun tersebut dikeringkan dengan kertaspenghisap steril, dan kemudian diinkubasi dalammoisture chamber. Percobaan yang lain adalahmenggunakan media agar air (W A) + ekstrak pelepahdaun padi yang diuji dalam kondisi steril. Pengamatanmeliputi saat mulai pembentukan, jumlah dan ukuransklerotium pada pelepah daun di moisture chamber danpada media agar air (WA). c) Pola penutupan ruasbatang oleh pelepah daun. Varietas padi yang diujiditanam di lapangan pada MK 1999. Tanamandiinokulasi dengan R. so/ani pada 40 HST. Pengamatanmeliputi selisih panjang ruas batang daD pelepah daun,

jumlah anakan/ rumpun dan intensitas penyakit denganmenggunakan rumus Ahn et al. (1996) sebagi berikut :

O(NO) + I(NI) + 5(N3) + 20(N5) + 50(N7) + IOO(NQ)IP=

NKeteranganIP :NO-N9 :

Intensitas pen yak itJumlah anakan yang bergejala dari pelepah

daun pertama sampai akhir daun kelimaJumlah semua anakan yang diamatiN

Percobaan di laboratorium dan rumah kaca disusundalam rancangan acak lengkap (RAL), dan di lapangandengan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3ulangan bagi masing-masing cara pendekatan terse but diatas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan kemampuan regene-rasi rumpunpadi varietas lokal setelah rumpun mati terserangpatogen disajikan pada Tabel I.

Tabel Kemampuan regenerasi beberapa varietas padi lokal setelah rumpun mati terserang Rhizoctonia so/ani,Inlittra Banjarbaru.

Varietas Kemarnpuan Regenerasi Pembentukan SkJerotium

Lemo Baik (-) Tidak terbentukBayar Pahit Baik (-) Tidak terbentukBayar raJas Baik (- ) Tidak terbentukKarang Dukuh Baik (-) Tidak terbentukPandak Sedang (+) Terbentuk sedikitSiam Onus Sedang (+) Terbentuk sedikitJR36 Mati (+++) Terbentuk banyak

Tabel2. Pembentukan, jumlah daD ukuran sklerotium Rhizoctonia so/ani di pelepah daun dalam oisture Chamber.MH 1998/1999.

Varietas Mulai Pembentukan Jumlah Ukuran (mm)(... HIS)

LemoBayar PahitBayar PalasKarang DukuhPandakSiam UnusIR36

-0000

-0-000

1.31.02.6

-

9

10

8

5.64.8

11.6

Keterangan : HIS: hari setelah inokulasi, -: tidak terbentuk sklerotium

38 Bambang Prayudi

Page 3: Toleransi Padi Lokal Rawa Pasang Surut Terhadap Penyakit Hawar Pelepah Daun Padi

Bul. Agron. (28) (2) 37 - 40 (2000)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi lokal(Lemo, Bayar pahit, Bayar palas dan Karang dukuh)mampu melakukan regenerasi dengan baik setelahrumpun padi mati terseramg patogen. Pada sisa-sisatanaman yang telah mati temyata sedikit dan bahkantidak terjadi pembentukan sklerotium. Hal ini sangatmengurangi jumlah inokulum awal untuk prosesinokulasi patogen selanjutnya secara alami, sehinggaanakan baru yang tumbuh dapat bebas dari seranganpatogen yang berbentuk sklerotium. Sementara itu padaPandak dan Siam kemampuan regenerasinya tidaksebaik keempat varietas lokal yang disebut pertama.Pada sisa-sisa tanaman mati terbentuk sedikitsklerotium; besar kemungkinannya anakan yang barntumbuh dapat terserang patogen yang berasal darisklerotium, walaupun Suparyono dan Sudir (1997)menyatakan bahwa peranan sklerotium sebagai

inokulum awal kurang berarti. Pada varietas IR 36,rumpun yang mati temyata tidak mampu lagiberegenerasi, daD pada sisa-sisa tanaman mati banyakterbentuk sklerotium. Diduga varietas-varietas padilokal pasang surut memiliki kemampuan menghambatproses pembentukan sklerotium.

Hasil pengamatan pembentukan, jumlah daDukuran sklerotium Ro. so/ani pada pelepah padi lokalyang diuji pada moisture chamber disajikan padaTabel 2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa padapercobaan di moisture chamber patogen tidak mampumembentuk sklerotium pada keempat varietas lokaltersebut di atas. Hal ini sesuai dengan pemyataanPrayudi daD Subowo (1996), bahwa pada keempatvarietas yang diinokulasi dengan patogen R. so/anitersebut tidak pemah ditemukan sklerotium seperti

Tabel 3. Pembentukan sklerotium Rhizoctonia so/ani pacta media W A + ekstrak pelepah daun padi-

Mulai Pembentukan

{... HIS)Media Jumlah

-3.3.3.03.3,3.37.35.314.33.6

Ukuran (mm)WA + LemoWA + Bayar PahitW A + Bayar PalasW A + Karang DukuhW A + PandakWA + Siam UnusWA + IR36W A (kontrol)

]5]5]5

]3]2

]39

]5

1-:31.01.01.31.61.02.61.0

Keterangan : HIS: hari setelah inokulasi

Tabel 4, Peranan pola penutupan pelepah daun pacta batang padi terhadap perkembangan penyakit hawar pelepahdaun. MK 1999.

yang terjadi pada varietas Pandak, Siam unus daD IR 36.Ketidak-mampuan patogen R.. so/ani membentukskJerotium pada varietas Lemo, Bayar Pahit, Bayarrajas dan Karang dukuh diduga karena nutrisi untukproses fisiologi patogen tidak terpenuhi. Kemungkinanlain adalah keempat varietas tersebut memiliki senyawa-senyawa yang dapat menghambat proses fisiologipatogen dalam pembentukan sklerotium (Hashiba danMogi,1975).

Hasil pengamatan pemben-tukan sklerotium padamedia agar air (W A) + ekstrak pelepah daun padidisajikan pad a Tabel 3. Percobaan denganmenggunakan media agar air (W A) + ekstrak pelepahdaun padi varietas Lemo, Bayar pahit, Bayar palas,Karang dukuh, temyata patogen dapat membentuksklerotium akan tetapi tidak sebanyak pada IR 36. Halini dapat dimengerti karena R. solani pada agar air(W A) dapat membentuk sklerotium ketidak-mampuan

Toleransi Padi Lokal. 39

Page 4: Toleransi Padi Lokal Rawa Pasang Surut Terhadap Penyakit Hawar Pelepah Daun Padi

But. Agron. (28) (2) 37 - 40 (2000)

DAFTARPUSTAKA

Ahn, S. W., R. Solani, C. De La Vena, B. L. Candole, T.W. Mew. 1986. New scale for rice sheath blightdisease asesment. lRBN I 1(6) : 17.

Hashiba, T., S. Mogi. 1975. Developmental changes insclerotia of the rice sheath blight fungus.Phytopathology 65 :159-162.

Kardin, K. 1986. Screening ketahanan galur padi ter-hadap penyakit hawar pelepah clauD padi. SeminarHasil Penelitian Balittan Bogor. Bogor. 8 p.

Qu, S. H. 1985. Rice Disesases.Mycological Institute. UK. 480 p.

Commonwealth

Prayudi, B. 1992. Skrining ketahanan varietas padiunggul dan galur-galur padi tadah hujan terhadappenyakit hawar pelepah daun padi. Seminar HasilPenelitian Balitta Banjarbaru. Banjarbaru. 7p.

Prayudi, B., S. Subowo. 1996. Skrining ketahanan padiloka1 terhadap penyakit hawar pelepah daun(Rhizoctonia so/ani). hal: 478-480. Da/amSoemamo let a/. (Ed.). Prosiding SimposiumPemuliaan Tanaman IV. Surabaya.

Semangun, H. 1990. Penyakit-penyakit tanaman pangandi Indonesia. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. 449p.

Suparyono, Sudir. 1997. reran Sklerotia Rhizoctoniasolani clan bentuk lain sebagai sumber Inokulumawal penyakit hawar pelepah daun padi. hal : 368-371. dalam SH Kusuma (Ed.). Prosiding KongresXIV clan Seminar Ilmiah PFI, Palembang.

R. so/ani membentuk sklerotium pada keempat varietastersebut lebih disebabkan oleh tidak tersedianya nutrisiyang diperlukan untuk keperluan fisiologinya. Terbuktidengan ditambahkannya agar air (W A), makasklerotium dapat terbentuk. Kenyataan ini perluditelusuri lebih lanjut untuk menentukan senyawa yanglebih spesifik dalam proses tersebut, sehingga dalamusaha perakitan varietas unggul rawa yang barn dapatdirancang untuk mempertimbangkan keperluan tersebut.

Hasil pengamatan peranan pola penutupan pelepahdaun pada batang padi terhadap perkembangan penyakithawar pelepah daun disajikan pada Tabel 4.

Secara morfologi terdapat perbedaan antara tipepadi varietas lokal dengan tipe padi unggul. Jumlahanakan/rumpun padi varietas lokal umumnya antara 6-8batang, sementara pada varietas unggul mencapai lebihdari ] 7 batang. Jumlah anakan/rumpun yang lebihbanyak pada padi unggul menyebabkan sinar mataharitidak mencapai pangkal batang padi, sehinggakelembaban sekitar pangkal tanaman pada varietasunggul lebih tinggi daripada varietas lokal. Hal inisangat membantu perkembangan penyakit pada varietaslokal. Ruas batang pada pelepah keempat dan ataukelima keadaannya terbuka (tidak seluruhnya tertutup

pelepah daun), sehingga perkembangan gejala penyakitterhenti pada pelepah ketiga atau keempat padi lokal.Sementara pada padi unggul seluruh ruas batangtertutup pelepah daun (pelepah daun saling bersam-

bungan) sehingga perkembangan gejala penyakit dapatmencapai pelepah daun bendera. Hal ini menyebabkanperkembangan penyakit pad a padi lokal menjadi lambat,sehingga intensitas panyakit hawar pelepah daun padapadi lokallebih rendah daripada padi unggul.

Oari hasil penelitian tersebut di alas, diketahuipada varietas lokal patogen (R. so/ani) sedikit ataubahkan tidak mampu membentuk sklerotium padapelepah daun, jumlah anakan yang lebih sedikit, danpelepah daun keempat dan atau kelima tidak salingbersambungan, yang menyebabkan perkem-banganpenyakit menjadi lebih lambat daripada yang terjadipad a padi unggul sehingga mempunyai kemampuanregenerasi yang lebih baik. Gabungan sifat-sifat tersebutmenyebabkan padi lokal rawa pasang surut toleranterhadap penyakit hawar pelepah daun padi.

Supriyo, A., B. Prayudi, R. Ramli. 1993. Sistemusahatani introduksi (Teknologi Mekanisasi) dilahan gambut. Seminar Hasil Penelitian BalittanBanjarbaru. Banjarbaru. 22p.

Takaya, S., N. Anggiani, M. Djaelani K. Kardin. 1991.Rhizoctonia Pod Rot of Soybean, p : 39-41. In: U.G. Kartasasmita and N. Sakanori (Eds.).CRIFC/BORIF-JICA Research Review 1986/87-1988/89.

Bambang Prayudi40