comparative study of the science contents curriculum of indonesia and another countries

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Abad ke-21 merupakan abad kemajuan dalam bidang sains. Sains dan pedidikan sains tersebar di seluruh dunia. Peran penting sains adalah sebagai salah satu pilar perkembangan yang telah diketahui hampir seluruh negara. Banyak negara baik itu negara kaya atau miskin, besar atau kecil, bekerja keras mengembangkan program sains dan teknologi mereka. Seperti yang kita ketahui bahwa sains dan teknologi dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga negara mereka, stabilitas ekonomi dan satus negara dalam dunia internasional. Jadi tidak diherankan lagi kalau kurikulum sains menjadi objek kajian yang banyak dikaji oleh suatu negara. Tiap negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda dengan penekanan pada variabel tertentu di dalam pendidikan. Pada variabel tersebut terkandung tujuan yang akan dicapai baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sehingga akan memberikan arah bagi negara tersebut untuk menciptakan manusia dan bentuk negara yang mereka inginkan berdasarkan sumber daya manusia yang mereka

Upload: fata-al-hakim

Post on 29-Jul-2015

149 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Abad ke-21 merupakan abad kemajuan dalam bidang sains. Sains dan

pedidikan sains tersebar di seluruh dunia. Peran penting sains adalah sebagai

salah satu pilar perkembangan yang telah diketahui hampir seluruh negara.

Banyak negara baik itu negara kaya atau miskin, besar atau kecil, bekerja

keras mengembangkan program sains dan teknologi mereka. Seperti yang kita

ketahui bahwa sains dan teknologi dapat memberikan kehidupan yang lebih

baik bagi warga negara mereka, stabilitas ekonomi dan satus negara dalam

dunia internasional. Jadi tidak diherankan lagi kalau kurikulum sains menjadi

objek kajian yang banyak dikaji oleh suatu negara.

Tiap negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda dengan

penekanan pada variabel tertentu di dalam pendidikan. Pada variabel tersebut

terkandung tujuan yang akan dicapai baik jangka panjang maupun jangka

pendek. Sehingga akan memberikan arah bagi negara tersebut untuk

menciptakan manusia dan bentuk negara yang mereka inginkan berdasarkan

sumber daya manusia yang mereka rencanakan berdasarkan sistem

pendidikan. Negara Jepang seperti yang kita ketahui sebagai negara yang

memiliki perekonomian yang besar dan juga sebagai pemimpin dalam bidang

sains dan teknologi. Garner dalam Greg (2005) menyatakan juga bahwa

Jepang sebagai salah satu negara yang paling bagus pendidikannya, begitu

juga negara California dan Malaysia yang mutu pendidikan sains mereka

berada pada level atas dari pendidikan Indonesia.

Pada makalah ini Penulis mencoba untuk membandingkan konten

pembelajaran sains pada beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Jepang

dan California. Studi perbandingan ini diharapkan dapat memberikan koreksi,

masukan ataupun inspirasi yang menjadi prinsip dalam mengembangan

kurikulum sains kedepan, baik di Indonesia maupun di negara lainnya. Hal ini

Page 2: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

2

sejalan dengan  pendapat Kendall dan Nicholas Hanc yang dikutip dari  Nur 

(2002:4) yang menjelaskan bahwa tujuan perbandingan pendidikan adalah

untuk mengetahui prinsip-prinsip apa yang sesungguhnya mendasari

pengaturan perkembangan sistem  pendidikan nasional.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang diajukan pada makalah ini adalah:

1. Apa-apa saja perbedaan konten pembelajaran sains pada kurikulum

Indonesia dengan kurikulum Jepang, Malaysia, Minnesota dan

California?

2. Bagaimana perbandingan konten pembelajaran sains pada kurikulum

Indonesia dengan kurikulum Jepang, Malaisya, dan California serta

dampaknya terhadap mutu pembelajaran sains pada masing-masing

negara?

C. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan konten pembelajaran sains pada

kurikulum Indonesia dengan kurikulum Jepang, Malaisya, Minnesota

dan California.

2. Untuk mengetahui tujuan apa yang ditekankan kurikulum sains pada

masing-masing negara.

3. Untuk mengetahui perbandingan konten pembelajaran sains pada

kurikulum Indonesia dengan kurikulum Jepang, Malaysia, Minnesota

dan California serta dampaknya terhadap mutu pembelajaran sains

pada masing-masing negara.

Page 3: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Singkat tentang sistem pendidikan di negara Indonesia,

Jepang, California, dan Malaysia.

1. Indonesia

a. Standar Nasional Pendidikan di Indonesia

1) Tujuan dan sistem pendidikan sains di Indonesia

Sains berkaitan erat dengan belajar tentang alam. Peserta

didik tidak hanya belajar di kelas dan menghafal konsep tetapi

juga merupakan proses menemukan sesuatu. Tujuan pendidikan

sains di Indonesia yang tercantum pada Badan Nasional Standar

Indonesia yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan

alam ciptaan-Nya

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-

konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam

memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

Page 4: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

4

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan

IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke

SMP/MTs.

Pendidikan Indonesia terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: TK,

Sekolah Dasar (SD)/MI, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs, Sekolah

Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/MAN, dan

Perguruan Tinggi. Wajib belajar di Indonesia adalah sembilan tahun yaitu

setingkat SMP. Bahasa pengantar dalam pendidikan adalah bahasa

Indonesia.

Tabel 1. Sistem Pendidikan Indonesia

Progam Jenis sekolahRentang

umur siswaMassa study

Jumlah mata

pelajaranTK Negeri/swasta 4 – 6 tahun 1 tahun

SD Negeri/swasta 6 – 12 tahun 6 tahun 29 – 32 JP

SMP Negeri/swasta 12 – 15 tahun 3 tahun 34 JP

SMA Negeri/swasta 15 – 18 tahun 3 tahun 38 – 39 JP

Perguruan

TinggiNegeri/swasta 18 – 21 tahun 4 tahun

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) menerima masukan siswa pada

rentang usia 4 – 6 tahun dengan masa studi 1 tahun. Pada pendidikan ini

siswa mulai di ajari membaca, menulis dan menghitung.

Pendidikan Sekolah Dasar/MI di Indonesia berlangsung selama 6

tahun. Rentang usia siswa dari 6 – 12 tahun. Bahasa pengantar pelajaran

menggunakan bahasa Indonesia. Jumlah mata pelajaran yang wajib

ditempuh adalah 29 – 32 jam pelajaran untuk siswa kelas I, II dan III dan 34

jam pelajaran untuk siswa kelas IV, V dan VI. Standar kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) adalah standar minimum yang harus dicapai oleh

peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap

satuan pendidikan. Pada akhir tahun ke-VI, peserta didik wajib menempuh

Page 5: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

5

Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional dengan perhitungan nilai

yang sudah di tetapkan. Ruang lingkup bahan kajian sains di SD/MI

meliputi aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Pendidikan di SMP/MTs di Indonesia berlangsung selama 3 tahun.

Ada dua jenis sekolah yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Kurikulum

pada dua jenis sekolah ini sama. Rentang usia berkisar antara 12 – 15 tahun.

Beban jam pelajaran yang wajib ditempuh adalah 34 JP dengan alokasi

waktu 1 jam pelajaran 40 menit. Bahan kajian sains untuk SMP/ MTs

meliputi aspek-aspek:

1) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

2) Materi dan Sifatnya

3) Energi dan Perubahannya

4) Bumi dan Alam Semesta

2. Jepang

a. Sistem Kurikulum Pendidikan Jepang

Sistem pendidikan di Jepang adalah sentralis seperti pada beberapa

negara lainnya. Kementrian pendidikan, olah raga dan kebudayaan

Jepang adalah yang telah merumuskan standar kurikulum dan kebijakan.

Pendidikan sains di Jepang telah mengalami banyak perubahan. Setelah

perang dunia ke II pada tahun 1947, kementrian pendidikan, olah raga

dan kebudayaan jepang mengeluarkan bahan pengajaran resmi sebagai

Page 6: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

6

dasar atau landasan kurikulum. Sejak tahun 1947, kurikulum telah

berubah setiap 10 tahun.

Berdasarkan tabel 2, sistem pendidikan dasar di Jepang terdiri dari

Pendidikan wajib yaitu 6 tahun sekolah dasar dan 3 tahun sekolah menen

gah. Hampir semua anak-anak di antara umur dari 6 dan 15 didaftarkan d

i sekolah. Pada tahun 2005, rata-rata 98% peserta didik memasuki sekola

h menengah atas, 89% lulus dari sekolah menengah atas, dan 44% mema

suki universitas (TIMSS, 2007)

Pada sekolah menengah atas terdapat beberapa pembagian waktu

pembelajaran yaitu, full-time, paruh waktu, atau dengan penyesuaian.

Peserta didik yang mengikuti sekolah full-time dapat menyelesaikan seko

lahnya selama 3 tahun, sementara yang paruh waktu dan penyesuaian

peserta didik paling tidak menyelesaikan sekolah selama 4 tahun. Rata-

rata 97% peserta didik di sekolah menengah atas didaftarkan full-time pa

da tahun 2005. Ada dua jenis sekolah menengah atas yaitu: umum dan kh

usus. Rata-rata 73% peserta didik di sekolah menengah atas didaftarkan d

i sekolah umum pada tahun 2005. Adapun sekolah khusus menyediakan

pendidikan kejuruan dan lainnya, yang dilakukan untuk mempersiapkan

karir masa depan peserta didik. Sekolah ini meliputi bidang pertanian, in

dustri, perdagangan, perikanan, ilmu kerumahtanggaan, perawatan, pener

angan, kesejahteraan, dan matematika, pendidikan jasmani, musik, seni,

serta bahasa inggris.

Perubahan kurikulum pendidikan Jepang telah mengalami

perbaikan sebanyak tujuh kali sejak implementasinya pada 1947 agar

sesuai dengan perubahan masyarakat dan kebutuhan dari masing-masing

kelompok umur peserta didik. Revisi keenam, diterapkan pada bulan Apr

il 2002 pada jenjang sekolah dasar dan taman kanak-kanak, serta sedikit

revisi pada bulan April 2003 pada sekolah menengah pertama, revisi ini

dilakukan untuk memastikan bahwa pendidikan disesuaikan dengan umu

r, kemampuan, konten yang berkualitas sehingga pengetahuan peserta

didik itu akan bermanfaat untuk masa depan. Di dalam memilih konten bi

Page 7: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

7

dang pendidikan yang spesifik, penekanan telah ditempatkan pada upaya

agar peserta didik mampu mengadakan percobaan dan pemecahan masala

h dan tidak hanya transmisi penghafalan semata-mata dari pengetahuan.

Pada Desember 2003, dilakukan sedikit revisi yang difokuskan pada keb

utuhan individu peserta didik. Pada tahun 2011, revisi yang ketujuh akan

diterapkan, pembahasan difokuskan pada matematika dan sains, seperti

yang akan dijelaskan pada paragrap berikut.

b. Penekanan Kurikulum Sains

Sejak tahun ajaran 2002, kementerian telah merancang beberapa se

kolah menengah atas yang menekankan pada sains, teknologi, dan mate

matika seperti sekolah menengah atas super sains (super science high

school). Kementerian telah meneliti dan mengembangkan kurikulum ino

vatif yang menekankan sains, teknologi, dan matematika, dengan tujuan

membantu mengembangkan ahli sains dan insinyur yang akan memainka

n peran penting di masyarakat. Pada tahun ajaran 2007/2008, 31 sekolah

menengah atas dirancang sebagai sekolah menengah atas super sains.

c. Kurikulum Sains di Sekolah dasar dan Sekolah menengah

Obyektif dan konten dari kurikulum sains adalah berlandaskan ba

han pengajaran yang diatur kementerian pendidikan. Buku teks juga dipe

rsiapkan sesuai dengan bahan pengajaran, dan kelas sains menggunakan

buku teks ini. tugas sains dimulai pada tingkat ketiga dan merupakan satu

subyek yang disyaratkan pada pendidikan wajib.

Adapun penekanan pada kurikulum sains adalah sebagai berikut: di

sekolah dasar, dengan pengajaran melalui observasi, experiment, cocok

tanam, dan pemeliharaan hewan, menggunakan alat seperti komputer ata

u alat-alat perlengkapan audio visual yang dipilih, sehingga murid menja

di terlatih dalam memanipulasi dan belajar bagaimana cara menggunaka

nnya. Di sekolah menengah pertama, ditekankan pada observasi, experim

ent, dan observasi di luar, dikhususkan lingkungan lokal.

Page 8: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

8

Konten di sekolah dasar disusun atas tiga area: makhluk hidup dan

lingkungan, materi dan energy, dan Bumi dan ruang angkasa. Tujuan

kurikulum pendidikan sains pada tingkat sekolah dasar di Jepang adalah:

“To enable students to become familiar with the nature and to carry out observations with identifying clear purpose, also to develop their problem-solving abilities and nurture hearts and minds that are filled with a love of the natural world, and at the same time to develop their understanding of natural phenomena, and scientific views and thinking.”

Tabel 2. Sistem Pendidikan Jepang

Program Badan PengelolaKualifikasi

Umur

Masa

Studi

Jumlah Mata

Pelajaran

Taman

Kanak-kanakPrivat/minicipal

Dari umur

3-5

1-3

Tahun-

Sekolah

DasarMunicipal privat Umur 6 6 Tahun

6 untuk Tk. I & II

7 untuk Tk. III & IV

8 untuk Tk. V & VI

Sekolah

Menengah

Pertaman

Municipal privat Umur 12 3 Tahun 9

Sekolah

Menengah

Atas

Prefectural

privat/

Municipal

Umur 15

atau lebih3 Tahun 9

3. Malaysia

a. Standar Nasional Pendidikan di Malaysia

1. Tujuan dan sistem Pendidikan sains di Malaysia

Pendidikan di Malaysia seperti yang tercantum dalam

Falsafah Pendidikan Kebangsaan adalah suatu usaha yang terus

menerus mengembangkan potensi individu secara menyeluruh

dan berepadu supaya dapat melahirkan insan yang seimbang, dari

segi intelek, rohani, emosi dan jasmani. Standard Kurikulum

Page 9: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

9

Sains sekolah rendah dan menengah didirikan untuk

menghasilkan insan yang diinginkan.

Sains adalah salah satu bidang yang mencakup pengetahuan,

kemahiran, sikap saintifik dan nilai luhur . Intergrasi antara tiga elemen ini

sangat penting untuk menjamin mutu pendidikan sains. Sebagai satu bidang

ilmu pengetahuan, sains memberi bekal konsep yang memungkinkan peserta

didik memahami alam sekitar mereka. Sains juga merupakan satu proses

yang mengutamakan kaedah inkuiri dan pemecahan masalah. Sains

mengembangkan kemahiran untuk menyiasati alam sekitar yang melibatkan

kemahiran berfikir dan strategi berfikir serta kemahiran saintifik. Ilmu

pengetahuan diperoleh sebagai hasil metode inkuiri secara saintifik

memerlukan dan memperbolehkan murid mengembangkan sikap saintifik

dan nilai luhur.

Pendidikan di Malaysia terdiri dari beberapa peringkat yaitu

prasekolah, pendidikan rendah dan pengajian tinggi. Hanya pendidikan di

sekolah rendah yang diwajibkan dalam undang-undang. Seseorang yang

menyelesaikan sekolah hanya sampai sekolah rendah tidak melanggar

undang-undang. Sekolah rendah dan sekolah menengah dikelola

Kementrian Pelajaran Malaysia, tetapi dasar yang berkenaan dengan

pengajian tinggi diatur oleh Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia yang

didirikan pada tahun 2004. Sejak tahun 2003, kerajaan memperkenalkan

penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mata pelajaran

yang berkenaan dengan sains dan matematik.

Tabel 3. Sistem Pendidikan Malaysia

ProgamJenis

SekolahRentang

umur siswaMassa study

Pendidikan prasekolah

Kebangsaan dan swasta

4 – 6 tahun 1 tahun

Sekolah rendah

Kebangsaan dan swasta

7 – 12 tahun 6 tahun

Sekolah menengah

13 – 18 tahun 5 tahun

Page 10: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

10

Pendidikan pra university

19 – 21 tahun 2 tahun

Pengajian tinggi

Sekolah prasekolah menerima pendaftaran peserta didik pada umur 4-

6 tahun. Pendidikan tadika bukan merupakan pendidikan wajib dalam

Pendidikan Malaysia. Namun pembangunan tadika oleh pihak swasta sangat

pesat. Karena itu, sebagian besar Sekolah Kebangsaan mempunyai kelas

prasekolah. Namun kelas ini dibuka untuk anak-anak dari keluarga

berpendapatan rendah.

Pendidikan rendah bermula dari tahun 1 hingga tahun 6, dan

menerima peserta didik yang berumur 7 tahun hingga 12 tahun. Bahasa

Melayu dan bahasa Inggeris merupakan mata pelajaran wajib dalam Sistem

Pendidikan Malaysia. Sekolah rendah awam di Malaysia terbagi menjadi

dua jenis, yaitu Sekolah Kebangsaan dan Sekolah Jenis Kebangsaan.

Kurikulum pada kedua jenis sekolah rendah sama. Perbedaan antara dua

jenis sekolah ini ialah bahasa pengantar yang digunakan. Bahasa Melayu

digunakan sebagai bahasa pengantar di Sekolah Kebangsaan. Bahasa Tamil

atau bahasa Mandarin digunakan sebagai bahasa pengantar di Sekolah Jenis

Kebangsaan. Pada akhir tahun persekolahan sekolah rendah, ujian awam

diadakan bagi menilai prestasi murid-murid. Ujian awam pada peringkat

sekolah rendah dinamakan Ujian Penilaian Sekolah Rendah (UPSR). Pelajar

yang telah menduduki UPSR, dibenarkan melanjutkan pelajaran ke

peringkat menengah.

Sekolah menengah awam dilihat sebagai lanjutan sekolah rendah.

Bahasa Malaysia digunakan sebagai bahasa pengantar bagi semua mata

pelajaran selain Sains (Biologi, Fisik dan Kimia) dan Matematik (termasuk

Matematik Tambahan), Para pelajar perlu belajar dari Tingkatan 1 hingga

Tingkatan 5. Seperti di sekolah rendah, setiap tingkatan membutuhkan

waktu selama satu tahun. Pada akhir tingkatan ketiga (dilaksanakan

peringkat menengah rendah), para peserta didik akan menduduki Penilaian

Page 11: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

11

Menengah Rendah (PMR). Berdasarkan pencapaian PMR, mereka akan

dikategorikan kepada Jurusan Sains atau Jurusan Sastra. Aliran Sains

menjadi pilihan utama.

Pada akhir Tingkatan Lima (digelar peringkat menengah atas), para

pelajar perlu mengikuti Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) sebelum

menamatkan pelajaran di peringkat menengah. SPM adalah berdasarkan

peperiksaan School Certificate United Kingdom lama sebelum menjadi

peperiksaan Tahap 'O' General Certificate of Education (Kelulusan Umum

Pelajaran) yang menjadi GCSE (General Certificate of Secondary School /

Kelulusan Umum Sekolah Menengah). Sejak tahun 2006, para pelajar turut

menduduki kertas GCE Tahap 'O' bagi bahasa Inggeris selain kertas SPM

Bahasa Inggeris biasa. Keputusan lain ini adalah berdasarkan markah

penulisan karangan dalam kertas Bahasa Inggeris SPM. Penilaian karangan

kertas Bahasa Inggeris SPM diadakan di bawah pengawasan pegawai dari

peperiksaan Tahap 'O' British. Walaupun keputusan ini bukan sebahagian

daripada SPM, keputusan ini akan dinyatakan pada kertas keputusan.

2. Kurikulum sains di Malaysia

Kurikulum sains di Malaysia menggunakan Struktur Kurikulum

Standard Prasekolah Kebangsaan (KSPK) dan Kurikulum Standard Sekolah

Rendah (KSSR) digubal berlandaskan prinsip-prinsip Kurikulum Bersepadu

Sekolah Rendah (KBSR) yang selaras dengan Falsafah Pendidikan

Kebangsaan. Sekolah menengah menggunakan Kurikulum Bersepadu

Sekolah Menengah (KBSM).

Kurikulum Sains untuk sekolah menengah disusun atur dengan tema.

Setiap tema mengandungi beberapa bidang pembelajaran. Setiap bidang

pembelajaran mempunyai satu atau lebih hasil pembelajaran yang

dikonsepsikan berdasarkan tema dan bidang pembelajaran yang berkenaan.

Hasil pembelajaran diperincikan kepada aras yang merangkumi objektif

pembelajaran yang mengintegrasikan pemerolehan pengetahuan,

penguasaan kemahiran berfikir dan strategi berfikir, kemahiran saintifik,

Page 12: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

12

serta penerapan sikap saintifik dan nilai murni. Aktivitas pembelajaran

direncanakan untuk mencapai setiap pembelajaran yang dipelajari.

Dokumen SK Sains mengandungi tema berikut:

Pengenalan kepada Sains

Sains Hayat

Sains Fizikal

Sains Bahan

Bumi dan Sains Angkasa

Teknologi dan kehidupan Lestari – Standard Kurikulum RBT berada di

dalam tema ini.

Aktivitas pembelajaran mengutamakan pembelajaran yang mampu

mendorong murid berfikir dan mengembangkan pola pikir mereka dalam

proses pembelajaran konsep sains serta mengaplikasikan sains dan

teknologi. Pembelajaran ini boleh berlaku melalui berbagai pendekatan

seperti inkuiri, sains teknologi dan masyarakat, pembelajaran kontekstual,

konstruktivisme, pembelajaran masteri dan pembelajaran yang bermakna.

Pendekatan ini merangkumi kaedah seperti eksperimen, diskusi, simulasi,

proyek, lawatan dan kajian masa depan. Penggunaan sumber luar dalam

pengajaran dan pembelajaran sains juga diutamakan.

Kemahiran memilih, menganalisis dan menilai data dari berbagai

sumber turut diperkembangkan melalui kurikulum ini. Sumber maklumat

terdiri daripada sumber cetak atau sumber elektronik. Dalam aspek ini

teknologi khususnya teknologi maklumat digunakan sebagai satu wahana

untuk mengoptimumkan hasil pembelajaran yang diinginkan.

a. Kemahiran Saintifik

Penguasaan kemahiran saintifik amat di perlukan untuk mengkaji dan

memahami alam, mencari jawaban sesuatu masalah serta membuat

keputusan secara bersistem. Kemahiran saintifik terdiri dari kemahiran

proses sains dan kemahiran manipulatif. Kemahiran proses sains

merupakan satu proses mental yang mengutamakan pemikiran secara

kritis, kreatif, analitis dan sistematik. Penguasaan kemahiran proses

Page 13: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

13

sains beserta sikap dan pengetahuan yang sesuai menjamin supaya

peserta didik untuk berfikir secara mendalam.

b. Kemahiran Proses Sains

Kemahiran Proses Sains yang perlu diperkembangkan dalam kurikulum

sains adalah berikut:

1) Memerhati.

2) Mengukur.

3) Membuat inferens.

4) Meramalkan.

5) Berkomunikasi.

6) Menggunakan hubungan ruang dan masa.

7) Mentafsirkan data.

8) Mendefinisikan secara operasi.

9) Mengawal pemboleh ubah.

10) Membuat hipotesis.

11) Mengeksperimen.

c. Kemahiran Manipulatif

Kemahiran manipulatif merupakan kemahiran psikomotor dalam

penyiasatan sains yang membolehkan murid melakukan aktiviti berikut:

1) Menggunakan dan mengendalikan peralatan dan bahan sains

dengan betul.

2) Menyimpan peralatan dan bahan sains dengan betul dan selamat.

3) Membersihkan peralatan sains dengan cara yang betul.

4) Mengendalikan spesimen dengan betul dan cermat.

5) Melakar spesimen, peralatan dan bahan sains dengan tepat.

d. Kemahiran Berfikir

Pengajaran dan pembelajaran sains memberi satu peluang yang baik

untuk mengembangkan kemahiran berfikir murid. Pada masa yang

sama, strategi pengajaran dan pembelajaran dalam sains memerlukan

penggunaaan kemahiran berfikir kritis dan kemahiran berfikir kreatif .

e. Sikap Saintifik dan Nilai Luhur

Page 14: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

14

Pengalaman pembelajaran sains boleh memupuk sikap dan nilai positif

dalam diri murid. Penerapan sikap saintifik dan nilai murni semasa

pengajaran dan pembelajaran dilakukan sama ada secara bersahaja atau

secara terancang. Dalam kurikulum ini, objektif pembelajaran untuk

domain afektif ini di jadikan Hasil Pembelajaran yang khusus. Aktiviti

yang spesifik untuk mencapai objektif pembelajaran ini di cadangkan.

B. Analisis Perbandingan Konten Sains Kurikulum Tingkat Dasar dan

Menengah

Dari perbandingan tema-tema sains masing-masing negara pada

sekolah dasar tingkat 1 diperoleh empat tema pada masing-masing negara,

seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Tema pembelajaran sains tingkat Sekolah Dasar

Negara Tema

Indonesia Energi & perubahannya, bumi & alam

semesta, benda & sifatnya, makhluk hidup

& proses kehidupan.

Malaysia Diri sendiri, hewan, tumbuhan, dan indera.

Kalifornia Fisika(materi), ilmu hidup (hewan &

tumbuhan), ilmu bumi (cuaca), investigasi

& eksperimen.

Minnesota Sejarah sains alam, sains fisika (materi),

bumi & alam semesta, sains kehidupan

(tumbuhan & hewan).

Jepang Makhluk hidup & lingkungan, materi &

energi, bumi & alam semesta.

Dari tabel 5, perbandingan konten sains terdapat beberapa perbedaan

pada masing-masing negara. Untuk sekolah dasar tingkat pertama diketahui

Page 15: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

15

bahwa konten sains Malaysia lebih sederhana dibanding negara lainnya,

malaysia tidak memasukkan tema bumi dan alam semesta pada tingkat ini.

Pada negara Minnesota dan Kalifornia penekanan aspek metode ilmiah

terlihat jelas pada konten investigasi dan eksperimen pada kalifornia dan

metode ilmiah pada Minnesota, sedangkan di Indonesia tidak menjadi konten

standar sains begitu juga dengan malaysia, di Indonesia standar kompetensi

berupa konsep dan bukan metode ilmiah seperti pada negara Minnesota dan

Kalifornia. Pada tingkat kedua, Indonesia, Minnesota dan Kalifornia masih

pada tema yang sama pada tingkat satu dengan topik yang berbeda,

sedangkan malaysia menjadi delapan tema dan masih belum mempelajari

tema bumi dan alam semesta. Pada tingkatan seterusnya masing-masing

negara dengan tema awal dan dengan topik-topik yang lebih dalam pada tiap

tema, disini konten negara jepang lebih tinggi pada negara lainnya, seperti

terlihat pada tingkat 4 dan 6 di jepang pada tingkat 4 sudah mempelajari

tentang sel dan pada tingkat 6 mempelajari topik reaksi kimia, sedangkan

pada negara lain topik tersebut baru dipelajari pada sekolah menengah

pertama.

Konten sains pada negara Minnesota dan Kalifornia telah disusun

pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak, sedangkan di Indonesia baru

disusun pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, dan di Jepang baru dipelajari

pada kelas 3.

Untuk sekolah dasar tingkat Sekolah menengah terdapat beberapa

perbedaan yaitu:

Tabel 6. Perbandingan Konten Kelas VII

Negara Tema

Indonesia Metode ilmiah, zat, perubahan fisika dan kimia, gejala alam, keanekaragaman makhluk hidup, saling ketergantungan

Malaysia Pengantar sains, sel dan unit dalam kehidupan, materi, keanekaragaman sumber daya alam, udara, sumber energi, panas.

Minnesota Sains dan alam, Biologi sel, genetika, evolusi, bumi dan

Page 16: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

16

sejarah kehidupan, struktur dan fungsi sistem kehidupan, prinsip fisika dalam sistem kehidupan, investigasi dan eksperimen, scientific enterprise, sejarah perspektif, sel, keanekaragaman makhluk hidup, ketergantungan makhluk hidup dan lingkungan, hereditas, perubahan populasi, aliran materi dan energi, manusia sebagai makhluk hidup.

Kalifornia Biologi sel, genetika, evolusi, bumi dan sejarah kehidupan, struktur dan fungsi sitem kehidupan, prinsip fisika dalam sistem kehidupan, investigasi dan eksperimen

Jepang Subtansi dan perubahannya, fenomena fisika, kehidupan tananam, bintang dan tata surya.

Tabel 7. Perbandingan Konten Kelas VIII

Negara Tema

Indonesia sistem dalam kehidupan, partikel dan materi, bahan kimia dalam kehidupan, gaya, usaha dan energi, getaran dan gelombang

Malaysia Fungsi indera, nutrisi, biodiversitas, ketergantungan mahkluk hidup dan lingkungannya, air dan larutan, tekanan udara, dinamika, dorongan dan perpindahan, kestabilan, pesawat sederhana.

Jepang Sains dan alam, metode ilmiah, scientific enterprise, sejarah perspektif, keanekaragaman makhluk hidup, ketergantungan makhluk hidup dan lingkungan, hereditas, perubahan populasi, aliran materi dan energi, manusia sebagai makhluk hidup

Kalifornia Gerak, gaya, struktur materi, bumi dalam tatasurya, reaksi kimia, kimia dalam sistem kehidupan, tabel periodik, densitas dan masa jenis, investigasi dan eksperimen.

Jepang Kimia, atom dan molekul, kelistrikan, kehidupan hewan dan semacamnya, cuaca dan perubahannya.

Tabel 8. Perbandingan Konten IX

Negara Tema

Indonesia sistem dalam kehidupan, kelangsungan makhluk hidup, kelistrikan, kemagnetan, tatasurya.

Malaysia Respirasi, sistem transport dan sirkulasi, ekskresi, reproduksi, pertumbuhan, tanah dan unsur-unsurnya, kelistrikan, energi listrik, bintang dan galaksi, astronomi

Minnesota Sains dan alam, metode ilmiah, scientific enterprise, sejarah perspektif, keanekaragaman makhluk hidup, ketergantungan makhluk hidup dan lingkungan, hereditas, perubahan populasi, aliran materi dan energi, manusia sebagai makhluk hidup

Kalifornia Gerak, gaya, struktur materi, bumi dalam tatasurya, reaksi kimia, kimia dalam sistem kehidupan, tabel periodik, densitas dan masa

Page 17: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

17

jenis, investigasi dan eksperimen.Jepang Perubahan kimia dan ion, gerak dan energy, hubungan makhluk

hidup, perubahan bumi

Dari tabel di atas terdapat perbedaan konten yang sangat mencolok

dari keempat negara. Jepang memiliki konten yang lebih sulit dan padat di

antara negara lain. Pendidikan sains di Jepang dimulai taman kanak sehingga

perkembangan di jenjang selanjutnya berlangsung cepat. Keunggulan Jepang

pada pembelajaran sains adalah pada proses pembelajaran inquiry dan

scientific enterprise. Penekanan pada kurikulum sains di sekolah dasar adalah

dengan pengajaran melalui observasi, experiment, cocok tanam, dan pemelih

araan hewan, menggunakan alat seperti komputer atau alat-alat perlengkapan

audio visual yang dipilih, sehingga murid menjadi terlatih dalam memanipula

si dan belajar bagaimana cara menggunakannya. Di sekolah menengah perta

ma, ditekankan pada observasi, experiment, dan observasi di luar, dikhususka

n lingkungan lokal.

Pendidikan di Malaysia dan Indonesia menekankan inquiry pada

pembelajaran sains. Konten dari kedua Negara ini juga hampir sama.

Perbedaan mendasar hanya di Malaysia menggunakan cadangan aktiviti.

Cadangan aktiviti pembelajaran mengutamakan pembelajaran yang mampu

mendorong murid berfikir dan memperkembangkan minat mereka dalam

proses pembelajaran konsep sains serta mengaplikasikan sains dan teknologi .

Pembelajaran berfikir ini berlaku melalui berbagai pendekatan seperti

inkuiri, sains teknologi dan masyarakat, pembelajaran kontekstual,

konstruktivisme, pembelajaran masteri dan pembelajaran yang bermakna.

Pendekatan ini merangkumi kaedah seperti eksperimen, perbincangan,

simulasi, projek, lawatan dan kajian masa depan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Page 18: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

18

Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan

1. Tema umum sains pada kurikulum Indonesia, Jepang, Minnesota, dan

Kalifornia hampir sama hanya berbeda pada penekanan topiknya.

2. Pada negara Minnesota dan Kalifornia konten metode ilmiah sangat

ditekankan pada tiap tingkatan.

3. Konten sains di Indonesia masih terfokus pada penguasaan konsep.

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: Comparative Study of the Science Contents Curriculum of Indonesia and Another Countries

19

Anonim PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA DAN MALAYSIA (2011) dari

Greg A STUDY COMPARATIVE OF the elementary SCIENCE CURRICULUM OF philipina AND japan(2005) dari http://www.ed.ehime-u.ac.jp/~kiyou/2005/pdf/19.pdf

Minnesota Academic Standards Committee (2003) http://education.state.mn.us/mdeprod/groups/Standards/documents/LawStatute/000282.pdf

Science Content Standards for California Public Schools (1998) dari:

Integrated Curriculum for Primary Schools (2002) dari

Badan standar nasional pendidikan (2006)

TIMSS (2007) Encyclopedia A Guide to Mathematics and Science Education Around the World Volume 1 dari :