wahai manusia, makanlah dari apa yang ada di bumi,
TRANSCRIPT
1
2
“WAHAI MANUSIA, MAKANLAH DARI APA YANG ADA DI BUMI,
SEGALA YANG HALAL DAN BAIK”
(AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH : 168)
3
BERBISNIS-BISNIS DAHULU
MASUK SURGA KEMUDIAN
2
ARAFAT
http://telegram.me/arafat_channel
4
DAFTAR ISI ___________________________________ 4
KATA PENGANTAR _____________________________ 6
HADIST KE-21 _________________________________ 8
HADIST KE-22 _________________________________ 10
HADIST KE-23 _________________________________ 12
HADIST KE-24 _________________________________ 14
HADIST KE-25 _________________________________ 17
HADIST KE-26 _________________________________ 19
HADIST KE-27 _________________________________ 22
HADIST KE-28 _________________________________ 24
HADIST KE-29 _________________________________ 26
HADIST KE-30 _________________________________ 28
HADIST KE-31 _________________________________ 31
HADIST KE-32 _________________________________ 33
HADIST KE-33 _________________________________ 35
HADIST KE-34 _________________________________ 37
HADIST KE-35 _________________________________ 39
HADIST KE-36 _________________________________ 41
HADIST KE-37 _________________________________ 43
HADIST KE-38 _________________________________ 45
5
HADIST KE-39 _________________________________ 47
HADIST KE-40 _________________________________ 50
KESIMPULAN _________________________________ 52
PENUTUP ____________________________________ 55
6
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
اللهم صل على رسول الله واله واصحابه
KATA PENGANTAR JILID 2
“If you can dream it, you can do it!” inilah salah satu quote
kesukaan saya, sebab quote ini memang sejalan dengan hadist
Nabi sejak 14 abad yang lalu, dimana Nabi bersabda, “Segala
sesuatu tergantung dari niatnya”.
Salah satu makna dari hadist tersebut, Nabi hendak berpesan
kepada kita bahwa, “Segala sesuatu akan tercapai atau tidak,
tergantung apakah engkau sudah meniatkannya atau belum”.
Atau jika dibaca dari belakang menjadi; “Jika engkau sudah
meniatkannya, maka segala sesuatu akan tercapai!” If you can
dream it, you can do it!
Hari ini saya membuktikan kebenaran ucapan Nabi tersebut,
walaupun untuk sesuatu yang cukup sederhana, yaitu saya
berhasil menulis sebuah buku yang sudah saya impikan (niatkan)
untuk menulisnya sejak bertahun-tahun lalu. Alhamdulillah.
Sebuah buku yang berisi 40 hadist dari Rasulullah, yang
menerangkan khusus tentang 40 niat mulia dalam berbisnis
maupun bekerja.
7
Ke depannya, insya Allah saya sudah merancang suatu impian
lain yang lebih besar lagi manfaatnya, dan saya kelak akan
bersyukur kembali kepada Allah suatu hari ketika Allah berkenan
kepada saya untuk mencapainya. Alhamdulillah.
Tentu berikutnya, giliran saudara ya. Rancanglah mimpi saudara
hari ini sehingga saudara kelak akan membuktikan janji Nabi ini
saat saudara mencapainya!
Jakarta,25 Januari 2017
Arafat
8
HADIST KE-21
قال الله عز و جل: ي رك غنى وبسد فق رك ن ب ل صد آ دبم تفرغ لعبادت آم
عل ملت يدي ك شغ لى ولم بسد فق رك وبل تف
Allah Azza Wajalla berfirman (Hadist Qudsi),
“Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk ibadah
kepadaKu, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan
hindarkan kamu dari kefakiran. Kalau tidak, Aku penuhi
tanganmu dengan kesibukan, dan aku tidak akan menghindarkan
kamu dari kefakiran”
(Hadist Riwayat At-Tirmidzi)
9
KETENANGAN DALAM IBADAH
Jika saudara mendapat amanat untuk mengajar pengajian umum
di Masjid seminggu sekali, pasti sering menerima kalimat seperti
ini dari jamaah, “Maaf ustad, sudah berapa kali saya tidak bisa
hadir pengajian, karena sekarang saya kerja serabutan. Kontrak
saya dari kantor lama sudah habis, sekarang apa aja lah saya
kerjakan asal bisa makan”.
Paling jawaban saya standar saja, “Iya gak apa-apa, ngaji itu
ibadah, mencari rezeki juga ibadah. Sama-sama ibadah kan ?”
Walaupun dalam hati saya sebenarnya tidak mau mengatakan
hal tersebut, sebab buat saya bekerja itu walaupun benar ibadah
harusnya ya menghabiskan waktu kita secara sehat lah. Yaitu
yang tidak mengganggu ketenangan ibadah kita yang lain.
Jika saat ini pekerjaan atau bisnis saudara tidak menganggu
waktu-waktu ibadah kita yang lain, bahkan sebaliknya justru
menambah ketenangan dalam beribadah, maka bersyukurlah
kepada Allah. Tidak banyak orang bekerja yang bisa seperti
saudara, apalagi mereka yang belum memiliki pekerjaan.
Jadi, ini poin penting dalam niat mencari rezeki. Saat langkah
pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah
nawaitu mencari rezeki ini agar aku mendapat ketenangan dalam
ibadah”.
10
HADIST KE-22
ة و بل فربغ ح من بلناس بلص ما كثي ن في بو متان مغ نع
“Dua kenikmatan yang memperdaya banyak manusia, yaitu
nikmat sehat badan, dan nikmat waktu luang”
(Hadist Riwayat Bukhari)
11
TERTIB WAKTU
“Bulan Ramadhan seperti ini buat bibi sehari 24 jam itu rasanya
masih kurang. Kalo bisa sih bibi pengennya itu sehari 36 jam.
Bayangin aja, abis subuh bibi siap-siap barang dagangan, pagi
langsung dagang. Baca Quran di toko dapat 1 juz. Sore pulang
hitung-hitung penjualan dan beres-beres barang sampai magrib
terus buka puasa, taraweh. Pulang taraweh terima kiriman
barang dari konveksi, abis itu baca Quran dapat 1 juz lagi, paling
Cuma sempat tidur dua jam, sudah harus bangun lagi siap-siap
sahur”.
Begitulah curhat bibi saya seorang pedagang pakaian di Cirebon.
Waktu beliau begitu teratur. Sekian jam untuk mencari rezeki,
sekian jam untuk membaca Quran, tidak lupa istirahat sekian jam
karena tubuh kita punya hak istirahat. Apalagi bulan puasa
dimana pakaian mencapai puncak kesibukannya. Tetapi tetap
saja kesibukan yang sangat padat tidak mengacaukan
keteraturan pembagian waktu beliau.
Coba ingat-ingat saat kita sudah mengambil cuti bulan puasa,
bagaimana jadwal sehari-hari kita ? Entahlah, tidur sampai jam
berapa, bangun pun sesuka hati. Ternyata aktivitas bekerja
membuat kita terpaksa memiliki keteraturan dalam waktu kita.
Maka, lengkapi poin berikutnya dalam niat mencari rezeki. Saat
langkah pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya
Allah nawaitu mencari rezeki ini agar aku mendapat ketenangan
dalam ibadah, dan agar waktu saya menjadi tertib”.
12
HADIST KE-23
لبه آجل بن د كم يط لب بل عب ق ليط ز بلر
“Sesunggunya rezeki akan mencari pemiliknya, sebagaimana ajal
mencarinya”
(Hadist Riwayat Ath-Thabrani)
13
REZEKI SUDAH DIATUR
Orang-orang malas selalu memiliki kata pamungkas untuk
menutupi kemalasan mereka, “Rezeki sudah diatur oleh Allah,
buat apa terlalu berlebihan mengejar rezeki”. Kelihatannya
seperti kalimat orang yang yakin ya, padahal justru dari kalimat
tersebut menunjukkan ada sebuah keraguan.
Sebab bagi orang yang yakin rezekinya sudah disiapkan oleh
Allah, maka orang ini akan mengejarnya. Jika seluruh ikhtiar
manusiawi sudah ditempuh, lalu rezekinya belum datang, baru
yakinlah ia memang rezeki untuknya belum waktunya tiba.
Sebaliknya jika baru sedikit ikhtiar, lalu rezekinya datang
berlimpah, yakin pula lah ia memang rezekinya sudah waktunya
tiba. Itu baru namanya yakin. Suatu nilai kepercayaan yang
timbul karena kita sudah membuktikannya sendiri.
Jadi sudah tidak masalah lagi buat kita bagaimana rezeki kita
besok, karena kita yakin rezeki sudah diatur dengan sangat adil
oleh Allah. Tugas kita adalah mencari rezeki hari ini. Future is
mistery, but Present is gift. Aneh kan kalau ada orang mengaku
yakin bahwa rezeki sudah diatur, tapi dia tidak keluar dari
rumahnya untuk membuktikannya.
Maka, tambahkan dalam niat mencari rezeki. Saat langkah
pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah
nawaitu mencari rezeki ini agar aku mendapat ketenangan dalam
ibadah, dan agar waktu saya menjadi tertib, dan agar
memperkuat iman saya tentang pengaturan rezeki Engkau”.
14
HADIST KE-24
ن من ه ب لمن تعلمو نة وبل وقار وتوبضعو كي بلس ب لل عل مو و تعل ب بل عل مو تعل
“Tuntutlah ilmu, dan pelajari ilmu (untuk memperoleh)
ketenangan dan kehormatan, dan bersikaplah rendah hati
kepada orang yang mengajarimu”
(Hadist Riwayat Ath-Thabrani)
15
TOLABUL ILMU
Ribuan tahun silam, Allah sudah memberi kabar kepada para
malaikat yang mulia, bahwa Allah akan menciptakan satu bentuk
kehidupan bernama manusia di muka bumi ini.
Para malaikat pun bertanya penuh keheranan mengapa mahluk
bernama manusia ini harus diciptakan ? Mahluk yang penuh
dengan nafsu, keserakahan, keangkuhan, tak mengenal belas
kasihan, membuat kerusakan di atas muka bumi, dan saling
menumpahkan darah.
Para malaikat ini bukan menebak-nebak tentang sifat manusia,
melainkan memang mereka diberi penglihatan tentang masa
depan manusia. Para malaikat melihat bagaimana manusia
membakar hutan secara brutal sampai asapnya menutupi langit.
mengeruk bumi sampai habis isi perut bumi ini.
Para malaikat melihat para tentara yang saling membunuh rakyat
yang lemah di Palestina, dan di Aleppo hari ini.
Tetapi ada sisi lain yang terlewat dari penglihatan para malaikat
ini, bahwa mahluk bernama manusia ini dibekali dengan akal
untuk berpikir.
Saat Nabi Adam diciptakan, diajarkanlah Nabi Adam ini oleh Allah
berbagai ilmu, maka sejak itulah para malaikat tersadar bahwa
manusia itu demikian unik dan sempurna.
Manusia itu mahluk pembelajar, bukan mahluk yang statis.
Manusia mampu belajar. Dengan ilmu yang dipelajari manusia
mampu menciptakan kedamaian dunia.
16
Inilah kelebihan kita sebagai manusia. Oleh karena itu jadilah
mahluk pembelajar dimana saja. Pelajari apa saja. Sejauh hal
tersebut menambah keyakinan kita kepada kebesaran Allah.
Jadi, jangan sampai terlewatkan dalam niat mencari rezeki. Saat
langkah pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya
Allah nawaitu mencari rezeki ini agar aku mendapat ketenangan
dalam ibadah, dan agar waktu saya menjadi tertib, dan agar
menguat iman saya tentang pengaturan rezeki Engkau, dan agar
saya bertambah ilmu”.
17
HADIST KE-25
ل ولو ة و بحبك ب يبك من بل ن من ك ما ما آط رجو مي بخ ل آن قو
ك سكن ت غي
“Alangkah baiknya engkau (duhai tanah airku) sebagai sebuah
negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai.
Seandainya kaumku tidak mengusirku, niscaya aku tidak akan
tinggal di negeri selainmu (yaitu Mekkah sebagai tanah air
kelahiran Nabi)”
(Hadist Riwayat Ibnu Hibban)
18
MEMBANGUN BANGSA
Welcome to The New World. Pernahkah mendengar tagline
seperti ini? Dimana kita diingatkan bahwa dunia yang baru
adalah model dunia yang semakin kurang beradab. Bukan lagi
orang yang kuat memangsa orang yang lemah, melainkan bangsa
yang kuat akan “memangsa” bangsa yang lemah.
Saya yakin saudara lebih banyak mengetahui bagaimana
terancamnya negara kita di tengah dunia yang baru ini.
Pilihannya hanya dua, berubah atau punah. Siapa yang berubah?
Kitalah yang harus berubah. Kita tuan rumah di negeri ini yang
harus mulai berkorban untuk bangsa. Kita yang harus berteriak
dengan lantang JIHAD EKONOMI!!! diiringi suara takbir. Setelah
teriakan pertama, keluarlah dari rumah-rumah kita dan kalahkan
para penjajah ekonomi itu dengan karya terbaik kita.
Hanya orang-orang lemah yang mana dalam posisi terancam
seperti ini masih saja berdebat kusir tentang ketimpangan sosial,
kelemahan pemerintah, korupsi, dan sebagainya. Tetapi mereka
lupa untuk bertindak. Hanya sebatas berdebat dan mengeluh.
Bukan waktunya lagi beropini! Sekarang waktunya ikhtiar!
Jadi, masukkan hal ini dalam niat mencari rezeki. Saat langkah
pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah
nawaitu mencari rezeki ini agar aku mendapat ketenangan dalam
ibadah, dan agar waktu saya menjadi tertib, dan agar menguat
iman saya tentang pengaturan rezeki Engkau, dan agar saya
bertambah ilmu, dan agar bangsa saya terbebas dari penjajah
ekonomi”.
19
HADIST KE-26
م بل جي ش ذل بل جي ش ها ولنع بمي مي م بل نية فلنع طي طن لتف تحن بل قس
“Suatu saat Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam.
Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin.
Dan pasukan yang di bawah komandonya adalah sebaik-baik
pasukan”
(Hadist Riwayat Ahmad dan Al-Hakim)
20
THE BIG DREAM
Alkisah pada suatu malam Rasulullah diberikan impian dalam
tidur beliau bahwa beliau dan para sahabatnya memasuki kota
Mekkah dalam keadaan aman dan damai. Kisah ini diabadikan
dalam Al-Quran, dan terjadi sebelum penaklukan kota Mekkah
(Fathu Makkah). Dengan sebab impian yang diperlihatkan Allah
tersebutlah kemudian Rasulullah berangkat ke kota Mekkah,
namun ternyata terhenti di Hudaibiyah dan mengikat perjanjian
disana.
Barulah dua tahun berikutnya Rasulullah dan kaum muslimin
akhirnya benar-benar menguasai kota Mekah dengan aman dan
damai tanpa peperangan apapun.
Begitu banyak hikmah dari kisah Fathu Makkah ini, salah satu
hikmahnya adalah; bagaimana Allah memperlihatkan sebuah
Dream (impian) kepada Rasulullah, menunjukkan bahwa impian
itu sesuatu yang cukup penting.
Hidup kita ini juga harus memiliki sebuah Dream. Sebuah impian
apa yang ingin kita capai. Konsepkan mimpi kita sekarang juga,
agar kita tau kemana tujuan kita hidup. Visualisasikan target
hidup kita, sebagaimana Rasulullah diperlihatkan secara visual
pula oleh Allah, tentang impian menaklukan kota Mekkah, dalam
mimpinya.
Jika saudara sudah membangun sebuah proposal kehidupan,
sekarang tinggal Kejar Impian Saudara!
21
Jadi, agar kita tetap termotivasi dalam mencari rezeki,
tambahkan lagi niatnya. Saat langkah pertama kaki kita keluar
mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari rezeki ini
agar aku mendapat ketenangan dalam ibadah, dan agar waktu
saya menjadi tertib, dan agar menguat iman saya tentang
pengaturan rezeki Engkau, dan agar saya bertambah ilmu, dan
agar bangsa saya terbebas dari penjajah ekonomi, dan untuk
mengejar dream yang saya impikan”.
22
HADIST KE-27
ه وشاهدي ه وقال ه سوبء ب وموك ل الله آ ك بلر لعن رسو
“Rasulullah melaknat orang yang meminjamkan dengan riba, dan
nasabahnya, dan para saksinya. Rasulullah bersabda : Mereka
semua sama dosanya”
(Hadist Riwayat Ahmad)
23
RIBA
Riba adalah kekejaman. Karena dalam riba tidak diperbolehkan
memiliki belas kasihan.
Riba adalah kemalasan. Karena para pemodal tidak mau terlibat
dalam usaha peminjamnya, mereka hanya ingin setoran
keuntungannya saja sambil duduk manis.
Riba adalah kepengecutan. Karena dalam riba para pemodal
tidak berani mengambil resiko rugi.
Riba adalah ketidakadilan. Karena para pemodal tidak mau tau,
mereka harus selalu untung walaupun para peminjam jatuh rugi
bahkan bangkrut.
Riba adalah kebencian. Karena semakin dalam terjerumus di
dalamnya, semakin jauh dari kasih sayang Allah dan RasulNya.
Riba adalah; Ruginya pasti, Indahnya pergi, Berkahnya hilang,
Azabnya datang.
Jadi, jangan beri toleransi kepada riba. Saat langkah pertama kaki
kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari
rezeki ini agar aku mendapat ketenangan dalam ibadah, dan
agar waktu saya menjadi tertib, dan agar menguat iman saya
tentang pengaturan rezeki Engkau, dan agar saya bertambah
ilmu, dan agar bangsa saya terbebas dari penjajah ekonomi, dan
untuk mengejar dream yang saya impikan, dan agar saya bisa
melindungi diri saya dari riba”.
24
HADIST KE-28
دو فت ن ل ر ذ ب آ ي ل من آن تصل مائة تغ آ يةى من كتاب الله خي عل
ببى من دو فتعل عة ولأن تغ و آ ه ب ل ع ل ع بل رك خ ل م ع ي م ل ص ت ن آ ن م ي ل
ة ع ك ر ف ل آ
“Wahai Abu Dzar, sungguh kepergianmu mengajarkan satu ayat
dari Kitabullah, lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah)
seratus rakaat. Dan kepergianmu mengajarkan satu bab ilmu,
lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seribu rakaat”
(Hadist Riwayat Ibnu Majah)
25
MENYEBARKAN ILMU
Saya pernah membaca pengalaman seseorang yang berkunjung
langsung ke negeri China. Rupanya disana benar-benar ada kuil
kungfu seperti di film-film silat. Hanya saja para pendekar kungfu
hari ini tidak semahir para pendahulunya. Mengapa demikian?
Menurut cerita si guide tour, karena dalam kuil kungfu ada
semacam tradisi dimana sang guru tidak akan mengajarkan
semua jurus kepada muridnya. Mereka khawatir muridnya akan
sepandai mereka, maka setiap generasi guru kungfu pasti
menyembunyikan satu jurus kepada generasi murid di
bawahnya.
Akibatnya seiring pergantian masa demi masa, jurus-jurus kungfu
yang legendaris itupun semakin berkurang dari kuil-kuil mereka.
Beruntung sekali kita yang masih meyakini bahwa ilmu tidak
akan berkurang dengan diajarkan kepada orang lain, bahkan
semakin bertambah. Sehingga kita selalu bersemangat setiap
hari untuk mengajarkan orang lain apa yang kita ketahui.
Jadi, tambah niat. Saat langkah pertama kaki kita keluar mencari
rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari rezeki ini agar aku
mendapat ketenangan dalam ibadah, dan agar waktu saya
menjadi tertib, dan agar menguat iman saya tentang pengaturan
rezeki Engkau, dan agar saya bertambah ilmu, dan agar bangsa
saya terbebas dari penjajah ekonomi, dan untuk mengejar dream
yang saya impikan, dan agar saya bisa melindungi diri saya dari
riba, dan untuk menyebarkan ilmu kepada orang lain”.
26
HADIST KE-29
ب و ن الله ل يمل حت تملن فا قو ال ما تطي ع ب من بل فو بك
“Lakukanlah apa yang mampu engkau amalkan. Sesungguhnya
Allah tidak jemu sehingga engkau sendiri yang jemu”
(Hadist Riwayat Bukhari)
27
SEBAB AKIBAT
Jika datang musim hujan, biasanya kita sudah siap-siap payung di
tempat yang mudah terlihat. Kalau kita pengendara motor, pasti
juga persiapan jas hujan di dalam jok motor. Betul kan. Kalau
belum punya gimana? Biasanya kita akan paksakan beli payung
dan jas hujan juga. Gimana lagi, namanya musim hujan.
Kelihatannya terpaksa ya, tapi dengan cara begitu ada bagusnya
juga. Kita jadi punya payung. Mungkin belum tentu kita terus-
terusan yang pakai payung itu, kadang orang lain juga
memakainya. Jadi bermanfaat.
Begitulah contoh hubungan sebab-akibat. Sebab datang musim
hujan, kita jadi punya payung. Sama seperti; sebab kita sakit, kita
jadi rajin berdoa kepada Allah. Sebab kita memiliki usaha, maka
kita jadi sering shalat dhuha dan tahajud. Karena bagi orang-
orang seperti kita, ikhtiar beriringan dengan tawakal.
Berarti perlu disyukuri kita sampai hari ini masih bekerja atau
berbisnis. Jangan lupa diniatin. Saat langkah pertama kaki kita
keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari
rezeki ini agar aku mendapat ketenangan dalam ibadah, dan
agar waktu saya menjadi tertib, dan agar menguat iman saya
tentang pengaturan rezeki Engkau, dan agar saya bertambah
ilmu, dan agar bangsa saya terbebas dari penjajah ekonomi, dan
untuk mengejar dream yang saya impikan, dan agar saya bisa
melindungi diri saya dari riba, dan untuk menyebarkan ilmu
kepada orang lain, dan menjadi penyebab ibadah penunjang
yang lain”.
28
HADIST KE-30
ود بلناس و سن بلناس وبج ل الله بح ه قال: كن رسو آنس رض الله عن
ب اس بلن ع ش
Sahabat Anas berkata, “Rasulullah adalah yang paling baik
akhlaknya diantara manusia, yang paling ringan tangan
(dermawan) diantara manusia, dan paling berani diantara
manusia”
(Hadist Riwayat Ahmad)
29
MENGHIASI DIRI DENGAN AKHLAK KARIMAH
Jika saudara melewati terminal Cileunyi ke arah Jatinangor,
Bandung, ada sebuah warung yang sangat berkesan di hati saya.
Letaknya di ujung gang masuk Pesantren Al-Jawami. Dulu saat
mahasiswa, saya kos di sekitar warung itu selama setahun.
Warung yang dijaga oleh dua orang suami-isteri akang dan teteh
yang sangat ramah. Wah saya sendiri kehabisan kata-kata untuk
menuliskan bagaimana ramah dan bersahajanya si akang ini saat
melayani pembelinya.
Contohnya begini, saya pernah membeli suatu barang dengan
uang sepuluh ribu cetakan lama. Saat itu uang jenis seperti itu
sudah tidak beredar lagi, saya sendiri ragu apa masih ada warung
yang menerima pembayaran dengan uang tersebut.
Makanya hanya di warung si akang saya beranikan diri bertanya,
“Kang, apa uang yang kaya gini masih laku?”
“Sepertinya sih sudah tidak laku mas, tapi biarlah sementara saya
terima saja dulu duit mas ini, nanti saya coba tanyakan ke agen
saya yah saat belanja. Kalau mereka masih terima, Alhamdulillah.
Kalau mereka ternyata tidak menerima, punten pisan ya mas
nanti bisa kan ganti uang yang lain?”
Apa susahnya si akang langsung minta tukar uangnya saat itu,
tetapi karena memang pembawaan beliau yang baik hati, beliau
selalu bersikap yang membahagiakan lawan bicaranya.
30
Dengan bekerja, kita pasti sering bergaul dengan banyak orang,
artinya kita punya banyak kesempatan untuk menunjukkan
akhlak yang baik.
Ini perlu diniatkan juga kan. Saat langkah pertama kaki kita
keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari
rezeki ini agar aku mendapat ketenangan dalam ibadah, dan
agar waktu saya menjadi tertib, dan agar menguat iman saya
tentang pengaturan rezeki Engkau, dan agar saya bertambah
ilmu, dan agar bangsa saya terbebas dari penjajah ekonomi, dan
untuk mengejar dream yang saya impikan, dan agar saya bisa
melindungi diri saya dari riba, dan untuk menyebarkan ilmu
kepada orang lain, dan menjadi penyebab ibadah penunjang
yang lain, dan agar saya dapat menghiasi diri dengan akhlak
karimah”.
31
HADIST KE-31
بن و كفل بل يتي ف بل جنة كهاتي
“Saya dan pengasuh anak yatim di surga seperti dua jari ini”
(Rasulullah menunjuk jari telunjuk dan jari tengah seraya
merapatkannya)
(Hadist Riwayat Bukhari)
32
DOA YANG SELALU BEKERJA TANPA KITA SADARI
Tidak ada kata berlebihan untuk sesuatu yang baik. Pernahkah
saudara melihat seseorang yang berlebihan dalam menyantuni
anak-anak yatim? Saya mengenal baik orang yang seperti ini.
Sampai-sampai beliau membangun sebuah rumah khusus,
menyekolahkan anak-anak yatim setinggi-tingginya sesuai
keinginan mereka.
Jika anak-anak yatim itu menyelesaikan pendidikannya, sampai
mendapat pekerjaan, maka mereka akan keluar dari rumah
tersebut, untuk kemudian digantikan dengan anak-anak yatim
yang baru. Begitu seterusnya tidak pernah terputus.
Akankah kita bilang berlebihan? Tentu saja tidak. Sebab rezeki
beliau juga selalu saja mencukupi untuk melakukan hal tersebut.
Begitulah, bisa saja tanpa sepengetahuannya lisan-lisan kecil
anak-anak itu yang justru doanya didengar Allah untuknya,
sehingga rezekinya demikian lancar mengalir seperti air sungai.
Karena itulah kita juga perku lebih banyak lagi lisan orang lain
yang selalu mendoakan kita. Kita perlu lebih banyak lagi air mata
bahagia yang menetes karena perhatian kita kepada mereka.
Setelah sepuluh niat diatas, lengkapi lagi niat kita. Saat langkah
pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah
nawaitu mencari rezeki ini agar aku dapat memperhatikan anak
yatim“
33
HADIST KE-32
ئة ظر بل صغر بل خطي ولكن بن ظر بل من عصي ت ل تن
“Janganlah memandang kecil suatu perbuatan dosa, tetapi
pandanglah kepada Siapa yang engkau durhakai”
(Hadist Riwayat Ath-Thuusi)
34
SIBUK
Kesibukan bagai pisau yang tajam. Jika digunakan oleh orang
yang tidak tepat, bisa melukai diri sendiri. Tetapi jika berada di
tangan terampil seorang ahli, pisau itu bermanfaat untuk banyak
hal. Begitu juga kesibukan.
Bagi sebagian orang, dengan alasan kesibukan mereka
melalaikan hak-hak Allah dan RasulNya. Shalat jadi terlantar,
tilawah Al-Quran jadi terabaikan, bahkan keluarga dan
orangtuanya sendiri kurang diperhatikan. Ini namanya kesibukan
berada pada orang yang tidak tepat.
Tetapi tidak sedikit loh, orang-orang hebat justru karena
kesibukannya jadi gak kepikiran macam-macam untuk
melakukan maksiat. Mereka menikmati sekali pekerjaannya,
sehingga fokus mereka selalu tertuju dengan hal tersebut, dan
mereka tidak punya waktu untuk perbuatan maksiat. Asal
kewajiban agama Allah sudah ditunaikan, mereka sudah merasa
enjoy dengan aktivitasnya.
Apakah saudara termasuk orang hebat itu?
Berarti hal penting seperti ini perlu diniatkan juga. Saat langkah
pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah
nawaitu mencari rezeki ini agar aku dapat memperhatikan anak
yatim, dan melindungi diriku dari perbuatan maksiat kepadaMu“
35
HADIST KE-33
ر ه بل و ر ه ل ك ة ن بلس ن و ك ت , ف ان م بلز ب ار ق ت ي ت ح ة اع بلس م و ق ت ل
ة اع بلس ن و ك ت و ة اع لس ك م و ي بل ن و ك ي و م و ي ل ك ة ع م ج بل ن و ك ت و ة ع م ج ل ك
ار لن ب ة م ل ك
“Saat akan tiba hari kiamat, waktu akan semakin dekat. Sehingga
satu tahun seperti sebulan, satu bulan seperti seminggu, satu
minggu seperti sehari, satu hari seperti sejam, dan satu jam
seperti menyalakan kayu dengan api”
(Hadist Riwayat At-Tirmidzi)
36
JAMAN SEKARANG KAYANYA BEDA YA SAMA JAMAN DULU
Hayoo siapa yang pernah ngomong kaya gitu. Kaya nya kita
semua pernah bilang ya. Saat kita merasakan waktu kok cepat
banget berlalu. Perasaan baru kemaren bulan puasa, sekarang
sudah mau puasa lagi.
Perasaan cari rezeki semakin besar tantangannya ya. Dulu mah
orang tua kita bisa berangkat agak siang, sore udah pulang ke
rumah lagi, tapi rezekinya ada aja. Bisa kebeli rumah, kebeli
kebon. Sekarang berangkat pagi pulang malam, mau beli motor
aja susahnya minta ampun, apalagi rumah.
Apa bener cuma perasaan kita doang? Tentu saja bukan sebatas
perasaan, tetapi memang benar dunia ini semakin mendekati
kepada hari akhir. Bukankah Rasulullah sendiri yang bersabda,
bahwa ciri-ciri semakin dekat datangnya hari akhir, waktu yang
semakin sempit. Begitu pula semakin banyak orang terjerumus
mencari rezeki yang tidak halal.
Kita membuktikannya sendiri kan, bedanya jaman dulu dengan
jaman sekarang ? Sekarang percaya kan sama hadist Nabi
tersebut? Salah satu pembuktian kita tersebut karena kita
terlibat dalam usaha mencari rezeki sehari-hari.
Karena itulah perlu dijadikan niat juga. Saat langkah pertama kaki
kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari
rezeki ini agar aku dapat memperhatikan anak yatim, dan
melindungi diriku dari perbuatan maksiat kepadaMu, dan
semakin menguatkan imanku kepada hari akhir“
37
HADIST KE-34
س ج عن مع بته فل يفر ج كر وته وآن تفر تجاب دع من بربد آن تس
“Barangsiapa ingin agar doanya terkabul dan kesulitannya
teratasi, maka bantulah kesulitan orang lain”
(Hadist Riwayat Ahmad)
38
INGIN BAHAGIA? BAHAGIAKAN ORANG LAIN!
Bidang apa yang saudara tekuni saat ini? Saya yakin bidang
apapun itu pasti memberi manfaat untuk orang lain. Seorang
guru yang mengajarkan anak muridnya agar mengerti ilmu
pengetahuan yang mereka butuhkan di masa yang akan akan
datang. Seorang sopir yang mengantarkan penumpangnya
sehingga kehidupan mereka efisien, tidak membuang banyak
waktu di jalan karena jasa transportasi yang saudara kerjakan.
Seorang dokter yang menyembuhkan pasiennya yang sakit,
seorang pelukis yang meghidupkan ruang-ruang rumah dan
kantor dengan lukisannya sehingga menyenangkan mata
memandang. Seorang polisi dan TNI yang menjaga keamanan,
seorang buruh pabrik yang memproduksi barang-barang yang
menunjang kebutuhan orang banyak, montir, petugas
kebersihan, pegawai negeri, pedagang pakaian, apapun profesi
saudara, adakah yang tidak bermanfaat?
Jadi saat kita sedang berusaha mencari rezeki, ketahuilah bahwa
pada saat yang sama kita sedang membuka jalan rezeki pula bagi
orang lain.
Inilah dia niat berikutnya. Saat langkah pertama kaki kita keluar
mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari rezeki ini
agar aku dapat memperhatikan anak yatim, dan melindungi
diriku dari perbuatan maksiat kepadaMu, dan semakin
menguatkan imanku kepada hari akhir, dan memberi manfaat
kepada orang lain melalui usahaku ini“.
39
HADIST KE-35
ه طل ق ف شي ئىا ولو بن تل قى بخاك بوج رو قرن من بل مع ل ت
“Janganlah meremehkan perbuatan baik sedikitpun. Walaupun
seperti tersenyum saat berjumpa saudaramu”
(Hadist Riwayat Muslim)
40
MANUSIA SATU SAMA LAIN SALING TERHUBUNG
Mari kita pehatikan hal-hal kecil yang selama ini mungkin kita
abaikan, yaitu mereka yang mendapat manfaat secara tidak
langsung dari pekerjaan kita. Saat kita berangkat ke kantor
menggunakan kendaraan umum, artinya kita telah berbagi rezeki
dengan para sopir angkutan umum. Dengan kendaraan umum
tersebut beroperasi setiap hari, maka secara tidak langsung kita
telah berbagi juga dengan para pedagang spare part dan
aksesories kendaraan, tukang tambal ban, tukang cuci mobil, dan
bengkel.
Selanjutnya, dengan berlimpahnya rezeki para montir di bengkel
itu,maka kebutuhan pendukungnya jadi kebagian rezeki juga.
Termasuk Sekolah Menengah Kejuruan banyak diminati, para
guru mengajar disana, pengarang buku pelajaran pun akan
kebagian rezeki juga. Wah ga ada habisnya jika diteruskan.
Kita sebagai manusia adalah mahluk yang saling terhubung satu
sama lain. Saling membutuhkan sekaligus saling dibutuhkan. Kita
memiliki peran untuk orang lain, begitu pula orang lain berada
pada peran mereka untuk kita.
Inilah dia niat berikutnya. Saat langkah pertama kaki kita keluar
mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari rezeki ini
agar aku dapat memperhatikan anak yatim, dan melindungi
diriku dari perbuatan maksiat kepadaMu, dan semakin
menguatkan imanku kepada hari akhir, dan memberi manfaat
kepada orang lain melalui usahaku ini, dan menjaga kestabilan
ekonomi secara luas“.
41
HADIST KE-36
بد كر بلناس ي آب هري رة كن ورعىا تكن بع بلناس وكن قنعىا تكن بش
سن جوبرمن جاورك تكن منىا وبح ب لنف سك تكن مؤ وبحب للناس ما ت
ت بل قل ب حك تمي ة بلض ن كث حك فا ا و بقل بلض لمى مس
“Wahai Abu Hurairoh, jadilah orang yang waro, maka engkau
akan menjadi sebaik-baik ahli ibadah. Dan jadilah orang yang
qonaah, maka engkau akan menjadi orang yang benar-benar
bersyukur. Dan engkau cinta sesuatu terjadi pada orang lain,
seperti terjadi pada dirimu sendiri, maka engkau akan menjadi
mukmin sejati. Dan berbuat baiklah pada tetanggamu, maka
engkau akan menjadi muslim sejati. Dan kurangilah tertawa,
karena banyak tertawa akan mematikan hati”
(Hadist Riwayat Ibnu Majah)
42
WARO (BERHATI-HATI)
Mencari rezeki dengan tangan kita sendiri itu amazing banget.
Karena kita bisa langsung memilih sendiri mana rezeki yang halal
dan mana rezeki yang tidak halal. Kita bisa menentukan apakah
diri kita dan keluarga akan memakan rezeki hanya yang halal
atau mereka juga kita jerumuskan untuk memakan rezeki yang
tidak halal ? Semua pilihan ada di tangan kita.
Kehormatan kita sebagai seorang manusia itu diukur dengan
keberanian kita untuk menolak rezeki yang tidak halal. Berapa
banyak orang yang kelihatannya dalam keadaan keberlimpahan,
tapi ternyata berlimpahnya dengan rezeki yang tidak halal.
Rasanya orang tersebut sudah tidak punya harga diri lagi. Betul ?
Lagipula dari rezeki yang halal akan tumbuh pribadi yang
beriman, cerdas, dan berakhlak baik. Sebaliknya jika di tengah
keluarga ada anggota keluarga yang ahlaknya jauh dari agama,
koreksilah rezeki yang dia makan. Kemungkinan besar dari rezeki
yang tidak halal.
Memiliki sifat waro seperti ini bukan sesuatu yang bisa dianggap
sepele, harus diniatkan setiap hari. Maka saat langkah pertama
kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu
mencari rezeki ini agar aku dapat memperhatikan anak yatim,
dan melindungi diriku dari perbuatan maksiat kepadaMu, dan
semakin menguatkan imanku kepada hari akhir, dan memberi
manfaat kepada orang lain melalui usahaku ini, dan menjaga
kestabilan ekonomi secara luas, dan mendidik hatiku menjadi
waro“.
43
HADIST KE-37
تف من بل مح ب بل مؤ ن الله ي ب
“Sesungguhnya Allah mencintai mukmin yang bekerja dengan
sempurna”
(Hadist Riwayat Ath-Thabrani)
44
LABA-LABA
Semua ciptaan Allah demikian sempurna. Bahkan seekor hewan
yang keberadaannya kadang terabaikan oleh manusia, tetap saja
Allah ciptakan dengan sempurna. Coba lihat laba-laba.
Binatang yang satu ini demikian sempurna merajut jaringnya.
Bahkan serat untuk membuat jaringnya itu memiliki daya elastis
bisa diregangkan hingga 140% tanpa putus. Untuk serat sehalus
itu, elastisitasnya benar-benar tinggi mengalahkan serat halus
manapun yang mampu diproduksi manusia.
Tanpa menggunakan alat ukur dan alat hitung, laba-laba mahir
membuat jaringnya dengan berbagai variasi sudut yang
diinginkan sesuai dengan ukuran mahluk yang hendak ia
tangkap.
Jika hewan diciptakan sesempurna ini, bagaimana lagi dengan
manusia yang dibanggakan penciptaannya oleh Allah? Tentu jauh
lebih sempurna lagi. Karena itulah kita punya tanggung jawab
bahwa kita mampu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kita
dengan sempurna.
Maka saat langkah pertama kaki kita keluar mencari rezeki,
berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari rezeki ini agar aku dapat
memperhatikan anak yatim, dan melindungi diriku dari
perbuatan maksiat kepadaMu, dan semakin menguatkan imanku
kepada hari akhir, dan memberi manfaat kepada orang lain
melalui usahaku ini, dan menjaga kestabilan ekonomi secara
luas, dan mendidik hatiku menjadi waro, dan untuk
menghasilkan karya yang sempurna“.
45
HADIST KE-38
ار بلن ل و مذل لي ه ه بل نن فا ي ك وبلد ي
ب
“Berhati-hatilah dengan hutang. Sesungguhnya berhutang itu
suatu kesedihan di malam hari, dan kehinaan di siang hari”
(Hadist Riwayat Baihaqi)
46
PENJARA
Sebuah surat kabar nasional pernah memuat berita tentang
seorang gembong narkoba yang memiliki omset bisnis milyaran,
sedangkan dia masih berada di dalam penjara. Ajaib kan.
Rupanya dari dalam penjara dia bisa mengatur seluruh sirkulasi
bisnis narkobanya dan uangnya pun tetap berputar.
Jeruji besi hanya memenjara fisiknya, tetapi akalnya tetap bebas
mengendalikan bisnis haram orang banyak. Berbanding terbalik
dengan situasi tersebut, adalagi orang yang bebas fisiknya, tetapi
hatinya justru terpenjara. Siapa gerangan?
Merekalah orang yang terlilit hutang. Jeruji besi itu ada di
pikirannya. Mau apa-apa selalu ingat hutangnya. Mau kemana-
mana khawatir bertemu dengan orang yang mau menagih.
Benar-benar sebuah penjara pikiran.
Saya berpesan saudara jangan coba-coba mendekatinya. Dengan
rezeki yang kita cari, tutupi hutang tersebut. Jika sudah rampung,
berusahalah untuk menutupi hutang orang lain.
Maka saat langkah pertama kaki kita keluar mencari rezeki,
berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari rezeki ini agar aku dapat
memperhatikan anak yatim, dan melindungi diriku dari
perbuatan maksiat kepadaMu, dan semakin menguatkan imanku
kepada hari akhir, dan memberi manfaat kepada orang lain
melalui usahaku ini, dan menjaga kestabilan ekonomi secara
luas, dan mendidik hatiku menjadi waro, dan untuk
menghasilkan karya yang sempurna, dan untuk melunasi
hutang,“.
47
HADIST KE-39
د ل الله يعو ن آب وقاص قال, دخل رسو ل الله عن ب ن فقل ت ي رسو
لث؟ قال ف؟ قال ل, قل ت فبالث ه؟ قال ل, قل ت فبالن ص ص بمال ك آو
ن بلن فو من بن تدعهم عالى يتكف خي ي ل ب اس آن تدع به
Sahabat Abi Waqosh berkata; Ketika aku sakit Rasulullah datang
menjenguk dan aku bertanya, “Ya Rasulallah bolehkah aku
mewakafkan seluruh hartaku?” Nabi menjawab, “Tidak”. Aku
bertanya lagi, “Setengahnya?” Nabi menjawab, “Tidak”. Aku
bertanya lagi, “Sepertiganya?” Nabi menjawab, “Meninggalkan
keluargamu dalam keadaan berkecukupan lebih baik daripada
membiarkan mereka (kekurangan) sehingga mengemis pada
orang lain”
(Hadist Riwayat Bukhari)
48
AKTOR TANPA FILM
“Mas, minta sedekahnya mas saya belum makan dari kemaren”
Seorang pengemis mengagetkan saya karena tiba-tiba dia berada
di depan pintu. Kebetulan saat itu memang pagar dalam keadaan
terbuka, pintu rumah pun demikian. Tapi yang lebih heran lagi
dia itu seorang bapak muda, badannya gemuk, segar, tampak
tidak ada alasan yang memaklumi dia untuk mengemis. Tetapi
saya berusaha tetap khusnuzon kepadanya,
“Pak ntar saya ambilin makan aja sebentar pak”
“Ga usah mas, duit aja”
“Loh gapapa pak, mumpung banyak makanan di rumah. Lagian
bapak kan butuhnya makan, hayu pak makan disini aja”
“Ga usah mas, duit aja”
Belum saya ambil makanan maupun duit, dia akhirnya buru-buru
pergi begitu saja sambil menahan malu. Hmm… Begitulah
kebanyakan pengemis. Kadang bilangnya belum makan, tapi
ditawari makan malah nolak. Aneh.
Di mana anehnya ? Banyak sekali kalau mau dihitung. Aneh aja
memiliki Allah Tuhan Yang Maha Kaya, malah mengemis kepada
manusia. Aneh aja badan sehat, akalpun sehat, kok malah
berpikir mengemis itu sebagai sebuah pilihan profesi. Ah banyak
lah hal-hal yang memang pantasnya disebut aneh.
49
Saya yakin, tidak ada diantara kita yang menginginkan keanehan
tersebut terjadi pada diri kita, apalagi anak-anak kita. Karena itu
saat langkah pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah
“Ya Allah nawaitu mencari rezeki ini agar aku dapat
memperhatikan anak yatim, dan melindungi diriku dari
perbuatan maksiat kepadaMu, dan semakin menguatkan imanku
kepada hari akhir, dan memberi manfaat kepada orang lain
melalui usahaku ini, dan menjaga kestabilan ekonomi secara
luas, dan mendidik hatiku menjadi waro, dan untuk
menghasilkan karya yang sempurna, dan untuk melunasi hutang,
dan melindungi diri dan keluarga dari mengemis kepada
manusia“.
50
HADIST KE-40
ب ف خل ق الله ول ب ف الله تفكرو تفكرو
“Bertafakkur lah tentang ciptaan-ciptaan Allah, dan jangan
bertafakkur tentang Dzat Allah”
(Hadist Riwayat Abu Nu’aim)
51
TAFAKKUR
Bekerja membuat kita bermuhasabah setiap malam, betapa
beranekaragam manusia hidup di dunia yang sama, mengejar
dunia yang sama, tetapi dunia itu justru mendekatkan kepada
Allah bagi sebagian orang, dan adapula dunia itu menjauhkan
dari Allah bagi sebagian yang lain.
Bekerja membuat kita bertafakkur di keheningan subuh, bahwa
uang bukan segalanya, tapi keridhaan Allah itulah segalanya.
Hanya saja terkadang sebagian orang mengabaikan keridhaan
Allah demi mengejar uang. Padahal bagi sebagian yang lain,
mengejar uang justru menjadi sebab mereka bisa mencapai ridha
Allah. Karena mereka mengejarnya dengan niat yang benar, dan
menunaikan hak-hak uang dengan benar, yaitu darimana didapat
dan kemana dibelanjakan.
Bekerja membuat kita tidak pernah berhenti selalu merenungkan
tentang banyak hal. Karena itu saat langkah pertama kaki kita
keluar mencari rezeki, berniatlah “Ya Allah nawaitu mencari
rezeki ini agar aku dapat memperhatikan anak yatim, dan
melindungi diriku dari perbuatan maksiat kepadaMu, dan
semakin menguatkan imanku kepada hari akhir, dan memberi
manfaat kepada orang lain melalui usahaku ini, dan menjaga
kestabilan ekonomi secara luas, dan mendidik hatiku menjadi
waro, dan untuk menghasilkan karya yang sempurna, dan untuk
melunasi hutang, dan melindungi diri dan keluarga dari
mengemis kepada manusia, dan membuatku selalu bertafakkur“.
52
KESIMPULAN
Bisakah bekerja dan berbisnis tapi bernilai ibadah? Bisa banget.
Ibadahnya termasuk ibadah besar atau ibadah kecil? Tergantung
banyaknya niat. Semakin banyak niat-niat baik di dalamnya,
maka semakin besar nilai ibadah tersebut di sisi Allah.
Maka jangan pernah melupakan lagi empat puluh niat dalam
setiap langkah pertama kaki kita ketika mencari rezeki, yang
telah dibahas dalam kedua jilid buku ini, yaitu :
1. Niat agar Allah ridha kita menjadi hambaNya
2. Niat agar Rasulullah ridha kita menjadi umatnya
3. Niat mematuhi ayat Al-Quran
4. Niat mengikuti jejak ulama soleh
5. Niat agar bisa menunaikan haji dan umroh
6. Niat agar bisa mengeluarkan zakat
7. Niat menafkahi keluarga
8. Niat agar bisa memilih yang halal saja untuk keluarga
9. Niat silaturahmi
10. Niat memuliakan orang tua
11. Niat mengikuti jejak para Nabi
12. Niat mensyukuri nikmat
13. Niat berziarah kepada Rasulullah
53
14. Niat berziarah kepada ulama soleh
15. Niat agar diampuni dosa-dosa
16. Niat mensyiarkan Islam
17. Niat mengejar pahala ibadah yang lebih melimpah
18. Niat memperbanyak doa dan zikir
19. Niat membantu orang lain
20. Niat mendidik anak-anak
21. Niat agar mendapat ketenangan dalam ibadah
22. Niat agar hidup menjadi tertib waktu
23. Niat agar menguat iman tentang pengaturan rezeki dari Allah
24. Niat agar bertambah ilmu
25. Niat membangun bangsa
26. Niat mengejar impian/cita-cita
27. Niat melindungi diri dari riba
28. Niat menyebarkan ilmu
29. Niat agar menjadi penyemangat ibadah-ibadah lain
30. Niat menghiasi diri dengan akhlak karimah
31. Niat memperhatikan anak yatim
32. Niat melindungi diri dari perbuatan maksiat
33. Niat agar menguat iman tentang hari akhir
54
34. Niat memberi manfaat kepada orang lain
35. Niat menjaga kestabilan ekonomi secara luas
36. Niat mendidik hati menjadi waro
37. Niat menghasilkan karya sempurna
38. Niat melunasi hutang
39. Niat melindungi diri dari meminta-minta
40. Niat tafakkur
55
PENUTUP
Hidup kita masih sangat panjang. Alam dunia ini bukan fase
terakhir dari kehidupan kita. Masih ada alam kubur dan alam
akhirat. Maka sudah sepantasnya semua yang kita lakukan di
alam dunia ini menjadi bekal kita juga saat nanti di alam kubur
dan alam akhirat. Sekali lagi, semua yang kita lakukan!
Kalau kita masih membeda-bedakan mana rutinitas duniawi dan
mana ibadah, ah rasanya rugi sekali umur kita habis entah untuk
apa. Tahukah saudara semua yang kita lakukan bisa 100%
bermanfaat untuk dunia sekaligus 100% bermanfaat untuk
akhirat. Semua hal ini sebenarnya kuncinya hanya satu. Cuma
saya lupa kuncinya itu ditaro dimana. Hehehe.
Semua hal ini kuncinya adalah niat. Letaknya di dalam hati.
Diucapkannya dengan jujur. Kemudian diperbanyak niat tersebut
dengan sebanyak-banyaknya niat-niat baik yang lain. Insya Allah
inilah kuncinya.
Jadi jika pepatah dari negeri china berbunyi “Perjalanan sejauh
ribuan mil dimulai dari langkah pertama kaki kita”, maka mari
kita sempurnakan pepatah tersebut dengan lebih lengkap lagi
yaitu,
“PERJALANAN SEJAUH RIBUAN MIL MENUJU SURGA, DIMULAI
DARI LANGKAH PERTAMA KAKI KITA SAAT MENJEMPUT
REZEKI”.
Setuju kan ?
56
Belum membaca jilid pertama dari buku ini? Tidak apa-apa, buku
ini boleh dibaca dari jilid kedua dulu kok. Terus lanjut ke jilid
pertama. Bagaimana bisa mendapatkan buku jilid pertama?
Dowload terlebih dahulu aplikasi Telegram di smartphone
saudara. Aplikasi ini gratis di Playstore. Kemudian setelah
terpasang Telegram, buka aplikasinya,
1. Tekan tombol “search” di pojok kanan atas
2. Ketik dalam kolom search : arafat_channel
3. Kemudian masuk ke channel saya tersebut, dan klik tombol
JOIN yang berada paling bawah. (Sampai di sini saudara sudah
bergabung di channel saya ^_^ Saya ucapkan Selamat datang ya,
semoga menjadi sarana silaturahmi saya dengan saudara)
4. Dari channel saya tersebut scroll saja ke atas menuju tanggal
25 Januari 2017 dimana saya upload kedua jilid ebook ini. Tinggal
download deh. Mudah kan?
Saya ucapkan terimakasih tak terhingga karena saat saya
menyelesaikan jilid pertama dari ebook ini, saya memiliki banyak
saudara baru dari seluruh Indonesia yang telah berkenan
menyapa saya melalui akun pribadi di Telegram juga.
Saudara yang belum sempat menyapa, saya tunggu loh di akun
pribadi saya : @mukafiarafat. Karena silaturahmi itu
memperpanjang umur dan memperluas rezeki.
Sertakan nama saya dalam doa-doa saudara ya.
Arafat