annual report 2016 - rabobank.co.id report 2016.pdf · tata kelola perusahaan yang baik good...

230
PT. Bank Rabobank International Indonesia Annual Report 2016

Upload: nguyentruc

Post on 17-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT. Bank Rabobank International Indonesia

Annual Report 2016

2 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia Profil Rabobank Indonesia & Rabobank Group • Profile of Rabobank Indonesia & Rabobank Group

1 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Daftar isiIndex

Informasi korporasiCorporate information 2

Profil Rabobank Indonesia dan Rabobank GroupProfile of Rabobank Indonesia and Rabobank Group 3

Struktur Pemegang Saham Rabobank IndonesiaRabobank Indonesia Shareholder Structure 9

Ikhtisar keuanganFinancial highlights 10

Kata pengantar Presiden KomisarisPresident Commissioner’s foreword 14

Laporan Presiden Direktur dan manajemenPresident Director and management report 16

Peristiwa 2016Highlights 2016 20

Dewan KomisarisBoard of Commissioners 28

DireksiBoard of Directors 31

Tata Kelola Perusahaan yang BaikGood Corporate Governance 36

Manajemen risikoRisk management 60

Pengungkapan struktur permodalan, eksposur risiko, dan implementasi manajemen risikoDisclosure of capital, risk exposure, and risk management implementation

70

TI dan operasionalIT and operations 92

Pengembangan sumber daya manusiaHuman resources development 94

Tanggung jawab sosial perusahaanCorporate social responsibility 106

Pengurus bank dan pejabat eksekutifBank management and key executive officers 112

Struktur organisasi Rabobank IndonesiaRabobank Indonesia organization chart 114

Pernyataan Acknowledgement 116

Jaringan kantorOffice network 117

Lampiran A: Laporan keuangan beserta laporan auditor independentahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 dan 2015Attachment A: Financial statements with independent auditors’ report years ended December 31, 2016 and 2015

119

Lampiran B: Tabel Pengungkapan Struktur Permodalan, Eksposur Risiko, dan Implementasi Manajemen RisikoAttachment B: Tables - Disclosure of Capital Structure, Risk Exposure, and Implementation of Risk Management

217

2 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Informasi korporasi Corporate information

n Nama perusahaanCompany name

PT Bank Rabobank International Indonesia

n Alamat kantorOffice address

Noble House I, lantai 30 Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E 4.2 No. 2Lingkar Mega KuninganJakarta 12950, Indonesia Tel. (021) 3002 1888 Faks. (021) 3002 1999www.rabobank.co.id

n Tanggal pendirianDate of establishment

11 April 1990

Akta Notaris Winnie Hadiprodjo, SH., pengganti Kartini Mulyadi, SH., No. 50 Persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-3152.HT.01.01.TH’9290 tanggal 31 Mei 1990

11 April 1990 Notarial Deed of Winnie Hadiprojo, SH., substitute of Kartini Mulyadi, SH., No. 50 Ministry of Justice of the Republic of Indonesia Approval No. C2-3152.HT.01.01.TH’9290 dated 31 May 1990

n Izin usahaBusiness license

Keputusan Departemen Keuangan Republik Indonesia No. 998/KMK.013/1990 tanggal 29 Agustus 1990 juncto Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 2/37KEP.DGS/2000 tanggal 6 Desember 2000

Decree of Ministry of Finance of the Republic of Indonesia Number 998/KMK.013/1990 dated 29 August 1990 juncto Decree of Senior Deputy Governor Bank Indonesia Number: 2/37KEP.DGS/2000 dated 6 December 2000

n Tanggal mulai beroperasiOperations commencement date

24 September 1990

n Komposisi pemegang sahamShareholders composition

Cooperatieve Rabobank U.A 79.73%PT Mitra Usaha Kencana Sejati 0.27% PT Aditirta Suryasentosa 8.00% PT Antarindo Optima 8.00% PT Antariksabuana Citanagara 4.00%

n AuditorAuditors

Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (a member firm of Price Waterhouse Coopers Global Network)

n Dewan KomisarisBoard of Commissioners

Jan Alexander Pruijs Presiden Komisaris President Commissioner

Hendrik Adams Komisaris Independen Independent Commissioner

Widiyarto S. Sumitro Komisaris Independen Independent Commissioner

Pardi Sudradjat Komisaris Independen Independent Commissioner

n DireksiBoard of Directors

Martijn H. Schouten Presiden Direktur President Director

Geert-Jan Beuming Wakil Presiden Direktur Vice President Director

Johan Maarten Loth Direktur Director

Lim Tjoen Hong Direktur Director

Jopie Jusuf Direktur Director

Heradian Yoto Direktur Director

Ponky Nayarana Pudijanto Direktur Director

3 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Profil Rabobank Indonesia dan Rabobank GroupProfile of Rabobank Indonesia and Rabobank Group

4 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Rabobank IndonesiaRabobank Indonesia atau PT Bank Rabobank International Indonesia mulai beroperasi pada tahun 1990 dengan memberikan layanan perbankan korporasi. Rabobank Indonesia adalah anak perusahaan Rabobank Group yang berpusat di Utrecht, Belanda. Sebagai anak perusahaan Rabobank Group, Rabobank Indonesia memiliki pengetahuan yang baik bidang pangan dan agribisnis dan karena itu nasabah yang bergerak dalam sektor ini terus bertambah.

Rabobank Indonesia memiliki visi untuk tumbuh sebagai bank yang kokoh dan kuat (rock solid bank) di Indonesia dengan fokus kepada sektor pangan dan agribisnis. Didirikan pada tahun 1990, Rabobank Indonesia tidak hadir sekedar untuk bisnis tetapi ingin berperan dalam menyediakan cukup pangan secara berkelanjutan bagi penduduk Indonesia yang terus bertambah. Hal ini sejalan dengan Banking for Food, strategi pertumbuhan Rabobank Indonesia untuk tumbuh dengan memberikan akses dana, akses pengetahuan dan akses kepada jaringan Rabobank di seluruh dunia.

Rabobank IndonesiaRabobank Indonesia, also known as PT Bank Rabobank International Indonesia, commenced operations in 1990, initially providing corporate banking services. Rabobank Indonesia is a subsidiary of Rabobank Group which has its headquarters in Utrecht, Netherlands. Rabobank Indonesia proceed (without s) a profound understanding of the food and agribusiness sector, and therefore is able to expand its client base in this sector.

Rabobank Indonesia’s vision is to grow into a rock solid bank in Indonesia by focusing on the food and agribusiness sector. Established in 1990, Rabobank Indonesia wishes to affirm that it is not here simply to do business. We are here to contribute in providing enough food on a sustainable basis, for Indonesia’s growing population. This is in accord with ‘Banking for Food’, Rabobank Indonesia’s growth strategy, to expand coverage in Indonesia by providing access to finance, access to knowledge, and access to Rabobank’s vibrant network around the world.

Kantor Rabobank Indonesia/Rabobank Indonesia Offices

Sumatera Utara

RiauKepulauan

RiauKalimantan

Barat

Lampung

SumateraSelatan

Jakarta

Jawa Barat

Jawa Tengah

Yogyakarta

Banten

Jawa Timur

5 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Bagi Rabobank Indonesia, sektor pangan dan agribisnis memberikan peluang yang sangat besar. Ini disebabkan karena bagi Rabobank, sektor pangan dan agribisnis tidak terbatas pada makanan dan pertanian. Di dalamnya termasuk seluruh rantai pasok pangan dan agribisnis yang dimulai dari ladang hingga menjadi hidangan. Ini dimulai dari perusahaan bahan baku pertanian yang menyediakan benih, pupuk, pakan ternak dan alat-alat pertanian, hingga peritel yang menjual produk yang siap dinikmati konsumen. Termasuk di dalamnya adalah distributor dan perusahaan pengepakan.

Rabobank Indonesia melayani nasabah perbankan korporasi dan perbankan bisnis (perbankan komersial dan UKM) melalui 34 kantor cabang dan cabang pembantu di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

For Rabobank Indonesia, the food and agribusiness sector carries opportunities that extend far beyond just food and agriculture. It covers the entire food and agribusiness supply chain, from farm to fork. This journey begins with farm input companies that produce seeds, fertilizers and farm equipment, and proceed to a terminus with retailers selling products ready to be enjoyed by consumers. It also includes distributors and packaging companies.

Rabobank Indonesia currently serves corporate banking and business bank customers (which consists of commercial banking and SME banking customers) and operates 34 branches and sub-branches stretching across Java, Sumatra, Kalimantan and Sulawesi.

SulawesiSelatan

6 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Misi Rabobank Indonesia adalah menjadi bank yang kokoh, kuat, dan berkesinambungan, dan menjadi salah satu bank pangan dan agribisnis terdepan di Indonesia dengan melayani perusahaan dan para pengusaha, memberikan kontribusi kepada masyarakat, dan berperan aktif dalam inisiatif yang berkaitan dengan kebersinambungan dan ketahanan pangan.

Nilai-nilai dasar Perilaku di Rabobank Indonesia didasarkan atas nilai-nilai dasar CRISP, yaitu Cooperative values (nilai-nilai koperasi): Respect, Integrity, Sustainability, Professionalism. • Respect (saling menghargai): dasar dari kerjasama bank

adalah rasa hormat, penghargaan dan komitmen; • Integrity (integritas): dalam kerjasama-kerjasamanya, bank

ingin bertindak secara adil, jujur, teliti dan dapat dipercaya; • Sustainability (kebersinambungan): bank berkeinginan

untuk membangun masyarakat yang berkesinambungan dengan memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi, sosial dan ekologi;

• Professionalism (profesionalisme): bank melayani nasabahnya dengan menawarkan tingkat pengetahuan yang tinggi dan fasilitas moderen.

Produk dan layanan

Perbankan korporasiDirektorat Perbankan Korporasi menyediakan berbagai produk dan layanan perbankan yang dirancang untuk nasabah korporasi yang bergerak dalam bidang pangan dan agribisnis.

Produk dan layanannya adalah sebagai berikut: • Kredit dan pinjaman • Penggabungan & Pengambilalihan dan Advisori Korporasi • Pembiayaan korporasi • Tresuri • Manajemen kas • Trade and supply chain financing

Perbankan bisnis Rabobank Indonesia menyediakan produk dan layanan perbankan untuk nasabah-nasabah komersial dan UKM yang bergerak dalam pangan dan agribisnis maupun sektor lainnya:- Internet banking perorangan- Internet banking perusahaan- Tabungan, giro, deposito berjangka- Kredit UKM- Kredit komersial - Manajemen kas untuk perusahaan- Layanan dan pembiayaan perdagangan dan ekspor impor- Layanan valuta asing- Supply chain financing- Kartu ATM dan debit Rabo WorldPass - Layanan perbankan melalui telepon Rabo Access Center

24-jam- Layanan lainnya (bank garansi, khasanah)

Rabobank Indonesia’s mission is to become a solid and sustainable banks, and one of Indonesia’s leading food and agribusiness banks, serving businesses and entrepreneurs, contributing to society, actively involved in food sustainability and security-related initiatives.

Core valuesRabobank Indonesia’s conduct is based on a set of values encompassed in the acronym CRISP, which stands for: Cooperative values, Respect, Integrity, Sustainability, and Professionalism.• Respect: the bank’s basis for collaboration is respect,

appreciation and commitment; • Integrity: on its dealings, the bank wants to be fair, honest,

conscientious and trustworthy; • Sustainability: the bank strives to help build a sustainable

society, by making contributions in economic, social and ecological areas;

• Professionalism: the bank serves its clients by offering a high level of intelligence and modern facilities.

Products and services

Corporate bankingThe Corporate Banking directorate provides a wide range of banking products and services, tailored to meet the specific needs of corporate clients in the food and agribusiness sector.

The following products and services are highlighted: • Credit and lending • Mergers & Acquisition and Corporate Advisory (MACA) • Corporate finance • Treasury • Cash management • Trade and supply chain financing

Business bankingRabobank Indonesia provides the following array of products and services for commercial and SME customers in food and agribusiness or other sectors: - Personal internet banking- Business internet banking- Savings account, current account, time deposit - SME lending - Commercial lending - Cash management for businesses- Trade financing, export-import services - Foreign exchange services- Supply chain financing- Rabo WorldPass ATM and debit card - Rabo Access Center 24-hour phone banking services - Other services (bank guarantees, safe deposit boxes)

7 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Sejalan dengan strategi pertumbuhan Banking for Food di mana Rabobank Indonesia memberikan akses pengetahuan, selain akses dana dan akses kepada jaringan Rabobank, maka pada tahun 2016 Rabobank Indonesia secara aktif mempresentasikan hasil studi mengenai berbagai komoditas penting Indonesia kepada nasabah, calon nasabah, asosiasi, instansi-instansi pemerintah dan media.

Rabobank GroupBerkantor pusat di Utrecht, Rabobank adalah bank yang didirikan oleh dan untuk nasabah. Rabobank adalah bank koperasi dan bank yang bertanggungjawab secara sosial yang bermula di Belanda di abad ke 19. Tujuan bank adalah menjadi salah satu bank terdepan dalam bidang pangan dan agribisnis di seluruh dunia dan pemimpin pasar di semua segmen pasar di Belanda.

Rabobank adalah penyedia layanan finansial international yang beroperasi berdasarkan prinsip koperasi. Layanan yang ditawarkan adalah perbankan ritel, perbankan korporasi, private banking, serta real-estate dan leasing. Sebagai bank koperasi, Rabobank memprioritaskan kepentingan nasabah dalam layanannya dan melayani sekitar 8,7 juta nasabah di seluruh dunia. Rabobank Group terdiri dari Cooperatieve Rabobank U.A (Rabobank) dan anak perusahaan terkonsolidasi di Belanda dan di luar Belanda. Adalah komitmennya untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam menyediakan makanan bagi penduduk dunia secara berkesinambungan serta kesejahteraan dan kemakmuran di Belanda.

Conforming with the Banking for Food growth strategy where Rabobank Indonesia provides access to knowledge in addition to access to finance and access to Rabobank’s network, in 2016 Rabobank Indonesia started actively presenting studies on Indonesia’s key commodities to customers, prospective customers, associations, government offices and the media.

Rabobank Group With its headquarters in Utrecht, Rabobank is a bank by and for its customers, a cooperative bank, socially-responsible bank originating from originating from the Netherlands in the 19th century. Our aim is to be a leading bank in the field of food and agri worldwide and a market leader across all financial markets in the Netherlands.

Rabobank is an international financial services provider operating on the basis of cooperative principles. It offers retail banking, wholesale banking, private banking, leasing and real estate services. As a cooperative bank, Rabobank puts customers’ interests first. It serves approximately 8.7 million clients around the world. Rabobank Group is comprised of Cooperatieve Rabobank U.A. (Rabobank) and its consolidated subsidiaries in the Netherlands and abroad. It is committed to making a substantial contribution to feeding the world sustainably and to welfare and prosperity in the Netherlands.

8 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Penghargaan/Award Diberikan oleh/Presented by

World’s Safest Commercial Banks Global Finance (September 2016)

Top 1000 World Banks The Banker (July 2016)

NZ Debt Market Issue of the Year INFIZ (May 2016)

Yen Bond of the Year IFR (December 2015)

Annual Awards 2015 Kanganews (December 2015)

Best Bank 2015 Annual Operational Risk & Regulation Award (October 2015)

World’s Safest Commercial Banks Global Finance (September 2015)

World’s Safest Banks Global Finance (September 2015)

Top 1000 World Banks The Banker (July 2015)

Bonds Awards Global Capital (May 2015)

Best (Samurai) Deal of 2014 Capital Eye (April 2015)

Samurai Bond Issuer of the Year Thomson Reuters DealWatch (March 2015)

Best Investment Bank The Netherlands Global Finance (February 2015)

Rabobank mendahulukan kepentingan dan ambisi nasabah dan anggota. Dengan hampir dua juta anggota, kami adalah salah satu koperasi terbesar di Belanda.

Rabobank lokal yang independen secara komersial membentuk jaringan perbankan yang paling rapat di Belanda. Jutaan nasabah perbankan ritel dan korporasi dilayani di Belanda dengan layanan finansial lengkap. Rabobank adalah pemimpin basar untuk sejumlah segmen di Belanda.

Identitas koperasi kita bermula di akhir abad ke 19 pada saat sekelompok petani mendirikan bank koperasi pertanian yang pertama. Akar yang kuat dalam bidang pertanian berarti bahwa kami memiliki pengetahuan lebih mengenai industri pangan dan agribisnis. Rabobank adalah bank terbesar di dunia untuk bidang ini dan memiliki ambisi untuk menjadi bank pangan dan agribisnis terdepan di dunia. Dengan latar belakang ambisi ini, kami ingin memberikan kontribusi dalam keamanan serta ketahanan pangan dunia.

Jika dilihat dari modal Tier I, Rabobank Group adalah salah satu institusi finansial terbesar di dunia.

PenghargaanSelama bertahun-tahun Rabobank telah menerima berbagai penghargaan dan mendapatkan peringkat di media internasional. Ini adalah beberapa penghargaan dan peringkat terbaru:

We put the interests and ambitions of our customers and members first. With nearly two million members, we are one of the largest cooperatives in the Netherlands.

Our commercially independent local Rabobanks form the most finely-meshed banking network in the Netherlands. They serve millions of Dutch retail and wholesale customers with a full range of financial services. We are the market leader in the Netherlands in a number of segments.

Our cooperative identity stems back to the late 19th century when a group of farmers founded the first agricultural cooperative banks. Our strong agricultural roots mean that we have unparalleled knowledge in the food and agri industry. We are the largest bank in the Netherlands in this field and our ambition is to become the world’s leading food and agri bank. Based on this ambition, we are dedicated to making a contribution to bringing about global food safety and security.

Measured by Tier I capital Rabobank Group is one of the world’s largest financial institutions.

Awards Rabobank has received several awards over the years and appears in a variety of rankings in international media. Below is an overview of the latest rankings and awards:

9 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT MITRA USAHA KENCANA

SEJATI

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

PT ADITIRTASURYASENTOSA

PT ANTARINDOOPTIMA

PT ANTARIKSABUANACITANAGARA

COOPERATIEVE RABOBANK U.A¨

0.27% 79.73% 8.00% 8.00% 4.00%

Struktur Pemegang Saham Rabobank IndonesiaStructure of Rabobank Indonesia’s Shareholders

10 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

10 Ikhtisar keuanganFinancial highlights

Pada tahun 2016 Rabobank Indonesia banyak melakukan inisiatif yang berkaitan dengan perbaikan proses internal terutama yang berkaitan dengan proses kredit dan kepatuhan. Selain itu, tantangan eksternal dalam bidang ekonomi masih berdampak kepada kinerja keuangan perusahaan sebagian nasabah. Walaupun faktor-faktor ini telah mempengaruhi pertumbuhan kredit bank, Rabobank Indonesia berhasil mencetak laba positif di tahun ini. Pada tahun 2015, bank mengalami kerugian.

Di sisi neraca, jumlah aset bank menurun 14% dari Rp15,3 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp13,1 triliun pada tahun 2016. Penurunan aset terutama disebabkan turunnya jumlah kredit yang disalurkan seiring dengan fokus kepada perbaikan proses internal dan penyaluran kredit secara lebih berhati-hati untuk memitigasi risiko kredit. Kredit perbankan korporasi turun dari Rp3,8 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp3,2 triliun pada tahun 2016, sedangkan portofolio kredit perbankan bisnis turun dari Rp7,9 triliun menjadi Rp6,2 triliun pada periode yang sama.

Efek-efek (surat berharga) tumbuh signifikan sebesar 209% dari Rp616 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp1,9 triliun pada tahun 2016.

Dalam hal pendanaan, portofolio dana pihak ketiga mengalami penurunan sebesar 10% dari Rp11,3 triliun menjadi Rp10,2 triliun. Penurunan ini sudah diantisipasi sebelumnya dan seiring dengan simpanan nasabah yang disesuaikan dengan pertumbuhan kredit serta pengendalian terhadap penghimpunan dana mahal. Walaupun portofolio mengalami penurunan, secara keseluruhan kondisi likuiditas bank adalah baik dan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari indikator rasio Kredit terhadap Penghimpunan Dana (Loan to Deposit Ratio) yang menurun dari 103,14% pada tahun 2015 menjadi 92,26% pada tahun 2016 dan peningkatan dana murah. Meningkatnya dana murah tabungan dan giro merupakan hasil dari kegiatan penjualan, program dan promosi produk.

In 2016 Rabobank Indonesia conducted many initiatives related to the improvement of internal processes, particularly on the credit process and compliance. Furthermore, external challenges related to the economy still impacted the financial performance of some client’s businesses. Despite that these factors have impacted the bank’s credit growth, Rabobank Indonesia recorded a positive net profit this year. In 2015, the bank recorded a loss.

On the balance sheet side, the bank’s assets declined by 14% from Rp15.3 trillion in 2015 to Rp13.1 trillion in 2016. The fall in assets was mainly caused by a reduced credit portfolio, resulting from the bank’s focus on improving internal processes and a more prudent approach on lending to mitigate credit risk. The corporate banking credit portfolio went down from Rp3.8 trillion in 2015 to Rp3.2 trillion in 2016 while that of business banking decreased from Rp7.9 trillion to Rp6.2 trillion during the same period.

Marketable securities increased significantly by 209% from Rp616 billion in 2015 to Rp1.9 trillion in 2016.

In terms of funding, customer deposits was reduced by 10% from Rp11.3 trillion to Rp10.2 trillion. This was well anticipated since customer deposits were adjusted according to credit growth and the control over high-cost funds. Despite the decrease in the portfolio, in general the bank’s liquidity is good and has improved compared to the year before. This was reflected in the LDR (Loan to Deposit Ratio) which was reduced from 103.14% in 2015 to 92.26% in 2016 and the increase in low-cost funds. The increase in low-cost funds is the result of product sales, programs and promotions.

11 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

On the income side, besides coming from net interest income, profits are also a result of the sales of fixed assets. Operational expenses, excluding restructuring costs which have been recorded in 2015, have dropped by 9% as a result of cost efficiency and control of operational expenses. However, operational expenses are still at a higher level due to depreciation in the investment in an IT project that is still running and initiatives to improve the quality of human resources.

On the capital side, the bank increased capital with the support of Rabobank Group, the parent company of Rabobank Indonesia which is headquartered in the Netherlands. Rabobank Group injected additional capital of Rp344 billion which was recorded in the February 2016 CAR (Capital Adequacy Ratio) calculation.

Taking into account the bank’s focus on improving internal processes, the world and Indonesia economic situation, the financial performance in 2016 can be considered positive.The bank managed to reduce non-performing loans by improving processes and increasing monitoring and control.

Allowance for impairment losses dropped significantly from Rp746.0 billion in 2015 to Rp80.5 billion in 2016. This has positively impacted the net profit after taxes which reached Rp260.4 billion on December 31, 2016. This is a notable achievement considering that the bank recorded a loss of Rp717.0 billion in 2015.

Dari sisi pendapatan, selain dari pendapatan bunga bersih, perolehan laba juga didukung oleh hasil penjualan aktiva tetap. Beban operasional di luar biaya restrukturisasi yang telah dibukukan pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 9% seiring dengan efisiensi biaya dan pengendalian beban operasional. Namun secara keseluruhan, beban operasional masih berada pada tingkatan yang cukup tinggi sejalan dengan penyusutan investasi proyek teknologi informasi yang masih berjalan dan juga inisiatif-inisiatif untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Di sisi permodalan, bank meningkatkan permodalan dengan dukungan dari Rabobank Group, perusahaan induk Rabobank Indonesia yang berpusat di Belanda. Rabobank Group telah menyuntikkan modal tambahan sebesar Rp344 miliar yang dicatat pada bulan Februari 2016 dalam perhitungan KPMM (Kecukupan Penyediaan Modal Minimum).

Dengan mempertimbangkan fokus bank kepada perbaikan proses internal dan situasi ekonomi Indonesia dan dunia, kinerja keuangan bank pada tahun 2016 dapat dinilai baik. Bank berhasil menekan kredit bermasalah dengan perbaikan proses serta peningkatan pemantauan dan pengendalian.

Biaya pencadangan kredit bermasalah turun signifikan dari Rp746,0 miliar di tahun 2015 menjadi Rp80,5 miliar di tahun 2016. Hal ini telah berdampak positif terhadap perolehan laba di mana bank mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp260,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2016. Hal ini merupakan pencapaian yang sangat baik, terutama dengan mengingat bahwa bank mengalami kerugian Rp717,0 miliar pada tahun 2015.

12 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

2016 2015

(dalam jutaan Rupiah)/(in million Rupiah)

(dalam jutaan Rupiah)/(in million Rupiah)

  Disajikan kembali/Restated

Neraca Balance sheetTotal aktiva 13.085.847 15.292.213 Total assetsTotal kredit 9.396.179 11.694.101 Total loansCadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)

(281.012) (868.114) Allowance for impairment losses

Total ekuitas 1.787.357 1.518.767 Total equitySimpanan nasabah 10.184.608 11.338.414 Customer depositsPinjaman subordinasi 589.422 637.556 Subordinated loans

 Perhitungan laba rugi     Profit and loss account

Pendapatan bunga 1.259.601 1.401.563 Interest income Beban bunga (686.364) (765.656) Interest expense Pendapatan operasional lainnya 149.541 50.751 Other operating income Beban operasional lainnya* (587.997) (751.148) Other operating expense* Beban kerugian penurunan nilai atas aset keuangan

(80.494) (746.026) Provision for impairment losses on financial assets

Laba operasional 54.287 (810.516) Income from operations Pendapatan (beban) non-operasional netto

264.570 (21.203) Non-operating income (expense) - net

Beban pajak netto (58.450) 114.688 Income tax expenses - net Laba (rugi) tahun berjalan 260.407 (717.031) Income (loss) for the year

 Tahun laporan 2016 2015 Reporting yearRasio keuangan     Financial ratiosKewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

20,05% 13,27% Capital Adequacy Ratio (CAR)

Non Performing Loans (NPL) - Gross 4,46% 8,41% Non Performing Loans (NPL) - GrossNon Performing Loans (NPL) - Netto 2,21% 1,21% Non Performing Loans (NPL) - NettoReturn on Assets (ROA) 2,13% -5,09% Return on Assets (ROA)Return on Equity (ROE) 17,51% -56,23% Return on Equity (ROE)Net Interest Margin (NIM) 3,54% 3,57% Net Interest Margin (NIM)Loan to Deposit Ratio (LDR) 92,26% 103,14% Loan to Deposit Ratio (LDR)Jumlah karyawan pekerja penuh (orang)

770 826 Number of full-time employees (persons)

Angka dalam tabel ini ditulis menurut tata bahasa Indonesia di mana penggunaan titik dan koma berlawanan dengan penggunaannya dalam bahasa Inggris.

*) Termasuk biaya restrukturisasi.

Figures in this table are written according to Indonesian grammar where full-stops and commas are reversed in English grammar.

*) Includes restructuring costs.

Ikhtisar keuanganFinancial highlights

13 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

14 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Kata pengantar Presiden KomisarisPresident Commissioner’s foreword

Dengan gembira saya sampaikan bahwa Rabobank Indonesia telah mencapai kemajuan penting dalam implementasi strategi Banking for Food. Banking for Food adalah fondasi dari strategi pertumbuhan Rabobank Indonesia yang selaras dengan visi global Rabobank untuk fokus kepada sektor pangan dan agribisnis.

Atas nama Dewan Komisaris, saya sampaikan pencapaian dan tantangan bank dalam perjalanan transformasinya menjadi bank pangan dan agribisnis yang memimpin dan melayani nasabah perbankan korporasi dan perbankan bisnis.Selain mendapatkan bisnis baru yang berkualitas, mengurangi NPL (Non-Performing Loans atau kredit bermasalah) dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis adalah prioritas penting di tahun 2016. Selama tahun laporan, sebagai bagian dari strategi Rabobank Indonesia untuk mengurangi risiko, bank telah mengeluarkan bagian-bagian tertentu dari portofolionya yang tidak sesuai dengan risk appetite atau selera risikonya. Lebih jauh lagi, bank telah memperbaiki proses kreditnya dan lebih berhati-hati dalam menetapkan kriteria pemberian kredit. Secara bertahap kita sudah melihat dampak positifnya walaupun ingin mencapai perbaikan struktural untuk semua rasio.

Inisiatif untuk memitigasi risiko dan mengurangi NPL telah mempengaruhi pertumbuhan portofolio kredit. Sehubungan dengan portofolio bisnis, portofolio kredit perbankan korporasi mengalami penurunan dari Rp3,8 triliun menjadi Rp3,2 triliun dan portofolio perbankan bisnis turun dari Rp7,9 triliun menjadi Rp6,2 triliun.

Namun demikian, walaupun terjadi pertumbuhan negatif untuk portofolio kredit, bank mencatat laba bersih sebesar Rp260,4 miliar yang diperoleh dari hasil operasional yang lebih baik selain dari pendapatan luar biasa. Pada tahun 2015 yang lalu bank mengalami kerugian sebesar Rp717,0 miliar.

Tahun ini Proyek Wakatobi yang dimulai bulan Oktober 2015 sudah semakin maju. Wakatobi bertujuan untuk mengidentifikasi dan memitigasi kesenjangan yang ada antara regulasi lokal, kebijakan Rabobank Group dan kebijakan Rabobank Indonesia yang mempengaruhi Tiga Lini Pertahanan di Rabobank Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah CDD (Customer Due Diligence), AML (Anti Money Laundering) dan Sanctions Policy.

Dengan peningkatan-peningkatan yang terus berlanjut sebagai hasil dari Wakatobi, kita melakukan mitigasi yang diperlukan, memberikan pelatihan kepada staf, dan menjalankan kontrol kepatuhan yang telah ditingkatkan. Hal ini juga telah menumbuhkan budaya kepatuhan yang lebih kuat di lingkungan bank.

I am pleased to announce that Rabobank Indonesia has made important achievements in implementing the Banking for Food strategy. Banking for Food is the foundation for Rabobank Indonesia’s growth strategy aligned to Rabobank’s global vision to focus on the food and agribusiness sector.

On behalf of the Board of Commissioners, I would like to highlight the achievements and challenges in the bank’s transformation journey to a leading food and agribusiness bank serving corporate and business banking clients.In addition to generating high quality new business, reducing NPLs (Non-Performing Loans) and improving the efficiency and effectiveness of our business processes, were key priorities in 2016. In the course of the year, as part of the overall de-risking strategy of Rabobank Indonesia, the bank has exited certain parts of the portfolio which did not fit its risk appetite. Moreover, the bank improved credit processes, and became more prudent in setting credit criteria. We are gradually seeing positive impact, although we have yet to see a structural improvement across all ratios.

Initiatives to mitigate risk and reduce NPLs have impacted our credit portfolio growth. With regard to the business portfolio, the corporate banking credit portfolio declined from Rp3.8 trillion to Rp3.2 trillion and the business banking credit portfolio dropped from Rp7.9 trillion to Rp6.2 trillion.

However, despite the negative growth in the bank’s credit portfolio, the bank recorded a net profit of Rp260.4 billion on the back of overall improved operational results in combination with extraordinary income, compared with a loss of Rp717.0 billion in 2015.

This year we further progressed Project Wakatobi which started in October 2015. Wakatobi aims to identify and mitigate gaps between local regulations, Rabobank Group policies and Rabobank Indonesia policies and affects all Three Lines of Defense within Rabobank Indonesia. This includes CDD (Customer Due Diligence), AML (Anti Money Laundering) and Sanctions Policy.

As we continue to improve as a result of Wakatobi, we are mitigating the gaps, training our staff, and applying enhanced Compliance controls within the bank. This is also resulting in a stronger compliance culture throughout the bank.

15 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Sebagai badan pengawas, Dewan Komisaris memberikan arahan strategis kepada Rabobank Indonesia dan fokus kepada pemantauan dan evaluasi atas efektivitas implementasi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG atau Good Corporate Governance) serta praktek-praktek terbaik dalam industri ini. Di dalamnya termasuk kontrol internal dan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi yang telah ditetapkan oleh regulator.

Atas nama Dewan Komisaris, saya ucapkan terima kasih kepada komite-komite Audit dan Kepatuhan, Remunerasi dan Nominasi, serta Pemantauan Risiko, atas bantuannya dalam memberikan rekomendasi yang diperlukan yang telah mendukung kami dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab, dan pada akhirnya hasil yang dicapai oleh bank.

Terima kasih yang tulus kami sampaikan kepada Direksi dan staf Rabobank Indonesia atas komitmen, kerja keras, dan dedikasinya, kepada Otoritas Jasa Keuangan atas bimbingan dan arahannya, dan kepada Nasabah atas dukungan dan kesetiaannya.

Kami mohon dukungan anda yang berkelanjutan untuk menjadikan Rabobank Indonesia sebuah bank pangan agribisnis yang kuat dan memimpin di Indonesia.

As a supervisory board, the Board of Commissioners provides strategic direction to Rabobank Indonesia and focuses on the continuous monitoring and evaluation of the effective implementation of Good Corporate Governance principles and best practices in the industry. This includes internal control and compliance with the rules and regulations promulgated by the regulatory authorities.

On behalf of the Board of Commissioners, I would like to thank the Audit and Compliance, Remuneration and Nomination, and Risk Monitoring committees, for their work in providing the necessary recommendations which effectively support our respective duties, responsibilities, and ultimately the results of the bank.

Our sincere appreciation goes out to the Rabobank Indonesia Board of Directors and staff for their commitment, hard-work and dedication, Otoritas Jasa Keuangan (Financial Services Authority) for their guidance and direction, and our Customers for their support and patronage.

We look forward to your continued support to transform Rabobank Indonesia into a rock solid leading food and agribusiness bank in Indonesia.

Jan Alexander Pruijs Presiden Komisaris | President Commissioner

16 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Laporan Presiden Direktur dan manajemenPresident Director and management report

Tahun 2016 merupakan tahun yang baik bagi Rabobank Indonesia di mana bank mulai melihat hasil positif dari perubahan strategi yang dimulai tahun 2015. Ini terlihat dari kinerja keuangan di mana Rabobank Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp260,4 miliar pada tahun laporan 2016. Ini adalah pencapaian penting setelah bank mencatat kerugian pada tahun 2015, yang merupakan tahun di mana bank melakukan penyelarasan strategis untuk mempersiapkan implementasi Banking for Food. Strategi pertumbuhan Banking for Food adalah strategi di mana Rabobank Indonesia fokus kepada sektor pangan dan agribisnis dalam mengembangkan bisnisnya yang dilakukan dengan memberikan akses dana, akses pengetahuan serta akses kepada jaringan internasional Rabobank. Banking for Food Rabobank Indonesia memiliki aspirasi untuk menjadi bank pangan dan agribisnis terdepan yang kuat di Indonesia. Sejalan dengan hal ini, pada tahun 2015 bank meluncurkan strategi pertumbuhan Banking for Food yang akan membawa aspirasi ini ke tahap selanjutnya. Dalam strategi Banking for Food, Rabobank Indonesia fokus kepada sektor pangan dan agribisnis dalam mengembangkan bisnisnya.

Strategi pertumbuhan Banking for Food menyiapkan Rabobank Indonesia untuk hadir tidak untuk bisnis semata: kami hadir untuk memberikan kontribusi dalam menyediakan cukup pangan secara berkelanjutan bagi penduduk Indonesia yang terus bertambah. Ini dilakukan Rabobank Indonesia dengan menyediakan akses dana, akses pengetahuan pangan dan agribisnis, serta akses kepada jaringan global Rabobank. Strategi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk menghadapi tantangan dalam menyediakan cukup pangan bagi penduduk yang terus bertambah dengan lahan pertanian yang semakin terbatas. Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan tumbuh dari sekitar 255 juta jiwa pada saat ini menjadi 366 juta pada 2050.

Strategi pertumbuhan ini didukung secara penuh oleh Rabobank Group, perusahaan induk Rabobank Indonesia yang berpusat di Belanda, yang telah menyuntikkan modal tambahan US$26 juta pada bulan Februari 2016 setelah menyuntikkan modal US$35 juta pada bulan Mei 2015.

Untuk menjaring nasabah baru dan memperkuat posisi Rabobank Indonesia sebagai pangan dan agribisnis, pada tahun 2016 dilakukan 16 inisiatif berupa pameran dan seminar bertema pangan dan agribisnis. Ini dilakukan di berbagai daerah di Indonesia di mana Manajer Sektor mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil studi industri spesifik serta pandangan ke depan mengenai komoditas penting. Kegiatan-kegiatan ini mendapatkan

The year 2016 was a solid year for Rabobank Indonesia as the bank started to see the positive results from its strategic change in course that was initiated in 2015. This is reflected in the financial performance where Rabobank Indonesia recorded a net profit of Rp260.4 billion in the 2016 reporting year. This is an important achievement after the bank reported losses in 2015, which was the year of strategic alignment and preparation of the Banking for Food strategy implementation. Banking for Food is the strategy where Rabobank Indonesia focuses on the food and agribusiness in growing the business by providing access to finance, access to knowledge and access to Rabobank’s international network.

Banking for FoodRabobank Indonesia aspires to be a rock solid leading food and agribusiness bank in Indonesia. With this in mind, in 2015 Rabobank Indonesia launched the Banking for Food growth strategy which will bring this aspiration to a next level. In accord with Banking for Food, Rabobank Indonesia will focus on the food and agribusiness sector in growing its franchise.

Rabobank Indonesia’s Banking for Food growth strategy has prepared the bank for a greater cause, one that extends beyond business: we are here to contribute to providing sufficient food sustainably, for Indonesia’s growing population by providing access to finance, access to food and agribusiness knowledge, and access to Rabobank’s global network. This strategy is expected to contribute in addressing the challenge of providing enough food for a growing population while agricultural land declining. Indonesia’s population is expected to grow from around 255 million today to 366 million in 2050.

This growth strategy has the full support of Rabobank Group, Rabobank Indonesia’s parent company in the Netherlands, which injected US$26 million capital in February 2016 after injecting US$35 million in May 2015.

To acquire new customers and strengthen Rabobank Indonesia’s position as a food and agribusiness bank, in 2016 the bank organized or took part in 16 exhibitions and seminars on food and agribusiness across the archipelago whereby the bank’s Sector Managers had the opportunity to present industry specific studies and

17 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

outlook for key commodities. These event were highly welcomed by customers, prospects, and the media.

In terms of products and services, Rabobank Indonesia has launched a chip card based ATM card (NSICCS) to some of its staff members. The product will be launched to customers and all staff in early 2017. Following the launch of Rabo Online Personal Internet Banking in 2015, the bank launched Rabo Online Business Internet banking to serve businesses. To provide a continuously improved banking experience, the bank relocated some of its branches.

Financial performance Besides being more focused in the agribusiness sector which is an integral part of Banking for Food, in 2016 Rabobank Indonesia conducted many initiatives to improve internal processes. This includes the credit process and compliance. This is deemed necessary following the restructuring of the branches and organization in 2015.

In addition to economic factors, the bank’s focus on internal process improvement has impacted credit growth. Corporate banking credit has dropped from Rp3.8 trillion in 2015 to Rp3.2 trillion in 2016. Within the same period, business banking credit portfolio decreased from Rp7.9 trillion to Rp6.2 trillion.

Customer deposits, which are aligned to the credit portfolio, also dropped from Rp11.3 trillion to Rp10.2 trillion.

Initiatives to improve the credit process, identify high-risk sectors, and changes to the credit criteria to support prudent banking principles have generated results. This is reflected in the impairment costs which dropped significantly from Rp746.0 billion in 2015 to Rp80.5 billion in 2016. This has positively impacted the reporting year’s operational profit of Rp54.3 billion and net profit of Rp260.4 billion. Looking back at 2015 where the bank recorded a loss of Rp717.0 billion, this is a notable achievement.

Human resources developmentHuman resources management at Rabobank Indonesia is based on its strategy and business plan. In 2016, the bank is increasingly focused on meritocracy – meaning that rewards are given to those who have the capabilities and those who are achievers. This is done considering that to become a leading food and agribusiness bank, Rabobank Indonesia must have quality human resources.

sambutan yang sangat baik dari nasabah, nasabah prospektif dan media.

Dalam hal produk dan layanan, Rabobank Indonesia telah meluncurkan ATM berbasis chip (NSICCS) secara terbatas kepada sebagian staf Rabobank Indonesia. Peluncuran produk ini kepada seluruh staf dan nasabah akan dilakukan di awal tahun 2017. Setelah diluncurkannya Rabo Online Personal Internet Banking pada tahun 2015, pada tahun 2016 diluncurkan Rabo Online Business Internet Banking yang siap melayani perusahaan-perusahaan. Untuk memberikan pengalaman perbankan yang semakin baik bagi nasabah, pada tahun 2016 bank melakukan relokasi beberapa kantor cabangnya.

Kinerja keuangan Selain semakin fokus kepada sektor pangan dan agribisnis yang merupakan bagian penting dari strategi Banking for Food, pada tahun 2016 Rabobank Indonesia banyak melakukan inisiatif yang berkaitan dengan perbaikan proses internal. Termasuk di dalamnya adalah proses kredit dan kepatuhan. Hal ini adalah hal yang perlu dilakukan menyusul restrukturisasi kantor cabang dan organisasi pada tahun 2015.

Selain faktor-faktor perekonomian, fokus kepada perbaikan proses internal ini telah berdampak kepada pertumbuhan kredit Rabobank Indonesia. Kredit perbankan korporasi menurun dari Rp3,8 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp3,2 triliun pada tahun 2016. Dalam periode yang sama, kredit perbankan bisnis turun dari Rp7,9 triliun menjadi Rp6,2 triliun.

Dana pihak ke tiga, yang disesuaikan dengan perkembangan portofolio kredit, juga mengalami penurunan dari Rp11,3 triliun menjadi Rp10,2 triliun.

Inisiatif bank untuk memperbaiki proses kredit, identifikasi sektor-sektor berisiko tinggi, dan menyesuaikan kriteria kredit untuk lebih mendukung prinsip kehati-hatian dalam perbankan, telah menunjukkan hasil. Ini ditunjukkan oleh biaya pencadangan kredit bermasalah yang turun signifikan dari Rp746,0 miliar di tahun 2015 menjadi Rp80,5 miliar pada tahun 2016. Ini telah berdampak positif terhadap perolehan laba operasional sebesar Rp54,3 miliar dan laba bersih sebesar Rp260,4 miliar untuk tahun 2016. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 di mana bank mencatat kerugian Rp717,0 miliar, kinerja keuangan tahun 2016 merupakan suatu pencapaian yang signifikan.

Pengembangan sumber daya manusia Pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia) di Rabobank Indonesia dilakukan berdasarkan strategi dan rencana bisnis perusahaan. Pada tahun 2016 fokus bank semakin kuat kepada kualitas dan meritocracy, di mana penghargaan lebih diberikan kepada mereka yang berprestasi dan berkemampuan. Ini dilakukan karena untuk menjadi bank pangan dan agribisnis yang kuat, Rabobank Indonesia harus memiliki SDM berkualitas.

18 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Rabobank Indonesia memiliki 770 orang karyawan tetap pada akhir tahun 2016. Dibandingkan tahun 2014 dan 2015 di mana jumlahnya 1.398 dan 826, maka jumlah karyawan pada tahun 2016 lebih sedikit. Ini sejalan efisiensi dan efektivitas dalam operasional bank.

Pada tahun 2016 terdapat 187 program pelatihan yang dilaksanakan dalam 393 kelas dan diikuti oleh ekuivalen 5.323 peserta pelatihan. Sebanyak 4.394 peserta mengikuti pelatihan mengenai pangan dan agribisinis, manajemen risiko, manajemen perbankan, kredit, audit, dan teknologi. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, teknik presentasi, komunikasi dan pelayanan diikuti oleh 468 peserta.

Dalam hubungannya dengan regulator Bank Indonesia dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), pelatihan mengenai perkasan, kliring, sertifikasi manajemen risiko dan pelatihan lainnya telah diikuti oleh 461 karyawan. Total biaya pelatihan karyawan untuk tahun 2016 adalah Rp11,8 miliar.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan diarahkan untuk mengembangkan sektor pangan dan agribisnis di Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani, pedagang kecil, serta masyarakat berpenghasilan rendah dengan cara berbagi pengetahuan, memberikan bantuan teknis dan akses dana.

Pemberdayaan petani dan peternak agar dapat mandiri yang dilakukan melalui koperasi adalah kegiatan yang dilakukan melalui Rabobank Foundation. Rabobank Foundation adalah bagian dari Rabobank Group dengan pengalaman sekitar 40 tahun dalam mengelola proyek yang berhubungan dengan koperasi, perbankan dan pertanian di sekitar 20 negara termasuk Indonesia. Saat ini Rabobank Foundation bersama 36 mitranya mengelola 45 proyek di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dengan cara memberikan pinjaman dan bantuan teknis kepada petani/peternak melalui koperasi.

Rabobank Indonesia melakukan kegiatan edukasi perbankan di pasar-pasar tradisional. Sasaran program ini adalah pedagang kaki lima dan pedagang-pedagang pasar tradisional, yang merupakan bagian dari rantai pasok pangan dan agribisnis. Pada tahun ini kegiatan edukasi perbankan dilakukan sebanyak empat kali yaitu di Pasar Cikini (Jakarta), Pasar Baru (Karawang), Pasar Rame (Medan), dan Pasar Gudang Lelang (Bandar Lampung).

Sejak tahun 2009 Rabobank Indonesia memberikan beasiswa kepada mahasiswa S-1 Institut Pertanian Bogor yang kurang mampu secara finansial namun memiliki potensi menjadi pemimpin dalam sektor pertanian dan agribisnis Indonesia di masa depan. Selama ini Rabobank Indonesia telah memberikan beasiswa kepada 26 orang dan

In 2016 Rabobank employs 770 permanent staff. Compared to 2014 and 2015 where the numbers were respectively 1,398 and 826, the number of staff in 2016 is lower. This in line with the drive for efficiency and effectiveness in the bank’s operations.

In 2016 the bank conducted 187 training programs which was done in 393 classes and attended by an equivalent of 5,323 participants. 4,394 participants attended training on food and agribusiness, risk management, bank management, credit, audit and technology. English, presentation skills, communications and service was attended by 468 participants.

With regards to regulators Bank Indonesia and OJK (Otoritas Jasa Keuangan or Financial Services Authority), training on cash, clearing, risk management certification and other trainings were attended by 461 staff. The bank spent Rp11.8 billion on staff training in 2016.

Corporate Social Responsibility CSR (Corporate Social Responsibility) activities are aimed at contributing to development of the food and agribusiness sector, and improve the welfare of smallholder farmers, street vendors and low-income groups, by sharing knowledge, providing access to finance, and technical assistance.

Empowering smallholder farmers to gain independence through cooperatives is something which the bank carries out through Rabobank Foundation. Rabobank Foundation is a division under Rabobank Group with nearly 40 years of experience in managing projects related to cooperatives, banking and agriculture in around 20 countries including Indonesia. Together with its 36 partners, Rabobank Foundation currently manages 45 projects in Java, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, and East Nusa Tenggara aiming to improve welfare by providing access to finance and technical assistance to smallholders, working through cooperatives.

Rabobank Indonesia initiated a number of activities to introduce banking products in traditional markets. The target groups are the street vendors and smallholders in traditional markets who are all part of the food and agribusiness supply chain. This year banking education was done four times in Pasar Cikini (Jakarta), Pasar Baru (Karawang), Pasar Rame (Medan), and Pasar Gudang Lelang (Bandar Lampung).

Since 2009 Rabobank Indonesia has sponsored those financially-underprivileged undergraduate students of Institut Pertanian Bogor (Bogor Agriculture Institute) who have shown potential to become Indonesia’s future leaders in agriculture and agribusiness. The bank

19 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

saat ini terdapat 5 orang mahasiswa yang tercatat dalam program beasiswa ini yang dikenal dengan Rabobank Undergraduate Scholarship.

Menuju bank pangan dan agribisnis terdepan Adalah suatu hal yang menggembirakan untuk menyampaikan bahwa strategi pertumbuhan Banking for Food mulai memberikan hasil yang baik. Ini ditunjukkan dengan portofolio pangan dan agribisnis segmen perbankan bisnis yang terus meningkat dari 24% di tahun 2014, menjadi 28% dan 34% di tahun 2015 dan 2016. Portofolio Perbankan Korporasi sudah 100% pangan dan agribisnis.

Di tahun 2017 Rabobank Indonesia akan terus membangun kapasitasnya dalam pangan dan agribisnis ini agar dapat terus mendukung pengusaha membangun bisnis baru, mengembangkan bisnis yang sudah ada, menciptakan lapangan kerja serta berkontribusi kepada petumbuhan ekonomi regional dan nasional.

Tantangan bagi Rabobank Indonesia di tahun 2017 adalah mempercepat pertumbuhan portofolio kredit perbankan korporasi maupun perbankan bisnis dan pada saat yang sama menerapkan kontrol yang efektif untuk NPL (kredit bermasalah) serta memastikan kepatuhan kepada kebijakan internal dan ketentuan regulator yang berlaku. Dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, brand yang semakin kuat serta perbaikan proses dan kontrol internal yang terus ditingkatkan, kita sambut tahun 2017 dengan penuh keyakinan.

Saya akhiri laporan ini dengan mengucapkan terima kasih secara tulus kepada para Nasabah atas kepercayaan serta dukungan yang telah diberikan, kepada Komisaris dan Otoritas Jasa Keuangan atas bimbingan dan arahannya, serta kepada karyawan atas kerja keras dan dedikasinya. Kami mohon dukungan anda yang berkelanjutan dalam melanjutkan perjalanan kami menuju bank pangan dan agribisnis terdepan di Indonesia.

has sponsored a total of 26 students and currently five students are enrolled in the program known as Rabobank Undergraduate Scholarship.

Becoming a leading food and agribusiness bankIt is a great pleasure to inform you that the Banking for Food growth strategy has shown good results. This is indicated by the food and agribusiness portfolio of the the business banking segment which has consistently grown from 24% at in 2014 to 28% and 34% respectively in 2015 and 2016. The corporate banking portfolio is already 100% food and agribusiness.

In 2017 Rabobank Indonesia will continue to build its capacity in food and agribusiness so that it can support entrepreneurs in creating new new business, developing existing businesses, creating job opportunities and contribute to the regional and national economic growth.

The challenge for Rabobank Indonesia in 2017 is to accelerate the corporate banking and business banking credit portfolio growth while exercising effective control on NPLs, and ensuring compliance on internal policies and regulatory requirements. By increasing the quality of human resources, having a stronger brand presence, and continued improvements in processes and internal control, we welcome 2017 with great confidence.

Let me close by extending my sincere appreciation to our Customers for their trust and support, our Commissioners and Otoritas Jasa Keuangan (Financial Services Authority) for their guidance and direction, and to Rabobank Indonesia staff for their commitment and dedication. We look forward to your continued support in our journey to becoming the leading food and agribusiness bank in Indonesia.

Martijn H. SchoutenPresiden Direktur/CEO | President Director/CEO

20 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Peristiwa 2016Highlights 2016

Januari | January

Peresmian kantor cabang Surabaya Panglima Sudirman Kantor cabang Surabaya Panglima Sudirman diresmikan pada tanggal 20 Januari 2016 oleh Direktur Perbankan Bisnis Rabobank Indonesia Jopie Jusuf. Kantor cabang Surabaya Panglima Sudirman yang beralamat di Jl. Panglima Sudirman No. 51, Surabaya, merupakan kantor cabang Surabaya Tunjungan yang direlokasi. Peresmian cabang ini dihadiri antara lain oleh Kepala Regional 3 Otoritas Jasa Keuangan Sukamto, Deputi Kepala Bank Indonesia Jawa Timur Syarifuddin Bassara, Direksi dan nasabah Rabobank Indonesia.

Rabobank Indonesia presentasikan studi mengenai industri kakaoPada tanggal 26 Januari, Rabobank Indonesia Food & Agribusiness Analyst Haris Rahmanto mempresentasikan studi berjudul “Pasar Kakao dan Produk Coklat di Indonesia” dalam acara Rabobank Customer Forum di Hotel Grand Clarion, Makassar. Acara ini dihadiri oleh Direktur Strategi dan Perubahan Bisnis Rabobank Indonesia, Hans Loth, nasabah dan calon nasabah yang bergerak dalam komoditas kakao dan rantai pasoknya, asosiasi kakao, dan media. Tujuan penyelenggaraan acara ini adalah untuk berbagi pengetahuan mengenai industri kakao dan memperkuat posisi Rabobank Indonesia sebagai bank yang fokus kepada sektor pangan dan agribisnis. Makassar dipilih sebagai tempat diselenggarakannya acara ini karena Sulawesi Selatan adalah propinsi penghasil kakao terbesar di Indonesia.

Inauguration of Surabaya Panglima Sudirman branchThe Surabaya Panglima Sudirman branch was inaugurated on January 20, 2016, by Rabobank Indonesia Director Business Banking Jopie Jusuf. Located on Jl. Panglima Sudirman No. 51, the Surabaya Panglima Sudirman branch is the relocated branch of the Surabaya Tunjungan branch. The launch of the new branch was attended by, among others, Head of Region 3 Financial Services Authority Sukamto, Deputy Head of Bank Indonesia East Java Syarifuddin Bassara, Rabobank Indonesia Board of Directors and customers.

Rabobank Indonesia presents study on cocoa industryOn January 26, Food & Agribusiness Analyst Haris Rahmanto presented the “Cocoa and Chocolate Products Market in Indonesia” study at the Rabobank Customer Forum which was held at Hotel Grand Clarion, Makassar. The event was attended by customers and prospects in the cocoa supply chain, representatives from the cocoa association and media. The presentation aims to share knowledge on the cocoa industry and strengthen Rabobank Indonesia’s position as a bank focused on food and agribusiness. Makassar was selected as the city for this event as South Sulawesi is Indonesia’s largest cocoa producer.

21 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Februari | February

Juni | June

IPMI Executive MBA Program Rabobank Indonesia terus melakukan berbagai inisiatif baru sejalan dengan tujuannya untuk menjadi tempat kerja pilihan di masa depan. Salah satu inisiatif baru adalah peluncuran Executive MBA Program bagi karyawan yang bekerjasama dengan IPMI. Penandatanganan kerjasama ini dilakukan antara Direktur Sumber Daya Manusia Rabobank Indonesia Ponky N. Pudijanto dan CEO IPMI Jimmy Rifai Gani di IPMI International Business School, Jakarta, pada bulan Februari. Executive MBA Program berlangsung selama dua tahun dan dimulai bulan Maret dan September 2016. Beberapa orang staf Rabobank Indonesia akan diseleksi oleh Direksi dengan bantuan IPMI untuk mendapatkan beasiswa dan mengikuti program ini. Lulusan IPMI banyak yang telah menjadi eksekutif sukses di berbagai industri.

Rabobank Indonesia raih penghargaan dari JP Morgan Rabobank Indonesia meraih penghargaan Elite Quality Recognition Award - USD Clearing dari JP Morgan untuk akurasi 99,78% dalam kategori MT103. Penghargaan ini langsung diserahkan oleh JP Morgan Executive Director ASEAN Jason Clinton kepada Rabobank Indonesia Head of Payment Services Operations Roosmerie di JW Marriott pada tanggal 2 Juni. Penghargaan yang diraih adalah Straight Through Process Award (STP Award), yaitu keakuratan transaksi pengiriman uang (outward remittance) dengan akurasi 99,78 % tanpa adanya intervensi (Straight Through Process).

IPMI Executive MBA ProgramRabobank Indonesia continues to launch new initiatives to become the employer of choice in the near future. One of the initiatives is the Executive MBA Program for staff con-ducted in collaboration with IPMI. The cooperation agree-ment was signed in the first week of February by Rabobank Indonesia Director of Human Resources, Ponky N. Pudijanto and IPMI CEO, Jimmy Rifai Gani, at the IPMI International Business School in Jakarta. The Executive MBA Program is a two-year program commencing in March and September 2016. A number of Rabobank Indonesia staff will be selected by the Board of Directors, with the support of IPMI, to win a scholarship for this program. Many IPMI graduates have become successful executives in various industries.

Rabobank Indonesia wins JP Morgan awardRabobank Indonesia won the Elite Quality Recognition Award - USD Clearing from JP Morgan for 99.78% accuracy in the MT 103 category. The award was presented by JP Morgan Executive Director ASEAN Jason Clinton to Rabobank Indo-nesia Head of Payment Services Operations Roosmerie at JW Marriott on June 2. Rabobank Indonesia received the Straight Through Process (STP) Award for 99,78% accuracy in outward remittance without any intervention involved.

22 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Juni | June

Juli | July

Peresmian Rabobank HouseAcara penting berlangsung di Rabobank House pada tanggal 22 Juni. Rabobank Indonesia mengundang nasabah dan mitra bisnis dalam acara peresmian kantor pusat baru Rabobank House pada hari tersebut. Rabobank House yang beralamat di Noble House, lantai 30, Jl. Ide Anak Agung Gde Agung Kav E 4.2 No. 2, Lingkar Mega Kuningan, Jakarta, menggantikan kantor pusat lama yang beralamat di Jl. HR Rasuna Said. Acara ini dihadiri oleh Komisaris Rabobank Indonesia dari Utrecht dan Jakarta. Peresmian dilakukan oleh Presiden Komisaris Sander Pruijs dan Komisaris Independen Widiyarto Suwarto Sumitro dengan menggunting rangkaian sayur-mayur yang menggambarkan fokus Rabobank Indonesia kepada sektor pangan dan agribisnis.

Indolivestock Expo & Forum 2016Rabobank Indonesia menjadi peserta pameran Indolivestock Expo & Forum 2016 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 27-29 Juli. Pameran yang dibuka oleh Sekjen Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Riswantoro adalah salah satu pameran peternakan terbesar yang diikuti oleh sekitar 500 peserta yang berasal dari 38 negara. Peserta pameran banyak bergerak dalam industri pakan ternak, peternakan, produk susu, dan budidaya ikan. Stan Rabobank yang menjadi bagian dari Holland Pavilion yang dikelola oleh Kedutaan Belanda mendapat perhatian besar dari pengunjung.

Formal Opening of Rabobank HouseRabobank House was the venue of an important event on June 22 when Rabobank Indonesia invited customers and business partners to its formal opening. Rabobank House, located on the 30th floor of Noble House, Jl. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E 4.2 No. 2, Jakarta, replaces the previous head office on Jl. HR. Rasuna Said. The event had the presence of Rabobank Indonesia Commissioners from Utrecht and Jakarta. President Commissioner, Sander Pruijs, and Independent Commissioner, Widiyarto Suwarto Sumitro, officially inaugurated Rabobank House by cutting a vegetable ribbon which symbolizes Rabobank Indonesia’s focus on food and agribusiness.

IndoLivestock Expo & Forum 2016Rabobank Indonesia participated in the Indolivestock Expo & Forum 2016 held at Jakarta Convention Center on 27-29 July. The exhibition, which was officiated by Secretary General Directorate of Livestock and Animal Health Riswantoro is one of the largest exhibitions with more than 500 exhibitors from 38 countries. Exhibitors came from the animal feed, livestock, dairy, and aquaculture industries. The Rabobank booth which was part of the Dutch Embassy’s Holland Pavilion attracted many visitors.

23 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Agustus | August

Juli | July

Rabobank Internship Program 2016Pada tanggal 31 Juli, Director Human Resources Ponky N. Pudijanto menyambut 19 orang peserta program magang Rabobank Internship Program di Rabobank Learning & Development Center, Jakarta. Selama dua bulan mereka magang di berbagai departemen di kantor pusat Rabobank House dan Abdul Muis. Tahun ini peserta adalah mahasiswa tingkat akhir Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, President University, Universitas Atmajaya, Perbanas, dan juga Paris School of Business (Perancis), Erasmus University (Belanda) dan Boston University (Amerika Serikat). Peserta magang diberi tanggung jawab di unit-unit kerja sehingga mendapatkan pengalaman kerja dan kesempatan melihat secara langsung peluang karier yang menarik di Rabobank Indonesia.

Rabobank Indonesia presentasi di International Packaging ConferenceRabobank Indonesia tidak hanya mendanai perusahaan yang bergerak dalam produksi pangan dan hasil pertanian tetapi dapat juga menyalurkan kredit kepada seluruh rantai pasok pangan dan agribisnis, termasuk industri kemasan. Sehubungan dengan hal ini, Rabobank Indonesia yang diwakili oleh Rabobank Food and Agribusiness Analyst Haris Rahmanto dan Senior Relationship Manager Didi Hudono mengikuti International Packaging Conference di Hotel Prama, Sanur, Bali, pada tanggal 25-26 Agustus. Dalam konferensi ini Haris Rahmanto membawakan presentasi berjudul “F&B Industry Development di Indonesia”.

Rabobank Internship Program 2016On July 31, Director Human Resources Ponky N. Pudijanto welcomed 19 interns of the Rabobank Internship Program at the Rabobank Learning and Development Center in Jakarta. The interns will be assigned to different departments at the Rabobank House and Abdul Muis head offices for two months. This year’s group members are final year students from Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, President University, Unversitas Atmajaya, Perbanas, Paris School of Business (France), Erasmus University (the Netherlands) and Boston University (U.S.A). The interns are given responsibilities to gain work experience and explore great career opportunities at Rabobank Indonesia.

Rabobank Indonesia presents at International Packaging ConferenceRabobank Indonesia does not only lend to companies in the food and agribusiness sector, but also lends to the entire food and agribusiness supply chain, including packaging. Rabobank Food and Agribusiness Analyst, Haris Rahmanto, and Senior Relationship Manager, Didi Hudono, represented Rabobank Indonesia at International Packaging Conference at Hotel Prana, Sanur, Bali, on August 25-26. Haris Rahmanto presented a study titled “F&B Industry Development in Indonesia”.

24 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Rabobank Indonesia resmikan kantor cabang Malang Semeru Pada tanggal 20 September, kantor cabang Malang Semeru yang beralamat di Jl. Semeru 52, Malang, resmi dibuka. Kantor cabang Malang Semeru adalah kantor relokasi cabang Malang Pasar Besar. Acara peresmian cabang Malang Semeru dihadiri oleh Direktur Perbankan Bisnis Jopie Jusuf, Kepala OJK Malang Indra Krisna, Kepala Bank Indonesia Malang Dudi Herawadi, sekitar 130 orang nasabah dan calon nasabah, serta staf Rabobank Indonesia. Upacara peresmian bernuansa adat Jawa dilakukan dengan pemotongan rangkaian sayur dan buah apel yang diproduksi di sekitar Malang yang juga menggambarkan fokus Rabobank Indonesia kepada sektor pangan dan agribisnis.

Rabobank Indonesia inaugurates Malang Semeru branch On September 20, Rabobank Indonesia officially launched the Malang Semeru Branch on Jl. Semeru 52, Malang. The Malang Semeru Branch is the relocated branch of Malang Pasar Besar. The ceremony held at the branch’s premises was attended by Director of Business Banking, Jopie Jusuf, Head of Otoritas Jasa Keuangan Malang, Indra Krisna, Head of Bank Indonesia Malang Dudi Herawadi, 130 clients and prospects, and Rabobank Indonesia staff. The Javanese-influenced ceremony started with the cutting of a ribbon of vegetables and apples grown around Malang which symbolizes Rabobank Indonesia’s focus on the food and agribusiness sector.

Agustus | August

September

Martyn H. Schouten hadiri resepsi untuk Ratu BelandaPresiden Direktur/CEO Martyn H. Schouten menghadiri resepsi untuk menghormati Ratu Belanda, Yang Mulia Ratu Máxima yang diselenggarakan oleh Duta Besar Belanda Rob Swartbol di kediamannya. Resepsi yang diadakan tanggal 31 Agustus ini antara lain dihadiri oleh komunitas perbankan dan bisnis. Kunjungan Ratu Máxima ke Indonesia kali ini adalah dalam kapasitasnya sebagai Penasehat Khusus Sekjen PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan.

Martyn H. Schouten attends reception held in the honour of the Queen of the NetherlandsPresident Director/CEO Martyn H. Schouten attended a reception in the honour of the Queen of the Netherlands, Her Majesty Queen Máxima. The reception was hosted by Ambassador of the Netherlands Rob Swartbol at his residence. The August 31 event was, among others, attended by the banking and business community. Queen Máxima’s visit to Indonesia was on her capacity as United Nations Special Advocate for Inclusive Finance for Development.

25 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Oktober | October

Martyn H. Schouten berbicara di Urban Farming Conference di Kedutaan BelandaPresiden Direktur/CEO Rabobank Indonesia Martyn H. Schouten berbicara dalam acara Urban Farming Conference yang diselenggarakan di Erasmus Huis, Kedutaan Belanda, pada tanggal 24 Oktober. Konferensi ini dihadiri oleh Duta Besar Belanda Rob Swartbol dan diselenggarakan atas kerjasama Kedutaan Belanda, Rabobank Indonesia, dan East West Seeds Indonesia. Tujuannya adalah memperkenalkan urban farming (pertanian perkotaan) kepada masyarakat. Contoh-contoh pelaksanaan pertanian perkotaan adalah kebun yang dikelola oleh masyarakat, kebun sayur di halaman rumah atau atap, dan rumah kaca. Pertanian perkotaan bermanfaat sebagai sumber pangan dan menjadikan kota lebih hijau.

Rabobank Indonesia gelar seminar mengenai pupuk di PontianakSejalan dengan strategi Banking for Food untuk fokus kepada sektor pangan dan agribisnis serta rantai pasoknya, Rabobank Indonesia menggelar seminar mengenai pupuk di Pontianak. Sector Manager Leo Mualim memberikan presentasi berjudul “Peluang dan Tantangan dalam Bisnis Pupuk” yang disambut antusias oleh peserta. Acara ini dihadiri oleh 18 perusahaan yang bergerak dalam distribusi pupuk, perkebunan sawit, produksi minyak goreng, perdagangan benih kelapa, pestisida, serta produksi arang briket dari tempurung kelapa.

Martyn H. Schouten speaks at Urban Farming Conference at the Embassy of the NetherlandsRabobank Indonesia President Director/CEO, Martyn H. Schouten, spoke at the Urban Farming Conference at Erasmus Huis, Embassy of the Netherlands, on October 24. The conference had the presence of Ambassador of the Netherlands, H.E Rob Swartbol, and was held with the cooperation of the Embassy of the Netherlands, Rabobank Indonesia and East West Seeds Indonesia. The conference aims to introduce urban farming to the general public. Examples of urban farming include community gardens, roof top vegetable gardens, vegetable garden in homes and green houses. Urban farming benefits include food production and creating a greener city.

Rabobank Indonesia fertilizer seminar in PontianakIn line with the bank’s Banking for Food strategy to focus on the food and agribusiness supply chain, Rabobank Indonesia hosted a fertilizer seminar at Pontianak. Sector Manager, Leo Mualim, presented “Opportunities and Challenges in the Fertilizer Business” to the seminar’s participants who showed a lot of enthusiasm. The seminar was attended by 18 companies in the fertilizer distribution, oil palm plantation, coconut seedling, pesticide, and coconut charcoal businesses.

26 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Desember | December

Rabobank Indonesia menangkan Best Banking Brand 2016Rabobank Indonesia menjadi pemenang Best Banking Brand 2016 – Best Digital Title untuk kategori bank campuran dalam Indonesia Best Banking Brand Awards yang diselenggarakan oleh majalah dan media online Warta Ekonomi. Penghargaannya diterima oleh Head of Individual Clients Group Andy Onang Wijaya pada tanggal 16 Desember. Penghargaan ini diberikan sehubungan dengan layanan Rabo Online Internet Banking. Penentuan pemenang didasarkan oleh sebuah survei yang dilakukan oleh Warta Ekonomi kepada 1.800 orang responden berusia 20-50 tahun yang merupakan nasabah bank. Indonesia Best Banking Award diberikan kepada bank-bank di Indonesia yang memiliki kinerja dan reputasi yang baik di mata nasabah dalam hal produk maupun layanan.

Rabobank Indonesia wins Best Banking Brand 2016Rabobank Indonesia was awarded the Best Banking Brand 2016 – Best Digital Title in the joint venture bank category of Indonesia Best Banking Brand Awards held by Warta Ekonomi magazine and online media. The award was presented to Head of Individual Clients Group Andy Onang Wijaya on December 16. The award was presented with regards to Rabo Online Internet Banking services. Winners were selected based on a survey conducted by Warta Ekonomi to 1,800 banking customers aged 20 to 50. The Indonesia Best Banking Award was awarded to banks in Indonesia with the best reputation and best performing products and services, as voted by the customers.

27 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

28 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

Jan Alexander Pruijs Presiden KomisarisPresident Commissioner

Jan Alexander Pruijs (Sander Pruijs) menjadi Presiden Komisaris Rabobank Indonesia sejak Agustus 2014. Sander memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman sebagai bankir. Ia memulai karier perbankan nya pada tahun 1984 di ABN Amro Bank, Belanda, dan kemudian menempati berbagai posisi senior dalam bidang nasabah global, perbankan korporasi dan investasi, manajemen risiko dan financial markets.

Ia mulai berkarya di Rabobank tahun 2008 sebagai anggota Managing Board dari Rabobank International yang bertanggung jawab atas Asia, Australia, Selandia Baru, dan kemudian Polandia. Saat ini ia adalah Head of Global Rural & Retail Clients dari Rabobank yang juga bertanggung jawab atas aktivitas perbankan di 10 negara. Sander meraih gelar Master dalam hukum bisnis dari Universitas Leiden, Belanda. Pada tahun 2013 ia menyelesaikan Advanced Management Program di Harvard Business School.

Jan Alexander Pruijs (Sander Pruijs) has served as President Commissioner of Rabobank Indonesia since August 2014. Sander has more than 30 years of experience as a banker. He started his banking career in 1984 at ABN Amro Bank, the Netherlands, and assumed a number of senior positions in the areas of global clients, corporate and investment banking, risk management and financial markets. He joined Rabobank in 2008 as a member of the Managing Board of Rabobank International responsible for Asia, Australia and New Zealand, and later for Poland. He is currently Head of Global Rural & Retail Clients of Rabobank, which includes responsibility for banking activities in 10 countries. Sander holds a Master’s degree in business law from Leiden University, the Netherlands. In 2013 he completed the Advanced Management Program at Harvard Business School.

29 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Widiyarto Suwarto SumitroKomisaris IndependenIndependent Commissioner

Hendrik AdamsKomisaris IndependenIndependent Commissioner

Widiyarto Suwarto Sumitro diangkat sebagai Komisaris Rabobank Indonesia pada bulan Januari 2010 dan menjadi Komisaris Independen sejak Mei 2013. Ia memperoleh gelar MBA dari Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI). Widiyarto memulai kariernya sebagai Ajun Akuntan pada Kantor Akuntan Negara Cirebon, Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara, Departemen Keuangan. Ia kemudian menempati berbagai posisi di bidang keuangan dan perbankan, antara lain, Kepala Divisi di Bank Duta, Managing Director di DIFC Hong Kong, dan Direktur Operasi pada PT Rabo Finance Indonesia.

Pada tahun 2001 ia mulai berkarier di Rabobank Indonesia menjabat sebagai Direktur Operasi. Saat ini ia juga menjabat dosen di program Magister Manajemen (MM) Eksekutif, Reguler, Investment Banking di IPMI dan program MM Eksekutif di Binus Business School.

Widiyarto Suwarto Sumitro was appointed as Rabobank Indonesia Commissioner in January 2010, and became an Independent Commissioner in May 2013. He holds an MBA from Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI). Widiyarto started his career in Cirebon as an Adjunct Accountant at the State Accountant Office, Directorate General of Financial Supervision, Ministry of Finance. He later held a number of positions in finance and banking, which include Division Head at Bank Duta, Managing Director at DIFC Hong Kong, and Director of Operations at PT. Rabo Finance Indonesia.

In 2001 he joined Rabobank Indonesia and became Director of Operations. Currently he is also a lecturer at the Magister Manajemen (MM) programs at IPMI Executive, Regular, and Investment Banking, as well as the MM Executive program of Binus Business School.

Hendrik (Henk) Adams adalah Komisaris Independen dari Dewan Komisaris dan Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi Rabobank Indonesia. Sebelumnya ia bekerja 48 tahun di Rabobank Group dan menempati berbagai posisi di Belanda dan di luar Belanda. Ia memulai kariernya di salah satu bank Anggota Rabobank di Belanda dengan posisi terakhir sebagai General Manager.

Ia kemudian bekerja untuk Rabobank International di berbagai benua. Antara lain, ia merintis dan mengelola kehadiran Rabobank di Indonesia tahun 1986-1992 dan kemudian bertugas di Hong Kong, Polandia, Turki sebagai Country Manager yang bertanggung jawab untuk merintis dan mengelola kehadiran Rabobank di negara-negara tersebut.

Pada tahun 2002 ia ditugaskan ke New York sebagai Managing Director Corporate Development untuk Amerika Utara, untuk mengawasi dimulainya aktivitas perbankan ritel Rabobank di kawasan tersebut. Henk Adams memiliki, antara lain, gelar Bachelor dalam akuntansi dan administrasi niaga (SPD I+II) dan sertifikat dari NIBE (Dutch Institute for Banking and Securities).

Hendrik (Henk) Adams is an Independent Member of the Board of Commissioners and Chairman of the Remuneration and Nomination Committee of Rabobank Indonesia. He worked 48 years for Rabobank Group, holding a number of positions in and outside the Netherlands. He started his career with one of Rabobank’s Local banks in the Netherlands, where his final position was that of General Manager.

He subsequently worked for Rabobank International across different continents. Among others, he established and managed Rabobank’s presence in Indonesia from 1986-1992, moving on to Hong Kong, Poland and Turkey, as Country Manager and was responsible for establishing and managing Rabobank’s presence in those countries.

In 2002, he moved to New York as the Managing Director Corporate Development for North America, to oversee the start-up of Rabobank’s retail banking activities in the region. Henk Adams holds, among others, a Bachelor’s degree in accounting and business administration (SPD I+II) and a certificate from NIBE (Dutch Institute for Banking and Securities).

30 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Pardi SudradjatKomisaris IndependenIndependent Commissioner

Pardi Sudradjat adalah Komisaris Independen Rabobank Indonesia sejak Agustus 2014, dan juga Ketua Komite Pemantauan Risiko dan Kepatuhan.

Ia memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di industri perbankan dan sekuritas. Ia memulai karier perbankannya di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) pada tahun 1987 dan kemudian berkarya di Bank Mandiri dari tahun 1999 hingga 2010. Di Bank Mandiri, ia menempati berbagai posisi senior dalam bidang manajemen risiko dan terakhir menjabat sebagai Group Head, SVP, Market Risk & Operational Risk. Pada tahun 2006 hingga 2011, ia menjadi Presiden Komisaris Mandiri Sekuritas.

Pardi meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dan Sarjana Ekonomi, keduanya dari Universitas Indonesia dan MBA dalam bidang keuangan dan bisnis internasional dari Leonard N. Stern School of Business, New York University, Amerika Serikat.

Pardi Sudradjat is an Independent Commissioner serving since August 2014, and is also Chairman of the Risk Monitoring and Compliance Committee.

He has more than 25 years of experience in the banking and securities industry. He started his banking career at Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) in 1987 and joined Bank Mandiri, where he served from 1999 to 2010. At Bank Mandiri, he held a number of senior positions in risk management, the last one being Group Head, SVP, Market Risk & Operational Risk. He was also President Commissioner of Mandiri Sekuritas from 2006 to 2011.

Pardi holds a Bachelor’s degree in civil engineering and economics, both from the University of Indonesia, and an MBA in finance and international business from Leonard N. Stern School of Business, New York University, USA.

31 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Martijn H. SchoutenPresiden DirekturPresident Director

DireksiBoard of Directors

Martijn H. Schouten (Martyn H. Schouten) adalah Chief Executive Officer/Presiden Direktur Rabobank Indonesia yang didirikan pada bulan September 1990.

Ia bergabung dengan Rabobank Group pada tahun 2010 sebagai Chief Executive Office dan Managing Director Zambia National Commercial Bank Plc. (Zanaco) yang merupakan bank terbesar di Zambia di mana Rabobank Group adalah pemegang saham terbesar.

Martijn memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman sebagai bankir perbankan ritel dan korporasi. Sejak tahun 2000 ia telah memegang posisi Chief Executive Officer/Managing Director di Inggris, Hongaria, Belanda, Zambia dan Indonesia. Sebelum bertugas di Rabobank, Martijn memegang berbagai posisi di ABN Bank (yang kemudian menjadi ABN Amro Bank) dan ING Bank. Ia juga pernah bertugas di tentara Belanda setelah menyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat.

Martijn meraih Master dalam bidang perdagangan internasional dan keuangan dari Fletcher School, Tufts University/ Harvard University di Boston, Bachelor dari Williams College, Massachusetts, Amerika Serikat dan Executive MBA dari INSEAD, Fontainebleau, Perancis. Ia menikah dan memiliki seorang anak perempuan.

Martijn H. Schouten is Chief Executive Officer/President Director of Rabobank Indonesia, which was founded in September 1990.

He joined Rabobank Group in 2010, as Chief Executive Officer and Managing Director of the Zambia National Commercial Bank Plc. (Zanaco), the largest bank in Zambia, in which Rabobank Group is the main shareholder.

Martijn has almost 30 years of experience as a Retail and Wholesale banker. Since 2000, he has held Chief Executive Officer/Managing Director positions in the United Kingdom, Hungary, the Netherlands, Zambia and Indonesia. Before joining Rabobank, Martijn held various positions at ABN Bank (later ABN Amro Bank) and ING Bank. He also served in the Dutch army shortly after completing his education in the United States.

Martijn holds a Master’s degree in international trade and finance from the Fletcher School, Tufts University/Harvard University in Boston, a Bachelor’s degree from Williams College, Massachusetts, USA, and an Executive MBA from INSEAD, Fontainebleau, France. He is married, and has one daughter.

32 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Geert-Jan BeumingWakil Presiden Direktur Vice President Director

Johannes Gerardus Beuming atau Geert-Jan Beuming (GJ) adalah Chief Risk Officer (CRO)/Wakil Presiden Direktur dari Rabobank Indonesia sejak Juli 2014. Ia bertanggung jawab atas pengelolaan seluruh risiko yang terdapat di semua lini bisnis dan juga mengelola departemen Legal (Hukum).

GJ memulai kariernya di Rabobank di Belanda pada tahun 1987. Ia memiliki lebih dari 28 tahun pengalaman perbankan, di mana yang terbanyak adalah dalam bidang manajemen risiko. Sejak tahun 1998 ia telah memegang berbagai posisi senior internasional dalam bidang kredit dan manajemen risiko di Irlandia, Chile, Hong Kong SAR (China), Indonesia, Singapura dan Polandia. Di Hong Kong dan Singapura, ia memegang fungsi manajemen regional dalam area risiko kredit, dan juga manajemen ekonomi dan permodalan sesuai dengan ketentuan regulator.

Sebelum penunjukannya sebagai CRO/ Wakil Presiden Direktur untuk Rabobank Indonesia, GJ adalah CRO/ Vice President of the Management Board dari Bank BGZ, Warsawa, Polandia, yang merupakan anak perusahaan Rabobank International. GJ memiliki gelar BSc dalam bidang administrasi bisnis.

Johan Maarten LothDirekturDirector

Johan Maarten Loth atau Hans Loth bergabung dengan Rabobank Indonesia pada bulan Januari 2015 dan saat ini menjabat sebagai Direktur Strategi & Manajemen Perubahan. Ia adalah seorang pengacara hukum dalam Merger & Acquisition (Penggabungan & Pengambilalihan) selama 10 tahun sebelum bergabung dengan Rabobank Group. Ia memulai kariernya di De Lage Landen (DLL), anak perusahaan dari Rabobank Group, sebagai General Counsel Europe pada tahun 2004 dan menjadi General Manager untuk DLL Asia di Singapura antara tahun 2007 dan 2012. Pada tahun 2012, ia menjadi Head of Strategy Rural & Retail, Rabobank Group, dan ditempatkan di kantor pusat Rabobank Group di Utrecht.

Hans memiliki gelar Master dalam bidang hukum dari Leyden University dan mendapatkan pendidikan eksekutif dari IMD (Lausanne, Swis) dan INSEAD (Fontainebleu dan Singapura).

Johannes Gerardus Beuming, or Geert-Jan Beuming (GJ), is Rabobank Indonesia Chief Risk Officer (CRO)/Vice President Director, serving since July 2014. He is responsible for overseeing a full range of risks in all business lines, and the management of the Legal Department.

GJ joined Rabobank in the Netherlands in 1987. He has more than 28 years of banking experience, mostly in the area of risk management. Since 1998 he has held senior international positions in credit and risk in Ireland, Chile, Hong Kong SAR (China), Indonesia, Singapore and Poland. In Hong Kong and Singapore, he held regional management functions in the areas of credit risk, economic and regulatory capital management.

Prior to his appointment as Rabobank Indonesia CRO/Vice President Director, GJ was CRO/Vice President of the Management Board of Bank BGZ (a subsidiary of Rabobank International), Warsaw, Poland. GJ holds a BSc in business administration.

Johan Maarten Loth or Hans Loth joined Rabobank Indonesia in January, 2015, and is currently Director Strategy & Change Management. Hans was an M&A (Mergers & Acquisitions) lawyer for 10 years before joining Rabobank Group, where he began with group company De Lage Landen (DLL) as General Counsel Europe, in 2004, and was General Manager for DLL Asia in Singapore between 2007 and 2012. In 2012 he became Head of Strategy Rural & Retail, Rabobank Group, based at Rabobank Group headquarters in Utrecht.

Hans holds a Master in Law degree from Leyden University and received executive education from IMD (Lausanne, Switzerland) and INSEAD (Fontainebleu and Singapore).

33 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Lim Tjoen HongDirekturDirector

Lim Tjoen Hong bergabung dengan Rabobank Indonesia sebagai calon Direktur Perbankan Korporasi pada bulan Agustus 2015. Ia memiliki pengalaman 23 tahun dalam perbankan korporasi terutama dalam mengelola unit bisnis dari bank dan membina hubungan baik dengan korporasi multinasional dan lokal.

Sebelum bergabung dengan Rabobank Indonesia, ia adalah Managing Director di ING Bank NV, cabang Singapura, dan menjabat sebagai Regional Head of Structured Finance.

Dari tahun 2010 hingga 2014, ia adalah Managing Director and Chief Representative Officer ING Bank NV di Jakarta. Ia adalah bankir internasional berpengalaman yang pernah bekerja di Indonesia, Hong Kong dan Singapura yang memimpin tim Structured Finance di lokasi-lokasi tersebut. Ia meraih gelar BSc dari San Francisco State University dan MBA dari Golden Gate University, Amerika Serikat.

Lim Tjoen Hong joined Rabobank Indonesia as a Director Corporate Banking nominee in August 2015. He has 23 years of experience in Corporate Banking, primarily in managing the business units of banks and developing relationships with multinationals and local corporates.

Prior to joining Rabobank Indonesia, he was a Managing Director at ING Bank NV, Singapore Branch, as Regional Head of Structured Finance.

From 2010 through 2014, he was the Managing Director and Chief Representative Officer of ING Bank NV in Jakarta. He is a seasoned international banker with experience in Indonesia, Hong Kong and Singapore, heading the Structured Finance teams of ING Bank NV in those locations. He obtained his MBA and BSc from Golden Gate University and San Francisco State University, U.S.A, respectively.

34 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Heradian YotoDirekturDirector

Jopie Jusuf bergabung dengan Rabobank Indonesia sebagai Direktur Perbankan Bisnis pada bulan Desember 2014. Jopie memiliki lebih dari 27 tahun pengalaman dalam perbankan ritel. Ia memulai karier perbankannya di Bank Bali pada tahun 1989 dan kemudian memegang berbagai posisi penting dalam perbankan komersial dan UKM di Bank Mega, Bank Permata dan Bank Ekonomi. Jabatan terakhirnya di Bank Ekonomi adalah sebagai Head of Perbankan Bisnis. Sebelum berkarya di Rabobank Indonesia, ia adalah Business Director Sampoerna Financial Group. Dalam karier perbankannya, ia telah memimpin berbagai inisiatif penting seperti pengembangan produk, aliansi bisnis, dan transformasi organisasi.

Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Parahyangan Bandung, FISIP, bidang studi administrasi niaga. Gelar pasca sarjananya, MM (Magister Manajemen) diperolehnya dari IPMI Business School Jakarta dan MBA (Master in Business Administration) diperolehnya dari Monash University Melbourne, Australia. Jopie mengundurkan diri pada bulan November 2016 dan saat ini sedang menjalani cuti akhir masa jabatan hingga tanggal 23 Februari 2017.

Sebelum diangkat sebagai Direktur Perbankan Bisnis pada tanggal 28 Desember 2016, Heradian Yoto adalah Direktur Teknologi Informasi dan Operasional/Chief Operations Officer yang mulai berkarya di Rabobank Indonesia tahun 2009. Sebelum bergabung di Rabobank Indonesia, ia pernah menjadi Kepala Divisi Operasional di Bank Bira, Automation System Unit Head di Bank Lippo, dan terakhir sebagai Senior Vice President and Country Head of Service RBS (sebelumnya ABN Amro). Yoto meraih gelar Sarjana di bidang teknik fisika dari Institut Teknologi Bandung dan Magister Manajemen dalam bidang manajemen umum dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Before appointed as Director of Business Banking on December 28, 2016, Heradian Yoto was Director IT and Operations/Chief Operations Officer who joined Rabobank Indonesia in 2009. Before joining Rabobank Indonesia, he assumed various positions, including Operations Division Head at Bank Bira, Automation System Unit Head at Bank Lippo, and most recently Senior Vice President and Country Head of Service at RBS (previously ABN Amro). He holds a Bachelor’s degree in physics engineering from Institut Teknologi Bandung and a Master’s degree in general management from Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Jopie JusufDirekturDirector

Jopie Jusuf joined Rabobank Indonesia as Director Business Banking in December 2014. Jopie has more than 27 years of experience in retail banking. He started his banking career at Bank Bali in 1989 and later held a number of key positions in commercial banking at Bank Mega, Bank Permata, and Bank Ekonomi. His last position at Bank Ekonomi was Head of Business Banking. Before joining Rabobank Indonesia he was Business Director at Sampoerna Financial Group. In his banking career he had led a number of important initiatives in product management, business alliance, and organization transformation.

He completed his undergraduate studies at the Faculty of Social and Political Science, Universitas Parahyangan Bandung, majoring in business administration. He also holds a Master degree from IPMI Business School Jakarta and an MBA from Monash University, Melbourne, Australia. Jopie tendered his resignation in November 2016 and is currently on gardening leave until February 23, 2017.

35 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Ponky N. Pudijanto menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, yang juga ditunjuk sebagai Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan sejak bulan September 2012. Ia mulai berkarya di Rabobank Indonesia pada bulan Februari 2010 sebagai Direktur Kepatuhan. Sebelum bergabung dengan Rabobank Indonesia, ia adalah Head of Corporate Compliance di PT Bank Permata Tbk. dan Direktur Kepatuhan untuk Asia Tenggara di American Express Bank. Ia juga pernah menjabat sebagai Senior Vice President, Operations, di PT Bank Danamon Indonesia dan Vice President, Total Quality, di Citibank. Ia meraih gelar Sarjana di bidang akuntansi dari Universitas Indonesia.

Ponky N. PudijantoDirekturDirector

Ponky N. Pudijanto was appointed as Director of Human Resources, overseeing the Compliance function, in September 2012. He joined Rabobank Indonesia as Director of Compliance in February 2010, before which he was Head of Corporate Compliance at PT Bank Permata Tbk and Southeast Asia Director of Compliance at American Express Bank. He also held positions including Senior Vice President, Operations, at PT Bank Danamon Indonesia and Vice President, Total Quality at Citibank. Ponky earned his Bachelor’s degree in accounting from the University of Indonesia.

36 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Bagi Rabobank Indonesia, Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance adalah adalah prioritas bank yang penting untuk memastikan bahwa aktivitas dijalankan dengan standar integritas yang tinggi. Penerapan GCG juga mendukung tujuan Rabobank Indonesia untuk menjadi salah satu bank pangan dan agribisnis terdepan di Indonesia yang kokoh dan berkesinambungan.

Rabobank Indonesia believes that Good Corporate Governance (GCG) is the bank’s priority to ensure the bank’s business activities are carried out in accordance with high standards of integrity. GCG implementation also supports Rabobank Indonesia’s goal to become a rock solid, sustainable, and leading food and agribusiness bank in Indonesia.

GCG merupakan salah satu prinsip yang mendorong Rabobank Indonesia dalam mengimplementasikan strateginya, yaitu fokus kepada sektor pangan dan agribisnis yang merupakan area di mana Rabobank secara global dikenal sebagai ahlinya.

Standar pengelolaan GCG, kontrol internal dan kepatuhan yang berlaku diimplementasikan di seluruh bank secara komprehensif untuk memastikan bahwa Rabobank Indonesia menjalankan seluruh aktivitasnya menurut standar yang tinggi.

Pendahuluan Di Rabobank Indonesia, GCG adalah sistem yang mengendalikan tata kelola bank, menciptakan mekanisme check and balance antar fungsi dalam bank, dan melindungi kepentingan para pemangku kepentingan. GCG juga mendukung pengambilan keputusan yang efektif dan proses bisnis yang efisien, menguntungkan, dan pertumbuhan bank secara berkelanjutan.

Rabobank Indonesia memiliki serangkaian kebijakan internal yang menetapkan standar perilaku yang diharapkan dari semua karyawan. Kebijakan tersebut meliputi memperlakukan rekan kerja dengan hormat dan bermartabat, mematuhi hukum, peraturan dan standar kelompok, menolak suap dan korupsi, menolak berkompromi karena hadiah dan hiburan, dan menghindari konflik kepentingan. Kebijakan lainnya juga dibentuk untuk memastikan tata kelola perusahaan yang kuat dan efektif yang mengendalikan dan mengarahkan bisnis Rabobank Indonesia. Kebijakan-kebijakan ini juga diciptakan untuk menumbuhkan kewirausahaan, integritas dan transparansi keputusan manajemen, pengawasan yang baik dan akuntabilitas dalam pengawasan tersebut.

GCG is one of the principles which drives Rabobank Indonesia in implementing its strategy to focus on food and agribusiness, an area where the bank is globally recognized as an expert.

Implementation of GCG, internal control and compliance standards are carried-out comprehensively throughout the bank to ensure that Rabobank Indonesia conducts all activities in accordance to high standards.

IntroductionAt Rabobank Indonesia, GCG is a system which controls the govenance of the bank, creates a check and balance mechanism among for the functions within the bank, and protects the interest of stakeholders. GCG also supports effective decision making and a business process which is efficient, profitable and supports the bank’s sustainable growth.

Rabobank Indonesia has a set of internal policies which defines the standard behaviour expected from all Rabobank Indonesia employees, which includes treating co-workers with respect and dignity, adhering to prevailing laws, regulations and group standards, refraining from engaging in bribery and corruption, declining potentially compromising gifts or entertainment, and avoiding any conflict of interest. Other policies have also been set to ensure a robust and effective corporate governance system, by which Rabobank Indonesia’s business is guided and controlled. These policies promote entrepreneurship, integrity and transparency of decisions made by management, proper supervision and accountability for such supervision.

Tata Kelola Perusahaan yang BaikGood Corporate Governance

37 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Referring to Otoritas Jasa Keuangan (Financial Services Authority) Regulation No. 6/POJK.03/2015 dated March 31, 2015 regarding Transparency and Publication of Bank Reports and Otoritas Jasa Keuangan Circular No. 11/SEOJK.03/2015 dated April 17, 2015 regarding Transparency and Publication of Conventional Bank Reports, Rabobank Indonesia has adopted the five GCG principles in its internal policies. The five GCG prinsiples are transparency, accountability, responsibility, independency, and regularity. Implementation of GCG at Rabobank Indonesia manifests as follows:

Annual General Meeting The Annual General Meeting of Shareholders (AGM) represents the highest body within Rabobank Indonesia’s organizational structure. The AGM is held once a year; the agenda stipulates approval of the Annual Report, appointment and/or reappointment of members of the Boards of Commissioners and Directors, appointment and/ or reappointment of an External Auditor. In addition to the AGM, three Extraordinary General Meetings were held in 2016.

Board of Commissioners The Board of Commissioners of Rabobank Indonesia is composed of professionals with relevant skills, knowledge and experience, with an Indonesian and Rabobank Group background. All members of the Board of Commissioners have passed the Bank Indonesia/OJK Fit and Proper Test.

The Board of Commissioners (BOC) performs a supervisory role at Rabobank Indonesia, providing strategic direction and supervision of the Board of Directors in setting targets and objectives, overseeing implementation and ensuring that internal controls and periodic reports are in place. With this in mind, the composition of the Board of Commissioners is important as it affects their ability to collectively provide leadership and guidance to the bank’s management.

As of December 31, 2016, one President Commissioner and three Independent Commissioners form the Rabobank Indonesia Board of Commissioners:

Dengan berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 11 /SEOJK.03/2015 tanggal 17 April 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Umum Konvensional, Rabobank Indonesia telah mengadopsi lima prinsip dasar GCG dalam kebijakan internalnya. Lima prinsip dasar GCG adalah keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Penerapan GCG di Rabobank Indonesia diuraikan sebagai berikut:

Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan badan tertinggi dalam struktur organisasi pada Rabobank Indonesia. RUPS Tahunan diselenggarakan satu kali dalam setahun dan memiliki agenda untuk menyetujui Laporan Tahunan, penunjukan dan/atau penunjukan kembali anggota Dewan Komisaris dan Direksi, penunjukan dan/atau penunjukan kembali Auditor Eksternal. Selain RUPS Tahunan, selama tahun 2016 telah diselenggarakan tiga Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.

Dewan Komisaris Dewan Komisaris Rabobank Indonesia terdiri dari para profesional dengan keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang sesuai, yang berasal Indonesia dan Rabobank Group. Semua anggota Dewan Komisaris telah lulus tes uji kemampuan dan kepatutan dari Bank Indonesia/OJK.

Dewan Komisaris atau Board of Commissioners (BOC) melaksanakan fungsi pengawasan di Rabobank Indonesia. Dewan Komisaris memberikan arahan strategis dan mengawasi Direksi dalam penentuan target dan tujuan, mengawasi pelaksanaannya dan memastikan bahwa pengendalian internal serta laporan berkala diimplementasikan. Dengan mempertimbangkan hal ini, susunan Dewan Komisaris menjadi penting karena hal ini menentukan kemampuan Dewan Komisaris untuk secara kolektif menunjukkan kepemimpinannya serta memberikan arahannya kepada pihak manajemen.

Per 31 Desember 2016, satu orang Presiden Komisaris, dan tiga orang Komisaris Independen membentuk Dewan Komisaris Rabobank Indonesia:

Nama/Name Jabatan/Position

Jan Alexander Pruijs Presiden Komisaris/President CommissionerHendrik Adams Komisaris Independen/Independent CommissionerWidiyarto Suwarto Sumitro Komisaris Independen/Independent CommissionerPardi Sudradjat Komisaris Independen/Independent Commissioner

Changes and/or appointments of Commissioners conform to the recommendations of the Nomination Committee or the Remuneration and Nomination Committee and are approved by the General Meeting of Shareholders.

Penggantian dan/atau pengangkatan Komisaris telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite Remunerasi dan Nominasi dan mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

38 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

DireksiDireksi terdiri dari Presiden Direktur/Direktur Utama serta direktur-direktur lainnya yang berasal dari pihak independen terhadap pemegang saham. Semua anggota Direksi dipilih sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, integritas, pengalaman yang dimilikinya sebagaimana dinyatakan dalam peraturan Bank Indonesia.

Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen sehari-hari sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Hal ini termasuk pencapaian rencana bisnis dan memastikan kepatuhan pada semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu, merupakan kebijakan Direksi untuk menindaklanjuti temuan hasil audit secara tepat waktu dan dengan cara yang efektif dengan memastikan bahwa tindakan perbaikan yang diperlukan telah diambil oleh pihak manajemen yang terkait.

Per posisi 31 Desember 2016, Direksi Rabobank Indonesia terdiri dari seorang Presiden Direktur, seorang Wakil Presiden Direktur dan lima orang Direktur. Semua anggota Direksi telah lulus uji kemampuan dan kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Para anggota Direksi tersebut adalah sebagai berikut:

Board of DirectorsThe Board of Directors consists of the President Director and other directors from independent party of the shareholders. Members of the Board of Directors are appointed in accordance with their ability, knowledge, integrity, and experience, as stipulated in the Bank Indonesia regulations.

The Board of Directors is responsible for the day-to-day management of the bank, as executed under stipulated regulations. This includes ensuring the fulfillment of the business plan and compliance with the law and all regulations. It is the policy of Rabobank Indonesia’s Board of Directors to follow up on audit findings in a timely and effective manner, ensuring that necessary corrective actions have been taken by the responsible management.

As of December 31, 2016, the Board of Directors consists of one President Director, one Vice President Director and five Directors. All members of the Board of Directors have passed the Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fit and Proper Test. The members of the Board of Directors are as follows:

Direksi | Board of Directors

Nama/Name Jabatan/Position

Martijn H. Schouten Presiden Direktur/President Director

Geert-Jan Beuming Wakil Presiden Direktur/Vice President Director

Lim Tjoen Hong Direktur Director

Heradian Yoto Direktur Director

Jopie Jusuf Direktur Director

Johan Maarten Loth Direktur Director

Ponky N. Pudijanto Direktur Director

Changes and/or appointments of Directors conform to the recommendations of the Nomination Committee or the Remuneration and Nomination Committee, and are approved by the Annual General Meeting of Shareholders.

Meetings of the Board of Commissioners and Board of DirectorsThe Board of Commissioners and Board of Directors meet regularly to perform their duties and responsibilities. In 2016, the Board of Commissioners conferred four times and the Board of Directors held a total of 45 weekly meetings.

Penggantian dan/atau pengangkatan anggota Direksi telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite Remunerasi dan Nominasi dan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

Rapat-rapat Dewan Komisaris dan DireksiDalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka Dewan Komisaris dan Direksi mengadakan rapat secara berkala. Selama tahun 2016, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak empat kali dan Direksi telah pula mengadakan rapat mingguannya sebanyak 45 kali.

39 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Disamping itu, terdapat Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi yang diselenggarakan setiap triwulan:

Rapat Dewan Komisaris | Board of Commissioners Meeting

Nama/Name Jabatan/Position Jumlah rapat yang dihadiri No. of meetings attended

Jan Alexander Pruijs Presiden Komisaris/President Commissioner 4/4Hendrik Adams Komisaris Independen/Independent Commissioner 4/4Widiyarto Suwarto Sumitro Komisaris Independen/Independent Commissioner 4/4Pardi Sudradjat Komisaris Independen/Independent Commissioner 4/4

Rapat Direksi | Board of Directors Meeting

Nama/Name Jabatan/Position Jumlah rapat yang dihadiri

No. of meetings attended

Kehadiran dalam rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi

Attendance in joint meetings of the Board of Commissioners and

Board of Directors

Martijn H. Schouten Presiden DirekturPresident Director

39/45 4/4

Geert-Jan Beuming Wakil Presiden DirekturVice President Director

31/45 4/4

Ponky N. Pudijanto Direktur/Director 35/45 4/4Heradian Yoto Direktur/Director 35/45 4/4Jopie Jusuf Direktur/Director 38/45 3/4Johan Maarten Loth Direktur/Director 31/45 4/4Lim Tjoen Hong Direktur/Director 28/45 4/4

Board of Commissioners and Board of Directors share ownership and family relationshipMembers of the Board of Commissioners and Board of Directors do not own shares of Rabobank Indonesia. Members of the Board of Commissioners and Board of Directors do not have family relationships with any other members of the Board of Commissioners and Board of Directors.

Board of Commissioners and Board of Directors remunerationMembers of the Board of Commissioners and Board of Directors are entitled to remuneration comprised of a combination of salaries and benefits. In fiscal year 2016, total remuneration was approximately Rp37.440 billion. Remuneration details are as follows:

Kepemilikan saham Dewan Komisaris dan Direksi dan hubungan keluargaPara anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi tidak memiliki saham di Rabobank Indonesia. Di samping itu, para anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi juga tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi lainnya.

Remunerasi Dewan Komisaris dan DireksiPara anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi berhak atas remunerasi yang terdiri dari gaji dan manfaat. Selama tahun 2016, jumlah remunerasi sekitar Rp37,440 miliar dengan rincian sebagai berikut:

Furthermore, a joint meeting of the Board of Commissioners and the Board of Directors was held every quarter:

40 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Jenis remunerasi dan fasilitas lainType of remuneration and other facilities

Total diterima dalam 1 tahunTotal amount received in 1 year

Dewan Komisaris/BOC Direksi/BOD Orang

PersonsDalam jutaan

Rupiah/In million Rupiah

OrangPersons

Dalam jutaan Rupiah

In million Rupiah1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem

dan fasilitas lain dalam bentuk non-natura) Remuneration (salary, bonus, allowance, tantiem

and other non-financial benefits)

4 1.493 7 32.789,71

2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dll.) yang*):Other facilities in monetary form (housing, transportation, medical insurance etc.) which*):

a. dapat dimiliki/can be owned b. tidak dapat dimiliki/cannot be owned

33 3.124,42

Total 4 1.526 7 35.914,13*) Senilai Rupiah/Rupiah value Angka dalam tabel ini ditulis menurut tata bahasa Indonesia; penggunaan titik dan koma berlawanan dalam tata bahasa Inggris.Figures in this table are written according to Indonesian grammar; full-stops and commas are reversed in English grammar.

Total remunerasi per orang dalam 1 tahun*Total remuneration per person per year*

DirekturDirector

KomisarisCommissioner

>Rp2.000.000.000 7 0>Rp1.000.000.000 – Rp2.000.000.000 0 0>Rp500.000.000 – Rp1.000.000.000 0 1< Rp500.000.000 0 3*) Diterima tunai/Received in cashAngka dalam tabel ini ditulis menurut tata bahasa Indonesia; penggunaan titik dan koma berlawanan dalam tata bahasa Inggris.Figures in this table are written according to Indonesian grammar; full-stops and commas are reversed in English grammar.

Salary ratioCompensation in the form of a salary is defined as the right of members of the Board of Commissioners, Board of Directors, and employees to receive a sum of cash as payment from the company or the employer, which is determined and paid in accordance with the respective employment agreement and regulation. This includes allowances for employees and their families for work and/or services rendered.

Salary ratios for the fiscal year 2016: a) The ratio of the highest to the lowest employee salary : 59.55b) The ratio of highest and lowest Director’s salary : 2.10c) The ratio of the highest to the lowest Commissioner’s salary : 1.71d) The ratio of the highest Director’s and the highest employee’s salary : 2.76

Rasio gajiYang dimaksud dengan rasio gaji disini adalah hak Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan untuk menerima sejumlah imbalan tunai sebagai pembayaran dari perusahaan/pemberi kerja yang ditentukan dan dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja yang terkait, undang-undang. Termasuk di dalamnya adalah tunjangan bagi karyawan dan keluarganya atas hasil kerja dan/atau layanan yang diberikan.

Selama tahun buku 2016 rasio gaji adalah sebagai berikut: a) Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah : 59,55b) Rasio gaji Direktur tertinggi

dan terendah : 2,10c) Rasio gaji Komisaris tertinggi

dan terendah : 1,71d) Rasio gaji tertinggi Direktur

dan tertinggi karyawan : 2,76

41 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

KomiteUntuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dan Direksi telah membentuk beberapa komite. Komite-komite tersebut adalah sebagai berikut:

Komite di bawah Dewan KomisarisDengan merujuk kepada peraturan Bank Indonesia mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik/Good Corporate Governance maka Dewan Komisaris telah membentuk beberapa komite untuk mendukung mereka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Anggota dari komite-komite ini ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Berikut ini adalah Komite-komite yang dimaksud:

1. Komite AuditKomite Audit bertanggung jawab untuk mendukung Dewan Komisaris antara lain dalam memonitor dan melakukan evaluasi atas hasil temuan audit terhadap ketentuan-ketentuan yang ada, baik yang dilakukan oleh pihak internal maupun oleh pihak eksternal termasuk pula mengawasi penerapan pelaporan keuangan bank.

Susunan Komite Audit per 31 Desember 2016 yang diangkat oleh Dewan Komisaris adalah: • Widiyarto Suwarto Sumitro sebagai Ketua

(Komisaris Independen) • Pardi Sudradjat sebagai Wakil Ketua (Komisaris

Independen) • Amalia Setyanti Lestari sebagai Anggota (Pihak

Independen)• Rahmat Prayogo sebagai anggota (Pihak

Independen)

Tujuan Komite:a) Untuk mengawasi dan menilai kualitas kinerja

fungsi Audit Internal. Adapun tanggung jawab komite adalah untuk: • Menyetujui dan meninjau rencana tahunan

Audit Internal, secara berkala melakukan evaluasi atas pencapaian dari rencana tersebut, dan mempertimbangkan area yang perlu menjadi perhatian audit dan masuk dalam cakupan audit;

• Meninjau semua laporan hasil audit internal dan eksternal, termasuk laporan dari regulator, dan menilai perkembangan perbaikan yang telah dilakukan oleh pihak manajemen;

• Mendiskusikan hasil laporan/temuan dengan Auditor khususnya terkait kelemahan pada kontrol dan/atau pelaporan, tingkat kerjasama yang diterima, serta independensi dari Audit;

CommitteesThe Board of Commissioners and Board of Directors form a number of committees to support them in performing their duties and responsibilities:

Committees under the Board of CommissionersWith reference to prevailing Bank Indonesia regulations on Good Corporate Governance, the Board of Commissioners has formed committees to support its duties and responsibilities. Members of these committees are appointed by the Board of Commissioners. The committees are as follows:

1. Audit CommitteeThe Audit Committee is responsible for assisting the Board of Commissioners, among others, in monitoring and evaluating the results of the audit findings, which is conducted by internal or external parties, and also for overseeing the bank’s financial reporting practices.

Members of the Committee appointed by the Board of Commissioners as of December 31, 2016: • Widiyarto Suwarto Sumitro, Chairman

(Independent Commissioner) • Pardi Sudradjat, Member (Independent

Commissioner) • Amalia Setyanti Lestari, Member (Independent

Party) • Rahmat Prayogo, Member (Independent Party)

Objectives of the Committee:a) To oversee and assess the quality of the

performance of the Internal Audit function. The committee’s responsibility is to: • Approve and review the annual Internal

Audit plan, periodically evaluate progress and consider areas of audit concern and areas that should be in the audit scope;

• Review all internal and external audit reports, including reports from regulators, and evaluate the progress of corrective measures that have been taken by the management;

• Discuss reports/findings with Auditors, particularly those related to control and/ or reporting, degree of cooperation and independency of audit;

42 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

• Memastikan manajemen mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan rekomendasi yang telah disepakati untuk memperbaiki kekurangan/permasalahan pada kontrol yang signifikan secara tepat waktu;

• Mengkonfirmasikan bahwa terdapat pendekatan yang terkoordinasi dengan baik sehubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan kerja antara Audit Internal dan Audit Eksternal untuk memastikan tercapainya cakupan audit yang memadai dalam pemeriksaan atas sistem pengendalian internal bank dan atas laporan keuangan bank;

• Secara berkala, dengan konsultasi dari Audit Internal, menilai apakah tugas dan tanggung jawab fungsi Audit Internal tetap relevan, secara berkesinambungan memperbaiki kinerja Audit Internal, dan menentukan perubahan-perubahan yang dipandang perlu.

b) Mengawasi efektivitas sistem pengendalian internal dan pelaporan manajemen.

Tanggung jawab komite adalah untuk:• Memastikan bahwa permasalahan-

permasalahan yang muncul dari Audit, Pengendalian Internal, laporan keuangan maupun laporan lainnya telah ditangani dan diperbaiki sebagaimana mestinya dan secara tepat waktu. Hal ini membutuhkan penilaian dari Komite untuk menentukan apakah pihak manajemen telah mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan rekomendasi yang telah disepakati untuk memperbaiki kekurangan/ permasalahan pada kontrol secara tepat waktu;

• Mendiskusikan dengan Manajemen, Audit Internal, dan (jika perlu) Auditor Eksternal mengenai prosedur dan kontrol dalam mengamankan aset bank dan kewajaran catatan pembukuan bank sehingga dapat memberikan konfirmasinya atas efisiensi dan efektivitas dari kontrol yang ada dan menentukan tindak lanjutnya jika perlu;

• Mendiskusikan dengan Manajemen, Audit Internal, Audit Eksternal, dan Kepatuhan untuk menentukan apakah terdapat hal-hal yang tidak biasa sepanjang proses audit mereka terkait dengan ketentuan dari regulator;

• Ensure that the management is taking action in accordance with the stipulated recommendations to address significant inadequacies/problems of control in a timely manner;

• Confirm that there is a coordinated approach to the planning and execution of the work between Internal and External Audit, to ensure sufficient coverage in checking the systems regarding internal control and financial statements;

• From time to time, in consultation with Internal Audit, assess whether the duties and responsibilities of the Internal Audit function remain relevant, continuously improve the audit performance, and decide on necessary changes.

b) Oversee the effectiveness of the internal control system and management reporting.

The committee’s responsibility is to:• Ensure that issues arising from Audit, Internal

Control, financial statements and other reports are being addressed and rectified in an appropriate and timely manner. This will require an assessment by the Committee to decide whether the Management is taking the right action in accordance with the agreed recommendation to address inadequacies/issues in control, in a timely manner;

• Discuss with Management, Internal Audit and (if required) External Auditors procedures and controls regarding the safeguarding of assets and soundness of financial records, to confirm the efficiency and effectiveness of existing controls, and to decide on further actions where necessary;

• Discuss with Management, Internal Audit, External Auditors, and Compliance to determine any irregularities identified during the course of audits, with regard to the requirements of regulators;

43 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

• Menentukan apakah setiap ketentuan dan peraturan dari otoritas perbankan telah dipenuhi dan apakah informasi yang diberikan kepada regulator adalah informasi yang dapat diandalkan.

c) Untuk mengawasi konsistensi antara implementasi audit oleh kantor akuntan publik dengan standar audit yang berlaku termasuk konsistensi laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku, pengawasan proses laporan keuangan dan hasilnya. Tanggung jawab komite adalah untuk:• Memberikan rekomendasi atas penunjukan

akuntan publik dan kantor akuntan publik kepada Dewan Komisaris;

• Mengawasi audit eksternal atas laporan tahunan dan konsolidasi;

• Melakukan diskusi dengan kantor akuntan publik terkait hal penting yang diangkat dalam pemeriksaan audit eksternal yang diwajibkan, dan khususnya kelemahan material yang teridentifikasi sehubungan dengan proses laporan keuangan;

• Mengawasi perkembangan peraturan dan penerapan akuntansi di bank dan meninjau aspek kualitatif dari kegiatan akuntansi bank, termasuk estimasi akuntansi dan pernyataan laporan keuangan;

• Memonitor integritas laporan keuangan bank dan publikasi formal terkait laporan keuangan bank;

• Meninjau penilaian laporan keuangan sehubungan dengan isu signifikan yang terkandung dalam laporan keuangan jika ada.

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit mengadakan beberapa kali pertemuan. Selama tahun 2016, Komite Audit tercatat telah melakukan empat kali rapat:

Nama/Name Jabatan/Position Jumlah rapat yang dihadiri/Number of meetings attended

Widiyarto Suwarto Sumitro Ketua (Komisaris Independen)/Chairman (Independent Commissioner)

4/4

Pardi Sudradjat Wakil Ketua (Komisaris Independen)/Vice Chairman (Independent Commissioner)

4/4

Amalia Setyanti Lestari Anggota (Pihak Independen)/Member (Independent Party) 2/4Rahmat Prayogo Anggota (Pihak Independen)/Member (Independent Party) 2/4

• Determine whether all statutory and regulatory requirements from the banking authorities have been met and if the information provided to the regulator is reliable.

c) Oversee the consistency of audit practices by the public accountant against the prevailing audit standards, including the consistency of financial reporting accounting standards, and supervision of the financial reporting and results. The committee is responsible to:• Provide recommendations in appointing the

public accountant and public accountant office to the Board of Commissioners;

• Supervise external audit on the annual report and consolidation;

• Hold discussions with the public accountant office on important issues identified by the mandatory external audit, particularly on weaknesses identified in the financial reporting process;

• Oversee developments in the accounting regulations and practices at the bank and review the qualitative aspects of the bank’s accounting, including accounting estimates and statements in the financial report;

• Monitor the integrity of the bank’s financial statement and official publication related to the bank’s financial report;

• Review the assessment on the financial report with regard to significant issues in the financial report if any.

In performing its responsibilities, the Audit Committee performed a number of meetings. In the 2016, the Audit Committee held four meetings:

2. Risk Monitoring CommitteeThe responsibility of the Risk Monitoring Committee is to assist the Board of Commissioners in monitoring and evaluating strategic decisions regarding risks associated with the bank.

2. Komite Pengawasan RisikoTanggung jawab Komite Pengawas Risiko adalah membantu Dewan Komisaris dalam mengawasi dan mengevaluasi keputusan strategis terkait risiko yang berkaitan dengan bank.

44 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Anggota komite adalah sebagai berikut: • Pardi Sudradjat sebagai Ketua (Komisaris

Independen) • Widiyarto Suwarto Sumitro sebagai Wakil Ketua

(Komisaris Independen) • Amalia Setyanti Lestari sebagai Anggota (Pihak

Independen)• Rahmat Prayogo sebagai Anggota (Pihak

Independen)

Sepanjang tahun 2016, Komite Pengawas Risiko telah melakukan empat kali rapat yang dihadiri oleh anggotanya:

Nama/Name Jabatan/Position Jumlah rapat yang dihadiri/Number of meetings attended

Pardi Sudradjat Ketua/Chairman 4/4Widiyarto Suwarto Sumitro Wakil Ketua/Vice Chairman 4/4Amalia Setyanti Lestari Pihak independen/Independent party 2/4Rahmat Prayogo Pihak independen/Independent party 1/4

Members of the committee are: • Pardi Sudradjat, Chairman (Independent

Commissioner) • Widiyarto Suwarto Sumitro, Vice Chairman

(Independent Commissioner) • Amalia Setyanti Lestari, Member (Independent

Party) • Rahmat Prayogo, Member (Independent Party)

In 2016, the Risk Monitoring Committee held a total of four meetings attended by its members, as follows:

3. Remuneration & Nomination Committee The Remuneration and Nomination Committee is

responsible for assisting the Board of Commissioners in fulfilling its oversight function.

Members of the Remuneration & Nomination Committee appointed by the Board of Commissioners as of December 31, 2016: • Hendrik Adams – Chairman (Independent

Commissioner)• Jan Alexander Pruijs - Member (President

Commissioner)• Irene Wiryawan - Member (Executive Officer, Human

Resources Department)

The objectives of the Committee are:a. Related to remuneration

• To evaluate the existing remuneration policy;• To provide recommendations to the Board of

Commissioners on remuneration policies for members of the Board of Commissioners and Board of Directors, to be submitted to the General Meeting of Shareholders;

• To provide recommendations to the Board of Commissioners on remuneration policies for the bank’s Executive Officers and employees, for submission to the Board of Directors.

b. Related to nomination• To recommend systems and procedures in

selecting and/or replacing members of the Board of Commissioners and Board of Directors, for submission to the General Meeting of Shareholders;

3. Komite Remunerasi dan NominasiTanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tanggung jawab pengawasannya.

Para anggota Komite diangkat oleh Dewan Komisaris, dan per 31 Desember 2016 susunan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut: • Hendrik Adams - Ketua (Komisaris Independen)

• Jan Alexander Pruijs - Anggota (Komisaris Utama)

• Irene Wiryawan - Anggota (Pejabat Eksekutif Departemen Sumber Daya Manusia)

Tujuan Komite adalah:a. Yang berkaitan dengan remunerasi

• Mengevaluasi kebijakan remunerasi; • Memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);

• Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan karyawan bank secara keseluruhan yang disampaikan kepada Direksi.

b. Yang berkaitan dengan nominasi• Menyampaikan rekomendasi mengenai sistem

dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian para anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS;

45 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

• Menyampaikan rekomendasi mengenai calon para anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi untuk disampaikan kepada RUPS;

• Menyampaikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota komite kepada Dewan Komisaris.

Pada tahun 2016 Komite Remunerasi dan Nominasi mengadakan tujuh kali rapat dengan catatan kehadiran sebagai berikut:

Nama/Name Jabatan/Position Jumlah rapat yang dihadiri/Number of meetings attended

Hendrik Adams Ketua/Chairman 7/7Jan Alexander Pruijs Anggota/Member 7/7Irene Wiryawan Anggota/Member 7/7

Komite di bawah DireksiDireksi Rabobank Indonesia dibantu oleh beberapa Komite yang bertugas untuk memberikan nasihat profesional dan rekomendasi yang berkaitan dengan kebijakan dan arahan kepada manajemen. Komite-komite tersebut adalah:

1. Komite KreditTerdapat prosedur dan ketentuan pelaporan internal yang ketat untuk semua kredit dan hal-hal yang berkaitan dengan kredit. Kebijakan risiko kredit yang lengkap dan terperinci telah tersedia bagi semua staf Rabobank Indonesia dan prosedur internal menjamin telah dilakukannya pengkinian secara berkala. Komite Kredit mengadakan rapat secara berkala setiap minggunya berdasarkan agenda tertentu dan hasil rapat Komite Kredit didistribusikan kepada divisi-divisi terkait setelah disetujui untuk ditindak lanjuti. Komite Kredit dibedakan atas (1) Usaha Kecil dan Menengah atau UKM (dua tingkat), (2) Komersial dan (3) Korporasi. Dalam setiap komite, persetujuan limit telah ditentukan untuk pinjaman baru, pinjaman dengan kinerja yang baik dan juga untuk pinjaman yang bermasalah. Susunan para anggota yang dapat memberikan suara menunjukkan keseimbangan antara fungsi komersial dan manajemen risiko.

Fungsi dalam Komite Kredit UKMFunction in SME Credit Committee

Jabatan/Position

Ketua/Chairman Kepala Unit Kredit Segmen SME/Head of Credit Branch NetworkDeputi Ketua/Deputy Chairman Pemimpin Tim Analis Risiko Kredit - Segmen Komersial

Team Leader of Commercial Credit RiskAnggota Tetap/ Permanent Member Direktur Perbankan Bisnis/Director Business BankingAnggota Tetap/Permanent Member Kepala Unit Bisnis - Segmen Komersial/Head of Commercial BankingAnggota Tetap/Permanent Member Kepala Manajemen Bisnis/Head of Business ManagementAnggota Tetap/Permanent Member Kepala Unit Jaminan Kualitas Kredit/Head of Credit Quality Assurance (CQA)

• To recommend candidates for members of the Board of Commissioners and/or Board of Directors for submission to the General Meeting of Shareholders;

• To recommend independent parties as committee members to the Board of Commissioners.

In 2016 the Remuneration & Nomination Committee held a total of seven meetings, attended as follows:

Committees under the Board of DirectorsRabobank Indonesia Board of Directors is assisted by a number of committees whose task is to provide professional advice and recommendations regarding policies and directions to management. The committees are:

1. Credit CommitteeStrict internal procedures and reporting guidelines are in place for all credit and credit-related matters. A detailed and comprehensive credit risk policy is available to all Rabobank Indonesia staff, and internal procedures ensure that periodic updates are performed. The Credit Committee meets regularly every week on a fixed agenda and minutes of the meeting are distributed to related parties after the approval of action points. The Credit Committee is separated into (1) Small and Medium Enterprise or SME (two levels), (2) Commercial, and (3) Corporate. In each Committee, approval limits have been set for new loans, performing loans and non-performing loans as well. The composition of voting members shows a balance between commercial and risk management functions.

46 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Fungsi dalam Komite Kredit KomersialFunction in Commercial Credit Committee

JabatanPosition

Ketua/Chairman Direktur Risiko/CRO/Director of Risk/CRODeputi Ketua/Deputy Chairman Presiden Direktur/CEO/President Director/CEOWakil Deputi Ketua/Vice Deputy Chairman Kepala Kredit Korporasi /Head of Corporate CreditAnggota Tetap/Permanent Member Direktur Perbankan Bisnis /Director of Business BankingAnggota Tetap/Permanent Member Kepala Perbankan Komersial /Head of Commercial BankingAnggota Tetap/Permanent Member Pemimpin Tim Analis Kredit Komersial /Tim Leader Commercial Credit Analyst

Fungsi dalam Komite Kredit WholesaleFunction in Wholesale Credit Committee

JabatanPosition

Ketua/Chairman Direktur Risiko/CRO/Director of Risk/CRO Deputi Ketua/Deputy Chairman Presiden Direktur/CEO/President Director/CEOAnggota Tetap/Permanent Member Kepala Kredit Korporasi /Head of Corporate CreditAnggota Tetap/Permanent Member Direktur Perbankan Korporasi/ Senior Relationship Banker

Director Corporate Banking/Senior Relationship BankerAnggota Tetap/Permanent Member Senior Relationship Manager

2. Komite Assets & Liabilities (ALCO)Komite ini mengadakan rapat setiap bulan dan memutuskan semua masalah yang terkait dengan tresuri dan kebijakan tresuri, hal-hal yang berkaitan dengan peraturan/ketentuan yang berlaku, pengelolaan neraca dan pendanaan risiko pasar dan operasional.

Anggota Komite ini adalah:• Kepala Keuangan (Ketua) • Kepala Tresuri (Wakil Ketua) • Presiden Direktur • Chief Risk Officer • Direktur Perbankan Korporasi • Direktur Perbankan Bisnis • Manajer Risiko Pasar• Manajer Keuangan (Sekretaris) • Direktur/Kepala Kepatuhan (Undangan)

3. Komite Manajemen RisikoKomite Manajemen Risiko bertanggung jawab membantu Direksi dalam melakukan pengawasan terhadap efektivitas tata kelola manajemen risiko melalui penerapan kebijakan dan prosedur manajemen risiko maupun pemantauan profil risiko Rabobank Indonesia. Setiap bulannya Komite Manajemen Risiko mengkaji profil risiko bank, mendiskusikan jenis risiko dengan eksposur yang cenderung meningkat/tinggi. Komite Manajemen Risiko juga memastikan ketersediaan tindak lanjut dalam mengatasi eksposur risiko yang meningkat, mengkaji dan menyetujui kebijakan terkait manajemen risiko, dan hal lainnya yang terkait dengan pengelolaan dan eskalasi risiko ke manajemen.

2. Assets & Liabilities Committee (ALCO)This committee meets monthly and decides on all issues related to treasury and treasury policies, regulatory issues, balance sheet management, and funding of market risk and operational risk.

Committee members are:• Head of Finance (Chairman) • Head of Treasury (Vice Chairman) • President Director • Chief Risk Officer • Director Corporate Banking • Director Business Banking• Market Risk Manager• Finance Manager (Secretary) • Director/Head of Compliance (Invitee)

3. Risk Management CommitteeThe Risk Management Committee is responsible for supporting the Board of Directors in overseeing the effectiveness of the risk management governance by enacting the risk management policies and procedures, and monitoring Rabobank Indonesia’s risk profile. Every month the Risk Management Committee reviews the bank’s risk profile, discusses the types of risks that tend to increase. The Risk Management also ensures that an action plan to mitigate higher risk is in place, reviews and approves policies related to risk management and other matters related to management, and escalation of risk to management.

47 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Susunan anggota Komite Manajemen Risiko adalah:

Anggota• Chief Risk Officer (Ketua) • Presiden Direktur (Wakil Ketua) • Direktur Perbankan Korporasi• Direktur Perbankan Bisnis • Kepala Kontrol Risiko Operasional • Kepala Operasional dan Teknologi Informasi• Kepala Keuangan • Kepala Kepatuhan • Kepala Tresuri

Undangan• Direktur Sumber Daya Manusia• Kepala Audit Internal• Representatif dari Unit Risiko Pasar dan Likuiditas• Kepala Risiko Kredit Korporasi• Kepala Hukum• Departemen lain yang terkait

KepatuhanFungsi Kepatuhan di Rabobank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku dibentuk pada tingkat Direktur. Hal ini dimaksudkan untuk membantu menangani risiko kepatuhan di Rabobank Indonesia secara lebih detil dan menyeluruh. Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Fungsi Kepatuhan merupakan serangkaian tindakan atau langkah yang bersifat ex-ante (preventif ) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Rabobank Indonesia telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi ini juga memastikan kepatuhan Rabobank Indonesia terhadap komitmen yang dibuat oleh Rabobank Indonesia kepada otoritas pengawas yang berwenang.

Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan bertanggung jawab untuk: • Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya

Budaya Kepatuhan di Rabobank Indonesia• Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip

kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi• Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan

digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal di Rabobank Indonesia

• Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan Rabobank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

• Meminimalkan risiko kepatuhan bank

The Risk Management Committee consists of the following:

Members• Chief Risk Officer (Chairman) • President Director (Vice Chairman) • Director Corporate Banking• Director Business Banking• Head of Operational Risk Control• Head of Operations and IT• Head of Finance• Head of Compliance• Head of Treasury

Invitees• Director Human Resources• Head of Internal Audit• Representative of the Market and Liquidity Risk Unit• Head of Corporate Credit Risk• Head of Legal• Other related departments

ComplianceThe Compliance function within Rabobank Indonesia was established at the Director’s level to manage compliance risk in a more detailed and comprehensive manner. Compliance risk is defined as the risk arising because the bank fails to comply with and/or fails to implement prevailing laws and regulations.

The Compliance function is a series of preventive actions or steps (ex-ante) to ensure that policies, regulations, systems, procedures and business activities performed by Rabobank Indonesia are in line with existing laws and regulations. This function also ensures Rabobank Indonesia’s compliance with its commitment to supervisory authorities.

The Director who oversees Compliance is responsible for:

• Formulating a strategy to nurture a Compliance Culture at Rabobank Indonesia

• Proposing compliance policies or compliance principles to be endorsed by the Board of Directors

• Establishing a compliance system and procedures which will be used to formulate regulations and internal guidelines at Rabobank Indonesia

• Ensuring that all policies, regulations, systems, procedures and business activities performed by Rabobank Indonesia are in line with existing laws and regulations

• Minimizing the bank’s compliance risk

48 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

• Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/ atau keputusan yang diambil Direksi Rabobank Indonesia tidak menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan senantiasa bertindak independen, di mana pencapaian kinerja Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan maupun Satuan Kerja Kepatuhan tidak ditentukan dari pencapaian finansial dari unit kerja lainnya.

Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan TerorismeProgram Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) yang telah diimplementasikan di Rabobank Indonesia bertujuan untuk menghindarkan bank dari keterkaitan terhadap aktivitas pencucian uang, pendanaan terorisme, pelanggaran kebijakan sanksi, fraud ataupun tindak kejahatan lainnya.

Penerapan program APU dan PPT juga merupakan elemen penting untuk mendukung penerapan prudential banking (perbankan yang menerapkan prinsip kehati-hatian) yang dapat melindungi bank dari berbagai risiko yang mungkin timbul antara lain risiko hukum, risiko reputasi dan risiko operasional.

Pelaksanaan program APU dan PPT merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan kerangka manajemen risiko bank secara keseluruhan, di mana penerapannya selain mengacu pada prinsip-prinsip umum, juga mengacu pada prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional seperti penerapan kebijakan sanksi (Sanctions Policy).

Untuk memastikan kebijakan APU dan PPT sesuai dengan pengembangan produk, jasa dan teknologi bank serta mengikuti perkembangan modus pencucian uang atau pendanaan terorisme yang terdapat di pasar, maka Rabobank Indonesia telah melakukan peninjauan dan pengkinian kebijakan APU dan PPT secara berkala.

Bank memiliki unit kerja khusus yang bertanggung jawab atas pelaksanakan program APU dan PPT di kantor pusat maupun kantor-kantor cabang.

Pelatihan dan sosialisasi secara berkala khususnya bagi pegawai dari unit kerja terkait dan pegawai baru telah dilaksanakan. Bank juga sedang mengembangkan sistem informasi untuk mendukung penerapan program APU dan PPT secara lebih efektif dan efisien.

• Implementing preventative actions to ensure that the policies and/or decisions made by Rabobank Indonesia Board of Directors do not violate existing laws and regulations.

In carrying out his/her duties and responsibilities, the Director who oversees compliance acts independently, and therefore the achievements of the Director who oversees compliance or the Compliance Unit do not depend on the financial achievements of other units.

Anti-Money Laundering and Prevention of Terrorism FundingThe Anti-Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding program which is already implemented in Indonesia aims to protect the bank from any association with money laundering, terrorist funding, violation of sanctions policies, fraud or other criminal acts.

The enactment of Anti-Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding is a vital aspect of prudential banking practices, that can protect the bank from various risks including legal risk, reputation risk, and operational risk.

The enactment of Anti-Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding is an integral part of implementing the bank’s risk management framework, which is based on general principles as well as principles, which apply internationally, such as Sanctions Policy.

To ensure that Anti-Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding policies are relevant to the development of the bank’s products and technology, and are also relevant to developments in money laundering and terrorist funding practices, Rabobank Indonesia periodically reviews and updates its Anti-Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding policies.

A special unit responsible for the implementation of Anti- Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding programmes is in place at the head office and branch offices.

Training and communications sessions for new staff and related units are periodically held. The bank is also developing an information system to increase efficiency and effectiveness in the implementation of its Anti-Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding programs.

49 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Audit InternalAudit Internal merupakan fungsi yang independen terhadap satuan kerja operasional dan unit kerja lainnya. Audit Internal bertanggungjawab secara langsung kepada Presiden Direktur dan memiliki jalur komunikasi kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

Audit Internal melaksanakan tugasnya dengan berpedoman pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB), Standar Praktik Profesional dari Institute of Internal Auditors (IIA), dan Piagam Audit Internal yang menjelaskan visi, misi, wewenang, dan tanggung jawab Audit Internal. Rencana audit tahunan dibuat dengan melakukan penilaian terhadap risiko-risiko yang melekat dan efektivitas pengendalian dari setiap entitas yang diperiksa. Dalam melakukan aktivitas pemeriksaan, Audit Internal menggunakan pendekatan audit berbasis risiko.

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Audit Internal memiliki akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap seluruh catatan, informasi, karyawan, dan aset dari bank. Audit Internal juga secara rutin bertemu dengan Direksi dan Komite Audit untuk membahas kegiatan audit yang telah dilakukan, status tindak lanjut atas temuan audit, dan status pelaksanaan rencana tahunan audit.

Struktur organisasi Audit Internal adalah sebagai berikut : a. Kepala Audit Internal b. Pendukung Audit Internalc. Tim audit Perbankan Bisnisd. Tim audit Perbankan Korporasi dan Kantor Pusate. Tim audit Teknologi Informasi

Audit EksternalUntuk tahun buku 2016, Price Waterhouse Coopers Indonesia (KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan) telah ditunjuk sebagai Auditor Eksternal Rabobank Indonesia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan audit laporan keuangan bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Selama tahun 2016 Auditor Eksternal tidak menyediakan layanan lain kepada Rabobank Indonesia kecuali layanan audit keuangan dan karena itu bebas dari kemungkinan benturan kepentingan.

Implementasi Manajemen Risiko & Pengendalian InternalDivisi Manajemen Risiko berada di bawah pengawasan Chief Risk Officer yang bertanggung jawab kepada Presiden Direktur. Divisi Manajemen Risiko terdiri dari departemen di bawah ini: • Manajemen Risiko Operasional • Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas • Manajemen Risiko Kredit • Kredit Jaringan Kantor Cabang

Internal AuditInternal Audit is a function which is independent from the operational units and other units. Internal Audit reports directly to the President Director and maintains a communications line to the Board of Commissioners through the Audit Committee.

In carrying out its responsibilities, Internal Audit refers to Internal Audit Standards for Banking, Standard Professional Practices issued by the Institute of Internal Auditors (IIA), and the Internal Audit Charter, which explains the vision, mission, authority and responsibility of Internal Audit. The Annual audit plan is formulated by assessing the risks and control effectiveness of all entities evaluated. Internal Audit uses a risk-based approach in its assessment.

Internal Audit has full, free and unlimited access to records, information, staff reports and the bank’s assets, in performing its duties and carrying out responsibilities. Internal Audit regularly discusses audit activities, the status of action plans on findings, and the status of the implementation of the annual audit plan, with the Board of Directors and Audit Committee.

The organization structure of Internal Audit is as follows: a. Head of Internal Auditb. Internal Audit Supportc. Business Banking audit teamd. Corporate Banking and Head Office audit teame. Information Technology audit team

External AuditRabobank Indonesia appointed Price Waterhouse Coopers Indonesia (KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan) as the bank’s External Auditor responsible for auditing the bank’s financial reports for the year ending December 31, 2016. In 2016 the External Auditor did not provide any other service to Rabobank Indonesia except for the financial audit, and was therefore excluded from the possibility of any conflict of interest.

Implementation of Risk Management & Internal Control

The Risk Management division is under the supervision of the Chief Risk Officer who reports directly to the President Director. The Risk Management Division comprises the following units: • Operational Risk Management • Market and Liquidity Risk Management • Credit Risk Management • Branch Network Credit

50 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

• Manajemen Aset Khusus • Administrasi Risiko Kredit • Hukum & Sekretaris Perusahaan

Tanggung jawab utama atas unit-unit di bawah ini adalah:

a. Manajemen Risiko Operasional Dalam mengelola risiko operasional, bank menerapkan

prinsip Tiga Lini Pertahanan. Unit bisnis, pendukung, maupun cabang selaku lini pertahanan pertama memiliki tanggung jawab utama mengelola dan memitigasi risiko dalam pekerjaan sehari-hari. Departemen Operational Risk Control (ORC) sebagai lini pertahanan kedua bertanggung jawab untuk: (1) Menyediakan kebijakan dan prosedur untuk

implementasi manajemen risiko operasional. (2) Memberikan rekomendasi sebagai ahli dalam bidang

manajemen risiko operasional kepada lini pertahanan pertama.

(3) Memberikan pelatihan untuk meningkatkan budaya dan kesadaran risiko di bank. Dalam menjalankan tugasnya, Departemen ORC dibantu oleh champion yang merupakan bagian dari lini pertahanan pertama dan memiliki peran aktif dalam mendorong implementasi manajemen risiko operasional secara efektif pada lini pertahanan pertama. Audit selaku lini pertahanan ketiga akan memastikan bahwa lini pertahanan pertama dan kedua telah melaksanakan tanggung jawabnya.

b. Manajemen risiko pasar dan likuiditas Risiko pasar adalah risiko kerugian akibat pergerakan

pasar yang tidak menguntungkan yang berkaitan dengan suku bunga dan valuta asing. Risiko likuiditas adalah risiko ketidak mampuan untuk memenuhi kewajiban finansial karena kurangnya dana likuid dan ketidakmampuan bank untuk melikuidasi asetnya pada harga yang wajar.

Di Rabobank Indonesia risiko likuiditas termasuk ke dalam fungsi Risiko Pasar dan Likuiditas. Asset Liability Committee (ALCO) melakukan pengawasan manajemen terhadap implementasi pengelolaan risiko pasar dan likuiditas sementara Komite Manajemen Risiko melakukan fungsi pelaksanaan dan pengendalian risiko pasar dan risiko likuiditas bersama dengan risiko-risiko lainnya.

Rabobank Indonesia fokus kepada risiko likuiditas pendanaan (funding), yaitu risiko untuk mendanai bank. Beberapa standar pengukuran telah dimiliki untuk memonitor dan mengontrol risiko likuiditas. Termasuk di dalamnya adalah Loan to Funding Ratio (LFR), Liquidity Coverage Ratio (LCR).

• Special Asset Management • Credit Risk Adminstration • Legal & Corporate Secretary

Key responsibilities of these units are:

a. Operational Risk Management In managing operational lrisk, the bank applies the

Three Lines of Defense principle. Business units, support functions and branches are the first line of defense responsible in managing and mitigating risk on a daily basis. The Operational Risk Control (ORC) Department is the second line of defense and is responsible for:

(1) Providing policies and procedures to implement operational risk management.

(2) Preparing recommendations as an expert in operational risk management to the first line of defense.

(3) Conducting training to improve risk awareness and risk culture at the bank. In performing its responsibilities, the ORC department has the support of champion who are part of the first line of defense and play an active role in driving the implementation of operational risk effectively at the first line of defence. As the third line of defense, Audit will ensure that the first line and second line of defense have fulfilled their duties.

b. Market Risk Management Market risk is the risk of loss from unfavourable market

movements related to interest rates and foreign exchange. Liquidity risk is the risk of not being able to meet financial obligations due to the lack of liquid funds and the inability to liquidate assets at a reasonable price.

At Rabobank Indonesia, liquidity risk is included in the Market and Liquidity Risk function. The Asset Liability Committee (ALCO) conducts management supervision on the implementation of market and liquidity risk management while the Risk Management Committee conducts the control and implementation function of market and liquidity risks as well as other risks.

Rabobank Indonesia focuses on funding liquidity risk management, which is the risk of funding the bank. A number of measurement standards to monitor and control liquidity risk are in place, including Loan to Findung Ratio (LFR), and Liquidity Coverage Ratio (LCR).

51 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Sejak Juli 2016 bank telah melaporkan kepada regulator secara berkala Net Cummulative Outflow, Liquidity Gap Ratio, Liquid Asset Ratio, dan Currency Mismatch Ratio. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko likuiditas pendanaan sekiranya terjadi kondisi pasar yang kurang menguntungkan seperti kekurangan likuiditas pasar dan penarikan dana secara besar-besaran. Liquidity Stress Testing (LST) juga dilakukan secara berkala berdasarkan sejumlah skenario untuk menganalisa ketahanan likuiditas bank untuk skenario-skenario tertentu.

Untuk menganalisa ketahanan likuiditas bank dalam kondisi darurat, Rabobank Indonesia telah menyiapkan dan melakukan Contigency Funding Plan (CFP) secara periodik untuk melihat kesiapan bank dalam menghadapi kondisi stres likuiditas, selain itu juga untuk menentukan peranan, tanggung jawab, prosedur, dan mekanisme di antara berbagai pihak di Rabobank Indonesia.

Market risk appetite atau selera risiko pasar Rabobank Indonesia dibedakan dalam dua fungsi yaitu Trading Book dan Banking Book. Untuk Trading Book dikelola menggunakan Value at Risk (VaR) dan Event Risk Type (stress test). Bank tidak melakukan proprietary trading sehingga eksposur risiko Trading Book dapat diminimalisir. Metodologi VaR merepresentasikan risiko dari semua produk yang diperdagangkan dalam suatu nilai yang ekuivalen, sehingga konsolidasi dan perbandingan risiko yang efektif dari berbagai aktivitas perdagangan dapat dilakukan. Event Risk Appetite menunjukkan kerugian maksimum yang dapat diterima oleh Rabobank Indonesia jika terjadi kasus-kasus ekstrem atas peristiwa pasar yang telah ditetapkan sebelumnya. Banking Book menggunakan repricing gap dan duration gap untuk mengukur sensitivitas posisi neraca bank terhadap perubahan tingkat suku bunga. Untuk memonitor dan mengontrol risiko, unit Risiko Pasar dan Likuiditas menetapkan limit-limit risiko pasar yang dipantau ketat setiap hari dan dilaporkan kepada Direksi maupun komite terkait secara independen.

c. Manajemen Risiko Kredit Semua aplikasi kredit baru maupun kredit yang

termasuk dalam kaji ulang berkala akan dianalisa oleh departemen Analisa Risiko Kredit. Hanya nasabah yang memiliki nilai kredit yang layak yang akan diproses untuk persetujuan selanjutnya. Semua kredit yang ada akan dikaji ulang sedikitnya sekali dalam satu tahun. Kredit yang termasuk dalam kategori kredit bermasalah dikaji ulang lebih sering.

Since July 2016 the bank has reported its Net Cummulative Outflow, Liquidity Gap Ratio, Liquid Asset ratio and Currency Mismatch Ratio to regulators. This is done to forestall any funding liquidity risk caused by unfavourable market conditions, such as an unexpected market liquidity shortage or large fund withdrawals. Liquidity Stress Testing (LST) is carried out periodically, using a number of scenarios to analyse the bank’s liquidity resilience for certain scenarios.

To analyse the bank’s liquidity resilience in emergency situations, Rabobank Indonesia has prepared and applied a Contingency Funding Plan (CFP) to periodically assess the bank’s readiness in liquidity stress situations and define the roles, responsibilities, procedures and mechanisms of various parties at Rabobank Indonesia.

Rabobank Indonesia’s Market risk appetite is distinguished by the Trading Book and Banking Book functions. Trading Book is managed and controlled by Value at Risk (VaR) and Event Risk Type (stress test). The bank does not conduct proprietary trading and therefore the Trading Book risk exposure can be minimized. The VaR methodology represents the risk of all products traded at an equivalent value and therefore consolidation and effective risk comparison of the various trading activities can be done. Event Risk Appetite measures the maximum loss, which Rabobank Indonesia is prepared to accept in the event of extreme cases of predefined market events. The Banking Book position is controlled by the duration gap and the repricing gap which measures the sensitivity of the bank’s balance sheet to adverse interest rate changes. To monitor and control risks, the Market & Liquidity Risk unit sets market risk limits which are closely monitored on a daily basis and reported to the Board of Directors and related committees independently.

c. Credit Risk Management All new credit applications and those undergoing

regular reviews will be analysed by the Credit Risk Analysis department. Only customers with acceptable credit worthiness will be processed for further approval. All existing credit risks are reviewed at least once a year, and those considered as posing difficulties are reviewed more frequently.

52 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

d. Kredit Jaringan Kantor Cabang Tanggung jawab utama:

- Melakukan analisa risiko melalui fungsi review (kaji ulang) yang independen baik untuk debitur yang sudah ada maupun calon debitur UKM sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang tercantum dalam Kebijakan Kredit dan/atau Pedoman yang sudah ada.

- Melakukan pemantauan atas risiko dan kinerja dari portofolio UKM. Yang termasuk dalam portofolio UKM adalah semua kredit dengan batas kredit sampai dengan Rp15 miliar. Untuk proses persetujuan kredit di segmen ini dilakukan dalam dua tingkat, yaitu komite kredit wilayah dan komite kredit UKM.

e. Special Asset Management Special Asset Management (SAM) atau Manajemen Aset

Khusus merupakan bagian dari fungsi manajemen risiko yang bertanggung jawab untuk memastikan agar pinjaman bermasalah (NPL/Non-Performing Loans) dapat direstrukturisasi dan dipulihkan kembali sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan prosedur serta peraturan terkait yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Rabobank Indonesia. Kepala SAM melakukan segala upaya untuk memulihkan pinjaman bermasalah menjadi lancar kembali baik melalui restrukturisasi maupun penjualan aset jaminan secara sukarela maupun melalui lelang.

f. Administrasi Risiko Kredit Fungsi utama unit ini adalah memeriksa dan memastikan

bahwa persyaratan-persyaratan untuk dilakukannya pencairan kredit telah dipenuhi sebelum suatu limit kredit ditetapkan. Termasuk di dalamnya adalah memastikan bahwa penyimpangan dari persyaratan pencairan kredit yang telah ditetapkan, jika ada, telah disetujui oleh Komite Kredit sesuai dengan matriks kredit yang telah ditentukan bank, dan persetujuan tersebut diperoleh dalam jangka waktu segera.

g. Hukum dan Sekretaris Korporasi Departemen Hukum dan Sekretaris Korporasi menangani

setiap kegiatan bank dari aspek hukumnya. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan yang berkaitan dengan pendanaan, perkreditan, operasional, sumber daya manusia, pengangkatan Direksi dan Komisaris, RUPS dan aktivitas lainnya.

Risiko hukum yang dihadapi oleh bank ditangani oleh departemen ini. Departemen Hukum juga melakukan persiapan dan peninjauan ulang secara berkala dari perjanjian dan dokumen lainnya yang digunakan antara Rabobank Indonesia dan pihak ketiga. Ini termasuk namun tidak terbatas pada validitas, efektivitas dan kemungkinan dapat diterapkannya perjanjian dan dokumen-dokumen tersebut. Departemen Hukum harus terlibat dalam semua transaksi, kegiatan perusahaan,

d. Branch Network Credit Main responsibilities:

- Conduct risk analysis through the independent review function for existing debtors or prospective SME debtors according to policies and procedures stated in the existing Credit Policy and/or Guidelines.

- Monitor the risk and performance of the SME portfolio, comprising all loans with limits of up to Rp15 billion. The credit approval process of this segment is carried out by two units, the Regional Credit Committee and the SME Credit Committee.

e. Special Asset Management Special Asset Management (SAM) is one part of the

risk management function, responsible for ensuring that non-performing loans can be restructured and recovered as required by Otoritas Jasa Keuangan (OJK or Financial Services Authority) and as stipulated in the procedures and regulations of Rabobank Indonesia. All efforts are made by the Head of SAM to recover non-performing loans by restructuring, voluntary sales or public sales of collateral.

f. Credit Risk Administration The main function of this unit is to check and ensure

that all requirements regarding loan disbursement have been fulfilled before a credit line is assigned. This includes ensuring that any deviations from the approved conditions, if any, have been approved by the Credit Committee according to the credit matrix and that approval is obtained as soon as possible.

g. Legal and Corporate Secretary The Legal and Corporate Secretary department is in

charge of the legal aspect of all actitivites within the bank. This includes activities related to funding, lending, operations, human resources, appointment of Directors and Commissioners, Annual Shareholders Meeting and other activities.

The bank’s legal risk is managed by this department. The Legal Department also periodically prepares and reviews agreements and other documents used between Rabobank Indonesia and third parties. This includes but is not limited to the validity, effectiveness and possibility of exercising the agreements and documents. The Legal Department must be involved in all transactions, company activities, regulations, litigation and other matters, which entail legal liability. In the transaction

53 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

peraturan, litigasi serta hal-hal lain di mana keadaan mengharuskan adanya masukan dari sisi hukum. Dalam konteks transaksional, Departemen Hukum mempersiapkan dan meninjau ulang semua dokumen yang berhubungan dengan fasilitas kredit dan perjanjian jaminan untuk memastikan bahwa perjanjian dan dokumen disusun dengan benar, valid, efektif dan dapat dilaksanakan.

Pinjaman kepada pihak terkait dan debitur besar (large exposure)Proses pemberian pinjaman Rabobank Indonesia kepada pihak terkait tetap mengikuti prosedur yang ada, artinya tidak ada perbedaan dengan proses pemberian kredit dengan nasabah umumnya. Sesuai dengan prosedur dan ketentuan dalam aplikasi pinjaman, diperlukan aplikasi kredit yang lengkap dan didukung oleh analisa yang mendalam atas kondisi keuangan calon peminjam.

Untuk debitur besar, Rabobank Indonesia harus mematuhi peraturan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang dikeluarkan oleh regulator.

Per 31 Desember 2016, komposisi dana untuk pihak terkait dan debitur utama bank adalah sebagai berikut:

Fasilitas/Facility Debitur/Debitor Total Nominal (juta Rupiah)/Amount (million Rupiah)

Kepada pihak terkait/To related parties 19 13.742 Kepada debitur utama/To main debitors 25 4.643.638

context, the Legal Department prepares and reviews all documents related to the credit facility and collateral agreement, to ensure that the document and agreement is correct, valid, effective and can be executed.

Loans to related parties and large exposure debtors

At Rabobank Indonesia, the process of granting a loan to related parties adheres to existing procedures, meaning that there is no differentiation from the credit process for clients in general. In line with the procedure and regulations regarding loan applications, a completed credit application and a thorough analysis on the prospect’s financials is required.

For large exposure debtors, Rabobank Indonesia must comply with the regulation on the maximum credit limit (Batas Maksimum Pemberian Kredit) issued by the regulator.

As of December 31, 2016, the composition of loans to related parties and main debtors are as follows:

Strategic plan Long-term business planThe bank’s long-term business plan for 2016 is to continue with the programs that are in line with the Banking for Food growth strategy to focus on the food and agribusiness sector in providing access to finance, access to knowledge and access to Rabobank’s network. This strategy supports Rabobank Indonesia’s aspiration to become a leading food and agribusiness bank in Indonesia serving corporate, commercial, and SME clients.

Banking for Food is Rabobank Group’s vision to address a world challenge of providing enough food for a growing population on limited natural resources and insufficient arable land.

The focus on food and agribuness will direct Rabobank Indonesia’s policies for the coming years. The corporate banking segment has focused on this sector for the last five years. Business banking, which started refocusing in

Rencana strategis

Rencana bisnis jangka panjangRencana bisnis jangka panjang bank di tahun 2016 adalah melanjutkan program kerja sejalan dengan strategi pertumbuhan Banking for Food untuk fokus kepada sektor pangan dan agribisnis dalam memberikan akses dana, akses pengetahuan, serta akses kepada jaringan Rabobank. Strategi ini mendukung aspirasi Rabobank Indonsia untuk menjadi salah satu bank pangan dan agribisnis terdepan di Indonesia yang melayani nasabah korporasi, komersial dan UKM.

Banking for Food juga merupakan visi dari Rabobank Group untuk menjawab tantangan dunia untuk menyediakan pangan bagi penduduk dunia yang semakin bertambah dengan sumber daya alam dan lahan yang semakin terbatas.

Fokus kepada sektor pangan dan agribisnis akan menjadi arah kebijakan bagi Rabobank Indonesia untuk tahun-tahun mendatang. Dalam lima tahun terakhir segmen perbankan korporasi telah fokus kepada sektor ini. Perbankan bisnis yang

54 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

telah mulai lebih fokus ke sektor ini sejak tahun 2015 sudah mulai menuai hasil. Langkah yang ditempuh perbankan bisnis antar lain adalah melalui supply chain financing dan cross-selling dengan segmen perbankan korporasi.

Rencana bisnis jangka menengah dan jangka pendekTarget jangka pendek perusahaan adalah untuk menjadikan Rabobank Indonesia sebagai bank yang lebih kuat dengan cara menyesuaikan struktur biaya, relokasi kantor cabang ke tempat yang lebih menguntungkan, dan pengelolaan sumber daya manusia sesuai kebutuhan untuk menunjang implementasi strategi Banking for Food yang telah ditetapkan perusahaan. Target jangka menengah adalah untuk menjadikan Rabobank Indonesia sebagai bank yang lebih menguntungkan secara berkelanjutan dan mencapai tujuannya untuk menjadi salah satu bank pangan dan agribisnis terdepan di Indonesia.

Masalah hukumYang dimaksud dengan permasalahan hukum di sini adalah masalah hukum perdata dan kriminal yang dihadapi bank selama periode pelaporan dan yang telah diproses secara hukum.

Terdapat 9 kasus perdata yang masih dalam proses pada segmen perbankan bisnis yaitu 5 kasus PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) dan kepailitan dan 4 kasus yang terkait lelang. Di perbankan korporasi terdapat 1 kasus terkait rencana penyelesaian dengan aset. Rabobank Indonesia senantiasa memantau secara ketat perkembangan kasus-kasus ini.

Permasalahan hukum per 31 Desember 2016:

Permasalahan hukum/Legal issue Jumlah kasus/No. of cases

Perdata/Civil Pidana/Criminal

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)/Resolved 4 -Dalam proses penyelesaian/In the process of resolving 10 -Jumlah/Total number 14 -

2015, has already generated results through its supply chain financing and cross-selling programs to corporate clients.

Medium and short-term business planThe bank’s short-term target is to become a stronger bank by adjusting its cost structure, relocating branches to more profitable points, managing human resources to support implementation of the Banking for Food strategy. Medium-term target is to become a sustainably profitable bank and achieve the bank’s objective to become a leading food and agribusiness bank in Indonesia.

Legal issuesLegal issues are defined as civil and criminal legal issues faced by the bank during the reporting period, which have entailed the filing of a lawsuit in a court of law.

In business banking there are 9 civil cases that are still in process consisting of 5 debt payment suspension and bankruptcy cases and 4 cases related to auction. In corporate banking there is 1 case related to settlement using assets. Rabobank Indonesia continues to closely monitor the progress and resolution of these cases.

Legal issues as of December 31, 2016:

Internal fraudInternal fraud represents fraud by management, permanent or temporary staff, related to work and the bank’s operational activities, in a manner that significantly affects the bank’s financial condition. ‘Significantly affects the bank’s financial condition’ is defined as impacting the bank for a sum in excess of Rp100,000,000 (one hundred million Rupiah).

In 2016 there were no cases in this category.

Penyimpangan internalYang dimaksud dengan penyimpangan internal adalah penyimpangan/pemalsuan yang dilakukan oleh manajemen, karyawan tetap atau karyawan tidak tetap yang berhubungan dengan pekerjaan dan aktivitas operasional bank yang mempengaruhi kondisi keuangan bank secara signifikan. Yang dimaksud dengan “mempengaruhi kondisi keuangan bank secara signifikan” adalah mempengaruhi bank senilai lebih dari Rp100.000.000 (seratus juta Rupiah).

Selama tahun 2016 tidak terdapat kasus yang termasuk dalam kategori ini.

55 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Opsi sahamOpsi saham adalah opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham sebagai kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif bank yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar bank.

Selama tahun 2016, tidak terdapat opsi saham untuk Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Rabobank Indonesia.

Buy-back saham dan buy-back obligasi bankYang dimaksud dengan buy-back saham atau buy-back obligasi adalah upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah diterbitkan bank dengan cara membeli kembali saham atau obligasi tersebut, yang tata cara pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sepanjang tahun 2016 Rabobank Indonesia tidak melakukan transaksi buy-back shares.

Transaksi benturan kepentinganTidak terdapat transaksi benturan kepentingan selama tahun 2016 di Rabobank Indonesia.

Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik Rabobank Indonesia tidak pernah terlibat dalam kegiatan politik dan tidak pula memberikan dana untuk kegiatan politik.

Pada tahun 2016, kegiatan CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan difokuskan kepada edukasi perbankan kepada pedagang-pedagang kecil dan pekerja di pasar-pasar tradisional. Untuk itu, staf Rabobank Indonesia melakukan edukasi perbankan di Pasar Gudang Lelang (Bandar Lampung), Pasar Rame (Medan), Pasar Cikini (Jakarta) dan Pasar Baru (Karawang). Dalam kegiatan ini staf Rabobank Indonesia mengajarkan kepada pedagang-pedagang kecil ini mengenai pentingnya menabung dan peran bank dalam membantu membesarkan usaha.

Kegiatan CSR lainnya yang dilakukan oleh bank adalah pemberian beasiswa kepada mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Penjelasan rinci mengenai CSR terdapat dalam bab khusus Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Self-assessment (penilaian mandiri) pelaksanaan GCGMelalui penerapan GCG yang baik maka Rabobank Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan dan dapat mencapai tujuannya. Karena itu, adalah komitmen bank untuk menempatkan GCG sebagai fondasi utama dalam menjalankan bisnis perusahaan.

Share optionsA share option is the option for members of the Board of Commissioners, Directors and Executive Officers to purchase shares, in an action carried out through an initial offering of shares or stock options as compensation to members of the Board of Commissioners, Directors or Executive Officers of the bank, as decided in the General Meeting of Shareholders and/or through the Articles of Association.

In 2016 there were no share options for Rabobank Indonesia’s Board of Commissioners, Board of Directors or Executive Officers.

Buy-back shares and buy-back bondsBuy-back shares and buy-back bonds refers to a means to reduce the number of shares or bonds issued by the bank by buying back shares or bonds, for which the payment procedure is carried out in accordance with prevailing regulations. In 2016 Rabobank Indonesia did not perform any buy-back share transactions.

Conflict of interest transactionsThere were no conflict of interest transactions at Rabobank Indonesia in 2016.

Donations for social and political activities

Rabobank Indonesia is never involved in any political activity and does not provide donations for any such activity.

In 2016, CSR (Corporate Social Responsibility) activities were focused on educating street vendors and workers at traditional markets. Rabobank Indonesia staff shared their banking knowledge at Pasar Gudang Lelang (Bandar Lampung), Pasar Rame (Medan), Pasar Cikini (Jakarta) and Pasar Baru (Karawang). Staff taught smallholders of the importance of saving and the role of banks in growing businesses.

Another CSR activity performed by the bank is the Rabobank Undergraduate Scholarship program for students of Institut Pertanian Bogor. Details of this program are contained in the Corporate Social Responsibility chapter.

Self-assessment on GCG implementationGood implementation of GCG will allow Rabobank Indonesia to grow sustainably and achieve its goals. The bank is committed to place GCG as the main foundation in conducting business activities.

56 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

In accordance with Bank Indonesia’s regulation on GCG Implementation for Commercial Banks, Rabobank Indonesia periodically performs a self-assessment on the adequacy of its GCG enactment.

GCG self-assessment is performed and focussed on 11 assessment points of GCG implementation: a. Execution of duties and responsibilities of the Board of

Commissioners; b. Execution of duties and responsibilities of the Board of

Directors; c. Completeness and enactment of the duties of

Committees; d. Handling of conflict of interest; e. Enactment of the compliance function; f. Enactment of the internal audit function; g. Enactment of the external audit function; h. Risk management and internal control;

i. Provision for related parties and large exposures;

j. Transparency of the bank’s financial and non-financial matters, GCG implementation reporting and internal reporting;

k. Strategic plan.

General conclusion of GCG implementation self-assessmentThe results of the 2016 self-assessment on Rabobank Indonesia GCG implementation achieved a 3 (three) rating, representing adequate GCG implementation, which confirms that in general the bank’s management has done adequately in the implementation of Good Corporate Governance. This is also reflected in adequacy in the implementation of Good Corporate Governance principles. When any shortcomings are encountered, they tend to be less significant and can be addressed by regular corrective action by bank management.

The structure and operational framework of Rabobank Indonesia is already in line with existing regulations and is strengthened further by the support of the Board of Commissioners, Board of Directors and the involvement of all staff. This assessment is also supported by the consideration that there has been no significant change to the function of the Board of Commissioners, Board of Directors, or committees. This also applies to other functions within Rabobank Indonesia, which include compliance, risk management and internal audit.

Dengan mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, Rabobank Indonesia secara berkala melakukan self-assessment terhadap kecukupan pelaksanaan GCG.

GCG self-assessment dilaksanakan dan difokuskan kepada 11 faktor penilaian pelaksanaan GCG sebagai berikut: a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Komisaris; b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;

d. Penanganan benturan kepentingan; e. Penerapan fungsi kepatuhan; f. Penerapan fungsi audit internal; g. Penerapan fungsi audit eksternal; h. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem

pengendalian internal; i. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related parties) dan

eksposur dana besar (large exposures); j. Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank,

laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal; k. Rencana strategis.

Kesimpulan umum hasil self-assessment pelaksanaan GCGHasil penilaian mandiri (self-assessment) atas pelaksanaan GCG Rabobank Indonesia tahun 2016 menunjukkan bahwa secara umum tergolong cukup baik dengan peringkat 3 (tiga). Ini menunjukkan bahwa secara umum manajemen bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance dengan cukup baik. Hal ini terlihat pula dari pemenuhan yang cukup baik atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Ketika terdapat kekurangan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance, maka secara umum kekurangan tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen bank.

Struktur dan kerangka operasional tata kelola Rabobank Indonesia telah mengikuti ketentuan yang berlaku dan diperkuat oleh dukungan Dewan Komisaris, Direksi, serta keterlibatan seluruh karyawan. Penilaian tersebut juga didukung dengan pertimbangan bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan pada fungsi Dewan Komisaris, Direksi, maupun komite-komite yang berada di bawahnya. Demikian pula halnya dengan fungsi-fungsi lain yang ada pada Rabobank Indonesia, seperti fungsi kepatuhan, fungsi manajemen risiko, dan fungsi audit internal.

57 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Laporan Penilaian Sendiri (Self-Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance/Self-Assessment Report on GCG Implementation

Nama Bank/Bank name : PT Bank Rabobank International IndonesiaPosisi/Position : Juni 2016/June 2016

Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG/Self Assessment of GCG

Peringkat/Rating Definisi Peringkat/Rating Definition

Individual 2 Baik/GoodKonsolidasi/Consolidated - -

Laporan Penilaian Sendiri (Self-Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance/Self-Assessment Report on GCG Implementation

Nama Bank/Bank name : PT Bank Rabobank International IndonesiaPosisi/Position : Desember 2016/December 2016

Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG/Self Assessment of GCG Result

Peringkat/Rating Definisi Peringkat/Rating Definition

Individual 3 Cukup baik/AdequateKonsolidasi/Consolidated - -

KelemahanHasil self-assessment GCG tahun 2016 memperlihatkan hasil yang cukup baik. Hal ini karena manajemen Rabobank Indonesia telah melakukan penerapan Good Corporate Governance secara cukup baik sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang ada. Apabila terdapat kekurangan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance, maka secara umum kekurangan tersebut kurang signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen Rabobank Indonesia.

Kekuatan Struktur dan kerangka operasional tata kelola Rabobank Indonesia telah mengikuti ketentuan yang berlaku dan diperkuat oleh dukungan dan peran aktif Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh karyawan.

Selain itu pula Rabobank Indonesia telah mengadopsi GCG ke dalam ketentuan-ketentuan internal bank agar dapat dilaksanakan sesuai dengan lima prinsip dasar GCG, yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Sebagai dasar pelaksanaan GCG, Rabobank Indonesia telah memiliki kebijakan internal yang jelas yaitu Code of Conduct. Kebijakan ini menetapkan standar perilaku yang diharapkan dari semua karyawan Rabobank Indonesia, yang diantaranya termasuk memperlakukan rekan kerja dengan hormat dan

WeaknessesThe 2016 self-assessment adequate results demonstrate that Rabobank Indonesia’s management has adequately implemented Good Corporate Governance according to Good Corporate Governance principles. If there are any shortcomings in implementation of Good Corporate Governance principles, they are less significant and can be rectified quickly by Rabobank Indonesia’s management.

StrengthsRabobank Indonesia’s corporate governance structure and operational framework are in compliance with prevailing regulations and are further strengthened by the full support and active involvement of the Board of Commissioners, Board of Directors and all staff.

Rabobank Indonesia has also adopted GCG into its internal policies for enactment according to the five GCG principles: transparency, accountability, responsibility, independency, and regularity.

As a basis for GCG enactment, Rabobank Indonesia has put in place an internal code known as the Code of Conduct. This guide defines the standard of behaviour expected from all employees, which include treating colleagues with respect, acting in accordance with laws, regulations, and

58 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Jan Alexander Pruijs Martijn H. SchoutenPresiden Komisaris Presiden DirekturPresident Commissioner President Director

bermartabat, mematuhi hukum, peraturan dan standar kelompok, menolak suap dan korupsi, menolak berkompromi karena hadiah atau hiburan, dan menjauhi benturan kepentingan.

Selain itu, Rabobank Indonesia telah pula menerapkan Kebijakan Anti Penyuapan dan Anti Korupsi. Ini merupakan komitmen untuk secara konsisten menerapkan standar yang tinggi dalam hal kejujuran dan integritas dalam setiap pelaksanaan operasional dan berbisnis. Rabobank Indonesia berkomitmen untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk suap dan korupsi dan tidak memberikan toleransi untuk kegiatan ini di Rabobank Indonesia maupun terhadap mitra usaha Rabobank Indonesia.

Tindak lanjutRabobank Indonesia senantiasa berkomitmen untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang lebih baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh ketentuan yang berlaku serta terus melakukan penyempurnaan yang berkesinambungan atas pelaksanaan setiap aspek GCG demi keberlangsungan tata kelola yang baik sesuai dengan 5 prinsip dasar GCG. Termasuk di antaranya adalah memastikan kelengkapan struktur keanggotaan direksi dan terus memperbaiki kesempurnaan sistem kontrol operasional dan bisnis bank. Ditargetkan pada semester 1 tahun 2017 peringkat GCG bank akan lebih baik dari posisi akhir 2016.

Hormat kami,

group standards, rejecting all forms of bribery and corruption, rejecting compromises related to gifts and entertainment, and avoiding conflicts of interest.

Further, Rabobank Indonesia has also applied an Anti- Bribery and Anti-Corruption Policy. This is a commitment to consistently apply high standards in honesty and integrity in business and operations. Rabobank Indonesia is committed to forestall the occurrence of any forms of bribery and corruption, and does not tolerate this type of conduct at Rabobank Indonesia or to its business partners.

Further actionRabobank Indonesia is committed to implementing a better corporate governance in accord to the standards which have been set in the current regulations, and to continued enhancement in the implementation of all GCG aspects to ensure good governance in line with the five GCG principles. This includes ensuring the completeness in the structure of the Board of Directors and continued enhancements on the bank’s business and operational control system. We aim for an improved GCG rating in the first semester of 2017 compared to end of 2016.

Sincerely,

59 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

60 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Prosedur dan kebijakan manajemen risiko diimplementasikan untuk menyediakan kerangka manajemen risiko yang terintegrasi yang memungkinkan pemantauan secara efektif oleh Komite Manajemen Risiko dan komite lain untuk berbagai risiko yang dihadapi Rabobank Indonesia termasuk tapi tidak terbatas pada risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional. Fungsi manajemen risiko beroperasi secara independen dan terpisah dari aktivitas operasional maupun bisnis untuk memastikan efektivitas maksimum. Komite Manajemen Risiko dan komite lainnya bertindak selaku pengawas dari tim Manajemen Risiko yang secara tradisional bertanggungjawab atas implementasi prosedur manajemen risiko di Rabobank Indonesia. Pendekatan yang digunakan Rabobank Indonesia untuk berbagai risiko yang dihadapi akan dijelaskan dalam bab ini.

Unit Special Asset Management Unit Special Asset Management (SAM) atau Manajemen Aset Khusus bertanggung jawab untuk memantau dan mengelola semua kredit bermasalah maupun kredit yang berpotensi bermasalah dari perbankan bisnis dan korporasi. Unit SAM mendukung bank dengan memberikan strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan kredit bermasalah dan mempertahankan rasio NPL (Non-Performing Loans) dalam batas-batas yang dapat diterima.

Dalam menjalankan fungsinya, unit SAM juga mendukung tim Customer Workout Unit (CWU) atau Soft Vindication Team, yakni tim yang dibentuk oleh bank di tahun 2015 dalam rangka menangani Kredit Dalam Perhatian Khusus (KDPK) – mengawasi dan secara independen mengelola portfolio kredit ini, untuk mencegah kredit tersebut menjadi

Rabobank Indonesia percaya bahwa kemampuan manajemen risiko yang baik menunjukkan kemampuan dasar yang sangat diperlukan bagi keberlanjutan sebuah bank. Oleh karena itu melindungi dan menjaga reputasi bank serta mempertahankan kepentingan pemangku kepentingan sangatlah penting bagi bank dalam beroperasi. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Rabobank Indonesia menempatkan manajemen risiko sebagai prioritas dalam kerangka strategi secara keseluruhan.

Rabobank Indonesia believes that a strong risk management capability represents a core competence of absolute necessity for the sustainability of a bank. Therefore protecting and sustaining the bank’s reputation and maintaining the best interest of stakeholders is key to the bank in conducting its operations. Rabobank Indonesia’s Board of Commissioners and Board of Directors place risk management as a priority within the overall strategy framework.

Risk management policy and procedures are implemented to provide an integrated risk management framework enabling effective monitoring by the Risk Management Committee and other committees over the various risks faced by Rabobank Indonesia including, but not limited to credit risk, market risk, liquidity risk, and operational risk. The risk management function operates independently and separately from operational and business activities to ensure maximum effectiveness. The Risk Management Committee and other committees act in an oversight capacity over the Risk Management group, which is traditionally responsible for the implementation of risk management procedures within Rabobank Indonesia. This chapter will explain Rabobank Indonesia’s approach to the various risks.

Special Asset Management Unit The SAM (Special Asset Management) unit is in charge of managing and monitoring all (including potential) non-performing loans of the business banking and corporate banking businesses. The SAM unit supports the bank by providing the appropriate strategy to settle problematic loans in order to maintain the NPL (Non-Performing Loans) ratio within the acceptable limit.

In its function, the SAM unit also supports the Customer Workout Unit (CWU) or the Soft Vindication Team which was formed by the bank in 2015 to specifically monitor and independently manage the credit portfolio that is in the ‘special mentioned’ loan classification, and prevent these loans from falling into the NPL category. CWU is a special

Manajemen risikoRisk management

61 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

kredit bermasalah atau NPL. Tim CWU adalah unit khusus yang berada dalam struktur organisasi Perbankan Bisnis. Unit SAM dapat memberikan petunjuk kepada tim CWU mengenai strategi kredit dalam menangani KDPK ini.

Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko gagal bayar oleh nasabah. Risiko kredit adalah risiko yang secara inheren terdapat dalam perusahaan nasabah, bisnis, manajemen atau industrinya yang, jika menjadi kenyataan, akan menyebabkan nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bank baik sebagai debitur ataupun penjamin. Hal ini berpotensi mengakibatkan kerugian finansial bagi Bank.

Untuk mitigasinya, Rabobank Indonesia melakukan analisa komprehensif atas semua aplikasi kredit baru dan meninjau ulang portofolio kredit yang sudah ada secara berkala (biasanya minimum sekali dalam setahun). Aplikasi kredit adalah dokumen utama dalam proses persetujuan kredit, yang menyampaikan syarat dan kondisi fasilitas kredit yang signifikan untuk disetujui. Aplikasi kredit ini juga menggambarkan analisis komersial dan keuangan dari debitur yang diusulkan, termasuk diskusi tentang faktor risiko dan mitigasi dan argumen untuk mendukung persetujuan untuk eksposur kredit yang direkomendasikan.

Hanya nasabah yang layak dari sisi kredit yang akan diproses untuk mendapatkan persetujuan. Dalam melakukan analisis kredit, perhatian tidak hanya diberikan pada satu proyek atau debitur perseorangan. Akan tetapi, suatu analisis kredit seharusnya juga berhubungan dengan fasilitas-fasilitas yang ada, perusahaan-perusahaan dalam grup yang sama dan usaha yang terkait dengan calon debitur, baik di RII atau di bank-bank yang lain. Rating kredit diterapkan pada tingkatan debitur (menggunakan Internal Ratings Based Advanced Approach untuk debitur wholesale, dan rating tool sederhana yang dikembangkan secara internal untuk debitur retail), dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan kredit dan juga untuk menerapkan risk based loan pricing.

Unit Risiko Kredit pada dasarnya melakukan semua fungsi yang berkaitan dengan penilaian risiko kredit sebagaimana diperlukan dalam proses aplikasi kredit. Unit ini juga memonitor risiko kredit dari debitur yang sudah ada dengan melakukan tinjauan ulang secara teratur. Unit ini juga terlibat dalam keputusan kredit yang diberikan oleh Komite Kredit.

Rabobank Indonesia menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit dimana unit-unit risiko kredit yang independen melakukan fungsi analisa/tinjau ulang atau review. Unit ini memberikan check and balance kepada unit-unit bisnis melalui penilaian risiko secara independen.

Untuk eksposur kredit UKM analisa dilakukan oleh Risiko Kredit UKM yang terdapat di kantor-kantor wilayah (4 kantor). Manajer Kredit UKM bertanggung jawab kepada

unit in the Business Banking organization structure. The SAM unit also advises CWU on the loan strategy in managing the ‘special mentioned’ portfolio.

Credit risk Credit risk represents a risk of default by a counterparty. Credit risk is the risk that is inherent in a client’s company, business, management or industry which, if it materializes, may cause the client to fail in honoring his/her obligations to the bank, whether as a borrower or guarantor. This could potentially cause monetary losses to the bank.

To mitigate this, Rabobank Indonesia thoroughly analyses all new credit applications and reviews the existing lending portfolio on a periodical basis (normally at least once a year). The credit application is the principal document in the credit approval process, setting out the significant terms and conditions of credit facilities to be approved. It also describes the commercial and financial analysis of the proposed debtor, including discussion of the risk and mitigating factors and arguments in support of approval for the recommended credit exposure.

Only customers with acceptable credit worthiness will be processed for further approval. In analysing the credit, attention is not only given to one project or per individual debtor. However, a credit analysis should also relates the existing facilities, the companies in the same group and the business related to the prospective debtor, both at the Bank or at other banks. Credit rating is also applied on customer level (using the Internal Ratings Based Advanced Approach for wholesale clients, and a simplified in-house developed rating tool for retail clients), in order to support decision making process as well as to apply risk based loan pricing.

The Credit Risk unit essentially carries out all functions related to credit risk assessment as required in the credit application process. The unit also monitors credit risk from existing debtors through regular reviews, and is involved in the credit decisions of the Credit Committee.

Rabobank Indonesia applies prudency in loan distribution, where independent credit risk units conduct the credit analysis/review function. The unit provides check and balance to business generating units through independent risk assessments.

For SME credit risk exposures, the analysis is performed by SME Credit Risk. SME Credit Risk is organized into teams at four regional offices. SME Credit Risk Managers are the first

62 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

manajer fungsional, yaitu Pemimpin Tim Risiko Kredit UKM yang bertanggung jawab kepada Kepala Kredit UKM yang berkantor di Jakarta.

Kepala Kredit Korporasi yang berkantor di kantor pusat di Jakarta, mengelola risiko kredit korporasi maupun komersial. Pemimpin Tim Risiko Kredit Komersial mengawasi semua Manajer Risiko Kredit Komersial yang melakukan analisis atas aplikasi yang diberikan oleh unit bisnis (untuk eksposur rata-rata di atas Rp10 miliar hingga USD10 juta). Pemimpin Tim Analis Kredit Wholesale mengawasi eksposur kredit wholesale (untuk eksposur di atas USD10 juta), di mana analisis dilakukan oleh Analis Kredit Korporasi bersama–sama dengan unit bisnis. Untuk eksposur kredit korporasi yang lebih besar, Departemen Risiko Kredit Rabobank Indonesia menggunakan perangkat analisa finansial yang digunakan oleh kantor Rabobank di seluruh dunia. Aplikasi kredit mengikuti format dan proses analisa standar untuk mendapatkan keputusan yang lebih cepat dan relevan. Pemimpin Tim Analis Kredit Wholesale dan Risiko Kredit Komersial bertanggung jawab kepada Kepala Kredit Korporasi.

Baik Kepala Kredit Korporasi maupun Kepala Risiko Kredit UKM secara langsung bertanggung jawab kepada CRO (Chief Risk Officer). Garis tanggung jawab secara fungsional diciptakan untuk memastikan kemandirian analis dalam menilai risiko.

Pemantauan kredit perlu dilakukan untuk memantau kualitas kredit dan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila kredit tersebut mengalami penurunan kualitas (yang telah diperkirakan). Pengawasan kredit dilakukan melalui:1. Pelaksanaan sistem kendali internal atas keseluruhan tata

cara permohonan, persetujuan kredit dan pemeliharaan.2. Manajemen Nasabah oleh Relationship Manager

sebagai bagian dari kegiatan-kegiatan untuk memantau penggunaan fasilitas kredit yang sesuai sejak kredit diberikan sampai dilunasi.

3. Pemantauan kredit-kredit/sektor-sektor usaha oleh Unit Credit Risk.

4. Pemantauan Portofolio oleh Komite CPMCC.

Portfolio Management didukung oleh unit Credit Administration yang menyediakan informasi kepada Komite Kredit terkait tentang perkembangan hal-hal di bawah:• Klasifikasi Kredit (bulanan)• Pemantauan Fasilitas Kredit Jatuh Tempo (bulanan)• Kecenderungan umum pada Portofolio

Pada tingkatan yang lebih luas dalam portfolio, secara berkala atau ketika ada pemicu eksternal, unit risiko kredit dapat mengusulkan bahwa stress test harus dilakukan kepada debitur tertentu atau segmen/sektor/industri tertentu untuk menilai dampak dari pemicu tertentu terhadap kualitas kredit. Hasil stress test akan dilaporkan ke CRO (melalui pertemuan CPMCC).

reporting line to the functional manager i.e. SME Credit Risk Team Leaders, who then report to the Head of SME Credit at the Jakarta office.

Head of Corporate Credit, who is centrally located at the Head Office in Jakarta, is governing both wholesale and commercial credit risk exposures. Commercial Credit Risk Team Leaders supervises all Commercial Credit Risk Managers who perform credit risk analysis on applications submitted by the business unit (capturing exposure on average of higher than IDR 10 billion until USD 10 million). Wholesale Credit Analyst Team Leader manages the wholesale credit risk exposures (capturing exposures higher than USD 10 million), whereby the analysis is conducted by the Wholesale Credit Analysts, together with the business unit. For larger corporate credit risk exposures, the Rabobank Indonesia Credit Risk Department uses a financial analysis tool (which is shared by all Rabobank offices worldwide). The credit application follows a standard format and credit analysis for faster and relevant decision-making. The Team Leaders of Wholesale and Commercial Credit report to the Head of Corporate Credit.

Both Head of Corporate Credit and Head of SME Credit Risk report directly to the CRO (Chief Risk Officer). This functional reporting line is created to ensure the independence of analysts in their risk assessment.

Credit monitoring needs to be done to monitor the quality of the credit and take necessary steps in case of an (expected) deterioration of the credit. Credit monitoring is covered via:

1. Implementation of the internal control system at the overall application procedure, credit approval and maintenance.

2. Client management by the Marketing Officers as part of the activities to monitor the proper usage of the credit facility from the time the credit is granted until it is settled.

3. Monitoring of the individual credits/sectors by the Credit Risk unit.

4. Monitoring of the portfolio by the CPMCC committee.

Portfolio management is supported by Credit Administration unit which provides information to the relevant credit committee on the following developments:• Credit classification (monthly)• Overdues reviews (monthly)• General trends in the portfolios

On a broader level across the portfolio, periodically or when there are external events that trigger the need, credit risk may suggest that stress test to be performed to particular borrower or particular area of credit to assess the impact of the event to borrower credit quality. Result of the stress test will be reported to CRO (via CPMCC meeting).

63 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Risiko pasar dan likuiditas Risiko pasar adalah risiko kerugian yang timbul dari pergerakan variabel pasar pada posisi yang dipegang oleh bank yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Variabel pasar yang mempengaruhi posisi bank adalah suku bunga dan nilai tukar termasuk perubahan harga option.

Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko terhadap pendapatan atau modal bank dari ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya atau peningkatan aset ketika jatuh tempo, tanpa menimbulkan biaya atau kerugian yang signifikan.

Di Rabobank Indonesia, fungsi manajemen risiko pasar dan likuiditas bertanggungjawab langsung kepada CRO. Direksi mendelegasikan wewenang kepada Asset & Liability Committee (ALCO) dan Risk Management Committee (RMC) untuk secara aktif melakukan pengawasan dan kontrol atas implementasi manajemen risiko pasar dan risiko likuiditas.

Bank telah menetapkan tugas dan tanggung jawabpada setiap tingkat pada posisi yang terkaitpelaksanaan manajemen risiko pasar dan likuiditas disesuaikan dengan tujuan, kebijakan bisnis, ukuran, dan kompleksitas bank. Tugas dan tanggung jawab ini terdapat pada prosedur Manajemen Risiko Pasar dan prosedur Manajemen Risiko Likuiditas.

Bank menggunakan Pendekatan Standar untuk menghitung modal risiko pasar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Secara internal, risiko pasar, diukur dan dikendalikan menggunakan limit-limit yang telah disetujui seperti Value at Risk (VaR), NOP, PV01. Bank menggunakan simulasi historis Value at Risk (VaR) untuk mengukur potensi kerugian pada tingkat kepercayaan 97,5% dengan menggunakan data historis satu tahun terakhir. Perkiraan VaR diuji kembali dengan menggunakan data laba dan rugi pada buku perdagangan (trading book) untuk memvalidasi keakuratan metodologi tersebut. Proses pengujian kembali ini dilakukan guna menganalisa apakah penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh kelemahan pada model perhitungan atau karena pergerakan pasar.

Dalam pengendalian risiko suku bunga pada buku bank atau banking book (IRRBB), bank secara bulanan menggunakan analisa statis, seperti jadwal repricing (penyesuaian harga) dan analisa sensitivitas pada Net Interest Income (NII) dan Economic Value of Equity (EVE). Perangkat tersebut dapat memberikan indikasi atas dampak potensial perubahan suku bunga pada pendapatan bunga dan harga melalui analisa sensitivitas pada aktiva dan pasiva ketika suku bunga mengalami perubahan. Kesenjangan pada tenor yang lebih panjang akan mengalami perubahan price-value yang lebih besar dibandingkan dengan posisi serupa pada tenor yang lebih pendek.

Market and liquidity risks Market risk is the risk of loss arising from movements in market variables on the position held by the bank which can result in losses for the bank. Market variables that influence the position of the bank are interest rates and exchange rates, including changes in the price of the option.

Liquidity risk is defined as the risk to a bank’s earnings or capital from its inability to meet its obligations or fund the increase in assets as they fall due, without incurring significant costs or losses.

At Rabobank Indonesia, the market and liquidity risk management function is responsible for market dan liquidity risk and reports directly to CRO. The Board of Directors delegates authority to the Asset & Liability Committee (ALCO) and Risk Management Committee (RMC) for active monitoring and controlling of the implementation on market and liquidity risk management.

The bank has established the roles and responsibilities on each level of the position that is related to the implementation of market and liquidity risk management tailored to the objective, business policy, size and complexity of the bank. The roles and responsibilities are clearly stated in the Market Risk Management Procedure and Liquidity Risk Management Procedure.

The bank adopts the Standardized Approach to calculate the regulatory market risk capital in compliance with Bank Indonesia’s regulation on Capital Adequacy Ratio. Internally, the market risk is measured and controlled by predefined limits such as Value at Risk (VaR), NOP, PV01. The bank adopts the historical simulation Value at Risk (VaR) to measure the potential loss at a 97.5% confidence level using one year historical price changes. VaR estimations are back tested against profit and loss of the trading book to validate the robustness of the methodology. The back testing process analyses whether the exceptions are due to model deficiencies or market volatility.

In managing Interest Rate Risk in Banking Book (IRRBB), exposure is quantified on a monthly basis using static analysis tools, such as repricing schedules and sensitivity analysis on Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE). They provide indications of the potential impact of interest rate changes on interest income and price value through the analysis of the sensitivity of assets and liabilities to changes in interest rates. Mismatches in the longer tenor will experience greater change in the price-value of interest rate positions than similar positions in the shorter tenor.

64 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Fungsi manajemen risiko likuiditas tetap menjadi bagian krusial di dalam bank. Sesuai dengan implementasi Basel III bank telah mengukur secara internal kecukupan likuiditas menggunakan LCR (Liquidity Coverage Ratio) dan NSFR (Net Stable Funding Ratio) sebagai parameter pengendali risiko likuiditas. Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) bank telah melaporkan posisi LCR bulanan secara rutin terhitung mulai Juli 2016. Selain dari parameter-parameter tersebut. Bank melakukan pengendalian dan pemantauan risiko likuiditas melalui liquid asset ratio, liquidity gap dan Net Cumulative Cash Outflow (NCO) yang juga secara teratur dihasilkan dan mencakup periode tertentu untuk satu malam, tujuh hari dan tiga puluh hari kalender untuk setiap mata uang. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko likuiditas pendanaan sekiranya terjadi kondisi pasar yang kurang menguntungkan untuk suku bunga jangka pendek. Liquidity Stress Testing (LST) juga dilakukan secara berkala berdasarkan proyeksi arus kas dengan scenario “Local Name”, “Local Specific” dan “Global Name” untuk menganalisa ketahanan likuiditas bank dalam berbagai skenario tertentu. Untuk mengatasi kekurangan likuiditas dalam kondisi darurat, Rabobank Indonesia telah menyiapkan Contingency Funding Plan (CFP) untuk menentukan peranan, tanggung jawab, prosedur, dan mekanisme berbagai pihak di Rabobank Indonesia. CFP testing mendapatkan perhatian besar dari manajemen. CFP dilakukan secara rutin dengan peran aktif Direksi dan pejabat eksekutif serta dikaji ulang secara berkala.

Risiko operasional Risiko operasional adalah risiko kerugian yang terjadi karena kegagalan ataupun tidak layaknya proses internal, manusia, sistem, ataupun kejadian eksternal. Dalam menjalankan bisnis, Rabobank Indonesia dapat terkena dampak dari beberapa jenis risiko operasional termasuk fraud (kecurangan) yang dilakukan oleh pihak eksternal maupun staf, risiko sistem informasi dan teknologi (IT), kerugian kredit yang berkaitan dengan peristiwa risiko operasional. Bank juga dapat mengalami gangguan dalam sistem operasinya karena adanya kejadian-kejadian di luar kontrolnya (misalnya, banjir, aksi terorisme, pelanggaran sistem keamanan oleh pihak luar). Risiko ini juga dapat terjadi apabila bank menggunakan jasa pihak ketiga untuk memberikan layanan kepada nasabahnya. Terjadinya kerugian operasional dapat menimbulkan kerugian finansial langsung dan/atau tidak langsung, yang disebabkan tercemarnya reputasi bank atau hubungan dengan nasabah maupun hilangnya peluang bisnis karena kegagalan operasional dalam transaksi bisnis.

Kerangka kerja risiko operasional Rabobank Indonesia diatur dalam kebijakan risiko operasional perusahaan dan menerapkan konsep tiga lini pertahanan yang terdiri dari:

• Kepemilikan risiko oleh setiap unit bisnis dan pendukung sebagai lini pertahanan pertama;

• Pengawasan oleh tim manajemen risiko independen sebagai lini pertahanan kedua (termasuk tim khusus yang menangani risiko operasional yang bertanggung

Liquidity risk management remains as one of the most critical functions in the bank. In line with the implementation of Basel III, the bank has internally measured and calculated the adequacy of liquidity using, among others, LCR (Liquidity Coverage Ratio) and NSFR (Net Stable Funding Ratio) as parameters to monitor liquidity risk. As stipulated by Otoritas Jasa Keuangan Regulation, the bank has submitted its LCR reports regulary starting July 2016 Besides using the above parameters, the bank also manages and monitors liquidity risk on a daily basis using liquid asset ratio, liquidity gap analysis and Net Cumulative Cash Outflow (NCO) that is regularly produced covering a defined period of overnight, seven-day, and thirty-day calendar days and produced per currency. The purpose is to mitigate funding liquidity risk in case of adverse market conditions of short-term interest rates. Liquidity Stress Testing (LST) is also performed regularly, based on cash flow projections with several scenarios such as “Local Name”, “Local Specific” and “Global Name” to analyze the bank’s liquidity resilience in certain defined scenarios. To address liquidity shortfalls in emergency situations, Rabobank Indonesia has established a Contingency Funding Plan (CFP) which defines roles, responsibilities, procedures, and mechanisms. The CFP test, is a management priority and conducted regularly. Directors and executives perform active roles in the CFP test.

Operational risk Operational risk refers to the risk of loss resulting from inadequate or failed internal processes, people, systems, or from external events. In the course of doing business, Rabobank Indonesia may be exposed to many types of operational risks, including fraud conducted by external parties or staff, information technology (IT) risks, and credit losses related to operational risk events. The bank may also be subject to disruption in its operating systems because of events which are beyond its control (floods, act of terrorism, and breach of security systems by outsiders are some examples). These risks are also relevant when the bank utilizes the services of third parties to provide services to its customers. Operational loss events can give rise to direct financial losses and/or indirect losses due to impairment of the bank’s reputation or client relationship, and missed opportunities as a result of an operational failure a business transaction.

Rabobank Indonesia’s operational risk framework is governed by the company’s operational risk policy and adopts a ‘three lines of defense’ concept, which includes the following checks and balances: • Risk ownership by the businesses and support units as

the first line of defense;• Oversight by an independent risk management team

as the second line of defense (this includes a fully-dedicated operational risk team reporting to the Head of

65 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

jawab kepada Head of Operational Risk Control atau ORC yang selanjutnya bertanggung jawab kepada Chief Risk Officer);

• Pengkajian ulang secara independen oleh auditor internal sebagai lini pertahanan ketiga.

Dalam mengelola risiko operasional, Rabobank Indonesia menerapkan siklus proses manajemen risiko yang terdiri dari identifikasi, penilaian, mitigasi, pemantauan dan pelaporan risiko yang dilakukan secara kontinu. Masing-masing pemilik risiko dan kontrol juga akan dilibatkan melalui wawancara dan juga rapat kerja untuk mengidentifikasi area risiko utama, menilai efektivitas kontrol internal, mengkuantifikasi dampak risiko, menentukan kemungkinan kejadiannya, dan menyepakati tindakan yang akan diambil untuk memperbaiki kekurangan kontrol internal jika memang teridentifikasi.

Key Risk Indicators (KRI) yang batas ambangnya diusulkan dan disetujui oleh Komite Manajemen Risiko digunakan untuk keperluan pemantauan dan pelaporan. KRI ini merupakan risiko utama yang teridentifikasi dari RCSA yang telah disetujui oleh Komite Manajemen Risiko. Setiap insiden risiko operasional wajib dilaporkan ke Departemen Operational Risk Control dan dicatat dalam RCMIS (Risk and Control Management Information System).

Pengukuran risiko operasional dari sisi beban modal atau capital charge dilakukan dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar/Basic Indicator Approach (BIA). Pemantauan dan pelaporan risiko akan dilakukan melalui Risk and Control Management Information System (RCMIS). Ini merupakan perangkat internal untuk memantau dan melaporkan insiden risiko operasional serta mencatat data KRI/KCI di mana lini pertahanan pertama bertanggung jawab untuk secara regular memberikan input pada RCMIS. Hasil KRI akan dilaporkan ke Komite Manajemen Risiko. Warna merah/kuning/hijau dalam laporan akan menentukan tingkatan prioritas dalam rencana tindak lanjut. Komite yang terdiri dari sebagian besar Direksi akan memberikan panduan dan keputusan yang diperlukan untuk memperbaiki kontrol internal dan juga menindaklanjuti hal-hal yang harus dilakukan oleh pihak-pihak terkait.

Manajemen risiko teknologi informasi (IT) adalah bagian dari kerangka kerja manajemen risiko operasional yang dikelola dengan berkoordinasi dengan Departemen IT. Tujuan dari manajemen risiko IT adalah untuk memitigasi risiko yang timbul dari implementasi teknologi informasi. Implementasi manajemen risiko IT mengacu kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 38/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. Sebagai bagian dari manajemen risiko IT, pembuatan dan pengembangan sistem harus melalui proses penilaian risiko antara lain dalam hal keamanan dan arsitektur sistem, BCP (Business Continuity Planning), kontrol aplikasi dan end-user (pengguna akhir).

Operational Risk Control or ORC, who reports to the Chief Risk Officer);

• Independent review by internal auditors, as the third line of defense.

In managing operational risk, Rabobank Indonesia implements a risk management process cycle, which consists of identification, assessment, mitigation, monitoring and reporting of the risk which is done on a continuous basis. The relevant risk and control owners will also be involved through interviews as well as workshops in order to identify key risk areas, assess the effectiveness of internal controls, quantify risk impact, determine the likelihood of occurrence, and agree on the actions to be taken to improve internal controls if deficiencies in internal controls are identified.

Key Risk Indicators (KRI) whereby thresholds are proposed and approved by the Risk Management Committee is used in monitoring and reporting purposes. These KRIs are the results of key risk identified from RCSAs which are approved by the Risk Management Committee. Every operational risk incident must be reported to Operational Risk Control Department and recorded in RCMIS (Risk and Control Management Information System).

Operational risk capital charge calculation is performed using Basic Indicator Approach (BIA). Risk monitoring and reporting will be done through the RCMIS. This is an internal tool to monitor and report operational risk incidents and record KRI/KCI data whereby the first line of defense is responsible for regularly providing inputs to the RCMIS. The resulting KRI dashboard will then be reported to the Risk Management Committee. The red/amber/green colours in the report will determine the urgency of actions required. The Committee, which involves the majority of Board of Directors, will provide guidance and decisions for further improvements on internal controls as well as follow-up actions by responsible areas and persons.

Information technology risk management is part of the operational risk management framework and is managed in collaboration with the IT (Information Technology) Department. The objective of managing IT risk is to mitigate risks resulting from information technology implementation. This is in line with Otoritas Jasa Keuangan Regulation No. 38/POJK.03/2016 regarding Risk Management Implementation in the Use of Information Technology by Commercial Banks. As part of the IT risk management process, system development and enhancement must follow the risk assessment process in terms of system security and architecture, BCP (Business Continuity Planning), application control and end-user.

66 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Bank telah memiliki Business Continuity Plan (BCP) dan telah dilakukan pengujian minimal sekali dalam setahun. Bank juga memiliki lokasi off site back up yang digunakan pada saat pengujian BCP. Dalam penanggulangan bencana (disaster rescovery), maka pusat data (data center) dan pusat penanggulangan bencana (disaster recovery center) terdapat di dua lokasi berbeda di dalam negeri. Ini akan memungkinkan sistem-sistem penting, termasuk sistem inti, sistem pembayaran dan sistem pelaporan regulator untuk tetap berjalan jika terjadi bencana. Risiko reputasi Risiko reputasi didefinisikan sebagai potensi kerugian atau gangguan dalam nilai reputasi. Reputasi dari bank dapat berubah nilainya sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang menyangkut risiko kredit, pasar, operasional ataupun bisnis yang memberikan dampak terhadap ekspektasi pemangku kepentingan bank dan dapat mempengaruhi perolehan pendapatan di kemudian hari.

Risiko reputasi merupakan dampak sekunder yang diakibatkan kejadian-kejadian risiko primer yang dapat terjadi di manapun di bank. Risiko reputasi timbul jika kejadian-kejadian yang menyangkut risiko itu memberikan persepsi bahwa apa yang dilakukan oleh bank berbeda dengan ekspektasi pemangku kepentingan.

Karena itu, manajemen risiko reputasi yang efektif bermula dari mengidentifikasi ekspektasi pemangku kepentingan (nasabah, staf, pemasok, investor, regulator dan masyarakat umum).

Untuk memastikan manajemen risiko dilakukan dengan baik, kerangka kerjanya harus dikelola oleh tingkat eksekutif yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai profil risiko yang diinginkan bank dan memiliki kewenangan untuk mempengaruhi keputusan bisnis dan sumber daya di seluruh bank. Di Rabobank Indonesia risiko ini dikelola oleh Presiden Direktur dan CRO yang akan memastikan bahwa risiko ini akan menjadi komponen penting dalam keputusan strategis bisnis, termasuk mengenai dewan/manajemen, perencanaan suksesi, pengembangan produk baru, penggabungan & pengambilalihan dan lain-lain.

Salah satu metode pengukuran risiko reputasi adalah dengan mencatat keluhan nasabah baik yang dimuat di media massa maupun yang melalui cabang atau RAC (Rabo Access Center) dan melakukan monitor penyelesaiannya.

Risiko strategis Risiko strategis adalah dampak saat ini dan dampak potensial terhadap pendapatan atau modal yang terjadi akibat keputusan bisnis yang tidak menguntungkan, pelaksanaan keputusan yang tidak tepat, dan sikap kurang tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam industri, termasuk pencapaian rencana bisnis yang telah ditetapkan.

Business Continuity Plan (BCP) is in place and at least tested once a year. The bank has an off-site back up location and this off-site is being used when the BCP is tested. In managing disaster recovery, onshore data centers and disaster recovery centers are available in two different locations. This will allow the bank to run all key systems including the core system, payment system, and regulatory reporting system if the disaster happened.

Reputation risk Reputation risk is a potential loss or volatility experienced in the value of the bank’s reputation as a result of a decline in stakeholders’ trust, due to negative perceptions of the bank. The value of the bank’s reputation can change as the result of credit, market, operational or business risk events that impact the expectation of the bank’s stakeholders and may affect future earnings.

Reputation risk is a secondary effect of underlying primary risk events that can occur anywhere in the bank. It arises when such risk events create the perception that the bank’s conduct differs from stakeholders’ expectations.

Therefore, effective reputation risk management starts with the mapping of the expectations by stakeholders (customers, employees, suppliers, investors, regulators and the general public).

To ensure good governance of reputation risk management, its framework must have executive level ownership and must be governed by those with a solid understanding of the bank’s risk appetite profile and the authority to affect business decisions and direct resources bank-wide. At Rabobank Indonesia, this risk is managed by the CRO (Chief Risk Officer) and President Director, who will also ensure that this risk will be a key factor governing strategic business decisions, such as board/management, succession planning, new product development, mergers & acquisitions, etc.

One of the methods used to measure reputation risk is by recording customer complaints published in the mass media as well as those directly addressed to the branch or RAC (Rabo Access Center) and monitor the resolution.

Strategic risk Strategic risk refers to the current and prospective impact on earnings or capital arising from adverse business decisions, improper implementation of decisions, or lack of responsiveness to industry changes, as well as achievement of defined business plans.

67 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Risiko ini terkait dengan kesesuaian tujuan strategis organisasi, strategi bisnis yang disusun untuk mencapai tujuan tersebut, sumber daya yang digunakan untuk tujuan tersebut, dan kualitas implementasinya. Sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi bisnis dapat bersifat fisik maupun non-fisik. Di dalamnya termasuk alur komunikasi, sistem operasi, jaringan distribusi, kapasitas dan kemampuan manajerial. Karakteristik internal organisasi harus dievaluasi terhadap dampak perubahan ekonomi, teknologi, persaingan, regulasi, dan perubahan-perubahan lainnya. Risiko strategis bersifat pervasif (selalu ada) dan tumpang tindih dengan risiko lainnya termasuk kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, pajak, dan regulasi.

Risiko strategis dinilai melalui pencapaian indikator keuangan inti dan membandingkan indikator keuangan tiga bulanan dari rencana bisnis yang dikirimkan ke Otoritas Jasa Keuangan dengan hasil aktual yang dipublikasikan di media massa.

Risiko hukum Risiko hukum adalah risiko kerugian finansial atau lainnya yang terjadi karena kelemahan aspek yuridis yang menimbulkan tuntutan/ litigasi atau terjadi dari kasus hukum. Adalah tujuan dari Departemen Hukum untuk bekerja sebagai mitra bisnis dengan departemen lainnya untuk memastikan bahwa semua risiko hukum potensial yang berkaitan dengan transaksi/ kesepakatan Rabobank Indonesia dengan nasabah, staf, pemasok dan pihak ke tiga lainnya dapat dimitigasi dengan baik. Dengan alasan ini maka seluruh konsel hukum dari Rabobank Indonesia akan selalu bekerja keras untuk menerapkan prinsip kehati-hatian, bertindak secara independen, dan secara kontinu mempelajari perubahan undang-undang dan regulasi untuk memastikan advis hukum yang diberikan berdasarkan ketentuan regulasi terkini.

Risiko kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko kerugian finansial atau lainnya yang timbul akibat ketidak patuhan dalam mengikuti undang-undang, peraturan atau kesepakatan yang berlaku di industri jasa keuangan.

Ada juga sejumlah alasan ketidak patuhan, seperti: a) kurangnya pengetahuan akan undang-undang dan regulasi; b) kesalahan interpretasi; c) kurangnya pengetahuan akan adanya perubahan regulasi; d) kurangnya kontrol untuk memastikan bahwa persyaratan dipenuhi; dan e) kegagalan untuk memantau efektivitas prosedur yang ada.

Dengan demikian misi dan ruang lingkup kepatuhan di Rabobank Indonesia yang diimplementasikan oleh unit Kepatuhan yang independen dengan bekerjasama dengan unit Bisnis, Hukum, Audit, Financial Control, Operasional, dan departemen lainnya adalah sebagai berikut: • Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan undang-

undang dan regulasi baru;

This risk is related to the compatibility of an organization’s strategic goals, the business strategies developed to achieve those goals, the resources deployed against those goals, and the quality of implementation. Both tangible and intangible resources are needed to carry out business strategies. They include communication channels, operating systems, delivery networks, and managerial capacities and capabilities. The organization’s internal characteristics must be evaluated against the impact of economic, technological, competitive, regulatory, and other environmental changes. Strategic risk is pervasive and overlaps many other risks including credit, market, liquidity, operational, legal, tax, and regulatory risks.

Strategic risk is assessed through the achievement of key financial indicators by comparing the business plan’s quarterly financial indicators submitted to Otoritas Jasa Keuangan (Financial Services Authority) with the actual results as published in the newspapers.

Legal risk Legal risk is the risk of loss, financial or otherwise, resulting from the weakness of a juridical aspect which leads to litigation, or from legal cases. The objective of the Legal Department is to work as a business partner with other departments to ensure that all potential legal risks related to Rabobank Indonesia’s transactions/agreements with its customers, employees, suppliers/vendors, and other third parties are adequately mitigated. For this reason, all legal counsels of Rabobank Indonesia strive to apply prudent principles, act independently, and continuously monitor changing laws and regulations, to ensure that the team provides legal advice based on the most updated regulatory requirements.

Compliance risk Compliance risk refers to the risk of loss, financial or otherwise, arising from failure to comply with the laws, regulations or codes applicable to the financial services industry.

There are also a number of reasons for non-compliance, such as: a) lack of understanding of the laws and regulations; b) misinterpretation of their meaning; c) lack of awareness of regulatory changes; d) inadequate controls to ensure requirements are met; and e) failure to monitor effectiveness of procedures.

As such, the mission and scope of compliance at Rabobank Indonesia which is implemented by an independent Compliance unit in cooperation with Business Units, Risk Management, Legal, Audit, Financial Control, Operations, and other departments, covers the following areas: • Identifying and communicating new laws and

regulations;

68 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

• Memberikan advis dalam menterjemahkan kebijakan dan persyaratan regulasi ke dalam prosedur organisasi;

• Meningkatkan pengetahuan dan melakukan pelatihan kepada staf mengenai persyaratan regulasi baru;

• Memberikan advis independen kepada bisnis untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepatuhan bertransaksi;

• Memastikan pemantauan kepatuhan dari segi undang-undang, peraturan, dan regulasi yang berlaku;

• Memastikan bahwa tindakan korektif terhadap pelanggaran hukum dan regulasi dilakukan secara efektif untuk mencegah pengulangan kembali;

• Melaksanakan fungsi sebagai penghubung dengan regulator dengan mempertahankan hubungan kerja yang kondusif;

• Menumbuhkan budaya kepatuhan di seluruh organisasi;

• Mengimplementasikan program anti pencucian uang dan anti pembiayaan teroris Rabobank Indonesia serta melaporkannya.

Customer Due Diligence (CDD) Kebijakan Customer Due Diligence (CDD) dari Rabobank Indonesia bertujuan untuk melaksanakan due diligence atau pemeriksaan yang memadai untuk nasabah lama dan baru dengan tujuan menilai dan mengontrol risiko yang ada dalam hubungan dengan nasabah. Dengan kata lain beralih dari identifikasi nasabah (pendekatan hukum) kepada pendekatan komprehensif yang lebih berbasis risiko yaitu Customer Due Diligence, yang sebelumnya dikenal sebagai prinsip Know Your Customer [KYC].

Tujuan dari regulasi ini adalah untuk memberikan aturan dan petunjuk untuk membangun dan mempertahankan hubungan perbankan dengan nasabah untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengontrol risiko dari segi CDD. Hal ini berarti mengimplementasikan kerangka kerja risiko yang mematuhi standar yang telah ditetapkan untuk anti pencucian uang, CDD, dan sangsi-sangsi yang ditetapkan oleh berbagai badan internasional.

Elemen-elemen utama untuk regulasi CDD yang memadai adalah: • Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

• Kebijakan dan prosedur standar penerimaan nasabah

• Kontrol internal standar identifikasi resmi • Sistem informasi manajemen untuk pengawasan

rekening dan transaksi secara kontinu • Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia • Kerangka kerja manajemen risiko

• Advising on translating policies and codifying regulatory requirements into organizational procedures;

• Increasing awareness of and training staff on new regulatory requirements;

• Giving independent advice to the business on transactional compliance issues;

• Ensuring the monitoring of compliance with applicable laws, rules and regulations;

• Ensuring that corrective action on breaches of laws and regulations are applied and effective, in order to forestall recidivism;

• Liaisoning functions with regulators, by maintaining a conducive working relationship;

• Embedding a robust compliance culture across the organization;

• Implementation of Rabobank Indonesia’s anti-money laundering and anti-terrorist financing programs and their related reporting requirements.

Customer Due Diligence (CDD) Rabobank Indonesia’s Customer Due Diligence Policy (CDD) aims to perform sufficient due diligence on new and existing customers in order to assess and control the risks involved in the customer relationship. In other words, to move from customer identification (legal approach) to a more comprehensive risk-based approach which is known as Customer Due Diligence (formerly codified as the ‘Know Your Customer’ [KYC] principle.

The purpose of this regulation is to provide rules and guidelines for establishing and maintaining a banking relationship with customers in order to identify, assess and control risks involved from a CDD perspective. This means implementing a risk framework which complies with predefined standards on anti-money laundering, customer due diligence and sanctions imposed by various organizations, both national and international in scope.

Key elements for sufficient CDD are:

• Supervision by the Board of Commissioners and Board of Directors

• Standard policies and procedures on customer acquisition

• Internal control of official identification standards • The use of Management Information System to

continuously monitor accounts and transactions • Human resources development and training • Risk management framework

69 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

70 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Pengungkapan struktur permodalan, eksposur risiko, dan pelaksanaan manajemen risikoDisclosure of capital, risk exposure, and risk management implementation

Struktur permodalan Struktur permodalan bank Permodalan bank saat ini mengikuti Basel II/III sesuai regulasi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yaitu mempertimbangkan profil risiko untuk kecukupan modal. Secara umum sesuai dengan peraturan perbankan, OJK menganalisis modal dalam beberapa komponen yaitu Modal Inti/Tier-I dan Modal Pelengkap/ Tier-II.

1. Modal tier-I Terdiri dari modal saham biasa, agio saham, saldo laba, dan saham non-pengendali setelah dikurangi aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya seperti selisih antara PPA dan cadangan penurunan nilai. Modal Tier I bank pada akhir Desember 2016 adalah sebesar Rp1.519,957 miliar.

2. Modal tier-II Terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat serta cadangan umum (maksimum 1,25%). Modal Tier II bank pada akhir Desember 2016 adalah sebesar Rp680,966 miliar, sedangkan saldo pinjaman subordinasi per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp589,422 miliar.

Kecukupan permodalan bank Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank saat ini dipandang memadai untuk mendukung aktivitas bank, di mana perhitungan KPMM pada akhir Desember 2016 adalah sebagai berikut:

1 Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit (dalam jutaan Rupiah)

1. Weighted Assets by Credit Risk (in million Rupiah)

Total Model Tier I dan Tier II 2.200.924 Total Tier I and Tier II CapitalTotal Risiko Asset Tertimbang 9.655.258 Total Risk Weighted Assets (RWA)KPMM - Risiko Kredit 22,80% CAR - Credit Risk

2 Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit dan Pasar (dalam jutaan rupiah)

2. Weighted Assets by Credit and Market Risk (in million Rupiah)

Total Model Tier I dan Tier II 2.200.924 Total Tier I and Tier II CapitalTotal Risiko Asset Tertimbang 9.684.765 Total Risk Weighted Assets (RWA)KPMM - Risiko Kredit dan Pasar 22,73% CAR - Credit and Market Risk

3 Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit, Pasar dan Operasional (dalam jutaan rupiah)

3. Weighted Assets by Credit, Market and Operational Risk (in million Rupiah)

Total Model Tier I dan Tier II 2.200.924 Total Tier I and Tier II CapitalTotal Risiko Asset Tertimbang 10.976.024 Total Risk Weighted Assets (RWA)KPMM - Risiko Kredit, Pasar dan Operasional 20,05% CAR - Credit, Market and Operational Risk

Capital structure The bank’s current capital structure follows that of Basel II/ III which is in line with OJK’s (Otoritas Jasa Keuangan, or Financial Services Authority) regulation to consider the risk profile for capital adequacy. In general and in accordance to the prevailing banking regulations, OJK performs analyses on a few components, which are the Tier I and Tier II capital.

1. Tier-I capital Consists of common shares, additional paid in capital,

retained earnings and non-controlling shares, after deducted by intangible assets and other adjustments, such as difference between required provision and allowance for impairment losses. Tier I Capital as of December 2016 is Rp1,519.957 billion.

2. Tier-II capital Consists of subordinated loan which meets requirements

and general reserves (maximum 1.25%). Tier II Capital as of December 2016 is Rp680.966 billion, while subordinated loan as of December 31, 2016 is Rp589.422 billion.

Bank capital requirement The capital of the bank is considered sufficient to support its activities. As of end of December 2016, CAR (Capital Adequacy Ratio) is as follows:

71 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

KPMM minimum yang diwajibkan oleh peraturan OJK berdasarkan profil risiko bank adalah 11%.

Sesuai dengan PBI No. 15/12/PBI/2013 tentang kewajiban penyediaan modal minimum, bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko, sehingga tidak hanya mampu menyerap potensi kerugian dari risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional, melainkan juga risiko-risiko lainnya seperti risiko likuiditas dan risiko lain yang material. Penyediaan modal minimum sesuai profil risiko ditetapkan paling rendah sebagai berikut:

a. 8% dari ATMR untuk bank dengan profil risiko Peringkat 1; b. 9% hingga kurang dari 10% dari ATMR untuk bank

dengan profil risiko Peringkat 2; c. 10% hingga kurang dari 11% dari ATMR untuk bank

dengan profil risiko Peringkat 3; dan d. 11% hingga 14% dari ATMR untuk bank dengan profil

risiko Peringkat 4 atau Peringkat 5.

Penetapan peringkat faktor profil risiko mengacu pada ketentuan OJK mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum.

Manajemen risiko kredit di Rabobank Indonesia berada di bawah pengawasan Chief Risk Officer (CRO). Namun, persetujuan kredit terletak pada komite kredit yang relevan sesuai dengan batas otorisasi. Untuk JCC (Jakarta Credit Committee), anggota yang memberi suara terdiri dari Presiden Direktur, CRO, Direktur Perbankan Korporasi, Kepala Kredit Korporasi, dan Senior Relationship Manager. Untuk CCC (Commercial Credit Committee), anggota yang memberi suara adalah Presiden Direktur, CRO, Direktur Perbankan Bisnis, Kepala Kredit Korporasi, Kepala Perbankan Komersial dan Pemimpin Tim Analis Kredit Komersial.

Risiko kredit UKM dikelola tim di kantor regional (4 kantor). Manajer Risiko Kredit UKM memiliki garis pelaporan langsung kepada manajer fungsional yaitu Kepala Risiko Kredit UKM Regional, yang mempunyai garis pelaporan kepada Pemimpin Tim Risiko Kredit Untuk Jaringan Cabang (UKM) di kantor pusat Jakarta.

Portfolio kredit Korporasi dan kredit Komersial dikelola di kantor pusat Jakarta, dan dibawahi oleh Kepala Risiko Kredit Korporasi.

Untuk risiko kredit Komersial, semua Manajer Risiko Kredit Komersial melapor kepada Pemimipin Tim Kredit Komersial, yang kemudian melapor kepada Kepala Risiko Kredit Korporasi.

Untuk risiko kredit Korporasi, semua Analis Kredit Korporasi bertanggungjawab kepada Pemimpin Tim Risiko Kredit Wholesale yang kemudian melapor kepada Kepala Risiko Kredit Korporasi.

The minimum CAR (Capital Adequacy Ratio) required according to OJK’s regulation based on bank’s risk profile is 11%.

As stipulated in Regulation No. 15/12/PBI/2013 on the minimum capital requirement, banks are required to provide the minimum capital based on their risk profile, which will allow them not only to absorb potential losses arising from credit risk, market risk, and operational risk, but also other risks such as liquidity risk and other material risk. The minimum capital required according to risk profile is as follows:

a. 8% of RWA for banks with Rank-1 risk profile; b. 9% to less than 10% of RWA for banks with Rank-2 risk

profile; c. 10% to less than 11% of RWA for banks with Rank-3 risk

profile; and d. 11% to 14% of RWA for banks with Rank-4 or Rank-5 risk

profile.

Risk profile rank is determined by OJK decree on health levels of banks.

At Rabobank Indonesia, credit risk management is supervised by the Credit Risk Officer (CRO). However, credit is approved by the relevant credit committee, according to authorized limits. For the JCC (Jakarta Credit Committee) the voting members are the President Director, CRO, Director Corporate Banking, Head of Corporate Credit, and Senior Relationship Manager. For the CCC (Commercial Credit Committee), the voting members are the President Director, CRO, Director Business Banking, Head of Corporate Credit, Head of Commercial Banking and Team Leader Commercial Credit.

SME credit risk is managed by teams in the regional offices (4 offices). SME Credit Risk Managers have the first reporting line to the functional manager, i.e. Regional SME Credit Risk Team Leaders, who in turn have a reporting line to the Head of Credit Branch Network (SME) at the Jakarta office.

The Wholesales and Commercial credit portfolio are managed by the team at the head office in Jakarta and is supervised by the Head of Corporate Credit Risk.

For Commercial credit risk, all Commercial Credit Risk Managers report to the Team Leader of Commercial Credit risk who reports to the Head of Corporate Credit Risk.

For Wholesale credit risk, all Wholesale Credit Analysts report to the Team Leader Wholesale Credit who report to the Head of Corporate Credit Risk.

72 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

In the end, the respective heads (SME and Corporate Credit) report to the CRO. This functional reporting line is created to ensure the independence of analysts in their risk assessment.

Risk exposure and risk management implementation

Credit risk As stated in the CRAS (Credit Risk Appetite Statement), the risk management strategy for activities involving significant credit risk should be offset with high returns. The strategy covers tight facility structures, valuable collateral with significant collateral coverage ratios, strict agreements and requirements.

The implementation of risk management for corporate credit risk in Rabobank Indonesia is based on the Credit Risk Manual Policies & Procedures (CRMPP), which is in line with OJK’s standard/regulation and Rabobank Group Global Credit Policy, and has been modified to suit local conditions.

CRMPP covers the definition and philosophy of credit risk, credit policy, credit risk policy, credit products, credit application, credit authorization, risk control, special assets, management, and several other areas such as SWOT analysis, early warning signals, back-to-back loans, guidance from the Compliance unit, code of conduct, and aspects related to corporate social responsibility.

Concentration risk Concentration risk is managed and monitored through various risk parameters such as size of exposure, sector concentration, and other portfolio concentration limits. Meanwhile, for credit risk measurement and monitoring for corporate segment, Rabobank Indonesia follows Rabobank Group’s policy and adopts the Rabobank Risk rating (RRR). Apart from that, Rabobank Indonesia also implements internal Loan Quality Classification (LQC), where the monitoring is done on a monthly basis and refers to three main factors which are the debtor’s performance, the debtor’s business prospect, and the debtor’s repayment capability based on internal cash flow generation.

For the concentration limits we have the Credit Risk Appetite Statement. We have limits in place to reduce concentration to certain large borrowers, specific sectors, credit quality. These limits are considered as guidelines and have been approved by the Board of Commissioners.

Risk concentration is managed and monitored through various risk parameters including: a. Large exposure concentrations: large borrowers are

defined as a percentage of 10 largest debtors to the bank’s total lending portfolio.

Pada akhirnya, masing-masing kepala (UKM dan Korporasi) bertanggungjawab kepada CRO. Garis pelaporan fungsional tersebut dimaksudkan untuk menjamin independensi analis dalam penilaian risiko mereka.

Eksposur risiko dan implementasi manajemen risiko

Risiko kredit Seperti dinyatakan dalam CRAS (Credit Risk Appetite Statement), strategi manajemen risiko untuk kegiatan dengan risiko kredit yang signifikan, harus diimbangi dengan pengembalian yang tinggi. Strategi tersebut mencakup struktur fasilitas yang ketat, jaminan berharga dengan ratio cakupan agunan yang signifikan, perjanjian yang ketat dan persyaratan.

Penerapan manajemen risiko untuk risiko kredit korporasi di Rabobank Indonesia didasarkan pada Pedoman Kebijakan & Prosedur Risiko Kredit (CRMPP), yang sesuai dengan standar/regulasi Otoritas Jasa Keuangan dan kebijakan global Rabobank Group yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi setempat.

CRMPP meliputi definisi dan filosofi risiko kredit, kebijakan kredit, kebijakan risiko kredit, produk kredit, aplikasi kredit, otorisasi kredit, pengendalian risiko, manajemen aset khusus, dan beberapa aspek lain seperti analisis SWOT, sinyal peringatan dini, pinjaman secara back-to-back, bimbingan dari unit Kepatuhan, kode etik, dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Risiko konsentrasi Risiko konsentrasi dikelola dan dipantau melalui berbagai parameter risiko seperti besarnya eksposur, konsentrasi sektor, dan batas konsentrasi portofolio lainnya. Sementara itu, untuk pengukuran risiko kredit dan pemantauan untuk segmen korporasi, Rabobank Indonesia mengikuti kebijakan Rabobank Group dan mengadopsi Rabobank Risk Rating (RRR) – khususnya untuk eksposur korporasi. Selain itu, Rabobank Indonesia juga menerapkan Loan Quality Classification (LQC) secara internal, di mana pemantauan dilakukan secara bulanan dan mengacu pada tiga faktor utama yaitu kinerja debitur, prospek usaha debitur, dan kemampuan membayar debitur berdasarkan arus kas yang dihasilkan.

Untuk batas konsentrasi kita mengacu kepada Credit Risk Appetite Statement. Kami memiliki batas kredit untuk mengurangi konsentrasi kepada debitur besar tertentu, sektor-sektor tertentu, kualitas kredit dan produk kredit. Batasan ini dianggap sebagai pedoman dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris.

Konsentrasi risiko dikelola dan dipantau melalui berbagai parameter risiko antara lain: a. Konsentrasi dengan eksposur besar: peminjam besar

didefinisikan sebagai persentase dari 10 debitur terbesar dari total portofolio kredit bank.

73 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

b. The bank monitors the concentration risk based on LBU regulatory sector classification. As soon as the Credit Risk Appetite Dashboard is amber, the concentration monitoring will be done more closely.

c. Sector concentrations for relevant sectors: in terms of portfolio distribution based on industry, corporate banking consistently focuses on the food and agribusiness sector which contributes nearly 100% of the total Wholesale/Corporate Banking portfolio while Commercial and SME Banking (now Business Banking) started to focus on the food and agribusiness sector in 2015. At the moment the Commercial/SME portfolio is still exposed to various sectors but this will be limited in the future. It is important to note that there are many sub-sectors within the food and agribusiness group of the bank as they cover upstream and downstream industries. These include but are not limited to fertilizers, palm oil, dairy, feed mill, sugar, coffee, and rubber. Meanwhile, Commercial and SME (Business Banking) lending portfolio is still diversified into a number of economic sectors, with vast majority of exposures in trading, manufacturing, and business services. In line with the Banking for Food strategy, this portfolio will also gradually move towards a more food and agribusiness based portfolio.

d. Geography concentration: exposure to Jakarta surrounding area plus West Java as the total Commercial/ SME portfolio. This relates to the fact that Jakarta and its surrounding area is the largest region in Indonesia.

e. Sub-standard (or below standard) accounts concentration: Aggregate exposure of gross NPL up to 5% of total portfolio.

The SAM (Special Assets Management) unit continues to closely monitor the development and recovery of the NPL portfolio. Through the monthly SAM meeting, progress or deterioration of the NPL portfolio is discussed and monitored. The action plan is monitored and conducted on an on-going basis in order to minimize bad debts and to optimize recovery of NPL loans.

In its function, the SAM unit also supports the Customer Workout Unit (CWU) or the Soft Vindication Team which was formed by the bank in 2015 in order to specifically monitor and independently manage credit portfolio which is in the ‘special mentioned’ loan classification, and prevent these loans to fall to the NPL classification. CWU is a special unit which is in the organization structure of business banking. SAM unit can provide advice related to the loan strategy of the ‘special mentioned’ portfolio.

b. Bank memonitor konsentrasi risiko berdasarkan klasifikasi sektor LBU. (Laporan Bank Umum). Begitu dashboard Credit Risk Appetite berubah menjadi kuning, pemantauan dari konsentrasi ini akan dilakukan lebih ketat.

c. Konsentrasi untuk sektor-sektor yang relevan: dalam hal distribusi portofolio berdasarkan sektor industri, perbankan korporasi secara konsisten berfokus pada industri pangan dan agribisnis yang memberikan kontribusi hampir 100% dari total portofolio Perbankan Wholesale/Korporasi sementara perbankan Komersial dan UKM (sekarang dikenal dengan Perbankan Bisnis atau Business banking) baru mulai fokus ekspansi kepada industri pangan dan agribisnis di tahun 2015. Pada saat ini portfolio komersial/UKM masih ada diversifikasi eksposur ke berbagai sektor ekonomi, namun ke depannya hal ini akan dibatasi. Penting untuk dicatat bahwa banyak sub-sektor di dalam klasifikasi pangan dan agribisnis karena sektor tersebut mencakup industri hulu hingga hilir. Di dalamnya termasuk tapi tidak terbatas pada pupuk, kelapa sawit, susu, pabrik pakan, gula, kopi, dan karet. Sementara itu, portofolio kredit Komersial dan UKM (Perbankan Bisnis) terdiversifikasi ke sejumlah sektor ekonomi dengan eksposur terbanyak dalam sektor perdagangan, manufaktur, dan layanan bisnis. Sejalan dengan strategi Banking for Food, portofolio ini secara bertahap akan berubah ke arah portofolio pangan dan agribisnis.

d. Konsentrasi geografis: eksposur terhadap area di sekitar Jakarta ditambah Jawa Barat sebagai total portofolio Komersial/UKM. Hal itu berkaitan dengan fakta bahwa Jakarta dan daerah sekitarnya adalah wilayah terbesar di Indonesia.

e. Konsentrasi rekening yang hampir mencapai standar (atau di bawah standar): gross NPL agregat hingga 5% dari total portofolio.

Unit SAM (Special Assets Manajement atau Manajemen Aset Khusus) secara terus menerus memonitor perkembangan dan pemulihan portofolio NPL. Melalui pertemuan bulanan SAM, kemajuan atau penurunan portofolio NPL dibahas dan dipantau. Rencana kerja dimonitor dan dilakukan secara terus-menerus untuk meminimalkan kredit macet dan untuk mengoptimalkan pemulihan pinjaman NPL.

Dalam menjalankan fungsinya, unit SAM juga mendukung Tim Customer Workout Unit (CWU) atau Soft Vindication Team, yakni tim yang dibentuk oleh bank di tahun 2015 dalam rangka menangani Kredit Dalam Perhatian Khusus (KDPK) – mengawasi dan secara independen mengelola portfolio kredit ini, untuk mencegah kredit tersebut turun menjadi kredit macet atau NPL. Tim CWU adalah unit khusus yang berada dalam struktur organisasi perbankan bisnis. Unit SAM dapat memberikan petunjuk kepada Tim CWU mengenai strategi kredit dalam menangani KDPK ini.

74 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

In principle, the bank does not grant a credit facility to the SME or commercial clients solely based on the availability of collateral, but it takes into account the prudence principle in providing credit. The bank must consider the factors related to collateral for its SME and commercial (business banking) borrowers which will be explained in the next paragraphs.

Based on the Credit Risk Appetite Statement, types of collateral prioritized are land and buildings, or other types (cash/deposits, machinery, inventory and account receivables) which have good resale value.

Valuation on the collateral (market or liquidation value) should be performed by an independent third party as a panel which is approved by the Credit Policy, Monitoring & Control Committee. All collateral valuation (except for term loans) should be assessed at least once in every 2 years for good accounts and every year for NPL accounts. The valuation should provide the market value and liquidation value which can be used by the credit committee in decision making.

In terms of collateral composition, corporate banking collaterals are differentiated into 3 types of collateral: Stock & inventory, land & building, and receivables. In commercial/ SME banking collateral is mainly land & building.

Market risk In general, Rabobank Indonesia’s market risk exposures consist of the following risks: a. Interest rate risk Risk arising from price changes in financial instruments

in the Trading Book positions or from economic value changes of Banking Book positions, which results in the changes of interest rate.

b. Foreign exchange risk Risk arising from value changes of positions in the Trading

Book and Banking Book, which are related to the changes of foreign exchange rate.

Market risk management and oversight in Rabobank Indonesia is done by the Risk Management Committee (RMC) and the Assets and Liabilities Committee (ALCO) which are a Board of Director’s level committee chaired by the President Director. Members include Directors who supervise conditions of assets and liabilities, risk management, treasury, business, finance, compliance, and operations.

RMC and ALCO meet regularly every month or more often if there are any special situations/conditions which can significantly impact the bank’s market risk exposure. The meetings are conducted to discuss current market conditions and developments, the bank’s market risk exposures, short-

Pada prinsipnya, bank tidak akan memberikan fasilitas kredit kepada UKM atau nasabah Komersial semata-mata atas dasar ketersediaan agunan, tetapi memperhitungkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit. Bank harus mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan jaminan untuk perbankan bisnis (UKM dan komersial) peminjam yang akan dijelaskan dalam paragraf-paragraf selanjutnya.

Berdasarkan Credit Risk Appetite Statement, jenis agunan yang diprioritaskan adalah tanah dan bangunan, atau jenis lain (uang tunai/ deposito, mesin, inventori dan piutang) yang memiliki nilai jual yang baik.

Penilaian pada agunan (nilai pasar atau likuidasi) harus dilakukan oleh pihak ketiga yang independen sebagai panel yang disetujui oleh Credit Policy, Monitoring & Control Committee. Semua penilaian agunan (kecuali untuk pinjaman berjangka saja) harus dilakukan setidaknya setiap 2 tahun untuk rekening yang baik dan setiap tahun untuk kredit yang bermasalah. Semua penilaian harus dapat memberikan nilai pasar dan nilai likuidasi yang dapat digunakan oleh komite kredit untuk pengambilan keputusan.

Dalam hal komposisi jenis agunan, perbankan korporasi terdiversifikasi ke dalam 3 (tiga) jenis agunan utama yaitu barang stok & inventaris, tanah & bangunan, dan piutang. Di perbankan komersial/UKM agunan kebanyakan dalam bentuk tanah & bangunan.

Risiko pasar Secara umum eksposur risiko pasar Rabobank Indonesia terdiri dari risiko berikut: a. Risiko suku bunga Risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan

dalam posisi Trading Book atau perubahan suku bunga pada posisi Banking Book yang dapat menyebabkan perubahan nilai ekonomi.

b. Risiko valuta asing Risiko akibat perubahan nilai posisi dalam Trading Book

dan Banking Book, terkait perubahan kurs mata uang asing.

Pengelolaan dan pengawasan risiko pasar di Rabobank Indonesia dilakukan oleh Komite Pengendalian Risiko (RMC atau Risk Management Committee) dan Komite Aset dan Kewajiban (ALCO atau Assets and Liabilities Committee) yang merupakan komite tingkat direksi yang diketuai oleh Presiden Direktur dengan anggota yang terdiri dari direksi yang mengawasi kondisi aset dan kewajiban, manajemen risiko, tresuri, bisnis, keuangan, kepatuhan, dan operasional.

RMC dan ALCO bertemu secara rutin setiap bulan, atau lebih sering jika ada hal khusus/kondisi yang memiliki dampak signifikan pada eksposur risiko bank. Rapat tersebut dilaksanakan untuk membahas kondisi pasar terkini dan perkembangannya, eksposur risiko bank,

75 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

strategi jangka pendek dan/atau jangka panjang untuk memitigasi risiko dan memaksimalkan keuntungan, serta memberikan rekomendasi terkait kebijakan manajemen risiko untuk disetujui oleh pihak yang berwenang. Selain itu komite-komite dalam tujuannya mengendalikan risiko pasar juga menetapkan batas-batas (limit) yang harus dipantau secara rutin.

Pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan oleh unit Risiko Pasar dan Likuiditas setiap harinya. Pengukuran risiko pasar dilakukan menggunakan metode standar seperti metode Value at Risk (VaR) dan analisa sensitivitas suku bunga. Semua dilakukan dalam kondisi normal dan stress untuk mengetahui ketahanan bank dalam menghadapi risiko pasar.

Pengungkapan Risiko Pasar Menggunakan Metoda StandarMarket Risk Disclosure Using Standard Method

(dalam jutaan Rupiah/in million Rupiah)

No. Jenis risiko/Type of risks 31 Desember 2016/December 31, 2016   31 Desember 2015/December 31, 2015  

Bank Konsolidasi/Consolidated Bank Konsolidasi/Consolidated

Beban modalCapital charge

ATMRRWA

Beban modalCapital charge

ATMRRWA

Beban modalCapital charge

ATMRRWA

Beban modalCapital charge

ATMRRWA

1. Risiko suku bunga/Interest rate risk                

  A. Risiko spesifik/Specific risk

  B. Risiko umum/Common risk    

2. Risiko nilai tukar/Exchange rate risk 2.361 29.508 2.541 31.777    

3. Risiko ekuitas/Equity risk                

4. Risiko komoditas/Commodity risk                

5. Risiko option/Option risk                

  Total 2.361 29.508 2.541 31.777    

term and/or long term strategies to mitigate market risk and maximize profits, and to provide recommendations on market risk management related policies to be approved by authorized parties. Several policies have been created and implemented in Rabobank Indonesia to manage market risk. In order to control market risk, these committees also set limits which must be monitored regularly.

Assessment and monitoring of market risk is carried out by the Market and Liquidity Risk unit on a daily basis. Market risk assessment is performed on a daily basis using standard methods, which include Value at Risk (VaR) interest rate sensitivity analysis. All are conducted in normal as well as stress conditions to know the bank’s strength in facing market risk.

Liquidity riskIn general, liquidity risk mostly arises from a liquidity mismatch where long-term assets are funded by short-term funds, deterioration of asset quality, and third party fund withdrawal – especially those which are unexpected and in large withdrawal amounts.

At Rabobank Indonesia, liquidity management and monitoring is done by the Assets and Liabilities Committee (ALCO). The ALCO meeting is conducted monthly or more often if there are special events/conditions that have significant impacts on the bank’s liquidity risk exposures. In these meetings, members discuss current market liquidity conditions and developments, the bank’s liquidity risk exposures, short-term and/or long-term strategies to mitigate liquidity risk, review liquid assets prepared to cover liquidity needs, review liquidity stress test results action plans, and provide recommendations on liquidity risk management related policies to be approved by authorized parties.

Daily liquidity management is done by Treasury Department. Treasury manages risk by implementing the strategy based

Risiko likuiditasSecara umum eksposur risiko likuiditas berasal dari kesenjangan likuiditas dimana aset jangka panjang didanai oleh dana jangka pendek, penurunan kualitas aset, dan dari penarikan dana pihak ketiga - terutama penarikan secara tidak terduga dalam jumlah yang besar.

Pengelolaan dan pengawasan risiko likuiditas di Rabobank Indonesia dilakukan oleh Komite Aset dan Kewajiban (ALCO). Rapat ALCO dilakukan bulanan, atau lebih sering jika ada hal khusus/kondisi yang dapat memberikan dampak signifikan pada eksposur risiko likuiditas bank. Dalam rapat ini anggota komite akan membahas kondisi likuiditas pasar saat ini dan perkembangannya, eksposur risiko likuiditas bank, strategi jangka pendek dan/atau jangka panjang untuk mengurangi risiko likuiditas, meninjau aset likuid yang disiapkan untuk mengatasi kebutuhan likuiditas, meninjau stress test terhadap likuiditas dan rencana tindakan yang perlu diambil, serta memberikan rekomendasi atas kebijakan manajemen risiko likuiditas terkait yang kemudian harus disetujui oleh pihak yang berwenang.

Pengelolaan likuiditas harian dilakukan oleh Departemen Tresuri. Departement ini mengelola risiko dengan

76 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

on the decision made by ALCO and the approved limits. Treasury also ensures sufficiency of liquid assets as provisions to fund unexpected liquidity needs. The market and liqudity risk unit measures and monitors liquidity risk on a daily basis.

Liquidity risk monitoring and measuring is conducted the ratios such as the Net Cumulative Outflow (NCO), which is defined as the net cumulative cash flow within a certain periode which is overnight, seven days, and 30 calendar days starting from this day and is done per currency. Other ratios used are the liquid asset ratio and currency mismatch ratio. To measure and monitor liquidity risk for a longer period, Rabobank Indonesia also uses the liquidity gap ratio. The liquidity gap ratio is the gap of long-term funding which shows the long-term funding structure to fund long-term assets.

Certain limits are used and monitored for long-term funding. Additionally, the Maturity Profile Report which shows assets, liabilities, and off balance sheet items are mapped within a certain period based on the time to maturity (for items which have a certain contract maturity date) and/or based on estimates using various assumptions (for items that do not have a certain contract maturity date) which are generated every month to show structural liquidity risk faced by the bank.

To assess the bank’s ability to survive in a liquidity crises, regular liquidity stress testing is done by using a few scenarios. The liquidity stress test results, which are presented to Management, will be used by the bank to decide on the strategy and plan to handle the liquidity crises.

The Contingency Fund Plan (CFP) has also been formulated to clearly define roles, responsibilities, procedures and the mechanisms within the various parties at Rabobank Indonesia in handling the shortage of liquidity in an emergency situation. In CFP, early warning indicators which include indicators related to markets and internal indicators are monitored to identify potential liquidity crisis.

If liquidity crises are detected, the Liquidity Crisis Team (LCT) will be activated and all members will respond according to the CFP procedure.

As of December 31, 2016, the Maturity Profile for Rupiah and foreign currency are as follows:

menerapkan strategi yang didasarkan pada keputusan ALCO dan limit yang telah disetujui. Selain itu, Tresuri juga menjaga kecukupan aset likuid sebagai cadangan untuk membiayai kebutuhan likuiditas yang tak terduga. Pengukuran dan pemantauan risiko likuiditas dilakukan oleh unit Risiko Pasar dan Likuiditas setiap hari.

Pengukuran dan pemantauan risiko likuiditas dilakukan dengan rasio seperti Net Cummulative Outflow (NCO), yang didefinisikan sebagai arus kas bersih kumulatif selama periode yang ditentukan yaitu satu malam, tujuh hari, dan tiga puluh hari kalender dimulai pada saat ini dan dilakukan per mata uang. Rasio lain yang digunakan adalah liquid asset ratio, currency mismatch ratio. Untuk pengukuran dan pemantauan risiko likuiditas untuk jangka waktu yang lebih panjang, Rabobank Indonesia juga menghitung liquidity gap ratio yaitu kesenjangan pendanaan jangka panjang yang menunjukkan struktur pendanaan jangka panjang untuk membiayai aktiva jangka panjang.

Batas-batas tertentu diterapkan dan dimonitor untuk jarak pendanaan jangka panjang. Selain itu, Laporan Profil Jatuh Tempo yang menyajikan aset, kewajiban, dan hal-hal di luar neraca (off balance sheet), dipetakan menurut waktu tertentu berdasarkan sisa waktu sampai tanggal jatuh tempo (untuk pos yang memiliki tanggal jatuh tempo kontrak tertentu) dan/atau berdasarkan estimasi dengan menggunakan berbagai asumsi (untuk pos yang tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontrak tertentu) yang dihasilkan setiap bulan untuk menunjukkan risiko likuiditas struktural yang dihadapi oleh bank.

Untuk menilai kemampuan bank untuk bertahan dalam kondisi krisis likuiditas, pengujian reguler stres likuiditas dilakukan dengan menggunakan beberapa skenario. Hasil stress testing likuiditas, yang disajikan kepada manajemen, akan digunakan oleh bank untuk menentukan strategi dan rencana untuk mengatasi krisis likuiditas seperti itu.

Contigency Funding Plan (CFP) juga telah dibentuk untuk mengatur peran secara jelas, tanggung jawab, prosedur, dan mekanisme antara pihak-pihak di Rabobank Indonesia dalam mengatasi kekurangan likuiditas dalam situasi darurat. Dalam CFP, beberapa indikator peringatan dini (Early Warning Indicator) seperti indikator yang terkait dengan pasar, dan indikator internal dipantau untuk mengidentifikasi potensi krisis likuiditas.

Jika krisis likuiditas terdeteksi, Liquidity Crisis Committee (LCC) akan diaktifkan dan semua anggota akan bertindak sesuai dengan prosedur di CFP.

Per tanggal 31 Desember 2016, Profile Jatuh Tempo Rupiah dan valuta asing adalah sebagai berikut:

77 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Peng

ungk

apan

Pro

fil Ja

tuh

Tem

po R

upia

h/M

atur

ity

Profi

le o

f Rup

iah

(dal

am ju

taan

Rup

iah)

/(in

mill

ion

Rupi

ah)

 Pos

/Acc

ount

  3

1 D

esem

ber 2

016/

Dec

embe

r 31,

201

6  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Sald

o/Ba

lanc

e Ja

tuh

Tem

po/R

emai

ning

Mat

urit

y Sa

ldo/

Bala

nce

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

<1

1-3

3-6

6-12

>12

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

ILA

PORA

N P

OSI

SI K

EUA

NG

AN

/STA

TEM

ENT

OF

FIN

AN

CIA

L PO

SITI

ON

  

  

  

  

  

  

A.

Ase

t/A

sset

s9.

612.

085

3.36

1.08

0 1.

624.

487

1.45

8.08

0 1

.661

.300

1

.507

.138

13

.954

.802

2.

675.

659

1.1

25.5

98

1.82

5.49

2 2

.716

.155

2

.936

.239

1.Ka

s/Ca

sh10

4.93

2 10

4.93

2 - 

- - 

-  2

01.6

72

100

.836

- - 

2.Pe

nem

pata

n pa

da B

ank

Indo

nesi

a/Pl

acem

ent w

ith B

ank

Indo

nesi

a2.

251.

763

2.25

1.76

3  

  

  2

.865

.924

1.

432.

962

- - 

- - 

 a.

Giro

/Cur

rent

Acc

ount

646.

916

646.

916

- -

-

-

1.4

53.2

26

726

.613

- - 

 b.

SBI

1.26

3.92

3 1.

263.

923

  

  

1.1

42.8

22

571

.411

- - 

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

340.

924

340.

924

- -

-

-

269

.876

1

34.9

38

- - 

- - 

3.Pe

nem

pata

n pa

da b

ank

lain

/Pla

cem

ent w

ith o

ther

ban

ks 1

5.04

2 1

5.04

2  

  

 38

.562

1

9.28

1 - 

- - 

4.Su

rat b

erha

rga/

Mar

keta

ble

secu

ritie

s2.

583

- 2.

583

- -

-

40

.877

-

- 4

0.87

7 -

-

 a.

SU

N -

- -

- -

-

-

-

- -

- -

 

1) d

iper

daga

ngka

n/tr

aded

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 

2) t

erse

dia

untu

k di

jual

/for

sal

e -

- -

- -

- -

-

- -

- -

 

3) d

imili

ki h

ingg

a ja

tuh

tem

po/o

wne

d un

til m

atur

ity

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 

4) p

inja

man

yan

g di

beri

kan

dan

piut

ang/

loan

s an

d ac

coun

t rec

eiva

bles

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 b.

Sur

at b

erha

rga

korp

oras

i/Cor

pora

te m

arke

tabl

e se

curi

ties

2.58

3 -

2.58

3 -

-

-

40.8

77

--

40.

877

- -

 

1) d

iper

daga

ngka

n/tr

aded

- -

  

  

-

- -

- -

 

2) t

erse

dia

untu

k di

jual

/for

sal

e -

- -

- -

-

-

-

- -

- -

 

3) d

imili

ki h

ingg

a ja

tuh

tem

po/o

wne

d un

til m

atur

ity

- -

  

  

-

- -

- -

-

 

4) p

inja

man

yan

g di

beri

kan

dan

piut

ang/

loan

s an

d ac

coun

t rec

eiva

bles

2.58

3 -

2.58

3 -

-

-

40.8

77

--

40.

877

- -

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

- -

  

  

-

  

5.Kr

edit

Yang

Dib

erik

an/L

oans

7.00

7.57

2 83

6.02

0 1.

582.

166

1.44

6.62

5 1

.645

.565

1

.497

.196

10

.325

.594

9

77.3

39

1.0

91.9

39

1.66

9.47

7 2

.694

.147

2

.915

.353

 a.

Bel

um Ja

tuh

Tem

po/N

ot m

atur

ed6.

630.

626

555.

217

1.58

1.86

6 1.

444.

382

1.6

44.4

06

1.4

04.7

55

9.2

84.6

03

742

.415

9

43.1

11

1.53

7.59

7 2

.622

.428

2

.696

.637

 b.

Sud

ah Ja

tuh

Tem

po/M

atur

ed

376.

946

280.

803

300

2.24

3 1

.159

9

2.44

1 1

.040

.991

2

34.9

24

148

.828

13

1.88

0 71

.719

2

18.7

16

6.Ta

giha

n La

inny

a/O

ther

s re

ceiv

able

s 5

6.23

0 2

7.57

4 2

8.65

6 -

-

-

169

.236

2

0.78

1 26

.291

10

1.38

3 -

-

 a.

Tag

ihan

ata

s Su

rat B

erha

rga/

Acc

ount

s re

ceiv

able

s on

mar

keta

ble

secu

ritie

s -

- -

- -

- -

- -

- -

-

 

yan

g di

beli

deng

an ja

nji/p

urch

ased

on

agre

emen

t -

- -

- -

- -

- -

- -

-

 

diju

al k

emba

li (R

ever

se R

epo)

/res

old

- -

- -

- -

- -

- -

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

56.

230

27.

574

28.

656

- -

-

1

69.2

36

20.

781

26.2

91

101.

383

- -

7.La

in-la

in/O

ther

s17

3.96

3 12

5.74

9 1

1.08

2 1

1.45

5 15

.735

9

.942

3

12.9

37

124

.460

7

.368

1

3.75

5 22

.008

2

0.88

6

78 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

 Pos

/Acc

ount

  3

1 D

esem

ber 2

016/

Dec

embe

r 31,

201

6  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Sald

o/Ba

lanc

e Ja

tuh

Tem

po/R

emai

ning

Mat

urit

y Sa

ldo/

Bala

nce

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

<1

1-3

3-6

6-12

>12

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

B.Ke

waj

iban

/Lia

bilit

ies

8.79

1.66

6 7.

901.

510

644.

127

106.

032

94.4

39

45.

558

16.2

64.6

07

6.84

1.77

6 2

.184

.651

24

9.29

9 1

46.3

05

800

1.D

ana

Piha

k Ke

tiga/

Third

Par

ty F

undi

ng8.

530.

748

7.67

5.91

3 60

9.50

6 10

5.33

2 94

.439

4

5.55

8 14

.443

.794

6.

093.

812

2.0

04.8

50

134.

215

116

.305

8

00

 a.

Giro

/Cur

rent

acc

ount

1.67

2.27

6 1.

672.

276

- -

-

-

2.2

98.6

88

1.14

9.34

4 -

- -

-

 b.

Tab

unga

n/Sa

ving

s ac

coun

t77

1.33

2 72

5.77

4 -

- -

4

5.55

8 1

.703

.072

8

51.5

36

- -

- -

 c.

Sim

pana

n be

rjan

gka/

Term

sav

ings

6.08

7.14

0 5.

277.

863

609.

506

105.

332

94.4

39

-

10.4

42.0

34

4.09

2.93

2 2

.004

.850

13

4.21

5 1

16.3

05

800

 

1) D

epos

it on

cal

l/On

call

depo

sits

- -

  

  

-

  

 

2) D

epos

ito b

erja

ngka

/Tim

e de

posi

ts6.

087.

140

5.27

7.86

3 60

9.50

6 10

5.33

2 94

.439

-

10

.442

.034

4.

092.

932

2.0

04.8

50

134.

215

116

.305

8

00

 

3) L

ainn

ya/O

ther

s -

- -

- -

- -

-

 -- 

- -

2.Ke

waj

iban

kep

ada

Bank

Indo

nesi

a/Li

abili

ties

to B

ank

Indo

nesi

a -

- -

- -

- -

-

- - 

- -

3.Ke

waj

iban

kep

ada

bank

lain

/Lia

bilit

ies

to o

ther

ban

ks 5

7.22

8 5

0.56

3 5.

965

700

-

-

1.1

74.3

88

488

.589

1

53.5

10

13.

700

30.0

00

-

4.Su

rat b

erha

rga

yang

dite

rbitk

an/Is

sued

sec

uriti

es -

- -

- -

- -

-

- -

- -

 a.

Obl

igas

i/Bon

ds -

- -

- -

- -

-

- -

- -

 b.

Sub

ordi

nasi

/Sub

ordi

nate

d -

- -

- -

- -

-

- -

- -

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

5.Pi

njam

an y

ang

dite

rim

a/Fu

nd b

orro

win

gs -

- -

- -

-

-

-

- -

- -

 a.

Pin

jam

an s

ubor

dina

si/S

ubor

dina

ted

debt

- -

- -

-

-

-

--

- -

-

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

- -

- -

-

-

-

--

- -

-

6.Ke

waj

iban

lain

nya/

Oth

ers

liabi

litie

s 7

8.89

0 5

0.23

4 2

8.65

6 -

-

-

238

.869

5

5.59

7 26

.291

10

1.38

4 -

-

 a.

Kew

ajib

an a

tas

sura

t ber

harg

a/Li

abili

ties

on m

arke

tabl

e se

curi

ties

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 

yan

g di

jual

den

gan

janj

i/whi

ch a

re s

old

with

agr

eem

ent

- -

- -

- -

 - -

- -

- -

 

dib

eli k

emba

li (R

epo)

/to

be re

purc

hase

d -

- -

- -

- - 

-- 

- -

-

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

78.

890

50.

234

28.

656

- -

-

2

38.8

69

55.

597

26.2

91

101.

384

- -

7.La

in-la

in/O

ther

s12

4.80

0 12

4.80

0 - 

- - 

-  4

07.5

56

203

.778

- - 

-

C.Se

lisih

ase

t den

gan

kew

ajib

an d

alam

ner

aca/

Diff

eren

ce b

etw

een

asse

ts a

nd li

abili

ties

--

-  -

 -- 

(2.3

09.8

05)

(4.1

66.1

17)

(1.0

59.0

53)

1.57

6.19

3 2

.569

.850

2

.935

.439

79 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

 Pos

/Acc

ount

  3

1 D

esem

ber 2

016/

Dec

embe

r 31,

201

6  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Sald

o/Ba

lanc

e Ja

tuh

Tem

po/R

emai

ning

Mat

urit

y Sa

ldo/

Bala

nce

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

<1

1-3

3-6

6-12

>12

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

II.

REKE

NIN

G A

DM

INIS

TRAT

IF/A

DM

INIS

TRAT

IVE

ACC

OU

NT

67.

076

67.

076

- -

-

-

  

  

 

A.

Tagi

han

reke

ning

adm

inis

trat

if/A

dmin

istr

ativ

e ac

coun

t rec

eiva

ble

67.

076

67.

076

- -

-

-

-

- -

- -

-

1.Ko

mitm

en/C

omm

itmen

ts -

-  

  

  -

-

- -

- -

 a.

Fas

ilita

s pi

njam

an y

ang

belu

m d

itari

k

Loa

n fa

cilit

ies

that

hav

e no

t bee

n w

ithdr

awn

- -

- -

-

-

-

  

 b.

Pos

isi p

embe

lian

spot

dan

der

ivat

if/Sp

ot a

nd d

eriv

ativ

e pu

rcha

se p

ositi

on

  -

- - 

- - 

-

--

- -

-

 

yan

g m

asih

ber

jala

n/w

hich

is s

till o

ngoi

ng -

-  

  

  

  

 

1) S

pot

- -

- -

-

-

-

  

 

2) D

eriv

atif/

Der

ivat

ive

67.

076

67.

076

  

  

-

--

- -

-

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

- -

- -

- -

-

  

2.Ko

ntije

nsi/C

ontig

enci

es- 

- -

-  -

- -

-

- -

- -

  

2.54

1.16

0 10

6.08

4 28

2.57

7 48

8.98

6 1

.231

.436

43

2.07

7  

  

  

B.Ke

waj

iban

Rek

enin

g A

dmin

istr

atif/

Adm

inis

trat

ive

Acc

ount

Pay

able

2.47

2.15

0 8

9.00

6 27

4.69

2 47

9.69

6 1

.212

.926

41

5.83

0 3

.638

.798

2

85.1

68

399

.555

61

7.09

8 1

.552

.617

4

99.1

92

1.Ko

mitm

en/C

omm

itmen

ts2.

472.

150

89.

006

274.

692

479.

696

1.2

12.9

26

415.

830

3.3

93.1

34

245

.795

3

88.4

37

586.

950

1.5

17.3

77

408

.780

 a.

Fas

ilita

s kr

edit

yang

bel

um d

itari

k

Cre

dit f

acili

ties

whi

ch h

ave

not b

een

with

draw

n -

- -

- -

-

3

.147

.470

2

06.4

22

377

.319

55

6.80

2 1

.482

.137

3

18.3

68

 b.

Irre

voca

ble

L/C

yang

mas

ih b

erja

lan/

Ong

oing

irre

voca

ble

L/C

- -

- -

-

-

3.1

22.3

68

193

.871

3

77.3

19

556.

802

1.4

82.1

37

318

.368

 c.

Pos

isi p

enju

alan

spo

t dan

der

ivat

if/Sp

ot a

nd d

eriv

ativ

e se

lling

pos

ition

  -

-  -

- -

25.1

02

12.

551

- -

- -

 

yang

mas

ih b

erja

lan/

whi

ch is

stil

l ong

oing

- -

-  -

- -

  -

- - 

- -

 

1) S

pot

- -

- -

-

-

-

  

 

2) D

eriv

atif/

Der

ivat

ive

- -

  

  

-

--

- -

-

 d.

Lai

nnya

/Oth

ers

69.

010

17.

078

7.88

5 9.

290

18.5

10

16.

247

-

  

2.Ko

ntije

nsi/C

ontig

enci

es 

  

  

  2

45.6

64

39.

373

11.1

18

30.

148

35.2

40

90.

412

CSe

lisih

Tag

ihan

dan

Kew

ajib

an d

alam

Rek

enin

g A

dmin

istr

atif/

Diff

eren

ce b

etw

een

Rece

ivab

les

and

Paya

bles

in A

dmin

istr

ativ

e A

ccou

nt(2

.405

.074

)(2

1.93

0) (

274.

692)

(47

9.69

6)(1

.212

.926

) (

415.

830)

1.3

28.9

93

(285

.168

)(3

99.5

55)

(61

7.09

8)(1

.552

.617

) (4

99.1

92)

Selis

ih [(

IA-IB

) + (I

IA-II

B)] /

Diff

eren

ce(2

.405

.074

)(2

1.93

0) (

274.

692)

(47

9.69

6)(1

.212

.926

) (

415.

830)

(980

.812

) (4

.451

.285

)(1

.458

.608

)95

9.09

5 1

.017

.233

2

.436

.247

Selis

ih k

umul

atif/

Cum

mul

ativ

e di

ffer

ence

80 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Peng

ungk

apan

pro

fil ja

tuh

tem

po v

alut

a as

ing/

Mat

urit

y pr

ofile

of f

orei

gn c

urre

ncie

s(d

alam

juta

an R

upia

h)/(

in m

illio

n Ru

piah

)

 Pos

/Acc

ount

  

31

Des

embe

r 201

6/D

ecem

ber 3

1, 2

016

  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Sald

o/Ba

lanc

e  <

1 1-

33-

66-

12>1

2Sa

ldo/

Bala

nce   

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

ILA

PORA

N P

OSI

SI K

EUA

NG

AN

/STA

TEM

ENT

OF

FIN

AN

CIA

L PO

SITI

ON

  

  

  

  

  

  

A.

Ase

t/A

sset

s2.

908.

821

1.28

2.28

6 42

7.63

1 37

0.54

8 2

39.4

33

588.

923

11.4

27.5

72

4.50

7.40

6 59

.179

66

0.16

4 3

02.0

57

1.3

91.3

61

1.Ka

s/Ca

sh5.

928

5.92

8 -

--

- 9

.264

4.

632

--

- -

2.Pe

nem

pata

n pa

da B

ank

Indo

nesi

a/Pl

acem

ent w

ith B

ank

Indo

nesi

a22

9.03

3 22

9.03

3 -

--

- 2

.949

.990

1.

474.

995

--

- -

3.Pe

nem

pata

n pa

da b

ank

lain

/Pla

cem

ent w

ith o

ther

ban

ks25

9.15

7 25

9.15

7 -

--

- 1

.337

.338

6

68.6

69

--

- -

4.Su

rat b

erha

rga/

Mar

keta

ble

secu

ritie

s4.

217

4.21

7 -

--

- 7

.968

3.

984

--

- -

 a.

Sur

at b

erha

rga

korp

oras

i/Cor

pora

te m

arke

tabl

e se

curi

ties

4.21

7 4.

217

--

--

7.9

68

3.98

4 -

- -

-

 

1) d

iper

daga

ngka

n/tr

aded

--

--

--

- -

--

- -

 

2) t

erse

dia

untu

k di

jual

/for

sal

e-

--

--

--

- -

- -

-

 

3) d

imili

ki h

ingg

a ja

tuh

tem

po/o

wne

d un

til m

atur

ity

--

--

--

- -

--

- -

 

4) p

inja

man

yan

g di

beri

kan

dan

piut

ang/

loan

s an

d ac

coun

ts re

ceiv

able

s4.

217

4.21

7 -

--

- 7

.968

3.

984

--

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

--

--

--

- -

--

- -

5.Kr

edit

yang

dib

erik

an/L

oans

2.38

8.60

7 77

0.82

9 42

2.18

8 36

8.99

8 2

39.0

29

587.

563

3.5

04.5

61

1.15

8.71

2 16

.404

32

4.63

7 1

50.8

22

695

.274

 a.

Bel

um ja

tuh

tem

po/N

ot m

atur

ed2.

346.

303

731.

624

422.

188

368.

998

239

.029

58

4.46

4 3

.302

.252

1.

134.

299

16.4

04

324.

637

150

.822

5

41.7

92

 b.

Sud

ah Ja

tuh

jem

po/M

atur

ed *

**)

42.

304

39.

205

--

- 3

.099

2

02.3

09

24.

413

--

- 1

53.4

82

6.Ta

giha

n La

inny

a/O

ther

s re

ceiv

able

s7.

854

2.42

5 4.

392

1.03

7 -

-31

.871

6.

879

13.1

65

4.94

9 -

-

 a.

Tag

ihan

ata

s su

rat b

erha

rga/

Mar

keta

ble

secu

ritie

s ac

coun

t rec

eiva

bles

--

--

--

- -

--

- -

 

yan

g di

beli

deng

an ja

nji/t

hat w

ere

purc

hase

d on

agr

eem

ent

--

--

--

- -

--

- -

 

diju

al k

emba

li (R

ever

se R

epo)

/res

old

--

--

--

- -

--

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

7.85

4 2.

425

4.39

2 1.

037

--

31.8

71

6.87

9 13

.165

4.

949

- -

7.La

in-la

in/O

ther

s 1

4.02

5 1

0.69

7 1.

051

512

404

1

.361

34

.214

1

5.97

7 41

99

3 4

14

813

81 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

 Pos

/Acc

ount

  

31

Des

embe

r 201

6/D

ecem

ber 3

1, 2

016

  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Sald

o/Ba

lanc

e  <

1 1-

33-

66-

12>1

2Sa

ldo/

Bala

nce   

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

B.Ke

waj

iban

/Lia

bilit

ies

2.50

6.82

8 1.

639.

630

118.

006

28.

993

71.7

81

648.

418

15.7

19.6

01

2.01

1.15

3 9

93.4

61

144.

799

38.2

87

913

.249

1.D

ana

Piha

k Ke

tiga/

Third

Par

ty F

undi

ng1.

653.

870

1.47

5.97

9 11

3.61

4 2

7.95

5 36

.322

-

5.3

59.8

42

2.37

1.42

0 5

84.3

46

21.

560

11.0

97

-

 a.

Giro

/Cur

rent

acc

ount

664.

908

664.

908

--

--

2.5

17.2

51

1.25

8.62

6 -

- -

-

 b.

Tab

unga

n/Sa

ving

s ac

coun

t-

--

--

--

- -

- -

-

 c.

Sim

pana

n Be

rjan

gka/

Term

sav

ings

988.

962

811.

071

113.

614

27.

955

36.3

22

- 2

.842

.591

1.

112.

794

584

.346

2

1.56

0 11

.097

-

 

1) D

epos

it on

cal

l/On

call

depo

sits

--

--

--

- -

--

--

 

2) D

epos

ito b

erja

ngka

/Tim

e de

posi

ts98

8.96

2 81

1.07

1 11

3.61

4 2

7.95

5 36

.322

-

2.8

42.5

91

1.11

2.79

4 5

84.3

46

21.

560

11.0

97

-

 

3) L

ainn

ya/O

ther

s-

--

--

--

- -

- -

-

2.Ke

waj

iban

kep

ada

Bank

Indo

nesi

a/Li

abili

ties

to B

ank

Indo

nesi

a-

--

--

--

- -

- -

-

3.Ke

waj

iban

kep

ada

bank

lain

/Lia

bilit

ies

to o

ther

ban

ks11

4.03

1 11

4.03

1 -

--

- 8

13.3

15

406

.658

-

- -

-

4.Su

rat b

erha

rga

yang

dite

rbitk

an/Is

sued

sec

uriti

es-

--

--

--

- -

- -

-

 a.

Obl

igas

i/Bon

ds-

--

--

--

- -

- -

-

 b.

Sub

ordi

nasi

/Sub

ordi

nate

d **

**)

--

--

--

- -

--

- -

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

--

--

--

- -

--

- -

5.Pi

njam

an y

ang

dite

rim

a/Fu

nd b

orro

win

gs68

2.93

5 -

--

35.4

60

647.

475

167

.626

-

--

- 1

67.6

26

 a.

Pin

jam

an s

ubor

dina

si/S

ubor

dina

ted

debt

***

*)58

9.42

2 -

--

-58

9.42

2 -

- -

- -

-

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

93.

513

--

-35

.460

5

8.05

3 1

67.6

26

- -

- -

167

.626

6.Ke

waj

iban

lain

nya/

Oth

er li

abili

ties

9.47

1 3.

099

4.39

2 1.

037

-94

3 40

.252

9.

967

13.1

65

1.47

5 -

5.6

79

 a.

Kew

ajib

an a

tas

sura

t ber

harg

a/Li

abili

ties

on m

arke

tabl

e se

curi

ties

--

--

--

- -

--

- -

 

yan

g di

jual

den

gan

janj

i/tha

t wer

e so

ld o

n ag

reem

ent

--

--

--

- -

--

- -

 

dib

eli k

emba

li (R

epo)

/rep

urch

ased

--

--

--

- -

--

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

9.47

1 3.

099

4.39

2 1.

037

-94

3 40

.252

9.

967

13.1

65

1.47

5 -

5.6

79

7.La

in-la

in/O

ther

s 4

6.52

1 4

6.52

1 -

--

- 9

28.2

54

464

.127

-

- -

-

82 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

 Pos

/Acc

ount

  

31

Des

embe

r 201

6/D

ecem

ber 3

1, 2

016

  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Sald

o/Ba

lanc

e  <

1 1-

33-

66-

12>1

2Sa

ldo/

Bala

nce   

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

C.Se

lisih

Ase

t den

gan

Kew

ajib

an d

alam

Ner

aca

Diff

eren

ce b

etw

een

Ass

ets

and

Liab

iliti

es40

1.99

3 (

357.

344)

309.

625

341.

555

167

.652

(5

9.49

5)(4

.292

.029

)2.

496.

252

(934

.282

)51

5.36

5 2

63.7

70

478

.112

II.

REKE

NIN

G A

DM

INIS

TRAT

IF/A

DM

INIS

TRAT

IVE

ACC

OU

NT

  

  

  

  

  

 

A.

Tagi

han

Reke

ning

Adm

inis

trat

if/A

dmin

istr

ativ

e A

ccou

nt R

ecei

vabl

e1.

650.

880

1.65

0.88

0 -

--

- 3

.439

.413

1.

512.

931

-41

3.55

0 -

-

1.Ko

mitm

en/C

omm

itmen

ts1.

650.

880

1.65

0.88

0 -

--

- 3

.439

.413

1.

512.

931

-41

3.55

0 -

-

 a.

Fas

ilita

s pi

njam

an y

ang

belu

m d

itari

k

Loa

n fa

cilit

ies

that

hav

e no

t bee

n w

ithdr

awn

--

--

--

3.4

39.4

13

1.51

2.93

1 -

413.

550

- -

 b.

Pos

isi p

embe

lian

spot

dan

der

ivat

if/Sp

ot a

nd d

eriv

ativ

e pu

rcha

se p

ositi

on

337.

473

337.

473

--

--

- -

--

- -

 

yan

g m

asih

ber

jala

n/w

hich

is s

till o

ngoi

ng-

--

--

- 3

.439

.413

1.

512.

931

-41

3.55

0 -

-

 

1) S

pot

68.

023

68.

023

--

--

- -

--

- -

 

2) D

eriv

atif/

Der

ivat

ive

269.

450

269.

450

--

--

1.0

69.8

54

534

.927

-

- -

-

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

1.31

3.40

7 1.

313.

407

--

--

2.3

69.5

59

978

.004

-

413.

550

- -

2.Ko

ntije

nsi/C

ontig

enci

es-

--

--

--

- -

- -

-

B.Ke

waj

iban

Rek

enin

g A

dmin

istr

atif/

Adm

inis

trat

ive

Acc

ount

Pay

able

1.50

4.56

9 87

4.46

0 17

4.52

3 18

2.25

6 2

20.7

33

52.

597

1.8

19.2

34

499

.210

59

.083

29

5.99

2 75

.087

3

90.6

53

1.Ko

mitm

en/C

omm

itmen

ts1.

476.

977

873.

840

168.

716

182.

054

203

.933

4

8.43

4 1

.722

.036

4

97.0

60

6.6

72

271.

261

74.8

80

375

.104

 a.

Fas

ilita

s kr

edit

yang

bel

um d

itari

k

Cre

dit f

acili

ties

whi

ch h

ave

not b

een

with

draw

n1.

307.

640

711.

078

166.

035

178.

160

203

.933

4

8.43

4 1

.691

.681

4

88.7

47

110

27

1.26

1 74

.880

3

67.9

35

 b.

Irre

voca

ble

L/C

yang

mas

ih b

erja

lan/

Ong

oing

irre

voca

ble

L/C

6.87

1 29

6 2.

681

3.89

4 -

-30

.355

8.

312

6.5

62

- -

7.1

68

 c.

Pos

isi p

enju

alan

spo

t dan

der

ivat

if ya

ng m

asih

ber

jala

n

Spot

and

der

ivat

ive

selli

ng p

ositi

on th

at is

stil

l ong

oing

162.

465

162.

465

--

--

- -

--

- -

 

1) S

pot

162.

465

162.

465

--

--

- -

--

- -

 

2) D

eriv

atif/

Der

ivat

ive

--

--

--

- -

--

- -

 d.

Lai

nnya

/Oth

ers

--

--

--

- -

--

- -

2.Ko

ntije

nsi/C

ontig

enci

es 2

7.59

2 62

0 5.

807

202

16.8

00

4.1

63

97.1

98

2.15

0 52

.411

2

4.73

0 2

07

15.

549

CSe

lisih

Tag

ihan

dan

Kew

ajib

an d

alam

Rek

enin

g A

dmin

istr

atif

Diff

eren

ce b

etw

een

Rece

ivab

les

and

Paya

bles

in A

dmin

istr

ativ

e A

ccou

nt14

6.31

1 77

6.42

0 (

174.

523)

(18

2.25

6)(2

20.7

33)

(52.

597)

1.6

20.1

79

1.01

3.72

1 (

59.0

83)

117.

558

(75

.087

) (3

90.6

53)

Selis

ih [(

IA-IB

) + (I

IA-II

B)] /

Diff

eren

ce54

8.30

4 41

9.07

6 13

5.10

2 15

9.29

9 (5

3.08

1) (

112.

092)

(2.6

71.8

50)

3.50

9.97

3 (9

93.3

65)

632.

923

188

.683

8

7.45

9

Selis

ih k

umul

atif/

Cum

mul

ativ

e di

ffer

ence

83 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Risiko operasional Risiko operasional merupakan risiko yang melekat pada setiap aktivitas bank. Pengelolaan risiko operasional tidak berarti menghindari risiko, namun menitikberatkan pada pemahaman dan pengelolaan risiko guna mencapai tujuan bisnis. Dalam melakukan hal tersebut bank mencari keseimbangan antara level risiko operasional dengan biaya untuk mengendalikan risiko. Proses manajemen risiko operasional melibatkan identifikasi, penilaian, mitigasi, pemantauan dan pelaporan risiko yang dilakukan secara kontinu.

Dalam mengelola risiko operasional, Rabobank Indonesia telah menerapkan suatu kerangka kerja, dimana komponen-komponennya saling memiliki keterkaitan dan dibutuhkan guna mendukung tercapainya pengelolaan risiko operasional yang efektif dan semakin baik.

1) Toleransi risiko Langkah awal dalam pengelolaan risiko operasional

adalah menetapkan batas toleransi risiko. Toleransi risiko yang telah ditetapkan Rabobank Indonesia melalui Risk Appetite Statement merepresentasikan batasan risiko operasional yang masih dapat diterima baik secara kualitatif maupun kuantitatif sebelum melakukan tindak lanjut untuk meminimalkan risiko. Penilaian dan pemantauan atas status risiko terkini akan dilakukan berdasarkan limit risiko yang telah disepakati.

2) Tiga Lini Pertahanan Untuk mencapai pengelolaan risiko operasional yang

baik, diperlukan peran aktif dari semua pihak di bank untuk implementasi Tiga Lini Pertahanan. Setiap lini pertahanan memiliki peran yang berbeda.

Lini Pertahanan Pertama merupakan seluruh departemen baik dalam fungsi bisnis maupun pendukung yang berhadapan langsung dengan risiko pada aktivitas sehari-hari. Mereka bertanggungjawab pengelolaan risiko dan penerapan kontrol yang efektif.

Lini Pertahanan Kedua terdiri dari Departemen ORC (Operational Risk Control atau Kontrol Risiko Operasional) dan Departemen Kepatuhan yang memiliki fungsi pengawasan, penyedia kebijakan, dan memberikan panduan atas implementasi kebijakan tersebut. Fungsi ini harus independen dari kegiatan dan target bisnis.

Lini Pertahanan Ketiga adalah Audit Internal yang memastikan kecukupan fungsi yang dijalankan oleh Lini Pertahanan Pertama dan Lini Pertahanan Kedua.

3) Perangkat ORM Rabobank Indonesia menggunakan serangkaian

perangkat untuk menfasilitasi proses manajemen risiko operasional.

Operational riskOperational risk is inherent within the bank’s activities. Operational risk management is not about being risk averse, rather it is focused on understanding and managing risks for the successful achievement of business objectives. In doing so the bank seeks to balance the level of operational risk with the cost of controls. Operational risk management process involves identification, assessment, mitigation, monitoring and reporting of the risk which is done on a continuous basis.

In managing operational risk, Rabobank Indonesia applies a framework, in which all of its components are related and required to support an effective operational risk management that continues to improve.

1. Risk tolerance The first step in operational risk management is to set

the risk tolerance limit. The risk tolerance limit which has been defined by Rabobank Indonesia through Risk Appetite Statement represents the operational risk limit which can still be tolerated by the bank from the qualitative and quantitative stand point before further action to minimize risk is required. Assessment and monitoring of the latest risk status is based on the risk limit which was agreed upon.

2. Three Lines of Defense To be able to manage operational risks well, it requires

the active participation of all parties within the bank in implementing the Three Lines of Defense. Each line of defense has a different role.

The First Line of Defense is all departments performing the business functions or support functions of the bank which face risk in their daily activities. They are responsible in managing risks and exercising effective control.

The Second Line of Defense includes ORC (Operational Risk Control) Department and Compliance Department which has the supervisory function, policy provider, and provides guidance on the implementation of the policy. This function is independent from business targets and activities.

The Third Line of Defense is Internal Audit which ensures adequate functioning of the First and Second Line of Defense.

3. ORM tools Rabobank Indonesia uses various tools to facilitate the

operational risk management process.

84 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

In Risk & Control Self-Assessment (RCSA) inherent risk is identified and assessed based on its impact and likelihood of happening. This is followed by identification and assessment on the control effectiveness in order to understand the remaining risk so that we can decide on the relevant action.

Based on the risk and main control which has been identified through RCSA, risk monitoring and reporting is done through the Key Risk Indicator (KRI) and Key Control Indicator (KCI) within the limits which have been approved by the Risk Management Committee.

Incident management facilitates the need to escalate and report operational risk incidents. Incident data collection and analysis provides a historical perspective on operational risk. Incident analysis provides us with an understanding on the root cause of the problem, control, and the right improvement required to prevent reoccurrence in the future.

All actions which are taken for improvement purposes are recorded and monitored to mitigate operational risk.

Risk and Control Management Information System (RCMIS) is an internal system used to facilitate the implementation of operational risk management tools.

Rabobank Indonesia conducts Risk Management Committee meetings (attended by the Board of Directors) and Risk Management Committee meetings (attended by Commissioners) regularly to escalate and discuss the bank’s operational risk exposure and decide the improvements required to ensure that risk exposure is within the bank’s acceptable limits.

The ORC department reviews operational risk management policies and procedures periodically to ensure that it is in line with the latest risk management practices.

4. ORC as a Subject Matter Expert (SME) ORC Department plays the role of Subject Matter Expert

(SME) in providing recommendations to the First Line of Defense with regard to operational risk. This is done by, among others, providing recommendation on identified risk or adequacy of control which is reflected in the work procedures, system development, and business, products or services proposals.

Dalam Risk & Control Self-Assessment (RCSA) dilakukan identifikasi dan penilaian atas risiko melekat berdasarkan dampak dan kemungkinan terjadinya. Setelah itu dilakukan identifikasi dan penilaian efektivitas kontrol sehingga dapat diketahui seberapa besar risiko yang masih tersisa guna ditetapkan tindak lanjut yang relevan.

Berdasarkan risiko dan kontrol utama yang telah teridentifikasi melalui RCSA, dilakukan pemantauan dan pelaporan risiko melalui Key Risk Indicator (KRI) dan Key Control Indicator (KCI) di mana ambang batasnya telah disetujui oleh Komite Manajemen Risiko.

Manajemen insiden memfasilitasi kebutuhan eskalasi dan pelaporan insiden risiko operasional. Pengumpulan dan analisa data insiden memberikan perspektif historikal risiko operasional. Analisa insiden memberikan pemahaman atas akar permasalahan, kontrol, serta tindakan perbaikan yang tepat untuk mencegah insiden yang sama berulang di kemudian hari.

Dilakukan pendataan dan pemantauan untuk setiap tindakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk memitigasi risiko operasional beserta realisasinya.

Risk and Control Management Information System (RCMIS) merupakan sistem internal yang digunakan untuk memfasilitasi implementasi perangkat manajemen risiko operasional.

Rabobank Indonesia melakukan rapat Komite Manajemen Risiko (dihadiri oleh Direksi) maupun Komite Pemantauan Risiko (dihadiri oleh Komisaris) secara berkala guna melakukan eskalasi dan mendiskusikan eksposur risiko operasional yang dimiliki bank dan memutuskan rencana perbaikan yang harus dilakukan untuk menjaga eksposur risiko tetap berada pada batas yang dapat diterima bank.

Departemen ORC melakukan kajian ulang secara berkala atas kebijakan dan prosedur manajemen risiko operasional untuk memastikan kesesuaian dengan praktek manajemen risiko terkini.

4) ORC sebagai Subject Matter Expert (SME) Departemen ORC memiliki peran sebagai Subject Matter

Expert dalam memberikan rekomendasi terhadap Lini Pertahanan Pertama terkait risiko operasional. Hal ini dilakukan antara lain melalui pemberian rekomendasi atas identifikasi risiko maupun kecukupan kontrol yang tercermin dalam prosedur kerja, pengembangan sistem, and proposal bisnis, produk, maupun layanan.

85 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

5) Perhitungan pencadangan modal Rabobank Indonesia saat ini menggunakan Pendekatan

Indikator Dasar (Basic Indicator Approach/BIA) dalam perhitungan pencadangan modal, yaitu sebesar 15% dari pendapatan bruto.

6) Kampanye budaya risiko Rabobank Indonesia memiliki tujuan agar budaya risiko

yang kuat dapat melekat dengan erat pada setiap karyawan sehingga tanpa disadari pengelolaan risiko operasional telah dilakukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Untuk itu, dilakukan kampanye kesadaran risiko yang aktif dan terus menerus melalui pelatihan (classroom training, sharing-sessions, e-Learning) dan sosialisasi (poster, e-mail blast, kunjungan cabang).

7) Teknologi Informasi (TI) Proses manajemen risiko teknologi informasi (TI)

termasuk merencanakan penggunaan TI, mendefinisikan proses pengukuran dan pemantauan risiko, dan mengontrol implementasinya. Fungsi manajemen risiko TI juga memastikan kerahasiaan, keamanan, integritas dan ketersediaan aplikasi/sistem yang digunakan oleh Rabobank Indonesia.

Perhitungan Beban Risiko Operasional dijelaskan sebagai berikut:

Pengungkapan kuantitatif risiko operasional Quantitative disclosure of operational risk

Pendekatan/ Approach

2016 (dalam jutaan Rupiah/In million Rupiah)

2015 (dalam jutaan Rupiah/In million Rupiah)

2014 (dalam jutaan Rupiah/In million Rupiah)

Pendapatan bruto/Gross

income*

Beban modal/Capital charge

ATMR/RWA

Pendapatan bruto/Gross

income*

Beban modal/Capital charge

ATMR/RWA

Pendapatan bruto/Gross

income*

Beban modal/Capital charge

ATMR/RWA

Pendekatan Indikator Dasar/Basic Indicator Approach

688.671 103.301 1.291.258 713.387 107.008 1.337.601 692.644 103.897 1.298.707

(*) Rata-rata 3 tahun terakhir/Last 3-year average

Legal riskDepartment of Rabobank Indonesia seeks to address the legal issues and manage the legal risks inherent in the financial and operational activities of the bank as effectively and efficiently as possible in a constantly changing legal environment. In response to the characteristics of the transactions handled by Rabobank Indonesia, the Rabobank Indonesia Legal Department is led by the Head of Legal and Corporate Secretary whom is responsible for the Corporate Secretariat, Wholesale Legal and Retail/Commercial Legal. The Head of Legal and Corporate Secretary reports directly to the CRO (Chief Risk Officer).

5. Calculation of capital reserves Rabobank Indonesia currently uses the Basic Indicator

Approach (BIA) in calculating capital reserves which is about 15% of gross income.

6. Risk culture campaign Rabobank Indonesia aims to have a strong risk culture in

all of its staff that, without realizing it, staff have actually managed operational risk in performing their daily activities. Therefore a campaign on risk awareness is done continuously through trainings (classroom training, sharing-sessions, e-learning) and communications (posters, e-mail blasts, branch visits).

7. Information Technology (IT) IT risk management process includes IT usage

planning, defining risk management measurement and monitoring, and controlling the implementation. The IT risk management function also ensures confidentiality, security, integrity and availability of applications/systems used by Rabobank Indonesia.

Operational Risk Capital Charge calculation is as follows:

Risiko hukum Departemen Hukum dari Rabobank Indonesia berupaya untuk menangani masalah hukum dan mengelola risiko hukum yang melekat dalam kegiatan keuangan dan operasional bank seefektif dan seefisien mungkin dalam lingkungan hukum yang terus berubah. Sejalan dengan karakteristik transaksi yang ditangani di Rabobank Indonesia, Departemen Hukum di Rabobank Indonesia dikepalai oleh Kepala Departmen Hukum dan Sekretaris Korporasi yang membawahi Sekretariat Korporasi, Hukum Wholesale (Korporasi) dan Hukum Komersial/UKM. Kepala Departmen Hukum dan Sekretaris Korporasi bertanggung jawab langsung kepada CRO (Chief Risk Officer).

86 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Rabobank Indonesia and its Legal Department are committed to build a compliance culture with regards to legal risk among all staff at all levels within the organization. Staff are encouraged to communicate legal risk issues to the Legal Department to ensure that the risk can be prevented and controlled. To mitigate risk, the Legal Department and risk-taking units assess the impact of changes of laws and regulations regarding legal risk exposure. Taking proactive measures, the legal policies and procedures are regularly evaluated and updated taking into account external and internal developments, such as changes in laws and regulations.

The Legal Department also conducts regular reviews of the agreements and other documents used between Rabobank Indonesia and third parties. This includes but is not limited to the validity, effectiveness and enforceability of such agreements and documents.

The Legal Department must be involved in all transactions, corporate activities, regulations, litigation, and other matters which require legal input. In the transactional context, the Legal Department prepares and reviews all documents related to credit facilities and collateral agreements to ensure that these agreements and documents are properly drafted, valid, effective and enforceable.

Rabobank Indonesia records and administers all events pertaining to legal risk to provide complete, timely, accurate reports on legal risk exposure to support the decision making process. The assessment of legal risk is based on:

(i) the total number of documents which are high risk and still on pending status,

(ii) the number of litigation cases (for both Legal Wholesale and Legal Commercial/SME) which are submitted against Rabobank Indonesia by its employees, clients and other third parties, and

(iii) the number of assets guaranteed as collateral to Rabobank Indonesia, which have not been confiscated by the bank within one year (or any other period of time set by the bank) after the client has defaulted.

Rabobank Indonesia dan Departemen Hukumnya berkomitmen untuk membangun budaya kepatuhan akan risiko hukum dalam diri seluruh staf di semua jenjang organisasi. Staf didorong untuk mengkomunikasikan hal-hal yang menyangkut risiko hukum kepada Departemen Hukum untuk memastikan bahwa risiko tersebut dapat dicegah dan dikendalikan. Untuk melakukan mitigasi risiko, Departemen Hukum dan unit-unit yang mengambil risiko bersama-sama menilai dampak dari perubahan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan eksposur risiko hukum. Secara proaktif, kebijakan dan prosedur hukum secara berkala dievaluasi dan diperbarui sesuai dengan perkembangan eksternal dan internal seperti perubahan dalam undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Departemen Hukum juga melakukan peninjauan ulang secara berkala dari perjanjian dan dokumen lainnya yang digunakan antara Rabobank Indonesia dan pihak ketiga. Ini termasuk namun tidak terbatas pada validitas, efektivitas dan kemungkinan dapat diterapkannya perjanjian dan dokumen-dokumen tersebut.

Departemen Hukum harus terlibat dalam semua transaksi, kegiatan perusahaan, peraturan, litigasi serta hal-hal lain di mana keadaan mengharuskan adanya masukan dari sisi hukum. Dalam konteks transaksional, Departemen Hukum mempersiapkan dan meninjau ulang semua dokumen yang berhubungan dengan fasilitas kredit dan perjanjian jaminan untuk memastikan bahwa perjanjian dan dokumen disusun dengan benar, valid, efektif dan dapat dilaksanakan.

Rabobank Indonesia mencatat dan mendokumentasikan semua peristiwa yang berkaitan dengan risiko hukum agar dapat memberikan laporan yang akurat, lengkap dan tepat waktu mengenai eksposur risiko hukum untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Risiko hukum dinilai berdasarkan: (i) jumlah dokumen berisiko tinggi dan masih berstatus

pending (belum tuntas), (ii) jumlah kasus litigasi (baik untuk Hukum Wholesale/

Korporasi ataupun Komersial/UKM) terhadap Rabobank Indonesia oleh karyawan, klien dan pihak ketiga lainnya, dan

(iii) jumlah aktiva yang diberikan sebagai jaminan kepada Rabobank Indonesia, yang belum disita oleh Rabobank Indonesia lebih dari satu tahun (atau jangka waktu lain yang ditetapkan bank) setelah klien lalai dalam memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian/kontrak (default).

87 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Risiko strategis Dewan Komisaris dan Direksi merumuskan, menyetujui, dan mengkomunikasikan rencana strategis bank kepada pemegang saham dan seluruh staf dalam organisasi bank. Rencana strategis bank yaitu Banking for Food telah disusun dalam bentuk rencana korporasi dan rencana bisnis sesuai dengan visi dan misi Rabobank Indonesia. Rencana bisnis telah disusun secara realistis, komprehensif dan dapat dicapai, dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip kehati-hatian. Rencana bisnis ini responsif terhadap perubahan internal dan eksternal dan pelaksanaannya diawasi oleh Dewan Komisaris.

Rabobank Indonesia memantau kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor perkembangan/kondisi eksternal yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi strategi bisnis bank yang telah ditetapkan.

Risiko strategis ini dinilai melalui pencapaian rasio keuangan dan angka dengan membandingkan rasio keuangan triwulanan rencana bisnis yang disampaikan kepada OJK dengan hasil aktual yang diterbitkan di surat kabar.

Risiko kepatuhan Departemen Kepatuhan merupakan departemen yang diawasi Direktur Sumber Daya Manusia sebagai Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan. Departemen Kepatuhan terdiri dari Regulatory Compliance, Central Compliance, Financial Economic Crime (FEC) dan Anti Fraud. Tanggung jawab utama dari departemen ini adalah untuk membantu Dewan Komisaris dan manajemen secara efektif mengelola risiko kepatuhan yang sedang dihadapi atau mungkin akan dihadapi oleh bank.

Unit Regulatory Compliance, Financial Economic Crime, Central Compliance dan Anti Fraud bekerjasama dengan Wholesale dan Retail serta unit pendukung untuk melaksanakan fungsi kepatuhan yang mencakup: • Menciptakan budaya kepatuhan pada semua tingkatan

kegiatan organisasi dan usaha bank; • Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank; • Memastikan bahwa kebijakan, peraturan, sistem,

prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/ Bank Indonesia serta peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; dan

• Memastikan kepatuhan Rabobank Indonesia terhadap komitmen yang dibuatnya kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lainnya.

Strategic risk The Board of Commissioners and Board of Directors formulate, approve and communicate the strategic plan to shareholders and all staff within the Bank’s organization. Banking for Food, the bank’s strategic plan is prepared as a corporate plan and a business plan in line with Rabobank Indonesia‘s vision and mission. The business plan has been prepared in a realistic, comprehensive, and achievable manner, with the principle of prudence in mind. The business plan is responsive to internal and external changes and its implementation is supervised by the Board of Commissioners.

Rabobank Indonesia monitors the internal conditions (weaknesses and strengths) and development factors/ external conditions that directly or indirectly affects the bank’s business strategy which has been set earlier.

Strategic risk is measured by the achievement of key financial ratios and figures of the banks and is done by comparing the business plan’s quarterly financial ratios submitted to OJK and the actual results as published in the newspaper.

Compliance risk The Compliance Department is a department supervised by the Director Human Resources as the Director which supervises the Compliance function. The Compliance Department comprises of Regulatory Compliance, Central Compliance, Financial Economic Crime (FEC) and Anti Fraud. The main responsibility of this department is to help the Board of Commissioners and management effectively manage compliance risk which is currently faced by the bank or will potentially be faced by the bank.

The Regulatory Compliance, Financial Economic Crime, Central Compliance and Anti Fraud units work with Wholesale, Retail and support functions to perform the compliance function which includes:• Creating a compliance culture within all levels of the

organization and business of the bank; • Managing the compliance risk faced by the bank; • Ensuring that the policies, regulations, systems,

procedures, and business activities of the bank are in compliance with Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia regulations and the prevailing laws and regulations; and

• Ensuring that Rabobank Indonesia’s compliance to commitments made to Otoritas Jasa Keuangan and/or other supervisory authorities.

88 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Rabobank Indonesia developed a risk-based compliance program that proactively identifies and assesses the compliance risks associated with the bank’s business activities which include: • Development of new products and activities • Proposal of new types of business or client relationships,

and • Material changes in the nature of such relationships.

Prior to the implementation of compliance programs, the Compliance Department assesses the risks and ranks the likelihood. The consequences of potential compliance failures are identified and resources are allocated to deal with them accordingly. Compliance risk is assessed through the regulatory penalty, compliance to regulatory ratios, andpercentage of reported client complaints in relation to the total number of relevant transactions.

a. Regulatory unit To ensure that the compliance culture and awareness is

in all employee, the Compliance Unit conducts a range of activities, which include induction training for new employees, compliance culture trainings, ethics, policies and procedures on internal compliance, and Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan regulations. In 2016 these programs were attended by 461 participants.

b. Central Compliance unit In 2016 the Compliance Unit has conducted the

following activities to improve banking operations supervision at Rabobank Indonesia: • Communicated the Anti Bribery and Corruption

policy • Communicated the Conflict of Interest policy

• Communicated the Gift and Entertainment policy

• Emailed broadcast message to all staff on the Compliance Refresher 2016 training

Training materials used in aforementioned initiatives have been uploaded to the training catalog system. It is mandatory for all Rabobank Indonesia staff to complete the training within the time frame set by the bank. To monitor the implementation, the completion percentage of the trainings are captured and reported in the Compliance Risk Dashboard every month.

Rabobank Indonesia mengembangkan program kepatuhan berbasis risiko yang secara proaktif mengidentifikasi dan menilai risiko kepatuhan yang terkait dengan kegiatan usaha bank termasuk: • Pengembangan produk dan aktivitas baru, • Usulan baru mengenai jenis bisnis atau hubungan

dengan nasabah, dan • Perubahan yang ditimbulkan dari hubungan tersebut.

Sebelum pelaksanaan program kepatuhan, Departemen Kepatuhan akan melakukan penilaian atas risikonya dan melihat kemungkinan terjadinya. Identifikasi atas konsekuensi dari potensi kegagalan kepatuhan dilakukan dan sumber daya dialokasikan untuk dapat mengatasinya. Risiko kepatuhan dinilai dari penalti peraturan, kepatuhan terhadaprasio regulator, dan persentase keluhan nasabah yang dilaporkan dalam kaitannya dengan jumlah total transaksi yang relevan.

a. Unit Regulatory Untuk memastikan bahwa budaya kepatuhan dan

kesadaran akan kepatuhan ada pada seluruh karyawan, Satuan Kerja Kepatuhan melakukan berbagai aktivitas, antara lain, melalui pelatihan perkenalan untuk karyawan baru, dan pelatihan mengenai budaya kepatuhan, kode etik, kebijakan dan prosedur mengenai kepatuhan internal, dan peraturan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada tahun 2016 program-program ini diikuti oleh 461 peserta.

b. Unit Central Compliance Di tahun 2016, Departemen Kepatuhan telah melakukan

inisiatif-inisiatif berikut untuk meningkatkan pengawasan operasional perbankan di Rabobank Indonesia: • Melakukan sosialisasi mengenai kebijakan Anti Bribery

and Corruption (Anti Suap dan Korupsi) • Melakukan mengenai kebijakan Conflict of Interest

(Benturan Kepentingan) • Melakukan sosialisasi mengenai kebijakan Gift and

Entertainment (Hadiah dan Hiburan) • Mengirim surat elektronik kepada seluruh karyawan

untuk pelatihan Compliance Refresher 2016

Seluruh materi yang disebutkan di atas telah diunggah ke dalam katalog pelatihan. Seluruh karyawan Rabobank Indonesia wajib mengerjakan pelatihan tersebut dalam batas waktu yang telah ditentukan. Untuk mengawasi pelaksanaannya, persentase pencapaiannya atas modul tersebut diatas selalu dipantau dan dilaporkan ke dalam laporan Compliance Risk Dashboard setiap bulannya.

89 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

c. Anti Fraud unit The Anti Fraud unit is responsible in implementing the

anti fraud strategy pillars. Activities conducted by this unit is as follows: • Conducted fraud risk assessment which aims to map

the possibility of fraud within units of the bank. For activities which have a higher likelihood of fraud which is based on the assessment of the fraud risk factor, more intensive prevention and monitoring is conducted.

• Fraud/misconduct detection and investigation. In 2015, the unit revealed 5 suspected fraud/ misconducts. After revealing the cases, the Anti Fraud unit has recommended improvements which must be done to prevent reoccurrences.

• Communication of Anti Fraud Culture to all staff.

d. Financial Economic Crime Unit The Financial Economic Crime Unit is responsible in

the implementation of Anti Money Laundering and Prevention of Terrorism Financing principles. Activities performed in 2016 are: Anti Money Laundering, Customer Due Diligence (CDD) and Sanctions policies and procedures updating and training, and the monitoring of customer profile update as reported in the Head of Compliance’s report.

Reputation risk To ensure good governance on reputation risk management, it is the President Director and the CRO (Chief Risk Officer) who manages this risk and ensures that this risk is considered in strategic business decisions, which include those related to Board/Management, succession planning, new product development, merger and acquisition, and other areas.

Considering that reputational risk is a secondary effect caused by the events of the primary risks that can occur anywhere in the bank, reputation risk is assessed by monitoring the amount of customer complaints, negative publication in the media and Corporate Social Responsibility (CSR) initiatives which may directly or indirectly affect the bank’s reputation.

c. Unit Anti Fraud Unit Anti Fraud sebagai unit kerja yang bertanggung

jawab atas implementasi pilar-pilar strategi anti fraud. Aktivitas unit ini adalah sebagai berikut: • Melakukan fraud risk assessment atau penilaian atas

risiko kecurangan yang bertujuan untuk memetakan tingkat kerawanan terjadinya fraud (kecurangan) unit-unit kerja di bank. Terhadap aktivitas fungsional atau unit kerja yang memiliki kerawanan yang tinggi berdasarkan penilaian fraud risk factor, dilakukan upaya pencegahan dan pemantauan yang lebih intensif.

• Melakukan deteksi dan investigasi dugaan tindak kecurangan/kesalahan dalam bertindak (fraud/ misconduct). Dalam periode 2016, berhasil diungkap 5 dugaan fraud misconduct. Dari pengungkapan kasus-kasus, unit Anti Fraud telah merekomendasikan langkah langkah perbaikan yang perlu dilakukan untuk menghindari berulangnya kejadian.

• Sosialisasi Budaya Anti Fraud ke seluruh karyawan.

d. Unit Financial Economic Crime Unit Financial Economic Crime bertanggung jawab atas

pelaksanaan dari prinsip-prinsip Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Dalam periode 2016 unit ini telah dilakukan aktivitas-aktivitas berikut: pengkinian kebijakan atau prosedur terkait dengan Anti Pencucian Uang, Customer Due Diligence (CDD) dan Sanksi, pelatihan kepada staf terkait dengan Anti Pencucian Uang dan Sanksi dan pemantauan pengkinian profil nasabah sebagaimana yang telah dilaporkan di dalam laporan Kepala Kepatuhan.

Risiko reputasi Untuk memastikan tata kelola yang baik terhadap manajemen risiko reputasi, maka adalah Presiden Direktur dan CRO (Chief Risk Officer) yang mengelola risiko ini dan juga memastikan bahwa risiko ini akan menjadi bahan pertimbangan yang penting dalam mengambil keputusan bisnis strategis, termasuk yang berhubungan dengan Dewan/Manajemen, perencanaan suksesi, pengembangan produk baru, penggabungan & akuisisi (merger & acquisition) serta area lainnya.

Mengingat bahwa risiko reputasi adalah efek sekunder yang disebabkan oleh peristiwa primer yang dapat terjadi di mana saja di bank, risiko ini dinilai melalui pemantauan jumlah keluhan nasabah, publikasi negatif di media dan inisiatif Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi reputasi bank.

90 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Rabobank Indonesia is committed to improve the quality of service to clients and other stakeholders. As one of its undertakings to control reputational risk, Rabobank Indonesia is committed to comply with prevailing legal requirements and to take immediate action in resolving client complaints and legal actions that may increase its exposure to reputation risk.

In line with Bank Indonesia regulations on transparency, publications, and annual reports of banks PBI No. 14/14/ PBI/2012, SE BI No. 14/35/DPNP, quantitative information related to capital and risk exposure is presented in Attachment B: Tables – Disclosure of Capital Structure, Risk Exposure, and Implementation of Risk Management.

Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) In line with the implementation of POJK No. 21/ POJK.03/2014, Rabobank Indonesia has established a framework for Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP). The framework has been approved by the Risk Management Committee (RMC) and aims to measure the impact of extreme macroeconomic changes and prepare a contingency plan to manage such conditions. Rabobank Indonesia’s ICAAP framework emphasizes on measuring the impact related to credit, market, liquidity, and operational risk.

ICAAP is a process to assess the overall capital adequacy in its relation to the bank’s risk profile and strategy to maintain capital levels. In addition to meeting regulatory requirements, this document provides the guideline in the capital adequacy assessment process to ensure that the bank’s capital is sufficient to cover the risks associated with its activities. The ICAAP report is submitted to OJK every semester together with the RBBR (Risk Based Bank Rating) report. Monthly monitoring on ICAAP is performed by the Financial Control unit and any breach will be escalated to ALCO so that required action regarding capital can be proposed to the management.

In meeting OJK requirements, Rabobank Indonesia performs a self-assessment to define the RBBR, which comprises a quantitative and a qualitative assessment on risk profile, Good Corporate Governance, earnings, and capital. Rabobank Indonesia uses the parameters set by regulators to define the risk indicators and thresholds which are approved by the Risk Management Committee (RMC) to determine the rating of the bank. The overall risk profile rating is concluded from inherent risk and the quality of risk management implementation assessment which is also reported to OJK every quarter.

Rabobank Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya. Sebagai bagian dari upayanya untuk mengendalikan risiko reputasi, Rabobank Indonesia berkomitmen untuk memenuhi persyaratan hukum yang berlaku dan untuk segera mengambil tindakan guna menuntaskan keluhan pelanggan dan tindakan hukum yang dapat meningkatkan eksposurnya terhadap risiko reputasi.

Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia mengenai transparansi, publikasi, dan laporan tahunan bank PBI No. 14/14/PBI/2012, SE BI No. 14/35/DPNP, maka informasi kuantitatif yang berkaitan dengan eksposur modal dan risiko disajikan dalam Lampiran B: Tabel Pengungkapan Struktur Permodalan, Eksposur Risiko, dan Implementasi Manajemen Risiko.

Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) Sebagai bagian dari penerapan POJK No. 21/POJK.03/2014, Rabobank Indonesia telah menetapkan kerangka yang digunakan dalam pembuatan Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP). Kerangka tersebut telah disetujui oleh Komite Manajemen Risiko dengan tujuan untuk mengukur dampak dari kondisi makro ekonomi yang bergejolak dan mempersiapkan kontijensi atau contingency plan untuk menanggulangi dampak dari kondisi tersebut. Kerangka ICAAP Rabobank Indonesia menitik beratkan untuk mengukur dampak yang terkait dengan risiko kredit, market, likuiditas, dan operasional.

ICAAP adalah proses untuk menilai kecukupan modal sehubungan dengan profil risiko dan strategi bank untuk mempertahankan modal pada tingkatan tertentu. Selain untuk memenuhi ketentuan regulator, dokumen ini memberikan petunjuk mengenai proses penilaian kecukupan modal untuk memastikan bahwa modal bank cukup untuk menanggung risiko yang berkaitan dengan aktivitasnya. Laporan ICAAP diberikan kepada OJK dua kali setahun bersama-sama dengan laporan RBBR (Risk Based Bank Rating). Pemantauan ICAAP dilakukan oleh unit Kontrol Keuangan (Financial Control) secara bulanan dan pelanggaran akan dilaporkan ke ALCO agar tindakan yang berkaitan dengan modal dapat segera diajukan kepada manajemen.

Untuk memenuhi ketentuan OJK, Rabobank Indonesia melakukan penilaian mandiri atau self-assessment untuk menentukan RBBR yang terdiri dari penilaian kuantitatif dan kualitatif dari profil risiko, Good Corporate Governance, pendapatan, dan modal. Rabobank Indonesia menggunakan parameter yang ditentukan oleh regulator untuk menentukan indikator risiko dan batas ambang yang disetujui oleh Komite Manajemen Risiko untuk menentukan rating atau peringkat bank. Peringkat bank ditentukan dari risiko inheren dan kualitas penilaian implementasi manajemen risiko yang juga dilaporkan kepada OJK setiap triwulan.

91 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

92 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

This has been realized in 2013 by implementing the core banking system and ATM core system at data centers in Indonesia. The commitment was strengthened by the launch of chip-based ATM card in early 2016.

Features enhancement of the core banking system aims to increase convenience and easiness in customer transactions (customer focus), operational control, and continuous compliance to regulations according to the needs of each business line. At the same time, initiatives to enhance the stability of the system are conducted continuously. It is the bank’s commitment to ensure that the system performs well.

With regards to IT, new features which we developed this year is the implementation of the ATM chip card, launch of business internet banking, onshoring of Eximbills, Espresso Indonesia phase 2, and implementation of SKY.

Chip-based ATM cardIn August 2016 the bank launched the chip card based ATM (NSICCS) to a limited number of Rabobank staff. The launch of this product to all staffs and new customers of Rabobank Indonesia will be started on February 2017.

Therefore the availability of the chip based ATM has improved Rabobank Indonesia’s IT system in terms of compliance to all existing regulations.

Hal tersebut diwujudkan dengan implementasi sistem inti perbankan dan sistem inti layanan ATM sejak tahun 2013 pada pusat layanan data (data center) yang berada di Indonesia. Komitmen semakin kuat dengan implementasi layanan kartu ATM berbasis chip pada awal tahun 2016.

Pengembangan fitur pada sistem inti perbankan untuk kenyamanan dan kemudahan nasabah dalam bertransaksi (customer focus), kontrol operasional (operational control) dan kepatuhan terhadap ketentuan regulasi terus dilakukan sesuai kebutuhan semua lini bisnis. Secara bersamaan inisiatif untuk meningkatkan stabilitas dari sistem tersebut tetap dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini merupakan komitmen bank untuk menjaga kinerja sistem yang baik.

Dari sisi teknologi informasi, beberapa contoh dari fitur baru yang dikembangkan tahun ini adalah implementasi ATM chip card, internet banking untuk bisnis, Onshoring Eximbills, Espresso Indonesia tahap 2 dan juga implementasi SKY.

Kartu ATM berbasis chip cardPada bulan Agustus 2016, bank meluncurkan ATM berbasis chip card (NSICCS) secara terbatas kepada beberapa orang staf Rabobank Indonesia. Peluncuran produk ini kepada kepada seluruh staf dan nasabah baru Rabobank Indonesia akan dimulai bulan Februari 2017.

Dengan demikian, kesiapan sistem ATM berbasis chip ini telah menjadikan sistem teknologi informasi dari Rabobank Indonesia semakin baik dari sisi kepatuhan terhadap semua regulasi yang berlaku saat ini.

Rabobank Indonesia telah memiliki sistem teknologi informasi (IT) yang terintegrasi untuk semua lini bisnisnya dan secara aktif meningkatkan kesiapannya dalam memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh pemerintah dan regulator (Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan), khususnya mengenai penyelenggaraan sistem elektronik perbankan di dalam negeri (PP No. 82 tahun 2012) dan penerapan kartu ATM berbasis chip (NSICCS).

Rabobank Indonesia has an integrated IT system for all of its business lines and actively increases its readiness to comply with government and regulator requirements (Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan), particularly on the implementation of the onshore banking electronic system (Government Regulation No. 82/2012) and the chip-based ATM card (NSICCS).

TI dan operasionalIT and operations

93 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Internet bankingSebagai kelanjutan dari peluncuran Rabo Online Personal Internet Banking, pada awal tahun ini diluncurkan Rabo Online Business Internet Banking yang siap melayani perusahaan-perusahaan dengan berbagai fitur yang dapat menunjang kegiatan bisnis nasabah.

Eximbills onshoringMerupakan salah satu inisiatif sejalan dengan regulasi perbankan Indonesia di mana pada tahun 2017 bank wajib untuk melakukan onshoring aplikasi-aplikasi yang mempunyai yang memiliki data center di luar Indonesia. Salah satu aplikasi yang telah berhasil dilakukan migrasi adalah aplikasi Eximbills yang dilakukan dengan menggunakan modul trade finance pada sistem inti perbankan.

SKYSebuah aplikasi yang bernama SKY telah digunakan untuk meningkatkan layanan Tresuri. Aplikasi ini memungkinkan bank untuk untuk memantau counter party trading limit secara real time.

Dari sisi operasional, peningkatan efisiensi untuk fungsi-fungsi utama di kantor pusat dan cabang sudah berhasil dilakukan dengan baik. Hal ini dicapai dengan melakukan peningkatan proses kerja melalui Project KIS untuk simplifikasi proses dana pihak ke tiga dan Project SPRINT untuk simplifikasi proses aplikasi kredit. Dalam semua inisiatif tersebut digunakan pendekatan Lean Six Sigma untuk memastikan bahwa proses dapat dilakukan seefisien mungkin menurut standar penerapan terbaik di industri perbankan.

Peningkatan kolaborasi antar departemen dan satuan kerja juga menjadi agenda utama bank. Proses penggabungan dua kantor pusat di Plaza 89 dan gedung Rabobank Abdul Muis ke gedung baru Noble House telah dilakukan bulan 2016 dan akan berlanjut secara bertahap hingga kuartal ke dua tahun 2017. Adanya kantor pusat tunggal akan meningkatkan efisiensi dan koordinasi antar departemen.

Internet bankingAs the next step of the launch of Rabo Online Personal Internet Banking, at the beginning of the year we launched Rabo Online Business Internet Banking with features that support our customers’ businesses.

Eximbills onshoringOne of the initiatives in line with Indonesian banking regulations where in 2017 it is mandatory for banks to onshore applications that have overseas data centers. One of the applications that has been successfully migrated is the Eximbills application which was done by using the trade finance modul in the core banking system.

SKYSKY is an application which is now used to enhance Treasury services. This application allows the bank to monitor the counter party trading limit at real time.

From the operational side, we have successfully improved efficiency of the main function at the head office and branches. This was achieved by improvement in the work process which was done through Project KIS to simplify the funding process and Project SPRINT to simplify the credit process. The Lean Six Sigma approach was used to ensure that the process could be done as efficient as possible according to the best practices in the banking industry.

Enhancing collaboration among departments and units is also the main agenda of the bank. The merge of the bank’s two head offices at Plaza 89 and Rabobank Abdul Muis to the new Noble House started in April 2016 and will continue in the second quarter of 2017. Having a single head office will improve efficiency and coordination among departments.

94 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Rabobank Indonesia mengelola SDM (Sumber Daya Manusia) berdasarkan strategi, rencana bisnis perusahaan serta budaya kerja yang fokus kepada meritocracy, di mana penghargaan lebih diberikan kepada mereka yang berprestasi dan berkemampuan.

Human resources management at Rabobank Indonesia is based on its strategy, business plan, and work culture which focuses on meritocracy – meaning that rewards are given to those who have the capabilities and those who are achievers.

Pelatihan penyegaran BSMR/BSMR refresher course

Pengembangan sumber daya manusiaHuman resources development

Strategi, rencana bisnis dan budaya kerja Rabobank Indonesia diformulasikan dalam Key Performance Indicators (KPI) dan target kinerja yang menjadi acuan untuk mengukur hasil kinerja karyawan. Dengan demikian, pengelolaan sumber daya manusia di Rabobank Indonesia sejalan dengan visi bank untuk menjadi bank pangan dan agribisnis terdepan yang tentunya harus didukung oleh kemampuan SDM yang baik.

Rabobank Indonesia’s strategy, business plans and work culture are formulated into the KPIs (Key Performance Indicators) and performance targets that are the benchmarks to measure staff performance. Therefore human resources management at Rabobank Indonesia is in line with the bank’s vision to be a leading food and agribusiness bank which needs the support of strong human resources capabilities.

95 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Pada tahun 2016 Rabobank Indonesia memiliki 770 orang karyawan tetap. Dibandingkan tahun 2014 dan 2015 di mana jumlahnya 1.398 dan 826, maka jumlah karyawan pada tahun 2016 lebih sedikit. Ini sejalan dengan strategi Banking for Food yang diluncurkan pada tahun 2015 di mana bank fokus kepada sektor pangan dan agribisnis serta peningkatan efisiensi dan efektivitas karyawan dalam operasional bank.

In 2016 Rabobank employed 770 permanent staff. Compared to 2014 and 2015 where the numbers were respectively 1,398 and 826, the number of staffs in 2016 is lower. This is in line with the Banking for Food strategy where the bank focuses on the food and agribusiness sector and improvement in the efficiency and effectiveness of staff in the bank’s operations.

Jumlah Karyawan Tetap Berdasarkan Jenjang Korporasi 2014-2016Number of Staff by Corporate Rank 2014-2016

Jenjang Korporasi/Corporate Rank Jumlah Karyawan/Number of Staff

2014 2015 2016

Band 1 : Clerical 143 0 0

Band 2 : Staff 340 138 141

Band 3 : Officer 621 428 347

Band 4 : Manager/AVP 241 208 223

Band 5 : VP/Senior VP 45 43 50

Band 6 : Director/Senior management 8 9 9

Total 1.398 826 770

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Rabobank Indonesia mengalokasikan sumber daya manusia berdasarkan kebutuhan direktorat. Pada tahun 2016, direktorat Perbankan Bisnis memiliki jumlah karyawan tetap terbanyak, yaitu sebesar 403 orang yang disusul oleh direktorat Operasional dan Teknologi Informasi yang memiliki 135 karyawan tetap. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, ada perbedaan signifikan dalam alokasi jumlah karyawan tetap pada masing-masing direktorat terutama pada direktorat Perbankan Bisnis yang mengalami penambahan 154 staf atau mengalami kenaikan 61%. Penambahan staf ini diperlukan untuk meningkatkan penjualan sesuai dengan rencana pertumbuhan bank.

SDM yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan bank sangat penting bagi bank untuk melaksanakan kegiatan bisnis dan operasional. Untuk itu, kebutuhan SDM yang berkualitas dipenuhi oleh bank dari sumber internal maupun eksternal. Strategi SDM Rabobank Indonesia diarahkan untuk:• Memastikan ketersediaan SDM yang berkualitas untuk

mengisi posisi/jabatan kunci di tingkat manajer senior sejalan dengan strategi bisnis.

To continuously improve the performance of the bank, Rabobank Indonesia has allocated human resources based on the needs of directorates. In 2016, the Business Banking directorate had the most staff with 403 permanent staffs. This is followed by the Operations and IT directorate with 135 direct staffs. Compared to 2015, there was a significant change to staffs allocation, especially for Business Banking where the number of staffs increased by 154 staffs or 61%. This is needed to boost sales according to the bank’s growth plan.

Qualified human resources which meet the requirements of the bank is very important for the bank’s business and operations and therefore requirements are fulfilled through internal and external sources. Rabobank Indonesia’s human resources strategy is aimed to:

• Ensure availability of qualified human resources for key positions at the senior manager level in line with the business strategy.

96 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

• Memberikan kesempatan yang baik kepada staf bertalenta di bank untuk berkembang, mendapatkan pelatihan dan penugasan untuk meningkatkan kompetensi, pengalaman dan kepemimpinan sebagai bagian dari program perencanaan suksesi.

• Memperkuat jalur akuisisi SDM yang telah ada dan mencari berbagai jalur alternatif untuk meningkatkan efektivitas proses akuisisi tersebut.

Dalam tiga tahun terakhir, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri perbankan adalah ketersediaan SDM bertalenta dan kompeten yang sesuai dengan kebutuhan bank. Rabobank Indonesia memiliki komitmen untuk terus meningkatkan kompetensi SDM nya untuk mencapai tujuan bisnis. Pengembangan kompetensi karyawan yang dilakukan Rabobank Indonesia menekankan aspek-aspek teknis maupun non teknis yang disesuaikan dengan pengembangan karier karyawan. Untuk mengembangkan aspek teknis, diterapkan Pengembangan Berbasis Kompetensi yang dimaksudkan untuk membangun produktivitas kerja. Tujuannya adalah agar staf mampu bekerja secara efektif dan efisien. Bank juga menyusun program remunerasi yang kompetitif dan melakukan evaluasi secara berkala untuk menarik karyawan baru serta mempertahankan karyawan bertalenta dan berprestasi. Bank terus berupaya untuk meningkatkan motivasi karyawan untuk mencapai kinerja terbaik demi tercapainya tujuan bersama. Kepada setiap karyawan, ditekankan bahwa peningkatan karier ditentukan oleh pengembangan diri karyawan dan keberhasilan dalam mencapai sasaran kerja. Selain itu, karyawan juga memahami manfaat-manfaat lebih yang diberikan untuk karyawan dan program-program kesejahteraan karyawan yang terus berkelanjutan.

Agar kualitas SDM yang dimiliki bank terus meningkat secara alami, Rabobank Indonesia meningkatkan kriteria pendidikan minimum karyawan menjadi S1 yang dimulai dari proses penerimaan karyawan.

Pendidikan Karyawan 2014-2016Staff Education 2014-2016

Pendidikan/Education Tahun/Year

2014 2015 2016

SD/Elementary school 0,65% 0% 0%

SLTP/Junior highschool 2% 0% 0%

SLTA/Highschool 14% 2,20% 2,50%

Diploma 11,60% 7,90% 7,40%

S1/Bachelor 66% 81,50% 81,80%

S2/Master 5,75% 8,40% 8,30%

• Provide talented staff with good opportunities for growth, to be trained and to have assignments to help increase competence, experience, and leadership as part of the succession planning program.

• Strengthen the existing human resources acquisition channel and explore alternative channels to increase the effectiveness of the acquisition process.

In the last three years, one of the greatest challenges of the banking industry is the availability of qualified and talented human resources. Rabobank Indonesia is committed to continuously improve the capabilities of its human resources to achieve its business objectives. Development of staff capabilities focus on the technical as well as non-technical aspects which are geared towards the staff’s career path. To develop the technical side, Competency Based Development is applied to improve productivity by helping staff to work more efficiently and effectively. The bank has also developed a competitive remuneration program and conducted regular evaluations to attract new staff and maintain talented existing staffs. The bank continuously seeks to strengthen staff motivation to perform their best and achieve common goals. It is reiterated to all staffs that career growth highly depends on their personal development and their success in achieving their goals. Staffs also understand the continued staff benefits programs.

To continuously improve the quality of the bank’s human resources, Rabobank Indonesia has increased the minimum education level of its staff to Bachelor degree in staff recruitment.

97 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Rabobank Indonesia menjamin adanya kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan untuk mengembangkan kompetensi. Kebijakan mengenai pengembangan kompetensi karyawan dibuat berdasarkan pertimbangan dan evaluasi profesional dan tidak memandang ras, kepercayaan, warna kulit, agama, jenis kelamin, keturunan, usia, status perkawinan, cacat, kondisi medis, atau orientasi seksual. Ini merupakan salah satu wujud komitmen Rabobank Indonesia untuk menghargai Hak Asasi Manusia yang berlaku universal.

Sebagai bagian dari Rencana Strategis Direktorat SDM untuk mendukung program pertumbuhan, pengembangan serta mempertahankan SDM yang berkualitas, beberapa inisiatif yang dilakukan tahun 2016 adalah:

1. Program pengembangan organisasi Sejalan dengan rencana bank untuk mengembangkan

organisasi dan melakukan sentralisasi proses kerja, maka perlu dilakukan reorganisasi dan penataan ulang atas kebutuhan SDM. Dalam industri perbankan yang semakin kompetitif, Rabobank Indonesia tidak hanya dituntut untuk meningkatkan pendapatan, tetapi juga harus dapat beroperasi secara efisien agar dapat meraih keuntungan bisnis yang berkelanjutan. Dengan mengacu kepada strategi yang ditetapkan di awal tahun 2016 yang terdiri dari Revenue Generator, Cost Efficiency dan In Control, maka dilakukan evaluasi dan penyesuaian organisasi untuk meningkatkan daya saing bank dan kemampuan meraih laba yang berkelanjutan. Perubahan organisasi di kantor pusat maupun kantor cabang dilakukan untuk mendapatkan struktur organisasi yang lebih ramping dan efisien.

Jumlah Karyawan Berdasarkan Gender 2014-2016Number of Staff by Gender 2014-2016

Gender Tahun/Year

2014 2015 2016

Jumlah/Amount

Persentase/Percentage

Jumlah/Amount

Persentase/Percentage

Jumlah/Amount

Persentase/Percentage

Pria/Male 679 49% 351 43,5% 323 42%

Wanita/Female 719 51% 475 57,5% 446 58%

In line with the Human Resources Directorate Strategic Plan to support human resources growth and development as well as to retain talented qualified staffs, initiatives carried-out in 2016 include:

1. Organisation development program In line with the bank’s plan to develop the organisation

further and centralise work processes, a reorganisation and remapping of human resources are necessary. In the increasingly competitive banking industry, Rabobank Indonesia is not only required to improve income but also needs to operate more efficiently to generate profits sustainably. Referring to the strategy formulated at the beginning of 2016 which consists of Revenue Generator, Cost Efficiency, and In Control, an evaluation and adjustment of the organisation were conducted in order to increase the bank’s competitiveness and its ability to generate profits sustainably. Organisation changes at the head office and branches were geared towards a more streamlined and efficient organisation structure.

Rabobank guaranties equal opportunity for all staff to develop competence. The policy on developing staff competence is based on professional evaluation and considerations, and is not based on race, beliefs, colour, religion, gender, kin, age, marital status, disabilities, medical conditions, or sexual orientation. This is in line with Rabobank Indonesia’s commitment to respect the universal Human Rights.

98 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Jumlah Karyawan Tetap/Number of Direct Staff

Divisi/Division Desember/December 2014 Desember/December 2015 Desember/December 2016

DS OS Total DS OS Total DS OS Total

Perbankan KorporasiCorporate Banking

5 0 5 6 - 6 7 - 7

Perbankan BisnisBusiness Banking

307 10 317 236 3 239 403 5 408

Tresuri/Treasury 13 0 13 - - 0 - - 0Operasional/Operations 636 306 942 324 8 543 89 1 90Teknologi InformasiInformation Technologi

66 24 90 50 11 61 46 4 50

Manajemen RisikoRisk Management

69 3 72 65 1 66 73 1 74

Keuangan/Financial Control 39 0 39 30 - 30 25 1 26Manajemen/Management 8 0 8 8 - 8 7 - 7Strategi dan Perubahan BisnisStrategy and Business Change

4 0 4 7 0 7 19 1 20

Kepatuhan/Compliance 12 0 12 13 - 13 17 - 17Audit Internal/Internal Audit 16 0 16 13 - 13 12 - 12Hukum/Legal 14 0 14 17 1 18 19 1 20Sumber Daya ManusiaHuman Resources

20 3 23 14 2 16 15 2 17

Management Trainee 46 - 46 27 - 27 38 - 38Staf Non PerbankanNon Banking Staff

143 - 143 - 211 0 - 66 66

Total 1.398 346 1.744 826 254 1.080 770 82 852

Keterangan/Note: OS = Outsourced Staff DS = Direct Staff (staf permanen)

Penggabungan direktorat Perbankan Komersial dan Perbankan Ritel ke dalam satu direktorat dilakukan pada tahun 2015. Dua direktorat tersebut digabungkan menjadi direktorat Perbankan Bisnis. Pada tahun 2016 dilakukan reorganisasi di direktorat Liabilities (Produk Dana Pihak Ketiga) untuk mendukung pengembangan produk pendanaan (funding products) dan meningkatkan sarana layanan alternatif seperti internet banking dan pusat layanan telepon. Pada tahun yang sama, dilakukan reorganisasi kantor cabang dengan konsep single captain yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara fungsi penjualan dan operasional yang terdapat di cabang-cabang. Dalam single captain, kepala cabang memimpin tim penjualan maupun tim operasional di cabangnya.

Untuk mendukung bank dalam pertumbuhan bisnis, rasio karyawan gugus depan atau frontliner (karyawan penjualan, customer service officer dan teller) terhadap karyawan gugus belakang atau back-office terus diperbesar dalam tiga tahun terakhir yang dapat dilihat di tabel berikut:

The merge of the Commercial Banking and Retail Banking directorates into one directorate was conducted in 2015. The two directorates merged and formed the Business Banking directorate. The 2016 reorganisation of the Liabilities directorate was done to support the development of funding products and develop alternative channels such as internet banking and the call center. In the same year, branch offices were reorganised using the single captain concept which aims to improve synergy between the sales and operations functions at the branches. Adopting the single captain concept, the branch manager leads both the sales and the operations function.

To support the bank in business growth, the ratio of frontline staff (sales, customer services staff, and tellers) to back-office staff has been increase in the past three years.

99 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Di kantor pusat, struktur organisasi diarahkan untuk memperkuat daya saing bisnis dan mendukung strategi bisnis dalam pemasaran, pengembangan produk, branding, layanan, serta teknologi informasi.

Untuk terus meningkatkan pengetahuan bank di bidang pangan dan agribisnis, pada tahun 2015 telah dibentuk unit FAR (Food & Agribusiness Research). Unit ini melakukan riset mengenai komoditas unggulan Indonesia. Upaya untuk terus meningkatkan pengetahuan mengenai pangan dan agribisnis terus berlanjut di tahun 2016 dengan dibentuknya fungsi Manajer Sektor yang bertujuan membantu tim penjualan dan tim manajemen risiko untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis yang berkaitan dengan sektor-sektor utama agar mereka: • Memiliki pengetahuan yang baik mengenai komoditas

penting dalam sektor pangan dan agribisnis sehingga dapat terlibat dalam diskusi yang baik dengan nasabah dan calon nasabah yang bergerak dalam sektor ini.

• Dapat mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan komoditas terkait dan melakukan mitigasi terhadap risikonya.

• Memberikan solusi keuangan bagi nasabah berdasarkan pengetahuan mengenai komoditas.

Untuk meningkatkan kapabilitas serta ketrampilan staf dalam hal ini, direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) telah melakukan penilaian staf (staff assessment) di cabang-cabang dan unit-unit kerja untuk memetakan kembali karyawan berdasarkan penilaian bank atas kemampuan mereka. Sebagai langkah awal, pada tahun 2016 telah dilakukan penilaian terhadap 71 karyawan yang bekerja di bidang penjualan. Di dalamnya termasuk para Branch Manager (kepala cabang) dan Branch Service Manager (manajer layanan), dan juga Relationship Manager untuk segmen Perbankan Komersial. Penilaian ini bertujuan untuk memahami dengan lebih baik kompetensi yang dibutuhkan masing-masing individu untuk mendukung bank dalam mencapai tujuan bisnisnya.

At the head office, the organisation structure is focused on strengthening the business competitiveness and supporting the business strategy in marketing, product development, branding, service and IT.

To continuously develop the bank’s knowledge and expertise in food and agribusiness, the FAR (Food and Agribusiness Research) unit was established in 2015. The unit conducts research on Indonesia’s key commodities. Efforts to strengthen the bank’s food and agribusiness expertise was continued in 2016 by introducing the Sector Manager function which aims to help the sales and risk management teams to build their knowledge and skills on key sectors so that they:• Have a good knowledge of key commodities in the food

and agribusiness sector which will allow them to be involved in good discussions with existing clients and prospective clients in this sector.

• Are able to identify and mitigate risks related to the commodities.

• Are able to provide financial solutions to clients using their knowledge on commodities.

To improve staff capabilities and skills, the Human Resources directorate has conducted a staff assessment at the branches and work unit. The purpose is to remap staff based on the results of this assessment of their capabilities. As the first start, in 2016 an assessment was done for 71 sales staff. This includes branch managers and branch service managers at all branches as well as Commercial Banking relationship managers. The assessment aims to have a better understanding on the competencies required by each individual to support the bank in achieving its business objectives.

Jumlah Staf Gugus Depan yang Mengikuti Penilaian Tahun 2016/Number of Frontline Staff Assessed in 2016

Segmen/Segment Posisi/Position Jumlah/Number

Komersial/Commercial Relationship Manager 16

Ritel/SMEBranch Manager 21

Branch Service Manager 34

Jumlah dan Rasio Karyawan Frontliner dan Back-Office 2014-2016Number and Ratio of Frontliner and Back-Office Staff 2014-2016

Karyawan/Staff 2014 2015 2016

Jumlah staf Frontliner/Number of Frontliners 311 269 322

Jumlah Staf Back-Office/Number of Back-Office Staff 1.087 557 448

Rasio/Ratio Frontliner: back-up 1,0 : 3,5 1,0 : 2,1 1,0 : 1,39

100 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Struktur Program Pengembangan Pelatihan/Training Development Program Structure

Organization Influences

Organization Values

Talent & Succession Management

Leadership

Competency Requirements Based Human Resources Skills Profiling

Managerial Competencies

Business & Technical

Professional Development

Regional Training

Team Development

Team Engagement

Personal Development Plan

Rabobank Vision 2020

Loading F&A Bank in Indonesia

Objectives and Action Plans

2. Program pengembangan SDM Pada tahun 2016, pengembangan kompetensi teknis

karyawan diarahkan untuk mengurangi kesenjangan dalam kompetensi. Sejalan dengan rencana pengembangan SDM, peningkatan kompetensi karyawan dilakukan dengan belajar mandiri (self-learning), bimbingan (coaching/mentoring), magang (on-the-job training), penyertaan dalam gugus tugas (task force participation), seminar, konvensi, lokakarya, pelatihan/kursus, program sertifikasi, serta tugas belajar. Karyawan gugus depan atau frontliner dapat mengikuti program cepat untuk meningkatkan kapabilitas. Untuk karyawan baru terdapat Professional Development Program yang dirancang untuk mempercepat penguasaan kompetensi teknis sehingga siap untuk bekerja.

Program pelatihan Rabobank Indonesia untuk tahun 2016 adalah lanjutan program yang dimulai pada tahun 2014. Program ini dibangun di atas tiga pilar Organization Influences (pengaruh organisasi), Managerial Competencies (kompetensi manajerial ), dan Team/Personal Development (pengembangan tim/pribadi).

Sejalan dengan strategi pertumbuhan Banking for Food di mana Rabobank Indonesia fokus kepada sektor pangan dan agribisnis, maka strategi pengembangan sumber daya manusia juga mengalami penyesuaian.

2. Human resources development program In the 2016 reporting year, skill development of technical

staffs is aimed to reduce the gap in capabilities. In line with the human resources development plan, improvement in staff capabilities is done by self-learning, coaching/mentoring, on-the-job training, task forces, seminars, conventions, workshops, trainings/courses, certification programs and assignments. Frontline staffs can attend crash programs to improve capabilities. New staffs will take part in the Professional Development Program so that they master the technical skills faster to be ready for the job.

Rabobank Indonesia’s training program for 2016 is a continuation of the program that started in 2014. The program was built on three pillars which are Organisation Influences, Managerial Competencies, and Team/Personal Development.

In line with the Banking for Food growth strategy where Rabobank Indonesia is focused on the food and agribusiness sector, the human resources strategy has also been aligned.

101 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Pada tahun 2016 terdapat 187 program pelatihan yang dilaksanakan dalam 393 kelas dan diikuti oleh ekuivalen 5.323 peserta pelatihan. Program pelatihan yang diselenggarakan terdiri dari yang bersifat hard skills maupun soft skills, serta yang berhubungan dengan regulator perbankan seperti pelaporan dan sosialisasi regulasi perbankan.

In 2016 the bank conducted 187 training programs which was done in 393 classes and attended by an equivalent of 5,323 participants. Training programs include training on hard skills, soft skills and those related to bank regulators such as reporting and communications of banking regulations.

Peserta Program Pengembangan Kompetensi Karyawan 2016Staff Competencies Development Program Participants 2016

Kompetensi/Competencies

Program/Programs Jumlah angkatan/Number of batches

Total peserta/Total participants

Nilai-nilai organisasi/ Organization values

Pelatihan kepatuhan/Compliance training 61 739

Perubahan budaya/Culture change 9 165

F&A Academy 15 263

Manajemen kinerja/Performance management 36 681

Orientasi/Induction 13 150

Hard skills Pengembangan pribadi dan timPersonal and team development

79 1.038

Regulasi/Regulatory 24 27

Sertifikasi manajemen risikoRisk management certification

22 434

Manajemen talenta dan suksesiTalent and succession management

8 73

Kompetensi teknis dan manajerialTechnical and managerial competencies

99 1.330

Soft skills Pengembangan pribadi dan timPersonal and team development

26 422

Manajemen talenta dan suksesiTalent and succession management

1 1

Total 393 5.323

Dalam hubungannya dengan regulator Bank Indonesia dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), pelatihan mengenai perkasan, kliring, sertifikasi manajemen risiko dan pelatihan lainnya telah diikuti oleh 461 karyawan.

With regards to regulators Bank Indonesia and OJK (Otoritas Jasa Keuangan or Financial Services Authority), training on cash, clearing, risk management certification and other trainings was attended by 461 staffs.

Peserta Sertifikasi dan Program Penyegaran Manajemen Risiko 2014-2016Risk Management Certification and Refresher Course Participants 2014-2016

Keterangan/Description 2014 2015 2016

Jumlah peserta Sertifikasi Manajemen RisikoNumber of Risk Management Certification participants

320 97 198

Jumlah peserta Program PenyegaranNumber of Refresher Course participants

34 64 32

102 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Pertumbuhan bisnis yang dipercepat harus didukung oleh strategi pemenuhan karyawan yang tepat dengan mengacu kepada prinsip “the right people with potential of the right fit”. Selama tahun 2016 telah dilakukan pelatihan dalam Frontliners Academy yang bertujuan mempersiapkan Customer Service Officer dan Teller yang handal di seluruh cabang.

Rabobank Indonesia yang sudah bekerja sama dengan

Institut Pertanian Bogor (IPB), pada tahun 2016 mulai bekerja sama dengan President University dan Binus University untuk mendapatkan mahasiswa semester akhir sebagai calon peserta program magang Rabobank Internship Program.

Rabobank Internship Program adalah program magang yang memberikan pengalaman bekerja di bank dan mendapatkan pemahaman yang berharga dengan potensi peluang karir masa depan. Program ini dirancang untuk individu yang memiliki ambisi serta motivasi tinggi yang sedang menyelesaikan pendidikan S1. Selama menjalani magang di Rabobank Indonesia, para mahasiswa akan ditempatkan di unit-unit kerja sehingga terlibat langsung dalam aktivitas unit tersebut. Program ini juga digunakan bank untuk mendapatkan calon karyawan baru. Rabobank Indonesia memberi kesempatan untuk mengembangkan karir secara jelas dan terencana yang dilakukan melalui talent review (peninjauan terhadap talenta) untuk setiap jenjang.

The accelerated business growth has to support by the right staffing strategy based on “the right people with potential of the right fit” principle. In 2016 the Frontliners Academy conducted trainings to prepare staffs to become highly skilled customer service officers and tellers at all branches.

Rabobank Indonesia, who is already in partnership with Insititut Pertanian Bogor (Bogor Agriculture Institute), formed a partnership with President University and Binus University in 2016 for the Rabobank Internship Program.

Through this partnership, Rabobank will welcome final year students of both universities in the internship program.

Rabobank Internship Program is an internship which provides students with working experience at a bank and gain valuable knowledge about career opportunities at Rabobank Indonesia. This program is designed for ambitious and highly motivated individuals who are completing their undergraduate program. During the internship, the students will be assigned to various units within the bank to enable them to directly involved in the activities of the units. This program is also a means of the bank to acquire new staff. Rabobank Indonesia provides clear and well-planned career opportunities through talent review on each level.

3. Program pengembangan manajemen suksesi dan talenta

3. Succession management and talent development program

Perayaan akhir program Rabobank Internship Program 2016/Rabobank Internship Program 2016 closing ceremony

103 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Pada tahun 2016 Rabobank Indonesia memiliki 36 karyawan yang tergabung dalam talent pool yang akan dipersiapkan untuk menjadi pemimpin di masa depan. Penerapan strategi pengelolaan SDM dimulai sejak saat pencarian staf potensial di mana bank telah memiliki kriteria talenta yang dibutuhkan, rencana suksesi kepemimpinan, dan mengidentifikasi karyawan potensial untuk menjadi pemimpin bank di masa depan. Jumlah karyawan dalam talent pool untuk tahun 2014, 2015, dan 2016 secara berturut-turut berjumlah 47, 33 dan 36 orang.

Bank juga melakukan rotasi jabatan berdasarkan kinerja dan potensi karyawan yang dilakukan untuk pengembangan karyawan. Rotasi jabatan dapat dilakukan melalui mutasi atau proses talent review dari tim Sumber Daya Manusia. Selain itu, terdapat program Job Refresher yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memahami proses dan alur kerja di departemen lain yang berhubungan erat dengan pekerjaan saat ini. Ini akan memberikan wawasan yang lebih luas sehingga karyawan dapat memahami area-area di bank yang menjadi minat mereka dengan lebih baik

4. Program peningkatan Staff Engagement Staff engagement atau keterlibatan karyawan

berdampak kepada kinerja karyawan. Semakin tinggi staff engagement, maka semakin besar kemungkinan staf untuk memberikan yang terbaik setiap hari, semakin besar motivasi dan semakin tinggi komitmen untuk mencapai tujuan organisasi.

In 2016 Rabobank Indonesia has 36 staffs in the talent

pool who will be prepared to become the bank’s future leaders. Application of the human resources strategy begins at the time of talent search. The bank has defined the talent criteria, the succession plan and identified potential candidates to become the bank’s future leaders. The number of staff in the bank’s talent pool in 2014, 2015, and 2016 are respectively 47, 33 and 36 staff.

The bank has also performed job rotations to develop staffs according to the potential and performance of each staff. Job rotations can be done through direct placement or through the human resources team’s talent review. Additionally, the bank’s Job Refresher program is designed to allow staff to learn the processes and work flow at other departments that are related to his/her current job. This will allow them to have a broader perspective and exposure so that staff will have a better understanding on areas of their interest.

4. Staff engagement program Staff engagement impacts staff performance. The higher

the engagement, the more probability of the staffs to do their best and the stronger the motivation and commitment to achieve the organisation’s objectives.

Rabo Cycling Club berkeliling Jakarta/ Rabo Cycling Club tour Jakarta

104 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Selain mengadakan acara tamasya bersama (staff outing), Rabobank Indonesia memiliki berbagai program untuk meningkatkan staff engagement yang penyelenggaraannya banyak dilakukan oleh RaboClub. Beberapa kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh RaboClub adalah hiking, aerobik, futsal, bersepeda, bowling dan badminton. Selain meningkatkan staff engagement, kegiatan-kegiatan ini juga penting untuk meningkatkan kerjasama antar departemen.

Pada bulan Februari 2016, Rabobank Indonesia menyelenggarakan Employee Engagement Survey yang diikuti oleh 764 dari 815 karyawan dengan tingkat partisipasi sebesar 93,86%. Hasil survei ini lebih baik dari survei sebelumnya. Survei ini juga dilakukan oleh kantor Rabobank di Singapura, HongKong, China, dan India dan menunjukkan bahwa tingkat staff engagement Rabobank Indonesia sangat baik dibandingkan dengan negara-negara ini.

5. Pengelolaan hubungan industrial Rabobank Indonesia memiliki Perjanjian Kerja Bersama

(PKB) yang disusun bersama serikat pekerja dan ditinjau secara berkala setiap dua tahun. Setelah ditandatanganinya PKB 2016-2018 pada akhir tahun 2016, bank mengelola hubungan industrial sesuai dengan PKB tersebut dan terus menjalin komunikasi antara Serikat Pekerja dan Manajemen melalui Lembaga Kerja Sama Bipartit (LKS Bipartit). LKS Bipartit juga berperan dalam meningkatkan komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan bersama. Sepanjang tahun 2016, LKS Bipartit banyak membahas mengenai kesejahteraan karyawan serta operasional bank yang menjadi masukan bagi bank untuk menjadi lebih baik.

Besides staff outings, Rabobank Indonesia has a number of programs which are mostly organised by RaboClub. Activities organised by RaboClub include hiking, aerobics, futsal, cycling, bowling and badminton. These activities are important to increase staff engagement and promote teamwork among departments.

In February 2016, Rabobank Indonesia conducted the Employee Engagement Survey where 764 out of 815 staff participated, resulting in a 93.86% participation rate. Survey results were better than the results of the previous survey. The survey was also done by Rabobank in Singapore, Hong Kong, China and India and shows that Rabobank Indonesia staff engagement levels is very good compared to these countries.

5. Industrial relations Rabobank Indonesia’ s CLA (Collective Labour

Agreement) is prepared together with the union and is reviewed once in every two years. After the signing of the 2016-2018 CLA at the end of 2016, industrial relations are managed according to the CLA. Communications between the Union and the Management is done through the LKS Bipartit (Lembaga Kerjasama Bipartit). LKS Bipartit aims to continuously improve good communications between the management and employees to enhance performance and achieve common goals. During the year 2016, a lot of Bipartit discussions were on employee welfare and bank operations which serve as good input for the bank to continue to improve.

105 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

106 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Tanggung jawab sosial perusahaanCorporate social responsibility

Sejalan dengan visi Banking for Food, dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan Rabobank Indonesia ingin berperan aktif sebagai pemberi solusi dan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menjadi bagian dari rantai pasok pangan dan agribisnis.

With the ‘Banking for Food’ vision, Rabobank Indonesia intends to play an active role in providing solutions and contributing to the welfare of communities in the food and agribusiness supply chain, through its Corporate Social Responsibility (CSR) activities.

Peternak anggota KPGS Cikajang (Koperasi Peternak Garut Selatan) mitra Rabobank Indonesia di pusat pengumpulan susu.Farmer member of KPGS Cikajang (South Garut Farmer Cooperative), partner of Rabobank Foundation, at milk collection plant.

107 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Sebagai bank yang fokus kepada bidang pangan dan agribisnis maka kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Rabobank Indonesia bertujuan untuk:

- Berbagi pengetahuan kepada masyarakat mengenai bagaimana bank dapat membantu mereka mencapai kesejahteraan yang lebih baik melalui kegiatan ekonomi dengan fokus pangan dan agribisnis.

- Berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah di sektor pangan dan agribisnis.

- Membantu upaya Indonesia dan dunia dalam menyediakan makanan yang cukup secara berkesinambungan bagi penduduk yang terus bertambah dengan sumber daya yang semakin berkurang.

Kegiatan CSR yang dilakukan oleh Rabobank Indonesia selama tahun 2016 adalah sebagai berikut:

a. Edukasi perbankan di Jakarta, Bandar Lampung, Medan dan Karawang

Pada tahun 2016, Rabobank Indonesia menyelenggarakan kegiatan CSR di empat kota yaitu di Jakarta, Medan, Bandar Lampung, dan Karawang.

Kegiatan CSR yang dilakukan di empat kota ini adalah kegiatan edukasi perbankan di pasar-pasar tradisional. Sasaran program ini adalah pedagang kaki lima dan karyawan dari pedagang-pedagang yang menyewa kios-kios di pasar. Edukasi kegiatan menabung dan penggunaan kredit untuk berbisnis dilakukan sebanyak

As a bank focused on food and agribusiness, Rabobank Indonesia concentrates its CSR activities on:

- Sharing knowledge with communities on how banks can help them improve welfare through economic activities focused on food and agribusiness.

- Contributing to increase the welfare of low income communities in the food and agribusiness sector.

- Contributing to Indonesia’s and the world’s efforts to provide enough food on a sustainable basis for a growing population, using fewer resources.

Rabobank Indonesia conducted the following CSR activities in 2016:

a. Banking education in Jakarta, Bandar Lampung, Medan and Karawang

In 2016, Rabobank Indonesia conducted CSR in four cities: Jakarta, Medan, Bandar Lampung, and Karawang.

The CSR activity conducted in these four cities is banking education in traditional markets aimed towards smallholders who work for booth owners and street vendors around these markets. Education on savings and using loans for business was done four times at Pasar Cikini (Jakarta), Pasar Rame (Medan), Pasar Gudang Lelang

Edukasi perbankan untuk pedagang Pasar Baru, Karawang.Banking education for smallholders at Pasar Baru, Karawang.

108 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

empat kali yaitu di Pasar Cikini (Jakarta), Pasar Rame (Medan), Pasar Gudang Lelang (Bandar Lampung), dan Pasar Baru (Karawang). Pedagang-pedagang kecil yang berjualan di kios-kios pasar tradisional dan sekitar pasar sebagian besar adalah bagian dari rantai pasok pangan dan agribisnis yang menjadi fokus Rabobank Indonesia.

Dalam kegiatan edukasi ini staf Rabobank Indonesia mengajar pedagang kaki lima dan karyawan kios pasar mengenai pentingnya menabung untuk mencapai tujuan finansial jangka pendek maupun jangka panjang, kredit bank yang bisa digunakan untuk membesarkan usaha, serta peran bank sebagai lembaga pemberi pinjaman. Mereka juga diperkenalkan kepada produk-produk perbankan yang sederhana, seperti tabungan, deposito, dan fasilitas kredit.

b. Rabobank Undergraduate Scholarship Program Rabobank Undergraduate Scholarship telah

memberikan beasiswa Strata-1 kepada mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) sejak tahun 2009. Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa IPB berprestasi yang saat ini memerlukan bantuan finansial dan memiliki potensi untuk menjadi penggerak sektor pertanian dan agribisnis Indonesia. Beasiswa mencakup uang kuliah, akomodasi, buku, kebutuhan hidup selama delapan semester dan biaya penelitian untuk tugas akhir. Saat ini terdapat lima orang mahasiswa yang tercatat dalam program beasiswa ini. Rabobank Indonesia telah memberikan beasiswa kepada 26 orang mahasiswa hingga saat ini.

c. Pemberdayaan petani dan peternak melalui koperasi

Rabobank Foundation adalah bagian dari Rabobank Group yang berpengalaman dalam mengelola proyek yang berhubungan dengan koperasi, perbankan dan pertanian.

Di Indonesia, Rabobank Foundation melakukan aktivitas untuk memberdayakan petani dan peternak agar dapat mandiri. Yayasan ini memiliki 45 proyek yang melibatkan 36 mitra koperasi di Jawa, Sumatra, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Proyek-proyek ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan dengan memberikan akses dana dan bantuan teknis kepada petani dan peternak melalui koperasi agar dapat digunakan untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi secara berkesinambungan.

Rabobank Foundation didirikan lebih dari 40 tahun yang lalu dan mendukung proyek-proyek di sekitar 20 negara di dunia, termasuk Indonesia.

Beberapa proyek Rabobank Foundation adalah:

(Bandar Lampung), and Pasar Baru (Karawang). Most of these smallholders are in the food and agribusiness chain, which is Rabobank Indonesia’s area of focus.

Rabobank Indonesia staff taught vendors and employees of market stall owners how saving funds can help them achieve short-term and long-term financial objectives, loans from banks that can be used to grow businesses, and the bank’s role as a financier. Staff also introduced basic banking products such as savings accounts, time deposits and loans.

b. Rabobank Undergraduate Scholarship The Rabobank Undergraduate Scholarship program has

sponsored Institut Pertanian Bogor (IPB) undergraduate students since 2009. The scholarship provides financial assistance to highly talented students who are in need of financial assistance, and demonstrate the potential of becoming Indonesia’s future leaders in food and agribusiness. The scholarship covers tuition, accommodation, books, and living expenses for eight semesters, and research for the final thesis. Five students are currently enrolled in this program. As of this writing, Rabobank Indonesia has sponsored a total of 26 students.

c. Empowering smallholder farmers through cooperatives

Rabobank Foundation is a section within Rabobank Group which has experience in managing cooperatives, banking and agriculture-related projects.

In Indonesia, Rabobank Indonesia’s activities aim to empower smallholder farmers and help them become self-sufficient. The foundation runs 45 projects involving 36 cooperative members in Java, Sumatra, Sulawesi, Maluku and East Nusa Tenggara. These projects aim to improve welfare by providing access to finance and technical assistance to smallholder farmers through cooperatives, so they can increase production volumes and improve quality sustainably.

Rabobank Foundation was founded more than 40 years ago and supports projects in around 20 countries, including Indonesia.

Rabobank Foundation projects include:

109 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Kospin Tekun Kospin Tekun (Koperasi Simpan Pinjam Tekad Usaha

Mandiri) adalah salah satu mitra Rabobank Foundation. Koperasi ini menawarkan simpanan dan pinjaman kepada anggota dan calon anggotanya.

Beternak sapi perah adalah aktivitas ekonomi yang penting bagi penduduk di G. Merapi dan G. Merbabu. Namun demikian jumlah sapi yang dimiliki sangat terbatas dan saat ini hanya 1 hingga 2 sapi perah per peternak. Karena itu, beternak susu menjadi tidak menguntungkan bagi mereka.

Selain populasi sapi yang rendah, ketersediaan rumput dan kondisi kandang sapi juga merupakan tantangan bagi para peternak. Di musim hujan ketersediaan rumput berlimpah, namun pada musim kemarau sangat terbatas. Karena itu peternak harus membeli rumput di musim kemarau yang meningkatkan ongkos produksi. Ini disebabkan karena terbatasnya pengetahuan untuk mengawetkan rumput atau makanan alternatif untuk musim kemarau. Selain itu pemeliharaan kandang sapi juga penting karena ini secara langsung mempengaruhi kualitas susu.

Sebenarnya Kospin Tekun sudah menawarkan pinjaman kepada anggotanya dengan jangka waktu maksimum satu tahun, yang terlalu singkat untuk mendapatkan hasil dari investasi dan karena itu kurang bermanfaat bagi para peternak.

Kospin Tekun Kospin Tekun (Koperasi Simpan Pinjam Tekad Usaha

Mandiri) is one of Rabobank Foundation’s partners. The cooperative offers saving and loan activities for members and prospects.

Dairy farming has become an important economic activity for the people who live on the hills of Mt. Merapi and Mt. Merbabu. However the number of cows owned, currently 1 to 2 lactation cows per farmer, is very low. As a result, dairy farming is unprofitable for them.

Apart from the low cow population, availability of grass and the unfavorable conditions of the cowsheds present as challenges for these dairy farmers. In the rainy season, supply of grass is abundant, but it is very limited during the dry season. Dairy farmers have to purchase grass during the dry season, which increases their production costs. This is due to limited knowledge on preserving the grass, or on alternative feed (e.g. silage) during the dry season. Next to that, it is important that dairy farmers manage their cowsheds as this indirectly impacts the quality of the milk production.

Actually, Kospin Tekun already offers cow loans for its members with a maximum tenor of one year, which is too short to realize a return on the investment and therefore does not offer much benefit to the farmers.

Petani holtikultura anggota CU (Credit Union) Sawiran, Malang, Jawa Timur, yang merupakan mitra Rabobank FoundationHorticulture farmer member of Credit Union Sawiran, Malang, East Java, partner of Rabobank Foundation

110 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Rabobank Foundation telah menyetujui fasilitas modal kerja kepada koperasi yang dapat dipinjamkan kepada peternak dengan tenor hingga tiga tahun. Dengan pinjaman ini peternak dapat membeli sapi, memperbaiki kandang dan memproduksi makanan sapi yang dapat disimpan. Pinjaman ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan petani sebanyak 45%. Kandang sapi juga akan diperbaiki agar kualitas susu menjadi lebih baik. Karena rumput yang dapat diawetkan, ongkos produksi menjadi lebih rendah karena peternak tidak usah membeli rumput untuk makanan sapi di musim kemarau.

Koperasi Kerta Semaya Samaniya Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) adalah salah

satu dari sedikit organisasi penghasil di Indonesia yang menghasilkan biji coklat fermentasi berkualitas tinggi. Koperasi ini berlokasi di Jembrana, Bali, dan memiliki 26 kelompok tani beranggotakan lebih dari 450 petani. KSS berhasil mempertahankan sertifikasi UTZ sejak tahun 2012 yang antara lain disebabkan karena dukungan pemerintah lokal dalam biaya sertifikasi. Koperasi ini memasok biji kakao yang sudah difermentasi ke sebuah pabrik penghasil produk kakao besar di Bandung untuk pertama kalinya pada tahun 2013. Pabrik ini sangat puas dengan biji kakaonya sehingga melakukan pemesanan berulang. Pada tahun 2015 KSS untuk pertama kalinya mengekspor ke Perancis.

KSS membutuhkan modal kerja untuk membeli biji kakao dari petani. Untuk itu Rabobank Foundation memberikan pinjaman sebesar Rp1,5 miliar kepada KSS. Pinjaman ini diharapkan meningkatkan volume bisnis sehingga KSS dapat mengambil manfaat dari economies of scale sehingga berada dalam posisi yang lebih baik untuk menutuf biaya-biaya (termasuk biaya sertifikasi UTZ), meningkatkan modal dan memberikan harga yang lebih baik kepada anggota-anggotanya. Rabobank Foundation juga memberikan bantuan teknis untuk memperkuat organisasi dan administrasi keuangan.

Koperasi Perikanan Budidaya Aceh (Aceh Aquaculture Cooperative atau AAC)

AAC adalah organisasi penghasil udang pancet dan udang vannamei di Lhokseumawe, Aceh, yang didirikan tahun 2013. AAC memiliki 450 anggota dan 150 calon anggota pada bulan Desember 2016.

Pada tahun 2016, Rabobank Foundation memberikan kredit modal kerja untuk dipinjamkan kembali kepada 80 petani udang pancet dan juga untuk menutup biaya kolam demo miliki koperasi. Sebagai hasilnya, pada tahun 2016 AAC berhasil meningkatkan penjualannya menjadi 7,9 ton udang pancet dan 160 ton udang vannamei yang dijual kepada sebuah pengepul besar di Medan.

Sebelum pinjaman dari Rabobank Foundation, AAC hanya dapat menjual 24 ton vannamei dan tidak dapat

Rabobank Foundation has approved a working capital facility which can be on-lent to the members of the cooperative with a tenor of up to three years. With this loan, members can purchase cows, improve their cowsheds and produce silage to build cattle feed stock. With this loan, it is expected that farmers’ income will increase by 45%. The sheds will be improved, which will lead to higher milk quality. Because of the silage, production costs will be lower since farmers do not have to purchase grass during the dry season.

Koperasi Kerta Semaya Samaniya Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) is one of the

few producer organizations in Indonesia that produce high-quality fermented cocoa beans. The cooperative is located in Jembrana, Bali and has 26 farmer groups with in total more than 450 smallholder farmers as members. KSS has been able to maintain UTZ certification since 2012, partly because of the local governments support in paying for the certification. The cooperative supplied fermented cocoa beans to a large cocoa products company in Bandung for the first time in 2013 for the first time. The company was very satisfied with the products and continue to repeat orders. In 2015 KSS made their first time export to France.

KSS needs working capital to purchase cocoa beans from the farmers. Rabobank Foundation has therefore provided a loan of Rp1.5 billion to the cooperative. The business volume is expected to increase, for which KSS can benefit from economies of scale and become in a better position to cover the costs (including the costs of the UTZ certification), increasing her internal capital and pay better price to the members. Rabobank Foundation support the cooperative with technical assistance to create a stronger organization and financial administration.

Koperasi Perikanan Budidaya Aceh (Aceh Aquaculture Cooperative or AAC)

AAC is a tiger prawn and vannamei prawn producer organization in Lhokseumawe, Aceh, established in 2013. AAC has in total 450 members and 150 candidate members as per December 2016.

In 2016, Rabobank Foundation provided AAC with a working capital loan to be on-lent to 80 tiger shrimp farmers as well as used to cover feed expenses of the cooperative’s demo pond. As a result, in 2016, AAC succeeded to boost its sales to 7.9 tons of tiger shrimp and 160 tons of vannamei which were sold to a big collector in Medan respectively.

The year before the Rabobank Foundation loan, AAC was only able to sell 24 tons of vannamei and no tiger shrimp.

111 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

menjual udang pancet. Kredit dari Rabobank Foundation merupakan awal yang penting bagi ACC untuk secara bertahap dapat mandiri dengan menggunakan sebuah model bisnis yang berkesinambungan selain pengetahuan teknis yang didapatnya dari berbagai pihak selama masa rekonstruksi paska tsunami. Karena kualitasnya yang premium, udang yang dipasok oleh AAC diproses oleh pengepul untuk diekspor ke Eropa, Asia Timur, dan Amerika Serikat.

Daftar lengkap mitra Rabobank Foundation terdapat di tabel berikut:

No. Mitra/Partner Lokasi/Location

1 KUD Mina Samudera Tangerang, Banten2 KPS Cianjur Utara Cipanas, Jawa Barat3 KPGS Cikajang Garut, Jawa Barat4 KPBS Pangalengan Pangalengan, Jawa Barat5 KPSBU Lembang Lembang, Jawa Barat6 KSU Tandangsari Sumedang, Jawa Barat7 KUD Puspa Mekar Bandung, Jawa Barat8 KPSP Saluyu Kuningan, Jawa Barat9 KSU Karya Nugraha Kuningan, Jawa Barat

10 KSU Ngudi Luhur Salatiga, Jawa Tengah11 KSU Andini Luhur Getasan, Jawa Tengah12 CU Lentera Usaha Temanggung, Jawa Tengah13 Kospin Tekun Boyolali, Jawa Tengah14 CU Lestari Wonosobo, Jawa Tengah15 Kopdit Adil Bantul, Yogyakarta16 KSP Merapi Mulia Sleman, Yogyakarta17 CU Sawiran Malang, Jawa Timur18 KSU Jaya Bersama Bondowoso, Jawa Timur19 Koptas Ewindo Jember, Jawa Timur20 Koptan Jasa Tirta Tulungagung, Jawa Timur

21 Koperasi Kerta Semaya Samaniya Jembrana, Bali22 KSU Karya Nadi Sayan Gianyar Bali23 Progreso Flores, NTT24 Koperasi Koka Jaya Pidie Jaya, Aceh25 Koperasi Produsen Perikanan Budidaya Aceh Lhokseumawe, Aceh26 CUM Talenta Saribudolok, Sumatera Utara27 KSU PODA Dairi, Sumatera Utara28 PT Cassia Coop Sungai Penuh, Jambi29 KUB Robusta Prima Tanggamus, Lampung30 KSPPS Laa-Roiba Al Barokah Kota Gajah, Lampung31 KSP Balo’ Toraja Toraja, Sulawesi Selatan32 KSP Budi Luhur Sumbersari, Sulawesi Tengah33 KSU Britani Sejahtera Salukaia, Sulawesi Tengah34 Kopinkra Mayang Sari Dolago, Sulawesi Tengah35 KSP Bina Sejahtera Parigi Moutong, Sulawesi Tengah36 PT Kamboti Pusaka Maluku Ambon, Maluku

The loan from Rabobank Foundation has enabled AAC to gradually become self-reliant based on a sustainable business model on top of the technical knowledge it has obtained from various parties during the post-tsunami reconstruction phase. Due to premium quality, the shrimps supplied by AAC are processed by the off takers for export to Europe, East Asia, and the USA.

Please refer to the following table for a complete list of Rabobank Foundation partners:

112 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Pengurus bank dan pejabat eksekutifBank management and executive officers

Dewan Komisaris Board of CommissionersJan Alexander PruijsWidiyarto Suwarto SumitroHendrik AdamsPardi Sudradjat

DireksiBoard of DirectorsMartijn H. SchoutenGeert-Jan BeumingJohan Maarten LothLim Tjoen HongJopie JusufHeradian YotoPonky N. Pudijanto

Anggota KomiteCommittee membersAmalia Setyanti LestariRahmat Prayogo

Pejabat eksekutif kantor pusatHead office executive officersAbraham Kamang TulungAchmad Kurniawan MintaraAdinda Novia Dwi RachmanyAlvin RusianthoAndy Onang WidjajaAnna Maria ChosaniAri Shinta RukmiCherly H PangaribuanDewi Susana OnggarahardjaElvie TanuwijayaGilang Hasniati Esfandiari SoepangkatGiri PrasetyoIda Bagus Budhy ParwathaIman Ramadhan SiregarIrene WiryawanIrvan DarmawanJonny HariantoKresna RustandiMargarethtaMeike Krishnawati Purwadi*Mia PatriaRianto NotosantosoRita Susanty PrabowoSudjadiSusanto WaluyoTogi S.P NainggolanWisnu WihandokoYudiana Mustari

Pejabat eksekutif kantor cabangBranch executive officersAdnan WidodoAndreas Andy RahadiChristian Jaya HendranataEmanuel Joko NugrohoHandhito BudionoHarikiHerryanto*Jeanny UntungJennyJunaidiMA Iip Febriansyah, SENinik Juniati SutartoNoviar Indra PratamaOng Mei LanPui Sung KhiukRisniwatiRoby Tan Siaw SiongRoostina ZulkiflieRudy Lesmana TjengRufiana Simanjutak*SelviwatySianne KairupanSie Tjia LieSolaiman WidjajaSupiantoTan Yulianik SoetantoTogi S.P Nainggolan*Tonny*

(*) Pejabat sementara Temporary officer

113 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

114 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Struktur organisasi Rabobank IndonesiaRabobank Indonesia organization chart

MidCorporate

Relationship Manager

Assistant Relationship

Manager

Commercial Banking

Region Head

FX Business

Trade & Supply Chain

Finance

Customer Workout

Unit

Business Governance &

In Control

Product & Channel Support

Branch Optimization

& Service Quality

Business Management

Individual Client Group

Operations Risk

Control

Market & Liquidity

Risk

Credit Branch

Network

Corporate Credit

Regulatory Compliance

Legal & Corp

Secretary

Credit Administration

Special Assets

Management

Corp Cash Mgt –

Commercial Client Group

Corp Cash Mgt – WS Client

Group

Special Value Client

Product & Channel Support

Internal Audit

Central Compliance

Financial Economic

Crime

Fraud

Learning & Development

HR Talent Management

HR Service &

Rewards

HRRM &

Recruitment

HR Governance

Central Operations

Operations Quality & Control

Corporate Services

IT System &Development

Business Process

Improvement

BCM & Transformation

Office

IT Security

IT Infrastructure

Rabobank Foundation

International Desk

DirekturDirector

Marketing & Branding

Corporate Communications

Strategy & Business

Change Project Management

Business Intelligence

& Project Finance

Head Office

Reporting & Tax

Account Development & Regulatory

Reporting

IT & Operations

Kepala DivisIDivision Head

Pemimpin KelompokGroup Head

Finance

Treasury

Business Banking

Risk Management

Strategy & Business Change

President Director

Corporate & Investment

Banking

Human Resources & Compliance

115 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Struktur organisasi Rabobank IndonesiaRabobank Indonesia organization chart

MidCorporate

Relationship Manager

Assistant Relationship

Manager

Commercial Banking

Region Head

FX Business

Trade & Supply Chain

Finance

Customer Workout

Unit

Business Governance &

In Control

Product & Channel Support

Branch Optimization

& Service Quality

Business Management

Individual Client Group

Operations Risk

Control

Market & Liquidity

Risk

Credit Branch

Network

Corporate Credit

Regulatory Compliance

Legal & Corp

Secretary

Credit Administration

Special Assets

Management

Corp Cash Mgt –

Commercial Client Group

Corp Cash Mgt – WS Client

Group

Special Value Client

Product & Channel Support

Internal Audit

Central Compliance

Financial Economic

Crime

Fraud

Learning & Development

HR Talent Management

HR Service &

Rewards

HRRM &

Recruitment

HR Governance

Central Operations

Operations Quality & Control

Corporate Services

IT System &Development

Business Process

Improvement

BCM & Transformation

Office

IT Security

IT Infrastructure

Rabobank Foundation

International Desk

DirekturDirector

Marketing & Branding

Corporate Communications

Strategy & Business

Change Project Management

Business Intelligence

& Project Finance

Head Office

Reporting & Tax

Account Development & Regulatory

Reporting

IT & Operations

Kepala DivisIDivision Head

Pemimpin KelompokGroup Head

Finance

Treasury

Business Banking

Risk Management

Strategy & Business Change

President Director

Corporate & Investment

Banking

Human Resources & Compliance

116 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

AcknowledgementPernyataan

Laporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT Bank Rabobank International Indonesia dan ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi di bawah ini.

This Annual Report, including the financial statements and related financial information, is the responsibility of PT Bank Rabobank International Indonesia management and has been signed by all members of the Board of Commissioners and Directors.

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

DireksiBoard of Directors

Widiyarto Suwarto SumitroKomisaris Independen

Independent Commissioner

Hendrik AdamsKomisaris Independen

Independent Commissioner

Jan Alexander Pruijs Presiden Komisaris

President Commissioner

Pardi SudradjatKomisaris Independen

Independent Commissioner

Martijn H. SchoutenPresiden DirekturPresident Director

Geert-Jan BeumingWakil Presiden DirekturVice President Director

Jopie JusufDirekturDirector

Johan Maarten LothDirekturDirector

Lim Tjoen HongDirekturDirector

Ponky N. PudijantoDirekturDirector

Heradian YotoDirekturDirector

117 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Office networkJaringan kantor

KANTOR PUSATNoble House, Lantai 30 Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung (Lingkar Mega Kuningan), Kav. E.4.2 No. 2, Jakarta 12950 Telp : (021) 3002 1888 Fax : (021) 3002 1999 www.rabobank.co.id

JAKARTA

ABDUL MUISJl. Abdul Muis No. 28Jakarta PusatTel : (021) 2926 6999Faks : (021) 2312 250

RADEN SALEHJl. Raden Saleh No. 8 Jakarta PusatTel : (021) 230 0432Faks : (021) 390 5283

CIPINANGPasar Induk Beras Cipinang Timur Blok. HA/17-19 Jakarta TimurTel : (021) 471 8177Faks : (021) 478 62563

JATINEGARAJl. Pasar Barat No. 20 RT 001/006 Kelurahan Balimester, Jatinegara, Jakarta TimurTel : (021) 280 0801Faks : (021) 280 0164

KELAPA GADINGJl. Bulevar Kelapa Gading Blok FX I / 15-16, Jakarta UtaraTel : (021) 453 2880Faks : (021) 452 9978

GLODOK MAKMURPertokoan Glodok Makmur Blok A No. 38 Jakarta BaratTel : (021) 601 0707Faks : (021) 626 8464

PERNIAGAANJl. Perniagaan Timur No. 32 Jakarta BaratTel : (021) 260 0490Faks : (021) 260 0350

KREKOTJl. KH. Samanhudi No. 17AJakarta PusatTel : (021) 386 0572Faks : (021) 386 0566

PALMERAHJl. Palmerah Barat No. 11Jakarta PusatTel : (021) 533 1111Faks : (021) 533 3211

MUARA KARANGJl. Pluit Karang No. 145 Blok A 7 Utara No. 28, Jakarta UtaraTel : (021) 6660 4030Faks : (021) 6660 4031

KARAWANG

KARAWANG TUPAREVJl. Tuparev No. 94, KarawangTel : (0267) 8450381-3Faks : (0267) 8450384

TANGERANG

GADING SERPONGRuko Financial Center Jl. Bulevar Raya Blok BA 2/10 - Gading Serpong, Tangerang Tel : (021) 5420 3300/546 0447Faks : (021) 5422 0877/5422 0876

PONTIANAK

PONTIANAK Jl. Tanjung Pura No. 196Pontianak, Kalimantan BaratTel : (0561) 762 288Faks : (0561) 762 268

BATAM

BATAMKomp. Penuin Center Blok E No. 8-9 Batam Tel : (0778) 429 089Faks : (0778) 431 220

LAMPUNG

LAMPUNG KARTINIJl. Kartini No. 85, Tanjung Karang Bandar LampungTel : (0721) 259 773Faks : (0721) 265 038

LAMPUNG TELUK BETUNGKomp. Pasar Ayam Jl. Ikan Bandeng Blok B No. 31-32 Bandar LampungTel : (0721) 488 038Faks : (0721) 480 194

LAMPUNG METROKomp. Pertokoan Sumur Bandung Blok C / 11, Metro LampungTel : (0725) 478 92Faks : (0725) 428 07

118 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

MEDAN

MEDAN ASIAJl. Asia No. 97-R MedanTel : (061) 735 5678Faks : (061) 735 1188

MEDAN DIPONEGOROJl. Diponegoro No. 14D-EMedanTel : (061) 4576 688Faks : (061) 4575 233

PALEMBANG

PALEMBANGJl. Sayangan No. 769, 16 Illir PalembangTel : (0711) 368 155Faks : (0711) 367 852

PEKANBARU

PEKANBARUKomp. Riau Bisnis Center Jl. Riau No. 1 C, PekanbaruTel : (0761) 862 555Faks : (0761) 862 022

BANDUNG

BANDUNG ACEHJl. Aceh No. 42, BandungTel : (022) 421 6846Faks : (022) 421 6615

CIREBON

CIREBONJl. Karang Getas No. 70 Pekalangan Pekalitan CirebonTel : (0231) 246 141Faks : (0231) 246 146

JAWA TENGAH

MAGELANGJl. Tentara Pelajar No. 43 Blok D-E Kemirirejo, MagelangTel : (0293) 314 583Faks : (0293) 314 684

SEMARANG AGUS SALIMJl. KH. Agus Salim Blok. A 3-4, SemarangTel : (024) 355 6962Faks : (024) 355 6952

SOLOJl. Slamet Riyadi No. 32, SoloTel : (0271) 656 471Faks : (0271) 656 474

KUDUSKomp. Pertokoan Panjunan Blok. A/1-2, Jl. A. Yani, KudusTel : (0291) 434 303Faks : (0291) 434 302

YOGYAKARTA

YOGYAKARTAJl. P Diponegoro No. 22, YogyakartaTel : (0274) 552 150Faks : (0274) 555 040

JAWA TIMUR

SURABAYA HR MUHAMMADKomp. Surya Inti permata II Blok. D1-2Jl. HR. Muhammad No. 173 B, SurabayaTel : (031) 734 0060Faks : (031) 734 0084

SURABAYA KEMBANG JEPUNJl. Kembang Jepun No. 133, SurabayaTel : (031) 353 1140Faks : (031) 353 1141

SURABAYA PANGLIMA SUDIRMANJl. Panglima Sudirman No. 51 Embong Kaliasin Genteng SurabayaTel : (031) 5240 3177Faks : (031) 5325 992

JEMBERKomp. Pertokoan Johar Plaza Blok B9-10 Jl. Untung Surapati, JemberTel : (0331) 485 893Faks : (0331) 485 896

MALANG SEMERUJl. Semeru No. 52, Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen, MalangTel : (0341) 3012 288Faks : (0341) 3012 289

MAKASSAR

MAKASSARJl. Sulawesi No. 2A MakassarTel : (0411) 363 2522Faks : (0411) 363 2521

119 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT Bank Rabobank International Indonesia

Lampiran A:Laporan keuangan beserta laporan auditor independentahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 dan 2015

Attachment A: Financial statements with independent auditors’ report yearsended December 31, 2016 and 2015

120 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER 2016/ 31 DECEMBER 2016

121 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER 2016/ 31 DECEMBER 2016

122 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

123 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

124 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

125 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

Lampiran -1/1 - Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/

Notes

2016 2015

ASET ASSETS Kas 110,853 105,472 Cash Current accounts with Giro pada Bank Indonesia 4 875,949 1,236,658 Bank Indonesia Current accounts with Giro pada bank lain 5 225,589 114,495 other banks Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia dan bank lain 6 389,540 1,673,344 and other banks Efek-efek 7 1,909,273 616,269 Marketable securities Tagihan derivatif 8 54 6,742 Derivatives receivable Kredit yang diberikan, Loans, setelah dikurangi cadangan net of allowance for kerugian penurunan nilai sebesar impairment losses of Rp281.012 dan Rp868.114 Rp281,012 and Rp868,114 pada tanggal 31 Desember as of 31 December 2016 dan 2015 9 9,115,167 10,825,987 2016 and 2015 Tagihan akseptasi 10a 64,028 166,711 Acceptances receivable Pendapatan bunga yang masih Accrued interest akan diterima 11 59,211 72,324 receivables Biaya dibayar dimuka 12 65,367 69,583 Prepaid expenses Tagihan pengembalian pajak 19b - 3,489 Claims for tax refunds Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp261.078 dan Rp221.931 Rp261,078 and Rp221,931 pada tanggal 31 Desember as of 31 December 2016 dan 2015 13 170,997 204,531 2016 and 2015 Aset pajak tangguhan - neto 19c 36,414 99,130 Deferred tax assets - net Aset lain-lain 14 63,405 97,478 Other assets TOTAL ASET 13,085,847 15,292,213 TOTAL ASSETS

126 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

Lampiran -1/2 - Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/

Notes

2016 2015

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES Liabilitas segera 15 20,219 110,503 Liabilities due immediately Simpanan dari nasabah 16 10,184,608 11,338,414 Deposits from customers Simpanan dari bank lain 17 171,263 1,092,456 Deposits from other banks Liabilitas derivatif 8 958 6,365 Derivatives payable Liabilitas akseptasi 10b 64,028 166,711 Acceptances payable Utang pajak 19a 15,711 13,293 Taxes payable Pinjaman yang diterima 18 93,517 167,630 Fund borrowings Liabilitas lain-lain 20 158,764 240,518 Other liabilities Pinjaman subordinasi 21 589,422 637,556 Subordinated loans TOTAL LIABILITAS 11,298,490 13,773,446 TOTAL LIABILITIES EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal sebesar Share capital - par value Rp500.000 per saham (nilai penuh) of Rp500,000 per share (full amount) Modal dasar - sebesar 5.720.000 saham Authorized capital - 5,720,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and paid-up share penuh - 3.037.470 saham capital - 3,037,470 shares

(2015: 2.349.332 saham) 22 1,518,735 1,174,666 (2015: 2,349,332 shares) Tambahan modal disetor 2,741 2,741 Additional paid-in capital Uang muka pemesanan Deposit for future stock saham 1 - 344,069 subscription Kerugian yang belum direalisasi Unrealised loss from dari perubahan nilai wajar efek changes in fair value on yang tersedia untuk dijual 7a (2,394) (3,034) available for sale securities Saldo laba 268,275 325 Retained earnings TOTAL EKUITAS 1,787,357 1,518,767 TOTAL EQUITY TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 13,085,847 15,292,213 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

127 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

Lampiran -1/2 - Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/

Notes

2016 2015

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES Liabilitas segera 15 20,219 110,503 Liabilities due immediately Simpanan dari nasabah 16 10,184,608 11,338,414 Deposits from customers Simpanan dari bank lain 17 171,263 1,092,456 Deposits from other banks Liabilitas derivatif 8 958 6,365 Derivatives payable Liabilitas akseptasi 10b 64,028 166,711 Acceptances payable Utang pajak 19a 15,711 13,293 Taxes payable Pinjaman yang diterima 18 93,517 167,630 Fund borrowings Liabilitas lain-lain 20 158,764 240,518 Other liabilities Pinjaman subordinasi 21 589,422 637,556 Subordinated loans TOTAL LIABILITAS 11,298,490 13,773,446 TOTAL LIABILITIES EKUITAS EQUITY Modal saham - nilai nominal sebesar Share capital - par value Rp500.000 per saham (nilai penuh) of Rp500,000 per share (full amount) Modal dasar - sebesar 5.720.000 saham Authorized capital - 5,720,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and paid-up share penuh - 3.037.470 saham capital - 3,037,470 shares

(2015: 2.349.332 saham) 22 1,518,735 1,174,666 (2015: 2,349,332 shares) Tambahan modal disetor 2,741 2,741 Additional paid-in capital Uang muka pemesanan Deposit for future stock saham 1 - 344,069 subscription Kerugian yang belum direalisasi Unrealised loss from dari perubahan nilai wajar efek changes in fair value on yang tersedia untuk dijual 7a (2,394) (3,034) available for sale securities Saldo laba 268,275 325 Retained earnings TOTAL EKUITAS 1,787,357 1,518,767 TOTAL EQUITY TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 13,085,847 15,292,213 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

Lampiran -2 - Schedule

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/

Notes

2016 2015 PENDAPATAN BUNGA 23 1,259,601 1,401,563 INTEREST INCOME BEBAN BUNGA 24 (686,364) (765,656) INTEREST EXPENSE PENDAPATAN BUNGA NETO 573,237 635,907 NET INTEREST INCOME PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING INCOME Provisi dan komisi lainnya 89,732 23,841 Other fees and commissions Lain-lain 59,809 26,910 Others TOTAL PENDAPATAN TOTAL OTHER OPERASIONAL LAINNYA 149,541 50,751 OPERATING INCOME BEBAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING EXPENSES Beban kerugian Provision for penurunan nilai atas impairment losses on aset keuangan 9i (80,494) (746,026) financial assets Gaji dan imbalan kerja 25,31 (277,146) (378,267) Salaries and employee benefits Umum dan administrasi 26 (245,308) (308,199) General and administrative Rugi selisih kurs - neto (65,543) (64,682) Foreign exchange Loss - net TOTAL BEBAN OPERASIONAL TOTAL OTHER OPERATING LAINNYA (668,491) (1,497,174) EXPENSES INCOME/(LOSS) FROM LABA/(RUGI) OPERASIONAL 54,287 (810,516) OPERATIONS PENDAPATAN/(BEBAN) NON-OPERATING INCOME/ NON-OPERASIONAL - NETO 264,570 (21,203) (EXPENSES) - NET LABA/(RUGI) SEBELUM INCOME/(LOSS) BEFORE TAX MANFAAT (BEBAN) PAJAK 318,857 (831,719) BENEFIT (EXPENSE) (BEBAN)/MANFAAT PAJAK - NETO (58,450) 114,688 TAX (EXPENSE)/BENEFIT - NET LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN 260,407 (717,031) INCOME/(LOSS) FOR THE YEAR PENGHASILAN/(RUGI) OTHER COMPREHENSIVE KOMPREHENSIF LAIN: INCOME /(LOSS): Pos yang tidak akan Item that will not be direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss: Pengukuran kembali atas imbalan Remeasurement of employee

kerja karyawan 31 10,058 6,432 benefits liability Pajak penghasilan terkait 19 (2,515) (1,608) Income tax effect 7,543 4,824 Pos yang akan direklasifikasi Item that may be reclassified ke laba rugi: to profit or loss Keuntungan/(kerugian) yang belum Unrealised gain/(loss) on direalisasi atas perubahan changes in fair value of nilai wajar efek - efek available-for-sale yang tersedia untuk dijual 7a 854 (5,669) marketable securities Pajak penghasilan terkait 19 (214) 1,417 Income tax effect 640 (4,252) TOTAL PENGHASILAN/(RUGI) TOTAL COMPREHENSIVE KOMPREHENSIF TAHUN INCOME /(LOSS) FOR BERJALAN 268,590 (716,459) THE YEAR

128 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT B

AN

K R

AB

OB

AN

K IN

TER

NA

TIO

NA

L IN

DO

NES

IA

Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an te

rlam

pir m

erup

akan

bag

ian

yang

tida

k te

rpis

ahka

n da

ri la

pora

n ke

uang

an

seca

ra k

esel

uruh

an.

Th

e ac

com

pany

ing

note

s to

the

finan

cial

sta

tem

ents

form

an

inte

gral

par

t of t

hese

fina

ncia

l st

atem

ents

.

Lam

pira

n - 3

- Sc

hedu

le

LA

POR

AN

PER

UB

AH

AN

EK

UIT

AS

UN

TUK

TA

HU

N Y

AN

G B

ERA

KH

IR

PAD

A 3

1 D

ESEM

BER

201

6 (D

inya

taka

n da

lam

juta

an R

upia

h, k

ecua

li di

nyat

akan

lain

)

ST

ATE

MEN

T O

F C

HA

NG

ES IN

EQ

UIT

Y FO

R T

HE

YEA

R E

ND

ED

31 D

ECEM

BER

201

6

(Exp

ress

ed in

mill

ions

of R

upia

h, u

nles

s ot

herw

ise

stat

ed)

C

atat

an/

Not

es

Mod

al s

aham

di

tem

patk

an d

an

dise

tor p

enuh

/ Is

sued

and

fully

pa

id-u

p sh

are

capi

tal

Tam

baha

n m

odal

di

seto

r/

Add

ition

al p

aid-

in c

apita

l

Uan

g m

uka

pem

esan

an

saha

m/

Dep

osit

for

futu

re s

tock

su

bscr

iptio

n

Sald

o la

ba

(def

isit)

/ R

etai

ned

earn

ings

(d

efic

it)

K

erug

ian/

yang

be

lum

dire

alis

asi

atas

per

ubah

an

nila

i waj

ar e

fek-

ef

ek y

ang

ters

edia

un

tuk

diju

al n

eto/

U

nrea

lised

loss

on

cha

nges

in

fair

valu

e of

av

aila

ble

for-

sa

le-s

ecur

ities

-ne

t

Tota

l ek

uita

s/

Equi

ty

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 201

4

B

alan

ce a

s of

31

Dec

embe

r 201

4

disa

jikan

kem

bali

71

5,00

0

2,74

1

-

71

2,53

2

1,21

8

1,43

1,49

1 a

s re

stat

ed

Tam

baha

n m

odal

sah

am

459,

666

-

-

-

-

45

9,66

6 C

apita

l con

tribu

tion

Rug

i tah

un b

erja

lan

2015

-

-

-

(7

17,0

31)

-

(7

17,0

31)

Loss

for t

he y

ear 2

015

Uan

g m

uka

pem

esan

an s

aham

-

-

34

4,06

9

-

-

344,

069

Dep

osit

for f

utur

e st

ock

subs

crip

tion

Ker

ugia

n ya

ng b

elum

dire

alis

asi

U

nrea

lized

loss

on

chan

ges

fair

at

as e

fek-

efek

yan

g te

rsed

ia

va

lue

of a

vaila

ble-

for-s

ale

un

tuk

diju

al -

neto

2,

7

-

-

-

-

(4,2

52)

(4

,252

) se

curit

ies

- net

P

engu

kura

n ke

mba

li at

as li

abili

tas

Rem

easu

rem

ent o

f em

ploy

ee

Im

bala

n pa

sca

kerja

net

o

2,31

-

-

-

4,82

4

-

4,82

4 be

nefit

s lia

bilit

y - n

et

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 201

5

1,17

4,66

6

2,7

41

3

44,0

69

3

25

(3

,034

)

1,51

8,76

7 B

alan

ce a

s of

31

Dec

embe

r 201

5 Ta

mba

han

mod

al s

aham

34

4,06

9

-

(344

,069

)

-

-

- C

apita

l con

tribu

tion

Laba

tahu

n be

rjala

n 20

16

-

-

-

260,

407

-

26

0,40

7 Lo

ss fo

r the

yea

r 201

5 K

eunt

unga

n ya

ng b

elum

dire

alis

asi

U

nrea

lized

gai

n on

cha

nges

fair

at

as e

fek-

efek

yan

g te

rsed

ia

va

lue

of a

vaila

ble-

for-s

ale

un

tuk

diju

al -

neto

2,

7

-

-

-

-

640

64

0 se

curit

ies

- net

P

engu

kura

n ke

mba

li at

as li

abili

tas

Rem

easu

rem

ent o

f em

ploy

ee

Im

bala

n pa

sca

kerja

- ne

to

2,31

-

-

-

7,54

3

-

7,54

3 be

nefit

s lia

bilit

y - n

et

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 201

6

1,51

8,73

5

2,74

1

-

268,

275

(2

,394

)

1,78

7,35

7 B

alan

ce a

s of

31

Dec

embe

r 201

6

129 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

Lampiran – 4/1 – Schedule

LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED

31 DECEMBER 2016 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/

Notes

2016 2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERATING OPERASI ACTIVITIES Penerimaan bunga, Receipts from interests, provisi dan komisi 1,367,502 1,450,428 fees and commissions Pembayaran bunga, Payments of interest, provisi dan komisi (682,284) (732,111) fees and commissions Penerimaan operasional Receipts from other operating lainnya 59,809 26,907 income Pembayaran gaji dan Payments of salaries and imbalan kerja (263,431) (365,466) employee benefits Pembayaran beban umum dan Payments of general and administrasi (209,892) (282,534) administrative expenses Penerimaan transaksi Receipts from settlement of derivatif 1,279 14,199 derivatives transactions Pembayaran transaksi Payments of other non- non-operasional lainnya 111,904 (56,344) operating transactions Penerimaan/(pembayaran) Receipt/(payment) of pajak penghasilan badan (3,492) (5,383) corporate income tax Arus kas sebelum perubahan Cash flows before changes aset dan liabilitas operasi 381,395 49,696 in operating assets and liabilities Perubahan dalam aset dan Changes in operating assets liabilitas operasi: and liabilities: Penurunan (kenaikan) aset: Decrease (increase) in assets: Kredit yang diberikan 1,632,487 (39,540) Loans Aset lain-lain 34,076 (11,724) Other assets Kenaikan (penurunan) liabilitas: Increase (decrease) in liabilities: Liabilitas segera (90,284) 61,167 Liabilities due immediately Simpanan dari nasabah (1,153,810) (1,901,664) Deposits from customers Simpanan dari bank lain (921,194) 919,120 Deposits from other banks Utang pajak 2,417 (3,643) Taxes payable Liabilitas lain-lain (75,508) (39,612) Other liabilities Kas neto yang digunakan untuk Net cash used in aktivitas operasi (190,421) (966,200) operating activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING INVESTASI ACTIVITIES Penerimaan dari penjualan surat-surat 616,269 1,990,749 Proceeds from sale of available-for- berharga yang tersedia untuk dijual sale marketable securities Pembelian efek - efek Purchase of available-for-sale yang tersedia untuk dijual (1,902,907) (1,524,407) marketable securities Penerimaan dari penjualan aset tetap 13 188,561 57,655 Proceeds from sale of fixed assets Perolehan aset tetap 13 (51,402) (9,453) Purchase of fixed assets Kas neto yang (digunakan untuk)/ Net cash (used in)/provided by diperoleh dari aktivitas operasi (1,149,479) 514,544 operating activities

130 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

Lampiran – 4/2 – Schedule

LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED

31 DECEMBER 2016 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/

Notes

2016 2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING PENDANAAN ACTIVITIES Pembayaran pinjaman yang diterima (69,637) (70,663) Repayment of fund borrowings Pembayaran pinjaman subordinasi (33,356) (33,690) Repayment of subordinated loans Penambahan modal - 459,666 Additional capital Uang muka pemesanan Deposit for future stock saham - 344,069 subscriptions Kas neto yang (digunakan untuk)/ diperoleh dari aktivitas Net cash (used in)/provided by pendanaan (102,993) 699,382 financing activities KENAIKAN NETO NET INCREASE IN CASH AND KAS DAN SETARA KAS (1,442,893) 247,726 CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AWAL TAHUN 3,129,969 2,856,401 AT BEGINNING OF YEAR Pengaruh perubahan kurs Effects of foreign exchange mata uang asing (85,145) 25,842 rate changes KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN 1,601,931 3,129,969 AT END OF YEAR KAS DAN SETARA KAS COMPONENTS OF CASH AND TERDIRI DARI: CASH EQUIVALENTS: Kas 110,853 105,472 Cash Current accounts with Giro pada Bank Indonesia 4 875,949 1,236,658 Bank Indonesia Giro pada bank lain 5 225,589 114,495 Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia and dan bank lain yang other banks with original jatuh tempo dalam 3 bulan maturities of 3 months or less atau kurang sejak tanggal perolehan 6 389,540 1,673,344 from acquisition date Total kas dan setara kas 1,601,931 3,129,969 Total cash and cash equivalents

131 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

Lampiran – 4/2 – Schedule

LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STATEMENT OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED

31 DECEMBER 2016 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/

Notes

2016 2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING PENDANAAN ACTIVITIES Pembayaran pinjaman yang diterima (69,637) (70,663) Repayment of fund borrowings Pembayaran pinjaman subordinasi (33,356) (33,690) Repayment of subordinated loans Penambahan modal - 459,666 Additional capital Uang muka pemesanan Deposit for future stock saham - 344,069 subscriptions Kas neto yang (digunakan untuk)/ diperoleh dari aktivitas Net cash (used in)/provided by pendanaan (102,993) 699,382 financing activities KENAIKAN NETO NET INCREASE IN CASH AND KAS DAN SETARA KAS (1,442,893) 247,726 CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AWAL TAHUN 3,129,969 2,856,401 AT BEGINNING OF YEAR Pengaruh perubahan kurs Effects of foreign exchange mata uang asing (85,145) 25,842 rate changes KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN 1,601,931 3,129,969 AT END OF YEAR KAS DAN SETARA KAS COMPONENTS OF CASH AND TERDIRI DARI: CASH EQUIVALENTS: Kas 110,853 105,472 Cash Current accounts with Giro pada Bank Indonesia 4 875,949 1,236,658 Bank Indonesia Giro pada bank lain 5 225,589 114,495 Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia and dan bank lain yang other banks with original jatuh tempo dalam 3 bulan maturities of 3 months or less atau kurang sejak tanggal perolehan 6 389,540 1,673,344 from acquisition date Total kas dan setara kas 1,601,931 3,129,969 Total cash and cash equivalents

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/1 - Schedule

1. UMUM 1. GENERAL

Pendirian Bank dan informasi umum Establishment of the Bank and general information PT Bank Rabobank International Indonesia (“Bank”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 11 April 1990 berdasarkan akta No. 50 yang dibuat oleh notaris Winnie Hadiprodjo, S.H., yang menggantikan notaris Kartini Muljadi, S.H., dengan nama “PT Rabobank Duta”. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) berdasarkan Surat Keputusan No. C2-3152.HT.01.01.TH’90 tanggal 31 Mei 1990 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 59, Tambahan No. 2576 tanggal 24 Juli 1990.

PT Bank Rabobank International Indonesia (the “Bank”) was incorporated in the Republic of Indonesia based on the notarial deed No. 50 as notarized by Winnie Hadiprodjo, S.H., a substitute of Kartini Muljadi, S.H., dated 11 April 1990, under the name of “PT Rabobank Duta”. The deed of the establishment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia (currently the Ministry of Laws and Human Rights) in his Decision Letter No. C2-3152.HT.01.01.TH’90 dated 31 May 1990 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 59, Supplement No. 2576 dated 24 July 1990.

Nama Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan nama PT Bank Rabobank International Indonesia berdasarkan akta No. 25 yang dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 16 Agustus 2000. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) dalam Surat Keputusan No. C-23005.HT.01.04.TH.2000 tanggal 24 Oktober 2000 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 34, Tambahan No. 2724 tanggal 27 April 2001.

The name of the Bank has changed several times. The lastest of which was the change in the name to PT Bank Rabobank International Indonesia based on the notarial deed No. 25 as notarized by Hendra Karyadi, S.H., dated 16 August 2000. This amendment was approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia (currently the Ministry of Laws and Human Rights) in his Decision Letter No. C-23005.HT.01.04.TH.2000 dated 24 October 2000 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 34, Supplement No. 2724 dated 27 April 2001.

Pada tanggal 13 November 2002, Bank meningkatkan modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh dari Rp350.000 menjadi Rp600.000, yang secara formal dimuat dalam akta perubahan anggaran dasar No. 34 yang dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 29 November 2002. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) melalui Surat Keputusan No. C-01306.HT.01.04.TH.2003 tanggal 22 Januari 2003 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 21, Tambahan No. 2008 tanggal 14 Maret 2003.

On 13 November 2002, the Bank increased its authorized and paid-up capital from Rp350,000 to Rp600,000 which was formalized in the deed of amendment of the Articles of Association No. 34 as notarized by Hendra Karyadi, S.H., dated 29 November 2002. This amendment was approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia (currently the Ministry of Laws and Human Rights) in his Decision Letter No. C-01306.HT.01.04.TH.2003 dated 22 January 2003 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 21, Supplement No. 2008 dated March 14, 2003.

Bank telah melakukan penggabungan usaha dengan PT Bank Haga dan PT Bank Hagakita yang dimiliki secara mayoritas oleh Rabobank International Holding BV, dan entitas induk terakhir Bank adalah Cooperatieve Centrale Raiffeisen- Boerenleenbank B.A. (Rabobank Nederland). Penggabungan usaha efektif dilakukan pada tanggal 24 Juli 2008.

The Bank has completed the merger with PT Bank Haga and PT Bank Hagakita which were majority owned by Rabobank International Holding BV, and the ultimate parent company of the Bank is Cooperatieve Centrale Raiffeisen - Boerenleenbank B.A. (Rabobank Nederland). The merger became effective on 24 July 2008.

Berdasarkan Akta Penggabungan yang secara formal dimuat dalam akta No. 110 yang dibuat oleh notaris Sutjipto, S.H., M.Kn. pada tanggal 15 Mei 2008, pemegang saham telah setuju meningkatkan modal Bank menjadi Rp715.000 yang terdiri dari 1.430.000 saham dengan nilai nominal Rp500.000 (nilai penuh).

Based on the merger deed (“Akta Penggabungan”) which was formally covered by the deed No. 110 as notarized by Sutjipto, S.H., M.Kn. dated 15 May 2008, the Bank’s shareholders have approved the increase of the Bank’s capital to become Rp715,000 which consist of 1,430,000 shares with par value of Rp500,000 (full amount).

132 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/2 - Schedule

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Pendirian Bank dan informasi umum (lanjutan) Establishment of the Bank and general information (continued)

Berdasarkan Akta Penggabungan yang secara formal dimuat dalam akta No. 3 yang dibuat oleh notaris Siti Safarijah, S.H.. pada tanggal 4 Juni 2015, pemegang saham telah setuju meningkatkan modal Bank menjadi Rp1.174.666 yang terdiri dari 2.349.332 saham dengan nilai nominal Rp500.000 (nilai penuh). Akta ini telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHUAH. 01.03-0937274 TAHUN 2015 tanggal 4 Juni 2015.

Based on the merger deed (“Akta Penggabungan”) which was formally covered by the deed No. 3 as notarized by Siti Safarijah, S.H.. dated 4 June 2015, the Bank’s shareholders have approved the increase of the Bank’s capital to become Rp1,174,666 which consist of 2,349,332 shares with par value of Rp500,000 (full amount). The Deed was received and recorded in the Administration System of the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia database based on letter No. AHU-AH.01.03- 0937274 year 2015 dated 4 June 2015.

Pada tanggal 29 Desember 2015, Rabobank Nederland, pemegang saham, setuju untuk meningkatkan modal di Bank sebesar Rp344.069. Penambahan modal tersebut masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dicatat dalam akun “Uang muka pemesanan saham”.

In 29 December 2015, Rabobank Nederland, the shareholder agreed to increase paid-in capital in the Bank amounted Rp344,069. The capital increase is still waiting approval from Financial Services Authority (OJK) and is recorded in “Deposit for future stock subscription” account.

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris No. 43 tanggal 20 Januari 2016 dari notaris Linda Herawati, S.H.. Akta ini telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.03-0005598 TAHUN 2016 tanggal 20 Januari 2016.

The Bank’s Articles of Association have been amended several times, with the latest amendment made under Notarial Deed No. 43 dated 20 January 2016 as notarized by Linda Herawati, S.H. The Deed was received and recorded in the Administration System of the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia database based on letter No. AHU-AH.01.03- 0005598 TAHUN 2016 dated 20 January 2016.

Berdasarkan Akta yang secara formal dimuat dalam akta No. 43 yang dibuat oleh notaris Linda Herawati, S.H. pada tanggal 20 Januari 2016, pemegang saham telah setuju meningkatkan modal Bank menjadi Rp1.518.735 yang terdiri dari 3.037.470 saham dengan nilai nominal Rp500.000 (nilai penuh).

Based on the deed (“Akta”) which was formally covered by the deed No. 43 as notarized by Linda Herawati, S.H. dated 20 January 2016, the Bank’s shareholders have approved the increase of the Bank’s capital to become Rp1,518,735 which consist of 3,037,470 shares with par value of Rp500,000 (full amount).

Bank mulai beroperasi secara komersial dalam aktivitas perbankan pada tanggal 24 September 1990. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, Bank dapat melakukan kegiatan dalam aktivitas umum perbankan dan transaksi pertukaran mata uang asing. Bank telah memperoleh izin untuk menjalankan kegiatan tersebut di atas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 998/KMK.013/1990 tanggal 29 Agustus 1990 dan surat persetujuan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 2/37/KEP.DGS/2000 tanggal 6 Desember 2000.

The Bank started the commercial operations of its banking activities on 24 September 1990. According to Article 3 of the Articles of Association, the Bank is engaged in banking activities and foreign exchange transactions. The Bank has obtained a license to conduct these activities under the Decision Letter No. 998/KMK.013/1990 of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia dated 29 August 1990 and Bank Indonesia’s Senior Deputy Governor approval letter No. 2/37/KEP.DGS/2000 dated 6 December 2000.

Kantor pusat Bank berlokasi di Noble House, Jl. Dr. Anak Agung Gd Agung (Lingkar Mega Kuningan) Kav. E.4.2 No. 2, Jakarta 12950.

The Bank’s head office is located at Noble House, Jl. Dr. Anak Agung Gd Agung (Lingkar Mega Kuningan) Kav. E.4.2 No. 2, Jakarta 12950.

133 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/2 - Schedule

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Pendirian Bank dan informasi umum (lanjutan) Establishment of the Bank and general information (continued)

Berdasarkan Akta Penggabungan yang secara formal dimuat dalam akta No. 3 yang dibuat oleh notaris Siti Safarijah, S.H.. pada tanggal 4 Juni 2015, pemegang saham telah setuju meningkatkan modal Bank menjadi Rp1.174.666 yang terdiri dari 2.349.332 saham dengan nilai nominal Rp500.000 (nilai penuh). Akta ini telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHUAH. 01.03-0937274 TAHUN 2015 tanggal 4 Juni 2015.

Based on the merger deed (“Akta Penggabungan”) which was formally covered by the deed No. 3 as notarized by Siti Safarijah, S.H.. dated 4 June 2015, the Bank’s shareholders have approved the increase of the Bank’s capital to become Rp1,174,666 which consist of 2,349,332 shares with par value of Rp500,000 (full amount). The Deed was received and recorded in the Administration System of the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia database based on letter No. AHU-AH.01.03- 0937274 year 2015 dated 4 June 2015.

Pada tanggal 29 Desember 2015, Rabobank Nederland, pemegang saham, setuju untuk meningkatkan modal di Bank sebesar Rp344.069. Penambahan modal tersebut masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dicatat dalam akun “Uang muka pemesanan saham”.

In 29 December 2015, Rabobank Nederland, the shareholder agreed to increase paid-in capital in the Bank amounted Rp344,069. The capital increase is still waiting approval from Financial Services Authority (OJK) and is recorded in “Deposit for future stock subscription” account.

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris No. 43 tanggal 20 Januari 2016 dari notaris Linda Herawati, S.H.. Akta ini telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.03-0005598 TAHUN 2016 tanggal 20 Januari 2016.

The Bank’s Articles of Association have been amended several times, with the latest amendment made under Notarial Deed No. 43 dated 20 January 2016 as notarized by Linda Herawati, S.H. The Deed was received and recorded in the Administration System of the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia database based on letter No. AHU-AH.01.03- 0005598 TAHUN 2016 dated 20 January 2016.

Berdasarkan Akta yang secara formal dimuat dalam akta No. 43 yang dibuat oleh notaris Linda Herawati, S.H. pada tanggal 20 Januari 2016, pemegang saham telah setuju meningkatkan modal Bank menjadi Rp1.518.735 yang terdiri dari 3.037.470 saham dengan nilai nominal Rp500.000 (nilai penuh).

Based on the deed (“Akta”) which was formally covered by the deed No. 43 as notarized by Linda Herawati, S.H. dated 20 January 2016, the Bank’s shareholders have approved the increase of the Bank’s capital to become Rp1,518,735 which consist of 3,037,470 shares with par value of Rp500,000 (full amount).

Bank mulai beroperasi secara komersial dalam aktivitas perbankan pada tanggal 24 September 1990. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, Bank dapat melakukan kegiatan dalam aktivitas umum perbankan dan transaksi pertukaran mata uang asing. Bank telah memperoleh izin untuk menjalankan kegiatan tersebut di atas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 998/KMK.013/1990 tanggal 29 Agustus 1990 dan surat persetujuan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 2/37/KEP.DGS/2000 tanggal 6 Desember 2000.

The Bank started the commercial operations of its banking activities on 24 September 1990. According to Article 3 of the Articles of Association, the Bank is engaged in banking activities and foreign exchange transactions. The Bank has obtained a license to conduct these activities under the Decision Letter No. 998/KMK.013/1990 of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia dated 29 August 1990 and Bank Indonesia’s Senior Deputy Governor approval letter No. 2/37/KEP.DGS/2000 dated 6 December 2000.

Kantor pusat Bank berlokasi di Noble House, Jl. Dr. Anak Agung Gd Agung (Lingkar Mega Kuningan) Kav. E.4.2 No. 2, Jakarta 12950.

The Bank’s head office is located at Noble House, Jl. Dr. Anak Agung Gd Agung (Lingkar Mega Kuningan) Kav. E.4.2 No. 2, Jakarta 12950.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/3 - Schedule

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Pendirian Bank dan informasi umum (lanjutan) Establishment of the Bank and general information (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Bank memiliki jaringan distribusi sebagai berikut (tidak diaudit):

As of 31 December 2016 and 2015, the Bank has distribution network as follows (unaudited):

2016 2015 Kantor Pusat 1

1

Head Office

Kantor Cabang 28 28 Branches Kantor Cabang Pembantu 6 5 Sub-Branches Kantor Kas - 1 Cash Offices

35 35

Total karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah 770 dan 761 karyawan (tidak diaudit).

As of 31 December 2016 and 2015, the Bank has 770 and 761 employees, respectively (unaudited).

Susunan pengurus Bank Composition of the Bank’s management Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Bank adalah sebagai berikut:

The composition of the Bank’s Boards of Commissioners and Directors are as follows:

2016 2015 Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama Jan Alexander Pruijs Jan Alexander Pruijs President Commissioner Komisaris Independen Hendrik Adams Hendrik Adams Independent Commissioner Komisaris Independen Widiyarto Suwarto Sumitro Widiyarto Suwarto Sumitro Independent Commissioner Komisaris Independen Pardi Sudradjat Pardi Sudradjat Independent Commissioner Dewan Direksi Board of Directors Direktur Utama Martijn Herman Schouten Martijn Herman Schouten President Director Wakil Direktur Utama Johannes Gerardus Johannes Gerardus Vice President Director

Beuming Beuming Direktur Jopie Jusuf Jopie Jusuf Director Direktur Ponky N. Pudijanto Ponky N. Pudijanto Director Direktur Heradian Yoto Heradian Yoto Director Direktur Lim Tjoen Hong Rusli Sutanto Director Direktur Johan Maarten Loth Johan Maarten Loth Director

Susunan Komite Audit adalah sebagai berikut: The composition of the Audit Committee are as

follows:

2016 2015 Komite Audit Audit Committee Ketua Widiyarto Suwarto Sumitro Widiyarto Suwarto Sumitro Chairman Wakil Ketua Pardi Sudradjat Pardi Sudradjat Vice Chairman Anggota Amalia Setyanti Lestari Nanny Dewi Member Anggota Rahmat Prayogo Diane Christina Member

Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2015 ditentukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 20 Agustus 2015, yang berita acaranya telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 71, Mala Mukti, S.H., LL.M, pada tanggal 18 September 2015.

The Board of Commissioners and Directors as of 31 December 2015 were appointed based on the decision of Extraordinary General Meeting Shareholders held on 20 August 2015, the minutes of which were notarized through Notarial Deed No. 71, Mala Mukti, S.H, LL.M, on 18 September 2015.

Laporan keuangan ini diotorisasi oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 30 Maret 2017.

These financial statements were authorised by the Board of Directors for issuance on 30 March 2017.

134 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/4 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan:

The principal accounting policies applied in the preparation of these financial statements are set out below:

a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation of the financial

statements Laporan keuangan PT Bank Rabobank

International Indonesia disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali instrumen keuangan yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijuaI serta instrumen derivatif yang diukur pada nilai wajar. Laporan keuangan disusun berdasarkan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.

The financial statements of PT Bank Rabobank International Indonesia have been prepared accordance with Indonesian Financial Accounting Standards.

The financial statements have been prepared under the historical cost convention, except for financial instruments held for trading and available-for-sale marketable securities and derivative instruments which are measured at fair value. The financial statements are prepared using the accrual basis, except for the statement of cash flows.

Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan

pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

The statement of cash flows present the receipts and payments of cash and cash equivalents which are classified into operating, investing and financing activities. The statement of cash flows is prepared using direct method. For the purpose of statement of cash flows, cash and cash equivalents including cash, current accounts with Bank Indonesia and other banks, placement with Bank Indonesia and other banks maturing within 3 (three) months or less from the date of acquisition, provided they are not pledged as collateral for borrowings nor restricted.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini,

dibulatkan dan disajikan dalam jutaan Rupiah (“Rp”), kecuali dinyatakan lain. Lihat Catatan 2c untuk informasi mata uang fungsional Bank.

Figures in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah (“Rp”), unless otherwise specified. Refer to Note 2c for the information on the Bank’s functional currency.

Kecuali dinyatakan di bawah ini, kebijakan

akuntansi telah diterapkan secara konsisten dengan laporan keuangan tahunan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015.

Except as described below, the accounting policies applied are consistent with those of the annual financial statements for the year ended 31 December 2015.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan Manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntasi Bank. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan di Catatan 3.

The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of certain critical accounting estimates and asumptions. It also requires Management to exercise its judgment in the process of applying the Bank’s accounting policies. The areas involving a higher degree of judgment or complexity, or areas where asumptions and estimates are significant to the financial statements are disclosed in Note 3.

135 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/4 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan:

The principal accounting policies applied in the preparation of these financial statements are set out below:

a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation of the financial

statements Laporan keuangan PT Bank Rabobank

International Indonesia disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali instrumen keuangan yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijuaI serta instrumen derivatif yang diukur pada nilai wajar. Laporan keuangan disusun berdasarkan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.

The financial statements of PT Bank Rabobank International Indonesia have been prepared accordance with Indonesian Financial Accounting Standards.

The financial statements have been prepared under the historical cost convention, except for financial instruments held for trading and available-for-sale marketable securities and derivative instruments which are measured at fair value. The financial statements are prepared using the accrual basis, except for the statement of cash flows.

Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan

pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

The statement of cash flows present the receipts and payments of cash and cash equivalents which are classified into operating, investing and financing activities. The statement of cash flows is prepared using direct method. For the purpose of statement of cash flows, cash and cash equivalents including cash, current accounts with Bank Indonesia and other banks, placement with Bank Indonesia and other banks maturing within 3 (three) months or less from the date of acquisition, provided they are not pledged as collateral for borrowings nor restricted.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini,

dibulatkan dan disajikan dalam jutaan Rupiah (“Rp”), kecuali dinyatakan lain. Lihat Catatan 2c untuk informasi mata uang fungsional Bank.

Figures in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah (“Rp”), unless otherwise specified. Refer to Note 2c for the information on the Bank’s functional currency.

Kecuali dinyatakan di bawah ini, kebijakan

akuntansi telah diterapkan secara konsisten dengan laporan keuangan tahunan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015.

Except as described below, the accounting policies applied are consistent with those of the annual financial statements for the year ended 31 December 2015.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan Manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntasi Bank. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan di Catatan 3.

The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of certain critical accounting estimates and asumptions. It also requires Management to exercise its judgment in the process of applying the Bank’s accounting policies. The areas involving a higher degree of judgment or complexity, or areas where asumptions and estimates are significant to the financial statements are disclosed in Note 3.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/5 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued) b. Perubahan standar akuntansi keuangan,

revisi dan interpretasi b. Changes in financial accounting standards,

revision and interpretation

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah menerbitkan standar baru, revisi dan interpretasi yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016, kecuali untuk PSAK 70 berlaku efektif sejak tangal berlakunya Peraturan Pengampunan Pajak (15 Juli 2016), sebagai berikut:

Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountant (DSAK-IAI) has issued the following new standards, amendments and interpretations which were effective on or after 1 January 2016, except SFAS 70 which was effective at the date of enactment of the Tax Amnesty Law (15 July 2016), as follows:

- PSAK 4 (revisi 2015): Laporan Keuangan Tersendiri;

- SFAS 4 (revised 2015): Separate Financial Statement;

- PSAK 5 (revisi 2015): Segmen Operasi; - SFAS 5 (revised 2015): Operating Segment; - PSAK 7 (revisi 2015): Pengungkapan Pihak-

pihak Berelasi; - SFAS 7 (revised 2015): Related Party

Disclosures; - PSAK 13 (revisi 2015): Properti Investasi; - SFAS 13 (revised 2015): Investment

Property; - PSAK 15 (revisi 2015): Investasi pada

Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama; - SFAS 15 (revised 2015): Investment in

Associates and Joint Ventures; - PSAK 19 (revisi 2015): Aset Tak Berwujud; - SFAS 19 (revised 2015): Intangible Assets; - PSAK 22 (revisi 2015): Kombinasi Bisnis; - SFAS 22 (revised 2015): Business

Combination; - PSAK 24 (revisi 2015): Imbalan Kerja; - SFAS 24 (revised 2015): Employee Benefit; - PSAK 25 (revisi 2015): Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan;

- SFAS 25 (revised 2015): Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Errors;

- PSAK 53 (revisi 2015): Pembayaran Berbasis Saham;

- SFAS 53 (revised 2015): Share Based Payment;

- PSAK 65 (revisi 2015): Laporan Keuangan Konsolidasian;

- SFAS 65 (revised 2015): Consolidated Financial Statement;

- PSAK 66 (revisi 2015): Pengaturan Bersama;

- SFAS 66 (revised 2015): Joint Arrangements;

- PSAK 67 (revisi 2015): Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain;

- SFAS 67 (revised 2015): Disclosure of Interests in Other Entity;

- PSAK 68 (revisi 2015): Pengukuran Nilai Wajar;

- SFAS 68 (revised 2015): Fair Value Measurements;

- PSAK 110 (revisi 2015): Akuntansi Sukuk; dan

- SFAS 110 (revised 2015): Accounting for Sukuk; and

- ISAK 30 (revisi 2015): Pungutan - IFAS 30 (revisi 2015): Levies - PSAK 70 Akuntansi Aset dan Liabilitas

Pengampunan Pajak*) - SFAS 70 Accounting for Tax Amnesty Assets

and Liabilities*)

*) efektif tanggal 15 Juli 2016

*) effective on 15 July 2016

PSAK dan ISAK tersebut di atas tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang dilaporkan pada tahun berjalan atau tahun sebelumnya.

The above SFAS and IFAS had no significant effect on the amounts reported for current year or prior year.

c. Penjabaran mata uang asing c. Foreign currency translation

i. Mata uang fungsional dan penyajian

i. Functional and presentation currency

Item-item yang disertakan dalam laporan keuangan Bank diukur menggunakan mata uang yang sesuai dengan lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi (“mata uang fungsional”).

Items included in the financial statements of the Bank are measured using the currency of primary economic environment in which the entity operates (“the functional currency”).

Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian Bank.

The financial statements are presented in Rupiah, which is the functional and presentation currency of the Bank.

136 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/6 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

c. Penjabaran mata uang asing (lanjutan) c. Foreign currency translation (continued)

ii. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

ii. Transactions and balances in foreign currencies

Transaksi dalam mata uang asing

dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters pada tanggal tersebut pukul 16.00 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) seperti dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dicatat pada laporan laba rugi.

Transactions denominated in foreign currencies are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the date of the transactions. At each reporting date, all monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah based on Reuters spot rate on that date at 16.00 Western Indonesian Time (WIB) as published by Bank Indonesia. The resulting gains or losses from the translation of monetary assets and liabilities in foreign currencies are recognized in the profit or loss.

Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata

uang asing ke dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):

The exchange rates used for translation of foreign currencies into Rupiah at 31 December 2016 and 2015 are as follows (amounts in full Rupiah):

2016 2015

1 Dolar Amerika Serikat 13,472.50 13,785.00 United States Dollar 1 1 Poundsterling Inggris 16,555.01 20,439.02 Great Britain Poundsterling 1 1 Euro Eropa 14,175.77 15,056.67 European Euro 1 100 Yen Jepang 11,506.50 11,452.00 Japanese Yen 100 1 Dolar Hong Kong 1,737.34 1,778.70 Hong Kong Dollar 1 1 Dolar Australia 9,723.11 10,083.73 Australian Dollar 1 1 Dolar Singapura 9,111.93 9,758.95 Singapore Dollar 1 1 Franc Swiss 13,208.98 13,919.33 Swiss Franc 1 1 Dolar Selandia Baru 9,362.72 9,444.80 New Zealand Dollar 1

d. Transaksi dengan pihak berelasi d. Transactions with related parties

Dalam menjalankan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

In the normal course of its business, the Bank enters into transactions with related parties which are defined under SFAS No. 7, “Related Party Disclosures”.

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang

terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor). Yang termasuk pihak berelasi adalah sebagai berikut:

A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (in this Standard referred to as the ‘reporting entity’). The related parties are as follows:

1. Orang atau anggota keluarga terdekat

mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

1. A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that preson:

a. Memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor;

b. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

a. Has control or joint control of the reporting entity;

b. Has significant influence over the

reporting entity, or c. Merupakan personil manajemen kunci

entitas pelapor atau entitas induk pelapor.

c. Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.

137 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/6 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

c. Penjabaran mata uang asing (lanjutan) c. Foreign currency translation (continued)

ii. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

ii. Transactions and balances in foreign currencies

Transaksi dalam mata uang asing

dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters pada tanggal tersebut pukul 16.00 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) seperti dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dicatat pada laporan laba rugi.

Transactions denominated in foreign currencies are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the date of the transactions. At each reporting date, all monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah based on Reuters spot rate on that date at 16.00 Western Indonesian Time (WIB) as published by Bank Indonesia. The resulting gains or losses from the translation of monetary assets and liabilities in foreign currencies are recognized in the profit or loss.

Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata

uang asing ke dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):

The exchange rates used for translation of foreign currencies into Rupiah at 31 December 2016 and 2015 are as follows (amounts in full Rupiah):

2016 2015

1 Dolar Amerika Serikat 13,472.50 13,785.00 United States Dollar 1 1 Poundsterling Inggris 16,555.01 20,439.02 Great Britain Poundsterling 1 1 Euro Eropa 14,175.77 15,056.67 European Euro 1 100 Yen Jepang 11,506.50 11,452.00 Japanese Yen 100 1 Dolar Hong Kong 1,737.34 1,778.70 Hong Kong Dollar 1 1 Dolar Australia 9,723.11 10,083.73 Australian Dollar 1 1 Dolar Singapura 9,111.93 9,758.95 Singapore Dollar 1 1 Franc Swiss 13,208.98 13,919.33 Swiss Franc 1 1 Dolar Selandia Baru 9,362.72 9,444.80 New Zealand Dollar 1

d. Transaksi dengan pihak berelasi d. Transactions with related parties

Dalam menjalankan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

In the normal course of its business, the Bank enters into transactions with related parties which are defined under SFAS No. 7, “Related Party Disclosures”.

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang

terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor). Yang termasuk pihak berelasi adalah sebagai berikut:

A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (in this Standard referred to as the ‘reporting entity’). The related parties are as follows:

1. Orang atau anggota keluarga terdekat

mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

1. A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that preson:

a. Memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor;

b. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

a. Has control or joint control of the reporting entity;

b. Has significant influence over the

reporting entity, or c. Merupakan personil manajemen kunci

entitas pelapor atau entitas induk pelapor.

c. Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/7 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

d. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) d. Transactions with related parties (continued)

2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal sebagai berikut:

2. An entity is related to a reporting entity if any of the following condition applies:

a. Entitas dan entitas pelapor adalah

anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain);

b. Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain adalah anggotanya);

c. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;

d. Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;

e. Entitas tersebut adalah sebuah program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor;

f. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka (1); atau

g. Orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka (1) huruf (a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

a. The entity and the reporting entity are

members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others);

b. One entity is an associate or joint

venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member);

c. Both entities are joint ventures of the

same third party; d. One entity is a joint venture of a third

party and the other entity is an associate of the third entity;

e. The entity is a post-employment benefit

plan for the benefit employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity;

f. The entity is controlled or jointly

controlled by a person identified in (1); or g. A person identified in (1) (a) has

significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).

Rincian saldo dan transaksi yang material dengan pihak-pihak berelasi disajikan dalam Catatan 30.

Details of material balances and transactions with the related parties are disclosed in Note 30.

e. Instrumen keuangan

e. Financial instruments

A. Aset keuangan A. Financial assets Bank mengklasifikasikan aset keuangannya

dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, dan (c) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

The Bank classifies its financial assets in the category of (a) financial assets at fair value through profit or loss, (b) loans and receivables, and (c) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.

138 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/8 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

A. Aset keuangan (lanjutan) A. Financial assets (continued)

(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

(a) Financial assets at fair value through profit or loss

Kategori ini terdiri dari dua sub-

kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading and financial assets designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.

Aset keuangan diklasifikasikan dalam

kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.

Instrumen keuangan yang

dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/ (kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.

Financial instruments classified in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instruments are included directly in the statement of income and are reported respectively as “Gains/ (losses) from changes in fair value of financial instruments” and “Gains/(losses) from sale of financial instruments”. Interest income on financial instruments held for trading are included in “Interest income”.

(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang (b) Loans and receivables Pinjaman yang diberikan dan piutang

adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:

yang dimaksudkan oleh Bank

untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi;

those that the Bank intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;

139 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/8 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

A. Aset keuangan (lanjutan) A. Financial assets (continued)

(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

(a) Financial assets at fair value through profit or loss

Kategori ini terdiri dari dua sub-

kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading and financial assets designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.

Aset keuangan diklasifikasikan dalam

kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.

Instrumen keuangan yang

dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/ (kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.

Financial instruments classified in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instruments are included directly in the statement of income and are reported respectively as “Gains/ (losses) from changes in fair value of financial instruments” and “Gains/(losses) from sale of financial instruments”. Interest income on financial instruments held for trading are included in “Interest income”.

(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang (b) Loans and receivables Pinjaman yang diberikan dan piutang

adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:

yang dimaksudkan oleh Bank

untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi;

those that the Bank intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/9 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

A. Aset keuangan (lanjutan) A. Financial assets (continued)

(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)

(b) Loans and receivables (continued)

yang pada saat pengakuan awal

ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

those that the Bank upon initial recognition designates as available for sale; or

dalam hal pemilik mungkin tidak

akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman

yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.

Loans and receivables are initially recognised at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method less allowance for impairment losses. Interest income on financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of income and reported as “Interest income”. In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables and recognised in the statement of income as “Allowance for impairment losses on financial assets”.

(c) Aset keuangan tersedia untuk dijual (c) Available-for-sale financial assets Aset keuangan dalam kelompok

tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga atau valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Available-for-sale financial assets are financial assets that are intended to be held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates or exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity financial assets or financial assets at fair value through profit or loss.

140 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/10 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

A. Aset keuangan (lanjutan) A. Financial assets (continued)

(c) Aset keuangan tersedia untuk dijual (lanjutan)

(c) Available-for-sale financial assets (continued)

Pada saat pengakuan awalnya, aset

keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan penghasilan komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui pada pendapatan/(beban) komprehensif lainnya, diakui pada laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, plus transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in statement of comprehensive income, except for impairment losses and foreign exchange gains or losses, until the financial assets is derecognised. If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in other comprehensive income will be recognised as the profit or loss. Interest income is calculated using the effective interest rate method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the profit or loss.

(d) Pengakuan (d) Recognition Bank menggunakan akuntansi

tanggal perdagangan untuk mencatat seluruh transaksi aset keuangan yang lazim (reguler). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.

The Bank uses trade date accounting for regular way contracts when recording financial assets transactions. Financial assets that are transferred to a third party but do not qualify for derecognition are presented in the statements of financial position as “Pledged assets”, if the transferee has the right to sell or repledge them.

B. Liabilitas keuangan B. Financial liabilities Bank mengklasifikasikan liabilitas

keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

The Bank classifies its financial liabilities in the category of (a) financial liabilities at fair value through profit or loss and (b) financial liabilities measured at amortised cost. Financial liabilities are derecognised when they have redeemed or otherwise extinguished.

141 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/10 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

A. Aset keuangan (lanjutan) A. Financial assets (continued)

(c) Aset keuangan tersedia untuk dijual (lanjutan)

(c) Available-for-sale financial assets (continued)

Pada saat pengakuan awalnya, aset

keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan penghasilan komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui pada pendapatan/(beban) komprehensif lainnya, diakui pada laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, plus transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in statement of comprehensive income, except for impairment losses and foreign exchange gains or losses, until the financial assets is derecognised. If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in other comprehensive income will be recognised as the profit or loss. Interest income is calculated using the effective interest rate method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the profit or loss.

(d) Pengakuan (d) Recognition Bank menggunakan akuntansi

tanggal perdagangan untuk mencatat seluruh transaksi aset keuangan yang lazim (reguler). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.

The Bank uses trade date accounting for regular way contracts when recording financial assets transactions. Financial assets that are transferred to a third party but do not qualify for derecognition are presented in the statements of financial position as “Pledged assets”, if the transferee has the right to sell or repledge them.

B. Liabilitas keuangan B. Financial liabilities Bank mengklasifikasikan liabilitas

keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

The Bank classifies its financial liabilities in the category of (a) financial liabilities at fair value through profit or loss and (b) financial liabilities measured at amortised cost. Financial liabilities are derecognised when they have redeemed or otherwise extinguished.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/11 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

B. Liabilitas keuangan (lanjutan) B. Financial liabilities (continued)

(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

(a) Financial liabilities at fair value through profit or loss

Kategori ini terdiri dari dua sub-

kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Pada saat pengakuan awal dan selanjutnya dicatat pada nilai wajar.

This category comprises two sub-categories: financial liabilities classified as held for trading and financial liabilities designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition. At the initial and subsequent recognition, this is recorded at fair value.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short-term profit-taking) yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai instrumen diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorised as held for trading instrument unless they are designated and effective as hedging instruments.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “Keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat sebagai “Beban bunga”.

Gains and losses arising from changes in fair value of financial liabilities classified held for trading are included in the statement of income and reported as “Gains/(losses) from changes in fair value of financial instruments”. Interest expenses on financial liabilities held for trading are included in “Interest expenses”.

Jika Bank pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55, instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.

If the Bank designated certain debt securities upon initial recognition as at fair value through profit or loss (fair value option), then this designation cannot be changed subsequently. According to SFAS 55, the fair value option is applied on the debt securities consists of debt host and embedded derivatives that must otherwise be separated.

Perubahan nilai wajar terkait dengan

liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.

Fair value changes relating to financial liabilities designated at fair value through profit or loss are recognised in “Gains/(losses) from changes in fair value of financial instruments”.

142 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/12 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

B. Liabilitas keuangan (lanjutan) B. Financial liabilities (continued)

(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

(b) Financial liabilities measured at amortised cost

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this category and are measured as amortised cost.

Pada saat pengakuan awal, liabilitas

keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi (jika ada).

Financial liabilities at amortised cost are initially recognised at fair value plus transaction costs (if any).

Setelah pengakuan awal, Bank

mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortised cost using effective interest rates method.

C. Penentuan nilai wajar C. Determination of fair value Nilai wajar adalah harga yang akan

diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar berdasarkan asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi di:

Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. The fair value measurement is based on the presumption that the transaction to sell the asset or transfer the liability takes place either:

• pasar utama untuk aset dan liabilitas

tersebut, atau • jika terdapat pasar utama, di pasar

yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.

• in the principal market for the asset or liability, or

• in the absence of the principal market, in the most advantageous market for the asset or liability.

Nilai wajar aset dan liabilitas diukur

menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.

The fair value of an asset or a liability is measured using the assumptions that market participants would use when pricing the asset or liability, assuming that market participants act in their economic best interest.

Bank menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

The Bank uses valuation techniques that are appropriate in the circumtances and for which sufficient data are available to measure fair value, maximising the use of relevant observable inputs and minimising the use of unobservable inputs.

143 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/12 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

B. Liabilitas keuangan (lanjutan) B. Financial liabilities (continued)

(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

(b) Financial liabilities measured at amortised cost

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this category and are measured as amortised cost.

Pada saat pengakuan awal, liabilitas

keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi (jika ada).

Financial liabilities at amortised cost are initially recognised at fair value plus transaction costs (if any).

Setelah pengakuan awal, Bank

mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortised cost using effective interest rates method.

C. Penentuan nilai wajar C. Determination of fair value Nilai wajar adalah harga yang akan

diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar berdasarkan asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi di:

Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. The fair value measurement is based on the presumption that the transaction to sell the asset or transfer the liability takes place either:

• pasar utama untuk aset dan liabilitas

tersebut, atau • jika terdapat pasar utama, di pasar

yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.

• in the principal market for the asset or liability, or

• in the absence of the principal market, in the most advantageous market for the asset or liability.

Nilai wajar aset dan liabilitas diukur

menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.

The fair value of an asset or a liability is measured using the assumptions that market participants would use when pricing the asset or liability, assuming that market participants act in their economic best interest.

Bank menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

The Bank uses valuation techniques that are appropriate in the circumtances and for which sufficient data are available to measure fair value, maximising the use of relevant observable inputs and minimising the use of unobservable inputs.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/13 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

C. Penentuan nilai wajar (lanjutan) C. Determination of fair value (continued)

Semua aset dan liabilitas yang nilai wajarnya diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan dikategorikan dalam hirarki nilai wajar, sebagaimana dijelaskan di bawah ini, berdasarkan tingkatan level input yang terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan:

All assets and liabilities for which fair value is measured or disclosed in the financial statements are categorized within the fair value hierarchy, described as follows, based on the lowest level input that is significant to the fair value measurement as a whole:

• Level 1 - harga kuotasian (tanpa

penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.

• Level 2 - teknik penilaian di mana tingkat level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung.

• Level 3 - teknik penilaian di mana tingkat level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung.

• Level 1 - quoted (unadjusted) market prices in active markets for identical assets or liabilities

• Level 2 - valuation techniques for which the lowest level input that is significant to the fair value measurement is directly or indirectly observable.

• Level 3 - valuation techniques for which

the lowest level input that is significant to the fair value measurement is directly or indirectly unobservable.

D. Penghentian pengakuan D. Derecognition Bank menghentikan pengakuan aset

keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga berdasarkan kesepakatan pelepasan (pass-through arrangement) dan (i) Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau (ii) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset tersebut.

The Bank derecognizes a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the financial asset have expired or the Bank has transferred its rights to receive cash flows from the financial asset or has assumed an obligation to pay the cash flows received in full without material delay to a third party under a ‘pass-through’ arrangement and either (i) the Bank has transferred substantially all the risks and benefits of the asset or (ii) the Bank has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.

Jika Bank mentransfer hak untuk

menerima arus kas yang berasal dari suatu aset keuangan atau melakukan kesepakatan pelepasan dan tidak mentransfer atau tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset tersebut, atau tidak mentransfer pengendalian atas aset tersebut, aset diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan Bank atas aset tersebut. Dalam hal ini, Bank juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Bank.

When the Bank has transferred its rights to receive cash flows from a financial asset or has entered into a pass-through arrangement and has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset nor transferred control of the asset, the asset is recognized to the extent of the Bank’s continuing involvement in the asset. In that case, the Bank also recognizes an associated liability. The transferred asset and the associated liability are measured on a basis that reflects the rights and obligations that the Bank has retained.

144 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/14 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

E. Reklasifikasi aset keuangan E. Reclassification of financial assets Aset keuangan yang tidak lagi dimiliki

untuk tujuan diperdagangkan atau pembelian kembali aset keuangan dalam waktu dekat dapat direklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan entitas memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.

Financial assets that are no longer held for trading or repurchase of financial assets in the near future could be reclassified as loans and receivables if it meet the definition of loans and receivables and entity has the intention and ability to hold the financial assets for foreseeable future or until maturity date.

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset

keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

The Bank shall not classify any financial assets as held-to-maturity if during the current financial year or during the two preceding financial years, the Bank has sold or reclassified more than an insignificant amount of held-to-maturity investments before maturity (more than insignificant in relation to the total amount of held-to-maturity investments) other than sales or reclassifications that:

(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

(a) are so close to maturity or the financial asset's call date that changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the financial asset's fair value;

(b) terjadi setelah Bank memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

(b) occur after the Bank has collected substantially all of the financial asset’s original principal through scheduled payments or prepayments; or

(c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.

(c) are attributable to an isolated event that is beyond the Bank’s control, is non-recurring and could not have been reasonably anticipated by the Bank.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok

dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya harus direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Reclassification of financial assets from held-to-maturity classification to available-for-sale are recorded at fair value. Unrealised gains or losses shall be recognised in other comprehensive income until the financial assets is derecognised, at which time the cumulative gain or loss previously recognised in other comprehensive income shall be reclassified from equity to statement of income as a reclassification adjustment.

145 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/14 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

E. Reklasifikasi aset keuangan E. Reclassification of financial assets Aset keuangan yang tidak lagi dimiliki

untuk tujuan diperdagangkan atau pembelian kembali aset keuangan dalam waktu dekat dapat direklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan entitas memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.

Financial assets that are no longer held for trading or repurchase of financial assets in the near future could be reclassified as loans and receivables if it meet the definition of loans and receivables and entity has the intention and ability to hold the financial assets for foreseeable future or until maturity date.

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset

keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

The Bank shall not classify any financial assets as held-to-maturity if during the current financial year or during the two preceding financial years, the Bank has sold or reclassified more than an insignificant amount of held-to-maturity investments before maturity (more than insignificant in relation to the total amount of held-to-maturity investments) other than sales or reclassifications that:

(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

(a) are so close to maturity or the financial asset's call date that changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the financial asset's fair value;

(b) terjadi setelah Bank memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

(b) occur after the Bank has collected substantially all of the financial asset’s original principal through scheduled payments or prepayments; or

(c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.

(c) are attributable to an isolated event that is beyond the Bank’s control, is non-recurring and could not have been reasonably anticipated by the Bank.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok

dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya harus direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Reclassification of financial assets from held-to-maturity classification to available-for-sale are recorded at fair value. Unrealised gains or losses shall be recognised in other comprehensive income until the financial assets is derecognised, at which time the cumulative gain or loss previously recognised in other comprehensive income shall be reclassified from equity to statement of income as a reclassification adjustment.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/15 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued) F. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan F. Classification of financial assets and

liabilities

Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

The Bank classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below.

Klasifikasi aset keuangan/

Financial assets classification

Golongan

(ditentukan oleh Bank)/ Class

(as determined by the Bank)

Subgolongan/

Subclasses

Aset keuangan/ Financial assets

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/ Financial assets at fair value through profit or loss

Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan/Financial assets held for trading

Tagihan derivatif - Tidak terkait lindung nilai/Derivative receivables - Non hedging related

Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables

Kas/Cash

Giro pada Bank Indonesia/Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank lain/Current accounts with other banks

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain/Placements with Bank Indonesia and other banks

Kredit yang diberikan/Loans

Tagihan akseptasi/Acceptance receivables

Efek-efek/Marketable securities

Pendapatan bunga yang masih akan diterima/Accrued interest receivable

Biaya dibayar dimuka/Prepaid expenses

Aset lain-lain/Other assets

Uang muka/Advance

Tagihan transaksi ATM /ATM and transaction receivables

Lain-lain/Others

Aset keuangan tersedia untuk dijual/Available-for-sale financial assets

Efek-efek/Marketable securities

146 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/16 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

F. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)

F. Classification of financial assets and liabilities (continued)

Klasifikasi liabilitas keuangan/

Financial liabilities classification

Golongan

(ditentukan oleh Bank)/ Class

(as determined by the Bank)

Subgolongan/

Subclasses

Liabilitas keuangan/ Financial liabilities

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/ Financial liabilities at fair value through profit or loss

Liabilitas keuangan dalam kelompok diperdagangkan/ Financial liabilities held for trading

Liabilitas derivatif bukan lindung nilai/Derivative payables - non hedging

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities measured at amortised cost

Liabilitas segera/Liabilities due immediately

Simpanan dari nasabah/Deposits from customers

Simpanan dari bank lain/Deposits from other banks

Liabilitas akseptasi/Acceptance payables

Pinjaman yang diterima/Fund Borrowings

Liabilitas lain-lain/Other liabilities

Jaminan yang diterima/ Guarantees received

Beban yang masih harus dibayar/Accrued expenses

Utang kepada entitas induk dan cabangg regional/Payable to parent and regional branches

Lain-lain/Others

Pinjaman subordinasi/Subordinated loans

Komitmen dan kontinjensi/ Commitment and contingency financial instruments

Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan/Unused loan facilities

Letters of credit dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan/Outstanding irrevocable letters of credit and domestic letter of credit

Bank garansi yang diterbitkan/Bank guarantees issued

G. Saling hapus instrumen keuangan G. Offsetting financial instruments Aset keuangan dan liabilitas keuangan

disalinghapuskan dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Hak saling hapus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan dan dapat dipaksakan secara hukum dalam situasi bisnis yang normal dan dalam peristiwa gagal bayar, atau peristiwa kepailitan atau kebangkrutan Bank atau pihak lawan.

Financial assets and liabilities are offset and the net amount reported in the statements of financial position when there is a legally enforceable right to offset the recognised amounts and there is an intention to settle on a net basis or realise the asset and settle the liability simultaneously. The legally enforceable right must not be contingent on future events and must be enforceable in the normal course of business and in the event of default, insolvency or bankruptcy of the Bank or the counterparty.

147 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/16 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

F. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)

F. Classification of financial assets and liabilities (continued)

Klasifikasi liabilitas keuangan/

Financial liabilities classification

Golongan

(ditentukan oleh Bank)/ Class

(as determined by the Bank)

Subgolongan/

Subclasses

Liabilitas keuangan/ Financial liabilities

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/ Financial liabilities at fair value through profit or loss

Liabilitas keuangan dalam kelompok diperdagangkan/ Financial liabilities held for trading

Liabilitas derivatif bukan lindung nilai/Derivative payables - non hedging

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities measured at amortised cost

Liabilitas segera/Liabilities due immediately

Simpanan dari nasabah/Deposits from customers

Simpanan dari bank lain/Deposits from other banks

Liabilitas akseptasi/Acceptance payables

Pinjaman yang diterima/Fund Borrowings

Liabilitas lain-lain/Other liabilities

Jaminan yang diterima/ Guarantees received

Beban yang masih harus dibayar/Accrued expenses

Utang kepada entitas induk dan cabangg regional/Payable to parent and regional branches

Lain-lain/Others

Pinjaman subordinasi/Subordinated loans

Komitmen dan kontinjensi/ Commitment and contingency financial instruments

Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan/Unused loan facilities

Letters of credit dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan/Outstanding irrevocable letters of credit and domestic letter of credit

Bank garansi yang diterbitkan/Bank guarantees issued

G. Saling hapus instrumen keuangan G. Offsetting financial instruments Aset keuangan dan liabilitas keuangan

disalinghapuskan dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Hak saling hapus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan dan dapat dipaksakan secara hukum dalam situasi bisnis yang normal dan dalam peristiwa gagal bayar, atau peristiwa kepailitan atau kebangkrutan Bank atau pihak lawan.

Financial assets and liabilities are offset and the net amount reported in the statements of financial position when there is a legally enforceable right to offset the recognised amounts and there is an intention to settle on a net basis or realise the asset and settle the liability simultaneously. The legally enforceable right must not be contingent on future events and must be enforceable in the normal course of business and in the event of default, insolvency or bankruptcy of the Bank or the counterparty.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/17 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

H. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan

H. Allowance for impairment losses of financial assets

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi

(a) Financial assets carried at amortised cost

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

The Bank assesses at each statement of financial position date whether there is an objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred, only and if only, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”), and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.

Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:

a) kesulitan keuangan signifikan

yang dialami penerbit atau pihak peminjam;

b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;

c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;

The criteria that the Bank uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include:

a) significant financial difficulty of the issuer or obligor;

b) a breach of contract, such as a

default or delinquency in interest or principal payments;

c) the lender, for economic or legal

reasons relating to the borrower’s financial difficulty, granting to the borrower a concession that the lender would not otherwise consider;

d) terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau

d) it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or other financial reorganisation;

e) the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or

f) data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi.

f) observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimation.

148 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/18 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

H. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

H. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)

(a) Aset keuangan yang dicatat

berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)

Khusus untuk pinjaman yang

diberikan yang signifikan, Bank menggunakan kriteria tambahan untuk menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut: 1. Pinjaman yang diberikan

dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia;

2. Semua kredit yang direstrukturisasi dan mempunyai indikasi penurunan nilai.

The Bank has determined specific objective evidence of an impairment loss for significant loans including:

1. Loans classified as Sub-standard, Doubtful and Loss (non performing loans) in accordance with Bank Indonesia regulation;

2. All restructured loans that have

impairment indication.

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual signifikan dan mengalami penurunan nilai, dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.

The Bank initially assesses whether objective evidence of impairment for financial asset exists as described above. The individual assessment is performed on the individually significant and impaired financial asset, using discounted cash flows method. The insignificant impaired financial assets are included in group of financial asset with similar credit risk characteristics and collectively assessed.

Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka akun atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Akun yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

If the Bank assesses that there is no objective evidence of impairment for financial assets as individual, that account of financial asset will be included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Accounts that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognised are not included in a collective assessment of impairment.

149 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/18 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

H. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

H. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)

(a) Aset keuangan yang dicatat

berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)

Khusus untuk pinjaman yang

diberikan yang signifikan, Bank menggunakan kriteria tambahan untuk menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut: 1. Pinjaman yang diberikan

dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia;

2. Semua kredit yang direstrukturisasi dan mempunyai indikasi penurunan nilai.

The Bank has determined specific objective evidence of an impairment loss for significant loans including:

1. Loans classified as Sub-standard, Doubtful and Loss (non performing loans) in accordance with Bank Indonesia regulation;

2. All restructured loans that have

impairment indication.

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual signifikan dan mengalami penurunan nilai, dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.

The Bank initially assesses whether objective evidence of impairment for financial asset exists as described above. The individual assessment is performed on the individually significant and impaired financial asset, using discounted cash flows method. The insignificant impaired financial assets are included in group of financial asset with similar credit risk characteristics and collectively assessed.

Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka akun atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Akun yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

If the Bank assesses that there is no objective evidence of impairment for financial assets as individual, that account of financial asset will be included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Accounts that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognised are not included in a collective assessment of impairment.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/19 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

H. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

H. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)

(a) Aset keuangan yang dicatat

berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)

Perhitungan penurunan nilai secara individu

Individual impairment calculation

Jumlah kerugian penurunan nilai

diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai di masa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the allowance for impairment losses account and the amount of the loss is recognised in the profit or loss. If a loan or held-to-maturity financial assets has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.

Perhitungan nilai kini dari estimasi

arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralised financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralised financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif

Collective impairment calculation

Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.

For the purpose of a collective evaluation of impairment, financial asset are grouped on the basis of similar credit risk characteristics such by considering credit segmentation and past due status. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate debtors’ or counterparties’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.

150 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/20 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

I. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

I. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)

(a) Aset keuangan yang dicatat

berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif (lanjutan)

Collective impairment calculation (continued)

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Bank. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.

Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.

The Bank uses statistical model analysis methods, namely roll rates and migration analysis method for financial assets impairment which collectively assessed, using at the minimum of 3 (three) years historical data.

Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan.

In migration analysis method, management determines 12 months as the estimated and identification period between a loss occuring for each identified portfolio.

Ketika pinjaman yang diberikan tidak

tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan aset keuangan dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “Cadangan kerugian penurunan nilai”.

When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for loan impairment. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges relating to financial assets category as held-to-maturity and loans and receivables are classified in “Allowance for impairment losses”.

151 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/20 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

I. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

I. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)

(a) Aset keuangan yang dicatat

berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif (lanjutan)

Collective impairment calculation (continued)

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Bank. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.

Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.

The Bank uses statistical model analysis methods, namely roll rates and migration analysis method for financial assets impairment which collectively assessed, using at the minimum of 3 (three) years historical data.

Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan.

In migration analysis method, management determines 12 months as the estimated and identification period between a loss occuring for each identified portfolio.

Ketika pinjaman yang diberikan tidak

tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan aset keuangan dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “Cadangan kerugian penurunan nilai”.

When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for loan impairment. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges relating to financial assets category as held-to-maturity and loans and receivables are classified in “Allowance for impairment losses”.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/21 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

I. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

I. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)

(a) Aset keuangan yang dicatat

berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif (lanjutan)

Collective impairment calculation (continued)

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah

kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pembalikan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

If, in a subsequent year, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the allowance account. The amount of the reversal is recognised in the profit or loss.

Penerimaan kemudian atas pinjaman

yang diberikan yang telah dihapusbukukan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai.

Subsequent recoveries of loans written off are credited to the allowance for impairment losses account.

(b) Aset keuangan yang tersedia untuk

dijual (b) Financial assets classified as available-

for-sale Penurunan yang signifikan atau

penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan penghasilan komprehensif lain, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi.

In the case of debt instruments classified as available-for-sale, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any such evidence exists for available-for-sale financial assets, the cumulative loss – measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial assets previously recognised in statement of comprehensive income - is removed from equity and recognised in the profit or loss.

152 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/22 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

I. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

I. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)

(b) Aset keuangan yang tersedia untuk

dijual (lanjutan) (b) Financial assets classified as available-

for-sale (continued)

Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan penghasilan komprehensif lain.

If, in a subsequent year, the fair value of a debt instruments classified as available-for-sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognised in statement of profit or loss, the impairment loss is reversed through the statements of other comprehensive income.

Cadangan kerugian penurunan nilai

aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan

Allowance for possible losses on guarantee contracts

Bank menentukan cadangan kerugian

penurunan nilai aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit berdasarkan selisih antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan nilai kini atas pembayaran kewajiban yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable).

The Bank determines allowance for possible losses on financial guarantee contracts with credit risk based on the difference between the amortised amount (carrying amount) and the present value of any expected payment (when a payment under the guarantee has become probable).

f. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain f. Current accounts with Bank Indonesia and

other banks Giro pada Bank Indonesia dan bank lain pada

awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai.

Current accounts with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment.

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain

diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Current accounts with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.

153 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/22 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

e. Instrumen keuangan (lanjutan) e. Financial instruments (continued)

I. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

I. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)

(b) Aset keuangan yang tersedia untuk

dijual (lanjutan) (b) Financial assets classified as available-

for-sale (continued)

Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan penghasilan komprehensif lain.

If, in a subsequent year, the fair value of a debt instruments classified as available-for-sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognised in statement of profit or loss, the impairment loss is reversed through the statements of other comprehensive income.

Cadangan kerugian penurunan nilai

aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan

Allowance for possible losses on guarantee contracts

Bank menentukan cadangan kerugian

penurunan nilai aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit berdasarkan selisih antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan nilai kini atas pembayaran kewajiban yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable).

The Bank determines allowance for possible losses on financial guarantee contracts with credit risk based on the difference between the amortised amount (carrying amount) and the present value of any expected payment (when a payment under the guarantee has become probable).

f. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain f. Current accounts with Bank Indonesia and

other banks Giro pada Bank Indonesia dan bank lain pada

awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai.

Current accounts with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment.

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain

diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Current accounts with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/23 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

g. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

g. Placements with Bank Indonesia and other banks

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank

lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai.

Placements with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank

lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Placements with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.

h. Efek - efek h. Marketable securities Efek - efek yang dimiliki terdiri dari Sertifikat

Bank Indonesia (“SBI”), Obligasi Republik Indonesia, dan wesel ekspor.

Marketable securities consist of certificates of Bank Indonesia (“SBI”), Bonds (“ORI”), and export bills.

Efek - efek dikonsolidasikan sebagai aset

keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan pinjaman yang diberikan dan piutang.

Marketable securities are classified as financial assets available for sale and loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of financial assets available for sale and loans and receivables.

i. Tagihan dan liabilitas derivatif i. Derivatives receivable and payable Tagihan atau liabilitas derivatif disajikan

sebesar nilai wajar dari kontrak derivatif, ditentukan berdasarkan nilai pasar dan metode penentuan harga lainnya pada tanggal pelaporan.

Derivatives receivable or payable are presented at the fair value of the derivative contracts, determined based on market value and other pricing models at reporting date.

Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif

yang tidak dimaksudkan sebagai instrumen lindung nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai instrumen lindung nilai) dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Transaksi-transaksi derivatif Bank tidak diakui sebagai lindung nilai untuk tujuan akuntansi.

Gain or loss on a derivative contract not designated as a hedging instrument (or derivative contract that does not qualify as a hedging instrument) is recognized in the current year’s profit or loss. The Bank’s derivative transactions do not qualify as hedging for accounting purposes.

j. Kredit yang diberikan j. Loans Kredit yang diberikan pada awalnya diukur

pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai.

Loans are initially measured at amortized cost using the effective interest rate method, less allowance for impairment losses. Amortized cost is calculated by taking into account any transaction costs that are an integral part of effective interest rate. The amortization is recognized in the profit or loss. Allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment.

154 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/24 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

j. Kredit yang diberikan (lanjutan) j. Loans (continued) Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai

pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.

Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika

tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan cadangan kerugian. Penerimaan kemudian atas kredit yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan ke dalam akun cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan di laporan posisi keuangan, sedangkan jika setelah tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

Loans are written off when there is no realistic prospect of collection or when the Bank’s normal relationship with the borrowers has ceased to exist. When loans are deemed uncollectible, they are written off against the related allowance for impairment losses. Subsequent recoveries from loans previously written off, if in the current period, are credited to the allowance for impairment losses on loans in the statement of financial position, but if after statement of financial position date, are credited to other operating income.

Restrukturisasi kredit yang diberikan Loan restructuring Kredit yang direstrukturisasi mencakup

modifikasi persyaratan kredit (Catatan 9f), konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.

Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loan (Note 9f), conversion of the loans into equity or other financial instruments and/or a combination of both.

Kerugian restrukturisasi kredit yang berkaitan

dengan modifikasi persyaratan kredit hanya diakui bila nilai kini dari estimasi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.

Losses on loan restructuring in respect of modification of the terms of the loans are recognized only if the present value of estimated cash value of total future cash receipts specified by the new terms of the loans, including both receipts designated as interest and those designated as loan principal, are less than the recorded amounts of loans before restructuring.

Setelah persyaratan kredit direnegosiasi,

penurunan nilai diukur dengan menggunakan suku bunga efektif awal yang dihitung sebelum persyaratan dimodifikasi. Manajemen akan melakukan penelaahan ulang atas kredit yang direnegosiasi secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa semua kriteria terpenuhi dan pembayaran di masa datang akan terjadi.

After the terms of loans have been renegotiated, any impairment is measured using the original effective interest rate as calculated before the modification of terms. Management continuously reviews renegotiated loans to ensure that all criteria are met and that future payments are likely to occur.

Tunggakan bunga yang dikapitalisasikan menjadi pokok kredit dalam perjanjian kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi, dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit pada saat pembayaran kredit diterima.

Deferred interest which is capitalized into loans under the new restructure agreements, is recorded as deferred interst income and is amortized proportionately based on the amount of capitalized interest relative to the loan principal upon loan collections.

Biaya-biaya langsung yang terjadi dalam restrukturisasi kredit dicatat sebagai biaya pada saat terjadinya.

Direct costs in loan restructuring are recorded as expenses when incurred.

155 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/24 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

j. Kredit yang diberikan (lanjutan) j. Loans (continued) Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai

pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.

Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika

tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan cadangan kerugian. Penerimaan kemudian atas kredit yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan ke dalam akun cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan di laporan posisi keuangan, sedangkan jika setelah tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

Loans are written off when there is no realistic prospect of collection or when the Bank’s normal relationship with the borrowers has ceased to exist. When loans are deemed uncollectible, they are written off against the related allowance for impairment losses. Subsequent recoveries from loans previously written off, if in the current period, are credited to the allowance for impairment losses on loans in the statement of financial position, but if after statement of financial position date, are credited to other operating income.

Restrukturisasi kredit yang diberikan Loan restructuring Kredit yang direstrukturisasi mencakup

modifikasi persyaratan kredit (Catatan 9f), konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.

Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loan (Note 9f), conversion of the loans into equity or other financial instruments and/or a combination of both.

Kerugian restrukturisasi kredit yang berkaitan

dengan modifikasi persyaratan kredit hanya diakui bila nilai kini dari estimasi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.

Losses on loan restructuring in respect of modification of the terms of the loans are recognized only if the present value of estimated cash value of total future cash receipts specified by the new terms of the loans, including both receipts designated as interest and those designated as loan principal, are less than the recorded amounts of loans before restructuring.

Setelah persyaratan kredit direnegosiasi,

penurunan nilai diukur dengan menggunakan suku bunga efektif awal yang dihitung sebelum persyaratan dimodifikasi. Manajemen akan melakukan penelaahan ulang atas kredit yang direnegosiasi secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa semua kriteria terpenuhi dan pembayaran di masa datang akan terjadi.

After the terms of loans have been renegotiated, any impairment is measured using the original effective interest rate as calculated before the modification of terms. Management continuously reviews renegotiated loans to ensure that all criteria are met and that future payments are likely to occur.

Tunggakan bunga yang dikapitalisasikan menjadi pokok kredit dalam perjanjian kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi, dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit pada saat pembayaran kredit diterima.

Deferred interest which is capitalized into loans under the new restructure agreements, is recorded as deferred interst income and is amortized proportionately based on the amount of capitalized interest relative to the loan principal upon loan collections.

Biaya-biaya langsung yang terjadi dalam restrukturisasi kredit dicatat sebagai biaya pada saat terjadinya.

Direct costs in loan restructuring are recorded as expenses when incurred.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/25 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued) k. Tagihan dan liabilitas akseptasi k. Acceptances receivable and payable Tagihan akseptasi pada awalnya diukur pada

nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai. Liabilitas akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Acceptances receivable are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment. Acceptances payable are measured at amortized cost using effective interest rate method.

Tagihan dan liabilitas akseptasi diklasifikasikan

sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas intrumen keuangan.

Acceptance receivable and payable are classified as loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of financial instruments.

l. Penurunan nilai aset non-keuangan l. Impairment of non-financial assets Pada setiap tanggal pelaporan, Bank

melakukan penilaian apakah terdapat indikasi bahwa aset non-keuangan mungkin mengalami penurunan nilai. Ketika sebuah indikator penurunan nilai ada atau ketika sebuah pengujian penurunan nilai tahunan untuk aset diperlukan, Bank membuat estimasi resmi atas jumlah terpulihkan.

At each reporting date, the Bank assesses whether there is any indication that its nonfinancial assets may be impaired. When an indicator of impairment exists or when an annual impairment testing for an asset is required, the Bank makes a formal estimation of the recoverable amount.

Nilai yang dapat dipulihkan adalah sebesar

jumlah yang lebih tinggi dari nilai wajar aset (atau unit penghasil kas) dikurangi besarnya biaya untuk menjual dibandingkan dengan nilai pakai yang ditentukan untuk aset individu, kecuali aset tersebut menghasilkan arus kas masuk yang tidak tergantung lagi dari aset yang lain atau kumpulan aset, yang dalam hal jumlah terpulihkan dinilai sebagai bagian dari unit penghasil kas. Apabila nilai tercatat suatu aset (atau unit penghasil kas) melebihi jumlah terpulihkan, maka aset (atau unit penghasil kas) tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat dipulihkan. Dalam menilai nilai pakai suatu aset, estimasi terhadap arus kas dipulihkan di masa depan akan didiskontokan menjadi nilai kini dengan menggunakan tingkat suku bunga diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar terhadap nilai waktu dari kas dan risiko spesifik aset (atau unit penghasil kas) tersebut.

Recoverable amount is the higher of an asset’s (or cash-generating unit’s) fair value less costs to sell and its value in use and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets or groups of assets, in which case the recoverable amount is assessed as part of the cash generating unit to which it belongs. Where the carrying amount of an asset (or cash-generating unit) exceeds its recoverable amount, the asset (or cash-generating unit) is considered impaired and is written down to its recoverable amount. In assessing value in use, the estimated future cash flows are discounted to their present value using a pretax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset (or cashgenerating unit).

Kerugian penurunan nilai akan dibebankan

pada periode yang bersangkutan, kecuali aset tersebut telah dicatat sebesar jumlah yang direvaluasi, dalam hal ini kerugian penurunan nilai tersebut akan dibebankan langsung ke dalam selisih penilaian kembali aset bersangkutan.

An impairment loss is charged to operations on the period in which it arises, unless the asset is carried at a revalued amount, in which case the impairment loss is charged to the revaluation increment of the said asset.

156 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/26 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

l. Penurunan nilai aset non-keuangan (lanjutan)

l. Impairment of non-financial assets (continued)

Bank melakukan penelaahan pada setiap

tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa pengakuan kerugian penurunan nilai sebelumnya mungkin tidak lagi ada atau telah menurun. Bila terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan akan diestimasi. Kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui akan dibalik hanya jika telah terjadi perubahan dalam estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset sejak kerugian penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, nilai tercatat aset akan ditingkatkan sejumlah nilai terpulihkan.

An assessment is made at each reporting date as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss is reversed only if there has been a change in the estimates used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount.

Peningkatan nilai aset setelah penilaian

kembali oleh Bank tidak dapat melebihi nilai tercatat yang seharusnya diakui, setelah dikurangi penyusutan jika diasumsikan tidak terdapat penurunan nilai pada tahun sebelumnya. Pembalikan tersebut diakui di dalam laporan laba rugi kecuali jika aset tersebut dicatat sebesar nilai yang dipulihkan dimana pembalikannya akan diakui sebagai peningkatan revaluasi.

That increased amount cannot exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the asset in prior years. Such reversal is recognized in the profit or loss unless the asset is carried at a revalued amount, in which case the reversal is treated as a revaluation increase.

m. Aset tetap m. Fixed assets Bank menggunakan model biaya dimana

aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian dan semua pengeluaran yang terkait secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan aset tersebut beroperasi sebagaimana ditentukan oleh manajemen. Setelah pengukuran awal, aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset.

The Bank applied cost model whereas fixed assets are initially recognized at cost. Acquisition cost includes purchase price and expenditures directly attributable to bring the assets to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner attended by management. Subsequent to initial measurement, fixed assets less accumulated depreciation and accumulated impairment losses.

ISAK No. 25 menetapkan bahwa tanah

termasuk biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomi tanah, mana yang lebih pendek.

IFAS No. 25 prescribed that land including legal cost incurred when the land was first acquired is recognized as part of the land acquisition cost and not amortized. The cost of the extension or renewal of legal right over land is deferred and amortized over the life of legal life or economic life of the land, whichever is shorter.

Aset tetap disusutkan dengan menggunakan

metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap tersebut sebagai berikut:

Fixed assets are depreciated using the straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows:

157 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/26 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

l. Penurunan nilai aset non-keuangan (lanjutan)

l. Impairment of non-financial assets (continued)

Bank melakukan penelaahan pada setiap

tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa pengakuan kerugian penurunan nilai sebelumnya mungkin tidak lagi ada atau telah menurun. Bila terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan akan diestimasi. Kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui akan dibalik hanya jika telah terjadi perubahan dalam estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset sejak kerugian penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, nilai tercatat aset akan ditingkatkan sejumlah nilai terpulihkan.

An assessment is made at each reporting date as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss is reversed only if there has been a change in the estimates used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount.

Peningkatan nilai aset setelah penilaian

kembali oleh Bank tidak dapat melebihi nilai tercatat yang seharusnya diakui, setelah dikurangi penyusutan jika diasumsikan tidak terdapat penurunan nilai pada tahun sebelumnya. Pembalikan tersebut diakui di dalam laporan laba rugi kecuali jika aset tersebut dicatat sebesar nilai yang dipulihkan dimana pembalikannya akan diakui sebagai peningkatan revaluasi.

That increased amount cannot exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the asset in prior years. Such reversal is recognized in the profit or loss unless the asset is carried at a revalued amount, in which case the reversal is treated as a revaluation increase.

m. Aset tetap m. Fixed assets Bank menggunakan model biaya dimana

aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian dan semua pengeluaran yang terkait secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan aset tersebut beroperasi sebagaimana ditentukan oleh manajemen. Setelah pengukuran awal, aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset.

The Bank applied cost model whereas fixed assets are initially recognized at cost. Acquisition cost includes purchase price and expenditures directly attributable to bring the assets to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner attended by management. Subsequent to initial measurement, fixed assets less accumulated depreciation and accumulated impairment losses.

ISAK No. 25 menetapkan bahwa tanah

termasuk biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomi tanah, mana yang lebih pendek.

IFAS No. 25 prescribed that land including legal cost incurred when the land was first acquired is recognized as part of the land acquisition cost and not amortized. The cost of the extension or renewal of legal right over land is deferred and amortized over the life of legal life or economic life of the land, whichever is shorter.

Aset tetap disusutkan dengan menggunakan

metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap tersebut sebagai berikut:

Fixed assets are depreciated using the straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows:

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/27 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

m. Aset tetap (lanjutan) m. Fixed assets (continued)

Tahun/Years

Bangunan 20 Buildings Prasarana - kantor 5 Leasehold - office Peralatan kantor, perangkat keras Office equipment, computer hardware dan lunak komputer 5 and software Kendaraan bermotor 5 Vehicles

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya pemugaran dan perbaikan dalam jumlah yang signifikan dicatat sebagai bagian dari nilai tercatat aset yang bersangkutan apabila kemungkinan besar Bank akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya. Biaya pemugaran dan perbaikan yang signifikan ini akan disusutkan selama sisa masa manfaat aset yang bersangkutan.

The repairs and maintenance expense is charged to current year’s profit or loss as incurred; the cost of significant renewals or betterments are included in the carrying amount of the asset when it is probable that future economic benefits, in excess of the originally assessed standard of performance of the existing asset, will flow to the Bank. These costs of significant renewals or betterments are depreciated over the remaining useful life of the related asset.

Pada saat aset tetap sudah tidak digunakan

lagi atau dijual, nilai buku dan akumulasi penyusutan dari aset tetap tersebut dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan.

When fixed assets are retired or otherwise disposed of, their carrying value and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in current year’s profit or loss.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran

jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use.

n. Biaya dibayar di muka n. Prepaid expenses Biaya dibayar di muka diamortisasi selama

masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.

o. Aset lain-lain o. Other assets Aset lain-lain terdiri dari properti terbengkalai,

suspense account, uang jaminan, persediaan buku dan barang cetakan, uang muka dan pembayaran dimuka lainnya, agunan yang diambil alih dan lainnya.

Other assets consists of abandoned property, suspense account, security deposits, books and printing material, advance and other prepayments, foreclosed collaterals and others.

Properti terbengkalai adalah aset tetap dalam

bentuk properti yang dimiliki bank dimana bagian properti tersebut secara mayoritas tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional bank.

Abandoned properties represent bank’s fixed assets in sum of property which were not used for banks business operational activity.

158 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/28 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

o. Aset lain-lain (lanjutan) o. Other assets (continued)

Properti terbengkalai dan agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi dan disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo pinjaman di atas nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diambil alih dibebankan ke dalam akun cadangan aset. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan.

Abandoned property and foreclosed collaterals are stated at net realizable value presented as part of other assets. Net realizable value is the fair value of the foreclosed collaterals less estimated costs of liquidating the collaterals. The excess of loan receivable over the net realizable value of the foreclosed collateral is charged to allowance for losses. The difference between the recorded amount of the foreclosed collaterals and the proceeds from the sale of such collateral is recorded as a gain or loss when the collateral is sold.

Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.

The cost of maintenance of foreclosed collaterals are charged to the profit or loss as incurred.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat

permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

The carrying amount of the properties is written down to recognize a permanent decline in the value of such properties, which is charged to current year’s profit or loss.

p. Liabilitas segera p. Liabilities due immediately Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank

yang harus segera dibayarkan kepada pihak lain berdasarkan kontrak atau perintah dari pihak yang mempunyai kewenangan untuk itu. Liabilitas segera dinyatakan sebesar nilai liabilitas Bank.

Liabilities due immediately represent liabilities to third parties which have to be settled immediately based on contract or instruction by authorized party. These are stated at the amounts payable by the Bank.

q. Simpanan dari nasabah q. Deposits from customers Giro, tabungan dan deposito berjangka

diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yang diakui pada nilai wajar pada pengakuan awal dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Current accounts, savings accounts and time deposits are classified as other financial liabilities measured at amortized cost, which are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Refer to Note 2e for the accounting policy of financial liabilities measured at amortised cost.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan

memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan dari nasabah dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from customers and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.

159 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/28 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

o. Aset lain-lain (lanjutan) o. Other assets (continued)

Properti terbengkalai dan agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi dan disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo pinjaman di atas nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diambil alih dibebankan ke dalam akun cadangan aset. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan.

Abandoned property and foreclosed collaterals are stated at net realizable value presented as part of other assets. Net realizable value is the fair value of the foreclosed collaterals less estimated costs of liquidating the collaterals. The excess of loan receivable over the net realizable value of the foreclosed collateral is charged to allowance for losses. The difference between the recorded amount of the foreclosed collaterals and the proceeds from the sale of such collateral is recorded as a gain or loss when the collateral is sold.

Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.

The cost of maintenance of foreclosed collaterals are charged to the profit or loss as incurred.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat

permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

The carrying amount of the properties is written down to recognize a permanent decline in the value of such properties, which is charged to current year’s profit or loss.

p. Liabilitas segera p. Liabilities due immediately Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank

yang harus segera dibayarkan kepada pihak lain berdasarkan kontrak atau perintah dari pihak yang mempunyai kewenangan untuk itu. Liabilitas segera dinyatakan sebesar nilai liabilitas Bank.

Liabilities due immediately represent liabilities to third parties which have to be settled immediately based on contract or instruction by authorized party. These are stated at the amounts payable by the Bank.

q. Simpanan dari nasabah q. Deposits from customers Giro, tabungan dan deposito berjangka

diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yang diakui pada nilai wajar pada pengakuan awal dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Current accounts, savings accounts and time deposits are classified as other financial liabilities measured at amortized cost, which are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Refer to Note 2e for the accounting policy of financial liabilities measured at amortised cost.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan

memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan dari nasabah dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from customers and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/29 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

r. Simpanan dari bank lain r. Deposits from other banks Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas

terhadap bank lain baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka.

Deposits from other banks represent liabilities to local and overseas bank in the form of current accounts, interbank call money with original maturities of 90 days or less and time deposits.

Simpanan dari bank lain diklasifikasikan

sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yang diakui pada nilai wajar pada pengakuan awal dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan dari bank lain dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Deposits from other banks are classified as other financial liabilities measured at amortized cost, which are initially recognized at fair value and subsequently are measured at amortized cost using the effective interest rate method. Refer to Note 2e for the accounting policy of financial liabilities measured at amortised cost. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from other banks and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.

s. Pinjaman yang diterima s. Fund borrowings Pinjaman yang diterima merupakan dana yang

diterima dari bank lain atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.

Fund borrowings are funds received from other banks or other parties with payment obligation based on fund borrowings agreements.

Pinjaman yang diterima diklasifikasikan

sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yang pada awalnya dinyatakan sebesar nilai wajar dan kemudian dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman diterima dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Fund borrowings are classified as other financial liabilities measured at amortized cost which are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Refer to Note 2e for the accounting policy of financial liabilities measured at amortised cost. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of fund borrowings and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.

t. Pinjaman subordinasi t. Subordinated loans Pinjaman subordinasi diakui sebesar nilai wajar

pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Subordinated loans are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Refer to Note 2e for the accounting policy of financial liabilities measured at amortised cost.

160 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/30 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

t. Pinjaman subordinasi (lanjutan) t. Subordinated loans (continued)

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman subordinasi dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on subordinated loan and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.

u. Pendapatan dan beban bunga u. Interest income and expenses Pendapatan dan beban bunga diakui pada

laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Interest income and expenses are recognised in the profit or loss using the effective interest rate method. The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments or receipts over the expected life of the financial instrument (or, where appropriate, a shorter period) to obtain the carrying amount of the financial asset or financial liability.

Pada saat menghitung suku bunga efektif,

Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but not future credit losses. This calculation includes all commissions, fees, and other forms received by the parties in the contract that are an integral part of the effective interest rate.

Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau

kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga tetap diakui menggunakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang untuk mengukur besarnya kerugian penurunan nilai.

Once the recorded value of a financial asset or a group of similar financial assets has been reduced due to an impairment loss, interest income continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment losses.

v. Pendapatan provisi dan komisi v. Fees and commission income Pendapatan dan beban provisi dan komisi atas

aset dan liabilitas keuangan yang merupakan bagian dari suku bunga efektif, dimasukkan dalam perhitungan suku bunga efektif. Pendapatan dan beban ini diamortisasi sepanjang umur aset atau liabilitas keuangan, atau selama periode risiko.

Fees and commission income and expense of financial assets and liabilities, which are an integral part of the effective interest rate are being taken into account in calculating the effective interest rate. These income and expense are amortized during the life of financial assets or liabilities or during the period of the risk.

Pendapatan atau komponen pendapatan yang

terkait dengan kinerja tertentu diakui setelah memenuhi kriteria yang sesuai dan diakui pada saat terjadinya dan diklasifikasi sebagai bagian dari provisi dan komisi dari transaksi selain kredit yang diberikan dalam laporan laba rugi.

Fees or component of fees that are linked to a certain performance are recognized after fulfilling the corresponding criteria and recognized as income when transactions held and classified as part of fees and commissions from non-loan transactions in the profit or loss.

161 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/30 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

t. Pinjaman subordinasi (lanjutan) t. Subordinated loans (continued)

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman subordinasi dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on subordinated loan and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.

u. Pendapatan dan beban bunga u. Interest income and expenses Pendapatan dan beban bunga diakui pada

laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Interest income and expenses are recognised in the profit or loss using the effective interest rate method. The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments or receipts over the expected life of the financial instrument (or, where appropriate, a shorter period) to obtain the carrying amount of the financial asset or financial liability.

Pada saat menghitung suku bunga efektif,

Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but not future credit losses. This calculation includes all commissions, fees, and other forms received by the parties in the contract that are an integral part of the effective interest rate.

Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau

kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga tetap diakui menggunakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang untuk mengukur besarnya kerugian penurunan nilai.

Once the recorded value of a financial asset or a group of similar financial assets has been reduced due to an impairment loss, interest income continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment losses.

v. Pendapatan provisi dan komisi v. Fees and commission income Pendapatan dan beban provisi dan komisi atas

aset dan liabilitas keuangan yang merupakan bagian dari suku bunga efektif, dimasukkan dalam perhitungan suku bunga efektif. Pendapatan dan beban ini diamortisasi sepanjang umur aset atau liabilitas keuangan, atau selama periode risiko.

Fees and commission income and expense of financial assets and liabilities, which are an integral part of the effective interest rate are being taken into account in calculating the effective interest rate. These income and expense are amortized during the life of financial assets or liabilities or during the period of the risk.

Pendapatan atau komponen pendapatan yang

terkait dengan kinerja tertentu diakui setelah memenuhi kriteria yang sesuai dan diakui pada saat terjadinya dan diklasifikasi sebagai bagian dari provisi dan komisi dari transaksi selain kredit yang diberikan dalam laporan laba rugi.

Fees or component of fees that are linked to a certain performance are recognized after fulfilling the corresponding criteria and recognized as income when transactions held and classified as part of fees and commissions from non-loan transactions in the profit or loss.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/31 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued) w. Penyisihan imbalan kerja karyawan w. Provision for employee service entitlements Kewajiban pensiun Pension obligations Bank harus menyediakan program pensiun

dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003. Karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti.

The Bank is required to provide a minimum amount of pension benefits in accordance with Labor Law No. 13/2003. Since the Labor Law sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance, pension plans under Labor Law represent defined benefit plans.

Program pensiun imbalan pasti adalah program

pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

A defined benefit plan is a pension plan programs where the pension amount to be received by employees at the time of retirement will depend on one or more factors such as age, years of service or compensation.

Liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di

laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program. Liabilitas imbalan pasca kerja dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

The post-employee benefits liability recognised in the statement of financial position in respect of defined pension benefit plan is the present value of the defined benefit obligation at the statement of financial position date less the fair value of the plan assets. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of government bonds (considering currently there is no deep market for high-quality corporate bonds) that are denominated in the currency in which the benefit will be paid, and that have the terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.

Perubahan liabilitas imbalan kerja yang timbul atas liabilitas imbalan pasca kerja dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial langsung diakui seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lainnya. Akumulasi pengukuran kembali dilaporkan di saldo laba.

Change in employee benefits liability from post-employee benefits liability arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are directly recognised in other comprehensive income. Accumulated remeasurements reported in retained earnings.

Biaya jasa lalu yang timbul dari amandemen atau kurtailmen program diakui sebagai beban dalam laba rugi pada saat terjadinya.

Past service costs arising from amandement or curtailment programs are recognised as expense in profit or loss when incurred.

Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap. Iuran dana pensiun yang ditempatkan pada entitas terpisah ditanggung bersama oleh karyawan dan Bank. Jumlah kontribusi dari bank dan hasil pengembangan investasinya diperhitungkan sebagai bagian dari kewajiban imbalan pasti sesuai dengan UU No.13/2003.

The Bank has implemented a defined contribution retirement program for its permanent employees. Contribution to the retirement funds were placed into a separate entity are paid by the employees and the Bank. Total contribution from the Bank and its investment growth result is accounted as part of defined benefit liabilities in accordance with Labor Law No. 13/2003.

162 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/32 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

x. Perpajakan x. Taxation

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas laporan keuangan (balance sheet liability method). Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan.

The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognised in the statement of income, except to the extent that it relates to items recognised in other comprehensive income or directly in equity. In this case, the tax is also recognised in other comprehensive income or directly in equity, respectively. Deferred income tax is provided using the balance sheet liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes. Current enacted tax rates are used to determine deferred income tax.

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

A deferred tax asset is recognised to the extent that it is probable that future taxable profits will be available against which the deferred tax asset arising from temporary differences can be utilised.

Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.

Deferred income tax assets and liabilities are offset when there is a legally enforceable right to offset current tax assets against current tax liabilities and when the deferred income taxes assets and liabilities relate to income taxes levied by the same taxation authority on either the same taxable entity or different taxable entities where there is an intention to settle the balances on a net basis.

y. Provisi y. Provision Provisi diakui jika Bank memiliki kewajiban kini

(baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan total liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal.

Provisions are recognized when the Bank has a present obligation (either legal or constructive) if, as a result of past events, it is probable that settlement obligations resulting in an outflow of resources that contain economic benefits and total liabilities can be reliably estimated.

Provisi dikaji pada setiap tanggal pelaporan

dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, maka provisi dibatalkan.

Provision is reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the best estimate of the current condition. If most likely the provision not occur the outflow of resources that contain the economic benefits to settle the obligation, the provision is cancelled.

163 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/32 - Schedule

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

x. Perpajakan x. Taxation

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas laporan keuangan (balance sheet liability method). Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan.

The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognised in the statement of income, except to the extent that it relates to items recognised in other comprehensive income or directly in equity. In this case, the tax is also recognised in other comprehensive income or directly in equity, respectively. Deferred income tax is provided using the balance sheet liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes. Current enacted tax rates are used to determine deferred income tax.

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

A deferred tax asset is recognised to the extent that it is probable that future taxable profits will be available against which the deferred tax asset arising from temporary differences can be utilised.

Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.

Deferred income tax assets and liabilities are offset when there is a legally enforceable right to offset current tax assets against current tax liabilities and when the deferred income taxes assets and liabilities relate to income taxes levied by the same taxation authority on either the same taxable entity or different taxable entities where there is an intention to settle the balances on a net basis.

y. Provisi y. Provision Provisi diakui jika Bank memiliki kewajiban kini

(baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan total liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal.

Provisions are recognized when the Bank has a present obligation (either legal or constructive) if, as a result of past events, it is probable that settlement obligations resulting in an outflow of resources that contain economic benefits and total liabilities can be reliably estimated.

Provisi dikaji pada setiap tanggal pelaporan

dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, maka provisi dibatalkan.

Provision is reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the best estimate of the current condition. If most likely the provision not occur the outflow of resources that contain the economic benefits to settle the obligation, the provision is cancelled.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/33 - Schedule

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN

ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN 3. USE OF SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS,

ESTIMATES AND ASSUMPTIONS

Pertimbangan Judgments

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah melakukan pertimbangan profesional dan perkiraan dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut:

In the process of applying the Bank’s accounting policies, management has exercised judgment and estimates in determining the amounts recognized in the financial statements. The most significant uses of the judgment and estimates are as follows:

Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang Impairment losses on loans and receivables

Bank mengkaji pinjaman yang diberikan dan piutang secara individu pada setiap tanggal pelaporan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai.

The Bank reviews its individually significant loans and receivables at each reporting date to assess whether an impairment loss should be recorded in the profit or loss. In particular, judgment by management is required in the estimation of the amount and timing of future cash flows when determining the impairment loss.

Dalam estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi

tentang situasi keuangan debitur atau nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan cadangan kerugian penurunan nilai di masa mendatang.

In estimating these cash flows, the Bank makes judgments about the debtor’s financial situation or the net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, resulting in future changes to the allowance for impairment losses.

Liabilitas imbalan kerja Liability for employee benefits

Penentuan liabilitas imbalan kerja Bank bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.

The determination of the Bank’s liability for employee benefits is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such accounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate.

Sementara Bank berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Bank dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.

While the Bank believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Bank’s actual results or significant changes in the Bank’s assumptions may materially affect its estimated employee benefits liability and net employee’s benefit expense.

4. GIRO PADA BANK INDONESIA 4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

2016 2015

Mata uang asing (nilai penuh)/

Foreign currency

(full amount)

Ekuivalen Rupiah/

Equivalent in Rupiah

Mata uang asing (nilai penuh)/

Foreign currency

(full amount)

Ekuivalen Rupiah/

Equivalent in Rupiah

Rupiah - 646,916 - 726,613 Rupiah Dolar Amerika Serikat 17,000,000 229,033 37,000,000 510,045 United States Dollar Total 875,949 1,236,658 Total

164 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/34 - Schedule

4. GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan) 4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

(continued) Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Rasio

Giro Wajib Minimum (GWM) Bank dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/21/PBI/2015 pada tanggal 26 November 2015 perihal Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia No.15/15/PBI/2013 efektif per tanggal 1 Desember 2015, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam Rupiah sebesar 7,5% dari simpanan nasabah Rupiah, GWM primer dalam valuta asing sebesar 8% dari simpanan nasabah dalam valuta asing dan GWM sekunder dalam Rupiah sebesar 4% dari simpanan nasabah Rupiah.

As of 31 December 2016 and 2015, the Minimum Reserves Requirement is calculated based on the Bank Indonesia’s regulation (PBI) No.17/21/PBI/2015 dated November 26, 2015 regarding “The Secondary Amendment of Bank Indonesia Regulation No.15/15/PBI/2013, starting on 1 December 2015, The Bank is required to comply with minimum primary reserves in Rupiah of 7.5% from customer”s deposit, minimum primary reserves in foreign currencies of 8% from customer’s deposits and secondary reserves in Rupiah of 4% from customer’s deposits.

Rasio GWM pada tanggal 31 Desember 2016 dan

2015 adalah sebagai berikut (tidak diaudit): The ratios of MRR as of 31 December 2016 and 2015,

were as follows (unaudited): 2016 2015

GWM Rupiah Rupiah MRR Primer 7.45% 8.23% Primary Sekunder 22.02% 7.25% Secondary

2016 2015 GWM mata uang asing Foreign currency MRR Dolar Amerika Serikat 10.60% 11.31% United States Dollar

5. GIRO PADA BANK LAIN 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS

a. Berdasarkan mata uang a. By currency

2016 2015

Mata uang asing (nilai penuh)/

Foreign currency

(full amount)

Ekuivalen Rupiah/

Equivalent in Rupiah

Mata uang asing (nilai penuh)/

Foreign currency

(full amount)

Ekuivalen Rupiah/

Equivalent in Rupiah

Rupiah - 15,041 - 19,281 Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Dolar Amerika Serikat 5,099,226 68,699 3,988,479 54,981 United States Dollar Euro Eropa 7,930,128 112,416 1,617,713 24,357 European Euro Dolar Australia 1,217,067 11,834 778,822 7,854 Australian Dollar Dolar Singapura 1,303,344 12,137 591,432 5,772 Singapore Dollar Yen Jepang 36,999,109 4,257 8,923,987 1,021 Japanese Yen Franc Swiss 39,043 516 39,098 545 Swiss Franc Dolar Hong Kong 325,193 565 331,930 591 Hong Kong Dollar Poundsterling Inggris 5,196 86 2,697 55 Great Britain Poundsterling

Dolar Selandia Baru 4,052 38 4,052 38 New Zealand Dollar

210,548 95,214 Total 225,589 114,495 Total

165 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/34 - Schedule

4. GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan) 4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

(continued) Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Rasio

Giro Wajib Minimum (GWM) Bank dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/21/PBI/2015 pada tanggal 26 November 2015 perihal Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia No.15/15/PBI/2013 efektif per tanggal 1 Desember 2015, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam Rupiah sebesar 7,5% dari simpanan nasabah Rupiah, GWM primer dalam valuta asing sebesar 8% dari simpanan nasabah dalam valuta asing dan GWM sekunder dalam Rupiah sebesar 4% dari simpanan nasabah Rupiah.

As of 31 December 2016 and 2015, the Minimum Reserves Requirement is calculated based on the Bank Indonesia’s regulation (PBI) No.17/21/PBI/2015 dated November 26, 2015 regarding “The Secondary Amendment of Bank Indonesia Regulation No.15/15/PBI/2013, starting on 1 December 2015, The Bank is required to comply with minimum primary reserves in Rupiah of 7.5% from customer”s deposit, minimum primary reserves in foreign currencies of 8% from customer’s deposits and secondary reserves in Rupiah of 4% from customer’s deposits.

Rasio GWM pada tanggal 31 Desember 2016 dan

2015 adalah sebagai berikut (tidak diaudit): The ratios of MRR as of 31 December 2016 and 2015,

were as follows (unaudited): 2016 2015

GWM Rupiah Rupiah MRR Primer 7.45% 8.23% Primary Sekunder 22.02% 7.25% Secondary

2016 2015 GWM mata uang asing Foreign currency MRR Dolar Amerika Serikat 10.60% 11.31% United States Dollar

5. GIRO PADA BANK LAIN 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS

a. Berdasarkan mata uang a. By currency

2016 2015

Mata uang asing (nilai penuh)/

Foreign currency

(full amount)

Ekuivalen Rupiah/

Equivalent in Rupiah

Mata uang asing (nilai penuh)/

Foreign currency

(full amount)

Ekuivalen Rupiah/

Equivalent in Rupiah

Rupiah - 15,041 - 19,281 Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Dolar Amerika Serikat 5,099,226 68,699 3,988,479 54,981 United States Dollar Euro Eropa 7,930,128 112,416 1,617,713 24,357 European Euro Dolar Australia 1,217,067 11,834 778,822 7,854 Australian Dollar Dolar Singapura 1,303,344 12,137 591,432 5,772 Singapore Dollar Yen Jepang 36,999,109 4,257 8,923,987 1,021 Japanese Yen Franc Swiss 39,043 516 39,098 545 Swiss Franc Dolar Hong Kong 325,193 565 331,930 591 Hong Kong Dollar Poundsterling Inggris 5,196 86 2,697 55 Great Britain Poundsterling

Dolar Selandia Baru 4,052 38 4,052 38 New Zealand Dollar

210,548 95,214 Total 225,589 114,495 Total

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/35 - Schedule

5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS

(continued) b. Berdasarkan kolektibilitas b. By collectibility Seluruh giro pada bank lain pada tanggal

31 Desember 2016 dan 2015 digolongkan sebagai “lancar”.

All current accounts with other banks as of 31 December 2016 and 2015, were classified as “current”.

Manajemen berpendapat bahwa cadangan

kerugian penurunan nilai tidak diperlukan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, karena Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh giro pada bank lain dapat ditagih.

Management believes that no allowance for impairment losses is necessary as of 31 December 2016 and 2015, because the Management believes that all current accounts with other banks are fully collectible.

c. Berdasarkan transaksi dengan pihak-pihak

berelasi dan pihak ketiga c. By related parties and third parties

2016 2015

Mata uang asing (nilai penuh)/

Foreign currency

(full amount)

Ekuivalen Rupiah/

Equivalent in Rupiah

Mata uang asing (nilai penuh)/

Foreign currency (full amount)

Ekuivalen Rupiah/

Equivalent in Rupiah

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Mata uang asing Foreign currency Rabobank International, Rabobank International, Utrecht Branch Utrecht Branch Euro Eropa 7,930,128 112,416 1,617,713 24,357 European Euro Poundsterling Great Britain Inggris 5,196 86 2,697 55 Poundsterling Rabobank International, Rabobank International, Singapore Branch Singapore Branch Dolar Singapura 1,133,394 10,554 427,717 4,174 Singapore Dollar Franc Swiss 39,043 516 39,098 545 Swiss Franc Dolar Amerika Serikat 8,973 121 8,962 124 United States Dollar Dolar Selandia Baru 4,052 38 4,052 38 New Zealand Dollar 123,731 29,293 Pihak ketiga: Third parties: Rupiah Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 14,581,289,340 14,581 18,871 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 386,640,846 387 385 (Persero) Tbk PT Bank Maybank PT Bank Maybank Indonesia Tbk 11,399,122 11 13 Indonesia Tbk) PT Bank Danamon PT Bank Danamon Indonesia Tbk 62,209,581 62 12 Indonesia Tbk 15,041 19,281 Mata uang asing: Foreign currencies: JP Morgan Chase Bank, JP Morgan Chase Bank, Amerika Serikat United States of America Dolar Amerika Serikat 2,916,082 39,286 169,508 2,336 United States Dollar ANZ Banking Group Ltd, ANZ Banking Group Ltd, Australia Australia Dolar Australia 1,217,067 11,834 778,822 7,854 Australian Dollar PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk Dolar Amerika Serikat 2,174,171 29,292 3,810,009 52,521 United States Dollar United Overseas Bank, United Overseas Bank, Singapura Singapore Dolar Singapura 169,950 1,583 163,715 1,598 Singapore Dollar Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Jepang Japan Yen Jepang 36,999,109 4,257 8,923,987 1,021 Japanese Yen Hongkong and Shanghai Hongkong and Shanghai Banking Banking Corporation, Hong Kong Corporation, Hong Kong Dolar Hong Kong 325,193 565 331,930 591 Hong Kong Dollar 86,817 65,921 Total 225,589 114,495 Total

166 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/36 - Schedule

5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS

(continued)

d. Tingkat suku bunga rata-rata setahun d. Average interest rates per annum

2016 2015

Rupiah 0.53% 0.44% Rupiah Mata uang asing: Foreign currency: Dolar Amerika Serikat 0.39% 0.09% United States Dollar

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS

a. Berdasarkan jenis dan mata uang a. By type and currency

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Mata uang asing: Foreign currencies: Interbank call money Interbank call money Rabobank International, Rabobank International, Utrecht Branch Utrecht Branch (US$5.000.000 pada (US$5,000,000 as of tanggal 31 Desember 2016) 48,616 - 31 December 2016) Rabobank International, Rabobank International, New York Branch New York Branch (US$41.600.000 pada US$41,600,000 as of tanggal 31 Desember 2015) - 573,456 31 December 2015) 48,616 573,456

Pihak ketiga: Third party: Rupiah: Rupiah: Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia Fasilitas Simpanan Bank Deposit Facilities of Bank Indonesia (FASBI) 340,924 1,099,888 Indonesia (FASBI) Total 389,540 1,673,344 Total

b. Berdasarkan jatuh tempo b. By maturity:

2016 2015

1- 3 bulan 389,540 1,673,344 1- 3 months

c. Berdasarkan kolektibilitas c. By collectibility

Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 digolongkan sebagai “lancar”.

All placement with Bank Indonesia and other

banks as of 31 December 2016 and 2015, were classified as “current”.

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tidak diperlukan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, karena Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dapat ditagih.

Management believes that no allowance for

impairment losses is necessary as of 31 December 2016 and 2015, because the Management believes that all the placements with Bank Indonesia and other banks are fully collectible.

167 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/36 - Schedule

5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS

(continued)

d. Tingkat suku bunga rata-rata setahun d. Average interest rates per annum

2016 2015

Rupiah 0.53% 0.44% Rupiah Mata uang asing: Foreign currency: Dolar Amerika Serikat 0.39% 0.09% United States Dollar

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS

a. Berdasarkan jenis dan mata uang a. By type and currency

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Mata uang asing: Foreign currencies: Interbank call money Interbank call money Rabobank International, Rabobank International, Utrecht Branch Utrecht Branch (US$5.000.000 pada (US$5,000,000 as of tanggal 31 Desember 2016) 48,616 - 31 December 2016) Rabobank International, Rabobank International, New York Branch New York Branch (US$41.600.000 pada US$41,600,000 as of tanggal 31 Desember 2015) - 573,456 31 December 2015) 48,616 573,456

Pihak ketiga: Third party: Rupiah: Rupiah: Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia Fasilitas Simpanan Bank Deposit Facilities of Bank Indonesia (FASBI) 340,924 1,099,888 Indonesia (FASBI) Total 389,540 1,673,344 Total

b. Berdasarkan jatuh tempo b. By maturity:

2016 2015

1- 3 bulan 389,540 1,673,344 1- 3 months

c. Berdasarkan kolektibilitas c. By collectibility

Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 digolongkan sebagai “lancar”.

All placement with Bank Indonesia and other

banks as of 31 December 2016 and 2015, were classified as “current”.

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tidak diperlukan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, karena Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dapat ditagih.

Management believes that no allowance for

impairment losses is necessary as of 31 December 2016 and 2015, because the Management believes that all the placements with Bank Indonesia and other banks are fully collectible.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/37 - Schedule

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan)

6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (continued)

d. Tingkat suku bunga rata-rata setahun d. Average interest rates per annum

2016 2015

Rupiah 4.51% 5.62% Rupiah Mata uang asing: Foreign currency: Dolar Amerika Serikat 0.38% 0.49% United States Dollar

7. EFEK - EFEK 7. MARKETABLE SECURITIES

a. Berdasarkan jenis dan mata uang a. By type and currency

2016 2015 Pihak ketiga: Third party: Tersedia untuk dijual: Available-for-sale: Rupiah: Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia, Certificates of Bank Indonesia, termasuk diskonto yang including unamortized belum diamortisasi sebesar discount of Rp30,563 Rp30.563 dan Rp24.544 and Rp24,544 as of masing-masing pada tanggal 31 December 2016 31 Desember 2016 dan 2015 1,269,437 575,456 and 2015, respectively Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 163,331 - Government Treasury Bill Obligasi Negara (ON) 91,420 - Government Bonds Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 381,481 - Government Bonds Retail Rugi yang belum Unrealized loss direalisasi dari perubahan from changes nilai wajar (3,192) (4,045) in fair value Total tersedia untuk dijual 1,902,477 571,411 Total available-for-sale

Pinjaman yang diberikan dan piutang: Loans and receivables: Mata uang asing: Foreign currencies: Wesel ekspor - neto 4,213 3,981 Export bills - net

Rupiah: Rupiah: Wesel ekspor - neto 2,583 40,877 Export bills - net Total pinjaman yang Total loans and diberikan dan piutang 6,796 44,858 receivables Total 1,909,273 616,269 Total

b. Berdasarkan kolektibilitas b. By collectibility Semua efek-efek milik Bank pada tanggal 31

Desember 2016 dan 2015 diklasifikasikan sebagai “lancar”.

All of the Bank’s marketable securities as of 31 December 2016 and 2015, are classified as “current”.

Manajemen berpendapat bahwa cadangan

kerugian penurunan nilai tidak diperlukan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, karena Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh efek - efek dapat ditagih.

Management believes that no allowance for impairment losses is necessary as of 31 December 2016 and 2015, because the Management believes that all the marketable securities are fully collectible.

168 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/38 - Schedule

7. EFEK - EFEK (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued)

c. Berdasarkan jatuh tempo c. By maturity

2016 2015

1- 3 bulan 203,786 3,981 1- 3 months 3- 12 bulan 1,423,235 612,288 3- 12 months > 12 bulan 282,252 - > 12 months Total 1,909,273 616,269 Total

d. Tingkat suku bunga rata-rata setahun d. Average interest rates per annum

2016 2015

Rupiah 6.57% 6.69% Rupiah

8. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF 8. DERIVATIVES RECEIVABLE AND PAYABLE

Dalam melaksanakan operasi sehari-hari, Bank

membuat perjanjian kontrak berjangka dan swap dengan nasabah dan lembaga keuangan lainnya. Sebagai bagian dari kebijakan manajemen risiko Bank, Bank menutup kontrak derivatif ini dengan kontrak yang lain untuk menjaga posisi mata uang dalam posisi yang minimum atau dalam batas (limit) yang telah disetujui. Kontrak ini memiliki nilai kontrak dan jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan kontrak awal transaksi derivatif tersebut

In conducting its daily operations, the Bank enters into forward and swap contracts with customers or other financial institutions. As part of the Bank’s risk management policy, the Bank covers these contracts with corresponding contracts to offset the currency position and bring it to a minimum or within the approved limit. These offsetting contracts have approximately similar notional amounts and maturities as the original derivative contracts.

Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31

Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Summary of the derivative transactions outstanding as

of 31 December 2016 and 2015, are as follows:

2016

Jenis

Nilai nosional kontrak/ Notional amount contract

Nilai wajar/ Fair value

Tagihan derivatif/

Derivatives receivable

Liabilitas derivatif/

Derivatives payable Type

Pihak berelasi (Catatan 30): Related party (Note 30):

Kontrak terkait Related to exchange nilai tukar: rate contracts: Spot - beli Spot - buy Dolar Australia 194 194 - - Australian Dollar Dolar Amerika Serikat 463 466 3 - United States Dollar Spot - jual Spot - sell Dolar Australia 194 194 - - Australian Dollar Dolar Amerika Serikat 8 8 - - United States Dollar Euro Eropa 595 592 - 3 European Euro 3 3 Pihak ketiga: Third parties:

Kontrak terkait Related to exchange nilai tukar: rate contracts: Spot - beli Spot - buy Dolar Amerika Serikat 67,363 67,350 8 21 United States Dollar Spot - jual Spot - sell Dolar Amerika Serikat 161,671 161,670 43 44 United States Dollar Swap - jual Swap - sell Dolar Amerika Serikat 269,450 268,560 - 890 United States Dollar 51 955 Total 54 958 Total

169 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/38 - Schedule

7. EFEK - EFEK (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued)

c. Berdasarkan jatuh tempo c. By maturity

2016 2015

1- 3 bulan 203,786 3,981 1- 3 months 3- 12 bulan 1,423,235 612,288 3- 12 months > 12 bulan 282,252 - > 12 months Total 1,909,273 616,269 Total

d. Tingkat suku bunga rata-rata setahun d. Average interest rates per annum

2016 2015

Rupiah 6.57% 6.69% Rupiah

8. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF 8. DERIVATIVES RECEIVABLE AND PAYABLE

Dalam melaksanakan operasi sehari-hari, Bank

membuat perjanjian kontrak berjangka dan swap dengan nasabah dan lembaga keuangan lainnya. Sebagai bagian dari kebijakan manajemen risiko Bank, Bank menutup kontrak derivatif ini dengan kontrak yang lain untuk menjaga posisi mata uang dalam posisi yang minimum atau dalam batas (limit) yang telah disetujui. Kontrak ini memiliki nilai kontrak dan jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan kontrak awal transaksi derivatif tersebut

In conducting its daily operations, the Bank enters into forward and swap contracts with customers or other financial institutions. As part of the Bank’s risk management policy, the Bank covers these contracts with corresponding contracts to offset the currency position and bring it to a minimum or within the approved limit. These offsetting contracts have approximately similar notional amounts and maturities as the original derivative contracts.

Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31

Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Summary of the derivative transactions outstanding as

of 31 December 2016 and 2015, are as follows:

2016

Jenis

Nilai nosional kontrak/ Notional amount contract

Nilai wajar/ Fair value

Tagihan derivatif/

Derivatives receivable

Liabilitas derivatif/

Derivatives payable Type

Pihak berelasi (Catatan 30): Related party (Note 30):

Kontrak terkait Related to exchange nilai tukar: rate contracts: Spot - beli Spot - buy Dolar Australia 194 194 - - Australian Dollar Dolar Amerika Serikat 463 466 3 - United States Dollar Spot - jual Spot - sell Dolar Australia 194 194 - - Australian Dollar Dolar Amerika Serikat 8 8 - - United States Dollar Euro Eropa 595 592 - 3 European Euro 3 3 Pihak ketiga: Third parties:

Kontrak terkait Related to exchange nilai tukar: rate contracts: Spot - beli Spot - buy Dolar Amerika Serikat 67,363 67,350 8 21 United States Dollar Spot - jual Spot - sell Dolar Amerika Serikat 161,671 161,670 43 44 United States Dollar Swap - jual Swap - sell Dolar Amerika Serikat 269,450 268,560 - 890 United States Dollar 51 955 Total 54 958 Total

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/39 - Schedule

8. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) 8. DERIVATIVES RECEIVABLE AND PAYABLE

(continued)

Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: (lanjutan)

Summary of the derivative transactions outstanding as of 31 December 2016 and 2015, are as follows: (continued)

2015

Jenis

Nilai nosional kontrak)/ Notional amount

contract) Nilai wajar/ Fair value

Tagihan derivatif/

Derivatives receivable

Liabilitas derivatif/

Derivatives payable Type

Pihak berelasi (Catatan 30): Related party (Note 30):

Kontrak terkait Related to exchange nilai tukar: rate contracts: Swap - beli Swap - buy Dolar Australia 65,544 65,588 44 - Australian Dollar Euro Eropa 112,925 112,245 - 680 European Euro Spot - jual Spot - sell Dolar Amerika Serikat 1,958 1,954 - 4 United States Dollar Euro Eropa 2,169 2,183 14 - European Euro Spot - beli Spot - buy Dolar Amerika Serikat 784 787 3 - United States Dollar Euro Eropa 2,677 2,664 - 13 European Euro 61 697 Pihak ketiga: Third parties:

Kontrak terkait Related to exchange nilai tukar: rate contracts: Swap - beli Swap - buy Dolar Amerika Serikat 689,249 688,675 3,481 4,055 United States Dollar Swap - jual Swap - sell Dolar Amerika Serikat 523,830 525,132 2,832 1,530 United States Dollar Spot - beli Spot - buy Dolar Amerika Serikat 250,887 250,826 17 78 United States Dollar Spot - jual Spot - sell Dolar Amerika Serikat 275,700 276,046 351 5 United States Dollar 6,681 5,668 Total 6,742 6,365 Total Seluruh tagihan derivatif Bank pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 diklasifikasikan sebagai “lancar”.

All of the Bank’s derivatives receivable as of 31 December 2016 and 2015, are classified as “current”.

9. KREDIT YANG DIBERIKAN 9. LOANS

a. Berdasarkan jenis dan mata uang a. By type and currency 2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Rupiah: Rupiah: Karyawan 18,693 13,228 Employee Konsumsi 120 61 Consumer 18,813 13,289

170 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/40 - Schedule

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 9. LOANS (continued)

a. Berdasarkan jenis dan mata uang (lanjutan) a. By type and currency (continued) 2016 2015

Pihak ketiga: Third parties: Rupiah: Rupiah: Komersial 3,051,211 6,693,754 Commercial Konsumsi 2,160,433 160,155 Consumer Korporasi 1,729,273 2,456,748 Corporate Karyawan 47,841 24,309 Employee 6,988,758 9,334,966 Mata uang asing: Foreign currencies: Korporasi 1,463,577 1,338,984 Corporate Komersial 839,706 1,006,712 Commercial Konsumsi 85,325 150 Consumer 2,388,608 2,345,846

Total 9,396,179 11,694,101 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Neto 9,115,167 10,825,987 Nett

b. Berdasarkan sektor ekonomi b. By economic sector

2016 2015

Rupiah: Rupiah: Perdagangan, restoran dan hotel 2,802,827 3,636,870 Trade, restaurant and hotel Industri pengolahan 2,070,580 3,185,255 Manufacturing Pertanian, perburuan dan Agriculture, hunting and sarana pertanian 1,006,747 784,351 agriculture facilities Konstruksi 602,028 272,074 Construction Pengangkutan, pergudangan Transportation, warehouse dan komunikasi 168,239 403,893 and communication Jasa-jasa sosial/masyarakat 125,262 213,883 Social services Jasa-jasa dunia usaha 52,366 619,803 Business services Listrik, gas dan air 18,142 32,349 Electricity, gas and water Lain-lain 161,380 199,777 Others 7,007,571 9,348,255 Mata uang asing: Foreign currencies: Industri pengolahan 1,859,295 1,808,729 Manufacturing Pertanian, perburuan dan Agriculture, hunting and sarana pertanian 294,185 96,969 agriculture facilities Perdagangan, restoran dan hotel 153,598 334,081 Trade, restaurant and hotel Jasa-jasa sosial/masyarakat 53,823 68,540 Social services Konstruksi 16,349 10,853 Construction Pengangkutan, pergudangan Transportation, warehouse dan komunikasi 4,035 4,129 and communication Jasa-jasa dunia usaha 88 21,755 Business services Lain-lain 7,235 790 Others 2,388,608 2,345,846 Total 9,396,179 11,694,101 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Neto 9,115,167 10,825,987 Net

171 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/40 - Schedule

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 9. LOANS (continued)

a. Berdasarkan jenis dan mata uang (lanjutan) a. By type and currency (continued) 2016 2015

Pihak ketiga: Third parties: Rupiah: Rupiah: Komersial 3,051,211 6,693,754 Commercial Konsumsi 2,160,433 160,155 Consumer Korporasi 1,729,273 2,456,748 Corporate Karyawan 47,841 24,309 Employee 6,988,758 9,334,966 Mata uang asing: Foreign currencies: Korporasi 1,463,577 1,338,984 Corporate Komersial 839,706 1,006,712 Commercial Konsumsi 85,325 150 Consumer 2,388,608 2,345,846

Total 9,396,179 11,694,101 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Neto 9,115,167 10,825,987 Nett

b. Berdasarkan sektor ekonomi b. By economic sector

2016 2015

Rupiah: Rupiah: Perdagangan, restoran dan hotel 2,802,827 3,636,870 Trade, restaurant and hotel Industri pengolahan 2,070,580 3,185,255 Manufacturing Pertanian, perburuan dan Agriculture, hunting and sarana pertanian 1,006,747 784,351 agriculture facilities Konstruksi 602,028 272,074 Construction Pengangkutan, pergudangan Transportation, warehouse dan komunikasi 168,239 403,893 and communication Jasa-jasa sosial/masyarakat 125,262 213,883 Social services Jasa-jasa dunia usaha 52,366 619,803 Business services Listrik, gas dan air 18,142 32,349 Electricity, gas and water Lain-lain 161,380 199,777 Others 7,007,571 9,348,255 Mata uang asing: Foreign currencies: Industri pengolahan 1,859,295 1,808,729 Manufacturing Pertanian, perburuan dan Agriculture, hunting and sarana pertanian 294,185 96,969 agriculture facilities Perdagangan, restoran dan hotel 153,598 334,081 Trade, restaurant and hotel Jasa-jasa sosial/masyarakat 53,823 68,540 Social services Konstruksi 16,349 10,853 Construction Pengangkutan, pergudangan Transportation, warehouse dan komunikasi 4,035 4,129 and communication Jasa-jasa dunia usaha 88 21,755 Business services Lain-lain 7,235 790 Others 2,388,608 2,345,846 Total 9,396,179 11,694,101 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Neto 9,115,167 10,825,987 Net

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/41 - Schedule

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 9. LOANS (continued)

b. Berdasarkan sektor ekonomi (lanjutan) b. By economic sector (continued) Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, rincian kredit bermasalah (diklasifikasikan kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut:

The details of non-performing loans (classified as sub-standard, doubtful and loss) as of 31 December 2016 and 2015, based on economic sector are as follows:

2016 2015

Rupiah: Rupiah: Perdagangan, restoran dan hotel 198,931 356,958 Trade, restaurant and hotel Industri pengolahan 124,109 199,429 Manufacturing Pertanian, perburuan dan sarana Agriculture, hunting and pertanian 26,437 1,600 agriculture facilities Pengangkutan, pergudangan Transportation, warehouse and dan komunikasi 7,816 151,714 communication Konstruksi 5,004 5,120 Construction Jasa-jasa sosial/masyarakat 3,206 3,229 Social services Jasa-jasa dunia usaha 1,121 27,900 Business services Lain-lain 10,321 18,627 Others 376,945 764,577 Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (201,453) (664,364) losses Neto 175,492 100,213 Net Mata uang asing: Foreign currencies: Perdagangan, restoran dan hotel - 219,391 Trade, restaurant and hotel Jasa-jasa dunia usaha - - Business services Industri pengolahan 42,315 - Manufacturing 219,391 Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (7,865) (177,901) losses Neto 34,450 41,490 Net Total 209,942 141,703 Total Kredit non-performing loans adalah sebesar Rp419.260 dan Rp983.968, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015. Rasio kredit bermasalah sebelum dikurangi cadangan kerugian (gross basis) pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah 4,46% dan 8,41%. Rasio kredit bermasalah setelah dikurangi cadangan kerugian (net basis) sebesar 2,21% dan 1,21%, masing-masing untuk tahun 2016 dan 2015.

The non-performing loans of the Bank amounted to Rp419,260 and Rp983,968 as of 31 December 2016 and 2015, respectively. The non-performing loan ratio on a gross basis as of 31 December 2016 and 2015, are 4.46% and 8.41%, respectively, and on a net basis are 2.21% and 1.21% for 2016 and 2015, respectively.

172 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/42 - Schedule

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 9. LOANS (continued)

c. Berdasarkan kolektibilitas c. By collectibility

2016 2015

Lancar 8,925,574 10,533,327 Current Dalam perhatian khusus 51,345 176,806 Special mention Kurang lancar 26,619 170,148 Sub-standard Diragukan 13,389 179,767 Doubtful Macet 379,252 634,053 Loss Total 9,396,179 11,694,101 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Neto 9,115,167 10,825,987 Net

d. Berdasarkan jatuh tempo perjanjian kredit d. By maturity based on loan agreement

2016 2015

Rupiah: Rupiah: ≤ 1 tahun 5,469,863 6,432,902 ≤ 1 year > 1 - 2 tahun 585,550 721,503 > 1 - 2 years > 2 - 5 tahun 664,962 1,772,221 > 2 - 5 years > 5 tahun 287,196 421,629 > 5 years 7,007,571 9,348,255 Mata uang asing: Foreign currencies: ≤ 1 tahun 1,801,047 1,650,571 ≤ 1 year > 1 - 2 tahun 23,695 320,721 > 1 - 2 years > 2 - 5 tahun 450,389 160,165 > 2 - 5 years > 5 tahun 113,477 214,389 > 5 years 2,388,608 2,345,846 Total 9,396,179 11,694,101 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Neto 9,115,167 10,825,987 Net

e. Tingkat suku bunga rata-rata setahun e. Average interest rates per annum

2016 2015

Rupiah 11.56% 11.17% Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat 4.84% 5.03% United States Dollar Dolar Singapura 5.50% 5.41% Singapore Dollar Euro Eropa 6.14% 6.04% Europan Euro

173 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/42 - Schedule

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 9. LOANS (continued)

c. Berdasarkan kolektibilitas c. By collectibility

2016 2015

Lancar 8,925,574 10,533,327 Current Dalam perhatian khusus 51,345 176,806 Special mention Kurang lancar 26,619 170,148 Sub-standard Diragukan 13,389 179,767 Doubtful Macet 379,252 634,053 Loss Total 9,396,179 11,694,101 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Neto 9,115,167 10,825,987 Net

d. Berdasarkan jatuh tempo perjanjian kredit d. By maturity based on loan agreement

2016 2015

Rupiah: Rupiah: ≤ 1 tahun 5,469,863 6,432,902 ≤ 1 year > 1 - 2 tahun 585,550 721,503 > 1 - 2 years > 2 - 5 tahun 664,962 1,772,221 > 2 - 5 years > 5 tahun 287,196 421,629 > 5 years 7,007,571 9,348,255 Mata uang asing: Foreign currencies: ≤ 1 tahun 1,801,047 1,650,571 ≤ 1 year > 1 - 2 tahun 23,695 320,721 > 1 - 2 years > 2 - 5 tahun 450,389 160,165 > 2 - 5 years > 5 tahun 113,477 214,389 > 5 years 2,388,608 2,345,846 Total 9,396,179 11,694,101 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Neto 9,115,167 10,825,987 Net

e. Tingkat suku bunga rata-rata setahun e. Average interest rates per annum

2016 2015

Rupiah 11.56% 11.17% Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat 4.84% 5.03% United States Dollar Dolar Singapura 5.50% 5.41% Singapore Dollar Euro Eropa 6.14% 6.04% Europan Euro

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/43 - Schedule

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 9. LOANS (continued)

f. Kredit yang direstrukturisasi f. Restructured loans

Skema restrukturisasi yang disetujui terdiri dari pengurangan bunga, penjadwalan kembali bunga yang tertunggak, perpanjangan tanggal jatuh tempo dan perpanjangan periode pembayaran atas bunga yang tertunggak.

The agreed restructuring schemes comprise the reduction of interest rates, rescheduling of past due interest, extension of the maturity dates and extension of the periods of payment of past due interest.

2016 2015

Kredit yang direstrukturisasi 116,846 316,456 Restructured loans Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (27,818) (195,752) losses Total 89,028 120,704 Total

g. Kredit sindikasi g. Syndicated loans

Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah berdasarkan perjanjian sindikasi dengan bank-bank lain. Jumlah keikutsertaan Bank dalam kredit sindikasi, dimana Bank bertindak sebagai anggota sindikasi berkisar 16,6% dari jumlah pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2016 (4,20% sampai dengan 21,95% pada tanggal 31 Desember 2015).

The syndicated loans represent loans provided to customers under syndication agreements with other banks. The Bank’s total participation in syndicated loans, where the Bank acts as a participant ranged about 16.6% of total syndicated loans as of 31 December 2016 (4.20% to 21.95% as of 31 December 2015).

h. Kredit yang diberikan kepada karyawan h. Employee loans

Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit yang dibebani bunga sebesar 3% sampai dengan 6% per tahun pada tahun 2016 dan 2015, yang ditujukan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dan dilunasi dalam waktu 1 tahun sampai dengan 20 tahun melalui pemotongan gaji setiap bulan.

The loans to the Bank’s employees consist of interest-bearing loans at interest rates of 3% to 6% per annum in 2016 and 2015, which are intended for acquisitions of vehicles, houses and other personal purposes and are repayable within 1 year to 20 years through monthly payroll deductions.

Kredit yang diberikan kepada pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing berjumlah Rp18,813 dan Rp13.289, yang diberikan kepada dewan komisaris, direksi dan pejabat eksekutif dan diklasifikasikan lancar (Catatan 30).

Loans to related parties as of 31 December 2016 and 2015 is amounted to Rp18,813 and Rp13,289, respectively, which are given to boards of commissioners, directors, and executive officers, and are classified as current (Note 30).

i. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai

atas kredit yang diberikan selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:

i. The changes in the allowance for impairment losses on loans during the year are as follows:

2016 2015

Saldo awal 868,114 180,468 Beginning balance Penambahan tahun berjalan 80,494 746,026 Addition during the year Bunga unwinding - (3,199) Unwinding of interest Penghapusbukuan selama Write-off during tahun berjalan (665,556) (55,055) the year Selisih kurs karena penjabaran Foreign exchange mata uang asing (2,040) (126) translation Saldo akhir 281,012 868,114 Ending balance Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai.

Management believes that the allowance for impairment losses is adequate.

174 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/44 - Schedule

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 9. LOANS (continued)

j. Lain-lain j. Others

Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka, mesin, persediaan, atau jaminan lain yang umumnya diterima oleh Bank. Jumlah kredit yang diberikan yang dijamin dengan giro, tabungan dan deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp191.781 dan Rp441.523.

The loans are generally collateralized by registered mortgages or by powers of attorney to mortgage or sell, time deposits, machinery, inventory or other guarantees acceptable to the Bank. The loans are secured by current accounts, savings accounts and time deposits as of 31 December 2016 and 2015, amounting to Rp191,781 and Rp441,523, respectively.

Berdasarkan laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang disampaikan Bank kepada Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, tidak terdapat kredit yang melampaui ketentuan BMPK.

Based on the Legal Lending Limit (LLL) report submitted by the Bank to Bank Indonesia as of 31 December 2016 and 2015, there were no loans exceeding the LLL.

10. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI 10. ACCEPTANCES RECEIVABLE AND PAYABLE

a. Tagihan akseptasi a. Acceptances receivable 2016 2015

Rupiah Rupiah Non-bank 56,230 148,455 Non-banks Mata uang asing Foreign currencies Non-bank 7,798 18,256 Non-banks Total 64,028 166,711 Total Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tidak diperlukan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, karena Manajemen berkeyakinan bahwa tagihan akseptasi dapat ditagih.

Management believes that allowance for impairment losses is not necessary as of 31 December 2016 and 2015, because the Management believes that the acceptances receivables are fully collectible.

b. Liabilitas akseptasi b. Acceptances payable

2016 2015

Rupiah Rupiah Bank 56,230 148,455 Banks Mata uang asing Foreign currencies Bank 7,798 18,256 Banks Total 64,028 166,711 Total

Seluruh tagihan dan liabilitas akseptasi berasal dari transaksi dengan pihak ketiga.

All acceptances receivable and payable are transacted with third parties.

175 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/44 - Schedule

9. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) 9. LOANS (continued)

j. Lain-lain j. Others

Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka, mesin, persediaan, atau jaminan lain yang umumnya diterima oleh Bank. Jumlah kredit yang diberikan yang dijamin dengan giro, tabungan dan deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp191.781 dan Rp441.523.

The loans are generally collateralized by registered mortgages or by powers of attorney to mortgage or sell, time deposits, machinery, inventory or other guarantees acceptable to the Bank. The loans are secured by current accounts, savings accounts and time deposits as of 31 December 2016 and 2015, amounting to Rp191,781 and Rp441,523, respectively.

Berdasarkan laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang disampaikan Bank kepada Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, tidak terdapat kredit yang melampaui ketentuan BMPK.

Based on the Legal Lending Limit (LLL) report submitted by the Bank to Bank Indonesia as of 31 December 2016 and 2015, there were no loans exceeding the LLL.

10. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI 10. ACCEPTANCES RECEIVABLE AND PAYABLE

a. Tagihan akseptasi a. Acceptances receivable 2016 2015

Rupiah Rupiah Non-bank 56,230 148,455 Non-banks Mata uang asing Foreign currencies Non-bank 7,798 18,256 Non-banks Total 64,028 166,711 Total Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tidak diperlukan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, karena Manajemen berkeyakinan bahwa tagihan akseptasi dapat ditagih.

Management believes that allowance for impairment losses is not necessary as of 31 December 2016 and 2015, because the Management believes that the acceptances receivables are fully collectible.

b. Liabilitas akseptasi b. Acceptances payable

2016 2015

Rupiah Rupiah Bank 56,230 148,455 Banks Mata uang asing Foreign currencies Bank 7,798 18,256 Banks Total 64,028 166,711 Total

Seluruh tagihan dan liabilitas akseptasi berasal dari transaksi dengan pihak ketiga.

All acceptances receivable and payable are transacted with third parties.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/45 - Schedule

11. PENDAPATAN BUNGA YANG MASIH AKAN

DITERIMA 11. ACCRUED INTEREST RECEIVABLES

2016 2015

Kredit yang diberikan 53,364 71,999 Loans Efek - efek 2,448 29 Marketable securities Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia dan bank lain 4 239 and other banks Lain-lain 3,395 57 Others Total 59,211 72,324 Total

12. BIAYA DIBAYAR DIMUKA 12. PREPAID EXPENSES 2016 2015

Sewa 49,041 37,481 Rent Promosi 3,200 1,926 Promotion Infrastruktur cabang 165 11,766 Branch infrastructures Asuransi - 1,022 Insurance Lain-lain 12,961 17,388 Others Total 65,367 69,583 Total

13. ASET TETAP 13. FIXED ASSETS

2016

Saldo awal/ Beginning

balance Penambahan/

Addition Pengurangan/

Deduction

Reklasifikasi/

Reclassifications Saldo akhir/

Ending balance Kepemilikan Langsung Direct Ownership Biaya perolehan: Cost: Tanah 40,573 - 21,294 - 19,279 Land Hak guna tanah 257 - - - 257 Land rights Bangunan 51,228 - 18,984 - 32,244 Buildings Peralatan kantor 11,545 6,492 1,552 - 16,485 Office equipment Perangkat keras dan Computer hardware lunak komputer 288,867 30,829 - - 319,696 and software Prasarana - kantor 21,035 14,081 - 8,733 43,849 Leasehold - office Kendaraan bermotor 12,957 - 3,959 (8,733) 265 Vehicles 426,462 51,402 45,789 - 432,075 Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation: Hak guna tanah 243 - - - 243 Land rights Bangunan 26,143 2,019 10,002 - 18,160 Buildings Peralatan kantor 9,780 1,375 1,533 - 9,622 Office equipment Perangkat keras dan Computer hardware lunak komputer 160,567 45,381 - - 205,948 and software Prasarana - kantor 13,519 5,201 - 8,126 26,846 Leasehold - office Kendaraan bermotor 11,679 186 3,480 (8,126) 259 Vehicles 221,931 54,162 15,015 - 261,078 Nilai buku neto 204,531 170,997 Net book value

176 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/46 - Schedule

13. ASET TETAP (lanjutan) 13. FIXED ASSETS (continued)

2015

Saldo awal/ Beginning

balance Penambahan/

Addition Pengurangan/

Deduction

Reklasifikasi/

Reclassifications Saldo akhir/

Ending balance Kepemilikan Langsung Direct Ownership Biaya perolehan: Cost: Tanah 82,500 - 11,417 (30,510) 40,573 Land Hak guna tanah 257 - - - 257 Land rights Bangunan 74,067 - 4,504 (18,335) 51,228 Buildings Peralatan kantor 13,636 440 2,531 - 11,545 Office equipment Perangkat keras dan Computer hardware lunak komputer 283,032 7,494 1,659 - 288,867 and software Prasarana - kantor 29,934 1,519 10,418 - 21,035 Leasehold - office Kendaraan bermotor 14,641 - 1,684 - 12,957 Vehicles 498,067 9,453 32,213 (48,845) 426,462

Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation: Hak guna tanah 234 9 - - 243 Land rights Bangunan 38,165 2,884 2,219 (12,687) 26,143 Buildings Peralatan kantor 11,378 637 2,235 - 9,780 Office equipment Perangkat keras dan Computer hardware lunak komputer 118,206 43,202 841 - 160,567 and software Prasarana - kantor 18,357 4,393 9,231 - 13,519 Leasehold - office Kendaraan bermotor 11,344 335 - - 11,679 Vehicles 197,684 51,460 14,526 (12,687) 221,931 Nilai buku neto 300,383 204,531 Net book value

Pengurangan aset tetap di atas termasuk penjualan aset dengan rincian sebagai berikut:

The above deductions in fixed assets include sale of assets with details as follows:

2016 2015

Nilai buku neto 30,777 17,687 Net book value Harga jual 188,561 57,655 Selling price Laba penjualan aset tetap 157,784 39,968 Gains from sale of fixed assets Laba yang timbul dari hasil penjualan aset tetap dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan Non- Operasional - neto” pada laporan laba rugi.

Gains from sale of fixed assets were recognized as part of “Non-Operating Income - net” in the profit or loss.

Pada tanggal 31 Desember 2016, aset tetap Bank diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan pencurian dengan nilai pertanggungan sebesar Rp199.740 (31 Desember 2015: Rp107.416). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan.

Fixed assets of the Bank as of 31 December 2016 were insured against risks of fire and theft for Rp199,740 (31 December 2015: Rp107,416). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover losses on the assets insured.

Bank memiliki beberapa bidang tanah dengan hak kepemilikan berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang akan jatuh tempo sampai dengan 2037. Manajemen berpendapat hak atas tanah tersebut dapat diperpanjang.

The Bank owned several parcels of land with Building Use Rights (HGB) which will expire in 2037. Management believes that the land rights can be extended.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015.

Management believes that there is no impairment in value of fixed assets as of 31 December 2016 and 2015.

177 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/46 - Schedule

13. ASET TETAP (lanjutan) 13. FIXED ASSETS (continued)

2015

Saldo awal/ Beginning

balance Penambahan/

Addition Pengurangan/

Deduction

Reklasifikasi/

Reclassifications Saldo akhir/

Ending balance Kepemilikan Langsung Direct Ownership Biaya perolehan: Cost: Tanah 82,500 - 11,417 (30,510) 40,573 Land Hak guna tanah 257 - - - 257 Land rights Bangunan 74,067 - 4,504 (18,335) 51,228 Buildings Peralatan kantor 13,636 440 2,531 - 11,545 Office equipment Perangkat keras dan Computer hardware lunak komputer 283,032 7,494 1,659 - 288,867 and software Prasarana - kantor 29,934 1,519 10,418 - 21,035 Leasehold - office Kendaraan bermotor 14,641 - 1,684 - 12,957 Vehicles 498,067 9,453 32,213 (48,845) 426,462

Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation: Hak guna tanah 234 9 - - 243 Land rights Bangunan 38,165 2,884 2,219 (12,687) 26,143 Buildings Peralatan kantor 11,378 637 2,235 - 9,780 Office equipment Perangkat keras dan Computer hardware lunak komputer 118,206 43,202 841 - 160,567 and software Prasarana - kantor 18,357 4,393 9,231 - 13,519 Leasehold - office Kendaraan bermotor 11,344 335 - - 11,679 Vehicles 197,684 51,460 14,526 (12,687) 221,931 Nilai buku neto 300,383 204,531 Net book value

Pengurangan aset tetap di atas termasuk penjualan aset dengan rincian sebagai berikut:

The above deductions in fixed assets include sale of assets with details as follows:

2016 2015

Nilai buku neto 30,777 17,687 Net book value Harga jual 188,561 57,655 Selling price Laba penjualan aset tetap 157,784 39,968 Gains from sale of fixed assets Laba yang timbul dari hasil penjualan aset tetap dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan Non- Operasional - neto” pada laporan laba rugi.

Gains from sale of fixed assets were recognized as part of “Non-Operating Income - net” in the profit or loss.

Pada tanggal 31 Desember 2016, aset tetap Bank diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan pencurian dengan nilai pertanggungan sebesar Rp199.740 (31 Desember 2015: Rp107.416). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan.

Fixed assets of the Bank as of 31 December 2016 were insured against risks of fire and theft for Rp199,740 (31 December 2015: Rp107,416). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover losses on the assets insured.

Bank memiliki beberapa bidang tanah dengan hak kepemilikan berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang akan jatuh tempo sampai dengan 2037. Manajemen berpendapat hak atas tanah tersebut dapat diperpanjang.

The Bank owned several parcels of land with Building Use Rights (HGB) which will expire in 2037. Management believes that the land rights can be extended.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015.

Management believes that there is no impairment in value of fixed assets as of 31 December 2016 and 2015.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/47 - Schedule

14. ASET LAIN-LAIN 14. OTHER ASSETS 2016 2015

Biaya yang ditangguhkan 10,235 10,497 Deferred expense Uang jaminan 8,789 8,709 Security deposits Persediaan buku dan barang cetakan 1,509 4,398 Books and printing materials Uang muka dan pembayaran Advances and other di muka lainnya 276 2,027 prepayments Properti terbengkalai - 36,158 Abandoned property Lainnya 42,596 35,689 Others Total 63,405 97,478 Total

Lainnya terutama terdiri dari agunan yang diambil alih, transaksi kliring dan beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan.

Others mostly consists of foreclosed collaterals, clearing transactions and deferred expenses for employee loans.

15. LIABILITAS SEGERA 15. LIABILITIES DUE IMMEDIATELY Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, liabilitas segera terutama terdiri dari transaksi kliring atau transfer nasabah yang belum diselesaikan.

As of 31 December 2016 and 2015, liabilities due immediately mainly consist of clearing transactions or unsettled customers’ money transfer.

16. SIMPANAN DARI NASABAH 16. DEPOSITS FROM CUSTOMERS Akun ini terdiri dari: This account is consists of:

2016 2015

Rupiah: Rupiah: Giro 1,672,276 1,149,344 Current accounts Tabungan 771,332 851,536 Savings accounts Deposito berjangka 6,087,139 6,349,102 Time deposits 8,530,747 8,349,982 Mata uang asing: Foreign currencies: Giro 664,902 1,258,632 Current accounts Deposito berjangka 988,959 1,729,800 Timed deposits 1,653,861 2,988,432 Total 10,184,608 11,338,414 Total Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin kewajiban tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku dan saat ini Bank adalah peserta dari program tersebut.

Based on the Law No. 24, dated 22 September 2004, effective since 22 September 2005, the Indonesian Deposit Insurance Corporation (IDIC) was formed to guarantee certain liabilities of commercial banks under the applicable guarantee program and currently, the Bank is a participant of the program.

Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang “Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin LPS”. Berdasarkan Peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp100 diubah menjadi maksimum Rp2.000.

On 13 October 2008, the President of the Republic of Indonesia enacted Government Regulation No. 66 Year 2008 regarding “The Amount of Deposits Guaranteed by IDIC”. Based on such Regulation, the guaranteed deposit amount in a bank which previously according to Law No. 24 Year 2004 amounted to a maximum of Rp100 was amended to a maximum amount of Rp2,000.

178 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/48 - Schedule

16. SIMPANAN DARI NASABAH (lanjutan) 16. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)

a. Giro terdiri dari: a. Current accounts consist of: 2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Rupiah 7,406 15,984 Rupiah Mata uang asing 4,416 2,810 Foreign currencies

11,822 18,794 Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 1,664,870 1,133,360 Rupiah Mata uang asing 660,486 1,255,822 Foreign currencies

2,325,356 2,389,182

Total 2,337,178 2,407,976 Total Giro dari pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah berasal dari Stichting Rabobank Foundation, Rabo Club, Rabobank International Holding BV dan manajemen kunci (Catatan 30).

Current accounts from related parties as of 31 December 2016 and 2015, were placed by Stichting Rabobank Foundation, Rabo Club, Rabobank International Holding BV and key management (Note 30).

Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Average interest rates per annum:

2016 2015

Rupiah 3.77% 2.64% Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Australia 0.86% 0.94% Australian Dollar Euro Eropa 0.44% 0.27% European Euro Dolar Amerika Serikat 0.27% 0.26% United States Dollar Dolar Singapura 0.25% 0.54% Singapore Dollar

b. Tabungan terdiri dari: b. Savings accounts consist of:

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Rupiah: Rupiah: Salary Account 3,405 - Salary Account Mantap Kado Istimewa 290 45 Mantap Kado Istimewa Maestro 120 2,371 Maestro Gamma 63 213 Gamma Mantap 8 - Mantap Tabunganku 6 - Tabunganku

3,892 2,629

Pihak ketiga: Third parties: Rupiah: Rupiah: Gamma 319,095 331,368 Gamma Maestro 314,566 363,700 Maestro Maestro Djarum 73,963 94,070 Maestro Djarum Mantap Kado Istimewa 43,417 49,490 Mantap Kado Istimewa Tabunganku 9,387 9,160 Tabunganku Salary Account 5,169 - Salary Account Mantap 1,843 1,114 Mantap Si Mungil - 5 Si Mungil

767,440 848,907

Total 771,332 851,536 Total

179 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/48 - Schedule

16. SIMPANAN DARI NASABAH (lanjutan) 16. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)

a. Giro terdiri dari: a. Current accounts consist of: 2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Rupiah 7,406 15,984 Rupiah Mata uang asing 4,416 2,810 Foreign currencies

11,822 18,794 Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 1,664,870 1,133,360 Rupiah Mata uang asing 660,486 1,255,822 Foreign currencies

2,325,356 2,389,182

Total 2,337,178 2,407,976 Total Giro dari pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah berasal dari Stichting Rabobank Foundation, Rabo Club, Rabobank International Holding BV dan manajemen kunci (Catatan 30).

Current accounts from related parties as of 31 December 2016 and 2015, were placed by Stichting Rabobank Foundation, Rabo Club, Rabobank International Holding BV and key management (Note 30).

Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Average interest rates per annum:

2016 2015

Rupiah 3.77% 2.64% Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Australia 0.86% 0.94% Australian Dollar Euro Eropa 0.44% 0.27% European Euro Dolar Amerika Serikat 0.27% 0.26% United States Dollar Dolar Singapura 0.25% 0.54% Singapore Dollar

b. Tabungan terdiri dari: b. Savings accounts consist of:

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Rupiah: Rupiah: Salary Account 3,405 - Salary Account Mantap Kado Istimewa 290 45 Mantap Kado Istimewa Maestro 120 2,371 Maestro Gamma 63 213 Gamma Mantap 8 - Mantap Tabunganku 6 - Tabunganku

3,892 2,629

Pihak ketiga: Third parties: Rupiah: Rupiah: Gamma 319,095 331,368 Gamma Maestro 314,566 363,700 Maestro Maestro Djarum 73,963 94,070 Maestro Djarum Mantap Kado Istimewa 43,417 49,490 Mantap Kado Istimewa Tabunganku 9,387 9,160 Tabunganku Salary Account 5,169 - Salary Account Mantap 1,843 1,114 Mantap Si Mungil - 5 Si Mungil

767,440 848,907

Total 771,332 851,536 Total

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/49 - Schedule

16. SIMPANAN DARI NASABAH (lanjutan) 16. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)

b. Tabungan terdiri dari: (lanjutan) b. Savings accounts consist of: (continued)

Tabungan dari pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah berasal dari manajemen kunci (Catatan 30).

Savings accounts from related parties as of 31 December 2016 and 2015 were placed by key management (Note 30).

Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Average interest rates per annum:

2016 2015

Rupiah 2.51% 2.36% Rupiah

c. Deposito berjangka terdiri dari: c. Time deposits consist of:

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Rupiah 31,518 31,120 Rupiah Mata uang asing 1,050 1,228 Foreign currencies 32,568 32,348 Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 6,055,621 6,317,982 Rupiah Mata uang asing 987,909 1,728,572 Foreign currencies 7,043,530 8,046,554

Total 7,076,098 8,078,902 Total Deposito berjangka dari pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah berasal dari Stichting Rabobank Foundation dan manajemen kunci (Catatan 30).

Time deposits of related parties as of 31 December 2016 and 2015, were placed by Stichting Rabobank Foundation and key management (Note 30).

Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Average interest rates per annum:

2016 2015

Rupiah 7.77% 9.58% Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Singapura 1.05% 0.52% Singapore Dollar Dolar Australia 0.93% 2.11% Australian Dollar Dolar Amerika Serikat 0.90% 2.58% United States Dollar Euro Eropa 0.26% 1.40% European Euro

180 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/50 - Schedule

17. SIMPANAN DARI BANK LAIN 17 DEPOSITS FROM OTHER BANKS

Akun ini terdiri dari: This account is consists of:

2016 2015

Rupiah: Rupiah: Giro 6,476 277,539 Current accounts Tabungan 193 - Saving accounts Deposito berjangka 50,561 408,259 Time deposits 57,230 685,798 Mata uang asing: Foreign currencies: Giro 6,253 406,658 Current accounts Deposito berjangka 107,780 - Time deposits 114,033 406,658 Total 171,263 1,092,456 Total

a. Giro terdiri dari: a. Current accounts consist of:

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Rupiah 2,043 8,935 Rupiah Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 4,433 268,604 Rupiah Mata uang asing 6,253 406,658 Foreign currencies 10,686 675,262 Total 12,729 684,197 Total

Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Average interest rates per annum:

2016 2015

Rupiah 0.11% 0.14% Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat 0.56% 0.22% United States Dollar

b. Deposito berjangka terdiri dari: b. Time deposits consist of:

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Mata uang asing 67,363 - Foreign currencies

Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 50,561 408,259 Rupiah Mata uang asing 40,417 - Foreign currencies 90,978 408,259 Total 158,341 408,259 Total

Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Average interest rates per annum:

2016 2015

Rupiah 10.41% 10.62% Rupiah

181 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/50 - Schedule

17. SIMPANAN DARI BANK LAIN 17 DEPOSITS FROM OTHER BANKS

Akun ini terdiri dari: This account is consists of:

2016 2015

Rupiah: Rupiah: Giro 6,476 277,539 Current accounts Tabungan 193 - Saving accounts Deposito berjangka 50,561 408,259 Time deposits 57,230 685,798 Mata uang asing: Foreign currencies: Giro 6,253 406,658 Current accounts Deposito berjangka 107,780 - Time deposits 114,033 406,658 Total 171,263 1,092,456 Total

a. Giro terdiri dari: a. Current accounts consist of:

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Rupiah 2,043 8,935 Rupiah Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 4,433 268,604 Rupiah Mata uang asing 6,253 406,658 Foreign currencies 10,686 675,262 Total 12,729 684,197 Total

Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Average interest rates per annum:

2016 2015

Rupiah 0.11% 0.14% Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat 0.56% 0.22% United States Dollar

b. Deposito berjangka terdiri dari: b. Time deposits consist of:

2016 2015

Pihak - pihak berelasi (Catatan 30): Related parties (Note 30): Mata uang asing 67,363 - Foreign currencies

Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 50,561 408,259 Rupiah Mata uang asing 40,417 - Foreign currencies 90,978 408,259 Total 158,341 408,259 Total

Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Average interest rates per annum:

2016 2015

Rupiah 10.41% 10.62% Rupiah

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/51 - Schedule

17. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) 17 DEPOSITS FROM OTHER BANKS (continued)

c. Tabungan terdiri dari: c. Saving consist of:

2016 2015 Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 193 - Rupiah Total 193 - Total

18. PINJAMAN YANG DITERIMA 18. FUND BORROWINGS 2016 2015

Pihak berelasi (Catatan 30): Related party (Note 30): Mata uang asing: Foreign currency: Dolar Amerika Serikat United States Dollar Rabobank Nederland 25,261 43,078 Rabobank Nederland Pihak ketiga: Third party: Mata uang asing: Foreign currency: Dolar Amerika Serikat United States Dollar European Investment Bank 68,256 124,552 European Investment Bank Total 93,517 167,630 Total i. Rabobank Nederland i. Rabobank Nederland

Fasilitas pinjaman yang diterima sebesar US$15 juta dari Rabobank Nederland merupakan pinjaman yang digunakan untuk pendanaan portofolio kredit yang diberikan. Fasilitas ini dimulai pada bulan Mei 2004 dan akan berakhir pada bulan Mei 2018. Suku bunga pinjaman adalah sebesar 1 (satu) bulan LIBOR ditambah 0,25% per tahun. Fasilitas ini dibayarkan kembali melalui cicilan setengah tahunan sebesar US$625.000.

The borrowing facility received from Rabobank Nederland amounting to US$15 million represents borrowing for loan portfolio financing. This facility started in May 2004 and will mature in May 2018. Interest is payable at 1 (one) month LIBOR plus 0.25% per annum. This facility is repayable in semi-annual installments of US$625,000.

ii. European Investment Bank ii. European Investment Bank

Fasilitas pinjaman Global Loan II merupakan fasilitas pinjaman sebesar EUR50 juta. Fasilitas ini dimulai pada bulan September 2005 dan akan berakhir pada bulan Desember 2018. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar untuk 3 (tiga) bulan LIBOR ditambah 0,25% per tahun.

The borrowing facility Global Loan II represents borrowing facility amounting to EUR50 million. This facility started in September 2005 and will mature in December 2018. This borrowing bears interest rate at 3 (three) months LIBOR plus 0.25% per annum.

19. PERPAJAKAN 19. TAXATION

a. Utang pajak a. Taxes payable

2016 2015

Pajak penghasilan pasal 4 (2) 9,001 9,528 Income tax article 4 (2) Pajak penghasilan pasal 21 5,260 3,470 Income tax article 21 Pajak penghasilan pasal 23 105 114 Income tax article 23 Pajak penghasilan pasal 26 - 48 Income tax article 26 Pajak lainnya 1,345 133 Other tax payable Total 15,711 13,293 Total

182 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/52 - Schedule

19. PERPAJAKAN (lanjutan) 19. TAXATION (continued)

b. (Beban)/manfaat pajak b. Tax (expense)/benefit

2016

2015

Pajak kini - - Current tax Pajak tangguhan (58,450) 115,982 Deferred tax Pajak tahun sebelumnya - (1,294) Tax for the prior year Total (58,450) 114,688 Total Rekonsiliasi antara (rugi) laba sebelum beban pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

The reconciliations between (loss) income before tax expense, as shown in the Statement of profit or loss and other comprehensive income, and taxable income for the years ended 31 December 2016 and 2015, were as follows:

2016 2015

Laba/(rugi) sebelum manfaat Income/(loss) (beban) pajak penghasilan before tax benefit sesuai dengan laporan laba (expense) per statement rugi dan penghasilan of profit or loss and other komprehensif lainnya 318,857 (831,719) comprehensive income Pendapatan yang dikenakan Income subject to pajak final (46) (53) final tax Perbedaan temporer: Temporary differences: Cadangan kerugian penurunan Provision for impairment nilai atas kredit yang diberikan (362,937) 534,064 losses on loans Estimasi liabilitas imbalan Estimated employee benefit kerja karyawan 9,331 (16,884) liabilities Beban yang masih harus dibayar (11,633) 1,406 Accrued expenses Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets dan amortisasi (14,770) (52,604) and amortization Bonus yang masih harus dibayar 2,402 (2,049) Accrual for bonus Total perbedaan temporer (377,607) 463,933 Total temporary differences Perbedaan permanen: Permanent differences: Biaya kesejahteraan karyawan 42,464 70,093 Benefits-in-kind Komponen-komponen biaya lain Other non-deductible yang tidak dapat dikurangkan (156,591) (35,026) expenses Total perbedaan permanen (114,127) 35,067 Total permanent differences Rugi kena pajak (172,923) (332,772) Taxable loss

183 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/52 - Schedule

19. PERPAJAKAN (lanjutan) 19. TAXATION (continued)

b. (Beban)/manfaat pajak b. Tax (expense)/benefit

2016

2015

Pajak kini - - Current tax Pajak tangguhan (58,450) 115,982 Deferred tax Pajak tahun sebelumnya - (1,294) Tax for the prior year Total (58,450) 114,688 Total Rekonsiliasi antara (rugi) laba sebelum beban pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

The reconciliations between (loss) income before tax expense, as shown in the Statement of profit or loss and other comprehensive income, and taxable income for the years ended 31 December 2016 and 2015, were as follows:

2016 2015

Laba/(rugi) sebelum manfaat Income/(loss) (beban) pajak penghasilan before tax benefit sesuai dengan laporan laba (expense) per statement rugi dan penghasilan of profit or loss and other komprehensif lainnya 318,857 (831,719) comprehensive income Pendapatan yang dikenakan Income subject to pajak final (46) (53) final tax Perbedaan temporer: Temporary differences: Cadangan kerugian penurunan Provision for impairment nilai atas kredit yang diberikan (362,937) 534,064 losses on loans Estimasi liabilitas imbalan Estimated employee benefit kerja karyawan 9,331 (16,884) liabilities Beban yang masih harus dibayar (11,633) 1,406 Accrued expenses Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets dan amortisasi (14,770) (52,604) and amortization Bonus yang masih harus dibayar 2,402 (2,049) Accrual for bonus Total perbedaan temporer (377,607) 463,933 Total temporary differences Perbedaan permanen: Permanent differences: Biaya kesejahteraan karyawan 42,464 70,093 Benefits-in-kind Komponen-komponen biaya lain Other non-deductible yang tidak dapat dikurangkan (156,591) (35,026) expenses Total perbedaan permanen (114,127) 35,067 Total permanent differences Rugi kena pajak (172,923) (332,772) Taxable loss

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/53 - Schedule

19. PERPAJAKAN (lanjutan) 19. TAXATION (continued)

b. Manfaat (beban) pajak (lanjutan) b. Tax benefit (expense) (continued)

Beban pajak penghasilan tahun berjalan dan taksiran utang pajak penghasilan adalah sebagai berikut:

Taxable income for the year and the estimated corporate income tax payable is as follows:

2016 2015

Pajak penghasilan tahun berjalan Current income tax expense sesuai dengan tarif pajak at standard statutory yang berlaku (25%) - - tax rate (25%) Dikurangi: pajak penghasilan Less: Corporate income badan yang telah dibayar - 3,489 tax paid Tagihan pengembalian pajak - (3,489) Claim for tax refunds Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) Pajak Penghasilan Badan untuk tahun pajak 2016 belum dilaporkan. Penghasilan kena pajak hasil rekonsiliasi di atas merupakan dasar dalam pengisian SPT PPh Badan Bank untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016.

Annual corporate income tax return for fiscal year 2016 has yet been submitted. Taxable income results from above reconciliation is the basis in filing the Bank’s annual Tax Return (“SPT”) of Corporate Income Tax for the years ended 31 December 2016.

Perhitungan perpajakan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) Bank.

The calculations of income tax for the years ended 31 December 2015 and 2014 conform to the Bank’s annual tax returns.

c. Aset pajak tangguhan c. Deferred tax assets

Rincian aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

The details of deferred tax assets, were as follows:

2016

Saldo awal/ Beginning

balance

Dikreditkan/ (dibebankan) ke

laporan laba rugi/ Credited/

(charged) to statements of income

Dikreditkan/

(dibebankan) ke ekuitas/

Credited/ (charged) to

equity

Saldo akhir/ Ending balance

Imbalan kerja 9,464 2,333 (2,514) 9,283 Employee benefits Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai kredit yang diberikan 115,146 (90,531) - 24,615 losses on loans Cadangan lainnya 8,758 (2,308) - 6,450 Others allowance Beban penyusutan (35,249) 30,517 - (4,732) Depreciation expenses Keuntungan yang belum Unrealised gain direalisasi dari efek on available for sale tersedia untuk dijual 1,011 - (213) 798 marketable securities 99,130 (59,989) (2,727) 36,414

184 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/54 - Schedule

19. PERPAJAKAN (lanjutan) 19. TAXATION (continued)

c. Aset pajak tangguhan (lanjutan) c. Deferred tax assets (continued)

2015

Saldo awal/ Beginning

balance

Dikreditkan/ (dibebankan) ke

laporan laba rugi/ Credited/

(charged) to statements of income

Dikreditkan/

(dibebankan) ke ekuitas/

Credited/ (charged) to

equity

Saldo akhir/ Ending balance

Imbalan kerja 15,293 (4,221) (1,608) 9,464 Employee benefits Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai aset keuangan (18,370) 133,516 - 115,146 losses on financial assets Cadangan lainnya 8,920 (162) - 8,758 Others allowance Beban penyusutan (22,098) (13,151) - (35,249) Depreciation expenses Keuntungan yang belum Unrealised gain direalisasi dari efek on available for sale tersedia untuk dijual (406) - 1,417 1,011 marketable securities (16,661) 115,982 (191) 99,130 Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer diperkirakan dapat direalisasikan pada periode mendatang.

Management believes that deferred tax assets resulting from temporary differences can be realized in the next period.

d. Rekonsiliasi antara laba akuntansi Bank

sebelum pajak dikali tarif pajak yang berlaku dengan beban pajak adalah sebagai berikut:

d. The reconciliation between the Bank’s accounting income before tax multiplied by the enacted tax rate applicable to income tax expense were as follows:

2016 2015

Laba akuntansi sebelum Accounting income before manfaat (beban) pajak 318,857 (831,719) tax benefit (expense) Penghasilan tidak kena pajak (46) (53) Non-taxable income 318,811 (831,772) Tarif pajak yang berlaku 25% 25% Enacted marginal tax rate (79,703) 207,943 Beda tetap dengan tarif 25% 28,532 (8,767) Permanent differences at 25% (51,171) 199,176 Cadangan atas aset pajak Valuation allowance on tangguhan (7,279) (83,194) deferred tax assets Pajak tahun sebelumnya - (1,294) Prior year tax (Beban)/manfaat pajak sesuai laporan Income tax (expense)/benefit per laba atau rugi dan penghasilan statement of profit or loss and other komprehensif lain (58,450) 114,688 comprehensive income

185 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/54 - Schedule

19. PERPAJAKAN (lanjutan) 19. TAXATION (continued)

c. Aset pajak tangguhan (lanjutan) c. Deferred tax assets (continued)

2015

Saldo awal/ Beginning

balance

Dikreditkan/ (dibebankan) ke

laporan laba rugi/ Credited/

(charged) to statements of income

Dikreditkan/

(dibebankan) ke ekuitas/

Credited/ (charged) to

equity

Saldo akhir/ Ending balance

Imbalan kerja 15,293 (4,221) (1,608) 9,464 Employee benefits Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai aset keuangan (18,370) 133,516 - 115,146 losses on financial assets Cadangan lainnya 8,920 (162) - 8,758 Others allowance Beban penyusutan (22,098) (13,151) - (35,249) Depreciation expenses Keuntungan yang belum Unrealised gain direalisasi dari efek on available for sale tersedia untuk dijual (406) - 1,417 1,011 marketable securities (16,661) 115,982 (191) 99,130 Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer diperkirakan dapat direalisasikan pada periode mendatang.

Management believes that deferred tax assets resulting from temporary differences can be realized in the next period.

d. Rekonsiliasi antara laba akuntansi Bank

sebelum pajak dikali tarif pajak yang berlaku dengan beban pajak adalah sebagai berikut:

d. The reconciliation between the Bank’s accounting income before tax multiplied by the enacted tax rate applicable to income tax expense were as follows:

2016 2015

Laba akuntansi sebelum Accounting income before manfaat (beban) pajak 318,857 (831,719) tax benefit (expense) Penghasilan tidak kena pajak (46) (53) Non-taxable income 318,811 (831,772) Tarif pajak yang berlaku 25% 25% Enacted marginal tax rate (79,703) 207,943 Beda tetap dengan tarif 25% 28,532 (8,767) Permanent differences at 25% (51,171) 199,176 Cadangan atas aset pajak Valuation allowance on tangguhan (7,279) (83,194) deferred tax assets Pajak tahun sebelumnya - (1,294) Prior year tax (Beban)/manfaat pajak sesuai laporan Income tax (expense)/benefit per laba atau rugi dan penghasilan statement of profit or loss and other komprehensif lain (58,450) 114,688 comprehensive income

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/55 - Schedule

20. LIABILITAS LAIN-LAIN 20. OTHER LIABILITIES 2016 2015

Imbalan kerja karyawan (Catatan 31) 37,133 37,859 Employee benefits (Note 31) Beban yang masih harus dibayar 34,939 46,178 Accrued expenses Bunga yang masih harus dibayar 32,175 28,095 Accrued interest payable Utang kepada entitas induk Payables to the parent entity dan cabang regional and regional branches (Catatan 26) 23,650 69,989 (Note 26) Jaminan yang diterima 23,369 40,477 Guarantees received Suspense Account 42 108 Suspense Account Lain-lain 7,456 17,812 Others Total 158,764 240,518 Total Utang kepada entitas induk dan cabang regional merupakan utang atas penyediaan jasa-jasa tertentu oleh pihak-pihak berelasi ini.

Payables to the parent entity and regional branches represent liabilities for certain services provided by these related parties.

21. PINJAMAN SUBORDINASI 21. SUBORDINATED LOANS

Bank memperoleh pinjaman subordinasi dari Rabobank Nederland, pemegang saham mayoritas Bank, pada beberapa tanggal dengan jumlah terhutang pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut (Catatan 30):

The Bank obtained subordinated loans from Rabobank Nederland, the Bank’s majority shareholder, on various dates with outstanding balances as of 31 December 2016 and 2015 as follows (Note 30):

2016 2015

17 November 2003 50,522 86,156 17 November 2003 26 September 2011 538,900 551,400 26 September 2011 Total 589,422 637,556 Total Pada tanggal 17 November 2003, Bank memperoleh pinjaman subordinasi sebesar US$30 juta untuk memperkuat neraca Bank, pendanaan sub-prime portofolio kredit yang diberikan, membuat bisnis baru dengan pelanggan tertentu dan tujuan entitas umum. Suku bunga pinjaman ditetapkan sebesar 3 (tiga) bulan LIBOR ditambah 0,25% per tahun. Angsuran dibayarkan kembali melalui 24 kali cicilan sebesar US$1,25 juta, dengan pembayaran pertama setelah 3 (tiga) tahun sejak tanggal perjanjian pinjaman ("grace period") dan setelah itu, setiap 6 (enam) bulan setelah itu. Angsuran terakhir akan dibayarkan paling lambat 15 tahun setelah tanggal perjanjian pinjaman. Pinjaman ini dijamin oleh Nederlandsche Credietverzekering Maatschappij (”NCM“) untuk risiko negara dan politik.

On 17 November 2003, the subordinated loan of US$30 million was obtained to strengthen the Bank’s balance sheet, finance the sub-prime loan portfolio, allow new business with core customers and for general entity purposes. Interest is payable at 3 (three) months LIBOR plus 0.25% per annum. This loan is repayable in 24 equal installments of US$1.25 million, with the first repayment to be made in the year falling 3 (three) years after the date of this loan agreement (the “grace period”) and, thereafter, every 6 (six) months after that. The last installment will be paid no later than 15 years after the date of this loan agreement. The loan is guaranteed by Nederlandsche Credietverzekering Maatschappij (“NCM”) for country and political risk.

186 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/56 - Schedule

21. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) 21. SUBORDINATED LOANS (continued)

Pada tanggal 26 September 2011, Bank memperoleh pinjaman subordinasi tambahan US$40 juta untuk pendanaan modal kerja. Suku bunga pinjaman ditetapkan sebesar 3 (tiga) bulan LIBOR ditambah 2,75% per tahun. Angsuran dibayarkan kembali melalui 5 (lima) kali cicilan sebesar US$8 juta setiap tanggal 26 September setiap tahunnya, dengan pembayaran pertama setelah 6 (enam) tahun sejak tanggal perjanjian pinjaman ("grace period") dan setelah itu, setiap 12 bulan setelah itu. Angsuran terakhir akan dibayarkan paling lambat 10 tahun setelah tanggal perjanjian pinjaman.

On 26 September 2011, the additional subordinated loan of US$40 million was obtained for funding Bank’s working capital. Interest is payable at 3 (three) months LIBOR plus 2.75% per annum. This loan is repayable in 5 (five) equal installments of US$8 million, on 26th of September every year, with the first repayment to be made in the year falling 6 (six) years after the date of this loan agreement (the “grace period”) and, thereafter, every 12 months after that. The last installment will be paid no later than 10 years after the date of this loan agreement.

22. MODAL SAHAM 22. SHARE CAPITAL Modal Bank yang ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

The Bank’s issued and paid-up capital as of 31 December 2016 and 2015 is as follows:

2016 Jumlah

saham yang diterbitkan dan disetor

penuh/ Number

of issued and fully

paid-up shares

Nilai nominal (nilai penuh)/

Par value (full amount)

Jumlah/ Amount

Persentase kepemilikan/ Percentage

of ownership

Cooperatieve Centrale Cooperatieve Centrale Raiffeisen - Raiffeisen - Boerenleenbank B.A. Boerenleenbank B,A, (Rabobank Nederland) 2,421,751 500,000 1,210,875 79.73 (Rabobank Nederland) PT Aditirta Suryasentosa (AS) 242,998 500,000 121,499 8.00 PT Aditirta Suryasentosa (AS) PT Antarindo Optima (AO) 242,998 500,000 121,499 8.00 PT Antarindo Optima (AO) PT Antariksabuana PT Antariksabuana Citanagara (AC) 121,498 500,000 60,749 4.00 Citanagara (AC) PT Mitra Usaha Kencana PT Mitra Usaha Kencana Sejati (MUKS) 8,225 500,000 4,113 0.27 Sejati (MUKS) Total 3,037,470 1,518,735 100.00 Total

2015 Jumlah

saham yang diterbitkan dan disetor

penuh/ Number

of issued and fully

paid-up shares

Nilai nominal (nilai penuh)/

Par value (full amount)

Jumlah/ Amount

Persentase kepemilikan/ Percentage

of ownership

Cooperatieve Centrale Cooperatieve Centrale Raiffeisen - Raiffeisen - Boerenleenbank B.A. Boerenleenbank B,A, (Rabobank Nederland) 1,733,613 500,000 866,806 73.79 (Rabobank Nederland) PT Aditirta Suryasentosa (AS) 242,998 500,000 121,499 10.34 PT Aditirta Suryasentosa (AS) PT Antarindo Optima (AO) 242,998 500,000 121,499 10.34 PT Antarindo Optima (AO) PT Antariksabuana PT Antariksabuana Citanagara (AC) 121,498 500,000 60,749 5.17 Citanagara (AC) PT Mitra Usaha Kencana PT Mitra Usaha Kencana Sejati (MUKS) 8,225 500,000 4,113 0.36 Sejati (MUKS) Total 2,349,332 1,174,666 100.00 Total Pada tanggal 20 Januari 2016, Rabobank Nederland melakukan setoran modal tambahan sebesar Rp344.069 (lihat Catatan 1).

On 20 January 2016, Rabobank Nederland injected additional capital amounted Rp344,069 (refer to Note 1).

187 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/56 - Schedule

21. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) 21. SUBORDINATED LOANS (continued)

Pada tanggal 26 September 2011, Bank memperoleh pinjaman subordinasi tambahan US$40 juta untuk pendanaan modal kerja. Suku bunga pinjaman ditetapkan sebesar 3 (tiga) bulan LIBOR ditambah 2,75% per tahun. Angsuran dibayarkan kembali melalui 5 (lima) kali cicilan sebesar US$8 juta setiap tanggal 26 September setiap tahunnya, dengan pembayaran pertama setelah 6 (enam) tahun sejak tanggal perjanjian pinjaman ("grace period") dan setelah itu, setiap 12 bulan setelah itu. Angsuran terakhir akan dibayarkan paling lambat 10 tahun setelah tanggal perjanjian pinjaman.

On 26 September 2011, the additional subordinated loan of US$40 million was obtained for funding Bank’s working capital. Interest is payable at 3 (three) months LIBOR plus 2.75% per annum. This loan is repayable in 5 (five) equal installments of US$8 million, on 26th of September every year, with the first repayment to be made in the year falling 6 (six) years after the date of this loan agreement (the “grace period”) and, thereafter, every 12 months after that. The last installment will be paid no later than 10 years after the date of this loan agreement.

22. MODAL SAHAM 22. SHARE CAPITAL Modal Bank yang ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

The Bank’s issued and paid-up capital as of 31 December 2016 and 2015 is as follows:

2016 Jumlah

saham yang diterbitkan dan disetor

penuh/ Number

of issued and fully

paid-up shares

Nilai nominal (nilai penuh)/

Par value (full amount)

Jumlah/ Amount

Persentase kepemilikan/ Percentage

of ownership

Cooperatieve Centrale Cooperatieve Centrale Raiffeisen - Raiffeisen - Boerenleenbank B.A. Boerenleenbank B,A, (Rabobank Nederland) 2,421,751 500,000 1,210,875 79.73 (Rabobank Nederland) PT Aditirta Suryasentosa (AS) 242,998 500,000 121,499 8.00 PT Aditirta Suryasentosa (AS) PT Antarindo Optima (AO) 242,998 500,000 121,499 8.00 PT Antarindo Optima (AO) PT Antariksabuana PT Antariksabuana Citanagara (AC) 121,498 500,000 60,749 4.00 Citanagara (AC) PT Mitra Usaha Kencana PT Mitra Usaha Kencana Sejati (MUKS) 8,225 500,000 4,113 0.27 Sejati (MUKS) Total 3,037,470 1,518,735 100.00 Total

2015 Jumlah

saham yang diterbitkan dan disetor

penuh/ Number

of issued and fully

paid-up shares

Nilai nominal (nilai penuh)/

Par value (full amount)

Jumlah/ Amount

Persentase kepemilikan/ Percentage

of ownership

Cooperatieve Centrale Cooperatieve Centrale Raiffeisen - Raiffeisen - Boerenleenbank B.A. Boerenleenbank B,A, (Rabobank Nederland) 1,733,613 500,000 866,806 73.79 (Rabobank Nederland) PT Aditirta Suryasentosa (AS) 242,998 500,000 121,499 10.34 PT Aditirta Suryasentosa (AS) PT Antarindo Optima (AO) 242,998 500,000 121,499 10.34 PT Antarindo Optima (AO) PT Antariksabuana PT Antariksabuana Citanagara (AC) 121,498 500,000 60,749 5.17 Citanagara (AC) PT Mitra Usaha Kencana PT Mitra Usaha Kencana Sejati (MUKS) 8,225 500,000 4,113 0.36 Sejati (MUKS) Total 2,349,332 1,174,666 100.00 Total Pada tanggal 20 Januari 2016, Rabobank Nederland melakukan setoran modal tambahan sebesar Rp344.069 (lihat Catatan 1).

On 20 January 2016, Rabobank Nederland injected additional capital amounted Rp344,069 (refer to Note 1).

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/57 - Schedule

23. PENDAPATAN BUNGA 23. INTEREST INCOME 2016 2015

Kredit yang diberikan 1,127,935 1,308,343 Loans Efek - efek 98,073 66,023 Marketable securities Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia dan bank lain 27,621 25,242 and other banks Giro pada Bank Indonesia Current accounts with Bank dan bank lain 3,434 1,156 Indonesia and other banks Lain-lain 2,538 799 Others Total 1,259,601 1,401,563 Total

24. BEBAN BUNGA 24. INTEREST EXPENSE 2016 2015

Simpanan dari nasabah Deposits from customers dan bank lain: and other banks: Deposito berjangka 595,327 653,727 Time deposits Giro 17,485 34,214 Current accounts Tabungan 21,957 20,470 Savings accounts Premi asuransi untuk Insurance premiums on program penjaminan nasabah third party funds guarantee 31,054 38,948 program Pinjaman subordinasi 19,267 18,106 Subordinated loans Pinjaman yang diterima 1,274 191 Fund borrowings Total 686,364 765,656 Total

25. BEBAN GAJI DAN IMBALAN KERJA 25. SALARIES AND EMPLOYEE BENEFITS 2016 2015

Gaji dan imbalan Salaries and post-employment pasca-kerja 188,051 265,237 benefits Bonus dan tunjangan hari raya 36,066 37,262 Bonus and holiday allowances Tunjangan kesehatan 13,784 16,701 Medical allowances Pendidikan dan pelatihan 11,764 11,186 Education and training Asuransi karyawan 8,159 17,945 Employees insurance Tunjangan lembur 1,654 3,155 Overtime allowances Lain-lain 17,668 26,781 Others Total 277,146 378,267 Total

188 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/58 - Schedule

26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2016 2015

Penyusutan (Catatan 13) 54,162 51,460 Depreciation (Note 13) Biaya jasa profesional 31,726 54,357 Professional fees Sewa 28,594 24,889 Rent Beban administrasi yang dibebankan Administration expenses charged oleh kantor pusat 19,181 43,773 by head office Perlengkapan kantor 18,488 27,718 Office supplies Media komunikasi 16,617 22,138 Media communication Iklan dan promosi 8,691 9,723 Advertising and promotion Perbaikan dan pemeliharaan 8,313 8,099 Repairs and maintenance Perjalanan dinas 5,888 6,793 Business travel Listrik dan air 5,598 6,947 Electricity and water Surat-menyurat dan telekomunikasi 3,133 5,067 Mailing and telecommunications Asuransi 1,910 5,580 Insurance Lain-lain 43,007 41,655 Others Total 245,308 308,199 Total

Beban administrasi yang dibebankan oleh kantor pusat merupakan biaya atas jasa-jasa teknologi informasi yang diberikan oleh entitas induk dan cabang-cabang regional lainnya kepada Bank, yang ditentukan berdasarkan kontrak tertulis (Service Level Agreement).

Administration expenses charged by head office are expenses incurred such as information technology services provided by the parent entity and other regional branches to the Bank, which are determined based on Service Level Agreement.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo atas biaya pembebanan tersebut yang belum dilunasi adalah masing-masing sebesar Rp23.650 dan Rp69.989 yang dicatat sebagai bagian dari akun “Liabilitas lain-lain” (Catatan 20).

For the years ended 31 December 2016 and 2015, the above expenses that have not been settled amounted to Rp23,650 and Rp69,989, respectively which were recorded as part of “Other liabilities” (Note 20).

27. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 27. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

Komitmen dan kontinjensi diperoleh dari pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi terdiri dari:

Commitments and contingencies are derived from third parties and related parties consist of the following:

2016 2015

Komitmen Commitments Liabilitas komitmen: Commitment payables: Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan (3,779,787) (4,131,437) Unused loan facilities Letters of credit dan SKBDN yang Outstanding irrevocable masih berjalan dan tidak dapat letters of credit and dibatalkan (6,865) (34,590) domestic letter of credit Total liabilitas komitmen (3,786,652) (4,166,027) Total commitment payables Kontinjensi Contingencies Tagihan kontinjensi: Contingent receivables: Pendapatan bunga kredit Interest receivables on bermasalah 73,652 132,155 non-performing loans Bank garansi yang diterima 1,306,833 2,839,710 Bank guarantees received Liabilitas kontinjensi: Contingent payables: Bank garansi yang diterbitkan (96,577) (301,307) Bank guarantees issued Tagihan kontinjensi - neto 1,283,908 2,670,558 Contingent receivables - net Komitmen dan kontinjensi - Commitments and contingencies neto (2,502,744) (1,495,469) payables - net

189 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/58 - Schedule

26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2016 2015

Penyusutan (Catatan 13) 54,162 51,460 Depreciation (Note 13) Biaya jasa profesional 31,726 54,357 Professional fees Sewa 28,594 24,889 Rent Beban administrasi yang dibebankan Administration expenses charged oleh kantor pusat 19,181 43,773 by head office Perlengkapan kantor 18,488 27,718 Office supplies Media komunikasi 16,617 22,138 Media communication Iklan dan promosi 8,691 9,723 Advertising and promotion Perbaikan dan pemeliharaan 8,313 8,099 Repairs and maintenance Perjalanan dinas 5,888 6,793 Business travel Listrik dan air 5,598 6,947 Electricity and water Surat-menyurat dan telekomunikasi 3,133 5,067 Mailing and telecommunications Asuransi 1,910 5,580 Insurance Lain-lain 43,007 41,655 Others Total 245,308 308,199 Total

Beban administrasi yang dibebankan oleh kantor pusat merupakan biaya atas jasa-jasa teknologi informasi yang diberikan oleh entitas induk dan cabang-cabang regional lainnya kepada Bank, yang ditentukan berdasarkan kontrak tertulis (Service Level Agreement).

Administration expenses charged by head office are expenses incurred such as information technology services provided by the parent entity and other regional branches to the Bank, which are determined based on Service Level Agreement.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo atas biaya pembebanan tersebut yang belum dilunasi adalah masing-masing sebesar Rp23.650 dan Rp69.989 yang dicatat sebagai bagian dari akun “Liabilitas lain-lain” (Catatan 20).

For the years ended 31 December 2016 and 2015, the above expenses that have not been settled amounted to Rp23,650 and Rp69,989, respectively which were recorded as part of “Other liabilities” (Note 20).

27. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 27. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

Komitmen dan kontinjensi diperoleh dari pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi terdiri dari:

Commitments and contingencies are derived from third parties and related parties consist of the following:

2016 2015

Komitmen Commitments Liabilitas komitmen: Commitment payables: Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan (3,779,787) (4,131,437) Unused loan facilities Letters of credit dan SKBDN yang Outstanding irrevocable masih berjalan dan tidak dapat letters of credit and dibatalkan (6,865) (34,590) domestic letter of credit Total liabilitas komitmen (3,786,652) (4,166,027) Total commitment payables Kontinjensi Contingencies Tagihan kontinjensi: Contingent receivables: Pendapatan bunga kredit Interest receivables on bermasalah 73,652 132,155 non-performing loans Bank garansi yang diterima 1,306,833 2,839,710 Bank guarantees received Liabilitas kontinjensi: Contingent payables: Bank garansi yang diterbitkan (96,577) (301,307) Bank guarantees issued Tagihan kontinjensi - neto 1,283,908 2,670,558 Contingent receivables - net Komitmen dan kontinjensi - Commitments and contingencies neto (2,502,744) (1,495,469) payables - net

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/59 - Schedule

27. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) 27. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo liabilitas transaksi komitmen dan kontinjensi - neto dengan pihak-pihak berelasi masing-masing sebesar Rp nihil dan Rp409.127 (Catatan 30).

As of 31 December 2016 and 2015, the balance of commitments and contingent transactions payables - net with related parties amounted to Rp null and Rp409,127 respectively (Note 30).

28. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM

MATA UANG ASING 28. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN

FOREIGN CURRENCY

a. Posisi Devisa Neto a. Net Open Position Perhitungan Posisi Devisa Neto (PDN) didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No. 6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, Bank diwajibkan untuk menjaga rasio PDN laporan posisi keuangan dan secara keseluruhan maksimum 20% dari jumlah modal. PDN adalah penjumlahan nilai absolut yang dinyatakan dalam Rupiah dari selisih bersih antara aset dan liabilitas dalam mata uang asing dan selisih bersih dari tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi yang dicatat dalam rekening administratif yang didenominasi dalam setiap mata uang asing.

The Net Open Position (NOP) is calculated based on Bank Indonesia Regulation No. 6/20/PBI/2004 dated 15 July 2004 which was last amended by Bank Indonesia Regulation No. 12/10/PBI/2010 dated 1 July 2010. Based on this regulation, the Bank is required to maintain Net Open Position ratio of the overall statements of financial position at a maximum of 20% of the total capital. The NOP is the sum of the absolute values, which are stated in Rupiah, of the net difference between the assets and liabilities denominated in each foreign currency and the net difference of the receivables and payables of both commitments and contingencies recorded in the administrative accounts denominated in each foreign currency.

PDN dan rasio PDN Bank pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

The Bank’s NOP and NOP ratio as of 31 December 2016 and 2015 are calculated as follows:

2016

Aset/

Assets Liabilitas/ Liabilities

Neto - absolut/ Net - absolute

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies (full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies (full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Keseluruhan (laporan posisi Aggregate (statement of keuangan dan rekening financial position and administratif) administrative accounts) Dolar Amerika Serikat 207,477,141 2,795,236 207,913,227 2,801,111 436,086 5,875 United States Dollar Yen Jepang 42,564,109 4,898 51,421,181 5,917 8,857,072 1,019 Japanese Yen Euro Eropa 8,764,827 124,248 7,555,502 107,105 1,209,325 17,143 European Euro Poundsterling Inggris 5,196 86 1,090 18 4,106 68 Great Britain Poundsterling Dolar Australia 6,262,610 60,892 6,148,526 59,783 114,084 1,109 Australian Dollar Franc Swiss 39,043 516 400 5 38,643 511 Swiss Franc Dolar Hong Kong 341,255 593 139,293 242 1,109 351 Hong Kong Dollar Dolar Singapura 2,355,470 21,934 1,991,008 18,540 364,462 3,394 Singapore Dollar Dolar Selandia Baru 4,052 38 - - 4,052 38 New Zealand Dollar 3,008,441 2,992,721 29,508 Total modal pada tanggal Total capital as of 31 Desember 2016 (Catatan 29) 2,200,924 December 31, 2016 (Note 29) Persentasi PDN terhadap modal 1.34% Percentage of NOP to capital

190 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/60 - Schedule

28. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM

MATA UANG ASING (lanjutan) 28. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN

FOREIGN CURRENCY (continued)

b. Posisi Devisa Neto (lanjutan) b. Net Open Position (continued)

2015

Aset/

Assets Liabilitas/ Liabilities

Neto - absolut/ Net - absolute

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies (full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies (full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Keseluruhan (laporan posisi Aggregate (statement of keuangan dan rekening financial position and administratif) administrative accounts) Dolar Amerika Serikat 390,906,855 5,388,651 392,560,029 5,411,440 1,653,174 22,789 United States Dollar Yen Jepang 84,434,354 9,669 102,947,212 11,789 18,512,858 2,120 Japanese Yen Euro Eropa 11,489,260 172,990 11,562,052 174,086 72,792 1,096 European Euro Poundsterling Inggris 2,691 55 - - 2,691 55 Great Britain Poundsterling Dolar Australia 7,478,979 75,416 7,541,158 76,043 62,179 627 Australian Dollar Franc Swiss 39,082 544 - - 39,082 544 Swiss Franc Dolar Hong Kong 354,191 630 - - 354,191 630 Hong Kong Dollar Dolar Singapura 2,499,655 24,394 2,896,932 28,271 397,277 3,877 Singapore Dollar Dolar Selandia Baru 8,153 77 4,129 39 4,024 38 New Zealand Dollar 5,672,426 5,701,668 31,776 Total modal pada tanggal Total capital as of 31 Desember 2015 (Catatan 29) 1,731,106 December 31, 2015 (Note 29) Persentase PDN terhadap modal Percentage of NOP to capital (tidak diaudit) 1.84% (unaudited)

29. MANAJEMEN MODAL 29. CAPITAL MANAGEMENT Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk

mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan mempertahankan investor, deposan, pelanggan dan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan faktorfaktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara keuntungan yang lebih tinggi dengan gearing ratio serta keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.

The Bank’s capital management objective is to maintain a strong capital position to support business growth and to sustain investor, depositor, customer and market confidence. In managing its capital, the Bank considers factors such as: an optimal capital rate of return to shareholders and maintaining a balance between high return gearing ratio and safety provided by a sound capital position.

Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk

memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan mengikuti road map implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia.

Starting 2007, Bank is required to comply with Basel II framework in respect with regulatory capital following the Basel II implementation road map in Indonesia led by the Bank Indonesia.

Penerapan Bank atas risiko pasar, risiko kredit dan

risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut:

Bank’s implementation on market risk, credit risk and operational risk in capital is as follows:

a. Risiko pasar Sejak November 2007, Bank sudah

menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko pasar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012.

a. Market risk Starting November 2007, the Bank had adopted standardized approach for market risk management according to Bank Indonesia Regulation No. 9/13/PBI/2007 dated 1 November 2007 as well as Bank Indonesia Circular Letter No. 9/33/DPNP dated 18 December 2007 and Bank Indonesia Circular Letter No. 14/21/DPNP dated 18 July 2012.

191 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/60 - Schedule

28. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM

MATA UANG ASING (lanjutan) 28. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN

FOREIGN CURRENCY (continued)

b. Posisi Devisa Neto (lanjutan) b. Net Open Position (continued)

2015

Aset/

Assets Liabilitas/ Liabilities

Neto - absolut/ Net - absolute

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies (full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Mata uang asing (nilai

penuh)/ Foreign

currencies (full amount)

Ekuivalen dalam Rp/

Equivalent in Rp

Keseluruhan (laporan posisi Aggregate (statement of keuangan dan rekening financial position and administratif) administrative accounts) Dolar Amerika Serikat 390,906,855 5,388,651 392,560,029 5,411,440 1,653,174 22,789 United States Dollar Yen Jepang 84,434,354 9,669 102,947,212 11,789 18,512,858 2,120 Japanese Yen Euro Eropa 11,489,260 172,990 11,562,052 174,086 72,792 1,096 European Euro Poundsterling Inggris 2,691 55 - - 2,691 55 Great Britain Poundsterling Dolar Australia 7,478,979 75,416 7,541,158 76,043 62,179 627 Australian Dollar Franc Swiss 39,082 544 - - 39,082 544 Swiss Franc Dolar Hong Kong 354,191 630 - - 354,191 630 Hong Kong Dollar Dolar Singapura 2,499,655 24,394 2,896,932 28,271 397,277 3,877 Singapore Dollar Dolar Selandia Baru 8,153 77 4,129 39 4,024 38 New Zealand Dollar 5,672,426 5,701,668 31,776 Total modal pada tanggal Total capital as of 31 Desember 2015 (Catatan 29) 1,731,106 December 31, 2015 (Note 29) Persentase PDN terhadap modal Percentage of NOP to capital (tidak diaudit) 1.84% (unaudited)

29. MANAJEMEN MODAL 29. CAPITAL MANAGEMENT Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk

mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan mempertahankan investor, deposan, pelanggan dan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan faktorfaktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara keuntungan yang lebih tinggi dengan gearing ratio serta keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.

The Bank’s capital management objective is to maintain a strong capital position to support business growth and to sustain investor, depositor, customer and market confidence. In managing its capital, the Bank considers factors such as: an optimal capital rate of return to shareholders and maintaining a balance between high return gearing ratio and safety provided by a sound capital position.

Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk

memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan mengikuti road map implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia.

Starting 2007, Bank is required to comply with Basel II framework in respect with regulatory capital following the Basel II implementation road map in Indonesia led by the Bank Indonesia.

Penerapan Bank atas risiko pasar, risiko kredit dan

risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut:

Bank’s implementation on market risk, credit risk and operational risk in capital is as follows:

a. Risiko pasar Sejak November 2007, Bank sudah

menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko pasar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012.

a. Market risk Starting November 2007, the Bank had adopted standardized approach for market risk management according to Bank Indonesia Regulation No. 9/13/PBI/2007 dated 1 November 2007 as well as Bank Indonesia Circular Letter No. 9/33/DPNP dated 18 December 2007 and Bank Indonesia Circular Letter No. 14/21/DPNP dated 18 July 2012.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/61 - Schedule

29. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) 29. CAPITAL MANAGEMENT (continued)

b. Risiko kredit Sebagai tindak lanjut penerapan Pilar 1 Basel

II, Bank telah mengimplementasikan pengukuran risiko kredit dengan menggunakan Standardized Approach sesuai dengan SE BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar.

b. Credit risk As a follow up to the implementation of Pillar 1 of

Basel II, the Bank has implemented a credit risk measurement using the Standardized Approach in accordance with SE BI No.13/6/DPNP dated 18 February 2011 regarding the Guidelines for Calculation of Risk Weighted Assets (RWA) for Credit Risk by Using Standardized Approach.

c. Risiko operasional Bank telah melakukan perhitungan kebutuhan

modal minimum dengan menggunakan Basic Indicator Approach untuk risiko operasional sesuai dengan SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Operasional. Penggunaan Pendekatan Indikator Dasar (PID) dan Standardized Model untuk risiko pasar sesuai dengan SE BI No. 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan memperhitungkan Risiko Pasar sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012.

Pada tahun 2012 Bank Indonesia melakukan

revisi atas peraturan tersebut dan mengeluarkan Surat Edaran No. 14/37/DPNP tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai dengan Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA).

c. Operational risk The Bank has been doing the calculation of

minimum capital requirements using the Basic Indicator Approach for operational risk in accordance with SE BI No. 11/3/DPNP dated 27 January 2009 regarding the calculation of risk weighted assets (RWA) for Operational Risk. The use of Basic Indicator Approach (BIA) and the Standardized Model for market risk are in accordance with SE BI No. 9/33/DPNP dated 18 December 2007 regarding the Guidelines for the Use of Standardized Method in the Calculation of Capital Adequacy Ratio on Market Risk for Commercial Banks, which was changed with SE BI No. 14/21/DPNP dated 18 July 2012.

In 2012, Bank Indonesia revised such regulation

and issued circular letter No. 14/37/DPNP regarding Capital Adequancy Ratio with Risk Profile and Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA).

Bank Indonesia menganalisis modal dalam dua tingkatan:

Bank Indonesia analyzed the capital into two tiers:

1. Modal Tier 1 terdiri dari modal saham

biasa, agio saham, saldo laba, dan kepentingan non-pengendali setelah dikurangi aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal.

2. Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman

subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25%).

1. Tier 1 capital consists of ordinary share capital, share premium, retained earnings, and non-controlling interest after deduction for intangible assets and other regulatory adjustments relating to items that are included in equity but are treated differently for capital adequacy purposes.

2. Tier 2 capital consist of qualifying

subordinated loans and general allowance (maximum of 1.25%).

192 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/62 - Schedule

29. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) 29. CAPITAL MANAGEMENT (continued)

c. Risiko operasional (lanjutan) c. Operational risk (continued) Perhitungan Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Capital Adequacy Ratio (CAR) calculations for the Bank as of 31 December 2016 and 2015 are as follows:

2016 2015

Dengan pembebanan Credit risk risiko kredit: charges: Total modal Tier I dan II 2,200,924 1,731,106 Total Tier I and II capital Total Risiko-Aset Tertimbang 9,655,258 11,677,773 Total Risk-Weighted Assets KPMM - risiko kredit 22.79% 14.82% CAR - credit risk Dengan pembebanan Credit and market risks risiko kredit dan pasar: charges: Total modal Tier I dan II 2,200,924 1,731,106 Total Tier I and II capital Total Risiko-Aset Tertimbang 9,684,766 13,015,374 Total Risk-Weighted Assets KPMM - risiko kredit dan pasar 22.73% 13.30% CAR - credit and market risks

Dengan pembebanan risiko Credit, market and operational kredit, pasar dan operasional risks charges: Total modal Tier I dan II 2,200,924 1,731,106 Total Tier I and II capital Total Risiko-Aset Tertimbang 10,976,024 13,047,151 Total Risk-Weighted Assets KPMM - risiko kredit, pasar CAR - credit, market dan operasional 20.05% 13.27% and operational risks KPMM minimum yang Minimum CAR required diwajibkan oleh peraturan based on Bank Indonesia Bank Indonesia 12% 8% regulation Bank telah memenuhi seluruh ketentuan pembebanan modal yang diizinkan untuk tahun 2016 dan 2015 (tidak diaudit).

The Bank has complied with all externally imposed capital requirements in 2016 and 2015 (unaudited).

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI 30. RELATED PARTIES TRANSACTIONS

Pihak berelasi/ Related parties

Sifat dari hubungan/ Nature of relationship

Sifat dari transaksi/ Nature of transaction

Rabobank International, Singapore Mempunyai induk yang sama/Owned by the Giro pada bank lain/Current accounts with Branch same shareholder Liabilitas lain-lain/Other liabilities, Simpanan dari bank lain/Deposits from other banks, Pendapatan bunga/Interest income, Beban bunga/Interest expense Rabobank International, Sydney Mempunyai induk yang sama/Owned by the Simpanan dari bank lain/ same shareholder Deposits from other banks, Beban bunga/Interest expense

193 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/62 - Schedule

29. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) 29. CAPITAL MANAGEMENT (continued)

c. Risiko operasional (lanjutan) c. Operational risk (continued) Perhitungan Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Capital Adequacy Ratio (CAR) calculations for the Bank as of 31 December 2016 and 2015 are as follows:

2016 2015

Dengan pembebanan Credit risk risiko kredit: charges: Total modal Tier I dan II 2,200,924 1,731,106 Total Tier I and II capital Total Risiko-Aset Tertimbang 9,655,258 11,677,773 Total Risk-Weighted Assets KPMM - risiko kredit 22.79% 14.82% CAR - credit risk Dengan pembebanan Credit and market risks risiko kredit dan pasar: charges: Total modal Tier I dan II 2,200,924 1,731,106 Total Tier I and II capital Total Risiko-Aset Tertimbang 9,684,766 13,015,374 Total Risk-Weighted Assets KPMM - risiko kredit dan pasar 22.73% 13.30% CAR - credit and market risks

Dengan pembebanan risiko Credit, market and operational kredit, pasar dan operasional risks charges: Total modal Tier I dan II 2,200,924 1,731,106 Total Tier I and II capital Total Risiko-Aset Tertimbang 10,976,024 13,047,151 Total Risk-Weighted Assets KPMM - risiko kredit, pasar CAR - credit, market dan operasional 20.05% 13.27% and operational risks KPMM minimum yang Minimum CAR required diwajibkan oleh peraturan based on Bank Indonesia Bank Indonesia 12% 8% regulation Bank telah memenuhi seluruh ketentuan pembebanan modal yang diizinkan untuk tahun 2016 dan 2015 (tidak diaudit).

The Bank has complied with all externally imposed capital requirements in 2016 and 2015 (unaudited).

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI 30. RELATED PARTIES TRANSACTIONS

Pihak berelasi/ Related parties

Sifat dari hubungan/ Nature of relationship

Sifat dari transaksi/ Nature of transaction

Rabobank International, Singapore Mempunyai induk yang sama/Owned by the Giro pada bank lain/Current accounts with Branch same shareholder Liabilitas lain-lain/Other liabilities, Simpanan dari bank lain/Deposits from other banks, Pendapatan bunga/Interest income, Beban bunga/Interest expense Rabobank International, Sydney Mempunyai induk yang sama/Owned by the Simpanan dari bank lain/ same shareholder Deposits from other banks, Beban bunga/Interest expense

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/63 - Schedule

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

(lanjuan) 30. RELATED PARTY TRANSACTIONS (continued)

Pihak berelasi/ Related parties

Sifat dari hubungan/ Nature of relationship

Sifat dari transaksi/ Nature of transaction

Giro pada bank lain/Current accounts Rabobank International, Hong Kong Mempunyai induk yang sama/Owned by the with other banks, Branch same shareholder Liabilitas lain-lain/Other liabilities, Provisi dan komisi lainnya/other fees and commissions, Rabobank International Holding BV Mempunyai induk yang sama/Owned by the Simpanan dari nasabah/Deposits from same shareholder customers, Stichting Rabobank Foundation Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang Simpanan dari nasabah/Deposits from sama/Owned by the same ultimate customers, shareholder Rabo Club Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang Simpanan dari nasabah/Deposits from sama/Owned by the same ultimate customers, shareholder Cooperatieve Centrale Raiffeisen Pemegang saham utama/Majority Simpanan dari bank lain/Deposits from Boerenleenbank B.A. (Rabobank shareholder other banks, Pinjaman yang diterima/ Nederland) Fund borrowings, Pinjaman subordinasi/ Subordinated loans, Liabilitas lain- lain/Other liabilities, Komitmen dan kontinjensi/ Commitments and contingencies Rabobank International, Utrecht Branch Mempunyai induk yang sama/Owned by the Giro pada bank lain/Current accounts same shareholder with other banks, Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain/Placements with Bank Indonesia and other banks, Tagihan derivatif/ Derivatives receivable,Simpanan dari bank lain/Deposits from other banks, Liabilitas derivatif/Derivative payable, Rabobank International, New York Branch Mempunyai induk yang sama/Owned by the Penempatan pada Bank Indonesia same shareholder dan bank lain/Placements with Bank Indonesia and other banks Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Manajemen kunci/Key management Kredit yang diberikan/Loans, Pendapatan Eksekutif/Board of Commissioners, bunga yang masih akan diterima/ Directors and Executive Officers Accrued interest receivables, Simpanan dari nasabah/Deposits from customers, Dalam kegiatan usaha sehari-hari, Bank melakukan transaksi dengan pihak - pihak berelasi yang merupakan entitas dengan pengendalian bersama berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, sebagai berikut:

In the ordinary course of its business, the Bank engages in transactions with related parties which are entities under common control based on term agreed by both parties, as follows:

a. Giro pada bank lain a. Current accounts with other banks

2016 2015

Rabobank International, Utrecht 112,502 24,412 Rabobank International, Utrecht Rabobank International, Singapore 11,229 4,881 Rabobank International, Singapore 123,731 29,293 Persentase terhadap jumlah Percentage of total current accounts giro pada bank lain 54.85% 25.67% with other banks

b. Tagihan derivatif b. Derivative receivables

2016 2015 Rabobank International, Utrecht 3 61 Rabobank International, Singapore Persentase terhadap jumlah Percentage of total tagihan derivatif 5.60% 0.90% derivative receivables

194 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/64 - Schedule

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

(lanjutan) 30. RELATED PARTY TRANSACTIONS (continued)

c. Kredit yang diberikan c. Loans

2016 2015

- Manajemen 18,813 13,289 Key managements - Pendapatan bunga yang Accrued interest masih akan diterima 9 5 income Cadangan kerugian Allowance for impairment penurunan nilai - - losses 18,822 13,294 Persentase terhadap jumlah Percentage of total pinjaman yang diberikan 0.20% 0.12% loans

d. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank

lain d. Placements with Bank Indonesia and other

banks 2016 2015

Rabobank International, Utrecht 48,616 - Rabobank International, Utrecht Rabobank International, New York - 573,456 Rabobank International, New York 48,616 573,456 Persentase terhadap jumlah Percentage of total acceptance tagihan akseptasi 12.48% 34.27% receivables

e. Simpanan nasabah e. Deposits from customers

2016 2015

- Giro 11,822 18,794 Current accounts - - Tabungan 3,892 2,629 Saving accounts - - Deposito berjangka 32,568 32,348 Time deposits - 48,282 53,771 Persentase terhadap jumlah Percentage of total simpanan nasabah 0.47% 0.47% deposits from customers

f. Simpanan dari bank lain f. Deposits from other banks

2016 2015

- Rabobank International, Rabobank International, - Singapura 277 277 Singapore - Rabobank International, Rabobank International, - Australia 10 10 Australia - Rabobank International, Rabobank International, - Nederland 1,756 8,648 Nederland - Rabobank International, Rabobank International, - Utrecht 67,363 - Utrecht 69,406 8,935 Persentase terhadap jumlah Percentage of total deposits simpanan dari bank lain 40.52% 0.82% from other banks

195 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/64 - Schedule

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

(lanjutan) 30. RELATED PARTY TRANSACTIONS (continued)

c. Kredit yang diberikan c. Loans

2016 2015

- Manajemen 18,813 13,289 Key managements - Pendapatan bunga yang Accrued interest masih akan diterima 9 5 income Cadangan kerugian Allowance for impairment penurunan nilai - - losses 18,822 13,294 Persentase terhadap jumlah Percentage of total pinjaman yang diberikan 0.20% 0.12% loans

d. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank

lain d. Placements with Bank Indonesia and other

banks 2016 2015

Rabobank International, Utrecht 48,616 - Rabobank International, Utrecht Rabobank International, New York - 573,456 Rabobank International, New York 48,616 573,456 Persentase terhadap jumlah Percentage of total acceptance tagihan akseptasi 12.48% 34.27% receivables

e. Simpanan nasabah e. Deposits from customers

2016 2015

- Giro 11,822 18,794 Current accounts - - Tabungan 3,892 2,629 Saving accounts - - Deposito berjangka 32,568 32,348 Time deposits - 48,282 53,771 Persentase terhadap jumlah Percentage of total simpanan nasabah 0.47% 0.47% deposits from customers

f. Simpanan dari bank lain f. Deposits from other banks

2016 2015

- Rabobank International, Rabobank International, - Singapura 277 277 Singapore - Rabobank International, Rabobank International, - Australia 10 10 Australia - Rabobank International, Rabobank International, - Nederland 1,756 8,648 Nederland - Rabobank International, Rabobank International, - Utrecht 67,363 - Utrecht 69,406 8,935 Persentase terhadap jumlah Percentage of total deposits simpanan dari bank lain 40.52% 0.82% from other banks

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/65 - Schedule

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

(lanjutan) 30. RELATED PARTY TRANSACTIONS (continued)

g. Liabilitas derivatif g. Derivative payables

2016 2015

Rabobank International, Utrecht 3 697 Rabobank International, Utrecht Persentase terhadap jumlah Percentage of total liabilitas derivatif 0.31% 10.95% derivative payables

h. Pinjaman yang diterima h. Fund borrowings

2016 2015

Rabobank International, Utrecht 25,261 43,078 Rabobank International, Utrecht Persentase terhadap jumlah Percentage of total pinjaman yang diterima 27.01% 25.70% fund borrowings

i. Pinjaman subordinasi i. Subordinated loans

2016 2015

Rabobank International, Utrecht 589,422 637,556 Rabobank International, Utrecht

Persentase terhadap jumlah Percentage of total pinjaman subordinasi 100% 100% subordinated loans

j. Provisi dan komisi lainnya j. Other fees and commissions 2016 2015

Advisory fees Advisory fees Rabobank International, Rabobank International, Hongkong 78,475 - Hongkong Persentase terhadap jumlah Percentage of total Provisi dan komisi lainnya 87.45% 0.00% other fees and commissions

Pendapatan advisory fee merupakan pendapatan yang diterima dari Rabobank International, Hongkong terkait dengan jasa yang diberikan Rabobank Indonesia dalam rangka inisiasi dan support servicing offshore loan yang dibiayai oleh Rabobank International, Hongkong. Pendapatan yang diakui pada tahun 2016 termasuk pendapatan yang diterima atas jasa yang diberikan oleh Bank pada tahun-tahun sebelumnya (2013, 2014 dan 2015).

Advisory fee income received from Rabobank International, Hongkong related to support provided by Rabobank Indonesia in consideration of the origination offshore loan funded by Rabobank International, Hongkong. The fee income recognised in 2016 includes fee received form support provided by the Bank in previous years (2013,2014 and 2015).

31. IMBALAN KERJA KARYAWAN 31. EMPLOYEE BENEFITS

Bank mempunyai suatu program pensiun iuran pasti yang meliputi seluruh karyawan tetap yang didanai melalui iuran tetap bulanan kepada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia. DPLK ini memperoleh pengesahan terakhir kali dari Menteri Keuangan yang tertuang dalam Surat Keputusan No. KEP- 331/KM.6/2004 tanggal 9 Agustus 2004. Program Pensiun ini didanai dari Bank sebesar 10% dari gaji kotor. Usia pensiun secara normal adalah 55 tahun.

The Bank has defined contribution pension plan covering substantially all of its eligible employees. This Pension Plan is managed by “Dana Pensiun Lembaga Keuangan” (DPLK) Manulife Indonesia. The DPLK was legalized based on the approval from the Ministry of Finance in its decree No. KEP-331/KM.6/2004 dated 9 August 2004. The Pension Plan is funded by contribution from the Bank at 10% of gross salary. The normal retirement age is 55.

196 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/66 - Schedule

31. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) 31. EMPLOYEE BENEFITS (continued)

Penilaian aktuaria atas manfaat pensiun pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, dilakukan oleh perusahaan konsultan aktuaria terdaftar, PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”.

The actuarial calculation of pension benefits for the years ended 31 December 2016 and 2015, was prepared by a registered actuarial consulting firm, PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), using the “Projected Unit Credit Method”.

2016 2015

Tingkat diskonto 8% 9% Discount rate Hasil yang diharapkan dari aset DPLK 8% 9% Expected return on DPLK Tingkat kenaikan gaji 5% 8% Salary increase rate Tingkat mortalitas TMI 2011 TMI 2011 Mortality rate Usia pensiun 56 tahun/years 55 tahun/years Retirement age Metode penilaian aktuaria Projected Unit Credit Projected Unit Credit Actuarial valuation method

Tabel di bawah ini merupakan komponen dari estimasi beban bersih atas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan dalam hubungannya dengan liabilitas yang diestimasi atas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, oleh aktuaris independen PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria) dalam laporannya masing-masing tertanggal 10 Februari 2017 dan 24 Maret 2016.

The following tables summarize the components of net employee service entitlement expense recognized in the Statement of profit or loss and other comprehensive income and amounts recognized in the statements of financial position in relation to employee service entitlements as determined as of 31 December 2016 and 2015 by an independent actuary PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria) in its reports dated 10 February 2017 and 24 March 2016, respectively.

a. Rekonsiliasi perubahan selama tahun berjalan

atas liabilitas bersih yang diakui di laporan posisi keuangan:

a. The changes during the year of the net liability recognized in the statement of financial position:

2016 2015

Liabilitas bersih pada Net liability at beginning awal tahun 37,859 61,175 of year Beban/(pendapatan) selama Expense/(income) recognized tahun berjalan 15,325 (11,895) during the year Total yang diakui Total amount recognized dalam penghasilan in other comprehensive komprehensif lain (10,058) (6,432) income Pembayaran manfaat (5,993) (4,989) Benefits paid Liabilitas bersih pada Net liability at end akhir tahun (Catatan 20) 37,133 37,859 of year (Note 20)

b. Biaya imbalan kerja yang dibebankan pada

laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:

b. Employee benefit expense recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income:

2016 2015

Biaya jasa kini 6,211 7,894 Current service cost Perubahan rencana 5,744 - Plan amendment Biaya bunga 3,370 4,894 Interest cost Biaya jasa masa lalu karena Past service cost due to kurtailmen - (24,504) curtailment Pengukuran kembali pada imbalan Remeasurement kerja karyawan jangka of other long term panjang lainnya - (179) employee benefit Saldo akhir 15,325 (11,895) Ending balance

197 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/66 - Schedule

31. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) 31. EMPLOYEE BENEFITS (continued)

Penilaian aktuaria atas manfaat pensiun pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, dilakukan oleh perusahaan konsultan aktuaria terdaftar, PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”.

The actuarial calculation of pension benefits for the years ended 31 December 2016 and 2015, was prepared by a registered actuarial consulting firm, PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), using the “Projected Unit Credit Method”.

2016 2015

Tingkat diskonto 8% 9% Discount rate Hasil yang diharapkan dari aset DPLK 8% 9% Expected return on DPLK Tingkat kenaikan gaji 5% 8% Salary increase rate Tingkat mortalitas TMI 2011 TMI 2011 Mortality rate Usia pensiun 56 tahun/years 55 tahun/years Retirement age Metode penilaian aktuaria Projected Unit Credit Projected Unit Credit Actuarial valuation method

Tabel di bawah ini merupakan komponen dari estimasi beban bersih atas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan dalam hubungannya dengan liabilitas yang diestimasi atas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, oleh aktuaris independen PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria) dalam laporannya masing-masing tertanggal 10 Februari 2017 dan 24 Maret 2016.

The following tables summarize the components of net employee service entitlement expense recognized in the Statement of profit or loss and other comprehensive income and amounts recognized in the statements of financial position in relation to employee service entitlements as determined as of 31 December 2016 and 2015 by an independent actuary PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria) in its reports dated 10 February 2017 and 24 March 2016, respectively.

a. Rekonsiliasi perubahan selama tahun berjalan

atas liabilitas bersih yang diakui di laporan posisi keuangan:

a. The changes during the year of the net liability recognized in the statement of financial position:

2016 2015

Liabilitas bersih pada Net liability at beginning awal tahun 37,859 61,175 of year Beban/(pendapatan) selama Expense/(income) recognized tahun berjalan 15,325 (11,895) during the year Total yang diakui Total amount recognized dalam penghasilan in other comprehensive komprehensif lain (10,058) (6,432) income Pembayaran manfaat (5,993) (4,989) Benefits paid Liabilitas bersih pada Net liability at end akhir tahun (Catatan 20) 37,133 37,859 of year (Note 20)

b. Biaya imbalan kerja yang dibebankan pada

laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:

b. Employee benefit expense recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income:

2016 2015

Biaya jasa kini 6,211 7,894 Current service cost Perubahan rencana 5,744 - Plan amendment Biaya bunga 3,370 4,894 Interest cost Biaya jasa masa lalu karena Past service cost due to kurtailmen - (24,504) curtailment Pengukuran kembali pada imbalan Remeasurement kerja karyawan jangka of other long term panjang lainnya - (179) employee benefit Saldo akhir 15,325 (11,895) Ending balance

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/67 - Schedule

31. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) 31. EMPLOYEE BENEFITS (continued)

c. Mutasi atas nilai kini liabilitas imbalan kerja

karyawan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut :

c. Movement in the present value of obligation for employee benefits for the years ended 31 December 2016 and 2015, are as follows :

2016 2015

Nilai kini liabilitas Present value of obligation imbalan kerja for employee benefit, awal tahun 37,859 61,175 beginning of the year Biaya jasa kini 6,211 7,894 Current service cost Perubahan rencana 5,744 - Plan amendment Biaya bunga 3,370 4,894 Interest cost Biaya jasa masa lalu - Past service cost Pembayaran manfaat (5,993) (4,989) Benefit payment Kurtailmen - (24,504) Curtailment Pengukuran kembali atas Remeasurement of employee imbalan kerja karyawan (10,058) (6,611) benefits liability Saldo akhir 37,133 37,859 Ending balance

d. Mutasi pengukuran kembali atas imbalan kerja

karyawan yang diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, bruto pajak tangguhan:

d. The movement in the balance of remeasurement charged to other comprehensive income, gross deferred tax:

2016 2015

Saldo awal (12,407) (5,975) Beginning balance Pengukuran kembali atas Remeasurement of employee imbalan kerja karyawan (10,058) (6,432) benefits liability Saldo akhir (22,465) (12,407) Ending balance

Analisa profil jatuh tempo pembayaran imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015: (tidak diaudit)

The maturity profile analysis of the employee benefits payments as of 31 December 2016 and 2015: (unaudited)

2016 2015

1 tahun - 5,989 Within one year 2- 5 tahun 12,085 18,132 2- 5 years Lebih dari 5 tahun 121,632 264,487 More than 5 years 133,717 288,608 Durasi rata-rata tertimbang dari nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan diakhir periode pelaporan adalah 8,8 tahun.

The weighted average duration of the present value of employee benefits obligation at the end of reporting period is 8.8 years.

198 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/68 - Schedule

31. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) 31. EMPLOYEE BENEFITS (continued)

e. Perhitungan imbalan pasca kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 dilakukan oleh aktuaris independen, PT Kappa Konsultan Utama, berdasarkan laporan aktuaris tertanggal 10 Februari 2017 (2015: 24 Maret 2016) dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

e. The calculation of post-employment benefits as at 31 December 2016, 2015 and 2014 is calculated by an independent actuary, PT Kappa Konsultan Utama, based on an independent actuary report dated 10 February 2017 (2015: 24 March 2016) using the following key assumptions:

Tabel berikut menunjukan analisa sensitivitas nilai kini kewajiban dan biaya jasa kini diasumsikan terdapat perubahan atas tingkat diskonto:

The table belows shows the sensitivity analysis of the present value of employee benefit obligation and current service cost in the assumed changes in the discount rate:

2016

Peningkatan/ Increase by

100 bps

Penurunan/ Decrease by

100 bps Kewajiban Post-employment benefit dibayar pasca kerja (34,089) 40,792 obligation Biaya jasa kini 5,723 6,809 Current service cost

Tabel berikut menunjukan analisa sensitivitas nilai kini kewajiban dan biaya jasa kini diasumsikan terdapat perubahan atas tingkat kenaikan gaji:

The table belows shows the sensitivity analysis of the present value of employee benefit obligation and current service cost in the assumed changes in the salary increase rate:

2015

Peningkatan/ Increase by

100 bps

Penurunan/ Decrease by

100 bps Kewajiban Post-employment benefit dibayar pasca kerja (40,748) 34,056 obligation Biaya jasa kini 6,804 5,718 Current service cost

32. MANAJEMEN RISIKO 32. RISK MANAGEMENT

Bank menghadapi risiko tertentu sehubungan dengan usaha penghimpunan dan penyaluran dana, pengelolaan portofolio investasi serta lingkungan dimana Bank beroperasi. Tujuan Bank dalam manajemen risiko adalah untuk meyakinkan bahwa Bank dapat mengidentifikasi, mengukur, dan memantau berbagai macam risiko yang timbul dan bahwa organisasi Bank telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun untuk menghadapi risiko tersebut, sepanjang dapat dijelaskan dan diterapkan.

The Bank is exposed to specific risks in connection with the deposit-taking and lending business, the management of the investment portfolio and the environment within which the Bank operates. The Bank’s goal in risk management is to ensure that the Bank identifies, measures and monitors the various risks that arise and that the Bank’s organization adheres, as far as reasonably and practically, to the policies and procedures which are established to address those risks.

Bank mengelola beberapa jenis risiko antara lain risiko kredit, risiko pasar (termasuk risiko suku bunga, risiko perdagangan dan risiko nilai tukar mata uang asing), risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko kepatuhan dan risiko strategis.

Bank manages different types of risks such as credit risk, market risk (including interest rate risk, trading risk and foreign exchange risk), liquidity risk, operational risk, legal risks, compliance risk and strategic risk.

199 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/68 - Schedule

31. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) 31. EMPLOYEE BENEFITS (continued)

e. Perhitungan imbalan pasca kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 dilakukan oleh aktuaris independen, PT Kappa Konsultan Utama, berdasarkan laporan aktuaris tertanggal 10 Februari 2017 (2015: 24 Maret 2016) dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

e. The calculation of post-employment benefits as at 31 December 2016, 2015 and 2014 is calculated by an independent actuary, PT Kappa Konsultan Utama, based on an independent actuary report dated 10 February 2017 (2015: 24 March 2016) using the following key assumptions:

Tabel berikut menunjukan analisa sensitivitas nilai kini kewajiban dan biaya jasa kini diasumsikan terdapat perubahan atas tingkat diskonto:

The table belows shows the sensitivity analysis of the present value of employee benefit obligation and current service cost in the assumed changes in the discount rate:

2016

Peningkatan/ Increase by

100 bps

Penurunan/ Decrease by

100 bps Kewajiban Post-employment benefit dibayar pasca kerja (34,089) 40,792 obligation Biaya jasa kini 5,723 6,809 Current service cost

Tabel berikut menunjukan analisa sensitivitas nilai kini kewajiban dan biaya jasa kini diasumsikan terdapat perubahan atas tingkat kenaikan gaji:

The table belows shows the sensitivity analysis of the present value of employee benefit obligation and current service cost in the assumed changes in the salary increase rate:

2015

Peningkatan/ Increase by

100 bps

Penurunan/ Decrease by

100 bps Kewajiban Post-employment benefit dibayar pasca kerja (40,748) 34,056 obligation Biaya jasa kini 6,804 5,718 Current service cost

32. MANAJEMEN RISIKO 32. RISK MANAGEMENT

Bank menghadapi risiko tertentu sehubungan dengan usaha penghimpunan dan penyaluran dana, pengelolaan portofolio investasi serta lingkungan dimana Bank beroperasi. Tujuan Bank dalam manajemen risiko adalah untuk meyakinkan bahwa Bank dapat mengidentifikasi, mengukur, dan memantau berbagai macam risiko yang timbul dan bahwa organisasi Bank telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun untuk menghadapi risiko tersebut, sepanjang dapat dijelaskan dan diterapkan.

The Bank is exposed to specific risks in connection with the deposit-taking and lending business, the management of the investment portfolio and the environment within which the Bank operates. The Bank’s goal in risk management is to ensure that the Bank identifies, measures and monitors the various risks that arise and that the Bank’s organization adheres, as far as reasonably and practically, to the policies and procedures which are established to address those risks.

Bank mengelola beberapa jenis risiko antara lain risiko kredit, risiko pasar (termasuk risiko suku bunga, risiko perdagangan dan risiko nilai tukar mata uang asing), risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko kepatuhan dan risiko strategis.

Bank manages different types of risks such as credit risk, market risk (including interest rate risk, trading risk and foreign exchange risk), liquidity risk, operational risk, legal risks, compliance risk and strategic risk.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/69 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Bank memfokuskan seluruh jenis risiko melalui komite-komite terkait yang ada di Bank, dengan anggota-anggota yang relevan, berwenang dan didokumentasikan secara layak.

Bank focuses all risk types through appropriate committees, which have relevant members, authorities and proper minutes taking.

Pada tingkat Direksi, terdapat beberapa komite dan rapat, yaitu: 1. Komite Kredit 2. Komite Manajemen Risiko 3. Asset and Liability Committee (ALCO) 4. Komite KYC 5. Rapat Direktur

In Directors level, there are several committees and meeting, as follow: 1. Credit Committee 2. Risk Management Committee 3. Asset and Liability Committee (ALCO) 4. KYC Committee 5. Board of Directors meetings

Sedangkan pada tingkat Dewan Komisaris, komite yang dimiliki Bank adalah: 1. Komite Audit dan Kepatuhan 2. Komite Pemantau Risiko 3. Komite Remunerasi 4. Rapat Dewan Komisaris

Meanwhile, in Board of Commissioners level, Bank has several committees, i.e.: 1. Audit and Compliance Committee 2. Risk Monitoring Committee 3. Remuneration Committee 4. Board of Commissioners meetings

Semua komite dan meeting ini diatur dalam Risk Management Policy and Charter.

These Committees and meetings are all governed by the Risk Management Policy and Charter.

Agenda dari Komite Manajemen Risiko adalah membahas isu risiko operasional, hukum, sumber daya manusia, produk baru, perubahan proses dan transaksi yang kompleks, kepatuhan, regulasi, audit, teknologi informasi, security dan business continuity plan, komplain nasabah, kebijakan dan prosedur dan isu terkait lainnya.

Agenda of the Risk Management Committee is to discuss issues in operational risk, legal, human resources, new product, complex transaction and process changes, compliance, regulation, audit, information technology, security and business continuity plan, customer complaint, policy and procedure and other risk-related issues.

Komite Manajemen Risiko melapor kepada Dewan Komisaris empat kali dalam setahun mengenai status risiko Bank melalui Komite Pemantau Risiko.

The Risk Management Committee reports four times a year to the Board of Commissioners on the risk status of the Bank via the Risk Monitoring Committee.

Profil risiko Risk profile Profil risiko Bank menggambarkan risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank (inherent risk), termasuk kualitas penerapan Manajemen Risiko yang mencerminkan sistem pengendalian risiko (risk control system) untuk masing-masing jenis risiko. Penilaian Profil Risiko Bank telah dilakukan sesuai dengan lampiran SE BI No. 13/24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011.

The risk profile of the Bank reflects the inherent risk of the Bank’s business, including the quality of risk management application for each type of risks. Risk Assessment Profile of the Bank has been carried out in accordance with appendices of SE BI No. 13/24/ DPNP dated 25 October 2011.

Sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Bank Indonesia terkait penerapan manajemen risiko, Bank menyusun laporan profil risiko triwulanan secara self assessment.

In accordance with Bank Indonesia regulation regarding the implementation of risk management, the Bank prepares quarterly risk profile report based on self assesment basis.

200 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/70 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit Credit risk Bank mendefinisikan risiko kredit sebagai counterparty risk, yang jika tidak dimitigasi atau dikendalikan, akan menimbulkan kerugian keuangan kepada Bank, baik pada masa kini atau masa depan.

For the Bank, credit risk is defined as the counterparty risk, which if not mitigated or controlled, would pose financial losses to the Bank, either present or contingent.

Untuk mengurangi risiko kredit, Bank telah menyusun kebijakan dan pedoman kredit yang menjelaskan proses dan prosedur analisis kredit, persetujuan kredit, pemantauan dan pengawasan, serta restrukturisasi kredit (jika diperlukan, yaitu sebagian besar untuk kredit bermasalah). Melalui kebijakan dan pedoman kredit, diharapkan Bank dapat mempertahankan kualitas asetnya. Kebijakan tersebut mencakup analisis kredit dan penelaahan berkala atas status kredit, diversifikasi portofolio dan kecukupan jaminan serta pengendalian internal. Sebagian besar keputusan kredit dibuat oleh Komite Kredit melalui penilaian faktor kualitatif dan kuantitatif. Untuk debitur korporasi, Bank menerapkan penilaian Analisis Risiko Kredit untuk menghasilkan rating (serta Probability of Default, Loss Given Default dan Expected Losses) dan rasio laba terhadap modal yang disesuaikan dengan risiko (Risk-adjusted Return on Capital) untuk keperluan pengambilan keputusan.

In order to mitigate credit risk, the Bank has written credit policies and guidelines which specify the process and procedures for credit analysis, credit approval, monitoring and supervision and credit restructuring (the later if so required i.e. mostly for non-performing loans accounts). Through these credit policies and guidelines, the Bank attempts to maintain the asset quality. The policies involve credit analysis and periodic review of credit status, portfolio diversification and sufficient collateral and internal controls. Most credit decisions are made by Credit Committees through assessment of qualitative and quantitative factors. For corporate debtors, the Bank implements a Credit Risk Analysis tool to generate rating (as well as Probability of Default, Loss Given Default and Expected Losses) and corresponding Risk-adjusted Return on Capital for decision making.

Kebijakan kredit ditinjau dan disetujui oleh Komite Kebijakan Pemantauan dan Pengendalian Kredit, Direksi dan Dewan Komisaris secara teratur dan diubah dan diperbarui jika diperlukan (biasanya secara dua-tahunan) untuk mengantisipasi perubahan dalam kebijakan Bank dan peraturan perbankan yang berlaku. Kebijakan yang telah disetujui akan didistribusikan kepada semua staf melalui intranet.

The credit policy is reviewed and approved by the Credit Policy Monitoring & Control Committee, the Directors and the Commissioners on a regular basis and is amended and updated as needed (normally on bi-annual basis) to incorporate changes in the Bank’s policy and new banking regulations. Approved policy will be shared to all staff through intranet.

Oleh karena risiko kredit umumnya muncul sejak awal pemberian kredit sampai dengan penutupan kredit, Bank menyadari pentingnya fungsi pemantauan dan pengawasan. Pengawasan terhadap setiap kredit dilakukan secara berkala oleh pejabat yang bertanggung jawab atas kredit tersebut.

Since most credit risk in its loan portfolio is taken during the loan origination and continues to exist until the loan closing, the Bank realizes the importance of monitoring and supervision. All loans are monitored on a regular basis by the responsible officers.

Walaupun risiko kredit telah dikelola dengan hati-hati, kadang-kadang tidak dapat dihindari bagi Bank untuk menghadapi kondisi gagal bayar dari beberapa debitur yang dikarenakan penurunan ekonomi atau gangguan bisnis atau alasan lain. Jika demikian, pinjaman tersebut dapat diturunkan peringkatnya menurut kriteria Bank Sentral ataupun kebijakan rating internal. Jika dan ketika sebuah rekening diturunkan ke peringkat sub-standar ataupun lebih rendah, pengelolaan rekening tersebut dipindahkan ke unit Special Asset Management, yang mengkhususkan diri dalam menangani kredit bermasalah untuk memaksimalkan perolehan kembali atau meminimalkan kerugian bagi Bank.

While utmost care is given to manage credit risk, sometimes it is unavoidable for Bank to encounter payment default from some of its borrowers due to economic downturn or business disruptions or other reasons. If so, such loans could be downgraded following the Central Bank or internal rating policy. If and when the account is downgraded to sub-standard or lower, the management of the account is transferred to the Special Asset Management unit, which specializes in handling non-performing loans to maximize recovery or minimize losses for the Bank.

201 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/70 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit Credit risk Bank mendefinisikan risiko kredit sebagai counterparty risk, yang jika tidak dimitigasi atau dikendalikan, akan menimbulkan kerugian keuangan kepada Bank, baik pada masa kini atau masa depan.

For the Bank, credit risk is defined as the counterparty risk, which if not mitigated or controlled, would pose financial losses to the Bank, either present or contingent.

Untuk mengurangi risiko kredit, Bank telah menyusun kebijakan dan pedoman kredit yang menjelaskan proses dan prosedur analisis kredit, persetujuan kredit, pemantauan dan pengawasan, serta restrukturisasi kredit (jika diperlukan, yaitu sebagian besar untuk kredit bermasalah). Melalui kebijakan dan pedoman kredit, diharapkan Bank dapat mempertahankan kualitas asetnya. Kebijakan tersebut mencakup analisis kredit dan penelaahan berkala atas status kredit, diversifikasi portofolio dan kecukupan jaminan serta pengendalian internal. Sebagian besar keputusan kredit dibuat oleh Komite Kredit melalui penilaian faktor kualitatif dan kuantitatif. Untuk debitur korporasi, Bank menerapkan penilaian Analisis Risiko Kredit untuk menghasilkan rating (serta Probability of Default, Loss Given Default dan Expected Losses) dan rasio laba terhadap modal yang disesuaikan dengan risiko (Risk-adjusted Return on Capital) untuk keperluan pengambilan keputusan.

In order to mitigate credit risk, the Bank has written credit policies and guidelines which specify the process and procedures for credit analysis, credit approval, monitoring and supervision and credit restructuring (the later if so required i.e. mostly for non-performing loans accounts). Through these credit policies and guidelines, the Bank attempts to maintain the asset quality. The policies involve credit analysis and periodic review of credit status, portfolio diversification and sufficient collateral and internal controls. Most credit decisions are made by Credit Committees through assessment of qualitative and quantitative factors. For corporate debtors, the Bank implements a Credit Risk Analysis tool to generate rating (as well as Probability of Default, Loss Given Default and Expected Losses) and corresponding Risk-adjusted Return on Capital for decision making.

Kebijakan kredit ditinjau dan disetujui oleh Komite Kebijakan Pemantauan dan Pengendalian Kredit, Direksi dan Dewan Komisaris secara teratur dan diubah dan diperbarui jika diperlukan (biasanya secara dua-tahunan) untuk mengantisipasi perubahan dalam kebijakan Bank dan peraturan perbankan yang berlaku. Kebijakan yang telah disetujui akan didistribusikan kepada semua staf melalui intranet.

The credit policy is reviewed and approved by the Credit Policy Monitoring & Control Committee, the Directors and the Commissioners on a regular basis and is amended and updated as needed (normally on bi-annual basis) to incorporate changes in the Bank’s policy and new banking regulations. Approved policy will be shared to all staff through intranet.

Oleh karena risiko kredit umumnya muncul sejak awal pemberian kredit sampai dengan penutupan kredit, Bank menyadari pentingnya fungsi pemantauan dan pengawasan. Pengawasan terhadap setiap kredit dilakukan secara berkala oleh pejabat yang bertanggung jawab atas kredit tersebut.

Since most credit risk in its loan portfolio is taken during the loan origination and continues to exist until the loan closing, the Bank realizes the importance of monitoring and supervision. All loans are monitored on a regular basis by the responsible officers.

Walaupun risiko kredit telah dikelola dengan hati-hati, kadang-kadang tidak dapat dihindari bagi Bank untuk menghadapi kondisi gagal bayar dari beberapa debitur yang dikarenakan penurunan ekonomi atau gangguan bisnis atau alasan lain. Jika demikian, pinjaman tersebut dapat diturunkan peringkatnya menurut kriteria Bank Sentral ataupun kebijakan rating internal. Jika dan ketika sebuah rekening diturunkan ke peringkat sub-standar ataupun lebih rendah, pengelolaan rekening tersebut dipindahkan ke unit Special Asset Management, yang mengkhususkan diri dalam menangani kredit bermasalah untuk memaksimalkan perolehan kembali atau meminimalkan kerugian bagi Bank.

While utmost care is given to manage credit risk, sometimes it is unavoidable for Bank to encounter payment default from some of its borrowers due to economic downturn or business disruptions or other reasons. If so, such loans could be downgraded following the Central Bank or internal rating policy. If and when the account is downgraded to sub-standard or lower, the management of the account is transferred to the Special Asset Management unit, which specializes in handling non-performing loans to maximize recovery or minimize losses for the Bank.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/71 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) a. Risiko kredit maksimum a. Maximum credit risk Nilai tercatat aset keuangan Bank dari selain

kredit yang diberikan merupakan eksposur maksimum risiko kredit.

The carrying value of the Bank’s financial assets other than loans represents the maximum exposure to credit risk.

Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan

(misalnya aset tetap, piutang, kendaraan, persediaan, mesin dan lain-lain). Bank menggunakan nilai wajar agunan sebagai dasar arus kas masa depan untuk tujuan penurunan jika kredit yang diberikan bersifat collateral dependent dan penyitaan agunan kemungkinan besar terjadi berdasarkan perjanjian. Oleh karena itu, nilai tercatat kredit yang diberikan tidak mewakili maksimum eksposur risiko kredit.

Loans are secured by collateral (e.g. fixed assets, receivables, vehicles, inventories, machineries and et cetera). The Bank uses the fair value of collateral as a basis of future cash flows for impairment purposes if loans are collateral dependent and foreclosure of collateral is most likely to occur based on the agreement. Hence, the carrying value of loans does not represent maximum exposure to credit risk.

Dalam penerbitan bank garansi dan letters of

credit yang tidak dapat dibatalkan, eksposur maksimum atas risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayarkan oleh Bank dalam hal timbul kewajiban atas penerbitan bank garansi dan letters of credit yang tidak dapat dibatalkan. Untuk komitmen kredit yang diberikan, eksposur maksimum atas risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik dari fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) yang diberikan kepada nasabah.

For guarantees and irrevocable letters of credit issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the guarantees and irrevocable letters of credit issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.

Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum

Bank terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya:

The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of assets on the statements of financial position and administrative accounts items, without taking into account any collateral held or other credit enhancement:

2016 2015

Laporan posisi keuangan Statement of financial position Giro pada Current accounts with Bank Indonesia 875,949 1,236,658 Bank Indonesia Giro pada bank lain 225,589 114,495 Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia dan bank lain 389,540 1,673,344 and other banks Efek - efek 1,909,273 616,269 Marketable securities Tagihan derivatif 54 6,742 Derivatives receivable Kredit yang diberikan 9,396,179 11,694,101 Loans Tagihan akseptasi 64,028 166,711 Acceptances receivable Pendapatan bunga yang masih Accrued interest akan diterima 59,211 72,324 receivables Aset lain-lain 8,789 8,709 Other assets Total 12,928,612 15,589,353 Total Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment nilai (281,012) (868,114) losses Total nilai tercatat 12,647,600 14,721,239 Total carrying value

202 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/72 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

a. Risiko kredit maksimum (lanjutan) a. Maximum credit risk (continued)

2016 2015 Rekening administratif Administrative accounts Fasilitas kredit kepada debitur Unused loan yang belum digunakan 3,779,787 4,131,437 facilities Letters of credit (L/C) dan SKBDN Outstanding irrevocable yang masih berjalan dan tidak letters of credit (L/C) and dapat dibatalkan 6,865 34,590 domestic letter of credit (L/C) Bank garansi yang diterbitkan 96,577 301,307 Bank guarantees issued

Total 3,883,229 4,467,334 Total

b. Agunan dan perlindungan kredit lainnya b. Collaterals and other credit enhancements Nilai dan jenis jaminan yang dibutuhkan

tergantung pada penilaian risiko kredit dari pihak lawan (counterparty). Panduan tentang jenis jaminan dan parameter penilaian yang bisa diterima telah diimplementasikan. Jenis agunan utama yang diperoleh adalah tanah, bangunan, kendaraan, persediaan barang dan piutang.

The amount and type of collateral required depends on an assessment of the credit risk of the counterparty. Guidelines are implemented regarding the acceptability of types of collateral and valuation parameters. The main types of the collaterals obtained are land, building, vehicles, inventories and receivables.

Umumnya agunan yang diperlukan dalam

setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (“secondary source of repayment”) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur.

Generally, collateral is required for all credits extended as a second source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations of the borrowers.

c. Kualitas aset keuangan c. Quality of financial assets Kualitas aset keuangan dikelola oleh Bank

dengan menggunakan panduan dari Bank Indonesia dan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.

The quality of financial assets is managed by the Bank using the guidance from Bank Indonesia and disclosed in the notes to the financial statements.

Bank memiliki kebijakan untuk

mempertahankan peringkat risiko yang akurat dan konsisten untuk seluruh portofolio aset keuangan. Hal ini akan memfasilitasi manajemen risiko yang terfokus pada risiko yang ada dan perbandingan eksposur kredit di seluruh lini bisnis, daerah geografis, dan produk. Sistem peringkat ini didukung oleh berbagai analisis keuangan, dikombinasikan dengan informasi pasar yang telah diolah untuk menyediakan masukan utama untuk pengukuran risiko pihak lawan (counterparty). Semua peringkat risiko disesuaikan dengan berbagai kategori dan ditentukan sesuai dengan panduan peringkat Bank Indonesia. Peringkat risiko yang telah ditetapkan tersebut dinilai dan diperbaharui secara berkala.

It is the Bank’s policy to maintain accurate and consistent risk ratings across the portfolio of financial assets. This facilitates the risk management to focus on the applicable risks and the comparison of credit exposures across all lines of business, geographic regions and products. The rating system is supported by a variety of financial analytics, combined with processed market information to provide main inputs for the measurement of counterparty risk. All risk ratings are tailored to the various categories and are derived in accordance with the Bank Indonesia’s rating guidance. The attributable risk ratings are assessed and updated regularly.

203 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/72 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

a. Risiko kredit maksimum (lanjutan) a. Maximum credit risk (continued)

2016 2015 Rekening administratif Administrative accounts Fasilitas kredit kepada debitur Unused loan yang belum digunakan 3,779,787 4,131,437 facilities Letters of credit (L/C) dan SKBDN Outstanding irrevocable yang masih berjalan dan tidak letters of credit (L/C) and dapat dibatalkan 6,865 34,590 domestic letter of credit (L/C) Bank garansi yang diterbitkan 96,577 301,307 Bank guarantees issued

Total 3,883,229 4,467,334 Total

b. Agunan dan perlindungan kredit lainnya b. Collaterals and other credit enhancements Nilai dan jenis jaminan yang dibutuhkan

tergantung pada penilaian risiko kredit dari pihak lawan (counterparty). Panduan tentang jenis jaminan dan parameter penilaian yang bisa diterima telah diimplementasikan. Jenis agunan utama yang diperoleh adalah tanah, bangunan, kendaraan, persediaan barang dan piutang.

The amount and type of collateral required depends on an assessment of the credit risk of the counterparty. Guidelines are implemented regarding the acceptability of types of collateral and valuation parameters. The main types of the collaterals obtained are land, building, vehicles, inventories and receivables.

Umumnya agunan yang diperlukan dalam

setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (“secondary source of repayment”) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur.

Generally, collateral is required for all credits extended as a second source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations of the borrowers.

c. Kualitas aset keuangan c. Quality of financial assets Kualitas aset keuangan dikelola oleh Bank

dengan menggunakan panduan dari Bank Indonesia dan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.

The quality of financial assets is managed by the Bank using the guidance from Bank Indonesia and disclosed in the notes to the financial statements.

Bank memiliki kebijakan untuk

mempertahankan peringkat risiko yang akurat dan konsisten untuk seluruh portofolio aset keuangan. Hal ini akan memfasilitasi manajemen risiko yang terfokus pada risiko yang ada dan perbandingan eksposur kredit di seluruh lini bisnis, daerah geografis, dan produk. Sistem peringkat ini didukung oleh berbagai analisis keuangan, dikombinasikan dengan informasi pasar yang telah diolah untuk menyediakan masukan utama untuk pengukuran risiko pihak lawan (counterparty). Semua peringkat risiko disesuaikan dengan berbagai kategori dan ditentukan sesuai dengan panduan peringkat Bank Indonesia. Peringkat risiko yang telah ditetapkan tersebut dinilai dan diperbaharui secara berkala.

It is the Bank’s policy to maintain accurate and consistent risk ratings across the portfolio of financial assets. This facilitates the risk management to focus on the applicable risks and the comparison of credit exposures across all lines of business, geographic regions and products. The rating system is supported by a variety of financial analytics, combined with processed market information to provide main inputs for the measurement of counterparty risk. All risk ratings are tailored to the various categories and are derived in accordance with the Bank Indonesia’s rating guidance. The attributable risk ratings are assessed and updated regularly.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/73 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

d. Evaluasi penurunan nilai d. Impairment assessment Untuk tujuan akuntansi, Bank menggunakan

model incurred loss untuk pengakuan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Hal ini berarti kerugian hanya dapat diakui jika terdapat bukti objektif atas peristiwa kerugian spesifik.

For accounting purposes, the Bank uses an incurred loss model for the recognition of losses on impaired financial assets. This means that losses can only be recognized when objective evidence of a specific loss event has been observed.

Pertimbangan utama evaluasi penurunan nilai

kredit yang diberikan termasuk adanya pembayaran pokok atau bunga yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari atau terdapat kesulitan debitur atau pelanggaran dari persyaratan yang terdapat dalam kontrak awal. Bank melakukan evaluasi penurunan nilai dalam dua area, sebagai berikut:

The main considerations for the loan impairment assessment include whether any payments of principal or interest are overdue by more than 90 days or there are any known difficulties or infringement of the original terms of the contract. The Bank addresses impairment assessment in two areas, as follows:

(i) Evaluasi penurunan nilai secara individual (i) Individually assessed allowances Bank menentukan cadangan kerugian

penurunan nilai secara individual untuk masing-masing kredit yang signifikan. Halhal yang dipertimbangkan dalam menentukan jumlah cadangan kerugian penurunan nilai antara lain mencakup keberlanjutan rencana bisnis debitur, kemampuan debitur untuk memperbaiki kinerja saat menghadapi kesulitan keuangan, proyeksi penerimaan dan ekspektasi pengeluaran saat terjadi kepailitan, ketersediaan dukungan keuangan lainnya, nilai agunan yang dapat direalisasikan, dan ekspektasi waktu diperolehnya arus kas. Penyisihan kerugian penurunan nilai dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan, kecuali terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan adanya perhatian lebih awal.

The Bank determines the allowances for impairment losses for each individually significant loans on an individual basis. Items considered when determining allowance for impairment losses include the sustainability of the debtor’s business plan, its ability to improve performance once a financial difficulty arises, projected receipts and the expected payout should bankruptcy occurs, the availability of other financial support, the realizable value of collateral and the timing of expected cash flows. Allowances for impairment losses are evaluated at each reporting date, unless foreseen circumstances that require earlier careful attention.

(ii) Evaluasi penurunan nilai secara kolektif (ii) Collectively assessed allowances Evaluasi cadangan kerugian penurunan

nilai secara kolektif dilakukan atas kredit yang diberikan yang tidak signifikan secara individual. Metodologi evaluasi penyisihan secara kolektif telah diungkapkan pada Catatan 2e.

Allowances for impairment losses are assessed collectively for losses on loans that are not individually significant. The methodology of collectively assessed allowances has been disclosed in Note 2e.

Berikut ini adalah risiko kredit berdasarkan

klasifikasi evaluasi penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015:

Below are credit risk based on allowance for impairment losses assessment classification as of 31 December 2016 and 2015:

204 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/74 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) d. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) d. Impairment assessment (continued)

Kredit yang diberikan Loans

2016

Mengalami penurunan nilai/

Impaired Tidak

mengalami penurunan nilai/

Non-impaired Individu/ Individual

Kolektif/ Collective

Total

Rupiah Rupiah Korporasi 1,729,273 - - 1,729,273 Corporate Komersial 2,725,842 287,799 37,570 3,051,211 Commercial Konsumsi 2,015,495 - 145,058 2,160,553 Consumer Karyawan 66,534 - - 66,534 Employee

6,537,144 287,799 182,628 7,007,571 Mata uang asing Foreign currencies Korporasi 1,463,577 - - 1,463,577 Corporate Komersial 797,391 42,315 - 839,706 Commercial Konsumsi 85,325 - - 85,325 Consumer 2,346,293 42,315 - 2,388,608 Total 8,883,437 330,114 182,628 9,396,179 Total Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (70,477) (144,499) (66,036) (281,012) impairment losses Neto 8,812,960 185,615 116,592 9,115,167 Net

2015

Mengalami penurunan nilai/

Impaired Tidak

mengalami penurunan nilai/

Non-impaired Individu/ Individual

Kolektif/ Collective

Total

Rupiah Rupiah Korporasi 2,381,499 75,249 - 2,456,748 Corporate Komersial 6,023,053 508,492 162,209 6,693,754 Commercial Konsumsi 141,689 8,159 10,368 160,216 Consumer Karyawan 37,437 - 100 37,537 Employee 8,583,678 591,900 172,677 9,348,255 Mata uang asing Foreign currencies Korporasi 1,161,082 177,902 - 1,338,984 Corporate Komersial 965,223 41,489 - 1,006,712 Commercial Konsumsi 150 - - 150 Consumer 2,126,455 219,391 - 2,345,846 Total 10,710,133 811,291 172,677 11,694,101 Total Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (25,849) (774,275) (67,990) (868,114) impairment losses Neto 10,684,284 37,016 104,687 10,825,987 Net

205 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/74 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) d. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) d. Impairment assessment (continued)

Kredit yang diberikan Loans

2016

Mengalami penurunan nilai/

Impaired Tidak

mengalami penurunan nilai/

Non-impaired Individu/ Individual

Kolektif/ Collective

Total

Rupiah Rupiah Korporasi 1,729,273 - - 1,729,273 Corporate Komersial 2,725,842 287,799 37,570 3,051,211 Commercial Konsumsi 2,015,495 - 145,058 2,160,553 Consumer Karyawan 66,534 - - 66,534 Employee

6,537,144 287,799 182,628 7,007,571 Mata uang asing Foreign currencies Korporasi 1,463,577 - - 1,463,577 Corporate Komersial 797,391 42,315 - 839,706 Commercial Konsumsi 85,325 - - 85,325 Consumer 2,346,293 42,315 - 2,388,608 Total 8,883,437 330,114 182,628 9,396,179 Total Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (70,477) (144,499) (66,036) (281,012) impairment losses Neto 8,812,960 185,615 116,592 9,115,167 Net

2015

Mengalami penurunan nilai/

Impaired Tidak

mengalami penurunan nilai/

Non-impaired Individu/ Individual

Kolektif/ Collective

Total

Rupiah Rupiah Korporasi 2,381,499 75,249 - 2,456,748 Corporate Komersial 6,023,053 508,492 162,209 6,693,754 Commercial Konsumsi 141,689 8,159 10,368 160,216 Consumer Karyawan 37,437 - 100 37,537 Employee 8,583,678 591,900 172,677 9,348,255 Mata uang asing Foreign currencies Korporasi 1,161,082 177,902 - 1,338,984 Corporate Komersial 965,223 41,489 - 1,006,712 Commercial Konsumsi 150 - - 150 Consumer 2,126,455 219,391 - 2,345,846 Total 10,710,133 811,291 172,677 11,694,101 Total Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (25,849) (774,275) (67,990) (868,114) impairment losses Neto 10,684,284 37,016 104,687 10,825,987 Net

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/75 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) d. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) d. Impairment assessment (continued)

Kredit yang diberikan (lanjutan) Loans (continued)

Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit

per jenis aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai (sebelum cadangan kerugian penurunan nilai):

The table below shows credit quality per class of financial assets that are neither past due nor impaired (gross of allowance for impairment losses):

2016

Belum jatuh tempo dan tidak

mengalami penurunan nilai/ Neither past due

nor impaired

Jatuh tempo dan tidak

mengalami penurunan nilai/

Past-due but not

impaired

Mengalami penurunan

nilai/ Impaired Jumlah/Total

Nilai wajar melalui laba atau rugi Fair value through profit or loss Tagihan derivatif 54 - - 54 Derivatives receivable Tersedia untuk dijual Available-for-sale Efek - efek 1,902,477 - - 1,902,477 Marketable securities Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables Current accounts Giro pada Bank Indonesia 875,949 - - 875,949 with Bank Indonesia Giro pada bank lain 225,589 - - 225,589 Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain 389,540 - - 389,540 and other banks Efek - efek - wesel ekspor 6,796 - - 6,796 Marketable securities - export bills Tagihan akseptasi 64,028 - - 64,028 Acceptances receivable Kredit yang diberikan Loans Komersial 3,523,233 - 367,684 3,890,917 Commercial Korporasi 3,192,850 - - 3,192,850 Corporate Konsumsi 2,065,819 35,001 145,058 2,245,878 Consumer Karyawan 66,534 - - 66,534 Employee Pendapatan bunga yang masih akan diterima 59,211 - - 59,211 Accrued interest receivab Aset lain-lain 8,789 - - 8,789 Other assets Total 12,380,869 35,001 512,742 12,928,612 Total Cadangan kerugian penurunan nilai (281,012) Allowance for impairment losses Neto 12,647,600 Net

2015

Belum jatuh tempo dan tidak

mengalami penurunan nilai/ Neither past due

nor impaired

Jatuh tempo dan tidak

mengalami penurunan nilai/

Past-due but not

impaired

Mengalami penurunan

nilai/ Impaired Jumlah/Total

Nilai wajar melalui laba atau rugi Fair value through profit or loss Tagihan derivatif 6,742 - - 6,742 Derivatives receivable Tersedia untuk dijual Available-for-sale Efek - efek 571,411 - - 571,411 Marketable securities Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables Giro pada Current accounts Bank Indonesia 1,236,658 - - 1,236,658 with Bank Indonesia Giro pada bank lain 114,495 - - 114,495 Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain 1,673,344 - - 1,673,344 and other banks Efek - efek - wesel ekspor 44,858 - - 44,858 Marketable securities - export bills Tagihan akseptasi 166,711 - - 166,711 Acceptances receivable Kredit yang diberikan Loans Komersial 6,825,453 162,823 712,190 7,700,466 Commercial Korporasi 3,542,581 - 253,151 3,795,732 Corporate Konsumsi 127,856 13,983 18,527 160,366 Consumer Karyawan 37,437 - 100 37,537 Employee Pendapatan bunga yang masih Accrued interest akan diterima 68,181 4,143 - 72,324 receivables Aset lain-lain 8,709 - - 8,709 Other assets Total 14,424,436 180,949 983,968 15,589,353 Total Cadangan kerugian penurunan nilai (868,114) Allowance for impairment losses Neto 14,721,239 Net

206 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/76 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) d. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) d. Impairment assessment (continued)

Analisa umur kredit yang diberikan yang telah

jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah:

An aging analysis of loans that are “past due but not impaired” as of 31 December 2016 and 2015 are:

2016

Korporasi/ Corporate

Komersial/ Commercial

Konsumer/ Consumer

Karyawan/ Employee Total

1- 30 hari - - 23,320 - 23,320 1- 30 days 31- 60 hari - - 6,332 - 6,332 31- 60 days 61- 90 hari - - 5,349 - 5,349 61-90 days - - 35,001 - 35,001

2015

Korporasi/ Corporate

Komersial/ Commercial

Konsumer/ Consumer

Karyawan/ Employee Total

1- 30 hari - 41,888 9 - 41,897 1- 30 days 31- 60 hari - 25,789 - - 25,789 31- 60 days 61- 90 hari - 95,146 13,974 - 109,120 61-90 days - 162,823 13,983 - 176,806

Risiko pasar Market risk Risiko pasar adalah risiko berkurangnya pendapatan di masa yang akan datang, terhadap nilai wajar, atau arus kas pada masa yang akan datang akibat perubahan harga dari instrumen keuangan. Nilai wajar dari instrumen keuangan dapat berubah sebagai akibat perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang asing, harga komoditas, harga instrumen ekuitas dan perubahan pasar lainnya yang mempengaruhi instrumen yang sensitif terhadap risiko pasar. Eksposur terhadap risiko pasar merupakan fungsi dari aktivitas pengelolaan aset dan liabilitas Bank. Tujuan pengelolaan risiko pasar adalah untuk mencegah kemungkinan kewajiban yang berlebihan dari posisi terbuka, yang dapat mempengaruhi pendapatan dan ekuitas serta mengelola fluktuasi yang melekat pada instrumen keuangan. Bank menelaah limit, kebijakan dan prosedur terkait risiko pasar secara tahunan.

Market risk is the risk of loss of future earnings, from fair values, or future cash flows that may result from changes in the price of a financial instrument. The fair value of a financial instrument may change as a result of changes in interest rates, foreign currency exchange rates, commodity prices, equity prices and other market changes that affect market risk sensitive instruments. The exposure to market risk is a function of the asset and liability management activities. The objective of market risk management is to avoid excessive exposure from the open positions, which potentially impact earnings and equity and to manage the volatility inherent in financial instruments. The Bank reviews market risk limits, policy and procedure on annual basis.

Pengelolaan aset dan liabilitas dimulai dengan proses pengukuran parameter ekonomi yang mempengaruhi Bank, terutama inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga SBI, nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah dan faktor makro ekonomi lainnya. Risiko likuiditas, mata uang asing dan suku bunga dilaporkan setiap hari kepada Chief Risk Officer. Risiko pasar terutama terdiri dari risiko suku bunga, risiko perdagangan dan risiko nilai tukar mata uang asing.

The asset and liability management process begins with assessment of current economic parameters affecting the Bank, which are primarily inflation, money supply, SBI rates, the US Dollar-Rupiah exchange rate and other macro economic factors. Liquidity risk, foreign currency risk and interest rate risk are reported to the Chief Risk Officer on a daily basis. Market risk mainly comprises of interest rate risk, trading risk and foreign exchange risk.

207 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/76 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) d. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) d. Impairment assessment (continued)

Analisa umur kredit yang diberikan yang telah

jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah:

An aging analysis of loans that are “past due but not impaired” as of 31 December 2016 and 2015 are:

2016

Korporasi/ Corporate

Komersial/ Commercial

Konsumer/ Consumer

Karyawan/ Employee Total

1- 30 hari - - 23,320 - 23,320 1- 30 days 31- 60 hari - - 6,332 - 6,332 31- 60 days 61- 90 hari - - 5,349 - 5,349 61-90 days - - 35,001 - 35,001

2015

Korporasi/ Corporate

Komersial/ Commercial

Konsumer/ Consumer

Karyawan/ Employee Total

1- 30 hari - 41,888 9 - 41,897 1- 30 days 31- 60 hari - 25,789 - - 25,789 31- 60 days 61- 90 hari - 95,146 13,974 - 109,120 61-90 days - 162,823 13,983 - 176,806

Risiko pasar Market risk Risiko pasar adalah risiko berkurangnya pendapatan di masa yang akan datang, terhadap nilai wajar, atau arus kas pada masa yang akan datang akibat perubahan harga dari instrumen keuangan. Nilai wajar dari instrumen keuangan dapat berubah sebagai akibat perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang asing, harga komoditas, harga instrumen ekuitas dan perubahan pasar lainnya yang mempengaruhi instrumen yang sensitif terhadap risiko pasar. Eksposur terhadap risiko pasar merupakan fungsi dari aktivitas pengelolaan aset dan liabilitas Bank. Tujuan pengelolaan risiko pasar adalah untuk mencegah kemungkinan kewajiban yang berlebihan dari posisi terbuka, yang dapat mempengaruhi pendapatan dan ekuitas serta mengelola fluktuasi yang melekat pada instrumen keuangan. Bank menelaah limit, kebijakan dan prosedur terkait risiko pasar secara tahunan.

Market risk is the risk of loss of future earnings, from fair values, or future cash flows that may result from changes in the price of a financial instrument. The fair value of a financial instrument may change as a result of changes in interest rates, foreign currency exchange rates, commodity prices, equity prices and other market changes that affect market risk sensitive instruments. The exposure to market risk is a function of the asset and liability management activities. The objective of market risk management is to avoid excessive exposure from the open positions, which potentially impact earnings and equity and to manage the volatility inherent in financial instruments. The Bank reviews market risk limits, policy and procedure on annual basis.

Pengelolaan aset dan liabilitas dimulai dengan proses pengukuran parameter ekonomi yang mempengaruhi Bank, terutama inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga SBI, nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah dan faktor makro ekonomi lainnya. Risiko likuiditas, mata uang asing dan suku bunga dilaporkan setiap hari kepada Chief Risk Officer. Risiko pasar terutama terdiri dari risiko suku bunga, risiko perdagangan dan risiko nilai tukar mata uang asing.

The asset and liability management process begins with assessment of current economic parameters affecting the Bank, which are primarily inflation, money supply, SBI rates, the US Dollar-Rupiah exchange rate and other macro economic factors. Liquidity risk, foreign currency risk and interest rate risk are reported to the Chief Risk Officer on a daily basis. Market risk mainly comprises of interest rate risk, trading risk and foreign exchange risk.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/77 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) a. Risiko suku bunga a. Interest rate risk Simpanan merupakan liabilitas yang paling

sensitif terhadap suku bunga, sedangkan kredit yang diberikan merupakan aset yang paling sensitif terhadap suku bunga. Komite Risiko Manajemen memantau pergerakan suku bunga dan membuat penyesuaianpenyesuaian yang diperlukan atas suku bunga simpanan dan suku bunga kredit melalui pengukuran delta.

The main interest rate-sensitive liabilities are deposits and the principal interest rate sensitive assets are loans. The Risk Management Committee monitors interest rate movements and makes adjustments to deposit and loan rates to account for interest rate movements through delta measurement.

Untuk simpanan dalam mata uang Rupiah,

suku bunga diusahakan pada tingkat yang sama atau lebih rendah dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, sedangkan untuk simpanan dalam mata uang asing, suku bunga adalah sesuai dengan suku bunga pasar yang bervariasi tergantung pada kondisi pasar, persaingan, tanggal jatuh tempo, serta besarnya nilai simpanan tersebut.

The Bank seeks to maintain the interest rates paid on deposits at or below the rates of Certificates of Bank Indonesia for Rupiah currency and market rates for foreign currencies that generally vary according to market and competitive conditions and the maturity and size of the deposit.

Bank menetapkan suku bunga kredit

berdasarkan tingkat cost of funds ditambah sejumlah premi risiko. Tingkat cost of funds ditelaah setiap bulan oleh Asset and Liability Committee (ALCO). Tingkat cost of funds terdiri dari cost of money (termasuk giro wajib minimum) dan biaya overhead.

The Bank determines the interest rates for lending products using cost of funds rate plus risk premium. The cost of funds rate is reviewed every month by the Asset and Liability Committee (ALCO). The cost of funds rate consists of cost of money (including minimum reserve requirements) and overhead costs.

Premi risiko yang diterapkan pada suatu

pinjaman tergantung pada beberapa faktor, termasuk kualitas debitur, jaminan atas pinjaman tersebut dan tujuan penggunaan pinjaman tersebut.

The risk premium applied to a particular loan depends on several factors, including the credit worthiness of the borrower, the collateral provided to secure the loan and the intended use of the loan.

Sensitivitas risiko pasar suku bunga Sensitivity of market risk in interest rate Sensitivitas risiko suku bunga pada trading

book yang dihitung dengan menggunakan rasio excess modal Bank terhadap risiko suku bunga (umum dan spesifik).

Sensitivity of interest rate risk in trading book is calculated using the Bank’s excess capital ratio against interest rate risk (general and specific).

Sensitivitas risiko suku bunga pada banking

book menggunakan pendekatan IRRBB (Interest Rate Risk in Banking Book) perspective earnings dengan melihat gap ratio yang dihasilkan secara agregat.

Sensitivity of interest rate risk in banking book using IRRBB approach (Interest Rate Risk in Banking Book) perspective earnings though gap ratio in aggregate.

208 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/78 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) a. Risiko suku bunga (lanjutan) a. Interest rate risk (continued) Sensitivitas risiko pasar suku bunga (lanjutan) Sensitivity of market risk in interest rate

(continued) Simulasi kenaikan dan penurunan suku bunga

100 bps pada perhitungan IRRBB pada tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Simulation of increase and decrease in interest rates by 100 bps based on IRRBB calculation in 2016 and 2015, are as follows:

2016

Peningkatan/penurunan dalam perspektif earnings/

Increasing/decreasing in perspective earnings

Kenaikan suku bunga 100 bps (paralel shift)/

Increasing interest rates 100

bps (paralel shift)

Penurunan suku bunga 100 bps (paralel shift)/

Decreasing interest rates 100 bps (paralel shift)

Tipe mata uang (1,891) 1,891 Type of currencies Rupiah 11,678 (11,678) Rupiah Mata uang asing Foreign currencies

2015

Peningkatan/penurunan dalam perspektif earnings/

Increasing/decreasing in perspective earnings

Kenaikan suku bunga 100 bps (paralel shift)/

Increasing interest rates 100

bps (paralel shift)

Penurunan suku bunga 100 bps (paralel shift)/

Decreasing interest rates 100 bps (paralel shift)

Tipe mata uang Type of currencies Rupiah (39,393) 39,393 Rupiah Mata uang asing 587 (587) Foreign currencies

Pengelolaan risiko aset-liabilitas dilakukan berdasarkan tingkat sensitivitas Bank terhadap perubahan suku bunga. Secara umum, Bank memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dalam portofolio liabilitas karena aset berbunga memiliki durasi yang lebih panjang dan lebih jarang dinilai kembali (repriced) dibandingkan dengan liabilitas berbunga. Artinya, dengan kondisi suku bunga yang cenderung meningkat, marjin yang dihasilkan akan mengecil akibat adanya repricing dalam liabilitas. Meskipun demikian, pengaruhnya secara aktual bergantung pada banyak faktor, termasuk apakah terjadi pembayaran kembali yang lebih cepat atau lebih lama dari tanggal kontraktualnya dan variasi dari sensitivitas suku bunga dalam periode repricing dan antar mata uang.

Assets-liabilities risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. In general, the Bank has higher sensitivity on liability portofolio sensitive because its interest-earning assets have a longer duration and repriced less frequently than interest-bearing liabilities. This means that in rising interest rate environments, margin earned will narrow as liabilities repriced. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to which repayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.

209 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/78 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) a. Risiko suku bunga (lanjutan) a. Interest rate risk (continued) Sensitivitas risiko pasar suku bunga (lanjutan) Sensitivity of market risk in interest rate

(continued) Simulasi kenaikan dan penurunan suku bunga

100 bps pada perhitungan IRRBB pada tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Simulation of increase and decrease in interest rates by 100 bps based on IRRBB calculation in 2016 and 2015, are as follows:

2016

Peningkatan/penurunan dalam perspektif earnings/

Increasing/decreasing in perspective earnings

Kenaikan suku bunga 100 bps (paralel shift)/

Increasing interest rates 100

bps (paralel shift)

Penurunan suku bunga 100 bps (paralel shift)/

Decreasing interest rates 100 bps (paralel shift)

Tipe mata uang (1,891) 1,891 Type of currencies Rupiah 11,678 (11,678) Rupiah Mata uang asing Foreign currencies

2015

Peningkatan/penurunan dalam perspektif earnings/

Increasing/decreasing in perspective earnings

Kenaikan suku bunga 100 bps (paralel shift)/

Increasing interest rates 100

bps (paralel shift)

Penurunan suku bunga 100 bps (paralel shift)/

Decreasing interest rates 100 bps (paralel shift)

Tipe mata uang Type of currencies Rupiah (39,393) 39,393 Rupiah Mata uang asing 587 (587) Foreign currencies

Pengelolaan risiko aset-liabilitas dilakukan berdasarkan tingkat sensitivitas Bank terhadap perubahan suku bunga. Secara umum, Bank memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dalam portofolio liabilitas karena aset berbunga memiliki durasi yang lebih panjang dan lebih jarang dinilai kembali (repriced) dibandingkan dengan liabilitas berbunga. Artinya, dengan kondisi suku bunga yang cenderung meningkat, marjin yang dihasilkan akan mengecil akibat adanya repricing dalam liabilitas. Meskipun demikian, pengaruhnya secara aktual bergantung pada banyak faktor, termasuk apakah terjadi pembayaran kembali yang lebih cepat atau lebih lama dari tanggal kontraktualnya dan variasi dari sensitivitas suku bunga dalam periode repricing dan antar mata uang.

Assets-liabilities risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. In general, the Bank has higher sensitivity on liability portofolio sensitive because its interest-earning assets have a longer duration and repriced less frequently than interest-bearing liabilities. This means that in rising interest rate environments, margin earned will narrow as liabilities repriced. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to which repayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/79 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) b. Risiko perdagangan b. Trading risk Untuk keperluan pengawasan aktivitas

perdagangan bagian Treasury, Bank menghasilkan laporan value at risk (tidak diaudit) dari semua produk keuangan yang diperdagangkan oleh Bank secara harian, mingguan dan bulanan. Laporan ini dibuat untuk mengukur risiko kerugian yang dapat timbul karena kemungkinan pergerakan yang memburuk pada suku bunga, nilai tukar mata uang asing dan fluktuasi lain yang dapat mempengaruhi nilai instrumen keuangan. Untuk menangani pergerakan pasar yang abnormal, Bank telah menerapkan metode stress testing yang dapat mengukur risiko keuangan yang mungkin timbul dari pergerakan pasar yang abnormal setiap bulanan.

In monitoring the Treasury trading activities, the Bank produces value at risk reports for all financial products traded by the Bank daily, weekly and monthly basis. The value at risk (unaudited) reports are intended to provide measures of the risk of losses arising from potential adverse movements in interest rates, foreign exchange rates and other volatilities which could affect values of financial instruments. To manage abnormal market behavior, the Bank has implemented stress testing methodologies to quantify financial risk arising from abnormal market movements on a monthly basis.

c. Risiko nilai tukar mata uang asing c. Foreign exchange risk Bank memusatkan pengelolaan operasional

atas posisi mata uang asingnya pada departemen Treasury, dengan berpedoman pada kebijakan dan prosedur yang ditentukan oleh Komite Risiko Manajemen dan batasan posisi devisa neto sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Posisi devisa neto Bank dalam seluruh mata uang asing telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia untuk tidak melebihi 20% dari Modal Tier I dan Tier II. Pada tanggal 31 Desember 2016, rasio posisi devisa neto (keseluruhan) adalah sebesar 1,34% (2015: 1,84%) dari total modal Tier I dan Tier II (tidak diaudit).

The Bank’s operational management of its foreign exchange position is within the Treasury department, which is required to follow the policies and procedures set by the Risk Management Committee and the overall net open position limit set by BI regulations. The Bank's net open position in all foreign currencies complies with BI requirement, which does not exceed 20% of Tier I and Tier II Capital. As of 31 December 2016, the ratio of net open position (aggreggate) was 1.34% (2015: 1.84%) of the total Tier I and Tier II capital (unaudited).

Risiko likuiditas Liquidity risk Risiko likuiditas muncul pada aktivitas penghimpunan dana untuk keperluan pemberian kredit, pembayaran kembali deposito dan pengelolaan kebutuhan modal kerja. Termasuk juga risiko dari kenaikan tak terduga dari cost of funds atas portofolio aset pada saat jatuh tempo dan risiko ketidakmampuan untuk melikuidasi posisi aset Bank pada waktu yang tepat dengan harga yang wajar. Tujuan dari manajemen likuiditas adalah agar Bank dapat memenuhi seluruh liabilitas keuangan kontraktual dan regulasi, bahkan di saat kondisi buruk sekalipun.

Liquidity risk arises in the funding of lending activities, repayment of deposits and management of working capital needs. It includes both the risk of unexpected increase in the cost of funding for the asset portfolio at appropriate maturities and the risk of being unable to liquidate a position in a timely manner at a reasonable price. The goal of liquidity management is for the Bank to be able, even under adverse conditions, to meet all contractual and regulatory financial obligations.

Bank menitikberatkan pada pemeliharaan likuiditas

yang cukup untuk memenuhi komitmennya pada para nasabah dan pihak-pihak lainnya, baik dari segi permintaan kredit dan pembayaran deposito, dan juga dalam hal pemenuhan persyaratan likuiditas operasional. Fungsi manajemen likuiditas ini dilakukan oleh Departemen Treasury Rabo Group (TRG).

The Bank emphasizes maintenance of adequate liquidity to meet commitments to customers and counter-parties, both in terms of loan demand and repayment of deposits and in terms of satisfying operational liquidity requirements. The function of managing these liquidity requirements is carried out by the Treasury Rabo Group (TRG).

210 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/80 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

Analisis perbedaan jatuh tempo aset dan liabilitas

keuangan Maturity gap analysis of financial assets and liabilities

Tabel di bawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan:

The table below shows the remaining contractual maturities of financial liabilities:

2016

Total

Tidak mempunyai

tanggal jatuh

tempo/ No

contractual maturity

Kurang dari 1 bulan/

Less than 1 month

1-3 bulan/ 1-3 months

> 3 - 12 bulan/ > 3 - 12 months

> 1 - 5 tahun/ > 1 - 5 years

Lebih dari 5 tahun/

More than 5 years

LIABILITAS LIABILITIES Liabilitas Liabilities due segera 20,219 - 20,219 - - - - immediately Simpanan dari Deposits from nasabah 10,184,608 8,870,302 944,924 197,438 71,944 100,000 - customers Simpanan dari - Deposits from bank lain 171,263 12,922 151,676 6,315 350 - - other banks Liabilitas derivatif 958 - 958 - Derivatives payable Liabilitas akseptasi 64,028 - 534 55,291 8,203 - - Acceptances payable Pinjaman yang diterima 93,517 - - - 35,464 58,053 - Fund borrowings Liabilitas lain-lain 158,764 - - - - 158,764 Other liabilities Pinjaman subordinasi 589,422 - - - - 589,422 - Subordinated loans Total 11,282,779 8,883,224 1,118,311 259,044 115,961 747,475 158,764 Total

2015

Total

Tidak mempunyai

tanggal jatuh

tempo/ No

contractual maturity

Kurang dari 1 bulan/

Less than 1 month

1-3 bulan/ 1-3 months

> 3 - 12 bulan/ > 3 - 12 months

> 1 - 5 tahun/ > 1 - 5 years

Lebih dari 5 tahun/

More than 5 years

LIABILITAS LIABILITIES Liabilitas Liabilities due segera 110,503 - 110,503 - - - - immediately Simpanan dari Deposits from nasabah 11,401,333 3,259,512 5,113,203 2,728,293 298,885 1,440 - customers Simpanan dari Deposits from bank lain 1,098,632 684,197 211,990 155,920 46,525 - - other banks Liabilitas derivatif 6,365 - 6,365 - - - - Derivatives payable Liabilitas akseptasi 166,711 - 24,400 39,453 102,858 - - Acceptances payable Pinjaman yang diterima 169,777 - - - - 169,777 - Fund borrowings Liabilitas lain-lain 144,262 - 144,262 - - - - Other liabilities Pinjaman subordinasi 736,904 - - - - 87,299 649,605 Subordinated loans Total 13,834,487 3,943,709 5,610,723 2,923,666 448,268 258,516 649,605 Total

Risiko operasional Operational risk Risiko operasional adalah risiko kerugian akibat

ketidakmampuan dan/atau kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau kejadian eksternal.

Operational risk is the risk of loss resulting from inadequate and/or failure in internal processes, people, systems and/or from external events.

211 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/80 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

Analisis perbedaan jatuh tempo aset dan liabilitas

keuangan Maturity gap analysis of financial assets and liabilities

Tabel di bawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan:

The table below shows the remaining contractual maturities of financial liabilities:

2016

Total

Tidak mempunyai

tanggal jatuh

tempo/ No

contractual maturity

Kurang dari 1 bulan/

Less than 1 month

1-3 bulan/ 1-3 months

> 3 - 12 bulan/ > 3 - 12 months

> 1 - 5 tahun/ > 1 - 5 years

Lebih dari 5 tahun/

More than 5 years

LIABILITAS LIABILITIES Liabilitas Liabilities due segera 20,219 - 20,219 - - - - immediately Simpanan dari Deposits from nasabah 10,184,608 8,870,302 944,924 197,438 71,944 100,000 - customers Simpanan dari - Deposits from bank lain 171,263 12,922 151,676 6,315 350 - - other banks Liabilitas derivatif 958 - 958 - Derivatives payable Liabilitas akseptasi 64,028 - 534 55,291 8,203 - - Acceptances payable Pinjaman yang diterima 93,517 - - - 35,464 58,053 - Fund borrowings Liabilitas lain-lain 158,764 - - - - 158,764 Other liabilities Pinjaman subordinasi 589,422 - - - - 589,422 - Subordinated loans Total 11,282,779 8,883,224 1,118,311 259,044 115,961 747,475 158,764 Total

2015

Total

Tidak mempunyai

tanggal jatuh

tempo/ No

contractual maturity

Kurang dari 1 bulan/

Less than 1 month

1-3 bulan/ 1-3 months

> 3 - 12 bulan/ > 3 - 12 months

> 1 - 5 tahun/ > 1 - 5 years

Lebih dari 5 tahun/

More than 5 years

LIABILITAS LIABILITIES Liabilitas Liabilities due segera 110,503 - 110,503 - - - - immediately Simpanan dari Deposits from nasabah 11,401,333 3,259,512 5,113,203 2,728,293 298,885 1,440 - customers Simpanan dari Deposits from bank lain 1,098,632 684,197 211,990 155,920 46,525 - - other banks Liabilitas derivatif 6,365 - 6,365 - - - - Derivatives payable Liabilitas akseptasi 166,711 - 24,400 39,453 102,858 - - Acceptances payable Pinjaman yang diterima 169,777 - - - - 169,777 - Fund borrowings Liabilitas lain-lain 144,262 - 144,262 - - - - Other liabilities Pinjaman subordinasi 736,904 - - - - 87,299 649,605 Subordinated loans Total 13,834,487 3,943,709 5,610,723 2,923,666 448,268 258,516 649,605 Total

Risiko operasional Operational risk Risiko operasional adalah risiko kerugian akibat

ketidakmampuan dan/atau kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau kejadian eksternal.

Operational risk is the risk of loss resulting from inadequate and/or failure in internal processes, people, systems and/or from external events.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/81 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko operasional (lanjutan) Operational risk (continued)

Dalam menjalankan bisnis, Rabobank Indonesia dapat terekspos oleh beberapa jenis risiko operasional termasuk fraud (kecurangan) yang dilakukan oleh pihak eksternal maupun staf, risiko sistem informasi dan teknologi (IT), kerugian kredit yang berkaitan dengan peristiwa risiko operasional. Bank juga dapat mengalami gangguan dalam sistem operasinya karena adanya kejadian-kejadian di luar kontrolnya (misalnya, banjir, aksi terorisme, pelanggaran sistem keamanan oleh pihak luar). Risiko ini juga dapat terjadi apabila Bank menggunakan jasa pihak ke tiga untuk memberikan layanan kepada nasabahnya. Kejadian kerugian operasional dapat menimbulkan kerugian finansial langsung dan / atau kerugian tidak langsung, yang disebabkan memburuknya reputasi bank atau hubungan dengan nasabah, dan kehilangan kesempatan sebagai akibat dari ketidakmampuan operasional untuk bertransaksi bisnis.

In the course of doing business, Rabobank Indonesia may be exposed to many types of operational risks, including fraud conducted by external parties or staff, Information Technology (IT) risks, and credit losses related to operational risk events. The Bank may also be subject to disruption in its operating systems because of events which are beyond its control (floods, act of terrorism, and breach of security systems by outsiders are some examples). These risks are also relevant when the Bank utilizes the services of third parties to provide services to its customers. Operational loss events can give rise to direct financial losses and/or indirect losses, due to impairment of the bank’s reputation or client relationship, and missed opportunities foregone as a result of an operational incapability to transact business.

Kerangka kerja risiko operasional Rabobank Indonesia diatur dalam kebijakan risiko operasional perusahaan dan menerapkan konsep tiga lini pertahanan yang terdiri dari: Kepemilikan risiko oleh setiap unit bisnis dan

pendukung sebagai lini pertahanan pertama;

Pengawasan oleh tim manajemen risiko independen sebagai lini pertahanan kedua (termasuk tim khusus yang menangani risiko operasional yang bertanggung jawab kepada Head of Operational Risk Control (ORC) yang selanjutnya bertanggung jawab kepada Chief Risk Officer);

Pengkajian ulang secara independen oleh auditor internal sebagai lini pertahanan ketiga.

Rabobank Indonesia’s operational risk framework is governed by the company’s operational risk policy and adopts a ‘three lines of defense’ concept, which includes the following checks and balances: Risk ownership by the businesses and support

units as the first line of defense;

Oversight by an independent risk management team as the second line of defense (this includes a fully-dedicated operational risk team reporting to the Head of Operational Risk Control (ORC), who reports to the Chief Risk Officer);

Independent review by internal auditors, as the third line of defense.

Dalam mengelola risiko operasional, Rabobank Indonesia menerapkan siklus proses manajemen risiko yang terdiri dari identifikasi, penilaian, mitigasi, pemantauan dan pelaporan risiko yang dilakukan secara kontinu. Masing-masing pemilik risiko dan kontrol juga akan dilibatkan melalui wawancara dan juga rapat kerja untuk mengidentifikasi area risiko utama, menilai efektifitas kontrol internal, mengkuantifikasi dampak risiko, menentukan kemungkinan kejadiannya, dan menyepakati tindakan yang akan diambil untuk memperbaiki kekurangan kontrol internal jika memang teridentifikasi.

In managing operational risk, Rabobank Indonesia implements a risk management process cycle, which consists of identification, assessment, mitigation, monitoring and reporting of the risk which is done on a continuous basis. The relevant risk and control owners will also be involved through interviews as well as workshops in order to identify key risk areas, assess the effectiveness of internal controls, quantify risk impact, determine the likelihood of occurrence, and agree on the actions to be taken to improve internal controls if deficiencies in internal controls are identified.

212 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/82 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko operasional (lanjutan) Operational risk (continued)

Key Risk Indicators (KRI) di mana batas ambangnya diusulkan dan disetujui oleh Komite Manajemen Risiko digunakan untuk keperluan pemantauan dan pelaporan. KRI ini merupakan risiko utama yang teridentifikasi dari RCSA yang telah disetujui oleh Komite Manajemen Risiko. Setiap insiden risiko operasional wajib dilaporkan ke Departemen Operational Risk Control dan dicatat dalam RCMIS (Risk and Control Management Information System).

Key Risk Indicators (KRI) whereby thresholds are proposed and approved by the Risk Management Committee is being used in monitoring and reporting purposes. These KRIs are the results of key risk identified from RCSAs which are approved by the Risk Management Committee. Every operational risk incident must be reported to Operational Risk Control Department and recorded in RCMIS (Risk and Control Management Information System).

Kebijakan dan prosedur risiko operasional yang ada merupakan kombinasi dari peraturan global dan regulator lokal dikarenakan Bank bertujuan untuk mematuhi kebijakan dan peraturan dari keduanya.

The operational risk policies and procedures are a combination of the global operational risk and the local regulatory requirements as the Bank aims to comply with both global and local requirements.

Rabobank Indonesia saat ini menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach/BIA) dalam perhitungan pencadangan modal, yaitu sebesar 15% dari pendapatan bruto.

Rabobank Indonesia currently uses the Basic Indicator Approach (BIA) in calculating capital reserves which is about 15% of gross income.

Bank telah memiliki Business Continuity Plan (BCP) dan telah dilakukan pengujian minimal sekali dalam setahun. Bank juga memiliki lokasi off-site back up yang digunakan pada saat pengujian BCP.

Business Continuity Plan (BCP) is in place and at least tested once a year. The bank has an off-site back up location and this off-site is being used when the BCP is tested.

Risiko hukum Legal risk Bank berusaha mengurangi risiko hukum dengan menggunakan dokumentasi yang sah dan memadai secara hukum, menjalankan prosedur-prosedur yang dirancang untuk meyakinkan bahwa transaksi telah diotorisasi dengan benar dan, jika perlu, melakukan konsultasi dengan penasehat hukum eksternal.

The Bank seeks to reduce legal risk by using appropriate legal documentation, employing procedures designed to ensure that transactions are properly authorized and consulting with external legal advisors, if necessary.

Risiko reputasi Reputational risk Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

Reputational risk is the risk due to decrease in stakeholders’ trust that comes from negative perception on the Bank.

Persepsi yang negatif dapat terjadi antara lain sebagai akibat dari adanya publikasi negatif di media dan/atau adanya keluhan nasabah. Setiap keluhan nasabah dicatat dengan benar dan dimonitor secara teratur untuk memastikan penanganan secara tepat waktu. Laporan statistik bulanan atas semua keluhan yang diterima Bank disampaikan dan didiskusikan di dalam pertemuan bulanan Komite Manajemen Risiko.

A negative perception could be derived among others from negative media publication and/or customer complaint. Every customer’s complaint is registered properly and monitored regularly to ensure timely responses. A monthly statistic report of all complaints received by the Bank is submitted and discussed in the monthly Risk Management Committee meeting.

213 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/82 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko operasional (lanjutan) Operational risk (continued)

Key Risk Indicators (KRI) di mana batas ambangnya diusulkan dan disetujui oleh Komite Manajemen Risiko digunakan untuk keperluan pemantauan dan pelaporan. KRI ini merupakan risiko utama yang teridentifikasi dari RCSA yang telah disetujui oleh Komite Manajemen Risiko. Setiap insiden risiko operasional wajib dilaporkan ke Departemen Operational Risk Control dan dicatat dalam RCMIS (Risk and Control Management Information System).

Key Risk Indicators (KRI) whereby thresholds are proposed and approved by the Risk Management Committee is being used in monitoring and reporting purposes. These KRIs are the results of key risk identified from RCSAs which are approved by the Risk Management Committee. Every operational risk incident must be reported to Operational Risk Control Department and recorded in RCMIS (Risk and Control Management Information System).

Kebijakan dan prosedur risiko operasional yang ada merupakan kombinasi dari peraturan global dan regulator lokal dikarenakan Bank bertujuan untuk mematuhi kebijakan dan peraturan dari keduanya.

The operational risk policies and procedures are a combination of the global operational risk and the local regulatory requirements as the Bank aims to comply with both global and local requirements.

Rabobank Indonesia saat ini menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach/BIA) dalam perhitungan pencadangan modal, yaitu sebesar 15% dari pendapatan bruto.

Rabobank Indonesia currently uses the Basic Indicator Approach (BIA) in calculating capital reserves which is about 15% of gross income.

Bank telah memiliki Business Continuity Plan (BCP) dan telah dilakukan pengujian minimal sekali dalam setahun. Bank juga memiliki lokasi off-site back up yang digunakan pada saat pengujian BCP.

Business Continuity Plan (BCP) is in place and at least tested once a year. The bank has an off-site back up location and this off-site is being used when the BCP is tested.

Risiko hukum Legal risk Bank berusaha mengurangi risiko hukum dengan menggunakan dokumentasi yang sah dan memadai secara hukum, menjalankan prosedur-prosedur yang dirancang untuk meyakinkan bahwa transaksi telah diotorisasi dengan benar dan, jika perlu, melakukan konsultasi dengan penasehat hukum eksternal.

The Bank seeks to reduce legal risk by using appropriate legal documentation, employing procedures designed to ensure that transactions are properly authorized and consulting with external legal advisors, if necessary.

Risiko reputasi Reputational risk Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

Reputational risk is the risk due to decrease in stakeholders’ trust that comes from negative perception on the Bank.

Persepsi yang negatif dapat terjadi antara lain sebagai akibat dari adanya publikasi negatif di media dan/atau adanya keluhan nasabah. Setiap keluhan nasabah dicatat dengan benar dan dimonitor secara teratur untuk memastikan penanganan secara tepat waktu. Laporan statistik bulanan atas semua keluhan yang diterima Bank disampaikan dan didiskusikan di dalam pertemuan bulanan Komite Manajemen Risiko.

A negative perception could be derived among others from negative media publication and/or customer complaint. Every customer’s complaint is registered properly and monitored regularly to ensure timely responses. A monthly statistic report of all complaints received by the Bank is submitted and discussed in the monthly Risk Management Committee meeting.

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/83 - Schedule

32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 32. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko reputasi (lanjutan) Reputational risk (continued)

Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi karena Bank tidak mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk pula ketentuan internal yang ada. Hal ini tidak hanya dapat mengakibatkan pengenaan sanksi keuangan terhadap Bank, tetapi dapat pula mengakibatkan pencabutan ijin operasional Bank oleh lembaga yang berwenang, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis dan operasional Bank.

Compliance risk is the risk that the Bank is not in compliance with the prevailing rules and regulations, which also include internal policies. This will have an impact not only on the financial penalties imposed to the Bank, but could cause a revocation of the Bank’s operational license by the relevant authorized institutions, which inadvertently affect the Bank’s business and operations as a going concern.

Direksi bertanggung jawab dalam menanamkan budaya kepatuhan yang kuat di seluruh organisasi. Departemen Kepatuhan akan memantau secara ketat kepatuhan unit-unit bisnis kepada kode etik Grup Rabobank, kebijakan-kebijakan kepatuhan internal, serta terhadap ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

The Board of Directors are responsible in embedding a robust compliance culture across the organization. Compliance Department closely monitors the business units’ compliance to the Rabobank Group code of conduct, the internal compliance policies as well as the prevailing Bank Indonesia regulations.

Risiko strategis Strategic risk Risiko strategis adalah risiko akibat pengambilan keputusan yang tidak akurat dan/atau pelaksanaan keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Identifikasi risiko strategis dilakukan secara periodik berdasarkan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko strategis.

Strategic risk is the risk due to inaccurate decision-making and/or implementation of strategic decision and failure in anticipating business environment changes. Strategic risk identification is performed periodically based on knowledge on historical losses due to strategic risk.

Risiko ini juga mencakup kemampuan Bank dalam mengembangkan daya saing dan menciptakan keunggulan kompetitif Bank di tengah kompetisi perbankan yang semakin ketat.

This risk also includes the ability of the Bank in developing the competitiveness and creating competitive advantages facing increasingly tougher competition.

Pengendalian risiko strategis dilakukan melalui pemantauan terhadap pencapaian/realisasi atas anggaran (rencana bisnis), yang sudah ditetapkan secara berkala dan dilanjutkan dengan mitigasi dari faktor-faktor penyebab kegagalan.

Strategic risk control is performed through monitoring on realization of budget (business plan), which is determined periodically, followed by investigation of failure causing factors.

33. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan yang tercatat dalam laporan keuangan:

The table presents the comparison, by class, of the carrying amounts and fair value of the Bank’s financial instruments that are recognized in the financial statements:

214 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/84 - Schedule

33. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

(lanjutan) 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

(continued)

Tabel di bawah ini menunjukkan instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar yang dikelompokkan berdasarkan hirarki nilai wajar:

The table below show the financial instruments measured at fair value grouped according to the fair value hierarchy:

2016

Nilai tercatat/ Carrying value

Nilai wajar/Fair value

Tingkat/ Level 1

Tingkat/ Level 2

Tingkat/ Level 3

Aset keuangan Financial assets Nilai wajar melalui Fair value through laba atau rugi profit or loss Tagihan derivatif 54 - 54 - Derivatives receivable Tersedia untuk dijual Available-for-sale Efek-efek 1,902,477 1,902,477 - - Marketable securities 1,902,531 1,902,477 54 - Liabilitas keuangan Financial libilities Nilai wajar melalui Fair value through laba atau rugi profit or loss Liabilitas derivatif 958 - 958 - Derivatives payable

2015

Nilai tercatat/ Carrying value

Nilai wajar/Fair value

Tingkat/ Level 1

Tingkat/ Level 2

Tingkat/ Level 3

Aset keuangan Financial assets Nilai wajar melalui Fair value through laba atau rugi profit or loss Tagihan derivatif 6,742 - 6,742 - Derivatives receivable Tersedia untuk dijual Available-for-sale Efek-efek 571,411 571,411 - - Marketable securities 578,153 571,411 6,742 - Liabilitas keuangan Financial libilities Nilai wajar melalui Fair value through laba atau rugi profit or loss Liabilitas derivatif 6,365 - 6,365 - Derivatives payable

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan Bank memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya.

As at 31 December 2016 and 2015, the carrying value of the Bank’s financial assets and liabilities approximates their fair value.

Nilai tercatat dari giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi dengan suku bunga mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar (tingkat 2 – hirarki nilai wajar).

The carrying value of current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, funds borrowings and subordinated loans with floating rate is a reasonable approximation of its fair value (level 2 – fair value hierarchy).

Nilai tercatat dari kredit yang diberikan dengan suku bunga mengambang dan nilai tercatat atas kredit jangka pendek dengan suku bunga tetap adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar (tingkat 3 – hirarki nilai wajar)..

The carrying value of floating rate loans and shortterm fixed rate loans were the reasonable approximation of its fair values (level 3 – fair value hierarchy)..

215 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/84 - Schedule

33. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

(lanjutan) 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

(continued)

Tabel di bawah ini menunjukkan instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar yang dikelompokkan berdasarkan hirarki nilai wajar:

The table below show the financial instruments measured at fair value grouped according to the fair value hierarchy:

2016

Nilai tercatat/ Carrying value

Nilai wajar/Fair value

Tingkat/ Level 1

Tingkat/ Level 2

Tingkat/ Level 3

Aset keuangan Financial assets Nilai wajar melalui Fair value through laba atau rugi profit or loss Tagihan derivatif 54 - 54 - Derivatives receivable Tersedia untuk dijual Available-for-sale Efek-efek 1,902,477 1,902,477 - - Marketable securities 1,902,531 1,902,477 54 - Liabilitas keuangan Financial libilities Nilai wajar melalui Fair value through laba atau rugi profit or loss Liabilitas derivatif 958 - 958 - Derivatives payable

2015

Nilai tercatat/ Carrying value

Nilai wajar/Fair value

Tingkat/ Level 1

Tingkat/ Level 2

Tingkat/ Level 3

Aset keuangan Financial assets Nilai wajar melalui Fair value through laba atau rugi profit or loss Tagihan derivatif 6,742 - 6,742 - Derivatives receivable Tersedia untuk dijual Available-for-sale Efek-efek 571,411 571,411 - - Marketable securities 578,153 571,411 6,742 - Liabilitas keuangan Financial libilities Nilai wajar melalui Fair value through laba atau rugi profit or loss Liabilitas derivatif 6,365 - 6,365 - Derivatives payable

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan Bank memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya.

As at 31 December 2016 and 2015, the carrying value of the Bank’s financial assets and liabilities approximates their fair value.

Nilai tercatat dari giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi dengan suku bunga mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar (tingkat 2 – hirarki nilai wajar).

The carrying value of current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, funds borrowings and subordinated loans with floating rate is a reasonable approximation of its fair value (level 2 – fair value hierarchy).

Nilai tercatat dari kredit yang diberikan dengan suku bunga mengambang dan nilai tercatat atas kredit jangka pendek dengan suku bunga tetap adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar (tingkat 3 – hirarki nilai wajar)..

The carrying value of floating rate loans and shortterm fixed rate loans were the reasonable approximation of its fair values (level 3 – fair value hierarchy)..

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/85 - Schedule

33. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

(lanjutan) 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

(continued)

Nilai tercatat tagihan akseptasi, liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain yang memiliki jatuh tempo jangka pendek adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar (tingkat 2 – hirarki nilai wajar).

The carrying value of acceptances receivable, liabilities due immediately, deposits from customers, deposits from other banks, acceptances payable and other liabilities is a reasonable approximation of its fair value (level 2 – fair value hierarchy).

Estimasi nilai wajar liabilitas segera, tagihan dan liabilitas akseptasi, simpanan dari nasabah, liabilitas lain-lain dan simpanan dari bank lain tanpa jatuh tempo, termasuk simpanan dari nasabah tanpa bunga adalah sebesar jumlah yang harus dibayarkan kembali sewaktu-waktu.

The estimated fair values of liabilities due immediately, acceptances receivable and payable, deposits from customers, other liabilities and deposits from other banks with no stated maturity, which include non-interest bearing deposits, are the amounts repayable on demand.

Estimasi nilai wajar terhadap simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank lain dengan tingkat suku bunga tetap ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga utang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo dibawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank lain dengan suku bunga tetap dan liabilitas lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.

The estimated fair values of fixed interest bearing deposits from customers and deposits from other banks are based on discounted cash flows using interest rates for new debts with similar remaining maturity. Since the maturity is below one year, the carrying amounts of fixed rate deposits from customers and deposits from other banks and other liabilities were the reasonable approximation of its fair values.

Nilai wajar agregat untuk pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi dengan tingkat bunga tetap didasarkan pada arus kas diskonto model yang menggunakan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa periode jatuh temponya. Untuk surat berharga yang diterbitkan dan pinjaman yang diterima dengan suku bunga mengambang mendekati nilai tercatat nilai wajarnya.

The aggregate fair values for fund borrowings and subordinated loans with fixed interest rate are based on discounted cash flow model using current yield curve appropriate for the remaining term to maturity. For marketable securities issued and borrowings with floating interest rate the carrying value approximates its fair value.

Nilai wajar efek - efek adalah berdasarkan kuotasi harga pasar.

Fair value of marketable securities are based on quoted market price.

Tabel di bawah ini menyajikan instrumen keuangan

yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki yang digunakan Bank untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan:

The table below shows the financial instruments recognized at fair value based on the hierarchy used by the Bank in determining and disclosing the fair value of financial instruments:

(i) Tingkat 1: harga kuotasian (tanpa

penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.

(ii) Tingkat 2: teknik penilaian dimana tingkat level

input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung.

(iii) Tingkat 3: teknik penilaian dimana tingkat level

input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung.

(i) Level 1: quoted (unadjusted) market prices in active market for identical assets or liabilities.

(ii) Level 2: valuation techniques for which the lowest

level input that is significant to the fair value measurement is directly or indirectly observable.

(iii) Level 3: valuation techniques for which the lowest

level input that is significant to the fair value measurement is directly or indirectly unobservable.

216 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/86 - Schedule

34. STANDAR AKUNTANSI BARU 34. NEW PROSPECTIVE ACCOUNTING STANDARDS

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah menerbitkan standar baru, revisi dan interpretasi yang relevan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2016 adalah sebagai berikut:

Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountant (DSAK-IAI) has issued the following new standards, amendments and interpretations which relevant but not yet effective for the financial year beginning 1 January 2016 are as follows:

- Amandemen PSAK 1 “Penyajian Laporan

Keuangan”; - Amandemen PSAK 16 “Aset Tetap. Agrikultur:

Tanaman Produktif”; - Amandemen PSAK 69 “Agrikultur”; - Amandemen ISAK 31 “Interpretasi atas Ruang

Lingkup PSAK 13: Properti Investasi”; - Amandemen PSAK 2 “Laporan Arus Kas

tentang Prakarsa Pengungkapan”; - Amandemen PSAK 46 “Pajak Penghasilan

tentang pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang belum direalisasi”;

- Amandemen PSAK 3 “Laporan Keuangan Interim”;

- Amandemen PSAK 24 ”Imbalan Kerja”; - Amandemen PSAK 58 “Aset Tidak Lancar

yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”;

- Amandemen PSAK 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”;

- Amandemen PSAK 101 “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”;

- Amandemen PSAK 102 “Akuntansi Murabahah”;

- Amandemen PSAK 103 “Akuntansi Salam”; - Amandemen PSAK 104 “Akuntansi Istishna”; - Amandemen PSAK 107 “Akuntansi Ijarah” dan; - Amandemen PSAK 108 “Akuntansi Transaksi

Asuransi Syariah”.

- Amendment to SFAS 1 “Presentation of Financial Statement”;

- Amendment to SFAS 16 “Fixed Assets: Agriculture: Bearer Plants”;

- Amendment to SFAS 69 “Agriculture”; - Amendment to IFAS 31 “Interpertation of Scope

SFAS 13: Investment Property”; - Amendment to SFAS 2 “Statements of Cash

Flows - Initiative Disclosure”; - Amendment to SFAS 46 “Income Taxes -

Recognition of Deffered Tas Assets for Unrealised Losses”;

- Amendment to SFAS 3 ”Interim Financial Reporting”;

- Amendment to SFAS 24 “Employee Benefits”; - Amendment to SFAS 58 “Non-Current Assets

Held for Sale and Discontinued Operations”; - Amendment to SFAS 60 “Financial Instruments:

Disclosures”; - Amendment to SFAS 101 “Presentation of

Syariah Financial Statement”; - Amendment to SFAS 102 ”Murabahah

Accounting”; - Amendment to SFAS 103 “Salam Accounting”; - Amendment to SFAS 104 “Istishna Accounting”; - Amendment to SFAS 107 “Ijarah Accounting” dan; - Amendment to SFAS 108 “Accounting for Syariah

Insurance Transactions”.

Amandemen PSAK 1, ISAK 31, PSAK 3, PSAK 24, PSAK 58, PSAK 60, PSAK 101, PSAK 102, PSAK 103, PSAK 104, PSAK 107 dan PSAK 108 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2017 dan penerapan dini diperkenankan. Amandemen PSAK 2, PSAK 16, PSAK 46 dan PSAK 69 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2018 dan penerapan dini diperkenankan.

Amendment to SFAS 1, IFAS 31, SFAS 3, SFAS 24, SFAS 58, SFAS 60, SFAS 101, SFAS 102, SFAS 103, SFAS 104, SFAS 107 and SFAS 108 will become effective for annual period beginning 1 January 2017 and early implementation is permitted. Amendment to SFAS 2, SFAS 16, SFAS 46 and SFAS 69 will become effective for annual period beginning 1 January 2018 and early implementation is permitted.

Pada saat penerbitan laporan keuangan, Bank masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Bank.

As at the authorisation date of this financial statements, the Bank is still evaluating the potential impact of these new and revised standards to the Bank’s financial statements.

217 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran – 5/86 - Schedule

34. STANDAR AKUNTANSI BARU 34. NEW PROSPECTIVE ACCOUNTING STANDARDS

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah menerbitkan standar baru, revisi dan interpretasi yang relevan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2016 adalah sebagai berikut:

Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountant (DSAK-IAI) has issued the following new standards, amendments and interpretations which relevant but not yet effective for the financial year beginning 1 January 2016 are as follows:

- Amandemen PSAK 1 “Penyajian Laporan

Keuangan”; - Amandemen PSAK 16 “Aset Tetap. Agrikultur:

Tanaman Produktif”; - Amandemen PSAK 69 “Agrikultur”; - Amandemen ISAK 31 “Interpretasi atas Ruang

Lingkup PSAK 13: Properti Investasi”; - Amandemen PSAK 2 “Laporan Arus Kas

tentang Prakarsa Pengungkapan”; - Amandemen PSAK 46 “Pajak Penghasilan

tentang pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang belum direalisasi”;

- Amandemen PSAK 3 “Laporan Keuangan Interim”;

- Amandemen PSAK 24 ”Imbalan Kerja”; - Amandemen PSAK 58 “Aset Tidak Lancar

yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”;

- Amandemen PSAK 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”;

- Amandemen PSAK 101 “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”;

- Amandemen PSAK 102 “Akuntansi Murabahah”;

- Amandemen PSAK 103 “Akuntansi Salam”; - Amandemen PSAK 104 “Akuntansi Istishna”; - Amandemen PSAK 107 “Akuntansi Ijarah” dan; - Amandemen PSAK 108 “Akuntansi Transaksi

Asuransi Syariah”.

- Amendment to SFAS 1 “Presentation of Financial Statement”;

- Amendment to SFAS 16 “Fixed Assets: Agriculture: Bearer Plants”;

- Amendment to SFAS 69 “Agriculture”; - Amendment to IFAS 31 “Interpertation of Scope

SFAS 13: Investment Property”; - Amendment to SFAS 2 “Statements of Cash

Flows - Initiative Disclosure”; - Amendment to SFAS 46 “Income Taxes -

Recognition of Deffered Tas Assets for Unrealised Losses”;

- Amendment to SFAS 3 ”Interim Financial Reporting”;

- Amendment to SFAS 24 “Employee Benefits”; - Amendment to SFAS 58 “Non-Current Assets

Held for Sale and Discontinued Operations”; - Amendment to SFAS 60 “Financial Instruments:

Disclosures”; - Amendment to SFAS 101 “Presentation of

Syariah Financial Statement”; - Amendment to SFAS 102 ”Murabahah

Accounting”; - Amendment to SFAS 103 “Salam Accounting”; - Amendment to SFAS 104 “Istishna Accounting”; - Amendment to SFAS 107 “Ijarah Accounting” dan; - Amendment to SFAS 108 “Accounting for Syariah

Insurance Transactions”.

Amandemen PSAK 1, ISAK 31, PSAK 3, PSAK 24, PSAK 58, PSAK 60, PSAK 101, PSAK 102, PSAK 103, PSAK 104, PSAK 107 dan PSAK 108 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2017 dan penerapan dini diperkenankan. Amandemen PSAK 2, PSAK 16, PSAK 46 dan PSAK 69 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2018 dan penerapan dini diperkenankan.

Amendment to SFAS 1, IFAS 31, SFAS 3, SFAS 24, SFAS 58, SFAS 60, SFAS 101, SFAS 102, SFAS 103, SFAS 104, SFAS 107 and SFAS 108 will become effective for annual period beginning 1 January 2017 and early implementation is permitted. Amendment to SFAS 2, SFAS 16, SFAS 46 and SFAS 69 will become effective for annual period beginning 1 January 2018 and early implementation is permitted.

Pada saat penerbitan laporan keuangan, Bank masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Bank.

As at the authorisation date of this financial statements, the Bank is still evaluating the potential impact of these new and revised standards to the Bank’s financial statements.

Lampiran B:

Tabel Pengungkapan Struktur Permodalan, Eksposur Risiko, dan Implementasi Manajemen Risiko

Attachment B:

Tables - Disclosure of Capital Structure, Risk Exposure, and Implementation of Risk Management

218 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Tabel pengungkapan struktur permodalan, eksposur risiko, dan implementasi manajemen risikoTables - disclosure of capital structure, risk exposure, and implementation of risk management

Tabe

l 1. P

engu

ngka

pan

kuan

titat

if st

rukt

ur p

erm

odal

an/Q

uant

itativ

e di

sclo

sure

of c

apita

l str

uctu

re(D

alam

juta

an ru

piah

)

Kete

rang

anD

esci

ptio

n31

Des

embe

r 201

6 D

ecem

ber 3

1, 2

016

31 D

esem

ber 2

015

Dec

embe

r 31,

201

5Ba

nkKo

nsol

idas

iCo

nsol

idat

edBa

nkKo

nsol

idas

iCo

nsol

idat

edI

Mod

al In

ti (T

ier 1

) 1

.519

.957

 

979

.433

 

 1

Mod

al In

ti U

tam

a (C

ET 1

1.5

19.9

57

  9

79.4

33

  

 1.

1M

odal

dise

tor

  1

.518

.735

 

1.1

74.6

67

  

 1.

2Ca

dang

an Ta

mba

han

Mod

al

  8

7.54

4  

(105

.737

  

1.3

Kepe

ntin

gan

Non

Pen

gend

ali y

ang

dapa

t dip

erhi

tung

kan

  -

  -

  

 1.

4Fa

ktor

Pen

gura

ng M

odal

Inti

Uta

ma

86.

322

  8

9.49

6  

 2

Mod

al In

ti Ta

mba

han

(AT-

1)  

  -

 - 

 II

Mod

al P

elen

gkap

(Tie

r 2)

680.

966

  7

51.6

73

  

1In

stru

men

mod

al d

alam

ben

tuk

saha

m a

tau

lain

nya

yang

mem

enuh

i per

syar

atan

589

.422

 

637

.556

 

 2

Agio

/ di

sagi

o ya

ng b

eras

al d

ari p

ener

bita

n in

stru

men

mod

al p

elen

gkap

  -

 - 

  

3Ca

dang

an u

mum

ase

t pro

dukt

if PP

A ya

ng w

ajib

dib

entu

k (m

aks 1

,25%

ATM

R Ri

siko

Kred

it)  

91.5

44 

114

.117

  

 4

Cada

ngan

tuju

an 

-  

-  

 5

Fakt

or P

engu

rang

Mod

al P

elen

gkap

  -

 - 

 To

tal M

odal

2.2

00.9

23

  1

.731

.106

 

Kete

rang

anD

esci

ptio

n31

Des

embe

r 201

6 D

ecem

ber 3

1, 2

016

31 D

esem

ber 2

015

Dec

embe

r 31,

201

5Ke

tera

ngan

Des

cipt

ion

31 D

esem

ber 2

016

Dec

embe

r 31,

201

631

Des

embe

r 201

5 D

ecem

ber 3

1, 2

015

Bank

Kons

olid

asi

Cons

olid

ated

Bank

Kons

olid

asi

Cons

olid

ated

Bank

Kons

olid

asi

Cons

olid

ated

Bank

Kons

olid

asi

Cons

olid

ated

ASET

TER

TIM

BAN

G

MEN

URU

T RI

SIKO

  

  

RASI

O K

PMM

  

  

 

 AT

MR

RISI

KO K

RED

IT 9

.655

.258

1

1.67

7.77

3  

 Ra

sio C

ET1

13,8

5%7,

51%

  

ATM

R RI

SIKO

PAS

AR 2

9.50

8 3

1.77

7  

 Ra

sio T

ier 1

13,8

5%7,

51%

  

ATM

R RI

SIKO

O

PERA

SIO

NAL

1.2

91.2

58

1.3

37.6

01

  

Rasio

Tie

r 26,

20%

5,76

 TO

TAL

ATM

R 1

0.97

6.02

4 1

3.04

7.15

1  

 Ra

sio to

tal

20,0

5%13

,27%

 

RASI

O K

PMM

SES

UAI P

ROFI

L RI

SIKO

11%

14%

 CE

T 1

UN

TUK

BUFF

ER

  

219 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Tabe

l 2. P

engu

ngka

pan

risi

ko p

asar

den

gan

men

ggun

akan

met

ode

stan

dar/

Mar

ket r

isk

disc

losu

re u

sing

stan

dard

met

hod

(dal

am ju

taan

Rup

iah/

in m

illio

n Ru

piah

)

No.

Jeni

s ris

iko/

Type

of r

isks

31 D

esem

ber 2

016/

Dec

embe

r 31,

201

31 D

esem

ber 2

015/

Dec

embe

r 31,

201

Bank

Kons

olid

asi/C

onso

lidat

edBa

nkKo

nsol

idas

i/Con

solid

ated

Beba

n m

odal

/Ca

pita

l cha

rge

ATM

R/RW

ABe

ban

mod

al/

Capi

tal c

harg

eAT

MR/

RWA

Beba

n m

odal

/Ca

pita

l cha

rge

ATM

R/RW

ABe

ban

mod

al/

Capi

tal c

harg

eAT

MR/

RWA

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

1.Ri

siko

suku

bun

ga/In

tere

st ra

te ri

sk 

  

  

  

  

A. R

isiko

spes

ifik/

Spec

ific

risk

- -

  

- -

 B.

Risi

ko u

mum

/Com

mon

risk

--

  

--

  

2.Ri

siko

nila

i tuk

ar/E

xcha

nge

rate

risk

2.3

61

29.

508

  

2.5

41

31.

777

  

3.Ri

siko

ekui

tas/

Equi

ty ri

sk 

  

  

  

 4.

Risik

o ko

mod

itas/

Com

mod

ity ri

sk 

  

  

  

 5.

Risik

o op

tion/

Opt

ion

risk

  

  

  

  

 To

tal

2.3

61

29.

508

  

2.5

41

31.

777

  

Tabe

l 3. P

engu

ngka

pan

kuan

titat

if ri

siko

ope

rasi

onal

/Qua

ntita

tive

disc

losu

re o

f ope

ratio

nal r

isk

(dal

am ju

taan

Rup

iah/

in m

illio

n Ru

piah

)

Pend

ekat

an y

ang

digu

naka

nA

ppro

ach

31 D

esem

ber 2

016/

31 D

ecem

ber 2

016

31 D

esem

ber 2

015/

31 D

ecem

ber 2

015

31 D

esem

ber 2

014/

31 D

ecem

ber 2

014

Pend

apat

an b

ruto

Gro

ss in

com

e*Be

ban

mod

alCa

pita

l cha

rge

ATM

R RW

APe

ndap

atan

br

uto

Gro

ss in

com

e*

Beba

n m

odal

Capi

tal c

harg

eAT

MR

RWA

Pend

apat

an

brut

oG

ross

inco

me*

Beba

n m

odal

Capi

tal c

harg

eAT

MR

RWA

Pend

ekat

an In

dika

tor D

asar

Ba

sic In

dica

tor A

ppro

ach

688

.671

1

03.3

01

1.2

91.2

58

713

.387

1

07.0

08

1.3

37.6

01

692

.644

1

03.8

97

1.2

98.7

07

Tota

l 6

88.6

71

103

.301

1

.291

.258

7

13.3

87

107

.008

1

.337

.601

6

92.6

44

103

.897

1

.298

.707

(*)R

ata-

rata

3 ta

hun

tera

khir/

Last

3-y

ear a

vera

ge

220 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Tabe

l 4a.

Pen

gung

kapa

n Pr

ofil J

atuh

Tem

po R

upia

h/M

atur

ity

Profi

le o

f Rup

iah

(dal

am ju

taan

Rup

iah)

/(in

mill

ion

Rupi

ah)

 Pos

/Acc

ount

  3

1 D

esem

ber 2

016/

Dec

embe

r 31,

201

6  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Sald

o/Ba

lanc

e Ja

tuh

Tem

po/R

emai

ning

Mat

urit

y Sa

ldo/

Bala

nce

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

<1

1-3

3-6

6-12

>12

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

ILA

PORA

N P

OSI

SI K

EUA

NG

AN

/STA

TEM

ENT

OF

FIN

AN

CIA

L PO

SITI

ON

  

  

  

  

  

  

A.

Ase

t/A

sset

s9.

612.

085

3.36

1.08

0 1.

624.

487

1.45

8.08

0 1

.661

.300

1

.507

.138

13

.954

.802

2.

675.

659

1.1

25.5

98

1.82

5.49

2 2

.716

.155

2

.936

.239

1.Ka

s/Ca

sh10

4.93

2 10

4.93

2 - 

- - 

-  2

01.6

72

100

.836

- - 

2.Pe

nem

pata

n pa

da B

ank

Indo

nesi

a/Pl

acem

ent w

ith B

ank

Indo

nesi

a2.

251.

763

2.25

1.76

3  

  

  2

.865

.924

1.

432.

962

- - 

- - 

 a.

Giro

/Cur

rent

Acc

ount

646.

916

646.

916

- -

-

-

1.4

53.2

26

726

.613

- - 

 b.

SBI

1.26

3.92

3 1.

263.

923

  

  

1.1

42.8

22

571

.411

- - 

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

340.

924

340.

924

- -

-

-

269

.876

1

34.9

38

- - 

- - 

3.Pe

nem

pata

n pa

da b

ank

lain

/Pla

cem

ent w

ith o

ther

ban

ks 1

5.04

2 1

5.04

2  

  

 38

.562

1

9.28

1 - 

- - 

4.Su

rat b

erha

rga/

Mar

keta

ble

secu

ritie

s2.

583

- 2.

583

- -

-

40

.877

-

- 4

0.87

7 -

-

 a.

SU

N -

- -

- -

-

-

-

- -

- -

 

1) d

iper

daga

ngka

n/tr

aded

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 

2) t

erse

dia

untu

k di

jual

/for

sal

e -

- -

- -

- -

-

- -

- -

 

3) d

imili

ki h

ingg

a ja

tuh

tem

po/o

wne

d un

til m

atur

ity

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 

4) p

inja

man

yan

g di

beri

kan

dan

piut

ang/

loan

s an

d ac

coun

t rec

eiva

bles

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 b.

Sur

at b

erha

rga

korp

oras

i/Cor

pora

te m

arke

tabl

e se

curi

ties

2.58

3 -

2.58

3 -

-

-

40.8

77

--

40.

877

- -

 

1) d

iper

daga

ngka

n/tr

aded

- -

  

  

-

- -

- -

 

2) t

erse

dia

untu

k di

jual

/for

sal

e -

- -

- -

-

-

-

- -

- -

 

3) d

imili

ki h

ingg

a ja

tuh

tem

po/o

wne

d un

til m

atur

ity

- -

  

  

-

- -

- -

-

 

4) p

inja

man

yan

g di

beri

kan

dan

piut

ang/

loan

s an

d ac

coun

t rec

eiva

bles

2.58

3 -

2.58

3 -

-

-

40.8

77

--

40.

877

- -

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

- -

  

  

-

  

5.Kr

edit

Yang

Dib

erik

an/L

oans

7.00

7.57

2 83

6.02

0 1.

582.

166

1.44

6.62

5 1

.645

.565

1

.497

.196

10

.325

.594

9

77.3

39

1.0

91.9

39

1.66

9.47

7 2

.694

.147

2

.915

.353

 a.

Bel

um Ja

tuh

Tem

po/N

ot m

atur

ed6.

630.

626

555.

217

1.58

1.86

6 1.

444.

382

1.6

44.4

06

1.4

04.7

55

9.2

84.6

03

742

.415

9

43.1

11

1.53

7.59

7 2

.622

.428

2

.696

.637

 b.

Sud

ah Ja

tuh

Tem

po/M

atur

ed *

**)

376.

946

280.

803

300

2.24

3 1

.159

9

2.44

1 1

.040

.991

2

34.9

24

148

.828

13

1.88

0 71

.719

2

18.7

16

6.Ta

giha

n La

inny

a/O

ther

s re

ceiv

able

s 5

6.23

0 2

7.57

4 2

8.65

6 -

-

-

169

.236

2

0.78

1 26

.291

10

1.38

3 -

-

 a.

Tag

ihan

ata

s Su

rat B

erha

rga/

Acc

ount

s re

ceiv

able

s on

mar

keta

ble

secu

ritie

s -

- -

- -

- -

- -

- -

-

 

yan

g di

beli

deng

an ja

nji/p

urch

ased

on

agre

emen

t -

- -

- -

- -

- -

- -

-

 

diju

al k

emba

li (R

ever

se R

epo)

/res

old

- -

- -

- -

- -

- -

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

56.

230

27.

574

28.

656

- -

-

1

69.2

36

20.

781

26.2

91

101.

383

- -

7.La

in-la

in/O

ther

s17

3.96

3 12

5.74

9 1

1.08

2 1

1.45

5 15

.735

9

.942

3

12.9

37

124

.460

7

.368

1

3.75

5 22

.008

2

0.88

6

221 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

 Pos

/Acc

ount

  3

1 D

esem

ber 2

016/

Dec

embe

r 31,

201

6  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Sald

o/Ba

lanc

e Ja

tuh

Tem

po/R

emai

ning

Mat

urit

y Sa

ldo/

Bala

nce

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

<1

1-3

3-6

6-12

>12

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

B.Ke

waj

iban

/Lia

bilit

ies

8.79

1.66

6 7.

901.

510

644.

127

106.

032

94.4

39

45.

558

16.2

64.6

07

6.84

1.77

6 2

.184

.651

24

9.29

9 1

46.3

05

800

1.D

ana

Piha

k Ke

tiga/

Third

Par

ty F

undi

ng8.

530.

748

7.67

5.91

3 60

9.50

6 10

5.33

2 94

.439

4

5.55

8 14

.443

.794

6.

093.

812

2.0

04.8

50

134.

215

116

.305

8

00

 a.

Giro

/Cur

rent

acc

ount

1.67

2.27

6 1.

672.

276

- -

-

-

2.2

98.6

88

1.14

9.34

4 -

- -

-

 b.

Tab

unga

n/Sa

ving

s ac

coun

t77

1.33

2 72

5.77

4 -

- -

4

5.55

8 1

.703

.072

8

51.5

36

- -

- -

 c.

Sim

pana

n be

rjan

gka/

Term

sav

ings

6.08

7.14

0 5.

277.

863

609.

506

105.

332

94.4

39

-

10.4

42.0

34

4.09

2.93

2 2

.004

.850

13

4.21

5 1

16.3

05

800

 

1) D

epos

it on

cal

l/On

call

depo

sits

- -

  

  

-

  

 

2) D

epos

ito b

erja

ngka

/Tim

e de

posi

ts6.

087.

140

5.27

7.86

3 60

9.50

6 10

5.33

2 94

.439

-

10

.442

.034

4.

092.

932

2.0

04.8

50

134.

215

116

.305

8

00

 

3) L

ainn

ya/O

ther

s -

- -

- -

- -

-

 -- 

- -

2.Ke

waj

iban

kep

ada

Bank

Indo

nesi

a/Li

abili

ties

to B

ank

Indo

nesi

a -

- -

- -

- -

-

- - 

- -

3.Ke

waj

iban

kep

ada

bank

lain

/Lia

bilit

ies

to o

ther

ban

ks 5

7.22

8 5

0.56

3 5.

965

700

-

-

1.1

74.3

88

488

.589

1

53.5

10

13.

700

30.0

00

-

4.Su

rat b

erha

rga

yang

dite

rbitk

an/Is

sued

sec

uriti

es -

- -

- -

- -

-

- -

- -

 a.

Obl

igas

i/Bon

ds -

- -

- -

- -

-

- -

- -

 b.

Sub

ordi

nasi

/Sub

ordi

nate

d **

**)

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

5.Pi

njam

an y

ang

dite

rim

a/Fu

nd b

orro

win

gs -

- -

- -

-

-

-

- -

- -

 a.

Pin

jam

an s

ubor

dina

si/S

ubor

dina

ted

debt

***

*) -

- -

- -

-

-

-

- -

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

- -

- -

-

-

-

--

- -

-

6.Ke

waj

iban

lain

nya/

Oth

ers

liabi

litie

s 7

8.89

0 5

0.23

4 2

8.65

6 -

-

-

238

.869

5

5.59

7 26

.291

10

1.38

4 -

-

 a.

Kew

ajib

an a

tas

sura

t ber

harg

a/Li

abili

ties

on m

arke

tabl

e se

curi

ties

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

 

yan

g di

jual

den

gan

janj

i/whi

ch a

re s

old

with

agr

eem

ent

- -

- -

- -

 - -

- -

- -

 

dib

eli k

emba

li (R

epo)

/to

be re

purc

hase

d -

- -

- -

- - 

-- 

- -

-

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

78.

890

50.

234

28.

656

- -

-

2

38.8

69

55.

597

26.2

91

101.

384

- -

7.La

in-la

in/O

ther

s12

4.80

0 12

4.80

0 - 

- - 

-  4

07.5

56

203

.778

- - 

-

C.Se

lisih

ase

t den

gan

kew

ajib

an d

alam

ner

aca/

Diff

eren

ce b

etw

een

asse

ts a

nd li

abili

ties

--

-  -

 -- 

(2.3

09.8

05)

(4.1

66.1

17)

(1.0

59.0

53)

1.57

6.19

3 2

.569

.850

2

.935

.439

222 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

 Pos

/Acc

ount

  3

1 D

esem

ber 2

016/

Dec

embe

r 31,

201

6  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Sald

o/Ba

lanc

e Ja

tuh

Tem

po/R

emai

ning

Mat

urit

y Sa

ldo/

Bala

nce

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

<1

1-3

3-6

6-12

>12

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

II.

REKE

NIN

G A

DM

INIS

TRAT

IF/A

DM

INIS

TRAT

IVE

ACC

OU

NT

67.

076

67.

076

- -

-

-

  

  

 

A.

Tagi

han

reke

ning

adm

inis

trat

if/A

dmin

istr

ativ

e ac

coun

t rec

eiva

ble

67.

076

67.

076

- -

-

-

-

- -

- -

-

1.Ko

mitm

en/C

omm

itmen

ts -

-  

  

  -

-

- -

- -

 a.

Fas

ilita

s pi

njam

an y

ang

belu

m d

itari

k

Loa

n fa

cilit

ies

that

hav

e no

t bee

n w

ithdr

awn

- -

- -

-

-

-

  

 b.

Pos

isi p

embe

lian

spot

dan

der

ivat

if/Sp

ot a

nd d

eriv

ativ

e pu

rcha

se p

ositi

on

  -

- - 

- - 

-

--

- -

-

 

yan

g m

asih

ber

jala

n/w

hich

is s

till o

ngoi

ng -

-  

  

  

  

 

1) S

pot

- -

- -

-

-

-

  

 

2) D

eriv

atif/

Der

ivat

ive

67.

076

67.

076

  

  

-

--

- -

-

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

- -

- -

- -

-

  

2.Ko

ntije

nsi/C

ontig

enci

es- 

- -

-  -

- -

-

- -

- -

  

2.54

1.16

0 10

6.08

4 28

2.57

7 48

8.98

6 1

.231

.436

43

2.07

7  

  

  

B.Ke

waj

iban

Rek

enin

g A

dmin

istr

atif/

Adm

inis

trat

ive

Acc

ount

Pay

able

2.47

2.15

0 8

9.00

6 27

4.69

2 47

9.69

6 1

.212

.926

41

5.83

0 3

.638

.798

2

85.1

68

399

.555

61

7.09

8 1

.552

.617

4

99.1

92

1.Ko

mitm

en/C

omm

itmen

ts2.

472.

150

89.

006

274.

692

479.

696

1.2

12.9

26

415.

830

3.3

93.1

34

245

.795

3

88.4

37

586.

950

1.5

17.3

77

408

.780

 a.

Fas

ilita

s kr

edit

yang

bel

um d

itari

k

Cre

dit f

acili

ties

whi

ch h

ave

not b

een

with

draw

n -

- -

- -

-

3

.147

.470

2

06.4

22

377

.319

55

6.80

2 1

.482

.137

3

18.3

68

 b.

Irre

voca

ble

L/C

yang

mas

ih b

erja

lan/

Ong

oing

irre

voca

ble

L/C

- -

- -

-

-

3.1

22.3

68

193

.871

3

77.3

19

556.

802

1.4

82.1

37

318

.368

 c.

Pos

isi p

enju

alan

spo

t dan

der

ivat

if/Sp

ot a

nd d

eriv

ativ

e se

lling

pos

ition

  -

-  -

- -

25.1

02

12.

551

- -

- -

 

yang

mas

ih b

erja

lan/

whi

ch is

stil

l ong

oing

- -

-  -

- -

  -

- - 

- -

 

1) S

pot

- -

- -

-

-

-

  

 

2) D

eriv

atif/

Der

ivat

ive

- -

  

  

-

--

- -

-

 d.

Lai

nnya

/Oth

ers

69.

010

17.

078

7.88

5 9.

290

18.5

10

16.

247

-

  

2.Ko

ntije

nsi/C

ontig

enci

es 

  

  

  2

45.6

64

39.

373

11.1

18

30.

148

35.2

40

90.

412

CSe

lisih

Tag

ihan

dan

Kew

ajib

an d

alam

Rek

enin

g A

dmin

istr

atif/

Diff

eren

ce b

etw

een

Rece

ivab

les

and

Paya

bles

in A

dmin

istr

ativ

e A

ccou

nt(2

.405

.074

)(2

1.93

0) (

274.

692)

(47

9.69

6)(1

.212

.926

) (

415.

830)

1.3

28.9

93

(285

.168

)(3

99.5

55)

(61

7.09

8)(1

.552

.617

) (4

99.1

92)

Selis

ih [(

IA-IB

) + (I

IA-II

B)] /

Diff

eren

ce(2

.405

.074

)(2

1.93

0) (

274.

692)

(47

9.69

6)(1

.212

.926

) (

415.

830)

(980

.812

) (4

.451

.285

)(1

.458

.608

)95

9.09

5 1

.017

.233

2

.436

.247

Selis

ih k

umul

atif/

Cum

mul

ativ

e di

ffer

ence

223 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

Tabe

l 4b.

Pen

gung

kapa

n pr

ofil j

atuh

tem

po v

alut

a as

ing/

Mat

urit

y pr

ofile

of f

orei

gn c

urre

ncie

s(d

alam

juta

an R

upia

h)/(

in m

illio

n Ru

piah

)

 Pos

/Acc

ount

  

31

Des

embe

r 201

4/D

ecem

ber 3

1, 2

0164

  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Sald

o/Ba

lanc

e  <

1 1-

33-

66-

12>1

2Sa

ldo/

Bala

nce   

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

ILA

PORA

N P

OSI

SI K

EUA

NG

AN

/STA

TEM

ENT

OF

FIN

AN

CIA

L PO

SITI

ON

  

  

  

  

  

  

A.

Ase

t/A

sset

s2.

908.

821

1.28

2.28

6 42

7.63

1 37

0.54

8 2

39.4

33

588.

923

11.4

27.5

72

4.50

7.40

6 59

.179

66

0.16

4 3

02.0

57

1.3

91.3

61

1.Ka

s/Ca

sh5.

928

5.92

8 -

--

- 9

.264

4.

632

--

- -

2.Pe

nem

pata

n pa

da B

ank

Indo

nesi

a/Pl

acem

ent w

ith B

ank

Indo

nesi

a22

9.03

3 22

9.03

3 -

--

- 2

.949

.990

1.

474.

995

--

- -

3.Pe

nem

pata

n pa

da b

ank

lain

/Pla

cem

ent w

ith o

ther

ban

ks25

9.15

7 25

9.15

7 -

--

- 1

.337

.338

6

68.6

69

--

- -

4.Su

rat b

erha

rga/

Mar

keta

ble

secu

ritie

s4.

217

4.21

7 -

--

- 7

.968

3.

984

--

- -

 a.

Sur

at b

erha

rga

korp

oras

i/Cor

pora

te m

arke

tabl

e se

curi

ties

4.21

7 4.

217

--

--

7.9

68

3.98

4 -

- -

-

 

1) d

iper

daga

ngka

n/tr

aded

--

--

--

- -

--

- -

 

2) t

erse

dia

untu

k di

jual

/for

sal

e-

--

--

--

- -

- -

-

 

3) d

imili

ki h

ingg

a ja

tuh

tem

po/o

wne

d un

til m

atur

ity

--

--

--

- -

--

- -

 

4) p

inja

man

yan

g di

beri

kan

dan

piut

ang/

loan

s an

d ac

coun

ts re

ceiv

able

s4.

217

4.21

7 -

--

- 7

.968

3.

984

--

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

--

--

--

- -

--

- -

5.Kr

edit

yang

dib

erik

an/L

oans

2.38

8.60

7 77

0.82

9 42

2.18

8 36

8.99

8 2

39.0

29

587.

563

3.5

04.5

61

1.15

8.71

2 16

.404

32

4.63

7 1

50.8

22

695

.274

 a.

Bel

um ja

tuh

tem

po/N

ot m

atur

ed2.

346.

303

731.

624

422.

188

368.

998

239

.029

58

4.46

4 3

.302

.252

1.

134.

299

16.4

04

324.

637

150

.822

5

41.7

92

 b.

Sud

ah Ja

tuh

jem

po/M

atur

ed *

**)

42.

304

39.

205

--

- 3

.099

2

02.3

09

24.

413

--

- 1

53.4

82

6.Ta

giha

n La

inny

a/O

ther

s re

ceiv

able

s7.

854

2.42

5 4.

392

1.03

7 -

-31

.871

6.

879

13.1

65

4.94

9 -

-

 a.

Tag

ihan

ata

s su

rat b

erha

rga/

Mar

keta

ble

secu

ritie

s ac

coun

t rec

eiva

bles

--

--

--

- -

--

- -

 

yan

g di

beli

deng

an ja

nji/t

hat w

ere

purc

hase

d on

agr

eem

ent

--

--

--

- -

--

- -

 

diju

al k

emba

li (R

ever

se R

epo)

/res

old

--

--

--

- -

--

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

7.85

4 2.

425

4.39

2 1.

037

--

31.8

71

6.87

9 13

.165

4.

949

- -

7.La

in-la

in/O

ther

s 1

4.02

5 1

0.69

7 1.

051

512

404

1

.361

34

.214

1

5.97

7 41

99

3 4

14

813

224 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

 Pos

/Acc

ount

  

31

Des

embe

r 201

4/D

ecem

ber 3

1, 2

0164

  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Sald

o/Ba

lanc

e  <

1 1-

33-

66-

12>1

2Sa

ldo/

Bala

nce   

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

B.Ke

waj

iban

/Lia

bilit

ies

2.50

6.82

8 1.

639.

630

118.

006

28.

993

71.7

81

648.

418

15.7

19.6

01

2.01

1.15

3 9

93.4

61

144.

799

38.2

87

913

.249

1.D

ana

Piha

k Ke

tiga/

Third

Par

ty F

undi

ng1.

653.

870

1.47

5.97

9 11

3.61

4 2

7.95

5 36

.322

-

5.3

59.8

42

2.37

1.42

0 5

84.3

46

21.

560

11.0

97

-

 a.

Giro

/Cur

rent

acc

ount

664.

908

664.

908

--

--

2.5

17.2

51

1.25

8.62

6 -

- -

-

 b.

Tab

unga

n/Sa

ving

s ac

coun

t-

--

--

--

- -

- -

-

 c.

Sim

pana

n Be

rjan

gka/

Term

sav

ings

988.

962

811.

071

113.

614

27.

955

36.3

22

- 2

.842

.591

1.

112.

794

584

.346

2

1.56

0 11

.097

-

 

1) D

epos

it on

cal

l/On

call

depo

sits

--

--

--

- -

--

--

 

2) D

epos

ito b

erja

ngka

/Tim

e de

posi

ts98

8.96

2 81

1.07

1 11

3.61

4 2

7.95

5 36

.322

-

2.8

42.5

91

1.11

2.79

4 5

84.3

46

21.

560

11.0

97

-

 

3) L

ainn

ya/O

ther

s-

--

--

--

- -

- -

-

2.Ke

waj

iban

kep

ada

Bank

Indo

nesi

a/Li

abili

ties

to B

ank

Indo

nesi

a-

--

--

--

- -

- -

-

3.Ke

waj

iban

kep

ada

bank

lain

/Lia

bilit

ies

to o

ther

ban

ks11

4.03

1 11

4.03

1 -

--

- 8

13.3

15

406

.658

-

- -

-

4.Su

rat b

erha

rga

yang

dite

rbitk

an/Is

sued

sec

uriti

es-

--

--

--

- -

- -

-

 a.

Obl

igas

i/Bon

ds-

--

--

--

- -

- -

-

 b.

Sub

ordi

nasi

/Sub

ordi

nate

d **

**)

--

--

--

- -

--

- -

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

--

--

--

- -

--

- -

5.Pi

njam

an y

ang

dite

rim

a/Fu

nd b

orro

win

gs68

2.93

5 -

--

35.4

60

647.

475

167

.626

-

--

- 1

67.6

26

 a.

Pin

jam

an s

ubor

dina

si/S

ubor

dina

ted

debt

***

*)58

9.42

2 -

--

-58

9.42

2 -

- -

- -

-

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

93.

513

--

-35

.460

5

8.05

3 1

67.6

26

- -

- -

167

.626

6.Ke

waj

iban

lain

nya/

Oth

er li

abili

ties

9.47

1 3.

099

4.39

2 1.

037

-94

3 40

.252

9.

967

13.1

65

1.47

5 -

5.6

79

 a.

Kew

ajib

an a

tas

sura

t ber

harg

a/Li

abili

ties

on m

arke

tabl

e se

curi

ties

--

--

--

- -

--

- -

 

yan

g di

jual

den

gan

janj

i/tha

t wer

e so

ld o

n ag

reem

ent

--

--

--

- -

--

- -

 

dib

eli k

emba

li (R

epo)

/rep

urch

ased

--

--

--

- -

--

- -

 b.

Lai

nnya

/Oth

ers

9.47

1 3.

099

4.39

2 1.

037

-94

3 40

.252

9.

967

13.1

65

1.47

5 -

5.6

79

7.La

in-la

in/O

ther

s 4

6.52

1 4

6.52

1 -

--

- 9

28.2

54

464

.127

-

- -

-

C.Se

lisih

Ase

t den

gan

Kew

ajib

an d

alam

Ner

aca

Diff

eren

ce b

etw

een

Ass

ets

and

Liab

iliti

es40

1.99

3 (

357.

344)

309.

625

341.

555

167

.652

(5

9.49

5)(4

.292

.029

)2.

496.

252

(934

.282

)51

5.36

5 2

63.7

70

478

.112

225 2016 Annual Report Rabobank Indonesia

 Pos

/Acc

ount

  

31

Des

embe

r 201

4/D

ecem

ber 3

1, 2

0164

  

31

Des

embe

r 201

5/D

ecem

ber 3

1, 2

015

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Jatu

h Te

mpo

/Rem

aini

ng M

atur

ity

Sald

o/Ba

lanc

e  <

1 1-

33-

66-

12>1

2Sa

ldo/

Bala

nce   

<1

1-3

3-6

6-12

>12

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

Bul

an/

Mon

th

II.

REKE

NIN

G A

DM

INIS

TRAT

IF/A

DM

INIS

TRAT

IVE

ACC

OU

NT

  

  

  

  

  

 

A.

Tagi

han

Reke

ning

Adm

inis

trat

if/A

dmin

istr

ativ

e A

ccou

nt R

ecei

vabl

e1.

650.

880

1.65

0.88

0 -

--

- 3

.439

.413

1.

512.

931

-41

3.55

0 -

-

1.Ko

mitm

en/C

omm

itmen

ts1.

650.

880

1.65

0.88

0 -

--

- 3

.439

.413

1.

512.

931

-41

3.55

0 -

-

 a.

Fas

ilita

s pi

njam

an y

ang

belu

m d

itari

k

Loa

n fa

cilit

ies

that

hav

e no

t bee

n w

ithdr

awn

--

--

--

3.4

39.4

13

1.51

2.93

1 -

413.

550

- -

 b.

Pos

isi p

embe

lian

spot

dan

der

ivat

if/Sp

ot a

nd d

eriv

ativ

e pu

rcha

se p

ositi

on

337.

473

337.

473

--

--

- -

--

- -

 

yan

g m

asih

ber

jala

n/w

hich

is s

till o

ngoi

ng-

--

--

- 3

.439

.413

1.

512.

931

-41

3.55

0 -

-

 

1) S

pot

68.

023

68.

023

--

--

- -

--

- -

 

2) D

eriv

atif/

Der

ivat

ive

269.

450

269.

450

--

--

1.0

69.8

54

534

.927

-

- -

-

 c.

Lai

nnya

/Oth

ers

1.31

3.40

7 1.

313.

407

--

--

2.3

69.5

59

978

.004

-

413.

550

- -

2.Ko

ntije

nsi/C

ontig

enci

es-

--

--

--

- -

- -

-

B.Ke

waj

iban

Rek

enin

g A

dmin

istr

atif/

Adm

inis

trat

ive

Acc

ount

Pay

able

1.50

4.56

9 87

4.46

0 17

4.52

3 18

2.25

6 2

20.7

33

52.

597

1.8

19.2

34

499

.210

59

.083

29

5.99

2 75

.087

3

90.6

53

1.Ko

mitm

en/C

omm

itmen

ts1.

476.

977

873.

840

168.

716

182.

054

203

.933

4

8.43

4 1

.722

.036

4

97.0

60

6.6

72

271.

261

74.8

80

375

.104

 a.

Fas

ilita

s kr

edit

yang

bel

um d

itari

k

Cre

dit f

acili

ties

whi

ch h

ave

not b

een

with

draw

n1.

307.

640

711.

078

166.

035

178.

160

203

.933

4

8.43

4 1

.691

.681

4

88.7

47

110

27

1.26

1 74

.880

3

67.9

35

 b.

Irre

voca

ble

L/C

yang

mas

ih b

erja

lan/

Ong

oing

irre

voca

ble

L/C

6.87

1 29

6 2.

681

3.89

4 -

-30

.355

8.

312

6.5

62

- -

7.1

68

 c.

Pos

isi p

enju

alan

spo

t dan

der

ivat

if ya

ng m

asih

ber

jala

n

Spot

and

der

ivat

ive

selli

ng p

ositi

on th

at is

stil

l ong

oing

162.

465

162.

465

--

--

- -

--

- -

 

1) S

pot

162.

465

162.

465

--

--

- -

--

- -

 

2) D

eriv

atif/

Der

ivat

ive

--

--

--

- -

--

- -

 d.

Lai

nnya

/Oth

ers

--

--

--

- -

--

- -

2.Ko

ntije

nsi/C

ontig

enci

es 2

7.59

2 62

0 5.

807

202

16.8

00

4.1

63

97.1

98

2.15

0 52

.411

2

4.73

0 2

07

15.

549

CSe

lisih

Tag

ihan

dan

Kew

ajib

an d

alam

Rek

enin

g A

dmin

istr

atif

Diff

eren

ce b

etw

een

Rece

ivab

les

and

Paya

bles

in A

dmin

istr

ativ

e A

ccou

nt14

6.31

1 77

6.42

0 (

174.

523)

(18

2.25

6)(2

20.7

33)

(52.

597)

1.6

20.1

79

1.01

3.72

1 (

59.0

83)

117.

558

(75

.087

) (3

90.6

53)

Selis

ih [(

IA-IB

) + (I

IA-II

B)] /

Diff

eren

ce54

8.30

4 41

9.07

6 13

5.10

2 15

9.29

9 (5

3.08

1) (

112.

092)

(2.6

71.8

50)

3.50

9.97

3 (9

93.3

65)

632.

923

188

.683

8

7.45

9

Selis

ih k

umul

atif/

Cum

mul

ativ

e di

ffer

ence

226 Laporan Tahunan 2016 Rabobank Indonesia

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally left blank

PT. Bank Rabobank International IndonesiaNoble House, 30th floor Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung (Lingkar Mega Kuningan) Kav. E 4.2 No. 2Jakarta 12950 - IndonesiaT. 62-21-30021888F. 62-21-30021999 www.rabobank.co.id