bab 2 landasan teori - bina nusantara | library...

46
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.6), “Accounting information system is a system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision makers”. Dapat diterjemahkan sebagai berikut: Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan. Sedangkan Gelinas dan Dull berpendapat (2009, p.14), “The accounting information system is a specialized subsystem of the IS that have a purpose to collect, process, and report information related to the financial aspects of business events”. Dapat diartikan sebagai berikut: Sistem Informasi Akuntansi merupakan subsistem khusus dari sistem informasi yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi terkait dengan aspek keuangan peristiwa bisnis. Menurut McLeod dan Schell dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Teguh, H. (2004, p.237), Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem pengumpulan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi serta menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun diluar perusahaan.

Upload: ngotuong

Post on 11-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.6), “Accounting information

system is a system that collects, records, stores, and processes data to produce

information for decision makers”. Dapat diterjemahkan sebagai berikut: Sistem

Informasi Akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan,

dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pembuat

keputusan.

Sedangkan Gelinas dan Dull berpendapat (2009, p.14), “The accounting

information system is a specialized subsystem of the IS that have a purpose to

collect, process, and report information related to the financial aspects of

business events”. Dapat diartikan sebagai berikut: Sistem Informasi Akuntansi

merupakan subsistem khusus dari sistem informasi yang memiliki tujuan untuk

mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi terkait dengan aspek

keuangan peristiwa bisnis.

Menurut McLeod dan Schell dalam bukunya yang diterjemahkan oleh

Teguh, H. (2004, p.237), Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem

pengumpulan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data

tersebut menjadi informasi serta menyediakan informasi bagi pemakai di dalam

maupun diluar perusahaan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

10

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Informasi

Akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan sumber daya, mencatat,

menampung, dan memproses data keuangan dan data lainnya menjadi informasi

yang berguna bagi pengambil keputusan dan untuk kepentingan bisnis.

Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam Sistem Informasi Akuntansi yaitu

masukan (input), proses (process), dan keluaran (output). Bila suatu data yang

diinput telah dilaksanakan dengan prosedur atau melalui proses yang benar,

maka akan menghasilkan suatu informasi yang berbentuk keluaran (output) yang

sesuai dengan keinginan pengguna informasi, khususnya laporan akuntansi

keuangan.

2.1.2 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Rama & Jones (2006, p.6), Sistem Informasi Akuntansi

memberikan lima kegunaan, antara lain:

1. Menghasilkan laporan eksternal, Sistem Informasi Akuntansi dapat

menghasilkan laporan yang khusus untuk memenuhi kebutuhan

informasi pihak eksternal seperti investor, kreditor, pajak, dan pihak

eksternal lainnya.

2. Mendukung aktivitas rutin, manajer membutuhkan Sistem Informasi

Akuntansi untuk mengendalikan aktivitas operasi rutin selama

perusahaan beroperasi. Seperti mengirim permintaan pembelian,

menerima tagihan, menerima pesanan barang atau jasa, dan

membayar tagihan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

11

3. Mendukung pengambilan keputusan, informasi juga dibutuhkan

untuk mendukung pengambilan keputusan kegiatan yang tidak rutin

dilakukan di semua level organisasi.

4. Perencanaan dan pengendalian, sistem informasi juga dibutuhkan

untuk merencanakan dan mengendalikan aktivitas dengan baik.

5. Implementasi pengendalian internal, pengendalian internal meliputi

kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk

menjaga aset perusahaan dari kerugian atau penggelapan dan untuk

memperbaiki keakuratan data keuangan.

2.1.3 Subsistem pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2008, p.8), Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari tiga

subsistem utama, yaitu:

1. Transaction Processing System (TPS) yang mendukung operasi

bisnis sehari-hari.

2. General Ledger/Financial Reporting System (GL/FRS) yang

menghasilkan laporan keuangan misalnya laporan arus kas dan

laporan lain yang berhubungan dengan hukum yang berlaku.

3. Management Reporting System (MRS) yang menghasilkan laporan

keuangan khusus untuk manajemen internal.

2.1.4 Komponen Utama Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.2), Sistem Informasi Akuntansi

terdiri dari empat komponen:

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

12

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan

melaksanakan berbagai fungsi;

2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang

dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data

tentang aktivitas-aktivitas organisasi;

3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi;

4. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan

pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

Keempat komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu

Sistem Informasi Akuntansi memenuhi tiga fungsi penting dalam organisasi,

yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas yang

dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh

aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai

aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-

pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal yang

telah terjadi.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak

manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset

organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat

dibutuhkan, akurat dan handal.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

13

2.2 Koperasi Simpan Pinjam

Subandi (2010, h.35) berpendapat, “Koperasi kredit atau simpan pinjam

adalah koperasi yang bergerak dalam pemupukan simpanan dari para

anggotanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggotanya yang membutuhkan

bantuan modal untuk usahanya. Selain itu, koperasi simpan pinjam juga

bertujuan mendidik anggotanya bersifat hemat dan gemar menabung serta

menghindarkan anggotanya dari jeratan para rentenir”.

Menurut Rudianto (2010, h.51), “Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana dari para

anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang

memerlukan bantuan dana”.

Gambar 2.1 Skema Koperasi Simpan Pinjam

Sumber : Rudianto (2010, h.51)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

14

Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa

penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi. Walaupun

pemupukan modal dilakukan koperasi dari para anggotanya, sering kali jumlah

uang yang ingin dipinjam oleh anggota lebih besar dari modal yang dimiliki

koperasi. Karena itu, tidak jarang koperasi harus meminjam uang dari kreditor di

luar koperasi, seperti bank atau koperasi kredit.

Jadi, pada dasarnya fungsi koperasi simpan pinjam adalah sebagai

jembatan antara anggota koperasi yang memerlukan uang pinjaman dengan

anggota koperasi yang menyimpan uangnya di koperasi atau dari kreditor

lainnya.

2.2.1 Ekuitas Koperasi Simpan Pinjam

Menurut Rudianto (2010, h.6), “Ekuitas adalah kekayaan bersih suatu

badan usaha atau selisih total kekayaan dengan total hutangnya”. Ekuitas

koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok

atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, dan sisa hasil usaha

yang belum dibagi.

1. Modal Anggota

Menurut Rudianto (2010, h.6) istilah modal dalam pengertian ini

lebih memiliki arti sebagai sumber pembelanjaan usaha yang berasal dari

setoran para anggota. Biasanya setoran anggota koperasi dapat

dikelompokkan dalam 3 jenis setoran, yaitu simpanan pokok, simpanan

wajib, dan simpanan sukarela. Akan tetapi, koperasi tertentu memiliki

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

15

jenis setoran lain yang berbeda. Berkaitan dengan modal anggota, jenis

simpanan sukarela tidak dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi

karena bersifat tidak permanen, di mana simpanan jenis ini dapat ditarik

sewaktu-waktu oleh anggota.

a. Simpanan Pokok

Jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang

harus disetorkan oleh setiap anggota pada waktu masuk

menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat

diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi

anggota koperasi.

b. Simpanan Wajib

Jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh

anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu, seperti

sebulan sekali. Jenis simpanan wajib ini dapat diambil

kembali dengan cara yang diatur lebih lanjut dalam

anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan keputusan

rapat anggota.

c. Simpanan Sukarela

Jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota atau bukan

anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri sebagai

simpanan. Simpanan jenis ini dapat diambil kembali oleh

pemiliknya setiap saat. Karena itu, simpanan sukarela

tidak dapat dikelompokkan sebagai modal anggota dalam

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

16

koperasi tetapi dikelompokkan sebagai hutang jangka

pendek.

2. Modal Sumbangan

Sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang

yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak mengikat.

Modal sumbangannya tidak dapat dibagikan kepada anggota koperasi

selama koperasi belum dibubarkan.

3. Modal Penyertaan

Sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang

yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat

struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.

4. Cadangan

Bagian SHU yang disisihkan oleh koperasi untuk suatu tujuan

tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat

anggota. Biasanya cadangan dibuat untuk persiapan melakukan

pengembangan usaha, investasi baru, atau antisipasi terhadap kerugian

usaha.

5. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Selisih antara penghasilan yang diterima koperasi selama periode

tertentu dengan pengorbanan (beban) yang dikeluarkan untuk

memperoleh penghasilan itu. Jumlah SHU tahun berjalan akan terlihat

dalam laporan perhitungan hasil usaha. Jika pencatatan transaksi dalam

suatu koperasi berjalan dengan baik, SHU tahun berjalan biasanya tidak

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

17

akan terlihat di neraca bagian dari ekuitas koperasi pada akhir periode

tertentu, karena sudah harus langsung dialokasikan ke dalam berbagai

dana dan cadangan.

2.2.2 Siklus Akuntansi Koperasi Simpan Pinjam

Menurut Rudianto (2010, h.10) dalam proses menghasilkan informasi

yang dibutuhkan oleh beberapa pihak yang berkepentingan, akuntansi harus

melewati beberapa tahapan proses. Proses tersebut dimulai dari mengumpulkan

dokumen dasar transaksi, mengklasifikasikan jenis transaksi, menganalisis, dan

meringkasnya dalam catatan hingga melaporkannya dalam bentuk laporan

keuangan yang dibutuhkan.

Rudianto menjabarkan bahwa pengertian dari akuntansi koperasi itu

sendiri adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk

angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas atau

transaksi suatu koperasi dalam bentuk informasi keuangan.

Dengan demikian, untuk sampai pada penyajian informasi keuangan

yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, akuntansi harus melewati suatu proses

yang disebut siklus akuntansi. Siklus akutansi adalah urutan kerja yang harus

ditempuh oleh akuntan, mulai sejak awal hingga menghasilkan laporan

keuangan suatu koperasi.

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi Koperasi

Sumber : Rudianto (2010, h. 10)

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

18

Dokumen dasar adalah bukti transaksi yang dijadikan dasar oleh akuntan

untuk mencatat seperti faktur, kuitansi, nota penjualan, dan lain-lain.

1. Jurnal (journal) adalah aktivitas meringkas dan mencatat

transaksi koperasi berdasarkan dokumen dasar. Tempat untuk

mencatat dan meringkas transaksi tersebut disebut dengan buku

harian.

2. Posting adalah aktivitas memindahkan catatan di buku harian ke

dalam buku besar sesuai dengan jenis transaksi dan nama akun

atau perkiraan masing-masing.

3. Buku besar (general ledger) adalah kumpulan dari semua

akun/perkiraan yang dimiliki oleh suatu koperasi yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya dan merupakan suatu

kesatuan.

4. Akun/Perkiraan (account) adalah kelas informasi dalam suatu

sistem akuntansi. Atau, suatu media yang digunakan untuk

mencatat informasi mengenai sumber daya koperasi dan

informasi lainnnya berdasarkan jenisnya.

5. Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban pengurus

koperasi atas hasil usaha koperasi pada suatu periode tertentu dan

posisi keuangan koperasi pada akhir periode.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

19

Siklus akuntansi ini dimulai dengan meneliti dan memilah dokumen

transaksi, seperti nota, kuitansi, faktur dan sebagainya. Setiap dokumen tersebut

diteliti dan diklasifikasikan menurut jenis dalam buku jurnal. Setelah diketahui

jenis dan nominal transaksinya, akuntan koperasi harus mencatatnya dalam buku

jurnal. Dalam buku jurnal harian, transaksi tersebut diringkas pencatatannya

sesuai dengan nama akun setiap jenis transaksi. Dalam setiap periode tertentu,

ringkasan transaksi di buku jurnal tersebut lalu diposting ke buku besar. Pada

akhir periode akuntansi, setiap akun dalam buku besar itu dihitung saldonya dan

kemudian dijadikan dasar untuk menyusun neraca saldo.

Neraca saldo adalah kumpulan dari semua akun yang dimiliki oleh suatu

koperasi beserta saldo akhirnya. Berdasarkan neraca saldo yang disusun

tersebut, akuntan dapat menyusun laporan keuangan koperasi untuk periode

bersangkutan.

2.2.3 Konsep Dasar Laporan Keuangan Koperasi

Rudianto berpendapat (2010, h.13) bahwa ketika menyusun prinsip-

prinsip akuntansi yang digunakan dalam wilayah tertentu, ada beberapa konsep

dasar yang melandasi penyusunannya. Konsep yang menjadi dasar penyusunan

laporan keuangan koperasi adalah:

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost)

Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam

mencatat aktiva, hutang, dan modal serta biaya. Harga perolehan

adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

20

jasa sesuai dengan apa yang disepakati pada saat transaksi

tersebut terjadi.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition)

Pendapatan adalah aliran masuknya harta yang berasal dari

penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit

selama periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur

besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang

diterima dari transaksi penjualan dengan pihak lain. Biasanya

pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau

jasa, yaitu ketika ada kepastian mengenai besarnya pendapatan

yang diukur dengan aktiva yang diterima.

3. Prinsip Penandingan (Matching Principle)

Prinsip ini menandingkan pendapatan dengan biaya yang timbul

dalam rangka memperoleh pendapatan tersebut. Prinsip ini

berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap

periode.

4. Prinsip Konsistensi (Consistency)

Agar laporan keuangan dapat dibandingkan satu dengan yang

lainnya selama satu periode ke periode lainnya, maka harus

dipilih metode dan prosedur akuntansi lainnya yang akan

digunakan secara konsisten dari tahun ke tahun.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

21

5. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclousure)

Semua prinsip yang berkaitan dengan laporan keuangan harus

disajikan agar laporan keuangan dapat dipahami dengan baik dan

tidak menyesatkan pembacanya.

2.2.4 Jenis Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Rudianto (2010, h.11) pada akhir siklus akuntansi, akuntan

koperasi harus membuat laporan keuangan koperasi untuk berbagai pihak yang

membutuhkan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan tahun 2007 yang

berlaku di Indonesia, laporan keuangan koperasi terdiri dari:

1. Perhitungan Hasil Usaha

Adalah suatu laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi

dalam menghasilkan laba selama suatu periode akuntansi atau

satu tahun. Laporan hasil usaha harus merinci hasil usaha yang

berasal dari anggota dan laba yang diperoleh dari aktivitas

koperasi dengan bukan anggota.

2. Neraca

Adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang

dimiliki koperasi serta informasi dari mana sumber daya tersebut

diperoleh.

3. Laporan Arus Kas

Adalah suatu laporan mengenai arus kas keluar dan arus kas

masuk selama satu periode tertentu, yang mencakup saldo awal

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

22

kas, sumber penerimaan kas, sumber pengeluaran kas, dan saldo

akhir kas pada suatu periode.

4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Adalah laporan yang menunjukkan manfaat ekonomi yang

diterima anggota koperasi selama satu periode tertentu. Laporan

tersebut mencakup 4 unsur, yaitu:

a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan

jasa bersama

b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan

bersama

c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi

d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU

2.2.5 Tujuan Umum Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Rudianto (2010, h.12) laporan keuangan yang dihasilkan oleh

suatu institusi tertentu bukan tanpa tujuan sama sekali, tetapi memiliki tujuan

tertentu. Walaupun satu institusi memiliki bidang usaha dan karakteristik yang

berbeda satu dengan lainnya, tetapi secara umum laporan keuangan disusun

dengan tujuan berikut:

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu

koperasi.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

23

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan sumber ekonomi suatu koperasi yang terjadi ketika

melakukan aktivitas usaha dalam rangka memperoleh SHU.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang akan membantu

para pemakai laporan dalam mengestimasi potensi koperasi untuk

menghasilkan SHU di masa mendatang.

4. Untuk memberikan informasi keuangan yang akan membantu

para pemakai laporan dalam mengestimasi potensi koperasi untuk

menghasilkan SHU.

5. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai

perubahan sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi

mengenai aktivitas pembelanjaan dan investasi.

6. Untuk mengungkapkan sebanyak mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk

kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai

kebijakan akuntansi yang dianut koperasi.

2.2.6 Standar Kualitas Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Rudianto (2010, h.12) karena setiap koperasi memiliki bidang

usaha dan karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya, maka rincian laporan

keuangan satu koperasi dengan koperasi lainnya juga berbeda. Namun, setiap

laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap institusi harus memenuhi beberapa

standar kualitas berikut agar bermanfaat:

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

24

1. Relevan

Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh koperasi harus

sesuai dengan maksud pengunaan sehingga dapat bermanfaat.

Karena itu, dalam proses penyusunan laporan keuangan, pengurus

koperasi harus berfokus pada tujuan umum pemakai laporan

keuangan.

2. Dapat dipahami

Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang

sesederhana mungkin sehingga dapat dipahami oleh pihak yang

membutuhkannya. Laporan keuangan yang tidak dapat dipahami

tidak akan ada manfaatnya sama sekali.

3. Daya uji

Informasi keuangan yang dihasilkan suatu koperasi harus dapat diuji

kebenarannya oleh para pengukur yang independent dengan

menggunakan metode pengukuran yang sama.

4. Netral

Informasi keuangan harus diarahkan pada tujuan umum pemakai,

bukan pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak

pada salah satu pihak yang membutuhkan laporan keuangan

tersebut.

5. Tepat waktu

Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan koperasi. Laporan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

25

keuangan yang terlambat penyampaiannya akan membuat

pengambilan keputusan koperasi menjadi tertunda dan tidak relevan

lagi dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut.

6. Daya banding

Laporan keuangan suatu koperasi harus dapat dibandingkan dengan

laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan koperasi lain

yang sejenis pada periode yang sama.

7. Lengkap

Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang

penting sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa

sehingga tidak akan menyesatkan para pembacanya. Jadi, harus ada

klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan

keuangan. Demikian pula, semua fakta atau informasi tambahan

yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan

harus diungkapkan dengan jelas.

2.3 Pengendalian Intern

2.3.1 Pengertian Pengendalian Intern

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.192), “Internal Control is the

process implemented by the board of director, management, and those under

their direction to provide reasonable assurance that the control objectives are

achieved” yang artinya pengendalian internal adalah sebuah proses yang

diterapkan oleh dewan direksi, manajemen, dan orang-orang yang berada di

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

26

bawah arahan mereka untuk menyediakan dasar-dasar yang releven bahwa

tujuan dari sebuah pengendalian bisa tercapai.

Menurut Committe of Sponsoring Organization (COSO), “Internal

Control is a process effected by an entitiy’s board of directors, management,

and other personnel designed to provide reasonable assurance regarding the

achievement of objectives” yang artinya pengendalian internal adalah sebuah

proses yang dipengaruhi oleh keseluruhan direksi dalam suatu perusahaan,

manajemen, dan pihak lainnya yang dirancang untuk menyediakan jaminan

mengenai pencapaian tujuan organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah sebuah

proses yang diterapkan di seluruh bagian dari perusahaan yang memiliki tujuan

untuk mengamankan aset perusahaan, memastikan data-data dalam perusahaan

dapat diandalkan, serta untuk memastikan ketaatan kepada peraturan dan hukum

yang berlaku.

2.3.2 Komponen Pengendalian Intern

Menurut COSO (Romney dan Steinbart, 2006, p.196), ada lima

komponen dalam sistem pengendalian intern, antara lain sebagai berikut:

1. Control Environment

Inti dari semua bisnis adalah orangnya, sifat mereka, termasuk

integritas, nilai etika, kemampuan, dan lingkungan dimana

mereka beroperasi. Mereka adalah tenaga penggerak organisasi

dan merupakan dasar dari segala sesuatu.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

27

2. Control Activities

Prosedur dan kebijakan pengendalian harus ditetapkan dan

dijalankan untuk membantu meyakinkan bahwa tindakan yang

dilakukan oleh pihak manajemen untuk menanggulangi resiko

dan untuk mencapai tujuan organisasi terlihat efektif.

3. Risk Assessment

Perusahaan harus berhati-hati terhadap resiko yang dihadapi.

Perusahaan harus membentuk suatu tujuan, yang digabungkan

dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan aktivitas

lainnya sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan baik.

Perusahaan juga arus menyusun sebuah mekanisme untuk

mengidentifikasi, menganalisis dan mengatur resiko-resiko yang

berhubungan dengan masing-masing bagian.

4. Information and Communication

Yang mengelilingi aktivitas pengendalian adalah sistem

informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang

dari perusahaan menerima dan saling bertukar informasi yang

dibutuhkan untuk memimpin, mengatur dan mengontrol operasi

yang ada.

5. Monitoring

Keseluruhan proses harus diawasi dan melakukan perubahan bila

diperlukan. Dengan cara ini, sistem dapat bereaksi dengan lebih

dinamis, berubah sesuai dengan kondisi yang ada.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

28

2.3.3 Tujuan Pengendalian Intern

Romney dan Steinbart (2006, p.192) menyatakan ada tujuh tujuan

pengendalian intern yang harus dicapai, yaitu:

1. Mengamankan harta organisasi, termasuk mencegah atau

mendeteksi hal-hal seperti pencurian dan kerusakan.

2. Mengurus pencatatan dengan akurat yang menggambarkan harta

organisasi.

3. Menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya..

4. Menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan disajikan sesuai

dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

5. Meningkatkan efisiensi operasional termasuk memastikan

penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi telah diotorisasi

oleh pihak manajemen.

6. Meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan organisasi.

7. Mengikuti aturan-aturan hukum yang berlaku.

2.4 Object Oriented Concepts

Satzinger et al. (2005, p.60) berpendapat “Object oriented approach is a

system development approach that views an information system as a collection

of interacting objects that work together to accomplish task”, yang artinya

pendekatan berorientasi objek merupakan pendekatan pengembangan sistem

yang memandang sistem informasi sebagai koleksi benda-benda yang

berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

29

Secara konsep, pendekatan ini bukan merupakan suatu proses atau

program yang terpisah, karena tidak ada entitas data atau files yang terpisah.

Dalam proses sistemnya terkandung beberapa objek, dimana objek itu sendiri

adalah suatu hal di dalam sistem komputer yang memungkinkan untuk merespon

suatu pesan.

2.4.1 Objects

Menurut Satzinger et al. (2005, p.60) “Object is a thing in the computer

system that can respond to messages” yang artinya objek merupakan hal dalam

sistem komputer yang dapat merespon pesan.

Sebuah objek memiliki keadaan (state) dan perilaku (behavior). State

dari sebuah objek adalah kondisi object tersebut atau himpunan dari keadaan

yang menggambarkan object tersebut. State dinyatakan dengan nilai dari sebuah

atribut object nya. Atribut adalah nilai internal suatu object yang mencerminkan

antara lain karakteristik object, kondisi object, kondisi sesaat, koneksi dengan

object lain dan identitas. Perubahan state dicerminkan oleh perilaku (behavior)

object tersebut.

Behavior suatu object mendefinisikan bagaimana sebuah object

bertindak (beraksi) dan memberi reaksi. Behavior ditentukan oleh himpunan

semua atau beberapa operation yang dapat dilakukan dalam object itu sendiri.

Behavior dari sebuah object dicerminkan oleh interface, service dan method dari

object tersebut. Interface adalah pintu untuk mengakses service object. Service

adalah fungsi yang bisa diemban object. Method adalah mekanisme internal

object yang mencerminkan perilaku object tersebut.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

30

2.4.2 Attributes, Methods, and User Interface Object

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Attributes is an object

characteristics that have values, such as the size, shape, color, location, and

caption of a button or label or the name, address, and phone number of a

customer” yang artinya atribut adalah karakteristik objek yang memiliki nilai-

nilai, seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi, dan keterangan dari tombol atau

label atau nama, alamat, dan nomor telepon dari pelanggan.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Methods is behaviors or

operations that describe what an object is capable of doing” yang artinya

metode adalah perilaku atau operasi yang menggambarkan sebuah objek apa

yang mampu melakukan suatu pekerjaan.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “User Interface Object is an object

the user interacts with while using the system, such as a button, menu item, text

box, or label” yang artinya objek antarmuka pengguna adalah objek pengguna

yang berinteraksi dengan saat menggunakan sistem, seperti tombol, menu item,

kotak teks, atau label.

2.4.3 Classes, Identity, Superclass, and Subclass

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Classes is a type or classification

to which all similar objects belong” yang artinya kelas adalah jenis atau

klasifikasi yang sama antara semua benda yang serupa. Class menetapkan

spesifikasi perilaku dan atribut object-object tersebut. Class adalah abstraksi

dari entitas dalam dunia nyata. Object adalah contoh dari sebuah class.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

31

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Identity is a unique reference to

an object that allows another object to find it and send a message” yang artinya

identitas adalah referensi unik untuk object yang memungkinkan object lain

untuk menemukan dan mengirim pesan.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Superclass is a general class in a

generalization/specialization hierarchy, which can be extended by a subclass”

yang artinya superclass adalah kelas umum dalam hirarki

generalisasi/spesialisasi, yang dapat diperpanjang dengan subclass.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Subclass is a specialized class in

a generalization/specialization hierarchy, which contains additional attributes

and methods distinguishing it from a more general class that it extends” yang

artinya subclass adalah kelas khusus dalam hirarki generalisasi/spesialisasi, yang

berisi atribut dan metode tambahan yang membedakannya dari kelas yang lebih

umum bahwa kelas itu meluas.

2.4.4 Polymorphism, Encapsulation, and Inheritance

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Polymorphism is a characteristic

of objects that allow them to respond differently to the same message”. Yang

artinya polimorphism merupakan karakteristik dari objek yang memungkinkan

mereka untuk merespon secara berbeda terhadap pesan yang sama.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Encapsulation is combining

attributes and methods into one unit and hiding its internal structure of objects”,

yang artinya enkapsulasi adalah menggabungkan atribut dan metode ke dalam

satu unit dan menyembunyikan struktur internal objek. Encapsulation

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

32

menyembunyikan banyak hal yang terdapat dalam object yang tidak perlu

diketahui oleh object lain.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.62) “Inheritance is a concept in which

one class of objects shares some characteristics of another class” yang artinya

pewarisan adalah sebuah konsep dimana satu kelas objek saham beberapa

karakteristik dari kelas lain.

2.5 Unified Modelling Language (UML)

Menurut Satzinger et al. (2005, p.48), Unified Modeling Language

(UML) merupakan suatu set standar konstruksi model dan notasi yang

dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi object.

Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum

melakukan pengkodean (coding). Membuat model dari sebuah sistem yang

kompleks sangatlah penting karena semakin kompleks sebuah sistem, semakin

penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik.

Dengan menggunakan model, diharapkan pengembangan software dapat

memenuhi semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat, termasuk

faktor-faktor seperti scalability, robustness, security, dan sebagainya.

Kesuksesan suatu pemodelan software ditentukan oleh tiga unsur, ketiga unsur

tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process), dan tool yang

digunakan. Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian

yang sebenarnya (proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

33

terhadap metode pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool

yang tepat.

Menurut Satzinger et al. (2005, p50), Unified Process merupakan suatu

orientasi objek sistem pengembangan metodologi yang awalnya dikembangkan

Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson.

Systems Development Methodology adalah pedoman untuk mengikuti

penyelesaian setiap kegiatan dalam pengembangan sistem, termasuk specific

models, tools, dan techniques. Models merupakan suatu representasi dari

sebuah aspek penting dari dunia nyata. Tools adalah software pendukung yang

membantu membuat models atau komponen lain yang diperlukan dalam

proyek. Techniques adalah suatu pedoman koleksi yang membantu seorang

analis menyelesaikan kegiatan pengembangan sistem atau tugas.

2.6 The System Development Life Cycle

Menurut Satzinger et al. (2005, p. 39) “System Development Llife Cycle

(SDLC) is the entire process of building, deploying, using and updating an

information system” yang memiliki arti Siklus Hidup Pengembangan Sistem

adalah keseluruhan proses pembangunan, penyebaran, penggunaan dan

memperbaharui suatu sistem informasi.

System Development Life Cycle merupakan suatu konsep fundamental

dari proses pengembangan sistem. Organisasi dan bisnis menggunakan sistem

informasi untuk mendukung berbagai hal, beberapa variasi dari proses bisnis

yang terjadi memerlukan fungsi-fungsi dari siklus hidup pengembangan sistem

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

34

tersebut. Selama daur hidup suatu sistem informasi, pertama-tama hal ini

dipahami sebagai sebuah ide, kemudian dirancang, dibangun, dan digunakan

selama proyek pembangunan, yang pada akhirnya dimasukkan kedalam

produksi dan digunakan untuk mendukung bisnis yang berjalan.

Dalam tahap pendekatannya, System Development Life Cycle (SDLC)

memiliki 2 (dua) pendekatan, yaitu pendekatan prediktif dan pendekatan adaptif.

Pendekatan prediktif adalah pendekatan yang mengasumsikan bahwa proyek

pembangunan dapat direncanakan dan diatur terlebih dahulu dan barulah sistem

informasi dapat direncanakan sesuai dengan rencana. Sedangkan pendekatan

adaptif digunakan ketika persyaratan dari sistem atau kebutuhan pengguna tidak

dapat dipahami dengan baik.

Dalam situasi ini, proyek tidak dapat direncanakan secara utuh. Mungkin

beberapa persyaratan dari sistem belum ditentukan, setelah beberapa pekerjaan

pembangunan baru tahap perencanaan awal. Pengembang masih harus mampu

membangun solusi, tetapi mereka tetap harus fleksibel dan dapat beradaptasi

dengan proyek yang berjalan.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

35

 

Gambar 2.3 The Waterfall Approach to the SDLC

Sumber : Satzinger et al. (2005, p. 41)

Pada Gambar 2.3 diasumsikan bahwa berbagai tahapan proyek dapat dilakukan

dan diselesaikan seluruhnya secara berurutan. Pertama kali rencana rinci

dikembangkan, maka persyaratan secara menyeluruh ditentukan, maka sistem dapat

dirancang sampai dengan algoritma terakhir, dan karena itu sistem diprogram, diuji, dan

diinstal. Setelah mencapai ke tahap berikutnya, tidak akan dapat lagi kembali. Dalam

prakteknya, pendekatan ini membutuhkan perencanaan yang kaku dan keputusan akhir,

bahkan keputusan untuk di setiap langkah dari proyek pembangunan sistem.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

36

Tabel 2.1 Fase dan Tujuan SDLC

Sumber : Satzinger et al. (2005, p. 41)

FASE SDLC TUJUAN

Project Planning Untuk mengidentifikasi ruang lingkup sistem baru,

memastikan bahwa proyek layak, dan mengembangkan

jadwal, rencana sumber daya dan anggaran untuk proyek.

Analysis Untuk memahami dan mendokumentasikan secara detail

kebutuhan bisnis dan persyaratan pengolahan sistem yang

baru.

Design Untuk merancang sistem solusi berdasarkan persyaratan yang

telah ditentukan dan keputusan yang dibuat selama tahap

analisis.

Implementation Untuk membangun, menguji dan menginstal sebuah sistem

informasi yang handal dengan pengguna terlatih dan untuk

mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan dari

pengguna sistem.

2.7 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

2.7.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Satzinger et al. (2005, p.4), “System analysis is the process of

understanding and specifying in detail what the information system should do”,

yang artinya analisis sistem adalah proses pemahaman dan menentukan secara

rinci apa yang sistem informasi harus lakukan.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

37

Menurut McLeod dan Schell yang diterjemahkan oleh Teguh, H. (2004,

p.138), analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan

tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui.

2.7.2 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Satzinger et al. (2005, p.4), “system design is the process of

specifying in detail how the many components of the information system should

be physically implemented”, yang artinya perancangan sistem adalah proses dari

menentukan secara rinci bagaimana komponen-komponen dari sistem informasi

diimplementasikan secara fisik.

Menurut McLeod dan Schell yang diterjemahkan oleh Teguh, H. (2004,

p.140), perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan

oleh sistem baru.

2.7.3 Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Satzinger et al. (2005, p.60), Object-Oriented Analysis (OOA)

adalah semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan

menunjukkan interaksi pengguna apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

tugas tersebut. Object diartikan suatu hal dalam sistem komputer yang dapat

merespon pesan.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.60), Object-Oriented Design (OOD)

adalah semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang

dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk

menyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi dari masing-masing jenis

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

38

objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa tertentu atau

lingkungan.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.60), Object-Oriented Programming

(OOP) menuliskan laporan dalam bahasa pemrograman untuk mendefinisikan

apa yang setiap jenis objek ini termasuk pesan bahwa pengirim satu sama lain.

2.7.4 Pemodelan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

2.7.4.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p.144), “Activity diagram is a

type of workflow diagram that describes the user activities and their

sequential flow”, yang artinya activity diagram adalah diagram alur

proses kerja yang menggambarkan berbagai aktivitas dari user (atau

sistem), orang yang melakukan setiap aktivitasnya, dan kelanjutan dari

setiap aktivitas-aktivitas tadi.

 Sebuah activity diagram hanyalah sebuah diagram alur kerja

yang menggambarkan berbagai pengguna kegiatan, orang yang

melakukan aktivitas masing-masing, dan aliran sekuensial kegiatan ini.

Diagram ini sangat mirip dengan sebuah flowchart karena kita dapat

memodelkan sebuah alur kerja dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya

atau dari satu aktivitas ke keadaan sesaat (state). Selain itu juga dapat

berguna ketika ingin menggambarkan perilaku pararel atau menjelaskan

bagaimana perilaku dalam berbagai use case berinteraksi.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

39

Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram

Sumber : Satzinger et al. (2005, p.145)

Notasi Fungsi

States menggambarkan aktivitas

individual di dalam alur kerja.

Transition menggambarkan rangkaian

urutan antara aktivitas.

Swimlane adalah area persegi panjang

yang menggambarkan aktivitas yang

dilakukan oleh single agent.

Starting Activity menunjukan awal dari

alur kerja.

Ending Activity menunjukkan akhir dari

alur kerja.

User

State1

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

40

Synchronization Bar adalah simbol

yang digunakan dalam activity diagram

untuk mengatur pemisahan atau

penggabungan dari setiap urutan alur

kerja.

  Decision Activity adalah simbol yang

digunakan jika transition dari setiap

state mempunyai 2 kemungkinan yang

berbeda.

2.7.4.2 Use Case Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p.52), “use case is an activity

the system carries out, usually in response to a request by a user”, yang

artinya use case adalah aktivitas dari sebuah sistem, yang biasanya

dalam menanggapi permintaan dari user.

Use case dapat menjelaskan manfaat sistem jika dilihat

menurut pandangan orang yang berada diluar sistem (actor). Diagram ini

menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana

sistem berinteraksi dengan dunia luar. Use case diagram dapat

digunakan selama proses analisis untuk menangkap requirements sistem

dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

41

Top Package::Actor1

UseCase1

Tabel 2.3 Notasi Use Case Diagram

Sumber : Satzinger et al. (2005, p.215-p.216)

Notasi Fungsi

Stick Figure mencirikan peran dari

actor.

Usecase menjelaskan nama dari

usecase.

Connecting Line menunjukkan actor

yang berhubungan dengan use case.

Boundary menunjukan batas antara

lingkungan dimana actor berada

dengan sistem komputer internal.

2.7.4.3 Event Table

Menurut Satzinger et al. (2005, p.166-p.174), “event table is a

catalog of use cases that lists events in rows and key pieces of

information about each event in columns”, yang diartikan sebagai

berikut: event table adalah katalog dari usecase yang mengurutkan

S y s te m

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

42

event-event dalam baris dan bagian kunci dari setiap informasi dalam

kolom.

Di dalam event table terdapat 6 kolom, yaitu event, trigger,

source, use case, response, dan destination.

Event Trigger Source Usecase Response Destination

Gambar 2.4 Event Table

Sumber : Satzinger et al. (2005, p. 175)

1. Event adalah kejadian pada waktu dan tempat tertentu yang bisa

dijelaskan dan perlu diingat.

2. Trigger adalah sinyal yang memberitahu sistem bahwa suatu event

telah terjadi baik adanya data yang membutuhkan pemrosesan atau

titik waktu.

3. Source adalah eksternal agen yang memasok data ke dalam sistem.

4. Response adalah output yang dihasilkan oleh sistem.

5. Destination adalah eksternal agen yang menerima output yang telah

dihasilkan.

2.7.4.4 Use Case Description

Menurut Satzinger et al. (2005, p.221), Use Case Description

adalah deskripsi yang berisi daftar rincian pengolahan untuk kasus

penggunaan. Aktor dalam UML diagram, adalah seseorang yang

menggunakan sistem.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

43

Gambar 2.5 Intermediate Use Case Description

Sumber : Satzinger et al. (2005, p.221)

2.7.4.5 Domain Class Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p.185-p.196), Class Diagram

menggambarkan struktur dan deskripsi kelas, package, dan objek serta

hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan

lain-lain.

Class Diagram juga memperlihatkan hubungan antar kelas dan

penjelasan detil tiap-tiap kelas didalam model desain (dalam logical

view) dari suatu sistem. Selama proses analisis, class diagram

memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang

menentukan perilaku sistem. Selama tahap desain, class diagram

berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas yang membentuk

arsitektur sistem yang dibuat. Selain itu merupakan fondasi untuk

component diagram dan deployment diagram.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

44

Tabel 2.4 Associations pada Class Diagram

Sumber: Satzinger (2005, p.186)

Relasi Arti

0...1 Nol ke satu

0...* Nol ke banyak

1 Satu

* Banyak

1...1 Satu ke satu

1...* Satu ke banyak

2.7.4.6 Sequence Diagram

2.7.4.6.1 System Sequence Diagram (SSD)

Menurut Satzinger et al. (2005, p.213-216), system

sequence diagram adalah diagram yang menunjukan urutan-

urutan pesan antara aktor eksternal dan sistem selama usecase

atau skenario. System sequence diagram (SSD) digunakan

dalam hubungannya dengan deskripsi terperinci atau dengan

activity diagram untuk menunjukkan langkah-langkah

pemrosesan dan interaksi antara aktor-aktor dan sistem. SSD

juga digunakan untuk menjelaskan alur kedalam dan keluar

informasi dari sistem yang telah di automatisasi.

SSD merupakan bagian dari interaction diagram.

Interaction diagram adalah diagram komunikasi atau sequence

diagram yang menunjukkan interaksi antar object.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

45

Top Package::Actor3

Diagram ini juga menjelaskan interaksi object yang

disusun dalam suatu urutan tertentu dengan memperlihatkan

tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk

menghasilkan sesuatu didalam use case diagram.

Tabel 2.5 Notasi dalam System Sequence Diagram

Sumber : Satzinger et al. (2005, p.229)

Notasi Fungsi

Aktor menunjukkan orang

(atau peran) yang

berinteraksi dengan sistem.

Box Labeled : System

adalah object yang

menggambarkan

keseluruhan sistem

otomatis.

Lifeline or Object Lifeline

adalah garis vertical

dibawah object pada

sequence diagram yang

menunjukan bagian dari

waktu object.

: System

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

46

Input dan Output Message

menggambarkan pesan

yang dikirim atau diterima

oleh aktor dari sistem.

2.7.4.6.2 Data Access Sequence

Menurut Satzinger et al. (2005, p.303), data access

merupakan class yang digunakan untuk mengambil dan

mengirim data ke database.

Tabel 2.6 Notasi dalam Data Access Sequence

Sumber : Satzinger et al. (2005, p.317-p.318)

Notasi Fungsi

Activation Lifelines

mengindikasikan kapan

object mengeksekusi

method.

Message1

Message2

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

47

:Object

Object yang menjadi

sumber dan tujuan dari

setiap pesan

Controller Object

mengatur tujuan dari

masing-masing objek.

2.7.4.7 First Cut Class Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p.309) First Cut Class Diagram

dikembangkan dengan cara memperluas domain model kelas diagram.

Ada 2 langkah yang dibutuhkan oleh diagram ini yaitu pertama,

menguraikan atribut dengan jenis dan nilai awal informasi yang dimana

jenisnya ditentukan oleh perancang berdasarkan keahliannya. Langkah

kedua adalah dengan menambahkan navigasi visibilitas panah.

2.7.4.8 Class Diagram Updated

Menurut Satzinger et al. (2005, p.337) pada saat ini, desain

Class Diagram dapat dikembangkan untuk setiap lapisan. Pada lapisan

akses tampilan dan data, beberapa kelas baru harus dapat

dispesifikasikan. 3 jenis metode yang dapat ditemukan dalam update

class diagram:

:Handler

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

48

1. Metode Kontraktor

2. Metode Setter dan Getter

3. Use case specific methods

Seperti pada diagram sequence, method information memiliki

objek sumber dan objek tujuan. Proses ini dilanjutkan untuk setiap kelas

di lapisan domain, termasuk dengan menambahkan use case controller

classes.

2.7.4.9 User Interface

Menurut Satzinger et al. (2005, p.441-442) interface adalah

tempat dimana sistem informasi menangkap input dan menghasilkan

output, serta terjadinya input dan output antara sistem dan

lingkungannya. Ada dua tipe dari interface yaitu user interface dan

system interface. User interface bagian dari sistem informasi yang

membutuhkan interaksi dari user untuk menghasilkan input dan output.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.454-457) untuk

meningkatkan kegunaan dari sistem aplikasi penting untuk memiliki

system interface yang dirancang dengan baik. Shneiderman

mendekripsikan panduan untuk desain interaksi yang baik dalam "The

Eight Golden Rules for Designing Interactive Interface", yaitu:

1. Strive for consistency (konsistensi)

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan

istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar

bantuan.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

49

2. Enable frequent users to use shortcuts (memungkinkan

pengguna untuk menggunakan shortcuts)

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk

meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan

singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas

makro.

3. Offer informative feedback (memberikan umpan balik yang

informatif)

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu

sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan

dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang

sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang

penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial.

Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol

pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

4. Design dialogs to yield closure (merancang dialog untuk

menghasilkan suatu penutupan)

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu

kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan

balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

50

yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan

kelompok tindakan berikutnya.

5. Offer simple error handling (memberikan penangan

kesalahan yang sederhana)

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak

dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi,

sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan

memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah

dipahami untuk penanganan kesalahan.

6. Permit easy reversal of actions (mudah kembali ke tindakan

sebelumnya)

Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena

pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat

dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk

mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa

digunakan.

7. Support internal locus of control (mendukung tempat

pengendali internal)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan

merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada

pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

51

Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga

pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8. Reduce short-term memory load (mengurangi beban ingatan

jangka pendek)

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang

sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya

disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk

kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

2.8 Internet

2.8.1 Pengertian Internet

Menurut Turban dalam bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa

indonesia (2004, h.647), Internet (“the Net”) adalah jaringan yang

menghubungkan sekitar satu juta jaringan komputer organisasional internasional

di lebih dari 200 negara di semua benua. Sebagai satu atau beberapa jaringan,

internet memungkinkan orang untuk mengakses data di organisasi lainnyadan

untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan bertukar informasi hampir di seluruh

dunia.

Menurut Mcleod (2004,p.63), Internet adalah nama yang diberikan oleh

koneksi jaringan komputer terbesar di dunia, dimana setiap jaringan tersebut

terdiri dari kumpulan-kumpulan jaringan yang lebih kecil.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

52

Jadi, dapat disimpulkan bahwa internet merupakan suatu jaringan

penghubung yang menghubungkan konesi komputer di seluruh dunia.

2.8.2 Pengertian WWW

Menurut Turban (2004, h.680), Web (World Wide Web) adalah sistem

dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri,

memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien/server.

Sedangkan Mcleod berpendapat (2004, p.64) world wide web atau yang

biasa disebut web dan WWW adalah pengaksesan informasi melalui internet

dimana dokumen-dokumen hypermedia (data-data komputer) disimpan dan

didapatkan dengan arti-arti baru skema yang unik.

Dapat disimpulkan bahwa web/WWW/world wide web adalah suatu

sistem yang memiliki standar yang diterima secara universal untuk pengaksesan

informasi melalui internet.

2.8.3 Pengertian Intranet

Turban berpendapat (2004, h. 683) Intranet adalah jaringan privat yang

menggunakan peranti lunak internet dan protokol TCP/IP. Aplikasi yang paling

umum pada intranet perusahaan adalah untuk kebijakan, prosedur dan bentuk

sumber daya manusia serta terkadang digunakan oleh perusahaan sebagai alat

dalam pengambilan keputusan.

2.9 Kerangka PIECES

Dalam buku Whitten dan Bentley (2007, p.77), menerangkan bahwa James

Wetherbe mengembangkan kerangka yang berguna untuk mengidentifikasi

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

53

permasalahan yang harus diselesaikan, dan urgensinya. Berikut ini adalah penjelasan

mengenai komponen-komponen dalam kerangka tersebut:

P (Performance) : Kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja;

I (Information) : Kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan (data

dan informasi);

E (Economics) : Kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan

ekonomi, mengendalikan biaya, atau meningkatkan

keuntungan;

C (Control) : Kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan kontrol

atau keamanan;

E (Efficiency) : Kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan

efisiensi dari orang-orang dan proses;

S (Service) : Kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan

pelayanan kepada pelanggan, pemasok, mitra, karyawan,

dan sebagainya;

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00020-AKSI BAB 2.pdf · 10 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

54

2.10 Kerangka Pikir

Gambar 2.6 Kerangka Pikir Pembangunan Sistem Informasi

Koperasi Simpan Pinjam