program kreativitas mahasiswa implementasi teknologi ... · pdf filei program kreativitas...
Post on 25-Feb-2018
265 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INSINERATOR
PLASMA PYROLYSIS DI PUSAT PENGOLAHAN
SAMPAH ITB
PKM-GT
Diusulkan oleh:
Baskoro Lokahita 15309004 Angkatan 2009
Karissa Mayangsunda P. 15309008 Angkatan 2009
Rahmi Khoerunisa 15309017 Angkatan 2009
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul : Implementasi Teknologi Insinerator Plasma Pyrolysis di
Pusat Pengolahan Sampah ITB
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMAI (√ ) PKMGT
(Pilih salah satu)
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
(Pilih salah satu) ( ) MIPA (√ ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Baskoro Lokahita
b. NIM : 15309004
c. Jurusan : Teknik Lingkungan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Bandung
e. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Jalan Rereng Barong No 17
f. Alamat Email : baskoro.lokahita@students.itb.ac.id
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 0rang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr Benno Rahardyan, ST, MT
b. NIP :132162445
c. Alamat Rumah dan No Telp./HP :Jl Kapten Abdul Hamid 33 Bandung
40143 / 081321186216
Bandung, 1 Maret 2011
Menyetujui
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan ITB Ketua Pelaksana Kegiatan
(Ir. Agus Jatnika Effendi, Ph.D.) (Baskoro Lokahita)
NIP. 19608181993031002 NIM. 15309004
Kepala Lembaga Kemahasiswaan Dosen Pendamping
Institut Teknologi Bandung,
Brian Yuliarto, Ph.D.
NIP. 197507272006041005
(Dr Benno Rahardyan, ST, MT)
NIP. 132162445
iii
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya karena rahmat-Nyalah
kami bisa menyelasaikan karya tulis kami ini. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada orang-orang yang telah membantu kelancaran dari proses penulisan karya
ini.
Kami menulis karya tulis ini berawal dari keprihatinan kami terhadap masalah
sampah yang tak kunjung selesai di Bandung ini. Tujuan kami, selain untuk
memecahkan masalah sampah di ITB juga supaya pemerintah mempertimbangkan
gagasan kami untuk penyelesaian masalah sampah di Bandung.
Melihat kota bandung sekarang ini, orang-orang bertanya-tanya kenapa banyak
sampah berserakan. Manajemen sampah yang dilakukan pemda setempat memang
belum efektif untuk menyelesaikan masalah sampah di Bandung.
ITB sebagai suatu institusi yang juga ikut menyumbang sampah dalam jumlah
yang tidak sedikit, sudah meringakan beban pemda dengan memiliki insinerator
sendiri. Tapi, insinerator tersebut menimbulkan masalah baru yaitu gas beracun
dari sisa pembakaran. Gas tersebut berpotensi menyebabkan kanker dan cacat
lahir. Selain itu, insinerator yang ada masih belum cukup dalam menyelesaikan
masalah sampah di ITB sendiri, sehinng ITB masih meminta bantuan pemda
untuk mengatasi sampah yang ada.
Oleh karena itu, kami mempunyai gagasan untuk mengganti insinerator yang ada
di PPS ITB dengan insinerator plasma pyrolysis yang meminimalisasi keluarnya
gas beracun. Dekomposisi tanpa oksigen dan pemanasan suhu yang tinggi lah
yang yang menyebabkan minimnya gas beracun yang keluar. Insinerator ini juga
mempunyai hasil keluaran yang bernilai ekonomis, jadi bisa meningkatkan
kesejahteraan para pekerja. Proses pengolahan juga menjadi lebih cepat.
Penulis berharap dengan adanya karya tulis ini, pemerintah maupun pihak rektorat
sadar akan pentingnya mengganti insinerator yang ada sekarang ini dengan
insinerator plasma pyrolysis yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Insinerator plasma pyrolysis adalah solusi ajaib untuk masalah sampah di ITB.
iv
DAFTAR ISI
Hal Pengesahan.............................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................iii
Daftar Isi.......................................................................................iv
Ringkasan......................................................................................v
Pendahuluan
Latar Belakang...................................................................1
Tujuan................................................................................1
Gagasan
Kondisi Kekinian................................................................2
Sekilas tentang Insinerator PPS ITB......................5
Plasma Pyrolysis................................................................7
Kesimpulan.....................................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................13
v
RINGKASAN
Kondisi persampahan dewasa ini makin hari makin memburuk. Berbagai macam
teknologi dipakai untuk memecahkan masalah ini, tapi belum ada yang efektif.
Mulai orang menggunakan insinerator untuk menguraikan sampah-sampah
organik maupun anorganik. Sekilas, teknologi ini mampu menyelesaikan masalah,
tapi sebenarnya masalah lain timbul yaitu gas-gas beracun pemicu kanker yang
dihasilkan oleh insinerator. Selain itu abu sisa dari pembakaran menjadi sumber
sampah baru. Sekarang saja juga bisa dilihat bahwa insinerator tersebut sudah
tidak lagi efektif karena prosesnya yang lama sedangkan sampah yang masuk
makin banyak. Akibatnya terjadi overcapacity yang menyebabkan rusaknya mesin
dan makin banyak gas beracun yang keluar akibat pembakaran yang tidak
sempurna.
Untuk mengatasi masalah tersebut kami memiliki gagasan untuk mengganti
insinrator biasa yang ada di SABUGA dengan insinerator plasma pyrolysis.
Plasma pyrolysis adalah proses dekomposisi materi tanpa adanya oksigen. Selain
lebih cepat, insinerator ini meminimilisasi keluarnya gas beracun dan produk
keluarannya bernilai ekonomis, seperti bensin, syngas, amonia dan listrik.
Dalam menyusun karya tulis ini penulis menggunakan metode studi pustaka.
Diharapkan insinerator plasma pyrolysis dapat di terapkan sebagai pengganti
insinerator lama yang ada di PPS ITB. Untuk ITB yang lebih baik dan Bandung
clean air dan clear sky.
.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kondisi persampahan di Bandung pada umumnya dan ITB pada
khususnya sudah sangat memprihatinkan. Di ITB, sampah yang masuk ke Pusat
Pengolahan Sampah ITB (PPS ITB) rata-rata mencapai 20 kubik perhari, atau
kurang lebih 6 sampai 9 mobil pengangkut sampah jika hari kerja yaitu dari hari
Senin sampai Jum’at. Namun jika hari libur, sampah yang masuk ke tempat
pengelolaan sampah hanya sekitar satu atau dua mobil saja. Dan sampah yang
diambil dari perumahan warga yang barada dalam lingkungan kampus ITB hanya
mencapai satu atau dua gerobak sampah perhari. Jumlah para pekerja di tempat
pengelolaan sampah tersebut, berjumlah sekitar 9 orang pekerja dari pengemasan
sampai marketing.
Ketika melakukan survei ke PPS ITB, tempat sampah yang berada di
lingkungan kampus sudah terpisah antara sampah yang mudah busuk dan sampah
yang tidak mudah membusuk, atau sampah organik dan anorganiknya. Hal ini
dilakukan supaya memudahkan pengelolaan sampah jika sudah diangkut ke PPS
ITB
Sampah organik akan dikomposkan dan dijual sebagai pupuk organik.
Sedangkan sampah anorganik akan dipisahkan antara yang valueable dan tidak.
Yang valueable akan dijual sedangkan yang tidak akan dibakar menggunakan
insinerator.
Insinerator yang digunakan di PPS ITB adalah jenis insinerator yang lama
dan kondisinya sudah cukup buruk, sehingga polusi udara yang dikeluarkan masih
cukup besar. Insinerator menghasilkan gas seperti acid gas, carbon monoksida,
furans, dioksin, trace metal seperti lead, cadmium dan mercury. Zat-zat tersebut
termasuk toxic polutan yang sangat berbahaya bagi manusia(1). Para warga di
sekitar insinerator juga rentan terhadap kanker dan cacat lahir. Selain itu
insinerator yang kondisinya sudah buruk tidak mampu mengolah sampah dengan
cepat sehingga masih banyak timbunan sampah.
Insinerator plasma pyrolysis memberikan solusinya. Dengan produk
turunan yang lebih banyak dan polusi yang rendah serta proses pengolahan yang
lebih cepat dan efisien membuat insinerator jenis baru ini sebagi solusi masalah
sampah di daerah padat penduduk seperti lingkungan ITB pada khususnya dan
Bandung pada umumnya.
Tujuan
Penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan:
1. Mewujudkan program Ecocampus di ITB, menuju ITB Zero Waste,
Zero Emission.
2
2. Mewujudkan lingkungan kampus yang sehat dengan minimnya
kontaminasi gas emisi insinerator.
3. Menambah pemasukan PPS ITB dari hasil penjualan produk
turunannya.
Diharapkan dengan adanya karya tulis ini insinerator di PPS ITB yang
sekarang beroperasi dapat diganti dengan insinerator plasma pyolysis yang lebih
ramah lingkungan dan efisien.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Sampah yang masuk ke pengelolaan sampah di unit pengomposan PPS
ITB diambil dari beberapa tempat di lingkungan ITB, diantaranya di lingkungan
kampus ITB itu sendiri dan di lingkungan perumahan warga yang ada dalam atau
dekat dengan lingkungan kampus ITB.
Sampah yang masuk ke PPS ITB, rata-rata mencapai 20 kubik perhari,
atau kurang lebih 6 sampai 9 mobil pengangkut sampah jika hari kerja yaitu dari
hari senin sampai jum’at. Namun jika hari libur, sampah yang masuk ke tempat
pengelolaan sampah hanya sekitar satu atau dua mobil saja. Dan sampah yang
diambil dari perumahan warga yang barada dalam lingkungan kampus ITB hanya
mencapai satu atau dua gerobak sampah perhari.
Jumlah para pekerja di tempat pengelolaan sampah tersebut, berjumlah
sekitar 9 orang pekerja dari pengemasan sampai marketing.
Pembagian zona pengambilan sampah di ITB(6):
1. Zona Barat Laut : Labtek III, Lab Surya, Lab Mesin, Labtek II, GSG,
PAU, Labtek X, Labtek XI, Oktagon, dan TVST.
2. Zona Timur Laut : Perpustakaan Pusat, Gedung TPB, Gedung PLN,
Labtek I, Pool Kendaraan, Labtek IV, BSC B, dan Gedung Kimia
3. Zona Barat Daya : Aula Barat, T. Sipil, Fisika, CC Barat, BRT, Lab T.
Fisika, Lab Konversi, GKU Barat, Labtek V, Labtek VI, dan BSC A.
4. Zona Tenggara : Aula Timur, FSRD, Labtek IX A B C, T. Lingkungan,
CC Timur, Labtek VII, GKU Timur
3
Gambar 1 Pembagian zona pengambilan
sampah di ITB dan Lokasi PPS ITB
4
Gambar 2 Densitas sampah di ITB
Gambar 2 menunjukkan densitas sampah yang diambil dari setiap zona yang
ditunjukkan pada gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan bahwa penghasil
sampah anorganik terbanyak adalah wilayah zona 1 yang banyak terdapat jurusan
yang menggunakan material anorganik seperti Teknik Mesin, yaitu mencapai
177,4 Kg/m3 sedangkan penghasil sampah organik terbanyak adalah zona 4 yang
banyak terdapat kantin, yaitu mencapai 183 Kg/m3.
Ketika melakukan survei ke kampus ITB, tempat sampah yang berada
dilingkungan kampus sudah terpisah antara sampah yang mudah busuk dan
sampah yang tidak mudah membusuk, atau sampah organik dan anorganiknya.
Hal ini dilakukan supaya memudahkan pengelolaan sampah jika sudah diangkut
ke PPS ITB.
Komposisi sampah yang masuk ke PPS ITB adalah 41,3% organik dan 58,6%
anorganik. Detail komposisi sampah anorganik di PPS ITB seperti pada gambar 3
adalah(6):
- Menurut persen berat: kertas 6%, kaca 1%, logam 1%, plastik 1% dan
sampah residu 91%
- Menurut persen volume: kertas 8%, kaca 1%, logam 1%, plastik 2%, dan
sampah residu 88%.
Sampah yang dapat didaur ulang hanya 9-12% dari total keseluruhan sampah
anorganik.
177,4
78,6
128,1 95,8
150
139,7 144,1
183
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4
Densitas SampahAnorganik (Kg/m3)
Densitas Sampah Organik(Kg/m3)
5
Gambar 3 Densitas komponen sampah anorganik
Cara pengolahan sampah di PPS ITB ada 2 cara, yang pertama adalah
pengolahan sampah organik di tempat pengelolaan sampah di unit pengomposan
PPS ITB, yaitu untuk pembuatan pupuk kompos. Pertama sampah organik yang
terdiri dari dedaunan di cacah dengan mesin pencacah, kemudian dicampur air
dan pengolahan sampah organik tersebut menggunakan bakteri. Proses perubahan
warna pada sampah tersebut membutuhkan waktu hingga satu bulan. Dari sampah
organik ini menghasilkan pupuk organik ganesa yang siap untuk dijual. Namun
sebelum ke proses pengemasan, sampah yang sudah menjadi pupuk organik akan
diayak oleh alat pengayak sehingga memperoleh hasil pupuk yang halus, kasar,
dan sangat kasar. Pupuk organik yang halus rata-rata digunakan untuk tanaman
hias, dan yang kasar rata-rata untuk pertanian. Namun pupuk organik yang masih
sangat kasar akan diolah kembali supaya bisa digunakan. Untuk sementara
penyebaran pupuk ganesa ke daerah se-Bandung raya, harga pupuk di tempat
pengolahan mencapai 2 atau 3 ribu saja, namun ketika sudah dijual diluar bisa
mencapai 5 ribu per kemasannya.
Sedangkan yang kedua, untuk pengolahan sampah yang anorganik.
Sampah yang punya nilai jual seperti botol bekas, kertas-kertas, ataupun bekas-
bekas minuman, akan dijual ke bandarnya yang sudah rutin membeli sampah
bekas yang punya nilai jual tersebut dari PPS ITB. Hasil dari penjualan tersebut
sebagai pengahsilan tambahan untuk para pekerja. Dan sampah yang tidak punya
nilai jual akan dibakar ditempat mesin pembakaran sampah yang bernama
Insinerator. Pemusnahan tersebut supaya tidak terlalu menumpuk sampah yang
tidak memiliki nilai jual. Hasil akhir dari pemusnahan sampah yang tidak ada nilai
jual tersebut yang dimasukan ke dalam insinerator akan menjadi abu, dan
rencananya abu tersebut akan digunakan sebagai bahan pembuat batako.
Sekilas tentang Insinerator PPS ITB
Pusat Pengolahan Sampah ITB memiliki satu insinerator yang masih
dioperasikan(Gambar 4). Pada awal pengoperasian, insinerator diperuntukkan
untuk membakar sampah dengan kapasitas 9,2 m3/hari, yaitu selama 8 jam
pengoperasian. Insinerator dinyalakan mulai dari pukul 08.00 sampai dengan
0
50
100
150
200
250
300
Kertas Kaca Logam Plastik AnorganikTak Layak
Daur
Densitas KomponenSampah Anorganik(Kg/m3)
6
pukul 16.00. Pembakaran dihentikan apabila terdapat kegiatan di gedung Sabuga.
Dengan bertambahnya usia pakai, kondisi insinerator memburuk. Efektivitas
insinerator terlihat rendah. Padahal sampah yang dibakar perhari hanya sekitar 2,8
m3. Dari hal ini terlihat bahwa kapasitas insinerator menurun sebanyak 70%
dalam waktu empat tahun pengoperasiannya.(6)
Suhu pembakaran insinerator hanya 300-4000C. Pembakaran pada suhu ini
akan memicu terbentuknya gas dioksin yang berbahaya. Insinerator tidak
dilengkapi pintu sehingga api insinerator yang berwarna merah dapat dilihat dari
luar. Panas insinerator menyebar ke ruangan di sekitarnya.
PPS ITB memiliki mesin pencacah untuk mendapatkan bentuk sampah
yang lebih kecil sehingga memudahkan pengolahan. Keadaan di lapangan adalah,
kuantitas sampah anorganik yang masuk melebihi kapasitas insinerator. Oleh
sebab itu proses pembakaran sampah harus dilakukan lebih cepat supaya seluruh
sampah dapat diproses. Dengan demikian tidak ada cukup waktu untuk
melakukan pencacahan.
Sebagai gambaran, PPS ITB mampu mengolah sampah sebesar 1,4
ton/hari tetapi jumlah ini melebihi kapasitas pngolahan seharusnya(6). Hal ini
sangat terlihat pada pengolahan sampah anorganik. Pada sampah anorganik,
insinerator mampu membakar sampah sebesar 700Kg/hari(6), tetapi dengan
efektivitas da efisiensi yang rendah. Hal ini karena insinerator PPS ITB telah
mengalami penyusutan nilai dan kondisi selama empat tahun terakhir.
Untuk penanganan abu sisa pembakaran sendiri masih belum ada
perlakuan khusus. Abu ini masih ditimbun di bak-bak yang seharusnya dipakai
untuk pengomposan. Padahal abu yang dihasilkan mencapai 126 Kg/hari(6).
Residu tersebut sebagian digunakan untuk menutup jalan yang berlubang di
sekitar PPS ITB.
7
Gambar 4 Model insinerator di ITB saat ini.
Plasma Pyrolysis
Kami menawarkan solusi untuk masalah ini berupa insinerator jenis
plasma pyrolysis. Pyrolysis adalah proses dekomposisi material organik tanpa
oksigen. Proses ini dapat mendekomposisi dan mendisintegrasi komponen organik
secara penuh. Sampah organik adalah semua sampah yang punya ikatan karbon,
bukan hanya yang bisa membusuk. Komponen utama dari teknologi plasma ini
adalah obor plasma. Sebuah obor plasma menggunakan gas atau uap dan
elektroda logam (tembaga, tungsten, hafnium, zirkonium, dsb) untuk membuat
plasma, yang merupakan gas yang terionisasi. Suhu obor plasma dapat berada
8
dalam jangkauan 4 000-20 000 ° F; pada suhu ini ikatan molekul pecah melalui
proses yang disebut disosiasi molekular, untuk membentuk elemen dasar dari
suatu material yaitu atom. Disosiasi molekular plasma menggunakan disebut
plasma pyrolysis. Temperatur yang sama mampu melelehkan komponen –
komponen anorganik yang tak dapat terbakar. Untuk molekul organik sendiri
efisiensinya dapat mencapai 99.99%.(2)
Ada 2 jenis reaktor plasma pyrolysis berdasarkan tipe arc-nya, yaitu
transferred arc dan non-transferred arc(3). Kami cenderung memilih jenis non
transferred arc karena jenis tersebut yang paling cocok digunakan untuk jenis
sampah organik, mengingat sumber sampah terbesar di ITB adalah sampah
organik. Obor plasma grafit digunakan untuk melebur limbah plastik.
Obor plasma memiliki tiga elektroda grafit (satu anoda dan dua katoda).
Elektroda-elektroda tersebut dihubungkan ke catu daya. Plasma arc dibentuk dari
ketiga elektroda tersebut. Obor plasma mengubah energi listrik menjadi energi
kalor yang digunakan untuk memanaskan tungku utama. Obor plasma grafit
menghasilkan non-transfer arc. Seluruh obor diatur otomatis untuk menjaga
keberlangsungannya reaksi pyrolysis secara kontinyu. Keuntungan dari obor
plasma grafit adalah electrode tidak perlu didinginkan, sehingga tidak terjadi
kehilangan kalor.(2)
Pemilihan temperatur yang tepat mampu menekan terbentuknya
komponen residu dari oksidasi (CO2, N, H2O, etc.) dan high calorific synthesis
gas. Pada akhirnya, energi sepenuhnya dapat dikonversikan menjadi listrik.(4)
Temperatur yang tinggi dalam tungku dan reaktor membuat perpaduan
komponen anorganik yang tidak terbakar dan turunannya untuk membentuk slag
dan logam. Logam yang diperoleh melalui pirolisis plasma dapat digunakan
sebagai produk komoditas dalam berbagai aplikasi.(4)
Syngas pada dasarnya dapat digunakan sebagai sumber listrik. Gas polutan
juga dapat dikonversi menjadi produk kimia yang dapat dijual atau digunakan di
laboratorium. Inert slag bisa diolah menjadi campuran beton dan dapat digunakan
pada konstruksi. Logam dapat diolah menjadi alloys, stainleis, dll(4).
Insinerator plasma pyrolysis sendiri terdiri dari beberapa bagian seperti
obor plasma, catu daya, gas injection system, Bilik utama, Bilik kedua,
quenching-cum-scrubbing system, kipas dan cerobong.(2) Skema dapat dilihat di
Gambar 5.
Obor Plasma
Obor plasma merupakan sumber panas yang digunakan untuk
mendekomposisi materi yang akan diolah. Dalam alat ini terdapat anoda dan
katoda yang di beri kumparan magnetik sehingga terbentuk medan magnet aksial
yang paralel terhadap anoda dan katoda tersebut. Pengukuran spektroskopik
menunjukkan bahwa suhu di sekitar katoda mendekati 20.000 K, sedangkan di
anoda mencapai 7000 K. Di sekitar sampah sendiri temperatur bisa mencapai
1500 K(5).
9
Catu Daya
Catu daya dibutuhkan sebagai sumber energi dari Insinerator ini. Voltase
tinggi (3.5 kV) dan frekuensi yang juga tinggi (4 MHz) dibutuhkan untuk
membuat obor plasma menyala.
Gas-injection system
Alat ini berfungsi untuk mengatur tekanan udara dalam reaktor,
memasukkan dan mengeluarkan gas tertentu kedalam reaktor dan mencegah
oksigen masuk. N2 dimasukkan melalui alat ini dan flow-nya diatur menggunakan
rotameters.
Bilik Utama
Bilik ini mempunyai 2 lapis pintu masuk. Lapisan pertama berfungsi
mencegah terjadinya kebocoran gas. Sedangkan lapisan kedua berfungsi
mencegah gas dari luar masuk saat lapisan pertama dibuka untuk memasukkan
material.
Bilik Kedua
Bilik ini berfungsi untuk membakar gas-gas dari bilik utama seperti
hidrokarbon dan CO supaya menjadi CO2 dan H2O.
Quenching-cum-scrubbing system
Alat ini berfungsi untuk mengurangi suhu dari gas buangan dan
menghilangkan HCl dari gas buangan dengan mengikatnya bersama NaOH.
Kipas dan Cerobong
Kipas berfungsi untuk mengeluarkan gas sisa ke atmosfir melalui
cerobong. Kipas ini juga berfungsi untuk mengurangi tekanan di Bilik Utama dan
memaksa gas masuk ke Bilik kedua sebelum dilepaskan ke atmosfir.
10
Gambar 5 Skema Insinerator Plasma Pyrolysis (6)
Plasma pyrolysis dalam pengolahan sampah secara ekologi merupakan
proses yang bersih. Keadaan tanpa oksigen dan temperatur yang tinggi dalam
reaktor mencegah terbentuknya zat-zat beracun seperti furans, dioxins, NOX,
maupun sulfur dioxide. Filtrasi ekstensif menghilangkan residu anorganik (abu)
dan polutan gas (NO, HCl, H 2 S, dll), dan memungkinkan dihasilkannya syngas
yang bersih. Senyawa gas yang dibentuk tidak mengandung fenol ataupun
hidrokarbon kompleks. Air yang mengalir di sistem-sistem penyaringan telah
menghilangkan zat-zat berbahaya yang tersisa.(3)
Jika teknologi ini dapat diterapkan sebagai pengganti insinerator yang
lama. Dengan efisiensi mencapai 99% dan suhu yang sangat tinggi didalam
reaktor, berton-ton setiap harinya sampah dapat diuraikan dengan lebih cepat.
Masalah sampah di ITB yang menumpuk dapat diselesaikan.
Dari segi lingkungan, insinerator yang ramah lingkungan ini
meminimalisasi pengeluaran gas-gas berbahaya, tidak seperti insinerator biasa,
sehingga tingkat kesehatan dan keamanan bagi pekerja dan masyarakat setempat
juga meningkat. Kemungkinan terjangkit kanker dan cacat lahir juga akan
menurun.
. Kesejahteraan para pekerja juga meningkat karena produk turunana dari
proses pyrolysis yang lebih banyak macamnya dan bernilai ekonomis. Listrik,
11
amonia, bensin dan produk turunan kimia lainnya dapat dipasarkan sehingga
meningkatkan pemasukan.
Perbandingan insinerator plasma pyrolysis dibandingkan insinerator
tradisional
Insinerator Plasma Pyrolysis Insinerator Tradisional
Kelebihan - Ramah lingkungan
- Minim emisi gas beracun
- Hasil proses dari sampah
organik berupa gas bisa
digunakan di berbagai
aplikasi
- Generasi elektrik dan energi
thermal
- Menghasilkan produk-produk
komoditas
- Nilai ekonomi tinggi
- Pembangunan
mudah dan murah
- Pengoperasian
mudah
- Perawatan mudah
dan murah
Kekurangan - Biaya mahal untuk
pembangunan
- Butuh listrik yang besar
- Pengecekan dan perwatan
harus lebih intensif
- Sumber gas beracun
- Tidak ramah
lingkungan
- Tidak ekonomis
- Masih menyisakan
residu yang susah
diolah
- Tidak efisien
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangn insinerator plasma pyrolysis dibandingkan
insinerator tradisional
Penerapan teknologi ini tidak akan mudah jika dilakukan sendiri. Biaya,
perijinan serta kerjasama berbagai pihak untuk pengembangannya sangat
Gambar 5 Perbandingan Berbagai macam konversi termal dan produknya (2)
12
dibutuhkan. Berikut pihak-pihak yang diharapkan kerjasamanya dalam
perwujudan gagasan kami:
1. Rektorat ITB dan Program Studi terkait
Gagasan ini masih butuh dikembangkan lagi, oleh karena itu dari segi
penelitian dan pengembangan perlu ditindaklanjuti lebih lanjut. Selain
itu ITB sebagai pemilik insinerator PPS ITB -lah yang dapat
mewujudkan terimplementasikannya gagasan kami di PPS ITB.
2. PT Great Ganesha
Sebagai manejemen unit pengolaha sampah di PPS ITB, diharapkan
dapat membantu dan melancarkan terwujudnya gagasan ini.
3. Sponsorship dan Investor
Karena gagasan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, selain dana
dari rektorat, diharapkan mengalirnya dana tambahan dari sponsorship
dan investor untuk mempercepat proses pengembangan dan
pembangunan teknologi ini.
Perencanaan juga merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan.
Dalam mewujudkan gagasan ini, kami akan melakukan langkah-langkah strategis
sebagai berikut:
1. Mensosialisasikan teknologi ini melalui kajian KM-ITB, kajian antar
himpunan, forsil antar himpunan maupun forum-forum lainnya baik
resmi maupun non resmi.
2. Mensosialisasikan teknologi ini ke forum MWA dan juga forum antara
mahasiswa dan rektorat lainnnya.
3. Mengajukan proposal baik ke rektorat maupun ke Program Studi
terkait untuk pengembangan dan pembangunan sembari berkonsultasi
ke dosen-dosen terkait untuk membuat desain yang efisien untuk
digunakan di PPS ITB.
4. Setelah tahap pengembangan dan desain selesai akan dilanjutkan ke
tahap pembangunan, oleh karena itu akan dibutuhkan kontraktor. Akan
dibuka tender untuk mencar kontraktor yang sanggup membangun
insinerator tersebut.
5. Setelah pembangunan selesai, insinerator siap dijalankan. Karena
berbeda dengan insinerator yang lama, maka dibutuhkan revisi SOP
dan manajemen untuk efisiensi.
KESIMPULAN
Gagasan yang kami ajukan adalah penggunaan insinerator plasma
pyrolysis sebagai penggati insinerator jenis lama yang ada di PPS ITB. Insinerator
plasma pyrolysis lebih ramah lingkungan dan efisien.
Dalam pelaksanaanya kami akan mengajak kerjasama beberapa program
studi seperti Teknik Lingkungan, Teknik Kimia, Teknik Fisika dan Teknik
13
Elektro. Dukungan penuh dari institut juga sangat penting dalam
keberlangsungannya rencana ini.
Dengan efisiensi yang tinggi, proses pengolahan sampah dapat
berlangsung lebih efektif. Selain lingkungan yang menjadi makin sehat akibat dari
minimnya gas buangan, tingkat kesejahteraan pegawai juga meningkat dari
komoditas yang dihasilkan insinerator plasma pyrolysis.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Brunner C.R. Hazardous Air Emission from Incineration. 1986;45.
(2) Pfender E. Thermal Plasma Technology: Where Do We Stand and Where
Are We Going?, Plasma Chemistry and Plasma Processing. 1999;19:1-9.
(3) Ramakrishan S. and Dean R. T. Plascon Technology for Waste
Management – An Australian Experience. Int. Sym. Plasma Chem.
1993;2:63..
(4) S. K. Nema and K. S. Ganeshprasad. Plasma pyrolysis of medical waste,
CURRENT SCIENCE, VOL. 83, NO. 3, 10 AUGUST 2002
(5) http://majarimagazine.com/2007/12/teknologi-pengolahan-sampah/
(tanggal akses 28 Februari 2011. Author: Michael Hutagalung )
(6) Fauziatul Husna. Evaluasi Pengelolaan Pusat Pengolahan Sampah ITB
Sebagai Bahan DasarKajian Rencana Investasi. Tugas Akhir; 2009
top related