bab i kapitis
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
1/55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada
kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (Mansjoer,
2007). iperkirakan !00.000 orang meninggal setiap tahunnya dan lebih dari 700.000
mengalami cedera cukup berat yang memerlukan pera"atan dirumah sakit, dua pertiga berusia
diba"ah #0 tahun dengan jumlah laki$laki lebih banyak dibandingkan jumlah "anita, lebih dari
setengah semua pasien cedera kepala mempunyai signifikasi terhadap cedera bagian tubuh lainya
(%melt&er and 'are, 2002 ).
da beberapa jenis cedera kepala antara lain adalah cedera kepala ringan, cedera kepala
sedang dan cedera kepala berat. suhan kepera"atan cedera kepala atau askep cidera kepala baik
cedera kepala ringan, cedera kepala sedang dan cedera kepala berat harus ditangani secara serius.
Cedera pada otak dapat mengakibatkan gangguan pada sistem syaraf pusat sehingga dapat terjadi
penurunan kesadaran. 'erbagai pemeriksaan perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya trauma
dari fungsi otak yang diakibatkan dari cedera kepala.
i samping penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban ke rumah sakit,
penilaian dan tindakan a"al di ruang ga"at darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya. indakan resusitasi, anamnesis dan pemeriksaan fisik umum serta
neurologis harus dilakukan secara serentak. *endekatan yang sistematis dapat mengurangi
kemungkinan terle"atinya e+aluasi unsur +ital. ingkat keparahan cedera kepala, menjadi ringan
segera ditentukan saat pasien tiba di rumah sakit (%jahrir, 200).
Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengambil kasus kelolaan kelompok dengan judul
-suhan epera"atan *ada n. / dengan Cedera epala 'erat di uang 1C (1ntensi+e Care
nit) umah %akit %aras 3usada *ur"orejo 4a"a engah.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
2/55
B. Tujuan Penulisan
!. ujuan umum
Mahasis"a mampu menerapkan asuhan kepera"atan pada klien dengan cedera kepala
berat.
2. ujuan husus
a. Mahasis"a mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang berhubungan dengan
cedera kepala ringan berat.
b. Mahasis"a mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan cedera kepala berat.
c. Mahasis"a mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan cedera kepala berat.
d. Mahasis"a mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan cedera kepala berat.
e. Mahasis"a mampu melakukan tindakan kepera"atan pada klien dengan cedera kepala berat.
f. Mahasis"a mampu menge+aluasi hasil tindakan yang dilakukan pada klien dengan cedera kepala
berat.
C. Metode Penulisan
alam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah$masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang
ada, baik di buku, jurnal maupun di internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut 5
'' 1 5 *endahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
'' 11 5 injauan teoritis terdiri dari 5 pengertian, anatomi fisiologis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi dan
path"ay, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan pemeriksaan penunjang.
'' 111 5 6aporan kasus terdiri dari 5 pengkajian, diagnosa, inter+ensi, implementasi dan e+aluasi.
'' 1 5 *enutup terdiri dari 5 kesimpulan dan saran.
BAB II
TINAUAN TE!"ITIS
A. Pengertian
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
3/55
Cedera kepala adalah suatu gangguan trauma dari otak disertai8tanpa perdarahan intestinal
dalam substansi otak, tanpa diikuti terputusnya kontinuitas dari otak (9ugroho, 20!!).
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak
atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala
(%uriadi dan :uliani, 200!).
Menurut 'rain 1njury ssosiation of merica (200!), cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan8benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul
maupun trauma tajam. eficit neorologis terjadi karena robekannya subtansia alba, iskemia, dan
pengaruh massa karena hemorogik, serta edema serebral disekitar jaringan otak ('atticaca,
200;).
'erdasarkan defenisi cedera kepala diatas maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan
bah"a cedera kepala adalah suatu cedera yang disebabkan oleh trauma benda tajam maupun
benda tumpul yang menimbulkan perlukaan pada kulit, tengkorak, dan jaringan otak yang
disertai atau tanpa pendarahan.
#am$ar %. #am$aran Umum Cedera &e'ala
. &lasi(ikasi
Cedera kepala dapat dilasifikasikan sebagai berikut 5
!. 'erdasarkan Mekanisme
a. rauma umpul 5 adalah trauma yang terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor, kecelakaan
saat olahraga, kecelakaan saat bekerja, jatuh, maupun cedera akibat kekerasaan (pukulan).
b. rauma embus 5 adalah trauma yang terjadi karena tembakan maupun tusukan benda$benda
tajam8runcing.
2. 'erdasarkan 'eratnya Cidera
he raumatic Coma ata 'ank mengklasifisikan berdasarkan
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
4/55
atau obat terlarang, klien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing, tidak terdapat fraktur
tengkorak, kontusio, hematom , tidak ada kriteria cedera sedang sampai berat.
b. Cedera epala %edang (elompok isiko %edang) yaitu 2 jam, konkusi, amnesia paska trauma, muntah,
tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle, mata rabun, hemotimpanum, otorhea atau
rinorhea cairan serebrospinal).
c. Cedera epala 'erat (elompok isiko 'erat) yaitu
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
5/55
hematoma adalah berkumpulnya darah didalam jaringan cerebral. ematian pada penderita
cedera kepala terjadi karena hipotensi karena gangguan autoregulasi, ketika terjadi autoregulasi
menimbulkan perfusi jaringan cerebral dan berakhir pada iskemia jaringan otak (ar"oto, 2007).
A
%uplay nutrisi ke otak
%uplay oksigen ke otak Cedera epala
erusakan %yaraf Atak
6aserasiesiko 1nfeksi
ecelakaan
*ukulan
4atuh dari etinggianusukan
embakan
Cedera epala inganCedera epala %edang
Cedera epala 'erat
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
6/55
sam laktat
*erubahan metabolisme anaerob
hipoBia*roduk atp
dema jaringan otak
nergi >
/atigueasodilatasi serebri
9yeri kut
*eningkatan 1
efisit self careA
*enekanan pembuluh darah D jaringan cerebraletidakefektifan perfusi jaringan cerebral
*enurunan kesadaran
*enumpukan sekret*ola nafas tidak efektif
'ersihan jalan nafas tidak efektif
#am$ar ,. Pat)*a+ Cedera &e'ala Berat
E. Mani(estasi &linik
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
7/55
Manifestasi klinik dari cedera kepala tergantung dari berat ringannya cedera kepala, yaitu5
!. *erubahan kesadaran adalah merupakan indikator yang paling sensiti+e yang dapat dilihat
dengan penggunaan
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
8/55
H. Penatalaksanaan
*enatalaksanaan medik cedera kepala yang utama adalah mencegah terjadinya cedera otak
sekunder. Cedera otak sekunder disebabkan oleh faktor sistemik seperti hipotensi atau hipoksia
atau oleh karena kompresi jaringan otak (unner, 2000). *engatasan nyeri yang adekuat juga
direkomendasikan pada pendertia cedera kepala (urner, 2000).
*enatalaksanaan umum adalah5
!. 9ilai fungsi saluran nafas dan respirasi
2. %tabilisasi +ertebrata ser+ikalis pada semua kasus trauma
#. 'erikan oksigenasi
. "asi tekanan darah
=. enali tanda$tanda shock akibat hipo+elemik atau neurogenik
F. tasi shock
7. "asi kemungkinan munculnya kejang.
*enatalaksanaan lainnya5
!. eBamethason8kalmethason sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai dengan berat
ringannya trauma.
2. herapi hiper+entilasi (trauma kepala berat). ntuk mengurangi +asodilatasi.
#. *emberian analgetika
. *engobatan anti oedema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20H atau glukosa 0 H atau
gliserol !0 H.
=. ntibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisilin).
F. Makanan atau cairan. *ada trauma ringan bila terjadi muntah$muntah tidak dapat diberikan apa$
apa, hanya cairan infus deBtrosa =H , aminofusin, aminofel (!; jam pertama dan terjadinya
kecelakaan), 2$# hari kemudian diberikana makanan lunak.
*ada trauma berat, hari$hari pertama (2$# hari), tidak terlalu banyak cairan. eBtrosa =H untuk ;
jam pertama, ringer deBtrose untuk ; jam kedua dan deBtrosa =H untuk ; jam ketiga. *ada hari
selanjutnya bila kesadaran rendah, makanan diberikan melalui ngt (2=00$#000 tktp). *emberian
protein tergantung nilai urea.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
9/55
indakan terhadap peningktatan 1 yaitu5
!. *emantauan 1 dengan ketat
2. Aksigenisasi adekuat
#. *emberian manitol
. *enggunaan steroid
=. *eningkatan kepala tempat tidur
F. 'edah neuro.
indakan pendukung lain yaitu5
!. ukungan +entilasi
2. *encegahan kejang
#. *emeliharaan cairan, elektrolit dan keseimbangan nutrisi
. erapi anti kon+ulsan
=. lorproma&in untuk menenangkan klien
F. *emasangan selang nasogastrik (Mansjoer, dkk, 2000).
I. &onse' Asu)an ke'era*atan
*engkajian ega"atdaruratan 5
!. *rimary %ur+ey
a. ir"ay dan cer+ical control
3al pertama yang dinilai adalah kelancaran air"ay. Meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan
nafas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang "ajah, fraktur mandibula atau maksila,
fraktur larinks atau trachea. alam hal ini dapat dilakukan -chin liftI atau -ja" thrustI. %elama
memeriksa dan memperbaiki jalan nafas, harus diperhatikan bah"a tidak boleh dilakukan
ekstensi, fleksi atau rotasi dari leher.
b. 'reathing dan +entilation
4alan nafas yang baik tidak menjamin +entilasi yang baik. *ertukaran gas yang terjadi pada saat
bernafas mutlak untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh.
entilasi yang baik meliputi5fungsi yang baik dari paru, dinding dada dan diafragma.
c. Circulation dan hemorrhage control
!) olume darah dan Curah jantung
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
10/55
aji perdarahan klien. %uatu keadaan hipotensi harus dianggap disebabkan oleh
hipo+elemia. # obser+asi yang dalam hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai
keadaan hemodinamik yaitu kesadaran, "arna kulit dan nadi.
2) ontrol *erdarahan
d. isability
*enilaian neurologis secara cepat yaitu tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.
e. Bposure dan n+ironment control
ilakukan pemeriksaan fisik head toe toe untuk memeriksa jejas.
2. %econdary %ur+ey
a. /okus assessment
b. 3ead to toe assessment
!. *engkajian
ata asar *engkajian lien (oenges, 2000). ata tergantung pada tipe, lokasi dan keperahan,
cedera dan mungkin dipersulit oleh cedera tambahan pada organ$organ +ital.
a. kti+itas8istirahat
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
11/55
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
12/55
#. 1nter+ensi epera"atan
9
A
1
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
13/55
gerakan
in+olunter)
2. *ola nafas tidak
efektif b.d
gangguan8kerusaka
n pusat pernafasan
di medula
oblongata8cedera
jaringan otak
%etelah dilakukan
asuhan
kepera"atan K.
jam klien
menunjukan pola
nafas yang efektif
dengan 35
$*ernafasan !F$
20B8menit, teratur
$suara nafas bersih$pernafasan
+esikuler
$saturasi A25 L ?=H
a. aji status pernafasan klien b. aji penyebab ketidakefektifan pola
nafas
c. 'eri posisi head up #=$= derajatd. Monitor perubahan tingkat kesadaran,
status mental, dan peningkatan 1
e. 'eri oksigen sesuai anjuran medik
f. olaborasi dokter untuk terapi, tindakandan pemeriksaan
#. 9yeri akut b.d agen
injuri fisik
%etelah dilakukan
suhan
kepera"atan K.
4am tingkat
kenyamanan klien
meningkat, nyeri
terkontrol dg 35
$lien melaporkan
nyeri berkurang dg
scala nyeri 2$#
$kspresi "ajah
tenang$klien dapat
istirahat dan tidur
$+8s dbn
Manajemen n+eri
a. aji nyeri secara komprehensif (lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi). b. Abser+asi reaksi non+erbal dari
ketidaknyamanan.c.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
14/55
immunosupresif,
kerusakan jaringan
faktor resiko
infeksi
kepera"atan K
jam infeksi
terdeteksi dg 35
$dk ada tanda$
tanda infeksi
$%uhu normal ( #F$
#7 c )
pasien lain.
b. 'atasi pengunjung bila perlu.c. 6akukan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan kepera"atan.
d.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
15/55
BAB III
TINAUAN &ASUS
A. Pengkajian
!. 1dentitas klien 9ama 5 9n. /
mur 5 ! tahun
lamat 5 oplang 0=80# *ur"orejo%tatus perka"inan 5 'elum a"in
gama 5 1slam
*endidikan 5 %*ekerjaan 5 'elum bekerja
iagnosa medis 5 Cedera kepala berat
anggal masuk % 5 #0 4anuari 20!# jam !;.00 "ibanggal pengkajian 5 #! 4anuari 20!# jam 07.00 J1' 9o M 5 2FF2#8!07!#=#
2. *enanggung ja"ab
9ama 5 n. mur 5 =# tahun
4enis kelamin 5 laki$laki
*ekerjaan 5 s"astalamat 5 oplang 0=80# *ur"orejo
3ubungan dengan klien 5 yah
B. Primar+ sur/e+Air*a+
C. &elu)an utama
*enurunan kesadaran tingkat kesadarn koma
D. "i*a+at kese)atan sekarang
*ada tanggal #0 januari 20!# jam !7.00 terjadi kecelakaan sepeda motor, korban diba"a oleh
penolong ke 1
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
16/55
bula dikaki kanan. ekanan darah 5 ?08F0, 9adi 5 F0B8i, 5 22 B8i, % 5 #F, NC. ari 1
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
17/55
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
18/55
eluarga klien mengatakan klien tertutup, klien lebih sering menghabiskan "aktu di luar rumah.
lien saat ini tidak sadarkan diri dalam kondisi gelisah.
7. *ola persepsi diri dan konsep dirieluarga klien mengatakan saat ini anaknya tidak sadarkan diri, terdapat bengkak pada dahi
sebelah kanan, pada kaki sebelah kanan terdapat bula dan yang dipikirkan saat ini yaitu
kesembuhan anaknya agar anaknya bisa pulang kerumah berkumpul dengan keluarga.;. *ola peran hubungan
eluarga klien mengatakan saat ini klien dapat berhubungan baik dengan lingkungan, baik
kepada keluarga, tetangga, dan teman$temannya. %aat klien dira"at dirumah sakit pun keluarga,tetangga, dan teman$temannya menjenguk klien.
?. *ola seksual dan reproduksi
eluarga klien mengatakan klien belum menikah, sudah menstruasi saat berumur !# tahun.
!0. *ola koping dan toleransi terhadap stresseluarga klien mengatakan semenjak ibunya klien meninggal klien lebih tertutup dan cenderung
menghabiskan "aktu di luar rumah
!!. *ola nilai kepercayaan
eluarga klien mengatakan agama yang dianut keluarga dan klien adalah islam. aktifitas ibadahklien terganggu karna klien tidak sadarkan diri.
. DATA PENUNAN#
6aboratorium #0 januari 20!#
*emeriksaan 3asil %atuan 9ilai normal
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
19/55
6eukosit 2$ 0$=86*'
ritrosit !0$!= 0$286*'
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
20/55
ditenggorokan dan mulut, suara
nafas gargling, terpasang mayo,klien tampak gelisah
% 5 $A 5 u 5 jelek, kesadaran 5 coma,
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
21/55
!. etidak efektifan perfusi jaringan
cerebral b.d edema serebral, peningkatan 1
%etelah dilakukan asuhan
kepera"atan # B 2 jam klienmenunjukan status sirkulasi
dan tissue perfusion cerebral
membaik dengan 35
$ dalam rentang normal(!208;0 mm3g)
$idak ada tanda peningkatan1
$lien mampu bicara dengan
jelas, menunjukkan
konsentrasi, perhatian danorientasi baik
$/ungsi sensori motorik
cranial utuh 5 kesadaranmembaik (
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
22/55
berpakaian, toileting, berhias,
hygiene, oral higiene)
$klien bersih dan tidak bau.
makan, berhias
c. 'eri bantuan sampai k
mempunyai kemapuan u
mera"at diri
d.'antu klien dalam meme
kebutuhannya sehari$hari.
e. njurkan klien u
melakukan akti+itas sehari$
sesuai kemampuannya
f. *ertahankan akti+itas pera"atan
secara rutin
g.orong untuk melakukan se
mandiri tapi beri bantuan ke
klien tidak mampu melakukannya
h.njurkan keluarga untuk ikut s
dalam memenuhi 6 klien
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
23/55
9. 1mplementasi dan +aluasi
9o. anggal iagnosa 4am 1mplementasi +aluasi
! #!$!$!# etidak efektifan
perfusi jaringan
cerebral b8d dema
serebral, peningkatan
1, penurunan A2
ke serebral
0;.00
0;.!=
0;.=
0?.00
0?.#0
!0.00
!!.00
!2.00
!2.0=
!#.00
!.00
!=.00
!=.#0
!F.00
!7.00
!;.00
!?.00
!?.#0
20.00
20.0=
2!.00
22.00
2#.00
2.002.0=
0!.00
02.00
0#.00
0.00
0.0=
0=.00
0=.#0
!. Mengkaji dan %
2. Mengkaji, obser+asi,
e+aluasi tanda$tanda
penurunan perfusiserebral
#. Memonitor oksigen
sesuai instruksi dokter
. Mengkaji dan %
=. Mengatur posisi tidur
yang nyaman bagi klien
F. Mengkaji dan %
7. Mengkaji dan %
;. Mengkaji dan %
?. Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan(injeksi i+ *iracetam ! gr,
injeksi i+ alneB =00 mg,
injeksi i+*heenytoin !
amp)
!0. Mengkaji dan %.
!!. Mengkaji dan %
!2. Mengkaji dan %
!#. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda
1
!. Mengkaji dan %
!=. Mengkaji dan %
!F. Mengkaji dan %
!7. Mengkaji dan %
!;. Mempertahankan
pemberian A2 dengan
menambahkan cairan
humidifier
!?. Mengkaji dan %
20. Melakukan olaborasi pemberian obat$obatan
(kalneB # B =00 mg dan
piracetam #B! gr)
2!. Mengkaji dan %
22. Mengkaji dan %
2#. Mengkaji dan %
2. Mengkaji dan %
2=. Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan
(*henitoin 2B!amp)
2F. Mengkaji dan %27. Mengkaji dan %
% 5
A 5
u 5 jelek, kesada
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
24/55
0F.00
07.00
2;. Mengkaji dan %
2?. Mengkaji dan %
#0. Melakukan kolaborasi
pemberian obat$obatan
(*iracetam #B!gr dan
alneB #B=00gr)#!. Mengkaji dan %
#2. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda
1
##. Mengkaji dan %
#. Mengkaji dan %
#!$!$20!# etidak efektifan
pola nafas b8d
erusakan pola
pernafasan dimedula
oblongata, cedera
cidera otak
0;.00
0;.!=
0;.#0
0;.#=
0;.0
0;.==
0?.00
0?.#0
!0.00
!!.00
!2.00
!#.00
!#.2=
!.00
!=.00
!F.00
!7.00
!;.00
!;.!=
!?.00!?.#0
20.00
2!.00
22.00
2#.00
2.00
0!.00
02.00
0#.000.00
!. Mengkaji dan %
2. Mengkaji status
pernafasan klien
#. Mengkaji penyebabketidakefektifan pola
nafas
. Melakukan pemasangan
mayo
=. Melakukan suction
F. Memonitor oksigen
sesuai instruksi dokter
7. Mengkaji dan %
;. Mengatur posisi tidur
yang nyaman bagi klien
?. Mengkaji dan %
!0. Mengkaji dan %
!!. Mengkaji dan %
!2. Mengkaji dan %.
!#. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda
1
!. Mengkaji dan %
!=. Mengkaji dan %
!F. Mengkaji dan %!7. Mengkaji dan %
!;. Mengkaji dan %
!?. Mempertahankan posisi
head up #=$= derajat
20. Mengkaji dan %
2!. Mempertahankan
pemberian A2 dengan
menambahkan cairan
humidifier
22. Mengkaji dan %
2#. Mengkaji dan %2. Mengkaji dan %
% 5
A 5
u 5 jelek, kesada
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
25/55
0=.00
0=.#0
0F.00
07.00
2=. Mengkaji dan %
2F. Mengkaji dan %
27. Mengkaji dan %
2;. Mengkaji dan %
2?. Mengkaji dan %
#0. Mengkaji dan %#!. Mengkaji dan %
#2. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda
1
##. Mengkaji dan %
#. Mengkaji dan %
#!$!$!# efisit self care b8d
*enurunan
kesadaran,
kelemahan fisik
0;.!=
!#.00
!.00
!=.00
!F.!0
20.00
2!.00
0=.00
!. Membantu oral hygiene
klien
2. Membantu '' dan
' klien#. Membantu mengubah
posisi klien
. Membantu memandikan
klien
=. Menganjurkan keluarga
untuk ikut serta dalam
memenuhi 6 klien
F. Membantu membuang
balance cairan (urine)
7. Membantu mengubah
posisi klien
;. Membantu memandikan
klien
% 5
A 5
u 5 jelek, kesada
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
26/55
!.00
!=.00
!F.00
!7.00
!;.00!?.00
20.00
20.0=
2!.00
22.00
2#.00
2.00
2.0=
0!.00
02.00
0#.00
0.00
0.0=
0=.00
0=.#0
0F.00
07.00
B!2=ml)
!0. Mengkaji dan %.
!!. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda
1 !2. Mengkaji dan %
!#. Mengkaji dan %
!. Mengkaji dan %
!=. Mengkaji dan %
!F. Mengkaji dan %
!7. Mengkaji dan %
!;. Mengkaji dan %
!?. Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan
(*iracetam # B ! gr,
phenytoin 2 B ! amp,kalneB #B=00mg, manitol
B!2=ml)
20. Mengkaji dan %
2!. Mengkaji dan %
22. Mengkaji dan %
2#. Mengkaji dan %
2. Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan
(phenitoin 2B!amp)
2=. Mengkaji dan %
2F. Mengkaji dan %
27. Mengkaji dan %
2;. Mengkaji dan %
2?. Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan
(*iracetam # B ! gr,
phenytoin 2 B ! amp,
kalneB #B=00mg, manitol
B!2=ml)
#0. Mengkaji dan %#!. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
memonitor tanda$tanda
1
#2. Mengkaji dan %
##. Mengkaji dan %
kepala lebih tinggi
. Monitor ital
tingkat kesadaran
=. Monitor tanda$tan
F. olaborasi pem
obatan
!$2$20!# etidak efektifan
pola nafas b8d
erusakan pola
pernafasan dimedula
0;.00
0;.!=
0;.=
0;.=
!. Mengkaji dan %
2. Mengkaji status
pernafasan klien
#. Memberi posisi head up
#=$= derajat. Memonitor oksigen
% 5
A 5
u 5 jelek, kesada
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
27/55
oblongata, cedera
cidera otak
0?.00
0?.#0
!0.00
!!.00
!2.00!#.00
!#.2=
!.00
!=.00
!F.00
!7.00
!;.00
!;.!=
!?.00
20.002!.00
2!.#0
22.00
2#.00
2.00
0!.00
02.00
0#.00
0.00
0.#0
0=.00
0F.00
07.00
07.!=
sesuai instruksi dokter
=. Mengkaji dan %
F. Mengatur posisi tidur
yang nyaman bagi klien
7. Mengkaji dan %
;. Mengkaji dan %?. Mengkaji dan %
!0. Mengkaji dan %.
!!. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda
1
!2. Mengkaji dan %
!#. Mengkaji dan %
!. Mengkaji dan %
!=. Mengkaji dan %
!F. Mengkaji dan %!7. Melakukan suction
!;. Mengkaji dan %
!?. Mengkaji dan %
20. Mengkaji dan %
2!. Mempertahankan posisi
head up #= sampai =
derajat
22. Mengkaji dan %
2#. Mengkaji dan %
2. Mengkaji dan %
2=. Mengkaji dan %
2F. Mengkaji dan %
27. Mengkaji dan %
2;. Mengkaji dan %
2?. Mempertahankan
pemberian o2 dengan
menambahkan cairan di
humidifier
#0. Mengkaji dan %
#!. Mengkaji dan %
#2. Mengkaji dan %##. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda
1
C, klien tampak g
anisokor, terpas
suara nafas +esikul
5 Masalah keti
pola nafas belum te
* 5 1nter+ensi dilanj!. aji status pernafa
2. 'eri posisi hea
derajat
#. Monitor peruba
kesadaran, status
peningkatan 1
. *ertahankan
oksigen
=. Melakukan s
diperlukan.
!$2$!# efisit self care b8d
*enurunan
kesadaran,
kelemahan fisik
0;.00
0;.!=
0?.00
!#.00!=.00
Membantu dalam
pemenuhan 6 klien
Membantu oral hygiene
klien
Membantu mengubah
posisi klien Membantu '' dan
% 5
A 5
u 5 jelek, kesada
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
28/55
20.00
2!.00
0=.00
' klien
Membantu memandikan
klien
Membantu membuang
balance cairan (urine)
Membantu mengubah posisi klien
Membantu memandikan
klien
mandi (S), A3 (S
C (S)
5 Masalah defi
teratasi sebagian
* 5 1nter+ensi dilanj
!. 'antu pemenuhan
2. 6ibatkan kelu
pemenuhan adl klie
2$2$!# etidak efektifan
perfusi
jaringan cerebral b8ddema
serebral, peningkatan
1,
penurunan A2 ke
serebral
0;.00
0;.!=
0;.=
0?.00
!0.00
!!.00
!2.00
!2.0=
!#.00!#.2=
Mengkaji dan %
Mengkaji, obser+asi,
e+aluasi tanda$tanda
penurunan perfusiserebral
Memonitor oksigen
sesuai instruksi dokter
Mengkaji dan %
Mengkaji dan %
Mengkaji dan %
Mengkaji dan %
Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan
(*iracetam # B ! gr,
phenytoin 2 B ! amp,kalneB #B=00mg, manitol
%ubjektif 5 $
Abjektif 5
u 5 jelek, kesada
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
29/55
!.00
!=.00
!F.00
!7.00
!;.00!?.00
20.00
20.0=
2!.00
2!.!=
22.00
2#.002.00
2.0=
0!.00
02.00
0#.00
0.00
0.0=
0=.00
0=.#0
0F.00
07.00
B!2=ml)
Mengkaji dan %.
!0. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda
1 !!. Mengkaji dan %
!2. Mengkaji dan %
!#. Mengkaji dan %
!. Mengkaji dan %
!=. Mengkaji dan %
!F. Mengkaji dan %
!7. Mengkaji dan %
!;. Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan
(*iracetam # B ! gr,
phenytoin 2 B ! amp,kalneB #B=00mg, manitol
B!2=ml)
!?. Mengkaji dan %
20. Mengatur posisi tidur
yang nyaman bagi klien
2!. Mengkaji dan %
22. Mengkaji dan %
2#. Mengkaji dan %
2. Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan
(phenitoin 2B!amp)
2=. Mengkaji dan %
2F. Mengkaji dan %
27. Mengkaji dan %
2;. Mengkaji dan %
2?. Melakukan olaborasi
pemberian obat$obatan
(*iracetam # B ! gr,
phenytoin 2 B ! amp,
kalneB #B=00mg, manitolB!2=ml)
#0. Mengkaji dan %
#!. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
memonitor tanda$tanda
1
#2. Mengkaji dan %
##. Mengkaji dan %
oksigen sesuai instr
#. *ertahankan po
kepala lebih tinggi
. Monitor ital
tingkat kesadaran
=. Monitor tanda$tanF. olaborasi pem
obatan
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
30/55
02$2$20!# etidak efektifan
pola nafas b8d
erusakan pola
pernafasan dimedula
oblongata, cedera
cidera otak
0;.00
0;.!=
0;.#0
0;.=
0?.00
0?.#0
!0.00
!!.00
!2.00
!#.00
!#.2=
!.00
!=.00!F.00
!7.00
!;.00
!?.00
20.00
2!.00
22.00
22.!0
2#.00
2.00
0!.00
02.00
0#.00
0.00
0=.00
0=.#0
0F.00
07.00
!. Mengkaji dan %
2. Mengkaji status
pernafasan klien
#. Memberi posisi head up
#=$= derajat
. Memonitor oksigensesuai instruksi dokter
=. Mengkaji dan %
F. Mengatur posisi tidur
yang nyaman bagi klien
7. Mengkaji dan %
;. Mengkaji dan %
?. Mengkaji dan %
!0. Mengkaji dan %.
!!. Mengkaji tingkat
kesadaran, dan
Memonitor tanda$tanda1
!2. Mengkaji dan %
!#. Mengkaji dan %
!. Mengkaji dan %
!=. Mengkaji dan %
!F. Mengkaji dan %
!7. Melakukan suction
!;. Mengkaji dan %
!?. Mengkaji dan %
20. Mengkaji dan %
2!. Mempertahankan posisi
head up #= sampai =
derajat
22. Mengkaji dan %
2#. Mengkaji dan %
2. Mengkaji dan %
2=. Mengkaji dan %
2F. Mengkaji dan %
27. Mengkaji dan %
2;. Mengkaji dan %
2?. Mempertahankan pemberian o2 dengan
menambahkan cairan di
humidifier
#0. Mengkaji dan %
#!. Mengkaji dan %
% 5
A 5
u 5 jelek, kesada
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
31/55
2!.00
0=.00
klien
Memberikan diit entrasol
per ngt
Membantu membuang
balance cairan (urine)
Membantu mengubah posisi klien
Membantu memandikan
klien
(S), urine (S), 9
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
32/55
!. mum
Mengetahui konsep teori, masalah kepera"atan dan asuhan kepera"atan ga"at
darurat pada pasien dengan trauma kepala.
2. husus
a. Mahasis"a mampu mengetahui pengertian trauma kepala.
b. Mahasis"a mampu mengeidentifikasi etiologi trauma kepala.
c. Mahasis"a mampu mengeidentifikasi klasifikasi trauma kepala
d. Mahasis"a mampu memahami patofisiologi trauma kepala
e. Mahasis"a mampu mengetahui manifestasi klinis trauma kepala
f. Mahasis"a mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan pasien dengan
trauma kepala.
g. Mahasis"a mampu mengetahui masalah kepera"atan dan asuhan kepera"atan pasien dengan
trauma kepala
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
33/55
BAB II
&!NSEP DASA"
A. De(inisi
rauma atau cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah gangguan fungsi
normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. eficit neurologist
terjadi karena robeknya substansi alba, iskemia, dan pengaruh massa karena hemoragik, serta
edema serebral disekitar jaringan otak. (Batti#a#a. $B. 2008)
Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi
terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak. Cedera otak primer
merupakan kerusakan yang terjadi pada otak segera setelah trauma. Cedera otak sekunder
merupakan kerusakan yang berkembang kemudia sebagai komplikasi. (%ra#e& 'iere A. 200)
B. &lasi(ikasi
Cedera kepala dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, keparahan dan
morfologinya. (Arif Mansjoer. Et all. 2000)
!. Mekanisme
a. rauma tumpul 5
ecepatan tinggi (tabrakan otomobil)
ecepatan rendah (terjatuh, dipukul)
b. rauma tajam 5 luka tembus peluru dan cedera tembus lainnya)
2. Morfologi
a. /raktur tengkorak 5
ranium 5 linear8stelatum E depresi8non depresiE terbuka8tertutup
'asis 5 dengan8tanpa kebocoran cairan serebrospinalE dengan8tanpa kelumpuhan ner+us 11
b. 6esi intrakranial 5
/okal 5 epidural, subdural, intraserebral
ifus 5 konkusi ringan, konkusi klasik, cedera aksonal difus
#. eparahan trauma
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
34/55
ategori penentuan keparahan trauma kepala berdasarkan nilai skala koma
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
35/55
kontusio dan laserasi. %edangkan 3ematoma sub dural sub akut adalah sekuele kontusio
sedikit berat dan di curigai pada pasien gangguan gagal meningkatkan kesadaran setelah
trauma kepala. an 3ematoma sub dural kronik dapat terjadi karena cidera kepala minor dan
terjadi paling sering pada lansia.
#) 3aemoragi intraserebral dan hematoma. 3emoragi intraserebral adalah perdaraan ke dalam
substansi otak. 3aemoragi ini biasanya terjadi pada cidera kepala dimana tekanan mendesak
ke kepala sampai daerah kecil (cidera peluru atau luka tembakE cidera kumpil).
C. Etiologi
*enyebab trauma kepala menurut Dwi Widyaningrum. Et all. 2008 antara lain 5
!. ecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.
2. ecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan.
#. Cedera akibat kekerasan.
. rauma benda tumpul dan benda tajam ( Brunner / uddart& 2002)
D. Mani(estasi klinis
Manifestasi klinis dari trauma kepala yang mungkin muncul menurut %unawan. 2008
antara lain 5
!. 3ilangnya kesadaran kurang dari #0 menit atau lebih
2. ebingungan
#. 1ritabel
. *ucat
=. *eningkatan 1
F. dema otak
7. 3erniasi
;. Mual dan muntah
?. *using 8 nyeri kepala
!0. erdapat hematoma
!!. ecemasan
!2. %ukar untuk dibangunkan
!#. 'ila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrhea) dan
telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
E. Pato(isiologi
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya
konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika
benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
36/55
benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi)
adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil
atau tanah. edua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan
kepala tiba$tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara
kasar dan cepat. ekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala,
yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak.
( uda*& +arolyn. ,"")
Cedera primer, yang terjadi pada "aktu benturan, mungkin karena memar pada
permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. %ebagai akibat,
cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak
ada pada area cedera. onsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan +olume darah) pada
area peningkatan permeabilitas kapiler, serta +asodilatasi arterial, semua menimbulkan
peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial (1). 'eberapa
kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan
hipotensi. ( uda*& +arolyn. ,"")
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
37/55
-. Penatalaksanaan medis
*enatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada trauma kepala menurut Batti#a#a.
$B. 2008 1
!. ngkat klien dengan papan datar untuk mempertahankan kepala dan leher sejajar.
2. raksi ringan pada kepala
#. olar ser+ikal
. erapi untuk mempertahankan homeostatik otak dan mencegah kerusakan otak sekunder
seperti stabilitas sistem kardio+askuler dan fungsi pernapasan untuk mempertahankan perfusi
serebral yang adekuat. ontrol perdarahan, perbaiki hipo+olemi, dan e+aluasi gas darah
arteri.
=. indakan terhadap peningkatan 1 dengan melakukan pemantauan 1. 'ila terjadi
peningkatan 1, pertahankan oksigenasi yang adekuat, pemberian manitol untuk mengurang
edema kepala dengan dehidrasi osmotik, hiper+entilasi, penggunaan steroid, meninggikan
posisi kepala ditempat tidur, kolaborasi bedah neuro untuk mengangkat bekuan darah, dan
jahitan terhadap laserasi di kepala. *asang alat pemantau 1 selama pembedahan atau
dengan teknik aseptik di tempat tidur. a"at klien di 1C.
F. indakan pera"atan pendukung yang lain yaitu, pemantauan +entilasi dan pencegahan
kejang serta pemantauan cairan, elektrolit dan keseimbangan nutrisi. 6akukan intubasi dan
+entilasi mekanik bila klien koma berat untuk mengontrol jalan nafas. 3iper+entilasi
terkontrol mencakup hipokapnia, pencegahan +asodilatasi, penurunan +olume darah serebral,
dan penurunan 1. *emberian terapi antikon+ulsan untuk mencegah kejang setelah trauma
kepala yang menyebabkan kerusakan otak sekunder karena hipoksia (klorproma&in tanpa
tingkat kesadaran). *asang 9
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
38/55
f. arimana arah datangnya pukulan, bagaimana kekuatan pukula
g. pakah klien kehilangan kesadaran
h. 'erapa lama durasi dari periode sadar
i. apatkah klien dibangunkan
2. i"ayat tidak sadar atau anamnesis setelah cedera kepala menunjukkan derajat kerusakan
otak yang berarti, dimana perubahan selanjutnya dapat menunjukkan pemulihan atau
terjadinya kerusakan otak sekunder.
#. ingkat kesadaran dan responsi+itas dengan
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
39/55
BAB III
ASUHAN &EPE"A0ATAN #A0AT DA"U"AT
PASIEN T"AUMA &EPALA
A. Pengkajian
!. *engkajian primer
dapun data pengkajian primer menurut a3& -a3rani. 2004 5
a. ir"ay
da tidaknya sumbatan jalan nafas
b. 'reathing
da tidaknya dispnea, takipnea, bradipnea, sesak, kedalaman nafas.
c. Circulation
da tidaknya peningkatan tekanan darah, takikardi, bradikardi, sianosis, capilarrefil.
d. isability
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
40/55
da tidaknya penurunan kesadaran, kehilangan sensasi dan refleks, pupil anisokor
dan nilai
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
41/55
taksia cara berjalan tak tegap
Masalah dalam keseimbangan
Cedera (trauma) ortopedi
ehilangan tonus otot, otot spastik
2. %irkulasi
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
42/55
anda 5
*erubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh hiper+entilasi). 9afas berbunyi stridor,
terdesak
onki, mengi positif
?. eamanan
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
43/55
kesadaran dengan kriteria
hasil 5
anda +ital stabil 5 ekanan
darah !208;0 mm3g, nadiF0$!00B8menit
idak ada tanda
peningkatan 1
teratur
#. *antau tekanan darah
. Catat adanya bradikardi,
takikardi atau disritmia=. *antau irama nafas, adanya
dispnea
F. +aluasi keadaan pupil
7. aji adanya peningkatan
rigiditas, remangan,
meningkatnya kegelisahan, peka
rangsang, serangan kejang
;. inggikan kepala pasien !=$=
derajat sesuai indikasi
?. 'atasi pemberian cairan sesuai
indikasi
!0. 'erikan oksigen tambahan
sesuai indikasi
!!. 'erikan obat sesuai indikasi
menentukan lokasi, perluasan dan
perkembangan kerusakan %%*
#. 9ormalnya autoregulYis mempertahankan
aliran darah otak yang constan pada saatada fluktuasi tekanan darah sistemik
. isritmia dapat timbal dan mencerminkan
adanya depresi pada batang otak pada
pasien yang tidak mempunyai penyakit
jantung
=. 9afas yang tidak teratur dapat
menunjukkan lokasi adanya peningkatan
1
F. eaksi pupil diatur oleh saraf kranial
okulomotorik dan berguna untuk
menentukan apakah batang otak masih baik
7. Merupakan indikasi dari iritasi meningeal
;. Meningkatkan aliran darah balik +ena dari
kepala sehingga akan mengurangi kongesti
?. ntuk menurunkan edema
!0. Menurunkan hipoksemia yang dapat
meningkatkan +asodilatasi dan
meningkatkan 1
!!. ntuk mengatasi komplikasi lebih buruk
2. etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan, penggunaan
otot aksesori
Tujuan dan kriteria
)asil
Inter/ensi "asional
%etelah dilakukan
tindakan kepera"atan
selama #B2 jam
diharapkan pasien dapat
menunjukkan nafas lebih
efektif dengan kriteria
!.*antau frekuensi, irama
kedalaman pernafasan
2.inggikan kepala tempat tidur,
posisi miring sesuai indikasi
#.njurkan pasien untuk
melakukan nafas dalam yang
!.*erubahan dapat menandakan a"itan
komplikasi pulmonal (umumnya mengikuti
cedera otak), menandakan lokasi8luasnya
keterlibatan otak, pernafasan lambat, periode
apnea dapat menandakan +entilasi
mekanisme.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
44/55
hasil 5
tidak ada sesak nafas,
sianosis
pola nafas normal
efektif jika pasien sadar
.Catat kompetensi gangguan
menelan dan kemampuan
pasien untuk melindungi jalannafasnya
=.'erikan oksigen sesuai
indikasi
2. ntuk memudahkan ekspansi paru
#.Memobilisasi sekret untuk membersihkan
jalan nafas dan membantu mencegah
komplikasi pernafasan.emampuan membersihkan jalan nafas
penting untuk pemeliharaan jalan nafas,
kehilangan reflek menelan8 batuk menandakan
perlunya jalan nafas bantuan.
=.Memaksimalkan oksigen pada darah arteri
dan membantu mencegah hipoksia.
#. etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas, peningkatan
jumlah sekret.
Tujuan dan kriteria
)asil
Inter/ensi "asional
%etelah dilakukan
tindakan kepera"atan
selama #B2 jamdiharapkan pasien dapat
mempertahankan jalan
nafas paten dengan bunyi
nafas bersih8jelas dengan
kriteria hasil 5
idak ada bunyi nafas
tambahan
idak ada penumpukkn
sekret
idak ada sesak nafas
!. uskultasi bunyi nafas. Catat
adanya bunyi nafas tambahan
mis. Mengi, ronchi, krekels2. *antau frekuensi pernafasan
#. Catat adanya dispnea, gelisah,
ansietas, distres pernafasan,
penggunaan otot bantu
. 'erikan posisi yang nyaman
=. *ertahankan polusi
lingkungan minimum
F. orong atau bantu latihan
nafas abdomen atau bibir
7. Abser+asi karakteristik batuk,
mis menetap, batuk pendek,
basah bantu tindakan untuk
memperbaiki keefektifan
upaya batuk
;. ingkatkan masukan cairan
!. 'eberapa derajat spasme bronkus terjadi
dengan obstruksi jalan nafas dan dapat8tak
dimanifestasikan adanya bunyi nafasad+entisius, mis, penyebaran, krekels basah,
bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi
ataau tidak ada bunyi nafas
2. akipnea biasanya ada pada beberapa derajat.
*ernafasan dapat melambat dan frekuensi
ekspirasi memanjang dibandingkan inspirasi
#. isfungsi pernafasan adalah +ariable yang
tergantung pada tahap proses kronis selain
proses akut yang menimbulkan pera"atan di
%
. *eninggian kepala tempat tidur
mempermudah proses pernafasan
=. *encetus tipe reaksi alergi pernafasan yang
dapat mentriger episode akut
F. Memberikan pasien beberapa cara untuk
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
45/55
#000 ml8hari sesuai toleransi
jantung
?. 'erikan obat sesuai indikasi
!0.
'erikan hudifiksi tambahan,mis, nebuli&ar ultranik,
humidifier aerosol ruangan
mengatasi dan mengontrol dispnea dan
menurunkan jebakan udara
7. 'atuk paling efektif pada posisi duduk tinggi
atau kepala diba"ah setelah perkusi dada;. 3idrasi membantu menurunkan kekentalan
sekret, mepermudah pengeluaran.
?. Membantu mempercepat proses
penyembuhan
!0. elembaban menurunkan kekentalan sekret
dan mencegah pembentukan mucosa tebal
pada bronkus.
iposkan oleh "indy di 2!.!
EN#E"TIAN
rauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau
otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala
(%uriadi D ita :uliani, 200!)
&LASI-I&ASI
lasifikasi trauma kepala berdasarkan 9ilai %kala
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
46/55
ETI!L!#I
1. ecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.
". ecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan.
3. Cedera akibat kekerasan.
PAT!-ISI!L!#I
Atak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi.
nergi yang dihasilkan didalam sel$sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Atak
tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak "alaupun sebentar
akan menyebabkan gangguan fungsi. emikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai
bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg H, karena akan menimbulkan
koma. ebutuhan glukosa sebanyak 2= H dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga
bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 H akan terjadi gejala$gejala permulaan disfungsi
cerebral.
*ada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui
proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. *ada kontusio
berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme
anaerob. 3al ini akan menyebabkan asidosis metabolik.
alam keadaan normal cerebral blood flo" (C'/) adalah =0 $ F0 ml 8 menit 8 !00 gr.
4aringan otak, yang merupakan != H dari cardiac output.
rauma kepala meyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup akti+itas atypical$
myocardial, perubahan tekanan +askuler dan udem paru. *erubahan otonom pada fungsi
+entrikel adalah perubahan gelombang dan * dan disritmia, fibrilasi atrium dan +ebtrikel,
takikardia.
kibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan +askuler, dimana penurunan
tekanan +askuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi . *engaruh
persarafan simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol otak tidak
begitu besar.
Cedera kepala menurut patofisiologi dibagi menjadi dua 5
1. Cedera kepala primer
'ki!at langsung pada mekanisme dinamik (aelerasi ) deelerasi rotasi *
+ang men+e!a!kan gangguan pada jaringan.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
47/55
*ada cedera primer dapat terjadi 5
a. Gegar kepala ringan
b. emar otak
c. -aserasi
2. edera kepala sekunder
/ada edera kepala sekunder akan tim!ul gejala, seperti
a. ipotensi sistemik
b. ipoksia
c. iperkapnea
d. 2dema otak
e. Komplikasi pernapasan
f. nfeksi 4 komplikasi pada organ tu!uh +ang lain
PE"DA"AHAN 1AN# DITEMU&AN
1. pidural 3ematoma
Terdapat pengumpulan darah di antara tulang tengkorak dan duramater
aki!at peahn+a pem!uluh darah 4 a!ang ) a!ang arteri meningeal
media +ang terdapat di duramater, pem!uluh darah ini tidak dapat
menutup sendiri karena itu sangat !er!aha+a. Dapat terjadi dalam
!e!erapa jam sampai 1)" hari. -okasi +ang paling sering +aitu di lo!us
temporalis dan parietalis.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
48/55
/erdarahan intraere!ral !erupa perdarahan di jaringan otak karena
peahn+a pem!uluh darah arteri8 kapiler8 6ena.
anda dan gejalanya 5
+eri kepala, penurunan kesadaran, komplikasi pernapasan, hemiplegia
kontra lateral, dilatasi pupil, peru!ahan tanda)tanda 6ital.
3. *erdarahan %ubarachnoid
/erdarahan di dalam rongga su!arahnoid aki!at ro!ekn+a pem!uluh
darah dan permukaan otak, hampir selalu ada pad edera kepala +ang
he!at.
anda dan gejala 5
+eri kepala, penurunan kesadaran, hemiparese, dilatasi pupil ipsilateral
dan kaku kuduk
MANI-ESTASI &LINIS
1. 3ilangnya kesadaran kurang dari #0 menit atau lebih
2. Ke!ungungan
#. rita!el
. /uat
=. ual dan muntah
F. /using kepala
7. Terdapat hematoma
;. Keemasan
?. Sukar untuk di!angunkan
10. 'ila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrohea) dan
telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
&!MPLI&ASI
1. 3emorrhagie
". 1nfeksi
3. dema
$. 3erniasi
PEME"I&SAAN PENUNAN#
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
49/55
1. C$%can (dengan atau tanpa kontras) 5
engidenti7kasi luasn+a lesi, perdarahan, determinan 6entrikuler, dan
peru!ahan jaringan otak. atatan 2ntuk mengetahui adan+a infark 4
iskemia jangan dilekukan pada "$ ) 9" jam setelah injuri.". M1
Digunakan sama seperti T)San dengan atau tanpa kontras radioaktif.
3. Cerebral ngiography
enunjukan anomali sirkulasi ere!ral, seperti peru!ahan jaringan otak
sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma.
$. Serial ::G
Dapat melihat perkem!angan gelom!ang +ang patologis
=. G$ay
Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis(perdarahan8edema),
fragmen tulang.
F. '
Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil
7. *
Mendeteksi perubahan akti+itas metabolisme otak
;. C%/, 6umbal *unksi
apat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid.
?. '
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
50/55
3. 'erikan terapi intra+ena bila ada indikasi.
. 'nak diistirahatkan atau tirah !aring.
5. *rofilaksis diberikan bila ada indikasi.
F.
/em!erian o!at)o!at untuk 6askulasisasi.9. *emberian obat$obat analgetik.
%. *embedahan bila ada indikasi.
encana *emulangan 5
1. 4elaskan tentang kondisi anak yang memerlukan pera"atan dan pengobatan.
". jarkan orang tua untuk mengenal komplikasi, termasuk menurunnya kesadaran, perubahan
gaya berjalan, demam, kejang, sering muntah, dan perubahan bicara.
3. 4elaskan tentang maksud dan tujuan pengobatan, efek samping, dan reaksi dari pemberian
obat.
$. jarkan orang tua untuk menghindari injuri bila kejang5 penggunaan sudip lidah,
mempertahankan jalan nafas selama kejang.
=. &elaskan dan ajarkan !agaimana mem!erikan stimulasi untuk akti6itas
sehari)hari di rumah, ke!utuhan ke!ersihan personal, makan)minum.
'kti6itas !ermain, dan latihan aktu kejadian, pen+e!a! trauma, posisi saat
kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan +ang di!erikan
segera setelah kejadian.
2. /emeriksaan 7sik
#. Sistem respirasi suara nafas, pola nafas (kusmaull, he+ene stokes, !iot,
hiper6entilasi, ataksik*
. Kardio6askuler pengaruh perdarahan organ atau pengaruh /TK
=. Sistem saraf
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
51/55
a. Kesadaran ? GS.
b. @ungsi saraf kranial ? trauma +ang mengenai4meluas ke !atang otak akan
meli!atkan penurunan fungsi saraf kranial.
.
/ungsi sensori$motor Z adakah kelumpuhan, rasa baal, nyeri, gangguan diskriminasi suhu,anestesi, hipestesia, hiperalgesia, ri"ayat kejang.
F. Sistem penernaan
7. Aagaimana sensori adan+a makanan di mulut, reBeks menelan,
kemampuan mengun+ah, adan+a reBeks !atuk, mudah tersedak. &ika
pasien sadar ? tan+akan pola makanC
;. aspadai fungsi 'D, aldosteron retensi natrium dan airan.
?.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
52/55
?. a+, Areathing, irulasi.
2. Kaji anak, apakah ada fraktur er6ial dan 6erte!ra. Aila ada hindari
memposisikan kepala ekstensi dan hati)hati dalam mengatur posisi !ila
ada edera 6erte!ra.
#. /astikan jalan nafas tetap ter!uka dan kaji adan+a sekret. Aila ada sekret
segera lakukan pengisapan lendir.
. Kaji status pernafasan kedalamann+a, usaha dalam !ernafas.
=. Aila tidak ada fraktur ser6ikal !erikan posisi kepala sedikit ekstensi dan
tinggikan 15 – 30 derajat.
F. /em!erian oksigen sesuai program.
Peru$a)an 'er(usi jaringan sere$ral $er)u$ungan dengan edema sere$ral dan
'eningkatan tekanan intrakranial.
ujuan 5 *erfusi jaringan serebral adekuat yang ditandai dengan tidak ada pusing hebat,
kesadaran tidak menurun, dan tidak terdapat tanda$tanda peningkatan tekanan intrakranial.
1nter+ensi 5
1. inggikan posisi kepala != O #0 derajat dengan posisi -midlineI untuk menurunkan tekanan
+ena jugularis.
2. indari hal)hal +ang dapat men+e!a!kan terjadin+a
3. *eningkatan tekanan intrakranial5 fleksi atau hiperekstensi pada leher, rotasi kepala, +alsa+a
meneu+er, rangsangan nyeri, prosedur (peningkatan lendir atau suction, perkusi). ekanan
pada +ena leher, pembalikan posisi dari samping ke samping (dapat menyebabkan kompresi
pada +ena leher).
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
53/55
$. 'ila akan memiringkan anak, harus menghindari adanya tekukan pada anggota badan, fleksi
(harus bersamaan).
=. Aerikan pelem!ek tinja untuk menegah adan+a 6alsa6a maneu6er.
F. indari tangisan pada anak, iptakan lingkungan +ang tenang, gunakan
sentuhan therapeuti, hindari perakapan +ang emosional.
9. *emberian obat$obatan untuk mengurangi edema atau tekanan intrakranial sesuai program.
%. *emberian terapi cairan intra+ena dan antisipasi kelebihan cairan karena dapat meningkatkan
edema serebral.
?. onitor intake dan out put.
10. 6akukan kateterisasi bila ada indikasi.
!!. -akukan pemasangan GT !ila indikasi untuk menegah aspirasi dan
pemenuhan nutrisi.
1". 6ibatkan orang tua dalam pera"atan anak dan jelaskan hal$hal yang dapat meningkatkan
tekanan intrakranial.
&urangn+a 'era*atan diri $er)u$ungan dengan tira) $aring dan menurunn+a
kesadaran.
ujuan 5 ebutuhan sehari$hari anak terpenuhi yang ditandai dengan berat badan stabil atau
tidak menunjukkan penurunan berat badan, tempat tidur bersih, tubuh anak bersih, tidak ada
iritasi pada kulit, buang air besar dan kecil dapat dibantu.
1nter+ensi 5
1. 'antu anak dalam memenuhi kebutuhan akti+itas, makan O minum, mengenakan pakaian,
' dan '', membersihkan tempat tidur, dan kebersihan perseorangan.
". 'erikan makanan +ia parenteral bila ada indikasi.
#. /era>atan kateter !ila terpasang.
$. aji adanya konstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkan ''.
5. 6ibatkan orang tua dalam pera"atan pemenuhan kebutuhan sehari$hari dan demonstrasikan,
seperti bagaimana cara memandikan anak.
"esiko kurangnn+a /olume 2airan $er)u$ungan dengan mual dan munta).
ujuan 5 idak ditemukan tanda$tanda kekurangan +olume cayran atau dehidrasi yang
ditandai dengan membran mukosa lembab, integritas kulit baik, dan nilai elektrolit dalam
batas normal.
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
54/55
1nter+ensi 5
1. aji intake dan out put.
". aji tanda$tanda dehidrasi5 turgor kulit, membran mukosa, dan ubun$ubun atau mata cekung
dan out put urine.
3. 'erikan cairan intra +ena sesuai program.
"esiko injuri $er)u$ungan dengan menurunn+a kesadaran atau meningkatn+a
tekanan intrakranial.
ujuan 5 nak terbebas dari injuri.
1nter+ensi 5
1. aji status neurologis anak5 perubahan kesadaran, kurangnya respon terhadap nyeri,
menurunnya refleks, perubahan pupil, akti+itas pergerakan menurun, dan kejang.
". aji tingkat kesadaran dengan
-
8/17/2019 BAB I Kapitis
55/55
1. aji adanya drainage pada area luka.
2. onitor tanda)tanda 6ital suhu tu!uh.
3. 6akukan pera"atan luka dengan steril dan hati$hati.
$.
aji tanda dan gejala adanya meningitis, termasuk kaku kuduk, iritabel, sakit kepala, demam,muntah dan kenjang.
#angguan integritas kulit $er)u$ungan dengan immo$ilisasi.
ujuan 5 idak ditemukan tanda$tanda gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit
tetap utuh.
1nter+ensi 5
1. 6akukan latihan pergerakan (AM).
2. /ertahankan posisi postur tu!uh +ang sesuai.
3. ubah posisi setiap 2 jam sekali atau sesuai dengan kebutuhan klien
$. aji area kulit 5 adanya lecet.
5. 6akukan -back rubI setelah mandi di area yang potensial menimbulkan lecet dan pelan$pelan
agar tidak menimbulkan nyeri.
DA-TA" PUSTA&A
Suriadi F