kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · web viewpengaplikasian pestisida dan pupuk...

27
MOTIVASI PETANI DALAM USAHA TANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL Ria Puji Astuti / 20100220034 Dr. Ir. Sriyadi, MP Ir. Lestari Rahayu, MP Agribusines Department, Faculty of Agriculture Muhammadiyah University of Yogyakarta ABSTRACT The availability of food commodities ( rice ) is very necessary throughout the year primarily as a staple food of Indonesian society . Awareness of the importance of health and environmental sustainability of agriculture has been encouraging people to return to organic farming systems . This study aims to determine the profile of organic rice farmers , farmers know the technology in organic rice farming , knowing the level of motivation of farmers to apply organic rice farming , identifying factors associated with the motivation of farmers in organic farming implements . This research uses descriptive method that aims to describe the picture of systematic, factual , and accurate information on the facts about organic rice farmer motivation . Techniques to determine the respondents in the study using census method , ie by taking all farmers amounted to 35 people . Primary data were collected by interview using a questionnaire as a guide interviews , secondary data obtained from literature references or from the relevant authorities . Analysis of data to determine the relationship between variables using Spearman rank correlation analysis . The results showed organic rice farmers in the village of the District Wijirejo Pandak aged between 35-82 years , the lowest primary school education level and the highest is bachelor /S1 , organic rice farming activities conducted in the Village District of Pandak Wijirejo a principal occupation . The level of motivation is high organic rice growers . Based on the results it can be concluded that the Spearman Rank motivation organic rice farmers in the village Wijirejo positively associated with education level , farming experience , broad , capital , illumination intensity , technology , benefits , and production . Keywords : motivation , organic rice farming , motivational factors A. Pendahuluan Ketersediaan komoditas pangan (padi) sangat diperlukan sepanjang tahun terutama sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya.Upaya peningkatan produksi yang dilaksanakan 1

Upload: lyliem

Post on 05-Jul-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

MOTIVASI PETANI DALAM USAHA TANI PADI ORGANIKDI KECAMATAN PANDAK

KABUPATEN BANTUL

Ria Puji Astuti / 20100220034Dr. Ir. Sriyadi, MP

Ir. Lestari Rahayu, MPAgribusines Department, Faculty of Agriculture

Muhammadiyah University of Yogyakarta

ABSTRACT

The availability of food commodities ( rice ) is very necessary throughout the year primarily as a staple food of Indonesian society . Awareness of the importance of health and environmental sustainability of agriculture has been encouraging people to return to organic farming systems . This study aims to determine the profile of organic rice farmers , farmers know the technology in organic rice farming , knowing the level of motivation of farmers to apply organic rice farming , identifying factors associated with the motivation of farmers in organic farming implements . This research uses descriptive method that aims to describe the picture of systematic, factual , and accurate information on the facts about organic rice farmer motivation . Techniques to determine the respondents in the study using census method , ie by taking all farmers amounted to 35 people . Primary data were collected by interview using a questionnaire as a guide interviews , secondary data obtained from literature references or from the relevant authorities . Analysis of data to determine the relationship between variables using Spearman rank correlation analysis . The results showed organic rice farmers in the village of the District Wijirejo Pandak aged between 35-82 years , the lowest primary school

education level and the highest is bachelor /S1 , organic rice farming activities conducted in the Village District of Pandak Wijirejo a principal occupation . The level of motivation is high organic rice growers . Based on the results it can be concluded that the Spearman Rank motivation organic rice farmers in the village Wijirejo positively associated with education level , farming experience , broad , capital , illumination intensity , technology , benefits , and production .Keywords : motivation , organic rice farming , motivational factors

A. Pendahuluan

Ketersediaan komoditas pangan (padi) sangat diperlukan sepanjang

tahun terutama sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia pada

umumnya.Upaya peningkatan produksi yang dilaksanakan oleh pemerintah

selain untuk meningkatkan kesejahteraan petani, juga merupakan salah satu

tugas utama pemerintah dalam penyediaan bahan pangan pokok masyarakat.

Pertanian organik sebenarnya bukan hal yang baru, termasuk budidaya

tanaman padi.Beras organik dikatakan sebagai hal baru setelah puluhan tahun

belakangan ini padi hanya dibudidayakan secara non-organik. Pengaplikasian

pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa,

maka berasnya pun mengandung residu pestisida.Padahal residu ini sangat

berbahaya bagi kehidupan manusia, bahkan pembudidayaan non-organik itu

pun mengancam kelestarian lingkungan.(Ktnakampar, 2011)

Banyak kerugian yang dialami petani namun petani tetap

membudidayakan padi organik dikarenakan permintaan konsumen akan beras

1

Page 2: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

organik sebesar 1.141.102 kw sehingga dapat meningkatkan pendapatan

patani padi, (Ahmad, 2007). Namun kenyataan dilapangan menunjukan

bahwa tidak semua petani termotivasi untuk menerapkan usahatani

organik.Masalahnya adalah mengapa sebagian petani belum termotivasi

menerapkan pada usahataninya.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran secara sisematik,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta tentang profil petani padi organik

dan, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani melakukan usahatan

padi organik. Selain itu metode deskriptif analisis juga menerangkan

hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna

dan implikasi suatu masalah yang ingin dipecahkan. (Nazir 1989)

Penetuan Lokasi

Penelitian dilakukan di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupatan

Bantul. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja karena desa tersebut

merupakan daerah yang mendapat bantuan dari Bank Indonesia dan

merupakan beras domestik yang mendapat sertifikan beras organik di Bantul.

Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel kelompok petani dilakukan secara sengaja

berdasarkan jumlah anggota kelompok tani yang menanam padi

organik.Pengambilan sampel petani dilakukan secara sensusatau pengambilan

data secara keseluruhan.Jumlah petani yang dijadikan sampel sebanyak 35

petani organik.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data Primer adalah data data yang diperoleh dari pengamatan lapangan

dan wawancara dan penyebaran kuisioner. Wawancara adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dan petani yang menjadi

responden dengan menggunakan alat berupa kuisioner. survey, yaitu suatu

penelitian yang mengambil sampel dari populasi petani, dimana informasi

tentang usahatani padi organik, dikumpulkan dari sebagian populasi untuk

mewakili seluruh populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat

pengumpulan data pokok.

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan

cara mencatat data dari instansi atau lembaga terkait yang berhubungan

dengan penelitian, dalam hal ini data sekunder yang diambil adalah data

tentang profil Desa Wijirejo kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

2

Page 3: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

Asumsi dan Pembatasan Masalah

Asumsi dalam penelitian ini adalah dianggapnya sama dalam keadaan

fisik, keadaan alam, dan harga padi organik setiap musim dalam penanaman.

Petani yang dijadikan responden yaitu mereka yang menerapkan usahatani

padi organik pada saat penelitian berlangsung.

Definisi Oprasional

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan dalam mencapai

tujuan tertentu. Motivasi yang ada pada seseorang ini yang akan

mewujudkan tingkah laku yang mengarahkan pada tujuan untuk mencapai

sasaran kepuasan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu

didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang tersebut, kekuatan

pendorong inilah yang disebut motivasi. Oleh sebab itu kita dapat

mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu dimulai

dengan adanya suatu motivasi.Secara definisi dapat dikatakan bahwa

motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang

diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.Motivasi dipengaruhi

dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Untuk indikartor

motivasi adalah, luas lahan, rasa, dan harga sedangkan untuk pengukuran

motivasi menggunakan skor.Dikatakan tinggi atau berskor tiga jika petani

termotivasi dari diri sendiri, dikatakan sedang atau berskor dua jika petani

termotivasi karena mengikuti anjuran pemerintah, dan dikatakan rendah atau

berskor satu jika petani termotivasi karena mengikuti petani lain, Faktor-

faktor Internal adalah ciri-ciri pribadi petani yang diduga berhubungan

dengan motivasi petani dalam menerapkan pupuk organik pada usahatani

padi organik.

a) Umur adalah usia responden pada saat melakukan penelitian yang

dinyatakan dalam tahun.

b) Pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal kelas terakhir yang pernah

diselesaikan oleh petani. Tingkat pendidikan dibedakan menjadi SD,

SMP, SMA, D3, dan Perguruan Tinggi. Dikatakan sangat tinggi atau

berskor empat jika petani responden berpendidikan S1, dikatakan tinggi

atau berskor tiga jika petani responden berpendidikan terakhir SMA,

dikatakan sedang atau berskor dua jika petani responden berpendidikan

SMP, dikatakan rendah atau berskor satu jika petani responden

berpendidikan terakhir SD.

c) Pengalaman berusahatani adalah lamanya responden bercocok tanam

padi, mulai dari awal sampai saat wawancara dilakukan, yang dinyatakan

dalam satuan tahun.

d) Luas lahan garapan adalah luas satuan hamparan tanah yang diusahakan

oleh responden dalam usahatani padi organik, baik lahan milik sendiri

atau lahan sewa, pengukurannya dalam meter (m).

e) Pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan diorganisasikan

untuk memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman yang

3

Page 4: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

terakumulasi sehingga bisa diaplikasikan ke dalam masalah atau proses

bisnis tertentu. Pada dasarnya pengetahuan mempunyai kemampuan

prediktif atau perkiraan terhadap sesuatu sebagai hasil dari pengenalan

suatu bentuk atau pola.Data dan Informasi terkadang dapat

membingungkan seseorang, maka pengetahuanlah yang mengarahkan

tindakan. Jika petani memiliki responden memiliki pengetahuan, maka

petani akan lebih selektif dalam mengambil keputusan, pengetahuan

dapat berasal dari lamanya petani berusahatani padi biasa ke padi

organik, pengukurannya menggunakan skor. Dikatakan tinggi atau

berskor tiga jika petani responten mengetahui dalam proses budidaya

padi organik, dikatakan sedang atau berskor dua jika petani reponden

jika petani mengetahui sebagian cara dalam budidaya padi organik,

dikatakan rendah atau berskor satu jika petani tidak tau cara budidaya

padi organik.

f) Teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses

tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk , produk yang

dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu

menjadi bagian integral dari suatu sistem (Miarso 2007). Pengukuran

menggunakan skor, dikatakan tinggi atau berskor tiga jika petani

mengetahui dan menggunakan teknologi dalam penerapan usahatani

padi organik, dikatakan sedang jika petani mengetahui teknologi tetapi

tidak menerapkan dalam usahatani padi organik dan dikatakan rendah

jika petani tidak mengetahui teknologi dalam usahatani padi organik.

C. Teknis Analisis

1. Untuk mengetahui motivasi petani dalam budidaya padi organik di

Kecamatan Pandak, kabupaten Bantul menggunakan analisis deskriptif

yaitu apa motivasi petani dalam budidaya padi organik yang telah

dilakukan oleh petani setempat, dan apakah telah sesuai dengan anjuran

penyuluh sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar.

Capaian skor = Jumlah skor yang diperoleh – skor terendah

Total skor tertinggi – skor terendah

Untuk kategori penyesuaian pencapaian skor yang meliputi tinggi, sedang

dan rendah. Diperoleh dari perhitungan interval dan formulasi rumus

sebagai berikut:

Interval = skor tertinggi – skor terendah

Jumlah katagori

Tabel 1 Kategori tingkat motivasi usahatani padi organik dan penerapan teknologi

Variabel Kisaran Skor

Kategori

Tingkat motivasi Usahatani padi Organik

1-3 Rendah 1-1.66 Sedang 1.67-2.32

Tinggi 2.33-3

4

Page 5: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

2. Anlisis Kolerasi.

Untuk mengukur ada tidaknya hubungan atau kolerasi antar

tingkat motivasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya diuji

dengan kolerasi Rank Spearman. Langkah-langkah pengujian Rank

Spearman untuk menguji signifikansi antara faktor-faktor yang

memperngaruhi dengan tingkat motivasi dapat diuji sebagai berikut:

a. Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak terdapat kolerasi antara faktor-faktor internal dan

eksternal terhadap tingkat motivasi usahatani padi organik.

Ha : Ada kolerasi antara antara faktor-faktor internal dan eksternal

terhadap tingkat motivasi usahatani padi organik.

b. Menghitung nilai Rank Spearman dengan rumus:

Rs=1−6∑ D 2n(n2−1)

Keterangan:

Rs : Koefisian Rank Spearman

N : Jumlah pasangan observasi anatar satu variabel terhadap variabel

lainnya

D : Perbedaan rangking yang diperoleh pada tiap pasangan observasi

Nilai koefisien kolerasi yang akan diperoleh berkisar antara -1

sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 atau -1 nilai koefisien kolerasinya

semakin erat.

c. Test Statistik

t h=Rs√n−2√1−Rs 2

d. Pengambilan Keputusan

Ho ditolak bila, t-hitung > t-tabel dengan α = 10 %

Ho diterima bila, t-hitung ≤ t-tabel dengan α = 10 %

Hasil dan pembahasan

1. Profil Petani Padi Organik

Sebagai salah satu kecamatan produsen padi organik, Desa

Wijirejo memiliki kelompok petani yang menanaxman padi organik.

Petani-petani yang menanam padi organik Desa Wijirejo ini tergabung

dalam kelompok Tani Makmur, namun demikian kelompok – kelompok

tani di Kecamatan Pandak tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) Mitra Usaha Tani. Untuk mengetahui motivasi dalam

usahatani padi organik di Desa Wijirejo maka perlu diketahui karasteristik

petaninya:

a. Jenis Kelamin

5

Page 6: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

Identitas petani digunakan untuk mengetahui karasteristik petani

diantaranya jenis kelamin.

Tabel 2 jenis kelamin petani padi organic

Sebagian besar petani padi organik adalah laki-laki yaitu 71.4 persen.

Besarnya jumlah laki-laki dari pada perempuan karena laki-laki merupakan

pelaksana kegiatan usahatani.Serta laki-laki dan perempuan merupakan tulang

punggung keluarga yang bertanggungjawab atas kehidupan keluarganya.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah mata pencaharian yang dimiliki oleh seseorang

untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

Tabel 3 Pekerjaan utama padi organikUraian Jumlah PersentasePetani 23 65.71Buruh 12 34.29Jumlah 35 100.00

Pekerjaan utama di Desa Wijirejo adalah petani dengan jumlah 65.71

persen, bahwa sebagian besar penduduk Desa Wijirejo bermata pencaharian

sebagai petani pemilik, petani penggarap dan petani buruh. Dengan luas lahan

pertanian yang dimiliki oleh Desa Wijirejo membuat petani memanfaatkan

lahan tersebut untuk mengusahatanikan padi organik yang pada saat ini

mengalami peningkatan permintaan.

c. Status Kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan merupakan salah satu faktor penunjang bagi

petani untuk melakukan usahatani padi organik.Status kepemilikan lahan

dapat berupa milik sendiri, sewa, sewa dan milik sendiri.

Tabel 4 Status kepemilikan lahan petani padi organikUaraian Jumlah PersentaseStatus kepemilikan LahanSewa 12 34.29Milik 18 51.43Sewa dan Milik 5 14.29Jumlah 35 100

Untuk petani responden, Diketahui bahwa mayoritas petani disetiap

kelompok tani telah mempunyai lahan sendiri dengan jumlah 51.43 persen

yang bisa berasal dari milik sendiri maupun turunan dari orang tua, dengan

demikian para petani dapat menekan biaya usahataninya untuk menyewa

lahan dalam usahatani padi organik. Dari status kepemilikan lahan dapat

diartikan bahwa sebagian besar petani memiliki lahan sendiri dan petani akan

melakukan usahataninya secara konvensional. Dengan luas garapan yang

dimiliki oleh petani responden diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi

padi organik sehingga dapat meningkatkan pendapatanpetani reponden.

d. Umur

6

Uraian Jumlah PersentaseJenis KelaminLaki-Laki 25 71.4Perempuan 10 28.6Jumlah 35 100

Page 7: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

Umur merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap

kemampuan fisik, psikologis dan biologis seseorang. Petani yang berumur

lebih muda biasanya akan bersemangat dibandingkan dengan petani yang

berumur lebih tua (Soekartawi, 1988).

Tabel 5 Umur petani padi organikNo Umur (Tahun) Jumlah Orang Persentase

(%)1 33-43 11 31.432 44-54 15 42.863 55-82 9 25.71

Jumlah 35 100.00

Umur petani berkisar antara 33 – 82 tahun.Sebagian besar petani

berusia 44 – 54 tahun. Bila dilihat dari usia produktif, maka dapat dikatakan

bahwa sebagian petani relatif masih tergolong usia muda dan produktif

dengan presentase 42.86 persen.

e. Pendidikan

Tingkat pendidikan petani sangat berpengaruh terhadap kemampuan

dalam mengadopsi suatu inovasi.Semakin tinggi tingkat pendidikan petani

dapat diharapkan semakin rasional dalam pola pikirnya dan juga daya

nalarnya.Pendidikan yang semakin tinggi diharapkan dapat merubah sikap

dan perilaku untuk bertindak lebih rasional.

Tabel 6 Pendidikanpetani padi organikNo Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase

(%)

1 SD 15 42.862 SMP 6 17.143 SMA 13 37.144 S1 1 2.86

Jumlah 35 100.00

Analisis data primer menunjukan bahwa tingkat pendidikan petani

padi organik ini tergolong rendah yaitu sebesar 42.68 persen yang hanya

bertamatan SD. Rendahnya tingkat pendidikan menunjukan masih rendahnya

kualitas sumberdaya petani responden, dimana hal ini akan berdampak pada

motivasi petani dalam menerapkan suatu teknologi baru.

f. Pengalaman usahatani

Pengalaman petani dalam berusahatani berpengaruh terhadap cara

mengadopsi suatu inovasi. Semakin lama pengalaman usahatani maka tingkat

mengadopsi suatu teknologi akan semakin tinggi.

Tabel 7 Pengalaman usahatani padi organik No Pengalaman Berusaha

Tani (Tahun)Jumlah Orang

Persentase (%)

1 1 – 4 1 2.862 5 – 9 8 22.86

7

Page 8: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

3 > 10 26 74.29Jumlah 35 100.00

Sebagian besar petani telah memiliki pengalaman berusahatani l0 tahun

ke atas sekitar 74.29 persen. Pengalaman petani dalam berusahatani yang

relatif lama menggambarkan bahwa petani cukup banyak memiliki

pengetahuan dan keterampilan berusahatani padi organik.Sesuai pengalaman

usahatani tersebut maka segala inovasi dan sesuatu hal yang baru yang

berkaitan dengan usahataninya selalu dibandingkan dengan pengalaman

usahatani yang dialaminya selama ini.

g. Luas Lahan

Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi

petani.Pada umumnya petani memiliki lahan usahatani baik untuk tanaman

pokok maupun tanaman lainnya.

Tabel 8 Luas lahan petani padi organikNo Luas (m2) Jumlah Orang Persentase (%)1 100-400 2 5.712 500-900 11 31.43

3 >1000 22 62.86Jumlah 35 100.00

Rata – rata petani responden mengusahakan usahatani padi organik

dengan luas lahan 1000 m atau sebesar 62.86 persen. Dengan luas lahan yang

dimiliki oleh petani responden dapat menghasilkan produksi sebanyak 7 kw

per sekali musim tanam. Luas lahan yang dimiliki oleh petani dapat

berdampak terhadap tingkat motivasi karena semakin luas garapan yang

dimiliki maka hasil produksi yang dihasilkan akan meningkat sehingga

menambah pendapatan karena harga beras organik lebih mahal.

h. Pengetahuan

Pengetahuan adalah ilmu yang dimiliki oleh petani yang digunakan

untuk usahatani padi organik.Pengetahuan yang dimiliki oleh petani

responden dapat mempermudah petani dalam mengadopsi inovasi baru.

Tabel 9 petani padi organikNo Pengetahuan Jumlah

OrangPersentase (%)

1 Tidak 0 0

8

Page 9: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

2 Sebagian 1 2.863 Mengetahui 34 97.14

Jumlah 35 100.00

petani responden Kecamatan Pandak mengetahui pengetahuan

tentang usahatani padi organik sebanyak 97.14 persen. Pengetahuan dapat

mempengaruhi tingkat motivasi karena jika petani responden mempunyai

tingkat pengetahuan yang tinggi dapat mempermudah petani responden untuk

menerima teknologi baru dengan tingkat penalaran yang rasional.

i. Teknologi

Teknologi adalah suatu metode yang digunakan petani responden

dalam melakukanusahatani padi organik.

Tabel 10 Teknologi petani padi organikNo Pengetahuan Jumlah

OrangPersentase (%)

1 Tidak Menerapkan 1 2.862 Menerapkan Sebagian 4 11.433 Menerapkan 30 85.71

Jumlah 35 100.00

Teknologi yang petani responden gunakan untuk meningkatkan hasil

produksi padi organik adalah seperti sistem tanam, pemupukan, dan

panen.petani responden menerapkan teknologi didalam penanaman,

pemupukan dan panen sebesar 85.71 persen. Teknologi dapat mempengaruhi

tingkat motivasi responden karena jika responden menerapkan teknologi

maka akan membantu dalam mempermudah petani responden meningkatkan

hasil produksi. Semakin tinggi penerapan teknologi petani responden akan

meningkatkan motivasi petani dalam usahatani padi organik yang akan

digunakan untuk meningkatkan hasil panen.

j. Ketersediaan Modal

Mosher (1987) menyatakan bahwa ketersediaan modal merupakan

salah satu fakor yang menentukan keberhasilan suatu usahatani, oleh karena

modal memegang peranan penting dalam mengembangkan usahataninya.

Tabel 11 Ketersediaan modal petani padi organikNo Ketersediaan Modal Jumlah

OrangPersentase

(%)1 Kekurangan modal 2 5.712 Modal Cukup 3 8.573 Modal lebih 30 85.71

Jumlah 35 100.00

petani responden memiliki modal lebih dengan persentasi 85.71

persen, kelebihan modal yang dimiliki oleh petani responden berkisar Rp.

50.000 – 200.000. Ketersediaan modal dapat mempengaruhi motivasi.

Semakin tinggi modal yang dimiliki oleh petani semakin termotivasi karena

petani dapat menjalankan usahatani padi organik tanpa takut kekurangan

modal.

k. Intensitas Penyuluhan

9

Page 10: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

Menciptakan petani yang tangguh perlu dilaksanakan kegiatan

penyuluhan pertanian secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang

disesuaikan dengan kebutuhan petani. Pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan yang intensif kepada para petani berdampak positif, sehingga

adanya Balai Penyuluh Pertanian dapat mempengaruhi petani dalam

merespon suatu teknologi baru. Disamping itu intensitas petani dalam

mengikuti penyuluhan pertanian diharapkan mampu meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam berusahatani. Semakin intensif

petani mengikuti penyuluhan maka akan semakin responsif terhadap suatu

teknologi.

Tabel 12 frekuensi kehadiran penyuluhan petani padi organik No Intensitas Penyuluhan Jumlah

OrangPersentasi

(%)1 Tidak Pernah Mengikuti 0 0.002 Kadang Mengikuti 2 5.713 Mengikuti 33 94.29

Jumlah 35 100.00

Intensitas penyuluhan dalam penelitian ini merupakan kegiatan

penyuluhan yang diterima atau diikuti yang berkaitan dengan kegiatan

usahatani, baik melalui kelompok tani maupun kepada perorangan.petani

responden cenderung mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan dengan

persentase 94.29 persen.

l. Peluang Pasar

Pasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

usahatani. Suatu komoditas walaupun sangat produktif, namun jika

pemasarannya sulit atau tidak lancar, akan menyebabkan petani enggan

melakukan usahatani.

Tabel 13 Peluang pasar padi organik No Peluang Pasar Jumlah

OrangPersentase (%)

1 Tidak Meningkatkan

0 0.00

2 Biasa saja 1 2.863 Meningkatkan 34 97.14

Jumlah 35 100.00

petani responden dapat meningkatkan pendapatan dengan menanam

padi organik dengan persentase 97.14 persen. Petani responden mengalami

kemudahan dalam pemasaran sebab pemasaran padi organik selama ini yang

dilakukan oleh petani-petani responden boleh dikatakan sangat lancar, karena

semua hasil produksi selalu terjual dengan mudah bahkan petani dalam

menjual hasil produksinya tidak perlu jual kepasar sebab dalam

pemasarannya petani responden menjualnya ke Gapoktan Mitra Usahatani,

petani – petani responden menjual ke gapoktan karena harga jual yang

ditawarkan dari tengkulak dan gapoktan sama Rp 9.000 per kg beras organik.

2. Teknologi Usahatani Padi Organik

10

Page 11: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

Teknologi usahatani padi organik dapat membantu petani responden

untuk melakukan usahatani padi organik dengan inovasi baru.

a. Penyiapan Benih

Penyiapan benih yang dilakukan dalam proses usahatani padi organik

dapat dikatakan cukup sesuai dengan SOP karena petani responden

melakukan berdasarkan SOP usahatani padi organik, namun terdapat

perbedaan dalam umur persemaian dalam SOP umur persemaian berumur 12-

20 hari sedangkan dalam usahatani padi organik umur persemaian 15-21 hari

b. Persiapan Lahan

Dalam usahatani padi organik, persiapan lahan dikatakan cukup

sesuai dengan SOP, tetapi terdapat berbedaan dalam proses pembajakan.

Dalam SOP setelah dibajak didiamkan selama 7-10 hari tetapi dalam

kenyataan usahatani padi organik didiamkan selama 3-5 hari.

c. Penanaman

Setelah persemaian berumur ± 21 hari bibit sudah siap dipindahkan

lahan sawah, untuk mempermudah pembawaan ikatan bibit, maka bibit

diletakan ditempat-tempat yang mudah dijangkau oleh para penanam, Jarak

tanam yang digunakan yaitu 23 x 23 cm dengan jumlah bibit perlubang 2-3

helai. Untuk proses penanaman dikatakan sesuai dengan SOP.

d. Pemeliharaan

Pemupukan pertama pada saat pengolahan tanah dengan pemberian

pupuk kandang, pemupukan susulan II dilakukan setelah tanam berumur 15

hari, pemberian pupuk susulan III dilakukan pada umu 35 hari. Pemeliharaan

kedua yaitu penyiangan.Penyiangan I dilakukan pada umur 15 hari setelah

tanam, penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma disekitar tanaman dan

dilakukan pengosrokan disela-sela tanaman.Penyiangan II dilakukan pada

saat padi berumur 30 hari dengan mencabut gulma disela-sela tanaman.Dalam

pengamatan terhadap organisme penganggu tanaman di areal lahan dimulai

setelah tanam sampai sebelum panen . Apabila terdapat hama maka dilakukan

pengendalian dengan menggunakan pupuk dan pestisidaorganik. Dalam

Proses pemeliharaan dapat dikatan sesuai dengan SOP.

e. Panen

Padi dipanen pada umur 85-90 hari.Dengan alat yang digunakan

yakni sabit biasa dan sabit bergerigi.Padi yang sudah dipanen dikumpulkan

ditempat kering kemudian dirontokan.Padi yang surag dirontokan kemudian

dijemur hingga kering.Untuk proses panen padi organik dapat dikatakan

sesuai dengan SOP.

3. Motivasi

Motivasi adalah setiap usaha yang dilakukan untuk menimbulkan

motif pada diri seseorang (Padmowiharjo, 1994). Motivasi petani responden

dapat berasal dari diri sendiri, anjuran dan ikut petani – petani lain yang

mendorong petani petani responden untuk mengusahatanikan padi organik.

Tabel 14 Tingkat motivasi petani respondenNo Motivasi Kisaran

SkorJumlah Orang

Jumlah Skor

Persentase (%)

11

Page 12: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

1 Ikut Petani Lain 1 3 3 8.572 Anjuran 2 15 30 42.863 Diri Sendiri 3 17 51 48.57

Jumlah 35 84 100.00Rata-Rata 2.4

Tabel 14 menunjukan bahwa tingkat motivasi petani responden dapat

dikatakan tinggi dengan rata-rata kisaran skor 2.4, ini sesuai dengan capaian

skor.Dikatakan tinggi karena rata-rata petani responden menanam padi

organik berasal dari diri sendiri yang ingin merasakan manfaatnya seperti

kesehatan, rasa dan harga yang lebih tinggi dibandingkan padi anorganik.

Diri sendiri,merupakan faktor yang paling mempengaruhi motivasi

petani responden dalam usahatani padi organik. Ini terbukti dengan data tabel

14 yang menunjukan bahwa tingkat motivasi petani responden yang

dipengaruhi diri sendiri sebesar 48.57 persen. Jika petani responden telah

memiliki niatan untuk usahatani padi organik maka petani responden akan

lebih mudah untuk terdorong melakukannya.

4. Hubungan Motivasi dengan Faktor

Faktor-faktor motivasi internal dan eksternal akan mempengaruhi

tingkat motivasi dengan penerapan usahatani padi organik, faktor-

faktornya antara lain:

Tabel 15 Hubungan Motivasi dengan Penerapan Usahatani Padi Organik

No Faktor – faktor Motivasi Tingkat Motivasi( Nilai Kolerasi )

1. Umur -0.1872. Pendidikan 0.1283. Pengalaman Berusahatani 0.1024. Luas 0.1365. Modal 0.314*6. Intensitas Penyuluhan 0.312*7. Peluang Pasar -0.1708. Teknologi 0.2659. Manfaat 0.451**10. Harga -0.06611. Produksi 0.009Keterangan : * signifikan pada taraf 0.05

** signifikan pada taraf 0.01

Hubungan antara Umur dengan Motivasi Petani Padi Organik

Tabel 15 menunjukan bahwa umur tidak berhubungan nyata dengan

tingkat motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik dimana

nilai kolerasi – 0.187. Hal ini disebabkan bahwa umur tidak menjamin akan

menumbuhkan tingkat motivasi, umur responden yang muda mempunyai

pandangan yang positif terhadap usahatani padi organik maka mempunyai

tingkat motivasi yang tinggi, sedangkan jika umur responden semakin tua,

tingkat motivasi semakin menurun dikarenakan pandangannya terhadap

usahatani padi organik negatif dan petani responden hanya mau

12

Page 13: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

melaksanakan kegiatan – kegiatan yang sudah biasa diterapkan selama ini.

Umur tidak berpengaruh langsung terhadap pembentukan motivasi dalam diri

seseorang.Pembentukan motivasi dalam diri seseorang lebih ditentukan oleh

tingkat kebutuhan yang dirasakan individu tersebut.

Hubungan antara Pendidikan dengan Motivasi Petani Padi Organik

Dari hasil kolerasi data tabel 15 terdapat hubungan yang tidak nyata

dengan hasil kolerasi 0.128 atau Ho diterima artinya pendidikan petani tidak

berpengaruh terhadap motivasi petani pada usahatani padi organik atau tidak

nyata mempengaruhi motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi

organik. Hal ini juga didukung dengan hasil analisis bahwa sebagian besar

petani responden berpendidikan SD.

Diharapkan jika semakin tinggi pendidikan petani responden dapat

meningkatkan kesadaran petani akan kesehatan, tetapi dalam kenyataanya

pendidikan petani responden tidak berhubungan nyata dikarenakan

pendidikan petani responden rendah.

Hubungan antar Pengalaman dengan Motivasi Petani Padi Organik

Pengalaman dalam menanam padi pada dasarnya dapat menambah

motivasi petani dalam melakukan usahatani padi organik karena petani sudah

mengetahui kekurangan padi organik, namun dalam kenyataanya pengalaman

penanaman padi tidak mempengaruhi motivasi petani.

Hasil dari tabel 15 menunjukan bahwa pengalaman mempunyai nilai

kolerasi 0.102.Hasil tersebut menunjukan bahwa pengalaman petani

responden tidak mempengaruhi tingkat motivasi petani responden dalam

menerapkan usahatanipadi organik. Petani responden menganggap bahwa

selama ini proses penanaman padi organik samadengan penanaman padi

anorganikdalam penanaman, pemupukan dan pasca panen yang membedakan.

Hubungan antara Luas Lahan Garapan dengan Motivasi Petani Padi

Organik

Tabel 15 menunjukan bahwa nilai kolerasi antara luas garapan

dengan motivasi yaitu 0.136 artinya luas garapan tidak mempengaruhi tingkat

motivasi. Hal ini disebabkan luas garapan yang luas tidak menjamin tingkat

motivasi petani menjadi tinggi dalam menerapkan usahatani padi organik,

dikarenakan petani responden merasa sama dalam proses penanaman padi

organik maupun anorganik dan luas lahan yang dimiliki oleh petani

responden tidak dapat menambah hasil produksi karena petani responden

tidak dapat menambah luas lahan. Hal ini juga ditunjang dengan hasil analisis

bahwa petani pada umumnya mempunyai luas garapan rata – rata 1000 m2.

Hubungan antar Modal dengan Motivasi Petani Padi Organik

Modal merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan produksi

pertanian. Tanpa modal yang memadai sulit bagi petani untuk

mengembangkan usahataninya hingga mencapai produksi yang optimal dan

keuntungan yang maksimal. Pembentukan modal diartikan sebagai suatu

proses beberapa bagian pendapatan yang disisihkan atau diinvestasikan untuk

memperbesar output dikemudian hari.

13

Page 14: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

Penciptaan modal oleh petani biasanya dilakukan dengan

menyisihkan sebagian hasil pertanian musim lalu (menabung) untuk tujuan

yang produktif. Modal usaha yang digunakan petani dalam berusahatani dapat

berasal dari dirinya sendiri maupun pinjaman dari pihak lain. Pada tabel 3

menunjukan hubungan yang nyata positif, dengan nilai kolerasi 0.312*

berarti terdapat hubungan yang nyata positif antara ketersediaan modal

dengan tingkat motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik.

Hal ini berarti makin tinggi modal yang dimiliki oleh petani responden maka

kecenderungan tingkat motivasi petani akan meningkat sehingga kebutuhan

sarana produksi dapat tercapai.

Hubungan Intensitas penyuluhan dengan Motivasi Petani Padi Organik

Intensitas penyuluhan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai

frekuensi petani dalam mengikuti kegiatan penyuluhan tentang usahatani padi

organik yang diselenggarakan oleh penyuluh pertanian ataupun mengikuti

pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok tani dalam upaya

meningkatkan motivasi pada usahatani padi organik, kesesuaian materi yang

disampaikan oleh penyuluh, metode yang dipakai oleh penyuluh dalam

kegiatan penyuluhan, media yang digunakan oleh penyuluh apakah dapat

menumbuhkan motivasi petani.

Tabel 15 menunjukan bahwa antara intensitas penyuluhan

berhubungan nyata dengan tingkat motivasi petani responden dalam

menerapkan usahatani padi organik dengan niali kolerasi 0.312*.Hal ini

karena semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan semakin tinggi

tingkat motivasi hal ini dikarenakan penyuluhan memberikan informasi

tentang padi organik sehingga petani responden mengetahui informasi maka

dapat membantu petani responden dalam meningkatkan hasil produksi yang

dapat digunakan untuk menunjang pendapatan.

Hubungan Peluang Pasar dengan Motivasi Petani Padi Organik

Produksi yang melimpah telah dicapai petani tidak banyak artinya

kalau tidak terjamin pemasarannya dan harganya rendah.Pasar bagi hasil

pertanian sangat penting dan menentukan keberlanjutan produktifitas dari

usahatani.Mosher (1987), mengelompokan pasar untuk hasil pertanian

sebagai unsur pertama syarat pokok dalam pembangunan pertanian.Hal ini

menunjukan pentingnya peluang pasar bagi hasil pertanian dalam memajukan

suatu sistem pertanian pada suatu daerah tertentu. Pasar bagi hasil pertanian

yang baik akan menjamin bahwa produksi yang mereka hasilkan tidak sia –

sia dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan keluarganya.

Pada tabel 15 menunjukan bahwa Peluang Pasar mempunyai kolerasi

– 0.170.Ini berarti peluang pasar tidak mempengaruhi tingkat motivasi.Hal ini

dikarenakan sebagian petani responden menjual hasil produksinya di

Gapoktan Mitra Usaha Tani. Pada dasarnya petani responden dapat menjual

hasil produksinya diluar gapoktan tetapi harga yang ditentukan oleh Gapoktan

maupun pembeli lain sama.

Hubungan Teknologi dengan Motivasi Petani Padi Organik

14

Page 15: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

Pada tabel 15 menunjukan bahwa teknologi mempunyai nilai kolerasi

0.265.Dari hal tersebut mengungkapkan bahwa teknologi mempengaruhi

tingkat motivasi petani responden dalam usahatani padi organik.Teknologi

yang diterapkan oleh petani responden dapat meningkatkan hasil produksi

padi organik sehingga motivasi petani responden tinggi untuk meningkatkan

produksi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.Petani responden

menerapkan teknologi pada saat tanam, pemupukan dan panen.

Hubungan Manfaat dengan Motivasi Petani Padi Organik

Masyarakat sekarang pada umumnya tertarik untuk mengkonsumsi

bahan yang organik, tidak hanya masyarakat umum, petani responden juga

ikut mengkonsumsi bahan organik seperti padi organik yang mereka tanam.

Selain keuntungan yang lebih banyak yang diperoleh, manfaat yang mereka

rasakan dalam hal kesehatan, karena padi organik yang mereka konsumsi

sangat rendah bahan kimianya bahkan dikatakan tidak ada, rasa dari beras

organik lebih pulen dan tahan lama membuat petani responden ingin tetap

mengkonsumsi beras organik.Penanaman padi organik juga dapat membantu

untuk perbaikan tanah, karena dalam penanaman dalam padi organik yang

memggunakan pupuk alami yang membantu untuk menyuburkan tanah. Pada

tabel 15 menunjukan bahwa manfaat sangat mempengaruhi motivasi dalam

penerapan usahatani organik dengan nilai kolerasi 0.451**

Hubungan Harga Padi Organik dengan Motivasi Petani Padi Organik

Pada tabel 15 menunjukan nilai kolerasi harga sebesar – 0.066 ini

berati bahwa harga tidak mempengaruhi motisai petani responden dalam

menerapkan padi orgnaik.Harga tidak pengengaruhi motivasi karena petani

responden hanya mampu menjual padai organik dengan kisaran harga

Rp.8.500 – 11.000. Petani responden hanya menjual padi organik di Gapoktan

atau pihak lain, namun harga yang pembeli tawarkan sama, jadi petani

responden tidak mempunyai peluang untuk menaikan harga padi organik

dengan pembeli yang lain.

Hubungan Produksi dengan Motivasi Petani Padi Organik

Pada tabel 14 menunjukan bahwa produksi mempunyai nilai kolerasi

sebesar -0.009. Produksi yang dihasilkan oleh petani responden tidak

mempengaruhi motivasi petani karena luas yang dimiliki oleh petani

responden tidak menjamin produksi yang dihasilkan akan meningkat dan

petani responden belum bisa menambah luas garapan usahatani padi organik.

KESIMPULAN DAN SARAN

15

Page 16: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

A. Kesimpulan

1. Tingkat motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik

termasuk dalam katagori tinggi, dimana motivasi tersebut berasal dari diri

sendiri

2. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan yang mempengaruhi

motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik yaitu intensitas

penyuluhan, modal dan maanfaat yang dirasakan oleh petani.

3. Terdapat beberapa faktor yang tidak mempengaruhi motivasi petani

dalam usahatani padi organik diantaranya faktor umur, pendidikan,

pengalaman berusahatani, luas, peluang pasar, teknologi, harga dan

produksi.

B. Saran

1. Mengingat motivasi petani dalam usahatani padi organik sebagian petani

responden masih ada dalam katagori rendah, maka perlu ditingkatkan

kesadaran, pemahaman, serta peningkatan ketrampilanbaik dalam

pembuatan pupuk organik dan pestisida hayati melalui penyuluhan.

2. Motivasi petani yang berpengaruh dalam menerapkan usahatani padi

organik perlu ditingkatkan melalui penyuluhan, oleh sebab itu keberadaan

penyuluh pertanian sangat diperlukan sebagai sumber informasi untuk

perlu adanya penambahan frekuensi penyuluhan untuk memberikan

binaan agar dapat memenuhi kebutuhan petani demikian pula dengan

kemampuan penyuluh tentang usahatani padi organik.

3. Perlu peningkatan pengetahuan petani tentang peluang pasar melalui

bimbingan dan penyuluhan dari berbagai instansi atau lembaga terkait

secara kontinyu dan berkesinambungan terutama dalam hal memasarkan

usahatani padi organik dan cara menentukan harga jual sehingga dapat

meningkatkan motivasi petani.

DAFTAR PUSTAKA

Ktnakampar. 2011.Budidaya Padi Secara Organik. (online).http://ktnakampar.wordpress.com/2011/10/22/budidaya-padi-secara-organik/

Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkalulu. 2013.Pupuk Organik Solusi Peningkatan Produksi Padi Nasional. (online)http://bbpp-batangkaluku.com/bbpp/index.php/all-category/kajiwidya/148-pupuk-organik-solusi-peningkatan-produksi-padi-nasional

Yuni. 2013.200 Hektar Lahan Padi Di Bantul Sudah Semi organik. (online)http://www.bantulkab.go.id/berita/1654.html

Akhmad.2013.Cara Budidaya Padi Dengan Pupuk Organik (online)http://akhmad113.mywapblog.com/cara-budidaya-tanaman-padi-dengan-pupuk.xhtml

Sutanto R.2002 .Penerapan Pertanian Organik .Yogyakarta: KanisiusSutanto R.2000.Pertanian organik Menuju Pertanian Alternatif dan

Berkelanjutan.Yogyakarta: Kanisius J. Ravianto.2009.Produktivitas.(online)

http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/07/produktivitas.html

Muchdarsyah Sinungan.2011.Produktivitas.(online)http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/07/produktivitas.html

16

Page 17: Kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · Web viewPengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa, maka berasnya pun mengandung

Akhmad. 2013. Cara Budidaya Tanaman Padi Dengan Pupuk Organik. (online) http://akhmad113.mywapblog.com/cara-budidaya-tanaman-padi-dengan-pupuk.xhtml

Dharma, A.1992.Management Perilaku Organisasi, Pendayagunaan Sumberdaya Manusia.Jakarta:Erlangga

Morgan CT, R A King.1996.Introduction to Psychology.NewYork:Mc Growhill

Gerungan.1991.Psikologi Sosial, Bandung ; ErlanggaHandoko M.1995.Motivasi:Daya Penggerak Tingkah laku.Yogyakarta;

KanisiusSchiffman, L.G. & L.L. Kanuk.2008.Perilaku Konsumen. Terjemahan

Zoekifli Kasip dan Rita Maharani.Pmacana Jaya cemerlang JakartaPetri L.H.1981.Motivation :Theory and Reseach.California;Wadsworth

Publising CoWijaya. AW.1986.Peranan Motivasi dalam Kepemimpinan.Jakarta:Akademia

PresindoBakir Z, C Mannin.1984. Angkatan Kerja di Indonesia ; C.V Rajawali PressSoekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta. UI PressSoeharjo A, Patong D.1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani.Bogor. IPBBanoewidjojo M. 1979. Pembangunan Pertanian. Surabaya ; Bina IlmuPadmowiharjo S .1994. Materi Pokok Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta ;

Universitas TerbukaSinaga dan Kasryno.1980. Aspek Ekonomi dari Undang-Undang Bagi hasil

dan Penerapannya. Prisma Nomor IX hal 40-50Hermanto F. 1989. Ilmu Usahatani. Jakarta. Penebar SwadayaKertasapoetra A G .1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Bina

AksaraMosher , A. T. 1987. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Surakarta.

Sebelas Maret University PressNotoatmojo.2005.Pengertian Pengetahuan.(online)

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah-6561-3-babii.pdf

Kamus Besar Bahasa Indonesia.1990.Definisi Teknologi.(online)http://www.aingindra.com/definisi-teknologi.html

Singarimbun M, Sofian effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta.LP3ES

Nazir, Mohammad.2003.Metode Penelitian.Ghalia Indonesia.Jakarta

17