6.triana2 jurnal fix ku kk

Upload: akhmad-ridhani

Post on 03-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    1/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 234

    UJI DAYA ANTIOKSIDAN SENYAWA FLAVONOID DAUN Plantagomajor L.

    THE DETERMINATION OF ANTIOXIDANT POTENCY OF FLAVONOIDS

    FROM Plantago major L. LEAVES

    Oleh:

    Triana Hertiani *), Suwijiyo Pramono *) dan Supardjan A.M **).*) Lab. Fitokimia, Fak. Farmasi Universitas Gadjah Mada

    **) Lab. Sintesis Obat, Fak. Farmasi Universitas Gadjah Mada

    ABSTRAK

    Telah dilakukan pengujian daya antioksidan senyawa flavonoid daun Plantago major L. Isolasiflavonoid dilakukan dengan menggunakan kromatografi kertas preparatif dengan fase gerak air suling.

    Isolat yang diperoleh diuji daya antioksidannya menggunakan metode asam tiobarbiturat yang

    dimodifikasi dengan kuersetin sebagai pembanding positif.

    Hasil isolasi menunjukkan bahwa terdapat setidaknya 3 isolat yang aktif sebagai antioksidan dengan

    daya antioksidan sebagai berikut: isolat A 41,08% 4,96%; isolat B 24,88% 5,39%; isolat C 21,08% 6,52%

    sedangkan kuersetin menunjukkan potensi sebesar 33,86% 8,32%.

    Kata kunci: uji daya antioksidan, flavonoid,Plantago majorL.

    ABSTRACT

    A research has been done to determine the antioxidant potency of flavonoids substances from Plantago

    majorL. leaves. Isolation was done using a preparative paper chromatography with aquadestilata as a mobilephase.

    The isolates have been examined the antioxidants potencies using the modification of a thiobarbituric

    acid method with quercetin as a reference.

    The result has shown that there were at least three active isolates with potencies (%) as followed i.e.

    isolate A 41,08 4,96; isolate B 24,88 5,39; isolate C 21,08 6,52 while quercetin has shown its potency of

    33,86 8,32.

    Key words: antioxidant potency assay, flavonoid,Plantago majorL.

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    2/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 235

    PENDAHULUAN

    Peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan telah menyadarkan masyarakat

    mengenai pentingnya suplemen antioksidan untuk pencegahan berbagai penyakit degeneratif.

    Antioksidan sintetik seperti BHA (butylated hidroxy aniline) dan BHT (butylated hidroxy

    toluen) telah diketahui memiliki efek samping yang besar antara lain menyebabkan kerusakan

    hati. Di sisi lain alam menyediakan sumber antioksidan yang efektif dan relatif aman seperti

    flavonoid, vitamin C, beta karoten dan lain-lain. Hal tersebut mendorong semakin banyak

    dilakukan eksplorasi bahan alam sebagai sumber antioksidan (Kikuzaki dan Nakatani, 1993).

    Flavonoid seperti kuersetin, rutin, diketahui sebagai antioksidan yang potensial.

    Aktivitas sebagai antioksidan dimiliki oleh sebagian besar flavonoid disebabkan adanya

    gugus hidroksi fenolik dalam stuktur molekulnya. Ketika senyawa-senyawa ini bereaksi

    dengan radikal bebas, mereka membentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi

    inti aromatik (Cuvelieret al., 1994).

    DaunPlantago majorL. diketahui mengandung senyawa flavonoid yang aktif sebagai

    antioksidan (Hertiani dan Pramono, 1999), tetapi belum pernah dilakukan isolasi senyawa

    flavonoid tersebut dan uji potensinya sebagai antioksidan. Hal tersebut mendorong

    dilakukannya penelitian tentang isolasi dan uji daya antioksidan senyawa flavonoid daun

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    3/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 236

    Plantago majorL. menggunakan modifikasi dari metode asam tiobarbiturat oleh Ottolenghi

    (Kikuzaki dan Nakatani, 1993) dengan kuersetin sebagai kontrol positif.

    METODOLOGI

    Peralatan yang dipergunakan adalah spektrofotometer uv-sinar tampak Hitachi,

    peralatan gelas, neraca Chyo Yupiter C3-100, inkubator 40C, mikropipet Socorex 2-50l

    dan 200-1000l, termometer, centrifuge model DSC 158, bejana pengembang kromatografi

    kertas dan lampu uv 366 nm.

    Bahan yang dipergunakan adalah daun Plantago major L. yang dikumpulkan pada

    bulan September 1998 dari BPTO Tawangmangu dan dideterminasi di laboratorium

    Farmakognosi bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM, etanol absolut, asam 2-

    tiobarbiturat, asam fosfomolibdat (E Merck) asam linoleat (Sigma) sebagai pereaksi dan

    kuersetin sebagai pembanding.

    CARA KERJA

    Skema kerja:

    Infus serbuk daun kering

    Uapkan sampai kental

    Tambahkan etanol sampai endapan sempurna dan disentrifuge

    Filtrat diuapkan

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    4/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 237

    Kromatografi kertas

    Semprot dengan asam fosfomolibdat dalam aseton

    Diikuti dengan penambahan uap amoniak

    Isolasi bercak yang positif (biru abu-abu )

    dengan Kromatografi kertas

    Uji potensi antioksidan

    Uji potensi antioksidan dengan metode asam 2-tiobarbiturat yang dimodifikasi: (Ottolenghi

    citKikuzaki dan Nakatani, 1993).

    Ke dalam vial bertutup ulir (50 ml) dengan diameter 38 cm dan tinggi 75 mm dimasukkan

    campuran sampel (2 mg) dalam 4 ml etanol, lalu ditambahkan 4,1 ml 2,53% asam linoleat

    dalam etanol ditambah 8 ml dapar fosfat 0,5 M (pH 7) dan akuades 3,9 ml. Campuran tersebut

    diinkubasi pada 40 C dalam gelap. Asam linoleat akan mengalami reaksi autooksidasi

    menjadi TBArs (Asam 2-tiobarbiturat reacting substance). Reaksi autooksidasi tersebut akan

    dihalangi oleh senyawa reduktor yang diperkirakan terdapat dalam sampel sehingga akan

    menurunkan jumlah TBArs yang terbentuk.

    Setiap 24 jam campuran diatas diambil sebanyak 0,5 ml dan ditambahkan pereaksi

    asam 2-tiobarbiturat (selanjutnya disebut TBA) dipanaskan di atas penangas air mendidih

    selama 10 menit dan setelah dingin disentrifugasi pada 3200 rpm selama 20 menit. Senyawa

    TBArs yang terbentuk akan bereaksi dengan TBA membentuk senyawa kompleks yang

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    5/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 238

    berwarna merah jambu. Filtrat dibaca absorbansinya pada 534,2 nm. Aktivitas antioksidan

    ditentukan berdasarkan absorbansi pada hari akhir.

    Penetapan potensi antioksidan menggunakan rumus sebagai berikut (Yen dan Hsieh,

    1997):

    Absorbansi kontrol negatifAbsorbansi sampel

    % penghambatan = x 100%

    Absorbansi kontrol negatif

    Daya antioksidan dinyatakan sebagai % penghambatan untuk bobot sampel 1 mg.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 bercak yang positif sebagai

    antioksidan dengan metode asam fosfomolibdat seperti ditunjukkan oleh data kromatogram

    pada tabel I. Metode asam fosfomolibdat merupakan metode pendahuluan untuk mengetahui

    aktivitas senyawa antioksidan secara kualitatif (Ranganna, 1978). Prinsip kerjanya adalah

    reaksi oksidasi-reduksi sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

    2 MoO3 MoO2.MoO3

    Pada reaksi tersebut Mo(IV) dari H3(P(MO3O16)4) direduksi dengan adanya senyawa

    antioksidan menjadi Mo(IV) yang berupa campuran oksidan yang berwarna biru abu-abu

    (Jorket al., 1990).

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    6/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 239

    Untuk uji secara kuantitatif dilakukan dengan metode TBA. Metode ini mudah dan

    murah serta banyak digunakan untuk uji antioksidan. Metode ini memiliki kerugian yaitu

    waktu pengujian relatif lama (Wu dan Brewer, 1993).

    Tabel I. Data kromatogram fraksi non musilago dengan pelarut etanol, fase diam kertas

    Whatman no. 1, fase gerak akuades.

    KodeBercak

    hRf

    Sinar tampak UV 366

    Tanpa

    perlakuan

    Uap

    Amoniak

    Asam

    fosfomolibdat

    Tanpa

    perlakuan

    Uap

    amoniak

    D 96 Coklat Kuning - Kuning hijau Hijau

    C 80 - Kuning cerah + Biru gelap Hijau

    B 50 - Kuning cerah + Biru terang Biru hijau

    A 5 Kuning coklat Kuning cerah + Coklat gelap Coklat gelap

    Keterangan: - : tidak terdeteksi; +: bercak biru abu-abu.

    Data kromatogram di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 bercak yang kemungkinan

    merupakan flavonoid. Jika mengacu pada Mabry et al.(1970), dan Markham (1982), tentang

    hubungan antara warna bercak dengan struktur flavonoid maka kemungkinan sruktur

    flavonoid dari masing-masing bercak tersebut adalah seperti tercantum pada tabel II sebagai

    berikut:

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    7/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 240

    Tabel II. Kemungkinan struktur flavonoid bercak kromatogram pada tabel 1.

    Kode

    bercak

    Warna bercak flavonoid

    Kemungkinan type flavonoidUV 366 nm NH3/UV366 nm

    A Coklat gelap Coklat gelap Flavon atau flavonol dengan 3-OH tersubsitusi

    dan 5-OH bebas; atau isoflavon,

    dihidroflavonol, biflavonil dan flavanon

    dengan 5-OH

    B Biru terang Biru hijau Flavon atau flavanon dengan 5-OH bebas atau

    flavonol tanpa 5-OH bebas dengan 3-OH

    tersubstitusi.

    C Biru gelap Hijau Flavon atau flavanon dengan 5-OH bebas atau

    flavonol tanpa 5-OH bebas dengan 3-OH

    tersubstitusi.

    D Kuning hijau Hijau Flavonol dengan 3-OH bebas dan atau tanpa

    5-OH bebas.

    Struktur umum flavonoid adalah sebagai berikut:

    O

    O

    34

    5

    6

    7

    81'

    2' 3'

    4'

    5'6'

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    8/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 241

    Isolat hasil kromatografi preparatif yaitu isolat A,B,C dan kuersetin sebagai kontrol

    positif diuji daya antioksidannya dengan metode TBA yang dimodifikasi. Pemilihan kuersetin

    sebagai senyawa pembanding karena senyawa ini telah diketahui memiliki aktivitas yang

    tinggi sebagai antioksidan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya gugus ortho-

    dihidroksi pada posisi 3 dan 4, gugus OH pada posisi 3,5 dan 7 (Foti et al., 1996)

    Pada awal uji dilakukan penentuan panjang gelombang serapan maksimal, waktu

    operasional dan masa inkubasi. Hasil penentuan panjang gelombang serapan maksimal adalah

    pada panjang gelombang 532,4 nm.

    Penentuan waktu operasional sampai dengan jam ke-5 menunjukkan bahwa pengujian

    pada jam ke-1 memberikan hasil yang relatif stabil sehingga untuk pengujian selanjutnya

    waktu operasional ditentukan antara 1 1 jam setelah sentrifugasi untuk menyamakan

    kondisi percobaan.

    Penentuan masa inkubasi dilakukan pada kontrol negatif memberikan data seperti

    ditunjukkan oleh grafik pada gambar 1. Pada gambar tersebut terlihat adanya peningkatan

    absorbansi pada hari ke-0 sampai dengan hari ke-8 yang menunjukkan proses autooksidasi

    masih berlangsung. Terlihat bahwa mulai hari ke-8, absorbansi relatif stabil, sehingga

    penelitian dilakukan pada hari ke-8 dari masa inkubasi. Diharapkan pada hari ke-8 itu semua

    asam linoleat pada kontrol negatif telah mengalami autooksidasi membentukTBArs. Dengan

    demikian TBArs yang terbentuk sudah maksimal.

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    9/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 242

    Gambar 1. Penentuan masa inkubasi kontrol negatif

    Prinsip kerja dari metode ini adalah proses autooksidasi dari asam linoleat

    menghasilkan senyawa TBA-reacting substance (TBArs) seperti misalnya malondialdehida

    yang dengan adanya asam 2-tiobarbiturat (TBA) akan membentuk senyawa berwarna merah

    jambu yang kemudian diukur absorbansinya pada 532 nm. (Kikuzaki dan Nakatani, 1993).

    Proses autooksidasi tersebut dapat dihalangi oleh senyawa antioksidan, sehingga TBArs yang

    terbentuk akan lebih sedikit daripada tanpa penambahan senyawa antioksidan.

    Data pengujian daya antioksidan isolat dan kontrol positif ditunjukkan pada tabel 3

    dan diilustrasikan pada gambar 2.

    Tabel III. Data hasil pengujian daya antioksidan

    Sampel Daya antioksidan (%)

    I II III Rerata SD

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Hari ke-

    Absorbansi

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    10/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 243

    A 43,46 44,39 35,38 41,08 4,96

    B 33,13 23,98 23,62 24,88 5,39

    C 18,21 28,55 16,49 21,08 6,52Kuersetin 38,21 24,36 39,00 33,86 8,32

    Keterangan: I,II,III : replikasi ke-1, ke-2 dan ke-3; SD : standar deviasi

    atau diilustrasikan pada gambar 2 sebagai berikut:

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    Isolat A Isolat B Isolat C Kuersetin

    Sampel

    Daya

    Antioksidan

    (%)

    Gambar 2. Data hasil pengujian daya antioksidan

    Hasil pengujian daya antioksidan di atas menunjukkan harga standar deviasi yang

    besar. Hal tersebut kemungkinan disebabkan sampel belum merupakan senyawa murni,

    sehingga jumlah senyawa aktif yang bereaksi sebagai antioksidan dalam tiap replikasi sampel

    tidak sama.

    Hasil statistika dengan uji t taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa isolat A

    berbeda bermakna dengan isolat B dan C dan kuersetin dan menunjukkan daya antioksidan

    yang paling tinggi.

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    11/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 244

    KESIMPULAN

    Dalam daun Plantago major L. setidaknya terdapat 3 senyawa flavonoid yang aktif

    sebagai antioksidan menurut metode asam 2-tiobarbiturat yang dimodifikasi (Ottolenghi,

    1959 cit Kikuzaki dan Nakatani, 1993). Isolat A memiliki daya antioksidan tertinggi yaitu

    sebesar 41,08%.

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Penelitian ini terlaksana dengan bantuan dana URGE dari Dirjen DIKTI, Depdiknas

    RI.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cuvelier, M.E., Richards, H., and Besset, C., 1994, Comparison of The Antioxidative Activity

    of Some Acid Phenols: Structure-Activity Relationship, Biosci. Biothech. Biochem.,

    56(2), 324325.

    Foti, M., Piatelli, M., Baratta, M.T., and Ruberto, G., 1996, Flavonoids, Coumarins, and

    Cinnamic Acids as Antioxidants in a Micellar System. Structure-Activity

    Relationship,J.Agric. Food. Chem., 44(2), 497-500.

    Hertiani, T., dan Pramono, S., 1999, Uji Pendahuluan Kandungan Antioksidan dalam Infus

    Daun Plantago majorL., Makalah, Seminar Biologi Menuju Milenium III, FakultasBiologi UGM, Yogyakarta.

    Jork, H., Funk, W., Fischer, W., and Wimmer, H., 1990, Thin Layer Chromatography,

    Reagents and Detection Methods, Physical and Chemical Detection Methods:Fundamentals, Reagents I, Vol. Ia, VCH, New York.

    Kikuzaki, H., and Nakatani, N., 1993, Antioxidant Effects of Some Ginger Constituents, J.

    Food Sci., 58(6), 1407

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    12/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 245

    Mabry, T.J., Markham, K.R., and Thomas, M.B., 1970, The Systematic Identification ofFlavonoids, Springer-Verlag, New York.

    Markham, K.R., 1982, Techniques of Flavonoid Identification, diterjemahkan olehPadmawinata, K., 1988, Penerbit ITB, Bandung.

    Ottolenghi, A., 1959, Interaction of Ascorbic Acid and Mithocondrial Lipids, citKikuzaki,H., and Nakatani, N., 1993,J. Food Sci., 58(6), 1407.

    Ranganna, S., 1978,Manual of Analysis of Fruit and Vegetable Products, Tata Mc Graw-Hill

    Publishing Company Limited, New Delhi.

    Wu, S., and Brewer, S., 1993, Screening Antioxidative and Prooxidative Activity in A Solid

    Medium Model System,J. Food Biochem., 17(1), 2.

    Yen, G. and Hsieh, C., 1997, Antioxidant Effects of Dopamine and Related Compounds,

    Biosci. Biotech. Biochem., 61(10), 1647.

  • 7/28/2019 6.Triana2 Jurnal Fix Ku KK

    13/13

    Majalah Farmasi Indonesia, 11, (4), 234,2000

    Majalah Farmasi Indonesia 11 (4), 2000 246