urinal is is new 2007
TRANSCRIPT
Stefanus LembarBagian Patologi Klinik
FK Univ Katolik Indonesia AtmajayaJakarta
PendahuluanUrin, secara terus menerus diproduksi oleh ginjal. Urin merupakan hasil ultrafiltrat plasma (glukosa,
asam amino, air dan substansi lain) yang telah direabsorbsi
Proses fisiologis tubuh dari kira-kira 170.000 mL plasma yang terfiltrasi, dikonversi menjadi urin dgn rata-rata perhari 1200 mL ( filtrasi, reabsorbsi dan ekskresi + keseimbangan asam basa)
faal & patofisiologi ginjal
Pendahuluan(2)
2 karakter unik bahan urin, sehingga banyak dikenal klinisi untuk melakukan pemeriksaan bahan urin: Cepat dan mudah didapat serta dikumpulkan Mengandung informasi mengenai sejumlah fungsi metabolik
organ utama baik yang berhubungan dengan ginjal atau bukan ginjal, seperti faal hati, pankreas dan saluran empedu
Secara umum urin terdiri dari bahan urea dan zat organik maupun anorganik yang terlarut di dalam air.
Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan perubahan kadar zat di atas antara lain: diet makanan, aktivitas fisik, metabolisme tubuh, fungsi endokrin dan posisi tubuh.
Pendahuluan(3)
Pengumpulan bahan urin secara umum dapat dilakukan dengan pengumpulan setiap saat, urin pagi hari, urin puasa atau pada waktu yang ditentukan
Secara garis besar pengumpulan urin dibagi menjadi 2 yaitu: urin yang dikumpulkan sekali (single, random urine specimen) dan urin yang dikumpulkan jangka waktu tertentu (long term, Timed urine specimen)
BAHAN URIN HARUS DIANGGAP INFEKSIUSTEMPAT PENAMPUNG URIN HARUS BERSIH DAN
KERINGIDENTIFIKASI PASIEN HARUS JELAS
BAHAN URIN JANGAN DIBIARKAN > 1 JAM
Pendahuluan(4)
JENIS BAHAN URIN
Urin pagi Urin sesaat Urin mid stream Double voided Post prandial Urin sewaktu Urin volume 2 jam Urin Volume 24 jam Urin kateter Urin suprapubik Urin 3 gelas
TUJUAN
Skrining, tes kehamilan Pemeriksaan rutin Kultur bakteri Pemantauan diabetes Pemantauan diabetes Pemeriksaan khusus Pemeriksaan urobilinogen Pemeriksaan kuantitatif Kultur bakteri Kultur bakteri dan sitologi Infeksi prostat
Susan King & Franches Talaska (modifikasi)
URINALISISPersiapan bahan & indikasi pemeriksaan urinPengawet urinTeknik pemeriksaan Jenis pemeriksaan & interpretasi hasil:
Makroskopik: jumlah atau volumewarna & kejernihanberat jenispH“osmolalitas urin”
Kimia urin: glukosa, keton, darah, protein, bilirubin, urobilinogen, nitrat, leukosit
esterase Mikroskopik/: epitel, eritrosit, leukosit, kristal, silinder,
sedimen bakteri atau jamur
Persiapan bahanPersiapan bahan:
Penampung bahan harus bersih dan kering. Dianjurkan untuk menggunakan penampung sekali pakai karena dapat menghindari kontaminasi
Penampung mempunyai berbagai ukuran dan bentuk, mis kantong plastik yang menyertai untuk bahan urin anak atau urin 24 jam, penampung juga harus disertai tutup ulir
Identifikasi bahan pada penampung dengan label yang berisi nama, jenis kelamin, umur, tanggal, wkt penampungan, nama dokter atau rumah sakit
Bahan urin jangan dibiarkan > 1 jam, kalau tidak segera masukkan ke dalam refrigrator atau ditambahkan bahan pengawet yang sesuai dengan jenis pemeriksaan
INDIKASI PEMERIKSAAN URIN:PENAPISAN, MEDICAL CHECK UP &
PEMERIKSAAN RUTIN: KELAINAN GINJAL & SALURAN KEMIH KELAINAN ORGAN LIVER KELAINAN METABOLISME KARBOHIDRAT KELAINAN HEMOLITIK
PEMANTAUAN PENGOBATANPENGENDALIAN PRIBADIPENCEGAHAN
Pengawet urinBeberapa perubahan akan terjadi jika urin tidak
segera diperiksa atau dimasukkan ke dalam refrigrator antara lain:
peningkatan pHpenurunan kadar glukosapenurunan benda ketonpenurunan kadar bilirubinpenurunan kadar urobilinogenpeningkatan nitritpeningkatan bakteripeningkatan kekeruhanperubahan warna urin
Persiapan bahan & pengawet urinJENIS-JENIS PENGAWET URIN
JENIS KEUNTUNGAN KERUGIAN KET. LAIN
Refrigrator ≠ pengaruh tes kimia BJ, presipitasi mencegah pertum-
fosfat amorf, urat buhan bakteriThymol mempertahankan kadar gula pengaruh presipitasi -
& dinding sedimen protein & glukosa BakteriostatikAsam borat mempertahankan kadar presipitasi kristal
proteinFormalin Menawetkan bahan sedimen pengaruh reduksi jumlah sel
tes dan clumpingKloroform - pengaruh sedimen perubahan
selulerToluen ≠ pengaruh tes rutin pengaruh pipet -NaF mencegah glikolisis menghambat tes
pengaruh glukosastrip terhdp glukosadarah & leukosit
Phenol ≠ pengaruh tes rutin pengaruh bau urin 1 tetes / 100 mL
Susan King, Urinalysis & Body fluid 1994
TEKNIK PEMERIKSAAN Pemeriksaan urin (urinalisis) secara umum dapat dikerjakan
dengan cara manual dan otomatikCara manual: carik celup atau reaksi kimia dengan tabung (praktikum)
Cara otomatik: carik celup, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan di alat secara otomatis
Prinsip pemeriksaan tergantung jenis pemeriksaan, misal pemeriksaan glukosa secara manual dapat dikerjakan dengan cara Benedict, heksokinase atau glukosa oksidase, sedangkan cara otomatik hanya secara kimia atau enzimatik
“SEMUA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK/SEDIMEN TETAP HARUS DIKONFIRMASIKAN DENGAN PEMERIKSAAN SECARA MIKROSKOP”
CONTOH PELAPORAN URINALISIS
Warna: Kejernihan:
BJ 1.000 1.005 1.010 1.015 1.020 1.025 1.030 1.005-1.030
pH 5 6 7 8 9 5-8
Leukosit Neg trace 1+ 2+ Negatif
Nitrit Neg positif Negatif
Protein Neg trace 1+ 2+ 3+ Negatif
Glukosa Normal 50 100 250 500 1000 Normal
Keton Neg 1+ 2+ 3+ Negatif
Urobilinogen Normal 1 4 8 12 Normal
Bilirubin Negatif 1+ 2+ 3+ Negatif
Darah Negatif trace 1+(50) 2+(250) Negatif
MIKROSKOPIK
Leukosit: /lpb Bakteri: +/-
Eritrosit: /lpb Silinder: /lpk, tipe:
Epitel: /lpk Kristal:
A manual of Laboratory & diagnosis
test, 2004
JENIS PEMERIKSAANMAKROSKOPIK URIN
JUMLAH/VOLUME:Volume menggambarkan keseimbangan cairan & fungsi ginjal,volume normal urin selama periode 24 jam adalah 600 – 2500 mL
Faktor yang berpengaruh thdp volume urin al intake cairan, suhuatau temperatur, jumlah perspirasi, faktor hormonal spt ADH
Beberapa kelainan volume:poliuria (>2500mL/hr), dgn atau tanpa peningkatan ureumoligouria (<200 mL/hr utk dewasa, atau <15-20 mL/kg/24 jam
utk anak-anak)anuria (<100 mL/hr)
JENIS PEMERIKSAAN(2)
WARNA & KEJERNIHAN
Warna kuning pada urin disebabkan oleh pigmen urokrom yangmerupakan hasil metabolime secara konstan di dalam tubuh.Peningkatan urokrom biasanya disebabkan oleh kondisi tiroidatau keadaan puasa
Warna urin sebagai bahan pemeriksaan sangat bervariasi. Warnakuning berkaitan dengan keadaan hidrasi tubuh, sedangkan
warnayang lebih gelap biasanya berkaitan erat dengan konsentrasi
urindan BJ yang tinggi.
JENIS PEMERIKSAAN(3)
Variasi warna urin:
Normal berwarna kuning muda sampai kecoklatanPucat (straw-colored/almost colorless):intake cairan >, terapi
diuretik Orange: demam, bilirubin, wortel atau vitamin A,
antiseptik TU dllKuning kecoklatan atau kuning kehijauan: oksidasi
bilirubinHijau: pseudomonas, indikan, khlorofilMerah muda/merah: eritrosit, Hb, mioglobin, porfirinCoklat hitam:oksidasi eritrosit, alkaptonuria, melanin,
keracunan fenolSmoky: eritrositMilky: lemak, sistinuria, leukosit >,fosfat
JENIS PEMERIKSAAN(4)
BERAT JENIS
Berat jenis urin menggambarkan kemampuan ginjal untukmemekatkan urin. Pengukuran BJ dipengaruhi oleh baik jumlahpartikel maupun ukuran partikel di dalam urin
Rentang nilai BJ: 1.005-1030, urin yang pekat (1.025-1.030+)sedangkan urin yang encer (1.001-1.010), anak <2 tahun (1.001-1.013)
Implikasi klinik:Normal BJ: diabetes, hipertensi, kelainan ginjal kronikHipostenuria: DI, Glomerulonefritis, pielonefritis, kerusakan
ginjalIsostenuriaHiperstenuria: DM, nefrosis, dehidrasi, peningkatan ADH, CHF,
toksemia gravidarum
JENIS PEMERIKSAAN(5)
CARA PENGUKURAN BJ:1. Carik Celup (multiple test dipstick)
Prinsip : perubahan warna yang berkaitan dengan konsentrasi ion
2. Refraktometer (jumlah urin sedikit)3. Urinometer (hidrometer), menggunakan jumlah urin minimal
100 mL, kemudian diletakkan dalam erlenmeyer yang tingginya melebihi urinometer. Cara ini dipengaruhi oleh suhu ruangan.Setiap kenaikan 30C, akan mengkoreksi penambahan 0,001 BJ demikian juga sebaliknya, setiap penurunan suhu sebesar 30C akan mengkoreksi pengurangan 0,001 BJ
Faktor pengenceran juga mempengaruhi hasil pembacaan, setiap faktor pengenceran dikalikan dengan angka terakhir dari BJ yang terbaca, setelah itu baru dihitung berdasarkan faktor suhu.
JENIS PEMERIKSAAN(6)
BAU
Urin normal dan segar mempunyai karakteristik bau aromatik. Cara dengan membaui urin dan dicatat persepsinya dalam
pelaporan
Implikasi klinik:Bau aseton (fruity) karena ketosis terdpt pada penderita DMBau busuk akibat pemecahan urea menjadi amoniak oleh bakteri
pada penderita ISKBau seperti sirup maple/karamel pada “maple syrup urine
disease” (bayi dengan kelainan metabolisme asam amino bawaan)
Bau sulfur pada sistinuria dan homosistinuriaBau tikus pada PKUBau ikan pada tirosinemiaBau yang dipengaruhi oleh makanan
JENIS PEMERIKSAAN(7)
OSMOLALITAS
Merupakan cara pengukuran pemekatan urin yang lebih spesifikdibandingkan dengan berat jenis (BJ)
Ratio osmolalitas urin: serum = 3:1, jika meningkat menandakanpemekatan urin, sedangkan ratio yang lebih rendah menandakangangguan pemekatan urin
Pemeriksaan ini biasanya digunakan utk mengevaluasi kemampuan pemekatan atau pengenceran urin dari ginjal, memantau perjalanan penyakit ginjal, memantau penatalaksanaan pemberian cairan dan elektrolit, memperkirakan DD hipernatremia, hiponatremia dan poliuria mengevaluasi respons ginjal terhadap ADH
JENIS PEMERIKSAAN(8)
NILAI RUJUKAN:Urin 24 jam: 300-900 mOsm/kgH2OUrin sewaktu: 50-1200 mOsm/kgH2Oratio urin:serum: 1:1- 3:1
Implikasi klinik:
Peningkatan osmolalitas: Prerenal azotemia, CHF, Addison’s disease, SIADH, dehidrasi, amiloidosis, hiponatremia
Penurunan osmolalitas: ARF, DI, hipokalemia, hipernatremia, polidipsi primer, hiperkalsemia, intake air >
Ratio urin:serummeningkat: prerenal azotemiamenurun: ATN
PEMERIKSAAN KIMIA URINPROTEIN
Adanya protein di dalam urin sering dikaitkan dengan adanya kelainan organ ginjal tahap dini, sehingga pelaksanaan pemeriksaan proteinuria merupakan hal yang penting dan bagian dari pemeriksaan fisik.
Urin normal mengandung sangat sedikit protein, biasanya <10 mg/dL atau 100 mg/24 jam. Komponen utama protein di dalam urin adalah yang memiliki BM rendah yaitu albumin, selain itu juga terdapat komponen protein lain yakni mikroglobulin, Tamm-Horsfall protein, protein dari prostat, seminal dan vaginal.
Keadaan fisiologis (aktivitas fisik berlebih, demam) dapat menimbulkan peningkatan ekskresi protein urin
PROTEINURIAEKSTRA RENAL, pada gambaran klinik akut:
Kolik, serangan epilepsi, stroke, infark, cidera kepala & keadaan post operasi
RENAL, akibat peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus, memicu proses renal protein di dalam urin:< 25 mg/dLGlomerulonefritis 200 – 300 mg/dLTubuler protein uria: pielonefritis, gouty renal &
kista ginjalPOST RENAL, berkaitan dengan proses inflamasi
kandung kemih, prostat dan perdarahan saluran kemih
PEMERIKSAAN KIMIA URIN(2)
Istilah proteinuria sering disamakan dengan albuminuria, karena 1/3 komponen utama protein adalah albumin. Secara normal, glomerulus mencegah masuknya protein darah ke dalam filtrat glomerulu, oki adanya proteindi dalam urin menandakan suatu indikasi yang utama dan penting adanya kelainan renal. Jika protein ditemukan > nilai trace di dalam urin, maka diperlukan evaluasi protein kuantitatif 24 jam
Nilai rujukan protein kuantitatif 24 jam:Laki-laki dewasa: 10-140mg/L atau 1-14 mg/dLWanita dewasa: 30-100mg/L atau 3-10 mg/dLAnak <10 tahun: 10-100 mg/L atau 1-10mg/dL
Nilai rujukan protein kualitatif:NEGATIF
PEMERIKSAAN KIMIA URIN(3)
IMPLIKASI KLINIK
1. Proteinuria yg terjadi karena 2 sebab utama yaitu kerusakan glomeruli dan tubuli
2. Proteinuria yg terjadi sebagai hasil dari perubahan aliran darah ke glomeruli tanpa disertai kelainan strukturalnya mis CHF
3. Proteinuria karena peningkatan kadar protein serum mis MM, WM dan limfoma maligna
4. Proteinuria karena kelainan non renal (proteinuria fungsional)
5. Proteinuria yg disertai dengan leukosit dalam jumlah besar, menandakan suatu infeksi TU, jika disertai dengan peningkatan jumlah leukosit dan eritrosit menandakan inflamasi glomerulus tanpa proses infeksi.
6. Proteinuria yang tidak selalu disertai dengan kelainan renal.
7. Proteinuria yang dikaitkan dengan ditemukan silinder dalam sedimen urin.
8. Postural proteinuria yg dikenal dengan orthostatic proteinuria
PROTEINURIA >2G/24 JAM ORANG DEWASA ATAU ≥40 MG/24 JAM PADA ANAK BIASANYA DIINDIKASIKAN
KARENA PENYEBAB GLOMERULUS, SEDANGKAN JIKA >3,5 G/24 JAM MENANDAKAN ADANYA
NEFROTIK SINDROM
PEMERIKSAAN KIMIA URIN(4)
MIKROALBUMINURIA
Merupakan albumin urin yang tidak terdeteksi dengan cara biasa
Tidak terdapat perbedaan struktur kimia dengan albumin, akantetapi terdeksi jauh sebelum terjadi proteinuria secara klinis
Merupakan pemeriksaan standar untuk penapisan, pemantauandan deteksi penderita yang dicurigai nefropati diabetik.
IMPLIKASI KLINIKPeningkatan pada nefropati diabetik dini, HHD, kelainan vaskulerdan preeklamsia
PEMERIKSAAN KIMIA URIN(5)
ß2 MIKROGLOBULIN
Merupakan komponen peptida AA dari limfatik kompleks HLA,secara struktur berkaitan dengan imunoglobulin
Secara nonspesifik meningkat pada keadaan inflamasi dan LLK,dpt juga untuk membedakan disfungsi tubulus dan glomerulus.Pada kelainan glomerulus terjadi peningkatan di serum danpenurunan di urin, sedangkan kelainan tubulus terjadi penurunandi serum dan peningkatan di urin.
Pada keracunan aminoglikosid, kadar ß2 MIKROGLOBULIN yangabnormal lebih dini diketahui daripada kadar kreatinin yang
abnormal
Dapat juga digunakan sebagai parameter untuk memantau prognosis MM
PEMERIKSAAN KIMIA URIN(6)
NILAI RUJUKAN
Urin 24 jam: <1mg/hari; Serum:<2,7 ug/mL atau <2,7 mg/L
IMPLIKASI KLINIK
Meningkat pada urin: Meningkat pada serum:Kelainan tubulus MMKeracunan logam berat Dialisis ginjalKeracunan obat amiloidosisSindrom Fanconi infeksi virusPielonefritisPenyakit WilsonKeganasan limfoidAIDSPenolakan renal allograft
PEMERIKSAAN KIMIA URIN(7)
PROTEIN BENCE JONES
Merupakan contoh utama proteinuria yang disebabkan oleh
peningkatan kadar protein serum pada penderita MM
MM merupakan kelainan proliferatif dari sel plasma yangmenghasilkan imunoglobulin, pada serum penderita
ditandaidengan peningkatan kadar monoklonal imnoglobulin
rantai ringan
Berbeda dengan protein lain, yg menggumpal saat dipanaskan, justru pada BJP menggumpal pada suhu antara 40-60oC dan larut pada pemanasan 100oC.
SUMBER BACAANCompendium urinalysis with test strips, ROCHE
DIAGNOSTIC
A Manual of laboratory and Diagnostic Tests (Frances Fischbach)
Urynalisis & Body Fluid (Susan King)