bab i madani punya file

Upload: tuti

Post on 06-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    1/28

    BAB I

    DEFENISI

    A. DEFENISI1. Pengertian dasar restrain: “membatasi gerak”atau “membatasi kebebasan”2. Pengertian secara internasional: restraint adalah suatu metode/secara

     pembatasan/restraksi yang disengaja tehadap gerakan/perilaku seseorang. Dalam

    hal ini, “perilaku” yang dimaksudkan adalah tindakan yang direncanakan, bukan

    suatu tindakan yang tidak disadari/tidak disengaja/sebagai suatu releks.

    !. Pengertian lainya: restrain adalah suatu tindakan untuk menghambat/mencegah

    seseorang melakukan sesuatu yang diinginkan.

    Deenisi restraint ini berlaku untuk semua pengguna restraint di unit dalam rumah

    sakit madani. Pada umumnya, jika pasien dapat melepaskan suatu alat yang dengan

    mudah, maka alat tersebut tidak dianggap suatu restraint.

    "solasi/pengasingan adalah suatu tindakan pengasingan terhadap pasien di dalam

    suatu ruangan dimana pasien tinggal sendiri dan dicegah secara isik untuk

    meninggalkan ruangan tersebut. "solasi hanya di gunakan untuk tujuan penanganan

    tindakan membahayakan diri sendiri dan atau orang lain. #uangan isolasi ini harus

    dipastikan untuk selalu terkunci.

    $eorang pasien yang dipisahkan sendirian dalam suatu ruangan yang tidak dikunci

    tidak tergolong sebagai isolasi. Pengasingan pasien di suatu unit/ruang ra%at yang

    dikunci bersama&sama dengan pasien lainya juga tidak tergolong isolasi. Timeout  

    adalah suatu inter'ensi dimana pasien setuju untuk ditempatkan sendirian dalam suatu

    area/ruangan dalam ukuran %aktu tertentu dan pasien dicegah secara isik untuk

    meninggalkan ruangan. Pasien dapat meninggalkan ruangan dengan bebas.

    Panduan ini diaplikasikan pada semua sarana kesehatan yang mempunyai

    layanan/asilitas kepera%atan. Panduan ini biasanya di tetapkan oleh pera%at

     penanggung ja%ab pasien, mahasis%a kepera%atan dan asisten tenaga kesehatan.

    Panduan ini diaplikasikan kepada pasien de%asa, geriatri dan sebagainya.

    Pengambilan keputusan untuk pengaplikasian restraint  sebaiknyadibicarakan/didiskusikan bersama (kapanpun memungkinakan) dengan pasien,

    kerabat, keluarga dan dokter penanggung ja%ab pasien, kecuali pada kondisi

    emergensi. Perlu di ingat akan pentingnya melibatakn suatu tim multidisiplin,

    termasuk proesional kesehatan lainya yang terkait. *ang dapat membantu dan

    mendukung pera%at pasien. 

    B. TUJUAN

    1

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    2/28

    1. +embantu sta untuk memahami akan arti restraint 

    2. +embantu memberikan layanan kesehatan yang terbaik untuk pasien

    !. +enyediakan pelayanan yang terpusat kepada pasien, memastikan keselamatan

     pasien dan meminimalisasi penggunaan restraint

    . +emahami aspek etik dan hukum yang rele'an dengan pengaplikasian restraint .-. +engetahui langkah/tindakan apa yang sebaiknya dilakukan jika terdapat

    kecurigaan terjadinya penyalagunaan restraint  

    . +emahami kondisi/situasi yang memperbolehkan penggunaan restraint secara

    legal dan etis

    . +emahami cara untuk meminimalisasi resiko yang dapat terjadi akibat

     penggunaan restraint 

    BAB II

    2

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    3/28

    RUANG LINGKUP PELAYANAN

    INDIKASI1. Pasien menunjukan perilaku yang berisiko membahayakan dirinya sendiri dan

    atau orang lain

    2. 0ahanan pemerintah (yang lebih legal/sah secara hukum) yang dira%at dirumah

    sakit madani

    !. Pasien yang membutuhkan tata laksana emergensi (segera) yang brhubungan

    dengan kelangsungan hidup pasien

    . Pasien yang memerlukan penga%asan dan penjagaan ketat diruangan yang aman

    -.   Restraint  atau isolasi digunakan jika inter'ensi lainya yang lebih tidak restrikti 

    tidak berhasil/tidak eekti untuk melindungi pasien, sta atau orang lain dari

    ancaman bahaya

    "ndikasi ini diaplikasikan untuk :

    1. $emua rumah sakit : rumah sakit layanan akut (acute care), layanan jangka

     panjang, rumah sakit ji%a, rumah sakit anak dan bunda, dan rumah sakit kanker 

    2. $emua lokasi didalam rumah sakit: semua jenis pera%atan, termasuk ruang ra%at

    inap, "D, orensik, ruang ra%at psikiatri, ruang ra%at anak dan sebagainya

    !. $emua pasien di rumah sakit, tanpa melihat usia, yang memenuhi indkasi

    "ndikasi ini tidak spesiik terhadap prosedur medis tertentu, namun disesuaikan

    dengan setiap perilaku indi'idu dimana terdapat pertimbangan mengenai perlunyamenggunakan restraint   atau tidak. eputusan penggunaan restraint ini tidak 

    didasarkan pada diagnosis, tetapi melalui assesment pada setiap indi'idu secara

    komprehensi. 3ssesment ini digunakan untuk menentukan apakah penggunaan

    metode yang kurang restrikti memiliki resiko yang lebih besar dari pada resiko

    akibat penggunaan restraint . 3ssesment komporhensi ini harus meliputi pemeriksaan

    isik untuk mengidentiikasi masalah medis yang dapat menyebabkan timbulnya

     perubahan perilaku pada pasien. +isalnya: peningkatan suhu tubuh, hipoksia,

    hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, interaksi obat, dan eek samping obat

    dapat menimbulkan kondisi delerium, agitasi dan perilaku yang agresi. Penanganan

    masalah medis ini dapat mengeliminasi atau meminimalisasi kebutuhan akan

    restraint /isolasi.

    BAB III

    TATA LAKSANA

    3

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    4/28

    Dalam banyak kasus, restraint dapat dihindari dengan melakukan perubahan yang

     positi terhadap pemberian/peneyediaan pelayanan kesehatan dan menyediakan dukungan

     pada pasien baik secara isik maupun psikologis. Perlu dicatat bah%a pasien yang

     berkapasitas mental baik dapat meminta sesuatu, seperti penggunaan sabuk/ikat pengaman

    atau bedrails untuk meningkatakan rasa aman mereka. +eskipun hal ini mungkin tidak sejalan dengan rekomendasi pera%at, pilihan pasien haruslah dihormati dan di ikut sertakan

    dalam penyusunan/pembuatan rencana kepera%atan pasien dan assesment resiko.

    4ika pasien tidak dapat memberikan persetujuan (consent), pera%at seyogyanya selalu

    menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, berikut membantu pasien untuk memahami dan

    menyetujui tindakan tersebut. $uatu studi menyarankan bah%a penggunaan restraint  pasien

    yang delerium sekalipun, pasien tersebut akan sangat menghargai dan mengingat penjelasan

     pera%at mengenai kondisi pasien dan alasan pasien dilakukan restraint , terutama untuk 

    meyakinkan bah%a tindakan tersebut ditujukan untuk keselamatan pasien.

    $alah satu cara untuk membantu tenaga kesehatan menghindari penggunaan restraint 

    adalah dengan menyediakan lingkungan pera%atan yang berkesan positi. 5erikut adalah

     beberapa cara untuk menyediakan lingkungan yang positi:

    1. Pera%atan yang berpusat pada pasien, terutama yang mempunyai kebutuhan

    dukungan psikologis

    2. 0ingkat kebebasan dan resiko pera%atan di rumah

    !. Pencegahan kekerasan dan egresi

    . Pencegahan ide/tindakan bunuh diri dan melukai diri sendiri

    -. Pengalaman pasien diruangan ra%at inap intensi 

    . Pemenuhan kebutuhan pasien demensia di ruang ra%at #$. Pencegahan dan penanganan delerium

    6. +enjaga harga diri dan martabat pasien selama asuhan kepera%atan

    7. Pencegahan resiko jatuh

    JENIS RESTRAINT

    1. Pembatasan fisik 

    a. +elibatkan satu atau lebih sta untuk menangani pasien, menggerakan

     pasien atau mencegah pergerakan pasien

     b. 4ika pasien dapat dengan mudah meloloskan diri/melepaskan diri dari

     pegangan sta maka hal ini tidak dianggap sebagai suatu restraint 

    c. Pemegangan isik: biasanya sta memegangi pasien dengan tujuan untuk 

    melakukan suatu pemeriksaan isik/tes rutin. 8amun, pasien berhak untuk 

    menolak prosedur ini

    1). +emegangi pasien dengan tujuan untuk membatasi peregrakan pasien

    dan berla%anan dengan keinginan pasien termasuk suatu bentuk 

    restraint .

    2). Pemegangan pasien secara paksa saat melakukan prosedur pemberian

    obat (mela%an keinginan pasen) dianggap suatu restraint . $ebaiknya,

    kalaupun terpaksa memberikan obat tanpa persetujuan pasien, dipilih

    4

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    5/28

    metode yang paling kurang bersiat restrikti/sedikit mungkin

    menggunakan pemaksaan.

    !). Pada beberapa kadaan, dimana pasien setuju untuk menjalani

     prosedur/medikasi tetapi tidak dapat berdiam diri/tenang untuk 

    disuntik/menjalani prosedur/pemberian medikasi berjalan dengan

    lancar dan aman. 9al ini bukan merupakan resstraint .

    ). Pemegangan pasien, biasanya anak/bayi, dengan tujuan untuk 

    menenangkan/ memberikan kenyamanan kepada pasien tidak dianggap

    sebagai suatu restraint .

    2. Pembatasan mekanis

    a. +elibatakan penggunaan suatu alat.

    b. +isalnya

    1). Penggunaan sarung tangan khusus diruang ra%at intensi 

    2). Peralatan sehari&hari: ikat punggang/sabuk untuk mencegah pasien

     jatuh dari kursi, pengguanaan pembatas di sisi kiri dan kanan tempat

    tidur (bedrails) untuk mencegah pasien jatuh/turun drai tempat tidur.

    a). Penggunaan  side rails  dianggap beresiko, terutama untuk pasien

    geriatri dan disorientasi. Pasien geriatri yang rentan beresiko

    terjebak diantara kasur dan  side rails. Pasien disorientasi dapat

    menganggap side rails sebagai penghalang untuk dipanjati dan dapat

     bergerak ke ujung tempat tidur untuk turun dari tempat tidur. $aat

     pasien berusaha turun dari tempat tidur dengan menggunakan segala

    cara, pasien beresiko terjebak, tersangkut atau jatuh dari tempat

    tidur dengan kemungkinan mengalami cedera yang lebih beratdibandingkan tanpa menggunakan side rails.

     b). Penggunaan side rails hatus mempunyai keuntungan yang melebihi

    resikonya

    c). 8amun, jika pasien secara isik tidak mampu turun dari tempat

    tidur, penggunaan  side rails  bukan merupakan restraint   karena

     penggunaan  side rails tidak berdampak pada kebebasan bergerak 

     pasien

    d). Penggunaan restraint   pada pasien yang memerlukan mobilisasi

    rutin (untuk melancarkan sirkulasi dan mencegah ulkus dekubitus)

    merupakan suatu inter'ensi untuk melindungi pasien dari psiko jatuh, dan hal ini tidak dianggap sebagai restranit.

    e). Penggunaan  side rails  pda pasien kejang untuk mencegah pasien

     jatuh/cedera tidak dianggap sebagai restraint.

    !. pengontrolan kebebasan gerak pasien: penggunaan kunci, penyekat tombol

     pengatur dan sebagainya.

    c. 5erikut adalah alat metode yang tidak termasuk sebagai restraint .

    +etode/alat ini sering digunakan pada pera%atan medis atau bedah.

    1) Penggunaan papan iksasi inus ditangan pasien, bertujuan untuk 

    stabilisasi jalur inter'ena ("). 8amun, jika papan ikssasi ini diikat

    ketempat tidur atau keseluruhan lengan pasien diimobilisasi sehingga

    5

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    6/28

     pasien tidak dapat mengakses bagian tubuhnya secara bebas, maka

     penggunaan papan ini dianggap sebagai restraint 

    2) Penggunaan alat pendukung mekanis untuk memperoleh posisi tubuh

    tertentu pada pasien, membantu keseimbangan/kesegarisan sehingga

    mempermudah mobilitas pasien. +isalnya: penyangga kaki, leher,

    kepala, atau punggung.

    !) 3lat untuk memposisikan atau mengamankan posisi pasien, membatasi

     pergerakan pasien, atau secara temporer mengimobilisasi pasien selama

    menjalani prosedur medis, gigi, diagnostik atau bedah.

    4) Pemulihan dari pengaruh anestesi yang terjadi saat pasien berada dalam

     pera%atan ";< atau ruang pera%atan pasca anestesi dianggap sebagai

     bagian dari prosedur pembedahan sehingga penggunaan alat seperti

    bedrails untuk kondisi pasien tidak dianggap sebagai suatu restraint.

    5) 5eragam jenis sarung tangan untuk pasien tidak dianggap sebagai suatu

    restraint. 8amun, jika sarung tangan ini diikat /ditempelkan ke tempattidur/menggunakan iksator pergelangan tangan bersamaan dengan

    sarung tangan dapat dianggap sebagai suatu restraint .  Jika sarung

    tangan tersebut dipakai dengan cukup ketat/kencang hingga

    menyebabkan tangan/jari pasien tidak bergerak, hal ini dapat

    dianggap sebagai restraint. Penggunaan sarung tangan yang

    tebal/besar juga dianggap sebagai restraint, Jika menghambat pasien dalam menggunakan sarung

    tangannya.

    . S!"#ei$ans Tekn%$%&i

    a. 0eknologi yang digunakan dapat berupa: balut ketat (pressure pads), gelang

     pengenal, tele'isi sirkuit tertutup atau alaram pada pintu. esemuanya ini

    sering digunakan oleh sta untuk meningkatkan ke%aspadaan terhadap

     pasien yang mencoba untuk keluar/kabur atau untuk memantau pergerakan

     pasien.

     b. +etode ini sering diterapkan dalam program perencanaan pera%atan pasien,

    yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi dan mempunyai asesmen

    risiko serta panduan yang jelas.

    '. Pembatasan kimia

    a. +elibatkan penggunaan obat&obatan untuk membatasi pasien.

     b. =bat&obatan pasien dianggap sebagai suatu restraint. 4ika penggunaan obat&obatan tersebut tidak sesuai dengan standar terapi pasien dan penggunaan

    obat&obatan ini hanya ditunjukkan untuk mengontrol perilaku

     pasien/membatasi kebebasan brgerak pasien.

    c. =bat&obatan ini merupakan obat&obatan yang secara rutin diresepkan, dapat

    termasuk obat yang dijual bebas.

    d. Pemberian obat&obatan sebagai bagian dari tata laksana pasien tidak 

    dianggap sebagai restrait. +isalnya, obat&obatan psikotik untuk pasien

     psikiatri,obat sedasi utuk pasien dengan insomnia,obat anti&ansietas untuk 

     pasien dengan gangguan cemas atau anelgesik untuk mengatasi nyeri.

    e. riteria untuk menentukan suatu penggunaan obat dan kombinasinya tidak tergolong restraint  adalah:

    6

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    7/28

    1) =bat&obatan tersebut diberikan dalam dosis yang sesuai dan telah

    disetujui oleh  Food and Drug Administration  (>D3) dan sesuai

    dengan indikasinya lebih eekti 

    2) Penggunaan obat mengikuti/sesuai dengan standar praktek 

    kedokteran yang berlaku

    !) Penggunaan obat untuk mengobati kondisi medis tertentu pasien

    didasarkan pada gejala pasien, keadaan umum pasien dan

     pengetahuan klinis/dokter yang mera%at

    ) Penggunaan obat tersebut diharapkan dapat membantu pasien

    mencapai kondisi ungsionalnya secara eekti dan eesien

    -) 4ika secara keseluruhan eek obat tersebut menurunkan

    kemampuan pasien untuk berinteraksi dengan lingkugan sekitarnya

    secara eekti, maka obat tersebut tidak digunakan sebagai terapi

    standar untuk pasien.

    . 0idak diperbolehkan menggunakan “pembatasan kimia” (obat sebagairestraint   ) untuk tujuan kenyamanan sta, untuk mendisplinkan pasien,

    atau sebagai metode untuk pembalasan dendam

    g. ?ek samping penggunaan obat haruslah dipantau secara rutin dan tekatat

    h. ;ontoh kasus: seorang pasien menjalani program detoikasi. $elama terapi

    ini, pasien menjadi agresi dan agitati. $ta meresepkan obat yang bersiat

     pro renata (jika perlu) untu mengatasi perilaku agitasi psien. Penggunaan

    obat ini membantu pasien untuk berintraksi dengan orang lain dan

     beerungsi dengan lebih eekti. =bat untuk mengatasi perilaku agitasi

     pasien ini merupakan standar terapi untuk menangani kondisi medis pasien

    (misalnya gejala withdrawal  akibat alkohol/narkotika). Dalam kasus ini, penggunaan obat tidak dianggap sebagai restraint.

    (. Pembatasan )sik%$%&is

    a. Dapat meliputi pemberitahuan secara konstan/terus&menerus kepada pasien

    mengenai hal&hal yang tidak boleh dilakukan atau memberitahukan bah%a

     pasien tidak diperbolehkan melakukan hal&hal yang mereka inginkan

    karena tindakan tersebut berbahaya.

     b. Pembatasan ini dapat juga berupa pembatasan pilihan gaya hidup pasien,

    seperti memberitahukan kepada pasien mengenai %aktu tidur dan %aktu

     bangunnya.

    c. ;ontoh lainya yaitu pembatasan benda&benda/peralatan milik pasien, sepertimengambil alat bantu jalan pasien, kacamata, pakaian, sehari&hari, atau

    me%ajibkan paasien menggunakan seragam rumah sakit dengan tujuan

    mencegah pasien untuk kabur/keluar.

    4ika suatu tindakan memenuhi deenisi restraint , hal ini tidak secara

    otomatis dianggap salah/tidak dapat diterima. Penggunaan restraint   secara

     berlebihan dapat terjadi, tetapi pengambilan keputusan untuk mengaplikasikan

    restraint  bukanlah suatu hal yang mudah. $uatu diskusi yang mendalam

    mengenai aspek etik, hukum, praktik dan proesionalisme dilakukan untuk 

    membantu tenaga kesehatan (misalnya pera%at) memahami perbedaan antara

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    8/28

     penggunaan restraint   yang salah/tidak dapat ditolerir dengan kondisi yang

    memang memerlukan tindakan restraint .

    0idaklah memungkinkan untuk membuat suatu datar mengenai jenis

    restraint   apa saja yang dapat diterapkan kepada pasien dikarenakan

     pengaplikasianya bergantung pada kondisi pasien saat itu. $uatu pembatasan

    isik/mekanis/kimia dapat diterapkan pada suatu kondisi tertentu, tetapi pada

    tidak kondisi lainya.

    5erikut adalah beberapa contoh perbandingan antara restraint   dan bukan

    restraint  :

    N%

    .

    *%nt%+ kas!s   Restraint ,b!kan

    1. $aat dira%at di rumah sakit

    karena penyakit jantungnya pasien tersebut mengalami

    hipertensi emergensi. $ebagai

     bagian dari terapinya, pasien

    disedasi berat dan dira%at di

    ";<

    B!kan  Restraint   karena

    sedasi tersebut diberikanuntuk mengobati

     penyakitnya, bukan untuk 

    mengontrol/membatasi

     perilakunya.

    2. $aat dira%at di rumah sakit

    karena penyakit jantung, paien

     juga diketahui mengidap

    demensia dan sering berkeliaran di rumah sakit.

    $etelah 2 malam kurang tidur,

    kaki pasien mengalami edema

    yang cukup luas dan terdapat

    kekha%atiran bah%a

     pergerakan konstan tersebut

    dapat mengesaserbasi penyakit

     jantungnya sehingga pasien

    diberi sedasi

    Dapat dianggap sebagai

    restraint   karena sedasi

    diberikan kepada untuk 

    mengontrol perilaku pasien.

    !. Pasien geriati dira%at di panti

     jompo dan mengalami susah

    tidur. Pasien sering berkeliaran

    dirumah untuk mencari

    istrinya. $ta meminta dokter 

    untuk memberikan sedasi

    $edasi dapat dideenisikan

    sebagai restraint   karena

    ditujukan untuk mengontrol

     perilaku pasien.

    . Pasien geriatri dengan ri%ayat

    stroke berulang butuh bantuan

    untuk turun dari tempat tidur 

    dan melakukan aktiitassehari&hari. Pasien juga tidak 

    5ukanlah restraint   karena

    bedrails  tidak mengontrol

     perilaku pasien atau

    mencegah pasien untuk melakukan sesuatu yang

    !

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    9/28

    mampu untuk  

    mengkomunikasi

    kebutuhanya. Pasien gelisah

    saaat malam, mengalami

    spasme otot dan beresiko jatuhdari tempat tidur. Pera%at

    memutuskan untuk  

    menggunakan bedrails  untuk 

    mengurangi resiko jatuh.

    diinginkan.

    -. Pasien geriatri dira%at dipanti

     jompo setelah mengalami

    raktur panggul. Pasien tidak 

    stabil saat bergerak dan sering

    lupa menggunakan alat bantu

     jalanya. eluarga sangat

    kha%atir terjadi raktur 

     panggul berulang dan meminta

     pera%at untuk menggunakan

    bedrails  untuk mencegah

     pasien turun sendirian dari

    tempat tidur dimalam hari.

    Dapat dianggap restraint 

    karena mencegah keinginan

     pasien untuk turun dari

    tempat tidur.

    . Pasien ji%a dira%at dirumah

    sakit, gaduh, gelisah, agresi 

     berpotensi melukai diri sendiriatau orang lain, dilakukan

    iksasi dan sedasi

    Dapat dianggap sebagai

    restraint   karena mencegah

     pasien untuk melukai oranglain atau diri sendiri.

    DA-PAK NEGATIF PENGGUNAAN RESTRAINT 

    1. Dampak isik

    a. 3troi otot

     b. 9ilangnya/berkurangnya densitas tulang

    c.

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    10/28

    $etiap pasien berhak menerima pelayanan dalam kondisi lingkungan yang

    aman. eselamatan pasien, sta atau orang lain merupakan dasar dalam menginisiasi dan

    menghentikan penggunaan restraint  atau isolasi. $emua pasien mempunyai hak kebebasan

     bergerak dan terbebas dari kekerasan disik/emosional. $emua pasien berhak untuk bebas dari

     pergerakan (restraint ) atau isolasi yang dipaksakan dalam bentuk apapun, seperti pemaksaan,sidiplin atau sebagai %ujud pembalasan dendam oleh sta. Pembatasan (restraint ) 3tau isolasi

    hanya boleh diterapkan untuk menjamin keamanan disik pasien, anggota sta atau orang lain

    dan harus diberhentikan sesegera munkin jika kondisi telah memadai yang didasarkan pada

    assesment per&indi'idual dan re&e'aluasi.

    Dalam memenuhi kebutuhan setiap sta akan pentingnya menimalisasi

     penggunaan restraint , saat ini telah ddikembangkan suatu strategi etika komporhensi.

    $trategi ini mengharuskan tenaga kesehatan untuk mmikirkan juga aspek etika dalam

     pengambilan keputusan penggunaan restraint , dan bah%a aspek etika ini diaplikasikandalam

    semua aspek asuhan kepera%atan di setiap asilitas kesehatan. onsep etika dasar yangmendasari praktik kepera%atan.

    1. e%ajiban dari tugas : identiikasi ke%ajiban moral tenaga kesehatan terhadap orang

    lain dapat membantu dalam menetukan tindakan terbaik apa yang seharusnya

    dilakukan dalam situasi tersebut.

    2. 9indari bahaya : merupakan salah satu konsep etika yang paling penting dan menjadi

    dasar dalam mencapai paraktik yang baik (ideal)

    !. 3ssesment terhadap konsekuensi tindakan : suatu tindakan yang diterima secara etis

    dapat ditentukan dengan meelakukan kalkulasi terhadap keuntungan dan kerugianya.

    . =tonomi daan hak pasien : menghargai hak pasien untuk membuat keputusan sendiridan menghargai hak orang lain.

    -. epentingan yang terbaik : identiikasi dan bertindak yang terbaik yang sesuai dengan

    kepentingan orang lain merupakan suatu tindakan atau keputusan yang etis.

    . 8ilai moral dan kepercayaan : dari kedua hal ini dapat diormulasikan/disusun suatu

     prinsip etik.

    Penyelesaian masalah dapat merupakan suatu hal yang sulit dan menantang.

    Dalam pembuatan keputusan untuk melakukan “pembatasan isik” (phiysical restraint ),

    seringkali sulit untuk menghindari bahay (harm) kerana baik dilakukan renstrain attau tidak,

    hal ini dapat membahayakan pasien. Pera%at memiliki tanggung ja%ab terhadap seluruh pasien yang berada dalam asuhan kepera%atan mereka, dan jika ternyata pemberian i@in

    kebebasan bertindak kepada satu pasien dapat menyebabkan kerugian/membahayakan orang

    lain, maka pengambilan keputusan harus mempertimbngkan konsekuensi terhadap

     pengaplikasian renstraint tidak mengaplikasikan restraint .

    Penggunaan rsetraint , sebagai respon ini pertama tidaklah kondusi untuk 

    lingkungan sosial yang positi. 4ika seseorang merasa mampu untuk melakukan sesuatu dan

    mereka tidak dibatasi/dicegah untuk melakukan hal&hal yang mereka inginkan, maka mereka

    akan berada dalam kondisi emosional yang lebih baik dalam jangka %aktu yang cukup lama.

    Pembuatan keputusan mengenai pilihan tindakan terbaik kepada pasien dapat menyulitkantenaga kesehatan. $ebagai bagian dari pelatihan dan pengembangan proesionalitas

    1#

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    11/28

     berkesinambungan, pera%at perlu mendiskusikan mengenai dilema yang terjadi antara teoritis

    dan praktiknya. ecuali dalam situasi emergency, kepitisan pengaplikasian renstraint   dan

    kebijakan/panduanya harus didiskusikan dengan tim multidisiplin dan melibatkan pasien

    serta keluarganya, jika memugkinkan.

    ASPEK UKU-

    $ituasi dilema restraint  diperbolehkan adalah jika pasien telah diberikan

    inormasi yang cukup mengenai kondisinya dan perlunya penggunaan restraint   serta

    menyetujui dilakukanya tindakan tersebut sebagai bagian dari program rencana asuhan

    kepera%atan pasien. Pada kasus lainya, pera%at mempunyai ke%ajiban proesi keper%atan

    untuk membatasi pasien dengan tujuan melindungi pasien dari terjadinya terhadap orang lain.

    Dalam situasi dimana pera%at atau orang lain diserang/beresiko mengalami bahaya isik,

    diperbolehkan menggunakan restraint  sebagai suatu %ujud pertahanan diri.

     Mental capacit Act.!""5 berlakunya untuk setiap orang dengan usia ena

     belas tahun keatas.

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    12/28

    . +engkomunikasikan kepuusannya, baik dengan berbicara, menggunakan bahasa

    tubuh, ataupun dengan cara lainya

    >akta bah%a seseorang hanya mampu mengingat inormasi yang rele'an

    dengan pembuatan keputusan dalam periode %aktu yang singkat tidaklah mencegah meereka

    untuk dianggap kompetensi dan mampu membuat keputusan. Dalam situasi dimana terdapat

     pertimbangan menggunakan restraint   pada indi'idu yang tidak kompeten.  Mental capacit

     Act.!""5 memperbolehkan dilakukan tatalaksana sepanjang hal ini merupakan tindakan yang

    terbaik untuk kepentingan pasien, perundang&undang ini mengharuskan bah%a aktor&aktor 

    diba%ah ini harus dipertimbangkan sebelum dilakukan pengambilan tindakan terhadap

    indi'idu yang tidak kompeten:

    1. einginan/harapan dan perasaan pasien dahulu dan saat ini (dan terutama pernyataan

    tertulis apapun yang rele'an dengan kondisinya dan dibuat saat pasien kompeten)

    2. epercayaan dan niai/norma yang tepat dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

     pasien (jika seandainya pasien masih kompeten)

    !. >aktor lainya yang mungkin akan dipertimbangkan oleh pasien seandainya pasien

    kopeten.

     Mental capacit Act.!""5 menetapkan kondisi dimana undang&undang ini

    dapat diterapkan dan menanyangkut penggunaan restraint   terhadap indi'idu yang tidak 

    kompeten. +enurut undang&undang ini, restraint dideenisikan sebagai suatu tindakan yang

    mengaharuskan atau memaksa pasien untuk melakukan suatu hal yang tidak mereka

    inginkan, atau membatasi kebebasan bergerak pasien tanpa memperdulikan persetujuan

     pasien. e%enangan hukum untuk membatasi seseorang hanya diperbolehkan jika ketiga

    kondisi diba%ah ini terpenuhi.

    1. "ndi'idu kurang/tidak kompeten dalam membuat keputusan

    2. Pera%at yakin dan memiiki alasan yang kuat akan perlunya penggunaan restraint 

    untuk mecegah hal yanag lebih buruk pada pasien

    !. 0indakan ini merupakan respons yang sebanding/sepadan dengan potensi resio bahaya

    yang dapat dialami oleh indi'idu dan beratnya bahaya tersebut

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    13/28

    menjadi penting dan suatu peninjauan ulang akan diselenggarakan kurun %aktu tertentu

    dimana restraint tersebut digunakan. edua aktor ini akan dijustiikasi untuk melihat apakah

    aktor ini dapat diterima secara proesional dan mengandung alasan yang kuat. Penting

     bah%a penggunaan restraint haruslah diantisipasi dan langkah&langkah diambil untuk 

    menuliskannya direkam medis.

    9ukum pidana menyatan bah%a membatasi tindakan/gerakan seseorang

    tanpa persetujuan mereka dapat merupakan suatu bentuk tindak kriminal. Pera%at yang

    melakukan pembatasan yang tidak beralasan dapat dituntut secara hukum dan dapat

    mengarah pada penahanan, bergantung pada beratnya jenis pembatasan (restraint ) tersebut.

    Penting diketahui bah%a kapanpun restraint  digunakan oleh pera%at, haruslah sesuai dengan

    standar proesional yang telah terjustiikasi dalamkondisi tertentu. $etiaptuntutan yang diatur 

    dalam hukum pidana akan mempertimbangkan apakah tindakan pembatasan (restaraint )

    tergolong suatu tindakan kriminal berdasarkan undang&undang parlemen, dalam hal ini dapat

    meliputi penyerangan/kekerasan, penahanan yang tidak sah, penanganan yang buruk ataukelalaian yang disengaja.

    ontrak kerja sering membatasi lingkup praktik pera%at dan mengharuskan

     pera%at untuk mengikuti kebijakan setempat yang berlaku, prosedur, ataupun protokol yang

     berkaitan dengan restraint . 9al ini dapat berupa penjelasan terperinci mengenai bagaimana

    suatu keputusan untuk melakukan pembatasan dibuat dalam kondisi yang berbeda&beda, siapa

    yang bertanggung ja%ab dan persyaratan lainya sepertig mengikuti pelatihan berbasis

    kompetensi dan pelaksanaan assesment resiko untuk mengurangi kemungkinaan terjadinya

    kerugian/bahaya yang tidak diinginkan sebelum menggunakan restraint 

    PERSETUJUAN /INF0R-ED CONSENT 

    Persetujuan merupakan salah satu alat hukum yang legal dimana seseorang

    memberikan kekuasaan yang sah terhadap tata laksana atau kepera%atan. 9al ini dapat

    mencakup memberikan persetujuan terhadap suatu bentuk restraint . Dasar persetujuan yang

    sah identik dengan persyaratan proesional bah%a suatu persetujuan diperlukan sebelum

    melakukan suatu tindakan/prosedur. 0erdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi sebelum

     pernyataan persetujuan olh indi'idu dapat diterima sacara sah, yaitu:

    1. Persetujuan harus diberikan oleh seseorang yang kompeten dalam segi

    mental/kei%aan

    2. "ndi'idu membuat peretujuan harus memperoleh inormasi yang memadai mengenai

    kondisinya, resiko dan implikasi penggunaan restraint 

    !. Persetujuan ini harus dibuat tanpa adanya paksaan.

    PE-BERIAN DUKUNGAN DARI 0RGANISASI,PE-ILIK 

    =rganisasi, berikut semua sta yang tercakup didalmnya, mempunyai

    ke%aibn pelayanan.

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    14/28

    yang tidak perlu dan pera%at/sta lain berkontribusi dalam membuat keputusan yang tepat

    mengenai penggunaan restraint , pemilik/pemegang kekuasaan sebaiknya menyediakan:

    1. $uatu kebijakan/panduan untuk sta mengenai penggunaan restraint 

    2. $uatu pendekatan multidisiplin terhadap perencanaan asuhan kepera%atan masing&

    masing indi'idu, termasuk tinjauan ulang rencana kepere%atan pasien secara rutin!. $uatu sistem pelaporan insisden dimana pasien/sta mengalami bahaya/menderita

    kerugian atau berpotensi bahaya dan belajar dari pengalaman tersebut

    . 3lur yang jelas mengenai tindak lanjut etis terhadap penggunaan restraint  yang tidak 

     pada tempatnya

    -. 3kses pengacara independen untuk pasien

    . Proedur assesment resiko sehingga yang timbul timbul akibat penggunaan retraint 

    dapat diantisipasi dan dikurangi

    . ?dukasi yang sesuai, termasuk super'isi klinis, praktik, pembelajaran dari contoh

     praktik yang baik, dan pelatihan berbasis kompetensi

    6. 3udit dirumah yang berkaitan dengan restraint# termasuk studi banding denganasilitas layanan kesehatan lainya

    7. Pelatihan pera%atan untuk demensia dan meningkatkan ke%aspadaan sta disemua

    tingkat layanan kesehatan

    Pemilik juga sebaiknya memastikan bah%a:

    1. +ahasis%a kepera%atan atau asisten layanan kesehatan tidak diikut sertakan dalam

    membuat keputusan mengenai penggunaan restraint  karena kurang kompeten

    2. Pera%at tidak dipaksa untuk mengikuti keinginan dari keluarga pasien untuk 

    melakukan restraint  terhadap pasien jika hal tersebut bukanlah hal yang tebaik untuk  pasien

    !. +enilai dan memantau penggunaan restraint /isolasi di dalam asilitas mereka

    . +emastikan bah%a kebijakan rumah sakit telah memenuhi persyaratan dalam standar 

    minimal nasional yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai penggunaan restraint 

     Restraint   tidak boleh digunakan semata&mata untuk mengurangi beban

    kerja. Pemilik/pemegang kekuasaan tidak boleh menempatkan pera%at dalam posisi dimana

    mereka terpaksa melakukan restraint  karena kurangnya sta yang bertugas atau kurangnya

    sumber daya untuk menyediakan pera%atan yang aman dan berkualitas.

    Pemelik/pemegang kekuasaan di situasi yang berbeda dapat mempunyai

    tanggung ja%ab spesiik, misalnya standar minimal nasional untuk rumah keper%atan (panti

     jompo) adalah adanya orang yang ber%enang untuk memastikan bah%a restraint   hanya

    digunakan jika hal ini merupakan cara/metode partikal satu&satunya dalam memastikan

    kesejateraan pasien/penghuni dan bah%a penggunaan restraint  terdokumentasi baik.

    TANGGUNG JAAB INDI3IDU

    Dengan pasien dari pemilik, kolega dan manajer dan saran serta sumber 

    daya alam panduan ini, sta pera%at harus memastikan bah%a mereka:

    14

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    15/28

    1. +emahami pengertian restraint 

    2. +enyediakan pelayanan yang terpusat kepada pasien sehingga meminimalkan

    kebutuhan akan restraint 

    !. +emahami kerangka etik adan hukum yang berkaitan dengan restraint 

    . +engetahui tindakan apa yang dilakukan jika terdapat kecurigaan adanya penggunaan

    restraint  yang tidak pada tempatnya/salah-. +emahami kondisi/situasi dimana restraint  diperbolehkan secara legal/etis

    . +emahami cara untuk meminimalisasi resiko yang dapat timbul jika restraint 

    digunakan

    Panduan restraint  selalu merupakan masalah emosional, yang menantang

    dan memberikan keputusan yang sulit dalam melakukan pera%atan pasien. Pera%at

    sebaiknya mendiskusikan dan memperdebatkan masalah ini, serta bekerja dengan adeganya

    untuk meningkatkan pelayanan dan memperoleh solusi praktis yang sesuai dengan masing&

    masing indi'idu pasien.

    PANDUAN

    1. *ang ber%enang untuk membuat keputusan mengenai kenggunaan restraint   adalah

    dokter penanggung ja%ab pasien

    2.   Restraint /isolsi merupakan suatun hal yang tejadi setiap %aktu, bukanlah hal yang

    rutin terhadap kondisi/perilaku tertentu pasien

    !. $etiap pasien harus dinilai dan in'ensi yang diberikan haruskah sesuai dengan

    kebutuhan dan kepentingan pasien

    .   Restraint /isolsi berperan sebagai cara/alternati terakhir jika metode yang berkurang

    restrekti lainya tidak berhasil/tidak eekti untuk memastikan keselamatan pasien,

    sta, atau orang lain. =leh karena itu, restraint ini tidak dianggap sebagai

     prosedur/respons standar dalam penanganan pasien.

    -. "nstruksi mengenai penggunaan restraint$ isolasi ini ti4ak  b%$e+ diberlakukan sebagai

    instruksi )"% "e nata (jika perlu)

    a. $etiap episode penggunaan restraint /isolasi harus dinilai dan die'aluasi serta

     berdasarkan instruksi dokter.

     b. 4ika pasien akhir&akhir ini baru terbebas dari penggunaan restraint /isolasi dan

    kemudian menunjukan perilaku yang membahayakan dan hanya dapat diatasi oleh

    re&aplikasi restraint /isolasi, diperlukan instruksi baru untuk melakukan re&aplikasi

    c. $ta tidak boleh memberhentikan penggunaan restraint /isolasi dan kemudian me&

    reaplikasikannya kembali di ba%ah instruksi yang sama (sebelimnya)

    . Pengeculian :

    a. Perilaku membahayakan diri sendiri. 4ika pasien mengalami kondisi medis dan

     psikiatri ronis, seperti sindrom Aeseh&8yham, dimana pasien menunjukan perilaku

    membahayakan diri sendiri, suatu instruksi menggunakan restraint ini adalah

    mencegah cedera/bahaya pada diri sendiri.

    15

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    16/28

    . 0idak terdapat kriteria mengenai perilaku apa saja yang dianggap membahayakan.

    eputusan mengenai perilaku bebahaya ini dibuat berdasarkan penilaian oleh dokter 

    (linical %udgement)

    6. "nstruksi penggunaan restraint /isolasi yang bertujuan untuk manajement perilaku

    destruksi/membahyakan harus diealuasi dalam %aktu kurun %aktu tertentu, seperti

    tercantum diba%ah ini:

    a. jam untuk de%asa B 16 tahun tahun keatas

     b. 2 jam untuk anak dan remaja usia 7&1 tahun

    c. 1 jam untuk anak C 7 tahun

    7. Perlu diketahui : batas %aktu e'aluasi seperti yang disebutkan diatas tidak berlaku

     pada kasus penggunaan restraint  dengan tujuan manajemen perilaku non&destrukti 

    1. $ta harus menilai dan memantau kondisi pasien secara berkala untuk memastikan

     bah%a pasien dapay dibebaskan dari restraint /isolasi pada %aktu yang sedini mungkin

    11. Restraint  atau isolasi hanya boleh dilanjutkan selama kondisi membahayakan tersebut

    masih berlangsung

    12. 4ika kondisi membahayakan tersebut telah teratasi, penggunaan restraint  atau isolasi

    harus segera dihentikan

    1!. eputusan untuk menghentikan restraint harus berdasarkan pada pertimbangan

     bah%a restraint /isolasi tidak lagi dibutuhkan atau bah%a kebutuhan pasien dapat

    dipenuhi dengan metode yang kurang restrekti 

    1. $uatu kondisi pembebasan restraint  sementara yang dia%asi secara langsung oleh sta 

    dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien (seperti pergi kekamar mandi, kena

    atau latihan gerak tubuh) tidak dianggap sebagai pemberhentian restraint. $elama

     pasien berada dalam penga%asan langsung oleh sta, tidaklah dianggap sebagai

     pemberhentian restraint  karena penga%asan sta secara langsung dianggap memiliki

    tujuan serupa dengan penggunaan restraint .

    1-. Pemimpin rumah sakit bertanggung ja%ab dalam menciptakan suatu budaya yang

    mendukung pasien untuk terbebas dari restraint /isolasi. Pemimpin harus memastikan

    sistem berjalan dengan baik, di implementasikan dan die'aluasi secara rutin. $istem

    ini membantu menetapkan standar pelayanan pasien sehingga jika secara tidak 

    langsung dapat meminimalisasi penggunaan restraint  yang tidak tepat.

    1. Penggunaan restraint disesuaikan dengan kebutuhan pasien, kondisi medis, ri%ayat

     penyakit, dokter lingkungan dan preerensi pasien

    1. Dalam mengaplikasikan restraint# terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,

    yaitu :16. 4ika batas %aktu berlakunya instruksi restraint hampir berakhir, pera%at yang

     bertugas harus menghubungi dokter untuk melaporkan mengenai keadaan /kondisi

    klinis serta hasil assesment dan e'aluasi terkini pasien, sekaligus menanyakan apakah

    instruksi restrain ini akan dilanjutkan atau tidak (diperbaharui).

    17.

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    17/28

     b. Dokter yang bertanggung ja%ab terhada pasien harus menemui pasien secara

    langsung dan e'aluasi terhadap pasien sebelum menulis instruksi baru mengenai

     penggunaan restraint$ isolasi (dalam 2 jam).

    ?'aluasi ini berupa :

    1) ondisi umum pasien pada saat itu

    2) 3namnesis : ri%ayat penyait pasien, ri%ayat obat&obatan!) Pemeriksaan isik 

    ) 9asil pemeriksaan penunjang

    -) #eaksi/respon pasien terhadap restraint /isolasi

    ) ondisi medis dan perilaku medis

    ) Perlu atau tidaknya untuk menghentikan/melanjutkan tindakan restraint$ isolasi

    c. ?'aluasi ini dilakukan untuk menetukan apakah restraint  perlu dilanjutkan atau

    tidak, aktor&aktor apa saja yang berkontribusi terhadap perilaku destruktipasien

    (misalnya interaksi obat, ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, sepsis) dan

    apakah aplikasi restraint  ini telah sesuai dengan indikasi

    d. 4ika dalam suatu kondisi tidak tersedia dokter, maka e'aluasi ini dapat dilakukanoleh per%at/asisten dokter yang telatih. $etelah die'aluasi dilakukan,

     pera%at/asisten dokter harus segera menghubungi dokter yang bertanggung ja%ab

    terhadap pasien. Pelaporan ini harus meliputi (minimal):

    1) 9asil e'aluasi pasien

    2) 0emuan&temuan terbaru mengenai kondisi pasien didiskusi mengenai perlu

    atau tidaknya untuk melanjutkan aplikasi restraint /isolasi

    !) Diskusi mengenai perlunya inter'ensi/tata laksana lainya

    2. esemuanya ini harus dicatat dalam rekam medis pasien, termasuk hasil assesment

    dan e'aluasi pasien dan alasan penggunaan restraint /isolasi

    21. 3plikasi restrain$ isolasi harus sejalan/sesuai dengan modiikasi tertulis dalam rencanakepera%atan pasien.

    a. Penggunaan restraint /isolasi (termasuk obat dan alat) harus didokumentasikan

    dalam rencana per%atan/tata laksana pasien

     b. eputusan untuk menggunakan restraint /isolasi haruslah dicatat berikut alasan

    yang mendasarinya. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada assesmentm dan

    e'aluasi pasien

    c. #encana pera%atan pasien harus ditinjau ulang dan diperbaharui dalam rekam

    medis sesuai dengan tanggal spesiik diberlakukannya suatu restraint$ isolasi

    22. Penggunaan restraint /isolasi harus di implementasikan dengan tehnik yang benar dan

    aman

    2!. Penggunaan restraint /isolasi ini tidak menjadi penghalang/penghamabat dalam

     pemberian penanganan/inter'ensi lain juga diperlukan oleh pasien.

    2. Penggunaan restraint /isolasi harus sesuai dengan instruksi dari dokter yang

     bertanggung ja%ab terhadap pasien.

    Pada kondisi ini emergensi dimana penggunaan tetap diperlu&an  restraint sehingga

    akan terlalu lama jika menunggu instruksi/i@in dari dokter terlebih dahulu, instruksi

    tersebut harus diperoleh segera (dalam hitungan menit) selama/setelah restraint diaplikasikan

    1

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    18/28

    2-. $ebaiknya dipilih metode yang paling tidak restrikti dalam pengaplikasian restraint#

    tetapi harus tetap menjamin keselamatan pasien, sta dan orang lain dari ancaman

     bahaya.

    2. Penggunaan restraint untuk mencegah jatuh tidak boleh dianggap sebagai bagian

    yang rutin dalam program pencegahan jatuh

    2. 0idak ada bukti penggunaan “mechanical restraint ” (termasuk bedrails) akan

    mencegah atau mengurangi jatuh. 5ahkan, kejadian jatuh yang terjadi pada pasien

    yang dilakukan pembatasan mekanis sering menimbulkan cedera yang lebih berat.

    >aktanya, dibeberapa instansi, pengurangan dalam penggunaan “pembatasan

    mekasin”dapat mengurangi resiko jatuh.

    a. ;ontoh : pasien sindrom sundo%ner, dimana gejala demensia pasien menjadi lebih

     jelas dan nyata di sore hari dari pada di pagi hari. Pasien tidak berprilaku agresi 

    atau berbahaya, namun pasien mengalami gangguan gaya berjalan yang tidak 

    stabil dan terus menerus berusaha untu turun dari tempat tidur bahkan setelah sta 

    menggunakan beberapa alternati untuk menjaga pasien tetap berada ditempattidurnya. 0idak ada bahaya signiikan yang dihasilkan dari perilaku berkeliaran

     pasien. $ta meminta dokter untuk meresepkan sedati dosis tinggi untuk 

    menidurkan pasien dan menjaganya tetap ditempat tidur. Pasien tidak mempunyai

    gejala/kondisi medis yangmengindikasikan perlunya menggunakan sedati. $elain

    itu, pada tempat tidur pasien juga dipasang bedrails.

     b. Penggunaan sedati pada kasus ini tergolong suatu restraint untuk pasien

    c. Pemberian obat sedasi (sebagai restraint ) dengan alasan bah%a pasien dapat jatuh

    akibat perilaku berkeliarannya ini bukanlah suatu indikasi yang kuat. $ebenarnya,

     pada kasus ini, sedasi yang diberikan (restraint ) bertujuan untuk kenyamanan sta 

    rumah sakit. =leh karena itu, pemberian sedasi ini dianggap kurang tepat.d. $aat menilai resiko jatuh pada pasien dan merencanakan asuhan kepera%atan, sta 

    harus mempertimbangkan apakah pasien mempunyai kondisi medis yang

    mengindikasi kebutuhan akan inter'ensi protek untuk mencegah pasien

     berkeliaran atau turun dari tempat tidur. #i%ayat jatuh tanpa adanya penyakit

    medis yang mendasari tidak cukup kuat untuk mengindikasikan kebutuhan akan

    restraint .

    e. Penting diingat bah%a unsur kenyamanan bukanlah alasan yang dapat diterima

    untuk melakukan restraint terhadap pasien.

    26. Restraint  tidak boleh dianggap sebagai pengganti pemantauan pasien

    27.

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    19/28

    c. 3pakah terdapat alat bantu yang dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk 

    mandiriE

    d. 3pakah terdapat kondisi/obat&obatan pada pasien yang menyebabkan

    ketidakseimbangan berjalanE

    e. 3pakah pasien bersedia untuk berjalan sambil dipapah/ditemani oleh staE

    . Dapatkah pasien ditempatkan dikamar yang lebih dekat dengan pos pera%at

    dimana pasien tersebut dapat di obser'asi dengan lebih baik.

    !. 4ika dalam assesment terdapat suatu kondisi medis yang mengindikasikan perlunya

    inter'ensi untuk melindungi pasien dari ancaman bahaya, sebaiknya menggunakan

    metode yang paling tidak restrekti tetapi eekti 

    !1. Penggunaan restrain harus sesuai dengan prinsip etis seperti diba%ah ini:

    a.   'eneficence : bertujuan untuk kepentingan pasien (bersiat menguntungan pasien)

     b.   (on&maleicance : tidak membahayakan pasien/merugikan pasien

    c.   ustice : memperlakukan semua pasien dengan setara dan stabil

    d.   Autonomi : menghargai hak pasien dalam mengambil keputusan terhadap dirinya

    sendiri!2. Dalam  menggunakan restraint harus dipertimbangkan antara resiko yang dapat

    timbul akibat penggunaan restraint dengan resiko yang dapat timbul akibat

     penggunaan restraint dengan resiko yang dapat timbul akibat perilaku pasien

    !!. Permintaan keluarga/pasien untuk menggunakan restrain (yang dianggap

    menguntukan) bukanlah suatu hal yang dapat mendasari diaplikasikannya restraint.

    Permintaan ini haruslah dipertimbangkan kondisi pasien dan assesment pasien.

    !. 4ika telah diputuskan bah%a restraint diperlukan, dokter harus menetukan jenis

    restraint apa yang akan dipilih dan dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan resiko

    yang paling kecil dan pilihan yang menguntungkan untuk pasien

    !-. $ta harus mencatat di rekam medis pasien mengenai keputusan penggunaan restraint 

    dan jenisnya. Dituliskan juga bah%a restraint yang digunakan menrupakan inter'ensi

    yang paling tidak restrikti namun eekti untuk melindungi pasien dan penggunaan

    restraint diputuskan berdasrakan assesment per&indi'idu.

    !. $elama penggunaan restraint#  pasien harus dipastikan memperoleh assesment,

     pemantauan, tatalaksana dan pera%atan yang sesuai dengan kebutuhan pasien

    !. Prosedur yang harus di obser'asi sebelum dan setelah aplikasi restraint :

    a. "nspeksi tempat tidur, tempat duduk, restraint# dan peralatan lainya akan

    digunakan selama proses restraint mengenai keamanan penggunaanya

     b. 4elaskan kepada pasien mengenai alasan penggunaan restraint 

    c. $emua objek/benda yang berpotensi membahayakan (seperti sepatu, perhiasan,

    selendang, ikat pinggang, tali sepatu, korek api) harus disingkirkan sebelum

    restraint diaplikasikan.

    d. $etelah aplikasi restraint# pasien di obser'asi oleh sta 

    e. ebutuhan pasien, seperti makan, minum, mandi dan penggunaan toilet akan

    menilai tanda 'ital pasien, posisi tubuh pasien, keamanan restraint# restraint# dan

    kenyamanan pasien

    . $ecara berkala, pera%at akan menilai tanda 'ital pasien, posisi tubuh pasien,

    keamanan restraint  dan kenyamanan pasien

    g. Dokter harus diberitahu jika terdapat perubahan signiikan mengenai penanganan

     pasien

    !6. 3plikasi restraint restraint dan isolasi secara bersamaan :

    1"

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    20/28

    a. 9anya diperbolehkan jika pasien dipantau secara terus menerus oleh :

    1) $ta bertugas yang berpengalaman dan terlatih

    2) $ta terlatih dan digunakan pemantauan dengan 'idio dan audio atau obser'asi

    secara langsung. 3lat pantau ini harus berjarak dekat dengan pasien

     b. 9arus ada dokumentasi tertulis yang jelas mengenai alasan penggunaannya

    !7. Dokumentasi meliputi :a. Deskripsi kondisi pasien

     b. Deskripsi perilaku pasien

    c. Deskripsi alasan dan jenis penggunaan restraint /isolasi

    d. ?'aluasi perilaku dan kondisi medis pasien setelah pengaplikasian restraint /isolasi

    e. "nter'ensi pasien terhadap inter'ensi yang diperlukan, termasuk rasionalisasi

     penggunaan restraint /isolasi

    . Penggunaan borgol atau alat restrikti lainya yang dilakukan oleh petugas keamanan

     pemerintah (non&rumah sakit) untuk tujuan panahanan, detensi dan alasan keamanan

     publik, dianggap sebagai alat pertahanan/penegakan hukum dan tidak dianggap

    sebagai suatu inter'ensi restraint dalam layanan kesehatan yang digunakan oleh sta rumah sakit untuk mengekang pasien.

    a. Petugas keamanan pemerintah yang bertugas menga%asi secara langsung tahanan

    yang di ra%at dirumah sakit bertanggung ja%ab dalam penggunaan, aplikasi dan

     pemantuan alat restriksi ini, disesusaikan juga dengan hukum setempat yang

     berlaku

     b. 8amun, rumah sakit juga tetap bertanggung ja%ab terhadap assesment pasien

    yang adekuat dan tetap memperhatikan keselamatan pasien serta menjaga

     pemberian tata laksana yang sesuai standar 

    1. #umah sakit sebaiknya me%ajibkan sat yang terlibat (sta yang mengaplikasikan

    restraint /isolasi, sta yang bertugas memantau, menilai atau memberikan pelayanan

    kepada pasien) memiliki pengetahuan dan memperoleh pelatihan mengenai :

    a. 0ehnik untuk mengidentiikasi perilaku pasien, aktor&aktor yang dapat

    mempengaruhi, dan kejadian&kejadian yang membutuhkan retsraint /isolasi

     b. ;ara untuk memilih inter'ensi apa yang paling tidak bersiat restrikti tapi eekti,

     berdasarkan pada assesment kondisi medis /perilaku pasien

    c. ;ara mengaplikasikan restraint  dengan aman

    d. ;ara mengidentiikasi perubahan perilaku spesiik yang mengidikasikan bah%a

    restraint /isolasi tidak lagi diperlukan

    e. Pemantauan kondisi isik dan psikologis pasien yang mengalami restraint /isolasi,

    termasuk status respirasi dan sirkulasi, intergritas kulit dan tanda 'ital. 0eknik melakukan resusitasi jantung paru

    2. #umah sakit harus melaporkan kasus kematian yang berkaitan dengan penggunaan

    restraint /isolasi kepada pusat layanan kesehatan setempat. Pelaporan tersebut berupa :

    a. Aaporan kasus kematian yang terjadi saat pasien dilakukan restraint /isolasi.

     b. Aaporan kasus kematian yang terjadi dalam 2 jam setelah pasien dibebaskan dari

    restraint /isolasi.

    c. $etiap kematian yang terjadi dalam %aktu 1 minggu setelah pengaplikasian

    restraint /isolasi dimana terdapat pertimbangan bah%a restrain/isolasi ini

     berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsun g kematian pasien.

    *. E3ALUASI PANDUAN,KEBIJAKAN 

    2#

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    21/28

    1. ?'aluasi kebijakan restraint /isolasi ini dilakukan untuk melihat apakah setidaknya

    hal&hal di ba%ah ini terlaksana dengan baik :

    a. $iapa yang ber%enang untuk menghentikan penggunaan restraint /isolasi

    b. ondisi&kondisi dimana restraint /isolasi harus dihentikan

    2. Peninjauan terhadap rekam medik pasien yang menjalani restraint  dengan tujuan

    untuk mengontrol perilaku yang membahayakan diri sendiri atau orang lain

    mencakup hal&hal berikut :

    a. Pasien yang pernah atau saat ini menggunakan restraint   selama dira%at di

    rumah sakit

    b. 3lasan&alasan sehingga penggunaan restrain disepakati, dan pertimbangan apa

    yang ada untuk memutuskan bah%a cara/metode lain yang lebih tidak restrikti 

    kurang eekti dibandingkan restraint 

    5. Fa%ancara sta yang terlibat secara langsug dengan pasien untuk mengetahui

    sejauh apa yang mereka ketahui dan pahami mengenai kebijakan restraint dan

    isolasi. 4ika terdapat pasien yang saat itu menggunakan restraint , pastikan

     bah%a telah sesuai dengan indikasi. 0anyakan juga mengenai kapan pasien

    dimonitor dan diperiksa terakhir kali

    4. 3pakah selama ini penggunaan restraint /isolasi telah sejalan dengan kebijakan

    dan prosedur restraint yang berlaku di rumah sakit serta sesuai dengan

    kebijakan pemerintah setempatE

    e. ?'aluasi mengenai insiden laporan yang telah terjadi di rumah sakit untuk 

    menentukan apakah cedera yang dialami oleh pasien terjadi sebelum atau

    selama restraint digunakan. 3pakah insiden tersebut terjadi lebih sering pada

     pasien yang dilakukan restraint E

    f. 4ika suatu tinjauan ulang terhadap rekam medis mengindikasikan bah%a pasien yang menerima restrain mengalami cedera, tentukan apa yang telah

    dilakukan oleh rumah sakit untuk mencegah terjadinya cedera

     berulang/berikutnya. 0entukan apakah rumah sakit telah melakukan

    modiikasi terhadap kebijakan restraint /isolasi

    . umpulkan data mengenai penggunaan restraint dan isolasi dalam kurung %aktu

    yang spesiik (misalnya ! bulan)untuk melihat pola penggunaan restraint di unit&

    unit tertentu, setiap pergantian jaga, serta pola tiap minggunya

    '. Perhatikan pula apakah jumlah pasien yang menggunakan restraint /di isolasi

    meningkat di akhir pekan, saat hari libur, saat malam hari, saat jam pergantian

     jaga tertentu, saat digunakan jasa pera%at honorer, memiliki kecenderungan disatu unit tertentu dari pada unit lainya.

    a. Pola seperti ini dapat membantu untuk melihat adanya penggunaan restraint 

    yang tidk sesuai dengan kepentingan/kebutuhan pasien, tetapi lebih kepada

    aspek “kenyamanan”, kurangnya sta atau kurangnya sta yang

     berpengalaman/terlatih

    b. Peroleh pula jad%al pket pera%at selama bekerja di rumah sakit untuk melihat

    apakah terdapat pengaruh meningkatnya penggunaan restraint di tingkat sta 

    (. Aakukan juga %a%ancara secara acak dengan pasien yang menjalani restraint.

    3pakah alasan digunakannya restraint ini menjelaskan kepada pasien dengan

    kata&kata yang dapat dimengertiE

    21

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    22/28

    BAB I3

    D0KU-ENTASI

    1. Aembar ormulir assesment restraint 

    2. Aembar ormulir catatan perkembangan pasien terintegrasi!. "normed consent restraint 

    22

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    23/28

    Lam)i"an 1

    SKE-A I-PLE-ENTASI RESTRAINT 

     

    4ika tidak ada

      perubahan

    23

    Pertanyaan kunci :apa

    yang medasari perilaku

     pasien

    0injau ulang dan nilai di

    akhir batas %aktu yang telah

    ditentukan

    Pilih metode alternai

    alternati yang paling tidak

    restrikti aplikasikan

    "dentiikasi solusi

    yang tersedia

    3ssesment pasien

     8ilai perilakupasien

    unakan

    restraint dengan

     batas %aktu

    tertentu 

    Pilih metode alternai

    alternati yang paling

    tidak restrikti

    aplikasikan

    • +onitor dan e'aluasi pasien

    • Pastikan status keselamatan,

    kenyamanan, psikologi, nutrisi

    hidarasi pasien

    • #e&e'aluasi mengenai penggunaan

    restraint dan data laksana lainya

     8ilai ulang di akhir periode

    (batas %aktu) penggunaan

    restraint 

    0injau ulang dan nilai di

    ulang akhir batas %aktu yang

    telah ditentukan

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    24/28

    Lam)i"an 2

      Perilaku destrukti 

      Aainya...................

    Tan&&a$ 4an 6akt! a)$ikasi :

    Jenis restraint  :

    4aket pengikat

    $ide rails

    est

    >ikasasi pergelangan tangan/kaki

    "solasi

      Restraint kimia (obat&obatan)

    Batas 6akt! /4!"asi be"$ak!n7a restraint 8

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    25/28

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    26/28

    Ba&ian e#a$!asi 4an )eni$ain !$an& )en&&!naan restraint /$in&ka"i 7an& 4imaks!4

    1. 3lternati telah dicoba ya/tidak 

    2. ?dukasi kepada pasien/keluarg ya/tidak 

    !. ;edera pada pasien ya/tidak 

    . ;edera pada sta ya/tidak 

    -. Pasien diobser'asi secara ketat : ya/tidak . Penedekatan tim multidisiplin : ya/tidak 

    Unit 8

     

    IGD

    I*U

     

    I**U

     

    RAAT BEDA

    RAAT -EDIS

     

    LAINYA 8

    Pertanyaan :

    $aya telah memeriksa dan menge'aluasi respon pasien terhadap inter'ensi, kondisi medis

    dan perilaku pasien. 9al ini telah sesuai dengan pengaplikasian restraint /isolasi.

    0anggal instruki :

    Faktu instruksi :

     8ama dokter pemeriksa :

    0anda tangan pemeriksa :

    26

    $engkapi kotak ini untuk pasien dengan perilaku

    destriti/membahayakan (lingkari yang dimaksud) :

    1. 3ssesment secara langsung dalam 1 jam setelah

    aplikasi oleh dokter/pera%at ya/tidak 

    2. Pencatatan direkam medis ya/tidak 

    3. Pemberitahuan pada dokter penanggung ja%ab

     pasien jika inter'ensi G 12 jam/terdapat 2 episode

    dalam 12 jam : ya/tidak 

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    27/28

    Lam)i"an

    PANDUAN INTER3ENSI RESTRAINT ,IS0LASI DAN

    ALTERNATIFNYA

    INTER3ENSI ALTERNAIF INTER3ENSI

     RESTRAINT/ISOLASI 

    Pasien yang berkeliaran, mempunyai gangguan mental• Ditemani oleh : keluarga sta,teman

    • Pemasangan alarm di kamar tidur

     pasien

    • 3ktiasi tanda/sensor pengenal

     pasien

    • 5erikan aktiitas yang beragam

    •  8ilai adanya nyeri, rasa lapar, haus

    dan kebutuhan akan kamar mandi

    0empatkan di dekat pos pera%atan• 5erikan medikasi pro re natal (jika

    • $abuk/ikat pinggang

    • 4aket pelindung/iksasi

    • >iksasi pergelangan

    tangan/kaki

    2

  • 8/18/2019 BAB I Madani Punya File

    28/28

     perlu),sesuai dengan resep

    Pasien tidak sadar diri, berusaha untuk melepaskan alat medis dari tubuhnya

    • Ditemani oleh : keluarga, teman

    • 0utup/lindungi selan

    ginus/konektor lainnya dengan

     perban

    • >iksasi pergelangan

    tangan/kaki

    • Papan iksasi inus

    yang di ikat ketempat

    tidur pasien

    • $edasi (sesuai

    intruksi)

    Pasien dengan hiperakti'itas motoric yang tak terkontrol,

    menghambat/menolak implementasi pelayanan klinis

    • Pemegangan pasien oleh sta selama

     prosedur berlangsung

    • 3ktiitas/latihan/penggunaan kamarmandi terjad%al

    • 5erikan medikasi pro re natal

    (sesuai resep)

    • 5erikan aktiitas beragam, letakan

     benda yang lunak/lembut di kedua

    tangan pasien 

    •   Restraint siku

    •   Restraint keempat

    ekstremitas•   Restraint pergelangan

    tangan/kaki

    Pasien dengan perilaku agresi terhadap dirinya sendiri atau orang lain

    • 0herapi percakapan, hindarkan

    stimulasi berlebihan

    • 5erikan time out kepada pasien

    selama 1- menit

    • Aakukan interaksi 'erbal pemberian

    medikasi pro re nata (sesuai resep)

    • "solasi

    •   Restraint pergelangan

    tangan

    • 4aket pelindung/iksasi