ekstraksi asbuton dengan metode asbuton emulsi … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EKSTRAKSI ASBUTON DENGAN METODE ASBUTON
EMULSI MENGGUNAKAN EMULGATOR COCAMIDE DEA
DITINJAU DARI KONSENTRASI HCL DAN
WAKTU EKSTRAKSI
Asbuton Extraction with Asbuton Emulsion Method Using Emulsifier
Cocamide DEA Subject to HCL Concentration and Extraction Time
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh :
DHANI ARDHYANTO
I 0108189
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EKSTRAKSI ASBUTON DENGAN METODE ASBUTON
EMULSI MENGGUNAKAN EMULGATOR COCAMIDE DEA
DITINJAU DARI KONSENTRASI HCL DAN
WAKTU EKSTRAKSI
Asbuton Extraction with Asbuton Emulsion Method Using Emulsifier
Cocamide DEA Subject to HCL Concentration and Extraction Time
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh :
DHANI ARDHYANTO
I 0108189
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Seorang sahabat adalah suatu sumber kebahagiaan dikala kita merasa tidak
bahagia”
“Jangan malu untuk bertanya dan mencoba, karena itu merupakan salah satu
kunci untuk meraih sukses”
(Penulis)
“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah“
( Lessing )
Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik
terhadap diri sendiri.
( Benyamin Franklin )
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia sampai saat ini.
2. Kedua orang tua saya Bapak Drs. Budi Sutrisno, Apt dan Ibu Tuti Daryati
yang senantiasa menyayangi, mendidik, mendoakan, dan memberikan
yang terbaik buat anak-anaknya
3. Mbak Rizky Farmasita dan Dek Andrian Yulianto yang telah memberikan
keceriaan dan semangat dalam hidupku.
4. Latif Sofiana N yang dengan sabar menemaniku, memberikan perhatian,
dan menjadi penyemangatku.
5. Didit Cahya dan Ria Kurniawati yang telah memberikan rasa kebersamaan
dalam hidupku.
6. Keluarga Besar Kontrakan Gapuk yang senantiasa menemani dalam suka
dan duka perkuliahan di Teknik Sipil UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Dhani Ardhyanto, 2012. Ekstraksi Asbuton dengan Metode Asbuton Emulsi
Menggunakan Emulgator Cocamide DEA Ditinjau dari Konsentrasi HCl
dan Waktu Ekstraksi. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Asbuton merupakan aspal alam yang terdapat di pulau buton dapat menjadi
altenatif yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan aspal dalam melaksanakan pembangunan serta pemeliharaan jalan di Indonesia. Saat ini
pemanfaatan asbuton belum optimal dikarenakan teknologi yang digunakan untuk
mengolah asbuton kurang efisien, dan relatif sulit pada pelaksanaannya. Sehingga
perlu diadakan penelitian tentang pemanfaatan asbuton sebagai pengganti aspal
minyak, salah satunya untuk bahan baku pembuatan asbuton emulsi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu ekstraksi terhadap kadar larutan
bitumen, berat jenis rata-rata, dan kadar air asbuton emulsi berdasarkan kadar
HCl.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di labolatorium. Bahan yang
digunakan adalah asbuton butir tipe 5/20, Cocamide DEA, Asam Klorida (HCl),
Kerosin,dan H2O. Phasa padat asbuton emulsi merupakan asbuton butir dan
kerosin yang dicampur menggunakan alat mixer selama 15 menit. Phasa cair
asbuton emulsi terdiri dari bahan pengemulsi, H2O, dan HCl. Variabel konsentrasi
HCl yang digunakan sebesar 0.5%, 0.75%, 1%, 1.25%, dan 1.5% dari berat total
asbuton emulsi. Phasa padat dan phasa cair asbuton emulsi dicampur dan
kemudian diekstraksi, variable waktu ekstraksi yang digunakan selama 5, 10, 15,
20, dan 25 menit. Hasil ekstraksi asbuton emulsi selanjutnya dilakukan pengujian
kandungan mineral asbuton emulsi, berat jenis dan kadar H2O.
Hasil analisis data pengujian kandungan mineral asbuton emulsi diperoleh kadar
asam klorida (HCl) sebesar 1,25% terhadap berat total asbuton emulsi
menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi sebesar 57,19 % dengan komposisi
asbuton butir tipe 5/20 sebesar 41.67% berat, kerosin 8.33%, asam klorida (HCl)
1.25%, Cocamide DEA 1%, dan H2O 47.75% terhadap berat total asbuton emulsi.
Pada kadar asam klorida (HCl) sebesar 1,25% diketahui bahwa semakin lama
waktu ekstraksi maka kadar bitumen asbuton emulsi dan kadar H2O asbuton
emulsi semakin meningkat, dan semakin lama waktu ekstraksi maka berat jenis
rata-rata asbuton emulsi semakin menurun.
Kata kunci: Asbuton, Asbuton Emulsi, HCl, Ekstraksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Dhani Ardhyanto, 2012. Asbuton Extraction with Asbuton Emulsion Method
Using Emulsifier Cocamide DEA Subject to HCL Concentration and Extraction
Time. Minithesis. Department of Civil Engineering, University of Sebelas Maret,
Surakarta.
Asbuton is natural asphalt was located in Buton island can be a promising
alternative to fulfill Requirement of asphalt for conservancy and development of
road in Indonesia. Currently asbuton is not optimal because the technology that
has been used for processing of asbuton is not efficient and is difficult in its
application. So there should be research on the utilization of asbuton as a
substitute petroleum asphalt for the raw material of asbuton emulsion. The
purpose of this research was to examine the percentage of bitumen extraction
time, the average specific gravity, and water content asbuton emulsion based on
HCl concentration.
This research uses an experimental method in the laboratory. The materials used
are asbuton grain type 5/20, Cocamide DEA, acid chloride (HCl), kerosene, H2O.
Solid phase of asbuton emulsion is a mixture of granular asbuton and kerosene
was mixed for 15 minutes. Liquid phase of asbuton emulsion consist of emulsifier,
H2O and HCl. Variable levels of HCl is used by 0.5%, 0.75%, 1%, 1.25% and
1.5% of mixture weight asbuton emulsion. Solid phase and liquid phase of
asbuton emulsion mixed and then extracted, Variable of time extraction used for
5, 10, 15, 20, and 25 minutes. Furthermore, mineral content of asbuton emulsion,
specivic gravity and water content test are treated.
The result data’s analysis of asbuton emulsion’s mineral content test,
concentration of HCl by 1,25% of asbuton emulsion weight obtained the highest
bitument content of 57,19% with composition granular asbuton type 5/20 is
41.67%, kerosene is 8.33%, hydrochloric acid (HCl) is 1,25%, Cocamide DEA is
1%, and H2O is 47,75% of total weight asbuton emulsion. At the concentration of
HCl 1,25%,the precentage of bitumen asbuton emulsion and H2O content increase
along with extraction time increase and specivic gravity of asbuton emulsion
decrease along with extraction time increase.
Keywords: Asbuton, Asbuton Emulsion, HCl, and Extraction Time.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “Ekstraksi Asbuton dengan Metode Asbuton Emulsi
Menggunakan Emulgator Cocamide DEA Ditinjau dari Konsentrasi HCl
dan Waktu Ekstraksi”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis
sulit untuk mewujudkan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan dan segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ir. Bambang Santosa, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Djoko Sarwono, MT, selaku dosen pembimbing I.
4. Ir. Ary Setyawan MSc, PhD, selaku dosen pembimbing II.
5. Ir. Sulastoro RI, MSc, selaku Dosen Pembimbing Akademis.
6. Segenap dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
7. Muh. Sigit Budi Laksana, ST, selaku staff Laboratorium Jalan Raya.
8. Teman skripsi saya, Arif Nurrohman, Saulus Andri dan Indra Wijayanto.
9. Teknik Sipil Angkatan 2008 dan keluarga besar Kontrakan Gapuk.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Surakarta, September 2012
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
ABSTRACT .............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ..................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
1.6. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 4
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 5
2.2. Dasar Teori.. ................................................................................................... 8
2.2.1. Asbuton ................................................................................................ 8
2.2.2. Asbuton Butir .................................................................................... 10
2.2.3. Asbuton Emulsi ................................................................................. 12
2.2.4. Aspal Emulsi ..................................................................................... 14
2.2.5. Kerosin .............................................................................................. 15
2.2.6. Bahan Pengemulsi ............................................................................. 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
2.2.7. Asam Klorida (HCl) ......................................................................... 15
2.2.8. Cocamide DEA.......................... ....................................................... 16
2.2.9. H2O.......................... ......................................................................... 16
2.2.10. Berat Jenis.......................... .............................................................. 17
2.2.11. Analisis Data Hasil Penelitian.......................... ................................ 17
2.2.11.1. Analisi Regresi.......................... ........................................ 17
2.2.11.2. Analisis Korelasi.......................... ..................................... 18
2.2.11.3. Uji Hipotesis.......................... ............................................ 19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian ................................................................................. 20
3.2. Teknik Pengumpulan Data. …………… ..................................................... 20
3.2.1. Data Primer ...................................................................................... .20
3.2.2. Data Sekunder .................................................................................. .21
3.3. Diagram Alir Penelitian. ............................................................................... 21
3.4. Bahan Penelitian ........................................................................................... 21
3.5. Peralatan Penelitian ...................................................................................... 23
3.5.1. Satu Set Alat Mixing Asbuton .......................................................... 23
3.5.2. Alat Uji Ekstraksi ............................................................................. 23
3.5.3. Alat Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi ................................. 23
3.5.4. Alat Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi ............................................... 24
3.5.5. Alat Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi ............................................... 24
3.6. Pemeriksaan Bahan....................................................................................... 24
3.6.1. Pemeriksaan Agregat ......................................................................... 24
3.7. Pembuatan Benda Uji .................................................................................. 24
3.8. Pengujian Benda Uji ................ .................................................................... 27
3.8.1. Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi .......................................... 27
3.8.2. Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi ....................................................... 28
3.8.3. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi ........................................................ 29
3.9. Analisis Data ............................................................................................. 29
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pemeriksaan Bahan Penelitian….. ...................................................... 30
4.1.1. Hasil Pemeriksaan Asbuton Butir ..................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
4.2. Perencanaan Komposisi Asbuton Emulsi................ ..................................... 31
4.3. Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi ................................................... 32
4.3.1. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.5% .......................... 32
4.3.2. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.75% ........................ 35
4.3.3. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1% ............................. 36
4.3.4. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25% ........................ 38
4.3.5. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5% .......................... 40
4.3.6. Hubungan Presentase Bitumen, Waktu Ekstraksi (WE), dan
Konsentrasi HCl ................................................................................ 41
4.4. Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi ................................................................... 45
4.4.1. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 0.5% ................................................................... 45
4.4.2. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 0.75% ................................................................. 47
4.4.3. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 1% ...................................................................... 49
4.4.4. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 1.25% ................................................................. 50
4.4.5. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 1.5% ................................................................... 52
4.5. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi .................................................................. 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..... ….. ....................................................................................... 57
5.2. Saran............... ….. ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA..... ….. ................................................................................ 59
LAMPIRAN………. …… ..................................................................................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perkiraan Deposit Asbuton di daerah Lawele dan sekitarnya ............ 9
Tabel 2.2. Sifat Fisik Aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele ....................... 9
Tabel 2.3.. Sifat Kimia Aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele ................... 10
Tabel 2.4. Jenis Pengujian dan Persyaratan Asbuton Butir ............................... 11
Tabel 2.5. Hasil Pemeriksaan Asbuton Butir Tipe 5/20 .................................... 12
Tabel 2.6. Persyaratan Kerosin ......................................................................... 15
Tabel 3.1. Benda Uji Penelitian ......................................................................... 26
Tabel 4.1. Komposisi Asbuton Emulsi dengan konsentrasi HCl = 1,25%
pada Waktu Ekstraksi 25 Menit. ....................................................... 31
Tabel 4.2. Hasil Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi. ............................... 32
Tabel 4.3. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.5%. ......................... 33
Tabel 4.4. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0,5%. ........................................... 34
Tabel 4.5. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.75%. ....................... 35
Tabel 4.6. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0,75%. ......................................... 36
Tabel 4.7. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1%. ............................ 37
Tabel 4.8. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1%. .............................................. 38
Tabel 4.9. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ....................... 39
Tabel 4.10. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ......................................... 39
Tabel 4.11. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%. ......................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Tabel 4.12. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%. ........................................... 41
Tabel 4.13. Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi. ....................................................... 45
Tabel 4.14. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
BeratJenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl =
0.5%. ................................................................................................. 46
Tabel 4.15. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 0.5%. ............... 46
Tabel 4.16. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat
Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 0.75%. ..... 48
Tabel 4.17. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 0.75%. ............. 48
Tabel 4.18. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat
Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1%. .......... 49
Tabel 4.19. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1%. .................. 50
Tabel 4.20. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat
Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1.25%. ..... 51
Tabel 4.21. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ............. 51
Tabel 4.22. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat
Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1.5%. ....... 53
Tabel 4.23. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.5%. ............... 54
Tabel 4.24. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi dengan konsentrasi HCl = 1,25% . 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Peta Lokasi Sebaran Asbuton ......................................................... 9
Gambar 2.2. Waktu setting asbuton emulsi ....................................................... 13
Gambar 3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ........................................... 22
Gambar 4.1. Asbuton Butir yang Digunakan dalam Penelitian ......................... 30
Gambar 4.2. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.5%. ....................................... 33
Gambar 4.3. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.75%. ..................................... 35
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1%... ........................................ 37
Gambar 4.5. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ..................................... 38
Gambar 4.6. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%. ....................................... 40
Gambar 4.7. Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen. ......... 42
Gambar 4.8. Grafik Hubungan Konsentrasi HCl Terhadap Persentase
Bitumen ......................................................................................... 43
Gambar 4.9. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 0.5%. ............ 45
Gambar 4.10. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 0.75%. .......... 47
Gambar 4.11. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1% ................ 49
Gambar 4.12. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1.25%. .......... 51
Gambar 4.13. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1.5%. ............ 52
Gambar 4.14. Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton
Emulsi Rata-rata. ........................................................................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Gambar 4.15. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Kadar H2O
Asbuton Emulsi pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ......................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
ASTM = American Standard Testing Method
°C = derajat Celcius
cm = centimeter
g/cm³ = gram/cm kubik
gr = gram
HCl = Asam klorida
kg = kilogram
kg/l = kilogram/liter
kL = Koefisien perpindahan massa
m = meter
m2 = meter persegi
mm = milimeter
Ph = Derajat keasaman
r = koefisien korelasi
r2 = koefisien determinasi
SNI = Standar Nasional Indonesia
% = prosentase/persen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data Penelitian
Lampiran B Bahan dan Alat Penelitian
Lampiran C Dokumentasi Penelitian
Lampiran D Kelengkapan Administrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
EKSTRAKSI ASBUTON DENGAN METODE ASBUTON
EMULSI MENGGUNAKAN EMULGATOR COCAMIDE DEA
DITINJAU DARI KONSENTRASI HCL DAN
WAKTU EKSTRAKSI
Asbuton Extraction with Asbuton Emulsion Method Using Emulsifier
Cocamide DEA Subject to HCL Concentration and Extraction Time
SKRIPSI
Disusun oleh :
DHANI ARDHYANTO
I 0108189
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas sebelas Maret pada :
Hari : Senin
Tanggal : 22 Oktober 2012
Tim Penguji :
1. Ir. Djoko Sarwono, MT …………………………....
NIP. 19600415 199201 1 001
2. Ir. Ary Setyawan, M.Sc, Ph.D …………………………....
NIP. 19661204 199512 1 001
3. Ir. Djumari, MT …………………………....
NIP. 19571020 198702 1 001
4. Ir. Djoko Santoso …………………………....
NIP. 19520919 198903 1 002
Mengesahkan
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik UNS
Ir. Bambang Santosa, MT
NIP. 19590823 198601 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
EKSTRAKSI ASBUTON DENGAN METODE ASBUTON
EMULSI MENGGUNAKAN EMULGATOR COCAMIDE DEA
DITINJAU DARI KONSENRASI HCL DAN
WAKTU EKSTRAKSI
Asbuton Extraction with Asbuton Emulsion Method Using Emulsifier
Cocamide DEA Subject to HCL Concentration and Extraction Time
Disusun oleh :
DHANI ARDHYANTO
I 0108189
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Persetujuan Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Djoko Sarwono, MT Ir. Ary Setyawan, MSc, Ph.D.
NIP. 19600415 199201 1 001 NIP. 19661204 199512 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Seorang sahabat adalah suatu sumber kebahagiaan dikala kita merasa tidak
bahagia”
“Jangan malu untuk bertanya dan mencoba, karena itu merupakan salah satu
kunci untuk meraih sukses”
(Penulis)
“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah“
( Lessing )
Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik
terhadap diri sendiri.
( Benyamin Franklin )
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia sampai saat ini.
2. Kedua orang tua saya Bapak Drs. Budi Sutrisno, Apt dan Ibu Tuti Daryati
yang senantiasa menyayangi, mendidik, mendoakan, dan memberikan
yang terbaik buat anak-anaknya
3. Mbak Rizky Farmasita dan Dek Andrian Yulianto yang telah memberikan
keceriaan dan semangat dalam hidupku.
4. Latif Sofiana N yang dengan sabar menemaniku, memberikan perhatian,
dan menjadi penyemangatku.
5. Didit Cahya dan Ria Kurniawati yang telah memberikan rasa kebersamaan
dalam hidupku.
6. Keluarga Besar Kontrakan Gapuk yang senantiasa menemani dalam suka
dan duka perkuliahan di Teknik Sipil UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “Ekstraksi Asbuton dengan Metode Asbuton Emulsi
Menggunakan Emulgator Cocamide DEA Ditinjau dari Konsentrasi HCl dan
Waktu Ekstraksi”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis
sulit untuk mewujudkan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan dan segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ir. Bambang Santosa, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Djoko Sarwono, MT, selaku dosen pembimbing I.
4. Ir. Ary Setyawan MSc, PhD, selaku dosen pembimbing II.
5. Ir. Sulastoro RI, MSc, selaku Dosen Pembimbing Akademis.
6. Segenap dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
7. Muh. Sigit Budi Laksana, ST, selaku staff Laboratorium Jalan Raya.
8. Teman skripsi saya, Arif Nurrohman, Saulus Andri dan Indra Wijayanto.
9. Teknik Sipil Angkatan 2008 dan keluarga besar Kontrakan Gapuk.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Surakarta, September 2012
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL .................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
1.6. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 4
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 5
2.2. Dasar Teori.. ................................................................................................... 8
2.2.1. Asbuton ................................................................................................ 8
2.2.2. Asbuton Butir .................................................................................... 10
2.2.3. Asbuton Emulsi ................................................................................. 12
2.2.4. Aspal Emulsi ...................................................................................... 14
2.2.5. Kerosin ............................................................................................... 15
2.2.6. Bahan Pengemulsi ............................................................................. 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
2.2.7. Asam Klorida (HCl) ......................................................................... 15
2.2.8. Cocamide DEA.......................... ....................................................... 16
2.2.9. H2O.......................... ......................................................................... 16
2.2.10. Berat Jenis.......................... ............................................................... 17
2.2.11. Analisis Data Hasil Penelitian.......................... ................................ 17
2.2.11.1. Analisi Regresi.......................... ........................................ 17
2.2.11.2. Analisis Korelasi.......................... ..................................... 18
2.2.11.3. Uji Hipotesis.......................... ............................................ 19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian .................................................................................. 20
3.2. Teknik Pengumpulan Data. …………… ..................................................... 20
3.2.1. Data Primer ...................................................................................... .20
3.2.2. Data Sekunder ................................................................................... .21
3.3. Diagram Alir Penelitian. ............................................................................... 21
3.4. Bahan Penelitian ........................................................................................... 21
3.5. Peralatan Penelitian ...................................................................................... 23
3.5.1. Satu Set Alat Mixing Asbuton........................................................... 23
3.5.2. Alat Uji Ekstraksi ............................................................................. 23
3.5.3. Alat Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi ................................. 23
3.5.4. Alat Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi ............................................... 24
3.5.5. Alat Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi ............................................... 24
3.6. Pemeriksaan Bahan ....................................................................................... 24
3.6.1. Pemeriksaan Agregat ......................................................................... 24
3.7. Pembuatan Benda Uji .................................................................................. 24
3.8. Pengujian Benda Uji ................ .................................................................... 27
3.8.1. Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi .......................................... 27
3.8.2. Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi ....................................................... 28
3.8.3. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi ........................................................ 29
3.9. Analisis Data ............................................................................................. 29
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pemeriksaan Bahan Penelitian….. ...................................................... 30
4.1.1. Hasil Pemeriksaan Asbuton Butir ..................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
4.2. Perencanaan Komposisi Asbuton Emulsi................ ..................................... 31
4.3. Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi ................................................... 32
4.3.1. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.5% .......................... 32
4.3.2. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.75% ........................ 35
4.3.3. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1% ............................. 36
4.3.4. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25% ........................ 38
4.3.5. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Presentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5% .......................... 40
4.3.6. Hubungan Presentase Bitumen, Waktu Ekstraksi (WE), dan
Konsentrasi HCl ................................................................................ 41
4.4. Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi ................................................................... 45
4.4.1. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 0.5% ................................................................... 45
4.4.2. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 0.75% ................................................................. 47
4.4.3. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 1% ...................................................................... 49
4.4.4. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 1.25% ................................................................. 50
4.4.5. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi
Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada
Konsentrasi HCl = 1.5% ................................................................... 52
4.5. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi .................................................................. 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..... ….. ....................................................................................... 57
5.2. Saran............... ….. ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA..... ….. ................................................................................ 59
LAMPIRAN………. …… ..................................................................................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Peta Lokasi Sebaran Asbuton .......................................................... 9
Gambar 2.2. Waktu setting asbuton emulsi ....................................................... 13
Gambar 3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ............................................ 22
Gambar 4.1. Asbuton Butir yang Digunakan dalam Penelitian ......................... 30
Gambar 4.2. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.5%. ....................................... 33
Gambar 4.3. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.75%. ..................................... 35
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1%... ........................................ 37
Gambar 4.5. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ..................................... 38
Gambar 4.6. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%. ....................................... 40
Gambar 4.7. Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen. ......... 42
Gambar 4.8. Grafik Hubungan Konsentrasi HCl Terhadap Persentase
Bitumen ......................................................................................... 43
Gambar 4.9. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 0.5%. ............ 45
Gambar 4.10. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 0.75%. .......... 47
Gambar 4.11. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1% ................ 49
Gambar 4.12. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1.25%. .......... 51
Gambar 4.13. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1.5%. ............ 52
Gambar 4.14. Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton
Emulsi Rata-rata. ........................................................................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Gambar 4.15. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Kadar H2O
Asbuton Emulsi pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ......................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data Penelitian
Lampiran B Bahan dan Alat Penelitian
Lampiran C Dokumentasi Penelitian
Lampiran D Kelengkapan Administrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perkiraan Deposit Asbuton di daerah Lawele dan sekitarnya ............ 9
Tabel 2.2. Sifat Fisik Aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele ....................... 9
Tabel 2.3.. Sifat Kimia Aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele ................... 10
Tabel 2.4. Jenis Pengujian dan Persyaratan Asbuton Butir ............................... 11
Tabel 2.5. Hasil Pemeriksaan Asbuton Butir Tipe 5/20 .................................... 12
Tabel 2.6. Persyaratan Kerosin ......................................................................... 15
Tabel 3.1. Benda Uji Penelitian ......................................................................... 26
Tabel 4.1. Komposisi Asbuton Emulsi dengan konsentrasi HCl = 1,25%
pada Waktu Ekstraksi 25 Menit. ....................................................... 31
Tabel 4.2. Hasil Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi. ............................... 32
Tabel 4.3. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.5%. ......................... 33
Tabel 4.4. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0,5%. ........................................... 34
Tabel 4.5. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.75%. ....................... 35
Tabel 4.6. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0,75%. ......................................... 36
Tabel 4.7. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1%. ............................ 37
Tabel 4.8. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1%. .............................................. 38
Tabel 4.9. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ....................... 39
Tabel 4.10. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ......................................... 39
Tabel 4.11. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%. ......................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Tabel 4.12. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%. ........................................... 41
Tabel 4.13. Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi. ....................................................... 45
Tabel 4.14. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
BeratJenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl =
0.5%. ................................................................................................. 46
Tabel 4.15. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 0.5%. ............... 46
Tabel 4.16. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat
Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 0.75%. ..... 48
Tabel 4.17. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 0.75%. ............. 48
Tabel 4.18. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat
Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1%. .......... 49
Tabel 4.19. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1%. .................. 50
Tabel 4.20. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat
Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1.25%. ..... 51
Tabel 4.21. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.25%. ............. 51
Tabel 4.22. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat
Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 1.5%. ....... 53
Tabel 4.23. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.5%. ............... 54
Tabel 4.24. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi dengan konsentrasi HCl = 1,25%.. 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Dhani Ardhyanto, 2012. Ekstraksi Asbuton dengan Metode Asbuton Emulsi
Menggunakan Emulgator Cocamide DEA Ditinjau dari Konsentrasi HCl dan
Waktu Ekstraksi. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Asbuton merupakan aspal alam yang terdapat di pulau buton dapat menjadi
altenatif yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan aspal dalam melaksanakan pembangunan serta pemeliharaan jalan di Indonesia. Saat ini
pemanfaatan asbuton belum optimal dikarenakan teknologi yang digunakan untuk
mengolah asbuton kurang efisien, dan relatif sulit pada pelaksanaannya. Sehingga
perlu diadakan penelitian tentang pemanfaatan asbuton sebagai pengganti aspal
minyak, salah satunya untuk bahan baku pembuatan asbuton emulsi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu ekstraksi terhadap kadar larutan
bitumen, berat jenis rata-rata, dan kadar air asbuton emulsi berdasarkan kadar
HCl.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di labolatorium. Bahan yang
digunakan adalah asbuton butir tipe 5/20, Cocamide DEA, Asam Klorida (HCl),
Kerosin,dan H2O. Phasa padat asbuton emulsi merupakan asbuton butir dan
kerosin yang dicampur menggunakan alat mixer selama 15 menit. Phasa cair
asbuton emulsi terdiri dari bahan pengemulsi, H2O, dan HCl. Variabel konsentrasi
HCl yang digunakan sebesar 0.5%, 0.75%, 1%, 1.25%, dan 1.5% dari berat total
asbuton emulsi. Phasa padat dan phasa cair asbuton emulsi dicampur dan
kemudian diekstraksi, variable waktu ekstraksi yang digunakan selama 5, 10, 15,
20, dan 25 menit. Hasil ekstraksi asbuton emulsi selanjutnya dilakukan pengujian
kandungan mineral asbuton emulsi, berat jenis dan kadar H2O.
Hasil analisis data pengujian kandungan mineral asbuton emulsi diperoleh kadar
asam klorida (HCl) sebesar 1,25% terhadap berat total asbuton emulsi
menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi sebesar 57,19 % dengan komposisi
asbuton butir tipe 5/20 sebesar 41.67% berat, kerosin 8.33%, asam klorida (HCl)
1.25%, Cocamide DEA 1%, dan H2O 47.75% terhadap berat total asbuton emulsi.
Pada kadar asam klorida (HCl) sebesar 1,25% diketahui bahwa semakin lama
waktu ekstraksi maka kadar bitumen asbuton emulsi dan kadar H2O asbuton
emulsi semakin meningkat, dan semakin lama waktu ekstraksi maka berat jenis
rata-rata asbuton emulsi semakin menurun.
Kata kunci: Asbuton, Asbuton Emulsi, HCl, Ekstraksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Dhani Ardhyanto, 2012. Asbuton Extraction with Asbuton Emulsion Method
Using Emulsifier Cocamide DEA Subject to HCL Concentration and Extraction
Time. Minithesis. Department of Civil Engineering, University of Sebelas Maret,
Surakarta.
Asbuton is natural asphalt was located in Buton island can be a promising
alternative to fulfill Requirement of asphalt for conservancy and development of
road in Indonesia. Currently asbuton is not optimal because the technology that
has been used for processing of asbuton is not efficient and is difficult in its
application. So there should be research on the utilization of asbuton as a
substitute petroleum asphalt for the raw material of asbuton emulsion. The
purpose of this research was to examine the percentage of bitumen extraction
time, the average specific gravity, and water content asbuton emulsion based on
HCl concentration.
This research uses an experimental method in the laboratory. The materials used
are asbuton grain type 5/20, Cocamide DEA, acid chloride (HCl), kerosene, H2O.
Solid phase of asbuton emulsion is a mixture of granular asbuton and kerosene
was mixed for 15 minutes. Liquid phase of asbuton emulsion consist of emulsifier,
H2O and HCl. Variable levels of HCl is used by 0.5%, 0.75%, 1%, 1.25% and
1.5% of mixture weight asbuton emulsion. Solid phase and liquid phase of
asbuton emulsion mixed and then extracted, Variable of time extraction used for
5, 10, 15, 20, and 25 minutes. Furthermore, mineral content of asbuton emulsion,
specivic gravity and water content test are treated.
The result data’s analysis of asbuton emulsion’s mineral content test,
concentration of HCl by 1,25% of asbuton emulsion weight obtained the highest
bitument content of 57,19% with composition granular asbuton type 5/20 is
41.67%, kerosene is 8.33%, hydrochloric acid (HCl) is 1,25%, Cocamide DEA is
1%, and H2O is 47,75% of total weight asbuton emulsion. At the concentration of
HCl 1,25%,the precentage of bitumen asbuton emulsion and H2O content increase
along with extraction time increase and specivic gravity of asbuton emulsion
decrease along with extraction time increase.
Keywords: Asbuton, Asbuton Emulsion, HCl, and Extraction Time.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini masih melakukan impor aspal minyak dalam jumlah yang
cukup banyak pertahunnya dari beberapa negara lain guna memenuhi kebutuhan
aspal dalam melaksanakan pembangunan serta pemeliharaan jalan. Hal ini
dikarenakan produksi aspal minyak yang dihasilkan dari dalam negeri masih jauh
dari jumlah yang dibutuhkan, yaitu hanya sekitar 600.000 ton pertahunnya atau
sekitar 50% dari kebutuhan nasional (Affandi, 2008).
Perlu dilakukan pemanfaatan bahan–bahan lain yang tersedia di dalam negeri
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan, pemeliharaan jalan dan menyiasati
ketersediaan aspal minyak yang semakin terbatas dan harga yang cenderung naik
seiring dengan naiknya harga pasar minyak mentah dunia. Pemanfaatan aspal
alam yang dikenal dengan asbuton yang terdapat di provinsi Sulawesi Tenggara
dapat menjadi altenatif yang menjanjikan untuk menjawab masalah diatas, karena
cadangan aspal alam di Pulau Buton mencapai 677 juta ton (Affandi, 2008).
Melihat keperluan bahan aspal serta program pembangunan jalan di Indonesia,
pemanfaatan asbuton ini perlu ditingkatkan terus, melaui penelitian dan
pengembangan produk asbuton maupun produk campuran beraspal agar
penggunaan asbuton ini betul-betul efektif dan efisien (Affandi, 2009). Asbuton
saat ini banyak digunakan dalam campuran beraspal panas, dengan kadar aspal
hanya sekitar 5% sampai 10% yang terlepas dari ikatan asbuton sehingga kurang
efektif (Pusjatan, 2006), dan untuk mengatasi berbagai kendala tersebut maka
pengembangan produk asbuton selanjutnya ditujukan pada peningkatan efektifitas
asbuton baik dari segi efektifitas fungsi bitumen dalam campuran beraspal
maupun efektifitas jumlah penggunaan kadar aspal yang ada dalam produk
asbuton tersebut. Berbagai penelitian perlu dikembangkan untuk mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
asbuton murni yang dilakukan dengan cara pemisahan (ekstraksi) aspal murni dari
asbuton yang selanjutnya dapat digunakan sebagaimana aspal minyak.
Meningkatnya kesadaran manusia akan bahaya polusi udara dan seiring dengan
berkembangnya teknologi di bidang perkerasan jalan maka muncullah suatu ide
penggunaan aspal emulsi yang tidak membutuhkan proses pemanasan sehingga
lebih ramah lingkungan (Ikasari, 2009). Salah satu pemanfaatan asbuton dengan
aspal emulsi adalah pembuatan campuran dingin aspal emulsi bergradasi rapat
yang diberi bahan tambah asbuton BGA (sesuai spesifikasi khusus Asbuton
campuran dingin aspal emulsi Bina Marga 2006). Uji coba di lapangan telah
dilakukan oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan di Muna, Sulawesi Tengara.
Kualitas yang diperoleh relatif sama dengan campuran dingin aspal emulsi dan
hanya mampu untuk lalu lintas ringan, sehingga perkerasan akan mudah rusak jika
dilewati kendaraan berat.
Berdasarkan kelebihan dan kelemahan asbuton, diperlukan penelitian untuk
membuat asbuton emulsi dengan mengekstraksi atau memisahkan bitumen
asbuton dan mineralnya menggunakan metode emulsi dingin. Asbuton emulsi
menggunakan metode emulsi dingin pada dasarnya memisahkan bitumen dan
mineral tanpa pemanasan. Untuk memisahkan bitumen dan mineral maka bitumen
dilarutkan dan kemudian diikat dengan H20. Bitumen merupakan senyawa
aromatik (minyak) yang mempunyai sifat tidak dapat larut dengan H20, sehingga
untuk melarutkan bitumen dan H20 diperlukan pengemulsi (emulgator).
Asam klorida (HCl) adalah larutan aquatik dari gas hidrogen klorida. HCl
merupakan asam kuat yang biasa digunakan dalam proses penyabunan, dapat larut
dalam air secara baik dan senyawa ini juga telah digunakan secara luas dalam
industri. Asam klorida (HCl) dalam pembuatan asbuton emulsi berfungsi untuk
mengaktifkan emulgator, menjaga pH campuran emulsi sebesar 3 - 3,5,
melunakkan mineral asbuton, dan meningkatkan stabilitas selama proses emulsi.
Sehingga diperlukan HCl yang optimum agar proses emulsi ganda dalam
pembuatan asbuton emulsi dapat berjalan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Berapakah kadar HCl pada asbuton emulsi yang menghasilkan kadar larutan
bitumen tertinggi?
2. Bagaimana komposisi asbuton emulsi pada kadar larutan bitumen tertinggi?
3. Bagaimana hubungan waktu ekstraksi terhadap kadar larutan bitumen pada
kadar HCl yang menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi?
4. Bagaimana hubungan waktu ekstraksi terhadap berat jenis asbuton emulsi
pada kadar HCl yang menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi?
5. Bagaimana hubungan waktu ekstraksi terhadap kadar H20 pada kadar HCl
yang menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi?
1.3 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah yang diperlukan untuk membatasi ruang lingkup
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan asbuton emulsi menggunakan metode campuran dingin.
2. Asbuton yang digunakan adalah asbuton butir type 5/20 produksi PT. Buton
Asphalt Indonesia.
3. Bahan Pengemulsi yang digunakan adalah Cocamide DEA (Diethanolamine)
produksi PT. Brataco.
4. H2O yang digunakan adalah air RO produksi Toya Qitami Salsabila,
Surakarta.
5. Rancangan Asbuton emulsi digunakan komposisi CSS (Cationic Slow Setting)
dengan kadar HCl antara 0,5% - 1,5% dengan interval 0,25%.
6. Lama waktu proses ekstraksi digunakan 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20
menit, dan 25 menit.
7. Uji Kandungan mineral asbuton emulsi mengunakan pelarut tinner A.
8. Uji berat jenis asbuton emulsi berdasarkan SNI 06-2441-1991.
9. Uji kadar H20 asbuton emulsi berdasarkan SNI 06-2490-1991.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
10. Grafik hasil uji regresi data penelitian bersifat terbatas pada konsentrasi HCl
dan lama waktu ekstraksi yang digunakan selama penelitian.
11. Pengujian ini bersifat eksperimental di Laboratorium Perkerasan Jalan Raya
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kadar HCl pada asbuton emulsi yang menghasilkan kadar larutan
bitumen tertinggi.
2. Mengetahui komposisi asbuton emulsi pada kadar larutan bitumen tertinggi.
3. Mengetahui hubungan waktu ekstraksi terhadap kadar larutan bitumen pada
kadar HCl yang menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi.
4. Mengetahui hubungan waktu ekstraksi terhadap berat jenis asbuton emulsi
pada kadar HCl yang menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi.
5. Mengetahui hubungan waktu ekstraksi terhadap kadar H20 pada kadar HCl
yang menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan asbuton emulsi dengan
metode campuran dingin.
2. Manfaat Praktis
Meningkatkan wawasan dalam pemanfaatan asbuton untuk pembangunan dan
pemeliharaan konstruksi jalan.
1.6 Hipotesis Penelitian
H0 = Waktu ekstraksi tidak berpengaruh terhadap persentase bitumen dan berat
jenis rata-rata asbuton emulsi pada setiap kadar HCl yang digunakan.
H1 = Waktu ekstraksi berpengaruh terhadap persentase bitumen dan berat jenis
rata-rata asbuton emulsi pada setiap kadar HCl yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan ektraksi asbuton dapat
dijadikan acuan/literatur untuk penyusunan skripsi ini, diantaranya adalah:
Penelitian tentang ”Pemanfaatan Asbuton Butir di Kolaka Sulawesi Tenggara”
dan diketahui bahwa dari hasil kajian terhadap uji skala penuh di Kolaka Sulawesi
Tenggara menunjukkan bahwa asbuton mempunyai kemampuan untuk dapat
mensubstitusi aspal minyak serta dapat memperbaiki kinerja campuran beraspal
(Suaryana,N., 2008).
Penelitian tentang ” Karakteristik Bitumen Asbuton Butir untuk Campuran
Beraspal Panas” dan diketahui bahwa dari hasil pengkajian di laboratorium
tentang karakteristik bitumen asbuton butir untuk campuran beraspal panas,
ditinjau dari fungsinya bitumen asbuton butir dalam campuran, bentuk keruntuhan
benda uji campuran beraspal dengan alat uji Marshall, analisa gradasi agregat
akibat dari penambahan asbuton butir dan analisa durability dengan metoda
Cantabrian. Hasil percobaan dan pengkajian menunjukkan bitumen yang ada
dalam asbuton butir sangat sulit untuk memisahkan diri dari mineralnya, sehingga
tidak bisa menyelimuti dan mengikat antar agregat yang ada. Berdasarkan
percobaan kelarutan bitumen asbuton butir dengan minyak tanah yang dipanaskan
pada 90ºC selama satu jam, hanya sekitar 55% bitumennya yang larut. Hal ini
mempengaruhi kinerja campuran beraspal dan perkerasan tersebut dan perlu
segera diatasi diantaranya melalui penggunaan produk asbuton ekstraksi, agar
kinerja campuran beraspal dengan asbuton lebih baik serta pemanfaatan kekayaan
alam berupa asbuton lebih efektif (Affandi,F., 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Penelitian tentang “Ekstraksi Asbuton Dengan Metode Asbuton Emulsi Ditinjau
dari Konsentrasi Pengemulsi dan Waktu Ekstraksi Menggunakan Emulgator
Cocamide Dea”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu
pelarutan terhadap kadar larutan bitumen, berat jenis rata-rata, dan kadar air RO
asbuton emulsi berdasarkan kadar pengemulsi Cocamide DEA. Hasil penelitian
menunjukkan kadar Cocamide DEA sebesar 0.62% menghasilkan kadar larutan
bitumen sebesar 49% dengan komposisi asbuton butir tipe 5/20 sebesar 33.17%,
kerosin 6.63%, Cocamide DEA 0.62%, asamklorida (HCl) 0.62%, dan air RO
58% dari berat campuran total. Pada kadar Cocamide DEA sebesar 0.62%
diketahui bahwa semakin lama waktu pelarutan maka kadar larutan bitumen
asbuton emulsi semakin meningkat, Semakin lama waktu pelarutan maka berat
jenis rata-rata asbuton emulsi semakin menurun dan Semakin lama waktu
pelarutan maka kadar air RO asbuton emulsi semakin meningkat (Andri,S., 2012).
Penelitian tentang “studi perpindahan massa pada Ekstraksi asbuton dengan
pelarut Kerosin” dan diketahui bahwa asbuton adalah lapisan-lapisan yang terdiri
dari aspal dan butiran mineral yang sudah menyatu. Prinsip pembuatan asbuton
murni ini adalah asbuton diekstraksi dengan menggunakan proses dan bahan
tertentu sehingga mineralnya terpisah dari aspalnya. Selanjutnya cairan yang
masih mengandung aspal tersebut diuapkan sehingga yang tersisa adalah aspalnya
saja yang disebut asbuton murni (bitumen). Penelitian ekstraksi asbuton ini
menggunakan pelarut kerosin yang dicampurkan ke dalam asbuton dalam tangki
leaching. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin banyak pelarut
kerosin dicampurkan ke batuan asbuton maka yield (perolehan) bitumen yang
didapat lebih tinggi. Semakin lama waktu ekstraksi, yield bitumen semakin naik,
dan pada waktu tertentu akan mendekati konstan. Koefisien perpindahan massa
(kL) akan semakin naik dan semakin besar ukuran partikel maka koefisien
perpindahan massa (kL) semakin naik. Koefisien perpindahan massa saat
sebanding keadaan ratio kerosin/asbuton 4lt/3kg kL = 0,00003 Dp-0,0921 N0,280807
sedangkan saat keadaan rasio kerosin/asbuton 3lt/3kg kL = 0,000092 Dp-0,14482
N0,239766 (Widhiasa,H,P., 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Penelitian tentang “ Research on High Temperature Rheological Characteristics
of Asphalt Mastic with Indonesian Buton Rock Asphalt (BRA) “. Hasil penelitian
menunjukkan hasil menunjukkan bahwa parameter komponen elastisitas dan alur
dari aspal mastic mengandung mineral filler yang meningkat setiap penambahan
BRA dan BRA dapat meningkatkan karakteristik rheologi aspal mastic pada suhu
tinggi (Mei and Ning 2010).
Penelitian tentang “ Kajian dan Perancangan Laboratorium Penggunaan
Asbuton Butir dalam Campuran Beton Aspal (AC-BC) “. Pengkajian dilakukan
dengan mengganti agregat halus (substitusi) dengan BRA tipe 5/20 melalui
penyetaraan volume, variasi yang digunakan dengan perbandingan agregat biasa :
BRA, yaitu (0%:100%), (25%:75%), (50%:50%), (75%:25%), dan (100%:0%).
Hasil Penelitian menunjukkan kadar aspal optimum benda uji variasi BRA 0%,
25%, 50%, 75% dan 100% adalah 6,1%; 4,9%; 4,7%; 4,3% dan 3,8%. Pada
perendaman standar dicapai nilai stabilitas campuran adalah 1457 kg, 2067 kg,
1991 kg, 1795 kg dan 1609 kg sedangkan nilai indeks kekuatan sisa adalah
94,23%; 86,02%; 93,24%; 91,87% dan 95,48%. Hasil pengkajian menunjukkan
penggunaan BRA dapat menurunkan kadar aspal optimum, meningkatkan
stabilitas dan memperbaiki kinerja durabilitas campuran beraspal (Rundubeli, et
al., 2011).
Penelitian tentang “ Polymer Modified Asphalt Emulsion “. Penelitian ini
menyajikan gambaran dari penelitian tentang aspal emulsi yang telah dimodifikasi
menggunakan berbagai jenis polimer dan kinerja dalam penerapannya.
Berdasarkan hasil penelitian, berbagai modifikasi aspal emulsi sangat dibutuhkan
karena penggunaan aspal emulsi biasa tidak cukup untuk mencegah jalan dari
kerusakan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah beban dan volume lalu
lintas (Shafii, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2.2. Dasar Teori
2.2.1. Asbuton
Asbuton adalah aspal alam yang terdapat di pulau Buton, Sulawesi Tenggara yang
selanjutnya dikenal dengan istilah Asbuton. Asbuton atau Aspal batu Buton ini
pada umumnya berbentuk padat yang terbentuk secara alami akibat proses
geologi. Proses terbentuknya asbuton berasal dari minyak bumi yang terdorong
muncul ke permukaan menyusup di antara batuan yang porous (Kementerian
Pekerjaan Umum., 2006).
Aspal alam yang tersedia di Pulau Buton mempunyai cadangan yang sangat besar,
merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia dan diperkiraan cadangan
Asbuton terbesar terdapat di wilayah Lawele yang sebagian besar mempunyai
kadar aspal di atas 25% aspal alam. Sampai saat ini lokasi penambangan
Kabungka saja yang telah ditambang dan dimanfaatkan, daerah lokasi
penambangan lainnya seperti daerah Lawele, baru dalam tahap eksplorasi dan
sedikit pemanfaatan. Oleh karena itu sejauh ini rekayasa perkerasan jalan di
Indonesia hanya mengenal aspal alam dengan karakteristik Asbuton dari
Kabungka. Secara umum dapat dibedakan dua jenis Asbuton dengan karakteristik
berbeda yaitu bersifat keras seperti dari Kabungka dan bersifat relatif lunak dari
Lawele dan cadangan Asbuton terbesar di pulau Buton sebenarnya terdapat di
daerah Lawele dengan mutu aspal yang tinggi (Kementerian Pekerjaan Umum.,
2006). Ilustrasi lokasi deposit aspal alam, diperlihatkan pada Gambar 2.1. dan
perkiraan deposit asbuton di daerah Lawele diperlihatkan pada Tabel 2.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Gambar 2.1. Peta Lokasi Sebaran Asbuton
Tabel 2.1. Perkiraan Deposit Asbuton di daerah Lawele dan sekitarnya
No. Lokasi Luas Tebal
Kadar aspal (%) Deposit
(m2) (m) (juta ton)
1. Batuawu 550.000 76,1 20 – 40 60,69
2. Mempenga 280.000 72 20 – 30 29,232
3. Langunturu 420.000 61 20 - 25 37,149
4. Kabukubuku 570.000 50 20 - 35 41,325
5. Wangkaburu 460.000 62,8 21 - 35 41,888
6. Siantopina 5.000.000 25 Belum diketahui 181,25
7. Ulala 1.500.000 21,65 Belum diketahui 47,089
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2006
Hasil pengujian fisik dan analisis kimia dari mineral dan bitumen Asbuton hasil
ekstraksi deposit di lokasi Kabungka dan Lawele diperlihatkan pada Tabel 2.2.
dan Tabel 2.3.
Tabel 2.2. Sifat Fisik Aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele
Jenis Pengujian
Hasil Pengujian
Asbuton Padat Asbuton Padat
dari Kabungka dari Lawele
Kadar aspal,% 20 30,08
Penetrasi, 25°C,100 gr, 5 detik,0,1 mm 4 36
Titik lembek, °C 101 59
Daktilitas, 25°C, 5cm/menit, cm < 140 >140
Kelarutan dalam C2HCL3, % - 99,6
Titik Nyala,°C - 198
Berat Jenis 1,046 1,037
Penurunan berat (TFOT), 163°C, 5 jam - 0,31
Penetrasi setelah TFOT, % asli - 94
Titik Lembek setelah TFOT, °C - 62
Daktilitas setelah TFOT, cm - >140
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Tabel 2.3. Sifat Kimia Aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele
Jenis Pengujian
Hasil Pengujian
Asbuton Padat Asbuton Padat
dari Kabungka dari Lawele
Nitrogen (N),% 29,4 30,08
Acidafins (A1), % 9,33 6,6
Acidafins (A2), % 12,98 8,43
Parafin (P), % 11,23 8,86
Parameter Maltene 1,5 2,06
Nitrogen/Parafin, N/P 2,41 3,28
Kandungan Asphaltene, % 39,45 46,92
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2006
Dilihat komposisi kimianya, aspal Asbuton dari kedua daerah deposit memiliki
senyawa Nitrogen base yang tinggi dan parameter malten yang baik. Hal tersebut
mengindikasikan Asbuton memiliki pelekatan yang baik dengan agregat dan
keawetan yang cukup. Mineral Asbuton didominasi oleh “Globigerines
limestone” yaitu batu kapur yang sangat halus dan mempunyai sifat sangat halus,
relatif keras berkadar kalsium tinggi dan baik sebagai filler pada campuran
beraspal (Kementerian Pekerjaan Umum., 2006).
2.2.2. Asbuton Butir
Asbuton butir adalah hasil pengolahan dari Asbuton berbentuk padat yang di
pecah dengan alat pemecah batu (crusher) atau alat pemecah lainnya yang sesuai
sehingga memiliki ukuran butir tertentu. Bahan baku untuk membuat Asbuton
butir ini dapat asbuton padat dengan nilai penetrasi bitumen rendah (<10 dmm)
seperti asbuton padat eks Kabungka atau yang memiliki nilai penetrasi bitumen
diatas 10 dmm (Kementerian Pekerjaan Umum., 2006).
Melalui pengolahan ini diharapkan dapat mengeliminasi kelemahan-kelemahan,
yaitu ketidak seragaman kandungan bitumen dan kadar air serta dengan membuat
ukuran maksimum butir yang lebih halus sehingga diharapkan dapat lebih
mempermudah termobilisasinya bitumen asbuton dari dalam butiran mineralnya.
Jenis Asbuton butir yang diproduksi atau yang ada dipasaran adalah 4 (empat) tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berdasarkan kelas penetrasi dan kandungan bitumennya (Kementerian Pekerjaan
Umum., 2006).
Asbuton olahan yang berupa Asbuton butir ini dapat digunakan untuk campuran
beraspal panas, campuran beraspal hangat, campuran beraspal dingin dengan
peremaja Emulsi, campuran beraspal dingin dengan peremaja Aspal Cair
(Cutback) dan sebagai bahan pengikat lapis penetrasi Macadam. Asbuton butir
yang akan digunakan harus dalam kemasan kantong atau kemasan lain yang
kedap air serta mudah penanganannya saat dicampur di ruang pencampur
(pugmill). Kemasan asbuton butir harus memiliki label yang jelas dan memuat
informasi tentang logo pabrik dan kode pengenal antara lain tipe, berat, penetrasi
bitumen, diameter butir dan kelas kadar bitumen asbuton (Kementerian Pekerjaan
Umum., 2006). Jenis pengujian fisik dan persyaratan Asbuton butir yang
digunakan di Indonesia diperlihatkan pada Tabel 2.4. dan rangkuman hasil
pemeriksaan asbuton butir 5/20 yang dilakukan di Laboratorium Puslitbang Jalan
dan Jembatan, Kementrian PU Bandung disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.4. Jenis Pengujian dan Persyaratan Asbuton Butir
Sifat-sifat Asbuton Metoda Pengujian Tipe
5/20
Tipe
15/20
Tipe
15/25
Tipe
20/25
Kadar bitumen asbuton; % SNI 03-3640-1994 18-22 18-22 23-27 23-27
Ukuran butir
- Lolos Ayakan No 4 (4,75 mm); % SNI 03-1968-1990 100 100 100 100
- Lolos Ayakan No 8 (2,36 mm); % SNI 03-1968-1990 100 100 100 Min
95
- Lolos Ayakan No 16 (1,18 mm); % SNI 03-1968-1990 Min
95
Min
95
Min
95
Min
75
Kadar air, % SNI 06-2490-1991 Maks 2 Maks 2 Maks 2 Maks 2
Penetrasi aspal asbuton pada 25 °C, SNI 06-2490-1991 ≤10 10-18 10-18 19-22
100 g, 5 detik; 0,1 mm
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2006
Keterangan:
1. Asbuton butir Tipe 5/20 : Kelas penetrasi 5 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 20 %.
2. Asbuton butir Tipe 15/20 : Kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 20 %.
3. Asbuton butir Tipe 15/25 : Kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 25 %.
4. Asbuton butir Tipe 20/25 : Kelas penetrasi 20 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 25 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Tabel 2.5. Hasil Pemeriksaan Asbuton Butir Tipe 5/20.
No Test Test Method Results Unit
1 Bitument content SNI 03-3640-1994 23.5 %
2 Water content SNI 06-2490-1991 0.6 %
3 Solubility in C2HCl3 SNI 06-2438-1991 22.8 %
4 Sieve analysis SNI 03-1968-1990
Asbuton :
a. Sieve No.8
100 % Passing
b. Sieve No.16
89 % Passing
c. Sieve No.30
61 % Passing
d. Sieve No.50
23 % Passing
e. Sieve No.100
4.1 % Passing
f. Sieve No.200
0.9 % Passing
Mineral :
a. Sieve No.8
100 % Passing
b. Sieve No.16
99 % Passing
c. Sieve No.30
96 % Passing
d. Sieve No.50
91 % Passing
e. Sieve No.100
74 % Passing
f. Sieve No.200
53 % Passing
5 Specivic gravity SNI 06-2441-1991 1.88 -
6 Flash point SNI 06-2433-1991 264 oC
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2009
2.2.3. Asbuton Emulsi
Asbuton emulsi adalah campuran asbuton dengan bahan emulsifier, HCL,
kerosene, dan H2O dalam suatu alat mixer yang hasil akhirnya berupa campuran
dingin asbuton emulsi. Metode pembuatan asbuton emulsi umumnya sama dengan
metode pembuatan aspal emulsi, hanya penggunaan asbuton sebagai bahan baku
asbuton emulsi yang membedakan dengan aspal emulsi yang menggunakan aspal
minyak sebagai bahan bakunya.
Manfaat asbuton emulsi terhadap lingkungan sangat positif ketika digunakan
ditempat atau disite area yang menghindari penggunaan energi dan emisi yang
terkait dengan pemanasan, pengeringan, dan pengangkutan agregat. Pembangunan
jalan dengan metode dingin diperkirakan mengkonsumsi sekitar setengah energi
dari bearing capacity yang dibuat dengan Hot Mix Asphalt (HMA). Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang disebut "eko-efisiensi" telah
diterapkan untuk teknik pemeliharaan asbuton emulsi (micro-surfacing dan chip
segel) dan disimpulkan bahwa penggunaan asbuton emulsi memiliki dampak
lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan lapisan hot mix
asphalt. Proses waktu setting asbuton emulsi dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2. 2. Waktu Setting Asbuton Emulsi (Delmar, 2006)
Keterangan :
1. Pengemulsi mengabsorbsi ke permukaan mineral (agregat) yang menetralkan
perubahan sementara dipermukaan mineral, pada saat yang sama membuat
permukaan mineral agak lipofilik atau hidrofobik. Terlalu tinggi konsentrasi
pengemulsi dalam kaitannya dengan luas permukaan agregat sebenarnya dapat
membalikkan muatan pada mineral sehingga menghambat setting time dari
asbuton emulsi.
2. Mineral menetralkan asam asbuton emulsi, menyebabkan hilangnya muatan
pada droplet asbuton emulsi, flokulasi dapat terjadi pada kontak pertama dan
kemudian koalesensi atau penggabungan lebih lambat dari droplet asbuton
emulsi.
3. Air diserap oleh mineral, serta menguap dari ikatan asbuton emulsi.
4. Droplet asbuton emulsi akan melakukan kontak dengan disebarkan pada
permukaan mineral, terutama bila permukaan mineral dibuat lipofilik oleh
adsorpsi pengemulsi. Dan akhirnya air akan terdesak keluar dari permukaan
mineral.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2.2.4. Aspal Emulsi
Aspal emulsi adalah campuran aspal panas (hasil penyulingan minyak bumi)
dengan bahan emulsifier, HCL, kerosene, dan H2O dalam suatu pabrik yang hasil
akhirnya berupa aspal dingin. Aspal digiling menjadi partikel yang sangat halus di
dalam alat tersebut yang hasilnya adalah partikel aspal melayang di dalam air atau
umumnya disebut dipersi. Pembuatan aspal emulsi dimaksudkan untuk
mendapatkan keenceran tertentu dari aspal, yang akan dipakai untuk pekerjaan
konstruksi jalan. Aspal biasa umumnya diencerkan dengan jalan memanaskannya
atau dengan mencampurnya dengan bahan bakar minyak, seperti minyak tanah
atau bensin. Campuran ini dikenal dengan istilah cut-back asphalt (Santoso, et al.,
2003).
Berdasarkan muatan listrik pada permukaan partikel aspal, aspal emulsi dapat
digolongkan dalam 3 kategori yaitu anionik, kationik, dan nonionik. Aspal emulsi
jenis kationik memiliki muatan listrik positif pada partikel-partikel aspalnya dan
jenis ini sangat sesuai dengan jenis batu-batuan yang ada di dunia yang sebagian
besar (80%) terdiri dari batuan silika (bersifat asam) yang bermuatan listrik
negatif. Aspal emulsi jenis anionik yang partikel-partikel aspalnya bermuatan
listrik negatif, dimana hanya sesuai dengan jenis batuan alkali, seperti batu kapur
dan karang (Santoso, et al., 2003).
Aspal emulsi juga dapat di klasifikasikan menurut kecepatan perubahannya
kembali susunan partikel ke keadaan semula yang dikenal :
a. Rapid Setting (RS) : CRS-1 / CRS-2
b. Medium Setting (MS) : CMS-2 / CMS-2h
c. Slow Setting (SS) : CSS-1 / CSS-1h
Pelaksaan dalam aplikasi aspal emulsi harus dihindari pemakaian bahan agregat
yang mengandung lumpur atau bahan organik karena akan menyebabkan aspal
emulsi breaking dengan cepat sebelum terjadi pengikatan yang baik dengan
agregat (Asphalt Emulsion Technology, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2.2.5. Kerosin
Kerosin dalam pembuatan asbuton emulsi digunakan untuk memodifikasi bitumen
yang terkandung dalam asbuton, antara lain untuk menurunkan berat jenis dan
meningkatkan nilai penetrasi (Kementerian Pekerjaan Umum., 1999). Persyaratan
kerosin dalam pembuatan asbuton emulsi diperlihatkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Persyaratan Kerosin
No Jenis Pengujian Metode
Pengujian
Persyaratn Satuan
Min Maks
1 Titik Nyala AASHTO T 73 32 - °C
2 Berat Isi pada 15°C 0,77 0,83 Kg/l
3 Penyulingan
a. Titik Didih
b. 50% tersuling
c. Akhir penyulingan
SNI 06-2488-
1991
140
160
-
-
200
290
°C
°C
°C
°C Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 1999
2.2.6. Bahan Pengemulsi
Bahan pengemulsi berfungsi mendispersikan partikel-partikel aspal dalam air.
Setiap molekul emulgator terdiri atas dua bagian, yaitu yang bersifat polar dan
nonpolar. Bagian nonpolar dapat larut dalam partikel aspal yang juga bersifat non
polar. Bagian polar tidak larut dalam aspal sehingga akan berada dipermukaan
partikel aspal dan membentuk lapisan polar. Apabila jumlah bahan pengemulsi
cukup, setiap partikel aspal yang nonpolar akan diselimuti lapisan polar sehingga
partikel aspal tersebut dapat terdispersi dalam air. Asbuton emulsi kationik
umumnya menggunakan senyawa hidrokarbon-nitrogen rantai panjang
(Kementerian Pekerjaan Umum., 1999).
2.2.7. Asam Klorida (HCl)
Aspal mengandung sejumlah kecil garam yang dapat menyebabkan
pembengkakan osmotik di tetesan asbuton emulsi sehingga air ditarik ke dalam
droplet asbuton emulsi tersebut. Hal ini menyebabkan peningkatan viskositas
asbuton emulsi, seiring diikuti dengan penurunan garam secara perlahan. Kalsium
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
klorida atau natrium klorida dalam asbuton emulsi dapat mengurangi osmosis air
ke aspal dan meminimalkan perubahan viskositas, sehingga dapat
mengoptimalkan fungsi pengemulsi dalam proses emulsi asbuton emulsi. Natrium
klorida digunakan dalam asbuton emulsi anionik sedangkan kalsium digunakan
dalam asbuton emulsi kationik.
2.2.8. Cocamide DEA
Cocamide DEA atau cocamide diethanolamine, adalah sebuah diethanolamide
yang dibuat dengan mereaksikan campuran fatty acids dari minyak kelapa dengan
diethanolamine yang berfungsi sebagai bahan pengemulsi. Cocamide DEA
memiliki rumus kimia CH3(CH2)nC(=O)N(CH2CH2OH)2, dimana n dapat
berbeda-beda tergantung bahan dasar dari fatty acids. Cocamide DEA termasuk
senyawa hidrokarbon nitrogen rantai panjang dan golongan senyawa alkoxylated
amines dan dalam pembuatan asbuton emulsi dimanfaatkan sebagai emulgator
untuk komposisi asbuton emulsi CSS (Cationic Slow Setting).
2.2.9. H2O
H2O merupakan bagian terbanyak dalam phasa cair asbuton emulsi. H2O yang
digunakan untuk pembuatan asbuton emulsi adalah H2O bersih yang tidak
tercemari oleh senyawa-senyawa yang dapat merusak asbuton ernulsi. Jumlah
H2O dalam asbuton emulsi adalah 100% dikurangi kadar phasa padat, bahan
pengemulsi, dan asam klorida (Kementerian Pekerjaan Umum., 1999). H20 yang
digunakan dalam penelitian ini adalah air RO yang merupakan air suling dengan
penyaringan beberapa tingkat sehingga mudah larut dengan senyawa lain, bebas
residu, dan mempunyai pH yang seimbang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2.2.10. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan
massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³,
Sehingga berat jenis asbuton emulsi adalah perbandingan relatif massa jenis
asbuton emulsi dengan massa jenis air murni. Berat jenis tidak mempunyai satuan
atau dimensi dikarenakan merupakan sebuah perbandingan.
2.2.11. Analisis Data Hasil Penelitian
2.2.11.1. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pola relasi atau hubungan antara
variabel terikat dengan variabel bebasnya dengan tingkat kesalahan yang kecil.
Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan
matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel - variabel.
Dalam analisis regresi terdapat dua jenis variabel, yaitu :
1. Variabel bebas, yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh
variabel lain.
2. Variabel tak bebas/terikat, yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh
variabel bebas.
Dengan analisis regresi kita dapat memprediksi perilaku dari variabel terikat
dengan menggunakan data variabel bebas. Hubungan linear adalah hubungan jika
satu variabel mengalami kenaikan atau penurunan, maka variabel yang lain juga
mengalami hal yang sama. Jika hubungan antara variabel adalah positif, maka
setiap kenaikan variabel bebas akan membuat kenaikan juga pada variabel terikat.
Selanjutnya jika variabel bebas mengalami penurunan, maka variabel terikat juga
mengalami penurunan. Jika sifat hubungan adalah negatif, maka setiap kenaikan
dari variabel bebas, maka variabel terikat akan mengalami penurunan (Sudjana,
1996).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Persamaan garis regresi mempunyai berbagai bentuk baik linear maupun non
linear. Beberapa jenis persamaan regresi seperti berikut :
1. Persamaan linear
y = a + b x ……………………………… (2.1)
2. Persamaan parabola kuadratik (polynomial tingkat dua)
y = a + bx + cx2 ………………………... (2.2)
3. Persamaan parabola kubik (polynomial tingkat tiga)
y = a + bx + cx2 + dx3 ………………….(2.3)
Keterangan :
y = Nilai variabel terikat
x = Nilai variabel bebas
a, b, c, d = koefisien
2.2.11.2. Analisis Korelasi
Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari
hubungan dua variabel atau lebih secara kuantitatif, untuk menggambarkan derajat
keeratan linearitas variabel terikat dengan variabel bebas, untuk mengukur
seberapa tepat garis regresi menjelaskan variasi variabel terikat. Ada dua
pengukuran korelasi, yaitu coefficient of determination (koefisien determinasi)
dan coefficient of correlation (koefisien korelasi).
Batasan nilai koefisien determinasi (r2) digunakan untuk menggambarkan ukuran
kesesuaian yaitu melihat seberapa besar proporsi atau prosentase dari keragaman
x yang diterangkan oleh model regresi atau mengukur besar sumbangan dari
variabel bebas terhadap keragaman variabel tak bebas y. Koefisien determinasi
menunjukkan prosentase variasi nilai variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh
persamaan regresi yang dihasilkan. Nilai ini juga dapat digunakan untuk melihat
sampel seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan kondisi yang
sebenarnya. Koefisien determinasi berganda (r2) diartikan juga sebagai ukuran
ketepatan garis regresi yang diperoleh dari hasil pendugaan terhadap hasil
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Lima variabel dikatakan berkorelasi, jika perubahan pada satu variabel akan
mengikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur, dengan arah yang
sama atau dapat pula dengan arah yang berlawanan. Koefisien korelasi digunakan
untuk menentukan kategori hubungan antara variabel terikat dengan variabel
bebas. Indek/bilangan yang digunakan untuk menentukan kategori keeratan
hubungan berdasarkan nilai r adalah sebagai berikut :
a. 0 ≤ r ≤ 0,2 ............................ korelasi lemah sekali
b. 0,2 ≤ r ≤ 0,4 ………………… korelasi lemah
c. 0,4 ≤ r ≤ 0,7 …………………. korelasi cukup kuat
d. 0,7 ≤ r ≤ 0,9…………………. korelasi kuat
e. 0,9 ≤ r ≤ 1…………………… korelasi sangat kuat
Pada penelitian ini analisis regresi digunakan untuk mengetahui pola relasi atau
hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebasnya. Variabel terikat
adalah nilai presentase bitumen, nilai berat jenis asbuton emulsi rata-rata dan nilai
kadar H2O asbuton emulsi, sedangkan variabel bebas adalah konsentrasi HCl dan
waktu ekstraksi.
2.2.11.3. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa
data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol). Hasil dalam sebuah statistik bisa dikatakan signifikan secara statistik
jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebapkan oleh faktor yang
kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis
nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan
hipotesis nol adalah benar. hipotesis nol (H0) adalah sebuah hipotesis yang
berlawanan dengan teori yang akan dibuktikan, sedangkan hipotesis yang
berhubungan dengan teori yang akan dibuktikan disebut hipotesis alternatif (H1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Perkerasan Jalan Raya Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan dasar
menggunakan pedoman pembuatan aspal emulsi jenis kationik No.
024/T/BM/1999 Ditjen Bina Marga, dan ASTM D 2397. Sedangkan standar-
standar pengujian yang digunakan sebagian menggunakan standar dan metode-
metode yang disahkan atau distandarkan oleh Bina Marga yang berupa SK-SK
SNI.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan metode eksperimen terhadap
beberapa benda uji dari berbagai kondisi perlakuan yang diuji di laboratorium.
Untuk beberapa hal pada pengujian bahan, digunakan data sekunder yang
dikarenakan penggunaan bahan dan sumber yang sama. Jenis data pada penelitian
ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu data primer dan sekunder.
3.2.1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung melalui serangkaian
kegiatan percobaan yang dilakukan sendiri dengan mengacu pada petunjuk
manual yang ada, misalnya dengan mengadakan penelitian/ pengujian secara
langsung. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komposisi
asbuton emulsi, Pemeriksaan kandungan mineral asbuton emulsi, dan
Pemeriksaan berat jenis asbuton emulsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3.2.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung (didapat dari
penelitian lain) untuk bahan / jenis yang sama. Peneliti harus menerima data
sekunder menurut apa adanya dalam banyak hal. Data sekunder yang dipakai
dalam penelitian ini adalah data spesifikasi asbuton butir tipe 5/20 yang telah
diteliti oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum (DPU).
3.3. Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Diagram Alir Pelaksanaan
Penelitian.
3.4. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Asbuton butir
Asbuton butir yang digunakan dalam penelitian ini adalah asbuton butir tipe
5/20 produksi PT. Bhuton Asphalt Indonesia (BAI) dengan sifat-sifat telah
diteliti di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan PUSJATAN
Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung.
b. Bahan Pengemulsi
Bahan pengemulsi yang digunakan adalah Cocamide DEA (Diethanolanime)
berasal dari PT. Brataco, Surakarta.
c. Asam Klorida (HCL)
Asam Klorida (HCL) yang digunakan berasal dari PT. Brataco, Surakarta.
d. Kerosin
Kerosin yang digunakan berasal dari PT. Pertamina.
e. H2O
H2O yang digunakan adalah air RO produksi Toya Qitami Salsabila,
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Mulai
Mencari Referensi Terkait
Persiapan Alat dan Bahan
Syarat Bahan
Dasar
Memenuhi
Tidak
Pengujian Asbuton Butir
Perancangan Benda Uji dengan Pedoman
Teknik Bina Marga (AASHTO)
Pembuatan phasa cair yang terdiri dari
cocamide DEA, H2O dan HCl, dengan
variasi konsentrasi HCl 0.5%, 0.75%, 1%,
1.25% dan 1.5%.
Pencampuran phasa padat dan phasa cair dan proses ekstraksi asbuton
emulsi dengan variasi waktu ekstraksi 5, 10, 15, 20 dan 25 menit.
Pengujian Benda Uji
Uji Berat Jenis
Pembuatan phasa padat yang merupakan
campuran asbuton butir dan kerosin
dengan perbandingan 5:1 dan dicampur
menggunakan alat mixer selama 15 menit
Pengujian Benda Uji
Uji Kandungan mineral
Pengujian Benda Uji
Uji Kadar H2O
Cek Karakteristik
Asbuton 5/20
Peningkatan
Karakteristik
Tidak
Ya
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3.5. Peralatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan peralatan yang berasal dari Laboratorium Jalan Raya
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peralatan yang digunakan
meliputi :
3.5.1. Satu Set Alat Mixing Asbuton
Peralatan yang digunakan untuk pembuatan phasa padat asbuton emulsi yaitu :
1. Satu set mixer aspal modifikasi.
2. Bowl.
3. Cawan.
4. Spatula.
5. Timbangan.
.
3.5.2. Alat Uji Ekstraksi
Alat yang digunakkan untuk uji ekstraksi asbuton emulsi, terdiri dari :
Peralatan yang digunakan untuk pencampuran fase emulsi padat dan fase emulsi
cair yaitu :
1. Mesin ekstraksi modifikasi.
2. Bowl extraction.
3. Spatula.
4. Kertas saring.
5. Timbangan.
3.5.3. Alat Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi
Peralatan yang digunakan untuk mengetahui persentase mineral dan bitumen yang
terkandung dalam asbuton emulsi yaitu :
1. Cawan.
2. Penggaduk.
3. Timbangan.
4. Kertas saring.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3.5.4. Alat Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi
Peralatan yang digunakan untuk mengetahui berat jenis asbuton emulsi yaitu :
1. Cawan.
2. Bejana
3. Piknometer
4. Timbangan digital.
5. Termometer.
3.5.5. Alat Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi
Peralatan yang digunakan untuk mengetahui kadar H2O asbuton emulsi yaitu :
1. Cawan.
2. Timbangan digital.
3. Oven.
4. Spatula
3.6. Pemeriksaan Bahan
3.6.1. Pemeriksaan Asbuton Butir
Pemeriksaan asbuton butir telah dilakukan di Laboratorium Badan Penelitian dan
Pengembangan PUSJATAN Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung, yang
meliputi kandungan bitumen, kandungan air, kelarutan dalam Trichoroethylene,
analisis saringan, specivic gravity dan titik nyala.
3.7. Pembuatan Benda Uji
Penelitian ini menggunakan pedoman pendekatan pembuatan aspal emulsi jenis
kationik No. 024/T/BM/1999 Ditjen Bina Marga, dan ASTM D 2397 yang
kemudian disesuaikan berdasarkan praktek di laboratorium. Adapun tahapan
pembuatan benda uji adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tahapan pembuatan benda uji :
a. Tahap I
Tahap persiapan. Tahapan ini bertujuan untuk mempersiapkan seluruh
kebutuhan bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian, agar dapat
berjalan lancar. Persiapan tersebut meliputi asbuton butir, HCl, Bahan
pengemulsi, H2O dan pengecekan alat-alat yang diperlukan.
b. Tahap II
Tahap pemeriksaan bahan :
Pemeriksaan asbuton butir meliputi kandungan bitumen, kandungan air,
kelarutan dalam Trichoroethylene, analisis saringan, specivic gravity dan titik
nyala. Pemeriksaan asbuton butir telah diperiksa di Laboratorium Badan
Penelitian dan Pengembangan PUSJATAN Kementerian Pekerjaan Umum,
Bandung
c. Tahap III
Tahap Perencanaan komposisi untuk campuran Asbuton emulsi kationik
mantap lambat (CSS).
1) Perhitungan jumlah asbuton butir dan kerosin untuk phasa padat yang
digunakan pada tiap campuran asbuton emulsi.
2) Perhitungan kadar bahan pengemulsi, HCl dan H2O untuk phasa cair yang
digunakan pada tiap campuran asbuton emulsi.
d. Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap pembuatan benda uji yang akan digunakan untuk
pengujian kemurnian asbuton emulsi. Adapun perencanaannya antara lain :
1) Pembuatan phasa padat asbuton emulsi yang merupakan campuran asbuton
butir dan kerosin dengan perbandingan tertentu dan dicampur
menggunakan alat mixer selama 15 menit. Perbandingan Asbuton butir dan
kerosin yang digunakan adalah 5 : 1 setiap pencampuran phasa padat
asbuton emulsi dengan kecepatan putaran mixer 2800 rpm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Pembuatan phasa cair asbuton emulsi yang terdiri dari bahan pengemulsi,
HCl, dan H2O. Bahan Pengemulsi yang digunakan sebesar 1 % dari berat
asbuton emulsi. Konsentrasi HCl perkiraan yang digunakan 0,5%, 0,75%,
1%, 1,25% dan 1,5% terhadap berat asbuton emulsi untuk mendapatkan
konsentrasi HCl optimum.
3) Proses ekstraksi asbuton emulsi dengan variasi waktu ekstraksi untuk
mendapatkan asbuton emulsi. Waktu ekstraksi yang digunakan adalah 5
menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 25 menit. Sedangkan kecepatan
putaran untuk mencampur fase emulsi padat dan fase emulsi cair adalah
2000 rpm.
Tabel 3.1. Benda Uji Penelitian
Kode Waktu
Benda Uji Waktu Mixing Ekstraksi
gram gram menit gram gram gram menit
A5 5
A10 10
A15 15
A20 20
A25 25
B5 5
B10 10
B15 15
B20 20
B25 25
C5 5
C10 10
C15 15
C20 20
C25 25
D5 5
D10 10
D15 15
D20 20
D25 25
E5 5
E10 10
E15 15
E20 20
E25 25
416,67 83,33 15 15 10 475
480
416,67 83,33 15 12,5 10 477,5
83,33 15416,67 10 10
416,67 83,33 15 7,5 10 482,5
Fase Padat
416,67 83,33 15 5 10 485
Fase Cair
Asbuton Kerosin HCl Emulgator H2O
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
e. Tahap V
Tahap V adalah tahap pengujian asbuton emulsi dengan uji kandungan mineral
asbuton emulsi, uji berat jenis dan uji kadar H2O asbuton emulsi.
f. Tahap VI
Pada tahap ini data yang telah dianalisis dibuat kesimpulan yang berhubungan
dengan tujuan penelitian.
1) Analisis data hubungan persentase bitumen terhadap waktu ekstraksi, berat
jenis asbuton emulsi terhadap waktu ekstraksi, dan hubungan kadar H2O
terhadap waktu ekstraksi berdasarkan konsentrasi HCl.
2) Kesimpulan berupa presentase bitumen berdasarkan hasil uji kandungan
mineral asbuton emulsi, berat jenis asbuton emulsi berdasarkan hasil uji
berat jenis, dan kadar H2O asbuton emulsi berdasarkan uji kadar H2O.
3.8. Pengujian Benda Uji
Tahap pengujian asbuton emulsi meliputi uji kandungan mineral asbuton emulsi,
uji berat jenis dan uji kadar H2O asbuton emulsi.
3.8.1. Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi
1. Menimbang bowl ,pengaduk dan cawan penguapan.
2. Menimbang kertas saring sebelum dipakai.
3. Memasukkan ekstraksi asbuton emulsi ke dalam bowl dan menimbangnya.
4. Melarutkan ekstraksi asbuton emulsi dengan menambahkan tinner A yang
telah ditimbang ke dalam bowl kemudian mengaduknya.
5. Menyaring ekstraksi asbuton emulsi yang telah larut dengan kertas saring dan
mengaduknya hingga semua bitumen yang larut dengan tinner A lolos kertas
saring dan tertampung cawan penguapan.
6. Menjemur cawan penguapan sampai tinner A menguap seluruhnya.
7. Mengeringkan kertas saring dan menimbangnya.
8. Menimbang cawan penguapan yang sudah kering.
9. Menimbang pengaduk yang sudah kering.
10. Menghitung prosentase bitumen yang terkandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3.8.2. Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi
1. Mengisi bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas
piknometer yang tidak terendam 40 mm.
2. Merendam dan menjepit bejana tersebut dengan bak peredam sampai
terendam sekurang – kurangnya 100 mm. Mengatur suhu ruang tetap 25°C.
3. Membersihkan, mengeringkan, dan menimbang piknometer dengan ketelitian
0,1 mg (A).
4. Mengangkat bejana dari bak perendam.
5. Mengisi piknometer dengan air suling kemudian menutup piknometer tanpa
ditekan.
6. Meletakkan piknometer ke dalam bak perendam dan mendiamkannya selama
sekurang-kurangnya 30 menit.
7. Mengangkat piknometer dan mengeringkannya dengan lap lalu menimbang
piknometer dengan ketelitin 0,1 mg (B).
8. Menuangkan ekstraksi asbuton emulsi ke dalam piknometer yang telah kering.
9. Mendinginkan piknometer dengan mendiamkannya dalam bak perendaman
dalam waktu 30 menit. Setelah itu mengangkat, mengeringkan dan
menimbang dengan penutupnya dengan ketelitian 0,1 mg (C).
10. Mengisi piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan menutupnya
tanpa menekan. Lalu mendiamkan agar gelembung-gelembung udaranya
keluar.
11. Mengangkat bejana dari bak perendam dan meletakkan piknometer di dalam
nya dan kemudian menekan tutupnya rapat-rapat.
12. Memasukkan dan mendiamkan bejana ke dalam bak perendam selama 30
menit. Setelah itu mengangkat, mengeringkan dan menimbang piknometer
dengan ketelitian 0,1 mg (D).
13. Menghitung berat jenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3.8.3. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi
1. Mengukur dimensi cawan dan menimbangnya.
2. Memasukkan ekstraksi asbuton emulsi ke dalam cawan, kemudian
menimbangnya.
3. Menghitung volume asbuton emulsi di dalam cawan.
4. Memanaskan cawan ke dalam oven suhu 110 °C hingga kandungan airnya
menguap.
5. Menimbang cawan setelah asbuton emulsi kering.
6. Menghitung kadar H2O.
3.9. Analisis Data
Pada penelitian ini, setelah data diperoleh dari ketiga pengujian tersebut,
digunakan analisis regresi untuk mengetahui pola relasi atau hubungan antara
variabel terikat dengan variabel bebasnya dan uji hipotesis menggunakan
distribusi F untuk menguji hipotesis yang ada. Variabel terikat adalah nilai
kandungan bitumen asbuton emulsi, berat jenis rata-rata asbuton emulsi dan kadar
H2O asbuton emulsi, sedangkan variabel bebas adalah waktu ekstraksi dan kadar
HCl. Setelah dilakukan analisis data, dapat diambil kesimpulan mengenai
pengaruh waktu ekstraksi dan kadar HCl terhadap peningkatan karakteristik
asbuton emulsi ditinjau dari karakteristik asbuton 5/20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
BAB 4
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pemeriksaan Bahan Penelitian
4.1.1. Hasil Pemeriksaan Asbuton Butir
Asbuton butir yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari PT. Buton Asphalt
Indonesia Jakarta yang telah melalui pemeriksaan secara visual dan laboratorium.
Pemeriksaan secara visual dapat dilihat dari bentuk butiran dan tekstur permukaan
asbuton butir. Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan bahwa asbuton butir
yang digunakan memiliki tekstur permukaan yang kasar, berbentuk butiran-
butiran halus dan tampak mineral asbuton yang berwarna putih. Gambar asbuton
butir yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 Asbuton Butir yang Digunakan dalam Penelitian
Pemeriksaan asbuton butir telah dilakukan di Laboratorium Badan Penelitian dan
Pengembangan PUSJATAN Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung. Pengujian
yang dilakukan terhadap asbuton butir dan aspal dari asbuton meliputi
pemeriksaan kadar aspal, kadar air, kelarutan dalam trichloroethylene( C2HCl3),
analisis saringan, specivic gravity,dan titik nyala, menunjukkan bahwa asbuton
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
butir yang digunakkan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Rangkuman hasil pemeriksaan asbuton butir disajikan pada Tabel 2.5., sedangkan
hasil pemeriksaan selengkapnya disajikan pada Lampiran A.1.
4.2. Perencanaan Komposisi Asbuton Emulsi
Komposisi asbuton emulsi yang digunakan adalah asbuton emulsi jenis kationik
mantap lambat (CSS), karena bahan pengemulsi yang digunakan yaitu cocamide
DEA bersifat asam dan berjenis kationik sehingga partikel-partikel aspal akan
bermuatan ion positif. Cocamide DEA termasuk golongan senyawa alkoxylated
amines dan dalam pedoman pembuatan aspal emulsi jenis kationik, dimanfaatkan
sebagai emulgator untuk komposisi mantap lambat.
Komposisi pembuatan asbuton emulsi diperoleh dari percobaan trial and error
dilaboratorium. Percobaan trial and error dilakukan dalam pembuatan phasa
emulsi padat untuk memperoleh komposisi dan waktu mixing campuran asbuton
butir dengan kerosin terbaik berdasarkan pengamatan visual. Hasil percobaan trial
and error yang dilakukan dapat dilihat pada Lampiran A2. Komposisi asbuton
emulsi dengan konsentrasi HCl 1,25% dari total berat asbuton emulsi pada waktu
ekstraksi 25 menit menghasilkan kadar bitumen tertinggi, komposisinya dapat
dilihat pada Tabel 4.1. Sedangkan komposisi asbuton emulsi keseluruhan dapat
dilihat pada Lampiran A.3.
Tabel 4.1. Komposisi Asbuton Emulsi dengan konsentrasi HCl = 1,25% pada
Waktu Ekstraksi 25 Menit.
Fase Emulsi
Padat
Asbuton 416,67 gram
Lama
Pencampuran 15
menit
41,67 %
Kerosin 83,33 gram
8,33 %
Fase Emulsi
Cair
Asam Klorida
(HCl)
12,5 gram
Lama Ekstraksi
25 menit
1,25 %
C.DEA 10 gram
1 %
H2O 477,5 gram
47,75 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4.3. Uji Kandungan Mineral Asbuton Emulsi
Uji kandungan mineral asbuton emulsi merupakan pengujian untuk mengetahui
presentase kandungan mineral dan bitumen dalam campuran asbuton emulsi.
Hasil uji kandungan mineral asbuton emulsi dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Uji Kandungan mineral Asbuton Emulsi.
4.3.1. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.5%
Hasil uji regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap persentase bitumen
pada konsentrasi HCl sebesar 0.5% berat dapat dilihat pada Gambar 4.2. sebagai
berikut:
menit gram gram % gram % gram %
A5 5 104 5 0,5 25,4 63,82 14 35,18
A10 10 106,9 5 0,5 18,7 59,74 12 38,34
A15 15 93,2 5 0,5 16,6 57,04 12,4 42,61
A20 20 86 5 0,5 14,5 53,90 11,7 43,49
A25 25 88 5 0,5 15,9 55,79 12,3 43,16
B5 5 112 7,5 0,75 18,8 63,09 10,8 36,24
B10 10 105 7,5 0,75 16,5 57,89 11,6 40,70
B15 15 85,7 7,5 0,75 14,7 54,85 11,8 44,03
B20 20 89 7,5 0,75 16,2 53,29 14 46,05
B25 25 79 7,5 0,75 15,8 50,16 15,4 48,89
C5 5 107 10 1 16,6 60,81 10,6 38,83
C10 10 97 10 1 15,6 56,32 11,9 42,96
C15 15 102,5 10 1 16,1 52,96 13,8 45,39
C20 20 86 10 1 17,2 54,43 14 44,30
C25 25 77 10 1 14,8 49,50 14,8 49,50
D5 5 94,8 12,5 1,25 16,5 60,44 10,5 38,46
D10 10 96,1 12,5 1,25 14,4 50,88 13,5 47,70
D15 15 83 12,5 1,25 14,9 49,67 14,9 49,67
D20 20 86,1 12,5 1,25 14,1 47,32 15,5 52,01
D25 25 71 12,5 1,25 13 42,48 17,5 57,19
E5 5 91,4 15 1,5 15,2 55,88 11,6 42,65
E10 10 84,6 15 1,5 14,9 53,41 12,8 45,88
E15 15 81,3 15 1,5 15,1 49,03 15,2 49,35
E20 20 89 15 1,5 13,1 47,12 14,4 51,80
E25 25 75,7 15 1,5 10,7 44,40 13,1 54,36
Asbuton - - - - 21,5 76,79 5 17,86
BitumenKode
Waktu
Ekstraksi
Hasil
EkstraksiHCl Mineral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 4.2. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen
pada Konsentrasi HCl = 0.5%.
Berdasarkan Gambar 4.2. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.833, maka
83.3% persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh persentase bitumen asbuton
emulsi yang semakin tinggi.
Data hasil uji kemurnian asbuton emulsi kemudian dilakukan pengujian regresi
linier dengan bantuan program SPSS v.15. Hasil pengujiannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.5%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0.913(a) 0.834 0.779 1.71823
a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
y = 0.4224x + 34.22 R² = 0.8339
30
35
40
45
50
0 5 10 15 20 25 30
Per
senta
se B
itum
en (
%)
Waktu Ekstraksi (menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.834, maka 83.4 %
persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.913.
Tabel 4.4. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen
pada Konsentrasi HCl = 0,5%.
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 44.563 1 44.563 15.094 .030(a)
Residual 8.857 3 2.952
Total 53.420 4
a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
Keterangan :
df1 = k -1, dimana k adalah jumlah perlakuan
df2 = n –k, dimana n adalah jumlah total sampel
maka :
df1 = 2 – 1 = 1
df2 = 5 – 2 = 3
Berdasarkan Tabel 4.4. maka diketahui F hitung = 15.094 dengan tingkat
signifikasi sebesar 3% sehingga α = 0.97 dan dengan membaca tabel F
didapatkan Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.97 ; 1 ; 3 adalah 15.978, karena F < F0.97 ; 1 ; 3 (15.094 <
15.978) maka H0 diterima, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 ditolak berarti
waktu ekstraksi tidak berpengaruh terhadap persentase bitumen.
Berdasarkan Gambar 4.2, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap persentase bitumen asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 0.5%. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
persentase bitumen asbuton emulsi yang semakin tinggi. Hal itu menunjukkan
bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak pula bitumen yang
terkandung dalam asbuton dapat diikat oleh campuran Cocamide DEA, HCl dan
H2O.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4.3.2. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0.75%
Pengujian regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap persentase bitumen
pada konsentrasi HCl sebesar 0.75% berat menggunakan cara yang sama seperti
pada konsentrasi HCl sebesar 0.5%. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada
Gambar 4.3. sebagai berikut:
Gambar 4.3. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen
pada Konsentrasi HCl = 0,75%.
Berdasarkan Gambar 4.3. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.979, maka
97.9 % persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Tabel 4.5. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 0,75%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .990(a) .980 .973 .80317
a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
y = 0.6129x + 33.989 R² = 0.9798
30
35
40
45
50
0 5 10 15 20 25 30
Per
senta
se B
itum
en (
%)
Waktu Ekstraksi (menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan Tabel 4.5. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.980, maka 98.0 %
persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.990.
Tabel 4.6. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen
pada Konsentrasi HCl = 0,75%.
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 93.942 1 93.942 145.63 .001(a)
Residual 1.935 3 .645
Total 95.877 4 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
Berdasarkan Tabel 4.6. maka diketahui F hitung = 145.63 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0.1% sehingga α = 0.999, Sedangkan dari tabel F didapatkan
Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.999 ; 1 ; 3 = 137, karena F > F0.90 ; 1 ; 3 (145.63 > 137) maka H0
ditolak, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti waktu ekstraksi
berpengaruh terhadap persentase bitumen.
Berdasarkan Gambar 4.3, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap persentase bitumen asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 0.75%. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
persentase bitumen asbuton emulsi yang semakin tinggi. Hal itu menunjukkan
bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak pula bitumen yang
terkandung dalam asbuton dapat diikat oleh campuran Cocamide DEA, HCl dan
H2O.
4.3.3. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1%.
Hasil pengujian regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap persentase
bitumen pada Konsentrasi HCl = 1% berat dapat dilihat pada Gambar 4.4. sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen
pada Konsentrasi HCl = 1%.
Berdasarkan Gambar 4.4. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.859, maka
85.9 % persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Tabel 4.7. Model Summary(b) ubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .927(a) .859 .812 1.67852 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.859, maka 85.9 %
persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.927.
Tabel 4.8. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen
pada Konsentrasi HCl = 1%.
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 51.438 1 51.438 18.257 .025(a)
Residual 8.452 3 2.817
Total 59.891 4 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
y = 0.4537x + 37.392 R² = 0.859
35
40
45
50
55
0 5 10 15 20 25 30
Per
senta
se B
itum
en (
%)
Waktu Ekstraksi (menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan Tabel 4.8. maka diketahui F hitung = 18.257 dengan tingkat
signifikasi sebesar 2,5% sehingga α = 0.975. Sedangkan dari tabel F didapatkan
Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.975 ; 1 ; 3 = 17.44, karena F > F0.975 ; 1 ; 3 (18.257 > 17.44) maka H0
ditolak, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti waktu ekstraksi
berpengaruh terhadap persentase bitumen.
Berdasarkan Gambar 4.4, Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap persentase bitumen asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 1 %. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
persentase bitumen asbuton emulsi yang semakin tinggi. Hal itu menunjukkan
bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak pula bitumen yang
terkandung dalam asbuton dapat diikat oleh campuran Cocamide DEA, HCl dan
H2O.
4.3.4. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.25%
Pengujian regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap persentase bitumen
pada konsentrasi HCl sebesar 1.25% berat menggunakan cara yang sama seperti
pada konsentrasi HCl sebesar 0.5%. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada
Gambar 4.5. sebagai berikut:
Gambar 4.5. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen
pada konsentrasi HCl sebesar 1.25%.
y = 0.8353x + 36.477 R² = 0.9213
35
40
45
50
55
60
0 5 10 15 20 25 30
Per
senta
se B
itum
en (
%)
Waktu Ekstraksi (menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Berdasarkan Gambar 4.5. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.921, maka
92.1 % persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Tabel 4.9. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada konsentrasi HCl sebesar 1.25%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .960(a) .921 .895 2.2281 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
Berdasarkan Tabel 4.9. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.921, maka 92.1 %
persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.960.
Tabel 4.10. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada konsentrasi HCl sebesar 1.25%.
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 174.473 1 174.473 35.145 .010(a)
Residual 14.893 3 4.964
Total 189.367 4
a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
Berdasarkan Tabel 4.10. maka diketahui F hitung = 35.145 dengan tingkat
signifikasi sebesar 1% sehingga α = 0.99. Sedangkan dari tabel F didapatkan Fα; (k-
1) ; (n-k) = F0.99 ; 1 ; 3 = 34.1162, karena F > F0.99 ; 1 ; 3 (35.145 > 34.1162) maka H0
ditolak, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti waktu ekstraksi
berpengaruh terhadap persentase bitumen.
Berdasarkan Gambar 4.5, Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap persentase bitumen asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 1.25%. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
persentase bitumen asbuton emulsi yang semakin tinggi. Hal itu menunjukkan
bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak pula bitumen yang
terkandung dalam asbuton dapat diikat oleh campuran Cocamide DEA, HCl dan
H2O.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
4.3.5. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Persentase Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%
Pengujian regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap persentase bitumen
pada konsentrasi HCl sebesar 1.5% berat menggunakan cara yang sama seperti
pada konsentrasi HCl sebesar 0.5%. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada
Gambar 4.6. sebagai berikut:
Gambar 4.6. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen
pada konsentrasi HCl sebesar 1.5%
Berdasarkan Gambar 4.6. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.994, maka
99.4 % persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Tabel 4.11. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .997(a) .994 .993 .40047
a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
y = 0.5868x + 40.004 R² = 0.9944
35
40
45
50
55
60
0 5 10 15 20 25 30
Per
senta
se B
itum
en (
%)
Waktu Ekstraksi (menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Berdasarkan Tabel 4.11. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.994, maka 99.4 %
persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.997.
Tabel 4.12. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase
Bitumen pada Konsentrasi HCl = 1.5%.
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 86.084 1 86.084 536.770 .000(a)
Residual .481 3 .160
Total 86.565 4
a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Persentase_Bitumen
Berdasarkan Tabel 4.10. maka diketahui F hitung = 536.770 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,01% sehingga α = 0.9999. Sedangkan dari tabel F didapatkan
Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.9999 ; 1 ; 3 = 532, karena F > F0.9999; 1 ; 3 (536.770< 532) maka H0
ditolak, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti waktu ekstraksi
berpengaruh terhadap persentase bitumen.
Berdasarkan Gambar 4.6, Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap persentase bitumen asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 1.5%. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
persentase bitumen asbuton emulsi yang semakin tinggi. Hal itu menunjukkan
bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak pula bitumen yang
terkandung dalam asbuton dapat diikat oleh campuran Cocamide DEA, HCl dan
H2O.
4.3.6. Hubungan Persentase Bitumen, Waktu Ekstraksi (WE), dan
Konsentrasi HCl
Hubungan waktu ekstraksi dan konsentrasi HCl terhadap persentase bitumen
asbuton emulsi dapat dilihat pada Gambar 4.7. dan Gambar 4.8. sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
y = 0.4224x + 34.22
y = 0.6129x + 33.989
y = 0.4537x + 37.392
y = 0.8353x + 36.477
y = 0.5868x + 40.004
30
35
40
45
50
55
60
0 5 10 15 20 25 30
Per
senta
se B
itum
en (
%)
Waktu Ekstraksi (menit)
HCl = 0.5% HCl = 0.75% HCl = 1% HCl = 1,25% HCl = 1.5%
Gambar 4.7. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Persentase Bitumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 4.8. Grafik Hubungan Konsentrasi HCl Terhadap Persentase Bitumen
Berdasarkan Tabel 4.2. hasil ekstraksi yang dihasilkan yaitu asbuton emulsi yang
merupakan campuran dari fase emulsi padat dan fase emulsi cair berupa bitumen
yang masih mengandung mineral dengan ikatan campuran Cocamide DEA, HCl
dan H2O. Mineral yang terkandung dalam asbuton emulsi berkurang dibandingkan
y = 6.8649x + 31.406 R² = 0.8873
y = 8.8322x + 34.284 R² = 0.8502
y = 7.6459x + 38.565 R² = 0.9094
y = 9.0276x + 38.505 R² = 0.758
y = 12.279x + 38.339 R² = 0.8051
30
35
40
45
50
55
60
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75
Per
senta
se B
itum
en (
%)
Konsentrasi HCl(%)
WE = 5 menit WE = 10 menit WE = 15 menit
WE = 20 menit WE = 25 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
asbuton butir tipe 5/20. Berat asbuton emulsi yang dihasilkan diketahui semakin
lama waktu ekstraksi maka akan semakin kecil, hal tersebut disebabkan mineral
yang terkandung dalam asbuton emulsi semakin lama akan semakin berkurang
sedangkan kadar bitumen yang bercampur dengan kerosin, Cocamide DEA, HCl,
dan H2O yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Pada Gambar 4.7. dan Gambar 4.8. dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
ekstraksi maka semakin besar pula persentase bitumen. Hal tersebut disebabkan
semakin lama waktu ekstraksi maka ikatan yang terjadi antara fase emulsi padat
dan fase emulsi cair akan semakin baik. Ikatan yang terjadi diikat lapis demi lapis
sehingga diharapkan mempunyai ukuran distribusi butiran yang homogen.
Pada Gambar 4.7. dan Gambar 4.8. dapat diketahui juga konsentrasi HCl sebesar
1,25 % berat menghasilkan presentase bitumen yang paling besar dibandingkan
asbuton emulsi dengan variasi konsentrasi HCl lainnya. Hal tersebut disebabkan
konsentrasi HCl sebesar 1,25% berat dapat mengoptimalkan fungsi Cocamide
DEA sebagai emulgator dan melunakkan mineral yang terkandung dalam asbuton
sehingga mampu mengikat bitumen lebih baik dalam proses ekstraksi.
Berdasarkan Gambar 4.7. dan Gambar 4.8, waktu ekstraksi 25 menit
menghasilkan persentase bitumen yang paling besar, akan tetapi belum
merupakan waktu ekstraksi optimum. Hal ini dikarenakan presentase yang terus
meningkat sebanding dengan waktu ekstraksi, sehingga ada kemungkinan dengan
waktu ekstraksi yang lebih lama diperoleh presentase bitumen yang lebih besar.
Persamaan linier pada Gambar 4.7. dan Gambar 4.8. bersifat terbatas pada waktu
ekstraksi dan konsentrasi HCl yang digunakan selama penelitian, tidak dapat
digunakan untuk waktu ekstraksi yang lebih lama dan konsentrasi HCl yang lebih
besar. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu ekstraksi, presentase bitumen
semakin naik, dan pada waktu tertentu akan mendekati presentase bitumen yang
konstan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
y = -0.0135x + 1.7415 R² = 0.9691
1.30
1.35
1.40
1.45
1.50
1.55
1.60
1.65
1.70
0 5 10 15 20 25 30
Ber
at J
enis
Asb
uto
n E
muls
i R
ata-
rata
Waktu Ekstraksi (menit)
4.4 Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi
Uji berat jenis asbuton emulsi berdasarkan SNI 06-2441-1991 dengan tujuan
menentukan berat jenis asbuton emulsi dengan alat piknometer pada suhu 25oC ±
0.1oC. Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat
dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³.
Hasil uji berat jenis asbuton emulsi dapat dilihat pada Tabel 4.13. berikut ini :
Tabel 4.13. Uji Berat Jenis Asbuton Emulsi.
4.4.1. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 0.5%
Hasil uji regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap berat jenis asbuton
emulsi rata-rata pada konsentrasi HCl sebesar 0.5% berat dapat dilihat pada
Gambar 4.9. sebagai berikut:
Gambar 4.9. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton
Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 0.5%.
(menit)
5 1,693 1,634 1,602 1,555 1,548
10 1,596 1,537 1,507 1,477 1,485
15 1,523 1,423 1,429 1,405 1,411
20 1,456 1,383 1,343 1,325 1,330
25 1,426 1,377 1,340 1,279 1,319
Waktu
Ekstraksi
Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata
HCl = 0.5% HCl = 0.75% HCl = 1% HCl = 1.25% HCl = 1.5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan Gambar 4.9. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.969, maka
96.9% berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang diperoleh dapat dijelaskan oleh
waktu ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh berat jenis
rata-rata asbuton emulsi yang semakin menurun.
Data hasil uji berat jenis asbuton emulsi kemudian dilakukan pengujian regresi
linier dengan bantuan program SPSS v.15. Hasil pengujiannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.14. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada konsentrasi HCl = 0.5%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .985(a) .969 .959 .01614
a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
Berdasarkan Tabel 4.14. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.969, maka 96.9 %
berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu
ekstraksi. Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.985.
Tabel 4.15. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 0.5%.
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .025 1 .025 94.645 .002(a)
Residual .001 3 .000
Total .025 4 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
Keterangan :
df1 = k -1, dimana k adalah jumlah perlakuan
df2 = n –k, dimana n adalah jumlah total sampel
maka :
df1 = 2 – 1 = 1
df2 = 5 – 2 = 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan Tabel 4.15. maka diketahui F hitung = 94.645 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0.2% sehingga α = 0.998 dan dengan membaca tabel F
didapatkan Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.998 ; 1 ; 3 adalah 91.65, karena F > F0.998 ; 1 ; 3 (94.645 >
91.65), maka H0 ditolak, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti
waktu ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi.
Berdasarkan Gambar 4.9, Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 0.5%. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang semakin menurunkan. Hal itu
menunjukkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka presentase mineral
semakin berkurang dan bitumen yang bercampur dengan H2O semakin meningkat.
4.4.2. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 0.75%
Pengujian regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap berat jenis asbuton
emulsi rata-rata pada konsentrasi HCl sebesar 0.75% berat menggunakan cara
yang sama seperti pada konsentrasi HCl sebesar 0.5%. Hasil pengujiannya dapat
dilihat pada Gambar 4.10. sebagai berikut:
Gambar 4.10. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton
Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 0.75%.
y = -0.0134x + 1.6715 R² = 0.8963
1.25
1.30
1.35
1.40
1.45
1.50
1.55
1.60
1.65
0 5 10 15 20 25 30
Ber
at J
enis
Asb
uto
n E
muls
i R
ata-
rata
Waktu Ekstraksi (menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berdasarkan Gambar 4.10. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.869, maka
86.9% berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang diperoleh dapat dijelaskan oleh
waktu ekstraksi.
Tabel 4.16. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata dengan Konsentrasi HCl = 0.75%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .947(a) .896 .861 .04158 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
Berdasarkan Tabel 4.16. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.896, maka 89.6 %
berat jenis rata-rata yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.947.
Tabel 4.17. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata dengan Konsentrasi HCl = 0.75%.
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .045 1 .045 25.811 .025(a)
Residual .005 3 .002
Total .050 4 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
Berdasarkan Tabel 4.17. maka diketahui F hitung = 25.811 dengan tingkat
signifikasi sebesar 2,5% sehingga α = 0.975, dan dengan membaca tabel F
didapatkan Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.975 ; 1 ; 3 adalah 17.443, karena F > F0.975 ; 1 ; 3 (25.811 >
17.443) maka H0 ditolak, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti
waktu ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi.
Berdasarkan Gambar 4.10, Tabel 4.16 dan Tabel 4.17 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 0.75%. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang semakin menurunkan. Hal itu
menunjukkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka presentase mineral
semakin berkurang dan bitumen yang bercampur dengan H2O semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4.4.3. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1%
Pengujian regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap berat jenis asbuton
emulsi rata-rata pada konsentrasi HCl sebesar 1% berat menggunakan cara yang
sama seperti pada konsentrasi HCl sebesar 0.5%. Hasil pengujiannya dapat dilihat
pada Gambar 4.11. sebagai berikut:
Gambar 4.11. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton
Emulsi Rata-rata dengan Konsentrasi HCl = 1%.
Berdasarkan Gambar 4.11. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.943, maka
94.3% berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang diperoleh dapat dijelaskan oleh
waktu ekstraksi.
Tabel 4.18. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .971(a) .943 .925 .03077 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
y = -0.0137x + 1.6502 R² = 0.9431
1.25
1.30
1.35
1.40
1.45
1.50
1.55
1.60
1.65
0 5 10 15 20 25 30
Ber
at J
enis
Asb
uto
n E
muls
i R
ata-
rata
Waktu Ekstraksi (menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan Tabel 4.18. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.943, maka 94.3 %
persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.971.
Tabel 4.19. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata dengan Konsentrasi HCl = 1%.
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .047 1 .047 49.994 .007(a)
Residual .003 3 .001
Total .050 4 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
Berdasarkan Tabel 4.19. maka diketahui F hitung = 49.994 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,7% sehingga α = 0.993, dan dengan membaca tabel F
didapatkan Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.993 ; 1 ; 3 adalah 46,978, karena F > F0.993 ; 1 ; 3 (49.994 >
46,978) maka H0 ditolak, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti
waktu ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi.
Berdasarkan Gambar 4.11, Tabel 4.18 dan Tabel 4.19 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 1 %. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh berat
jenis rata-rata asbuton emulsi yang semakin menurunkan. Hal itu menunjukkan
bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka presentase mineral semakin berkurang
dan bitumen yang bercampur dengan H2O semakin meningkat.
4.4.4. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.25%
Pengujian regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap berat jenis asbuton
emulsi rata-rata pada konsentrasi HCl sebesar 1.25% berat menggunakan cara
yang sama seperti pada konsentrasi HCl sebesar 0.5%. Hasil pengujiannya dapat
dilihat pada Gambar 4.12. sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
y = -0.0141x + 1.6188 R² = 0.993
1.20
1.25
1.30
1.35
1.40
1.45
1.50
1.55
1.60
0 5 10 15 20 25 30
Ber
at J
enis
Asb
uto
n E
muls
i R
ata-
rata
Waktu Ekstraksi (menit)
Hubungan WaktuEkstraksi Terhadap BeratJenis Rata-rata
Gambar 4.12. Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi
Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.25%.
Berdasarkan Gambar 4.12. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.993, maka
99.3% berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang diperoleh dapat dijelaskan oleh
waktu ekstraksi.
Tabel 4.20. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.25%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .997(a) .993 .991 .01076 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
Berdasarkan Tabel 4.20. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.993, maka 99.3%
persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.997.
Tabel 4.21. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton
Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.25%.
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .050 1 .050 428.240 .000(a)
Residual .000 3 .000
Total .050 4 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
y = -0.0123x + 1.6029 R² = 0.9647
1.25
1.30
1.35
1.40
1.45
1.50
1.55
1.60
0 5 10 15 20 25 30
Ber
at J
enis
Asb
uto
n E
muls
i R
ata-
rata
Waktu Ekstraksi (menit)
Hubungan WaktuEkstraksi Terhadap BeratJenis Rata-rata
Berdasarkan Tabel 4.21. maka diketahui F hitung = 428.24 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,03% sehingga α = 0.9997. Sedangkan dari tabel F didapatkan
Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.9997 ; 1 ; 3 = 426,31, karena F > F0.9997; 1 ; 3, maka H0 ditolak,
sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti waktu ekstraksi berpengaruh
terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi.
Berdasarkan Gambar 4.12, Tabel 4.20 dan Tabel 4.21 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 1.25%. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang semakin menurunkan. Hal itu
menunjukkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka presentase mineral
semakin berkurang dan bitumen yang bercampur dengan H2O semakin meningkat.
4.4.5. Pengujian Regresi Linier Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap
Berat Jenis Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.5%.
Pengujian regresi linier hubungan waktu ekstraksi terhadap berat jenis asbuton
emulsi rata-rata pada konsentrasi HCl sebesar 1.5% berat menggunakan cara yang
sama seperti pada konsentrasi HCl sebesar 0.5%. Hasil pengujiannya dapat dilihat
pada Gambar 4.13. sebagai berikut:
Gambar 4.13. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton
Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Berdasarkan Gambar 4.13. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.964, maka
96.4 % berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang diperoleh dapat dijelaskan oleh
waktu ekstraksi.
Tabel 4.22. Model Summary(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata pada Konsentrasi HCl = 1.5%.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .982(a) .964 .952 .02164 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
Berdasarkan Tabel 4.22. diketahui koefisien determinasi r2 = 0.964, maka 96.4%
persentase bitumen yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi r = 0.982.
Tabel 4.23. ANOVA(b) Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis
Asbuton Emulsi Rata-rata dengan Konsentrasi HCl = 1.5%.
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .038 1 .038 80.275 .004(a)
Residual .001 3 .000
Total .039 4 a Predictors: (Constant), Waktu_Ekstraksi
b Dependent Variable: Berat_Jenis_Rata-rata
Berdasarkan Tabel 4.23. maka diketahui F hitung = 80.275 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,4% sehingga α = 0.996, dan dengan membaca tabel F
didapatkan Fα; (k-1) ; (n-k) = F0.996 ; 1 ; 3 adalah 79,95, karena F > F0.996 ; 1 ; 3 (80.275 >
79,95) maka H0 ditolak, sehingga didapatkan hasil bahwa H1 diterima berarti
waktu ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi.
Berdasarkan Gambar 4.13, Tabel 4.22 dan Tabel 4.23 diketahui bahwa waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap berat jenis rata-rata asbuton emulsi pada
konsentrasi HCl = 0.5%. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan diperoleh
berat jenis rata-rata asbuton emulsi yang semakin menurunkan. Hal itu
menunjukkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka presentase mineral
semakin berkurang dan bitumen yang bercampur dengan H2O semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Hubungan waktu ekstraksi dan konsentrasi HCl terhadap persentase berat jenis
asbuton emulsi rata-rata dapat dilihat pada Gambar 4.14. sebagai berikut:
Gambar 4.14. Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Berat Jenis Asbuton Emulsi
Rata-rata.
y = -0.0135x + 1.7415
y = -0.0134x + 1.6715
y = -0.0137x + 1.6502
y = -0.0141x + 1.6188
y = -0.0123x + 1.6029
1.251.261.271.281.291.301.311.321.331.341.351.361.371.381.391.401.411.421.431.441.451.461.471.481.491.501.511.521.531.541.551.561.571.581.591.601.611.621.631.641.651.661.671.681.691.70
0 5 10 15 20 25 30 35
Ber
at J
enis
Asb
uto
n E
muls
i R
ata-
rata
Waktu Ekstraksi (menit)
HCl = 0.5%
HCl = 0.75%
HCl = 1%
HCl = 1,25%
HCl = 1.5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
menit cc gram gram 63 menit %
5 36,62 4,16 22,74 21,83 2,48
10 45,78 4,27 20,22 19,05 2,56
15 36,62 4,23 22,16 20,93 3,36
20 45,78 4,27 20,83 19,06 3,87
25 36,62 4,13 21,99 20,47 4,15
Liquid
Content
Waktu
Ekstraksi
Volume
Asbuton
Emulsi
Berat
Cawan
Berat Cawan
+ Asbuton
Emulsi
Berat Cawan +
Asbuton Emulsi
Kering
Berdasarkan Gambar 4.14. diketahui bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka
berat jenis rata-rata asbuton emulsi semakin menurun, hal itu disebabkan karena
semakin lama waktu ekstraksi maka persentase mineral semakin berkurang.
Dengan menurunnya kadar mineral maka komposisi dari asbuton emulsi yang
dominan adalah bitumen yang tercampur dengan H2O, oleh karena itu perlu
dilakukan uji kadar H2O pada asbuton emulsi dengan konsentrasi HCl sebesar
1,25% berat karena mempunyai berat jenis rata-rata yang paling baik dibanding
asbuton emulsi dengan variasi konsentrasi HCl lainnya.
Persamaan linier pada Gambar 4.14. bersifat terbatas pada waktu ekstraksi yang
digunakan selama penelitian, tidak dapat digunakan untuk menghitung berat jenis
rata-rata asbuton emulsi pada waktu ekstraksi yang lebih lama. Hal ini
dikarenakan semakin lama waktu ekstraksi, berat jenis rata-rata asbuton emulsi
akan semakin menurun, dan pada waktu tertentu akan mendekati konstan dengan
nilai berat jenis rata-rata mendekati 1.
4.5. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi
Uji kadar H2O asbuton emulsi pada dasarnya sama dengan uji kadar air (Water
Content ). Uji kadar H2O dilakukan untuk mengetahui kandungan air dalam
asbuton emulsi dengan konsentrasi HCl = 1.25% karena mempunyai berat jenis
rata-rata terendah berdasarkan uji berat jenis asbuton emulsi. Hasil uji kadar H2O
asbuton emulsi pada Konsentrasi HCl = 1.25% disajikan pada Tabel 4.24. sebagai
berikut:
Tabel 4.24. Uji Kadar H2O Asbuton Emulsi pada Konsentrasi HCl = 1.25%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Keterangan:
Berat asbuton basah (a) = (Berat cawan + asbuton Emulsi) – Berat cawan
Berat asbuton kering (b) = (Berat cawan + asbuton Emulsi kering) – Berat cawan
Kadar H2O = %100__
emulsiasbutonVolume
ba
Gambar 4.15. Grafik Hubungan Waktu Ekstraksi Terhadap Kadar H2O Asbuton
Emulsi pada Konsentrasi HCl = 1.25%.
Berdasarkan Gambar 4.15. maka diperoleh koefisien determinasi r2 = 0.951, maka
95.1% kadar H20 yang diperoleh dapat dijelaskan oleh waktu ekstraksi.
Hubungan waktu ekstraksi terhadap kadar H2O pada konsentrasi HCl = 1,25%
semakin lama semakin besar dan diperoleh kadar H2O tertinggi 4.15% pada
asbuton emulsi untuk lama waktu ekstraksi 25 menit. Hal tersebut disebabkan
karena semakin lama waktu ekstraksi maka fungsi HCl semakin optimal untuk
mengaktifkan cocamide DEA sebagai emulgator sehingga ikatan antara H2O dan
bitumen dalam asbuton emulsi semakin baik.
y = 0.0928x + 1.8905 R² = 0.9515
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
0 5 10 15 20 25 30
Kad
ar H
2O (
%)
Waktu Ekstraksi (menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Sebatas pada penelitian ini diketahui kadar asam klorida (HCl) sebesar 1,25%
terhadap berat total asbuton emulsi, menghasilkan kadar larutan bitumen
tertinggi sebesar 57,19 %.
2. Berdasarkan penelitian, maka diperoleh asbuton emulsi yang mempunyai
kadar larutan bitumen tertinggi dengan komposisi asbuton butir tipe 5/20
sebesar 41.67% berat, kerosin 8.33%, asam klorida (HCl) 1.25%, Cocamide
DEA 1%, dan H2O 47.75%.
3. Pada kadar asam klorida (HCl) sebesar 1,25% terhadap berat total asbuton
emulsi, diketahui kadar bitumen asbuton emulsi mengalami peningkatan
sebanding dengan lamanya waktu ekstraksi. Hubungan tersebut dapat
dijelaskan dengan persamaan Ŷ = 0.835X + 36.47 dengan Ŷ adalah kadar
bitumen asbuton emulsi dan X adalah waktu ekstraksi. Sedangkan koefisien
determinasi r2 = 0.921 dan koefisien korelasi r = 0.960.
4. Pada kadar asam klorida (HCl) sebesar 1,25% terhadap berat total asbuton
emulsi, diketahui berat jenis asbuton emulsi mengalami penurunan sebanding
dengan lamanya waktu ekstraksi. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan
persamaan Ŷ = -0.014X + 1.618 dengan Ŷ adalah berat jenis asbuton emulsi
rata-rata dan X adalah waktu ekstraksi. Sedangkan koefisien determinasi r2 =
0.993 dan koefisien korelasi r = 0.997.
5. Pada kadar asam klorida (HCl) sebesar 1,25% terhadap berat total asbuton
emulsi, dapat diketahui semakin lama waktu ekstraksi maka kadar H2O
asbuton emulsi semakin meningkat. Hubungan tersebut dapat dijelaskan
dengan persamaan Ŷ = 0.092Xi + 1.890 dengan Ŷ adalah kadar H2O asbuton
emulsi dan X adalah waktu ekstraksi. Sedangkan koefisien determinasi r2
=
0.951dan koefisien korelasi r = 0.975.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5.2. Saran
1. Penelitian lebih lanjut disarankan melakukan pengembangan dengan
menambah waktu ekstraksi agar diperoleh waktu ekstraksi optimum.
2. Penelitian lebih lanjut disarankan meningkatkan dan menstabilkan kecepatan
rotasi mesin ekstraksi agar dapat memperoleh peningkatan kadar bitumen
dengan waktu ekstraksi optimum yang lebih singkat.
3. Penelitian lebih lanjut disarankan melakukan pengujian karakteristik asbuton
emulsi sesuai dengan standar pengujian aspal emulsi kationik yang berlaku
agar dapat diketahui karakteristik asbuton emulsi yang lebih spesifik.
4. Pada uji kandungan mineral asbuton emulsi tidak disarankan menggunakan
oven untuk memanaskan benda uji karena akan mengakibatkan peningkatan
tekanan uap didalam oven.