using operation to compete

15
USING OPERATIONS TO COMPETE (MENGGUNAKAN OPERASIONAL UNTUK BERSAING) Tugas Makalah dan Review Jurnal An Exploratory Study of the Relationship between Supply Chain Management Practices and Technical Efficiency of Jordania Manufacturing Companies Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional Disusun Oleh: Christianto Prasetyo P. (146020206011017) Pramana Saputra (146020206011007) PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: pramana-saputra-effzi

Post on 04-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manajemen operasional

TRANSCRIPT

Page 1: Using Operation to Compete

USING OPERATIONS TO COMPETE

(MENGGUNAKAN OPERASIONAL UNTUK BERSAING)

Tugas Makalah dan Review Jurnal

An Exploratory Study of the Relationship between Supply Chain Management Practices and Technical Efficiency of Jordania

Manufacturing Companies

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional

Disusun Oleh:

Christianto Prasetyo P. (146020206011017)

Pramana Saputra (146020206011007)

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Using Operation to Compete

Manajemen operasional mengacu pada sebuah desain dan pengendalian proses

sistematis yang mengubah input menjadi sebuah produk atau jasa untuk internal dan eksternal

perusahaan. Proses merupakan beberapa atau kelompok aktivitas yang mengubah satu atau

lebih input menjadi satu atau lebih output untuk konsumennya. Dalam sebuah organisasi,

beberapa proses dikelompokkan menjadi sebuah operasional. Definisi operasional adalah

sekelompok sumber daya yang menjalankan seluruh atau hanya sebagian satu atau lebih

proses. Seluruh proses yang ada dihubungkan dan menghasilkan sebuah supply chain atau

rantai pasok, yang merupakan hubungan antar fungsi dalam suatu perusahaan untuk

menghasilkan sebuah produk atau jasa untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan

konsumen. Proses sinkronisasi antara sebuah proses dengan suplier dan konsumen disebut

supply chain management atau manajemen rantai pasok. Dalam supply chain management

perusahaan perlu menyesuaikan aliran material, jasa, dan informasi dengan permintaan

konsumen yang ada.

OPERATIONS AND SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ACROSS THE

ORGANIZATION

Seorang manajer opearasional bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang

dapat berdampak pada kesuksesan suatu organisasi. Pada gambar 1.1 dapat dilihat tiga fungsi

utama dalam sebuah organisasi yaitu, operasional, pemasaran, dan keuangan. Setiap fungsi

memiliki kemampuan, tanggung jawab, proses, dan wilayah pengambilan keputusan yang

berbeda-beda.

Gambar 1.1 Integrasi Antar Fungsi Bisnis yang Berbeda

Page 3: Using Operation to Compete

Departemen keuangan menghasilkan sumber daya, modal, dan dana dari investor dan

kegiatan penjualan produk dan jasa pada pasar. Selanjutnya sumber daya yang ada diubah

menjadi aset fisik dan input bahan. Departemen operasional bertugas untuk merubah input

bahan produk dan jasa menjadi sebuah output produk dan jasa. Output yang dihasilkan harus

disesuaikan dengan karakteristik pasar yang dituju oleh departemen pemasaran. Departemen

pemasaran bertanggung jawab untuk menciptkan sebuah penghasilan penjualan dari output

yang ada, penghasilan tersebut akan menjadi pengembaian kepada investor dan menjadi

modal untuk operasional. Fungsi-fungsi lain seperti akutansi, sistem informasi, dan sumber

daya manusia membuat sebuah perusahaan menjadi lengkap dengan menyediakan informasi,

pelayanan, dan bantuan-bantuan lainnya.

Hubungan antar ketiga departemen menjadi arahan proses bisnis suatu perusahaan

secara keseluruhan, serta menjadi arahan untuk mencapai tujuan strategis. Apabila salah satu

fungsi hilang akan berdampak pada hilangnya efektivitas perusahaan.

A PROCESS VIEW

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa proses adalah kegiatan mengubah input bahan

menjadi output produk maupun jasa. Sebuah proses dapat memiliki tujuan tersendiri yang

melibatkan beberapa departemen, serta membutuhkan sumber daya dari beberapa

departemen. Proses yang efektif dapat menjadi salah satu kunci sukses suatu organisasi.

Dengan tingginya tingkat efektivitas maka secara tidak langsung perusahaan akan

memperoleh keunggulan kompetitif (competitive advantage).

Sebuah proses memiliki input dan output. Input terdiri dari kombinasi sumber daya

manusia (pekerja dan manajer), modal (peralatan dan fasilitas), pembelian bahan dan jasa,

lahan, dan energi. Gambaran proses dan operasional suatu perusahaan dapat dilihat pada

gambar 1.2. Output yang dihasilkan dari proses diperuntukkan untuk konsumen perusahaan.

Konsumen terbagi menjadi dua jenis yaitu konsumen eksternal dan konsumen internal.

Konsumen eksternal dapat menjadi pengguna akhir atau perantara (perusahaan manufaktur

atau retailer) yang membeli jasa atau produk jadi perusahaan. Sedangkan konsumen internal

adalah karyawan perusahaan yang memproses output dari proses sebelumnya dalam satu

perusahaan.

Page 4: Using Operation to Compete

Gambar 1.2 Proses dan Operasional

Untuk memulai sebuah proses perusahaan membutuhkan input bahan yang didapatkan

dari supplier. Supplier sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu supplier eksternal dan supplier

internal. Supplier eksternal adalah bisnis atau individu di luar perusahaan yang menyediakan

sumber daya, jasa, produk, serta bahan material untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek

atau kebutuhan jangka panjang perusahaan. Supplier internal adalah pekerja atau proses yang

menyediakan informasi atau bahan material untuk proses lain dalam satu perusahaan.

Peran konsumen tidak hanya sebatas membeli produk atau jasa suatu perusahaan.

Konsumen juga berpartisipasi dalam sebuah proses. Partisipasi tersebut berbentuk

memberikan informasi untuk internal dan eksternal perusahaan. Informasi internal diberikan

melalui pelayanan konsumen (customer service) atau tingkat persediaan produk, sedangkan

informasi eksternal diberikan melalui riset pasar dan laporan pemerintah. Informasi-informasi

tersebut dibutuhkan manajer untuk mengelola efektivitas dari proses.

Servive and Manufacturing Processes

Sebuah proses terbagi menjadi dua yaitu proses manufaktur yang menghasilkan sebuah

produk, dan proses jasa yang memberikan sebuah pelayanan jasa. Perbedaan dari kedua

proses tersebut terletak pada bentuk output yang dihasilkan dan tingkat hubungan langsung

dengan konsumen. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini.

Page 5: Using Operation to Compete

Gambar 1.3 Perbedaan Proses Manufaktur dan Jasa

Berdasarkan pada output yang dihasilkan, proses manufaktur memiliki waktu respon

yang lebih lama, membutuhkan modal yang lebih banyak, namun kualitas produknya lebih

mudah diukur dibanbdingkan proses jasa. Perbedaan kedua dari proses manufaktur dan jasa

adalah tingkat hubungan langsung dengan konsumen. Proses jasa memiliki tingkat hubungan

langsung dengan konsumen yang lebih tinggi dibandingkan proses manufaktur. Konsumen

memiliki peran aktif dalam proses jasa, sehingga proses jasa perlu melakukan kontak

langsung dengan konsumen untuk mengetahui kebutuhan spesifik konsumen.

Adapun persamaan dari proses manufaktur dan jasa adalah keduanya merupakan kunci

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, dan secara tidak langsung akan

mempertahankan loyalitas konsumen. Karena ada beberapa perusahaan yang harus

memberikan produk atau pelayanan yang baik untuk dapat memenuhi kebutuhan dan

kepuasan kosnumennya. Contohnya adalah rumah makan, gerai toko yang menjual suatu

produk, dll.

THE SUPPLY CHAIN VIEW

Sebuah proses harus dapat memberikan nilai tambah untuk konsumen melalui supply

chain. Konsep dari supply chain adalah memperkuat hubungan antara proses dan kinerja,

termasuk didalamnya proses internal, serta konsumen dan supplier eksternal perusahaan.

Gambar 1.4 menunjukkan hubungan antar dua jenis proses yang utama dalam supply chain

yaitu, proses inti (core preocesses) dan proses pendukung (support processes).

Page 6: Using Operation to Compete

Gambar 1.4 Hubungan Core Processes dan Support Processes dalam Supply Chain

Proses inti atau core processes adalah kumpulan aktivitas yang memberikan nilai pada

konsumen eksternal perusahaan. Manajer dan karyawan yang terlibat dalam proses inti akan

membangun hubungan dengan konsumen dan supplier eksternal, serta melakukan

pengembangan jasa dan produk baru untuk dijual kepada konsumen eksternal. Terdapat

empat proses inti yang umum ada dalam suatu perusahaan:

Proses membangun hubungan dengan supplier, memilih supplier yang dapat

memberikan pelayanan, bahan material, dan informasi secara berkala dan efisien

dalam pengiriman barang ke perusahaan

Proses pengembangan jasa atau produk baru, mendesain dan mengembangkan jasa

atau produk baru sesuai dengan spesifikasi pelanggan atau berdasarkan informasi

pasar yang ada.

Proses pengisian pesanan, aktivitas produksi dan pengiriman jasa atau produk

kepada konsumen eksternal.

Proses membangun hubungan dengan konsumen, dapat disebut juga customer

relationship management. Kegiatan mengidentifikasi, memikat, dan membangun

hubungan dengan konsumen eksternal, dan memudahkan konsumen dalam

penempatan pesanan.

Proses pendukung atau support processes adalah proses yang menyediakan sumber

daya dan input yang penting untuk proses inti dan manajemen perusahaan. Contoh proses

pendukung dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

Page 7: Using Operation to Compete

Tabel 1.1 Contoh Proses PendukungProses Pendukung Deskripsi

Modal AkuisisiTetapan jumlah dana yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan strateginya

Budgeting Proses pengalokasian dana dalam jangka waktu tertentuPerekrutan Kegiatan mengakuisisi individu untuk bekerja dalam sebuah organisasi

Evaluasi dan kompensasi

Penilaian dan pembayaran kepada pegawai atas kerja dan nilai yang diberikan kepada perusahaan

Pengembangan sumber daya manusia

Persiapan para pegawai untuk kebutuhan kemampuan dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan mereka

Kesesuaian peraturan Pelaksanaan proses tidak melanggar aturan dan legal

Sistem informasiPergerakan dan pengolahan data dan informasi untuk memperlancar proses bisnis dan pengambilan keputusan

Manajemen perusahaan

Kumpulan sistem dan aktivitas yang memberikan strategi arahan dan memastikan efektivitas dari pelaksanaan proses bisnis

OPERATIONS STRATEGY

Operations strategy atau strategi operasional adalah sarana untuk

mengimplementasikan strategi perusahaan kedalam kegiatan operasional yang berorientasi

pada pelanggan. Inti dari mengelola proses dan supply chain adalah menggunakan strategi

operasional yang menghubungkan keputusan operasional jangka panjang maupun jangka

pendek dengan strategi perusahaan guna mengembangkan kapabilitas perusahaan. Selama

keinginan konsumen berubah-ubah, maka perlu dilakukan pengembangan strategi operasional

yang diesuaikan dengan keinginan konsumen.

Page 8: Using Operation to Compete

Gambar 1.5 Siklus Pengembangan Strategi Operasional

Gambar 1.5 menunjukkan siklus pengembangan strategi operasional yang berorientasi

pada pelanggan dimulai dari corporate strategy atau strategi perusahaan. Langkah

pengembangan dilanjutkan dengan market analysis yaitu melihat kebutuhan konsumen dan

mengukur tingkat kekuatan dari kompetitor. Informasi dari market analysis digunakan untuk

menentukan competitive priorities. Prioritas tersebut dapat membantu dalam pengembangan

produk, jasa, atau proses yang dibutuhkan untuk bersaing dalam pasar. Pengembangan

strategi operasional merupakan proses yang berkelanjutan, sehingga harus dilakukan evaluasi

atau pengecekan terhadap adanya celah dalam kinerja perusahaan.

Page 9: Using Operation to Compete

Corporate Strategy

Corporate strategy atau strategi perusahaan memberikan arahan secara keseluruhan

yang berfungsi sebagai kerangka kerja untuk melaksanakan semua fungsi organisasi.

Terdapat empat pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan corporate

strategy:

1. Melakukan pemantauan dan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan bisnis.

Penyesuaian diri atau adaptasi dimulai dengan melakukan environmental

scanning. Environmental scanning adalah proses pemantauan trend dalam

lingkungan bisnis yang dapat menjadi peluang atau ancaman terhadap

perusahaan.

2. Mengidentifikasi dan mengembangkan kompetensi inti (core competencies)

perusahaan. Core competencies adalah sumber daya dan kekuatan yang unik

milik perusahaan, dan harus dipertimbangkan dalam pembuatan strategi. Contoh

kompetensi yang perlu diperhitungkan antara lain adalah workforce (tenaga

kerja), fasilitas, kondisi pasar dan keuangan, sistem dan teknologi.

3. Mengembangkan proses inti (core processes) perusahaan. Sangat penting bagi

perusahaan untuk mengevaluasi dan memilih kompetensi inti yang dapat

digunakan dalam proses inti guna meningkatkan kekuatan kompetitif perusahaan.

4. Mengembangkan strategi global perusahaan. Strategi global adalah

mengidentifikasi segala peluang dan ancaman berskala global. Contohnya

membeli jasa atau sparepart dari perusahaan asing, melawan ancaman dari

kompetitor asing, atau mencoba untuk memasuki pasar yang berada di luar

kawasan bisnis nasional.

Market Analysis

Dalam market analysis atau analisis pasar perusahaan berusaha memahami apa dan

bagaimana mewujudkan keinginan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

Langkah pertama dalam market analysis adalah dengan market segmentation atau segmentasi

pasar. Market segmentation adalah proses mengidentifikasi kelompok pelanggan yang

memiliki kesamaan dalam keinginan dan kebutuhan suatu jasa atau produk dan kelompok

tersebut harus dapat digunakan sebagai sampel yang mewakili keseluruhan populasi

pelanggan. Peneliti yang melakukan market segmentation terlebih dahulu harus mengetahui

karakteristik yang membedakan tiap segmen.

Page 10: Using Operation to Compete

Langkah kedua adalah dengan melakukan need assessment atau penliaian kebutuhan.

Need assessment adalah kegiatan mengidentifikasi kebutuhan setiap segmen dan menilai

kekuatan kompetitor dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan pasar dapat

dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

Service or product needs, contoh: harga, kualitas, dan tingkat kustomisasi.

Delivery system needs, contoh: kecepatan pengiriman, keamana, kenyamanan,

dan ketersediaan produk atau jasa.

Volume needs, contoh: tinggi atau rendahnya volume produk atau jasa.

Other needs, contoh: reputasi perusahaan, after-sale technical support.

Competitive Priorities

Competitive priorities adalah suatu dimensi operasional yang harus dimiliki oleh proses

atau supply chain untuk memuaskan konsumen internal maupun eksternal, pada waktu

sekarang atau masa depan. Contohnya: kualitas, kuantitas, harga, waktu, fleksibilitas, dan

lain-lain. Manajemen hanya memilih salah satu dari beberapa competitive priorities yang

paling penting.

Competitive Capabilities

Competitive capabilities adalah dimensi yang dimiliki oleh proses atau supply chain

dan dapat diberikan pada konsumen. Ketika terdapat celah pada kapabilitas, manajemen

harus mencari cara untuk menutup celah tersebut, atau mengganti prioritas yang digunakan.

Page 11: Using Operation to Compete

DAFTAR PUSTAKA

Krajewski, L. J., Malhotra, M. K., & Ritzman, L. P. (2015). Operations management:

processes and supply chains. Prentice Hall.