2010 biola zoo genap ps ocy modul 2
TRANSCRIPT
Kementerian Pendidikan NasionalKementerian Pendidikan NasionalU N I V E R S I T A S D I P O N E G O R U N I V E R S I T A S D I P O N E G O R
OOBIOLOGI BIOLOGI LAUTLAUT
OLEH : OLEH : M U H A M M A D Z A I N U R M U H A M M A D Z A I N U R I I
M O D U L 2 :M O D U L 2 :
IKAN : IDENTIFIKASI, KLASIFIKASI DAN TAKSONOMIIKAN : IDENTIFIKASI, KLASIFIKASI DAN TAKSONOMI
Fish are cold-blooded animals, typically with backbones, gills and fins, and primarily
dependent on water as a medium in which to live
Ikan adalah fauna berdarah dingin, yang memiliki tulang belakang, insang dan sirip, serta tergantung kepada air sebagai media
kehidupan
Lagler et. al ( 1962 ) :
Terminologi IkanTerminologi Ikan
Fish is a term used to designate vertebrates that grow or live in water, that use gills to extract oxygen from the water surrounding them, and that swim with fins for propulsion
and control.
Ikan adalah term yang digunakan untuk biota bertulang belakang dimana tumbuh atau hidup di dalam air, dan menggunakan insang untuk mengambil oksigen dari air disekelilingnya,
dan yang berenang dengan menggunakan sirip sebagai kemudi dan kontrol.
Sumich ( 1992 ) :
Terminologi IkanTerminologi Ikan
Taksonomi Ikan (Taksonomi Ikan (Saanin, 1984 ) : Taksonomi atau sistematika adalah ilmu
mengenai klasifikasi dari jasad – jasad
Kata – kata taksonomi menurut Candolle ( 1813 ) adalah :
taxis = susunan atau pengaturannomos = hukum / ilmu
Linnaeus ( 1735 ) mengemukakan makna dari sistematika pada “ Systema naturae “ adalah :
Systema =sistem klasifikasi
Taksonomi IkanTaksonomi IkanBerdasarkan kepada sejarah dari sistematika biota ikan, maka
dasar sistematika dari Pisces (Osteichtyes = ikan) diperkenalkan oleh para ahli berikut :
Boulenger : Inggris dan bekas jajahannya
Schultz : Jerman dan daerah bekas Jerman
Bleeker : Belanda, Belgia, Perancis dan bekas jajahannya
Newman : Amerika ( Univ. of Chicago ) dengan menganut Sistem dichotomi yaitu pembagian kategori
dalam 2 kategori yang lebih rendah berupa kategori penting dan kurang penting
Ian SR Munro : 846 jenis di Srilangka, modifikasi dari L.S. Berg
Chose Suvatti : 1059 jenis di Siam, modifikasi dari Smith
Max Weber dan L. de Beaufort : 4000 jenis di Nusantara Indo – Pasifik dimana merupakan modofikasi dari Bleeker
Taksonomi IkanTaksonomi IkanSelanjutnya identifikasi biota ikan dilakukan dengan memperhatikan
bagian – bagian tubuh yang berkaitan dengan klasifikasi sebagai berikut :
Subclassis
Ordo
Familia
Genus
Species
Taksonomi IkanTaksonomi IkanPada biota ikan, maka mengikuti aturan
penamaan taksonomi dengan susunan yang berdasarkan kepada :
MorfologiFisiologi
EkologiGenetika
Pada dasarnya sistem klasifikasi ini dimaksudkan untuk dapat membagi populasi
ikan yang beraneka ragam kedalam suatu sistem yang mudah untuk dikenali
berdasarkan kriteria tertentu.
Morfologi IkanMorfologi IkanMorfologi Ikan
pada dasarnya berbentuk konsep ideal :
Morfologi IkanMorfologi IkanBerkembang sebagai berikut :
Morfologi IkanMorfologi IkanBerkembang sebagai berikut :
Morfologi IkanMorfologi Ikan
Bentuk Compressed
merupakan bagian adaptasi untuk
perenang cepat di permukaan
Morfologi IkanMorfologi Ikan
Bentuk Rounded merupakan
bagian adaptasi dari bentuk ideal untuk
perenang cepat, namun pada
habitat lapisan perairan tengah
Morfologi IkanMorfologi Ikan
Bentuk Depressed merupakan bagian adaptasi dari sesuai dengan habitat
dalam dan permukaan dasar perairan
Taksonomi IkanTaksonomi IkanBagian – bagian tubuh ikan tersebut meliputi :
1. Rumus Sirip, yaitu suatu rumus yang menggambarkan bentuk dan jumlahnya jari – jari sirip dan bentuk dari sirip.
2. Perbandingan antara panjang, lebar dan tinggi dari bagian – bagian tertentu atau antara bagian – bagian itu sendiri.
3. Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk garis rusuk tersebut.
4. Jumlah sisik pada garis pertengahan sisi atau garis sisi
5. Bentuk sisik dan gigi beserta susunan dan tempatnya
6. Tulang – tulang insang
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Taksonomi IkanTaksonomi IkanPenamaan bagian bagian tubuh untuk sistem klasifikasi dengan kode – kode tersebut adalah
sebagai berikut :
SIRIP PUNGGUNG ( DORSAL ) D
PADA IKAN YANGBERSIRIP PUNGGUNG DUA BUAH :
SIRIP PUNGGUNG PERTAMA ( YANG DIMUKA ) D 1SIRIP PUNGGUNG KEDUA ( YANG DIBELAKANG ) D 2SIRIP EKOR ( CAUDAL ) CSIRIP DUBUR ( ANAL ) ASIRIP DADA ( PECTORAL ) PSIRIP DUBUR ( ANAL ) A ATAU P 1SIRIP DUBUR ( PERUT ) V ATAU P
2
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Sirip Punggung ( Dorsal )
Morfologi Sirip IkanMorfologi Sirip Ikan
Taksonomi IkanTaksonomi IkanSelanjutnya perlu diperhatikan hal – hal berikut :
Bila sirip punggung terdiri dari hanya 10 jari-jari keras, maka ditulis dengan D X ( Romawi ).
Bila sirip punggung terdiri 2 bagian dan tidak terpisah, pada bagian pertama 10 jari-jari keras, dan bagian kedua 8 jari – jari lemah maka ditulis dengan D X 8.
Bila sirip punggung terdiri 2 bagian dan terpisah dengan jelas, pada bagian pertama 10 jari-jari keras, dan bagian kedua 8 jari – jari lemah maka ditulis dengan D1 X D2 8.
Demikian pula untuk jari – jari pada sirip – sirip yang lain
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Sirip Punggung ( Dorsal )
PADA IKAN YANG BERSIRIP PUNGGUNG DUA BUAH :
SIRIP PUNGGUNG PERTAMA ( YANG DIMUKA ) D 1SIRIP PUNGGUNG KEDUA ( YANG DIBELAKANG ) D 2
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Sirip Ekor ( Caudal ) C
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Sirip Dubur ( Anal ) A
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Sirip Dada ( Pectoral ) P
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Sirip Perut ( Ventral ) V
SIRIP DUBUR ( ANAL ) A ATAU P 1SIRIP DUBUR ( PERUT ) V ATAU P 2
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Berdasarkan Rumus Sirip dengan contoh sebagai berikut :
1. Kode Penamaan Klasifikasi Ikan Bandeng
D. 14 – 16 ; A. 10 – 11 ; P. 16 – 17 ; V. 11 – 12 ;Sisik Garis Rusuk 75 - 80
2. Kode Penamaan Klasifikasi Ikan Kakap
D1. VII – VIII ; D2 I. 10-11; A. III. 7-8 ; P. 2. 15 ; V. I. 5 ;Sisik Garis Rusuk 52 - 61
3. Kode Penamaan Klasifikasi Ikan Bawal
D. V – X 38 - 43 ; A. V – VII 33 - 43 ; P. 24 - 27
Taksonomi IkanTaksonomi IkanPenamaan bagian bagian tubuh untuk sistem
klasifikasi berdasarkan Bentuk / Morfologi maka terbagi menjadi :
A. Klas Agnatha atau Cephalaspidomorphi ( ikan lamprey, ikan hagfish )
Subklas Cyclostoma
1. Notochord berbentuk cord, memanjang seperti rantai manik
2. Tanpa gigi tajam ( Agnathous )3. Vertabrae terdiri dari tulang rawan4. Tulang axial utama ( vertebrae ) adalah
cartilaginous ( tulang rawan )5. Terdapat 2 saluran semisirkuler pada organ
kesetimbangan telinga ( auditory-balance ) di setiap sisi kepala untuk ikan lamprey dan 1 untuk ikan hagfish
A. Klas Agnatha atau Cephalaspidomorphi ( ikan lamprey, ikan hagfish )
1. Notochord berbentuk cord, memanjang seperti rantai manik
2. Tanpa gigi tajam ( Agnathous )3. Vertabrae terdiri dari tulang rawan
Subklas Cyclostoma
Lamprey, Petromyzon marinus
A. Klas Agnatha atau Cephalaspidomorphi ( ikan lamprey, ikan hagfish )
4. Tulang axial utama ( vertebrae ) adalah cartilaginous ( tulang rawan )
Subklas Cyclostoma
Lamprey, Petromyzon marinus
A. Klas Agnatha atau Cephalaspidomorphi ( ikan lamprey, ikan hagfish )
5. Terdapat 2 saluran semisirkuler pada organ kesetimbangan telinga (auditory -balance ) di setiap sisi kepala untuk ikan lamprey
Subklas Cyclostoma
Lamprey, Petromyzon marinus
Taksonomi IkanTaksonomi IkanA. Klas Agnatha atau Cephalaspidomorphi ( ikan
lamprey, ikan hagfish )
Subklas Cyclostoma
6. Tidak terdapat tudung / lengkung sirip / insang sejati untuk mendukung atau melindungi insang ; sebagai penggantinya terdapat suatu “branchial basket” yang terletak di luar insang, arteri insang dan saraf insang terletak di dalam “branchial basket”, insang seperti dalam kantong
7. Ruang Branchial / Otak menyatu dengan Tulang Kepala ( Neurocranium )
8. Tidak dijumpai sirip pektoral dan pelvics/ventral
9.Nostril tunggal menengah ( monorchinous ), mempunyai satu lubang hidung
A. Klas Agnatha atau Cephalaspidomorphi ( ikan lamprey, ikan hagfish )
6. Terdapat 1 saluran semisirkuler pada organ kesetimbangan telinga (auditory -balance ) di setiap sisi kepala untuk ikan hagfish
Subklas Cyclostoma
Hagfish, Myxine glutinosa
7. Tidak terdapat tudung / lengkung sirip / insang sejati untuk mendukung atau melindungi insang ; sebagai penggantinya terdapat suatu “branchial basket” yang terletak di luar insang, arteri insang dan saraf insang terletak di dalam “branchial basket”, insang seperti dalam kantong
A. Klas Agnatha atau Cephalaspidomorphi ( ikan lamprey, ikan hagfish )
Subklas Cyclostoma
8. Ruang Branchial / Otak menyatu dengan Tulang Kepala ( Neurocranium )
9. Tidak dijumpai sirip pektoral dan pelvics/ventral 10. Nostril tunggal menengah ( monorchinous ),
mempunyai satu lubang hidung
A. Klas Agnatha atau Cephalaspidomorphi ( ikan lamprey, ikan hagfish )
Subklas Cyclostoma
Taksonomi IkanTaksonomi IkanB. Klas Chondrichthyes ( Hiu, Pari )
1. Notochord berbentuk meruncing, seperti rantaian manik
2. Bergigi tajam ( Gnathostomatous )3. Tulang vertebrae adalah cartilaginous ( tulang
rawan ) (dengan sedikit pengapuran tetapi tidak terjadi ossifikasi
4. Terdapat 3 saluran semisirkuler pada organ kesetimbangan telinga ( auditory-balance ) di setiap sisi kepala
5. Lengkung insang berupa tulang rawan, dan ditengah-tengahnya mengadung arteri dan saraf.
6. Lembaran insang tidak menyatu dengan Tulang Kepala ( Neurocranium ), tapi dihubungkan dengan jaringan penghubung
7. Terdapat sepasang sirip pektoral dan pelvics/ventral8. Nostril sepasang ( dirhinous )
1. Notochord berbentuk meruncing, seperti rantaian manik
2. Bergigi tajam ( Gnathostomatous )3. Tulang vertebrae adalah cartilaginous
(tulang rawan ), dengan sedikit pengapuran tetapi tidak terjadi ossifikasi
4. Terdapat 3 saluran semisirkuler pada organ kesetimbangan telinga ( auditory-balance ) di setiap sisi kepala
B. Klas Chondrichthyes ( Hiu, Pari )
Squalus blainvillei, Risso, 1826
5. Lengkung insang berupa tulang rawan, dan ditengah-tengahnya mengadung arteri dan saraf.
6. Lembaran insang tidak menyatu dengan Tulang Kepala ( Neurocranium ), tapi dihubungkan dengan jaringan penghubung
7. Terdapat sepasang sirip pektoral dan pelvics/ventral
8. Nostril sepasang ( dirhinous )
B. Klas Chondrichthyes ( Hiu, Pari )
Squalus blainvillei, Risso, 1826
Taksonomi IkanTaksonomi IkanKelas Chondrichthyes terbagi atas dua sub-kelas ,yaitu :
2.1 Subklas Elasmobranchiata
a. Insang dan Katup insang terdiri dari 5 – 7 pasangb. Terdapat spiraclec. Kadang terdapat sisik placoid d. Memiliki Kloacae. Ikan Jantan memiliki organ clasping pelvic
(Myxopterygia )
2.2 Subklas Holocephalia. Insang terdiri dari 4 pasang dan sepasang Katup
insang b. Tidak terdapat spiraclec. Sisik terbatasd. Tidak Memiliki Kloacae. Ikan jantan mempunyai “intromittent organ” (clasper)
yang terletak di depan sirip perut, dan pada beberapa ikan (genus Chimaera) mempunyai tenaculum(semacam clasper)di kepala bagian depan
a. Insang dan Katup insang terdiri dari 5 – 7 pasangb. Terdapat spiraclec. Kadang terdapat sisik placoid d. Memiliki Kloacae. Ikan Jantan memiliki organ clasping pelvic
(Myxopterygia )
B. Klas Chondrichthyes ( Hiu, Pari )
Kelas Chondrichthyes terbagi atas dua sub-kelas , yaitu :
2.1 Subklas Elasmobranchiata
Squalus megalops, Macleay, 1881
a. Insang terdiri dari 4 pasang dan sepasang Katup insang
B. Klas Chondrichthyes ( Hiu, Pari )
2.2 Subklas Holocephali
b. Tidak terdapat spiracle
B. Klas Chondrichthyes ( Hiu, Pari )
2.2 Subklas Holocephali
c. Sisik terbatas
B. Klas Chondrichthyes ( Hiu, Pari )
2.2 Subklas Holocephali
d. Tidak Memiliki Kloacae. Ikan jantan mempunyai “intromittent organ” (clasper)
yang terletak di depan sirip perut, dan pada beberapa ikan (genus Chimaera) mempunyai tenaculum(semacam clasper)di kepala bagian depan
B. Klas Chondrichthyes ( Hiu, Pari )
2.2 Subklas Holocephali
Taksonomi IkanTaksonomi IkanKlas Osteichthyes ( Tulang Keras )
Kelas ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Notochord berbentuk cord, meruncing atau membulat, seperti rangkaian manik, atau seperti manik-manik yang terpisah-pisah.
2. Mempunyai rahang3. Bergigi tajam ( Gnathostomatous )4. Tulang vertebrae keras, terdiri dari tulang sejati5. Terdapat 3 saluran semisirkuler pada organ
kesetimbangan telinga ( auditory-balance ) di setiap sisi kepala
6. Lembaran bagian dalam insang sampai arteri dan saraf bertulang keras
7. Lembaran insang tidak menyatu penuh dengan tulang kepala ( Neurocranium )
8. Terdapat sepasang sirip pektoral dan pelvics/ventral9. Nostril sepasang ( dirhinous )
1. Notochord berbentuk cord, meruncing atau membulat, seperti rangkaian manik, atau seperti manik-manik yang terpisah-pisah.
2. Mempunyai rahang
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
Kelas ini mempu-nyai ciri - ciri sebagai berikut :
3. Bergigi tajam ( Gnathostomatous )4. Tulang vertebrae keras, terdiri dari tulang sejati5. Terdapat 3 saluran semisirkuler pada organ
kesetimbangan telinga ( auditory-balance ) di setiap sisi kepala
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
6. Lembaran bagian dalam insang sampai arteri dan saraf bertulang keras
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
7. Lembaran insang tidak menyatu penuh dengan tulang kepala ( Neuro cranium )
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
7. Lembaran insang tidak menyatu penuh dengan tulang kepala ( Neurocranium )
8. Nostril sepasang ( dirhinous )
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
9. Terdapat sepasang sirip pektoral dan pelvics / ventral
Taksonomi IkanTaksonomi IkanKlas Osteichthyes ( Tulang Keras )
Kelas ini terbagi menjadi tiga sub-kelas yaitu :
3.1 Subklas Sarcopterygii atau Dipnoi (lungfishes)
1. Sirip berpasangan, lunak, elastis, dan sisik merupakan elemen endoskeletal yang kuat
2. Maxilla dan premaxilla tidak ada; tiga pasang lapisan gigi
3. Saluran hidung menjorok kedalam, internal nares
4. Tidak ada kesamaan gerak antar bagian depan dengan belakang tengkorak
5. Palatoquadrate bersatu dengan cranium6. Perluasan radial dan otot ke dalam dasar sirip ;
sirip punggung tunggal7. Mempunyai cloaca
3.1 Subklas Sarcopterygii atau Dipnoi (lungfishes)
1. Sirip berpasangan, lunak, elastis, dan sisik merupakan elemen endoskeletal yang kuat
2. Maxilla dan premaxilla tidak ada; tiga pasang lapisan gigi
3. Saluran hidung menjorok kedalam, internal nares
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
Latimeria chalumnae
4. Tidak ada kesamaan gerak antar bagian depan dengan belakang tengkorak
5. Palatoquadrate bersatu dengan cranium6. Perluasan radial dan otot ke dalam dasar sirip ;
sirip punggung tunggal7. Mempunyai cloaca
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
Neoceratodus forsteri
3.2 Sub-kelas Crossopterygii (lobafins)
1. Maxilla tidak ada ( kecuali pada beberapa ikan fossil), ada premaxilla,gigi normal
2. Tidak ada internal nares3. Terdapat kesamaan gerak antar bagian depan
dan belakang tengkorak4. Palatoquadrate tidak bersatu dengan cranium5. Perluasan radial dan otot ke dalam dasar sirip
perut ,dua sirip punggung terpisah6. Tidak ada cloaca
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
Polypterus senegalus
Taksonomi IkanTaksonomi Ikan
Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
3.3 Subklas Actinoterygii (ikan bertulang sejati tingkat tinggi)
1. Sirip berpasangan, lunak, elastis, dan sisik merupakan elemen endoskeletal yang kuat
2. Saluran hidung pada daerah eksternal3. maxilla dan premaxilla ada4. tidal ada internal nares5. tidak ada kesamaan gerak antara bagian
tengkorak depan dan belakang6. palatoquadrate tidak bersatu dengan cranium7. tidak ada perluasan radial dan otot ke dalam
dasar sirip ,sirip punggung satu atau dua
3.3 Subklas Actinoterygii (ikan bertulang sejati tingkat tinggi)
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
1. Sirip berpasangan, lunak, elastis, dan sisik merupakan elemen endoskeletal yang kuat
3.3 Subklas Actinoterygii (ikan bertulang sejati tingkat tinggi)
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
2. Saluran hidung pada daerah eksternal
Cromileptes altivelis
3.3 Subklas Actinoterygii (ikan bertulang sejati tingkat tinggi)
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
3. Maxilla dan premaxilla ada
3.3 Subklas Actinoterygii (ikan bertulang sejati tingkat tinggi)
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
4. tidal ada internal nares
3.3 Subklas Actinoterygii (ikan bertulang sejati tingkat tinggi)
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
5. Tidak ada kesamaan gerak antara bagian tengkorak depan dan belakang
Chanos chanos Forskal
3.3 Subklas Actinoterygii (ikan bertulang sejati tingkat tinggi)
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
6. Palatoquadrate tidak bersatu dengan cranium
3.3 Subklas Actinoterygii (ikan bertulang sejati tingkat tinggi)
B. Klas Osteichthyes ( Tulang Keras )
7. Tidak ada perluasan radial dan otot ke dalam dasar sirip , sirip punggung satu atau dua
Terima Terima KasihKasih
Untuk Berkonsentrasi Untuk Berkonsentrasi Pada Kuliah IniPada Kuliah Ini