perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA IMENTASI ROBLEM SO AU DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN PENDEKA OLVING PA MOTIVASI B KECAMATA TAHUN A menuhi Seba ter Program AR S M STUDI P PROGRAM NIVERSITA SU TAN PEMB ADA PEMBE BELAJAR S AN KUNDU AJARAN 20 TESIS agai Persyara Studi Pendid RI INDRIAN 850 809 302 PENDIDIKA M PASCAS AS SEBELA URAKARTA 2 0 1 1 BELAJARAN ELAJARAN SISWA KEL URAN BLOR 010/2011 atan Mencap dikan Matem NI 2 AN MATEM SARJANA AS MARET A N KONTEK N MATEMA LAS V SD N RA pai Derajat matika MATIKA T KSTUAL ATIKA NEGERI

Upload: truongnhan

Post on 09-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

EKSPERI

DAN PR

DITINJA

IMENTASI

ROBLEM SO

AU DARI M

SEK

Untuk Mem

Magist

PROGRAM

UN

PENDEKA

OLVING PA

MOTIVASI B

KECAMATA

TAHUN A

menuhi Seba

ter Program

ARS

M STUDI P

PROGRAM

NIVERSITA

SU

TAN PEMB

ADA PEMBE

BELAJAR S

AN KUNDU

AJARAN 20

TESIS

agai Persyara

Studi Pendid

RI INDRIAN850 809 302

PENDIDIKA

M PASCAS

AS SEBELA

URAKARTA

2 0 1 1

BELAJARAN

ELAJARAN

SISWA KEL

URAN BLOR

010/2011

atan Mencap

dikan Matem

NI 2

AN MATEM

SARJANA

AS MARET

A

N KONTEK

N MATEMA

LAS V SD N

RA

pai Derajat

matika

MATIKA

T

82

KSTUAL

ATIKA

NEGERI

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DAN PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI

SEKECAMATAN KUNDURAN BLORA

TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun oleh:

ARI INDRIANI

S850809302

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada tanggal : ………………………

Pembimbing II

Triyanto, S.Si. M.Si. NIP. 19720508 199802 1 001

Pembimbing I

Dr. Mardiyana, M.Si. NIP. 19660225 199302 1 002

Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19660225 199302 1 002

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DAN PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI

SEKECAMATAN KUNDURAN BLORA

TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun oleh:

ARI INDRIANI

S850809302

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Pada tanggal : ………………………

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Dr. Riyadi, M.Si. ……………………

Sekretaris Dr. Imam Sujadi, M.Si. ……………………

Anggota Penguji 1. Dr. Mardiyana, M.Si. ……………………

2. Triyanto, S.Si. M.Si. …………………....

Surakarta, Februari 2011

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D. NIP 19570820 198503 1 004

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Dr. Mardiyana, M.Si.

NIP. 19660225 199302 1 002

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar merupakan titik awal dari pendidikan formal di

Indonesia. Diharapkan dari tempat ini nantinya akan dihasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas sebagai generasi penerus untuk mewujudkan tujuan

luhur bangsa yaitu meningkatkan kualitas kehidupan manusia Indonesia

sehingga terwujud masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945.

Mengingat begitu pentingnya keberadaan Sekolah Dasar, maka

pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah (Dirjen

Dikdasmen) terus-menerus menekankan peningkatan kualitas pendidikan di

Sekolah Dasar. Mengenai pelaksanaan pendidikan Sekolah Dasar, Dirjen

Dikdasmen melalui surat edaran No. 2931/C/1/1993 menyerukan untuk

meningkatkan kualitas pengajaran tiga kemampuan dasar yaitu membaca,

menulis dan berhitung di mana semua itu telah termuat pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia dan Matematika.

Matematika merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan penting

dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Hampir semua bidang studi

menggunakan materi pelajaran matematika, contohnya persamaan phytagoras

dan trigonemetri digunakan untuk mengukur tinggi sebuah benda yang tidak

bisa diukur secara langsung seperti gunung, pohon dan lain-lain, matriks

 

1

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2  

digunakan pada teknik sipil yakni untuk mengkontruksi jembatan, barisan dan

deret digunakan pada pelajaran manajemen perbankan yakni untuk

menghitung bunga tunggal dan majemuk, serta masih banyak lagi peranan

matematika yang sangat bermanfaat dibidang lain.

Pada mata pelajaran matematika, sepatasnya kita perlu prihatin.

Matematika yang posisinya sebagai “ratu” sekaligus “pelayan” dari ilmu

pengetahuan dan teknologi justru menjadi mata pelajaran yang dianggap

paling sulit bahkan menjadi momok dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

Akhirnya apa yang diharapkan dari prestasi belajar matematika, ternyata

masih jauh dari harapan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata nilai ujian

akhir sekolah bidang studi matematika siswa SD se-Kecamatan Kunduran

Blora adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rata-rata UAS Matematika Siswa SD

Kecamatan Kunduran Blora

Mata Pelajaran 2007/2008 2008/2009 2009/2010

Matematika 4,23 5,91 4,68

Selain itu, prestasi belajar siswa SD pada pokok bahasan operasi

bilangan bulat juga masih rendah. Mungkin dikarenakan siswa SD kurang

paham atas penjelasan guru tentang cara mempelajari operasi bilangan bulat

di mana guru masih menggunakan metode ceramah, kurangnya guru

menggunakan alat peraga yang ada di lingkungan sekitar dalam menjelaskan

operasi bilangan bulat, misalnya manik-manik, guru kurang mengaitkan

pembelajaran operasi bilangan bulat ini dengan kehidupan sehari-hari dan lain

sebagainya. Sebagai contohnya: 5 – (-4) = 9 akan tetapi siswa banyak yang

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3  

menjawab 5 – (-4) = 1, sedangkan untuk -3 – (-6) = -3, banyak siswa yang

menjawab -3 – (-6) = -9. Siswa juga kurang paham dalam mengerjakan soal

cerita. Contohnya: suhu udara di kutub utara 5 C, karena hujan salju

suhunya menjadi 10 C. Berapa derajat celcius perubahan suhu di kutub?

Jawabnya: -5 – 10 = -15. Jadi perubahan suhu yang terjadi di daerah kutub

tersebut adalah 15 C.

Kenyataan di atas menunjukkan masih rendahnya prestasi belajar

matematika siswa Sekolah Dasar. Diduga banyak faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar matematika, yang secara garis besar faktor-faktor tersebut

dibedakan menjadi faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi

jasmaniah dan psikologis serta faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

meliputi faktor keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dari luar diri siswa

diantaranya: masih banyak guru yang menggunakan pola pembelajaran di

mana cenderung “text book oriented” dalam arti menyampaikan materi sesuai

dengan apa yang tertulis di dalam buku dan tidak dikaitkan dengan kehidupan

sehari-hari siswa. Cara pembelajaran yang monoton dengan menggunakan

metode ceramah, serta kurikulum yang belum sesuai dengan kebutuhan serta

perkembangan jaman.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru mempunyai

peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan. Penggunaan

pendekatan pembelajaran yang tepat akan menentukan keefektifan dan

keefisienan dalam proses belajar mengajar. Guru harus senantiasa mampu

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4  

memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan

pokok bahasan yang diajarkan. Pendekaran pembelajaran yang telah lama

digunakan oleh para guru adalah pendekatan pembelajaran dengan tradisional

yang berpusat pada guru.

Sedangkan faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi prestasi

belajar antara lain: intelegensi, aktivitas, motivasi, minat, dan lain sebagainya.

Motivasi belajar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran terutama

pelajaran matematika sangatlah kurang. Hal ini mungkin dikarenakan siswa

belum hafal perkalian dan pembagian, rasa ingin tahu tentang matematika

masih rendah, kurang percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya,

merasa kesulitan terhadap pelajaran matematika dan lain sebagainya. Tidak

hanya itu, faktor motivasi juga dipengaruhi oleh dirinya sendiri, teman, orang

tua maupun lingkungan masyarakat.

Sedangkan harapan yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan

matematika seperti yang diamanatkan kurikulum adalah pengelolaan

pembelajaran matematika di sekolah dapat bermakna dan dapat membuat

siswa mampu menerapkan pengetahuan matematikanya dalam kehidupan

sehari-hari dan bidang lain. Kegiatan pembelajaran matematika juga

diharapkan mampu membuat siswa terampil menyelesaikan masalah yang

dihadapinya, baik dalam bidang matematika maupun dalam bidang yang lain.

Kegiatan pembelajaran matematika juga diharapkan mampu membuat siswa

berkembang daya nalarnya sehingga mampu berpikir kritis, logis, sistematis,

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5  

dan pada akhirnya siswa diharapkan mampu bersikap obyektif, jujur dan

disiplin.

Menurut Pao-Nan Chou dan HO-Huan Chen dalam Partono (2009: 3)

bahwa pembelajaran seorang guru harus mampu menciptakan kondisi

pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa, sehingga

siswa mempunyai keterampilan, keberanian serta mempunyai kemampuan

akademik. Penekanan pembelajaran matematika di sekolah harus relevan

dengan kehidupan sehari-hari, supaya pelajaran matematika yang diperolah

akan bermanfaat. Dengan demikian matematika akan mempunyai peran yang

penting bagi siswa untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya hal ini akan berdampak dalam menciptakan sumber daya manusia

yang bermutu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Prestasi belajar matematika siswa rendah karena pendekatan

pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar kurang tepat.

Apakah dengan mengubah pendekatan pembelajaran prestasi belajar

matematika siswa dapat berubah?

2. Prestasi belajar matematika siswa rendah karena fasilitas yang

mendukung proses pembelajaran masih kurang. Apakah dengan

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6  

menyediakan fasilitas yang mendukung pembelajaran prestasi belajar

matematika siswa dapat berubah?

3. Prestasi belajar matematika siswa rendah karena motivasi siswa untuk

mengikuti pembelajaran matematika masih rendah. Apakah jika kategori

motivasi belajar berbeda prestasi belajar matematika juga berbeda?

4. Prestasi belajar matematika siswa rendah karena kurikulum yang belum

sesuai dengan kebutuhan. Apakah dengan perbaikan kurikulum, prestasi

belajar matematika siswa dapat meningkat?

C. Pemilihan Masalah

Dari keempat masalah yang diidentifikasi di atas, peneliti melakukan

penelitian yang terkait dengan permasalahan pertama dan ketiga, yaitu

pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa. Adapun

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan adalah kontekstual dan

problem solving.

Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Adapun alasan peneliti memilih

masalah ini adalah penggunaan pembelajaran kontekstual dikarenakan siswa

SD menurut tahap perkembangan kognitif Piaget adalah tahap pra-

operasional (usia 7 – 11 tahun) di mana siswa pada saat ini akan dapat

berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan

mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Sedangkan problem solving merupakan pendekatan pembelajaran yang

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7  

digunakan untuk menyelesaikan masalah. Pembelajaran ini digunakan agar

siswa mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya sejak dini.

Prestasi belajar matematika juga dipengaruhi oleh motivasi belajar.

Hal ini digunakan untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna

dan mendorong terjadinya perilaku belajar siswa.

D. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih

mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Materi yang diteliti yaitu operasi bilangan bulat.

2. Prestasi belajar matematika yang dicapai: Kompetensi Dasar (KD) operasi

bilangan bulat.

3. Motivasi belajar matematika baik di rumah maupun di sekolah.

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, pemilihan masalah dan pembatasan

masalah maka masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh pendekatan pembelajaran yang dilakukan terhadap

prestasi belajar matematika?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar matematika terhadap prestasi

belajar matematika?

3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8  

siswa terhadap prestasi belajar matematika ?

F. Tujuan Penelitian

Dengan mengingat tujuan yang merupakan arahan dari suatu kegiatan

untuk mencapai hasil yang diharapkan dan dapat terlaksana dengan baik dan

teratur, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap prestasi

belajar matematika.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi

belajar matematika.

3. Untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi

belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas

pendidikan matematika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kunduran

Blora, manfaat lain dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk

meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan pendekatan

pembelajaran dengan kontekstual dan problem solving dalam upaya

peningkatan prestasi belajar matematika siswa.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9  

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan bagi calon guru matematika dalam menentukan

pendekatan pembelajaran yang dapat menjadi alternatif lain selain

pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru matematika

dalam pengajaran matematika.

b. Memberi informasi kepada guru atau calon guru matematika untuk

lebih meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mencapai prestasi

belajar.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan atau referensi ilmiah

untuk penelitian selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10  

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi

Menurut Tu’u dalam Otong Kardisaputra (2004: 75) “prestasi

merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau

kegiatan”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:

895) prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya). Selain itu, menurut Sutratinah Tirtonegoro

(2001: 43) “prestasi adalah hasil pengukuran serta penilaian dari usaha

belajar”.

Dari ketiga pengertian prestasi tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah proses

belajar mengajar berlangsung.

b. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2003:2) “belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut

Witherington dalam Nanang dan Cucu Suhana (2009: 7) “belajar

merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan

 

10

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11  

sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk keterampilan, sikap,

kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah

segala kekurangan yang ada dalam diri yang dilakukan dengan berlatih

sungguh-sungguh serta membutuhkan waktu. Dalam hal ini, waktu

yang yang digunakan berlansung relatif lama karena terjadi dalam

interaksi dengan lingkungannya, artinya siswa berinteraksi dengan

seseorang yang mempunyai kemampuan yang lebih dari dirinya.

c. Pengertian Matematika

Menurut James dan James dalam Maswins (2010), “matematika

adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan

konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan

jumlah yang banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar,

analisis, dan geometri”. Sedangkan juga dalam Maswins, Johnson dan

Rising (2010) mengatakan matematika adalah pola pikir, pola

mengorganisasikan pembuktian yang logik.

Menurut Hamzah dalam Fitri Nur Rohmah “matematika adalah

sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, komunikasi, alat

untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya

logika dan intuisi, analisa dan konstruksi, generalitas dan individualitas,

serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

geometri, dan analisis”. Dari pengertian di atas matematika merupakan

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12  

ilmu yang bersifat abstrak, asiomatik, dan dedukatif. Sedangkan

menurut beberapa pakar pendidikan matematika dalam Partono (2009:

15) bahwa matematika merupakan ilmu yang berkenaan dengan ide-ide,

gagasan, konsep dan tersusun secara sistematis untuk memperoleh

kemampuan pola pikir yang baik. Selain itu matematika merupakan

induk dari ilmu pasti yang kemudian berkembang menjadi ilmu terapan

untuk kemajuan teknologi dan kebaikan hidup manusia.

d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian prestasi, belajar dan matematika yang

telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar

matematika adalah hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran

matematika yang mengakibatkan perubahan pada diri seseorang siswa

berupa penguasaan dan kecakapan baru yang ditunjukkan dengan hasil

yang berupa nilai. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa banyak jenisnya, tetapai dapat digolongkan menjadi dua golongan

saja, yaitu:

1) Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal), meliputi:

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah panca indera

yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti sakit, cacat

tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya

kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13  

b) Faktor psikologi, sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang

tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi

belajar. Faktor-faktor itu antara lain: intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.

2) Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal), meliputi:

a) Faktor keluarga

Faktor keluarga yang meliputi: cara orang tua mendidik, relasi

antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan

ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah

Adapun faktor-faktor yang berasal dari sekolah antara lain:

model pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan

waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, model

belajar siswa, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Sedangkan faktor yang berasal dari masyarakat antara lain:

kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,

dan bentuk kehidupan masyarakat.

(Slameto, 2003 : 54-72)

2. Pendekatan Pembelajaran

Menurut Akhmad Sudrajat (2008) “pendekatan pembelajaran dapat

diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14  

pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu

proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamya mewadahi,

menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoritis tertentu ”. Dengan kata lain, pendekatan pembelajaran

merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu strategi

pembelajaran, metode pembelajaran dan teknik pembelajaran. Adapun

pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga

yaitu kontekstual, problem solving dan konvensional. Adapun

penjelasannya sebagai berikut:

a. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran matematika kontekstual telah berkembang di

negara-negara lain dengan berbagai nama. Di Belanda dengan nama

RME (Realistic Mathematics Education), di Amerika berkembang

dengan nama CTL (Mathematics in Contextual Teaching Learning)

atau CME (Contextual Mathematics Education). Di Belanda RME telah

berkembang sejak tahun 1970-an, namun usaha pengembangannya

masih terus berlangsung hingga kini. Penggagas RME adalah Hans

Freudenthal dari Belanda. Gagasan RME muncul sebagai jawaban

terhadap adanya gerakan matematika modern di Amerika Serikat dan

praktek pembelajaran matematika yang terlalu mekanistik di Belanda.

Freudenthal menyatakan bahwa pembelajaran matematika konvensional

terlalu berorientasi pada sistem formal matematika sehingga anti

didaktik. Sementara itu tahun 1980-an telah terjadi perubahan pijakan

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15  

teori belajar pada pembelajaran matematika behavioris dan strukturalis

ke arah kognitif dan kontruktivis realistik (Partono, 2009: 20).

Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual

teaching and learning (CTL) oleh Triyanto (2007: 101) merupakan

suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran

dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan

antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. Sedangkan

pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan

tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:

1) Konstruktivisme (constructivism)

Pembelajaran kontekstual dibangun dalam landasan kostruktivisme

yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan dibangun siswa secara

sedikit demi sedikit (incremental) dan hasilnya diperluas melalui

konteks terbatas.

2) Menemukan (inquiry)

Pembelajaran yang dilakukan oleh siswa merupakan proses

menemukan (inquiry) terhadap sejumlah pengetahuan dan

keterampilan.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16  

3) Bertanya (questioning)

Pembelajaran yang dilakukan siswa diawali dengan proses bertanya.

Proses bertanya yang dilakukan siswa sebenarnya merupakan proses

berpikir yang dilakukan siswa dalam rangka memecahkan masalah

dalam kehidupannya.

4) Masyarakat Belajar (learning community)

Pembelajaran merupakan proses kerja sama antara siswa dengan

siswa, antara siswa dengan gurunya, dan antara siswa dengan

lingkungannya.

5) Pemodelan (modeling)

Pemodelan dalam pembelajaran bisa dilakukan oleh guru, siswa,

atau dengan cara mendatangkan nara sumber dari luar (outsourcing),

yang terpenting dapat membantu ketuntasan dalam belajar sehingga

siswa dapat mengalami akselerasi perubahan secara berarti.

6) Refleksi (reflection)

Refleksi pembelajaran merupakan respons terhadap pengetahuan dan

keterampilan yang baru diterima dari proses pembelajaran. Siswa

dituntut untuk mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai

struktur pengetahuan dan keterampilan yang baru sebagai wujud

pengayaan atau revisi dari pengetahuan dan keterampilan

sebelumnya.

7) Penilaian yang Sebenarnya (authentic assessment)

Proses penilaian pengetahuan dan keterampilan (performasi) yang

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17  

diperoleh siswa di mana penilai tidak hanya guru, tetapi juga teman

siswa atau pun orang lain.

Pendekatan pembelajaran ini mengasumsikan bahwa secara

natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata

lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan

yang masuk akal dan bermanfaat. Pemaduan materi pelajaran dengan

konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan

menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam di mana siswa

kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya.

Siswa mampu secara independen menggunakan pengetahuannya untuk

menyelesaikan masalah-masalah baru dan belum pernah dihadapi, serta

memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajarnya seiring dengan

peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka.

Adapun landasan filosofi pendekatan kontekstual adalah

konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar

tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus membangun pengetahuan

di benak mereka. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan

menjadi fakta-fakta yang terpisah tetapi mencerminkan keterampilan

yang dapat diterapkan. Menurut Supardi (2006: 14), ada beberapa teori

atau pendapat yang menjadi acuan pembelajaran matematika yang

kontekstual, dan pada dasarnya pembelajaran matematika yang

kontekstual mengacu pada kontrukstivisme dan teori belajar bermakna.

Sedangkan menurut Supardi (2006), dalam Center for Occupation and Development contextual learning is a proven concept

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18  

that incorporates much of the most recent research in cognitive science. It is also a reaction to the essentially behaviorist theories that have dominated American education for many decades. The contextual approach recognizes that learning is a complex and multifaceted process that goes far beyond drill-oriented, stimulus-and-response methodologies.

Pembelajaran secara kontekstual merupakan suatu konsep

pembuktian bahwa hampir semua penelitian digabungkan dalam ilmu

pengetahuan. Hal ini juga merupakan suatu reaksi terhadap teori

perilaku dasar yang sudah mendominasi di Amerika selama beberapa

dekade. Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses

kompleks dan dari berbagai sudut pandang dapat berjalan kearah yang

lebih jauh, meliputi orientasi gerakan serta metode stimulasi dan umpan

balik.

Sedangkan menurut Clemente Charles Hudson dan Vesta R. Whisler Contextual teaching and learning is a conception of teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real world situations; and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers; and engage in the hard work that learning requires[1].

Dalam konteks belajar dengan pendekatan kontekstual, siswa

perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa

mereka dan bagaimana mencapainya. Siswa harus menyadari bahwa

apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti. Dalam

kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi

dara pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai

sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru

bagi siswa. Sedangkan dalam Teachers’ Beliefs And Intentions

“Contextual variables might explain why different teachers adopt

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19  

different approaches to teaching. Prosser and Trigwell (1997) devised

an additional instrument, the Perceptions of the Teaching Environment

Inventory, to measure various aspects of the perceived teaching

context”. Yaitu variabel kontekstual dapat menjelaskan perbedaan cara

guru dalam mengajar. Prosser dan Trigwell (1997) menambah

rancangan instrumen tambahan, persepsi persediaan pengajaran, untuk

mengukur berbagai aspek konteks pengajaran.

Menurut Triyanto (2007: 106), secara garis besar langkah-

langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut:

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan konvensional untuk semua

topik.

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).

5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya.

b. Pembelajaran Problem Solving

Pembelajaran dengan problem solving (pemecahan masalah)

dipandang sebagai pembelajaran yang meningkatakan kemampuan

siswa dalam berpikir tinggi. Karena siswa setiap harinya selalu

dihadapkan pada suatu masalah, disadari atau tidak. Karena itu

pembelajaran dengan problem solving sejak dini diperlukan agar siswa

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20  

dapat menyelesaikan problematika kehidupannya. Dalam pembelajaran

matematika ini aspek pemecahan masalah menjadi semakin penting. Ini

dikarenakan matematika merupakan pengetahuan yang logis, sistematis,

berpola, abstrak, dan yang tak kalah penting menghendaki pembuktian.

Istilah problem solving sering digunakan dalam berbagai bidang

ilmu dan memiliki pengertian yang berbeda-beda pula. Tetapi problem

solving dalam matematika memiliki kekhasan tersendiri. Secara garis

besar terdapat tiga macam interpretasi istilah problem solving menurut

Branca, N. A.dalam Krulik, S. & Reys, R. E. (1980: 3-6) dalam

pembelajaran matematika, yaitu:

1) Problem solving sebagai tujuan

Para pendidik, matematikawan, dan pihak yang menaruh perhatian

pada pendidikan matematika seringkali menetapkan problem solving

sebagai salah satu tujuan pembelajaran matematika. Bila problem

solving ditetapkan atau dianggap sebagai tujuan pengajaran maka ia

tidak tergantung pada soal atau masalah yang khusus, prosedur, atau

metode, dan juga isi matematika. Anggapan yang penting dalam hal

ini adalah bahwa pembelajaran tentang bagaimana menyelesaikan

masalah (solve problems) merupakan “alasan utama” (primary

reason) belajar matematika.

2) Problem solving sebagai proses

Pengertian lain tentang problem solving adalah sebagai sebuah

proses yang dinamis. Dalam aspek ini, problem solving dapat

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21  

diartikan sebagai proses mengaplikasikan segala pengetahuan yang

dimiliki pada situasi yang baru dan tidak biasa. Dalam interpretasi

ini, yang perlu diperhatikan adalah metode, prosedur, strategi dan

heuristik yang digunakan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.

Masalah proses ini sangat penting dalam belajar matematika dan

yang demikian ini sering menjadi fokus dalam kurikulum

matematika. Sebenarnya, bagaimana seseorang melakukan proses

problem solving dan bagaimana seseorang mengajarkannya tidak

sepenuhnya dapat dimengerti. Tetapi usaha untuk membuat dan

menguji beberapa teori tentang pemrosesan informasi atau proses

problem solving telah banyak dilakukan. Dan semua ini memberikan

beberapa prinsip dasar atau petunjuk dalam belajar problem solving

dan aplikasi dalam pengajaran.

3) Problem solving sebagai keterampilan dasar

Pengertian problem solving sebagai keterampilan dasar lebih dari

sekedar menjawab tentang pertanyaan: apa itu problem solving?

Problem solving adalah suatu pendekatan pembelajaran dalam

menghadapi masalah. Problem solving juga merupakan suatu prosedur

yang didalamnya terdapat langkah-langkah yang harus diikuti dalam

memecahkan sebuah masalah yang dihadapi seseorang sebagai

perorangan atau seseorang bagai pemimpin organisasi atau anggota

organisasi. Sedangkan menurut Dr.Marlow Ediger ”problem solving is

a vital skill for all to develop. Developmentally and at increasing levels

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22  

of diffuculty, pupils must be able to solve personal mathematics

problems”. Yaitu pemecahan masalah adalah suatu keterampilan yang

penting untuk berkembang. Saat perkembangan dan meningkatnya

tingkat kesulitan, siswa harus mampu memecahkan masalah

matematika secara pribadi.

Sedangkan menurut Polya (1945) ”defines problem-solving as

the process used to solve a problem that does not have obvious

solutions” yaitu polya mendefinisikan problem solving adalah proses

untuk menyelesaikan masalah yang tidak mempunyai jawaban yang

jelas. Adapun empat langkah cara menyelesaikan masalah menurut

Polya (1971), yaitu:

1) Understand the problem (memahami masalah).

2) Devise a plan (buat sebuah rencana).

3) Carry out the plan (terapkan rencana tadi).

4) Look back (periksa kembali).

(Sumardyono, 2006: 24)

Pentingnya problem solving juga dapat dilihat pada perannya

dalam pembelajaran. Stanic & Kilpatrick seperti dikutip McIntosh, R. &

Jarret, D. (2000:8) dalam buku ”Tips dalam Penerapan Pembelajaran

Problem Solving” (Suyadi, 2009:27), membagi peran problem solving

sebagai konteks menjadi beberapa hal:

1) Untuk pembenaran pengajaran matematika.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23  

2) Untuk menarik minat siswa akan nilai matematika, dengan isi yang

berkaitan dengan masalah kehidupan nyata.

3) Untuk memotivasi siswa, membangkitkan perhatian siswa pada topik

atau prosedur khusus dalam matematika dengan menyediakan

kegunaan kontekstualnya (dalam kehidupan nyata).

4) Untuk rekreasi, sebagai sebuah aktivitas menyenangkan yang

memecah suasana belajar rutin.

5) Sebagai latihan, penguatan keterampilan dan konsep yang telah

diajarkan secara langsung (mungkin ini peran yang paling banyak

dilakukan oleh kita selama ini).

Suatu soal dapat dijadikan sebagai sarana dalam pembelajaran

dengan problem solving, jika dipenuhi syarat-syarat antara lain: siswa

memiliki pengetahuan prasyarat untuk mengerjakan soal yang

diberikan, siswa belum tahu algoritma/cara pemecahan soal, soal

terjangkau oleh siswa, siswa mau dan berkehendak untuk

menyelesaikan soal. Sedangkan ciri-ciri suatu soal disebut ”problem”

dalam perspektif ini paling tidak memuat dua hal yaitu: soal tersebut

menantang pikiran (challenging) dan soal tersebut tidak otomatis

diketahui cara penyelesaiannya (non routine).

Jika problem solving ini diterapkan, maka langkah-langkah yang

dapat ditempuh guru adalah sebagai berikut:

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24  

1) Guru mengajarkan materi pelajaran seperti biasanya, pemanfaatan

alat peraga atau media masih dimungkinkan, apalagi untuk anak

Sekolah Dasar.

2) Guru dengan tanya jawab memberikan contoh soal.

3) Guru memberikan satu atau dua soal yang harus dipecahkan siswa

berdasarkan persyaratan soal sebagai sebuah problem solving.

4) Siswa dengan dipandu guru menyelesaikan soal yang dipakai

sebagai bahan ajar dalam pembelajaran dengan problem solving.

(Suyadi, 2009: 30)

c. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah salah satu pembelajaran yang

sudah lama dikenal dan merupakan suatu pengajaran di mana dalam

proses belajar mengajar, penyampaian pelajaran masih mengandalkan

metode ceramah yaitu suatu metode mengajar dengan menyampaikan

informasi atau pengetahuan secara lisan kepada siswa yang pada

umumnya mengikuti secara pasif.

Dalam pembelajaran ini guru berperan sangat aktif, dan siswa

berkesan pasif, hanya mendengarkan guru secara teliti serat mencatat

hal-hal penting yang dikemukakan oleh guru. Guru memegang peranan

yang penting dalam menentukan urutan-urutan langkah-langkah dalam

menyampaikan isi atau materi pelajaran kepada siswa. Hal ini

mengakibatkan siswa menjadi jenuh, kurang kreatif, kurang inisiatif,

sangat tergantung oleh guru dan tidak terlatih untuk berdiri sendiri

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25  

dalam belajar. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menetukan konsep

yang diajarkan, sehingga siswa tidak mampu menguasai bahan yang

diajarkan.

Adapun ciri-ciri dari pembelajaran antara lain:

1. Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok, kepada kelas sebagai

keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individual.

2. Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis,

dan media lain menurut pertimbangan guru.

3. Siswa umumnya bersifat pasif, karena yang utama mendengarkan

uraian guru.

4. Kecepatan belajar siswa tergantung dari kecepatan guru mengajar.

5. Keberhasilan belajar siswa umunya dinilai guru secara subyektif.

6. Guru berfungsi sebagai penyebar atau penyalur pengetahuan

(sebagai sumber informasi/pengetahuan).

Belajar dengan pembelajaran konvensional menyebabkan siswa

menjadi belajar menghafal (rote learning) yang kurang mengakibatkan

timbulnya pengertian. Siswa menjadi pasif dan daya kritis siswa akan

terhambat. Untuk itu diperlukan suatu pembaharuan metode

pembelajaran yang dapat mengarah pada peningkatan prestasi belajar

siswa. Suatu metode yang dapat membuat siswa aktif dalam belajar,

membentuk siswa yang kreatif, berpikir logis, kritis, dan inovatif.

Adapun keuntungan atau kebaikan konvensional adalah:

1) Guru dapat menguasai seluruh arah kelas.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26  

2) Organisasi kelas sederhana.

Sedangkan keburukannya adalah:

1) Guru sukar mengetahui sampai di mana murid-murid telah mengerti

pembicaraannya.

2) Murid sering kali memberi pengertian lain dari hal yang

dimaksudkan guru.

3. Motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata

“motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu bila kebutuhan

untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Menurut Gambrell (2001) motivation theory has been discussed as an important aspect of students’ success in schools. Research has shown that motivation influences students’ involvement and academic achievement. There also is a growing interest in understanding the relationships between motivation and teacher-students’ relationship. This study seeks to investigate the nature and magnitude of relationship between students’-faculty interactions, students’ critical thingking skills, students’-to-students’ relations and students’ motivation.

Teori motivasi membicarakan tentang aspek yang penting bagi

kesuksesan siswa di sekolah. Dalam penelitian mengatakan motivasi

mempengaruhi keterlibatan dan prestasi akademik siswa. Penelitian ini

menumbuhkan minat untuk mengerti hubungan antara motivasi dan

hubungan guru-siswa. Belajar mencari penelitian yang alami dan besarnya

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27  

hubungan antara siswa, kemampuan berinteraksi, keahlian berpikir kritis

siswa pada hubungan siswa dan motivasi siswa.

Menurut Sartain dalam Ngalim Purwanto (1990: 61), “motivasi

adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organism yang

mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang

(incentive)”. Tujuan (goal) adalah yang menentukan atau membatasi

tingkah laku organism itu. Jika yang kita tekankan ialah faktanya atau

objeknya, yang menarik organism itu, maka kita pergunakan istilah

“perangsang (incentive)”. Sedangkan menurut Merrian dan Brockett

(1997) dan Knowles (1990) “motivation is particularly crucial in adult

learning because a higher degree of autonomy is desirable and

appropriate for adults” yaitu motivasi merupakan penelitian yang penting

dalam pembelajaran pendewasaan seseorang karena dianggap berderajat

tinggi yang layak diharapkan dalam pendewasaan seseorang.

Dari beberapa definisi motivasi tersebut, pada dasarnya

mengandung arti atau maksud yang sama yaitu bahwa motivasi adalah

dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan guna mencapai

suatu tujuan. Yang dimaksud motivasi dalam hal ini adalah motivasi

belajar, yaitu suatu dorongan atau kemauan seseorang untuk melakukan

aktivitas belajar agar prestasi belajar dapat dicapai. Atau motivasi belajar

merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force),

atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta

didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28  

menyenangkan dalam rangka perubahan tingkah laku, baik dalam aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Motivasi mempunyai tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan,

mengarahkan dan menopang tingkah lakuk manusia. Adapun

penjelasannya sebagai berikut:

a. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu,

memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya

kekuatan dalam hal ingatan, respons-respons efektif, dan

kecenderungan mendapat kesenangan.

b. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan

demikian individu menyediakan suatu orientasi tujuan.

c. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus

menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan serta kekuatan

individu.

(Ngalim Purwanto, 1990: 72)

Menurut sifatnya motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah

motivasi/dorongan yang dikarenakan orang tersebut senang

melakukannya. Sebagai contoh orang yang senang membaca, tidak usah

ada yang menyuruh atau mendorong, ia sudah rajin mencari buku-buku

untuk dibacanya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap

perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Sebagai

contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29  

harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji pacar atau temannya.

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 28-29) tinggi

rendahnya motivasi belajar siswa dapat terlihat dari indikator motivasi itu

sendiri. Mengukur motivasi belajar dapat diamati dari sisi-sisi, antara lain:

durasi belajar, sikap terhadap belajar, frekuensi belajar, konsistensi

terhadap belajar, kegigihan dalam belajar, loyalitas terhadap belajar, visi

dalam belajar, achievement dalam belajar.

B. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang akan mendukung

teori dan konsep penelitian yang akan dilakukan, diantaranya oleh Fitri Nur

Rohmah (2005) yang menyimpulkan bahwa adanya perbedaan prestasi belajar

matematika siswa ditinjau dari penggunaan model pengajaran dan motivasi

pada pokok bahasan bilangan bulat, dan tidak ada interaksi antara model

pengajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika

pada pokok bahasan bilangan bulat.

Disamping penelitian di atas peneliti juga mengambil tinjauan pustaka

dari penelitian yang dilakukan oleh Wigig Waskito (2008), Tri Andari (2010),

Setiawan (2003) dan Wahyu Wijayanti (2009). Pada penelitian yang dilakukan

oleh Wigig Waskito (2008) menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika

siswa yang bermotivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang

bermotivasi belajar sedang, tetapi keduanya lebih baik daripada siswa yang

bermotivasi belajar rendah.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30  

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tri Andari (2010)

menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan pendekatan

kontekstual pada materi pokok bangun datar menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik disbanding dengan menggunakan pendekatan

konvensional. Penelitian yang dilakukan Setiawan (2003) menyimpulkan

pembelajaran efektif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kemampuan problem solving pada matematika terutama taraf keefektifan

kategori “cukup tinggi” dan “kurang tinggi”, lainnya tidak signifikan. Dan

menurut Wahyu Wijayanti (2009) menyimpulkan siswa yang mengikuti

pembelajaran matematika menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual

bermedia VCD pada pokok bahasan geometri dan pengukuran bangun ruang

mempunyai kompetensi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan

siswa yang mengikuti pembelajaran matematika menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual yang bermedia LKS.

C. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam

penelitian ini antara lain pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar siswa

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pendekatan pembelajaran yang

diteliti adalah pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL), problem solving

dan konvensional, sebagai usaha dalam kegiatan belajar mengajar sehingga

diperoleh prestasi yang maksimal. Pada penelitian ini diungkapkan pengaruh

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31  

pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika siswa.

Pembelajaran konstektual (Contextual Teaching and Learning) adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari. Sehingga penerapan pendekatan pembelajaran

kontekstual menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pendekatan pembelajaran kontekstual dapat menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik.

Sedangkan pembelajaran matematika yang menggunakan problem

solving akan lebih efektif dan lebih baik, jika dibandingkan dengan

pembelajaran dengan konvensional. Karena dengan problem solving dapat

memotivasi siswa untuk mengembangkan keterampilan siswa, meningkatkan

kemampuan siswa dalam berpikir tinggi, akan lebih merangsang indera siswa

dan akan membawa kesan yang mendalam sehingga lebih lama tersimpan

dalam diri siswa. Dengan demikian dapat diduga prestasi belajar matematika

siswa yang pembelajarannya menggunakan problem solving lebih baik

daripada menggunakan konvensional.

Selain pendekatan pembelajaran, prestasi belajar matematika juga

dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Karena jika tidak ada motivasi dari

siswa untuk belajar, maka selamanya siswa tidak akan tertarik dengan

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32  

pelajaran matematika dan tidak memperoleh kepuasan dari belajar

matematika dan belajar menjadi tidak bermakna. Siswa yang mempunyai

motivasi tinggi dalam proses belajar mengajar akan lebih cepat memahami

konsep yang dipelajarinya dan menguasai materi matematika yang diberikan.

Jadi, dalam mempelajari materi pelajaran matematika siswa yang mempunyai

motivasi belajar tinggi kemungkinan besar prestasi belajarnya akan lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Dengan

demikian motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap peningkatan prestasi

belajar matematika.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa, pendekatan pembelajaran

dan motivasi belajar siswa adalah faktor penting yang harus diperhatikan oleh

guru dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang digunakan

adalah dalam penelitian in adalah kontekstual, problem solving, dan

konvensional. Di mana pendekatan pembelajaran merupakan faktor dari luar

siswa sedangkan motivasi belajar siswa merupakan faktor dari dalam siswa.

Untuk siswa yang mempunyai motivasi tinggi, jika diberikan

pembelajaran dengan problem solving akan mempunyai prestasi belajar

matematika lebih baik karena dengan problem solving siswa dapat

memecahkan problematika kehidupannya dan meningkatkan kemampuan

siswa untuk berpikir tinggi sehingga memberikan kesan yang mendalam dan

tersimpan lama dalam diri siswa. Sedangkan untuk siswa yang mempunyai

motivasi sedang, jika diberikan pembelajaran dengan kontekstual dan

problem solving akan mempunyai prestasi belajar matematika yang sama.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33  

Untuk siswa yang mempunyai motivasi rendah, jika diberikan pembelajaran

dengan kontekstual akan mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik

karena siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara sederhana skema

kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

A : Penggunaan Pendekatan Pembelajaran

1. Kelompok Eksperimen (Pembelajaran Matematika dengan kontekstual

dan problem solving)

2. Kelompok Kontrol (Pembelajaran Matematika Konvensional)

B : Motivasi Belajar Siswa

Y : Prestasi Belajar Siswa

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

Prestasi belajar Matematika (Y)

Motivasi Belajar Siswa (B)

Pendekatan Pembelajaran (A)

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34  

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar

matematika lebih baik daripada pendekatan pembelajaran problem solving,

pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar

matematika lebih baik daripada konvensional, dan pendekatan

pembelajaran problem solving memberikan prestasi belajar matematika

lebih baik daripada konvensional.

2. Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai motivasi lebih tinggi

lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi lebih rendah.

3. Pada motivasi tinggi prestasi belajar matematika dengan problem solving

lebih baik daripada kontekstual, dan keduanya lebih baik daripada

konvensional, sedangkan untuk motivasi sedang prestasi belajar

matematika dengan kontekstual dan problem solving sama dan keduanya

lebih baik daripada konvensional dan untuk motivasi rendah prestasi

belajar matematika dengan kontekstual lebih baik daripada problem

solving dan keduanya lebih baik daripada konvensional.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah SD

Negeri se-Kecamatan Kunduran Blora.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran

2010/2011, adapun pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan dimulai pada bulan Juli 2010 sampai dengan

September 2010. Dalam tahap perencanaan meliputi: penyusunan

usulan penelitian, instrumen, skenario pembelajaran, pengajuan ijin

penelitian, konsultasi instrumen dan skenario pembelajaran dengan

guru dan kepala sekolah tempat penelitian.

b. Tahap pelaksanaan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

November 2010. Dalam tahap ini meliputi: uji coba instrumen,

melaksanakan proses penelitian dan mengumpulkan data.

c. Tahap penyelesaian pada bulan November 2010 sampai dengan

Februari 2011. Tahap ini meliputi proses analisis data, penyusunan

laporan penelitian.

 

35

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36  

B. Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian semu (quasi experimental). Tujuan

eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang

sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan

atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Manipulasi variabel dalam

penelitian ini dilakukan pada variabel bebas yaitu model pembelajaran

dengan kontekstual dan problem solving untuk kelas eksperimen dan

konvensional untuk kelas kontrol. Sedangkan variabel lain yang ikut

mempengaruhi variabel terikat adalah motivasi belajar siswa.

C. Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130).

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kunduran Blora.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Suharsimi Arikunto, 2006:131). Pada penelitian ini ada 9 SD Negeri

yang dijadikan sampel, yaitu 3 SD Negeri untuk kelas eksperimen dengan

pembelajaran kontekstual, 3 SD Negeri untuk kelas eksperimen dengan

pembelajaran problem solving dan 3 SD negeri untuk kelas kontrol. Hasil

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37  

penelitian terhadap sampel ini akan digunakan untuk melakukan

generalisasi terhadap populasi yang ada.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah stratified cluster random sampling. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam pengambilan sampel adalah: dari populasi, seluruh siswa

kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kunduran Blora yang berjumlah 44 SD

Negeri, dibagi berdasarkan peringkat nilai UAN,yaitu :

1) SD Negeri peringkat atas ( 14 SD)

2) SD Negeri peringkat tengah ( 14 SD )

3) SD Negeri peringkat bawah ( 16 SD)

Dari masing – masing peringkat dipilih secara random 3 SD Negeri

melalui teknik random sampling. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kontekstual Problem Solving Konvensional

SD Negeri Sendangwates SD Negeri Gagaan SD Negeri Kunduran 3

SD Negeri Jagong 1 SD Negeri Jagong 2 SD Negeri Kunduran 2

SD Negeri Ngilen 1 SD Negeri Sambiroto SD Negeri Bejirejo

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang penulis amati yaitu

variabel bebas dan variabel terikat.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38  

a. Variabel Bebas

1) Pendekatan Pembelajaran

a) Definisi operasional: pendekatan pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang didalamnya mewadahi,

menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran,

yang meliputi kelas eksperimen dengan menggunakan konteksual

dan problem solving, sedangkan kelas kontrol dengan

konvensional.

b) Indikator: berupa langkah-langkah dari masing-masing model

pembelajaran.

c) Skala pengukuran: skala nominal dengan tiga kategori

d) Simbol: , i = 1,2,3

2) Motivasi

a) Definisi operasional: motivasi belajar matematika adalah suatu

dorongan atau kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas

belajar matematika.

b) Indikator: hasil skor angket yang dikerjakan siswa.

c) Skala pengukuran: skala interval diubah ke skala ordinal dengan

tiga kategori yaitu motivasi tinggi, sedang, rendah.

i. Kelompok tinggi: SDXX21

22 +>

ii. Kelompok sedang: SDXXSDX21

21

222 +≤≤−

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39  

iii. Kelompok rendah: SDXX21

22 −<

Dengan =2X skor motivasi siswa.

=2X rata-rata skor motivasi siswa.

=SD standar deviasi skor motivasi siswa.

d) Simbol: , j = 1, 2, 3

b. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar

matematika siswa.

1) Definisi operasional: prestasi belajar matematika adalah hasil

kegiatan belajar matematika yang dinyatakan dalam bentuk angka,

huruf maupun kalimat dan merupakan pencerminan hasil belajar

yang dicapai dalam periode tertentu.

2) Indikator: nilai tes matematika dengan simbol (AB)

3) Skala pengukuran: skala interval.

4) Simbol: ijX , i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Metode Angket

Angket atau yang juga dikenal sebagai kuesioner merupakan

cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan

tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40  

jawabannya diberikan secara tertulis. Alat pengumpul data dengan

kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti

untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya diisi oleh

responden sendiri.

Dalam penelitian ini, metode angket (kuesioner) digunakan

untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa dalam

pelajaran matematika. Angket yang digunakan adalah pilihan ganda

yaitu suatu bentuk angket dimana siswa memilih jawaban yang

disediakan. Bentuk angket yang digunakan yaitu angket langsung

tutup. Langsung artinya angket tersebut diisi secara langsung oleh

subjek penelitian. Tertutup artinya alternatif jawaban sudah ada dan

subjek diminta untuk memilih satu alternatif saja.

b. Metode Tes

Tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan

sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek

peneliti. Dalam mengukur ada atau tidaknya serta besarnya

kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Untuk manusia,

instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui prestasi

belajar matematika siswa. Tes tersebut berbentuk soal-soal obyektif

tentang materi operasi bilangan bulat.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41  

c. Metode Dokumentasi

Penelitian ini menggunakan metode bantu dokumentasi.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:158) dokumentasi di sini yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda,

dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data nilai

ulangan pada materi sifat-sifat operasi hitung bilangan yang digunakan

untuk uji keseimbangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Uji Instrumen

Sebelum angket dan tes digunakan pada penelitian terlebih

dahulu diujicobakan pada siswa-siswa sekolah lain yang memiliki

karakteristik yang hampir sama dengan tempat penelitian. Uji coba

dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid,

reliabel dan juga untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda

soal.

a. Validitas Isi

Suatu instrumen dikatakan valid menurut validitas isi apabila

isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari

keseluruhan isi hal yang akan diukur. Validitas tidak dapat ditentukan

dengan mengkorelasikan instrumen dengan suatu kriteria sebab tes itu

adalah kriteria dari suatu kinerja. Agar memiliki validitas isi,

instrumen tes prestasi belajar menurut Budiyono (2003: 58) harus

diperhatikan hal-hal berikut:

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42  

1) Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representatif

untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran

tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut

proses belajar.

2) Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik

berat bahan yang telah diajarkan.

3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum

diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar.

Sedangkan untuk angket motivasi belajar siswa dapat

mempunyai validitas isi jika memenuhi:

1) Butir-butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi angket.

2) Kesesuaian kalimat dengan Ejaan Yang Disempurnakan.

3) Kalimat pada butir-butir angket merupakan kalimat yang mudah

dipahami oleh siswa sebagai responden.

4) Ketepatan dan kejelasan perumusan petunjuk pengisian angket.

5) Kalimat pada butir angket tidak menimbulkan makna ganda.

6) Butir angket tidak memerlukan pengetahuan yang lain dalam

menjawab.

Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi

yang valid, biasanya dilakukan melalui experts judgement atau

penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan semua kriteria

penelaahan instrumen tes harus disetujui oleh validator.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43  

b. Konsistensi Internal

Tujuan uji konsistensi internal ini adalah untuk mengetahui

apakah instrumen tes prestasi telah konsisten, yaitu kesemuaan butir

harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang

sama pula. Konsistensi internal tiap butir soal dapat dilihat dari

korelasi antara skor tiap butirnya dengan skor total.

Untuk menghitung konsistensi internal butir ke-i, rumus yang

digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson,

sebagai berikut: 

∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑

 

Keterangan:

=xyr indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

=n banyaknya subyek yang dikenai tes (instrumen)

=X skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)

=Y total skor (dari subyek uji coba)

Jika terdapat n buah butir, maka akan dilakukan perhitungan

sebanyak n kali. Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang.

(Budiyono, 2003: 65)

c. Reliabilitas

Suatu instrumen disebut reliabel, menurut Budiyono (2003:

65), jika seseorang melakukan pengukuran instrumen yang sama pada

waktu yang berbeda maka hasil pengukurannya adalah sama. Atau

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44  

jika dilakukan oleh orang yang berbeda tetapi dengan kondisi yang

sama, maka pengukuran dengan instrumen yang sama akan memberi

hasil yang sama.

Tes prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan tes

pilihan ganda, dengan setiap jawaban benar akan diberi skor 1 dan

setiap jawaban salah akan diberi skor 0. Sehingga untuk mengukur

reliabilitas dari tes prestasi belajar menggunakan teknik Kuder-

Richardson atau biasa disebut dengan KR-20 yaitu:

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ −⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

−= ∑

2

2

11 1 t

iit

sqps

nnr

Dengan:

=11r indeks reliabilitas instrumen

=n banyaknya butir instrumen

=ip proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i

ii pq −= 1

=2ts variansi total

(Budiyono, 2003: 69)

Sedangkan uji reliabilitas yang dilakukan untuk mengetahui

apakah instrumen angket reliabel atau tidak, dengan menggunakan

Rumus Alpha. Suharsimi arikunto (2006: 196) berpendapat bahwa

”Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang

skornya bukan 1 adan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Adapun Rumus Alpha adalah:

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45  

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−= ∑

2

2

11 11 t

i

ss

nnr

Dengan:

indeks reliabilitas instrumen

banyaknya butir instrumen

=2is variansi belahan ke-i, i= 1, 2, 3, ...,k ( )nk ≤

Atau variansi butir ke-i, i= 1, 2, 3, 4, ..., n

=2ts variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba

(Budiyono, 2003: 70)

Instrumen dengan indeks reliabilitas lebih dari 0,7 atau 7,011 >r saja

yang dapat dianggap baik atau dapat digunakan dalam kaitannya

dengan uji reliabilitas.

(Budiyono, 2003: 72)

d. Tingkat Kesukaran

Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran baik, dalam arti

dapat memberikan distribusi yang menyebar, tidak terlalu sukar dan

tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran didapat dengan menggunakan

rumus: JSBTK =

TK = indeks kesukaran setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

JS = banyaknya siswa yang memberi jawaban

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46  

Setelah diperoleh, kemudian diinterpretasikan sebagai berikut:

00,170,0 ≤< TK : butir soal mudah

70,030,0 ≤< TK : butir soal sedang

30,000,0 ≤< TK : butir soal sukar

Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika tingkat kesukarannya

adalah 0,30 0,70. Butir soal yang tidak memiliki indeks

kesukaran baik harus dihitung atau diperbaiki.

e. Daya Pembeda

Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika kelompok

siswa pandai menjawab benar butir soal lebih banyak daripada

kelompok siswa tidak pandai. Untuk menghitung daya pembeda

digunakan rumus, yaitu:

∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

=d indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

=n banyaknya subyek yang dikenai tes (instrumen)

=X skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)

=Y total skor (dari subyek uji coba)

Setelah diperoleh, kemudian diinterpretasikan sebagai berikut:

30,0≥d : butir digunakan

30,0<d : butir disisihkan

Nilai daya beda yang digunakan adalah 30,0≥d .

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47  

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat di sini menggunakan uji normalitas dengan metode

Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Uji prasyarat

digunakan untuk uji keseimbangan dan uji hipotesis. Adapun pengujian

datanya adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah data yang diperoleh berdistribusi normal

atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Dalam penelitian ini uji

normalitas yang digunakan adalah metode Lilliefors yaitu:

a. Menentukan Hipotesis

:0H sampel berasal dari populasi normal.

:1H sampel tidak berasal dari populasi normal.

b. Tingkat Signifikansi, 05,0=α

c. Statistik Uji

( ) ( )ii zSzFMaksL −=

Dengan:

; ~ 0,1

)( izS = proporsi cacah izZ ≤ terhadap seluruh z.

iz = skor standar untuk ( )S

XXz ii

−=

S = standar deviasi sampel

=X rerata sampel

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48  

d. Daerah Kritik

{ }nLLLDK ,/ α>=

nL ,α diperoleh dari tabel Lilliefors pada tingkat signifikansi α dan

derajat bebas n (ukuran sampel).

e. Keputusan Uji

0H ditolak jika DKL∈ atau 0H tidak ditolak jika DKL∉ .

(Budiyono, 2009:170)

b. Uji Homogenitas

Sebelum data yang diperoleh dianalisis, maka terlebih dahulu

diuji homogenitasnya untuk mengetahui bahwa populasi-populasi

homogen. Dalam uji homogenitas ini penulis menggunakan uji Bartlett.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji Bartlett adalah:

a. Hipotesis

:0H  

:1H  paling sedikit ada dua yang tidak sama

b. Tingkat Signifikansi, 05,0=α

c. Statistik Uji

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−= ∑

=

2

1

2 loglog303,2j

k

jj sfRKGf

Dengan:

21,

2 ~ −kαχχ

Dimana:

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49  

k = cacah populasi

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj = nj -1 = derajat kebebasan untuk sj2; j = 1, 2, ...,k

f = N – k = ∑ = derajat kebebasan untuk RKG

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡=∑∑

j

j

fSS

RKG ; ( )

j

jjj n

XXSS

22 ∑∑ −=

( ) 21 jj sn −=

( ) ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−+= ∑ ffk

cj

1113

11

d. Daerah Kritik

{ }1;222 / −>= kDK αχχχ

Untuk beberapa α dan (k-1), nilai 21, −kαχ dapat dilihat pada tabel nilai

chi-kuadrat dengan derajat kebebasan (k-1).

e. Keputusan Uji

0H ditolak jika DK∈2χ atau tidak ditolak jika DK∉2χ .

(Budiyono, 2009:176)

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan pada saat sebelum ketiga kelompok

dikenai perlakuan yang berbeda. Uji ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ketiga kelompok tersebut dalam keadaan seimbang. Dengan kata

lain secara statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari tiga

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50  

populasi yang independen. Statistik uji yang digunakan adalah anava satu

jalan dengan sel tak sama. Adapun model untuk data pada populasi pada

analisis anava satu jalan dengan sel tak sama adalah:

Dengan :

=ijX data ke-i pada perlakuan ke-j

=µ rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

=−= µµα jj efek perlakukan ke-j pada variabel terikat

=−= jijij X µε deviasi data terhadap rerata populasinya yang

berdistribusi normal dengan rerata 0.

i = 1, 2, 3, …, ; j = 1, 2, 3, …, k

k = cacah populasi (cacah perlakuan, cacah klasifikasi)

Tabel 3.1 Tata Letak Data Anava Satu jalan Sel Tak Sama

    .... Total Data Amatan

1

… 2

… … … …

Cacah Data Jumlah Data Rerata Jumlah Kuadrat Suku Koreksi Variasi

… … … …

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51  

Dari tabel di atas, perlu diketahui bahwa:

kTTTTG +++== ∑ ...21

NGX =

j

j

jjj n

TXSS

22 −= ∑

Adapun langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

3210 : µµµ ==H

:1H paling sedikit ada dua rerata yang tidak sama

b. Tingkat Signifikansi: α = 0, 05

c. Statistik Uji

( )N

G 2

1 =

( ) ∑=ji

ijX,

22

( ) ∑=j j

j

nT 2

3

Berdasarkan besaran-besaran itu, JKA, JKG, dan JKT diperoleh:

JKA = (3) – (1)

JKG = (2) – (3)

JKT = (2) – (1)

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat itu adalah:

dkA = k – 1

dkG = N – k

dkT = N – 1

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52  

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masig-masing

diperoleh rerata sebagai berikut:

dkAJKARKA =

dkGJKGRKG =

Maka statistik ujinya adalah:

RKGRKAF =

d. Daerah Kritik

{ }kNkFFFDK −−>= ,1;/ α

e. Keputusan Uji

0H ditolak apabila harga statistik yang bersesuaian melebihi harga

daerah kritiknya. Harga kritik tersebut diperoleh dari tabel distribusi F

pada tingkat signifikasi α .

3. Uji Hipotesis

a. Tahap 1 (Uji Anava Dua Jalan Sel Tak Sama)

Dalam pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan

3 x 3 dengan frekuensi sel tak sama. Model dari analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama yaitu:

( ) ijkijjiijkX εαββαµ ++++=

Keterangan:

=ijkX data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

=µ rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean)

=iα efek baris ke-i pada variabel terikat

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53  

=jβ efek kolom ke-j pada variabel terikat

( ) =ijαβ kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel

terikat

=ijkε deviasi data amatan terhadap rerata populasinya ( )ijµ yang

berdistribusi normal dengan rerata 0, deviasi amatan terhadap rerata

populasi tersebut disebut galat.

i= 1, 2, 3

j= 1, 2, 3

k= 1, 2, ...,n

banyaknya data amatan pada baris ke-i dan kolom ke-j.

Tabel 3.2 Tata Letak Data Anava Dua jalan Sel Tak Sama

Motivasi Tinggi (B1) Sedang (B2) Rendah (B3)

Pendekatan pembelajaran konstekstual (A1) (AB)11 (AB)12 (AB)13

Pendekatan pembelajaran problem solving (A2) (AB)21 (AB)22 (AB)23

Metode pembelajaran konvensional (A3)

(AB)31 (AB)32 (AB)33

1) Langkah Pengujian Hipotesis

:0 AH 0=iα untuk setiap i= 1, 2, 3

:1AH paling sedikit ada satu iα yang tidak nol

:0BH 0=jβ untuk setiap j= 1, 2, 3

:1BH paling sedikit ada satu jβ yang tidak nol

A B 

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54  

:0 ABH ( ) 0=ijαβ untuk setiap i= 1, 2, 3 dan j= 1, 2, 3

:1ABH paling sedikit ada satu ( )ijαβ yang tidak nol

2) Komputasi

a) Komponen komputasi

Tabel 3.3 Rerata dan Jumlah Rerata

Motivasi Siswa Total

b1 b2 b3

kontekstual a1 11AB 12AB 13AB A1

Problem

solving a2 21AB 22AB 23AB A2

konvensional a3 31AB 32AB 33AB A3

Total B1 B2 B3 G

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama,

didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut:

∑ ==ji

ijnN,

banyaknya seluruh data amatan

=ijn banyaknya data amatan pada sel ij

=hn rerata harmonik frekuensi seluruh sel = ∑

ji ijn

pq

,

1

ij

kijk

kijkij n

XXSS

2

2

⎟⎠

⎞⎜⎝

−=∑

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55  

=ijAB rerata pada sel ij

== ∑i

iji ABA jumlah rerata pada baris ke-i

== ∑j

ijj ABB jumlah rerata pada baris ke-j

== ∑ji

ijABG,

jumlah rerata semua sel

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran

(1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut:

( )pqG 2

1 = ( ) ∑=j

j

pB 2

4

( ) ∑=ji

ijSS,

2 ( ) ∑=ji

ijAB,

25

( ) ∑=i

i

qA 2

3

b) Jumlah Kuadrat

( ) ( ){ }13 −= hnJKA

( ) ( ){ }14 −= hnJKB

( ) ( ) ( ) ( ){ }4351 −−+= hnJKAB

( )2=JKG

JKGJKABJKBJKAJKT +++=

Dimana:

JKA = Jumlah Kuadrat Baris

JKB = Jumlah Kuadrat Kolom

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56  

JKA B = Jumlah Kuadrat Interaksi

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

JKT = Jumlah Kuadrat Total

c) Derajat Kebebasan

1−= pdkA

1−= qdkB

( )( ) 111 +−−=−−= qppqqpdkAB

( ) pqNndkGij

ij −=−= ∑ 1

1−= NdkT

d) Rerata Kuadrat

dkAJKARKA =

dkABJKABRKAB =

dkBJKBRKB =

dkGJKGRKG =

Statistik uji

RKGRKAFa =

RKGRKBFb =

RKGRKABFab =

e) Daerah Kritik

i. Daerah kritik untuk adalah DK= { }pqNpaa FFF −−> ,1;/ α

ii. Daerah kritik untuk adalah DK= { }pqNqbb FFF −−> ,1;/ α

+

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57  

iii. Daerah kritik untuk adalah DK=

( )( ){ }pqNqpabab FFF −−−> 11;/ α

f) Keputusan Uji

0H ditolak apabila harga statistik yang bersesuaian melebihi

harga daerah kritiknya. Harga kritik tersebut diperoleh dari

tabel distribusi F pada tingkat signifikasi α .

g) Rangkuman Analisis

Tabel 3.4 Rangkuman Anava Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber variansi

dk JK RK Statistik uji Ftabel

A (baris) p-1 JKA RKA=JKA/dkA Fa=RKA/RKG F*

B (kolom) q-1 JKB RKB=JKB/dkB Fb=RKB/RKG F*

AB (interaksi)

(p-1)(q-1) JKAB RKAB=JKAB/dkAB Fab=RKAB/RKG F*

G (galat) N-pq JKG RKG=JKG/dkG -

Total N-1 JKT - -

Keterangan: untuk N > 120, Nilai Ftabel (F*) diperoleh dari software

Minitab agar perhitungan lebih akurat.

h) Kesimpulan Uji Hipotesis

(Budiyono, 2009: 229-231)

b. Tahap 2 (Uji Komparasi Ganda)

Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris,

setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel pada baris dan kolom

yang sama dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan

metode Scheffe.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58  

Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji Scheffe adalah

sebagai berikut:

1) Identifikasi semua pasangan komparasi.

2) Menentukan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi.

3) Mencari harga statistik uji F antara lain:

a) Komparasi rerata antar baris

( )

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

−=

⋅⋅

⋅⋅⋅−⋅

ji

jiji

nnRKG

XXF11

2

b) Komparasi rerata antar kolom

( )

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

−=

⋅⋅

⋅⋅⋅−⋅

ji

jiji

nnRKG

XXF11

2

c) Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama

( )

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

−=−

kjij

kjijkjij

nnRKG

XXF11

2

d) Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama

( )

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

−=−

ikij

ikijikij

nnRKG

XXF11

2

Keterangan:

=⋅−⋅ jiF nilai obsF pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59  

=⋅−⋅ jiF nilai obsF pada pembandingan kolom ke-i dan kolom

ke-j

=−kjijF nilai obsF pada pembandingan rerata pada sel ke-ij dan

rerata pada sel ke-kj

=⋅iX rerata pada baris ke-i

=⋅jX rerata pada baris ke-j

=⋅iX rerata pada kolom ke-i

=⋅ jX rerata pada kolom ke-j

RKG = rerata kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi.

=⋅in ukuran sampel baris ke-i

=⋅jn ukuran sampel baris ke-j

=⋅in ukuran sampel kolom ke-i

=⋅ jn ukuran sampel kolom ke-j

=ijn ukuran sampel sel ij

=kjn ukuran sampel sel kj

=ikn ukuran sampel sel ik

4) Menentukan daerah kritik (DK) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

( ){ }pqNpjijiji FqFFDK −−⋅−⋅⋅−⋅⋅−⋅ −>= ,1;1/ α

( ){ }pqNqjijiji FqFFDK −−⋅−⋅⋅−⋅⋅−⋅ −>= ,1;1/ α

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60  

( ){ }pqNpqkjijkjijkjij FpqFFDK −−−−− −>= ,1;1/ α

( ){ }pqNpqikijikijikij FpqFFDK −−−−− −>= ,1;1/ α

5) Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasangan

komparasi rerata atau 0H ditolak jika DKF ∈ .

6) Menentukan kesimpulan dari uji yang sudah ada.

(Budiyono, 2009: 215)

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen tes maupun angket motivasi diujicobakan pada kelas yang

relevan dan normal tetapi bukan kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

1. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika

Dari hasil uji coba tes prestasi belajar matematika pada pokok

bahasan operasi bilangan bulat adalah sebagai berikut:

a. Validitas Isi

Tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Operasi

Bilangan Bulat terdiri dari 30 soal obyektif. Dari dua orang validator,

yaitu Reni Indriastuti, S.Pd. guru kelas SD Negeri Sendangwates dan

Suwardi, A.Ma.Pd. guru kelas SD Negeri Bejirejo yang masing-masing

merupakan guru senior di sekolahnya, diperoleh bahwa 30 soal tes

prestasi belajar dinyatakan valid karena telah memenuhi kriteria yang

diberikan. (Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6).

b. Daya Pembeda

Hasil perhitungan uji daya pembeda tes prestasi belajar

matematika dari 30 butir soal yang diujicobakan diketahui bahwa ada 5

butir soal yang tidak dapat digunakan sebagai instrumen penelitian

yaitu butir nomor 8, 11, 16, 17, dan 25. (Selengkapnya tentang

61

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62  

perhitungan daya pembeda soal tes prestasi belajar matematika siswa

pada Lampiran 7).

c. Tingkat Kesukaran

Setelah dilakukan perhitunagn tingkat kesukaran soal tes

prestasi belajar matematika, dapat diketahui bahwa 30 butir soal dapat

dipergunakan. (Selengkapnya tentang perhitungan tingkat kesukaran

soal tes prestasi belajar matematika siswa pada Lampiran 7).

d. Reliabilitas

Dari hasil perhitungan uji reliabilitas tes prestasi belajar

matematika diperoleh 0,811 0,7 dari 25 butir soal. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa instrumen tes reliabel. (Selengkapnya tentang

perhitungan reliabilitas uji coba instrumen tes pada Lampiran 8).

e. Kesimpulan

Dari uji validitas isi, daya pembeda, tingkat kesukaran dan

reliabilitas soal, maka soal yang digunakan sebanyak 25 butir soal

untuk tes prestasi belajar matematika.

2. Hasil Uji Coba Angket Motivasi Belajar Matematika

a. Validitas Isi

Angket motivasi belajar matematika siswa terdiri dari 30 soal

obyektif. Dari dua orang validator, yaitu Reni Indriastuti, S.Pd guru

kelas SD Negeri Sendangwates dan Suwardi, A.Ma.Pd. guru kelas SD

Negeri Bejirejo yang masing-masing merupakan guru senior di

sekolahnya, diperoleh bahwa 30 soal tes prestasi belajar dinyatakan

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63  

valid karena telah memenuhi kriteria yang diberikan. (Data

selengkapnya pada Lampiran 9).

b. Konsistensi Internal

Untuk angket motivasi belajar matematika yang diujicobakan

sebanyak 30 butir soal. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh 5 butir soal

yang tidak digunakan yaitu nomor 2, 9, 10, 11, dan 12. (Perhitungan

selengkapnya terdapat pada Lampiran 10).

c. Reliabilitas

Reliabilitas angket motivasi belajar matematika siswa dihitung

dengan rumus alpha dan diperoleh hasil 0,7027 0,7 dari 25

butir soal. Sehingga dapat disimpulkan instrumen angket reliabel.

(Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 11).

d. Kesimpulan

Dari uji validitas isi, konsistensi internal dan reliabilitas, maka

angket motivasi belajar matematika siswa yang digunakan sebanyak 25

butir soal.

B. Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

untuk uji keseimbangan pada kelompok kontekstual, problem solving dan

konvensional memenuhi persyaratan uji anava satu jalan. Hasil analisis uji

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64  

normalitas dengan Lilliefors untuk setiap kelas dengan tingkat signifikansi

0,05 dapat dilihat dari tabel rangkuman berikut:

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Kelompok Keputusan uji

Kontekstual 0,066 0,103 diterima

Problem Solving 0,072 0,091 diterima

Konvensional 0,069 0,107 diterima

Berdasarkan tabel di atas, untuk masing-masing sampel nilai

dari Lobs < L0,05;n, sehingga H0 diterima. Ini berarti bahwa masing-masing

sampel berdistribusi normal.. (Hasil perhitungan selengkapnya pada

Lampiran 12).

2. Uji Homogenitas

Hasil analisis uji homogenitas variansi kelompok eksperimen dan

kontrol dengan uji Bartlet pada tingkat signifikansi 0,05

menunjukkan bahwa 2,989. Daerah kritik untuk uji ini

, ; 5,991 . Ini berarti diterima.

Berdasarkan tabel di atas, harga dari χ2 obs < χ2

0,05;k-1 sehingga

dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.

(Hasil perhitungan selengkapnya pada Lampiran 13).

3. Uji Keseimbangan

Dari hasil uji keseimbangan dengan anava satu jalan dengan taraf

signifikansi 0,05 diperoleh 1,875 dengan 3,03, sehingga

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65  

diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok

pembelajaran mempunyai kemampuan awal yang seimbang. (Perhitungan

selengkapnya pada Lampiran 14).

C. Deskripsi Data Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini diperoleh data, yaitu berupa data skor motivasi

belajar matematika siswa dari instrumen penelitian berupa angket dan nilai

prestasi belajar matematika yang berasal dari instrumen penelitian berupa tes

matematika yang ditulis dan dikembangkan penulis. Data-data tersebut

adalah:

1. Data Nilai Tes Matematika Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran yang digunakan ada tiga yaitu

kontekstual, problem solving dan konvensional. Data prestasi belajar

matematika siswa untuk masing-masing kelompok pendekatan

pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.2 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika

Kelompok Cacah siswa Rata-rata Modus Median

Kontekstual 74 63,51 60 64

Problem Solving 94 58,26 56 60

Konvensional 68 56,76 48 56

2. Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa

Data motivasi belajar matematika siswa diperoleh dari angket

tentang motivasi belajar siswa, selanjutnya data tersebut dibagi menjadi

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66  

tiga kategori berdasarkan rata-rata gabungan dan standar deviasi

gabungan (SD). Dari hasil perhitungan ketiga kelompok diperoleh

65,33 dan SD = 11,21.

Penentuan kategori motivasi belajar adalah tinggi jika 71,

sedang jika 60 71, dan rendah jika 60, sehingga untuk skor

yang kurang dari 60 dikategorikan sebagai motivasi belajar rendah, skor

antara 60 dan 71 dikategorikan sebagai motivasi belajar sedang, dan skor

yang lebih dari 71 dikategorikan sebagai motivasi belajar tinggi.

Banyaknya siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang, dan

rendah disajikan pada tabel 4.3. (Data selengkapnya pada Lampiran 15).

Tabel 4.3 Deskripsi Data Motivasi Belajar Matematika

No Motivasi

Belajar

Cacah Siswa Jumlah

Kontekstual Problem Solving Konvensional

1 Tinggi 24 30 27 81

2 Sedang 24 29 22 75

3 Rendah 26 35 19 80

Jumlah 74 94 68 236

D. Analisis Variansi

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah uji Lilliefors

dengan tingkat signifikansi 0,05, adapun rangkumannya adalah:

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67  

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Kelompok Keputusan Uji

Kontekstual 0,084 0,103 diterima

Problem Solving 0,090 0,091 diterima

Konvensional 0,106 0,107 diterima 

Tinggi 0,097 0,098 diterima 

Sedang 0,092 0,102 diterima 

Rendah 0,098 0,099 diterima 

Dari rangkuman hasil analisis uji normalitas dengan uji

normalitas menunjukkan bahwa data kelompok kontekstual, problem

solving, dan konvensional serta motivasi belajar siswa tinggi, sedang,

maupun rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(Perhitungan selengkapnya pada Lampiran16).

b. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini uji homogenitas variansi yang digunakan

adalah uji Bartlet dengan tingkat signifikansi 0,05. Rangkuman

hasil penelitian untuk uji homogenitas sebagai berikut:

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Kelompok Keputusan Uji

Pendekatan Pembelajaran 5,097 5,991 diterima

Motivasi Belajar 1,889 5,991 diterima

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variansi-

variansi dari populasi yang diberi perlakuan pendekatan pembelajaran

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68  

dan variansi-variansi motivasi belajar siswa adalah sama atau homogen.

(Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 17).

2. Uji Hipotesis Penelitian

Prosedur uji hipotesis ini menggunakan anava 3x3. Berdasarkan

analisis uji persyaratan menunjukkan bahwa sampel random data amatan

berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi

yang homogen. Dengan demikian analisis uji hipotesis dengan teknik

analisis variansi dilanjutkan. Rangkuman hasil uji hipotesis dengan tingkat

signifikansi 0,05 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis

Sumber

Variansi

dk JK RK Keputusan

Uji

Pendekatan

pembelajaran

(A)

2 1862,62 931,31 4,95 3,03 ditolak 

Motivasi

Belajar (B)

2 110,68 55,34 0,29 3,03 diterima 

Interaksi

(AB)

4 272,82 68,21 0,36 2,41 diterima

Galat 227 42677,93 188,01 - - -

Total 235 44924,06 - - - -

(Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 18).

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa H0A ditolak, H0B diterima,

dan H0AB diterima, kesimpulannya adalah

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69  

a. Terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap prestasi belajar

matematika.

b. Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar matematika siswa terhadap

prestasi belajar matematika.

c. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi

belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika.

3. Uji Lanjut Pasca Anava

Dari rangkuman hasil uji hipotesis di atas kemudian dilanjutkan uji

pasca anava. Dengan disertakan rangkuman rerata nilai matematika, maka

hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.7 Rangkuman Rerata Nilai Matematika

Pendekatan

Pembelajaran

Motivasi Rerata

Marginal Tinggi Sedang Rendah

Kontekstual 63,17 62,33 64,92 63,51

Problem

Solving

56,13 60,69 58,06 58,26

Konvensional 56,44 56,36 57,68 56,76

Rerata

Marginal

58,32 59,95 60,20

a. ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava dan

rangkuman uji komparasi ganda dengan metode Scheffe’ disajikan

dalam tabel berikut: (perhitungan selengkapnya pada Lampiran 19)

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70  

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Baris

No Hipotesis Nol Fobs Ftabel Keputusan

1

2

3

. .

. .

. .

6,09

8,58

0,47

6,06

6,06

6,06

H0 ditolak

H0 ditolak

H0 diterima

Dari hasil uji komparasi ganda antar baris di atas dan dilihat dari rerata

marginalnya, diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan pembelajaran

kontekstual mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada

problem solving, pendekatan pembelajaran kontekstual mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik daripada konvensional, sedangkan

pendekatan pembelajaran problem solving mempunyai prestasi belajar

yang sama dengan konvensional.

b. diterima, maka tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava.

c. diterima, maka tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis dan uji lanjut pasca anava yang

telah diuraikan di atas dapat dijelaskan ketujuh hipotesis penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh Fa = 4,95 > 3,03 =

F0,05;2;227. Nilai Fa terletak di daerah kritik, oleh karena itu H0A ditolak yang

artinya terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap prestasi

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71  

belajar matematika siswa. Berdasarkan uji komparasi ganda antar baris dan

dilihat dari rerata marginalnya, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar yang lebih baik

daripada pendekatan pembelajaran problem solving, pendekatan

pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar yang lebih baik

daripada konvensional dan pendekatan pembelajaran problem solving

memberikan prestasi belajar yang sama dengan konvensional.

Pembelajaran dengan kontekstual menghasilkan prestasi yang lebih

baik daripada problem solving dan konvensional dikarenakan kontekstual

merupakan pembelajaran yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Hal ini dapat membantu siswa SD, di mana mereka masih pada tahap pra-

operasional (usia 7 – 11 tahun) yang pada saat ini akan dapat berpikir

secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan

mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Sedangkan siswa yang diberi pembelajaran dengan problem solving dan

konvensional mempunyai prestasi yang sama dimungkinkan karena

problem solving membutuhkan kemampuan siswa dalam bernalar tinggi

untuk menyelesaikan masalah yang diberikan serta dalam memahami

materi dengan problem solving membutuhkan waktu yang cukup agar

lebih lama tersimpan dalam diri siswa.

2. Hipotesis kedua

Dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh Fb

= 0,29 < 3,03 = F0,05;2;227. Nilai Fb tidak terletak di daerah kritik, oleh

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72  

karena itu H0B diterima berarti tidak terdapat perbedaan prestasi belajar

matematika ditinjau dari motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah.

Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa disini tidak dapat

mempengaruhi prestasi belajar kemungkinan disebabkan oleh

keterbatasan penelitian ini yang tidak mampu mengontrol variabel-

variabel lain diluar motivasi belajar siswa. Salah satunya adalah

pengisian angket yang kurang jujur dimungkinkan menjadikan data

motivasi belajar yang kurang akurat.

3. Hipotesis Ketiga

Dari analisis variansi dua jalan diperoleh Fab = 0,36 < 2,41 =

F0,05;4;227. Nilai Fab tidak terletak di daerah kritik, oleh karena itu H0AB

diterima yang artinya tidak terdapat interaksi antara pendekatan

pembelajaran dengan motivasi belajar matematika pada pokok bahasan

Operasi Bilangan Bulat. Berarti pendekatan pembelajaran dengan

kontekstual menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibanding

pembelajaran problem solving, pendekatan pembelajaran dengan

menggunakan kontekstual menghasilkan prestasi yang lebih baik

dibanding dengan pembelajaran konvensional, dan pendekatan

pembelajaran dengan problem solving menghasilkan prestasi yang sama

dengan pembelajaran konvensional yang berlaku untuk motivasi belajar

siswa tinggi, motivasi belajar siswa sedang maupun motivasi belajar

siswa rendah.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73  

Tidak terdapatnya interaksi antara pendekatan pembelajaran

dengan motivasi belajar matematika siswa kemungkinan disebabkan oleh

keterbatasan penelitian ini yang tidak mampu mengontrol variabel-

variabel lain diluar motivasi belajar siswa, antara lain dalam pengisian

angket yang kurang jujur dimungkinkan menjadikan data motivasi

belajar yang kurang akurat, sehingga motivasi siswa dalam penelitian ini

tidak sesuai dengan karakter motivasi belajar siswa. Oleh karena itu,

pendekatan pembelajaran tidak bergantung pada motivasi belajar siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74  

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan Penelitian

Penarikan kesimpulan dalam suatu penelitian merupakan hal yang

penting untuk menggambarkan apa yang telah diteliti dan menggambarkan

hasil dari suatu penelitian beserta kajiannya. Berdasarkan hasil analisis yang

telah dituliskan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan pada siswa

kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kunduran Blora adalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar matematika siswa kelas V SD dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik dibanding dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran problem solving, model

pembelajaran kontekstual memberikan prestasi yang lebih baik dibanding

dengan menggunakan pembelajaran konvensional dan pendekatan

pembelajaran problem solving memberikan prestasi yang sama dengan

menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Prestasi belajar matematika siswa kelas V SD tidak dipengaruhi oleh

motivasi belajar siswa.

3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi

belajar matematika siswa kelas V SD. Sehingga pada pendekatan

pembelajaran kontekstual menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik

daripada problem solving dan konvensional, sedangkan pendekatan

pembelajaran problem solving menghasilkan prestasi belajar yang sama

74

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75  

dengan konvensional untuk setiap kategori motivasi belajar pada pokok

bahasan Operasi Bilangan Bulat.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori dan kesimpulan pada hasil penelitian

ini, penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna secara teoritis

maupun praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika

siswa.

1. Implikasi Teoritis

Dari kesimpulan telah dinyatakan bahwa terdapat perbedaan

prestasi belajar matematika siswa pada materi Operasi Bilangan Bulat

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, problem

solving dan konvensional. Hal ini dapat digunakan sebagai salah satu

acuan untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran matematika pada

materi pokok Operasi Bilangan Bulat pada khususnya dan materi pokok

lainnya pada umumnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan kajian secara teoritis untuk memilih dan mempersiapkan pendekatan

pembelajaran matematika yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Ditinjau dari hasil rata-rata prestasi belajar matematika siswa

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik

dibanding menggunakan pendekatan pembelajaran problem solving dan

konvensional, dan pendekatan pembelajaran problem solving sama dengan

konvensional. Sehingga secara teoritis dapat dijadikan sebagai salah satu

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76  

acuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Dengan

demikian secara teoritis untuk meningkatkan prestasi belajar matematika

siswa dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

yang menekankan pada pembelajaran yang dikaitakan dengan kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran terhadap

siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa

selama proses pembelajaran matematika berlangsung, baik aktifitas siswa

secara individu maupun aktifitas siswa dalam berkelompok. Pada

kelompok terjadi diskusi antar siswa maupun guru dalam menjelaskan

materi, mengerjakan soal latihan ataupun tugas yang dikaitakan dengan

kehidupan nyata. Dengan demikian secara teoritis penelitian ini dapat

dijadikan salah satu acuan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual.

2. Implikasi Praktis

Dari uraian pada implikasi teoritis, bahwa proses belajar mengajar

matematika membutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat

meningkatkan aktifitas siswa dan tidak memberi kesan menjenuhkan.

Pembelajaran dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan

sehari-hari seperti pendekatan pembelajaran kontekstual akan memberi

kesempatan yang luas bagi siswa siswa untuk dapat berpikir secara logis

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77  

mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-

benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

C. Saran

Dalam penelitian ini memberikan suatu pemikiran yang berhubungan

dengan peningkatan prestasi belajar matematika disarankan:

1. Kepada Guru

a. Diharapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika,

guru lebih banyak melibatkan keaktifan siswa dan guru hanya sebagai

motivator dan fasilitator saja.

b. Dalam menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual maupun

problem solving, guru diharapkan sebelumnya mempersiapkan dengan

sebaik-baiknya, agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan

baik dan lancar sesuai dengan skenario pembelajaran sehingga dapat

mecapai tujuan yang diharapkan.

c. Hendaknya guru matematika mau mencoba menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual dan problem solving untuk mengajarkan

materi pelajaran yang sesuai, dan mau melakukan koreksi serta refleksi

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

d. Hendaknya guru matematika menggunakan pendekatan kontekstual dan

problem solving secara menarik, agar motivasi siswa untuk mengikuti

pembelajaran matematika lebih baik.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERI DAN PR DITINJA MENTASI ROBLEM SO U DARI M SEK Untuk Mem Magist PROGRAM UN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78  

2. Kepada Kepala Sekolah

a. Diharapkan kepala sekolah menyarankan kepada guru matematika

khususnya dan guru mata pelajaran lainnya agar dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar dapat memilih pendekatan pembelajaran

yang sesuai untuk memperoleh hasil yang lebih baik, misalnya

pendekatan pembelajaran kontekstual dan problem soving.

b. Diharapkan kepala sekolah memberikan dorongan maupun memotivasi

para guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi

dan inovatif.

c. Mengirimkan penataran atau pembinaan guru yang berkaitan dengan

pembelajaran.

d. Sekolah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang cukup

sesuai dengan kebutuhan guru.

3. Para Peneliti/Calon Peneliti

Penulis berharap agar para peneliti atau calon peneliti dapat meneruskan

atau mengembangkan penelitian ini untuk variabel-variabel yang sejenis

yang masih bayak jumlahnya, seperti model pembelajran problem possing,

RME, inquiry, dan lain sebagainya untuk meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa.