umm blog article 19
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
1/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
penggolongan obat
Menurut pengertian umum,obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang
menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkandefinisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1)
pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik
atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan,perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dapat
merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D)
atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalamtubuh.
Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu
obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa penggolonganobat yang lain, dimana penggolongan obat itu dimaksudkan untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri
dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropikadan narkotika.
Obat Bebas dan Bebas Terbatas dipasarkan tanpa resep dokter atau dikenal dengan
nama OTC (Over The Counter) dimaksudkan untuk menangani penyakit-penyakitsimptomatis ringan yang banyak diderita masyarakat luas yang penanganannya
dapat dilakukan sendiri oleh penderita. Praktik seperti ini dikenal dengan nama self
medication (penanganan sendiri).
Berdasarkan undang-undang obat digolongkan dalam :
1. Obat Bebas
page 1 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
2/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
2. Obat Keras
3. Obat Psikotropika dan Narkoba
Berikut penjabaran masing-masing golongan tsb :
1. OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obatOTC = Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
1.1. Obat bebas
Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" . Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa
resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas inidigunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi
vitamin (Livron B Plex, )
1.2. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran
biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Padakemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagaiberikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
page 2 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
3/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masihdibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang
dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah
diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknyamemeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba
obat sendiri terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan
mempergunakan resep dokter.
Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa
menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas danGolongan Obat Bebas Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki
izin beredar dengan pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan,diantaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudak rusak, Perhatikan tanggal
kadaluarsa (masa berlaku) obat, membaca dan mengikuti keterangan atau
informasi yang tercantum pada kemasan obat atau pada brosur / selebaran yangmenyertai obat yang berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat
dalam pengobatan), kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efeksamping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat
(takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksiobat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.
2. OBAT KERAS
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obatberkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin,penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
kencing manis, obat penenang, dan lain-lain)
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya
page 3 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
4/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.
3. PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihandengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu.
Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi
dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas resepdokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada
pemerintah.
3.1.PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak ataumerangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertaidengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan sertamempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
Jenis –jenis yang termasuk psikotropika:
a. Ecstasy
b. Sabu-sabu
3.2. NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetismaupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat
, halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek
ketergantungan bagi pemakainya.
page 4 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
5/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Macam-macam narkotika:
a. Opiod (Opiat) Bahan-bahan opioida yang sering disalahgunakan:
• Morfin
• Heroin (putaw)
• Codein • Demerol (pethidina)
• Methadone
b. Kokain
c. Cannabis (ganja)
Obat Generik versus Obat Paten
Obat generik adalah obat yang mengandung zat aktif sesuai nama generiknya,contoh parasetamol generik berarti obat yang dibuat dengan kandungan zat aktif
parasetamol, dipasarkan dengan nama parasetamol, bukan nama merek seperti
Panadol (Glaxo), Nizoral (Johnson and Johnson). Atau obat generik adalah obat
dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zatberkhasiat yang dikandungnya.
Obat paten adalah obat dengan nama dagang dan menggunakan nama yangmerupakan milik produsen obat yang bersangkutan. Misal: Lipitor (Pfizer), produk
innovator/originator yaitu merek dagang untuk Atorvastatin, Nizoral adalah produkoriginator dari ketokonazol. (Baca : Lipitor: informasi untuk pasien).
page 5 / 39
http://moko31.wordpress.com/2009/05/17/lipitor-patient-information/http://moko31.wordpress.com/2009/05/17/lipitor-patient-information/http://moko31.wordpress.com/2009/05/17/lipitor-patient-information/
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
6/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Produsen obat dalam negeri lebih banyak mengeluarkan obat me-too, alias versi
generik dari obat yang telah habis masa patennya yang lalu diberi merek dagang.
Kalangan perusahaan farmasi di Indonesia — sekali lagi, yang lokal — cenderungmemposisikan produk semacam ini sebagai “obat paten” (mungkin karena
mereknya didaftarkan di kantor paten), walau sebenarnya lebih tepat disebutsebagai “branded generic”, alias obat generik bermerek itu tadi.
Obat generik ditargetkan sebagai program pemerintah untuk meningkatkan
keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas khususnya dalam hal
daya beli obat. Oleh karena pemasaran obat generik tidak memerlukan biayapromosi (iklan, seminar, perlombaan, dll) maka harga dapat ditekan sehingga
produsen (pabrik obat) tetap mendapat keuntungan, begitu pula konsumen mampu
membeli dengan harga terjangkau.
Pada awal kebijakan ini diluncurkan (awal tahun 1990-an), pemerintah
mencanangkan penggunaan obat generik (OG), artinya pabrik pembuat obat tidakboleh mencantumkan logo pabrik, namun tetap mencantumkan nama pabriknya.
Seiring berjalannya waktu, desakan datang dari produsen obat menginginkan
adanya logo pada obat buatannya. Maka muncullah Obat Generik Berlogo (OGB).Pemerintah merasa perlu meluluskan permintaan industri ini asal harga OGB tetap
dikontrol oleh pemerintah (khususnya Depkes). Oleh karena itu, sekarang dapat kita jumpai parasetamol produk generik dengan logo yang berbeda-beda, contoh: KimiaFarma, Indo Farma, Dexa Medica, Hexpharm, dll.
Mengapa OGB bisa murah?
Banyak orang meragukan khsiat OGB karena harganya jauh dari obat branded(bermerek). Bisa jadi harganya hanya ¼-nya. Beberapa obat bahkan bisa jadi
harganya 1/10 dari branded-nya. Lihat perbandingan harga pada tabel berikut.
Jenis Obat Merek Harga
(per 100tablet)
Keterangan
Amoxycillintablet
500mg
Generik (Indofarma) Amoxil (originator)
Amoxsan (Sanbe)
Kalmoxillin (Kalbe) Dexymox (Dexa)
page 6 / 39
Rp40.340
Rp
313.390 Rp
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
7/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Pehamoxil Forte
(Phapros)
240.000
Rp
275.000 Rp
225.000 Rp180.000
Produk Sanbetergolong murah di
antara generik
bermerek dariprodusen Top 10 lain,
page 7 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
8/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
tetapi lebih dari
empat kali lipat harga
OGB dan hampir 80%harga produk
originator.
page 8 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
9/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Cefadroxil
tablet
500mg
page 9 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
10/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Generik (Hexpharm)
Duricef (originator)
Cefat (Sanbe) Longcef (Dankos)
Dexacef (Ferron) Docef (Kimia Farma)
page 10 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
11/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Rp
198.000
Rp1.329.
870 Rp670.000
Rp
650.000 Rp
635.000
Rp484.000
page 11 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
12/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Produk Sanbe
termahal di antara
generik bermerek dariprodusen Top 10 lain,
tetapi kurang dariempat kali harga OGBdan hanya sekitar
50% harga produk
originator.
page 12 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
13/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Ciprofloxacin
tablet
500mg
page 13 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
14/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Generik (Hexpharm)
Ciproxin (originator)
Baquinor (Sanbe) Scanax (Tempo
Scan) Quidex (Ferron) Phaproxin (Phapros)
page 14 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
15/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Rp
77.000
Rp1.853.
500 Rp865.000
Rp
625.000 Rp
833.333
Rp658.000
page 15 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
16/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Produk Sanbe
termahal di antara
generik bermerek dariprodusen Top 10 lain
dan harganya lebihdari 10 kali lipatharga OGB, tetapi
kurang dari 50%
harga produkoriginator.
page 16 / 39
Wajar saja hal ini terjadi karena biaya yang dikeluarkan produsen untuk
menghasilkan obat lebih dari 50% merupakan biaya non-produksi. Alokasi biaya
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
17/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
yang paling besar adalah biaya promosi baik berupa iklan, launching produk,
seminar di kalangan medis, dan brosur dan barang promosi lain seperti alat tulis,
map, kaos, topi, dll. Kalaupun ada iklan OGB sifatnya massal dan dilakukan oleh
pemerintah disebut iklan layanan masyarakat. Biaya yang dikenakan oleh media
page 17 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
18/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
terhadap pemerintah jauh lebih kecil daripada iklan obat branded yang jumlahnya
bisa mencapai miliaran. Iklan populer yaitu OGB-nya Indo Farma yang dibintangi Ida
Kusuma dan Kak Seto: “Yang penting kan khasiatnya, buat apa beli merek-nya”.
page 18 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
19/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Bedakah khasiat OGB deng obat branded?
page 19 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
20/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Tidak hanya masyarakat awam, banyak tenaga kesehatan sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan yang terjangkau masih ragu dengan khasiat OGB. Banyak
rekan dokter dan dokter gigi yang sangsi dengan khasiat OG karena kurangnya
informasi yang sampai ke mereka. Faktor lainnya adalah gencarnya para
page 20 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
21/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
detailer/medrep dari produsen obat branded dengan memberikan
“iming-iming”/gimmick menarik jika meresepkan obat dari produsen tersebut.
page 21 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
22/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Pada dasarnya sebelum OGB dipasarkan harus dilakukan uji khasiat OGB pada
sukarelawan sehat di RS (clinical trial fase I), minimal 6 perempuan dan 6 pria
dewasa dengan kriteria inklusif yang ketat sebagai probadus. Contohnya probandus
harus tidak merokok selama 3 bulan terkahir, kalau bisa yang tidak merokok, tidak
page 22 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
23/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
mengkonsumsi daging selama seminggu terakhir, tidak mengkonsumsi obat lain 2
minggu sebelumnya.
page 23 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
24/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Untuk menjadi probandus biasanya diambil dari pedusunan. Para probandus akan
diberi informasi sebelumnya, keselamatan diasuransikan, dibayar dan bila
sewaktu-waktu merasa tidak nyaman boleh menyatakan berhenti dari trial ini.
page 24 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
25/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Tes ini harus dilakukan di RS, didukung oleh dokter penanggung jawab yang
mampu mengatasi munculnya efek samping, bahkan efek racun obat, dan para
peneliti adalah ahli farmakologi biasanya dokter dan apoteker/farmasis.
page 25 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
26/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Sebelum uji dilakukan, proposal harus dipresentasikan di hadapan komisi etik
biomedik penelitian pada manusia di fakultas kedokteran yang ditunjuk Depkes.
Begitu pula institusi pemegang lisensi clinical trial ini adalah institusi yang
independen dari pabrik obat. Di Indonesia setidaknya terdapat 4 lembaga yang
page 26 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
27/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
direkomendasikan Depkes untuk uji seperti ini antara lain: Pusat Uji Khasiat Obat
(PUKO) FK UI, Bagian Farmakologi dan Pusat Farmakologi Klinik FK UGM, Bagian
Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGM, dan Bagian Biomedisin
Fakultas Farmasi UNAIR (Lebih lengkap: Baca Clinical Research).
page 27 / 39
http://moko31.wordpress.com/2009/06/20/clinical-research/http://moko31.wordpress.com/2009/06/20/clinical-research/http://moko31.wordpress.com/2009/06/20/clinical-research/
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
28/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Pengujian clinical trial fase I ini harus menyertakan kontrol sebagai perbandingan
yakni obat paten yang dinilai telah siap digunakan oleh para klinisi. Contohnya bila
akan dilakukan uji ketersediaaan hayati (bioavaibilitas) OGB nifedipin produksi
Kimia Farma, maka harus dilakukan uji simultan dengan melakuka desain
page 28 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
29/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
cross-over dengan Adalat (Bayer, zat khasiat Nifedipin).
page 29 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
30/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Setelah dillakukan sampling cairan biologis (darah, urin, atau air ludah) dilakukan
analisis kadar obat dengan metode yang sesuai misal HPLC karena spesifitas dan
sensitivitas yang tinggi. Akhirnya, uji statistik dilakukan untuk mengetahui adalah
perbedan yang signifikan antara OGB dengan pembanding (obat paten).
page 30 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
31/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Bern melakukan uji clinical trial fase I untuk OGB, biasanya OGB yang diproduksi
oleh pabrik besar memiliki khasiat yang sama dengan obat paten pembanding.
Harga satu uji bervariasi dari 75-350 juta.
page 31 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
32/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Berapa jumlah OGB yang dipasarkan di Indonesia?
page 32 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
33/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Awal peluncuran hanya beberapa puluh saja OGB yang diproduksi, itu pun oleh
prabrik milik pemerintah BUMN. Namun seiring dengan upaya memudahkan
keterjangkauan oleh daya beli masyarakat, maka diproduksilah lebih dari 170 item
obat. Obat-obatan yang dibuat dalam bentuk OGB terutama obat yang diperlukan
page 33 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
34/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
bagi masyarakat, mulai penyakit simtomatis, misal parasetamol, antalgin,
ibuprofen, asetosal, efedrin, CTM, dekstrometorfan, gliseril guaiakolat, ergotamine
cafein, antasida, papaverin hingga penyakit infeksi seperti ampisilin, amoksisilin,
sefallosporin, kotrimoksasol, metrodinazol, griseofulvin, oksitetrasiklin, dan
page 34 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
35/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
siprofloksasin.
page 35 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
36/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Juga tidak ketinggalan obat penyakit degenaratif seperti nifediin, kaptopril, HCT,
salbutamol, teofilin, isosorbid dinitrat (ISDN), amitriptilin, diazepam, codein,
haloperidol, natrium diklofenak, asam mefenamat, INH, rifampisin, etambutol, dan
streptomisin.
page 36 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
37/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
Bentuk obat juga bervariasi mulai dari sirup, sirup kering/dry syrup, tablet, kaplet,
tablet kapul, salep. Apotek yang beroperasi mau tidak mau harus melangkapi
persediaan OGB tersebut sejumlah item yang ada (sesuai aturan Depkes). Namun
kadang banyak apotek yang nakal, hanya pada saat berdiri saja OGB-nya komplit,
page 37 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
38/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
seiring berjalannya waktu kian lama makin berkurang.
page 38 / 39
-
8/17/2019 Umm Blog Article 19
39/39
blog saya :) | penggolongan obatCopyright okte [email protected]
http://okte.student.umm.ac.id/2011/08/10/penggolongan-obat/
http://www.ptphapros.co.id/article.php?&m=Article&aid=17&lg