analisis stress-test your strategy dan …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298325-t30129-analisis...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS STRESS-TEST YOUR STRATEGY DAN
PENDEKATAN AMBIDEXTERITY UNTUK MEMBANGUN
SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGES DAN
ABOVE AVERAGE PERFORMANCE
PERUM PERURI
TESIS
ANTONIUS SUHENRI
1006792994
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JAKARTA
JANUARI 2012
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS STRESS-TEST YOUR STRATEGY DAN
PENDEKATAN AMBIDEXTERITY UNTUK MEMBANGUN
SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGES DAN
ABOVE AVERAGE PERFORMANCE
PERUM PERURI
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
ANTONIUS SUHENRI
1006792994
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JANUARI 2012
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah penulis nyatakan dengan benar.
Nama : Antonius Suhenri
NPM : 1006792994
Tanda Tangan :
Tanggal : 20 Januari 2012
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
iv
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan anugerah yang besar sehingga dari awal masuk
perkuliahan sampai kepada penyelesaian Karya Akhir dapat berjalan dengan
lancar. Judul karya akhir penulis adalah:
“ Analisis Stress Test Your Strategy dan Pendekatan Ambidexterity Untuk
Membangun Sustainable Competitive Advantages dan Superior Performance
Perum Peruri”
Adapun tujuan penulisan tesis adalah untuk memenuhi syarat akhir untuk
memperoleh gelar Magister Manajemen pada Program Magister Manajemen
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Oleh sebab itu,
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua bantuan,
waktu yang berharga, knowledge yang bermanfaat kepada semua dosen, teman
yang terlibat dari awal masuk kuliah sampai selesai yang tidak bisa disebutkan
semua. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangat sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof.Rhenald Kasali, Phd selaku ketua program Magister Manajemen
FEUI sekaligus Mentor yang memberikan motivasi untuk menjadi cracker
atau beyond leader dan pentingnya membangun mental entreprenuership dan
berpikir positif.
2. Bapak Imo Gandakusuma, MBA selaku dosen pembimbing dan dosen materi
accounting for manager dan corporate finance yang telah membimbing
penyelesaian tesis ini.
3. Para Dosen Penguji yaitu Bapak Imo Gandakusuma, Bapak Junino Jahya dan
Ibu Rofikoh Rokhim yang telah menguji dan memberikan masukan untuk
perbaikan tesis ini.
4. Bapak Junino Jahja, MBA selaku Mentor dan Direktur Utama Perum Peruri
yang banyak memberikan insight dan pengalaman hidup serta sangat
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
v
membantu dalam proses pengumpulan data dan dalam diskusi wawancara
dengan para Kepala Divisi untuk penyelesaian tesis.
5. Para Kepala Divisi Perum Peruri (Bapak Subandrio, Bapak Sigit, Bapak
Pramono, Bapak Murizal, Bapak Tony) dan Staf Corporate Secretary (Bapak
Paul) yang telah banyak sekali membantu penyelesaian tesis.
6. Program Beasiswa Profesional Human Resources Development (PHRD),
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan selaku
pendukung secara finance.
7. Keluarga besar Drs. HP.Manurung dan Rosdiana Sibarani, S.Pd, bapak dan
mama di medan, bang Erwin, bang Monang, dan bang Donal yang
mendukung agar cepat menyelesaikan perkuliahan dan tesis.
8. Isteri tercinta, Meilan Riana Siagian, S.E. dan keluarga besar D.Siagian dan
L.Siahaan yang mendukung.
9. Gavin Roma Mutiara yang baru masuk Playgroup dan Gavrilo Pele Amiel
(anak-anak penulis) yang baru mau bisa berdiri yang malah ikut belajar.
10. Seluruh anggota KP 101 dan anggota mentoring yang luar biasa (Aswin,
Erwin, Ellena, dan Karina)
11. Seluruh anggota kelompok yang luar biasa (Fajar, Ahmad, Ivan, Erwin, dan
Tri Taruna).
12. Teman-teman di adpend, perpustakaan, lobi, parkir, koperasi dan seluruh staf
yang membantu semasa studi (Mbak Mini, Pak Harino, Pak Alex, Pak Budi,
Pak Herman, Bang Irwansyah dan semua staf).
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat berguna bagi
penulis, pengembangan knowledge, dan untuk pengembangan Ambidexterity pada
Perum Peruri.
Jakarta, 20 Januari 2012
Penulis
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, penulis yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Antonius Suhenri
NPM : 1006792994
Program Studi : Magister Manajemen
Departemen : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Jenis Karya : Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah penulis yang berjudul :
“Analisis Stress Test Your Strategy dan Pendekatan Ambidexterity Untuk
Membangun Sustainable Competitive Advantages dan Superior Performance
Perum Peruri”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir penulis selama tetap mencantumkan
nama penulis sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 20 Januari 2012
Yang Menyatakan
(Antonius Suhenri)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
vii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Antonius Suhenri
Program Studi : Magister Manajemen
Judul : Analisis Stress-Test Your Strategy dan
Pendekatan Ambidexterity untuk Membangun
Sustainable Competitive Advantages dan
Above Average Performance Perum Peruri
Perum Peruri menghadapi masalah cepatnya perubahan lingkungan yaitu
environmental dinamism dan environemental competitiveness. Environmental
Dinamism ditandai dengan munculnya regulasi pemerintah tentang tender terbuka,
pasar terbuka dan ijin operasional yang mengancam. Environemental
competitiveness ditandai dengan munculnya pesaing. Dengan pendekatan stress
test your strategy dan ambidexterity akan menciptakan sustainable competitve
advantages. Pendekatan Ambidexterity didukung oleh strategic choices yang tepat
yaitu corporate foresight terutama opponent role dan strategic orientation
terutama market orientation sehingga tercapai Superior Performance.
Ambidexterity unit melakukan exploratory dan exploitative innovation perlu juga
untuk menjaga default risk agar perusahaan tidak default.
Key Word: Stress-test strategy, Ambidexterity, Corporate Foresight, Strategic
Orientation, Perum Peruri, Security Printing.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
viii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Antonius Suhenri
Study Program : Master of Managament
Title : Analysis Stress-Test Your Strategy and
Ambidexterity Approach to Build Sustainable
Competitive Advantages and Above Average
Performance Perum Peruri
Perum Peruri face the rapidly changing environment in the environmental
dinamism and environmental competitiveness. Environmental Dinamism marked
by the emergence of government regulations on open tender, open markets and
threaten the business operating licenses. Environmental competitiveness is
marked by the emergence of competitors. Through stress test your strategy and
ambidexterity approach will create a sustainable competitive advantages. While
Unit’s Ambidexterity is supported by the right strategic choices of corporate
foresight in particular with opponent role and strategic orientation particular with
market orientation, especially in order to reach superior performance. Unit’s
Ambidexterity perform exploratory and exploitative innovation need to keep the
default risk, so company do not default.
Key Word: Stress-test strategy, Ambidexterity, Corporate Foresight, Strategic
Orientation, Perum Peruri, Security Printing.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................. vi
ABSTRAK....................................................................................................
ABSTRACT..................................................................................................
vii
viii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii
DAFTAR RUMUS....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv
1. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan.............................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 8
1.5 Metode Penelitian....................................................................... 12
1.5.1 Sumber Dan Periode Data................................................. 12
1.5.2 Studi Penelitian................................................................. 12
1.5.3 Metode Pengolahan Data.................................................. 12
1.5.4 Alur Pikir Penelitian.......................................................... 14
1.6 Sistematika Penulisan................................................................. 15
2. LANDASAN TEORI......................................................................... 16
2.1 Pemahaman Tentang Strategi..................................................... 16
2.1.1 Pemahaman conceptual framework
dalam memformulasikan strategi.....................................
16
2.1.2 Analisis stress-tests your strategy: seven question to
ask......................................................................................
19
2.2 Exploratory Innovation, Exploitative, dan
Ambidexterity.............................................................................
24
2.2.1 Environmental Antecendent.............................................. 26
2.2.2 Organizational Antecendent.............................................. 27
2.2.3 Pendekatan Resource Base Value (RBV).......................... 30
2.3 Ambidexterity sebagai Dinamic Capabilities............................. 31
2.3.1 Organizational Ecologi dan Environmental
Context Perspective...........................................................
31
2.3.2 Dinamic Capability........................................................... 31
2.3.3 Pentingnya Ambidexterity................................................. 33
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
x
Universitas Indonesia
2.3.4 Condition under Ambidexterity......................................... 34
2.3.5 Bukti empiris yang mendukung Ambidexterity................. 35
2.3.6 Praktek Ambidexterity....................................................... 35
2.4 Corporate Foresight................................................................... 36
2.5 Strategic Orientation.................................................................. 38
2.6 Performance Measurement....................................................... 40
2.6.1 Absolute Performance...................................................... 40
2.6.2 Relatif Performance......................................................... 40
2.6.3 Model Z–Score Revisi....................................................... 40
3. GAMBARAN UMUM PERUM PERURI....................................... 43
3.1 Pendirian dan Informasi Umum Perum Peruri........................... 43
3.2 Strategic Intent : Visi, Misi dan Tata Nilai (Value) Perum
Peruri..........................................................................................
45
3.2.1 Visi Perum Peruri.............................................................. 45
3.2.2 Misi Perum Peruri............................................................. 46
3.2.3 Tata Nilai (values)............................................................. 47
3.3 Strategy Input dan Setting Objective.......................................... 49
3.4 Strategi Utama............................................................................ 50
3.5 Teknologi yang digunakan Perum Peruri................................... 51
3.6 Investasi (exploration)................................................................ 52
3.7 Analisis Keunggulan Daya Saing............................................... 55
3.8 Kinerja Kesehatan Perum Peruri................................................ 59
3.9 Business Environment................................................................ 60
4. ANALISIS MASALAH..................................................................... 63
4.1 Analisis Seven Stress-test question tentang strategi Perum
Peruri..........................................................................................
63
4.2 Analisis Unit’s Ambidexterity.................................................... 92
4.2.1 Environmental Antecendent.............................................. 93
4.2.2 Organizational Antecendent.............................................. 95
4.2.3 Pendekatan Resource Base Value (RBV).......................... 96
4.2.4 Ambidexterity sebagai Dinamic Capabilities.................... 98
4.2.5 Pentingnya Unit’s Ambidexterity...................................... 101
4.2.5.1 Innovation Stream................................................. 101
4.2.5.2 Condition under Ambidexterity............................. 102
4.2.5.3 Bukti empiris yang mendukung
Ambidexterity........................................................
103
4.2.6 Analisis Praktek Ambidexterity dan
Tantangan..........................................................................
104
4.2.6.1 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam
Fungsi Akuntansi dan Keuangan............................
105
4.2.6.2 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam
Fungsi Produksi, Teknologi, dan
Pengadaan...............................................................
110
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
xi
Universitas Indonesia
4.2.6.3 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam
Fungsi dalam Fungsi Marketing.............................
114
4.2.6.4 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam
Fungsi Riset dan Pengembangan
Produk....................................................................
117
4.2.6.5 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam
Fungsi Hukum........................................................
120
4.2.6.6 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam
Fungsi Organisasi dan Sumber Daya
Manusia (SDM)......................................................
121
4.3 Analisis Preposisi khususnya Remunerasi terhadap
Ambidexterity.............................................................................
124
4.4 Analisis Corporate Foresight : Enhancing Innovation
Capacity.....................................................................................
125
4.5 Analisis Strategic Orientation : Fit With External
Environment...............................................................................
126
4.6 Analisis Tingkat Default Risk dengan Z Score
Revised.......................................................................................
128
5. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 133
5.1 Kesimpulan................................................................................. 133
5.2 Saran........................................................................................... 136
5.2.1 Saran Untuk Manajemen Perusahaan................................ 136
5.2.2 Saran Untuk Investor dan Kreditur................................... 137
5.2.3 Saran Untuk Pemerintah.................................................... 138
5.2.4 Saran Untuk Konsumen.................................................... 138
5.2.5 Saran Untuk Akademisi.................................................... 138
5.2.6 Saran Untuk Masyarakat................................................... 138
DAFTAR REFERENSI.............................................................................. 139
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Scores Penilaian Kesehatan Perum Peruri............................. 59
Tabel 4.1. Komposisi Kas (%) dan Setara Kas tahun 2006-2010.......... 106
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Alur Pikir Penelitian....................................................... 14
Gambar 2.1. Strategy Conceptual Framework Dalam Perusahaan..... 16
Gambar 2.2. Environmental Antecendent........................................... 26
Gambar 2.3. Organizational Antecendent........................................... 27
Gambar 2.4. Innovation Streams......................................................... 33
Gambar 2.5. When should ambidexterity be considered..................... 34
Gambar 2.6. The three Roles of Corporate Foresight in Inovation
Management...................................................................
36
Gambar 2.7. Strategic Orientation Support Dinamic Capability........ 38
Gambar 4.1. Pelanggan utama Multi Customer.................................. 65
Gambar 4.2. Analisis Peluang dan Ancaman...................................... 84
Gambar 4.3. Analisis Five Forces....................................................... 87
Gambar 4.4. Analisis Environmental Antecendent............................. 93
Gambar 4.5. Analisis Organizational Antecendent............................. 95
Gambar 4.6. Innovation Streams......................................................... 101
Gambar 4.7. When should ambidexterity be considered?................... 102
Gambar 4.8. Analisis Ambidexterious CEO dalam fungsi Akuntansi
dan Keuangan.................................................................
105
Gambar 4.9. Analisis Tantangan Fungsi Akuntansi dan Keuangan.... 107
Gambar 4.10. Analisis Unit’s Ambidexterity dalam Fungsi Produksi,
Teknologi, dan Pengadaan.............................................
110
Gambar 4.11. Analisis Tantangan Unit’s Ambidexterity Dalam
Fungsi Produksi, Teknologi, dan Pengadaan.................
112
Gambar 4.12. Analisis Unit’s ambidexterity Pada Fungsi
Pemasaran.......................................................................
114
Gambar 4.13. Analisis tantangan Unit’s Ambidexterity
Pemasaran.......................................................................
116
Gambar 4.14. Analisis Unit’s Ambidexterity pada Fungsi Riset dan
Pengembangan Produk...................................................
117
Gambar 4.15. Analisis Unit’s Ambidexterity Pada Fungsi Hukum....... 120
Gambar 4.16. Analisis Unit’s Ambidexterity Pada Fungsi Organisasi
dan SDM.........................................................................
121
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
xiv
Universitas Indonesia
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1. Formula Model Z-Score Revisi....................................... 41
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
xv
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Wawancara........................................................... 142
Lampiran 2. Tabel Perhitungan Tingkat Kesehatan Perum Peruri
tahun 2006-2010............................................................
184
Lampiran 3. Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi
tahun 2006-2010.............................................................
186
Lampiran 4. Analisis Horisontal Laporan laba Rugi
tahun 2006-2010............................................................
187
Lampiran 5. Analisis Horisontal Beban Usaha
tahun 2006-2010.............................................................
191
Lampiran 6. Analisis Horisontal Pendapatan dan Beban Lain-lain
tahun 2006-2010.............................................................
195
Lampiran 7. Analisis Horisontal Laporan Neraca
tahun 2006-2010.............................................................
199
Lampiran 8. Analisis Ratio Keuangan Perum Peruri
tahun 2006-2010.............................................................
201
Lampiran 9. Analisis Kas dan Setara Kas Horisontal
tahun 2006-2010.............................................................
202
Lampiran 10. Laporan Keuangan Neraca
tahun 2006-2010 (Restated)...........................................
205
Lampiran 11. Laporan Keuangan Laba (Rugi)
tahun 2006-2010 (Restated)...........................................
207
Lampiran 12. Neraca Konsolidasi Perum Peruri
per 31 Desember 2010....................................................
208
Lampiran 13. Perhitungan Altman Model Revised Z Score (Asumsi
Laporan Konsolidasi) tahun 2006-2010.........................
209
Lampiran 14. Perhitungan Altman Model Revised Z Score (Asumsi
Memasukkan Contigent Liability) tahun 2006-2010......
210
Lampiran 15. Perhitungan Altman Model Revised Z Score Laporan
Keuangan Perum Peruri tahun 2006-2010.....................
211
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Penelitian Jansen, Bosch, dan Volberda (2005) menyatakan bahwa perkembangan
perusahaan multiunit yang memiliki banyak line busines menghadapi masalah
rapid turbulance environment atau perubahan yang tidak stabil dari lingkungan
dan kompetisi yang ketat sehingga banyak perusahaan mengalami kegagalan
karena tidak mampu beradaptasi.
Demikian juga yang dihadapi oleh Perum Peruri yang memiliki banyak lini bisnis
dalam security printing dan terjadi perubahan lingkungan yang cepat. Perum
Peruri juga sedang menghadapi persaingan yang ketat antara competitor,
bargaining power pembeli yang tinggi, bargaining power pemasok yang tinggi,
dan ancaman subsitusi produk dan jasa yang semakin tinggi seiring dengan
berkembangnya e-money, smart card, teknologi mutakhir dan permintaan pasar
pada tahun 2011. Persaingan yang ketat bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga
luar negeri. Oleh karena itu, Perum Peruri harus memiliki keunggulan daya saing
(sustainable competitive advantages) supaya memenangkan persaingan dalam
bidang security printing.
Sustainable competitive advantages berdasarkan pendekatan Resourse Base Value
(RBV) yaitu untuk memenangkan persaingan yang tinggi dan melakukan adaptasi
yang responsif, perusahaan memerlukan kombinasi resources dan capabilities
yang memenuhi lima kharateristik yaitu Valuable, Rare, Inimitable, Nonsubsitute
(Thompson et al, 2010) agar dapat bertahan dalam jangka panjang di dalam
pasar. Apabila perusahaan tidak melakukan strategi baru maka sustainable
competitive advantages menjadi temporary sustainable competitive dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
2
Universitas Indonesia
perusahaan akan cepat menjadi mature dan segera menuju dalam tahap
penurunan.
Perusahaan yang menjadi objek kasus adalah Perusahaan Umum Percetakan Uang
Republik Indonesia (Perum Peruri). Perum Peruri adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dalam bentuk hukum Perusahaan Umum (Perum) dan telah
menerapkan unit’s ambidexterity. Peruri adalah industri besar manufaktur yang
berkembang pesat dan mengelola aset yang sangat besar yaitu senilai
Rp2.352.079.775.169 (2010) dan telah melakukan eksplorasi dengan memiliki
beberapa investasi (2010) dalam anak perusahaan berdasarkan audit laporan
keuangan, yaitu :
1. Kerjasama Operasi (KSO) Peruri Divisi Timur senilai Rp.4.394.465.000
dengan komposisi saham 67%, dan
2. PT.Sicpa Peruri Securink (SPS) senilai Rp.5.541.875.000 dengan komposisi
20% .
Selain investasi pada anak perusahaan, Perum Peruri memiliki exploration
innovation lainnya berdasarkan laporan audit keuangan yaitu :
1. Rencana Pendirian PT.Peruri Digital Security (PDS) dengan kepemilikan
saham 99% yang bergerak dibidang Certification Authority and Smart Cards
yang sampai tanggal 4 Oktober 2011 akte pendirian anak perusahaan tersebut
sudah dibuat dan sudah ada dana yang disetorkan oleh Perum Peruri ke dalam
perusahaan baru ini.
2. Perum Peruri telah melakukan akuisisi PT.Kertas Padalarang dengan
kepemilikan saham awal 13,32% dan telah mengeluarkan uang muka untuk
investasi Rp 103.419.640.136 dengan rincian 64.646.880.934 (2010) dan Rp
38.772.759.202 (2009) tetapi belum dicatat dalam akun investasi.
3. Kesepakatan Bersama tentang Kerjasama Operasi (KSO) Peruri Divisi Barat
dengan PD.Aneka Industri dan Jasa untuk wilayah Sumatera Utara (PD AIJ)
pada tanggal 29 Desember 2009. Sampai dengan 4 Oktober 2011, KSO
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
3
Universitas Indonesia
tersebut sudah terbentuk dan suda ada aset yang diserahkan oleh Perum
Peruri untuk KSO tersebut.
Model Perum Peruri dalam melakukan transformasi bisnis adalah dengan
melakukan exploratory inovation dalam bentuk diversifikasi usaha dengan
mendirikan anak-anak perusahaan baru. KSO Peruri Divisi Timur (sudah berjalan)
dan KSO Peruri Wilayah Barat (belum ada aset yang diserahkan) yang bergerak
dalam bidang percetakan sekuriti biasa misalnya sertifikat ijaZah dan dokumen
penting lainnya yang bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat.
Sedangkan akuisisi PT.Kertas Padalarang (PTKP) adalah bukan hanya
menyuntikan modal kerja kepada PTKP yang sedang mengalami kesulitan
likuiditas tetapi juga untuk membeli resources dan capabilities yang dimiliki
PTKP dan menjamin suplai bahan baku kertas sekitar 80% untuk produk Peruri
berupa pita cukai. Dan PT.Peruri Digital Security (PDS) adalah rencana pendirian
pabrik baru untuk produk Certification Authority and Smart Cards, dan
mengantisipai perubahan pita cukai untuk bir yang tidak menggunakan lagi
menggunakan bahan kertas akan tetapi digital dengan model track and trace.
Sedangkan PT.Sicpa Peruri Securink (SPS) adalah untuk menyediakan sebagian
bahan tinta untuk pembuatan uang kertas.
Berdasarkan PP Nomor 32 tahun 2006, produk utama (the big five) Perum Peruri
adalah memenuhi permintaan dalam negeri yaitu uang rupiah, pita cukai, materai,
paspor, buku tanah yang menghasilkan revenue paling besar, sedangkan produk
yang bukan utama yaitu sekuriti lain misalnya ijazah, soal ujian, stiker, tiket
pesawat, medali, dan dokumen sekuriti lainnya.
Perum Peruri memiliki resources dan core capabilites dibidang percetakan kelima
produk (uang rupiah, pita cukai, materai, paspor, dan buku tanah) dengan kualitas
tingkat sekuriti yang tinggi yang membuat Perum Peruri dipercaya di dalam
negeri. Permintaan dari Luar Negeri masih rendah karena keterbatasn
kemampuan resources dan capabilites. Sebagai contoh, permintaan dari luar
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
4
Universitas Indonesia
negeri (Nepal) memiliki masalah dari segi hukum perpajakan international yang
berlaku di negara Nepal sehingga menyebabkan tertundanya pembayaran tagihan
kepada Perum Peruri, namun dapat akhirnya seluruh tagihan tanpa potongan pajak
dapat diselesaikan tanggal 25 Maret 2010. Oleh sebab itu perlu knowledge baru
tentang perpajakan international dan untuk itu Peruri telah membuat book of best
practice tentang eskpor-impor Nepal.
Dipandang dari segi perubahan lingkungan telah terjadi perubahan lingkungan
yang cepat baik dari sisi environmental dinamism dan environmental
competiteveness misalnya tingkat perubahan dan ketidakstabilan lingkungan yang
ditandai dengan perubahan yang cepat, peraturan atau regulasi pemerintah yang
berubah, umur produk yang pendek karena konsumen melakukan efesiensi,
teknologi semakin maju, kecepatan inovasi dan munculnya inovasi-inovasi yang
baru sangat dirasakan oleh Perum Peruri terutama yang berkaitan dengan proses
tender the big five produk (uang, pita cukai, materai, paspor, dan sertifikat tanah).
Munculnya peraturan baru berupa UU Mata Uang Rupiah yang tidak menunjuk
langsung Perum Peruri, dan belum ada petunjuk pelaksanaannya dan terbitnya
Perpres no. 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa terutama pasal 17
ayat 2h bahwa penunjukan langsung oleh pejabat pengadaan hanya boleh untuk
paket pengadaan barang dan jasa paling tinggi Rp.100 juta yang bersumber dari
APBN. Perpres no.111 tahun 2007 tentang terbukanya investasi dalam negeri dan
luar negeri termasuk daftar bidang usaha terbuka dan tertutup dengan persyaratan
dibidang penanaman modal sehingga bidang usaha Perum Peruri menjadi terbuka
dan terutama harus mendapat ijin operasional dari Botasupal (Badan
Pemberantasan Uang Palsu) yang berada pada Badan Intelijen Negara (BIN),
sedangkan berdasarkan PP no.32 tahun 2006 telah menunjuk langsung Perum
Peruri.
Dengan demikian diperlukan aturan petunjuk pelaksanaan dari UU mata uang
rupiah tahun 2011 yang menunjuk secara langsung Perum Peruri sebagai pencetak
uang agar tidak ada aturan yang tumpang tindih dan peraturan dikembalikan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
5
Universitas Indonesia
seperti semula sesuai PP 32 tahun 2006 yang memiliki kekuatan hukum lebih
tinggi dari Perpres.
Selanjutnya untuk produk materai sudah ada Peraturan Menteri Keuangan sebagai
petunjuk pelaksanaan yang menunjuk langsung Perum Peruri sebagai pencetak
materai. Namun sustainability untuk produk pita cukai, paspor, dan buku tanah
sedang terancam karena perubahan lingkungan peraturan dan persaingan terbuka
yang yang meningkat yaitu benturan aturan PP no.32 tahun 2006 dengan Kepres
no.54 tahun 2010 yang menyatakan bahwa pengadaaan yang bersumber dari
APBN di atas Rp.100 juta harus melalui tender, dan tidak boleh ada penunjukkan
langsung.
Selain benturan aturan, terjadi benturan karena persaingan terbuka dan larangan
monopoli dengan Perpres no. 111 tahun 2007 tentang daftar bidang usaha terbuka
dan tertutup yang menyatakan bahwa bidang usaha Perum Peruri menjadi terbuka,
yang artinya siapa saja boleh masuk. Karena sudah terbuka berarti Perpres no.111
tahun 2007 sudah bertentangan dengan aturan di atasnya yaitu PP no.32 tahun
2006 yang menyatakan Perum Peruri diberi tugas monopoli mencetak uang,
paspor, materai, buku tanah dan pita cukai.
Karena bidang usaha Perum Peruri sudah terbuka berdasarkan Perpres no.111
tahun 2007 dan dengan dasar Inpres no. 1 tahun 1971 dan Juklak Perkabin no.008
tahun 2008, yang menyatakan Perum Peruri harus mendapat ijin dari menurut
Badan Intelijen Negara (BIN) melalui Badan Pemberantasan Uang Palsu
(Botasupal) untuk melakukan bidang usahanya secara institusi. Secara hierarki
aturan perundang-undangan seharusnya PP nomor 32 tahun 2006 jauh lebih tinggi
daripada Inpres nomor 1 tahun 1971 sehingga seharusnya Perum Peruri tidak
perlu mendapat ijin usaha dari BIN.
Kondisi aturan yang tumpang-tindih menyebabkan sustainability produk seperti
paspor, buku tanah dan pita cukai terancam diambil oleh pesaing lain, dan sudah
terbukti pernah paspor dan buku tanah tidak melalui Perum Peruri. Ijin usaha dari
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
6
Universitas Indonesia
BIN bukan produknya tetapi badan hukum Perum Peruri yang diberikan ijin,
dengan demikian secara intitusi berarti harus ijin usaha dari BIN. Berdasarkan
urutan perundang-undangan yang berlaku Perum Peruri dibentuk melalui PP yang
kekuatan hukumnya lebih tinggi dari Inpres (berdasarkan hasil wawancara tanggal
22 Nopember 2011 jam 15.23 dengan bapak Tony, General Manager pada Peruri
Divisi Timur).
Walaupun Perum Peruri menghasilkan produk berkualitas dengan tingkat sekuriti
yang tinggi sehingga susah untuk ditiru akan tetapi tanpa didukung oleh regulasi
akan sulit berkembang ditengah persaingan harga yang lebih murah dan
berkualitas. Peruri menghadapi ancaman sustainability disamping aturan juga
karena biaya operasinya yang tiap tahun meningkat namun market share statis.
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 22 Nopember 2011 jam 13.30 dengan
bapak Sigit, Kepala Biro Hukum pada Peruri Divisi Timur, bahwa kenaikan harga
untuk BI masih negoitable sedangkan untuk Kementerian Keuangan, Kementerian
Hukum dan HAM, Kantor Pertanahan sudah ditetapkan. Oleh sebab itu
berdasarkan Zou, dan Li (2010) perlu strategi baru disaat terjadi perubahan dan
Perum Peruri memerlukan reformulasi strategi untuk memperbaiki kinerjanya
agar dapat mencapai sustainable competitive advantages dan above average
performance (Irbansyah, 2011).
Tesis ini ingin mengarahkan kembali bahwa Unit’s Ambidexterity itu penting
menurut Jansen, Bosch dan Volberda (2005) dan bahwa Peruri tidak boleh hanya
melakukan exploratory innovation saja tetapi juga melakukan exploitative
innovation (Gupta, 2006) untuk melakukan efesiensi agar dapat memiliki
keunggulan daya saing yang menurut Ambrosini dan Bowman (2009) memenuhi
unsur VRIN (Valuable, Rare, Inimitable, Non Subsituteable, dan Non tradeable).
Unit’s Ambidexterity harus didukung oleh corporate foresight (Rohrbeck dan
Gemunden, 2010) dan strategi orientasi yang tepat (Zhou dan Li, 2010) untuk
meningkatkan pangsa pasar baru. Peran leader sebagai ambidexterious Chief
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
7
Universitas Indonesia
Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) yang memiliki
pengetahuan dinamic capability sangat penting untuk mendukung Unit’s
Ambidexterity (O’Reilly dan Tushman, 2008).
Tujuan tesis ini agar perum peruri dengan kondisi perusaahaan mature tidak
mengalami risiko kebangkrutan (default risk) dan memberikan solusi dengan
menggaitkan dari berbagai sumber jurnal agar Perum Peruri memperoleh
sustainable competitive advantages dan above everage performance dalam jangka
panjang (Irbansyah, 2011).
Oleh sebab itu penulis memilih judul “ Analisis Stress-Test Your Strategy dan
Pendekatan Ambidexterity untuk membangun Sustainable Competitive
Advantages dan Above Average Performance Perum Peruri ”.
1.2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan permasalahan yang
dapat dikemukakan adalah:
1. Menurut Simon (2010) ada tujuh pertanyaan yang telah diidentifikasi dengan
baik pada setiap kondisi ekonomi yang ditujukan kepada manajemen
eksekutif dan harus mampu menjawab. Dengan menguasai semua pertanyaan
tersebut akan menjadi dasar untuk eksekusi strategi pada jalurnya (on track).
Oleh sebab itu rumusan permasalahan yaitu bagaimana penerapan strategy
yang telah dilakukan Perum Peruri melalui pendekatan Stress Test Your
Strategy: The 7 question to ask, Harvard Business Review, Simons (2010).
Disamping itu, bagaimana analisis mendalam dengan SWOT (Strength,
Weaknesses, Opportunity, dan Threat) Analysis dan Five Forces Analysis.
2. Bagaimana penerapan bentuk Unit’s Ambidexterity di Perum Peruri?
3. Bagaimana dari sudut pandang preposition apakah remunerasi mendukung
kesuksesan Ambidexterity?
4. Dilihat dari strategic choices, bagaimana penerapan unit member khusus
yaitu corporate foresight yang cocok untuk Perum Peruri saat ini?
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
8
Universitas Indonesia
5. Bagaimana penerapan strategic orientation yang cocok dengan emerging
market Perum Peruri saat ini.
6. Bagaimana default risk yang dihadapi Perum Peruri dari tahun 2006-2010?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui titik-titik lemah perusahaan agar dapat mengidentifikasi
kebingungan, ineficiency, dan kelemahan dalam strategi dan implementasinya
dengan menggunakan pendekatan Stress Test Your Strategy: The 7 question
to ask, Harvard Business Review (Simons, 2010) dan analisis mendalam
dengan SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity, dan Threat) dan Five
Forces analysis.
2. Untuk mengetahui penerapan bentuk Ambidexterity unit di Perum Peruri dan
resources dan capabilites yang memenuhi VRIN (Valuable, Rare, Inimitable,
Non Subsitute, dan Non tradeable) agar tercapai sustainable competitive
advantages dan above average performance.
3. Untuk mengetahui penerapan preposisi yang mendukung senior manager
dalam melakukan ambidexterity yang salah satunya penerapan remunerasi
untuk peningkatan kinerja pegawai pada Perum Peruri.
4. Untuk mengetahui corporate forsight yang sesuai karena corporate foresight
sangat penting memberikan kontribusi melalui tiga roles (strategist, initiator,
dan opponent role) untuk meningkatkan kemampuan mengeksploitasi
peluang yang muncul dari perubahan dan mengurangi ancaman.
5. Untuk mengetahui strategic orientation atau refocusing yang tepat (customer,
teknologi, atau competitor) untuk mengarahkan jalan bagi perusahaan untuk
memperoleh, mengalokasikan, dan memanfaatkan resources dan capabilities
untuk menambah dinamic capabilities.
6. Untuk mengetahui default risk atau kemungkinan perusahaan untuk bangkrut
sehingga manajemen dapat mengambil decision penting terkait arus kas
perusahaan agar tetap seimbang dalam melakukan exploratory dan
exploitative secara bersamaan.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
9
Universitas Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian, yaitu:
a. Untuk Manajemen Perusahaan :
Untuk mengetahui titik-titik lemah perusahaan agar dapat mengidentifikasi
kebingungan, ineficiency, dan kelemahan dalam strategi dan
implementasinya.
Untuk menerapkan unit’s Ambidexterity dan resouces yang memenuhi VRIN
(Valuable, Rare, Inimitable, Non Subsitute, dan Non tradeable) agar tercapai
sustainable competitive advantages dan above average performance.
Untuk menerapkan Unit’s Ambidexterity dalam melakukan exploratory dan
exploitative terutama oleh fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi
keuangan.
Menerapkan preposisi yang mendukung senior manager dalam melakukan
ambidexterity yang salah satunya penerapan remunerasi untuk peningkatan
kinerja pegawai.
Corporate foresight sangat penting memberikan kontribusi melalui 3 roles
(strategist, initiator, dan opponent role) untuk meningkatkan kemampuan
mengeksploitasi peluang yang muncul dari perubahan dan mengurangi
ancaman.
Memberikan strategic orientation atau refocusing yang tepat (customer,
teknologi, atau competitor) untuk mengarahkan jalan bagi perusahaan untuk
memperoleh, mengalokasikan, dan memanfaatkan resources dan capabilities
untuk menambah dinamic capabilities.
Menganalisis default risk melalui model Z-score revised (Altman, 2000)
untuk mengukur financial strength. Semakin tinggi Z-Score berarti semakin
rendah kemungkinan perusahaan untuk bangkrut (Utama dan Lumindong,
2009) sehingga manajemen dapat mengambil decision penting terkait arus
kas perusahaan agar tetap seimbang dalam melakukan exploratory dan
exploitative secara bersamaan.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
10
Universitas Indonesia
b. Untuk Investor dan Kreditor
Investor dan kreditur ketika akan melakukan investasi atau pemberian kredit
disamping memahami kinerja keungan juga agar memahami risiko tingkat
default risk Perum Peruri menurut metode Altman Z-Score Rivised yang
berada pada level indeterminant. Perum Peruri ada kemungkinan ancaman
tingkat default risk akan turun menjadi poor (default).
Dengan risiko yang tinggi, investor dapat mengenakan tingkat return atau
tingkat bunga yang lebih tinggi.
c. Untuk Pemerintah
Mengingat keterbatasan struktur permodalan Perum Peruri, Pemerintah dapat
memberikan setoran modal untuk menambah komposisi permodalan untuk
membiayai capital investment dan menambah modal kerja.
Pemerintah dapat memberikan margin (keuntungan) yang cukup untuk
kecukupan membiayai seluruh indirect cost, direct cost dan operating
expense yang mengalami kenaikan harga yang tercermin dalam kenaikan
harga harga jual yang transparan dan akuntabel.
Produk Perum Peruri sebagai objek vital strategis maka diperlukan kiranya
dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi agar Perum Peruri dapat
melaksanakan mandat PP nomor 32 tahun 2006 yang memberikan penugasan
dalam mencetak uang, materai, pita cukai, buku tanah, buku paspor dan
dokumen sekuriti lainnya sesuai pesanan pemerintah dari anggaran APBN.
Pemerintah dapat meluruskan aturan UU Mata Uang Rupiah, Perpres no.54
tahun 2010, Perpres 111 tahun 2007, Inpres no. 1 tahun 1971 dan Juklak
Perkabin no.008 tahun 2008 yang bertentang dengan PP no 32 tahun 2006.
Pemerintah dapat membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang
terkait agar bidang bisnis Perum Peruri jelas, tidak menjadi bidang bisnis
yang terbuka bagi swasta dan proses penunjukkan tidak melalui pengadaan
terbuka sehingga bidang bisnis Perum Peruri tetap tertutup dan pengadaan
dengan penunjukkan langsung.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
11
Universitas Indonesia
d. Untuk Konsumen
Membangun rasa cinta (loyalitas & emotional benefit) pada produk dalam
negeri yaitu Perum Peruri terutama uang rupiah sehingga diharapkan
masyarakat Indonesia menghargai uang rupiah sebagai produk anak bangsa
saja dan juga karena proses pembuatannya sangat sulit dengan kualitas
tingkat dunia karena teknologinya menggunakan teknologi canggih sama
seperti di Amerika, RRC, dan India.
Membangun rasa cinta untuk produk-produk Peruri yang lain yaitu buku
paspor, pita cukai, sertifikat tanah, materai dan sekuriti lainnya karena Perum
Peruri menghasilkan produk dengan kualitas terjamin dan sulit untuk
dipalsukan karena menerapkan teknologi percetakan uang dalam mencetak
produk-produk sekuriti lainnya dan teruji selama empat puluh tahun sejak
tahun 1971 dan menjadikannya kelas dunia.
e. Untuk Akademisi
Menambah wawasan konsep baru menganalisis strategi melalui fokus hanya
pada titik-titik lemah perusahaan dalam berbagai kondisi ekonomi.
Menambah wawasan konsep baru dalam mengimplementasikan unit’s
Ambidexterity harus didukung oleh dinamic capabilities dan organiZational
structure beserta strategic choices (corporate foresight dan strategic
orientation) yang tepat.
Memberikan new insight agar menjaga default risk untuk mengambil
kebijakan stabilitas kas pada tingkat yang normal pada berbagai kondisi agar
tidak mengalami kebangkrutan.
f. Untuk masyarakat
Membangun brand awareness kepada seluruh rakyat Indonesia tentang
produk-produk Perum Peruri melalui tesis ini memberikan edukasi bahwa
Perum Peruri memiliki core competancy sekaligus disctintive competancy
dalam integrated security printing dengan produk bukan hanya berupa uang
Republik Indonesia tetapi juga non uang misalnya paspor, materai, pita cukai,
sertifikat tanah, paspor dan lain-lain yang menjadi kebanggaan bangsa,
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
12
Universitas Indonesia
dengan terbukti menjadi kualitas terbaik di dunia karena 22 tanda pengaman
dengan tingkat sekuriti yang tinggi yang sulit dipalsukan.
Dengan meningkatnya brand awareness diharapkan semakin bertambah
demand terhadap produk-produk Perum Peruri sehingga meningkatkan
pendapatan Perum Peruri dan meningkatkan kesejahteraan pegawai Perum
Peruri dan masyarakat dan otomatis meningkatkan pendapatan negara melalui
pembayaran dividen dan pajak.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Sumber dan Periode Data
Data yang digunakan adalah data primer berupa laporan keuangan audited Perum
Peruri periode tahun 2006-2010, dan interview dengan direksi, kepala divisi, dan
manajemen terkait.
1.5.2 Studi Penelitian
Jenis study penelitian yang dipakai adalah replikasi jurnal dari special theme yang
terkait dengan Unit’s Ambidexterity dengan studi kasus terhadap Perum Peruri.
1.5.3 Metode Pengolahan Data.
Penulis melakukan penelitian dengan cara :
1. Mengumpulkan jurnal-jurnal yang terkait dengan riset evaluasi strategy,
unit’s ambidexterity, analisis kinerja perusahaan, dan perspektif corporate
finance.
2. Melakukan wawancara dengan direksi, kepala divisi, dan pegawai terkait.
3. Mengumpulkan data laporan keuangan audited.
4. Melakukan studi pustaka dan studi artikel yang khusus untuk mendapatkan
kerangka teori yang tepat dan mendapatkan new insight tentang Altman Z-
Score Model Revised.
5. Melakukan analisis data baik secara kuantitatif maupun kualitatif atas data
laporan keuangan dan wawancara.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
13
Universitas Indonesia
Data-data yang diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk melakukan beberapa
analisis, yaitu :
1. Analisis kelemahan strategi dan analisis penerapan Unit’s Ambidexterity pada
fungsi bisnis.
2. Analisis penerapan strategic choices (corporate foresight dan strategic
orientation) yang tepat dan analisis default risk kondisi Perum Peruri.
1.5.4 Alur Pikir Penelitian
Alur pikir penelitian merupakan suatu langkah-langkah yang diperlukan agar
dapat dengan jelas melihat dari proses input sampai kepada output suatu
kesimpulan dan saran pada gambar 1.1, berikut :
Gambar 1.1 Alur Pikir Penelitian
INPUT
Jurnal-jurnal Ilmiah, Laporan Keuangan Audited Perum Peruri periode
2006-2010, Corporate Strategy, Profile Perusahaan
TAHAP PROSES
1. Replikasi Jurnal 3. Wawancara
2. Analisis
OUTPUT
1. Analis Kelemahan Strategi Perusahaan
2. Analisis penerapan Unit’s Ambidexterity dan strategic choices
yang cocok untuk mendukung sustainable competitive advantages
dan superior performance
3. Analisis Penerapan Corporate Foresight dan Strategic Orientation
4. Analisi default risk sebagai new insight
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
14
Universitas Indonesia
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan karya akhir ini dilakukan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab 1. Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian dan sistematika dari
penulisan karya akhir ini.
Bab 2. Landasan Teori
Pada bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan pemahaman tentang
strategi dengan analisis stress-test your strategy, konsep exploratory dan
exploitative innovation dan Unit’s Ambidexterity. Disamping itu, landasan konsep
Unit’s Ambidexterity sebagai dinamic capabilities, strategic choices (corporate
foresight, dan strategic orientation), dan konsep Altman Z-Score Revised untuk
memberikan new insight perhitungan default risk dan teori-teori yang mendukung
lainnya.
Bab 3. Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini berisikan pendirian dan informasi umum, strategic intent, strategic
input, setting objective, strategi utama, teknologi, investasi, analisis keunggulan
daya saing, dan kinerja kesehatan Perum Peruri.
Bab 4. Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini berisikan analisis strategy melalui pendekatan stress-test your
strategy, SWOT dan Five Forces Analysis. Analisis Unit’s Ambidexterity tentang
environmental, pentingnya unit’s Ambidexetrity, praktek dan tantangan unit’s
ambidexterity untuk setiap fungsi bisnis Perum Peruri. Analisis preposisi
remunerasi yang mendukung unit’s ambidexterity beserta strategic choices yang
tepat berupa corporate foresight dan strategic orientation dan analisis konsep
tingkat default risk.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
15
Universitas Indonesia
Bab 5. Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dibuat dan
memberikan saran kepada manajemen Perum Peruri untuk menerapkan unit’s
ambidexterity dengan strategic choices yang tepat agar tercapai sustainable
competitive advantages dan superior performance.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
16 Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Strategi
Manajemen strategi dibutuhkan dalam proses pembuatan suatu strategy yang tepat
dalam menghadapi perubahan lingkungan yang cepat agar tercipta sustainable
competitive advantages dan above average performance.
2.1.1 Pemahaman conceptual framework dalam memformulasikan strategi
Konseptual Framework adalah suatu konsep dan menjadi pegangan yang
digunakan oleh para top management untuk membuat suatu strategi baru dan
memperbaharui strategi yang lama agar dapat mencapai sustainable competitive
advantages dan above everage performance, yaitu:
Gambar 2.1 Strategy Conceptual Framework Dalam Perusahaan
Sumber : Telah diolah kembali dari Thompson (2010) dan Irbansyah (2010)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
17
Universitas Indonesia
Dari gambar 2.1, proses awal yang harus dimiliki top management adalah
kemampuan strategic thinking yaitu mengembangkan dan mengasah kemampuan
ketajaman berpikir secara stratejik untuk memahami apa yang dihadapi, dan
kemampuan ini diperoleh dari pemahaman tentang suatu masalah secara kritis
yang dapat dibantu dengan pertanyaan what, where,who, why, when, dan how dan
memberikan input strategi.
Strategi input dapat berasal dari analisis lingkungan internal dan eksternal.
Analisis untuk mengetahui attractiveness suatu industri ditengah lingkungan
eksternal dan internal dapat menggunakan analisa SWOT yaitu analisis untuk
mengetahui kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunity)
dan ancaman treat (SWOT) pada suatu industri. Analisis SWOT yaitu Strengths,
Weaknesses, Opportunities dan Treats merupakan suatu analisis tentang internal
perusahaan yang terintegrasi dengan lingkungan eksternal. Walaupun analisis
SWOT masih tradisional karena kurang memperhatikan perubahan lingkungan
eksternal dan perubahan dalam perusahaan, namun diperlukan untuk mengetahui
gambaran tentang hal yang mendasar apakah perusahaan sehat atau tidak.
Selain SWOT Analysis dapat juga menggunakan analisis Five Forces dari Michael
E Porters yang dibuat pada tahun 1980 (Weston et al, 2004). Five forces
menganalisa lima tekanan horisontal dan vertikal yang mempengaruhi
perusahaan. Tekanan horisontal (internal) yaitu kekuatan menawar dari supplier
dan kekuatan menawar dari pelanggan, sedangkan tekanan vertikal (eksternal)
yaitu ancaman dari pendatang baru, ancaman dari produk subsitusi, dan ancaman
dari pesaing yang telah ada.
Five Forces memberikan suatu framework tingkat persaingan dan bargaining
position suatu perusahaan dalam analisis industrinya untuk menentukan apakah
favorable atau unfavorable. Disamping itu analisis dapat digunakan untuk
membuat input strategi dari setiap tekanan yang favorable dan unfavorabe dalam
eksplorasi dan eksploitasi bidang bisnis strategi.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
18
Universitas Indonesia
Kemudian top management harus ada kemauan yang kuat yang didukung oleh
seluruh karyawan perusahaan. Kemauan yang kuat menggambarkan komitmen
yang tinggi dari management dan mengarahkan perusahaan untuk mencapainya.
Intended Strategi yang diartikulasikan secara jelas dapat memberikan gambaran
arah suatu perusahan di masa yang akan datang. Strategy intend adalah berupa
visi, misi, objective, dan value statement perusahaan.
Visi dan misi yang baik memiliki karakterisitk graphic, directional, focused,
flexible, feasible, desirable, dan easy to communicate (Thompson, 2010).
Menyusun Objective membutuhkan balance scorecard. Dari aspek financial
objective terkait dengan target maanajemen untuk kinerja keuangan. Sedangkan
dari aspek strategic objective terkait target outcomes untuk memperkuat dan
menambah market standing, competitive vitality untuk mengalahkan kompetitor
dari segi kualitas, harga dan pelayanan, dan prospek bisnis di masa depan.
Dengan memperkuat dan mencapai strategic objective dapat mempercepat lebih
baik kinerja keuangan karena strategic objective berisi strategic outcomes yang
mendorong keunggulan daya saing (competitiveness) dan memperkuat pangsa
pasar sehingga posisi perusahaan lebih bagus dalam memperbaiki kinerja
keuangan dimasa yang akan datang. (Thompson, 2010), dan value statement
adalah nilai-nilai yang dianggap baik dan benar sebagai fondasi misalnya
integritas.
Setelah itu, dilakukan strategy blueprint yang merupakan reformulasi dari elemen
strategi (arena, vehicle, differentiator, staging, dan economic logic), membangun
core competancies (kemampuan yang paling utama di dalam perusahaan),
membuat roadmap, dan action plan untuk strategic execution.
Selanjutnya aspek yang paling penting adalah aspek eksekusi strategi, dan strategi
yang baik adalah strategi yang dapat diimplementasikan dengan baik. Aspek-
aspek yang diimplementasikan tergantung kebutuhan perusahaan, misalnya
ambidexterit strategy, Corporate foresight, strategic orientation, change
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
19
Universitas Indonesia
management, integrated knowledge management, communication strategy,
benchmarking strategy, dan sebagainya.
Setelah diimplementasikan dengan baik dan diawasi, strategi yang baik
menghasilkan outcome yaitu Sustainable Competitive Advantages (SCA) dan
Above Average Performance (AAP). Strategi bersifat work in process bukan
bersifat statis, oleh sebab itu strategi dapat diubah secara periodik. Perubahan
strategi dilakukan setelah evaluasi kinerja atas strategi yang dieksekusi dan saran
untuk dilakukan perbaikan dan penyempurnaan strategi. Perbaikan tersebut
kembali menjadi strategi input dalam membuat decision baru.
2.1.2.Analisis stress-test your strategy : seven question to ask (Simon, 2010)
Simon (2010) telah melakukan riset terhadap beberapa jenis perusahaan dan
industri selama 25 tahun tentang kunci sukses eksekusi strategi. Simon melakukan
riset didasari oleh peringatan dari Peter Drucker bahwa kesalahan terbesar
ketidakberhasilan perusahaan adalah karena hasil dari menanyakan pertanyaan
yang salah.
Jadi kesalahan yang berbahaya adalah menanyakan pertanyaan yang salah. Untuk
itu ada tujuh pertanyaan menurut Simon telah diidentifikasi dengan baik yang
ditujukan kepada manajemen eksekutif dan manajemen eksekutif harus mampu
menjawab. Dengan menguasai semua pertanyaan tersebut akan menjadi dasar
untuk eksekusi strategi pada jalurnya (on track).
Pertanyaan mungkin sulit dan memberikan beberapa pilihan yang memberikan
suatu pelajaran, namun implikasi penuh dari pertanyaan tersebut tidak selalu
langsung jelas. Pertanyaan pertama dan kedua adalah menetapkan prioritas secara
tegas. Pertanyaan ketiga dan keempat untuk menilai kemampuan untuk fokus
pada prioritas dengan merancang variabel kinerja penting dan constraints penting
lainnya. Pertanyaan kelima dan keenam untuk menginvestigasi apakah perusahaan
menggunakan teknik yang melaksanakan lingkungan yang kreatif (creative
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
20
Universitas Indonesia
tension) dan komitmen. Dan pertanyaan ketujuh terkait dengan kemampuan untuk
mengadaptasi strategi sepanjang waktu.
Latar belakang dilakukannya analisis strategi ini adalah bahwa sebuah krisis
ekonomi (downturn economy) dengan cepat dapat mengekspos kelemahan dari
strategi bisnis perusahaan. Tapi bisakah perusahaan mengidentifikasi titik-titik
lemah pada kondisi ekonomi yang baik juga seperti kondisi tahun 2011? Dan
dapatkah perusahaan berfokus pada titik-titik lemah yang benar-benar penting?
Stress test adalah sebuah tes penilaian tentang bagaimana sebuah fungsi sistem di
bawah tekanan berat atau tak terduga yang dapat membantu perusahaan mengatasi
kembali dalam mengenai masalah yang paling penting, apapun kondisi
ekonominya. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang bisnis
perusahaan, perusahaan dapat mengidentifikasi kebingungan, inefisiensi, dan
kelemahan dalam strategi dan implementasinya. (Sumber : Simons, 2010). Tujuh
stress-test untuk strategi perusahaan, yaitu :
a. Who is your primary customer?
Pertanyaan ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi beberapa pertanyaan
yaitu bagaimana memuaskan pelanggan utama? bagaimana alokasi resources
untuk memenuhi dan melebihi kebutuhan pelanggan? Apakah memimimalisir
resources untuk yang lain (stakeholders eksternal and internal) yang tidak
memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Tujuan penelitian pada pertanyaan pertama untuk mengetahui apakah
perusahaan telah menetapkan prioritas pelanggan utama atau tidak dan
apakah telah mengalokasikan resources kepada pelanggan utama. Memilih
pelanggan utama adalah keputusan membuat (made) atau tidak membuat
(break). Dan memahami kapan keputusan tersebut perlu untuk diubah.
Apabila berubah perusahaan memerlukan restrukturisasi bisnis. Tentunya hal
ini menyangkut alokasi resources.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
21
Universitas Indonesia
Idenya dari alokasi resources sangat sederhana yaitu alokasikan semua
resources yang mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan melampaui
kebutuhan pelanggan utama perusahaan. Alokasi resources kepada lebih dari
banyak customer menghasilkan kebingungan dan less than optimal services.
Dari sisi lain mengalokasikan optimal resources kepada pelanggan utama
berarti meminimalkan segala resurces untuk segala sesuatu yang lain
(termasuk semua external stakeholders, stockholders, dan unit internal yang
tidak menciptakan value added (nilai tambah) kepada perusahaan.
b. How Do Your Core Values Prioritize Shareholders, Employees, and
Customers?
Tujuan penelitian adalah apakah perusahaan telah menetapkan prioritas
dengan baik. Perusahaan yang mengeksekusi strateginya dengan baik telah
menetapkan core value yang merefleksikan kepentingan relatif antara
shareholders, employee, dan customer.
Value statement hanya merefleksikan aspirational behavior tertentu dan
tidaklah cukup. Perusahaan memerlukan core value. Core value perlu
diidentifikasikan, kepentingan siapa yang duluan (come first) ketika ada trade
off keputusan yang harus dibuat apakah kepentingan customer, employee,
atau shareholders.
c. What Critical Performance Variables Are You Tracking? Customer
satisfaction or revenue or revenue per product or what in your company?
Tujuan Penelitian untuk menganalisis kemampuan perusahaan untuk fokus
pada prioritas dengan merancang variabel kinerja. Perusahaan dihadapkan
pada kenyataan bahwa untuk menilai kinerja pegawai ataupun perusahaan
harus ada Key Performance Variabel/Indicator yang menjadi acuan bahwa
strategi telah diimplemantasikan dengan baik.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Banyak variabel yang masuk dalam balance scorecard, tapi tidak semua
variabel menjadi efektif. Berapa yang efektif dan berapa yang tidak efektif
karena setiap manager akan merasa tertekan karena begitu banyaknya
variabel performance tersebut yang dituntut darinya sehingga menyebabkan
strategi perusahaan gagal karena keterbatasan monitoring seluruh variabel,
dan besarnya biaya untuk mendapatkan variabel tersebut.
Sebagai contoh seorang pegawai, kepala seksi, kepala departemen, kepala
divisi, direktur mendapatkan promosi ataupun bonus manakala seluruh
variabel terpenuhi minimal nilai rata-rata baik dari segi financial
performance, internal process, customer satisfaction, dan learning and
growth dsb. Apabila kinerjanya dibawah atau tidak pada angka rata-rata,
maka tentunya sistem tidak memberikan full bonus.
Sistem ini juga akan menyakiti pegawai dan manager karena sistem
memberikan undervalued atas kontribusinya. Pegawai yang telah bekerja
keras akan tetapi diberikan undervalued akan berusaha untuk pergi kepada
competitor. Konsep yang mungkin dihadapi oleh perusahaan yang menuntut
inovasi akan terhalang oleh banyaknya variabel measurement, laporan harian
yang begitu banyak, sehingga manager tidak ada peluang untuk inovasi dan
memenuhi preferensi customer.
d. What Strategic Boundaries Have You Set? The risk intensifies when
managers feel pressure to hit growth and profit target, what your company
boundaries?
Tujuan penelitian untuk menganalisis kemampuan perusahaan untuk fokus
pada prioritas dengan merancang constraints atau batasan tertentu. Setiap
strategi memiliki risiko yaitu setiap tindakan individu dalam perusahaan akan
mendorong bisnis perusahaan. Risiko akan semakin tinggi manakala
perusahaan dituntut high growth dan profit target. Ada dua cara untuk
mengontrol risiko yaitu telling people what to do dan telling people what not
to do
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Sebagai ilustrasi : Perum Peruri mengutamakan safety dan quality, jadi setiap
pegawai dalam pabrik diberitahu untuk mematuhi Standar Operating
Procedures (SOP) dalam buku panduan yang dikirim. Namun untuk
perusahaan yang mengutamakan inovasi dan entreprenuer thinking, maka
perusahaan seharusnya merekrut pegawai yang kreatif dan memberitahukan
apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan demikian pegawai tersebut bebas dan
merdeka untuk melakukan kreatifitasnya dalam batasan tertentu.
Jadi artinya kalau boundaries jelas, perusahaan akan mampu melakukan
efesiensi dengan mengurangi waste atau produk gagal/spoilage atau
missproduct dan mengurangi risiko undiciplined growth dan bahkan bisa
mengurangi cost apabila terhindar dari penalty kegagalan product.
Jadi boundaries lebih bersifat kepada punishment dan bukan kepada reward.
Jika demikian maka disiplin harus ditegakkan, siapapun yang tertangkap
melangkah over the line, harus dipecat dan manajemen harus konsisten dan
keras.
e. How Are You Generating Creative Tension? The bigger your business, the
more insulated people from market pressures and more imperative this
became.
Tujuan penelitian adalah menginvestigasi apakah perusahaan menggunakan
teknik yang baik dalam melaksanakan lingkungan yang kreatif (creative
tension). Teknik bagaimana membuat pegawai bisa merasakan tekanan dari
pasar sehingga pegawai menunjukkan produktivitasnya dan keluar dari zona
amannya (comfort zone). Teknik dalam menciptakan creative tension antara
lain :
Strecth goal . Menetapkan agresive target
Ranking according to performance. Ranking ini mempengaruhi siapa yang
dipromosikan, siapa yang ditempatkan pada masa percobaan, siapa yang
dipecat. Tantangannya adalah jangan sampai persaingannya menjadi merusak
dan negatif.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
24
Universitas Indonesia
Setting span of accountability greater that are greater than span of control
artinya lebih menekankan kepada pertanggungjawaban daripada pengawasan.
f. How Committed Are Your Employees to Helping Each Other?
Tujuan penelitian adalah menginvestigasi apakah perusahaan menggunakan
teknik yang baik dalam melaksanakan komitmen. Perusahaan menginginkan
pegawai mencapai pribadi terbaiknya, mereka juga harus bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Untuk membangun tingkat komitmen yang tinggi
pemimpin harus membangun suatu organisasi yang memiliki empat atribut
yaitu pride in purpose, group identification, trust, dan kompensasi
pembayaran yang adil baik kesamaan secara vertikal, dan horisontal.
g. What Strategic Uncertainties Keep You Awake at Night? At the root of every
fail strategy is the set of assumption about the future that eventually false.
How to monitor that uncertainty assumption?
Tujuan penelitian untuk menginvestigasi kemampuan untuk mengadaptasi
strategi sepanjang waktu. Kegagalan strategi adalah karena asumsi yang
dipakai kenyataannya tidak benar, contoh asumsi tingkat kurs Rp 8500/$,
ternyata berubah menjadi Rp 9000/$, strategi diversifikasi mampu
mengurangi risiko dan meningkatkan return saham, merger dan akuisisi
perusahaan lain mampu memberikan keuntungan jangka panjang, target laba
perusahaan over optimist, dan sebagainya yang kenyataannya tidak benar.
Kuncinya dalam uncertainty condition adalah adapative capability dan
absorptive capacity yang tinggi.
2.2 Exploratory Innovation, Exploitative, dan Ambidexterity (Jansen, Bosch,
dan Volberda, 2005)
Definisi Organizational Ambidexterity menurut Jansen, Bosch, dan Volberda
(2005) adalah kemampuan untuk melakukan exploratory innovation dan
exploitative innovation secara simultan dan sangat penting untuk kelangsungan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
25
Universitas Indonesia
hidup perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jansen, Bosch, dan
Volberda (2005) bahwa kemampuan inovasi dapat dilihat dari organizational
Ambidexterity.
Tujuan utama adalah bagaimana perusahaan multiunit mengembangkan
Ambidexterity organizational dalam merespon environmental demand dengan
cara melakukan pengujian pada aspek environmental antecendents dan
organizational antecendents yang mempengaruhi sebuah level orgaizational
Ambidexterity yang dimiliki oleh unit.
Penelitian Jansen, Bosch, dan Volberda (2005) menghasilkan kesimpulan bahwa
perusahaan multiunit mengembangkan Ambidexterity organizational untuk
berkompetisi dalam lingkungan kompetisi yang dinamis, dan organisasi yang
memiliki sistem desentralisasi dan koneksi hubungan sosial yang tinggi terbukti
lebih mampu melaksanakan Ambidexterity dan melaksanakan exploratory dan
exploitative innovation secara bersamaan.
New insight dari penelitian tersebut adalah bagaimana perusahaan multiunit
menghadapi tekanan kontradiksi untuk melakukan exploratory dan exploitative
innovation.
Kemampuan perusaahaan untuk melakukan inovasi diukur melalui kemampuan
exploratory dan exploitative yang dilaksanakan bersama-sama dan
berkesinambungan.
Faktor yang membentuk exploratory dan exploitative adalah mengelola
kontradiksi dalam local environment dengan baik dengan adanya senior manager
yang memiliki kemampuan toleransi dan resolve problem yang baik. Local
environment dapat dilihat dari organizational culture yang terdiri dari 2, yaitu
(Jansen, Bosch, dan Volberda, 2005) :
a. Environmental antecedent yang terdiri dari : Dinamism dan Competitiveness
b. Organizational Antecendent yang terdiri dari : Desentralisasi, Formalisasi dan
Koneksi
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
26
Universitas Indonesia
2.2.1 Environmental Antecendent :
Enviromental Antecendent adalah faktor internal berupa environmental dinamism
dan environmental conpetitiveness, yaitu :
Gambar 2.2 Environmental Antecendent
Sumber : Telah diolah kembali dari Jansen, Bosch, dan Volberda (2005)
Gambar di atas melihat perkembangan perusahaan multiunit yang memiliki
banyak line busines menghadapi masalah environmental dinamism adalah tingkat
perubahan yang cepat, lingkungan yang tidak stabil yang ditandai dengan
perubahan yang cepat, siklus hidup produk yang pendek, dan proses
penghancuran kreatifitas. Perubahan environmental dinamism menyebabkan
produk akan cepat usang dan dibutuhkan kompetensi baru untuk dikembangkan.
Untuk mengatasi produk usang dilakukan exploratory innovation, yaitu inovasi
produk baru.
Disamping environement dinamism terdapat masalah environmental
competitiveness yang ditandai dengan jumlah pesaing yang banyak dan jumlah
arena dimana terjadi persaingan ketat. Persaingan untuk merebut pasar dilakukan
antar kompetitor dengan membuat produk imitasi dengan kualitas yang lebih baik
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
27
Universitas Indonesia
dan harga lebih murah. Untuk mengatasi masalah produk imitasi, perusahaan agar
dapat bertahan hidup harus melakukan exploitative innovation dengan
menerapkan efesiensi dan generating income baru.
Dalam aspek environmental competitiveness, kesuksesan exploration innovation
menjadi luntur karena banyaknya populasi pesaing (Levinthal dalam Jansen,
Bosch, dan Volberda, 2005) dalam industri yang sama. Oleh sebab itu lingkungan
bisnis yang memiliki karakteristik environmental dinamism dan competitiveness
yang tinggi, unit harus menciptakan sustainable competitive advantages (Grant,
dalam Jansen, Bosch, dan Volberda, 2005).
Dengan adanya explorative dan exploitative akan membentuk Ambidexterious unit
dan selanjutnya apabila kedua inovasi tersebut dilaksanakan secara simultan akan
menghasilkan unit’s Ambidexterity.
2.2.2 Organizational Antecendent
Organizational antecendent adalah faktor internal dalam organisasi dari sisi
desentralisasi, koneksi dan formalisasi, yaitu :
Gambar 2.3 Organizational Antecendent
Sumber : Telah diolah kembali dari Jansen, Bosch, dan Volberda (2005)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
28
Universitas Indonesia
Dari gambar 2.3, desentralisasi terkait dengan pengambilan keputusan yang tidak
terpusat dan didelegasikan kepada bawahan, sedangkan connectedness adalah
hubungan sosial antar subunit dalam struktur hierarki yang mengurangi
formalisasi sehingga memberikan dukungan untuk pertukaran knowledge.
Koneksi sosial yang tinggi mengembangkan norma dan kepercayaan yang kuat
yang mengurangi konflik terhadap pencapaian tujuan dan mendukung ketaatan
kepada aturan. Dengan demikian connectednes mengurangi formal control dan
mengurangi penggunaan formalisasi.
Sedangkan formalisasi adalah alur proses birokrasi baik dari aturan, prosedur,
instruksi, maupun komunikasi biasanya membutuhkan nota dinas tertulis sehingga
membutuhkan waktu lama untuk proses pengambilan keputusan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jansen, Bosch, dan Volberda (2005)
faktor yang menentukan level Ambidexterity adalah kemampuan
mengkombinasikan contradiction dalam local environment untuk meningkatkan
level kemampuan exploratory dan exploitative secara bersamaan. Faktor yang
memiliki hubungan paling kuat adalah kombinasi antara environmental dinamism
dan environmental competitiveness, dan kombinasi antara desentralisasi dan
koneksi yang memberikan kemampuan bagi unit untuk melakukan exploitative
dan explorative innovation secara simultan.
Hubungan yang kuat antara kombinasi environmental dinamism dan
environmental competitiveness dan kombinasi desentralisasi dan connectedness
menunjukkan adanya kemampuan senior manager untuk mentoleransi dan
mensinergikan contradiction untuk menciptakan Ambidexterious unit. Namun
hubungan antara ketiganya (desentralisasi, connectedness, dan formalisasi) tidak
ada hubungan dengan Ambidexterious unit karena Ambidexterious unit adalah
sederhana dan sering informal daripada formal.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
29
Universitas Indonesia
Tujuan utama kombinasi contradiction dalam local environement di atas
membentuk Ambidexterious unit yang melaksanakan sekaligus exploratory dan
exploitative innovation dan berkesinambungan sehingga unit tersebut menjadi
Ambidexterity unit yang artinya level kedua inovasi yang lebih tinggi. Dengan
demikian unit’s Ambidexterity akan melakukan sekaligus exploratory peluang
baru dan exploitative kemampuan yang ada untuk mencapai sustainable
competitive advantages dan superior performance.
Yang menjadi exploratory innovation adalah mencari dan menemukan resources
dan capabilities baru diluar knowledge, skill, customer, market share, dan produk
atau resources dan capabilites yang sudah ada. Jadi unit tersebut menghasilkan
produk dan jasa yang baru dan menjual produk yang benar-benar baru, contoh
mencoba produk dan jasa baru dalam pasar lokal dan luar, dan
mengkomersialisasikan produk dan jasa yang benar-benar baru untuk unit
perusahaan.
Sesudah dilakukan exploration innovation maka dilakukan exploitative innovation
supaya produk tidak ditiru oleh pesaing. Bentuk exploitative innovation adalah
unit tersebut membangun knowledge, skill, customer, product yang sudah ada,
misalnya secara reguler melakukan adaptasi kecil terhadap produk dan jasa yang
sudah ada, dan sering melakukan perbaikan (refine) produk dan jasa yang sudah
ada.
Kesuksesan exploratory innovation memang diperlukan untuk menghadapi
cepatnya produk dan jasa menjadi usang (Ahuja dan Lampert, dalam Jansen,
Bosch, dan Volberda, 2005). Akan tetapi, tanpa exploitation innovation maka
hasil dari exploratory innovation akan cepat ditiru (imitate) oleh pesaing dengan
meluncurkan versi lain produk (improved version) yang lebih efesien dan lebih
murah.
Dengan demikian, unit akan menghabiskan waktu, resources dan capabilites
percuma untuk melakukan exploratory innovation tanpa melakukan efesiensi dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
30
Universitas Indonesia
memperoleh pendapatan melalui exploitative innovation. Oleh sebab itu
diperlukan sinkronisasi dan keseimbangan exploration peluang baru, knowledge
baru dan exploitation resources dan capabilites yang ada (Volberda, Lewin dalam
Jansen, Bosch, dan Volberda, 2005). Melakukan exploration innovation sekaligus
exploitative innovation secara bersamaan disebut dengan Ambidextrity, dan unit
yang melaksanakannya disebut Ambidexterity Unit.
Jadi prosesnya adalah ketika melaksanakan exploratory dan exploitative
innovation pada level awal akan membentuk Ambidexterious unit, dan
berkembang tingkatnya menjadi unit Ambidexterity ketika melaksanakan
exploratory dan exploitative innovation secara simultan ke level yang lebih tinggi
dengan tujuan mencapai sustainable competitive advantages dan above average
performance.
2.2.3 Pendekatan Resource Base Value/RBV (Ambrosini dan Bowman 2009)
Berdasarkan pendekatan Resource Base Value (RBV) (Ambrosini dan Bowman
2009) perusahaan memiliki Sustainable Competitive Advantages apabila memiliki
resources dan capabilites yang memenuhi VRIN, yaitu :
a. Valuable : bernilai dan berkaitan dengan kemampuan menetralisir
ancaman (perubahan environament dan organisasi) dan memanfaatkan
peluang di luar dengan meningkatkan nilai tambah yang baik bagi
perusahaan.
b. Rare : unik dan jarang
c. Non Imitability : tidak gampang ditiru oleh pesaing. Apabila sudah ditiru
maka tidak lagi memiliki keunggulan daya saing.
d. Non Subsitute : tidak dapat diganti dengan barang yang lain yang
fungsinya sama
Dan yang paling menarik adalah berdasarkan Wijaya, MBA (2011) yaitu
resources dan capabilites memiliki daya saing apabila non tradeable. Sebagai
contoh kasus yang akan dibahas yaitu Perum Peruri menghasilkan juga produk
non tradeable yaitu mencetak uang, sedangkan materai, pita cukai, paspor, dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
31
Universitas Indonesia
sertifikat tanah sedang terancam karena perubahan lingkungan peraturan dan
persaingan yang tidak menentu.
2.3 Ambidexterity sebagai Dinamic capabilities (O’Reilly dan Tushman
2008)
2.3.1 Organizational Ecologi dan Environmental Context Perspective
Menurut penelitian O’Reilly dan Tushman (2008) perusahaan dapat survive dalam
mengahadapi perubahan dilihat dari dua perspective yaitu :
a. Organizational Ecologi (internal)
Dalam organizational ecological banyak bukti menunjukkan bahwa
mayoritas perusahaan mengalami banyak ketidakberdayaan dan akhirnya
gagal. Data mendukung yaitu hasil riset Mc.Kinsey atas life expectancy
perusahaan dalam S danP 500 menunjukkan bahwa tahun 1935 rata-rata
ekspektasi hidup 90 tahun, kemudian turun menjadi 30 tahun pada tahun
1975, pada tahun 2005 diestimasikan berumur hanya 15 tahun. Riset
Mc.Kinsey yang lain menguji 266 perusahaan dari periode 1984-2004 dan
menemukan hanya sebagian kecil yang secara keuangan sukses selama
periode tersebut (Devan, Milan, dan Shirke, dalam O’Reilly dan Tushman
2008).
b. Environmental context (external)
Dalam environmental context perusahaan benar-benar belajar dan beradaptasi
untuk menggeser environmental context. Beberapa bukti empiris mendukung
perusahaan yang melakukan adapatasi untuk berubah baik dari resources dan
capabilitiesnya mampu bertahan di atas umur 200 tahun (De Geus, 1997
dalam O’Reilly dan Tushman (2008).
2.3.2 Dinamic Capability (O’Reilly dan Tushman 2008)
Kedua perspective (Organizational Ecologi dan Environmental Context)
kemudian bersatu dan menghasilkan dua tema yaitu :
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
32
Universitas Indonesia
a. Dinamic capabilities. Riset dalam strategi menyarankan dinamic capabilities.
Dinamic capabilities sebagai key role dari strategic leaderships dalam
melakukan adaptasi, integrasi, rekonfigurasi organization skill/existing
capabilities dan resources dengan tepat untuk menghadapi changing
environment atau perubahan lingkungan yang cepat dan menjelaskan
keunggulan daya saing untuk jangka panjang (long term competitive
advanteges) (Eisenhardt dan Martin dalam O’Reilly dan Tushman 2008)
b. Ambidexterity. Riset dalam organizational design menyarankan
Ambidexterity sebagai kemampuan sebuah perusahaan untuk melakukan
eksplorasi dan eksploitasi secara simultan, yang memampukan perusahaan
untuk beradaptasi sepanjang waktu (O’Reilly dan Tushman, 2008).
Dari kedua tema dinamic capabilities dan Ambidexterity dilakukan review dan
integrated research oleh O’Reilly dan Tushman (2008) dan menghasilkan set of
preposition yang menyarankan bagaimana Ambidexterity berperan sebagai
dinamic capabilities. Disamping itu efesiensi dan inovasi menjadi strategic
tradeoffs dan membekali para senior manager untuk dapat membangun dinamic
capabilities.
Dinamic capabilities diperlukan untuk mendukung Ambidexterity, dan
kemampuan yang harus dibekali kepada seinor manager yaitu pengetahuan
sensing, seizing, dan reconfiguring atau dengan kata lain kemampuan bongkar
pasang resources dan capabilities untuk membangun temporary competitive
advantages menjadi sustainable competitive advantages.
a. Sensing : yaitu melihat peluang dan ancaman dengan cara scanning,
searching, explorating, contoh proses pembuatan strategi yang berkaitan
dengan variation, resources (competitive intelligence dan mencari perubahan
teknologi), rapat pembuatan strategi, pembahasan perubahan teknologi, dan
forum diskusi untuk peluang baru.
b. Seizing : yaitu membuat keputusan yang tepat dan melaksanakannya yang
disebut strategic insight dan strategic execution termasuk crafting vision dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
33
Universitas Indonesia
strategi. Dalam organisasi diperlukan kemampuan crafting vision dan strategi,
dan menjamin organizational aligment yang tepat (exploitation atau
exploration), merangkai complementary assets dan memutuskan untuk
alokasi resources dan waktu.
c. Reconfiguration : mengalokasi atau membongkar ulang kembali resouces dan
capabilities supaya bisnis cycle tidak turun (mature) banyak dan bisnis naik
lagi. Kunci untuk sustained profitable growth adalah kemampuan
merekombinasi dan merekonfigurasi assets/resources,organizational
structure karena pasar dan teknologi yang berubah (Teece dalam O’Reilly
dan Tushman 2008)
2.3.3 Pentingnya Ambidexterity
Gambar dibawah ini mengilustrasikan pentingnya Ambidexterity secara strategic.
Gambar 2.4 Innovation Streams
Sumber : O’Reilly dan Tushman (2008) halaman 194
Innovation stream menggambarkan bagaimana teknologi dan pasar berubah setiap
waktu. Sumbu y adalah perubahan berdasarkan market dan pelanggan artinya
perusahaan dapat memasarkan produk dan jasa kepada segmentasi pelanggan
yang ada atau kepada pelanggan atau pangsa pasar baru. Sumbu x adalah
perubahan berdasarkan nature of innovation artinya ada tingkatan inovasi dari
incremental, architectural dan discontinues.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Menurut penelitian (Teece dalam O’Reilly dan Tushman 2008) innovation stream
membantu menjelaskan mengapa perusahaan sering overemphasize pada
exploitation karena biaya exploration besar maka perusahaan lebih menekan
exploitation. Namun perusahaan yang hanya mengandalkan eksploitasi dari
resources dan capabilities yang ada kepada pelanggan yang ada akan
mengahadapi persaingan dan menyebabkan penurunan margin untuk
mempertahankan market. Oleh sebab itu perusahaan sering mencari kepada
market baru dengan mencari segmentasi pelanggan baru atau melalui inovasi yang
memampukan perusahaan untuk menaikkan harga dan meraih margin yang lebih
tinggi dari pelanggan.
2.3.4 Condition under Ambidexterity
Karena kesulitan dalam menerapkan exsploratory dan exploitative secara
simultan, maka dianalisis dalam kondisi apa Ambidexterity diterapkan?
Pertanyaan ini dapat dijawab dari gambar 2.5, di bawah ini :
Gambar 2.5 When should Ambidexterity be considered?
Sumber : O’Reilly dan Tushman (2008) halaman 195
Apa yang terjadi jika peluang bisnis baru baik secara stratejik penting maupun
operational leverage mendapat manfaat dari operational capabilities dan aset
yang ada pada perusahaan? Pada saat kondisi pentingnya bisnis stratejik dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
35
Universitas Indonesia
operational leverage tinggi tersebut maka design Ambidexterity adalah yang
paling sesuai.
2.3.5 Bukti empirirs yang mendukung Ambidexterity (O’Reilly dan
Tushman, 2008)
Berdasarkan He dan Wong dalam O’Reilly dan Tushman (2008) bahwa
Ambidexterity terkait dengan pertumbuhan sales yang lebih tinggi. Sedangkan
penelitian Cottell dan Nault dalam O’Reilly dan Tushman (2008) bahwa
perusahaan yang telah menerapkan kombinasi exploration dan exploitation secara
simultan (Ambidexterity) lebih sustainable atau umurnya lebih panjang
dibandingkan yang tidak. Dan menurut penelitian Govindarajan dan Trimble
dalam O’Reilly dan Tushman (2008) Ambidexterity menghasilkan financial
performance yang lebih baik. Disamping itu Ambidexterity juga memperbaiki
learning dan inovasi (Rothaermel dan Deeds dalam O’Reilly dan Tushman
(2008). Menurut penelitian Tushmen et al dalam O’Reilly dan Tushman (2008)
bahwa Ambidexterity design lebih efektif daripada functional, cross-functional
atau spin-out design dalam menghasilkan peningkatan inovasi.
2.3.6 Praktek Ambidexterity (O’Reilly dan Tushman, 2008)
Kesuksesan Ambidexterity tergantung kemampuan senior leader atau manager
dalam mengelola unit tersebut agar senantiasa melaksanakan exploratory dan
explotation secara simultan dan menemukan mekanisme yang mendukung
terciptanya dinamic capabilties dan efesiensi dan efektivitas dari inovasi.
Untuk itu perlu adanya lima preposisi dan komitmen antara senior team leader
yang menentukan keberhasilan Ambidexterity yaitu:
a. Kehadiran sebuah strategic intent kuat yang memaksa dan menjustifikasi
pentingnya melakukan baik exploitation dan exploration yang akan
meningkatkan Ambidexterity.
b. Artikulasi vision dan value yang memberikan sebuah identitas umum akan
meningkatkan Ambidexterity
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
36
Universitas Indonesia
c. Melalui sebuah konsensus yang jelas antar senior tim tentang strategi unit, dan
mengkomunikasikan dengan baik, sistem insentif akan meningkatkan
Ambidexterity. Oleh sebab itu manager perlu belajar leaderships bagaimana
menjadi future leader yang transformatif dan inovatif.
d. Memisahkan arsitektur organisasi yang terhubung (bisnis model, kompetensi,
metriks, dan budaya) untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi subunit dan
melakukan targeted integration. Alasan utamanya adalah untuk memberi
kesempatan perusahaan bereksperimen dan meningkatkan assets dan
capabilites yang tidak akan tersedia apabila bisnis dibiarkan beroperasi secara
independen.
e. Senior leader mampu mentoleransi kontradiksi atau konflik antar operating
unit dan mampu menyelesaikan tegangan yang muncul.
2.4 Corporate foresight (Rohrbeck dan Gemunden, 2010)
Ambidexterity harus didukung oleh adanya Corporate foresight. Melalui cross-
case analysis, Corporate foresight melahirkan tiga role dapat mempercepat
inovation capacity sebuah sebagaimana gambar berikut.
Gambar 2.6 The three Roles of Corporate foresight in Inovation Management
Sumber : Rohrbeck dan Gemunden, 2010 halaman 237
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Dari gambar di atas Corporate foresight memberikan kontribusi untuk
mendukung dinamic capabilities melalui tiga roles.
Tiga peranan Corporate foresight yang mendukung dinamis capability adalah
a. The strategist role : Corporate foresight mengarahkan kegiatan inovasi
melalui create vision, menyediakan strategic guidance, mengkonsolidasi
berbagai pendapat, mengukur dan repositioning portofolio inovasi, dan
mengidentifikasi bidang bisnis baru para pesaing.
b. The Initiator role : Corporate foresight memicu (triggers) inisiatif inovasi
termasuk proyek baru R dan D atau proses baru atau bisnis model inovasi
dengan cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang baru, teknologi baru
dan konsep produk dari para pesaing yang kemudian menjadi dasar kuantitas
dan kualitas output inovasi.
c. The opponent role : Corporate foresight menantang para innovator untuk
create inovasi yang lebih sukses dan lebih baik dengan challenging basic
assumption, challenging the state of the art R dan D project yang ada, dan
scanning bahaya untuk inovasi sekarang dan yang akan datang.
Corporate foresight adalah dari perspektif user dengan cara memperoleh insight
dari internal stakeholder dengan menggali informai bagaimana unit foresight
digunakan oleh perusahaan dalam mencari insight dari dalam. Konsep Corporate
foresight adalah renew strategic resources yang mendukung dinamic capability
dalam rangka meningkatkan competitive advantages melalui innovation capacity.
Corporate foresight memberikan kontribusi untuk kemampuan kapasitas inovasi,
yaitu :
a. Incremantal inovation artinya mengembangkan produk dan jasa baru dalam
bidang bisnis yang ada.
b. Radically inovation artinya menciptakan produk dan jasa dalam bidang bisnis
baru yang biasanya menggunakan teknologi baru.
Untuk menghindari kegagalan, penting sekali mekanisme timely responsif kepada
suatu perubahan yang sifanya mengancam perusahaan dan peluang inovasi.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Dalam prakteknya keberhasilan perusahaan juga melibatkan manager of unit
foresight dan para anggotanya. Untuk melaksanakan Corporate foresight
membutuhkan modal cukup besar untuk membiayai proses broadcasting foresight
inside, contoh mailing list, internet, intranet, blogger, wilki, management system-
internal document, dan sebagainya.
2.5 Strategic orientation (Zho dan Li 2010)
Strategi orientasi sangat penting agar exploration dan exploitative innovation
lebih fokus pada hal-hal yang menjadi kelemahan perusahaan akibat perubahan
lingkungan yang cepat. Karakteristik dari emerging economies yang dipakai
adalah high uncertainty by fast change environment dan fierce pressure. Tekanan
ini membuat perubahan, dalam perubahan tersebut dibutuhkan strategic
orientation yang baru karena strategi yang lama sudah usang.
Strategi orientasi juga membangun dinamic capability dalam emerging
economies, sebagaimana gambar berikut :
Gambar 2.7 Strategic orientation Support Dinamic Capability
Sumber : Telah diolah kembali dari Zho dan Li, 2010
Karakteristik dari emerging economies yang dipakai adalah high uncertainty by
fast change environment dan fierce pressure. Bentuk perubahan besar dalam
institusi yaitu pemerintah (regulasi), sistem ekonomi, struktur kepemilikan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
39
Universitas Indonesia
perusahaan, lingkungan pasar dan setersunya yang menciptakan strategic
challanges yang serius agar bisnis bisa mencari peluang (Li et al dalam Zhou dan
Li, 2010). Dengan kata lain tekanan ini membuat perubahan besar, dalam
perubahan tersebut dibutuhkan strategic orientation yang baru karena strategi
yang lama sudah tidak bisa mencari peluang bisnis.
Strategic orientation adalah sebuah strategic choices dan merupakan pendorong
penting (key driver) adaptive capability sebagai sebuah elemen kunci dinamic
capabilities.
Pada dasarnya strategic orientation memberikan source kepada dinamic
capabilities untuk membangun dinamic capabiities, hanya bedanya strategic
orientation fokus dan berinteraksi dengan external environment, sedangkan
dinamic capabilities adalah inward looking yang berfokus pada renew resource
dan capabilities perusahaan.
Strategic orientation terdiri dari 3 elemen orientasi :
a. Customer orientation : memahami preferensi target customer
b. Competitor orientation : memahami kekuatan dan kelemahan pesaing dan
memonitor aktivitas tersebut
c. Technologi orientation : preferensi konsumen terhadap superior product
dengan teknologi canggih
Ada tiga pilihan strategi orientasi dan tujuan utama yaitu menentukan strategic
choices mana yang tepat (fit) dengan external environment sehingga dapat
mengarahkan perusahaan untuk acquire, allocate, utilize resources untuk
meningkatkan dinamic capabilities, yang pada akhirnya memberikan insight
bagaimana strategic choice mempengaruhi internal proces seperti reconfigurasi
resource dan modifikasi resource dan capabitities.
Strategic orientation juga terkait dengan Ambidexterity karena apabila strategic
choices cocok (fit) dengan external environment maka akan memberikan source
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
40
Universitas Indonesia
bagi dinamic capabilites yang selanjutnya menciptakan unit’s Ambidexterity yang
melaksankan exploratory dan exploitative inovation secara simultan dan tingkatan
yang lebih tinggi.
2.6 Performance Measurement
2.6.1 Absolute Performance (Hooley et al 1999)
Pendekatan melalui kinerja absolute yaitu :
a. Financial based yaitu Return on Investment (ROI) dan profit level
b. Market based yaitu sales volume dan market share
Pendekatan melalui kinerja absolute sulit untuk dibandingkan dengan perusahaan
lain karena perbedaan size, operasi dalam market yang berbeda, menggunakan
standar akuntansi yang berbeda, dan mendefinisikan market dengan cara yang
berbeda (Fisher, Mc.Gowan, dalam Hooley et al 1999). Persepsi kinerja para
eksekutif menunjukkan konsistensi yang tinggi dengan adanya pengukuran kinerja
yang objektif (Dess dan Robinson, dalam Hooley et al 1999). Pengukuran kinerja
yang subjektif digunakan secara luas untuk market orientation (Narver dan Slater
dalam Hooley et al 1999)
2.6.2 Relatif Performance
Menurut penelitian Morga, Hunt dan Porter dalam Hooley et al (1999) disarankan
bahwa kinerja dalam literatur strategi diukur sebaiknya relatif terhadap pesaing
bukan hanya bersifat absolute. Berdasarkan penelitian Hooley et al (1999)
dihasilkan bahwa ada tiga dimensi yang berhubungan dengan kinerja relatif yaitu :
a. Kualitas produk dibandingkan dengan pesaing utama
b. Kualitas service dibandingkan dengan pesaing utama
c. Level harga dibandingkan dengan pesaing utama
2.6.3 Model Z Score Revisi (Altman, 2000)
Model Z Score Revisi dalam tesis ini digunakan untuk mengukur tingkat
kesehatan keuangan suatu perusahaan dan dapat juga untuk mengukur default risk
yang diperoleh dari perhitungan rasio dalam laporan keuangan perusahaan. Model
Z Score Revisi dapat digunakan untuk perusahaan tertutup karena Altman telah
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
41
Universitas Indonesia
melakukan revisi perhitungan ulang model Z Score awal. Altman melakukan
revisi dengan menggantikan nilai market value of equity menjadi book value of
equity.
Formula Model Z Score Revisi dari Altman (2000) halaman 26 yaitu adalah :
Z = 0,717 WCTA+0,847 RETA+3,107 EBITTA+0,420 BVTETL
+0,998 STA (2.1)
Nilai Z Score > 3,0 keatas menunjukkan bahwa perusahaan tesebut sehat dan tidak
ada tendensi untuk bangkrut. Nilai Z Score < 1,23 menunjukkan bahwa
perusahaan akan bangkrut. Sedangkan nilai Z Score antara 1,23 sampai 2,99
menunjukkan perusahaan dalam grey area dan perlu melakukan improvement.
Interprestasi dari elemen rasio sebagai berikut (Eidleman, 1995) :
a. WCTA = working capital/total aset. Rasio ini mengukur aktiva lancar
terkait dengan ukuran perusahaan. Altman menyebutkan bahwa current dan
acid ratio tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi sebaik rasio yang
Altman ciptakan ini.
Tujuan dari working capital ratio adalah mengukur apakah perusahaan
reasonably liquid (Saunders dan Corneth 2011).
b. RETA = retained earning/total asset. Rasio ini mengukur profitabilitas
kumulatif perusahaan sekaligus kemampuan perusahaan menciptakan laba.
Banyak penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara usia perusahaan
dan kemampuan dalam bisnis. Tujuan dari retained earning ratio adalah
mengukur kumulatif kemampuan earning atau losses selama periode terakhir
(Saunders dan Corneth 2011)
c. EBITTA = earning before interest and taxes/total asset. Rasio ini mengukur
efesiensi yang dipisahkan dari efek leverage. Rasio ini mengidentifikasikan
pendapatan dari operasi sebagai kunci untuk kesinambungan jangka panjang
perusahaan. Tujuan dari earning before interest ratio adalah mengukur
apakah perusahaan earning atau losses dari operasional selama periode
terakhir (Saunders dan Corneth 2011).
d. BVTETL = book value of equity/book value of total liabilites. Rasio ini
menambahkan dimensi book value of equity ke dalam pengukuran. Studi
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
42
Universitas Indonesia
akademis dalam bidang pasar modal menunjukkan bahwa perubahan dalam
sekuritas mungkin mencerminkan akan datangnya masalah keuangan. Tujuan
book value of equity ratio adalah mengukur tingkat highly leveraged
perusahaan yang menggunakan hutang.
e. STA = sales/total aset. Rasio ini mencerminkan pengukuran standar turn over
ratio. Masing-masing industri memiliki standar yang berbeda. Tujuan sales
ratio adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menjaga sales
volume pada tingkat reasonable (Saunders dan Corneth 2011).
Interpretasi dari elemen-elemen Z Score revisi di atas sangat membantu untuk
menjelaskan nilai dari Z Score studi kasus untuk mengetahui tingkat default dan
kesehatan keuangan pada Perum Peruri.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
43 Universitas Indonesia
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Pendirian dan Informasi Umum Perum Peruri
Perum Percetakan Uang Republik Indonesia berdasarkan Company Profile (2011)
adalah gambaran tipe perusahaan Badan Usaha Mulik Negara (BUMN) berbentuk
Perum yang memiliki jenis usaha spesifik dalam industri percetakan uang dan
sekuriti non uang. Spesifik karena dalam setiap input, proses dan output-nya lebih
mengutamakan kualitas yang tinggi dan keamanan produk (security printing)
sehingga tidak gampang ditiru oleh pesaing dengan tetap melakukan adaptasi baik
struktur, strategi dan lebih utama proses produksi mengikuti teknologi dan
permintaan pasar sehingga tidak mengherankan Perum Peruri tetap exist di pasar
dalam negeri maupun di pasar luar negeri (Afrika Selatan) berdasarkan
wawancara dengan Bapak Sigit (Kepala Biro Hukum) tanggal 2 Nopember 2011
jam 13:45 WIB.
Menurut Kepala Divisi Keuangan, Bapak Murizal, berdasarkan wawancara
tanggal 2 Nopember 2011 jam 10:45 WIB, kapasitas produksi mampu mencapai
kapasitas maksimum 6,5 miliar bilyat bank note dan 1,2 miliar uang logam (coins)
dan menjadi nomor empat terbesar di dunia dari sisi kapasitas dengan revenue
mencapai Rp.1, 97 trilyun (2010). Perjalanan kesuksesan Perum Peruri
menorehkan sejarah karya anak bangsa Indonesia yang patut dibanggakan dan
ditingkatkan.
Komposisi kepemilikan saham pada perusahaan adalah 100% milik Pemerintah,
dalam hal ini pemegang saham diwakilkan oleh Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Oleh sebab itu, Perum Peruri harus menyampaikan
laporan keuangan secara periodik yang sudah diaudit oleh auditor independen
baik oleh Auditor Swasta maupun oleh auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
44
Universitas Indonesia
RI) kepada Menteri Negara BUMN. Audit ini bertujuan untuk mengawasi kinerja
manajemen Perum Peruri dan menjadi pedoman untuk perbaikan penerapan Good
Corporate Goverment (GCG) dengan standar yang tinggi di setiap aspek
pengelolaan dan peningkatan kinerja terutama dalam membuat strategi yang baru
dalam pembuatan unit-unit bisnis baru (eksploratory) baik berupa Kerjasama
Operasi melalui Pembentukan Peruri Divisi Timur (67%), Sicpa Peruri Securink
(20%), akuisisi new resources dan capabilities PT.Kertas Padalarang (13,32%)
maupun rencana corporate strategy lainnya.
Sejarah Perum Peruri (sumber company profile, 2011) terbentuk melalui proses
panjang, didirikan pada tanggal 15 September 1971 dengan PP No.60 tahun 1971
melalui konsolidasi antara dua perusahaan dalam line business yang sama yaitu
Perusahaan Negara (PN) Arta Yasa (The State Mint) yang didirikan pada tahun
1954. Arta Yasa bergerak dalam bidang percetakan uang logam, dengan
Perusahaan Pertjetakan Kebajoran (The State Banknote Printing Work) yang
didirikan pada tahun 1952 bergerak dalam memproduksi uang kertas
(Tridasawarsa Perum Peruri 1971-2001).
Oleh sebab itu Perum Peruri memiliki divisi percetakan antara lain uang kertas
dan logam dengan lini bisnis yang terspesialisasi berdasarkan produk sehingga
memperkuat posisi resources dan capabilities perusahaan. Dengan resources dan
capabilities yang baru tersebut Perum Peruri menambah divisi baru yaitu Kertas
dan Logam berharga non uang dan perkembangan selanjutnya dokumen sekuriti
dalam dan luar negeri (ekspor).
Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1971, kemudian
disempurnakan dengan PP No.25 tahun 1982. Setelah itu disempurnakan kembali
dengan PP No.30 tahun 1985, PP No.34 tahun 2000, dan terakhir dengan PP
No.32 tahun 2006. Maksud dan tujuan Perum Peruri adalah melaksanakan dan
menunjang program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, dengan mengadakan usaha di bidang percetakan uang, barang dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
45
Universitas Indonesia
jasa yang mempunyai tingkat keamanan yang tinggi demi keamanan dan
kepentingan negara. Kegiatan usaha yang ditetapkan oleh Pemerintah RI sesuai
dengan PP No.32 tahun 2006, yaitu :
a. Mencetak uang kertas dan logam Republik Indonesia untuk memenuhi
permintaan Bank Indonesia.
b. Mencetak dokumen sekuriti negara, yaitu dokumen keimigrasian (paspor), pita
cukai (Ditjen Bea Cukai), materai (Ditjen Pajak) dan dokumen pertanahan
(sertifikat tanah dan sebagainya) atas permintaan instansi yang berwenang.
c. Mencetak dokumen sekuriti lainnya dan barang cetakan logam non uang.
d. Mencetak uang dan dokumen sekuriti negara lain atas permintaan negara yang
bersangkutan.
e. Menyediakan jasa yang memiliki nilai sekuriti tinggi yang berkaitan dengan
kegiatan usaha Perum Peruri.
f. Usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan
perusahaan.
Kantor Pusat Perum Peruri terletak di Jalan Palatehan No.4, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan. Kantor Pusat di Palatehan terdapat Direktorat Keuangan dan
Akuntansi, Corporate Secretary, Direktorat Niaga (Marketing), dan Direksi
Utama. Sedangkan lokasi pabrik yang berada pada Desa Parung Mulya,
Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat sudah sejak tahun 1994 yang semula
berlokasi di Jakarta. Pada Pabrik di Karawang terdapat Direktorat Produksi dan
Sumber Daya Manusia. Untuk selanjutnya rencananya secara bertahap kantor
akan dipindahkan ke Karawang, Jawa Barat. Total jumlah karyawan pada
tanggal 31 Desember 2010 adalah 2.076 orang.
Mulai tanggal 7 Agustus 2009 Perum Peruri telah mendapatkan sertifikat Sistem
Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001-2008 dalam operasinya. Sehubungan dengan
telah diterimanya sertifikat SMM ISO 9001-2008 dari badan Registrasi SGS,
maka seluruh pegawai dan unit-unit kerja di Perum Peruri untuk menyesuaikan
logo ISO 9001-2008 dalam surat menyurat, baik untuk keperluan internal maupun
eksternal. Dengan demikian untuk seluruh kegiatan perusahaan sudah memiliki
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
46
Universitas Indonesia
manajemen pengendalian sertifikasi mutu yang dapat disetarakan dengan kualitas
internasional. Dengan resources dan capabilites yang diperoleh melalui learning
process selama lebih dari 40 tahun dalam bidang percetakan uang kertas, uang
logam, logam non uang serta cetakan kertas berharga non uang lainnya telah
menjadikan Perum Peruri mampu bersaing di dalam dan luar negeri sebagaimana
visi perusahaan menjadikan Perum Peruri perusahaan berkelas dunia dibidang
“Integrated Security Printing and System”
3.2 Strategic Intent : Visi, Misi dan Tata Nilai (Value) Perum Peruri
3.2.1. Visi Perum Peruri (sumber dari Company Profile,2011)
Visi Perum Peruri yaitu : “Perusahaan Berkelas Dunia di bidang Integrated
Security Printing and System“.
Visi tersebut mengandung makna visi yang besar dan kuat dan mampu untuk
dicapai, dan memberikan arah yang jelas bagi perusahaan, dan tahan lama atau
berjangka panjang (2008-2012). Perum Peruri dengan selalu meningkatkan
resources (tangible dan intangible) dan capabilities (competancies dan
intelectual) mampu bersaing dan disejajarkan dengan perusahaan percetakan besar
lainnya di dunia international yang mampu mencetak bukan hanya secara
konventional melalui media cetak kertas dan logam, akan tetapi mampu bersaing
dalam produk yang memiliki nilai security tinggi sebagai hasil teknologi dalam
berbagai media cetak yang tidak terbatas dan integrated system dari semua value
chains. Visi ini lebih ke pro growth atau pertumbuhan perusahaan ke arah
international untuk menambah market share.
3.2.2 Misi Perum Peruri (Company Profile, 2011)
Misi Perum Peruri, yaitu : “Menghasilkan produk berkualitas dan bernilai sekuriti
tinggi kebanggaan bangsa.”
Misi tersebut mengandung makna bahwa strategi Perum Peruri lebih
mengutamakan kualitas sekuriti yang tinggi yang menjadi point of differentiator
dibandingkan perusahaan percetakan lainnya. Oleh sebab itu, Perum Peruri
menjaga mutu produksi dari setiap proses dari input, proses dan output dengan
operating excellent baik melalui penetapan standar operating procedure baik dari
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
47
Universitas Indonesia
awal perencanaan produksi antara bagian produksi dan marketing, pemilihan
supplier bahan baku melalui tender pengadaan sesuai Keputusan Direksi Perum
Peruri, proses produksi dengan standar international, mesin cetak dari teknologi
Jerman, hasil produksi yang ramah lingkungan, just in time delivery dengan
supply chains dan pelayanan purna jual. Semua proses produksi didukung dengan
keuangan yang kuat dan efesien, operasi yang efesien, SDM yang handal dan
profesional, busines inteligent yang akurat, marketing yang efektif dan efesien.
Dengan demikian setiap karya Perum Peruri dibanggakan oleh pelanggan yaitu
seluruh rakyat Indonesia sebagai kreasi anak bangsa. Misi ini lebih kearah
strategi differentiator untuk mengutamakan kualitas untuk kepuasan pelanggan.
3.2.3 Tata Nilai/values (Company Profile, 2011)
Tata nilai Perum Peruri yaitu mengutamakan Integritas, Kualitas, Teamwork,
Inovasi, dan Sekuriti, yaitu :
a. Integritas berarti bekerja secara profesional dan jujur.
b. Kualitas adalah mutu produk dan pelayanan kepada customer
c. Teamwork adalah membangun kekuatan melalui tim (team building) antar
lintas unit yang terdiri dari ketua dan beberapa anggota yang memiliki
kompetensi masing-masing yang bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
atau pekerjaan yang dibangun atas dasar kepercayaan yang tinggi antar
sesama anggota (trust), kebersamaan (cohesiveness), dan kerjasama.
d. Inovasi adalah tanggung jawab semua karyawan Perum Peruri bukan hanya
bagian riset dan pengembangan. Value inovasi memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi karyawan sesuai role of responsibilities masing-masing
untuk membangun kreatifitas dalam pekerjaan baik membuat produk inovatif
atau menciptakan knowledge baru dan menerapkannya di dalam perusahaan.
Perum Peruri melakukan inovasi produk setiap tahun dan memiliki anggaran
untuk design dan pengembangan inovasi. Dan Perum Peruri siap mendukung
Bank Indonesia baik program denominasi rupiah yang dilakukan BI maupun
program lainnya di bidang percetakan uang. Untuk itu Perum Peruri dituntut
harus bisa menambah kompetensinya dibidang inovasi produk.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
48
Universitas Indonesia
e. Sekuriti adalah jaminan keamanan artinya bukan tertutup atau terbatas tetapi
dilihat dari kualitas produknya dijamin tidak gampang ditiru karena
mencakup sistem yang terintegrasi, modal knowledge yang tinggi terutama
human capital dan struktur yang mendukung. Untuk meniru produk Peruri
Peruri butuh modal yang besar dan waktu yang lama. Titik-titik sekuriti
semakin ditingkatkan bukan hanya teknologi tinta intanglio saja, tetapi juga
sistem pengamanan yang lain yang susah ditiru sehingga mendidik
masyarakat untuk percaya dan dapat membedakan uang yang asli dan yang
palsu.
Salah satu contoh inovasi yang dilakukan pada uang Rp.10.000 yaitu sepuluh
tanda sekuriti di depan berupa (Pengumuman BI No.12/3/DPU, 2010) :
1. Gambar saling isi /rectoverso
2. Cetak dalam/ teknologi tinta intanglio, kasar kalau diraba
3. Gambar tersembunyi (laten image) yang dilihat dari sudut tertentu
4. Kode Tuna Netra yang sudah visual berupa tanda bulat kecil
5. Visible ink dengan tinta memedar hijau kekuning-kuningan dengan dasar
gambar ornamen palembang
6. Mikro teks berupa tulisan kecil BI yang hanya dapat dilihat dengan kaca
pembesar
7. Cetak pelangi atau rainbow printing yang berubah-ubah warna seperti pelangi
ketika kena cahaya
8. Tanda air berupa gambar Sultan Mahmud Badaruddin II yang dapat
diterawang ke arah cahaya
9. Electrotype yang hanya dapat dilihat apabila diterawang ke arah cahaya
10. Logo BI dalam biingkai berbentuk ornamen daerah palembang
Dan sembilan tanda sekuriti dibelakang, yaitu :
1. Mini teks
2. Visible ink dengan tinta memedar hijau kekuning-kuningan dengan dasar
gambar ornamen palembang
3. Cetak dalam/ teknologi tinta intanglio, kasar kalau diraba
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
49
Universitas Indonesia
4. Benang pengaman berwarna merah
5. Nomor seri pada kanan atas yang terdiri dari 3 huruf 6 angka memendar tidak
simetris
6. Nomor seri pada kiri bawah
7. Invisible ink
8. Mikro teks berupa tulisan kecil BI yang hanya dapat dilihat dengan kaca
pembesar
9. Gambar saling isi/Retroverso
3.3. Strategy Input dan Setting Objective (Company Profile, 2011)
Ada 3 strategy input Perum Peruri yang mulai pada periode 2008-2013, yaitu :
a. Future Business Prospect
Globalisasi menimbulkan isu perdagangan bebas. Organisasi yang mengatur
perdagangan bebas tersebut adalah WTO dan AFTA. Indonesia sebagai salah
satu anggota telah meratifikasi ketentuan tersebut. KPPU sebagai Pengawas
Persaingan Usaha dalam pertemuan khusus dengan Perum Peruri, ada wacana
yang muncul bahwa pasal 3 dan 8 PP No.32 tahun 2006 dianggap
bertentangan dengan UU No.5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat. Oleh sebab itu Perum Peruri harus
mempersiapkan resources dan capabilities baru menghadapi ketatnya
persaingan dalam sekuriti printing apabila hak penugasan oleh negara tentang
pencetakan uang, pita cukai, materai, dokumen keimigrasian, dokumen
pertahanan tidak diberlakukan lagi.
Perum Peruri tidak boleh terlalu optimis untuk tetap memegang penugasan
tersebut walaupun dari segi investasi, pemerintah telah menginvestasikin
modal yang sangat besar kepada Perum Peruri dan Perum Peruri memiliki arti
strategis bagi pertumbuhan ekonomi, keamanan, dan penerimaan negara
melalui pajak dan dividen yang disetorkan setiap tahun. Perum Peruri akan
memanfaatkan peluang era globalisasi dengan memperluas ekspor ke luar
negeri.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
50
Universitas Indonesia
b. Strategic Objective-Target Outcome (Exploitative)
Target untuk meningkatkan pendapatan produk dokumen non uang Rupiah
secara nyata dengan komposisi 50:50 dibandingkan dengan produksi uang
rupiah. Salah satu caranya, Peruri menargetkan market share baru.
c. Strategic Objective-Integration (Exploratory)
Pengembangan bisnis baru pada Security Paper Mills (SPM) dan Embedded
Chip Manufacture (ECM) agar menguatkan posisi Perum Peruri sebagai
World Class Company dalam Integrated Security Printing and System.
3.4 Strategi Utama (Company Profile,2011)
Ada empat strategi utama yang akan dieksekusi secara simultan, yaitu :
a. Integrated System Management
Strategi Integrated System Management adalah bertujuan untuk
meningkatkan kinerja Perum Peruri dalam tiga aspek, yaitu :
Seluruh fungsi organisasi Perum Peruri menerapkan value chain management
dengan dukungan Integrated System Management.
Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pelapotan dan pengawasan dilaksanakan
secara tepat waktu dan terintegrasi dalam administrasi yang akuntabel
(Integrated Knowledge Management)
Seluruh aset dikelola dan dimanfaatkan secara optimal (exploitative dan
exploration)
b. Kualitas Human Capital
Strategi peningkatan human capital (Sumber Daya Manusia) adalah bertujuan
dalam dua aspek, yaitu :
Manajemen Sumber Daya Manusia dilaksanakan secara Merit System dengan
pola pengembangan karir yang jelas serta alokasi SDM sesuai kebutuhan.
Seluruh pegawai Perum Peruri memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya
serta menerapkan tata nilai Perum Peruri.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
51
Universitas Indonesia
c. Teknologi Unggul
Strategi penerapan teknologi unggul bertujuan untuk meningkatkan kinerja Perum
Peruri dalam tiga aspek, yaitu :
Proses produksi menerapkan teknologi mutakhir (exploratory innovation) dan
ramah lingkungan yang mampu memenuhi kebutuhan pasar dengan harga
kompetitif dan kualitas terjamin.
Perum Peruri terdepan dalam inovai produk yang unggul dalam design,
security features dan sistem yang handal.
Security Paper Mill (SPM) dan Embedded and Chip Manufacturing (ECM)
menjadi unit usaha yang mandiri dan kompetitif.
d. Peruri Global Images
Strategi peningkatan Perum Peruri Global Images bertujuan untuk meningkatkan
kinerja dalam 3 aspek, yaitu:
Perum Peruri memiliki global brand images sebagai “the best in security
design & printing quality”
Seluruh pelanggan Perum Peruri memperoleh jaminan kualitas, ketepatan
waktu dan keamanan produk.
Pita cukai, paspor dan uang produk Perum Peruri menjadi market leader di
Asia Selatan dan Afrika dengan keunggulan dalam kualitas, harga dan
delivery time yang tepat.
3.5 Teknologi yang digunakan Perum Peruri (Company Profile, 2011)
Teknologi yang digunakan dalam sekuriti printing harus memenuhi beberapa
unsur keamanan, yaitu keamanan instalasi, keamanan personil, keamanan
peralatan, keamanan material, keamanan prosedur, dan keamanan informasi.
Untuk memenuhi unsur tersebut Perum Peruri menerapkan standar pengamanan
yang tinggi sesuai yang berlaku secara international.
Mesin yang terlibat pada percetakan uang kertas sebagai contoh ilustrasi yaitu
empat buah mesin hitung uang yang memiliki kecepatan menghitung 500 lembar
(1 rim) lembar kertas hanya membutuhkan waktu 4 detik, delapan mesin cetak
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
52
Universitas Indonesia
offset yang disebut mesin super simultan, tiga belas mesin cetak dalam yang
disebut dengan Super Intaglio dengan penggunaan tinta jauh lebih efesien
dibandingkan Super Orlof Intanglio, mesin super numerota untuk cetak nomor
seri sesuai pesanan Bank Indonesia, mesin untuk menghitung dan memotong dan
mempacking menjadi 100 lembaran uang dengan nomor berurutan, Enterprise
Resource Planning (ERP) untuk integration knowledge management, dan
teknologi lainnya.
3.6 Investasi/exploration (Catatan Laporan Keuangan)
Perum Peruri melakukan beberapa investasi, antara lain :
a. Kerjasama Operasi (KSO) Peruri Divisi Timur yang merupakan kerjasama
operasi antara Perum Peruri dengan PT Panca Wira Usaha Jawa Timur,
melalui perjanjian awal KSO No.SP-481/VII/1999 tanggal 11 Agustus 1999
dengan menanamkan investasi sebesar Rp. 4.394.465.000 dan resmi
beroperasi sejak tanggal 1 April 2000, dan terus mengalami perpanjangan
terakhir dengan addendum perjanjian No.SP-581/IX/2010. KSO Peruri Divisi
Timur berlokasi di jalan Ahmad Yani No.119, Surabaya, Jawa Timur.
Maksud dan tujuan dari KSO tersebut adalah melakukan kerjasama dalam
bidang percetakan sekuritas non-uang melalui penerapan dan pengembangan
teknologi serta kompetensi kedua belah pihak serta menghasilkan dan
memasarkan produk dengan mutu dan harga yang kompetitif untuk pasar
potential di Propinsi Jawa Timur dan sekitarnya.
Namun pada tanggal 19 Januari 2011, Perum Peruri dan PT.Panca Wira
Usaha jawa Timur telah menandatangani perjanjian atas pendirian PT.Peruri
Wira Timur sebagai perubahan dari KSO Peruri Divisi Timur. Akte pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui
surat No.AHU-1726.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 6 April 2011.
Komposisi penyertaan antara Perum Peruri dengan PWUJT dalam PT Peruri
Wira Timur sebesar 67% : 33%. Perum Peruri telah menerima bagi hasil
selama tahun 2010 dari KSO sebesar Rp.1.400.000.000 (2009:
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Rp.515.628.750, 2008: Rp. 503.480.250, 2007: Rp.424.515.000, 2006:
Rp.367.150.000)
b. Dalam rangka pemanfaatan lahan/aset Perum Peruri, dalam tahun 2003 telah
dilakukan kerjasama penyewaan lahan seluas 12.000 m2 di areal dengan
membentuk PT.Sicpa Peruri Securink, sekaligus mendapatkan penyertaan
pada perusahaan tersebut yang tertuang dalam Joint Venture Agreement
tanggal 3 juni 2002 dan akta pendirian PT.Sicpa Peruri Securink tanggal 19
Februari 2003.
Pada tahun 2004, Perum Peruri menambah penyertaannya dalam saham pada
PT.Sicpa Peruri Securink sebesar US$ 375.000 atau setara dengan
Rp.3.467.940.000. Dengan demikian total penyertaan pada PT.Sicpa Peruri
Securink sejak 2004 menjadi Rp.5.541.875.000 atau setara dengan 20% dari
jumlah kepemilikan. Selama tahun 2010 Perum Peruri telah menerima
dividen dari PT.Sicpa Peruri Securink sebesar Rp. 3.584.607.800 (2009: Rp.
3.936.414.260, 2008:Rp.5.045.147.600, 2007:Nihil, 2006:Rp.2.255.418.000).
c. Kesepakatan bersama antara Perum Peruri dengan PD.Aneka Industri dan
Jasa Provinsi Sumatera Utara (AIJ) yang isinya menyatakan bahwa kedua
belah pihak telah sepakat untuk melakukan kerjasama usaha dibidang
dokumen sekuriti di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya dengan
membentuk sebuah KSO Peruri Wilayah Barat. Namun sampai dengan 4
Oktober 2011 KSO tersebut sudah terbentuk dan sudah ada aset yang
diserahkan oleh Perum Peruri untuk KSO tersebut.
d. Akuisisi saham PT.Kertas Padalarang (PTKP)
Perum Peruri telah melakukan akuisisi PT.Kertas Padalarang selain melalui
pemberian fasilitas pendanaan modal kerja tahun 2010 sebesar
Rp.28.000.000.000 (2009: Rp.34.689.259.201 yang akan dikonversikan
menjadi modal, juga membeli saham (PTKP) yang dimiliki oleh PT.Kertas
Kraft Aceh (KKA) senilai 13,32% (8.167 saham) atau uang muka sementara
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Rp.4.083.500.000 dengan nominal saham Rp. 500.000/lembar. Sesuai laporan
penilai independen harga saham Rp.23.699/lembar sehingga ada kelebihan
dari uang muka (overpriced) sebesar Rp.2.125.878.267 yang telah ditagihkan
kepada KKA sesuai laporan keuangan audited.
Total uang muka investasi yang merupakan dana yang dikeluarkan oleh
Perum Peruri sehubungan dengan rencana Perum Peruri untuk mengakuisisi
PT.Kertas Padalarang (Persero) yang merupakan pemasok 80% bahan baku
kertas untuk pita cukai senilai Rp 103.419.640.136 (2010: 64.646.880.934,
2009: 38.772.759.202).
e. Membentuk anak perusahaan baru yaitu PT.Peruri Digital Security
Berdasarkan surat Meneg BUMN No.S-437/MBU/2011 tanggal 27 Juli 2011,
Meneg BUMN telah menyetujui pendirian anak perusahaan PT.Peruri Digital
Security oleh Perum Peruri dan PT.Pundi Puri Sejahtera. Anak Perusahaan ini
bergerak dibidang Certification Authority and Smart Card dengan modal
dasar Rp.80 miliar dan modal disetor 20 miliar. Penyertaan modal Perum
Peruri sebesar 99% dan PT.Pundi Puri Sejahtera 1%. Sampai dengan tanggal
4 Oktober 2011 akta pendirian anak perusahaan tersebut sudah dibuat dan
sudah ada dana yang disetorkan oleh Perum Peruri ke dalam perusahaan baru
ini.
Peruri Digital Security rencannya akan memperluas produk tetapi tetap
memiliki ijin berupa produk electronic card solution, e-KTP, pita cukai, kartu
berbahan plastik.
f. Penambahan atau pembelian aset tetap investasi sepanjang tahun 2010
(Laporan Keuangan Audited, 2010)
Perum Peruri melakukan investasi penambahan aset tetap dengan total
Rp.306.334.092.222, yang terdiri dari penambahan yaitu :
Bangunan senilai Rp.716.697.364
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Mesin Pabrik dengan teknologi mutakhir yang berasal dari Swiss untuk
mendukung kapasitas produksi dan peningkatan kualitas produksi percetakan
uang senilai Rp.218.745.202.901
Peralatan pabrik untuk mendukung proses produksi senilai Rp.
38.757.664.502
Kendaraan untuk menjamin dan mendukung distribusi dan transportasi
senilai Rp.122.751.820
Aset dalam penyelesaian yang terdiri dari mesin, peralatan, pabrik dan
bangunan yang masih belum selesai pembangunannya sebesar
Rp.47.991.775.635
g. Pembelian Piranti lunak (Software)
Aset tidak berwujud terdiri dari piranti lunak (software) yang digunakan oleh
Perum Peruri untuk Sistem informasi Akuntansi, dan operasional lainnya.
Aset tidak berwujud ini diamortisasi selama taksiran umur manfaat piranti
tersebut. Penambahan di tahun 2010 sekitar Rp. 20.024.954.860 (2010 :
26.423.217.831, 2009: 6.398.262.973)
h. Uang Muka Pembelian Aset tetap yang masih dicatat dalam aset tidak lancar
karena barangnya belum diterima sampai tahun 2010, yaitu berupa mesin-
mesin pabrik dari pemasok sebesar Rp.32.849.841.888
3.7 Analisis Keunggulan Daya Saing
Keunggulan daya saing Perum Peruri diperoleh dari bundling dari resources dan
capabiltes perusahaan terutama terletak pada :
a. Corporate Culture
Tata Nilai Perum Peruri yaitu integritas, kualitas, teamwork, inovasi, dan sekuriti
dengan moto cermat, rapi, dan aman.
Seorang leader dalam diri Direktur Utama Perum Peruri memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi dan membentuk budaya yang baik dalam Perum Peruri.
Leader di Perum Peruri memiliki strong value dan dekat dengan semua karyawan.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Dengan kekuasaannya (power) mampu untuk memotivasi, menjadi contoh (be an
example), menginspirasi, mengayomi karyawan sehingga semua karyawan
percaya (trust) pada leader dan menjadi pengikutnya. Dengan sistem budaya Top
Down yang telah ditetapkan oleh Top Management, setiap karyawan patuh pada
atasanya dan termotivasi untuk bekerja keras karena Leader bekerja keras untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan. Saat ini budaya dalam Perum Peruri
adalah Hierarchy Culture, dapat dilihat dari ciri-ciri :
Lebih fokus kepada internal terlihat dari value statement Perum Peruri yaitu:
Integritas, Kualitas, Teamwork, Inovatif, dan sekuriti.
Penekankan control sebagai driving force dari adanya komite audit atau
Satuan Pengendalian Internal (SPI) yang bertanggung jawab langsung pada
Direktur Utama. Adanya dewan komisaris, auditor eksternal (Badan
Pemeriksa Keuangan), Peraturan Pemerintah (Perpu) dan Undang-Undang
(RUU) tahun 2011 tentang mata uang rupiah Republik Indonesia
Produk formal yaitu produk uang, paspor, pita cukai, materai, buku tanah
adalah contoh produk formal.
Menggunakan Total Quality Management (Manajemen Mutu) yaitu ISO 9001
tahun 2008 sehingga produk dan proses produksinya dapat disetarakan
dengan kualitas international.
Lingkungan kerja yang sudah terstrukturisasi sesuai SKEP No.2/XII/2008
tanggal 30 Desember 2008 dan struktur terbaru menurut Perum Peruri lebih
mengikuti flow informasi dan role of responsibility.
b. Human Capital
Human capital dalam Perum Peruri tahun 2011 mencapai 2.076 pegawai. Human
capital memiliki kompetensi spesialisasi masing-masing sesuai lini bisnis masing-
masing. Core Competancy dibidang skill percetakan uang baik uang kertas, dan
uang logam rupiah Republik Indonesia dan juga sekuriti lain non uang berupa
materai, buku tanah, pita cukai, dan paspor. Core competancy tersebut sekaligus
distinctive competancy. Perum peruri telah mengembangkan Sistem Informasi
SDM yang terintegrasi dari mulai recruting, training and development, sistem
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
57
Universitas Indonesia
penggajian dan telah mengembangkan talent management yaitu mulai dari
perencanaan jumlah pegawai, pelaksanaan dan pengawasan human capital. Peruri
juga telah menerapkan kontrak kinerja dan Satuan Kinerja individual (SKI) untuk
mendukung target Perum Peruri.
c. Resources berupa tangible dan intangible asset.
Tangible asset dapat berupa :
Lahan di kawasan Pabrik Karawang seluas 202 Ha, sementara lahan produktif
seluas 80 Ha. Lahan tersebut sebagian disewakan untuk PT.Sicpa Peruri
Securink.
Bangunan disekitar kawasan Pabrik, antara lain dengan perkiraan luas :
- Gedung Administrasi 8.000 m2
- Gedung Produksi Uang Kertas 67.000 m2
- Gedung Produksi Tasganu sekitar 13.000 m2
- Gedung Utility 1000 m2
- Gedung Produksi Uang Logam 9.000m2
- Bangunan penunjang pabrik lain dan gudang bahan baku 5000 m2
Kantor Pusat di blok M Jakarta Selatan memiliki lahan seluas 55.100 m2
dengan luas bangunan 35.376 m2 .
Lahan Peruri di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Karawang dengan luas
tanah 141.142 m2 dengan luas bangunan 12.397 m
2 .
Mesin-mesin, meliputi :
- Mesin produksi dokumen sekuriti dikelompokkan atas mesin cetak sheet
dan web yang dilengkapi dengan berbagai mesin finishing.
- Mesin produksi uang kertas yang terdiri dari 7 lini produksi
- Mesin untuk produksi uang logam dan non uang logam.
Sarana transportasi, yang terdiri daro armada bis karyawan dan truk
pembawa produk, mobil, dan motor
Power Supply yang berkapasitas 10 MW
Watet Treatment Plant, yang terdiri dari menara air berkapasitas 2.500 m3
dengan debit air 50 liter/detik
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Waduk Penenang, berkapasitas 40.000 m3
Pengelolaan limbah terdiri dari Intalasi Aquasave untuk produksi uang
kertas dan Incenator untuk pengelolaan limbah padat serta Sewage
Treatment Plant untuk limbah cair.
Intangible asset berupa :
Piranti lunak sistem informasi akuntansi dan operasi
Goodwill ketika melakukan akuisisi PT.Kertas Padalarang sebesar
Rp.49.949.219.277
Regulasi pemerintah dalam PP nomor 32 tahun 2006 yang memberi amanat
kepada Perum Peruri.
Hubungan yang baik dengan pelanggan misalnya BI, Depkeu, Kantor
Pertanahan, Departemen Hukum dan HAM
Hubungan yang luas di dalam negeri dan luar negeri
Human Capital sejumlah 2.067 karyawan tetap yang memiliki spesialisasi
dan skill yang tinggi di bidang percetakan.
d. Brand Equity
Peruri memiliki nilai brand equity hal ini menyebabkan banyak perusahaan daerah
yang ingin melakukan kerjasama operasi dengan memakai nama Perum Peruri,
contoh Peruri Divisi Timur adalah kerjasama dengan Perusahaan Daerah di
Surabaya, dan banyak perusahaan merasa bangga menggunkan produk yang
memiliki sertifikat Peruri karena memiliki kualitas yang premium dan memiliki
nilai sekuriti tinggi misalnya uang, paspor, materai, pita cukai, buku tanah, ijazah,
soal ujian, sertifikat koin emas dinar hasil cetakan Peruri, dan sebagainya.
e. Relationship
Perum Peruri memiliki jaringan luas dan hubungan yang baik dengan Bank
Indonesia, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan (Ditjen Pajak & Ditjen
Bea Cukai), Kantor Pertanahan Nasional, Kementerian Hukum dan Ham, supplier
dalam negeri, dan pemerintah luar negeri (misalnya Nepal dan Bangladesh)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
59
Universitas Indonesia
3.8 Kinerja Kesehatan Perum Peruri
Kinerja keuangan Perum Peruri didasarkan oleh penilaian yang dilakukan oleh
Kementerian BUMN sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara 100/MBU/2002 tentang Penilaian tentang kesehatan BUMN tanggal 4
Juni 2002 yang memberikan bobot pada tiga aspek yaitu keuangan, operasional,
dan administrasi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Scores Penilaian Kesehatan Perum Peruri
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
Aspek Keuangan (70%) 68 67,50 67,50 68 67
Aspek Operasional (15%) 15 15 15 15 15
Aspek Administrasi (15%) 13 10 8 10 7
Total Score 96 92,50 90,50 93 89
Tingkat Kesehatan SEHAT
(AAA)
SEHAT
(AA)
SEHAT
(AA)
SEHAT
(AA)
SEHAT
(AA)
Sumber : Bagian Keuangan Perum Peruri
Tingkat kesehatan Perum Peruri dari tahun 2006-2010 masih dalam kategori
rentang nilai perusahaan sehat (AA), walaupun dari nilai total score dari tahun
2006-2008 mengalami penurunan yang tidak significant, namun naik kembali
pada tahun 2009 dan turun lagi pada tahun 2010. Namun secara keseluruhan
penilaian berdasarkan Kementerian BUMN menghasilkan nilai dalam rentang
sehat.
Secara total score, dari tahun 2006-2010 aspek keuangan dan administrasi
mengalami penurunan berturut turut hanya 1% dan 6%. Dari tahun 2006-2008
terjadi trend penurunan namun tahun 2009 terjadi kenaikan 2,5% dibandingkan
2008, namun tahun 2010 terjadi penurunan lagi 4%.
Untuk aspek keuangan tahun 2010 terjadi penurunan sekitar 1% dibandingkan
tahun 2009, dan aspek administrasi tahun 2010 terjadi penurunan 3%
dibandingkan tahun 2009. Namun, secara keseluruhan menurut Kementerian
BUMN tingkat kesehatan Perum Peruri adalah Sehat (AA) sesuai data pada
perhitungan lampiran 2.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
60
Universitas Indonesia
3.9. Business Environment
Lingkungan bisnis Perum Peruri berdasarkan sumber catatan laporan keuangan
dan wawancara dengan Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Pasar, Bapak
Subandrio tanggal 2 Nopember 2011 jam 10.00 WIB dapat diuraikan gambaran
ringkas lingkungan bisnis Perum Peruri. Peluang bisnis Perum Peruri terdiri dari :
Produk jasa sekuriti uang rupiah di dalam negeri yang dicatat dalam
penjualan uang misalnya uang kertas (bank note) dan uang logam (coins)
rupiah. Produksi uang meningkat sejalan dengan kebijakan moneter Bank
Indonesia.
Produk jasa sekuriti uang di luar negeri yang dicatat dalam penjualan ekspor.
Perum Peruri sebagai salah satu produsen dengan kategori terbesar mampu
dalam mencetak 6, 5 miliar bilyet bank note rupiah/tahun dan 1,2 miliar coins
rupiah/tahun. Kapasitas tersebut mampu untuk menangkap peluang pangsa
pasar luar negeri terutama negara-negara miskin dan sedang berkembang
seperti negara-negara di Afrika Selatan dan ASIA terutama yang tidak
memiliki pabrik percetakan uang karena untuk membangun pabrik
dibutuhkan modal yang sangat besar dan untuk mencapai keuntungan
diperlukan skala ekonomis produksi yang besar.
Produk jasa sekuriti non uang di dalam negeri yang dicatat dalam penjualan
non uang. Pelanggan non uang yang utama yaitu Ditjen Pajak (materai),
Kementerian Hukum dan HAM (paspor), KPN (buku tanah) dan Ditjen BC
(pita cukai). Disamping itu ada produk logam berharga non uang misalnya
medali, dan lencana. Untuk meningkatkan pendapat Perum Peruri mengikuti
cepatnya teknologi baru berkembang seperti teknologi Smart Card, Chip,
RFID dengan menghasilkan produk seperti e-KIR, e-KTP, ID Card, Voucher
handphone, e-money, kartu debet dan kredit perbankan, dan sebagainya.
Perum Peruri mendirikan PT.Peruri Digital Security dan divisi yang baru
untuk mendukung Certification of Authentification, Track and trace (cukai
tembak), materai tempel, label dan lain-lain dan melakukan kerjasama dengan
Pemda, Perusahaan Swasta dan BUMN.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Produk jasa sekuriti non uang di luar negeri yang dicatat dalam penjualan
ekspor. Produk Luar negeri misalnya pita cukai, materai, security label, dan
dokumen keimigrasian (buku paspor dan visa) dengan target Afrika Selatan
dan ASIA.
Pendorong ide-ide untuk bersaing dalam pasar bisnis dalam dan luar negeri baik
produk uang dan non uang yaitu :
Regulasi baru yang memberikan peluang sekaligus memberikan ancaman
dengan adanya pasar terbuka dan tender terbuka.
Kebutuhan pelanggan berubah sehingga perlu investasi besar untuk
membangun pabrik kertas uang, pabrik kertas sekuriti, dan pabrik pelekatan
chip seiring dengan adanya teknologi baru.
Menciptakan nilai tambah untuk menarik pelanggan, misalnya tingkat sekuriti
dan fitur ditambah sehingga produk susah untuk ditiru pesaing
Perum Peruri sulit untuk dapat bersaing di luar negeri dengan alasan bahan baku
mahal dan sulit didapatkan, mesin, pabrik dan sebagainya dilokasi yang berbeda
sehingga membuat produk Perum Peruri menjadi mahal. Secara internal biaya
teknisi dan mesin-mesin luar negeri mahal sehingga kurang competitive dan perlu
pembenahan.
Perum Peruri juga menghadapi perubahan lingkungan terutama harus
meningkatkan kapasitas, dan meratifikasi karena adanya trend dari konferensi
ASEAN tentang mata uang ASEAN, peraturan baru dan pembayaran harus
menggunakan kartu chip yang harus dipakai. Perum Peruri telah menetapkan e-
money untuk strategi jangka panjang sampai 2022.
Kelemahan Perum Peruri dalam lingkungan bisnis sehingga kurang dapat
bersaing, yaitu :
Kurangnya fleksibilitas atau ketersediaan anggaran dibandingkan swasta.
Masalah regulasi terutama dengan adanya regulasi untuk pasar terbuka dan
tender terbuka.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
62
Universitas Indonesia
Pola Persaingan dalam bisnis percetakan non uang yaitu :
Pemain lama baik dalam tender domestik dan luar negeri saling mengunci
agar Perum Peruri sebagai pemain baru tidak bisa masuk dengan mencari
kelemahan-kelemahan Perum Peruri misalanya mesin tidak sesuai dengan
spesifikasi tender atau kurang dari standar.
Pemain baru agresif untuk berusaha memasuki bidang tugas Perum Peruri
melalui aturan tender terbuka dan pasar terbuka dengan menawarkan harga
lebih murah dan kualitas lebih baik daripada Perum Peruri pada saat tender.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2006-2010, terbukti dengan adanya porsi
penjualan luar negeri tahun 2006-2010 rata-rata 3% atau Rp.46 miliar sedangkan
domestik rata-rata 97% atau Rp.1,55 triliun. Pangsa pasar luar negeri rata-rata
2%-3% pada tahun 2007, 2008, dan 2010. Sedangkan pada tahun 2009 terjadi
kenaikan cukup besar yaitu 6% yang mayoritas disebabkan oleh bertambahnya
pesanan pita cukai dari Inland Revenue Departemen Nepal.
Berdasarkan catatan laporan keuangan pelanggan luar negeri tahun 2006 yaitu
penjualan coins Bangladesh, pita cukai Nepal Inland Revenue Department serta
cetak intanglio MRP dan stiker visa Malaysia (CD Holding SDN. Bhd Malaysia).
Tahun 2007 pelanggan baru bertambah dengan Bank Negara Malaysia, dan Nepal
Rastra Bank. Tahun 2008 pelanggan baru bertambah dengan Departement Of
Imigration and Emigration Srilanka, Tahun 2009 dan 2010 tidak ada pelanggan
baru namun volume/kuantitas pesanan dari pangsa pasar luar negeri dan tender-
tender di luar negeri meningkat untuk menciptakan market share baru.
Dengan demikian, Perum Peruri tidak hanya menjalankan bisnis yang ada
(exploitative) tetapi juga melakukan exploratory bisnis yang baru di dalam dan
luar negeri dengan proses learning and growth dan melakukan perubahan
resource dan capabilities dengan menyerap informasi dari pasar dan adaptasi
teknologi agar tidak dikunci oleh pesaing.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
63 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS MASALAH
4.1 Analisis Seven Stress-test question tentang strategi Perum Peruri
Dengan mengajukan tujuh pertanyaan menantang tentang business perusahaan,
perusahaan dapat mengidentifikasi kebingungan, inefisiensi, dan kelemahan
dalam strategi dan implementasinya. (Sumber : Simons, 2010). Namun menurut
penulis perlu ditambah dengan pertanyaan mengenai SWOT analysis dan Five
Forces Analysis untuk lebih mendalam.
a. Who is your primary customer?
Pertanyaan ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pertanyaan How do you
satistied your primary customer?how do you allocate your resources to meet and
exceed your primary customer’s need?do you minimize resources to other
(stakeholders eksternal and internal) that not create value to your company?
Memilih pelanggan utama adalah keputusan penting yang menentukan apakah
terus dengan pelanggan tersebut atau berhenti. Pelanggan utama Perum Peruri
sudah jelas terdiri dari 2 yaitu :
Captive market yaitu Bank Indonesia, Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai, Kantor
Pertanahan dan Kementerian Hukum dan HAM.
Captive market adalah pasar yang sangat jelas dan menguntungkan karena ada
unsur monopoli berdasarkan mandat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun
2006. Produk yang captive yaitu uang (logam dan kertas), non uang (paspor, pita
cukai, materai, dan buku tanah). Konsumen yang terkait dengan produk yaitu
Bank Indonesia (uang rupiah), Ditjen Pajak (materai), Ditjen Bea Cukai (pita
cukai), Kantor Pertanahan Nasional (buku tanah dan sertifikat tanah),
Kementerian Hukum dan HAM (Paspor).
Unsur monopoli mungkin akan bergeser karena hampir 50% ada ancaman tidak
monopoli lagi dengan diberlakukannya Perpres 54 tahun 2010 tentang pengadaan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
64
Universitas Indonesia
barang dan jasa dengan nilai di atas Rp.100 juta harus melalui tender terbuka.
Disamping itu, adanya ancaman Perpres nomor 111 tahun 2007 tentang daftar
bidang usaha terbuka dan tertutup yang menyatakan bahwa bidang usaha Perum
Peruri menjadi terbuka, yang artinya siapa saja institusi boleh masuk. Karena
bidang usahanya sudah terbuka berarti Perpres 111 tahun 2007 sudah
bertentangan dengan aturan di atasnya yaitu PP Nomor 32 tahun 2006 yang
menyatakan Perum Peruri diberi tugas monopoli mencetak uang, paspor, materai,
buku tanah dan pita cukai.
Disamping itu, ada ancaman dari Inpres nomor 1 tahun 1971 dan Juklak Perkabin
008 tahun 2008, yang menyatakan bahwa Perum Peruri harus mendapat ijin
operasional dari menurut Badan Intelijen Negara (BIN) melalui Badan
Pemberantasan Uang Palsu untuk melakukan bidang usaha Perum Peruri secara
institusi.
Secara hierarki aturan perundang-undangan seharusnya PP nomor 32 tahun 2006
jauh lebih tinggi daripada Inpres nomor 1 tahun 1971 sehingga seharusnya Perum
Peruri tidak perlu mendapat ijin usaha dari BIN. Kondisi aturan yang tumpang-
tindih menyebabkan sustainable produk seperti paspor, buku tanah dan pita cukai
terancam diambil oleh pesaing lain, dan sudah terbukti pernah paspor dan buku
tanah tidak melalui Perum Peruri. Ijin usaha dari BIN bukan produknya tetapi
badan hukum Perum Peruri yang diberikan ijin, dengan demikian secara intitusi
berarti harus ijin usaha dari BIN padahal Perum Peruri dibentuk melalui Peraturan
Pemerintah (PP) yang kekuatan hukumnya secara hierarki perundang-undangan
lebih tinggi dari Instruksi Presiden (Inpres).
Non captive market, adalah konsumen dalam dan luar negeri diluar captive
market.
Dari sisi kapasitas dan untuk meningkatkan pangsa pasar, resources juga
dialokasikan untuk melayani produk sekuriti lain misalnya kertas bergharga non
uang (tasganu), dan logam non uang (gamonang). Tasganu misalnya perangko,
security seal, soal ujian, ijasah, STTB, dokumen perbankan (cek, giro, dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
65
Universitas Indonesia
lainnya), SAKO,SAKB, SKSH, dan stiker. Sedangkan produk logam non uang
(gamonang) misalnya stempel tera, stempel cetak, medali, key holder, piagam,
lencana, tropi, dan printing roll.
Alokasi resources terutama adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan utama
(captive market), namun apabila ada kelebihan kapasitas mesin akan
dipergunakan untuk alokasi produk non captive market. Perum Peruri berdasarkan
hasil wawancara memutuskan pelanggan utamanya adalah multicustomer yaitu
Bank Indonesia, Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai, Kantor Pertanahan Nasional dan
Kementerian Hukum dan HAM dan membentuk lini business dalam struktur
organisasi untuk melayani.
Namun dari sisi revenue lebih didominasi oleh Bank Indonesia karena sampai
dengan tahun 2010 komposisi penjualan dari uang rupiah mendominasi sebesar
70,995 : 29,005 dibandingkan dengan penjualan non uang. Untuk memenuhi
permintaan multicustomer, Perum Peruri membuat Direktorat Produksi mengikuti
line business masing-masing yaitu Divisi Produksi Uang Kertas, Departemen
Produksi Uang Logam dan Logam Non Uang, dan Divisi Kertas Berharga Non
Uang. Setiap Divisi terdiri dari beberapa departemen (biro) dan dibawah
departemen (biro) terdapat seksi-seksi dan unit-unit. Bagan organisasi direktorat
produksi adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Pelanggan utama Multi Customer
Sumber : Telah diolah kembali dari website www.peruri.co.id tanggal 19 Mei 2011
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Dari gambar di atas, alokasi resources untuk produk uang dan non uang khusus
captive market sangat spesifik artinya resources tidak bisa dicampuradukan.
Kelima produk captive market yaitu uang, paspor, pita cukai, buku tanah, dan
materai punya lini business masing-masing dan punya Sumber Daya Manusia
(SDM) masing-masing.
Dalam satu Divisi Produksi tetapi divisi produksi uang kertas, departemen
produksi uang logam dan logam non uang, dan divisi kertas berharga non uang.
Dalam divisi produksi uang kertas terdapat beberapa departemen dan seksi dan
unit lini business terkait dengan cetak uang kertas. Dan dalam departmen uang
logam dan logam non uang terdapat seksi dan unit lini business untuk cetak uang
logam dan logam non uang, sedangkan dibawah divisi kertas berharga non uang
terdapat departemen dan seksi dan unit-unit lini business berbeda misalnya unit
lini pita cukai, unit lini materai, unit lini buku tanah, unit paspor dan sesuai
kapasitas masing-masing serta memiliki tanggung jawab masing-masing dalam
produksi permintaan konsumen. Layout mesin dan pabrik berbeda antara produk
pembuatan uang kertas, uang logam, dan sekuritas non uang dan letaknya
berbeda.
Disamping itu, Perum Peruri ingin meningkatkan produksi non uang dengan
komposisi 50:50 dibandingkan dengan produk uang. Namun sampai tahun 2011
belum tercapai. Manajemen Perum Peruri berusaha untuk melakukan transformasi
business untuk meningkatkan proporsi non uang. Yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan market share adalah meningkatkan yang lain diluar produk captive.
Produk captive mengalami peningkatan revenue semata-mata karena perubahan
harga akibat meningkatnya biaya produksi dan inflasi dan jumlah pesanan yang
tiap tahun meningkat sesuai kebutuhan pelanggan dan belum ada pasar baru yang
terbentuk. Pangsa pasar dari kelima produk tersebut sudah penuh dan kapasitas
uang sudah penuh dan rata-rata pelanggan utama sudah puas. Yang bisa untuk
ditingkatkan adalah non captive misalnya smart-card yang masih dalam rencana
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
67
Universitas Indonesia
investasi, ijazah, soal ujian, medali, dan KSO Perum Peruri Divisi Timur dan
Barat untuk pasar yang kecil.
Dari segi alokasi resources yang paling besar yaitu Perum Peruri mengeluarkan
investasi yang tujuan utama adalah meningkatkan revenue melalui meningkatkan
kapasitas dan kualitas produksi dengan membeli dua mesin produksi uang yang
memiliki teknologi mutakhir untuk memenuhi permintaan pelanggan utama yaitu
Bank Indonesia. Resources lain yang juga mendukung pelanggan utama yaitu
pemasok tinta yang berkualitas yang salah satunya berasal dari PT.Sicpa Perum
Peruri Securink yang 20% sahamnya dimiliki Perum Peruri dan produksi tinta dari
internal. Alokasi resources yang lain misalnya alokasi lahan, biaya tenaga kerja,
energi, dan bahan baku berkualitas, biaya iklan dan promosi untuk semua produk
captive dan non captive.
Untuk mengantisipasi perubahan Perum Peruri telah mengalokasikan semua
resources yang mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan melampaui kebutuhan
pelanggan utama perusahaan. Akan tetapi alokasi resources kepada lebih dari
banyak customer menghasilkan kebingungan dan less than optimal services bagi
Perum Peruri sehingga dampak terhadap kenaikan pendapatan tidak significant
dibandingkan investasi yang dilakukan.
Dari sisi lain mengalokasikan optimal resources kepada pelanggan utama berarti
meminimalkan segala resurces untuk segala sesuatu yang lain (termasuk semua
external stakeholders, stockholders, dan unit internal yang tidak menciptakan
value added (nilai tambah) kepada pelanggan utama.
Melalui analisis horisontal laporan laba rugi dari tahun 2006-2010 (lampiran 4),
yaitu :
Beban pokok penjualan pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan pada
harga bahan baku, bahan penolong dan suku cadang yang level wajar karena
seiring peningkatan penjualan uang logam dan non uang, sedangkan untuk
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
68
Universitas Indonesia
penjualan uang kertas mengalami penurunan -0,35%. Hal ini wajar karena
gross margin meningkat 30,15%.
Beban pokok penjualan pada tahun 2007-2008 mengalami peningkatan pada
harga bahan baku, bahan penolong dan suku cadang, beban tenaga kerja dan
beban pabrikasi yang lebih besar daripada peningkatan penjualan sektor non
uang, sedangkan penjualan untuk uang dan logam mengalami penurunan. Hal
ini berarti alokasi hasil penjualan untuk sektor penjualan non uang tidak
efesien. Dengan kata lain Perum Peruri sangat bergantung significant pada
sektor uang dan logam, karena ketika penjualan uang turun -3,86% dan logam
-4,94% gross margin sudah turun -29,23%.
Beban pokok penjualan pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan kecil
pada biaya tenaga kerja 7,15%, sedangkan bahan baku, bahan penolong dan
suku cadang, beban pabrikasi hanya sekitar 1,4%-1,8%. Hal yang paling
menonjol tahun 2009 terjadi perubahan karena kenaikan harga jual sehingga
penjualan uang kertas naik Rp150 miliar (16,95%) dan uang logam naik
164,45%, sedangkan non uang naik 5,75%. Dengan demikian Perum Peruri
relatif bergantung pada kenaikan penjualan uang kertas, uang logam, dan non
uang. Hal ini berarti dampak hasil penjualan untuk sektor penjualan uang
kertas dan logam sangat berperan karena kenaikannya significant sedangkan
kenaikan harga non uang hanya 5% sehingga secara keseluruhan gross
margin naik luar biasa yaitu 69,47%.
Beban pokok penjualan pada tahun 2009-2010 mengalami peningkatan
sangat besar pada biaya tenaga kerja 20,80%, sedangkan bahan baku, bahan
penolong dan suku cadang 17,8% dan beban pabrikasi 15,88%. Hal yang
paling menonjol tahun 2010 terjadi perubahan karena kenaikan harga jual dan
unit yang lebih besar sehingga penjualan uang kertas naik Rp232 miliar
(22,33%) dan uang logam naik 21,28%, sedangkan non uang turun -5,44%.
Dengan demikian Perum Peruri relatif masih bergantung pada kenaikan
penjualan uang kertas, uang logam, yang setia walaupun harga dinaikkan
tetap memesan jumlah yang lebih besar, sedangkan non uang turun. Hal ini
berarti dampak hasil kenaikan harga penjualan untuk sektor penjualan uang
kertas dan logam masih diterima positif oleh Bank Indonesia, sedangkan non
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
69
Universitas Indonesia
uang ada kemungkinan akan mengalami penurunan untuk tahun berikutnya.
Kenaikannya significant penjualan uang kertas dan uang logam dan
penurunan penjualan non uang secara keseluruhan dibandingkan kenaikan
luar biasa beban pokok menyebabkan gross margin turun yaitu -2,13%.
Disamping beban pokok, juga terjadi perubahan beban usaha pada lampiran 5
(beban umum dan administrasi dan beban penjualan dan pemasaran) dan lampiran
6 (beban bunga), yaitu :
Beban usaha tahun 2006-2007 mengalami penurunan cukup besar yaitu -
30,38% sehingga operating margin naik 47,02%. Penyebabnya adalah
penurunan beban penjualan dan pemasaran cukup significant (-24,34%),
biaya gaji dan tunjangan (-30,38%), biaya pemeliharaan, biaya administrasi
kantor dan beban penyusutan yang cukup significant. Peningkatan satu-
satunya adalah beban bunga naik 27,01%.
Beban usaha tahun 2007-2008 mengalami peningkatan besar (26,10%)
sehingga operating margin turun 36,53%. Penyebabnya adalah peningkatan
beban penjualan dan pemasaran cukup significant (20,15%), biaya gaji dan
tunjangan (27,43%), biaya pemeliharaan dan beban sosial program kemitraan
dan bina lingkungan (81,18%), sedangkan biaya administrasi kantor menurun
-36,41% dan beban penyusutan yang kecil (-6,8%). Peningkatan beban
bunga naik 0,29%.
Beban usaha tahun 2008-2009 mengalami peningkatan besar (90,60%)
namun operating margin naik 63,93%. Penyebabnya operating margin tetap
tinggi adalah karena kenaikan harga jual melampau lebih tinggi dari kenaikan
beban usaha meningkat dan beban bunga. Penyebab beban usaha meningkat
adalah peningkatan biaya gaji dan tunjangan (105,21%), beban penjualan dan
pemasaran cukup significant (7,32%), biaya pemeliharaan (336,88%) dan
beban sosial program kemitraan dan bina lingkungan, biaya administrasi
kantor meningkat 91,045% dan beban penyusutan naik (458,16%). Beban
bunga turun sedikit -5,54%.
Beban usaha tahun 2009-2010 mengalami penurunan kecil (-1,47%) sehingga
operating margin turun -2,87%. Penyebabnya operating margin turun adalah
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
70
Universitas Indonesia
karena kenaikan beban usaha. Penyebab beban usaha meningkat adalah
beban penjualan dan pemasaran cukup significant (29,30%), peningkatan
biaya gaji dan tunjangan (4,32%), biaya pemeliharaan (336,88%) dan beban
sosial program kemitraan dan bina lingkungan, biaya administrasi kantor
meningkat 7,36% dan beban penyusutan turun (-38,23%). Beban bunga turun
sedikit -5,54%.
Dari alokasi resources dari analisis laporan laba rugi horisontal Bank Indonesia
seharusnya menjadi pelanggan utama Perum Peruri karena dengan dinaikkan
harga jual uang kertas dan uang logam dan pelanggan (Bank Indonesia) mau
menerimanya sehingga keuangan Perum Peruri dapat stabil kembali.
Dari analisis horisontal laporan neraca (lampiran 7) juga terjadi peningkatan
terutama :
Aset tidak lancar lainnya meningkat terus terutama pada tahun 2007
(46,05%), 2008 (794,19%), 2009 (24,45%) dan 2010 (60,60%) artinya
alokasi resources tidak memberikan tambahan income karena investasi pada
aset tidak lancar lainnya.
Kewajiban lancar meningkat terus dapat dilihat pada lampiran 7.
Dari analisis vertikal laporan neraca, dapat dilihat pada lampiran 8, yaitu :
Komposisi aset lancar didominasi oleh kas dan setara kas dan persediaan,
sedangakan aset tidak lancar didominasi oleh aktiva tetap. Aset lancar
mengalami penurunan sedangkan aset tidak lancar mengalami peningkatan.
Hutang lancar didominasi oleh bagian pinjaman bank yang akan jatuh tempo
dalam satu tahun, sedangkan kewajiban tidak lancar didominasi oleh
pinjaman bank setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Bagian pinjaman bank yang akan jatuh tempo mengalami peningkatan
sedangkan pinjaman bank setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun cukup stabil
Aset bertambah dikarenakan penambahan aktiva tetap dan aktiva tidak lancar
lainnnya. Dan hutang bertambah karena membiayai aset tetap dari hutang.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
71
Universitas Indonesia
Sehingga komposisi terlihat stabil karena ada penambahan aset yang berasal
dari aset tidak lancar bukan aset lancar.
Dari analisis laporan keuangan laba rugi dan neraca dihasilkan bahwa Perum
Peruri fokus kepada banyak pelanggan sehingga membuat Perum Peruri
mengalami inefesiensi alokasi resources baik beban pokok, beban usaha, dan
alokasi aset kepada aset tidak lancar. Menurut analisis di atas, Perum Peruri perlu
mengubah fokus pelanggan utama yaitu kepada Bank Indonesia sedangkan yang
lain bukan pelanggan utama karena terbukti stabilnya keuangan tahun 2009
sampai 2010 adalah karena kenaikan harga jual uang kepada Bank Indonesia.
b. How Do Your Core Values Prioritize Shareholders, Employees, and
Customers?
Untuk kondisi saat ini menurut Kepala Divisi Keuangan, Perum Peruri lebih
mengutamakan pegawai sehingga harga jual produk kepada pelanggan sulit
sedangkan pembayaran dividen untuk pemegang saham masih ada kemungkinan
ditunda untuk tahun depan. Sedangkan menurut Kepala Divisi Pengembangan
Pasar, Kepala Biro Hukum dan Kepala Divisi Design dan Pengembangan Produk
bahwa core value adalah pelanggan yang lebih diutamakan daripada pegawai dan
pemegang saham.
Ada perbedaan core value, menurut penulis karena tidak adanya core value yang
jelas apabila terjadi trade off antara pelanggan, pegawai atau pemegang saham.
Perusahaan yang mengeksekusi strateginya dengan baik pasti telah menetapkan
core value yang merefleksikan kepentingan relatif antara shareholders, employee,
dan customer. Value statement saja yang merefleksikan aspirational behavior
tertentu tidaklah cukup. Demikian yang terjadi pada Perum Peruri yaitu hanya
menetapkan Value Statement Perum Peruri saja yaitu Integritas, Kualitas,
Teamwork, Inovasi, dan sekuriti yang menggambarkan tata nilai perusahaan tetapi
tidak menggambarkan core value.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
72
Universitas Indonesia
Oleh sebab itu, Perum Peruri perlu menetapkan core valuenya dalam melakukan
strategi. Core value perlu diidentifikasikan, kepentingan siapa yang duluan (come
first) ketika ada trade off keputusan yang harus dibuat apakah kepentingan
customer, employee, atau shareholders. Perum Peruri memiliki arti strategis bagi
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, keamanan dan pertahanan nasional
sehingga harus tegas dalam hal ini. Prioritas tersebut mempengaruhi alokasi
resources dan kinerja.
Berdasarkan analisis penulis prioritas yang dilakukan oleh Perum Peruri adalah
menaikkan gaji pegawai dengan perjanjian kontrak kinerja (untuk di atas kepala
departemen/biro) dan Satuan Kinerja Individu/SKI (untuk kepala seksi sampai
staf) dengan target harus tercapai. Di lain pihak harga kepada customer
rencananya secara bertahap akan dinaikkan untuk menutupi biaya produksi dan
operasional yang meningkat dengan melakukan negoisasi dan survey gaji pada
perusahaan sejenis di dalam dan luar negeri sebagai dasar negoisasi harga.
Sedangkan dividen kepada pemerintah masih ada peluang ditunda pembayarannya
dan lebih diutamakan apabila ada exploration dan exploitation innovation.
Untuk meningkatkan gaji pegawai, Perum Peruri menggunakan jasa konsultan
swasta untuk melakukan benchmarking tingkat gaji pada industri percetakan
sejenis di dalam dan luar negeri dan hasilnya menjadi dasar untuk negoisasi harga
dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia mengakomodir untuk kenaikan biaya
SDM dan memberikan harga yang cukup bagi kecukupan modal kerja dan margin
yang layak sehingga BI tetap menjadi pelanggan yang baik dan loyal.
Sedangkan untuk pelanggan yang lain (Kementerian Keuangan, Kantor
Pertanahan nasional dan Kementerian Hukum dan HAM) harga jual sulit untuk
dinaikkan tinggi karena berpatokan pada kenaikan harga pada anggaran
kementerian. Ketika dinaikkan harga pada tahun 2009 untuk non uang, namun
tahun 2010 terjadi penurunan pesanan untuk non uang khususnya materai yang
artinya ketika harga pada non uang naik kemungkinan akan mengancam
penurunan pesanan non uang.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
73
Universitas Indonesia
Karena susah untuk menaikkan harga jual non uang dan sulit untuk melakukan
efesiensi maka bukan tidak mungkin menimbulkan isu munculnya hutang baru.
Hutang baru tersebut untuk menutupi biaya produksi, biaya operasional dan
pembelian mesin-mesin yang mendukung kapasitas produksi dalam jumlah dan
kualitas. Apabila harga tidak bisa dinaikkan dan biaya tidak bisa diefesienkan
untuk produk non uang maka yang terjadi subsidi silang, hasil penjualan uang
digunakan untuk membiayai produksi dan biaya operasional non uang.
c. What Critical Performance Variables Are You Tracking? Customer
satisfaction or revenue or revenue per product or what in your company?
Perum Peruri dihadapkan pada kenyataan bahwa untuk menilai kinerja pegawai
ataupun perusahaan harus ada Key performance variabel/indicator yang menjadi
acuan bahwa strategi telah diimplemantasikan. Perum Peruri memiliki Key
Performance Indicator dengan nilai AAA (Sehat) tahun 2006 dan AA (Sehat) dari
tahun 2007-2010 sesuai Keputusan Menteri BUMN dalam KEP 100/MBU/2002,
yaitu :
Aspek Keuangan : Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI),
Rasio kas, Current Ratio, Collection Periods (days), Inventory Turnover, Total
Assets Turnover, Equity To Total Assets Ratio.
Aspek Operasional : efesiensi insheet produk uang, dan peningkatan kualitas
SDM (realisasi peserta diklat)
Aspek Administrasi : Penyampaian laporan tahunan <5 bulan, penyampaian
laporan RKAP 2 bulan lebih cepat, penyampaian laporan triwulan <1 bulan,
kinerja PKBL yang terdiri dari efektiFitas penyaluran dana dan tingkat
kolektibilitas pengembalian pinjaman
Disamping itu Perum Peruri juga telah menerapkan Balance scorecard yang
isinya hampir sama dengan KEP 100/MBU/2002 sejak tahun 2009 yang terdiri
dari 4 elemen yaitu Keuangan, Customer, Internal Proses, dan Learning and
growth.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
74
Universitas Indonesia
Perum Peruri menjaga seluruh variabel utama tersebut supaya optimal dengan
menerapkan kontrak kinerja yang isinya balance scorecard untuk para Kepala
Departemen/Biro sampai Direksi. Sedangkan untuk individu diterapkan Satuan
Kinerja Individu (SKI). Variable balance scorecard merupakan media monitoring
pencapaian target yang telah ditetapkan dan dasar pemberikan insentif atas kinerja
yang dicapai.
Banyak variabel yang masuk dalam scorecard, tapi tidak semua menjadi efektif.
Beberapa ada yang efektif dan tidak efektif dan tidak standar sehingga setiap
manager akan merasa tertekan karena begitu banyaknya variabel performance
tersebut yang dituntut darinya dan ada manajer yang kinerjanya sulit diukur
sehingga menyebabkan strategi perusahaan gagal karena keterbatasan monitoring
seluruh variabel, dan besarnya biaya untuk mendapatkan variabel kinerja
tersebut. Sebagai contoh seorang pegawai, kepala seksi, kepala departmen/kepala
biro, kepala divisi, dan direksi mendapatkan promosi manakala seluruh variabel
financial performance, customer satisfaction, internal proses dan learning and
growth terpenuhi minimal nilai rata-rata baik dan mendapat insentif secara
proportional sesuai target yang diperoleh dari atas. Apabila kinerjanya dibawah
atau tidak pada angka rata-rata, maka tentunya sistem tidak memberikan full
bonus karena disesuaikan dengan pencapaian target. Sistem ini juga akan
menyakiti karena atasan memberikan undervalued atas kontribusinya apabila
kinerjanya tidak bisa dikuantifisir dan terukur dengan baik karena bersifat
kualitatif misalnya kepuasan pelanggan, legal opinion, dan sebagainya.
Untuk bagian produksi sudah jelas KPI bisa dihitung sehingga mungkin lebih adil
karena dilihat jumlah output per labor hour. Sedangkan untuk unit bagian lain
yang kualitatif masih belum jelas Indicatornya sehingga perlu disempurnakan
lagi.
Dengan demikian pegawai yang kerja keras akan tetapi diberikan undervalued
akan berusaha untuk pergi kepada competitor karena mengalami ketidakadilan.
Konsep yang mungkin dihadapi oleh Perum Peruri yang menuntut inovasi akan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
75
Universitas Indonesia
terhalang oleh banyaknya variabel measurement, yang tidak kritis dan sulit
dikuantifisir, namun berdasarkan wawancara dengan kepala divisi design dan
pengembangan produk bahwa walaupun variabel measurement banyak dan ada
yang belum jelas tidak menghalangi pegawai melakukan inovasi dan kreatifitas.
Menurut penulis perlu perbaikan dalam scorecard agar lebih kritis dalam
memasukkan variabel measurement apa saja yang merupakan output kinerja
masing-masing divisi sampai kepada pegawai individu.
d. What Strategic Boundaries Have You Set? The risk intensifies when
managers feel pressure to hit growth and profit target, what your company
boundaries?
Setiap strategi memiliki risiko yaitu setiap tindakan individu dalam perusahaan
akan mendorong business perusahaan. Risiko akan semakin tinggi manakala
perusahaan dituntut high growth dan profit target. Ada 2 cara mengontrol risiko
ini : 1. Telling people what to do, 2 telling people what not to do. Strategi Perum
Peruri yang tertuang dalam misinya integrated security printing untuk lebih
mengutamakan safety dan quality menghadapi risiko kepercayaan akan tingkat
keamanan produk tidak akan bocor atau dipalsukan. Untuk itu ada aturan yaitu
setiap pegawai diberikan buku panduan tentang disiplin pegawai dan Standar
Operating Procedures (SOP) sesuai dengan ISO-9001 tahun 2008 tentang
pengendalian mutu.
Namun untuk perusahaan yang mengutamakan inovasi dan entreprenuer thinking,
maka perusahaan seharusnya merekrut pegawai yang kreatif dan memberitahukan
apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan demikian pegawai tersebut bebas dan
merdeka untuk melakukan kreatifitasnya dalam batasan tertentu.
Jadi artinya kalau boundariesnya clear, perusahaan akan mengurangi waste atau
produk gagal atau miss product dan mengurangi risiko undiciplined growth dan
bahkan bisa mengurangi cost apabila ada penalty kegagalan produk. Jadi
boundaries lebih ke punishment dan bukan ke reward.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
76
Universitas Indonesia
Jika demikian disiplin harus ditegakkan, siapapun yang tertangkap melangkah
over the line, harus dipecat dan harus konsisten dan keras menurut Bapak Junino
Jahya (Dirut Perum Peruri). Semua dari level atas sampai ke bawah dituntut untuk
menjaga kompetensi dan kejujuran. Hal ini terbukti ada beberapa Direktur yang
terlibat korupsi dipecat dan di proses pengadilan karena korupsi penggunaan dana
taktis perusahaan dan dimasukkan kedalam penjara.
Perum Peruri memiliki aturan yang baku tentang disiplin pegawai yaitu SKEP
334/VI/2006 tentang Pengenaan Hukuman Disiplin Pegawai yang isinya apa yang
tidak boleh dilakukan atau yang dilarang dan hukuman apabila melanggar aturan
tersebut. Apabila terjadi pelanggaran diselesaikan oleh seksi Forumsa dibawah
Direktur Niaga pada departemen pengamanan. Forumsa adalah Forum Informasi
Umum dan Pemeriksaan sebagai pengaman. Ada yang berperan sebagai hakim
dan jaksa.
Untuk pegawai yang melanggar aturan dari kepala seksi ke bawah maka Pejabat
yang berwenang untuk menjatuhkan hukuman adalah kepala biro atau kepala
departemen dan bertindak sebagai hakim. Hakim tersebut memiliki ketua dari
departemen pengamanan merangkap juga kepala departmen dari SDM, dan
beranggotakan kepala departemen atasannya langsung, dan kepala departemen
yang netral. Sedangkan Pejabat Yang Berwenang untuk Menuntut disebut jaksa.
Pegawai juga memiliki pembela dari Serikat Pekerja. Sidang tersebut dapat
memutuskan apakah pegawai akan diturunkan pangkatnya. Sedangkan untuk
keputusan PHK, sidang harus menyerahkan keputusan kepada Direksi.
Dalam beberapa kasus apabila pegawai tidak puas, dapat melakukan naik banding
kepada atasan satu level lebih tinggi yaitu para kepala divisi sebagai pejabat
hakim dan jaksa. Keputusan pada proses banding adalah keputusan final.
Pegawai tidak bisa dihukum tanpa sidang artinya pegawai tidak akan dihukum
kalau sidangnya belum dijalankan. Ada kasus sampai satu tahun pegawai tidak
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
77
Universitas Indonesia
dihukum karena sidangnya tidak dijalankan karena menunggu pejabat
menghukum untuk sidang agak susah.
Hukuman langsung tanpa sidang pada dasarnya tidak ada kecuali mangkir kerja
artinya ketika mangkir kerja maka gaji akan dipotong langsung pada bulan
berikutnya.
Jadwal masuk sama seperti jam kantor biasa yaitu lima hari kerja dari senin
sampai jumat apabila terlambat atau tidak masuk akan dipotong gajinya sesuai
aturan.
Perum Peruri menerapkan tiga shift untuk Pabrik sedangkan untuk kantor di
Falatehan shift satu mulai jam 7.30 WIB sampai jam 16.00 WIB, shift dua mulai
jam 15.30 WIB s.d. 23.00 WIB, dan shift tiga mulai jam 22.30 WIB s.d. 06.30
WIB.
Berkaitan dengan reward dan punishment, reward dalam bentuk insentif diberikan
dengan melihat KPI. Target awal dari perusahaan dibagi rata ke semua divisi dan
kesemua departemen. Pencapaian target menentukan insentif. Target ditentukan
dari atas sebagai target awal atau KPI unit yang diturunkan kebawah kesemua
divisi dan diturunkan ke semua departemen secara merata. Apabila target tercapai
maka insentif yang diterima proporsional dengan target awal di atasnya untuk tiap
divisi atau departemen.
Penekanan lebih ke punishment hanya kalau melanggar aturan, sedangkan apabila
target tidak tercapai tidak ada hukuman hanya saja insentifnya lebih kecil
diterima.
Pada awal-awal pendirian sangat disiplin karena dipimpin oleh militer dituntut
tingkat keamanan produk harus tinggi dan tidak boleh ada kebocoran produk
untuk menjaga trust publik, begitu ada kesalahan vital langsung dihukum tanpa
proses sidang yang lama.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
78
Universitas Indonesia
Jadi hukuman langsung hanya untuk yang mangkir kerja dikenakan pemotongan
gaji, dan untuk yang tidak mencapai target, konsekuensinya akan menerima
insentif lebih rendah. Yang menjadi kelemahan adalah ketika ada yang
bermasalah melanggar aturan diluar mangkir kerja, pegawai tidak akan dihukum
sebelum sidang dilaksanakan dan menunggu sidang juga membutuhkan waktu.
Aturan batasannya terkesan birokratis dan rigid namun Perum Peruri menjaga hak
pegawai. Perum Peruri memberikan hak praduga tidak bersalah sehingga harus
melalui sidang baru bisa dihukum dan ada fasilitas banding untuk pegawai yang
tidak puas sehingga waktu untuk menghukum pegawai bisa lama. Menurut hemat
penulis ada kemungkinan pegawai pada waktu sidang meminta kebijaksanaan
pimpinan Perum Peruri agar tidak dihukum apabila kesalahannya tidak material.
e. How Are You Generating Creative Tension? The bigger your business, the
more insulated people from market pressures and more imperative this
became.
Bagaimana pegawai bisa merasakan tekanan dari pasar sehingga pegawai
menunjukkan produktivitasnya dan keluar dari zona amannya. Teknik dalam
menciptakan creative tension telah diterapkan oleh Perum Peruri, antara lain :
Setting Span of accountability greater that are greater than span of control.
Untuk saat ini Perum Peruri lebih kepada pertanggungjawaban masing-
masing unit daripada pengawasan.
Strecth goal. Perum Peruri untuk rencana kedepan akan melakukan strecth
goal. Menetapkan agresif target net income 2011 sebesar 236 miliar.
Ranking according to performance. Ranking ini mempengaruhi siapa yang
dipromosikan, siapa yang ditempatkan pada masa percobaan, siapa yang
dipecat. Tantangannya adalah jangan sampai persaingannya menjadi merusak
dan negatif. Perum Peruri juga telah menerapkan ranking namun masih
sebatas grading untuk remunerasi berdasarkan beban dan risiko kerja.
Grading paling besar adalah ujung tombak perusahaan yaitu bagian produksi.
Perum Peruri telah menerapkan untuk promosi kepala divisi diharuskan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
79
Universitas Indonesia
magang pada posisi tersebut selama enam bulan sebelum resmi diangkat
sebagai kepala divisi. Apabila tidak berhasil mencapai KPI dalam waktu
enam bulan maka pegawai akan mundur dari jabatan yang akan diberikan.
Dari ketiga teknik tersebut, Perum Peruri lebih fokus untuk meningkatkan
pertanggungjawaban lebih besar dari tiap unit dari sisi pertanggungjawaban
keuangan sebagai contoh pertanggungjawaban uang muka atau anggaran tiap
divsi yang belum dipertanggungjawabkan.
f. How Committed Are Your Employees to Helping Each Other?
Perusahaan menginginkan pegawai mencapai pribadi terbaiknya, mereka juga
harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Untuk membangun tingkat
komitmen yang tinggi pemimpin telah membangun suatu organisasi yang
memiliki 4 atribut : 1. Pride in purpose, 2.group identification, 3.Trust (same
goal), 4. Fairness compensation also vertical, horizontal pay inequities. Perum
Peruri telah melaksanakannya dan menerapkannya dalam tata nilai perusahaan,
namun terkendala oleh budaya perusahaan yaitu hierarki dan tertutup sehingga
personnel movement antar unit kurang. Personnel movement antar unit tinggi
apabila ada proyek yang dijalankan sehingga dibentuk tim.
Menurut hasil wawancara, untuk operasional dengan membantu unit lain dalam
hal-hal yang berat harus mendapat ijin dari atasan langsung. Untuk hal-hal ringan
dan membantu pegawai lain mungkin tidak perlu ijin dari atasan langsung.
Kendala ini telah dijembatani secara informal dengan membuat kegiatan untuk
keakraban pegawai, olah raga bersama dengan customer, dan kegiatan sosial,
koperasi pegawai, kesehatan dan pendidikan dalam bentuk training. Secara
formal dalam pekerjaan masing-masing sudah terspesialisasikan sehingga hanya
masing-masing lini business yang sama yang bisa bekerja sama.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
80
Universitas Indonesia
g. What Strategic Uncertainties Keep You Awake at Night? At ther root of every
fail strategy is the set of assumption abaut the future that eventually false.
How to monitor that uncertainty assumption?
Kegagalan strategi adalah karena asumsi yang dipakai kenyataannya tidak benar,
contoh asumsi yang dipakai oleh Perum Peruri kenaikan pendapatan dari materai
untuk tahun 2010, ternyata malah turun, dengan akuisisi perusahaan PT.Kertas
Padalarang diharapkan kinerja keuangan PT.Kertas Padalarang meningkat,
ternyata Perum Peruri harus melakukan restrukturisasi. Tender e-KTP kalah
karena tidak memiliki mesin yang sesuai standar pengadaan e-KTP, asumsi
pertumbuhan kurs dan sebagainya yang tidak pasti. Environmental Dinamisn
tinggi, oleh sebab itu perlu adapative capabilities dan absorptive capacity yang
tinggi untuk memonitor perubahan dan beradaptasi. Untuk itu Perum Peruri telah
belajar dan bertumbuh dengan adanya kemampuan adaptasi terhadap perubahan
yang tidak pasti dengan melakukan monitoring dan terbukti selam lebih dari
empat puluh tahun Perum Peruri terus mengalami pertumbuhan yang pesat.
h. Bagaimana analisis industri melalui SWOT Analisis ?
SWOT analisis (strength, weaknesses, opportunities, and threat) pada Perum
Peruri bertujuan untuk mengevaluasi keunggulan daya saing dan kelemahan
internal dan mengeksplorasi peluang dan meredam ancaman dari eksternal dalam
business security printing sehingga dapat memberikan gambaran tentang sehat
atau tidaknya perusahaan dan memberikan input strategy dalam pengambilan dan
pembuatan keputusan (decision).
Ada beberapa kekuatan Perum Peruri yang mempengaruhi keberhasilan Perum
Peruri, yaitu:
Kekuatan dalam Intangible asset lebih tinggi daripada tangible asset menurut
wawancara dengan kepala biro hukum bahwa sekitar 75% adalah tangible
asset dalam bentuk, yaitu :
- Trusty yang tinggi merupakan intangible asset paling dominan. Kepercayaan
yang tinggi oleh pelanggan, stakeholders, perbankan, kepolisian, dan
pemerintah bahkan Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudoyono telah
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
81
Universitas Indonesia
memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Perum Peruri
dalam peranannya yang vital dan strategis dalam mendukung perekonomian,
pembangunan, dan keamanan nasional.
- Reputasi yang baik sepanjang empat puluh tahun umur Perum Peruri dan
belum pernah ada kasus keterlibatan Perum Peruri dalam memalsukan produk
security printing. Reputasi juga dibangun dari Ambidexterious CEO yaitu
Dirut Perum Peruri yang telah meletakkan fondasi yang kuat dalam value
perusahaan yaitu integritas, kualitas, teamwork, inovasi, dan sekuriti.
- Akumulasi kemampuan adaptasi dan respons yang tinggi terhadap perubahan
teknologi dan perubahan aturan yang diperoleh dari learning and growth
selama lebih dari empat puluh tahun.
- Kemampuan dinamic capabilities yang dimiliki direktur utama sampai kepala
biro untuk melakukan bongkar pasang resources dan capabilites untuk
diperoleh sustainable competitive advantages dan above average
performance yang dibuktikan dengan bertambahnya resources dan
meningkatnya core competancy.
- Adanya kontrak kinerja untuk level kepala biro sampai direktur utama dan
reward yang didasarkan kepada kinerja sehingga mendorong produktivitas
dan komitmen yang tinggi untuk pencapaian target.
- Kualitas SDM dengan kemampuan yang unggul (core competancy) dan
sekaligus unggul dari para pesaing (distinctive competancy) karena Perum
Peruri telah membentuk Ambidexterity Unit yang terus melakukan
exploratory dan exploitative innovation dalam bentuk mencari knowledge
baru, pengembangan sistem dan informasi terintegrasi, design dan
pengembangan produk baru, riset dan pengembangan pasar, training
kompetensi inti dan kegiatan non formal yang menampung kreatifitas
pegawai.
- Brand Value atau nama besar Perum Peruri. Perum Peruri adalah BUMN
dalam bentuk Perum yang semua rakyat Indonesia sudah tahu (top of mind)
kalau tugas utama Perum Peruri adalah mencetak uang rupiah sesuai dengan
namanya Perusahaan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
82
Universitas Indonesia
- Brand Loyalty yang didasari oleh relationship dan kerjasama yang baik
sehingga terbentuk captive market. Captive market yaitu Pemerintah Pusat
yang tetap setia menggunakan jasa Perum Peruri yaitu dari Bank Indonesia,
Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kantor
Pertanahan Nasional
- Goodwill atas akuisisi PT.Kertas Padalarang
- Hubungan (relationship) yang baik dengan pelanggan
- Intangible aset lainnya dalam bentuk teknologi sistem informasi yang
terintegrasi.
- ISO-9001 tentang kualitas mutu dalam setiap proses produksi dan standar
operating procedure yang telah memiliki standar kualitas international.
Kekuatan dalam tangible asset yang yaitu berupa:
- Asset berupa tanah, bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan pabrik,
kendaraan mendukung kapasitas produksi yang besar. Perusahaan juga
memiliki aset pada anak perusahaan yaitu PT.Sicpa Perum Peruri Securink,
PT.Perum Peruri Digital Security, PT. Perum Peruri Wilayah Timur, dan
KSO Perum Peruri Wilayah Barat, dan PT.Kertas Padalarang yang
mendukung exploration dan exploitation innovation.
- Product Extention banyak artinya Perum Peruri memiliki core competancy
untuk mencetak bukan hanya uang rupiah tetapi juga produk yang lain
misalnya materai, pita cukai, buku tanah, buku paspor, dan dokumen sekuriti
lainnya (medali, perangko, ijazah, STTB, dokumen perbankan, berbagai jenis
stiker, stempel tera, stempel cetak, Key holder, piagam, lencana, koin emas
dinar, koin emas bergambar Soekarno dan M.Hatta, Tropi, Printing roll dan
sekarang sedang mengembangkan smart-card. Dengan semakin banyaknya
product extention maka semakin besar cash flow diperoleh.
- Memiliki jumlah cash yang besar (Rp.635,3 miliar) sehingga cukup besar
untuk melakukan exploration dan exploitation innovation.
- Memiliki kinerja keuangan yang sehat (AA) dan prospek keuangan yang
bagus sesuai laporan keuangan dan hasil penilaian Kementerian BUMN.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
83
Universitas Indonesia
- Mesin cetak uang dengan teknologi mutakhir sehingga meraih rekor nomor
empat terbaik di dunia setelah Amerika, RRC, dan India dalam kapasitas dan
menjadi salah satu yang terbaik untuk kualitas
- Kualitas tingkat sekuriti untuk uang yang tinggi karena didukung oleh tingkat
security features yang tinggi yang diakui oleh dunia sebagai salah satu yang
terbaik.
- Kualitas sekuriti produk non uang tinggi karena telah diterapkan teknologi
cetak uang pada produk non uang sehingga sulit untuk dipalsukan.
Faktor Kelemahan yang dimiliki oleh Perum Peruri, yaitu:
Belum ada media protocol atau petugas khusus internal yang bertanggung
jawab dalam melakukan marketing communication dan melakukan updating
promosi dan kegiatan penting dan mengawasi pemberitaan media internet dan
website Perum Peruri. Selama ini pemberitaan tentang Perum Peruri banyak
menyebar di website internet yang memberikan apresiasi yang tinggi terhadap
kinerja Perum Peruri dibandingkan dengan website Perum Peruri.
Birokrasi di dalam bentuk proses formalisasi tertulis dalam bentuk aturan,
sistem dan prosedur operasional karena Perum Peruri adalah perusahaan
umum yang mengutamakan security atau kualitas tingkat keamanan yang
tinggi sehingga segala proses dianggap rahasia negara dan harus secure
mengikuti prosedur. Namun perlakuan secure yang seperti apa tidak ada
aturan tertulisnya sehingga hanya berupa kebiasaan yang menyebabkan
birokratisasi. Menurut Dirut Perum Peruri, secure yang dimaksud adalah
kualitas dari tingkat sekuriti produk yang tinggi yang sulit untuk dipalsukan
namun diartikan berbeda oleh pegawai. Pegawai menganggap security
tersebut menjadikan dirinya ekslusif.
Dari sisi struktur organisasi bentuk U-Form, yaitu Dibawah Direktur Utama
terdapat empat direktur yaitu direktur produksi, direktur niaga, direktur
teknik dan umum dan direktur keuangan dan SDM. Tidak ada departemen
yang dapat berdiri sendiri dan tidak gampang untuk mengukur profit center
atau performance measurement tiap fungsi sehingga sulit untuk mengontrol
multiple product ataupun sulit penerapan ABC costing dalam sebuah
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
84
Universitas Indonesia
organisasi yang besar seperti Perum Peruri dimana decision making tidak
gampang. Visi dan misi yang besar sangat tergantung pada kemampuan
Direktur Utama.
Alokasi SDM tidak didasarkan Analisis Beban Kerja, sehingga ada alokasi
SDM tidak merata pada semua fungsi.
Inefesiensi dalam produksi non uang
Mesin produksi non uang terutama untuk smart-card.
Selain kekuatan dan kelemahan di atas, Perum Peruri menghadapai peluang dan
ancaman. Analisis peluang dan ancaman dipengaruhi adanya perubahan yang
cepat dan tidak menentu (turbulance environment) pada lingkungan yaitu
environmental dinamism dan environmental competitiveness yang mempengaruhi
sustainable competitive advantages. Menurut perspektif Organizational Ecologi
(internal) mayoritas perusahaan gagal dan berumur pendek karena tidak
melakukan adaptasi. Sedangkan menurut perspektif Environmental Context
(external), perusahaan yang benar-benar belajar dan beradaptasi terhadap
ancaman untuk berubah baik dari resources dan capabilitiesnya mampu bertahan
di atas umur 200 tahun (De Geus, 1997). Berikut adalah gambar peluang dan
ancaman yang dihadapi oleh Perum Peruri :
Gambar 4.2 Analisis Peluang dan Ancaman
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis peluang dan ancaman
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
85
Universitas Indonesia
Berdasarkan gambar 4.2, untuk produk uang dan materai, telah ada regulasi
pemerintah yang memberikan mandat dalam bentuk Undang-undang mata uang
rupiah, dan petunjuk pelaksanaan dalam bentuk Peraturan Pemerintah no.32 tahun
2006 dan Kepmenkeu tentang materai. Walaupun untuk produk uang tidak
menunjuk secara langsung Perum Peruri, tetapi berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala biro hukum, bahwa uang dan materai masih setia kepada Perum
Peruri. Menurut kepala divisi keuangan ada ancaman 50% untuk produk pita
cukai, buku tanah, dan paspor karena adanya regulasi yang baru yang mengancam
sustainable competitive advantages.
Environmental dinamism dan competitiveness akibat lingkungan yang cepat
berubah, antara lain :
Regulasi pemerintah yang baru yang memberikan peluang dan ancaman
sekaligus. Dengan munculnya aturan Perpres nomor 111 tahun 2007 tentang
industri terbuka dan tertutup, dan menyebutkan bidang tugas Perum Peruri
menjadi terbuka dan harus mendapat ijin dari BIN.
KPPU juga menekan Perum Peruri agar tidak melakukan praktek monopoli
atas produk security document non uang.
Botasupal (Badan Pemberantasan Uang Palsu) di bawah BIN (Badan Intelijen
Negara) yang seharusnya mengurus bidang tugas pidana pemalsuan uang juga
mengurus security document. Dalam Juklak BIN, Perum Peruri wajib
meminta ijin untuk melakukan usaha security document kepada BIN. Padahal
BIN dibentuk berdasarkan Inpres no.1/1971, sedangkan Perum Peruri
dibentuk berdasarkan PP no.32 tahun 2006 yang kekuatan hukumnya lebih
tinggi dari Inpres.
Perpres no.54 tahun 2010 tentang tata cara umum pengadaan yang
anggarannya berasal dari APBN menyebutkan bahwa nilai barang dan jasa di
atas Rp.100.000.000, tidak boleh penunjukkan langsung, dan harus melalui
proses tender terbuka. Untuk produk pita cukai, buku tanah, dan paspor akan
melalui proses tender sehingga muncul pesaing-pesaing baru bagi Perum
Peruri yang mengancam sustainable competitive advantages karena
pemenang tender adalah pihak yang memberikan penawaran paling rendah,
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
86
Universitas Indonesia
sedangkan Perum Peruri harganya premium dengan kualitas sekuriti yang
tinggi.
Oleh sebab itu Perum Peruri harus mempertahankan value (nilai) perusahaan
melalui usaha menetralisir ancaman dan mengeksplorasi peluang yang baru.
Peluang-peluang baru yang dapat dimanfaatkan antara lain :
Memanfaatkan peluang dari belanja negara. Pertumbuhan ekonomi dipacu
dengan meningkatkan belanja negara dalam APBN. Belanja negara untuk
security document tiap tahun meningkat seiring kebutuhan dunia usaha baik
atas materai, pita cukai, buku tanah maupun sekuriti dokumen lainnya.
Meningkatkan pasar regional untuk kebutuhan sekuriti dokumen non uang
untuk pemerintah daerah setempat.
Meningkatkan pangsa pasar baru untuk produk smart-card di dalam negeri.
Meningkatkan pangsa pasar baru di luar negeri khusus untuk negara-negara
yang tidak memiliki pabrik pencetak uang melalui kerjasama operasi.
i. Bagaimana analisis menurut Five Forces untuk menggambarkan tekanan
yang dihadapai oleh Perum Peruri?
Analisis Five Forces adalah untuk menentukan tekanan yang dihadapi oleh Perum
Peruri dan dari setiap tekanan akan dianalisis tingkat tekanannya apakah high,
moderate, atau low sehingga hasil analisis tersebut menjadi strategic input dalam
pengambilan strategic decision yang tepat untuk mengurangi tekanan.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
87
Universitas Indonesia
Analisis Five Forces sering digunakan untuk menganalisis lima tekanan yang
dihadapi oleh perusahaan dalam industrinya, seperti gambar berikut :
Gambar 4.3 Analisis Five Forces
Sumber : Diolah dari Analisis Keunggulan Daya Saing dari Five Forces
Ancaman dari pendatang baru-low
Ancaman Pendatang baru pada industri sekuriti printing rendah (low) karena entry
barriers yang tinggi, sehingga business sekuriti printing cukup favorable.
Beberapa entry barriers pada business security printing, yaitu :
- Tingkat biaya investasi besar high investment cost, yang terdiri dari :
Biaya Produksi
Biaya produksi terkait dengan Input Cost (Direct Material, Labor, dan
Factory Overheid), Process convertion (Mesin cetak uang dan sekuriti non
uang, facility layout, plant and equipment). Biaya input dan conversion
menentukan kapasitas produksi pabrik. Perum Peruri menjadi nomor empat
terbesar dalam kapasitas percetakannya setelah Amerika, RRC dan India.
Supply chains
Supply chains terkait dengan mengelola jaringan supplier dan sub-sub suplier
dalam dan luar negeri, jaringan transportasi dan informasi dalam dan luar
negeri, jaringan target customer dalam dan luar negeri, pergudangan atau
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
88
Universitas Indonesia
manajemen penyimpanan yang efesien. Supply chains Perum Peruri
mendukung Just In Time agar barang yang dipesan tepat waktu. Industri
security printing sangat ketat dalam aturan ketepatan waktu dan penalty untuk
wanprestasi. Perum Peruri sudah membangun supply chains sampai ke luar
negeri, sedangkan dalam negeri Perum Peruri sudah memiliki jaringan
internal.
Riset dan Pengembangan
Riset dan pengembangan ditujukan untuk exploration dan exploitation
innovation untuk menghasilkan produk berkualitas sesuai dengan ISO-9001
tentang kualitas mutu.
- Regulasi menunjukkan environmental dinamism yang tinggi karena
mengalami perubahan aturan dan lingkungan politik yang tidak stabil, yaitu :
Untuk produk uang rupiah diatur dalam UU mata uang rupiah yang
menunjuk BUMN, walaupun belum ada Petunjuk Pelaksanaannya menurut
wawancara masih kepada Perum Peruri tinggal menunggu aturan
pelaksanaannya saja.
Materai sudah ada Peratuan Menteri Keuangan (Permenkeu) sehingga bersifat
monopoli.
Pita Cukai, Dokumen Pertanahan, Paspor masih grey area dengan adanya
regulasi Perpres 111 tahun 2007 tentang bidang industri tertutup dan terbuka
dan Perpres 54 tahun 2010 tentang pengadaan, KPPU tentang larangan
monopoli, dan Badan Intelijen Negara (BIN) yang memerintahkan agar
semua perusahaan dibidang security dokument meminta ijin operasional dari
BIN.
Dengan entry barrier yang tinggi untuk pangsa pasar domestik maka persaingan
dalam security printing hanya beberapa pemain lokal lama yang menjadi pesaing
dan juga perusahaan asing dengan teknologi yang lebih canggih.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
89
Universitas Indonesia
Ancaman dari produk pengganti-high
Teknologi maju tidak bisa dihindari dan inovasi baru terus bermunculan
mengakibatkan umur produk menjadi pendek dengan munculnya produk dengan
kualitas baru antara lain e-money, pita cukai bir tembak bukan menggunakan
tempelan kertas karena lebih efesien, buku tanah dan paspor, dan penanaman chip.
Tuntutan efesiensi membuat perampingan proses business sehingga harga cetak
produk baru tersebut lebih murah dan kualitasnya bagus dan menjadi prioritas
utama. Untuk e-money, orang akan senang membawa cashless daripada membawa
fisik uang untuk transaksi, sehingga permintaan untuk mencetak uang baru akan
berkurang dan mengakibatkan menurunya pesanan dari BI.
Munculnya banyak inovasi baru menyebabkan produk cepat usang menunjukkan
tingkat environmental dinamism yang tinggi yang membuat siklus produk
menjadi pendek sehingga diperlukan resources dan capabilities baru.
Kekuatan tawar pembeli-high
Perum Peruri tidak bisa menaikkan harga tinggi walaupun secara kualitas Perum
Peruri nomor empat di dunia. Kekuatan tawar pembeli berbeda-beda, antara lain :
- BI untuk produk Bank Notes dan Coins, harga ongkos cetak dapat
dinegoisasikan sepanjang reasonable karena kenaikan harga upah dan gaji
dan disertai bukti dari pihak konsultan eksternal tentang tingkat upah untuk
industri sejenis di dalam dan luar negeri.
- Direktorat Jenderal Pajak untuk produk materai harga sulit untuk dinaikkan
karena sudah ada anggarannya.
- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk produk Pita Cukai harga sulit untuk
dinaikkan karena sudah ada anggarannya, banyak pesaing dan kebutuhan
teknologi canggih.
- Kantor Pertanahan Nasional untuk produk Buku tanah harga sulit untuk
dinaikkan karena sudah ada anggarannya dan banyak pesaing yang
menawarkan harga lebih murah.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
90
Universitas Indonesia
- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk produk buku paspor
harga sulit untuk dinaikkan karena sudah ada anggarannya dan banyak
pesaing yang menawarkan harga lebih murah.
Untuk meningkatkan bargaining position Perum Peruri fokus pada Ambidexterity
unit yaitu melakukan exploratory dan exploitative innovation kepada product agar
memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Inovasi yang dilakukan Perum Peruri
dalam bentuk incremental innovation dengan memberikan feature baru berupa
blind code untuk uang sehingga meningkatkan security dan nilai tambah produk.
Sedangkan untuk produk non uang ditambah feature baru berupa teknologi cetak
dalam (intanglio), hologram, sehingga meningkatkan nilai tambah produk di mata
pelanggan. Strategi jitu tersebut berhasil meningkatkan daya tawar Perum Peruri
untuk meningkatkan nilai jual produk kepada pelanggan. Disamping itu, Perum
Peruri harus bisa lebih efesien agar efektif melakukan investasi kepada teknologi
mesin yang mampu meningkatkan nilai jual kepada pelanggan. Dan Perum Peruri
tahun 2010 telah membeli dua mesin baru berteknologi mutakhir untuk
mendukung incremental inovation.
Kekuatan tawar supplier-high
Supplier Perum Peruri berasal dari dalam negeri dan impor dari luar negeri.
Supplier Perum Peruri terlibat dalam beberapa proses, yaitu :
- Supplier untuk input proses berupa Direct dan indirect material mis : kertas
pita cukai,kertas paspor, kertas buku tanah, tinta, benang pengaman, logam,
upah dan gaji Labor (buruh), Biaya energi dan Factory Overheid (FOH) yang
sangat berpengaruh langsung terhadap kualitas sehingga harganya mahal dan
bargaining position lebih tinggi.
- Supplier Proses Conversion berupa sparepart mesin yang jarang tersedia di
dalam negeri, kontraktor bangunan, mesin dan peralatan baru impor.
Bargaining position tinggi karena sparepart dan mesin susah diperoleh dan
harganya mahal
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
91
Universitas Indonesia
- Supplier untuk supply chain terkait logistik yaitu pengiriman barang, gudang
penyimpanan, informasi alur barang untuk mencapai Just In Time, dan
bargaining position tinggi.
Perum Peruri menerapkan sistem sentralisasi untuk pengadaan untuk menghemat
dan mengawasi penambahan biaya. Keputusan membuat atau membeli dikaitkan
dengan efesiensi anggaran dan kemampuan. Perum Peruri berusaha membuat tinta
dan bahan baku kertas melalui divisi sendiri karena Perum Peruri memiliki
kemampuan dan biayanya lebih murah dan untuk supply chains juga melalui
divisi internal untuk menjamin barang secure sampai kepada pelanggan. Kekuatan
tawar supplier menunjukkan tekanan yang besar agar Perum Peruri lebih efesien
dalam proses pengadaan terbuka agar diperoleh harga paling murah.
Tingkat Persaingan-high
Ada tiga pesaing besar yang siap membidik produk uang rupiah dan non uang
karena memiliki core competancy yang sama, yaitu:
- Pura Group. Kelompok usaha terintegrasi seantero Asean Tenggara dan
sedang merambah negara Amerika Selatan (bolivia) yang bergerak dibidang
sistem anti pemalsuan uang dan dokumen, pembuatan security paper dan
kertas uang, konversi kertas dan film, percetakan dan pengepakan, teknologi
identifikasi tingkat tinggi, dan rekayasa.
- PT.Jasuindo Tiga Perkasa. Asosiasi dengan Standar Register (Amerika) untuk
alih teknologi yang telah membentuk 29 anak perusahaan Global Printing
Network dan 17 perusahaan untuk jaringan lokal. PT.Jasuindo Tiga Perkasa
adalah anggota Business Form Management Association (BFMA) yang
mempertajam inovasi untuk tren dunia untuk security document, dan non
security document. Dan memiliki anak Perusahaan PT.Jasuindo Informatika
Pratama untuk solusi teknologi informasi. Pada tanggal 4 Desember 2011,
PT.Jasuindo Tiga Perkasa adalah satu-satunya Perusahaan Publik.
- Perum Percetakan Negara RI (PNRI). PNRI telah memperluas cakupan
pelayanannya dibidang cetakan umum, security printing, jasa grafika,
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
92
Universitas Indonesia
penerbitan, dan multimedia dan telah melengkapi dengan mesin cetak
mutakhir.
Pesaing kecil yang lain untuk security non uang, antara lain:
PT.Aria Multi Graphia
PT.Royal Standard
PT.Sandipala Arthapura
PT.Sumber Cakung
Dengan tingkat persaingan yang tinggi menunjukkan environmental
competitiveness yang tinggi sehingga pesaing akan berusaha melakukan imitasi
terhadap produk Perum Peruri dengan versi yang lebih bagus dan murah. Oleh
sebab itu Ambidexterity Unit sangat penting agar explorative innovation berupa
produk baru tidak sia-sia maka dilakukan exploitative secara simultan melalui
perbaikan kualitas dan efesiensi.
4.2 Analisis Unit’s Ambidexterity
Kemampuan inovasi dan adaptasi Perum Peruri adalah salah satu ciri dari
organizational Ambidexterity. Organizational Ambidexterity diwujudkan dalam
Ambidexterity unit. Unit’s Ambidexterity di Perum Peruri diterapkan dalam
berbagai fungsi yaitu Akuntansi dan Keuangan, Produksi, teknologi dan
pengadaaan, Riset dan Pengembangan Pasar/Marketing, Riset dan Pengembangan
Produk, Hukum, Organisasi dan SDM yang melaksanakan exploratory dan
exploitative innovation secara bersamaan sehingga dapat mencapai sustainable
competitive advantages dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Menurut riset yang dilakukan Jansen, Bosch, dan Volberda ( 2005) bahwa level
Ambidexterity unit berhasil dalam mencapai tujuannya beradaptasi dengan
lingkungan tergantung aspek environmental antecendents dan organizational
antecendents.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
93
Universitas Indonesia
Menurut penelitian penulis berdasarkan analisis stress test your strategy, SWOT,
dan Five Forces Analysis menghasilkan bahwa aspek environmental antecendent
yang terdiri Environmental Dinamism dan Environmental Competitiveness tinggi
sehingga Perum Peruri sebagai perusahaan multiunit mengembangkan level
Ambidexterity unit yang tinggi.
New insight adalah bagaimana perusahaan multiunit seperti Perum Peruri berhasil
menghadapi tekanan kontradiksi untuk melakukan exploratory dan exploitative
innovation. Perum Peruri berhasil membentuk Ambidexterity unit karena
mengelola kontradiksi dalam local environment dengan baik dengan adanya
senior manager yang memiliki kemampuan toleransi terhadap pebedaan dan
orientasi problem resolve yang baik.
4.2.1 Environmental Antecendent
Faktor tingginya Environmental Antecendent Pada Perum Peruri dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.4 Analisis Environmental Antecendent
Sumber : Telah diolah kembali dari Jansen, Bosch, dan Volberda (2005)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
94
Universitas Indonesia
Gambar di atas menunjukkan bahwa tingginya environmental dinamism dan
environmental competitiveness yang dihadapi oleh Perum Peruri. Environmental
dinamism dapat dilihat dari ketidakstabilan lingkungan dan perubahan yang cepat.
Penulis melihat ada empat faktor perubahan dominan yaitu perubahan aturan
pemerintah dan campur tangan politik, munculnya inovasi dengan cepat, ancaman
pasar terbuka dan pengadaan melalui tender offer, dan bargaining power Perum
Peruri yang rendah. Perubahan environemental dinamism menyebabkan produk
akan cepat usang dan dibutuhkan kompetensi baru untuk dikembangkan. Untuk
mengatasi produk usang dilakukan exploratory innovation, dalam bentuk
incremental innovation.
Disamping environement dinamism yang tinggi terdapat masalah tingginya
environmental competitiveness yang ditandai dengan jumlah pesaing yang banyak
dan jumlah arena dimana terjadi persaingan ketat merebut pangsa pasar Perum
Peruri yang sangat besar. Persaingan untuk merebut pasar dilakukan antar
kompetitor dengan membuat produk imitasi dengan kualitas yang lebih baik dan
harga lebih murah yang ditawarkan kepada pemerintah. Untuk mengatasi masalah
produk imitasi, perusahaan agar dapat bertahan hidup harus melakukan
exploitative innovation dengan menerapkan efesiensi dan membeli teknologi yang
meghasilkan income baru.
Dalam aspek environmental competitiveness, kesuksesan exploration innovation
menjadi luntur karena banyaknya populasi pesaing (Levinthal, dalam Jansen,
Bosch, Volberda, 2005) dalam industri yang sama. Oleh sebab itu lingkungan
business Perum Peruri yang memiliki karakteristik environmental dinamism dan
competitiveness yang tinggi, unit harus menciptakan sustainable competitive
advantages melalui Unit’s Ambidexterity.
Dengan adanya explorative dan exploitative akan membentuk ambidextrous unit
dan selanjutnya apabila kedua inovasi tersebut dilaksanakan pada level yang lebih
tinggi akan menghasilkan unit’s Ambidexterity.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
95
Universitas Indonesia
4.2.2 Organizational Antecendent
Organizational antecendent Perum Perum Peruri yang mendukung yang memiliki
sistem desentralisasi (adanya pelimpahan wewenang kepada kepala divisi) dan
koneksi hubungan sosial yang tinggi terbukti lebih mampu melaksanakan
Ambidexterity dan melaksanakan exploratory dan exploitative innovation secara
bersamaan, yaitu :
Gambar 4.5 Analisis Organizational Antecendent
Sumber : Telah diolah kembali dari Jansen, Bosch, dan Volberda (2005)
Dari gambar 4.5, desentralisasi pada Perum Peruri yaitu pengambilan keputusan
yang tidak terpusat dan didelegasikan kepada bawahan dari Direktur sampai
kepada Kepala Divisi dan pelimpahan kewenangan tersebut sudah diatur dalam
Surat Keputusan Direksi.
Connectedness ditunjukkan dengan hubungan sosial yang tinggi antar subunit,
mengurangi formalisasi sesuai arahan dan petunjuk Direktur Utama yang
berusaha mengurangi birokrasi organisasi sehingga memberikan dukungan untuk
pertukaran knowledge. Bentuk connectedness yaitu kerjasama dalam tim lintas
unit, training bersama dengan unit lain dan bersama dengan BI, kegiatan non
formal yang menampung kegiatan pegawai misalnya koperasi pegawai, club
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
96
Universitas Indonesia
sepeda sehat, ikatan pensiunan pegawai, acara ulang tahun Perum Peruri ke-40,
tea morning seluruh pegawai bersama Direktur Utama Perum Peruri, kegiatan
sosial dan kegiatan ibadah.
Sedangkan formalisasi yang diterapkan oleh Perum Peruri adalah Penerapan ISO-
9001 tentang kualitas mutu standar international dan pedoman SOP secara umum,
perancangan security document dengan tingkat sekuriti yang tinggi dan penerapan
ERP untuk menjadikan fungsi-fungsi dalam Perum Peruri terintegrasi dengan
baik dengan tujuan pengambilan keputusan dengan cepat begitu terdapat indikasi
permasalahan inefesiensi dalam proses produksi.
Manfaat dari desentralisasi yaitu memperkaya jaringan internal knowledge yang
berbeda, pemecahan masalah sementara dan meningkatkan exploitation learning,
dan mendukung unit melakukan exploration innovation. Sedangkan manfaat dari
connectedness yaitu mengembangkan pengetahuan yang dalam untuk exploitative
innovation atas business, produk, dan proses yang ada, mendukung exploration
dan exploitation innovation, kolaberasi connectedness dapat meningkatkan
efesiensi dan kontrol, dan mendukung birokrasi untuk membagi pengawasan.
Manfaat dari formalisasi yaitu mengurangi variance produk, kodifikasi best
practise, meningkatkan exploitative innovation, memotivasi sharing tacid dan
explicit knowledge, dan mengurangi biaya.
Dan berdasarkan penelitian Jansen, Bosch, dan Volberda (2005) kombinasi antara
desentralisasi dan connectedness memberikan dampak positif untuk meningkatkan
kemampuan Ambidexterity sehingga menjadi ambidexterious unit dan menjadi
unit’s Ambidexterity ketika melaksanakan exploration dan exploitative innovation
secara simultan pada level yang lebih tinggi.
4.2.3 Pendekatan Resource Base Value (RBV) (Ambrosini dan Bowman
2009)
Berdasarkan pendekatan Resource Base Value (RBV) (Ambrosini dan Bowman
2009) perusahaan memiliki Sustainable Competitive Advantages apabila memiliki
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
97
Universitas Indonesia
resources dan capabilites yang memenuhi VRIN, sebagaimana Perum Peruri
sebagai berikut :
a. Valuable : Produk Perum Peruri memiliki nilai tambah untuk pelanggan yaitu
produk memiliki feature dengan tingkat sekuriti yang tinggi dengan kualitas
dunia sehingga menjadi produk objek vital strategis untuk ekonomi,
pembangunan, dan keamanan. Dikaitkanan dengan kemampuan menetralisir
ancaman dan perubahan, Perum Peruri telah melakukan adaptasi dibidang
teknologi, manajemen, dan menambah resources dan capabilites baru.
Disamping itu Perum Peruri memanfaatkan peluang di luar dengan
memanfaatkan teknologi generating income melalui incremental innovation
dengan meningkatkan nilai tambah yang baik bagi pelanggan dan akhirnya
pelanggan memberikan tambahan income bagi perusahaan.
b. Rare : Produk yang dihasilkan yaitu uang rupiah, uang logam, pita cukai,
materai, buku tanah, buku paspor adalah produk yang bersifat spesifik. Untuk
itu, teknologi mesin cetak yang digunakan juga spesifik, unik dan jarang
misalnya mesin super orlof intanglio jarang ada yang memiliki karena harga
dan lisensi sangat mahal. Khusus uang hanya Perum Peruri yang memiliki
lisensi mesin cetak uang.
c. Non Imitability : Produk yang dihasilkan oleh Perum Peruri tidak gampang
ditiru oleh pesaing karena tanda pengaman yang sulit dipalsukan dan tanda
pengaman jumlahnya banyak sehingga untuk menirunya dibutuh resources
dan capabilities yang besar. Apabila sudah ditiru maka tidak lagi memiliki
keunggulan daya saing.
d. Non Subsitute : Produk yang akan ada subsitusinya adalah uang elektronik,
sedangkan untuk produk yang lain tidak dapat diganti dengan barang yang
lain yang fungsinya sama. Uang elektronik dalam bentuk smart-card
misalnya flash BCA yang dapat melakukan transaksi cashless, dan teknologi
chip yang di tanamkan pada handphone.
Dan yang paling menarik adalah berdasarkan Wijaya (2011) yaitu resources dan
capabilites memiliki sustainable competitive advantages apabila non tradeable.
Sebagai contoh kasus yang dibahas yaitu Perum Peruri menghasilkan juga produk
non tradeable yaitu mencetak uang dan materai, sedangkan pita cukai, paspor, dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
98
Universitas Indonesia
sertifikat tanah ada peluang ancaman karena perubahan lingkungan peraturan dan
persaingan yang tidak menentu.
Dengan demikian yang memenuhi syarat unsur VRIN dan Non tradeable adalah
untuk produk uang dan materai yang memiliki sustainable competitive
advantages, sedangkan produk sekuriti yang lain ada ancaman menurut hasil
wawancara dengan Bapak Murizal sebesar 50% sehingga menjadi temporary
competitive advantages. Berdasarkan analisis laporan keuangan komposisi
pendapatan dari produk uang mencapi 71% sedangkan dari non uang 29%, maka
secara rasional Perum Peruri masih memiliki sustainable competitive advantages
karena pendapatan masih besar yaitu 85,5% yang berasal dari:
Komposisi pendapatan dari uang = 71%
Komposisi pendapatan dari non uang ( 50% x 29%) = 14,5%
Total Revenue = 85,5%.
4.2.4 Ambidexterity sebagai Dinamic Capabilities (O’Reilly dan Tushman
2008)
Menurut penelitian O’Reilly dan Tushman (2008) perusahaan dapat survive dalam
mengahadapi perubahan dilihat dari dua perspective yaitu :
a. Organizational Ecologi (internal)
b. Environmental context (external)
Perum Perum melakukan adaptasi secara internal dan external. Secara internal
yaitu merombak struktur dan organisasi sesuai dinamika internal organisasi
misalnya membuat departemen hukum, Departemen PSDM, Kelompok Penjualan
Luar Negeri, Departemen Design dan Pengembangan Produk, tingkat seksi dan
unit produksi kertas berharga non yang yang berorientasi pada jenis proses
produksi misalnya lini pita cukai, lini materai, pengangkatan staf ahli yang
disejajarkan dengan kepada divisi, General Manager pada anak perusahaan selevel
dengan kepala divisi.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
99
Universitas Indonesia
Disamping itu, terdapat independen business unit misalnya Kopkar, Dharma
Wanita, Yapetri, Dapetri, PUKK, Prolankesma, dan Ikapuri.
Selain internal juga eksternal environmental context perusahaan benar-benar
belajar (accumulated learning and growth) dan beradaptasi sebagai contoh
akuisisi teknologi mesin cetak terbaru berupa mesin mutakhir yang meningkatkan
kualitas dan kapasitas produksi, akuisisi teknologi informasi Enterprise Resource
Planning (ERP) sehingga seluruh fungsi terintegrasi dan memberikan informasi
untuk pengambilan keputusan, membuat anak perusahaan untuk memenuhi
tuntutan pelanggan dibidang digital printing, membuat lini business baru untuk
permintaan smart-card, mengikuti seminar dan training untuk meningkatkan
kompetensi inti sehingga kualitas SDM lebih unggul dari pesaing, meminimalisir
ancaman dan memanfaatkan peluang business baru.
Bukti empiris mendukung perusahaan yang melakukan adapatasi untuk berubah
baik dari resources dan capabilities-nya mampu bertahan di atas umur 200 tahun
(De Geus, dalam O’Reilly dan Tushman (2008). Perum Peruri apabila dihitung
umurnya sejak tahun 1952 sejak PN Pertjetakan Kebayoran berarti sudah berumur
59 tahun.
Akumulasi kemampuan yang dimiliki oleh Perum Peruri selama berumur 59
tahun menghasilkan dua tema yaitu :
a. Dinamic capabilities. Dinamic capabilities di level senior manager dari
Kepala biro/Departemen, Kepala Divisi, Dewan Direksi dan Komisaris
berperan besar. Dinamic capabilties adalah kunci dalam melakukan adaptasi,
integrasi, rekonfigurasi organisation skill/existing capabilities dan resources
dengan tepat untuk menghadapi turbulance environment dan perubahan
lingkungan yang cepat dan menjelaskan keunggulan daya saing untuk jangka
panjang (long term competitive advanteges) (Eisenhardt & Martin, dalam
O’Reilly dan Tushman, 2008).
b. Ambidexterity. Perum Peruri memiliki Unit’s Ambidexterity dalam struktur
organisasi. Berdasarkan riset dalam organizational design menyarankan
Ambidexterity sebagai kemampuan sebuah perusahaan untuk melakukan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
100
Universitas Indonesia
inovasi eksplorasi dan eksploitasi secara simultan, yang memampukan
perusahaan untuk beradaptasi sepanjang waktu
Dari kedua tema dinamic capabilities dan Ambidexterity dilakukan review dan
integrated research oleh O’Reilly dan Tushman (2008) dan dihasilkan set of
preposition yang menyarankan bagaimana Ambidexterity berperan sebagai
dinamic capabilities sehingga Perum Peruri membekali para senior manager
untuk dapat membangun dinamic capabilities untuk mendukung Ambidexterity,
dan kemampuan yang harus dibekali kepada seinor manager yaitu pengetahuan
sensing, seizing, dan reconfiguring, yaitu:
a. Sensing : yaitu memanfaatkan peluang dan meminimalisir ancaman dengan
cara scanning, searching, explorating, contoh dalam Perum Peruri yaitu
proses rapat kerja tahunan untuk membuat RKAP yang berkaitan dengan
pembuatan strategi, target KPI, efesiensi variation, resources dan capabilities
(marketing intelligence dan mencari perubahan teknologi, market baru,
pengembangan kompetensi inti), dan rapat komite anggaran, dan forum
diskusi untuk peluang baru dan ancaman baru.
b. Seizing : yaitu kemampuan senior managers membuat keputusan yang tepat
dan melaksanakannya. Kemampuan ini disebut strategic insight dan strategic
execution termasuk crafting vision dan strategi. Kemampuan crafting vision
dan strategi yang besar menurut Direktur Utama, Junino Jahya, MBA untuk
menjadikan Perum Peruri perusahaan yang berkelas International dan
integrated security printing, dan visi dan strategi tersebut dilaksanakan dan
menjamin organizational aligment yang tepat dalam bentuk unit’s
Ambidexterity (exploitation atau exploration), merangkai complementary
assets dan memutuskan untuk alokasi resources dan waktu.
c. Reconfiguration : mengalokasi atau membongkar ulang kembali resouces dan
capabilities karena business cycle Perum Peruri sudah mature sehingga
Perum Peruri melakukan incremental innovation dan operational
improvement yang memberikan nilai tambah kepada pelanggan sehingga
tahun 2009 revenue Perum Peruri bisa naik lagi. Kunci untuk sustained
profitable growth adalah kemampuan merekombinasi dan merekonfigurasi
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
101
Universitas Indonesia
assets/resources, organizational structure karena pasar dan teknologi yang
berubah (Teece dalam O’Reilly dan Tushman 2008).
4.2.5 Pentingnya Unit’s Ambidexterity
Unit’s Ambidexterity sangat penting karena memberikan kemampuan untuk
inovasi.
4.2.5.1 Innovation Stream
Unit’s Ambidexterity melakukan inovasi dan jenis inovasi yang dilakukan oleh
Unit’s Ambidexterity, yaitu :
Gambar 4.6 Innovation Streams
Sumber : Telah diolah kembali dari O’Reilly dan Tushman (2008) dan dikombinasikan dengan
inovasi Perum Peruri
Dari gambar di atas mengilustrasikan jenis exploratory dan exploitative
innovation yang yang dilakukan yaitu incremental innovation stream,
architectural, dan discontinue. Incremental innovation terdapat pada uang kertas
(bank note) penambahan blind code yang visual, dan kepada produk yang lain
sesuai pesanan pelanggan misalnya penambahan hologram, penanaman chip dan
sebagainya. Sedangkan architectural yaitu pembuatan uang logam (coins) dengan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
102
Universitas Indonesia
tekstur yang berbeda. Dan discontinue innovation untuk pita cukai tembak pada
produk bir yang sedang di kembangkan, electronic money dan smart-card. Secara
keseluruhan menggambarkan bagaimana teknologi dan pasar berubah setiap
waktu mengikuti perkembangan pasar dan kebutuhan pelanggan.
Menurut penelitian Teece dalam O’Reilly dan Tushman (2008), innovation stream
membantu menjelaskan mengapa perusahaan sering overemphasize pada
exploitation karena biaya exploration besar maka perusahaan lebih menekan
exploitation. Namun Perum Peruri mengandalkan exploration innovation dan
exploitative dari resources dan capabilities sehingga ketika menghadapi
persaingan perusahaan sering mencari kepada market baru dengan mencari
segmentasi pelanggan baru dengan inovasi dan melalui incremental inovation
yang memampukan perusahaan untuk menaikkan harga dan meraih margin yang
lebih tinggi dari pelanggan.
4.2.5.2 Condition under Ambidexterity
Menentukan kondisi yang tepat pada saat kapan diterapkannya Ambidexterity
sangat penting agar exploratory dan exploitative dapat dilaksanakan secara
simultan. Berikut ilustasi kondisi yang mendukung Ambidexterity :
Gambar 4.7 When should Ambidexterity be considered?
Sumber : Telah diolah dari O’Reilly dan Tushman (2008) dan dikombinasikan dengan Perum
Peruri
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
103
Universitas Indonesia
Dari gambar di atas, dapat terjawab kondisi Ambidexterity dapat diterapkan yaitu
jika peluang business baru baik secara stratejik bersifat penting maupun
operational leverage mendapat manfaat dari operational capabilities dan aset
yang ada pada perusahaan. Pada saat kondisi pentingnya business stratejik dan
operational leverage tinggi mendukung maka design Ambidexterity adalah yang
paling sesuai. Apabila penting secara stratejik namun Perum Peruri tidak memiliki
operational leverage maka Perum Peruri mendirikan Independen Business Unit
yaitu Kopkar, Dharma Wanita, Yapetri, Dapetri, PUKK, Prolankesma, dan
Ikapuri.
4.2.5.3 Bukti Empiris yang Mendukung Ambidexterity (O’Reilly dan
Tushman, 2008)
Penelitian O’Reilly dan Tushman (2008) mendukung laporan penjualan Perum
Peruri dari tahun 2006-2010 mengalami peningkatan sales yang tinggi (lihat
lampiran 4) tahun 2007 (9,06%), 2008 (3,94%), 2009 (16,67%), dan 2010
(12,67%).
Penelitian O’Reilly dan Tushman (2008) mendukung bahwa Perum Peruri apabila
dihitung umurnya sejak tahun 1952 sejak PN Pertjetakan Kebayoran berarti sudah
berumur 59 tahun dan tetap bertahan saat krisis ekonomi sementara banyak
perusahaan besar lainnya bangkrut. Dari sisi kinerja keuangan Perum Peruri
diperoleh kategori peringkat sehat (AA) berdasarkan standar perhitungan yang
ditetapkan oleh Kementerian BUMN.
Penelitian O’Reilly dan Tushman (2008) mendukung bahwa Ambidexterity juga
memperbaiki learning dan inovasi serta mendukung apa yang dilakukan oleh
Perum Peruri ketika berusaha melakukan inovasi produk untuk export ke Nepal
dan tagihan terlambat dibayar oleh Nepal karena masalah perpajakan
international, namun dapat diselesaikan dengan baik. Kegagalan dalam melakukan
inovasi memberikan akumulasi pembelajaran untuk learning and growth. Hal ini
dapat dilakukan karena Perum Peruri adalah perusahaan yang besar sehingga
kerugian atau kegagalan inovasi produk dapat ditutupi.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
104
Universitas Indonesia
4.2.6 Analisis Praktek Ambidexterity dan Tantangan (O’Reilly dan
Tushman, 2008)
Praktek inovasi adalah menerapkan kemampuan senior leader (Ambidexterious
CEO dan CFO) atau manager dalam mengelola unit tersebut agar senantiasa
melaksanakan exploratory dan explotation secara simultan dan menemukan
mekanisme insight baru yang mendukung terciptanya dinamic capabilties dan
efesiensi dan efektivitas dari inovasi. Preposisi dan komitmen antara senior team
leader yang menentukan keberhasilan Ambidexterity yaitu:
a. Strategic intent kuat yang berisikan untuk membuat Integrated Security
Printing, SDM unggul, Teknologi unggul, dan Global Image yang memaksa
dan menjustifikasi pentingnya melakukan baik exploitation dan exploration an
meningkatkan Ambidexterity.
b. Artikulasi vision dan value yang tertuang dalam visi untuk menjadi
perusahaan yang bertaraf International dalam bidang integrated security
Printing dan menurut Direktur Utama Perum Peruri, Junino Jahya, MBA
bahwa tidak ada tempat di Perum Peruri bagi pegawai yang tidak menerapkan
tata nilai perusahaan yaitu Integritas, Kualitas, Teamwork, Inovasi, dan
sekuriti yang memberikan sebuah identitas umum.
c. Melalui sebuah konsensus dalam kontrak kinerja yang jelas antar senior tim
tentang strategi unit, dan mengkomunikasikan dengan baik, sistem insentif
berdasarkan kinerja. Untuk level kepala departemen (biro) sampai Direksi
diterapkan kontrak kinerja, sedangkan untuk level pelaksana diterapkan
Satuan Kinerja Individu (SKI).
d. Struktur organisasi dalam satu divisi yang dapat melakukan exploratory dan
exploitative innovation sesuai tanggung jawab dan peranan masing-masing
fungsi dan melakukan targeted integration dan diberi kesempatan untuk
berkreasi seluas-luasnya
e. Kemampuan senior manager dari kepala departemen sampai direksi untuk
mampu mentoleransi kontradiksi atau konflik antar operating unit dan mampu
menyelesaikan tegangan yang muncul. Konflik yang diatur hanya apabila ada
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
105
Universitas Indonesia
yang melanggar aturan tentang hukuman disiplin pegawai maka akan
dilakukan persidangan lebih dahulu dan diberikan kesempatan untuk banding.
Proses penyelesaian untuk konflik senior manager tetap masih ada toleransi.
4.2.6.1 Analisis Unit Ambidexterity dalam Fungsi Akuntansi dan Keuangan
Kemampuan mengelola akuntansi dan keuangan sangat penting untuk membiayai
unit’s Ambidexterity. Gambar di bawah ini menunjukkan unit’s ambidexerity
dalam diri Ambidexterious CEO (Direktur Utama), yaitu :
Gambar 4.6 Analisis Ambidexterious CEO dalam fungsi Akuntansi dan
Keuangan
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis arus kas Perum Peruri
Dari gambar di atas kemampuan CEO Perum Peruri untuk menjadi
Ambidexterious CEO yang mampu melaksanakan dan menjamin keseimbangan
exploratory dan exploitative innovation secara bersamaan. Strategi smart
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
106
Universitas Indonesia
spending diterapkan dalam menggunakan sumber dana yang berasal dari pool of
fund, kas dari kegiatan operasi, dan sumber dana pihak ketiga (loan) dengan
efesien.
Untuk meningkatkan market demand dan meningkatkan pertumbuhan Perum
Peruri menggunakan sumber dana hutang (leverage bailout), sedangkan biaya
operasional dibiayai oleh kas dari operasional, dan likuiditas selalu dijaga dengan
menempatkan 93,966% dari jumlah kas dan setara kas kedalam deposito kurang
dari tiga bulan. Sebagian besar uang disimpan di bank dan diinvestasikan dalam
bentuk deposito baik rupiah dan valuta asing untuk menghasilkan pendapatan
bunga.
Rata-rata dari tahun 2006-2009 komposisi kas dan setara kas adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Komposisi Kas dan Setara Kas tahun 2006-2010 (%)
Akun 2006 2007 2008 2009 2010 Mean
Kas kecil 0,089 0,027 0,14 0,020 0,014 0,033
Bank Rupiah 7,452 2,713 3,831 1,686 1,817 3,5
Bank Valas 0,937 0,848 2,49 5,148 3,081 2,501
Deposito (IDR) 81,786 88.192 86,642 90,131 92,399 87,83
Deposito Valas 9,735 8,219 7,023 3,051 2,689 6,136
Total Kas dan
Setara Kas (Rp)
501
milliar
760,27
miliar
686,065
Miliar
486,207
miliar
635,288
miliar
610,166
miliar
Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan Perum Peruri tahun 2006-2010
Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa stabilitas kas dalam bentuk deposito
berjangka kurang dari tiga bulan dengan komposisi rata-rata dari tahun 2006-2010
yaitu 93,96% (Rp573,4 miliar) setiap tahun dari total kas dan setara kas dengan
tujuan menjaga rasio kas tetap sehat. Disamping itu Perum Peruri diperoleh
pendapatan bunga yang besar yaitu Rp 21,588 miliar (2010), Rp42,8 miliar
(2009), Rp42,9 miliar (2008), Rp24,4 miliar (2007), dan Rp19,3 miliar(2006).
Investasi pada deposito rupiah lebih fokus pada bank syariah yang menggunakan
prinsip bagi hasil yang memberikan high return dan high risk. Investasi pada
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
107
Universitas Indonesia
deposito dalam dollar lebih fokus pada bank yang memberikan bunga lebih tinggi
yaitu pada Standard Charter Bank dan untuk valuta dalam euro pada bank BNI.
Ketika biaya operasional meningkat dan biaya aktivitas investasi dan pembiayaan
meningkat maka akan menurunkan margin. Untuk mengatasi penurunan margin,
Perum Peruri melakukan inovasi terhadap produk agar memiliki bargaining
position lebih tinggi untuk mendapatkan margin yang layak dengan melakukan
negoisasi harga kepada pelanggan, dan Perum Peruri berhasil melakukan
negoisasi terhadap Bank Indonesia dan pelanggan lainnya dengan tetap menjaga
kualitas produk dengan tingkat sekuriti yang tinggi. Terbukti, kinerja Perum
Peruri dari tahun 2006-2010 mendapat kategori perusahaan sehat (AA).
Tantangan yang dihadapi oleh Unit’s Ambidexterity dari fungsi akuntansi dan
keuangan, yaitu :
Gambar 4.9 Analisis Tantangan Fungsi Akuntansi dan Keuangan
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis strategi dan keuangan
Tantangan kedepan yang dihadapi terkait dengan decision making, yaitu :
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
108
Universitas Indonesia
a. Penetapan asumsi antara lain kondisi ekonomi yang mengacu pada rencana
APBN yang terlalu optimis dan kurang relevan. Sesuai dengan hasil
wawancara dengan kepala divisi keuangan, Perum Peruri selama ini mengacu
pada asumsi dasar APBN, namun sekarang tahun 2011 sudah dilakukan
beberapa revisi, termasuk target yang terlalu optimis diubah menjadi moderat
karena kenyataannya target tahun 2011 tidak tercapai dan dilakukan revisi.
b. Anggaran bersifat statis sesuai dengan proyeksi source of fund, asumsi
kondisi ekonomi, dan proyeksi cost of fund. Anggaran tersebut sudah
ditentukan dari awal dan tidak berubah sehingga pabila ada kebutuhan dana
mendesak dalam jumlah besar untuk kegiatan diluar anggaran sangat sulit
untuk dibiayai sehingga dibiayai oleh hutang. Oleh sebab itu, Perum Peruri
telah membentuk Komite Anggaran agar anggaran dapat dioptimalkan untuk
mendukung kegiatan secara efektif dan efesien dan mendapatkan benefit.
c. Pemberian reward atau penetapan insentif untuk Unit’s Ambidexterity telah
dilakukan, yang didasarkan tercapainya suatu kinerja level tertentu atau
tercapainya seluruh target yang telah ditetapkan dari atas. Tantangannya
adalah Insentif sebaiknya berdasarkan pada output yang terukur jelas,
akuntabel dan transparan. Menurut kepala biro hukum, selama ini masih ada
unit yang belum bisa terukur kinerjanya dengan pasti karena sulit
mengkuantifisir kinerjanya.
d. Apabila Ambidexterity unit dalam melakukan role explotaration dan
exploitation tidak didukung bukti keuangan internal dan external serta tidak
mencapai kontrak kinerja sebaiknya ada decision making yang responsif dari
CEO (Dirut) langsung untuk mengatasinya. Tantangan untuk lebih responsif
terhadap unit yang tidak mencapai kontrak kinerja.
e. Demikian juga dalam penyusunan laporan keuangan baik laporan keuangan
interim (semesteran) dan laporan audit interim (semesteran) supaya
Ambidexterious CEO dan Ambidexteriuos CFO dapat mengambil keputusan
dengan tepat dan cepat sebelum akhir tahun untuk memperbaiki kenerja dan
peningkatan internal kontrol. Dengan demikian laporan keuangan dan audit
laporan keuangan tahunan tidak akan pernah terlambat dan Enterprise
Resource Planning (ERP) yang telah berjalan tentunya akan dapat membantu
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
109
Universitas Indonesia
responsif decision making terhadap deteksi proses bottleneck sebelum
kerugian biaya yang dikeluarkan semakin besar.
f. Menurut hasil penilaian KPI dari Kementerian BUMN terdapat kelemahan
dalam administrasi yaitu keterlambatan penyampaian laporan keuangan
sehingga ada indikasi menunjukkan adanya permasalahan di dalam proses
penyusunan laporan keuangan dan kurangnya koordinasi antara seksi-seksi
yang terkait dalam penyusunan, adanya biaya-biaya yang belum
dipertanggungjawabkan atau ada transaksi atau bukti yang belum dicatat dan
menunjukkan lemahnya sistem informasi akuntansi Perum Peruri yang
merupakan tanggung jawab Ambidexteriuos CEO dan Ambidexterious CFO.
Tantangan bagi Ambidexterious CEO (Dirut) dan Ambidexteriuos CFO
(Direktur Keuangan) adalah bertanggungjawab apabila terdapat potensi
hutang atau kriminalitas sehingga harus melaporkan kondisi keuangan dan
hasil operasional dengan akurat, lengkap, dan disajikan dengan wajar semua
yang dianggap materiil.
g. Tantangan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perpajakan terutama
perpajakan international untuk mengantisipasi masalah perpajakan baru
dengan nagara Nepal, dan juga adanya tarif dan sanksi perpajakan yang
terkait dengan objek pajak yang dilakukan oleh Perum Peruri.
h. Tantangan untuk melakukan LBO dengan tepat untuk meminimalisir risiko
tingkat suku bunga, risiko mata uang asing, risiko likuiditas dan default risk
bagi Perum Peruri.
i. Gambaran tentang dampak LBO, yaitu berdasarkan laporan keuangan, arus
kas perusahaan tahun 2006 sampai 2007 mengalami kenaikan 51,75%
(Rp.259,2 miliar) karena penerimaan pinjaman bank sebesar Rp.291,9 miliar.
Tahun 2008 mengalami penurunan kas -9,76% (Rp.74,2 miliar) karena
pembayaran bunga pinjaman saja sudah lebih besar dari arus kas yang
dihasilkan dari operasional sehingga kas negatif dan belum ditambah dengan
biaya dari aktivitas investasi. Tahun 2009 mengalami penurunan kas sebesar -
31,75% (Rp.217,86 miliar) karena penambahan aset tetap saja sudah lebih
besar dari kas yang dihasilkan dari operasional dan belum ditambah dengan
besarnya pembayaran bunga dan dividen. Tahun 2010 mengalami kenaikan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
110
Universitas Indonesia
kas sebesar 35,69% (167 miliar) karena adanya penerimaan pinjaman bank
sebesar 271,7 miliar. Dari analisis kas dan setara kas dihasilkan bahwa arus
kas dari operasional tidak dapat menutupi biaya untuk aktivitas investasi
(penambahan aset tetap) dan aktivitas pendanaan yang setiap tahun meningkat
sehingga untuk menutupi biaya tersebut perusahaan setiap tahun melakukan
pinjaman bank sementara deposito bank tidak digunakan untuk membiayai
kegiatan investasi dan pendanaan. Deposito justru meningkatkan pendapatan
sekaligus menjaga tingkat likuiditas.
4.2.6.2 Analisis Unit Ambidexterity dalam Fungsi Produksi, Teknologi, dan
Pengadaaan
Analisis Unit’s Ambidexterity dalam fungsi Produksi, teknologi adan pangadaan
sangat penting dan selara dengan visi dan misi Perum Peruri, yaitu:
Gambar 4.10 Analisis Unit Ambidexterity Dalam Fungsi Produksi, Teknologi,
dan Pengadaan
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis strategi produksi, teknologi, dan pengadaan
Berdasarkan gambar di atas keunggulan daya saing Perum Peruri dengan
membangun resources dan capabilities di bidang produksi, teknologi, dan
pengadaan ternyata sesuai dengan visi dan misi Perum Peruri untuk menjadi
integrated security printing dengan mengembangkan kemampuan Ambidexterious
CEO dan Ambidexterious CFO dan dengan kemampuan unit’s Ambidexterity
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
111
Universitas Indonesia
tersebut memberikan kesempatan bagi Perum Peruri untuk menambah learning
and growth untuk menjadi perusahaan Go International. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi kesuksesan unit produksi, teknologi dan pengadaan, yaitu :
a. Dari sisi pengadaan, penerapan strategi sentralisasi pengadaan (exploitative)
mampu untuk mengawasi penambahan biaya input dalam rangka efesiensi.
Dan strategi exploration supplier dari luar dan dengan mengakuisisi PT.
Kertas Padalarang (PTKP) dapat menjamin bahan baku kertas untuk pita
cukai. Di samping itu juga exploration innovation melalui inhouse production
dalam membuat bahan baku input misalnya tinta juga dilakukan, dan
exploration terhadap anak perusahaan PT.Sicpa Perum Peruri Securink (SPS)
untuk menjamin pasokan tinta dengan tetap berpegang pada konsep efesiensi
mana biaya yang lebih murah dan berkualitas apabila membuat sendiri atau
membeli dari luar.
b. Dari sisi teknologi, penerapan didukung teknologi canggih dengan sistem
integrasi yang terkomputerisasi membuat produk yang dihasilkan memiliki
kualitas tinggi. Salah satu teknologi yang digunakan yaitu menggunakan
mesin super orlof intanglio dengan hasil penghematan tinta sampai 50%
dibandingkan dengan mesin super intanglio. Perum Peruri terus mengikuti
perubahan teknologi, terbukti dengan dibelinya dua buah mesin baru tahun
2010 untuk mendukung kapasitas dan kualitas produk.
c. Dari sisi produksi, dengan didukung teknologi saja tidaklah cukup apabila
tidak didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Oleh sebab itu
struktur organisasi dibentuk menyesuaikan proses produksi dan semakin
terspesialisasi atas produk yang dihasilkan. Perum Peruri mengembangkan
exploitative innovation dengan melakukan training core competency terhadap
semua pegawai secara berkala sehingga diharapkan produktifitas pegawai
meningkat dan skill menggunakan mesin canggih semakin meningkat.
Exploration innovation juga dilakukan dengan membentuk Pabrik Perum
Peruri Divisi Timur, dan Pabrik Perum Peruri Divisi Barat, Perum Peruri
Digital Securities, dan eksplorasi lahan pabrik untuk produksi di Karawang.
Untuk mengawasi bidang produksi supaya tidak terjadi kebocoran produk
maka ada seksi pengamanan yang bertugas mengawasi setiap pegawai dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
112
Universitas Indonesia
orang luar yang masuk dan keluar dengan ketat, dan juga mengawasi
pergudangan dan termasuk pengemasan dengan alat segel rahasia dan
pengiriman barang dengan adanya tagline jaminan aman sampai tujuan
(secure with us).
Tantangan unit’s Ambidexterity dalam fungsi produksi, dan teknologi yaitu:
Gambar 4.11 Analisis Tantangan Unit’s Ambidexterity Dalam Fungsi
Produksi, Teknologi, dan Pengadaan
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis proses produksi, teknologi, dan pengadaan.
Berdasarkan gambar 4.11 terdapat tantangan Unit’s Ambidexterity dalam proses
produksi yaitu :
a. Proses produksi berjalan berdasarkan job order sehingga lini produksi dan
mesin akan menganggur apabila tidak ada order dari pelanggan. Job order
melibatkan proses manual. Tantangan kedepan bagaimana melakukan
proyeksi kebutuhan job order dari pelanggan sehingga mesin tidak
menganggur atau menggunakan mesin untuk produk yang lain.
b. Untuk pesanan uang, Bank Indonesia telah menyediakan bahan baku uang
baik untuk uang kertas dan uang logam sebagai standar bahan berkualitas
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
113
Universitas Indonesia
international. Namun untuk mengantisipasi pada proses produksi terdapat
kesalahan baik pada mesin dan orang, BI memberikan level untuk insheet
bahan sekitar 4-6,5% sebagai cadangan. Apabila ternyata level bahan meleset
dari perkiraan bahan insheet atau lebih besar karena adanya kesalahan
produksi akan menyebabkan proses produksi terganggu dan target produksi
tidak tercapai. Tantangan ke depan agar memproyeksikan tingkat spoilage
dan manajemen inventori dengan meningkatkan level stock kertas sehingga
sebelum stock habis sudah dapat melakukan pemesanan.
c. Hasil mesin cetak luar (offset) membutuhkan waktu cukup lama untuk
pengeringan tinta dan hasil cetak dalam (intanglio) membutuhkan waktu
lebih lama lagi. Lamanya pengeringan tinta berarti dapat mengganggu proses
selanjutnya (bottleneck). Tantangan kedepan bagaimana Perum Peruri
membuat divisi khusus untuk meningkatkan kualitas tinta yang cepat kering
atau mengekploitasi mesin yang nganggur untuk memproduksi yang lain.
d. Efesiensi produk uang menurut infomasi kepala divisi keuangan sekitar
Rp300-an/bank note diluar biaya kertas yang telah disediakan oleh BI adalah
cukup efesien. Tantangan ke depan adalah mempertahankan efesiensi
tersebut.
e. Limbah (Waste) hasil produksi cukup besar dan ada sebagian limbah yang
bisa dijual dan menghasilkan pendapatan. Namun terdapat limbah yang tidak
dapat dijual sehingga perlunya pengelolaan limbah hasil produksi untuk
menjaga lingkungan tetap hijau. Perum Peruri telah memiliki mesin
pengolahan limbah dan tantangannya adalah bagaimana agar mesin
pengolahan limbah tersebut beroperasi optimal.
f. Kapasitas permesinan untuk non uang masih memiliki kelebihan kapasitas
dan tantangannya kedepan masih dapat dioptimalkan dan teknologinya
ditingkatkan sehingga kualitasnya semakin bagus.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
114
Universitas Indonesia
4.2.6.3 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam Fungsi Marketing
Unit’s Ambidexterity dalam fungsi marketing berperan untuk meningkatkan
pertumbuhan penjualan sehingga mampu meningkatkan nilai bagi perusahaan,
yaitu :
Gambar 4.12 Analisis Unit’s Ambidexterity Pada Fungsi Pemasaran
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis keunggulan daya saing marketing
Berdasarkan gambar 4.12, Unit’s Ambidexterity pada marketing membangun
pertumbuhan penjualan meningkat setiap tahun sehingga meningkatkan nilai
perusahaan. Ada tiga peranan Unit’s Ambidexterity fungsi marketing yaitu :
a. Captive market yang telah diatur oleh regulasi berdasarkan Peraturan
Pemerintah no.32 tahun 2006 yang memberikan payung hukum prioritas
utama dalam memenuhi kebutuhan pelanggan setia. Pelanggan setia terhadap
produk Perum Peruri karena Perum Peruri juga memberikan superior
customer value dan inovative product. Pelanggan yang menjadi captive
market yaitu BI (uang), Ditjen Pajak (materai), Ditjen Bea dan Cukai (pita
cukai), Kantor Pertanahan Nasional (buku tanah), dan Kementerian Hukum
dan HAM (buku paspor). Untuk membangun customer loyalti, marketing
melakukan kerjasama dengan pihak mana saja melalui unit’s Ambidexterity
antara lain melakukan exploitative secara bersamaan dengan exploration
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
115
Universitas Indonesia
innovation. Exploitative contohnya melakukan kerjasama soft dan technical
skill melalui training, dan knowledge sharing seperti training dengan BI,
acara pertemuan non formal, acara tea morning, studi banding ke daerah atau
ke luar negeri dan sebagainya. Selain itu dilakukan juga exploration
innovation apabila ada permintaan design produk yang baru dan adanya
potensi market share yang baru.
b. Non captive market merupakan pangsa pasar yang terus akan ditingkatkan
karena kapasitas mesinnya belum penuh dengan cara menawarkan superior
customer value, premium quality, namun harganya lebih mahal. Karena pasar
non captive lebih price sensitive dibandingkan dengan captive market
sehingga diperlukan Ambidexterity unit untuk melakukan edukasi dan
kerjasama dengan pihak lain dalam melakukan exploration dan exploitation
secara bersamaan untuk mendapatkan pangsa pasar baru dan harga yang
kompetitif. Exploration yang dilakukan adalah dengan membuka anak
perusahaan PT.Perum Peruri Digital Securities (PDS) yang melayani
pembuatan smart-card atau electronik card dan mencari pangsa pasar baru.
Exploitation dilakukan melalui pemberdayaan resources yang ada untuk
menghasilkan pendapatan, misalnya kerjasama operasi, menyewakan lahan
dan sebagainya.
c. Marketing responsibilites diukur dari financial performance dan sales growth
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Unit’s Ambidexterity pemasaran melalukan riset pasar (exploratory) dan
pengembangan pasar (Exploitative Innovation) di bawah divisi Pengembangan
Pasar dan Penjualan.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
116
Universitas Indonesia
Tantangan Unit’s Ambidexterity untuk fungsi marketing sangat berat karena
anggaran yang sedikit dan harus dipertanggungjawabkan, yaitu :
Gambar 4.13 Analisis tantangan Unit’s Ambidexterity Pemasaran
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis keunggulan daya saing marketing
Tantangan Unit’s Ambidexterity pada fungsi marketing, yaitu :
a. Setiap tahun biaya marketing dan penjualan sudah dipatok berdasarkan
anggaran percentage of sales, dan rata-rata setiap tahun 0,41% dari sales dan
bukan berdasarkan aktivitas marketing. Anggaran setiap tahunnya yang relatif
stabil dan kecil menunjukkan bahwa kegiatan marketing setiap tahun selama
tahun 2006-2010 menunjukkan suatu rutinitas. Anggaran marketing tersebut
digunakan untuk marketing produk non uang, sedangkan untuk produk uang
tidak memerlukan biaya marketing. Tantangan ke depan bagaimana agar
anggaran marketing ditingkatkan agar aktivitas marketing bisa lebih fleksibel.
b. Biaya pemeliharaan relasi dalam laporan keuangan 2006-2010 dibandingkan
dengan biaya marketing lainnya besarnya lebih dominan sekitar 0,28% dari
sales. Biaya pemeliharaan relasi dalam chart of account tidak ada diatur.
Yang diatur dalam biaya marketing adalah biaya iklan, promosi, riset dan
pengembangan, dan marketing intelligent. Dan Biaya Penjualan terkait
pengiriman dan penjualan barang. Biaya pemeliharaan relasi atau biaya untuk
entertain haruslah transparan dan memilik daftar nominatif, dan memenuhi
akuntabilitas sesuai tuntutan Good Corporate Governance (GCG). Tantangan
GCG tersebut telah dilakukan Perum Peruri melalui whistle blower yang
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
117
Universitas Indonesia
memberikan akses 24 jam bagi setiap individu yang ingin menyampaikan
informasi pelanggaran.
c. Tantangan untuk memiliki media protocol. Tantangan untuk meningkatkan
marketing sekuriti non uang dan perluasan geographi marketing non uang
melalui media protocol yang tepat artinya ada petugas khusus yang
bertanggung jawab dalam mengawasi media baik media internet dan media
komunikasi lainnya.
4.2.6.4 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam Fungsi Riset dan Pengembangan
Produk
Riset dan pengembangan produk dilakukan oleh divisi design dan pengembangan
produk baru. Design produk dapat berasal dari pelanggan sendiri dan Perum
Peruri hanya menerima ongkos cetak. Namun Perum Peruri juga melayani
pemesanan design produk berdasarkan pesanan dari pelanggan, yaitu:
Gambar 4.14 Analisis Unit’s Ambidexterity pada Fungsi Riset dan
Pengembangan Produk
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis keunggulan daya saing marketing
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
118
Universitas Indonesia
Dari Gambar di atas, untuk design uang baru biasanya melibatkan Bank
Indonesia dalam sebuah tim kreatif penyusunan design dengan melakukan riset
dan pengembangan produk. Berikut Unit’s Ambidexterity pada Riset dan
Pengembangan Produk yang sejalan dengan visi inovasi sebagai kunci
kesuksesan.
Unit’s Ambidexterity melakukan riset design dan pengembangan produk antara
lain uang, pita cukai, materai, buku tanah, paspor, dan sebagainya. Karena
anggaran terbatas jadi harus diprioritaskan apabila ada permintaan pelanggan.
Pelanggan meminta produk agar memenuhi VRIN (Valuable, Rare, Inimitable,
Non Subtitute) atau dengan kata lain produk yang tidak gampang ditiru. Namun
apabila ada ancaman bertambahnya produk palsu yang hampir mirip dengan
aslinya antara lain uang palsu, materai palsu, dan pita cukai palsu, dan sebagainya.
Perum Peruri melakukan inovasi melalui unit’s Ambidexterity untuk melakukan
explorative dan exploitative innovation secara simultan dengan menambah unsur-
unsur sekuriti dan teknik cetak intanglio, hologram, dan sebagainya.
Untuk mengembangkan produk dan teknologi yang baru Perum Peruri perlu
menerapkan corporate foresight dan strategic orientation yang tepat agar produk
diterima oleh pelanggan. Perum Peruri saat ini sedang mengembangkan teknologi
untuk mendeteksi uang palsu, materai dan pita cukai palsu sehingga menjamin
bahwa produk palsu bukan buatan Perum Peruri. Produk Perum Peruri secure dan
dapat dilakukan pengetesan dengan alat pendeteksi. Keunggulan dari unit’s
Ambidexterity riset dan pengembangan produk yaitu :
a. Pegawai yang memiliki kompetensi spesialisasi dibidang design gambar,
inovasi tanda sekuriti baru, teknologi baru dan engraving produk.
b. Perusahaan memberikan insentif untuk karyawan yang menemukan ide
inovasi design baru. Perusahaan memberikan keleluasaan bagi karyawan
untuk berkreasi, dan setiap kreasi yang berhasil meningkatkan sales diberikan
insentif atau benefit disamping jasa produksi.
c. Kreasi design baru dapat diusulkan oleh Perum Peruri kepada pelanggan
tanpa harus menunggu pesanan dari pelanggan yang bertujuan untuk
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
119
Universitas Indonesia
meningkatkan kualitas nilai sekuriti dan meningkatkan bargaining position
untuk menaikkan harga jual.
Unit’s Ambidexterity Design dan Pengembangan Produk berada pada Divisi
Design dan Pengembangan Produk.
Tantangan Unit’s Ambidexterity fungsi riset dan pengembangan produk :
a. Anggaran untuk riset dan pengembangan berdasarkan laporan keuangan
tahun 2006-2010 yaitu rata-rata stabil 0,02% dari sales atau Rp.325.517.209.
Biaya riset dan pengembangan produk sudah dianggarkan setiap tahun
sehingga setiap tahun tidak banyak melakukan inovasi. Tantangan kedepan
bagaimana untuk memaksimalkan anggaran inovasi kepada prioritas yang
utama yang memberikan pendapatan.
b. Tantangan untuk mempersiapkan inovasi karena inovasi uang baru dilakukan
setiap lima tahun, bentuk inovasi berupa upgrading yaitu perubahan kode
tuna netra yang semula tidak kasat mata menjadi telihat, yaitu :
Uang Kertas bernilai nominal Rp 100.000,- pertama diterbitkan (explorative
innovation) tahun 2004, dan exploitation innovation pada 31 2011.
Uang Kertas bernilai nominal Rp 50.000,- pertama diterbitkan (explorative
innovation) tahun 2005 dan exploitative innovation pada 31 2011.
Uang Kertas bernilai nominal Rp 20.000,- pertama diterbitkan (explorative
innovation) tahun 2004 dan exploitative innovation pada 31 2011
Uang Kertas bernilai nominal Rp 10.000,- desain baru (explorative
innovation) tahun 2005 dan exploitative innovation pada 20 Juli 2010.
c. Beberapa jenis uang yang telah dilakukan exploitative innovation namun
belum dilakukan exploitative innovation. Tantangan baru untuk
meningkatkan pendapatan dengan mempersiapkan proposal inovasi untuk
exploitation innovation yaitu :
Uang Kertas bernilai nominal Rp 5.000,- pertama diterbitkan (explorative
innovation) tahun 2001
Uang Kertas bernilai nominal Rp 2.000,- pertama kalinya diterbitkan
(explorative innovation) tahun 2009
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
120
Universitas Indonesia
Uang Kertas bernilai nominal Rp 1.000,- pertama diterbitkan (explorative
innovation) tahun 2001
Uang logam bernilai Rp.1000,- pertama diterbitkan (explorative innovation)
pada 20 Juli 2010.
4.2.6.5 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam Fungsi Hukum
Fungsi bagian hukum Perum Peruri bertugas memberikan legal opinion terhadap
unit-unit lain di dalam Perum Peruri. Fungsi hukum Perum Peruri tidak membuat
suatu aturan baru hanya melayani permintaan dari unit lain apabila ada hal-hal
khusus terkait aturan hukum yang berlaku.
Berikut Unit’s Ambidexterity pada fungsi hukum, yaitu :
Gambar 4.15 Analisis Unit’s Ambidexterity Pada Fungsi Hukum
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis keunggulan daya saing fungsi hukum
Dari gambar di atas fungsi bagian hukum (legal) harus mengerti seluruh aturan
hukum yang terkait dengan Perum Peruri. Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala biro hukum, bagian legal adalah gudangnya aturan artinya semua aturan
yang lama dan yang baru ada tersimpan rapi dalam buku (book of knowledge).
Bagian legal melayani permintaan legal opinion dari setiap unit. Masalah yang
sering dihadapi antara lain terkait aturan pengadaan, membantu dalam tim
penyusun aturan hukuman disiplin, aspek hukum perjanjian atau kontrak
kerjasama dan aspek legalitas pendirian anak perusahaan. Termasuk ketika ada
kasus korupsi yang melibatkan Direktur Utama Perum Peruri, bagian legal juga
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
121
Universitas Indonesia
berusaha melakukan investigasi dan memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk kelancaran pemeriksaan oleh kejaksaaan dan pengadilan.
Bagian hukum saat ini sedang mencari informasi terkait perpajakan international
yang menjadi mitra business Perum Peruri agar dikemudian hari tidak terjadi lagi
kasus perpajakan yang sama dengan negara Nepal. Menurut hasil wawancara
tanggal 2 Nopember 2011 dengan Kepala Biro hukum, Perum Peruri akan
menaikkan harga jual apabila di negara lain dikenakan pajak. Bentuk exploration
innovation yang dilakukan adalah mencari solusi dari setiap permasalahn hukum
baik berupa ide atau knowledge baru dan menentukan Key Performance Indicator
(KPI) untuk unit’s Ambidexterity fungsi hukum apabila memberikan solusi yang
memuaskan kepada unit lain.
4.2.6.6 Analisis Unit’s Ambidexterity dalam Fungsi Organisasi dan Sumber
Daya Manusia (SDM)
Unit’s Ambidexterity pada Fungsi Organisasi dan SDM disesuikan dengan flow
business process, yaitu :
Gambar 4.16 Analisis Unit’s Ambidexterity Pada Fungsi Organisasi dan SDM
Sumber : Diolah oleh Penulis berdasarkan analisis keunggulan daya saing organisasi dan SDM
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
122
Universitas Indonesia
Dari gambar di atas ada empat faktor penting dalam unit, yaitu :
a. Bagan organisasi dengan Ambidexterious CEO lebih menekankan pada
proses business Perum Peruri sehingga masing-masing memiliki peranan
sesuai alur proses business sehingga arah pertanggungjawaban unit lebih jelas
dan tidak tumpang tindih dan didukung oleh tangible dan intangible
resources. Dan menurut hasil wawancara dengan Bapak Sigit bahwa tidak
ada unit yang tidak memberikan nilai tambah bagi business Perum Peruri
artinya semua unit berperan dan memberikan nilai tambah bagi business
perusahaan.
b. Kompetensi inti SDM Perum Peruri Perum Peruri unggul terutama bagian
produksi. Keunggulan SDM terbukti dengan kualitas produk yang tinggi dan
menjadi nomor empat terbaik di dunia yang menunjukkan kemampuan
inovasi SDM yang tinggi. Untuk meningkatkan kompetensi, Perum Peruri
secara periodik telah melakukan training pemantapan kompetensi inti dengan
konsultan PPSDM. Disamping itu Ambidexterity unit yang lain yaitu bagian
niaga atau marketing, bagian teknik dan umum dan bagian keuangan dan
SDM
c. Pengendalian internal untuk pengamanan assets dan pengamanan produk
(secure with us) sangat tinggi. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Sigit,
Perum Peruri sangat tinggi tingkat keamanannya karena trust atau
kepercayaan pelanggan sangat dipegang teguh dan tidak boleh sampai tingkat
keamanannya bocor. Perum Peruri pada masa awal berdiri dipimpin oleh
militer. Dan sekarang juga masih terdapat beberapa pengawas (komisaris)
dari militer. Sesuai dengan tagline Perum Peruri yaitu secure with us, semua
pegawai dituntut untuk berperan dan melakukan tugas dengan rasa tanggung
jawab yang tinggi.
d. Perum Peruri juga menciptakan independen business unit di luar core
business Perum Peruri dalam bentuk Dharma Wanita Perum Peruri, Koperasi
Pegawai Perum Peruri (Kopetri), Yapetri (Yayasan Hari Tua Pegawai Perum
Peruri), Dana Pensiunan Pegawai Perum Peruri (Dapetri), Badan Pengelolaan
dan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK), Program Pelayanan
Kesehatan Bersama (Prolankesmas), Ikatan Pensiunan Pegawai Perum Peruri
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
123
Universitas Indonesia
(Ikapuri). Tujuan dibentuk lembaga tersebut untuk wahana pegawai untuk
melakukan kegiatan dan kreatifitas dan menjalin keakraban sehingga terjadi
pemberdayaan SDM. Untuk pegawai yang masih aktif sampai dengan
pegawai yang sudah pensiun juga diberdayakan. Dana Pensiunan Pegawai
Perum Peruri khusus dikelola oleh Dapetri sehingga kesejahteraan pensiunan
terjamin untuk mendapat tunjangan pensiun di hari tua. Perum Peruri
mengalokasikan dana cukup besar untuk manfaat imbalan pensiun, dan
imbalan jasa masa kerja lainnya. Alokasi program pensiun dan imbalan masa
kerja lainnya yang penyajiannya telah sesuai dengan PSAK No.24 (Revisi
2004) menurut keyakinan manajemen telah cukup untuk menutupi kewajiban
tunjuangan sesuai UU nomor 13 tahun 2003.
Tantangan Unit’s Ambidexterity fungsi organisasi dan SDM yaitu :
a. Tantangan untukmeningkatkan output dan produktifitas tiap pegawai. Biaya
pegawai yang tinggi disebabkan juga karena organisasi dibentuk sesuai flow
business, sementara ketika Perum Peruri telah menerapkan teknologi dalam
bentuk teknologi canggih seperti mesin cetak, teknologi informasi ERP,
sistem, dan prosedur yang baru tentu akan menyebabkan perampingan flow
business Perum Peruri. Namun karena Perum Peruri memang ditujukan untuk
padat karya, maka struktur tersebut hanya mengalami pergeseran saja, juga
pejabat staf ahli di luar struktur organisasi yang disejajarkan dengan kepala
divisi. Disamping itu terdapat juga Forum Bersama (Forumsa) yang berperan
memberikan hukuman disiplin pegawai. Tantangan kedepan adalah
bagaimana dengan tenaga kerja yang besar mampu menghasilkan
produktifitas yang tinggi yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
b. Tantangan untuk membuat Analisis Beban Kerja (ABK) tiap unit yang
menjadi acuan untuk alokasi SDM yang mencukupi (standar) untuk suatu
beban kerja.
c. Tantangan untuk membuat buku produksi harian atau Satuan Kinerja
Individual (SKI) yang berisikan output apa saja yang dkerjakan setiap hari
untuk menilai kinerjanya secara nyata setiap hari sehingga perhitungan
output per pegawai dapat dihitung.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
124
Universitas Indonesia
d. Tantangan untuk melakukan decision making yang resposif melalui
Enterprise Resource Planning (ERP) yang merupakan Integrated Security
Printing yang didukung oleh semua fungsi.
4.3 Analisis Preposisi khususnya Remunerasi terhadap Ambidexterity
Dilihat dari sudut pandang preposisi strategy, apakah yang dilakukan Perum
Peruri dengan menerapkan remunerasi yaitu menaikkan gaji dan menetapkan
Standar KPI (Key Performance Indicators) mendukung Ambidexterity? Ya
mendukung sekali
Ada lima preposition yang dapat dikaitkan dengan artikel Ambidexterity karangan
O’Reilly, C.A dan MA Tushman (2008), dan preposition ketiga menyebutkan ada
sebuah konsensus yang jelas antara senior team tentang unit Ambidexterity’s
strategy, strategi komunikasi yang baik, dan sistem incentive yang memungkinkan
Ambidexterity tercapai.
Preposisi dan komitmen antara senior team leader yang menentukan keberhasilan
unit’s Ambidexterity yaitu:
a. Strategic intent yang berisikan keinginan yang kuat dari manajemen untuk
melakukan strategi Perum Peruri. Strategi Perum Peruri adalah Pengembangan
Integrated Security System, Pengembangan SDM unggul, Pengembangan
Teknologi unggul, dan Pengembangan Global Image yang memaksa dan
menjustifikasi setiap senior manager untuk pentingnya melakukan baik
exploitation dan exploration untuk meningkatkan Ambidexterity. PP No.32
tahun 2006 juga memberikan strategic intent yang kuat karena memberikan
dasar hukum yang kuat.
b. Artikulasi vision dan value yang jelas yang tertuang dalam visi yang jelas
untuk menjadi perusahaan yang bertaraf International dalam bidang integrated
security Printing menerapkan tata nilai perusahaan yaitu Integritas, Kualitas,
Teamwork, Inovasi, dan sekuriti.
c. Melalui sebuah konsensus dalam kontrak kinerja yang jelas antar senior tim
tentang strategi unit, dan mengkomunikasikan dengan baik, sistem insentif
berdasarkan kinerja. Untuk level kepala departemen (biro) sampai Direksi
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
125
Universitas Indonesia
diterapkan kontrak kinerja, sedangkan untuk level pelaksana diterapkan
Satuan Kinerja Individu (SKI).
d. Struktur organisasi dalam satu divisi yang dapat melakukan exploratory dan
exploitative innovation sesuai tanggung jawab dan peranan masing-masing
fungsi dan melakukan targeted integration dan diberi kesempatan untuk
berkreasi seluas-luasnya
e. Kemampuan senior manager dari kepala departemen sampai direksi untuk
mampu mentoleransi kontradiksi atau konflik antar operating unit dan mampu
menyelesaikan tegangan yang muncul. Konflik yang diatur hanya apabila ada
yang melanggar aturan tentang hukuman disiplin pegawai maka akan
dilakukan persidangan lebih dahulu dan diberikan kesempatan untuk banding.
Proses penyelesaian untuk konflik senior manager tetap masih ada toleransi.
Jadi sistem insentif pada butir tiga di atas adalah benefit yang mendukung
terciptanya unit’s Ambidexterity. Remunerasi yang berjalan pada Perum Peruri
mengindikasikan bahwa perusahaan memberikan insentif berdasarkan
performance, sehingga Perum Peruri menerapkan Key Performance Indicator
untuk mengevaluasi kinerja pegawai dan pimpinan khususnya divisi
Ambidexterity.
4.4 Analisis Corporate Foresight : Enhancing Innovation Capacity
Apakah Perum Peruri perlu menerapkan unit khusus member of Corporate
Foresight?
Iya berdasarkan menurut penelitian Rohrbeck dan Gemunden ( 2010) bahwa
Unit’s Ambidexterity harus didukung oleh adanya corporate foresight. Melalui
cross-case Analysis, corporate foresight melahirkan tiga role yang dapat
mempercepat inovation capacity.
Untuk menetapkan siapa saja member of corporate foresight perlu memilik orang
yang tepat yang mengetahui seluk beluk business perusahaan karena sarannya
sangat penting untuk meningkatkan capacity to inovate. Member tersebut bertugas
menentukan role bagi perusahaan.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
126
Universitas Indonesia
Role yang telah diterapkan untuk Perum Peruri adalah Strategist Role untuk
mengekplorasi bidang business baru melalui diversifikasi line business, kerjasama
joint venture antara PT.Panca Wira usaha dengan Perum Peruri dengan
membentuk Perusahaan baru yang bernama PT.Perum Peruri Divisi Timur.
Selama ini strategist role dilakukan oleh Dewan Direksi bersama kepala divisi
bersama-sama memformulasikan RKAP.
Perum Peruri dapat juga memerankan the initiator role yaitu menambah ide
inovasi untuk meningkatkan kerahasiaan dan keamanan dokumen dengan
teknologi mesin cetak yang canggih dengan cetakan tinta intaglio yang
menghasilkan produk superior dan premium. Selama ini initiato role diperankan
oleh marketing intelligence dan divisi design dan pengembangan produk.
Namun yang saat ini dibutuhkan oleh Perum Peruri adalah Opponent Role yaitu
Tim yang berperan dalam memberikan challanging atau tantangan ke depan:
a. Asumsi dasar karena adanya perubahan kebutuhan pelanggan, teknologi baru,
politik dan aturan.
b. Kualitas riset dan pengembangan yang ada.
c. Scanning gangguan yang membahayakan produk inovasi sekarang dan yang
akan datang.
Jadi ada yang berperan menentang dan memberikan argumen yang jelas bukan
hanya dari sisi marketing tetapi juga finance sehingga memberikan dampak
terhadap kinerja keuangan.
Selama ini corporate foresight dilakukan pada saat Rapat Direksi, dimana
pegawas atau komisaris dan dewan direksi menantang suatu proyek sehingga
tidak setiap porposal proyek disetujui hanya proyek yang telah diproyeksikan
akan memberikan nilai tambah sehingga kualitas hasil proyek tersebut berhasil.
4.5 Analisis Strategic Orientation : Fit With External Environment
Strategic Orientation Perum Peruri harus Fit dengan external Environment
Menurut penelitian Zho dan Li (2010) Unit’s Ambidexterity harus didukung oleh
Strategic Orientation. Strategic Orientation dibutuhkan karena dengan perubahan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
127
Universitas Indonesia
lingkungan yang cepat dan tekanan yang kuat akan membuat strategi yang lama
tidak mampu lagi untuk memanfaatkan peluang.
Strategic orientation lebih melihat dari external environment, yaitu pelanggan,
kompetitor dan teknologi. Tujuan Strategic Orientation adalah agar meningkatkan
adaptive capabilities untuk diperoleh, mengalokasikan dan memanfaatkan
resources sebagai pendorong utama superior performance. Strategic Orientation
mendukung dinamic capabilities sehingga resource yang diperoleh memenuhi
VRIN dan tercapai sustainable compatitive advantages. Dengan demikian Perum
Peruri akan mencapai Superior Performance dan Sustainable Competitve
Advantages. Strategic Orientation yang cocok untuk Perum Peruri, yaitu :
a. Customer orientation : Customer adalah yang utama dan Perum Peruri
menerima pesanan paling banyak dari Bank Indonesia untuk mencetak uang
kertas dan logam, dan surat berharga lainnya, disamping customer lainnya
Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai, Kantor Pertanahan Nasional, Kementerian
Keuangan). Perum Peruri mendapat pesanan dari BI agar sekuritinya
ditambah supaya tidak mudah ditiru. Pangsa pasar dan frekuensi dan jumlah
pemesanan harus ditingkatkan. Apabila Perum Peruri melakukan
Ambidexterity dengan orientasi market maka akan terbentuk pangsa pasar
baru dan meningkatkan revenue. Menurut hasil wawancara orientasi Perum
Peruri adalah customer orientation.
b. Technology orientation : Mesin cetak buatan Swiss yang dipakai ada yang
sudah sejak tahun 1996, sudah berumur 15 tahun, oleh sebab itu teknologi
diperbaharui dengan membeli teknologi canggih. Mesin super orlof intaglio
menjadi teknologi security printing yang tidak dapat ditiru orang lain dan
harganyapun sangat mahal. Lisensi mesin cetak uang ini hanya ada satu di
Indonesai. Dan sekarang Perum Peruri telah menggunakan Integrated
Security System melalui sistem Enterprise Resources Planning (ERP).
Menurut Bapak Pramono Teknologi yang dipilih merupakan teknologi yang
mampu mendapatkan revenue dengan menambah jumlah pelanggan dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
128
Universitas Indonesia
pemesanan, mampu mengembangkan produk inovasi yang baru dam mampu
mengefesienkan operasi business
c. Competitor Orientation : Untuk jangka panjang, bukan tidak ada
kemungkinan akan muncul pesaing baru dengan teknologi cetak yang sama
canggih dari luar negeri karena mereka memiliki modal yang sangat besar.
Untuk saat ini memang market leader dalam security printing adalah Perum
Peruri. Akan tetapi Perum Peruri mendapat pesaing karena produk pesaing
lebih murah. Yang menjadi differentiator produk Perum Peruri adalah
premium quality, secure dan susah untuk ditiru, sehingga ongkos produksinya
mahal dan harganya mahal.
4.6 Analisis Tingkat Default risk dengan Z-Score Revised
Menganalisa tingkat default risk melalui model Z-Score revised (Altman 2000)
untuk mengukur financial strength.
Berikut perhitungan Altman Model Revised Z-Score, yaitu :
Tabel 4.7.1 Perhitungan Z-Score Revised
2006 2007 2008 2009 2010
WCTA= Working Capital/Total Aset 23,55% 28,21% 26,71% 28,28% 23,33%
RETA=Retained Earning/Total Aset 11,92% 12,98% 11,40% 13,22% 9,32%
EBITTA=EBIT/Total Aset 19,77% 21,81% 17,53% 20,78% 15,55%
BVTETL=Book Value of Equity/Total Liabilities 43,97% 34,20% 36,70% 42,62% 31,37%
STA=Sales /Total Aset 91,66% 77,99% 78,90% 92,10% 83,93%
Formula :
Z = 0,717 WCTA+0,847RETA+3,107EBITTA+0,420BVTETL+0,998STA
Hasil Z Score 1,984 1,912 1,774 2,059 1,699
Kriteria :
Tingkat kesehatan jika Z Score :
1 Poor if Z Score < 1,23 - - - - -
2 Inderteminant if Z Score 1,23<x<2.99
3 Great if Z Score >2,99 - - - - -
Indeterminant
Perhitungan Altman Model Revised Z -Score
Dari Laporan Keuangan Neraca dan Laba-rugi Perum Peruri (2006-2010)
Untuk Perusahaan Tertutup
Indikator ratio :
Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan Perum Peruri
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
129
Universitas Indonesia
Dari tabel hasil perhitungan bahwa Z-Score dari tahun 2006-2010 berada pada
indeterminant area antara 1,23 s.d. 2,99 artinya tingkat default risk berada pada
grey area. Perum Peruri kemungkinan menghadapi risiko yang mengancam
businessnya. Penulis mengingatkan kembali supaya Perum Peruri melakukan
Unit’s Ambidexterity dengan didukung oleh corporate foresight (opponent role)
dan strategic orientation (marketing orientation).
Analisis dari elemen rasio dalam perhitungan Altman Z Revisi yaitu :
a. WCTA = working capital/total aset.
Rasio ini adalah komposisi modal kerja dari keseluruhan total aset.
Tahun 2006-2007 terjadi peningkatan rasio karena peningkatan modal kerja
53,53% karena peningkatan kas dan setara kas 51,86%. Pada tahun 2007-
2008 mengalami penurunan rasio karena penurunan modal kerja -2,74% dan
peningkatan total aset 2,74%. Tahun 2008-2009 mengalami peningkatan rasio
karena peningkatan modal kerja 5,85% dan penurunan total aset -0,04%.
Tahun 2009-2010 mengalami penurunan rasio karena kenaikan total aset
lebih besar yaitu 23,64% sedangkan peningkatan modal kerja hanya 2%. Dari
tahun 2006-2010 dari keseluruhan total aset, Perum Peruri pada tahun
terakhir memiliki komposisi modal kerja sebesar 23,33% atau Rp.548,8
miliar yang menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan.
b. RETA = retained earning/total asset. Rasio ini mengukur profitabilitas
kumulatif perusahaan sekaligus kemampuan perusahaan menciptakan laba.
Pada tahun 2006-2007 terjadi peningkatan rasio karena peningkatan
persentase retained earning (39,58%) lebih besar dari persentase kenaikan
total aset (28,17%). Pada tahun 2008-2009 terjadi penurunan rasio karena
penurunan retained earning (-9,74%) dan peningkatan total aset 2,74%. Pada
tahun 2008-2009 terjadi kenaikan rasio karena kenaikan retained earning
15,86% sedangkan total aset mengalami penurunan -0,04% karena kas dan
setara kas mengalami penurunan -31,75% dan penurunan persediaan -8,59%.
Pada tahun 2009-2010 terjadi penurunan rasio karena penurunan retained
earning -12,79% dan kenaikan total aset 23,64%. Rasio ini menunjukkan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
130
Universitas Indonesia
tahun 2006-2010 kemampuan perusahaan untuk kumulatif retained earning
mengalami penurunan pada tahun terakhir menjadi 9,32%.
c. EBITTA = earning before interest and taxes/total asset. Rasio ini mengukur
efesiensi yang dipisahkan dari efek leverage.
Pada tahun 2006-2007 terjadi kenaikan rasio karena kenaikan EBIT 41,4%
lebih besar daripada kenaikan total aset 2,74%. Tahun 2007-2008 terjadi
penurunan rasio karena penurunan EBIT -17,4% sedangkan total aset
mengalami kenaikan 2,74%. Tahun 2008-2009 terjadi peningkatan rasio
karena peningkatan EBIT 18,5% dan total aset mengalami penurunan -0,04%.
Tahun 2009-2010 terjadi penurunan rasio karena kenaikan total aset 23,64%
dan penurunan EBIT -7,5%. Secara keseluruhan pendapatan dari operasional
sebelum bunga dan pajak mengalami penurunan pada tahun terakhir menjadi
15,55% dari total aset karena inefesiensi operasional.
d. BVTETL = book value of equity/book value of total liabilites. Rasio ini
menambahkan dimensi book value of equity ke dalam pengukuran. Tujuan
book value of equity ratio adalah mengukur tingkat highly leveraged
perusahaan yang menggunakan hutang. Pada tahun 2006-2007 mengalami
peningkatan rasio karena peningkatan jumlah hutang 28,6%. Tahun 2007-
2008 mengalami peningkatan karena jumlah hutang berkurang -6,8%. Tahun
2008-2009 mengalami peningkatan rasio karena penurunan jumlah hutang -
13,9%. Tahun 2009-2010 terjadi penurunan rasio karena peningkatan hutang
35,9%. Secara keseluruhan dari tahun 2006-2010 kemampuan komposisi nilai
buku modal terhadap jumlah hutang mengalami penurunan pada tahun
terakhir menjadi 31.37% yang mencerminkan perusahaan highly leveraged.
e. STA= sales/total aset. Rasio ini mencerminkan pengukuran standar turn over
ratio. Masing-masing industri memiliki standar yang berbeda. Pada tahun
2006-2007 mengalami penurunan rasio karena peningkatan sales 9,1% lebih
rendah daripada peningkatan total aset 28,2%. Tahun 2007-2008 mengalami
peningkatan rasio karena peningkatan sales 3,9% sedangkan peningkatan
total aset 2,7%. Tahun 2008-2009 mengalami peningkatan rasio yang besar
karena peningkatan sales 16,7% sedangkan total aset mengalami penurunan -
0,04%. Tahun 2009-2010 terjadi penurunan rasio karena peningkatan sales
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
131
Universitas Indonesia
12,7% sedangkan total aset meningkat 23,64%. Secara keseluruhan dari tahun
2006-2010 kemampuan sales terhadap total aset sangat tinggi menjadi
83,93% artinya kemampuan perusahaan untuk menjaga sales sangat tinggi.
Interpretasi dari analisis elemen-elemen Z-Score revisi di atas sangat membantu
untuk menjelaskan nilai dari Z-Score pada tahun terakhir (2010) sebesar 1,699,
yaitu :
a. Tingkat modal kerja perusahaan 23,33% dari total aset. Semakin besar modal
kerja yang dimiliki maka perusahaan semakin sehat. Dengan komposisi
modal kerja yang cukup besar yaitu Rp.548,8 miliar, Perum Peruri dapat
mendukung kegiatan daily operational.
b. Tingkat kemampuan kumulatif retained earning 9,32% dari total aset.
Semakin tinggi tingkat kemampuan kumulatif retained earning maka
keuangan perusahaan semakin kuat, namun kumulatif retained earning masih
rendah.
c. Tingkat kemampuan menghasilkan pendapatan operasional sebelum bunga
dan pajak sebesar 15,55% dari total aset. Kemampuan menghasilkan laba
operasional adalah untuk kunci kesinambungan perusahaan masih rendah.
d. Tingkat komposisi nilai buku modal terhadap jumlah hutang adalah 31.37%
yang mencerminkan bahwa perusahaan highly leveraged.
e. Tingkat kemampuan sales terhadap total aset 83,93% artinya kemampuan
perusahaan untuk menjaga sales sangat tinggi.
Dari interpretasi dan analisis Altman Z-Score Revisi menunjukkan bahwa Perum
Peruri kemungkinan akan mengalami default dalam dua tahun dengan asumsi
penurunan yang digunakan adalah penurunan Z-Score dua tahun terakhir yaitu
tahun 2009 s.d 2010 yaitu penurunan Z-Score -0,36 atau -17,48%/tahun.
Maka Z-Score tahun 2011 menjadi 1, 4 dan tahun 2012 menjadi 1,156 (berada
pada Z-Score <1,23 atau poor).
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
132
Universitas Indonesia
Sehubungan dengan perhitungan Z-Score sebelumnya, dalam dua tahun
perusahaan akan mengalami kondisi poor atau default dengan asumsi kondisi
perusahaan dalam dua tahun:
a. EBIT tidak meningkat walaupun penjualan meningkat karena biaya produksi
dan biaya operasional terus meningkat.
b. Menambah hutang jangka pendek dengan umur sampai dengan lima tahun
atau menerbitkan obligasi jangka panjang (di atas 10 tahun) untuk
penambahan modal kerja.
c. Melakukan penambahan investasi pada aset tidak lancar.
d. Melakukan pembayaran dividen tiap tahun.
e. Tidak melakukan restrukturisasi hutang
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi Z- Score pada level
indeterminant yaitu antara 1,23 s.d 2,99 berarti Perum Peruri menghadapi risiko
default dalam dua tahun sesuai asumsi di atas. Dihubungkan dengan Unit’s
Ambidexterity maka fungsi yang terkait untuk mengatasi default risk adalah fungsi
akuntansi dan keuangan yang dituntut untuk meningkatkan EBIT, menurunkan
hutang dan melakukan internal kontrol atas efesiensi biaya bahan baku, bahan
penolong dan pabrikasi, beban penjualan dan pemasaran, biaya pemeliharaan dan
administrasi kantor.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
133 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan analisis, penulis menarik kesimpulan dan saran singkat, yaitu :
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis secara kuantitatif dan kualitatif, dapat ditarik kesimpulan
singkat, yaitu :
a. Berdasarkan analisis stress test your strategy dapat disimpulkan :
Perum Peruri telah menetapkan Prioritas Pelanggan utama dengan tegas pada
captive market antara lain Bank Indonesia (uang), Ditjen Pajak (materai),
Ditjen Bea dan Cukai (pita cukai), Kantor Pertanahan Nasional (buku tanah),
dan Kementerian Hukum dan HAM (buku paspor). Perum Peruri fokus pada
banyak pelanggan sehingga mengalami inefesiensi dalam alokasi resources.
Perum Peruri telah menetapkan core value secara tegas antara kepentingan
pegawai, pelanggan atau pemegang saham. Saat ini Perum Peruri
mengutamakan kepentingan pegawai sehingga harga jual kepada pelanggan
sulit untuk dinaikkan, sedangkan pembayaran dividen untuk pemegang saham
masih dapat ditunda.
Perum Peruri telah menetapkan Key Performance Indicator untuk
perusahaan, namun kesulitan dalam merancang dan menentukan variabel
measurement kinerja penting masing-masing divisi sampai pegawai individu.
Perum Peruri telah menetapkan boundaries dengan tegas dalam bentuk SOP
sesuai ISO-9001 tahun 2008 untuk menjaga mutu dalam proses produksi dan
kualitas produk dan penerapan aturan yang baku tentang hukuman disiplin
pegawai untuk meningkatkan kualitas dari pegawai.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
134
Universitas Indonesia
Perum Peruri lebih menekankan role of responsibility untuk menciptakan
creative tension.
Komitmen pegawai Perum Peruri untuk saling membantu antar lini bisnis
yang berbeda harus secara formal dilakukan melalui ijin atasan atau
keputusan atasan dalam pembentukan tim untuk proyek tertentu.
Perum Peruri melakukan monitoring perubahan dan beradaptasi dengan
lingkungan sebagai bentuk adanya adaptive capability.
Kekuatan Perum Peruri terletak mayoritas 75% pada tangible asset daripada
tangible asset terutama pada tingkat kepercayaan (trust) yang tinggi dan
reputasi yang baik.
Kelemahan Perum Peruri terutama terletak pada belum adanya media
protocol, birokrasi, alokasi SDM dan inefesiensi pada produk non uang.
Perum Peruri menghadapi ancaman dari sisi regulasi yang membuat produk
Perum Peruri menjadi terbuka dan masuknya pesaing-pesaing dalam bisnis
Perum Peruri yang membuat tingkat persaingan menjadi tinggi.
b. Perum Peruri menghadapi tekanan karena environmental antecendent yang
tinggi dan memberikan solusi terbaik yang mampu meningkatkan
kemampuan exploratory dan exploitative dengan membentuk ambidexterious
unit dan pada level yang lebih tinggi akan menghasilkan unit’s ambidexterity.
Unit’s Ambidexterity didukung dengan dinamic capability pada fungsi
akuntansi dan keuangan, produksi, teknologi dan pengadaan, pemasaran,
riset dan pengembangan produk, hukum, dan organisasi dan SDM dan
menghadapai tantangan untuk mencapai sustainable competitive advantages.
c. Remunerasi yang dilakukan Perum Peruri mendorong kemampuan untuk
menghasilkan dinamic capability karena senior manager diberikan konsensus
dengan kontrak kinerja dan insentif yang akhirnya mendukung unit’s
ambidexterity atas prestasi pencapaian KPI.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
135
Universitas Indonesia
d. Member corporate foresight yang dilakukan oleh Perum Peruri melalui
strategic role, initiator rule dan opponent role. Saat ini yang dibutuhkan
adalah opponent role untuk menantang (challange) proyek inovasi untuk
tujuan peningkatan kualitas dan mutu yang memberikan nilai tambah bagi
perusahaan. Opponent Role dilakukan oleh Komisari dan Dewan Direksi.
e. Perum Peruri melakukan strategic orientation yaitu kepada customer,
technology, dan competitor. Namun saat ini yang paling penting adalah
customer orientation untuk memuaskan preferensi pelanggan sehingga dapat
meningkatkan penjualan sehingga tercapai above average performance.
f. Berdasarkan perhitungan Altman Z-Score Revised menunjukkan bahwa posisi
score Perum Peruri dari tahun 2006-2010 adalah Indeterminan atau grey area
yang berarti Perum Peruri kemungkinan menghadapi risiko yang mengancam
bisnisnya sehingga harus menerapkan Unit’s Ambidexterity dengan didukung
Corporate Foresigt (role opponent) dan Strategic Orientation (cusomert
orientation) untuk memperoleh Sustainable Competitive Advantages dan
Superior Performance.
g. Keterbatasan penelitian yaitu penulis melakukan penelitian berdasarkan
replikasi jurnal terkait dengan Unit’s Ambidexterity sedangkan di lapangan
sangat kompleks dan tidak semua tertampung dalam jurnal yang ada. Oleh
sebab itu penulis menambahkan beberapa tantangan dalam fungsi bisnis
Perum Peruri dan new insight yaitu default risk dengan model Altman Z-
Score Revised untuk penelitian studi kasus selanjutnya. Disamping itu,
penelitian empiris lebih lanjut untuk mengukur good corporate governance
dikaitkan dengan kinerja sales.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
136
Universitas Indonesia
5.2 Saran
Berdasarkan analisis kualitatif dan kuantitatif, penulis memberikan saran :
5.2.1 Saran Untuk Manajemen Perusahaan
Mengubah fokus utama pelanggan kepada Bank Indonesia dan meningkatkan
hubungan dengan BI agar tercapai sustainable competitive advantages.
Mengubah pelanggan utama berarti mengurangi alokasi resources dan
capabilities untuk pelanggan lain yang tidak memberikan nilai tambah bagi
Perum Peruri. Alokasi resources dan capabilities diutamakan kepada BI
dengan tujuan agar kombinasi resources dan capabilities dapat memberikan
nilai tambah produk melalui unit’s Ambidexterity yang melakukan inovasi
produk agar bargaining position Perum Peruri meningkat sehingga harga
dapat dinaikkan dan sustainable competitive advantages dapat dipertahankan.
Untuk mempertahankan sustainability competitive advantages, Perum Peruri
seharusnya merancang dan membuat variabel measurement yang penting
untuk setiap departemen berdasarkan produk sehingga kinerja tiap produk
dapat dianalisis. Proses Produksi non uang yang tidak efesien, produk non
uang yang tidak menguntungkan dan tidak memberikan nilai tambah bagi
perusahaan dapat dipisah dalam bentuk Independent Business Unit.
Untuk meningkatkan unit’s ambidexterity setiap fungsi bisnis dalam Perum
Peruri yaitu fungsi akuntansi dan keuangan, produksi, teknologi dan
pengadaan, pemasaran, riset dan pengembangan produk, hukum, organisasi
dan SDM untuk mencapai sustainable competitive advantages dituntut untuk
melakukan perubahan menghadapi tantangan ke depan dalam meningkatkan
adaptive capability.
Fungsi Marketing seharusnya meningkatkan market share (explorative)
terutama produk non captive untuk pangsa pasar B (business) to C (customer)
dan B (business) to B (business). Fungsi Produksi seharusnya melakukan
efesiensi (exploitative) biaya bahan baku, bahan penolong dan pabrikasi. Dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
137
Universitas Indonesia
Fungsi Keuangan seharusnya tidak menambah hutang karena berdasarkan
Altman Z-Score Revised terjadi inefesiensi penggunaan hutang dan aset yang
terlalu besar dan kenaikannya lebih besar dan tidak sebanding dengan
kenaikan ROI (Return On Investment).
Untuk meningkatkan kinerja kemampuan senior manager, preposisi yang
paling mendukung unit’s ambidexterity adalah penerapan remunerasi yang
telah berjalan dengan baik. Untuk keberhasilan remunerasi, Perum Peruri
perlu membuat pengukuran kinerja variabel yang jelas dan output yang
terukur untuk semua divisi sampai tiap pegawai.
Untuk meningkatkan mutu hasil proyek inovasi seharusnya Perum Peruri
menetapkan secara formal fungsi Member Corporate Foresight terutama
untuk menjalankan opponent role yang tidak hanya dilakukan oleh komisaris
dan direksi pada saat rapat persetujuan proyek inovasi untuk meningkatkan
kemampuan inovasi.
Untuk mencapai above average performance, Perum Peruri seharusnya
menetapkan satu prioritas strategic orientation yang cocok dengan
lingkungan luar yaitu customer orientation untuk mengarahkan jalan bagi
perusahaan untuk memperoleh, mengalokasikan, memanfaatkan resources
dan capabilties untuk menambah dinamic capabilities.
Untuk menjaga tingkat default risk agar tidak turun sampai posisi poor,
seharusnya Perum Peruri harus segera mengambil decision dengan lebih
cermat terkait kegiatan investasi yang didanai oleh hutang.
5.2.2 Saran Untuk Investor dan Kreditor
Untuk menjaga kredit tetap lancar, Investor ataupun kreditur harus
mengetahui risiko default yang dihadapi ketika melakukan investasi atau
memberikan kredit kepada Perum Peruri terutama dari sisi perhitungan
default risk dengan Altman Z-Score Model revisi tahun 2000. Posisi Perum
Peruri pada level indeterminan yang artinya ada kemungkinan ancaman untuk
turun menjadi default atau poor.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
138
Universitas Indonesia
Investor dan kreditur dapat menetapkan bunga yang lebih tinggi karena risiko
yang lebih tinggi.
5.2.3 Saran Untuk Pemerintah
Untuk mendukung sustainable competitive advantages khususnya produk
uang, pemerintah harus memberikan setoran modal untuk modal kerja dan
investasi yang cukup.
Untuk mendukung sustainable competitive advantages diperlukan dukungan
regulasi dari Pemerintah dalam bentuk aturan pelaksanaan atau petunjuk
teknis.Untuk materai sudah ada petunjuk pelaksanaan dari Menteri Keuangan,
sedangkan produk pita cukai, buku tanah, paspor, uang dan dokumen sekuriti
yang lain belum ada petunjuk pelaksanaannya.
5.2.4 Saran Untuk Konsumen
Untuk mencintai produk Perum Peruri yaitu uang, materai, buku paspor, pita
cukai, buku tanah, dan security document lainnya karena kualitas bagus,
tingkat keamanannya yang tinggi dan sulit untuk dipalsukan dan
menjadikannya kelas dunia.
5.2.5 Saran Untuk Akademisi
Untuk menambah wawasan baru dalam melakukan evaluasi strategi
menggunakan stress-test your strategy.
Menambah wawasan dan konsep baru penerapan dan tantangan kedepan
unit’s ambidexterity pada fungsi-fungsi bisnis perusahaan beserta strategic
choices yang tepat dalam menghadapi lingkungan yang cepat dengan risiko
default.
5.2.6 Saran Untuk Masyarakat
Memberikan edukasi untuk membangun brand awareness masyarakat tentang
produk Perum Peruri dengan tingkat kualitas keamanan yang tinggi dan sulit
untuk dipalsukan dan masyarakat dapat menggunakan jasa Perum Peruri.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
139 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Altman, E. (1968, September). Financial Ratios, Discriminant Analysis and The
Prediction Of Corporate Bankcruptcy. Journal Of Finance.
Altman, E. (2000). Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting The Z
Score and ZETA Models. New York Univesity,23-24.
Ambrosini, V and Bowman, Cliff. (2009). What are Dynamic Capabilities and
Are They a Useful Construct in Strategic Management?. International
Journal of Management Review, 11.1.
Anthony, Robert., Hawkins, Merchant. (2004) .Accounting: Text and Cases. New
York : McGraw-Hill.
Badan Pemeriksa Keuangan RI. (2007, March 31). Laporan Kepatuhan Terhadap
Peraturan Perundang-undangan dan Pengendalian Intern 31 Desember
2006.Jakarta,1-45. BPK Auditama V, 1-39.
Badan Pemeriksa Keuangan RI. (2007, March 31). Laporan Keuangan Perum
Peruri beserta laporan auditor Independen 31 Desember 2006 dengan
angka perbandingan tahun 2005.BPK Auditama V,1-45.
Chandrasekaran, Aravind. (2010). Multiple Levels of Ambidexterity in Managing
the Innovation-Improvement Dilemma : Evidence from High Technology
Organizations. The Ohio State University.
Company Profile Perum Peruri. Strategy, Struktur Organisasi, dan Berita Terkini.
By Perum Peruri. 2011. 19 Mei 2011<http://www.peruri.co.id>.
Eidlemam, Gregory J.(1995). Z-Score-A Guide To A Failure Prediction. The CPA
Journal Online.www.nysscpa.org/cpajournal/old/16641866.htm
Fine, Lawrence G. (2009) .The SWOT Analysis: Using Your Strength to Overcome
Weaknesses, Using Opportunities to Overcome Threats, Kick it. New
York.
Gamble, John E. (2009). Essential of Strategic Management. New York :McGraw
Hill.
Gandakusuma, Imo. (2010). Catatan Kuliah Akuntansi untuk
manager.Jakarta:MM UI A 1010.
Gupta, Anil.K., G.Smith, Ken., & E.Shalley, Christina. (2006). The Interplay
Between Exploration and Exploitation. Academy of Management Journal.
vol.40. No.4.693-706.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
140
Universitas Indonesia
Han, Mary. (2007, March). Achieving Superior Internationalization Through
Strategic Ambidexterity. Journal of Enterprising Culture Vol.15 No.1. 43-
77
Hooley, Grahan., Fahy, John., Cox, Tony., Beracs, Jozsef ., Fonfara, Krzysztof .,
& Snoj, Boris. (1999). Marketing Capabilities and Firm Performance: A
Hierarchical Model. Jurnal Of Market Focused Management. 4. 259-278.
Irbansyah, Biakman.(2011). Catatan Kuliah Management Strategy. Jakarta:MM
UI A101
Jansen, J.J., Van den Bosch, F. A. J., & Volberda, H. W.(2005). Exploratory
Innovation, Exploitationative Innovation, and Ambidexterity: The Impact
of Environmental and Organizational Antecedents. Schmalenbach
Business Review. 57.4
O’Reilly, C.A. & Tushman, M.A.(2008). Ambidexterity as a Dynamic Capability:
Resolving the Innovator’s Dilemma. Research in Organizational Behavior.
28. 185-206.
O’Reilly, C.A., Harrold & Tushman, M.A. (2009, May). Organizational
Ambidexterity: IBM and Emerging Business Opportunities. Harvard
Business School. California Management Review
Pengumuman Bank Indonesia (PBI) No.12/3/DPU.2010.
Peteraf, M.A. & Bergen, Mark E.(2003). Scanning Dinamic Competitive
Landscapes : A Market-Based And Resources Base Framework. Strategic
Management Journal. 24.1027-1041.
Purwantono, Sarwoko & Rekan. (2008, August 12). Laporan Keuangan Perum
Peruri beserta laporan auditor Independen 31 Desember 2008 dengan
angka perbandingan tahun 2007. Ernst & Young,1-39.
Purwantono, Sarwoko & Rekan. (2010, April 7). Laporan Keuangan Perum Peruri
beserta laporan auditor Independen 31 Desember 2009 dengan angka
perbandingan tahun 2008. Ernst & Young,1-39.
Purwantono, Sarwoko & Rekan. (2011, October 4). Laporan Keuangan Perum
Peruri beserta laporan auditor Independen 31 Desember 2010 dengan
angka perbandingan tahun 2009. Ernst & Young,1-53.
Rohrbeck, R & Gemunden, H.G. (2010). Corporate Foresight: Its Three Roles
inEnhancing the Innovation Capacity of a Firm. Technological
Forecasting & Social Change. 30
Saunders, Anthony., & Corneth, Marcia Millon. (2011). Financial Institution
Management : A Risk Management Approach.7th edition.Singapure:
McGraw Hill.340
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
141
Universitas Indonesia
Simons, Robert. (2010, Nov). Stress-Test Your Strategy: The 7 Questions to Ask.
Harvard Business Review
Thompson, A. A., Strickland III, A. J. & Gamble, J.E. (2010). Crafting &
Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage. 17th Edition.
Boston: McGraw-Hill.
Utama, Cynthia A., & Lumondang, Astari. (2009). Pengaruh Bankruptcy Risk,
Size dan Book-to-market Perusahaan Terhadap Imbal Hasil. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 6 Nomor 2,152-176.
Weston, J.Fred., Mitchell, Mark L., & Mulherin, J.Harold. (2004). Takeovers,
Restructuring, and Corporate Governance. 4 th
edition. Upper Saddle
River. NJ: Prentice Hall.
Wijaya, Albert. (2011). Catatan Kuliah Management Strategy. Jakarta:MM UI
A101.
Wild, John J.(2000). Financial Statement Analysis. 6th edition. New
York:McGraw Hill.
Zhou, K.Z. & Li, C. B. (2010). How Strategic Orientations Influence the Building
of Dynamic Capabilitity in Emerging Economies. Journal of Business
Research. 63. 224-231.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
142
Lampiran 1. Hasil Wawancara
Hasil Wawancara dengan Direksi, Kepala Divisi (Satu level dibawah Direksi), dan
Kepala Biro Hukum Perum Peruri, yaitu :
I. Wawancara dengan Kepala Divisi Keuangan (Bapak Murizal) tentang
strategi, keuangan dan operasional
1. Who is your primary customer?
Pelanggan utama terbagi dua yaitu captive dan non captive. Captive market
artinya bahwa pasar yang dituju sudah jelas dan ada monopoli disitu. Produk
yang captive tersebut adalah uang rupiah baik berupa kertas dan uang logam,
pita cukai, materai, buku tanah, dan paspor. Tapi menurut aturan saat ini
Perum Peruri terancama 50% pasar tersebut tidak lagi monopoli. Dengan
adanya pasar terbuka menjadikan produk Peruri terancam akan dilakukan
tender terbuka terutama untuk produk paspor dan pita cukai, sedangkan uang
dan materai masih dengan Perum Peruri.
Kira-kira pelanggan utamanya siapa Pak? Pelanggan utama Perum Peruri
yaitu Bank Indonesia untuk produk uang Republik Indonesia baik uang kertas
dan uang logam, Ditjen pajak untuk materai, Ditjen Bea dan Cukai untuk
produk pita cukai, Kantor Pertanahan Nasional untuk produk buku tanah.
Apakah selama ini sudah mengalokasikan semua resources kepada pelanggan
utama? Ya sudah. Sumber daya atau resources yang dimiliki Perum Peruri
terutama berupa permesinan, asset, lahan tanah, manusia, keuangan dan
energi. Untuk permesinan alokasi kapasitas untuk BI dalam mencetak uang
sudah penuh (full), sedangkan untuk produk non uang kapasitas sudah
tercapai 80% sehingga masih ada sisa 20%. Rata-rata ada produk yang juga
full misalnya pita cukai. Kapasitas mesin saat ini 6,5 miliar bank note, dan
sekitar 1,2 miliar uang logam.
Bagaimana dengan alokasi yang lain baik pelanggan lain, stakeholders, dan
unit lain yang tidak menciptakan uang, apakah ada dan dikurangi? Dari sisi
kapasitas tidak hanya dialokasikan untuk yang captive market, tetapi juga
untuk non captive juga dilayani. Jadi alokasi yang lain tidak dikurangi.
Apakah ada unit yang dialokasikan resources namun tidak memiliki nilai
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
143
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
tambah? Dari sisi resources bermacam-macam dan dari sisi kapasitas sudah
dialokasikan penuh untuk uang, namun untuk non uang baru 80%. Lahan-
lahan aset masih banyak yang akan dioptimalkan seperti Falatehan yang akan
dioptimalkan menjadi perkantoran yanga disewakan untuk menambah
pendapatan. Dan lokasi pabrik di karawang juga masih banyak space yang
akan disewakan atau dimanfaatkan.
2. Kira-kira core value Perum Peruri sudah jelas belum Pak? Kalau misi Peruri
sudah jelas untuk mengutamakan pelanggan dan kualitas dengan tingkat
sekuriti yang tinggi. Core value juga sudah jelas yaitu Integritas, Kualitas,
Teamwork, Inovasi, dan sekuriti. Apabila ada benturan kepentingan (trade
off) antara pegawai, stakeholder, dan konsumen, kira-kira siapa yang
didahulukan?Seandainya kondisi dimana pegawai menuntut hak kenaikan
gaji, sementara keuangan belum cukup sehingga harus meningkatkan harga
jual untuk pelanggan secara bertahap, dan sementara stakeholders ingin
dividen dibagikan, mana yang didahulukan untuk saat ini? Kondisi sekarang
pegawai lebih didahulukan sehingga harga jual kita naikkan agak sulit kepada
pelanggan, sedangkan dividen masih ada kemungkinan untuk dibelakangkan.
Kalau perusahaan punya rencana bisnis akan lebih diutamakan sehingga
pembayaran dividen adalah terakhir.
3. Mengenai performance variabel, apakah didasarkan atas kepuasan pelanggan
atau ada hal tertentu? Perum Peruri dibawah Kementerian BUMN apakah
banyak variabel yang dituntut misalnya ROI, Operasional dan laporan
administratif harus dibuat sehingga membuat pekerjaan manajer terganggu
karena terlalu banyak dan tidak standar? Perum Peruri mulai tahun 2009
sudah menerapkan Balance scorecard yang penilaiannya terdiri dari empat
aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, internal proses, dan learning and
growth. Kami sudah menerapkan sejak manajemen baru tahun 2009. Untuk
penerapannya sudah efektif. Dari sisi finance, kira-kira bobot terbesar
dimana? Untuk finance yang dilihat EBITDA. Dari segi tingkat kesehatan
Peruri bagaimana Pak dari tahun 2006-2010 kalau bisa dipisahkan sejak
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
144
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
diterapkan manajemen baru dengan balance scorecard? Key Performance
Indicator (KPI) di Perum Peruri ada 3 jenis, yaitu :
a. Versi Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara 100/MBU/2002
tentang Penilaian tentang kesehatan BUMN tanggal 4 Juni 2002
b. Versi untuk kepala biro (departmen), kepala divisi sampai board of
direction yaitu berupa Kontrak Kinerja yang sama dengan balance
scorecard. Sedangkan untuk kepala seksi kebawah sampai staf pelaksana
yaitu Satuan Kinerja Individual.
c. Versi SPI untuk internal
Tahun 2006 Perusahaan mendapatkan predikat AAA (Sehat), sedangkan dari
tahun 2007-2010) mendapat predikat AA masih kategori sehat. Ada datanya
nanti saya email. Nilai selama ini rentang nilai di atas 90-an atau AA (Sehat)
dan tidak pernah dibawah. Menurut Kepmen lebih standar dan bagus untuk
konsumsi umum karena ada Surat Keputusan Menteri BUMN yang mengatur
dengan jelas masalah perhitungannya sebagai contoh, untuk menghitung ROE
adalah laba setalah pajak dibagi modal sendiri. Modal sendiri dikurangi asset-
aset yang tidak efektif supaya benar-benar modal sendiri mencerminkan aset
yang maksimal.
4. Semua manajer ditargetkan dengan KPI tadi, kira-kira apa yang dilakukan
Perum Peruri apakah ada SOP tertentu, dimana manajer harus patuh. Menurut
Bapak perusahaan membuat boundaries dengan tegas tidak? Dalam sistem
Perum Peruri ada SOP dokumen kerja sesuai ISO tentang kualitas yang
terakhir diperbaharui tahun 2008. Dari situ tiap pegawai memiliki :
a. Sasaran Kinerja Individu (SKI) yang menekankan setiap kerja ada
dokumentasi dan apa targetnya dan harus tercapai. SKI diterapkan untuk
kepala seksi sampai kepada staf pelaksana.
b. Kontrak Manajemen dari level kepada biro atau departemen, kepala divisi
dan board of direction. Kontrak manajemen adalah berisikan balance
scorecard yaitu kinerja finance, pelanggan, internal proses, dan learning
and growth. Salah satu yang ditekankan adalah kinerja keuangan,
progress, dan pengendalian biaya.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
145
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Apakah perusahaan tegas dalam menindak pegawai yang tidak disiplin
apakah konsisten dan adil? Perusahaan ketat ada aturan mainnya dalam
peraturan tersebut, dan jelas semua. Dibandingkan dengan disiplin, apakah
reward-nya berimbang? Ya, kalau SKI tadi kalau tercapai mendapat insentif,
semakin besar SKI maka lebih bagus insentif yang diterima.
5. Menurut Jim Collins bahwa faktor manusia sangat menetukan, the right man
on the right place. Menurut Bapak bagaimana teknik yang digunakan Peruri
untuk meningkatkan kreatifitas pegawai? Peruri lebih menekankan
pertanggungjawaban atau responsibility lebih besar daripada pengawasan.
Bidang keuangan diperkuat pertanggungjawabannya. Kita masih pada level
role of responsibility dan kedepannya mengarah kepada strecth target dan
ranking accorging performance dengan diterapkannya balance scorecard
tahun 2009, test kompetensi, profiling pegawai, dan dari situ SKI diterapkan
secara tajam dan terstruktur dengan baik dan terukur dan akhirnya reward
didasarkan dari SKI tersebut. Kondisi sekarang masih di role of
responsibilities masing-masing walaupun rencana kedepan ada proses strecth
goal dan ranking tapi belum materiil, masih sebatas insentif. Untuk proses
ranking promosi sudah dilakukan dengan melakukan magang 6 bulan
sebelum menduduki jabatan, kalau tidak berhasil dan tidak memenuhi syarat
KPI, maka dia harus turun dan sudah banyak terjadi.
6. Kira-kira untuk membangun kerjasama yang baik atribut apa saja yang
dimunculkan untuk membangun komitmen yang tinggi? Atribut yang
dibangun sesuai dengan tata nilai yaitu integritas, kualitas, teamwork, inovasi,
dan sekuriti. Dan yang kita jual adalah sekuritinya. Untuk menciptakan
budaya kita punya moto yaitu cermat, rapi dan aman dalam bekerja.
7. Dalam menghadapi ketidakpastian misalnya cash flow proyeksi tidak sesuai
kenyataan. Asumsi yang dipakai misalnya faktor ekonomi optimis dalam
membuat anggaran ternyata tiak benar, apakah ada cara tertentu yang Peruri
lakukan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut? Dalam membuat rencana
kerja Peruri menggunakan asumsi yang dipakai dalam APBN misalnya
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
146
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
tingkat kurs, tingkat inflasi mengacu dan mengikuti RAPBN karena domain
kita dari APBN, Untuk inflasi kami gunakan untuk proyeksi kenaikan tingkat
upah, kenaikan harga bahan baku, sedangkan kurs untuk proyeksi harga-harga
barang impor dan sebagainya. Pertumbuhan ekonomi relevan adalah untuk
mengetahui pesanan BI berapa tahun depan. Peruri untuk itu melakukan
investasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dengan adaptasi dari
teknologi.
8. Pertanyaan mengenai Ambidexterity. Bagaimana penerapan ambidexterity di
Perum Peruri? Ambidexterity adalah melakukan inovasi eksplorasi dan
inovasi eksploitasi secara simultan. Inovasi eksplorasi terkait dengan hal
baru, sistem, produk, knowledge, dan unit baru, sedangkan esploitasi terkait
dengan eksploitasi sumber daya yang telah ada, penghematan, revisi sistem,
prosedur, dan pengembangan lainnya misalnya pengembangan knowledge,
pasar dan produk. Ambidexterity sudah diterapkan oleh Peruri sejak tahun
2009 karena adanya ciri-ciri yaitu inovasi dan pengembangan produk bukan
hanya uang tapi juga dokumen sekuriti lainnya, komitmen leader
menagement untuk meningkatkan kinerja melalui kontrak kinerja dan SKI,
struktur organisasi dalam manajemen baru atau unit’s ambidexterity yang
mendukung dilakukannya ekplorasi dan eksploitasi secara bersamaan.
Ambidexterity mengarah kepada mengoptimalkan seluruh resources,
mengembangkan unit-unit baru dan anak perusahaan. Dalam Rencana Kerja
Perum Peruri ada 3 perusahaan yang akan dibentuk, yaitu sektor hulu (terkait
dengan pasokan bahan baku) dan sektor hilir dengan mendirikan Peruri
Digital Sekuriti (PDS) dibidang IT. Jadi kalau dipisah berdasarkan periode
pada tahun 2006-2008 konsepnya adalah eksploitasi saja belum ambidexterity
dalam mengoptimalkan sumber daya, sedangkan tahun 2009 sampai sekarang
dengan manajemen baru konsepnya adalah ambidexterity yaitu melakukan
eksplorasi dan eksploitasi secara bersamaan. Contoh unit’s ambidexterity
yaitu unit design dan pengembangan produk yang saling berkoordinasi
dibawah
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
147
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
satu divisi design dan pengembangan produk, juga unit design dan
pengembangan pasar dibawah divisi pengembangan pasar.
9. Pertanyaann seputar keuangan, Perum Peruri mengalami peningkatan revenue
dari tahun 2006-2010, boleh dikatakan sedang berkembang luar biasa dan
sedang melakukan investasi pada mesin-mesin pencetak uang yang mutakhir,
dan menambah anak-anak perusahaan misalnya Peruri Digital Sekurity
(PDS). Dengan demikian tidak bisa dipaksakan untuk meningkatkan target
net income terlalu optimis dan perlu dibuat suatu skenario baik normal, resesi
dan oprimis karena sedang gencar investasi pada anak perusahaan misalnya
akuisisi PT.Kerta
Padalarang. Ya Perum Peruri ingin meningatkan revenue dan secure the
future. Untuk target net income kita sudah revisi sekarang sudah moderat,
kalau dulu terlalu optimis dan ternyata tahun 2010 tidak tercapai, sehingga
tahun 2011 kita melakukan target yang moderat dari Rp.256 menjadi 237
miliar, dan tidak bisa lagi dipaksa optimis. Perum Peruri pasarnya stabil,
market juga tidak melompat-lompat begitu juga net income, dan kondisi
keuangan terus dijaga supaya kita bisa melakukan investasi terus. Oleh sebab
itu perlu strategi Ambidexterity untuk melakukan penghematan dengan perlu
menerapkan Entreprise Resource Planning (ERP) untuk melakukan efesiensi,
pengambilan kebijakan lebih cepat. Kira-kira best practice apa yang bisa
didapat dari ERP tersebut? Dalam ERP semua fungsi terintegrasi dengan baik
dan semua proses itu menjadi input sehingga setiap input sesuai dengan bisnis
proses. Dari proses yang terintegrasi tersebut bisa menilai proses mana yang
tidak efesien bukan seperti sekarang sudah keluar banyak biaya baru ketahuan
proses yang tidak efesien. Dalam proses produksi ada standar biaya
penambahan bahan baku dan setiap bulan bisa diawasi penambahan bahan
baku tersebut. Dengan demikian ERP membantu informasi menjadi lebih
cepat dan kalau berjalan lancar. Dari sisi strategi ada reformulasi strategi,
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
148
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
bagaimana strategi dikaitkan dengan penerapan ERP teresebut? Dengan ERP
mestinya begitu ada perubahan atau permasalahan tentang ketidakefesienan
Direksi langsung cepat bertindak dan mengambil keputusan, namun efesiensi
ini masih kurang, tujuannya memang ke sana yaitu ada decision langsung.
Hal ini terkendala karena baru satu tahun diterapkan dalam implementasinya
perlu pembenahan. Memang cepat dalam decision costing, sampai semua
jelas baru dibuat supaya bisnis prosesnya lebih sempit dan diperhemat
costnya untuk pengawasan sebagai contoh dalam proses produksi cetak ada
kerusakan pada bagian mesin tertentu, namun kerusakan baru diketahui
setelah proses panjang yang menghabiskan banyak cost. Harus menekan cost
sejak dini oleh sebab itu mesin-mesin itu menjadi input dan terintegrasi.
Kinerja biaya perlembar uang sekitar Rp300-an, kapasitas hampir 6,5 milyar
bilyet uang, output per-labor juga ada di bagian produksi, dan cacat uang
sekitar 4-6,5% berdasarkan laporan di KPI, sedangkan revenue hampir Rp.2
triliun.
II. Wawancara dengan Kepala Divisi Design dan Pengembangan Produk
(Bapak Pramono) dan Kepala Divisi Pengembangan Pasar (Bapak
Subandrio)
1. Siapa pelanggan utama dari Perum Peruri?
Sesuai PP nomor 32 tahun 2006 ada lima multicustomer dengan produk
berbeda yaitu
a. Bank Indonesia (BI) untuk Uang rupiah baik uang logam dan uang kertas
sesuai pesanan BI
b. Ditjen Bea Cukai untuk pita cukai
c. Ditjen Pajak untuk Materai
d. Kementerian Hukum dan HAM untuk paspor
e. Kantor Pertanahan Nasional untuk buku tanah
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
149
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Peruri sedang menargetkan komposisi uang dan non uang yaitu 50:50,
bagaimana alokasi resources yang ada, apakah mengurangi pelanggan utama
atau dialihkan ke yang lain?
Jadi yang kelima produk tersebut adalah yang besar. Antara uang dan non
uang sangat spesifik, dan resources tidak bisa dicampuradukkan. Kelima
produk tersebut memiliki lini bisnis masing-masin. Divisi satu yaitu divisi
produksi namun lini bisnis masing-masing punya tanggung jawab yaitu lini
bisnis pita cukai, lini bisnis materai, lini bisnis uang, lini bisnis paspor, lini
bisnis buku tanah. Masing-masing punya orang dan kapasitas sudah
terspesialisasi. Untuk meningkatkan market share karena kelima produk
sudah mentok paling naik hanya berapa persen misalnya kebutuhan pita cukai
naik sekian % misalnya naik 10 juta lembar sedangkan materai turun
misalnya dari 600 juta menjadi 400 juta. Yang bisa untuk dinaikkan adalah
yang kecil-kecil diluar kelima produk tersebut, misalnya smart-card, berupa
kartu plastik yang rencana investasi yang mungkin akan menambah
penjualan. Untuk kelima produk tersebut sudah penuh, Untuk uang apabila
ada sisa kapasita akan dijual ke luar negeri.
2. Terkait dengan statement value Perum Peruri yaitu integritas, kualitas,
teamwork, inovasi, dan sekuriti. Seandainya ada konflik kepentingan antara
pelanggan, pegawai dan pemegang saham sebagai contoh pegawai menuntut
kenaikan gaji, keuangan tidak cukup sehingga harus menaikkan harga jual
kepada pelanggan secara bertahap, sedangkan pemegang saham meminta
dividen dibayarkan?
Untuk mengambil keputusan ada banyak komponen termasuk biaya, salah
satu tujuannya adalah biaya diefesienkan. Lebih diutamakan konsumen dan
berusaha untuk mendapatkan margin keuntungan yang layak untuk
pertumbuhan. Untuk Bank Indonesia biaya untuk SDM diakomodir,
sedangkan untuk pita cukai Kementerian Keuangan gak bisa naik tinggi-
tinggi sudah ada patokan kenaikan harga. Keistimewa untuk BI dari kelima
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
150
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
yang lain yaitu pelanggan utama ini boleh negoisasi harga yang diusulkan
Peruri kepada BI dan BI welcome.
Kalau non uang terkait regulasi diluar berubah misalnya masalah pasar
terbuka, perpajakan dan sebagainya, dari antara konsumen, pegawai dan
pemegang saham mana yang diprioritaskan?
Tetap nomor satu adalah pelanggan karena dari pelanggan akan menghasilkan
pendapatan. Prioritas pertama adalah kepuasan pelanggan. Seberapa jauh
pelanggan memberikan harga sejauh itu seberapa gaji untuk pegawai dan
berapa dividen dibayarkan.
Misi Peruri memang tidak murni pelayanan sosial, dan tidak menjadi utama.
Yang utama adalah melayani pelanggan utama dan mendapatkan profit.
3. Terkait dengan KPI. Bagaimana prosesnya ditetapkannya KPI tersebut?
Pendekatan KPI adalah top down. KPI diterima dari atas dari Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP) . KPI Direktur Utama dibreakdown ke
direktorat mana dan terus berlanjut sampai seluruh RKAP di KPI Dirut dibagi
ke setiap Direktur dan kemudian dibagi ke Kepala Divisi dan dibagi kepada
Kepala Departemen dan terus sampai staf. Seluruh KPI dari staf sampau Dirut
mendukung RKAP. Apakah efektif atau tidak pembagian tersebut? Masih
baru diterapkan di tahun 2009, dan masih dalam tahap konsep, namun tahun
2010 sudah mulai bagus.
Walaupun KPI ditetakan banyak namun pekerjaan utama khususnya bagian
design dan pengembangan tetap berjalan dan tidak ada masalah.
4. Karena ditarget dari atas, apakah Perusahaan membuat SOP khusus agar
ditaati dan dalam penegakkan disiplin? KPI harus dilaksanakan dan
merupakan target dari atas. Kebijakan ada pada Direktur Utama, kemudain
Direktur membagi kewajiban kepada para Kepala Divisi. Kepala Divisi
memenuhi kewajiban dengan membuat strategi untuk mencapai target
tersebut. Sebagai contoh Kepala Divisi Pemasaran berkewajiban
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
151
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
menggandeng mitra bisnis, dan memiliki strateg sendiri agar target bisa
tercapai.
Apakah ada SOP yang diterapkan?
Ada SOP ISO Mutu.
Strategi pencapaian yang lain bagaimana?
Strategi untuk hal-hal yang baru misalnya IT tertentu, memang didalam KPI
tidak ditargetkan tapi menyimpang dari yang ditentukan tapi mendukung
untuk perusahaan. Di dalam RJP (Rencana Jangka Pendek) ada tapi umum.
Apakah knowledge khusus seperti itu dibukukan tidak dalam satu buku best
of practice?
Perekaman knowledge tersebut biasanya melalui perjanjian, notulen rapat
dengan mitra bisnis, yang dulu pernah terjadi dipakai strateginya yang itu
sebagai contoh untuk ekspor knowledgenya apa saja? Dalam SOP tidak
diatur karena SOP hanya bersifat proses umum misalnya perjanjian dengan
mitra dan perusahaan menerima order.
Selain di notulen rapat ada tidak direkam knowledge tersebut? Suatu saat
perusahaan kesulitan dalam ekspor di Nepal sudah ada satu bundel buku book
of knowledge caranya ekspor dan impor dan di dalam SOP tidak ada diatur.
Untuk best practice ada di percetakan di belakang yang menyimpan baik
rekaman untuk best pratice.
Apakah ada bagian tertentu yang menyimpan arsip book of knowledge
tersebut?
Tidak ada khusus untuk menyimpan book of best practice, masing-masing
udah punya dan menyimpan sendiri.
Berkaitan dengan penegakkan disiplin, bagaimana perusahaan dalam
menerapkan disiplin?
Perusahaan tegas dan ada aturan mainnya. Selama tahun 2006-2010, apakah
balance antara reward dan punishment? Reward ada aturan sendiri dan
punishment ada aturan sendiri. Reward terdiri dari jasa produksi, kinerja
individu dan ada perhitungan dalam SKI, dan benefit semacam khusus untuk
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
152
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
yang punya inovasi tertentu, dan yang berprestasi selain mendapat promosi
juga dapat benefit lainnya.
Kira-kira apabila ada pegawai bagian produksi yang melanggar aturan, apa
hukuman terberat yang pernah terjadi?
Paling buruk pegawai tersebut dikeluarkan, dan lepas dari Perum Peruri
berhadapan ditangkap oleh polisi. Ada aturan main tentang penegakkan
disiplin tersebut. Dan pegawai semua mendapat buku tentang aturan disiplin.
Apakah yang diatur dalam buku tersebut hal yang dilarang atau hal-hal yang
harus dilakukan?
Dalam buku tersebut terdapat hal-hal yang dilarang atau tidak boleh dan
lengkap disitu.
5. Bagaimana teknik perusahaan untuk menciptakan kreatifitas tension?
Masing-masing unit memiliki kreatifitas masing-masing, dan diberikan
keleluasaan untuk berkreasi sesuai bagian masing-masing. Jadi lebih ke role
of responsibilites. Ada kreatifitas sifatnya temuan baru, ada yang membuat
dan merancang, diberi keleluasaan, dan target inovasi. Masing-masing ke
responsibility atau akuntabilitas, dan punya target sendiri. Divisi Design
punya design tiap tahun ada inovasi, sebagai contoh uang yang baru
diedarkan oktober 2011 dengan tambahan fitur bentuk kasar apabila diraba
dan ditujukan untuk tuna netra. Untuk model ranking berdasarkan performa
sedang dilaksanakan melalui ranking semua SKI individu dan muncul yang
terbaik, baik dan tidak baik, dan reward tidak lebih dari pertanggungjawaban
masing-masing dan pelaksanaanya juga transparan. Dalam Sitem Penilaian
Kontrak Manajemen turun menjadi Kontrak Manajemen untuk level kepala
biro ke atas, sedangkan SKI untuk dibawah kepala departemen. Ilustrasi
penerapan KPI adalah sebagai berikut : Diruktur menetapka target penjualan
Rp1 juta, diturunkan ke kepala divisi Rp1 juta. Kepala Divisi membagi untuk
penjualan luar negeri 200 ribu dan dalam negeri 700 ribu, pengembangan
pasar Rp.100 ribu. Dari situ turun ke SKI
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
153
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
dengan top down, namun tetap ada laporan perkembangan dari bawah ke atas.
Kalau laporan tersebut buruk dan realisasi tahun ini tidak tercapai sesuai
target, anggaran harus dipertanggungjawabkan oleh bagian masing-masing
baik pengembangan pasar (marketing) atau divisi design dan pengembangan
produk.
6. Bagaimana teknik yang dilakukan perusahaan untuk membangun komitmen
yang tinggi pada karyawan?
Sesuai dengan tata nilai perusahaan yaitu integritas, kualitas, teamwork,
inovasi, dan sekuriti, dibangun komitmen yang tinggi.
Apakah berhasil membangun komitmen dalam tata nilai tersebut sekarang
ini?
Ya, kondisi pegawai saat ini sudah ada strukturnya. Kalau dalam keadaan
khusus akan dibentuk team khusus yang merupakan gabungan antar unit
misalnya Team Pengembangan produk. Untuk saling membantu antara
pegawai harus melalui kebijakan atasan, dan tergantung atasan mau atau tidak
apabila ada bawahannya yang membantu unit lain.
Kalau begitu komitmen pada bidang tugas masing-masing, dan membantu
pegawai lain apabila ada formal dari atasan. Kalau urusan ringan tidak
masalah, tapi kalau berat harus formal. Dari tata nilai Perum Peruri menurut
Peruri sudah memenuhi syarat untuk membangun suatu komitmen dengan
adanya kepercayaan/trust, team, integritas, inovasi dan adanya kompensasi
yang fair dan komitmen membantu tinggi.
7. Ramalan target ternyata tidak tepat misalnya ramalan target penjualan e-card
karena momentum lagi bagus. Tapi kenyataannya tender e-KTP Rp.300
miliar gagal.
Kira-kira apa saja yang dilakukan untuk mengantisipasi kegagaln tersebut?
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
154
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Dengan menyerap informasi dan knowledge baru dan adaptasi teknologi.
Menurut PP Nomor 32 tahun 2006, untuk meramal produk yang diatur tidak
susah karena gak mungkin tahun depan tidak ada uang, pita cukai, materai,
buku tanah, paspor yang tidak dicetak, pasti akan ada tahun depan. Prediksi
kita sampai tahun 2022, dimana kemungkinan akan menggunakan e-money
dan tidak menggunakan uang fisik. Strategi jangka panjang adalah
memasukkan e-money.
Apa strategi yang dibangun untuk mengantisipasi e-money tersebut?
Strategi untuk e-card tersebut yaitu menyiapkan divisi e-card atau divisi yang
baru karena ada produk tiket pesawat karena alasan efesiensi bagi perusahaan
penerbangan sehingga tiba-tiba pesanan tiket hilang. Jadi Perum Peruri harus
memiliki yang lain sebagai produk baru.
Kira-kira ada tidak adaptive capability untuk perubahan tersebut?
Perum Peruri harus meningkatkan kapasitas, dan meratifikasi karena adanya
trend dari Konferensi tentang uang dan kita bisa baca bahwa akan ada mata
uang ASEAN, Peraturan baru, pembayaran harus menggunakan kartu chip
yang harus dipakai.
Apa saja kelemahan Perum Peruri untuk mengatasi perubahan tersebut?
a. Perum Peruri untuk fleksibilitas dengan perusahaan percetakan swasta
lebih rendah terutama untuk tender baik tender international dan nasional.
Dalam tender inetrnational banyak kendala karena bahan baku dari luar
negeri sulit didapatkan.
b. Masalah regulasi terutama dengan adanya regulasi untuk pasar terbuka dan
tender terbuka.
Fleksibilitas maksudnya bagaimana Pak?
Fleksibilitas menyangkut anggaran pada waktu membeli ternyata anggaran
tidak ada, tahun depan baru ada anggaran. Dan juga pada waktu anggaran ada
tapi untuk masuk ke bisnis luar negeri dan dalam negeri sudah ada pemain
lama yang saling mengunci agar Perum Peruri sebagai pemain baru tidak bisa
masuk dengan mencari kelemahan-kelemahan permesinan Perum Peruri.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
155
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Pada saat tender e-KTP, panitia mengecek langsung dan menanyakan punya
mesing berapa dan sesuai dengan spesifikasi persyaratan tender tidak.
Ternyata jumlah mesin kurang dari standar, dan standar tersebut adalah kunci
yang dibuat oleh pemain lama. Sedangkan Perum Peruri untuk melakukan
pembelian mesin baru keuangannya sulit dibandingkan dengan swasta.
Pemain lama saling menggunci baik dalam produk non uang dalam dan luar
negeri maupun produk uang di luar negeri. Di luar negeri misalnya Afrikas
bagian selatan dan Asia merupakan target dalam RKAP.
Kira-kira Perum Peruri bisa tidak Go International?
Perlu pembenahan
8. Untuk bisa Go International ada strategi ambidexterity yang berdasarkan riset
empiris pada beberapa perusahaan besar berhasil meningkatkan kinerja.
Strategi Ambidexterity adalah melakukan inovasi eksplorasi dan inovasi
eksploitative secara bersamaan. Eksplorasi misalnya hal-hal yang bersifat
baru, produk baru, teknologi, unit baru, sedangkan eskploitasi artinya
resources dan capapabilities yang ada dikembangkan dan dilakukan efesiensi.
Yang dilakukan Perum Peruri terkait ambidexterity seperti apa Pak?
Dalam bidang eksplorasi dan eksploitasi untuk design dan pengembangan
produk dibawah satu divisi, secara simultan dilakukan terus dan dimonitoring
terus tiap tahun.
Bagaimana ambidexterity eskplorasi dan eskploitasi diluar uang?
Peruri melakukan design sertifikat, kartu, dan dieksplore seluas-luasnya.
Logam emas dinar sedang proses mencetak, kita tidak design karena sesuai
pesanan dan design adalah fleksibel, bisa kita kembangkan sendiri
e-KTP atau smart-card timbul dari mana ide inovasi tersebut?
Idenya dari tumbuh dan perkembangan pasar komersial, namun kita tidak
bisa menang tender. Dari perkembangan sekarang KTP tidak dicetak manual
tapi sudah elektronik KTP, begitu juga smart-card.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
156
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Key Driver atau pendorong ide-ide inovasi adalah :
a. Regulasi atau aturan yang baru yang memberikan peluang dan
memberikan ancaman.
b. Tumbuh dan berkembangnya teknologi baru misalnya produk dengan
teknologi mutakhir
c. Dari Customer atau pelanggan yang memesan sesuai preferensi pelanggan
yang kita layani
d. Menciptakan nilai tambah untuk menarik pelanggan, misalnya tingkat
sekuriti fitur ditambah sehingga produk susah untuk ditiru pesaing
Dari sisi eksploitasi dengan cara melakukan efesiensi antara lain melakukan
efesiensi terutama dari semua input proses produksi dari bahan baku langsung
dan tidak langsung, tenaga kerja langsung dan tidak langsung, biaya pabrikasi
dan biaya energi, biaya umum dan administrasi, dan biaya marketing dan
penjualan. Dari segi bahan baku dimonitoring kualitas dan kuantitas kertas,
tinta, dan biaya semuanya. Untuk tinta dipasok sebagian dari anak perusahaan
Sicpa Peruri Securink, namun untuk efesiensi tidak semua dari Sicpa Peruri
Securink, kita punya bagian tersendiri untuk pembuatan tinta dan semua
bahan baku. Tetap dengan membandingkan antara membuat dan membeli,
dengan pertimbangan kalau create sendiri kita punya tidak resources dan
capabilities, kalau lebih murah kita buat. Namun, kalau lebih murah diluar,
kita beli dari luar.
Bagaimana dengan resources yang kita miliki saat ini?
Sesuai dengan profile perusahaan dapat dilihat bahwa kita memiliki karyawan
yang cukup sekitar 2200an, mesin-mesin yang cukup, peralatan pabrik yang
cukup, dan didukung aset-aset tanah dan pabrik yang luas dan nilainya besar.
9. Keberhasilan strategi ambidexterity tergantung kemampuan yang disebut
dinamic capabilities, yaitu kemampuan seorang leader untuk melakukan
bongkar pasang resources dan capabilites untuk mendapatkan keunggulan
daya saing.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
157
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Ya ada dinamic capability. Kita lakukan bongkar pasang resources dan
kapabilities, contohnya untuk mendapatkan pangsa pasar luar negeri, kita
membeli mesin,bangun pabrik, hire expert, training dan studi banding
kerjasama dengan Bank Indonesia.
Bagaimana penerapan dinamic capability secara riil?
Dinamic capability ter-cover dalam unit-unit sendiri sepanjang ada proyek
baru saja. Misalnya mengirim karyawan ke luar negeri dan dalam negeri,
mendidik, mempelajari formula yang ini untuk keberhasilan proyek tersebut
misalnya ada proyek design uang, kita mencari insight dengan melakukan
studi lapangan, kemudian ketemu insight mau gambar apa, kerjasama dengan
tim dari Bank Indonesia, kemudian membeli resources peralatan segala
macam dan mendidik tenaga supaya ahli melakukan design engraving, dan
tim ini kerjasama untuk menghasilkan design yang juga disetujui oleh
pelanggan.
Dari segi standarisasi, apakah produk Peruri memiliki standar dan proses
sesuai international?
Ya. Kita sudah standar luar negeri karena Peruri mengacu pada ISO Mutu
yang terakhir tahun 2008. Mulai dari input berupa bahan baku kertas, tinta,
dan sebagainya yang telah teruji sesuai standar international. Kita mengikuti
konferensi mata uang dan ada sharing knowledge apabila ada standar yang
baru. Jadi uang rupiah sudah standar dengan uang dari International. Proses
produksinya sesuai ISO Mutu, dan Peruri sedang melakukan pembenahan di
bidang permesinan dan teknologi.
Sebenarnya core competancy Peruri dibidang apa Pak?
Core competancy kita kuatnya di uang rupiah bagi uang logam dan uang
kertas, kemudian di pita cukai, materai, paspor, buku tanah. Tapi yang intinya
adalah percetakan uang.
Dibandingkan dengan kompetitor lain atau distinctive competitive Peruri
seperti apa?
Kita menangnya dari kompetitor lain adalah kuat di sekuriti atau tingkat
keamanan. Yang kita jual adalah sekuritinya atau sistem pengamanannya
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
158
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
sehingga produk kita memenuhi syarat untuk sulit sekali untuk ditiru. Untuk
menirunya perlu modal dan kemampuan besar terutama skill design dan
kualitas bahan baku yang mahal sekali.
Keamanan seperti apa maksudnya Pak?
Dalam sistem Kepolisian, produk yang dihasilkan peruri disebut sebagai
objek vital, bisnis strategi, dan merupakan objek vital nasional kebanggan
negara yang tidak dimiliki oleh orang lain sehingga ketika pelanggan
melakukan order barang tersebut aman. Sebagai contoh naskah ujian STAN,
sangat rahasia sehingga soal tidak akan bisa bocor karena sistem dan
prosedurnya sudah diatur khusus dan disegel. Begitu juga dengan produk
uang, pita cukai, materai, buku tanah tidak akan beredar sebelum diedarkan
oleh pemerintah sehingga tidak ada kebocoran atau produk ganda dan aman
karena sulit untuk dipalsukan.
Kira-kira menurut bapak mengapa Peruri tidak bersaing di luar negeri?
Karena tidak efesien bagi luar negeri, karena bahan baku, mesin dan
sebagainya dilokasi yang berbeda, ada cost yang tinggi. Kedekatan dengan
bahan baku dan pabrik membuat produk kita jadi mahal bagi luar negeri.
Secara internal juga untuk teknisi yang kita hired mahal, mesin-mesin luar
negeri mahal sehingga kurang competitive.
10. Ambidexterity unit dalam divisi pengembangan pasar seperti apa Pak?
Ada unit yang mencari celah baru untuk create pasar yang dulu belum pernah
tergali atau terpikirkan dan melakukan pengembangan pasar secara simultan.
11. Ambidexterity unit dalam divisi design dan pengembangan produk seperti apa
Pak?
Ada unit yang melakukan design produk dan melakukan pengembangan
produk secara simultan dan dilakukan inovasi setiap tahun .
12. Dari sisi struktur organisasi, apakah bentuk sentralisasi atau desentralisasi?
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
159
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Bentuk masih sentralisasi tapi ada diatur mengenai distribusi kewenagan
berdasarkan surat keputusan direksi mengenai pelimpahan keputusan, artinya
ada desentralisasi untuk pelimpahan keputusan tertentu.
Kalau dari sisi pengambilan keputusan tadi adalah desentralisasi dilihat dari
struktur organisasi ada pelimpahan kewenangan tertentu yang diatur dari surat
keputusan direksi.
Untuk hal yang lainnya apakah ada yang sentralisasi?
Untuk pengadaaan misalnya bahan baku dengan sentralisasi pada satu titik,
jadi bahan baku pada satu titik tidak boleh masing-masing melakukan
pemesanan bahan baku karena tidak akan efesien, dan gampang untuk
diawasi setiap penambahan bahan.
Untuk hal yang lainnnya apakah ada yang desentralisasi?
Ada pelimpahan kewenagan secara berjenjang untuk mengeluarkan uang
senilai tertentu sesuai kewajiban masing-masing untuk hal-hal tertentu dan
jumlah tertentu.
Untuk secara ijin prinsip dipegang oleh direktur, misalnya untuk dinas ke luar
negeri kepala divisi harus ijin dulu kepada direktur. Berjenjang untuk
meminta ijin, jadi gak bisa langsung pergi.
Dari sisi formal atau nonformal, apakah Perum Peruri formal atau tidak?
Peruri lebih ke arah formal karena mengutamakan keamanan dan kualitas
produk
Dari sisi lingkungan kerja apakah dinamis tidak para pegawai?
Anak-anak sekarang gak ada yang dinamis kalau dibandingkan zaman bapak
Subandrio dengan lingkungan kerja yang aktif.
Secara internal dinamis ada, misalnya dibuka pertemuan dengan Dirut dalam
tea morning, dan diacara tersebut dikeluarkan ide-ide yang menambah
knowledge atau sharing knowledge tentang masalah tertentu dan dipecahkan
disana.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
160
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Dari lingkungan eksternal juga sangat dinamis, dan pesaing banyak dan
pesaing juga mengutamakan kualitas dan harga. Harga pesaing lebih
competitive dibandingkan kita.
13. Terkait dengan corporate foresight, dalam kenyataannya ada tiga peranan,
yaitu strategist (explore bidang bisnis baru), initiator (memberikan ide-ide
dan konsep inovasi), opponent (menentang untuk meningkatkan kualitas).
Bagaimana penerapan corporate foresight di Peruri?
Kita mengambil insight dari internal, divisi pengembangan pasar idenya
berasal dari departemen design dan pengembangan pasar, sedangkan divisi
produk dan pengembangan produk idenya berasal dari departemen design dan
pengembangan produk. Jadi initiator role dari Divisi design dan
pengembangan produk, sedangkan strategist role dari divisi pengembangan
pasar untuk create pasar baru.
Bagaimana dengan opponent role?
Sepertinya tidak ada yang khusus untuk menetang, mungkin yang mengawasi
dari SPI.
Opponent role bukan pengawasan karena kalau pengawasan adalah setelah
proyek dilaksanakan, kira-kira sebelum proyek dilaksanakan ada tidak yang
menentang tapi untuk tujuan yang baik yaitu menjaga kualitas?
Tidak ada unit khusus untuk corporate foresight, namun biasanya
penentangnya adalah pada saat rapat umum direksi. Untuk proyek
pengembangan bidang bisnis baru yang nilai investasinya besar harus dibuat
proposal dan diajukan ke dewan direksi dan dipresentasikan sampai dewan
direksi mengerti, dan dilaporkan kepada dewan pengawas. Proposal
membahas dari sisi bisnis model, fungsi, keuangan, dan kerjasama dengan
perusahaan lain, dan prospek ke depan. Di dalam rapat direksi akan dibahas
prospek ke depan bagi perusahaan, dan apabila yakin saat ini dan masih
dalam budget untuk tahun tersebut yang akan dilaksanakan tahun depan.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
161
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Munculnya penentang adalah pada saat rapat dimana direksi menguji kita
pada saat presentasi dalam rapat.
14. Terkait dengan corporate orientation dalam emerging economies dimana
kondisi lingkungan baik ekonomi, politik, sosial, budaya, dan persaingan
sangat cepat berubah, apabila tidak melakukan reorientasi maka perusahaan
akan kalah dalam persaingan sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk
jangan sampai salah menentukan orientasi. Ada 3 jenis corporate orientation,
yaitu customer untuk mengutamakan preferensi pelanggan, teknologi untuk
adaptasi perkembangan teknologi, competitor untuk menahan pesaing masuk.
Yang mana kira-kira yang sesuai dengan Peruri?
Corporate orietation untuk Peruri adalah priority customer (pelanggan
utama), yaitu BI, Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai, Kantor Pertanahan
Nasional, Kementerian Hukum dan HAM. Kalau kita orientasi ke pesaing,
Perum Peruri tidak kuat, kita kuatnya di pelanggan utama kita prioritaskan
pesanannya semua dipenuhi.
Yang kedua adalah corporate orientation kepada teknologi, dan kita
melakukan adaptasi teknologi dan kita sesuaikan, serta jelas bahwa Perum
Peruri tidak bisa menghindar dari teknologi. Direksi juga mendorong
berkaitan dengan strategi untuk menjaga kualitas melalui salah satunya
teknologi.
Kalau pesaing seperti tadi dijelaskan bahwa kita tidak kuat melawan pesaing,
kita lebih baik memuaskan customer agar loyal kepada Peruri.
15. Dari sisi teknologi informasi berupa Entreprise Resource Planning (ERP)
semacam sharing knowledge sudah diterapkan sejak 2010 oleh Peruri.
Kira-kira ada semacam book of knowledge yang bisa dihasilkan?
Ada knowledge baru dan masing-masing unit menyimpannya bukan dalam
bentuk khusus tapi diarsip yang terpisah-pisah.
Kira-kira pelu tidak diterapkan ERP tersebut?
Perlu dan sudah diterapkan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
162
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Ada kira-kira best practice yang bisa diterapkan tidak?
Ada yang sudah lancar sebagian terutama untuk lini paspor, lini materai
sudah lancar.
Apakah ERP mengganggu pekerjaan utama tidak?
Tidak masalah, justru mendapat benefit. Divisi design dan pengembangan
produk sudah kita laksanakan, input data design untuk ERP. Ada tanggung
jawab penuh pemakaian material dan resources baik segi sumber daya
keuangan dan aset. Ada perumusan pemakaian material dan Divisi design dan
pengembangan produk mendapat benefit knowledge dari departemen lain
melalui catatan transaksi bisnis masing-masing. Dengan ERP bisa lebih jelas
urutan bisnisnya.
ERP perlu proses lama dalam implementasi terutama dari segi keterbukaan
akan adanya peruabahan dari budaya karyawan, kira-kira karyawan terbuka
atau masih sulit?
ERP bagus, dan semua sudah terbuka untuk kelancaran implementasi sudah
ada keterbukaan baik dari Dirut sampai karyawan.
Dulu memang saat beralih ke komputer masih alergi, tapi ketika ada contoh
yang bagus yang bisa diterapkan dalam komputer, maka kita terapkan dan
diujicoba.
III. Wawancara dengan Kepala Biro Hukum (Bapak Sigit) dan mewakili
Corporate secretary.
1. Bagaimana menurut Bapak, pelanggan utama Perum Peruri?
Pelanggan utama kita ada lima yaitu Bank Indonesia (uang rupiah baik kertas
dan logam), Ditjen Pajak (materai), Ditjen Bea dan Cukai (pita cukai), Kantor
Pertanahan Nasional (buku tanah), dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (paspor).
Apakah alokasi yang diberikan untuk pelanggan utama memberikan kepuasan
kepada pelanggan?
Ya, pelanggan satisfy.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
163
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Dari kelima pelanggan tersebut, apakah sudah optimal belum?
Yang captive sudah optimal, sedangkan untuk non captive masih ada sisa
kapasitas 20% , dan non uang inilah yang dioptimalkan.
Ada tidak alokasi resources tidak pada kelima pelanggan utama?
Ada untuk yang non captive selain kelima produk, kita lakukan alokasi dari
sisa 20 % kapasitas mesin.
Ada tidak unit dibawah organisasi Perum Peruri yang tidak memberikan nilai
tambah dalam arti menerima alokasi resources tapi tidak memberikan nilai
tambah untuk pelanggan utama dan perusahaan?
Gak ada, struktur yang baru ini jelas alur proses jelas lebih bagus, dengan
perubahan struktur lebih mengalir. Role of responsibility atau peranan
masing-masing sudah ada.
2. Value statement Perum Peruri sudah jelas yaitu integritas, kualitas, teamwork,
inovasi, dan sekuriti, namun tidak diatur tentang core value. Core value
Perum Peruri apakah pelanggan, pegawai, atau pemegang saham.
Kepentingan siapa yang didahulukan selama ini apabila pegawai meminta
kenaikan gaji, kondisi keuangan sulit sehingga harus menaikkan harga kepada
konsumen, sedangkan pemegang saham meminta dividen dibayarkan?
Tetap captive customer atau pelanggan utama lebih didahulukan. Menaikkan
harga juga tidak bisa seenaknya. Untuk Bank Indonesia masih boleh
negoisasi harga khususnya apabila ada kenaikan gaji karyawan supaya
mendapatkan margin yang layak. Sedangkan untuk Kementerian Keuangan
baik Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai agak sulit. Semua harusnya ada
hitungannya. Peningkatan gaji sudah pasti kita lakukan, namun yang bisa kita
lakukan adalah prioritas kepada pelanggan, walaupun karyawan tidak bisa
dikesampingkan. Untuk meyakinkan pelanggan bahwa harga memang sudah
naik harus dilakukan dasar kenaikan tersebut dengan melakukan
benchmarking tingkat gaji pada industri percetakan yang sejenis di dalam dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
164
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
luar negeri. Untuk itu, kita telah menghire konsultan expert untuk melakukan
studi banding gaji pada tiap divisi di dalam dan luar negeri. Tujuannya adalah
harga menjadi masuk akal, kita benchmarking salary seperti apa di dalam dan
luar negeri untuk industri yang sama dibidang percetakan sekuriti. Dengan
dasar bahwa salary dari pihak luar lebih tinggi, maka kita bisa negoisasi harga
dan bukan akal-akalan kita. Harga dibentuk dari biaya yang diserap antara
lain bahan baku, gaji, biaya overheid, dan energi, dan yang dominan adalah
gaji. Sehingga dengan demikian pelanggan mengerti dan pegawai juga
menerima manfaat. Mengenai pembayaran dividen Perum tidak ada ketentuan
keharusan. Dalam Undang-undang tentang BUMN ada 2 bentuk BUMN yaitu
Persero dan Perum. Untuk Persero diwajibkan mencari keuntungan dan
profit, sedangkan untuk Perum adalah lebih ke pelayanan publik dalam
bentuk percetakan uang rupiah baik uang kertas dan uang logam, pita cukai,
materai, buku tanah, dan paspor. Keuntungan tidak menjadi utama karena ada
faktor pelayanan untuk objek vital dan strategis. Pembayaran dividen adalah
setalah revenue dikurangi dengan ongkos produksi dan umum dan
administrasi dan biaya pemasaran. Pemegang saham tidak menjadi utama
akan tetapi tidak bisa didikesampingkan. Menurut Undang-undang tentang
BUMN bahwa BUMN bentuk Persero wajib membayar dividen, sedangkan
bentuk perum tidak wajib karena tugas utamanya adalah pelayanan setalah itu
profit.
3. Peruri telah menerapkan KPI sejak tahun 2009 dengan menerapkan balance
scorecard, bagaimana bentuk penerapannya?
Jadi bentuk KPI dilakukan berdasarkan jenjang.
Jenjang di dalam Perum Peruri yaitu :
a. Direksi. Kalau didalam kementerian disejajarkan dengan menteri
b. Kepala Divisi. Kalau didalam kementerian disejajarkan dengan Eselon I
atau Dirjen
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
165
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
c. Staf ahli atau setingkat dengan Kepala Divisi atau juga kepala cabang di
daerah.
d. Kepala Biro atau Kepala Departemen. Kalau didalam kementerian
disejajarkan dengan Eselon II atau Kepala Kanwil atau Sekretaris Ditjen
KPI diterapkan sejak tahun 2009 sebagian sudah menerapkan. Yang paling
gampang menerapkannya adalah bagian produksi, karena KPI kuantitatif,
sedangkan bagian yang menyangkut kualitas masih belum jelas. Bagian legal
juga masih belum jelas. Biro hukum salah satu produk KPI adalah legal
opinion yang bisa menjadi acuan bagi perusahaan. Contoh target legal
opinion satu orang dua legal opinion. Kalau unit lain meminta legal opinion
tentang pengadaan dan customer satisfy maka sudah masuk KPI. Legal
opinion menjadi acuan bagi perusahaan. Ada kasus pengadaan namun
pesertanya Cuma satu, dan minta legal opinion apakah spesifikasi barang bisa
diturunkan agar yang ikut serta bisa lebih banyak. Legal opinion bilang boleh,
dan kalau sampai salah secara yuridis Peruri bisa digugat oleh pemasok.
Terkait dengan yuridis yang dikuasai oleh bagian legal, apakah ada best
practices dalam bentuk satu buku khusus tentang praktek-praktek yang baik?
Tidak ada, yang ada hanya kumpulan dari semua aturan, Peraturan
Pemerintah, Kepres, dan aturan internal misalnya Surat Keputusan Direksi
(SKEP). Dan Peruri tidak tunduk pada aturan pengadaan di dalam Perpres 54
tahun 2010 tentang pengadaan.
Alasannya kenapa Peruri tidak tunduk pada Perpres 54 tahun 2010 tentang
pengadaan?
Karena Peruri sudah ada aturannya internal dan tunduk pada SKEP atau surat
keputusan direksi tentang pengadaan di dalam Peruri.
Berapa target net income tahun ini?
Target net income sekitar Rp200 miliar.
Bagaimana menurut Bapak terhadap pejabat yang terlibat korupsi Dana Biaya
Operasional Direksi?
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
166
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Memang ada hal yang harus dibayar oleh direksi tapi tidak besar namun tidak
dianggarkan dan oleh direksi digunakan dana biaya operasional direksi, dan
bukti catatan tersebut ada dan lengkap. Ini adalah risiko jabatan yang melekat
sebagai direksi. Mantan kelima direksi tersebut dihukum untuk membayar
masing-masng ganti rugi kepada negara sebesar Rp300 juta.
Bagaimana dengan pengadaan di dalam Peruri apakah ada kesulitan karena
menggunakan SKEP bukan Perpres tentang pengadaan?
Tidak, pengadaan di Peruri bagus sekali sesuai dengan SKEP
4. Mengenai strategi boundaries yang dibuat manakala ada risiko pelanggaran
aturan, apakah ada penegakkan disiplin dan pemberikan reward?
Pada awal saat berdiri disiplin karena militer yang memimpin.
Kenapa harus militer yang memimpin?
Karena pada waktu itu pelayananan adalah untuk publik dan tingkat tinggi
untuk keamanan, dan dijaga, jangan sampai ada kebocoran dan penggandaan
atau palsu. Apabila sampai cetakannya tidak bagus maka reputasi Peruri
menjadi jelek.
Mengenai penishment bagaimana penerapannya?
Punishment tegas dan ada KPHB yaitu Kitab Penjatuhan Hukuman Disiplin
dalam bentuk SKEP 334/VI/2006 tentang Ketentuan Hukuman Disiplin
Pegawai, dan sedang dirapatkan untuk dilakukan revisi. Setiap pegawai
menerima buku kecil ini.
Bagaimana proses penjatuhan hukumannaya?
Ada seksi Forumsa dibawah Direktur Niaga pada departemen pengamanan.
Forumsa adalah Forum Informasi Umum dan Pemeriksaan sebagai
pengaman. Ada yang berperan sebagai hakim dan jaksa. Untuk pegawai yang
melanggar aturan dari kepala seksi ke bawah maka Pejabat yang berwenang
untuk menjatuhkan hukuman adalah kepala biro atau kepala departemen dan
bertindak sebagai hakim. Hakim tersebut memiliki ketua dari departemen
pengamanan merangkap juga kepala departmen dari SDM, dan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
167
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
beranggotakan kepala departemen ataannya langsung, dan kepala departemen
yang netral. Sedangkan Pejabat Yang Berwenang untuk Menuntut disebut
jaksa. Pegawai juga memiliki pembela dari Serikat Pekerja. Sidang tersebut
akan memutuskan apakah akan diturunkan pangkat. Sedangkan untuk
keputusan PHK harus naik melalui Direksi.
Apabila pegawai tidak puas, dapat melakukan naik banding kepada atasan
satu level lebih tinggi yaitu para kepala divisi.
Apakah pegawai bisa dihukum tanpa sidang?
Tidak, pegawai tidak akan dihukum kalau sidangnya belum dijalankan. Ada
kasus sampai satu tahun pegawai tidak dihukum karena sidangnya tidak
dijalankan karena menunggu pejabat menghukum untuk sidang agak susah.
Ada tidak hukuman yang langsung tanpa sidang?
Tidak ada kecuali mangkir kerja artinya ketika mangkir kerja maka gaji akan
dipotong langsung pada bulan berikutnya. Masuk kerja jam 07.30 WIB,
apabila terlambat atau tidak masuk akan dipotong gajinya sesuai aturan.
Peruri menerapkan 3 shift untuk Pabrik sedangkan untuk kantor di Falatehan
shift satu mulai jam 7.30 WIB sampai jam 16.00 WIB.
Disiplinnya rigid.
Bagaimana dengan reward?
Insentif diberikan dengan melihat KPI. Kalau KPI dapat target dapat 110%
maka dari 110% dari yang dianggarkan. Target awal dari perusahaan dibagi
rata ke semua divisi dan kesemua departemen. Pencapaian target menentukan
insentif.
Bagaimana menentukan target tersebut, kan bisa saja target dibuat rendah
sehingga tercapai insentif lebih tinggi?
Target dari atas sebagai target awal atau KPI unit yang diturunkan kebawah
kesemua divisi dan diturunkan ke semua departemen secara merata. Apabila
target tercapai maka insentif yang diterima proporsional dengan target awal di
atasnya tiap divisi atau departemen.
Mana penekanan lebih apakah punishment atau reward?
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
168
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Penekanan lebih ke punishment hanya kalau melanggar aturan, sedangkan
apabila target tidak tercapai tidak ada hukuman hanya saja insentifnya lebih
kecil diterima.
5. Untuk meningkatkan produktifitas dan komitmen yang tingi ada teknik yang
dibangun, kira-kira teknik yang dilakukan Peruri seperti apa?
Tekniknya lebih ke pertanggungjawaban atau role of responsibilities.
Memang tidak bisa langsung, kedepannya memang menuju ke strecth goal,
namun belum sempurna karena sikap pegawai kita setengah publik dan
setengah privat, namun Perum Peruri tidak boleh bangkrut seperti yang lain.
Dulu Perum Peruri sempat berada dibawah Departemen Keuangan, kemudian
dilepas menjadi BUMN dan diminta untuk menghasilkan profit karena tugas
pokok Perum Peruri tidak hanya cetak uang rupiah sajan tetapi banyak
produk yang lain. Jadi seimbang Peruri perusahaan mencari laba dan juga
pelayanan publik. Ketika menerapkan strech goal malah kinerjanya menjadi
tidak bagus.
6. Dalam menciptakan kreatif tension, teknik dan atribut yang digunakan
bagaimana?
Teknik dalam menciptakan kreatif tension ada dalam value statement yaitu
integritas, kualitas, teamwork, inovasi, dan sekuriti.
Itukan value statement, teknik penerapannya bagaimana?
Contoh dibentuk tim yang berasal dari lintas unit, misalnya Tim Penentuan
Harga Cetak Uang. Tim penentuan harga terdiri dari ketua dari marketing,
anggotanya keuangan, SDM, Energi, dan Produksi.
Berapa biasanya tim yang dibentuk?
Tergantung kebutuhan
Efektif tidak dibentuk jumlah dalam tim tersebut, apakah ada yang free
riders?
Tidak mesti ada jumlah tertentu tergantung kebutuhan, misalnya Tim untuk
menentukan kinerja yang bagus dibentuk tim yang diketuai dari SDM,
beranggotakan hukum, SDM, pengamanan, SPI dan persetujuan SP.
Ada tidak slogan atau yel-yel Peruri untuk membangun semangat pegawai?
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
169
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Tidak ada
Mengenai kompensasi apakah sudah fair baik secara horinsontal dan vertikal?
Cukup fair, antar pegawai dibedakan grade untuk bagian produksi grade
lebih tinggi karena core business-nya di bagian produksi, contoh kalau divisi
keuangan 16, produksi bisa 18.
7. Dalam menghadapi ketidakpastian yang terutama terkait bidang hukum,
strategi untuk menghadapinya bagaimana?
Kita antisipasi, selama yakin dengan aturan kita yang ada kita jalankan. Kita
juga menghire konsultan untuk menggali informasi, misalnya untuk legalitas
perpajakan untuk ekspor, dan tidak ada tax treaty, kita tanya konsultan. Kasus
perpajakan dengan negara Nepal yang membuat tagihan pajak dibebankan
kepada Peruri, namun tahun 2011 telah dilakukan negoisasi dan Nepal
membayar tagihannya kepada Peruri dan tidak dikenakan pajak di negara
Nepal tetapi di Indonesia. Untuk selanjutnya kita antisipasi ketika melakukan
mitra bisnis dengan luar negeri lebih gampang tanya konsultan pajak.
Kedepannya untuk bermitra dengan Nepal, maka faktor pajak digunakan
sebagai masukan penentuan harga jual. Dengan demikian kita aman dari segi
perpajakannya namun harga menjadi tidak competitive.
8. Strategi yang digunakan sejak tahun 2009 dalam bentuk ambidexterity
melalui eksplorasi dan eksploitasi secara simultan, ada contohnya gak pak?
Untuk eksplorasi, Peruri telah melakukan inovasi baru pada produk uang
lebih gencar ditawarkan sekuriti lebih banyak, sistem dan prosedur baru
misalnya balance scorecard, kontrak kinerja, SKI, ERP untuk menciptakan
integrated printing system, membuat anak perusahaan baru PT.Peruri Digital
Security (PDS), investasi mesin teknologi baru, akuisisi PT.Kertas
Padalarang.
Untuk eksploitasi misalnya eksploitasi sumber daya yang ada misalnya sisa
kapasitas mesin cetak uang logam digunakan untuk membuat uang negara
lain, sisa kapasitas 20 % untuk non uang digunakan untuk produk lain,
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
170
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
menyewakan lahan, menjual waste pabrik, melakukan training karyawan
untuk meningkatkan kompetensi inti, menerapkan sistem insentif untuk
meningkatkan kinerja, efesiensi di biaya bahan baku dengan sistem
sentralisasi pengadaaan, dan efesiensi biaya yang lain, pertanggungjawaban
tiap anggaran untuk uang muka diperketat, transparansi kinerja, program
percobaan selama 6 bulan untuk promosi dalam suatu jabatan.
Tahun 2006-2008 masih belum karena lebih kepada eksploitasi saja,
sedangkan tahun 2009 sampai sekarang sudah menerapkan manajemen baru
dengan ambidexterity strategi.
Ada tidak unit’s ambidexterity yang khusus?
Ada, di bawah Kepala Divisi Desgn dan Pengembangan Produk ada
departemen design dan pengembangan produk yang dilakukan koordinasi
secara simultan. Di bawah Kepala Divisi Pengembangan Pasar ada
Departemen Design dan Pengembangan Pasar.
Kalau bagian hukum, ada tidak ambidexterity unit?
Tidak ada, karena tidak ada peraturan baru yang diciptakan. Bagian atau
divisi lain misalnya SDM perlu apa mereka yang buat, kita ngecek ke
peraturan lain yang lebih tinggi apakah ada benturan atau tidak. Jadi bagian
hukum lebih kepada eksploitasi saja, jadi semacam legal council bukan
sebuah parlemen. Biro hukum adalah sebagai konsultan hukumnya tanpa
membuat aturan baru. Untuk corporate action lebih kepada eskplorasi
misalnya adanya anak perusahaan atau Kerjasama Operasi, yaitu :
a. Peruri Digital Security (PDS) dengan kepemilikan 99% saham untuk yang
smart-card, dan elektronik card lainnya. Kedepannya produk pita cukai
untuk bir bukan dari kertas karena akan mengganggi proses produksi
karena kalau menempel kertas pita cukai menjadi lama sementara
teknologi pembuatan bir sangat cepat sehingga muncul ide teknologi baru
yaitu sistem tembak, dan tinggal dihitung berapa kali motret.
b. Peruri Wilayah Timur (PWT) dengan kepemilikan sekitar 64%
c. Sicpa Peruri Securink (SPS) dengan kepemilikan sekitar 20%
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
171
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
d. PT.Kertas Padalarang (PTKP) dengan kepemilikan sekitar 13,32%
e. KSO Peruri Divisi Barat dengan kepemilikan sekitar 64% (2/3)
Investasi untuk mesin ada tidak Pak?
Ada, Yang pinjaman Bank BNI Rp.626 miliar mungkin untuk memfasilitasi
pada mesin pencetak uang dengan teknologi mutakhir karena kalau
jumlahnya besar pasti untuk mesin uang. Dan mesin tersebut merupakan
salah satu bentuk investasi mesin pabrik dengan teknologi mutakhir yang
berasal dari Swiss untuk mendukung kapasitas produksi dan peningkatan
kualitas produksi percetakan uang.
Bagaimana apabila untuk tahun 2012 akan diterapkan denominasi rupiah,
apakah Peruri sudah siap dengan permesinannya, karena akan dicetak untuk
uang biasa dan yang denomiasi sehingga kapasitas harus mendukung?
Peruri siap untuk menghadapi denominasi uang rupiah. Denominasi itu
adalah misalnya uang Rp.100.000 menjadi Rp.100. Peruri sudah melakukan
investasi pabrik baru Peruri Digital Security (PDS) dalam bidang smart-card
dan track and trace.
Kira-kira investasi untuk membangun pabrik PDS berapa biayanya?
Saya kurang tahu berapa biayanya.
Jadi untuk eksplorasi ke anak perusahaan, produk inovasi, mesin baru dan
sebagainya.
Untuk uang sebenarnya kita hanya ongkos cetak dan biaya tinta, sedangkan
bagian penyediaan bahan baku kertas dan logam oleh Bank Indonesia.
Kenapa Peruri membeli PT.Kertas Padalarang (PTKP)?
Karena kertas yang dihasilkan oleh PTKP sebagian 80% untuk pita cukai,
selama PTKP mampu kalau tidak mampu kita tender melalui impor.
Memang 80% kerta untuk pita cukai adalah dari PTKP dan 20% berasal dari
impor karena kapasitas PTKP tidak bisa menghandle semua jadi harus impor,
karena kualitas kertasnya khusus. Sedangkan kertas untuk materai dan paspor
adalah impor melalui tender dari seluruh dunia.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
172
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Bagaimana dengan KSO PDB apakah mencetak pita cukai, paspor, materai,
dan buku tanah?
Tidak KSO PDB dan KSO PWT adalah percetakan sekuriti biasa diluar uang,
pita cukai, materai, paspor, dan buku tanah, tetapi melayani memenuhi
pangsa pasar di wilayah sumatera (KSO PDB) dan surabaya (KSO PWT)
misalnya untuk akte kelahiran, ijazah, soal ujian. Kalau melalui Perum Peruri
harganya mahal karena economic of scales tidak menguntungkan karena
jumlah pesanan kecil. Untuk itu Peruri berkerja sama dengan Pemda setempat
agar order dari Pemda diserahkan kepada KSO Peruri di wilayah masing-
masing.
Bagaimana untuk pengawasan artinya apakah dalam KSO tersebut Perum
Peruri menempatkan talent employee di sana?
Iya jelas, untuk KSO PWT kita menempatkan Dirut, Direktur Keuangan, dua
Komisaris, dan bagian Operasional disana. Sedangkan untuk KSO PDB kita
menempatkan General Manager, Manager Produksi, dan dua Pengawas.
Apakah selama ini efektif artinya memberikan dividen yang proporsional atau
akan di spin-off karena tidak ada hasil masksimal?
Kerjasama sampai saat ini masih efektif, bukan untuk di spin-off.
9. Masalah resources yang kita miliki. Ditinjau dari intangible dibandingkan
tangible, kira-kira dari sudut pandang Bapak bagaimana?
Nama brand image untuk Perum Peruri luar biasa sebagai perusahaan umum
negara yang mencetak uang. Dilihat dari kemampuan mencetak termasuk
terbesar di dunia dari segi design dengan tingkat fitur sekuriti yang tinggi,
Untuk uang pecahan Rp.10.000 aja ada 22 fitur sekuriti, kualitas kita top dan
tidak kalah dengan produk Amerika, RRC, India punya empat pabrik. Dari
sisi kapasitas juga termasuk terbesar, kita bisa mencetak 6,4 miliar uang
kertas, dan 1,2 miliar uang logam. Jadi keunggulan kita :
a. Security features bagus.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
173
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Perum Peruri kalau mau memalsukan semua mata uang asing gampang,
dan bisa sama persis. Bahkan kita sudah membuat uang koin untuk Nepal
b. Dibandingkan dengan mata uang lain
Mata uang lain lebih sederhana, sedangkan uang rupiah kertas bervariatif
warnaya ada biru, merah dan menyebar
c. Untuk kapasitas produksi nomor empat di dunia. Yang paling besar
Amerika, RRC, dan India. Di India ada empat BUMN dan menyebar agar
proses penyebaran uang tersebar lebih mudah. Peruri dibandingkan India,
mesin kita lebih banyak sedangkan india lebih sedikit, dan space pabrik
kita jauh lebih besar dengan kapasitas top di dunia.
Bagaimana uang plastik katanya lebih sulit untuk ditiru dibandingkan uang
kertas rupiah?
Uang plastik berbahan dari polimer, Peruri bisa mencetak persis sama dengan
uang plastik, jadi gampang untuk ditiru. Kelemahan dari uang plastik karena
berbahan polimer begitu kena panas sedikit bukan kena api, langsung
menggulung dan melinting dan tidak bisa diluruskan lagi. Sedangkan kertas
bahan dasarnya dari katun bukan dari kertas, kalau kena panas dikit, gak
masalah.
Jadi kalau dilihat dari resource adalah valuable karena berbahan sama dengan
yang dipakai uang kertas di seluruh dunia dan sulit untuk ditiru.
Bagaimana dengan knowledge sharing untuk model fitur apakah ada?
Ada, untuk produk features kita knowledge sharing tergantung kemampuan
masing-masing negara untuk bisa menerapkan atau tidak.
Bagaimana proses pembayaran untuk internal di corporate secretary?
Corporate secretary adalah pejabat penandatangan SPM (Surat Perintah
Membayar) untuk semua biaya yang dikeluarkan hanya bukti internal SPM
untuk pengeluaran sejumlah uang.
Apa saja sih pak pekerjaan Corporate secretary?
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
174
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Banyak, corporate secretary harus bisa memahami semua lima direksi dan
empat komisaris. Dalam rapat direksi yang boleh masuk adalah corporate
secretary. Corporate secretay memahami semua seluk beluk perusahaan
IV. Wawancara dengan Kepala Divisi atau Pimpinan Cabang Peruri
wilayah Timur dan Barat untuk mewakili anak-anak perusahaan
1. Bagaimana sustainability yang dimiliki oleh Perum Peruri kedepannya terkait
perubahan lingkungan? Judul tesis saya ingin membahas bagaimana Peruri
memiliki sustainability competitive advantages dan above average
performance dalam bidang security printing
Sustainability dalam bidang apa Peruri menurut anda. Perum Peruri walaupun
namanya Perusahaan Umum Negara Percetakan Uang Republik Indonesia
bukan hanya mencetak uang rupiah baik uang kertas dan logam saja. Dua
bagian besar yang diatur secara regulasi uang dengan legalitas undang-
undang mata uang rupiah dan materai dengan legalitas permenkeu dari
Kementerian Keuangan.
Untuk uang juga belum jelas menunjuk secara spesifik, masih menunjuk
BUMN bukan Peruri dalam Undang-undang mata uang rupiah. Seharusnya
ada Petunjuk Pelaksana oleh Menteri Teknis apapun namanya baik Peraturan
Pemerintah, atau Juklak dari Menteri teknis bahwa yang dimaksud dengan
BUMN adalah Peruri atau siapa. Kalau terkait dengan kementerian keuangan
berarti Permenkeu. Aturan pelaksanaan belum ada. Undang-undang tentang
mata uang rupiah sudah ada di lembaran negara namun petunjuk
pelaksanaannya ataupun PP belum ada.
2. Untuk produk yang lain selain uang dan materai, apakah ada
sustainabilitinya?
Harusnya spesifik, harus anda pecah. Yang mana sustainable. Menurut saya
uang. Kalau produk yang lain selain uang ada aturan tentang Perpres tentang
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
175
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
industri terbuka dan tertutup. Aturan perpres nomor 76, 77, dan terakhir
nomor 111 tahun 2007 membuat ancaman bagi sustainability produk yang
lain. Kepres tentang industri terbuka dan tertutup tidak semata-mata terkait
dengan regulasi internal tetapi open trade area (pasar terbuka).
Saya kasih tahu, bahwa anda harus kritis, sustainability untuk uang bisa,
sedangkan dari tiga yang terakhir pasti harus dari regulator misalnya paspor,
pita cukai dan buku tanah. Tidak akan ada ABCD kalau tidak ada regulasi
yang mengaturnya.
3. Untuk saat ini kan masih monopoli?
Soal monopoli, kita sudah didemo oleh KPPU yang ribut masalah monopoli.
Indonesia mau dirusak dari aturan. KPPU bilang tidak boleh monopoli,
sedangkan kita punya PP Nomor 32 tahun 2006 yang memberikan mandat
kepada Peruri untuk monopoli. Aturan itu saling tumpang tindih, dari aturan
disini ke aturan disana berbeda.
4. Terus bagaimana masalah yang paling berat dari sustainabilitynya?
Kalau saya yang paling berat adalah masuknya Badan Intelijen Negara (BIN).
BIN dibentuk berdasarkan Inpres 1 tahun 1972, dan membentuk Badan
Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) diberikan kewenangan
untuk memerangi tindak pidana pemalsuan uang. Terkait dengan pemalsuan
uang BIN juga ikut-ikutan mengurusi dokumen berpengaman atau security
printing.
BIN inilah yang ngotot untuk membatasi ruang gerak Peruri hanya di uang
saja, yang mencatut aturan perpres 111 tahun 2007 tentang industri terbuka
dan tertutup, tetapi mengabaikan regulasi yang lain dalam PP Nomor 32
tahun 2007 dan aturan BIN sendiri dalam SK Ketua BIN yang merangkap
Ketua Botasupal Nomor 46 tahun 2002, yang memberikan kewenangan
kepada Peruri untuk mencetak kertas berpengaman dalam posisi penting.
Perum Peruri harus minta ijin operasional dari BIN padahal Peruri memegang
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
176
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
aturan yang jauh lebih tinggi dari inpres karena Peraturan Pemerintah secara
hiererki perundang-undangan lebih tinggi tingkatannya dengan inpres.
Namun tidak bisa menerima karena banyaknya kepentingan politis.
Dalam Juklak Ketua BIN No 1 tahun 1994 dijelaskan bahwa Peruri tidak
perlu ijin, namun dibuatnya semua harus ijin termasuk Peruri. Harusnya baik
perpes 76, 77 dan 111 tetap merujuk pada Inpres 1 tahun 1994 sehingga tidak
perlu ijin, tapi kenyataannya harus ijin dari BIN.
5. Ijin yang dimaksud seperti apa pak?
Ijin usaha yang dimaksud sustainability untuk paspor, pita cukai dan buku
tanah. Perusahaan secara utuh harus punya ijin BIN. Untuk ijin uang saja
tidak bisa terpisah karena yang diberikan ijin adalah badan hukumnya bukan
usahanya uangnya saja tetapi semua.
6. Menurut saya dari sisi finance, pemerintah sudah melakukan investasi besar
untuk Peruri buat apa dikasih kepada orang lain, biaya pembelian berasal dari
APBN, dan APBN mendapat keuntungan berupa dividen dan pajak yang
cukup besar dari Peruri. Jadi tetap pemerintah harus berpikir untuk
mengembalikan kepada aturan semula. Benar tidak pak?
Benar namun ada kepentingan pertukaran politik.
7. Apakah sustainabilitynya terancam?
Sustainability sepanjang ada regulasi yang mendukung. Tapi sustainability
tidak tercapai apabila ada regulasi eksternal yang tidak memungkinkan
sustainability itu kita pertahankan kecuali kita kembalikan aturan kepada
peraturan sebelumnya,
Perpres 76, 77 dan terakhir 111 tahun 2007 dikembalikan sesuai dengan
Perpres Nomor 1 tahun 1994 sehingga Peruri tidak perlu ijin kepada BIN
Menurut PP Nomor 32 tahun 2006 bahwa Peruri diberikan tugas mencetak
uang untuk memenuhi permintaan Bank Indonesia, apabila Peruri tidak
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
177
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
mampu BI boleh memakai perusahaan lain tetapi harus berkonsultasi dulu
dengan menteri. Untuk produk dokumen keimigraian, materai, pita cukai,
dokumen pertanahan atas permintaan instansi yang berwenang. Ini menjadi
masalah karena ada kata atas permintaan, seandainya instansi tersebut tidak
meminta. Ini menjadi ancaman termasuk BUMN yang memiliki tugas dalam
bidang percetakan.
8. Dalam konteks saat ini bagaimana sustainabilitynya?
Peruri secara institusi tidak mungkin, harus spesifik. Sustainable harus ada
regulasinya. Untuk produk uang masih di Perum Peruri tapi ada kemungkinan
akan berubah karena petunjuk pelaksanaannya belum menunjuk langsung
Perum Peruri. Tapi sepertinya uang masih tetap dengan Perum Peruri.
Sedangkan materai sudah ada Permenkeu berarti sudah jelas. Tinggal yang
tiga lagi yaitu dokumen keimigrasian, pita cukai, dan dokumen pertanahan
masih question mark. Buku tanah dan sertifikat tanah sudah terancam. Buku
tanah dan paspor pernah tidak melalui Peruri karena sudah dilelang secara
tender terbuka sesuai Perpres 54 tahun 2010. Dan tindakan melakukan tender
terbuka untuk produk yang sudah jelas tugas Peruri bertentangan atas PP
nomor 32 tahun 2006.
9. Saran bapak bagaimana tentang sustainability Peruri?
Secara institusi boleh sepanjang sudah terbentuk Peraturan Pemerintah (PP).
10. Kompetitor lain ada tidak yang bisa mencetak dokumen tesebut?
Ada, BUMN Perum PNRI, Jakabari, Pura Group memiliki sistem
komputerisasi lebih canggih.
11. Aturan mana yang menyatakan harus dilelang terbuka semua produk Peruri?
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
178
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Dalam Perpres nomor 54 tahun 2010 yang menyatakan bahwa nilai
pengadaan barang dan jasa di atas Rp.100 juta tidak boleh penunjukkan
langsung harus dengan tender terbuka.
12. Jadi dari PP Nomo 32 tahun 2006, yang ada petunjuk pelaksanaannya adalah
untuk materai adalah Permenkeu, sedangkan untuk paspor, buku tanah, pita
cukai belum ada petunjuk pelaksanaannya. Untuk undang-undang mata uang
rupiah belum ada petunjuk pelaksanaannya, kita masih memakai PP nomor
32 tahun 2006 tetapi Perpresnya belum ada. Dengan kata lain sustainability
tidak bisa kita pertahankan. Kalau Perum Peruri milik negara maka harus
dikuasai oleh negara, oleh sebab itu regulasi mutlak dan tidak bisa tawar-
menawar. Sebenarnya kalau sudah PP nomor 32 tahun 2006 mengatakan
yang benar maka tidak boleh diotak-atik.
13. Mengenai Perpres 76, 77 dan terakhir 111 tahun 2007 tentang bidang industri
terbuka dan tertutup, bagaimana realisasinya di lapangan, apakah Peruri gak
boleh ikut atau ditender terbuka?
Memang Perpres tersebut menyebutkan bidang usaha produk Peruri menjadi
terbuka, namun ketika tender saya harus turun tangan dan langsung pada saat
aanwijing saya harus berdebat dengan mereka. Panjang lebar menjelaskan
aturan PP nomor 32 tahun 2006, dan lainnya dan mereka menerima. Patokan
kita Peraturan Pemerintah walaupun juklaknya belum ada, mau dipelintir
dengan Perpres, jadi ini tidak boleh.
14. Bagaimana sebenarnya aturan Perpes 76, 77, dan terakhir 111 tahun 2007
Aturan Perpres ini berubah dalam tahun yang sama, kan aneh. Aturan ini
menjelakan bidang usaha tertutup dan terbuka dan intinya dengan perpres
maka industri terbuka termasuk bidang usaha Perum Peruri. Artinya semua
orang boleh masuk. Disinilah BIN bermain dan menyisipkan aturan bahwa
harus mendapat ijin operasional dari BIN. Padahal BIN dibentuk melalui
Inpres 1 tahun 1971 dan perpres 1 tahun 1994 menjadi 101.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
179
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
15. Dengan kata lain terjadi benturan aturan?
Benar, ada dua aturan yang dibenturkan, yaitu :
a. Secara hierarkhi. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2006 lebih tinggi
daripada Inpres 1 tahun 1971, Perpres 111 tahun 2007 dan Perpres 54
tahun 2010.
b. Berdasarkan PP nomor 32 tahun 2006 mestinya tidak perlu ditenderkan
tetapi Petunjuk Pelaksanaannya menyebutkan harus tender terbuka atau
dilelang. Perpres nomor 54 tahun 2010 tidak spesifik menyatakan
pengecualian penunjukan langsung untuk bidang Perum Peruri sehingga
penunjukkan langsung hanya untuk nilai Rp.100 juta kebawah, sedangkan
di atas Rp.100 juta harus tender terbuka untuk semua pengadaan barang
dan jasa yang bersumber dari APBN. Semua tender barang dan jasa
bidang usaha Perum Peruri nilainya di atas Rp.100 juta sehingga
semuanya harus ditender. Peruri tunduk karena sumber pembiayaannya
dari APBN.
16. Seberapa pengaruh aturan baru bahwa ada ketentuan harus ditender tersebut?
Jadi jelas Peraturan Pemerintah sudah diabaikan, dan diterima Kepres.
Menjadi masalah apabila pejabat pengadaaan tidak mematuhi Kepres nomor
54 tahun 2010 tentang proses tender terbuka dan melakukan penunjukkan
langsung kepada Perum Peruri, bisa dianggap korupsi oleh jaksa dan polisi.
Buku tanah kita malah kalah tender, harga mereka lebih murah.
17. Jadi sustainable Perum Peruri darimana? Menurut saya aturan ini masih grey
area, orang yang betul-betul memahami aturan pasti akan memesan melalui
Perum Peruri?
Sustainability hanya anggan-angan saja sepanjang regulasi tidak dibentuk
untuk melindungi sehingga sustainabilitynya tidak bisa.
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
180
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Sustainability advantages adalah bukan terhadap apa tapi bagaimana aturan
dibentuk untuk melindungi kelangsungan hidup Perum Peruri ke depan. Jadi
lebih ke arah aturan
18. Dari segi strategi ambidexterity yang sejak tahun 2009 diterapkan oleh Peruri.
Melalui ambidexterity beberapa perusahaan berdasarkan hasil empiris
menunjukkan peningkatan kinerja yang di atas rata-rata. Strategi yang
dibangun melalui inovasi eksplorasi dan eksploitasi secara bersamaan.
Bentuk yang dijalankan oleh Peruri dalam bentuk eksplorasi misalnya produk
inovasi baru, pasar baru atau geographi baru, unit baru, sedangkan eksploitasi
mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk menghasilkan pendapatan,
menyewakan lahan untuk menambah pemasukan dan efesiensi untuk
mengurangi cost. Walaupun target produk dan pasar kita menurun tapi kita
masih tetap bisa sustain melalui eksplorasi dengan membentuk anak
perusahaan baru PDS, PWT, PDB dan akuisisi PTKP, sedangkan melalui
eksploitasi menyewakan lahan, kapasitas berlebih dioptimalkan untuk
produksi yang lain. Bagaimana menurut bapak strategi ambidexterity yang
dilakukan oleh Perum Peruri?
Menurut buku Topler yaitu Gelombang ketiga dimana terjadi collaps untuk
perusahaan yang mencoba keluar dari core business masing-masing. Banyak
perusahan melakukan reposisi dengan melepas semua yang tidak terkait
dengan core business dan hidup kembali. Saya tidak pernah setuju dengan
strategi diversifikasi karena bercermin dari gelombang ketiga.
19. Alasannya kenapa Bapak tidak setuju diversifikasi dalam ambidexterity?
Kalau saya masuk ke diversifikasi misalnya :
a. Optimalisasi lahan, ternyata lahan yang kita sewakan menjadi hilang
diambil orang.
b. Hotel Darmawangsa adalah lahan Perum Peruri. Ketika disewakan dalam
bentuk kerjasama waktu pendirian Perusahaan Hotel Darmawangsa saham
untuk Peruri diberikan 49%. Sekarang saham Peruri turun drastis karena
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
181
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
c. perusahaan meminta tambahan modal sementara Peruri tidak punya modal
sehingga kepemilikan saham sekarang sangat kecil sekitar 1% untuk
pelengkap penderita saja.
d. Investasi besar-besaran untuk jangka panjang, penyuntikan modal dan
alat-alat pabrik kepada perusahaan dan anak perusahaan tidak bisa
gampang. Sumber dananya dari hutang perbankan sehingga bunganya
besar.
e. Untuk mengeksplorasi aset, Peruri ingin menerbitkan obligasi dengan suku
bunga yang lebih murah dengan underlying asset tanah tanah Peruri.
Untuk obligasi tenor semakin panjang maka suku bunga semakin tinggi
karena investor sensitif. Contoh 5 tahun, untuk mengekslorasi asset
adalah investasi jangka panjang tidak cukup 5 tahun harusnya lebih dari 5
tahun karena pinjaman jangka panjang tidak boleh untuk membiayai aset
jangka panjang, karena perusahaan harus bayar bunga kembali sementara
aset belum menghasilkan. Arus kas Peruri pasti terganggu.
20. Jadi arus kas juga menjadi kendala sehingga saya pikir perlu untuk
menghitung default risk-nya atau risiko kebangkrutan atau tingkat kesehatan
Perum Peruri.
21. Dari Laporan Keuangan revenue perusahaan meningkat aneh, kalau
diperhatikan kenaikan tahun 2008 ke 2009 terjadi kenaikan Rp.150,6 miliar
dan 2009 ke 2010 terjadi kenaikan Rp. 232,014 miliar, padahal kapasitas
uang yang dicetak juga tidak signifikan bertambah, kira-kira pertambahannya
darimana? Begitu juga dengan uang logam kenaikan dari tahun 2008 ke 2009
sebesar Rp.66,844 miliar dan dari 2009-2010 tejadi kenaikan lagi Rp.22, 87
miliar padahal kapasitas produksi logam tidak meningkat, kira-kira darimana
Pak? Dan lebih aneh sektor non uang tahun 2008-2009 mengalami kenaikan
Rp.32,9 miliar, tetapi tahun 2009-2010 turun sebesar hampir sama dengan
tahun 2009 yaitu Rp.32,94. Dengan kata lain ekonomi kita lebih didukung
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
182
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
oleh kenaikan uang baik uang kertas dan uang logam, sedangkan non uang sudah
turun.
Benar income perusahaan meningkat bukan karena adanya pasar baru yang
terbentuk, pasar kita stabil jadi pertambahan uang kertas dan uang logam karena
semata-mata kenaikan harga jual yang tinggi dan jumlah. Tidak ada pasar baru
dan malah cenderun
Bagaimana kalau menerbitkan obligasi senilai Rp.2 triliun apakah akan
menggenerate income bagi Peruri?
Kalau menerbitkan obligasi 2 triluin, pembayaran bunga akan sulit karena
tergantung tingkat bunga, kalau suku bunga tinggi dengan tenor 5 tahun akan rugi.
Dari laporan kinerja dari BUMN terlihat stabil keuangan Peruri, namun kalau saya
lihat dari laporan arus kas tahun 2006 terlihat bahwa arus kas dari operasi tidak
bisa menutupi biaya investasi dan pendanaan sehingga penambahan kas hanyalah
karena adanya penambahan hutang investasi sebesar Rp213.777.704.460
Pada tahun 2007 juga hampir sama bahwa arus kas operasi tidak bisa menutupi
semua biaya investasi dan pembiayaan sehigga penambahan kas hanyalah karena
penambahan hutang investasi jangka panjang sebesar Rp291.937.284.598
Pada tahun 2008 beban hutang besar sehingga arus kas dari operasi tidak bisa
menutupi biaya investasi dan pendanaan walaupun ada penambahan pinjaman.
Terjadi penurunan kas karena bunga pinjaman sudah lebih besar dari pada
aktivitas operasi terlihat pembayaran bunga Rp.80.975.520.864 lebih besar dari
kas yang dihasilkan oleh operasi sebesaar Rp.75.832.171.658. Momentum tahun
2008 sangat menunjukkan kinerja yang rendah.
Pada tahun 2009 dibawah manajemen baru arus kas dari aktivitas operasi
Rp.155.706.770.285 tidak bisa untuk menutupi biaya investasi saja
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
183
Lampiran 1. Hasil Wawancara (lanjutan)
Rp224.553.912.916. Sedangkan kas untuk membayar biaya pendanaan,
pembayaran dividen dan bunga berasal dari pinjaman investasi sebesar
Rp99.695.687.411 untuk membayar hutang bunga Rp.88.706.529.731, sehingga
terjadi penurunan kas Rp217.857.984.951.
Pada tahun 2010, arus kas dari aktivitas operasi tidak cukup menutupi untuk
membayar biaya investasi dan biaya pendanaan sehingga harus ada penambahan
hutang sebesar Rp.271.777.868.575 sehingga kas bisa bertambah sebesar
Rp167.080.935.604.
Jadi menurut analisis saya terlihat stabilnya keuangan Peruri karena kas dan setara
kas dalam bentuk cash on hand, rekening di bank, dan deposito sejumlah total
Rp635.287.929.266 tidak berkurang
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
184
Lampiran 2 Tabel Perhitungan Tingkat Kesehatan Perum Peruri
Penilaian Kinerja 2006 2007 2008
Keuangan
Return On Equity (ROE)
Return On Invesment (ROI)
Cash Ratio
Current Ratio
Collection Periods (hari)
Inventory Turnover
Total Assets Turnover
Equity To Total Assets Ratio
27,85%
26,93%
127,15%
178,12%
7,07 hari
40,72 hari
97,48%
42,79%
30,46%
28,20%
161,43%
203,80%
2,65 hari
38,35 hari
81,91%
42,62%
21,14%
20,90%
157,79%
216,92%
6,92 hari
52,75 hari
86,67%
47,94%
Operasional
Efisiensi inschiet produk uang
Peningkatan kualitas SDM
(realisasi peserta diklat)
110,70%
218,21%
112,98%
161,13%
135,24%
210,72%
Administrasi
Penyampaian laporan tahunan
Penyampaian RKAP 2 bulan/kebih cepat
Penyampaian laporan triwulan < 1 bulan
Kinerja PKBL :
* Efektivitas penyaluran dana
* Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman
97,13%
50,96%
66,82%
55,22%
135,24%
210,72%
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
185
Lampiran 2 (Sambungan)
Penilaian Kinerja 2009 2010
Keuangan
Return On Equity (ROE)
Return On Invesment (ROI)
Cash Ratio
Current Ratio
Collection Periods (hari)
Inventory Turnover
Total Assets Turnover
Equity To Total Assets Ratio
22,40%
29,81%
168,49%
293,63%
19,72 hari
41,33 hari
102,61%
48,33%
17,01%
21,30%
139,86%
220,82%
23,44%
34,03%
87,34%
50,72%
Operasional
Efisiensi inschiet produk uang
Peningkatan kualitas SDM
(realisasi peserta diklat)
169,74%
176,55%
194,04%
151,74%
Administrasi
Penyampaian laporan tahunan
Penyampaian RKAP 2 bulan/kebih cepat
Penyampaian laporan triwulan < 1 bulan
Kinerja PKBL :
* Efektivitas penyaluran dana
* Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman
62,08%
57,33%
88,48%
61,11%
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
186
Lampiran 3 Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi tahun 2006-2010
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
Penjualan bersih 1.324.818.387.208 100,00% 1.444.785.565.947 100,00% 1.501.704.745.606 100,00% 1.752.101.694.735 100,00% 1.974.036.130.899 100,00%
Harga Pokok Penjualan 1.023.792.517.931 77,28% 1.053.016.080.516 72,88% 1.224.436.856.533 81,54% 1.282.203.641.030 73,18% 1.516.078.922.938 76,80%
Laba Bruto 301.025.869.277 22,72% 391.769.485.431 27,12% 277.267.889.073 18,46% 469.898.053.705 26,82% 457.957.207.961 23,20%
Beban Usaha
Beban Umum dan Administrasi 57.393.018.048 4,33% 39.955.467.957 2,77% 50.916.024.269 3,39% 99.681.966.215 5,69% 97.558.891.108 4,94%
Beban Penjualan dan Pemasaran 6.662.952.907 0,50% 5.041.350.437 0,35% 6.057.047.308 0,40% 6.500.152.261 0,37% 8.404.864.268 0,43%
Beban Penyusutan 1.583.082.147 0,12% 703.073.733 0,05% 655.252.406 0,04% 3.657.360.627 0,21% 2.259.243.462 0,11%
Total Beban Usaha 65.639.053.102 4,95% 45.699.892.127 3,16% 57.628.323.983 3,84% 109.839.479.103 6,27% 108.222.998.838 5,48%
Laba Usaha 235.386.816.175 17,77% 346.069.593.304 23,95% 219.639.565.090 14,63% 360.058.574.602 20,55% 349.734.209.123 17,72%
Pendapatan dan (Beban) Lain-lain
Beban Bunga (65.809.030.219) 4,97% (83.580.993.938) 5,79% (83.821.685.092) 5,58% (79.181.155.811) 4,52% (93.849.008.921) 4,75%
Pendapatan Bunga 20.674.130.323 1,56% 24.662.786.007 1,71% 44.937.055.921 2,99% 40.199.448.647 2,29% 21.628.885.757 1,10%
Laba selisih kurs bersih (1.891.471.708) 0,14% 4.233.153.831 0,29% 12.011.131.842 0,80% (18.659.404.668) 1,06% (13.372.246.325) 0,68%
Penyisihan Persediaan Usang - 0,00% 0,00% (3.442.833.160) 0,23% (5.094.248.086) 0,29% (511.492.353) 0,03%
- 0,00% 0,00% 45.734.251.411 3,05% - 0,00% - 0,00%
0,00%
Pendapatan Dividen 2.622.568.000 0,20% 0,00% 5.548.627.850 0,37% 4.452.043.010 0,25% 4.984.607.800 0,25%
Pendapatan Lainnya Bersih 37.118.206.155 2,80% 29.142.627.458 2,02% 12.460.606.524 0,83% 14.442.832.245 0,82% 10.187.383.057 0,52%
Beban lainnya (8.147.997.791) 0,62% 0,00% (3.209.322.217) 0,21% 0,00% (6.941.562.998) 0,35%
Pendapatan dan Beban Lain-lain (15.433.595.240) 1,16% (25.542.426.642) 1,77% 30.217.833.079 2,01% (43.840.484.663) 2,50% (77.873.433.983) 3,94%
Laba sebelum Pajak Penghasilan 219.953.220.935 16,60% 320.527.166.662 22,19% 249.857.398.169 16,64% 316.218.089.939 18,05% 271.860.775.140
Pajak Penghasilan :
Pajak Kini (51.672.093.800) 3,90% (79.222.325.000) 5,48% (59.280.389.194) 3,95% (82.175.523.090) 4,69% (71.676.822.417) 3,63%
Pajak Tangguhan 4.001.280.590 0,30% (833.096.387) 0,06% 2.316.859.159 0,15% 1.003.245.190 0,06% 2.693.916.724 0,14%
Total Pajak Penghasilan (47.670.813.210) 3,60% (80.055.421.387) 5,54% (56.963.530.035) 3,79% (81.172.277.900) 4,63% (68.982.905.693) 3,49%
Laba Bersih 172.282.407.725 13,00% 240.471.745.275 16,64% 192.893.868.134 12,84% 235.045.812.039 13,42% 202.877.869.447 10,28%
Pembalikan penyisihan atas
kelebihan harga cetak uang
2006 2007 2008 2009 2010
PERHITUNGAN LABA RUGI
PERUM PERURI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2007
(ANALISIS VERTIKAL)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
187
Lampiran 4 Horisontal Laporan Laba Rugi tahun 2006-2010
2006 2007
Nilai Nilai Jumlah %
Penjualan bersih
Sektor uang kertas 927.370.994.735 924.110.707.770 (3.260.286.965) -0,35%
Sektor uang logam - 42.761.127.786 42.761.127.786 #DIV/0!
Sektor non uang 397.447.392.473 477.913.730.391 80.466.337.918 20,25%
Jumlah 1.324.818.387.208 1.444.785.565.947 119.967.178.739 9,06%
Harga Pokok Penjualan
Bahan baku, Bahan Penolong, Suku Cadang 525.258.786.730 596.084.732.560 70.825.945.830 13,48%
Beban Tenaga Kerja 174.495.579.627 158.396.262.462 (16.099.317.165) -9,23%
Beban Pabrikasi 324.039.051.574 315.080.192.387 (8.958.859.187) -2,76%
WIP awal tahun 32.265.629.871 32.265.629.871 #DIV/0!
-/-WIP akhir tahun 48.810.736.764 48.810.736.764 #DIV/0!
Jumlah HPP 1.023.793.417.931 1.053.016.080.516 29.222.662.585 2,85%
Laba Bruto 301.024.969.277 391.769.485.431 90.744.516.154 30,15%
Beban Usaha
Beban Umum dan Administrasi 57.393.018.048 39.955.467.957 (17.437.550.091) -30,38%
Beban Penjualan dan Pemasaran 6.662.952.907 5.041.350.437 (1.621.602.470) -24,34%
Beban Penyusutan 1.583.082.147 703.073.733 (880.008.414) -55,59%
Total Beban Usaha 65.639.053.102 45.699.892.127 (19.939.160.975) -30,38%
Laba Usaha 235.385.916.175 346.069.593.304 110.683.677.129 47,02%
Pendapatan dan (Beban) Lain-lain
Beban Bunga (65.809.030.219) (83.580.993.938) (17.771.963.719) 27,01%
Pendapatan Bunga 20.674.130.323 24.662.786.007 3.988.655.684 19,29%
Laba selisih kurs bersih (1.891.471.708) 4.233.153.831 6.124.625.539 -323,80%
Penyisihan Persediaan Usang -
-
Pendapatan Dividen 2.622.568.000 (2.622.568.000) -100,00%
Pendapatan Lainnya Bersih 37.118.206.155 29.142.627.458 (7.975.578.697) -21,49%
Beban lainnya (8.147.997.791) 8.147.997.791 -100,00%
Pendapatan dan Beban Lain-lain (15.433.595.240) (25.542.426.642) (10.108.831.402) 65,50%
Laba sebelum Pajak Penghasilan 219.952.320.935 320.527.166.662 100.574.845.727 45,73%
Pajak Penghasilan :
Pajak Kini (51.672.093.800) (79.222.325.000) (27.550.231.200) 53,32%
Pajak Tangguhan 4.001.280.590 (833.096.387) (4.834.376.977) -120,82%
Total Pajak Penghasilan (47.670.813.210) (80.055.421.387) (32.384.608.177) 67,93%
Laba Bersih 172.281.507.725 240.471.745.275 68.190.237.550 39,58%
Pembalikan penyisihan atas kelebihan harga cetak
uang
NAIK (TURUN)
PERHITUNGAN LABA RUGI
PERUM PERURI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2007
(ANALISIS HORIZONTAL)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
188
Lampiran 4 (sambungan)
2007 2008
Nilai Nilai Jumlah %
Penjualan bersih
Sektor uang kertas 924.110.707.770 888.458.158.940 (35.652.548.830) -3,86%
Sektor uang logam 42.761.127.786 40.648.469.638 (2.112.658.148) -4,94%
Sektor non uang 477.913.730.391 572.598.117.028 94.684.386.637 19,81%
Jumlah 1.444.785.565.947 1.501.704.745.606 56.919.179.659 3,94%
Harga Pokok Penjualan
Bahan baku, Bahan Penolong, Suku Cadang 596.084.732.560 719.579.608.657 123.494.876.097 20,72%
Beban Tenaga Kerja 158.396.262.462 186.605.703.179 28.209.440.717 17,81%
Beban Pabrikasi 315.080.192.387 341.679.813.327 26.599.620.940 8,44%
WIP awal tahun 32.265.629.871 48.810.736.764 16.545.106.893 51,28%
-/-WIP akhir tahun 48.810.736.764 72.239.005.394 23.428.268.630 48,00%
Jumlah HPP 1.053.016.080.516 1.224.436.856.533 171.420.776.017 16,28%
Laba Bruto 391.769.485.431 277.267.889.073 (114.501.596.358) -29,23%
Beban Usaha
Beban Umum dan Administrasi 39.955.467.957 50.916.024.269 10.960.556.312 27,43%
Beban Penjualan dan Pemasaran 5.041.350.437 6.057.047.308 1.015.696.871 20,15%
Beban Penyusutan 703.073.733 655.252.406 (47.821.327) -6,80%
Total Beban Usaha 45.699.892.127 57.628.323.983 11.928.431.856 26,10%
Laba Usaha 346.069.593.304 219.639.565.090 (126.430.028.214) -36,53%
Pendapatan dan (Beban) Lain-lain
Beban Bunga (83.580.993.938) (83.821.685.092) (240.691.154) 0,29%
Pendapatan Bunga 24.662.786.007 44.937.055.921 20.274.269.914 82,21%
Laba selisih kurs bersih 4.233.153.831 12.011.131.842 7.777.978.011 183,74%
Penyisihan Persediaan Usang (3.442.833.160) (3.442.833.160) #DIV/0!
45.734.251.411 45.734.251.411 #DIV/0!
Pendapatan Dividen 5.548.627.850 5.548.627.850 #DIV/0!
Pendapatan Lainnya Bersih 29.142.627.458 12.460.606.524 (16.682.020.934) -57,24%
Beban lainnya (3.209.322.217) (3.209.322.217) #DIV/0!
Pendapatan dan Beban Lain-lain (25.542.426.642) 30.217.833.079 55.760.259.721 -218,30%
Laba sebelum Pajak Penghasilan 320.527.166.662 249.857.398.169 (70.669.768.493) -22,05%
Pajak Penghasilan :
Pajak Kini (79.222.325.000) (59.280.389.194) 19.941.935.806 -25,17%
Pajak Tangguhan (833.096.387) 2.316.859.159 3.149.955.546 -378,10%
Total Pajak Penghasilan (80.055.421.387) (56.963.530.035) 23.091.891.352 -28,84%
Laba Bersih 240.471.745.275 192.893.868.134 (47.577.877.141) -19,79%
Pembalikan penyisihan atas kelebihan harga cetak
uang
NAIK (TURUN)
PERHITUNGAN LABA RUGI
PERUM PERURI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2008
(ANALISIS HORIZONTAL)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
189
Lampiran 4 (sambungan)
2008 2009
Nilai Nilai Jumlah %
Penjualan bersih
Sektor uang kertas 888.458.158.940 1.039.088.212.493 150.630.053.553 16,95%
Sektor uang logam 40.648.469.638 107.493.391.009 66.844.921.371 164,45%
Sektor non uang 572.598.117.028 605.520.091.233 32.921.974.205 5,75%
Jumlah 1.501.704.745.606 1.752.101.694.735 250.396.949.129 16,67%
Harga Pokok Penjualan
Bahan baku, Bahan Penolong, Suku Cadang 719.579.608.657 732.596.012.331 13.016.403.674 1,81%
Beban Tenaga Kerja 186.605.703.179 199.947.268.638 13.341.565.459 7,15%
Beban Pabrikasi 341.679.813.327 346.563.421.377 4.883.608.050 1,43%
WIP awal tahun 48.810.736.764 72.239.005.394 23.428.268.630 48,00%
-/-WIP akhir tahun 72.239.005.394 69.142.066.710 (3.096.938.684) -4,29%
Jumlah HPP 1.224.436.856.533 1.282.203.641.030 57.766.784.497 4,72%
Laba Bruto 277.267.889.073 469.898.053.705 192.630.164.632 69,47%
Beban Usaha
Beban Umum dan Administrasi 50.916.024.269 99.681.966.215 48.765.941.946 95,78%
Beban Penjualan dan Pemasaran 6.057.047.308 6.500.152.261 443.104.953 7,32%
Beban Penyusutan 655.252.406 3.657.360.627 3.002.108.221 458,16%
Total Beban Usaha 57.628.323.983 109.839.479.103 52.211.155.120 90,60%
Laba Usaha 219.639.565.090 360.058.574.602 140.419.009.512 63,93%
Pendapatan dan (Beban) Lain-lain
Beban Bunga (83.821.685.092) (79.181.155.811) 4.640.529.281 -5,54%
Pendapatan Bunga 44.937.055.921 40.199.448.647 (4.737.607.274) -10,54%
Laba selisih kurs bersih 12.011.131.842 (18.659.404.668) (30.670.536.510) -255,35%
Penyisihan Persediaan Usang (3.442.833.160) (5.094.248.086) (1.651.414.926) 47,97%
45.734.251.411 - (45.734.251.411) -100,00%
Pendapatan Dividen 5.548.627.850 4.452.043.010 (1.096.584.840) -19,76%
Pendapatan Lainnya Bersih 12.460.606.524 14.442.832.245 1.982.225.721 15,91%
Beban lainnya (3.209.322.217) 3.209.322.217 -100,00%
Pendapatan dan Beban Lain-lain 30.217.833.079 (43.840.484.663) (74.058.317.742) -245,08%
Laba sebelum Pajak Penghasilan 249.857.398.169 316.218.089.939 66.360.691.770 26,56%
Pajak Penghasilan :
Pajak Kini (59.280.389.194) (82.175.523.090) (22.895.133.896) 38,62%
Pajak Tangguhan 2.316.859.159 1.003.245.190 (1.313.613.969) -56,70%
Total Pajak Penghasilan (56.963.530.035) (81.172.277.900) (24.208.747.865) 42,50%
Laba Bersih 192.893.868.134 235.045.812.039 42.151.943.905 21,85%
Pembalikan penyisihan atas kelebihan harga cetak
uang
NAIK (TURUN)
PERHITUNGAN LABA RUGI
PERUM PERURI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2009
(ANALISIS HORIZONTAL)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
190
Lampiran 4 (sambungan)
2009 2010
Nilai Nilai Jumlah %
Penjualan bersih
Sektor uang kertas 1.039.088.212.493 1.271.102.709.255 232.014.496.762 22,33%
Sektor uang logam 107.493.391.009 130.367.476.671 22.874.085.662 21,28%
Sektor non uang 605.520.091.233 572.565.944.973 (32.954.146.260) -5,44%
Jumlah 1.752.101.694.735 1.974.036.130.899 221.934.436.164 12,67%
Harga Pokok Penjualan
Bahan baku, Bahan Penolong, Suku Cadang 732.596.012.331 862.977.764.164 130.381.751.833 17,80%
Beban Tenaga Kerja 199.947.268.638 241.542.491.015 41.595.222.377 20,80%
Beban Pabrikasi 346.563.421.377 401.608.813.411 55.045.392.034 15,88%
WIP awal tahun 72.239.005.394 69.142.066.710 (3.096.938.684) -4,29%
-/-WIP akhir tahun 69.142.066.710 59.192.212.362 (9.949.854.348) -14,39%
Jumlah HPP 1.282.203.641.030 1.516.078.922.938 233.875.281.908 18,24%
Laba Bruto 469.898.053.705 457.957.207.961 (11.940.845.744) -2,54%
Beban Usaha
Beban Umum dan Administrasi 99.681.966.215 97.558.891.108 (2.123.075.107) -2,13%
Beban Penjualan dan Pemasaran 6.500.152.261 8.404.864.268 1.904.712.007 29,30%
Beban Penyusutan 3.657.360.627 2.259.243.462 (1.398.117.165) -38,23%
Total Beban Usaha 109.839.479.103 108.222.998.838 (1.616.480.265) -1,47%
Laba Usaha 360.058.574.602 349.734.209.123 (10.324.365.479) -2,87%
Pendapatan dan (Beban) Lain-lain
Beban Bunga (79.181.155.811) (93.849.008.921) (14.667.853.110) 18,52%
Pendapatan Bunga 40.199.448.647 21.628.885.757 (18.570.562.890) -46,20%
Laba selisih kurs bersih (18.659.404.668) (13.372.246.325) 5.287.158.343 -28,34%
Penyisihan Persediaan Usang (5.094.248.086) (511.492.353) 4.582.755.733 -89,96%
- - - #DIV/0!
Pendapatan Dividen 4.452.043.010 4.984.607.800 532.564.790 11,96%
Pendapatan Lainnya Bersih 14.442.832.245 10.187.383.057 (4.255.449.188) -29,46%
Beban lainnya (6.941.562.998) (6.941.562.998) #DIV/0!
Pendapatan dan Beban Lain-lain (43.840.484.663) (77.873.433.983) (34.032.949.320) 77,63%
Laba sebelum Pajak Penghasilan 316.218.089.939 271.860.775.140 (44.357.314.799) -14,03%
Pajak Penghasilan :
Pajak Kini (82.175.523.090) (71.676.822.417) 10.498.700.673 -12,78%
Pajak Tangguhan 1.003.245.190 2.693.916.724 1.690.671.534 168,52%
Total Pajak Penghasilan (81.172.277.900) (68.982.905.693) 12.189.372.207 -15,02%
Laba Bersih 235.045.812.039 202.877.869.447 (32.167.942.592) -13,69%
NAIK (TURUN)
Pembalikan penyisihan atas kelebihan harga cetak
uang
PERHITUNGAN LABA RUGI
PERUM PERURI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2010
(ANALISIS HORIZONTAL)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
191
Lampiran 5 Analisis Horisontal Beban Usaha tahun 2006-2010
Nilai %
Beban Usaha :
Jumlah Beban Umum Administrasi 57.393.018.048 39.955.467.957 (17.437.550.091) -30,38%
1 Biaya Karyawan : gaji dan tunjangan 35.098.820.422 29.830.834.475 (5.267.985.947) -15,01%
2 Biaya Pemeliharaan 2.069.640.321 - (2.069.640.321) -100,00%
Pemeliharaan dan perbaikan 613.833.828 613.833.828 #DIV/0!
3 Biaya administrasi kantor 20.224.557.305 9.510.799.654 (10.713.757.651) -52,97%
Biaya administrasi kantor 18.274.808.093 (18.274.808.093) -100,00%
Beban Pajak Bumi dan bangunan - #DIV/0!
Beban jasa Profesional - #DIV/0!
Biaya energi : listrik, air dan bahan bakar 1.949.749.212 1.788.599.372 (161.149.840) -8,27%
Beban Penyisihan Piutang - #DIV/0!
Beban administrasi kantor lainnya 7.722.200.282 7.722.200.282 #DIV/0!
Beban Penjualan dan Pemasaran 6.662.952.907 5.041.350.437 (1.621.602.470) -24,34%
Pemeliharaan relasi 2.102.658.628 2.102.658.628 #DIV/0!
Biaya Pemasaran 5.357.359.532 (5.357.359.532) -100,00%
Biaya Penjualan 1.305.593.375 (1.305.593.375) -100,00%
Perjalanan dinas 47.115.700 47.115.700 #DIV/0!
Riset dan design 338.906.075 338.906.075 #DIV/0!
Pengiriman dan Pengangkutan 92.293.606 92.293.606 #DIV/0!
Iklan, Promosi dan Sponsor % perjln dina 2.041.996.028 2.041.996.028 #DIV/0!
Lainnya 418.380.400 418.380.400 #DIV/0!
Beban Penyusutan 1.583.082.147 703.073.733 (880.008.414) -55,59%
Beban Penyusutan 1.583.082.147 703.073.733 (880.008.414) -55,59%
Total beban Usaha 65.639.053.102 45.699.892.127 (19.939.160.975) -30,38%
Perum Peruri
Analisis Horisontal Beban Usaha
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006-2007
Beban Sosial, termasuk program kemitraan
dan bina lingkungan
Naik (turun)2006 2007Akun Beban Usaha
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
192
Lampiran 5 (sambungan)
Nilai %
Beban Usaha :
Jumlah Beban Umum Administrasi 39.955.467.957 50.916.024.269 10.960.556.312 27,43%
1 Biaya Karyawan : gaji dan tunjangan 29.830.834.475 37.945.801.309 8.114.966.834 27,20%
2 Biaya Pemeliharaan - - #DIV/0!
5.810.432.384 5.810.432.384 #DIV/0!
Pemeliharaan dan perbaikan 613.833.828 1.112.123.416 498.289.588 81,18%
3 Biaya administrasi kantor 9.510.799.654 6.047.667.160 (3.463.132.494) -36,41%
Biaya administrasi kantor - #DIV/0!
Beban Pajak Bumi dan bangunan 2.877.005.130 2.877.005.130 #DIV/0!
Beban jasa Profesional 718.205.000 718.205.000 #DIV/0!
Biaya energi : listrik, air dan bahan bakar 1.788.599.372 1.484.786.849 (303.812.523) -16,99%
Beban Penyisihan Piutang (5.908.783.914) (5.908.783.914) #DIV/0!
Beban administrasi kantor lainnya 7.722.200.282 6.876.454.095 (845.746.187) -10,95%
Beban Penjualan dan Pemasaran 5.041.350.437 6.057.047.308 1.015.696.871 20,15%
Pemeliharaan relasi 2.102.658.628 2.516.995.131 414.336.503 19,71%
Biaya Pemasaran - #DIV/0!
Biaya Penjualan - #DIV/0!
Perjalanan dinas 47.115.700 (47.115.700) -100,00%
Riset dan design 338.906.075 380.020.567 41.114.492 12,13%
Pengiriman dan Pengangkutan 92.293.606 116.099.764 23.806.158 25,79%
Iklan, Promosi dan Sponsor % perjln dina 2.041.996.028 1.676.217.505 (365.778.523) -17,91%
Lainnya 418.380.400 1.367.714.341 949.333.941 226,91%
Beban Penyusutan 703.073.733 655.252.406 (47.821.327) -6,80%
Beban Penyusutan 703.073.733 655.252.406 (47.821.327) -6,80%
Total beban Usaha 45.699.892.127 57.628.323.983 11.928.431.856 26,10%
Naik (turun)2007 2008Akun Beban Usaha
Beban Sosial, termasuk program kemitraan
dan bina lingkungan
Perum Peruri
Analisis Horisontal Beban Usaha
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007-2008
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
193
Lampiran 5 (sambungan)
2008 2009
Nilai %
Beban Usaha :
Jumlah Beban Umum Administrasi 50.916.024.269 99.681.966.215 48.765.941.946 95,78%
1 Biaya Karyawan : gaji dan tunjangan 37.945.801.309 77.869.888.561 39.924.087.252 105,21%
2 Biaya Pemeliharaan - #DIV/0!
5.810.432.384 5.399.765.359 (410.667.025) -7,07%
Pemeliharaan dan perbaikan 1.112.123.416 4.858.638.884 3.746.515.468 336,88%
3 Biaya administrasi kantor 6.047.667.160 11.553.673.411 5.506.006.251 91,04%
Biaya administrasi kantor - #DIV/0!
Beban Pajak Bumi dan bangunan 2.877.005.130 3.032.771.409 155.766.279 5,41%
Beban jasa Profesional 718.205.000 2.433.089.182 1.714.884.182 238,77%
Biaya energi : listrik, air dan bahan bakar 1.484.786.849 2.211.784.174 726.997.325 48,96%
Beban Penyisihan Piutang (5.908.783.914) 1.902.221.872 7.811.005.786 -132,19%
Beban administrasi kantor lainnya 6.876.454.095 1.973.806.774 (4.902.647.321) -71,30%
Beban Penjualan dan Pemasaran 6.057.047.308 6.500.152.261 443.104.953 7,32%
Pemeliharaan relasi 2.516.995.131 3.426.571.016 909.575.885 36,14%
Biaya Pemasaran - #DIV/0!
Biaya Penjualan - #DIV/0!
Perjalanan dinas - #DIV/0!
Riset dan design 380.020.567 303.914.475 (76.106.092) -20,03%
Pengiriman dan Pengangkutan 116.099.764 127.164.702 11.064.938 9,53%
Iklan, Promosi dan Sponsor % perjln dina 1.676.217.505 2.404.803.663 728.586.158 43,47%
Lainnya 1.367.714.341 237.698.405 (1.130.015.936) -82,62%
Beban Penyusutan 655.252.406 3.657.360.627 3.002.108.221 458,16%
Beban Penyusutan 655.252.406 3.657.360.627 3.002.108.221 458,16%
Total beban Usaha 57.628.323.983 109.839.479.103 52.211.155.120 90,60%
Perum Peruri
Analisis Horisontal Beban Usaha
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008-2009
Naik (turun)Akun Beban Usaha
Beban Sosial, termasuk program kemitraan
dan bina lingkungan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
194
Lampiran 5 (sambungan)
2009 2010
Nilai %
Beban Usaha :
Jumlah Beban Umum Administrasi 99.681.966.215 97.558.891.108 (2.123.075.107) -2,13%
1 Biaya Karyawan : gaji dan tunjangan 77.869.888.561 81.262.076.459 3.392.187.898 4,36%
2 Biaya Pemeliharaan 3.892.471.425 3.892.471.425 #DIV/0!
5.399.765.359 (5.399.765.359) -100,00%
Pemeliharaan dan perbaikan 4.858.638.884 (4.858.638.884) -100,00%
3 Biaya administrasi kantor 11.553.673.411 12.404.343.224 850.669.813 7,36%
Biaya administrasi kantor - #DIV/0!
Beban Pajak Bumi dan bangunan 3.032.771.409 3.090.317.374 57.545.965 1,90%
Beban jasa Profesional 2.433.089.182 2.200.474.955 (232.614.227) -9,56%
Biaya energi : listrik, air dan bahan bakar 2.211.784.174 2.251.242.195 39.458.021 1,78%
Beban Penyisihan Piutang 1.902.221.872 (2.032.781.203) (3.935.003.075) -206,86%
Beban administrasi kantor lainnya 1.973.806.774 6.895.089.903 4.921.283.129 249,33%
Beban Penjualan dan Pemasaran 6.500.152.261 8.404.864.268 1.904.712.007 29,30%
Pemeliharaan relasi 3.426.571.016 6.543.284.803 3.116.713.787 90,96%
Biaya Pemasaran - #DIV/0!
Biaya Penjualan - #DIV/0!
Perjalanan dinas - #DIV/0!
Riset dan design 303.914.475 279.227.720 (24.686.755) -8,12%
Pengiriman dan Pengangkutan 127.164.702 357.824.545 230.659.843 181,39%
Iklan, Promosi dan Sponsor % perjln dina 2.404.803.663 1.224.527.200 (1.180.276.463) -49,08%
Lainnya 237.698.405 - (237.698.405) -100,00%
Beban Penyusutan 3.657.360.627 2.259.243.462 (1.398.117.165) -38,23%
Beban Penyusutan 3.657.360.627 2.259.243.462 (1.398.117.165) -38,23%
Total beban Usaha 109.839.479.103 108.222.998.838 (1.616.480.265) -1,47%
Perum Peruri
Analisis Horisontal Beban Usaha
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009-2010
Naik (turun)Akun Beban Usaha
Beban Sosial, termasuk program kemitraan
dan bina lingkungan
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
195
Lampiran 6 Analisis Horisontal Pendapatan dan
Beban Lain-lain tahun 2006-2010
Nilai %
Beban Bunga (65.809.030.219) (83.580.993.938) (17.771.963.719) 27,01%
Pendapatan Bunga 20.674.130.323 24.662.786.007 3.988.655.684 19,29%
Jasa Giro 1.305.979.137 1.453.071.717 147.092.580 11,26%
Bunga deposito 19.368.151.186 23.209.714.290 3.841.563.104 19,83%
Laba selisih kurs bersih (1.891.471.708) 4.233.153.831 6.124.625.539 -323,80%
Laba kurs 773.546.416 4.233.153.831 3.459.607.415 447,24%
Rugi kurs 2.665.018.124 (2.665.018.124) -100,00%
Penyisihan Persediaan Usang - - #DIV/0!
- - #DIV/0!
- #DIV/0!
Pendapatan Dividen 2.622.568.000 - (2.622.568.000) -100,00%
Pembagian Laba dari Peruri Divisi Timur367.150.000 (367.150.000) -100,00%
Dividen PT.Sicpa Peruri Securink 2.255.418.000 (2.255.418.000) -100,00%
Pendapatan Lainnya Bersih 37.118.206.155 29.142.627.458 (7.975.578.697) -21,49%
Denda terlambat pengiriman pembelian208.054.526 163.824.910 (44.229.616) -21,26%
Handling fee dan tes uji mutu 4.270.716.681 806.009.728 (3.464.706.953) -81,13%
Sewa Gedung/ruangan/lahan 3.357.766.566 6.147.321.915 2.789.555.349 83,08%
Sewa Tanah dari PT.Sicpa Peruri Securink577.990.000 (577.990.000) -100,00%
Bonus pembelian tinta dari PT.Sicpa Peruri Securink & rabat pembelian dari pemasok19.235.338.775 15.942.930.546 (3.292.408.229) -17,12%
Penghapusan denda bunga kredit 6.644.563.245 (6.644.563.245) -100,00%
Penggantian bea cetak substandar 922.668.382 534.978.365 (387.690.017) -42,02%
Welcome gift 32.500.000 (32.500.000) -100,00%
Ganti rugi kualitas tinta 547.703.655 (547.703.655) -100,00%
Pendapatan diluar -penjualan scrap 1.320.904.325 1.232.834.386 (88.069.939) -6,67%
Kapitalisir mesin nuvera 2.627.006.662 2.627.006.662 #DIV/0!
Koreksi atas uang muka pembelian 291.639.377 291.639.377 #DIV/0!
Lain-lain bersih 1.396.081.569 1.396.081.569 #DIV/0!
Beban Lainnya (8.147.997.791) - 8.147.997.791 -100,00%
Koreksi atas uang muka pembelian impor5.973.296.113 (5.973.296.113) -100,00%
Denda terlambat pengiriman penjualan 216.588.400 (216.588.400) -100,00%
Pencairan BG Coin Bangladesh 1.776.109.313 (1.776.109.313) -100,00%
Lain-lain 182.003.965 (182.003.965) -100,00%
Denda pajak - #DIV/0!
Total Pendapatan dan beban lain-lain (15.433.595.240) (25.542.426.642) (10.108.831.402) 65,50%
Perum Peruri
Analisis Horisontal Pendapatan dan Beban lain-lain
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006-2007
Pembalikan penyisihan atas
kelebihan harga cetak uang
Naik (turun)Pendapatan dan beban lain-lain : 2006 2007
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
196
Lampiran 6 (sambungan)
Nilai %
Beban Bunga (83.580.993.938) (83.821.685.092) (240.691.154) 0,29%
Pendapatan Bunga 24.662.786.007 44.937.055.921 20.274.269.914 82,21%
Jasa Giro 1.453.071.717 906.444.391 (546.627.326) -37,62%
Bunga deposito 23.209.714.290 44.030.611.530 20.820.897.240 89,71%
Laba selisih kurs bersih 4.233.153.831 12.011.131.842 7.777.978.011 183,74%
Laba kurs 4.233.153.831 (4.233.153.831) -100,00%
Rugi kurs - #DIV/0!
Penyisihan Persediaan Usang (3.442.833.160) (3.442.833.160) #DIV/0!
- #DIV/0!
45.734.251.411 45.734.251.411 #DIV/0!
Pendapatan Dividen - 5.548.627.850 5.548.627.850 #DIV/0!
Pembagian Laba dari Peruri Divisi Timur 503.480.250 503.480.250 #DIV/0!
Dividen PT.Sicpa Peruri Securink 5.045.147.600 5.045.147.600 #DIV/0!
Pendapatan Lainnya Bersih 29.142.627.458 12.460.606.524 (16.682.020.934) -57,24%
Denda terlambat pengiriman pembelian163.824.910 3.345.339.942 3.181.515.032 1942,02%
Handling fee dan tes uji mutu 806.009.728 1.347.885.633 541.875.905 67,23%
Sewa Gedung/ruangan/lahan 6.147.321.915 3.870.276.805 (2.277.045.110) -37,04%
Sewa Tanah dari PT.Sicpa Peruri Securink - #DIV/0!
Bonus pembelian tinta dari PT.Sicpa Peruri Securink & rabat pembelian dari pemasok15.942.930.546 3.432.939.794 (12.509.990.752) -78,47%
Penghapusan denda bunga kredit - #DIV/0!
Penggantian bea cetak substandar 534.978.365 (534.978.365) -100,00%
Welcome gift - #DIV/0!
Ganti rugi kualitas tinta - #DIV/0!
Pendapatan diluar -penjualan scrap 1.232.834.386 464.164.350 (768.670.036) -62,35%
Kapitalisir mesin nuvera 2.627.006.662 (2.627.006.662) -100,00%
Koreksi atas uang muka pembelian 291.639.377 (291.639.377) -100,00%
Lain-lain bersih 1.396.081.569 (1.396.081.569) -100,00%
Beban Lainnya - (3.209.322.217) (3.209.322.217) #DIV/0!
Koreksi atas uang muka pembelian impor 2.789.637.055 2.789.637.055 #DIV/0!
Denda terlambat pengiriman penjualan 419.685.162 419.685.162 #DIV/0!
Pencairan BG Coin Bangladesh - #DIV/0!
Lain-lain - #DIV/0!
denda pajak - #DIV/0!
Total Pendapatan dan beban lain-lain (25.542.426.642) 30.217.833.079 55.760.259.721 -218,30%
Perum Peruri
Analisis Horisontal Pendapatan dan Beban lain-lain
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007-2008
Naik (turun)
Pembalikan penyisihan atas
kelebihan harga cetak uang
Pendapatan dan beban lain-lain : 20082007
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
197
Lampiran 6 (sambungan)
Nilai %
Beban Bunga (83.821.685.092) (79.181.155.811) 4.640.529.281 -5,54%
Pendapatan Bunga 44.937.055.921 40.199.448.647 (4.737.607.274) -10,54%
Jasa Giro 906.444.391 943.780.941 37.336.550 4,12%
Bunga deposito 44.030.611.530 39.255.667.706 (4.774.943.824) -10,84%
Laba selisih kurs bersih 12.011.131.842 (18.659.404.668) (30.670.536.510) -255,35%
Laba kurs - #DIV/0!
Rugi kurs - #DIV/0!
Penyisihan Persediaan Usang (3.442.833.160) (5.094.248.086) (1.651.414.926) 47,97%
- #DIV/0!
45.734.251.411 - (45.734.251.411) -100,00%
Pendapatan Dividen 5.548.627.850 4.452.043.010 (1.096.584.840) -19,76%
Pembagian Laba dari Peruri Divisi Timur503.480.250 515.628.750 12.148.500 2,41%
Dividen PT.Sicpa Peruri Securink 5.045.147.600 3.936.414.260 (1.108.733.340) -21,98%
Pendapatan Lainnya Bersih 12.460.606.524 14.442.832.245 1.982.225.721 15,91%
Denda terlambat pengiriman pembelian3.345.339.942 559.531.518 (2.785.808.424) -83,27%
Handling fee dan tes uji mutu 1.347.885.633 1.674.896.500 327.010.867 24,26%
Sewa Gedung/ruangan/lahan 3.870.276.805 2.151.957.567 (1.718.319.238) -44,40%
Sewa Tanah dari PT.Sicpa Peruri Securink - #DIV/0!
Bonus pembelian tinta dari PT.Sicpa Peruri Securink & rabat pembelian dari pemasok3.432.939.794 - (3.432.939.794) -100,00%
Penghapusan denda bunga kredit - #DIV/0!
Penggantian bea cetak substandar - #DIV/0!
Welcome gift - #DIV/0!
Ganti rugi kualitas tinta - #DIV/0!
Pendapatan diluar -penjualan scrap 464.164.350 851.148.383 386.984.033 83,37%
Kapitalisir mesin nuvera - #DIV/0!
Koreksi atas uang muka pembelian - #DIV/0!
Lain-lain bersih 9.205.298.277 9.205.298.277 #DIV/0!
Beban Lainnya (3.209.322.217) - 3.209.322.217 -100,00%
Koreksi atas uang muka pembelian impor2.789.637.055 (2.789.637.055) -100,00%
Denda terlambat pengiriman penjualan419.685.162 (419.685.162) -100,00%
Pencairan BG Coin Bangladesh - #DIV/0!
Lain-lain - #DIV/0!
denda pajak - #DIV/0!
Total Pendapatan dan beban lain-lain 30.217.833.079 (43.840.484.663) (74.058.317.742) -245,08%
Perum Peruri
Analisis Horisontal Pendapatan dan Beban lain-lain
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008-2009
Naik (turun)Pendapatan dan beban lain-lain :
Pembalikan penyisihan atas
kelebihan harga cetak uang
2008 2009
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
198
Lampiran 6 (sambungan)
Nilai %
Beban Bunga (79.181.155.811) (93.849.008.921) (14.667.853.110) 18,52%
Pendapatan Bunga 40.199.448.647 21.628.885.757 (18.570.562.890) -46,20%
Jasa Giro 943.780.941 868.061.707 (75.719.234) -8,02%
Bunga deposito 39.255.667.706 20.760.824.050 (18.494.843.656) -47,11%
Laba selisih kurs bersih (18.659.404.668) (13.372.246.325) 5.287.158.343 -28,34%
Laba kurs - - #DIV/0!
Rugi kurs (13.372.246.325) (13.372.246.325) #DIV/0!
Penyisihan Persediaan Usang (5.094.248.086) (511.492.353) 4.582.755.733 -89,96%
- #DIV/0!
- - #DIV/0!
Pendapatan Dividen 4.452.043.010 4.984.607.800 532.564.790 11,96%
Pembagian Laba dari Peruri Divisi Timur515.628.750 1.400.000.000 884.371.250 171,51%
Dividen PT.Sicpa Peruri Securink 3.936.414.260 3.584.607.800 (351.806.460) -8,94%
Pendapatan Lainnya Bersih 14.442.832.245 10.187.383.057 (4.255.449.188) -29,46%
Denda terlambat pengiriman pembelian559.531.518 1.454.343.207 894.811.689 159,92%
Handling fee dan tes uji mutu 1.674.896.500 1.044.515.937 (630.380.563) -37,64%
Sewa Gedung/ruangan/lahan 2.151.957.567 3.396.951.239 1.244.993.672 57,85%
Sewa Tanah dari PT.Sicpa Peruri Securink - #DIV/0!
Bonus pembelian tinta dari PT.Sicpa Peruri Securink & rabat pembelian dari pemasok- - #DIV/0!
Penghapusan denda bunga kredit - #DIV/0!
Penggantian bea cetak substandar - #DIV/0!
Welcome gift - #DIV/0!
Ganti rugi kualitas tinta - #DIV/0!
Pendapatan diluar -penjualan scrap 851.148.383 1.180.251.068 329.102.685 38,67%
Kapitalisir mesin nuvera - #DIV/0!
Koreksi atas uang muka pembelian - #DIV/0!
Lain-lain bersih 9.205.298.277 3.111.321.606 (6.093.976.671) -66,20%
Beban Lainnya - (6.941.562.998) (6.941.562.998) #DIV/0!
Koreksi atas uang muka pembelian impor - #DIV/0!
Denda terlambat pengiriman penjualan - #DIV/0!
Pencairan BG Coin Bangladesh - #DIV/0!
Lain-lain - #DIV/0!
denda pajak (6.941.562.998) (6.941.562.998) #DIV/0!
Total Pendapatan dan beban lain-lain (43.840.484.663) (77.873.433.983) (34.032.949.320) 77,63%
2009 2010Pendapatan dan beban lain-lain :
Pembalikan penyisihan atas
kelebihan harga cetak uang
Perum Peruri
Analisis Horisontal Pendapatan dan Beban lain-lain
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009-2010
Naik (turun)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
199
Lampiran 7 Analisis Horisontal Neraca tahun 2006-2010
2008 2009
Nilai Nilai Jumlah %
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 686.064.978.814 468.206.993.863 (217.857.984.951) -31,75%
Piutang usaha pihak ketiga net 28.474.833.966 94.649.940.689 66.175.106.723 232,40%
Piutang lain-lain pihak ketiga 10.722.321.658 33.140.581.912 22.418.260.254 209,08%
Persediaan net 217.030.670.893 198.381.957.165 (18.648.713.728) -8,59%
Pajak dibayar dimuka - 19.329.320.747 19.329.320.747 #DIV/0!
Biaya dibayar dimuka 857.878.007 2.267.145.115 1.409.267.108 164,27%
JUMLAH ASET LANCAR 943.150.683.338 815.975.939.491 (127.174.743.847) -13,48%
ASET TIDAK LANCAR
Investasi 9.936.340.000 9.936.340.000 - 0,00%
Aset tetap
Tanah 14.523.316.904 14.523.316.904 - 0,00%
Bangunan 431.905.306.947 433.815.930.247 1.910.623.300 0,44%
Mesin Pabrik 1.452.821.992.928 1.452.821.992.928 #DIV/0!
Peralatan Pabrik 197.492.942.024 197.492.942.024 #DIV/0!
Mesin dan peralatan 1.566.646.351.904 - (1.566.646.351.904) -100,00%
Peralatan Kantor 18.560.538.880 18.560.538.880 #DIV/0!
Mebel dan perabotan 818.061.175 818.061.175 #DIV/0!
Kendaraan 9.601.677.677 9.928.090.678 326.413.001 3,40%
Aset Dalam Penyelesaian 23.775.367.473 137.323.129.904 113.547.762.431 477,59%
2.046.452.020.905 2.265.284.002.740 218.831.981.835 10,69%
Akumulasi Penyusutan (1.227.302.943.635) (1.351.790.378.122) (124.487.434.487) 10,14%
Total Aktiva Tetap 819.149.077.270 913.493.624.618 94.344.547.348 11,52%
Aset tidak lancar lainnya 130.981.078.653 163.010.060.157 32.028.981.504 24,45%
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 960.066.495.923 1.086.440.024.775 126.373.528.852 13,16%
JUMLAH ASET 1.903.217.179.261 1.902.415.964.266 (801.214.995) -0,04%
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha 84.541.578.176 74.437.216.535 (10.104.361.641) -11,95%
Hutang pajak 42.868.270.785 24.812.397.976 (18.055.872.809) -42,12%
Hutang dividen 70.000.000.000 - (70.000.000.000) -100,00%
Beban YMHD 10.721.351.033 15.208.025.782 4.486.674.749 41,85%
Uang muka pelanggan 1.283.296.014 474.934.850 (808.361.164) -62,99%
Dana pembangunan semesta
segera jatuh tempo - - - #DIV/0!
Bagian pinjaman bank yg akan
jatuh tempo dalam 1 tahun 88.706.529.731 88.706.529.731 - 0,00%
Kewajiban lancar lainnya 136.674.800.996 74.251.448.338 (62.423.352.658) -45,67%
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 434.795.826.735 277.890.553.212 (156.905.273.523) -36,09%
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Pinjaman bank setelah dikurangi
bagian yg jatuh tempo dlm 1thn 484.742.997.643 495.732.155.322 10.989.157.679 2,27%
Kewajiban imbalan kerja karyawan 40.143.312.000 49.240.940.000 9.097.628.000 22,66%
Kewajiban Pajak Tangguhan bersih 31.112.170.693 30.108.925.503 (1.003.245.190) -3,22%
Dana pembangunan semesta - - #DIV/0!
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 555.998.480.336 575.082.020.825 19.083.540.489 3,43%
JUMLAH KEWAJIBAN 990.794.307.071 852.972.574.037 (137.821.733.034) -13,91%
EKUITAS
Modal 363.573.454.896 363.573.454.896 - 0,00%
Cadangan umum dan tujuan 331.810.896.599 434.417.994.743 102.607.098.144 30,92%
Saldo laba 217.038.520.695 251.451.940.590 34.413.419.895 15,86%
JUMLAH EKUITAS 912.422.872.190 1.049.443.390.229 137.020.518.039 15,02%
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.903.217.179.261 1.902.415.964.266 (801.214.995) -0,04%
NAIK (TURUN)
PERUM PERURI
LAPORAN NERACA
PER 31 DESEMBER 2008 dan 2009
(ANALISIS HORISONTAL)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
200
Lampiran 7 (sambungan)
2009 2010
Nilai Nilai Jumlah %
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 468.206.993.863 635.287.929.466 167.080.935.603 35,69%
Piutang usaha pihak ketiga net 94.649.940.689 126.779.677.293 32.129.736.604 33,95%
Piutang lain-lain pihak ketiga 33.140.581.912 31.923.169.000 (1.217.412.912) -3,67%
Persediaan net 198.381.957.165 184.037.606.584 (14.344.350.581) -7,23%
Pajak dibayar dimuka 19.329.320.747 21.726.318.158 2.396.997.411 12,40%
Biaya dibayar dimuka 2.267.145.115 3.325.182.022 1.058.036.907 46,67%
JUMLAH ASET LANCAR 815.975.939.491 1.003.079.882.523 187.103.943.032 22,93%
ASET TIDAK LANCAR
Investasi 9.936.340.000 9.936.340.000 - 0,00%
Aset tetap
Tanah 14.523.316.904 14.523.316.904 - 0,00%
Bangunan 433.815.930.247 436.415.021.156 2.599.090.909 0,60%
Mesin Pabrik 1.452.821.992.928 1.779.406.144.352 326.584.151.424 22,48%
Peralatan Pabrik 197.492.942.024 255.276.394.515 57.783.452.491 29,26%
Mesin dan peralatan - - - #DIV/0!
Peralatan Kantor 18.560.538.880 15.764.547.777 (2.795.991.103) -15,06%
Mebel dan perabotan 818.061.175 818.061.175 - 0,00%
Kendaraan 9.928.090.678 6.020.849.637 (3.907.241.041) -39,36%
Aset Dalam Penyelesaian 137.323.129.904 57.162.674.249 (80.160.455.655) -58,37%
2.265.284.002.740 2.565.387.009.765 300.103.007.025 13,25%
Akumulasi Penyusutan (1.351.790.378.122) (1.488.113.688.119) (136.323.309.997) 10,08%
Total Aktiva Tetap 913.493.624.618 1.077.273.321.646 163.779.697.028 17,93%
Aset tidak lancar lainnya 163.010.060.157 261.790.231.000 98.780.170.843 60,60%
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 1.086.440.024.775 1.348.999.892.646 262.559.867.871 24,17%
JUMLAH ASET 1.902.415.964.266 2.352.079.775.169 449.663.810.903 23,64%
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha 74.437.216.535 100.228.987.205 25.791.770.670 34,65%
Hutang pajak 24.812.397.976 18.403.606.007 (6.408.791.969) -25,83%
Hutang dividen - - - #DIV/0!
Beban YMHD 15.208.025.782 67.876.322.191 52.668.296.409 346,32%
Uang muka pelanggan 474.934.850 2.888.345.079 2.413.410.229 508,16%
Dana pembangunan semesta
segera jatuh tempo - - - #DIV/0!
Bagian pinjaman bank yg akan
jatuh tempo dalam 1 tahun 88.706.529.731 165.473.529.731 76.767.000.000 86,54%
Kewajiban lancar lainnya 74.251.448.338 99.375.176.337 25.123.727.999 33,84%
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 277.890.553.212 454.245.966.550 176.355.413.338 63,46%
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Pinjaman bank setelah dikurangi
bagian yg jatuh tempo dlm 1thn 495.732.155.322 602.036.494.164 106.304.338.842 21,44%
Kewajiban imbalan kerja karyawan 49.240.940.000 75.462.878.000 26.221.938.000 53,25%
Kewajiban Pajak Tangguhan bersih 30.108.925.503 27.415.008.779 (2.693.916.724) -8,95%
Dana pembangunan semesta - - - #DIV/0!
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 575.082.020.825 704.914.380.943 129.832.360.118 22,58%
JUMLAH KEWAJIBAN 852.972.574.037 1.159.160.347.493 306.187.773.456 35,90%
EKUITAS
Modal 363.573.454.896 363.573.454.896 - 0,00%
Cadangan umum dan tujuan 434.417.994.743 610.061.974.782 175.643.980.039 40,43%
Saldo laba 251.451.940.590 219.283.997.998 (32.167.942.592) -12,79%
JUMLAH EKUITAS 1.049.443.390.229 1.192.919.427.676 143.476.037.447 13,67%
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.902.415.964.266 2.352.079.775.169 449.663.810.903 23,64%
PERUM PERURI
LAPORAN NERACA
PER 31 DESEMBER 2009 dan 2010
(ANALISIS HORISONTAL)
NAIK (TURUN)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
201
Lampiran 8 Analisis Ratio Keuangan tahun 2006-2010
Rasio Keuangan Perum Peruri 2006 2007 2008 2009 2010
Ratio Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Overall Performance Measurement Formula
1 Price/earning ratio Market Price per share
NI per share
2 Return on asset Net Income +interest (1-tx) 15,11% 16,14% 13,22% 15,35% 11,62%
Total asset
3 Return on Invested capital Net Income +interest (1-tx) 20,14% 21,13% 17,13% 17,98% 14,40%
LTL+Shareholders equity
4 Return on shareholders equity Net Income 27,85% 30,46% 21,14% 22,40% 17,01%
Shareholders equity
Profitability Measures
1 Gross Margin percentage Gross margin 22,72% 27,12% 18,46% 26,82% 23,20%
Net sales revenue
2 Profit margin Net income 13,00% 16,64% 12,84% 13,42% 10,28%
Net sales revenue
3 EPS Net income
Number of share outstanding
4 Cash realization (Rupiah) Cash generated by operation Rp2,51 Rp1,62 Rp0,39 Rp0,66 Rp1,74
Net income
Test of investment utilitation
1 Asset turnover Sales revenue 0,92 0,78 0,79 0,92 0,84
Total asset
2 Invested capital turnover Sales revenue 1,22 1,02 1,02 1,08 1,04
LTL+Shareholders equity
3 Equity Turnover Sales revenue 2,14 1,83 1,65 1,67 1,65
Shareholders equity
4 Capital intentsity Sales revenue 1,83 1,67 1,83 1,92 1,83
Property plant & equipment
5 Days'cash Cash 172,76 256,80 203,90 126,38 145,60
Cash expenses:365
6 Days' receivable or colecction periods Account Receivable 7,07 2,65 6,92 19,72 23,44
sales:365
7 Days'inventory Inventory 52,70 52,61 64,70 56,47 44,31
Cost of sales:365
8 Inventory turnover Cost of sales 6,93 6,94 5,64 6,46 8,24
Inventory
9 Working capital turnover Sales revenue 3,89 2,76 2,95 3,26 3,60
Working capital
10 Current ratio Current asset 1,94 2,19 2,17 2,94 2,21
Current liabilities
11 Acid Test (quick) ratio Monetary current assset 1,47 1,82 1,67 2,14 1,75
Current liabilities
Test of financial condition
1 Financial Leverages Assets 2,34 2,35 2,09 1,81 1,97
Shareholders equity
2 Debt/equity ratio Total liabilites 133,69% 134,64% 108,59% 81,28% 97,17%
Shareholders equity
3 Debt/capitalization Long term liabilities 32,20% 33,75% 29,21% 30,23% 29,97%
LTL+Shareholders equity
4 Times interest earning Pretax operating profit+interest 5,34 5,83 4,98 5,99 4,90
Interest
5 Cash flow/debt Cash generated operation 52,39% 36,70% 7,65% 18,25% 30,53%
Total debt
nihil
Ration Keuangan Perum Peruri 2006-2010
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
202
Lampiran 9 Analisis Arus Kas dan Setara Kas tahun 2006-2010
Akun 2006 2007 Nilai %
Kas Kecil 447.550.000 205.612.160 (241.937.840) -54,06%
Rupiah 425.000.000 158.517.160 (266.482.840) -62,70%
Valas 22.550.000 47.095.000 24.545.000 108,85%
Bank 42.028.945.595 27.077.360.456 (14.951.585.139) -35,57%
Rupiah
BNI Kebayoran baru 644.706.090 2.665.155.792 2.020.449.702 313,39%
Bank Mandiri :
Bank Mandiri Karawang 783.328.323
Bank Mandiri Palatehan 714.216.984
Bank Mandiri Melawai 21.174.426.270
Bank Mandiri Plaza 55.918.450
Subtotal Bank Mandiri 22.727.890.027 10.346.059.925 (12.381.830.102) -54,48%
Bank Bukopin Karawang 3.203.045.729 3.180.662.939 (22.382.790) -0,70%
Bank PT.Posindo 1.091.542 1.091.542 - 0,00%
BRI Kebayoran baru 121.877.527 3.902.359.273 3.780.481.746 3101,87%
Bank Mega Optima 10.636.196.333 532.480.089 (10.103.716.244) -94,99%
Standard Chartered Bank - - - #DIV/0!
Subtotal 37.334.807.248 20.627.809.560 (16.706.997.688) -44,75%
Valas
BNI USD 3.691.620.091 5.879.401.872 2.187.781.781 59,26%
Bank Mandiri USD 140.466.565 216.574.835 76.108.270 54,18%
Bank Mega USD 360.582.799 353.574.189 (7.008.610) -1,94%
Standard Chartered Bank (USD) - #DIV/0!
BNI Euro 501.468.892 (501.468.892) -100,00%
Bank Mega (EURO) - #DIV/0!
4.694.138.347 6.449.550.896 1.755.412.549 37,40%
Deposito 458.524.000.000 732.988.878.000 274.464.878.000 59,86%
Rupiah
Bank Mandiri
Bank Mandiri Karawang 65.500.000.000
Bank Mandiri Palatehan 23.500.000.000
Bank Mandiri Melawai 22.000.000.000
Bank Mandiri Plaza 500.000.000
Subtotal Bank Mandiri 111.500.000.000 202.500.000.000 91.000.000.000 81,61%
Bank Bukopin Karawang 64.100.000.000 50.000.000.000 (14.100.000.000) -22,00%
BNI Kebayoran baru 130.500.000.000 42.500.000.000 (88.000.000.000) -67,43%
Bank Mega Melawai 66.500.000.000 139.000.000.000 72.500.000.000 109,02%
Bank DKI 150.000.000 - (150.000.000) -100,00%
Bank Danamon Syariah - - - #DIV/0!
BRI Kebayoran Baru 37.000.000.000 236.500.000.000 199.500.000.000 539,19%
Bank Syariah Mega - - - #DIV/0!
Bank Jabar - - - #DIV/0!
Bank Bumiputera Indonesia - - - #DIV/0!
Bank Danamon - - - #DIV/0!
Bank Syariah Mandiri - - - #DIV/0!
Bank Victoria International - - - #DIV/0!
BTPN - - - #DIV/0!
Bank Muamalat Indonesia - - - #DIV/0!
BNI Syariah - - - #DIV/0!
BRI Syariah - - - #DIV/0!
409.750.000.000 670.500.000.000 260.750.000.000 63,64%
Valas
Bank Mandiri Palatehan (USD) 2.255.000.000 36.734.100.000 34.479.100.000 1529,01%
BNI Kebayoran baru (USD) 24.805.000.000 - (24.805.000.000) -100,00%
Bank Mega (USD) 15.785.000.000 20.250.850.000 4.465.850.000 28,29%
Standard Chartered Bank (USD) - - - #DIV/0!
Bank Mega Melawai (Euro) 5.929.000.000 5.503.928.000 (425.072.000) -7,17%
Bank Jabar banten (USD) - - - #DIV/0!
48.774.000.000 62.488.878.000 13.714.878.000 28,12%
Jumlah kas setara kas 501.000.495.595 760.271.850.616 259.271.355.021 51,75%
Naik (turun)
Analisis Kas dan Setara Kas Horisontal 2006-2007
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
203
Lampiran 9 (sambungan)
Akun 2007 2008 Nilai %
Kas Kecil 205.612.160 94.483.600 (111.128.560) -54,05%
Rupiah 158.517.160 94.483.600 (64.033.560) -40,40%
Valas 47.095.000 - (47.095.000) -100,00%
Bank 27.077.360.456 43.367.709.777 16.290.349.321 60,16%
Rupiah
BNI Kebayoran baru 2.665.155.792 1.399.785.536 (1.265.370.256) -47,48%
Bank Mandiri :
Bank Mandiri Karawang
Bank Mandiri Palatehan
Bank Mandiri Melawai
Bank Mandiri Plaza
Subtotal Bank Mandiri 10.346.059.925 22.960.905.269 12.614.845.344 121,93%
Bank Bukopin Karawang 3.180.662.939 462.521.844 (2.718.141.095) -85,46%
Bank PT.Posindo 1.091.542 (1.091.542) -100,00%
BRI Kebayoran baru 3.902.359.273 889.601.565 (3.012.757.708) -77,20%
Bank Mega Optima 532.480.089 316.592.329 (215.887.760) -40,54%
Standard Chartered Bank - 255.588.333 255.588.333 #DIV/0!
Subtotal 20.627.809.560 26.284.994.876 5.657.185.316 27,43%
Valas
BNI USD 5.879.401.872 15.084.483.699 9.205.081.827 156,56%
Bank Mandiri USD 216.574.835 (216.574.835) -100,00%
Bank Mega USD 353.574.189 174.890.334 (178.683.855) -50,54%
Standard Chartered Bank (USD) 1.428.768.374 1.428.768.374 #DIV/0!
BNI Euro 80.253.062 80.253.062 #DIV/0!
Bank Mega (EURO) 314.319.432 314.319.432 #DIV/0!
6.449.550.896 17.082.714.901 10.633.164.005 164,87%
Deposito 732.988.878.000 642.602.785.437 (90.386.092.563) -12,33%
Rupiah
Bank Mandiri
Bank Mandiri Karawang
Bank Mandiri Palatehan
Bank Mandiri Melawai
Bank Mandiri Plaza
Subtotal Bank Mandiri 202.500.000.000 118.000.000.000 (84.500.000.000) -41,73%
Bank Bukopin Karawang 50.000.000.000 78.500.000.000 28.500.000.000 57,00%
BNI Kebayoran baru 42.500.000.000 27.922.785.437 (14.577.214.563) -34,30%
Bank Mega Melawai 139.000.000.000 9.000.000.000 (130.000.000.000) -93,53%
Bank DKI - - - #DIV/0!
Bank Danamon Syariah - - - #DIV/0!
BRI Kebayoran Baru 236.500.000.000 196.000.000.000 (40.500.000.000) -17,12%
Bank Syariah Mega - 78.000.000.000 78.000.000.000 #DIV/0!
Bank Jabar - 46.000.000.000 46.000.000.000 #DIV/0!
Bank Bumiputera Indonesia - 15.500.000.000 15.500.000.000 #DIV/0!
Bank Danamon - 10.000.000.000 10.000.000.000 #DIV/0!
Bank Syariah Mandiri - 7.500.000.000 7.500.000.000 #DIV/0!
Bank Victoria International - 5.000.000.000 5.000.000.000 #DIV/0!
BTPN - 2.000.000.000 2.000.000.000 #DIV/0!
Bank Muamalat Indonesia - 1.000.000.000 1.000.000.000 #DIV/0!
BNI Syariah - - - #DIV/0!
BRI Syariah - - - #DIV/0!
670.500.000.000 594.422.785.437 (76.077.214.563) -11,35%
Valas
Bank Mandiri Palatehan (USD) 36.734.100.000 - (36.734.100.000) -100,00%
BNI Kebayoran baru (USD) - 42.705.000.000 42.705.000.000 #DIV/0!
Bank Mega (USD) 20.250.850.000 - (20.250.850.000) -100,00%
Standard Chartered Bank (USD) - 5.475.000.000 5.475.000.000 #DIV/0!
Bank Mega Melawai (Euro) 5.503.928.000 - (5.503.928.000) -100,00%
Bank Jabar banten (USD) - - - #DIV/0!
62.488.878.000 48.180.000.000 (14.308.878.000) -22,90%
Jumlah kas setara kas 760.271.850.616 686.064.978.814 (74.206.871.802) -9,76%
Naik (turun)
Analisis Kas dan Setara Kas Horisontal 2007-2008
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
204
Lampiran 9 (sambungan)
Akun 2008 2009 Nilai %
Kas Kecil 94.483.600 95.936.000 1.452.400 1,54%
Rupiah 94.483.600 95.936.000 1.452.400 1,54%
Valas - - - #DIV/0!
Bank 43.367.709.777 31.994.914.867 (11.372.794.910) -26,22%
Rupiah
BNI Kebayoran baru 1.399.785.536 1.348.287.962 (51.497.574) -3,68%
Bank Mandiri :
Bank Mandiri Karawang
Bank Mandiri Palatehan
Bank Mandiri Melawai
Bank Mandiri Plaza
Subtotal Bank Mandiri 22.960.905.269 3.200.441.229 (19.760.464.040) -86,06%
Bank Bukopin Karawang 462.521.844 1.994.062.403 1.531.540.559 331,13%
Bank PT.Posindo - #DIV/0!
BRI Kebayoran baru 889.601.565 863.472.708 (26.128.857) -2,94%
Bank Mega Optima 316.592.329 230.585.322 (86.007.007) -27,17%
Standard Chartered Bank 255.588.333 256.263.290 674.957 0,26%
Subtotal 26.284.994.876 7.893.112.914 (18.391.881.962) -69,97%
Valas
BNI USD 15.084.483.699 16.341.526.068 1.257.042.369 8,33%
Bank Mandiri USD - #DIV/0!
Bank Mega USD 174.890.334 679.432 (174.210.902) -99,61%
Standard Chartered Bank (USD) 1.428.768.374 7.334.698.082 5.905.929.708 413,36%
BNI Euro 80.253.062 149.127.333 68.874.271 85,82%
Bank Mega (EURO) 314.319.432 275.771.038 (38.548.394) -12,26%
17.082.714.901 24.101.801.953 7.019.087.052 41,09%
Deposito 642.602.785.437 436.116.142.996 (206.486.642.441) -32,13%
Rupiah
Bank Mandiri
Bank Mandiri Karawang
Bank Mandiri Palatehan
Bank Mandiri Melawai
Bank Mandiri Plaza
Subtotal Bank Mandiri 118.000.000.000 48.000.000.000 (70.000.000.000) -59,32%
Bank Bukopin Karawang 78.500.000.000 53.500.000.000 (25.000.000.000) -31,85%
BNI Kebayoran baru 27.922.785.437 20.000.000.000 (7.922.785.437) -28,37%
Bank Mega Melawai 9.000.000.000 12.000.000.000 3.000.000.000 33,33%
Bank DKI - - - #DIV/0!
Bank Danamon Syariah - - - #DIV/0!
BRI Kebayoran Baru 196.000.000.000 127.000.000.000 (69.000.000.000) -35,20%
Bank Syariah Mega 78.000.000.000 32.500.000.000 (45.500.000.000) -58,33%
Bank Jabar 46.000.000.000 35.000.000.000 (11.000.000.000) -23,91%
Bank Bumiputera Indonesia 15.500.000.000 24.000.000.000 8.500.000.000 54,84%
Bank Danamon 10.000.000.000 - (10.000.000.000) -100,00%
Bank Syariah Mandiri 7.500.000.000 - (7.500.000.000) -100,00%
Bank Victoria International 5.000.000.000 - (5.000.000.000) -100,00%
BTPN 2.000.000.000 7.500.000.000 5.500.000.000 275,00%
Bank Muamalat Indonesia 1.000.000.000 62.500.000.000 61.500.000.000 6150,00%
BNI Syariah - - - #DIV/0!
BRI Syariah - - - #DIV/0!
594.422.785.437 422.000.000.000 (172.422.785.437) -29,01%
Valas
Bank Mandiri Palatehan (USD) - - - #DIV/0!
BNI Kebayoran baru (USD) 42.705.000.000 - (42.705.000.000) -100,00%
Bank Mega (USD) - - - #DIV/0!
Standard Chartered Bank (USD) 5.475.000.000 14.116.142.996 8.641.142.996 157,83%
Bank Mega Melawai (Euro) - - - #DIV/0!
Bank Jabar banten (USD) - - - #DIV/0!
48.180.000.000 14.116.142.996 (34.063.857.004) -70,70%
Jumlah kas setara kas 686.064.978.814 468.206.993.863 (217.857.984.951) -31,75%
Naik (turun)
Analisis Kas dan Setara Kas Horisontal 2008-2009
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
205
Lampiran 9 (sambungan)
Akun 2009 2010 Nilai %
Kas Kecil 95.936.000 88.027.487 (7.908.513) -8,24%
Rupiah 95.936.000 88.027.487 (7.908.513) -8,24%
Valas - - - #DIV/0!
Bank 31.994.914.867 31.117.001.979 (877.912.888) -2,74%
Rupiah
BNI Kebayoran baru 1.348.287.962 4.642.974.175 3.294.686.213 244,36%
Bank Mandiri :
Bank Mandiri Karawang
Bank Mandiri Palatehan
Bank Mandiri Melawai
Bank Mandiri Plaza
Subtotal Bank Mandiri 3.200.441.229 4.415.774.898 1.215.333.669 37,97%
Bank Bukopin Karawang 1.994.062.403 1.040.700.478 (953.361.925) -47,81%
Bank PT.Posindo - #DIV/0!
BRI Kebayoran baru 863.472.708 1.090.452.130 226.979.422 26,29%
Bank Mega Optima 230.585.322 138.692.869 (91.892.453) -39,85%
Standard Chartered Bank 256.263.290 214.652.758 (41.610.532) -16,24%
Subtotal 7.893.112.914 11.543.247.308 3.650.134.394 46,24%
Valas
BNI USD 16.341.526.068 6.551.188.257 (9.790.337.811) -59,91%
Bank Mandiri USD - #DIV/0!
Bank Mega USD 679.432 (679.432) -100,00%
Standard Chartered Bank (USD) 7.334.698.082 12.738.135.750 5.403.437.668 73,67%
BNI Euro 149.127.333 259.695.202 110.567.869 74,14%
Bank Mega (EURO) 275.771.038 24.735.462 (251.035.576) -91,03%
24.101.801.953 19.573.754.671 (4.528.047.282) -18,79%
Deposito 436.116.142.996 604.082.900.000 167.966.757.004 38,51%
Rupiah
Bank Mandiri
Bank Mandiri Karawang
Bank Mandiri Palatehan
Bank Mandiri Melawai
Bank Mandiri Plaza
Subtotal Bank Mandiri 48.000.000.000 53.000.000.000 5.000.000.000 10,42%
Bank Bukopin Karawang 53.500.000.000 40.000.000.000 (13.500.000.000) -25,23%
BNI Kebayoran baru 20.000.000.000 55.000.000.000 35.000.000.000 175,00%
Bank Mega Melawai 12.000.000.000 5.000.000.000 (7.000.000.000) -58,33%
Bank DKI - - - #DIV/0!
Bank Danamon Syariah - - - #DIV/0!
BRI Kebayoran Baru 127.000.000.000 52.500.000.000 (74.500.000.000) -58,66%
Bank Syariah Mega 32.500.000.000 12.500.000.000 (20.000.000.000) -61,54%
Bank Jabar 35.000.000.000 103.000.000.000 68.000.000.000 194,29%
Bank Bumiputera Indonesia 24.000.000.000 - (24.000.000.000) -100,00%
Bank Danamon - - - #DIV/0!
Bank Syariah Mandiri - 50.000.000.000 50.000.000.000 #DIV/0!
Bank Victoria International - - - #DIV/0!
BTPN 7.500.000.000 - (7.500.000.000) -100,00%
Bank Muamalat Indonesia 62.500.000.000 136.000.000.000 73.500.000.000 117,60%
BNI Syariah - 40.000.000.000 40.000.000.000 #DIV/0!
BRI Syariah - 40.000.000.000 40.000.000.000 #DIV/0!
422.000.000.000 587.000.000.000 165.000.000.000 39,10%
Valas
Bank Mandiri Palatehan (USD) - - - #DIV/0!
BNI Kebayoran baru (USD) - 8.991.000.000 8.991.000.000 #DIV/0!
Bank Mega (USD) - - - #DIV/0!
Standard Chartered Bank (USD) 14.116.142.996 - (14.116.142.996) -100,00%
Bank Mega Melawai (Euro) - - - #DIV/0!
Bank Jabar banten (USD) - 8.091.900.000 8.091.900.000 #DIV/0!
14.116.142.996 17.082.900.000 2.966.757.004 21,02%
Jumlah kas setara kas 468.206.993.863 635.287.929.466 167.080.935.603 35,69%
Naik (turun)
Analisis Kas dan Setara Kas Horisontal 2009-2010
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
206
Lampiran 10 Laporan Neraca Per 31 Desember 2006-2010 (Restated)
2006 2007 2008 2009 2010
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 501.000.495.595 760.810.635.357 686.064.978.814 468.206.993.863 635.287.929.466
Piutang usaha pihak ketiga net 25.652.590.629 10.485.008.044 28.474.833.966 94.649.940.689 126.779.677.293
Piutang lain-lain pihak ketiga 3.253.104.635 26.853.952.693 10.722.321.658 33.140.581.912 31.923.169.000
Persediaan net 147.816.116.711 151.792.415.454 217.030.670.893 198.381.957.165 184.037.606.584
Pajak dibayar dimuka 5.918.447.159 - - 19.329.320.747 21.726.318.158
Biaya dibayar dimuka 18.228.396.655 10.572.611.344 857.878.007 2.267.145.115 3.325.182.022
JUMLAH ASET LANCAR 701.869.151.384 960.514.622.892 943.150.683.338 815.975.939.491 1.003.079.882.523
ASET TIDAK LANCAR
Investasi 9.936.340.000 9.936.340.000 9.936.340.000 9.936.340.000 9.936.340.000
Aset tetap
Tanah 14.523.316.904 14.523.316.904 14.523.316.904 14.523.316.904 14.523.316.904
Bangunan 430.646.802.946 431.480.444.946 431.905.306.947 433.815.930.247 436.415.021.156
Mesin Pabrik 1.452.821.992.928 1.779.406.144.352
Peralatan Pabrik 197.492.942.024 255.276.394.515
Mesin dan peralatan 1.248.545.482.192 1.511.340.858.834 1.566.646.351.904 - -
Peralatan Kantor 18.560.538.880 15.764.547.777
Mebel dan perabotan 818.061.175 818.061.175
Kendaraan 8.795.187.627 9.601.677.677 9.601.677.677 9.928.090.678 6.020.849.637
Aset Dalam Penyelesaian 23.593.813.617 11.725.278.342 23.775.367.473 137.323.129.904 57.162.674.249
1.726.104.603.286 1.978.671.576.703 2.046.452.020.905 2.265.284.002.740 2.565.387.009.765
Akumulasi Penyusutan (1.002.565.659.701) (1.111.231.305.190) (1.227.302.943.635) (1.351.790.378.122) (1.488.113.688.119)
Total Aktiva Tetap 723.538.943.585 867.440.271.513 819.149.077.270 913.493.624.618 1.077.273.321.646
Aset tidak lancar lainnya 10.029.380.273 14.647.981.240 130.981.078.653 163.010.060.157 261.790.231.000
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 743.504.663.858 892.024.592.753 960.066.495.923 1.086.440.024.775 1.348.999.892.646
JUMLAH ASET 1.445.373.815.242 1.852.539.215.645 1.903.217.179.261 1.902.415.964.266 2.352.079.775.169
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha 46.192.202.226 79.764.438.704 84.541.578.176 74.437.216.535 100.228.987.205
Hutang pajak 43.025.157.394 73.476.965.699 42.868.270.785 24.812.397.976 18.403.606.007
Hutang dividen - 70.000.000.000
Beban YMHD 48.350.737.436 21.224.109.174 10.721.351.033 15.208.025.782 67.876.322.191
Uang muka pelanggan 68.528.851.656 83.037.642.373 1.283.296.014 474.934.850 2.888.345.079
Dana pembangunan semesta
segera jatuh tempo 16.135.301.596 16.135.301.596 - - -
Bagian pinjaman bank yg akan
jatuh tempo dalam 1 tahun 62.165.000.000 84.640.000.000 88.706.529.731 88.706.529.731 165.473.529.731
Kewajiban lancar lainnya 77.040.072.428 79.584.425.615 136.674.800.996 74.251.448.338 99.375.176.337
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 361.437.322.736 437.862.883.161 434.795.826.735 277.890.553.212 454.245.966.550
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Pinjaman bank setelah dikurangi
bagian yg jatuh tempo dlm 1thn 384.738.972.467 552.851.329.576 484.742.997.643 495.732.155.322 602.036.494.164
Kewajiban imbalan kerja karyawan 31.961.068.330 38.866.969.000 40.143.312.000 49.240.940.000 75.462.878.000
Kewajiban Pajak Tangguhan bersih 32.595.933.465 33.429.029.852 31.112.170.693 30.108.925.503 27.415.008.779
Dana pembangunan semesta 16.135.301.594 - -
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 465.431.275.856 625.147.328.428 555.998.480.336 575.082.020.825 704.914.380.943
JUMLAH KEWAJIBAN 826.868.598.592 1.063.010.211.589 990.794.307.071 852.972.574.037 1.159.160.347.493
EKUITAS
Modal 363.573.454.896 363.573.454.896 363.573.454.896 363.573.454.896 363.573.454.896
Cadangan umum dan tujuan 82.650.252.029 185.483.803.885 331.810.896.599 434.417.994.743 610.061.974.782
Saldo laba 172.281.509.725 240.471.745.275 217.038.520.695 251.451.940.590 219.283.997.998
JUMLAH EKUITAS 618.505.216.650 789.529.004.056 912.422.872.190 1.049.443.390.229 1.192.919.427.676
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.445.373.815.242 1.852.539.215.645 1.903.217.179.261 1.902.415.964.266 2.352.079.775.169
PERUM PERURI
LAPORAN NERACA
PER 31 DESEMBER 2006, 2007, 2008, 2009, DAN 2010
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
207
Lampiran 11 Laporan Laba Rugi untuk tahun
berakhir 31 Desember 2006-2010
2006 2007 2008 2009 2010
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Penjualan bersih
Sektor uang kertas 927.370.994.735 924.110.707.770 888.458.158.940 1.039.088.212.493 1.271.102.709.255
Sektor uang logam - 42.761.127.786 40.648.469.638 107.493.391.009 130.367.476.671
Sektor non uang 397.447.392.473 477.913.730.391 572.598.117.028 605.520.091.233 572.565.944.973
Jumlah Penjualan Bersih 1.324.818.387.208 1.444.785.565.947 1.501.704.745.606 1.752.101.694.735 1.974.036.130.899
Harga Pokok Penjualan
Bahan baku, Bahan Penolong, Suku Cadang525.258.786.730 596.084.732.560 719.579.608.657 732.596.012.331 862.977.764.164
Beban Tenaga Kerja 174.495.579.627 158.396.262.462 186.605.703.179 199.947.268.638 241.542.491.015
Beban Pabrikasi 324.039.051.574 315.080.192.387 341.679.813.327 346.563.421.377 401.608.813.411
WIP awal tahun 32.265.629.871 48.810.736.764 72.239.005.394 69.142.066.710
-/-WIP akhir tahun 48.810.736.764 72.239.005.394 69.142.066.710 59.192.212.362
Jumlah HPP 1.023.793.417.931 1.053.016.080.516 1.224.436.856.533 1.282.203.641.030 1.516.078.922.938
Laba Bruto 301.024.969.277 391.769.485.431 277.267.889.073 469.898.053.705 457.957.207.961
Beban Usaha
Beban Umum dan Administrasi 57.393.018.048 39.955.467.957 50.916.024.269 99.681.966.215 97.558.891.108
Beban Penjualan dan Pemasaran 6.662.952.907 5.041.350.437 6.057.047.308 6.500.152.261 8.404.864.268
Beban Penyusutan 1.583.082.147 703.073.733 655.252.406 3.657.360.627 2.259.243.462
Total Beban Usaha 65.639.053.102 45.699.892.127 57.628.323.983 109.839.479.103 108.222.998.838
Laba Usaha 235.385.916.175 346.069.593.304 219.639.565.090 360.058.574.602 349.734.209.123
Pendapatan dan (Beban) Lain-lain
Pendapatan Bunga 20.674.130.323 24.662.786.007 44.937.055.921 40.199.448.647 21.628.885.757
Laba selisih kurs bersih (1.891.471.708) 4.233.153.831 12.011.131.842 (18.659.404.668) (13.372.246.325)
Penyisihan Persediaan Usang - (3.442.833.160) (5.094.248.086) (511.492.353)
Pembalikan penyisihan atas kelebihan harga cetak uang- 45.734.251.411 - -
Pendapatan Dividen 2.622.568.000 5.548.627.850 4.452.043.010 4.984.607.800
Pendapatan Lainnya Bersih 37.118.206.155 29.142.627.458 12.460.606.524 14.442.832.245 10.187.383.057
Beban lainnya (8.147.997.791) (3.209.322.217) (6.941.562.998)
Jumlah Pendapatan dan Beban Lain-lain 50.375.434.979 58.038.567.296 114.039.518.171 35.340.671.148 15.975.574.938
EBIT 285.761.351.154 404.108.160.600 333.679.083.261 395.399.245.750 365.709.784.061
Beban Bunga (65.809.030.219) (83.580.993.938) (83.821.685.092) (79.181.155.811) (93.849.008.921)
Laba sebelum Pajak Penghasilan 219.952.320.935 320.527.166.662 249.857.398.169 316.218.089.939 271.860.775.140
Pajak Penghasilan :
Pajak Kini (51.672.093.800) (79.222.325.000) (59.280.389.194) (82.175.523.090) (71.676.822.417)
Pajak Tangguhan 4.001.280.590 (833.096.387) 2.316.859.159 1.003.245.190 2.693.916.724
Total Pajak Penghasilan (47.670.813.210) (80.055.421.387) (56.963.530.035) (81.172.277.900) (68.982.905.693)
Laba Bersih 172.281.507.725 240.471.745.275 192.893.868.134 235.045.812.039 202.877.869.447
31 DESEMBER 2006 , 2007, 2008, 2009, 2010
PERUM PERURI
LAPORAN LABA (RUGI)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
208
Lampiran 12 Neraca Konsolidasi Perum Peruri per 31 Desember 2010
Perum Peruri
Neraca konsolidasi per 31 Desember 2010
Aset lancar 1.032.599.151.760
Aset tidak lancar termasuk goodwill 1.359.616.688.025
Goodwill 49.949.219.277
Jumlah aset 2.392.215.839.785
Kewajiban lancar 494.005.557.378
Kewajiban tidak lancar 705.290.854.731 Jumlah kewajiban 1.199.296.412.109
Jumlah ekuitas 1.192.919.427.676
Jumlah kewajiban dan ekuitas 2.392.215.839.785
Laba Rugi konsolidasi per 31 Desember 2010
Penjualan 1.974.036.130.899
Laba Bersih 202.877.869.447
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
209
Lampiran 13 Perhitungan Altman Model Revised Z Score
(Asumsi Laporan Konsolidasi)
Dari Laporan Keuangan Neraca dan Laba-rugi Konsolidasi Perum Peruri tahun 2010
Indikator ratio : 2010
Working Capital/Total Aset 22,51%
Retained Earning/Total Aset 9,17%
EBIT/Total Aset 15,29%
Book Value of Equity/Total Liabilities 30,32%
Sales /Total Aset 82,52%
Formula :
Z = 0,717 WCTA+0,847RETA+3,107EBITTA+0,420VTE+0,998STA
Hasil Z Score 1,6649
Kriteria :
Tingkat kesehatan if Z Score :
1 Poor if Z Score < 1,23 -
2 Inderteminant if Z Score 1,23<x<2.99 Indeterminant
3 Great if Z Score >2,99 -
Perhitungan Altman Model Revised Z _Score
Untuk Perusahaan Tertutup
(Asumsi Laporan Konsolidasi)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
210
Lampiran 14 Perhitungan Altman Model Revised Z Score (contigent liability)
2010
Indikator ratio
Working Capital/Total Aset 23,33%
Retained Earning/Total Aset 9,32%
EBIT/Total Aset 15,55%
Book Value of Equity/Total Liabilities 23,79%
Sales /Total Aset 83,93%
Formula :
Z = 0,717 WCTA+0,847RETA+3,107EBITTA+0,420VTE+0,998STA 1,667
Hasil Z Score
Kriteria :
Tingkat kesehatan if Z Score :
1 Poor if Z Score < 1,23
2 Inderteminant if Z Score 1,23<x<2.99 Indeterminant
3 Great if Z Score >2,99
Dari Laporan Keuangan Neraca dan Laba-rugi Perum Peruri tahun 2010
Untuk Perusahaan Tertutup
(Asumsi memasukkan contigent liability sebesar LC Impor $37,19 juta atau 369.110.750.000)
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012
211
Lampiran 15
Perhitungan Altman Model Revised Z Score (Laporan Keungan) 2006-2010
2006 2007 2008 2009 2010
WCTA= Working Capital/Total Aset 23,55% 28,21% 26,71% 28,28% 23,33%
RETA=Retained Earning/Total Aset 11,92% 12,98% 11,40% 13,22% 9,32%
EBITTA=EBIT/Total Aset 19,77% 21,81% 17,53% 20,78% 15,55%
BVTETL=Book Value of Equity/Total Liabilities 43,97% 34,20% 36,70% 42,62% 31,37%
STA=Sales /Total Aset 91,66% 77,99% 78,90% 92,10% 83,93%
Formula :
Z = 0,717 WCTA+0,847RETA+3,107EBITTA+0,420BVTETL+0,998STA
Hasil Z Score 1,984 1,912 1,774 2,059 1,699
Kriteria :
Tingkat kesehatan if Z Score :
1 Poor if Z Score < 1,23 - - - - -
2 Inderteminant if Z Score 1,23<x<2.99
3 Great if Z Score >2,99 - - - - -
Perhitungan Altman Model Revised Z _Score
Dari Laporan Keuangan Neraca dan Laba-rugi Perum Peruri (2006-2010)
Untuk Perusahaan Tertutup
Indikator ratio :
Indeterminant
Analisis stress-test..., Antonius Suhenri, FE UI, 2012