tugas khusus wt abiyyu ahmed

9
NAMA : ABIYYU AHMAD NIM : 03121403056 SHIFT : RABU (13:00) KELOMPOK : 4 Aplikasi Water Treatment di PT. Sinar Sosro Unit Pengolahan air di PT Sinar Sosro meliputi 2 unit produksi yaitu unit Water Treatment, dan unit Waste Water Treatment. 1. Unit Water Treatment Unit Water Treatment merupakan tahap perlakuan awal proses produksi untuk mendapatkan air yang berkualitas sebagai bahan baku pembuatan Teh Botol Sosro. Air yang digunakan berasal dari air sumur bor yang kedalamannya bervariasi antara 80-100 meter.. Air sumur merupakan air alam yang kemungkinan besar masih mengandung berbagai kotoran baik berupa padatan yang terendap ataupun cemaran lainnya. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan beberapa tahap pengolahan (treatment) melalui serangkaian proses dalam beberapa peralatan yaitu : 1 . 1 . Tangki Kerucut Air sumur pertama kali dipompa ke tangki kerucut dengan kapasitas 9000 liter untuk mendapatkan perlakuan awal berupa penambahan Poly Aluminium Chloride (PAC) dan juga penambahan kaporit. Kaporit cair yang ditambahkan selain berfungsi sebagai desinfektan, juga sebagai oksidator yang akan mengoksidasi besi menjadi Fe 2 (OH) 3 . Fe 2 (OH) 3 yang terbentuk bersifat tidak larut dan akan melayang di

Upload: abiyyu-ahmad

Post on 17-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hj

TRANSCRIPT

NAMA: ABIYYU AHMAD

NIM: 03121403056SHIFT: RABU (13:00)KELOMPOK : 4

Aplikasi Water Treatment di PT. Sinar SosroUnit Pengolahan air di PT Sinar Sosro meliputi 2 unit produksi yaitu unit Water Treatment, dan unit Waste Water Treatment.

1. Unit Water TreatmentUnit Water Treatment merupakan tahap perlakuan awal proses produksi untuk mendapatkan air yang berkualitas sebagai bahan baku pembuatan Teh Botol Sosro. Air yang digunakan berasal dari air sumur bor yang kedalamannya bervariasi antara 80-100 meter.. Air sumur merupakan air alam yang kemungkinan besar masih mengandung berbagai kotoran baik berupa padatan yang terendap ataupun cemaran lainnya. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan beberapa tahap pengolahan (treatment) melalui serangkaian proses dalam beberapa peralatan yaitu :

1.1. Tangki KerucutAir sumur pertama kali dipompa ke tangki kerucut dengan kapasitas 9000 liter untuk mendapatkan perlakuan awal berupa penambahan Poly Aluminium Chloride (PAC) dan juga penambahan kaporit. Kaporit cair yang ditambahkan selain berfungsi sebagai desinfektan, juga sebagai oksidator yang akan mengoksidasi besi menjadi Fe2(OH)3. Fe2(OH)3 yang terbentuk bersifat tidak larut dan akan melayang di dalam air, dengan penambahan PAC akan terbentuk gumpalan-gumpalan besar (flock) yang mengendap pada dasar tangki kerucut sebagai lumpur jenuh. Untuk mengeluarkan endapan ini terkadang dilakukan proses back wash atau pembukaan katup tangki setiap 4 jam sekali.1.2. Bak ReservoarBak Reservoar ini berfungsi untuk menampung air bersih dari tangki kerucut. Di sini terjadi proses lanjutan pengendapan ion-ion besi yang lolos dalam proses sebelumnya di Tangki Kerucut. Dengan menggunakan pompa tekanan tinggi, air dari bak Reservoar selanjutnya masuk tangki Sand Filter.1.3. Sand FilterDi dalam tangki ini berisi pasir silika yang berfungsi untuk menyaring endapan atau partikel Fe2(OH)3 dan juga lumpur. Kemampuan pasir silika yang terbatas dapat mengakibatkan kejenuhan larutan yang ditandai dengan perbedaan tekanan input dan output > 1 bar. Untuk rnengatasi hal ini, dapat dilakukan beberapa proses pencucian yaitu backwash (pencucian dari bawah), scouring (dengan tekanan udara) dan rinsing (pernbilasan). Kedua tangki Sand Filter ini bekerja secara bergantian.1.4. Tangki Carbon Filter IA & IBTangki ini berisi karbon aktif yang mempunyai kemampuan untuk mengadsorbsi atau rnenyerap wama, aroma dan rasa dari air. Dengan pemakaian yang terus-menerus, daya serapnya akan menurun dan mencapai titik jenuh yang ditandai dengan kadar klorin input sama dengan output. Bila keadaan ini telah tercapai, maka perlu dilakukan proses steaming (direndam dengan air panas ) pada suhu 90-105 C selama 4 jam. Tangki ini merupakan terminal yang membagi air ke proses selanjutnya..1.5. Tangki Cation ExchangerTangki ini berisi resin positif dan di dalamnya terjadi proses pertukaran ion dengan pelepasan ion H+ serta pengikatan senyawa kation seperti Ca2+ ,Mg2+ dan Na2+ Bila tangki telah berisi air yang benar-benar jenuh yang ditandai dengan tingginya pH dan nilai kesadahan maka perlu dilakukan proses regenerasi dengan menggunakan HCL.

1.6. Tangki Softener 2A & 2B

Tangki ini berisi resin positif yang berdasarkan sifat-sifatnya dapat menggantikan ion Ca dan Mg dengan ion Na. Reaksi pengikatannya adalah sebagai berikut: Na-R + Ca ------- > Ca-R + NaNa-R +Mg -------> Mg-R +NaTangki Softener 2A & 2B ini berfungsi untuk menurunkan kesadahan air yang dihasilkan dari tangki Carbon Filter dan digunakan untuk beberapa proses seperti pencucian, unit boiler, pemasakan gula serta keperluan departemen Quality Control. Bila telah jenuh, perlu dilakukan proses regenerasi menggunakan garam dengan reaksi sebagai berikut.Ca-R +NaCl ----- > Na-R + Ca-ClMg-R +NaCl -----> Na-R +Mg-Cl1.7. Tangki Softener 3Sifat dan fungsi dalam tangki ini sama dengan tangki softener 2 A & 2 B, tetapi tangki ini hanya dipakai dalam proses pembuatan air buffer.

1.8. Tangki Carbon Filter IITangki ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan tangki Carbon Filter 1A & lB dan berfungsi sebagai tangki pencampur air yang berasal dari tangki Cation Exchanger, tangki Softener 3 dan tangki Carbon Filter 1.1.9. Tangki Buffer I dan IISebelum masuk dalam tangki Buffer, air terlebih dahulu melalui cardtrige filter atau saringan mikron dengan ukuran mesh 25 mikron sebagai penyaring terakhir partikel-partikel kecil. Air buffer yang merupakan campuran antara air dari Carbon Filter IA & 1B, Cation Exchanger serta Softener 3 yang dicampur dalam tangki Carbon Filter II, merupakan air baku yang digunakan untuk penyeduhan teh. Selain itu, air buffer ini juga digunakan untuk air minum yang sebelumnya telah melalui proses penyaringan melalui saringan mikron dengan ukuran mesh yang lebih kecil.

2. Unit Waste Water Treatment

Prinsip pengolahan limbah cair yang digunakan adalah dengan metode lumpur aktif (Activated Sludge) yang bersifat aerobik proses. Ada 3 prinsip dasar dalam pengolahan limbah cair dengan lumpur aktif yairu :Flokulasi, Adsorbsi, Oksidasi dan Anabolisi zat organik yang ada di dalam air limbah yang disebabkan oleh aktivitas mikrobia aktif.

Adanya proses aerasi yang berkelanjutan disertai dengan adanya pengadukan akan menyebabkan semua mikroorganisme, zat organik, zat padat anorganik membentuk flock yang disebut lumpur aktif. Jenis mikroorganisme yang mampu membentuk flock dengan baik akan diperoleh jika kondisi benar-benar optimum seperti pH mendekati netral (6,8-8,2) dan suhu cairan berkisar antara 30 C. Proses pengolahan limbah cair di Unit Pengolahan Limbah Cair PT Sinar Sosro meliputi beberapa tahap yaitu :

2.1. Bak EqualisasiBak ini mempunyai panjang 14 m, lebar 3,5 m dan tinggi 2,5 m serta daya tampung sebesar 122,5 m3. Air limbah yang berasal dari unit produksi, sebagian air hujan, toilet dan unit Quality Control masuk ke dalam pipa saluran pembuangan dan ditampung dalam bak Equalisasi ini. Bak ini juga disebut sebagai bak awal proses karena ada sebagian lumpur aktif yang digunakan untuk aerasi. Tujuan bak Equalisasi adalah untuk menghomogenkan limbah antara yang baru masuk dan limbah yang sudah ada baik suhu, pH maupun kandungan bahan-bahan organik di dalamnya. Kondisi yang terjadi di bak Equalisasi antara lain pH 7-9, COD sekitar 3500 ppm, suhu 30-40 C dan warna air limbah coklat tua.

2.2. Bak Pendingin Setelah dari bak Equalisasi, air limbah dialirkan ke dalam bak Pendingin untuk menurunkan suhu air limbah sampai suhu 35 C dengan debit aliran sekitar 10-15 m I jam. Bak Pendingin ini mempunyai panjang 3,1 m, lebar 2,95 m dan tinggi 1,5 m serta daya tampung sebesar 5,7 m3.2.3. Bak AeratorBak aerator berfungsi untuk mengaerasi air limbah yang dimasukkan ke dalamnya untuk dijemihkan secara biologik. Selain itu, dalam bak ini terjadi proses oksidasi zat zat pengotor yang dikandung air limbah dengan bantuan lumpur aktif yang kaya akan mikroorganisme aerobik. Di dalam bak ini ditambahkan udara dari blower dan juga pemberian nutrien tambahan yang berupa pupuk urea (unsur N) dan pupuk TSP (unsur P) untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme aerobik (golongan Paramecium). Kondisi air limbah dalam bak aerator ini antara lain pH 7-8, COD kurang dari 100, suhu 30 C serta mempunyai penampakan cairan yang lebih jemih agak kekuningan.

Pada sistem lumpur aktif ini, zat organik yang terlarut dalam air limbah diuraikan oleh bakteri di dalam bak dan biomassa yang terbentuk akan dialirkan bersama dengan air menuju bak Clarifier. Bak aerator ini ada dua macam dengan ukuran yang berbeda, Bak aerator pertama mempunyai ukuran panjang 1,50 m. lebar 6,75 m, tinggi 3,05 m dan kapasitas daya tampung sebesar 31 m3. Sedangkan bak aerator 2 mempunyai ukuran panjang 14,86 m, lebar 6,60 m, tingi 3,05 m dan kapasitas daya tampung 299 m3.

2.4. Bak ClarifierSama halnya dengan bak aerator, bak Clarifier juga ada dua buah dengan ukuran yang berbeda pula. Ukuran bak Clarifier 1 mempunyai diameter 5 m dengan tingi 3,13 m dan kapasitasnya 61,43 m3 Sedangkan bak Clarifier 2 mempunyai diameter 5 m, tinggi 0,34 m dengan kapasitas daya tampung sebesar 2,22 m3. Fungsi dari bak ini adalah untuk memisahkan hasil olahan dari lumpur aktif yang ada di dalam bak aerator. Sebagian lumpur yang dihasilkan dari bak Clarifier dipompa ke drying bed atau bak pengering lumpur dan sebagian lagi dialirkan kembali ke bak aerator untuk menjaga agar konsentrasi bakteri tetap tinggi. Sedangkan lapisan atas yang telah jernih mengalami "overflow" menuju ke bak pengendapan. Kondisi limbah dalam bak ini antara lain mempunyai pH 7-8, COD < 70 ppm, zat padat tersuspensi (TSS) cenderung > 60 ppm dan mempunyai penampakan berwarna jernih kekuningan.

2.5. Bak Sekat (Bak Pengendapan)

Bak sekat berfungsi untuk menampung air limbah yang telah dijemihkan, sedangkan sebagian lumpur aktif yang mengandung mikroorganisme ditarik kembali oleh divider menuju ke bak aerator. Air yang telah jemih ini dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman.

2.6. Bak Pengering Lumpur (Drying Bed)

Bak ini berfungsi untuk menampung endapan lumpur baik dari bak pengendapan maupun bak aerator yang masih mempunyai (Sludge Volume Index) SVI sebesar 98-100 %. Endapan lumpur dibiarkan hingga kering atau dibakar hingga dapat digunakan sebagai pupuk humus. Sedangkan bila jumlah endapan (SVI < 60 %) maka perlu ditambahkan nutrisi tambahan (dossing).

2.7. Bak FilterFungsi dari bak ini adalah untuk menampung air yang telah jernih dari bak pengendapan untuk memgalami proses penjemihan lagi, sedangkan sisa endapan yang terbentuk juga dibuang ke drying bed untuk dijadikan pupuk. Air yang telah jemih selanjutnya digunakan untuk kolam ikan.DAFTAR PUSTAKA

Akyun, N, K. 2013. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker.

(Online).http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351433.PR=Nayla%20Kurrota-Laporan%20praktek2.pdf.pdf.

(Diakses pada 2 Maret 2015).

Mawarno, D, A. 2004. Proses Produksi Teh Botol Sosro. (Online).http://eprints.unika.ac.id/11487/1/01.70.0076_BINARDO_M.pdf.

(Diakses pada 2 Maret 2015).

Priyambodo, A., dkk. 2014. Supply Chain Sirkulasi Botol Teh Botol Sosro.

(Online).http://journal.uin.suka.ac.id/media/artikel/INT140101.Jurnal%20Inovasi%20Industri%20Vol%201%20No.%202-4.pdf.(Diakses pada 2 Maret 2015).