vol. 5, no. 1, 2020 februari: 236-249 e-issn: 2598-635x, p
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
236
PENGARUH PEMBELIAN IMPULSIF TERHADAP KECEMASAN
KONSUMEN YANG BERDAMPAK PADA PEMBELIAN KOMPULSIF
DAN DIMEDIASI OLEH ESKAPISME (STUDI KASUS PADA
MATAHARI DEPARTEMENT STORE DI BANDA ACEH)
Fittria Muchnisa1, Sulaiman2
1) Mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 2) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
1) e-mail: [email protected]
Abstract: This study aims to examine the effect of Impulsive buying Influence on Consumer Anxiety
That Affects to Compulsive buying and Mediated by Eskapisme investigated at Matahari Department
Store in Banda Aceh. The sampling method of this study is purposive sampling with a sample of 100
respondents. Data analysis method used is simple regression and Path Analysis. The results showed that
impulsive buying had a positive and significant effect on consumer anxiety, consumer anxiety had a
positive and significant effect on escapism, escapism had a positive and significant effect on compulsive
Buying and consumer anxiety had a positive and significant effect on compulsive Buying. Mediation
testing shows that the Escapism variable mediates the relationship between Consumer Anxiety and
Compulsive Buying.
Keywords: Impulsive Buying, Consumer Anxiety, Eskapisme, Compulsive Buying
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pengaruh Pembelian Impulsif Terhadap
Kecemasan Konsumen Yang Berdampak Pada Pembelian Kompulsif Dan Dimediasi Oleh Eskapisme
yang diteliti Pada Matahari Departement Store di Banda Aceh. Metode pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan sampel berjumlah 100 responden. Metode
analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan Path Analysis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pembelian impulsif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecemasan konsumen,
kecemasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap eskapisme, eskapisme berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembelian kompulsif dan kecemasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembelian kompulsif. Pengujian mediasi menunjukkan variabel Eskapisme
memediasi secara persial pada hubungan antara Kecemasan Konsumen terhadap Pembelian Kompulsif.
Kata Kunci : Pembelian impulsif, Kecemasan Konsumen, Eskapisme, Pembelian Kompulsif
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
237
PENDAHULUAN
Pada dasarnya membeli atau
berbelanja merupakan suatu kegiatan yang
wajar untuk memenuhi kebutuhan hidup,
akan tetapi saat ini tidak semua individu
dapat membedakan antara kebutuhan dan
keinginan. Banyak individu yang membeli
suatu benda karena untuk memenuhi
keinginan, bukan untuk memenuhi
kebutuhan. Seringkali individu yang tidak
bijaksana, misalnya membeli secara
berlebihan.
Pembelian secara berlebihan atau
Pembelian kompulsif didefinisikan sebagai
respon dari keinginan atau dorongan yang
tidak terkendali untuk mendapatkan,
menggunakan, atau memahami perasaan,
hakekat atau aktivitas yang menjadi
petunjuk bagi seseorang untuk secara
berulang/terus-menerus melakukan
pembelian produk yang tidak terlalu
dibutuhkan dalam jangka waktu yang cukup
lama akibat dari adanya perasaan negatif
seperti eskapisme, depresi, rasa stres,
cemas, dan pembelian tidak terencana yang
dimana tujuan utamanya adalah mencari
kesenangan pada proses pembeliannya.
Eskapisme memungkinkan pembeli
kompulsif untuk menghindari diri dari
emosi negatif melalui fantasi atau imajinasi
tentang sesuatu hal yang diharapkan terjadi
dimasa yang akan datang seperti imajinasi
tentang kesuksesan individu atau
penerimaan dalam kehidupan sosial yang
lebih baik. Konsumen yang berprilaku
eskapisme ini mengalternatifkan belanja
sebagai penghilang setres, dengan
melakukan kegiatan belanja dan
menjauhkan diri dari kenyataan konsumen
akan merasa lega. Dari hasil penelitian ini
menemukan bahwa kecemasan konsumen
positif mempengaruhi perilaku pembelian
kompulsif yang memperkuat teori bahwa
pemicu situasional (misalnya stress atau
pengaruh negatif lainnya) membangkitkan
respon perilaku dari individu (contohnya
compulsive buying). Sehingga dapat
dipahami bahwa kecemasan konsumen
memperburuk pembelian kompulsif.
Selain perilaku eskapisme, hal lain
yang juga menjadi pemicu pembelian
kompulsif adalah kecemasan pada
konsumen (consumer anxiety). Menurut
Aadel A darrat (2016:105) kecemasan ini
berpengaruh positif pada pembelian
kompulsif. Kecemasan konsumen diartikan
sebagai rasa takut atau khawatir pada situasi
tertentu yang dialami konsumen dalam
kegiatan sehari-harinya, salah satunya
kegiatan belanja. Konsumen yang sering
mengalami kecemasan cenderung
mengambil keputusan secara terburu-buru
yang dapat menyebakan resiko tinggi dalam
pembelian. Kondisi tersebut tentunya dapat
menimbulkan beberapa dampak
negatif,diantaranya pola hidup yang boros
hingga menimbulkan kompulsif. Pembelian
kompulsif ini dilakukan konsumen untuk
mengatasi rasa cemasnya.
Perasaan cemas yang dialami
konsumen dalam kegiatan belanja salah
satunya disebabkan oleh pembelian yang
tidak terencana atau Impulse buying.
Pembelian impulsif ini muncul karena
berbagai faktor lingkungan toko yang
berperan cukup besar yang kemudian
menimbulkan dorongan kuat yang berasal
dari dalam diri individu untuk membeli
benda yang tidak direncanakan sebelumnya.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
238
Kecemasan konsumen memainkan
peran kunci dalam hubungan antara
impulsif dan pembelian kompulsif serta
faktor kognitif seperti pengaruh
rasionalisasi Chatzidakis dalam Darrat
(2016:107) Jika stres menyebabkan
konsumen untuk melakukan pembelian
kompulsif maka mengelola stres haruslah
menjadi prioritas bagi pembeli kompulsif.
Sejalan dengan teori, hasil menunjukkan
bahwa kecemasan konsumen meningkatkan
kecenderungan untuk seseorang berperilaku
eskapisme.
Pembelian Impulsif dam kompulsif
ini sering terjadi di pusat perbelanjaan
bertaraf modern, saat ini di kota Banda
Aceh telah mengubah pola belanja
konsumen Banda Aceh. Bagi sebagian
konsumen berbelanja pada pusat
perbelanjaan modern bagian dari gaya
hidup (life style). Pada penelitian ini penulis
memilih Pusat perbelanjaan modern PT
Matahari Department Store Tbk (Matahari)
sebagai objek penelitian. PT Matahari
Department Store merupakandepartment
store terbesar dan terkenal di Indonesia, dan
sebagai market leader dalam penjualan
fashion apparel, aksesoris dan produk
kecantikan pada segmen department store.
ketersediaan berbagai kebutuhanfashion
yang diinginkan konsumen menjadi daya
tarik bagi konsumen untuk berbelanja.
Permasalahan yang muncul adalah
apakah pembelian impulsif berpengaruh
terhadap kecemasan konsumen dan perilaku
eskapisme yang berujung pada pembelian
kompulsif atau tidak. Oleh karena
keterbatasan penelitian terdahulu pada
Matahari Department Store, maka masih
belum terdapat kejelasan yang empiris, oleh
sebab itu, maka perlu dilakukan kajian ini.
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pembelian impulsif
terhadap kecemasan konsumen dan
dampaknya terhadap eskapisme. Lebih
lanjut, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui pengaruh eskapisme terhadap
pembelian kompulsif. tujuan berikutnya
adalah untuk mengetahui pengaruh perilaku
kecemasan konsumen terhadap pembelian
kompulsif dan untuk mengetahui pengaruh
kecemasan konsumen terhadap pembelian
kompulsif yang di mediasi oleh eskapisme
di Matahari Departemen Store Banda Aceh.
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Hoyer dan Macinnis (20010:170),
menjelaskan bahwa pembelian impulsif
diartikan sebagai pembelian tak terduga
yang didasarkan pada perasaan yang kuat,
pembelian tersebut terjadi ketika konsumen
tiba-tiba memutuskan untuk membeli
sesuatu yang tidak mereka rencanakan
sebelumnya Hoyer dan Macinnis
(2010:171) dorongan untuk melakukan
pembelian tidak terencana atau tanpa niat
yang didasarkan pada keinginan yang kuat
dan timbul secara spontan untuk membeli
suatu benda, dipengaruhi oleh fungsi
psikologis konsumen dan pengaruh
eksternal, serta pengambilan keputusan
yang relatif cepat. konsumen hanya
menginginkankan untuk segera membeli
benda lebih dari yang telah dimiliki.
Kondisi tersebut tentunya dapat
menimbulkan beberapa dampak
negatif,diantaranya pola hidup yang boros
hingga menimbulkan masalah finansial
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
239
yang kemudian dapat menyebabkan
kecemasan atau kegelisahan pada saat
setelah membeli, menggunakan, ataupun
menghabiskan produk yang telah dibeli
tersebut.
H1: Pembelian impulsif berpengaruh
terhadap kecemasan konsumen
Kecemasan konsumen adalah
fenomena kompleks yang memiliki
pengaruh pada faktor biologis, psikologis,
dan faktor lingkungan, sehingga jika
konsumen sudah mengalami kecemasan,
maka pusat fikitnya akan sangat mudah
beralih kepada sesuatu yang dapat
menjauhkannya dari sikap cemas atau
disebut dengan perilaku eskapisme seperti
menonton tv, mendengarkan musik,
membaca buku atau pun belanja. Maka
Kecemasan konsumen sangat berpengaruh
terhadap perilaku eskapisme.
H2 : Kecemasan konsumen berpengaruh
terhadap perilaku eskapisme
Eskapisme memungkinkan pembeli
kompulsif untuk menghindari diri dari
emosi negatif melalui fantasi atau imajinasi
tentang sesuatu hal yang diharapkan terjadi
dimasa yang akan datang seperti imajinasi
tentang kesuksesan individu atau
penerimaan dalam kehidupan sosial yang
lebih baik. Konsumen yang berfantasi ini
mengalternatifkan belanja sebagai
penghilang setres, dengan melakukan
kegiatan belanja dan menjauhkan diri dari
kenyataan konsumen akan merasa lega.
Namun sebenarnya menghilangkan diri dari
kenyataan memungkinkan lebih rentang
terhadap perilaku kompulsif. Cardi dalam
Darrat (2016:105) membuktikan dengan
meta analisisnya yang menunjukkan bahwa
suasana hati yang positif berkaitan dengan
konsumsi kompulsif pada orang dewasa.
H3: Perilaku eskapisme berpengaruh
terhadap pembelian kompulsif
Lahey (2009:33), gangguan
kecemasan adalah gangguan psikologis
yang melibatkan tingkat emosi negatif yang
berlebihan, sepeti kegelisahan, ketegangan,
khawatir, ketakutan, kecemasan yang
menimbulkan depresi. Hasil penelitian
Lejoyeux dalam Darrat (2016:105),
menunjukkan bahwa depresi menjadi salah
satu pemicu pembelian kompulsif karena
fenomena ini (pembelian kompulsif)
berulang kali terjadi pada pasien depresi.
Kecemasan konsumen merupakan inti
mengapa terjadi pembelian kompulsif dan
juga mungkin ada sesuatu yang lain yang
terjadi secara bersamaan sebagai sebab dan
akibat dari perilaku tersebut. Rajagopal
dalam Larasati dan Budiani (2014 : 15) juga
menyatakan bahwaperilaku kompulsif
biasanya terjadi pada seseorang yang
memiliki tingkat kepercayaan diri yang
rendah, tingkat berkhayal yang tinggi, dan
tingkat depresi, kecemasan, dan obsesi yang
tinggi. Melihat dari beberapa peneliti
sebelumnya ini maka penulis
memperkirakan bahwa kecanduan
pembelian kompulsif ini meningkat akibat
dari kecemasan konsumen.
H4: Kecemasan konsumen berpengaruh
terhadap pembelian kompulsif
Hasil penelitian Lejoyeux dalam
Darrat (2016:105), menunjukkan bahwa
depresi menjadi salah satu pemicu
pembelian kompulsif karena fenomena ini
(pembelian kompulsif) berulang kali terjadi
pada pelanggan depresi (merasa cemas),
namun hal lain seperti perilaku eskapisme
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
240
juga menjadi pemediasi antara sikap cemas
dan pembelian kompulsif dimana seseorang
yang cemas cenderung ingin menghindari
dari dan memusatkan perhatian pada hal-hal
menyenangkan seperti melakukan
pembelian secara berlebihan sebagai cara
untuk mereda rasa cemas.
Eskapisme merupakan salah satu
variabel mediasi, hal ini dibuktikan dengan
beberapa penelitian yang juga
menggunakan eskapisme sebagai pemediasi
seperti penelitian yang di lakukan oleh
Chang (2011:11) menunjukkan bahwasanya
game berpengaruh secara tidak langsung
terhadap masalah penggunaan internet
dimana hubungan keduanya dimediasi oleh
eskapisme. Eskapisme berperan sebagai
variabel mediator yang berpengaruh
signifikan. Hal ini didukung oleh pendapat
Baron & Kenny dalam Frode et al. (2012:6)
yang menyatakan eskapisme diprediksi
memediasi hubungan antara self-
suppression dan self-expansion.
H5 : Kecemasan konsumen berpengaruh
terhadap pembelian kompulsif yang
dimediasi oleh eskapisme.
Agar konsep-konsep ini mampu
diamati dan diukur, maka dijabarkan ke
dalam beberapa variabel yaitu pembelian
impulsif, kecemasan konsumen, eskapisme
dan pembelian kompulsif di dalam sebuah
model penelitian dapat dilihat pada Gambar
1.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Menurut Maholtra (2005:364)
“Populasi pada dasarnya sekumpulan
elemen yang terbagi dalam beberapa
karakteristik secara keseluruhan yang
bertujuan untukmenyesuaikan masalah
dalam suatu penelitian pemasaran dan
Sampel adalah bagian dari elemen populasi
yang dipilih untuk membantu dalam studi”.
Malhotra juga menyebutkan dalam
penelitian kuantitatif tidak memerlukan
penggunaan sampel yang terlalu besar.
H2 H3
H1 H4
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Kecemasan
Konsumen
Pembelian
Kompulsif
Eskapisme
Pembelian
Impulsif
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
241
Dalam studi kuantitatif ini
diperbolehkan menggunakan jumlah data
100 sampai 200 orang responden, sehingga
besarnya sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 100 orang pelanggan.
Berdasarkan pengertian populasi dan
sampel tersebut maka sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian yang menjadi
populasi adalah seluruh pelanggan Matahari
Department Store di Banda Aceh.Penelitian
ini menggunakan 100 sampel yang
penentuan jumlahnya berdasarkan pendapat
Birn (2000 : 149). Mengingat populasi tidak
diketahui jumlahnya maka tehnik yang
digunakan adalah Non Probability
Sampling Technique. Sedangkan metode
pengambilan sampel yang digunakan
adalah accidental sampling (pengambilan
sampel berdasarkan kebetulan).
Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data,
penelitian ini menggunakan kuisioner
sesuai dengan pendapat Sekaran (2005:40).
Kuesioner yang terdiri dari item-item
pertanyaan yang dibagikan kepada
pelanggan Matahari Department Store,
sesuai dengan variabel yang diteliti.Dalam
penelitian ini, peneliti menyebarkan
kuesioner secara langsung dan secara
elektronik, dimana dalam hal ini
menggunakan peralatan elektronik yaitu
google form.
Dalam penelitian ini skala yang
digunakan adalah skala likert dengan
interval 1-5. Penentuan nilai skala likert
dengan menggunakan lima tingkatan
jawaban di mana skor 5 untuk jawaban
sangat setuju, 5 untuk setuju, 3 untuk
kurang setuju, 2 untuk tidak setuju dan 1
untuk sangat tidak setuju.
Variabel Operasional
Variabel operasional yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
- Pembelian Kompulsif
Menurut Dittmar (dalam Coombs,
2004: 424) indikator pembelian
kompulsif dibedakan menjadi tiga,
sebagai berikut :1) Carriying on
Despitte Adverse Consequences, 2)
Lost of control, 3) Irresistible
Impulsive
- Eskapisme
Menurut Darrat (2016:106) perilaku
eskapisme dapat di ukur dengan
beberapa indikator sebagai berikut:1)
Sering berkhayal/melamun, 2) Mudah
terbawa suasana dalam aktifitas yang
menyenangkan, 3) Sering memikirkan
hal yang belum tentu terjadi
- Kecemasan Konsumen
Berdasarkan penelitiaan yang
sebelumnya, kecemasan konsumen
dapat diukur dengan indikator menurut
Darrat (2016:106) sebagai berikut: 1)
Merasa takut tanpa alasan, yakni
perasaan cemas, gelisah yang tidak
diketahui penyebabnya, 2) Mudah
marah atau merasa panik, yaitu merasa
tidak sabaran dan menjadi pemarah
terhadap hal hal kecil, 3) Merasa tidak
karuan, suatu keadaan atau kondisi
dimana seseorang sedang mengalami
pikiran atau perasaan yang sedang
kacau tidak karuan. Dalam kondisi
seperti ini seseorang merasa
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
242
“terkurung” dalam keadaan yang ada
dan merasa kesulitan untuk mengambil
keputusan apalagi untuk
menyelesaikannya.
- Pembelian Impulsif
Menurut Leba (2014:6) indikator
pembelian impulsif dapat diukur
dengan indikator sebagai berikut:1)
Pembelian spontan, 2) Pembelian tanpa
berpikir akibat, 3) Pembelian di
pengaruhi penawaran menarik, 4)
Pembelian dipengaruhi keadaan
emosional.
Metode Analisis
Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh kedua variabel, peneliti
menggunakan teknik Analisis Regresi
Linier Sederhana. Analisis regresi linier
digunakan untuk mengetahui perubahan
yang terjadi pada variabel dependent
(variabel Y), nilai variabel dependent
berdasarkan nilai independent (variabel X)
yang diketahui. Untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh yang diperkirakan antara
Pembelian Impulsif dengan Kecemasan
Konsumen dilakukan dengan rumus regresi
linier sederhana, yaitu sebagai berikut :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
(Sumber : Sugiyona, 2009:204)
Keterangan :
Y= Kecemasan Konsumen
X= Pembelian Impulsif
𝑎 = konstanta regresi untuk X = 0 (nilai y
pada saat x nol)
b= Koefisien arah regresi untuk X = 0 (nilai
y pada saat x nol)
penurunan variabel Y bila bertambah atau
berkurang 1 unit.
Selanjutnya,di dalam penelitian ini
terdapat variable intervening (mediasi)
yaitu eskapisme. Menurut Baron & Kenny
dalam Stenseng (2016: 6) suatu variabel
disebut variabel intervening jika variabel
tersebut ikut mempengaruhi hubungan
antara variabel prediktor (independen) dan
variabel kriterion (dependent). Oleh
karenanya, peralatan analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini untuk
menganalisis pengaruh pembelian impulsif
terhadap kecemasan konsumen yang
berdampak pada pembelian kompulsif dan
dimediasi oleh eskapisme pada Matahari
Departement Storeadalah dengan
menggunakan metode Hierarchical Linear
Modelling. Persamaan yang digunakan
sesuai dengan model penelitian yang ajukan
adalah sebagai berikut:
Y = α + βX+Ʒ ……………. (1)
Z = α + βX+Ʒ ……………. (2)
Y = α +βZ+Ʒ ……………. (3)
Y = α + βX+βZ+Ʒ ………(4)
Keterangan:
Z = Pembelian kompulsif
Y = Eskapisme
X = kecemasan konsumen
α = Konstanta
β = Koefisien
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan pada
konsumen Matahari Department Store
Kota Banda Aceh, penulis mengambil
sampel sebayak 100 responden. Pemilihan
responden dilakukan dengan metode
purposive sampling. Karakteristik
responden dalam penelitian ini berdasarkan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
243
Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan, pendidikan
dan pendapatan per bulan. Penulis
kemudian mengidentifikasi karakteristik
responden tersebut seperti terlihat pada
tabel 1.
Berdasarkan pengumpulan hasil
rekapitulasi kuesioner pada tabel 1, maka
dapat dijelaskan bahwa berdasarkan usia
responden didominasi oleh responden
berumur 22 tahun dengan jumlah 100 orang
(43,0%), responden berumur 21 tahun
berjumlah 25 orang (25,%), responden
berumur 22 tahun keatas berjumlah 20
orang (20,0%), responden berumur 20 tahun
berjumlah 8 orang (8,0%), responden
berumur 19 tahun berjumlah 2 orang
(2,0%), sedangkan responden berumur 18
tahun berjumlah 2 orang (2,0%).
Berdasarkan pada tabel 4.1 maka
dapat di jelaskan bahwa jenis kelamin
responden didominasi oleh perempuan
yaitu sebanyak 68 orang (68,0%) sedangkan
laki-laki berjumlah 32 orang (32,0%).
Berdasarkan pada tabel 4.1 maka dapat di
jelaskan bahwa pekerjaan respoden
penelitian ini adalah Pelajar/Mahasiswa
yang mendominasi sebanyak 76 responden
(76,0%), kemudian diikuti oleh pekerjaan
lainnya sebanyak 14 responden (14,0%),
pegawai swasta sebanyak 7 responden
(7,0%), terakhir PNS sebanyak 3 responden
(3,0%).
Uji Validitas
Pengujian validitas data dalam
penelitian ini dilakukan secara statistik,
yaitu dengan menggunakan uji pearson
correlation. Pertanyaan dinyatakan valid
jika nilai r hitung > r table atau nilai p-value
lebih kecil dari alpha 5%. Hasil mengenai
uji validitas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Statistik Deskriptif Karakteristik Responden
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Usia :
18 Tahun
19 Tahun
20 Tahun
21 Tahun
22 Tahun
>22Tahun
2
2
8
25
43
20
2,0%
2,0%
8,0%
25,0%
43,0%
20,0%
Total 100 100%
2 Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
32
68
32,0%
68,0%
Total 100 100%
3 Pekerjaan :
PNS
Pegawai Swasta
Pelajar/Mahasiswa
Lainnya
3
7
76
14
3,0%
7,0%
76,0%
14,0%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
244
Tabel 2. Uji Validitas
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa semua variabel yang digunakan
dalam penelitian ini semuanya dinyatakan
valid, karena mempunyai koefisien korelasi
di atas dari nilai kritis korelasi product
moment yaitu sebesar 0,2010 sehingga
semua pertanyaan yang terkandung dalam
kuesioner penelitian ini dinyatakan valid
untuk dilanjutkan penelitian yang lebih
mendalam.
Uji Reabilitas
Nilai Cronbach’ Alpha untuk
menguji tingkat keandalan kuesioner yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan cronbach’s alpha yang
ketentuannya harus di atas 0,60 (Abdillah
dan Jogiyanto, 2015).Menurut Malhotra
(2003), koefisien alpha yang dapat diterima
diatas 0,60. Apabila besarnya Cronbach’s
Alpha lebih besar dan 0,60 maka instrumen
dalam penelitian ini reliabel/handal. Uji ini
dilakukan hanya sekali pada masing-
masing variabel. Jika derajat kehandalan
data lebih besar dari koefisien alpha (α),
maka hasil pengukuran dapat
dipertimbangkan sebagai alat ukur dengan
tingkat ketelitian dan konsistensi pemikiran
yang baik.
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji faktor-faktor yang
mempunyai pengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen secara parsial (setiap
variabel) dapat dilihat dari hasil uji-t. Hasil
perhitungan yang diperlihatkan pada tabel
dimana dapat diketahui besarnya thitung
untuk masing-masing variabel dengan
tingkat kepercayaan atau signifikansi
sebesar α = 5%. Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
No. Pernyataan Variabel/Dimensi Koefisien
Korelasi
Nilai Kritis
5% (N=30) Ket
1. IP1
Pembelian Impulsif
0,573
0,2010 Valid 2. IP2 0,573
3. IP3 0,453
4. IP4 0,608
5. KK1
Kecemasan Konsumen
0,612
0,2010 Valid 6. KK2 0,610
7. KK3 0,423
8. ESKP1
Eskapisme
0,686
0,2010 Valid 9. ESKP2 0,736
10. ESKP3 0,773
11. PK1
Pembelian Kompulsif
0,322
0.2010 Valid 12. PK2 0,720
13. PK3 0,712
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
245
Tabel. Uji Reliabilitas
No Variabel Jumlah
Item
Cronbach’s Alpha Keterangan
Hitung Standar
1 Pembelian
Impulsif (X1) 4 0,608 0,60 Handal
2 Kecemasan
Konsumen (X2) 3 0,730 0,60 Handal
3 Eskapisme (Z) 3 0,651 0,60 Handal
4 Pembelian
Kompulsif (Y) 3 0,904 0,60 Handal
Tabel 4. Pengujian Pengaruh Parsial (Uji t)
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1. Pembelian Impulsif 0,176 0,088 0,198 2,001 0,048
2. Kecemasan Konsumen 0,294 0,084 0,333 3,500 0,001
3. Eskapisme 0,588 0,115 0,460 5.133 0,000
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Pada hipotesis pertama yaitu
Pembelian Impulsif berpengaruh terhadap
Kecemasan Konsumen menunjukkan hasil
yang signifikan sebesar 0,198 hl ini
menunjukkan ketika perilaku pembelian
impulsif meningkat 1 unit, maka kecemasan
konsumen akan berubah sebesar 19,8%.
Pembelian secara spontan ini akan
menyebabkan penyesalan kemudian karena
konsumen membeli tanpa berfikir panjang.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian
Aadel Darrat yang menunjukkan hasil
positif dan signifikan pengaruh pembelian
impulsif dan kecemasan konsumen.
Pada hipotesis kedua yaitu
Kecemasan Konsumen berpengaruh
terhadap Pembelian Kompulsif
menunjukkan hasil yang signifikan sebesar
0,302 hal ini menunjukkan ketika perilaku
Kecemasan Konsumen meningkat 1 unit,
maka Pembelian Kompulsif akan berubah
sebesar 30,2%. Konsumen cenderung
merasa takut tanpa alasan saat melakukan
pembelian. Penelitian ini sesuai dengan
penelitian Aadel Darrat yang menunjukkan
hasil positif dan signifikan pengaruh
pembelian impulsif dan kecemasan
konsumen.
Pada hipotesis ketiga yaitu
Kecemasan Konsumen berpengaruh
terhadap Eskapisme menunjukkan hasil
yang signifikan sebesar 0,297 hal ini
menunjukkan ketika perilaku Kecemasan
Konsumen meningkat 1 unit, maka
Eskapisme akan berubah sebesar 29,7%.
Konsumen cenderung mudah terbawa
suasana menyenangkan saat melakukan
kegiatan belanja sehingga konsumen dapat
melupakan sejenak masalahnya. Penelitian
ini sesuai dengan penelitian Darrat (2016)
yang menunjukkan hasil positif dan
signifikan pengaruh Kecemasan Konsumen
dan Eskapisme.
Penjelasan di atas dapat
diilustrasikan secara lebih mendetil
sebagaimana pada gambar 2.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
246
Gambar 2. Pengaruh Mediasi dari Variabel Eskapisme
Pada hipotesis keempat yaitu
Eskapisme berpengaruh terhadap
Pembelian Kompulsif menunjukkan hasil
yang signifikan sebesar 0,460, hal ini
menunjukkan ketika perilaku Eskapisme
meningkat 1 unit, maka Pembelian
Kompulsif akan berubah sebesar 46,0%.
Disaat konsumen sedang ingin mengalihkan
permasalahannya, maka konsumen
cenderung sulit mengendalikan perilaku
pembelian yang menyebabkan terjadinya
perilaku pembelian kompulsif. Penelitian
ini sesuai dengan penelitian Aadel Darrat
yang menunjukkan hasil positif dan
signifikan pengaruh Eskapisme dan
Pembelian Kompulsif
Pada hipotesis ke 5 yaitu dimana
Eskapisme memediasi hubungan
Kecemasan Konsumen dan Pembelian
Kompulsif menunjukkan hasil bahwa
Eskapisme memediasi secara persial
dengan pengaruh sebesar 0,404. Pengaruh
mediasi eskapisme yang signifikan ini
sesuai dengan penelitian Chang (2018:14)
yang menunjukkan bahwasanya Eskapisme
berperan sebagai variabel mediator yang
berpengaruh signifikan pada hubungan
game dan pengguna internet.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pembelian Impulsif memiliki pengaruh
positif sebesar 0,198 dan signifikan
terhadap Kecemasan Konsumen
Matahari Department Store di Banda
Aceh dengan besar R Square 0,39.
2. Kecemasan Konsumen memiliki
pengaruh positif sebesar 0,333 dan
signifikan terhadap Eskapisme Matahari
Department Store di Banda Aceh dengan
besar R Square 0,111.
β1= 0,333 β4= 0,460
β3 = 0,404
β2 = 0,302
ESKP = 0,333 KK R2 = 0,111 t = 3,500
PK = 0,302 KK R2 = 0,091 t = 3,139
PK = 0,333KK +0,460KB R2 = 0,237 t = 4,299
P < .05 ; P* > .05
Eskapisme
Kecemasan
Konsumen
Pembelian
Kompulsif
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
247
3. Eskapisme memiliki pengaruh positif
sebesar 0,460 dan signifikan terhadap
Pembelian Kompulsif pada Matahari
Department Store di Banda Aceh dengan
besar R Square 0,212.
4. Kecemasan Konsumen memiliki
pengaruh positif sebesar 0,302 dan
signifikan terhadap Pembelian
Kompulsif pada Matahari Department
Store di Banda Aceh dengan besar R
Square 0,91.
5. Eskapisme memediasi secara parsial
hubungan antara Kecemasan Konsumen
terhadap Pembelian Kompulsif pada
Matahari Department Store di Banda
Aceh dengan besar R Square 0,237
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di
atas, maka dapat dirangkum beberapa saran
sebagai berikut :
1. Konsumen Matahari Department Store
Banda Aceh dalam menghindari perilaku
Pembelian Impulsif seharusnya lebih
mempertimbangkan manfaat produk
dalam membuat keputusan pembelian,
sehingga tidak terjadi penyesalan
dikemudian.
2. Konsumen Matahari Department Store
diharapkan dapat mengontrol sikap
emosionalnya, sehingga kegiatan belanja
dapat lebih menyenangkan.
3. Konsumen Matahari Department Store
diharapkan dapat mencoba kegiatan lain
yang lebih menyenangkan seperti
berolahraga, berlibur dsb guna
mengurangi perilaku konsumtif dalam
berbelanja.
4. Konsumen Matahari Department Store
diharapkan dapat lebih mengenali
kebutuhannya sehingga tidak membeli
barang secara berlebihan yang dapat
merugikan diri sendiri.
5. Penelitian selanjutnya diharapkan
mencari faktor lain yang mempengaruhi
kecemasan selain pembelian impulsif,
hal ini dikarenakan pembelian impulsif
kurang dapat menjelaskan perilaku
kecemasan konsumen.
REFERENSI
Baron, R. M. and Kenny, D. A. 1986. The
Moderator-Mediator Variable
Distinction in Social Psychological
Research: Conceptual, Strategic, and
Statistical Considerations. Journal of
Personality and Social Psychology,
51(6), 1173-1182.
Beatty, Sharon E., Ferrell, M.E., 1998.
Impulse buying: modeling its
precursors. J.Retail. 74 (2), 169–191.
Birn, R. J. 2000. “The International Hand
Book OfMarket Research
Techniques” in associationwith the
market reaearch society (koganpage)
London.
Carlson, N. R. (2008). Foundations of
physiological psychology (8th ed.).
Boston : Pearson Education, Inc.
Chang, W., Lu, L., Su, H., Lin, T.A., Chang,
K., 2011. Mediating effect of buying
motivesbetween physical vanity and
online compulsive buying. Afr. J.
Bus. Manag. 5 (8),3289–3296.
Chatzidakis,A.,Smith, A.P.,Hibbert,S.,
2009, Do I need it, do I, do I
reallyneed this?: Exploring the role
ofrationalization in impulse
buyingepisodes.Adv, Consum.Res,
36(1), 248–253.
Coombs, Robert H. (2004). Hand book of
Addictive Disorders:a Practical
Guideto Diagnosis and Treatment.
Hoboken: JohnWiley and Son,Inc
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
248
Darrat, Aadel A., Mahmoud A. Darrat.,
Douglas Amyx, 2016, How Impulse
Buying Influences Compulsive
Buying: The Central Role of
Consumer Anxiety and Escapism.
Journal of Retailing andConsumer
Services. 31 (2016) 103-108.
Dewi Permata Sari, A. Widad dan Dian Eka.
(2014). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Pembelian Impulsif
pada konsumen butik 79 di
Palembang Trade Center Palembang.
Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan
TerapanTahun XI.(2)
Hoyer, W. D. & MacInnis, D. J. (2010).
Consumer Behavior,(5thEdition).
SouthWestern: pre-Press, PMG.
Kharis, Ismu Fadli.2011.Studi Mengenai
Impulse Buying dalam Penjualan
Online. Skripsi Universitas
Diponegoro.Semarang
Kurniawan, F.Y., dan Suparna, G., 2012,
Peran Kepemilikan Kartu
KreditDalam Memoderasi Pengaruh
Kontrol Diri dan Atmosfer
GeraiTerhadap Perilaku Belanja
Kompulsif Konsumen Pakaian Di
Kuta,Jurnal Ekonomi Universitas
Udayana, Bali: Universitas Udayana
Lahey, B.B. 2007. Psychology: an
introduction 11’th ed. Boston, MA,
Mc Graw Hill Higher Education
Larasati, M. A., & Budiani, M. S. (2014).
Hubungan antara kontrol diri dengan
pembelian impulsif pakaian pada
mahasiswi psikologi universitas
negeri surabaya yang melakukan
pembelian secara Online. Jurnal
Penelitian Psikologi, 02 (3)
Leba. (2014). Pengaruh Atmosfer Gerai
Dan Promosi Terhadap Pembelian
Impulsif Yang Dimediasi Emosi
Positif. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen
Lejoyeux, M., Hourtané, M., Adès, J., 1995.
Compulsive buying and depression.
J.Clin. Psychiatry 56 (1), 38.
Lejoyeux, M., Tassain, V., Solomon, J.,
Ades, J., 1997. Study of compulsive
buying indepressed patients. J. Clin.
Psychiatry 58 (4), 169–173.
Loudon, D.L. & Bitta, A.J. (1993).
Consumer Behavior Concept and
Application.4th ed.;Singapore;
McGraw Hill.
Malhotra. 2005. Riset Pemasaran. Jilid I.
Edisi 4. Jakarta: Indeks
KelompokGramedia
Mowen, J.C., & Minor, M. (2002). Perilaku
Konsumen, Jilid Kedua, Erlangga,
Jakarta.
O’Guinn,T.C., Faber,R.J., 1989.
Compulsive buying: a
phenomenological exploration.
J.Consum.Res.16(2), 147–157
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian
untuk Bisnis.Edisi 4.Buku 2.
Jakarta:Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2009. Research Methods for
Business : MetodologiPenelitian
untuk Bisnis. Edisi 4.Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat
Frode Stenseng, Jostein Rise & Pål Kraft
(2012) Activity Engagement as
Escape from Self: The Role of Self-
Suppression and Self-Expansion,
Leisure Sciences, 34(1), 19-38
Sugiyono.2006.Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R
&D.Bandung:Alfabeta.
Verplanken, B & Herabadi, A. (2001).
Individual Differences in Impulsive
Buying Tendency: Feeling and No
Thinking. European Journal of
Personality, 15, Special Issue on
Personality and Economic Behavior
,S71-S83.
Verplanken, Herabadi & Knippenberg.
(2009). Consumption Experience of
Impulsive Buying in Indonesia:
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 236-249 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
249
Emotional Arousal and
HedonisticConsiderations. Asian
Journal of Social Psychology, 12, 20-
31.